Analisis Satuan Kemampuan Lahan Ketersediaan Air Tanah Di Kabupaten Pasuruan Idelia Ditta Jannati...

10
ANALISIS SATUAN KEMAMPUAN LAHAN KETERSEDIAAN AIR TANAH DI KABUPATEN PASURUAN M. Sholichin 1 ,Runi Asmaranto 1 , Idelia Ditta Jannati 2 1 Dosen Jurusan Teknik Pengairan 2 Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan email : [email protected] ABSTRAK Kabupaten Pasuruan merupakan kabupaten yang memiliki potensi airtanah dalam yang melimpah namun kurang bijaksana dalam pengelolaannya.Di Kabupaten Pasuruan airtanah banyak dimanfaatkan untuk kepentingan domestik, irigasi maupun industri.Jumlah penduduk yang semakin meningkat mendorong pemenuhan kebutuhan air baik kepentingan domestik, irigasi maupun industri.Pemanfaatan airtamah secara terus-menerus tanpa memperhatikan kemampuan lahannya dapat mengakibatkan penurunan permukaan tanah akibat penurunan muka airtanah. Berkurangnya daerah resapan air, dan lemahnya kinerja pengelolaan airtanah adalah masalah yang terjadi di Kabupaten Pasuruan. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui (SKL) Satuan Kemampuan Lahan ketersediaan airtanah serta penentuan daerah imbuhan airtanah di Kabupaten Pasuruan. Dengan parameter kelulusan batuan, curah hujan, jenis tanah, kemiringan lahan dan kedalaman muka airtanah yang di overlay sehingga didapatkan SKL ketersediaan airtanah. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa SKL ketersediaan airtanah sangat besar dengan total luas 831,6 ha yaitu di wilayah Pegunungan Bromo dan Pegunungan Arjuna. Pada SKL ketersediaan air sangat besar terdapat debit mata air sebesar 10 lt/dtk 200 lt/dtk. Pada SKL ketersediaan airtanah besar, sedang dan kecil terdapat debit optimum sebesar 11 lt/dtk 31 lt/dtk, 6,57 lt/dtk -8,63 lt/dtk dan kurang dari 6 lt/dtk. Pemetaan daerah imbuhan di Kabupaten Pasuruan didapatkan seluas 135,57 km 2 di wilayah Gunung Arjuna dan seluas 312 km 2 di wilayah Gunung Bromo. Kata kunci : SKL ketersediaan airtanah, debit optimum, pemetaan ABSTRACK Pasuruan region awarded the abundant water resources, but less wise in managing it. In much areas in Pasuruan, groundwater being used to the benefit of domestic, irrigation and industrial. The population of the ever increasing push for more and more amount of water. Groundwater usage continuously without notice the land ability cause decreasing groundwater that impact from decreasing static water level groundwater . Decreasing of recharge area and decreasing of work ability at groundwater management is the problem that happened in Pasuruan. This analysis aims to determine the unit land ability of groundwater availability and determination recharge area and discharge area in Pasuruan. Using overlay method from five parameter such as geology permeability, rainfall, kind of soil, land area elevation and groundwater level then obtained the unit land ability of groundwater availability. Based on analysis result obtained the unit land ability of groundwater availability that categorized very much the extent 831.6 ha that existed at Bromo Mountains and Arjuna Mountains. At the unit land ability of groundwater availability that categorized very much available a water source with debit 10 lt/sec 200 lt/sec. At categorized much available a well with optimum debit 11 lt/sec 31 lt/sec, 6,57 lt/sec -8,63 lt/sec at categorized average and less than 6 lt/sec at categorized little. Recharge area mapping in Pasuruan obtained the extent 135,57 km 2 at Arjuna Mountain dan seluas 312 km 2 at Bromo Mountain. Keywords: the unit land ability of groundwater availability, optimum debit, the mapping 1. PENDAHULUAN Di Kabupaten Pasuruan, airtanah dimanfaatkan untuk kepentingan domestik, irigasi maupun industri. Jumlah penduduk yang semakin meningkat mendorong pemenuhan jumlah air yang semakin banyak. Mengingat air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi manusia, sehingga apabila airtanah jumlahnya menurun, dikhawatirkan akan terjadi kekurangan pasokan air untuk mencukupi kebutuhan manusia. Sehubungan dengan uraian di atas, maka diperlukan upaya nyata dalam

description

Analisis Satuan Kemampuan Lahan

Transcript of Analisis Satuan Kemampuan Lahan Ketersediaan Air Tanah Di Kabupaten Pasuruan Idelia Ditta Jannati...

Page 1: Analisis Satuan Kemampuan Lahan Ketersediaan Air Tanah Di Kabupaten Pasuruan Idelia Ditta Jannati 0910640047

ANALISIS SATUAN KEMAMPUAN LAHAN KETERSEDIAAN AIR TANAH

DI KABUPATEN PASURUAN

M. Sholichin1,Runi Asmaranto

1, Idelia Ditta Jannati

2

1Dosen Jurusan Teknik Pengairan

2Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan

email : [email protected]

ABSTRAK

Kabupaten Pasuruan merupakan kabupaten yang memiliki potensi airtanah dalam yang

melimpah namun kurang bijaksana dalam pengelolaannya.Di Kabupaten Pasuruan airtanah banyak

dimanfaatkan untuk kepentingan domestik, irigasi maupun industri.Jumlah penduduk yang semakin

meningkat mendorong pemenuhan kebutuhan air baik kepentingan domestik, irigasi maupun

industri.Pemanfaatan airtamah secara terus-menerus tanpa memperhatikan kemampuan lahannya dapat

mengakibatkan penurunan permukaan tanah akibat penurunan muka airtanah. Berkurangnya daerah

resapan air, dan lemahnya kinerja pengelolaan airtanah adalah masalah yang terjadi di Kabupaten

Pasuruan.

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui (SKL) Satuan Kemampuan Lahan ketersediaan airtanah serta penentuan daerah imbuhan airtanah di Kabupaten Pasuruan. Dengan parameter kelulusan batuan,

curah hujan, jenis tanah, kemiringan lahan dan kedalaman muka airtanah yang di overlay sehingga

didapatkan SKL ketersediaan airtanah.

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa SKL ketersediaan airtanah sangat besar dengan total

luas 831,6 ha yaitu di wilayah Pegunungan Bromo dan Pegunungan Arjuna. Pada SKL ketersediaan air

sangat besar terdapat debit mata air sebesar 10 lt/dtk – 200 lt/dtk. Pada SKL ketersediaan airtanah besar,

sedang dan kecil terdapat debit optimum sebesar 11 lt/dtk – 31 lt/dtk, 6,57 lt/dtk -8,63 lt/dtk dan kurang

dari 6 lt/dtk. Pemetaan daerah imbuhan di Kabupaten Pasuruan didapatkan seluas 135,57 km2 di wilayah

Gunung Arjuna dan seluas 312 km2 di wilayah Gunung Bromo.

Kata kunci : SKL ketersediaan airtanah, debit optimum, pemetaan

ABSTRACK

Pasuruan region awarded the abundant water resources, but less wise in managing it. In much

areas in Pasuruan, groundwater being used to the benefit of domestic, irrigation and industrial. The

population of the ever increasing push for more and more amount of water. Groundwater usage

continuously without notice the land ability cause decreasing groundwater that impact from decreasing

static water level groundwater . Decreasing of recharge area and decreasing of work ability at

groundwater management is the problem that happened in Pasuruan.

This analysis aims to determine the unit land ability of groundwater availability and

determination recharge area and discharge area in Pasuruan. Using overlay method from five parameter

such as geology permeability, rainfall, kind of soil, land area elevation and groundwater level then obtained the unit land ability of groundwater availability.

Based on analysis result obtained the unit land ability of groundwater availability that

categorized very much the extent 831.6 ha that existed at Bromo Mountains and Arjuna Mountains. At

the unit land ability of groundwater availability that categorized very much available a water source with

debit 10 lt/sec – 200 lt/sec. At categorized much available a well with optimum debit 11 lt/sec – 31 lt/sec,

6,57 lt/sec -8,63 lt/sec at categorized average and less than 6 lt/sec at categorized little. Recharge area

mapping in Pasuruan obtained the extent 135,57 km2 at Arjuna Mountain dan seluas 312 km2 at Bromo

Mountain.

Keywords: the unit land ability of groundwater availability, optimum debit, the mapping

1. PENDAHULUAN

Di Kabupaten Pasuruan, airtanah

dimanfaatkan untuk kepentingan

domestik, irigasi maupun industri.

Jumlah penduduk yang semakin

meningkat mendorong pemenuhan

jumlah air yang semakin banyak.

Mengingat air merupakan kebutuhan

yang sangat vital bagi manusia, sehingga

apabila airtanah jumlahnya menurun,

dikhawatirkan akan terjadi kekurangan

pasokan air untuk mencukupi kebutuhan

manusia. Sehubungan dengan uraian di

atas, maka diperlukan upaya nyata dalam

Page 2: Analisis Satuan Kemampuan Lahan Ketersediaan Air Tanah Di Kabupaten Pasuruan Idelia Ditta Jannati 0910640047

pengembangan sumber daya airtanah

yang berwawasan lingkungan di

Kabupaten Pasuruan. Terkait dengan

kondisi tersebut diatas, fenomena yang

terlihat dari perkembangan Kabupaten

Pasuruan berupa pengolahan tata guna

lahan yang kurang optimal dan

peningkatan eksploitasi air tanah yang

sangat pesat di berbagai sektor telah

menuntut perlunya persiapan berupa

langkah-langkah nyata untuk

menanganinya yaitu dengan mengetahui

satuan kemampuan lahan ketersediaan

airtanah.

2. TINJAUAN PUSTAKA

A. SATUAN KEMAMPUAN LAHAN

(SKL) KETERSEDIAAN AIR

TANAH

Lingkup studi dalam SKL

Ketersediaan Airtanah ini adalah

melakukan analisis untuk mengetahui

tingkat ketersediaan airtanah guna

pengembangan kawasan, dan kemampuan

penyediaan airtanah masing – masing

tingkatan. Mengetahui sumber-sumber air

yang bisa dimanfaatkan untuk keperluan

pengembangan kawasan, dengan tidak

mengganggu keseimbangan tata air.

Sebagai salah satu model pengkelasan

dan pemberian skor dari tiap kelas

parameter dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 1. .Skor Kelas Parameter SKL

Ketersediaan Airtanah

No. Parameter Bobot

Nilai Keterangan

1. Kelulusan

Batuan 5

Sangat

Tinggi

2. Curah

Hujan 4 Tinggi

3. Jenis Tanah 3 Cukup

4. Kemiringan

Lereng 2 Sedang

5.

Kedalaman

Muka Airtanah

1 Rendah

Sumber : Direktorat Tata Lingkungan

Geologi dan Kawasan Pertambangan, 2004

a. Jenis Batuan Penyusun

Pengkelasannya berdasarkan nilai

permeabilitas dimana hal tersebut sangat

dipengaruhi oleh tekstur dan struktur dari

tiap jenis batuan. Semakin besar

permeabilitas & koefisien resapan

semakin besar skornya (Tabel-2)

Tabel 2.Kelas dan Skor Kelulusan

Batuan

No. Permeabilitas

(m/hari) Batuan Skor Keterangan

1. > 103 Endapan Aluvial

5 Sangat Tinggi

2. 101 – 103 Endapan kuarter Muda

4 Tinggi

3. 10-2 – 101 Endapan kuarter

tua 3 Cukup

4. 10-4 – 10-2 Endapan tersier

2 Sedang

5. < 10-4 Batuan intrusi

1 Rendah

Sumber : Direktorat Tata Lingkungan

Geologi dan Kawasan Pertambangan, 2004

b. Curah Hujan

Dari segi daya dukung

lingkungan, dengan curah hujan yang

sama resapan air akan semakin besar jika

hujan terjadi dalam waktu yang panjang.

Semakin tinggi dan lama curah hujan,

semakin besar skornya karena pada

dasarnya semakin tinggi dan lama curah

hujan semakin besar air yang dapat

meresap ke dalam tanah

Tabel 3. Kelas dan Skor Data Curah

Hujan

No. Curah Hujan

(mm / th) Skor Keterangan

1 < 1.500 1 Rendah

2 1.500 – 2.000 2 Sedang

3 2.000 – 2.500 3 Cukup

4 2.500 – 3.000 4 Tinggi

5 > 3.000 5 Sangat

Tinggi

Sumber : Direktorat Tata Lingkungan

Geologi dan Kawasan Pertambangan, 2004

c. Jenis Tanah Permukaan

Karakteristik tanah yang harus

diperhatikan adalah permeabilitas dan

nilai faktor infiltrasi (lihat Tabel 4).

Page 3: Analisis Satuan Kemampuan Lahan Ketersediaan Air Tanah Di Kabupaten Pasuruan Idelia Ditta Jannati 0910640047

Tabel 4. Kelas dan Skor Tiap Jenis

Tanah

No. Permeabilitas

(10-5 m/dt)

Tekstur

Tanah Skor Keterangan

1. Lambat (<2) Lempung Lanauan

1 Rendah

2. Agak Lambat

(2-7)

Lanau Lempung

an 2 Sedang

3. Sedang –

cepat (7-15) Lempung Pasiran

3 Cukup

4. Agak Cepat

(15-30) Pasir

Kerikil 4 Tinggi

5. Cepat (>30) Kerikil 5 Sangat Tinggi

Sumber : Direktorat Tata Lingkungan Geologi dan Kawasan Pertambangan, 2004

d. Kemiringan Lahan

Merupakan variabel yang sangat

berpengaruh terhadap proses resapan air

dan penentuan kawasan konservasi.

Tetapi pengaruhnya berbeda terhadap 2

kepentingan tersebut. Untuk kepentingan

resapan air semakin besar kemiringan

semakin kecil jumlah air yang meresap

tetapi akan semakin penting atau perlu

untuk dikonservasi.

Tabel 5. Kelas dan Skor Kemiringan

Lahan

No. Kemiringan

Lahan (%)

Koefisien

Infiltrasi Skor

Keterangan

1. < 8 >0,95 5 Sangat Tinggi

2. 8 - 15 0,8

4 Tinggi

3. 15 - 25 0,7

3 Cukup

4. 25 - 45 0,5

2 Sedang

5. > 45 0,2

1 Rendah

Sumber : Direktorat Tata Lingkungan

Geologi dan Kawasan Pertambangan, 2004

e. Kedalaman Muka Airtanah

Semakin dalam kedalaman muka airtanah

maka kemungkinan air untuk meresapkan

air semakin besar dibandingkan dengan

daerah yang kedalaman muka airtanahnya

relatif dangkal (Tabel 6).

Tabel 6. Kelas dan Skor Kedalaman

Muka Airtanah

No.

Kedalaman

Muka

Airtanah

(m)

Skor Keterangan

1 > 30 5 Sangat

Tinggi

2 20 – 30 4 Tinggi

3 10 – 20 3 Cukup

4 5 – 10 2 Sedang

5 < 5 1 Rendah

Sumber : Direktorat Tata Lingkungan

Geologi dan Kawasan Pertambangan, 2004

Kemudian untuk menentukan

satuan kemampuan lahan ketersediaan air

dikerjakan dengan menjumlahkan hasil

perkalian antara nilai bobot dan skor pada

tiap kelas parameter, dengan

menggunakan rumus :

Nilai Total = Kb*Kp + Pb*Pp + Sb*Sp +

Lb*Lp + Mb*Mp

Keterangan :

K = Kelulusan batuan

P = Curah hujan rata-rata tahunan

S = Tanah penutup

L = Kemiringan lereng

M = Kedalaman akuifer

b = Nilai bobot

p = Skor klas parameter

B. AKUIFER

Akuifer merupakan salah satu

golongan air tanah yang berada di

wilayah jenuh air di bawah permukaan

tanah. Suatu formasi batuan yang

mengandung cukup bahan-bahan yang

lulus dan mampu melepaskan air dalam

jumlah berarti ke sumur-sumur atau mata

air. Ini berarti, formasi tersebut

mempunyai kemampuan menyimpan dan

mengalirkan air. Pasir dan kerikil

merupakan contoh suatu jenis akuifer.

C. DAERAH IMBUHAN DAN

DAERAH LUAHAN Daerah imbuhan airtanah

(recharge area) adalah daerah dimana

terjadi proses peresapan (infiltrasi) air

hujan menjadi airtanah bebas maupun

Page 4: Analisis Satuan Kemampuan Lahan Ketersediaan Air Tanah Di Kabupaten Pasuruan Idelia Ditta Jannati 0910640047

airtanah tertekan. Airtanah bebas

mendapat imbuhan langsung dari resapan

air hujan setempat, sedangkan airtanah

tertekan mendapat imbuhan dari daerah

yang jauh lebih tinggi.

. Daerah luahan airtanah adalah

daerah keluaran airtanah yang

berlangsung secara alamiah pada

cekungan airtanah. Letak daerah luahan

biasanya berada di daerah hilir dengan

morfologi berupa dataran rendah.

Penentuan batas daerah imbuhan dan

daerah lmubahan sangat penting dalam

pelaksanaan upaya konservasi. Terdapat

5 metode dalam penentuan daerah

imbuhan dan daerah luahan antara lain

(Kementerian Energi dan Sumber Daya

Mineral, 2010) :

1. Metode tekuk lereng

2. Metode pola aliran sungai

3. Metode pemunculan mata air

4. Metode kedalaman muka airtanah

5. Metode isotop alam

D. PERHITUNGAN DEBIT

OPTIMUM SUMUR Debit ketersediaan airtanah dalam

penelitian ini adalah debit optimum

sumur Untuk mengetahui debit optimum

sumur menggunakan metode Step

Drawdown Test dengan rumus :

15/....2 5,0KDrQmaks w

2

maksmaksmaks CQBQSw

Dimana :

Q maks = Debit maksimum sumur

rw = Jari-jari sumur

D = Ketebalan akuifer

K = Koefisien kelulusan air

Sw maks = Penurunan muka air

maksimal di dalam sumur yang

dipompa (m)

B = koefisien akuifer loss (dt/m2)

C = koefisien well loss (dt2/m

5)

Nilai Qmaks dan Swmaks diplot

dan ditarik garis perpotongan antara

kedua garis hasil ploting, maka akan

diperoleh nilai Qoptimum dan

Swoptimum

E. PENGUJIAN AKUIFER

METODE THEIM

Di dalam metode Long Period Test,

metode analisa yang dapat dilakukan

adalah dengan metode Theim. Di mana

anggapan yang paling penting dari cara

ini adalah aliran ke dalam sumur adalah

aliran tunak (steady flow/equilibrium atau

steady stage). Adapun bentuk persamaan

Theim adalah (Bisri, 1991:117):

1. Persamaan ini digunakan apabila

pisometer lebih dari satu

T=

1

2

21

'

log)(2

30,2

r

r

SS

2. Persamaan ini digunakan apabila

pisometer hanyasatu

T=

ww r

r

SS

Q 1

1

'

log)(2

3,2

3. Persamaan ini digunakan apabila

pisometer diabaikan

T= wS

Q '22,1

Dimana:

Q = Debit sumur yang dipompa (m3/dtk)

T = Transmisivitas Akuifer (m2/dtk)

S1= Penurunan air pada pisometer 1 (m)

S2= Penurunan muka air pada pisometer

2 (m)

r1= Jarak pisometer 1 ke sumur pompa

(m)

r1= Jarak pisometer 2 ke sumur pompa

(m)

rw= Jari-jari sumur yang dipompa (m)

Sw= Penurunan muka air di dalam sumur

yang dipompa (m)

re= Jari-jari pengaruh sumur (m)

3. METODE PENELITIAN

A. DAERAH IMBUHAN DAN

DAERAH LUAHAN

Dikerjakan dengan

mengabungkan 4 metode yaitu metode

tekuk lereng, pola aliran sungai,

pemunculan mata air dan kedalaman

muka airtanah dengan cara overlay

Page 5: Analisis Satuan Kemampuan Lahan Ketersediaan Air Tanah Di Kabupaten Pasuruan Idelia Ditta Jannati 0910640047

menggunakan bantuan program ArcGIS

9.3.

.

B. ANALISIS SATUAN

KEMAMPUAN LAHAN

KETERSEDIAAN AIR TANAH

Langkah–langkah:

1. Mengolah data menjadi peta tiap

parameter SKL dengan

menggunakan bantuan program

ArcGIS 9.3.

2. Memberi skor pada tiap peta

parameter berdasarkan pada tabel

kelas dan skor tiap parameter

3. Mengalikan skor dengan bobot nilai

tiap parameter

4. Overlay kelima peta parameter

berdasarkan hasil skor akhir.

5. Klasifikasi tiap tingkatan SKL

ketersediaan airtanah

C. ANALISIS DEBIT

KETERSEDIAAN AIR TANAH

Langkah–langkah:

1. Menentukan jenis aliran pada akuifer

menggunakan Long Period Test

2. Melakukan pengujian akuifer dengan

metode Theim.

3. Menghitung debit optimum sumur

dengan metode Step Drawdown Test.

4. Memasukkan nilai debit optimum

pada peta SKL ketersediaan airtanah.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PEMETAAN DAERAH IMBUHAN

DAN DAERAH LUAHAN

1. Metode tekuk lereng didapatkan

dari pengolahan peta kontur.

Gambar 1. Metode Tekuk Lereng

2. Metode pola aliran sungai

didapatkan dari pengolahan peta

kontur sungai.

Gambar 2. Metode Pola Aliran Sungai

3. Metode pemunculan mata air

didapatkan dari pengolahan peta

mata air.

Gambar 3. Metode Pemunculan Mata

Air

4. Metode kedalaman muka airtanah

didapatkan dari pengolahan peta

kedalaman muka airtanah.

Gambar 4. Metode Kedalaman Muka

Airtanah

5.Hasil Daerah imbuhan dan daerah

luahan Kabupaten Pasuruan didapatkan

dari hasil overlay 4

peta di atas.

Page 6: Analisis Satuan Kemampuan Lahan Ketersediaan Air Tanah Di Kabupaten Pasuruan Idelia Ditta Jannati 0910640047

Gambar 5. Peta Daerah Imbuhan Dan

Daerah Luahan Kabupaten Pasuruan

B. PEMETAAN SKL

KETERSEDIAAN AIR TANAH

1. Pemetaan klasifikasi kelulusan

.batuan berdasarkan skor

didapatkan dari pengolahan peta

geologi

Gambar 6. Peta Klasifikasi Kelulusan

Batuan

2. Pemetaan klasifikasi curah hujan

berdasarkan skor didapatkan dari

pengolahan peta curah hujan

rerata daerah metode Polygon

Thiessen

Gambar 7. Peta Klasifikasi Curah Hujan

3. Pemetaan klasifikasi jenis tanah

penutup berdasarkan skor

didapatkan dari pengolahan peta

jenis tanah

Gambar 8. Peta Klasifikasi Jenis Tanah

Penutup

4. Pemetaan klasifikasi kemiringan

lahan berdasarkan skor

didapatkan dari pengolahan peta

kontur

Gambar 9. Peta Klasifikasi Kemiringan

Lahan

5. Pemetaan klasifikasi kedalaman

muka airtanah berdasarkan skor

didapatkan dari pengolahan peta

sumur bor

Gambar 10. Peta Klasifikasi Kedalaman

Muka Airtanah

6. Pemetaan SKL ketersediaan

airtanah berdasarkan overlay

kelima peta di atas berdasarkan

Page 7: Analisis Satuan Kemampuan Lahan Ketersediaan Air Tanah Di Kabupaten Pasuruan Idelia Ditta Jannati 0910640047

skor bobot dan nilai masing-

masing parameter

Gambar 11. Peta SKL Ketersediaan

Airtanah

C. PERHITUNGAN DEBIT

KETERSEDIAAN AIR TANAH

1. Membuat grafik normal Tampilan

Uji Akuifer (Performance Aquifer

Test) dengan absis waktu

pemompaan (t = menit) dan ordinat

penurunan muka air (Sw) berfungsi

untuk menentukan tipe aliran dalam

sumur (Unsteady atau Steady State

Flow). Data hasil pemompaan

dengan debit tetap (long period test)

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 7. Hasil Pemompaan dengan

Debit Tetap (Long Period Test)

No.

t Drawdown Discharge

(menit) Sw (m) Q

(l/dt)

Q

(m3/hari)

1 0 0.00 0.00 0.00

2 1 3.81 33.07 2857.25

3 2 5.91 33.07 2857.25

4 3 6.15 33.07 2857.25

5 4 6.25 33.07 2857.25

6 5 6.34 33.07 2857.25

7 6 6.45 33.07 2857.25

8 7 6.51 33.07 2857.25

dst

Sumber : Hasil Perhitungan

Gambar 12. Jenis Aliran Pada

Akuifer

2. Karena jenis aliran steady flow maka

pengujian akuifer dengan metode

Theim. Diketahui data sebagai

berikut :

Ketebalan akuifer (D) =39 m

Jari-jari sumur (rw) =6 inch

=15.24 cm

=0,1524 m

Debit pemompaan=33.07 lt/dt

=2857.248 m3/hari

Sw = 7.45 m

Nilai transmisivitas akuifer adalah

sebagai berikut:

T =

=

= 467,898 m2/hari

Hargakelulusan air (K) dapat

dihitung sebagai berikut:

K =

=

= 12 m/hari = 0,000139m/dt

3. Melakukan pengujian sumur dan

menghitung debit optimum sumur

dengan metode Step Drawdown Test.

Uji sumur ini dilakukan untuk

mengetahui debit optimum beberapa

sumur yang terdapat dalam tiap kelas

SKL ketersediaan airtanah

Tabel 8. Tabel Step Drawdown Test Sumur

SDPS 444

No. Tahap

Uji Sw

Q Sc =

Q/S S/Q

(meter) (lt/dtk) (m3/dtk) (m2/dt) (dt/m2)

1 I 2.57 15.59 0.0156 0.0061 164.8493

2 II 4.04 21.11 0.0211 0.0052 191.3785

3 III 5.44 27 0.0270 0.0050 201.4815

4 IV 7.13 33.07 0.0331 0.0046 215.6033

Sumber : Hasil Perhitungan

Page 8: Analisis Satuan Kemampuan Lahan Ketersediaan Air Tanah Di Kabupaten Pasuruan Idelia Ditta Jannati 0910640047

Membuat grafik normal (Step

drawdown Test) dengan absis debit

dari ordinat Sw/Q untuk

mendapatkan niali B dan C sehingga

dapat dihitung nilai kehilangan

tekanan pada akuifer (Aquifer

loss/BQ) dan kehilangan tekanan

pada sumur (well loss/CQ2).

Kemudian menghitung nilai Fd

(faktor development) untuk

mengetahui kondisi sumur

Gambar 13. Grafik Hubungan Q dan

Sw/Q

Berdasarkan hasil faktor

development (Fd) sumur SDPS 444

merupakan sumur dengan kondisi yang

sangat baik dan mempunyai produktifitas

yang tinggi.

Langkah-langkah yang harus

dilakukan dalam menghitung debit

optimum ini adalah sebagai berikut :

a. Plot nilai Sw dari masing-masing

tahap sebagai sumbu y, dan nilai

Q sebagai sumbu x.

b. Selanjutnya menghitung debit

maksimum (Qmaks) sumur dengan

persamaan Huisman sebagai

berikut:

Qmaks= π rw x D x (

)

=2 x 3,14 x 0,1524 x 39 x

(

)

= 37,3258 x 0,00079

= 0,0293 m3/dt

c. Menghitung nilai Sw maksimum

dengan menggunakan persamaan

: 2

maksmaksmaks CQBQSw

= 2.771 Qmaks + 226.2

Qmaks 2 = 617.9 (0,0293) + 228.4

(0,0293) 2

= 6.64 m

d. Kemudan nilai S maks

dihubungkan dengan Q maks

maka dari grafik diperoleh Q

optimum 0,017 m3/dt dan Sw

optimum 2.9 m. Secara grafis

penyelesaiannya dapat dilihat

pada grafik berikut :

Gambar 14. Grafik Debit Optimum

Sumur SDPS 444

4. Memasukkan nilai debit optimum

pada peta SKL ketersediaan airtanah.

Setelah perhitungan debit optimum

23 sumur bor selesai, kemudian di

plot pada tiap tingkatan SKL

ketersediaan airtanah, sehingga

didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 9. Tabel Debit Optimum Sumur

No Nama Q opt

(lt/dtk)

1 SDPS 440 11.00 2 SDPS 442 7.20

3 SDPS 443 18.00

4 SDPS 444 17.00 5 SDPS 468 24.00

6 SDPS 469 24.00

7 SDPS 470 16.00

8 SDPS 471 30.00 9 SDPS 472 8.00

10 SDPS 533

EX 31.00

11 SDPS 93

EJ 28.00

12 SDPS 118 19.00 13 SDPS 119 19.00

Sumber : Hasil Perhitungan

Page 9: Analisis Satuan Kemampuan Lahan Ketersediaan Air Tanah Di Kabupaten Pasuruan Idelia Ditta Jannati 0910640047

Gambar 15. Peta Debit SKL

Ketersediaan AirtanahDi Kabupaten

Pasuruan

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka

dapat diberikan kesimpulan sebagai

berikut :

1. Pemetaan daerah imbuhan (recharge

area) di Kabupaten Pasuruan

didapatkan hasil di wilayah Gunung

Arjuna seluas 135.57 km2 dan daerah

imbuhan (recharge area) di wilayah

Gunung Bromo seluas 312 km2. Yaitu

di Kecamatan Prigen, Purwosari dan

Purwodadi untuk daerah Gunung

Arjuna. Pada daerah Gunung Bromo

terdapat di Kecamatan Tutur, Tosari,

Puspo, dan Lumbang. Daerah diluar

daerah imbuhan merupakan daerah

luahan, seperti ditunjukkan pada

Gambar 5.

2. Kabupaten Pasuruan mempunyai

Satuan Kemampuan Lahan (SKL)

Ketersediaan Air Tanah sangat besar,

dengan total luas 831,6 Ha. Terdapat

di wilayah kaki Gunung Tengger

antara lain di Kecamatan Tutur,

Puspo dan Lumbung serta di wilayah

Gunung Arjuna antara lain di

Kecamatan Prigen, Sukorejo,

Pandaan dan Purwoasari seperti

ditunjukkan pada Gambar 6.

3. Besar potensi airtanah di Kabupaten

Pasuruan menurut Dinas ESDM

sebesar 43 juta m3/tahun. Sedangkan

debit ketersediaan airtanah untuk tiap

tingkatan SKL sebagai berikut :

SKL sangat besar : debit mata air

sebesar 10 lt/dtk – 200 lt/dtk

SKL besar : debit optimum

sumur bor sebesar 11.0 lt/dtk –

31.0 lt/dtk

SKL sedang : debit optimum

sumur bor sebesar 6.57 lt/dtk –

8.63 lt/dtk

SKL kecil : debit optimum

sumur bor sebesar < 6 lt/dtk

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2004. Kumpulan Panduan

Teknis Pengelolaan Air

Tanah.Jakarta : Direktorat Tata

Lingkungan Geologi dan

Kawasan Pertambangan,

Departemen Energi dan

Sumberdaya Mineral.

Bisri, Muhammad.2008.Airtanah.Malang

: Tirta Media.

Erdelyi M. & Galfi J. . ” urface

And Subsurface Mapping In

Hydrogeology”. Budapest:

Akademiai Kiado.

Herinaldi.2005.Prinsip-Prinsip Statistik

Untuk Teknik dan

Sains,Jakarta:Erlangga

Imam, Asy' Ari. 2007. Evaluasi Kondisi

Pemanfaatan Airtanah Di

Kabupaten Pasuruan. Surabaya:

ITS.

Kementerian Energi dan Sumber Daya

Mineral, 2010. Manajemen

Airtanah Berbasis Cekungan

Airtanah. Bandung: Pusat

Lingkungan Geologi Badan

Geologi Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral

Keputusan Menteri Energi Dan Sumber

Daya Mineral Nomor: 716

K/40/MEM/2003, 2003.Batas

Horisontal Cekungan Air Tanah Di

Pulau Jawa Dan Pulau Madura.

Jakarta: Energi Dan Sumber Daya

Mineral.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

No.20/PRT/M/2007, 2007.Pedoman

Teknik Analisis Aspek Fisik dan

Lingkungan, Ekonomi Serta Sosial

Budaya Dalam Penyusunan

Page 10: Analisis Satuan Kemampuan Lahan Ketersediaan Air Tanah Di Kabupaten Pasuruan Idelia Ditta Jannati 0910640047

Rencana Tata Ruang. Jakarta:

Direktorat Jenderal Penataan Ruang

Setiadi, Hendri., Burhanul A, M.,

Sukrisna, A., Murtianto, Edi. &

Ruchijat, Sjaiful.2003. Penjelasan

Peta Cekungan Air Tanah P. Jawa

dan P. Madura Skala 1:250000

Sebagai Basis Pengelolaan Sumber

Daya Air Tanah. Bandung:

Direktorat Tata Lingkungan

Geologi Dan Kawasan

Pertambangan.

Soemarto, C. D. 1995. Hidrologi Teknik.

Jakarta: Erlangga

Subaris Heru.2005.Aplikasi

Statistika.Yogyakarta:Media

Pressindo

Suharyadi. 1984. Geohidrologi (Ilmu Air

Tanah). Yogyakarta: Universitas

Gajah Mada.

Sugiyono.2005.Statistika Untuk

Penelitian. Bandung:CV.Alphabeta.

Sugiyono.2008.Metode Kuantitatif,

Kualitatif Dan

RND.Bandung:CV.Alphabeta

odd avid eith. . ”Ground ater

Hydrologi”. Ne York: John Wiley

& Sons.