Analisis Saham AALI

12
Analisis Saham Astra Argo Lestari Tbk. Kode : AALI 1. Analisa Laporan Keuangan Berdasarkan ikhtisar data keuangan AALI (Astra Argo Lestari Tbk) selama tiga tahun terakhir (2011-2013), maka dapat diketahui rasio-rasio sebagai berikut: a) ROA (Return On Assets) Pada tahun 2011 diketahui bahwa ROA Astra Argo Lestari yakni sebesar 24,48%. Akan tetapi, rasio ini mengalami penurunan menjadi 20,29% pada tahun 2012 dan kembali mengalami penurunan kembali pada tahun 2013 menjadi 12,72%. b) ROE (Return On Equity) Sama halnya dengan ROA, ROE Astra Argo Lestari menurun pada tahun 2012 menjadi 26,91% dari yang sebelumnya 29,65% ditahun 2011, dan kembali turun pada tahun 2013 menjadi 18,53%. c) GPM (Gross Profit Margin) Tingkat margin laba kotor Astra Argo Lestari yang tercermin dari rasio GPM. Tahun 2011 GPM Astra Argo Lestari yaitu sebesar 36,53% yang naik ditahun 2012 menjadi 37,68%, dan kembali turun ditahun 2013 sehingga menjadi 32,20%. d) Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio ini merupakan indikator yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Hal ini tampak pada tahun 2011 Current ratio sebesar 126,54%

description

Pada dasarnya manajemen keuangan berperan dalam memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan secara umum tercermin dari harga saham yang dikeluarkan oleh perusahaan. Semakin tinggi harga saham suatu perusahaan mencerminkan semakin tinggi kekayaan perusahaan. Hal ini dikarenakan nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli ketika sahamnya dijual. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai dari saham kepemilikan bisa merupakan indeks yang tepat untuk mengukur tingkat efektifitias perusahaan. Berdasarkan alasan itulah, maka tujuan manajemen keuangan dinyatakan dalam bentuk maksimalisasi nilai saham kepemilikan perusahaan, atau memaksimalisasikan harga saham.

Transcript of Analisis Saham AALI

Analisis Saham Astra Argo Lestari Tbk.Kode : AALI

1. Analisa Laporan KeuanganBerdasarkan ikhtisar data keuangan AALI (Astra Argo Lestari Tbk) selama tiga tahun terakhir (2011-2013), maka dapat diketahui rasio-rasio sebagai berikut:a) ROA (Return On Assets)Pada tahun 2011 diketahui bahwa ROA Astra Argo Lestari yakni sebesar 24,48%. Akan tetapi, rasio ini mengalami penurunan menjadi 20,29% pada tahun 2012 dan kembali mengalami penurunan kembali pada tahun 2013 menjadi 12,72%.b) ROE (Return On Equity)Sama halnya dengan ROA, ROE Astra Argo Lestari menurun pada tahun 2012 menjadi 26,91% dari yang sebelumnya 29,65% ditahun 2011, dan kembali turun pada tahun 2013 menjadi 18,53%.c) GPM (Gross Profit Margin)Tingkat margin laba kotor Astra Argo Lestari yang tercermin dari rasio GPM. Tahun 2011 GPM Astra Argo Lestari yaitu sebesar 36,53% yang naik ditahun 2012 menjadi 37,68%, dan kembali turun ditahun 2013 sehingga menjadi 32,20%.d) Rasio Lancar (Current Ratio)Rasio ini merupakan indikator yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Hal ini tampak pada tahun 2011 Current ratio sebesar 126,54% yang menurun ditahun 2012 menjadi 68,46%. Rasio ini kembali menurun pada tahun 2013 menjadi 45,00%.e) Liabilities to Equity RatioRasio ini menunjukkan kemampuan modal perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Pada tahun 2011 rasio ini sebesar 21,10% yang kemudian meningkat ditahun 2012 menjadi 32,61% dan kembali naik menjadi 45,73% pada tahun 2013.

f) Liabilities to Assets RatioRasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang. Pada tahun 2011 rasio ini sebesar 17,43% yang kemudian meningkat ditahun 2012 menjadi 24,59% dan kembali naik menjadi 31,38% pada tahun 2013.

2. Analisa Tentang Kemampuan Membayar UtangKemampuan membayar utang dapat diukur melalui beberapa rasio, antara lain rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio rentabilitas. Rasio-rasio tersebut akan menjadi tolak ukur bagi Astra Argo Lestari dalam menghitung kemungkinan risiko-risiko yang muncul dalam kegiatan operasional.a) Likuiditas Likuiditas bank dipengaruhi oleh struktur pendanaan, likuiditas aset, liabilitas kepada counterparty dan komitmen kredit kepada debitur. Total aset lancar pada tahun 2013 mencapai Rp 14.963.190 juta, meningkat dibandingkan posisi tahun 2012 dan 2011 yang masing-masing sebesar Rp 12.419.820 juta dan Rp 10.204.495 juta. Hal ini menunjukkan suatu indikasi likuiditas yang sangat baik. b) Solvabilitas Astra Argo Lestari mengukur solvabilitas melalui Liabilities to Equity Ratio dan Liabilities to Assets Ratio. Astra Argo Lestari mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman (Bank). Berdasarkan ikhtisar data keuangan diketahui bahwa Liabilities to Equity Ratio dan Liabilities to Assets Ratio terus mengalami peningkatan pada tahun 2011 sampai 2013.c) Rentabilitas Rentabilitas diukur melalui rasio-rasio berikut: ROA (Return On Assets)Pada tahun 2011 diketahui bahwa ROA Astra Argo Lestari yakni sebesar 24,48%. Akan tetapi, rasio ini mengalami penurunan menjadi 20,29% pada tahun 2012 dan kembali mengalami penurunan kembali pada tahun 2013 menjadi 12,72%. ROE (Return On Equity) Sama halnya dengan ROA, ROE Astra Argo Lestari menurun pada tahun 2012 menjadi 26,91% dari yang sebelumnya 29,65% ditahun 2011, dan kembali turun pada tahun 2013 menjadi 18,53%. GPM (Gross Profit Margin)Tingkat margin laba kotor Astra Argo Lestari yang tercermin dari rasio GPM. Tahun 2011 GPM Astra Argo Lestari yaitu sebesar 36,53% yang naik ditahun 2012 menjadi 37,68%, dan kembali turun ditahun 2013 sehingga menjadi 32,20%.

3. Komparasi Nilai Nominal, Nilai Buku, dan Nilai Pasar dari Saham AALITabel 1. Komparasi Nilai Nominal, Nilai Buku, Nilai PasarPerbandingan Nilai Nominal, Nominal Buku dan Nilai Pasar AALI*(Harga Per 31 Desember Akhir Tahun)TahunNilai Nominal Per Lembar SahamNilai Buku Per Lembar SahamNilai Pasar/Harga Pasar

20115005.35021.700

20125005.94619.700

20135006.51925.100

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa saham Astra Argo Lestari Tbk mengalami pertumbuhan karena harga pasar per lembar saham Astra Argo Lestari Tbk lebih tinggi dari nilai bukunya. Harga pasar saham menunjukkan penilaian sentral dari seluruh pelaku pasar dan terhadap nilai perusahaan tersebut. Harga pasar saham bertindak sebagai barometer kinerja manajemen perusahaan sekaligus menunjukkan seberapa baik manajemen menjalankan tugasnya atas nama para pemegang saham. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai pasar dari tahun 2011 sampai tahun 2012 mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya volume produksi CPO, yang itu berarti meningkatnya supply (penawaran), sementara disisi lain volume penjualan CPO, dalam hal ini volume ekspor CPO dari Indonesia (sebagai produsen CPO utama dunia) ke seluruh dunia, malah turun, yang mungkin itu karena menurunnya demand (permintaan). Dan memang kalau kita pakai data milik PT Astra Agro Lestari (AALI), salah satu perusahaan sawit terbesar di Indonesia ini memproduksi 1,48 juta ton CPO selama tahun 2012, atau naik 16.4% dibandingkan 1,27 juta ton pada tahun 2011. Sementara berdasarkan data dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), total volume ekspor CPO asal Indonesia pada tahun 2012 tercatat 9.8 juta ton, atau turun 7.7% dibandingkan tahun 2011.Sedangkan dari tahun 2012 sampai 2013, nilai pasar mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh penguatan harga CPO dunia dan melemahnya nilai rupiah terhadap US Dollar sehingga rupiah mengalami berbagai tekanan sehingga produk sawit dari Indonesia makin dicari dunia karena harganya yang masih lebih terjangkau dari negara lain.4. Peran Manajemen KeuanganPada dasarnya manajemen keuangan berperan dalam memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan secara umum tercermin dari harga saham yang dikeluarkan oleh perusahaan. Semakin tinggi harga saham suatu perusahaan mencerminkan semakin tinggi kekayaan perusahaan. Hal ini dikarenakan nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli ketika sahamnya dijual. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai dari saham kepemilikan bisa merupakan indeks yang tepat untuk mengukur tingkat efektifitias perusahaan. Berdasarkan alasan itulah, maka tujuan manajemen keuangan dinyatakan dalam bentuk maksimalisasi nilai saham kepemilikan perusahaan, atau memaksimalisasikan harga saham.Manajemen keuangan Astra Argo Lestari Tbk telah membuktikan kinerjanya yang optimal, terlihat dari harga per lembar sahamnya yang terus meningkat dari tahun 2012 sampai tahun 2013. Meskipun terjadi penurunan pada tahun 2012 dibandingkan tahun 2011.Perlu dicatat bahwa peningkatan kinerja yang berkesinambungan tersebut dapat tercapai di tengah perekonomian global yang masih dilanda ketidakpastian. Pada tahun 2014, harga jual rata-rata CPO sepanjang tahun 2013 turun 0,6% menjadi Rp 7.277/kg namun didukung oleh peningkatan produksi CPO, Perusahaan berhasil meningkatkan nilai pendapatan bersih konsolidasi menjadi Rp 12,67 triliun, naik sebesar 9,6% dibandingkan nilai pendapatan tahun 2012 sebesar Rp 11,56 triliun. Penurunan produksi TBS inti dan rugi selisih kurs akibat melemahnya nilai Rupiah terhadap US Dollar menyebabkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik Perusahaan tercatat sebesar Rp 1,80 triliun, turun 25,3% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 2,41 triliun.

Analisis Saham United Tractors Tbk.Kode : UNTR

1. Analisa Laporan KeuanganBerdasarkan ikhtisar data keuangan UNTR (United Tractors Tbk.) selama tiga tahun terakhir (2011-2013), maka dapat diketahui rasio-rasio sebagai berikut:g) ROA (Return On Assets)Pada tahun 2011 diketahui bahwa ROA United Tractors yakni sebesar 15,50%. Akan tetapi, rasio ini mengalami penurunan menjadi 11,90% pada tahun 2012 dan kembali mengalami penurunan kembali pada tahun 2013 menjadi 9,00%.h) ROE (Return On Equity)Sama halnya dengan ROA, ROE United Tractors menurun pada tahun 2012 menjadi 19,30% dari yang sebelumnya 27,03% ditahun 2011, dan kembali turun pada tahun 2013 menjadi 14,20%.i) GPM (Gross Profit Margin)Tingkat margin laba kotor United Tractors yang tercermin dari rasio GPM. Tahun 2011 GPM United Tractors yaitu sebesar 18,50% yang naik ditahun 2012 menjadi 18,80%, dan kembali turun ditahun 2013 sehingga menjadi 18,7%.j) Rasio Lancar (Current Ratio)Rasio ini merupakan indikator yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Hal ini tampak pada tahun 2011 Current ratio sebesar 1,72% yang naik ditahun 2012 menjadi 1,95%. Namun, rasio ini menurun pada tahun 2013 menjadi 1,91%.k) Liabilities to Equity RatioRasio ini menunjukkan kemampuan modal perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Pada tahun 2011 rasio ini sebesar 17,00% yang kemudian meningkat ditahun 2012 menjadi 18,00%. Namun turun menjadi 11,00% pada tahun 2013.l) Liabilities to Assets RatioRasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang. Pada tahun 2011 rasio ini sebesar 10,00% yang kemudian meningkat ditahun 2012 menjadi 12,00%. Namun turun menjadi 7,00% pada tahun 2013.2. Analisa Tentang Kemampuan Membayar UtangKemampuan membayar utang dapat diukur melalui beberapa rasio, antara lain rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio rentabilitas. Rasio-rasio tersebut akan menjadi tolak ukur bagi United Tractors dalam menghitung kemungkinan risiko-risiko yang muncul dalam kegiatan operasional.d) Likuiditas Likuiditas bank dipengaruhi oleh struktur pendanaan, likuiditas aset, liabilitas kepada counterparty dan komitmen kredit kepada debitur. Total aset lancar pada tahun 2013 mencapai Rp 57.362.244 juta, meningkat dibandingkan posisi tahun 2012 dan 2011 yang masing-masing sebesar Rp 50.300.633 juta dan Rp 46.440.062 juta. Hal ini menunjukkan suatu indikasi likuiditas yang sangat baik. e) Solvabilitas United Tractors mengukur solvabilitas melalui Liabilities to Equity Ratio dan Liabilities to Assets Ratio. United Tractors mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman (Bank). Berdasarkan ikhtisar data keuangan diketahui bahwa Liabilities to Equity Ratio dan Liabilities to Assets Ratio terus mengalami peningkatan pada tahun 2011 sampai 2012 mengalami peningkatan tetapi ditahun 2013 mengalami penurunan kembali.f) Rentabilitas Rentabilitas diukur melalui rasio-rasio berikut: ROA (Return On Assets)Pada tahun 2011 diketahui bahwa ROA United Tractors yakni sebesar 15,50%. Akan tetapi, rasio ini mengalami penurunan menjadi 11,90% pada tahun 2012 dan kembali mengalami penurunan kembali pada tahun 2013 menjadi 9,00%. ROE (Return On Equity) Sama halnya dengan ROA, ROE United Tractors menurun pada tahun 2012 menjadi 19,30% dari yang sebelumnya 27,03% ditahun 2011, dan kembali turun pada tahun 2013 menjadi 14,20%.

GPM (Gross Profit Margin)Tingkat margin laba kotor United Tractors yang tercermin dari rasio GPM. Tahun 2011 GPM United Tractors yaitu sebesar 18,50% yang naik ditahun 2012 menjadi 18,80%, dan kembali turun ditahun 2013 sehingga menjadi 18,7%.

3. Komparasi Nilai Nominal, Nilai Buku, dan Nilai Pasar dari Saham UNTRTabel 1. Komparasi Nilai Nominal, Nilai Buku, Nilai PasarPerbandingan Nilai Nominal, Nominal Buku dan Nilai Pasar UNTR*(Harga Per 31 Desember Akhir Tahun)TahunNilai Nominal Per Lembar SahamNilai Buku Per Lembar SahamNilai Pasar/Harga Pasar

20112507.37426.350

20122508.66019.700

20132509.55719.000

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa saham United Tractors Tbk mengalami pertumbuhan karena harga pasar per lembar saham United Tractors lebih tinggi dari nilai bukunya. Harga pasar saham menunjukkan penilaian sentral dari seluruh pelaku pasar dan terhadap nilai perusahaan tersebut. Harga pasar saham bertindak sebagai barometer kinerja manajemen perusahaan sekaligus menunjukkan seberapa baik manajemen menjalankan tugasnya atas nama para pemegang saham. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai pasar dari tahun 2011 sampai tahun 2013 terus mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh perlambatan di sektor pertambangan karena turunnya harga batu bara sehingga membuat lambatnya penjualan alat berat PT United Tractor Tbk dimana turun sebesar 42,04% menjadi 2.452 unit hingga Juni 2013 dari periode sama tahun sebelumnya 4.231 unit. Penjualan alat berat untuk Juni 2013 saja mencapai 326 unit. Pangsa pasar penjualan alat berat perseroan hingga Juni 2013 mencapai 41%.4. Peran Manajemen KeuanganPada dasarnya manajemen keuangan berperan dalam memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan secara umum tercermin dari harga saham yang dikeluarkan oleh perusahaan. Semakin tinggi harga saham suatu perusahaan mencerminkan semakin tinggi kekayaan perusahaan. Hal ini dikarenakan nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli ketika sahamnya dijual. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai dari saham kepemilikan bisa merupakan indeks yang tepat untuk mengukur tingkat efektifitias perusahaan. Berdasarkan alasan itulah, maka tujuan manajemen keuangan dinyatakan dalam bentuk maksimalisasi nilai saham kepemilikan perusahaan, atau memaksimalisasikan harga saham.Dari hasil manajemen keuangan PT United Tractor Tbk dapat disimpulkan bahwa kinerjanya yang tidak optimal, terlihat dari harga per lembar sahamnya yang terus turun dari tahun 2011 sampai tahun 2013. Setelah melalui berbagai tantangan sepanjang tahun, di akhir tahun 2013 PT United Tractor Tbk mencatatkan penurunan pendapatan bersih sebesar 9% menjadi Rp51,01 triliun dari tahun sebelumnya Rp55,95 triliun. Laba bersih menjadi sebesar Rp4,83 triliun, turun sebesar 16% dari tahun 2012 sebesar Rp5,78 triliun. Laba per saham di akhir tahun 2013 menjadi Rp1.296, turun 16% dari Rp1.549 di tahun 2012. PT United Tractor Tbk menilai bahwa kontribusi pendapatan per segmen usaha yang berasal dari Mesin Konstruksi, Kontraktor Penambangan dan Pertambangan merupakan dinamika dan tantangan untuk ke depannya membuat perencanaan dan strategi eksekusi. Semua keunggulan yang dimiliki PT United Tractor Tbk dan sebagai bagian dari Grup Astra harus dioptimalkan, dimanfaatkan untuk meraih hasil yang lebih baik di tahun depan.