ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …
Transcript of ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …
i
ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN
SENTRAL PARKIR DI PASAR BADUNG
Oleh :
IDA BAGUS NGURAH PURBAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2017
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkat
dan rahmat-Nya sehingga penulisan Karya Ilmiah ini dengan judul “Analisis Risiko pada
Proyek Pembangunan Sentral Parkirdi Pasar Badung” dapat terselesaikan.
Penulis menyadari kekurangan dan keterbatasan dalam penulisan Karya ilmiah ini,
oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penilis harapkan untuk
menyempurnakan isi peulisan karya ilmiah ini.
Semoga segala kebaikan yang telah ada menjadi bermanfaat, dan mudah-mudahan
penulisa karya ilmiah ini berguna bagi semua pihak.
Denpasar, September 2017
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................... 5
2.1 Pengertian Risiko ................................................................................... 5
2.2 Tinjauan Umum tentang Manajemen Risiko ......................................... 6
2.2.1 Identifikasi Risiko ............................................................................... 8
2.2.2 Klasifikasi Risiko .............................................................................. 11
2.2.3 Analisis Risiko ................................................................................... 12
2.2.4 Penanganan Risiko ............................................................................ 13
2.3 Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung .................................... 14
2.3.1 Tahap Awal Perencanaan .................................................................. 15
2.3.2 Perencanaan dan Relokasi Pura Melanting Pasar Badung ................ 15
2.3.3 Renovasi Pasar Kumbasari ................................................................ 16
2.3.4 Pembangunan Parkir Bertingkat di Pasar Payuk ............................... 17
2.3.5 Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung .................................. 18
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 19
3.1 Rancangan Penelitian .......................................................................... 19
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 19
3.3 Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 19
3.4 Instrumen Penelitian ............................................................................ 20
3.4.1 Pembutan Kuesioner .......................................................................... 20
3.4.2 Analisis Rehabilitas dan Validitas ..................................................... 21
3.4.3 Penerimaan Risiko (Risk Acceptability) ............................................ 23
3.4.4 Penilian Kepemilikan Risiko ............................................................. 24
3.4.5 Kerangka Konsep Penelitian ............................................................. 24
BAB IV HASIL PENELITIAN .............................................................................. 27
4.1 Identifikasi Risiko pada Pembangunan Sentral Parkir
di Pasar Badung ................................................................................... 27
iv
4.2 Frekuensi dan Modus Jawaban Responden ......................................... 34
4.2.1 Jawaban Responden dan Terhadap Kemungkinan (Likehood).......... 34
4.2.2 Jawaban Responden dan Terhadap Pengaruh (Consequences) ......... 34
4.3 Penilaian Responden Terhadap Risiko pada Pembangunan
Sentral Parkir di Pasar Badung ............................................................ 35
4.4 Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................... 35
BAB V PEMBAHASAN .......................................................................................... 37
5.1 Deskripsi Sumber Risiko ...................................................................... 37
5.2 Analisis Penilaian Responden Terhadap Risiko Pembangunan
Sentral Parkir di Pasar Badung ............................................................. 38
5.3 Risiko-risiko Dominan (Major Risk) .................................................... 40
5.4 Distribusi Penerimaan Risiko untuk Setiap Sumber Risiko ................. 41
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 44
6.1 Simpulan ............................................................................................... 44
6.2 Saran .................................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 46
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota Denpasar sebagai ibukota propinsi merupakan kawasan yang menjadi
pusat kegiatan masyarakat baik dalam hal ekonomi, pendidikan, politik dan
sebagainya. Oleh sebab itu Kota Denpasar menjadi tujuan bagi masyarakat untuk
mengadu nasib mencari penghasilan. Kondisi ini semakin lama membuat Kota
Denpasar mengalami kejenuhan dengan segala perkembangannya. Seiring pesatnya
perkembangan ekonomi, keberadaan pasar sebagai pusat kegiatan ekonomi masyarakat
juga berkembang.
Pasar sebagai pusat kegiatan ekonomi sangat penting keberadaannya dalam
kehidupan masyarakat khususnya di kota besar seperti Denpasar. Pasar khususnya
pasar tradisional menjadi tempat bertransaksi antara penjual dan pembeli. Keberadaan
pasar di ibukota propinsi akan menjadi pusat kegiatan perekonomian karena para
pedagang ataupun pembeli yang bertransaksi berasal dari berbagai wilayah.
Pasar Badung yang merupakan pasar terbesar di Denpasar tentunya menjadi
pusat kegiatan ekonomi. Pasar Badung merupakan pasar tradisional yang sudah sejak
jaman kerajaan dan masih tetap eksis hingga saat ini. Pasar Badung terletak di
Kecamatan Denpasar Barat, tepatnya di Jalan Gajah Mada Denpasar dan dipisahkan
oleh Sungai Badung dengan Pasar Kumbasari. Pasar ini memiliki luas tanah 6230 M²
dengan luas bangunan 8016 M² dengan jumlah pedagang 2023 (PD. Pasar Kota
Denpasar, 2008). Dari letaknya yang sangat strategis dan merupakan pasar terlengkap
di Kota Denpasar mengakibatkan padatnya kegiatan ekonomi yang berlangsung dan
juga berdampak pada kondisi lalu lintas dan perparkiran yang semakin padat.
Bertambahnya aktivitas-aktivitas lain seperti pedagang bermobil yang secara
signifikan mengurangi kapasitas kantong parkir yang ada di areal Pasar Badung
maupun Pasar Kumbasari. Keadaan ini kemudian diperparah dengan makin padatnya
kawasan pusat kota, khususnya di sepanjang Jalan Gajah Mada. Adanya upaya
2
Pemerintah Kota untuk menghidupkan kembali kawasan Jalan Gajah Mada dapat
dikatakan berhasil mengangkat kembali kawasan ini sebagai kawasan pusat kota.
Upaya pemerintah dalam menanggulangi berkurangnya kantong-kantong
parkir akibat pertambahan volume pedagang di Pasar Badung dan Pasar Kumbasari
serta hilangnya kantong-kantong parkir di Jalan Gajah Mada akibat adanya penataan,
disikapi dengan merencanakan suatu sentral parkir yang terpadu. Sentral parkir disini
dimaksudkan sebagai suatu areal parkir luas yang dapat mewadahi parkir kendaraan
pada suatu lokasi dan sebagian kawasan di sekitarnya. Keberadaan sentral parkir
mutlak diperlukan di kota-kota besar. Di Jakarta sangat banyak terdapat bangunan yang
didirikan khusus sebagai areal parkir. Di Bali terdapat sentral parkir di Jalan Imam
Bonjol yang diperuntukkan sebagai parkir terpadu kawasan Kuta.
Sesuai dengan program dari Pemerintah Kota yang diteruskan oleh Dinas
Pekerjaan Umum, maka ditetapkan bahwa perencanaan sentral parkir yang akan
dibangun adalah di areal Pasar Badung (Detail Engineering Design Perencanaan
Gedung Parkir Bertingkat di Pasar Badung, 2007). Areal pertama yaitu di pelataran
depan Pasar Badung dan areal kedua adalah di pojok selatan Pasar Kumbasari, tepatnya
di areal Pasar Payuk. Untuk tahap pertama telah dikerjakan sentral parkir di areal Pasar
Payuk pada tahun anggaran 2008, sedangkan untuk tahap kedua akan dikerjakan sentral
parkir basement di pelataran utara Pasar Badung yang menurut rencana akan
dianggarkan pada Tahun 2010 (DED Pembangunan Gedung Sentral Parkir di Pelataran
Pasar Badung, 2010). Keberadaan sentral parkir di Pasar Payuk yang telah rampung
dikerjakan pada akhir tahun 2008 dirasakan belum cukup untuk menjawab tantangan
akan perlunya sebuah sentral parkir yang representatif. Maka dari itu realisasi
pembangunan sentral parkir basement di Pasar Badung cukup mendesak untuk
dilaksanakan. Hal ini mengingat kapasitas kendaraan yang mampu ditampung di parkir
Pasar Payuk hanya 50 mobil, sehingga dibutuhkan sentral parkir yang memiliki daya
tampung lebih besar. Pada parkir basement yang direncanakan di pelataran Pasar
Badung akan menampung 140 mobil yang diharapkan mampu menjawab kebutuhan
masyarakat akan adanya sentral parkir. Berdasarkan hal tersebut di atas dapat dilihat
bahwa pengadaan suatu kantong parkir atau sentral parkir di areal pelataran Pasar
3
Badung cukup mendesak untuk dilaksanakan, mengingat volume kendaraan yang ada
dan masih kurangnya daya tampung dari sentral parkir yang sudah ada.
Pembangunan sentral parkir yang telah dikerjakan khususnya Pembangunan
Sentral Parkir di Pasar Payuk banyak menemui kendala-kendala dalam
pelaksanaannya. Kendala utama diantaranya adalah sulitnya pengaturan dan relokasi
pedagang selama pelaksanaan pekerjaan, sulitnya akses masuk ke areal proyek dan
juga keterlambatan penyelesaian pekerjaan oleh kontraktor. Kendala-kendala seperti di
atas yang harus dipertimbangkan untuk dapat meminimalkan timbulnya risiko dan
ketidakpastian dalam pembangunan sentral parkir tahap selanjutnya. Risiko-risiko
dapat timbul pada setiap tahapan konstruksi baik pada saat perencanaan, pelaksanaan
maupun pada saat operasional dan dapat berupa risiko bagi pihak owner, perencana,
pelaksana ataupun masyarakat pengguna. Untuk dapat meminimalkan risiko yang
terjadi diperlukan adanya identifikasi, analisis dan mitigasi terhadap kemungkinan
risiko yang akan terjadi. Manajemen risiko dapat diartikan sebagai suatu pendekatan
mengenai risiko dan ketidakpastian dengan melakukan suatu identifikasi, analisis dan
mitigasi sebagai dasar tindakan untuk meminimalkan dampak dari risiko tersebut
penelitian-penelitian mengenai analisis risiko baik secara kualitatif dan kuantitatif
sudah banyak dilakukan, diantaranya Analisis Risiko pada Pembangunan Pusat
Pemerintahan Kabupaten Badung (Sudiatmika, 2010) yang berhasil mengidentifikasi
98 (sembilan puluh delapan) risiko dengan 23 risiko yang termasuk dalam risiko
dominan (major risk) dan 1 (satu) risiko yang termasuk kategori tidak dapat diterima
(unacceptable) yaitu perubahan lahan persawahan (kawasan hijau) menjadi lahan
perumahan/komersial di sekitar Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung. Penelitian
lain adalah Manajemen Risiko pada Investasi Hotel Bintang Tiga di Bali (Kristinayanti,
2005) dengan identifikasi sebanyak 40 (empat puluh) risiko dengan 10 risiko yang
termasuk kategori tidak dapat diterima (unacceptable) dan risiko yang menjadi
perhatian adalah environmental risk yaitu masalah sosial (lingkungan sekitar) seperti
peraturan desa adat setempat (awig-awig dan kontribusi) dan tekanan dari masyarakat
setempat. Demikian juga halnya dengan pembangunan sentral parkir ini perlu
dipertimbangkan juga mengenai risiko-risiko yang akan ditimbulkan dalam
4
perencanaan, pelaksanaan dan operasionalnya. Pada pembangunan sentral parkir ini
banyak terdapat risiko karena merupakan sarana publik yang sangat vital dan cukup
rawan konflik karena bersinggungan dengan aktivitas lain dalam hal ini akivitas
perdagangan serta mempunyai tingkat kesulitan yang cukup tinggi dalam
pelaksanaannya karena terletak di tengah-tengah areal pasar.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka masalah pada
penelitian ini adalah:
1. Risiko-risiko apa saja yang teridentifikasi pada tahap pelaksanaan dan operasional
pada proyek Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung?
2. Risiko-risiko apa saja yang termasuk kategori dominan (major risk) Pembangunan
Sentral Parkir di Pasar Badung?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui risiko-risiko apa saja yang teridentifikasi dan melakukan
penilaian (assessment) risiko pada tahap pelaksanaan proyek Pembangunan Sentral
Parkir di Pasar Badung.
2. Untuk menentukan risiko-risiko yang dominan (major risk) pada Pembangunan
Sentral Parkir di Pasar Badung.
1.4 Manfaat Penulisan
1 Memberikan identifikasi dan penilaian (assessment) risiko-risiko yang terjadi pada
tahap perencanaan, pelaksanaan dan operasional proyek Pembangunan Sentral
Parkir di Pasar Badung.
2 Memberikan informasi mengenai risiko-risiko yang dominan (major risk) pada
Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung.
3 Dapat memberikan suatu kajian ilmiah serta dapat menjadi pedoman dan bahan
untuk penelitian selanjutnya.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Risiko
Berbagai definisi dapat diberikan mengenai risiko, namun secara sederhana
artinya senantiasa berkaitan dengan kemungkinan akan terjadinya akibat buruk atau
akibat yang merugikan. Tidak ada metode apapun yang bisa menjamin seratus persen
bahwa akibat buruk itu setiap kali dapat dihindarkan, kecuali jika kegiatan yang
mengandung risiko tidak dilakukan (Darmawi, 2000).
Ada beberapa definisi risiko yang dikemukakan oleh Vaughan (1978) sebagai
berikut:
1. Risk is the chance of loss. (risiko adalah peluang terjadinya kerugian).
Risiko dengan pengertian di atas, biasanya dipergunakan untuk menunjukkan
suatu keadaan dimana terdapat suatu peluang terhadap kerugian atau suatu
kemungkinan terjadinya kerugian.
2. Risk is the possibility of loss (risiko adalah kemungkinan kerugian).
3. Risk is uncertainty (risiko adalah ketidakpastian).
Secara umum risiko dapat berarti peluang timbulnya kerugian (probability of loss),
kesempatan timbulnya kerugian (chance of loss) atau sesuatu yang tidak pasti
(unlcertainty), penyimpangan dari hasil yang diharapkan (the dispersion of actual from
expected result).
Pada umumnya orang sering mempersamakan pengertian risiko, hazard dan
peril. Namun ketiganya berbeda, oleh karena itu untuk maksud kajian istilah-istilah
tersebut harus dibedakan dengan tegas. Peril adalah suatu peristiwa yang dapat
menimbulkan suatu kerugian atau penyebab langsung kerugian. Sedangkan Hazard
adalah keadaan dan kondisi yang dapat memperbesar kemungkinan terjadinya suatu
peril. Dengan kata lain hazard dapat didefinisikan sebagai keadaan yang menimbulkan
atau meningkatkan terjadinya chance of loss dari suatu bencana tertentu. Tipe-tipe
hazard diantaranya adalah (Darmawi, 2000):
8
6
1. Physical Hazard, adalah suatu kondisi yang bersumber pada karakteristik secara
fisik dari suatu obyek yang dapat memperbesar kemungkinan terjadinya suatu
peril ataupun memperbesar terjadinya suatu kerugian.
2. Moral Hazard, adalah suatu kondisi yang bersumber dari orang bersangkutan
yang terkait dengan sikap mental atau pandangan hidup serta kebiasaannya yang
dapat memperbesar kemungkinan terjadinya suatu peril atau kerugian.
3. Morale Hazard. Meskipun pada dasarnya setiap orang tidak mnginginkan
terjadinya suatu kerugian, akan tetapi karena merasa bahwa dirinya telah
memperoleh jaminan dengan baik, seringkali menimbulkan kecerobohan yang
memperbesar terjadinya suatu kerugian.
4. Legal Hazard, seringkali berdasarkan peraturan-peraturan ataupun perundang-
undangan yang bertujuan melindungi masyarakat justru diabaikan atau kurang
diperhatikan sehingga memperbesar terjadinya suatu peril.
Berdasarkan definisi-definisi risiko di atas dapat diambil kesimpulan bahwa risiko
dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tak
diinginkan atau tidak terduga, dengan kata lain kemungkinan itu akibat adanya
ketidakpastian dimana ketidakpastian itu merupakan kondisi yang menyebabkan
tumbuhnya risiko yang bersumber dari berbagai aktivitas.
2.2 Tinjauan Umum Tentang Manajemen Risiko
Manajemen risiko adalah proses pengukuran atau penilaian risiko serta
pengembangan strategi pengelolaannya. Strateginya mulai dari mengidentifikasi
risiko, mengukur dan menentukan besarnya risiko, kemudian mencari jalan bagaimana
menangani risiko tersebut (Darmawi, 2000).
Untuk melakukan pengambilan keputusan terhadap risiko-risiko, Flanagan dan
Norman (1993) mengemukakan kerangka dasar langkah-Iangkah seperti berikut :
7
Berdasarkan Gambar 2.1 (hal. 10) dapat dijelaskan tentang faktor-faktor yang
harus dipertimbangkan pada tahapan identifikasi risiko, dimana berbagai aspek dibahas
secara runtut. Dalam hal ini penting dinyatakan bahwa risiko yang teridentifikasi
bukanlah suatu risiko melainkan adalah masalah manajemen. Hal yang tidak bias
diabaikan adalah definisi yang buruk tenatang risiko akan melahirkan risiko-risiko
lebih lanjut.
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur dalam mengelola
ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia
termasuk: penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi
risiko dengan menggunakan pemberdayaan atau pengelolaan sumberdaya. Strategi
yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain,
menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau
semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko-
risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal seperti bencana alam atau kebakaran,
kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen risiko keuangan, di sisi lain, terfokus pada
risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan.
Identifikasi Risiko
Klasifikasi Risiko
Analisis Risiko
Respon Risiko
Perlakuan Risiko
Gambar 2.1. Kerangka Umum Manajemen Risiko
(Sumber: Flanagan dan Norman, 1993)
8
Dalam Jurnal Akuntansi Pemerintah, Badan Pendidikan dan Pelatihan
Keuangan RI (BPPK RI), definisi risk management di atas dapat dijabarkan lebih lanjut
berdasarkan COSO-ERM (Comitee of Sponsoring Organization of the Tradeway
Commission – Enterprise Risk Management) dengan kata-kata kunci sebagai berikut:
1. On going process, Risk management dilaksanakan secara terus menerus dan
dimonitor secara berkala. Risk management bukanlah suatu kegiatan yang dilakukan
sesekali (one time event).
2. Effected by people, Risk management ditentukan oleh pihak-pihak yang berada di
lingkungan organisasi. Untuk lingkungan institusi Pemerintah, risk management
dirumuskan oleh pimpinan dan pegawai institusi/departemen yang bersangkutan.
3. Applied in strategy setting, Risk management telah disusun sejak dari perumusan
strategi organisasi oleh manajemen puncak organisasi. Dengan penggunaan risk
management, strategi yang disiapkan disesuaikan dengan risiko yang dihadapi oleh
masing-masing bagian/unit dari organisasi.
4. Applied across the enterprise, Strategi yang telah dipilih berdasarkan risk
management diaplikasikan dalam kegiatan operasional, dan mencakup seluruh
bagian/unit pada organisasi. Mengingat risiko masing-masing bagian berbeda, maka
penerapan risk management berdasarkan penentuan risiko oleh masing-masing
bagian.
5. Designed to identify potential events, Risk management dirancang untuk
mengidentifikasi kejadian atau keadaan yang secara potensial menyebabkan
terganggunya pencapaian tujuan organisasi.
6. Provide reasonable assurance, Risiko yang dikelola dengan tepat dan wajar akan
menyediakan jaminan bahwa kegiatan dan pelayanan oleh organisasi dapat
berlangsung secara optimal.
7. Geared to achieve objectives, Risk management diharapkan dapat menjadi pedoman
bagi organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan
2.2.1. Identifikasi Risiko
Risiko dapat dikenali dari sumbernya (source), kejadiannya (event). dan
9
akibatnya (effect). Sumber risiko adalah kondisi-kondisi yang dapat memperbesar
kemungkinan terjadinya risiko. Event adalah peristiwa yang menimbulkan pengaruh
(effect) yang sifatnya dapat merugikan dan menguntungkan. Hubungan ketiga
komponen tersebut dapat dilihat seperti Gambar 2.2.
Berdasarkan Gambar 2.2 dapat dijelaskan bahwa hal pertama yang perlu
dilakukan adalah mengetahui dengan jelas sumber dari risiko tersebut,
kejadian/peristiwa dan akibat dari risiko itu. Sebagai contoh dalam suatu pekerjaan
terdapat kerusakan pada peralatan (sumber risiko), lalu terjadi kecelakaan pada pekerja
proyek (peristiwa) yang menyebabkan kematian pada pekerja (akibat).
Tahap identifikasi risiko ini merupakan tahapan tersulit dan paling menentukan
dalam manajemen risiko. Kesulitan ini disebabkan oleh ketidakmampuan untuk
mengidentifikasi seluruh risiko yang akan timbul mengingat adanya ketidakpastian
dari apa yang akan dihadapi. Oleh karena itu dalam mengidentifikasi risiko ini terlebih
dahulu diupayakan untuk menentukan sumber risiko dan efek risiko itu sendiri secara
komperehensif. Berdasarkan aktivitas, risiko dapat bersumber dari politis (political),
lingkungan (enviromental), perencanaan (planning), pemasaran (market), ekonomi
(economic), keuangan (financial), alami (natural), proyek (project), teknis (technic),
manusia (human), kriminal (criminal) dan keselamatan (safety) (Godfey, 1996).
Identifikasi risiko merupakan proses analisis untuk menemukan secara
sistematis dan berkesinambungan risiko (kerugian potensial) yang mungkin terjadi.
Oleh karena itu diperlukan (Darmawi, 2000):
1. Suatu checklist dari semua kerugian potensial yang mungkin dapat terjadi pada
umumnya.
2. Untuk menggunakan checklist itu diperlukan suatu pendekatan sistematik untuk
menentukan mana dari kerugian potensial yang tercantum dalam checklist itu
Sumber Peristiwa Akibat
Gambar 2.2. Identifikasi Risiko
(Sumber: Flanagan dan Norman, 1993)
10
dihadapi oleh perusahaan yang sedang dianalisis.
Checklist itu diterbitkan oleh perusahaan asuransi, badan penerbitan asuransi, Asosiasi
Manajemen Amerika (AMA) dan Ikatan Manajemen Risiko dan Asuransi.
Menurut Darmawi (2000), langkah selanjutnya dalam identifikasi risiko adalah
menggunakan checklist yang telah disusun untuk menemukan dan menjelaskan jenis-
jenis kerugian yang dihadapi oleh suatu perusahaan. Dalam hal tertentu orang-orang
yang menggunakan checklist sudah mengetahui seluk-beluk perusahaan yang
dianalisis. Kebanyakan perusahaan sifat operasinya kompleks, berdiversifikasi dan
dinamis, maka diperlukan metode yang lebih sistematis untuk mengeksplorasi semua
segi dari perusahaan. Metode yang dianjurkan untuk dipergunakan adalah sebagai
berikut:
1. Kuesioner analisis risiko (Risk analysis questionnaire).
2. Metode laporan keuangan (Financial statement method).
3. Metode peta-alir (flow-chart).
4. Inspeksi langsung pada proyek.
5. Interaksi yang terencana dengan bagian-bagian perusahaan.
6. Catatan statistik dari kerugian masa lalu.
7. Analisis lingkungan.
Menurut Ahmad (2004) bahwa timbulnya risiko investasi bersumber dari
beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dapat terjadi bersamaan atau hanya muncul dari
salah satu saja. Risiko yang dimaksud antara lain:
1. Risiko tingkat bunga, terutama jika terjadi kenaikan.
2. Risiko daya beli, disebabkan inflasi.
3. Risiko manajemen, kesalahan/kekeliruan dalam pengelolaan.
4. Risiko kegagalan, keuangan perusahaan ke arah kepailitan.
5. Risiko likuiditas, kesulitan pencairan/pelepasan aktiva.
6. Risiko penarikan, kemungkinan pembelian kembali asset/surat berharga oleh
emitmen.
7. Risiko konversi, keharusan penukaran atau aktiva.
8. Risiko politik, baik internasional maupun nasional.
11
9. Risiko industri, munculnya saingan produk homogen.
Menurut Godfrey (1996) dalam Construction Research Industry and
Information Association (ClRlA) risiko dapat bersumber dari berbagai aktivitas antara
lain politik, lingkungan, perencanaan (planning), pasar (market), ekonomi, keuangan
(financial), alami (natural), proyek, teknik (technical), human, kriminal, dan
keselamatan (safety). Menurut Raftery (1994) sumber risiko yang merupakan kategori
utama (major) antara lain sumber dari klien/pemerintah seperti perubahan pada
peraturan daerah dan birokrasi, risiko keuangan seperti perubahan kebijakan keuangan
pemerintah, risiko proyek misalnya perubahan dalam bagian (scope) proyek, risiko
organisasi proyek misalnya wewenang proyek manajer yang terlibat dalam organisasi,
risiko perencanaan (design), risiko kondisi setempat (cuaca), risiko kontraktor sebagai
pelaksana misalnya pengalaman dan keadaan keuangan kontraktor, risiko material
untuk konstruksi, risiko tenaga kerja, risiko logistik (akses menuju lokasi), risiko
inflasi, risiko perubahan harga dan risiko force majeure.
2.2.2. Klasifikasi Risiko
Menurut Godfrey (1996) dalam Construction Research Industry and
Information Association (CIRIA) bahwa nilai risiko ditentukan sebagai perkalian
antara kecenderungan/frekuenasi dengan konsekuensi risiko. Kecenderungan
(likelihood) adalah peluang terjadinya kerugian yang merugikan, yang dinyatakan
dalam jumlah kejadian pertahun. Sedangkan konsekuensi (consequences) merupakan
besaran kerugian yang diakibatkan oleh terjadinya suatu kejadian yang merugikan yang
dinyatakan dalam nilai uang.
Secara umum berdasarkan kecenderungan peluang terjadinya risiko (likehood)
dan kosekuensi yang diakibatkan (consequences), risiko dapat diklasifikasikan sebagai
beikut:
1. Unacceptable, adalah risiko yang tidak dapat diterima dan harus dihilangkan.
2. Undesirable, adalah risiko yang tidak diharapkan dan harus dihindari.
3. Acceptable, adalah risiko yang dapat diterima.
12
4. Negligible, adalah risiko yang sepenuhnya dapat diterima.
2.2.3. Analisis Risiko
Keseluruhan proses analisis risiko dan manajemen dapat dibagi menjadi 2
(dua), yaitu analisis risiko dan manajemen risiko. Sedangkan tingkat analisis risiko
dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu analisis kualitatif, yang terfokus pada identifikasi
dan penilaian risiko, serta analisis kuantitatif yang terfokus pada evaluasi probabilitas
terhadap terjadinya risiko.
Tujuan dari analisis dan manajemen risiko adalah membantu menghindari
kegagalan dan memberikan gambaran tentang apa yang terjadi bila proyek yang
dijalankan ternyata tidak sesuai dengan rencana. Analisis risiko dapat dilakukan baik
secara kualitatif maupun kuantitatif, dimana sumber risiko harus diidentifikasi dan
akibat (effect) harus dinilai atau dianalisis.
Menurut Godfrey (1996) analisis risiko yang dilakukan secara sistematis dapat
membantu untuk :
1. Mengidentifikasi, menilai dan meranking risiko secara jelas
2. Memusatkan perhatian pada risiko utama (major Risk)
3. Memperjelas keputusan tentang batasan kerugian
4. Meminimalkan potensi kerusakan apabila timbul keadaan yang paling jelek
5. Mengontrol aspek ketidakpastian dalam proyek
6. Memperjelas dan menegaskan peran setiap orang / badan yang terlibat dalam
manajemen risiko
Menurut Thompson dan Perry (1991) bahwa analisis risiko secara kualitatif
mempunyai dua tujuan yaitu identifikasi risiko dan penilaian awal. risiko, dimana
sasarannya adalah menyusun sumber risiko utama dan menggambarkan tingkat
konsekuensi yang sering terjadi, termasuk perkiraan pada akibat yang potensial pada
estimasi biaya dan waktu, sedangkan analisis kuantitatif terfokus pada evaluasi
risiko. Tiga teknik yang biasanya dilakukan pada analisis risiko secara kualitatif:
1. Menyusun daftar (check lists) risiko berdasarkan pengalaman sebelumnya.
2. Melakukan wawancara dengan personil kunci pada proyek (orang yang
13
berpengalaman dalam bidangnya).
3. Melakukan brainstorming (gagasan) dengan tim proyek tersebut.
Menurut Project Management Body Of Knowledge / PMBOK (2000)
menyatakan bahwa analisis risiko secara kualitatif adalah proses dalam menilai
pengaruh yang kuat dan kemungkian yang terjadi dalam mengidentifikasi risiko,
proses ini memprioritaskan risiko menurut akibat yang potensial yang ditimbulkan
pada tujuan proyek yang ingin dicapai. Hal-hal yang menjadi masukan (input) dalam
melakukan analisis risiko kualitatif yaitu rencana manajemen risiko,
mengidentifikasi risiko, status proyek, tipe proyek, data yang teliti, skala pada
probabilitas dan pengaruhnya, dan membuat asumsi.
Selanjutnya teknik yang dapat dilakukan dalam melakukan analisis risiko
kualitatif adalah :
1. Menentukan probabilitas dan pengaruh risiko.
2. Probabilitas/pengaruh risiko berdasarkan matrik.
3. Melakukan test asumsi proyek.
4. Melakukan ranking terhadap data yang sudah lengkap.
Sedangkan hasil yang didapatkan melalui analisis risiko kualitatif adalah :
1. Ranking risiko secara keseluruhan pada suatu proyek.
2. Daftar (lists) pada risiko yang diprioritaskan.
3. Daftar (list) risiko untuk tambahan analisis dan manajemen.
4. Kecenderungan dalam hasil analisis risiko kualitatif
2.2.4. Penanganan Risiko
Risk response adalah tanggapan atau reaksi terhadap risiko yang dilakukan oleh
setiap orang atau perusahaan dalam pengambilan keputusan, yang dipengaruhi oleh
risk attitude dari pengambil keputusan (Flanagan dan Norman, 1993). Tindakan yang
dilakukan untuk mengurangi risiko yang muncul tersebut disebut tindakan
mitigasi/penanganan risiko (risk mitigation). Risiko yang muncul kadang-kadang tidak
dapat dihilangkan sama sekali tetapi hanya dapat dikurangi sehingga akan timbul
residual risk (sisa risiko).
14
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam menangani risiko, yaitu (Flanagan
dan Norman, 1993) :
1. Menahan Risiko (Risk Retention)
Sikap untuk menahan risiko sangat erat kaitannya dengan keuntungan (gain) yang
terdapat dalam suatu risiko. Tindakan untuk menerima/menahan risiko ini karena
dampak dari suatu kejadian yang merugikan masih dapat diterima (acceptable).
2. Mengurangi Risiko (Risk Reduction)
Mengurangi risiko dilakukan dengan mempelajari secara mendalam risiko itu
sendiri, dan melakukan usaha-usaha pencegahan pada sumber risiko atau
mengkombinasikan usaha agar risiko yang diterima tidak terjadi secara simultan.
Dengan melakukan tindakan ini kadang-kadang masih ada risiko sisa (residual
risk) yang perlu dilakukan penilaian (assessment).
3. Memindahkan Risiko (Risk Transfer).
Sikap pemindahan risiko dilakukan dengan cara mengasuransikan risiko yang
dilakukan dengan memberikan sebagian atau seluruhnya kepada pihak lain. Usaha
atau pekerjaan yang risikonya tinggi dipindahkan kepada pihak yang mempunyai
kemampuan menangani dan mengendalikannya.
4. Menghindari Risiko (Risk Avoidance)
Sikap menghindari risiko adalah cara menghindari kerugian dengan menghindari
aktivitas yang tingkat kerugiannya tinggi. Menghindari risiko dapat dilakukan
dengan melakukan penolakan. Salah satu contoh penghindaran risiko pada proyek
konstruksi, adalah dengan memutuskan hubungan kontrak (breach of contract).
2.3. Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung
Pembangunan sentral parkir ditujukan untuk mengatasi masalah parkir dan
kemacetan yang semakin meningkat di kawasan Pasar Badung dan di sekitar Jalan
Gajah Mada. Dalam perkembangannya terjadi perubahan kebijakan mengenai
penanganan areal pelataran Pasar Badung. Pembangunan sentral parkir di Pasar
Badung merupakan suatu perencanaan secara holistik terhadap kawasan Pasar Badung
15
dan kawasan sekitarnya.
2.3.1. Tahap Awal Perencanaan
Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung ini pertama kali dicetuskan pada
Tahun 1997 melalui Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) terkait dalam hal ini
Dinas Pekerjaan Umum Kota Denpasar. Pembangunan Sentral Parkir ini awalnya
terdiri dari pembangunan parkir bertingkat di Pasar Payuk dan pembangunan parkir
basement di pelataran Pasar Badung. Pada tahap awal, Pemerintah Kota melalui
Dinas PU merencanakan parkir bertingkat yang terdiri dari tiga lantai di pojok
selatan Pasar Kumbasari atau Pasar Payuk yang disain awalnya dikerjakan oleh Tim
dari Universitas Udayana (Dokumen DED, CV. Unika Disain 2007).
2.3.2. Perencanaan dan Relokasi Pura Melanting Pasar Badung
Pembangunan sentral parkir di Pasar Badung ini sangat terkait dengan
lingkungan sekitar khususnya kawasan pelataran Pasar Badung. Sebelum
dilaksanakannya pembangunan sentral parkir, pemerintah melalui Dinas PU dan
berkoordinasi dengan pihak PD Pasar mengadakan relokasi Pura Melanting yang
pada awalnya terletak di sebelah selatan direlokasi ke pojok timur laut pelataran
pasar. Relokasi Pura Melanting ini diawali dengan pembuatan DED (Detail
Engineering Design) yang dikerjakan oleh CV. Unika Disain selaku konsultan
perencana dan pengawas pada Bulan April 2007. Tahap pelaksanaan dilakukan pada
Bulan Juni 2007 oleh PT. Riasen Yogi Artika dengan anggaran sebesar Rp.
551.300.000,00 (lima ratus lima puluh satu juta tiga ratus ribu rupiah) selama 90
(sembilan puluh) hari kalender (Dokumen DED, CV. Unika Disain 2007). Dalam
pelaksanaan relokasi Pura Melanting ini terdapat beberapa hal yang menghambat
pekerjaan diantaranya adanya perubahan disain mengenai tata letak bangunan-
bangunan pura setelah mendapat masukan dari pihak PD. Pasar, adanya kesalahan
perhitungan volume oleh konsultan perencana dan juga adanya pekerjaan tambah di
luar item pekerjaan yang tercantum dalam kontrak.
16
2.3.3. Renovasi Pasar Kumbasari
Rencana Pembangunan sentral parkir di pelataran Pasar Badung ini kembali
tertunda karena berbagai pertimbangan, termasuk diantaranya pertimbangan untuk
melakukan renovasi Pasar Kumbasari yang mengalami musibah kebakaran pada 2
Mei 2007. Renovasi Pasar Kumbasari ini dilaksanakan karena keadaan tak terduga
atau bencana (force majeur) yang dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap
perencanaan dan tahap pelaksanaan dan pengawasan.
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan dilakukan pembuatan DED yang dikerjakan oleh CV.
Unika Disain sebagai konsultan perencana dan pengawas pada Bulan Juni 2007
dengan anggaran sebesar Rp. 97.800.000,00 (sembilan puluh tujuh juta delapan
ratus ribu rupiah). Perencanaan ini diawali dengan pengujian kekuatan struktur oleh
tim Fakultas Teknik Universitas Udayana setelah mengalami kebakaran. Renovasi
dititikberatkan pada lantai dua sampai lantai lima termasuk penggantian struktur
atap. Pada tahap perencanaan ini konsultan perencana menghadapi permasalahan
yang menghambat perencanaan diantaranya tidak adanya as built drawing gedung
pasar yang terbakar yang menyulitkan perencana dalam melengkapi data awal,
banyaknya masukan-masukan yang beragam dari pihak-pihak terkait yang
menghambat proses disain dan juga terkendala karena adanya penolakan dari
pedagang mengenai disain baru dan rencana relokasi yang ditawarkan perencana
dalam presentasi-presentasi yang dilakukan.
2. Tahap Pelaksanaan dan Pengawasan
Pelaksanaan renovasi Pasar Kumbasari ini dilakukan pada Bulan November 2007
selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender. Pelaksanaan proyek dibagi
menjadi dua yaitu renovasi struktur dan arsitektur yang dilaksanakan oleh PT.
Agung Sarwa Luwih dengan anggaran sebesar Rp. 4.684.053.000,00 (empat miliar
enam ratus delapan puluh empat juta lima puluh tiga ribu rupiah). Sedangkan
renovasi mekanikal dan elektrikal dikerjakan oleh PT. Tea Kirana dengan anggaran
sebesar Rp. 2.079.800.000 (dua miliar tujuh puluh sembilan juta delapan ratus ribu
rupiah). Dalam tahap pelaksanaan dan pengawasan juga terdapat masalah-masalah
17
yang menghambat pekerjaan seperti sulitnya memasukkan material ke lokasi proyek
karena akses masuk ke Pasar Kumbasari relaitf sempit dan kegiatan perdagangan
yang padat, keterlambatan penyelesaian pekerjaan oleh kontraktor, metode
pekerjaan dan spesifikasi teknis yang tidak sesuai dengan rencana, kontraktor
kurang mematuhi masukan dan instruksi dari konsultan pengawas dan direksi,
kurangnya tenaga kerja yang menghambat penyelesaian pekerjaan dan lain-lain.
2.3.4. Pembangunan Parkir Bertingkat di Pasar Payuk
Pembangunan parkir bertingkat di Pasar Payuk diawali pada Tahun 2000
dengan perencanaan yaitu pembuatan DED yang disusun oleh Tim Fakultas Teknik
Universitas Udayana dengan perencanaan gedung parkir bertingkat toga lantai.
Dengan adanya berbagai pertimbangan, disain lama yang telah ada kemudian
dilakukan revisi untuk menyesuaikan dengan keadaan aktual. Revisi yang
dikerjakan oleh Dinas PU ini menghasilkan beberapa sub pekerjaan yaitu:
1. Pembuatan struktur parkir dan pasar.
2. Pembuatan jembatan kendaraan pada bagian selatan.
3. Pembuatan jembatan orang pada bagian utara.
4. Perbaikan gapura Pasar Kumbasari.
Pembangunan fisik parkir bertingkat di Pasar Payuk ini dilaksanakan dengan
anggaran sebesar Rp. 6.090.756.000,00 (enam miliar sembilan puluh juta tujuh ratus
lima puluh enam ribu rupiah). Pengerjaan pembangunan ini dilaksanakan selama
180 (seratus delapan puluh) hari kalender mulai Tanggal 15 Juli 2008 dengan
kontraktor pelaksana PT. Agung Sarwa Luwih dan CV. Asta Kosali sebagai
konsultan pengawas (Dokumen DED, CV. Unika Disain, 2008). Dalam
pembangunan Sentral Parkir Pasar Payuk terdapat masalah-masalah yang
menghambat pekerjaan. Kepadatan aktivitas perdagangan di lokasi pekerjaan
menjadi masalah yang menghambat pekerjaan, demikian juga halnya dengan
pekerjaan pemindahan gardu listrik milik PLN yang berlarut-larut dalam
penyelesaiannya menyebabkan pekerjaan terhambat. Masalah besar yang dihadapi
pada saat pembuatan pondasi jembatan terkendala akibat derasnya aliran sungai saat
18
banjir yang menghanyutkan semua tanggul dan perancah yang telah dipasang.
2.3.5. Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung
Setelah pembangunan sentral parkir di Pasar Payuk rampung pada awal Tahun
2009, pembangunan sentral parkir di pelataran Pasar Badung kembali dianggarkan
mengingat adanya sentral parkir di pasar payuk kurang memenuhi dari segi daya
tampung kendaraan. Pembangunan sentral parkir di Pasar Badung ini diawali
dengan penyusunan DED yang mencakup Kajian Teknis, Gambar Disain,
Spesifikasi Teknis dan Enginner Estimate. Pembuatan DED ini awalnya dikerjakan
oleh Tim Teknis Universitas Udayana. Dalam perkembangannya dilakukan review
DED terdahulu untuk menyesuaikan dengan keadaan terkini. Review DED ini
dikerjakan oleh CV. Unika Disain dengan kontak 640/1612.a/DPU yang dikerjakan
dari Tanggal 20 Oktober 2007 sampai 22 Desember 2007 dengan biaya Rp.
84.222.600,00 (delapan puluh empat juta dua ratus dua puluh dua ribu enam ratus
rupiah) yang bersumber dari dana APBD Perubahan Tahun Anggaran 2007. DED
yang dikerjakan oleh konsultan perencana dipresentasikan di hadapan Rapat dengan
Tim Teknis Dinas PU, Dinas Tata Ruang dan Perumahan, PD. Pasar, Sekretariat
Kota, Anggota DRRD, Tim Ahli Bangunan Gedung dan tokoh masyarakat terlebih
dahulu untuk penyempurnaan. Dalam disain ini dirancang sebuah bangunan parkir
dengan konsep basement yang terdiri dari satu lantai basement dengan daya
tampung kendaraan 60 mobil dan lantai dasar dengan daya tampung 80 mobil.
Dalam perhitungan kosultan perencana, pelaksanaan proyek ini akan terlaksana
dengan perkiraan biaya Rp. 7.208.750.000,00 (tujuh miliar dua ratus delapan juta
tujuh ratus lima puluh ribu rupiah). Dalam rancangan DED, pihak konsultan
perencana telah memperhitungkan pemanfaatan lahan yaitu lebih memilih alternatif
satu lantai basement ke bawah daripada dua lantai basement seperti rencana awal.
Disain juga dilengkapi dengan exhaust fan untuk menghindari udara pengap di
lantai basement. Pengerjaan fisik bangunan dijadwalkan akan dilaksanakan pada
pertengahan Tahun 2010 (Dokumen DED, CV. Unika Disain 2010).
19
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini secara umum dilakukan dengan metode deskriptif kualitaif untuk
dapat memberikan suatu deskripsi yang akurat dan sistematik tentang sesuatu keadaan
dan hubungan yang terjadi antar keadaan yang diteliti. Metode yang akan digunakan
berupa penelitan lapangan dengan berpedoman kepada kajian pustaka dan data-data
penunjang yang ada. Permasalahan yang ada sesuai dengan lingkup pembahasan
diperoleh dengan metode wawancara dan survey untuk mendapatkan pendapat atau
opini dari responden dan expert mengenai kemungkinan-kemungkinan risiko yang
akan terjadi. Metode wawancara dan survey yang akan dilakukan ini dititikberatkan
pada instansi-instansi yang terlibat dan memiliki peranan serata sebagai penentu
kebijakan dalam Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini difokuskan pada Kawasan Sentral Parkir di Pasar
Badung dan terkait dengan instansi yang menjadi Tim Teknis dan jajaran SKPD
(Satuan Kerja Perangkat Daerah), termasuk juga pihak konsultan perencana. Waktu
penelitian ini adalah bulan Maret 2010 – Mei 2010.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini diperlukan data yang jenis dan sumbernya
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Data Primer
Data primer diperoleh dengan mengadakan wawancara, brainstorming,
pengamatan lapangan dengan pihak-pihak yang berkompeten dan berpengalaman
(expert). Untuk mengetahui pendapat dan penilaian responden terhadap
identifikasi dan pendapatnya dalam menghadapi risiko dilakukan dengan cara
memberikan kuesioner yang dipandu dalam pengisiaannya.
20
2. Data Sekunder
Data sekunder didapatkan dari literatur, jurnal, paper, Gambar DED, RAB, RKS,
kontrak kerja dan penelitian-penelitian terdahulu yang dapat dijadikan pedoman
untuk memperoleh identifikasi risiko awal yang akan dipadukan dengan data
primer. Penelitian terdahulu yang dipakai antara lain penelitian dari Oka Suputra
(2005), Kristinayanti (2005) dan Adi Sudiatmika (2010).
3.4 Instrumen Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data dan informasi baik data
primer ataupun data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan strategi
survey menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Sedangkan untuk
pengumpulan data sekunder menggunakan instrumen check list berupa daftar variabel
yang datanya akan dikumpulkan.
3.4.1 Pembuatan Kuesioner
Menurut Riduwan (2008) kuesioner atau angket adalah daftar pertanyaan yang
diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon (responden) sesuain
dengan permintaan pengguna. Tujuan dari penyebaran kuesioner adalah mencari
informasi lengkap mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa khawatir bila
responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian
daftar pertanyaan. Dalam penelitian ini digunakan bentuk kuesioner semi tertutup
dengan pertanyaan terstruktur untuk menjawab pertanyaan berdasarkan pilihan yang
tersedia terkait skala likehood (kemungkinan) dan consequences (dampak). Selain itu
juga terdapat pertanyaan yang memberi kemungkinan untuk menambah risiko yang
belum teridentifikasi. Kuesioner ini akan diberikan kepada pihak yang berkompeten
dan terlibat dalam Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung.
Untuk melakukan penilaian terhadap kemungkinan terjadinya hal-hal yang
menimbulkan kerugian dapat didefinisikan sebagai berikut (Godfrey, 1996):
21
TINGKAT FREKUENSI SKALA
Sangat sering 5
Sering 4
Kadang-kadang 3
Jarang 2
Sangat jarang 1
Pengukuran besarnya pengaruh variabel risiko terhadap kegiatan
Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung, menggunakan skala sebagai berikut
(Godfrey, 1996):
TINGKAT
KONSEKUENSI SKALA
Sangat besar 5
Besar 4
Sedang 3
Kecil 2
Sangat kecil 1
(Sumber: Oka Suputra, 2003, Pengembangan dari Godfrey, 1996)
Tabel 3.1 Skala Kemungkinan (Likehood)
(Sumber: Oka Suputra, 2003, Pengembangan dari Godfrey, 1996)
Tabel 3.2 Skala Konsekuensi (Consequences)
22
3.4.2 Analisis Reliabilitas dan Validitas
Instrumen penelitian harus berkualitas yang sudah distandarkan sesuai dengan
teknik pengujian validitas dan reliabilitas. Adapun pengujian validitas dan reliabilitas
dapat dijelaskan sebagai berikut (Riduwan, 2008):
1. Pengujian Validitas Instrumen
Dalam pengujian validitas dengan menguji validitas konstruksi dapat
digunakan pendapat dari para ahli (judgement experts). Setelah instrumen
dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur berdasarkan teori tertentu,
maka selanjutnya dikonstruksikan dengan para ahli dengan cara dimintai
pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun (Riduwan, 2008). Instrumen
yang telah disetujui para ahli tersebut dicobakan pada sampel dari mana populasi
diambil. Setelah data didapat dan ditabulasikan, maka pengujian validitas
konstruksi dilakukan dengan analisis faktor yang mengkorelasikan antara skor
item instrumen (Sugiyono, 1999). Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih
dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan
dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang
merupakan jumlah skor tiap butir dengan rumus Pearson Product Moment.
2. Pengujian Reliabilitas Instrumen
Metode pengujian reliabilitas instrumen ini dapat dilakukan dengan
berbagai cara antara lain (Riduwan, 2008):
a. Metode Belah Dua (Split Half Method)
Metode belah dua menggunakan sebuah tes dan dicobakan satu kali (single
test-single trial method). Pada waktu membelah dua dan mengkorelasikan
kedua belahan, baru diketahui reliabilitas setengah tes saja. Untuk
mengetahui reliabilitas seluruh tes maka digunakan rumus Spearman Brown.
Ket:
r11 = Koefisien reliabilitas internal seluruh item
rb = Koefisien Product Moment antara belahan
r11 = 2.rb
1 + rb
23
b. Metode Kuder Richardson-20 (KR-20)
Metode KR-20 ini berguna untuk mengetahui reliabilitas dari seluruh tes
untuk item pertanyaan atau pernyataan yang menggunakan jawaban benar
(Ya) atau salah (Tidak). Bila benar bernilai = 1 dan jika salah bernilai = 0
c. Metode Alpha
Metode ini untuk mencari reliabilitas internal yaitu menganalisis reliabilitas
alat ukur dari satu kali pengukuran, rumus Alpha sebagai berikut:
Pada penelitian ini, pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan dengan
bantuan program SPSS.
3.4.3 Penerimaan Risiko (Risk Acceptability)
Tahap selanjutnya adalah dilakukan analisis tingkat penerimaan risiko (risk
acceptability) yang tergantung pada nilai risk yaitu hasil perkalian antara
kecenderungan (likelihood) dengan konsekuensi (consequences) risiko. Menurut
Godfrey (1996) penilaian tingkat penerimaan risiko (assessment of risk acceptability)
adalah sebagai berikut :
Tabel 3.4 Assessment of Risk Acceptability
ASSESSMENT OF RISK ACCEPTABILITY
CONSEQUENCE
LIKELIHOOD
Catastropic
(5)
Critical
(4)
Serious
(3)
Marginal
(2)
Negligible
(1)
Frequent (5) Unacceptable Unacceptable Unacceptable Undesirable Acceptable
Probable (4) Unacceptable Unacceptable Undesirable Undesirable Acceptable
Occasional (3) Unacceptable Undesirable Undesirable Acceptable Acceptable
Remote (2) Undesirable Undesirable Acceptable Acceptable Neglegible
r11 = k
k-1
ΣS1
St 1 - [ [ ] ]
Ket:
r11 = Nilai Reliabilitas
S1 = Jumlah varian skor tiap-tiap item
St = Varian total
k = Jumlah item
24
Improbable (1) Acceptable Acceptable Acceptable Neglegible Neglegible
Key: Description Guidance
Unacceptable Tidak dapat diterima, harus dihilangkan atau ditransfer
Undesirable Tidak diharapkan, harus dihindari
Acceptable Dapat diterima
Neglegible Diterima sepenuhnya
(Sumber : Suputra, 2005; pengembangan dari Godfrey, 1996)
Dengan pertimbangan tingkat penerimaan risiko dan nilai dari skala
likehood dan consequences, maka skala penerimaan risiko dapat dirumuskan
seperti tabel di bawah ini:
Dari hasil skala penerimaan risiko ini dilakukan suatu evaluasi terhadap risiko
yang telah diidentifikasi berdasarkan kuesioner. Risiko yang bersifat
unacceptable dan undesirable memerlukan tindakan mitigasi.
3.4.4 Penilaian Kepemilikan Risiko
Kepemilikan tanggung jawab risiko (ownership of risk) dialokasikan
dengan prinsip-prinsip yang telah dikembangkan oleh Flanagan dan Norman
(1993) diantaranya:
Skala Penerimaan Risiko
Unacceptable x ≥ 15
Undesirable 5 ≤ x < 15
Acceptable 3 ≤ x < 5
Negligible x < 3
Tabel 3.5 Skala Penerimaan Risiko
(Sumber: Oka Suputra, 2003, Pengembangan dari Godfrey, 1996)
25
1. Pihak-pihak mana yang mempunyai kontrol terbaik terhadap kejadian yang
menimbulkan risiko.
2. Pihak mana yang dapat menangani apabila risiko tersebut muncul.
3. Pihak mana yang mengambil tanggung jawab jika risiko tidak terkontrol.
4. Jika risiko di luar kontrol semua pihak, maka diasumsikan sebagai risiko bersama.
3.5 Kerangka Konsep Penelitian
Dalam penelitian ini dilakukan analisis risiko pada Pembangunan Sentral Parkir
di Pasar Badung. Untuk kelengkapan data diambil dari data primer yang diperoleh dari
wawancara dengan pihak yang terlibat dan berkompeten serta melakukan pengamatan
di lapangan. Data ini kemudian dijadikan pedoman dalam penyusunan kuesioner
tentang identifikasi risiko dan pengaruhnya pada Pembangunan Sentral Parkir di Pasar
Badung ini. Data sekunder diperoleh dari literatur, jurnal (termasuk e-journal dari
internet) dan penelitian-penelitian terdahulu.
Berdasarkan data primer dan sekunder disusun kuesioner untuk
mengidentifikasi risiko yang mungkin terjadi. Kemudian dilanjutkan dengan
melakukan analisis tingkat penerimaan risiko (risk acceptability) dari hasil perkalian
skala kemungkinan (likehood) dengan konsekuensi (consequences) risiko. Dari hasil
penerimaan risiko ini kemudian dilakukan evaluasi untuk mengetahui risiko yang
bersifat unacceptable dan undesirable untuk menentukan tindakan mitigasi.
Selanjutnya dilakukan analisis untuk menentukan kepemilikan tanggung jawab risiko
sehingga akan diketahui pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan
penanganan.
Langkah-langkah penelitian dapat dilihat dalam skema di bawah ini.
26
Gambar 3.1. Kerangka Penelitian
Ide Penelitian dan Survey
Pendahuluan
Identifikasi Risiko
Klasifikasi Risiko
Survey dan Pengumpulan Data
DATA SEKUNDER - Gambar DED Sentral Parkir di Pasar Badung,
termasuk RAB dan RKS.
- Dokumen kontrak perencanaan Sentral Parkir
di Pasar Badung.
DATA PRIMER - Wawancara dengan pihak yang
berkompeten yaitu pihak konsultan
perencana.
- Melakukan pengamatan pada site yaitu
pelataran parkir Pasar Badung.
- Kuesioner.
Analisis Data
Risiko
Simpulan dan
Saran
Pemilihan Tidakan
Mitigasi
Penilaian Kepemilikan
Tanggung Jawab Risiko
Uji Validitas dan Reliabilitas
Instrumen Penelitian
Studi Literatur - Literatur tentang manajemen risiko.
- Penelitian-penelitian terdahulu yang dijadikan referensi seperti
”Analisis Risiko pada Pembangunan Pusat Pemerintahan Kabupaten
Badung” oleh I Wayan Adi Sudiatmika dan ”Manajemen Risiko pada
Pelaksanaan Pembangunan DSDP di Denpasar” oleh I G. N. Oka
Suputra.
27
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Identifikasi Risiko pada Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung
Identifikasi risiko-risiko yang terjadi dalam Pembangunan Sentral Parkir di
Pasar Badung diperoleh dengan merujuk pada penelitian sejenis dan melakukan
pengamatan langsung di lapangan. Selain itu juga dilakukan brainstorming dengan
pihak-pihak terkait dan memiliki kompetensi memberikan masukan terhadap risiko-
risiko yang terjadi dalam Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung mulai dari
tahap perencanaan, pelaksanaan dan operasional. Risiko-risiko yang teridentifikasi
dalam Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung dapat dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 4.1 Identifikasi Risiko Berdasarkan Aktivitas dan Sumber Risiko Pada Tahap
Pelaksanaan
No Aktivitas No.
Risiko Identifikasi Risiko
Kategori
Sumber
Risiko
A Persiapan pekerjaan dan
pengukuran lapangan
1 Mundurnya SPMK rencana
akibat terjadinya tender ulang
dan sanggahan banding yang
terjadi pada proyek
Proyek
2 Pengukuran lapangan (uitzet)
untuk menentukan posisi, titik,
garis dan ketinggian tidak sesuai
gambar.
Proyek
3 Pengukuran dilakukan secara
manual tanpa pesawat ukur
(teodolit).
Proyek
4 Adanya perbedaan interpretasi
dokumen kontrak antara owner
dengan kontraktor.
Proyek
28
Ketidaksesuaian antara volume
pekerjaan di dalam BQ dan
kondisi di lapangan.
Proyek
6 Ketidaksesuaian gambar dan
spesifikasi teknis. Teknis
7 Perbedaan hasil pengukuran
kualitas dan kuantitas pekerjaan
dengan kondisi aktual di
lapangan.
Teknis
8 Adanya perubahan disain akibat
penyesuaian dengan kondisi di
lapangan.
Teknis
B Relokasi pedagang
selama masa pelaksanaan
pekerjaan
9 Adanya penolakan dari para
pedagang yang akan direlokasi
dengan adanya pembangunan
Sentral Parkir.
Politis
C Penggunaan alat-alat
berat selama pelaksanaan
pekerjaan
10 Terjadinya kontaminasi tanah,
polusi dan kebisingan yang
mengganggu selama
pelaksanaan Pembangunan
Sentral Parkir di Pasar Badung.
Lingkungan
11 Sulitnya akses masuk bagi alat
berat yang akan digunakan
selama pelaksanaan proyek.
Lingkungan
12 Peralatan yang digunakan
terutama alat berat dan
kendaraan pengangkut tanah sisa
galian tidak mencukupi sehingga
menghambat pekerjaan.
Teknis
13 Terjadinya kecelakaan akibat
penggunaan alat berat. K3
D Pelaksanaan penggalian
untuk lantai basement
14 Adanya kerusakan bangunan
sekitar akibat pengerjaan proyek,
khususnya Pura Melanting yang
sangat berdekatan dengan lokasi.
Lingkungan
29
15 Kurangnya rambu-rambu K3
yang dapat menyebabkan
kecelakaan terutama bahaya
terjatuh pada saat penggalian
basement.
K3
16 Kurangnya rambu-rambu K3
yang dapat menyebabkan
kecelakaan terutama bahaya
terjatuh pada saat penggalian
basement.
K3
17 Muka air tanah yang tinggi yang
dapat menyebabkan longsoran
tanah pada galian basement.
Alami
18 Terganggunya pekerjaan karena
kegiatan pasar yang tidak pernah
berhenti sepanjang hari.
Alami
19 Adanya rembesan air Tukad
Badung selama pengerjaan
proyek, khususnya pada saat
pengerjaan lantai basement.
Alami
20 Adanya ceceran tanah bekas
galian pada saat pengangkutan
keluar lokasi proyek
Proyek
E Pembangunan pondasi
bored-pile sebagai
pengaman bangunan
21 Adanya kerusakan bangunan
sekitar terutama Pura Melanting
akibat proses konstruksi
khususnya saat pekerjaan
pondasi bored-pile.
Proyek
F Penyediaan material yang
akan digunakan selama
pelaksanaan pekerjaan
22 Terjadinya eskalasi atau
kenaikan harga bahan bangunan
selama masa perencanaan dan
pelaksanaan proyek.
Ekonomi
30
23 Terjadinya kenaikan harga
bahan bakar minyak selama
masa pelaksanaan pekerjaan
yang akan mempengaruhi
kinerja proyek
Ekonomi
24 Keterlambatan pengiriman
material yang mengurangi
kinerja pekerjaan.
Proyek
25 Kontraktor tidak mengajukan
contoh material untuk disetujui
terlebih dahulu oleh konsultan
pengawas.
Proyek
26 Pengadaan material yang tidak
sesuai dengan spesifikasi teknis. Proyek
27 Terdapat material yang sudah
tidak diproduksi kembali. Proyek
28 Hilangnya material dan
peralatan kerja selama
berlangsungnya proyek.
Kriminal
G Pengaturan lalu lintas
kendaraan dan bahan
keluar masuk lokasi
proyek
29 Terganggunya kelancaran
pekerjaan akibat tingginya
tingkat kepadatan lalu lintas di
sekitar lokasi pembangunan.
Lingkungan
30 Adanya keluhan dari warga
akibat terganggunya aktivitas
mereka termasuk kemacetan
yang terjadi.
Manusiawi
31 Terganggunya kegiatan
perekonomian di Pasar Badung
pada saat pelaksanaan proyek.
Manusiawi
32 Opini masyarakat yang apatis
terhadap pembangunan Sentral
Parkir di Pasar Badung.
Politis
31
H Pelaksanaaan pekerjaan
struktur utama bangunan
dan pekerjaan arsitektural
33 Adanya kerusakan pada
bangunan selama pengerjaan
proyek akibat bencana alam
(force majeur/kahar).
Alami
34 Terhambatnya pekerjaan akibat
cuaca (hujan). Alami
35 Pekerjaan yang dilaksanakan
kontraktor tidak sesuai dengan
gambar dan spesifikasi teknis.
Proyek
36 Adanya perubahan disain yang
berakibat pada terhambatnya
prestasi pengerjaan proyek.
Proyek
37 Adanya perubahan spesifikasi
teknis yang mengganggu
pelaksanaan proyek.
Proyek
38 Kontraktor tidak mengajukan
request dan shop drawing kepada
konsultan supervisi sebelum
melaksanakan suatu pekerjaan.
Proyek
39 Kurangnya kualitas pekerjaan
karena lemahnya pengawasan
lapangan.
Proyek
40 Kurangnya kualitas pekerjaan
karena tidak mengikuti dan
melaksanakan masukan dan
instruksi dari pengawas
lapangan.
Proyek
41 Tenaga kerja yang diperlukan
kurang mencukupi. Proyek
42 Tenaga kerja yang ditugaskan
tidak sesuai dengan
kualifikasinya.
Proyek
43 Koordinasi antara kontraktor,
konsultan perencana, konsultan Proyek
32
pengawas dan owner kurang
berjalan dengan baik.
44 Terjadinya keterlambatan
penyelesaian proyek. Proyek
45 Produktivitas pekerja yang
rendah. Manusiawi
46 Keterlambatan kedatangan
tenaga kerja akibat libur hari
raya.
Manusiawi
47 Kelelahan akibat banyaknya
pekerjaan yang dilakukan secara
lembur.
Manusiawi
48 Pemogokan oleh tenaga kerja. Manusiawi
49 Adanya pekerja yang sakit atau
mengalami kecelakaan. Manusiawi
50 Kurangnya pengamanan di
lokasi proyek. K3
51 Terjadinya perusakan fasilitas
proyek. K3
52 Adanya pungutan liar yang
dilakukan preman. K3
53 Adanya penggunaan dana di luar
yang tercantum dalam kontrak. K3
54 Kondisi kesehatan pekerja yang
kurang terjamin di lokasi proyek. K3
55 Pekerja tidak menggunakan alat
keselamatan pada saat bekerja. K3
56 Kurangnya fasilitas sanitasi pada
areal penampungan tenaga kerja. K3
I Penyesuaian volume
pekerjaan di lapangan
57 Pekerjaan tambah yang lebih
besar dari 10%. Proyek
58 Adanya perbedaan perhitungan
volume pekerjaan yang telah
dikerjakan antara kontraktor dan
konsultan pengawas.
Proyek
33
J Pembayaran pekerjaan 59 Adanya keterlambatan
pembayaran termin oleh owner
kepada pihak konsultan
perencana, konsultan pengawas
dan kontraktor.
Keuangan
60 Keterlambatan pembayaran oleh
kontraktor utama kepada pihak
sub kontraktor.
Keuangan
61 Keterlambatan pembayaran
opname pekerjaan dari
kontraktor ke Mandor.
Keuangan
K Pelaksanaan pekerjaan
mekanikal dan elektrikal
62 Kekurangan pasokan daya listrik
yang tersedia di lapangan Proyek
63 Kurang terawatnya instlasi
listrik dan hidran eksisting
sehingga menyulitkan dalam
penyambungan/connecting.
Proyek
L Staf. Teknis di Lapangan 64 Banyaknya pekerjaan yang
dirangkap oleh satu orang. Teknis
65
Terjadi pergantian susunan
personil akibat resign, pindah
proyek, dan tidak ada
perpanjangan kontrak.
Teknis
65
Kehilangan data akibat virus dan
kerusakan komputer. Teknis
Sumber: Wawancara dan penelitian sejenis
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, risiko yang teridentifikasi pada Pembangunan
Sentral Parkir di Pasar Badung sebanyak 65 (enam puluh lima) risiko. Menurut kategori
sumber risiko, risiko terbanyak adalah risiko proyek (project risk), yaitu sebanyak 25
(dua puluh lima) risiko atau 38,46% dari keseluruhan risiko yang teridentifikasi.
Prosentase jumlah risiko dapat dijelaskan pada Tabel 4.2
34
Tabel 4.2 Prosentase Jumlah Risiko Berdasarkan Sumber Risiko
NO RISIKO JUMLAH (%)
1 Politis 2 3,03
2 Proyek 25 37,88
3 Teknis 7 10,61
4 Lingkungan 4 6,06
5 K3 10 15,15
6 Alami 5 7,58
7 Ekonomi 2 3,03
8 Kriminal 1 1,52
9 Manusiawi 7 10,61
10 Keuangan 3 4,55
66 100
Sumber: Hasil analisis
4.2. Frekuensi dan Modus Jawaban Responden
4.2.1 Jawaban Responden Terhadap Kemungkinan (Likehood)
Hasil jawaban responden mengenai kemungkinan (likehood) risiko sesuai
dengan skala penilaian dapat dijelaskan dalam Lampiran 1. Representasi jawaban
responden terwakili oleh nilai modusnya.
Dari data yang tersusun dalam Lampiran 1 mengenai modus jawaban responden
terhadap kemungkinan (likehood) risiko adalah sebagai berikut:
1. Frekuensi skala 1 (sangat jarang) : 1
2. Frekuensi skala 2 (jarang) : 25
3. Frekuensi skala 3 (kadang-kadang) : 32
4. Frekuensi skala 4 (sering) : 8
5. Frekuensi skala 5 (sangat sering) : 0
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa frekuensi terjadinya risiko pada skala 3
(kadang-kadang) paling banyak muncul.
35
4.2.2 Jawaban Responden Terhadap Pengaruh (Consequences)
Hasil jawaban responden mengenai konsekuensi (consequences) risiko sesuai
dengan skala penilaian dapat dijelaskan dalam Lampiran 1. Representasi jawaban
responden terwakili oleh nilai modusnya.
Dari data yang tersusun dalam Lampiran 1 mengenai modus jawaban responden
terhadap konsekuensi (consequences) risiko adalah sebagai berikut:
1. Konsekuensi skala 1 (sangat kecil) : 0
2. Konsekuensi skala 2 (kecil) : 4
3. Konsekuensi skala 3 (sedang) : 21
4. Konsekuensi skala 4 besar) : 39
5. Konsekuensi skala 5 (sangat besar) : 2
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa semua risiko mempunyai pengaruh
atau konsekuensi terhadap proyek Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung.
4.3. Penilaian Responden terhadap Risiko pada Pembangunan Sentral Parkir di
Pasar Badung
Tingkat penerimaan risiko pada Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung ini
dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Unacceptable (tidak dapat diterima)
2. Undesirable (tidak diharapkan)
3. Acceptable (dapat diterima)
4. Negligible (dapat diabaikan)
Berdasarkan skala penerimaan tersebut, nilai risiko dan penerimaan risiko
(acceptability of risk) pada Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung dapat
dijelaskan pada Lampiran 1.
Penilaian risiko dilakukan dengan mengalikan kemungkinan (likehood) dan
pengaruh (consequences) seperti yang terlihat pada Lampiran 1. Berdasarkan hasil
36
perkalian tersebut diperoleh nilai risiko untuk dapat menentukan tingkat penerimaan
risiko (acceptability of risk). Hasil penerimaan risiko dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Unacceptable (tidak dapat diterima) : 6 risiko
2. Undesirable (tidak diharapkan) : 56 risiko
3. Acceptable (dapat diterima) : 4 risiko
4. Negligible (dapat diabaikan) : 0 ri
5.
4.4. Uji Validitas Dan Reliabilitas
Uji validitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan korelasi Bivariate
Pearson (Produk Momen Pearson) dan Corrected Item-Total Correlation (Priyanto,
2008). Uji validitas ini dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung SPSS dengan
nilai r tabel product moment. Berdasarkan uji 2 sisi (2-tailed) dengan taraf signifikansi
0.05 maka diperoleh nilai r tabel untuk 15 responden adalah 0.514.
Berdasarkan uji validitas dengan SPSS for Windows ver. 16 dengan teknik
analisis Bivariate Pearson, diperoleh nilai koefisien korelasi setiap item pertanyaan
bervariasi nilainya melebihi 0.514 (nilai r tabel, 2-tailed dengan signifikansi 0.05)
maka dapat disimpulkan bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner berkorelasi
signifikan dengan skor total sehingga dapat disimpulkan bahwa item-item tersebut
valid.
37
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Identifikasi Sumber Risiko
Identifikasi risiko menurut Godfrey (1996) adalah bersumber dari aktivitas. Jenis
sumber risiko berdasarkan aktivitas antara lain politis, perencanaan, proyek, teknis,
lingkungan, K3, alami, ekonomi, kriminal, manusia dan keuangan. Dalam proyek
Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung ini teridentifikasi sumber risiko-risiko
berdasarkan aktivitas yang dapat dilihat pada gambar diagram di bawah ini
Berdasarkan gambar diagram di atas dapat dijelaskan bahwa dari 66 (enam puluh
enam) risiko yang teridentifikasi, terlihat risiko yang bersumber dari proyek jumlahnya
paling banyak yaitu 25 (dua puluh lima) risiko (38,46%). Jumlah risiko terbanyak
bersumber dari aktivitas proyek yang menunjukkan bahwa risiko-risiko khususnya
pada tahap pelaksanaan lebih banyak muncul karena sangat erat kaitannya dengan
teknis pekerjaan di lapangan dengan kendala-kendala karena sangat dekat
bersinggungan dengan lingkungan sekitar proyek beserta segala aktivitasnya.
Politis, 2
Proyek, 25
Teknis, 7
Lingkungan, 4
K3, 9
Alami, 5
Ekonomi, 2
Kriminal, 2Manusiawi, 7
Keuangan, 3
Gambar 5.1 Jumlah Risiko Berdasarkan Sumber Risiko
38
5.2 Analisis Penilaian Responden terhadap Risiko Pembangunan Sentral
Parkir di Pasar Badung
Analisis data untuk mengetahui risiko yang signifikan pada Pembangunan
Sentral Parkir di Pasar Badung dilakukan dengan analisis statistik berdasarkan
kemungkinan (likehood) dan pengaruh (consequences) yang teridentifikasi dari
penilaian responden melalui kuesioner. Frekuensi penilaian responden terhadap
kemungkinan terjadinya risiko (likehood) terlihat dalam diagram di bawah ini.
Dari modus jawaban responden seperti gambar diagram di atas dapat disimpulkan
bahwa:
1. Frekuensi skala 1 (sangat jarang) : 1 (2%)
2. Frekuensi skala 2 (jarang) : 25 (38%)
3. Frekuensi skala 3 (kadang-kadang) : 32 (48%)
4. Frekuensi skala 4 (sering) : 8 (12%)
5. Frekuensi skala 5 (sangat sering) : 0 (0%)
Berdasarkan data di atas bahwa jawaban responden terhadap kemungkinan terjadinya
risiko cenderung pada frekuensi skala 3 (kadang-kadang). Hal ini menunjukkan bahwa
2%
38%
48%
12%
0%
Sangat Jarang
Jarang
Kadang-kadang
Sering
Sangat sering
Gambar 5.2 Frekuensi Kemungkinan (Likehood) Risiko
39
risiko-risiko yang teridentifikasi adalah kadang-kadang terjadi baik pada tahap
perencanaan, pelaksanaan maupun operasional. Untuk skala 1 (sangat jarang),
responden berpendapat terdapat satu risiko yang teridentifikasi sangat jarang terjadi
yaitu Adanya perubahan spesifikasi teknis yang mengganggu pelaksanaan proyek.. Hal
ini menunjukkan bahwa menurut pihak-pihak yang dijadikan responden, adanya
perubahan spesifikasi teknis yang menggangu pelaksanaan proyek jarang terjadi pada
proyek pemerintah. Demikian juga halnya dengan skala 5 (sangat sering) yang
menunjukkan jawaban responden tidak ada diantara risiko yang teridentifikasi sangat
sering terjadi.
Dari modus jawaban reponden seperti gambar diagram di atas dapat disimpulkan
bahwa:
1. Konsekuensi skala 1 (sangat kecil) : 0 (0%)
2. Konsekuensi skala 2 (kecil) : 4 (6%)
3. Konsekuensi skala 3 (sedang) : 21 (32%)
4. Konsekuensi skala 4 (besar) : 39 (59%)
5. Konsekuensi skala 5 (sangat besar) : 2 (3%)
0%
6%
32%
59%
3%
Sangat kecil
Kecil
Sedang
Besar
Sangat besar
Gambar 5.2 Frekuensi Kemungkinan (Likehood) Risiko
40
Berdasarkan data di atas bahwa jawaban responden terhadap pengaruh terjadinya risiko
paling banyak pada frekuensi skala 4 (besar). Hal ini menunjukkan bahwa risiko yang
teridentifikasi memberikan pengaruh besar terhadap proyek. Untuk skala 1 (sangat
kecil), responden berpendapat tidak ada risiko yang memiliki pengaruh sangat kecil.
Sedangkan untuk jawaban dengan skala 5 (sangat besar), responden menilai ada dua
risiko yang memiliki pengaruh yang sangat besar pada proyek. Salah satu risiko yang
berpengaruh sangat besar pada proyek adalah Adanya keterlambatan pembayaran
termin oleh owner kepada pihak konsultan perencana, konsultan supervisi dan
kontraktor. Keterlambatan ini berpengaruh pada cashflow proyek, sehingga pembelian
material dan pembayara tenaga bisa terlambat yang berpengaruh secara langsung pada
waktu pelaksanaan proyek itu sendiri. Risiko lain yang berpengaruh signifikan dan
besar pada proyek adalah Adanya bahaya longsoran tanah pada saat penggalian lantai
basement. Adanya longsoran selain menghambat pelaksanaan proyek juga
membahayakan keselamatan pekerja.
5.3 Risiko-risiko Dominan (Major Risk)
Risiko-risiko yang bersifat dominan (major risk) adalah risiko-risiko yang
termasuk kategori unacceptable (risiko yang tidak dapat diterima) dan risiko-risiko
yang termasuk kategori undesirable (risiko yang tidah diharapkan). Risiko-risiko ini
merupakan risiko dengan risk acceptability nilai perkalian likehood dan consequences
sama dengan atau di atas 5 (lima). Keberadaan risiko-risiko dominan (major risk) akan
berpengaruh besar pada Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung. Dalam tingkat
penerimaan risiko dapat dilihat bahwa risiko dominan besarnya 93.94%. Prosentase
risiko-risiko dominan yang cukup besar menunjukkan banyak risiko-risiko yang tidak
dapat diterima dalam proyek pada tahap pelaksanaan yang dapat menghambat dan
memberi dampak negatif dalam pembangunan sentral parkir. Risiko-risiko dominan ini
harus mendapatkan perhatian khusus dari pihak-pihak berkompeten yang memiliki
tanggung jawab terhadap terjadinya risiko untuk dapat dilakukan tindakan mitigasi
agar dapat mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dari risiko yang terjadi.
41
Berdasarkan gambar diagram tingkat penerimaan risiko di atas dapat dijelaskan
persentase tingkat penerimaan risiko adalah sebagai berikut:
6. Unacceptable (tidak dapat diterima) : 6 risiko
7. Undesirable (tidak diharapkan) : 56 risiko
8. Acceptable (dapat diterima) : 4 risiko
9. Negligible (dapat diabaikan) : 0 risiko
Dari data dan prosentase di atas, dapat dijabarkan mengenai risiko-risiko dominan
(major risk) yang teridentifikasi yaitu risiko dengan kategori unacceptable dan
undesirable.
5.4 Distribusi Penerimaan Risiko untuk Setiap Sumber Risiko
Berdasarkan analisis modus penilaian responden terhadap risiko berdasarkan
sumber risiko, dapat dijabarkan distribusi penerimaan risiko (risk acceptability) seperti
dalam Tabel 5.1.
9%
85%
6%
0%
Unacceptable
Undesirable
Acceptable
Negligible
SUMBER IDENTIFIKASI TINGKAT PENERIMAAN RISIKO (Risk Acceptability)
RISIKO RISIKO Unacceptable Undesirable Acceptable Negligible
Gambar 5.4 Tingkat Penerimaan Risiko (Risk Acceptability)
Tabel 5.1 Distribusi Penerimaan Risiko untuk Setiap Sumber Risiko
42
Dari tabel dapat dilihat risiko yang termasuk kategori tidak dapat diterima
(unacceptable) sebanyak 9 (sembilan) risiko (9.47%). Risiko dengan nilai penerimaan
risiko yang tinggi diantaranya adalah kurangnya koordinasi antar instansi dalam
pengambilan keputusan yang mempengaruhi pengerjaan proyek, adanya perubahan
disain akibat kebijakan dan masukan dari pihak-pihak yang terkait dengan
pembangunan sentral parkir, terjadinya eskalasi harga bahan bangunan, terganggunya
kegiatan perekonomian di Pasar Badung pada saat pelaksanaan proyek, adanya
kerusakan bangunan akibat bencana alam (force majeur), tenaga kerja yang tidak
mencukupi, terjadinya keterlambatan penyelesaian proyek, keterlambatan kedatangan
tenaga kerja akibat libur hari raya dan terjadinya kemacetan di sekitar sentral parkir
karena pengaturan arus keluar masuk kendaraan yang kurang baik. Hasil penelitian ini
berbeda dengan penelitian terdahulu oleh Kristinayanti (2005) tentang Manajemen
Risiko pada Investasi Hotel Bintang Tiga di Bali yang menemukan risiko dengan
tingkat penerimaan yang tinggi adalah masalah sosial (lingkungan sekitar) seperti
peraturan desa adat setempat (awig-awig dan kontribusi) dan tekanan dari masyarakat
setempat. Sedangkan penelitian Sudiatmika (2010) menunjukkan bahwa perubahan
lahan persawahan (kawasan hijau) menjadi lahan perumahan/komersial di sekitar PPK
Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %
Politis 2.00 3,03 1 1,52
1 1,52
0 0,00
0 0,00
Proyek 25.00 37,88 1 1,52
22 33,33
2 3,03
0 0,00
Teknis 7.00 10,61 1 1,52
6 9,09
0 0,00
0 0,00
Lingkungan 4.00 6,06 0 0,00
4 6,06
0 0,00
0 0,00
K3 10.00 15,15 2 3,03
8 12,12
0 0,00
0 0,00
Alami 5.00 7,58 0 0,00
4 6,06
1 1,52
0 0,00
Ekonomi 2.00 3,03 0 0,00
2 3,03
0 0,00
0 0,00
Kriminal 1.00 1,52 0 0,00
1 1,52
0 0,00
0 0,00
Manusiawi 7.00 10,61 0 0,00
6 9,09
1 1,52
0 0,00
Keuangan 3.00 4,55 1 1,52
2 3,03
0 0,00
0 0,00
Jumlah 66.00 100 6 56 4 0
Persentase
100,00 9,09 84,85 6,06 0,00
43
Badung adalah risiko dengan nilai tingkat penerimaan yang tinggi. Risiko dengan
kategori yang tidak diharapkan (undesirable) terdapat 80 (delapan puluh) risiko
(84.21%), risiko yang dapat diterima (acceptable) sebanyak 5 (lima) risiko (5.26%)
dan risiko yang diabaikan (negligible) ada satu risiko (1.05%).
44
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan:
1. Pada Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung teridentifikasi 66 (enam
puluh enam) risiko pada tahapan pelaksanaan. Dari risiko-risiko yang
teridentifikasi terdapat 2 (dua) risiko politis, 25 (dua puluh lima) risiko proyek,
7 (tujuh) risiko teknis, 4 (empat) risiko lingkungan, 9 (sembilan) risiko K3, 5
(lima) risiko alami, 2 (dua) risiko ekonomi, 1 (satu) risiko kriminal, 7 (tujuh)
risiko manusiawi dan 3 (tiga) risiko keuangan. Dari risiko-risiko yang
teridentifikasi dilakukan analisis tingkat penerimaan risiko yang menunjukkan
terdapat 6 (enam) risiko yang termasuk kategori tidak dapat diterima
(unacceptable), 54 (lima puluh empat) risiko termasuk kategori tidak diharapkan
(undesirable), 4 (empat) risiko termasuk kategori dapat diterima (acceptable)
dan tidak ada risiko termasuk kategori dapat diabaikan (negligible).
2. Risiko-risiko yang termasuk risiko dominan (major risk) sebanyak 60 (enam
puluh) risiko yang terdiri dari 6 (enam) risiko yang tidak dapat diterima
(unacceptable) yaitu adanya perubahan disain akibat penyesuaian dengan
kondisi di lapangan, adanya bahaya longsoran tanah pada saat penggalian lantai
basement, opini masyarakat yang apatis terhadap pembangunan Sentral Parkir di
Pasar Badung, tenaga kerja yang diperlukan kurang mencukupi, kondisi
kesehatan pekerja yang kurang terjamin di lokasi proyek dan adanya
keterlambatan pembayaran termin oleh owner kepada pihak konsultan
perencana, konsultan supervisi, dan kontraktor. Keberadaan risiko-risiko
unacceptable ini harus mendapatkan perhatian khusus karena dapat berdampak
sangat besar pada proyek. Untuk risiko dengan kategori tidak diharapkan
(undesirable) terdapat 54 (lima puluh empat) risiko dengan risiko terbanyak
bersumber dari risiko proyek sebanyak 25 (dua puluh lima). Risiko-risiko
45
undesirable ini semestinya juga mendapatkan perhatian karena dapat berdampak
buruk pada proyek.
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, saran-saran yang dapat
disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Keberadaan risiko-risiko yang termasuk kategori unacceptable harus
mendapatkan perhatian lebih untuk mengurangi dampak negatif yang
ditimbulkan seperti tindakan mitigasi untuk risiko bencana alam (force majeur)
yang juga merupakan risiko bersama karena berada di luar kontrol semua pihak
dilakukan risk reduction dengan membuat persiapan awal untuk mengantisipasi
misalnya dengan menyiapkan pompa banjir jika terjadi bencana banjir dan juga
dapat dilakukan risk transfer dengan mengasuransikan pekerjaan. Sedangkan
risiko-risiko yang termasuk kategori tidak diharapkan (undesirable) semestinya
juga mendapat perhatian dengan melakukan tindakan-tindakan mitigasi untuk
mengurangi dampak negatif yang ditimbulkannya.
2. Kontraktor sebagai pihak yang paling banyak memiliki tanggung jawab terhadap
kepemilikan risiko-risiko yang teridentifikasi (ownership of risk) harus
memberikan perhatian khusus pada risiko-risiko unacceptable termasuk risiko
yang menjadi risiko bersama dan juga semestinya memperhatikan risiko-risiko
undesirable.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman untuk mengidentifikasi
risiko dan melakukan tindakan mitigasi bagi penelitian-penelitian selanjutnya
dan juga dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak terkait dalam melaksanakan
pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung dan kegiatan pembangunan sejenis
pada Pemerintah Kota Denpasar pada masa yang akan datang.
46
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, K. 1997. Dasar-Dasar Manajemen Investasi dan Portofolio. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Anonim. 2008. Manajemen Risiko dan Fungsi Pengawasan. [cited 2009 August 3].
Available from: URL: http://www.bppk.depkeu.go.id
Anonim. 2008. Manajemen Risiko. [cited 2009 August 3]. Available from: URL:
http://www.wikipedia.com
Chapman, C., Ward, S. 2003. Project Risk Management. Processes, Techniques and
Insights. Second Edition. West Sussex NJ: John Wiley & Sons Ltd.
Flanagan, R., Norman, G. 1993. Risk Management and Construction. Cambridge
University Press.
Godfrey, P. S. 1996. Control of Risk. A Guide to The Systematic Management of Risk
from Construction. Westminster London: Connstruction Industry Research
And Information Association (CIRIA).
Hertz, B., D and Thomas, Howard. 1983. Risk Analyisis and It’s Application.
Chichester: John Wiley and Sons.
Kerzner, H. 1995. Project Management, A System Approach to Planning, Schedulling
and Controlling. Fifth Edition. New York: Van Nostrand Reinhold.
Kristinayanti, W. S. 2005. “Manajemen Risiko Pada Investasi Hotel Bintang Tiga di
Bali” (tesis). Denpasar: Universitas Udayana.
Mahadipta, Ngurah Gede Dwi. 2010. “Analisis Risiko pada Proyek Pembangunan
Sentral Parkir di Pasar Badung” (tesis). Denpasar: Universitas Udayana.
Perusahaan Daerah Pasar Kota Denpasar. 2008. “Jumlah Lokasi dan Jumlah Pasar
serta Banyaknya Pedagang pada Pasar Umum di Kota Denpasar Dirinci per
Kecamatan Tahun 2007. Denpasar: PD. Pasar Kota Denpasar.
Priyanto, Dwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Jakarta: Mediakom.
Raftery, J. 1994. Risk Analysis in Project Management. London: E & FN SPON.
Riduwan. 2008. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.
47
Sudiatmika, A. 2010. “Analisis Risiko Pada Pembangunan Pusat Pemerintahan
Kabupaten Badung” (tesis). Denpasar: Universitas Udayana.
Suputra, I G. N. O. 2005. “Manajemen Risiko Pada Pelaksanaan Pembangunan
Denpasar Sewerage Development Project (DSDP) di Denpasar” (tesis).
Denpasar: Universitas Udayana.
Thompson, P. A., Perry, J. G. Enginnering Construction Risk. London: Thomas
Telford.
Vaughan, Emmet. J. 1978. Fundamental of Risk and Insurance. Second Edition. John
Willey.