ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

51
i ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL PARKIR DI PASAR BADUNG Oleh : IDA BAGUS NGURAH PURBAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2017

Transcript of ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

Page 1: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

i

ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN

SENTRAL PARKIR DI PASAR BADUNG

Oleh :

IDA BAGUS NGURAH PURBAWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2017

Page 2: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkat

dan rahmat-Nya sehingga penulisan Karya Ilmiah ini dengan judul “Analisis Risiko pada

Proyek Pembangunan Sentral Parkirdi Pasar Badung” dapat terselesaikan.

Penulis menyadari kekurangan dan keterbatasan dalam penulisan Karya ilmiah ini,

oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penilis harapkan untuk

menyempurnakan isi peulisan karya ilmiah ini.

Semoga segala kebaikan yang telah ada menjadi bermanfaat, dan mudah-mudahan

penulisa karya ilmiah ini berguna bagi semua pihak.

Denpasar, September 2017

Penulis

Page 3: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 4

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................... 5

2.1 Pengertian Risiko ................................................................................... 5

2.2 Tinjauan Umum tentang Manajemen Risiko ......................................... 6

2.2.1 Identifikasi Risiko ............................................................................... 8

2.2.2 Klasifikasi Risiko .............................................................................. 11

2.2.3 Analisis Risiko ................................................................................... 12

2.2.4 Penanganan Risiko ............................................................................ 13

2.3 Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung .................................... 14

2.3.1 Tahap Awal Perencanaan .................................................................. 15

2.3.2 Perencanaan dan Relokasi Pura Melanting Pasar Badung ................ 15

2.3.3 Renovasi Pasar Kumbasari ................................................................ 16

2.3.4 Pembangunan Parkir Bertingkat di Pasar Payuk ............................... 17

2.3.5 Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung .................................. 18

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 19

3.1 Rancangan Penelitian .......................................................................... 19

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 19

3.3 Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 19

3.4 Instrumen Penelitian ............................................................................ 20

3.4.1 Pembutan Kuesioner .......................................................................... 20

3.4.2 Analisis Rehabilitas dan Validitas ..................................................... 21

3.4.3 Penerimaan Risiko (Risk Acceptability) ............................................ 23

3.4.4 Penilian Kepemilikan Risiko ............................................................. 24

3.4.5 Kerangka Konsep Penelitian ............................................................. 24

BAB IV HASIL PENELITIAN .............................................................................. 27

4.1 Identifikasi Risiko pada Pembangunan Sentral Parkir

di Pasar Badung ................................................................................... 27

Page 4: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

iv

4.2 Frekuensi dan Modus Jawaban Responden ......................................... 34

4.2.1 Jawaban Responden dan Terhadap Kemungkinan (Likehood).......... 34

4.2.2 Jawaban Responden dan Terhadap Pengaruh (Consequences) ......... 34

4.3 Penilaian Responden Terhadap Risiko pada Pembangunan

Sentral Parkir di Pasar Badung ............................................................ 35

4.4 Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................... 35

BAB V PEMBAHASAN .......................................................................................... 37

5.1 Deskripsi Sumber Risiko ...................................................................... 37

5.2 Analisis Penilaian Responden Terhadap Risiko Pembangunan

Sentral Parkir di Pasar Badung ............................................................. 38

5.3 Risiko-risiko Dominan (Major Risk) .................................................... 40

5.4 Distribusi Penerimaan Risiko untuk Setiap Sumber Risiko ................. 41

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 44

6.1 Simpulan ............................................................................................... 44

6.2 Saran .................................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 46

Page 5: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Denpasar sebagai ibukota propinsi merupakan kawasan yang menjadi

pusat kegiatan masyarakat baik dalam hal ekonomi, pendidikan, politik dan

sebagainya. Oleh sebab itu Kota Denpasar menjadi tujuan bagi masyarakat untuk

mengadu nasib mencari penghasilan. Kondisi ini semakin lama membuat Kota

Denpasar mengalami kejenuhan dengan segala perkembangannya. Seiring pesatnya

perkembangan ekonomi, keberadaan pasar sebagai pusat kegiatan ekonomi masyarakat

juga berkembang.

Pasar sebagai pusat kegiatan ekonomi sangat penting keberadaannya dalam

kehidupan masyarakat khususnya di kota besar seperti Denpasar. Pasar khususnya

pasar tradisional menjadi tempat bertransaksi antara penjual dan pembeli. Keberadaan

pasar di ibukota propinsi akan menjadi pusat kegiatan perekonomian karena para

pedagang ataupun pembeli yang bertransaksi berasal dari berbagai wilayah.

Pasar Badung yang merupakan pasar terbesar di Denpasar tentunya menjadi

pusat kegiatan ekonomi. Pasar Badung merupakan pasar tradisional yang sudah sejak

jaman kerajaan dan masih tetap eksis hingga saat ini. Pasar Badung terletak di

Kecamatan Denpasar Barat, tepatnya di Jalan Gajah Mada Denpasar dan dipisahkan

oleh Sungai Badung dengan Pasar Kumbasari. Pasar ini memiliki luas tanah 6230 M²

dengan luas bangunan 8016 M² dengan jumlah pedagang 2023 (PD. Pasar Kota

Denpasar, 2008). Dari letaknya yang sangat strategis dan merupakan pasar terlengkap

di Kota Denpasar mengakibatkan padatnya kegiatan ekonomi yang berlangsung dan

juga berdampak pada kondisi lalu lintas dan perparkiran yang semakin padat.

Bertambahnya aktivitas-aktivitas lain seperti pedagang bermobil yang secara

signifikan mengurangi kapasitas kantong parkir yang ada di areal Pasar Badung

maupun Pasar Kumbasari. Keadaan ini kemudian diperparah dengan makin padatnya

kawasan pusat kota, khususnya di sepanjang Jalan Gajah Mada. Adanya upaya

Page 6: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

2

Pemerintah Kota untuk menghidupkan kembali kawasan Jalan Gajah Mada dapat

dikatakan berhasil mengangkat kembali kawasan ini sebagai kawasan pusat kota.

Upaya pemerintah dalam menanggulangi berkurangnya kantong-kantong

parkir akibat pertambahan volume pedagang di Pasar Badung dan Pasar Kumbasari

serta hilangnya kantong-kantong parkir di Jalan Gajah Mada akibat adanya penataan,

disikapi dengan merencanakan suatu sentral parkir yang terpadu. Sentral parkir disini

dimaksudkan sebagai suatu areal parkir luas yang dapat mewadahi parkir kendaraan

pada suatu lokasi dan sebagian kawasan di sekitarnya. Keberadaan sentral parkir

mutlak diperlukan di kota-kota besar. Di Jakarta sangat banyak terdapat bangunan yang

didirikan khusus sebagai areal parkir. Di Bali terdapat sentral parkir di Jalan Imam

Bonjol yang diperuntukkan sebagai parkir terpadu kawasan Kuta.

Sesuai dengan program dari Pemerintah Kota yang diteruskan oleh Dinas

Pekerjaan Umum, maka ditetapkan bahwa perencanaan sentral parkir yang akan

dibangun adalah di areal Pasar Badung (Detail Engineering Design Perencanaan

Gedung Parkir Bertingkat di Pasar Badung, 2007). Areal pertama yaitu di pelataran

depan Pasar Badung dan areal kedua adalah di pojok selatan Pasar Kumbasari, tepatnya

di areal Pasar Payuk. Untuk tahap pertama telah dikerjakan sentral parkir di areal Pasar

Payuk pada tahun anggaran 2008, sedangkan untuk tahap kedua akan dikerjakan sentral

parkir basement di pelataran utara Pasar Badung yang menurut rencana akan

dianggarkan pada Tahun 2010 (DED Pembangunan Gedung Sentral Parkir di Pelataran

Pasar Badung, 2010). Keberadaan sentral parkir di Pasar Payuk yang telah rampung

dikerjakan pada akhir tahun 2008 dirasakan belum cukup untuk menjawab tantangan

akan perlunya sebuah sentral parkir yang representatif. Maka dari itu realisasi

pembangunan sentral parkir basement di Pasar Badung cukup mendesak untuk

dilaksanakan. Hal ini mengingat kapasitas kendaraan yang mampu ditampung di parkir

Pasar Payuk hanya 50 mobil, sehingga dibutuhkan sentral parkir yang memiliki daya

tampung lebih besar. Pada parkir basement yang direncanakan di pelataran Pasar

Badung akan menampung 140 mobil yang diharapkan mampu menjawab kebutuhan

masyarakat akan adanya sentral parkir. Berdasarkan hal tersebut di atas dapat dilihat

bahwa pengadaan suatu kantong parkir atau sentral parkir di areal pelataran Pasar

Page 7: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

3

Badung cukup mendesak untuk dilaksanakan, mengingat volume kendaraan yang ada

dan masih kurangnya daya tampung dari sentral parkir yang sudah ada.

Pembangunan sentral parkir yang telah dikerjakan khususnya Pembangunan

Sentral Parkir di Pasar Payuk banyak menemui kendala-kendala dalam

pelaksanaannya. Kendala utama diantaranya adalah sulitnya pengaturan dan relokasi

pedagang selama pelaksanaan pekerjaan, sulitnya akses masuk ke areal proyek dan

juga keterlambatan penyelesaian pekerjaan oleh kontraktor. Kendala-kendala seperti di

atas yang harus dipertimbangkan untuk dapat meminimalkan timbulnya risiko dan

ketidakpastian dalam pembangunan sentral parkir tahap selanjutnya. Risiko-risiko

dapat timbul pada setiap tahapan konstruksi baik pada saat perencanaan, pelaksanaan

maupun pada saat operasional dan dapat berupa risiko bagi pihak owner, perencana,

pelaksana ataupun masyarakat pengguna. Untuk dapat meminimalkan risiko yang

terjadi diperlukan adanya identifikasi, analisis dan mitigasi terhadap kemungkinan

risiko yang akan terjadi. Manajemen risiko dapat diartikan sebagai suatu pendekatan

mengenai risiko dan ketidakpastian dengan melakukan suatu identifikasi, analisis dan

mitigasi sebagai dasar tindakan untuk meminimalkan dampak dari risiko tersebut

penelitian-penelitian mengenai analisis risiko baik secara kualitatif dan kuantitatif

sudah banyak dilakukan, diantaranya Analisis Risiko pada Pembangunan Pusat

Pemerintahan Kabupaten Badung (Sudiatmika, 2010) yang berhasil mengidentifikasi

98 (sembilan puluh delapan) risiko dengan 23 risiko yang termasuk dalam risiko

dominan (major risk) dan 1 (satu) risiko yang termasuk kategori tidak dapat diterima

(unacceptable) yaitu perubahan lahan persawahan (kawasan hijau) menjadi lahan

perumahan/komersial di sekitar Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung. Penelitian

lain adalah Manajemen Risiko pada Investasi Hotel Bintang Tiga di Bali (Kristinayanti,

2005) dengan identifikasi sebanyak 40 (empat puluh) risiko dengan 10 risiko yang

termasuk kategori tidak dapat diterima (unacceptable) dan risiko yang menjadi

perhatian adalah environmental risk yaitu masalah sosial (lingkungan sekitar) seperti

peraturan desa adat setempat (awig-awig dan kontribusi) dan tekanan dari masyarakat

setempat. Demikian juga halnya dengan pembangunan sentral parkir ini perlu

dipertimbangkan juga mengenai risiko-risiko yang akan ditimbulkan dalam

Page 8: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

4

perencanaan, pelaksanaan dan operasionalnya. Pada pembangunan sentral parkir ini

banyak terdapat risiko karena merupakan sarana publik yang sangat vital dan cukup

rawan konflik karena bersinggungan dengan aktivitas lain dalam hal ini akivitas

perdagangan serta mempunyai tingkat kesulitan yang cukup tinggi dalam

pelaksanaannya karena terletak di tengah-tengah areal pasar.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka masalah pada

penelitian ini adalah:

1. Risiko-risiko apa saja yang teridentifikasi pada tahap pelaksanaan dan operasional

pada proyek Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung?

2. Risiko-risiko apa saja yang termasuk kategori dominan (major risk) Pembangunan

Sentral Parkir di Pasar Badung?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui risiko-risiko apa saja yang teridentifikasi dan melakukan

penilaian (assessment) risiko pada tahap pelaksanaan proyek Pembangunan Sentral

Parkir di Pasar Badung.

2. Untuk menentukan risiko-risiko yang dominan (major risk) pada Pembangunan

Sentral Parkir di Pasar Badung.

1.4 Manfaat Penulisan

1 Memberikan identifikasi dan penilaian (assessment) risiko-risiko yang terjadi pada

tahap perencanaan, pelaksanaan dan operasional proyek Pembangunan Sentral

Parkir di Pasar Badung.

2 Memberikan informasi mengenai risiko-risiko yang dominan (major risk) pada

Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung.

3 Dapat memberikan suatu kajian ilmiah serta dapat menjadi pedoman dan bahan

untuk penelitian selanjutnya.

Page 9: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Risiko

Berbagai definisi dapat diberikan mengenai risiko, namun secara sederhana

artinya senantiasa berkaitan dengan kemungkinan akan terjadinya akibat buruk atau

akibat yang merugikan. Tidak ada metode apapun yang bisa menjamin seratus persen

bahwa akibat buruk itu setiap kali dapat dihindarkan, kecuali jika kegiatan yang

mengandung risiko tidak dilakukan (Darmawi, 2000).

Ada beberapa definisi risiko yang dikemukakan oleh Vaughan (1978) sebagai

berikut:

1. Risk is the chance of loss. (risiko adalah peluang terjadinya kerugian).

Risiko dengan pengertian di atas, biasanya dipergunakan untuk menunjukkan

suatu keadaan dimana terdapat suatu peluang terhadap kerugian atau suatu

kemungkinan terjadinya kerugian.

2. Risk is the possibility of loss (risiko adalah kemungkinan kerugian).

3. Risk is uncertainty (risiko adalah ketidakpastian).

Secara umum risiko dapat berarti peluang timbulnya kerugian (probability of loss),

kesempatan timbulnya kerugian (chance of loss) atau sesuatu yang tidak pasti

(unlcertainty), penyimpangan dari hasil yang diharapkan (the dispersion of actual from

expected result).

Pada umumnya orang sering mempersamakan pengertian risiko, hazard dan

peril. Namun ketiganya berbeda, oleh karena itu untuk maksud kajian istilah-istilah

tersebut harus dibedakan dengan tegas. Peril adalah suatu peristiwa yang dapat

menimbulkan suatu kerugian atau penyebab langsung kerugian. Sedangkan Hazard

adalah keadaan dan kondisi yang dapat memperbesar kemungkinan terjadinya suatu

peril. Dengan kata lain hazard dapat didefinisikan sebagai keadaan yang menimbulkan

atau meningkatkan terjadinya chance of loss dari suatu bencana tertentu. Tipe-tipe

hazard diantaranya adalah (Darmawi, 2000):

8

Page 10: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

6

1. Physical Hazard, adalah suatu kondisi yang bersumber pada karakteristik secara

fisik dari suatu obyek yang dapat memperbesar kemungkinan terjadinya suatu

peril ataupun memperbesar terjadinya suatu kerugian.

2. Moral Hazard, adalah suatu kondisi yang bersumber dari orang bersangkutan

yang terkait dengan sikap mental atau pandangan hidup serta kebiasaannya yang

dapat memperbesar kemungkinan terjadinya suatu peril atau kerugian.

3. Morale Hazard. Meskipun pada dasarnya setiap orang tidak mnginginkan

terjadinya suatu kerugian, akan tetapi karena merasa bahwa dirinya telah

memperoleh jaminan dengan baik, seringkali menimbulkan kecerobohan yang

memperbesar terjadinya suatu kerugian.

4. Legal Hazard, seringkali berdasarkan peraturan-peraturan ataupun perundang-

undangan yang bertujuan melindungi masyarakat justru diabaikan atau kurang

diperhatikan sehingga memperbesar terjadinya suatu peril.

Berdasarkan definisi-definisi risiko di atas dapat diambil kesimpulan bahwa risiko

dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tak

diinginkan atau tidak terduga, dengan kata lain kemungkinan itu akibat adanya

ketidakpastian dimana ketidakpastian itu merupakan kondisi yang menyebabkan

tumbuhnya risiko yang bersumber dari berbagai aktivitas.

2.2 Tinjauan Umum Tentang Manajemen Risiko

Manajemen risiko adalah proses pengukuran atau penilaian risiko serta

pengembangan strategi pengelolaannya. Strateginya mulai dari mengidentifikasi

risiko, mengukur dan menentukan besarnya risiko, kemudian mencari jalan bagaimana

menangani risiko tersebut (Darmawi, 2000).

Untuk melakukan pengambilan keputusan terhadap risiko-risiko, Flanagan dan

Norman (1993) mengemukakan kerangka dasar langkah-Iangkah seperti berikut :

Page 11: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

7

Berdasarkan Gambar 2.1 (hal. 10) dapat dijelaskan tentang faktor-faktor yang

harus dipertimbangkan pada tahapan identifikasi risiko, dimana berbagai aspek dibahas

secara runtut. Dalam hal ini penting dinyatakan bahwa risiko yang teridentifikasi

bukanlah suatu risiko melainkan adalah masalah manajemen. Hal yang tidak bias

diabaikan adalah definisi yang buruk tenatang risiko akan melahirkan risiko-risiko

lebih lanjut.

Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur dalam mengelola

ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia

termasuk: penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi

risiko dengan menggunakan pemberdayaan atau pengelolaan sumberdaya. Strategi

yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain,

menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau

semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko-

risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal seperti bencana alam atau kebakaran,

kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen risiko keuangan, di sisi lain, terfokus pada

risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan.

Identifikasi Risiko

Klasifikasi Risiko

Analisis Risiko

Respon Risiko

Perlakuan Risiko

Gambar 2.1. Kerangka Umum Manajemen Risiko

(Sumber: Flanagan dan Norman, 1993)

Page 12: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

8

Dalam Jurnal Akuntansi Pemerintah, Badan Pendidikan dan Pelatihan

Keuangan RI (BPPK RI), definisi risk management di atas dapat dijabarkan lebih lanjut

berdasarkan COSO-ERM (Comitee of Sponsoring Organization of the Tradeway

Commission – Enterprise Risk Management) dengan kata-kata kunci sebagai berikut:

1. On going process, Risk management dilaksanakan secara terus menerus dan

dimonitor secara berkala. Risk management bukanlah suatu kegiatan yang dilakukan

sesekali (one time event).

2. Effected by people, Risk management ditentukan oleh pihak-pihak yang berada di

lingkungan organisasi. Untuk lingkungan institusi Pemerintah, risk management

dirumuskan oleh pimpinan dan pegawai institusi/departemen yang bersangkutan.

3. Applied in strategy setting, Risk management telah disusun sejak dari perumusan

strategi organisasi oleh manajemen puncak organisasi. Dengan penggunaan risk

management, strategi yang disiapkan disesuaikan dengan risiko yang dihadapi oleh

masing-masing bagian/unit dari organisasi.

4. Applied across the enterprise, Strategi yang telah dipilih berdasarkan risk

management diaplikasikan dalam kegiatan operasional, dan mencakup seluruh

bagian/unit pada organisasi. Mengingat risiko masing-masing bagian berbeda, maka

penerapan risk management berdasarkan penentuan risiko oleh masing-masing

bagian.

5. Designed to identify potential events, Risk management dirancang untuk

mengidentifikasi kejadian atau keadaan yang secara potensial menyebabkan

terganggunya pencapaian tujuan organisasi.

6. Provide reasonable assurance, Risiko yang dikelola dengan tepat dan wajar akan

menyediakan jaminan bahwa kegiatan dan pelayanan oleh organisasi dapat

berlangsung secara optimal.

7. Geared to achieve objectives, Risk management diharapkan dapat menjadi pedoman

bagi organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan

2.2.1. Identifikasi Risiko

Risiko dapat dikenali dari sumbernya (source), kejadiannya (event). dan

Page 13: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

9

akibatnya (effect). Sumber risiko adalah kondisi-kondisi yang dapat memperbesar

kemungkinan terjadinya risiko. Event adalah peristiwa yang menimbulkan pengaruh

(effect) yang sifatnya dapat merugikan dan menguntungkan. Hubungan ketiga

komponen tersebut dapat dilihat seperti Gambar 2.2.

Berdasarkan Gambar 2.2 dapat dijelaskan bahwa hal pertama yang perlu

dilakukan adalah mengetahui dengan jelas sumber dari risiko tersebut,

kejadian/peristiwa dan akibat dari risiko itu. Sebagai contoh dalam suatu pekerjaan

terdapat kerusakan pada peralatan (sumber risiko), lalu terjadi kecelakaan pada pekerja

proyek (peristiwa) yang menyebabkan kematian pada pekerja (akibat).

Tahap identifikasi risiko ini merupakan tahapan tersulit dan paling menentukan

dalam manajemen risiko. Kesulitan ini disebabkan oleh ketidakmampuan untuk

mengidentifikasi seluruh risiko yang akan timbul mengingat adanya ketidakpastian

dari apa yang akan dihadapi. Oleh karena itu dalam mengidentifikasi risiko ini terlebih

dahulu diupayakan untuk menentukan sumber risiko dan efek risiko itu sendiri secara

komperehensif. Berdasarkan aktivitas, risiko dapat bersumber dari politis (political),

lingkungan (enviromental), perencanaan (planning), pemasaran (market), ekonomi

(economic), keuangan (financial), alami (natural), proyek (project), teknis (technic),

manusia (human), kriminal (criminal) dan keselamatan (safety) (Godfey, 1996).

Identifikasi risiko merupakan proses analisis untuk menemukan secara

sistematis dan berkesinambungan risiko (kerugian potensial) yang mungkin terjadi.

Oleh karena itu diperlukan (Darmawi, 2000):

1. Suatu checklist dari semua kerugian potensial yang mungkin dapat terjadi pada

umumnya.

2. Untuk menggunakan checklist itu diperlukan suatu pendekatan sistematik untuk

menentukan mana dari kerugian potensial yang tercantum dalam checklist itu

Sumber Peristiwa Akibat

Gambar 2.2. Identifikasi Risiko

(Sumber: Flanagan dan Norman, 1993)

Page 14: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

10

dihadapi oleh perusahaan yang sedang dianalisis.

Checklist itu diterbitkan oleh perusahaan asuransi, badan penerbitan asuransi, Asosiasi

Manajemen Amerika (AMA) dan Ikatan Manajemen Risiko dan Asuransi.

Menurut Darmawi (2000), langkah selanjutnya dalam identifikasi risiko adalah

menggunakan checklist yang telah disusun untuk menemukan dan menjelaskan jenis-

jenis kerugian yang dihadapi oleh suatu perusahaan. Dalam hal tertentu orang-orang

yang menggunakan checklist sudah mengetahui seluk-beluk perusahaan yang

dianalisis. Kebanyakan perusahaan sifat operasinya kompleks, berdiversifikasi dan

dinamis, maka diperlukan metode yang lebih sistematis untuk mengeksplorasi semua

segi dari perusahaan. Metode yang dianjurkan untuk dipergunakan adalah sebagai

berikut:

1. Kuesioner analisis risiko (Risk analysis questionnaire).

2. Metode laporan keuangan (Financial statement method).

3. Metode peta-alir (flow-chart).

4. Inspeksi langsung pada proyek.

5. Interaksi yang terencana dengan bagian-bagian perusahaan.

6. Catatan statistik dari kerugian masa lalu.

7. Analisis lingkungan.

Menurut Ahmad (2004) bahwa timbulnya risiko investasi bersumber dari

beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dapat terjadi bersamaan atau hanya muncul dari

salah satu saja. Risiko yang dimaksud antara lain:

1. Risiko tingkat bunga, terutama jika terjadi kenaikan.

2. Risiko daya beli, disebabkan inflasi.

3. Risiko manajemen, kesalahan/kekeliruan dalam pengelolaan.

4. Risiko kegagalan, keuangan perusahaan ke arah kepailitan.

5. Risiko likuiditas, kesulitan pencairan/pelepasan aktiva.

6. Risiko penarikan, kemungkinan pembelian kembali asset/surat berharga oleh

emitmen.

7. Risiko konversi, keharusan penukaran atau aktiva.

8. Risiko politik, baik internasional maupun nasional.

Page 15: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

11

9. Risiko industri, munculnya saingan produk homogen.

Menurut Godfrey (1996) dalam Construction Research Industry and

Information Association (ClRlA) risiko dapat bersumber dari berbagai aktivitas antara

lain politik, lingkungan, perencanaan (planning), pasar (market), ekonomi, keuangan

(financial), alami (natural), proyek, teknik (technical), human, kriminal, dan

keselamatan (safety). Menurut Raftery (1994) sumber risiko yang merupakan kategori

utama (major) antara lain sumber dari klien/pemerintah seperti perubahan pada

peraturan daerah dan birokrasi, risiko keuangan seperti perubahan kebijakan keuangan

pemerintah, risiko proyek misalnya perubahan dalam bagian (scope) proyek, risiko

organisasi proyek misalnya wewenang proyek manajer yang terlibat dalam organisasi,

risiko perencanaan (design), risiko kondisi setempat (cuaca), risiko kontraktor sebagai

pelaksana misalnya pengalaman dan keadaan keuangan kontraktor, risiko material

untuk konstruksi, risiko tenaga kerja, risiko logistik (akses menuju lokasi), risiko

inflasi, risiko perubahan harga dan risiko force majeure.

2.2.2. Klasifikasi Risiko

Menurut Godfrey (1996) dalam Construction Research Industry and

Information Association (CIRIA) bahwa nilai risiko ditentukan sebagai perkalian

antara kecenderungan/frekuenasi dengan konsekuensi risiko. Kecenderungan

(likelihood) adalah peluang terjadinya kerugian yang merugikan, yang dinyatakan

dalam jumlah kejadian pertahun. Sedangkan konsekuensi (consequences) merupakan

besaran kerugian yang diakibatkan oleh terjadinya suatu kejadian yang merugikan yang

dinyatakan dalam nilai uang.

Secara umum berdasarkan kecenderungan peluang terjadinya risiko (likehood)

dan kosekuensi yang diakibatkan (consequences), risiko dapat diklasifikasikan sebagai

beikut:

1. Unacceptable, adalah risiko yang tidak dapat diterima dan harus dihilangkan.

2. Undesirable, adalah risiko yang tidak diharapkan dan harus dihindari.

3. Acceptable, adalah risiko yang dapat diterima.

Page 16: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

12

4. Negligible, adalah risiko yang sepenuhnya dapat diterima.

2.2.3. Analisis Risiko

Keseluruhan proses analisis risiko dan manajemen dapat dibagi menjadi 2

(dua), yaitu analisis risiko dan manajemen risiko. Sedangkan tingkat analisis risiko

dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu analisis kualitatif, yang terfokus pada identifikasi

dan penilaian risiko, serta analisis kuantitatif yang terfokus pada evaluasi probabilitas

terhadap terjadinya risiko.

Tujuan dari analisis dan manajemen risiko adalah membantu menghindari

kegagalan dan memberikan gambaran tentang apa yang terjadi bila proyek yang

dijalankan ternyata tidak sesuai dengan rencana. Analisis risiko dapat dilakukan baik

secara kualitatif maupun kuantitatif, dimana sumber risiko harus diidentifikasi dan

akibat (effect) harus dinilai atau dianalisis.

Menurut Godfrey (1996) analisis risiko yang dilakukan secara sistematis dapat

membantu untuk :

1. Mengidentifikasi, menilai dan meranking risiko secara jelas

2. Memusatkan perhatian pada risiko utama (major Risk)

3. Memperjelas keputusan tentang batasan kerugian

4. Meminimalkan potensi kerusakan apabila timbul keadaan yang paling jelek

5. Mengontrol aspek ketidakpastian dalam proyek

6. Memperjelas dan menegaskan peran setiap orang / badan yang terlibat dalam

manajemen risiko

Menurut Thompson dan Perry (1991) bahwa analisis risiko secara kualitatif

mempunyai dua tujuan yaitu identifikasi risiko dan penilaian awal. risiko, dimana

sasarannya adalah menyusun sumber risiko utama dan menggambarkan tingkat

konsekuensi yang sering terjadi, termasuk perkiraan pada akibat yang potensial pada

estimasi biaya dan waktu, sedangkan analisis kuantitatif terfokus pada evaluasi

risiko. Tiga teknik yang biasanya dilakukan pada analisis risiko secara kualitatif:

1. Menyusun daftar (check lists) risiko berdasarkan pengalaman sebelumnya.

2. Melakukan wawancara dengan personil kunci pada proyek (orang yang

Page 17: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

13

berpengalaman dalam bidangnya).

3. Melakukan brainstorming (gagasan) dengan tim proyek tersebut.

Menurut Project Management Body Of Knowledge / PMBOK (2000)

menyatakan bahwa analisis risiko secara kualitatif adalah proses dalam menilai

pengaruh yang kuat dan kemungkian yang terjadi dalam mengidentifikasi risiko,

proses ini memprioritaskan risiko menurut akibat yang potensial yang ditimbulkan

pada tujuan proyek yang ingin dicapai. Hal-hal yang menjadi masukan (input) dalam

melakukan analisis risiko kualitatif yaitu rencana manajemen risiko,

mengidentifikasi risiko, status proyek, tipe proyek, data yang teliti, skala pada

probabilitas dan pengaruhnya, dan membuat asumsi.

Selanjutnya teknik yang dapat dilakukan dalam melakukan analisis risiko

kualitatif adalah :

1. Menentukan probabilitas dan pengaruh risiko.

2. Probabilitas/pengaruh risiko berdasarkan matrik.

3. Melakukan test asumsi proyek.

4. Melakukan ranking terhadap data yang sudah lengkap.

Sedangkan hasil yang didapatkan melalui analisis risiko kualitatif adalah :

1. Ranking risiko secara keseluruhan pada suatu proyek.

2. Daftar (lists) pada risiko yang diprioritaskan.

3. Daftar (list) risiko untuk tambahan analisis dan manajemen.

4. Kecenderungan dalam hasil analisis risiko kualitatif

2.2.4. Penanganan Risiko

Risk response adalah tanggapan atau reaksi terhadap risiko yang dilakukan oleh

setiap orang atau perusahaan dalam pengambilan keputusan, yang dipengaruhi oleh

risk attitude dari pengambil keputusan (Flanagan dan Norman, 1993). Tindakan yang

dilakukan untuk mengurangi risiko yang muncul tersebut disebut tindakan

mitigasi/penanganan risiko (risk mitigation). Risiko yang muncul kadang-kadang tidak

dapat dihilangkan sama sekali tetapi hanya dapat dikurangi sehingga akan timbul

residual risk (sisa risiko).

Page 18: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

14

Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam menangani risiko, yaitu (Flanagan

dan Norman, 1993) :

1. Menahan Risiko (Risk Retention)

Sikap untuk menahan risiko sangat erat kaitannya dengan keuntungan (gain) yang

terdapat dalam suatu risiko. Tindakan untuk menerima/menahan risiko ini karena

dampak dari suatu kejadian yang merugikan masih dapat diterima (acceptable).

2. Mengurangi Risiko (Risk Reduction)

Mengurangi risiko dilakukan dengan mempelajari secara mendalam risiko itu

sendiri, dan melakukan usaha-usaha pencegahan pada sumber risiko atau

mengkombinasikan usaha agar risiko yang diterima tidak terjadi secara simultan.

Dengan melakukan tindakan ini kadang-kadang masih ada risiko sisa (residual

risk) yang perlu dilakukan penilaian (assessment).

3. Memindahkan Risiko (Risk Transfer).

Sikap pemindahan risiko dilakukan dengan cara mengasuransikan risiko yang

dilakukan dengan memberikan sebagian atau seluruhnya kepada pihak lain. Usaha

atau pekerjaan yang risikonya tinggi dipindahkan kepada pihak yang mempunyai

kemampuan menangani dan mengendalikannya.

4. Menghindari Risiko (Risk Avoidance)

Sikap menghindari risiko adalah cara menghindari kerugian dengan menghindari

aktivitas yang tingkat kerugiannya tinggi. Menghindari risiko dapat dilakukan

dengan melakukan penolakan. Salah satu contoh penghindaran risiko pada proyek

konstruksi, adalah dengan memutuskan hubungan kontrak (breach of contract).

2.3. Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung

Pembangunan sentral parkir ditujukan untuk mengatasi masalah parkir dan

kemacetan yang semakin meningkat di kawasan Pasar Badung dan di sekitar Jalan

Gajah Mada. Dalam perkembangannya terjadi perubahan kebijakan mengenai

penanganan areal pelataran Pasar Badung. Pembangunan sentral parkir di Pasar

Badung merupakan suatu perencanaan secara holistik terhadap kawasan Pasar Badung

Page 19: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

15

dan kawasan sekitarnya.

2.3.1. Tahap Awal Perencanaan

Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung ini pertama kali dicetuskan pada

Tahun 1997 melalui Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) terkait dalam hal ini

Dinas Pekerjaan Umum Kota Denpasar. Pembangunan Sentral Parkir ini awalnya

terdiri dari pembangunan parkir bertingkat di Pasar Payuk dan pembangunan parkir

basement di pelataran Pasar Badung. Pada tahap awal, Pemerintah Kota melalui

Dinas PU merencanakan parkir bertingkat yang terdiri dari tiga lantai di pojok

selatan Pasar Kumbasari atau Pasar Payuk yang disain awalnya dikerjakan oleh Tim

dari Universitas Udayana (Dokumen DED, CV. Unika Disain 2007).

2.3.2. Perencanaan dan Relokasi Pura Melanting Pasar Badung

Pembangunan sentral parkir di Pasar Badung ini sangat terkait dengan

lingkungan sekitar khususnya kawasan pelataran Pasar Badung. Sebelum

dilaksanakannya pembangunan sentral parkir, pemerintah melalui Dinas PU dan

berkoordinasi dengan pihak PD Pasar mengadakan relokasi Pura Melanting yang

pada awalnya terletak di sebelah selatan direlokasi ke pojok timur laut pelataran

pasar. Relokasi Pura Melanting ini diawali dengan pembuatan DED (Detail

Engineering Design) yang dikerjakan oleh CV. Unika Disain selaku konsultan

perencana dan pengawas pada Bulan April 2007. Tahap pelaksanaan dilakukan pada

Bulan Juni 2007 oleh PT. Riasen Yogi Artika dengan anggaran sebesar Rp.

551.300.000,00 (lima ratus lima puluh satu juta tiga ratus ribu rupiah) selama 90

(sembilan puluh) hari kalender (Dokumen DED, CV. Unika Disain 2007). Dalam

pelaksanaan relokasi Pura Melanting ini terdapat beberapa hal yang menghambat

pekerjaan diantaranya adanya perubahan disain mengenai tata letak bangunan-

bangunan pura setelah mendapat masukan dari pihak PD. Pasar, adanya kesalahan

perhitungan volume oleh konsultan perencana dan juga adanya pekerjaan tambah di

luar item pekerjaan yang tercantum dalam kontrak.

Page 20: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

16

2.3.3. Renovasi Pasar Kumbasari

Rencana Pembangunan sentral parkir di pelataran Pasar Badung ini kembali

tertunda karena berbagai pertimbangan, termasuk diantaranya pertimbangan untuk

melakukan renovasi Pasar Kumbasari yang mengalami musibah kebakaran pada 2

Mei 2007. Renovasi Pasar Kumbasari ini dilaksanakan karena keadaan tak terduga

atau bencana (force majeur) yang dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap

perencanaan dan tahap pelaksanaan dan pengawasan.

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan dilakukan pembuatan DED yang dikerjakan oleh CV.

Unika Disain sebagai konsultan perencana dan pengawas pada Bulan Juni 2007

dengan anggaran sebesar Rp. 97.800.000,00 (sembilan puluh tujuh juta delapan

ratus ribu rupiah). Perencanaan ini diawali dengan pengujian kekuatan struktur oleh

tim Fakultas Teknik Universitas Udayana setelah mengalami kebakaran. Renovasi

dititikberatkan pada lantai dua sampai lantai lima termasuk penggantian struktur

atap. Pada tahap perencanaan ini konsultan perencana menghadapi permasalahan

yang menghambat perencanaan diantaranya tidak adanya as built drawing gedung

pasar yang terbakar yang menyulitkan perencana dalam melengkapi data awal,

banyaknya masukan-masukan yang beragam dari pihak-pihak terkait yang

menghambat proses disain dan juga terkendala karena adanya penolakan dari

pedagang mengenai disain baru dan rencana relokasi yang ditawarkan perencana

dalam presentasi-presentasi yang dilakukan.

2. Tahap Pelaksanaan dan Pengawasan

Pelaksanaan renovasi Pasar Kumbasari ini dilakukan pada Bulan November 2007

selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender. Pelaksanaan proyek dibagi

menjadi dua yaitu renovasi struktur dan arsitektur yang dilaksanakan oleh PT.

Agung Sarwa Luwih dengan anggaran sebesar Rp. 4.684.053.000,00 (empat miliar

enam ratus delapan puluh empat juta lima puluh tiga ribu rupiah). Sedangkan

renovasi mekanikal dan elektrikal dikerjakan oleh PT. Tea Kirana dengan anggaran

sebesar Rp. 2.079.800.000 (dua miliar tujuh puluh sembilan juta delapan ratus ribu

rupiah). Dalam tahap pelaksanaan dan pengawasan juga terdapat masalah-masalah

Page 21: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

17

yang menghambat pekerjaan seperti sulitnya memasukkan material ke lokasi proyek

karena akses masuk ke Pasar Kumbasari relaitf sempit dan kegiatan perdagangan

yang padat, keterlambatan penyelesaian pekerjaan oleh kontraktor, metode

pekerjaan dan spesifikasi teknis yang tidak sesuai dengan rencana, kontraktor

kurang mematuhi masukan dan instruksi dari konsultan pengawas dan direksi,

kurangnya tenaga kerja yang menghambat penyelesaian pekerjaan dan lain-lain.

2.3.4. Pembangunan Parkir Bertingkat di Pasar Payuk

Pembangunan parkir bertingkat di Pasar Payuk diawali pada Tahun 2000

dengan perencanaan yaitu pembuatan DED yang disusun oleh Tim Fakultas Teknik

Universitas Udayana dengan perencanaan gedung parkir bertingkat toga lantai.

Dengan adanya berbagai pertimbangan, disain lama yang telah ada kemudian

dilakukan revisi untuk menyesuaikan dengan keadaan aktual. Revisi yang

dikerjakan oleh Dinas PU ini menghasilkan beberapa sub pekerjaan yaitu:

1. Pembuatan struktur parkir dan pasar.

2. Pembuatan jembatan kendaraan pada bagian selatan.

3. Pembuatan jembatan orang pada bagian utara.

4. Perbaikan gapura Pasar Kumbasari.

Pembangunan fisik parkir bertingkat di Pasar Payuk ini dilaksanakan dengan

anggaran sebesar Rp. 6.090.756.000,00 (enam miliar sembilan puluh juta tujuh ratus

lima puluh enam ribu rupiah). Pengerjaan pembangunan ini dilaksanakan selama

180 (seratus delapan puluh) hari kalender mulai Tanggal 15 Juli 2008 dengan

kontraktor pelaksana PT. Agung Sarwa Luwih dan CV. Asta Kosali sebagai

konsultan pengawas (Dokumen DED, CV. Unika Disain, 2008). Dalam

pembangunan Sentral Parkir Pasar Payuk terdapat masalah-masalah yang

menghambat pekerjaan. Kepadatan aktivitas perdagangan di lokasi pekerjaan

menjadi masalah yang menghambat pekerjaan, demikian juga halnya dengan

pekerjaan pemindahan gardu listrik milik PLN yang berlarut-larut dalam

penyelesaiannya menyebabkan pekerjaan terhambat. Masalah besar yang dihadapi

pada saat pembuatan pondasi jembatan terkendala akibat derasnya aliran sungai saat

Page 22: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

18

banjir yang menghanyutkan semua tanggul dan perancah yang telah dipasang.

2.3.5. Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung

Setelah pembangunan sentral parkir di Pasar Payuk rampung pada awal Tahun

2009, pembangunan sentral parkir di pelataran Pasar Badung kembali dianggarkan

mengingat adanya sentral parkir di pasar payuk kurang memenuhi dari segi daya

tampung kendaraan. Pembangunan sentral parkir di Pasar Badung ini diawali

dengan penyusunan DED yang mencakup Kajian Teknis, Gambar Disain,

Spesifikasi Teknis dan Enginner Estimate. Pembuatan DED ini awalnya dikerjakan

oleh Tim Teknis Universitas Udayana. Dalam perkembangannya dilakukan review

DED terdahulu untuk menyesuaikan dengan keadaan terkini. Review DED ini

dikerjakan oleh CV. Unika Disain dengan kontak 640/1612.a/DPU yang dikerjakan

dari Tanggal 20 Oktober 2007 sampai 22 Desember 2007 dengan biaya Rp.

84.222.600,00 (delapan puluh empat juta dua ratus dua puluh dua ribu enam ratus

rupiah) yang bersumber dari dana APBD Perubahan Tahun Anggaran 2007. DED

yang dikerjakan oleh konsultan perencana dipresentasikan di hadapan Rapat dengan

Tim Teknis Dinas PU, Dinas Tata Ruang dan Perumahan, PD. Pasar, Sekretariat

Kota, Anggota DRRD, Tim Ahli Bangunan Gedung dan tokoh masyarakat terlebih

dahulu untuk penyempurnaan. Dalam disain ini dirancang sebuah bangunan parkir

dengan konsep basement yang terdiri dari satu lantai basement dengan daya

tampung kendaraan 60 mobil dan lantai dasar dengan daya tampung 80 mobil.

Dalam perhitungan kosultan perencana, pelaksanaan proyek ini akan terlaksana

dengan perkiraan biaya Rp. 7.208.750.000,00 (tujuh miliar dua ratus delapan juta

tujuh ratus lima puluh ribu rupiah). Dalam rancangan DED, pihak konsultan

perencana telah memperhitungkan pemanfaatan lahan yaitu lebih memilih alternatif

satu lantai basement ke bawah daripada dua lantai basement seperti rencana awal.

Disain juga dilengkapi dengan exhaust fan untuk menghindari udara pengap di

lantai basement. Pengerjaan fisik bangunan dijadwalkan akan dilaksanakan pada

pertengahan Tahun 2010 (Dokumen DED, CV. Unika Disain 2010).

Page 23: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

19

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini secara umum dilakukan dengan metode deskriptif kualitaif untuk

dapat memberikan suatu deskripsi yang akurat dan sistematik tentang sesuatu keadaan

dan hubungan yang terjadi antar keadaan yang diteliti. Metode yang akan digunakan

berupa penelitan lapangan dengan berpedoman kepada kajian pustaka dan data-data

penunjang yang ada. Permasalahan yang ada sesuai dengan lingkup pembahasan

diperoleh dengan metode wawancara dan survey untuk mendapatkan pendapat atau

opini dari responden dan expert mengenai kemungkinan-kemungkinan risiko yang

akan terjadi. Metode wawancara dan survey yang akan dilakukan ini dititikberatkan

pada instansi-instansi yang terlibat dan memiliki peranan serata sebagai penentu

kebijakan dalam Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini difokuskan pada Kawasan Sentral Parkir di Pasar

Badung dan terkait dengan instansi yang menjadi Tim Teknis dan jajaran SKPD

(Satuan Kerja Perangkat Daerah), termasuk juga pihak konsultan perencana. Waktu

penelitian ini adalah bulan Maret 2010 – Mei 2010.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini diperlukan data yang jenis dan sumbernya

diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Data Primer

Data primer diperoleh dengan mengadakan wawancara, brainstorming,

pengamatan lapangan dengan pihak-pihak yang berkompeten dan berpengalaman

(expert). Untuk mengetahui pendapat dan penilaian responden terhadap

identifikasi dan pendapatnya dalam menghadapi risiko dilakukan dengan cara

memberikan kuesioner yang dipandu dalam pengisiaannya.

Page 24: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

20

2. Data Sekunder

Data sekunder didapatkan dari literatur, jurnal, paper, Gambar DED, RAB, RKS,

kontrak kerja dan penelitian-penelitian terdahulu yang dapat dijadikan pedoman

untuk memperoleh identifikasi risiko awal yang akan dipadukan dengan data

primer. Penelitian terdahulu yang dipakai antara lain penelitian dari Oka Suputra

(2005), Kristinayanti (2005) dan Adi Sudiatmika (2010).

3.4 Instrumen Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data dan informasi baik data

primer ataupun data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan strategi

survey menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Sedangkan untuk

pengumpulan data sekunder menggunakan instrumen check list berupa daftar variabel

yang datanya akan dikumpulkan.

3.4.1 Pembuatan Kuesioner

Menurut Riduwan (2008) kuesioner atau angket adalah daftar pertanyaan yang

diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon (responden) sesuain

dengan permintaan pengguna. Tujuan dari penyebaran kuesioner adalah mencari

informasi lengkap mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa khawatir bila

responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian

daftar pertanyaan. Dalam penelitian ini digunakan bentuk kuesioner semi tertutup

dengan pertanyaan terstruktur untuk menjawab pertanyaan berdasarkan pilihan yang

tersedia terkait skala likehood (kemungkinan) dan consequences (dampak). Selain itu

juga terdapat pertanyaan yang memberi kemungkinan untuk menambah risiko yang

belum teridentifikasi. Kuesioner ini akan diberikan kepada pihak yang berkompeten

dan terlibat dalam Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung.

Untuk melakukan penilaian terhadap kemungkinan terjadinya hal-hal yang

menimbulkan kerugian dapat didefinisikan sebagai berikut (Godfrey, 1996):

Page 25: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

21

TINGKAT FREKUENSI SKALA

Sangat sering 5

Sering 4

Kadang-kadang 3

Jarang 2

Sangat jarang 1

Pengukuran besarnya pengaruh variabel risiko terhadap kegiatan

Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung, menggunakan skala sebagai berikut

(Godfrey, 1996):

TINGKAT

KONSEKUENSI SKALA

Sangat besar 5

Besar 4

Sedang 3

Kecil 2

Sangat kecil 1

(Sumber: Oka Suputra, 2003, Pengembangan dari Godfrey, 1996)

Tabel 3.1 Skala Kemungkinan (Likehood)

(Sumber: Oka Suputra, 2003, Pengembangan dari Godfrey, 1996)

Tabel 3.2 Skala Konsekuensi (Consequences)

Page 26: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

22

3.4.2 Analisis Reliabilitas dan Validitas

Instrumen penelitian harus berkualitas yang sudah distandarkan sesuai dengan

teknik pengujian validitas dan reliabilitas. Adapun pengujian validitas dan reliabilitas

dapat dijelaskan sebagai berikut (Riduwan, 2008):

1. Pengujian Validitas Instrumen

Dalam pengujian validitas dengan menguji validitas konstruksi dapat

digunakan pendapat dari para ahli (judgement experts). Setelah instrumen

dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur berdasarkan teori tertentu,

maka selanjutnya dikonstruksikan dengan para ahli dengan cara dimintai

pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun (Riduwan, 2008). Instrumen

yang telah disetujui para ahli tersebut dicobakan pada sampel dari mana populasi

diambil. Setelah data didapat dan ditabulasikan, maka pengujian validitas

konstruksi dilakukan dengan analisis faktor yang mengkorelasikan antara skor

item instrumen (Sugiyono, 1999). Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih

dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan

dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang

merupakan jumlah skor tiap butir dengan rumus Pearson Product Moment.

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen

Metode pengujian reliabilitas instrumen ini dapat dilakukan dengan

berbagai cara antara lain (Riduwan, 2008):

a. Metode Belah Dua (Split Half Method)

Metode belah dua menggunakan sebuah tes dan dicobakan satu kali (single

test-single trial method). Pada waktu membelah dua dan mengkorelasikan

kedua belahan, baru diketahui reliabilitas setengah tes saja. Untuk

mengetahui reliabilitas seluruh tes maka digunakan rumus Spearman Brown.

Ket:

r11 = Koefisien reliabilitas internal seluruh item

rb = Koefisien Product Moment antara belahan

r11 = 2.rb

1 + rb

Page 27: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

23

b. Metode Kuder Richardson-20 (KR-20)

Metode KR-20 ini berguna untuk mengetahui reliabilitas dari seluruh tes

untuk item pertanyaan atau pernyataan yang menggunakan jawaban benar

(Ya) atau salah (Tidak). Bila benar bernilai = 1 dan jika salah bernilai = 0

c. Metode Alpha

Metode ini untuk mencari reliabilitas internal yaitu menganalisis reliabilitas

alat ukur dari satu kali pengukuran, rumus Alpha sebagai berikut:

Pada penelitian ini, pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan dengan

bantuan program SPSS.

3.4.3 Penerimaan Risiko (Risk Acceptability)

Tahap selanjutnya adalah dilakukan analisis tingkat penerimaan risiko (risk

acceptability) yang tergantung pada nilai risk yaitu hasil perkalian antara

kecenderungan (likelihood) dengan konsekuensi (consequences) risiko. Menurut

Godfrey (1996) penilaian tingkat penerimaan risiko (assessment of risk acceptability)

adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4 Assessment of Risk Acceptability

ASSESSMENT OF RISK ACCEPTABILITY

CONSEQUENCE

LIKELIHOOD

Catastropic

(5)

Critical

(4)

Serious

(3)

Marginal

(2)

Negligible

(1)

Frequent (5) Unacceptable Unacceptable Unacceptable Undesirable Acceptable

Probable (4) Unacceptable Unacceptable Undesirable Undesirable Acceptable

Occasional (3) Unacceptable Undesirable Undesirable Acceptable Acceptable

Remote (2) Undesirable Undesirable Acceptable Acceptable Neglegible

r11 = k

k-1

ΣS1

St 1 - [ [ ] ]

Ket:

r11 = Nilai Reliabilitas

S1 = Jumlah varian skor tiap-tiap item

St = Varian total

k = Jumlah item

Page 28: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

24

Improbable (1) Acceptable Acceptable Acceptable Neglegible Neglegible

Key: Description Guidance

Unacceptable Tidak dapat diterima, harus dihilangkan atau ditransfer

Undesirable Tidak diharapkan, harus dihindari

Acceptable Dapat diterima

Neglegible Diterima sepenuhnya

(Sumber : Suputra, 2005; pengembangan dari Godfrey, 1996)

Dengan pertimbangan tingkat penerimaan risiko dan nilai dari skala

likehood dan consequences, maka skala penerimaan risiko dapat dirumuskan

seperti tabel di bawah ini:

Dari hasil skala penerimaan risiko ini dilakukan suatu evaluasi terhadap risiko

yang telah diidentifikasi berdasarkan kuesioner. Risiko yang bersifat

unacceptable dan undesirable memerlukan tindakan mitigasi.

3.4.4 Penilaian Kepemilikan Risiko

Kepemilikan tanggung jawab risiko (ownership of risk) dialokasikan

dengan prinsip-prinsip yang telah dikembangkan oleh Flanagan dan Norman

(1993) diantaranya:

Skala Penerimaan Risiko

Unacceptable x ≥ 15

Undesirable 5 ≤ x < 15

Acceptable 3 ≤ x < 5

Negligible x < 3

Tabel 3.5 Skala Penerimaan Risiko

(Sumber: Oka Suputra, 2003, Pengembangan dari Godfrey, 1996)

Page 29: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

25

1. Pihak-pihak mana yang mempunyai kontrol terbaik terhadap kejadian yang

menimbulkan risiko.

2. Pihak mana yang dapat menangani apabila risiko tersebut muncul.

3. Pihak mana yang mengambil tanggung jawab jika risiko tidak terkontrol.

4. Jika risiko di luar kontrol semua pihak, maka diasumsikan sebagai risiko bersama.

3.5 Kerangka Konsep Penelitian

Dalam penelitian ini dilakukan analisis risiko pada Pembangunan Sentral Parkir

di Pasar Badung. Untuk kelengkapan data diambil dari data primer yang diperoleh dari

wawancara dengan pihak yang terlibat dan berkompeten serta melakukan pengamatan

di lapangan. Data ini kemudian dijadikan pedoman dalam penyusunan kuesioner

tentang identifikasi risiko dan pengaruhnya pada Pembangunan Sentral Parkir di Pasar

Badung ini. Data sekunder diperoleh dari literatur, jurnal (termasuk e-journal dari

internet) dan penelitian-penelitian terdahulu.

Berdasarkan data primer dan sekunder disusun kuesioner untuk

mengidentifikasi risiko yang mungkin terjadi. Kemudian dilanjutkan dengan

melakukan analisis tingkat penerimaan risiko (risk acceptability) dari hasil perkalian

skala kemungkinan (likehood) dengan konsekuensi (consequences) risiko. Dari hasil

penerimaan risiko ini kemudian dilakukan evaluasi untuk mengetahui risiko yang

bersifat unacceptable dan undesirable untuk menentukan tindakan mitigasi.

Selanjutnya dilakukan analisis untuk menentukan kepemilikan tanggung jawab risiko

sehingga akan diketahui pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan

penanganan.

Langkah-langkah penelitian dapat dilihat dalam skema di bawah ini.

Page 30: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

26

Gambar 3.1. Kerangka Penelitian

Ide Penelitian dan Survey

Pendahuluan

Identifikasi Risiko

Klasifikasi Risiko

Survey dan Pengumpulan Data

DATA SEKUNDER - Gambar DED Sentral Parkir di Pasar Badung,

termasuk RAB dan RKS.

- Dokumen kontrak perencanaan Sentral Parkir

di Pasar Badung.

DATA PRIMER - Wawancara dengan pihak yang

berkompeten yaitu pihak konsultan

perencana.

- Melakukan pengamatan pada site yaitu

pelataran parkir Pasar Badung.

- Kuesioner.

Analisis Data

Risiko

Simpulan dan

Saran

Pemilihan Tidakan

Mitigasi

Penilaian Kepemilikan

Tanggung Jawab Risiko

Uji Validitas dan Reliabilitas

Instrumen Penelitian

Studi Literatur - Literatur tentang manajemen risiko.

- Penelitian-penelitian terdahulu yang dijadikan referensi seperti

”Analisis Risiko pada Pembangunan Pusat Pemerintahan Kabupaten

Badung” oleh I Wayan Adi Sudiatmika dan ”Manajemen Risiko pada

Pelaksanaan Pembangunan DSDP di Denpasar” oleh I G. N. Oka

Suputra.

Page 31: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

27

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Identifikasi Risiko pada Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung

Identifikasi risiko-risiko yang terjadi dalam Pembangunan Sentral Parkir di

Pasar Badung diperoleh dengan merujuk pada penelitian sejenis dan melakukan

pengamatan langsung di lapangan. Selain itu juga dilakukan brainstorming dengan

pihak-pihak terkait dan memiliki kompetensi memberikan masukan terhadap risiko-

risiko yang terjadi dalam Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung mulai dari

tahap perencanaan, pelaksanaan dan operasional. Risiko-risiko yang teridentifikasi

dalam Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung dapat dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 4.1 Identifikasi Risiko Berdasarkan Aktivitas dan Sumber Risiko Pada Tahap

Pelaksanaan

No Aktivitas No.

Risiko Identifikasi Risiko

Kategori

Sumber

Risiko

A Persiapan pekerjaan dan

pengukuran lapangan

1 Mundurnya SPMK rencana

akibat terjadinya tender ulang

dan sanggahan banding yang

terjadi pada proyek

Proyek

2 Pengukuran lapangan (uitzet)

untuk menentukan posisi, titik,

garis dan ketinggian tidak sesuai

gambar.

Proyek

3 Pengukuran dilakukan secara

manual tanpa pesawat ukur

(teodolit).

Proyek

4 Adanya perbedaan interpretasi

dokumen kontrak antara owner

dengan kontraktor.

Proyek

Page 32: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

28

Ketidaksesuaian antara volume

pekerjaan di dalam BQ dan

kondisi di lapangan.

Proyek

6 Ketidaksesuaian gambar dan

spesifikasi teknis. Teknis

7 Perbedaan hasil pengukuran

kualitas dan kuantitas pekerjaan

dengan kondisi aktual di

lapangan.

Teknis

8 Adanya perubahan disain akibat

penyesuaian dengan kondisi di

lapangan.

Teknis

B Relokasi pedagang

selama masa pelaksanaan

pekerjaan

9 Adanya penolakan dari para

pedagang yang akan direlokasi

dengan adanya pembangunan

Sentral Parkir.

Politis

C Penggunaan alat-alat

berat selama pelaksanaan

pekerjaan

10 Terjadinya kontaminasi tanah,

polusi dan kebisingan yang

mengganggu selama

pelaksanaan Pembangunan

Sentral Parkir di Pasar Badung.

Lingkungan

11 Sulitnya akses masuk bagi alat

berat yang akan digunakan

selama pelaksanaan proyek.

Lingkungan

12 Peralatan yang digunakan

terutama alat berat dan

kendaraan pengangkut tanah sisa

galian tidak mencukupi sehingga

menghambat pekerjaan.

Teknis

13 Terjadinya kecelakaan akibat

penggunaan alat berat. K3

D Pelaksanaan penggalian

untuk lantai basement

14 Adanya kerusakan bangunan

sekitar akibat pengerjaan proyek,

khususnya Pura Melanting yang

sangat berdekatan dengan lokasi.

Lingkungan

Page 33: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

29

15 Kurangnya rambu-rambu K3

yang dapat menyebabkan

kecelakaan terutama bahaya

terjatuh pada saat penggalian

basement.

K3

16 Kurangnya rambu-rambu K3

yang dapat menyebabkan

kecelakaan terutama bahaya

terjatuh pada saat penggalian

basement.

K3

17 Muka air tanah yang tinggi yang

dapat menyebabkan longsoran

tanah pada galian basement.

Alami

18 Terganggunya pekerjaan karena

kegiatan pasar yang tidak pernah

berhenti sepanjang hari.

Alami

19 Adanya rembesan air Tukad

Badung selama pengerjaan

proyek, khususnya pada saat

pengerjaan lantai basement.

Alami

20 Adanya ceceran tanah bekas

galian pada saat pengangkutan

keluar lokasi proyek

Proyek

E Pembangunan pondasi

bored-pile sebagai

pengaman bangunan

21 Adanya kerusakan bangunan

sekitar terutama Pura Melanting

akibat proses konstruksi

khususnya saat pekerjaan

pondasi bored-pile.

Proyek

F Penyediaan material yang

akan digunakan selama

pelaksanaan pekerjaan

22 Terjadinya eskalasi atau

kenaikan harga bahan bangunan

selama masa perencanaan dan

pelaksanaan proyek.

Ekonomi

Page 34: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

30

23 Terjadinya kenaikan harga

bahan bakar minyak selama

masa pelaksanaan pekerjaan

yang akan mempengaruhi

kinerja proyek

Ekonomi

24 Keterlambatan pengiriman

material yang mengurangi

kinerja pekerjaan.

Proyek

25 Kontraktor tidak mengajukan

contoh material untuk disetujui

terlebih dahulu oleh konsultan

pengawas.

Proyek

26 Pengadaan material yang tidak

sesuai dengan spesifikasi teknis. Proyek

27 Terdapat material yang sudah

tidak diproduksi kembali. Proyek

28 Hilangnya material dan

peralatan kerja selama

berlangsungnya proyek.

Kriminal

G Pengaturan lalu lintas

kendaraan dan bahan

keluar masuk lokasi

proyek

29 Terganggunya kelancaran

pekerjaan akibat tingginya

tingkat kepadatan lalu lintas di

sekitar lokasi pembangunan.

Lingkungan

30 Adanya keluhan dari warga

akibat terganggunya aktivitas

mereka termasuk kemacetan

yang terjadi.

Manusiawi

31 Terganggunya kegiatan

perekonomian di Pasar Badung

pada saat pelaksanaan proyek.

Manusiawi

32 Opini masyarakat yang apatis

terhadap pembangunan Sentral

Parkir di Pasar Badung.

Politis

Page 35: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

31

H Pelaksanaaan pekerjaan

struktur utama bangunan

dan pekerjaan arsitektural

33 Adanya kerusakan pada

bangunan selama pengerjaan

proyek akibat bencana alam

(force majeur/kahar).

Alami

34 Terhambatnya pekerjaan akibat

cuaca (hujan). Alami

35 Pekerjaan yang dilaksanakan

kontraktor tidak sesuai dengan

gambar dan spesifikasi teknis.

Proyek

36 Adanya perubahan disain yang

berakibat pada terhambatnya

prestasi pengerjaan proyek.

Proyek

37 Adanya perubahan spesifikasi

teknis yang mengganggu

pelaksanaan proyek.

Proyek

38 Kontraktor tidak mengajukan

request dan shop drawing kepada

konsultan supervisi sebelum

melaksanakan suatu pekerjaan.

Proyek

39 Kurangnya kualitas pekerjaan

karena lemahnya pengawasan

lapangan.

Proyek

40 Kurangnya kualitas pekerjaan

karena tidak mengikuti dan

melaksanakan masukan dan

instruksi dari pengawas

lapangan.

Proyek

41 Tenaga kerja yang diperlukan

kurang mencukupi. Proyek

42 Tenaga kerja yang ditugaskan

tidak sesuai dengan

kualifikasinya.

Proyek

43 Koordinasi antara kontraktor,

konsultan perencana, konsultan Proyek

Page 36: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

32

pengawas dan owner kurang

berjalan dengan baik.

44 Terjadinya keterlambatan

penyelesaian proyek. Proyek

45 Produktivitas pekerja yang

rendah. Manusiawi

46 Keterlambatan kedatangan

tenaga kerja akibat libur hari

raya.

Manusiawi

47 Kelelahan akibat banyaknya

pekerjaan yang dilakukan secara

lembur.

Manusiawi

48 Pemogokan oleh tenaga kerja. Manusiawi

49 Adanya pekerja yang sakit atau

mengalami kecelakaan. Manusiawi

50 Kurangnya pengamanan di

lokasi proyek. K3

51 Terjadinya perusakan fasilitas

proyek. K3

52 Adanya pungutan liar yang

dilakukan preman. K3

53 Adanya penggunaan dana di luar

yang tercantum dalam kontrak. K3

54 Kondisi kesehatan pekerja yang

kurang terjamin di lokasi proyek. K3

55 Pekerja tidak menggunakan alat

keselamatan pada saat bekerja. K3

56 Kurangnya fasilitas sanitasi pada

areal penampungan tenaga kerja. K3

I Penyesuaian volume

pekerjaan di lapangan

57 Pekerjaan tambah yang lebih

besar dari 10%. Proyek

58 Adanya perbedaan perhitungan

volume pekerjaan yang telah

dikerjakan antara kontraktor dan

konsultan pengawas.

Proyek

Page 37: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

33

J Pembayaran pekerjaan 59 Adanya keterlambatan

pembayaran termin oleh owner

kepada pihak konsultan

perencana, konsultan pengawas

dan kontraktor.

Keuangan

60 Keterlambatan pembayaran oleh

kontraktor utama kepada pihak

sub kontraktor.

Keuangan

61 Keterlambatan pembayaran

opname pekerjaan dari

kontraktor ke Mandor.

Keuangan

K Pelaksanaan pekerjaan

mekanikal dan elektrikal

62 Kekurangan pasokan daya listrik

yang tersedia di lapangan Proyek

63 Kurang terawatnya instlasi

listrik dan hidran eksisting

sehingga menyulitkan dalam

penyambungan/connecting.

Proyek

L Staf. Teknis di Lapangan 64 Banyaknya pekerjaan yang

dirangkap oleh satu orang. Teknis

65

Terjadi pergantian susunan

personil akibat resign, pindah

proyek, dan tidak ada

perpanjangan kontrak.

Teknis

65

Kehilangan data akibat virus dan

kerusakan komputer. Teknis

Sumber: Wawancara dan penelitian sejenis

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, risiko yang teridentifikasi pada Pembangunan

Sentral Parkir di Pasar Badung sebanyak 65 (enam puluh lima) risiko. Menurut kategori

sumber risiko, risiko terbanyak adalah risiko proyek (project risk), yaitu sebanyak 25

(dua puluh lima) risiko atau 38,46% dari keseluruhan risiko yang teridentifikasi.

Prosentase jumlah risiko dapat dijelaskan pada Tabel 4.2

Page 38: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

34

Tabel 4.2 Prosentase Jumlah Risiko Berdasarkan Sumber Risiko

NO RISIKO JUMLAH (%)

1 Politis 2 3,03

2 Proyek 25 37,88

3 Teknis 7 10,61

4 Lingkungan 4 6,06

5 K3 10 15,15

6 Alami 5 7,58

7 Ekonomi 2 3,03

8 Kriminal 1 1,52

9 Manusiawi 7 10,61

10 Keuangan 3 4,55

66 100

Sumber: Hasil analisis

4.2. Frekuensi dan Modus Jawaban Responden

4.2.1 Jawaban Responden Terhadap Kemungkinan (Likehood)

Hasil jawaban responden mengenai kemungkinan (likehood) risiko sesuai

dengan skala penilaian dapat dijelaskan dalam Lampiran 1. Representasi jawaban

responden terwakili oleh nilai modusnya.

Dari data yang tersusun dalam Lampiran 1 mengenai modus jawaban responden

terhadap kemungkinan (likehood) risiko adalah sebagai berikut:

1. Frekuensi skala 1 (sangat jarang) : 1

2. Frekuensi skala 2 (jarang) : 25

3. Frekuensi skala 3 (kadang-kadang) : 32

4. Frekuensi skala 4 (sering) : 8

5. Frekuensi skala 5 (sangat sering) : 0

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa frekuensi terjadinya risiko pada skala 3

(kadang-kadang) paling banyak muncul.

Page 39: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

35

4.2.2 Jawaban Responden Terhadap Pengaruh (Consequences)

Hasil jawaban responden mengenai konsekuensi (consequences) risiko sesuai

dengan skala penilaian dapat dijelaskan dalam Lampiran 1. Representasi jawaban

responden terwakili oleh nilai modusnya.

Dari data yang tersusun dalam Lampiran 1 mengenai modus jawaban responden

terhadap konsekuensi (consequences) risiko adalah sebagai berikut:

1. Konsekuensi skala 1 (sangat kecil) : 0

2. Konsekuensi skala 2 (kecil) : 4

3. Konsekuensi skala 3 (sedang) : 21

4. Konsekuensi skala 4 besar) : 39

5. Konsekuensi skala 5 (sangat besar) : 2

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa semua risiko mempunyai pengaruh

atau konsekuensi terhadap proyek Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung.

4.3. Penilaian Responden terhadap Risiko pada Pembangunan Sentral Parkir di

Pasar Badung

Tingkat penerimaan risiko pada Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung ini

dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Unacceptable (tidak dapat diterima)

2. Undesirable (tidak diharapkan)

3. Acceptable (dapat diterima)

4. Negligible (dapat diabaikan)

Berdasarkan skala penerimaan tersebut, nilai risiko dan penerimaan risiko

(acceptability of risk) pada Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung dapat

dijelaskan pada Lampiran 1.

Penilaian risiko dilakukan dengan mengalikan kemungkinan (likehood) dan

pengaruh (consequences) seperti yang terlihat pada Lampiran 1. Berdasarkan hasil

Page 40: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

36

perkalian tersebut diperoleh nilai risiko untuk dapat menentukan tingkat penerimaan

risiko (acceptability of risk). Hasil penerimaan risiko dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Unacceptable (tidak dapat diterima) : 6 risiko

2. Undesirable (tidak diharapkan) : 56 risiko

3. Acceptable (dapat diterima) : 4 risiko

4. Negligible (dapat diabaikan) : 0 ri

5.

4.4. Uji Validitas Dan Reliabilitas

Uji validitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan korelasi Bivariate

Pearson (Produk Momen Pearson) dan Corrected Item-Total Correlation (Priyanto,

2008). Uji validitas ini dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung SPSS dengan

nilai r tabel product moment. Berdasarkan uji 2 sisi (2-tailed) dengan taraf signifikansi

0.05 maka diperoleh nilai r tabel untuk 15 responden adalah 0.514.

Berdasarkan uji validitas dengan SPSS for Windows ver. 16 dengan teknik

analisis Bivariate Pearson, diperoleh nilai koefisien korelasi setiap item pertanyaan

bervariasi nilainya melebihi 0.514 (nilai r tabel, 2-tailed dengan signifikansi 0.05)

maka dapat disimpulkan bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner berkorelasi

signifikan dengan skor total sehingga dapat disimpulkan bahwa item-item tersebut

valid.

Page 41: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

37

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Identifikasi Sumber Risiko

Identifikasi risiko menurut Godfrey (1996) adalah bersumber dari aktivitas. Jenis

sumber risiko berdasarkan aktivitas antara lain politis, perencanaan, proyek, teknis,

lingkungan, K3, alami, ekonomi, kriminal, manusia dan keuangan. Dalam proyek

Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung ini teridentifikasi sumber risiko-risiko

berdasarkan aktivitas yang dapat dilihat pada gambar diagram di bawah ini

Berdasarkan gambar diagram di atas dapat dijelaskan bahwa dari 66 (enam puluh

enam) risiko yang teridentifikasi, terlihat risiko yang bersumber dari proyek jumlahnya

paling banyak yaitu 25 (dua puluh lima) risiko (38,46%). Jumlah risiko terbanyak

bersumber dari aktivitas proyek yang menunjukkan bahwa risiko-risiko khususnya

pada tahap pelaksanaan lebih banyak muncul karena sangat erat kaitannya dengan

teknis pekerjaan di lapangan dengan kendala-kendala karena sangat dekat

bersinggungan dengan lingkungan sekitar proyek beserta segala aktivitasnya.

Politis, 2

Proyek, 25

Teknis, 7

Lingkungan, 4

K3, 9

Alami, 5

Ekonomi, 2

Kriminal, 2Manusiawi, 7

Keuangan, 3

Gambar 5.1 Jumlah Risiko Berdasarkan Sumber Risiko

Page 42: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

38

5.2 Analisis Penilaian Responden terhadap Risiko Pembangunan Sentral

Parkir di Pasar Badung

Analisis data untuk mengetahui risiko yang signifikan pada Pembangunan

Sentral Parkir di Pasar Badung dilakukan dengan analisis statistik berdasarkan

kemungkinan (likehood) dan pengaruh (consequences) yang teridentifikasi dari

penilaian responden melalui kuesioner. Frekuensi penilaian responden terhadap

kemungkinan terjadinya risiko (likehood) terlihat dalam diagram di bawah ini.

Dari modus jawaban responden seperti gambar diagram di atas dapat disimpulkan

bahwa:

1. Frekuensi skala 1 (sangat jarang) : 1 (2%)

2. Frekuensi skala 2 (jarang) : 25 (38%)

3. Frekuensi skala 3 (kadang-kadang) : 32 (48%)

4. Frekuensi skala 4 (sering) : 8 (12%)

5. Frekuensi skala 5 (sangat sering) : 0 (0%)

Berdasarkan data di atas bahwa jawaban responden terhadap kemungkinan terjadinya

risiko cenderung pada frekuensi skala 3 (kadang-kadang). Hal ini menunjukkan bahwa

2%

38%

48%

12%

0%

Sangat Jarang

Jarang

Kadang-kadang

Sering

Sangat sering

Gambar 5.2 Frekuensi Kemungkinan (Likehood) Risiko

Page 43: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

39

risiko-risiko yang teridentifikasi adalah kadang-kadang terjadi baik pada tahap

perencanaan, pelaksanaan maupun operasional. Untuk skala 1 (sangat jarang),

responden berpendapat terdapat satu risiko yang teridentifikasi sangat jarang terjadi

yaitu Adanya perubahan spesifikasi teknis yang mengganggu pelaksanaan proyek.. Hal

ini menunjukkan bahwa menurut pihak-pihak yang dijadikan responden, adanya

perubahan spesifikasi teknis yang menggangu pelaksanaan proyek jarang terjadi pada

proyek pemerintah. Demikian juga halnya dengan skala 5 (sangat sering) yang

menunjukkan jawaban responden tidak ada diantara risiko yang teridentifikasi sangat

sering terjadi.

Dari modus jawaban reponden seperti gambar diagram di atas dapat disimpulkan

bahwa:

1. Konsekuensi skala 1 (sangat kecil) : 0 (0%)

2. Konsekuensi skala 2 (kecil) : 4 (6%)

3. Konsekuensi skala 3 (sedang) : 21 (32%)

4. Konsekuensi skala 4 (besar) : 39 (59%)

5. Konsekuensi skala 5 (sangat besar) : 2 (3%)

0%

6%

32%

59%

3%

Sangat kecil

Kecil

Sedang

Besar

Sangat besar

Gambar 5.2 Frekuensi Kemungkinan (Likehood) Risiko

Page 44: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

40

Berdasarkan data di atas bahwa jawaban responden terhadap pengaruh terjadinya risiko

paling banyak pada frekuensi skala 4 (besar). Hal ini menunjukkan bahwa risiko yang

teridentifikasi memberikan pengaruh besar terhadap proyek. Untuk skala 1 (sangat

kecil), responden berpendapat tidak ada risiko yang memiliki pengaruh sangat kecil.

Sedangkan untuk jawaban dengan skala 5 (sangat besar), responden menilai ada dua

risiko yang memiliki pengaruh yang sangat besar pada proyek. Salah satu risiko yang

berpengaruh sangat besar pada proyek adalah Adanya keterlambatan pembayaran

termin oleh owner kepada pihak konsultan perencana, konsultan supervisi dan

kontraktor. Keterlambatan ini berpengaruh pada cashflow proyek, sehingga pembelian

material dan pembayara tenaga bisa terlambat yang berpengaruh secara langsung pada

waktu pelaksanaan proyek itu sendiri. Risiko lain yang berpengaruh signifikan dan

besar pada proyek adalah Adanya bahaya longsoran tanah pada saat penggalian lantai

basement. Adanya longsoran selain menghambat pelaksanaan proyek juga

membahayakan keselamatan pekerja.

5.3 Risiko-risiko Dominan (Major Risk)

Risiko-risiko yang bersifat dominan (major risk) adalah risiko-risiko yang

termasuk kategori unacceptable (risiko yang tidak dapat diterima) dan risiko-risiko

yang termasuk kategori undesirable (risiko yang tidah diharapkan). Risiko-risiko ini

merupakan risiko dengan risk acceptability nilai perkalian likehood dan consequences

sama dengan atau di atas 5 (lima). Keberadaan risiko-risiko dominan (major risk) akan

berpengaruh besar pada Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung. Dalam tingkat

penerimaan risiko dapat dilihat bahwa risiko dominan besarnya 93.94%. Prosentase

risiko-risiko dominan yang cukup besar menunjukkan banyak risiko-risiko yang tidak

dapat diterima dalam proyek pada tahap pelaksanaan yang dapat menghambat dan

memberi dampak negatif dalam pembangunan sentral parkir. Risiko-risiko dominan ini

harus mendapatkan perhatian khusus dari pihak-pihak berkompeten yang memiliki

tanggung jawab terhadap terjadinya risiko untuk dapat dilakukan tindakan mitigasi

agar dapat mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dari risiko yang terjadi.

Page 45: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

41

Berdasarkan gambar diagram tingkat penerimaan risiko di atas dapat dijelaskan

persentase tingkat penerimaan risiko adalah sebagai berikut:

6. Unacceptable (tidak dapat diterima) : 6 risiko

7. Undesirable (tidak diharapkan) : 56 risiko

8. Acceptable (dapat diterima) : 4 risiko

9. Negligible (dapat diabaikan) : 0 risiko

Dari data dan prosentase di atas, dapat dijabarkan mengenai risiko-risiko dominan

(major risk) yang teridentifikasi yaitu risiko dengan kategori unacceptable dan

undesirable.

5.4 Distribusi Penerimaan Risiko untuk Setiap Sumber Risiko

Berdasarkan analisis modus penilaian responden terhadap risiko berdasarkan

sumber risiko, dapat dijabarkan distribusi penerimaan risiko (risk acceptability) seperti

dalam Tabel 5.1.

9%

85%

6%

0%

Unacceptable

Undesirable

Acceptable

Negligible

SUMBER IDENTIFIKASI TINGKAT PENERIMAAN RISIKO (Risk Acceptability)

RISIKO RISIKO Unacceptable Undesirable Acceptable Negligible

Gambar 5.4 Tingkat Penerimaan Risiko (Risk Acceptability)

Tabel 5.1 Distribusi Penerimaan Risiko untuk Setiap Sumber Risiko

Page 46: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

42

Dari tabel dapat dilihat risiko yang termasuk kategori tidak dapat diterima

(unacceptable) sebanyak 9 (sembilan) risiko (9.47%). Risiko dengan nilai penerimaan

risiko yang tinggi diantaranya adalah kurangnya koordinasi antar instansi dalam

pengambilan keputusan yang mempengaruhi pengerjaan proyek, adanya perubahan

disain akibat kebijakan dan masukan dari pihak-pihak yang terkait dengan

pembangunan sentral parkir, terjadinya eskalasi harga bahan bangunan, terganggunya

kegiatan perekonomian di Pasar Badung pada saat pelaksanaan proyek, adanya

kerusakan bangunan akibat bencana alam (force majeur), tenaga kerja yang tidak

mencukupi, terjadinya keterlambatan penyelesaian proyek, keterlambatan kedatangan

tenaga kerja akibat libur hari raya dan terjadinya kemacetan di sekitar sentral parkir

karena pengaturan arus keluar masuk kendaraan yang kurang baik. Hasil penelitian ini

berbeda dengan penelitian terdahulu oleh Kristinayanti (2005) tentang Manajemen

Risiko pada Investasi Hotel Bintang Tiga di Bali yang menemukan risiko dengan

tingkat penerimaan yang tinggi adalah masalah sosial (lingkungan sekitar) seperti

peraturan desa adat setempat (awig-awig dan kontribusi) dan tekanan dari masyarakat

setempat. Sedangkan penelitian Sudiatmika (2010) menunjukkan bahwa perubahan

lahan persawahan (kawasan hijau) menjadi lahan perumahan/komersial di sekitar PPK

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

Politis 2.00 3,03 1 1,52

1 1,52

0 0,00

0 0,00

Proyek 25.00 37,88 1 1,52

22 33,33

2 3,03

0 0,00

Teknis 7.00 10,61 1 1,52

6 9,09

0 0,00

0 0,00

Lingkungan 4.00 6,06 0 0,00

4 6,06

0 0,00

0 0,00

K3 10.00 15,15 2 3,03

8 12,12

0 0,00

0 0,00

Alami 5.00 7,58 0 0,00

4 6,06

1 1,52

0 0,00

Ekonomi 2.00 3,03 0 0,00

2 3,03

0 0,00

0 0,00

Kriminal 1.00 1,52 0 0,00

1 1,52

0 0,00

0 0,00

Manusiawi 7.00 10,61 0 0,00

6 9,09

1 1,52

0 0,00

Keuangan 3.00 4,55 1 1,52

2 3,03

0 0,00

0 0,00

Jumlah 66.00 100 6 56 4 0

Persentase

100,00 9,09 84,85 6,06 0,00

Page 47: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

43

Badung adalah risiko dengan nilai tingkat penerimaan yang tinggi. Risiko dengan

kategori yang tidak diharapkan (undesirable) terdapat 80 (delapan puluh) risiko

(84.21%), risiko yang dapat diterima (acceptable) sebanyak 5 (lima) risiko (5.26%)

dan risiko yang diabaikan (negligible) ada satu risiko (1.05%).

Page 48: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

44

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan:

1. Pada Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung teridentifikasi 66 (enam

puluh enam) risiko pada tahapan pelaksanaan. Dari risiko-risiko yang

teridentifikasi terdapat 2 (dua) risiko politis, 25 (dua puluh lima) risiko proyek,

7 (tujuh) risiko teknis, 4 (empat) risiko lingkungan, 9 (sembilan) risiko K3, 5

(lima) risiko alami, 2 (dua) risiko ekonomi, 1 (satu) risiko kriminal, 7 (tujuh)

risiko manusiawi dan 3 (tiga) risiko keuangan. Dari risiko-risiko yang

teridentifikasi dilakukan analisis tingkat penerimaan risiko yang menunjukkan

terdapat 6 (enam) risiko yang termasuk kategori tidak dapat diterima

(unacceptable), 54 (lima puluh empat) risiko termasuk kategori tidak diharapkan

(undesirable), 4 (empat) risiko termasuk kategori dapat diterima (acceptable)

dan tidak ada risiko termasuk kategori dapat diabaikan (negligible).

2. Risiko-risiko yang termasuk risiko dominan (major risk) sebanyak 60 (enam

puluh) risiko yang terdiri dari 6 (enam) risiko yang tidak dapat diterima

(unacceptable) yaitu adanya perubahan disain akibat penyesuaian dengan

kondisi di lapangan, adanya bahaya longsoran tanah pada saat penggalian lantai

basement, opini masyarakat yang apatis terhadap pembangunan Sentral Parkir di

Pasar Badung, tenaga kerja yang diperlukan kurang mencukupi, kondisi

kesehatan pekerja yang kurang terjamin di lokasi proyek dan adanya

keterlambatan pembayaran termin oleh owner kepada pihak konsultan

perencana, konsultan supervisi, dan kontraktor. Keberadaan risiko-risiko

unacceptable ini harus mendapatkan perhatian khusus karena dapat berdampak

sangat besar pada proyek. Untuk risiko dengan kategori tidak diharapkan

(undesirable) terdapat 54 (lima puluh empat) risiko dengan risiko terbanyak

bersumber dari risiko proyek sebanyak 25 (dua puluh lima). Risiko-risiko

Page 49: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

45

undesirable ini semestinya juga mendapatkan perhatian karena dapat berdampak

buruk pada proyek.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, saran-saran yang dapat

disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Keberadaan risiko-risiko yang termasuk kategori unacceptable harus

mendapatkan perhatian lebih untuk mengurangi dampak negatif yang

ditimbulkan seperti tindakan mitigasi untuk risiko bencana alam (force majeur)

yang juga merupakan risiko bersama karena berada di luar kontrol semua pihak

dilakukan risk reduction dengan membuat persiapan awal untuk mengantisipasi

misalnya dengan menyiapkan pompa banjir jika terjadi bencana banjir dan juga

dapat dilakukan risk transfer dengan mengasuransikan pekerjaan. Sedangkan

risiko-risiko yang termasuk kategori tidak diharapkan (undesirable) semestinya

juga mendapat perhatian dengan melakukan tindakan-tindakan mitigasi untuk

mengurangi dampak negatif yang ditimbulkannya.

2. Kontraktor sebagai pihak yang paling banyak memiliki tanggung jawab terhadap

kepemilikan risiko-risiko yang teridentifikasi (ownership of risk) harus

memberikan perhatian khusus pada risiko-risiko unacceptable termasuk risiko

yang menjadi risiko bersama dan juga semestinya memperhatikan risiko-risiko

undesirable.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman untuk mengidentifikasi

risiko dan melakukan tindakan mitigasi bagi penelitian-penelitian selanjutnya

dan juga dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak terkait dalam melaksanakan

pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung dan kegiatan pembangunan sejenis

pada Pemerintah Kota Denpasar pada masa yang akan datang.

Page 50: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

46

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, K. 1997. Dasar-Dasar Manajemen Investasi dan Portofolio. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Anonim. 2008. Manajemen Risiko dan Fungsi Pengawasan. [cited 2009 August 3].

Available from: URL: http://www.bppk.depkeu.go.id

Anonim. 2008. Manajemen Risiko. [cited 2009 August 3]. Available from: URL:

http://www.wikipedia.com

Chapman, C., Ward, S. 2003. Project Risk Management. Processes, Techniques and

Insights. Second Edition. West Sussex NJ: John Wiley & Sons Ltd.

Flanagan, R., Norman, G. 1993. Risk Management and Construction. Cambridge

University Press.

Godfrey, P. S. 1996. Control of Risk. A Guide to The Systematic Management of Risk

from Construction. Westminster London: Connstruction Industry Research

And Information Association (CIRIA).

Hertz, B., D and Thomas, Howard. 1983. Risk Analyisis and It’s Application.

Chichester: John Wiley and Sons.

Kerzner, H. 1995. Project Management, A System Approach to Planning, Schedulling

and Controlling. Fifth Edition. New York: Van Nostrand Reinhold.

Kristinayanti, W. S. 2005. “Manajemen Risiko Pada Investasi Hotel Bintang Tiga di

Bali” (tesis). Denpasar: Universitas Udayana.

Mahadipta, Ngurah Gede Dwi. 2010. “Analisis Risiko pada Proyek Pembangunan

Sentral Parkir di Pasar Badung” (tesis). Denpasar: Universitas Udayana.

Perusahaan Daerah Pasar Kota Denpasar. 2008. “Jumlah Lokasi dan Jumlah Pasar

serta Banyaknya Pedagang pada Pasar Umum di Kota Denpasar Dirinci per

Kecamatan Tahun 2007. Denpasar: PD. Pasar Kota Denpasar.

Priyanto, Dwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Jakarta: Mediakom.

Raftery, J. 1994. Risk Analysis in Project Management. London: E & FN SPON.

Riduwan. 2008. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Page 51: ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN SENTRAL …

47

Sudiatmika, A. 2010. “Analisis Risiko Pada Pembangunan Pusat Pemerintahan

Kabupaten Badung” (tesis). Denpasar: Universitas Udayana.

Suputra, I G. N. O. 2005. “Manajemen Risiko Pada Pelaksanaan Pembangunan

Denpasar Sewerage Development Project (DSDP) di Denpasar” (tesis).

Denpasar: Universitas Udayana.

Thompson, P. A., Perry, J. G. Enginnering Construction Risk. London: Thomas

Telford.

Vaughan, Emmet. J. 1978. Fundamental of Risk and Insurance. Second Edition. John

Willey.