ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

130
ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT (Studi di PT. X Kabupaten Kubu Raya) SKRIPSI Oleh : FAZZAR IMAM TAOFIQ NPM : 151510192 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK 2019

Transcript of ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

Page 1: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN

KERJA DI PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

(Studi di PT. X Kabupaten Kubu Raya)

SKRIPSI

Oleh :

FAZZAR IMAM TAOFIQ

NPM : 151510192

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

2019

Page 2: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

ii

ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN

KERJA DI PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

(Studi di PT. X Kabupaten Kubu Raya)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Mejadi

Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M)

Oleh :

FAZZAR IMAM TAOFIQ

NPM : 151510192

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

2019

Page 3: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

iii

Page 4: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

iv

Page 5: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

v

Page 6: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

vi

BIODATA PENULIS

Nama : Fazzar Imam Taofiq

Tempat, Tanggal, Lahir : Ketapang, 25 Juni 1996

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Nama Orang Tua :

Bapak : Alm. Encang Suherlan

Ibu : Engkam Saptiah

Alamat : Dusun Karang Asih

RT 005/RW002 Desa Mekar Jaya

Kecamatan Sungai Melayu Rayak

Kabupaten Ketapang

JENJANG PENDIDIKAN

SD : SD Negeri 07 Sungai Melayu Rayak, Kab. Ketapang (Tahun 2002-2009)

SMP : SMP Negeri 01 Sungai Melayu Rayak, Kab. Ketapang (Tahun 2009-2012)

SMA : SMA Negeri 01 Sungai Melayu Rayak, Kab. Ketapang (Tahun 2012-2015)

S-1 : Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak

(Tahun 2015-2019)

Page 7: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirrobil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah

melimpahkan segala rahmat dan karunianya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Risiko dan Kejadian

Kecelakaan Kerja di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (Studi di PT. X

Kabupaten Kubu Raya)”. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak

memperoleh bimbingan, arahan dan dukungan dari beberapa pihak. Oleh karena itu

penulis mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga kepada Ismael Saleh,

S.K.M, M.Sc selaku pembimbing utama dan Marlenywati, S.Si, M.K.M selaku

pembimbing pendamping yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta

dengan penuh kesabaran memberi pengarahan dan membimbing penulis dalam

penyelesaian skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. H. Helman Fachri, SE, M.M selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Pontianak.

2. Ibu Dr. Linda Suwarni, S.K.M, M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Pontianak.

3. Bapak Abduh Ridha, S.K.M, M.P.H selaku Ketua Program Studi Kesehatan

Masyarakat Universitas Muhammadiyah Pontiank.

4. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Pontianak yang telah memfalisitasi kelancaran pembuatan skripsi ini.

5. Pimpinan dan seluruh staf PT. X Kabupaten Kubu Raya, yang telah

memberikan ijin serta telah memfasilitasi kelancaran pembuatan skripsi ini.

6. Orang Tua terhormat, Ibunda yang senantiasa memberikan Do’a dengan tulus

untuk keberhasilan dan kebahagian ananda.

7. Saudara dan Keluarga yang senantiasa memberikan do’a dan motivasi serta

dukungan sehingga skripsi ini selesai.

8. Rekan-rekan satu angkatan khususnya Peminatan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak

membantu moril maupun spiritual sehingga skripsi ini selesai.

Page 8: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

viii

Page 9: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

ix

ABSTRAK

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Skripsi, 13 Agustus 2019

Fazzar Imam Taofiq

Analisis Risiko dan Kejadian Kecelakaan Kerja di Pabrik Pengolahan Kelapa

Sawit (Studi di PT. X Kabupaten Kubu Raya)

xviii + 130 halaman + 34 tabel + 15 gambar + 6 lampiran

Kasus kecelakaan kerja pabrik pengolahan kelapa sawit di PT. X Kabupaten Kubu Raya

dari tahun 2014-2019 (triwulan 1) sebanyak 19 kejadian kecelakaan dengan jumlah

korban 21 pekerja. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui risiko dan kejadian

kecelakaan kerja di pabrik pengolahan kelapa sawit di PT. X Kabupaten Kubu Raya.

Jenis penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus

dan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu 8 stasiun kerja pabrik pengolahan

kelapa sawit yang terdiri dari grading, loading ramp, sterilizer, digester dan press,

clarification, nut dan kernel, boiler dan engine room. Serta 21 pekerja yang mengalami

kecelakaan kerja dengan sampel total sampling.

Hasil analisis risiko kecelakaan kerja di pabrik pengolahan kelapa sawit memiliki risiko

lingkungan kerja fisik, kimia, mekanikal, elektrikal dan ergonomi. Kejadian kecelakaan

kerja terbanyak terjadi berada di usia 28 tahun, jenis kelamin kali-laki (95.23%),

tingkat pendidikan SMA/SMK (33.34%), masa kerja 3 bulan, shift kerja 1

(57.15%), unit kerja proses pengolahan kelapa sawit (52.38%), jenis semburan

minyak panas (23.81%), penyebab alat kerja (52.39%), penyebab kondisi tidak aman

(76.20%), lokasi proses pengolahan kelapa sawit (66.67), sifat luka bakar dan luka

permukaan (33.34%) serta letak kelainan atau luka anggota atas (42.86%).

Disarankan kepada pihak perusahaan untuk melakukan upaya pengendalian bahaya di

unit kerja pengolahan kelapa sawit yang terdiri dari pengendalian secara substitusi,

rekayasa teknik, administratif dan alat pelindung diri.

Kata Kunci : Identifikasi bahaya, kejadian kecelakaan kerja dan upaya

pengendalian bahaya

Pustaka : 45 (1962-2018)

Page 10: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

x

ABSTRACT

FACULTY OF HEALTH SCIENCES

THESIS, AUGUST 13, 2019

FAZZAR IMAM TAOFIQ

RISK ANALYSIS AND OCCUPATIONAL ACCIDENTS AT PALM OIL

PROCESSING COMPANY (A Study at PT. X Kabupaten Kubu Raya)

xviii + 130 pages + 34 tables + 15 figures + 6 appendices

In the first quarter of 2014 – 2019, the number of occupational injuries at palm oil

processing company of PT. X Kabupaten kubu Raya has reached 19 cases or

experienced by 21 workers. This study aimed at investigating the risk and the

occupational injuries at palm oil processing company of PT. X Kabupaten Kubu

Raya.

This study used cross sectional descriptive method. The population were 8 palm oil

processing work stations consisted of grading, loading ramp, sterilizer, digester and

press, clarification, nut and kernel, and boiler and engine room. The samples were

21 workers who experienced occupational injuries.

The results of the analysis revealed some risk factors of occupational injuries. They

were physical work environment, chemical, mechanical, electrical and ergonomic

risks. The highest number of occupational injuries was experienced by workers

aged 28 years, males (95.23%), high school graduates (33.34%, 3 months period

workers, shift work 1 (57.15%), palm oil processing unit (52.38%), hot oil burst

(23.81), work equipment ( 52.39%), unsafe condition factor (76.20%), palm oil

processing location (66.67%), characteristics of burns and surface wound (33.34%),

and abnormal position and upper limb injuries (42.86%).

From the findings, the owners of the palm oil company needs to conduct hazard

prevention and control in the palm oil processing unit which include substitution

control, engineering, administrative and personal protective equipment.

Key words: hazard identification, occupational injuries, hazard control program

References: 45 (1962-2018)

Page 11: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

xi

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ iii

BIODATA PENULIS ................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

I.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

I.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 7

I.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 7

I.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 8

I.5 Keaslian Penelitian ........................................................................... 9

BAB II TINJAUN PUSTAKA ....................................................................... 12

II.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja ................................................. 12

II.1.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja ....................... 12

II.1.1.1 Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ................. 13

II.1.1.2 Fungsi Keselamata dan Kesehatan Kerja ................... 14

II.1.2 Kecelakaan Kerja .................................................................. 16

II.1.2.1 Sebab-Sebab Kecelakaan Kerja ................................. 17

II.1.2.2 Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja ........................... 19

II.1.2.3 Potensi Bahaya di Tempat Kerja................................ 26

II.1.2.4 Klasifikasi Kecelakaan Kerja .................................... 28

II.1.2.5 Kerugian Kecelakaan Kerja ....................................... 32

II.1.3 Kesehatan Kerja .................................................................... 34

II.2 Analisis Risiko............................................................................... 36

II.2.1 Manajemen Risiko ................................................................ 36

II.2.2 Idemtifikasi Hazars .............................................................. 36

II.2.3 Penilaia Risiko ...................................................................... 39

Page 12: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

xii

Hal

II.2.4 Pengendalian Risiko ............................................................. 44

II2.5 Evaluasi Sarana Pengendalian Risiko ..................................... 46

II.3 Kerangka Teori ............................................................................... 47

BAB III KERANGKA KONSEP ................................................................... 48

III.1 Kerangka Konsep .......................................................................... 48

III.2 Variabel Penelitian ........................................................................ 49

III.3 Definisi Operasional ...................................................................... 49

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 53

IV.1 Desain Penelitian ........................................................................... 53

IV.2 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 53

IV.3 Populasi dan Sampel ..................................................................... 53

IV.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Penelitian ............................. 54

IV.5 Teknik Pengolahan dan Penyampaian Data ................................... 54

IV.6 Teknik Analisa Data ...................................................................... 55

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................... 56

V.1 Hasil Penelitian ............................................................................. 56

V.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ............................................... 56

V.1.2 Gambaran Kebijakan K3 Perusahaan .................................... 56

V.1.3 Alur Proses Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit ....................... 58

V.2 Gambaran Proses Penelitian ........................................................... 66

V.3 Analisa Univariat ........................................................................... 70

V.3.1 Identifikasi Bahaya dan Risiko Serta Upaya Pengendalian di

Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit .......................................... 70

V.3.1.1 Identifikasi Bahaya dan Risiko di Pabrik Pengolahan

Kelapa Sawit ............................................................ 70

V.3.1.2 Upaya Pengendalian Bahaya di Pabrik Pengolahan

Kelapa Sawit ............................................................ 84

V.3.2 Kejadian Kecelakaan Kerja di Pabrik Pengolahan Kelapa

Sawit .................................................................................... 92

V.3.2.1 Faktor Manusia ......................................................... 92

V.3.2.2 Faktor Pekerjaan ....................................................... 95

Page 13: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

xiii

Hal

V.3.2.3 Kecelakaan Kerja .................................................... 98

V.4 Pembahasan ................................................................................... 103

V.4.1 Bahaya dan Risiko Serta Upaya Pengendalian di Pabrik

Pengolahan Kelapa Sawit ..................................................... 103

V.4.2 Kejadian Kecelakaan Kerja di Pabrik Pengolahan Kelapa

Sawit ................................................................................... 115

V.3.2.1 Faktor Manusia ........................................................ 115

V.3.2.2 Faktor Pekerjaan ...................................................... 118

V.3.2.3 Kecelakaan Kerja .................................................... 120

V.5 Keterbatasan Penelitian.................................................................. 123

BAB VI PENUTUP ....................................................................................... 124

VI.1 Kesimpulan ................................................................................... 124

VI.1.1 Identifikasi Bahaya dan Risiko ............................................ 124

VI.1.2 Kejadian Kecelakaa Kerja ................................................... 126

VI.1.3 Upaya Pengendalian Bahaya ............................................... 127

VI.2 Saran ............................................................................................. 127

VI.2.1 Bagi Perusahaan .................................................................. 127

VI.2.2 Bagi Peneliti Selanjutnya..................................................... 130

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

xiv

DAFTAR TABEL

Hal

I.1 Keaslian Penelitian ................................................................................ 9

II.1 Ukuran Kualitatif (Likelihood) ............................................................... 43

II.2 Ukuran Kuantitatif (Consequency) ......................................................... 43

II.3 Perkiraan Probabilitas (Kekerapan) ........................................................ 43

II.4 Matriks Penilaian Risiko ........................................................................ 44

III.1 Definisi Operasional .............................................................................. 49

V.1 Analisi Risiko Proses Kerja Stasiun Grading ......................................... 70

V.2 Analisi Risiko Proses Kerja Stasiun Loading Ramp ............................... 72

V.3 Analisi Risiko Proses Kerja Stasiun Sterilizer ........................................ 74

V.4 Analisi Risiko Proses Kerja Stasiun Digester dan Press ......................... 75

V.5 Analisi Risiko Proses Kerja Stasiun Clarification .................................. 77

V.6 Analisi Risiko Proses Kerja Stasiun Nut dan Kernel .............................. 78

V.7 Analisi Risiko Proses Kerja Stasiun Boiler ............................................ 79

V.8 Analisi Risiko Proses Kerja Stasiun Engine Room ................................. 81

V.9 Pengendalian Bahaya Proses Kerja Stasiun Grading Pabrik Pengolahan

Kelapa Sawit PT. X Kabupaten Kubu Raya ........................................... 85

V.10 Pengendalian Bahaya Proses Kerja Stasiun Loading Ramp Pabrik

Pengolahan Kelapa Sawit PT. X Kabupaten Kubu Raya ........................ 86

V.11 Pengendalian Bahaya Proses Kerja Stasiun Sterilizer Pabrik Pengolahan

Kelapa Sawit PT. X Kabupaten Kubu Raya ........................................... 87

V.12 Pengendalian Bahaya Proses Kerja Stasiun Digester dan Press Pabrik

Pengolahan Kelapa Sawit PT. X Kabupaten Kubu Raya ........................ 88

V.13 Pengendalian Bahaya Proses Kerja Stasiun Clarification Pabrik

Pengolahan Kelapa Sawit PT. X Kabupaten Kubu Raya ........................ 89

V.14 Pengendalian Bahaya Proses Kerja Stasiun Nut dan Kernel Pabrik

Pengolahan Kelapa Sawit PT. X Kabupaten Kubu Raya ........................ 90

V.15 Pengendalian Bahaya Proses Kerja Stasiun Boiler Pabrik Pengolahan

Kelapa Sawit PT. X Kabupaten Kubu Raya ........................................... 91

V.16 Pengendalian Bahaya Proses Kerja Stasiun Engine Room Pabrik

Pengolahan Kelapa Sawit PT. X Kabupaten Kubu Raya ........................ 92

Page 15: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

xv

Hal

V.17 Distribusi Frekuesi Umur Responden yang Mengalami Kecelakaan

Kerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT. X Kabupaten Kubu Raya

Tahun 2014-2019 .................................................................................. 93

V.18 Distribusi Frekuesi Jenis Kelamin Responden yang Mengalami

Kecelakaan Kerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT. X Kabupaten

Kubu Raya Tahun 2014-2019 ................................................................. 93

V.19 Distribusi Frekuesi Tingkat Pendidikan Responden yang Mengalami

Kecelakaan Kerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT. X Kabupaten

Kubu Raya Tahun 2014-2019 ................................................................ 94

V.20 Distribusi Frekuesi Masa Kerja Responden yang Mengalami

Kecelakaan Kerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT. X Kabupaten

Kubu Raya Tahun 2014-2019 ................................................................ 95

V.21 Distribusi Frekuesi Shift Kerja Responden yang Mengalami

Kecelakaan Kerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT. X Kabupaten

Kubu Raya Tahun 2014-2019 ................................................................ 96

V.22 Distribusi Frekuesi Unit Kerja Responden yang Mengalami

Kecelakaan Kerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT. X Kabupaten

Kubu Raya Tahun 2014-2019 ................................................................ 97

V.23 Distribusi Frekuesi Jenis Kelamin Responden yang Mengalami

Kecelakaan Kerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT. X Kabupaten

Kubu Raya Tahun 2014-2019 ................................................................ 98

V24 Distribusi Frekuesi Penyebab Kecelakaan Kerja Pabrik Pengolahan

Kelapa Sawit PT. X Kabupaten Kubu Raya Tahun 2014-2019 .............. 99

V.25 Distribusi Frekuesi Penyebab Utama Kecelakaan Kerja Pabrik Kelapa

Pengolahan Sawit PT. X Kabupaten Kubu Raya Tahun 2014-2019 ..... 100

V.26 Distribusi Frekuesi Lokasi Kejadian Kecelakaan Kerja Pabrik Kelapa

Pengolahan Sawit PT. X Kabupaten Kubu Raya Tahun 2014-2019 ..... 101

V.27 Distribusi Frekuensi Sifat Luka atau Kelainan Korban Kecelakaan

Kerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT. X Kabupaten Kubu Raya

Tahun 2014-2019 ................................................................................ 102

Page 16: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

xvi

Hal

V.28 Distribusi Frekuensi Letak Kelainan atau Luka Korban Kecelakaan

Kerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT. X Kabupaten Kubu Raya

Tahun 2014-2019 ................................................................................ 103

Page 17: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

xvii

DAFTAR GAMBAR

Hal

II.1 Kerugian Kecelakaan Kerja Seperti Fenomena Gunung Es ................... 34

II.2 Bagan Proses Identifikasi Hazards ........................................................ 38

II.3 Bagan Proses Penilaian Risiko .............................................................. 41

II.4 Kerangka Teori ..................................................................................... 47

III.1 Kerangka Konsep ................................................................................. 48

V.1 Alur Proses Kerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit .............................. 58

V.2 Proses Kerja Grading ........................................................................... 59

V.3 Proses Kerja Loading Ramp.................................................................. 60

V.4 Proses Kerja Sterilizer .......................................................................... 61

V.5 Proses Kerja Digester dan Press ........................................................... 62

V.6 Proses Kerja Clarification .................................................................... 63

V.7 Proses Kerja Nut dan Kernel ................................................................. 64

V.8 Proses Kerja Boiler ............................................................................... 65

V.9 Proses Kerja Engine Room ................................................................... 66

V.10 Alur Proses Penelitian .......................................................................... 69

Page 18: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Penelitian

Lampiran 2 : Surat Pengumpulan Data Proposal Skripsi

Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 4 : Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

Lampiran 5 : Hasil Analisis Penelitian

Lampiran 6 : Dokumentasi Penelitian

Page 19: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi saat ini sangat diperlukan untuk memudahkan

pekerjaan dalam memenuhi kebutuhan manusia, namun tanpa adanya pengendalian

yang tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan teknologi maju

tidak dapat dihindari terutama untuk kebutuhan industri yang ditandai dengan

adanya proses mekanisasi, elektrifikasi dan modernisasi serta transformasi

globalisasi. Dengan demikian penggunaan mesin-mesin, alat, instalasi dan bahan-

bahan berbahaya akan terus meningkat sesuai kebutuhan industri (Tarwaka, 2017).

Berdasarkan peraturan Presiden RI. Undang-Undang No. 13 tahun 2003

Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pasal 86, yang menyatakan bahwa

“setiap pekerja atau buruh menpunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas

keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan, perlakuan yang sesuai

dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama. Keselamatan dan

kesehatan kerja merupakan salah satu bagian dari perlindungan kerja yang diatur

dalam perundang-undangan ketenagakerjaan. Dengan menerapkan teknologi

pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan

mencapai ketahanan fisik, daya kerja dan tingkat kesehatan yang tinggi. Disamping

itu, keselamatan dan kesehatan kerja dapat diharapkan untuk menciptakan

kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang tinggi (Sucipto, 2014).

Secara umum, kecelakaan kerja merupakan suatu kejadian yang jelas tidak

dikehendaki dan sering tidak terduga. Faktor yang mempengaruhinya yaitu faktor

Page 20: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

2

pengawasan, personal dan pribadi, tindakan dan kondisi tidak aman serta adanya

kontak dengan bahan-bahan berbahaya. Kecelakaan ini merupakan bagian dari

penyebab kesakitan perorangan dan penurunan produktivitas (Tarwaka, 2016).

Pengertian lainnya terkait kecelakaan kerja adalah suatu kejadian tidak

terduga dan tidak diharapkan yang berhubungan dengan hubungan kerja pada

perusahaan atau perkantoran. Bahwa kecelakaan kerja dapat terjadi karena oleh

pekerjaan atau pada waktu melaksanankan pekerjaan. (Sucipto, 2014). Lebih lanjut,

pada pelaksanaannya kecelakaan kerja di industri dapat dibagi menjadi dua kategori

utama. Pertama kecelakaan industri yaitu suatu kecelakaan yang terjadi di tempat

kerja karena adanya potensi bahaya yang tidak terkendali dan yang kedua adalah

kecelakaan di dalam perjalanan yaitu kecelakaan yang terjadi di luar tempat kerja

dalam kaitannya dengan hubungan kerja (Tarwaka, 2017).

Penyebab utama kecelakaan kerja yaitu dipengaruhi oleh peralatan kerja dan

perlengkapanya, tidak tersedianya alat pengaman dan pelindung bagi tenaga kerja,

keadaan tempat kerja yang tidak memenuhi syarat, pekerja kurang pengetahuan dan

pengalaman tentang tata cara kerja dan keselamatan kerja serta kondisi fisik serta

mental pekerja yang kurang baik. Selain penyebab utama kecelakaan terdapat dua

kelompok akar penyebab kecelakaan yang pertama adalah immediate cause terdiri

dari pekerjaan tidak aman dan lingkungan yang tidak aman dan yang kedua adalah

contributing causes terdiri dari sistem manajemen keselamatan, kondisi mental

pekerja dan kondisi fisik pekerja (Sucipto, 2014).

Berdasarkan data Internasional Labour Organization (ILO) tahun 2013, 1

pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja

Page 21: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

3

mengalam sakit akibat kerja. Tahun sebelumnya (2012) ILO mencatat angka

kematian dikarenakan kecelakaan dan penyakit akibat kerja sebanyak 2 juta kasus

setiap tahunnya (Dekpkes, 2014). Data cedera akibat pekerjaan menurut ILO tahun

2014 berdasarkan wilayah WHO (Worlh Health and Organization) yang

menyebabkan cedera fatal yaitu African Region 110 kasus, Americas 1.916 kasus,

Eastern Mediterranean Region 210 kasus, European Region 2.598 kasus, South

East Asia Region 77 kasus dan Western Pacific Region 222 kasus. Serta yang

menyebabkan tidak fatal yaitu African Region 8.742 kasus, Americas 966.221

kasus, Eastern Mediterranean Region 16.692 kasus, European Region 98.904

kasus, South East Asia Region 6.710 kasus dan Western Pacific Region 44.638

kasus. Cedera fatal berdasarkan wilayah georafis Afrika sebanyak 320 kasus,

Amerika 1.916 kasus, Asia 2.694 kasus, Eropa 4.079 kasus dan Oceana 188 kasus.

Cedera tidak fatal berdasarkan wilayah georafis Africa 25.434 kasus, Amerika

966.221 kasus, Asia 271.949, Eropa 1.921.644 kasus dan Oceana 98.980 kasus

(Hamalainen dkk, 2017).

Menurut data Health and Safety Executive (HSE, 2018) kejadian cedera

fatal kecelakaan kerja per 100.000 pekerja berdasarkan jenis indutsri yaitu

kontruksi 38 kejadian, pertanian 29 kejadian, manufaktur 15 kejadian, transportasi

dan penyimpanan 15 kejadian, limbah 12 kejadian dan lainnya 35 kejadian. Cedera

fatal berdasarkan jenis usia yaitu usia ≥60 tahun 55 kejadian, usia 16-59 tahun 86

kejadian dan umur yang tidak diketahui 3 kejadian. Sedangkan berdasarkan jenis

utama kecelakaan fatal bagi pekerja yaitu jatuh dari ketinggian 35 kejadian,

tertabrak kendaraan yang bergerak 26 kejadian, terkena benda bergerak 23

Page 22: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

4

kejadian, terjebak benda yang runtuh 16 kejadian dan kontak dengan mesin yang

bergerak yaitu 13 kejadian.

Setiap jamnya terdapat 12 kasus kecelakaan kerja di Indonesia. Hal tersebut

menandakan bahwa masih minimnya perhatian dalam implementasi keselamatan

dan kesehatan kerja (Priono, 2018). Pada tahun 2007, kasus kecelakaan kerja di

Indonesia sempat mengalami penurunan. Namun kemudian stabil mendekati

100.000 kasus kecelakaan kerja per tahunnya. Dari data kasus kecelakaan kerja,

kemudian ada yang dinyatakan meninggal, cacat total, cacat sebagian, cacat fungsi

dan dinyatakan sembuh setelah mendapatkan perawatan medis. Data kasus

kecelakaan kerja pada tahun 2015-2017 jumlah kasus kecelakaan kerja yaitu

110.258 kasus (2015), 101.367 kasus (2016), dan 123.000 kasus (2017). Kasus

kecelakaan kerja yang menyebab meninggal dunia tahun 2015 (2.308 kasus), 2016

(2.382 kasus) dan 2017 (3.000). Data cacat total, cacat sebagian, cacat fungsi dan

dinyatakan sembuh setelah mendapatkan perawatan medis tahun 2015-2017 tidak

tersedia. Tahun 2018 triwulan 1 (Januari-Maret) kecelakaan kerja yang terlapor ada

5.318 kasus kecelakaan kerja dengan korban meninggal dunia sebanyak 87 pekerja,

52 pekerja cacat dan 1.136 pekerja lainnya dinyatakan sembuh setelah mendapatkan

perawatan (SHE, 2018).

Menurut data laporan BPJS Ketenagakerjaan, kasus kecelakaan kerja

berjumlah 110.285 kasus (2015), 105.182 kasus (2016) dan 80.392 kasus (2017).

Meskipun terjadi penurunan, data ini masih menunjukkan kasus kecelakaan di

Indonesia masih relatif tinggi (Depkes RI, 2018). Sedangkan di Kalimantan Barat

menurut direktorat Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga, jumlah kasus kecelakaan

Page 23: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

5

kerja dari tahun 2011-2013 mengalami peningkatan yang signifikan di tahun 2013

(2011 = 164 kasus, 2012 = 103 kasus dan 2013 = 1.561 kasus) (Kemenkes RI,

2015).

Oleh sebab itu, upaya penyelesaian masalah kesehatan dan keselamatan

kerja dapat dilaksanakan dengan baik diperlukan upaya pembinaan dan pengawasan

secara menyeluruh dan berkesinambungan. Keselamatan dan kesehatan kerja

merupakan salah satu bagian dari upaya perlindungan tenaga kerja perlu

dikembangkan dan ditingkatkan yang bertujuan untuk peningkatan produktivitas

kerja. Hal tersebut telah tertuang dalam peraturan Presiden RI. Undang-Undang No.

1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dimana “setiap tenaga kerja dan orang lain

yang berada di tempat kerja harus selalu mendapat perlindungan atas keselamatan

dan kesehatannya, setiap sumber produksi dapat dipakai dan dipergunakan secara

aman dan efesien serta setiap proses produksi dapat berjalan secara lancan tanpa

hambatan”.

Idikator keberhasilan dalam dunia industri bergantung pada kualitas tenaga

kerja yang produktif, sehat dan berkualitas. Pekerja adalah sebagai sumber daya

dalam lungkungan kerja industri yang harus dikelola dengan baik, sehingga dapat

meningkatkan produktivitas. Keinginan untuk mencapai produktivitas yang tinggi

tersebut harus memperhatikan segi keselamatan kerja, seperti memastikan bahwa

pekerja dalam kondisi kerja yang aman (Jenni, 2009).

Salah satu perusahaan minyak kelapa sawit Kabupaten Kubu Raya

merupakan perusahaan bergerak di bidang pengolahan minyak kelapa sawit yang

menghasilkan CPO (Crude Palm Oil) dan PK (Palm Kernel) dengan memiliki

Page 24: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

6

tahapan proses penimbangan, grading, loading ramp, stelirizer, trippler, threshing,

digester dan pressing, boiler, nut dan kernel, engine room, water treatment process,

klarifikasi dan disppact.. Hasil observasi lingkungan kerja dibagian proses

pengolahan yang memiliki potensi kejadian kecelakaan kerja terdiri dari potensi

bahaya lantai licin, V-belt mesin capstand, rantai chain coupling, arus/panel listrik,

buah sawit (TBS), tumpahan miyak, mesin stelirizer/boiler/engine room, uap panas

(steam), sling putus, alat angkut, semburan/paparan minyak panas (CPO),

semburan/paparan api pembakaran boiler, pencahayaan dan kebisingan. Serta

memiliki potenis risiko yaitu tertimpa tandan buah sawit (TBS), terpeleset/terjatuh,

terjepit lori, terjepit V-belt capstand, terjepit/terpapar rantai chain coupling,

tersengat arus listrik, peledakan, luka bakar dan terpapar sling putus.

Hasil survei pendahuluan diketahui kasus kecelakaan kerja tahun 2014 -

2019 (Januari - Maret) di sebuah pabrik minyak kelapa sawit Kabupaten Kubu Raya

dengan jumlah korban sebanyak 21 pekerja dan jumlah kasus kecelakaan yaitu 1

kasus (2014), 2 kasus (2015), 2 kasus (2016), 4 kasus (2017), 4 kasus (2018) dan 6

kasus (2019). Kasus kecelakaan di tahun 2019 (Januari – Maret) meningkat secara

signifikan dibandingkan tahun sebelumnya 2 (dua) diantaranya menyebabkan

kehilangan anggota tubuh (amputasi).

Dampak akibat kecelakaan kerja dapat digambarkan seperti fenomena

gunung es dan permasalahan termasuk biaya yang terjadi sebenarnya jauh lebih

besar dari apa yang dihitung. Dampak dari kecelakaan ini terdiri dari biaya langsung

dan biaya tidak langsung. Biaya langsung terdiri dari biaya pengobatan dan biaya

kompensasi (asuransi) sedangkan biaya tidak lagsung adalah kerugian akibat

Page 25: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

7

kerusakan peralatan, bangunan, material, produksi terganggu, biaya hukum, biaya

peralatan, serta waktu untuk penyelidikan. Selain biaya langsung dan tidak

langsung terdapat biaya lainnya yaitu upah tetap dibayarkan kepada korban, biaya

untuk pergantian dan pelatihan, biaya kerja lembur, kurang kemampuan korban

setelah sembuh (Tarwaka, 2016).

Pihak manajemen perusahaan telah mengupayakan berbagai tindakan yang

dilakukan untuk menghindari atau meminimalisis kejadian kecelakaan kerja.

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa kejadian tersebut sampai saat ini masih dapat

terjadi. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti analisis risiko dan kejadian

kecelakaan kerja di pabrik pengolahan kelapa sawit di PT. X Kabupaten Kubu

Raya.

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi permasalahan dalam

penelitian ini adalah bagaimana analisis risiko kecelakaan kerja di pabrik

pengolahan kelapa sawit (studi di PT. X Kabupaten Kubu Raya).

I.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis risiko kecelakaan

kerja di pabrik pengolahan kelapa sawit (studi di PT. X Kabupaten Kubu Raya).

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini dilakukan adalah untuk :

1. Untuk mengidentifikasi bahaya dan risiko di tempat kerja pabrik

pengolahan kelapa sawit (studi di PT. X Kabupaten Kubu Raya).

Page 26: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

8

2. Untuk melakukan penilaian risiko sumber bahaya di tempat kerja pabrik

pengolahan kelapa sawit (studi di PT. X Kabupaten Kubu Raya).

3. Untuk menentukan upaya pengendalian risiko (controling) terhadap sumber

bahaya di tempat kerja pabrik pengolahan kelapa sawit (studi di PT. X

Kabupaten Kubu Raya).

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi pihak perusahaan tentang

kecelakaan kerja sehingga dapat mengurangi kecelakaan kerja dan dapat dilakukan

pembinaan serta pengarahan terhadap pekerja dalam upaya peningkatan

keselamatan dan kesehatan tenaga kerja.

1.4.2 Bagi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak

Sebagai bahan literatur perpustakaan yang dapat dijadikan referensi dan

penelitian ini dapat dilanjutkan oleh mahasiswa khususnya mahasiswa Fakultas

Ilmu Kesehatan mengenai kasus kecelakaan kerja.

1.4.3 Bagi Peneliti

Sebagai aplikasi nyata untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah

diperoleh selama perkuliahan dan untuk mendapatkan pengalaman secara langsung

dalam melakukan penelitian dibidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja khususnya

kasus kecelakaan kerja.

Page 27: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

11 9

I.5 Keaslian Penelitian

Tabel I.1 Keaslian Penelitian

No Peneliti/Tahun

JudulPenelitian

Variabel Metodologi Hasil Persamaan Perbedaan

1 JenniRajaguguk(2009)

GambaranKecelakaanKerja PadaPekerjaPabrikPengolahKelapa SawitPTPN IVKebun BahJambi Tahun2006-2008

Umur,pendidikan,masa kerja,pengetahuan,lingkungankerja (fisik,kimia, biologi,ergonomi danpsikologi),jeniskecelakaan,peyebabkecelakaan,sifat luka, letakluka.

Deskriptif Tenaga kerja yang mengalamikecelakaan kerja pada umunya :1. Berumur 48-51 tahun2. Berpendidikan SMP3. Bekerja pada shift I dan telah

bekerja selama17-21 tahun4. Bekerja di unit operator

rebusan5. Memiliki pengetahuan sedang6. Faktor kimia dan kondisi tidak

aman7. Jenis kecelakaan umunya

kotak dengan bahanberbahaya, penyebabkecelakaan karena bahan-bahan dan zat-zat, luka ditangan dan kepala.

1. Desain penelitian2. Variabel umur,

pendidkan, masakerja, faktor fisik,faktor kimia,menurut jeniskecelakaan,menurutpenyebab,menurut sifat lukadan menurut letakluka.

1. Variabel jeniskelamin, shiftkerja, unit kerja,penyebab utamadan lokasikcelakaan.

Page 28: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

1110

NoPeneliti/Tahun

JudulPenelitian Variabel Metodologi Hasil Persamaan Perbedaan

2 MallapiangFatmawatydan IsmiAuliaSamosir(2014).

AnalisisPotensiBahaya DanPengendaliannyaDenganMetodeHIRAC(Studi Kasus :IndustriKelapa SawitPT.ManakarraUnggulLestari (PT.Mul) PadaStasiunDigester danPresser,Clarifier, Nutdan Kernel,Mamuju,SulawesiBarat)

Identifikasi,penilaian danpengendalianbahaya

DeskriptifdenganmetodeHIRAC(HazardIdentificationRiskAsessmentControl)

Terdiri dari 3stasiun yaiu :1. Identifikasi bahaya : lama

kerja yang berisiko hingga 12jam kerja, peralatan yangtidak safety, gangguanpernafasan, peralatan panas,penanganan bahan kimiayang tidak benar kebisingandan suhu panas.

2. Penilaian risiko : M(Moderate Risk) risikomenengah, H (High Risk)risiko tinggi

3. Pengendalian yang dilakukanberdasarkan Hierarchy ofcontrol yaitu administratif,alat pelindung diri (APD),eliminasi dan subtitusi.

1. Variabelidentifikasibahaya danpengendalianbahaya.

2. Desain penelitiandeskriptif denganpendekatan studykasus.

3. Variabelkejadiankecelakaan kerja

Page 29: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

11

No Peneliti/Tahun

JudulPenelitian

Variabel Metodologi Hasil Persamaan Perbedaan

3 PrimadewiTriana,BajuWidjasesa,dan IdaWahyuni(2014)

Faktor-FaktorUtamaPenyebabHuman ErrorDalamKecelakaanPada OperatorAlat BeratBergerak diTambangBawah TanahPT. FreeportIndonesia

situationawareness,threats danhuman error

Surveyanalitikdenganpendekatancrosssectional

Faktor utama penyebab terjadinyahuman error dalam kecelakaan :

1. Pada elemen action error adalahkegagalan pengelolaan waktu yangdilakukan oleh 19 operator (54%).

2. Pada elemen situation awarenessyang berkaitan dengan gangguanproses kognitif pada operator adalahkegagalan deteksi dan persepsi yangdialami oleh 19 operator (54%).

3. Pada elemen threats yangmerupakan bagian dari kegagalansistem adalah faktor pekerjaan yangdisetujui oleh 24 operator (69%).

4. Tidak ada hubungan yang bermaknaantara faktor-faktor utama penyebabhuman error dalamkecelakaan,namun ketiganyamemiliki pengaruh yang akanmenimbulkan risiko antara faktoryang satu dengan yang lain.

1. Variabel actionerror dansituationawareness.

1. Desain penelitiandeskriptif denganpendekatan studykasus.

2. Variabelidentifikasibahaya, kejadiankecelakaan kerjadan upayapengendalianbahaya.

Page 30: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

56

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

V.1 Hasil Penelitian

V.1.1 Gambaran Umum Perusahaan

PT. tempat penelitian merupakan Perseroan Terbatas dalam negeri dengan

kepemilikan murni oleh pihak swasta yang didirikan pada tanggal 2 (dua) April

2008. Berpusat kantor di Pontianak yang bergerak di bidang usaha perkebunan serta

pengolahan minyak kelapa sawit. Pabrik pengolahan minyak kelapa sawit dibangun

pada tanggal 19 Agustus 2013 dan mulai beroperasi pada tanggal 26 Agustus 2014

dengan kapasitas produksi sampai dengan 45 ton/jam atau 900-1100 ton TBS per

hari.

Bahan baku utama pabrik yaitu tandan buah segar (TBS) yang diperoleh

dari para petani dan perusahaan perkebunan yang menjadi mitra kerja. Hasil dari

pengolahan ini berupa Crude Palm Oil (CPO) dan kernel (inti buah). Sedangkan

jumlah tenaga kerja saat ini yaitu 139 pekerja dengan pengaturan jam kerja yaitu 2

(dua) shift (shift I : pukul 07.00-17.00 WIB dan shift II : pukul 17.00-07.00 WIB).

Lokasi pabrik minyak kelapa sawit PT. tempat penelitian berada di Jl. Trans-

Kalimantan, tepatnya di Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat dengan

luas yaitu 31,2983 Hektar.

V.1.2 Gambaran Kebijakan K3 Perusahaan

Pihak perusahaan memiliki komitmen dan melaksanakan keselamatan dan

kesehatan kerja para karyawan, tenaga kerja atau pihak lain yang melakukan

kegiatan di lingkungan perusahaan. Sejalan hal itu perusahaan menerapkan sistem

Page 31: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

57

keselamatan dan kesehatan tenaga kerja yang berintegrasi dengan management

perusahaan sebagai upaya pencapaian target Zero Accident dengan menyediakan

lingkungan kerja yang aman dan sehat, oleh karena itu;

Perusahaan Berkewajiban :

1. Melaksanakan peraturan K3 yang ditetapkan oleh undang-undang Negara

Republik Indonesia.

2. Mengembangkan sistem K3 di lingkungan kerja

3. Menyediakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai jenis dan lokasi

pekerjaan.

4. Meningkatkan kesadaran dn kepedulian karyawan terhadap pentingnya K3

melalui pelaksanaan program K3.

Semua Karyawan Berkewajiban :

1. Mematuhi peraturan K3 serta melaksakan pekerjaan sesuai tata cata yang

aman.

2. Menjaga keselamatan diri sendiri serta orang lain dan mengambil tindakan

terhadap suatu keadaan yang akan dapat menimbulkan bahaya.

3. Menggunakan dan merawat APD dalam melaksanakan tugasnya.

4. Menjaga kebersihan, kesehatan dan keamanan di lokasi kerja setiap hari.

Keberhasilan perusahaan dalam mencapai target Zero Accident tergantung

dukungan dari setiap karyawan, oleh karena itu karyawan berkomitment akan

menjaga kondisi tempat kerja agar selalu bersih dan aman dari bahaya sehingga

kecelakaan dapat dihindari.

Page 32: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

58

V.1.3 Alur Proses Kerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit

Gambar V.1 Alur Proses Kerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit

Page 33: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

59

Proses pengolahan kelapa sawit di PT. X Kabupaten Kubu Raya terdiri dari 8

(delapan) unit kerja terdiri dari beberapa proses, diantaranya yaitu :

1. Stasiun Grading

Gambar V.2 Proses Kerjs Grading

Kendaraan yang membawa buah sawit yang telah ditimbang akan

menuju stasiun grading. Staiun grading merupakan tempat pembongkaran

TBS (tandan buah segar/sawit). Jumlah pekerja di stasiun ini yaitu

berjumlah 12 pekerja. Adapun tugas kerja di stasiun grading yaitu :

1) Pekerja mengarahkan kendaraan truk untuk lokasi pembongkaran TBS.

2) Pekerja melepas jaring TBS

3) Pekerja membongkar TBS secara manual menggunakan tojok/gancu.

4) Pekerja mensortir TBS.

Page 34: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

60

2. Stasiun Loading ramp

Gambar V.3 Proses Kerja Loading Ramp

Loading ramp merupakan tempat penampungan sementara TBS

sambil menunggu waktu untuk menuju bagian awal pengolahan. Loading

ramp dilengkapi dengan pintu-pintu hidrolik yang digerakkan dengan mesin

hidrolik sehingga memudahkan dalam pengisian TBS kedalam lori buah.

Jumlah tenaga kerja pada loading ramp berjumlah 5 pekerja dengan proses

kerja bergantian. Adapun tugas kerja di stasiun loading ramp yaitu :

1) Pekerja membuka pintu hidrolik untuk memasukkan TBS ke dalam lori

buah.

2) Pekerja memasukkan TBS yang jatuh kedalam lori.

3) Pekerja menarik tali (sling) capstand menuju transfer carriage dan

sterilizer.

Page 35: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

61

4) Mengoperasikan pangangkut lori dengan menggunakan mesin capstand

dan transfer carriage untuk memindahkan lori yang telah diisi buah

menuju jalu sterilizer.

5) Pekerja menarik sling capstand menuju trippler untuk memindahkan

lori yang kosong menuju pintu pengisian lori di loading ramp.

6) Pekerja mengoperasika mesin capstand untuk menarik lori dari trippler.

3. Stasiun Sterilizer

Gambar V.4 Proses Kerja Sterilizer

Sterilizer merupakan proses perebusan buah menggunakan steam.

Proses perebusan ini dilakukan dalam satu tabung sterilizer berbentuk

tabung silinder. Pada stasiun ini terdapat 3 unit sterilizer dengan jumlah

Page 36: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

62

produksi 45 ton/jam. Jumlah pekerja di stasiun sterilizer yaitu berjumlah 4

pekerja. Adapun tugas kerja di stasiun sterilizer yaitu :

1) Pekerja mengoperasikan panel sterilizer yang berada diruang control

room sterilizer.

2) Pekerja membuka dan menutup pintu rebusan

3) Pekerja mendorong/menggeser jalur penyampung antar lori menuju

pintu rebusan.

4) Pekerja menarik tali (sling) capstand menuju pintu keluar rebusan.

5) Pekerja mengoperasikan mesin capstand dan transfer carriage menuju

trippler (drum penuang lori).

4. Stasiun Digester dan Press

Gambar V.5 Proses Kerja Digester dan Press

Page 37: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

63

Digester merupakan unit proses pelumatan yaitu pemisahan antara

daging buah dengan nut dan kernel yang kemudian dilanjutkan pada proses

press. Press merupakan tahapan pengepresan untuk mendapatkan minyak

kelapa sawit. Jumlah pekerja di stasiun digester dan press yaitu berjumlah

2 pekerja. Adapun tugas kerja di stasiun disgester dan press yaitu :

1) Pekerja mengoperasikan semua mesin

2) Pekerja membersihkan area kerja.

5. Stasiun Klarifikasi

Gambar V.6 Proses Kerja Clarification

Stasiun klarifikasi yaitu stasiun pengolahan pemurnian minyak

kelapa sawit dari kotoran-kotoran seperti padatan, lumpur dan air. Jumlah

Page 38: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

64

tenaga kerja di stasiun klarifikasi yaitu berjumlah 2 pekerja. Adapun tugas

kerjadi stasiun klarifikasi yaitu :

1) Pekerja mengoperasikan semua mesin (vibrating screan, DCO pump

and tank, clarifier tank, sludge tank and pump, dan pure oil pump).

2) Pekerja membersihakan area kerja.

6. Stasiun Nut dan Kernel

Gambar V.7 Proses Kerja Nut dan Kernel

Stasiun nut dan kernel merupakan stasiun pengolahan untuk

memisahkan biji (nut) dari serat-serat (fibre) yang masih melekat dan

pemisahan cangkang (kerel). Jumlah tenaga kerja di stasiun nut dan kernel

yaitu berjumlah 2 pekerja. Adapun tugas kerja stasiun nut dan kernel yaitu:

Page 39: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

65

1) Pekerja mengoperasikan semua mesin (nut polishing drum, nut

conveyor, kernel elevator, bulking silo dan ripple mill).

2) Pekerja membersihkan wilayah kerja.

7. Stasiun Boiler

Gambar V.8 Proses Kerja Boiler

Boiler adalah bejana tertutup dimana didalamnya terjadi proses

pembakaran/pemanasan air sehingga menjadi uap air panas (steam). Steam

yang telah dihasilkan tersebut kemudian dialirkan ke mesin turbin uap untuk

digunakan sebagai pembangkit listrik maupun dalam proses produksi.

Jumlah tenaga kerja di stasiun boiler yaitu berjumlah 3 pekerja. Adapun

tugas kerja stasiun boiler yaitu :

1) Pekerja mengoperasikan semua mesin (boiler, conveyor/van dan fire

up).

2) Pekerja membersihkan boiler sebelum start milling.

3) Pekerja membersihkan area kerja.

Page 40: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

66

8. Stasiun Engine Room

Gambar V.9 Proses Kerja Engine Room

Engine room merupakan stasiun pengopersian genset dan turbin

untuk menghasil listrik yang digunakan untuk pengoperasian pengolahan

kelapa sawit. Jumlah tenaga kerja di staisun engine room yaitu berjumlah 1

pekerja. Adapun tugas kerja stasiun engine room yaitu :

1) Pekerja mengoperasikan semua mesin (genset, turbin dan kontrol

pendistribusian listrik).

2) Pekerja membersihkan area kerja.

V.2 Gambaran Proses Penelitian

Penelitian ini dilakukan di perusahaan pabrik minyak kelapa sawit dengan

kepemilikan pihak swasta yang berada di Kabupaten Kubu Raya Pengumpulan data

Page 41: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

67

dalam penelitian ini dilakukan selama 2 bulan dari bulan Mei sampai dengan Juli

2019.

Pengumpulan data primer peneliti menggunakan lembar observasi untuk

mengetahui risiko proses kerja dan dokumentasi. Data sekunder berupa data

karyawan, laporan kecelakaan kerja, profil perusahaan, data alur proses kerja dan

kebijakan K3 perusahaan. Adapun proses dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan Penelitian

Pada tahap persiapan penelitian, peneliti mempersiapkan instrumen

pengumpulan data yaitu berupa lembar observasi. Tahap selanjutnya

adalah mengurus surat izin penelitian yang dibuat dari Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak yang kemudian

ditujukan kepada perusahaan untuk mengajukan permohonan izin

melakukan penelitian dilokasi tersebut.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap pelaksanaan penelitian, peneliti melakukan observasi

proses kerja untuk mengetahui risiko yang ada dan kemungkinan

menimbulkan kecelakaan kerja dan pengambilan dokumentasi. Selain

dengan observasi, peneliti melakukan wawancara kepada tim K3

perusahaan dan pekerja terkait dengan risiko proses dan lingkungan kerja.

Data kejadian kecelakaan kerja didapatkan dari tim K3 perusahaan

yang terdiri dari nama korban, usia, unit kerja, tanggal dan waktu kejadian

serta kronologi kejadian kecelakaan. Adapun jika data yang diperlukan

Page 42: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

68

kurang, peneliti mencari data tersebut ke pihak SDM seperti data karyawan,

profil perusahaan dan alur proses kerja.

3. Tahap Akhir Penelitian

Setelah proses penelitian telah selesai dilaksanakan, peneliti

menemui dan melaporkan kepada pihak manajemen perusahaan bahwa

peneliti sudah selesai melaksanakan penelitian. Pihak perusahaan

memberikan surat keterangan telah melaksanakan penelitian di unit

kerjanya. Tahap selanjutnya yaitu melakukan analisis data primer dan

sekunder. Pada tahap analisis data yaitu dengan melakukan analisis

univariat yang menggambarkan risiko proses kerja dan data kejadian

kecelakaan kerja tahun 2014-2019 (triwulan 1). Hasil univariat, disajikan

dalam bentuk tabel distribusi. Selanjutnya menyimpulkan hasil dari analisis

data sebagai jawaban dari masalah sehingga dapat ditarik kesimpulan dan

memberikan saran dari penelitian yang dilakukan.

Page 43: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

69

Adapun alur proses penelitian ini digambarkan sebagai berikut :

Gambar V.10Alur Proses Penelitian

1. Persiapan instrumenpengumpulan data

2. Penyerahan surat izinpenelitian kepada pihakperusahaan

Pengambilan data penelitian

Tahap Persiapan Penelitian

Data Primer

1. Obsevasi proses kerja2. Dokumentasi

Data Sekunder

1. Data laporan kasuskecelakaan kerjapertahun

2. Data jumlah pekerjapertahun

3. Profil perusahaan4. Data alur proses kerja5. Kebijakan K3

perusahaan

Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahap Akhir Penelitian

Meminta surat keterangan telahmelakukan penelitian di lokasipenelitian

Analisis data berupa analisisunivariat

Hasil penelitian berupakesimpulan dan saran

Laporan Penelitian

Page 44: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

70

V.3 Analisis Univariat

Hasil univariat digunakan untuk mengambarkan distribusi variabel dalam

penelitian yang meliputi identifikasi risiko, penilaia risiko dan upaya pengendalian

yang dapat diuraikan sebagai berikut.

V.3.1 Identifikasi Bahaya dan Risiko Serta Upaya Pengendalian di Pabrik

Pengolahan Kelapa Sawit

V.3.1.1 Identifikasi Bahaya dan Risiko di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit

1. Stasiun Grading

Analisis risiko proses kerja dalam penelitian ini tebagi menjadi 3

bagian yaitu proses kerja, bahaya dan risiko yang dapat dilihat pada tabel

V.1.

Tabel V.1 Analisis Risiko Proses Kerja Stasiun GradingProses Kerja Bahaya Risiko

Mengarahkan truk untuklokasi pembongkaran

Tertabrak truk Cidera/kematian

Pekerja melepas jaring TBS Terjatuh dari atasmobil saat membukajaring

Cidera

Pembongkaran TBS manualmenggunakan tojok/gancu

Tojok/gancu Tertimpa TBS Tertusuk duri TBS Terpeleset/terjatuh

Cidera Cidera Luka Cidera

Pembongkaran dump truk Tertimpa TBS Tertimpa dump truk

terbalik

Cidera Cidera/

kematianPekerja mensortir TBS Terpeleset/terjatuh ke

loading rampCidera

(Sumber : Data Primer, 2019)

Berdasarkan tebl V.1 diketahui bahwa jenis bahaya dan risiko proses

kerja di unit kerja grading terdiri dari bahaya tertabrak truk, terjatuh dari

atas mobil saat membuka jaring, terkena tojok/gancu/ tertimpa TBS,

Page 45: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

71

tertusuk duri TBS, terpeleset/terjatuh, tertimpa dump truk dan

terpeleset/terjatuh ke loading ramp serta memiliki risiko luka, cidera dan

kematian.

Berdasarkan hasil wawancara kejadian kecelakaan kerja di stasiun

grading telah terjadi kecelakaan sepanjang tahun 2014-2019 (triwulan 1).

Kasus pertama yaitu dump truk terbalik saat pembongkaran TBS, namun

tidak menimbulkan korban pada pekerja. Hal ini dikarenakan beban muatan

yang berlebih. Atas kejadian ini tidak menimbulkan korban kepada pekerja.

Kasus kedua yaitu pekerja terpeleset dan terjatuh ke loading ramp.

Hal ini terjadi karena posisi korban berada di area batas aman ditambah

tidak safetynya penggunaan sepatu. Jumlah korban dalam kasus ini

berjumlah 1 pekerja.

2. Stasiun Loading ramp

Analisis risiko proses kerja dalam penelitian ini tebagi menjadi 3

bagian yaitu proses kerja, bahaya dan risiko yang dapat dilihat pada tabel

V.2.

Page 46: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

72

Tabel V.2 Analisis Risiko Proses Kerja Stasiun Loading RampProses Kerja Bahaya Risiko

Mengoperasikan hidrolikuntuk membuka pintu loadingramp dan menyusun TBS agarlori terisi penuh

Menaiki/menurunitangga loadingramp

Panel listrik

Tertimpa TBS Terpeleset

Cidera

Luka bakar/kematian/kebakaran

Cidera Cidera

Pekerja memasukkan TBSyang jatuh keluar dari lori

Tertimpa TBS Cidera

Pekerja menarik tali (sling)capstand menuju transfercarriage dan sterilizer

Terjatuh/terpeleset Tertusuk sling

Cidera Luka

Mengoperasikan mesincapstand

Panel listrik

Terpapar sling putus V-belt capstand

Luka bakar/kematian

Cidera Terjepit

Mengoperasikan transfercarriage

Tertimpa lori yanganjlok

Panel listrik

Terjepit antara lorisaat melepas rantaipenyambung antarlori

Cidera/kematian

Luka bakar/kematian

Luka/cidera/amputasi

(Sumber : Data Primer, 2019)

Berdasarkan tabel V.2 diketahui bahwa jenis bahaya dan risiko

proses kerja di unit kerja loading ramp terdiri dari bahaya

menaiki/menuruni tangga, terjatuh dari atas mobil saat membuka jaring,

panel listrik, tertimpa TBS, terpeleset/terjatuh, tertusuk sling, terpapar sling

putus, v-belt capstand, tertimpa lori yang anjlok dan terjepit antara lori saat

melepas rantai penyambung anatar lori serta memiliki risiko luka, cidera,

terjepit, luka bakar, kebakaran, amputasi dan kematian.

Page 47: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

73

Berdasarkan data laporan kecelakaan dan hasil wawancara kejadian

kecelakaan kerja di stasiun loading ramp telah terjadi kecelakaan sepanjang

tahun 2014-2019 (triwulan 1). Kasus pertama yaitu telapak tangan pekerja

terjepit antara lori saat menyambung rantai konecting antar lori yang

menyebabkan luka dengan jumlah korban 1 pekerja. Kasus kedua sama

dengan kasus pertama namun dampak yang ditimbulkan cukup parah yang

menyebabkan amputasi pada salah satu jari saat pekerja melepas rantai

konecting antar lori.

3. Stasiun Sterilizer

Analisis risiko proses kerja dalam penelitian ini tebagi menjadi 3

bagian yaitu proses kerja, bahaya dan risiko yang dapat dilihat pada tabel

V.3.

Page 48: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

74

Tabel V.3 Analisis Risiko Proses Kerja Stasiun SterilizerProses Kerja Bahaya Risiko

Mengoperasikan control roomsterilizer

Panel listrik

Peledakan sterilizer

Luka bakar/kematian/kebakaran

Cidera/kematian/pengolahanterhenti

Membuka atau menutup pinturebusan

Terjepit pinturebusan

Steam

Luka/amputasi

Luka bakar

Mendorong/menggeser jalurpenyampung rel lori untukmemasukkan lori ke tabungsterilizer

Lantai licin

Manual handling

Terpeleset/terjatuh

Keseleo/dislokasi

Pekerja menarik tali (sling)capstand menuju transfercarriage dan sterilizer

Terjatuh/terpeleset Tertusuk sling

Cidera Luka

Mengoperasikan mesincapstand

Panel listrik

Terpapar sling putus V-belt capstand

Luka bakar/kematian

Cidera Terjepit

Mengoperasikan transfercarriage

Tertimpa lori yanganjlok

Panel listrik

Lori TBS panas

Cidera/kematian

Luka bakar/kematian

Luka bakar(Sumber : Data Primer, 2019)

Berdasarkan tabel V.3 diketahui bahwa jenis bahaya dan risiko

proses kerja di unit kerja sterilizer terdiri dari bahaya panel listrik,

peledakan sterilizer, terjepit pintu rebusan, steam, lantai licin, manual

handling, terjatuh/terpeleset, tertusuk sling, terpapar sling putus, v-belt

capstand, tertimpa lori yang anjlok dan lori TBS panas serta memiliki risiko

luka, amputasi, terjepit, terjatuh, terpeleset, cidera, luka bakar,

keseleo/dislokasi, kematian, kebakaran dan terhenntinya produksi.

Page 49: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

75

Berdasarkan data laporan kecelakaan dan hasil wawancara kejadian

kecelakaan kerja di stasiun loading ramp telah terjadi kecelakaan sepanjang

tahun 2014-2019 (triwulan 1). Kasus ini terjadi saat pekerja mengeluarkan

lori dari rebusan kemudian korban melompat dibagian bawah pintu rebusan.

Dikarenakan jembatan rebusan licin menyebabkan korban terpeleset dan

memar pada pinggang. Jumlah korban dalam kasus ini yaitu 1 pekerja.

4. Stasiun Digester dan Press

Analisis risiko proses kerja dalam penelitian ini tebagi menjadi 3

bagian yaitu proses kerja, bahaya dan risiko yang dapat dilihat pada tabel

V.4.

Tabel V.4 Analisis Risiko Proses Kerja Stasiun Digester dan PressProses Kerja Bahaya Risiko

Mengoperasikan mesindigester dan press

Menaiki/menurunitangga

Panel listrik

Cipratan minyakpanas

Terpeleset/cidera

Luka bakar/kematian/kebakaran

Luka bakar

Membersihkan area kerja Lantai licin

Cipratan minyakpanas

Terpeleset/terjatuh

Luka bakar

(Sumber : Data Primer, 2019)

Berdasarkan tabel V.4 diketahui bahwa jenis bahaya dan risiko

proses kerja di unit kerja digestr dan press terdiri dari bahaya

menaiki/menuruni tangga, panel listrik, cipratan minyak panas dan lantai

licin serta memiliki risiko terpeleset, cidera, luka bakar, terjatuh, kebakaran

dan kematian.

Page 50: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

76

Berdasarkan data laporan kecelakaan dan hasil wawancara kejadian

kecelakaan kerja di stasiun digester dan press telah terjadi kecelakaan

sepanjang tahun 2014-2019 (triwulan 1). Kasus pertama yaitu pekerja

sedang melakukan perbaikan press nomor 3 yang sumbat tiba-tiba

menyemburkan minyak panas yang berasal dari digester. Sehingga

mengenai wajah dan tubuh korban. Atas kejadian tersebut korban di bawa

ke klinik perusahaan dan dibawa ke rumah sakit.

Kasus kedua yaitu pekerja sedang melakukan pengambilna sampel

di pressing, tanpa sepengetahuan korban terjadi semburan minyak pada

press nomor 4 yang menyebabkan luka bakar pada leher dan tangan kiri.

Kasus ketiga yaitu pada saat korban sedang melakukan pekerjaan di digester

yaitu memotong plat dengan menggunakan gerinda. Tiba-tiba mesin gerinda

terlepas dari genggaman dan mengenai wajah bagian pipi kiri korban. Total

jumlah pekerja yang mengalami kecelakaan di stasiun digester dan press

yaitu sebanyak 3 pekerja.

5. Stasiun Klarifikasi

Analisis risiko proses kerja dalam penelitian ini tebagi menjadi 3

bagian yaitu proses kerja, bahaya dan risiko yang dapat dilihat pada tabel

V.5.

Page 51: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

77

Tabel V.5 Analisis Risiko Proses Kerja Stasiun KlarifikasiProses Kerja Bahaya Risiko

Mengoperasikan semua mesin(vibrating screan, DCO pumpand tank, clarifier tank, sludgetank and pump, dan pure oilpump)

Menaiki/menurunitangga

Cipratansteam/miyak panas

Panel listrik

V-belt chaincoupling

Terpeleset/cidera

Luka bakar

Luka bakar/kematian/kebakaran

Terjepit

Membersihkan area kerja Lantai licin

Parit pembungankotoran/air panassisa pemurnianminyak sawit

Terpeleset/terjatuh

Luka bakar

(Sumber : Data Primer, 2019)

Berdasarkan tabel V.5 diketahui bahwa jenis bahaya dan risiko

proses kerja di unit kerja kalrifikasi terdiri dari bahaya menaiki/menuruni

tangga, cipratan steam/minyak panas, panel listrik, v-belt chain coupling,

lantai licin dan parit pembuangan kotoran/air panas sisa pemurnian minyak

sawit serta memiliki risiko terpeleset, cidera luka bakar, terjepit, terjatuh,

kebakaran dan kematian.

Berdasarkan data laporan kejadian kecelakaan kerja di stasiun

klarifikasi telah terjadi kecelakaan sepanjang tahun 2014-2019 (triwulan 1).

Kasus ini terjadi saat korban sedang mengambil sampel minyak, tiba-tiba

kaki kiri tepeleset dan masuk kedalam selokan yang berisikan air hasil dren

dari oil tank dengan suhu panas yang menyebabkan korban mengalami luka

bakar. Jumlah korban dalam kasus ini berjumlah 1 pekerja.

Page 52: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

78

6. Stasiun Nut dan Kernel

Analisis risiko proses kerja dalam penelitian ini tebagi menjadi 3

bagian yaitu proses kerja, bahaya dan risiko yang dapat dilihat pada tabel

V.6.

Tabel V.6 Analisis Risiko Proses Kerja Stasiun Nur dan KernelProses Kerja Bahaya Risiko

Mengoperasikan semua mesin(nut polishing drum, nutconveyor, kernel elevator,bulking silo dan ripple mill)

Menaiki/menurunitangga

V-belt chaincoupling

Rantai chaincoupling

Anggota badanterpapar nutpolishing drum

Terpeleset/terjatuh

Terjepit

Terjepit

Cidera/ luka

Membersihkan wilayah kerja Tumpahan nut kernel Terpeleset(Sumber : Data Primer, 2019)

Berdasarkan tabel V.6 diketahui bahwa jenis bahaya dan risiko

proses kerja di unit kerja nut dan kernel terdiri dari bahaya

menaiki/menuruni tangga, v-belt chain coupling, rantai chain coupling,

anggota badan terpapar nut polishing drum dan tumpahan nut kernel serta

memiliki risiko terpeleset, terjatuh, terjepit cidera dan luka.

Berdasarkan data laporan kejadian kecelakaan kerja di stasiun boiler

telah terjadi kecelakaan sepanjang tahun 2014-2019 (triwulan 1). Kasus

pertama yaitu setelah diketahui ada kerusakan di stasiun nut dan kernel yaitu

bagian rantai elevator wet kernel. Kemudian bagian maintenance

melakukan perbaikan dan pengerjaan rantai elevator wet kernel yang slip

(tersangkut) diatas jalur rel dan dibantu oleh korban (Ast. Elektrikal)

berinisiatif untuk menuas (mencongkel) rantai yang tersangkut. Setelah

Page 53: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

79

rantai yang tersangkut terlepas, tiba-tiba bucket elevator turun menghantam

(mengenai) pipa yang dipegang terpelanting kearah korban dan mengenai

pipi sebelah kanan. Kemudian korban dibawa ke klinik perusahaan untuk

pertolongan pertama dan dirujuk ke rumah sakit.

Kasus kedua yaitu saar korban sedang melakukan pengelasan di area

conveyor nut dan kernel pembuatan baru. Karena kabel las kurang panjang

kemudian disambung dengan besi cor oleh korban dan memegang besi cor

tersebut tanpa menggunakan sarung tang safety serta kondisi cuaca dalam

keadaan hujan gerimis. Atas tindakan tersebut korban mangalami sengatan

listrik. Jumlah korban dalam 2 kasus ini berjumlah 2 pekerja.

7. Boiler

Analisis risiko proses kerja dalam penelitian ini tebagi menjadi 3

bagian yaitu proses kerja, bahaya dan risiko yang dapat dilihat pada tabel

V.7.

Tabel V.7 Analisis Risiko Proses Kerja Stasiun BoilerProses Kerja Bahaya Risiko

Mengoperasikan semua mesin(boiler, conveyor/van dan fireup)

Menaiki/menurunitangga

Semburan abu/apipembakaran

Paparan steam Panel listrik

Peledakan boiler

Terpeleset/terjatuh

Luka bakar

Luka bakar Luka bakar/

kematian Cidera/

kebakaran/kematianproduksiterhenti

Memberihkan area kerja Lantai licin Terpeleset/cidera

(Sumber : Data Primer, 2019)

Page 54: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

80

Berdasarkan tabel V.7 diketahui bahwa jenis bahaya dan risiko

proses kerja di unit kerja boiler terdiri dari bahaya menaiki/menuruni

tangga, semburan abu/api pembakaran, paparan steam, panel listrik,

peledakan boiler dan lantai licin serta memilik risiko terpelset, terjatuh,

cidera, luka bakar, kebakaran, kematian dan gangguan produksi.

Berdasarkan data laporan kejadian kecelakaan kerja di stasiun boiler

telah terjadi kecelakaan sepanjang tahun 2014-2019 (triwulan 1). Kasus

pertama yaitu korban (asisten proses) memantau lokasi mesin boiler dan

dari hasil pemantauan tersebut terindikasi adanya penyumbatan pada

ducting dust collector nomor 1. Seletah berkoordinasi dengan asisten

kepala, korban mengintruksikan kepada operator boiler untuk melakukan

pembersihan sumbatan pada ducting dust nomor 1. Diikarenkan operator

boiler sedang sibuk dengan tugas dan tanggung jawabnya, maka korban

berinisiatif untuk melakukan sendiri pembersihan tersebut dengan

didampingi oleh salah satu operator boiler. Pada saat pintu ducting dust

collector terbuka terjadi semburan abu dari dalam ducting collector yang

mengakibatkan korban kager dan terpeleset lalu terjatuh dari ketinggian

kurang lebih 2 meter dengan posisi kaki terlebih dahulu menginjakkan ke

lantai. Atas kejadian tersebut korban mengalami cidera pada kedua sendi

pergelangan kaki dan tidak dapat digerakkan. Kemudian korban dilarikan

kepuskesmas untuk dilakukan pertolongan pertama dan di rujuk ke rumah

sakit. Dari hasil foto roentgen/x-ray diketahui sendi pergelangan kaki

Page 55: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

81

sebelah kiri mengalami retak dan diperlukan pemulihan. Jumlah korban

dalam kasus ini berjumlah 1 pekerja.

Kasus kedua yaitu korban sedang bekerja diarea pengumpulan

kernel yang berada di area stasiun boiler, memasang semen beku untuk

digunakan sebagai penahan kernel. Saat dilakukan pemasangan semen beku

tersebut tangan kanan mengenai seng yang ada diarean tersebut sebagai

pembatas atau penahan kernel. Atas kejadian tersebut korban mengalami

luka sayat pada telunjuk jari kanan (tidak menggunakan APD). Jumlah

korban dalam kasus ini berjumlah 1 pekerja.

8. Stasiun Engine Room

Analisis risiko proses kerja dalam penelitian ini tebagi menjadi 3

bagian yaitu proses kerja, bahaya dan risiko yang dapat dilihat pada tabel

V.8.

Tabel V.8 Analisis Risiko Proses Kerja Stasiun Engine RoomProses Kerja Bahaya Risiko

Mengoperasikan semua mesin(genset, turbin dan kontrolpendistribusian listrik)

Peledakan turbin

Peledakan genset

Panel listrik

Steam

Cidera/kematian/terhentinyaproduksi

Cidera/kematian/terhentinyaproduksi

Cidera/kebakarankematian/terhentinyaproduksi

Luka bakar(Sumber : Data Primer, 2019)

Page 56: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

82

Berdasarkan tabel V.8 diketahui bahwa jenis bahaya dan risiko

proses kerja di unit kerja engine room terdiri dari bahaya peledakan turbin,

peledakan genset, panel listrik dan steam serta memiliki risiko cidera, luka

bakar, kebakaran, kematian dan terhentinya produksi.

9. Lokasi Kejadian Lainnya

1) Kolam Fat-Pit

Kasus ini terjadi saat korban sedang memperbaiaki pompa recovery

tiba-tiba tanpa sepengetahuan korban, blow down chamber condensate

menyemburkan air panas dan mengenai tangan sebelah kanan yang

menyebabkan luka bakar (melepuh). Jumlah korban dalam kasus ini

berjumlah 1 pekerja.

2) Stasiun Workshop

Kasus ini terjadi saat korban sedang mendorong spoket, karena

spoket berat untuk didorong spoket menggelinding mundur. Oleh

korban spoket ditahan dengan tangan kanan, atas tindakan tersebut

tangan kanan tertimpa dan terjepit yang menyebabkan jari telunjuk

tangan kanan luka dan kuku jari lepas. Jumlah korban dalam kasus ini

berjumlah 1 pekerja.

3) Stasiun Dermaga

Operator welloader menurunkan barang berat yang berada di dalam

buket welloader. Pada saat itu korban (supir mobi) melihat dan

berinisiatif membantu mekanik untuk menurunkan barang berat yang

berada di dalam buket welloader tanpa diketahui oleh oprator welloader.

Page 57: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

83

Kemudian operator welloader menurunkan buket welloader dan pada

saat proses membantu tiba-tiba korban berteriak karena jari kaki kanan

terjepit buket welloader. Atas kejadian tersebut jari teunjuk dan kanan

kaki kanan mengalami luka robek dan patah. Jumlah korban dalam

kasus ini berjumlah 1 pekerja.

4) Stasiun Trippler

Kasus ini terjadi saat pekerja sedang mengoperasikan mesin

capstand untuk menarik keluar lori dari rebusan tiba-tiba besi hook

pengait lori patah terhempas mengenai paha kaki sebelah kiri. Atas

kejadian tersebut korban mendapatkan perawat pertama dan di rujuk ke

rumah sakit. Jumlah korban dalam kasus ini berjumlah 1 pekerja.

5) Stasiun Water Treatment Process

Saat korban sedang membuka valeb di belakang mushola diketahui

ada seekor anjing. Kemudian anjing tersebut mengikuti korban hingga

ke stasiun WTP (water treatment process) dan tiba-tiba langsung

menggit korban di tangan kanan. Jumlah korban dalam kasus ini

berjumlah 1 pekerja.

6) Perjalanan Menuju Tempat Kerja

Terjadi insiden kecelakaan dalam perjalanan menuju tempat kerja

yaitu korban mengalami kecelakaan (bertabrakan dengan warga yang

mengendarai motor) di jalan milik perusahaan. Atas kejadian tersebut

korban di ambil tindakan pertolongan pertama di puskesmas terdekat

Page 58: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

84

kemudian dirujuk ke rumah sakit. Jumlah korban dalam kasus ini

berjumlah 1 pekerja perusahaan dan 2 warga.

7) Storage Tank 02

Kasus pertama dengan melibatkan 3 korban sewaktu melakukan

pengutipan sisa CPO di storage tank 02 yang sebelumnya telah dipanasi

dengan suhu 800 C dengan menggunakan alat pompa celup.

Dikarenakan kondisi minyak yang panas meyebabkan selang pada

pompa memuai, sehingga clamp selang pada pompa terlepas dan

mengakibatkan sembura minyak langsung mengenai ketiga korban.

Kemudian korban di bawa ke klinik perusahaan untuk diambil tindakan

pertolongan pertama dan 2 korban dirujuk ke rumah sakit.

Kasus kedua yaitu pada saat korban dan rekan kerja akan membawa

pompa celup ke stasiun dispatch untuk melakukan pencucian storage

tank 02. Pada saat menaiki tangga tangki CPO tiba-tiba pompa tersebut

terjatuh dan mengenai dada korban. Atas kejadian tersebut korban

dibawa ke klinik perusahaan untuk diambil tindakan pertolongan

pertama dan dirujuk ke rumah sakit. Jumlah korban dalam kasus ini

berjumlah 1 pekerja.

V.3.1.2 Upaya Pengendalian Bahaya di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit

1. Stasiun Grading

Pengendalian risiko proses kerja dalam penelitian ini berdasarkan

hirarki pengendalian K3 yaitu eliminasi, subsitusi, pengendalian teknik,

administarsi dan alat pelindung diri yang dapat dilihat pada tabel V.9.

Page 59: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

85

Tabel V.9 Pengendalian Bahaya Proses Kerja Stasiun Grading PabrikPengolahan Kelapa Sawit PT. X Kabupaten Kubu Raya

Bahaya Kerja PengendalianTertabrak truk Penambahan rambu tanda bahayaTerjatuh dari atasmobil saat membukajaring

Menghimbau kepada supir untuk tidakmemakai jaring penahan buah saat memasukiarea pembongkarang

Terkena tojok/gancu Melakukan pekerjaan sesuai dengan SOPTertimpa TBS Penambahan rambu tada bahaya

Tertusuk duri TBSPenambahan rambu tanda bahaya danpenggunaan APD seperti sepatu safety

Terpeleset/terjatuhsaat pembongkaran

Penambahan rambu tanda bahaya danpenggunaan APD seperti sepatu safety

Tertimpa dump trukterbalik

Membatasi kapasitas muatan truk

Terpeleset/terjatuh keloading ramp

Penambahan rambu larangan dan tanda bahaya

(Sumber : Data Primer, 2019)

Berdasarkan tabel V.9 upaya pengendalian yang dapat dilakukan di

area kerja stasiun grading pabrik pengolahan kelapa sawit PT. X Kabupaten

Kubu Raya yaitu pengendalian administari dan alat pelindung diri.

2. Stasiun Loading ramp

Pengendalian risiko proses kerja dalam penelitian ini berdasarkan

hirarki pengendalian K3 yaitu eliminasi, subsitusi, pengendalian teknik,

administarsi dan alat pelindung diri yang dapat dilihat pada tabel V.10.

Page 60: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

86

Tabel V.10 Pengendalian Bahaya Proses Kerja Stasiun Loading RampPabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT. X Kabupaten Kubu RayaBahaya Kerja Pengendalian

Menaiki/menurunitangga

Mebersikan tangga dan penambahan rambutanda bahaya

Terjatuh dariketinggian

Pemasangan rambu larangan dan tanda bahaya

Panel listrikMengisolasi, penempatan APAR, penambahanrambu tanda bahaya dan larangan, APD

Tertimpa TBSMelakukan pekerjaan sesuai SOP danpenggunaan APD seperti helm safety dan sepatusafety

Terpeleset saatmenyusun buah di lori

Penambahan rambu tanda bahaya danenggunaan sepatu safety

Terjatuh/terpelesetsaat menarik sling

Mengganti sling dengan tali tambang,mendesain atau mengganti proses penarikanoleh pekerja dengan mesin penarik sling,membersihkan area kerja dan penambahanrambu tanda bahaya

Tertusuk slingMengganti sling dengan tali tambang,penggunaan sarung tangan safety danpenambahan rambu tanda bahaya

Terpapar sling putusMengganti sling dengan tali tambang,mengecek kondisi dan pergantian berkala slingdan penambahan rambu tanda bahaya

V-belt chapstandMemberi barrier atau penutup v-belt danpenambahan rambu tanda bahaya

Tertimpa lori yanganjlok

Mengecek kondisi dan perbaikan roda lori danjalur rel lori, penambahan rambu tanda bahaya

Terjepit antara lori saatmelepas rantaipenyambung anatarlori

Melakukan pekerjaan sesuai dengan SOP danpenambahan rambu tanda bahaya

(Sumber : Data Primer, 2019)

Berdasarkan tabel V.10 upaya pengendalian yang dapat dilakukan

di area kerja stasiun loading ramp pabrik pengolahan kelapa sawit PT. X

Kabupaten Kubu Raya yaitu pengendalian substitusi, teknik, administari

dan alat pelindung diri.

Page 61: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

87

3. Stasiun Sterilizer

Pengendalian risiko proses kerja dalam penelitian ini berdasarkan

hirarki pengendalian K3 yaitu eliminasi, subsitusi, pengendalian teknik,

administarsi dan alat pelindung diri yang dapat dilihat pada tabel V.11.

Tabel V.11 Pengendalian Bahaya Proses Kerja Stasiun Sterilizer PabrikPengolahan Kelapa Sawit PT. X Kabupaten Kubu Raya

Bahaya Kerja Pengendalian

Panel listrikMengisolasi, penempatan APAR, penambahanrambu tanda bahaya dan larangan, APD

Peledakan sterilizer

Pengecekan kondisi mesin sterilizer,mengoperasikan sterilizer sesuai SOP,penambahan rambu tanda bahaya dan perbaikanpada temuan indikasi kerusakan

Terjepit pintu rebusanMendesain pengorasian membuka dan menutuppintu rebusan dengan sistem hidrolik,penambahan rambu tanda bahaya dan larangan

Paparan steamMelakukan pekerjaan sesuai dengan SOP,penambahan rambu tanda bahaya danpenggunaan APD

Lantai licinMembersihkan lantai dari tetesan minyak danpenambahan rambu tanda bahaya

Mendorong jembatanrebusan

Mendesain pengoperasian jembatan rebusandengan sistem hidrolik

Terjatuh saat menariksling

Mengganti sling dengan tali tambang,mendesain atau mengganti proses penarikanoleh pekerja dengan mesin penarik sling,membersihkan area kerja dan penambahanrambu tanda bahaya dan larangan

Tertusuk slingMengganti sling dengan tali tambang,penggunaan sarung tangan safety

Terpapar sling putusMengganti sling dengan tali tambang,mengecek kondisi dan pergantian berkala slingdan penambahan rambu tanda bahaya

V-belt capstandMemberi barrier atau penutup v-belt danpenambahan rambu tanda bahaya

Tertimpa lori yanganjlok

Mengecek kondisi dan perbaikan roda lori danjalur rel lori, penambahan rambu tanda bahaya

Lori TBS panasMelakukan pekerjaan sesuai dengan SOP danpenambahan rambu tanda bahaya

(Sumber : Data Primer, 2019)

Page 62: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

88

Berdasarkan tabel V.11 upaya pengendalian yang dapat dilakukan

di area kerja stasiun sterilizer pabrik pengolahan kelapa sawit PT. X

Kabupaten Kubu Raya yaitu pengendalian substitusi, teknik, administari

dan alat pelindung diri.

4. Stasiun Digester dan Press

Pengendalian risiko proses kerja dalam penelitian ini berdasarkan

hirarki pengendalian K3 yaitu eliminasi, subsitusi, pengendalian teknik,

administarsi dan alat pelindung diri yang dapat dilihat pada tabel V.12.

Tabel V.12 Pengendalian Bahaya Proses Kerja Stasiun Digester dan PressPabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT. X Kabupaten Kubu RayaBahaya Kerja Pengendalian

Menaiki/menurunitangga

Mebersikan tangga dan penambahan rambutanda bahaya

Panel listrikMengisolasi, penempatan APAR, penambahanrambu tanda bahaya dan larangan, APD

Cipratan minyak panas

Mendesain barrier atau penutup padapengepresan, mengecek kondisi dan keadaanmesin-mesin di stasiun digester dan press,melakukan pekerjaan sesuai SOP, penggunaanAPD

Lantai licinMebersihkan lantai yang licin daritumpahan/tetesan minyak dan menghilangkangenangan air, penggunaan sepatu safety

(Sumber : Data Primer, 2019)

Berdasarkan tabel V.12 upaya pengendalian yang dapat dilakukan

di area kerja stasiun digester dan press pabrik pengolahan kelapa sawit PT.

X Kabupaten Kubu Raya yaitu pengendalian teknik, administari dan alat

pelindung diri.

Page 63: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

89

5. Stasiun Klarifikasi

Pengendalian risiko proses kerja dalam penelitian ini berdasarkan

hirarki pengendalian K3 yaitu eliminasi, subsitusi, pengendalian teknik,

administarsi dan alat pelindung diri yang dapat dilihat pada tabel V.13.

Tabel V.13 Pengendalian Bahaya Proses Kerja Stasiun Klarifikasi PabrikPengolahan Kelapa Sawit PT. X Kabupaten Kubu Raya

Bahaya Kerja PengendalianMenaiki/menurunitangga

Mebersikan tangga dan penambahan rambutanda bahaya

Cipratan steamMelakukan pekerjaan sesuai SOP, penambahanrambu tanda bahaya dan larangan, penggunaanAPD

Panel listrikMengisolasi, penempatan APAR, penambahanrambu tanda bahaya dan larangan, APD

V-belt chain couplingMemberi barrier atau penutup v-belt danpenambahan rambu tanda bahaya

Lantai licinMembersihkan lantai yang licin danmenghilangkan genangan air, penggunaansepatu safety

Parit pembuangankotoran/air panas sisapemurnian minyaksawit

Memberi barrier/penutup pada jalu parit,penambahan rambu tanda bahaya danlaranangan

(Sumber : Data Primer, 2019)

Berdasarkan tabel V.13 upaya pengendalian yang dapat dilakukan

di area kerja stasiun klarifikasi pabrik pengolahan kelapa sawit PT. X

Kabupaten Kubu Raya yaitu pengendalian teknik, administari dan alat

pelindung diri.

6. Stasiun Nut dan Kernel

Pengendalian risiko proses kerja dalam penelitian ini berdasarkan

hirarki pengendalian K3 yaitu eliminasi, subsitusi, pengendalian teknik,

administarsi dan alat pelindung diri yang dapat dilihat pada tabel V.14.

Page 64: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

90

Tabel V.14 Pengendalian Bahaya Proses Kerja Stasiun Nut dan KernelPabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT. X Kabupaten Kubu RayaBahaya Kerja Pengendalian

Menaiki/menurunitangga

Mebersikan tangga dan penambahan rambutanda bahaya

V-belt chain coupling Pemasangan barrier atau penutup v-beltRantai chain coupling Pemasangan barrier atau penutup rantaiAnggota badanterpapar nut polishingdrum

Melakukan pekerjaan sesuai SOP, mengindarikontak badan dengan sumber bahaya,penambahan rambu tanda larangan dan bahaya

(Sumber : Data Primer, 2019)

Berdasarkan tabel V.14 upaya pengendalian yang dapat dilakukan

di area kerja stasiun nut dan kernel pabrik pengolahan kelapa sawit PT. X

Kabupaten Kubu Raya yaitu pengendalian teknik, administari dan alat

pelindung diri.

7. Stasiun Boiler

Pengendalian risiko proses kerja dalam penelitian ini berdasarkan

hirarki pengendalian K3 yaitu eliminasi, subsitusi, pengendalian teknik,

administarsi dan alat pelindung diri yang dapat dilihat pada tabel V.15.

Page 65: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

91

Tabel V.15 Pengendalian Bahaya Proses Kerja Stasiun Boiler PabrikPengolahan Kelapa Sawit PT. X Kabupaten Kubu Raya

Bahaya Kerja PengendalianMenaiki/menurunitangga

Mebersikan tangga dan penambahan rambutanda bahaya

Semburan abu/apipembakaran

Melakukan pekerjaan sesuai SOP, penambahanrambu tanda bahay dan larangan, APD

Paparan steamMelakukan pekerjaan sesuai dengan SOP,penambahan rambu tanda bahaya danpenggunaan APD

Panel listrikMengisolasi, penempatan APAR, penambahanrambu tanda bahaya dan larangan, APD

Peledakan boiler

Pengecekan kondisi mesin boiler,mengoperasikan boiler sesuai SOP,penambahan rambu tanda bahaya dan perbaikanpada temuan indikasi kerusakan

Lantai licinMembersihkan lantai yang licin danmenghilangkan genangan air, penggunaansepatu safety

(Sumber : Data Primer, 2019)

Berdasarkan tabel V.15 upaya pengendalian yang dapat dilakukan

di area kerja stasiun boiler pabrik pengolahan kelapa sawit PT. X Kabupaten

Kubu Raya yaitu pengendalian teknik, administari dan alat pelindung diri.

8. Stasiun Engine Room

Pengendalian risiko proses kerja dalam penelitian ini berdasarkan

hirarki pengendalian K3 yaitu eliminasi, subsitusi, pengendalian teknik,

administarsi dan alat pelindung diri yang dapat dilihat pada tabel V.16.

Page 66: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

92

Tabel V.16 Pengendalian Bahaya Proses Kerja Stasiun Engine RoomPabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT. X Kabupaten Kubu RayaBahaya Kerja Pengendalian

Peledakan turbin

Pengecekan kondisi mesin turbin,mengoperasikan turbin sesuai SOP,penambahan rambu tanda bahaya dan perbaikanpada temuan indikasi kerusakan

Peledakan genset

Pengecekan kondisi mesin genset,mengoperasikan genset sesuai SOP,penambahan rambu tanda bahaya dan perbaikanpada temuan indikasi kerusakan

Panel listrikMengisolasi, penempatan APAR, penambahanrambu tanda bahaya dan larangan, APD

Paparan steamMelakukan pekerjaan sesuai dengan SOP,penambahan rambu tanda bahaya danpenggunaan APD

(Sumber : Data Primer, 2019)

Berdasarkan tabel V.16 upaya pengendalian yang dapat dilakukan

di area kerja stasiun engine room pabrik pengolahan kelapa sawit PT. X

Kabupaten Kubu Raya yaitu pengendalian teknik, administari dan alat

pelindung diri.

V.3.2 Kejadian Kecelakaan Kerja di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit

V.3.2.1 Faktor Manusia

1. Umur

Variabel umur dalam penelitian ini dibagi menjadi 5 (lima) kategori

yaitu terendah, tertingi, terbanyak, rata-rata dan median. Umur responden

yang mengalami kecelakaan tersebut dapat dilihat pada tabel V.17.

Page 67: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

93

Tabel V.17 Distribusi Frekuensi Umur Responden yang MengalamiKecelakaan Kerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT. X Kabupaten

Kubu Raya Tahun 2014-2019Kriteria Tahun

Terendah 19Tertinggi 58

Terbanyak 28Rata-rata 28.09Median 26

(Sumber : Data Sekunder, 2014-2019)

Berdasarkan tabel V.17 diketahui bahwa umur responden yang

mengalami kecelakaan kerja pabrik pengolahan kelapa sawit PT. X

Kabupaten Kubu Raya tahun 2014-2019 yaitu terendah umur 19 tahun,

tertingi umur 58 tahun dan terbanyak umur 28 tahun.

2. Jenis Kelamin

Variabel jenis kelamin dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 (dua)

kategori yaitu perempuan dan laki-laki. Jenis kelamin responden yang

mengalami kecelakaan tersebut dapat dilihat pada tabel V.18.

Tabel V.18 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden yangMengalami Kecelakaan Kerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT. X

Kabupaten Kubu Raya Tahun 2014-2019Jenis Kelamin Jumlah %

Perempuan 1 4.77Laki-Laki 20 95.23

Total 21 100(Sumber : Data Sekunder, 2014-2019)

Berdasarkan tabel V.18 diketahui bahwa jenis kelamin responden

yang mengalami kecelakaan kerja pabrik pengolahan kelapa sawit PT. X

Kabupaten Kubu Raya tahun 2014-2019 yaitu jenis kelamin laki-laki

Page 68: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

94

sebanyak 20 responden (95.23%) lebih banyak dibandingkan dengan

pekerja perempuan sebanyak 1 responden (4.77%).

3. Tingkat Pendidikan

Variabel tingkat pendidikan dalam penelitian ini dibagi menjadi 2

(dua) kategori yaitu SD/MI, SMP/MTS, SMA/SMK, S1 dan tidak diketahui.

Tingkat pendidikan responden yang mengalami kecelakaan tersebut dapat

dilihat pada tabel V.19.

Tabel V.19 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden yangMengalami Kecelakaan Kerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT. X

Kabupaten Kubu Raya Tahun 2014-2019Tingkat Pendidikan Jumlah %

SD/MI 3 14.29SMP/MTS 6 28.58SMA/SMK 7 33.33S1 1 4.76Tidak diketahui 4 19.04

Total 21 100(Sumber : Data Sekunder, 2014-2019)

Berdasarkan tabel V.19 diketahui bahwa tingkat pendidikan

responden yang mengalami kecelakaan kerja pabrik pengolahan kelapa

sawit PT. X Kabupaten Kubu Raya tahun 2014-2019 terendah yaitu S1

sebanyak 1 responden (4.76%) dan tertinggi yaitu SMA/SMK sebanyak 7

responden (33.33%).

4. Masa Kerja

Variabel masa kerja dalam penelitian ini dibagi menjadi 5 (lima)

kategori yaitu terendah, tertingi, terbanyak, rata-rata dan median. Masa

Page 69: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

95

kerja responden yang mengalami kecelakaan tersebut dapat dilihat pada

tabel V.20.

Tabel V.20 Distribusi Frekuensi Masa Kerja Responden yang MengalamiKecelakaan Kerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT. X Kabupaten

Kubu Raya Tahun 2014-2019

Kriteria BulanTerendah 2Tertinggi 55

Terbanyak 3Rata-rata 21.38Median 21

(Sumber : Data Sekunder, 2014-2019)

Berdasarkan tabel V.20 diketahui bahwa masa kerja responden yang

mengalami kecelakaan kerja pabrik pengolahan kelapa sawit PT. X

Kabupaten Kubu Raya tahun 2014-2019 yaitu terendah dengan masa kerja

2 bulan, tertinggi dengan masa kerja 55 bulan dan terbanyak dengan masa

kerja 3 bulan.

V.3.2.2 Faktor Pekerjaan

1. Shift Kerja

Variabel shift kerja atau jam kerja dalam penelitian ini dibagi

menjadi 2 (dua) kategori yaitu shift pagi dimulai pukul 07.00-17.00 wib dan

shift malam dimulai pukul 17.00-07.00 wib. Shift kerja responden yang

mengalami kecelakaan tersebut dapat dilihat pada tabel V.21.

Page 70: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

96

Tabel V.21 Distribusi Frekuensi Shift Kerja Responden yang MengalamiKecelakaan Kerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT. X Kabupaten

Kubu Raya Tahun 2014-2019Shift Kerja/Jam Kerja Jumlah %

Shift I 12 57.15Shift II 9 42.85Total 21 100

(Sumber : Data Sekunder, 2014-2019)

Berdasarkan tabel V.21 diketahui bahwa shift kerja atau jam kerja

responden yang mengalami kecelakaan kerja pabrik pengolahan kelapa

sawit PT. X Kabupaten Kubu Raya tahun 2014-2019 terbanyak yaitu pada

shift I sebanyak 12 responden (57.15%) dibandingkan shift II sebanyak 9

responden (42.85%). Setiap shift jumlah jam kerja adalah 10 jam dimana

dalam waktu tertentu dapat melebihi jam kerja biasanya yang dipengaruhi

oleh jumlah bahan produksi serta di shift II tidak semua unit kerja beroperasi

(tergantung kebutuhan).

2. Unit Kerja

Variabel unit kerja (jabatan) dalam penelitian ini dibagi menjadi 11

(sebelas) kategori yaitu operator water treatment process, dispatch, asisten

elektrikal, asisten proses, digester dan press, sortir lab, maintenance,

sterilizer, loading ramp, luar karyawan dan grading/sortir. Unit kerja

responden yang mengalami kecelakaan tersebut dapat dilihat pada tabel

V.22.

Page 71: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

97

Tabel V.22 Distribusi Frekuensi Unit Kerja Responden yang MengalamiKecelakaan Kerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT. X Kabupaten

Kubu Raya Tahun 2014-2019

Unit Kerja Jumlah %Op. Water Treatment Process 1 4.76Dispacth 1 4.76Ast. Elektrikal 1 4.76Ast. Proses 1 4.76Digester dan Press 1 4.76Sortir Lab 2 9.53Maitenance 2 9.53Sterilizer 2 9.53Loading Ramp 3 14.28Luar Karyawan 3 14.28Grading/Sortir 4 19.05

Total 21 100(Sumber : Data Sekunder, 2014-2019)

Berdasarkan tabel V.22 diketahui bahwa unit kerja responden yang

mengalami kecelakaan kerja pabrik pengolahan kelapa sawit PT. X

Kabupaten Kubu Raya tahun 2014-2019 terbanyak yaitu unit kerja

grading/sortir sebanyak 4 responden (19.05%). Namun, secara keseluruhan

jabatan pekerja umumnya yang mengalami kecelakaan yaitu dibagian

produksi terdiri dari unit kerja operator water treatment process, digester

dan press, sterilizer, loading ramp dan grading/sortir dengan jumlah korban

11 responden (52.38). Dengan terendah yaitu unit kerja dispatch, Ast.

Elektrikal dan Ast. proses dengan jumlah korban masing-masing kriteria

sebanyak 1 responden (4.76%).

Page 72: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

98

V.3.2.3 Kecelakaan Kerja

1. Jenis Kecelakaan

Variabel jenis kecelakaan dalam penelitian ini dibagi menjadi 14

(empat belas) kategori yaitu gigitan hewan, terpeleset, semburan air panas,

tabrakan, terjatuh dan terkena air panas, terjatuh dari ketinggian, terjepit

benda, terkena alat angkut, terkena arus listrik, terkena benda berbahaya,

tertimpa benda jatuh, terjepit alat angkut, terkena alat kerja, dan semburan

minyak panas. Jenis kecelakaan tersebut dapat dilihat pada tabel V.23.

Tabel V.23 Distribusi Frekuensi Jenis Kecelakaan Kerja PabrikPengolahan Kelapa Sawit PT. X Kabupaten Kubu Raya

Tahun 2014-2019Jenis Kecelakaan Jumlah %

Gigitan hewan 1 4.76Terpeleset 1 4.76Semburan air panas 1 4.76Tabrakan 1 4.76Terjatuh dan terkena air panas 1 4.76Terjatuh dari ketinggian 1 4.76Terjepit benda 1 4.76Terkena alat angkut 1 4.76Terkena arus listrik 1 4.76Terkena benda berbahaya 1 4.76Tertimpa benda jatuh 1 4.76Terjepit alat angkut 2 9.53Terkena alat kerja 3 14.30Semburan minyak panas 5 23.81

Total 21 100(Sumber : Data Sekunder, 2014-2019)

Berdasarkan tabel V.23 diketahui bahwa jenis kecelakaan kerja

pabrik pengolahan kelapa sawit PT. X Kabupaten Kubu Raya tertinggi yaitu

semburan minyak panas sebanyak 5 responden (23.81%) dan terendah yaitu

Page 73: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

99

gigitan hewan, terpeleset, semburan air panas, tabrakan, terjatuh dan terkena

air panas, terjatuh dari ketinggian, terjepit benda, terkena alat angkut,

terkena arus listrik, terkena benda berbahaya, dan tertimpa benda jatuh

dengan masing-masing kategori sebanyak 1 responden (4.76%).

2. Penyebab Kecelakaan

Variabel penyebab kecelakaan dalam penelitian ini dibagi menjadi

11 (sebelas) kategori yaitu alat las, diluar ruangan, hewan, kecelakaan

menuju tempat kerja, manual handling, mesin rebusan, semburan abu dapur

pembakaran, latai licin, mesin press, alat agkut dan alat kerja. Penyebab

kecelakaan tersebut dapat dilihat pada tabel V.24.

Tabel V.24 Distribusi Frekuensi Penyebab Kecelakaan Kerja PabrikPengolaha Kelapa Sawit PT. X Kabupaten Kubu Raya Tahun 2014-2019

Penyebab Kecelakaan Jumlah %Alat las 1 4.76Diluar ruangan 1 4.76Hewan 1 4.76Kecelakaan menuju tempat kerja 1 4.76Manual handling 1 4.76Mesin rebusan 1 4.76Semburan abu dapur pembakaran 1 4.76Lantai licin 2 9.53Mesin press 2 9.53Alat angkut 3 14.30Alat kerja 7 33.33

Total 21 100(Sumber : Data Sekunder, 2014-2019)

Berdasarkan tabel V.24 diketahui bahwa penyebab kecelakaan kerja

pabrik pengolahan kelapa sawit PT. X Kabupaten Kubu Raya tertinggi yaitu

alat kerja sebanyak 7 responden (33.33%), namun secara keseluruhan

Page 74: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

100

tertinggi yaitu karena alat-alat kerja yang ada di pabrik pengolahan kelapa

sawit yang terdiri dari alat las, alat angkut dan alat kerja dengan jumlah

korban 11 responden (52.39%). Dengan terendah yaitu alat las, diluar

ruangan, hewan, kecelakaan menuju tempat kerja, manual handling, mesin

rebusan dan semburan abu dapur pembakaran dengan masing-masing

kategori sebanyak 1 responden (4.76%).

3. Penyebab Utama

Variabel penyebab utama kecelakaan dalam penelitian ini dibagi

menjadi 11 (sebelas) kategori yaitu tindakan tidak aman dan kondisi tidak

aman. Penyebab utama kecelakaan tersebut dapat dilihat pada tabel V.25.

Tabel V.25 Distribusi Frekuensi Penyebab Utama Kecelakaan KerjaPabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT. X Kabupaten Kubu Raya

Tahun 2014-2019Penyebab Utama Jumlah %

Tindakan tidak aman 5 23.80Kondisi tidak aman 16 76.20

Total 21 100(Sumber : Data Sekunder, 2014-2019)

Berdasarkan tabel V.25 diketahui bahwa penyebab utama

kecelakaan kerja pabrik pengolahan kelapa sawit PT. X Kabupaten Kubu

Raya yaitu kondisi tidak aman sebanyak 16 responden (76.20%) lebih

banyak dibandingkan tindakan tidak aman yaitu 5 responden (23.80%).

4. Lokasi Kejadian

Variabel lokasi kejadian kecelakaan dalam penelitian ini dibagi

menjadi 13 (tiga sebelas) kategori yaitu stasiun kolam fat-pit, stasiun

klarifikasi, stasiun trippler, stasiun sterilizer, stasiun water treatment

Page 75: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

101

process, stasiun workshop, stasiun dermaga, perjalanan, stasiun loading

ramp, stasiun boiler, stasiun nut dan kernel, stasiun digester dan press, dan

storage tank 02. Lokasi kecelakaan tersebut dapat dilihat pada tabel V.26.

Tabel V.26 Distribusi Frekuensi Lokasi Kecelakaan Kerja PabrikPengolahan Kelapa Sawit PT. X Kabupaten Kubu Raya

Tahun 2014-2019Lokasi Kecelakaan Jumlah %

Kolam Fat-Pit 1 4.76St. Klarifikasi 1 4.76St. Trippler 1 4.76St. Sterilizer 1 4.76St. Water Treatment Process 1 4.76St. Workshop 1 4.76St. Dermaga 1 4.76Perjalanan 1 4.76St. Loading Ramp 2 9.53St. Boiler 2 9.53St. Nut dan Kernel 2 9.53St. Digester dan Press 3 14.29Storage Tank 02 4 19.05

Total 21 100(Sumber : Data Sekunder, 2014-2019)

Berdasarkan tabel V.26 diketahui bahwa lokasi kecelakaan kerja

pabrik pengolahan kelapa sawit PT. X Kabupaten Kubu Raya tahun 2014-

2019 tertinggi yaitu di lokasi storage tank 02 sebanyak 4 responden

(19.05%). Namun, secara umum lokasi kejadian kecelakaan terjadi di

bagian pengolahan yaitu kolam fat-pit, klarifikasi, trippler, sterilizer, water

treatment process, loading ramp, boiler, nut dan kernel serta digester dan

press dengan jumlah korban sebanyak 14 responden (66.67%).

Page 76: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

102

5. Sifat Luka atau Kelainan

Variabel sifat luka atau kelainan dalam penelitian ini dibagi menjadi

8 (delapan) kategori yaitu keseleo/dislokasi, luka-luka yang banyak dan

berlainan sifatnya, memar luar dalam, pengaruh arus listrik, sendi retak,

amputasi, luka bakar dan luka permukaan. Sifat luka atau kelaianan korban

kecelakaan tersebut dapat dilihat pada tabel V.27.

Tabel V.27 Distribusi Frekuensi Sifat Luka atau Kelainan KorbanKecelakaan Kerjan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT. X Kabupaten

Kubu Raya Tahun 2014-2019Sifat Luka/Kelainan Jumlah %

Keseleo/dislokasi 1 4.76Luka-luka yang banyak danberlainan sifatnya

1 4.76

Memar luar dalam 1 4.76Pengaruh arus listrik 1 4.76Sendi retak 1 4.76Amputasi 2 9.52Luka bakar 7 33.34Luka permukaan 7 33.34

Total 21 100(Sumber : Data Sekunder, 2014-2019)

Berdasarkan tabel V.27 diketahui bahwa sifat luka atau kelainan

korban kecelakaan kerja pabrik pengolahan kelapa sawit PT. X Kabupaten

Kubu Raya tahun 2014-2019 terendah yaitu keseleo/dislokasi, luka-luka

yang banyak dan berlainan sifatnya, memar luar dalam, pengaruh arus listrik

dan sendi retak dengan masing-masing kategori sebanyak 1 responden

(4.76%) dan terbanyak yaitu luka bakar dan luka permukaan dengan

masing-masing kategori sebanyak 7 responden (33.34%).

Page 77: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

103

6. Letak Kelainan atau Luka

Variabel sifat luka atau kelainan dalam penelitian ini dibagi menjadi

8 (delapan) kategori yaitu anggota bawah, banyak tempat dan anggota atas.

Letak kelainan atau luka korban kecelakaan tersebut dapat dilihat pada tabel

V.28.

Tabel V.28 Distribusi Frekuensi Letak Kelainan atau Luka KorbanKecelakaan Kerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT. X Kabupaten

Kubu Raya Tahun 2014-2019

Letak Kelaiana/Luka Jumlah %Anggota bawah 5 23.80Banyak tempat 7 33.34Anggota atas 9 42.86

Total 21 100(Sumber : Data Sekunder, 2014-2019)

Berdasarkan tabel V.28 diketahui bahwa letak kelaianan atau luka

korban kecelakaan kerja pabrik pengolahan kelapa sawit PT. X Kabupaten

Kubu Raya tahun 2014-2019 yaitu anggota atas sebanyak 7 responden

(42.86%) lebih banyak dibandingan anggota bawah 5 responden (23.80%)

dan banyak tempat 7 responden (33.34%).

V.4 Pembahasan

V.4.1 Bahaya dan Risiko Serta Upaya Pengendalian di Pabrik Pengolahan

Kelapa Sawit

Hasil analisa uivariat bahaya dan risiko proses kerja di pabrik pengolahan

kelapa sawit PT. X Kabupaten Kubu Raya yang terdiri dari 8 unit kerja diantaranya

sebagai berikut.

Page 78: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

104

1. Stasiun Grading

Unit kerja grading memiliki potensi bahaya pekerja tertabrak truk,

terjatuh dari atas mobil saat membuka jaring, terkena tojok/gancu/ tertimpa

TBS, tertusuk duri TBS, terpeleset/terjatuh, tertimpa dump truk dan

terpeleset/terjatuh ke loading ramp serta memiliki risiko luka, cidera dan

kematian.

Hasil penelitian ini didukung oleh Hijriani, dkk (2015) yang

menunjukkan bahwa proses kerja sortasi TBS memiliki bahaya tertusuk dan

tertimpa TBS dengan risiko luka. Hasil penelitian lainnya yang dilakukan

oleh Tan (2017) menyimpulkan pekerja melakukan sortasi tandan buah

segar (TBS) memiliki bahaya yang ditimbulkan yaitu tertusuk duri dan

tertimpa tandan buah segar dari atas truk.

Kecelakaan kerja di stasiun grading sepanjang tahun 2014-2019

(triwulan 1) telah terjadi 2 kejadian. Jenis kecelakaan pertama yaitu dump

truk terbalik saat melakukan pembongkaran TBS namun tidak

menimbulkan korban kepada pekerja. Jenis kecelakaan kedua yaitu 1

pekerja terpeleset dan terjatuh ke loading ramp dimana pekerja tidak

menggunakan sepatu safety. Total jumlah korban kecelakaan di stasiun

grading yaitu 1 pekerja.

Upaya pengendalian di unit kerja grading yang berkaikan dengan

proses kerja terdiri dari pengendalian administrasi yaitu melakukan

pekerjaan sesuai dengan SOP, menghimbau kepada supir truk untuk tidak

memakai jaring penahan buah saat memasuki area pembongkaran TBS,

Page 79: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

105

membatasi kapasitas muatan truk TBS, penambahan rambu tanda bahaya

dan larangan. Pengendalian berikutnya yaitu penggunaan alat pelindung diri

seperti helm dan sepatu safety.

2. Stasiun Loading ramp

Unit kerja loading ramp memiliki potensi bahaya pekerja

menaiki/menuruni tangga, panel listrik, tertimpa TBS, terpeleset/terjatuh,

tertusuk sling, terpapar sling putus, v-belt capstand, tertimpa lori yang

anjlok dan terjepit antara lori saat melepas rantai penyambung anatar lori

serta memiliki risiko luka, cidera, terjepit, luka bakar, kebakaran, amputasi

dan kematian.

Hasil penelitian ini didukung oleh Hijriani, dkk (2015) yang

menunjukkan bahwa proses kerja memasukkan TBS ke lori bahaya tertusuk

gancu dengan risiko luka dan menarik lori bahaya tertimpa TBS, terjepit

pintu dan jari tangan terjepit tali dengan risiko luka. Hasil penelitian lainnya

yang dilakukan oleh Tan (2017) menyimpulkan pekerja memasukkan

tandan buah segar dengan membuka ramp ke dalam lori untuk memasukkan

ke dalam perebusan memiliki bahaya kebakaran, mengutip brondolan yang

jatuh ke lantai bahaya yang ditimbulkan yaitu tertimpa tandan buah segar

dari pintu loading ramp, terpeleset karena lantai licin akibat brondolan,

terjepit lori/ peralatan, dan tertimpa lori yang anjlok. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Jonathan (2017) mengambarkan stasiun penampungan

tandan buah segar (TBS) sementara (Loading ramp) terdapat potensi bahaya

Page 80: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

106

keselamatan yaitu terjatuh, tertimpa buah, tertusuk tali capstand dan

tersetrum.

Kecelakaan kerja di stasiun loading ramp sepanjang tahun 2014-

2019 (triwulan 1) telah terjadi 2 kejadian. Jenis kecelakaan pertama yaitu

telapak tangan terjepit antar lori saat melepas penyambung antar lori yang

menyebabkan luka robek pada telapak tangan. Jenis kecelakaan kedua yaitu

terjepit antar lori sat melepas rantai peyambung lori yag menyebabkan luka

robek pada jari telunjuk dan amputasi. Total jumlah korban kecelakaan di

stasiun loadig ramp yaitu 2 pekerja.

Upaya pengendalian di unit kerja loading ramp yang berkaikan

dengan proses kerja terdiri dari pengendalian rekayasa teknik yaitu

mengisolasi panel listrik, mengganti proses pernarikan sling pekerja dengan

mesin penarik sling seperti mesin capstand, memasang barrier atau penutup

v-belt. Pengendalian administrasi yaitu membersihkan tangga dan area

kerja, penambahan rumbu tanda bahaya dan larangan, melakukan pekerjaan

sesuai SOP, penempatan APAR, mengecek kondisi dan pergantian sling,

mengecek kondisi roda lori dan perbaikan jalur rel lori. Pengendalian

berikutnya yaitu penggunaan alat pelindung diri seperti helm, sapatu dan

sarung tangan safety.

3. Stasiun Sterilizer

Unit kerja sterilizer memiliki potensi bahaya pekerja terjepit pintu

rebusan, steam, lantai licin, manual handling, panel listrik, peledakan

sterilizer, terjatuh/terpeleset, tertusuk sling, terpapar sling putus, v-belt

Page 81: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

107

capstand, tertimpa lori yang anjlok dan lori TBS panas serta memiliki risiko

luka, amputasi, terjepit, terjatuh, terpeleset, cidera, luka bakar,

keseleo/dislokasi, kebakaran, kematian dan terhentinya produksi.

Hasil penelitian ini didukung oleh Andani, dkk (2015) yang

menunjukkan bahwa proses kerja stasiun perebusan yang terdiri dari

memasukkan lori buah kedalam rebusan memiliki bahaya terjepit lori,

merebus TBS memiliki bahaya terkena lemparan seling penarik lori,

membuka pintu rebusan dan mengeluarkan lori buah yang telah masak

memiliki bahaya terkena semburan steam. Hasil penelitian lainnya yang

dilakukan oleh Hijriani, dkk (2015) proses kerja menarik lori memiliki

bahaya terlibas tali dengan risiko luka dan merebus TBS bahaya tersembur

uap panas dan peledakan dengan risiko luka dan kematian. Hasil penelitian

yang dilakukan oleh Jonathan (2017) mengambarkan stasiun perebusan

(sterilier station) terdapat potensi bahaya keselamatan yaitu terjatuh,

terbentur, tersetrum, peledakan, kebakaran, tersembur uap panas, tertusuk

tali capstand dan terpeleset saat pekerja menarik tali capstand. Serta hasil

penelitian lainnya yang dilakukan oleh Salindeho (2017) potensi bahaya

pada stasiun rebusan yaitu peledakan, kebisingan dan terpeleset.

Kecelakaan kerja di stasiun sterilizer sepanjang tahun 2014-2019

(triwulan 1) telah terjadi 1 kejadian. Jenis kecelakaan ini yaitu pekerja

melompat dari jembatan rebusan, namun lantai yang licin meyebabkan

korban terpeleset. Kejadian tersebut menyebabkan korban cidera pada

Page 82: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

108

pinggang. Total jumlah korban kecelakaan di stasiun sterilizer yaitu 1

pekerja.

Upaya pengendalian di unit kerja sterilizer yang berkaikan dengan

proses kerja terdiri dari pengendalian rekayasa teknik yaitu mengisolasi

panel listrik, mendesain ulang proses membuka dan menutup pintu rebusan

serta pengoperasian jembatan rebusan dengan sistem hidrolik, mengganti

proses penarikan sling oleh pekerja dengan menggunakan mesin seperti

mesin capstand, memberi barrier atau penutup pada v-belt. Pengendalian

administrasi yaitu penambahan rambu tanda bahaya dan larangan,

penambahan APAR, penegcekan kondisi mesin sterilizer, melakukan

pekerjaan sesuai SOP, membersihkan area kerja, mengecek dan pergantian

berkala sling, mengecek kondisi roda lori dan perbaikan jalur lori.

Pengendalian berikutnya yaitu penggunaan alat pelindung diri seperti helm,

sapatu dan sarung tangan safety.

4. Stasiun Digester dan Press

Unit kerja digester dan press memiliki potensi bahaya pekerja

menaiki/menuruni tangga, panel listrik, cipratan minyak panas dan lantai

licin serta memiliki risiko terpeleset, cidera, luka bakar, kebakaran, terjatuh

dan kematian.

Hasil penelitian ini didukung oleh Mallapiang dan Samosir (2014)

yang menggambarkan risiko kerja digester dan presser yaitu kelelahan

kerja, ganggua pendengaran, heat exhausting (panas), luka bakar, luka dan

melepuh serta gangguan pernafasan.

Page 83: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

109

Kecelakaan kerja di stasiun digester dan press sepanjang tahun

2014-2019 (triwulan 1) telah terjadi 3 kejadian. Jenis kecelakaan pertama

yaitu 1 pekerja terpapar cipratan minyak panas yang menyebabkan luka

bakar pada anggota badan bagian atas dan badan. Jenis kecelakaan kedua

yaitu 1 pekerja terpapar miyak panas yang menyebabkan luk abakar pada

anggota badan bagain atas. Jenis kecelakaan ketiga yaitu 1 pekerja terpapar

mesin kerja (grinda) dan mengenai pipi bagain kiri. Total jumlah korban

kecelakaan di stasiun digester dan press yaitu 3 pekerja.

Upaya pengendalian di unit kerja digester dan press yang berkaikan

dengan proses kerja terdiri dari pengendalian rekayasa teknik yaitu

mengisolasi panel listrik. Pengendalian administrasi yaitu penambahan

rambu tanda bahaya dan larangan, penambahan APAR, melakukan

pekerjaan sesuai SOP, membersihkan tangga dan area kerja, menghilangkan

atau genangan air, mengecek kondisi dan perbaiakn indikasi kerusakan

mesin-mesin digester dan press. Pengendalian berikutnya yaitu penggunaan

alat pelindung diri seperti pakaian kerja, helm, sapatu dan sarung tangan

safety.

5. Stasiun Klarifikasi

Unit kerja klarifikasi memiliki potensi bahaya pekerja

menaiki/menuruni tangga, cipratan steam/minyak panas, panel listrik, v-belt

chain coupling, lantai licin dan parit pembuangan kotoran/air panas sisa

pemurnian minyak sawit serta memiliki risiki terpeleset, cidera luka bakar,

terjepit, kebakaran, terjatuh dan kematian.

Page 84: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

110

Hasil penelitian ini didukung oleh Andani, dkk (2015) yang

menunjukkan bahwa proses kerja stasiun pemurnian minyak dengan

kegiatan mengoperasikan mesin memiliki bahaya kebisingan, pencucian

bowldisco memiliki bayah terjepit bowldisco dan pengutipan minyak dari

seeding pond memiliki bahaya terpeleset kekolam seeding pond. Hasil

penelitian lainnya yang dilakukan oleh Jonathan (2017) mengambarkan

stasiun klarifikasi (clarification station) terdapat potensi bahaya

keselamatan yaitu terjatuh, terpeleset dan terkena percikan minyak panas.

Kecelakaan kerja di stasiun klarifikasi sepanjang tahun 2014-2019

(triwulan 1) telah terjadi 1 kejadian. Jenis kecelakaan ini yaitu tepeleset dan

masuk kedalam selokan yang berisikan air hasil dren dari oil tank dengan

suhu panas yang menyebabkan korban mengalami luka bakar. Total jumlah

korban kecelakaan di stasiun klarifikasi yaitu 1 pekerja.

Upaya pengendalian di unit kerja klarifikasi yang berkaikan dengan

proses kerja terdiri dari pengendalian rekayasa teknik yaitu mengisolasi

panel listrik, memasang barrier atau penutup v-belt dan jalur parit.

Pengendalian administrasi yaitu penambahan rambu tanda bahaya dan

larangan, penambahan APAR, melakukan pekerjaan sesuai SOP,

membersihkan tangga dan area kerja, menghilangkan atau genangan air,

mengecek kondisi. Pengendalian berikutnya yaitu penggunaan alat

pelindung diri seperti helm dan sapatu safety.

Page 85: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

111

6. Stasiun Nut dan Kernel

Unit kerja nut dan kernel memiliki potensi bahaya pekerja

menaiki/menuruni tangga, v-belt chain coupling, rantai chain coupling,

anggota badan terpapar nut polishing drum dan tumpahan nut kernel serta

memiliki risiko terpeleset, terjatuh, terjepit cidera dan luka.

Hasil penelitian ini didukung oleh Mallapiang dan Samosir (2014)

yang menggambarkan stasiun nut dan kernel memiliki risiko luka, cedera,

terjatuh, heat exhausting (panas), kelelahan kerja, gangguan pendengaran,

dermatitis kontak dan gangguan pernafasan. Hasil penelitian lainnya yang

dilakukan oleh Jonathan (2017) mengambarkan stasiun kernel (kernel

station) terdapat potensi bahaya keselamatan yaitu terjepit, tergelincir,

terbentur pada bagian kepala, adanya kebakaran dan tersetrum saat pekerja

mengoperasikan semua mesin pada stasiun kernel.

Kecelakaan kerja di stasiun nut dan kernel sepanjang tahun 2014-

2019 (triwulan 1) telah terjadi 2 kejadian. Jenis kecelakaan pertama yaitu 1

pekerja terkena alat kerja dan mengenai pipi sebelah kanan. Jenis

kecelakaan kedua yaitu 1 pekerja tersengat arus listrik las yang

menyebabkan paparan pada seluruh anggota badan namun tidak

mengakibatkan kematian. Total jumlah korban kecelakaan di stasiun nut

dan kernel yaitu 2 pekerja.

Upaya pengendalian di unit kerja nut dan kernel yang berkaikan

dengan proses kerja terdiri dari pengendalian rekayasa teknik yaitu

pemasangan barrier atau penutup v-belt dan rantai chain coupling.

Page 86: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

112

Pengendalian administrasi yaitu penambahan rambu tanda bahaya dan

larangan, melakukan pekerjaan sesuai SOP, membersihkan tangga dan area

kerja. Pengendalian berikutnya yaitu penggunaan alat pelindung diri seperti

helm dan sapatu safety.

7. Stasiun Boiler

Unit kerja boiler memiliki potensi bahaya pekerja

menaiki/menuruni tangga, semburan abu/api pembakaran, paparan steam,

panel listrik, peledakan boiler dan lantai licin serta memilik risiko terpelset,

terjatuh, cidera, luka bakar, kebakaran, kematian dan gangguan produksi.

Hasil penelitian ini didukung oleh Jonathan (2017) yang

mengambarkan stasiun pembakaran (boiler station) terapat potensi bahaya

keselamatan yaitu terkena percikan bunga api saat fire up, tergelincir di

tangga, adanya kebakaran dan peledakan, terbentur pada bagian kepala, dan

tersetrum listrik saat pekerja mengoperasikan semua mesin pada stasiun

pembakaran. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Salindeho (2017)

potensi bahaya pada stasiun boiler yaitu terjadi kekurangan air dapat

merusakkan ketel, mengakibatkan bengkoknya pipa-pipa dalam boiler,

semburan api, kehabisan air, kelalaian operator, ledakan dan kebisingan.

Kecelakaan kerja di stasiun boiler sepanjang tahun 2014-2019

(triwulan 1) telah terjadi 2 kejadian. Jenis kecelakaan pertama yaitu 1

pekerja terpapar semburan abu pembakaran dan melompat dari ketinggian

yang menyebabkan cidera pada kedua sendi pergelangan kaki. Jenis

kecelakaan kedua yaitu 1 pekerja terpapar benda berbahaya (seng) yang

Page 87: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

113

menyebabkan luka sayat pada jari telunjuk. Total jumlah korban kecelakaan

di stasiun boiler yaitu 2 pekerja.

Proses pembersihan (mengeluarkan) abu sisa pembakaran setelah

membuka pintu pembuangan sering menyemburkan abu/api pembakaran.

Semburan tersebut pernah terjadi mengenai anggota badan pekerja yang

berdampak pada luka bakar. Berkaitan dengan proses kerja tersebut telah

disediakan APD namun pekerja merasa terganggu ditambah dengan kondisi

tempat kerja yang panas.

Upaya pengendalian di unit kerja boiler yang berkaikan dengan

proses kerja terdiri dari pengendalian rekaya teknik yaitu mengisolasi panel

listrik. Pengendalian administrasi yaitu penambahan rambu tanda bahaya

dan larangan, melakukan pekerjaan sesuai SOP, penempatan APAR,

membersihkan tangga dan area kerja, menghilangkan genangan air dan

pengecekan kondisi mesin boiler. Pengendalian berikutnya yaitu

penggunaan alat pelindung diri seperti pakaian kerja, pemakain penutup

telinga (ear muff/plug), helm dan sapatu safety.

8. Stasiun Engine Room

Unit kerja engine room memiliki potensi bahaya pekerja terpapar

peledakan turbin, peledakan genset, panel listrik dan steam serta memiliki

risiko cidera, luka bakar, kebakaran, kematian dan terhentinya produksi.

Hasil penelitian ini didukung oleh Salindeho (2017) potensi bahaya

pada stasiun kamar mesin yaitu dapat menimbulkan terkena serpihan

ledakan, terbakar/tersengat aliran listrik dan terpapar pendengaran.

Page 88: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

114

Upaya pengendalian di unit kerja boiler yang berkaikan dengan

proses kerja terdiri dari pengendalian rekaya teknik yaitu mengisolasi panel

listrik. Pengendalian administrasi yaitu penambahan rambu tanda bahaya

dan larangan, melakukan pekerjaan sesuai SOP, penempatan APAR,

pengecekan kondisi mesin genset dan turbin. Pengendalian berikutnya yaitu

penggunaan alat pelindung diri seperti penutup telinga (ear muff/plug), helm

dan sapatu safety.

Secara keseluruhan potensial bahaya kerja di pabrik pengolahan kelapa

sawit memiliki jenis risiko yang sama. Namun, seberapa banyaknya temuan sumber

bahaya tersebut tergantung dengan kondisi lingkungan kerja yang ada, spesifikasi

mesin produksi pabrik dan alat-alat kerja. Selain itu, dipengaruhi juga dengan

efektifitas penerapan keselamatan kerja perusahaan dan kesadaran pekerja akan

pentingnya bekerja dengan aman. Hal ini disebabkan karena semakin bagusnya

penerapan keselamatan kerja di tempat kerja potensi bahaya yang ditimbulkan akan

semakin sedikit.

Menurut Tarwaka (2017) hazards atau potensial bahaya adalah sesuatu yang

berpotensi menyebabkan terjadinya kerugian, kerusakan, cidera, sakit, kecelakaan

atau bahkan dapat mengakibatkan kematian yang berhubungan dengan proses dan

sistem kerja. Identifikasi bahaya ini merupakan suatu cara untuk menemukan situasi

yang mana sumber energi yang digunakan di tempat kerja tanpa adanya

pengendalian yang memadai. Sedangkan menurut Ramli (2010) identifikasi

Page 89: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

115

bertujuan untuk menjawab pertayaan apa potensi bahaya yang dapat terjadi atau

menimpa organisasi atau perusahaan dan bagaimana terjadinya.

V.4.2 Kejadian Kecelakaan Kerja di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit

V.4.2.1 Faktor Manusia

Hasil penelitian menunjukkan responden terbanyak yang mengalami

kecelakaan kerja di pabrik pengolahan kelapa sawit PT. X Kabupaten Kubu Raya

yaitu berada di usia 28 tahun. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Dalimunthe (2012) menunjukkan hasil bahwa trend kecelakaan

kerja berada pada usia 26-30 tahun. Hasi penelitian lainnya yang dilakukan oleh

Ibrahim, dkk (2017) yang menunjukkan bahwa usia muda (<30 tahun) lebih banyak

mengalami kecelakaan kerja yaitu 35,6% dan 15.2% yang tidak mengalami

kecelakaan kerja. Sedangkan umur tua (>30 tahun) sebanyak 24.7% mengalami

kecelakaan kerja dan 24.7% tidak mengalami kecelakaan kerja.

Sucipto (2014) memaparkan bahwa umur mempunyai pengaruh terhadap

kejadian kecelakaan kerja. Golongan umur tua mempunyai kecenderungan yang

lebih tinggi untuk mengalami kecelakaan kerja dibandingkan golongan umur muda

karena umur muda mempunyai reaksi dan kegesitan yang lebih tinggi. Namun, hasil

penelitian di Amerika Serikat pekerja usia muda lebih banyak mengalami

kecelakaan kerja dibandingkan dengan usia tua yang dipengaruihi beberapa faktor

yaitu kurang perhatian, kurang disiplin, cenderung menuruti kata hati, ceroboh dan

tergesa-gesa.

Hasil penelitian menunjukkan responden terbanyak yang mengalami

kecelakaan kerja di pabrik pengolahan kelapa sawit PT. X Kabupaten Kubu Raya

Page 90: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

116

yaitu terbanyak jenis kelamin laki-laki (995.23%). Jumlah kasus kecelakaan

berdasarkan jenis kelamin lebih besar dikarenakan proses pengolahan pabrik lebih

dominan dikerjakan oleh pekerja laki-laki dan pekerja perempuan yang berada pada

posisi administratif dan laboratorium. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang yang dilakukan oleh Swaputri (2009) yang menunjukkan bahwa jenis kelamin

laku-laki lebih banyak mengalami kecelakaan kerja (70%) dibandingkan pekerja

perempuan (30%).

Jenis kelamin antara pria dan wanita memiliki perbedaan secara fisiologis

dan psikologis diantaranya yaitu perbedaan daya tahan, ukuran tubuh, postur tubuh

yang dapat mempengaruhi cara kerja (Herawati, 2008). Selain itu, pembagian kerja

secara sosial menyebabkan perbedaan terjadinya paparan yang diterima pekerja

sehingga kecelakaan yang diterima berbeda pula. Sebagai contoh yaitu wanita akan

mengalami keadaan dalam kondisi hamil dan atau haid sehingga adanya

penyesuaian kebijaka (Sulhinayatillah, 2017).

Hasil penelitian menunjukkan responden terbanyak yang mengalami

kecelakaan kerja di pabrik pengolahan kelapa sawit PT. X Kabupaten Kubu Raya

yaitu terbanyak berada di tingkat pendidikan SMA/SMK (33.33%). Hasil penelitian

yang dilakukan oleh Jenni (2009) menunjukkan hasil bahwa tingkat pendidikan

yang mengalami kecelakaan kerja terbanyak yaitu SMP (42.86%).

Pendidikan memiliki pengaruh terhadap pola pikir seseorang dalam

menghadapi pekerjaan, selain itu pendidikan akan mempengaruhi tingkat

penyerapan terhadap pelatihan yang diberikan dalam rangka melaksanakan

pekerjaan dan keselamatan kerja (Sucipto, 2014). Suwardi dan Daryanto (2018)

Page 91: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

117

menjelaskan bahwa hubungan tingkat pendidikan dengan lapangan pekerjaan yang

tersedia dengan tingkat pendidikan rendah akan bekerja dilapangan yang

mengandalkan fisik. Hal ini dapat mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja

karena beban fisik yang berat menyebabkan kelelahan.

Hasil penelitian menunjukkan responden terbanyak yang mengalami

kecelakaan kerja di pabrik pengolahan kelapa sawit PT. X Kabupaten Kubu Raya

yaitu terbanyak dengan masa kerja 3 bulan. Hasil penelitian ini didukung oleh

Ibrahim, dkk (2017) yang menggambarkan masa kerja baru (<3 tahun) ada

sebanyak 13,7% yang pernah mengalami kecelakaan kerja dan ada sebanyak 6,8%

yang tidak mengalami kecelakaan kerja. Pekerja dengan masa kerja lama (>3 tahun)

ada sebanyak 46,6% yang pernah mengalami kecelakaan kerja dan ada sebanyak

32,9% yang tidak pernah mengalami kecelakaan kerja. Penelitian lainnya yang

dilakukan oleh Winarto, dkk (2016) menunjukkan hasil bahwa masa kerja memiliki

hubungan dengan kejadian kecelakaan kerja (p-value = 0,006).

Masa kerja kerja baru umumnya belum mengetahui secara medalam seluk

beluk pekerjaannya. Pengalaman ini merupakan faktor yang mempengaruhi

terjadinya kecelakaan kerja. Berdasarkan hasil dari berbagai penelitian dengan

meningginya pengalaman dan keterampilan akan disertai dengan penurunan angka

kecelakaan kerja. Dimana kewaspaadaan terhadap kecelakaan kerja akan

bertambah baik sejalan dengan pertambahan usia dan lamanya bekerja di unit kerja

yang bersangkutan (Sucipto, 2014).

Oleh sebab itu perlu upaya pencegahan dengan sasaran kepada pekerja

untuk menurunkan atau meminimalisir kejadian kecelakaan kerja. Upaya tersebut

Page 92: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

118

diantaranya yaitu pengawasan, penyuluhan dan pelatihan yang berkaitan dengan

keselamatan kerja dan proses kerja.

V.4.2.2 Faktor Pekerjaan

Hasil penelitian menunjukkan responden terbanyak yang mengalami

kecelakaan kerja di pabrik pengolahan kelapa sawit PT. X Kabupaten Kubu Raya

yaitu berada di shift kerja 1 (57.15%). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Jenni (2009) yaitu shift 1 antara pukul 06.30-18.30 (67.86%) lebih

besar dibandingkan shift 2 antara pukul 18.30-06.30 (32,14). Hasil penelitian

lainnya yang dilakukan oleh Fadhillah (2013) menunjukkan hasil bahwa shift kerja

yang mengalami kecelakaan kerja terjadi di shift pagi (43.7%), shift siang (15.5%)

dan shift malam (40.8%).

Kecelakaan kerja banyak terjadi di shift I dipengaruhi oleh banyaknya bahan

baku (TBS) produksi semua unit kerja di perusahaan beroperasi. Selain itu,

kecelakaan banyak terjadi di awal jam-jam karena pada jam tersebut semua

kegiatan produksi meningkat dibandingkan awal jam masuk dan terjadi antara jam

pergantian shift kerja.

Berdasarkan undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan

disebutkan bahwa pengaturan jam kerja setiap satu pekerja per shift yaitu 7 jam satu

hari dan 40 jam satu minggu untuk 6 hari kerja dalam seminggu dan 8 jam satu hari

dan 40 jam satu minggu untuk 5 hari kerja dalam seminggu. Sucipto (2014)

menjelaskan faktor pekerjaan berkaitan dengan shift kerja merupakan pembagian

kerja dalam 24 jam. Dimana terdapat dua permasalahan utama pada pekerja yang

bekerja secara bergilir yaitu ketidakmampuan pekerja untuk beradaptasi dengan

Page 93: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

119

sistem shift dan ketidakmampuan pekerja untuk beradaptasi dengan kerja pada

malam hari dan tidur di siang hari. Pergeseran waktu kerja pagi, siang dan malam

mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja. Selain shift kerja pembagian unit kerja

juga mempunyai pengaruh besar terhadap risiko terjadinya kecelakaan kerja dengan

jumlah dan jenis kecelakaan yang terjadi berbeda-beda berdasarkan unit kerja.

Hasil penelitian menunjukkan responden terbanyak yang mengalami

kecelakaan kerja di pabrik pengolahan kelapa sawit PT. X Kabupaten Kubu Raya

yaitu unit kerja proses pengolahan kelapa sawit (52.38%). Hasil ini sejalan yang

dilakukan oleh Jenni (2009) yaitu unit kerja yang mengalami kecelakaan umunya

terjadi pada operator rebusan (53.57%), bagian mesin (21.43%), operator ketel uap

(7,14%) dan operator stasiun kempa, loading ramp, opetator satsiun inti, bagian

laboratorium dan bagian analisa ketel (3.57%). Bagian unit rebusan memiliki risiko

tinggi karena tempat kerjanya menggunakan alat yaitu ketel rebusan, menggunakan

air soda dan stomp uap rebusan yang berisiko terjadinya kecelakaan kerja.

Kecelakaan bagian rebusan umunya karena tersembur stomp uap rebusan, air soda,

air kondensat rebusan, minyak panas, api saat mencongkel kerak ketel dan terjepit

lori, serta terpeleset dilantai yang licin. Hasil penelitian lainnya yang dilakukan

Hernawati (2008) menunjukkan bahwa unit kerja ada hubungan yang bermakna

dengan kejadian kecelakaan kerja (p value = 0.021).

Berkaitan dengan kejadian kecelakaan kerja terdapat ketidak sesuaian

antara jabatan pekerja dan kejadian kecelakaan dalam proses kerja. Temuan

tersebut yaitu asisten elektrikal melakukan pekerjaan maintenance dan unit kerja

garding/sortir melakukan pekerjaan area dispatch. Hal tersebut dapat menjadi salah

Page 94: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

120

satu faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja. Namun, tidak menutup

kemungkinan faktor lainnya dipengaruhi oleh kondisi tidak aman dan tindakan

tidak aman. Menurut Sucipto (2014) jenis pekerjaan mempunyai pengaruh besar

terhadap risiko terjadinya kecelakaan akibat kerja. Jumlah dan macam kecelakaan

akibat kerja berbeda-beda di berbagai kesatuan opersional dalam suatu proses.

Oleh sebab itu, perlu adanya upaya pencegahan terhadap kejadian

kecelakaan kerja yang berkaitan dengan faktor pekerjaan yaitu dengan mengatur

jam kerja sesuai dengan UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan,

memposisikan pekerja sesuai dengan jabatan kerja dan pengawasan pekerja.

Sehingga faktor penyebab kejadian kecelakaan kerja ini dapat dikendalikan.

V.4.2.3 Kecelakaan Kerja

Hasil penelitian menunjukkan responden terbanyak yang mengalami

kecelakaan kerja di pabrik pengolahan kelapa sawit PT. X Kabupaten Kubu Raya

yaitu jenis semburan minyak panas (23.81%), penyebab alat kerja (52.39%), kondisi tidak

aman (76.20%), lokasi proses pengolahan kelapa sawit (66.67), sifat luka bakar dan luka

permukaan (33.34%) serta letak kelainan atau luka anggota atas (42.86%).

Hasil penelitian ini didukung oleh Jenni (2009) bahwa jenis kecelakaan

kontak dengan bahan berbahaya atau radiasi (42.86%), terjepit oleh benda

(14.29%), terjatuh (28.57%), tertimpa benda jatuh (3.57%) dan tertubruk atau

terkena benda-benda terkecuali benda jatuh (10.71%). Peyebab bahan-bahan dan

zat-zat (60.71%), peralatan lain (28.57%), alat angkut atau alat angkat (7.14%) dan

lingkugan kerja (3.57%). Sifat luka-luka lain (50.00%), luka bakar (42.86%) serta

Page 95: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

121

memar dan luka dalam lainnya (7.14%). Letak luka di tangan (32.14%), kepala

(32.14%), kaki (12.44%), banyak tempat (7.14%) dan badan (7.14%).

Hasil penelitian lainnya yang dilakukan oleh Swaputri (2009) menunjukkan

bahwa jenis kecelakaan kerja sebesar 50% baik di tempat kerja maupun diluar

tempat kerja. Jenis kecelakaan di tempat kerja yaitu terpeleset (40%), terpotong

(20%) dan lain-lain (40%). Jenis kecelakaan diluar tempat kerja yaitu tertabrak

(40%), menabrak (20%), tabrakan (20%) dan terjatuh (20%). Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Ekasari (2017) menunjukkan hasil bahwa penyebab utama

kecelakaan kerja yaitu tindakan tidak aman (76.07%) dan kondisi tidak aman

(23.93%). Adapun faktor yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan tersebut yaitu

perilaku tidak aman pekerja, sistem pengawasan, implementasi instruksi kerja,

maintenance dan program kerja terkait pekerjaan yang tidak berjala. Hasil

penelitian lainya yang dilakukan oleh Mallapiang, DKK (2018) menunjukkan

bahwa kecelakaan kerja terdiri dari tergores (43.1%), tertusuk (43.1%), terjatuh

(11.8%) dan patah tulang (2.0%).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Winarto, dkk (2016) menunjukkan

bahwa terdapat hubungan antara tindakan pekerja dengan kejadian kecelakaan kerja

(p-value = 0.0001) dan lingkungan tidak aman juga memiliki hubungan dengan

kejadian kecelakaan kerja (p-value = 0.005). Hasil penelitian lainnya yang

dilakukan oleh Ramadhani (2017) bahwa terdapat hubungan antara tindakan tidak

aman dengan kecelakaan kerja (p-value = 0.009).

Pengamatan ditempat kerja pabrik pengolahan kelapa sawit PT. X

Kabupaten Kubu Raya diketahui terdapat pekerja yang tidak menggunakan alat

Page 96: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

122

pelindung diri (APD). APD ini merupakan salah satu bentuk upaya untuk

meminimalisir dampak yang timbul dari keadaan tempat kerja yang tidak aman dan

kejadian kecelakaan. Berdasarkan kebijakan perusahaan bahwa perusahaan berhak

memfasilitasi dan pekerja wajib menggunakan dan menjaga APD tersebut.

Suma’mur (1995) menjelaskan sebesar 85% kecelakaan kerja disebabkan

oleh kelalaian (unsafe human acts) dan kesalahan manusia (human acts).

Kecelakaan dan kesalahan manusia tersebut meliputi faktor usia, jenis kelamin,

pengalaman kerja dan pendidikan. Kesalahan akan meningkat ketika pekerja

mengalami stress pada beban pekerjaan yang tidak normal atau ketika kapasitas

kerja menurun akibat kelelahan (Sucipto, 2014).

Menurut Tarwaka (2017) kecelakaan kerja merupakan kejadian yang jelas

tidak dikehendaki dan sering tidak terduga yang menimbulkan kerugian baik waktu,

harta benda atau properti maupun jiwa. Sebagai tatalaksana kecelakaan kerja dibagi

kedalam kecelakaan di industri yang memiliki potensi bahaya tidak terkendali dan

kecelakaan dalam perjalanan yang berhubungan dengan pekerjaan.

Dampak akibat kecelakaan kerja dapat digambarkan seperti fenomena

gunung es dan permasalahan termasuk biaya yang terjadi sebenarnya jauh lebih

besar dari apa yang dihitung. Dampak tersebut terdiri dari biaya langsung dan biaya

tidak langsung. Biaya langsung terdiri dari biaya pengobatan dan biaya kompensasi

(asuransi) sedangkan biaya tidak lagsung adalah kerugian akibat kerusakan

peralatan, bangunan, material, produksi terganggu, biaya hukum, biaya peralatan,

serta waktu untuk penyelidikan. Selain biaya langsung dan tidak langsung terdapat

biaya lainnya yaitu upah tetap dibayarkan kepada korban, biaya untuk pergantian

Page 97: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

123

dan pelatihan, biaya kerja lembur, kurang kemampuan korban setelah sembuh

(Tarwaka, 2016).

Upaya pencegahan kecelakaan di tempat kerja selain melakukan identifikasi

dan penilaian risiko ditempat kerja dapat dilakukan dengan menerapkan peraturan

kewajiban penggunaan APD kepada pekerja dan ketersedian APD dari pihak

perusahaan serta upaya pencegahan di lingkungan kerja berkaitan dengan kondisi

tidak aman.

V.5 Keterbatasan Penelitian

Adapun hambatan dalam penelitian ini yaitu :

1. Teknis

Dalam pelaksanaan pengambilan data peneliti memiliki kendala

yaitu tidak cukup sekali pengamatan proses kerja dan bahaya apa saja yang

dapat ditimbulkan sehingga peneliti memerlukan manajemen waktu agar

data yang diperlukan dalam penenlitian ini dapat terpenuhi.

2. Non Teknis

Dalam penelitian ini, peneliti hanya meneliti terkait penyebab

kecelakaan yaitu immediate cause yang terdiri dari pekerjaan tidak aman

dan lingkungan kerja yang tidak aman. Sedangkan penyebab kecelakaan

berkaitan dengan contribusing causes yang terdiri dari sistem manajemen

keselamatan, kondisi mental pekerja dan kondisi fisik pekerja tidak diteliti.

Serta tidak menganalisa tingkatan risiko dan perkiraan jumlah kerugian dari

potensi bahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja.

Page 98: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

124

BAB VI

PENUTUP

VI.1 Kesimpulan

VI.1.1 Identifikasi Bahaya dan Risiko

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil identifikasi bahaya dan risiko

di tempat kerja pabrik pengolahan kelapa sawit PT.X Kabupaten Kubu Raya

sebagai berikut :

1. Stasiun Grading

Jenis bahaya dan risiko proses kerja di unit kerja grading terdiri dari

bahaya tertabrak truk, terjatuh dari atas mobil saat membuka jaring, terkena

tojok/gancu/ tertimpa TBS, tertusuk duri TBS, terpeleset/terjatuh, tertimpa

dump truk dan terpeleset/terjatuh ke loading ramp serta memiliki risiko

luka, cidera dan kematian.

2. Stasiun Loading ramp

Jenis bahaya dan risiko proses kerja di unit kerja loading ramp

terdiri dari bahaya menaiki/menuruni tangga, terjatuh dari atas mobil saat

membuka jaring, panel listrik, tertimpa TBS, terpeleset/terjatuh, tertusuk

sling, terpapar sling putus, v-belt capstand, tertimpa lori yang anjlok dan

terjepit antara lori saat melepas rantai penyambung anatar lori serta

memiliki risiko luka, cidera, terjepit, luka bakar, kebakaran, amputasi dan

kematian.

Page 99: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

125

3. Stasiun Sterilizer

Jenis bahaya dan risiko proses kerja di unit kerja sterilizer terdiri

dari bahaya panel listrik, peledakan sterilizer, terjepit pintu rebusan, steam,

lantai licin, manual handling, terjatuh/terpeleset, tertusuk sling, terpapar

sling putus, v-belt capstand, tertimpa lori yang anjlok dan lori TBS panas

serta memiliki risiko luka, amputasi, terjepit, terjatuh, terpeleset, cidera,

luka bakar, keseleo/dislokasi, kebakaran, kematian dan terhenntinya

produksi.

4. Stasiun Digester dan Press

Jenis bahaya dan risiko proses kerja di unit kerja digestr dan press

terdiri dari bahaya menaiki/menuruni tangga, panel listrik, cipratan minyak

panas dan lantai licin serta memiliki risiko terpeleset, cidera, luka bakar,

kebakaran, terjatuh dan kematian.

5. Stasiun Klarifikasi

Jenis bahaya dan risiko proses kerja di unit kerja kalrifikasi terdiri

dari bahaya menaiki/menuruni tangga, cipratan steam/minyak panas, panel

listrik, v-belt chain coupling, lantai licin dan parit pembuangan kotoran/air

panas sisa pemurnian minyak sawit serta memiliki risiki terpeleset, cidera

luka bakar, terjepit, kebakaran, terjatuh dan kematian.

6. Stasiun Nut dan Kernel

Jenis bahaya dan risiko proses kerja di unit kerja nut dan kernel

terdiri dari bahaya menaiki/menuruni tangga, v-belt chain coupling, rantai

Page 100: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

126

chain coupling, anggota badan terpapar nut polishing drum dan tumpahan

nut kernel serta memiliki risiko terpeleset, terjatuh, terjepit cidera dan luka.

7. Stasiun Boiler

Jenis bahaya dan risiko proses kerja di unit kerja boiler terdiri dari

bahaya menaiki/menuruni tangga, semburan abu/api pembakaran, paparan

steam, panel listrik, peledakan boiler dan lantai licin serta memilik risiko

terpelset, terjatuh, cidera, luka bakar, kebakaran, kematian dan gangguan

produksi.

8. Stasiun Engine Room

Jenis bahaya dan risiko proses kerja di unit kerja engine room terdiri

dari bahaya peledakan turbin, peledakan genset, panel listrik dan steam serta

memiliki risiko cidera, luka bakar, kebakaran, kematian dan terhentinya

produksi.

VI.1.2 Kejadian Kecelakaan Kerja

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisa kejadian

kecelakaan kerja pabrik pengolahan kelapa sawit PT.X Kabupaten Kubu Raya

tahun 2014-2019 yaitu sebagai berikut :

1. Faktor manusia terbanyak berada di usia 28 tahun, jenis kelamin laki-laki

dengan jumlah korban 20 responden (95.23%), tingkat pendidikan

SMA/SMK dengan jumlah korban 7 responden (33.33%) dan masa kerja 3

bulan.

Page 101: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

127

2. Faktor pekerjaan terbanyak berada di shift I dengan jumlah korban 12

responden (57.15%) dan unit kerja pengolahan kelapa sawit dengan jumlah

korban 11 responden (52.38%).

3. Kejadian kecelakaa kerja terbanyak terjadi yaitu jenis semburan minyak

panas dengan jumlah korban 5 responden (23.81%), penyebab alat kerja

dengan jumlah korban 11 responden (52.39%), kondisi tidak aman dengan

jumlah korban 16 responden (76.20%), lokasi proses pengolahan kelapa

sawit dengan jumlah korban 14 responden (66.67%), sifat luka bakar dan

luka permukaan dengan masing-masing jumlah korban 7 responden

(33.34%) serta letak kelainan atau luka anggota atas dengan jumlah korban

9 responden (42.86%).

V.1.3 Upaya Pengendalian Bahaya

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisa upaya

pengendalian bahaya pabrik pengolahan kelapa sawit PT.X Kabupaten Kubu Raya

berdasarkan unit kerja grading, loading ramp, sterilizer, digester dan press,

klarifikasi, nut dan kernel, boiler dan engine room yaitu terdiri dari upaya

pengendalian secara substitusi, rekayasa teknik, administratif dan alat pelindung

diri.

VI.2 Saran

VI.2.1 Bagi Perusahaan

Adapun saran untuk pabrik pengolahan kelapa sawit PT. X Kabupaten Kubu

Raya yaitu :

Page 102: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

128

1. Stasiun Grading

Perlu adanya aturan pembatasan kapasitas muatan truk TBS,

menghimbau kepada supir truk untuk tidak menggunkaan jaring penahan

buah saat memasuki area pembongkaran, melakukan pekerjaan sesuai

dengan SOP, penambahan rambu tanda bahaya dan larangan, penggunaan

APD yang standar sesuai peruntukan.

2. Stasiun Loading ramp

1) Mengganti penggunaan sling dengan tali tambang.

2) Mendesain atau mengganti proes penarikan sling oleh pekerja dengan

mesin capstand, memberi barrier atau penutup v-belt dan mengisolasi

panel listrik.

3) Melakukan pekerjaan sesuai dengan SOP, penambahan rambu tanda

bahaya dan larangan, mengecek kondisi dan pergantian sling berkala,

mengecek kondisi dan perbaiakn roda lori serta jalur rel, membersihkan

tangga, penempatan APAR dan penggunaan APD sesuai peruntukan.

3. Stasiun Sterilizer

1) Mengganti penggunaan sling dengan tali tambang.

2) Mendesain pengoperasia membuka dan menutup pintu rebusan dengan

sistem hidrolik, mengisolasi panel listrik, mendesain pengoperasian

jembatan rebusan dengan sistem hidrolik dan mendesain atau mengganti

proses penarikan oleh pekerja dengan mesin capstand.

3) Melakukan pekerjaan sesuai dengan SOP, penambahan APAR,

penambahan rambu tanda bahaya dan larangan, mengecek kondisi dan

Page 103: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

129

pergantian berkala sling, memberi barrier atau penutup v-belt,

membersihkan lantai dari tetesan minyak, mengecek kondisi dan

perbaikan roda lori dan jalur rel lori dan penggunaan APD sesuai

peruntukan.

4. Stasiun Digester dan Press

1) Mengisolasi panel listrik dan mendesain barrier atau penutup pada

pengepresan.

2) Melakukan pekerjaan sesuai dengan SOP, penempatan APAR,

penambahan rambu tanda bahaya dan larangan, mengecek kondisi dan

keadaan mesin-mesin digester dan press, membersihkan lantai yang

licin dari tumpahan/tetesan minyak dan meghilangkan genangan air

serta penggunaan APD sesuai peruntukan.

5. Stasiun Klarifikasi

1) Memberi barrier atau penutup pada jalur parit, mengisolasi panel listrik

dan memberi barrier atau penutup v-belt.

2) Melakukan pekerjaan sesuai dengan SOP, membersihkan tangga,

penambahan rambu tanda bahaya dan larangan, penembapatan APAR,

mebersihkan lantai yang licin dan menghilangkan genangan air,

penggunaan APD sesuai peruntukan.

6. Stasiun Nut dan Kernel

Memasang barrier atau penutup v-belt dan rantai chain, melakukan

pekerjaan sesuai dengan SOP, penambahan rambu tanda bahaya dan

larangan, mebersihkan tangga dan menggunakan APD sesuai peruntukan.

Page 104: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

130

7. Stasiun Boiler

Mengisolasi panel listrik, melakukan pekerjaan sesuai dengan SOP,

penambahan rambu tanda bahaya dan larangan, memebersihkan tangga,

penempatan APAR, membersihkan lantai yang licin dan menghilangkan

genangan air, penggunaan APD sesuai peruntukan.

8. Stasiun Engine Room

Mengisolasi panel listrik, melakukan pekerjaan sesuai dengan SOP,

penambahan rambu tanda bahaya dan larangan, penggunaan APD sesuai

peruntukan.

VI.2.2 Bagi Peneliti Selanjutnya

Rekomendasi bagi peneliti selanjutnya untuk kesempurnaan dalam

penelitian ini dapat melanjutkkan beberapa poin yaitu sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi bahaya dan risiko di tempa kerja pabrik pengolahan kelapa

sawit berkaitan dengan contribusing causes terdiri dari sistem menajemen

keselamatan, kondisi mental pekerja dan kondisi fisik pekerja.

2. Menilai risiko sumber bahaya di tempat kerja pabrik pengolahan kelapa

sawit berkaitan dengan contribusing causes dan immediate causes.

3. Serta untuk dapat memperhitungkan kemungkinan jumlah kerugian (cost)

yang ditimbulkan dari adanya bahaya di tempat kerja pabrik pengolahan

kelapa sawit berdasarkan contribusing causes dan immediate causes.

Page 105: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

DAFTAR PUSTAKA

Andani Eva N., DKK. 2015. Penilaian Risiko Kecelakaan Kerja Pada BagianPengolahan Kelapa Sawit (PKS) Di PTPN IV Kebun Sosa. JurnalLingkungan dan Kesehatan Kerja. Volume 4, Nomor 2

Aryantiningsih Dwi S. dan Dewi Husmaryuli. 2016. Kejadian Kecelakaan KerjaPekerja Aspal Mixing Plant (AMP) dan Batching Plant Di PT. LWPPekanbaru Tahun 2015. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas.Volume 10, Nomor 2

AS/NZS 4360. 2004. Australian/New Zealand Standard Risk Management. [serialonline] [disitasi pada April 2019]. Diakses dari URL :https://www.ucop.edu/enterprise-risk-management/_files/as_stdrds4360_2004.pdf

Dalimunthe M.E. 2012. Analisis Trend Kecelakaan Kerja Dari Tahun 2017 SampaiDengan Tahun 2011 Berdasarkan Data PT. Jamsostek (Persero) KantorCabang Gatot Subroto I. Tesis. FKM-Universitas Indonesia

Depkes RI. 2014. 1 Orang Pekerja Di Dunia Meninggal Setiap 15 Detik KarenaKecelakaan Kerja. Artikel. [serial online] [disitasi pada Maret 2019].Diakses dari URL : www.depkes.go.id

. 2018. Jumlah Kasus Kecelakaan Kerja Per Tahun. Artikel. [serialonline] [disitasi pada Maret 2019]. Diakses dari URL :www.depkes.go.id

Ekasari Lilian E. 2017. Analisis Faktor Yang Memengaruhi Kecelakaan Kerja PadaPengoperasian Container Crane Di PT. X Surabaya Tahun 2013–2015.The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health. Volume 6,Nomor 1 Jan-April 2017: 124–133

Fadhillah Nurbaiti, DKK. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi KecelakaanKerja Pada Proses Die Casting Di PT. X Cikarang Barat KabupatenBekasi Jawa Barat. Jurnal Kemasindo. Volume 6, Nomor 2, Hal 135-142

Hamalainen Palvi, Jukka Takala and Tan Boon Kiat. 2017. Global Estimates OfOccupational Accidents And Work-Related Illnesses. ISBN :9789811148446. Siangapura-Workplace Safety and Health Intitute

Page 106: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

Harrianto. 2015. Buku Ajar Kesehatan Kerja. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran.EGC

Hernawati Eva. 2008. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan KejadianKecelakaan Kerja Berdasarkan Karakteristik Pekerja Dan Unit Kerja DiArea Pertambangan PT. Antam Tbk Ubpe Pongkor Bogor Jawa BaratTahun 2006-2007. Skripsi. Fki-Uin Syarif Hidayatullah

Hijriani J.Y, Halinda S.L dan Eka L.M. 2015. Penerapan Manajemen Risiko PadaPabrik Kelapa Sawit (PKS) PTPN IV Unit Usaha Pabatu. JurnalLingkungan dan Kesehatan Kerja. Volume 4, Nomor 1

HSE. 2018. Workplace Fatal Injuries In Great Britain. [serial online] [disitasi padaMaret 2019]. Diakses dari URL : www.hse.gov.uk/copyright.htm

Ibrahim Hasbi, DKK. 2017. Gambaran Faktor Risiko Kecelakaan Kerja PadaDepartemen Produksi Bahan Bahan Baku Di PT. Semen TonasaKabupaten Pangkep. Al-Siah : Public Health Science Journal. Volume9, Nomor 1

ILO. 1962. Klasifikasi Kecelakaan Kerja. [serial online] [disitasi pada Maret 2019].Diakses dari URL : https://www.safetyshoe.com/tag/klasifikasi-kecelakaan-kerja-menurut-ilo-1962/

. 2013. Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja Saranauntuk Produktivitas. Jakarta

Jenni R. 2009. Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik PengolahanKelapa Sawit PT.PN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2006-2008. Skripsi.Fakultas Kesehatan Masyarakat – Universitas Sumatra Utara

Jonathan Leon. 2017. Analisi Bahaya Keselamatan Pada Pekerja Bagian ProduksiPabrik Minyak Kelapa Sawit PT PP London Sumatra Tbk TanjungMorawa. Skripsi. FKM- Universitas Sumatra Utara

Kemenkes RI. 2015. Pusat Data Dan Informasi Situasi Kesehatan Kerja. Indonesia: ISSN 2442-7659

Majalah Isafety SHE. 2018. Rapor K3 Nasional Dalam Menyambut Bulan K3.[serial online] [disitasi pada Maret 2019]. Diakses dari URL :www.isafetymagz.com

Mallapiang dan Samosir I.A. 2014. Analisis Potensi Bahaya Dan PengendaliannyaDengan Metode HIRAC (Studi Kasus : Industri Kelapa Sawit PT.

Page 107: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

Manakarra Unggul Lestari (PT. Mul) Pada Stasiun Digester dan Presser,Clarifier, Nut dan Kernel, Mamuju, Sulawesi Barat). Al-Sihah : PublicHealth Science Journal. Volume VI, Nomor 2 : 350-362

Mallapiang Fatmawaty, DKK. 2018. Gambaran Kecelakaan Kerja, Penyakit AkibatKerja dan Postur Janggal Pada Pekerja Armada Mobil SampahTangkasaki di Kota Makasar. Al-Siah : Public Health Science Journal.Volume 10, Nomor 1

Najmah. 2015. Epidemiologi Untuk Mahasiswa Kesehatan Masyarakat. Cetakanpertama. Jakarta : Rajagrafindo Persada

Peraturan Presiden RI. 1970. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1Tentang Keselamatan Kerja

Peraturan Presiden RI. 2003. Undang-Undang Republik Indoenasia Nomor 13Tetang Ketenagakerjaan

Primadewi Triana, Baju Widjasesa, dan Ida Wahyuni. 2014. Faktor-Faktor UtamaPenyebab Human Error Dalam Kecelakaan Pada Operator Alat BeratBergerak di Tambang Bawah Tanah PT. Freeport Indonesia. JurnalKesehatan Masyarakat (E-Journal). Volume 2, Nomor 3

Priono Noviaji Joko. 2018. Data Kasus Kecelakaan Kerja Di Indonesia. Artikel.[serial online] [disitasi pada April 2019]. Diakses dari URL :https://sadkes.net/2018/12/30/data-kasus-kecelakaan-kerja-di-indonesia/

PT. X. 2019. Jumlah Kasus Kecelakaan Kerja Pabrik Minyak Kelapa SawitKabupaten Kubu Raya Tahun 2014-2019

. 2019. Profil Perusahaan Pabrik Minyak Kelapa Sawit Kabupaten KubuRaya Tahun 2019

. 2019. Data Karyawan Pabrik Minyak Kelapa Sawit Kabupaten KubuRaya Tahun 2015-2019

Ramadhani N.I. 2017. Analisis Faktor Yang Dapat Menyebabkan Kecelakaan KerjaPada Pekerja Di Bagian Operasi RKC (Raw Mill, Kiln, Cooler)Produksi Terak Di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Tuban. Skripsi.FKM-Universitas Airlangga

Ramli, S. 2010. Pedoman Praktis Manajemen Risiko Dalam Perspektif K3 OHSRisk Management. Cetakan pertama. Jakarta : Dian Rakyat

Page 108: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja OHSAS18001. Cetakan kedua. Jakarta : Dian Rakyat

Salindeho. 2017. Analisis Potensi Bahaya Pada Pekerjaan Dengan MenggunakanMetode Job Safety Analysis (JSA) Pada Proses Pengolahan KelapaSawit PT Sinergi Perkebunan Nusantara Kabupaten Morowali UtaraProvinsi Sulawesi Tengah. Jurnal Media Kesehatan. Volume 9, Nomor3

Sucipto, C.D. 2014. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Cetakan pertama.Yogyakarta : Gosyen Publishing

Sueripto, M. 2008. Higiene Industri. Jakarta. Fakultas Kedokteran UniversitasIndonesia

Sulhinayatillah. 2017. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan KejadianKecelakaan Kerja pada Karyawan Bagian Produksi di PT. PP LondonSumatera Indonesia Tbk. Palangisang Crumb Rubber FactoryBulukumba. Skripsi. Fakutas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan –Universitas Islam Negeri Alluddin Makasar

Suma’mur, P.K. 1995. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Cetakan KeduaBelas. Jakarta : PT. Toko Agung

. 2014. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). CetakanKesatu. Jakarta : Sagung Seto

Suwardi dan Daryanto, 2018. Pedoman Praktis Keselamatan Dan Kesehatan KerjaDan Lingkungan Hidup (K3LH). Cetakan pertama. Yogyakarta : GavaMedia

Swaputri Eka. 2009. Analisi Penyebab Kecelakaan Kerja (Studi Kasus di PT. JamurAir Mancur). Skripsi. Fakultas Ilmu Keolahragaan – Universitas NegeriSemarang.

Tan Asrina. 2017. Analisis Bahaya Pada Stasiun Penerimaan Tandan Buah Segar(TBS), Stasiun Thresher (Penebahan), Dan Stasiun Water Treatment DiPTPN III PKS Kebun Rambutan Tebing Tinggi. Skripsi. FKM-Universitas Sumatra Utara

Tarwaka. 2016. Dasar-Dasar Keselamatan Kerja Seta Pencegahan Kecelakaan DiTempat Kerja. Cetakan kedua. Surakarta : Harapan Press

Page 109: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

. 2017. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (Manajemen DanImplementasi K3 Di Tempat Kerja). Cetakan pertama. Surakarta :Harapan Press

Winarto S, DKK. 2016. Studi Kasus Kecelakaan Kerja Pada Pekerja PengeboranMigas Seismic Survey PT. X Di Papua Barat. Jurnal PromosiKesehatan Indonesia. Volume 11, Nomor 1

Page 110: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

JADWAL PENELITIAN

Uraian KegiatanFebruari-Juli 2019

Februari April Mei Juni Juli AgustusII III IV I II III IV I IV I II III IV I II III

Penyusunan usulanPenelitianProses Konsultasidan PerijinanSeminar ProposalPengambilan Data

1. Observasi ProsesKerja

2. ObsevasiLingkunganKerja

3. Profil Perusahaan4. Laporan Kasus

KecelakaanKerja

Pengolahan danAnalisa DataPembuatanLaporan danPerizinan SeminarHasilPerizinan SidangSkripsiSidang Skripsi

Page 111: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...
Page 112: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...
Page 113: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...
Page 114: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

Hasil Identifikasi Bahaya dan Risiko di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT.X Kabupaten Kubu Raya

Proses Kerja Bahaya RisikoStasiun Grading

Mengarahkan truk untuk lokasipembongkaran

Tertabrak truk Cidera/kematian

Pekerja melepas jaring TBS Terjatuh dari atas mobilsaat membuka jaring

Cidera

Pembongkaran TBS manual menggunakantojok/gancu

Tojok/gancu Tertimpa TBS Tertusuk duri TBS Terpeleset/terjatuh

Cidera Cidera Luka Cidera

Pembongkaran dump truk Tertimpa TBS Tertimpa dump truk

terbalik

Cidera Cidera/ kematian

Pekerja mensortir TBS Terpeleset/terjatuh keloading ramp

Cidera

Proses Kerja Bahaya RisikoStasiun Loading Ramp

Mengoperasikan hidrolik untuk membukapintu loading ramp dan menyusun TBS agarlori terisi penuh

Menaiki/menurunitangga loading ramp

Panel listrik

Tertimpa TBS Terpeleset

Cidera

Luka bakar/kematian/kebakaran

Cidera Cidera

Pekerja memasukkan TBS yang jatuh keluardari lori

Tertimpa TBS Cidera

Pekerja menarik tali (sling) capstand menujutransfer carriage dan sterilizer

Terjatuh/terpeleset Tertusuk sling

Cidera Luka

Mengoperasikan mesin capstand Panel listrik

Terpapar sling putus V-belt capstand

Luka bakar/kematian

Cidera Terjepit

Mengoperasikan transfer carriage Tertimpa lori yanganjlok

Panel listrik

Terjepit antara lori saatmelepas rantaipenyambung antar lori

Cidera/kematian

Luka bakar/kematian

Luka/cidera/amputasi

Proses Kerja Bahaya RisikoStasiun Sterilizer

Mengoperasikan control room sterilizer Panel listrik

Peledakan sterilizer

Luka bakar/kematian/kebakaran

Cidera/kematian/

Page 115: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

pengolahanterhenti

Membuka atau menutup pintu rebusan Terjepit pintu rebusan

Steam

Luka/ amputasi Luka bakar

Mendorong/menggeser jalur penyampung rellori untuk memasukkan lori ke tabungsterilizer

Lantai licin

Manual handling

Terpeleset/terjatuh

Keseleo/dislokasi

Pekerja menarik tali (sling) capstand menujutransfer carriage dan sterilizer

Terjatuh/terpeleset Tertusuk sling

Cidera Luka

Mengoperasikan mesin capstand Panel listrik

Terpapar sling putus V-belt capstand

Luka bakar/kematian

Cidera Terjepit

Mengoperasikan transfer carriage Tertimpa lori yanganjlok

Panel listrik

Lori TBS panas

Cidera/kematian

Luka bakar/kematian

Luka bakar

Proses Kerja Bahaya RisikoStasiun Digester dan Press

Mengoperasikan mesin digester dan press Menaiki/menurunitangga

Panel listrik

Cipratan minyak panas

Terpeleset/cidera

Luka bakar/kematian/kebakaran

Luka bakarMembersihkan area kerja Lantai licin

Cipratan minyak panas

Terpeleset/terjatuh

Luka bakar

Proses Kerja Bahaya RisikoStasiun Klarifikasi

Mengoperasikan semua mesin (vibratingscrean, DCO pump and tank, clarifier tank,sludge tank and pump, dan pure oil pump)

Menaiki/menurunitangga

Cipratan steam/miyakpanas

Panel listrik

V-belt chain coupling

Terpeleset/cidera

Luka bakar

Luka bakar/kematian/kebakaran

TerjepitMembersihkan area kerja Lantai licin

Parit pembungankotoran/air panas sisapemurnian minyak sawit

Terpeleset/terjatuh

Luka bakar

Page 116: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

Proses Kerja Bahaya RisikoStasiun Nut dan Kernel

Mengoperasikan semua mesin (nut polishingdrum, nut conveyor, kernel elevator, bulkingsilo dan ripple mill)

Menaiki/menurunitangga

V-belt chain coupling Rantai chain coupling Anggota badan terpapar

nut polishing drum

Terpeleset/terjatuh

Terjepit Terjepit

Cidera/ lukaMembersihkan wilayah kerja Tumpahan nut kernel Terpeleset

Proses Kerja Bahaya RisikoStasiun Boiler

Mengoperasikan semua mesin (boiler,conveyor/van dan fire up)

Menaiki/menurunitangga

Semburan abu/apipembakaran

Paparan steam Panel listrik

Peledakan boiler

Terpeleset/terjatuh

Luka bakar

Luka bakar Luka bakar/

kematian Cidera/

kebakaran/kematianproduksiterhenti

Memberihkan area kerja Lantai licin Terpeleset/ cidera

Proses Kerja Bahaya RisikoStasiun Engine Room

Mengoperasikan semua mesin (genset, turbindan kontrol pendistribusian listrik)

Peledakan turbin

Peledakan genset

Panel listrik

Steam

Cidera/kematian/terhentinyaproduksi

Cidera/kematian/terhentinyaproduksi

Cidera/kebakarankematian/terhentinyaproduksi

Luka bakar

Page 117: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

Hasil Analisa Upaya Pengendalian Risiko Sumber Bahaya di PabrikPengolahan Kelapa Sawit PT. X Kabupaten Kubu Raya

Bahaya Kerja PengendalianStasiun Grading

Tertabrak truk Penambahan rambu tanda bahayaTerjatuh dari atas mobil saatmembuka jaring

Menghimbau kepada supir untuk tidak memakai jaringpenahan buah saat memasuki area pembongkarang

Terkena tojok/gancu Melakukan pekerjaan sesuai dengan SOPTertimpa TBS Penambahan rambu tada bahaya

Tertusuk duri TBSPenambahan rambu tanda bahaya dan penggunaan APDseperti sepatu safety

Terpeleset/terjatuh saatpembongkaran

Penambahan rambu tanda bahaya dan penggunaan APDseperti sepatu safety

Tertimpa dump truk terbalik Membatasi kapasitas muatan trukTerpeleset/terjatuh ke loadingramp

Penambahan rambu larangan dan tanda bahaya

Bahaya Kerja PengendalianStasiun Loading Ramp

Menaiki/menuruni tangga Mebersikan tangga dan penambahan rambu tanda bahayaTerjatuh dari ketinggian Pemasangan rambu larangan dan tanda bahaya

Panel listrikMengisolasi, penempatan APAR, penambahan rambu tandabahaya dan larangan, APD

Tertimpa TBSMelakukan pekerjaan sesuai SOP dan penggunaan APDseperti helm safety dan sepatu safety

Terpeleset saat menyusun buah dilori

Penambahan rambu tanda bahaya dan enggunaan sepatusafety

Terjatuh/terpeleset saat menariksling

Mengganti sling dengan tali tambang, endesain ataumengganti proses penarikan oleh pekerja dengan mesinpenarik sling, membersihkan area kerja dan penambahanrambu tanda bahaya

Tertusuk slingMengganti sling dengan tali tambang, penggunaan sarungtangan safety dan penambahan rambu tanda bahaya

Terpapar sling putusMengganti sling dengan tali tambang, mengecek kondisidan pergantian berkala sling dan penambahan rambu tandabahaya

V-belt chapstandMemberi barrier atau penutup v-belt dan penambahanrambu tanda bahaya

Tertimpa lori yang anjlokMengecek kondisi dan perbaikan roda lori dan jalur rel lori,penambahan rambu tanda bahaya

Terjepit antara lori saat melepasrantai penyambung anatar lori

Melakukan pekerjaan sesuai dengan SOP dan penambahanrambu tanda bahaya

Bahaya Kerja PengendalianStasiun Sterilizer

Panel listrikMengisolasi, penempatan APAR, penambahan rambu tandabahaya dan larangan, APD

Peledakan sterilizerPengecekan kondisi mesin sterilizer, mengoperasikansterilizer sesuai SOP, penambahan rambu tanda bahaya danperbaikan pada temuan indikasi kerusakan

Page 118: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

Terjepit pintu rebusanMendesain pengorasian membuka dan menutup pinturebusan dengan sistem hidrolik, penambahan rambu tandabahaya dan larangan

Paparan steamMelakukan pekerjaan sesuai dengan SOP, penambahanrambu tanda bahaya dan penggunaan APD

Lantai licinMembersihkan lantai dari tetesan minyak dan penambahanrambu tanda bahaya

Mendorong jembatan rebusanMendesain pengoperasian jembatan rebusan dengan sistemhidrolik

Terjatuh saat menarik sling

Mendesain atau mengganti proses penarikan oleh pekerjadengan mesin penarik sling, mengganti sling dengan talitambang, membersihkan area kerja dan penambahan rambutanda bahaya dan larangan

Tertusuk slingMengganti sling dengan tali tambang, penggunaan sarungtangan safety dan menambah rambu tanda bahaya.

Terpapar sling putusMengganti sling dengan tali tambang, mengecek kondisidan pergantian berkala sling dan penambahan rambu tandabahaya

V-belt capstandMemberi barrier atau penutup v-belt dan penambahanrambu tanda bahaya

Tertimpa lori yang anjlokMengecek kondisi dan perbaikan roda lori dan jalur rel lori,penambahan rambu tanda bahaya

Lori TBS panasMelakukan pekerjaan sesuai dengan SOP dan penambahanrambu tanda bahaya

Bahaya Kerja PengendalianStasiun Digester dan Press

Menaiki/menuruni tangga Mebersikan tangga dan penambahan rambu tanda bahaya

Panel listrikMengisolasi, penempatan APAR, penambahan rambu tandabahaya dan larangan, APD

Cipratan minyak panasMendesain barrier atau peutup pada press, mengecekkondisi dan keadaan mesin-mesin di stasiun digester danpress, melakukan pekerjaan sesuai SOP, penggunaan APD

Lantai licinMebersihkan lantai yang licin dari tumpahan/tetesanminyak dan menghilangkan genangan air, penggunaansepatu safety

Bahaya Kerja PengendalianStasiun Klarifikasi

Menaiki/menuruni tangga Mebersikan tangga dan penambahan rambu tanda bahaya

Cipratan steamMelakukan pekerjaan sesuai SOP, penambahan rambutanda bahaya dan larangan, penggunaan APD

Panel listrikMengisolasi, penempatan APAR, penambahan rambu tandabahaya dan larangan, APD

V-belt chain couplingMemberi barrier atau penutup v-belt dan penambahanrambu tanda bahaya

Lantai licinMembersihkan lantai yang licin dan menghilangkangenangan air, penggunaan sepatu safety

Parit pembuangan kotoran/airpanas sisa pemurnian minyaksawit

Memberi barrier/penutup pada jalu parit, penambahanrambu tanda bahaya dan laranangan

Page 119: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

Bahaya Kerja PengendalianStasiun Nut dan Kernel

Menaiki/menuruni tangga Mebersikan tangga dan penambahan rambu tanda bahayaV-belt chain coupling Pemasangan barrier atau penutup v-beltRantai chain coupling Pemasangan barrier atau penutup rantai

Anggota badan terpapar nutpolishing drum

Melakukan pekerjaan sesuai SOP, mengindari kontakbadan dengan sumber bahaya, penambahan rambu tandalarangan dan bahaya

Bahaya Kerja PengendalianStasiun Boiler

Menaiki/menuruni tangga Mebersikan tangga dan penambahan rambu tanda bahaya

Semburan abu/api pembakaranMelakukan pekerjaan sesuai SOP, penambahan rambutanda bahay dan larangan, APD

Paparan steamMelakukan pekerjaan sesuai dengan SOP, penambahanrambu tanda bahaya dan penggunaan APD

Panel listrikMengisolasi, penempatan APAR, penambahan rambu tandabahaya dan larangan, APD

Peledakan boilerPengecekan kondisi mesin boiler, mengoperasikan boilersesuai SOP, penambahan rambu tanda bahaya danperbaikan pada temuan indikasi kerusakan

Lantai licinMembersihkan lantai yang licin dan menghilangkangenangan air, penggunaan sepatu safety

Bahaya Kerja PengendalianStasiun Engine Room

Peledakan turbinPengecekan kondisi mesin turbin, mengoperasikan turbinsesuai SOP, penambahan rambu tanda bahaya danperbaikan pada temuan indikasi kerusakan

Peledakan gensetPengecekan kondisi mesin genset, mengoperasikan gensetsesuai SOP, penambahan rambu tanda bahaya danperbaikan pada temuan indikasi kerusakan

Panel listrikMengisolasi, penempatan APAR, penambahan rambu tandabahaya dan larangan, APD

Paparan steamMelakukan pekerjaan sesuai dengan SOP, penambahanrambu tanda bahaya dan penggunaan APD

Page 120: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

Hasil Analisa Kejadian Kecelakaan Kerja Pabrik Pengolahan KelapaSawit PT X Kabupaten Kubu Raya Tahun 2014-2019

Kriteria Umur (Tahun)Terendah 19Tertinggi 58

Terbanyak 28Rata-rata 28.09Median 26

Jenis Kelamin Jumlah %Perempuan 1 4.77Laki-Laki 20 95.23

Total 21 100

Tingkat Pendidikan Jumlah %SD/MI 3 14.29SMP/MTS 6 28.58SMA/SMK 7 33.33S1 1 4.76Tidak diketahui 4 19.04

Total 21 100

Kriteria Masa Kerja (Bulan)Terendah 2Tertinggi 55

Terbanyak 3Rata-rata 21.38Median 21

Shift Kerja/Jam Kerja Jumlah %Shift I 12 57.15Shift II 9 42.85Total 21 100

Unit Kerja Jumlah %Op. Water Treatment Process 1 4.76Dispacth 1 4.76Ast. Elektrikal 1 4.76Ast. Proses 1 4.76Digester dan Press 1 4.76Sortir Lab 2 9.53Maitenance 2 9.53Sterilizer 2 9.53Loading Ramp 3 14.28Luar Karyawan 3 14.28

Page 121: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

Grading/Sortir 4 19.05Total 21 100

Jenis Kecelakaan Jumlah %Gigitan hewan 1 4.76Terpeleset 1 4.76Semburan air panas 1 4.76Tabrakan 1 4.76Terjatuh dan terkena air panas 1 4.76Terjatuh dari ketinggian 1 4.76Terjepit benda 1 4.76Terkena alat angkut 1 4.76Terkena arus listrik 1 4.76Terkena benda berbahaya 1 4.76Tertimpa benda jatuh 1 4.76Terjepit alat angkut 2 9.53Terkena alat kerja 3 14.30Semburan minyak panas 5 23.81

Total 21 100

Penyebab Kecelakaan Jumlah %Alat las 1 4.76Diluar ruangan 1 4.76Hewan 1 4.76Kecelakaan menuju tempat kerja 1 4.76Manual handling 1 4.76Mesin rebusan 1 4.76Semburan abu dapur pembakaran 1 4.76Lantai licin 2 9.53Mesin press 2 9.53Alat angkut 3 14.30Alat kerja 7 33.33

Total 21 100

Penyebab Utama Jumlah %Tindakan tidak aman 5 23.80Kondisi tidak aman 16 76.20

Total 21 100

Lokasi Kecelakaan Jumlah %Kolam Fat-Pit 1 4.76St. Klarifikasi 1 4.76

St. Trippler 1 4.76St. Sterilizer 1 4.76St. Water Treatment Process 1 4.76St. Workshop 1 4.76

Page 122: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

St. Dermaga 1 4.76Perjalanan 1 4.76St. Loading Ramp 2 9.53St. Boiler 2 9.53St. Nut dan Kernel 2 9.53St. Digester dan Press 3 14.29Storage Tank 02 4 19.05

Total 21 100

Sifat Luka/Kelainan Jumlah %Keseleo/dislokasi 1 4.76Luka-luka yang banyak dan berlainansifatnya

1 4.76

Memar luar dalam 1 4.76Pengaruh arus listrik 1 4.76Sendi retak 1 4.76Amputasi 2 9.52Luka bakar 7 33.34Luka permukaan 7 33.34

Total 21 100

Letak Kelaiana/Luka Jumlah %Anggota bawah 5 23.80Banyak tempat 7 33.34Anggota atas 9 42.86

Total 21 100

Page 123: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

Dokumentasi Penelitian

1. Administratif

2. Unit Kerja Grading

Page 124: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

3. Unit Kerja Loading Ramp

Page 125: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

4. Unit Kerja Stelirizer (Perebusan)

Page 126: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

5. Unit Kerja Trippler

Page 127: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

6. Unit Kerja Digester dan Press

Page 128: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

7. Unit Kerja Klarifikasi

Page 129: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

8. Unit Kerja Nutdan Kernel

9. Unit Kerja Boiler

Page 130: ANALISIS RISIKO DAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK ...

10. Unit Kerja Engine Room