Analisis Rencana Kebijakan Pemerintah Peleburan PIP ke SMI

23
Analisis Rencana Kebijakan Pemerintah atas Peleburan Pusat Investasi Indonesia (PIP) ke dalam PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (SMI)

description

Analisis Rencana Kebijakan Pemerintah Peleburan PIP ke SMI

Transcript of Analisis Rencana Kebijakan Pemerintah Peleburan PIP ke SMI

Analisis Rencana Kebijakan Pemerintah atas Peleburan Pusat Investasi Indonesia (PIP) ke dalam PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (SMI)

MASALAH YANG DIHADAPI PUSAT INVESTASI PEMERINTAH (PIP) PIP yang berbadan hukum BLU menggunakan sumber anggaran yang terbatas, hanya dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN);

dana investasi yang disalurkan PIP relatif kecil dan lebih banyak ditempatkan dalam deposito (idle cash)INVESTASI PEMERINTAHInvestasi pemerintah adalah penempatan sejumlah dana dan/atau barang oleh pemerintah pusat dalam jangka panjang untuk investasi pembelian surat berharga dan investasi langsung, yang mampu mengembalikan nilai pokok ditambah dengan manfaat ekonomi, sosial, dan/atau manfaat lainnya dalam jangka waktu tertentu. Investasi Pemerintah dialokasikan untuk mendukung kebijakan Pemerintah untuk mempercepat pembangunan infrastruktur.(PP Nomor 1 Tahun 2008)Perkembangan Dana Investasi Pemerintah untuk Tahun 2008 2013

Realisasi Investasi Pemerintah dalam periode 2009 -2013

PIP yang berbadan hukum BLU menggunakan sumber anggaran yang terbatas, hanya dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)Pembiayaan pemerintah untuk PIP adalah sebesar 1 Triliun rupiah untuk Tahun 2013 dan tidak ada pembiayaan (0 Rupiah) untuk PIP pada Tahun 2014.

Dana investasi yang disalurkan PIP relatif kecil dan lebih banyak ditempatkan dalam deposito (idle cash)Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan bahwa dana investasi yang disalurkan PIP relatif kecil dan lebih banyak ditempatkan dalam deposito (idle cash).Pada 2007, nilai idle cash di PIP mencapai Rp4 triliun, Pada 2008 mencapai Rp4,2 triliun, pada 2009 mencapai Rp3,9 triliun, Dan pada 2010 mencapai Rp13,9 triliun atau 99,39 persen dari ekuitas.Per 30 Juni 2011, nilai idle cash PIP mencapai Rp14,4 triliun, sedangkan dana investasi yang disalurkan ke BUMN atau pemda hanya Rp78,1 miliar. (Poernomo, Hadi, 2012). ANALISIS RENCANA KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP PELEBURAN PIP FLEKSIBILITAS DALAM INVESTASISUMBER PENDANAAN YANG LEBIH BESARBENTUK ORGANISASISISI KERENTANAN (EXPOSURE) DAN RISIKOFLEKSIBILITAS DALAM INVESTASI

PIP yang berbentuk Badan Layanan Umum, memiliki beberapa keterbatasan dalam hal pembiayaan (investasi) infrastruktur.

Sementara SMI sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara yang berbentuk perseroan akan memiliki fleksibilitas yang lebih baik dalam hal pembiayaan (investasi) infrastrukturFLEKSIBILITAS DALAM INVESTASI

Investasi yang dapat dilakukan oleh PIP diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2008, dimana Instrumen investasi dan bidang investasi sudah ditetapkan dalam bentuk sebagai berikut:

Investasi Pemerintah1. Surat Berhargaa. Pembelian Sahamb. Pembelian Surat Utang2. Investasi Langsunga. Penyertaan Modalb. Pemberian PinjamanFLEKSIBILITAS DALAM INVESTASI

Sedangkan Investasi yang dapat dilakukan oleh SMI diatur dalam Peraturan Presiden RI Nomor 9 Tahun 2009, dimana instrumen investasi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:JenisInvestasi Perusahaan PembiayaanSewa Guna UsahaAnjak PiutangUsaha Kartu KreditPembiayaan KonsumenPerusahaan Modal VenturaPenyertaan SahamPenyertaan melalui pembelian obligasi konversiPembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usahaPerusahaan Pembiayaan InfrastukturPemberian pinjaman langsung untuk Pembiayaan InfrastrukturRefinancing atas infrastruktur yang telah dibiayai pihak lainPemberian pinjaman subordinasi yang berkaitan dengan Pembiayaan InfrastrukturFLEKSIBILITAS DALAM INVESTASI

Terbatasnya pembiayaan yang dapat dilakukan PIP terbukti dengan besarnya nilai idle cash PIP yang telah dijelaskan dalam permasalahan sebelumnya. PIP tidak dapat menyalurkan dana secara maksimal akibat objek yang terbatas pada segi pembiayaan sedangkan SMI dapat melakukan kegiatan-kegiatan dukungan untuk mendapatkan hasil optimal dari investasi yang akan/telah diberikan. Hal ini menunjukkan bahwa SMI memiliki fleksibilitas yang lebih baik dari PIP dalam rangka melakukan pembiayaan (investasi).SUMBER PENDANAAN YANG LEBIH BESAR

Sumber pendanaan PIP mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2008, yang dikatakan dengan jelas bahwa sumber dana Investasi Pemerintah adalah sebagai berikut:

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;Keuntungan investasi terdahulu;Dana/barang amanat pihak lain yang dikelola oleh Badan Investasi Pemerintah; dan/atauSumber-sumber lainnya yang sahSUMBER PENDANAAN YANG LEBIH BESAR

Sedangkan, SMI memiliki kapasitas anggaran yang juga lebih besar dan lebih fleksibel karena SMI berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dan BUMN, sehingga mempunyai kelebihan didalam melakukan fund rising. SMI yang kepemilikan sahamnya 100% dikuasai oleh Menteri Keuangan mendapatkan alokasi dari APBN berupa Penyertaan Modal Negara (PMN) SMI juga tercatat telah menerbitkan Obligasi senilai Rp1 triliun di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Bisnis.com, 2014)SUMBER PENDANAAN YANG LEBIH BESAR

Dengan kapasitas anggaran SMI yang lebih besar, maka dimiliki kemampuan leverage (kemampuan membayar utang) yang lebih besar sesuai dengan Debt to Equity Ratio (DER), dengan persamaan sebagai berikut:

Dan juga memiliki kemampuan likuiditas (kemampuan memberikan pinjaman) yang lebih besar sesuai dengan Loan to Deposit Ratio (LDR), dengan persamaan sebagai berikut:

Sehingga dengan sumber pendanaan yang lebih besar, menunjukkan bahwa kemampuan leverage dan likuiditas SMI lebih baik dari pada PIP, didalam melakukan berbagai Investasi Pemerintah.DER =Total KewajibanX 100%Total EkuitasLDR =Total LoansX 100%Total Deposit + EquityBENTUK ORGANISASI

Dari segi pengambilan keputusan, perlu rantai pengambilan keputusan yang lebih panjang jika dibandingkan dengan SMI yang berbentuk BUMN.

Dalam beberapa hal, PIP harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Sekretariat Jendral (Sekjen) Kementerian Keuangan yang bernaung diatas PIP sebelum ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

Sedangkan untuk SMI, pengambilan keputusan dapat dilakukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) lalu meminta persetujuan pemegang saham yang dalam hal ini adalah Menteri Keuangan.

Sehingga didalam melakukan pengambilan keputusan atas suatu investasi, SMI lebih baik daripada PIP.SISI KERENTANAN (EXPOSURE) DAN RISIKO

Posisi PIP yang merupakan BLU juga dihadapkan dengan sisi kerentanan (exposure) dan risiko, PIP dinilai memiliki tingkat kerentanan yang lebih tinggi dibanding SMI.

Hal ini mengingat sifat PIP yang berkaitan secara langsung dengan keuangan negara. Karena BLU adalah bagian dari keuangan negara langsung, maka apapun yang terjadi pada BLU itu akan berpengaruh langsung kepada keuangan negara.

Sedangkan SMI kalau ada pengaruh itu langsung berdampak pada korporasi. (Brodjonegoro,2015).KESIMPULAN

Rencana pemerintah untuk melebur PIP dengan SMI pada dasarnya sudah memiliki alasan yang kuat.

Pertama, PIP tidak mampu menyalurkan dana investasi yang dikucurkan oleh pemerintah secara maksimal karena terbatasnya instrument dan bidang investasi yang dapat dibiayai, sehingga terdapat idle cash dengan jumlah yang sangat besar yang mengakibatkan investasi yang pemerintah lakukan belum optimal

Kedua, PIP tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai sovereign wealth fund karena terkendala cadangan devisa Pemerintah Indonesia yang terbatas. Ha ini mengakibatkan investasi yang dilakukan oleh pemerintah tidak maksimal.

Ketiga, dalam pelaksanaannya PIP menghadapi kendala-kendala seperti aktivitas yang terbatas dalam melakukan investasi, terbatasnya sumber permodalan yang dapat digunakan, hambatan birokrasi yang melekat sesuai sifat PIP yang berbentuk BLU.REKOMENDASI UNTUK RENCANA KEBIJAKAN

Pertama, perlu dibuat kebijakan dalam proporsi pembiayaan yang disalurkan oleh SMI kepada pemerintah daerah maupun swasta. Hal ini agar pembangunan di daerah tetap dapat didukung sepenuhnya sesuai dengan tujuan dilaksanakannya investasi pemerintah

Kedua, dalam hal pemberian pembiayaan PIP menggunakan suku Bunga Bank Indonesia. Hal ini tentunya harus dapat terus diterapkan oleh SMI khususnya dalam membiayai sektor pemerintah daerah dan BUMD. Hal ini agar pemerintah daerah dan BUMN dapat lebih tertarik menggunakan fasilitas pembiayaan yang ditawarkan SMI

Ketiga, dengan peleburan ini, tentunya modal yang dimiliki SMI nantinya akan menjadi lebih besar yaitu sekitar Rp25 triliun. Dengan demikian diharapkan kedepannya dana yang dapat diberikan untuk pembiayaan dapat meningkat lebih besar.END..PUSAT INVESTASI PEMERINTAH (PIP) Pada awal pembentukannya, PIP dibentuk dengan skema sovereign wealth fund seperti Government Investment Center (GIC) dan Temasek Holding milik pemerintah Singapura, serta konsep Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Khasanah di Malaysia; Sovereign wealth fund (SWF) berarti kumpulan uang yang berasal dari cadangan suatu negara, disisihkan untuk tujuan investasi yang akan menguntungkan ekonomi dan warga negara; SWF ini berasal dari cadangan bank sentral yang menumpuk akibat anggaran dan perdagangan surplus, serta dari pendapatan yang dihasilkan dari ekspor sumber daya alam.Soverign Wealth Funds by Assets Under Management Peringkat SWF di Indonesia (PIP) dibandingkan negara-negara lain yang mengadopsi skema SWF adalah sebagai berikut:CountryFundAssetsUS$ BillionsInceptionOriginNorwayGovernment Pension Fund-Global8821990OilChinaChina Investment Corporation652,72007Non-ComoditionSingaporeTemasek Holdings1771974Non-ComoditionMalaysiaKhazanah Nasional41,61993Non-ComoditionIndonesiaPusat Investasi Pemerintah (PIP)0,32006Non-ComoditionDalam perjalanannya, GIC, Temasek, dan Khasanah terus berjalan karena negara tersebut kelebihan cadangan devisa. Namun, dengan cadangan devisa di Indonesia yang masih terbatas, sehingga kemampuan investasi PIP tidak bisa maksimal. (Brodjonegoro, 2015)Country20132014Singapore258,174Maret256,649DecemberMalaysia139,652Maret114,572DecemberIndonesia105,183Feb108,835DecemberCadangan Devisa(Millions of US $)PIP yang berbadan hukum BLU menggunakan sumber anggaran yang terbatas, hanya dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dimana, Indonesia juga masih defisit, tidak ada surplus, dengan cadangan devisa hanya setara enam bulan pembayaran utang luar negeri, sehingga bukan sesuatu yang signifikan untuk melakukan pembiayaan. (Brodjonegoro, 2015)Back