ANALISIS REGRESI BERGANDA · 2020. 11. 13. · Adjusted R-Square (pada regresi linier sederhana...

27
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA OLEH: NOVI PERMATA INDAH

Transcript of ANALISIS REGRESI BERGANDA · 2020. 11. 13. · Adjusted R-Square (pada regresi linier sederhana...

  • ANALISIS

    REGRESI LINIER

    BERGANDA

    OLEH:

    NOVI PERMATA INDAH

  • PENGANTAR

    Persamaan yang akan memungkinkan kita

    untuk memperkirakan nilai suatu varibel

    varibel yang berdasarkan pada nilai varibel

    lain. Menilai kemampuan dari suatu

    persamaan dalam membuat perkiraan yang

    akurat.

  • REGRESI LINIER

    • regresi yang hanya melibatkan satu variabel prediktor

    Regresi linier sederhana

    • regresi yang melibatkan lebih dari satu variabel prediktor

    Regresi linier berganda

    • Pendeteksian permasalahan-permasalahan terkait dengan model dan menemukan tindakan apa yang harus dilakukan sebagai perbaikan kecocokan model yaitu asumsi dan statistik diagnostik

    Diagnostik

  • ALUR DALAM MENGGUNAKAN ANALISIS

    REGRESI LINIER

  • ASUMSI DALAM

    ANALISIS REGRESI

    Asumsi linieritas

    Asumsi kenormalan

    Homoskedastisitas

    Non Autokorelasi

    Non Multikolinearitas

  • ASUMSI LINIERITAS

    Yang dimaksud dengan linieritas adalah bahwa nilai rata-rata variabel respon (y) merupakan

    fungsi garis lurus dari variabel prediktor (x). Dalam analisis regresi linier berganda

    digambarkan bahwa antara variabel respon dan variabel prediktor mempunyai hubungan

    pengaruh linier yang ditunjukkan oleh persamaan:

    Uji linieritas dapat menggunakan scater plot dan uji korelasi dengan hipotesis sebagai berikut:

    Uji hipotesis untuk koefisien korelasi :

    H0: ρ=0 (Tidak ada korelasi linier)

    H1: ρ≠0 (ada korelasi linier)

    tolak H0 jika p-value kurang dari tingkat kesalahan alpha (α=1%, 5% atau 10%), artinya

    hubungan antara dua variabel nyata dan linier.

    inni XXXY ...22110

  • ASUMSI

    KENORMALAN

    uji normalitas digunakan untuk menguji apakah suatu variabel acak berdistribusi normal atau tidak

    pengujian asumsi kenormalan dari residual pada suatu model regresi linier

    Pengujian Asumsi Kenormalan

    • Histogram

    • Uji Anderson – Darling

    • Uji Shapiro – Wilk

    • Uji Kolmogorov – Smirnov

  • HOMOSKEDASTISITAS

    Homoskedastisitas, scedasticity (penyebaran) dan Homos

    (sama) yaitu ragam yang sama. Artinya, variabel pengganggu

    memiliki ragam yang sama.

    Mendeteksi Heteroskedastisitas

    uji Park

    uji Glejser

    Spearman’s Rank Correlation

    Scatter plot antara fitted value dengan residual

  • NON AUTOKORELASI

    Korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan

    menurut waktu atau ruang atau juga dapat dikatakan korelasi

    antara 2 deretan waktu seperti u1,u2,...,u10 dan u2,u3,...,u11.

    Beberapa alasan terjadinya autokorelasi:

    1. Ada pengaruh dari waktu sebelumnya.

    2. Bias yang disebabkan oleh tidak dimasukan beberapa

    variabel yang relevan dengan model atau karena

    menggunakan bentuk fungsi yang tidak benar.

    3. Manipulasi data.

    Mendeteksi autokorelasi: metode grafik dan uji Durbin-Watson

  • NON

    MULTIKOLINEARITAS

    Multikolinearitas adalah adanya hubungan linier antara variabel bebas dalam model regresi.

    Pendeteksian multikolinieritas dalam analisis regresi dengan VIF (Variance Inflation Factor), apabila nilai VIF ≤ 10 disimpulkan tidak terjadi multikolinieritas

  • STUDI KASUS

    Suatu penelitian pada bidang manajemen pemasaran ingin

    melihat pengaruh iklan media cetak, dan promosi dengan

    cara menyebarkan berita dari mulut ke mulut atau dikenal

    dengan istilah word of mouth yang dilakukan oleh Helios

    Fitness di kota Karawang.

    Berdasarkan hal ini maka akan dilakukan penelitia mengenai

    iklan media cetak, word of mouth dan keputusan berkunjung

    dengan judul penelitian

    “Pengaruh Iklan Media Cetak dan Word of Mouth Terhadap

    Keputusan Berkunjung Fitness Center (Studi Kasus Pada

    Helios Fitness Technomart Karawang)”.

  • DATA

    Terlampir pada OLAH DATA

  • HASIL DAN

    PEMBAHASAN

  • LINIERITAS

    • P-value< 0.05. sehingga keputusan

    tolak H0, artinya dengan kepercayaan

    95% setiap variabel bebas memiliki

    hubungan linier (korelasi) yang nyata

    terhadap variabel respon. Diikuti

    dengan nilai korelasi yang cukup tinggi.

    Korelasi antara variabel IMC dan WOM

    terhadap KB sebesar 0,571 dan 0,524.

    • Kesimplan: uji asumsi linieritas

    dipenuhi.

    Hipotesis:

    H0: ρ=0 (tidak ada hubungan linier antara x dan y)

    H1: ρ≠0 (ada hubungan linier antara x dan y)

  • NORMALITAS

    Uji kenormalan kolmogorof-Smirnov

    P-value pada uji kenormalan KS

    sebesar 0.116 > 0,05. Sehingga

    keputusan terima H0, dapat

    disimpulkan bahwa

    residual/galat/error menyebar

    normal atau asumsi normalitas

    dipenuhi.

    Hipotesis:

    H0 : galat/error berdistribusi normal

    H1 : galat/error tidak berdistribusi

    normal

  • Berdasarkan normal P-P

    plot dapat dilihat bahwa

    standardized residual

    menyebat disekitar garis

    normal, sehingga dapat

    disimpulkan bahwa

    residual memiliki

    sebaran yang normal.

    Dengan demikian, asumsi

    noralitas terpenuhi.

  • HOMOSKETDASTISITAS

    Grafik scatter plot antara fitted value dengan residual. Ada tidaknya pola

    tertentu pada grafik scatter plot dimana sumbu Y adalah nilai Y yang telah

    diprediksi dan sumbu X adalah residual (𝑌 –Y).

    Berdasarkan grafik di residual

    menyebar secara acak, tidak mengikuti

    pola tertentu, sehingga dapat

    disimpulkan bahwa galat mempunyai

    ragam yang sama. Dengan demikian,

    asumsi Homoskedastisitas terpenuhi.

  • NON AUTOKORELASI

    Hipotesis

    H0: ρ=0 (tidak terdapat autokorelasi)

    H1: ρ≠0 (terdapat autokorelasi)

    Tabel Durbin Watson k=2, n=119, alfa=0,05 : dL=1,6669 du=1,7352

    Jika dw > du maka tidak tolak H0. Jadi, dari uji Durbin Watson dapat disimpulkan

    bahwa tidak terjadi autokorelasi, asumsi non autokorelasi terpenuhi.

  • NON

    MULTIKOLINIERITAS

    Nilai VIF dari variabel IMC dan WOM lebih kecil dari 10, hal ini

    memperlihatkan bahwa tidak terjadi multikolonieritas pada model regresi.

  • Tidak terpenuhinya asumsi nonmultikolinieritas dapat dapat

    mengakibatkan:

    • Koefisien regresi yang dihasilkan menjadi sangat lemah atau

    tidak dapat memberikan hasil analisis yang mewakili sifat

    atau pengaruh dari variabel bebas yang bersangkutan

    • menyebabkan uji t menjadi tidak signifikan padahal jika

    masing-masing variabel bebas diregresikan secara terpisah

    dengan variabel tak bebas (simple regression) uji t

    menunjukkan hasil yang signifikan.

    Salah satu cara untuk itu menyelesaikan permasalahan

    multikolinieritas adalah dengan regresi komponen utama.

  • Y=22,621+0,489 X1+0,228 X2+E

    MODEL REGRESI

    Berdasarkan model regresi di atas dketahui bahwa besar pengaruh

    variabel IMC (X1) terhadap KB (Y) adalah 0,489 dan besar pengaruh

    variabel WOM (X2) terhadap (Y) adalah 0,228. sedangkan 22,621

    merupakan konstanta dari model regresi.

  • UJI PARSIAL

    Hipotesis:

    H0: βj = 0 (variabel Xj tidak berpengaruh nyata)

    H1: βj ≠ 0 (variabel Xj berpengaruh nyata) j= 0, 1, 2,. . ., p; p= banyak

    parameter

    • P value pada variabel X2 lebih besar dari 0.05,

    sehingga keputusan terima H0, sehinga WOM

    tidak berpengaruh signifikan terhadap KB .

    • Variabel X1 mimiliki P-value kurang dari 0.05,

    sehingga keputusan tolak H0. Jadi dapat

    disimpulkan bahwa IMC berpengaruh signifikan

    terhadap KB.

  • UJI SIMULTAN

    Hipotesis:

    H0: peubah X tidak mempengaruhi Y secara bersama-sama

    H1: peubah X yang mempengaruhi Y secara bersama-sama

    Pengujian secara simultan dilakukkan dengan uji statistik F, berdasarkan

    output SPSS didapatkan P-value 0.000< 0.05, sehingga keputusan tolak H0.

    Artinya, peubah penjelas X mempengaruhi peubah respon Y secara bersama-

    sama. Atau dapat disimpulkan bahwa IMC dan WOM mempengaruhi KB

    secara bersama-sama/similtan.

  • KOEFISIEN

    DETERMINASI

    R-Square merupakan suatu proporsi keragaman y yang dapat dijelaskan oleh

    peubah prediktor X

    Adjusted R-Square (pada regresi linier sederhana berganda) merupakan suatu

    proporsi keragaman y yang dapat dijelaskan oleh peubah prediktor X apabila

    jumlah variable regressor X mengalami perubahan.

    Berdasarkan output SPSS, nilai R2 sebesar 0,348 artinya 34,8% keragaman

    jumlah KB (Y) dapat dijelaskan oleh faktor-faktor dalam model yaitu IMC (X1) dan

    WOM (X2). Sisanya dijelakan faktor lain yang tidak masuk dalam model atau

    variabel lain yang tidak termasuk dalam variabel penelitian.