Analisis Regresi 2 - IPB University · Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB Ragam sisaan dikatakan...

40
Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB Analisis Regresi 2 Pokok Bahasan : Asumsi sisaan dan penanganannya Tujuan Instruksional Khusus : Mahasiswa dapat menjelaskan asumsi-asumsi yang melandasi analisis regresi linier sederhana dan berganda, efek pelanggarannya, cara pemeriksaan keterpenuhannya, serta prosedur penanganannya.

Transcript of Analisis Regresi 2 - IPB University · Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB Ragam sisaan dikatakan...

Page 1: Analisis Regresi 2 - IPB University · Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB Ragam sisaan dikatakan homogen/konstan jika Var(e)= E(e2) = 2 Ragam sisaan dikatakan tidak homogen (heteroskedastic)

Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB

Analisis Regresi 2

Pokok Bahasan :

Asumsi sisaan dan penanganannya

Tujuan Instruksional Khusus : Mahasiswa dapat menjelaskan asumsi-asumsi yang melandasi analisis

regresi linier sederhana dan berganda, efek pelanggarannya, cara pemeriksaan keterpenuhannya, serta prosedur penanganannya.

Page 2: Analisis Regresi 2 - IPB University · Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB Ragam sisaan dikatakan homogen/konstan jika Var(e)= E(e2) = 2 Ragam sisaan dikatakan tidak homogen (heteroskedastic)

Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB

Sisaan

Sisaan adalah menyimpangnya nilai amatan yi

terhadap dugaan nilai harapannya

Sisaan untuk suatu amatan ke-i:

Sisaan baku

iiy xbb]x|[Y E ]x|[Y E 10ii

iii yye

s

e

s

yyr i

yy

iii

ii

ˆ

ˆBisa digunakan untuk memeriksa kebenaran

menyebar N(0,1)

i

Kurang tepat sebab ragam (ei) = s2 (1-hii)

n

k

k

i

ii

ii

ii

xx

xxnh

hs

er

1

2

21

, )1(

Page 3: Analisis Regresi 2 - IPB University · Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB Ragam sisaan dikatakan homogen/konstan jika Var(e)= E(e2) = 2 Ragam sisaan dikatakan tidak homogen (heteroskedastic)

Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB

Informasi-informasi yang Didapat Melalui Sisaan

Bisa melihat pola sebaran peubah acak Y

Melalui sisaan, kita dapat mengetahui apakah asumsi-asumsi yang disyaratkan pada pendugaan dengan MKT dipenuhi atau tidak

Melalui sisaan, kita juga dapat menguji parameter regresi, sehingga kita perlu mengetahui sebaran sisaan

Melalui sisaan, kita juga bisa melihat apakah model yang kita pilih pas atau tidak

Melalui sisaan, kita juga bisa melihat apakah sebuah pengamatan merupakan pencilan atau bukan

Melalui sisaan, kita juga bisa melihat apakah sebuah pengamatan merupakan pengamatan berpengaruh atau bukan

Page 4: Analisis Regresi 2 - IPB University · Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB Ragam sisaan dikatakan homogen/konstan jika Var(e)= E(e2) = 2 Ragam sisaan dikatakan tidak homogen (heteroskedastic)

Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB

ASUMSI ASUMSI YANG HARUS DIPENUHI DALAM ANALISIS REGRESI BERGANDA :

1. Kondisi Gauss-Marcov

siautokorela adabebas/tdk saling ji ,0][ 3.

)ticity homoscedas (

xnilai setiapuntuk homogen sisaan ragam ,][var ]E[ 2.

nol sisaan taan harapan/ra-nilai 0][ .1

22

i

sisaanE

E

ji

i

3. Galat bebas terhadap peubah bebas,

2. Galat menyebar Normal

i ,0),cov(xi j

4. Tidak ada multikolinieritas pd peubah bebas, ji ,0)x,cov(x ji

Page 5: Analisis Regresi 2 - IPB University · Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB Ragam sisaan dikatakan homogen/konstan jika Var(e)= E(e2) = 2 Ragam sisaan dikatakan tidak homogen (heteroskedastic)

Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB

Pentingnya Memenuhi Asumsi

dalam

Analisis Regresi Sederhana dan Berganda

Page 6: Analisis Regresi 2 - IPB University · Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB Ragam sisaan dikatakan homogen/konstan jika Var(e)= E(e2) = 2 Ragam sisaan dikatakan tidak homogen (heteroskedastic)

Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB

Sisaan menyebar Normal dengan nilai harapan = 0

diperlukan terutama pada saat pengujian hipotesis

dan penyusunan selang kepercayaan bagi parameter

pengaruh pelanggaran asumsi sisaan yang tidak

menyebar normal adalah taraf nyatanya tidak akansesuai (Rawlings, Pantula dan Dickey, 1998).

Asumsi bahwa sisaan menyebar normal tidak terlalu

berpengaruh dalam pendugaan parameter regresi dan

penguraian total keragaman.

Page 7: Analisis Regresi 2 - IPB University · Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB Ragam sisaan dikatakan homogen/konstan jika Var(e)= E(e2) = 2 Ragam sisaan dikatakan tidak homogen (heteroskedastic)

Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB

Ragam sisaan dikatakan homogen/konstan jika Var(e)= E(e2) = 2

Ragam sisaan dikatakan tidak homogen (heteroskedastic) jika ragam sisaannya tidak konstan

Heteroskedasticity pada umumnya terjadi pada data cross-section atau data deret waktu

Gambar disamping

memperlihatkan :

•ragam sisaan yang

tidak konstan, ragam

cenderung meningkat

ketika nilai x

meningkat.

Ragam Sisaan yang Homogen

Page 8: Analisis Regresi 2 - IPB University · Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB Ragam sisaan dikatakan homogen/konstan jika Var(e)= E(e2) = 2 Ragam sisaan dikatakan tidak homogen (heteroskedastic)

Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB

Ragam Sisaan yang Homogen

Kehomogenan ragam berperan penting terhadap hasil pendugaan dengan MKT

Ragam homogen = setiap pengamatan mengandung informasi yang sama penting

Ragam homogen mengakibatkan presisi penduga bagi MKT tinggi

(lanjutan)

Page 9: Analisis Regresi 2 - IPB University · Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB Ragam sisaan dikatakan homogen/konstan jika Var(e)= E(e2) = 2 Ragam sisaan dikatakan tidak homogen (heteroskedastic)

Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB

Akibat Pelanggarann Asumsi Ketidakhomogenan Ragam (1)

Asumsi kehomogenan/kesamaan ragam (homoscedasticity) memainkan peranan yang sangat penting di dalam pendugaan dengan metode kuadrat terkecil.

Asumsi ini berimplikasi bahwa setiap pengamatan pada peubah respon mengandung informasi yang sama penting sehingga seluruh pengamatan di dalam metode kuadrat terkecil mendapatkan bobot yang sama.

Ketidakhomogenan ragam (heteroscedasticity) mengakibatkan beberapa pengamatan mengandung informasi yang lebih dibandingkan yang lain. Dengan demikian, pengamatan tersebut seharusnya mendapatkan bobot yang lebih besar dibandingkan pengamatan yang lain (Rawlings, Pantula dan Dickey 1998).

Page 10: Analisis Regresi 2 - IPB University · Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB Ragam sisaan dikatakan homogen/konstan jika Var(e)= E(e2) = 2 Ragam sisaan dikatakan tidak homogen (heteroskedastic)

Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB

Sifat dari penduga metode kuadrat terkecil yaitu takbias terbaik (memiliki ragam penduga yang minimum) sangat tergantung dari asumsi ini. Pembobotan yang sama, sebagaimana pada metode kuadrat terkecil, tidak akan menghasilkan penduga dengan ragam minimum, apabila ragamnya tidak sama.

Karena itu, pengaruh dari tidak dipenuhinya asumsi ini adalah presisi/kecermatan dari penduga metode kuadrat terkecil menjadi lebih kecil jika dibandingkan dengan penduga yang mengakomodir ketidakhomogenan ragam tersebut (Rawlings, Pantula dan Dickey, 1998).

Akibat Pelanggaran Asumsi Ketidakhomogenan Ragam (2)

Page 11: Analisis Regresi 2 - IPB University · Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB Ragam sisaan dikatakan homogen/konstan jika Var(e)= E(e2) = 2 Ragam sisaan dikatakan tidak homogen (heteroskedastic)

Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB

Sisaan Saling Bebas

Sisaan saling bebas = sisaan tidak memiliki korelasi (korelasinya sama dengan nol)

Sisaan yang berkorelasi mungkin disebabkan karena beberapa hal. Data yang dikumpulkan berdasarkan urutan waktu tertentu seringkali memiliki sisaan yang saling berkorelasi. Pada data seperti ini, sisaan dari pengamatan pada waktu tertentu cenderung untuk berkorelasi dengan sisaan yang berdekatan.

Page 12: Analisis Regresi 2 - IPB University · Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB Ragam sisaan dikatakan homogen/konstan jika Var(e)= E(e2) = 2 Ragam sisaan dikatakan tidak homogen (heteroskedastic)

Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB

Sisaan saling berkorelasi

Pengaruh adanya sisaan yang saling berkorelasi ini adalah berkurangnya presisi pada penduga metode kuadrat terkecil, serupa dengan pengaruh ketidakhomogenan ragam.

Dugaan MKT tetap tidak bias tapi standar error-nya bias ke bawah (under estimate)

Page 13: Analisis Regresi 2 - IPB University · Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB Ragam sisaan dikatakan homogen/konstan jika Var(e)= E(e2) = 2 Ragam sisaan dikatakan tidak homogen (heteroskedastic)

Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB

Pemeriksaan Sisaan

Page 14: Analisis Regresi 2 - IPB University · Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB Ragam sisaan dikatakan homogen/konstan jika Var(e)= E(e2) = 2 Ragam sisaan dikatakan tidak homogen (heteroskedastic)

Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB

Mendeteksi Sisaan Menyebar Normal

Eksplorasi :

histogram sisaan

plot normal

Uji formal :

Uji Kolmogorov Smirnov

Uji Lillifors

Page 15: Analisis Regresi 2 - IPB University · Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB Ragam sisaan dikatakan homogen/konstan jika Var(e)= E(e2) = 2 Ragam sisaan dikatakan tidak homogen (heteroskedastic)

Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB

Histogram Sisaan untuk:Pemeriksaan Bentuk Sebaran

Sisaan

Frek

uens

i

3210-1-2-3

4

3

2

1

0

Normal

Histogram Sisaan

Tebaran sisaan dan histogram di samping untuk melihat :BENTUK SEBARAN SISAAN, simetri atau tidak

HASIL DIAGNOSA : Sebaran sisaan agak menjulur ke kanan

Page 16: Analisis Regresi 2 - IPB University · Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB Ragam sisaan dikatakan homogen/konstan jika Var(e)= E(e2) = 2 Ragam sisaan dikatakan tidak homogen (heteroskedastic)

Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB

Plot Sisaan untuk:Pemeriksaan Sebaran Normal

Sisaan

Pe

lua

ng

no

rm

al

543210-1-2-3-4

99

95

90

80

70

60

50

40

30

20

10

5

1

Normal - 95% CI

Probability Plot of Sisaan Plot sisaan terhadap peluang Normal untuk :

Mencocokkan apakah sebaran sisaan merupakan sebaran Normal atau tidak. Ya jika pola tebaran membentuk garis lurus

Hasil Diagnosa :bisa dianggap lurus menyebar Normal

Page 17: Analisis Regresi 2 - IPB University · Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB Ragam sisaan dikatakan homogen/konstan jika Var(e)= E(e2) = 2 Ragam sisaan dikatakan tidak homogen (heteroskedastic)

Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB

Uji Kolmogorov-Smirnov

Hipotesis

H0: Sisaan menyebar normal

H1: Sisaan tidak menyebar normal

Statistik uji Kolmogorov-Smirnov (D) dapat dirumuskan sebagai:

Statistik uji Kolmogorov-Smirnov berasal dari kelas supremum statistik fungsi distribusi empiris (empirical distribution function (EDF))

Page 18: Analisis Regresi 2 - IPB University · Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB Ragam sisaan dikatakan homogen/konstan jika Var(e)= E(e2) = 2 Ragam sisaan dikatakan tidak homogen (heteroskedastic)

Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB

Statistik ini berdasarkan maksimum jarak vertikal antara F(x) dan Fn(x).

Statistik uji Kolmogorov-Smirnov dihitung dari nilai maksimum D+ dan D-, dimana D+ adalah jarak vertikal terbesar antara F(x) dan Fn(x) ketika Fn(x) lebih besar dari F(x) dan D- adalah jarak vertikal terbesar ketika Fn(x) lebih kecil dari F(x)

Uji Kolmogorov-Smirnov

Page 19: Analisis Regresi 2 - IPB University · Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB Ragam sisaan dikatakan homogen/konstan jika Var(e)= E(e2) = 2 Ragam sisaan dikatakan tidak homogen (heteroskedastic)

Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB

Uji Lilliefors

Uji Lilliefors merupakan adaptasi dari uji Kolmogorov-Smirnov

Hipotesis yang digunakan sama dengan hipotesis yang diujikan pada uji Kolmogorov-Smirnov

Uji ini relatif lemah dan data yang diperlukan juga cukup besar agar kita dapat menolak hipotesis kenormalan sisaan.

Page 20: Analisis Regresi 2 - IPB University · Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB Ragam sisaan dikatakan homogen/konstan jika Var(e)= E(e2) = 2 Ragam sisaan dikatakan tidak homogen (heteroskedastic)

Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB

Tahapan Uji Lilliefors adalah:

1. Dugalah nilai tengah dan ragam populasi berdasarkan data yang kita miliki

2. Kemudian carilah nilai perbedaan maksimum antara fungsi sebaran empiris (EDF) dan fungsi sebaran kumulatif (CDF) distribusi normal dengan nilai tengah dan ragam yang telah diduga. Seperti halnya uji Kolmogorov-Smirnov, nilai ini akan menjadi nilai uji statistik

3. Pada tahapan yang terakhir akan diputuskan apakah perbedaan itu cukup besar dan signifikan secara statistik.

Uji Lilliefors

Page 21: Analisis Regresi 2 - IPB University · Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB Ragam sisaan dikatakan homogen/konstan jika Var(e)= E(e2) = 2 Ragam sisaan dikatakan tidak homogen (heteroskedastic)

Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB

Uji Lilliefors

Tahapan yang ketiga ini sedikit lebih sulit dibandingkan dengan uji Kolmogorov-Smirnov karena fungsi sebaran kumulatif semakin mendekati data. Hal tersebut dikarenakan nilai dugaan-nya berdasarkan data tersebut, perbedaan maksimumnya menjadi lebih kecil jika dibandingkan apabila Ho yang hanya memiliki satu distribusi normal. Oleh karena itu diperlukan distribusi null dari statistik uji, yaitu distribusi peluang yang mengasumsikan Ho benar. Inilah yang disebut dengan distribusi Lilliefors. Tabel nilai dari distribusi Lilliefors telah dihitung dengan menggunakan metode Monte Carlo.

Page 22: Analisis Regresi 2 - IPB University · Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB Ragam sisaan dikatakan homogen/konstan jika Var(e)= E(e2) = 2 Ragam sisaan dikatakan tidak homogen (heteroskedastic)

Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB

Mendeteksi Ragam Sisaan Homogen

Eksplorasi :

Plot antara sisaan dengan dugaan respon

Plot antara sisaan dengan peubah-peubah bebas disarankan untuk dipergunakan karena ketidakhomogenan ragam sisaan terkadang juga disebabkan ragam sisaan tersebut merupakan fungsi dari peubah bebas.

Apabila ragam sisaan homogen, maka seharusnya plot antara sisaan tersebut tidak memiliki pola apapun

Page 23: Analisis Regresi 2 - IPB University · Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB Ragam sisaan dikatakan homogen/konstan jika Var(e)= E(e2) = 2 Ragam sisaan dikatakan tidak homogen (heteroskedastic)

Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB

Plot Sisaan untuk :Pemeriksaan Kehomogenan Ragam

y_duga

sis

aa

n

10.510.09.59.08.58.07.57.0

3

2

1

0

-1

-2

Plot Sisaan vs y_duga

terpenuhi ji ,0][ 3.

penuhi tidak ter ]E[ 2.

terpenuhi 0][ .1

22

i

ji

i

E

E

Kondisi Gauss-Markov

Pada tebaran sisaan terhadap nilai dugaan Y dapat dilihat :

- Sisaan di sekitar nilai nol / tidak

nilai harapan

- Lebar pita sisaan sama atau tidak

untuk semua nilai dugaan

kehomogenan ragam

- Tebaran berpola atau tidak

ketidakpasan model

sisaan bebas atau tidak

Plot SISAAN vs Y duga

Page 24: Analisis Regresi 2 - IPB University · Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB Ragam sisaan dikatakan homogen/konstan jika Var(e)= E(e2) = 2 Ragam sisaan dikatakan tidak homogen (heteroskedastic)

Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB

Pola tebaran sisaan yang tidak memenuhi asumsi MKT:

Ragam tidak homogen (perlu analisis kua-

drat terkecil terboboti; atau transformasi

thdp Y)

Penyimpangan terhadap persamaan

regresi bersifat sistematis; atau karena

tdk disertakannya kedalam model

Model tidak pas (perlu suku-suku lain

dalam model atau transformasi thdp Y)

Pola tebaran sisaan memenuhi asumsi MKT: berpusat di NOL, lebar pita sama, tidak berpola

Pola Tebaran Sisaan terhadap

0

iY

Page 25: Analisis Regresi 2 - IPB University · Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB Ragam sisaan dikatakan homogen/konstan jika Var(e)= E(e2) = 2 Ragam sisaan dikatakan tidak homogen (heteroskedastic)

Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB

Pemeriksaan kebebasan sisaan

Page 26: Analisis Regresi 2 - IPB University · Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB Ragam sisaan dikatakan homogen/konstan jika Var(e)= E(e2) = 2 Ragam sisaan dikatakan tidak homogen (heteroskedastic)

Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB

Secara eksploratif

Melihat plot antara sisaan dengan urutan sisaan. Jika saling bebas maka tren menyebar secara acak (tidak membentuk pola)

Uji formal

Run Test (Uji Runtunan)

Uji Durbin Watson

Apabila sisaan saling bebas, maka plot plot antara sisaan dengan urutannya tidak akan memiliki pola apapun.

MENDETEKSI

SISAAN SALING BEBAS

Page 27: Analisis Regresi 2 - IPB University · Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB Ragam sisaan dikatakan homogen/konstan jika Var(e)= E(e2) = 2 Ragam sisaan dikatakan tidak homogen (heteroskedastic)

Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB

MENDETEKSISISAAN SALING BEBAS

Uji formal DURBIN-WATSON

Hipotesis :H0 : Tidak ada autokorelasi ordo 1 pada sisaanH1 : Ada autokorelasi ordo 1 pada sisaanStatistik uji :

keterangan : T = banyaknya pengamatan

T

t

t

T

t

tt

DW

1

2

2

2

1

ˆ

)ˆˆ(

Page 28: Analisis Regresi 2 - IPB University · Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB Ragam sisaan dikatakan homogen/konstan jika Var(e)= E(e2) = 2 Ragam sisaan dikatakan tidak homogen (heteroskedastic)

Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB

Penanganan Pelanggaran Asumsi

Page 29: Analisis Regresi 2 - IPB University · Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB Ragam sisaan dikatakan homogen/konstan jika Var(e)= E(e2) = 2 Ragam sisaan dikatakan tidak homogen (heteroskedastic)

Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB

Cara Mengatasi Ketidak-normalan Sisaan

Transformasi terhadap peubah respon

Secara teori, transformasi tersebut ada apabila sebaran dari peubah respon dapat diketahui. Namun demikian, terdapat beberapa transformasi yang umum dipakai, yaitu arcsin, akar kuadrat, logaritma, dan transformasi logistik (Rawlings, Pantula dan Dickey, 1998).

Metode Box-Cox dapat digunakan sebagai alternatif penentuan metode transformasi yang terbaik.

Page 30: Analisis Regresi 2 - IPB University · Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB Ragam sisaan dikatakan homogen/konstan jika Var(e)= E(e2) = 2 Ragam sisaan dikatakan tidak homogen (heteroskedastic)

Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB

Transformasi ini dilakukan dengan memangkatkan peubah respon dengan suatu nilai , di mana merupakan suatu parameter yang ditentukan dari data (Neter, Wasserman dan Kutner, 1990) dan dicobakan pada suatu selang nilai tertentu (di dalam MINITAB 14 selang nilai yang dicobakan antara -5 sampai dengan 5, untuk = 0 transformasi berupa loge(Y)).

Kriteria yang digunakan untuk menentukan nilai yang optimal adalah nilai yang meminimumkan jumlah kuadrat galat regresi dari data respon yang telah ditransformasi tersebut.

Transformasi ini berguna untuk mengatasi kemenjuluran sebaran sisaan, ketidakhomogenan ragam sisaan dan ketidaklinieran fungsi regresi. Lebih jauh mengenai transformasi ini dapat dibaca pada Neter, Wasserman dan Kutner (1990) dan Rawlings, Pantula dan Dickey (1998).

Cara Mengatasi Ketidak-normalan Sisaan:Metode Box-Cox

Page 31: Analisis Regresi 2 - IPB University · Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB Ragam sisaan dikatakan homogen/konstan jika Var(e)= E(e2) = 2 Ragam sisaan dikatakan tidak homogen (heteroskedastic)

Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB

LambdaS

tD

ev

5.02.50.0-2.5-5.0

40.0

37.5

35.0

32.5

30.0

27.5

25.0

Lower CL Upper CL

Limit

Lambda

-1.00

(using 95.0% confidence)

Estimate -1.24

Lower CL -2.97

Upper CL 0.61

Rounded Value

Box-Cox Plot of Bobot

Cara Mengatasi Ketidak-normalan Sisaan:Metode Box-Cox

Berdasarkan grafik di sampingdidapatkan nilai optimal -1.24.

nilai standar : ½, 0, -½, -1.

Karena itu dikembangkan selang kepercayaan bagi nilai ini.

Pada gambar tersebut, selang kepercayaan bagi adalah dari

-2.97 sampai 0.61.

Berdasarkan selang ini, dapat dipilih beberapa nilai seperti ½, 0, -½ , -1, dan -2

Page 32: Analisis Regresi 2 - IPB University · Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB Ragam sisaan dikatakan homogen/konstan jika Var(e)= E(e2) = 2 Ragam sisaan dikatakan tidak homogen (heteroskedastic)

Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB

Cara Mengatasi Ketidak-homogenan Ragam

Dua pendekatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah ketidakhomogenan ragam ini adalah dengan: transformasi peubah respon atau metode kuadrat terkecil terboboti (weighted least square).

Transformasi terhadap peubah respon dilakukan dengan tujuan untuk menjadikan ragam menjadi homogen pada peubah respon hasil transformasi tersebut.

Sebaran peluang dari peubah respon ataupun hubungan antara ragam dan rata-ratanya dapat digunakan untuk indikasi pemilihan transformasi yang tepat.

Misalnya transformasi arcsin dikembangkan untuk men-stabilkan ragam bila peubah responnya menyebar binom

Page 33: Analisis Regresi 2 - IPB University · Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB Ragam sisaan dikatakan homogen/konstan jika Var(e)= E(e2) = 2 Ragam sisaan dikatakan tidak homogen (heteroskedastic)

Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB

Sedangkan metode kuadrat terkecil terboboti menggunakan data asli dari peubah respon, hanya saja besarnya pembobotan yang diterapkan terhadap pengamatan relatif terhadap besarnya informasi yang dikandung oleh pengamatan tersebut (Rawlings, Pantula dan Dickey 1998).

Pembobot yang biasanya digunakan adalah 1/ei2 atau

kebalikan dari kuadrat sisaan.

Cara Mengatasi Ketidak-homogenan Ragam

Page 34: Analisis Regresi 2 - IPB University · Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB Ragam sisaan dikatakan homogen/konstan jika Var(e)= E(e2) = 2 Ragam sisaan dikatakan tidak homogen (heteroskedastic)

Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB

Transformasi terhadap Y

Page 35: Analisis Regresi 2 - IPB University · Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB Ragam sisaan dikatakan homogen/konstan jika Var(e)= E(e2) = 2 Ragam sisaan dikatakan tidak homogen (heteroskedastic)

Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB

Transformasi untuk :Menghomogenkan Ragam

Transformasi terhadap peubah respon Y

YY*1b

Yln Y*2b

Y

1Y* 3 b

Y

1 Y* 4b jika

: Anggap 2

ba Setelah respon Y ditransformasi,

lakukan analisis regresi seperti biasa,

sisaan harus diperiksa lagi, jika masih

belum memenuhi asumsi, model

diubah, kemungkinan ada suku

nonlinier yg belum masuk model,

atau lakukan pendugaan dg MKT

terboboti.

Page 36: Analisis Regresi 2 - IPB University · Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB Ragam sisaan dikatakan homogen/konstan jika Var(e)= E(e2) = 2 Ragam sisaan dikatakan tidak homogen (heteroskedastic)

Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB

Contoh Transformasi untuk Menghomogenkan Ragam

Fitted Value

Re

sid

ua

l

252015105

10

5

0

-5

-10

Residuals Versus the Fitted Values(response is Y)

Fitted Value

Re

sid

ua

l

5,04,54,03,53,02,5

1,0

0,5

0,0

-0,5

-1,0

-1,5

Residuals Versus the Fitted Values(response is akar Y)

Plot Sisaan vs Y duga “data asli” Plot Sisaan vs “data transformasi Y*= “YY

Page 37: Analisis Regresi 2 - IPB University · Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB Ragam sisaan dikatakan homogen/konstan jika Var(e)= E(e2) = 2 Ragam sisaan dikatakan tidak homogen (heteroskedastic)

Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB

Mengatasi Sisaan

yang Tidak Saling Bebas

Model deret waktu

Metode kuadrat kecil terampat

Metode ini pengembangan dari MKT terboboti, dimana bobot yang digunakan ialah keseluruhan matriks ragam-peragam sisaan.

Prosedur Hildreth-Lu

Page 38: Analisis Regresi 2 - IPB University · Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB Ragam sisaan dikatakan homogen/konstan jika Var(e)= E(e2) = 2 Ragam sisaan dikatakan tidak homogen (heteroskedastic)

Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB

Pola tebaran sisaan yang menginformasikan bahwa pengaruh waktu belum diperhitungkan

Ragam tidak homogen (perlu analisis kuadrat

terkecil terboboti)

Suatu suku linier dalam waktu harus

ditambahkan ke dalam model

Suku linier dan kuadratik dalam waktu perlu

ditambahkan ke dalam model

Pengaruh waktu jangka panjang tidak mempengaruhi data.

Pola Tebaran Sisaan terhadap Urutan Waktu

Page 39: Analisis Regresi 2 - IPB University · Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB Ragam sisaan dikatakan homogen/konstan jika Var(e)= E(e2) = 2 Ragam sisaan dikatakan tidak homogen (heteroskedastic)

Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB

Plot Sisaan untuk:Pemeriksaan Pengaruh Waktu

Plot sisaan terhadap urutan waktu yg jaraknya sama.

Perhatikan :

lebar pita sama/tidak

berpola/tidak

Hasil Diagnosa :• Lebar pita sama homogen

• Tebaran tidak membentuk pola tidak perlu ditambahkan penga-

ruh waktu ke dalam modelurutan

RES

I1

121086420

2

1

0

-1

-2

Scatterplot of RESI1 vs urutan

Page 40: Analisis Regresi 2 - IPB University · Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB Ragam sisaan dikatakan homogen/konstan jika Var(e)= E(e2) = 2 Ragam sisaan dikatakan tidak homogen (heteroskedastic)

Itasia, Dep. Statistika FMIPA-IPB

X

Y

15,012,510,07,55,0

13

12

11

10

9

8

7

6

5

4

Fitted Line PlotY = 3,002 + 0,4997 X

X tnp 3

Y t

np

3

15,012,510,07,55,0

9

8

7

6

5

Fitted Line PlotY tnp 3 = 4,006 + 0,3453 X tnp 3

Nilai PRESS (lanjutan)

Dugaan garis regresi dg data lengkap

PRESS = 23,6210 R-Sq(pred) = 42,70%

Dugaan garis regresi tanpa amatan ke-3

PRESS = 0,000174853 R-Sq(pred) = 100,0%

Semakin kecil nilai PRESS-nya model semakin valid semakin baik untuk

memprediksi. Setiap 1 model regresi thdp 1 set data memiliki 1 nilai PRESS