ANALISIS REAKSI PASAR MODAL TERHADAP KEBIJAKAN...
Transcript of ANALISIS REAKSI PASAR MODAL TERHADAP KEBIJAKAN...
ANALISIS REAKSI PASAR MODAL TERHADAP KEBIJAKAN
AMNESTI PAJAK (Studi Kasus pada Saham - Saham Syariah yang Masuk
Daftar JII Periode Oktober 2015 - Maret 2017)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)
Disusun oleh :
LAELA NURFADILAH
NIM 1113046000005
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli yang diajukan untuk memenuhi satu
persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) di Universitas Isam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 04 Oktober 2018
Yang Menyatakan
Laela Nurfadilah
1113046000005
ABSTRACT
Laela Nurfadilah. 1113046000005. Analysis of Capital Market
Reactions to Tax Amnesty Policy (Case Study on Sharia Stocks Entering JII
List for the Period of October 2015 - March 2017). Islamic Economics Study
Program, Faculty of Economics and Business, Syarif Hidayatullah State
Islamic University Jakarta, 2018.
This research aims to analyze and find out differences in the value of PER (Price
Earning Ratio), TVA (Trade Volume Activity), PBV (Price to Book Value) and
market capitalization in the period before and after the implementation of the tax
amnesty policy. The capital market reaction itself was seen from 23 selected
stocks in JII (Jakarta Islamic Index). This study uses secondary data and
reprocessed by the author. Secondary data obtained from websites of government
institutions or institutions such as the Central Statistics Agency, Indonesia Stock
Exchange, OK, JII and Yahoo Finance. While the method used is a comparative
descriptive method with a parametric statistical test paired sample t-test.
Tests are not carried out on each stock, but are tested simultaneously by
using the average value of PER, TVA, PBV, and market capitalization. The
results of this study indicate that there is no significant difference in market
reaction when the tax amnesty policy is held.
Keywords: PER, TVA, PBV, Market Capitalization, Amnesty Policy, Paired
Sample t-test.
ABSTRAK
Laela Nurfadilah. 1113046000005. Analisis Reaksi Pasar Modal
Terhadap Kebijakan Amnesti Pajak (Studi Kasus pada Saham-saham Syariah
yang Masuk Daftar JII Periode Oktober 2015 – Maret 2017). Program Studi
Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2018.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan nilai PER (Price
Earning Ratio), TVA (Trade Volume Activity), PBV (Price to Book Value) dan
kapitalisasi pasar pada periode sebelum dan sesudah adanya penerapan kebijakan
amnesti pajak. Reaksi pasar modal itu sendiri dilihat dari 23 saham pilihan yang
ada di JII (Jakarta Islamic Index). Penelitian ini menggunakan data sekunder dan
diolah kembali oleh penulis. Data sekunder yang diperoleh dari website-website
institusi pemerintahan ataupun lembaga seperti Badan Pusat Statistik, Bursa Efek
Indonesia, Saham OK, JII, dan Yahoo Finance. Sedangkan metode yang
digunakan yaitu metode deskriptif komparatif dengan alat uji statistik parametrik
paired sample t-test.
Pengujian tidak dilakukan pada setiap saham, namun diuji secara simultan
dengan menggunakan rata-rata nilai PER, TVA, PBV, dan Kapitalisasi pasar.
Hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan reaksi
pasar pada saat diadakan kebijakan amnesti pajak.
Kata kunci : PER, TVA, PBV, Kapitalisasi Pasar, Kebijakan Amnesti,
Paired Sample t-test.
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas
rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Analisis Reaksi Pasar Modal Terhadap Kebijakan Amnesti Pajak (Studi
Kasus pada Saham-saham Syariah yang Masuk Daftar JII Periode Oktober 2015
– Maret 2017)” ini sesuai dengan harapan. Skripsi ini disusun sebagai syarat akhir
untuk menyelesaikan jenjang S1 pada program studi Ekonomi Syariah konsentrasi
Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Menjadi sebuah kelegaan dan kebanggaan tersendiri ketika tugas akhir ini
selesai pada waktu yang direncanakan oleh penulis, mengingat begitu banyak
kendala dari awal sampai akhir penyelesaian yang merupakan proses dari sebuah
keberhasilan. Begitu indah bila penulis kembali teringat dengan proses yang
dilalui, penulis yakin bahwa Allah SWT selalu mempunyai rencana besar dibalik
usaha yang dilakukan oleh hamba-Nya yang diiringi dengan do’a, harapan dan
tawakal.
Terselesaikannya skripsi ini tentu dengan dukungan, bantuan, bimbingan,
semangat, dan doa dari orang-orang terbaik yang ada di sekeliling penulis selama
proses penyelesaian skripsi ini. Maka dari itu, penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A., selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si., selaku Ketua Program Studi Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak A.M Hasan Ali, MA., selaku ketua Tim Task Force Passing Out
Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah.
ii
5. Ibu Fitri Damayanti, SE, M.Si., selaku Dosen Pembimbing skripsi yang
telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan masukan,
motivasi dan ilmu yang berharga kepada penulis selama menyusunan
skripsi. Terima kasih atas semua saran dan arahan yang Ibu berikan selama
proses hingga terselesaikannya skripsi ini.
6. Bapak Abdurrauf, LC., MA., selaku penasehat akademik penulis yang
telah membimbing selama masa perkuliahan.
7. Seluruh bapak dan Ibu dosen yang selama ini telah mengajarkan ilmu yang
tidak ternilai, hingga penulis menyelesaikan jenjang pendidikan ini dengan
baik, semoga ilmu yang telah diberikan dapat dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya.
8. Para staf akademik, karyawan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Segenap pimpinan perpustakaan dan staff perpustakaan yang telah
memberikan fasilitas dan referensi untuk mengadakan studi perpustakaan.
10. Ayahanda dan Ibunda tercinta, Bapak Achmad Shohari dan Ibu
Mutmainah. Terimakasih tiada tara atas do’a yang tiada henti dipanjatkan
dankasih saying yang tak pernah berhenti diberikan, membantu dan
mendukung anada secara moril maupun materil, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
11. Kakakku Lu’lu Fakhrunnisa dan adikku Aldi Fakhrurrizqi yang selalu
memberikan motivasi dan semangat kepada penulis. Semoga kita dapat
menjadi anak-anak yang membanggakan dan terus berbakti kepada kedua
orangtua.
12. Dande Da’i Hutadatu yang selalu memberikan semangat dari jauh melalui
do’anya. Terimakasih tidak pernah bosan untuk selalu menyemangati dan
mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
13. Sahabat-sahabat terbaik, Afifah, Annabel, Awwalia, Datin, Fadly, Hana,
Icho, Imam, Imron, Intan, Kak Nova, Khadad, Manarul, Melisa, Prahetta,
Rini riski, Rena, Robi’ah, Umma, Wana, Wiwit, Zahra dan Zuhrotun yang
menjadikan hari-hari penulis lebih berwarna. Semoga kita bisa meraih
iii
impian masing-masing dan menjadi orang-orang yang berguna bagi nusa
dan bangsa. Aamiin.
14. Teman-teman Muamalat 2013, dan rekan-rekan yang tidak dapat penulis
sebutkan namanya satu persatu namun telah berkontribusi yang cukup
besar sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan hingga strata 1 di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
15. Teman-teman KKN. KKN SWING khususnya Ayu, Gusfia, Nisa, Nita,
Affan, Alvin, Yudhis, Wahid, Adelpho, Iman.
Akhir kata, hanya kepada Allah penulis memanjatkan do’a. semoga Allah
memberikan balasan pahala yang berlipat kepada mereka. Tanpa dorongan dan
dukungan mereka, penulis hanyalah hamba yang dhaif. Penulis menyadari bahwa
skripsi ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, sehingga masih jauh dari
kesempurnaan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi orang banyak. Aamiin.
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ......................................................................... 7
D. Rumusan Masalah ............................................................................. 7
E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 8
F. Manfaat Penelitian ............................................................................ 8
G. Sistematika Penulisan ....................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori .................................................................................. 11
1. Pasar Modal ............................................................................... 11
2. Pasar Modal Syariah ................................................................... 13
3. Perbedaan Pasar Modal Syariah dengan Pasar Modal
Konvensional .............................................................................. 13
4. Peran Pasar Modal dalam Perekonomian Suatu Negara ............ 16
5. JII (Jakarta Islamic Indeks) ........................................................ 17
6. Saham .......................................................................................... 22
7. Harga Saham .............................................................................. 23
8. Indeks Harga Saham ................................................................... 24
v
9. Amnesti Pajak ............................................................................. 26
10. Price Earning Ratio (PER) ......................................................... 28
11. Trade Volume Activity (TVA) ..................................................... 30
12. Price to Book Value (PBV) ......................................................... 31
13. Kapitalisasi Pasar ....................................................................... 32
B. Review Studi Terdahulu .................................................................... 33
C. Keterkaitan Antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat dan
Pengembangan Hipotesis ................................................................. 40
D. Kerangka Penelitian ......................................................................... 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 46
B. Populasi dan Metode Penentuan Sampel .......................................... 46
C. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 48
D. Metode Analisis Data ........................................................................ 49
1. Uji Normalitas ............................................................................ 49
2. Uji Beda ...................................................................................... 50
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian .......................................... 51
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian .......................................... 53
B. Analisa dan Pembahasan ................................................................... 54
1. Perbandingan Selisih Setiap Variabel ......................................... 54
2. Mean Sebelum dan Sesudah Kebijakan Amnesti Pajak .............. 58
3. Pengujian Hipotesis .................................................................... 59
a. Interpretasi Hasil Penelitian .................................................. 66
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 71
B. Saran ........................................................................................................ 72
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 74
LAMPIRAN ........................................................................................................ 77
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ...................................................... 33
Tabel 3.1 Daftar Saham JII yang Menetap ....................................................... 47
Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian ....................................................... 51
Tabel 4.1 Perbandingan Selisih PER ............................................................... 54
Tabel 4.2 Perbandingan Selisih TVA .............................................................. 55
Tabel 4.3 Perbandingan Selisih PBV ............................................................... 56
Tabel 4.4 Perbandingan Selisih Kapitalisasi Pasar .......................................... 57
Tabel 4.5 Mean Sebelum dan Sesudah Kebijakan Amnesti Pajak.................... 58
Tabel 4.6 Hasil Output Uji Normalitas ............................................................ 59
Tabel 4.7 Hasil Output Paired Samples Statistic PER ..................................... 61
Tabel 4.8 Hasil Output Paired Samples Correlations PER ............................ 61
Tabel 4.9 Hasil Output Paired Samples Test PER ........................................... 61
Tabel 4.10 Hasil Output Paired Samples Statistic TVA .................................... 62
Tabel 4.11 Hasil Output Paired Samples Correlations TVA ........................... 62
Tabel 4.12 Hasil Output Paired Samples Test TVA .......................................... 63
Tabel 4.13 Hasil Output Paired Samples Statistic PBV .................................... 63
Tabel 4.14 Hasil Output Paired Samples Correlations PBV ............................ 64
Tabel 4.15 Hasil Output Paired Samples Test PBV .......................................... 64
Tabel 4.16 Hasil Output Paired Samples Statistic Kapitalisasi Pasar ............... 64
Tabel 4.17 Hasil Output Paired Samples Correlations Kapitalisasi Pasar ......... 65
Tabel 4.18 Hasil Output Paired Samples Test Kapitalisasi Pasar ...................... 65
Tabel 4.19 Kriteria Hubungan ............................................................................ 66
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Proses Penyaringan Emiten JII ........................................... 19
Gambar 2.2 Kerangka Penelitian ........................................................................ 45
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.1 : Data Penelitian ........................................................................... 77
Lampiran 1.2 : Data setelah di Ln ...................................................................... 81
Lampiran 1.3 : Output Hasil Uji Normalitas One Sample Kolmogorov Smirnov
Test ............................................................................................ 83
Lampiran 1.4 : Output Hasil Uji Beda Paired Sample t Test PER ..................... 84
Lampiran 1.5 : Output Hasil Uji Beda Paired Sample t Test TVA .................... 85
Lampiran 1.6 : Output Hasil Uji Beda Paired Sample t Test PBV .................... 85
Lampiran 1.7 : Output Hasil Uji Beda Paired Sample t Test Kapitalisasi Pasar 86
Lampiran 1.8 : Output Hasil Setelah di Ln ........................................................ 87
Lampiran 1.9 : Perubahan Komposisi Saham .................................................... 90
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasar modal merupakan bagian integral dari suatu sistem keuangan, istilah
pasar biasanya menggunakan kata bursa, exchange, dan market. Sementara untuk
istilah modal sering digunakan kata efek, securities, dan stock. Secara umum,
pasar modal dalam arti sempit dipahami suatu tempat yang terorganisasi dimana
efek-efek diperdagangkan yang disebut Bursa Efek. Pasar modal semakin penting
artinya untuk memikul peran sebagai alternatif mendapatkan dana jangka panjang
yang murah bagi dunia usaha. Bahkan kemajuan ekoomi nasional sebuah negara
dicerminkan oleh perkembangan perdagangan di pasar modal negara yang
bersangkutan.1
Sebagai negara yang memiliki penduduk mayoritas beragama Islam,
Indonesia memiliki potensi yang besar untuk dapat mengembangkan kegiatan
ekonomi syariah termasuk pasar modal berbasis integrasi produk syariah.
Disamping itu, aliran dana dari negara-negara muslim yang siap ditempatkan pada
instrumen keuangan syariah juga merupakan potensi yang sangat besar bagi pasar
modal. Adapun dari sisi penawaran, banyak pula perusahaan yang membutuhkan
dana menawarkan produk pasar modal berbasis syariah. Sejalan dengan
pengembangan pasar modal Indonesia secara umum, industri pasar modal yang
berbasis syariah diyakini dapat dijadikan salah satu pilar kekuatan industri pasar
modal Indonesia.
Aktivitas pasar modal di Indonesia dimulai sejak tahun 1912 di Jakarta.
Efek yang di perdagangkan pada saat itu adalah saham-saham milik perusahaan
orang Belanda dan obligasi milik pemerintah Hindia Belanda. Pengaktifan pasar
modal di Jakarta ini ditandai dengan diterbitkannya Undang-Undang Darurat
tentang Bursa Nomor 13 Tahun 1951 yang kemudian ditetapkan dengan Undang-
Undang Nomor 15 Tahun 1952 yang berkaitan dengan pasar modal.
1 Murdifin Haming & Salim Basalamah, Studi Kelayakan Investasi Proyek dan Bisnis
(Jakarta: PT Bumi Aksara) hlm.368
2
Setelah itu, adanya pemikiran untuk mendirikan pasar modal syariah
dimulai sejak munculnya instrument pasar modal yang menggunakan prinsip
syariah yang berbentuk reksadana syariah. Produk investasi berupa saham yang
pada prinsipnya sudah sesuai dengan ajaran Islam. Dalam perkembangannya telah
banyak negara-negara yang telah menentukan batasan suatu saham dapat
dikategorikan sebagai saham syariah. Saham sebagai bukti kepemilikan suatu
perusahaan, dapat dibedakan menurut kegiatan usaha dan tujuan pembelian saham
tersebut. Saham menjadi halal jika saham tersebut kegiatan usahanya bergerak
dibidang yang halal dan atau dalam niat pembelian saham tersebut adalah untuk
investasi, bukan untuk spekulasi (judi).2
Pasar modal syariah dapat juga diartikan sebagai pasar modal yang
menerapkan prinsip-prinsip syariah. Sistem mekanisme pasar modal konvensional
yang mengandung riba, maysir dan gharar selama ini telah menimbulkan
keraguan dikalangan umat muslim. Pasar modal syariah dikembangkan dalam
rangka mengakomodir kebutuhan umat Islam di Indonesia yang ingin melakukan
investasi di pasar modal sesuai dengan prinsip syariah. Hal ini berkenaan dengan
anggapan dikalangan sebagian umat Islam sendiri bahwa berinvestasi tidak
diperbolehkan (diharamkan) berdasarkan ajaran Islam, sedangkan di sisi lain
Indonesia perlu memerhatikan dan menarik minat investor manca negara untuk
berinvestasi di pasar modal Indonesia, terutama investor dari negara-negara Timur
Tengah yang diyakini merupakan investor potensial.
Ada beberapa alasan yang mendasari pentingnya keberadaan sebuah pasar
modal yang berbasis Islami, yaitu: adanya harta yang melimpah jika tidak di
investasikan pada tempat yang tepat akan menjadi sia-sia. Yang kedua, fuqaha dan
pakar ekonomi Islam sebagai alternative bagi surat-surat berharga yang beredar
dan tidak sesuai dengan hukum Islam. Ketiga, melindungi para penguasa dan
pebisnis muslim dari ulah para spekulan ketIka melakukan investasi. Keempat,
memberikan tempat bagi lembaga keuangan Islam dan ilmu-ilmu yang berkaitan
2 Ahmad Rodoni, Investasi Syariah cetakan pertama (Jakarta:UIN Jakarta, 2009) hlm. 61
3
dengan teknik perdagangan. Sekaligus melakukan aktivitas yang sesuai dengan
syariah. 3
Dengan demikian, secara umum dapat dipahami bahwa pasar modal
merupakan tempat bertemunya pihak yang membutuhkan modal (emiten) dan
pihak yang memiliki modal (investor) untuk melakukan transaksi dalam rangka
penggunaan modal tersebut. Sebagaimana pasar lainnya, pasar modal juga
memiliki komoditas (produk) yang diperdagangkan, mekanisme penempatan
harga, dan pasar tempat berlangsungnya transaksi.
Adanya sejumlah pihak yang terlibat dalam aktivitas pasar modal yang
tanpanya suatu pasar modal tidak dapat beroperasi dengan baik. Pertama, adanya
organisasi regulator pasar modal yang bertindak sebagai badan pengawas pasar
modal. Kedua, adanya tempat yang memfasilitasi terjadinya transaksi dipasar
modal yang disebut dengan bursa efek yang dikelola oleh suatu badan tertentu
dengan dibantu oleh lembaga yang melaksanakan dan menyelesaikan suatu
transaksi. Ketiga, adanya perusahaan efek. Keempat, adanya para pelaku di pasar
modal yaitu para pemilik modal yang disebut dengan emiten. Kelima, adanya
profesi penunjang pasar modal yang dapat membantu proses transaksi di pasar
modal. 4
Sebagai salah satu hal yang penting dalam perkembangan setiap
perusahaan yaitu terdaftar dipasar modal. Banyak perusahaan yang tidak pernah
dapat mencapai tahapan menjadi perusahaan publik, atau tidak mau mendaftarkan
diri karena alasan tertentu.5 Investor di pasar modal selalu berusaha memperoleh
keuntungan (return) dari segala aktivitas perdagangan yang mereka lakukan, baik
melalui analisis terhadap perilaku- perdagangan saham, maupun dengan
memanfaatkan saran yang diberikan oleh analisis pasar modal seperti broker,
dealer, manajer investasi dan lain-lain.Pola perdagangan saham dipasar modal
memberikan kontribusi bagi pola perilaku harga saham di pasar modal tersebut.
3Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah
Indonesia, (Jakarta: Prenada Media Group, 2009) hlm. 15 4 Andri Soemitra, Masa Depan Pasar Modal Syariah di Indonesia, (Jakarta: Prenada
Media Group, 2014) edisi pertama, hlm 82 5 Dennis Lock dan Nigel Farror, Seri Pedoman Manajemen Umm; Manajemen Umum
Buku 1, (Jakarta:PT. Gramedia, 1999) cetakan kedua, hlm. 71.
4
Pada dasarnya pasar modal mirip dengan pasar-pasar lain. Untuk setiap
pembeli yang berhasil maka selalu ada penjual yang berhasil. Harga saham bisa
berubah dan bergerak setiap saat, bisa naik, bisa turun, dan bisa juga tidak
bergerak. Pergerakan tersebut terjadi dikarenakan adanya penjualan dan
pembelian. Jika orang yang ingin membeli jumlahnya lebih banyak daripada yang
ingin menjual, maka harga akan menjadi lebih tinggi, dan apabila tidak ada
seorangpun yang membeli dan banyak yang menjual maka harga akan jatuh. 6
Sementara itu, suatu catatan kinerja masa lalunya dapat memberikan beberapa
pandangan tentang kinerjanya mendatang tetapi itu bukan berarti jaminan. Harga-
harga dari unit dapat turun-naik. Juga, distribusi pendapatan dapat bervariasi dari
tahun ke tahun bergantung ada kinerja dana tersebut.7
Adapun kebijakan pemerintah guna meningkatkan penerimaan yang
bersumber dari sektor pajak dilakukan melalui perluasan wajib pajak, perluasan
objek pajak, perubahan tarif pajak dan penegakan hukum dibidang perpajakan.
Dengan perluasan wajib pajak dan objek pajak maka semua pihak negara dan
institusi bisnis maupun non bisnis mempunyai kepentingan untuk mengetahui dan
memahami cara-cara menghitung, melaporkan, serta menyetorkan kewajiban
pajaknya. Apabila wajib mengahadapi sanksi administratif atau sanksi pidana.
Ada dua kemungkinan kesalahan yang terjadi dalam perhitungan dan pembayaran
pajak, kemungkinan pertama karena ketidaktahuan dan kemungkinan lain adalah
karena unsur kesengajaan atau kecurangan untuk melakukan penghindaran pajak. 8
Baik pajak maupun inflasi seharusnya tidak semata-mata dianggap sebagai hal
buruk yang tidak dapat ditanggulangi. Masing-masing memberi manfaat bagi
beberapa pihak lain. Selain itu baik inflasi maupun pajak memiliki dampak yang
signifikan terhadap keputusan investasi dan hasil investasinya. 9
6 Sawidji Widoatmojo, cara sehat Investasi di Pasar Modal; Pengantar Menjadi Investor
Profesional, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2005), hlm 15 7 Yusuf Hidayat dan Erman Rajagukguk, Penerapan Pasar Modal Islam, (Malaysia:
Sweet & Maxwell Asia, 2010), hlm. 6 8 Diaz Priantara, Perpajakan Indonesia, cetakan kedua (Jakarta: Mitra Wacana Media,
2013), h.iii 9William F. Sharpe, Gordon J. Alexander dan Jeffery V. Bailey ,Investasi Jilid 1 Edisi
keenam, h.279
5
Adanya Tax Amnesty atau pengampunan pajak ini sudah diberlakukan sejak
bulan Juli lalu, yang Undang-undang nya telah disahkan oleh Presiden Joko
Widodo pada tanggal 1 Juli dalam acara rapat paripurna DPR-RI dan mulai di
berlakukan pada tanggal 18 Juli 2016 dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun
2016 mengenai amnesty pajak. Selain itu, program amnesty pajak ini diharapkan
dapat membawa kembali uang Warga Negara Indonesia (WNI) yang di simpan di
luar negeri dan juga diharapkan dapat menguatkan Ikatan Harga Saham Gabungan
(IHSG).
Apabila dilihat dari penjelasan diatas mengenai amnesty pajak dapat
diasumsikan bahwa kebijakan amnesty pajak seharusnya dapat memberikan
dampak positif bagi perekonomian di Indonesia khususnya di dunia investasi pada
pasar modal.
Jakarta Islamic Index merupakan suatu bentuk ekspansi Bursa Efek Indonesia
dalam menghimpun dana masyarakat. Masyarakat saat ini sedang mengalamai
trend atas instrument keuangan syariah, hal ini mendorong BEI untuk menerbitkan
efek berbasis syariah yang kemudian difasilitasi dengan diluncurkannya JII. JII
merupakan lembaga terpercaya dan satu-satunya bursa yang menyediakan saham
berbasis syariah. JII dikatakan terpercaya meski baru diresmikan pada tahun 2003
karena JII berada dibawah wewenang BEI yang selalu melakukan upgrade
terhadap emiten-emiten yang diperbolehkan untuk menjual sahamnya di JII. BEI
bekerja sama dengan DSN MUI yang melakukan monitoring terhadap
perusahaan-perusahaan penerbit saham tersebut secara berkala dan melakukan
upgrade atas daftar emitennya setiap satu semester. Sehingga emiten yang dapat
menjual sahamnya di JII sudah dijamin kepatuhannya terhadap prinsip-prinsip
bisnis syariah. 10
Seperti penelitian yang dilakukan oleh Dwi Rahayu (2016) mengenai analisis
reaksi pasar modal terhadap kebijakan amnesty pajak di periode pertama
berlangsungnya amnesty pajak bahwa tidak adanya abnormal return yang
10Ishaq Bahruni Sinukaban, “Pengaruh Modal Kerja terhadap Kinerja Keuangan” (Skripsi S1 Fakultas Syariah & Hukum, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2009), h.15
6
signifikan selama periode peristiwa, namun secara umum kondisi pasar modal
mengalami kenaikan.
Maka penelitian ini akan menguji apakah ada perbedaan nilai Price Earning
Ratio, Trade Volume Activity, Price to Book Value Ratio dan pada Kapitalisasi
pasar saham sebelum dan sesudah kebijakan amnesti pajak pada periode 1-3 sejak
diberlakukannya amnesty pajak. Maka dari itu, judul penelitian ini adalah :
“Analisis Reaksi Pasar Modal Terhadap Kebijakan Amnesti Pajak (Studi Kasus
pada Saham-saham Syariah yang Masuk Daftar JII Periode Oktober 2015-Maret
2017)”.
B. Identifikasi Masalah
Penilaian saham adalah suatu mekanisme untuk merubah serangkaian
variable ekonomi/ variabel perusahaan yang diramalkan menjadi perkiraan
tentang harga saham. misalnya laba perusahaan dan deviden yang dibagikan,
maksudnya adalah suatu metode yang digunakan untuk mencari nilai-nilai saham
yang menjadi ukuran dalam investasi surat berharga. Tujuan penilaian saham
adalah untuk memberikan gambaran pada manajemen atas estimasi nilai saham
suatu perusahaan yang akan digunakan sebagai rujukan manajemen sebagai
pertimbangan kebijakan atas saham pada perusahaan yang bersangkutan.Dalam
penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu nilai buku, nilai pasar, dan
nilai intrinsik saham (Hartono, 2000:79).
Mengingat peristiwa yang berkaitan dengan perusahaan merupakan salah
satu informasi yang mungkin di butuhkan oleh investor sebagai dasar untuk
membuat keputusan investasi, maka penelitian ini akan menguji apakah peristiwa
kebijakan amnesti pajak memiliki kandungan informasi yang cukup untuk
membuat pasar bereaksi terhadap peristiwa tersebut. Penelitian ini juga ingin
melihat perbedaan harga saham, volume perdagangan saham, dan kapitalisasi
pasar saham terhadap kebijakan amnesti pajak yang sudah berlangsung dalam 3
periode di tahun 2015-2017 di saham-saham JII.
C. Batasan Masalah
7
Penelitian ini memberikan batasan-batasan untuk mempermudah
pembahasan agar tidak meluas dan tetap fokus untuk menjawab pertanyaan
penelitian. Adapun batasan-batasanya sebagai berikut :
1. Penelitian ini hanya dilakukan pada periode Oktober 2015 sampai dengan
Maret 2017. Pertimbangan untuk meneliti periode tersebut, didasarkan
pada masih relevannya periode untuk diteliti saat ini, yaitu 9 bulan
sebelum diberlakukakannya kebijakan amnesty pajak dan 9 bulan sesudah
diberlakukannya kebijakan amnesty pajak.
2. Penelitian ini akan melakukan analisis reaksi pasar modal terhadap adanya
kebijakan amnesty pajak. Dan melakukan pengukuran melalui Trade
Volume Activity, Price Earning Ratio, Price to Book Value dan kapitalisasi
pasar saham pada periode yang sudah ditentukan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka
penelitian ini akan menjelaskan tentang :
1. Apakah terdapat perbedaan PER pada saham-saham syariah yang
termasuk daftar JII sebelum dan sesudah adanya pengumuman
kebijakan amnesty pajak di periode Oktober 2015 – Maret 2017 ?
2. Apakah terdapat perbedaan TVA pada saham-saham syariah yang
termasuk daftar JII sebelum dan sesudah adanya pengumuman
kebijakan amnesty pajak di periode Oktober 2015 – Maret 2017 ?
3. Apakah terdapat perbedaan PBV pada saham-saham syariah yang
termasuk daftar JII sebelum dan sesudah adanya pengumuman
kebijakan amnesty pajak di periode Oktober 2015 – Maret 2017 ?
4. Apakah terdapat perbedaan kapitalisasi pasar pada saham-saham
syariah yang termasuk daftar JII sebelum dan sesudah adanya
pengumuman kebijakan amnesty pajak di periode Oktober 2015 –
Maret 2017 ?
E. Tujuan Penelitian
8
Setelah memperhatikan judul dari pembahasan ini serta pokok permasalahan
yang telah diuraikan diatas, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Menganalisis perbedaan Price Earning Ratio pada saham-saham syariah
yang masuk daftar JII pada periode yang sudah ditentukan yaitu 9 bulan
sebelum pengumaman kebijakan amnesti dan 9 bulan setelah berlangsung
nya kebijakan amnesti.
2. Menganalisis perbedaan Trade Value Activity pada saham-saham syariah
yang masuk daftar JII pada periode yang sudah ditentukan yaitu 9 bulan
ssebelum pengumuman kebijakan amnesti dan 9 bulan setelah berlangsung
nya kebijakan amnesti.
3. Menganalisis perbedaan Price to Book Value Ratio pada saham-saham
syariah yang masuk daftar JII pada periode yang sudah ditentukan yaitu 9
bulan ssebelum pengumuman kebijakan amnesti dan 9 bulan setelah
berlangsung nya kebijakan amnesti.
4. Menganalisis perbedaan Kapitalisasi Pasar pada saham-saham syariah
yang masuk daftar JII pada periode yang sudah ditentukan yaitu 9 bulan
sebelum pengumuman kebijakan amnesti dan 9 bulan setelah berlangsung
nya kebijakan amnesti.
F. Manfaat Penelitian
Selain manfaat yang diharapkan dari penelitian ini untuk menjawab semua
masalah yang diteliti, diharapkan juga dapat berguna bagi :
1. Akademis
Pemikiran, literature dan hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
menambah referensi pembaca yang ingin melakukan penelitian mengenai
judul yang terkait dalam mempelajari dan memahami adanya reaksi pasar
modal yang dapat terjadi karena adanya kebijakan amnesti pajak atau
permasalahan lainnya.
2. Praktisi
9
Hasil ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang baik untuk
membantu dalam mengambil keputusan membeli atau menjual suatu
saham bagi setiap pelaku di pasar modal.
3. Peneliti
Bagi peneliti sendiri, diharapkan penelitian ini dapat menjadi
motivator untuk terus selalu belajar dan memperluas wawasan mengenai
reaksi pasar modal.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini merujuk pada Buku Pedoman
Penulisan Skripsi Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta Fakultas Syariah dan Hukum tahun 2017. Untuk memberikan
gambaran secara singkat sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Merupakan pendahuluan yang mengantarkan kepada pokok-pokok
permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini. Dalam bab ini di uraikan
mengenai Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan
Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, dan
Sistematika Penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan mengenai teori-teori yang terkait dengan
penelitian dan review studi terdahulu.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
10
Pada bab ini, berisi gambaran dari penelitian yang meliputi : Jenis
penelitian, metode pengumpulan data, variabel penelitian dan definisi
operasional, kerangka pemikiran dan hipotesis.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan memuat tentang deskripsi objek penelitian, seluruh
proses dan teknik analisa data hingga hasil akhir pembuktian dari seluruh
hipotesis sesuai dengan metode yang digunakan.
BAB V : PENUTUP
Bab ini memuat penarikan kesimpulan dari penelitian yang
diperoleh, serta saran bagi penelitian yang akan dilakukan pada masa
mendatang.
BAB II
11
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pasar Modal
a. Pengertian Pasar Modal
Pada saat dimana tingkat pertumbuhan ekonomi menjadi kriteria untuk
menilai dan mengetahui kekuatan dari suatu Negara, dan ketika pencapaian dari
peningkatan yang berkelanjutan dalam kondisi-kondisi kehidupan dari seluruh
individu menjadi tujuan yang hendak dicapai oleh seluruh komunitas, pasar modal
menjadi elemen yang penting untuk dipertimbangkan.
Pengertian pasar modal secara umum merupakan suatu kegiatan yang
berkenaan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik
yang berkaitan dengan efek yang di terbitkannya. Serta lembaga dengan profesi
yang berkaitan dengan efek.
(Undang-undang pasar modal nomor 8 tahun 1995). Pasar modal juga dapat
didefinisikan sebagai perdagangan instrumen keuangan (sekuritas) jangka
panjang, baik dalam bentuk modal sendiri (stock) maupun utang (bonds), baik
yang diterbitkan oleh pemerintah (public authorities) maupun oleh perusahaan
swasta (private sector). Dengan demikian, pasar modal merupakan konsep yang
lebih sempit dari pasar keuangan (financial market). 11
Pasar modal akan menjembatani hubungan antara pemilik dana atau
investor dengan yang akan menggunakan dana/emiten (perusahaan). Investor akan
menggunakan instrumen pasar modal untuk keperluan investasi portofolionya
dengan tujuan untuk memaksimalkan penghasilan. Instrumen pasar modal terbagi
atas dua kolom besar, yaitu instrumen kepemilikan (equity) seperti saham, dan
instrumen utang seperti obligasi. Di samping saham dan obligasi, pasar modal
juga memiliki instrumen lain seperti Reksadana, Asset Backed Securities, dan
rights / warrants.
Pasar modal tidak dapat berdiri sendiri, melainkan dijalankan oleh
berbagai pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan pasar modal antara lain : 11 Hendy M. Fakhrudin, Istilah Pasar Modal A-Z(Jakarta: Elexmedia Komputindo, 2008) hal. 136
12
1. Otoritas pasar modal, yaitu BAPEPAM.
2. Bursa efek.
3. Emiten.
4. Perusahaan efek yang terdiri dari underwriter/PEE , broker/PEE, dan
manajer investasi.
5. Lembaga kliring dan penjaminan.
6. Lembaga penyimpanan dan penyelesaian.
7. Lembaga penunjang pasar modal.
8. Profesi penunjang pasar modal.
9. Investor
Investasi dalam pasar modal dapat dilakukan dengan berbagai cara12 :
1. Melalui investasi portofolio.
2. Investasi langsung.
Selain itu, pasar modal juga berfungsi sebagai berikut :
Menjadi sarana penghimpunan dana-dana masyarakat yang disalurkan ke dalam
kegiatan-kegiatan produktif.
1. Menjadi sumber pembiayaan yang mudah, murah dan cepat bagi dunia
usaha dan pembangunan nasional.
2. Mendorong terciptanya kesempatan berusaha sekaligus menciptakan
kesempatan kerja.
3. Mempertinggi efisiensi alokasi sumber produksi.
4. Memperkokoh beroperasinya mekanisme finansial market dalam menata
sistem moneter, karena pasar modal dapat menjadi sarana “open market
operation” sewaktu-waktu diperlukan oleh Bank Sentral.
5. Menekan tingginya tingkat bunga menuju suatu “rate” yang masuk akal.
6. Sebagai alternatif investasi bagi para pemodal. 13
Dengan fungsi-fungsi diatas, bursa efek (pasar modal) membantu
untuk mencapai penggunaan kemungkinan yang terbaik dari resources.
12 Reksadana & Peran Serta Tanggung Jawab Manajer Investasi dalam Pasar Modal. Hal. 2.
13 Istilah Pasar Modal A-Z . Hal. 137
13
Agar berperan dalam ekonomi, bursa efek harus memiliki jenis-jenis
tertentu dari kesempatan perdagangan, persetujuan dan kontrak-kontrak
yang secara keseluruhan dapat membentuk suatu sistem yang dinamis dan
fleksibel dalam perdagangan. Sistem ini, jika dibatasi terlalu banyak akan
menghasilkan pengurangan efisiensi dan kemampuannya untuk
menjalankan fungsi dasarnya.14
2. Pasar Modal Syariah
a. Pengertian Pasar Modal Syariah
Pasar modal syariah (Islamic Stocks Exchange) adalah kegiatan yang
berhubungan dengan perdagangan efek syariah perusahaan public yang berkaitan
dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga profesi yang berkaitan
dengannya, dimana semua produk dan mekanisme operasionalnya berjalan tidak
bertentangan dengan hukum muamalat Islamiyah. Pasar modal syariah juga dapat
diartikan dengan pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah. Pasar
modal syariah dikembangkan dalam rangka mengakomodir kebutuhan umat Islam
di Indonesia yang ingin melakukan investasi pasar modal yang sesuai dengan
prinsip syariah.15
3. Perbedaan Pasar Modal Syariah dengan Konvensional
Ada dua hal utama dalam pasar modal syariah, yaitu indeks Islam dan pasar
modal syariah itu sendiri. Indeks Islam menunjukkan pergerakkan harga-harga
saham dari emiten yang dikategorikan sesuai syariah, sedangkan pasar modal
syariah merupakan institusi pasar modal sebagaimana lazimnya yang diterapkan
berdasarkan “prinsip-prinsip syariah.”
a. Indeks Saham Konvensional dan Indeks Saham Islam
Indeks Islam tidak hanya dapat dkeluarkan oleh pasar modal syariah saja,
tetapi juga oleh pasar modal konvensional. Bahkan sebelum berdirinya institusi
14 Abdul Hamid, Pasar Modal Syariah , Lembaga Penelitian UIN Jakarta cetakan 1,
Jakarta 2009. Hlm. 10 15 Abdul Hamid, Pasar Modal Syariah ,Lembaga Penelitian UIN Jakarta cetakan 1,
Jakarta, 2009. hlm. 38
14
pasar modal syariah di suatu negeri, bursa efek setempat yang tentu saja berbasis
konvensional terlebih dahulu mengeluarkan indeks Islam. Di Bursa Efek Jakarta
misalnya, PT Bursa Efek Jakarta bekerja sama dengan PT Danareksa Investment
Management dan meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII) sebelum pasar modal
syariah sendiri diresmikan.
Perbedaan mendasar antara indeks konvensional dengan indeks Islam adalah
indeks konvensional memasukkan seluruh saham yang tercatat di bursa dengan
mengabaikan aspek halal haram, yang penting saham emiten yang terdaftar
(listing) sudah sesuai aturan yang berlaku (legal).
b. Instrumen Pasar Modal
Dalam pasar modal konvensional instrumen yang diperdagangkan adalah
surat-surat berharga (securities) seperti saham, obligasi dan instrumen turunannya
(derivatif) opsi, right, waran, dan reksa dana.16
Sedangkan efek - efek yang boleh diperdagangkan dalam pasar modal syariah
hanya memenuhi kriteria syariah, seperti saham syariah, obligasi syariah, dan
reksadana syariah. Untuk menghasilkan instrumen yang benar-benar sesuai
dengan syariah, telah dilakukan upaya – upaya rekontruksi terhadap surat
berharga, diantaranya :
a) Penghapusan bunga tetap dan mengalihkannya ke surat investasi
yang ikut serta dalam keuntungan dan dalam kerugian serta tunduk
pada kaidah Al-ghunmu bi al-ghurn (keuntungan atau penghasilan
berimbang dengan kerugian yang ditanggung).
b) Penghapusan syarat jaminan atas kembalinya harga obligasi dan
bunga, sehingga menjadi seperti saham biasa.
c) Pengalihan obligasi ke saham biasa.
Berdasarkan kaidah tersebut, maka diterbitkanlah instrumen pasar modal
syariah dengan prinsip-prinsip berikut :
16 Adrian Sutedi, Pasar Modal Syariah (Sarana Investasi Keuangan Berdasarkan Prinsip
Syariah), Sinar Grafika, hlm 55.
15
a) Muqaradah/Mudharabah Funds, adalah dana yang berbentuk saham
yang memberikan kesempatan kepada investor untuk bersama-sama
dalam pembiayaan atau investasi dengan perjanjian bagi hasil dan
bagi resiko (profit and loss sharing)
b) Muraqadhah / Mudharabah Bonds, merupakan salah satu bentuk
obligasi yang sesuai dengan ketentuan syariah yaitu obligasi
berdasarkan prinsip mudharabah.17
Adapun instrumen yang diharamkan dalam pasar modal syariah adalah :
a) Preferred Stock (Saham Istimewa)
b) Forward Contract (Jual-beli hutang)
c) Option
d) Transaksi Margin on Trading
e) Transaksi Short - Selling.18
c. Mekanisme Transaksi
Dalam konteks pasar modal syariah, menurut Alhabshi idealnya pasar modal
syariah itu tidak mengandung transaksi ribawi, transaksi yang meragukan, dan
saham perusahaan yang bergerak pada bidang yang diharamkan.
Dalam mekanisme transaksi pasar modal syariah, Irfan Syauqi
mengemukakan wacana bahwa transaksi pembelian dan penjualan saham tidak
boleh dilakukan secara langsung. Dalam pasar modal konvensional investor dapat
mmbeli atau menjual saham secara langsung dengan menggunakan jasa broker
atau pialang. Keadaan ini memungkinkan para spekulan memainkan harga.
Akibatnya perubahan harga saham ditentukan oleh kekuatan pasar bukan karena
nilai intrinsik saham itu sendiri.19
17 Abdul Hamid, Pasar Modal Syariah ,Lembaga Penelitian UIN Jakarta cetakan 1,
Jakarta, 2009. Hlm 46. 18 Ibid, hlm. 49 19 Adrian Sutedi, Pasar Modal Syariah (Sarana Investasi Keuangan Berdasarkan Prinsip
Syariah), Sinar Grafika, hlm 57.
16
4. Peran Pasar Modal dalam Perekonomian Suatu Negara
Dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi nasional suatu negara,
diperlukan pembiayaan baik dari pemerintah dan masyarakat. Penerimaan
pemerintah untuk membiayai pembangunan nasional diperoleh dari pajak dan
penerimaan lainnya. Adapun masyarakat dapat memperoleh dana untuk
berinvestasi melalui perbankan, lembaga pembiayaan, dan pasar modal. Pasar
modal sendiri merupakan alternative pendanaan baik bagi pemerintah maupun
swasta. Pemerintah yang membutuhkan dana dapat menerbitkan obligasi atau
surat hutang dan menjualnya ke masyarakat melalui pasar modal.
Demikian juga swasta yang dalam hal ini adalah perusahaan yang
membutuhkan dana dapat menerbitkan efek, baik dalam bentuk saham ataupun
obligasi dan menjualnya ke masyarakat melalui pasar modal. 20 Dalam
menjalankan kegiatannya sehari-hari ataupun untuk pengembangan ke depan
perusahaan membutuhkan dana dalam bentuk uang tunai. Dalam situasi demikian
ada beberapa alternative pendanaan yang menjadi pilihan bagi perusahaan :
1. mencari pinjaman/ tambahan pinjaman;
2. partner untuk merger;
3. menjual perusahaan/ menutup perusahaan, atau
4. mencari tambahan modal dengan mencari pihak lain yang mau ikut menanam
modal pada perusahaan. 21
Apabila pilihan keempat yang dipilih, maka perusahaan memutuskan
untuk menjual sebagian saham dalam bentuk efek ke masyarakat luas. Dengan
demikian, perusahaan mulai memasuki tahap go public yakni dengan melakukan
penawaran umum ke masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan dana
perusahaan.
Dari sisi masyarakat keinginan untuk berinvestasi di pasar modal
dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut :
1. Tergantung dari bunga bank, apabila tingkat bunga deposito lebih tinggi
dari bunga obligasi maka keinginan berinvestasi dipasar modal akan
20 Tavinayati dan Yulia Qamariyanti. Hukum Pasar Modal di Indonesia Jakarta, 2013 sinar grafika. Hlm. 1
21Ibid., hlm. 3.
17
menurun. kebijakan moneter pemerintah akan mempengaruhi pasar modal
karena akan berdampak pada investasi.
2. Keadaan ekonomi keseluruhan apakah sedang resesi, berkembang atau
stabil. Ekonomi resesi, dan daya beli masyarakat yang menurun juga akan
mempengaruhi faktor lain, seperti produksi, keuangan, dan keuntungan
perusahaan. Dalam kondisi demikian keinginan seseorang untuk
berinvestasi pun akan menurun.
3. Faktor politis sebagai faktor yang menentukan, mempengaruhi rencana
dan keputusan investasi para investor. Missal menjelang pemilu, setiap
penyataan, kebijakan, dan komentar serta kejadian politik pasar sangat
mempengaruhi pasar akan menjadi bahan analisis pelaku pasar.
4. Faktor hukum, kepatuhan hukum pelaku pasar untuk menjalankan segala
ketentuan hukum yang tercantum dalam berbagai peraturan Bapepam yang
akan menjdi tolok ukur sejauh mana pelaku pasar dapat menjaga
instrument ekonomi ini menjadi wadah yang dapat dipercaya. 22
5. Jakarta Islamic Index (JII)
a. Pengertian JII
Jakarta Islamic Index (JII) merupakan indeks terakhir yang dikembangkan
oleh BEJ yang bekerja sama dengan Danareksa Investment Management. Adapun
indeks sebelum JII adalah Indeks Individual, Indeks Harga Saham Sektoral,
Indeks LQ-45, dan Indeks Harga Saham Gabungan. 23
Menurut Heri Sudarsono, adapun tahapan atau seleksi untuk saham yang
masuk dalam indeks syariah antara lain :
1) Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3
bulan (kecuali dalam 10 besar kapitalisasi)
22Ibid., hlm. 4 23 Hal. 114
18
2) Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tenaga
tahun terakhir yang memiliki rasio kewajiban terhadap aktiva
maksimal sebesar 90%.
3) Memilih 60 saham dari susunan saham di atas berdasarkan urutan
rata-rata kapitalisasi pasar terbesar selama satu tahun terakhir.
4) Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas
rata-rata nilai perdagangan reguler selama satu tahun terakhir.
Pengkajian ulang akan dilakukan 6 bulan sekali dengan penentuan
komponen indeks awal bulan Janari dan Juli setiap tahunnya. Sedangkan
perubahan pada jenis usaha emiten akan di monitor secara terus menerus
berdasarkan data publik dan media. Indeks harga saham setiap hari dihitung
menggunakan harga saham terakhir yang terjadi di bursa.
Perbedaan mendasar antara indeks konvensional dengan indeks Islam
adalah indeks konvensional memasukkan seluruh saham yang tercatat di bursa
dengan mengabaikan aspek halal haram, yang penting saham emiten yang
terdaftar (listing) sudah sesuai aturan yang berlaku.
Adapun syarat suatu saham yang dikeluarkan perusahaan dapat dikatakan
syariah adalah sebagi berikut :
1. Jenis usaha, produk barang, jasa yang diberikan dan akad serta cara
pengolahan perusahaan yang mengeluarkan saham emiten atau perusahaan publik
yang menerbitkan saham syariah tidak boleh bertentangan deengan prinsip-prinsip
syariah. Jenis kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah
antara lain :
a. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan
yang dilarang.
b. Lembaga keuangan ribawi, termasuk bank dan asuransi konvensional.
c. Memproduksi, mendistribusikan serta memperdagangkan makanan dan
minuman yang haram.
d. Memproduksi, mendistribusikan dan atau menyediakan barang-barang
atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.
19
e. Melakukan investasi pada emiten (perusahaan) yang pada saat transaksi
(nisbah) hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih
dominan daripada modalnya.
1. Emiten atau perusahaan publik yang menerbitkan saham syariah wajib
untuk menandatangani dan memenuhi ketentuan akad yang sesuai dengan syariah
atas saham syariah yang dikeluarkan.
2. Emiten atau prusahaan publik yang menerbitkan saham syariah wajib
menjamin bahwa kegiatan usahanya memenuhi prinsip-prinsip syariah dan
memiliki syariah compliance officer (Fatwa DSN No. 40.2003). Gambar 2.1
Skema Proses Penyaringan Emiten JII24 Seleksi Syariah
• Emiten tidak menjalankan usaha perjudian atau permainan yang tergolong judi, dan perdagangan yang dilarang
• Bukan merupakan lembaga keuangan konvensional • Tidak memproduksi, mendistribusikan, dan memperdagangkan makanan atau
minuman haram • Bukan usaha yang memproduksi, mendistribusikan dan menyediakan barang/jasa
yang merusak moral dan bersifat mudarat.
Seleksi Kapitalisasi • Proses ini menyaring 60 saham dengan nilai kapitalisasi pasar tertinggi di BEJ.
Seleksi Nilai Volume Transaksi • Proses ini menyaring 30 saham dengan nilai transaksi rata-rata tertinggi harian di
BEJ.
PROSES EVALUASI EMITEN SETIAP 6 BULAN SEKALI
Filter syariah bukanlah satu-satunya syarat yang menjamin emiten masuk
ke JII, ada dua syarat tambahan yang harus dipenuhi yaitu, saham emiten
harus memiliki nilai kapitalisasi yang cukup besar di bursa, ini dapat dilihat
24 Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi hal 116
20
dari jumlah saham yang dikeluarkan. Dan harga perlembar saham yang
mmpunyai harga yang bagus, serta saham yang diterbitkan harus sering
transaksi (likuid).
Karena proses penyaringan ketat, tidak jarang emiten-emiten yang masuk
kategori blue chip ditolak masuk JII, contohnya adalah saham Gudang garam
dan HM sampurna, meskipun kedua perusahaan rokok ternama ini memiliki
nilai kapitalisasi yang besar (mencapai 17-20% dari total kapitalisasi pasar
BEJ). Ia tidak lolos uji syariah, karena tergolong usaha produk baran yang
bersifat mudharat. Maka yang terpilih hanyalah emiten-emiten unggulan yang
lulus uji untuk tiga kategori : seleksi syariah, seleksi nilai kapitalisasi dan
seleksi nilai volume transaksi.
Kaidah-kaidah syariah yang telah dipenuhi dalam instrumen saham adalah
sebagai berikut:
1) Kaidah syariah untuk saham
a. Bersifat musarakha jika saham ditawarkan secara terbatas
b. Bersifat mudharabah jika saham ditawarkan secara terbatas
c. Tidak boleh ada pembedaan jenis saham karena resiko akan
ditanggunag semua pihak
d. Seluruh keuntungan akan dibagi hasil, jika terjadi kerugian akan
dibagi rugi bila perusahaaan dilikuidasi
e. Investasi pada saham tidak dapat dicairkan kecuali setelah likuidasi
2) Kaidah syariah untuk emiten
a. Produk atau jasa yang dihasilkan dikategorikan untuk hal-hal. Dalam
hal ini, JII telah melakukan penyaringan untuk saham yang listing.
Bedasarkan fatwa DSN, BEJ memilik emiten yang unit usahannya
sesuai syariah.
b. Hasil usaha tidak mengandung unsur riba dan tidak bersifat dzalim
c. Tidak menempatkan investor dalam kondisi gharar atau maisir.
d. Memberi informasi yang trasparan
e. Resiko usaha yang wajar dan memenuhi ketentuan
f. Managemen Islami
21
g. Menghormati HAM
h. Hak menjaga sumber daya alam dan lingkungan hidup
3) Kaidah syariah untuk pasar perdana
a. Semua akad harus berbasis pada transaksi yang rill (dengan
penyerahan) atas produk dan jasa yang halal dan bermanfaat
b. Tidak boleh menerbitkan efek utang untuk membayar utang
c. Dana hasil penjualan hasil efek yang diterbitkan akan diterima oleh
perusahaan
d. Haisl investasi yang akan diterima oleh pemodal merupakan fungsi
dan manfaat yang diterima emiten dari modal yang diperoleh dari
dana hasil penjualan efek dan tidak boleh semata-mata merupakan
fungsi dari waktu.
4) Kaidah syariah untuk pasar sekunder
a. Semua efek harus berbasis pada transaksi rill atas produk dan jasa yang
halal
b. Tidak boleh membeli efek utang dengan dana dari utang atau
menerbitkan surat utang
c. Tidak boleh membeli berdasarkan tren atau indeks
d. Tidak boleh memperjualbelikan hasil yang diperoleh dari suatu efek
(kupon,dividen) walaupun efeknya sendiri dapat diperjual belikan
e. Tidak boleh melakukan transaksi murabahah dengan menjadikan objek
transaksi sebagia jaminan.
f. Transaksi tidak menyesatkan seperti penawaran palsu dan
concerning.25
Menurut penelitian departemen keuangan yang bekerja sama dengan
Bapepam (2005), ada beberapa hal yang menjadi faktor penyebab lambatnya
perkembangan pasar modal syariah antara lain :
1) Tingkat pengetahuan dan pemahaman tentang pasar modal syariah.
2) Ketersediaan informasi tentang pasar modal syariah.
25 Abdul Manan, “Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi dalam Pasar Modal Syariah di Indonesia” Kencana, Jakarta; 2009. hal 115- 118
22
3) Minat pemodal atas efek syariah.
4) Kerangka peraturan tentang penerbitan efek syariah.
5) Pola pengawasan (dari sisi syariah) oleh lembaga terkait.
6) Pra-proses (persiapan) penerbitan efek syariah.
7) Kelembagaan atau institusi yang mengatur dan mengawasi kegiatan pasar
modal syariah di Indonesia. 26
6. Saham (Stock)
Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling populer.
Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan
untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrumen
investasi yang banyak dipilih para investor karena saham merupakan instrumen
investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan
tingkat keuntungan yang menarik.
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau
pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan
menyertakan modal tersebut maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan
perusahaan, klaim atas aset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS).
Saham ada dua macam, yaitu saham biasa dan saham preferen.
1) Saham biasa memiliki karakteristik :
a) Hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan jika perusahaan
dilikuidasi
b) Hak suara proporsional pada pemilihan direksi serta keputusan lain
yang ditetapkan pada RUPS
c) Dividen, jika perusahaan memperoleh laba dan disetujui dalam
RUPS
d) Hak memesan efek terlebih dulu sebelum efek tersebut ditawarkan
kepada masyarakat
26 Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, hal 78
23
2) Saham preferen memiliki karakteristik :
a) Pembayaran dividen dalam jumlah yang tetap
b) Hak klaim lebih dahulu dibandingkan saham biasa jika perusahaan
dilikuidasi
c) Dapat dikonversikan menjadi saham biasa.27
7. Harga Saham
Harga pasar bertindak sebagai barometer dari kinerja bisnis. Harga pasar
menunjukkan seberapa baik manajemen menjalankan suatu tugasnya atas nama
pemegang saham. Oleh karena itu, manajemen selalu dalam pengawasan. Para
pemegang saham yang tidak puas dengan kinerja manajemen dapat menjual
saham yang mereka miliki dan menginvestasikan uangnya pada perusahaan lain.
karena pada dasarnya tinggi atau rendahnya saham lebih banyak dipengaruhi oleh
pertimbangan pembeli dan penjual mengenai kondisi internal dan eksternal pada
suatu perusahaan. Hal tersebut berkaitan dengan analisis sekuritas yang pada
umumnya dilakukan oleh para investor sebelum membeli atau menjual saham. 28
Pergerakan harga saham merupakan sesuatu yang dinamis, perubahannya
dipengaruhi oleh banyak faktor internal maupun eksternal. Kemampuan dalam
memilih waktu yang tepat, baik dalam membeli ataupun menjual saham tentunya
sangat berpengaruh terhadap keuntungan yang diperoleh. Prinsip dasar dari
transaksi perdagangan yang menguntungkan ialah membeli pada harga yang
rendah dan menjual pada harga yang tinggi (buy low and sell high). Karena
banyak faktor yang mempengaruhi saham, maka tentunya sulit untuk menilai
apakah harga saham saat ini rendah atau tinggi, terutama untuk memprediksi
harga pada waktu yang akan datang. 29
27 Martalena, Maya Malinda Pengantar Pasar Modal hlm. 12-13 28 Ibid, hlm 5 29 Abdul Hamid, Pasar Modal Syariah , Lembaga Penelitian UIN Jakarta cetakan 1,
Jakarta 2009. Hlm. 5
24
8. Indeks Harga Saham
a. Pengertian Indeks Harga Saham
Indeks harga saham adalah suatu indeks yang digunakan untuk melihat
pergerakan harga saham secara keseluruhan. Indeks digunakan oleh investor
sebagai pedoman dalam berinvestasi di pasar modal khususnya saham. Indeks
berfungsi sebagai indikator tren pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan
kondisi pasar pada saat pasar sedang aktif atau lemah. 30
Indeks Harga Saham (IHS) merupakan ringkasan dari pengaruh simultan dan
kompleks dari berbagai macam variabel yang berpengaruh, terutama tentang
kejadian-kejadian ekonomi. Bahkan saat in IHS tidak saja menampung kejadian-
kejadin ekonomi, tetapi juga menampung kejadian-kejadian sosial, politik dan
keamanan. Dengan demikian, IHS dapat dijadikan barometer kesehatan ekonomi
suatu negara dan sebagai dasar melakukan analisis statistik atas kondisi pasar
terakhir (current market).31
b. Model Indeks
Model indeks menurut Bodie dkk (2006) adalah model estimasi return saham
dengan menggunakan indeks pasar untuk menunjukkan faktor-faktor risiko umum
atau sistematis. Indeks pasar disini misalnya Index Standard and Poors Index,
Indeks NASDAQ, dan Indeks Dow Jones. Secara nasional dikenal Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia, IHSS (Indeks Harga Saham
Sektoral), dan JII (Jakarta Islamic Index). Dalam model indeks ini, kita dapat
memisahkan dua macam risiko, yaitu risiko makro dan risiko mikro (risiko unik
perusahaan). Model indeks memiliki fokus untuk melihat surplus pendapatan
(return) sekuritas berisiko (saham) diatas pendapatan sekuritas bebas risiko.32
Model indeks atau model faktor mengasumsikan bahwa return sekuritas
sensitif terhadap perubahan berbagai macam faktor atau indeks. Sebagai proses
3030 Tjiptono Darmadji dan Hendy M.Fakhruddin, Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab, Edisi 2 (Jakarta: Salemba Empat, 2006), hlm. 167.
31 Abdul Halim, Analisis Investasi di Aset Keuangan (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2015) hlm.23
32 Murdifin Haming & Salim Basalamah Studi Kelayakan Investasi Proyek dan Bisnis (Jakarta: PT Bumi Aksara 2010) hlm.407
25
perhitungan return, suatu model indeks berusaha untuk mencakup kekuatan
ekonomi utama yang secara sistematis dapat menggerakkan harga semua
sekuritas. Secara implisit, dalam kontruksi model indeks terdapat asumsi bahwa
return antara dua sekuritas atau lebih akan berkorelasi – yaitu akan bergerak
bersama, dan mempunyai reaksi yang sama terhadap satu atau lebih faktor yang
dimasukkan dalam model. Dengan mempercayai bahwa satu atau lebih faktor
dapat mempengaruhi return sekuritas, maka tujuan utama analisis sekuritas adalah
menentukan faktor-faktor tersebut dan sensitifitas return sekuritas terhadap
prubahan faktor-faktor tersebut.33
c. Fungsi Indeks Harga Saham
Adapun diharapkan fungsi indeks dalam pasar modal yaitu :
1) Sebagai indikator tren pasar
2) Sebagai indikator tingkat keuntungan
3) Sebagai tolak ukur kinerja suatu portofolio
4) Memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif
5) Memfasilitasi berkembangnya produk derivative.
d. Jenis Indeks Harga Saham
Adapun jenis indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia sebagai berikut :
1) Indeks Harga Saham Gabungan
2) Indeks Sektoral
3) Indeks LQ45
4) Jakarta Islamic Index
5) Indeks Kompas100
6) Indeks Bisnis-27
7) Indeks Pefindo25
8) Indeks Sri Kehati
33 Abdul Halim, Analisis Investasi di Aset Keuangan (Jakarta: Mitra Wacana Media,
2015)hlm. 81
26
9) Indeks Papan Utama
10) Indeks Papan Pengembangan
11) Indeks Individual
9. Amnesti Pajak
a. Pengertian Amnesti Pajak
Amnesti berasal dari bahasa Yunani “amnestia” yang berarti lupa akan suatu
hal atau kejadian yang telah lalu. Bila dikaitkan dengan kebijakan tax amnesty,
maka pemerintah memberikan kesempatan kepada Wajib Pajak untuk melakukan
perbaikan atas kekurangan pembayaran pajak yang terutang di masa lalu dengan
membayar seluruh kekurangan pokok pajak tetapi dibebaskan dari pengenaan
sanksi bunga, denda ataupun sanksi pidana fiscal (tax crime)34
Tax amnesities merupakan kebijakan pemerintah di bidang perpajakan yang
memberikan penghapusan pajak yang seharusnya terutang dengan membayar
tebusan dalam jumlah tertentu yang bertujuan untuk memberikan tambahan
penerimaan pajak dan kesempatan bagi wajib pajak yang tidak patuh menjadi
wajib pajak patuh. Sehingga diharapkan akan mendorong peningkatan kepatuhan
sukarela wajib pajak di masa yang akan datang.
Amnesti pajak merupakan peristiwa terkini yang menjadi perhatian investor,
Latar belakang amnesti pajak diberlakukan kepada para wajib pajak diantaranya
adalah (1) terdapat harta milik warga negara yang belum atau belum seluruhnya
dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan, (2) untuk
meningkatkan penerimaan negara dan pertumbuhan perekonomian serta kesadaran
dan kepatuhan masyarakat dalam pelaksanaan kewajiban perpajakan, perlu
menerbitkan kebijakan penampunan pajak, dan (3) kasus Panama Pappers yang
melibatkan sejumlah pengusaha-pengusaha Indonesia melakukan penanaman
modal pada wilayah-wilayah surga bebas pajak. Berdasarkan ketiga latar belakang
pajak amnesti tersebut, maka presiden RI pada tanggal 1 Juli 2016 mengesahkan
34 Siti Kurnia Rahayu, Perpajakan Indonesia Konsep & Aspek Formal, Graha Ilmu
(Yogyakarta, 2010). hlm 327
27
Undang-undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan
Pajak berlaku hingga 31 Maret 2017 dan terbagi ke dalam 3 periode, yaitu periode
pertama, dari tanggal 1 Juli 2016 sampai dengan 30 September 2016. Periode
kedua, dari tanggal 1 Oktober 2016 sampai dengan 31 Desember 2016. Periode
ketiga, dari tanggal 1 Januari 2017 sampai dengan 31 Maret 2017.35
Amnesti pajak tersebut diharapkan dapat menghasilkan penerimaan pajak
yang selama ini belum atau kurang dibayar, disamping meningkatkan kepatuhan
membayar pajak karena makin efektifnya pengawasan dan semakin akuratnya
informasi mengenai daftar kekayaan wajib pajak. Kebijakan amnesti pajak
diprediksi akan memberikan tambahan pendapatan negara melalui dana yang
masuk melalui repatriasi uang tebusan. Dana yang masuk diharuskan berada di
Indonesia minimal 3 (tiga) tahun untuk diinvestasikan. Kebijakan amnesti pajak
diyakini memiliki kandungan informasi terhadap pasar modal indonesia sehingga
akan memberikan reaksi terhadap harga saham.36 Jadi, rasionalnya adalah
tingginya dana asing yang masuk ke Indonesia melalui stock market sebagai
dampak dari peristiwa berlakunya amnesti pajak menyebabkan semakin
banyaknya transaksi jual-beli saham (Gst Agung, 2017). Peristiwa kebijakan
amnesti pajak akan menyebabkan pasar memberi respon dengan cepat informasi
sehingga bursa saham semakin peka pada peristiwa disekitar. Suryawijaya dan
setiawan (1998) meyatakan bursa saham akan semakin sensitif dengan peristiwa
yang ada disekitarnya, baik berkaitan secara langsung maupun tidak langsung
dengan peristiwa ekonomi apabila peran bursa saham menjadi semakin penting
dalam kegiatan ekonomi tersebut.37
35 Gst Agung A. Densi Wulandari – Made Arie Wahyuni – Edy Sujana Reaksi Investor dalam Pasar Modal terhadap Undang-undang Tax Amnesti e-journal s1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Vol 7 Nomor 1 Tahun 2017.
36 Sutra Manik – Julie J. Sondakh – Sintje Rondonuwu “Analisis Reaksi Harga Saham Sebelum dan Sesudah Tax Amnesty” ISSN 2303-1174
37 Putu Diah – I Ketut Jati, Reaksi Pasar Modal Terhadap Kebijakan Tax Amnesty Pada Saat Pengumuman dan Akhir Periode 1, Ejurnal Akuntansi Univ Udayana Vol 19. 1 April 2017. ISSN: 2302-8556.
28
b. Pertimbangan melakukan pengampunan pajak
1. Underground economy merupakan bagian dari kegiatan ekonomi yang
sengaja disembunyikan untuk menghindarkan pembayaran pajak, yang
berlangsung di semua Negara, baik Negara maju maupun Negara yang
berkembang. Peningkatan kegiatan ekonomi bawah tanah yang dibarengi
dengan penyelundupan pajak ini sangat merugikan negara karena berarti
hilangnya uang pajak yang sangat dibutuhkan untuk membiayai program
pendidikan, kesehatan dan program-program pengentasan kemiskinan
yang lainnya.
2. Pelarian modal ke luar negeri secara illegal
3. Rekayasa transaksi keuangan yang mengakibatkan kehilangan potensi
penerimaan pajak.
c. Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam melaksanakan
pengampunan pajak
1. melakukan sosialisasi rencana pengampunan pajak
2. tunggakan pajak Negara
3. perlunya program pendukung berupa penegakan hukum
4. amandemen UU Perbankan
5. perlunya good governance
6. adanya jaminan kerahasiaan data yang diungkapkan
7. perbaikan structural pasca tax amnesties.
10. Price Earning Ratio (PER)
Price Earning Ratio mengidentifikasikan besarnya rupiah yang harus
dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah earning perusahaan. Dengan
kata lain, PER juga merupakan harga relative dari sebuah perusahaan. Rasio ini
menggambarkan ketersediaan investasi membayar suatu jumlah tertentu untuk
setiap perolehan laba perusahaan.Pendekatan dari PER merupakan rasio hasil bagi
harga saham dengan EPS. Hal ini dapat ditunjukkan berupa rasio dalam
membandingkan harga saham dengan besar keuntungan. Standar dalam PER
29
sangat baik menunjukkan perbandingan harga saham dengan EPS sehingga
memberikan kemudahan didalam membuat estimasi yang nantinya akan
digunakan sebagai masukan dalam PER. Selain itu PER sangat berguna untuk
melihat bagaimana pasar dapat menghargai kinerja perusahaan yang ditunjukkan
dalam besarnya laba per saham. PER yang tinggi menunjukkan suatu perusahaan
memiliki prospek yang tinggi untuk bertumbuh, sebaliknya perusahaan yang
diharapkan mempunyai pertumbuhan rendah maka akan mempunyai PER yang
rendah. Dari segi investor, PER yang terlalu tinggi tidak menarik karena harga
saham kemungkinan akan sulit untuk naik lagi. Ini kemungkinan memperoleh
capital gain akan lebih kecil lagi. 38Suatu pendekatan dari PER berfungsi
memprediksi berapa lama investasi yang akan dilakukan kembali berdasarkan
perkiraan harga saham dimasa mendatang dan sebagai indikator pasar terhadap
prospek pertumbuhan pasar. 39
Rumus Price Earning Ratio :
𝑷𝒓𝒊𝒄𝒆𝑬𝒂𝒓𝒏𝒊𝒏𝒈𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 =𝐇𝐚𝐫𝐠𝐚𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦
𝑬𝒂𝒓𝒏𝒊𝒏𝒈 𝒑𝒆𝒓𝑺𝒉𝒂𝒓𝒆
Faktor-faktor yang mempengaruhi PER :
1) Rasio laba yang dibagikan sebagai dividen (dividen pay out ratio) – (1-b)
2) Tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh investor
3) Pertumbuhan dividen (berarti juga laba)
PER = Po / E1
Po = Harga saham saat ini
E1 = Perkiraan pendapatan per lembar saham
Po = D1/(r-g)
PER = D1/(r-g)/E1
D1 = E1(1-b)
PER = E1(1-b)/(r-g)/E1
PER = (1-b)/(r-g)
38 David Sukardi Kodrat, Kurniawan Indonanjaya Manajemen Investas (Pendekatan
Teknikal dan Fundamental untuk Analisis saham) Graha Ilmu. Hal.241 39 Gusti Ayu Ketut Chandni Dewi, Gede Merta Sudiartha hlm.131
30
Dengan persamaan tersebut, apabila faktor-faktor lain konstan, maka :
1) Semakin tinggi pay out ratio (1-b) maka semakin tinggi PER
2) Semakin tinggi r (tingkat keuntungan yang disyaratkan, semakin
rendah PER)
3) Semakin tinggi pertumbuhan dividen (g), semakin tinggi PER.40
11. Trade Volume Activity (TVA)
Trading Volume Activity (TVA) Volume Aktivitas Perdagangan
Saham adalah perbandingan saham yang diperdagangkan pada waktu
tertentu dengan jumlah saham yang beredar dipasar. Volume Aktivitas
Perdagangan adalah suatu metode untuk menguji reaksi pasar terhadap
suatu informasi. Pengujian reaksi pasar modal dengan menggunakan
pendekatan Volume Aktivitas Perdagangan telah dilakukan oleh Beave
(1968). Kegiatan perdagangan saham diukur dengan menggunakan
indikator sebagai berikut :
𝑻𝑽𝑨:𝑺𝒂𝒉𝒂𝒎 𝑷𝒆𝒓𝒖𝒔𝒂𝒉𝒂𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒅𝒂𝒈𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖 𝒕𝑺𝒂𝒉𝒂𝒎 𝑷𝒆𝒓𝒖𝒔𝒂𝒉𝒂𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒓𝒄𝒂𝒕𝒂𝒕 𝒅𝒊 𝑩𝑬𝑱 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖 𝒕
Menurut Suad Husnan, dkk (1996, 111-112), Volume Aktivitas
Perdagangan Saham dapat digunakan untuk melihat apakah investor secara
individu menilai suatu peristiwa sebagai suatu yang informatif, dalam arti
apakah informasi tersebut akan membuat keputusan investasi yang
berbeda dari keputusan investasi normal. Suatu informasi mengandung
nilai infrmatik jika jumlah lembar saham yang diperdagangkan menjadi
lebih besar atau lebih kecil pada saat peristiwa terjadi, dibandingkan
dengan waktu lainnya.
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi Trading Volume
Activiy (TVA). Hal ini berkaitan dengan berbagai cara pemodel dalam
menyikapi suatu informasi. Menurut Foster (1986:377) ada beberapa
40 Martalena, Maya Malinda. Pengantar Pasar Modal (Yogyakarta: ANDI Yogyakarta,
2011)hlm. 63
31
informasi yang dapat mempengaruhi volume perdagangan saham, antara
lain : pengumuman yang berhubungan dengan laba, peramalan oleh
pejabat perusahaan, pengumuman dividen, pendanaan, pengumuman yang
berhubungan dengan pemerintah, investasi, ketenaga kerjaan,
pengumuman-pengumuman yang berhubungan dengan hukum,
pengumuman-pengumuman tentang pemasaran–produksi–penjualan,
pengumuman-penguman tentang manajemen–direksi, pengumuman-
pengumuman merger–pengambil alihan–diversivikasi, pengumuman-
penguman industri sekuritas, dan pengumuman lain.41
12. PBV (Price to Book Value Ratio)
Rasio ini membandingkan harga pasar sebuah saham dengan nilai buku
perlembar saham sebenarnya. Rasio ini merupakan indikator untuk
menunjukkan informasi penting perusahaa dalam mengukur kinerja harga
pasar saham (Ang, 1997). Rasio pasar yang digunakan adalah Price to
Book Value yang digunakan untuk mengukur kinerja harga saham
terhadap nilai bukunya. Untuk perusahaan-perusahaan yang bekerja
dengan baik, umumnya rasio ini mencapai diatas 1, yang menunjukkan
bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya. Dengan rasio PBV
ini, Investor dapat mengetahui langsung sudah berapa kali market value
suatu saham dihargai dari book value-nya. Rasio ini dapat memberikan
gambaran potensi pergerakan harga suatu saham sehingga dari gambaran
tersebut. Secara tidak langsung rasio PBV ini juga memberikan pengaruh
terhadap harga saham. 42 Apabila PBV meningkat selanjutnya nilai PER
akan meningkat (Ghesa ramadhani, 2014).
41 Aris Budiyanto – Ismani – Ngadirin, “Analisis Trading Volume Acitivity dan Abnormal
Return pada Saham Perusahaan-perusahaan yang Tercatat dalam JII sebelum dan Setelah Bergabung dengan JII” Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. V No. 1 – Tahun 2006. Hal 42-54
42 Tryfino, Cara Cerdas Berinvestasi Saham , (Jakarta, Transmedia Pustaka : 2009). Hlm 11
32
Secara matematis PBV dapat dirumuskan sebagai berikut (Tito
Prihadi dalam Ghesa Ramadhani, 2012)43 :
𝑷𝑩𝑽 =𝑷𝒓𝒊𝒄𝒆𝒑𝒆𝒓𝑺𝒉𝒂𝒓𝒆
𝐁𝐕𝐒
13. Kapitalisasi Pasar ( Market Capitalization )
Kapitalisasi pasar adalah keseluruhan nilai (agregat) dari saham-saham
yang tercatat di bursa yang dihitung berdasarkan harga pasar terakhir dari
masing-masing saham.44 Kapitalisasi pasar merupakan salah satu indikator
yang menujukkan perkembangan sebuah bursa saham, kapitalisasi pasar
menunjukkan nilai efek yang tercatat di bursa saham atau secara definisi
diartikan sebagai total nilai surat berharga yang diterbitkan oleh berbagai
perusahaan di dalam satu pasar. Penurunan harga saham akan mengakibatkan
menurunnya kapitalisasi bursa efek. Sebaliknya, penambahan jumlah saham
dan kenaikan harga saham akan memicu kenaikan kapitalisasi pasar. Saham-
saham di sektor keunagan mencatat angka kapitalisasi pasar terbesar di BEI,
diikuti dengan sektor consumer goods dan infrastruktur. Kapitalisasi pasar
juga digunakan untuk menjelaskan jumlah modal yang digunakan dalam
perusahaan. Modal tersebut berbentuk modal saham, surplus dan utang jangka
panjang lainnya. Nilai suatu perusahaan dapatditentukan berdasarkan
pendapatan yang didapatkan setiap tahunnya dikalikan dengan multiplaye
tertentu.45
Dengan demikian, besar tidaknya sebuah perusahaan di bursa saham
adalah dengan menggunakan ukuran ini. Kapitalisasi pasar yang besar
umumnya menjadi salah satu daya tarik para investor dalam memilih saham.
Saham-saham dengan kapitalisasi pasar yang yang besar umumnya merupakan
43 Wawan Utomo – Rita Andini – Kharis Raharjo, “Pengaruh Leverage (DER) Price
Book Value (PBV), Ukuran Perusahaan (Size), Return on Equity (ROE), Deviden Payout Ratio (DPR) dan Likuiditas (CR) Terhadap Price Earning Ratio (PER) Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI Tahun 2009-2014” Journal Of Accounting.Volume 2 No. 2 Maret 2016.
44Istilah Pasar Modal dari A-Z . hal. 102 45 Economy.okezone.com Kapitalisasi Pasar dan Kapitalisasi Perusahaan (Senin, 16
September 2013. 10:35 WIB)
33
penggerak pasar (market mover) dan termasuk kedalam saham unggulan dan
memiliki kelebihan dalam hal likuiditas perdagangan. 46
𝐊𝐚𝐩𝐢𝐭𝐚𝐥𝐢𝐬𝐚𝐬𝐢 𝐏𝐚𝐬𝐚𝐫
𝐇𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦 𝐁𝐞𝐫𝐞𝐝𝐚𝐫 𝐱 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦 𝐁𝐞𝐫𝐞𝐝𝐚𝐫
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang berjudul “Analisis Reaksi Pasar Modal Terhadap
Kebijakan Amnesti Pajak (Studi Kasus pada Saham-saham Syariah yang
Masuk Daftar JII Periode Oktober 2015 – Maret 2017)” ini memerlukan
beberapa peninjauan dari penelitian-penelitian sebelumnya yang terkait
dengan judul, yakni :
Tabel 2.1 :
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No. Nama Penelitian Substansi Pembeda
1. Putu Diah
Aryastuti
Sanjiwani dan I
Ketut Jati, Reaksi
Pasar Modal
Terhadap
Kebijakan
Amnesty Pada
Saat
Pengumuman
dan Akhir
Periode 1,
E-Jurnal
Akuntansi
Universitas
Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah
Paired Sample t-test dan
wilcoxon signed rank test.
Data yang digunakan adalah
data sekunder yang
menggunakan data indeks
LQ-45 pada BEI dengan
periode pengamatan 11 hari.
Penelitian ini menggunakan
abnormal return sebagai
variabel terikat dan
pengumuman kebijakan tax
amnesty dan akhir periode 1
menjadi variabel bebas.
Sampel yang digunakan
dalam penelitian penulis
adalah 44 perusahaan
yang tergabung dalam
LQ-45 pada BEI.
46 Ibid, hal 115.
34
Udayana Vol.
19.1. April
(2017): 799-826.
Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa tidak
ada perbedaan rata-rata
abnormal return yang
diperoleh investor pada saat
sebelum dan sesudah
pengumuman dan pada akhir
periode 1 tax amnesty.
Hipotesis ditolak akibat
periode pengamatan yang
pendek dan akibat masih
minimnya pengetahuan
masyarakat mengenai
kebijakan tax amnesty .
2. Raden Arfan
Rifqiawan,
Pengaruh
Profitabilitas dan
Kapitalisasi
Pasar Terhadap
Nilai Emiten
Jakarta Islamic
Index.
Penelitian ini fokus terhadap
pengaruh antara ROA
(Return Of Assets) sebagai
proksi dari profitabilitas dan
kapitalisasi pasar terhadap
Tobin’s Q sebagai proksi
dari nilai emiten. Penelitian
ini menggunakan metode
analisis regresi linear
berganda .
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
profitabilitas berpengaruh
signifikan terhadap nilai
emiten. Sedangkan
kapitalisasi pasar tidak
berpengaruh secara
Sampel dalam
penelitian ini adalah
emiten JII yang
terdaftar dalam
Indonesia Stocks
Exchange dalam
rentang tahum 2012-
2014.
35
signifikan terhadap nilai
emiten. Hasil tersebut
diketahui dari hasil uji
statistik F.
3. Dwi Rahayu,
Analisis Pasar
Modal Terhadap
Kebijakan
Amnesti Pajak
(Saham-saham
Syariah yang
Masuk Daftar JII
Periode Juni-
November 2016)
Metode yang digunakan
yaitu metode penelitian
event study, dan
menggunakan metode
analisis purposive sampling.
Periode yang digunakan
adalah 10 hari bursa, yaitu t-
5 sampai t+5 sejak kebijakan
amnesti pajak.
Hasil analisis penelitian di
uji dengan sampel t-test
menunjukkan nilai tidak
signifikan, yang artinya
kebijakan amnesti pajak
tidak memberikan abnormal
return pada saham syariah
yang masuk JII.
Sampel yang digunakan
penulis adalah 30
perusahaan yang masuk
daftar JII yang
terdistribusi normal
dengan uji kolmogorov
smirnov.
4. Listiana Sri .M
(2009)
Analisis Reaksi
Pasar Modal
Terhadap
Pengumuman
Right Issue di
Bursa Efek
Jakarta.
Hasil penilitian ini
menunjukkan perbedaan
bahwa return saham
signifikan hanya untuk
sebelum pengumuman.
Hal ini mengidentifikasikan
kemungkinan informasi
right issue sudah terserap
pada hari-hari sebelum
Variabel dependen yang
digunakan : Perilaku
Return, Abnormal
Return, dan Likuiditas
Saham. Variabel
independen yang
digunakan : Right issue
selama tahun 1999.
Sampel yang digunakan
36
pengumuman
dipublikasikan. Abnormal
return dan security return
variability tidak
menunjukkan perbedaan
yang signifikan. Sedangkan
TVA menunjukkan
perubahan yang signifikan.
penulis : 24 perusahaan
yang masuk daftar BEJ.
5. Sri Komala Dewi
(2012). Analisis
Perbedaan
Volume
Perdagangan
Saham dan
Harga
Perdagangan
Saham.
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa tidak
adanya perbedaan volume
perdagangan saham sebelum
dan sesudah pengumuman
penggabungan usaha. Bisa
dilihat pada nilai volume
perdagangan yang
dibandingkan dengan
outstanding share tidak
terjadi pergerakan.
Variabel dependen yang
digunakan : Merger,
Akuisisi, Volume
Perdagangan Saham dan
Harga Perdagangan
Saham.
Variabel independen
yang digunakan :
Sebelum dan sesudah
terjadinya
penggabungan usaha.
6. Ovina Isabella,
Analisis
Pengaruh Price
Earning Ratio
(PER) dan Price
Book Value
Terhadap Return
Saham Pada
Perusahaan Go
Public yang
Terdaftar di
Penelitian ini berfokus pada
pengaruh PER dan PBV
terhadap return saham.
Metode analisis yang
digunakan penulis ialah uji t
dan uji F. Dari hasil
penelitian tersebut
menunjukkan bahwa untuk
secara parsial, PER dan PBV
tidak terdapat pengaruh yang
signifikan terhadap return
Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini
yaitu 130 perusahaan
yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dengan
priode pengamatan 5
tahun, mulai dari tahun
2004 sampai dengan
tahun 2008.
37
Bursa Efek
Indonesia
Periode 2004-
2008.
saham. Hal ini dikarenakan
adanya pengaruh faktor lain
yang mempengaruhi return.
Tetapi dengan menggunakan
uji secara simultan, terdapat
pengaruh yang signifikan.
Hal ini sesuai dengan
pnelitian Ou and Penman
(1989).
7. Ayunda Tri Rizki
Wahyuni,
Perbedaan
Abnormal
Return, Trade
Value Activity
dan Security
Return
Variability
Sebelum dan
Sesudah
Pengumuman
Right Issue pada
Perusahaan yang
Terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia
Periode 2010-
2012.
Metode analisis yang
digunakan adalah analisis
statistik deskriptif dan uji
beda sebelum dan sesudah
pengumuman right issue
menggunakan uji paired
sample t-test. Hasil
penelitian ini menunjukkan
bahwa tidak terdapat
perbedaan signifikan
terhadap abnormal return
pada saat sebelum dan
sesudah pengumuman right
issue, tidak terdapat
perbedaan signifikan
security return variability
dan trade value activity pada
saat sebelum dan sesudah
pengumuman right issue.
Sampel yang digunakan
penulis 49 perusahaan
yang terdaftar di BEI
periode Januari 2010
sampai dengan
Desember 2012 yang
melakukan right issue.
8. Adriel Dianto
dan Njo
Penelitian ini fokus terhadap
perbedaan volume
Penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan
38
Anastasia,
Analisa
Perbedaan
Volume
Perdagangan dan
Abnormal Return
Saham Sekitar
Publikasi
Laporan
Keuangan Emiten
Tahum 2009-
2012.
perdagangan dan abnormal
return saham seblum dan
sesudah publikasi laporan
keuangan. Volume
perdagangan dan abnormal
return saham
dikelompokkan berdasarkan
kapitalisasi pasar menjadi
saham large cap, mid cap,
dan small cap. Hasil
penelitian ini menunjkkan
bahwa kapitalisasi pasar
memiliki pengaruh
signifikan terhadap volume
perdagangan saham dan
abnormal return. Dan
penelitian ini membuktikan
bahwa adanya perbedaan
yang signifikan antara
volume perdagangan dan
abnormal return saham pada
kelompok large cap dan
midcap sebelum dan sesudah
laporan keuangan, namun
pada saham kelompok small
cap tidak ada perbedaan
pada volume perdagangan
dan abnormal return.
wilcoxon signed rank
test dengan interval
waktu selama 10 hari
sebelum dan sesudah
tanggal publikasi.
Sampel yang digunakan
adalah saham-saham
yang terdaftar di LQ-45
periode Agustus 2012-
Januari 2013 untuk
large cap terdapat 44
perusahaan, mid cap 1
perusahaan, dan tidak
ada untuk perusahaan
small cap.
9. Handoyo
Wibisono,
Perbedaan
Penelitian ini bertujuan
untuk menguji secara
empiris apakah
Penelitian ini
menggunakan periode
jendela di sekitar
39
Likuiditas
Saham dan
Kapitalisasi
Pasar Saham
Sebelum dan
Sesudah
Pemberlakuan
Surat Keputusan
No. Kep-
00071/BEI/11-
2013 di
Indonesia.
pemberlakuan Surat
Keputusan No. Kep-
00071/BEI/11-2013 tentang
Satuan Perdagangan dan
Fraksi Harga pada tanggal
6 Januari 2014 berpengaruh
terhadap likuiditas saham
dan kapitalisasi pasar
saham di Indonesia. Hasil
penelitian menunjukkan
bahwa pemberlakuan surat
keputusan tentang satuan
perdagangan dan fraksi
harga berpengaruh positif
terhadap likuiditas saham,
serta dalam periode waktu
yang relative lebih panjang
akan berpengaruh positif
juga terhadap kapitalisasi
pasar saham.
tanggal penetapan
surat keputusan
tersebut. Periode
jendela yang dipilih
ada 3, yaitu 15 hari
sebelum dan sesudah
pemberlakuan, 10 hari
sebelum dan sesudah
pemberlakuan, serta 5
hari sebelum dan
sesudah pemberlakuan.
Metode analisis data
dalam penelitian
menggunakan Trading
Volume Activity. Uji
normalitas dalam
penelitian ini
menggunakan metoe
one sample
kolmogorov – smirnov
, sedangkan untuk uji
hpotesis menggunakan
metode wilcoxon
signed rank test untuk
rata-rata Trading
Volume Acitivity, dan
untuk average
abnormal return
digunakan metode
payrate sample –t test.
40
C. Keterkaitan Antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat dan
Pengembangan Hipotesis
1. Keterkaitan antara PER dengan Harga Saham
Rasio ini diperlihatkan oleh investor dalam memilih saham karena
perusahaan yang mempunyai nilai PER yang tinggi menunjukkan nilai
pasar yang tinggi pula atas saham tersebut, sehingga saham tersebut
akan diminati oleh investor dan hal ini pada akhirnya akan berdampak
pada kenaikan harga saham, sebaliknya apabila perusahaan
mempunyai PER yang rendah menunjukkan nilai pasar yang rendah
sehingga akan berdampak terhadap penurunan harga saham.47
Pergerakan harga saham dapat dievaluasi dengan menggunakan PER.
Besar kecilnya nilai PER dapat dipergunakan oleh investor sebagai
pertimbangan dalam melakukan investasi yang nantinya diharapkan
dapat berpengaruh terhadap perolehan return saham. Oleh sebab itu,
komponen-komponen yang terdapat di dalam PER perlu
diperhatikan.48
Hubungan aktivitas rasio PER dengan peristiwa kebijakan amnesti
pajak peneliti mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Ovina
Isabella (2010), PER tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap
return saham. Hal ini dikarenakan adanya pengaruh faktor lain yang
mempengaruhi return. Tetapi dengan menggunakan uji secara
simultan, terdapat pengaruh yang signifikan. Berdasarkan uraian
tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis sebagai berikut :
H0 : Tidak terdapat perbedaan signifikan pada nilai PER sebelum
dan sesudah kebijakan amnesti pajak
47 Pramita Riza Oktaviani – Sasi Agustin Pengaruh PER, EPS, DPR Terhadap Harga
Saham Pada Perusahaan Pertambangan, Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Volume 6, Nomor 2, Februari 2017. ISSN : 2461-0593.
48 Poernawati – Fahmi, Pengaruh PBV dan PER Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI (Jurnal Manajemen Gajayana, Vol.5 No. 2, November 2008. Hlm 106
41
H1 : Terdapat perbedaan signifikan pada nilai PER sebelum dan
sesudah kebijakan amnesti pajak
2. Keterkaitan antara TVA dengan Harga Saham
Volume perdagangan saham merupakan salah satu indikator yang
digunakan dalam analisis fundamental pada penilaian harga saham dan
suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar
modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas
volume perdagangan di saham. Menurut Jones (2000), aktivitas
volume perdagangan digunakan sebagai salah satu indikator untuk
melihat likuid atau tidak likuidnya suatu saham di pasar modal yang
merupakan cerminan dari keadaan sebuah perusahaan. Berdasarkan
pemaparan ini, maka dapat disimpulkan bahwa harga saham
bergantung pada TVA. Tingginya dana asing yang masuk ke Indonesia
melalui stock market sebagai dampak dari peristiwa kebijakan amnesti
pajak menyebabkan nilai TVA semakin meningkat. Hal ini diperkuat
oleh pendapat Alpino (dalam Gst Agung, 2017), yang menyatakan
bahwa kebijakan amnesti pajak terbukti memberi sentimen positif bagi
perdagangan saham, baik dari sisi frekuensi, volume, dan nilai
transaksi.
Hubungan aktivitas volume perdagangan saham dengan
peristiwa kebijakan amnesti pajak peneliti mengacu pada penelitian
yang dilakukan oleh Dwi Rahayu (2016), yang menunjukkan bahwa
tidak ada perbedaan yang signifikan pada nilai TVA sebelum dan
sesudah kebijakan amnesti pajak. Menurutnya, banyak investor-
investor saham cenderung menghindari resiko (risk averse).
Sedangkan dalam penelitian Gst Agung (2017), menunjukkan
bahwa adanya perbedaan yang signifikan pada nilai TVA sebelum dan
sesudah diterapkannya kebijakan amnesti pajak. Berarti peristiwa
berlakunya Undang-undang kebijakan amnesti pajak memberi
pengaruh yang signifikan terhadap akivitas volume perdagangan
42
saham. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil
hipotesis sebagai berikut :
H0 : Tidak terdapat perbedaan signifikan pada nilai TVA sebelum dan
sesudah kebijakan amnesti pajak
H1 : Terdapat perbedaan signifikan pada nilai TVA sebelum dan
sesudah kebijakan amnesti pajak
3. Keterkaitan antara PBV dengan Harga Saham
Semakin tinggi rasio PBV, maka pasar akan semakin percaya pada
prospek suatu perusahaan tersebut di masa yangmendatang akan cerah
meskipun perekonomian nasional sedang dalam perlambatan, sehingga
mengakibatkan harga saham dari perusahaan itu akan meningkat dan
sebaliknya, semakin rendah PBV nya maka akan berdampak pada
rendahnya kepercayaan pasar akan perusahaan tersebut. Karena
investor yang rasional akan memilih emiten yang mempunyai PBV
yang tinggi.49
Hipotesis penelitian ini berdasarkan hasil modifikasi dari
penelitian Dwi Rahayu (2016), dengan menambahkan variabel yang
berbeda dimana penelitian sebelumnya tidak mencantumkan variabel
PBV. Dalam penelitiannya, menunjukkan tidak adanya abnormal
return yang signifikan selama periode peristiwa. Menurutnya,
peristiwa amnesti pajak tidak memiliki kandungan informasi bagi
investor saham-saham syariah yang masuk daftar JII. Reaksi pasar
modal terhadap amnesti pajak hanyalah sesaat dan tidak
berkepanjangan ditunjukkan dari pergerakkan harga saham yang
mengalami penurunan pada saat peristiwa dan mengalami penurunan
pada peristiwa, dan mengalami kenaikan atau kembali normal setelah
peristiwa. Sedangkan dalam penelitian Gst. Agung, dkk (2017),
terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah kebijakan
49 Herry Ramadhani, Analisis PBV dan ROE serta DPR Terhadap PER (2016).
43
amnesti pajak mengalami kenaikan yang signifikan. Berdasarkan
uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis sebagai berikut :
H0 : Tidak terdapat perbedaan signifikan pada nilai PBV sebelum
dan sesudah kebijakan amnesti pajak
H1 : Terdapat perbedaan signifikan pada nilai PBV sebelum dan
sesudah kebijakan amnesti pajak
4. Keterkaitan antara Kapitalisasi Pasar dengan Harga Saham
Kapitalisasi pasar merupakan indikator yang menggambarkan
perkembangan sebuah bursa saham. Nilai kapitalisasi pasar juga
merupakan gambaran nilai pasar, baik individu saham maupun bursa
saham di suatu negara. Selain mempertimbangkan kondisi fundamental
dan prospek bisnis satu emiten seorang investor biasanya membuat
keputusan investasi pada perkembangan sebuah bursa saham. Nilai
kapitalisasi perindividu saham menentukan nilai kapitalisasi pasar satu
bursa saham.50
Hubungan aktivitas kapitalisasi pasar saham dengan peristiwa
kebijakan amnesti pajak peneliti mengacu pada penelitian yang
dilakukan oleh Handoyo (2013), hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberlakuan surat keputusan tentang satuan perdagangan dan fraksi
harga berpengaruh positif terhadap likuiditas saham, serta dalam
periode waktu yang relative lebih panjang akan berpengaruh positif
juga terhadap kapitalisasi pasar saham.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis
sebagai berikut :
H0 : Tidak terdapat perbedaan signifikan pada nilai Kapitalisasi
Pasar- sebelum dan sesudah kebijakan amnesti pajak
H1 : Terdapat perbedaan signifikan pada nilai Kapitalisasi Pasar
sebelum dan sesudah kebijakan amnesti pajak
50 Artikel ini dirilis di Okezonefinance, Kapitalisasi Pasar Sebagai Acuan Investasi. Pada Sabtu, 28 Oktober 2017.
44
D. Kerangka Penelitian
Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana
teori berhubungan dengan berbagai faktor yang diidentifikasi sebagai
masalah yang penting. Kerangka pemikiran merupakan acuan bagi peneliti
karena bertujuan untuk menjelaskan secara ringkas garis besar penelitian
yang dilakukan (Sugiyono, 2011). Kerangka pemikiran dalam penelitian
ini akan disajikan dalam bentuk bagan sebagai berikut:
45
Gambar 2.1 :
Kerangka Penelitian
Laporan Keuangan
Sesudah Kebijakan Amnesti Pajak
Sebelum Kebijakan Amnesti Pajak
PER, TVA, PBV, Market Capitalization
PER, TVA, PBV, Market Capitalization
Uji Normalitas
Uji Beda (Paired Sample t Test)
Analisis Reaksi Pasar Modal Terhadap Kebijakan Amnesti Pajak (Studi Kasus pada Saham-saham Syariah yang Masuk Daftar JII Periode Oktober 2015 – Maret 2017)
Harga Saham-saham Syariah yang Masuk Daftar JII
46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini dibatasi pada daftar harga saham
perusahaan yang terdaftar di JII pada periode bulan Oktober 2015 sampai dengan
Maret 2017. Penelitian difokuskan pada perbandingan PER, TVA, PBV dan
kapitalisasi pasar sebelum dan sesudah pengumuman kebijakan amnesti pajak.
Periode yang digunakan adalah periode triwulan 4 tahun 2015 sampai dengan
triwulan 1 tahun 2017.
Adapun variabel yang akan diteliti yaitu PER (Price Earning Ratio), TVA
(Trade Volume Activity), PBV (Price to Book Value Ratio) dan Kapitalisasi pasar.
Selanjutnya untuk mengetahui ada ada atau tidaknya perbedaan PER, TVA, PBV
dan kapitalisasi pasar sebelum dan sesudah amnesti pajak diberlakukan digunakan
analisis dengan uji beda paired sample t test.
B. Metode Penentuan Sampel
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive
sampling, yaitu teknik pengambilan sample yang tidak memberi peluang atau
kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sample. 51 atau bisa disebut juga salah satu teknik nonprobability
sampling dengan penentuan sampel yang ditentukan berdasarkan kesesuaian dan
karakteristik tertentu.52
Metode sampling non probabilitas adalah semua elemen dalam populasi tidak
memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Kesimpulan dari
teknik ini tidak dapat digeneralisasi. Beberapa jenis sampel non probabilitas yaitu
a. Sampel mudah (convenience) atau sampel kebetulan (accidential) yaitu
peneliti memiliki kebebasan untuk memilih siapa saja yang ditemui untuk
dijadikan responden, jenis ini memiliki bias yang tinggi.
51 Sugiyono, Metodologi Penelitian Bisnis, (Bandung, Alfabeta, 2009), hlm. 121 52 Sugiyono, Metodologi Penlitian Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung : Alfabeta,
2016), h. 115
47
b. Sampel bertujuan (purposive) yaitu sampel yang memiliki tujuan untuk
memahami informasi tertentu pada sumber tertentu. Sampel ini dapat
dikelompokkan menjadi sampel keputusan (judgement) yang memilih
anggota-anggota sampel yang sesuai dengan beberapa kriteria tertentu atas
dasar catatan yang lalu atau tujuan penelitian yang ingin dicapai, dan
sampel kuota yaitu sampel yang dipilih berdasarkan kota atau kategori
tertentunya.
c. Sampel bola salju (snow ball) yaitu meluas atau melebar dari kelompok
kecil menjadi semakin besar.53
Adapun Kriteria Populasi dan Sampel pada penelitian ini adalah
a) Saham perusahaan yang konsisten terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII)
selama periode 2015 hingga 2017
b) Nilai PBV tidak ada yang minus.
c) Nilai PER INCO terdapat minus. Tabel 3.1
Daftar Saham JII yang menetap dari bulan oktober 2015 hingga maret 2017
No Saham
1 ADRO Adaro Energy Tbk
2 AKRA AKR Corporindo Tbk
3 ASII Astra International Tbk
4 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk
5 ICBP Indofod CBP Sukses Makmur Tbk
6 INCO Vale Indonesia Tbk
7. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
8. INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk
9 KLBF Kalbe Farma Tbk
10 LPKR Lippo Karawaci Tbk
11 LSIP PP London Sumatra Plantation Tbk
12 PTGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
53 Tony Wijaya, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis Teori dan Praktik
(Yogyakarta : Graha Ilmu, 2013) hlm 28.
48
13 PTPP PP (Persero) Tbk
14 PWON Pakuwon Jati Tbk
15 SILO Siloam International Hospitals Tbk
16 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk
17 SMRA Summarecon Agung Tbk
18 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk
19 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
20 UNTR United Tractors Tbk
21 UNVR Unilever Indonesia Tbk
22 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk
23 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk Sumber data : data diolah dari peraturan Perubahan Komposisi Saham dalam Perhitungan JII
tahun 2015 – 2017
C. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan dua metode pengumpulan data yaitu studi
kepustakaan dan penelitian lapangan. Studi kepustakaan yang penulis lakukan
adalah dengan membaca literatur, buku, artikel, dan jurnal yang berkaitan dengan
penelitian. Tujuan dari dilakukannya studi kepustakaan adalah untuk memperkuat
landasan teori dan menjadi acuan penulis dalam melakukan penelitian.
Penelitian lapangan dilakukan untuk mendapat data yang dibutuhkan dalam
penelitian. Data penelitian berupa data sekunder yang telah diolah terlebih dahulu
oleh oranglain, dalam hal ini oleh perusahaan yang bersangkutan. Data yang
digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai semua variabel dalam
penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek
Indonesia (www.idx.co.id),dengan rentang waktu triwulan 4 tahun 2015 sampai
dengan triwulan 1 tahun 2017. Berikut data yang dibutuhkan dalam penelitian :
1. Data harga saham diperoleh dari ringkasan laporan keuangan
perusahaan yang diakses dari website (www.idx.co.id).
2. Data TVA diperoleh dari ringkasan laporan keuangan perusahaan
yang diakses dari website (www.idx.co.id).
49
3. Data PER diperoleh dari ringkasan laporan keuangan perusahaan yang
diakses dari website (www.idx.co.id).
4. Data PBV diperoleh dari ringkasan laporan keuangan perusahaan yang
diakses dari website (www.idx.co.id).
5. Data kapitalisasi pasar diperoleh dari ringkasan laporan keuangan
perusahaan yang diakses dari website (www.idx.co.id).
D. Metode Analisis Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
komparatif dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif merupakan suatu
metode dalam meneliti status suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Data-data
tersebut harus diringkas dengan bak dan teratur, baik dalam bentuk tabel atau
presentasi grafik, sebagai dasar untuk berbagai pengambilan keputusan.54
Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi,
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-
fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.55 Dan selain
itu, pengertian dari penelitian komperatif yaitu sejenis penelitian deskriptif
yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan
menganalisis faktor-faktor penyebab terjadi atau munculnya suatu fenomena
tertentu. 56
Untuk menguji dan menganalisis data digunakan SPSS 16.0. Tahap
analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini, yakni :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi
sebuah data mengikuti atau mendekati normal, yakni distribusi data
54 Tony Wijaya, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis Teori dan Praktik
(Yogyakarta : Graha Ilmu, 2013) hlm 37 55http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-
MODES/PENELITIAN_PENDIDIKAN/BBM_4.pdf. Jan 14, 2018 56 ibid
50
dengan bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang
mempunyai pola seperti distribusi normal yakni data tersebut tidak
condong ke kiri atau condong ke kanan (Situmorang, 2010). Uji
normalitas terhadap data dilakukan dengan menggunakan uji
statistic Kolmogorov Smirnov Good ness of fit Test. Uji normalitas
data menggunakan Kolmogorov Smirnov Good ness of fit
merupakan pengujian yang banyak digunakan. Kelebihan dari uji
ini adalah sederhana dan tidak menimbulkan perbedaan persepsi
diantara satu pengamat dengan pengamat yang lain, seperti yang
terjadi pada uji normalitas dengan menggunakan grafk. Uji
normalitas data menggunakan Kolmogorov Smirnov Good ness of
fit dengan membandingkan asympatic significance dengan α =
0,05. Dasar penarikan kesimpulan adalah data dikatakan
berdistribusi normal apabila nilai asympatic significance > 0,05
dan sebaliknya.57 Jika hasil uji menunjukkan data berdistribusi
normal maka uji beda yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah uji non parametric (Wilcoxon sign test).
2. Uji Paired Sample T test
Uji Paired Sample T test (Uji t untuk dua sampel yang
berpasangan) merupakan uji yang digunakan untuk dua sample
data yang berpasangan. Pada uji ini menggunkan sample yang
sama, namun diberi perlakuan yang berbeda. Biasanya peneliti
ingin membandingkan data sebelum diberi perlakuan (pretest) dan
sesudah diberi perlakuan (postest). Pengujian ini sering dilakukan
pada penelitian-penelitian event study atau eksperimental dengan
perlakuan tertentu.58
57 Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, (Semarang: Universitas Diponegoro, 2005), hlm. 110.
58 Tony Wijaya, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis Teori dan Praktik (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2013) hlm 74
51
Adapun prosedur pengujian menggunakan uji paired sample t testyaitu
sebagai berikut :
1) Distribusi data harus normal, seperti halnya uji statistic parametric
yang lain, uji independent sample t-test menggunakan persyaratan
data yang digunakan harus berdistribusi normal. Uji normalitas
bias dilakukan dengan melihat nilai z-score kurtosis atau skewness,
Kolmogorov smirnov, dan sebagainya. Apabila data tidak normal,
bisa dilakukan transformasi data terlebih dahulu kemudian di uji
normalitasnya lagi. Namun, apabila setelah trasnformasi data tetap
tidak berdistribusi normal maka independent sample t-test tidak
bisa dilanjutkan dan bisa menggunakan uji statistik nonparametric.
2) Sampel harus independent (bebas) , yaitu menggunakan dua
kelompok yang saling independent (bebas), sehingga tidak ada
keterkaitan antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.
Penentuan dua kelompok independent ini bisa dilakukan sebelum
proses pengambilan data.
E. Operasional Variabel Penelitian Tabel 3.2 :
No. Variabel Indikator Pengukuran Definisi Operasional
1. Harga Saham
Harga saham penutupan dari masing-masing emiten
Harga saham merupakan nilai sekarang dari arus kas yang akan dierima oleh pemilik saham dikemudian hari.
2. TVA Jumlah saham diperdagangkan dibagi jumlah saham beredar.
TVA digunakan untuk mengukur likuiditas suatu saham. Nilai TVA yang semakin besar menunjukkan bahwa saham tersebut semakin likuid.
3. PER Nilai pasar per saham dibagi laba per lembar saham.
PER berfokus pada laba bersih yang dihasilkan perusahaan. Rasio ini dapat melihat dengan
52
jelas hasil akhir pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan.
4. PBV Harga suatu saham dibagi book value nya (harga buku saham.
PBV merupakan rasio financial yang digunakan untuk mengukur nilai (aset) yang dimiliki perusahaan, dengan cara membandingkan harga saham sekarang dengan nilai buku.
5. Kapitalisasi Pasar
Harga saham di kali kan dengan jumlah saham beredar.
Kapitalisasi pasar dapat dijadikan acuan untuk perbandingan saham dengan bisnis yang sama pada sektor yang sama ataupun dari saham antar sektor yang berbeda.
53
BAB IV
Analisis dan Pembahasan
A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian
1) Tempat dan Waktu Penelitian
Sampel dalam penelitian ini diambil dari saham konsisten yang
terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) pada tahun 2015-2017.
Berdasarkan hasil pengkajian saham yang konsisten dalam kurun
waktu 2015-2017 (pada saat sebelum dan sesudah diberlakukannya
amnesti pajak) maka terpilih sampel sebanyak 23 saham. Informasi
data yang dibutuhkan didapatkan dari ringkasan laporan keuangan
masing-masing emiten yang diperoleh dari situs resmi BEI yaitu
www.idx.co.id.
2) Gambaran Umum JII (Jakarta Islamic Index)
Pada tanggal 3 Juli 2000, PT Bursa Efek Indonesia bekerja sama
dengan PT Danareksa Investment Management (DIM)
meluncurkan indeks saham yang dibuat berdasarkan syariah Islam
yaitu Jakarta Islamic Index (JII). Akan tetapi untuk mendapatkan
data historikal yang cukup panjang, hari dasar yang dgunakan
adalah tanggal 2 Januari 1995 dengan nilai indeks sebesar 100.
Indeks ini diharapkan menjadi tolak ukurr kinerja saham-saham
yang berbasis syariah serta untuk lebih mengembangkan pasar
modal syariah. Jakarta Islamic Index terdiri dari 30 saham yang
dipilih dari saham-saham yang sesuai dengan syariah Islam. Pada
awal peluncurannya, pemilihan saham yang masuk dalam kriteria
syariah melibatkan pihak Dewan Pengawas Syariah PT Danareksa
Investment Management. Akan tetapi seiring perkembangan pasar,
tugas pemilihan saham-saham tersebut dilakukan oleh Bapepam-
LK, bekerja sama dengan Dewan Syariah Nasional. Hal ini
54
tertuang dalam Peraturan Bapepam – LK Nomor II.K. 1 tentang
kriteria dan penerbitan daftar efek syariah.59
B. Analisis dan Pembahasan
1) Perbandingan Selisih PER,TVA,PBV, dan Kapitalisasi Pasar Sebelum
dan Sesudah Kebijakan Amnesti Pajak Periode Oktober 2015 – Maret
2017
a) Price Earning Ratio (PER) Tabel 4.1
Price Earning Ratio (PER) Sebelum dan Sesudah Kebijakan Amnesti Pajak Sebelum Kebijakan Amnesti Pajak Sesudah Kebijakan Amnesti Pajak Selisih
Saham Q4 Q1 Q2 Total Q3 Q4 Q1 TOTAL ADRO 5,41 9,81 11,97 27,19 8,58 9,13 9,85 27,56 0,37 AKRA 20,67 26,55 21,98 69,2 25,02 23,61 25,73 74,36 5,16 ASII 15,9 20,29 5,37 41,56 24,07 24,51 21,11 69,69 28,13
BSDE 15,03 250,27 25,76 291,06 32,59 23,74 24,52 80,85 -210,21 ICBP 23,62 29,54 27,91 81,07 26,58 28,52 25,24 80,34 -0,73 INCO 16,03 24,96 -55,48 -14,49 0 14,49 INDF 21,61 21,37 17,12 60,1 14,66 16,32 17,23 48,21 -11,89 INTP 8,51 16,67 13,15 38,33 16,21 12,52 15,21 43,94 5,61 KLBF 33,53 33,8 35,07 102,4 31,83 32,63 33,54 98 -4,4 LPKR 269,8 45,04 22,95 337,79 21,4 25,32 36,43 83,15 -254,64 LSIP 16,89 19,92 45,28 82,09 38,19 26,34 24,73 89,26 7,17
PTGAS 13,21 11,45 12,53 37,19 11,48 12,52 14,12 38,12 0,93
PTPP 57,38 10,29 59,39 127,06 46,66 47,21 41,62 135,49 8,43 PWON 15,34 18,47 18,14 51,95 19,23 15,21 13,57 48,01 -3,94 SILO 101,54 119,89 85,82 307,25 97,46 93,57 95,21 286,24 -21,01
SMGR 13,63 13,35 15,24 42,22 13,41 14,52 13,86 41,79 -0,43 SMRA 19 26,7 51,63 97,33 45,72 57,21 35,12 138,05 40,72 SSMS 37,71 32,69 35,13 105,53 31,92 36,12 31,52 99,56 -5,97 TLKM 17,55 21,64 21,88 61,07 21,87 23,53 24,75 70,15 9,08 UNTR 19,1 14,81 17,81 51,72 18,89 16,21 13,85 48,95 -2,77 UNVR 50,62 55,97 51,53 158,12 54,76 46,43 49,41 150,6 -7,52 WIKA 79,79 25,68 35,26 140,73 41,85 58,24 56,35 156,44 15,71 WSKT 41,44 25,97 29,97 97,38 67,97 25,74 56,21 149,92 52,54 Rata-rata
39,70913
38,0491
26,32217
104,08043
32,288636
30,415909
30,87182
93,5763636
-10,50407
59 Sahamok.com
55
Pada tabel 4.1 dapat dijelaskan total nilai price earning ratio periode
sebelum dan sesudah kebijakan amnesti pajak. Total rata-rata price earning ratio
sebelum kebijakan amnesti pajak adalah sebesar 104,08043. Sedangkan total rata-
rata price earning ratio sesudah kebijakan amnesti pajak adalah sebesar
93,5763636. Total rata-rata price earning ratio sebelum maupun sesudah
kebijakan amnesti pajak cenderung mengalami penurunan setiap triwulannya.
b) Trade Volume Activity (TVA) Tabel 4.2
Trade Volume Activity (TVA) Sebelum dan Sesudah Kebijakan Amnesti Pajak Sebelum Kebijakan Amnesti Pajak Sesudah Kebijakan Amnesti Pajak Selisih
Saham Q4 Q1 Q2 Total Q3 Q4 Q1 Total ADRO 462234 205314 929166 1596715 525096 302812 642491 1470399 -1263155 AKRA 545512 368473 968501 1882488 735043 222431 531020 1488496 -3939918 ASII 373266 238841 687023 1299131 428260 197874 357675 9838100 -3153210
SDE 634721 455418 155612 2646265 101498 119517 514841 2725004 787386 ICBP 547725 347016 981538 1876280 604378 235546 571931 1411856 -4644232 INCO 123915 481263 6051787 536346 278586 8149331 2097544 INDF 932557 480269 172399 3136818 827588 413119 101336 2254076 -8827415 INTP 623465 402942 160239 2628804 674474 159244 457898 1291617 -1337187 KLBF 723423 581091 146734 2771863 105420 281361 591304 192686 -8449948 LPKR 592021 431805 142620 2450035 932628 927481 706411 2566520 1164855 LSIP 523854 427481 281361 1232697 413119 336346 474324 1223790 -89070
PTGAS 746621 714623 291516 4376408 147093 536346 969506 2976785 -1399623 PTPP 368945 181317 481263 1031526 369153 278586 263284 9110250 -1205019
PWON 635584 272762 834495 1742841 472140 191863 375621 1039624 -7032172 SILO 223557 123915 106481 4539551 215481 194567 152595 5626435 1086884
SMGR 523596 475510 201846 3017573 876109 334269 679156 1889534 -1128038 SMRA 447395 272762 949555 1669713 581142 218182 423585 1222909 -4468032 SSMS 723493 829030 983767 2536291 785624 829456 942174 2557255 209636 TLKM 213257 249094 887506 1349858 579659 222660 492312 1294633 -5522524 UNTR 824174 396327 157132 2791828 811088 719883 152126 3052236 2604085 UNVR 824145 734286 193829 2754998 103568 500492 103481 2570991 -1840074 WIKA 136284 139454 139346 4150852 245495 290800 352132 8884288 4733436 WSKT 425183 416190 346656 1188029 248767 294624 470294 1013686 -1743432
Rata-rata 754000 576489 171513 3012838 106559 562892 963086 2549700 -4631381
56
Pada tabel 4.2 diatas, dapat dijelaskan total nilai trade volume activity
periode sebelum dan sesudah kebijakan amnesti pajak. Total rata-rata trade
volume activity sebelum kebijakan amnesti pajak adalah sebesar 30122838.
Sedangkan total rata-rata trade volume activity sesudah kebijakan amnesti pajak
men adalah sebesar 2549700. Total rata-rata trade volume activity sebelum
maupun sesudah kebijakan amnesti pajak cenderung mengalami penurunan setiap
triwulannya.
c) Price to Book Value (PBV) Tabel 4.3
Price to Book Value (PBV) Sebelum dan Sesudah Kebijakan Amnesti Pajak
Sebelum Kebijakan Amnesti Pajak Sesudah Kebijakan Amnesti Pajak Selisih Saham Q4 Q1 Q2 Total Q3 Q4 Q1 Total ADRO 0,38 0,45 0,85 1,68 0,6 0,21 0,63 1,44 -0,24 AKRA 3,31 3,77 3,24 10,32 3,41 3,14 3,74 10,29 -0,03 ASII 1,92 2,32 1,31 5,55 2,31 2,14 2,51 6,96 1,41 BSDE 1,53 4,65 1,84 8,02 5,14 2,41 3,62 11,17 3,15 ICBP 4,91 5,41 6,54 16,86 5,78 4,21 3,51 13,5 -3,36 INCO 0,6 0,69 1,23 2,52 1,41 1,31 2,45 5,17 2,65 INDF 1,18 1,47 1,75 4,4 1,43 1,34 1,52 4,29 -0,11 INTP 1,49 3,04 2,58 7,11 2,5 2,74 2,92 8,16 1,05 KLBF 6,39 6,19 7,16 19,74 6,23 7,21 8,24 21,68 1,94 LPKR 1,27 1,27 1,14 3,68 1,36 1,56 2,31 5,23 1,55 LSIP 1,48 1,63 1,42 4,53 1,63 1,45 2,62 5,7 1,17 PTGAS 1,71 1,52 1,58 4,81 1,12 2,13 2,01 5,26 0,45 PTPP 5,54 1,23 7,14 13,91 1,27 4,32 3,54 9,13 -4,78 PWON 2,66 2,47 3,19 8,32 2,12 3,13 2,82 8,07 -0,25 SILO 7,42 4,85 6,55 18,82 5,21 3,16 6,21 14,58 -4,24 SMGR 2,21 2,2 2,17 6,58 1,96 3,55 4,21 9,72 3,14 SMRA 2,94 3,04 3,34 9,32 3,21 4,13 3,47 10,81 1,49 SSMS 6,26 6,04 6,28 18,58 5,9 6,26 5,72 17,88 -0,7 TLKM 3,1 3,59 4,58 11,27 4 5,21 4,23 13,44 2,17 UNTR 3,61 1,45 1,67 6,73 1,39 1,83 1,42 4,64 -2,09 UNVR 49,05 67,85 69,51 186,41 53,76 50,62 48,13 152,51 -33,9 WIKA 3,96 2,95 3,31 10,22 3,73 3,75 3,59 11,07 0,85 WSKT 2,62 2,8 7,62 13,04 3,59 3,84 4,87 12,3 -0,74 Rata-rata 5,02348 5,6904 6,34783 17,062 5,17652 5,2022 5,4039 15,7826 -1,2791
57
Pada tabel 4.3 diatas, dapat dijelaskan total nilai PBV periode sebelum dan
sesudah kebijakan amnesti pajak mengalami penurunan. Total rata-rata PBV
sebelum kebijakan amnesti pajak adalah sebesar 17,062 menjadi 15,7826 . apabila
dilihat dari rata-rata per-triwulan pada periode sebelum selalu mengalami
peningkatan, begitu juga pada nilai rata-rata per-triwulan pada periode sesudah
amnesti pajak juga mengalami peningkatan, adapun dilihat dari nilai total rata-rata
sebelum dan sesudah amnesti pajak nilai PBV mengalami penurunan sebesar
1,2791.
d) Kapitalisasi Pasar Tabel 4.3
Kapitalisasi Pasar Sebelum dan Sesudah Kebijakan Amnesti Pajak
Sebelum Kebijakan Amnesti Pajak Sesudah Kebijakan Amnesti Pajak Selisih Saham Q4 Q1 Q2 Total Q3 Q4 Q1 Total ADRO 1647277 2063094 3854308 75646799 2718806 5597543 5053782 13370132 5805452 AKRA 2833429 2744576 2573696 81517017 2553745 2494863 2610092 76587014 -4930003 ASII 2429013 2935057 3339893 87039639 2995782 2317832 3613157 89267724 2228084
BSDE 3464405 3531768 4234273 11230447 4061052 3734721 3522145 11317919 874725 ICBP 7857210 8863050 1049657 17769917 9123568 9504455 6784273 25412297 7642379 INCO 16,2459 1738859 2931219 46700792 0 -4670079 INDF 4543870 6343858 7638971 18526699 6365809 7024341 7551166 20941317 2414617 INTP 8218349 7261229 6386937 21866516 6212078 6110844 6791872 19114795 -2751720 KLBF 6187516 6773455 8039083 21000054 7171893 7218768 7617207 22007869 1007815 LPKR 2388540 2411618 2284691 70848508 2642395 2354779 2462374 74595496 3746988 LSIP 9006180 5568121 4457679 19031980 5346124 2245578 5214743 12806445 -6225535
PTGAS 6654294 6339154 6957312 19950761 5672512 6133101 5454339 17259953 -2690807
PTPP 1876444 1869180 1745967 54915925 1888550 1647832 1663284 51996672 -2919253 PWON 2388716 2330924 3250773 79704143 2961815 2984115 2963815 89097463 9393320 SILO 1132978 2356823 2134667 56244693 1634723 1723545 1512494 48707631 -7537062
SMGR 6761932 6035321 5990835 18788089 5545971 5338368 5931520 16815859 -1972230 SMRA 2380419 2286644 2531900 71989641 2611247 2223545 2463496 72982898 993257 SSMS 1857375 1833562 1522468 52134063 1614486 1782732 1032585 44298044 -7836019
TLKM 312983989
335159988
434447984
1082591961
40183986
416303985 4556159
84 91210395
5
-1704880
06 UNTR 6322579 5707106 6602339 18632025 5520600 9884858 1023922 25644679 7012653
UNVR 2823100 3275177 3399165 64381940 3439222
50 3305697
50 3723440
00 10468360
00 4030166
00
WIKA 16233954
21854263
14938244 53026461
18201706
21617583
24948754 64768043
11741582
WSKT 22666064
27212849
35562140 85441053
34612006
27235658
31491292 93338956 7897903
58
Rata-rata
70511585
74596566
67594698
209637128
64765315
81242725,4
90339418
226071482
16434354
Pada tabel 4.4 dapat dijelaskan total dari nilai kapitalisasi pasar periode
sebelum dan sesudah kebijakan amnesti pajak mengalami penurunan. Total rata-
rata kapitalisasi pasar sebelum kebijakan amnesti pajak adalah sebesar 209637128
menjadi 226071482 . Apabila dilihat dari rata-rata triwulan 4 ke triwulan 1
mengalami kenaikan dari 70511585 menjadi 74596566, dan nilai kapitalisasi pada
triwulan 2 dan 3 mengalami penurunan dan naik kembali pada triwulan ke-4
sampai dengan masa amnesti pajak berakhir. Sedangkan, apabila dilihat dari nilai
total rata-rata sebelum dan sesudah amnesti pajak nilai kapitalisasi pasar
mengalami kenaikan sebesar 16434354.
2) Mean Sebelum dan Sesudah Kebijakan Amnesti Pajak Tabel 4.5
Mean Sebelum dan Sesudah Kebijakan Amnesti Pajak Nama Variabel Mean Korelasi Signifikasi
Sebelum
Sesudah
PER 3.2445 3.2720 0.613 0.714
TVA 15.6687 15.5985 0.743 0.376
PBV 1.1132 1.1460 0.878 0.557
Kapitalisasi Pasar 17.5209 17.5888 0.707 0.489 Sumber : Data diolah peneliti
Berdasarkan tabel 4.5 nilai mean PER mengalami kenaikan dari 3.2445
menjadi 3.2720. Mean TVA mengalami penurunan dari 15.6687 menjadi 15.5985,
sedangkan mean PBV mengalami peningkatan dari 1.1132 menjadi 1.1460. Dan
nilai mean Kapitalisasi Pasar mengalami peningkatan dari 17.5209 menjadi
17.5888.
59
3) Pengujian Hipotesis Sebelum dan Sesudah Kebijakan Amnesti Pajak
a) Uji Normalitas
Uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data
mengikuti atau mendekati normal, yakni distribusi data dengan bentuk
lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti
distribusi normal yakni data tersebut tidak condong ke kiri atau condong
ke kanan (Situmorang, 2010).
Uji ini dilakukan dengan melalui pendekatan Kolomogorov Smirnov, jika hasil signifikansi Kolmogorov Smirnov > 0,05 maka asumsi diterima (Ghozali, 2013: 164).
Tabel 4.6 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
PER X TVA X
PBV
X KP X PERY TVA Y
PBV
Y KP Y
N 66 66 66 66 66 66 66 66
Normal Parametersa Mean 3.2445 15.6687 1.1132 17.5209 3.2720 15.5985 1.1460 17.5888
Std. Deviation .75350 .94493 .93355 1.00811 .57416 .80433 .88224 1.05560
Most Extreme
Differences
Absolute .100 .096 .117 .114 .085 .102 .142 .116
Positive .100 .096 .117 .114 .085 .102 .142 .116
Negative -.066 -.077 -.101 -.084 -.058 -.049 -.091 -.098
Kolmogorov-Smirnov Z .812 .781 .954 .922 .692 .828 1.153 .944
Asymp. Sig. (2-tailed) .525 .576 .323 .363 .724 .499 .140 .335
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Data diolah peneliti
Berdasarkan tabel 4.6 hasil perhitungan kolmogorov – smirnov menunjukkan
bahwa data penelitian tersebut terdistribusi normal, apabila dilihat dari uji
normalitas yang menggunakan pendekatan kolmogorov – smirnov dikatakan
normal karena dari nilai kolmogorov-Smirnov Z dan nilai Asymp Sig (2-tailed)
masing-masing variabel lebih dari 0,05 baik pada periode sebelum ataupun
sesudah kebijakan amnesti pajak, yaitu :
60
a. variabel PERX, dengan nilai kolmogorov-Smirnov Z 0,812 dan nilai
Asymp Sig (2-tailed) sebesar 0,525.
b. Variabel TVAX, dengan nilai kolmogorov-Smirnov Z 0,781 dan nilai
Asymp Sig (2-tailed) sebesar 0,576.
c. variabel PBVX, dengan nilai kolmogorov-Smirnov Z 0,954 dan nilai
Asymp Sig (2-tailed) sebesar 0,323.
d. variabel Kapitalisasi pasar X, dengan nilai kolmogorov-Smirnov Z 0,922
dan nilai Asymp Sig (2-tailed) sebesar 0,363.
e. variabel PER Y, dengan nilai kolmogorov-Smirnov Z 0,692 dan nilai
Asymp Sig (2-tailed) sebesar 0,724
f. Variabel TVA Y, dengan nilai kolmogorov-Smirnov Z 0,828 dan nilai
Asymp Sig (2-tailed) sebesar 0,499.
g. variabel, PBV Y dengan nilai kolmogorov-Smirnov Z 1,153 dan nilai
Asymp Sig (2-tailed) sebesar 0,140.
h. variabel Kapitalisasi Pasar Y, dengan nilai kolmogorov-Smirnov Z 0,944
dan nilai Asymp Sig (2-tailed) sebesar 0,335.
b) Uji Beda
Uji Paired Sample T test (Uji t untuk dua sampel yang berpasangan)
merupakan uji yang digunakan untuk dua sample data yang berpasangan. Pada uji
ini menggunkan sample yang sama, namun diberi perlakuan yang berbeda.
Biasanya peneliti ingin membandingkan data sebelum diberi perlakuan (pretest)
dan sesudah diberi perlakuan (postest). Pengujian ini sering dilakukan pada
penelitian-penelitian event study atau eksperimental dengan perlakuan tertentu.60
60 Tony Wijaya, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis Teori dan Praktik (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2013) hlm 74
61
Price Earning Ratio (PER) Sebelum dan Sesudah Kebijakan Amnesti
Pajak Tabel 4.7
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 PER X 3.2445 66 .75350 .09275
PER Y 3.2720 66 .57416 .07067 Sumber : Data diolah peneliti
(PER X = PER sebelum tax amnesty) , (PER Y = PER setelah amnesty)
Dari tabel 4.7 Rata – rata nilai PER sebelum dan sesudah tax amnesty
mengalami kenaikan, dari 3,2445 menjadi 3,2720.
Tabel 4.8
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 PER X & PER Y 66 .613 .000 Sumber : Data diolah peneliti
Dari tabel 4.8 output Paired Samples Correlations tersebut di atas dapat
kita ketahui bahwa korelasi antara sebelum dan sesudah diberlakukannya tax
amnesty sebesar 0.613 sehingga terdapat hubungan yang sedang dan signifikan.
Tabel 4.9 Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Pair
1
PER X –
PER Y
-
.02746 .60561 .07455 -.17634 .12141 -.368 65 .714
Sumber : Data diolah peneliti
Dari tabel 4.9 Paired Samples Test di atas dapat kita ketahui bahwa sig. (2-
tailed) adalah 0.714. Hal ini berarti nilainya lebih besar dari 0.05 (? = 5%).
62
Sehingga dapat kita simpulkan bahwa selisih sebelum dan sesudah adanya tax
amnesty pajak tidak terbukti dapat meningkatkan nilai PER.
Trade Volume Activity (TVA) Sebelum dan Sesudah Kebijakan Amnesti
Pajak
Tabel 4.10 Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 TVA X 15.6687 66 .94493 .11631
TVA Y 15.5985 66 .80433 .09901 Sumber : Data diolah peneliti
Dari tabel 4.10 Rata – rata nilai TVA sebelum dan sesudah tax amnesty
mengalami penurunan dari 15,6687 menjadi 15,5985.
Tabel 4.11 Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 TVA X & TVA Y 66 .743 .000 Sumber : Data diolah peneliti
Dari tabel 4.11 output Paired Samples Correlations tersebut di atas dapat
kita ketahui bahwa korelasi antara sebelum dan sesudah diberlakukannya tax
amnesty sebesar 0, 743 sehingga terdapat hubungan yang sedang dan signifikan.
63
Tabel 4.12 Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 TVA X –
TVA Y .07024 .64044 .07883 -.08720 .22768 .891 65 .376
Sumber : Data diolah peneliti
Dari tabel 4.12 Paired Samples Test di atas dapat kita ketahui bahwa sig.
(2-tailed) adalah 0.376. Hal ini berarti nilainya lebih besar dari 0.05 (? = 5%).
Sehingga dapat kita simpulkan bahwa selisih sebelum dan sesudah adanya tax
amnesty pajak tidak terbukti dapat meningkatkan nilai TVA.
Price to Book Value (PBV) Sebelum dan Sesudah Kebijakan Amnesti Pajak
Tabel 4.13 Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 PBV X 1.1132 66 .93355 .11491
PBV Y 1.1460 66 .88224 .10860 Sumber : Data diolah peneliti
Dari tabel 4.13 Rata – rata nilai PBV sebelum dan sesudah tax amnesty
mengalami kenaikan dari 1,1132 menjadi 1,1460.
64
Tabel 4.14 Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 PBV X & PBV Y 66 .878 .000 Sumber : Data diolah peneliti
Dari tabel 4.14 output Paired Samples Correlations tersebut di atas dapat
kita ketahui bahwa korelasi antara sebelum dan sesudah diberlakukannya tax
amnesty sebesar 0, 878 sehingga terdapat hubungan yang kuat dan signifikan.
Tabel 4.15
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 PBV X –
PBV Y -.03275 .45117 .05553 -.14366 .07816 -.590 65 .557
Sumber : Data diolah peneliti
Dari tabel 4.15 Paired Samples Test di atas dapat kita ketahui bahwa sig.
(2-tailed) adalah 0,557. Hal ini berarti nilainya lebih besar dari 0.05 (? = 5%).
Sehingga dapat kita simpulkan bahwa selisih sebelum dan sesudah adanya tax
amnesty pajak tidak terbukti dapat meningkatkan nilai PBV
Kapitalisasi Pasar Sebelum dan Sesudah Kebijakan Amnesti Pajak Tabel 4.16
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 KP X 17.5209 66 1.00811 .12409
KP Y 17.5888 66 1.05560 .12994 Sumber : Data diolah peneliti
65
Dari tabel 4.16 rata – rata nilai kapitalisasi sebelum dan sesudah tax
amnesty mengalami kenaikan dari 17,5209 menjadi 17,5888.
Tabel 4.17
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 KP X & KP Y 66 .707 .000 Sumber : Data diolah peneliti
Dari tabel 4.17 output Paired Samples Correlations tersebut di atas dapat
kita ketahui bahwa korelasi antara sebelum dan sesudah diberlakukannya tax
amnesty sebesar 0, 707 sehingga terdapat hubungan yang sedang dan signifikan.
Tabel 4.18
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Pair
1
KP X –
KP Y
-
.06787 .79178 .09746 -.26251 .12678 -.696 65 .489
Sumber : Data diolah peneliti
Dari tabel 4.18 Paired Samples Test di atas dapat kita ketahui bahwa sig. (2-
tailed) adalah 0.489. Hal ini berarti nilainya lebih besar dari 0.05 (? = 5%).
Sehingga dapat kita simpulkan bahwa selisih sebelum dan sesudah adanya tax
amnesty pajak tidak terbukti dapat meningkatkan nilai kapitalisasi pasar.
66
Tabel 4.19 Kriteria Hubungan
Kriteria Hubungan
0 Tidak ada Korelasi
0 – 0.5 Korelasi Lemah
0.5 – 0.8 Korelasi sedang
0.8 – 1 Korelasi Kuat / erat
1 Korelasi Sempurna
4) Pembahasan Hasil Data
i. Perbandingan Price Earning Ratio (PER)
Rata – rata nilai PER sebelum dan sesudah tax amnesty mengalami
kenaikan dari 3,2445 menjadi 3,2720. Korelasi antara sebelum dan
sesudah diberlakukannya tax amnesty sebesar 0.613 sehingga terdapat
hubungan yang sedang dan signifikan. Selanjutnya, kita ketahui bahwa sig.
(2-tailed) adalah 0,714. Hal ini berarti nilainya lebih besar dari 0.05 ( 5%).
Sehingga dapat kita simpulkan bahwa selisih sebelum dan sesudah adanya
tax amnesty tidak terbukti dapat meningkatkan nilai PER.
PER sangat berguna untuk melihat bagaimana pasar dapat
menghargai kinerja perusahaan yang ditunjukkan dalam besarnya laba per
saham. PER yang tinggi menunjukkan suatu perusahaan memiliki prospek
yang tinggi untuk bertumbuh, sebaliknya perusahaan yang diharapkan
mempunyai pertumbuhan rendah maka akan mempunyai PER yang
rendah. Dari segi investor, PER yang terlalu tinggi tidak menarik karena
harga saham kemungkinan akan sulit untuk naik lagi. Ini kemungkinan
memperoleh capital gain akan lebih kecil lagi. Suatu pendekatan dari PER
berfungsi memprediksi berapa lama investasi yang akan dilakukan
kembali berdasarkan perkiraan harga saham dimasa mendatang dan
sebagai indikator pasar terhadap prospek pertumbuhan pasar.
67
ii. Perbandingan Trade Volume Activity (TVA)
Rata – rata nilai TVA sebelum dan sesudah tax amnesty
mengalami penurunan dari 15,6687 menjadi 15,5985. Kita ketahui bahwa
korelasi antara sebelum dan sesudah diberlakukannya tax amnesty sebesar
0,743 sehingga terdapat hubungan yang sedang dantidak signifikan.
Selanjutnya, kita ketahui bahwa sig. (2-tailed) adalah 0.376. Hal ini berarti
nilainya lebih besar dari 0.05 (? = 5%). Sehingga dapat kita simpulkan
bahwa selisih sebelum dan sesudah adanya tax amnesty pajak tidak
terbukti dapat meningkatkan nilai TVA. Listiana Sri .M (2009).
Hasil uji ini didukung oleh Sri Komala Dewi (2012) yang berjudul
Analisis Perbedaan Volume Perdagangan Saham dan Harga
Perdagangan Sahampada penelitian tersebut menemukan bahwa volume
perdagangan saham tidak mengalami perbedaan. Hal ini menunjukkan
bahwa volume perdagangan saham tidak selalu berhubungan positif
dengan suatu peristiwa. Selanjutnya, pada penelitian yang dilakukan oleh
Ayunda Tri Rizki Wahyuni yang berjudul Perbedaan Abnormal Return,
Trade Volume Activity dan Security Return Variability Sebelum dan
Sesudah Pengumuman Right Issue pada Perusahaan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012 menemukan bahwa tidak ada
perbedaan Trade Volume Activity sebelum dan sesudah pengumuman right
issue. Volume Aktivitas Perdagangan Saham dapat digunakan untuk
melihat apakah investor secara individu menilai suatu peristiwa sebagai
suatu yang informatif, dalam arti apakah informasi tersebut akan membuat
keputusan investasi yang berbeda dari keputusan investasi normal. Suatu
informasi mengandung nilai informatik jika jumlah lembar saham yang
diperdagangkan menjadi lebih besar atau lebih kecil pada saat peristiwa
terjadi, dibandingkan dengan waktu lainnya.
Menurut Foster (1986:377) ada beberapa informasi yang dapat
mempengaruhi volume perdagangan saham, antara lain : pengumuman
yang berhubungan dengan laba, peramalan oleh pejabat perusahaan,
pengumuman dividen, pendanaan, pengumuman yang berhubungan
68
dengan pemerintah, investasi, ketenaga kerjaan, pengumuman-
pengumuman yang berhubungan dengan hukum, pengumuman-
pengumuman tentang pemasaran-produksi–penjualan, pengumuman-
penguman tentang manajemen–direksi, pengumuman-pengumuman
merger–pengambil alihan–diversivikasi, pengumuman-penguman industri
sekuritas, dan pengumuman lain.Peningkatan rata-rata nilai transaksi
harian ini didukung oleh frekuensi transaksi pada Jumat (11/11/2016) yang
mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia, yaitu
433.674 kali.
Rata-rata nilai transaksi harian pada pekan tersebut juga melejit menjadi
Rp 7,4 triliun per hari, melampaui rekor terakhir sebelumnya Rp 6,6 triliun
per hari. Selain itu, rata-rata volume transaksi harian meningkat 20,61
persen menjadi 14,5 miliar unit saham dibandingkan dengan 11,9 miliar
unit saham pada pekan sebelumnya. Data ini masih mengonfirmasi
paparan Hamdi bahwa nilai rata-rata transaksi selama berlangsung
kebijakan tax amnesty mencapai lebih dari Rp 7 triliun, sementara
sebelumnya ada di kisaran Rp 5-6 triliun.61
iii. Perbandingan Price to Book Value (PBV)
Rata – rata nilai PBV sebelum dan sesudah tax amnesty mengalami
kenaikan, dari 1,1132 menjadi 1,1460. Korelasi antara sebelum dan
sesudah diberlakukannya tax amnesty sebesar 0, 972 sehingga terdapat
hubungan yang kuat dan signifikan. Kemudian, kita ketahui bahwa sig. (2-
tailed) adalah 0.878. Hal ini berarti nilainya lebih besar dari 0.05 (? = 5%).
Sehingga dapat kita simpulkan bahwa selisih sebelum dan sesudah adanya
tax amnesty pajak tidak terbukti dapat meningkatkan nilai PBV. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Regiza Palmi
61Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fluktuatif, Bursa Masih Menarik untuk Investasi?", https://ekonomi.kompas.com/read/2016/11/22/070300526/fluktuatif.bursa.masih.menarik.untuk.investasi.. Penulis : Mikhael Gewati
69
(2017) yang menyatakan bahwa perusahaan yang mengikuti program
pengampunan pajak mengalami penurunan nilai perusahaan dengan hasil
signifikan 0,037 yang mana nilai lebih kecil dari standar nilai signifikansi
sebesar 0,05. Dengan kata lain, perusahaan yang mengikuti program
pengampunan pajak mengalami penurunan nilai perusahaan yang
signifikan. Rasio PER ini membandingkan harga pasar sebuah saham
dengan nilai buku perlembar saham sebenarnya. Rasio ini merupakan
indikator untuk menunjukkan informasi penting perusahaa dalam
mengukur kinerja harga pasar saham (Ang, 1997). Rasio pasar yang
digunakan adalah Price to Book Value yang digunakan untuk mengukur
kinerja harga saham terhadap nilai bukunya. Untuk perusahaan-perusahaan
yang bekerja dengan baik, umumnya rasio ini mencapai diatas 1, yang
menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya.
Apabila PBV meningkat selanjutnya nilai PER akan meningkat (Ghesa
ramadhani, 2014).
iv. Perbandingan Kapitalisasi Pasar
Rata – rata nilai kapitalisasi sebelum dan sesudah tax amnesty
mengalami kenaikan dari 17,5209 menjadi 17,5888. Korelasi antara
sebelum dan sesudah diberlakukannya tax amnesty sebesar 0,707 sehingga
terdapat hubungan yang sedang dan signifikan. Sedangakan, kita ketahui
bahwa sig. (2-tailed) adalah 0.489. Hal ini berarti nilainya lebih besar dari
0.05 (? = 5%). Sehingga dapat kita simpulkan bahwa selisih sebelum dan
sesudah adanya tax amnesty pajak tidak terbukti dapat meningkatkan nilai
Kapitalisasi Pasar.
Kapitalisasi pasar yang besar umumnya menjadi salah satu daya
tarik para investor dalam memilih saham. Saham-saham dengan
kapitalisasi pasar yang yang besar umumnya merupakan penggerak pasar
(market mover) dan termasuk kedalam saham unggulan dan memiliki
kelebihan dalam hal likuiditas perdagangan. Fenomena Kapitalisasi pada
saham perusahaan yg terdaftar di JII Direktur Pengawasan Transaksi dan
70
Kepatuhan BEI Hamdi Hassyarbaini mengatakan, momentum tax amnesty
juga telah meningkatkan kapitalisasi pasar—harga keseluruhan saham di
BEI. “(Setelah kebijakan ini), angka kapitalisasi pasar telah mencapai Rp
5.766 triliun atau meningkat 18,35 persen dibandingkan pada akhir 2015,“
papar Hamdi Hassyarbaini seperti dimuat Kompas.com, Selasa (6/9/2016).
Bahkan, pada awal November 2016, kapitalisasi bursa sempat menembus
level di atas Rp 5.800 triliun, sekalipun pada pekan lalu nilainya turut
tergerus fluktuasi indeks akibat sentimen di Negeri Paman Sam. Itu pun,
rata-rata frekuensi transaksi harian masih meningkat 15,51 persen di
sepanjang periode 7-11 November 2016 menjadi 354.000 kali transaksi
dari 307.000 kali transaksi pada pekan sebelumnya.62
Meskipun ada potensi pertumbuhan kapitalisasi yang cukup
signifikan, namun Tito menilai, hasil repatriasi tersebut tidak akan terlalu
berdampak kepada perputaran uang yang berada di pasar saham. Sebab,
hal ini akan tetap bergantung pada volume transaksi harian di pasar saham.
(Market cap) kapitalisasi pasar tidak akan terlalu besar, karena sempat
menjadi depresiasi rupiah. Karena, kami bicara mengenai frekuensi
(transaksi harian) tidak dapat di prediksi (Tito : 2016).63
62Artikel ini telah tayang diKompas.com dengan judul "Fluktuatif, Bursa Masih Menarik Untuk Investasi?", https://ekonomi.kompas.com/read/2016/11/22/070300526/fluktuatif.bursa.masih.menarik.untuk.investasi.. Penulis : Mikhael Gewati 63 Rochimawati – Chandra G. Asmara, Tax Amnesty Disahkan, Bagaimana dengan Indeks
Saham? , 27 April 2016
71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan hasil pembahasan pada
penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada penelitian ini dapat kita simpulkan bahwa selisih sebelum
dan sesudah adanya peristiwa amnesti pajak tidak terbukti dapat
meningkatkan nilai Price Earning Ratio pada saham-saham syariah yang
masuk JII periode Oktober 2015 sampai dengan Maret 2017. Hal ini akan
menjadi potensi yang baik ketika melihat investor, PER yang tidak terlalu
tinggi akan menarik baginya. Sehingga diperkirakan harga saham akan
mudah untuk naik lagi. Ini memungkinkan para investor dalam
memperoleh capital gain akan lebih besar lagi. Hasil penelitian
menunjukkan Rata – rata nilai PER sebelum dan sesudah tax amnesty
mengalami kenaikan, dari 3,2445 menjadi 3,2720. Korelasi antara sebelum
dan sesudah diberlakukannya tax amnesty sebesar 0.613 sehingga terdapat
hubungan yang sedang dan signifikan. Selanjutnya, kita ketahui bahwa sig.
(2-tailed) adalah 0.714. Hal ini berarti nilainya lebih besar dari 0.05 ( 5%).
Sehingga dapat kita simpulkan bahwa selisih sebelum dan sesudah adanya
kebijakan amnesti pajak tidak terbukti dapat meningkatkan nilai PER.
2. Hasil penelitian menunjukkan rata – rata nilai TVA sebelum dan
sesudah tax amnesty mengalami kenaikan dari 15,6687 menjadi 15,5985.
Kita ketahui bahwa korelasi antara sebelum dan sesudah diberlakukannya
tax amnesty sebesar 0,743 sehingga terdapat hubungan yang sedang dan
tidak signifikan. Selanjutnya, kita ketahui bahwa sig. (2-tailed) adalah
0.376. Hal ini berarti nilainya lebih besar dari 0.05 (? = 5%). Sehingga
dapat kita simpulkan bahwa selisih sebelum dan sesudah adanya tax
amnesty pajak tidak terbukti dapat meningkatkan nilai TVA.
3. Hasil penelitian menunjukkan rata – rata nilai PBV sebelum dan
sesudah tax amnesty mengalami kenaikan, dari 1,1132 menjadi 1,1460.
72
Korelasi antara sebelum dan sesudah diberlakukannya tax amnesty sebesar
0,878 sehingga terdapat hubungan yang kuat dan signifikan. Kemudian,
kita ketahui bahwa sig. (2-tailed) adalah 0.557. Hal ini berarti nilainya
lebih besar dari 0.05 (? = 5%). Sehingga dapat kita simpulkan bahwa
selisih sebelum dan sesudah adanya tax amnesty pajak tidak terbukti dapat
meningkatkan nilai PBV. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Regiza Palmi (2017) yang menyatakan bahwa
perusahaan yang mengikuti program pengampunan pajak mengalami
penurunan nilai perusahaan dengan hasil signifikan 0,037 yang mana nilai
lebih kecil dari standar nilai signifikansi sebesar 0,05. Dengan kata lain,
perusahaan yang mengikuti program pengampunan pajak mengalami
penurunan nilai perusahaan yang signifikan.
4. Hasil penelitian menunjukkan rata – rata nilai kapitalisasi
sebelum dan sesudah tax amnesty mengalami kenaikan dari 17,5209
menjadi 17,5888. Korelasi antara sebelum dan sesudah diberlakukannya
tax amnesty sebesar 0, 846 sehingga terdapat hubungan yang kuat dan
signifikan. Sedangakan, kita ketahui bahwa sig. (2-tailed) adalah 0.707.
Hal ini berarti nilainya lebih besar dari 0.05 (? = 5%). Sehingga dapat kita
simpulkan bahwa selisih sebelum dan sesudah adanya tax amnesty pajak
tidak terbukti dapat meningkatkan nilai Kapitalisasi Pasar.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan dalam penelitian ini, maka saran yang dapat
diberikan adalah sebagai berikut :
1. Bagi investor yang sedang ataupun akan berinvestasi pada instrumen
saham harus memperhatikan kinerja perusahaan secara fundamental.
Karena seringkali para investor hanya memperhatikan kondisi perusahaan
hanya melalui sisi teknikal nya saja.
73
2. Bagi akademisi, hasil penelitian dapat menambah kajian literatur dan
keilmuan di bidang pasar modal syariah khususnya analisa perbedaan
harga saham pada suatu peristiwa.
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan meneliti perusahaan di sektor lain,
seperti sektor perbankan, property, manufaktur atau sektor lainnya yang
berpengaruh pada penelitian.
74
DAFTAR PUSTAKA
Agung A, Gst dkk. Reaksi Investor dalam Pasar Modal terhadap
Undang-undang Tax Amnesti e-journal s1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Vol 7 Nomor 1 Tahun 2017.
Artikel ini telah tayang di Economy.okezone.com Kapitalisasi Pasar dan
Kapitalisasi Perusahaan (Senin, 16 September 2013. 10:35 WIB)
Ayu Ketut Chandni Dewi, Gusti dan Gede Merta Sudiartha. Pengaruh
Cash Ratio, DER, dan EPS terhadap Cash Dividen Pada Perusahaan Food and
Beverages yang Terdaftar di BEI Selama Periode 2005-2010. E-journal
Universitas Udayana 2013.
Bahruni Sinukaban, Ishaq. Pengaruh Modal Kerja terhadap Kinerja
Keuangan. Skripsi S1 Fakultas Syariah & Hukum, Universitas Islam Negri Syarif
Hidayatullah, Jakarta. 2009.
Budiyanto, Aris dan Ismani – Ngadirin. Analisis Trading Volume
Acitivity dan Abnormal Return pada Saham Perusahaan-perusahaan yang
Tercatat dalam JII sebelum dan Setelah Bergabung dengan JII” Jurnal
Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. V No. 1 – Tahun 2006.
Darmadji, Tjiptono dan Hendy M.Fakhruddin, Pasar Modal di Indonesia
Pendekatan Tanya Jawab, Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat, 2006.
Diah, Putu dan I Ketut Jati. Reaksi Pasar Modal Terhadap Kebijakan
Tax Amnesty Pada Saat Pengumuman dan Akhir Periode 1, Ejurnal Akuntansi
Univ Udayana Vol 19. 1 April 2017. ISSN: 2302-8556.
F. Sharpe, William, Gordon J. Alexander dan Jeffery V. Bailey ,Investasi
Jilid 1 Edisi keenam.
Gewati, Mikhael. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul
Fluktutif bursa masih menarik untuk investasi?
https://ekonomi.kompas.com/read/2016/11/22/070300526/fluktuatif.bursa.masih.
menarik.untuk.investasi..
Hamid, Abdul. Pasar Modal Syariah , Lembaga Penelitian UIN Jakarta
cetakan 1, Jakarta 2009.
75
Halim, Abdul. Analisis Investasi di Aset Keuangan. Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2015.
Haming, Murdifin dan Salim Basalamah, Studi Kelayakan Investasi
Proyek dan Bisnis.Jakarta: PT Bumi Aksara. Rodoni, Ahmad. Investasi Syariah
cetakan pertama. Jakarta:UIN Jakarta. 2009.
Hidayat, Yusuf dan Erman Rajagukguk, Penerapan Pasar Modal Islam.
Malaysia: Sweet & Maxwell Asia, 2010.
http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-
MODES/PENELITIAN_PENDIDIKAN/BBM_4.pdf. Jan 14, 2018
Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS,
Universitas Diponegoro, 2005.
Kurnia Rahayu, Siti. Perpajakan Indonesia Konsep & Aspek Formal,
Graha Ilmu. Yogyakarta, 2010.
Lock, Dennis dan Nigel Farror. Seri Pedoman Manajemen Umm;
Manajemen Umum Buku 1. Cetakan kedua. Jakarta: PT. Gramedia. 1999
Manan, Abdul.Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar
Modal Syariah Indonesia. Jakarta: Prenada Media Group. 2009.
Manik, Sutra – Julie J. Sondakh – Sintje Rondonuwu. Analisis Reaksi
Harga Saham Sebelum dan Sesudah Tax Amnesty. ISSN 2303-1174.
Martalena, Maya Malinda Pengantar Pasar Modal. Yogyakarta. ANDI
Yogyakarta. 2011.
M. Fakhrudin, Hendy. Istilah Pasar Modal A-Z. Jakarta: Elexmedia
Komputindo, 2008.
Priantara, Diaz. Perpajakan Indonesia. Cetakan kedua. Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2013.
Poernawati dan Fahmi.Pengaruh PBV dan PER Terhadap Return Saham
Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI (Jurnal Manajemen
Gajayana, Vol.5 No. 2, November 2008. Hlm 106
Ramadhani, Herry. Analisis PBV dan ROE serta DPR Terhadap PER.
2016.Riza Oktaviani, Pramitadan Sasi Agustin Pengaruh PER, EPS, DPR
76
Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan, Jurnal Ilmu dan Riset
Manajemen Volume 6, Nomor 2, Februari 2017. ISSN : 2461-0593.
Rochimawati dan Chandra G. Asmara, Tax Amnesty Disahkan,
Bagaimana dengan Indeks Saham? . 27 April 2016.
Soemitra, Andri.Masa Depan Pasar Modal Syariah di Indonesia. Edisi
Pertama. Jakarta: Prenada Media Group. 2014.
Sugiyono.Metodologi Penelitian Bisnis.Bandung, Alfabeta, 2009.
Sugiyono, Metodologi Penlitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung :
Alfabeta, 2016.
Sukardi Kodrat, David dan Kurniawan Indonanjaya Manajemen Investas
(Pendekatan Teknikal dan Fundamental untuk Analisis saham) Graha Ilmu.
Sutedi, Adrian.Pasar Modal Syariah (Sarana Investasi Keuangan
Berdasarkan Prinsip Syariah), Sinar Grafika.
Tavinayati dan Yulia Qamariyanti. Hukum Pasar Modal di Indonesia
Jakarta. Sinar Grafika. 2013.
Tryfino.Cara Cerdas Berinvestasi Saham. Jakarta, Transmedia Pustaka :
2009.
Utomo, Wawan dkk. Pengaruh Leverage (DER) Price Book Value
(PBV), Ukuran Perusahaan (Size), Return on Equity (ROE), Deviden Payout
Ratio (DPR) dan Likuiditas (CR) Terhadap Price Earning Ratio (PER) Pada
Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI Tahun 2009-2014” Journal Of
Accounting.Volume 2 No. 2 Maret 2016.
Widjaya, Gunawan dan Almira Prajna. Reksadana & Peran Serta
Tanggung Jawab Manajer Investasi dalam Pasar Modal.
Widoatmojo, Sawidji.Cara sehat Investasi di Pasar Modal; Pengantar
Menjadi Investor Profesional. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. 2015.
Wijaya, Toni.Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis Teori dan
Praktik. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2013.
77
LAMPIRAN
Lampiran 1.1 : Data Penelitian
1. Variabel PER:
2015 2016 2017
okt - des jan - mar april - juni Juli - sept okt - des jan - mar
No Saham triwulan4 triwulan1 triwulan2 triwulan3 triwulan 4 triwulan1
1 ADRO 5.41 9.81 11.97 8.58 9.13 9.85
2 AKRA 20.67 26.55 21.98 25.02 23.61 25.73
3 ASII 15.9 20.29 5.37 24.07 24.51 21.11
4 BSDE 15.03 250.27 25.76 32.59 23.74 24.52
5 ICBP 23.62 29.54 27.91 26.58 28.52 25.24
6 INCO 16.03 24.96 -55.48 7. INDF 21.61 21.37 17.12 14.66 16.32 17.23
8. INTP 8.51 16.67 13.15 16.21 12.52 15.21
9 KLBF 33.53 33.8 35.07 31.83 32.63 33.54
10 LPKR 269.80 45.04 22.95 21.40 25.32 36.43
11 LSIP 16.89 19.92 45.28 38.19 26.34 24.73
12 PTGAS 13.21 11.45 12.53 11.48 12.52 14.12
13 PTPP 57.38 10.29 59.39 46.66 47.21 41.62
14 PWON 15.34 18.47 18.14 19.23 15.21 13.57
15 SILO 101.54 119.89 85.82 97.46 93.57 95.21
16 SMGR 13.63 13.35 15.24 13.41 14.52 13.86
17 SMRA 19 26.7 51.63 45.72 57.21 35.12
18 SSMS 37.71 32.69 35.13 31.92 36.12 31.52
19 TLKM 17.55 21.64 21.88 21.87 23.53 24.75
20 UNTR 19.1 14.81 17.81 18.89 16.21 13.85
21 UNVR 50.62 55.97 51.53 54.76 46.43 49.41
22 WIKA 79.79 25.68 35.26 41.85 58.24 56.35
23 WSKT 41.44 25.97 29.97 67.97 25.74 56.21
78
2. Variabel TVA:
2015 2016 2017
okt - des jan - mar april - juni Juli - sept okt - des jan - mar
No Saham triwulan4 triwulan1 triwulan2 triwulan3 triwulan 4 triwulan1 1 ADRO 4622347 2053147 9291660 5250966 3028122 6424911 2 AKRA 5455124 3684738 9685019 7350437 2224319 5310207 3 ASII 37326685 23884114 68702311 42826000 19787472 35767529 4 BSDE 6347213 4554187 15561256 10149894 11951738 5148410 5 ICBP 5477255 3470165 9815381 6043787 2355463 5719319 6 INCO
1239154 4812633 5363465 2785866
7. INDF 9325574 4802696 17239912 8275882 4131195 10133690 8. INTP 6234658 4029423 16023968 6744744 1592446 4578986 9 KLBF 7234235 5810916 14673488 10542040 2813611 5913040 10 LPKR 5920214 4318052 14262088 9326281 9274816 7064112 11 LSIP 5238547 4274816 2813611 4131195 3363465 4743244 12 PTGAS 7466214 7146239 29151631 14709316 5363465 9695069 13 PTPP 3689457 1813179 4812633 3691539 2785866 2632845 14 PWON 6355845 2727620 8344953 4721404 1918630 3756212 15 SILO 2235579 1239154 1064818 2154812 1945670 1525953 16 SMGR 5235965 4755107 20184658 8761092 3342692 6791560 17 SMRA 4473953 2727620 9495557 5811420 2181824 4235854 18 SSMS 7234932 8290307 9837678 7856243 8294567 9421743 19 TLKM 21325733 24909400 88750692 57965974 22266068 49231259 20 UNTR 8241745 3963275 15713261 8110885 7198833 15212648 21 UNVR 824145 7342867 19382976 10356842 5004923 10348149 22 WIKA 1362843 1394546 1393463 2454957 2908004 3521327 23 WSKT 4251832 4161903 3466562 2487679 2946242 4702944
79
3. Variabel PBV:
2015 2016 2017
okt - des jan - mar april - juni Juli - sept okt - des jan - mar
No Saham triwulan4 triwulan1 triwulan2 triwulan3 triwulan 4 triwulan1 1 ADRO 0.38 0.45 0.85 0.6 0.21 0.63 2 AKRA 3.31 3.77 3.24 3.41 3.14 3.74 3 ASII 1.92 2.32 1.31 2.31 2.14 2.51 4 BSDE 1.53 4.65 1.84 5.14 2.41 3.62 5 ICBP 4.91 5.41 6.54 5.78 4.21 3.51 6 INCO 0.6 0.69 1.23 1.41 1.31 2.45 7. INDF 1.18 1.47 1.75 1.43 1.34 1.52 8. INTP 1.49 3.04 2.58 2.5 2.74 2.92 9 KLBF 6.39 6.19 7.16 6.23 7.21 8.24 10 LPKR 1.27 1.27 1.14 1.36 1.56 2.31 11 LSIP 1.48 1.63 1.42 1.63 1.45 2.62 12 PTGAS 1.71 1.52 1.58 1.12 2.13 2.01 13 PTPP 5.54 1.23 7.14 1.27 4.32 3.54 14 PWON 2.66 2.47 3.19 2.12 3.13 2.82 15 SILO 7.42 4.85 6.55 5.21 3.16 6.21 16 SMGR 2.21 2.2 2.17 1.96 3.55 4.21 17 SMRA 2.94 3.04 3.34 3.21 4.13 3.47 18 SSMS 6.26 6.04 6.28 5.9 6.26 5.72 19 TLKM 3.1 3.59 4.58 4 5.21 4.23 20 UNTR 3.61 1.45 1.67 1.39 1.83 1.42 21 UNVR 49.05 67.85 69.51 53.76 50.62 48.13 22 WIKA 3.96 2.95 3.31 3.73 3.75 3.59 23 WSKT 2.62 2.8 7.62 3.59 3.84 4.87
80
4. Variabel Kapitalisasi Pasar:
2015 2016 2017
okt - des jan - mar april - juni Juli - sept okt - des jan - mar
No Saham triwulan4 triwulan1 triwulan2 triwulan3 triwulan 4 triwulan1 1 ADRO 16472770 20630945 38543084 27188068 55975434 50537820 2 AKRA 28334292 27445760 25736965 25537454 24948632 26100928 3 ASII 242901319 293505760 333989313 299578293 231783235 361315712 4 BSDE 34644053 35317688 42342732 40610529 37347215 35221454
5 ICBP 78572100 88630501 10496578 91235686 95044550 67842734
6 INCO 16,245,914 17388593 29312199 7. INDF 45438707 63438581 76389711 63658092 70243412 75511668
8. INTP 82183498 72612295 63869370 62120785 61108446 67918725 9 KLBF 61875161 67734551 80390834 71718937 72187688 76172073 10 LPKR 23885409 24116186 22846913 26423955 23547799 24623742 11 LSIP 9006180 5568121 4457679 5346124 2245578 5214743 12 PTGAS 66542940 63391544 69573129 56725129 61331016 54543393 13 PTPP 18764441 18691805 17459679 18885502 16478325 16632845 14 PWON 23887163 23309248 32507732 29618155 29841153 29638155 15 SILO 11329780 23568234 21346679 16347231 17235457 15124943 16 SMGR 67619328 60353216 59908352 55459712 53383680 59315200 17 SMRA 23804190 22866449 25319002 26112475 22235456 24634967 18 SSMS 18573750 18335625 15224688 16144865 17827325 10325854 19 TLKM 312983989 335159988 434447984 40183986 416303985 455615984 20 UNTR 63225791 57071068 66023392 55206000 98848581 102392209 21 UNVR 282310000 327517750 33991650 343922250 330569750 372344000 22 WIKA 16233954 21854263 14938244 18201706 21617583 24948754 23 WSKT 22666064 27212849 35562140 34612006 27235658 31491292
81
5. Data setelah di Ln
No Ln PER X
Ln TVA X Ln PBV X
Ln Kapitali-sasi X Ln PER Y
Ln TVA Y Ln PBV Y
Ln Kapitalisasi Y
1 1.688249093 15.346413 -0.967584026 16.61722 2.1494339 15.473923 -0.510825624 17.11828876
2 3.028683374 15.512
066 1.196948189 17.15958 3.2196755 15.81027 1.226712291 17.05565672
3 2.766319109 17.435
219 0.652325186 19.30817 3.1809663 17.572656 0.837247525 19.51788635
4 2.710048204 15.663
526 0.425267735 17.36064 3.4840055 16.132974 1.637053079 17.51953793
5 3.162093811 15.516
115 1.591273942 18.17953 3.2801591 15.614541 1.754403683 18.32895667
6 3.073156171 16.048
271 0.165514438 17.63187 2.6851227 15.928856 0.357674444 17.96903701
7 2.141241943 15.645
634 0.39877612 18.22447 2.7856283 15.724274 0.916290732 17.94459119
8 3.51244056 15.794
335 1.854734268 17.94063 3.4604092 16.170882 1.829376333 18.08826539
9 5.597680944 15.593
883 0.2390169 16.98878 3.0633909 16.048347 0.3074847 17.08978154
10 2.826721731 15.471
555 0.392042088 16.01342 3.6425737 15.234077 0.488580015 15.49188237
11 2.580974119 15.825
899 0.536493371 18.01336 2.4406064 16.503992 0.113328685 17.85372786
12 4.049695811 15.120
99 1.711994501 16.74747 3.8428873 15.121554 0.2390169 16.7539051
13 2.730463796 15.664
885 0.978326123 16.98885 2.9564716 15.367617 0.751416089 17.20389808
14 4.62045281 14.620
011 2.004179057 16.24295 4.579442 14.583214 1.650579856 16.60956908
15 2.612273246 15.471
062 0.792992516 18.0294 2.5960007 15.985831 0.672944473 17.83116741
16 2.944438979 15.313
783 1.078409581 16.98537 3.8225358 15.575336 1.166270937 17.07792373
17 3.629925311 15.794
432 1.834180185 16.73726 3.4632328 15.876819 1.774952351 16.5971126
18 2.86505395 16.875
425 1.131402111 19.56166 3.0851158 17.875367 1.386294361 17.50897912
19 2.949688335 15.924
723 1.283707772 17.96222 2.9386327 15.908718 0.329303747 17.8265822
20 3.924346755 13.622
102 3.892840186 19.45852 4.00296 16.153158 3.984529696 19.65592617
21 4.379398183 14.125
084 1.376244025 16.60262 3.7340918 14.71362 1.316408234 16.71702588
22 3.724246598 15.262
861 0.963174318 16.93638 4.2190664 14.726861 1.278152203 17.35971117
23 2.283402274 14.534
884 -0.798507696 17.12772 2.2115657 14.923453 -1.560647748 17.84042347
24 3.279029748 15.119
71 1.327075001 19.49741 3.1616704 14.614961 1.1442228 17.03232955
25 3.010128154 16.988
724 0.841567186 17.37989 3.1990812 16.80056 0.760805829 19.26131316
26 5.522540335 15.331
558 1.53686722 18.29999 3.1671614 16.296387 0.879626748 17.4357689
27 3.385745277 15.059
713 1.688249093 16.67132 3.3506056 14.672248 1.437462648 18.36985629
28 3.061988069 15.384
688 0.385262401 17.96558 2.7923913 15.234077 0.292669614 18.06747708
29 2.813610697 15.209
134 1.111857515 18.10064 2.5273274 14.280782 1.00795792 17.92816065
30 3.520460802 15.575
249 1.822935087 18.03111 3.4852321 14.849979 1.975468951 18.09478006
31 3.807550984 15.278
315 0.2390169 16.99839 3.2315946 16.042813 0.444685821 16.97454291
82
32 2.991724252 15.268
252 0.488580015 15.53257 3.2710887 15.028482 0.371563556 14.62447351
33 2.43798973 15.782
097 0.418710335 17.96484 2.5273274 15.495121 0.75612198 17.93179624
34 2.33117255 14.410
592 0.207014169 16.7436 3.8546057 14.840069 1.463255402 16.61755644
35 2.916147794 14.818
94 0.904218151 16.96436 2.7219531 14.467122 1.141033005 17.21139897
36 4.786574656 14.029
939 1.578978705 16.97541 4.5387098 14.481117 1.150572028 16.66247927
37 2.591516385 15.374
73 0.78845736 17.91572 2.675527 15.022287 1.266947603 17.79301564
38 3.284663565 14.818
94 1.111857515 16.94518 4.0467287 14.595672 1.418277407 16.91719869
39 3.487069221 15.930
598 1.798404012 16.72436 3.5868467 15.931111 1.834180185 16.69624295
40 3.074543454 17.030
756 1.278152203 19.63012 3.1582762 16.918574 1.650579856 19.84692628
41 2.695302628 15.192
581 0.371563556 17.85981 2.7856283 15.789429 0.604315967 18.40909975
42 4.024815833 15.809
24 4.217299386 19.60705 3.8379458 15.425933 3.924346755 19.61632824
43 3.245712479 14.148
079 1.08180517 16.89991 4.0645724 14.882977 1.32175584 16.88901757
44 3.256942026 15.241
483 1.029619417 17.1192 3.2480462 14.896041 1.345472367 17.12003763
45 2.48240352 16.044
628 -0.162518929 17.06344 2.2874715 15.675693 -0.46203546 17.73823252
46 3.090132949 16.086
091 1.17557333 19.62662 3.2476576 15.485141 1.319085611 17.07748143
47 1.680827909 18.045
293 0.270027137 17.56131 3.0497469 17.392551 0.920282753 19.70526268
48 3.248822901 16.560
295 0.609765572 16.16656 3.1994891 15.454198 1.286474026 17.37716594
49 3.328985048 16.099
461 1.877937165 17.19351 3.22843 15.55936 1.255616037 18.03270285
50 2.840247371 16.662
738 0.559615788 18.15136 2.8466521 16.131376 0.418710335 18.13979775
51 2.576421759 16.589
596 0.947789399 17.97235 2.7219531 15.336988 1.071583616 18.03382233
52 3.557346064 16.501
553 1.968509981 18.20241 3.5127388 15.592671 2.109000344 18.14850546
53 3.133317937 16.473
115 0.131028262 16.94433 3.5953926 15.770538 0.837247525 17.01922166
54 3.812865434 14.849
979 0.350656872 15.31014 3.2080171 15.372232 0.963174318 15.46700036
55 2.528125769 17.188
021 0.457424847 18.05789 2.6475922 16.087128 0.698134722 17.81450714
56 4.084125862 15.386
755 1.965712776 16.6754 3.7285808 14.783576 1.264126727 16.62688991
57 2.898119445 15.937
167 1.160020917 17.29699 2.6078615 15.138922 1.036736885 17.20457311
58 4.45225208 13.878
314 1.87946505 16.87641 4.556085 14.23813 1.826160896 16.53185579
59 2.72392355 16.820
433 0.774727168 17.90833 2.629007 15.731191 1.437462648 17.89837615
60 3.944102899 16.066
335 1.205970807 17.04707 3.5587708 15.259096 1.244154594 17.01967741
61 3.559055466 16.101
73 1.83736998 16.53843 3.4506223 16.058531 1.743968805 16.15016141
62 3.085572978 18.301
342 1.521698998 19.88959 3.2088255 17.712039 1.442201993 19.93716087
63 2.879760097 16.570
016 0.512823626 18.00552 2.6282852 16.537638 0.350656872 18.44432118
64 3.942164162 16.779
906 4.241470627 17.34163 3.9001528 16.152318 3.873905683 19.73532872
65 3.562749177 14.147
303 1.196948189 16.51944 4.0315822 15.074348 1.278152203 17.03233444
83
66 3.400196881 15.058
674 2.03077637 17.38679 4.0290947 15.363699 1.583093937 17.26522162
Lampiran 1.2: Output Hasil Uji Normalitas Sebelum di Ln One Sample
Kolmogorov Smirnov Test
UJI NORMALITAS Tabel 4.6
PERX PBVX
KapitalisasiX
TVAX PERY PBVY
KapitalisasiY
TVAY
N 66 66 66 66 66 66 66 66 Normal Parametersa
Mean 35.0780 5.9064 72347775.09
1.04E7 29.9782 5.4217 78782486
.26 8.76E
6 Std. Deviation
4.42415E1
1.26734E1 9.712E7 1.427
E7 1.95523
E1 1.01375
E1 1.072E8 1.067E7
Most Extreme Differences
Absolute .271 .401 .323 .289 .190 .391 .328 .297
Positive .271 .401 .323 .289 .190 .391 .328 .297
Negative -.251 -.331 -.242 -.251 -.137 -.304 -.238 -.249
Kolmogorov-Smirnov Z .649 .504 .922 1.015 1.545 .879 .664 .946
Asymp. Sig. (2-tailed) .793 .961 .363 .254 .157 .314 .732 .573
a. Test distribution is Normal.
Lampiran 1.3: Output Hasil Uji BedaPaired Sample t test PER
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 PERX 35.0780 66 44.24151 5.44575
PERY 29.9782 66 19.55230 2.40672
84
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 PERX & PERY 66 .173 .165
Sumber : Data diolah peneliti
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
PERX
–
PERY
5.09985 45.16866 5.55988 -6.00400 16.20369 .917 65 .362
Sumber : Data diolah peneliti
Lampiran 1.4: Output Hasil Uji Beda Paired Sample t test TVA
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 TVAX 1.04E7 66 1.427E7 1756595.328
TVAY 8.76E6 66 1.067E7 1312967.317
Sumber : Data diolah peneliti
85
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 TVAX &
TVAY 66 .771 .000
Sumber : Data diolah peneliti
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig.
(2-
tailed
)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pai
r 1
TVA
X –
TVA
Y
1.646E
6
9086111.75
4
1118423.04
3
-
587897.92
1
3879392.19
3
1.47
1
6
5 .146
Sumber : Data diolah peneliti
Lampiran 1.5: Output Hasil Uji Beda Paired Sample t test PBV
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 PBVX 5.9064 66 12.67337 1.55998
PBVY 5.4217 66 10.13755 1.24785
Sumber : Data diolah peneliti
86
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 PBVX & PBVY 66 .972 .000
Sumber : Data diolah peneliti
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
PBVX –
PBVY .48470 3.67915 .45287 -.41975 1.38914 1.070 65 .288
Sumber : Data diolah peneliti
Lampiran 1.6: Output Hasil Uji Beda Paired Sample t test Kapitalisasi Pasar
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 KapitalisasiX 7.23E7 66 9.712E7 1.195E7
KapitalisasiY 7.88E7 66 1.072E8 1.319E7
Sumber : Data diolah peneliti
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 KapitalisasiX & KapitalisasiY 66 .846 .000
Sumber : Data diolah peneliti
87
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Pair
1
KapitalisasiX –
KapitalisasiY -6.435E6 5.753E7 7081395.425 -2.058E7 7707812.081 -.909 65 .367
Sumber : Data diolah peneliti
Lampiran 1.7: Output Hasil Setelah Ln Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Ln_x1 Ln_x2 Ln_x3 Ln_X4 Ln_X5 Ln_X6 Ln_X7 Ln_X8
N 66 66 66 66 66 66 66 66 Normal Parametersa Mean 3.2445 15.6687 1.1132 17.5209 3.2720 15.5985 1.1460 17.5888
Std. Deviation .75350 .94493 .93355 1.00811 .57416 .80433 .88224 1.05560 Most Extreme Differences
Absolute .100 .096 .117 .114 .085 .102 .142 .116 Positive .100 .096 .117 .114 .085 .102 .142 .116 Negative -.066 -.077 -.101 -.084 -.058 -.049 -.091 -.098
Kolmogorov-Smirnov Z .812 .781 .954 .922 .692 .828 1.153 .944 Asymp. Sig. (2-tailed) .525 .576 .323 .363 .724 .499 .140 .335 a. Test distribution is Normal.
PER
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Ln_x1 3.2445 66 .75350 .09275
Ln_X5 3.2720 66 .57416 .07067
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Ln_x1 & Ln_X5 66 .613 .000
88
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Pair 1 Ln_x1 -
Ln_X5 -.02746 .60561 .07455 -.17634 .12141 -.368 65 .714
TVA
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Ln_x2 15.6687 66 .94493 .11631
Ln_X6 15.5985 66 .80433 .09901
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Ln_x2 & Ln_X6 66 .743 .000
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Pair 1 Ln_x2 -
Ln_X6 .07024 .64044 .07883 -.08720 .22768 .891 65 .376
PBV
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Ln_x3 1.1132 66 .93355 .11491
Ln_X7 1.1460 66 .88224 .10860
89
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Ln_x3 & Ln_X7 66 .878 .000
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Pair 1 Ln_x3 -
Ln_X7 -.03275 .45117 .05553 -.14366 .07816 -.590 65 .557
Kapitalisasi Pasar
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Ln_X4 17.5209 66 1.00811 .12409
Ln_X8 17.5888 66 1.05560 .12994
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Ln_X4 & Ln_X8 66 .707 .000
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Pair 1 Ln_X4 - Ln_X8 -.06787 .79178 .09746 -.26251 .12678 -.696 65 .489
90
Lampiran 1.8 : Perubahan Komposisi Saham Juni 2015 – November 2015 pengumuman No. Peng-
00343/BEI.OPP/05-2015 tanggal 28 Mei 2015 1 AALI Astra Agro Lestari Tbk Tetap
2 ADRO Adaro Energy Tbk Tetap
3 AKRA AKR Corporindo Tbk Tetap
4 ASII Astra International Tbk Tetap
5 ASRI Alam Sutera Realty Tbk Tetap
6 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk Tetap
7 ICBP Indofod CBP Sukses Makmur Tbk Tetap
8 INCO Vale Indonesia Tbk Tetap
9 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk Tetap
10 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk Tetap
11 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk Tetap
12 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk Baru
13 KLBF Kalbe Farma Tbk Tetap
14 LPKR Lippo Karawaci Tbk Tetap
15 LPPF Matahari Department Store Tbk Baru
16 LSIP PP London Sumatra Plantation Tbk Tetap
17 MPPA Matahari Putra Prima Tbk Tetap
18 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Tetap
19 PTPP PP (Persero) Tbk Tetap
20 PWON Pakuwon Jati Tbk Baru
21 SCMA Surya Citra Media Tbk Baru
22 SILO Siloam International Hospitals Tbk Tetap
23 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk Tetap
24 SMRA Summarecon Agung Tbk Tetap
25 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk Tetap
26 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Tetap
27 UNTR United Tractors Tbk Tetap
91
28 UNVR Unilever Indonesia Tbk Tetap
29 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk Tetap
30 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk Baru
92
93
94
95