ANALISIS RASIO LIKUIDITAS PADA PT BUMI KARSA KOTA …
Transcript of ANALISIS RASIO LIKUIDITAS PADA PT BUMI KARSA KOTA …
i
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS PADA PT BUMI KARSA KOTA MAKASSAR
SKRIPSI
ADHI HERIYANTO. S
NIM 105720383712
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2019
ii
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS PADA PT BUMI KARSA KOTA MAKASSAR
ADHI HERIYANTO. S
NIM 105720383712
Untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Ekonomi Pada
Program Studi Manajemen
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2019
iii
iv
v
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MAN JADDA WAJADA
Siapa bersungguh-sungguh pasti berhasil
MAN SHABARA ZHAFIRA
Siapa yang bersabar pasti beruntung
MAN SARA ALA DARBI WASHALA
Siapa menapaki jalan-Nya akan sampai ketujuan
Kesuksesan hanya dapat diraih dengan segala upaya dan usaha yang disertai doa, karena sesungguhnya nasib seseorang manusia tidak akan berubah
dengan sendirinya tanpa berusaha.
… Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri…
(Q.S Ar- Ra’d: 11)
Kerjakanlah, Wujudkanlah, Raihlah cita-citamu dengan memulainya dari bekerja bukan hanya menjadi beban di dalam impianmu.
Puji Syukur kepada ALLAH SWT atas segala rakhmat dan hidayahnya yang telah memberikan kekuatan, kesehatan dan kesabaran untukku dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Kupersembahkan karya sederhana ini sebagai tanda baktiku kepada Ayahanda dan Ibunda serta saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa
menyayangiku dan mendoakan kesuksesanku.. Do’amu… Pengorbananmu… Nasehatmu… Kasih Sayangmu… menjadi penyemangat
disetiap perjuanganku demi menggapai apa yang telah kuimpikan.
vii
ABSTRAK
ADHI HERIYANTO. S. 2019. Analisis Rasio Likuiditas pada PT Bumi Karsa Kota
Makassar. Skripsi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar, Dibimbing oleh Pembimbing I Abdul Muttalib dan Pembimbing II Muh Nur R.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis rasio likuiditas pada PT. Bumi Karsa Makassar periode 2016 – 2018. Penelitian ini menggunakan peneitian mixes methods research. Data yang diteliti berupa laporan keuangan PT Bumi Karsa Kota Makassar dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2018. Standar yang digunakan adalah standar industri rasio likuiditas
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio likuiditas berdasarkan : (1)
current ratio dinyatakan “cukup”, hal ini berdasarkan hasil perhitungan current ratio selama 3 tahun berada di bawah angka 200% yaitu sebesar 131,45%. Menurut standar industri current ratio yang paling baik adalah 200%. (2) quick ratio dinyatakan “baik”, hal ini berdasarkan hasil perhitungan quick ratio selama 3
tahun hampir mendekati angka 150% yaitu sebesar 114,00%. Menurut standar industri quick ratio yang paling baik adalah minimal 150%. Dan (3) cash ratio dinyatakan “baik”, hal ini berdasarkan hasil perhitungan cash ratio selama 3 tahun berada di bawah angka 50% yaitu sebesar 31,16%. Menurut standar industri angka yang paling baik adalah 50%.
Kata kunci : current ratio, quick ratio, dan cash ratio
viii
ABSTRACT
ADHI HERIYANTO.S. 2019. Analysis of Liquidity Ratios at PT Bumi Karsa Makassar City, Thesis Management Studies Program Faculty of Economics and Business Muhammadiyah University of Makassar, Guided by Supervisor I Abdul Muttalib and Advisor II Muh. Nur R.
This study aims to determine and analyze the liquidity ratio at PT. Bumi Karsa Makassar period 2016 - 2018. This research uses research mixes methods research. The data examined were PT Bumi Karsa Makassar financial statements from 2016 to 2018. The standard used was the liquidity ratio industry standard
The results of this study indicate that the liquidity ratio based on: (1) the
current ratio is declared "sufficient", this is based on the results of the calculation of the current ratio for 3 years under the figure of 200% which is equal to 131.45%. According to industry standards the best current ratio is 200%. (2) the quick ratio is stated as "good", this is based on the results of the calculation of the quick ratio for 3 years, almost approaching 150%, which is 114.00%. According to industry standards the best quick ratio is a minimum of 150%. And (3) the cash ratio is declared "good", this is based on the results of the calculation of the cash ratio for 3 years under 50% which is equal to 31.16%. According to industry standards the best figure is 50%. Keywords : current ratio, quick ratio, and cash ratio
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu ’Alaikum Wr. Wb.
Suatu kata telah patah sebelum ditulis, patah bukan tiada asa untuk
mewujudkan ataupun memimpikannya, namun ada beda dalam setiap langkah.
Perbedaan yang membuat manusia menuju mata angin berlainan untuk
kemudian saling bersinggungan.
Akal dan pikiran berubah seiring waktu yang berjalan dan memberikan
pencerahan, serta melahirkan sebuah karya sederhana yang merupakan titik
awal perjalanan selanjutnya. Sebuah keiginanan untuk menyatukan langkah
meraih masa depan, mewujudkan cita-cita dan merangkul angan dan menggapai
tujuan.
Proses yang panjang dan sangat melelahkan membawa sebuah hikmah
dan kemudian mengajarkan untuk bersukur kepada-Nya. Puji dan syukur penulis
panjatkan kepada penguasa langit dan bumi, pemilik segala kesempurnaan,
Allah SWT yang maha dahsyat dan tak pernah henti memberikan kemudahan
dan melimpahkan kasih-Nya. Demikian juga salam dan shalawat penulis kirimkan
kepada Rasulullah Muhammad SAW yang telah membuat umatnya menuju
kehidupan yang penuh kecerahan.
Dengan rasa hormat, cinta, kasih sayang, sembah sujud dan teriring doa
yang kupersembahkan untuk kedua orang tuaku Ayahanda sukardi dan Ibunda
sahlan yang telah memberikan segala pengorbanan, nafas kehidupan, jerih
payah, kasih sayang yang tulus dalam membesarkanku dengan penuh
kesabaran. Pengorbanan begitu mulia dan tulus hingga tidak bisa terbalaskan
oleh siapapun.
x
Dalam proses penyelesaikan tugas akhir ini tidak lepas dukungan dan
bantuan dari beberapa pihak. Tak terbanyangkan tanpa bantuan mereka,
mustahil tugas akhir ini dapat terselesaikan. Maka dalam kesempatan ini
perkenankanlah penulis menyapaikan terima kasih dan rasa hormat yang
setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE., MM, Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Mhammadiyah Makassar.
3. Bapak Muh Nur R, SE., MM. Selaku Ketua Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Abdul Muttalib, SE., MM. Selaku Pembimbing I dan Bapak Muh Nur R,
SE., MM. Selaku Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktunya
untuk membimbing, mengarahkan, serta memberikan saran dan dorongan
dalam proses penyelesaian tugas akhir ini.
5. Para Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar atas segala jerih payahnya membimbing Penulis
selama dibangku perkuliahan.
6. Seluruh Karyawan PT Bumi Karsa Kota Makassar yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian serta kesediaan
memberikan data-data sebagai bahan untuk penyusunan tugas akhir ini.
7. Teman-teman yang selalu meluangkan waktunya untuk selalu belajar
bersama dan memberikan dorongan dalam aktivitas studi penulis.
8. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini.
xi
Akhirnya penulis doakan semoga Allah SWT memberikan Rahmat dan
Hidayah-Nya kepada semua pihak yang turut membantu dalam proses
penyelesaian tugas akhir ini. Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT, olehnya
penulis menyadari bahwa apa yang penulis sajikan dalam skripsi ini
sesungguhnya masih jauh dalam kesempurnaan.
Akhir kata, tiada kata yang patut diucapkan selain doa semoga Allah SWT
senantiasa melindungi, melimpahkan ridha dan berkah-Nya atas amalan kita.
Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu ’Alaikum Wr. Wb.
Makassar, Desember 2019
Penulis
xii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL .............................................................................................................i
HALAMAN JUDUL .............................................................................................ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN ..............................................................................iv
KATA PENGANTAR ..........................................................................................v
ABSTRAK ...........................................................................................................viii
ABSTRACK ........................................................................................................ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................x
DAFTAR TABEL ................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................4
C. Tujuan Penelitian ...........................................................................4
D. Manfaat Penelitian .........................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................6
A. Tinjauan Teori ................................................................................6
1. Pengertian Manajemen Keuangan .........................................6
2. Analisis Rasio Keuangan .......................................................10
3. Rasio Likuiditas .......................................................................14
B. Tinjauan Empiris ............................................................................20
xiii
C. Kerangka Pikir ................................................................................22
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................24
A. Jenis Penelitian ..............................................................................24
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .........................................................24
C. Definisi Operasional Variabel ........................................................25
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................26
E. Jenis dan Sumber Data .................................................................27
F. Metode Analisis ..............................................................................28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................30
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ...............................................30
B. Hasil Penelitian ..............................................................................35
1. Rasio Likuiditas pada PT Bumi Karsa Kota Makassar .............35
2. Laporan Keuangan PT. Bumi Karsa Kota Makassar ..............46
3. Rasio Likuiditas PT. Bumi Karsa Kota Makassar
berdasarkan current ratio ..........................................................37
4. Rasio Likuiditas PT. Bumi Karsa Kota Makassar berdasarkan
quick ratio..................................................................................38
5. Rasio Likuiditas PT. Bumi Karsa Kota Makassar
berdasarkan cash ratio ............................................................40
C. Pembahasan ..................................................................................41
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................44
A. Kesimpulan ....................................................................................44
B. Saran ..............................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................46
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ......................................................................20
Tabel 4.1 Standar Rasio Industri Likuiditas ...................................................35
Tabel 4.2 Aset Lancar PT. Bumi Karsa Kota Makassar periode 2016 -
2018 ...............................................................................................44
Tabel 4.3 Kewajiban Jangka Pendek dan Laba Bersih PT. Bumi Karsa
Kota Makassar periode 2016-2018 ...............................................36
Tabel 4.4 Perhitungan Current Ratio ...............................................................37
Tabel 4.5 Perhitungan Quick Ratio ................................................................39
Tabel 4.6 Perhitungan cash ratio ....................................................................40
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pikir ................................................................................23
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Bumi Karsa Kota Makassar .....................32
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia usaha sekarang ini banyak bermunculan perusahaan
dan badan usaha baik yang berstatus perusahaan negara maupun
perusahaan swasta. Mereka tumbuh dan berkembang dengan pesat, setelah
ditemukan berbagai macam peralatan modern yang banyak membantu
perkembangan usaha pada perusahaan, baik dagang maupun jasa.
Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai sasaran tertentu yang
ingin dicapai yaitu mencari laba atau keuntungan yang merupakan syarat
mutlak dalam menjamin kelangsungan dan perkembangan perusahaan.
Agar sasaran tersebut dapat dicapai maka diperlukan adanya suatu
rangkaian kerjasama yang teratur dan terintegrasi antara fungsi-fungsi yang
terdapat dalam perusahaan diantaranya adalah fungsi keuangan, produksi,
pemasaran, dan sebagainya.
Ditinjau dari fungsi tersebut, maka salah satu aspek yang sangat
menentukan dalam perusahaan adalah aspek keuangan. Untuk pencapaian
ini diperlukan orang-orang yang terampil dalam mengelola masalah
manajemen khususnya dalam bidang keuangan, karena dengan
penggunaan kekayaan atau modal perusahaan dengan baik akan
mendatangkan laba atau keuntungan yang dapat menjamin kelangsungan
dan perkembangan perusahaan.
Peranan aspek keuangan biasanya sangat erat hubungannya dengan
manajemen puncak pada struktur organisasi perusahaan. Oleh karena
2
keputusan-keputusan dibidang keuangan menentukan hidup matinya
perusahaan. Setiap kejadian penting dalam kehidupan perusahaan
mengandung aspek keuangan didalamnya, keputusan untuk menambah
modal perusahaan melalui hutang/pinjaman; memperluas atau menambah
penghasilan melalui penjualan kredit secara besar-besaran; menjual
tambahan surat-surat berharga baru; mengadakan perjanjian leasing;
pembagian deviden dan membeli kembali saham perusahaan, kesemuanya
itu merupakan contoh-contoh peristiwa yang tidak bisa mengabaikan aspek
keuangan. Keputusan-keputusan tersebut mempunyai dampak terhadap
kelangsungan dan perkembangan perusahaan dan oleh karena itu
diperlukan pertimbangan dari manajemen puncak. Dengan demikian bidang
keuangan selalu terlibat dalam keputusan-keputusan tingkat atas dalam
perusahaan.
Dalam menjaga kelangsungan hidup dan kontinuitas perusahaan,
likuiditas merupakan salah satu hal yang sangat penting. Adapun likuiditas
menyangkut kemampuan perusahaan membayar kewajiban financial jangka
pendeknya, baik kewajiban pada pihak luar (ekstern) maupun tuntutan
penyelenggaraan proses produksi dalam perusahaan itu sendiri (intern).
Suatu tingkat likuiditas yang cenderung meningkat dapatlah merupakan
gambaran bahwa manajemen perusahaan semakin efektif dalam mengelola
dan memanfaatkan modalnya sehingga merupakan indikasi kesuksesan
perusahaan. Dalam menjalankan manajemen usahanya, sebaiknya jika
tingkat likuiditas menurun ini merupakan masalah yang secepatnya harus
mendapat pemecahan.
3
Dalam hal ini pemerintah serta pihak-pihak lain yang berkepentingan
telah mempercayakan pada perusahaan tersebut untuk mengetahui sampai
sejauh mana kemajuan yang dicapai maupun kerugian yang dialaminya. Hal
ini dapat dibuktikan dari laporan keuangan yang disusun secara tertulis
sebagai laporan pertanggungjawaban pimpinan perusahaan terhadap
pemerintah dan pihak-pihak lainnya. Laporan keuangan menunjukkan hasil
pencatatan dari seluruh kegiatan perusahaan yang diukur dengan uang yang
bersifat historis, dimana penyusunannya secara periodik dalam bentuk
neraca dan perhitungan laba rugi, laporan perubahan modal, serta
keteranganketerangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya. Data
keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan
apabila data tersebut dibandingkan untuk dua periode atau lebih yang
selanjutnya dianalisis sehingga diperoleh data yang dapat mendukung
keputusan yang diambil.
PT. Bumi Karsa merupakan perusahaan kontraktor dibidang
konstruksi yang turut membantu menunjang pembangunan nasional yang
tersebar di berbagai pelosok tanah air khususnya wilayah kerja di kawasan
Indonesia Timur. Keberhasilan PT. Bumi Karsa dapat dilihat dari analisis
laporan keuangan, untuk mengukur kekuatan dan kelemahan yang dihadapi
oleh perusahaan Bumi Karsa di bidang keuangan adalah dengan analisis
rasio. Rasio adalah merupakan alat yang dinyatakan dalam artian maupun
absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara faktor yang satu
dengan faktor yang lain dari suatu laporan keuangan.
Melihat dari kondisi di atas maka penulis ingin mengetahui dengan
menganalisis atau melihat sejauh mana analisis rasio likuiditas yang
4
digunakan sebagai alat untuk menilai kinerja perusahaan, khususnya pada
perusahaan PT. Bumi Karsa Makassar yang sekaligus menjadi tempat
penelitian penulis. Adapun judul penelitian tersebut adalah “Analisis Rasio
Likuiditas Pada PT. Bumi Karsa Makassar”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, sesuai pengamatan
penulis maka yang menjadi rumusan masalah adalah bagaimana analisis
rasio likuiditas pada PT. Bumi Karsa Makassar periode 2016 – 2018 ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
menganalisis rasio likuiditas pada PT. Bumi Karsa Makassar periode 2016 –
2018
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu untuk memberikan
sumbangan pemikiran dalan bidang manajemen keuangan khususnya
manajemen likuiditas
2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi
masukan kepada pimpinan PT Bumi Karsa Kota Makassar untuk
menetapkan strategi dalam upaya menghasilkan keuntungan yang
maksimal bagi perusahaan.
3. Kepada peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai bahan rujukan, pengembangan dan referensi bagi peneliti
selanjutnya.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Manajemen Keuangan
a. Pengertian Manajemen Keuangan
Menurut Musthafa (2017:3) Manajemen keuangan menjelaskan
tentang beberapa keputusan yang harus dilakukan, yaitu keputusan
investasi, keputusan pendanaan atau keputusan pemenuhan
kebutuhan dana, dan keputusan kebijakan dividen.
Menurut Sartono (2011:50), Istilah Manajemen keuangan dapat
diartikan sebagai manajemen dana baik yang berkaitan dengan
pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif
maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiyaan investasi atau
pembelanjaan secara efisien. Pelaksana dari manajemen keuangan
adalah manajer keuangan. Meskipun fungsi seorang manajer
keuangan setiap organisasi belum tentu sama, namun pada prinsipnya
fungsi utama seorang manajer keuangan adalah merencanakan,
mencari, dan memanfaatkan dengan berbagai cara untuk
memaksimumkan efisiensi (daya guna) dari operasi-operasi
perusahaan.
Menurut Darsono (2011:101), manajemen keuangan
merupakan aktivitas pemilik dan meminjam perusahaan untuk
memperoleh sumber modal yang semurahmurahnya dan
menggunakan seefektif, seefisien, dan seekonomis mungkin untuk
6
menghasilkan laba. Manajemen keuangan berhubungan dengan 3
aktivitas, yaitu :
1) Aktivitas penggunaan dana, yaitu aktivitas untuk menginvestasikan
dana pada berbagai aktiva.
2) Aktivitas perolehan dana, yaitu aktivitas untuk mendapatkan sumber
dana, baik dari sumber dana internal maupun sumber dana
eksternal perusahaan.
3) Aktivitas pengelolaan aktiva, yaitu setelah dana diperoleh dan
dialokasikan dalam bentuk aktiva, dana harus dikelola seefisien
mungkin.
b. Tujuan Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan yang efisien membutuhkan tujuan dan
sasaran yang digunakan sebagai standar dalam memberikan penilaian
efisiensi keputusan keuangan.
Menurut Husnan (2012:3) Pertimbangan sosial terhadap
tanggung jawab yang dapat dilihat dari empat segi, yaitu :
1) Secara normatif tujuan keputusan keuangan adalah untuk
memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan
harga yang bersedia dibayar
2) oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Bagi
perusahaan yang menerbitkan saham di pasar modal, harga saham
yang diperjual belikan di bursa merupakan indikator nilai
perusahaan.
3) Memaksimumkan nilai perusahaan (atau harga saham) tidak identik
dengan memaksimumkan laba per lembar saham (Earning Per
7
Share). Hal ini disebabkan karena memaksimumkan EPS
mengabaikan nilai waktu uang, dan tidak memperhatikan faktor
risiko.
4) Dengan demikian memaksimumkan nilai perusahaan juga tidak
identik dengan memaksimumkan laba, apabila laba diartikan
sebagai laba akuntansi. Sebaliknya memaksimumkan nilai
perusahaan akan identik dengan memaksimumkan laba dalam
pengertian ekonomi (economic profit). Hal in disebabkan karena
laba ekonomi diartikan sebagai jumlah kekayaan yang bisa
dikonsumsikan tanpa membuat pemilik kekayaan tersebut menjadi
lebih miskin. Sayangnya konsep keuntungan ekonomi ini akan
sangat sulit diterapkan, sehingga kalau kita mendengar istilah laba
dalam lingkup perusahaan, bisa dipastikan pengertiannya adalah
pengertian akuntansi.
5) Dengan demikan tujuan pengelolaan keuangan tersebut
sebenarnya bisa berlaku untuk siapa saja, bukan terbatas pada
perusahaan. Hanya saja untuk level perusahaan di beberapa
kekhususan. Kekhususan-kekhususan tersebut diantaranya adalah
:
a) Perusahaan bisa dimiliki oleh lebih dari satu orang.
b) Ada peraturan-peraturan yang berlaku untuk perusahaan.
c) Penggunaan prinsip-prinsip akuntansi untuk mencatat transaksi
keuangan dalam perusahaan.
8
c. Fungsi Manajemen Keuangan
Menurut Husnan (2012:3) Fungsi utama Manajemen Keuangan
ada 4, yaitu :
1) Manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis,
dan pengendalian kegiatan keuangan. Dengan demikian, dalam
perusahaan, kegiatan tersebut tidak terbatas pada “Bagian
Keuangan”.
2) Manajer keuangan perlu memperoleh dana dari pasar keuangan
atau financial market, dana yang diperoleh kemudian diinvestasikan
pada berbagai aktivitas peruahaan, untuk mendanai kegiatan
perusahaan. Kalau kegiatan memperoleh dana berarti perusahaan
menerbitkan aktiva finansial, maka kegiatan menanamkan dana
membuat perusahaanmemiliki aktiva riil.
3) Dari kegiatan menanamkan dana (disebut investasi), perusahaan
mengharapkan untuk memperoleh hasil yang lebih besar dari
pengorbanannya. Dengan kata lain, diharapkan diperoleh “laba”.
Laba yang diperoleh perlu diputuskan untuk dikembalikan ke pemilik
dana (pasar keuangan), atau diinvestasikan kembali ke
perusahaan.
4) Dengan demikian “manajer keuangan” perlu mangambil keputusan
tentang penggunaan dana (disebut sebagai keputusan investasi),
memperoleh dana (disebut sebagai keputusan pendanaan),
pembagian laba (disebut sebagai kebijakan dividen).
9
2. Analisis Rasio Keuangan
a. Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan
hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang
lainnya dalam suatu laporan keuangan (financial statement). Analisis
rasio keuangan merupakan salah satu teknik dalam menganalisis
laporan keuangan untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan
dengan menghubungkan berbagai perkiraan yang terdapat pada
laporan keuangan dalambentuk rasio keuangan yang menjelaskan
kepada penganalisis mengenai keadaan atau posisi keuangan suatu
perusahaan.
Analisis rasio keuangan menurut Wild (2012:4) adalah bagian
dari analisis bisnis atas prospek dan risiko perusahaan untuk
kepentingan pengambilan keputusan dengan menstrukturkan tugas
analisis melalui evaluasi atas bisnis lingkungan perusahaan,
strateginya, serta posisi dan kinerja keuangannya.
Menurut Munawir (2010:64) Analisis rasio keuangan adalah:
Analisis rasio keuangan adalah rasio yang menggambarkan suatu
hubungan atau pertimbangan (mathematical relationship) antara suatu
jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, denganmenggunakan alat
analisa berupa rasio yang menjelaskan gambaran kepada penganalisa
tentang baik atau buruk keadaan keuangan perusahaan terutama
apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio
pembanding yang digunakan sebagai standar.
10
b. Manfaat Analisis Rasio Keuangan
Manfaat analisis rasio keuangan menurut Fahmi (2014:47)
yaitu:
1) Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai
alat menilai kinerja dan prestasi perusahaan
2) Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen
sebagai rujukan untuk membuat perencanaan
3) Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk
mengevaluasi kondisi suatu perusahaan dari perspektif keuangan
4) Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditor dapat
digunakan untuk memperkirakan potensi risiko yang dihadapi
dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran
bunga dan pengembalian pokok pinjaman
5) Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penilaian bagi
pihak stakeholder organisasi.
c. Teknik Analisis Rasio Keuangan
Menurut Farah Margaretha dalam Fahmi (2014:50),
penganalisaan rasio keuangan ada beberapa cara diantaranya:
1) Analisis horizontal (trend analysis), yaitu membandingkan rasio-
rasio keuangan perusahaan dari tahun-tahun yang lalu dengan
tujuan agar dapat dilihat trend dari rasio-rasio perusahaan selama
kurun waktu tertentu.
2) Analisis vertikal, yaitu membandingkan data rasio keuangan
perusahaan dengan rasio semacam dari perusahaan lain yang
sejenis atau industri untuk waktu yang sama.
11
d. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Menurut Harahap (2010:298), keterbatasan analisis rasio
keuangan adalah:
1) Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan
untuk kepentingan pemakainya.
2) Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga
menjadi keterbatasan teknik ini seperti:
a) Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak
mengandung taksiran dan judgment yang dapat dinilai bias atau
subjektif
b) Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah
nilai perolehan (cost) bukan harga pasar
c) Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka
rasio
d) Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi
bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda
3) Jika data untuk menghitung rasio tidak bersedia, akan menimbulkan
kesulitan menghitung rasio
4) Sulit Jika data yang tersedia tidak singkron
5) Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar
akuntansi yang dipakai tidak sama.Oleh karenanya jika dilakukan
perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.
12
e. Jenis-Jenis Analisis Rasio Keuangan
Menurut Munawir (2010:239) terdapat empat kelompok rasio
keuangan yaitu:
1) Rasio Likuiditas yaitu rasio untuk mengetahui kemampuan
perusahaan membiayai operasi dan memenuhi kewajiban finansial
pada saat ditagih.
2) Rasio Leverage yaitu rasio untuk mengukur seberapa jauh aktiva
perusahaan dibiayai oleh hutang.
3) Rasio Aktivitas yaitu rasio untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari atau
kemampuan perusahaan dalam penjualan, penagihan piutang
maupun pemanfaatan aktiva yang dimiliki.
4) Rasio Rentabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk menilai
kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan.
Menurut Harahap (2010:101) rasio keuangan yang sering
digunakan adalah sebagai berikut:
1) Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.
2) Rasio solvabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau
kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi.
3) Rasio rentabiltas/profitabilitas adalah rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan menghasilkan laba.
4) Rasio leverage adalah adalah rasio yang melihat seberapa jauh
perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar.
13
5) Rasio aktivitas adalah rasio yang menggambarkan aktivitas yang
dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya.
6) Rasio pertumbuhan adalah rasio yang menggambarkan persentase
kenaikkan penjualan/pendapatan tahun ini dibanding dengan tahun
lalu.
7) Penilaian pasar adalah rasio yang menggambarkan situasi atau
keadaan prestasi perusahaan dipasar modal.
8) Rasio produktivitas adalah rasio yang menunjukkan tingkat
produktivitas dari unit atau kegiatan yang dinilai.
3. Rasio Likuiditas
a. Pengertian Rasio Likuiditas
Ketidakmampuan perusahaan membayar kewajibannya
terutama utang jangka pendeknya (yang sudah jatuh tempo)
disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, bisa dikarenakan memang
perusahaan sedang tidak memiliki dana sama sekali. Kedua, mungkin
saja perusahaan memiliki dana, namun pada saat jatuh tempo
perusahaan tidak memiliki dana secara tunai sehingga harus
menunggu dalam waktu tertentu, untuk mencairkan aktiva lainnya
seperti menagih piutang, menjual surat-surat berharga, atau menjual
persediaan atau aktiva lainnya.
Tidak jarang pula perusahaan mengalami kelebihan dana,
dimana jumlah dana tunai dan dana yang segera dicairkan melimpah.
Namun kejadian ini bagi perusahaan juga kurang baik karena ada
aktivitas yang tidak dilakukan secara optimal.
14
Menurut Wachowicz (2012:205), likuiditas adalah: “Rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini membandingkan kewajiban
jangka pendek dengan sumber daya jangka pendek (aktiva lancar)
yang tersedia untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tersebut”.
Sedangkan menurut Halim (2014: 37) likuiditas adalah “Rasio
Likuiditas adalah kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan
dengan melihat besarnya aktiva lancar relatif terhadap utang
lancarnya”
Menurut Kasmir (2014:129) rasio likuiditas adalah rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban (utang) jangka pendeknya. Rasio likuiditas berfungsi untuk
menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban
kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun di
dalam perusahaan (likuiditas perusahaan).
b. Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas
Perhitungan rasio likuiditas ini cukup memberikan manfaat
bagi berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan baik
pihak dalam maupun pihak luar perusahaan. Oleh karena itu,
perhitungan rasio likuiditas tidak hanya berguna bagi perusahaan,
namun juga bagi pihak luar perusahaan.
Berikut ini adalah tujuan dari hasil rasio likuiditas menurut
Kasmir (2012:132) adalah sebagai berikut:
15
1) Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban
jangka pendek.
2) Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban
jangka pendek tanpa memperhitungkan persediaan.
3) Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan
yang ada dengan modal kerja perusahaan.
4) Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk
membayar utang.
5) Untuk mengukur seberapa besar perputaran kas.
6) Sebagai alat perencanaan kedepan, terutama yang berkaitan
dengan perencanaan kas dan utang.
7) Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki
kinerjanya.
8) Sebagai alat bagi pihak luar terutama yang berkepentingan
terhadap perusahaan dalam menilai kemampuan perusahaan
agar dapat meningkatkan saling percaya.
c. Metode Pengukuran Rasio Likuiditas
Menurut Kasmir (2012:134-137) Ada beberapa jenis metode
pengukuran rasio likuiditas, sebagai berikut:
1) Rasio Lancar (Current Ratio)
2) Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test)
3) Rasio Kas (Cash Ratio)
16
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
1) Rasio Lancar (Current Ratio)
Current ratio atau rasio lancar merupakan ukuran yang
paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan
memenuhi kewajiban jangka pendek. (Kasmir:134). Rasio lancar
menunjukkan apakah tuntutan dari kreditur jangka pendek dapat
dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi aktiva lancar
dalam periode yang sama dengan jatuh temponya utang. Current
ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadi
masalah dalam likuiditas. Sebaliknya suatu perusahaan yang
memiliki rasio lancar terlalu tinggi juga kurang bagus, karena
menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya
dapat mengurangi kemampulabaan perusahaan (Halim,
2014:202).
Rasio Lancar merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih
secara keseluruhan. Dengan kata lain seberapa banyak aktiva
lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek
yang segera jatuh tempo. Rasio lancar dapat pula dikatakan
sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of
safety) suatu perusahaan. Penghitungan rasio lancar dilakukan
dengan cara membandingkan antara total aktiva lancar dengan
total utang lancar (Kasmir, 2014:132).
17
Menurut Watchowic (2012:206), Current ratio dapat
dihitung dengan menggunakan rumus :
2) Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test)
Persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang tingkat
likuiditasnya paling rendah, sering mengalami fluktuasi harga, dan
sering menimbulkan kerugian jika terjadi likuidasi. Oleh karena itu,
dalam perhitungan rasio cair (quick ratio), nilai persediaan
dikeluarkan dari aktiva cair (Kasmir, 2012:135).
Menurut Kasmir (2012:135), Rumus untuk mencari Rasio
cepat:
Quick ratio or acid test lebih baik dalam mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya, karena dalam perhitungannya semua unsur-unsur
persediaan dikurangkan atau dianggap tidak digunakan untuk
membayar utang jangka pendek (Halim, 2014:202).
Menurut Kasmir (2012:136) menyatakan bahwa “Quick
Ratio merupakan rasio uji cepat yang menunjukkan kemampuan
perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva
lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan.
18
3) Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio kas adalah perbandingan antara aktiva lancar yang
benar-benar likuid (yaitu dana kas) dengan kawajiban jangka
pendek( Kasmir, 2012:136).
Menurut Kasmir (2012:136), Rasio kas dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
Dari rumus tersebut terlihat bahwa persediaan dan piutang
dagang yang kurang likuid harus dikeluarkan dari aktiva lancar,
sehingga pembayaran kewajiban jangka pendek hanya bersumber
dari kas dan setara kas (efek-efek). Menurut Kasmir (2012 : 138)
Rasio kas atau cash ratio merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk
membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari
tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas seperti
rekening giro atau tabungan di bank (yang dapat ditarik setiap
saat). Dapat dikatakan rasio ini menunjukkan kemampuan
sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar utang- utang
jangka pendek nya.
19
B. Tinjauan Empiris
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti /
Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian
1. Farida
Wahyu
Lusiana
(2010)
Analisis
Pengaruh Rasio
Likuiditas, Rasio
Solvabilitas,
Rasio Aktivitas,
Dan Rasio
Profitabilitas
Terhadap Price
Earning Ratio
Pada
Perusahaan
Manufaktur
Yang Terdaftar
Di Bursa Efek
Indonesia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
rasio likuiditas (current ratio), rasio
aktivitas (inventory turnover), dan
rasio profitabilitas (return on equity)
mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap price earning ratio saham
perusahaan manufaktur. Sedangkan
rasio solvabilitas (debt to equity ratio)
mempunyai pengaruh yang tidak
signifikan terhadap price earning ratio
saham perusahaan manufaktur.
Penelitian ini dapat digunakan
sebagai acuan bagi para investor
dalam memprediksi harga saham
perusahaan yang akan datang dan
dalam pengambilan keputusan untuk
berinvestasi.
2. Marianno
William
(2017)
Analisis Rasio
Keuangan
Untuk Menilai
Kinerja
Keuangan
Perusahaan
(Studi Kasus di
PT.
Telekomunikasi
Indonesia, Tbk)
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa PT. Telekomunikasi Indonesia,
Tbk selama lima tahun terakhir
cenderung mengalami kenaikan
kecuali pada untuk rasio solvabilitas
dimana perusahaan belum bisa
menekan jumlah utang dan belum
memaksimalkan penjualan
20
Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti /
Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian
3. Hilarius
Andhika Heru
Pratama
(2016)
Analisis Kinerja
Keuangan
berdasarkan
Rasio Likuiditas,
Solvabilitas, dan
Rentabilitas
pada Koperasi
tahun 2011-
2015 (Studi
Kasus pada
Koperasi “CU
Dharma Hatiku”
Yogyakarta)
Hasil penelitian ini menunjukkan rasio
likuiditas tahun 2011-2015 diukur
menggunakan Current Ratio, pada
tahun 2011, 2014 dan 2015
mendapatkan hasil kurang baik
sedangkan tahun 2012 dan 2013
mendapatkan hasil tidak baik tetapi
grafik trend current mengalami
peningkatan. Rasio solvabilitas tahun
2011-2015 yang diukur menggunakan
Total Debt to Equity Ratio pada tahun
2011-2015 mendapatkan hasil tidak
baik dan Total Debt to Assent Ratio
pada tahun 2011-2015 mengalami
penurunan.
4. Friska Dewi
Maharani
(2014)
Analisis Rasio
Likuiditas PT
Bank Syariah
Mandiri tahun
2012
Hasil penelitian menunjukkan standar
penilaian LDR PT Bank Syariah
Mandiri dalam keadaan sehat dan
mampu memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. PT Bank Syariah Mandiri
dalam keadaan kelebihan dana,
sehingga perlu dilakukan
pengoptimalan dalam kegiatan
penyaluran dana.
21
Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti /
Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian
5. Herman
Setianugraha
(2015
Analisis Rasio
Keuangan
Untuk Menilai
Kinerja
Keuangan
Perusahaan
(Studi Kasus
Pada
Perusahaan
Pertambangan
yang Terdaftar
di Bursa Efek
Indonesia
Tahun 2008-
2012)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
secara umum rasio keuangan
perusahaan pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
mengalami fluktuasi, namun
diantaranya terdapat beberapa
perusahaan yang memiliki rasio
keuangan yang baik dan rasio
keuangan yang buruk.
C. Kerangka Pikir
Setiap perusahaan memiliki laporan keuangan yang berfungsi untuk
mencatat seluruh aktivitas perusahaan selama periode akuntansi. Laporan
keuangan ini yang di analisis untuk mengetahui bagaimana kinerja
perusahaan.
22
Salah satu alat analisis yang dapat digunakan adalah analisis rasio
keuangan yang terdiri dari beberapa macam rasio. Salah satunya adalah
analisis rasio likuiditas. Hasil dari rasio ini memperlihatkan seberapa likuid
perusahaan dilihat dari kemampuannya membayar kewajiban jangka pendek
pada pihak lain. Serta hubungannya dengan perputaran modal kerja. Untuk
itu kerangka pikir ini dapat dituangkan dalam skema sebagai berikut :
Gambar 2.1
Kerangka pikir
Dari kerangka pikir yang diatas, bahwa jelas untuk menilai rasio
likuiditas pada PT. Bumi Karsa Makassar, data yang diambil adalah data
yang berasal dari perusahaan yang bersangkutan. Adapun data yang
diperlukan dalam analisis rasio likuiditas ini adalah laporan laba rugi dan
PT. BUMI KARSA
LAPORAN KEUANGAN
(RASIO LIKUIDITAS)
Rasio Lancar
(Current Ratio)
Rasio Cepat
(Quick Ratio)
Rasio Kas
(Cash Ratio)
23
juga neraca. Melalui data yang diperoleh dari laporan laba rugi dan neraca,
maka telah dapat dihitung likuiditas perusahaan dalam persentase (%). Alat
analisis atau metode yang digunakan adalah menghitung tingkat current
ratio, quick ratio dan cash ratio.
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah mixes methods research.
Menurut Sugiyono (2013:19) Mixed methods research dapat diartikan
sebagai penelitian yang mengkombinasikan atau menggabungkan antara
metode penelitian kuantitatif dan metode penelitian kualitatif untuk digunakan
secara bersama-sama dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga diperoleh
data yang lebih komprehendif, valid, reliabel dan obyektif. Metode penelitian
kombinasi ini menggunakan model sequential explanatory design, artinya
penelitian pada tahap awal baik dalam pengumpulan data maupun
analisisnya menggunakan metode kuantitatif dan dilanjutkan dengan metode
kualitatif. Penggunaan data dan analisis kedua metode dilakukan secara
terpisah, tetapi hasil penelitian tahap pertama masih menyambung tahap
berikutnya.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Bumi Karsa Kota Makassar, jl.perintis
kemerdekaan km 15, kode pos 90242. Waktu penelitian ini diperkirakan di
mulai pada bulan November sampai dengan bulan Desember 2019
25
C. Definisi Operasional Variabel
Menurut Noor (2011:97) definisi operasional variabel merupakan
bagian yang mendefinisikan sebuah konsep/variabel agar dapat diukur,
dengan cara melihat pada dimensi (indikator) dari suatu variabel. Definisi
operasional variabel pada penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Rasio lancar (current ratio) dalam penelitian ini dihitung dengan
menggunakan rumus:
Standar rasio industri likuiditas untuk current ratio adalah 200% artinya 2
aset lacar menjamin 1 kewajiban lancar.
2. Rasio cepat (quick ratio) dalam penelitian ini dihitung dengan
menggunakan rumus:
Standar rasio industri likuiditas untuk quick ratio adalah 150% artinya aset
lancar 1,5 akan menjamin 1 kewajiban lancar.
3. Rasio kas dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus :
Standar rasio industri likuiditas untuk cash turnover adalah 50% artinya
aset lancar 0,5 akan menjamin 1 kewajiban jangka pendek.
26
D. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2013:224) teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data. Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu pengumpulan data
secara teoritis dengan cara menelaah berbagai buku literature dan bahan
teori lainnya yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.
2. Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu pengumpulan data lapang
dengan cara sebagai berikut :
a. Wawancara
Wawancara adalah percakapan atau tanya jawan secara lisan
antara dua orang atau lebih, yang duduk berhadapan secara fisik dan
diarahkan pada suatu masalah tertentu. Penyusun hanya mengajukan
beberapa pertanyaan yang sifatnya memperjelas data dokumentasi
dengan staf yang mengelola pembiayaan dan karyawan umum
b. Observasi
Observasi adalah suatu aktivitas yang memperlihatkan sesuatu
dengan menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba
dan pengecap. Peneliti melakukan pengamatan secara langsung pada
obyek penelitian. Dalam penelitian ini penyusun menggunakan
observasi partiipatif pasif (passive participation) yang berarti peneliti
27
datang di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat
dalam kegiatan tersebut
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh dari
dokumen, di dalam penelitian ini penekiti mengumpulkan data-data
dengan mencatat atau dengan menggandakan dokumen-dokumen yag
berupa data-data yang berasal dari laporan keuangan PT Bumi Karsa
Kota Makassar, serta mempelajari literatur, buku-buku, artikel-artikel
serta penelitian terdahulu baik yang mempunyai hubungan secara
langsung maupun tidak langsung yang pada akhirnya dilakukan
analisis dan kesimpulan.
E. Jenis dan Sumber Data
Adapun jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Jenis Data
a. Data kualitatif adalah data yang diperoleh berupa keterangan-
keterangan yang mendukung penelitian ini.
b. Data kuantitatif adalah data yang dapat diukur atau dihitung secara
langsung dalam bentuk angka-angka.
2. Sumber Data
a. Data Primer yaitu data yang diperoleh dari wawancara pada pihak PT
Bumi Karsa Kota Makassar meliputi pimpinan dan staf-stafnya.
28
b. Data sekunder yaitu data penelitian yang diperoleh dari profil PT Bumi
Karsa Kota Makassar, data, laporan keuangan, dan dokumen-
dokumen lainnya yang mendukung penelitian ini.
F. Metode Analisis
Adapun metode analisis yang digunakan yaitu dengan rasio likuiditas
:Rasio lancar (current ratio) dalam penelitian ini dihitung dengan
menggunakan rumus:
1. Rasio cepat (quick ratio) dalam penelitian ini dihitung dengan
menggunakan rumus:
2. Rasio kas dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus :
Langkah-langkah yang dilakukan penulis pada penlitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian pada PT Bumi
Karsa Kota Makassar
2. Menghitung data dengan menggunakan rasio likuiditas yaitu, rasio lancar,
rasio cepat dan rasio kas.
3. Menginterpretasikan data yang telah dihitung dengan menggunakan rasio
untuk menggambarkan suatu masalah yang terjadi pada perusahaan.
29
4. Menyimpulkan masalah yang terjadi dari hasil perhitungan rasio untuk
mengetahui penyebab terjadinya masalah yang terjadi pada perusahaan
tersebut
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Tempat Penelitian
PT. Bumi Karsa didirikan di Ujung Pandang pada tanggal 14
Februari 1969. Hingga pada saat ini karya pengabdian PT. Bumi Karsa
Turut membantu menunjang pembangunan nasional yang tersebar di
berbagai pelosok tanah air, khususnya kawasan Indonesia Timur.
Keberhasilan PT. Bumi Karsa dalam berbagai macam proyek konstruksi
nasional seperti jalan, jembatan, bendungan, irigasi, Bandar udara,
gedung-gedung perkantoran dan fasilitas umum lainnya telah
menumbuhkan kepercayaan pemerintah dan masyarakat umum akan
kemampuan serta profesuonalitas sumber daya manusia dan peralatan
yang dimiliki oleh PT. Bumi Karsa untuk menyelesaikan berbagai jenis
proyek.
Pada tanggal 11 September 2003, PT. Bumi Karsa kembali
mengukir prestasi dengan menjadi perusahaan swasta pertama dalam
bidang jasa konstruksi yang memperoleh sertifikat ISO – 9001 : 2000 di
daerah ini dan bahkan di kawasan timur Indonesia. PT. Bumi Karsa
mendapat pengakuan resmi dari Bahan Otoritas Sertifikasi Internasional
berupa jaminan kualitas, kesehatan dan keselamatan menegaskan bahwa
tingkat kualitas produk dan kinerja PT. Bumi Karsa Kompatibel dengan
Standar Internasional dan terus update secara berkala. Kualitas produk
31
dan kinerja telah mendapatkan sertifikasi ISO 9001 : 2008/SNI ISO 2001 :
2008, ISO 14001 : 2004/SNI 19 – 14001 : 2005, OHSAS 18001 : 2007,
SMK3 149 : 2013.
2. Visi dan Misi Perusahaan
Visi adalah cita-cita atau impian suatu organisasi atau perusahaan
yang ingin dicapai pada masa depan untuk menjamin kelestarian dan
kesuksesan jangka panjang. Sedangkan misi merupakan penjabaran
secara tertulis mengenai makna visi dan alasan mendasar eksistensi
suatu organisasi. Oleh karena itu, Visi dan misi adalah suatu konsep
perencanaan yang disertai dengan tindakan sesuai dengan perncenaan
untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Adapun visi
dan misi PT. Bumi karsa yaitu:
a. Visi
Menjadi perusahaan Infrastruktur berskala Internasional yang berdaya
saing dan inovatif.
b. Misi
Membumi dan berkarya bersama dengan mitra dan pelanggan.
c. Kebijakan QHSE
Manajemen PT. Bumi karsa senantiasa mengutamakan QHSE (Quality
Healty Safety and Enviromental) untuk mencapai kepuasan pelanggan
dan akan selalu berusaha untuk meningkatkan kemampuan sumber
daya manusia dan teknologi serta menunjang program pengembangan
penerapan manajemen QHSE (Quality Healty Safety and
Enviromental) guna meningkatkan kemampuan perusahaan.
32
3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah suatu susunan komponen-komponen
atau unit-unit kerja dalam sebuah organisasi. Struktur organisasi
menunjukkan bahwa adanya pembagian kerja dan bagaimana fungsi atau
kegiatan-kegiatan berbeda yang dikoordinasikan dan juga menunjukkan
spesialisasi dari pekerjaan, sebagai saluran perintah serta penyampaian
laporan. Didalam struktur organisasi yang baik harus dapat menjelaskan
hubungan antara wewenang siapa yang bertanggung jawab kepada
siapa, sehingga adanya rasa tanggung jawab dari setiap bagian didalam
organisasi. Adapun struktur organisasi dari PT. Bumi Karsa dapat dilihat
pada gambar 4.1 dibawah ini.
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Bumi Karsa Kota Makassar
33
Sumber : PT. Bumi Karsa Kota Makassar
4. Job Description
a. Direktur Utama
Direktur Utama yang sekaligus pemilik perusahaan
bertanggungjawab atas seluruh kegiatan perusahaan, menetapkan
kebijakan-kebijakan perusahaan dan mengkoordinir kegiatan-
kegiatan bawahannya, dan mengevaluasi hasil kerja pada setiap
periode berkala (setiap tahun) serta membangun hubungan dengan
pihak luar perusahaan.
b. Direktur Teknik/Operasional
Direktur Operasional juga bertanggungjawab terhadap
terciptanya koordinasi yang baik agar kegiatan operasional
perusahaan khususnya proses produksi dapat dipertahankan.
c. Direktur Keuangan
1) Membuat perencanaan anggaran perusahaan.
2) Mengatur pencatatan dan pengelolaan administrasi keuangan.
3) Mengadakan kontrol pelaksanaan administrasi keuangan dan
pembukuan
4) Membuat laporan intern keuangan, perpajakan dan laporan bank.
34
5) Melapor dan bertanggungjawab kepada Direktur
d. Manajer Operasional
Manajer Operasional bertanggungjawab terhadap operasi
bagian-bagian yang ada didalamnya, yaitu bagian produksi, bagian
peralatan, bagian logistik, dan bagian laboratorium
e. Manajer Teknik
1) Memelihara alat dan mesin yang ada didalam perusahaan.
2) Memeriksa alat dan mesin sebelum dioperasikan.
3) Membuat nota pesanan permintaan spare part, bilamana mesin
perlu diadakan pergantian spare parts.
f. Manajer Keuangan dan Umum
1) Melakukan analisis keuangan perusahaan seperti penetapan
anggaran dan analisis kinerja keuangan.
2) Mengawasi pembagian upah/gaji.
3) Mengawasi pengeluaran uang untuk kebutuhan perusahaan.
g. Manajer Akunting
1) Mengontrol penyelenggaraan pembukuan dan proses akuntansi
sesuai sistem yang berlaku pada PT. Bumi Sarana Beton.
2) Mempersiapkan laporan keuangan setiap periode akuntansi.
3) Menangani administrasi perpajakan.
h. Manajer Pemasaran
1) Melakukan analisis penjualan dan mengusahakan peningkatan
penjualan.
35
2) Melakukan promosi dan mencari peluang-peluang pasar yang
baru untuk meningkatkan pangsa pasar (market share).
Mempertanggungjawabkan aktivitasnya kepada Direktur.
i. Manajer SDM & Umum
1) Bertanggungjawab kepada manajer Administrasi Umum dan
Keuangan semua aktivitas yang berhubungan dengan
Administrasi Umum yang mencakup urusan ketenagakerjaan
atau personalia.
2) Mempersiapkan dokumen-dokumen yang dapat merupakan
masukan bagi Direktur dalam melakukan analisis/pengambilan
keputusan.
3) Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pihak luar
seperti pemerintah, pihak fiskus atau mahasiswa yang akan
melakukan penelitian.
4) Mengadakan evaluasi terhadap staf-staf atau karyawan-
karyawan dalam hubungannya untuk meningkatkan kinerja
perusahaan
B. Hasil Penelitian
Deskriptif Data Penelitian
1. Rasio Likuiditas pada PT. Bumi Karsa Kota Makassar
Tabel 4.1 Standar Rasio Industri Likuiditas
Current ratio Quick ratio Cash ratio
% Kriteria % Kriteria % Kriteria
200 Sangat Baik 150 Sangat Baik 50 Sangat Baik
36
150 Baik 100 Baik 30 Baik
100 Cukup 50 Cukup 25 Cukup
50 Kurang 25 Kurang 10 Kurang
>50 Sangat
Kurang >25
Sangat
Kurang >10
Sangat
Kurang
Sumber : Kasmir (2008:143)
2. Laporan Keuangan PT. Bumi Karsa Kota Makassar
Perkembangan aset, kewajiban dan ekuitas PT Bumi Karsa
Kota Makassar periode 2016-2018 dapat dilihat pada berikut
Tabel 4.2 Aset Lancar PT. Bumi Karsa Kota Makassar periode 2016-
2018
Tahun
Aset Lancar Persediaan
Rp G (%) Rp G (%)
2016 183.498.330.806 - 19.732.082.484 -
2017 196.036.331.101 6,832 25.785.616.043 30,678
2018 189.877.417.307 -3,136 30.033.621.215 16,474
Sumber : Laporan Keuangan PT. Bumi Karsa Kota Makassar
Pada Tabel 4.2 dari sisi aset lancar dapat dilihat bahwa pada
tahun 2016 sampai tahun 2018 mengalami kenaikan yang signifikan.
Kenaikan aset paling tinggi terjadi pada tahun 2017 yaitu sebesar
6,832%. Namun pada tahun 2018 mengalami penurunan yang tidak
terlalu material yaitu sebesar -3,136%.
Kenaikan terjadi pada persediaan tahun 2017 yaitu sebesar
30,678%. Kemudian pada tahun 2018 mengalami peningkatan sebesar
16,474%. Keuangan menghendaki tingkat persediaan yang rendah,
sedangkan marketing dan operasi menginginkan tingkat persediaan
37
yang tinggi agar kebutuhan konsumen/pasien terpenuhi. Baik
persediaan yang terlalu banyak maupun sedikit akan menimbulkan
pembengkakan biaya persediaan. Persediaan yang terlalu tinggi akan
menimbulkan masalah seperti muncul biaya-biaya yang berkaitan
dengan pemeliharaan persediaan di gudang.
Tabel 4.3 Kewajiban Jangka Pendek dan Laba Bersih PT. Bumi Karsa
Kota Makassar periode 2016-2018
Tahun
Kewajiban Jangka
Pendek Laba Bersih G (%)
Rp G (%) Rp G (%)
2016 145.870.962.641 - 44.830.368.044 -
2017 145.095.917.230 -0,531 23.101.775.752 -48,468
2018 142.235.170.347 -1,971 2.288.656.195 -90,093
Sumber : Laporan Keuangan PT. Bumi Karsa Kota Makassar
Pada Tabel 4.3 dari sisi kewajiban jangka pendek terlihat bahwa pada
tahun 2016 jumlah kewajiban jangka pendek tidak begitu tinggi. Pada tahun
2017 mengalami penurunan sebesar 0,531%, penurunan kewajiban jangka
pendek tidak terlalu tinggi. Pada tahun 2018 kewajiban jangka pendek
kembali mengalami penurunan lebih besar dibanding tahun sebelumnya yaitu
sebesar 1, 971%. Meningkatnya kewajiban jangka pendek akan
mempengaruhi kenaikan utang di dalam perusahaan.
Pada tahun 2017 laba bersih mengalami penurunan sebesar
48,468%. Sementara pada tahun 2018 terjadi penurunan laba bersih
tertinggi, angka penurunan laba bersih adalah sebesar 90,093%.
3. Rasio Likuiditas PT. Bumi Karsa Kota Makassar berdasarkan current ratio
38
Hasil penelitian dan pembahasan merupakan suatu gambaran
tentang hasil yang diperoleh dari penelitian yang didalamnya terdiri atas
variabel penelitian serta terdapat juga data atau keterangan yang
berhubungan dengan laporan keuangan.
Berdasarkan laporan keuangan dalam neraca dan laporan laba rugi
pada PT Bumi Karsa Kota Makassar selama periode 2016 sampai dengan
2018 yang digunakan untuk mengukur kewajiban jangka pendek atas total
aset lancar yang dimiliki perusahaan. Dalam mengukur kewajiban jangka
pendek, maka peneliti menggunakan rasio keuangan yaitu rasio likuiditas
antara lain current ratio. Current ratio (rasio lancar) adalah rasio yang
digunakan untuk membandingkan antara aset yang dimiliki perusahaan
dengan kewajiban jangka pendek. Dengan kata lain seberapa banyak aset
lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban perusahaan yang segera
jatuh tempo
Tabel 4.4 Perhitungan Current Ratio
Tahun Aset Lancar
(Rp)
Kewajiban
Jangka Pendek Current Ratio
2016 183.498.330.806 145.870.962.641 125,79%
2017 196.036.331.101 145.095.917.230 135,10%
2018 189.887.417.037 142.235.170.347 133,50%
Sumber : Laporan Keuangan PT. Bumi Karsa Kota Makassar
Tidak ada standar khusus untuk menentukan current ratio yang paling
baik, namun untuk prinsip kehati-hatian, maka besarnya current ratio sekitar
39
200% dianggap baik. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik kinerja
keuangan perusahaan.
Pada tahun 2016 ketahun 2017 rasio lancar mengalami peningkatan
sebesar 9,31% selisih dari 125,79% - 135,10%. Namun peningkatan tersebut
tidak terlalu tinggi karena belum mencapai 200% atau 2:1. Pada tahun 2017
ke tahun 2018 rasio lancar mengalami penurunan sebesar 1,60% diketahui
dari pengurangan 135,10% - 133,50% .
Hal ini menunjukkan bahwa pembayaran kewajiban jangka pendek
dengan menggunakan aset lancar belum sepenuhnya dapat dibayarkan
dikarenakan oleh selisih aset lancar dengan kewajiban jangka pendek yang
sedikit. sementara disisi kewajiban lancar mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya namun tidak terlalu tinggi. Jumlah aset lancar dan kewajiban
lancar yang memiliki selisih tidak begitu besar mengakibatkan perusahaan
kesulitan memenuhi kewajiban jangka pendek jika sewaktu-waktu ditagih
oleh kreditur. Current ratio yang dianggap baik jika memiliki aset lancar dan
kewajiban jangka pendek memilki perbandingan 2:1 atau sekitar 200%.
4. Rasio Likuiditas PT. Bumi Karsa Kota Makassar berdasarkan quick ratio
Quick ratio (rasio cepat) adalah rasio yang digunakan untuk
membandingkan antara aset lancar dikurangi dengan persediaan yang
dimiliki perusahaan dengan jumlah kewajiban lancar. Persediaan pada
umumnya merupakan aset lancar perusahaan yang paling tidak likuid
sehingga persediaan merupakan aset dimana kemungkinan besar akan
terjadi kerugian jika perusahaan mengalami likuidasi.
Oleh karena itu, rasio yang mengukur kemampuan suatu perusahaan
untuk membayar kewajiban jangka pendek tanpa mengandalkan penjualan
40
persediaan sangat penting artinya, dengan kata lain, seberapa banyak aset
lancar dikurangi persediaan yang tersedia untuk memenuhi kewajiban yang
segera jatuh tempo
Tabel 4.5 Perhitungan Quick Ratio
Tahun Aset Lancar
(Rp) Persediaan (Rp)
Kewajiban
Jangka Pendek
(Rp)
Quick
Ratio
2016 183.498.330.806 19.732.082.484 145.870.962.641 112,26%
2017 196.036.331.101 25.785.616.043 145.095.917.230 117,33%
2018 189.887.417.037 30.033.621.215 142.235.170.347 112,38%
Sumber : Laporan Keuangan PT. Bumi Karsa Kota Makassar
Untuk prinsip kehati-hatian perusahaan, maka besarnya quick ratio
paling rendah adalah 150% atau 1,5. Artinya kewajiban jangka pendek
150% dijamin oleh aset lancar selain persediaan sebesar 150%. Semakin
tinggi nilai rasio maka menunjukkan semakin baik pula kinerja keuangan
yang dicapai oleh perusahaan.
Pada tahun 2016 ke tahun 2017 rasio cepat juga mengalami
peningkatan sebesar 5,07% dari pengurangan (112,26% -117,33%) dan
pada tahun 2017 ke tahun 2018 rasio cepat mengalami penurunan
sebesar 4,95% diperoleh dari pengurangan (117,33% - 112,38%). Nilai
rasio cepat tersebut dapat dikatakan rendahn namun jika piutang
perusahaan dapat ditagih, perusahaan dapat melunasi kewajiban
lancarnya tanpa harus melikuidasi persediaan.
41
Hal ini menunjukkan bahwa pembayaran kewajiban jangka pendek
yang dipenuhi aset lancar belum sepenuhnya dapat dibayarkan karena
selisih aset lancar dengan persediaan yang sedikit. Seperti pada tahun
2017 ke tahun 2018 mengalami penurunan aset lancar sebesar
Rp6.148.914.064 sementara jumlah kewajiban lancar yang harus dibayar
sebesar Rp142.235.170.347. Utang bank pada tahun 2017 sebesar
Rp13.538.614.659 dan pada tahun 2018 utang bank naik menjadi
Rp37.134.390.587. Utang lancar yang meningkat setiap tahun adalah
utang sewa. Uraian diatas menunjukkan bahwa pembayaran kewajiban
jangka pendek yang dipenuhi dengan aset lancar belum sepenuhnya
dapat dibayarkan. Faktor yang mempengaruhi hal tersebut adalah jumlah
persediaan dalam aset lancar yang sedikit.
5. Rasio Likuiditas PT. Bumi Karsa Kota Makassar berdasarkan cash ratio
Cash ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendek dengan menggunakan seluruh aset lancar yang dimilikinya.
Tabel 4.6 Perhitungan cash ratio
Tahun Kas dan Bank
(Rp)
Kewajiban
Jangka Pendek Cash Ratio
2016 45.112.170.081 145.870.962.641 30,92%
2017 44.976.920.673 145.095.917.230 30,99%
2018 44.884.318.563 142.235.170.347 30,93%
Sumber : Laporan Keuangan PT. Bumi Karsa Kota Makassar
42
Standar industri rasio kas yang paling baik adalah sebesar 50%,
semakin mendekati standar industri maka semakin baik kinerja keuangan
suatu perusahaan. Pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2017 rasio kas
mengalami kenaikan sebesar 0,07%, angka tersebut diperoleh dari hasil
pengurangan (30,99%- 30,92%). Kenaikan yang terjadi cukup rendah,
namun angka tersebut masih berada di bawah standar industri rasio kas.
Kemudian pada tahun 2017 sampai dengan tahun 2018 rasio kas
mengalami penurunan sebesar 0,06% diperoleh dari hasil pengurangan
(30,93%-30,99%). Nilai yang dihasilkan dari rasio kas tersebut masih
berada di bawah standar industri. Hal ini menunjukkan bahwa belum
sepenuhnya tingkat ketersediaan kas mampu untuk membayar semua
tagihan jangka pendek perusahaan
C. Pembahasan
Berdasarkan data hasil penelitian yang telah diuraikan diatas dapat
dijelaskan kinerja keuangan perusahaan dari rasio likuiditas pada PT Bumi
Karsa Kota Makassar sebagai berikut.
Kinerja keuangan PT Bumi Karsa Kota Makassar sesuai dengan data
hasil penelitian berdasarkan current ratio menunjukkan angka di bawah
200%. Rasio lancar (current ratio) pada tahun 2016 sampai tahun 2017
sebesar 9,31% hal ini disebabkan total aset lancar dan kewajiban jangka
pendek meningkat dari tahun sebelumnya dan pembayaran utang lancar
masih bisa ditutupi. Ditahun yang sama aset lancar yang meningkat adalah
piutang usaha yang diterima perusahaan.
43
Pada tahun 2017 ke tahun 2018 rasio lancar sebesar 1,60%. Nilai
sebesar 1,60% bukan sesuatu yang bernilai material namun cukup
mempengaruhi current ratio untuk tahun selanjutnya. Pembayaran kewajiban
lancar yang harus dikeluarkan cukup besar terletak pada pembayaran utang
pajak, utang bank jangka pendek, utang usaha, kewajiban imbalan kerja dan
utang lain-lain.
Rasio cepat (quick ratio) pada tahun 2016 - 2017 rasio cepat sebesar
5,07%. Peningkatan aset lancar mampu mengimbangi kenaikan kewajiban
jangka pendek dan persediaan. Pada tahun 2017-2018 mengalami
penurunan sebesar 4,95%. Hal ini disebabkan aset lancar perusahaan
mengalami penurunan pada tahun 2018.
Persediaan juga mengalami kenaikan yang lebih tinggi dibanding
tahun sebelumnya. Sementara kewajiban jangka pendek turun namun tidak
terlalu tinggi. Aset yang harus dikeluarkan cukup besar terletak pada
bertambahnya persediaan di dalam perusahaan, kewajiban imbalan kerja,
pihak berelasi dan utang lain-lain. Sehingga aset lancar yang tersedia
mengalami penurunan. Standar dari rasio cepat adalah 150% dengan
melihat persentase rasio cepat perusahaan dapat dikatakan kurang
memenuhi standar.
Rasio kas atau (cash ratio) pada tahun 2016 sampai dengan tahun
2017 rasio kas mengalami kenaikan sebesar 0,07%. Rendahnya kenaikan
rasio disebakan oleh meningkatnya kewajiban jangka pendek sementara
jumlah kas dan bank pada tahun yang sama mengalami penurunan.
Kemudian pada tahun 2017 sampai dengan tahun 2018 rasio kas mengalami
penurunan sebesar 0,06%. Rasio kas menurun pada tahun yang sama
44
disebabkan oleh jumlah kas dan bank mengalami penurunan dibandingkan
dengan tahun sebelumnya. Persentase rasio kas yang dihasilkan
perusahaan selama empat periode berada di bawah angka 50%. Hal ini
menunjukkan bahwa belum sepenuhnya tingkat ketersediaan kas mampu
untuk membayar semua tagihan jangka pendek perusahaan.
Pada tahun 2016 ke tahun 2017 rasio persediaan terhadap modal
kerja bersih kembali mengalami penurunan sebesar 1,83%. Hal ini
disebabkan tingginya kenaikan persediaan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya sementara kewajiban jangka pendek mengalami penurunan
yang cukup rendah. Pada tahun 2017 ke tahun 2018 rasio persediaan
terhadap modal kerja mengalami kenaikan sebesar 12,42%. Nilai tersebut
sangat baik karena sudah melewati angka standar industri yaitu sebesar
12%. Hal ini menunjukkan bahwa sudah sepenuhnya diukur antara jumlah
persediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan.
45
44
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melihat data-data laporan keuangan dan data keterangan
yang diperoleh pada PT Bumi Karsa Kota Makassar mengenai analisis rasio
likuiditas PT Bumi Karsa Kota Makassar yang telah diuraikan dan dibahas
pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Rasio Likuiditas PT Bumi Karsa Kota Makassar berdasarkan current ratio
dinyatakan “cukup”, hal ini berdasarkan hasil perhitungan current ratio
selama 3 tahun berada di bawah angka 200% yaitu sebesar 131,45%.
Menurut standar industri current ratio yang paling baik adalah 200%.
2. Rasio Likuiditas PT Bumi Karsa Kota Makassar berdasarkan quick ratio
dinyatakan “baik”, hal ini berdasarkan hasil perhitungan quick ratio selama
3 tahun hampir mendekati angka 150% yaitu sebesar 114,00%. Menurut
standar industri quick ratio yang paling baik adalah minimal 150%.
3. Rasio Likuiditas PT Bumi Karsa Kota Makassar berdasarkan cash ratio
dinyatakan “baik”, hal ini berdasarkan hasil perhitungan cash ratio selama
3 tahun berada di bawah angka 50% yaitu sebesar 31,16%. Menurut
standar industri angka yang paling baik adalah 50%.
46
B. Saran
1. Sebaiknya perusahaan meningkatkan nilai current ratio dengan
meningkatkan aset lancar dan menurunkan kewajiban jangka pendek
seperti mengurangi jumlah kewajiban imbalan kerja.
2. Sebaiknya perusahaan mengurangi jumlah utang seperti utang bank
dengan meningkatkan penyediaan dana oleh pemegang saham.
3. Sebaiknya perusahaan meningkatkan jumlah kas dan bank agar cash
ratio meningkat.
47
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Sartono. 2011. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
BPFE.
Darsono Dan Tjatjuk, Siswandoko, 2011, Manajemen Sumber Daya Manusia
Abad 21, Nusantara Consulting, Jakarta
Fahmi, Irham. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Bandung : Alfabeta
Hanafi, Mamduh M. dan Abdul Halim, 2014, Analisis Laporan Keuangan., Edisi
tujuh., UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Harahap, Sofyan Syafri 2010 .Analisa Kritis atas Laporan Keuangan. Cet 11.
Jakarta : PT RajaGrafindo Persada
Horne, James C. Van dan John M Wachowicz Jr. 2012. Prinsip-Prinsip
Manajemen Keuangan (Edisi 13). Jakarta : Salemba Empat.
Kasmir. 2012, Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Kasmir. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Satu. Cetakan Ketujuh. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Lusiana, F.W. 2010. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Aktivitas, Dan Rasio Profitabilitas Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.
(http://eprints.undip.ac.id/, Diakses tanggal 20 November 2019)
Maharani, F.D. 2014. Analisis Rasio Likuiditas PT Bank Syariah Mandiri tahun
2012. Skripsi. Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta. (http://digilib.uin-suka.ac.id/, Diakses tanggal
20 November 2019)
Munawir, S. 2010. Analisis laporan Keuangan Edisi keempat. Cetakan Kelima
Belas. Yogyakarta: Liberty
Musthafa. 2017. Manajemen Keuangan. Edisi 1. Yogyakarta: Penerbit Andi
Noor. Juliansyah, 2011, Metodologi Penelitian, Prenada Media Group, Jakarta
45
44
Pratama, H.A.H. 2016. Analisis Kinerja Keuangan berdasarkan Rasio
Likuiditas, Solvabilitas, dan Rentabilitas pada Koperasi tahun 2011-
2015 (Studi Kasus pada Koperasi “CU Dharma Hatiku” Yogyakarta).
Skripsi. Fakultas Ekonomi Univeristas Sanata Dharma Yogyakarta.
(https://repository.usd.ac.id/, Diakses tanggal 20 November 2019)
Setianugraha, H. 2015. Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja
Keuangan Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan
Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-
2012). Skripsi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Hasanuddin
Makassar. (http://repository.unhas.ac.id/, Diakses tanggal 20 November
2019)
Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti. 2012. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan.
Edisi Keenam Cetakan Pertama. Yogyakarta : UPP STIM YPKN.
Subramanyam dan John J. Wild. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta:
Salemba Empat.
Sugiyono, 2013, Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. (Bandung:
ALFABETA)
William, M. 2017. Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan
Perusahaan (Studi Kasus di PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk).
Skripsi. Fakultas Ekonomi Univeristas Sanata Dharma Yogyakarta.
(https://repository.usd.ac.id/, Diakses 20 November 2019)
49
LAMPIRAN
45
44
SURAT PENELITIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Ir Lukman Nur
Jabatan : Manajer Peralatan
Perusahaan : PT BUMI KARSA MAKASSAR
Dengan Ini Menerangkan bahwa:
Nama : Adhi Heriyanto, S
NIM : 105720383712
Fak/Jurusan : Ekonomi/ Manajemen
Universitas : Muhammadiyah Makassar
Telah melakukan Penelitian Dalam langkah Penulisan skripsi yakin . Analisis
Rasio likuiditas PADA PT BUMI KARSA sejak tanggal 2 November sampai
dengan tanggal 2 desember 2019 dan membahas materi hasil penelitian
45
44
DOKUMENTASI
52
RIWAYAT HIDUP
ADHI HERIYANTO. S, lahir pada tanggal 04 Oktober
1989 di Kota Palopo, Provinsi Sulawesi Selatan, anak
Pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Sukardi dan
Sahlan.
Penulis mengawali jenjang pendidikan di Sekolah Dasar
(SD) Inpres Perumnas Antang 3 tahun 1996 sampai 2002, kemudian
melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP), di SMP Negeri 20
makassar pada tahun 2002 sampai 2005, kemudian penulis melanjutkan
pendidikan ke tingkat Sekolah Menengah kejuruan (SMK), di SMK kartika
wirabuana 1 makassar pada tahun 2005 sampai 2008.
Pada tahun 2012 penulis melanjutkan studinya di Perguruan Tinggi
Swasta yaitu Universitas Muhammadiyah Makassar (UNISMUH), dengan
mengambil Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Kemudian
pada tahun 2015 penulis mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Profesi (KKP) di UBC
(Unismuh Business Centre) lantai 2 gedung iqra Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Dengan ketekunan dan motivasi tinggi untuk belajar serta berusaha, dan
Alhamdulillah penulis telah berhasil menyelesaikan pekerjaan tugas akhir skripsi
ini. Semoga dalam penulisan tugas skripsi ini mampu memberikan konstribusi
positif bagi dunia pendidikan, akhir kata penulis mengucapkan rasa syukur yang
sebesar-besarnya atas terselesaikannya skripsi yang berjudul “Analisis Rasio
Likuiditas pada PT Bumi Karsa Kota Makassar”