ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN...

289

Click here to load reader

Transcript of ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN...

Page 1: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS

PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA

DI SMALB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL

CILANDAK JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Nia Nurfitriannih

11140150000090

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran
Page 3: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran
Page 4: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran
Page 5: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran
Page 6: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

i

ABSTRAK

Nia Nurfitriannih, Analisis Proses Pembelajaran IPS pada Anak

Berkebutuhan Khusus Tunanetra di SMALB-A Pembina Tingkat Nasional

Cilandak Jakarta Selatan. Skripsi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah.

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui proses pembelajaran anak

berkebutuhan khusus tunanetra di SMALB-A Pembina Tingkat Jakarta. (2)

Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran IPS pada anak

berkebutuhan khusus tunanetra. (3) Untuk mengetahui kesulitan dan upaya apa

saja yang dilakukan oleh guru dalam menghadapi pemecahan masalah siswa

berkebutuhan khusus tunanetra.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Pada observasi, dilaksanakan untuk memperoleh

data mengenai kondisi objek yang diteliti melihat dan mengamati beberapa

kegiatan proses pembelajaran IPS di SMALB-A PTN dilakukan dengan

pertanyaan yang telah disediakan oleh peneliti kemudian peneliti mengambil

dokumentasi melalui dokumen-dokumen internal dan eksternal di SLB-A

Pembina Tingkat Nasional Jakarta.

Hasil penelitian menunjukan bahwa proses pembelajaran IPS di SMALB-

A Pembina menggunakan Kurikulum 2013 dengan pendekatan scientific yang

umumnya diterapkan di sekolah umum, hanya saja terdapat penyesuaian terhadap

peserta didik, dengan mempertimbangkan kemampuan siswa tunanetra, metode

yang digunakan, kebanyakan ceramah dengan kombinasi perpaduan metode yang

lain seperti tanya jawab, media pelajaran yang digunakan pada saat pembelajaran

IPS yaitu media dengan alat peraga yang mudah diraba serta media dengan huruf

braille. Faktor yang mempengaruhi yaitu ada faktor pendukung dari pengalaman

guru-guru di sekolah tersebut yang mumpuni dalam mendidik siswa tunanetra

adapun faktor penghambat yaitu kurangnya media pelajaran di SMALB-A

Pembina. Kesulitan yang dihadapi oleh guru di SMALB-A yaitu kurangnya media

pembelajaran di kelas sehingga membuat siswa mengalami kesulitan dalam

pembelajaran IPS maka upaya yang harus dilakukan adalah proses pembelajaran

di kelas tetap harus dijalankan agar berjalan maksimal dengan melalui

pemanfaatan media yang ada.

Kata Kunci : Tunanetra, IPS, SMALB

Page 7: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

ii

ABSTRACK

Nia Nurfitriannih, Analysis of Social Studies Learning Process in Children

with Special Needs for the Blind in the Cilandak National Level Trustees in

South Jakarta. Thesis Department of Social Sciences, Faculty of Tarbiyah and

Educational Sciences, UIN Syarif Hidayatullah.

The objectives of this study were: (1) To find out the learning process of

children with special needs who were visually impaired at the Jakarta Level

SMALB-Pembina. (2) Knowing the factors that influence the social studies

learning process in children with special needs visually impaired. (3) To find out

what difficulties and efforts are made by the teacher in dealing with solving

problems of students with special needs visually impaired.

The method used in this research is qualitative method. Data collection

techniques used in this study were observation, interviews, and documentation. In

observations, carried out to obtain data about the condition of the object under

study see and observe several activities in the social studies learning process at

SMALB-A PTN carried out with questions provided by the researcher then the

researcher took documentation through internal and external documents at SLB-A

Level Builder Jakarta National.

The results of the study show that the social studies learning process at

SMALB-A Trustees uses the 2013 curriculum with a scientific approach that is

generally applied in public schools, except that there are adjustments to students,

taking into account the ability of blind students, the method used, most lectures

with a combination of methods others such as question and answer, learning

media used in social studies learning, namely media with easily accessible

teaching aids and media in braille. The influencing factor is that there are

supporting factors from the experience of the teachers in the school that are

qualified in educating blind students as well as the inhibiting factors, namely the

lack of learning media in the SMALB-A Trustees. The difficulties faced by

teachers in SMALB-A are the lack of learning media in the classroom so that

students experience difficulties in social studies learning, so the effort that must

be made is that the learning process in the classroom must be carried out to run

optimally through the use of existing media.

Keyword : Blind, IPS, high school is extraordinary

Page 8: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat

Allah SWT, karena segala nikmat kesehatan, nikmat islam iman serta rahmat dan

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa pula shalawat

dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW

yang telah membimbing umat manusia dari zaman Minadzulumati ilan nur wa

minna dholalah ilal hidayah yaitu dari zaman jalan kegelapan jahiliyah menuju

jalan yang terang benderang dengan Agama Islam yang dibawanya menjadi

penyelamat dan mengantarkan pemeluknya menuju kedamaian di dunia maupun

di akhirat.

Selama penyelesaian skripsi ini, penulis dibantu oleh berbagai pihak yang

telah memberikan dorongan dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan.

2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial dan Bapak Drs. H. Syaripulloh M.Si selaku Sekretaris

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

3. Ibu Tri Harjawati, M.Si selaku Dosen Penasihat Akademik yang telah

membantu selama perkuliahan dari awal semester sampai akhir semester ini.

4. Bapak Muhammad Arif, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk terus membantu dalam

membimbing sampai selesainya penulisan skripsi.

5. Ibu Zaharah, M.Ed selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah membantu

peneliti selama perkuliahan dari awal semester sampai akhir.

6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu selama penulis menuntut

ilmu di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Page 9: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

iv

7. Orang tua yang penulis cintai, Jamil dan Ratih Nirmala, yang tidak pernah

henti membantu mendoakan, memotivasi, dan selalu siap dikala penulis

kesulitan.

8. Kakak, Adik dan keponakan yang penulis sayangi, Tikah Nurfitrah, Ilham

Saputra, Khalizah Nur Aini, Almira Ghaniyyu Syafa, dan Attar Ghaniyyu

Sabiq yang selalu setia membantu baik berupa moril ataupun materil dalam

penulisan skripsi ini.

9. Terima kasih kepada kepala sekolah SLB-A Pembina Tingkat Nasional

Jakarta serta guru-guru dan staff pengurus SLB-A PTN atas izin penelitian

yang telah diberikan serta segala informasi dan masukan selama penelitian.

Terima kasih untuk seluruh siswa dan siswi SMALB-A PTN yang telah

berpartisipasi.

10. Terima kasih kepada teman-teman di Balon yang penulis sayangi, Hindatul

Wardah, Zahra Nadhia, Lutviana Safitri, Silvia Kastaini yang telah membantu,

memotivasi dan menemani dalam penyelesaian penulisan skripsi ini serta

tidak lupa kepada Rani, Yunita, Aulia, Chairunnisa, Yayu, dan Vivi yang telah

menemani selama 9 semester dan saling mengingatkan, memberi dukungan

satu sama lain hingga saat ini.

11. Terima kasih kepada teman-teman dan sahabat kelas konsentrasi sosiologi dan

mahasiswa jurusan IPS angkatan 2014, yang mewarnai hari-hari selama

perkuliahan, dukungan, semangat dan doa yang diberikan.

12. Terima kasih kepada Vira sahabat kecilku dari sekolah dasar hingga sekarang

dan teman-teman dekat semasa sekolah madrasah aliyahku, yang selalu

memberikan warna-warni kehidupanku, motivasi semangat dan dukungan

penuh selama penulisan skripsi ini hingga terselesaikan.

13. Terima kasih kepada Aulia, Ega, Dina dan Sahara sahabatku selama sekolah

menengah yang telah bertahan menemaniku memberikan arahan, tujuan,

dukungan penuh dan selalu memberikan kecerian ditengah kesibukan

menyelesaikan skripsi ini.

Page 10: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

v

14. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu untuk

membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, semoga Allah SWT

membalas semua kebaikan.

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan karena apabila bukan karena Allah

SWT penulis tidak dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini masih

banyak kekurangan di dalamnya, untuk itu penulis memerlukan kritik dan saran

dari pembaca. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca

serta bagi masyarakat.

Jakarta, 21 Desember 208

Penulis

Nia Nurfitriannih

Page 11: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

ABSTRAK ...................................................................................................... i

ABSTRACT .................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah ......................................................................... 6

D. Rumusan Masalah ............................................................................. 6

E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6

F. Manfaat Penelitian ............................................................................ 7

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR ....................... 9

A. Proses Pembelajaran....................................................................... 9

1. Pengertian Belajar ................................................................. 10

2. Pengertian Mengajar ............................................................. 13

3. Sistem Pembelajaran ............................................................. 15

4. Strategi Pembelajaran............................................................ 16

5. Metode Pembelajaran ............................................................ 18

6. Sumber Belajar ...................................................................... 22

Page 12: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

vii

7. Media Pembelajaran .............................................................. 25

8. Evaluasi Pembelajaran .......................................................... 26

B. Anak Berkebutuhan Khusus ........................................................... 28

1. Pengertian ABK .................................................................... 29

2. Jenis-Jenis ABK .................................................................... 31

3. Pengertian ABK Tunanetra ................................................... 32

4. Sekolah untuk ABK Tunanetra ............................................. 40

C. Ilmu Pengetahuan Sosial ................................................................... 44

1. Pengertian IPS ....................................................................... 44

2. Ruang Lingkup Kajian IPS ................................................... 49

3. Tujuan Pembelajaran IPS ...................................................... 51

D. Penelitian Relevan ............................................................................. 52

E. Kerangka Berfikir.............................................................................. 56

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 58

A. Tempat dan Waktu ............................................................................ 58

B. Metode Penelitian.............................................................................. 59

C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ........................................ 61

D. Teknik Analisis dan Pengolahan Data .............................................. 67

E. Uji Validitas dan Keabsahan Data .................................................... 71

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 73

A. Profil SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta ............................. 73

1. Latar Belakang SLB-A PTN ................................................. 73

2. Identitas SLB-A PTN ............................................................ 76

3. Tugas dan Fungsi SLB-A PTN ............................................. 78

4. Visi dan Misi ......................................................................... 78

B. Hasil Penelitian ................................................................................. 79

1. Proses Kegiatan Pembelajaran IPS ....................................... 84

2. Faktor yang Mempengaruhi Proses Kegiatan Pembelajaran 93

3. Kesulitan dan Upaya Menghadapi Pemecahan Masalah ...... 95

C. Pembahasan ....................................................................................... 100

Page 13: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

viii

1. Proses Kegiatan Pembelajaran IPS ....................................... 101

2. Faktor yang Mempengaruhi Proses Kegiatan Pembelajaran 112

3. Kesulitan dan Upaya Menghadapi Pemecahan Masalah ...... 115

D. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 122

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 123

A. Kesimpulan ....................................................................................... 123

B. Implikasi ............................................................................................ 125

C. Saran .................................................................................................. 125

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 127

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 14: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Presentase Kehilangan Ketajaman Penglihatan .......................... 33

Tabel 2.2 Komposisi Tunanetra .................................................................. 34

Tabel 3.1 Waktu Kegiatan .......................................................................... 58

Tabel 3.2 Pedoman Observasi ..................................................................... 62

Tabel 3.3 Kisi-kisi Pedoman Wawancara ................................................... 66

Tabel 3.4 Kisi-kisi Pedoman Dokumentasi ................................................. 67

Tabel 4.1 Narasumber Kepala Sekolah dan Guru ....................................... 80

Tabel 4.2 Narasumber Siswa-Siswi SMALB-A PTN ................................. 80

Tabel 4.3 Siswa-Siswi Kelas X ................................................................... 82

Tabel 4.4 Siswa-Siswi Kelas XI.................................................................. 82

Tabel 4.5 Siswa-Siswi Kelas XII ................................................................ 83

Page 15: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ..................................................................... 57

Gambar 4.1 Guru membuka pelajaran di kelas XI ....................................... 85

Gambar 4.2 Guru membuka pelajaran di kelas XII ..................................... 86

Gambar 4.3 Media Pembelajaran Globe Timbul ......................................... 88

Gambar 4.4 Penggunaan Media Globe Timbul di kelas XI ......................... 89

Gambar 4.5 Penggunaan Media Globe Timbul di kelas XI ......................... 89

Gambar 4.6 Penggunaan Media Atlas Timbul di kelas X ............................ 90

Gambar 4.7 Media Pembelajaran Atlas Timbul ........................................... 91

Gambar 4.8 Penggunaan Media Peta Timbul di kelas XII........................... 92

Gambar 4.9 Kegiatan Tanya Jawab di Kelas XII ......................................... 92

Gambar 4.10 Guru mendatangi siswa ........................................................... 93

Gambar 4.11 Penggunaan metode ceramah di kelas XII .............................. 107

Gambar 4.12 Penggunaan Media Atlas Timbul di kelas X ............................ 109

Gambar 4.13 Reglet (alat bantu siswa) .......................................................... 110

Gambar 4.14 Hasil Penelitian ........................................................................ 121

Page 16: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Uji Referensi

Lampiran 2 Pedoman Observasi

Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Wawancara

Lampiran 4 Pedoman Wawancara

Lampiran 5 Hasil Observasi

Lampiran 6 Transkip Wawancara

Lampiran 7 Dokumentasi

Lampiran 8 Progam Tahunan

Lampiran 9 Silabus Satuan Pendidikan

Lampiran 10 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

Lampiran 11 Daftar nama guru dan pegawai SLB-A PTN

Lampiran 12 Daftar invetaris ruang SLB-A PTN

Lampiran 13 Daftar nama-nama siswa SMALB-A PTN

Lampiran 14 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran 15 Surat Keterangan Izin Penelitian

Lampiran 16 Biodata Penulis

Page 17: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap anak berhak memiliki hak dan kewajiban. Salah satunya

adalah pendidikan, seorang anak berhak memiliki kesempatan belajar dan

memperoleh ilmu di sekolah manapun yang diinginkan. Pendidikan dapat

dilakukan tanpa mengenal batas usia, ruang dan waktu. Pendidikan juga

tidak mengenal pembatasan kegiatan dan bentuk, aktifitas apapun yang

berguna untuk menambah pengetahuan dan keterampilan tertentu,

sehingga setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan yang

bermutu yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun lembaga-lembaga

non pemerintah.

Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara1.

Di dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 Ayat 1, Undang-

Undang Nomor 2 Tahun 1989 Tentang Sisdiknas Bab III Ayat 5 yang

menyatakan bahwa setiap warganegara memiliki kesempatan yang sama

memperoleh pendidikan. Bunyi ayat ini sejalan dengan Konsep pendidikan

untuk semua (education for all) yang ditegaskan dalam deklarasi universal

Hak Asasi Manusia (HAM) dan slogan tersebut selayaknya mengawal kita

untuk bisa terus peduli dengan isu pendidikan karena hak pendidikan

adalah hak semua orang tanpa memandang kelas, ras, jenis kelamin,

agama, dan bentuk muka,

1 UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Lampiran 1

Page 18: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

2

Maka dapat disimpulkan bahwa setiap warga negara yang di

maksud termasuk anak yang memiliki keterbatasan fisik maupun mental

pun mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk memperoleh

pendidikan. Anak-anak yang memiliki keterbatasan seperti ini mereka

biasa dikenal dengan istilah Anak Berkebutuhan Khusus. Istilah anak

berkebutuhan khusus bukan istilah yang baru melainkan telah banyak

digunakan selama bertahun-tahun untuk mendeskripsikan siswa yang

memiliki keterbatasan fisik dan mental sehingga mengalami kesulitan

belajar.

Ketika sekolah mulai diwajibkan pada 1870, anak-anak yang

memiliki keterbatasan ini dilihat sebagai individu yang tidak cocok untuk

ditempatkan di sekolah umum, mereka dipandang kurang sempurna

sehingga kerap diasingkan dan ditolak oleh masyarakat.

Namun pada akhirnnya pendidikan untuk Anak Berkebutuhan

Khusus (ABK) sudah diatur dalam undang- undang dan hak mereka

memperoleh pendidikan adalah sama dengan orang non ABK. Hak atas

pendidikan bagi ABK atau anak difabel ditetapkan dalam Undang-

Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 32

disebutkan bahwa: “pendidikan khusus (pendidikan luar biasa) merupakan

pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam

mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental,

dan sosial”.2

Maka anak-anak yang memiliki keterbatasan seperti ini di dalam

pendidikannya memiliki sebuah lembaga kependidikan khusus yang

bertujuan untuk memperluas kesempatan kepada anak-anak yang memiliki

keterbatasan ataupun keistimewaan untuk belajar, sehingga mereka dapat

membekali diri untuk dapat mandiri dan berpartisipasi dalam proses

pembangunan bangsa dan negaranya.

2 Mohammad Effendi. Pengantar Pdikopedagogik Anak Berkelainan. (Jakarta: Bumi

Aksara. 2009), h.1.

Page 19: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

3

Anak-anak ini berhak mendapatkan pendidikan yang layak dan

tidak dibeda-bedakan dengan anak normal lainnya. Sebagai wujud

kepedulian pemerintah terhadap pendidikan khusus bagi anak

berkebutuhan khusus. ABK pemerintah telah memberikan sarana sekolah

yang lebih dikenal dengan Sekolah Luar Biasa (SLB) sesuai dengan

kekhususannya masing-masing.

Yang termasuk kedalam anak berkebutuhan khusus (ABK) ini

menurut Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan khusus,

dapat dikelompokkan menjadi:

1. Tunanetra atau anak yang mengalami gangguan penglihatan

2. Tunarungu atau anak yang mengalami gangguan pendengaran

3. Tunadaksa atau anak yang mengalami kelainan tubuh atau

gerak

4. Anak berbakat atau anak yang memiliki kecerdasan dan

kemampuan luar biasa

5. Tuna grahita

6. Anak lamban belajar

7. Anak yang mengalami kesulitan belajar spesifik (disleksia)

8. Anak mengalami gangguan komunikasi

9. Tunalaras anak yang mengalami gangguan emosi dan prilaku

10. Anak yang termarginalkan

Tidaklah mudah bagi seorang guru untuk mengajarkan anak yang

berkebutuhan khusus dalam proses kegiatan pembelajaran di kelas. Ketika

seorang guru tersebut tidak biasa dalam menangani kegiatan proses

pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus, maka yang didapat hanya

akan mengalami berbagai kesulitan karena profesi tersebut tidaklah

mudah.

Semua mata pelajaran yang dilakukan dalam pembelajaran

terhadap anak berkebutuhan khusus tentu berbeda-beda pasti memiliki

kekurangan dan kelebihan, khususnya dalam pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS). Masalah yang terjadi di lapangan dalam

Page 20: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

4

pembelajaran pada anak berkebutuhan khusus seorang guru memerlukan

kurikulum pembelajaran khusus. Dalam hal ini kurikulum Nasional yang

diterapkan adalah kurikulum 2013. Kurikulum 2013 dikembangkan

dengan membawa amanah harus mampu menumbuhkan nilai-nilai

Pancasila dalam jiwa peserta didik.

Pembelajaran IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang

penting untuk dipelajari karena untuk menumbuhkan sikap, kesadaran,

kepedulian, dan toleransi terhadap keragaman sosial budaya masyarakat

bagi anak didik, maka seorang guru IPS berupaya untuk memilih,

menetapkan dan mengembangkan pembelajaran yang memungkinkan

dapat membantu kemudahan, kecepatan, kebiasaan, dan kesenangan anak

didik untuk mempelajari IPS terpadu, sehingga dapat menarik minat anak

didik untuk mempelajarinya.

Permasalahan tentang pembelajaran IPS seperti apa yang akan

diterapkan muncul karena ada perbedaan antara pembelajaran anak normal

dengan anak yang berkebutuhan khusus atau kelainan atau memiliki cacat

tubuh dan mental. Terdapat sejumlah materi pembelajaran IPS yang

seringkali membuat siswa sulit untuk memahaminya ataupun guru yang

sulit untuk menjelaskannya. Kesulitan tersebut dapat terjadi karena materi

tersebut masih abstrak, rumit, asing, dan sebagainya. Untuk mengatasi

kesulitan ini maka perlu dikembangkan sarana belajar IPS yang tepat.

Dengan keterbatasan fisik dan mental, maka sekolah memiliki

sistem pengajaran khusus dalam kegiatan belajar dan mengajar bagi

peserta didiknya Metode pembelajaran yang diterapkan pada sekolah

tersebut bervariasi tergantung kebutuhan. Termasuk dengan kekurangan

dalam penglihatan, Maka pada tanggal 1981 berdirilah Sekolah Luar Biasa

bagian A untuk Tunanetra yang dinamakan Sekolah Luar Biasa-A

Pembina Tingkat Nasional (SLB-A PTN) Jakarta. Dalam SLB-A PTN ini

terdapat jenjang pendidikan mulai dari TKLB, SDLB, SMPLB dan

SMALB. Sekolah ini khusus bagi perserta didik yang memiliki

kekurangan dibidang penglihatan, atau disebut dengan tunanetra.

Page 21: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

5

Maka bedasarkan permasalahan yang telah dipaparkan diatas,

penulis sangat ingin meneliti dan mengetahui apakah proses pembelajaran

di Sekolah Luar Biasa-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta berjalan

dengan baik secara efektif dan efesien, maka penulis akan menjawabnya

dengan membuat karya ilmiah yang berkaitan dengan permasalah tersebut

yaitu berjudul “Analisis Proses Pembelajaran IPS Pada Anak

Berkebutuhan Khusus Tunanetra di SMALB-A Pembina Tingkat

Nasional Cilandak Jakarta Selatan”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka

penulis mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan judul yang akan

dibahas dalam tulisan ini, sebagai berikut :

1. Proses pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus tunanetra masih

belum berjalan dengan optimal.

2. Penggunaan metode pembelajaran belum relevan dengan kondisi anak

berkebutuhan khusus tunanetra.

3. Kurangnya penggunaan media pembelajaran bagi anak berkebutuhan

khusus tunanetra.

4. Interaksi dalam belajar antara guru dengan peserta didik belum

dilakukan secara maksimal.

5. Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran IPS

pada anak berkebutuhan khusus tunanetra

6. Strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru belum relevan dengan

kondisi anak berkebutuhan khusus tunanetra.

7. Terdapat beberapa kesulitan belajar IPS pada anak berkebutuhan

khusus tunanetra.

8. Upaya pemecahan masalah terhadap kesulitan belajar IPS di

SMALB-A Pembina Tingkat Jakarta belum berjalan dengan optimal.

9. Sumber belajar yang digunakan peserta didik belum memadai.

Page 22: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

6

10. Sarana dan prasana yang tersedia bagi anak berkebutuhan khusus

tunanetra belum memadai.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian identifikasi masalah tersebut, untuk lebih

memperjelas dan memberi arah yang tepat, maka diberikan batasan yang

berkaitan dan sesuai dengan judul yang ada, maka peneliti memberikan

pembatasan masalah pada kajian penelitiannya. Batasan masalah pada

penelitian ini adalah :

1. Proses pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus masih belum

berjalan dengan optimal

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran IPS pada anak

berkebutuhan khusus tunanetra

3. Kesulitan dan upaya yang dilakukan oleh guru dalam menghadapi

pemecahan masalah siswa berkebutuhan khusus tunanetra

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas,

maka perumusan masalah yang akan menjadi bahan penelitian adalah :

1. Bagaimana proses pembelajaran anak berkebutuhan khusus tunanetra

di SMALB-A Pembina Tingkat Jakarta?

2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi proses kegiatan pembelajaran

IPS pada anak berkebutuhan khusus tunanetra?

3. Kesulitan dan upaya apa saja yang dilakukan oleh guru dalam

menghadapi pemecahan masalah siswa berkebutuhan khusus

tunanetra?

E. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian tentunya memiliki tujuan agar penelitian memiliki

arah yang jelas, yaitu hasil akhir yang hendak dicapai dari suatu penelitian.

Page 23: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

7

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini

adalah :

1. Untuk mengetahui proses pembelajaran anak berkebutuhan khusus

tunanetra di SMALB-A Pembina Tingkat Jakarta.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses

pembelajaran IPS pada anak berkebutuhan khusus tunanetra.

3. Untuk mengetahui kesulitan dan upaya apa saja yang dilakukan oleh

guru dalam menghadapi pemecahan masalah siswa berkebutuhan

khusus tunanetra.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan wawasan, dapat memperoleh informasi, masukan

tentang proses kegiatan pembelajaran IPS di SMALB-A Pembina

Tingkat Jakarta bagi anak berkebutuhan khusus.

b. Menambah dan memperkaya keilmuan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial bagi anak berkebutuhan khusus.

c. Dapat memberikan sumbangan untuk perkembangan ilmu

pendidikan dan memperkuat wacana untuk meningkatkan kualitas

pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus.

2. Manfaat Praktis

1. Bagi Siswa

a. Bagi siswa di SLB-A Pembina Tingkat Jakarta, hasil penelitian

ini diharapkan dapat meningkatkan upaya berinteraksi sosial

dengan baik khususnya dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial.

b. Siswa dapat mengaplikasikan pembelajaran IPS dalam

kehidupan sehari-hari.

2. Bagi Sekolah

Page 24: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

8

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi saran bagi

penyelenggaraan pendidikan kebutuhan khusus dan melakukan

pembinaan juga motivasi kepada guru IPS.

b. Sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk memperbaiki dan

mengevaluasi kualitas pembelajaran dengan proses kegiatan

pembelajaran IPS bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).

3. Bagi Penulis

Sebagai rujukan dan sarana untuk menambah wawasan mengenai

proses kegiatan pembelajaran IPS terhadap anak berkebutuhan

khusus pada siswa tunanetra.

Page 25: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

9

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR

A. Proses Pembelajaran

Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata pembelajaran

berasal dari kata ajar yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang

supaya diketahui atau diturut, sedangkan pembelajaran berarti proses, cara,

perbuatan menjadikan orang atau mahkluk hidup belajar. Menurut Kimble

dan Garmezy pembelajaran adalah suatu perubahan perilaku yang relatif tetap

dan merupakan hasil praktik yang diulang-ulang.1

Proses pembelajaran sering pula disebut proses belajar mengajar.

Belajar mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu

sama lain. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh seseorang

sebagai subyek yang menerima pelajaran, sedang mengajar menunjuk pada

apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar.

Proses pembelajaran betujuan agar siswa mampu mengembangkan

kemampuan fisik maupun psikis ke dalam tiga ranah. Sehingga pembelajaran

yang berlangsung akan lebih bermakna. Tidak hanya sebatas pengetahuannya

saja, namun lebih pada pengamalan ilmu dan ketrampilan menciptakan

sesuatu sebagai hasil pemahaman ilmu tertentu. Optimalnya proses

pembelajaran dipengaruhi oleh rencana pelaksanaan pembelajaran dan

optimal atau belum metode pembelajaran inquiri dapat dilihat melalui hasil

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Pembelajaran memiliki makna bahwa subjek belajar harus

dibelajarkan bukan diajarkan. Subjek belajar yang dimaksud adalah siswa

atau disebut juga pembelajar yang menjadi pusat kegiatan belajarn. Siswa

sebagai subjek belajar dituntut untuk aktif mencari, dan menyimpulkan suatu

masalah. Selain itu Rombepajung juga berpendapat bahwa pembelajaran

1 M.Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar Ruzz Media,

2011), h. 18.

Page 26: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

10

adalah pemerolehan suatu mata pelajaran atau pemerolehan suatu

keterampilan melalui pelajaran, pengalaman, atau pengajaran.

Proses pembelajaran sering pula disebut proses belajar mengajar.

Belajar mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu

sama lain. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh seseorang

sebagai subyek yang menerima pelajaran (sasaran didik), sedang mengajar

menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar.2

1. Pengertian Belajar

Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata

mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk

informasi/materi pelajaran. Orang yang beranggapan demikian biasanya

akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya telah mampu

menyebutkan kembali secara lisan (verbal) sebagian besar informasi yang

terdapat dalam buku teks atau yang diajarkan oleh guru.

Di samping itu, ada pula sebagaian orang memandang belajar

sebagai pelatihan belaka seperti yang tampak pada pelatihan membaca

dan menulis. Bedasarkan persepsi semacam ini, biasanya mereka akan

merasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mempu memperlihatkan

keterampilan jasmaniah tertentu walaupun tanpa pengetahuan mengenai

arti, hakikat dan tujuan keterampilan tersebut.3

Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan

belajar, maka dikemukakan beberapa definisi dari beberapa ahli yaitu:4

a. Hilgard dan Bower dalam buku Theories of Learning (1975)

mengemukakan. “Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah

laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh

pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana

perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar

2 Roheli, Peranan Perpustakaan dalam Menunjang Proses Pembelajaran, Skripsi Pada

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005, h. 24 3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2014), h. 87-88 4 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004),

h. 84

Page 27: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

11

kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-

keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan

sebagainya).”

b. Gagne, dalam buku The Conditions of Learning (1977) menyatakan

bahwa: "Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan

isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikiarn rupa sehingga

perbuatannya (performancenya) berubah dari waktu sebelum ia

mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.”

c. Morgan, dalam buku Introduction to Psychology (1978)

mengemukakan: "Belajar adalah setiap perubahan yang relatif

menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari

latihan atau pengalaman."

d. Witherington, dalam buku Educational Psychology mengemukakan:

"Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang

menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa

kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian."

Dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas, maka adanya

beberapa elemen yang penting yang mencirikan pengertian tentang

belajar, yaitu :

a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, di mana

perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik,

tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang

lebih buruk.

b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau

pengalaman; dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh

pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar;

seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi.

c. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap;

harus merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup

panjang. Berapa lama periode waktu itu berlangsung sulit ditentukan

dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari

Page 28: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

12

suatu periode yang mungkin berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan

ataupun bertahun- tahun. Ini berarti kita harus mengenyampingkan

perubahan-perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh motivasi,

kelelahan, adaptasi, ketajaman perhatian atau kepekaan seseorang,

yang biasanya hanya berlangsung sementara.

d. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut

berbagai aspek kepribadian, baik fisik. maupun psikis, seperti:

perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah/berpikir,

keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.5

Ciri-ciri belajar senada juga diungkapkan oleh Burhanuddin dan

Wahyuni sebagai berikut :6

1. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku

(charge behavior).

2. Perubahan perilaku relatif permanen.

3. Perubahan perilaku tidak harus segera dapat diamati pada saat

proses belajar berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat

potensial.

4. Perubahan perilaku merupakan hasil latihan atau pengalaman.

5. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan.

Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks.

Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa

adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses

belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan

sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam,

benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia atau hal-hal yang

dijadikan bahan belajar. Tindakan belajar tentang sesuatu hal tersebut

tampak sebagai perilaku belajar yang tampak dari luar.7

5 Ibid., h. 85

6 M.Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar Ruzz Media,

2011), h. 19 7 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013),

h. 7

Page 29: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

13

Brown merinci karakteristik pembelajaran sebagai berikut :8

1. Belajar adalah menguasai atau “memperoleh”.

2. Belajar adalah mengingat-ingat infomasi atau keterampilan.

3. Proses mengingat-ingat melibatkan sistem penyimpanan,

memori, dan organisasi kognitif.

4. Belajar melibatkan perhatian aktif sadar dan bertindak menurut

peristiwa-peristiwa diluar serta didalam organisme.

5. Belajar itu bersifat permanen tetapi tunduk pada lupa.

6. Belajar melibatkan berbagai bentuk latihan, mungkin latihan

yang ditopang dengan imbalan dan hukum.

7. Belajar adalah suatu perubahan dalam perilaku.

Bedasarkan pengertian dari beberapa ahli diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa definisi arti dari belajar yaitu kegiatan yang berproses

dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan

setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau

gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses

belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di

lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.

Pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek,

bentuk, dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik

khususnya para guru. Kekeliruan atau ketidaklengkapan persepsi mereka

terhadap proses belajar dan hal-hal yang berkaitan dengannya mungkin

akan mengakibatkan kurang bermutunya hasil pembelajaran yang dicapai

peserta didik.

2. Pengertian Mengajar

Kata “teach” atau mengajar berasal dari bahasa Inggris kuno, yaitu

teacen. Kata ini berasal dari bahasa Jerman kuno (Old Teutenic), taikjan,

yang berasal dari kata dasar teik, yang berarti memperlihatkan. Kata

tersebut ditemukan juga dalam bahasa Sanskerta, dic, yang dalam bahasa

8 M.Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar Ruzz Media,

2011), h. 18

Page 30: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

14

Jerman kuno dikenal dengan deik. Istilah mengajar (teach) juga

berhubungan dengan token yang berarti tanda atau simbol. Kata token

juga berasal dari bahasa Jerman kuno, taiknom, yaitu pengetahuan dari

taikjan. Dalam bahasa Inggris kuno taecan berarti to teach (mengajar).

Dengan demikian, token dan teach secara historis memiliki keterkaitan.

To teach (mengajar) dilihat dari asal usul katanya berarti memperlihatkan

sesuatu kepada seseorang melalui tanda atau simbol, penggunaan tanda

atau simbol itu dimaksudkan untuk membangkitkan atau menumbuhkan

respons mengenai kejadian seseorang, observasi, penemuan, dan lain

sebagainya. Sejak tahun 1500-an, definisi mengajar (teaching) mengalami

perkembangan secara terus-menerus. Secara deskriptif mengajar diartikan

sebagai proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru kepada

siswa. Proses penyampaian itu sering juga dianggap sebagai proses

mentrasfer ilmu.9

Berikut pengertian mengajar dari beberapa ahli diantaranya yaitu

:10

1. Arifin mendefinisikan mengajar sebagai “.... suatu rangkaian kegiatan

penyampaianb bahan pelajaran kepada murid agar dapat menerima,

menanggapi, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran itu”.

2. Tyson dan Caroll, setelah mempelajari secara seksama sejumlah teori

pengajaran, menyimpulkan bahwa mengajar ialah “... a way working

with student .... a process of interaction ... the teacher does something

to student, the students do something in return”. Dari definisi ini

tergambar bahwa mengajar adalah sebuah cara dan sebuah proses

hubungan timbal balik antara siswa dan guru yang sama-sama aktif

melakukan kegiatan.

3. Nasution berpendapat bahwa mengajar adalah “... suatu aktivitas

mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan

9 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:

Kencama Prenadamedia Group, 2006), h. 95-96 10

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2014), h. 179

Page 31: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

15

menghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi proses belajar”.

Lingkungan dalam pengertian ini tidak hanya ruang kelas (ruang

belajar) tetapi juga meliputi guru, alat peraga, perpustakaan,

laboratorium, dan sebagainya yang relevan dengan kegiatan belajar

siswa.

4. Tardif mendefinisikan mengajar secara lebih sederhana tetapi cukup

komprehensif dengan menyatakan bahwa mengajar itu pada

prinsipnya adalah “... any action perfomed by an individual (the

teacher) with the intention of facilitating learning in another

individual (the learner). Artinya, mengajar adalah perbuatan yang

dilakukan seseorang (dalam hal ini guru) dengan tujuan membantu

atau memudahkan orang lain (dalam hal ini siswa) melakukan

kegiatan belajar.

Maka dapat disimpulkan bahwa pengertian yang umum dipahami

orang terutama mereka yang awam dalam bidang-bidang studi

kependidikan, mengajar merupakan penyampaian pengetahuan dan

kebudayaan kepada siswa. Dengan demikian, tujuannya pun hanya

berkisar sekitar pencapaian penguasaan siswa atas sejumlah pengetahuan

dan kebudayaan. Sedangkan tugas dan tanggungjawab guru sebagai

pendidik adalah membantu dan membimbing siswa untuk mencapai

kedewasaan seluruh ranah kejiwaan sesuai dengan kriteria yang telah

ditetapkan. Untuk dapat menjalankan tugas dan tanggungjawab itu, guru

berkewajiban merealisasikan segenap upaya yang mengarah pada

pengertian membantu dan membimbing siswa dalam melapangkan jalan

menuju perubahan positif seluruh ranah kejiwaannya.

3. Sistem Pembelajaran

Sistem pembelajaran adalah suatu kombinasi terorganisasi yang

meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan

prosedur yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.11

11

Dian Relitawati, Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas

Lulusan di SMAN 13 Medan, Tesis Pada Universitas Sumatera Utara, 2009, h. 20

Page 32: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

16

Unsur manusiawi dimaksud terdiri atas siswa, guru, dan orang-

orang yang mendukung terhadap keberhasilan proses pembelajaran

termasuk pustakawan, laboratorium, dan tenaga administrasi. Sedangkan

material berupa bahan pelajaran sebagai sumber belajar, seperti: buku,

film, slide suara, foto, CD, dan sebagainya. Fasilitas dan perlengkapan

adalah sesuatu yang mendukung proses belajar mengajar seperti: ruang

kelas, penerangan, komputer, audio visual, dan sebagainya. Prosedur

dimaksud adalah kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran

seperti strategi, metode pembelajaran, jadwal pembelajaran, pelaksanaan

evaluasi dan sebagainya.

4. Strategi Pembelajaran

Banyak pendapat ahli yang mendefinisikan strategi belajar-

mengajar dengan berbagai istilah dan pengertian yang berbeda, perbedaan

tersebut sebenarnya hanya terletak pada aksentuasinya saja. Misalnya,

Nana Sudjana mengatakan bahwa strategi belajar-mengajar merupakan

tindakan guru melaksanakan rencana mengajar, yaitu usaha guru dalam

menggunakan beberapa variabel pengajaran (tujuan, metode, alat serta

evaluasi) agar dapat mempengaruhi siswa mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.12

Pada mulanya istilah strategi banyak digunakan dalam dunia

militer yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer

untuk memenangkan suatu peperangan. Sekarang, istilah strategi banyak

digunakan dalam berbagai bidang kegiatan yang bertujuan memperoleh

kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. Misalnya seorang

manajer atau pimpinan perusahaan yang menginginkan keuntungan dan

kesuksesan yang besar akan menerapkan suatu strategi dalam mencapai

tujuannya itu, seorang pelatih akan tim basket akan menentukan strategi

yang dianggap tepat untuk dapat memenangkan suatu pertandingan.

Begitu juga seorang guru yang mengharapkan hasil baik dalam proses

12

Sunhaji, Strategi Pembelajaran dan Konsepnya, Jurnal Pemikiran Alternatif

Pendidikan, Vol. 13, No. 3, 2008, h. 1

Page 33: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

17

pembelajaran juga akan menerapkan suatu strategi agar hasil belajar

siswanya mendapat prestasi yang terbaik.13

Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan, method,

or series of activities designed to achieves a particular educational goal.

Jadi dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai

perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk

mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Ada dua hal yang patut dicermati dari pengertian di atas, pertama,

strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan)

termasuk penggunaan metode dan pemanfaatam berbagai sumber

daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu strategi

baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada

tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya,

arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan.

Kemp menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu

kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan

pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Senadan dengan

pendapat diatas, Dick dan Carey juga menyebutkan bahwa strategi

pembelajaran itu adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang

digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada

siswa.14

Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah pembelajaran,

pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan

dalam upaya pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, sebelum menentukkan

strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas dapat diukur

keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam implementasi suatu

strategi.

13

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta: Kencama Prenadamedia Group, 2006), h. 125 14

Ibid., h. 126

Page 34: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

18

5. Metode Pembelajaran

Metode secara bahasa berasal dari kata “Metha” yang berarti balik

atau belakang, dan hadas yang berarti melalui atau melewati. Dalam

bahasa Arab diartikan sebagai thariqah atau jalan.Dengan demikian,

metode berarti jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan yang

diinginkan.Kata metode selanjutnya dihubungkan dengan kata “logos”

yang berarti ilmu. Dengan demikian metodologi berarti ilmu tentang

cara-cara atau jalan harus ditempuh untuk mencapai tujuan.15

Metode secara harfiah berarti “cara”. Dalam pemakaian yang

umum, metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara

melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep

secara sistematis. Dalam dunia psikologi, metode berarti prosedur

sistematis (tata cara yang berurutan) yang biasa digunakan untuk

menyelidiki fenomena (gejala-gejala) kejiwaan seperti metode klinik,

metode eksperimen, dan sebagainya.16

Upaya mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam

kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal, ini

yang dinamakan dengan metode. Ini berarti, metode digunakan untuk

merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, bisa

terjadi satu strategi pembelajaran digunakan untuk beberapa metode.

Misalnya, untuk melaksanakan strategi ekspositori bisa digunakan

metode ceramah sekaligus metode tanya jawab atau bahkan diskusi

dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia termasuk menggunakan

media pembelajaran. Oleh karenanya strategi berbeda dengan metode.

Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu,

sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melakukan

15

Irma Listianti, Pengaruh Metode Pembelajaran Demonstrasi terhadap Hasil Belajar

Siswa pada Materi Jama’ Qasar kelas VII MTS, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2014, h.10 16

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2014), h. 198

Page 35: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

19

strategi. Dengan kata lain strategi adalah a plan of operation achieving

something; sedangkan metode adalah a way in achieving something.17

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode

merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan. Maka diperlukan

pengetahuan tentang tujuan itu sendiri. Perumusan tujuan yang sejelas-

jelasnya merupakan persyaratan terpentingsebelum seorang guru

menentukan dan memilih metode mengajar yang tepat..

Agar tercapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan seorang

guru harus mengetahui dan menguasai berbagai metode mengajar.

Dengan memiliki pengetahuan mengenai sifat berbagai metode maka

seorang guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling sesuai

dengan situasi dan kondisi yang dihadapinya. Semua metode

pembelajaran bagus, tidak ada yang paling bagus untuk semua situasi dan

kondisi tertentu, tetapi tidak bagus pada situasi lainnya.

Penentuan bagus tidaknya suatu metode pembelajaran bergantung

pada tujuan yang akan dicapai, kondisi lingkungan, peserta didik, fasilitas

dan bahan ajar untuk itulah, maka dalam memilih dan menggunakan

metode pembelajaran hendaknya diperhatikan beberapa kriteria sebagai

berikut:18

a. Metode yang dipergunakan harus dapat membangkitkan minat dan

motif belajar peserta didik

b. Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan peserta didik

untuk belajar lebih lanjut.

c. Metode yang digunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi

peserta didik untuk mewujudkan hasil karya.

17

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta: Kencama Prenadamedia Group, 2006), h. 126-127 18

Irma Listianti, Pengaruh Metode Pembelajaran Demonstrasi terhadap Hasil Belajar

Siswa pada Materi Jama’ Qasar kelas VII MTS, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2014, h.11

Page 36: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

20

d. Metode yang digunakan harus dapat menanamkan dan

mengembangkan, nilai-nilai dan sikap peserta didik dalam

kehidupan sehari-hari.

e. Metode yang digunakan harus dapat mendidik pesrta didik untuk

memperoleh pengetahuan melalui usaha sendiri.

Ada tiga macam metode pembelajaran yang dipandang dominan

dalam arti digunakan secara luas sejak dahulu hingga sekarang pada

setiap jenjang pendidikan formal. Dua dari tiga metode pembelajaran

tersebut bersifat khas dan mandiri, sedangkan yang lainnya merupakan

kombinasi antara satu metode dengan metode lainnya. 19

1) Metode Ceramah

Ceramah adalah sebuah metode pembelajaran yang paling klasik,

tetapi masih dipakai orang dimana-mana hingga sekarang. Metode

ceramah ialah sebuah metode dengan menyampaikan informasi dan

pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa pada umumnya

mengikuti secara pasif. Guru memberikan uraian atau penjelasan

kepada sejumlah murid pada waktu tertentu (waktunya terbatas) dan

tempat tertentu pula. Dilaksanakan dengan bahasa lisan untuk

memberikan pengertian terhadap sesuatu masalah. Dalam metode

ceramah ini murid duduk, melihat dan mendengarkan serta percaya

bahwa apa yang diceramahkan guru itu sendiri dan menghafalnya

tanpa ada penyelidikan lebih lanjut oleh guru yang bersangkutan.20

Dalam hal ini guru biasanya memberikan uraian mengenai topik

(pokok bahasan) tertentu di tempat tertentu dan dengan alokasi

waktu tertentu. Dalam pengajaran yang menggunakan metode

ceramah, perhatian terpusat pada guru (teacher centered).

19

Muhhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2014), h. 200 20

Ajrine Rahmah, Pendidikan Agama Islam bagi Anak Tunarungu Studi Kasus di SLB

Bina Insani Depok, Skripsi Pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017, h. 21

Page 37: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

21

2) Metode Diskusi

Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang sangat erat

hubungannya dengan belajar memecahkan masalah (problem

solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok

(group discussion) dan resitasi bersama (socialized recitation).

Aplikasi metode diskusi biasanya melibatkan seluruh siswa atau

sejumlah siswa tertentu yang diatur dalam bentuk kelompok-

kelompok. Tujuan penggunaan metode diskusi ialah untuk

memotivasi (mendorong) dan memberi stimulasi (memberi

rangsangan) kepada siswa agar berpikir dengan renungan yang

dalam (reflective thingking)

Pada umumnya, metode diskusi diaplikasikan dalam proses

pembelajaran untuk :

1. Mendorong siswa berpikir kritis

2. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara

bebas

3. Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk

memecahkan masalah bersama

4. Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif

jawaban untuk memecahkan masalah bedasarkan

pertimbangan yang seksama.

3) Metode Ceramah Plus

Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam memodifikasi atau

menyesuaikan metode ceramah, antara lain ialah kiat pemaduan

(kombinasi) antara metode tersebut dengan metode-metode lainnya.

Dari kiat pemaduan ini kita dapat memunculkan ragam metode

ceramah baru yang berbeda dari aslinya atau sebut saja “metode

ceramah plus”. Metode ceramah plus tersebut dapat terdiri atas

banyak metode campuran yaitu Metode Ceramah Plus Tanya Jawab

dan Tugas (CPTT), Metode Ceramah Plus Diskusi dan Tugas

Page 38: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

22

(CPDT), dan Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Pelatihan

(CPDP).

6. Sumber Belajar

Dalam proses pembelajaran, siswa dituntut tidak hanya belajar

harus dihadiri oleh guru, siswa harus aktif mencari dan berinteraksi

dengan sumber belajar, siswa juga dapat belajar dengan memanfaatkan

sumber belajar yang telah disediakan oleh sekolah baik berupa buku-

buku, majalah, koran, perpustakaan, laboratorium atau kegiatan lain yang

bisa dapat digunakan sebagai sumber belajar. Oleh karena itu sumber

belajar adalah suatu sistem yang terdiri dari sekumpulan bahan atau

situasi yang diciptakan dengan sengaja dan dibuat agar memungkinkan

peserta didik belajar secara individual.

Sumber belajar adalah “Segala daya yang dapat dimanfaatkan

guna memberikan kemudahan kepada seseorang dalam belajarnya.

Sesungguhnya sumber belajar itu banyak jenisnya. Adapun sumber

belajar itu meliputi pesan (message), orang (People), bahan

(materials), alat (device), teknik (tehnique), lingkungan (setting), dan

lainnya yang bisa digunakan untuk memberikan kemudahan bagi

siswa dalam belajar dan menambah pengetahuannya. Dengan sumber

belajar tersebut, maka siswa mendapatkan fasilitas yang dapat

memungkinkannya untuk belajar dengan baik. Jenis-jenis sumber

belajar diantaranya adalah:21

a. Pesan adalah informasi pembelajaran yang akan disampaikan

yang dapat berupa ide, fakta, ajaran, nilai, dan data. Dalam sistem

persekolahan, pesan ini berupa seluruh mata pelajaran yang

disampaikan kepada peserta didik.

b. Orang adalah manusia yang berperan sebagai pencari, penyimpan,

pengolah, dan penyaji pesan. Contohnya guru, dosen,

pustakawan, instruktur, pelatih olahraga, tenaga ahli, produser,

21

Lailatul Badriyah, Pengaruh Sumber Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada

Mata Pelajaran Ekonomi di SMP Bakti Mulya 400 Pondok Pinang Jakarta Selatan, Skripsi pada

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, h. 21

Page 39: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

23

peneliti dan masih banyak lagi, bahkan termasuk peserta didik itu

sendiri.

c. Bahan adalah merupakan perangkat lunak (software) yang

mengandung pesan-pesan pembelajaran yang biasanya disajikan

melalui peralatan tertentu ataupun oleh dirinya sendiri.

Contohnya, buku teks, modul, transparasi (OHP), kaset program

audio, kaset program video, program slide suara, pembelajaran

berbasis komputer, film dan lain-lain.

d. Alat adalah perangkat keras (hardware) yang digunakan untuk

menyajikan pesan yang tersimpan dalam bahan. Contohnya,

OHP, proyektor slide, tape recorder, video/CD player, komputer,

proyektor film dan lain-lain.

e. Teknik adalah prosedur atau langkah-langkah tertentu yang

disiapkan dalam menggunakan bahan, alat, lingkungan dan orang

untuk menyampaikan pesan. Misalnya demonstrasi, diskusi,

praktikum, pembelajaran mandiri, sistem pendidikan

terbuka/jarak jauh, tutorial tatap muka dan sebagainya.

f. Latar/lingkungan adalah situasi di sekitar terjadinya proses

pembelajaran tempat peserta didik menerima pesan pembelajaran.

Lingkungan dibedakan menjadi dua macam, yaitu lingkungan

fisik dan lingkungan nonfisik. Lingkungan fisik contohnya,

gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, aula, bengkel dan

lain-lain. Sedangkan lingkungan nonfisik contohnya, tata ruang

belajar, ventilasi udara, cuaca, suasana lingkungan belajar dan

lain-lain.

Sumber belajar ini juga memiliki manfaat yang dapat

memfasilitasi kegiatan belajar agar proses pembelajaran dapat

berjalan dengan efektif dan efisien. Oleh karena itu, manfaat dari

sumber belajar adalah sebagai berikut : 22

22

Eveline Siregar, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011),

h. 128-129

Page 40: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

24

a. Dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret

dan langsung, misalnya pergi berdarmawisata ke pabrik-

pabrik, ke pelabuhan, dan lain-lain.

b. Dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan,

dikunjungi, atau dilihat secara langsung, misalnya model,

denah, foto, film dan lain-lain.

c. Dapat menambah dan memperluas cakrawala sains yang ada

di dalam kelas, misalnya buku teks, foto, film, narasumber,

dan lain-lain.

d. Dapat memberikan informasi yang akurat dan terbaru,

misalnya buku, teks, buku bacaan, majalah dan lain-lain.

e. Dapat membantu memecahkan masalah pendidikan baik

makro maupun dalam lingkup mikri, misalnya penggunaan

modul untuk

Universitas Terbuka dan belajar jarak jauh (makro), simulasi,

pengaturan lingkungan yang menarik, penggunaan OHP dan

film (mikro).

f. Dapat memberikan motivasi positif, lebih-lebih bila diatur

dan dirancang secara tepat.

g. Dapat merangsang untuk berpikir lebih kritis, merangsang

untuk bersikap lebih positif dan merangsang untuk

berkembang lebih jauh, misalnya dengan membaca buku teks,

buku bacaan, melihat filn dan lain sebagainya yang dapat

merangsang pemakai untuk berpikir, menganalisa dan

berkembang lebih lanjut.

Maka bedasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh

siswa untuk mempelajari bahan dan pengalaman belajar sesuai

dengan tujuan yang hendak dicapai. Dalam proses pembelajaran, guru

perlu menetapkan sumber apa yang dapat digunakan oleh siswa agar

mereka dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Page 41: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

25

7. Media Pembelajaran

Secara umum media merupakan kata jamak dari “medium”,

yang berarti perantara atau pengantar. Istilah media digunakan juga

dalam bidang pengajaran atau pendidikan sehingga istilahnya menjadi

media pendidikan atau media pembelajaran.

Ada beberapa konsep atau definisi media pendidikan atau media

pembelajaran. Rossi dan Breidle mengemukakan bahwa media

pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk

mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran,

majalah, dan sebagainya. Menurut Rossi alat-alat semacam radio dan

televisi kalau digunakan dan diprogam untuk pendidikan maka

merupakan media pembelajaran.23

Menurut Azhar Arsyad, “pengertian media dalam proses belajar

mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau

elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali

informasi visual atau verbal”. Media pembelajaran merupakan salah satu

unsur dalam keberhasilan sebuah proses pembelajaran di dalam kelas.

Bagaimana strategi, dan metode yang dilakukan di dalam kelas akan

mempengaruhi media apa yang digunakan.24

Rowntree mengelompokkan media pembelajaran menjadi tiga

macam dan disebut Modes yaitu: 25

1. Interaksi insani. Media ini merupakan komunikasi langsung

antara dua orang atau lebih. Dalam komunikasi tersebut

kehadiran sesuatu pihak secara sadar atau tidak sadar

mempengaruhi perilaku lainnya.

2. Simbol tertulis. Simbol tertulis merupakan media penyajian

informasi yang paling umum, tetapi tetap efektif. Beberapa

23

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta: Kencama Prenadamedia Group, 2006), h. 163 24

Ajrine Rahmah, Pendidikan Agama Islam bagi Anak Tunarungu Studi Kasus di SLB

Bina Insani Depok, Skripsi Pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017, h. 21 25

Nana Syaodih, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2011), h. 108-109

Page 42: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

26

penulisan simbol tertulis seperti buku teks, buku paket, paket

progam belajar, modul dan majalah-majalah.

3. Rekaman suara. Berbagai bentuk informasi dapat

disampaikan kepada anak dalam bentuk rekaman suara.

Maka dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

media pembelajaran merupakan segala bentuk perangsang atau alat

yang disediakan oleh guru untuk mendorong siswa belajar.

8. Evaluasi Pembelajaran

Davies mengemukakan bahwa evaluasi merupakan proses

sederhana memberikan/menetapkan nilai kepada sejumlah tujuan,

kegiatan, keputusan, unjuk-kerja, proses, orang, objek dan masih

banyak yang lain. Sedangkan Wand dan Brown mengemukakan

evaluasi adalah suatu proses untuk menentukkan nilai dari sesuatu.

Menurut Nana Sudjana evaluasi merupakan proses memberikan atau

menentukkan nilai kepada objek tertentu bedasarkan suatu kriteria

tertentu. Pengertian evaluasi belajar dan pembelajaran adalah proses

untuk menentukkan nilai belajar dan pembelajaran yang diaksanakan

dengan melalui kegiatan penilaian dan/atau pengukuran belajar dan

pembelajaran.26

Tiap kegiatan akan memberikan umpan balik, demikian juga

dalam pencapaian tujuan-tujuan belajar dan proses pelaksanaan

mengajar. Umpan balik tersebut digunakan untuk mengadakan

berbagai usaha penyempurnaan baik bagi penentuan dan perumusan

tujuan mengajar, penentuan bahan ajar, strategi dan media mengajar.

Maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi belajar berarti penilaian hasil

belajar siswa yang dijadikan tolak ukur tercapainya sebuah kompetensi

pembelajaran yang telah dicapai.

Untuk menilai keberhasilan penguasaan siswa atau tujuan-tujuan

khusus yang telah ditentukkan, diadakan evaluasi. Evaluasi ini disebut

26

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013),

h. 191

Page 43: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

27

juga evaluasi hasil belajar mengajar. Dalam evaluasi ini disusun butir-

butir soal untuk mengukur pencapaian tiap tujuan khusus yang telah

ditentukan. Kompenen yang dievaluasi dalam pengajaran bukan hanya

hasil belajar mengajar tetapi keseluruhan pelaksanaan pengajaran yang

meliputi evaluasi komponen tujuan mengajar, bahan pengajaran, strategi

dan media pengajaran serta komponen evaluasi mengajar sendiri.27

Pada prinsipnya, evaluasi memiliki ragam yang banyak mulai dari

sederhana sampai paling kompleks diantaranya :28

1. Pre-test dan Post-test

Kegiatan pretest dilakukan guru secara rutin pada setiap akan

memulai penyajian materi baru. Tujuannya untuk

mengidentifikasi saraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang

akan disajikan. Kegiatan post test kebalikan dari pretest yaitu

evaluasi yang dilakukan oleh guru pada setiap akhir penyajian

materi. Tujuannya untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atas

materi yang telah diajarkan.

2. Evaluasi Prasyarat

Evaluasi ini sangat mirip dengan pretest. Tujuannya untuk

mengidentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang

mendasari materi baru yang akan diajarkan.

3. Evaluasi Diagnostik

Evaluasi ini dilakukan setelah penyajian sebuah satuan pelajaran

dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang

belum dikuasi oleh siswa.

4. Evaluasi Formatif

Evaluasi jenis ini kurang lebih sama dengan ulangan yang

dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau

modul. Tujuannya untuk memperoleh umpan balik yang mirip

27

Nana Syaodih, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2011), h. 111-112 28

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2014), h. 142-143

Page 44: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

28

dengan evaluasi diagnostik, yakni untuk mendiagnosis kesulitan

belaajr siswa.

5. Evaluasi Sumatif

Evaluasi ini kurang lebih sama dengan ulangan umum. Evaluasi

ini lazin dilakukann pada setiap akhir semester atau akhir tahun

ajaran.

6. UAN/UN

Ujian Akhir Nasional atau Ujian Nasional pada prinsipnya sama

dengan evaluasi sumatif dalam arti sebagai alat penentu

kenaikan status siwa.

B. Anak Berkebutuhan Khusus

Dalam UURI nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Bab IV pasal 5 ayat (2), (3) dan (4) dinyatakan bahwa anak berkebutuhan

khusus adalah :29

a. Anak yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual

atau sosial sehingga berhak memperoleh pendidikan khusus

b. Anak di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang

terpencil sehingga berhak memperoleh pendidikan layanan khusus

c. Anak yang memiliki potensi kecerdasaan dan bakat istimewa sehingga

berhak memperoleh pendidikan khusus

Dari Undang-Undang tersebut, maka dapat dijabarkan bahwa anak

berkebutuhan khusus adalah :

a. Anak yang memiliki kelainan fisik antara lain tunanetra, tunarungu

dan tunadaksa

b. Anak dengan kelainan emosional mental; anak dengan gangguan

pemusatan perhatian dan hiperaktif, autisme

c. Anak dengan kelainan intelektual yaitu tunagrahita

d. Anak dengan kelainan sosial yaitu tunalaras

e. Anak dengan potensi cerda istimewa dan bakat istimewa

29

UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Page 45: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

29

f. Anak di daerah terpencil seperti anak rimba, suku Badui dan lain-lain

1. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus

Ada beberapa istilah yang digunakan untuk menunjukkan keadaan

anak berkebutuhan khusus. Istilah anak berkebutuhan khusus merupakan

istilah baru yang digunakan, ada beberapa istilah lain yang pernah

digunakan diantaranya anak cacat, anak tuna, anak berkelainan, anak

menyimpang dan anak luar biasa, ada satu istilah yang berkembang

secara luas telah digunakan yaitu difabel. Maka sejalan dengan dengan

perkembangan pengakuan hak asasi manusia saat ini, digunakan istilah

anak berkebutuhan khusus bagi anak-anak yang memiliki keterbatasan

dan berkelainan khusus.

Anak berkebutuhan khusus dapat diartikan sebagai anak yang

lambat (slow) atau mengalami gangguan yang tidak akan pernah berhasil

di sekolah umum. Anak berkebutuhan khusus (ABK) juga diartikan

sebagai anak yang mengalami gangguan fisik, mental, inteligensi serta

emosi sehingga diharuskan pembelajaran secara khusus. Pada dasarnya

kelainan pada anak memiliki tingkatan, yaitu dari yang paling ringan

hingga yang paling berat, dari yang kelainan tunggal, ganda hingga

kompleks yang berkaitan dengan emosi, fisik, psikis dan sosial.30

Anak berkebutuhan khusus (ABK) dianggap berbeda dengan anak

normal. Anak berkebutuhan khusus dianggap sebagai anak yang tidak

berdaya dan sering mengalami kesulitan sehingga mereka perlu dibantu

dan dikasihani. Namun pandangan tersebut tidak sepenuhnya benar.

Setiap anak memiliki kekurangan dan juga kelebihan. Oleh karena itu

dalam melihat anak berkebutuhan khusus kita harus melihat dari segi

kemampuan dan tidak kemampuannya. Anak berkebutuhan khusus

memerlukan perhatian yang lebih dengan demikian, mereka akan dapat

mengembangkan potensi yang dimiliknya secara optimal.

2. Jenis-Jenis Anak Berkebutuhan Khusus

30

Jati Rinakri, Pendidikan dan Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2018), h.6

Page 46: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

30

Pengklasifikasian anak berkebutuhan jika dikaitkan dengan

kepentingan pendidikannya khususnya di Indonesia maka untuk

pendidikannya dibedakan menjadi seperti berikut : 31

a. Bagian-A sebutan untuk kelompok anak tunanetra

Anak yang mengalami kekurangan atau kehilangan dalam

penglihatannya, akibat kurang berfungsi indera penglihatan baik

sebagian (low vision) atau kehilangan seluruhan penglihatannya

(buta).

b. Bagian-B sebutan untuk kelompok anak tunarungu

Anak yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan

mendengar baik sebagian (kurang dengar) atau seluruhnya (tuli) yang

diakibatkan karena tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat

pendengaran.

c. Bagian-C sebutan untuk kelompok anak tunagrahita

Anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata,

mempunyai kelainan mental, atau tingkah laku akibat kecerdasan yang

terganggu.

d. Bagian-D sebutan untuk kelompok anak tunadaksa

Tunadaksa adalah suatu keadaan rusak atau terganggu sebagai akibat

gangguan bentuk atau hambatan pada tulang, otot dan sendi dalam

fungsinya yang normal sehingga mengakibatkan terganggunya fungsi

motorik. Kondisi ini ditandai memiliki kelainan fisik, khususnya

anggota badan, seperti kaki, tangan, atau bentuk tubuh.

e. Bagian-E sebutan untuk kelompok anak tunalaras

Merupakan anak dengan hambatan emosional atau kelainan perilaku

sehingga memiliki perilaku penentangan yang terus-menerus kepada

masyarakat, kehancuran suatu pribadi, serta kegagalan dalam belajar

di sekolah. Dalam hal ini anak yang mengalami hambatan emosi dan

31

Mohammad Effendi, Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.11

Page 47: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

31

tingkah laku sehingga kurang dapat atau mengalami kesulitan dalam

menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungannya dan akan

mengganggu situasi belajarnya.

f. Bagian-F sebutan untuk kelompok anak dengan kemampuan di atas

rata- rata/superior.

g. Bagian-G sebutan untuk kelompok anak tunaganda. Seseorang yang

memiliki kekurangan lebih dari satu.

Di seluruh dunia, prevalensi anak berkebutuhan khusus diperkirakan

sekitar 10-15% dari seluruh populasi penduduk di dunia ini. Sekarang dapat

dibayangkan atau dihitung, berapa jumlah mereka, mungkin mereka adalah

bagian dari kehidupan nuclear family kita. Banyak faktor yang dapat

menyebabkan seseorang menjadi berkebutuhan khusus misalnya saja :

a. Pranatal

Faktor pra natal (sebelum lahir) berkaitan dengan apa yang dilakukan,

dikonsumsi atau kondisi-kondisi yang terjadi dengan di Ibu ketika

mengandung misalnya : Gizi dan makanan yang dikonsumsi ibu

hamil; NAZA; rokok; pemakaian alkohol; infeksi karena meringtis

atau ensefalitis; kelainan kromosom; keracunan meltimerkari;

keracunan timah hitam.

b. Natal

Trauma kepala karena penggunaan alat sewaktu kelahiran; perdarahan

intrakrania sebelum atau sesudah lahir; cedera hipoksia (kekurangan

oksigen) sebelum, selama atau sesudah lahir; cedera kepala yang

berat; prematuritas

c. Prosnatal

Kecelakaan; gangguan gizi yang berat dan yang berlangsung lama

sebelum umur empat (4) tahun sangat mempengaruhi perkembangan

otak dan dapat mengakibatkan retardasi mental; keadaan dapat

diperbaiki dengan memperbaiki gizi sebelum umur enam (6) tahu,

sesudah ini biarpun anak itu dibanjiri dengan makanan bergizi,

inteligensi yang rendah itu sudah sukar ditinggalkan; gangguan

Page 48: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

32

penyakit seperti Kwashiorkor, Marasmus, Malnutrisi; gangguan

akibat kekurangan Yodium (GAKY)

d. Lingkungan

Kemiskinan; status ekonomi rendah; pengaruh negatif di dalam rumah

seperti pengabaian anak dan kurangnya perangsangan sosial dan

bahasa mungkin turut berperan dalam berkembangnya kasus yang

ringan32

3. Anak Berkebutuhan Khusus Tunanetra (Anak dengan gangguan

fungsi penglihatan)

Dalam bidang pendidikan luar biasa, anak dengan gangguan

penglihatan lebih akrab disebut anak tunanetra. Tunanetra tidak hanya

untuk sebutan bagi mereka nyang buta, melainkam mereka yang mampu

melihat tetapi terbatas sekali dan kurang dapat dimanfaatkan dalam

kepentingan sehari-hari terutama dalam hal belajar.

Pengertian anak tunanetraadalah individu yang indera

penglihatannya (kedua-duanya) tidak berfungsi sebagai saluran penerima

informasi dalam kegiatan sehari-hari seperti halnya orang awas. Anak-

anak dengan kondisi penglihatan yang termasuk “setengah melihat”,

“low vison”, atau rabun adalah bagian dari kelompok tunanetra.

Anak-anak dengan gangguan penglihatan ini dapat diketahui dengan

kondisi berikut:33

a. Ketajaman penglihatannya kurang dari ketajaman yang dimiliki

orang awas.

b. Terjadi kekeruhan pada lensa atau terdapat cairan tertentu.

c. Posisi mata sulit dikendalikan oleh syaraf otak.

d. Terjadi kerusakan susunan syaraf otak yang

berhubungan dengan penglihatan.

32

Agustyawati dan Solicha, Psikologi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 4-6 33

Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, (Bandung: Refika Aditama, 2006) h. 65

Page 49: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

33

Salah satu kriteria yang dapat digunakan sebagai dasar

pengklasifikasian anak tunanetra di Indonesia berdasarkan hasil

musyawarah ketunanetraan di Solo tahun 1969 menyatakan bahwa

seseorang dikatakan tunanetra jika ia memiliki visus setralis 6/60 lebih

kecil dari itu atau setelah dikoreksi secara maksimal penglihatannya tidak

memungkinkan lagi menggunakan fasilitas pendidikan dan pengajaran

yang biasa digunakan oleh anak normal/awas.34

Dapat dijelaskan pada Tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1.

Presentase kehilangan ketajaman penglihatan

Snellen (dalam Pecahan) Ketajaman Penglihatan

Meter Feet Efisiensi Kehilangan

6/6

6/9

6/12

6/15

6/21

6/30

6/60

20/20

20/30

20/40

20/50

20/70

20/100

20/200

100,0

91,5

83,6

76,5

64,0

48,9

20,0

0,0

8,5

16,4

23,5

36,0

51,1

80,0

Dari tabel diatas, maka dapat dijelaskan jika seorang anak

mempunyai ketajaman penglihatan 6/15 pada satuan meter atau 20/50

dalam satuan feet berarti ia memiliki kemampuan samadengan 76,5%

dari penglihatan anak normal, jadi efisiensi penglihatan sebesar 76,5%

dan kekurangan sebesar 23,5%. Penggunaan jarak 20 kaki untuk tes

ketajaman penglihatan karena pada jarak tersebut berkas sinar akan

sejajar mencapai mata, dan sedikit akomodasi yang diperlukan untuk

memfokuskan cahaya pada retina sehingga mata dapat benar-benar

34

Mohammad Effendi, Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2008), h.31

Page 50: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

34

rileks. Dari Tabel 2.2 tersebut maka dapat diklasifikasikan penglihatan

seseorang, yaitu:

Tabel 2.2

Komposisi tunanetra menurut derajat ketunaannya

No. Derajat Kelainan %

1. Normal penglihatan 80,00

2. Kelainan yang dapat diperbaiki 19,75

3. Melihat kelainan dengan layanan khusus 0,20

4. Buta 0,05

Jumlah 100,00

Banyak sekali faktor yang menyebabkan terjadinya tunanetra.

Dahulu kekurangan vitamin A menjadi penyebab utama terjadinya

ketunanetraan, tetapi seiring dengan semakin baiknya pendidikan dan

ekonomi makan avitaminosis A tidak lagi menjadi penyebab utama. Saat

ini, virus dan kelahiran premateur diduga menjadi kebanyakan faktor

penyebab ketunanetraan. Dengan kemajuan teknologi yang semakin

canggih, alat pendidikan bagi anak tunanetra juga berkembang semakin

pesat. Tetapi Braille tetap menjadi media yang sampai saat ini digunakan

oleh seluruh lembaga pendidikan bagi anak tunanetra di dunia ini.

Pada tunanetra penglihatan mereka mengalami gangguan

dibanding dengan anak biasa. Pada organ mata yang tidak normal

menjalankan proses penglihatan sebagai berikut: bayangan benda yang

ditangkap oleh mata tidak dapat diteruskan oleh kornea, lensa mata,

retina, dan ke syaraf karena suatu sebab, misalnya kornea mata

mengalami kerusakan kering, keriput, lensa mata menjadi keruh atau

syaraf yang menghubungkan mata dengan otak mengalami gangguan.

Page 51: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

35

Jika mengalami hal seperti ini seseorang dapat dikatakan sebagai

penderita kelainan penglihatan atau tunanetra.35

Dalam perkembangan sosialnya, peserta didik dengan gangguan

penglihatan melakukan interaksi terhadap lingkungannya dengan cara

menyentuh dan mendengar objeknya. Hal tersebut dilakukan karena tidak

ada kontak mata, penampilan ekspresi wajah yang kurang dan kurangnya

pemahaman tentang lingkungannya sehingga interaksi kurang menarik

bagi lawannya.36

Secara etiologi, timbulnya ketunanetraan disebabkan oleh faktor

endogen dan eksogen. Ketunanetraan karena faktor endogen seperti

keturunan, atau karena faktor eksogen seperti penyakit (gula, rubella,

taxoplasmosis, kerusakan syaraf), kecelakaan, obat-obatan dan lain-

lainnya.

Dalam bidang pendidikan luar biasa, anak dengan gangguan

penglihatan lebih akrab disebut anak tunanetra. Tunanetra adalah salah

satu jenis hambatan fisik yang ditandai dengan ketidakmampuan

seseorang untuk melihat baik menyeluruh (total blind) ataupun sebagian

(low vision) dan walaupun telah diberi pertolongan dengan alat-alat

khusus, mereka masih tetap memerlukan pendidikan khusus. Dengan

kata lain tunanetra adalah seseorang yang mengalami gangguan fungsi

penglihatannya secara fungsional dan dalam proses pendidikan

diperlukan pelayanan khusus.

1. Klasifikasi Anak Tunanetra

Secara garis besar anak tunanetra diklasifikasikan menjadi dua

yaitu :

a. Total Blind

Dikatakan buta jika anak sama sekali tidak mampu menerima

rangsang cahaya dari luar (visusnya = 0)

35

Mohammad Effendi, , Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2008), h.30 36

Bandi Delphie, Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus, (Bandung: PT Refika

Aditama, 2006), h. 116

Page 52: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

36

b. Low Vision

Bila anak masih mampu menerima rangsang cahaya dari luar,

tetapi ketajamannya lebih dari 6/21 atau bedasarkan tes anak

hanya mampu membaca huruf pada jarak 6 meter yang oleh

orang awas dapat dibaca pada jarak 21 meter

Selain dua klasifikasi besar tersebut, tunanetra juga dapat

diklasifikasikan menjadi empat yaitu :

1) Bedasarkan waktu terjadinya penglihatan

a. Tunanetra sebelum dan sejak lahir, yakni mereka yang sama

sekali tidak memiliki pengalaman penglihatan

b. Tunanetra setelah lahir atau pada usia kecil; mereka telah

memiliki kesan-kesan serta pengalaman visual tetapi belum

kuat dan mudah terlupakan

c. Tunanetra pada usia sekolah atau pada masa remaja; mereka

telah memiliki kesan-kesan visual dan meninggalkan

pengaruh yang mendalam terhadap proses perkembangan

pribadi

d. Tunanetra pada usia dewas; pada umumnya mereka yang

dengan segala kesadaran mampu melakukan latihan-latihan

penyesuaian diri

e. Tunanetra dalam usia lanjut; sebagian besar sudah sulit

mengikuti latihan-latihan penyesuaian diri

2) Bedasarkan kemampuan daya penglihatan

a. Tunanetra ringan (defective vision/low vision) yakni mereka

yang memiliki hambatan dalam penglihatan akan tetapi

mereka masih dapat mengikuti progam-progam pendidikan

dan mampu melakukan pekerjaan/kegiatan yang

menggunakan fungsi penglihatan

b. Tunanetra setengah berat (partially sighted) yakni mereka

yang kehilangan sebagian daya penglihatan, hanya dengan

Page 53: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

37

menggunakan kaca pembesar mampu mengikuti pendidikan

biasa atau mampu membaca tulisan yang bercetak tebal

c. Tunanetra berat (totally blind) yakni mereka yang sama

sekali tidak dapat melihat

3) Bedasarkan pemerikasaan klinis

a. Tunanetra yang memiliki ketajaman penglihatan kurang

dari 20.200 dan atau memiliki bidang penglihatan kurang

dari 20 derajat

b. Tunanetra yang masih memiliki ketajaman penglihatan

antara 20/70 sampai dengan 20/200 yang dapat melihat

lebih baik melalui perbaikan

4) Bedasarkan kelainan-kelainan pada mata seperti :

a. Myopia; adalah penglihatan jarak jauh, bayangan tidak

terfokus dan jatuh didepan retina. Penglihatan akan menjadi

jelas kalau objek didekatkan. Untuk membantu proses

penglihatan pada penderita Myopia digunakan kacamata

koreksi dengan lensa negatif

b. Hyperopia, adalah penglihatan jarak dekat, bayangan tidak

terfokus dan jatuh dibelakang retina. Penglihatan akan

menjadi jelas jika objek dijauhkan. Untuk membantu proses

penglihatan pada penderita hyperopia digunakan kacamata

koreksi dengan lensa positif

c. Astigmatisme; adalah penyimpangan atau penglihatan kabur

yang disebabkan karena ketidakberesan pada kornea mata

atau pada permukaan lain pada bola mata sehingga

bayangan benda baik pada jarang dekat maupun jauh tidak

terfokus jatuh pada retina. Untuk membantu proses

penglihatan pada penderita astigmatisme digunakan

kacamata koreksi dengan lensa silindris.37

37

Agustyawati dan Solicha, Psikologi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 10-12

Page 54: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

38

2. Sebab-Sebab terjadinya ketunanetraan

Ketunanetraan disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya :

a) Faktor pre-natal

Faktor ini sangat erat hubungannya dengan masalah keturunan

dan pertumbuhan seorang anak dalam kandungan antara lain :

1. Keturunan; biasanya ketunanetraan yang disebabkan oleh

faktor keturunan terjadi dari hasil perkawinan bersaudara,

sesama tunanetra atau mempunyai orangtua yang tunanetra.

Ketunanetraan akibat faktor keturunan antara lain retinitis,

pigmentosa, penyakit pada retina umumnya merupakan

keturunan. Penyakit ini sedikit demi sedikit menyebabkan

mundur dan memburuknya retina.

2. Pertumbuhan seorang anak dalam kandungan

Biasanya disebabkan karena proses pertumbuhan dalam

kandungan seperti : Gangguan waktu ibu hamil; penyakit

menahun semisal TBC sehingga merusak sel-sel darah

tertentu selama pertumbuhan janin dalam kandungan;

infeksi atau luka yang dialami oleh ibu hamil akibat terkena

rubella atau cacar air; infekasi karena penyakit kotor;

kurangnya vitamin tertentu.

b) Post-natal

Penyebab ketunanetraan yang terjadi pada masa post-natal

dapat terjadi sejak atau setelah bayi lahir antara lain: kerusakan

pada mata atau saraf mata pada waktu persalinan, akibat

benturan alat-alat benda keras; pada waktu persalinan, ibu

mengalami penyakit gonorrhoe sehingga bekasil gonorrhoe

menular pada bayi, yang pada akhirnya setelah bayi lahir

mengalami sakit dan berakibat hilangnya daya penglihatan;

mengalami penyakit mata yang menyebabkan ketunanetraan

Page 55: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

39

semisal xeropthalmia, trachoma, catarac, glaucoma,

kerusakan mata yang disebabkan terjadinya kecelakan.38

3. Cara membantu mengatasi keterbatasaan anak tunanetra:39

a) Menyediakan dan memberikan alat pendidikan khusus

tunanetra.

Alat pendidikan bagi tunanetra dapat dibagi menjadi tiga

bagian yaitu alat pendidikan khusus alat bantu peraga seperti

alat pendidikan khusus: reglet dan stylus; mesin tik braille;

komputer dengan progam braille; printer braille; abacuss;

kalkulator bicara; kertas braille; penggaris braille; kompas

bicara

b) Alat bantu khusus

Alat bantu pendidikan bagi anak tunanetra sebaiknya

menggunakan materi perabaan dan pendengaraan

1. Alat bantu perabaan sebagai sumber belajar

menggunakan buku-buku dengan huruf braille

2. Alat bantu pendengaran sebagai sumber belajar

diantaranya talking books (buku bicara), kaset (suara

binatang), CD, kamus bicara

c) Alat peraga

Alat peraga taktual atau audio yaitu peraga yang dapat diamati

melalui perabaan atau pendengaraan. Alat peraga tersebut

antara lain ;

1. Benda asli: makanan, minuman, binatang peliharaan,

tubuh anak itu sendiri, tumbuhan/tanaman, elektronik,

kaset dan lain-lain

2. Benda asli yang diawetkan: binatang liar/buas yang

sulit didapatkan

3. Benda asli yang dikeringkan

38

Ibid., h. 12-14 39

Agustyawati dan Solicha, Psikologi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 20-24

Page 56: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

40

4. Benda/model tiruan: model kerangka manusia, model

alat pernafasan dan lain-lain

5. Gambar timbul sesuai dengan bentuk asli: grafik,

diagram dan lain-lain

6. Gambar timbul skematik: rangkaian listrik, denah dan

lain-lain

7. Peta timbul: provinsi, pulau, negara, dataran, benua dan

lain-lain

8. Globe timbul

9. Papan baca

10. Papan baku

d) Menyediakan dan memberikan alat pendidikan khusu bagi low

vision

Alat bantu pendidikan dan peraga bagi anak low vision dibagi

tiga yaitu alat bantu optik dan non optik serta alat peraga

1. Alat bantu optik antara lain: kacamat, kacamata

perbesaran, syand magnifer, hand magnifer, kombinasi,

telescop, CCTV

2. Alat bantu non optik antara lain: kertas bergaris tebal,

spidol, spidol hitam, pensil hitam tebal, buku-buku

dengan huruf yang diperbesar, penyangga buku, lampu

meja, typoscope, tape recorder, bingkai untuk menulis

3. Alat peraga bagi anak low vision seperti gambar-

gambar yang diperbesar, benda asli, benda yang

diawetkan, benda asli yang dikeringkan dan

benda/model tiruan

e) Membangun mental kemandirian.

4. Sekolah Untuk Anak Berkebutuhan Khusus Tunanetra

Anak berkebutuhan khusus yang mengalami kecacatan fisik, yaitu

tunanetra, tunarungu/wicara, tunadaksa, tunamental, tunalaras dan anak

Page 57: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

41

berbakat, mereka juga memiliki jenis dan bentuk pelayanan pendidikan

bagi anak berkebutuhan khusus secara umum dan khusus.

a. SLB (Sekolah Luar Biasa)

Kepanjangan dari SLB adalah Sekolah Luar Biasa yang bertujuan

untuk memberikan pendidikan bagi anak-anak yang memiliki

kertebatasan fisik, emosi ataupun mental yang biasa disebut dengan

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Pendidikan Luar Biasa

merupakan bentuk pelayanan pendidikan khusus bagi anak yang

memiliki kekurangan fisik ataupun kekurangan mental.

Didirikannya SLB ini ditinjau dari beberapa aspek, aspek-aspek

tersebut yaitu :

1. Dasar Pedogogis

Dengan memberikan pelayanan pendidikan yang sistematis

dan terarah, anak-anak berkelainan diharapkan menjadi warga

masyarakat/warga Negara yang terampil dan dapat mandiri,

serta bertanggung jawab terhadap kehidupan dan

penghidupannya, serta tidak teralalu menggantungkan diri

pada orang lain.

2. Dasar Psikologis

Dengan pendidikan yang baik pada mereka dapat

dikembangkan kepercayaan diri sendiri dan harga dirinya.

Dengan latihan serta pendidikannya yang baik dapat mengatasi

kelainannya, serta kecacatannya tidak dirasakan sebagai beban.

3. Dasar Sosiologis

Meskipun cacat dia akan mampu berkomunikasi dengan

lingkungannya bahkan dapat ikut serta secara akrif dalam

masyarakat. Dengan demikian, usia memiliki status sebagai

warga masyarakat.40

40

Donna Sitta Ariyanti, Perilaku Pencarian Informasi Pemustaka Berkebutuhan Khusus

Pada Perpustakaan Sekolah Luar Biasa-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta, Skripsi pada UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015, h. 16-17

Page 58: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

42

Dalam pelaksanaanya, sekolah luar biasa dapat dibedakan menjadi

dua macam, yaitu : 41

a. Sekolah Luar Biasa Pembina, terdiri dari dua macam :

1. Sekolah Luar Biasa Pembina Tingkat Nasional

Adalah sekolah yang melaksanakan latihan dan

penyegaran bagi tenaga kependidikan Sekolah Luar Biasa,

pengolahan dan pemecahan permasalahan di bidang

pembinaannya, serta melaksanakan pengembangan

Sekolah Luar Biasa yang meliputu Tingkat persiapan,

Tingkat Dasar, dan Tingkat Menengah/Lanjutan.

2. Fungsi SLB Pembina Tingkat Nasional

a) Mengadakan pelatihan dan penyegaran bagi tenaga

guru dan tenaga kependidikan lainnya serta

penyelenggara pendidikan luar biasa

b) Melakukan pengkajian di bidang proses belajar

mengajar dan menerapkannya pada Sekolah Luar

Biasa

c) Memberikan bimbingan dan penyuluhan bagi siswa,

orang tua dan masyarakat

d) Mengadakan percontohan pendidikan tingkat

persiapan, tingkat dasar, dan tingkat

menengah/lanjutan

e) Mengadakan pemeriksaan psikologis, medis dan

sosiologis siswa

f) Membina hubungan kerja dan kerjasama

dengan orang tua/masyarakat

g) Melakukan/mengadakan publikasi yang menyangkut

pendidikan luar biasa sesuai dengan kelainannya

h) Melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga

sekolah

41

Ibid., h. 17-18

Page 59: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

43

b. Sekolah Luar Biasa Pembina Tingkat Provinsi

Merupakan sekolah yang melaksanakan penyegaran bagi

tenaga kependidikan serta percontohan penyelenggaraan SLB.

Tugas dan Fungsi SLB Pembina Tingkat Provinsi ialah

melaksanakan latihan dan penyegaran bagi tenaga

kependidikan Sekolah Luar Biasa, pengolahan dan pemecahan

permasalahan di bidang pembinaannya, serta melaksanakan

pengembangan Sekolah Luar Biasa yang meliputu Tingkat

persiapan, Tingkat Dasar, dan Tingkat Menengah/Lanjutan.

b. Guru Kunjung

Model guru kunjung dilakukan dalam upaya pemerataan

pendidikan bagi anak yang berkebutuhan khusus usia sekolah. Oleh

karena sesuatu hal, anak tersebut tidak dapat belajar di sekolah

khusus atau sekolah lainnya seperti tempat tinggal yang sulit

dijangkau, jarak sekolah dan rumah terlalu jauh, kondisi anak

tuenanetra yang tidak memungkinkan berjalan. Kurikulum yang

digunakan pada model guru kunjung adalah kurikulum PLB,

kemudian dikembangkan menjadi progam pendidikan individual

yang disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan anak.42

Pelaksanaan guru kunjung ini bisa dilakukan diberbagai tempat

seperti rumah anak tunanetra itu sendiri atau sebuah penampungan

beberapa anak tunanetra.

c. Pendidikan Inklusif

Pendidikan inklusif adalah pendidikan reguler yang disesuaikan

dengan kebutuhan siswa yang memerlukan pendidikan khusus pada

sekolah reguler dalam satu kesatuan yang sistematik. Kurikulum

yang digunakan adalah kurikulum yang fleksibel, yang disesuaikan

dengan kemampuan dan kebutuhan setiap siswa. Bentuk pelayanan

ini memberikan kesempatan kepada anak berkebutuhan khusus

42

Jati Rinakri, Pendidikan dan Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2018), h. 48-49

Page 60: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

44

untuk belajar bersama-sama dengan anak biasa (normal) di sekolah

umum. Dengan demikian mereka belajar bersama-sama dengan

anak normal dalam satu atap.

Pendidikan inklusif pada dasarnya memiliki dua model yaitu:

1. Model Inklusi Penuh.

Model ini menyertakan peserta didik berkebutuhan khusus untuk

menerima pembelajaran individual dalam kelas reguler.

2. Model Inklusi Parsial.

Model ini mengikutsertakan peserta didik berkebutuhan khusus

dalam sebagian pembelajaran yang berlangsung di kelas reguler

dan sebagian lagi dalam kelas-kelas pull out dengan bantuan

pendamping khusus.43

Pendidikan inklusif tidak mengharuskan semua anak berkebutuhan

khusus berada di kelas reguler setiap saat dengan semua mata

pelajarannya (inklusi penuh). Sebagian anak berkebutuhan khusus

dapat berada di kelas khusus atau ruang terapi dengan kelainannya

yang cukup berat, bagi mereka yang memiliki kelainannya cukup

berat mungkin akan lebih banyak waktunya berada di kelas khusus

pada sekolah reguler, kemudian bagi kelainan yang sangat berat

dapat disalurkan ke sekolah khusus (SLB) jika tidak

memungkinkan di sekolah reguler.

C. Ilmu Pengetahuan Sosial

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial disingkat IPS seringkali saling

bertukar makna dengan istilah Pendidikan IPS. Secara historis,

perkembangan IPS dan Pendidikan IPS di Indonesia dibahas termasuk

tujuan dan kedudukan IPS dalam sistem Pendidikan Nasional. Ilmu

Pengetahuan Sosial yang disingkat IPS dan Pendidikan IPS atau PIPS

43

Ibid., h. 49-50

Page 61: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

45

merupakan dua istilah yang sering diucapkan atau dituliskan dalam

berbagai karya akademik secara tumpang tindih.44

Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial disingkat IPS merupakan nama

mata pelajaran di tingkat sekolah atau nama program studi di perguruan

tinggi identik dengan istilah “Social Studies” dalam kurikulum

persekolahan di negara lain, khususnya di negara-negara Barat seperti

Australia dan Amerika Serikat. Nama IPS yang lebih dikenal sosial

studies di negara lain itu merupakan istilah hasil kesepakatan dari para

ahli atau pakar kita di Indonesia.45

Istilah Pendidikan IPS atau PIPS merupakan istilah yang sejajar

dengan istilah Pendidikan IPA. Menurut Prof. Nu’man Somantri, istilah

ini adalah penegasan dan akibat dari istilah IPS-IPA saja agar bisa

dibedakan dengan pendidikan pada tingkat universitas. Dalam lingkup

filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial dan ilmu pendidikan, istilah

pendidikan IPS belum dikenal baik sebagai subdisiplin ilmu atau cabang

dari disiplin ilmu. Dalam kepustakaan asing, istilah yang lazim

digunakan antara lain Social Studies, Social Education, Social Studies

Education, Social Science Education, Citizenship Education, Studies of

Society and Environment. Perbedaaan istilah ini bukan hanya digunakan

berbeda antarnegara melainkan terjadi perbedaan antarnegara bagian

dalam satu negara.46

Rumusan tentang pengertian IPS telah banyak dikemukakan oleh

para ahli IPS atau social studies. Di sekolah-sekolah Amerika pengajaran

IPS dikenal dengan social studies.47

Jadi, istilah IPS merupakan

terjemahan social studies Dengan demikian IPS dapat diartikan dengan

penelaahan atau kajan tentang masyarakat Dalam mengkaji masyarakat,

guru dapat melakukan kajian dari berbagai perspektif sosial, seperti

44

Sapriya, Pendidikan IPS, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017), h. 6-7 45

Nadhir dkk, Konsep Dasar IPS, (Bandung: UPI Press, 2006), h. 3 46

Sapriya, Pendidikan IPS, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017), h. 8 47

Nadhir dkk, Ilmu Pengetahuan Sosial 1, (Learning Assistance Program for Islamic

Schools Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 2009), h. 1- 9

Page 62: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

46

kajian melalui pengajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi,

antropologi, politik-pemerintahan, dan aspek psikologi sosial yang

disederhanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Namun, pengertian IPS di tingkat persekolahan itu sendiri

mempunyai perbedaan makna khususnya antara IPS untuk Sekolah Dasar

(SD) dengan IPS untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan IPS

untuk Sekolah Menengah Atas (SMA). Pengertian IPS di persekolahan

tersebut ada yang berarti progam pengajaran, ada yang berarti mata

pelajaran yang berdiri sendiri, ada yang berarti gabungan (paduan) dari

sejumlah mata pelajaran atau disiplin ilmu.48

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan suatu bahan kajian terpadu

yang mengkaji serangkaian peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi

yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan. IPS merupakan

mata pelajaran yang memadukan konsep-konsep dasar dari berbagai ilmu

sosial disusun melalui pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan

kebermaknaannya bagi siswa dan kehidupannya.

Adanya mata pelajaran IPS para siswa diharapkan dapat memiliki

pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu sosial dan

humaniora, memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah sosial di

lingkungannya, serta memiliki ketrampilan mengkaji dan memecahkan

masalah masalah sosial tersebut.

Beberapa pengertian tentang sosial studies yang dikembangkan di

Amerika Serikat oleh beberapa tokoh pendidikan terkenal seperti :

1. Edgar B Wesley, yaitu : Social stuies are thr social sciences

simplited for paedagogial purposes in school. The sosial

studies consist og geography history, economic, sociology,

civics and various combination of these subjects.

2. John Jarolimek mengemukakan : The social studies as a part

of elementary school curriculum draw subject-matter

content from the social science, history, sociology, political

48

Nadhir dkk, Konsep Dasar IPS, (Bandung: UPI Press, 2006), h. 7

Page 63: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

47

science, social psychology, philosophy, anthropology, and

economic. The social studies have been defined as “those

portion of the social science … selected for instructional

purposes”

Pengembangan IPS di Indonesia banyak mengambil ide-ide dasar

dari pendapat-pendapat yang dikembangkan di Amerika Serikat tersebut

dengan tujuan, materi dan penanganannya dikembangkan sendiri sesuai

dengan tujuan nasional dan aspirasi masyarakat Indonesia. Hal ini

dilakukan pada realitas, gejala dan problem sosial yang menjadi kajian

IPS yang tidak sama dengan negara-negara lain.49

Berikut pengertian IPS yang dikemukakan oleh beberapa ahli

pendidikan dan IPS di Indonesia :

1. Moeljono Cokrodikardjo mengemukakan bahwa IPS adalah

perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu

sosial. la merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial

yakni sosiologi, antropologi budaya, psikologi, sejarah,

geografi, ekonomi, ilmu politik dan ekologi manusia, yang

diformulasikan untuk tujuan instruksional dengan mater dan

tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajari.

2. Nu'man Soemantri menyatakan bahwa IPS merupakan

pelajaran ilimu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk

pendidikan tingkat SD, SLTP, dan SLTA. Penyederhanaan

mengandung arti: a) menurunkan tingka kesukaran ilmu-ilmu

sosial yang biasanya dipelajari di universitas menjadi elajaran

yang sesuai dengan kematangan berfikir siswa siswi sekolah

dasar dan lanjutan, b) mempertautkan dan memadukan bahan

aneka cabang ilmu-ilmu sosial dan kehidupan masyarakat

sehingga menjadi pelajaran yang mudah dicerna.

49

Miftahuddin, Revitalisasi IPS dalam Perspektif Global, Jurnal Tribakti, Vol. 27, 2016,

h. 270

Page 64: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

48

3. S. Nasution mendefinisikan IPS sebagai pelajaran yang

merupakan fusi atau paduan sejumlah mata pelajaran sosial.

Dinyatakan bahwa IPS merupakan bagian kurikulum sekolah

yang berhubungan dengan peran manusia dalam masyarakat

yang terdiri atas berbagai subjek sejarah, ekonomi, geografi,

sosiologi, antropologi, dan psikologi sosial.

4. Tim IKIP Surabaya mengemukakan bahwa IPS merupakan

bidang studi yang menghormati, mempelajari, mengolah, dan

membahas hal-hal yang berhubungan dengan masalah-masalah

human relationship hingga benan benar dapat dipahami dan

diperoleh pemecahannya. Penyajiannya harus merupakan

bentuk yang terpadu dari berbagai ilmu sosial yang telah

terpilih, kemudian disederhanakan sesuai dengan kepentingan

sekolah-sekolah.50

Dengan demikian, IPS bukan ilmu sosial dan pembelajaran IPS

yang dilaksanakan baik pada pendidikan dasar maupun pada pendidikan

tinggi tidak menekankan pada aspek teoritis keilmuannya, tetapi aspek

praktis dalam mempelajari, menelaah, mengkaji gejala, dan masalah

sosial masyarakat yang bobot dan keluasannya disesuaikan dengan

jenjang pendidikan masing masing.

Kajian tentang masyarakat dalam IPS dapat dilakukan dalam

lingkungan yang terbatas, yaitu lingkungan sekitar sekolah atau siswa

dan siswi atau dalam lingkungan yang luas, yaitu lingkungan negara lain,

baik yang ada di masa sekarang maupun di masa lampau. Dengan

demikian siswa dan siswi yang mempelajari IPS dapat menghayati masa

sekarang dengan dibekali pengetahuan tentang masa lampau umat

manusia.51

50

Nadhir dkk, Ilmu Pengetahuan Sosial 1, (Learning Assistance Program for Islamic

Schools Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 2009), h. 1- 10 51

Syafrizal Febriawan, Pembelajaran IPS Terpadu (Studi Kasus di Tiga SMP Negeri

Kota Semarang), Skripsi pada Universitas Negeri Semarang, 2013, h. 15

Page 65: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

49

Maka bedasarkan uraian diatas, kegiatan pembelajaran IPS dapat

membahas pada masa lampau, sekarang dan masa mendatang, baik pada

lingkungan yang dekat maupun lingkungan yang jauh dari siswa. IPS

merupakan bidang keilmuan yang sangat dinamis, karena mempelajari

keadaan masyarakat yang cepat perkembangannya.

2. Ruang Lingkup Kajian IPS

Secara mendasar, pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan

manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS

berkenaan dengan cara manusia memenuhi kebutuhannya, baik

kebutuhan untuk memenuhi materi, budaya, dan kejiwaannya;

memanfaatkan sumber-daya yang ada dipermukaan bumi; mengatur

kesejahteraan dan pemerintahannya maupun kebutuhan lainnya dalam

rangka mempertahankan kehidupan masyarakat manusia. Ruang lingkup

pengajaran IPS meliputi masalah kehidupan manusia dan masyarakat

(luas maupun setempat). Pengajaran IPS mengkaji hal kehidupan diri

manusia, perekonomian, kemasyarakatan, budaya, hukum, politik,

kesejarahan geografis dan bahkan kehidupan keagamaan.

Singkatnya, IPS mempelajari, menelaah, dan mengkaji sistem

kehidupan manusia di permukaan bumi ini dalam konteks sosialnya atau

manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan pertimbangn bahwa

manusia dalam konteks sosial demikian luas, pengajaran IPS pada

jenjang pendidikan harus dibatasi sesuai dengan kemampuan peserta

didik tiap jenjang, sehingga ruang lingkup pengajaran IPS pada jenjang

pendidikan dasar berbeda dengan jenjang pendidikan menengah dan

pendidikan tinggi.

Pada jenjang pendidikan dasar, ruang lingkup pengajaran IPS

dibatasi sampai pada gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau

pada geografi dan sejarah.Terutama gejala dan masalah sosial kehidupan

sehari-hari yang ada di lingkungan sekitar peserta didik MI/SD. Pada

jenjang pendidikan menengah ruang lingkup kajian diperluas. Begitu

Page 66: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

50

juga pada jenjang pendidikan tinggi: bobot dan keluasan materi dan

kajian semakin dipertajam dengan berbagai pendekatan.

Sebagaimana telah dikemukakan di depan, bahwa yang dipelajari

IPS adalah manusia sebagai anggota masyarakat dalam konteks

sosialnya, ruang lingkup kajian IPS meliputi (a) substansi materi ilmu-

ilmu sosial yang bersentuhan dengan masyarakat dan (b) gejala, masalah,

dan peristiwa sosial tentang kehidupan masyarakat. Kedua lingkup

pengajaran IPS ini harus diajarkan secara terpadu karena pengajaran IPS

tidak hanya menyajikan materi materi yang akan memenuhi ingatan

peserta didik tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan sendiri sesuai

dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Oleh karena itu, pengajaran

IPS harus menggali materi-materi yang bersumber pada masyarakat.

Dengan kata lain, pengajaran IPS yang melupakan masyarakat atau yang

tidak berpijak pada kenyataan di dalam masyarakat tidak akan mencapai

tujuannya.52

Ruang lingkup IPS dibagi menjadi beberapa aspek yaitu :

a. Ditinjau dari ruang lingkup hubungan mencakup hubungan

sosial, hubungan ekonomi, hubungan psikologi, hubungan

budaya, hubungan sejarah, hubungan geografi, dan hubungan

politik.

b. Ditinjau dari segi kelompoknya adalah dapat berupa

keluarga, rukun tetangga, kampung, warga desa, organisasi

masyarakat dan bangsa.

c. Ditinjau dari tingkatannya meliputi tingkat lokal, regional

dan global.

d. Ditinjau dari lingkup interaksi dapat berupa kebudayaan,

politik dan ekonomi.53

52

Nadhir dkk, Ilmu Pengetahuan Sosial 1, (Learning Assistance Program for Islamic

Schools Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 2009), h. 1- 11-12 53

Rahmad, “Kedudukan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada Sekolah Dasar”, Jurnal

Madrasah Ibtidaiyah, Vol. 2, No. 1, 2016, h. 68-69

Page 67: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

51

3. Tujuan Pembelajaran IPS

Tujuan pendidikan nasional menjadi acuan dalam pengembangan

tujuan pendidikan IPS. Tujuan pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS), secara umum dikemukakan oleh Fenton adalah mempersiapkan

anak didik menjadi warga negara yang baik, mengajar anak didik agar

mempunyai kemampuan berpikir dan dapat melanjutkan kebudayaan

bangsa.

Selanjutnya, Clark dalam bukunya “Social Studies in Secondary

School”: A Hand Book, menyatakan bahwa IPS menitikberatkan pada

perkembangan individu yang dapat memahami lingkungan sosialnya,

manusia dengan segala kegiatannya dan interaksi antarmereka. Peserta

didik diharapkan dapat menjadi anggota yang produktif, berpartisipasi

dalam masyarakat yang merdeka, mempunyai rasa tanggung jawab,

tolong menolong dengan sesamanya, dan dapat mengembangkan nilai-

nilai dan ide-ide dari masyarakatnya. Menurut Hartono dan Arnicun Aziz

IPS bertujuan untuk pembentukan pengetahuan dan keterampilan

intelektual peserta didik.54

Sama halnya tujuan dalam bidang-bidang yang lain, tujuan

pembelajaran IPS bertumpu pada tujuan yang lebih tinggi. Secara hirarki,

tujuan pendidikan nasional pada tataran operasional dijabarkan dalam

tujuan institusional tiap jenis dan jenjang pendidikan. Selanjutnya

pencapaian tujuan institusional ini secara praktis dijabarkan dalam tujuan

kurikuler atau tujuan mata pelajaran pada setiap bidang studi dalam

kurikulum, termasuk bidang studi IPS. Akhirnya tujuan kurikuler secara

praktis operasional dijabarkan dalam tujuarn instruksional atau tujuan

pembelajaran.

Tujuan kurikuler IPS yang harus dicapai sekurang-kurangnya

meliputi hal-hal berikut:

54

Henni Hendayani, “Pengembangan Materi Ajar Ilmu Pengetahuan Sosial”, Jurnal

Progam Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Vol. 1, No. 1, 2017, h. 7-8

Page 68: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

52

1. Membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial yang

berguna dalam kehidupan masyarakat.

2. Membekali peserta didik dengan kemapuan mengidentifikasi,

menganalisa dan menyusun alternatif pemecahan masalah

sosial yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat

3. Membekali peserta didik dengan kemampuan berkomunikasi

dengan sesama warga masyarakat dan dengan berbagai bidang

keilmuan serta berbagai keahlian.

4. Membekali peserta didik dengan kesadaran, sikap mental yang

positif, dan keterampilan terhadap lingkungan hidup yang

menjadi bagian kehidupannya yang tidak terpisahkan

5. Membekali peserta didik dengan kemampuan

mengembangkarn pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai

dengan perkembagan kehidupan, perkembangan masyarakat,

dan perkembangan ilmu dan teknologi

Kelima tujuan di atas harus dicapai dalam pelaksanaan kurikulum

IPS di berbagai lembaga pendidikan dengan keluasan, kedalaman dan

bobot yang sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan yang

dilaksanakan.55

D. Hasil Penelitian Yang Relevan

Berdasarkan penelitian yang terdahulu, ada beberapa penelitian

yang memiliki relevansi dengan judul yang diteliti oleh penulis, adapun

penelitian yang mendukung lain seperti berikut:

1. Tesis dengan judul “Analisis Proses Pembelajaran Matematika Pada

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Sloe Learners di Kelas Inklusi SD Al

Firdaus Surakarta”, karya saudari Fida Rahmantika, Jurusan

Pendidikan Matematika Progam Pascasarjana Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret tahun 2014. Penelitian ini

55

Nadhir dkk, Ilmu Pengetahuan Sosial 1, (Learning Assistance Program for Islamic

Schools Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 2009), h. 1- 12

Page 69: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

53

membahas tentang kesiapan yang dilakukan oleh guru matematika

dalam menyiapkan media khusus dan sumber belajar untuk siswa ABK

Slow learners yang membuat siswa lebih mudah dan tidak cepat bosan

saat pembelajaran, persiapan yang baik sebelum pembelajaran dan

penyusunan RPP yang baik mampu membantu kelancaran pelaksanaan

pembelajaran dikelas, dan terdapat beberapa kendala yang dialami ABK

Slow Learners selama proses pembelajaran dan penyelesaian kendala

ini perlu di kembangkan lagi agar proses pembelajaran berjalan dengan

baik. Namun penelitian yang akan dilakukan oleh penulis memiliki

perbedaan yaitu penelitian yang dilakukan saudari Fida Rahmantika

memfokuskan kepada bidang studi mata pelajaran Matematika

sedangkan penelitian yang penulis lakukan akan memfokuskan pada

mata pelajaran IPS. Bagi Anak Berkebutuhan Khusus memiliki

perbedaan yaitu penelitian saudari Fida Rahmantika memfokuskan pada

siswa slow learners atau siswa yang indera pendengarannya kurang

sedangkan peneliti akan memfokuskan kepada siswa Tunanetra.

2. Jurnal dengan judul “Layanan Pendidikan Bagi Siswa Tunanetra Low

Vision Kelas V SD Muhammadiyah Bogor”, karya saudari Irma Dewi

Ramadani, dengan jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar tahun terbit

2017. Penelitian ini membahas tentang siswa tunanetra low vision

memperoleh pembelajaran yang sama dengan siswa lainnya tanpa

adanya perbedaan dan perlakuan khusus yang memperhatikan

kemampuan, keterbatasan, kemampuan, dan kebutuhannya. Proses

pembelajaran yang dilakukan di kelas hendaknya juga memperhatikan

prinsip-prinsip yang harus digunakan untuk melayani siswa tunanetra

low vision. Layanan pendidikan untuk siswa tunanetra low vision masih

harus ditingkatkan lagi supaya siswa dapat terlayani sesuai dengan

keterbatasan, kebutuhan dan kemampuan mereka. Namun penelitian

yang akan dilakukan oleh penulis memiliki perbedaan yaitu penelitian

yang dilakukan saudari Irma Dewi Ramadani meneliti siswa tunanetra

pada jenjang tingkatan Sekolah Dasar pada umumnya sedangkan

Page 70: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

54

penulis akan meneliti siswa tunanetra pada jenjang tingkatan SMA di

Sekolah Khusus yaitu Sekolah Luar Biasa (SLB).

3. Jurnal dengan judul “Kendala Guru dalam Proses Pembelajaran IPS di

Sekolah yang Menerapkan Pendidikan Inklusi SMP Negeri 2 Sewon”,

karya saudara Saeful Aji Sucipto, dengan jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Sosial Universitas Yogyakarta tahun

2017. Penelitian ini membahas tentang mengenai penyampaian materi

pembelajaran yaitu guru IPS menggunakan metode ceramah dan

diskusi. Kemudian guru IPS melakukakan evaluasi dengan membuat

pertanyaan seputar materi pembelajaran serta guru IPS memiliki

kendala untuk membuat siswa ABK memahami materi pembelajaran

dan ketika menggunakan metode yang melibatkan siswa maka siswa

ABK tidak mampu mengikuti tahapan yang harus dilalui oleh siswa

ketika menerapkan metode pembelajaran tersebut. Namun penelitian

yang akan dilakukan oleh penulis memiliki perbedaan yaitu penelitian

yang dilakukan saudara Saeful Aji Sucipto ini membahas semua proses

pembelajaran dikelas termasuk kendala yang dihadapi oleh guru ketika

dalam proses pembelajaran dikelas inklusi sedangkan penulis akan

meneliti di sekolah luar biasa yang didalam kelas tidak terdapat anak

normal pada umumnya hanya terfokus pada siswa ABK.

4. Skripsi dengan judul “Pembelajaran PAI Bagi Anak Berkebutuhan

Khusus (Tunanetra) di SMPLB Negeri Semarang Tahun Pelajaran

2015/2016”, karya saudari Ria Wulandari, Jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Walisongo Semarang tahun 2016. Penelitian ini membahas tentang

perencanaan pembelajaran seperti RPP dan silabus menunjang

keberhasilan dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran

PAI di kelas menggunakan metode ceramah, tanya-jawab, diskusi dan

latihan. Media yang digunakan meliputi alat bantu khusus yang

menggunakan huruf braile agar memudahkan siswa dalam proses

pembelajaran. Namun penelitian yang akan dilakukan oleh penulis

Page 71: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

55

memiliki perbedaan yaitu penelitian yang dilakukan saudari Ria

Wulandari ini membahas semua kegiatan proses pembelajaran ABK

tunanetra dalam bidang mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di

jenjang SMPLB, walaupun sama memfokuskan kegiatan proses

pembelajaran ABK tunanetra namun penulis akan meneliti proses

kegiatan pembelajaran ABK di Sekolah Luar Biasa tingkat SMALB

dalam mata pelajaran IPS.

5. Skripsi dengan judul “Manajemen Pembelajaran Siswa Tunanetra

(Studi Kasus di MAN Maguwoharjo Sleman Yogyakarta)”, karya

saudara Johandri jurusan Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2008. Penelitian ini membahas

mengenai kurikulum yang digunakan umumnya sama yaitu disusun

sebagai pengembangan dari standar isi, Standar Kompetensi Lulusan

(SKL) yang telah ditetapkan oleh Peraturan Menteri. Pendidikan yang

diberikan memperhatikan dan menyesuaikan kemampuan dan

kebutuhan individual anak. Kendala yang dihadapi yaitu keterbatasan

sarana dan prasarana sebagai penunjang kegiatan pembelajaran siswa

tunanetra, serta kurangnya sejumlah buku diperpustakaan yang masih

belum memadai. Namun penelitian yang akan dilakukan oleh penulis

memiliki perbedaan yaitu penelitian yang dilakukan saudara Johandri

ini membahas kegiatan dan pelayanan siswa tunanetra di tingkat

SMA/MA sekolah umum sedangkan penulis akan melakukan penelitian

yang sama di tingkat SMA namun tidak di sekolah umum melainkan di

tingkat SMA Luar Biasa dimana seluruhnya hanya ada siswa tunanetra.

Bedasarkan tinjauan diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

penelitian yang akan dilakukan oleh penulis memiliki perbedaan dengan

penelitian diatas. Hasil penelitian diatas yaitu sample yang diambil banyak

berasal dari Anak Berkebutuhan Khusus bersekolah di sekolah umum dan

progam inklusi yang bergabung dengan anak normal lainnya sedangkan

penulis memfokuskan Anak Berkebutuhan Khusus yang memang khusus

Page 72: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

56

bersekolah di Sekolah Luar Biasa tidak bersama dengan anak normal pada

umumnya.

E. Kerangka Berfikir

Bedasarkan latar belakang dan landasan teori yang telah

dikemukakan sebelumnya, maka dapat diambil suatu kerangka berfikir

sebagai berikut. Dapat diketahui bahwa proses pembelajaran IPS yang

diterapkan di Sekolah Menengah Atas Luar Biasa tidaklah mudah dan

mengalami kesulitan khususnya pada anak berkebutuhan khusus tunanetra.

Karena terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau

kegagalan dalam proses pembelajaran IPS pada anak berkebutuhan khusus

tunanetra khususnya guru IPS yang menangani proses pembelajaran di

kelas agar terciptanya suasana pembelajaran yang maksimal.

Sekolah Menengah Atas Luar Biasa-A (SMALB-A) Pembina

Tingkat Nasional Jakarta merupakan salah satu bagian dari jenjang

sekolah di SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta yang memang

khusus menangani bagian A atau siswa-siswi yang mengalami gangguan

penglihatan (tunanetra). Sekolah ini umumnya sama dengan sekolah

formal umum lainnya hanya saja akan lebih terfokus kepada kemampuan

peserta didik yang berbeda-beda dalam menerima suatu pembelajaran.

Pengajar pada tingkatan SMALB-A ini diharapkan dapat

mengetahui kesulitan dan upaya yang dilakukan dalam menghadapi

masalah-masalah yang dihadapi ketika proses pembelajaran IPS di kelas

sedang berlangsung agar tercipta suasana pembelajaran di kelas bisa

berjalan dengan maksimal.

Page 73: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

57

Gambar 2.1

Kerangka Berfikir

Proses Pembelajaran IPS

Faktor-Faktor yang

mempengaruhi

Kesulitan dan Upaya

yang dihadapi

Anak Berkebutuhan Khusus

Tunanetra

Page 74: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

58

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Luar Biasa-A (SLB-A) Pembina

Tingkat Nasional Jakarta khususnya tingkat SMALB, yang beralamat di

Jl. Pertanian Raya 12 RT 006 RW 04 Lebak Bulus Cilandak Jakarta

Selatan DKI Jakarta, RT.10/RW.4, Lb. Bulus, Cilandak, Kota Jakarta

Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12440 Tlp (021) 7657327

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada awal tahun ajaran baru yaitu semester

ganjil tahun pelajaran 2018/2019.

Tabel 3.1

Waktu Kegiatan Penelitian

No

Kegiatan

Agustus

2017

September

2017

Oktober

2017

November

2017

Desember

2017

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan Judul Skripsi

2 Pengumuman Judul

Skripsi

3 Penyusunan Proposal

Skripsi

4 Pengumpulan Proposal

(Gelombang I)

5 Seminar Proposal

(Gelombang I)

6 Revisi Proposal Skripsi

Page 75: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

59

B. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. karena sumber

data utama ialah penelitian yang berupa kata-kata dan tindakan orang yang

diamati atau diwawancarai, sedangkan penelitian kualitatif ini bersifat

deskriptif karena penelitian ini dimaksudkan menggambarkan keadaan

yang terjadi.

Metode penelitian kualitatif bersifat deskriptif artinya hasil

eksplorasi atas subjek penelitian atau para partisipan melalui pengamatan

dengan semua variannya, dan wawancara mendalam serta dideskripsikan

dalam catatan kualitatif yang terdiri dari catatan lapangan, catatan

wawancara, catatan pribadi, catatan metodologis, dan catatan teoretis,

karena itu deskripsi yang dibuat harus dapat mengungkap bukan saja apa

yang terlihat tetapi juga bisa memberi keterangan ada apa di balik yang

terlihat.1

Penelitian ini dilakukan dengan tahapan pertama yaitu

menganalisis urgensi pembelajaran IPS bagi anak berkebutuhan khusus

tunanetra dan dikaitkan kepada kesulitan belajar serta pemecahan masalah

dalam menghadapi kesulitan tersebut bagi anak berkebutuhan khusus

tunanetra dalam proses pembelajaran dikelas. Analisis tersebut

1 Nusa Putra. Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2013) h. 71

No

Kegiatan

Juli

2018

Agustus

2018

September

2018

Oktober

2018

November

2018

Desember

2018 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

7 Penyusunan Bab I

Pendahuluan

8 Penyusunan Bab II

Kajian Teori

9 Penyusunan Bab III

Metodologi Penelitian

10 Penyusnan Bab IV

Hasil Penelitian dan

Bab V

Page 76: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

60

dideskripsikan di latar belakang masalah kemudian difokuskan pada

rumusan masalah penelitian. Pada rumusan masalah tersebut telah dibuat

beberapa pertanyaan yang nantinya akan dijawab di bagian hasil

penelitian.

Peran penulis dalam penelitian ini sebagai instrument kunci yang

bertugas mengumpulkan data demi data melalui observasi yang terlibat

langsung dalam proses pembelajaran IPS di dalam kelas, menjadi

interviewer dalam proses wawancara terhadap guru yang terkait di proses

pembelajaran, serta mengumpulkan dokumen-dokumen sebagai data

pelengkap dalam penelitian kualitatif ini yang ditulis berdasarkan kejadian

alamiah, atau kejadian yang sebenarnya pada sebuah objek penelitian.

Ditambahkan oleh Nana Syaodih, penelitian deskriptif dalam

bidang pendidikan dan kurikulum pengajaran merupakan hal yang cukup

penting, mendeskripsikan fenomena-fenomena kegiatan pendidikan,

pembelajaran, implementasi kurikulum pada berbagai jenis, jenjang, dan

satuan pendidikan.2 Pada ciri lainnya, deskriptif kualitatif merupakan

penelitian eksplorasi memainkan peranan yang amat penting dalam

menciptakan hipotesis atau pemahaman orang tentang berbagai variabel

sosial.3

Setelah melakukan penelitian, laporan penelitian ditulis dengan

cara mendeskripsikan kejadian-kejadian pada saat proses pembelajaran,

berbagai konsep yang diterapkan, berikut kurikulum yang diterapkan,

pendekatan, metode, sumber belajar, serta media pembelajaran yang

digunakan pada kegiatan pembelajaran IPS bagi setiap anak berkebutuhan

khusus tunanetra di SMALB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta.

2 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2013), h.72 3 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 69

Page 77: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

61

C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data atau informasi pada suatu aktifitas

penelitian diperlukan suatu teknik. Teknik yang dipilih harus sesuai

dengan situasi dan kondisi data yang dikumpulkan sesuai dengan

permasalahan. Teknik pengumpulan data merupakan hal yang paling

penting dalam penelitian karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan

data. Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat

penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai

instrumen juga harus divalidasi seberapa jauh peneliti kualitatif siap

melakukan penelitian yang selanjutnya terjung ke lapangan.4

Setelah mengetahui instrumen utamanya adalah peneliti sendiri,

maka selanjutnya fokus penelitian akan menjadi jelas dan dikembangkan

menjadi instrumen penelitian sederhana yang mampu melengkapi data dan

membandingkan data yang telah ditemukan melalui hasil observasi dan

wawancara di lapangan.

Adapun teknik yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan

data, adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Teknik observasi adalah teknik pengumpulan data yang digunakan

untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan

pengindraan, tentu saja indra yang dilibatkan bukan hanya indra

penglihatan melainkan indra lainnya seperti indra pendengaran,

penciuman, perasa dan lain sebagainya.5 Selain itu observasi juga

mempunya tujuan tertentu, pengamatan dengtan tanpa tujuan bukan

merupakan observasi. Tujuan observasi yaitu untuk mendeskripsikan

lingkungan yang diamati, aktivitas-aktivitas yang berlangsung,

individu-individu yang terlibat dalam lingkungan tersebut beserta

aktivitas dan perilaku yang dimunculkan, serta makna kejadian

4 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012),

h.222 5 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2007), h.115

Page 78: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

62

bedasarkan perspektif individu yang terlibat tersebut.6

Dalam pelaksanaannya digunakan teknik observasi secara

langsung, yaitu teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan

pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala subyek yang akan

diteliti. Teknik ini digunakan untuk menghimpun data tentang situasi

dan kondisi SMALB-A Pembina Tingkat Jakarta baik mengenai

situasi, kondisi, sarana prasarana, keadaan guru dan peserta didik, juga

akan melihat langsung kegiatan proses pembelajaran siswa tunanetra

dalam pembelajaran IPS.

Tabel 3.2

Pedoman Observasi

Lokasi : ...........

Hari/Tanggal : ...........

Waktu : ...........

No. Aspek yang diamati Hasil Pengamatan

1. Identitas Sekolah

2. Lokasi Sekolah

3. Data Guru dan Karyawan lainnya (SDM)

4. Sarana dan Prasarana

5. Kegiatan Sekolah/Ekstrakurikuler

6. Proses Pembelajaran di kelas

A. Pra-Pembelajaran

1. Memeriksa kesiapan ruang, alat

dan media pembelajaran

2. Memeriksa kesiapan peserta didik

B. Membuka Pelajaran

1. Melakukan apersepsi

2. Menyampaikan kompetensi tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai

6 Haris Herdiansyah, Wawancara, observasi, dan Focus Groups sebagai Instrumen

Penggalian Data Kualitatif, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015), h.132

Page 79: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

63

C. Penguasaan Materi

1. Menunjukkan penguasaan

materi pembelajaran

2. Mengaitkan materi pembelajaran

dengan materi lain yang relevan

D. Metode Pembelajaran

1. Menggunakan metode

pembelajaran sesuai dengan

kompetensi yang ingin

dicapai

2. Melaksanakan pembelajaran

secara runtut

3. Menguasai kelas

4. Melaksanakan pembelajaran

yang dapat memacu kebiasaan

posistif peserta didik

5. Melaksanakan pembelajaran sesuai

dengan alokasi waktu

E. Pemanfaatan Media dan Sumber Belajar

1. Menunjukkan keterampilan

dalam memanfaatkan media dan

sumber belajar

2. Menggunakan media dan

sumber belajar yang menarik

3. Melibatkan peserta didik

dalam pemanfaatan media

dan sumber

belajar

Page 80: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

64

F. Interaksi dalam pembelajaran

1. Menciptakan suasana yang

menumbuhkan partisipasi aktif

peserta didik melalui guru,

media dan sumber belajar

2. Menciptakan hubungan

antar pribadi yang positif

3. Menunjukkan sikap terbuka dan

responsive terhadap peserta didik

4. Menumbuhkan keceriaan dan

antusiasme peserta didik

G. Penggunaan Bahasa

1. Menggunakan bahasa dengan

baik, jelas dan lancar

2. Menyampaikan pesan dan gaya

yang sesuai

H. Evaluasi Pembelajaran

1. Melakukan penilaian proses

selama pembelajaran

2. Melakukan penilaian akhir sesuai

dengan kompetensi

I. Kegiatan Penutup

1. Melakukan refleksi atau

membuat rangkuman dengan

melibatkan siswa

2. Melakukan tindak lanjut dengan

memberi arahan atau tugas

sebagai kegiatan remedial

Page 81: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

65

2. Wawancara

Pengungkapan (enquiring) dilakukan melalui wawancara. Peneliti

mengadakan wawancara terhadap pihak-pihak terkait untuk

mendapatkan data yang diperlukan.7 Wawancara adalah sebuah proses

interaksi komunikasi yang dilakukan oleh setidaknya dua orang, atas

dasar kesediaan dan dalam setting alamiah, di mana arah pembicaraan

mengacu kepada tujuan yang telah ditetapkan dengan mengedepankan

trust sebagai landasan utama dalam proses memahami.8

Dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai guru yang menangani

siswa tunanetra, Kepala Sekolah di SLB-A Pembina Tingkat Nasional

Jakarta dengan menggunakan bentuk wawancara formal terstruktur

disertai dengan instrumen wawancara yang berisi daftar pertanyaan,

serta dibantu dengan alat pencatat seperti buku catatn kecil dan alat

perekam suara berupa ponsel. Wawancara dilakukan di ruang kelas

dan di ruang kepala sekolah. Pada saat wawancara, penulis menggali

data melalui pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan rumusan

masalah, yaitu terkait dengan proses pembelajaran IPS bagi siswa

anak berkebutuhan khusus tunanetra di SLB-A Pembina Tingkat

Nasional Jakarta.

7 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2013), h. 152 8 Haris Herdiansyah, Wawancara, observasi, dan Focus Groups sebagai Instrumen

Penggalian Data Kualitatif, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015), h. 31

Page 82: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

66

Tabel 3.3

Kisi-kisi Pedoman Wawancara

No. ASPEK MASALAH SUB ASPEK MASALAH

1. Proses Pembelajaran 1. Pelaksanaan proses pembelajaran IPS

didalam kelas

2. Interaksi dalam belajar antara guru dan

siswa

3. Kesulitan dan upaya yang dilakukan oleh

guru dalam menghadapi pemecahan

masalah siswa berkebutuhan khusus

tunanetra

2. Anak Berkebutuhan

Khusus Tunanetra

1. Kesulitan yang dialami selama proses

pembelajaran di kelas.

3. SMALB-A Pembina

Tingkat Nasional

Jakarta

1. Latar Belakang berdirinya SLB-A

Pembina Tingkat Jakarta

2. Pelayanan bagi anak berkebutuhan

Khusus

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu,

dokumen biasanya berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang. Dokumentasi merupakan pelengkap dari

penggunaan teknik observasi dan wawancara dalam penelitian

kualitatif.9 Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang

bersifat dokumentatif. Untuk mendapatkan deskripsi dan pemahaman

mendalam atas fokus penelitian, peneliti akan mengumpulkan

dokumen-dokumen yang berkaitan dengan profil sekolah yang

dijadikan objek penelitian, juga dokumen-dokumen yang dijadikan

acuan dalam proses pembelajaran IPS, mulai dari perencanaan

pembelajaran sampai dengan tahap evaluasi.

Dokumen ini berguna sebagai pembuktian dokumenter dan sebagai

penguat keabsahan data kualitatif dalam penelitian. Setelah semua

9 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012),

h. 240

Page 83: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

67

data didapatkan dari berbagai sumber, barulah peneliti

menggabungkan dan melakukan analisis data tersebut.

Tabel 3.4

Pedoman Dokumentasi

No. Dokumen yang diperlukan Keterangan

1. Profil dan data sekolah

2. Kurikulum

3. Silabus

4. Rancangan Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP)

5. Progam Tahunan

6. Progam Semesteran

7. Sarana dan Prasarana

8. Buku Pembelajaran

9. Media Pembelajaran (Reglet/Alat Braille)

D. Teknik Analisis dan Pengolahan Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,

dokumentasi dan bahan-bahan lain sehingga mudah dipahami dan

temuannya untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang ada dalam

penelitian sehingga dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data

dilakukan dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,

menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam

pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang

lain.10

Dalam menganalisis data, digunakan teknik deskriptif kualitatif

untuk memberikan interpretasi terhadap hasil penelitian atau data yang

10

Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: Alfabeta, 2011),

h. 332

Page 84: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

68

diwujudkan dengan uraian yang berbentuk kalimat yang akhirnya ditarik

suatu kesimpulan untuk menunjukkan fakta di lapangan. Dalam penelitian

kualitatif ini, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan

bersamaan dengan pengumpulan data yang diperoleh. Adapun langkah-

langkah yang dilakukan peneliti dalam menganalisis data adalah

tahapan analisis data kualitatif menurut model Miles dan Hubeman,

sebagai berikut :

1. Analisis Sebelum di Lapangan

Penelitian kualitataif telah melakukan analisis data sebelum

memasuki lapangan. Analisis yang dilakukan tergadap data hasil studi

pendahuluan atau data sekunder yang akan digunakan untuk

menentukkan fokus penelitian.11

Analisis sebelum dilapangan atau

bisa juga disebut studi pendahuluan ini dilakukan dengan berkunjung

ke SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta untuk melihat kondisi

sosial sekolah, lalu membaca hasil penelitian yang telah dilakukan,

bertujuan untuk menentukan fokus penelitian agar tidak terjadi

kesamaan pada hasil penelitian yang diperoleh namun fokus penelitian

ini masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti

masuk selama di lapangan. Setelah itu, peneliti mencari kajian teori

yang digunakan sebagai landasan berpikir, karena penelitian kualitatif

juga bertujuan untuk mengembangkan teori yang telah ditemukan.

Sehingga peneliti perlu pengumpulan data dalam hal ini.

2. Analisis Data di Lapangan

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data

dalam waktu tertentu.12

Pada saat melakukan wawancara peneliti

harus sudah menganalisis pada jawaban yang diwawancarai sehingga

11

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012),

h. 245 12

Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: Alfabeta, 2011),

h. 332

Page 85: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

69

jika ada jawaban yang belum paham atau kurang memuaskan maka

peneliti akan mengajukan pertanyaan lagi sampai memperoleh data

yang dianggap sudah akurat. Berikut adalah aktifitas yang dilakukan

pada saat analisis data:

a. Reduksi data

Menemukan data yang telah diperoleh dari lapangan

jumlahnya akan cukup banyak, maka perlu dicatat secara teliti

dan rinci. Semakin lama penelitian ke lapangan, maka jumlah

data akan semakin banyak, komplek dan rumit. Maka segera

melakukan analisis melalui reduksi data. Meruduksi data berarti

merangkum, memilih hal-hal yang pokok dan menfokuskan

pada hal-hal yang penting serta dicari tema dan polanya.13

Dikarenakan data yang didapat di lapangan cukup banyak,

maka penulis menggunakan alat bantu untuk menyimpan

ataupun menyatat data yang didapatkan selama penelitian. Pada

saat wawancara, peneliti menggunakan ponsel untuk merekam

data hasil wawancara lalu mencatat garis-garis besar atau

kesimpulan yang menyeluruh dari data yang diperoleh pada saat

melakukan pengamatan. Data yang sudah didapatkan kemudian

direduksi dengan cara mengelompokkan atau memilih dan

meramu data yang sesuai dengan penelitian, sesudah data itu

terangkum kemudian disusun supaya lebih teratur.

b. Penyajian data Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan

dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori

dan sejenisnya namun yang paling sering digunakan menurut

Miles dan Huberman adalah menyajikan data dalam penelitian

kualitatif dengan menggunakan teks yang bersifat naratif.14

13

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012),

h. 247 14

Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: Alfabeta, 2011),

h. 339

Page 86: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

70

Penyajian data disini dibatasi sebagai sekumpulan

informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan dan pengambilan suatu tindakan. Sebelum

melakukan pembahasan penelitian, peneliti mencoba

menjabarkan data hasil wawancara dan observasi dengan teks

naratif, agar lebih mudah dipahami dan dikaitkan dengan teori

yang dijadikan landasan berpikir dengan penyajian data ini

maka akan memudahkan peneliti untuk memahami apa yang

terjadi merencanakan langkah selanjutnya bedasarkan apa yang

telah dipahami.

c. Penarikan Kesimpulan Langkah selanjutnya menurut Miles dan Huberman adalah

melakukan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan

awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan

berubah jika tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan

mendukung pada tahap dan pengumpulan berikutnya. Namun

apabila kesimpulan pada tahap awal telah didukung oleh bukti

yang kuat dan valid maka kesimpulan yang dikemukakan

merupakan kesimpulan yang akurat.15

Kesimpulan dalam

penelitian ini merupakan gambaran umum yang didapat dari

penelitian yang telah dilakukan, sebuah temuan baru yang

menjawab rumusan masalah yang telah diuraikan

dimuka.Pengambilan kesimpulan sangat penting untuk

menegaskan pokok-pokok pemahaman dan pembahasan yang

tertulis serta memaparkan ini dengan lebih komprehensif.

Kesimpulan diambil setelah data-data itu tersusun secara

sistematis dan rapi.

15 Ibid., h. 343

Page 87: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

71

E. Uji Validitas dan Keabsahan Data

Pada penelitian kualitatif menghadapi persoalan penting mengenai

pengujian keabsahan hasil penelitian. Di dalam penelitian kualitatif uji

validitas dan keabsahan data dapat dilakukan terhadap alat penelitian

untuk menghindari ketidakvalidan dan ketidaksesuaian instrumen

penelitian, sehingga data yang diperoleh dari instrumen penelitian itu

dianggap sudah valid dan sesuai dengan data yang diinginkan.16

Maka

peneliti melakukan uji validitas dan keabsahan data melalui cara sebagai

berikut:

1. Perpanjangan Pengamatan

Dalam setiap penelitian kualitatif, kehadiran peneliti dalam setiap

tahap penelitian kualitatif membantu peneliti untuk memahami semua

data yang dihimpun dalam penelitian. Karena itu dalam penelitian

kualitatif adalah orang yang langsung melakukan wawancara dan

observasi dengan informan-informannya.17

Dengan memperpanjang pengamatan berarti peneliti kembali ke

lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data

yang pernah ditemui maupun yang baru.18

Peneliti mengumpulkan data

dengan lebih dari satu kali kunjungan yang bertujuan untuk melengkapi

data-data yang dibutuhkan. Proses memperpanjang pengamatan ini

berguna untuk menguatkan data yang didapat dalam penelitian, serta

untuk menguji keabsahan dan validitas suatu data yang didapat.

2. Ketekunan Pengamatan Untuk memperoleh keabsahan data yang akurat maka jalan lainnya

yaitu dengan meningkatkan ketekunan dalam pengamatan di lapangan

dengan meningkatkan ketekunan pengamatan di lapangan maka akan

memperoleh derajat keabsahan data yang tinggi.19

Meningkatkan

ketekunan berarti melakukan pengamatan yang lebih cermat, teliti dan

16 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2007), h.262

17 Ibid., h.262-263

18 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012),

h. 270 19

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2007), h.264

Page 88: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

72

berkesinambungan dengan cara tersebut kepastian data akan dapat

direkam secara pasti dan sistematis.

Peneliti meningkatkan ketekunan juga dengan cara membaca

berbagai referensi buku ataupun penelitian yang relevan lainnya atau

dokumen yang terkait dengan temuan yang diteliti sehingga dapat

digunakan untuk memeriksa data yang ditemukan itu benar dan

dipercaya atau tidak.

3. Triangulasi Data Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan

berbagai waktu.20

Proses triangulasi sumber, peneliti berusaha

mewawancarai lebih dari satu orang di sekolah tersebut yakni guru IPS

dan Kepala SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta, serta

mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dari operator sekolah seperti

profil sekolah, data sekolah, data siswa, dan kurikulum yang digunakan.

Pada saat triangulasi teknik/cara, peneliti berusaha menggali informasi

melalui guru IPS dengan pertanyaan-pertanyaan yang berbeda namun

dengan maksud yang sama, dengan tujuan memperoleh keakuratan

data.

20

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012),

h. 273

Page 89: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

73

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta

1. Latar Belakang Berdirinya SLB-A Pembina Tingkat Nasional

SLB-A Pembina Tingkat Nasional (SLB-A PTN) didirikan tahun 1981

berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

No:0413/0/1981 bahwa didirikan Sekolah Luar Biasa Bagian A (Tunanetra)

Pembina Tingkat Nasional di Jakarta. Peresmian didirikannya SLB-A PTN ini

diselenggarakan pada puncak acara kegiatan Tahun Internasional Penyandang

Cacat, pada tanggal 9 Desember 1981 oleh Presiden Soeharto.

SLB-A PTN berlokasi di Jalan Pertanian Raya Lebak Bulus, Jakarta

Selatan, Kode Pos 122440. Sekolah ini didirikan di atas lahan seluas 4,5 hektar

yang diberikan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sub Direktorat

Pendidikan Luar Biasa. Latar belakang didirikannya lembaga pendidikan ini

sebagai perwujudan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan bagi anak

penderita kekurangan dalam penglihatan. Dengan luasnya tanah yang diberikan

pada pembangunan sekolah ini semata-mata diperuntukan untuk membangun

fasilitas-fasilitas guna mendukung sarana pendidikan belajar dan mengajar bagi

siswa-siswi sekolah luar biasa. Jenjang pendidikan yang terdapat pada SLB-A

PTN ini mulai dari Taman Kanak-kanak Luar Biasa (TKLB), Sekolah Dasar

Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), sampai

Sekolah Menengah Akhir Luar Biasa (SMALB).

SLB-A PTN ini menyelesaikan pembangunannya pada kurun waktu dua

tahun, sehingga pada tahun 1983 barulah diangkat kepala sekolah beserta guru-

guru untuk memberikan pengajaran di sekolah tersebut. Pada awal

pembangunannya terdapat gedung sekolah, wisma, asrama, perumahan guru

dan karyawan, gedung orientasi dan mobilitas, perpustakaan, tempat ibadah,

sarana olehraga, sarana bermain, pusat penelitian dan unit percetakan braille.

Page 90: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

74

Sebagai sekolah yang menaungi siswa-siswi tunanetra SLB-A PTN melakukan

kerjasama dengan SLB Negeri Bagian A Jakarta yang berlokasi di Fatmawati.

Melalui kerjasama itulah sebagai sekolah yang baru berdiri SLB-A PTN

mendapat murid dari SLB Negeri Bagian A Jakarta. Empat tahun kemudian

tepatnya pada tanggal 20 Juni 1987 berdasarkan SK Mendikbud

No.0358/M/1982 gedung SLB Negeri Bagian A di Jalan Fatmawati resmi

dihapus dan tanah dikembalikan pada Departemen Sosial. Pada tangaal 1 Juli

1987 berdasarkan SK Mendikbud No.034/0/1987 terjadi pemindahan kegiatan

belajar mengajar SLB Negeri Bagian A Jakarta ke SLB-A PTN. SLB-A PTN

pun terus mengalami perkembangan, pada kurun waktu 9 tahun tepatnya pada

tahun 1992 sekolah merintis pembentukan SLB-B dan SLB- C yang letaknya

pada bagian selatan gedung SLB-A PTN. SLB-B merupakan sekolah khusus

untuk murid tunarungu, yaitu seseorang yang mengalami kekurangan atau

kehilangan kemampuan mendengar baik sebagian atau seluruhnya yang

diakibatkan tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran.

Sedangkan SLB-C merupakan sekolah khusus bagi murid yang mengidap

tunagrahita, yaitu seseorang yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah

rata-rata atau kelainan mental dan tingkah laku.

SLB-A PTN adalah lembaga pendidikan formal yang melayani pendidikan

bagi peserta didik dengan gangguan penglihatan atau sering disebut sebagai

tunanetra. Peserta didik tunanetra adalah anak yang mengalami hambatan

penglihatan baik secara total (buta/blind) maupun lemah penglihatan (low

vision). Selain sebagai lembaga pendidikan bagi tunanetra, SLB-A PTN juga

turut berperan aktif dalam mendukung education for all serta sebagai pusat

sumber pendidikan inklusif.

Education for all merupakan bentuk kepedulian yang muncul pada

Konferensi Dunia di Thailand tentang pendidikan pada tahun 1990 dalam

upaya untuk memenuhi kebutuhan pendidikan bagi siapa saja tanpa mengenal

latar belakang keluarga, ataupun kekurangan fisik yang dimiliki. SLB-A PTN

dengan ini turut berpartisipasi dalam education for all, bahwa siapa saja bisa

Page 91: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

75

memperoleh pendidikan termasuk seseorang yang mengalami kekurangan atau

tidak berfungsinya indera penglihatan.

Pendidikan inklusif adalah pendidikan yang menyertakan semua anak

secara bersama-sama dalam suatu proses pembelajaran dengan layanan

pendidikan yang layak dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik tanpa

membeda-bedakan latar suku, kondisi sosial, kemampuan ekonomi, politik,

keluarga, bahasa, geografis, tempat tinggal, jenis kelamin, agama dan

perbedaan fisik atau mental. Melalui pendidikan inklusif ini anak berkebutuhan

khusus memiliki kesempatan untuk menjalani pendidikan bersama dengan anak

(normal) lainnya, dengan adanya pendidikan ini anak berkebutuhan khusus

dapat mengeksplorasi, mengoptimalkan, dan membuktikan kemampuannya.

Untuk tercapainya pelaksanaan pendidikan inklusif dengan baik, dibutuhkan

sebuah lembaga yang dapat menjadi fasilitator antara sekolah inklusi dengan

siswa yang memiliki kebutuhan khusus dan sekolah regular. Maka dapat

terwujud pelayanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan siswa ditinjau

dari kondisi dan kemampuan siswa sehingga dapat terlaksana dengan baik.

SLB-A PTN merupakan pusat sumber dalam pendidikan inklusif karenanya

sekolah pun memiliki kewenangan dalam menghimpun pemikiran dan konsep

serta inovasi tentang pendidikan luar biasa dengan tujuan untuk meningkatkan

mutu pendidikan. SLB-A PTN memiliki peran sebagai suatu lembaga yang

dapat memberikan bantuan baik berupa tenaga ataupun berupa layanan bagi

siswa berkebutuhan khusus baik yang bersekolah di SLB maupun di sekolah

reguler. Sebagai pusat sumber pendidikan inklusif SLB-A PTN pun

memberikan layanan konsultasi bagi guru SLB, guru sekolah reguler, siswa di

sekolah reguler, orang tua dan masyarakat.

Pada tahun 2000 SLB-A PTN yang awalnya dikelola oleh pemerintah

pusat Republik Indonesia kini dengan adanya otonomi daerah terjadi peralihan

kewenangan namun seiring berkembangnya zaman tujuan otonomi daerah

mulai menyebar ke berbagai aspek, salah satunya ialah pendidikan. Dengan

adanya otonomi darah hal itu menjadikan SLB-A PTN yang pada awalnya

Page 92: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

76

dikelola oleh pemerintah pusat Republik Indonesia menjadi dikekola oleh

pemerintah daerah DKI Jakarta. Hal tersebut diiringi dengan bertambahnya

SLB-A PTN di daerah lain, seperti Surabaya, Medan dan daerah lainnya.

Dampak dari peralihan kewenangan tersebut terjadi beberapa penurunan yang

dirasakan oleh sekolah. Penurunan tersebut terjadi pada kurangnya

pengembangan fasilitas, adanya keputusan bahwa sudah tidak diperbolehkan

menempati asrama untuk para murid dan wisma untuk para guru.

SMALB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta ini merupakan jenjang atau

bagian dari SLB-A Pembina Tingkat Nasional. Dahulu sekolah ini merupakan

sekolah percontohan atau sekolah model di mata masyarakat sekitar. SLB-A ini

sebagai sekolah non-konvensional artinya dimana sekolah ini tidak sama

dengan sekolah-sekolah lain pada umumnya. SLB-A Pembina Tingkat

Nasional ini dilengkapi dengan fasilitas tempat untuk Pendidikan dan Pelatihan

bagi guru-guru khusus di seluruh Indonesia. SLB-A Pembina ini merupakan

sebagai laboratorium bagi pengembangan kompetensi guru dan juga praktek

bagi guru.

SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta ini merupakan sekolah yang

dilengkapi dengan fasilitas lengkap, bahkan sekolah ini menjadi tempat untuk

pencetakkan buku braille bagi sekolah-sekolah khusus tunanetra di seluruh

Indonesia. Karena menjadi sekolah percontohan di mata masyarakat maka

tidak heran jika siswa-siswi di SLB-A Pembina ini berasal dari berbagai daerah

tempat tinggal mereka walaupun jauh sekalipun dari sekolah ini,

perkembangan SLB-A PTN sampai saat ini smemberikan kemudahan bagi

siapa saja.

2. Identitas SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta

SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta merupakan sekolah atau

lembaga pendidikan yang hanya memberikan pelayanan pendidikan bagi anak

berkebutuhan khusus kepada anak tunanetra. SLB-PTN bukan hanya

memberikan pelayanan sebatas gangguan penglihatan murni saja, sekolah ini

Page 93: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

77

juga memfasilitasi bagi anak-anak yang dengan ketunanetraannya ditambah

dengan gangguan lainnya seperti tunanetra dengan gangguan motoriknya atau

secara sosial, tunanetra dengan gangguan autisme.

Sekolah ini menyediakan ruangan Multiple Disabilities with Visual

Impairment atau biasa disebut MDVI. MDVI merupakan sebutan untuk anak

tuna majemuk dengan gangguan penglihatan adalah anak yang mengalami

hambatan atau ketunaan (tunagrahita, tunadaksa, tuna rungu, autisme dan lain

lain) yang disertai gangguan atau hambatan penglihatan (tunanetra).

Nama Sekolah : SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta

(Jenjang TKLB-SDLB-SMPLB-SMALB)

Alamat : Jl. Pertanian Raya 12 RT 006 RW 04 Lebak

Bulus Cilandak Jakarta Selatan DKI Jakarta,

RT.10/RW.4, Lb. Bulus, Cilandak, Kota Jakarta

Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12440

No Telp : (021) 7657327

Didirikan : 08 Desember 1981

NPWP : 00.667.075.6-016.000

Izin Operasional : B-1073/I/MENPAN/12/81

NSS/NIS/NPSN : 101016307045/280010/20103099

Status Sekolah : Negeri

Akreditasi : A (Tahun 2014 s.d 2019)

Status Gedung/Tanah : Milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Luas Tanah : 3.2767

Kurikulum : Kurikulum 2013/K13

Nama Kepala Sekolah : Drs.Triyanto Murjoko, M.Pd

Ruang Belajar : 22 Ruang

Waktu Belajar : Pagi pukul 06.30 s.d 12.50

(1 Jam pelajaran = 40 Menit)

Page 94: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

78

3. Tugas dan Fungsi SLB-A Pembina Tingkat Nasional

Berdasarkan SK Kemendikbud N0.0413/0/1981 tugas dan fungsi

SLB-A PTN adalah:

a. Melakukan percontohan pendidikan tingkat persiapan,

dasar, lanjutan, dan menengah sesuai dengan kurikulum

yang berlaku.

b. Mengadakan pemeriksaan psikologis, medis dan

sosiologis.

c. Melakukan kajian di bidang proses belajar mengajar di

SLB dan penerapannya.

d. Mengadakan latihan dan penyegaran bagi guru dan tenaga

kependidikan lainnya serta penyelenggaraan pendidikan

luar biasa.

e. Melakukan bimbingan dan penyuluhan bagi siswa dan

masyarakat.

f. Membina hubungan kerjasama dengan orangtua siswa dan

masyarakat.

g. Melakukan publikasi yang menyangkut pendidikan luar

biasa sesuai dengan kelainannya.

h. Melakukan urusan tata usaha rumah tangga sekolah.

4. Visi dan Misi SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta

Adapun visi dan misi dari SLB-A Pembina Tingkat Nasional

Jakarta yaitu:

Visi:

Terwujudnya pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan

khusus dengan gangguan penglihatan menjadi pribadi yang

mandiri, taqwa, cerdas dan trampil dalam masyarakat inklusif.

Page 95: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

79

Misi:

a. Mengurangi dampak gangguan penglihatan melalui intervensi dini

(baik usia maupun kemampuan) dan rehabilitasi.

b. Meningkatkan/memperluas pengetahuan,wawasan, pengalaman

dan sikap percaya diri melalui pendidikan inklusif.

c. Meningkatkan ketrampilan dan memperluas peluang kerja melalui

pendidikan inklusif.

d. Mendorong terwujudnya kesamaan hak dan kesempatan melalui

kesetaraan perlakuan.

B. Hasil Penelitian

Dalam penelitian, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif,

penulis menggunakan beberapa teknik yang digunakan saat melakukan

penelitian di lapangan diantaranya yaitu teknik observasi, wawancara dan

dokumentasi. Penggunaan metode tersebut diharapkan dapat membantu penulis

dalam pencarian data di lapangan khususnya pada proses pembelajaran IPS di

SMALB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta.

Bedasarkan informasi yang didapatkan dengan melakukan observasi,

wawancara dan dokumentasi, diharapakan penulis dapat mengungkapkan

bagimana proses pembelajaran IPS di SLB-A Pembina Tingkat Nasional

Jakarta khususnya pada jenjang SMALB-A Pembina Tingkat Nasional.

Melalui observasi, penulis melakukan pengamatan yang bertujuan mengetahui

kondisi sekolah, guru, siswa-siswi dan proses pembelajaran IPS dikelas. Selain

observasi penulis menggali informasi lebih dalam secara langsung melalui

wawancara dengan Kepala SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta, Guru

IPS sebanyak 2 orang dan siswa-siswi SMALB-A PTN Jakarta sebanyak 3

orang. Hasil dari data yang diperoleh melalui narasumber yang telah dilakukan

melalui wawancara, observasi dan dokumentasi kemudian dituangkan kedalam

bentuk deskripsi dan analisis data. Dapat dijelaskan pada Tabel berikut:

Page 96: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

80

Tabel 4.1

Narasumber Kepala Sekolah dan Guru SMALB-A PTN

No Nama

Narasumber

Status/Jabatan Tempat

Tgl Lahir

L/P Agama Pendidikan

1 Drs. Triyanto

Murjoko

Kepala Sekolah Klaten, 13-

Juli-1967

L Islam Pascasarjarna/S2 PLB

tahun 2005

2 Dra. Cucu

Nuraeni

Guru IPS SMALB-

A

Bandung,

21-Maret-

1963

P Islam Sarjan/S1 PLB tahun

1987

3 Yani, S.Pd Guru IPS SMALB-

A dan SMPLB-A

Jakarta, 01-

Januari-

1974

P Islam Sarjana/S1 PLB tahun

2011

Tabel 4.2

Narasumber Siswa-Siswi SMALB-A PTN

N

o

Nama

Narasumber

Kelas

(P/L)

Tempat

Tgl Lahir

Agama Asal Sekolah Alamat Status

Penglihatan

Saudara yang

dimiliki

1 Karolina Duma

Priskilla

Nasution

X/Sepu

luh

(P)

Bekasi, 30-

September

-2001

(17 Tahun)

Kristen SLB Rawinala

Jakarta Timur

(Jenjang TKLB-

SDLB kelas 2)

SLB Bontang

Kalimantan

Timur (Jenjang

SDLB kelas 3-

4)

SLB Bahasa

Hati Kalimantan

Timur (Jenjang

SDLB kelas 5-

SMPLB kelas 3)

Komplek.

CitraGrand

Cluster

Westpoin

Blok H/7,

Cibubur,

Jakarta

Totaly Blind

(Dari sejak lahir

pada saat usia 7

bulan

dikandungan

sudah dilahirkan

secara prematur)

3 (Tiga)

Anak pertama

kakak laki-laki

berumur 18

tahun

(Normal/Awas

tidak mengalami

gangguan

penglihatan)

Anak kedua

kakak

perempuan

sekaligus

saudara kembar

berumur 17

tahun (Total

Blind

mengalami

Page 97: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

81

Pada umumnya proses pembelajaran IPS di SLB-A PTN dengan Sekolah

formal lain umumnya hampir sama melalui kegiatan pra pembelajaran,

kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Penulis mencari informasi dan data yang

akurat mengenai proses pembelajaran di SMALB-A PTN Jakarta melalui

observasi yaitu melakukan pengamatan di lingkungan sekolah termasuk

dikelas. Penulis mengamati semua kelas di SMALB-A dengan cara memasuki

kelas X yang berjumlah 4 orang siswa, kelas XII yang berjumlah 4 orang

gangguan

penglihatan)

2 Awan Aditya XI/Seb

elas

(L)

Bekasi, 21-

Juli-2002

(16 Tahun)

Islam SLB As-Syafa

Jakarta (Jenjang

SDLB-SMPLB)

Villa Dago,

Jl.ParangTrit

is C8 No.3

Tangerang

Selatan

Low Vision

(Dari sejak

berumur 4 tahun

mulai berkurang

penglihatan)

2 (dua)

Anak kedua

adik perempuan

berumur 13

tahun

(Normal/Awas

tidak mengalami

gangguan

penglihatan)

3 Alfathulloh

Radiya

XI/Seb

elas

(L)

Jakarta,

05-Januari-

2000

(18 Tahun)

Islam SLB-A Pembina

Tingkat

Nasional Jakarta

(Jenjang TKLB-

SDLB-SMPLB)

Komp Puri

Cirendeu

Permai

KAV.B3

RT.009/005.

Pisangan,

Ciputat

Timur

Totaly Blind

(Dari sejak

lahir)

3 (Tiga)

Anak kedua

adik laki-laki

berumur 17

tahun

(Normal/Awas

tidak mengalami

gangguan

penglihatan)

Anak ketiga

adik laki-laki

berumur 3 tahun

(Normal/Awas

tidak mengalami

gangguan

penglihatan)

Page 98: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

82

siswa dan kelas XII-A yang berjumlah 4 orang siswa. Dapat dijelaskan pada

Tabel berikut:

Tabel 4.3

Siswa Kelas X (Sepuluh)

Wali Kelas: Dra. CUCU NURAENI

No NISN No.

INDUK NAMA

Lv./T

otal

L/

P

Tgl

LAHIR

AGAM

A

NAMA

ORANG TUA ALAMAT

1 0010108795 7842336 RIO

PRASETYO Total L

Jakarta

15/08/20

02

Islam SUYATNO/S

UYANTI

Kp. Sawah Rt.05/01,

Petukangan,

Pesanggrahan

2 0016908255 7842337

KAROLINA

DUMA

PRISKILA

NASUTION

Total P

Bekasi

30/09/20

01

Kristen

DOHAR A.P.

NASUTION/M

ARIA

MAGDALEN

A

Komplek.

CitraGrand Cluster

Westpoin Blok H/7,

Cibubur

3 0013943015 7842338

KEZIA

DAME

EMMANUEL

A

NASUTION

Total P

Bekasi

30/09/20

01

Kristen

DOHAR A.P.

NASUTION/M

ARIA

MAGDALEN

A

Komplek.

CitraGrand Cluster

Westpoin Blok H/7,

Cibubur

4 0026812538 7842339

ACHMAD

ABDUR

ROZAK

Lv L

Jakarta

31/01/20

02

Islam AGUS

R./DAROJAH

Jl. Jati Padang Putra

Rt 007/Rw 09 No. 8,

Pasar Minggu

5 0026812541 7842340 MUNAWAR

SALIM Lv L

Jakarta

27/06/20

01

Islam

MUH.

IKHWAN/SITI

NURJANAH

Jl. Pertanian Raya,

Komp. Serenia

Lebak Bulus

6 0026812542 7842341

ZEIN

WIRANATA

(MDVI)

Lv L

Jakarta

20/07/20

02

Islam

AGUS

WINARTO/SI

TI

SARKIYAH

Jl. Taman

Margasatwa Rt 010

Rw 5 GG.

H.Saabun,Jati

Padang, PS. Minggu,

Jak-Sel.12540

7 0026812540 7842342

LOLA

HAMSAH

MELINA

(MDVI)

Lv P

Jakarta

05/05/20

02

Islam

ABDUL

RAHHMAN/

MUSRIPAH

Jl. Jagakarsa Raya

RT 007/004.

Jagakarsa, Jakarta

Selatan

Tabel 4.4

Siswa Kelas XI (Sebelas)

Wali Kelas: Drs. YUHANA

No NISN No.

INDUK NAMA

Lv./T

otal

L/

P

Tgl

LAHIR

AGAM

A

NAMA

ORANG TUA ALAMAT

1 0006048342 7842332 DESI FITRI

PURWANTI Total P

Jakarta

24/12/20

00

Islam AGUS

P/ARYATI

Jl.H Kamang Bawah

Rt.001/10, Pd.Labu

(Tomang Tinggi III,

Rt.008/06, Grogol,

Petamburan)

2

0003763412

7842333

JIHAN

ANIISA

FITRIYANI

Lv P

Jakarta

19/12/20

00

Islam

TAUFIK

HIDAYAT/PU

JI ANNA

Palmerah Barat I

Rt.08/07/14,

Palmerah

Page 99: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

83

3 0017806829 7842334

BUNGAH

MANGGALI

H

SUHENDRA

DIPUTRI

Total P

Jakarta

20/12/20

01

Islam

AGUS

SUHENDRA/

NURMAYA

DEWI

Jl. Kemuning II/39

Rt.004/04, Utan

Kayu Utara,

Matraman

4 7842335 AWAN

ADITYA Lv L

Bekasi

21/07/20

02

Islam

ENDRA

WARDHANA/

PRIMA DEWI

S.

VILLA DAGO, JL.

PARANGTRITIS C8

No. 3

Tabel 4.5

Siswa Kelas XII (Dua Belas)-A

Wali Kelas: AMANAH, M.Pd

No NISN No.

INDUK NAMA

Lv./T

otal

L/

P

Tgl

LAHIR

AGAM

A

NAMA

ORANG TUA ALAMAT

1 9996841656 7842326

NURUL

ALFATH

SABILA

Lv P Tangerang

13/11/1999 Islam

ASNAWI/SITI

HAROH

Kamp. Pulo

Nyamuk, Desa

P.Serab

2 9993326613 7842327 FIRDAUS Lv L Jakarta

14/09/1999 Islam IDHAM/ERNI

Cipinang Besar

Selatan RT.001/010.

Cipinang Besar

Selatan, Jatinegara

3 0003347505 7842331

ALFATHU

LLOH

RADIYA

Total L Jakarta

05/01/2000 Islam

HANDHI

W./DYAH

AJOE WS.

Komp Puri Cirendeu

Permai KAV.B3

RT.009/005.

Pisangan, Ciputat

Timur

4 0003347506 7842328

RYAN

FATURRA

HMADIA

SUBRI

Total L Jakarta

15/10/2000 Islam

YUMAR

SUBRI/YEES

MA L

Jl. Nurul Ihsan

No.83x. RT.002/003

Tabel 4.6

Siswa Kelas XII (Dua Belas)-B

Wali Kelas: BUDI HARDININGSIH, S.Pd

No NISN No.

INDUK NAMA

Lv./

Tot

al

L/

P

Tgl

LAHIR

AGAM

A

NAMA

ORANG TUA ALAMAT

1 0010108791 7842329

RIZKIE

JOKO

LEGOWO

Lv L Jakarta

13/01/2001 Islam

SUTRISNO/S

RI REJEKI

Komp. Selapa

POLRI No. 124 Tlp.

7512223

2 9993326612 7842330 ANANDA

UTAMI Lv P

Jakarta

30/08/1999 Islam

ZAINUDIN/M

INTARI

Jl. Nangka no. 41 ,

Lewbak Bulus, Jak-

Sel

Pada proses pembelajaran dikelas perangkat pembelajaran yang digunakan

juga hampir sama mulai dari kurikulum, metode pembelajaran, media

pembelajaran, pendekatan, sumber belajar, dan evaluasi pembelajaran dan

langkah-langkah dalam proses pembelajaran di kelas pun hampir sama dengan

Page 100: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

84

sekolah formal lainnya namun yang membedakan adalah kegiatan proses

pembelajaran IPS pada anak berkebutuhan khusus tunanetra lebih

mengutamakan indra pendengaran sehingga apa yang telah disampaikan oleh

guru dapat di dengar dengan baik dan di mengerti oleh siswa-siswi.

Kemudian materi yang ada di SMALB-A PTN ini tidak bisa disamakan

dengan materi SMA umum/biasa lainnya ini dikarenakan kemampuan mereka

masih terbilang dibawah rata-rata siswa SMA pada umumnya, jika materi

tersebut disamakan maka tidak akan mencapai hasil pembelajaran yang

maksimal. Berikut langkah-langkah proses pembelajaran IPS pada anak

berkebutuhan khusus tunanetra di SMALB-A PTN Jakarta meliputi tahap

pendahuluan, tahap kegiatan inti dan tahap kegiatan penutup.

1. Proses Pembelajaran IPS pada Anak Berkebutuhan Khusus

Tunantera

Berikut langkah-langkah proses pembelajaran IPS pada anak

berkebutuhan khusus tunanetra di SMALB-A PTN Jakarta meliputi tahap

pendahuluan, tahap kegiatan inti dan tahap kegiatan penutup.

a. Tahap Kegiatan Pendahuluan

Pada kegiatan tahap pendahuluan, yang harus dilakukan oleh guru

yaitu menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk

mengikuti proses pembelajaran mulai dari berdoa, kemudian

mengecek kehadiran siswa serta menjelaskan tujuan pokok bahasan

yang akan dipelajari dengan mengaitkan ke dalam kehidupan sehari-

hari. Dalam kegiatan di lapangan, guru memulai dengan

menyampaikan salam kemudian mengecek absensi kepada siswa.

Namun dalam tahap pendahuluan guru kadang melupakan aspek

berdoa dimana setelah guru memasuki kelas kemudian mengucapkan

salam guru langsung melakukan pengecekan terhadap siswa/siswi di

kelas. Selain aspek berdoa terkadang guru juga suka melupakan

pengecekan absensi terhadap siswa di kelas lain, hal ini dikarenakan

jumlah siswa yang cukup terbilang sedikit sehingga guru hanya

dengan melihat pun sudah mengetahui siswa-siswi yang hadir maupun

Page 101: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

85

yang tidak hadir.

Sebelum memulai pelajaran, guru melakukan apersepsi terlebih

dahulu dengan menanyakan materi yang telah dipelajari pada

sebelumnya bertujuan agar siswa dapat mengingat kembali materi

yang telah dipelajari dan membuat guru lebih mudah menilai dan

melihat bagi siswa yang lambat dalam menerima pemahaman materi

pelajaran. Setelah mengingat kembali materi yang telah dipelajari

maka guru menjelaskan tujuan pada materi pembelajarannya

berikutnya. Selain itu dalam kegiatan tahap pendahuluan tidak lupa

guru harus memiliki wawasan yang luas dalam menguasai materi

pembelajaran sehingga guru selalu mengaitkan isi materi pelajaran

yang akan dipelajari dengan hal-hal di kehidupan sehari-hari agar

pemahaman siswa menjadi lebih luas dan tidak hanya terfokus pada

buku pembelajaran.1

Gambar 4.1

Guru mulai membuka pelajaran IPS di kelas XI2

1 Hasil obervasi pembelajaran IPS pada siswa-siswi tunanetra SMALB-A Pembina Tingkat

Nasional Jakarta tahun pelajaran 2018/2019 pada hari Selasa tanggal 18 September 2018 pukul

07.33 WIB di kelas XII 2 Hasil obervasi pembelajaran IPS pada siswa-siswi tunanetra SMALB-A Pembina Tingkat

Nasional Jakarta tahun pelajaran 2018/2019 pada hari Selasa tanggal 18 September 2018 pukul

07.33 WIB di kelas XII dan hari Selasa tanggal 25 September 2018 pukul 07.59 WIB kelas XI

Page 102: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

86

Gambar 4.2

Guru mulai membuka pelajaran IPS di kelas XII

b. Tahap Kegiatan Inti

Setelah melakukan kegiatan membuka pelajaran di kelas, guru

kemudian memasuki kegiatan inti agar proses pembelajaran yang

berlangsung mencapai pada tujuan kompetensi dasar. Dalam kegiatan

inti guru melakukan pembelajaran di kelas dengan menyenangkan,

santai, inspiratif dan memotivasi siswa-siswi agar mereka dapat aktif

dalam kegiatan belajar. Kemudian guru melanjutkan materi

sebelumnya yang belum selesai terbahas atau menyampaikan materi

baru. Pada kegiatan inti ini, guru diharapkan agar lebih bersabar

karena setiap siswa-siswa di kelas memiliki pemahaman yang

berbeda-beda ada yang lambat ada yang cepat dalam menerima

pelajaran. Guru menjelaskan inti materi terlebih dahulu dan

menyampaikan tujuan dari pembelajaran tersebut, selama

pembelajaran akan terlihat beberapa anak yang diam dan anak yang

aktif mendengarkan. Hal ini wajar dalam kegiatan pembelajaran di

kelas karena kemampuan siswa-siswi di kelas tidak bisa di samakan,

kebutuhan mereka berbeda-beda, maka guru harus mengulang materi

kembali atau memberikan tugas di rumah kepada siswa-siswi agar

Page 103: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

87

lebih memahami materi yang telah disampaikan.

Pada kegiatan inti, guru mulai memodifikasi pembelajaran agar

terlihat menarik dan siswa mudah memahami dengan menggunakan

media sesuai dengan materi. Ada hal yang menarik dilihat yaitu media

yang digunakan tentu berbeda dengan sekolah umum, di SMALB-A

PTN ini menggunakan media dengan alat timbul, hal ini digunakan

agar memudahkan siswa dalam memahami materi. Mereka

menggunakan media tersebut dengan cara meraba, walaupun telah

dibuat dengan mudah masih ada beberapa siswa yang mengalami

kesulitan dalam menerima pembelajaran di kelas karena psikomotorik

mereka terbilang yang masih dibawah rata-rata dengan teman yang

lainnya.

Media yang digunakan di kelas pun bervariasi sesuai dengan materi

yang sedang dipelajari. Namun tidak semua materi memiliki media

yang sesuai seperti pembelajaran dengan materi sejarah di SMALB-A

PTN tidak memiliki media dengan materi tersebut sehingga

pembelajaran dikelas hanya sebatas melalui ceramah, tanya-jawab dan

memberikan tugas kepada siswa-siswi.

Materi yang dipelajari di SMALB-A memang hampir setara

dengan materi pelajaran IPS di Sekolah Menengah Pertama (SMP)

umum, karena kemampuan mereka tidak sama dengan siswa-siswi

SMA umum maka materi SMALB yaitu IPS terpadu dengan isi materi

pembelajaran yang hampir sama dengan SMP walaupun ada beberapa

yang sama juga dengan setara SMA umum hanya dikombinasikan saja

materi tersebut sesuai kemampuan anak.

Pada kegiatan inti, berbeda kemampuan siswa berbeda pula

suasana kegiatan di kelas karena terdapat siswa yang hiperaktif, diam,

atau siswa yang paham dalam memahami pelajaran, maka tidak heran

jika ada kelas yang gaduh , berisik dan ada pula kelas dengan suasana

yang diam karena lambat memahami atau kelas dengan suasana yang

diam karena mereka bisa mengikuti materi pelajaran yang diberikan

Page 104: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

88

dengan baik sehingga dalam hal ini guru lebih sabar dalam

mengkondisikan kelas.3

Pada kegiatan proses belajar mengajar di Kelas XI materi yang

diajarkan mengenai negara-negara yang ada dunia. Dalam materi ini

pemanfaatan media yang digunakan yaitu globe, namun bentuk globe

yang digunakan umumnya sama dengan globe biasa yang

membedakan hanya globe ini dimodifikasi dengan tulisan atau huruf

braille dan gambar-gambar yang ditimbulkan sehingga siswa-siswi

dapat membaca dengan meraba globe tersebut.

Gambar 4.3

Media pembelajaran globe timbul4

3 Hasil wawancara dengan guru IPS, Ibu Yani, pada hari Jum’at, 07 September 2018 pukul

11.18 WIB di ruang kelas X 4 Hasil Dokumentasi di SMALB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta

Page 105: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

89

Gambar 4.4

Penggunaan media globe timbul di kelas XI

Gambar 4.5

Penggunaan media globe timbul di kelas XI

Pada kelas X materi IPS yang diajarkan yaitu tentang mengenai

negara maju dan negara berkembang, dimana guru menjelaskan materi

secara keseluruhan yang ingin disampaikan kemudian guru

menyiapkan media sesuai dengan materi yaitu menggunakan media

Page 106: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

90

atlas timbul. Atlas ini tidak seperti atlas pada umumnya, atlas ini

dimodifikasi dengan memunculkan tulisan dan gambar yang ada di

atlas tersebut sehingga siswa-siswa mudah merba dan menebak apa

yang telah diraba.

Pada tahap inti di kelas X siswa-siswi mengikuti pelajaran dengan

baik namun masih ada beberapa siswa-siswi belum paham mengenai

penjelasan materi yang disampaikan oleh guru oleh karena itu guru

harus lebih sabar dalam proses pengajaran di dalam kelas.5

Gambar 4.6

Penggunaan media atlas timbul di kelas X

5 Hasil obervasi pembelajaran IPS pada siswa-siswi tunanetra SMALB-A Pembina Tingkat

Nasional Jakarta tahun pelajaran 2018/2019 pada hari Kamis tanggal 04 Oktober 2018 pukul 08.32

WIB di kelas X

Page 107: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

91

Gambar 4.7

Media Pembelajaran atlas timbul

Kemudian untuk dikelas XII, materi yang diajarkan yaitu mengenai

negara-negara ASEAN serta ditambahkan dengan materi Kepulauan

Indonesia. Karena keterbatasan media yang dimiliki maka peta yang

menujukkan negara ASEAN hanya sedikit jadi siswa lebih berfokus

kepada materi kepulauan Indonesia disertai provinsi dan ibukotanya.6

6 Hasil obervasi pembelajaran IPS pada siswa-siswi tunanetra SMALB-A Pembina Tingkat

Nasional Jakarta tahun pelajaran 2018/2019 pada hari Selasa tanggal 18 September 2018 pukul

08.32 WIB di kelas XII

Page 108: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

92

Gambar 4.8

Penggunaan media peta timbul di kelas XII

c. Tahap Kegiatan Penutup

Setelah melakukan kegiatan inti, guru kemudian menjelaskan

kembali dengan tanya-jawab kepada siswa-siswi agar materi yang

disampaikan dapat dipahami dengan benar. Karena tuntuan waktu

yang sangat sedikit dikelas, maka guru jarang memberikan tugas di

kelas sehingga tugas yang diberikan oleh guru akan dijadikan

pekerjaan rumah. Guru dikelas sering menutup pelajaran dengan

menyimpulkan melalui tanya-jawab.

Gambar 4.9

Kegiatan tanya-jawab di kelas XII

Page 109: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

93

Namun tidak semua siswa yang melakukan kegiatan pembelajaran

di kelas memahami materi yang disampaikan oleh guru, terdapat siswa

yang diam karena mereka mengalami gangguan dalam arti kondisi

sosialnya yang terganggu seperti tidak bisa beradaptasi atau

psikomotoriknya yang kurang sehingga pemahaman mereka yang masih

sangat minim sehingga dibutuhkan kesabaran serta keuletan dalam

mengajari mereka, maka guru akan mendatangi siswa tersebut dan

bertanya secara individu agar siswa bisa memahami materi yang telah

disampaikan secara perlahan.7

Gambar 4.10

Guru mendatangi siswa yang belumpaham

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Kegiatan Pembelajaran

IPS pada Anak Berkebutuhan Khusus Tunanetra

a. Faktor pendukung

Faktor pendukung dalam proses pembelajaran merupakan salah

satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor pendukung

yang paling besar bagi siswa tunanetra dalam hal ini yaitu peran orang tua

yang turut membantu proses belajar dengan mendidik siswa di rumah dan

menerapkan nilai-nilai yang sudah dipelajari di sekolah.

7 Hasil wawancara dengan guru IPS, Ibu Cucu, pada hari Kamis, 05 September 2018 pukul

10.38 WIB di ruang guru

Page 110: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

94

Faktor pendukung dalam proses pembelajaran IPS di SLB-A

Pembina Tingkat Nasional Jakarta bisa datang dari dalam dan luar siswa.

Faktor pendukung yang paling banyak mempengaruhi yaitu dukungan atau

dorongan dari orangtua atau peran orangtua yang turut membantu proses

belajar siswa, maka faktor pendukung yang terjadi disini berasal dari

faktor eksternal siswa. Lingkungan sosial yang lebih banyak

mempengaruhi kegiatan belajar ialah orangtua dan keluarga siswa itu

sendiri. Sifat-sifat orangtua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan

keluarga, dan demografi keluarga, semuanya dapat memberi dampak baik

atau buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.

Berikut hasil wawancara dengan ibu Yani selaku Guru IPS SLB-A

Pembina :

“Faktor pendukung balik lagi minat dan dukungan orangtuannya

seperti apa gitu. Niatnya sih biar peran orangtua mendukung, saya

sendiri ketika bahwa anak saya sekolah saya akan sangat mencari tau

belajar apa tadi terus udah belajar apa, saya ingin mendapatkan hasil

yang baik dan guru pun harus menginformasikan tetapi kalau

misalkan tidak ada dukungan dari orangtua saya harus ngapain kan

saya bilang jangan sampai saya capek sendiri kalau orangtua tidak

memberikan dukungan dan motivasi kepada anaknya. Kalau ditanya

faktor pendukungnya apa yah semuanya harus saling membantu.”8

Orangtua siswa di SLB-A Pembina turut membantu proses belajar

dengan mendidik siswa di rumah dan menerapkan nilai-nilai yang sudah

dipelajari di sekolah. Jika siswa diperintahkan untuk mengejarkan tugas di

sekolah, orangtua juga memerintahkan kembali dirumah. Maka dalam hal

ini, faktor pendukung lebih banyak bersumber dari lingkungan sosial,

seperti para guru, tenaga kependidikan, teman-teman sekelas, dan orangtua

di rumah.

b. Faktor Penghambat

Faktor penghambat dalam proses pembelajaran IPS di SLB-A

Pembina yaitu kurangnya media pembelajaran yang berbentuk alat peraga

8 Hasil wawancara dengan guru IPS, Ibu Yani, pada hari Jum’at, 07 September 2018 pukul

11.46 WIB di ruang kelas X

Page 111: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

95

peraba, karakteristik kemampuan dari siswa-siswi yang berbeda-beda.

Adanya faktor pendukung, maka terdapat pula faktor penghambat dalam

setiap proses pembelajaran. Adapun faktor yang menjadi penghambat

dalam proses pembelajaran IPS di SLB-A Pembina yaitu kondisi fisik

anak tunanetra itu sendiri yang membuatnya kesulitan dalam menerima

apa yang telah disampaikan oleh guru. Ditambahkan pula faktor

penghambat yang dalam proses pembelajaran IPS dikelas yaitu setiap

karakteristik siswa yang berbeda-beda karena mereka ada yang murni

tunanetra saja adapula yang tunanetra ditambah dengan kebutuhan khusus

yang lain seperti autis, intelektualnya yang masih kurang atau anak terlalu

aktif didalam kelas. Berikut hasil wawancara dengan ibu Yani selaku Guru

IPS SLB-A Pembina :

“Hambatannya yah karena kemampuan mereka bervariasi ya jadi

saya harus mencari targetnya gimana gitu ya. Materi yang sudah

disampaikan kadang lewat begitu aja yah walaupun kita sudah

mengadakan tiap kali pertemuan itu evaluasi terus materi satu tema

kita langsung ulangan gitu kadang saya coba tanya lagi karena ini

baru masuk dua bulan saya tanya lagi masih ingat tidak tema 1

kemarin ada sih beberapa yang ingat tetapi banyak juga yang

lupa”.9

Maka dapat disimpulkan bahwa hambatan dalam proses

pembelajaran IPS yang paling besar yaitu bersumber dari keadaan internal

siswa, atau keadaan bawaan ketunanetraan yang menyebabkan kesulitan

dalam melihat. Selain itu, kurangnya media pembelajaran yang berbentuk

alat peraga juga menjadi salah satu faktor penghambat dalam proses

pembelajaran.

3. Kesulitan dan Upaya dalam Menghadapi Pemecahan Masalah Siswa

Berkebutuhan Khusus Tunanetra

Proses belajar mengajar pada anak yang memiliki hambatan

penglihatan atau tunanetra diperlukan adanya komunikasi yang baik serta

9 Hasil wawancara dengan guru IPS, Ibu Yani, pada hari Jum’at, 07 September 2018 pukul

11.46 WIB di ruang kelas X

Page 112: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

96

latihan ketrampilan guna memberdayakan indera lain selain indera

penglihatan. Artinya guru harus menggunakan indra pendengaran,

pengecap dan pembau saat menyampaikan pelajaran. Dan diupayakan

dengan semaksimal mungkin menggunakan kesempatan mengajar

menggunakan indra-indra tersebut tidak membatasi perintah dengan satu

cara tertentu saja tetapi kombinasi dari indra-indra tersebut. Demikian pula

penjelasan verbal yang diberikan guru harus jelas dan tidak berbelit.

Mengajarkan membaca dan menulis dalam kehidupan mereka

nampaknya menjadi pilihan yang tepat. Untuk itu dilakukan upaya-upaya

pasti sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri mereka seperti

layaknya anak-anak normal lainnya, sehingga mereka bisa hidup secara

mandiri di kelak kemudian hari. Dengan memanfaatkan sisa penglihatan

anak perlu didorong untuk mengembangkan dirinya sehingga kelak dapat

hidup mandiri seperti layaknya orang normal.

Di SMALB-A PTN Jakarta, guru maupun siswa-siswi pernah

mengalami kesulitan dalam pembelajaran diantaranya:

1. Kurangnya Media Pembelajaran di Kelas.

Media yang digunakan sudah sesuai dengan materi namun ada

beberapa media yang masih belum tersedia dan hal tersebut membuat

siswa-siswa SMALB-A PTN menjadi sulit dalam memahami

pembelajaran seperti dalam pembelajaran Sejarah seperti hasil

wawancara dengan ibu Cucu selaku guru IPS SLB-A Pembina:

“Tetapi kalau untuk sejarah kita enggak punya gitu masih enggak

ada medianya belum ada peraga paling hanya tanya jawab ceramah

begitu saja sih bersifat cerita kebanyakan.”10

Siswa hanya mendengarkan metode ceramah dari guru tanpa ada

media yang digunakan hal ini membuat siswa sedikit bingung dalam

pembelajaran Sejarah. Dan selain keterbatasan media, media yang

sudah ada tersedia kadang mengalami kerusakan atau kehilangan huruf

10

Hasil wawancara dengan guru IPS, Ibu Cucu, pada hari Kamis, 05 September 2018 pukul

11.12 WIB di ruang guru

Page 113: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

97

tulisan braille, hal ini membuat siswa mengalami kesulitan dalam

membaca tulisan sehingga proses pembelajaran kurang maksimal.

2. Alokasi waktu yang tersedia sangat minim

Alokasi waktu yang digunakan pada jenjang SMA umum dengan

SMALB-A tentu berbeda. Jika dilihat waktunya tentu di SMA umum

memiliki waktu pembelajaran dikelas yang sangat banyak mengenai

pengetahuan. Sedangkan untuk SMALB-A sendiri difokuskan lebih

banyak kepada keterampilan, sehingga alokasi waktu dalam

pembelajaran untuk pengetahuan di kelas sangat sedikit. Setiap

pelajaran dalam seminggu hanya berkisar 2 jam mata pelajaran,

sehingga untuk mata pelajaran IPS atau mata pelajaran lainnya seperti

Matematika, IPA, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia mempunyai

jadwal dengan seminggu sekali selama 2 jam mata pelajaran. Hal ini

membuat siswa tidak belajar secara maksimal dikelas. Berikut hasil

wawancara dengan ibu Cucu selaku guru IPS SLB-A Pembina:

“Di SMALB itu IPS tuh hanya 2 jam per minggu jadi IPS itu

namanya IPS terpadu seperti di SMP sekarang ya itu bedanya salah

satunya di SMALB bentuknya terpadu dalam satu buku itu ada

semua IPSnya ekonomi, sosiologi, geografi, kependudukan, sejarah

lengkap pokoknya tetapi waktunya hanya 2 jam aja coba itu

memang kenapa karena di SMALB itu lebih dari separuhnya 70%

kemandirian keterampilan sementara 30% itu akademiknya

pengetahuan seperti IPS 2 jam Bahasa Indonesia 2 jam Matematika

2 jam Bahasa Inggris 2 jam PKn 2 jam jadi yang akademiknya itu

pengetahuannya hanya 12 jam perminggu.”11

3. Kurangnya keterlibatan orangtua

Keterlibatan seorang orangtua sangat penting bagi anak berkebutuhan

khusus tentunya. Di SMALB-A PTN masih ada beberapa orangtua

murid yang kurang terlibat dalam turut andil menyemangati serta

mengikuti proses pembelajaran anak di sekolah dengan baik.

4. Terdapat sedikit pengajar yang berlulusan sarjana khusus mata

pelajaran

11

Hasil wawancara dengan guru IPS, Ibu Cucu, pada hari Kamis, 05 September 2018 pukul

10.38 WIB di ruang guru

Page 114: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

98

Guru yang mengajar di SMALB-A PTN ini kebanyakan berijazah

Pendidikan Luar Biasa (PLB). Memang untuk sekolah SLB sendiri

difokuskan kepada guru-guru yang berlulusan PLB, namun untuk di

tingkat SMALB, mata pelajaran yang digunakan sudah permasing-

masing mata pelajaran sehingga mata pelajaran yang ingin dipelajari

lebih fokus dan lebih luas. Berikut hasil wawancara dengan ibu Cucu

selaku guru IPS SLB-A Pembina:

“Saya mengajar IPS tetapi saya tidak seperti guru IPS pada

umumnya punya legalisasi ijazahnya mungkin apa sarjana IPS atau

apa kalau saya kan enggak, basic saya adalah jurusan Pendidikan

Luar Biasa kemudian saya diberikan tugas mengajar IPS mungkin

kalau ilmu IPS itu kan bisa dipelajari, disini jarang guru berlatar

belakang bidang studi karena kami di Dapodik juga bermasalah

kalau ada guru mapel di SLB gitu diharapkannya sama SMA itu

guru kelas begitu di SLB itu jadi guru mapel itu sertifikasinya

sedikit bermasalah gitu itu kalau dihubungkannya. gurunya bukan

berlatar belakang guru mata pelajaran kan beda sekali ya kalau

yang lulusan mata pelajaran dengan yang bukan dari model-

modelnya lebih tau untuk mata pelajaran IPS cocoknya seperti apa

yang paling pas kalau menurut saya sih nggak ada yang pas

tergantung dari karakteristik peserta didiknya kalau bahan ajar

sama metodologi kan berbeda”12

Upaya yang ditawarkan bagi kesulitan yang terjadi dalam

pelaksanaan pembelajaran IPS di SMALB-A Pembina yaitu

menggunakan media seadanya, agar kegiatan pembelajaran tetap

terlaksana, karena kurangnya media yang ada maka proses

pembelajaran di kelas tetap harus dijalankan agar berjalan maksimal

dengan melalui pemanfaatan media yang ada atau guru menyiapkan

dan menciptakan media sendiri yang mudah dipahami bagi siswa, serta

menggunakan media yang ada sambil terus mengupayakan terciptanya

media lain yang masih kurang, agar kegiatan pembelajaran tetap

terlaksana. Mengenai pelaksanaan bimbingan khusus bagi siswa

tunanetra di SMALB-A Pembina yaitu dilakukan di dalam kelas

12

Hasil wawancara dengan guru IPS, Ibu Cucu, pada hari Kamis, 05 September 2018 pukul

10.50 WIB di ruang guru

Page 115: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

99

sambil belajar. Jadi tidak ada waktu khusus untuk bimbingan wicara,

bimbingan belajar, bimbingan sikap, dsb.

Upaya yang dilakukan agar terciptanya pembelajaran yang

maksimal dikelas karena alokasi yang sedikit maka guru perlu

memberikan tugas kepada siswa-siswi dirumah agar mereka lebih

memahami materi yang telah dipelajari. Dengan diberikan pekerjaan

rumah mereka diharapkan dapat memahami secara baik serta dibantu

oleh orangtua dirumah dalam mendorong siswa-siswi memahami

pembelajaran yang ada dikelas.

Upaya yang dilakukan akibat kurangnya keterlibatan dari orangtua

maka guru harus lebih banyak mulai berkomunikasi dengan orangtua

murid. Melibatkan orangtua murid dan masyarakat untuk mendukung

dan terlibat secara optimal dalam berbagai kegiatan sekolah bukanlah

hal mudah untuk dilakukan. Maka perlu usaha yang maksimal bagi

keduanya antara guru atau sekolah dengan orangtua peserta didik agar

terciptanya suatu timbal balik yang baik, bermanfaat dan motivasi serta

dukungan bagi siswa-siswi di sekolah.

Upaya yang ditawarkan jika melihat dari segi lulusan para pengajar

di SMALB-A PTN memang tidak terlalu dipermasalahkan karena dari

pemerintah sendiri mempunyai aturan jika memang para pengajar tidak

berasal dari lulusan PLB maka akan terganggu di sistem Dapodik

namun tidak menutup kemungkinan jika kedepan nanti ada banyak

pengajar yang memang berlulusakan dari PLB ditambah dengan

lulusan khusus mata pelajaran oleh karena itu walaupun para pengajar

kurang menguasai mata pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa-

siswi maka diharapkan para pengajar setidaknya menguasai dasar-

dasar mata pelajaran tersebut dan mempelajari serta mendalami secara

individu agar sudah mengetahui serta menguasai jika proses

pembelajaran di kelas sedang berlangsung.

Page 116: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

100

C. Pembahasan

SMALB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta ini merupakan salah satu

jenjang pendidikan yang berada di SLB-A PTN Jakarta. Data siswa pada tahun

pelajaran 2018/2019 di jenjang SMALB-A yaitu sebanyak 17 siswa. Pada

jenjang SMALB-A memiliki tiga tingkatan seperti sekolah formal pada

umumnya yaitu kelas X, kelas XI, dan Kelas XII. Untuk kelas XII sendiri

memiliki dua rombel yaitu ada kelas XII-A dan kelas XII-B.

Namun ada yang berbeda, di SLB-A PTN ini memiliki ruang belajar yang

disebut Multiple Disabilities with Visual Impairment (MDVI). MDVI

merupakan kelas yang sama pada umumnya namun di kelas ini terdapat

beberapa anak yang mengalami hambatan ganda. Ruang MDVI juga sama

dengan ruang belajar lainnya hanya saja ruang tersebut memiliki kemampuan

multidisabilitas dimana anak-anak yang berada dikelas MDVI tidak hanya

memiliki hambatan kelainanan mata saja tetapi ditambah dengan kelainan yang

lain seperti hambatan tunanetra dengan tunarungu, tunanetra dengan

tunagrahita.13

Dari segi kemampuan kognitif anak MDVI memiliki tingkat kognitif yang

bevariasi ini bergantung kepada kelainan yang di sandangnya, ini dikarenakan

keterbatasan fungsi penglihatan anak serta keterbatasan lain menyebabkan anak

MDVI mengalami kesulitan dalam mengembangkan potensi pada berbagai

aspek kehidupan. Sama seperti permasalahan yang dialami anak dengan

hambatan ganda lainnya, anak-anak MDVI juga mengalami hambatan di

bidang fisik, intelektual, dan sosial, ataupun gabungan dari berbagai bidang

tersebut membuat anak tunaganda cenderung tumbuh, berkembang, dan belajar

jauh lebih lamban daripada anak yang mengalami ketunaan lain, ada juga

kesulitan itu berupa keterbatasan dalam kemampuan berkomunikasi, hambatan

perkembangan fisik dan motorik, keterbatasan dalam kemampuan bina-bantu

diri, jarangnya menampilkan perilaku konstruktif dan berinteraksi dengan

orang lain, dan seringnya menampilkan perilaku yang tidak sesuai di

masyarakat.Salah satu permasalahan yang sangat menarik adalah komunikasi.

13

Hasil Dokumentasi di SMALB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta

Page 117: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

101

1. Proses Pembelajaran IPS pada Anak Berkebutuhan Khusus

Tunantera

Dalam kegiatan proses pembelajaran IPS pada siswa-siswi

tunanetra, masih terdapat problem sedikit dan sederhana. Berikut akan

dijelaskan mengenai tentang analis proses pembelajaran IPS pada anak

berkebutuhan khusus tunanetra di SMALB-A Pembina Tingkat Nasional

tahun pelajaran 2018/2019.

a. Tahap Perencanaan Pembelajaran

Pada tahap ini, guru diminta untuk merencanakan pembelajaran

sebelum melakukan pengajaran di dalam kelas. Guru harus membuat

perangkat pembelajaran seperti Silabus, Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), Progam Tahunan (Prota), Progam Semesteran

(Prosem), dan lain sebagainya, seperti yang telah dipaparkan oleh ibu

Cucu selaku guru IPS:

“Jadi kita sama ya perangkat pembelajaran yang dituntut mulai dari

menyusun progam tahunan (Prota), progam semester (Prosem),

silabus kemudian RPP, RPPnya itu bisa kemudian bentuknya

homogen bisa juga heterogen tergantung pada murid saya,

makanya kita mesti membuat PPI (Progam Pembelajaran

Individual) kalau RPP langkah-langkahnya sama dengan sekolah

reguler komponen-komponen yang ada di RPPnya sama.

Formatnya sama tetapi materi bisa sama bisa berbeda tergantung

assement yang jelas kita di SLB ini tidak pakai KI Kdnya sekolah

reguler kita punya sendiri kecuali kalau anaknya itu tunanetra yang

ada di SLB secara intelektualnya rata-rata atau diatas rata-rata

maka kita menggunakan KI Kdnya sekolah regular.”14

Oleh karena itu, meskipun seorang anak memiliki kelainan fisik,

maka mereka berhak untuk mendapatkan pengajaran dengan

perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kondisi mereka.

Perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan

perserta didik maka akan membuat guru menjadi lebih mudah dalam

mengaplikasikan di dalam proses pembelajaran sehingga akan lebih

14

Hasil wawancara dengan guru IPS, Ibu Cucu, pada hari Kamis, 05 September 2018 pukul

10.02 WIB di ruang guru

Page 118: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

102

terarah dan peserta didik mendapatkan pembelajaran yang maksimal.

Dimulai dari materi yang akan diajarkan kemudian metode serta

media yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan disampaikan di

dalam kelas sesuai dengan kebutuhan siswa-siswi tunanetra.

b. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran

Dalam prosesnya, guru tetap menyesuaikan dengan kondisi peserta

didik. Terlepas dari silabus dan RPP yang telah dibuat dengan

mengubah atau menurunkan Kompetensi Dasarnya dan indikator yang

akan ingin dibuat, kemudian materi yang akan disampaikan dibuat

semenarik mungkin didesain ringan serta menggunakan media yang

sesuai sehingga siswa-siswi tidak merasa kesulitan dalam menghadapi

proses pembelajaran di kelas. Posisi tempat duduk siswa-siswi di kelas

disesuaikan agar siswa dapat dengan mudah mendaptakan materi yang

akan disampaikan oleh guru dengan memanfaatkan indera lain yang

masih berfungsi.

Ruangan kelas pada anak tunanetra meliputi:15

1. Pencahayaan harus sesuai dengan anak tunanetra. Mungkin ada

beberapa yang sensitif dengan cahaya sementara yang lain

membutuhkan lebih banyak cahaya.

2. Jendela harus disesuaikan agar sinar matahari tidak terlalu terang

masuk ke ruangan kelas.

3. Berdirilah di dekat tembok jangan di depan jendela karena anak

tunanetra tidak melihat guru jika ada cahaya di belakang gruru.

4. Pastikan guru konsisten dengan material yang akan diberikan.

Selalu simpan material tersebut di tempat yang sama.

Hal tersebut sesuai dengan pemaparan yang telah disampaikan oleh

guru tempat duduk yang digunakan harus lebih terbuka agar guru juga

mudah mengontrol dan tidak menghambat mobiltas siswa-siswi

tunanetra agar mereka tetap bisa bergerak bebas. Kemudian guru juga

15

Jenny Thompson, Memahami Anak Berkebutuhan Khusus, (Jakarta: Erlangga, 2012), h.

118

Page 119: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

103

memang harus lebih dekat dengan siswa agar guru juga bisa

memperhatikan kemampuan anak dalam hal pembelajaran IPS di

dalam kelas.

Pada tahap pendahuluan, guru memulai pembelajaran dengan

membaca doa sebelum belajar secara bersama-sama kemudian guru

melakukan apersepsi didalam kelas dengan menanyakan materi

sebelumnya yang telah dipelajari disertai dengan tujuan pembelajaran

materi yang akan dipelajari selanjutnya. Dalam kegiatan proses

pembelajaran IPS pada anak berkebutuhan khusus tunanetra di

SMALB-A PTN untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan maka

guru harus menggunakan metode, media dan evaluasi yang sesuai

dengan materi yang akan disampaikan.

Sesuai dengan tugas pendidik dalam proses pembelajaran dan

penyesuaian sosial anak tunanetra yaitu membina dan mengarahkan

pengetahuan anak tunanetra tentang kenyataan yang ada di sekitarnya,

menumbuhkan kepercayaan diri, menanamkan perasaan bahwa dirinya

dapat diakui dan diterima oleh lingkungannya.16

Maka proses pembelajaran harus berlangsung secara aktif, kondusif

dan menyenangkan. Selain harus kondusif dan komunikatif proses

pembelajaran di kelas harus memerhatikan pengelolaan kelas seperti

pengalokasian waktu yang tersusun rapi, pemanfataan media dalam

kelas dan menggunakan metode yang bervariatif serta strategi

pembelajaran dalam pendidikan didasarkan kepada upaya

memodifikasi lingkungan agar sesuai dengan kondisi anak dan upaya

pemanfataan secara optimal indera-indera yang masih berfungsi.

Dalam proses pembelajaran harus disertai sistem pembelajaran

yang lengkap dan sesuai. Sistem pembelajaran adalah suatu kombinasi

terorganisasi yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,

16

Mohammad Effendi, Pengantar Psikopendagogik Anak Berkelainan, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2008), h. 53

Page 120: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

104

perlengkapan dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai suatu

tujuan.17

a. Kurikulum

Kurikulum yang digunakan pada pembelajaran IPS di SLB

Pembina Tingkat Nasional Jakarta yaitu Kurikulum 2013, tidak berbeda

dengan sekolah biasa pada penerapan Kurikulum 2013 ini

menggunakan pendekatan scientific dengan metode dan media

pembelajaran khusus yang telah disiapkan oleh guru kelas. Perbedaan

SLB dengan sekolah biasa pada penerapan Kurikulum 2013 yaitu isi

KD (Kompetensi Dasar) bisa dimodifikasi. Berikut hasil wawancara

dengan pak Triyanto selaku Kepala SLB-A Pembina :

“Kurikulum pendidikan khusus memang sudah dibedakan, beda

dari muatan kurikulumnya itu kurikulum 2013 pendidikan khusus

kan ada sendiri dan kurikulum SMA yah SMA kita memang label

belakangnya kurikulum pendidikan khusus untuk SMALB untuk

muatan kurikulumnya disitu dijabarkan bahwa untuk SMALB itu

bukan hanya yang tunanetra seluruhnya itu muatan yang dari

vukasionalnya yang lebih banyak dimana keterampilan

vukasionalnya 26 jam sendiri sama kayak seperti di SMA. Iya

kurikulumnya dari pemerintah KI KD nya udah disusun dari

pemerintah susunan jamnya itu perminggunya berapa jam pelajaran

itu udah ada dari pemerintah kemudian materi ajarannya nanti kita

ngembangin disekolah”18

Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan pengaturan

yang berisi tentang tujuan pembelajaran, isi, serta bahan pelajaran yang

termuat di dalamnya. Kurikulum itu sendiri telah dirancang oleh

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah dikoordinasikan

kepada stakeholder pendidikan di seluruh Indonesia agar tujuan

pendidikan dapat dicapai dengan merata.

Hal sesuai dengan pemaparan dari pengertian kurikulum yaitu

sebagai sistem menyangkut penentuan segala kebijakan tentang

17

Dian Relitawati, Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas

Lulusan di SMAN 13 Medan, Tesis Pada Universitas Sumatera Utara, 2009, h. 20 18

Hasil wawancara dengan Kepala SLB-A PTN Jakarta, Drs. Triyanto, pada hari Kamis, 20

September 2018 pukul 09.45 di ruang kepala sekolah

Page 121: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

105

kurikulum, susunan personalia, dan prosedur pengembangan kurikulum,

penerapan, evaluasi dan penyempurnaanya. Fungsi utama sistem

kurikulum yaitu dalam pengembangan, penerapan, evaluasi dan

penyempurnaanya baik sebagai dokumentasi tertulis maupun

aplikasinya dan menjaga agar kurikulum tetap dinamis.19

Kurikulum yang dipakai saat ini (2017) yaitu kurikulum 2013.

namun demikian, karena ragamnya hambatan yang dialami peserta

didik berkebutuhan khusus sangat bervariasi, mulai dari yang sifatnya

ringan, sedang, sampai yang berat, maka dalam implementasinya di

lapangan, kurikulum reguler dilakukan modifikasi sedemikian rupa

hingga sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Modifikasi kurikulum

dilakukan terhadap alokasi waktu, isi/materi, proses belajar mengajar,

sarana prasarana, lingkungan belajar, dan pengelolaan kelas.

Maka dapat disimpulkan bahwa kurikulum yang diterapkan dalam

pembelajaran IPS di SLB-A Pembina Tingkat Nasional yaitu kurikulum

2013 yang telah dimodifikasi oleh guru pengampu dengan

menyesuaikan dengan kemampuan siswa tunanetra karena mereka

berhak memperoleh dukungan pembelajaran dalam konteks kurikulum

yang regular atau sama seperti anak-anak lainnya. Hanya saja dalam

proses pembelajarannya anak tunanetra memerlukan bantuan tambahan

melalui metode dan media pembelajaran khusus agar materi

pembelajaran dapat diterima dengan baik dan tujuan pembelajaran

berhasil dicapai.

b. Metode

Metode yang biasa digunakan pada pelajaran IPS bagi anak

tunanetra yaitu metode ceramah yang bersifat scientific. Sesuai dengan

hasil pemaparan Bu Yani selaku guru IPS:

“Kita dalam RPPnya menggunakan scientific artinya kita

menjelaskan dari materi yang ada lalu kita beri kesempatan bertanya

tanya jawab lalu kalau misalkan ada akhirnya harus berkontak

19

Nana Syaodih, “Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek”, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2011), h. 7

Page 122: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

106

langsung dengan materi yang ada misalkan yah ketemu oranglah

berinteraksi sosial yah kita lakukan itu.”20

Kemudian disampaikan juga oleh pemaparan dari Bu Cucu selaku guru

IPS di kelas XI dan XII:

“Metodenya dikelas bervariasi yah ceramah bervariasi, metode

ceramah, metode diskusi gitu lalu tanya jawab sama aja begitu

hampir sama tergantung pada karakteristik para peserta didik dan

bahan ajar yang mau diajarkan materinya”21

Metode merupakan sebuah cara yang digunakan untuk

menyampaikan materi pelajaran agar dapat diterima dengan baik oleh

siswa. Metode ceramah merupakan metode yang paling banyak

digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran karena metode

ceramah dapat memudahkan siswa tunanetra dalam memahami

pelajaran dengan memanfaatkan panca indera pendengaran mereka,

guru memberikan uraian atau penjelasan kepada sejumlah murid pada

waktu tertentu (waktunya terbatas) dan tempat tertentu pula.

Dilaksanakan dengan bahasa lisan untuk memberikan pengertian

terhadap sesuatu masalah. Metode ceramah ini dianggap tepat bagi

siswa tunanetra untuk memberikan pengetahuan kognitif kepada siswa,

pada metode ini guru menjadi sentral pembelajaran di dalam kelas.

Namun dalam pelaksanaanya tidak hanya menggunakan metode

secara terus-menerus, guru memodifikasikan metode ceramah dengan

metode lainnya sesuai materi dan sesuai dengan kondisi kemampuan

siswa-siswi tunanetra sehingga mereka dapat menerima pelajaran serta

dapat menangkap materi dengan baik dan mudah menggunakan semua

sistem indera yang masih berfungsi dengan baik sebagai sumber

pemberi informasi mereka.

20

Hasil wawancara dengan guru IPS, Ibu Yani, pada hari Jum’at, 07 September 2018 pukul

11. 26 WIB di ruang kelas X 21

Hasil wawancara dengan guru IPS, Ibu Cucu, pada hari Kamis, 05 September 2018 pukul

10.34 WIB di ruang guru

Page 123: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

107

Gambar 4.1

Salah satu cara penggunaan metode ceramah di kelas XII

Dalam prosesnya, guru menyiapkan rencana pembelajaran mulai

dari RPP yang berisi kompetensi inti (KI), komptensi dasar (KD),

indikator, tujuan pembelajaran, materi yang diajarkan, alokasi waktu,

metode pembelajaran, pendekatan, media pembelajara, penilaian serta

sumber belajar yang mengacu kepada Kurikulum 2013. Rencana

pembelajaran tersebut belum dimodifikasi masih bersifat umum dipakai

oleh karena itu guru menurunkan kompetensi dasar sehingga

menyesuaikan dengan kondisi kebutuhan siswa-siswi. Sesuai dengan

hasil pemaparan Bu Cucu selaku guru IPS:

“guru menganalisis KI KD itu KD ya terutama kalau KI kan udah

biarin aja kan semua jenjang itu KD nya dianalisis dipetakan

kemudian di assessment dipakai jadi kita ada dua assessment, ada

assessment akademik dan assessment non akademik nah akademik

itu semua mata pelajaran idealnya semua mata pelajaran yang akan

diajarkan kita sampaikan dulu ke anaknya kita tanyakan kita

asseskan yang bisa apa yang belum bisa apa yang sudah dikuasai apa

yang belum bisa apa yang dibutuhkan apa.”22

22

Hasil wawancara dengan guru IPS, Ibu Cucu, pada hari Kamis, 05 September 2018 pukul

10.54 WIB di ruang guru

Page 124: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

108

Maka dapat disimpulkan Metode pembelajaran IPS pada peserta

didik tunanetra di SMALB Pembina Jakarta adalah ceramah, tanya

jawab, pemberian tugas, diskusi, pembiasaan dan drill (latihan).

Metode-metode tersebut memang biasa dilakukan oleh pendidik dalam

pembelajaran IPS. Namun seharusnya pendidik tidak hanya

menggunakan metode tersebut untuk peserta didik tunanetra karena itu

akan membuat peserta didik cepat bosan. Seperti pada umumnya

pembelajaran IPS untuk tunanetra, selain menggunakan metode

ceramah, tanya jawab bisa menggunakan metode pemberian tugas,

diskusi, Metode-metode tersebut adalah metode yang bisa diaplikasikan

pada peserta didik dengan daya penglihatan pada pembelajaran IPS,

sehingga pembelajaran menjadi tidak membosankan.

Ketersediaan metode pembelajaran yang akurat, sangat penting

bagi kegiatan monitoring dan pengendalian pembelajaran secara umum.

Metode pembelajaran tersebut diperlukan untuk memantau kemajuan

pembelajaran oleh masing-masing peserta didik, mengidentifikasi

apabila terjadi kesulitan-kesulitan.

c. Media

Dalam proses pembelajaran IPS anak tunanetra belajar membaca

menggunakan cara yang khusus yakni menggunakan huruf-huruf yang

diciptakan braille. Sebelum ditemukan huruf braille, pengajaran

membaca pada anak tunanetra sempat dicoba dengan huruf latin yang

dibuat timbul namun hal ini rupanya kurang efektif dan efisien. 23

Media pembelajaran yang digunakan pada saat pembelajaran IPS

yaitu lebih banyak memanfaatkan media audio karena indera yang

paling berfungsi bagi anak tunanetra yaitu indera pendengaran selain

menggunakan indra pendengaran siswa sering menggunakan media atau

alat yang mudah diraba disertai dengan huruf-huruf timbul atau braille.

23

Mohammad Effendi, Pengantar Psikopendagogik Anak Berkelainan, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2008), h. 49

Page 125: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

109

Berikut disampaikan juga oleh pemaparan dari Bu Cucu selaku guru

IPS di kelas XI dan XII:

“Media yang kami miliki ada yang beberapa yang sama dan cocok

dengan Kdnya yang ada seperti kami menggunakan penampakan

bumi yah kita menggunakan atlas pergunakan peta pergunakan

globe. Tetapi kalau untuk sejarah kita nggak punya gitu masih nggak

ada medianya belum ada peraga paling hanya tanya jawab ceramah

begitu saja sih cerita kebanyakan atau kalau sejarah masih kayak ke

cd gitu kan berarti masih dalam bentuk buku atau kalau untuk

ekonomi gitu sih paling ke lingkungan sekitar lingkungan sekolah

atau lingkungan rumahnya.”24

Gambar 4.2

Penggunaan media atlas timbul di kelas X

Media yang diterapkan pada siswa-siswi tunanetra meliputi alat

bantu menulis huruf braille seperti Reglet atau mesin ketik braille, alat

bantu membaca huruf braille seperti papan huruf, alat bantu berhitung

serta alat bantu yang bersifat audio seperti CD, tape-recorder. Alat

bantu dalam menulis huruf braille ini biasa disebut dengan reglet.25

24

Hasil wawancara dengan guru IPS, Ibu Cucu, pada hari Kamis, 05 September 2018 pukul

11.04 WIB di ruang guru 25

Hasil obervasi pembelajaran IPS pada siswa-siswi tunanetra SMALB-A Pembina Tingkat

Nasional Jakarta tahun pelajaran 2018/2019 pada hari Kamis tanggal 04 Oktober 2018 pukul 08.45

WIB di kelas X

Page 126: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

110

Gambar 4.3

Reglet (alat bantu menulis siswa)

Untuk mempermudah proses pembelajaran IPS di dalam kelas,

selain metode, media pembelajaran yang digunakan juga menjadi aspek

yang mempengaruhi kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Pada saat

pembelajaran IPS bagi anak tunanetra guru lebih banyak memanfaatkan

media audio atau alat peraga yang mudah untuk diraba, karena indera

yang paling berfungsi bagi anak tunanetra yaitu indera pendengaran.

Contoh media pelajaran IPS bagi anak tunanetra yaitu globe, peta

timbul, buku braille dan alat peraga timbul lainnya yang memudahkan

siswa untuk meraba.

Dalam proses pembelajaran di kelas, tidak semua materi pelajaran

menggunakan media hal ini dikarenakan penggunaan media

menyesuaikan dengan materi yang akan diajarkan. Namun ada pula

media yang tidak mendukung sesuai materi seperti materi pelajaran

sejarah. Siswa-siswi merasa sangat mudah bosan dan tidak peduli

terhadap materi pelajaran sejarah oleh karena itu guru harus

menggunakan metode menarik agar pembelajaran tetap berjalan dengan

baik.

Page 127: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

111

d. Evaluasi pembelajaran

Evaluasi yang dilakukan pada pembelajaran IPS bagi siswa

tunanetra sama dengan yang dilakukan di sekolah biasa, yaitu dilakukan

pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Evaluasi yang

dilakukan pada pembelajaran IPS bagi siswa tunanetra sama dengan

yang dilakukan di sekolah biasa, yaitu dilakukan penilaian pada aspek

kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Evaluasi pembelajaran IPS di SLB-A Pembina pada aspek kognitif

dilakukan dengan test penilaian hasil belajar, pada aspek afektif

penilaian dilakukan dari bagaimana siswa membiasakan berdoa dan

membiasakan diri untuk memberi salam, dan evaluasi pada aspek

psikomotorik dilakukan.

Evaluasi pembelajaran merupakan suatu proses untuk menentukan

jasa, nilai atau manfaat kegiatan pembelajaran melalui kegiatan

pengukuran. Evaluasi pembelajaran mencakup pembuatan

pertimbangan tentang jasa, nilai, atau manfaat progam, hasil dan proses

pembelajaran.26

Evaluasi dilakukan di akhir pembelajaran dengan sesuai materi

yang telah diajarkan oleh guru. Biasanya evaluasi yang dilakukan oleh

guru menggunakan test tulis dengan klasifikasi ketunaan yang mereka

miliki. Terkadang evaluasi dilakukan diakhir pembelajaran dengan lisan

juga yaitu menguji tingkat kepahaman siswa-siswi dalam memahami

materi pembelajaran yang telah diajarkan. Dengan evaluasi

pembelajaran mengakibatkan siswa dan siswi dengan gangguan

penglihatan tidak merasa kesulitan dan guru dengan mudah mengetahui

tingkat pemahaman siswa-siswi pada pembelajaran IPS karena telah

disesuaikan dengan tujuan pembelajaran serta kondisi siswa-siswi.

Dari keseluruhan proses pembelajaran IPS yang telah dipaparkan

diatas dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran IPS bagi anak

26

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013), h.

221

Page 128: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

112

tunanetra di SLB-A Pembina pada umumnya sama dengan

pembelajaran IPS di sekolah biasa. Hanya saja lebih disesuaikan

dengan kebutuhan dan kemampuan anak tunanetra, baik dari

kurikulum, metode, media pelajaran, hingga pada tahap evaluasi.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Kegiatan Pembelajaran

IPS pada Anak Berkebutuhan Khusus Tunanetra

Faktor faktor memberikan pengaruh terhadap penyesuaian diri

seseorang bisa dikelompokkan menjadi dua. Faktor yang pertama adalah

faktor yang muncul dari dalam diri seseorang atau faktor internal.

Sedangkan faktor yang kedua adalah faktor yang muncul dari luar diri

seseorang atau faktor eksternal.

Adanya perubahan lingkungan baru bagi anak tunanetra

memberikan benturan-benturan, yang dapat mengakibatkan hal-hal yang

menyenangkan atau mengecewakan. Anak tunanetra harus dapat

melakukan penyesuaian-penyesuaian sosial dalam lingkungan sekolah.

Bagi anak tunanetra hal ini sangatlah sulit, karena anak harus

menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru di sekolah, baik secara

pasif maupun secara aktif. Untuk menghindari kemungkinan terjadinya

penyimpangan perilaku sosial dalam berinteraksi dengan lingkungan,

mereka harus mampu memanfaatkan alat indera lain.

Faktor pendukung dalam proses pembelajaran merupakan salah

satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor pendukung

yang paling besar bagi siswa tunanetra dalam hal ini yaitu peran orang tua

yang turut membantu proses belajar dengan mendidik siswa di rumah dan

menerapkan nilai-nilai yang sudah dipelajari di sekolah.

Orang tua memiliki tanggungjawab yang besar dalam peran

membantu proses pembelajaran anak tunaetra. Mereka harus

memperlakukan anak tunanetra secara sama dengan teman atau orang-

orang yang dapat melihat. Kemudian mendukung anak yang mengalami

Page 129: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

113

gangguan penglihatan untuk berpatisipasi dalam sejumlah kegiatan

sehingga membuat kepercayaan diri mereka menjadi lebih baik.27

.

Upaya yang dilakukan agar terciptanya pembelajaran yang

maksimal dikelas karena alokasi yang sedikit maka guru perlu

memberikan tugas kepada siswa-siswi dirumah agar mereka lebih

memahami materi yang telah dipelajari. Dengan diberikan pekerjaan

rumah mereka diharapkan dapat memahami secara baik serta dibantu oleh

orangtua dirumah dalam mendorong siswa-siswi memahami pembelajaran

yang ada dikelas.

Lingkungan belajar juga menjadi salah satu faktor pendukung bagi

anak tunanetra. Karena lingkungan belajar yang efektif dan instrumental

dalam membentuk pola perilaku penting yang ada gilirannya menentukkan

arah bagi perkembangan jangka panjang sehingga lingkungan belajar

mempunyai pengaruh yang kuat.28

Alat indera yang dapat dikembangkan

seperti: pendengaran, perabaan, penciuman dan pengecap. Hal ini sebagai

upaya memperlancar interaksi sosial dengan lingkungannya, walaupun

hasilnya tidak sebaik dan selengkap jika dibarengi dengan adanya indera

penglihatan.

Adapun faktor yang menjadi penghambat dalam proses

pembelajaran IPS di SLB-A Pembina yaitu kondisi fisik anak tunanetra itu

sendiri yang membuatnya kesulitan dalam menerima apa yang telah

disampaikan oleh guru. Ditambahkan pula faktor penghambat yang dalam

proses pembelajaran IPS dikelas yaitu setiap karakteristik siswa yang

berbeda-beda.

Selain itu, adanya kesiapan mental anak tunanetra untuk memasuki

lingkungan baru atau kelompok lain yang berbeda, akan sangat baik dalam

pengembangan sosialnya. Sebaliknya, ketidaksiapan mental anak untuk

masuk ke dunia baru sering mengakibatkan anak tunanetra gagal dalam

27

Rini Hildayani dkk, Penanganan Anak Berkelainan, (Jakarta:Universitas Terbuka, 2009),

h.8.10 28

Jati Rinakri, Pendidikan dan Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2018), h.40

Page 130: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

114

mengembangkan kemampuan interaksi sosialnya. Jika kegagalan dianggap

sebagai tantangan dan merupakan pengalaman yang terbaik, maka hal ini

akan menjadi modal utama untuk memasuki lingkungan baru berikutnya.

Namun apabila kegagalan tersebut merupakan ketidakmampuan,

maka akan timbul rasa frustasi/putus asa, menarik diri dari lingkungan.

Keterbatasan interaksi sosial pada anak tunanetra patuh dipahami oleh

semua pihak, terutama orang tua dan guru. Orang tua dan guru

berkewajiban mengupayakan agar interaksi sosial yang dimiliki anak

tunanetra dapat ditingkatkan. Guru mempunyai peranan penting dalam

menghadapi anak tunanetra agar mampu berinteraksi dengan lingkungan

di sekolah, sebab guru sebagai orangtua di sekolah yang harus siap

melayani pendidikan anak tunanetra dengan segala bentuk kekurangannya,

khususnya dalam mengembangkan kemampuan interaksi sosial anak

tunanetra di Sekolah Luar Biasa.

Adapun kurangnya media pembelajaran yang berbentuk alat peraga

peraban juga termasuk kedalam faktor penghambat lainnya. Membaca

dengan mata secara psikologis merupaka suatu proses yang kompleks,

tetapi membaca melalui jari-jari seperti yang diperagakan oleh anak

tunanetra lebih sulit dibandingkan dengan menggunakan mata.29

Anak

tunanetra dalam belajar perlu menggunakan cara yang khusus yaitu

menggunakan huruf braille. Huruf braille yang digunakan sebagai

pengganti huruf latin yang terdiri atas titik-titik yang ditimbulkan dan

dibaca dengan jari-jari. Jari-jari yang dominan dalam membaca braille

adalah jari telunjuk dan jari tengah.

Dalam hal ini, sekolah memang telah menyiapkan berbagai jenis

alat media yang berbentuk braille namun tidak semua materi pembelajaran

IPS menggunakan media yang berbentuk huruf braille karena masih ada

materi yang tidak terdapat alat medianya sehingga materi yang tidak

29

Mohammad Effendi, Pengantar Psikopendagogik Anak Berkelainan, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2008), h. 48-49

Page 131: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

115

menggunakan media di kelas hanya menggunakan metode ceramah dalam

proses pembelajaran.

3. Kesulitan dan Upaya dalam Menghadapi Pemecahan Masalah Siswa

Berkebutuhan Khusus Tunanetra

Di SMALB-A PTN Jakarta, guru maupun siswa-siswi pernah

mengalami kesulitan dalam pembelajaran diantaranya:

1. Kurangnya Media Pembelajaran di Kelas.

Media yang digunakan sudah sesuai dengan materi namun ada

beberapa media yang masih belum tersedia dan hal tersebut membuat

siswa-siswa SMALB-A PTN menjadi sulit dalam memahami

pembelajaran seperti dalam pembelajaran Sejarah. Media yang paling

dalam proses pembelajaran yaitu menggunakan alat peraba yang

berbentuk huruf timbul atau yang biasa dikenal huruf braille.

Hal ini sesuai dengan dikatakan anak tunanetra dalam belajar

membaca menggunakan cara khusus yakni menggunakan huruf-huruf

yang diciptakan oleh braille. Sebelum ditemukan braille, pengajaran

tunanetra sempat dicoba dengan huruf latin yang dibuat timbul namun

hal ini rupanya kurang efektif dan efisien, huruf braille digunakan

sebagai huruf pengganti dari huruf latin.

Huruf Braille pada awalnya merupakan tulisan Latin yang dicetak

timbul (relief), kemudian berubah menjadi tulisan titik timbul yang

dapat dibaca dengan jalan meraba. Pada saat ini sistem tulisan Braille

digunakan secara luas, umum, sebagai tulisan resmi orang tunanetra.

Penggunaan huruf braille pada siswa tunanetra, sama halnya dengan

penggunaan huruf awas bagi siswa yang dapat melihat. Dengan

demikian, keterampilan siswa tunanetra dalam menggunakan huruf

braille dapat dikatakan sebagai kemampuan dasar dan juga

kemampuan utama yang harus dimiliki.30

30

Ratih Listyaningtyas, Pembelajaran Menulis Braille dengan Reglet pada Anak Tunanetra

kelas I SD di SLBN A Bandung, Jurnal Untirta, 2016, h. 81

Page 132: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

116

Namun dalam proses pembelajaran di kelas masih ada beberapa

media yang tidak mendukung sesuai dengan materi pembelajaran maka

guru dikelas hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab

saja, ini akan membuat siswa-siswi tunanetra jenuh dan lambat dalam

penerimaan materi yang disampaikan.

Tetapi terdapat upaya yang ditawarkan bagi kesulitan yang terjadi

dalam pelaksanaan pembelajaran IPS di SMALB-A Pembina yaitu

tetap menggunakan media seadanya, agar kegiatan pembelajaran tetap

terlaksana, karena kurangnya media yang ada maka proses

pembelajaran di kelas tetap harus dijalankan agar berjalan maksimal

dengan melalui pemanfaatan media yang ada atau guru menyiapkan

dan menciptakan media sendiri yang mudah dipahami bagi siswa, serta

menggunakan media yang ada sambil terus mengupayakan terciptanya

media lain yang masih kurang, agar kegiatan pembelajaran tetap

terlaksana.

2. Alokasi waktu yang tersedia sangat minim

Alokasi waktu yang digunakan pada jenjang SMA umum dengan

SMALB-A tentu berbeda. Jika dilihat waktunya tentu di SMA umum

memiliki waktu pembelajaran dikelas yang sangat banyak mengenai

pengetahuan. Sedangkan untuk SMALB-A sendiri difokuskan lebih

banyak kepada keterampilan, sehingga alokasi waktu dalam

pembelajaran untuk pengetahuan di kelas sangat sedikit. Setiap

pelajaran dalam seminggu hanya berkisar 2 jam mata pelajaran,

sehingga untuk mata pelajaran IPS atau mata pelajaran lainnya seperti

Matematika, IPA, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia mempunyai

jadwal dengan seminggu sekali selama 2 jam mata pelajaran. Hal ini

membuat siswa tidak belajar secara maksimal dikelas. Berikut hasil

wawancara dengan ibu Cucu selaku guru IPS SLB-A Pembina:

“Di SMALB itu IPS tuh hanya 2 jam per minggu jadi IPS itu

namanya IPS terpadu seperti di SMP sekarang ya itu bedanya salah

satunya di SMALB bentuknya terpadu dalam satu buku itu ada

semua IPSnya ekonomi, sosiologi, geografi, kependudukan, sejarah

Page 133: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

117

lengkap pokoknya tetapi waktunya hanya 2 jam aja coba itu

memang kenapa karena di SMALB itu lebih dari separuhnya 70%

kemandirian keterampilan sementara 30% itu akademiknya

pengetahuan seperti IPS 2 jam Bahasa Indonesia 2 jam Matematika

2 jam Bahasa Inggris 2 jam PKn 2 jam jadi yang akademiknya itu

pengetahuannya hanya 12 jam perminggu.”31

3. Terdapat sedikit pengajar yang berlulusan sarjana khusus mata

pelajaran

Guru yang mengajar di SMALB-A PTN ini kebanyakan berijazah

Pendidikan Luar Biasa (PLB). Memang untuk sekolah SLB sendiri

difokuskan kepada guru-guru yang berlulusan PLB, namun untuk di

tingkat SMALB, mata pelajaran yang digunakan sudah permasing-

masing mata pelajaran sehingga mata pelajaran yang ingin dipelajari

lebih fokus dan lebih luas. Walaupun materi yang digunakan pada

jenjang tingkatan SMALB hampir setara dengan SMP reguler pada

umumnya namun tidak menutup kemungkinan jika pengajar lebih

banyak menguasai materi dengan strategi, pendeketan, metode serta

media yang sesuai dengan materi IPS agar proses pembelajaran dikelas

siswa lebih dapat mudah memahami dan menerima. Maka tidak

menutup kemungkinan jika kedepan nanti terdapat banyak pengajar

berlulusakan dari PLB sekaligus berlulusan dari khusus mata

pelajaran. Berikut hasil wawancara dengan ibu Cucu selaku guru IPS

di SLB-A Pembina:

“Itu ya tadi faktor penghambatnya gurunya bukan berlatar belakang

guru mata pelajaran kan beda sekali ya kalau yang lulusan mata

pelajaran dengan yang bukan dari model-modelnya lebih tau untuk

mata pelajaran IPS cocoknya seperti apa yang paling pas, saya

mengajar IPS tetapi saya tidak seperti guru IPS pada umumnya

punya legalisasi ijazahnya mungkin apa sarjana IPS atau apa kalau

saya kan enggak, basic saya adalah jurusan Pendidikan Luar Biasa

kemudian saya diberikan tugas mengajar IPS mungkin kalau ilmu

IPS itu kan bisa dipelajari, disini jarang guru berlatar belakang

bidang studi karena kami di Dapodik juga bermasalah kalau ada

guru mapel di SLB gitu diharapkannya sama SMA itu guru kelas

31

Hasil wawancara dengan guru IPS, Ibu Cucu, pada hari Kamis, 05 September 2018 pukul

10.38 WIB di ruang guru

Page 134: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

118

begitu di SLB itu jadi guru mapel itu sertifikasinya sedikit

bermasalah.”32

Walaupun kenyataannya demikian, terdapat upaya yang dilakukan

oleh pengajar walaupun mereka hanya berlulusan PLB, mereka

diusahakan semaksimal mungkin agar menguasai dan mempelajari

secara individu baik dari segi perangkat pembelajarannya seperti

metode, strategi, pendekatan serta media yang sesuai dengan materi

yang akan dipelajari nanti. Pemilihan metode dan media yang baik dan

sesuai adalah hal yang paling penting agar siswa-siswi tidak mudah

merasa bosan dan jenuh jika berada didalam kelas karena kemampuan

mereka dalam menerima pembelajaran tentu berbeda-beda oleh karena

itu memang diperlukan juga para pemgajar yang berluluskan PLB

karena mereka memang lebih memahami dan mengetahui anak-anak

berkebutuhan khusus baik dari segi psikomotorik anak berkebutuhan

khusus tunanetra dan secara psikologis.

4. Karakteristik anak tunanetra yang berbeda-beda

Dalam pandangan orang awas penyandang tunanetra memiliki

beberapa karakteristik baik yang sifatnya negatif maupun positif.

Beberapa penilaian anak tunanetra umumnya memiliki sikap tidak

berdaya, sifat ketergantungan, tak suka berenang, menikmati suara

televisi serta mudah mengalami kebingungan ketika memasuki

lingkungan yang tidak familiar yang ditunjukkan perilaku-perilaku

yang tidak tepat. Berikut hasil wawancara dengan ibu Yani selaku guru

IPS di SLB-A Pembina:

“Iya kalau dikelas tunanetra itu kan murni hanya keterbatasan

penglihatan saja disini kita dikasih amanah kemampuan mereka itu

variasi jadi ada yang tunanetra ditambah gangguan motoriknya

enggak kuat, jalannya enggak bisa dan kemampuan daya ingatnya

kurang, kalau misalkan sesekali nanti masuk ke kelas akan

mengetahui bagaimana pengajaran dan bagaimana ketemu anaknya

jadi oh pembelajarannya kayak gitu ya dimana ada juga anak yang

32

Hasil wawancara dengan guru IPS, Ibu Cucu, pada hari Kamis, 05 September 2018 pukul

11.28 WIB di ruang guru

Page 135: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

119

diam atau banyak celetuk tulisannya masih belum bisa masih

belum kebaca, secara sosial mungkin mereka pengen tau

ngomongnya banyak tapi kan dalam kenyataannya dalam belajar

kan kita ingin tulisannya rapi lah tulisannya kebaca lah paham

sama apa yang kita sampaikan tapi itu kadang nggak sampe

bedanya gitu antara SLB dengan Sekolah Umum.”33

Pada umumnya orang awas juga berpendapat bahwa kelompok

tunanetra merupakan suatu kelompok minoritas. Pada kalangan

penyandang tunanetra, mereka cenderung menunjukkan perilaku-

perilaku yang tidak sesuai atau selaras dalam menghadapi berbagai

situasi dan seringkali menunjjukan reaksi-reaksi yang tidak masuk

akal.

Penyandang tunanetra seringkali dipandang sebagai individu yang

memiliki ciri khas seperti secara fisik tunanetra dicirikan dengan

tongkat. Secara sosiologis juga sering dicirikan seperti dengan

mengikuti sekolah-sekolah khusus. Secara psikologis mereka sering

dicirikan seperti kepemilikian indera yang superior terutama dalam hal

perabaan, pendengaran dan daya ingatnya. Namun demikian dalam

pandangan orang awas, orang tunanetra juga sering memiliki

kelebihan yang sifatnya positif seperti kepekaan terhadap suara,

perabaan, ingatan, keterampilan dalam memainkan alat musik serta

ketertarikan yang tinggi terhadap nilai-nilai moral dan agama.34

Hal ini sesuai dengan keadaan siswa-siswi tunanetra di SMALB-A

Pembina Tingkat Nasional walaupun mereka memiliki hambatan

penglihatan dan gangguan secara psikomotorik, psikologis, dan sosial

tetapi mereka memiliki kelebihan tersendiri bahkan tidak menjadi

penghalang dalam meraih cita-cita mereka kedepan. Berikut hasil

wawancara dengan pak Triyanto selaku Kepala SLB-A Pembina :35

33

Hasil wawancara dengan guru IPS, Ibu Yani, pada hari Jum’at, 07 September 2018 pukul

10.32 WIB di ruang kelas X 34

Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, (Bandung: Refika Aditama, 2006) h. 88-89 35

Hasil wawancara dengan Kepala SLB-A PTN Jakarta, Drs. Triyanto, pada hari Kamis, 20

September 2018 pukul 10.20 di ruang kepala sekolah

Page 136: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

120

“Rata-rata ya yang melanjutkan ke perguruan tinggi yah hampir

semuanya inginnya ke perguruan tinggi, tidak ada halangan bagi

mereka untuk melanjutkan pendidikan walaupun memiliki

keterbatasan, yang menerima itu ada Universitas Muhammadiyah,

UNPAM , UIN udah pasti nerima kemudian UNJ pasti nerima, UI,

sekarangh ada banyak yang belum lulus ini tetapi ada yang ikut

kerja di bank CIMB Niaga, yang kerja di Bank itu Standar Charter

itu ada 4-6 orang gitu kemudian di CIMB Niaga ada 20 orang terus

di Permata Bank ada 12 orang, tetapi sampai sekarang belum tau

apa ada yang gugur atau enggak, memang ada divisi yang khusus

bagi mereka.”

Mereka juga memiliki tujuan dan cita-cita di masa yang akan

datang bahkan dengan banyak pengalaman murid sebelumnya yang

telah sukses setelah keluar dari SLB-A PTN. Jadi tidak menutup

kemungkinan dengan kondisi mereka seperti saat ini yang mengalami

gangguan penglihatan dari sejak lahir atau dari berumur sejak kecil

mereka juga berhak mendapatkan pendidikan, tujuan, cita-cita dan

kehidupan yang layak seperti pada orang awas lainnya tentu dengan

banyak dukungan, motivasi dan dorongan dari orang-orang terdekat

disekitarnya agar mereka tetap merasa lebih berani dan percaya diri

dalam menghadapi kenyataan dari keterbatasan mereka.

Page 137: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

121

Gambar 4.14

Hasil Penelitian

Proses Pembelajaran IPS

Faktor-Faktor yang

mempengaruhi

Kesulitan dan Upaya yang

dihadapi

Faktor Pendukung

Keterlibatan peran orang

tua yang turut membantu

proses belajar dengan

mendidik siswa di rumah

dan menerapkan nilai-nilai

yang sudah dipelajari di

sekolah

Faktor Penghambat

Kurangnya media

pembelajaran yang

berbentuk alat peraga

peraba

Karakteristik kemampuan

dari siswa-siswi yang

berbeda-beda

Kurangnya Media

Pembelajaran di Kelas

Alokasi waktu yang

tersedia sangat minim

Karakteristik anak

tunanetra yang berbeda-

beda

Terdapat sedikit pengajar

yang berlulusan sarjana

khusus mata pelajaran

Anak Berkebutuhan Khusus

Tunanetra

Page 138: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

122

D. Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti memiliki beberapa keterbatasan di lapangan

saat penelitian. Adapun keterbatasan tersebut antara lain:

1. Waktu penelitian harus menyesuaikan jadwal kegiatan guru SMALB-

A PTN karena guru IPS di SMALB-A PTN sering kali melakukan

kunjungan ke luar kota sehingga peneliti harus menunggu waktu yang

tepat dan sesuai.

2. Jadwal kesesuaian dengan kepala sekolah untuk melakukan

wawancara dan mengambil data karena kesibukan kepala sekolah yang

membuat peneliti membutuhkan waktu yang lama.

3. 3.Terdapat banyak kegiatan di luar pembelajaran SLB-A Pembina

Tingkat Nasional sehingga peneliti sering kali datang ke sekolah saat

tidak melakukan kegiatan proses pembelajaran.

4. Sedikitnya jumlah guru IPS di SMALB-A Pembina Tingkat Nasional

Jakarta sehingga peneliti kurang mendapatkan informasi lebih luas

dan bervariasi.

Page 139: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

123

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah semua tahap penelitian dilakukan, dimulai dari mencari

permasalahan yang terjadi, merumuskan masalah, kemudian dituangkan ke

dalam proposal penelitian, dilanjutkan dengan mengkaji teori-tori terdahulu,

penyusunan instrument penelitian, pengumpulan data melalui observasi,

wawancara, dokumentasi, melakukan pengolahan dan analisis data. Pada

akhirnya penulis dapat menyimpulkan hasil penelitian yang didapat tentang

Analisis Proses Pembelajaran IPS pada Anak Berkebutuhan Khusus Tunanetra

di SMALB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta. Kesimpulan dari penelitian

ini dibuat untuk menjawab pertanyaan yang terdapat dalam rumusan masalah

yang telah dituliskan pada BAB I, yakni sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran IPS di SMALB-A Pembina menggunakan Kurikulum

2013 dengan pendekatan scientific yang umumnya diterapkan di sekolah

umum, hanya saja terdapat penyesuaian terhadap peserta didik, dengan

mempertimbangkan kemampuan siswa tunanetra di SMALB-A Pembina.

Mengenai metode yang digunakan, kebanyakan ceramah dengan

kombinasi perpaduan metode yang lain seperti tanya jawab dsb. Adapun

media pelajaran yang digunakan pada saat pembelajaran IPS yaitu media

dengan alat peraga yang mudah diraba menyerupai bentuk yang hampir

serupa dengan bentuk asli serta penggunaan media yang berbentuk huruf

braille agar peserta didik dapat memahami pelajaran dengan baik. Selain

itu, evaluasi yang dilakukan pada pembelajaran IPS di SMALB-Pembina

Tingkat Nasional Jakarta ini menggunakan prinsip evaluasi Kurikulum

2013 dengan menilai pada ranah afektif atau aspek sikap sosial dan

spiritual (KI 1 dan KI 2), ranah kognitif atau pengetahuan (KI 3), dan

ranah psikomotorik pada aspek keterampilan (KI 4) hanya saja kembali

lagi terhadap kebutuhan dan kemampuan dari peserta didik.

Page 140: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

124

2. Faktor yang mempengaruhi proses kegiatan pembelajaran di kelas meliputi

faktor pendukung yaitu pengalaman guru-guru di sekolah tersebut yang

mumpuni dalam mendidik siswa tunanetra, selain itu juga dukungan penuh

dari orangtua siswa yang turut membantu guru di sekolah dalam mendidik

siswa namun ada juga beberapa orangtua yang masih tidak turut membantu

dalam proses kegiatan belajar anaknya selama dirumah. Adapun faktor

penghambat proses pembelajaran IPS di SMALB-A Pembina yaitu kondisi

fisik siswa tunanetra yang tidak dapat melihat dengan sempurna, sehingga

beberapa informasi dari guru menjadi sulit untuk diterima, selain itu

kurangnya media pelajaran di SMALB-A Pembina menjadi salah satu

penghambat proses pembelajaran IPS.

3. Kesulitan yang dihadapi oleh kurangnya media pembelajaran di kelas

maka upaya yang harus dilakukan adalah proses pembelajaran di kelas

tetap harus dijalankan agar berjalan maksimal dengan melalui pemanfaatan

media yang ada atau guru menyiapkan dan menciptakan media sendiri

yang mudah dipahami bagi siswa, alokasi waktu yang tersedia sangat

minim maka upaya yang harus dilakukan adalah guru memberikan

pekerjaan rumah atau tugas kepada siswa-siswi agar tetap melaksanakan

pembelajaran IPS dengan secara maksimal dibantu keterlibatan orangtua

dirumah, kesulitan lainnya yaitu guru yang tidak lulusan khusus mata

pelajaran sehingga upaya yang dilakukan adalah guru tersebut harus lebih

mendalami dan mempelajari mata pelajaraan IPS dengan model, metode

dan media yang tepat sesuai dengan materi yang tersedia, karakteristik

anak tunanetra juga menjadi salah satu kesulitan yang dihadapi namun

orang tunanetra juga sering memiliki kelebihan yang sifatnya positif

seperti kepekaan terhadap suara, perabaan, ingatan, keterampilan dalam

memainkan alat musik serta ketertarikan yang tinggi terhadap nilai-nilai

moral dan agama.

Page 141: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

125

B. Implikasi

Hasil penelitian ini memberikan beberapa implikasi, antara lain: (1)

implikasi terhadap pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus yang

seharusnya lebih mendapat perhatian dari pemerintah, dan mutu pendidikan

setiap penyelenggara Sekolah khusus harus ditingkatkan secara bertahap; (2)

implikasi terhadap pendidikan IPS di sekolah khusus seharusnya mendapat

perhatian lebih dari guru ataupun orangtua di rumah, agar internalisasi nilai-

nilai cara berinteraksi dan bersosial terjadi dengan sempurna dan sesuai dengan

apa yang diharapkan; (3) implikasi terhadap cara pandang masyarakat terhadap

kaum berkebutuhan khusus yang seharusnya memanusiakan mereka, memberi

fasilitas, dan pelayanan terhadap mereka tanpa harus menganggap beda dari

yang lain (4) implikasi terhadap pendidikan tenaga kependidikan yang harus

ditingkatkan mutunya agar dapat lebih baik melayani kaum berkebutuhan

khusus.

C. Saran

Berdasarkan penelitian tentang Analisis Proses Pembelajaran IPS pada

Anak Berkebutuhan Khusus Tunanetra di SMALB-A Pembina yang telah

penulis lakukan dengan berbagai tahap, sehingga pada tahap kesimpulan.

Terdapat beberapa saran yang ingin penulis sampaikan diantaranya:

1. Bagi Penulis

a. Lebih giat belajar lagi, menempuh pendidikan setinggi-tingginya dan

peka dengan kaum berkebutuhan khusus.

b. Turut berkontribusi untuk pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus

di Indonesia

c. Menciptakan media, ataupun metode pelajaran yang baru bagi siswa

berkebutuhan khusus agar memabantu mereka dalam meraih cita-

citanya.

2. Bagi Lembaga Pendidikan

a. Menambah lebih banyak guru yang ahli menangani siswa tunanetra

Page 142: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

126

b. Menyediakan lebih banyak fasilitas penunjang pembelajaran bagi

siswa tunanetra.

c. Membantu guru IPS untuk mempersiapkan media pelajaran yang lebih

variatif.

3. Bagi Guru

a. Menyiapkan media pembelajaran yang lebih banyak dan lebih variatif.

b. Menciptakan metode-metode terbaru agar siswa tidak jenuh dalam

proses pembelajaran dan meningkatkan mutu pendidikan tersebut.

c. Menambah wawasan tentang anak berkebutuhan khusus tunanetra dan

meningkatkan kompetensi guru IPS bagi siswa tunanetra.

4. Bagi Orangtua

a. Lebih kooperatif dengan guru dalam mendidik siswa, terutama pada

saat di rumah.

b. Sabar dan terus beri motivasi kepada anak agar anak semangat dalam

belajar.

c. Terus memberikan fasilitas belajar yang terbaik untuk anak, agar

dapat membantu perkembangan dirinya.

Page 143: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

127

DAFTAR PUSTAKA

Agustyawati dan Solicha. Psikologi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus.

Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009.

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana, 2007.

Delphie, Bandi. Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: PT Refika

Aditama, 2006.

Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta,

2013.

Effendi, Mohammad. Pengantar Pdikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta:

Bumi Aksara, 2009.

Herdiansyah, Haris. Wawancara, Observasi, dan Focus Groups Sebagai

Instrumen Penggalian Data Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2015.

Hildayani dkk, Rini. Penanganan Anak Berkelainan. Jakarta:Universitas Terbuka,

2009.

Mustofa, Arif dan M.Thobroni. Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar Ruzz

Media, 2011.

Nadhir dkk. Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Learning Assistance Program for Islamic

Schools Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 2009.

Nadhir dkk. Konsep Dasar IPS. Bandung: UPI Press, 2006.

Purwanto, M. Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2004.

Putra, Nusa. Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2013.

Page 144: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

128

Rinakri, Jati. Pendidikan dan Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus. (Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 2018.

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencama Prenadamedia Group, 2006.

Sapriya. Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017.

Siregar, Eveline. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia,

2011.

Somantri, Sutjihati. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama, 2006.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,

2012.

Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta,

2011.

Syah, Muhibin Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2014.

Syaodih, Nana. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2011.

Syaodih Sukmadinata, Nana. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2013.

Thompson, Jenny. Memahami Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Erlangga,

2012.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan

Nasional.

Page 145: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

129

SKRIPSI DAN JURNAL

Ariyanti, Donna Sitta. Perilaku Pencarian Informasi Pemustaka Berkebutuhan

Khusus Pada Perpustakaan Sekolah Luar Biasa-A Pembina Tingkat

Nasional Jakarta. Skripsi. Ciputat: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.

Badriyah, Lailatul. Pengaruh Sumber Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMP Bakti Mulya 400 Pondok Pinang

Jakarta Selatan. Skripsi. Ciputat: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

Febriawan, Syafrizal. Pembelajaran IPS Terpadu (Studi Kasus di Tiga SMP

Negeri Kota Semarang). Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang,

2013.

Hendayani, Henni. Pengembangan Materi Ajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Jurnal

Progam Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Vol. 1, No. 1, 2017.

Listianti, Irma. Pengaruh Metode Pembelajaran Demonstrasi terhadap Hasil

Belajar Siswa pada Materi Jama’ Qasar kelas VII MTS. Skripsi. Ciputat:

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Miftahuddin. Revitalisasi IPS dalam Perspektif Global, Jurnal Tribakti, Vol. 27,

2016.

Rahmad. Kedudukan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada Sekolah Dasar. Jurnal

Madrasah Ibtidaiyah, Vol. 2, No. 1, 2016.

Rahmah, Ajrine. Pendidikan Agama Islam bagi Anak Tunarungu Studi Kasus di

SLB Bina Insani Depok. Skripsi. Ciputat: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2017.

Relitawati, Dian. Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas

Lulusan di SMAN 13 Medan. Tesis. Medan: Universitas Sumatera Utara,

2009.

Page 146: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

130

Roheli. Peranan Perpustakaan dalam Menunjang Proses Pembelajaran. Skripsi.

Ciputat: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005.

Sunhaji. Strategi Pembelajaran dan Konsepnya. Jurnal Pemikiran Alternatif

Pendidikan, Vol. 13, No. 3, 2008.

Page 147: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran
Page 148: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran
Page 149: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran
Page 150: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran
Page 151: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran
Page 152: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran
Page 153: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran
Page 154: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

LAMPIRAN 2

PEDOMAN OBSERVASI

Lokasi : ..........

Hari/Tanggal : ..........

Waktu : ..........

No Aspek yang diamati Hasil Pengamatan

1. Identitas Sekolah

2. Lokasi Sekolah

3. Data Guru dan Karyawan lainnya (SDM)

4. Sarana dan Prasarana

5. Kegiatan Sekolah/Ekstrakurikuler

6. Proses Pembelajaran di kelas

A. Pra-Pembelajaran

1. Memeriksa kesiapan ruang, alat dan

media pembelajaran

2. Memeriksa kesiapan peserta didik

B. Membuka Pelajaran

1. Melakukan apersepsi

2. Menyampaikan kompetensi tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai

C. Penguasaan Materi

1. Menunjukkan penguasaan materi

pembelajaran

2. Mengaitkan materi pembelajaran

dengan materi lain yang relevan

D. Metode Pembelajaran

1. Menggunakan metode pembelajaran

sesuai dengan kompetensi yang

ingin dicapai

Page 155: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

2. Melaksanakan pembelajaran secara

runtut

3. Menguasai kelas

4. Melaksanakan pembelajaran yang

dapat memacu kebiasaan posistif

peserta didik

5. Melaksanakan pembelajaran sesuai

dengan alokasi waktu

E. Pemanfaatan Media dan Sumber Belajar

1. Menunjukkan keterampilan dalam

memanfaatkan media dan sumber

belajar

2. Menggunakan media dan sumber

belajar yang menarik

3. Melibatkan peserta didik dalam

pemanfaatan media dan sumber

belajar

F. Interaksi dalam pembelajaran

1. Menciptakan suasana yang

menumbuhkan partisipasi aktif

peserta didik melalui guru, media

dan sumber belajar

2. Menciptakan hubungan antar pribadi

yang positif

3. Menunjukkan sikap terbuka dan

responsive terhadap peserta didik

4. Menumbuhkan keceriaan dan

antusiasme peserta didik

G. Penggunaan Bahasa

1. Menggunakan bahasa dengan baik,

Page 156: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

jelas dan lancar

2. Menyampaikan pesan dan gaya yang

sesuai

H. Evaluasi Pembelajaran

1. Melakukan penilaian proses selama

pembelajaran

2. Melakukan penilaian akhir sesuai

dengan kompetensi

I. Kegiatan Penutup

1. Melakukan refleksi atau membuat

rangkuman dengan melibatkan siswa

2. Melakukan tindak lanjut dengan

memberi arahan atau tugas sebagai

kegiatan remedial

Page 157: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

LAMPIRAN 3

KISI-KISI INSTRUMEN WAWANCARA

No. ASPEK MASALAH SUB ASPEK MASALAH

1. Proses Pembelajaran 1. Pelaksanaan proses pembelajaran IPS

didalam kelas

2. Interaksi dalam belajar antara guru dan

siswa

3. Kesulitan dan upaya yang dilakukan

oleh guru dalam menghadapi

pemecahan masalah siswa

berkebutuhan khusus tunanetra

2. Anak

Berkebutuhan

Khusus Tunanetra

1. Kesulitan yang dialami selama proses

pembelajaran di kelas.

3. SMALB-A Pembina

Tingkat Nasional

Jakarta

1. Latar Belakang berdirinya SLB-A

Pembina Tingkat Jakarta

2. Pelayanan bagi anak berkebutuhan

khusus

Page 158: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

LAMPIRAN 4

PEDOMAN WAWANCARA

Hari/Tanggal : ..........

Narasumber : ..........

Waktu : ..........

Alamat : ..........

A. Pedoman Wawancara Untuk Kepala SMALB-A Pembina Tingkat

Nasional Jakarta

1. Bagaimana latar belakang sejarah berdirinya SMALB-A Pembina Jakarta?

2. Ada berapa jumlah siswa di SMALB-A Pembina Jakarta?

3. Apa saja keunggulan SMALB-A Pembina Jakarta?

4. Apa saja progam sekolah yang ditawarkan di SMALB-A Pembina Jakarta?

5. Dari mana pendanaan SMALB-A Pembina Jakarta?

6. Berapa lama Ibu/Bapak menjadi kepala sekolah di SMALB-A Pembina

Jakarta?

7. Apa saja kesulitan yang ditemukan saat melayani anak-anak berkebutuhan

khusus?

8. Bagaimana karakteristik anak tunanetra menurut pandangan Ibu/Bapak?

9. Apakah sama antara kurikulum sekolah umum dengan Sekolah Luar Biasa

(SLB)?

10. Apakah ada progam penyaluran minat dan bakat bagi siswa SMALB-A

Pembina?

11. Berasal dari mana saja tenaga pendidik bagi siswa di SMALB-A Pembina

Jakarta?

12. Bagaimana pembelajaran IPS di SMALB-A Pembina yang diterapkan di

sekolah ini?

13. Adakah metode khusus yang diterapkan atau buku panduan ketika

memberikan pembelajaran bagi siswa?

Page 159: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

B. Pedoman Wawancara Untuk Guru IPS di SMALB-A Pembina Tingkat

Nasional

1. Kurikulum apa yang diterapkan di SMALB-A Pembina Jakarta tahun

2018/2019?

2. Apa yang membedakan pembelajaran IPS di SMA dengan SMALB-A

(Tujuan, isi/materi, media, strategi dan proses belajar mengajar mulai dari

perencanan sampai penutup?

3. Metode apa yang digunakan dalam pembelajaran IPS?

4. Pendekatan apa saja yang digunakan dalam pembelajaran IPS?

5. Bagaimana cara interaksi guru dengan siswa tunanetra dalam pembelajaran

dikelas?

6. Media pembelajaran apa saja yang digunakan dalam proses pembelajaran

IPS di SMALB-A Pembina?

7. Apakah ada pengaturan khusus tata letak tempat duduk/tata ruang bagi

siswa tunanetra pada saat kegiatan pembelajaran di kelas?

8. Bagaimana cara mengevaluasi pembelajaran IPS bagi siswa tunanetra?

9. Apakah ada kegiatan lain selain di kelas bagi siswa di SMALB-A

Pembina?

10. Adakah pengaruh ekstrakulikuler/kegiatan lain bagi pemahaman anak

tunanetra?

11. Apa saja hambatan yang terjadi pada kegiatan belajar mengajar di

SMALB-A Pembina?

12. Bagaimana solusi yang ditawarkan bagi hambatan yang terjadi dalam

pelaksanaan pembelajaran IPS tersebut?

13. Apa saja faktor pendukung kegiatan belajar mengajar di SMALB-A

Pembina?

14. Apakah ada bimbingan rutin khusus siswa tunanetra di SMALB-A

Pembina?

15. Bagaimana peran orangtua dalam mendukung kegiatan pembelajaran IPS?

16. Apakah siswa tunanetra SMALB-A Pembina Jakarta ada keinginan untuk

melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi?

Page 160: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

C. Pedoman Wawancara Untuk Siswa/Siswi di SMALB-A Pembina Tingkat

Nasional

1. Apakah kamu sudah bersekolah disini sejak jenjang SD hingga SMA?

2. Selain belajar di sekolah, apakah kamu juga belajar dirumah atau tempat

khusus lain juga? Media apa sajakah yang sering digunakan saat belajar di

luar sekolah?

3. Dari umur berapakah kamu mulai berkurang penglihatan? Apakah sejak

lahir atau seperti apa? termasuk yang penglihatan yang tunanetra low

vision atau total blind?

4. Berapakah jumlah saudara kandung kamu dirumah saat ini? Apakah

saudara kamu juga termasuk tunanetra atau tidak?

5. Apakah jika dirumah kamu sering bermain keluar dengan teman-teman

pada umumnya?

6. Mata pelajaran apa memang yang paling digemari kalau dikelas?

7. Sudah sampai manakah materi pembelajaran IPS di kelas saat ini?

8. Apakah kamu mengalami kesulitan dalam pembelajaran IPS?

9. Bagaimana cara guru dalam pembelajaran IPS di kelas, apakah sudah baik

atau masih memiliki kekurangan? Bahasa yang digunakan apakah sudah

baik, jelas dan lancar?

10. Dalam evaluasi pembelajaran seperti ulangan harian atau Ujian Tengah

Semester atau Akhir, bagaimana persiapan kamu dalam menghadapi

evaluasi tersebut?

11. Sumber belajar apakah yang sering kamu gunakan selain buku?

12. Bagaimana interaksi kamu di kelas? Apakah kamu termasuk siswa yang

aktif dan sering bertanya?

13. Apakah kamu memiliki sifat keterbukaan terhadap guru atau teman jika

mengalami kesulitan atau menghadapi masalah di sekolah?

14. Apakah kamu memiliki pengalaman menarik selama bersekolah di sini?

15. Apakah kamu mengalami kesulitan saat berinteraksi dengan orang normal

atau orang awam pada umumnya diluar sana?

Page 161: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

16. Bagaimana untuk penilaian mata pelajaran IPS kamu sendiri? Apakah

sudah melewati KKM atau masih suka remedial atau memang sudah bagus

dan baik?

17. Apakah dalam pembelajaran IPS hanya belajar di dalam kelas atau kadang

juga belajar di luar kelas?

18. Materi dan hal apa yang paling menarik menurut kamu dalam

pembelajaran IPS?

19. Apakah pembelajaran IPS itu sangat penting dan bermanfaat bagi kamu

sendiri?

20. Apakah kamu ada keinginan untuk melanjutkan sekolah ke perguruan

tinggi?

Page 162: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

LAMPIRAN 5

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR

Nama Sekolah : SMALB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta

Waktu : 09.35 s.d selesai

Tanggal : 24 September 2018

Kelas : X (Sepuluh)

Jumlah : 4 Siswa

NO ASPEK YANG DIAMATI KOMENTAR

I Pra Pembelajaran

1. Tempat duduk masing-masing

siswa

Tempat duduk masih dapat digunakan,

dan layak dipakai tersusun rapi

2. Kesiapan menerima

pembelajaran

Masih ada beberapa yang tidak siap

karena belum bisa memfokuskan diri

dan tidak mendengarkan

II Kegiatan Membuka Pelajaran

1. Siswa menjawab salam dan

mendengarkan guru

Siswa menjawab salam dan

mendengarkan guru

2. Mendengarkan penjelasan

tentang kompetensi yang

hendak dicapai

Hampir semua siswa mendengarkan

materi yang disampaikan namun ada

beberapa siswa yang belum mengerti

materi yang telah disampaikan

III Kegiatan Inti Pembelajaran

A. Penjelasan materi pelajaran

1. Memperhatikan penjelasan

ulang materi pelajaran

Ya, siswa memperhatikan, namun ada

siswa yang tidak memperhatikan

karena mereka tidak mengerti

2. Bertanya atau mengungkapkan

gagasam saat proses penjelasan

Hanya beberapa siswa saja yang aktif

bertanya, beberapa siswa lainnya malu

Page 163: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

materi pembelajaran. dan tidak bisa menjelaskan.

3. Interaksi antara siswa-guru,

siswa-materi pelajaran

Interaksi yang dilakukan guru kepada

siswa-siswi amat cukup baik. Guru

selalu menanya kepada siswa dan

mengulang materi jika siswa ada yang

belum dimengerti. Respon dan simpati

guru juga sangat baik, guru mendatangi

siswa jika siswa tersebut mengalami

kesulitan saat pembelajaran.

B. Pendekatan/Strategi Belajar

1. Keterlibatan dalam kegiatan

belajar

Semua terlibat, namun ada saja siswa

yang diam

2. Mengemukakan pendapat

ketika diberikan kesempatan

Ya, untuk anak yang aktif sudah baik.

Namun anak yang tidak aktif harus

diberikan perhatian lebih dulu.

3. Mencatat penjelasan yang

disampaikan guru

Siswa hanya menulis kembali yang ada

di buku pelajaran.

4. Mengikuti proses pembelajaran Sebagian siswa saja tetapi dipelajaran

tertentu siswa sangat menikmati.

Misalnya olahraga, keterampilan,

musik dan lainnya.

C. Pemanfaatan Media

Pembelajaran/Sumber Belajar

1. Interaksi antara siswa dan

media pembelajaran yang

digunakan guru

Media pembelajaran cukup memadai

dan digunakan sesuai materi namun ada

materi yang disampaikan tetapi tidak

ada medianya.

2. Tertarik pada materi yang

disajikan dengan media

pembelajaran

Sangat tertarik karena membuat siswa

menjadi lebih mudah dengan adanya

media mereka mudah meraba dari apa

yang dibayangkan.

3. Ketekunan dalam mempelajari

sumber belajar yang ditentukan

guru

Cukup baik, karena keterbatasan waktu

jam pelajaran disekolah maka guru

Page 164: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

memberikan tugas rumah kemudian

mereka mencari pada sumber belajar

lainnya.

D. Penilaian Proses

1. Mengerjakan tugas/latihan yang

diberikan guru

Siswa mengikuti perintah guru, dan

siswa mengerjakan apa yang telah

ditugaskan oleh guru.

2. Menjawab pertanyaan guru

dengan benar dan berpartisipasi

aktif.

Hanya sebagian saja.

E. Penggunaan Bahasa

1. Mengemukakan pendapat Ya.

2. Mengajukan pertanyaan Ya.

IV PENUTUP

Keterlibatan dalam memberi

rangkuman/kesimpulan

Kadang-kadang saja selebihnya harus

guru yang memberikan kesimpulan.

Page 165: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR

Nama Sekolah : SMALB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta

Waktu : 08.15 s.d selesai

Tanggal : 19 September 2018

Kelas : XI (Sebelas)

Jumlah : 4 Siswa

NO ASPEK YANG DIAMATI KOMENTAR

I Pra Pembelajaran

1. Tempat duduk masing-masing

siswa

Siswa-siswi telah menempati tempat duduk

sesuai dengan denah dan teratur

2. Kesiapan menerima

pembelajaran

Siswa siap menerima materi yang akan

dipelajari

II Kegiatan Membuka Pelajaran

1. Siswa menjawab salam dan

mendengarkan guru

Siswa-siswi menjawab pertanyaan guru

baik seputar pelajaran maupun bukan

2. Mendengarkan penjelasan

tentang kompetensi yang

hendak dicapai

Ada beberapa siswa-siswi yang

mendengarkan penjelasan guru dan ada

pula yang tidak

III Kegiatan Inti Pembelajaran

A. Penjelasan materi pelajaran

1. Memperhatikan penjelasan

ulang materi pelajaran

Ada beberapa siswa-siswi yang

mendengarkan penjelasan guru dan ada

pula yang tidak, karena psikomotorik

mereka ada yang kurang jadi harus lebih

pelan-pelan dan sabar dalam menjelaskan

materi

2. Bertanya atau mengungkapkan

gagasam saat proses penjelasan

materi pembelajaran.

Siswa-siswi kurang aktif bertanya

mengenai materi namun hanya ada satu

siswa yang bertanya dan aktif didalam

Page 166: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

kelas.

3. Interaksi antara siswa-guru,

siswa-materi pelajaran

Interaksi guru dan siswa cukup baik pada

saat membahas materi pelajaran.

B. Pendekatan/Strategi Belajar

1. Keterlibatan dalam kegiatan

belajar

Hampir sebagian besar siswa aktif dalam

kegiatan belajar meskipun ada beberapa

yang tidak terlibat dan tidak

memperhatikan

2. Mengemukakan pendapat

ketika diberikan kesempatan

Siswa-siswi masih malu-malu dan

canggung untuk mengemukakan pendapat

3. Mencatat penjelasan yang

disampaikan guru

Ada beberapa siswa yang mencatatat

materi tanpa diperintah guru

4. Mengikuti proses pembelajaran Hampir seluruh siswa sudah mengikuti

proses pembelajaran dengan baik

C. Pemanfaatan Media

Pembelajaran/Sumber Belajar

1. Interaksi antara siswa dan

media pembelajaran yang

digunakan guru

Media pembelajaran cukup memadai

dan digunakan sesuai materi namun ada

materi yang disampaikan tetapi tidak

ada medianya.

2. Tertarik pada materi yang

disajikan dengan media

pembelajaran

Sangat tertarik karena membuat siswa

menjadi lebih mudah dengan adanya

media mereka mudah meraba dari apa

yang dibayangkan.

3. Ketekunan dalam mempelajari

sumber belajar yang ditentukan

guru

Cukup baik, karena keterbatasan waktu

jam pelajaran disekolah maka guru

memberikan tugas rumah kemudian

mereka mencari pada sumber belajar

lainnya.

D. Penilaian Proses

1. Mengerjakan tugas/latihan yang

diberikan guru

Siswa mengikuti perintah guru, dan

siswa mengerjakan apa yang telah

Page 167: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

ditugaskan oleh guru.

2. Menjawab pertanyaan guru

dengan benar dan berpartisipasi

aktif.

Hanya sebagian saja.

E. Penggunaan Bahasa

3. Mengemukakan pendapat Ya.

4. Mengajukan pertanyaan Ya.

IV PENUTUP

Keterlibatan dalam memberi

rangkuman/kesimpulan

Kadang-kadang saja selebihnya harus

guru yang memberikan kesimpulan.

Page 168: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR

Nama Sekolah : SMALB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta

Waktu : 07.00 s.d selesai

Tanggal : 11 September 2018

Kelas : X (Sepuluh)

Jumlah : 4 Siswa

NO ASPEK YANG DIAMATI KOMENTAR

I Pra Pembelajaran

3. Tempat duduk masing-masing

siswa

Tempat duduk masih dapat digunakan,

dan layak dipakai tersusun rapi.

4. Kesiapan menerima

pembelajaran

Sebagian besar siswa siap menerima

pembelajaran, namun ada beberapa

yang tidak siap karena belum bisa

memfokuskan diri.

II Kegiatan Membuka Pelajaran

3. Siswa menjawab salam dan

mendengarkan guru

Siswa menjawab salam dan

mendengarkan guru, namun ada

beberapa siswa yang responnya diam

atau sibuk sendiri.

4. Mendengarkan penjelasan

tentang kompetensi yang

hendak dicapai

Hampir semua siswa mendengarkan

materi yang disampaikan namun ada

beberapa siswa yang belum mengerti

materi yang telah disampaikan

III Kegiatan Inti Pembelajaran

A. Penjelasan materi pelajaran

4. Memperhatikan penjelasan

ulang materi pelajaran

Ya, siswa memperhatikan.

5. Bertanya atau mengungkapkan

gagasam saat proses penjelasan

materi pembelajaran.

Hanya beberapa siswa saja yang aktif

bertanya, beberapa siswa lainnya malu

Page 169: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

dan tidak bisa menjelaskan.

6. Interaksi antara siswa-guru,

siswa-materi pelajaran

Interaksi yang dilakukan guru kepada

siswa-siswi amat cukup baik. Guru

selalu menanya kepada siswa dan

mengulang materi jika siswa ada yang

belum dimengerti. Respon dan simpati

guru juga sangat baik, guru mendatangi

siswa jika siswa tersebut mengalami

kesulitan saat pembelajaran.

B. Pendekatan/Strategi Belajar

5. Keterlibatan dalam kegiatan

belajar

Semua terlibat, namun ada saja siswa

yang hiperaktif.

6. Mengemukakan pendapat

ketika diberikan kesempatan

Ya, untuk anak yang aktif sudah baik.

Namun anak yang tidak aktif harus

diberikan perhatian lebih dulu.

7. Mencatat penjelasan yang

disampaikan guru

Siswa hanya menulis kembali yang ada

di buku pelajaran.

8. Mengikuti proses pembelajaran Sebagian siswa saja tetapi dipelajaran

tertentu siswa sangat menikmati.

Misalnya olahraga, keterampilan,

musik dan lainnya.

C. Pemanfaatan Media

Pembelajaran/Sumber Belajar

4. Interaksi antara siswa dan

media pembelajaran yang

digunakan guru

Media pembelajaran cukup memadai

dan digunakan sesuai materi namun ada

materi yang disampaikan tetapi tidak

ada medianya.

5. Tertarik pada materi yang

disajikan dengan media

pembelajaran

Sangat tertarik karena membuat siswa

menjadi lebih mudah dengan adanya

media mereka mudah meraba dari apa

yang dibayangkan.

6. Ketekunan dalam mempelajari

sumber belajar yang ditentukan

guru

Cukup baik, karena keterbatasan waktu

jam pelajaran disekolah maka guru

Page 170: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

memberikan tugas rumah kemudian

mereka mencari pada sumber belajar

lainnya.

D. Penilaian Proses

3. Mengerjakan tugas/latihan yang

diberikan guru

Siswa mengikuti perintah guru, dan

siswa mengerjakan apa yang telah

ditugaskan oleh guru.

4. Menjawab pertanyaan guru

dengan benar dan berpartisipasi

aktif.

Hanya sebagian saja.

E. Penggunaan Bahasa

5. Mengemukakan pendapat Ya.

6. Mengajukan pertanyaan Ya.

IV PENUTUP

Keterlibatan dalam memberi

rangkuman/kesimpulan

Kadang-kadang saja selebihnya harus

guru yang memberikan kesimpulan.

Page 171: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

LAMPIRAN 6

TRANSKIP WAWANCARA

Kepala Sekolah SMALB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta

Hari/Tanggal : Kamis/20 September 2018

Narasumber : Drs. Triyanto Murjoko, M.Pd.

Waktu : 10.21 WIB

Keterangan:

P : Peneliti

T : Triyanto Murjoko

P : “Bagaimana latar belakang sejarah berdirinya SMALB-A Pembina

Tingkat Nasional Jakarta ?

TM : “SMALB-A Pembina tingkat nasional ini kan merupakan jenjang atau

bagian dari SLB-A Pembina Tingkat Nasional. SLB-A pembina tingkat

nasional ini, kalau sekarang sebutannya sebagai sekolah model atau dulu

itu sekolah percontohan ya seperti itu, ini dibangun tahun 1981 itu

sebagai sekolah non-konvensional artinya tidak sama dengan sekolah-

sekolah lain pada umumnya gitu ya, tidak samanya di apa? SLB-A

pembina dilengkapi dengan fasilitas tempat untuk diklat bagi guru-guru

khusus di seluruh Indonesia. Nah SLB-A pembina ini sekolah

percontohan untuk pelayanan khususnya untuk tunanetra, jadi di

Indonesia itu yang di tingkat Nasional hanya ada disini kemudian

dibarengin ada beberapa ditingkat provinsi, sekolah pembina dengan

tingkat provinsi untuk jangkauan yang lebih luas tentunya. Jadi SLB-A

pembina ini sebagai sekolah percontohan kemudian sebagai lab juga

untuk pengembangan kompetensi gurunya prakteknya pratek gurunya, ini

pengembangannya disini itu di awal-awal tahun 1981 sampai 1984 yang

dimana itu baru ditempatkan disni. Dan merupakan UPT dari kementrian

pendidikan dan kebudayaan ditanganin langsung oleh kementrian

pendidikan dan kebudayaan tapi 2000 itu begitu ada otonomi daerah,

Page 172: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

SLB-A pembina tingkat nasional ini dibina oleh Provinsi, artinya bahwa

sekolah itu menjadi tanggungjawab provinsi. Setelah statusnya pembina

tingkat nasional bagaimana? Karena begitu sudah dialihkan itu kita

menjadi sekolah yang konvensional, sekolah biasa aja walaupun

namanya pembina tingkat nasional tapi menjadi sekolah konvensional

seperti sekolah-sekolah yang lain tidak ada untuk pelatihan walaupun

fasilitasnya ada kan gitu. Nah kita melayani pendidikan ini dari jenjang

TK-SMA (TKLB-SDLB-SMPLB-SMALB) yang berkebutuhan khusus

tunanetra, ini kita awalnya sejarah dari SLB-A Pembina Tingkat

Nasional gitu sebenarnya pembina tingkat nasional itu ada 4, ada bagian

A di Jakarta, bagian B di Bali, bagian C di Malang, Bagian D di

Makassar oh ada 5 yang satu lagi Bagian E di Medan gitu barengan

semua itu tahun 1981 jadi dibangun sekolah pembina itu ada di 5

wilayah. Nah guru-gurunya tentu saja gurunya memang ini lulusannya

dari sarjana pendidikan luar biasa yang mengajar disini atau dulu sejak

yang awal-awal ada SGPLB (Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa) nah

sekarang kan syaratnya memang harus sudah S1 jadi semuanya harus

sarjana pendidikan luar biasa dari kampus-kampus yang ada di Indonesia

gitu dan ini tuh tahun 1981 diresmikan oleh Presiden di sekolah ini

berbarengan sebenarnya dengan pembina-pembina yang lain itu tapi

diresmikan secara simbolisnya disini untuk Bali dan Malang juga sama.

P : “Pak ini yang sudah saya liat observasi kemarin dalam satu gerbang ini

ternyata dibelakang juga ada sekolah luar biasa lainnya lagi, boleh tau

pak apa itu masih dalam satu lingkup SLB-A pembina tingkat Nasional

Jakarta ini atau beda lagi ya pak ?”

TM : “Beda, nomenklaturnya tuh beda jadi dia adalah sekolah yang awalnya

dulu ada sekolah milik sudah dinas pendidikan punya DKI Jakarta gitu,

makanya kemudian dia sekarang namanya SLB Negeri 1 kalau dulu

namanya SLB Negeri Bagian A Jakarta nah sekarang SLB Negeri 1 gitu

Page 173: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

karena bersejajar sekarang negeri 1 negeri 2 negeri 3 negeri 4 kan begitu

tuh,

P : “Berarti kebutuhan khususnya disana beda juga ya pak?”

TM : “Beda, dia saat ini menanganin yang tunagrahita dan tunarungu.”

P : “Berapa lama bapak/ibu menjadi kepala sekolah?”

TM : “Sudah empat tahun, satu periodenya 4-5 tahun ya. Sebelum jadi kepala

sekolah disini yah menjadi guru biasa aja di SLB Pembina ini.”

P : “Berapa jumlah siswa di SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta

ini?”

TM : “Jumlah siswanya dirinci aja ya dari TKLB ada 6 siswa, SDLB ada 46

siswa, kemudian SMPLB ada 19, SMALB ada 17, jadi semua totalnya

ada 88.”

P : “Itu jumlah siswa yang untuk tahun ajaran baru ini ya pak?”

TM : “Iya yang aktif untuk tahun ini.”

P : “Berarti untuk asal daerah siswa itu sendiri tidak yang untuk tinggal

deket-deket daerah sini aja ya pak karena ini kan katanya Pembina

Tingkat Nasional ya jadi bisa dari daerah-daerah lain juga pak?”

TM : “Ya, kita kan ngikut kan sekali lagi ini kan sekarang udah punyanya

DKI sebetulnya gitu, nah ada yang datang dari mana mana.”

P : “Apa saja keunggulan dari SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta?”

TM : “Secara akademik anak-anak kita memang punya kemampuan rata rata

ya jadi yang dikita ini secara akademiknya baik kan gitu kemudian

keunggulan khusus dibidang keterampilan yang ada yang satu di

keterampilan musik itu yang utama ya kemudian keterampilan di bidang

olahraga juga ada ya jadi kita setiap tahun hampir dapet juara I baik

Page 174: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

tingkat provinsi maupun tingkat nasional. Bukan hanya di seni musik ada

juga di olahraga kan gitu, contohnya kemarin itu di olahraga ada Nabil

Juara I Nasional untuk paralympic tennis meja itu Juara I Nasional

Pelajar kemudian kalau yang tahun lalu itu Juara I Nasional menyanyi

jenjang SD gitu, terus taun ini kita udah dapet juga juara III tingkat

nasional untuk menyanyi di tingkat SD.”

P : “Berarti yang mewakilkan dalam progam-progam unggulan itu berasal

dari Jenjang SD ya pak?”

TM : “Iya benar kelas 6 SD kalau enggak salah. Kalau tahun lalu itu Zizi

kelas 4 SD Juara I gitu terus Nabil itu setelah terus yang olahraga itu

tahun 2017/2018 itu tadi ada menyanyi, kalau taun sekarang belum ada

lagi kayaknya.”

P :“Berarti kalau untuk jenjang SMALB itu sendiri pak, apa ada

keunggulannya dari siswa/siswinya itu tersendiri?”

TM : “Mereka punya disamping keterampilan musik ada juga Massas dan

Komputer/IT itu yang ada di pengembangan untuk fungsionalnya anak-

anak kita tunanetra.”

P : “Apa saja progam sekolah yang ditawarkan oleh SLB-A Pembina

tingkat Nasional Jakarta ini.”

TM : “Ada dibidang keterampilan yaitu di keterampilan musik itu yang utama

ya kemudian keterampilan di bidang olahraga, terus ada juga kita

keterampilan Massasge (pijat), budidaya tanaman, angklung juga ada kita

selalu ada jadwalnya tersendiri.”

P : “Darimana pendanaan SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta?”

TM : “Pendanaan khusus semua bersih dari pemerintah, iya semuanya dari

pemerintah.

Page 175: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

P : “Apa saja kesulitan yang ditemukan saat melayani anak-anak

berkebutuhan khusus ?”

TM : “Anak-anak ini kan secara spesifik memang punya hambatan

penglihatan dalam pembelajarannya tentu saja harus menggunakan

metode yang bervariatif itu merupakan hal yang wajar tapi variatif

artinya kalau butuh menjelaskan dengan waktu yang lebih lama durasi

waktunya lebih lama dan medianya harus lebih apa itu namanya ya yang

mudah diraba ya harus yang touchlebel medianya yang bisa diraba untuk

dia bisa memahami dengan baik contohnya kalau bangun datar gitu, kita

bisa mencotohkan ubin tapi harus ada replikanya kan gitu oh contoh ini

kan bangun datar begini atau dibuatkan dari media yang lain terus kalau

menjelaskan gambar bangunan, tiang mungkin masih diraba tapi untuk

rumah bagaimana untuk ngeraba gentingnya kan gitu jadi harus ada

media yang bisa diraba kemudian lagi karena dia tidak mengenali atau

tidak bisa membaca huruf latin maka ini harus dengan huruf simbol

braile gitu itu yang khusus ini, itu dulunya gurunya harus memahami

itu.”

P : “Bagaimana karakteristik anak tunanetra menurut pandangan bapak?”

TM : “Itu harusnya dicari di referensi aja kan gitu kalo karakteristik

pandangan menurut saya maksudnya seperti apa ya tunanetra yah begitu

apa adanya dia ada dua kategori, ada kategori low vision ada yang

kategori yang buta total kan gitu kemudian ada juga siswa siswa disini

yang tunanetra murni dan tunanetra dengan hambatan hambatan yang

lainnya, bisa tunanetra plus dengan tunagrahita, tunanetra plus dengan

tunadaksa, tunanetra plus autis ada seperti itu. Nah itulah itu semua harus

dijabarinnya sendiri-sendiri, punya karakteristik yang beda-beda kan gitu

sehingga layanannya pun kelompokkan gimana anak-anak ini kalau

hanya tunanetra murni tidak ada hambatan intelektualnya dia dilayanin

Page 176: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

dikelompokkan sendiri kemudian yang hambatannya double kemudian

berat yah dilayanin sendiri kan gitu.”

P : “Apa perbedaan kurikulum pada umumnya dengan kurikulum di SLB

ini?”

TM : “Memang beda dengan sekolah reguler gitu, mungkin bukunya

mungkin kurikulumnya kemudian aktivitasnya itu agak beda. Kurikulum

pendidikan khusus memang sudah dibedakan, beda dari muatan

kurikulumnya itu kurikulum 2013 pendidikan khusus kan ada sendiri dan

kurikulum SMA yah SMA kita memang label belakangnya kurikulum

pendidikan khusus untuk SMALB untuk muatan kurikulumnya disitu

dijabarkan bahwa untuk SMALB itu bukan hanya yang tunanetra

seluruhnya itu muatan yang dari vokasionalnya yang lebih banyak

dimana keterampilan vokasionalnya 26 jam sendiri sama kayak seperti di

SMA gitu.”

P : “Berarti kurikulum dapat dari pemerintah disini kita ngembangin sendiri

apa bagaimana pak?”

TM : “Iya kurikulumnya dari pemerintah KI KD nya udah disusun dari

pemerintah susunan jamnya itu perminggunya berapa jam pelajaran itu

udah ada dari pemerintah kemudian materi ajarannya nanti kita

ngembangin disekolah.”

P : “Kemudian berasal dari mana saja tenaga pendidikan bagi guru-guru

disini?”

TM : “Kita ada yang lulus S1 pendidikan luar biasa itu kampusnya kan disini

ada Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Solo gitu. Rata-rata UNS, UNJ atau

UPI asal dari perguruan tingginya ada juga yang dari swasta dan memang

tidak hanya guru pendidikan khusus atau pendidikan luar biasa, disni

juga ada sarjana musiknya ada juga sarjana apa itu bahasa Indonesia,

sarjana bahasa Inggris kayak gitu ada juga.”

Page 177: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

P : “Tetapi pak berarti mereka juga guru lulusan dari PLB juga enggak

ya?”

TM : “Enggak juga, jadi dia memang punya S1. Contohnya pak Bambang

Setiawan, beliau itu tunanetra tapi beliau lulusan S1 Bahasa Indonesia.

Ada juga pak Hamid, Pak Dadang, Bu Wahyu itu pak Hamid S1nya

Musik kemudian Pak Dadang Bu Wahyu itu S1nya dari PAI kan gitu.”

P : “Berarti tenaga pendidikan untuk SLB itu tidak hanya dari lulusan PLB

aja ya pak?”

TM : “Iya bukan hanya PLB saja apalagi SMA yang sudah menggunakan

mapel kan gitu, mapel itu butuhn gurunya banyak bukan hanya dari PLB

saja tapi karena nggak ada juga jadi seperti itu.”

P : “Menurut bapak sendiri, bagaimana pembelajaran IPS yang diterapkan

di SMALB Pembina ini?”

TM : “Itu gimana ya pertanyaan yang bagaimana ya, itu sama aja kalau

ditanya bagaimana pembelajaran Matematika, Bagaimana pembelajaran

IPA, bagaimana pembelajaran Bahasa Indonesia, Bagaimana

pembelajaran IPS umpamanya seperti itu, iya pembelajarannya tidak

gimana ya, khususnya disekolah kita ini ya gurunya tidak berasal dari

jurusan IPS dari perguruan tinggi, gurunya adalah berasal dari PLB itu

yang pertama. Kalau materinya semuanya sesuai dengan kurikulum yang

berlaku kan gitu, ada pengayaan demi untuk menambah apa itu

pengetahuan dari anak-anak ini bukan hanya dari buku saja tapi juga ada

dari lingkungan sekitar atau juga dari sumber belajar yang lain, yah

prinsipnya pelajaran IPS yah IPS untuk anak-anak tunanetra tapi dengan

buku-buku tertulis dengan braile, buku-buku braile.”

P : “Apakah ada metode khusus yang diterapkan atau buku panduan bagi

siswa?”

Page 178: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

TM : “Buku pegangannya ada, yah semestinya kalau ada buku pegangan guru

ada, kemudian buku siswa buku pelajaran gitu ada, untuk siswa itu

sekarang udah ada untuk SMA ada bukunya udah ada kelas X, XI, XII,

buku pegangan gurunya juga ada sendiri.”

P : “Bukunya itu dicetak dari sekolah ini sendiri apa dapat dari

pemerintah?”

TM : “Bukunya dapat dari pemerintah, kita mencetak yah cetak juga artinya

cetak juga dananya dari pemerintah. Buku itu dananya dari pemerintah

jadi tidak sekolah membebankan membeli buku tidak nggak begitu.”

P : “Disekeliling sekolah ini tadi ada ruangan yang bernama ruang MDVI?

Itu ruangan apa ya pak?”

TM : “Itu ruangan MDVI itu hanya untuk apa ya begini itu ruangan yang

hanya layanan anak yang berat, artinya anak-anak yang punya hambatan

ganda lebih pokoknya adalah hambatan penglihatan dulu contohnya itu

anak siswa kami bernama jain, itu tidak bisa berjalan tidak bisa berbicara

tidak bisa melihat kan gitu, jadi ini kan butuh layanan khusus. Anak-anak

yang baru datang nangis, dari datang sampai pulang nangis kan gitu tuh

yah dia memang ada disitu seperti anak TK masih bermain masih nyanyi

supaya anak-anaknya betah dulu kan gitu walaupun tetap naik yah naik,

dia ini udah SMA kelas 1 ini dari tk sudah begitu sampai sekarang masih

begitu sehingga jalan tidak bisa, melihat tidak bisa, berbicara juga tidak,

kalau untuk pendengarannya tidak tau seberapa tapi kalau disetelin musik

goyang-goyang sih kepalannya kan gitu.

P : “Berarti yang khusus ruangan MDVI itu pelayanan siswa dari TK-SMA

ada ya pak?

TM : “Iya, ada TK SD SMP SMA cuman dia kalau disatukan nih satu kelas

muridnya cuman dua atau tiga yang satu masih bisa jalan mandiri masih

jalan ini kalau digabung dengan dia akhirnya kita banyakan ngurusin dia

Page 179: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

kan sehingga kita pisah layanan yang muridnya ada delapan gurunya juga

ada delapan, muridnya ada empat gurunya ada empat.

P : “Lulusan atau alumni dari SLB disini apa ada yang melanjutkan

pendidikan ke perguruan tinggi pak?”

TM : “Rata-rata ya yang melanjutkan ke perguruan tinggi yah hampir

semuanya inginnya ke perguruan tinggi, tidak ada halangan bagi mereka

untuk melanjutkan pendidikan walaupun memiliki keterbatasan, yang

menerima itu ada Universitas Muhammadiyah kemudian ada UNPAM

(Universitas Pamulang) udah nerima, UIN udah pasti nerima kemudian

UNJ pasti nerima, UI menerima tetapi ini hampir sekarang enggak ada

kesulitan dengan itu tetapi enggak tau finishnya itu seperti apa kurang tau

sekarang ada godaaan lagi sih banyak yang belum lulus ini tetapi ada

yang ikut kerja di bank CIMB Niaga atau apalah gitu ya lupa, yang kerja

di Bank itu Standar Charter itu ada 4 atau 6 orang gitu kemudian di

CIMB Niaga ada 20 orang terus di Permata Bank ada 12 orang, tetapi

sampai sekarang belum tau apa ada yang gugur atau enggak, tahun lalu

CIMB Niaga membutuhkan ada 100 orang ya tetapi yah gimana lulusan

dari kita aja paling yang keluar ada satu, dua, tiga orang. Kalau lagi

terbuka lebar susah juga memenuhinya Permata Bank lagi membuka

kemudian diikuti CIMB Niaga juga membuka gitu, memang ada divisi

yang khusus bagi mereka. Yah ada juga kalau mereka enggak bisa gugur

juga harus mencapai target kalau tidak yah putus.”

P : “Bagaimana peran orangtua terhadap anak-anak yang memiliki

keterbatasan tunanetra ini?”

TM : “Yah orangtua perannya sangat besar, 80% tanggungjawabnya yah di

orangtua jadi supportnya dari mereka harus baik. Baik dibidang

pengembangan akademik maupun pengembangan dari sosio-kulturalnya

jadi seperti adabnya, walaupun sekolah juga banyak perannya tetapi itu

kan nanti mengembangkannya banyakan dirumah.”

Page 180: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

Guru IPS SMALB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta

Hari/Tanggal : Rabu/05 September 2018

Narasumber : Dra. Cucu Nuraeni

Waktu : 11.13 WIB

Keterangan:

P : Peneliti

CN : Cucu Nuraeni

P : “Kurikulum apa yang diterapkan di SMALB-A Pembina tahun

2018/2019?”

CN : “Kalau kurikukulum kami semuanya pakai kurikulum 2013. Kemudian

pendekatannya scientific juga terus ada model-model pembelajaran lebih

banyak kepada ada yang inquiry ada yang project based learning gitu

model pembelajarannya. Kalau kurikulum dipake dari TK sampai SMA

semua jenjang udah pakai kurikulum 2013. Jadi kami kan punya standar

isi sendiri punya KI KD sendiri jadi berbeda dengan sekolah reguler. Nah

KI KD yang ada di SLB SMALB itu sudah disesuaikan tidak setara

dengan sekolah reguler jadi karena kami membuat yang di SMALB ini

adalah standar kompetensi dasarnya sesuai dengan kompetensi peserta

didiknya yang tunanetra dengan hambatan. Hambatannya bisa hambatan

sosial bisa hambatan komunikasi bisa juga hambatan emosi jadi nggak

hanya tunanetra murni disertai dengan hambatan intelektual tunanetra

dengan kemampuan akademiknya berbeda tidak ke atas tetapi ke bawah

sehingga sangat fleksibel lah kurikulum yang kami miliki yang punya nya

Direktorat Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus atau

PKLK dari kompetensi dasarnya itu kalau misalkan hasil

assessment/penilaiannya tinggi maka kita naik menghindari standar yang

ada itu memainkannya di indikatornya, nanti kalau misalkan anak itu

tidak bisa mencapai KD yang ada di namanya Peraturan Direktorat

Jenderal (Perdirjen) kalau yang sekolah reguler kan standar isinya kan

ditetapkan oleh Permendikbud (Peraturan Menteri Pendidikan dan

Page 181: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

Kebudayaan) kalau kita masih belum nyampai kesitu waktu itu sempat

mau disamakan dengan sekolah reguler sama permendikbud juga tetapi

ternyata dilapangan bahwa materi itu terlalu tinggi akhirnya kita

membuat standar kompetensi dasar di level PKLK dan di PKLK

kemudian disahkan oleh Perdirjen dasar dan menengah no 10. Kurikulum

ada dari pemerintah dalam hal ini PKLK atau Perdirjen punya itu

kemudian guru menganalisis KI KD itu KD ya terutama kalau KI kan

udah biarin aja kan semua jenjang itu KD nya dianalisis dipetakan

kemudian di assessment dipakai jadi kita ada dua assessment, ada

assessment akademik dan assessment non akademik nah akademik itu

semua mata pelajaran idealnya semua mata pelajaran yang akan diajarkan

kita sampaikan dulu ke anaknya kita tanyakan kita asseskan yang bisa

apa yang belum bisa apa yang sudah dikuasai apa yang belum bisa apa

yang dibutuhkan apa.”

P : “Apa yang membedakan pembelajaran IPS di SMA dengan SMALB-A

(Tujuan, isi/materi, media, strategi dan proses belajar mengajar mulai

dari perencanan sampai penutup?”

CN : “Jadi kita sama ya perangkat pembelajaran yang dituntut mulai dari

menyusun progam tahunan (Prota), progam semester (Prosem), silabus

kemudian RPP, RPPnya itu bisa kemudian bentuknya homogen bisa juga

heterogen tergantung pada murid saya misalkan murid saya ada empat

warna misalkan kemampuannya ada yang standar, ada yang dibawah

standar ada yang diatas standar misalnya kan gitu ya makanya kita mesti

membuat PPI (Progam Pembelajaran Individual) kalau RPP langkah-

langkahnya sama dengan sekolah reguler komponen-komponen yang ada

di RPPnya sama. Formatnya sama tetapi materi bisa sama bisa berbeda

tergantung assement yang jelas kita di SLB ini tidak pakai KI Kdnya

sekolah reguler kita punya sendiri kecuali kalau anaknya itu tunanetra

yang ada di SLB secara intelektualnya rata-rata atau diatas rata-rata maka

kita menggunakan KI Kdnya sekolah reguler harusnya mereka yang

secara intelektualnya bagus harus masuk ke inklusi tetapi anak-anak dan

Page 182: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

orangtua terutama katanya belum siap gitu alasannya mereka maunya di

SLB dulu belum siap disekolah reguler maka secara konsekuensinya

sekolah ini harus menyiapkan kurikulum sekolah reguler bagi anak-anak

yang secara intelektual rata-rata bagus atau diatas rata-rata nah ini

kebanyakan dipakai dijenjang SD kebanyakan seperti itu begitu karena

jenjang SD ini belum terseleksi nanti begitu kelas enam mereka ketauan

terseleksi dia mau lanjut ke SMPLB atau mau ke SMP reguler gitu

biasanya sih dengan anak hambatan anak tadi yang saya tanda kutip

sosial, emosi maupun intelektual dia biasanya masuk ke SMPLB

kemudian masuk ke SMALB tetapi kalau secara seleksi alam saja ya

secara intelektual bagus baru SD aja dia udah ikut misalkan dia tidak

hanya ikut USBD aja tidak hanya ikut ujian berstandar nasional

(UASBN) tetapi dia ikut juga ada UN juga gitu maka dia ikut dapat

SKHUN biasanya anak-anak yang seperti itu melanjutkannya ke sekolah

reguler.”

P : “Metode apa yang digunakan dalam pembelajaran IPS?”

CN : “Saya mengajar IPS tetapi saya tidak seperti guru IPS pada umumnya

punya legalisasi ijazahnya mungkin apa sarjana IPS atau apa kalau saya

kan enggak, basic saya adalah jurusan Pendidikan Luar Biasa kemudian

saya diberikan tugas mengajar IPS mungkin kalau ilmu IPS itu kan bisa

dipelajari, disini jarang guru berlatar belakang bidang studi karena kami

di Dapodik juga bermasalah kalau ada guru mapel di SLB gitu

diharapkannya sama SMA itu guru kelas begitu di SLB itu jadi guru

mapel itu sertifikasinya sedikit bermasalah gitu itu kalau

dihubungkannya kemudian metodenya dikelas bervariasi yah ceramah

bervariasi, metode ceramah, metode diskusi gitu lalu tanya jawab sama

aja begitu hampir sama tergantung pada karakteristik para peserta didik

dan karakteristik bahan ajar yang mau diajarkan materinya.”

P : “Pendekatan apa saja yang digunakan dalam pembelajaran IPS?”

Page 183: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

CN : “Itu tadi saya sudah katakan yang scientific, tetapi scientific itu bukan

satu-satunya bisa kita kombinasikan dengan model pembelajaran atau

dengan apa begitu.”

P : “Bagaimana cara interaksi guru dengan siswa tunanetra dalam

pembelajaran dikelas?”

CN : “Interaksinya yah interaksi pembelajaran aktif dimana guru disitu

mestinya sebagai fasilitator, sedikit apapun sesuai kemampuan peserta

didik menempatkan kita guru sebagai fasilitator dan student center itu

peserta didik yang aktif jadi biarkan aja mereka mencari sendiri, dia

menemukan sendiri gitu tetapi tetap guru ada disamping.”

P : “Media pembelajaran apa saja yang digunakan dalam proses

pembelajaran IPS di SMALB-A Pembina?”

CN : “Media yang kami miliki ada yang beberapa yang sama dan cocok

dengan KDnya yang ada seperti kami menggunakan penampakan bumi

yah kita menggunakan atlas pergunakan peta pergunakan globe. Tetapi

kalau untuk sejarah kita enggak punya gitu masih enggak ada medianya

belum ada peraga paling hanya tanya jawab ceramah begitu saja sih

bersifat cerita kebanyakan atau kalau sejarah masih kayak ke CD gitu

tentang perjuangan kan kemudian masih dalam bentuk buku siswa atau

buku guru terus yah lingkungannya sendiri, lingkungan sekitar

rumahnya, lingkungan sekitar sekolah mungkin mengajarkan ekonomi itu

kan pasar bisa jadi pusat sumber belajar gitu.”

P : “Berarti anak-anak tidak hanya terpaku belajar di dalam kelas?”

CN : “Iya misalkan tentang ekonomi, kita bawa ke pasar gitu, bentuk-bentuk

tempat jual-beli, fungsi pasar, fungsi fasilitas umum dan sebagainya. Alat

media kita juga kita modifikasi dulu, jadi kita timbulkan pada dasarnya.

Kalau ada gambar dia harus ditimbulkan namanya huruf braille bacanya

dengan jari.

P : “Apakah ada pengaturan khusus tata letak tempat duduk/tata ruang bagi

siswa tunanetra pada saat kegiatan pembelajaran di kelas?”

Page 184: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

CN : “Jadi di kita tempat duduknya lebih terbuka ya supaya kita guru juga

mudah mengontrol terus tidak menghambat mobilitasnya dia masih tetap

bisa bergerak bebas kalau kayak SD kan berjajar gitu kalau kita mungkin

karena peserta didiknya juga yang ada disitu sedikit SMA itu satu

kelasnya empat empat gitu jadi satu kelas itu hanya ada 4 orang adanya

sekarang gitu. Jadi kita kalau SMA itu 1:8 maksimal kalau lebih dari 8

itu harus dibagi dua kelas.”

P : “Bagaimana cara mengevaluasi pembelajaran IPS bagi siswa

tunanetra?”

CN : “Jadi sama sesuai penilaian ya, ada sistem pedoman penilaian anak

berkebutuhan khusus terus ada penilaian harian/mingguan maksudnya

terus nanti ada akhir Bab ada penilaian tengah semester ada penilaian

akhir semester sama akhir tahun sama sih bentuk penilaiannya cuman

kita sih di braille aja soal-soalnya.”

P : “Apakah siswa tunanetra disini ada keinginan untuk melanjutkan

sekolah ke perguruan tinggi?”

CN : “Iya pada umumnya anak-anak yang tamat SMA disini mereka

melanjutkan kuliah. Ada yang ikut jalur negeri ada juga yang di swasta

gitu ya, di UIN sendiri juga banyak kayaknya tiap tahun ada di IKIP juga

ada kemarin ada tetapi nggak lulus katanya terus di UMJ juga ada tiap

tahun sama seperti lain namanya rezeki tergantung nasib ya ada yang

dapat di UIN, UMJ ada yang di UNJ jadi walaupun disini hanya SMALB

ya jadi gini rute jalurnya dia itu TK-TKLB kan gitu ya terus SD-SDLB

kemudian SMP-SMPLB lalu SMA-SMALB. Masuk SD kemudian ada

dua cabang SD itu bisa melanjutkan ke SMP bisa ke SMPLB nah

sementara yang di SMP reguler kan dia bisa lanjut ke SMA reguler lagi

dan dia ada kemungkinan kalau dia nggak mau melanjutkan di inklusi dia

balik ke SMALB gitu ya sementara yang di SMALB itu dari SMPLB ke

SMALB aja nggak bisa masuk ke SMA umum itu yang diaturan tetapi

dengan kemudahannya akses pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus

sekarang dari SMPLB bisa juga ke SMA Reguler kalau ke SMALB itu

Page 185: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

udah biasa kemudian dari SMALB itu kan udah final tuh disini kemudian

perguruan tinggi masih membuka memberi kesempatan silahkan gitu ya

untuk melanjutkan di perguruan tinggi nah kemudian kurikulumnya di

SMALB itu IPS tuh hanya 2 jam per minggu jadi IPS itu namanya IPS

terpadu seperti di SMP sekarang ya itu bedanya salah satunya di SMALB

bentuknya terpadu dalam satu buku itu ada semua IPSnya ekonomi,

sosiologi, geografi, kependudukan, sejarah lengkap pokoknya tetapi

waktunya hanya 2 jam aja coba itu memang kenapa karena di SMALB

itu lebih dari separuhnya 70% kemandirian keterampilan sementara 30%

itu akademiknya pengetahuan seperti IPS 2 jam Bahasa Indonesia 2 jam

Matematika 2 jam Bahasa Inggris 2 jam PKn 2 jam jadi yang

akademiknya itu pengetahuannya hanya 12 jam perminggu. IPA, IPS,

PKn, Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris kemudian Olahraga

itu sama kurikulumnya sama dengan sekolah umum cuman kalau umum

kan diambil IPS berapa jam 7 jam gitu kan kalau dia ambil progam IPS 7

jam kalau dia ambil progam Bahasa yah Bahasanya yang tinggi kalau di

SLB itu keterampilannya yang tinggi sampai 24 jam perminggu itu untuk

kelas X keterampilannya, kelas XI XII itu keterampilannya 26 jam

perminggu jadi tinggi sekali vokasionalnya jadi nanti anak itu diharapkan

setelah tamat SMALB itu punya keterampilan kalau dia Massas yah ahli

Massas kalau dia operator yah ahli operator gitu sekarang satu anak

hanya boleh milih satu keterampilan. Untuk keterampilan sih ada banyak

ada enam kalau nggak salah tetapi nanti sesuai kemampuan anaknya mau

apa minatnya. Jadi untuk IPS hanya 2 jam perminggu.”

P : “Apakah ada kegiatan lain selain di kelas bagi siswa di SMALB-A

Pembina?”

CN : “Yah mengenal lingkungan ya tetapi kadang-kadang berkendala dengan

keadaan. Dia belajar dengan alam dan lingkungan mengenal kemudian

berbakti sosial kemudian apa gitu yang lain pelajaran ekstrakurikuler

pramuka yang banyak menunjang kepada pembelajaran IPS. Kegiatan

Page 186: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

ekstrakurikuler yang wajib pramuka. Kalau yang pilihan disini ada

angklung, kemudian band ya kemudian olahraga.”

P : “Adakah pengaruh ekstrakulikuler/kegiatan lain bagi pemahaman anak

tunanetra?”

CN : “Sangat sih lebih sangat memberikan pengalaman real pengalaman

langsung nyata gitu teorinya sedikit tetapi praktisnya banyak gitu

sehingga untuk melatih kemandirian anak. Saling menunjang jadinya

berpengaruh dikelas.”

P : “Apa saja hambatan yang terjadi pada kegiatan belajar mengajar di

SMALB-A Pembina?”

CN : “Kalau sekarang sih ini aja masih keterbatasannya di bahan alat peraga

tadi yang tekstual yah seperti atlasnya itu kalau ditimbulkan belum bisa

terakses banyak untuk anak-anak itu karena dibuat lebar salah dia

membacanya dibuat kecil terlalu susah untuk membedakannya kan gitu.

Dulu pernah badan geofisika itu membuat atlas yang besar bisa diliat

diperpustkaan atlas yang besar kemudian globe yang besar kemudian

susah dimasukkinnya lewat pintunya juga sama jadi kita bawanya yang

kecil aja. Kendalanya yah itu kita keterbatasan alat peraga sementara ini

kalau buku kan kita dapatnya mentahnya dapatnya buku awas seperti tadi

terus kita konversi ke braille tidak seperti sekolah yang tunarungu atau

yang lain kalau dapet buku langsung bisa dipakai kalau kita kan enggak

kita harus mengolah dahulu. Jadi sampai tahun ini pemerintah

mempunyai buku awas kemudian memberikan sekolah kami menjadi

pusat sumber jadi dari pemerintah tuh ada satu membuat konversi ke

braille kemudian sekalian ini kami mencetak untuk kebutuhan kami

sendiri dan kemudian diberikan si master copynya tadi si master braille

tadi ke 50 sekolah di Indonesia yang tunanetra untuk mencetak sendiri

kenapa dicetak disekolah masing-masing pertama kalau di cetak di

Jakarta biaya kirimnya mahal yang kedua belum tentu sesuai dengan

jumlah peserta didik yang ada kita kasih 10 padahal anaknya hanya 5

misalkan kan mubazir atau misalkan disana membutuhkan 15 kemudian

Page 187: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

dikirimnya hanya 10 nah kalau dikasihkan bahan mentahnya mereka

mencetak di sekolah masing-masing kenapa karena pemerintah pusat

juga dalam arti disini Direkotrat PKLK itu sudah memfasilitasi sekolah-

sekolah memiliki printer braille supaya di aktifkan dan diberi dana juga

mencetak kalau di SLB sini dapat proyeknya boompernya dua boomper

dari boomper untuk ahli aksara dari huruf awas ke huruf braille dan itu

dibagi untuk ke seluruh Indonesia dan boomper untuk mencetak kami

sendiri gitu itu semua sekolah dapat dananya nah jadi pemerintah

memberikan buku tetapi harus diolah dulu disini karena pemerintah

nggak punya kalau dulu dicetak pemerintah kami diberi menerima tetapi

kan yang mengerjakan kan disini juga bisa aja sih mungkin pemerintah

memberikan diambil oleh pihak pemerintah penggandaannya segala

macam terus dia yang distribusi. Jadi hambatannya itu tadi dari alat

peraga sama buku itu tadi kadang-kadang telat datangnya.”

P : “Apakah dalam berkomunikasi dengan anak-anak tunanetra memiliki

hambatan?”

CN : “Ada kalau itu tergantung intelektual anak pemahaman anak yah

kadang jadi gini yang diantara satu kelas tiga itu paling yang encernya

yang secara akademiknya bagus hanya satu yang lainnya perlu diulang-

ulang jadi cara mengajarnya dari waktu yang dua jam pelajaran itu sangat

sedikit karena kita daya tangkap anaknya berbeda macam-macam

kemudian dari materi yang harus disampaikan banyak jadi waktu

kendalanya alokasi waktu yang sedikit. Itu ya tadi faktor penghambatnya

gurunya bukan berlatar belakang guru mata pelajaran kan beda sekali ya

kalau yang lulusan mata pelajaran dengan yang bukan dari model-

modelnya lebih tau untuk mata pelajaran IPS cocoknya seperti apa yang

paling pas kalau menurut saya sih nggak ada yang pas tergantung dari

karakteristik peserta didiknya kalau bahan ajar sama metodologi kan

berbeda.”

P : “Bagaimana Solusi yang ditawarkan bagi hambatan yang terjadi dalam

pelaksanaan pembelajaran IPS tersebut?”

Page 188: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

CN : “Yah kami lebih banyak meminta anak untuk mengerjakan tugas-tugas

untuk membawa pulang dengan bantuan orangtua gitu seperti tadi kita

mau menjelaskan kapan anak mau menjalankan kompetensi dasar dari KI

4nya keterampilannya waktunya juga sudah habis jadi dibawalah ke

rumah harusnya sih ada di ekstrakurikuler tetapi ada di jam siang diluar

jam pelajaran gitu ya kadang-kadang itu juga tidak menjadi jaminan

anak-anak waktunya sudah habis yaudah pulang inginnya dia karena

jauh-jauh juga rumahnya ada yang di kebon jeruk ada yang darimana-

mana.”

P : “Apa saja Faktor pendukung kegiatan belajar mengajar di SMALB-A

Pembina?

CN : “Iya tadi mungkin ketersediaan alat peraganya yah lumayan ada

dibandingkan sekolah lain kemudian peran orangtua dalam mendukung

sangat membantu juga tapi kadang-kadang orang yang kurang mampu

secara ekonomi tetapi dia keterlibatan disekolahnya tinggi ada yang

begitu yah begitu lah karakteristik orangtuanya berbeda-beda nah dengan

adanya buku dengan adanya tugas lebih membantu melibatkan orangtua

dimana saja dia bisa berperan.”

P : “Apakah ada bimbingan rutin khusus siswa tunanetra di SMALB-A

Pembina?”

CN : “Kalau secara terstrukturnya sih kami tidak ada kami melakukan

bimbingan itu bedasarkan itu aja remedialnya aja melalui pengayaan

kalau khusus untuk mengajarkan IPS itu tidak ada.”

P : “Bagaimana tahapan pembelajaran IPS dikelas bagi siswa tunanetra?”

CN : “Pembelajaran dikelas mulai dari kegiatan pendahuluan pra

pembelajaran gitu kemudian kegiatan penutup bahkan kalau di awal itu

kita menyapu dulu karena anak-anak kita kan nggak bisa menyapu

dengan bersih jadi kita yang menyapu jadi kita yang harus membantu.

Iya dikegiatan pendahuluan ada apersepsi kita menyapa anak mengabsen

gitu aja sih.”

Page 189: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

P : “Apakah dalam penguasaan materi mengaitkan dengan materi lain yang

relevan?”

CN : “Iya kadang-kadang kan kita antara pelajaran IPS ada keterkaitannya

dengan manusia dengan apa yah kita juga mengkombinasikan

mengkorelasika kalau misalnya mendukung terumata IPS dengan PKn

tuh kan kadang-kadang erat banget bahkan bukunya yang salah atau apa

ada materinya yang tumpah tindih gitu ada di IPS ada juga di PKn gitu ya

kadang-kadang juga saya bingung ini materi IPS yang mana materi PKn

yang mana nah kemudian saya tanya juga itu kan di IPS juga ada materi

yang ruang dan waktu kalau namanya dulu ada SKKDnya enak gitu ya

tentang kenampakan alam yaudah tentang materi itu aja sekarang kan di

kaitkan dengan konsep lain gitu gimana keder gitu bingung gimana guru

memahami Kdnya IPS itu juga termasuk salah satu hambatan isi Kdnya.

Itu ya anak-anak kalau belajar tentang pra sejarah itu untuk apa sih ya,

zaman batu zaman apa megalithikum atau apa yang lain ada kan ya

dahulu juga materi seperti itu katanya belajar itu kan harus bermanfaat ya

materi itu masih ada aja ya gitu. Iya untuk anak-anak saya ini tunanetra

diaplikasikannya itu ke dalam kehidupan sehari-sehari apa tuh untuk apa

saya pernah tuh belajar sekian ratus sebelum masehi kan kata anak saya

“bu tahun segitu kan saya belum lahir untuk apa saya tau tentang seperti

itu” itu kadang-kadang anak saya seperti itu. Kalau buat saya sih untuk

tunanetra lebih banyak yang aplikatif gitu ya yang mudah dipahami kalau

sejarah itu kan orang itu berbeda-beda ya ada yang tipe belajarnya

hafalan ada yang audio itu seperti pembelajaran anak tunanetra seperti itu

dan konsep pembelajaran anak tunanetra itu harus mulai dari sifatnya

yang utuh kalau yang bagian-bagian dia susah dari yang utuh dulu baru

ke parsial-parsial ke bagian-bagian gitu kalau dia tau hanya cerita aja

tentang konsep gajah itu ya dia pegang telinganya dia bilang gajah itu

yah seperti kipas kemudian dia bilang belalainya seperti paralon mungkin

gitu kan jadi kami belajar itu mulailah belajar dari model bentuk model

yang menyerupai dengan sebelumnya kami memberi intro bahwa ini

Page 190: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

yang bukan sebenarnya ini hanya contoh kalau yang sebenernya itu kan

kulitnya tidak seperti ini gitu konsep pembelajaran anak tunanetra dari

utuh baru keparsial gitu. Iya kalau yang anak disini kan udah yang berat-

berat jadi di PKLK membuat KD (Kompetensi Dasar) itu tidak selevel

dengan sekolah reguler walaupun sama-sama SD ya atau SMA apalagi

SMA kan ada jurusan IPS IPA ya jadi gini, materi yang ada di kelas X itu

materi yang ada di kelas VII di SMP itu pun masih bukan begitu

konsepnya masih sederhana lagi namanya aja ada Ekonomi, Ruang dan

Waktu, Geografi sebagainya tapi isinya sangat sederhana. Anak-anak

juga nanya saya juga pun suka nanya misalnya dimana ya materi

pembedanya oh ini ternyata ruang dan waktu tentang sejarah, terus

kegeografiannya dimana mungkin kalau waktu itu lebih kesejarahnya

aduh kalau dulu kan enak pembelajarannya. Kan katanya belajar itu harus

yang bermakna ya kadang-kadang anak itu belajar ilmu dalil phytagoras

itu sih bu apa sih gunanya dikehidupan sehari-hari yah saya bilang kalau

orang awas untuk pengubinan atau untuk apa gitu anak-anak seperti itu

nanyanya makna dari belajar itu karena dia kan maunya yang praktis-

praktis gitu, saya bilang aja gini kamu itu belum bisa merasakan ilmu itu

manfaat ilmu itu kalau ketika kita sedang belajar tetapi saya merasakan

dahulu air atau apa daur kehidupan tuh setelah saya tua begini baru

merasakan. Saya udah mengajar dari tahun 1983 udah 35 tahun, disini

juga di SLB ini dari sejak itu kan nggak pernah dipindah-pindah juga

SLB itu sekolahnya dikit dipindahin juga susah tetapi kalau dulu-dulu

saya di sekolah reguler mendapingin anak-anak yang ada di sekolah

reguler anak-anak tunanetra yang ada di sekolah reguler itu namanya

Guru Pembimbing Khusus atau GPK disingkatnya. Kami diangkat tahun

1983-1984 itu udah tahun ini disini Sknya sih tahun 1984 ya sampai

sekarang sih guru yang disini jarang pindah ya kecuali ada kasus bukan

kasus sih ya lebih kayak kan suami istri nggak boleh dalam satu sekolah

gitu. Iya saya berlatar pendidikan kebutuhan khusus (PLB) saya nggak

punya mata pelajaran. Teman saya ada juga yang berlatar belakang

Page 191: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

pendidikan khusus juga mata pelajaran jadi nggak mesti hanya lulusan

PLB saja, teman saya ada S1nya ada dua punya Bahasa Inggris punya

Pendidikan Khusus juga, ada juga PLB dengan Matematika, PLB dengan

Bahasa Inggris. Kalau khusus PLB sendiri yah PLB aja biasanya sih yang

muda-muda bisa dia punya pendidikan umum punya sarjana IPS terus

diangkat di SLB itu kan nggak linear, nah dia mau linear berart i ambil

PLB nya gitu. Kemudian anak kami ada aja yang lulus gitu di perguruan

tinggi ntar di UI atau di UIN dimana lah gitu ada aja yang lulus saya juga

bingung itu apa dilulusin atau gimana haha karena kan katanya susah ya

yang lain aja orang awas jarang yang masuk susah ada aja lah mereka

emang rezekinya. Kemudian akhirnya mereka-mereka beberapa yang

sudah lulus di perguruan tinggi ada yang disini juga ada yang jadi guru

disini ada berapa orang gitu guru sini yang tamatan SLB disini terus nanti

mereka ada yang kuliah di Bandung ada yang dimana-mana gitu. Mereka

walaupun memliki keterbatasan tetapi yang penting selagi ada kemauan,

selama keterbatasan itu tidak selalu disertai dengan hambatan yang tadi.

Kalau yang tunanetra murni-murni yang zaman dahulu tuh sekolah kuliah

s2 liat disana mereka pake komputer pake hp biasa aja gitu mereka

kerjanya di banyak di Bank dibagian operator atau nasabah yang

menghubungi nasabah yang mau pake kartu kredit atau apa gitu ya itu

banyak tunanetra di bank permata di bank mega banyak di carefour atau

dimana banyak mereka dunia usaha yang mengrekrut anak-anak

disabilitas. Itu mungkin salah satunya manfaat dari IPS gitu kan

komunikasi, bersosialisasi kan ada keterampilan di bidang Ekonomi di

bidang Pendidikan terbukalah, mereka mau sampai SMA ngapain sampai

SMA, ijazah SMA kan sekarang kurang bermakna jadi dibuka dibuka

gitu walaupun orangtuanya secara ekonomi kurang tetapi rezekinya

banyak juga mereka bebas banyak belajar, di UNPAM itu mereka nggak

bayaran ada juga yang gratis seperti model beasiswa ya tetapi kalau

beasiswa kan tertentu kalau ini untuk yang disabilitas di UNPAM enggak

bayaran gitu.”

Page 192: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

Guru IPS SMALB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta

Hari/Tanggal : Jum’at/07 September 2018

Narasumber : Yani, S.Ag

Waktu : 12.09 WIB

Keterangan:

P : Peneliti

Y : Yani

P : “Kurikulum apa yang diterapkan di SMALB-A Pembina tahun

2018/2019?”

Y : “Iya, kurikulum yang kita pakai kurikulum 2013, walaupun memang

dalam penulisan jadwal dan masuk jam pembelajarannya kita memang

menyesuaikan dengan mata pelajaran yang udah ada.”

P : “Apa yang membedakan pembelajaran IPS di SMA dengan SMALB-A

(Tujuan, isi/materi, media, strategi dan proses belajar mengajar mulai

dari perencanan sampai penutup?”

Y : “Mungkin kita liat dari kebutuhan anak dahulu ya, semestinya sih kita

dalam pelajaran IPS atau pelajaran apapun kita akan liat dari kurikulum

yang ada dari referensi yang ada tetapi ternyata kan yang kita liat dari

kemampuan anak walaupun kita pakai kurikulum yang ada tapi ternyata

kemampuan anak tidak sampai berarti kita turunkan dari silabus yang ada

karena kan turunannya dari kurikulum kita kan buat silabus nah dari

silabus ini kita buat sesuai dengan kebutuhan anak, anaknya

kemampuannya seperti apa nah dari anak inilah kita bisa memberikan

pelajaran yang tepat untuk mereka walaupun memang buku yang ada

menjadi referensi ditambah dengan buku yang lainnya.”

P : “Metode apa yang digunakan dalam pembelajaran IPS?”

Y : “Kita dalam RPPnya bikin scientific dan inqury ya artinya kita

menjelaskan gitu kan menjelaskan materi kemudian kita beri kesempatan

mereka untuk bertanya tanya jawab lalu kalau misalkan pada akhirnya

lalu harus berkontak langsung dengan materi yang ada misalkan yah

ketemu oranglah berinteraksi sosial kita lakukan itu. Jadi proses

Page 193: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

pembelajaran dikelas tidak hanya belajar didalam kelas kita melihat lagi

tergantung dari materi yang ada dulu seperti apa.”

P : “Pendekatan apa saja yang digunakan dalam pembelajaran IPS?”

Y : “Iya, metodenya sih yah itu mungkin scientific terus inqury kalau

pendeketannya kita yah lebih kepada liat lagi tadi kan dari kebutuhan

anaknya, kita sih lebih kepada scientificnya nah pengajarannya

disesuaikan dengan kebutuhannya artinya misalkan materinya kita lagi

belajar tentang Indonesia yah kita sampaikan materi tentang kepulauan,

keberanekaragaman Indonesia kita kasih contoh-contoh kita tanya jawab

lebih seperti itu sih.”

P : “Maksud dari kebutuhan anak yang ibu katakan tadi bisa dicontohkan

seperti apa?”

Y : “Iya kalau dikelas ini tunanetra itu kan murni hanya keterbatasan

penglihatan saja disini kita dikasih amanah kemampuan mereka itu

variasi jadi ada yang tunanetra ditambah gangguan motoriknya enggak

kuat, jalannya enggak bisa dan kemampuan daya ingatnya kurang, kalau

misalkan sesekali nanti masuk ke kelas akan mengetahui bagaimana

pengajaran dan bagaimana ketemu anaknya jadi oh pembelajarannya

kayak gitu ya dimana ada juga anak yang diam atau banyak celetuk

tulisannya masih belum bisa masih belum kebaca, secara sosial mungkin

mereka pengen tau ngomongnya banyak tapi kan dalam kenyataannya

dalam belajar kan kita ingin tulisannya rapi lah tulisannya kebaca lah

paham sama apa yang kita sampaikan tapi itu kadang nggak sampe

bedanya gitu antara SLB dengan Sekolah Umum. Disini murid saya juga

ada yang tunanetra dengan tadi ya psikomotoriknya kurang ada juga yang

tunanetra dengan saya enggak mau mengatakan itu austis ya tetapi

mengarahkan kesana makin hari kekhususannya semakin bertambah yang

satu dia secara sosialnya bagus ngomong celatak celutuknya dalam arti

ingin mengetahui cuman dalam bacanya belum bisa masih berantakan

dan kemampuannya masih dalam hal yang sama ketika ada materi yang

sama kita tanyakan lupa gitu terus yang satunya lagi ada yang diam terus

Page 194: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

menulisanya dengan latin tapi cenderung diam, diamnya ini yang masih

belum kita tau minatnya dimana gitu belum ketauan. Dalam teknik

pembelajaran saya berlakukan semuanya sama tetapi dalam pemahaman

itu bisa berbeda mungkin nanti kayak misalkan tadi saya kan

mengajarkan tentang upaya pencegahan kenakalan remaja saya

menyampaikannya secara langsung yah biasa saja tapi kan kalau

misalkan nanti ada yang kurang masih gak paham dalam arti beda

pemahamannya gitu ya pasti nanti mereka dari cara penulisannya

berbeda, mereka celetak celetuk dalam pembelajaran tetapi nggak

mengerti cuman kan saya mesti mengejar target dari materi yang saya

sampaikan kan diliat dari kemampuan kita liat lagi dari penilaian.”

P : “Media pembelajaran apa saja yang digunakan dalam proses

pembelajaran IPS di SMALB-A Pembina?”

Y : “Tergantung dari materi ya, kalau misalkan berhubungan dengan peta

Indonesia kita ada peta timbul yang kita sampaikan kepada mereka

kemudian mereka meraba dan perbedaan waktu itu kan masuk di

semester 1 ini itu kan pembagian waktu WIB, WITA, WIT itu kita ada

medianya kita kasih. Tapi kalau IPS dalam arti media lainnya yah yang

berhubungan saja kalau ini kebanyakan kita lisan.”

P : “Apakah ada pengaturan khusus tata letak tempat duduk/tata ruang bagi

siswa tunanetra pada saat kegiatan pembelajaran di kelas?”

Y : “Yang seharusnya memang guru lebih dekat ke anak jadi guru bisa

memperhatikan kemampuan anak dalam hal pembelajarannya cuman

kondisi disini kan dalam ruangannya enggak memungkinan kalau kita

dekatkan dan kita liat lagi kondisi kalau misalkan mereka dekat suka ada

juga yang keisengan jadi memang harus dipisahkan seperti ini bersejajar

mereka sudah langsung pada posisinya yasudah disitu mereka pada

nyaman diposisinya. Kalau dikelas lain kan juga disesuaikan karena

kemampuan mereka hampir sama jadi posisinya guru bisa ditengah dan

kepantau ini juga bisa sebenarnya tetapi saya harus banyak jalan karena

ngebantu mereka memang harus didatangi.”

Page 195: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

P : “Bagaimana cara mengevaluasi pembelajaran IPS bagi siswa

tunanetra?”

Y : “Iya dalam mengevaluasi pembelajaran itu, saya tanya balik lagi terus

kita refleksi gitu kan materi apa yang sudah disampaikan terus ada

pertanyaan atau apa terus kita review, kita rangkum terus tanya jawab

nanti saya akan tanya kamu senang enggak dengan materi tadi gitu

karena kalau sudah kumpul itu yang tadi saya bilang banyak yang celatak

celutuk pasti jadinya ramai kemudian saya tanya kamu senang enggak

dengan materi itu pada akhirnya saya balikin lagi mungkin dengan materi

yang masuk ke dia supaya dia juga nyambung dengan ada yang lelucu-

lucuannya juga disesuaikan.”

P : “Apakah ada sumber belajar yang lain diperoleh?”

Y : “Iya, saya ambil dari referensi Erlangga, Yudisthira jadi ambil buku dari

yang lain selain tematik yang ada.”

P : “Untuk siswa buku pegangannya apakah ada tersendiri?”

Y : “Harusnya ada buku braile yang bisa jadi pegangan mereka cuma kan

dengan proses ini kan masih semester 1 ya masih dalam proses

pembraileannya atau pencetakannya.”

P : “Apakah ada kegiatan lain selain di kelas bagi siswa di SMALB-A

Pembina?”

Y : “Kalau IPS itu kan lebih kepada sosial jadi mereka bisa praktek ketemu

ketika kegiatan pembelajaran lain artinya saya pegang yang ada 5

pelajaran utama IPA, IPS, Matematika, Bahasa Indonesia sama PKn

lebih kearah itu nah ketika pembelajarannya yang sifatnya interaksi nah

itu saya selalu bilang IPS atau ilmu sosial itu kan ilmu kalian berinteraksi

dengan masyarakat lainnya coba kalian belajar untuk menerapkan apa

yang sudah disampaikan misalkan sesuai dengan materi tentang interaksi

manusia dengan alam interaksi manusia dengan manusia yang lain gitu

nanti itu kan ada cerita kita bercerita tadi kamu ketemu siapa dan

ngapain, ada timbal balik dari hasil pembelajaran dengan apa yang

mereka lakukan diluar nanti kita akan bertanya yah mereka saling cerita.”

Page 196: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

P : “Adakah pengaruh ekstrakulikuler/kegiatan lain bagi pemahaman anak

tunanetra?”

Y : “Kalau ekstrakurikulernya ada angklung ada musik tetapi kalau kelas

saya sendiri tidak ikut karena kemampuan mereka agak tidak sama

dengan yang lain jadi kalau misalkan dikasih kerjasama dalam satu tim

mereka nggak bisa. Yang lainnya gak ada sih cuman pengembangan diri

dan mengikuti pelajaran seperti kegiatan kerohanian kita eskulnya musik

yah itu tergantung dari kemampuan anaknya ya balik lagi dan

kebutuhannya kalau misalkan kelas saya kayaknya enggak terlalu banyak

untuk kegiatan-kegiatan diluar. Tunanetra itu ada pembelajaran muatan

lokalnya nah apa ya keterampilan vokasionalnya itu yang diterapkan

disini itu Massasge (Pijet) dan Budi Daya tanaman jadi anak-anak

diajarkan bagimana menanam memilih benih-benih terus mencari

wadahnya terus bagaimana lah berocok tanam.”

P : “Setelah saya observasi di lingkungan sekolah ini, disebelah sana ada

khusus ruangan yang disebut ruang MDVI, apakah ruang MDVI itu,

apakah sama dengan ruang kelas lainnya?”

Y : “Itu ruang belajar tetapi dengan kemampuan multidisabilitas karena tadi

kan saya bilang bahwa tunanetra sekarang ini hambatannya tidak hanya

satu di mata tetapi banyak jadi ada yang disana hambatannya di mata

netra, rungu dan perilaku ada juga yang grahita,netra dan komunikasinya

agak ribet ada lagi disana yang cuman teriak-teriak dan tidak mau

ngomong jadi disana selain jadi kelas observasi juga berupa pembinaan

dari dasar kalau disini termasuk kelas yang reguler artinya anak yang

sudah mampu berkolaborasi dengan teman-temannya belajar bersama

disana juga belajar bersama tetapi pelayanannya lebih kepada individual.

Dan dalam kelasnya juga ada murid ini kelas berapa jadi bermacam-

macam kelas juga, di Dapodik kita harus menyesuaikan juga ya anak ini

kelas berapa sesuai dengan umurnya yang harus kelas berapa walaupun

seharusnya ketika dalam pembelajaran mungkin materinya tidak seperti

yang ada di buku karena mereka untuk bisa ngomong aja bisa makan

Page 197: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

dengan baik aja itu susah walaupun misalkan disitu ada anak yang nggak

pernah ngomong nggak pernah mau dia dikasih hafalan ayat Al-Qur’an

di handphone jadi disuruh dengerin dan kadang celetuk ngaji sedikit

hilang terus komunikasinya nggak pasif mending kalau pasif ini benar-

benar sama sekali tidak bicara nah paling nanti kalau ketika dirumah

ibunya cerita ngomong sih sesekali apa gitu yang diajarkan nah tapi dia

juga mengerti disuruh salam dicari tangan orang kemudian duduk sebelah

sana dia cari duduk sebelah sana cari dengan kondisi ketunanetraannya

tetapi dia nggak mao ngomong nah itu kan perlu pelayanan yang intensif

lah yang rutin.”

P : “Apa saja hambatan yang terjadi pada kegiatan belajar mengajar di

SMALB-A Pembina?”

Y : “Hambatannya yah karena kemampuan mereka bervariasi ya jadi saya

harus mencari targetnya gimana gitu ya. Materi yang sudah disampaikan

kadang lewat begitu aja yah walaupun kita sudah mengadakan tiap kali

pertemuan itu evaluasi terus materi satu tema kita langsung ulangan gitu

kadang saya coba tanya lagi karena ini baru masuk dua bulan saya tanya

lagi masih ingat tidak tema 1 kemarin ada sih beberapa yang ingat tetapi

banyak juga yang lupa. Solusi nya mengingat lagi latihan terus, saya

bilang ini harus dipelajari karena nanti akan ada UTS nah itu akan

dirangkum semua materi yang telah disampaikan setidaknya itu mungkin

meningkatkan kepada mereka untuk mau membaca tetapi balik lagi kalau

di SLB itu karena mereka juga tinggalnya jauh-jauh ya, masuknya pun

tergantung dari yang mengantar bisa jadi misalkan masuk jam 07.00 ada

yang masuk lebih dari jam 07.00 atau bahkan kadang sama sekali tidak

masuk karena rumahnya jauh orangtua kan punya keperluannya sendiri

atau pengantarnya perlu keperluan sendiri jadi misalkan ketika dianya

yang harusnya sekolah tetapi yang mengantar ada keperluan yaudah

dianya tidak masuk itu yang terjadi padahal sebenarnya kan sekolah itu

mencari domisili yang dekat menghindari hal itu tetapi kenyataannya

yang namanya SLB mereka akan mencari sekolah yang memang sesuai

Page 198: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

dengan ketunaannya ditambah yah pasti kalau pun mereka dekat dengan

domisilinya itu lebih mungkin bukan ketunanetranya tetapi banyak

sekolah sekolah lain yang lebih kepada tunagrahita atau yang tidak sesuai

dengan ketuna-tunaanya jadi makanya banyak murid-murid disini yang

rumahnya jauh jadi kehadiran mereka pun kurang rajin ya ada yang

seperti itu, dikelas lain mungkin ada yang rajin ya kalau kelas saya

enggak. Itu mungkin apa ya menjadi faktor karena mereka juga jarang

masuk menjadi faktor ketika mereka suka bilang “lupa bu” kadang

dirumah bisa saja tidak ditingkatkan lagi dari orangtua, yasudah belajar

yah belajar gitu kan yang penting udah sekolah itu yang pemahaman

orangtua yang masih agak suka sulit kita minta sih orangtua untuk

bekerjasama bahwa yang capek jangan hanya saya sendiri dong biar

anak-anaknya juga apa yang sudah sampaikan anaknya diajarkan tetapi

kan kenyataannya nggak begitu ditambah kondisi tunanetra ketahui

sendiri artinya yah tidak semua kemampuan akademiknya baik ada juga

kan yang agak dibawah.”

P : “Apa saja faktor pendukung dalam kegiatan belajar mengajar di

SMALB-A Pembina?”

Y : “Yah saya sih berusaha menciptakan belajar yang kondusif untuk

mereka tetapi kan balik lagi yang seperti tadi saya bilang kan ketika

mereka kumpul yah suasananya saya bikin sekondusif mungkin biar

mereka semua ada timbal baliknya lah gitu kan ada interaksi antara yang

mengajari dan yang diajarkan tetapi kan faktor pendukung lainnya balik

lagi minat dan dukungan orangtuannya seperti apa gitu. Peran orangtua

dalam mendukung niatnya sih saya biar orangtua mendukung, saya

sendiri ketika bahwa anak saya sekolah saya akan sangat mencari tau

belajar apa tadi terus udah belajar apa karena saya merasa saya bayar dan

saya ingin mendapatkan hasil yang baik dan guru pun harus

menginformasikan tetapi kalau misalkan tidak ada dukungan dari

orangtua saya harus ngapain kan saya bilang jangan sampai saya capek

sendiri kalau orangtua tidak memberikan dukungan dan motivasi kepada

Page 199: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

anaknya. Kalau ditanya faktor pendukungnya apa yah semuanya harus

saling membantu.”

P : “Apakah ada bimbingan rutin khusus siswa tunanetra di SMALB-A

Pembina?”

Y : “Kegiatan rutin kita seperti pembelajaran biasa karena kalaupun rutin

dalam arti balik lagi deh kepada kebutuhan anaknya ketika misalkan

anaknya mampu mengikuti kegiatan yang ada disekolah dan dia punya

bakat dan minat kita kembangkan kita tingkatkan tetapi kalau misalkan

anaknya tidak mampu orangtuanya yah yasudahlah bu hopeless gitu kan

yah apa yang harus kita lakukan, harusnya kita ada kerjasama dengan

terapis atau dengan yang lain jadi oh anaknya begini harusnya begini

dulu kita kan disekolah memberikan pengajaran tetapi kalau misalkan

memang yang lainnya kurang berarti kan ada tim lain yang harus

bekerjasama bagaimana meningkatkan kemampuan anak. Disini

bakatnya yang bisa menyanyi ada yang bisa main piano ada kalau ditanya

tentang kemampuan sih mereka bisa cuman yah sekedar bisa, yang

menyanyi juga pernah di kembangkan ikut beberapa kali lomba cuman

yah akhirnya nggak sampai ini karena mobilitasnya kurang kan balik lagi

bukan ke sayanya, mobilitasnya kurang berarti apa tugas saya? Iya kan

harus ada kerjasama dari berbagai pihak. Guru menginformasikan seperti

ini orangtua oh iya langsung memberikan penanganannya harus seperti

ini jadi kita disekolah mengajar ada waktu lah jadi kalau misalkan

orangtua mau nuntut banyak kepada guru yah salah itu. Jadi kita sudah

memberikan penanganan yang maksimal tetapi kalau misalkan anaknya

tidak mampu sesuai dengan yang apa diharapkan bukan salah guru begitu

jadi kerjasama banyak orang dan pihak-pihak lain tidak hanya guru.”

Page 200: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

Siswi SMALB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta

Hari/Tanggal : Senin/01 Oktober 2018

Narasumber : Karolina Duma Priskilla Nasution/17 tahun

Kelas : X (Sepuluh)

Asal : Cibubur, Jakarta Timur

Keterangan:

P : Peneliti

KD : Karolina Duma

P : “Apakah kamu sudah bersekolah disini sejak jenjang SD hinga SMA?”

KD : “Enggak kak, saya dulunya pertama TK sampe kelas 2 SD saya di SLB

Rawinala Jakarta Timur, kelas 3 sampe kelas 4 SD saya di SLB Negri

Bontang di Kalimantan Timur, kelas 5 SD sampai kelas 3 SMP saya di

SLB Bahasa Hati Kalimantan Timur, ini baru pindah kesini SMA

bersekolah di sini.”

P : “Berarti kamu pindahan dari Kalimantan ke Jakarta ya? Apakah tadinya

tinggal di Kalimantan? Lalu alasan apakah yang membuat kamu pindah

ke Jakarta?”

KD : “Iya, saya merasa kalau di Jakarta memiliki kesempatan daripada di

daerah, bisa mengembangkan potensi kalau di Jakarta, terus kayak

informasi-informasi gitu ini kan lebih terbuka ya dan kemauan sendiri sih

pengen pindah ke Jakarta dari dulu udah bilang sih ke ibu bapak cuman

masih ditahan-tahan dulu disana bapak kan juga masih di sana makanya

dulu sih pengen deket sama anak-anaknya dulu ngelepasnya susah

takutnya nanti saya nangis gitu.”

P : “Berarti di sini tinggal dengan siapa?”

KD : “Dengan ibu saya dan kakak sama saudara kembar saya.”

P : “Selain belajar di sekolah, apakah kamu juga belajar dirumah atau

tempat khusus lain juga? Media apa sajakah yang sering digunakan saat

belajar di luar sekolah?”

KD : “Kalau les les gitu sih belum ya paling belajar-belajar aja di rumah tapi

lebih suka ke liat-liat atau dengerin berita sih. Belajar paling yah sendiri

Page 201: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

kalau dulu sih saya masih dibantuin dengan ibu saya karena dulu ibu saya

orangnya bertarget ketika saya berumur 4 tahun baru TK saya udah harus

bisa baca tulisan atau huruf braille minimal A-Z dan bisa mengeja

walaupun lama bertahun-tahun. Kayak gini nih saya kan harusnya kelas 3

SMA ya tapi saya telat dua tahun ini karena target ibu saya yang harus

bisa baca itu tapi baru kerasa efeknya sekarang ketika saya baru di SMA

itu kan tingkatannya lebih tinggi kesulitannya pun juga lebih tinggi

namun saya udah bisa lancar membaca. Kalau untuk media sendiri sih

kayak lagi pake handphone cuman masih belajar sih gitu.”

P : “Dari umur berapakah kamu mulai berkurang penglihatan ? Apakah

sejak lahir atau seperti apa?”

KD : “Dari bayi dari sejak lahir karena kan saya punya kembaran jadi dua-

duanya sama lahir prematur gitu, jadi dulu kami lahir saat usia

kandungan 7 bulan beratnya cuma sekilo masih kecil-kecil dulu

pertamanya lahir juga nggak nyangka, pertamanya kan kakak saya yang

lahir tiba-tiba ibu saya lagi masak ketubannya pecah terus bawa ke rumah

sakit cepet-cepet kan enggak mungkin kalau kakak saya dikeluarin terus

saya enggak masih didalam gitu aja kan enggak jadi saya dipaksa lahir

gitu ketuban saya dirobek atau digimanain lah gitu jadi dipaksakan untuk

lahir gitu nah langsung dibawa ke inkubator. Nah kalau temperatur anak

di inkubator itu kan nggak bisa sembarangan naikin atau dirubah sama

suster yang bisa merubah harus dokter, dan ada suster dia itu asalnya

nggak berubah tapi ada yang bilang temperaturnya terlalu tinggi suhu

disana di inkubatornya gitu kan terus dibilang mama saya dok cek

matanya dok gimana gitu, tapi kata dokter baik baik aja aman, terus ini

saya udah keluar dari rumah sakit naik cuman 1,5 kg paling kecil banget

padahal udah lama hampir sebulan, setelah sekian bulan mata saya dan

kakak saya ini nggak ada reaksinya kan kalau anak kecil kan biasanya

ada terus akhirnya dibawa kerumah sakit tapi katanya udah nggak bisa

dilaser lagi sempet ada yang bilang kan laser terus operasi tapi ada yang

bilang juga bisa tapi kemungkinannya nih kasus anaknya koma seumur

Page 202: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

hidup dan dilema orangtua saya. Dan akhirnya yaudah dikenalin sama

salah satu profesor mata dari Jerman katanya nggak perlu operasi jauh-

jauh ke Amerika segala macem buang-buang uang ke Singapura ada cara

cuman satu cukup kalian rawat didik kalian cari apa kelebihan dari anak

ini dan itu yang kalian kembangkan. Kalian terima ikhlas belajar untuk

mengikhlaskan semua menerima.”

P : “Kamu termasuk yang penglihatan yang tunanetra low vision atau total

blind?”

KD : “Totaly blind.”

P : “Berapakah jumlah saudara kandung kamu dirumah saat ini?”

KD : “Tiga, sama kakak laki-laki, itu dia juga normal aja sih udah lulus

sekolah juga baru umur 18 tahun sekarang lagi kuliah sih di ITB dengan

jurusan arsitek.”

P : “Apakah jika dirumah kamu sering bermain keluar dengan teman-teman

pada umumnya?”

KD : “Yah namanya kalau remaja kayak gini sih jarang keluar ya jadi

mungkin tempat mainnya udah beda bukan main di halaman lagi kalau

kecil mungkin iya ya tapi kalau udah besar udah beda lagi tempatnya.”

P : “Sudah sampai manakah materi pembelajaran IPS di kelas saat ini?”

KD : “Sekarang sih dikelas lagi belajar negara maju dan negara

berkembang.”

P : “Apakah kamu mengalami kesulitan dalam pembelajaran IPS?”

KD : “Enggak sih ya, kalau menurut saya itu IPS tidak menuntut seperti

matematika gitu ya menurut saya gitu lho maksudnya gini bukannya

meremehkan ya, IPS itu seperti cendurung ke hafalan ya tergantung

kitanya, kitanya mengasah otak apa nggak gitu kalau seandainya kita

ngasah bisa aja hafal semuanya gitu apalagi kalau kita punya minat gitu

bisa aja jadi hafal, belum ada kesulitan sih kalaupun seandainya ada

jawaban di ujian yang salah yah berarti kita nggak hafal gitu aja.”

P : “Mata pelajaran apa memang yang paling digemari kalau dikelas?”

Page 203: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

KD : “Yang lagi saya minat-minatin tuh IPS sama PKn, sukanya ke IPS dan

Pkn tuh alasannya saya tuh kepengen tiba-tiba tertarik ke dunia

perhukuman gitu nah kalo hukum kan biasanya banyak ke PKn atau IPS

juga mungkin ada ya jadi ada pengen belajar lagi untuk meningkatkan itu

supaya bisa mengambil hukum.”

P : “Kalau selain mata pelajaran IPS atau PKn itu ada nggak kesukaan mata

pelajaran yang lain?”

KD : “Kalau untuk materi pelajaran sih enggak ada ya bukannya nggak

senang artinya yah biasa aja udah untuk belajar.”

P : “Bakat atau minat apakah yang kamu miliki?”

KD : “Enggak sih paling kayaknya ke story telling aja atau tadi aku kayak

pengen ke hukum sih. Kalau menyanyi aku juga suka karena ikut

kegiatan ektrakurikuler band sama angklung. Kalau diband biasanya

lebih suka menyanyi fokusnya disitu paling daripada main alat musik

cuman aku kayak apa ya kalau menyanyi tuh punya pemikiran kok

nyanyi mulu sih, aku nyanyi terus terang otodidak dari kecil udah bisa

nyanyi cuman kalau nyanyi mulu aku selalu berfikiran gini kita tunanetra

penyanyi banyak tetapi kalau kita tunanetra pengacara itu dikit kita

tunanetra penari itu dikit carilah hal-hal menurut saya ya menurut orang-

orang kita enggak bisa lakukan tetapi justru kita bisa lakukan. Saya terus

terang pernah menari disekolahan saya yang dahulun itu juga siswa-siswa

tunanetra aja yang ikutan tetapi siswa tunarungunya enggak ikutan, saya

menari tari dayak kan deg-degannya 10x lipat daripada kita ngeband itu

pasti karena saya mikir kalau nanti saya dipanggung tabrakan gimana kan

pasti nanti ada maju mundur kalau saya nantinya terlalu maju atau teman

saya melakukan kesalahan gimana kan mikirnya begitu nanti kesenggol

nanti ada yang kekanan kekiri gitu tetapi pas udah tampil semua lancar

banget sampai musik selesai terus kita nanya-nanya tadi itungannya

benar nggak ya, karena malunya gini kita kalau udah dimake-up udah

cantik lah ya udah pakai pakaian tarinya yang berat gitu kalau nampilnya

hancur malu dong percuma udah make-up cantik tetapi salah-salah kan

Page 204: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

mikirnya gitu kalau sama-sama udah anggun nampilnya ditambah udah

cantik kan jadi keliatan bagus diliatnya nah itu terus terang saya bangga

pernah menari disitu orang-orang baru menyangka oh anak tunanetra

juga bisa menari bahkan banyak yang nanya biarin aja pas saya lagi

latihan yakin banget kamu bisa yah saya mah bodoamat nggak perduliin

kata orang yang penting saya terus latihan dirumah juga latihan sampai

nabrak kaca tetapi setelah itu saya yakin pasti bisa kalau saya usaha pasti

banyak jalannya kok itu aja kalau orangnya mau usaha ya tapi kalau

orangnya malas kan yah memang enggak ada jalannya.”

P : “Bagaimana cara guru dalam pembelajaran IPS di kelas, apakah sudah

baik atau masih memiliki kekurangan?”

KD : “Baik sudah baik.”

P : “Bahasa yang digunakan apakah sudah baik, jelas dan lancar?”

KD : “Jelas kok kadang kalau mau apa ya kayak, bu kurang jelas mau

diulangi gitu nggak terlalu buru-buru juga dalam menyampaikan materi.”

P : “Dalam evaluasi pembelajaran seperti ulangan harian atau Ujian Tengah

Semester atau Akhir, bagaimana persiapan kamu dalam menghadapi

evaluasi tersebut?”

KD : “Enggak terlalu ini sih yang penting kita belajar gitu kita udah belajar

kita udah paham yaudah dijawab aja gitu dan udah ada jadwalnya juga

gitu. Saya berprinsip gini kita belajar cari gini lho kadang kan orang

kalau belajar ujian gitu mao mendapatkan mencari nilai ya tapi kalau

saya enggak saya lebih belajar lah dimana engkau mengaplikasikan

kedalam kehidupanmu sehari-hari.”

P : “Sumber belajar apakah yang sering kamu gunakan selain buku?”

KD : “Lagi belajar pake handphone sih. Dan hp nya sebenarnya sama aja sih

kayak pada umumnya touchscreen bertombol juga gapapa boleh cuman

nanti ada beda sedikit ada aplikasi yang ada suaranya gitu.”

P : “Bagaimana interaksi kamu dikelas? Apakah kamu termasuk siswa

yang aktif dan sering bertanya?”

Page 205: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

KD : “Menurut saya ya susah sih menilai diri sendiri tetapi menurut saya biar

orang yang menilai diri sendiri, dan kalau untuk bertanya, ada sih

beberapa sering nanya juga tapi enggak terlalu sering juga cuman ada

beberapa paling.”

P : “Apakah kamu memiliki sifat keterbukaan terhadap guru atau teman

jika mengalami kesulitan atau menghadapi masalah?”

KD : “Tergantung saya juga kadang pilih-pilih juga. Saya banyak yang bilang

mungkin kakak-kakak disini juga berfikir saya terlalu dewasa dalam

artian bahasa-bahasa mungkin lebih dewasa daripada usia saya gitu

banyak yang ngomong gitu ke saya penilaian orang begitu kamu lebih

dewasa ya daripada usia kamu.”

P : “Kamu sendiri tau gak apa yang membuat kamu bisa lebih dewasa

daripada usia kamu?”

KD : “Aku suka belajar aja kali suka kepo mengetahui hal-hal dewasa jadi

dari usia aku sejak akil baligh aku pengen banget tau-tau tentang

informasi orang dewasa bukan berarti kita apa ya kadang orangtua saya

bilang kalau kita ngajar anak-anak karena gini anak berusia 13 tahun

udahalah kamu nggak tau informasi apa-apa kamu masih anak-anak, tapi

menurut saya salah kasihlah anak ini pengertian kebebasan kalau

menurut saya sih itu yang dikasih oleh orangtua saya karena saya

diajarkan untuk bertanggungjawab gitu, jadi sejak saya berusia akil

baligh saya diajarkan untuk bertanggungjawab kepada diri saya sendiri

kamu punya ini kamu punya itu gitu belajarlah untuk bertanggungjawab

tentang itu jagalah itu karena hidup itu begini begini, karena saya baru

akil baligh makanya saya terus bertanya-bertanya kelama-lamaan

informasi yang mungkin orangtua saya belum ngomong ke saya tetapi

saya udah tau duluan.”

P : “Lalu kamu mendapatkan pengetahuan tersebut darimana?”

KD : “Macam-macam misalnya kayak nonton berita terus cari tau lagi lebih

dalam beberapa yang masih saya belum ketahui jadi semakin tau apa

yang benar seperti apa atau yang ini buruk. Dari berita semua aku jadi

Page 206: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

lebih terbuka karena orangtua saya juga terbuka aja tentang pengetahuan

buat anaknya.”

P : “Apakah kamu memiliki pengalaman menarik selama bersekolah

disini?”

KD : “Paling kemarin gerak jalan ke Kemendikbud dalam rangka menyambut

api obor Asian Para Games harri Minggu itu juga kan dari balaikota ya

itu apinya terus dibawa deh kemana-mana gitu.”

P : “Siapa aja yang mengikuti acara tersebut? Apa seluruh siswa SLB-A

Pembina ikut serta?”

KD : “Enggak ka, itu dipilih beberapa untuk kelas X semuanya pada ikut,

tingkat SMA semua ikut kok kecuali kelas XII-B, SMP juga ikut sama

SD kelas 6 juga ikut.”

P : “Selain pengalaman yang tadi disebutkan apakah ada lagi pengalaman

menarik lainnya?”

KD : “Kalau untuk disekolah ini belum ada, karena masih baru juga baru

kelas X disini.”

P : “Lalu untuk disekolah sebelumnya?”

KD : “Pernah lomba juga, pertamanya lomba Matematika di Yogyakarta

masuk dapet 6 besar, itu juga dadakan saya dipilih stress juga itu sampai

disana diare mulu kebelakangan terus nangis sendiri juga ketika udah

sampai didalam bingung bisa gak ya ini. Kemudian menyanyi dulu saya

juga pernah diajarin catur jadi udah kemana-kemana menyanyi iya catur

iya olahraga iya dan matematika juga karena saya punya prinsip ingin

mencoba hal-hal baru jangan itu-itu aja.”

P : “Apakah kamu mengalami kesulitan saat berinteraksi dengan orang

normal atau orang awam pada umumnya diluar sana?”

KD : “Enggak sih biasa aja karena udah biasa dari kecil udah diperkenalkan

seperti itu jadi udah nggak kaget.”

P : “Bagaimana untuk penilaian mata pelajaran IPS kamu sendiri? Apakah

sudah melewati KKM atau masih suka remedial atau memang sudah

bagus dan baik?”

Page 207: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

KD : “Belum pernah sampai 100 sih, pengen terus sampai 100 nilainya.

Paling standar 80 pernah 90 pernah. Kalau remedial sejauh ini belum tapi

ini kan mau UTS jadi nanti kita liat aja remedia atau gak yang ini semoga

aja sih enggak tapi kalau untuk ulangan harian sih belum ada.”

P : “Apakah dalam pembelajaran IPS hanya belajar di dalam kelas atau

kadang juga belajar diluar kelas?”

KD : “Belum, baru dikelas aja. Kalau waktu SMP juga sama aja sih dikelas

juga paling pernah saat waktu SD itu disuruh bikin peta berkelompok itu

juga lama banget pengerjaannya dari mengumpulkan kartonnya

kemudian membuat pulaunya seperti pulau Sumatera terus ditulis

provinsi Aceh sebelah Sumatera Utara kemudian pulau-pulau lain itu

lama juga pengerjannya kita buat peta timbul tetapi itu semua seru dan

menyenangkan.”

P : “Materi dan hal apa yang paling menarik menurut kamu dalam

pembelajaran IPS?”

KD : “Yang menarik dari pembelajaran IPS itu banyak hal-hal baru yang bisa

dijadikan pengalaman sih kayak misal belajar peta timbul kemudian

membuat aku jadi tau provinsi ini adanya disini, negara Indonesia itu

kayak gini tuh aslinya.”

P : “Apakah pembelajaran IPS itu sangat penting dan bermanfaat bagi

kamu sendiri?”

KD : “Bermanfaat sih untuk aku, karena aku suka Sejarah juga suka kayak

Geografi juga seperti sejarah candi Borobudur atau candi apa aku suka

juga. Itu jadi bermanfaat banget buat aku.”

P : “Apa yang membuat kamu sangat menyukai pembelajaran IPS materi

sejarah?”

KD : “Aku gini dari bacaan buku sejarah rasanya membayangkan kalau aku

disana tuh bentuk candinya seperti apa itu sisi menariknya disitu jadi kita

bisa sambil jalan-jalan juga ya membayangkan jalan-jalan tetapi masih

dirumah. Kayak peta tadi itu kan kita kayak membayangkan pergi ke

Aceh bukan berarti halu kok, itu juga seperti masa praaksara ih gimana

Page 208: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

ya dahulu masa barter ya berarti kita nggak punya duit dong ya terus

enak banget dong menukar barang.”

P : “Apakah kamu ada keinginan untuk melanjutkan sekolah ke perguruan

tinggi?”

KD : “Ada banget, jurusan Hukum pengennya dan pengen targetnya sih ke

Universitas Indonesia (UI) kalau nggak sih pengen juga ke politik karena

yang seperti itu berhubungan banget dengan saya.”

P : “Kamu kan pernah sekolah di Kalimantan juga ya, perbedaan apa saja

yang kamu rasakan bersekolah disini dengan bersekolah disana

sebelumya?”

KD : “Kalau disini kan enaknya tunanetra semua cuman kalau disana gabung

jadi SLB disana itu gabung ada anak tunarungu juga ada anak autis juga.

Kalau untuk kelasnya dipisah jadi dalam satu kelas tetap yang tunanetra

yah tunanetra aja kalau tunarungu dikelas yah semuanya tunarungu, Tata

usaha dan Kepala Sekolahnya sama sih gitu kayak sekolah umum lah

begitu sekolah umum untuk disabilitas karena semua yang berkebutuhan

ada disitu cuman guru tunanetra siapa-siapa aja beda lagi tunarungu juga

beda-beda lagi tapi masih dalam satu gedung yang sama kalau lagi ada

acara di aula siswa SLB ini kumpul semua yang autis juga gitu. Kalau

disini kan sekolahnya khusus tunanetra yaudah semuanya berkebutuhan

tunanetra aja.”

P : “Kalau untuk pelajarannya, SLB-A Pembina dengan SLB kamu dahulu

bagaimana ada gak perbedaannya?”

KD : “Sama aja sih, semuanya sama.”

P : “Media yang biasa dilakukan oleh guru IPS dikelas itu seperti apa yang

biasa digunakan?”

KD : “Medianya paling pernah buku gitu buku bagan peta pernah, negara

dengan ibukotanya juga pernah, tetapi kebanyakan penjelasan sih.”

P : “Kemudian karena kamu kan memiliki kakak perempuan sekaligus

saudara kembar ya, apakah kakak kamu juga memiliki bakat dan minat

yang sama dengan kamu?”

Page 209: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

KD : “Terus terang aja ya, dia itu suka sesuatu tetapi dia belum pernah

melakukan, itu juga bukan kesukaan tetapi keinginan yah itu dia. Saya

juga kan sampai dirumah suka mengajarkan dia atau melipat selimut itu

uji kesabarannya misalnya saya ngertinya sampai 4x penjelasan dia

mungkin 9x baru bisa mengerti nah kadang saya disuruh mendukung dia

bantu dia gitu jadi kamu praktekan sama dia kalau ibu saya lagi

mengajarkan saya bisa ngajarin dia juga gitu, kadang dia suka ditanya

orang kan kamu mau jadi apa terus dia bilang aku mau masuk IKJ gitu

kan terus ditanya mau masuk apa nyanyi lah kata orang begitu cuman dia

bilangnya mau jadi model gitu kan mau masuk model kemudian ditanya

lagi emang bisa modelling kata dia tuh enggak aku sih belum bisa cuman

aku mau aja tetapi dia ngomongnya ke aku sih mau jadi model kan

ambigu ya orang kan mengartikannya suka model artinya dia mempunyai

hobi dan bakat disitu kan nah gitu jadi dia kepengen itu cuman kalau dia

di nyanyi dia punya rasa kecemburuan ke aku juga karena kamu bisa

mencoba hal yang lain kok aku nggak bisa kayak gitu lah gitu dia, terus

aku bilang kalau kamu mau jadi ini itu cuman kamu harus latihan harus

ini itu, dia itu pengen pernah belajar masak cuman belum belajar dia tuh

pengen banget masak cuman belum ada yang mau mengajarkan dia untuk

masak sih kayak model juga sama cuman belum ada yang mau

mengajarkan dia jadi baru keinginannya dia aja kayak gitu.”

Page 210: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

Siswa SMALB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta

Hari/Tanggal : Selasa/25 September 2018

Narasumber : Awan Aditya/16 tahun

Kelas : XI (Sebelas)

Asal : Tangerang Selatan

Keterangan:

P : Peneliti

AA : Awan Aditya

P : “Apakah kamu sudah bersekolah disini sejak jenjang SD hinga SMA?”

AA : “Nggak kak, saya dulunya sekolah di Jakarta Timur dari SD sampai ke

SMP disekolah swasta.”

P : “Dulunya sekolah SLB juga atau inklusi atau sekolah formal biasa?”

AA : “SLB juga, di SLB As-Syafa, baru pindah ke SLB Pembina sejak dari

SMA. SD SMP saya di sekolah lama di Jakarta Timur, jadi baru dua

tahun di SLB pembina ini.”

P : “Merasa kesulitan tidak menemui teman-teman baru lagi?”

AA : “Nggak sih kak, disini gampang buat deketnya gitu yah mudah

akrablah.”

P : “Selain belajar di sekolah, apakah kamu juga belajar dirumah atau

tempat khusus lain juga? Media apa sajakah yang sering digunakan saat

belajar di luar sekolah?”

AA : “Enggak paling dirumah aja, Saya dirumah kadang-kadang

menggunakan HP, pake laptop juga sih.”

P : “Dari umur berapakah kamu mulai berkurang penglihatan ? Apakah

sejak lahir atau seperti apa?”

AA : “Saya dari umur 4 tahun udah mulai berkurang penglihatannya.”

P : “Kamu termasuk yang penglihatan yang tunanetra low vision atau total

blind?”

AA : “Masih bisa liat sedikit-sedikit sih, masih bisa liat sampai jendela sana

masih bisa.”

Page 211: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

P : “Untuk teman-teman kamu sendiri dikelas bagaimana penglihatannya

apakah sama dengan kamu juga?”

AA : “Ada yang bener-bener total, ada juga yang memang jauh masih bisa

liat dikit-dikit kayak orang normal cuman ada juga sih yang total.”

P : “Berapakah jumlah saudara kandung kamu dirumah saat ini?”

AA : “Saya dua bersaudara, adik kandung satu perempuan jadi dua

bersaudara aja masih bersekolah kelas 1 SMP.”

P : “Apakah saudara kamu juga termasuk tunanetra atau tidak?”

AA : “Enggak kak, dia orang awas normal seperti yang lain.”

P : “Apakah jika dirumah kamu sering bermain keluar dengan teman-teman

pada umumnya?”

AA : “Enggak kak, hanya dirumah aja sih belum berani keluar juga untuk

keluar sendiri.”

P : “Sudah sampai manakah materi pembelajaran IPS di kelas saat ini?”

AA : “Kemarin sampai di mana ya kak lupa saya ingat dulu nih kemarin tuh

tentang oh Sejarah Indonesia.”

P : “Apakah kamu mengalami kesulitan dalam pembelajaran IPS?”

AA : “Kalau kesulitan saya sendiri sih nggak ada, seneng-seneng aja IPS sih

biasa aja.”

P : “Mata pelajaran apa memang yang paling digemari kalau dikelas?”

AA : “Saya paling apa ya musik paling, sukanya musik.”

P : “Bakat atau minat apakah yang kamu miliki?”

AA : “Itu sih paling di musik aja.”

P : “Kalau dimusik sukanya main alat musik apa atau menyanyi?”

AA : “Paling sih keyboard aja.”

P : “Bagaimana cara guru dalam pembelajaran IPS di kelas, apakah sudah

baik atau masih memiliki kekurangan?”

AA : “Menurut saya sih udah baik, semuanya dijelaskan dengan detail sih

jadi yah mudah dipahami lah belum ada kekurangannya.”

P : “Bahasa yang digunakan apakah sudah baik, jelas dan lancar?”

AA : “Sudah jelas sih kak.”

Page 212: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

P : “Dalam evaluasi pembelajaran seperti ulangan harian atau Ujian Tengah

Semester atau Akhir, bagaimana persiapan kamu dalam menghadapi

evaluasi tersebut?”

AA : “Kalau di sini itu kadang ada yang bilang mau ujian kadang ada juga

yang tiba-tiba dadakan, jadi persiapannya yah emang harus belajar setiap

hari gitu tapi kadang-kadang juga nggak belajar sih kak kalau pengen

belajar yah belajar kalau lagi malas enggak sih.”

P : “Sumber belajar apakah yang sering kamu gunakan selain buku?”

AA : “Kalau di kelas cuman ada buku, tapi kalau ada tugas saya nyarinya di

internet sih dan itu paling nyarinya diutamakan lebih kepada indra

pendengaran.”

P : “Bagaimana interaksi kamu di kelas? Apakah kamu termasuk siswa

yang aktif dan sering bertanya?”

AA : “Di bilang aktif juga enggak sih, saya juga jarang nanya sih tapi kalau

ditanya bingung tapi Alhamdulillah saya yang lebih bisa gitu lebih

pandai bisa di bilang begitu dari teman-teman dikelas yang lain.”

P : “Apakah kamu memiliki sifat keterbukaan terhadap guru atau teman

jika mengalami kesulitan atau menghadapi masalah?”

AA : “Sering sih suka cerita gitu tapi enggak semua juga.”

P : “Apakah kamu memiliki pengalaman menarik selama bersekolah di

sini?”

AA : “Di sini pengalamannya apa ya, kalau untuk lomba kayaknya belum deh

tapi kalau kayak mengisi acara terus gitu paling biasa ngisi acara terus

sama ngeBand juga sama keyboard tunggal juga kebanyakan acara sih

emang. Itu mengisi acara juga bareng sih sama kakak kelas juga ada

kelas XII.”

P : “Apakah kamu mengalami kesulitan saat berinteraksi dengan orang

normal atau orang awam pada umumnya diluar sana?”

AA : “Kalau kayak sesama kita tuh keadaannya kayak gini sih gampang, tapi

kalau apa ya akrab sama orang yang normal sama anak sekolah yang

normal itu dari sekolah inklusi itu kayaknya belum yah tergantung

Page 213: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

keberanian kita juga sih, kalau saya sih belum terlalu berani juga karena

yah begitu takut direndahin.”

P : “Bagaimana untuk penilaian mata pelajaran IPS kamu sendiri? Apakah

sudah melewati KKM atau masih suka remedial atau memang sudah

bagus dan baik?”

AA : “Sedang aja sih ka, standar aja sih paling 70 80, saya kalau remedial sih

enggak.”

P : “Apakah dalam pembelajaran IPS hanya belajar di dalam kelas atau

kadang juga belajar di luar kelas?”

AA : “Kalau di luar kelas paling kita jalanin tugas, waktu itu kita pernah

wawancara tapi wawancaranya itu tentang lembaga sama kepala sekolah,

jadi kita murid yang mewawancarai gitu.”

P : “Materi dan hal apa yang paling menarik menurut kamu dalam

pembelajaran IPS?”

AA : “Apa ya, saya lebih ke geografi paling.”

P : “Alasan apa yang kamu sukai dari geografi?”

AA : “Karena mempelajari Indonesia itu luas jadi yah banyak yang mesti

dipelajarin lagi jadinya kan nggak yang itu itu aja. Kalau sejarah sih

enggak terlalu suka ya tapi suka juga kadang.”

P : “Apakah pembelajaran IPS itu sangat penting dan bermanfaat bagi

kamu sendiri?”

AA : “Bermanfaat banget sih, karena buat itu kan sifatnya sosial pengetahuan

sosial jadi yah apa ya nanti bersangkutan juga sama masyarakat jadi nanti

ilmunya bisa di pakai untuk di luar dan berguna banget.”

P : “Apakah kamu ada keinginan untuk melanjutkan sekolah ke perguruan

tinggi?”

AA : “Mudah-mudahan iya dengan nilai yang bagus, karena kadang nilai

saya juga naik turun sih yang turun pasti matematika sih karena kalau

matematika itu pasti udah ada kesulitan karena saya emang enggak suka

menghitung jadi paling itu mata pelajaran yang masih kurang saya sukai”

Page 214: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

Siswa SMALB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta

Hari/Tanggal : Senin/01 Oktober 2018

Narasumber : Alfathulloh Radiya/18 tahun

Kelas : XII (Duabelas)

Asal : Jalan Cirendeu Raya no.79 Kavling no 83, Rt 005/Rw 009

Kelurahan Pisangan Kecamatan Ciputat Timur,

Tangerang Selatan

Keterangan:

P : Peneliti

AR : Alfathulloh Radiya

P : “Apakah kamu sudah bersekolah disini sejak jenjang SD hinga SMA?”

AR : “Kalau saya sih dari TK dahulu, dari TK disini terus pindah ke MDVI

dulu sementara itu pas lagi jenjang SD terus sistemnya sekarang pindah

ke reguler. Pindah ke regulernya sejak kelas 1 tahun 2007. Di TK kan

tahun 2005 terus ke MDVI kan 2006 terus yang kelas satu mulai tahun

2007. SD nya disini dari kelas 1 sampai kelas 6, dan SMP SMA disini

juga.”

P : “Berarti udah lama banget dong ya disini udah kenal banget tentang

sekolahan ini?”

AR : “Iya udah lama.”

P : “Selain belajar di sekolah, apakah kamu juga belajar dirumah atau

tempat khusus lain juga? Media apa sajakah yang sering digunakan saat

belajar di luar sekolah?”

AR : “Kalau les sejauh ini sih sampai saat ini saya masih di mitra, ada sih

rencananya saya pengen pindah ke cinere musik pernah menyanyi juga

terus tiba-tiba Bunda sama Ayah ngeberentiin terus jadi kepengen les

lagi. Saya lagi diskusi sama mas Aban pengen ngasih tau ke bundanya.”

P : “Mas Aban itu siapanya Alfat?”

AR : “Itu yang mengantar saya dari 13 Juli tahun 2009. Pas ayah saya

ulangtahun. Enggak selalu ditemenin sama mas Aban kan dia juga ini

ngasih makan juga ke orang yang sakit yang orangtua renta gitu lah.”

P : “Media apa sajakah yang sering digunakan saat belajar di luar sekolah?”

Page 215: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

AR : “Kalau ditempat les gitu, waktu itu udah pernah nyoba Youtube

sekarang pindah ke Google, pake komputer/laptop tapi yang bagusnya itu

pake komputer yang Bahasa Indonesia.”

P : “Dari umur berapakah kamu mulai berkurang penglihatan ? apakah

sejak lahir atau seperti apa?”

AR : “Sebenarnya itu dari yang berkurangnya penglihatan itu bunda saya

yang lebih tau karena saya juga dari lahir udah seperti ini.”

P : “Kamu termasuk yang penglihatan yang tunanetra low vision atau total

blind?”

AR : “Yang total blind.”

P : “Berapakah jumlah saudara kandung kamu dirumah saat ini?”

AR : “Alhamdulillah umur saya 18 tahun, dan saya juga termasuk generasi

milenial kan lahir tahun 2000. Jadi semenjak ayah bunda saya menikah

tahun 1999, saya lahir satu tahun kemudian. Anak pertama/anak sulung

dari 3 bersaudara. Adik saya ada dua laki-laki semua, satunya di SMA 6

satunya di bimbingan belajar itu baru umur 3 tahun. Gini saya dengan

adik saya itu yang pertama namanya Muhammad Rafi lahirnya satu tahun

dibawah Alfat jadi Rafi itu mulai tahun 2001 saya 2000 kalau yang

ketiganya ini adik saya yang kedua lahirnya 13 tahun kemudian Oktober,

saya Januari Rafi Mei Kanata Oktober, namanya Muhammad Kanata

Wijaya.”

P : “Apakah saudara kamu juga termasuk tunanetra atau tidak?”

AR : “Semua adik saya awas/normal. Saya satu-satunya yang belum bisa

melihat.”

P : “Apakah jika dirumah kamu sering bermain keluar dengan teman-teman

pada umumnya?”

AR : “Enggak sih, saya kebanyakan ngerapihin-rapihin tempat dulu, tempat

makan atau tempat minum kalau ada baju-baju yang dipakai buat

pembelajaran lain saya rapikan terus yah biasa aja nonton TV dirumah

aja kalau misalnya ada bola saya nonton bola kalau ada musik saya

nonton musik.”

Page 216: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

P : “Sudah sampai manakah materi pembelajaran IPS di kelas saat ini?”

AR : “Itu kan masih tentang Asia Tenggara.”

P : “Apakah kamu mengalami kesulitan dalam pembelajaran IPS?”

AR : “Sejauh ini sih enggak, nggak mengalami kesulitan.”

P : “Mata pelajaran apa memang yang paling digemari kalau dikelas?”

AR : “Yang saya suka banget pelajaran IPS sama SBK.”

P : “Kemudian selain pembelajaran IPS, mata pelajaran apalagi yang

disukai?”

AR : “Yang pertama Agama, yang kedua massas, yang ketiga Bahasa

Indonesia, yang keempat musik, yang kelima itu SBK kemudian

Komputer yang di Mitra les Komputer itu.”

P : “Bakat atau minat apakah yang kamu miliki? Apakah kamu suka

musik?”

AR : “Kalau disekolah semuanya sih suka tapi yang lebih ditanamin yang

paling banyak jamnya sih musik. Kadang-kadang teori kadang-kadang

praktek juga.”

P : “Alat musik apa yang paling digemari?”

AR : “Dulu sih pernah les keyboard kayaknya deh tapi sekarang udah

berhenti sih. Kalau gitar belum terlalu sih kalau angklung iya bisa mainin

suka juga tetapi kalau gitar belum sih belum pernah. Kalau ditempat les

kebanyakan paling kalau di mitra itu kita udah selesai belajar sama

gurunya, nama gurunya Mas Surpramono itu dikasih kebebasan buat ada

yang dengerin Youtube ada yang dengerin Google ada yang memakai

Google.”

P : “Bagaimana cara guru dalam pembelajaran IPS di kelas, apakah sudah

baik atau masih memiliki kekurangan?”

AR : “Gurunya sih harus lebih ditingkatkan ininya ya apa kalau mengajar itu

harus dengan kelembutan harus dengan bahasa yang mudah dipahami

harus dengan materi yang mereka suka begitu lah.”

P : “Apakah sudah baik belum cara mengajar guru IPS di sekolah ini?

Apakah bahasa yang digunakan apakah sudah baik, jelas dan lancar?”

Page 217: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

AR : “Sudah baik lah semuanya sudah mencukupi. Sudah mengerti bahasa

yang digunakan juga sudah baik udah jelas dan lancar tidak terlalu buru-

buru sedang aja sih.”

P : “Dalam evaluasi pembelajaran seperti ulangan harian atau Ujian Tengah

Semester atau Akhir, bagaimana persiapan kamu dalam menghadapi

evaluasi tersebut?”

AR : “Yah baca-baca aja mencari informasi aja yang apa diperluin kayak

diinternet cari apa gitu biasanya setiap pelajaran kan ditulis dibuku

penghubung.”

P : “Kalau dirumah suka belajar sama bunda atau lebih suka belajar sendiri

mencari informasi sendiri?”

AR : “Menurut saya sih, karena sekarang sistem suara dari tunanetra lebih

mendukung jadi lebih membantu tunanetra dalam mencari sebuah ilmu

pengetahuan yang paling umum jadi lebih mendingan pake alat yang apa

ya misalkan kayak jenis-jenis suara seperti vocaliser itu jenis suara

seperti yang biasa saya sering gunakan di tempat les pakai bahasa

Indonesia.”

P : “Sumber belajar apakah yang sering kamu gunakan selain buku?”

AR : “Yah itu komputer.”

P : “Bagaimana interaksi kamu dikelas? Apakah kamu termasuk siswa

yang aktif dan sering bertanya?”

AR : “Yah kadang-kadang suka nanya gitu apa itu yang belum saya ketahui.”

P : “Apakah kamu memiliki sifat keterbukaan terhadap guru atau teman

jika mengalami kesulitan atau menghadapi masalah?”

AR : “Kalau ada yang belum saya tau, saya nanya ke guru itu atau guru-guru

lain juga, kalau sama teman jarang kalau dulu itu saya pendiem sih

sekarang banyak omong.”

P : “Apakah kamu memiliki pengalaman menarik selama bersekolah

disini?”

AR : “Paling yah acara kegiatan-kegiatan yang inspiratif, mendidik juga lah

kayak contohnhya mendidik inspiratif dan bisa diikutin sama semua

Page 218: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

kalangan tuh kayak apa ya bulan Juni lalu itu kita ada kegiatan buka

puasa bersama selama dua hari di Hari Kamis dan Jum’at tanggal 7-8

Juni 2018 kemarin. Nanti nih juga ada outing kelas juga field trip gitu

jalan-jalan juga InsyaAllah ke Bogor nanti dianterin Bunda juga.

Pengalaman menarik yang lain sih ada acara pentas seni gitu, terus ada

kemarin tuh bulan Juli ada Halal bihalal.”

P : “Apakah kamu mengalami kesulitan saat berinteraksi dengan orang

normal atau orang awam pada umumnya diluar sana?”

AR : “Yah seakan orang itu mau baik sama kita, yah kita harus ajak bicara

lah asalkan orang itu baik sama kita juga.”

P : “Kalau kamu bertemu dengan orang yang baru kamu kenal apakah

kamu merasa takut dalam berinteraksi dengan orang tersebut?”

AR : “Yah harus tau dulu nih gerak-geriknya kalau mau ngajak biacara atau

enggak harus tau dari gerak geriknya”

P : “Bagaimana untuk penilaian mata pelajaran IPS kamu sendiri? Apakah

sudah melewati KKM atau masih suka remedial atau memang sudah

bagus dan baik?”

AR : “Harus terus lebih ditingkatkan lagi sih, bukan karena nilainya kurang

karena yah harus lebih ditingkatkan lagi harus lebih banyak menggali

materi lagi. Masih banyak materi-materi yang perlu diketahui lagi.”

P : “Apakah dalam pembelajaran IPS hanya belajar di dalam kelas atau

kadang juga belajar diluar kelas?”

AR : “Keseringannya didalam kelas. Diluar kelas itu nggak pernah selama

kelas XII dikelas aja jelasin.”

P : “Materi dan hal apa yang paling menarik menurut kamu dalam

pembelajaran IPS?”

AR : “Ada yang 3 Zona Waktu, WIB, WITA sama WIT terus tentang Asia

Tenggara nama-nama negara dan ibukotanya ini terus sejarah-sejarah

penemuan zaman dahulu lah kayak penemuan-penemuan Pra Sejarah

zaman batu dan yang lain.”

P : “Alasan apa yang kamu sukai dari geografi?”

Page 219: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

AR : “Karena mempelajari Indonesia itu luas jadi yah banyak yang mesti

dipelajarin lagi jadinya kan nggak yang itu itu aja. Kalau sejarah sih

enggak terlalu suka ya tapi suka juga kadang.”

P : “Apakah pembelajaran IPS itu sangat penting dan bermanfaat bagi

kamu sendiri?”

AR : “Harus itu harus ada manfaatnya itu dan penting alesannya yah supaya

masyarakat terutama disabilitas milenial kayak saya anak-anak sekarang

ini mendidik, inspiratif juga gitu IPS itu terus bisa memberi pengajaran

kepada semua kalangan juga terutama kalangan milenial.”

P : “Apakah kamu ada keinginan untuk melanjutkan sekolah ke perguruan

tinggi?”

AR : “Ada juga sih pengen. Yah InsyaAllah sih doain aja mudah-mudahan

bisa diketerima di Perguruan Tinggi sih.”

P : “Masuk masuk jurusan apa kira-kira di perkuliahan?”

AR : “Yah semacam ilmu-ilmu penafsiran gitu lah.”

P : “Iya itu sempet ikut acara Asian Para Games, itu ikut sama bunda saya

juga. Gini ceritanya saya dirumah kan mandi dulu terus nonton TV dulu

sebentar terus siap-siap berangkat terus sholat subuh disini disekolah ini

juga baru pertama kali sholat subuh disini enggak pernah diluar biasanya

kan dirumah terus gini nungguin bus kemudian makan-makan dulu

sambil busnya datang terus jalan sampai di Senayan terus rencana

acaranya di Irti Monas tetapi ternyata di Senayan. Yang mengikuti

semuanya banyak dari siswa SD-SMP-SMA semua pada ikut. Disana

paling kita games kuis aja.”

AR : “Apakah ada juga dari SLB lain mengikuti kegiatan tersebut?”

P : “Kayaknya ada deh nggak SLB-A Pembina aja”

Page 220: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

LAMPIRAN 7

DOKUMENTASI

Ruang Kelas SMALB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta

pada hari Selasa, 04 September 2018 pukul 10.24 WIB

Reglet/Media pembelajaran bagi siswa tunanetra SMALB-A Pembina Tingkat

Nasional Jakarta pada hari Selasa, 04 September 2018 pukul 11.22 WIB

Page 221: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

Buku pembelajaran braille yang digunakan bagi siswa SMALB-A

PTN pada hari Senin, 10 September 2018 pukul 09.50 WIB

Salah satu media pembelajaran yang digunakan siswa SMALB-A PTN yaitu atlas

yang berbentuk braille pada hari Senin, 10 September 2018 pukul 09.42 WIB

Page 222: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

Wawancara dengan Kepala SLB-A Pembina yaitu bapak Drs. Triyanto Murjoko, M.Pd di

ruang kepala sekolah SLB-A PTN pada hari Kamis, 20 September 2018 pukul 10.21 WIB

Wawancara dengan Guru IPS yaitu ibu Yani, S.Pd di ruang kelas X SMALB-A PTN

pada hari Jum’at, 07 September 2018 pukul 12.09 WIB

Wawancara dengan Guru IPS yaitu ibu Dra. Cucu Nuraeni di ruang guru SMALB-A

PTN pada hari Rabu, 05 September 2018 pukul 11.13 WIB

Page 223: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

Suasana belajar di kelas X SMALB-A bersama murid (Achmad Abdur

Rozak) dan guru (Dra,Cucu Nuraeni) pada hari Selasa, 18 September 2018

pukul 08.32 WIB

Suasana belajar di kelas XII SMALB-A bersama murid (Alfat, Nurul,

Firdaus dan Ryan) dan guru (Dra,Cucu Nuraeni) pada hari Kamis, 05

September 2018 pukul 10.38 WIB

Page 224: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

Wawancara dengan salah satu siswa SMALB-A Pembina yaitu Alfathulloh Radiya siswa kelas

XII (dua belas) pada hari Senin, 01 Oktober 2018 pukul 13.45 WIB di depan ruang MDVI

Suasana belajar di kelas XII SMALB-A bersama murid (Alfat, Nurul,

Firdaus dan Ryan) dan guru (Dra,Cucu Nuraeni) pada hari Kamis, 05

September 2018 pukul 10.42 WIB

Page 225: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

Ruang Keterampilan Seni Budaya yang digunakan bagi siswa

SMALB-A PTN untuk membuat keterampilan seperti anyaman,

membuat gelang dengan manik-manik dll pada hari Senin, 10

September 2018 pukul 09.50 WIB

Wawancara dengan salah satu siswa SMALB-A Pembina yaitu Karolina Duma Priskilla

Nasution siswa kelas X (sepuluh) pada hari Senin, 01 Oktober 2018 pukul 13.45 WIB di ruang

kelas X SMALB-A PTN

Page 226: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

PROGRAM TAHUNAN

TAHUN AJARAN 2018/2019

Nama Sekolah : SLB-A Pembina Tingkat Nasonal Jakarta

SatuanPendidikan : SMALB Tunanetra

Mata Pelajaran : IPS

Kelas : X (Sepuluh)

TahunAjaran : 2018 – 2019

KOMPETENSI INTI 3

(PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

Alokasi

Waktu

3. Memahami pengetahuan

(faktual, konseptual, dan

prosedural) berdasarkan rasa

ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni,

budaya terkait fenomena dan

kejadian nyata

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam

ranah konkret (menggunakan, mengurai,

merangkai, memodifikasi, dan membuat)

dan ranah abstrak (menulis, membaca,

menghitung, menggambar, dan

mengarang) sesuai dengan yang

dipelajari di sekolah dan sumber lain

yang sama dalam sudut pandang/teori

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.1 Memahami aktivitas manusia dalam aspek keruangan dan waktu, konektivitas antar ruang, perubahan dan keberlanjutannya pada aspek sosial, ekonomi, budaya, dan pendidikan dalam lingkup lokal

4.1 Menunjukkan aspek keruangan dan waktu, konektivitas antar ruang, perubahan dan keberlanjutannya pada aspek sosial, ekonomi, budaya, dan pendidikan dalam lingkup lokal

12 JP

3.2 Memahami aktivitas manusia dalam hubungannya dengan kondisi geografis di sekitarnya (dalam lingkup lokal)

4.2 Menyajikan hasil penelaahan tentang aktivitas manusia dalam hubungannya dengan kondisi geografis di sekitarnya (dalam lingkup lokal)

12 JP

3.3 Menjelaskan aktivitas manusia, perubahan dan keberlanjutannya pada masa praaksara, Hindu Buddha, dan Islam

4.3 Menyajikan hasil penelaahan tentang aktivitas manusia, perubahan dan keberlanjutannya pada masa praaksara, Hindu Buddha, dan Islam

10 JP

Page 227: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.4 Memahami kehidupan manusia dalam kelembagaan sosial, ekonomi, pendidikan, dan budaya di masyarakat sekitar (lokal)

4.4 Menyajikan hasil pengamatan tentang kehidupan manusia dalam kelembagaan sosial, ekonomi, pendidikan, dan budaya di masyarakat sekitar (lokal)

14

3.5 Memahami aktivitas manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi

4.5 Menyajikan hasil pengamatan tentang aktivitas manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi

14

Mengetahui Mengesahkan Jakarta, Agustus 2018

Kepala SLB A PTN WKS Bidang Kurikulum Guru Pengampu

Triyanto Murjoko, M. Pd. Ngatijo, S. Pd. Cucu Nuraeni

NIP.196707131997031002 NIP. 196101061992031003 NIP. 196303211984032008

Page 228: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

PROGRAM TAHUNAN

TAHUN AJARAN 2018/2019

Nama Sekolah : SLB-A Pembina Tingkat Nasonal Jakarta

SatuanPendidikan : SMALB Tunanetra

Mata Pelajaran : IPS

Kelas : XI (Sebelas)

TahunAjaran : 2018 – 2019

KOMPETENSI INTI 3

(PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

Alokasi

Waktu

3. Memahami pengetahuan

(faktual, konseptual, dan

prosedural) berdasarkan rasa

ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni,

budaya terkait fenomena dan

kejadian nyata

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam

ranah konkret (menggunakan, mengurai,

merangkai, memodifikasi, dan membuat)

dan ranah abstrak (menulis, membaca,

menghitung, menggambar, dan

mengarang) sesuai dengan yang

dipelajari di sekolah dan sumber lain

yang sama dalam sudut pandang/teori

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.1 Memahami aktivitas manusia dalam aspek keruangan dan waktu, konektivitas antar ruang, perubahan dan keberlanjutannya pada aspek sosial, ekonomi, budaya, dan pendidikan dalam lingkup nasional

4.1 Menyajikan hasil pengamatan tentang aktivitas manusia dalam aspek keruangan dan waktu, konektivitas antar ruang, perubahan dan keberlanjutannya pada aspek sosial, ekonomi, budaya, dan pendidikan dalam lingkup nasional

12 JP

3.2 Memahami aktivitas manusia dalam hubungannya dengan kondisi geografis di sekitarnya (dalam lingkup nasional)

4.2 Menunjukkan/menyajikan hasil pengamatan tentang aktivitas manusia dalam hubungannya dengan lingkungan geografis tempat tinggalnya (dalam lingkup nasional)

12 JP

3.3 Menjelaskan aktivitas manusia, perubahan dan keberlanjutannya pada masa pergerakan nasional sampai proklamasi kemerdekaan Indonesia

4.3 Menyajikan hasil pengamatan tentang aktivitas manusia, perubahan, dan keberlanjutannya pada masa pergerakan nasional sampai proklamasi kemerdekaan Indonesia

12 JP

Page 229: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.4 Memahami kehidupan manusia dalam kelembagaan sosial, ekonomi, pendidikan, dan budaya di masyarakat sekitar (nasional)

4.4 Menyajikan hasil pengamatan tentang kehidupan manusia dalam kelembagaan sosial, pendidikan, ekonomi, dan budaya di masyarakat sekitar (nasional)

12 JP

3.5 Memahami aktivitas manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi (dalam lingkup nasional)

4.5 Menyajikan hasil pengamatan tentang aktivitas manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi (dalam lingkup nasional)

10 JP

Mengetahui Mengesahkan Jakarta, Agustus 2018

Kepala SLB A PTN WKS Bidang Kurikulum Guru Pengampu

Triyanto Murjoko, M. Pd. Ngatijo, S. Pd. Cucu Nuraeni

NIP.196707131997031002 NIP. 196101061992031003 NIP. 196303211984032008

Page 230: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

PROGRAM TAHUNAN

TAHUN AJARAN 2018/2019

Nama Sekolah : SLB-A Pembina Tingkat Nasonal Jakarta

SatuanPendidikan : SMALB Tunanetra

Mata Pelajaran : IPS

Kelas : XII (Duabelas)

TahunAjaran : 2018 – 2019

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN) Alokasi

Waktu

3. Memahami pengetahuan (faktual,

konseptual, dan prosedural)

berdasarkan rasa ingin tahunya

tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian nyata

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji

dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi,

dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung,

menggambar, dan mengarang)

sesuai dengan yang dipelajari di

sekolah dan sumber lain yang sama

dalam sudut pandang/teori

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.1 Memahami aktivitas manusia dalam aspek keruangan dan waktu, konektivitas antar ruang, perubahan dan keberlanjutannya pada aspek sosial, ekonomi, budaya, dan pendidikan dalam lingkup regional

4.1 Menunjukkan aktivitas manusia dalam aspek keruangan dan waktu, konektivitas antar ruang, perubahan dan keberlanjutannya pada aspek sosial, ekonomi, budaya, dan pendidikan dalam lingkup regional

12 JP

3.2 Memahami aktivitas manusia dalam hubungannya dengan

kondisi geografis di sekitarnya (dalam lingkup regional)

4.2 Menunjukkan aktivitas manusia dalam hubungannya dengan

kondisi geografis di sekitarnya (dalam lingkup regional)

12 JP

3.3 Menjelaskan aktivitas manusia, perubahan dan keberlanjutannya pada masa perjuangan mengisi kemerdekaan

4.3 Menyajikan hasil pengamatan tentang aktivitas manusia, perubahan dan keberlanjutannya pada masa perjuangan mengisi kemerdekaan

12 JP

Page 231: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.4 Memahami kehidupan manusia

dalam kelembagaan sosial,

ekonomi, pendidikan, dan budaya

di masyarakat sekitar (regional)

4.4 Menunjukkan kehidupan manusia dalam kelembagaan sosial, pendidikan, ekonomi, dan budaya di masyarakat dalam lingkup regional

10 JP

3.5 Memahami aktivitas manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi dalam lingkup regional

4.5 Menunjukkan aktivitas manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi dalam lingkup regional

12JP

Mengetahui Mengesahkan Jakarta, Agustus 2018

Kepala SLB A PTN WKS Bidang Kurikulum Guru Pengampu

Triyanto Murjoko, M. Pd. Ngatijo, S. Pd. Cucu Nuraeni

NIP.196707131997031002 NIP. 196101061992031003 NIP. 196303211984032008

Page 232: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

SILABUS SATUAN PENDIDIKAN

A. Kelas : X (Sepuluh) Mata Pelajaran : IPS

Alokasi Waktu : 40 Jam Pelajaran

KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,

budaya terkait fenomena dan kejadian nyata

KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam

sudut pandang/teori

Kompetensi Dasar Materi Pokok dan Materi

Pembelajaran

Indikator Pencapaian

Kompetensi

Kegiatan Peembelajaran Penilaian Sumber

Belajar

3.1 Memahami aktivitas

manusia dalam aspek keruangan dan waktu,

konektivitas antar

ruang, perubahan dan

keberlanjutannya

pada aspek sosial,

ekonomi, budaya, dan pendidikan dalam

lingkup local

4.1 Menunjukkan aspek keruangan dan waktu, konektivitas antar ruang, perubahan dan keberlanjutannya pada aspek sosial, ekonomi, budaya, dan pendidikan dalam lingkup lokal

Kondisi geografis Indonesia

(letak dan luas, iklim, geologi,

rupa bumi, tata air, tanah, flora

dan fauna) melalui peta rupa

bumi.

a.Pengertian ruang dan

interaksi antarruang (saling

melengkapi dan

persebaran).

b. Letak dan luas Indonesia

(pemahaman lokasi melalui

peta, letak dan luas Indonesia.

c. Kondisi alam Indonesia

(keadaan fisik wilayah dan

flora dan fauna).

Mensimulasikan interaksi antarruang

dengan bentuk kelompok yang

menunjukan saling ketergantungan

dalam bentuk simulasi pengiriman

barang kebutuhan penduduk antara

kelompok satu dengan yang lain.

Setiap kelompok dianggap sebagai

daerah atau

wilayah yang berbeda. Misalnya

kelompok A yang surplus beras

mengirimkan ke kelompok B.

Sebaliknya kelompok B mengirim

ikan dan garam kepada Kelompok

A. Kelompok C mengirim barang

alat-alat elektronik ke kelompok B

dan kelompok A. Sebaliknya

Kelompok C mendapat kiriman

beras dari A dan ikan dari B. Guru

dapat membentuk tiga atau empat

kelompok dengan jenis komoditas

yang berbeda.

Page 233: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

Kompetensi Dasar Materi Pokok dan Materi

Pembelajaran

Indikator Pencapaian

Kompetensi

Kegiatan Peembelajaran Penilaian Sumber Belajar

Potensi sumber daya alam

(jenis sumber daya, penyebaran

di darat dan laut).

a.Potensi sumber daya alam

Indonesia.

b. Potensi kemaritiman

Indonesia.

Sumber daya manusia (jumlah, sebaran, dan komposisi; pertumbuhan; kualitas (pendidikan, kesehatan, kesejahteraan; keragaman etnik (aspek-aspek budaya)). a. Jumlah penduduk b. Persebaran penduduk c. Komposisi penduduk d. Pertumbuhan dan kualitas penduduk e. Keragam etnik dan budaya

Mengamati peta kondisi

geografis di Indonesia dengan cara berdiskusi untuk menganalisis letak, luas, kondisi alam, flora dan fauna Indonesia.

Membuat peta persebaran sumber daya

alam di Indonesia secara

berkelompok baik potensi sumber daya alam di darat maupun di laut sehingga menarik untuk dipresentasikan di teman dan guru .

Page 234: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

Kompetensi Dasar Materi Pokok dan Materi

Pembelajaran

Indikator Pencapaian

Kompetensi

Kegiatan Peembelajaran Penilaian Sumber

Belajar

Mengidentifikasi, membandingkan,

dan menyajikan data

kependudukan (sebaran dan

pertumbuhan) berdasarkan ruang

dan waktu yang disajikan dalam

bentuk tabel dan grafik di depan

kelas.

Mengadakan pameran keragaman

etnik dan budaya berupa makanan,

pakaian, tarian, rumah adat, dan

sejenisnya di kelas.

Menganalisis dampak

positif dan negatif interaksi

ruang dengan teknik

jigsaw.

Mengidentifikasi masalah, mencari

data/informasi, dan mengajukan

solusi terhadap dampak interaksi

antarruang dengan berbasis pada

pendekatan saintifik.

Page 235: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

Siswa mampu:

3.1. Memahami konsep

ruang (lokasi,

distribusi, potensi,

iklim, bentuk muka

bumi, geologis, flora,

dan fauna) dan

interaksi antarruang di

Indonesia serta

pengaruhnya terhadap

kehidupan manusia

dalam aspek ekonomi,

sosial, budaya, dan

pendidikan.

4.1. Menjelaskan konsep

ruang (lokasi,

distribusi, potensi,

iklim, bentuk muka

bumi, geologis, flora

dan fauna) dan

interaksi antarruang di

Indonesia serta

Kondisi geografis Indonesia (letak dan luas, iklim,

geologi, rupa bumi, tata air, tanah, flora dan fauna)

melalui peta rupa bumi.

a. Pengertian ruang dan interaksi antarruang

(saling melengkapi dan persebaran).

b. Letak dan luas Indonesia (pemahaman lokasi

melalui peta, letak dan luas Indonesia.

c. Kondisi alam Indonesia (keadaan fisik wilayah

dan flora dan fauna).

Potensi sumber daya alam (jenis sumber daya,

penyebaran di darat dan laut).

a. Potensi sumber daya alam Indonesia. b. Potensi

kemaritiman Indonesia.

Sumber daya manusia (jumlah, sebaran, dan

komposisi; pertumbuhan; kualitas (pendidikan,

kesehatan, kesejahteraan; keragaman etnik (aspek-

aspek budaya)). a. Jumlah penduduk

Mensimulasikan interaksi antarruang dengan bentuk

kelompok yang menunjukan saling ketergantungan

dalam bentuk simulasi pengiriman barang kebutuhan

penduduk antara kelompok satu dengan yang lain. Setiap

kelompok dianggap sebagai daerah atau

wilayah yang berbeda. Misalnya kelompok A yang

surplus beras mengirimkan ke kelompok B. Sebaliknya

kelompok B mengirim ikan dan garam kepada

Kelompok A. Kelompok C mengirim barang alat-alat

elektronik ke kelompok B dan kelompok A. Sebaliknya

Kelompok C mendapat kiriman beras dari A dan ikan

dari B. Guru dapat membentuk tiga atau empat

kelompok dengan jenis komoditas yang berbeda.

Mengamati peta kondisi geografis di Indonesia dengan

cara berdiskusi untuk menganalisis letak, luas, kondisi

alam, flora dan fauna Indonesia.

Membuat peta persebaran sumber daya alam di

Penilaian

pengetahuan

mengunakan jenis tes

pilihan ganda dan

uraian.

Penilaian

keterampilan

mengunakan jenis

non tes yaitu

observasi pada

kegiatan diskusi,

simulasi, dan

presentasi.

Penilaian aspek sikap

mengunakan jenis non

tes yaitu observasi dan

jurnal.

Page 236: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

pengaruhnya terhadap

kehidupan manusia

Indonesia dalam aspek

ekonomi, sosial, budaya,

dan pendidikan.

b. Persebaran penduduk c.

Komposisi penduduk

d. Pertumbuhan dan kualitas penduduk e.

Keragam etnik dan budaya

Interaksi antarruang (distribusi potensi

wilayah Indonesia).

a. Berkembangnya pusat-pusat

pertumbuhan.

b. Berkembangnya sarana dan

Prasarana.

c. Berubahnya komposisi penduduk.

Dampak interaksi antarruang

(perdagangan, mobilitas penduduk). a.

Perubahan penggunaan lahan.

b. Perubahan orientasi mata pencaharian. c.

Adanya perubahan sosial dan budaya.

Indonesia secara berkelompok baik potensi sumber

daya alam di darat maupun di laut sehingga

menarik untuk dipresentasikan di depan kelas.

Mengidentifikasi, membandingkan, dan menyajikan data

kependudukan (sebaran dan pertumbuhan) berdasarkan

ruang dan waktu yang disajikan dalam bentuk tabel dan

grafik di depan kelas.

Mengadakan pameran keragaman etnik dan budaya

berupa makanan, pakaian, tarian, rumah adat, dan

sejenisnya di kelas.

Menganalisis dampak positif dan negatif

interaksi ruang dengan teknik jigsaw.

Mengidentifikasi masalah, mencari data/informasi, dan

mengajukan solusi terhadap dampak interaksi antarruang

dengan berbasis pada pendekatan saintifik.

Keterangan: * Dikutip dari Permendikbud 24/2016.

** Materi Pokok dan rinciannya menggambarkan struktur keilmuan.

*** Implementasi pembelajaran materi pembelajaran dirancang sesuai dengan ketersediaan jam pelajaran.

**** Penilaian kompetensi.

Page 237: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

B. Kelas XI

Mata pelajaran : IPS

Alokasi Waktu : 40 Jam Pelajaran

Kompetensi Dasar *) Materi Pokok dan

Materi Pembelajaran **)

Kegiatan

Pembelajaran ***)

Penilaian ****)

Siswa mampu:

3.2. Menganalisis pengaruh

interaksi sosial dalam ruang

yang berbeda terhadap

kehidupan sosial dan

budaya serta

pengembangan kehidupan

kebangsaan.

4.2. Menyajikan hasil analisis

tentang pengaruh interaksi

sosial dalam ruang yang

berbeda terhadap

kehidupan sosial dan

budaya serta

pengembangan kehidupan

kebangsaan.

Pengaruh interaksi sosial (mobilitas sosial)

terhadap kehidupan sosial budaya. a. Mobilitas

vertikal dan horisontal.

b. Faktor pendorong dan penghambat

mobilitas sosial.

c. Saluran mobilitas sosial.

d. Pengaruh mobilitas sosial terhadap

perubahan status sosial.

e. Dampak positif dan negatif mobilitas sosial.

Pluralitas (agama, budaya, suku bangsa,

pekerjaan) masyarakat Indonesia.

a. Jenis pluralitas di Indonesia. b.

Faktor munculnya pluralitas

masyarakat Indonesia.

c. Sikap warga negara dalam pluralitas bangsa.

Konflik dan integrasi

a. Faktor- faktor pendorong dan

penghambat munculnya konflik.

b. Faktor- faktor pendorong dan

penghambat integrasi nasional.

Mengidentifikasikan jenis, faktor, dan saluran mobilitas

melalui diskusi yang menghasilkan peta konsep, bagan,

atau bahan tayang sehingga menarik untuk

dipresentasikan di depan kelas.

Pemberian tugas contoh-contoh pengaruh dan dampak

mobilitas sosial terhadap status sosial dalam bentuk

pameran, mading, atau diunggah di internet.

Mengidentifikasi pluralitas kehidupan sosial budaya

masyarakat Indonesia dalam bentuk tabel berdasarkan

agama, budaya, suku bangsa, pekerjaan hasil

pengamatan kondisi di sekitar sekolah.

Mengidentifikasi jenis konflik dengan mengumpulkan

berbagai kasus yang diperoleh dari berbagai media,

kemudian diselidikan faktor-faktor pendorong dan

penghambat munculnya konflik

Mengajukan solusi pada studi kasus pluralitas yang

menuntut sikap bijak warga negara. Contohnya toleransi

dalam perayaan hari besar keagamaan atau budaya

tertentu.

Penilaian

pengetahuan

mengunakan jenis tes

pilihan ganda, isian

singkat, dan uraian.

Penilaian

keterampilan

mengunakan jenis

non tes yaitu

observasi, penugasan,

dan portofolio.

Penilaian aspek sikap

mengunakan jenis non

tes yaitu observasi,

jurnal, dan penilaian

antar teman.

Page 238: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

d. Membina persatuan/integrasi dalam

masyarakat plural/majemuk di Indonesia. Menganalisis jenis integrasi dengan mengumpulkan

berbagai kasus yang diperoleh dari berbagai media,

kemudian diselidikan faktor-faktor pendorong dan

penghambat integrasi nasional.

Mengkomunikasikan berbagai cara dalam membina

persatuan (integrasi) sosial dalam masyarakat plural

(majemuk) di Indonesia.

Keterangan:

* Dikutip dari Permendikbud 24/2016.

** Materi Pokok dan rinciannya menggambarkan struktur keilmuan.

*** Implementasi pembelajaran materi pembelajaran dirancang sesuai dengan ketersediaan jam pelajaran.

**** Penilaian kompetensi.

Page 239: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

C. Kelas IX

Mata Pelajaran : IPS

Alokasi Waktu : 40 Jam Pelajaran

Kompetensi Dasar *) Materi Pokok dan

Materi Pembelajaran **)

Kegiatan

Pembelajaran***)

Penilaian****)

Siswa mampu:

3.3. Menganalisis

ketergantungan antarruang

dilihat dari konsep

ekonomi (produksi,

distribusi, konsumsi,

harga, pasar) dan

pengaruhnya terhadap

migrasi penduduk,

transportasi, lembaga

sosial dan ekonomi,

pekerjaan, pendidikan, dan

kesejahteraan masyarakat.

3.4. Menyajikan hasil analisis

tentang ketergantungan

antarruang dilihat dari

konsep ekonomi

(produksi, distribusi,

konsumsi, harga,

Ketergantungan antarruang berdasarkan konsep

ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi, harga,

pasar).

a. Faktor produksi berdasarkan jenis dan

persebaran bahan baku.

b. Faktor pendorong dan penghambat distribusi

barang dan jasa antar daerah.

c. Karakteristik konsumen berdasarkan

perbedaan wilayah.

d. Penentuan harga berdasarkan lokasi dan

jarak.

Pengaruh ketergantungan antar ruang terhadap

migrasi penduduk, transportasi, lembaga

sosial,ekonomi, pekerjaan, pendidikan, dan

kesejahteraan masyarakat.

a. Faktor pendorong dan penarik migrasi

penduduk berdasarkan aspek

ekonomi.

b. Peranan transportasi untuk distribusi barang

dan jasa.

c. Peranan lembaga pendidikan, dan

Membuat alur bagan ketergantungan antarruang dalam

kegiatan ekonomi. Peserta didik secara berkelompok

membuat alur bagan produksi barang yang ada di sekitar

tempat tinggal, misalnya pengawetan ikan asin, produksi

tahu dan tempe, dan kue. Bagan alur dipresentasikan di

depan kelas.

Mengamati proses distribusi dan karakteristik

konsumen pada komoditas barang di sekitar tempat

tinggal hingga produsen menentukan harga barang

berdasarkan lokasi dan jarak. Pengamatan dilakukan

secara berkelompok, didiskusikan, dan

dipresentasikan.

Mengidentifikasi permasalahan, pengaruh

ketergantungan antarruang tentang migrasi penduduk,

transportasi, lembaga sosial, ekonomi, pekerjaan,

pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat. Peserta didik

secara berkelompok diminta untuk merumuskan solusi

untuk setiap masalah seperti urbanisasi, pengangguran,

kemiskinan, kejahatan, penurunan minat untuk jadi

petani dan nelayan.

Penilaian

pengetahuan

mengunakan jenis tes

pilihan ganda, isian

singkat, dan uraian.

Penilaian

keterampilan

mengunakan jenis

non tes yaitu

penugasan,

portofolio, dan

observasi.

Penilaian aspek sikap

mengunakan jenis non

tes yaitu observasi,

jurnal, dan penilaian

antar teman.

Page 240: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

pasar) dan pengaruhnya

terhadap migrasi

penduduk, transportasi,

lembaga sosial dan

ekonomi, pekerjaan,

pendidikan, dan

kesejahteraan masyarakat.

lembaga ekonomi dalam mewujudkan

kesejahteraan masyarakat.

Mengembangkan ekonomi kreatif berdasarkan

potensi wilayah untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. a. Pengertian

ekonomi kreatif dan jenis

jenisnya.

b. Pengembangan ekonomi kreatif

berdasarkan potensi wilayah.

c. Contoh ekonomi kreatif yang berhasil

menyejahterakan masyarakat.

Pengembangan pusat-pusat keunggulan ekonomi

untuk kesejahteraan masyarakat a. Wilayah

pusat-pusat keunggulan

ekonomi Indonesia.

b. Manfaat pengembangan pusat-pusat

keunggulan ekonomi untuk kesejahteraan

masyarakat.

Pasar Bebas (Masyarakat Ekonomi

ASEAN, AFTA, APEC, Uni Eropa). a.

Latar belakang pembentukan

kerjasama ekonomi dan keanggotan

(Masyarakat Ekonomi ASEAN, AFTA,

APEC, Uni Eropa).

b. Manfaat kerjasama Masyarakat Ekonomi

ASEAN, AFTA, APEC, Uni Eropa bagi

Indonesia.

Peserta didik menciptakan suatu produk keunggulan

sebagai kegiatan ekonomi kreatif secara berkelompok

yang selanjutnya dipamerkan dengan teknik shoping

(kunjungan tiap kelompok).

Mengidentifikasi keuntungan sebuah kota sebagai

tempat penyelenggaraan Pekan Olah Raga Nasional

(PON). Peserta didik diminta untuk membuat tabel

tentang keuntungan pengusaha hotel, transportasi,

makanan, cenderamata, di kota tempat

penyelenggaraan. Kota penyelenggara PON adalah

pusat pertumbuhan ekonomi bagi daerah sekitarnya.

Mengumpulkan data potensi dan kegiatan ekonomi di

daerah setempat dalam menghadapi pasar bebas. Peserta

didik diminta untuk menjelaskan tentang proses produksi

dan pemasaran sehingga dapat laku di pasaran

internasional. Kegiatan belajar dilakukan dengan teknik

jigsaw

Peserta didik membuat peta konsep tentang tujuan dan

manfaat MEA, AFTA, APEC, Uni Eropa secara

berkelompok.

Keterangan:

* Dikutip dari Permendikbud 24/2016.

** Materi Pokok dan rinciannya menggambarkan struktur keilmuan. *** Implementasi pembelajaran materi pembelajaran dirancang sesuai dengan ketersediaan jam pelajaran **** Penilaian kompetensi.

Page 241: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran
Page 242: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR BIASA TUNANETRA

(SMALB TUNANETRA)

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

JAKARTA, 2016

Page 243: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SMALB TUNANETRA

KELAS: X

Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi yaitu, (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut

dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.

Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menghargai dan menghayati

ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial adalah “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,

santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaanya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi

siswa.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang

proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter siswa lebih lanjut.

Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai

berikut ini.

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian nyata

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji

dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai,

merangkai, memodifikasi, dan

membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung,

menggambar, dan mengarang)

sesuai dengan yang dipelajari di

sekolah dan sumber lain yang

sama dalam sudut pandang/teori

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.1 Memahami aktivitas manusia dalam aspek keruangan dan waktu, konektivitas antar ruang, perubahan dan keberlanjutannya pada aspek sosial, ekonomi, budaya, dan pendidikan dalam lingkup lokal

4.1 Menunjukkan aspek keruangan dan waktu, konektivitas antar ruang, perubahan dan keberlanjutannya pada aspek sosial, ekonomi, budaya, dan pendidikan dalam lingkup lokal

3.2 Memahami aktivitas manusia dalam hubungannya dengan kondisi geografis di sekitarnya (dalam lingkup lokal)

4.2 Menyajikan hasil penelaahan tentang aktivitas manusia dalam hubungannya dengan kondisi geografis di sekitarnya (dalam lingkup lokal)

3.3 Menjelaskan aktivitas manusia, perubahan dan keberlanjutannya

4.3 Menyajikan hasil penelaahan tentang aktivitas manusia,

Page 244: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

pada masa praaksara, Hindu Buddha, dan Islam

perubahan dan keberlanjutannya pada masa praaksara, Hindu Buddha, dan Islam

3.4 Memahami kehidupan manusia dalam kelembagaan sosial, ekonomi, pendidikan, dan budaya di masyarakat sekitar (lokal)

4.4 Menyajikan hasil pengamatan tentang kehidupan manusia dalam kelembagaan sosial, ekonomi, pendidikan, dan budaya di masyarakat sekitar (lokal)

3.5 Memahami aktivitas manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi

4.5 Menyajikan hasil pengamatan tentang aktivitas manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi

Page 245: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

KELAS: XI

Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi yaitu, (1) sikap spiritual, (2)

sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.

Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial

adalah “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaanya”. Kedua

kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan

memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi siswa.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang

proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter siswa lebih lanjut.

Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini.

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian nyata

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.1 Memahami aktivitas manusia dalam aspek keruangan dan waktu, konektivitas antar ruang, perubahan dan keberlanjutannya pada aspek sosial, ekonomi, budaya, dan pendidikan dalam

lingkup nasional

4.1 Menyajikan hasil pengamatan tentang aktivitas manusia dalam aspek keruangan dan waktu, konektivitas antar ruang, perubahan dan keberlanjutannya pada aspek sosial, ekonomi,

budaya, dan pendidikan dalam lingkup nasional

3.2 Memahami aktivitas manusia dalam hubungannya dengan kondisi geografis di sekitarnya (dalam lingkup nasional)

4.2 Menunjukkan/menyajikan hasil pengamatan tentang aktivitas manusia dalam hubungannya dengan lingkungan geografis tempat tinggalnya (dalam lingkup nasional)

3.3 Menjelaskan aktivitas manusia, perubahan dan keberlanjutannya pada masa pergerakan nasional sampai proklamasi kemerdekaan Indonesia

4.3 Menyajikan hasil pengamatan tentang aktivitas manusia, perubahan, dan keberlanjutannya pada masa pergerakan nasional sampai proklamasi kemerdekaan

Page 246: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

Indonesia

3.4 Memahami kehidupan manusia dalam kelembagaan sosial, ekonomi, pendidikan, dan budaya di masyarakat sekitar (nasional)

4.4 Menyajikan hasil pengamatan tentang kehidupan manusia dalam kelembagaan sosial, pendidikan, ekonomi, dan budaya di masyarakat sekitar (nasional)

3.5 Memahami aktivitas manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi (dalam lingkup nasional)

4.5 Menyajikan hasil pengamatan tentang aktivitas manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi (dalam lingkup nasional)

Page 247: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

KELAS: XII

Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi yaitu, (1) sikap spiritual, (2)

sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.

Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial

adalah “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaanya”. Kedua

kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan

memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi siswa.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang

proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter siswa lebih lanjut.

Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini.

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian nyata

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.1 Memahami aktivitas manusia dalam aspek keruangan dan waktu, konektivitas antar ruang, perubahan dan keberlanjutannya pada aspek sosial, ekonomi, budaya, dan pendidikan dalam

lingkup regional

4.1 Menunjukkan aktivitas manusia dalam aspek keruangan dan waktu, konektivitas antar ruang, perubahan dan keberlanjutannya pada aspek sosial, ekonomi, budaya, dan pendidikan dalam

lingkup regional

3.2 Memahami aktivitas manusia dalam hubungannya dengan kondisi geografis di sekitarnya (dalam lingkup regional)

4.2 Menunjukkan aktivitas manusia dalam hubungannya dengan kondisi geografis di sekitarnya (dalam lingkup regional)

3.3 Menjelaskan aktivitas manusia, perubahan dan keberlanjutannya pada masa perjuangan mengisi kemerdekaan

4.3 Menyajikan hasil pengamatan tentang aktivitas manusia, perubahan dan keberlanjutannya pada masa perjuangan mengisi kemerdekaan

3.4 Memahami kehidupan manusia

dalam kelembagaan sosial,

ekonomi, pendidikan, dan budaya

4.4 Menunjukkan kehidupan manusia dalam kelembagaan sosial, pendidikan, ekonomi, dan budaya

Page 248: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

di masyarakat sekitar (regional) di masyarakat dalam lingkup regional

3.5 Memahami aktivitas manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi dalam lingkup regional

4.5 Menunjukkan aktivitas manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi dalam lingkup regional

Page 249: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

TANGGAL

LAHIR NAMA TH.LULUS TINGK. PEND.1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 121 Drs. TRIYANTO MURJOKO.M.Pd. 196707131997031002 162058 Klaten 13-07-1967 L Islam S2PLB 2005 Pasca Sarjana Kep.sek2 Dra. CUCU NURAENI 196303211984032008 161858 Bandung 21-03-1963 P Islam PLB 1987 Sarjana Guru3 Dra. RATNANINGSIH 195801181982032002 161978 Bandung 18-01-1958 P Islam PLB 1991 Sarjana Guru Feb-184 Dra. SUDARNI 195811301983122002 162026 Klaten 30-11-1958 P Islam PLB 1982 Sarjana Guru Des 20185 Drs. DEDI SUPRIADI, M.Pd. 196006031983031020 161863 Tasikmalaya 03-06-1960 L Islam S2PLB 2005 Pasca Sarjana Guru Jul-206 Dra. IIS SUSMIATI 196204121984032009 161908 Bandung 12-04-1942 P Islam PLB 1990 Sarjana Guru Mei 20227 WAWAN YUHANA, S.Pd. 195901071984031002 162073 Garut 07-01-1959 P Islam PLB 1995 Sarjana Guru Feb-198 ACHMAD SUDARMA, S.Pd. 196001261984031001 161831 Sukabumi 26-1-1960 L Islam PLB 1995 Pasca Sarjana Guru Feb-209 YUYU YULIANINGSIH, S.Pd. 196207131984032008 162089 Ciamis 13-07-1962 P Islam PLB 1995 Sarjana Guru Agustus 2022

10 Drs. JUHANA 196008261985031005 161914 Ciamis 26-08-1960 L Islam PLB 1992 Sarjana Guru Sep-2011 Dra. AISYAH 195909151986032005 161838 Kuningan 15-09-1959 P Islam PLB 1983 Sarjana Guru okt-201912 Drs. RAHMAD SAEBANI 196805011998031006 161975 Sukoharjo 01-05-1968 L Islam PLB 1993 Sarjana Guru13 Dra. HIDAYATI SUPRIHATIN 196104211994122001 161905 Klaten 21-04-1961 P Islam PLB 1986 Sarjana Guru Mei 202114 NOORAYATI SISWANIGSIH, S.Pd. 195910101992032002 158981 Kulonprogo 10-10-1959 P Islam PLB 1998 Sarjana Guru Nop-1915 HANI AWALIYAH, S.Pd. 196815101995012001 161897 Jakarta, 15-10-1968 P Islam PKH 1993 Sarjana Guru16 Dra. ASNAH TAHAR 196409051995022001 161845 Cirebon 05-09-1964 P Islam PLB 1989 Sarjana Guru17 Dra. TATI NOVIANTI 196511171995022001 162046 Bandung 17-11-1965 P Islam PLB 1991 Sarjana Guru18 Drs. ADJAR AGUS BUDIJANTO 197008131998031009 161833 Pacitan 13-08-1970 L Islam PLB 1993 Sarjana Guru19 NGATIJA, S.Pd. 196101061992031003 161955 Gunung Kidul 10-01-1961 L Islam ADM 2003 Sarjana Guru Feb-2120 ADI MEKAR NUGROHO, S.Pd. 196811121992031010 161832 Boyolali 12-11-1969 L Islam PLB 1998 Sarjana Guru21 MAKSUM, S,Ag. M.Pd. 196909252000121001 - Jepara 29-09-1969 L Islam S2PDDK 2005 Pasca Sarjana Guru22 WAHYU CAHYANINGSIH, S.Ag. 19670427201122001 - Jakarta, 27-04-1967 P Islam PLB 1996 Sarjana Guru23 M. HAMID BASUKI, S.Pd. 197605192008011016 173794 Purbalingga 19-05-1976 L Islam PLB 2002 Sarjana Guru24 TIFA FITERIA SAVITRI, S.Pd. 196610122010082001 182464 Tangerang 12-09-1966 P Islam PLB 1999 Sarjana Guru25 KERIADI, S.Pd. 196908252010081001 182312 NTB 25-08-1969 L Islam PLB 2000 Sarjana Guru26 AMANAH, S.Pd. 196909212010082001 182188 Klaten 2109-1969 P Islam PLB 1993 Sarjana Guru27 MULYONO, S.Pd. 197102102010081001 182353 Sukoharjo 10-02-1971 L Islam PLB 1995 Sarjana Guru28 LENA MARLIANA, S.Pd. 197306072010082001 182318 Bandung 07-06-1973 P Islam PLB 1998 Sarjana Guru29 EMY SUGIARTI, S.Pd. 197805192010082001 182253 Jakarta, 09-05-1978 P Islam PLB 2002 Sarjana Guru30 FERAWATI SYAHRANI,SE 197904032014122002 188229 Jakarta, 03'04-1979 P Islam SE 2005 Sarjana Guru31 YANI, S.Pd. 197401012014122003 186352 Jakarta, 01-01-1974 P Islam PLB 2011 Sarjana Guru32 ALI MUYSHOFA, S.Pd. 197010032014121002 185930 Brebes 10-03-1970 L Islam B.Arab 2007 Sarjana Guru33 SRI WANITI, S.Pd. 197807092014122003 187754 Jakarta, 08-05-1976 P Islam PLB 1989 Sarjana Guru

NO NAMA NIP NRK TEMPAT LAHIRPENDIDIKAN

JABATAN

DAFTAR NAMA GURU GURU, DAN PEGAWAISLB-A PEMBINA TINGKATNASIONAL JAKARTA

TAHUN : 2016/2017/2018

L/P AGAMAWAKTU

PENSIUN

Page 250: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

34 DADAN GUSTAWAN 196808172001121002 L Islam Sarjana GR AG35 BUDI HARDININGSIH, S.Pd 196309022016052002 190429 p Islam PLB Sarjana Guru36 TATIK PURWINDARI 197109272008012008 173888 P Islam PLB Sarjana Guru37 DWI TARMINI, S.Ag 197704282014122006 191414 P Islam Sarjana Guru38 BAMBANG SETIAWAN, S.Pd. Jakarta, 23-06-1969 L Islam BHS 2002 Sarjana GTT39 NURLELA SARI , S.Pd Bekasi, 15-06-1984 p Islam PJOK 2017 Sarjana honor

42 TRI ANANDA AGUSTINA GW, S.Psi, 196908042000032007 162054 Bandung 04-08-1969 P Islam Psiklog 2010 Sarjana Staf TU43 M ZAINUDDIN GAFFAR, A.Md. 195912311986101013 161942 Enrekang 31-12-1959 L Islam D.III 2000 Sarmud Kaur TU44 ZAENAL ABIDIN 196001111992031003 162090 Bogor, 11-01-1960 L Islam SMA 1982 SLTA Staf TU45 ARI HARYANTO - - Jakarta, 27-03-1981 L Islam SMLB 1995 SLTA UMP46 IYUS HARIAWAN - - Jakarta, 07-07-1972 L Islam SMLB 2001 SLTA UMP47 SITI MAEMUNAH Magelang, 24-06-1972 P Islam SMA 2017 SMA UMP

48 BACHRUM 195811301983122002 162026 Klaten 30-11-1958 P Maret 2017 SMA

REKAPITULASI JUMLAH PNS NON PNS L P SMA S1 S2

1. KEPALA SEKOLAH 1 1 1 1

2. GURU 38 36 2 15 23 33 4

3. TENAGA KEPENDIDIKAN 5 1 4 3 2 3 1

TOTAL 47 41 6 20 25 5 34 5

Page 251: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

DAFTAR INVENTARIS RUANG

SEKOLAH LUAR BIASA

(SLB-A) PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA

TAHUN 2018

Ruang/Kelas : TK-A dan TK-B

NO NAMA BARANG MERK/TIPE JUMLAH SEBUTAN TAHUN KETERANGAN

BAIK RUSAK

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Kursi 21 V

2. Meja 7 V

3. Piano 1 V

4. Kipas angin 4 V

5. Mesin ketik Braille 4 V

6. Karpet 2 V

7. Lemari / Rak buku 2 V

8. Tempat sampah 1 V

9. Rak sepatu 2 V

10. Rak buku / rak

pajangan

13 V

11. Keset 3 V

12. Trampolin 1 V

13. Papan tulis / papan

informasi / pajangan

6 V

14. Gorden 6 V

15. Tape / radio 2 V

16. Jam 1 V

17. Rumah Barbie 1 V

18. Papan tulis besar 1 V

19. Meja mainan / meja

hias

4 V

20. Kipas exos 3 V

Jakarta, 2018

Pengurus Sarana Prasarana Wali Kelas / Penanggung Jawab

Drs. DEDI SUPRIADI,M.Pd Dra. AISYAH

NIP. 196006031983031020

Page 252: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

DAFTAR INVENTARIS RUANG

SEKOLAH LUAR BIASA

(SLB-A) PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA

TAHUN 2018

Ruang/Kelas : I (Satu)

NO NAMA BARANG MERK/TIPE JUMLAH SEBUTAN TAHUN KETERANGAN

BAIK RUSAK

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Kursi siswa 5

2. Meja siswa 6

3. Kursi guru 3

4. Meja guru 1

5. Kipas angin 1

6. Mesin ketik Braille 1

7. Lemari 1

8. Jam dinding 1

9. Tempat sampah 1

10. Alat kebersihan 3

11. Papan knov 4

12. Rak sepatu 1

13. Buku paket Braille 1 set

14. Rak besar 1

15. Rak kecil 1

16. Sempoa (alat hitung) 3

17. Puzzle tubuh 1

18. Buku paket siswa tema

1-6

1 set

19. Buku paket guru tema

1-6

1 set

20. Tempat manik-manik 1

Jakarta 2018

Pengurus Sarana Prasarana Wali Kelas / Penanggung Jawab

Drs. DEDI SUPRIADI,M.Pd ( )

NIP. 196006031983031020

Page 253: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

DAFTAR INVENTARIS RUANG

SEKOLAH LUAR BIASA

(SLB-A) PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA

TAHUN 2018

Ruang/Kelas : II-A (Dua-A)

NO NAMA BARANG MERK/TIPE JUMLAH SEBUTAN TAHUN KETERANGAN

BAIK RUSAK

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Kursi siswa 4

2. Meja siswa 4

3. Kursi guru 2

4. Meja guru 1

5. Kipas angin 1

6. Meja kayu 1

7. Rak kayu 3

8. Jam dinding 1

9. Tempat sampah 1

10. Alat kebersihan 4

11. Ember 3

12. Rak sepatu 1

13. Gorden 2

14. Globe 1

15. Papan dll 5

16. Sempoa (alat hitung) 1

17. Vas bunga 4

18. Buku paket siswa tema

1-6

-

19. Buku paket guru tema

1-6

-

Jakarta, 2018

Pengurus Sarana Prasarana Wali Kelas / Penanggung Jawab

Drs. DEDI SUPRIADI,M.Pd ( )

NIP. 196006031983031020

Page 254: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

DAFTAR INVENTARIS RUANG

SEKOLAH LUAR BIASA

(SLB-A) PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA

TAHUN 2018

Ruang/Kelas : II-B (Dua-B)

NO NAMA BARANG MERK/TIPE JUMLAH SEBUTAN TAHUN KETERANGAN

BAIK RUSAK

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Meja 3

2. Kursi 4

3. Kompor 1

4. Kulkas 1

5. Kipas angin 1

6. Mesin ketik Braille -

7. Rak buku 1

8. Jam dinding 1

9. Tempat sampah 1

10. Alat kebersihan 1 set

11. Lemari 1

12. Buku paket siswa tema

1-6

13. Buku paket guru tema

1-6

Jakarta, 2018

Pengurus Sarana Prasarana Wali Kelas / Penanggung Jawab

Drs. DEDI SUPRIADI,M.Pd ( )

NIP. 196006031983031020

Page 255: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

DAFTAR INVENTARIS RUANG

SEKOLAH LUAR BIASA

(SLB-A) PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA

TAHUN 2018

Ruang/Kelas : III-A (Tiga-A)

NO NAMA BARANG MERK/TIPE JUMLAH SEBUTAN TAHUN KETERANGAN

BAIK RUSAK

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Kursi siswa 5

2. Meja siswa 5

3. Kursi guru 2

4. Meja guru 1

5. Kipas angin 1

6. Meja kecil 1

7. Meja besar 2

8. Jam dinding 1

9. Tempat sampah 1

10. Alat kebersihan 1 set

11. Ember 1

12. Rak sepatu 1

13. Gorden 2

14. Mesin ketik Braille 1

15. Tongkat siswa 6

16. Lemari besi 1

17. Pengharum ruangan 1

18. Buku paket siswa tema

1-6

-

19. Buku paket guru tema

1-6

-

20. Lemari kayu 1

21. Pembersih ruangan 1

22. Lampu 2

Jakarta, 2018

Pengurus Sarana Prasarana Wali Kelas / Penanggung Jawab

Drs. DEDI SUPRIADI,M.Pd ( )

NIP. 196006031983031020

Page 256: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

DAFTAR INVENTARIS RUANG

SEKOLAH LUAR BIASA

(SLB-A) PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA

TAHUN 2018

Ruang/Kelas : III-B (Tiga-B)

NO NAMA BARANG MERK/TIPE JUMLAH SEBUTAN TAHUN KETERANGAN

BAIK RUSAK

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Kursi siswa 4

2. Meja siswa 4

3. Kursi guru 2

4. Meja guru 1

5. Kipas angin 1

6. Lemari gantung 1

7. Rak kayu 1

8. Jam dinding 1

9. Tempat sampah 1

10. Alat kebersihan 1 set

11. Figura 4

12. Rak sepatu 1

13. Gorden 1

14. Globe 1

15. Papan dll 1

16. Lemari besi 1

17. Buku paket siswa

tema 1-6

18. Buku paket guru

tema 1-6

-

Jakarta, 2018

Pengurus Sarana Prasarana Wali Kelas / Penanggung Jawab

Drs. DEDI SUPRIADI,M.Pd ( )

NIP. 196006031983031020

Page 257: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

DAFTAR INVENTARIS RUANG

SEKOLAH LUAR BIASA

(SLB-A) PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA

TAHUN 2018

Ruang/Kelas : III-C (Tiga-C)

NO NAMA BARANG MERK/TIPE JUMLAH SEBUTAN TAHUN KETERANGAN

BAIK RUSAK

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Kursi siswa 4

2. Meja siswa 4

3. Kursi guru 2

4. Meja guru 1

5. Kipas angin 1

6. Kitchen set 1 set

7. Peta timbul 1

8. Jam dinding 1

9. Tempat sampah 1

10. Alat kebersihan 1 set

11. Figura 3

12. Rak sepatu 1

13. Lemari 1

14. Globe 1

15. Puzzle tubuh 2

16. Lampu 2

17. Buku paket siswa

tema 1-6

-

18. Buku paket guru

tema 1-6

-

19. Dispenser 1

Jakarta, 2018

Pengurus Sarana Prasarana Wali Kelas / Penanggung Jawab

Drs. DEDI SUPRIADI,M.Pd ( )

NIP. 196006031983031020

Page 258: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

DAFTAR INVENTARIS RUANG

SEKOLAH LUAR BIASA

(SLB-A) PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA

TAHUN 2018

Ruang/Kelas : IV (Empat)

NO NAMA BARANG MERK/TIPE JUMLAH SEBUTAN TAHUN KETERANGAN

BAIK RUSAK

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Meja 6

2. Kursi 6

3. Kipas angin 1

4. Globe 1

5. Lemari 1

Jakarta, 28 Maret 2018

Pengurus Sarana Prasarana Wali Kelas / Penanggung Jawab

Drs. DEDI SUPRIADI,M.Pd ( )

NIP. 196006031983031020

Page 259: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

DAFTAR INVENTARIS RUANG

SEKOLAH LUAR BIASA

(SLB-A) PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA

TAHUN 2018

Ruang/Kelas : V (Lima)

NO NAMA BARANG MERK/TIPE JUMLAH SEBUTAN TAHUN KETERANGAN

BAIK RUSAK

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Kursi siswa 7

2. Meja siswa 7

3. Kursi guru 1

4. Meja guru 1

5. Kipas angin 1

6. Lemari 1

7. Papan hasil karya siswa 1

8. Jam dinding 1

9. Tempat sampah 1

10. Alat kebersihan 1 set

11. Figura 2

12. Rak sepatu 1

13. Gorden 2

14. Papan bank data kelas 1

15. Buku paket siswa tema

1-6

-

16. Buku paket guru tema

1-6

-

17. Peta timbul 1

Jakarta, 2018

Pengurus Sarana Prasarana Wali Kelas / Penanggung Jawab

Drs. DEDI SUPRIADI,M.Pd ( )

NIP. 196006031983031020

Page 260: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

DAFTAR INVENTARIS RUANG

SEKOLAH LUAR BIASA

(SLB-A) PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA

TAHUN 2018

Ruang/Kelas : VI-A (Enam-A)

NO NAMA BARANG MERK/TIPE JUMLAH SEBUTAN TAHUN KETERANGAN

BAIK RUSAK

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Kursi siswa

2. Meja siswa

3. Kursi guru

4. Meja guru

5. Kipas angin

6. Lemari

7. Papan hasil karya siswa

8. Jam dinding

9. Tempat sampah

10. Alat kebersihan

11. Figura

12. Rak sepatu

13. Gorden

14. Papan bank data kelas

15. Buku paket siswa tema

1-6

16. Buku paket guru tema

1-6

17. Peta timbul

18.

19.

20.

Jakarta, 2018

Pengurus Sarana Prasarana Wali Kelas / Penanggung Jawab

Drs. DEDI SUPRIADI,M.Pd ( )

NIP. 196006031983031020

Page 261: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

DAFTAR INVENTARIS RUANG

SEKOLAH LUAR BIASA

(SLB-A) PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA

TAHUN 2018

Ruang/Kelas : VI-B (Enam-B)

NO NAMA BARANG MERK/TIPE JUMLAH SEBUTAN TAHUN KETERANGAN

BAIK RUSAK

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Kursi siswa 5

2. Meja siswa 5

3. Kursi guru 2

4. Meja guru 1

5. Kipas angin 2

6. Rak buku 1

7. Kitchen set 1 set

8. Jam dinding 1

9. Tempat sampah 1

10. Alat kebersihan 1 set

11. Figura 3

12. Rak sepatu 1

13. Gorden 2

14. Papan dll 3

15. Buku paket siswa tema

1-6

16. Buku paket guru tema

1-6

17. Kendi 5

18. Sempoa 3

19. Tempat beras 1

20. Puzzle anggota tubuh 1

21. Toilet kering 1

22. Payung 1

Jakarta, 2018

Pengurus Sarana Prasarana Wali Kelas / Penanggung Jawab

Drs. DEDI SUPRIADI,M.Pd ( )

NIP. 196006031983031020

Page 262: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

DAFTAR INVENTARIS RUANG

SEKOLAH LUAR BIASA

(SLB-A) PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA

TAHUN 2018

Ruang/Kelas : VII (Tujuh)

NO NAMA BARANG MERK/TIPE JUMLAH SEBUTAN TAHUN KETERANGAN

BAIK RUSAK

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Kursi 6

2. Meja 6

3. Taplak meja 1

4. Alat kebersihan 1 set

5. Kipas angin 1

6. Lemari buku 1

7. Jam dinding 1

Jakarta, 2018

Pengurus Sarana Prasarana Wali Kelas / Penanggung Jawab

Drs. DEDI SUPRIADI,M.Pd ( )

NIP. 196006031983031020

Page 263: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

DAFTAR INVENTARIS RUANG

SEKOLAH LUAR BIASA

(SLB-A) PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA

TAHUN 2018

Ruang/Kelas : VIII (Delapan)

NO NAMA BARANG MERK/TIPE JUMLAH SEBUTAN TAHUN KETERANGAN

BAIK RUSAK

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Kursi siswa 4

2. Meja siswa 4

3. Kursi guru 2

4. Meja guru 1

5. Kipas angin 1

6. Lemari kayu 1

7. Kitchen set 1 set

8. Jam dinding 1

9. Tempat sampah 1

10. Alat kebersihan 1 set

11. Figura 3

12. Lemari besi 3

13. Gorden 2

14. Papan dll 1

15. Kulkas 1

16. Dispenser 1

17. Tempat beras 1

18. Sempoa 1

19. Toilet kering 1 set

20. Puzzle anggota tubuh 1

21. Kompor 1

Jakarta, 28 Maret 2018

Pengurus Sarana Prasarana Wali Kelas / Penanggung Jawab

Drs. DEDI SUPRIADI,M.Pd ( )

NIP. 196006031983031020

Page 264: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

DAFTAR INVENTARIS RUANG

SEKOLAH LUAR BIASA

(SLB-A) PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA

TAHUN 2018

Ruang/Kelas : IX (Sembilan)

NO NAMA BARANG MERK/TIPE JUMLAH SEBUTAN TAHUN KETERANGAN

BAIK RUSAK

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Meja 3

2. Kursi 3

3. Papan tulis 1

4. Gorden 1

5. Alat kebersihan 1 set

6. Taplak meja 1

7. Kipas angin 1

8. Rak sepatu 1

9. Lemari 1

Jakarta, 2018

Pengurus Sarana Prasarana Wali Kelas / Penanggung Jawab

Drs. DEDI SUPRIADI,M.Pd ( )

NIP. 196006031983031020

Page 265: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

DAFTAR INVENTARIS RUANG

SEKOLAH LUAR BIASA

(SLB-A) PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA

TAHUN 2018

Ruang/Kelas : X (Sepuluh)

NO NAMA BARANG MERK/TIPE JUMLAH SEBUTAN TAHUN KETERANGAN

BAIK RUSAK

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Meja 5

2. Kursi 5

3. Papan tulis 1

4. Gorden 1

5. Alat kebersihan 1 set

6. Taplak meja 1

7. Kipas angin 1

8. Lemari 1

9. Globe 1

Jakarta, 2018

Pengurus Sarana Prasarana Wali Kelas / Penanggung Jawab

Drs. DEDI SUPRIADI,M.Pd ( )

NIP. 196006031983031020

Page 266: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

DAFTAR INVENTARIS RUANG

SEKOLAH LUAR BIASA

(SLB-A) PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA

TAHUN 2018

Ruang/Kelas : XI-A (Sebelas-A)

NO NAMA BARANG MERK/TIPE JUMLAH SEBUTAN TAHUN KETERANGAN

BAIK RUSAK

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Meja 5

2. Kursi 5

3. Papan tulis 1

4. Gorden 1

5. Alat kebersihan 1 set

6. Taplak meja 1

7. Kipas angin 1

Jakarta, 2018

Pengurus Sarana Prasarana Wali Kelas / Penanggung Jawab

Drs. DEDI SUPRIADI,M.Pd ( )

NIP. 196006031983031020

Page 267: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

DAFTAR INVENTARIS RUANG

SEKOLAH LUAR BIASA

(SLB-A) PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA

TAHUN 2018

Ruang/Kelas : XI-B (Sebelas-B)

NO NAMA BARANG MERK/TIPE JUMLAH SEBUTAN TAHUN KETERANGAN

BAIK RUSAK

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Meja 3

2. Kursi 3

3. Gorden 1

4. Alat kebersihan 1 set

5. Taplak meja 1

6. Kipas angin 1

Jakarta, 2018

Pengurus Sarana Prasarana Wali Kelas / Penanggung Jawab

Drs. DEDI SUPRIADI,M.Pd ( )

NIP. 196006031983031020

Page 268: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

DAFTAR INVENTARIS RUANG

SEKOLAH LUAR BIASA

(SLB-A) PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA

TAHUN 2018

Ruang/Kelas : XII (Dua Belas)

NO NAMA BARANG MERK/TIPE JUMLAH SEBUTAN TAHUN KETERANGAN

BAIK RUSAK

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Meja 3 buah V

2. Kursi 3 buah V

3. Kipas angin 1 buah V

4. Lemari 1 buah V

5. Papan tulis 1 buah V

6. Kain Pel 1 buah V

7. Kemoceng 1 buah V

Jakarta, 2018

Pengurus Sarana Prasarana Wali Kelas / Penanggung Jawab

Drs. DEDI SUPRIADI,M.Pd ( )

NIP. 196006031983031020

Page 269: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

DAFTAR INVENTARIS RUANG

SEKOLAH LUAR BIASA

(SLB-A) PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA

TAHUN 2018

Ruang/Kelas : Keterampilan

NO NAMA BARANG MERK/TIPE JUMLAH SEBUTAN TAHUN KETERANGAN

BAIK RUSAK

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Etalase 2 v

2. Meja besar 2

3. Kursi 8

4. Kipas angin 2

5. Papan kayu 1

6. Tempat sampah 1

7. Alat kebersihan 1 set

8. Lemari kayu 1

9. Container 4

10. Gorden 2

11. Jam dinding 1

12. Rak sepatu 1

13. Rak pajangan 1

14. Peta timbul 1

15. Meja guru 1

Jakarta, 2018

Pengurus Sarana Prasarana Wali Kelas / Penanggung Jawab

Drs. DEDI SUPRIADI,M.Pd ( )

NIP. 196006031983031020

Page 270: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

DAFTAR INVENTARIS RUANG

SEKOLAH LUAR BIASA

(SLB-A) PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA

TAHUN 2018

Ruang/Kelas : MDVI

NO NAMA BARANG MERK/TIPE JUMLAH SEBUTAN TAHUN KETERANGAN

BAIK RUSAK

1 2 3 4 5 6 7 8

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

Jakarta, 2018

Pengurus Sarana Prasarana Wali Kelas / Penanggung Jawab

Drs. DEDI SUPRIADI,M.Pd ( )

NIP. 196006031983031020

Page 271: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

DAFTAR INVENTARIS RUANG

SEKOLAH LUAR BIASA

(SLB-A) PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA

TAHUN 2018

Ruang/Kelas : Tata Usaha

NO NAMA BARANG MERK/TIPE JUMLAH SEBUTAN TAHUN KETERANGAN

BAIK RUSAK

1 2 3 4 5 6 7 8

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

Jakarta, 2018

Pengurus Sarana Prasarana Wali Kelas / Penanggung Jawab

Drs. DEDI SUPRIADI,M.Pd ( )

NIP. 196006031983031020

Page 272: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

DAFTAR INVENTARIS RUANG

SEKOLAH LUAR BIASA

(SLB-A) PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA

TAHUN 2018

Ruang/Kelas : Komputer

NO NAMA BARANG MERK/TIPE JUMLAH SEBUTAN TAHUN KETERANGAN

BAIK RUSAK

1 2 3 4 5 6 7 8

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

Jakarta, 2018

Pengurus Sarana Prasarana Wali Kelas / Penanggung Jawab

Drs. DEDI SUPRIADI,M.Pd ( )

NIP. 196006031983031020

Page 273: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

DAFTAR INVENTARIS RUANG

SEKOLAH LUAR BIASA

(SLB-A) PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA

TAHUN 2018

Ruang/Kelas : Kantor Guru Bawah

NO NAMA BARANG MERK/TIPE JUMLAH SEBUTAN TAHUN KETERANGAN

BAIK RUSAK

1 2 3 4 5 6 7 8

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

Jakarta, 2018

Pengurus Sarana Prasarana Wali Kelas / Penanggung Jawab

Drs. DEDI SUPRIADI,M.Pd ( )

NIP. 196006031983031020

Page 274: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

DAFTAR INVENTARIS RUANG

SEKOLAH LUAR BIASA

(SLB-A) PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA

TAHUN 2018

Ruang/Kelas : Kepala Sekolah

NO NAMA BARANG MERK/TIPE JUMLAH SEBUTAN TAHUN KETERANGAN

BAIK RUSAK

1 2 3 4 5 6 7 8

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

Jakarta, 2018

Pengurus Sarana Prasarana Wali Kelas / Penanggung Jawab

Drs. DEDI SUPRIADI,M.Pd ( )

NIP. 196006031983031020

Page 275: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

DAFTAR INVENTARIS RUANG

SEKOLAH LUAR BIASA

(SLB-A) PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA

TAHUN 2018

Ruang/Kelas : Musik

NO NAMA BARANG MERK/TIPE JUMLAH SEBUTAN TAHUN KETERANGAN

BAIK RUSAK

1 2 3 4 5 6 7 8

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

Jakarta, 2018

Pengurus Sarana Prasarana Wali Kelas / Penanggung Jawab

Drs. DEDI SUPRIADI,M.Pd ( )

NIP. 196006031983031020

Page 276: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

DAFTAR INVENTARIS RUANG

SEKOLAH LUAR BIASA

(SLB-A) PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA

TAHUN 2018

Ruang/Kelas : Olahraga

NO NAMA BARANG MERK/TIPE JUMLAH SEBUTAN TAHUN KETERANGAN

BAIK RUSAK

1 2 3 4 5 6 7 8

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

Jakarta, 2018

Pengurus Sarana Prasarana Wali Kelas / Penanggung Jawab

Drs. DEDI SUPRIADI,M.Pd ( )

NIP. 196006031983031020

Page 277: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

DAFTAR INVENTARIS RUANG

SEKOLAH LUAR BIASA

(SLB-A) PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA

TAHUN 2018

Ruang/Kelas : Mushola

NO NAMA BARANG MERK/TIPE JUMLAH SEBUTAN TAHUN KETERANGAN

BAIK RUSAK

1 2 3 4 5 6 7 8

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

Jakarta, 2018

Pengurus Sarana Prasarana Wali Kelas / Penanggung Jawab

Drs. DEDI SUPRIADI,M.Pd ( )

NIP. 196006031983031020

Page 278: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

DAFTAR INVENTARIS RUANG

SEKOLAH LUAR BIASA

(SLB-A) PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA

TAHUN 2018

Ruang/Kelas : Ruang Guru Atas

NO NAMA BARANG MERK/TIPE JUMLAH SEBUTAN TAHUN KETERANGAN

BAIK RUSAK

1 2 3 4 5 6 7 8

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

Jakarta, 2018

Pengurus Sarana Prasarana Wali Kelas / Penanggung Jawab

Drs. DEDI SUPRIADI,M.Pd ( )

NIP. 196006031983031020

Page 279: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

Lv./

Total1 KELAS X ( Sepuluh ) 0010108795 7842336 RIO PRASETYO Total L Jakarta 15/08/2002 Islam SUYATNO/SUYANTI Kp. Sawah Rt.05/01, Petukangan, Pesanggrahan Hp.085695575940

2 0016908255 7842337 KAROLINA DUMA PRISKILA NASUTION Lv P Bekasi 30/09/2001 Kristen DOHAR A.P. NASUTION/MARIA MAGDALENA Komplk. CitraGrand Cluster Westpoin Blok H/7, Cibubur 082151691090

3 0013943015 7842338 KEZIA DAME EMMANUELA NASUTION Lv P Bekasi 30/09/2001 Kristen DOHAR A.P. NASUTION/MARIA MAGDALENA Komplk. CitraGrand Cluster Westpoin Blok H/7, Cibubur 082151691090

4 Dra. CUCU NURAENI 0026812538 7842339 ACHMAD ABDUR ROZAK L Jakarta 31/01/2002 Islam AGUS R./DAROJAH Jl. Jati Padang Putra Rt 007/Rw 09 No. 8, Pasar Minggu Tlp. 78837125

5 0026812541 7842340 MUNAWAR SALIM L Jakarta 27/06/2001 Islam MUH. IKHWAN/SITI NURJANAH Jl. Pertanian Raya, Komp. Serenia Lebak Bulus

6 0026812542 7842341 ZEIN WIRANATA ( MDVI ) L Jakarta 20/07/2002 Islam AGUS WINARTO/SITI SARKIYAH Jl. Taman Margasatwa Rt 010 Rw 5 GG. H.Saabun,Jati Padang, PS. Minggu, Jak-Sel.12540

7 0026812540 7842342 LOLA HAMSAH MELINA ( MDVI ) Lv P Jakarta 05/05/2002 Islam ABDUL RAHHMAN/MUSRIPAH Jl. Jagakarsa Raya RT 007/004. Jagakarsa, Jakarta Selatan Hp. 081213707978,081283304743

Lv./

Total1 KELAS XI ( Sebelas ) 0006048342 7842332 DESI FITRI PURWANTI Total P Jakarta 24/12/2000 Islam AGUS P/ARYATI Jl.H Kamang Bawah Rt.001/10, Pd.Labu (Tomang Tinggi III, Rt.008/06, Grogol, Petamburan) 087880259588

2 Drs. YUHANA 0003763412 7842333 JIHAN ANIISA FITRIYANI Lv P Jakarta 19/12/2000 Islam TAUFIK HIDAYAT/PUJI ANNA Palmerah Barat I Rt.08/07/14, Palmerah

3 0017806829 7842334 BUNGAH MANGGALIH SUHENDRA DIPUTRI P Jakarta 20/12/2001 Islam AGUS SUHENDRA/NURMAYA DEWI Jl. Kemuning II/39 Rt.004/04, Utan Kayu Utara, Matraman 085789260685

4 7842335 AWAN ADITYA L Bekasi 21/07/2002 Islam ENDRA WARDHANA/PRIMA DEWI S. VILLA DAGO, JL. PARANGTRITIS C8 No. 3 021-7444129

Lv./

Total1 KELAS XII ( Dua belas ) - A 9996841656 7842326 NURUL ALFATH SABILA P Tangerang 13/11/1999 Islam ASNAWI/SITI HAROH Kamp. Pulo Nyamuk, Desa P.Serab 021 7379946

2 AMANAH, M.Pd 9993326613 7842327 FIRDAUS Lv L Jakarta 14/09/1999 Islam IDHAM/ERNI Cipinang Besar Selatan RT.001/010. Cipinang Besar Selatan, Jatinegara

3 0003347505 7842331 ALFATHULLOH RADIYA L Jakarta 05/01/2000 Islam HANDHI W./DYAH AJOE WS. Komp Puri Cirendeu Permai KAV.B3 RT.009/005. Pisangan, Ciputat Timur

4 0003347506 7842328 RYAN FATURRAHMADIA SUBRI L Jakarta 15/10/2000 Islam YUMAR SUBRI/YEESMA L Jl. Nurul Ihsan No.83x. RT.002/003 021- 70744568

Lv./

Total1 KELAS XII ( Dua belas ) - B 0010108791 7842329 RIZKIE JOKO LEGOWO L Jakarta 13/01/2001 Islam SUTRISNO/SRI REJEKI Komp. Selapa POLRI No. 124 Tlp. 7512223

2 BUDI HARDININGSIH, S.Pd 9993326612 7842330 ANANDA UTAMI Lv P Jakarta 30/08/1999 Islam ZAINUDIN/MINTARI Jl. Nangka no. 41 , Lewbak Bulus, Jak-Sel 75917229 , 081514681705

Keterangan : Laki-laki : 9

Perempuan : 8

Islam : 15 Jakarta,

Kristen : 2 Kepala SLB - A Pembina Tingkat Nasional,

Drs. TRIYANTO MURJOKO, M.Pd.

NIP. 196707131967031002

NO KELAS NISN No. INDUK NAMA AGAMA NAMA ORANG TUA ALAMAT No.TELEPON

No.TELEPONAGAMA NAMA ORANG TUA ALAMAT

L/P TEMPAT Tgl LAHIR USIA

TEMPAT Tgl LAHIR USIAL/PNO KELAS NISN No. INDUK NAMA

No.TELEPONNO KELAS NISN No. INDUK NAMA AGAMA NAMA ORANG TUA ALAMATL/P TEMPAT Tgl LAHIR USIA

DAFTAR NAMA SISWA SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL

TINGKAT SMALBTAHUN PELAJARAN : 2018-2019

NO KELAS NISN No. INDUK NAMA L/P TEMPAT Tgl LAHIR USIA AGAMA NAMA ORANG TUA ALAMAT No.TELEPON

Page 280: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

DAFTAR NAMA SISWA SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL

TINGKAT SMALBTAHUN PELAJARAN : 2018-2019

Page 281: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMALB-A Pembina

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/Semester : XI/2

Materi Pokok : Pasar Bebas (Masyarakat Ekonomi ASEAN, AFTA, APEC,

Uni Eropa).

Alokasi Waktu : 8 Jam Pelajaran (Pertemuan ke-4)

A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

3.3.Menganalisis ketergantungan antarruang dilihat dari konsep ekonomi (produksi, distribusi,

konsumsi, harga, pasar) dan pengaruhnya terhadap migrasi penduduk, transportasi, lembaga

sosial dan ekonomi, pekerjaan, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat.

3.3.1. Menganalisis tentang Pasar Bebas pada masyarakat Ekonomi ASEAN, AFTA, APEC,

Uni Eropa.

3.3.1.1 Menganalisis latar belakang pembentukan kerjasama ekonomi pada

masyarakat Ekonomi ASEAN, AFTA, APEC, Uni Eropa.

3.3.1.2 Memahami Keanggotaan dan ruang lingkup kerjasama ekonomi pada

masyarakat Ekonomi ASEAN, AFTA, APEC, Uni Eropa.

3.3.1.3 Menganalisis manfaat kerjasama masyarakat Ekonomi

ASEAN, AFTA, APEC, Uni Eropa bagi Indonesia.

4.3.Menyajikan hasil analisis tentang ketergantungan antarruang dilihat dari konsep ekonomi

(produksi, distribusi, konsumsi, harga, pasar) dan pengaruhnya terhadap migrasi penduduk,

transportasi, lembaga sosial dan ekonomi, pekerjaan, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat.

4.3.1. Menyajikan hasil analisis tentang Pasar Bebas pada masyarakat

Ekonomi ASEAN, AFTA, APEC, Uni Eropa.

3.3.1.1. Menyajikan bagan kronologi latar belakang pembentukan kerjasama

ekonomi pada masyarakat Ekonomi ASEAN, AFTA, APEC, Uni

Eropa.

3.3.1.2. Menyajikan skema hasil analisis Keanggotaan dan ruang lingkup

kerjasama ekonomi pada masyarakat ekonomi ASEAN, AFTA,

APEC, Uni Eropa.

3.3.1.3. Mengomunikasikan manfaat kerjasama pada masyarakat

Ekonomi ASEAN, AFTA, APEC, Uni Eropa bagi Indonesia.

B. Tujuan Pembelajaran Setelah pembelajaran selesai, peserta didik diharapkan mampu:

1. Menganalisis latar belakang pembentukan kerjasama ekonomi pada masyarakat ekonomi

ASEAN, AFTA, APEC, Uni Eropa menggunakan berbagai referensi

dan mampu menyajikan bagan kronologinya dengan teliti dan rasa ingin tahu\

2. Memahami Keanggotaan dan ruang lingkup kerjasama ekonomi pada masyarakat ekonomi

ASEAN, AFTA, APEC, Uni Eropa dengan menyajikan skemanya dengan teliti

3. Menganalisis manfaat kerjasama Masyarakat Ekonomi ASEAN, AFTA, APEC, Uni Eropa bagi

Indonesia dan mengomunikasikannya dengan percaya diri

C. Materi Pembelajaran

1. Latar belakang pembentukan kerjasama ekonomi pada masyarakat Ekonomi

ASEAN, AFTA, APEC, Uni Eropa.

1. Latar belakang pembentukan ASEAN, AFTA, APEC, Uni Eropa

2. Tujuan pembentukan ASEAN, AFTA, APEC, Uni Eropa

2. Keanggotaan dan ruang lingkup kerjasama ekonomi pada masyarakat Ekonomi

ASEAN, AFTA, APEC, Uni Eropa

a. Keanggotaan ASEAN, AFTA, APEC, Uni Eropa

b. Ruang lingkup ASEAN, AFTA, APEC, Uni Eropa

3. Manfaat kerjasama Masyarakat Ekonomi ASEAN, AFTA, APEC, Uni Eropa bagi Indonesia

a. Lingkup kerja sama ASEAN, AFTA, APEC, Uni Eropa b. Manfaat

kerjasama ASEAN, AFTA, APEC, Uni Eropa

Page 282: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

D. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran :ceramah, diskusi, jigsaw dan presentasi

Pendekatan/model :inquiry dan problem based learning

E. Media Pembelajaran

2. Media Pembelajaran

Menggunakan LCD dari PC atau laptop untuk menampilkan :

Peta Konsep

Gambar

Video Pembelajaran

Slide Presentation

3. Alat/Bahan

Modul

Lembar kerja

Spidol papan dan penghapus papan

F. Sumber Belajar

1. Buku teks pelajaran, ensiklopedia, dan peta

2. Media cetak/massa, internet

G. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Pendahuluan

1) Guru mengecek kesiapan peserta didik dengan meminta peserta didik untuk menata kondisi kelas

seperti meja, bangku, dan membersihkan papan tulis, kerapian diri, absensi, dan mempersiapkan alat

dan bahan pembelajaran

2) Peserta didik (ketua kelas) memimpin doa sebelum pelajaran dimulai.

3) Guru menyampaikan tujuan dan materi pembelajaran kepada peserta didik.

4) Guru menyampaikan rencana kegiatan pembelajaran.

5) Guru memberi motivasi untuk membangkitkan minat belajar IPS.

6) Guru memberikan tebak kata berupa pertanyaan-pertanyaan pembuka seputar materi

pembelajaran

Kegiatan Inti 1) Guru meminta peserta didik untuk mengamati video pembelajaran yang ditayangkan mengenai

perdagangan pasar bebas, baik masyarakat maritim dan agraris pada tingkat

regional/internasional melalui LCD.

2) Peserta didik diarahkan untuk mengajukan pertanyaan tentang ragam potensi, komoditi, dan

kegiatan ekonomi di daerah setempat dalam menghadapi pasar bebas dan tentang proses

produksi dan pemasaran sehingga dapat laku di pasaran internasional.

3) Guru membentuk kelompok (jumlahnya disesuaikan dengan jumlah topik ASEAN, AFTA, APEC,

Uni Eropa). Jumlah kelompok maupun anggotanya disesuaikan. Masing-masing kelompok itu

disebut kelompok asal. Pada kelompok asal ada yang mempelajari latar belakang, keanggotaan,

tujuan, dan manfaat ASEAN, AFTA, APEC, Uni Eropa).

4) Masing-masing anggota kelompok disebar membentuk menjadi kelompok baru dengan 1 anggota

berasal dari kelompok asal. Kelompok baru ini diberi nama kelompok ahli. Kelompok ahli dibagi

empat yaitu ahli kerjasama ASEAN, AFTA, APEC, Uni Eropa.

5) Peserta didik melakukan diskusi dalam waktu yang ditentukan dalam kelompok ahli. Setelah

memahami tugas atau materi, Peserta didik kembali pada kelompok asal dan mereka

berdiskusi dengan saling menyampaikan apa yang diperoleh dari kelompok ahli sebelumnya.

Dengan demikian, setiap peserta didik dalam kelompok tersebut mempelajari 4 topik yang

berbeda-beda.

6) Setelah selesai diskusi, guru memberikan tugas kelompok untuk menyusun bagan kronologi

latar belakang pembentukan kerjasama ekonomi, skema hasil analisis keanggotaan dan ruang

lingkup kerjasama, manfaat kerjasama bagi Indonesia pada masyarakat ekonomi ASEAN, AFTA,

APEC, Uni Eropa. Terutama manfaat dari kegiatan perniagaan pada masyarakat maritim dan

agraris di Indonesia.

Page 283: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

7) Ketua kelompok mengomunikasikan hasil pekerjaan kelompoknya. Setiap peserta didik dapat

mengajukan pertanyaan kepada kelompok yang tampil di depan kelas.

8) Guru sesekali memberikan informasi tambahan, motivasi atau inspirasi.

9) Guru memberikan penguatan tentang materi yang kurang atau belum dikuasai peserta didik.

Kegiatan Penutup 1) Peserta didik dibantu oleh guru membuat kesimpulan.

2) Guru memberikan evaluasi di akhir pertemuan.

3) Guru memberikan tugas untuk pertemuan berikutnya.

4) Guru dan peserta didik mengakhiri pembelajaran dengan membaca doa.

H. Penilaian Hasil Pembelajaran

1. Penilaian Pengetahuan : Tes (pilihan ganda dan uraian)

2. Penilaian keterampilan : Non Tes (penugasan dan observasi)

No

Aspek yang dinilai Teknik

Penilaian

Waktu

Penilaian

1. Pengetahuan

a. Latar belakang pembentukan

kerjasama ekonomi pada masyarakat

Ekonomi ASEAN, AFTA, APEC,

Uni Eropa.

Latar belakang pembentukan

ASEAN, AFTA, APEC, Uni

Eropa

Tujuan pembentukan ASEAN,

AFTA, APEC, Uni Eropa

b.Keanggotaan dan ruang lingkup

kerjasama ekonomi pada masyarakat

Ekonomi ASEAN, AFTA, APEC,

Uni Eropa

Keanggotaan ASEAN, AFTA,

APEC, Uni Eropa

Ruang lingkup ASEAN,

AFTA, APEC, Uni Eropa

3. Manfaat kerjasama Masyarakat

Ekonomi ASEAN, AFTA,

APEC, Uni Eropa bagi Indonesia

Lingkup kerja sama ASEAN,

AFTA, APEC, Uni Eropa

Manfaat kerjasama ASEAN,

AFTA, APEC, Uni Eropa

Pilihan ganda

dan uraian

Akhir

pembelajaran

Page 284: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

2 Keterampilan

1. Menyajikan bagan kronologi latar

belakang pembentukan kerjasama

ekonomi.

2. Menyajikan skema hasil analisis

Keanggotaan dan ruang lingkup

kerjasama ekonomi.

3. Mengomunikasikan manfaat

kerjasama pada masyarakat

Ekonomi bagi Indonesia.

Observasi dan

penugasan

Proses pengerjaan

tugas

Page 285: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran
Page 286: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran
Page 287: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

Scanned by CamScanner

Page 288: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran
Page 289: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN IPS PADA ANAK BERKEBUTUHAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43401/2/NIA...Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

BIODATA PENULIS

Nama : Nia Nurfitriannih

TTL : Jakarta, 29 Desember 1996

Alamat : Jl. Kemanggisan Ilir X no.7 Rt 06/08

Kec.Palmerah Jakarta Barat

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan

2014-2018 : S1 Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Konsentrasi

Sosiologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2011-2014 : Pondok Pesantren Madrasah Aliyah Al-Itqon Jakarta

2008-2011 : SMP Negeri 89 Jakarta

2002-2008 : SDN Kemanggisan 17 Pagi Jakarta

Pengalaman bekerja yang dilewati penulis yaitu mengajar di Madrasah

Ibtidaiyah Nurul Hikmah Jakarta menjadi guru Bahasa Inggris (2015-2016).

Penulis juga pernah mengajar di PAUD Yasmi Jakarta selama 6 bulan pada

tahun 2014. Sekarang penulis tercatat aktif sebagai Tutor Bimbel di salah satu

bimbel yang ada di Jakarta Barat dan Freelance Private (2016-sekarang).

Selain itu penulis juga aktif menjadi Tutor Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat (2017-sekarang). Bercita-cita ingin mempunyai sekolah atau

tempat belajar bagi anak-anak terkhusus membantu anak-anak yang ingin

belajar tetapi dengan kondisi keadaan ekonomi yang terbatas dan kurang

mampu. Mengisi waktu senggang dengan menulis, jika ada yang ingin

membaca dapat langsung ke alamat [email protected]. Saran atau

kritik dapat dikirim melalui [email protected].