Analisis Program “Embun Pagi” Radio Suara Persada 12.78 AM...
Transcript of Analisis Program “Embun Pagi” Radio Suara Persada 12.78 AM...
ANALISIS PROGRAM EMBUN PAGI
RADIO SUARA PERSADA 12.78 AM
TANGERANG
Oleh
Awaludin NIM 203051001423
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H/2008 M
ANALISIS PROGRAM EMBUN PAGI
RADIO SUARA PERSADA 12.78 AM
TANGERANG
Oleh:
Awaludin
NIM 203051001423
Pembimbing,
Umi Musyarofah M.A
NIP: 150 281 980
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H/2008 M
ABSTRAK
Awaludin
Dakwah Melalui Radio: Analisis Isi Program Embun Pagi Radio Suara Persada (SP) AM 12,78 KHz, Tangerang
Dakwah memiliki keunikan dalam penyampainnya, banyak media yang dapat digunakan. Radio yang dijadikan sasaran tembak oleh penulis, mencoba mengangkat keunikan tersebut. Tanpa kita sadari bahwa radio komunitas AM masih memiliki pendengar yang setia dan tidak kalah banyaknya dengan pendengar setia FM. Acara Embun Pagi yang menyuguhkan acara keagamaan menggunakan kitab kuning, sehingga yang didapatkan oleh pendengar dirasa amat sangat cukup dan dipahami dengan seksama.
Jika dibandingkan dengan media lain radio memiliki banyak kelemahan, diantaranya: mudah dilupa karena hanya berbentuk suara dan pastinya tidak tertulis. Disinilah sebenarnya dipertaruhkan kredibilitas seorang penyiar agar apa yang disampaikan dapat diingat. Ust. Djawahir menjembatani kelemahan tersebut dengan kitab sehingga dapat ditelaah kembali oleh pendengar.
Metodologi dalam penelitian ini adalah menggunakan metode kualitatif dengan cara analisis deskriptif, yaitu berdasarkan data-data yang diperoleh dan sumber-sumber tertulis mengenai pokok permasalahn yang akan dikaji. Teknik pengumpulan data melalui metode wawancara, observasi, dan dokumentasi terhadap program Embun Pagi.
Dari penelitian ini ditemukan bahwa kekuatan metode yang diterapkan oleh Ust. Djawahir dengan kitabnya, dan ternyata hasilnya cukup fantastis dimana kini banyak pendengar yang mulai menerapkan apa yang mereka dapatkan dari program Embun Pagi. Hal yang dirasa secara langsung oleh radio. Adalah dengan tingginya respon pendengar dengan acara Embun Pagi.
Kali ini kitab yang digunakan adalah Fathul Muin dan Irsyatul Ibad yang masing-masing membahas bab tentang sedekah, dzikir, doa dan jual beli. Pertanyaan yang dilontarkan oleh pendengar melalui telephon interaktif membuktikan bahwa permasalahan yang dibahas sangat
mengena secara langsung kedalam kehidupan sehari-hari. Kini giliran radio yang merasakan dampak positifnya dimana pendengar selalu memberikan sesuatu yang dapat menunjang produksi radio agar lebih baik.
Melalui acara Embun Pagi kini banyak keluarga yang lahir diantaranya: keluarga Enjoy, keluarga Kopiminis dan keluarga Istiqomah yang tersebar di Jabodetabek. Dalam menjaga silaturahmi persaudaraan, Radio Suara Persada membuat pengajian bulanan pada setiap minggu kedua.
Ternyata penulis banyak mendapatkan pengetahuan baru bahwa radio AM masih memiliki kekuatan dalam mewarnai dunia gelombang suara.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah adalah kalimat terindah yang dapat penulis
sampaikan dan segala puji syukur yang tiada terhingga pada Allah SWT,
atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir studi ini.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW.
Suksesnya penulisan ini bukan semata-mata atas usaha penulis
pribadi. Namun tidak terlepas dari bantuan dan motivasi berbagai pihak.
Oleh karena itu penulis sampaikan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Murodi, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi, Bapak Drs. Arif Subhan, MA selaku Pudek I, Bapak Drs.
H. Mahmud Jalal, MA selaku Pudek II, dan Bapak Study Rizal LK, MA
selaku Pudek III.
2. Ibu Dra. Hj. Asriati Jamil, M. Hum, selaku koordinator Program Non
Reguler. Dra. Hj. Musfirah Nurlaili, M.Ag., selaku Sekretaris Program
Non Reguler Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
3. Ibu Umi Musyarofah, MA. Dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktu, mencurahkan segenap perhatian untuk
memberikan bimbingan, pengarahan dan petunjuk yang sangat
berharga
4. Seluruh dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah
memberikan ilmunya sehingga penulis dapat memahami dan
mengerti semua materi perkuliahan
5. Staf Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi dan Staf
Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
menyediakan buku-buku yang menunjang proses pembuatan
skripsi
6. Ustadz H. Djawahir, selaku pimpinan Radio Suara Persada dan
seluruh Kru Radio Suara Persada specialnya untuk Bang Jhon yang
telah meluangkan waktunya untuk diwawancarai dan
memberikan informasi tentang objek penelitian skripsi ini.
7. Ayahanda dan Ibunda tercinta Alm H. Marwan dan Hj. Muntiqoh,
yang dalam setiap nafas selalu mengalir do’a untuk kebahagian
dan keberhasilan ananda. Yang mencurahkan kasih sayangnya
tidak hanya sebagai orangtua, tetapi juga dapat menjadi sahabat
tempat berbagi rasa dan keluh kesah. Dan Bapak. H.
Abdurrahman dan Keluarga, yang terus memberikan semangat
serta motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.
8. Adik-adikku tersayang Ahmad Khudori dan Iis Soleha yang selalu
mendo’akan, memberikan kehangatan dan keceriaan serta
memberikan semangat demi keberhasilan penulis.
9. Teman-teman KPI Non Reguler angkatan 2003, Khususnya Fakultas
Dakwah dan Komunikasi Program Non Reguler antara lain: Ahmad
Rasyidi, Abdullah Noor Ayub, Arifin, Bani Sadr, Chairul Anwar,
Wilnayanto.
Pada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Tanpa mengurangi rasa hormat. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak
luput dari segala kekurangan, saran dan kritik yang membangun selalu
penulis harapkan dari anda pembaca yang budiman, sehingga menjadi
catatan kebaikan untuk penulis dalam mengembangkan ilmu.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT semua amal baik tersebut
penulis kembalikan, semoga Allah membalas jasa dan bantuan yang
telah diberikan kepada penulis dengan balasan yang berlipat ganda.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin.
Jakarta, 29 Januari 2008
Penulis
DAFTAR ISI Hal
ABSTRAK ....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................ 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................... 4
D. Metodologi Penelitian ..................................................... 4
E. Sistematika Penulisan ....................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Media Dakwah ................................................................. 9
1. Pengertian Media Dakwah ........................................ 9
2. Jenis-Jenis Media Dakwah .......................................... 11
B. Program Radio ………………………………. .................... 16
1. Pengertian Program ................................................... 16
2. Pengertian Radio ........................................................ 16
3. Fungsi Radio ................................................................ 18
4. Karakteristik Radio ...................................................... 19
BAB III GAMBARAN UMUM RADIO SUARA PERSADA (SP)
12.78 AM
A. Sejarah Berdirinya Radio Suara Persada 12.78 AM .... 22
B. Visi dan Misi ......................................................................... 25
C. Struktur Organisasi.............................................................. 26
D. Program-program Acara Radio Suara Persada ......... 27
E. Kelebihan dan Kekurangan ........................................... 29
F. Profil Pembicara ................................................................ 30
BAB IV ANALISIS PROGRAM EMBUN PAGI
A. ............................................................................................ Profil
e Program Embun Pagi..................................................... 32
B. ............................................................................................. Mat
eri Program Embun Pagi .................................................. 34
C. ............................................................................................ Form
at Acara ............................................................................................... 35
D. ............................................................................................ Anali
sis Program Embun Pagi ..................................................................... 35
E. ............................................................................................. Kele
bihan dan Kekurangan Pada
Acara Program Embun Pagi ........................................... 40
BAB V PENUTUP
A. ............................................................................................ Kesi
mpulan ............................................................................... 42
B. ............................................................................................. Sara
n-saran ................................................................................ 43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam perkembangan zaman media massa merupakan wadah bagi
setiap orang untuk berinteraksi dengan orang lain dalam jumlah yang banyak
(massa). Walaupun, dibandingkan media cetak dan televisi, radio dianggap
sebagai anak kecil, namun menjelang dan sesudah reformasi, radio menjadi
bagian yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat yang sadar akan
informasi.1
Media membutuhkan informasi yang bernilai tinggi dan narasumber
yang kridibel. Sebaliknya, banyak orang yang kredibel yang perlu media untuk
dipromosikan. Kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh media tidak hanya
dalam ruang lingkup pemberitaan untuk media kepada pendengarnya.
Media elektronik, seperti radio merupakan kendaraan (alat) yang dapat
dipergunakan oleh para juru dakwah. Sifat radio yang tidak dimiliki media
lain, antara lain: Pertama, radio menciptakan gambar. Dalam imajinasi
pendengar dengan kekuatan kata dan suara.2 Kedua, Personal artinya setiap
radio mempunyai pendengar atau istilah Fans Club, sebaliknya sangat jarang
1 Masduki, Jurnalistik Radio Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar, (Yogyakarta:LKIS, 2004), Cet.Ke-3, h.5
2 Asep Syamsul M. Romli, Broadcast Journalism, Panduan Menjadi Penyiar Reporter dan Scrip Writer, (Bandung : Nuansa, 2004), Cet.Ke-1, h.23
ada koran atau televisi yang punya Fans Club.3 Ketiga, penyiar sebagai pacar
special bagi pendengar artinya setiap harinya seorang penyiar mampu hadir
dan datang 24 jam untuk mendengarkan keluh kesahnya, perasaan benci dan
sebagainya dari pada pendengarnya tanpa dibatasi oleh waktu sebaliknya,
televisi dan koran belum tentu dapat melayani nonstop 24 jam pemirsa ataupun
pembacanya.4 Tiga kekuatan tersebut dapat dioptimalkan oleh para juru
dakwah dalam rangka menyampaikan serta, mengemas pesan dakwah.
Adapun setiap stasiun radio memiliki program keislaman dengan format
yang berbeda-beda. Biasanya, radio melalui jalur AM (Amplitudo Modulasi)
dan FM (Frekuensi Modulasi) idealnya, format program keislamannya, yakni
adanya seorang penyiar dan penceramah tetap maupun undangan yang
nantinya berinteraktif dengan para jama’ahnya pada nomor telepon yang telah
disediakan. Namun, terkadang format lainnya, seorang penyiar dan
penceramah yang keduanya berdialog hanya membahas topik permasalahan
yang ada, tanpa interaktif dengan pendengaranya. Bahkan, fenomena saat ini
hanya ada seorang penceramah diruang studio yang merangkap sebagai
penyiar dalam menyampaikan pesan-pesan dakwahnya.
Realita format program keislaman yang ideal tersebut tidak didapatkan
pada radio ini (Suara Persada). Hal ini pula yang menjadi alasan peneliti untuk
membahas dan menganalisis lebih dalam tentang radio tersebut, khususnya
pada program keislamannya. Berdasarkan pengamatan penulis, materi dakwah
yang disampaikan penceramah bertemakan pada aqidah dan akhlak bahkan,
3 Dodi Mawardi dan Wahyu Saidi, Bermitra Dengan Radio Perbesar Bisnis Anda, (Jakarta: Iqro Grof,2006), Cet. Ke-1, h. 1-5
4 Danang Sundoro, Study Mandiri Sekilas Penyiar Radio (Tanggerang: Glest Broadcasting Schaeh (GBS), 2005), h. 7
terkadang lebih dominan pada kesehatan. Materi dakwah yang disampaikan
dalam bentuk taushiyah yang merupakan konsumsi kalangan remaja, dewasa
hingga orang tua yang terjadi sehari-hari. Taushiyah dalam lagu-lagu yang
beraliran Islam, seperti nasyid, pop Islam dan gambus sebagai penggantinya.
Hal ini menunjukan tidak adanya konsistensi penyiaran sesuai jadwalnya.
Permasalahan inilah yang menarik penulis untuk mengamati langsung
di kantor studio radio Suara Persada, serta mengangkat penelitian ini dengan
judul “Analisis Program “Embun Pagi” Radio Suara Persada 12.78 AM,
Tangerang“.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian diperlukan sebagai rambu-rambu
yang membatasi ruang gerak penelitian agar tidak terlalu melebar sehingga
akan akan memberikan orientasi penelitian yang jelas. Dengan arah dan fokus
yang jelas diharapkan penelitian akan bisa mendapatkan data yang mendalam
dan menyeluruh. Masalah dibatasi pada acara Embun Pagi di Radio Suara
Persada 12.78 AM.
2. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah tersebut, maka peneliti dapat merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Produksi, Materi dan Acara Program Embun Pagi di Radio
Suara Persada?
2. Apa kelebihan dan kekurangan dalam program Embun Pagi di Radio
Suara Persada?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.
1. Tujuan dari skripsi ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui program siaran Embun Pagi.
b. Ingin mengetahui faktor peluang dan tantangan program Embun Pagi.
2. Manfaat Penelitian
a. Secara Akademis, penelitian ini di harapkan berguna untuk banyak
pihak, terutama bagi pengembangan disiplin ilmu dakwah dan untuk
penelitian selanjutnya.
b. Secara Praktis, bahwa dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat
lebih meningkatkan kegiatan dakwah yang lebih baik, memakai
metode dan materi yang sesuai dengan kebutuhan objek dakwah.
D. Metodologi Penelitian
1. Subjek dan Obyek Penelitian
Subjek penelitian adalah sumber-sumber tempat memperoleh
keterangan.5 Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah program
“Embun Pagi” di radio Suara Persada. Sedangkan objeknya adalah proses
penyusunan dan pelaksanaan program tersebut.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan selama dua bulan atau sekitar empat
belas kali pertemuan yaitu, Tanggal 10 Desember 2007 sampai 19 Januari
2008.
3. Metode Penelitian
5 Tatang M. Arifin, Menyusun Rencana Penelitian (Jakarta: Rajawali Press, 1968), h. 92.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
jenis metode pendekatan kualitatif, yaitu suatu metode yang berfungsi
sebagai prosedur penelusuran masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan atau melukiskan subjek dan objek penelitian (seseorang,
lembaga, masyarakat, dan lain-lain). Berdasarkan fakta-fakta yang tampak
atau sebagai mana adanya.6
Untuk menunjang proses analisis data, peneliti datang langsung ke
Radio Suara Persada. Diharapkan dari pendekatan ini dapat menghasilkan
data yang lebih mendalam dan objektif.
4. Teknik Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data yang
berhubungan dengan dakwah dalam Program Embun Pagi Radio Suara
Persada 12.78 AM adalah:
a. Interview
Interview merupakan suatu alat pengumpulan informasi yang
langsung tentang beberapa jenis data. Penulis menggunakan
teknik interview bebas terpimpin. Yaitu peneliti persiapkan,
kemudian setelah dijawab memberi data dengan bebas dan
terbuka. Interview dilakukan dengan Ustd. H. Djawahir selaku
Pimpinan Radio Suara Persada 12.78 AM.
b. Observasi
6 Hadawi Nawawi, Metodologi Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 1998), cet. Ke-8, h.63
Observasi adalah berupa kegiatan mengenai yang berhubungan
dengan pengawasan, peninjauan, penyelidikan, dan riset. Teknik
yang peneliti gunakan dalam observasi ini adalah yang sifatnya
pengamatan. Observasi dilakukan langsung oleh penulis untuk
mendapatkan data mengenai Program Embun Pagi. Dan untuk itu,
penulis mengadakan kunjungan langsung ke radio Suara Persada di
Tangerang tepatnya:
JL. H. Elung No.103 Rt. 03 Rw. 03 Kampung Pondok Jati
Ciledung, Tangerang. Telp (021) 7321730.
c. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan menginvestasi dokumen-
dokumen yang relevan dan terkait dengan permasalahan yang di
teliti. Yaitu mempelajari dan menganalisa bahan-bahan berupa
tulisan atau gambar yang diambil dari buku, arsip-arsip, foto-foto
dan yang lain sebagainya untuk penguat atas kebenaran data yang
diperoleh melalui observasi dan interview.
5. Teknik Analisis Data
Dari data-data yang dikumpulkan, kemudian penulis mengolah dari
hasil analisis tersebut dari hal-hal yang terasa kurang pas kemudian peneliti
kritisi. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis yaitu
pelaporan data dengan menerangkan, memberi gambaran, dan
mengklasifikasikan serta menginterpretasikan data yang terkumpul tadi apa
adanya.
Setelah data dan informasi terkumpul melalui berbagai tehnik dan
instrument pengumpulan data yang diuraikan sebelumnya, maka
selanjutnya penulis melakukan analisis sesuai dengan jenis dan bentuk data
yang di dapatkan. (Primer dan Skunder).
6. Teknik Penulisan
Mengenai teknik penulisan skripsi ini mengacu pada buku
Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang diterbitkan oleh UIN Jakarta Press, tahun 2007, cet II.
E. Sistematika Penulisan
Untuk menggambarkan dan menguraikan secara jelas mengenai hal-
hal yang terkandung dalam skripsi ini, maka penulis membagi sistematika
penyusunanya ke dalam lima bab. Dan masing-masing bab dibagi ke dalam
sub-sub bab, dengan perincian sebagai berikut:
Pada bab I (bagian pendahuluan), penulis menguraikan sekitar latar-
belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
Kemudian bab II (bagian landasan teori), dalam hal ini penulis
memaparkan mengenai pengertian media dakwah, jenis-jenis media dakwah,
pengertian program, pengertian radio, fungsi radio, karakteristik radio.
Selanjutnya pada bab III (mengenai gambaran umum radio Suara
Persada (SP) 12.78 AM), dalam hal ini penulis menjelaskan sejarah dan
perkembangan, visi dan misi, struktur organisasi, program-program yang
disiarkan di radio Suara Persada (SP) 12.78 AM, Profil Pengisi Acara.
Pada bab IV (mengenai hasil penelitian program Embun Pagi yang
mencakup tentang), produksi acara, program acara, format acara, kelebihan
dan kekurangan, dan analisis program.
Terakhir pada bab V (merupakan bagian penutup), meliputi
kesimpulan dan saran. Kemudian secara keseluruhan penulisan skripsi ini
diawali dengan kata pengantar dan daftar isi, serta di akhiri dengan daftar
pustaka dan lampiran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Media Dakwah
1. Pengertian Media Dakwah
Perkataan media berasal dari bahasa latin “median” yang berarti alat
perantara. Sedangkan dalam istilah dakwah kata media adalah sesuatu yang
dapat dijadikan alat perantara untuk mencapai tujuan dakwah.
Banyak media yang dapat dimanfaatkan oleh juru dakwah, termasuk di
dalamnya adalah semua jenis media massa, seperti radio, televisi, surat
kabar, majalah dan sebagainya. Di samping itu masih banyak lagi media
dakwah yang lainnya mengingat media itu dapat berupa orang, tempat,
kondisi tertentu dan sebagainya.7
Media dakwah sebenarnya tidak berbeda dengan media lainnya yang
lazim digunakan dalam komunikasi massa. Diera sekarang pelaku dakwah
harus mampu memanfaatkan media yang ada, dalam hal ini radio sebagai
sarana dakwah, dengan demikian media tidak hanya berdampak negatif,
tetapi bisa memanfaatkan kearah yang positif.
Radio merupakan salah satu media komunikasi yang digunakan
dalam mengirim warta jarak jauh yang dapat ditangkap sekelompok orang
yang mendengarnya melalui pemancar radio yang diinginkan. Dengan radio
7 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: al-Ikhlas, 1983), cet ke- 1 h. 163
masyarakat dapat memperoleh informasi tentang kemajuan zaman. Bahkan
radio pun berfungsi dalam menandakan perubahan persepsi dalam perilaku
masyarakat.
Mengingat radio adalah sebagai media elektronik yang bersifat audio,
yang hanya di nikmati dengan pendengaran, maka metode dakwah yang
digunakan adalah dengan lisan, untuk itu seorang da’i yang professional
harus mampu mengemas materi yang baik agar tidak menimbulkan
kejenuhan.
Radio sebagai media dakwah haruslah dapat tumbuh dan berkembang
sejalan dengan kebutuhan masyarakat, agar semua lapisan masyarakat dapat
menerima, memahami dan mengamalkan ajaran Islam yang disampaikan
melalui radio dalam kehidupan sehari-hari.
Dari masa kemasa perkembangan teknologi semakin canggih, begitu
pula dengan pola pikir manusia yang semakin modern, perubahan ini harus
disertai dengan kesadaran beragama yang tinggi agar dapat mengimbangi
dampak negatif yang ditimbulkan oleh perubahan zaman (kecanggihan
teknologi dan pola fikir manusia yang modern).8
Jadi pelaksanaan dakwah dengan keragaman media yang ada,
tentunya dapat menjembati antara da’i dengan mad’u tanpa harus bersusah
payah mendatangi mad’u satu persatu, sebab berbagai macam media telah
menjanjikan kemudahan-kemudahan tentunya bagi orang yang paham betul
dibidangnya. Dengan adanya berbagai media (radio) pesan-pesan dakwah
8 Ibid, h. 166
yang hendak disampaikan para da’i akan lebih mudah diterima oleh objek
atau sasaran dakwah.
2. Jenis-jenis Media Dakwah
a. Media cetak
1) Surat Kabar
Surat kabar pertama berhasil dicetak di Eropa ialah Aviso di
Wolfenbuttel, Jerman pada tahun 1609, kemudian menyusul
Relations di Strahbourg dalam tahun itu juga. Lalu berturut-turut
surat kabar Oxford Gazette di Inggris(1620), Gazette di Prancis
(1631) oleh Theophraste Renaudot. Renaudot sebenarnya adalah
seorang dokter yang humanis dengan memiliki sejumlah kegiatan
sosial, antara lain: mendirikan poliklinik untuk orang-orang miskin,
serta surat kabar iklan Bureu d’adresses.9
Perkembangan surat kabar sebagai media massa yang
diperuntukkan bagi masyarakat umum terjadi sejak tahun 1833
dengan lahirnya surat kabar New York Sun. menurut Pyne (1970)
peruntukan surat kabar bagi khalayak dipertahankan sampai
tahun 1982. di antara massa perkembangan surat sebagai media
yang populer, maka sejak tahun 1833 berturut-turut tercatat pula
lahirnya New York Tribune (1841) dan lahirnya Kantor Berita
Associated Press (AP) tahun 1848.10
9 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Grafindo 2007), cet. Ke 1, h. 128
10 Ibid, h. 129
Perkembangan penerbitan surat kabar berpindah ke arah
spesialisasi terjadi tahun 1985 di mana penerbitan surat kabar telah
menggunakan aplikasi teknologi seperti komputer, satelit untuk
cetak jarak jauh yang berakibat penekanan biaya percetakan
dan pengiriman.
Sebagai media cetak, surat kabar memiliki keunggulan
dibanding dengan media massa lainnya. Keunggulan antara lain,
mudah dijangkau oleh masyarakat, karena relatif murah dibanding
media massa lainnya. Di samping itu, sesuai dengan
sifat/karakteristiknya, surat kabar dapat dijadikan publikasi yang
beraneka ragam. Oleh karena itu surat kabar dapat dijadikan
sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah.11
Berdakwah melalui surat kabar dapat dilakukan dalam bentuk
tulisan maupun gambar-gambar yang mendeskripsikan suatu
ajaran dan aplikasinya bagi kehidupan umat manusia. Dakwah
melalui surat kabar lebih tepat dan cepat tersebar keseluruh
masyarakat, perlu diketahui pula bahwa isi surat kabar cukup
merakyat.12
2) Majalah
Pada dasarnya majalah hamper menyerupai penerbitan
buku. Walaupun harganya yang relatif murah, namun hanya
11 Mafri Amir, Etika Komunikasi Massa Dalam Pandangan Islam (Jakarta:Logos, 1992), h. 26
12 M. Bahri Ghozali, Dakwah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Dakwah (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997), h. 42
orang-orang tertentu yang membeli majalah. Hal ini dikarenakan
selera dan keinginan masyarakat.13
Berdakwah melalui majalah dapat dilakukan sesuai dengan
corak majalah itu. Misalnya, berdakwah tentang wanita di
sampaikan melalui majalah wanita, dan seterusnya tentang
ekonomi, bisnis, politik, budaya dan sebagainya dapat dilakukan
dengan model yang sesuai. Adapun bulletin pada dasarnya
mirip dengan majalah, hanya saja bulletin cenderung bersifat
pemikiran tentang sesuatu.
Kelebihan dakwah melalui majalah adalah efektif dan
efesien, jika da’I mengungkapkan misinyua sesuai dengan cirri
majalah tersebut. Untuk meningkatkan efektifitas itu semestinya di
bentuk model majalah khusus tentang dakwah dengan segala
bentuk dan versinya.14
3). Buku
Sejarah media modern bermula dari buku cetak. “walaupun
pada awalnya percetakan buku hanyalah merupakan upaya
penggunaan alat tehnik untuk memproduksi teks yang sama
atau hamper sma, yang telah disalin dalam jumlah yang besar,
namun upaya itu masih dapat dikatakan semacam revolusi”. Hal
ini karena perkembangan buku cetak lambat laun mengalami
13 Ibid, h. 42 14 Bahri, Dakwah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi
Dakwah, h. 43
perubahan dalam segi isi yang semakin bersifat sekuler dan
praktis.15
Buku cetak merupakan kumpulan tulisan seseorang yang
telah disusun dengan sedemikian rupa, sehingga dapat dibaca
secara sistematis tentang apa yang diungkapkan oleh
penulisnya. Dengan pembaca buku seseorang dapat
memperoleh informasi dan memperluas wawasan pengetahuan
tentang sesuatu. Hal ini menunjukan bahwa buku merupakan
salah satu media yang cukup tepat dalam menyebarluaskan
informasi.16
Pemanfaatan buku sebagai media dakwah dapat
dilakukan sebagai bentuk sarana upaya memberikan
pemahaman yang mampu memberikan perubahan bagi
pembacanya. Dakwah dengan buku berarti buku itu harus
berdimensi wawasan keagamaan yang mengantar
pembacanya pada nilai-nilai ajaran islam.17
b. Media Elektronik
1) Radio
15 Denis Mc Quail, Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar,(Jakarta: Erlangga, 1984) Edisi ke-2, h. 9
16 Slamet Muhaemin Abda, Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah, (Surabaya: Nasional, 1992). h, 20
17 Bahri, Dakwah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Dakwah, h. 20
Kehadiran radio sebagai media massa elektronik
nampaknya bersamaan dengan hadirnya film sekitar tahun 1888,
ketika Henrich Hertz pada mulanya mentranmisikan aliran melalui
gelombang udara. Hal ini memberikan inspirasi bagi Guglielmo
Marconi yang pada tahun 1901 mengirimkan pesan-pesan radio
melintasi lautan Atlantik, disusul dengan penambahan tabung
hampa udara pada radio oleh Lee De Forest pada tahun 1906.
Pada tahun 1919 perhimpunan radio yang pertama didirikan,
yaitu Radio Cooperation of America (RCA).18
Sampai dengan tahun 1929 kehadiran radio bersifat elitis.
Radio diterima sebagai media massa yang populer terjadi sejak
tahun 1928 sampai dengan 1950-an. Di antara masa itu terjadi
banyak peristiwa yang melibatkan sumbangan peranan radio.
Misalnya pada tahun 1938 terjadi siaran radio yang sangat
terkenal dengan Orson Welles’s War of The World. Siaran tersebut
melukiskan makhluk aneh dari Mars yang menyebabkan
kepanikan luar biasa pada masyarakat Amerika.19
Adanya beberapa kelebihan pada radio dibandingkan
media elektronik lainnya, yaitu bersifat langsung, tidak mengenal
jarak, dan mempunyai daya tarik tersendiri.
2) Televisi
18 Onong Uchjhana Effendi, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi,(Bandung: Citra Aditya 2000), h.147
19 Onong, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikas, h.149
Media televisi karena perkembangan teknologi yang diawali
dengan ditemukannya electrische teleskop sebagai perwujudan
gagasan seorang mahasiswa dari Berlin, Jerman Barat yang
bernama Paul Nipkov untuk mengirimkan gambar melalui udara
dari suatu tempat ke tempat yang lain. Hal ini terjadi antara
tahun 1833-1834 yang pada akhirnya Nipkov diakui sebagai
bapak televisi.20
Perkembangan televisi sebagai media massa elektronik
pada awalnya dimulai dengan hadirnya kamera televisi yang
ditemukan oleh Vladimir Zworykin tahun 1923. sampai dengan
tahun 1948 kehadiran televisi diperuntukkan bagi masyarakat elit.
Baru ketika tahun 1946 televisi berwarna telah ditunjukkan oleh
CBS dan NBC dan di tahun 1948 televisio mulai menyiarkan berita
dan hiburan secara teratur maka perkembangan televisi sebagai
media massa memasuki tahap populer sampai dengan tahun
1987.21
Arahan program-program televisi secara spesialisasi terjadi
baru sejak tahun 1980-an yang memperkenalkan aplikasi
gabungan jaringan televisi kabel yang memberikan kemungkinan
khalayak dapat memilih saluran sendiri untuk pilihan program
tertentu.
20 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Grasindo, 2004), cet. Ke-1, h. 69
21 Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa: Sebuah Analisis Media Televisi, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), h.8
Perkembangan televisi siaran di Indonesia dimulai tanggal
19 Agustus 1962, yakni bertepatan dengan dilangsungkannya
pembukaan Pesta Olahraga Asean Game di senayan. Sejak itu
pula Televisi Republik Indonesia yang di singkat TVRI
dipergunakan sebagai panggilan stasiun hingga sekarang. Sejak
tahun 1989, TVRI mendapat saingan televisi siaran lainnya, yaitu
RCTI yang bersifat komersial. Secara berturut-turut berdiri televisi
SCTV, TPI, Indosiar, Anteve, Metro TV, TV7, Trans TV, Lativi.22
B. Program Radio
1. Pengertian Program
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, terbitan Departemen
Pendidikan Kebudayaan (1988), program adalah acara. Maksudnya,
program adalah seperti pertunjukan siaran, pagelaran, dan
sebagainya.23 Program menurut As Homby adalah acara, atau
rancangan yang akan disiarkan di radio.24
2. Pengertian Radio
Radio merupakan media komunikasi yang dimanfaatkan untuk
mengirim warta/pesan jarak jauh yang dapat ditangkap oleh
22 Ibid, h. 37 23 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka 1998), Cet. Ke-
1, h. 702 24 As Homby, AP Cowie, Oxford Andvanced Learner, (Oxford: University Press)
sekelompok orang yang mendengarkan melalui pemancar radio
yang diinginkan.25
Secara etimologis “radio adalah pengirim suara atau bunyi
melalui udara. Menurut Ton Kertapati, “pada dasarnya radio
merupakan medium untuk bercerita yang dalam permulaannya
segala apa yang disiarkan mempunyai bentuk cerita, namun di dalam
bercerita itu diikuti dengan faktor lain yang membedakannya dengan
surat kabar yaitu efek, suara, musik dan dialog.26
Radio merupakan alat atau sarana yang di dalamnya
terkandung arti penerangan, ajakan, pendidikan dan hiburan yang
mampu menggugah manusia untuk berbuat baik dan meninggalkan
kemungkaran.
Radio dianggap sebagai media komunikasi yang efektif
karena: “memiliki daya langsung, daya tembus, dan daya tarik”.
a) Memiliki daya langsung
Pesan dakwah dapat disampaikan secara langsung
kepada khalayak dan proses penyampaiannya tidak terlalu
rumit. Dimulai dari ruang siar (studio) melalui saluran modulasi
diteruskan ke pemancar lalu sampai ke pesawat radio.
b) Memiliki daya tembus
25 Antonius Darmanto, Tehnik Penulisan Naskah Acara Siaran Radio, Yogyakarta : Atmajaya 1998, cet.ke-2, h. 69
26 Ton Kertapati, Dasar-dasar Publisistik dalam Pengembangannya Menjadi Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Bina Aksara, 1986), Cet. ke-3, h. 205.
Memiliki daya tembus yang dimaksud ialah, bahwa
siaran radio tidak mengenal jarak dan rintangan. Waktu dan
jarak, tidak akan menjadi masalah. Bagaimanapun tempat
yang dituju oleh kajian Mutiara Hikmah lewat radio siaran dapat
ditembusnya, apabila masih dalam jangkauan pemancar. Di
lautan, di pedesaan, apalagi di perkotaan, semua tidak
menjadi rintangan bagi radio siaran.27 Radio dapat
menjangkau wilayah yang luas. Semakin kuat pemancarnya
maka akan semakin jauh jangkauannya.
c) Memiliki daya tarik
Radio tetap bisa hidup dan dimintai karena adanya
daya tarik. Perpaduan suara manusia (spoken word), suara
musik, dan bunyi tiruan (sound effect) itulah yang menjadikan
daya tarik tersendiri bagi para pendengar radio sehingga
dengan perpaduan itu mampu mengembangkan daya
imajinasi dan kreativitas pendengar.
3. Fungsi Radio
Berbicara tentang fungsi siaran, tidak terlepas dari media
massa itu sendiri. Dalam hal ini Harold D. Laswell. Seperti dikutip Onong
Uchjana Effendi, menyebutkan bahwa media massa mempunyai tiga
fungsi utama:
27 Aef Kusnawan, Komunikasi Penyiaran Islam, (Bandung: Benang Merah Press, 2004), Cet. ke-1,h. 52.
a) The surveillance of the environment (mengungkapkan dan menyebarkan informasi mengenai kejadian di suatu lingkungan dan penggarapan berita).
b) The correlation of part of society in responding to the environment. (kegiatan yang mencakup tentang interpretasi terhadap informasi mengenai lingkungan dalam beberapa hal ini dapat dikatakan sebagai tajuk rencana atau propaganda.
c) The transmission of social heritage from one generation to the next. (difokuskan dari generasi ke generasi lain atau dari anggota dan norma sosial dari generasi ke generasi lain atau dari anggota kepada pandangan baru, ini sama dengan kegiatan pendidikan).28
Radio merupakan media audio (hanya bisa didengar), tetapi
murah, merakyat, dan bisa dibawa atau didengarkan di mana-mana.
Radio berperan sebagai media ekspresi, komunikasi, informasi,
pendidikan dan hiburan. Radio memiliki kekuatan terbesar sebagai
media imajinasi, sebab sebagai media yang buta, radio menstimulasi
begitu banyak suara dan berupaya memvisualisasikan suara penyiar
atau info aktual melalui telinga pendengarnya.29
Di Indonesia, radio siaran sebagai media komunikasi telah
diatur dalam peraturan pemerintah RI No. 55 tahun 1970 pasal 2 ayat
1 yang berfungsi, “radio siaran harus berfungsi sosial yaitu sebagai alat
pendidikan, alat penerangan, dan alat hiburan”.30
4. Karakteristik Radio
Radio merupakan kelengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk
mendengarkan informasi yang bagus dan aktual. Radio sebagai media massa
28 Onong Uchjana Effendi, Dimensi-dimensi Komunikasi, (Bandung: Mandar Maju, 1986), h. 13.
29 Masduki, Jurnalistik Radio, Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar, (Yogyakarta: LKIS, 2001), h. 3
30 Onong Uchjana Effendi, Radio Siaran dan Praktek, (Bandung: Mandar Maju, 1991) cet 23, h. 65.
pada dasarnya memiliki fungsi yang sama dengan media massa lainnya.
Informasi, hiburan dan pendidikan merupakan fungsi dari media massa. Tidak
terpenuhinya salah satu fungsi tersebut akan membuat media massa
kehilangan pendengar dan pada akhirnya digugat oleh khalayak, sebab tidak
memenuhi keinginan atau kemauan kebutuhan khalayak.
Selain memiliki fungsi, Menurut Djamalul Abidin radio juga memiliki
sifat khas (karakteristik), sehingga dapat membedakan dari media massa
lainnya:
a. Sifat siaran radio hanya untuk didengar b. Bahasa yang dipergunakan haruslah bahasa tutur c. Orang mendengar radio dalam keadaan santai, bekerja dan
sebagainya d. Siaran radio harus mempunyai daya reka e. Siaran radio hanya bersifat komunikasi satu arah31
Sedangkan menurut Antonius Darmanto, karakteristik radio sebagai
media massa yaitu:
1. Auditori artinya bahwa sifat radio siaran hanyalah untuk didengar, untuk konsumsi telinga. Padahal kemampuan indera telinga dalam menyerap informasi sangat terbatas. Bahwa kemampuan orang menyerap informasi melalui telinga hanya sekitar 5-10 persen dari keseluruhan informasi yang sempat didengarnya. Dengan demikian informasi yang disiarkan melalui media radio bersifat sepintas lalu.
2. Mengalami gangguan sebagaimana media yang mengandalkan pada kekuatan pancar gelombang elektro magnetic komunikasi melalui radio sering mengalami berbagai ganguan, terutama yang disebabkan oleh faktor-faktor geografis maupun faktor teknologi.32
Dengan demikian, agar pesan atau materi yang disampaikan oleh
seorang penyiar itu sampai kependengar, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan diantaranya:
31 Djamalul Abidin Ass, Komunikasi Dan Bahasa Dakwah, (Jakarta : Gema Insani Press, 1996), cet ke-1, h. 125
32 Antonius Darmanto, Teknik Penelitian Naskah Acrara Siaran Radio, (Yogyakarta: Penerbitan Atmajaya, 1998), cet ke-1, h. 13-14
a) Karena kemampuan pendengar terbatas, maka pesan radio siaran
harus disusun secara singkat dan jelas.
b) Oleh karena hanya indera pendengar yang digunakan khalayak, dan
pesannya pun selintas. Maka radio siaran dapat mengajak
komunikannya untuk berimajinasi dan mampu menggugah emosi
pendengar.
c) Penyiar diharapkan akrab terhadap pendengar, seolah-olah penyiar
ada disamping pendengar.
d) Materi siaran kata pada radio siaran sebaiknya bergaya percakapan.33
Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa karakteristik
radio siaran perlu dipahami komunikator agar dalam menyusun dan
menyampaikan pesan dengan menggunakan media radio, komunikator dapat
melakukan penyesuaian, sehingga komunikasi tepat sasaran karena melihat
waktu siaran yang relatif singkat dan tidak bisa diulang-ulang, maka disinilah
tantangan yang harus dihadapi oleh para penyiar sebagai komunikator.34
33 Karlinah, Buku Materi Pokok Komunikasi Massa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), cet, ke-1, h. 77
34 Ibid, h. 79
BAB III
GAMBARAN UMUM
RADIO SUARA PERSADA 12. 78 AM TANGERANG
A. Sejarah Berdirinya Radio Suara Persada 12.78 AM
Di era globalisasi sekarang ini teknologi informasi merupakan salah satu
sarana media yang begitu pesat perkembanganya, tak terkecuali di indonesia dari
kota-kota besar sampai pelosok desa semua orang sudah bisa memanfaatkan sarana
tersebut. Sehingga segala informasi yang berkembang selama ini dampaknya begitu
besar terhadap perkembangan kehidupan masyarakat. Disamping segi positifnya kita
juga tak bisa menafikan akan timbul segi negatifnya dari segi positifnya adalah
meningkatnya kualitas sumber daya manusia (SDM) terutama dibidang pendidikan,
ekonomi dan politik serta bidang-bidang lainnya. Sedangkan segi negatifnya adalah
semakin mudahnya kalangan masyarakat baik tua maupun muda terjerumus kepada
hal-hal yang menyimpang dari ajaran islam seperti maraknya keberadaan obat-obatan
terlarang dikalangan anak-anak remaja, juga perselingkuhan sekarang ini sudah
menjadi model kehidupan masyarakat serta kejahatan lainnya yang sangat
meresahkan masyarakat. Semua ini dikarenakan begitu mudahnya akses informasi
antara manusia.35
Sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas, maka kami sebagai bagian dari
masyarakat khususnya waraga pondok jati kecamatan pondok aren kabupaten
tangerang tergerak untuk memanfaatkan teknologi informasi. Tersebut untuk kegiatan
yang bersifat positif. Sehingga berkat kerjasama dan dukungan semua pihak, maka
35 Wawancara Pribadi Dengan Pimpinan Radio Suara Persada Sekaligus Pengisi Acara Embun Pagi Ust. H. Djawahir (Tangerang: 12 Desember 2007).
kami berhasil mendirikan sebuah radio nonkomersil yang bernama “RADIO
SUARA PERSADA”Media Da’wah Musik dan Informasi AM 12.78 KHz yang
berlokasi di jl Japos raya Gg. H. Elung Pondok Jati Utara Jurang Mangu barat
Pondok Aren Kabupaten Tangerang.36
Radio Suara Persada mulai mengudara pada bulan Mei 1984 di
Tangerang yang berawal bernama Radio SP Reformasi. Radio ini terbentuk
dengan niat awal sebagai wadah anak-anak muda pada saat itu menghabiskan
waktu mereka, sehingga dapat isi dengan hal positif.
Selama perjalanan SP Reformasi telah beberapa kali mengalami pindah
tempat, salah satunya dikarenakan sering adanya razia dari pihak kepolisian. Karena
dianggap mengganggu lalu lintas gelombang udara, alasan lainya pemerintah sangat
merasa terusik dengan keberadaan radio tersebut, maklum saja mesin propaganda
yang paling efektif saat itu hanya radio (ORARI). Hal tersebut tidak hanya berimbas
kepada radio itu sendiri tetapi masyarakat saat itu, masyarakat menjadi tertutup akan
informasi yang mereka terima.37
36 Ibid 37 Ibid
Dibentuknya Radio Suara Persada atas ide Ustd. H. Djawahir dengan
maksud sebagai radio berita yang dapat menginformasikan kepada umat
Islam. Pada awal berdiri Radio Suara Persada ini menginginkan radio
informasi berita, tetapi berubah menjadi radio yang khusus untuk dakwah.
Radio Suara Persada awalnya mengudara dengan identitas stasiun
(Station ID) dengan memakai frekuensi SW, namun pada bulan Juli 2004
berubah frekuensi menjadi 12. 78 AM.38
Suara Persada adalah radio dakwah yang telah dikenal di seluruh
masyarakat Tangerang, terutama dikalangan menengah kota yang sedang
berkembang pesat ini. Memasuki usia yang ke-23 tahun sejak Mei 2007 Suara
Persada menajamkan format siaran menjadi sebuah radio dakwah Tangerang.
Sebuah program siaran dakwah yang dikemas secara interaktif dan solutif,
dengan kelompok pendengar dewasa menengah keatas sebagai segmen yang
terlayani dalam porsi terbesar siaran Radio Suara Persada. Memaparkan
perkembangan dinamika masyarakat khususnya di Tangerang, dari sudut
pandang politik, ekonomi, social budaya, religi dan lainya. Menjadi sebuah
mediator atau ajang diskusi terbuka dikalangan masyarakat.39
Radio Suara Persada 12. 78 AM memiliki pendengar dengan loyalitas
cukup tinggi. Hal ini terlihat dari partisipasi dan respon mereka yang sangat
antusias dengan format baru acara Radio Suara Persada.
Radio Suara Persada kini mempunyai motto yang resmi, yakni “Media
Dakwah, Musik Dan Informasi”. Radio Suara Persada juga memiliki Audience
Call, yaitu (Abang dan Mpo). Pendanaan Radio Suara Persada 100%
38 Wawancara Pribadi dengan Ustd H. Djawahir (Tangerang: 15 Desember 2007) 39 Mading Radio Suara Persada (12 Desember 2007)
bersumber dari Keluarga Besar Radio Suara Persada dengan sasaran
pendengar orang dewasa diatas 30 Tahun keatas.40
Disamping melalui udara radio, radio Suara Persada juga
melaksanakan program-program off air yang dirancang dengan apik dan
aspiratif, sehingga kemaslahatan pendengar tetap terjaga dan dapat respon
yang positif dari para pendengarnya. Kegiatan off air yang berhasil di gelar
dalam upaya selalu mendekatkan radio Suara Persada dengan Fans dan
masyarakat seantero Jabodetabek dengan mengadakan tabligh akbar dan
memperingatkan hari-hari besar Islam.41
B. Visi dan Misi Radio Suara Persada 12. 78 AM
Visi
Menjadi Radio (Islam) terbaik yang menyampaikan dakwah, sehingga menjadi
aset yang bermanfaat bagi pendengarnya, dan umat Islam pada umumnya.
Misi
1. Melalui Da’wah, kami memberikan penceramahan agama islam kepada
masyarakat khususnya para pendengar Radio Suara Persada untuk
meningkatkan iman dan taqwa.
2. Melalui Musik, kami memberikan hiburan kepada masyarakat khusunya
pendengar Radio Suara Persada demi terjalinnya Ukhuwah Islamiyah
antar umat.
40 Wawancara dengan Ustd H. Djawahir (Tangerang: 15 Desember 2007) 41 Ibid
3. Melalui Informasi, kami memberikan informasi-informasi yang
berkeman di masyarakat, baik yang bersumber dari masyarakat itu
sendiri maupun pemerintah khususnya yang terkait dengan program-
program pemerintah.42
C. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan elemen yang penting untuk
mempertahankan kelanggengan dan perkembangan sebuah statiun radio,
karena aspek ini akan menjadi dasar dari pembagian dan mekanisme tugas
serta tanggung jawab dari personel yang terlibat selanjutnya akan sangat
berpangaruh terhadap kuantitas dan kualitas yang dihasilkan, baik program on
air maupun off air.
Radio Suara Persada memiliki struktur organisasi sebagai berikut:43
1) Penasehat : H. Didi (Ketua Arisan Istiqomah)
H. Alwih (Ketua Arisan Enjoy)
2) Pimpinan : Ustadz H. Djawahir
3) Sekretaris : Nadris Bhaskara
4) Bendahara : H. Suwandi
5) Seksi Da’wah : Ustadz H. Ridwan
Hj. Hikmah
6) Anggota : Drs. Ustadz Safrudin
Ustadz Amin
Ustadz Asep
42 Mading (31Desember 2007) 43 Ibid
7) Koordinator Pembangunan : Ustadz Amin Yakub
8) Teknis : Aam Marshel
Mr. Jhon
9) Koordinator Penyiar : Mr. Jhon
10) Penyiar : Ustadz H. Djawahir
Teor Sandy
Imam
Yadi Doank
Fras Gon
H.M. Nuh
Pele LB
Mursin CM
Boy Bolang
Yudistira
Ary Saputra
H. Sawandi
D. Program Radio Suara Persada
Radio Suara Persada mengudara mulai pukul 06.00-24.00 WIB, menghadirkan
siaran-siaran yang beraneka macam mulai dari acara hiburan, informasi, pendidikan,
Ta’lim. Selain itu, Radio Suara Persada juga memiliki berbagai acara on air maupun
off air.
Acara yang terjadwal hanya ta’lim embun pagi hanya siaran interaktif diselingi
dengan lagu-lagu dangdut tempo dulu dan qasidah.44
Program acara di Radio Suara Persada 12.78 AM sebagai berikut:45
44 Wawancara dengan Ustd H. Djawahir (Tangerang: 15 Desember 2007)
Hari Waktu Penyiar
Senin 06.00-10.00 H. Djawahir
10.00-14.00 Teor Sandy
14.00-17.00 Imam
19.00-21.30 Yadi Doank
21.00-24.00 Fras Gon
Selasa 06.00-10.00 H.M. Nuh
10.00-13.00 Danil
13.00-17.00 Pele LB
19.00-21.30 Mursin
21.00-24.00 Yudistira
Rabu 06.00-10.00 H. Djawahir
10.00-13.00 H. Salmani
13.00-17.00 Mursin
19.00-21.30 Boy Bolang
21.00-24.00 Ary Saputra
Kamis 06.00-10.00 H.M. Jiin
10.00-14.00 H. Salamni
13.00-17.00 Imam
19.00-21.30 H. Sawandi
21.00-24.00 Fras Gon
45 Mading (31 Desember 2007)
Jum’at 06.00-10.00 H. Djawahir
10.00-13.00 Istirahat
13.00-17.00 Imam
19.00-21.30 Danil
21.30-24.00 Ary Saputra
Sabtu 06.00-09.30 H. Djawahir
09.30-12.00 H.M. Jiin
12.00-14.00 Teor Sandy
14.00-17.30 Nadris Bashkara
19.00-22.00 Mursin CM
Minggu 06.00-10.00 H. Suwandi
10.00-13.00 Yadi Doank
13.00-17.00 SP CS
19.00-21.30 SP CS
21.00-24.00 Nadris Bhaskara
Dan beberapa format acara Ta’lim di Radio Suara Persada 12.78 AM,
diantaranya:46
NO HARI WAKTU JAM MATERI KITAB PENGANTAR
1 SENIN PAGI 06.00-07.00 Fiqih Fathul Muin Ust. H. Djawahir
46 Mading (31 Desember 2007)
2 RABU PAGI 06.00-07.00 Ushul Fiqh Irsyadul Ibad Ust. H. Djawahir
3 JUM’AT PAGI 06.00-07.00 Fiqih Fathul Muin Ust. H. Djawahir
4 SABTU PAGI 06.00-07.00 Usul Fiqh Irsyadul Ibad Ust. H. Djawahir
Kegiatan-kegiatan
- Acara Embun Pagi yaitu yang dilaksanakan setaip hari senin, rabu dan
sabtu dipandu oleh Ustadz H Djawahir melalui udara (on air)
- Keluarga Istiqomah dan Keluarga Enjoy dalam rangka pengajian dan
arisan dilaksanakan door to door (dari rumah ke rumah)
- Pengajian bulanan di adakan setiap minggu ke dua di studio Da’wah Suara
Persada.47
E. Kelebihan dan Kekurangan
1. Kelebihan
a. Peluang dilihat dari letak geografis, antara lain: Radio Suara Persada 12. 78
AM terletak di kelurahan Pondok Jati, Kecamatan Tangerang yang
merupakan daerah potensial yang sangat strategis.
47 Wawancara dengan Ustd H. Djawahir (Tangerang: 25 Desember 2007)
b. Sarana studio yang nyaman sehingga cocok untuk acara-acara pemberdayaan
masyarakat dibidang Ta’lim.
2. Kekurangan
Dengan visi menjadi radio Islam memiliki sebuah tantangan yang besar
terhadap masyarakat, apalagi untuk menyampaikan sebuah Dakwah. Disamping
itu, banyaknya radio-radio dengan program ke-Islaman yang menarik dan
bermakna merupakan bentuk tantangan juga bagi radio Suara Persada untuk
menjadi lebih baik lagi kedepanya.48
F. Profil Pembicara:
Berlatarkan keluarga asli Betawi dengan keagamaan yang kental, Ustadz H.
Djawahir semenjak kecil selalu menjadi bintang kelas. Sehingga selalu terpilih untuk
mewakili sekolah diberbagai ajang perlombaan, dan selalu mendapatkan juara.
Menyenangi bidang elektronik dan mekanik. Setelah dari sekolah dasar melanjutkan
ke Pesantren di daerah Serang Banten selama 10 tahun diberbagai pesantren salaf dan
modern.49
Kembalinya dari pesantren melanjutkan pendidikan sekolah mesin mobil
selama 2 tahun didaerah Roxy. Memulai karir dengan menjadi montir selama 12
tahun pada 1984 sehingga menikah dan pergi haji, selama menjadi montir Ustadz H.
Djawahir mengamalkan ilmu kitabnya dengan Mengajar di madrasah Mazroatul
Kulum.50
Setelah pulangnya dari ibadah Haji, Ustadz H. Djawahir menyelangi
kegiatannya Membuka servis telepon dan elektronik dan Mengajar di beberapa majlis
ta’lim hingga saat ini. Disamping itu Ustadz. H. Djawahir mulai mengkonsentrasikan
48 Wawancara dengan Ustd. H. Djawahir (Tangerang: 12 Januari 2008) 49 Ibid 50 Ibid
dirinya dengan membangun radio Suara Persada untuk media dakwah hingga saat
kini.51
51 Ibid
BAB IV
ANALISIS PROGRAM EMBUN PAGI
A. Profile Program Embun Pagi
Embun Pagi adalah program acara ceramah pagi harian
selama empat hari. Kitab yang digunakan adalah Irsyatul Ibad dan
Fathul Muin. Metode yang digunakan adalah, dengan memberikan
penjelasan lalu disambung dengan tanya jawab.
Acara Embun Pagi di bagi menjadi dua season, pertama
diawali dengan pemaparan materi oleh narasumber. Kedua, dialog
interaktif antara pendengar yang dijembatani oleh pemandu acara.
Pendengar yang ingin berpartisipasi dalam acara ini dapat
menghubungi via telepon ke 0217321730. Program Embun Pagi
disajikan secara live dengan menggunakan sistem komunikasi dua
arah (Two Way Communication) dengan menyertakan pendengar
untuk memberi respon secara langsung (aktif) terhadap materi yang
tengah dibahas oleh narasumber sehingga pendengar tidak hanya
menerima (pasif) tetapi dapat meminta konfirmasi akan pengertian
yang ditimbulkan dari via telepon yang diterima serta pendengar
dapat bertanya langsung tentang permasalahan yang berkaitan
dengan materi bahasan.
Radio Suara Persada dengan mengusung kekeluargaan,
acara-acara yang disuguhkan dengan menggunakan pendekatan
secara hangat. Seperti memanggil pendengar dengan sebutan
“abang” dan “empo” sesuai dengan logat betawi. Embun Pagi
sebagai program dakwah yang sarat akan pendidikan selalu
mengedepankan cara agar para pendegar mendapatkan
pemahaman yang mendalam akan ta’lim yang diajarkan oleh
pemateri.
Berbeda dengan radio pada umumnya, Suara Persada masih
menggunakan sistem manual, baik tekhnologi yang digunakan
maupun persiapan materi yang akan disampaikan. Penulis mencoba
menjabarkan proses produksi yang digunakan oleh Suara Persada
pada acara Embun Pagi.
Ada beberapa proses yang menjadi tahapan hingga menjadi
acara yang siap mengudara. Berikut beberapa tahapan yang
diambil:
1. Membuat Jadwal
Penentuan acara menggunakan sistem musyawarah
dengan para penasehat dan para guru. Penentuan jadwal
disesuaikan dengan kesanggupan para pengisi acara yang
nantinya akan disiarkan.
2. Lagu-lagu
Pendengar Radio Suara Persada hampir tujuh puluh
persen berusia diatas 45 tahun, sehingga banyak lagu-lagu
berasal dari piringan hitam kemudian direkam ke dalam
komputer menjadi format mp3. lagu yang digunakan adalah
lagu gambus qasidah dan dangdut era 60-an.
3. Produksi Acara
Setelah jadwal tersusun rapih, para pemateri menyiapkan
bahan yang akan mereka sampaikan, diantaranya kitab
ataupun lagu yang akan digunakan. Bahkan ada juga penyiar
yang membawa lagu dari rumah mereka sendiri. Demi
memperlancar ta’lim pendengar dianjurkan memiliki kitab yang
akan dibahas.52
B. Materi Program Embun Pagi
Berbicara tentang program siaran radio maka tidak terlepas
dari materi pesan yang akan disampaikan kepada pendengar.
Embun Pagi ialah program pendidikan dan informasi yang berisi materi
tentang berbagai aspek ajaran islam seperti Fiqih, Tasawuf dan
masalah sosial. Tentang kehidupan manusia yang berpedoman pada
Al-Qur’an dan Hadist. Di dalam pemberian materi narasumber
mengutip beberapa kitab yaitu Fathul Muin, Irsyadul Ibad dan
beberapa kitab fiqih.
52. Hasil wawancara dengan Ustd H. Djawahir pada tanggal 12Desember 2007
Pada prakteknya materi yang disampaikan sesuai dengan
urutan kitab yang sedang dipakai, membahas dengan mengunakan
sistem perbab. Disini pendengar dimanjakan dengan diberikan
kesempatan untuk bertanya sehingga benar-benar memahaminya,
bahkan ada beberapa bab yang diulang sesuai dengan permintaan
pendengar. Tujuannya adalah agar pemahaman yang baik dan
benar sehingga dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pada bulan Ramadhan dan musim Haji bab yang dibahas
sesuai dengan keadaan yang terjadi saat itu, sehingga pendengar
dapat beribadah sebaik mungkin. Materi yang disampaikan pada
setiap harinya dievaluasi dengan adanya pengajian bulanan setiap
minggu kedua, tidak hanya itu melalui pertemuan melahirkan
keluarga fans ta’lim Embun Pagi yaitu: Keluarga Enjoy, Keluarga
Istiqomah dan Keluarga kopiminis sehingga silaturahmi yang terjalin
dapat dijaga ditambah lagi adanya arisan yang diadakan setiap
keluarga.
Dengan konsep kekeluargaan pendengar radio semakin
bervariatif dan menyentuh berbagai sekmen umur. Pada acara ta’lim
bulanan dianjurkan agar setiap pendengarnya membawa keluarga,
saudara ataupun tetangganya.
C. Format Acara
Embun Pagi menggunakan format ta’lim menggunakan kitab
selama setengah jam, baru kemudian disambung dengan sesi tanya
jawab selama setengah jam. Embun Pagi yang dimulai dari pukul
06.00 WIB hingga 07.00 WIB.
D. Analisis Program Embun Pagi
Program Embun Pagi menggunakan metoda pembelajaran
kitab yang menjadi acuan dalam ta’lim pada setiap harinya, dalam
hal ini Ust. H. Djawahir sebagai pengisi acara menggunakan dua kitab.
Pertama kitab Irsyatul Ibad dan yang kedua Fathul Muin,
penyampaian kitab dengan menggunakan metoda pembacaan
dengan memberikan pengertian dan penjelasan secara gamblang
lalu dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.
Komunikasi yang dibangun antara penyiar dengan pendengar
melalui sesi tanya jawab bukan hanya memberikan pengetahuan
kepada pendengarnya tetapi juga kepada penanya pada materi
yang diampaikan.
Selama satu bulan ini yaitu bulan Desember 2007 penyiar
menerangkan beberapa bab dari kedua kitab yang digunakan.
Diantaranya adalah bab Dzikir dalam kitab Irsyatul Ibad sedangkan
pada kitab Fathul Muin menjelaskan tentang bab jual beli. Penulis
akan membagi pembahasan tentang bab tersebut kedalam dua
bagian sesuai dengan kitab yang digunakan penyiar:
a. Bagian Pertama, Kitab Irsyatul Ibad: kitab yang memuat kisah
teladan, dalil nash, dan hadist dan memiliki rawi yang jelas
Pada bab ini membahas tentang Kedermawanan dan Dzikir:
Bab Kedermawanan: Dermawan; Pada masa Nabi, para
sahabat dan ulama dituntut untuk mentransferkan hartanya kepada
jalan Allah demi perjuangan menyebarkan agama Islam. Pada masa
Nabi para sahabat di berikan pengertian bahwa kita harus
meninggikan shodaqoh daripada kepentingan keluarga.
Sehingga timbullah pengertian bahwa kebutuhan manusia di
bagi menjadi tiga:
1. Kebutuhan Keluarga (Kewajiban)
2. Masyarakat
3. Agama
Dari kesemuanya harus dapat besifat seimbang sehingga tidak
ada yang ditinggalkan, diabaikan ataupun dikurangi. Itulah mengapa
keseimbangan dalam beribadah amatlah penting, mengingat bahwa
shodaqoh merupakan bagian dari ibadah.
Seiring dengan perkembangan pola masyarakat maka
dermawan terbagi menjadi 2:
a). Harta yang berifat pokok untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari
b). Harta yang dapat dikelola atau dapat diberikan kapada
orang lain
Hal ini berasal dari pemhaman yang diungkapkan para ulama
muata’akhirin (kontemporer) hal tersebut dilakukan agar setiap orang
memiliki rasa kedermawanan.
Pertanyaan yang banyak muncul:
1. Memberikan Shodaqoh kepada musafir harus dilandasi
keyakinan: memberikan shodaqoh harus dilandasi oleh
keyakinan sehingga shodaqoh yang diberikan didasari oleh
perasaan ikhlas. Oleh karena itu yang di utamakan adalah
kerabat dekat yaitu keluarga, saudara, karabat, agar
dimana tidak ada kesenjangan didalam kehidupan, yang
kedua adalah tetangga, orang lain. Artinya; apabila ada
orang yang meminta shodaqoh dengan peringai yang
meragukan maka abaikanlah, yang terpenting adalah
jangan mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan orang
lain.
2. Kepercayaan dalam memberikan shodaqoh terutama
dengan banyaknya bermunculan posko penanggulangan
bencana, jika merasa ragu maka abaikan bukan
ditinggalkan.
3. Shodaqoh tidak hanya diberikan dengan menggunakan
harta atau tenaga. Senyuman dapat pula dikatakan
dengan shodaqoh.
Sedangkan efek langsung yang dirasakan oleh radio adalah
banyaknya bantuan yang diterima baik yang berupa bantuan
berupa barang ataupun uang dalam bentuk tunai, hal tersebut
sebagai penunjang operasional mengingat radio AM tidak memiliki
profit yang menjanjikan.
Bab Dzikir: Dzikir adalah mengingat Allah baik dengan diucapkan
ataupun dengan melafalkan didalam hati. Dzikir merupakan ibadah
yang dianjurkan oleh Rasulullah sehingga orang yang berdzikir akan
mendapatkan keutamaannya
Doa pada hakikatnya adalah beribadah yang dapat dilakukan
pada setiap saat, jadi ibadah tidak hanya sholat. Banyak kisah yang
menceritakan fadhilah dzikir atau doa, salah satunya adalah ketika
terjadi kebakaran hebat hanya rumah Abu Darda yang
terselamatkan. Kisah lainya adalah ketika Abu Umamah yang terlibat
hutang yang banyak sehingga pada saat itu Rasulullah SAW
mengajarkan doa sehingga Abu Umamah terlepas dari hutang dan
menjadi kaya kembali seperti sedia kala.
Dalam mayarakat luas dikenal kumpulan doa yang biasa disebut
ratib (kumpulan doa) yang disusun oleh para Habib pada umumnya.
Dengan menggunakan susunan yang sesuai. Dengan metoda ini tidak
hanya menambah pengetahuan tentang doa yang dibaca tetapi
juga pada tataran arti, isi kandungan, keutamaan dari doa tersebut.
b. Bagian Kedua, Kitab Fathul Muin: Secara umum menggambarkan
dan memberikan penjelasan tentang pendapat ulama yang
memiliki bobot hukum didalamnya. Fathul muin terkesan lambat
kerana memiliki penguraian yang panjang dengan bahasa yang
digunakan sangat leterlek sehingga tidak dapat berpindah
halaman jika masih adanya pertanyaan yang timbul dari para
pendengar, sehingga tidak jarang ada pendengar yang minta
diulang.
Bab Jual Beli: Pada bab ini banyak mendapatkan sorotan
dari para pendengar diantaranya adalah pertanyaan yang
berkaitan dengan kegiatan jual beli dalam keseharian
diantaranya:
Kenapa ada orang yang menjual beras pera dan pulen?
Pada dasarnya penggunaan jenis beras dan menjual beras pulen
dan pera bukan berarti tidak boleh, tetapi melihat pada kegunaan
jenis beras yang digunakan selama tidak mengurangi ukuran yang
seharusnya sehingga dapat menimbulkan riba.
Hutang di warung? Walaupun yang diambil barang
dagangan seperti keperluan sembako bukan berarti yang
dibayarkan nanti sembako kembali, tetapi dengan menghitung
jumlahnya atau diuangkan.
Penentuan harga diwarung? diantara jual beli dengan
menggunakan sistem tawar menawar adapula yang
menggunakan bandrol ada pula harga yang dimainkan
tengkulak. Pada dasarnya dahulu kala orang menggunakan jual
beli dengan ukuran perikat, perumbuk sehingga terhindar dari dan
monopoli harga yang dapat mematikan pembeli dengan harga
yang tinggi ataupun dengan pedagang yang lainnya. Lalu
bagaimana dengan beras atau minyak yang tercecer, jika yang
berkurang sedikit maka masih dianggap sah, sedikit (takriban),
kecuali jika yang berkurang banyak maka harus kembali kepada
penjual agar di ukur kembali apakah timbanganya sesuai atau
tidak? Metode yang aman dalam berjualan adalah dengan
menggunakan harga bandrol sehingga setiap pembeli
mendapatkan perlakuan harga yang sama. Sebab pengertian
utama dari berjual-beli adalah jujur sehingga menajadi berkah.
E. Kelebihan dan Kelemahan Pada Acara Embun Pagi
Efek positif yang diterima dan dirasakan oleh para pendengar
ataupun radio adalah:
1. Meningkatnya kesadaran pendengar dan masyarakat akan
ibadah yang wajib dan sunnah.
2. Meningkatkan rasa persaudaraan sesama muslim
3. Melahirkan keluarga-keluarga fans Radio Suara Persada
terutama dengan ta’lim pagi, seperti keluarga kopiminis,
enjoy dan istikomah
4. Penyampaian ta’lim dengan menggunakan kitab
mendorong pendengar untuk bisa mengaji Al-qur’an.
5. Pendengar mengenal bahasa Arab yang dijelaskan perkata
oleh penyiar.
Sampai saat ini tidak ada efek yang negatif dari acara Embun
Pagi, tetapi kendala yang dihadapi cukup beragam:
1. Masih adanya pertanyaan yang digunakan untuk
menyinggung orang lain
2. Adanya orang yang tidak bermazhab sehingga sulit untuk
diarahkan
3. Penyiar tidak menerima pertanyaan yang melenceng dari
mazhab Imam Syafi’i. Di ibaratkan jika kita sedang belajar
motor 4tak maka pabrikan dari 2tak tidak dapat protes.
Kecuali jika sudah mempelajari keduanya maka boleh
salah satunya bertanya atau memberikan rasa
keberatanya.
4. Sarana infrastruktur yang masih berteknologi manual.53
Embun Pagi sebagai tombak dari Radio Suara Persada telah
memberikan banyak kontribusi baik yang secara langsung maupun
tidak, melalui acara ini terjalin silaturahmi antara fans radio dengan
para penyiar dan kru radio melalui acara arisan dan ta’lim bulanan
pada minggu kedua.
Dengan mengusung lagu-lagu dangdut kenangan yang berasal
dari piringan hitam, menjadi ciri khas yang manis yang tidak dimiliki
radio lain.
53 Hasil wawancara dengan Ustd H. Djawahir pada tanggal 12Desember 2007
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil yang didapat setelah melakukan observasi dan penelitian
lapangan, baik secara langsung maupun tidak. Dapat disimpulkan
beberapa poin, untuk menjawab rumusan pertanyaan dalam skripsi
ini. Yaitu:
1. Program Embun Pagi menggunakan format On Air, di sini
pendengar diajak untuk proaktif. Sehingga dapat diukur
pemahaman dan kedalaman materi yang disampaikan, itulah
yang membuat pendengaar tidak ingin ketinggalan materi
pada setiap harinya.
2. Materi yang disampaikan menggunakan Kitab-Kitab Kuning
yang dibahas secara bertahap, sehingga ilmu yang di
dapatkan oleh pendengar dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya. Materi melalui kitab banyak memiliki kelebihan
dibandingkan dengan metode ceramah yang kerap kali
kehabisan bahan. Penyampaian materi dengan menggunakan
kitab merupakan fenomenal tersendiri Radio Suara Persada.
3. Efek positif yang dirasakan langsung oleh pendengar adalah
pemahaman mereka akan keIslaman yang Kaffah baik dari
segi aqidah, akhlaq dan hukum.
B. Saran-saran
1. Kepada Radio Suara Persada hendaknya lebih memperhatikan
sistem administrasi, sehingga mudah dalam pencarian
company profile Radio.
2. Sekiranya pengisi materi Embun Pagi tidak hanya Ust. H.
Djawahir seorang tetapi juga melibatkan pihak lain.
3. Kepada Ustadz. H. Djawahir kiranya membuat ta’lim yang
melibatkan kaum remaja tidak hanya yang sudah berkeluarga
saja.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Djamalul, Komunikasi Dan Bahasa Dakwah, (Jakarta: Gema Insani Press,
1996), cet ke-1.
Abda Muhaemin Slamet, Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah, (Surabaya:
Nasional, 1992)
Arifin, Tatang M, Menyusun Rencana Penelitian (Jakarta: Rajawali Press, 1968).
As Homby, AP Cowie, Oxford Andvanced Learner, (Oxford: University Press)
Amir, Mafri, Etika Komunikasi Massa Dalam Pandangan Islam (Jakarta:Logos,
1992)
Darmanto, Antonius, Teknik Penelitian Naskah Acrara Siaran Radio,
(Yogyakarta: Penerbitan Atmajaya, 1998), cet ke-1.
Dodi Mawardi dan Wahyu Saidi, Bermitra Dengan Radio Perbesar Bisnis Anda,
(Jakarta: Iqro Grof,2006), Cet. Ke-1.
Effendi, Onong Uchajana, Dimensi-Dimensi Komunikasi, (Bandung, Mandar
Jaya, 2000).
----------------------, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi,(Bandung: Citra Aditya
2000).
---------------------, Radio Siaran dan Praktek, (Bandung: Mandar Maju, 1991).
Ghozali Bahri, Dakwah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar Ilmu
Komunikasi Dakwah (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997)
Karlinah, Buku Materi Pokok Komunikasi Massa, (Jakarta: Universitas Terbuka,
1999), cet, ke-1.
Kertapati, Ton, Dasar-Dasar Publisistik, (Jakarta: Soeroengan, 1963), Jilid III.
Masduki, Jurnalistik Radio Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar,
(Yogyakarta:LKIS, 2004), Cet.Ke-3.
Romli, Asep Syamsul M, Broadcast Journalism, Panduan Menjadi Penyiar
Reporter dan Scrip Writer, (Bandung : Nuansa, 2004), Cet.Ke-1.
Sundoro, Danang, Study Mandiri Sekilas Penyiar Radio (Tanggerang: Glest
Broadcasting Schaeh (GBS), 2005).
Syukir, Asmuni, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: al-Ikhlas,
1983), cet ke- 1
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Grasindo, 2004), cet. Ke-1
Mc Quail Denis, Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar,(Jakarta: Erlangga,
1984) Edisi ke-2
Nawawi Hadawi, Metodologi Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 1998), cet. Ke-8
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka 1998), Cet.
Ke-1
Kusnawan Aef, Komunikasi Penyiaran Islam, (Bandung: Benang Merah Press,
2004), Cet. ke-1
Kuswandi Wawan, Komunikasi Massa: Sebuah Analisis Media Televisi, (Jakarta:
Rineka Cipta, 1996), Cet ke-1
Lampiran 2
Logo Suara Persada AM 12.78 KHZ
Penulis bersama Pimpinan Radio Suara Persada 12.78 AM, Ustdz H. Djawahir
Penulis sedang siaran On Air bersama pimpinan Radio Suara Persada 12.78
AM
Suasana Radio Suara Persada 12 78 AM