ANALISIS POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS ...eprints.ums.ac.id/77100/11/NASKAH PUBLIKASI-38.pdfANALISIS...
Transcript of ANALISIS POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS ...eprints.ums.ac.id/77100/11/NASKAH PUBLIKASI-38.pdfANALISIS...
ANALISIS POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PEMBUATAN TAHU
DENGAN METODE MANUAL TASK RISK ASSESSMENT (ManTRA)
(Studi Kasus: UKM Tahu Sumber Rezeki Boyolali)
Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik
Oleh:
SUCI FARAH SALSABILA
D 600 150 077
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
i
ii
iii
1
ANALISIS POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PEMBUATAN TAHU
DENGAN METODE MANUAL TASK RISK ASSESSMENT (ManTRA)
(Studi Kasus: UKM Tahu Sumber Rezeki Boyolali)
Abstrak
UKM Tahu Sumber Rezeki melakukan proses produksi dengan menggunakan
peralatan yang masih sederhana dan manual. Selain itu, posisi pekerja pada saat
bekerja juga kurang ergonomis. Maka kemungkinan pekerja akan mengalami
risiko kecelakaan kerja bahkan sampai mengalami risiko cedera. Tujuan
dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi keluhan
muskuloskeletal yang dirasakan oleh pekerja dan menganalisis risiko cedera serta
memberikan usulan perbaikan. Proses penelitian ini diawali dengan wawancara,
pengamatan secara langsung, dokumentasi, pengolahan data yang diperoleh,
kemudian memberikan usulan perbaikan. Penelitian ini menggunakan kuesioner
Nordic Body Map (NBM) untuk mengetahui keluhan muskuloskeletal pekerja dan
metode Manual Task Risk Assessment (ManTRA) untuk mengetahui risiko cedera
pada saat melakukan tugas. Hasil dari pengolahan kuesioner NBM menunjukkan
bahwa terdapat keluhan pada bagian bahu kanan, pinggang, siku kanan, leher
bagian atas, lengan atas kiri, lengan atas kanan, siku kiri, pergelangan tangan kiri,
tangan kiri. Hasil dari metode ManTRA menunjukkan tugas yang berisiko
menimbulkan cedera yaitu pada tugas merendam kedelai, tugas mencuci kedelai,
tugas menggiling kedelai, tugas membawa bubur kedelai ke tungku pemasakan,
tugas memasak bubur kedelai, tugas menyaring hasil masakan bubur kedelai,
tugas menambahkan asam cuka, tugas mencetak dan mengepres tahu. Usulan
rekomendasi perbaikan yang diberikan adalah dengan menambahkan fasilitas
penunjang untuk mengurangi risiko cedera akibat tugas yang dilakukan.
Kata Kunci: Cedera, ManTRA, Muskuloskeletal, NBM, UKM Tahu.
Abstract
Tahu Sumber Rezeki SMEs conducts the production process by using equipment
that is still simple and manual. In addition, the position of workers at work is also
less ergonomic. Then the possibility of workers will experience the risk of
workplace accidents even to the risk of injury. The purpose of this research is to
identify musculoskeletal complaints felt by workers and analyze the risk of injury
and provide suggestions for improvement. The research process begins with
interviews, direct observation, documentation, processing the data obtained, then
provides suggestions for improvement. This study uses the Nordic Body Map
(NBM) questionnaire to determine the musculoskeletal complaints of workers and
the Manual Task Risk Assessment (ManTRA) method to determine the risk of
injury when performing tasks. The results of processing the NBM questionnaire
showed that there were complaints on the right shoulder, waist, right elbow, upper
neck, left upper arm, right upper arm, left elbow, left wrist, left hand. The results
of the ManTRA method show tasks that are at risk of causing injury, namely the
task of soaking soybeans, the task of washing soybeans, the task of grinding
soybeans, the task of bringing soybean porridge to the cooking stove, the task of
2
cooking soybean porridge, the task of filtering the results of soybean porridge
cooking, the task of adding vinegar acid, the task of print and press tofu. Proposed
remedial recommendations given are to add supporting facilities to reduce the risk
of injury due to the tasks performed.
Keywords: Injury, ManTRA, Musculoskeletal, NBM, Tofu SMEs.
1. PENDAHULUAN
Definisi tahu menurut SNI 1992 yaitu suatu produk makanan yang berbentuk
padat lunak yang terbuat dari kedelai (Glycine sp.) melalui proses pengendapan
protein dan atau tanpa ditambahkan bahan lain yang diizinkan (Indrati & Gardjito,
2013). UKM Tahu Sumber Rezeki merupakan salah satu UKM yang
memproduksi tahu di daerah desa Tegalan RT. 04/06 Kelurahan Donohudan
Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali yang didirikan oleh bapak Wahono.
UKM tersebut melakukan proses produksi dengan menggunakan peralatan yang
masih sederhana dan manual, serta selalu memproduksi tahu setiap harinya untuk
memenuhi kebutuhan konsumen, karena harus melakukan produksi yang terus
menerus tanpa memperhatikan standar-standar yang seharusnya, seperti: waktu
kerja yang lama dan pekerjaan yang terlalu berat tanpa memperhatikan postur
kerjanya. Selain itu, posisi pekerja pada saat bekerja juga kurang ergonomis.
Maka kemungkinan pekerja akan mengalami risiko kecelakaan kerja bahkan
sampai mengalami risiko cedera.
Tugas manual yang dilakukan secara berulang-ulang dengan gerakan kerja yang
relatif sama dan dengan durasi kerja yang lama akan mengakibatkan kelelahan
kerja. Menurut Hall, 2003 (dalam Purwaningsih, P, & Susanto, 2017) Otot yaitu
merupakan organ vital yang memiliki tugas untuk menghasilkan gerakan pada
anggota tubuh. Keseluruhan gerakan pada tubuh dikendalikan oleh otot, baik
gerakan yang dilakukan secara sadar maupun tidak sadar. Otot di dalam tubuh
menghasilkan energi panas yang berfungsi untuk menjaga kondisi tubuh agar
tetap hangat dan menjaga saluran aliran darah agar tetap berjalan dengan normal.
Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian ini berfokus kepada postur kerja
pekerja di UKM Tahu Sumber Rezeki dan untuk mengatasi permasalahan yang
ada, peneliti menggunakan metode Manual Task Risk Assessment (ManTRA)
yang berguna untuk mengetahui risiko cedera postur kerja pada pekerja di UKM
tersebut pada saat melakukan tugasnya. Hasil dari penelitian yang dilakukan
3
diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan juga menjadi pertimbangan dalam
mengurangi risiko kecelakaan kerja maupun risiko cedera yang tepat. Upaya
dalam mengatasi risiko tersebut secara bersamaan dapat meningkatkan efisiensi
pekerja dalam proses produksinya.
2. METODE
2.1 Kuesioner Nordic Body Map (NBM)
Menurut Corlett, 1992 (dalam Tarwaka et al., 2004) dengan menggunakan NBM
dapat mengetahui mana saja bagian otot yang merasakan keluhan muskuloskeletal
dari tingkat keluhan yang dirasakan mulai dengan rasa tidak nyaman (cukup sakit)
hingga rasa sangat sakit. Penilaian dengan kuesioner tersebut dilakukan dengan
cara scoring (dengan 4 skala likert). Penilaian dengan kuesioner ini banyak
dipergunakan oleh para ahli ergonomic untuk melakukan penilaian seberapa parah
gangguan yang terjadi pada sistem otot atau muskuloskeletal. Berikut adalah
gambar bagian anggota tubuh berdasarkan 28 (0-27) pertanyaan dalam kuesioner
NBM:
Gambar 1. Peta Tubuh Nordic Body Map
4
2.2 Manual Task Risk Assessment (ManTRA)
ManTRA merupakan metode yang dikembangkan oleh Robin B. Limerick yang
digunakan untuk menilai faktor risiko yang mungkin terjadi pada saat melakukan
tugas secara manual. Terdapat 4 anggota tubuh yang diteliti yaitu 1) lengan bagian
bawah, 2) bagian punggung, 3) bagian leher/bahu, 4) pergelangan tangan atau
tangan. Dari ke-4 bagian tubuh tersebut, dihitung total waktu kerja dalam satu
hari, selain itu dilakukan identifikasi sejauh mana tugas yang dilakukan memiliki
risiko pengulangan (kombinasi waktu siklus dan waktu durasi kerja), pengerahan
usaha (kombinasi antara kekuatan dan faktor kecepatan), kecanggungan postur
atau kekakuan, dan getaran akibat alat yang digunakan. Berikut merupakan aspek-
aspek yang menjadi poin utama dari metode Manual Task Risk Assessment yang
dijabarkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Aspek Poin Utama pada Penilaian Skor ManTRA
Sumber: Robin Burgess-Limerick, 2003.
Faktor risiko berulang diperoleh dengan cara mengkombinasikan skor waktu
siklus dan durasi suatu tugas. Sedangkan faktor risiko pengerahan tenaga
diperoleh dengan cara mengkombinasikan skor kekuatan dan kecepatan suatu
tugas. Berikut ditunjukkan tabel penilaian skor dari faktor risiko berulang dan
pengerahan tenaga ditunjukkan pada Tabel 2.
5
Tabel 2. Kombinasi Penilaian untuk Skor Faktor Risiko Berulang dan Pengerahan
Tenaga
Skor kumulatif risiko pada bagian tubuh untuk masing-masing tugas diperoleh
dengan cara menjumlahkan skor dari 5 faktor risiko. Untuk penilaian skor
kumulatif risiko ditunjukkan pada Tabel 3.
Tabel 3. Skor Kumulatif Risiko pada Metode ManTRA
Adapun ketentuan analisis dengan adanya risiko cedera dan perlu adanya tindakan
lebih lanjut pada metode ManTRA, jika salah satu pernyataan di bawah ini
terpenuhi:
a. Nilai skor pada faktor risiko untuk pengerahan tenaga sebesar 5.
b. Jumlah skor dari faktor pengerahan tenaga (jumlah skor kekuatan dan
kecepatan) yaitu sebesar 8 atau lebih (> 8).
c. Nilai kumulatif risiko yang diperoleh dari keseluruhan tubuh adalah sebesar 15
atau lebih (≥ 15) (Simanjuntak, 2012).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Keluhan Muskuloskeletal
Keluhan muskuloskeletal yang dirasakan oleh pekerja pada saat melakukan
aktivitas pembuatan tahu dapat diketahui melalui kuesioner NBM. Hasil
pengolahan data keluhan tersebut disajikan dalam bentuk tabel yang ditunjukkan
pada tabel 4. Dari tabel tersebut, ditunjukkan bahwa jenis keluhan tertinggi pada
kategori sangat sakit adalah bagian bahu kanan dengan persentase sebesar 80%.
Keluhan tertinggi pada kategori sakit adalah pinggang dengan persentase sebesar
80% dan siku kanan dengan persentase sebesar 80%. Keluhan tertinggi pada
6
kategori cukup sakit adalah leher atas, lengan atas kiri, lengan atas kanan, siku
kiri, pergelangan tangan kiri, tangan kiri dengan masing-masing persentase
sebesar 40%. Maka dapat disimpulkan bahwa keluhan yang dirasakan oleh
pekerja, sebagian besar terletak pada tubuh bagian atas. Oleh karena itu harus
dilakukan tindakan perbaikan untuk mengurangi risiko cedera pada pekerjaan
tersebut.
Tabel 4. Hasil Kuesioner NBM Pekerja pada UKM Tahu Sumber Rezeki
3.2 Manual Task Risk Assessment (ManTRA)
Data risiko postur kerja menggunakan metode ManTRA didapatkan dengan
melakukan pengamatan langsung dan melakukan wawancara terhadap pekerja.
Adapun beberapa alat bantu yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data
dalam metode ManTRA, diantaranya adalah stopwatch dan kamera. Berikut
merupakan data rekapitulasi pengolahan data menggunakan metode ManTRA
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
7
Tabel 5. Data Rekapitulasi Hasil Pengolahan Data Metode ManTRA
Dari data tersebut, dapat diketahui bahwa tugas yang perlu ditindaklanjuti karena
dapat mengakibatkan risiko cedera bagi pekerja adalah tugas yang mendapatkan
skor lebih dari atau sama dengan 15 yaitu pada tugas merendam kedelai, mencuci
kedelai, menggiling kedelai, membawa bubur kedelai ke tungku pemasakan,
memasak bubur kedelai, menyaring hasil masakan bubur kedelai, menambahkan
asam cuka, mencetak dan mengepres tahu.
3.3 Usulan Perbaikan
(a)
(b)
(c)
(d)
8
(e)
(f)
(g)
(h)
Gambar 2. Usulan Perbaikan pada Tugas yang Berisiko Menimbulkan Cedera
Gambar 2. merupakan usulan perbaikan yang diberikan untuk meminimalkan
risiko cedera yang ditimbulkan akibat tugas yang dikerjakan. Gambar (a) adalah
kondisi perbaikan pada tugas merendam kedelai dengan usulan menambah alas
atau tatakan untuk meletakkan wadah dan menggunakan selang untuk mengambil
air. Gambar (b) adalah kondisi perbaikan pada tugas mencuci kedelai dengan
usulan menambah alas atau tatakan untuk meletakkan wadah dan tirisan, selain itu
juga menggunakan selang untuk mengambil air. Gambar (c) adalah kondisi
perbaikan pada tugas menggiling kedelai dengan usulan menambah alas atau
tatakan untuk tempat berdiri pekerja dan menambahkan meja untuk meletakkan
wadah yang berisi kedelai bersih. Gambar (d) adalah kondisi perbaikan pada tugas
membawa bubur kedelai ke tungku pemasakan dengan usulan menggunakan troli
untuk proses pemindahan. Gambar (e) adalah kondisi perbaikan pada tugas
memasak bubur kedelai dengan usulan menambahkan kran air. Gambar (f) adalah
kondisi perbaikan pada tugas menyaring hasil masakan bubur kedelai dengan
usulan menggunakan sistem jungkat-jungkit yang dikendalikan oleh mesin (motor
listrik) pada saat melakukan pengayakan. Gambar (g) adalah kondisi perbaikan
pada tugas menambahkan asam cuka dengan usulan menambahkan meja dan bak
untuk wadah asam cuka tersebut. Gambar (h) adalah kondisi perbaikan pada tugas
mencetak dan mengepres tahu dengan usulan menggunakan alat pengepres.
9
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pengolahan data dan analisis hasil yang telah dilakukan dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Dari hasil pengolahan kuesioner NBM menunjukkan bahwa keluhan
muskuloskeletal yang dirasakan oleh pekerja di UKM Tahu Sumber Rezeki
pada saat melakukan tugasnya adalah bahu kanan, pinggang, siku kanan, leher
bagian atas, lengan bagian atas kiri, lengan bagian atas kanan, siku bagian kiri,
pergelangan tangan kiri, dan tangan kiri. Dari hasil tersebut sebagian besar
keluhan yang dirasakan oleh pekerja adalah tubuh bagian atas.
2. Hasil dari pengolahan data menggunakan metode Manual Task Risk
Assessment (ManTRA) menunjukkan bahwa tugas yang kemungkinan dapat
menimbulkan risiko cedera bagi pekerja yaitu pada tugas merendam kedelai,
tugas mencuci kedelai, tugas menggiling kedelai, tugas membawa bubur
kedelai ke tungku pemasakan, tugas memasak bubur kedelai, tugas menyaring
hasil masakan bubur kedelai, tugas menambahkan asam cuka, tugas mencetak
dan mengepres tahu.
3. Usulan perbaikan yang diberikan untuk mengurangi atau meminimalkan risiko
cedera yang dialami oleh pekerja berdasarkan hasil dari pengolahan data
dengan metode ManTRA yaitu pada tugas merendam dan mencuci kedelai
diberikan usulan dengan menambahkan alas atau tatakan dan selang air, tugas
menggiling kedelai diberikan usulan berupa alas atau tatakan dan meja, tugas
membawa bubur kedelai ke tungku pemasakan diberikan usulan berupa troli,
tugas memasak bubur kedelai diberikan usulan dengan menambahkan kran air,
tugas menyaring hasil masakan bubur kedelai diberikan usulan berupa sistem
jungkat-jungkit dengan bantuan mesin (motor listrik), tugas menambahkan
asam cuka diberikan usulan berupa meja dan bak untuk wadah asam cuka,
tugas mencetak dan mengepres tahu diberikan usulan berupa alat pengepres.
10
4.2 Saran
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari penelitian, dapat diberikan saran
sebagai berikut:
1. Untuk peneliti selanjutnya, dapat melakukan penilaian risiko cedera postur
kerja dengan metode yang lebih objektif.
2. Usulan perbaikan yang diberikan belum dilakukan pengujian secara langsung,
sehingga perlu adanya penelitian selanjutnya guna mengetahui tingkat
keberhasilan dan kesesuaian usulan perbaikan yang diberikan terhadap tugas
yang dilakukan pekerja.
3. Sebaiknya pekerja dan pemilik UKM mempelajari tentang pentingnya
memperhatikan postur tubuh pada saat bekerja yang berguna untuk mencegah
atau mengurangi terjadinya keluhan muskuloskeletal atau risiko cedera, selain
itu juga harus belajar tentang bagaimana cara menanggulangi risiko tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Burgess-Limerick, R. (2003). Issues Associated with Force and Weight Limits and
Associated Threshold Limit Values in The Physical Handling Work
Environment. Issues Paper Commissioned by NOHSC for The Review of
The National Standard and Code of Practice on Manual Handling and
Associated Documents. http://burgess-limerick.com/download/d2.pdf
Indrati, R., & Gardjito, M. (2013). Pendidikan Konsumsi Pangan: Aspek
Pengolahan dan Keamanan Edisi Pertama. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Purwaningsih, R., P, D. A., & Susanto, N. (2017). Desain Stasiun Kerja Dan
Postur Kerja Dengan Menggunakan Analisis Biomekanik Untuk
Mengurangi Beban Statis Dan Keluhan Pada Otot. J@TI UNDIP, XII(1),
15–22.
Simanjuntak, R. A. (2012). Penilaian Faktor-Faktor Risiko Pada Saat Melakukan
Pekerjaan Dengan Metode Manual Tasks Risk Assessment. Prosiding
Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III,
(November), 136–143.
Tarwaka, Sudiajeng, L., & Solichul, B. H. (2004). Ergonomi Untuk Keselamatan,
Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta: UNIBA Press.