ANALISIS PORTOFOLIO PRODUK PARIWISATA DALAM …digilib.unila.ac.id/56672/3/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of ANALISIS PORTOFOLIO PRODUK PARIWISATA DALAM …digilib.unila.ac.id/56672/3/SKRIPSI TANPA BAB...
ANALISIS PORTOFOLIO PRODUK PARIWISATA DALAMRANGKA MENENTUKAN PRIORITAS DESTINASI WISATA DI
PROVINSI LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
NOVITA MARIANA LUBIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2019
ABSTRAK
ANALISIS PORTOFOLIO PRODUK PARIWISATA DALAM RANGKAMENENTUKAN PRIORITAS DESTINASI WISATA DI PROVINSI
LAMPUNG
Oleh
Novita Mariana Lubis
Indonesia adalah negara kepulauan yang berpotensi untuk mengembangkan sektorpariwisata, salah satunya adalah Provinsi Lampung. Provinsi Lampung dikenalmemiliki banyak wisata. Namun dari begitu banyaknya obyek wisata, Lampungbelum dikategorikan sebagai salah satu dari 10 destinasi wisata prioritas nasional,dengan menggunakan analisis portofolio dapat mengetahui destinasi wisataprioritas di Provinsi Lampung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuigambaran pariwisata Lampung dan prioritas wisata mana yang akan menarikkonsumen dengan menggunakan analisis portofolio. Analisis portofolio yaitu alatuntuk menganalisis suatu obyek wisata unggulan berupa laporan guna untukmendapatkan destinasi wisata prioritas. Jenis penelitian deskriptif denganpendekatan kualitatif. Teknik pemilihan informan ditentukan secara snowball.Informan dari penelitian ini adalah Kasubag Perencanaan Dinas PariwisataProvinsi Lampung. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara.Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk menentukan destinasi prioritasmenggunakan analisis portofolio yaitu tipe destinasi, daya tarik utama, amenitas,event, dan pengelolaan. Dengan menggunakan analisis portofolio didapatkandestinasi prioritas yaitu Pantai Tanjung Setia dan Taman Nasional Way Kambassebagai destinasi prioritas di Provinsi Lampung.
Kata Kunci : Pariwisata, Portofolio, Destinasi Wisata
ABSTRACT
ANALYSIS OF TOURISM PRODUCT PORTFOLIO IN ORDER TODETERMINE THE PRIORITY OF TOURIST DESTINATIONS IN THE
PROVINCE OF LAMPUNG
ByMariana Novita Lubis
Indonesia is an archipelagic countries with potentially development of tourismsectors. One of the potentially sector is lampung province. Lampung province isknown have a lof of tourizm sectors. But from many attraction sectors, lampunghasn't categorized as one of 10 national priority tourizm destinations. With usingportfolio analysis it can help to establish the priority tourism destination inlampung province. The aims of this research is to describes and priorities thetourism which will attracted by the consumer with using portfolio analisis.Portfolio analisis is tool for analyzing the priority of tourism in from of a reportto get the priorities tourism destination. The type of this of this research withqualitative approach. The method of elections the informant is snowball. Theinformant of this research is head of planning tourism office of lampung province.The data collection technique used interview. The results of this researchindicate that for determined the priority tourism destinations using portfolioanalysis is the type of destinations, main fascination, amenitas, events, andmanagements. By using portfolio analysis found that the priority destinations ofTanjung Setia Beach and Way Kambas National Park as a priority destination inLampung Province.
Keywords: Tourism, Portfolio, Sightseeing
ANALISIS PORTOFOLIO PRODUK PARIWISATA DALAM
RANGKA MENENTUKAN PRIORITAS DESTINASI WISATA DI
PROVINSI LAMPUNG
Oleh
Novita Mariana Lubis
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA ADMINISTRASI BISNIS
Pada
Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis yang bernama lengkap Novita Mariana
Lubis dilahirkan di Bandarjaya, Kabupaten
Lampung Tengah pada tanggal 21 November 1997.
Penulis merupakan anak kedua dari 4 besaudara dari
pasangan Bapak Nasruddin Lubis dan Ibu Fatimah
Siregar. Penulis memulai jenjang pendidikannya dari
SD Negeri 5 Bandar Jaya dan selesai pada tahun
2009 kemudian melanjutkan pendidikan di SMPN 4 Terbanggi Besar dan selesai
pada tahun 2012. Tahun 2012 melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Terbanggi
Besar dan selesai pada tahun 2015.
Pada tahun 2015 penulis tercatat sebagai mahasiswi Universitas Lampung di
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Administrasi Bisnis pada Program
Studi S1 melalui jalur SNMPTN. Selama menjadi Mahasiswi di kampus, penulis
aktif mengikuti organisasi tingkat jurusan sebagai anggota HMJ (Himpunan
Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis), tingkat fakultas sebagai anggota
FSPI (Forum Studi Pengembangan Islam), di tingkat Universitas sebagai anggota
BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) dan sebagai anggota KOPMA (Koperasi
Mahasiswa). Pada bulan januari 2018, penulis melaksanakan KKN (Kuliah Kerja
Nyata) di Desa Gunung Terang, Kecamatan Bulok, Kabupaten Tanggamus.
MOTTO
Bunuh (ejekan) mereka dengan kesuksesan kita dan kuburdengan senyum paling lebar.
(G.Dragon)
Bekerja Keraslah sampai idolamu menjadi sainganmu.(G.Dragon)
Terlalu memperdulikan apa yang orang pikirkan dan kauakan selalu jadi tahanan mereka.
(Lao Tzu)
Balas dendam terbaik adalah dengan memperbaiki dirimu.(Ali Bin Abi Thalib)
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahhirobbil’alaminPuji syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat kemudahan sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan dengan baik. Karya ini ku persembahkan kepada:
Kedua Orang tuaku tercintaBapak Nasruddin Lubis dan Ibu Fatimah Siregar yang telah membesarkankudengan penuh kasih dan sayang, Terimakasih atas segala perjuangan kalianselama ini yang tak pernah berhenti berjuang untuk ku yang tak kenal lelah.
Atas segala do’a, kasih sayang, perhatian dan setiap keringat yang kaliankeluarkan. Terimakasih juga telah meemberikan dukungan dalam segala
urusan.
Kakakku yang KusayangiNova Adelina Lubis yang selalu memotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
Adikku yang tercintaTerimakasih atas canda tawa mu yang selalu membuat ku tersenyum dan
meringankan bebanku.
Keluarga besarku yang selalu mendo’akan kuSahabat, teman-teman dan orang-orang yang menyayangiku yang tak bisa
kusebutkan satu persatu..Serta
Terimakasih untuk Almamater tercinta, Universitas Lampung.
SANWACANA
Alhamdulillahirabbil alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan dan penyusunan Skripsi dengan judul “Analisis Portofolio Produk
Pariwisata Dalam Rangka Menentukan Prioritas Destinasi Wisata Di Provinsi
Lampung” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Administrasi
Bisnis di Universitas Lampung dengan baik. Oleh karena itu, dengan segala
hormat penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya dan setulus-tulusnya
kepada:
1. Allah SWT karena berkat limpahan rahmat, karunia serta hidayah dan
nikmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Syarief Makhya, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Susetyo, M.Si., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Denden Kurnia D., M.Si., selaku Pembantu Dekan II Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
5. Bapak Drs. Dadang Karya Bhakti, M.M., selaku Pembantu Dekan III
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
6. Bapak Ahmad Rifa’i, S.Sos., M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi
Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
7. Bapak Suprihatin Ali, S.Sos., M.Sc., selaku Sekretaris Jurusan Ilmu
Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Lampung dan selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah memberikan
bimbingan, arahan dan bantuannya untuk menyelesaikan skripsi ini.
8. Ibu Dra. Fenny Septiani, M.Si selaku Dosen Pembimbing Pembantu yang
telah memberikan bimbingan dan nasihat dan bantuannya untuk
menyelesaikan skripsi ini.
9. Bapak Drs. Dadang Karya Bakti, M.M. selaku Dosen Pembahas dan
Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan, masukan, saran
dan kritik untuk membangun hasil skripsi yang lebih baik.
10. Ibu Mertayana selaku staff Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Universitas
Lampung yang telah banyak membantu penulis.
11. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta staff Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis
Universitas Lampung, atas pengajaran dan ilmu yang telah diberikan selama
ini kepada penulis.
12. Bapak Hery Budi Susanto, S.E.Par, MM.Par selaku Kasubag Perencanaan
Dinas Pariwisata Provinsi Lampung dan para staff yang terkait telah bersedia
untuk membantu saya menyelesaikan skripsi ini.
13. Kedua Orang Tua yang kucintai dan kusayangi Bapak Nasruddin Lubis dan
Ibu Fatimah Siregar yang telah memeberikan banyak motivasi, dukungan,
semangat , cinta dan doa kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan skripsi
ini.
14. Kakakku tercinta Nova Adelina Lubis dan Adik yang kusayangi Sri Wahyuni
Lubis dan Juanda Husein Lubis, terima kasih telah memberikan semangat dan
canda yang luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini .
15. Sahabat ketemu pas SMA Rahmi Afrizal S.Pd, Pio Amalia, dan Okta yang
sudah jadi dokter disana . Terimakasih buat kalian telah memberikan
semangat dan kegilaan yang kalian berikan. Semoga kita semua jadi orang
sukses ya jeng hehe
16. Untuk teman-teman yang telah banyak membantu, menghibur dan sering
menyemangati yaitu Junia yang udah dapat gelar, Uul sipenghibur , Dini,
Lusiana (ahjumma), Prema (sibaik hati) , Fitri Naria istri bangKAI, pitri
Muntheku.
17. Keluarga Besar Ilmu Administrasi Bisnis 2015 yang telah memberikan warna
kepada kehidupan perkuliahan penulis, maaf tidak disebutkan satu persatu.
18. Teman-teman KKN di Desa Gunung Terang, Kecamatan Bulok Kabupaten
Tanggamus yaitu para gembel kesayangan Uul, Tia, dan Lulu. Dan juga Ruly,
Yusuf, Kevin. Terimakasih buat 40 hari kebersamaannya gaess, semoga
kedekatan kita akan selalu menjadi momen yag tak terlupakan sampai
kapanpun.
19. Semua pihak yang terkait dalam penyusunan skripsi ini.
20. Almamater tercinta, atas kisah segala perjuangan yang penulis rasakan dan
dapatkan semasa bangku perkuliahan.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna,
akan tetapi besar harapan semoga Skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan
bermanfaat, Aamiin. Sekali lagi terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan Skripsi ini.
Bandar Lampung, 10 April 2019
Penulis
Novita Mariana Lubis
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ..................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ........................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................... 11.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 121.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 131.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 142.1 Pemasaran ......................................................................................... 14
2.1.1 Pemasaran Jasa ......................................................................... 152.1.2 Bauran Pemasaran Pariwisata ................................................... 16
2.2 Pariwisata .......................................................................................... 262.3 Portofolio .......................................................................................... 362.4 Destinasi Wisata ................................................................................ 382.5 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 422.6 Model Penelitian ................................................................................. 44
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 45
3.1 Jenis Penelitian .................................................................................. 453.2 Obyek Penelitian ............................................................................... 463.3 Informan ........................................................................................... 463.4 Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 473.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 483.6 Teknik Analisis Data .......................................................................... 49
3.6.1 Reduksi Data .............................................................................. 493.6.2 Penyajian Data ........................................................................... 493.6.3 Penarikan Kesimpulan ............................................................... 49
3.7 Teknik Memeriksa Keabsahan Data ................................................... 50
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................. 54
4.1 Gambaran Umum Penelitian .............................................................. 544.1.1 Sejarah Singkat Pariwisata Provinsi Lampung........................... 544.1.2 Kondisi Geografis ...................................................................... 554.1.3 Kawasan Wisata Unggulan Provinsi Lampung ......................... 57
4.2 Hasil dan Pembahasan ........................................................................ 584.2.1 Portofolio Produk Pariwisata ditiap Kabupaten atau
Kota ........................................................................................... 584.2.2 Perbandingan Portofolio Produk Pariwisata dalam
Menentukan Prioritas Destinasi Wisata di ProvinsiLampung .................................................................................... 86
4.2.3 Destinasi Wisata Prioritas di Provinsi Lampung ...................... 108
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 113
5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 1135.2 Saran .................................................................................................... 114
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
LAMPIRAN ......................................................................................................
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Daya tarik Wisata Lampung . .................................................................. 82.1 Penelitian Terdahulu ................................................................................ 424.1 Luas Kabupaten atau Kota di Provinsi Lampung ................................... 564.2 Destinasi Wisata Unggulan di Kota Bandar Lampung ........................... 614.3 Destinasi Wisata Unggulan di Kota Metro ............................................. 634.4 Destinasi Wisata Unggulan di Kabupaten Lampung Barat ..................... 654.5 Destinasi Wisata Unggulan di Kabuapaten Lampung Selatan ................ 674.6 Destinasi Wisata Unggulan di Kabupaten Lampung Tengah ................. 694.7 Destinasi Wisata Unggulan di Kabupaten Lampung Timur ................... 714.8 Destinasi Wisata Unggulan di Kabupaten Lampung Utara .................... 734.9 Destinasi Wisata Unggulan di Kabupaten Mesuji .................................. 744.10 Destinasi Wisata Unggulan diKabupaten Pesawaran ............................. 774.11 Destinasi Wisata Unggulan di Kabupaten Tanggamus ........................... 784.12 Destinasi Wisata Unggulan di Kabupaten Way Kanan ........................... 804.13 Destinasi Wisata Unggulan di Kabupaten Pringsewu ............................. 824.14 Destinasi Wisata Unggulan di Kabupaten Tulang Bawang .................... 834.15 Destinasi Wisata Unggulan di Kabupaten Tulang Bawang Barat .......... 85
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Grafik Jumlah Kunjungan Wisatawan Domestik dan Mancanegara diProvinsi Lampung tahun 2011-2017 ......................................................... 7
2.1 Lembah Hijau dan Puncak Mas ................................................................ 272.2 Taman Merdeka Metro .............................................................................. 282.3 Danau Ranau dan Suoh .............................................................................. 292.4 Gunung Krakatau dan Menara Siger.......................................................... 292.5 Air Terjun Curup Tujuh dan Kopiah Emas ................................................ 302.6 Taman Nasional Way Kambas dan Taman Purbakala Pugung
Raharjo ..................................................................................................... 312.7 Tugu Payan Mas dan Taman Wisata Way Rarem. .................................... 322.8 Wisata Bahari Wiralaga .............................................................................. 322.9 Pulau Pahawang dan Muncak ..................................................................... 332.10 Teluk Kiluan dan Air Terjun Waylalaan..................................................... 332.11 Air Terjun Putri Malu dan Curup Gangsa................................................... 342.12 Wisata Talang Air ....................................................................................... 352.13 Tugu Rato Naga Besanding dan Patung Relief Marga Empat ................... 352.14 Cakat Raya dan Kota Tua Menggala .......................................................... 362.15 Portofolio Produk ....................................................................................... 362.16 Model Penelitian ........................................................................................ 44
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara yang sangat strategis. Letaknya yang berada di
antara 2 samudera dan 2 benua membuat Indonesia dianugerahi keanekaragaman
hayati dan potensi alam yang sangat indah. Menurut Sugandi, Batubara dkk
dalam bukunya “Nusa Penjaga Indonesia” Indonesia adalah negara terluas ke dua
di asia dan juga merupakan negara kepulauan terluas di dunia yang memilki luas
daratan 1/3 bagian dan lautan 2/3 bagian dari luas keseluruhan dengan total
wilayah 735.355 mil persegi. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memilki
kekayaan alam yang besar sehingga dapat dimanfaatkan untuk berbagai sektor,
salah satunya adalah sektor pariwisata. Pariwisata di Indonesia merupakan
sektor ekonomi penting di Indonesia. Kekayaan alam dan budaya merupakan
komponen penting dalam pariwisata di Indonesia. Alam Indonesia memiliki
kombinasi iklim tropis, 17.508 pulau yang 6.000 diantaranya tidak di huni,
serta garis pantai terpanjang ketiga di dunia setelah Kanada dan Uni Eropa.
Sektor pariwisata di Indonesia berkembang dengan cepat. Hal ini ditandai dengan
banyaknya daya tarik wisata yang bermunculan di berbagai daerah.
2
Sektor pariwisata juga mempunyai peran yang strategis dalam perkembangan
perekonomian di Indonesia di luar minyak bumi dan gas. Selain sebagai sumber
penghasil devisa, sektor pariwisata mempunyai peranan yang besar dalam
memacu dan menggerakkan sektor-sektor ekonomi lainnya, serta membuka
berbagai lapangan kerja yang memungkinkan kesempatan kerja dan kesempatan
berusaha lebih luas dan lebih merata. Kebutuhan manusia modern semakin
meningkat terhadap sektor pariwisata tidak hanya untuk meningkatkan sektor
perekonomian, tetapi membuka peluang untuk mengenalkan kebudayaan dan
keindahan alam khas lokal kepada wisatawan domestik dan wisatawan asing.
Sampai saat ini telah banyak usaha yang dilakukan pemerintah untuk
meningkatkan perekonomian di sektor pariwisata agar mampu menarik minat
wisatawan, diantaranya melalui promosi, penataan objek wisata serta
pembangunan sarana prasarana kepariwisataan. Indonesia berharap agar sektor
pariwisata dapat menjadi mesin penggerak ekonomi dan penghasil devisa bagi
pembangunan ekonomi di Indonesia, serta tentunya memberikan bantuan dalam
usaha mensejahterakan masyarakat. Pembangunan pariwisata diharapkan mampu
memberikan kesempatan bagi seluruh masyarakat di sekitar destinasi untuk
bekerja sehingga mampu memberi andil besar dalam meningkatkan perekonomian
dan penghapusan kemiskinan. Kedatangan wisatawan pada suatu daerah telah
memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi penduduk setempat. Apabila
suatu daerah dibangun tempat-tempat wisata maka secara tidak langsung
penduduk sekitar akan mengalami dampak pertumbuhan ekonomi, karena tempat-
3
tempat wisata tersebut akan menarik lapangan pekerjaan dan membuka lapangan
pekerjaan bagi masyarakat sekitar tempat wisata tersebut.
Seperti halnya dengan sektor lainnya, pariwisata juga berpengaruh terhadap
perekonomian di suatu daerah atau negara tujuan wisata. Menurut Wahab (2003)
dalam bukunya “Tourism Management” pariwisata adalah salah satu jenis industri
baru yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam
penyediaan lapangan kerja, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor
produktivitas lainnya. Selain itu, pariwisata merupakan suatu keseluruhan elemen-
elemen terkait yang didalamnya terdiri dari wisatawan, daerah tujuan wisata,
perjalanan, industri dan lain sebagainya yang merupakan kegiatan pariwisata.
Pariwisata adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan rekreasi,
pelancongan, turisme. Pariwisata berasal dari Bahasa Sansekerta yang terdiri dari
dua suku kata yaitu Pari dan Wisata. Pari mempunyai arti banyak atau berulang,
penuh atau berputar-putar sedangkan Wisata mempunyai arti perjalanan
perjalanan. Jadi secara harfiah Pariwisata dapat diartikan sebagai perjalanan yang
berulang. Pariwisata mempunyai keunggulan dengan mayoritas berada disektor
jasa. Selain itu, pariwisata merupakan komoditas yang paling berkelanjutan dan
menyentuh hingga ke level paling bawah masyarakat. Pemerintah Republik
Indonesia menyatakan bahwa pariwisata adalah sektor unggulan antara lain
mengingat meskipun krisis global terjadi beberapa kali, jumlah perjalanan
wisatawan internasional tetap menunjukkan pertumbuhan yang positif. Oleh
karena itu, Indonesia sebagai negara kepulauan berpotensi untuk mengembangkan
sektor pariwisata.
4
Berdasarkan jenisnya menurut Passanger Exit Survery, wisata dibedakan menjadi
beberapa kategori, yaitu: Wisata Bahari (Marine Tourism), Wisata
Alam/Ekowisata (Ecotourism), Wisata Budaya (Culture), Wisata Sejarah
(Historical), Wisata Ziarah (Pilgrim), Wisata Boga / Kuliner (Culinary), Wisata
Belanja (Shopping Tourism), Wisata Kota dan Desa (City and Village Tourism),
Wisata MICE (Mice & Events Tourism), dan Wisata Olahraga (Sport Tourism).
Wisatawan akan datang berkunjung ke daerah tujuan wisata, apabila di daerah
tersebut terdapat daya tarik wisata bagi wisatawan untuk berkunjung ketempat
tersebut.
Dalam kegiatan pariwisata juga dikenal dengan nama produk wisata. Produk
wisata dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat ”dijual” sebagai komoditas
pariwisata. Produk wisata sebagai komponen penting dalam industri pariwisata
mencakup 4 aspek yang dikenal dengan istilah triple A (atraksi, amenitas,
aksesbilitas,dan ancillary service). Atraksi yaitu mencakup keunikan dan daya
tarik berbasis alam, budaya, maupun buatan atau artificial. Menurut Suwena
(2010), atraksi atau Obyek Daya Tarik Wisata (ODTW) merupakan komponen
yang signifikan dalam menarik kedatangan wisatawan. Hal yang dapat
dikembangkan menjadi atraksi wisata disebut dengan modal atau sumber
kepariwisataan (tourism resources). Selain atraksi, yang termasuk dalam produk
wisata adalah amenitas yakni yang mencakup fasilitas penunjang dan pendukung
wisata. Sugiama (2011) menjelaskan bahwa amenitas meliputi “serangkaian
fasilitas untuk memenuhi kebutuhan akomodasi (tempat penginapan), penyediaan
makanan dan minuman, tempat hiburan (entertainment), tempat-tempat
perbelanjaan (retailing) dan layanan lainnya”. Menurut French dalam Sunaryo
5
(2013) memberikan batasan bahwa amenitas bukan merupakan daya tarik bagi
wisatawan, namun dengan kurangnya amenitas akan menjadikan wisatawan
menghindari destinasi tertentu. Ketiga adalah aksesbilitas yang mencakup
kemudahan sarana dan sistem transportasi. Menurut Sunaryo (2013), aksesibilitas
pariwisata dimaksudkan sebagai “segenap sarana yang memberikan kemudahan
kepada wisatawan untuk mencapai suatu destinasi maupun tujuan wisata terkait”.
Menurut French dalam Sunaryo (2013) menyebutkan faktor-faktor yang penting
dan terkait dengan aspek aksesibilitas wisata meliputi petunjuk arah, bandara,
terminal, waktu yang dibutuhkan, biaya perjalanan, frekuensi transportasi menuju
lokasi wisata dan perangkat lainnya. Terakhir yang mendukung kegiatan
pariwisata yaitu fasilitas umum (ancillary service). Menurut Sunaryo (2013)
menjelaskan fasilitas umum (ancillary service) lebih kepada ketersediaan sarana
dan fasilitas umum yang digunakan oleh wisatawan yang juga mendukung
terselenggaranya kegiatan wisata seperti bank, ATM, telekomunikasi, rumah sakit
dan sebagainya. Sedangkan Sugiama (2011) menjelaskan bahwa fasilitas umum
(ancillary service)mencakup keberadaan berbagai organisasi untuk memfasilitasi
dan mendorong pengembangan serta pemasaran kepariwisataan destinasi
bersangkutan.
Lampung merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia yang sering
dikunjungi oleh wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Lampung adalah
kota yang strategis bagi kunjungan wisata ke berbagai objek wisata. Provinsi
Lampung terletak di ujung selatan Pulau Sumatera, Indonesia. Di sebelah utara
berbatasan dengan Bengkulu dan Sumatera Selatan. Ibukota Provinsi Lampung
yaitu Bandar Lampung, merupakan gabungan dari kota kembar Tanjungkarang
6
dan Telukbetung memiliki wilayah yang relatif luas, dan menyimpan potensi
kelautan. Lampung memiliki daratan seluas 35.367,5 km² dan luas perairannya
mencapai 51.991 km², garis pantai membentang sepanjang 1.105 km². Letak
geografis Lampung yang berbatasan langsung dengan Selat Sunda dan Laut Jawa
menjadikan Lampung sebagai provinsi yang menjadi pintu gerbang menuju Pulau
Sumatera dari arah Pulau Jawa (Dinas Pariwisata Provinsi Lampung, 2018)
Lampung sejak lama dijadikan rantai tujuan wisata karena memilki potensi
budaya alam yang memesona. Dengan kondisi alam tersebut menjadikan
Lampung sebagai salah satu tujuan wisatawan baik dari dalam maupun luar
negeri. Sektor pariwisata di Lampung beberapa tahun terakhir mengalami
perkembangan positif dari segi kunjungan wisatawan, baik wisatawan asing
maupun wisatawan domestik.
Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Lampung
Gambar 1.1 Grafik Jumlah Kunjungan wisatawan Domestik danMancanegara di Provinsi Lampung 2011-2017
2,332,7332,639,370
3,467,7154,422,716
5,645,710
7,496,827
11,641,199
13.370.000
0
2,000,000
4,000,000
6,000,000
8,000,000
10,000,000
12,000,000
14,000,000
16,000,000
1 2 3 4 5 6 7 8
JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWANDI PROVINSI LAMPUNG
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
7
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sejak tahun 2011 sampai dengan
2017, jumlah wisatawan ini berfluktuasi. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke
Lampung tahun 2011 tercatat 2.332.733 orang. Tahun 2012 jumlah wisatawan
meningkat menjadi 2.639.370 orang . Peningkatan terjadi lagi di tahun 2013 dan
2014 yaitu masing-masing 3.467.715 orang dan .4.422.716 orang. Sedangkan
tercatat tahun 2015 jumlah wisatawan terus meningkat yaitu 5.685.710 orang.
Tahun 2016 jumlah wisatawan mengunjungi lampung meningkat pesat dari tahun
sebelumnya yaitu tercatat sebanyak 7.496.827 orang. Pada tahun 2017 tercatat
jumlah wisatawan yang mengunjungi Lampung sekitar 11.641.199 orang. Dan
pada tahun 2018 jumlah wisatawan mengalami peningkatan sebesar 13.370.000
orang (Dinas Pariwisata Provinsi Lampung,2018).
Berdasarkan catatan yang diperoleh dari Kementrian Pariwisata dan PT Telkom
dengan menggunakan teknik lalu lintas pergerakan wisatawan melalui telepon
seluler bahwa pada tahun 2017 kunjungan wisatawan ke Lampung meningkat
dengan mengalahkan Bali yang selama ini menjadi destinasi utama wisatawan
Mancanegara dan Nusantara.
Letak Provinsi Lampung yang sangat dekat dengan pulau Jawa terutama Jakarta
dan kota-kota di sekitarnya menyebabkan daya tarik wisata yang ada di Provinsi
Lampung dimasukkan dalam target tujuan wisata mereka. Menurut Undang-
undang nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan, daerah tujuan wisata atau
destinasi pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih
wilayah administrasi yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata. Daya tarik
wisata menurut Yoeti (2002) adalah segala sesuatu yang dapat menarik wisatawan
8
untuk berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata. Daya tarik wisata Lampung
ada yang bersifat tangible (berwujud), seperti daya tarik wisata pantai, museum,
maupun intangible (tidak berwujud), seperti sejarah, budaya masyarakat
tradisional, maupun events.
Daya tarik wisata yang dimilki Provinsi Lampung sangat beragam jenisnya, mulai
dari wisata alam, budaya, maupun buatan. Di Lampung terdapat beberapa daya
tarik wisata yang menarik seperti Taman Nasional Way Kambas, Menara Siger,
Air Terjun Putri Malu, Gunung Krakatau, Taman Wisata Lembah Hijau, Puncak
Mas dan banyak lainnya. Berikut adalah daya tarik wisata Kabupaten/Kota di
Provinsi Lampung menurut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung.
Tabel 1.1 Daya Tarik Wisata Lampung
NO Kota/ Kabupaten Nama Obyek Wisata Jenis Wisata1. Kota Bandar Lampung a.Taman Wisata Lembah
Hijaub.Puncak Masc.Waterpark Citra Gardend.Sumur Putrie.Mecusuarf. Taman Kupu-kupug.Monumen Krakatauh.Taman Kerai. Pantai Duta Wisataj. Pantai Puri Gadingk.Pantai Tirtayasal. MuseumLampung Ruwa
Juraim.Resort Bumi Kedaton
a. Buatan
b. Buatanc. Buatand. Buatane. Buatanf. Buatang. Buatanh. Alami. Alamj. Alam.k. Alaml. Budaya
m. Budaya2. Kota Metro a. Taman Merdeka
b. Taman Palem Indahc. DAM Argoguruhd. Gedung Sessat
a. Buatanb. Buatanc. Buatand. Alam
3. Kabupaten LampungBarat
a. Danau Ranaub. Danau Suohc. Situs Megalitik kebon
Tebud. Desa Wisata Hujunge. Pantai Tanjung Setiaf. Gunung Pesagi
a. Alamb. Alamc. Budaya
d. Budayae. Alamf. Alam
9
g. Selancar Tanjung Setiah. Taman Nasional Bukit
Barisan Selatani. Batu Brak
g. Alamh. Alam
i. Budaya4. Kabupaten Lampung
Selatana. Gunung Krakataub. Pulau Sebesic. Pantai Mutun & Pulau
Tangkild. Pantai Wartawane. Makam Raden Inten IIf. Menara Sigerg. Batu Lapish. Way Belerangi. Pantai Tarahanj. Pasir Putihk. Air Terjjun Kembarl. Pantai Way Mulim.Gunung Batu
a. Alamb. Alamc. Alam
d. Alame. Budayaf. Budayag. Alamh. Alami. Alamj. Alamk. Alaml. Alamm. Alam
5. Kabupaten LampungTengah
a. Air Terjun Curup Tujuhb. Danau Tirta Ganggac. Danau Bekrid. Gd. Nuwo Balake. Tugu Pepadunf. Tugu Kopiah Emasg. Gua Maria
a. Alamb. Alamc. Alam/Buatand. Budayae. Budayaf. Budayag. Buatan/Alam
6. Kabupaten LampungTimur
a. Taman Nasional WayKambas
b. Taman Purbakala PugungRaharjo
c. Desa Tradisional Wanad. Way Curupe. Museum Budayaf. Danau Beringin Indahg. Agrowisata Pekalongan
a. Alamb. Budaya
c. Budayad. Alam/Buatane. Budayaf. Buatan/alamg. Buatan/Alam
7. Kabupaten LampungUtara
a. Bendungan Way Raremb. Bendungan Way
Tebabengc. Curup Klawasd. Curup Selampunge. Desa Tradisionalf. Danau Buatan Way
Abungg. Arung Sungai Way Raremh. Taman Kota Santapi. Taman Air Mancurj. Situs Benteng Majapahitk. Situs Keramat Tetabeng
a. Buatan/Alamb. Buatan/Alamc. Alamd. Alame. Budayaf. Buatan/Alamg. Alamh. Buatan/Alami. Buatanj. Alam (Sejarah)k. Alam (Sejarah)
8. Kabupaten Mesuji a. Wisata Bahari Wiralagab. Pantai Apung Wirabangunc. Puncak Wiralagad. Perkebunan Jeruke. Sungai Jurang Kuali
a. Alamb. Alamc. Alam/Buatand. Buatane. Alam
10
f. Bendungan SimpangPematang
g. Bendungan Tanjung Sarih. Bendungan Bumi Harapan
f. Buatan/Alam
g. Buatan/Alamh. Buatan/Alam
9. Kabupaten Pesawaran a. Pulau Pahawangb. Air Terjun ( Tahura Wan
Abdul Rahman)c. Pantai Ringgungd. Pantai Kelarae. Pulau Tembikilf. Queen Arta
a. Alamb. Alam
c. Alam/Buatand. Alam/Buatane. Alamf. Buatan/Alam
10. Kabupaten Tanggamus a. Teluk Kiluanb. Taman Nasional Bukit
Barisanc. Air Terjun Lembah
Pelangi Dan Danau Hijaud. Air Terjun Way Lalaane. Gigi Hiuf. Bendungan Batu Tegig. Pantai Mutiarah. Pantai Harapani. Pantai Digulj. Pantai Kertak. Pantai Cumukl. Pantai Batu Nagam.Pantai harapan Jayan. Pantai Karang Mulyao. Pantai Kerang Bebayp. Karang Bebayq. Pulau Kelapar. Pulau tabuans. Air Terjun Kelahangt. Sumur Putriu. Makam Gunung Putriv. Makam kunow.Tugu Pidato Presiden RI
a. Alamb. Alamc. Alam
d. Alame. Alamf. Buatang. Alamh. Alami. Alamj. Alamk. Alaml. Alamm. Alamn. Alam\o. Alamp. Alamq. Alamr. Alams. Alamt. Alamu. Budayav. Budayaw. Buatan
11. Kabupaten Way Kanan a. Air Terjun Curup Gangsab. Air Terjun Putri Maluc. Tirta dan Way Umpud. Goa Kelelaware. Curup Patahf. Air Terjun Pisang Indahg. Curup Way Bujukanh. Sumber Air Panas Ii. Sumber Air Panas IIj. Kampung Wisata Budayak. Wisata Perburuan
a. Alamb. Alamc. Alamd. Alame. Alamf. Alamg. Alamh. Alami. Alamj. Buatan (Budaya)k. Buatan (Budaya)
12. Kabupaten Pringsewu a. Pantai Dewi Mandapab. Goa Bunda Mariac. Bendungan Way Sumpit
a. Alamb. Alam (Budaya)c. Alam
13. Kabupaten TulangBawang Barat
a. Tugu Rato NagaBesanding
a. Buatanb. Buatan
11
b. Kampung TradisionalPagar Dewa
c. Benteng Sabukd. Waterboome. Bawang Lambuf. Makam Tuan Rio
Mangkubumig. Makam Prajurit
Hidayatullahh. Makam Tubagus Buang
c. Buatan ( Sejarah)d. Buatane. Alam/Buatanf. Budayag. Budayah. Budayai. Budaya
14. Kabupaten TulangBawang
a. Cakat Rayab. Patung Relief Marga
Empatc. Taman Agrowisatad. Rawa bawang Latake. Rawa Jituf. Pulau Daging dan Kapal
Cinag. Benteng Sabukh. Rumah Terapungi. Masjid Agungj. Makam Menak Sengajik. Makam Menak
Ngegulungl. Gedung Sesat Agung
a. Alamb. Budaya
c. Buatand. Alame. Alamf. Alam/Buatan
g. Buatan (Sejarah)h. Buatani. Buatanj. Buatank. Buatan
l. BuatanSumber: Dinas Pariwisata Provinsi Lampung
Saya tertarik melakukan analisis portofolio terhadap lokasi wisata yang ada di 14
Kota atau Kabupaten ini, khususnya pada wisata unggulan. Karena di Lampung
mempunyai beberapa wisata unggulan yang bisa dijadikan destinasi wisata
prioritas nasional. Diantaranya Krakatau (Lampung Selatan), Bukit Barisan dan
Kiluan (Tanggamus), Pantai Gigi Hiu dan Tanjung Setia (Pesisir Barat), Pulau
Pahawang (Pesawaran), Putri Malu (Way Kanan), Cakat Raya (Tulang
Bawang) (Data Dinas Pariwisata Provinsi Lampung, 2016).
Lampung sendiri belum dikategorikan sebagai salah satu dari 10 destinasi wisata
prioritas nasional. Hal ini menjadi catatan bahwa pariwisata di Provinsi Lampung
masih sangat potensial untuk ditingkatkan ke level yang lebih kompetitif.
Sebelumnya Kementrian Pariwisata menetapkan 10 destinasi wisata prioritas yaitu
12
Danau Toba (Sumatera Utara), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Borobudur
(Jawa Tengah), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Bromo Tengger Semeru
(Jawa Timur) ,Tanjung Kelayang (Kepulauan Bangka Belitung) , Tanjung Lesung
(Banten) , Kepulauan Seribu (Jakarta) , Wakatobi (Sulawesi Tenggara) , dan
Morotai (Maluku Utara).
Portofolio yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu upaya membuat profil atau
gambaran destinasi wisata unggulan Lampung yang lebih komprehensif dalam
bentuk analisis portofolio, membuat pengelompokan destinasi wisata sejenis di
Provinsi Lampung, serta lebih jauh lagi mengkomparasinya dengan destinasi
wisata sejenis di tingkat nasional. Analisis portofolio belum pernah dilakukan
untuk destinasi wisata, khususnya di Provinsi Lampung. Dilihat dari letak
geografis dan potensi wisata yang sebetulnya dikenal di Indonesia maupun dunia,
seperti Gunung Anak Krakatau dan Taman Nasional Way Kambas.
Berdasarkan Latar Belakang yang diungkapkan diatas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “ Analisis Portofolio Produk Pariwisata Dalam
Rangka Menentukan Prioritas Destinasi Wisata Di Provinsi Lampung”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas perlu adanya perumusan masalah.
Hal ini untuk memperjelas permasalahan dan penelitian sesuai dengan judul yang
telah dikemukakan diatas. Rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana portofolio atau gambaran profil pariwisata di Lampung?
2. Destinasi wisata manakah yang menjadi prioritas di Lampung untuk
13
menarik konsumen?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui gambaran profil pariwisata di Lampung.
2. Untuk mengetahui prioritas wisata mana yang akan menarik konsumen.
1.6 Batasan Masalah
Batasan penelitian pada penelitian ini bertujuan untuk membatasi pembahasn
pokok permasalahan penelitian ini saja supaya dapat menentukan konsep utama
pada penelitian yang dilakukan sehingga dapat dimengerti dan dipahami dengan
mudah. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah Analisis Portofolio
Produk Pariwisata Dalam Rangka Menentukan Prioritas Destinasi Wisata Di
Provinsi Lampung.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Memberikan manfaat berupa hasil penelitian bagi perkembangan destinasi
pariwisata sebagai bahan masukan atau referensi, serta untuk mengetahui
pariwisata yang terkenal di Lampung.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian dapat berguna sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Provinsi
Lampung dalam mengenalkan potensi wisata di Provinsi Lampung diharapkan
juga dapat berguna sebagai penyedia informasi bagi penelitian serupa yang ingin
dilakukan oleh pihak lain.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemasaran
Pemasaran (marketing) adalah memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia
dengan cara yang menguntungkan. Berdasarkan American Marketing Association
(AMA) dalam Kotler dan Keller (2009) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu
fungsi organisasi dan proses perencanaan untuk menciptakan, mengomunikasikan,
dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan
pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku
kepentingannya. Salah satu aspek penting yang perlu dipertimbangkan dalam
upaya meningkatkan penjualan adalah aspek pemasaran.
Menurut Kotler (2009), salah satu konsep penting dalam marketing adalah needs,
wants dan demands. Kebutuhan (needs) adalah tuntutan dasar manusia seperti
udara makanan, dan pakaian. Kebutuhan ini dapat menjadi keinginan (wants)
ketika kebutuhan tersebut diarahkan pada objek yang lebih spesifik lagi, misalnya
seseorang yang menginginkan untuk makan nasi goreng dimana sebenarnya
kebutuhan dasarnya hanyalah nasi. Sedangkan permintaan (demand) adalah
keinginan untuk produk tertentu yang disertai dengan daya beli. Pemasaran
merupakan pemenuhan kepuasan pelanggan demi suatu kepuasan pelanggan demi
suatu keuntungan. Dua tujuan utama pemasaran adalah menarik pelanggan baru
15
dengan menjanjikan nilai superior dan mempertahankan pelanggan saat ini
dengan memberikan kepuasan (Sunarto, 2004). Praktek pemasaran harus
dilaksanakan berdasarkan serangkaian prinsip dalam memilih sasaran pasar,
melakukan identifikasi yang tepat tentang kebutuhan para pelanggan, merancang,
dan menghasilkan produk yang mampu menghasilkan kepuasan pelanggan.
(Kotler, 2009) mengemukakan definisi pemasaran yaitu bekerja dengan pasar
sasaran untuk mewujudkan pertukaran yang potensial dengan maksud memuaskan
kebutuhan dan keinginan manusia. Sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan
pemasaran merupakan kunci kesuksesan dari suatu perusahaan.
2.1.1 Pemasaran Jasa (Marketing Service)
Menurut Lupiyoadi (2006) pemasaran jasa adalah setiap tindakan yang
ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak yang lain secara prinsip intangible dan
tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun. Sedangkan, menurut
(Rangkuti, 2014) pemasaran jasa tidak sama dengan pemasaran produk. Pertama
pemasaran jasa bersifat intangible dan immaterial karena produknya tidak kasat
mata dan tidak dapat diraba. Kedua, produksi jasa dilakukan saat konsumen
berhadapan dengan petugas sehingga pengawasan kualitasnya dilakukan dengan
segera. Ketiga, interaksi antara konsumen dan petugas adalah penting untuk dapat
mewujudkan produk yang dibentuk.
Menurut Gronross dalam Kotler (1997) mengemukakan bahwa pemasaran jasa
tidak hanya membutuhkan eksternal tetapi juga memerlukan pemasaran internal
dan interaktif. Pemasaran Internal berarti perusahaan jasa harus secara efektif
melatih dan memotivasi karyawan yang melakukan kontak dengan pelanggan dan
16
semua orang dalam perusahaan mendukung pekerjaan tersebut sebagai suatu tim
untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan. Jadi tidak cukup dengan
menyerahkan tugas tersebut kepada bagian pemasaran yang melakukan pola
pemasaran tradisional. Pemasaran Eksternal menggambarkan kerja normal yang
oleh perusahaan untuk mempersiapkan, menentukan harga, mendistribusikan dan
mempromosikan jasa tersebut jasa tersebut kepada konsumen. Pemasaran
Interaktif, berarti persepsi kualitas layanan (jasa) tergantung pada seberapa dalam
interaksi antar penjual dan pembeli.
2.1.2 Bauran Pemasaran Pariwisata
Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan alat
pemasaran yang digunakan oleh pemasar (marketer) untuk mencapai tujuan di
dalam pasar sasaran. Adapun tujuan tersebut antara lain adalah mempertahankan
ataupun memperbesar volume penjualan maupun pangsa pasar.
1. Product (Produk)
Dalam industri pariwisata produk adalah segala sesuatu yang berfungsi memenuhi
kebutuhan wisatawan baik yang berupa produk fisik ( tangible product) maupun
pelayanan yang diperoleh wisatawan (intangible product). Pelayanan yang
dimaksud adalah seluruh kinerja yang ditujukan kepada wisatawan agar
wisatawan tersebut mendapatkan kepuasan.
Menurut Cooper et al,1993 dalam Hary menyampaikan bahwa bauran produk
wisata adalah (1) kualitas, (2) pelayanan, (3) rentang lini produk yang dijual, (4)
nama brand (merek), (5) keistimewaan dan manfaat yang ditawarkan, dan (6)
jaminan terhadap kepuasan konsumen (garansi).
17
a. Kualitas
Bauran produk yang terkait dengan kualitas meliputi pengambilan keputusan
mengenai standar kualitas produk dan implementasi metode untuk menjamin
level performa dari staff dan fasilitas. Penyedia jasa wisata akan lebih mudah
untuk mencapai kesuksesan jika mampu untuk memberikan kualitas produk
melebihi para pesaing (Cooper et al, 1993).
b. Pelayanan
Bauran produk berupa pelayanan terkait dengan penciptaan tingkat layanan yang
ditawarkan. Artinya, pelayanan berkaitan dengan berapa banyak layanan yang
diharapkan oleh klien untuk ada dan berapa banyak layanan harus disediakan
oleh penyedia jasa. Contohnya layanan antar barang ke kamar dan makan pagi
pada hotel (Cooper et al, 1993).
c. Rentang Lini Produk
Lini produk adalah sekelompok produk dalam kelas produk yang berkaitan erat
karena produk – produk itu melaksanakan fungsi yang serupa, dijual kepada
kelompok konsumen yang sama, dipasarkan melalui saluran distribusi yang
sama, atau berada dalam rentang harga tertentu (Kotler,2000).
d. Merek
Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari hal-
hal tersebut yang diasosiasikan dengan satu atau beberapa produk dalam lini
produk yang digunakan untuk mengidentifikasi sumber atau karakter produk
tersebut (Kotler, 2000).
e. Keistimewaan dan Manfaat yang ditawarkan
Pelanggan membeli produk berdasarkan manfaat dasar yang diberikan.
18
Contohnya, turis menyewa agen perjalanan untuk mengurus perjalanan lewat
pesawat. Agar dapat bersaing secara efektif dengan produk lain, dapat dilakukan
diferensiasi dengan memberikan keistimewaan-keistimewaan yang sesuai.
Keistimewaan adalah karakteristik yang melengkapi fungsi dasar produk (Kotler,
2000). Agen perjalanan dapat memberikan keistimewaan dengan menyediakan
layanan jemputan dari bandara menuju hotel tempat turis menginap.
f. Garansi
Garansi adalah kepastian umum bahwa suatu produk dapat dikembalikan jika
kinerjanya tidak memuaskan atau dalam bentuk lain, pengembalian uang
pembelian (Kotler,2000). Karena pengembalian produk tidak bisa dilakukan
untuk produk wisata, maka penyedia jasa wisata dapat menerapkan sistem
pengembalian uang atau asuransi jika terjadi hal- hal yang tidak diinginkan.
2. Price (Harga)
Penetapan harga produk pariwisata tidak semata-mata didasarkan atas biaya
produksi, seperti pada umumnya industri produk fisik. Hal ini perlu
mendapatkan perhatian bagi pemasar agar tidak tersesat hanya karena penetepan
harga. Ada beberapa pertimbangan yang perlu dalam menentukan kebijakan
penetapan harga yaitu :
1. Kekhususan (specialty)
2. Kualitas pelayanan (quality of service)
3. Daya beli atau musim-musim tertentu
Di luar ketiga faktor tersebut wisatawanpun tidak terlalu mempersoalkan
masalah harga tetapi lebih condong atas dasar pengalaman yang telah diperoleh
19
sebelumnya ataupun informasi yang dimilikinya di dalam menentukan pilihan
akan produk yang ingin dikonsumsinya.
Menurut Kotler (2000) bahwa bauran harga terdiri dari (1) daftar harga, (2)
rabat/diskon, (3) potongan harga khusus, (4) periode pembayaran, (5) syarat
kredit.
a. Daftar Harga
Daftar harga merupakan tingkat harga lini produk yang diterapkan oleh produsen.
Sehingga masing-masing jenis produk cenderung memiliki harga sendiri,
tergantung pada kualitas dan fungsinya.
b. Rabat / Diskon
Diskon atau rabat adalah potongan harga yang diberikan kepada konsumen,
biasanya karena waktu pembayaran yang cepat, pembelian dalam jumlah yang
besar dan pembelian diluar musim (Kotler 2000).
c. Potongan Harga Khusus
Potongan harga adalah pengurangan dari daftar harga. Misalnya potongan tukar
tambah, yaitu pengurangan harga yang diberikan atas penyerahan barang lama
ketika membeli barang yang baru. Kemudian potongan promosi yaitu
pengurangan harga untuk memberikan imbalan kepada penyalur karena berperan
dalam program pendukung penjualan (Kotler, 2000).
d. Periode Pembayaran
Merupakan jangka waktu yang diberikan oleh penjual kepada konsumen untuk
melunasi pembayarannya. Biasanya konsumen yang melunasi sebelum waktunya
jatuh tempo akan mendapatkan potongan harga.
e. Syarat Kredit
20
Merupakan persyaratan – persyaratan yang mengatur perjanjian kredit antara
konsumen dan penjual. Untuk kasus produk wisata syarat kredit ini tidak
sebaiknya dilakukan karena tungak ketidakpastiannya yang cukup tinggi.
3. Promotion (Promosi)
Promosi atau juga dikenal dengan komunikasi pemasaran (marketing
communications) adalah berbagai cara untuk menginformasikan, membujuk, dan
mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang suatu
produk atau brand yang dijual (Kotler, 2012). Pemasaran pariwisata harus
mempertimbangkan berbagai media dan cara baru untuk berkomunikasi dengan
wisatawan.
Menurut Cooper et al. (1993), promosi memiliki bauran promosi yang terdiri dari
(1) Periklanan, (2) Personal Selling, (3) Direct Marketing, (4) Sponsorship, (5)
Kehumasan, (6) Sales Promotion, (7) Bentuk Komunikasi Cetak.
a. Periklanan (Advertising)
Periklanan adalah segala bentuk komunikasi nonpersonal melalui media oleh
sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. Dalam dunia wisata maka bentuk
media yang digunakan dapat berupa panduan perjalanan (travel guides), koran,
majalah, radio, televisi, surat dan papan billboard (Cooper et al .,1993).
b. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Promosi penjualan adalah kumpulan alat-alat insentif yang beragam, sebagian
besar berjangka pendek, dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk atau
jasa tertentu secara lebih cepat dan atau lebih besar oleh konsumen atau pedagang
(Kotler, 2000).
21
c. Penjualan Personal (Personal Selling)
Penjualan personal adalah usaha untuk memperoleh keuntungan melalui
hubungan komunikasi langsung dengan calon konsumen, baik dengan bertemu
secara langsung, melalui telepon atau lainnya (Cooper et al., 1993).
d. Kehumasan (Public Relation)
Kehumasan adalah bentuk komunikasi nonpersonal yang digunakan untuk
merubah opini atau memperoleh liputan dari media massa, dimana sumber
komunikasi ini tidak mengeluarkan pembayaran apapun. Contoh bentuk
kehumasan ini dapat berupa press release atau komentar dalam editorial. Selain
untuk memperoleh tujuan diatas, kehumasan juga penting untuk menekan
pemberitaan yang buruk (Cooper et al., 1993).
4. Place (Tempat)
Menurut Cooper et al. (1993), karakteristik dari produk wisata menimbulkan
bentuk distribusi yang spesifik. Bentuk distribusi dibutuhkan saat dimana
penyedia jasa wisata dapat memperoleh akses kepada konsumen potensial. Cooper
et al. (1993) mengatakan bahwa bauran distribusi wisata terdiri dari lokasi,
persediaan, aksebilitas, kenyamanan, transportasi, dan saluran pemasaran.
a. Lokasi
Lokasi mudah dicapai oleh konsumen, apakah itu sebuah hotel atau agen
perjalanan akan lebih mudah meraih permintaan. Pada kasus ini, konsumen akan
mudah untuk memperoleh produk wisata dan mungkin tidak memerlukan adanya
saluran distribusi (Cooper et al., 1993).
b. Persediaan
22
Telah disampaikan sebelumnya bahwa sejumlah besar dana dialokasikan industri
untuk produksi dan pengiriman material promosi, baik kepada konsumen secara
langsung maupun lewat agen perjalanan. Material ini dapat berupa brosur atau
bentuk literatur lainnya dan diproduksi dalam jumlah besar. Seringkali biaya
distribusi meliputi biaya pergudangan dan pengiriman brosur lewat berbagai
macam model trasportasi (Cooper et al., 1993).
c. Aksesibilitas
Aksesibilitas terkait dengan kemampuan mengakses kepada aneka pilihan dan
rentang brosur dan bentuk promosi lainnya. Kedua, komponen produk seperti
visa, traveller cheques dan asuransi. Ketiga, titik pemesanan di setiap daerah
tujuan. Keempat, alternatif agen perjalanan, produk dan merek (Cooper et al.,
1993).
d. Kenyamanan
Menurut Kotler (2000), kenyamanan terkait dengan kemudahan bagi konsumen
untuk membeli produk jasa untuk produk wisata, maka kenyamanan terkait
dengan kemudahan untuk memperoleh informasi dan saran melakukan pembelian
dan pembayaran produk liburan, mengajukan keluhan dan mendapatkan
perwakilan ketika terjadi hal – hal yang tidak diinginkan (Cooper et al., 1993).
e. Transportasi
Transportasi terkait dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan proses
pengiriman material promosi ke saluran pemasaran dan konsumen dan proses
perjalanan konsumen menuju produk wisata.
f. Saluran Pemasaran
23
Saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang
terlibat dalam proses untuk menjadikan produk atau jasa siap untuk digunakan
atau dikonsumsi. Produsen jasa dan gagasan juga menghadapi masalah untuk
membuat output mereka tersedia dan terjangkau oleh populasi sasaran. Untuk
kasus produk wisata, contoh saluran pemasaran adalah jasa internet dan jasa agen
perjalanan (Kotler, 2000).
5. People
People adalah semua pelaku yang memainkan peranan dalam penyajian jasa
sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen-elemen dari “people”
adalah pegawai perusahaan, konsumen dan konsumen lain dalam lingkungan jasa.
Semua sikap dan tindakan karyawan, bahkan cara berpakaian karyawan dan
penampilan karyawan mempunyai pengaruh terhadap persepsi konsumen atau
keberhasilan penyampaian jasa (service encounter).
Semua karyawan yang berhubungan dengan konsumen dapat disebut sebagai
tenaga penjual. Dengan kata lain, dalam pengertian yang lebih luas, pemasaran
merupakan pekerjaan semua personel organisasi jasa. Oleh karena itu penting
kiranya semua perilaku karyawan jasa harus diorientasikan kepada konsumen.
Itu berarti organisasi jasa harus merekrut dan mempertahankan karyawan
yang mempunyai skill, sikap, komitmen dan kemampuan dalam membina
hubungan baik dengan konsumen. People dalam jasa ini adalah orang-orang yang
terlibat langsung dalam menjalankan segala aktivitas perusahaan, dan merupakan
faktor yang memegang peranan penting bagi semua organisasi. Oleh perusahaan
jasa, unsur people ini bukan hanya memegang peranan penting dalam bidang
produksi atau operasional saja, tetapi juga dalam melakukan hubungan kontak
24
langsung dengan konsumen. Perilaku orang-orang yang terlibat langsung ini
sangat penting dalam mempengaruhi mutu jasa yang ditawarkan dan image
perusahaan yang bersangkutan. Elemen people ini memiliki 2 aspek, yaitu:
a. Service People
Untuk organisasi jasa, service people biasanya memegang jabatan ganda, yaitu
mengadakan jasa dan menjual jasa tersebut. Melalui pelayanan yang baik, cepat,
ramah, teliti, dan akurat dapat menciptakan kepuasan dan kesetiaan pelanggan
terhadap perusahaan yang akhirnya akan meningkatkan nama baik perusahaan.
b. Customer
Faktor lain yang mempengaruhi adalah hubungan yang ada diantara pelanggan.
Pelanggan dapat memberikan persepsi kepada pelanggan atau konsumen lain
tentang kualitas jasa yang pernah didapatnya dari perusahaan. Keberhasilan dari
perusahaan jasa berkaitan erat dengan seleksi, pelatihan, motivasi, dan manajemen
dari sumber daya manusia. Pentingnya sumber daya manusia dalam pemasaran
jasa telah mengarah perhatian yang besar pada pemasaran internal. Pemasaran
internal semakin diakui perusahaan jasa dalam menentukan suksesnya pemasaran
ke pelanggan eksternal.
6. Proses (Process)
Proses menurut Zeithaml and Bitner (2000) adalah “The actual procedures,
mechanism, and flow of activities by which the service is delivered the service
delivery and operating system”. Proses adalah semua prosedur aktual,
mekanisme, dan aliran aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa.
Elemen proses ini mempunyai arti suatu upaya perusahaan dalam menjalankan
25
dan melaksanakan aktivitasnya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumennya. Untuk perusahaan jasa, kerjasama antara pemasaran dan
operasional sangat penting dalam elemen proses ini, terutama dalam melayani
segala kebutuhan dan keinginan konsumen. Jika dilihat dari sudut pandang
konsumen maka kualitas jasa diantaranya dilihat dari bagaimana jasa
menghasilkan fungsinya.
Proses dalam jasa merupakan faktor utama dalam bauran pemasaran jasa seperti
pelanggan jasa akan sering merasakan sistem penyerahan jasa sebagai bagian dari
jasa itu sendiri. Selain itu keputusan dalam manajemen operasi adalah sangat
penting untuk suksesnya pemasaran jasa. Seluruh aktivitas kerja adalah proses,
proses melibatkan prosedur-prosedur, tugas-tugas, jadwal-jadwal, mekanisme-
mekanisme, aktivitas-aktivitas dan rutinitas-rutinitas dengan apa produk (barang
atau jasa) disalurkan ke pelanggan. Identifikasi manajemen proses sebagai
aktivitas terpisah adalah prasyarat bagi perbaikan jasa. Pentingnya elemen proses
ini khususnya dalam bisnis jasa disebabkan oleh persediaan jasa yang tidak dapat
disimpan.
7. Physical
Keadaan atau kondisi fisik seseorang penyediaan jasa dituntut berpenampilan
menarik dalam situasi lingkungan fisik yang superior. Kondisi seperti ini
demikian akan memberikan nilai tambah bagi tamu karena dapat menciptakan
kesan yang menarik bagi tamu tersebut.
26
2.2 Pariwisata
Pariwisata berasal dari Bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu
Pari dan Wisata. Pari mempunyai arti banyak atau berulang, penuh atau berputar-
putar sedangkan Wisata mempunyai arti perjalanan perjalanan. Jadi secara harfiah
Pariwisata dapat diartikan sebagai perjalanan yang berulang. Menurut Salah
Wahab (2003) dalam bukunya “Tourism Management” pariwisata adalah salah
satu jenis industri baru yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang
cepat dalam penyediaan lapangan kerja, standar hidup serta menstimulasi sektor-
sektor produktivitas lainnya. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang berhubungan
dengan perjalanan rekreasi, pelancongan, turisme.
Yoeti (1980) dalam Hary Rachmat Riyadi (2008) mengatakan bahwa pariwisata
merupakan suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang
diselenggarakan dari suatu tempat, ketempat lain, dengan maksud bukan untuk
berusaha (bisnis) atau mencari nafkah ditempat dikunjungi, tetapi semata-mata
untuk menikmati perjalanan tersebut guna rekreasi atau untuk memenuhi
keinginan yang beraneka ragam. Pariwisata merupakan salah satu sektor
pembangunan yang dapat memanfaatkan potensi sektor lain, terutama sektor-
sektor yang ramah lingkungan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pariwisata
merupakan keseluruhan rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan gerakan
manusia yang melakukan perjalanan atau persinggahan sementara dari tempat
tinggalnya ke suatu tempat atau beberapa tempat tujuan di luar lingkungan tempat
tinggalnya yang didorong oleh beberapa keperluan atau motif tanpa bermaksud
mencari nafkah tetap di tempat mereka singgahi.
27
Potensi daya tarik wisata kabupaten dan kota di Provinsi Lampung sangat banyak
dan beraneka, dengan keunikannya masing-masing. Dalam perkembangannya,
masing-masing Kabupaten atau Kota memiliki daya tarik wisata unggulan, yaitu
alam, budaya, maupun buatan yang akan atau sudah berkembang sebagai kawasan
wisata yang diunggulkan Kabupaten atau Kota. Potensi daya tarik wisata yang di
milki 14 Kabupaten atau Kota di Lampung saling melengkapi dan menambah
kekayaan pariwisata Lampung. Berikut gambaran profil pariwisata di Lampung
yang dimilki 14 Kabupaten atau Kota.
a. Kota Bandar Lampung
Kota Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang memilki
penyatuan dua kota tua, yakni Teluk Betung dan Tanjung Karang. Kota Bandar
Lampung memilki berbagai obyek wisata, mulai dari yang bersifat alamiah (
wisata alam dan wisata budaya) sampai wisata perkotaan. Di samping itu, di Kota
Bandar Lampung dibangun dan dikembangkan berbagai tempat rekreasi dan
wisata buatan, seperti waterpark, taman satwa, tempat hiburan, tempat
pertunjukan seni , dan lain-lain. Obyek wisata di Kota Bandar lampung yaitu
Lembah Hijau, Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman ( Tahura WAR ),
monumen peringatan meletusnya Gunung Krakatau , Puncak Mas dan lain-lain.
Sumber : Dinas Pariwisata Lampung
Gambar 2.1 Lembah Hijau dan Puncak Mas.
28
b. Kota Metro
Kota Metro terbentuk dari hasil pemekaran Wilayah Lampung Tengah
berdasarkan Undang-Undang No. 12 Tahun 1999 tentang Pembentukan
Kabupaten Dati II Way Kanan, Kabupaten Dati II Lampung Timur dan Kota
Madya Lampung Timur dan Kota Madya Metro yang diundangkan pada Tanggal
20 April 1999 dan diresmikan pada Tanggal 27 April 2000 di Jakarta. Kota Metro
telah berkembang menjadi sebuah kota besar dengan segala sarana dan prasarana
yang dibutuhkan penduduk kota. Kondisi demikian memberikan dorongan positif
bagi pengembangan pariwisata Kota Metro. Salah satu obyek wisata di Kota
Metro yaitu Taman Merdeka.
Sumber : Dinas Pariwisata Lampung
Gambar 2.2 Taman Merdeka Metro.
c. Kabupaten Lampung Barat
Kabupaten Lampung Barat secara administratif meliputi 14 kecamatan dan 169
desa. Luas wilayah kebupaten kurang lebih 4.950,40 KM persegi atau 13,99 dari
luas wilayah Provinsi Lampung. Dari luas wilayah tersebut, 57% diantaranya
berupa kawasan hutan konservasi dan hutang lindung. Sementara 43% sisanya
terutama merupakan lahan yang dapat dibudidayakan untuk pemukiman dll.
Kabupaten Lampung Barat memberikan keragaman sajian wisata dan sekaligus
29
kenyamanan perjalanan bagi para wisatawan. Dikatakan bahwa Kabupaten
Lampung Barat disebut sebagai primadona pariwisata Lampung. Obyek wisata
yang terdapat di Kabupaten Lampung Barat yaitu Wisata Alam Danau Ranau,
Penangkaran Penyu di Muara Tembulih, Diving dan Lumba-lumba di Pulau
Pisang, Danau Suoh, dan lain-lain
Sumber : Dinas Pariwisata Lampung
Gambar 2.3 Danau Ranau dan Suoh.
d. Kabupaten Lampung Selatan
Kabupaten Lampung Selatan memilki berbagai obyek wisata menarik yang
sebagian besar berupa pantai atau pulau-pulau kecil yang berada di Selat Sunda.
Salah satu obyek wisata yang terkenal adalah Gunung Krakatau. Saat ini sudah
dikembangkan wisata Pulau Sebesi di Kawasan Gunung Krakatau yang dapat
dinikmati keindahan Gunung Anak Krakatau. Menara Siger merupakan simbol
penanda bagi Provinsi Lampung yang mencerminkan identitas Lampung sebagai
Pintu Gerbang Selatan dan Titik Nol Pulau Sumatera. Menara Siger juga
merupakan lambang mahkota kehidupan sosial kultural masyarakat Lampung.
Sumber : Dinas Pariwisata Lampung
Gambar 2.4 Gunung Krakatau dan Menara Siger.
30
e. Kabupaten Lampung Tengah
Kabupaten Lampung Tengah terbagi menjadi 26 kecamatan dengan Gunung
Sugih sebagai ibukota kabupaten. Wilayah kabupaten ini berbatasan dengan
Kabupaten Tulang Bawang dan Kabupaten Lampung Utara di sebelah Utara,
Kabupaten Lampug Selatan dan Kabupaten Tanggamus di sebelah Selatan,
Kabupaten lampung Barat di sebelah Barat, dan Kabupaten Lampung Timur dan
Kota Metro di sebelah timur. Kabupaten Lampung Tengah memiliki sejumlah
obyek wisata yang menarik, yaitu:
a. Curup Tujuh yang terletak di Desa Marga Jaya, Kecamatan Padang Ratu
dengan ketinggian mencapai 75 meter.
b. Danau Bekri terletak di areal perkebunan sawit dan lokasi danau ini tidak
begitu jauh dari stasiun kereta api Bekri.
c. Kampung Wisata Bali yang terletak di Desa Ramadewa, kecamatan Seputih
Raman.
d. Dan lain-lain.
Sumber : Dinas Pariwisata Lampung
Gambar 2.5 Air Terjun Curup Tujuh dan Kopiah Emas.
31
f. Kabupaten Lampung Timur
Kabupaten Lampung Timur terletak dibagian bawah Timur Provinsi Lampung
yang berjarak kurang lebih 80 km dari Bandar Lampung . Kabupaten Lampung
Timur memiliki luas wilayah 5.325,03 Km² dengan jumlah penduduk sekitar
869.428 jiwa. Beberapa obyek wisata Kabupaten Lampung Timur, antara lain
Gunung Rajabasa, kawasan Wisata Agro, TN Way Kambas, Way Curup, Taman
Purbakala Pugung Raharjo, dan lain-lain.
Sumber : Dinas Pariwisata Lampung
Gambar 2.6 Taman Nasional Way Kambas dan Taman Purbakala PugungRaharjo.
g. Kabupaten Lampung Utara
Kotabumi merupakan Ibukota Kabupaten Lampung Utara yang terletak pada Jalur
Trans Sumatera yang menghubungkan Bandar Lampung dengan kota-kota
lainnya. Kotabumi sebagai daerah lintasan cukup strategis bagi yang akan
meneruskan perjalanan dari Pulau Jawa ke Sumatera atau obyek-obyek wisata
yang ada di bagian Utara dan Barat Provinsi Lampung. Salah satu obyek wisata
alam di Kotabumi, yaitu air terjun Kelawas yang berlokasi di Kecamatan Ogan
Lima, Bendungan Way Rarem yang terletak di desa Pekurun Kecamatan Abung
Barat. Obyek wisata budaya atau sejarah di kabupaten Lampung Utara, yakni
32
makam kuno dengan arsitektur yang khas dan Sessat (bangunan tradisional yang
berfungsi semacam balai adat , yaitu tempat pertemuan adat).
Sumber : Dinas Pariwisata Lampung
Gambar 2.7 Tugu Payan Mas dan Taman Wisata Way Rarem.
h. Kabupaten Mesuji
Kabupaten Mesuji meliputi tujuh kecamatan, yaitu Kecamatan Mesuji, Mesuji
Timur, Rawa Jitu Utara, Way Serdang, Simpang Pematang, Panca Jaya dan
Tanjung Raya yang mencakup 75 Desa/Kelurahan. Potensi pariwisata di
Kabupaten Mesuji diantaranya berupa wisata agro yaitu perkebunan jeruk di
Kecamatan Tanjung, serta wisata bahari yaitu Danau Wirabangun ( Pantai Dono ),
wisata bahari wiralaga dan lainnya.
Sumber : Dinas Pariwisata Lampung
Gambar 2.8 Wisata Bahari Wiralaga.
33
i. Kabupaten Pesawaran
Kabupaten Pesawaran merupakan daerah penyangga Ibukota Provinsi Lampung
yang diresmikan pada tanggal 2 November 2007 berdasarkan UU No. 33 Tahun
2007 tentang Pembentukan Kabupaten Pesawaran. Sebagian besar sumberdaya
wisata di Kabupaten Pesawaran berkaitan dengan wisata tirta, baik yang
merupakan wisata alam maupun buatan. Obyek Wisata di Kabupaten Pesawaran
yaitu Pantai Ringgung, Kelara, Mutun Asri, Pulau Tembikil, Muncak Tirtayasa,
Pahawang, dan lainnya.
Sumber : Dinas Pariwisata Lampung
Gambar 2.9 Pulau Pahawang dan Muncak.
j. Kabupaten Tanggamus
Kabupaten Tanggamus dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 2 Tahun 1997
yang diundangkan pada Tanggal 3 Januari 1997 dan diresmikan pada Tanggal 21
Maret 1997. Obyek wisata yang cukup terkenal di Kabupaten Tanggamus yaitu
Teluk Kiluan, Air Terjun Way Lalaan dan lain-lain.
Sumber : Dinas Pariwisata Lampung
Gambar 2.10 Teluk Kiluan dan Air Terjun Waylalaan.
34
k. Kabupaten Way Kanan
Kabupaten Way Kanan berbatasan dengan Kabupaten OKU Timur Provinsi
Sumatera Selatan di sebelah Utara. Sektor pariwisata di Kabupaten Way Kanan
belum begitu berkembang namun memiliki potensi wisata yang cukup potensial
apabila dikelola dan dikembangkan. Obyek wisata yang berpotensi untuk
dikembangkan antara lain Curup Putri Malu, Curup Bukit Duduk, Curup Gangsa
dan sumber air panas Kayu Batu dan Bukit Gemuruh.
Sumber : Dinas Pariwisata Lampung
Gambar 2.11 Air Terjun Putri Malu dan Curup Gangsa.
l. Kabupaten Pringsewu
Kabupaten Pringsewu berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah di sebelah
Utara, di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Pesawaran, disebelah Barat
dan Selatan berbatsan dengan Kabupaten Tanggamus. Kabupaten Pringsewu
terdiri dari 96 pekon (desa) dan 5 kelurahan yang tersebar di 8 kecamatan.
Tujuan wisata di Kabupaten Pringsewu yang sangat dikenal adalah wisata religi
Muslim Makam KH. Ghalib dan wisata religi umat Katolik Gua Bunda Maria
Padang Bulan, sedangkan Wisata Kuliner adalah Balong Kuring. Terdapat
Bendungan Way Sumpit yang banyak dikunjungi masyarakat untuk berwisata dan
berekreasi.
35
Sumber : Dinas Pariwisata Lampung
Gambar 2.12 Wisata Talang Air.
m. Kabupaten Tulang Bawang Barat
Kabupaten Tulang Bawang Barat merupakan daerah dataran rendah dengan
ketinggian antara 39 M dpl atau 16-20 M dpl. Kabupaten Tulang Bawang Barat
memiliki beragam obyek wisata yang menarik, yaitu Waterboom Tumijajar
terletak di Kampung Daya Murni Kecamatan Tumijajar, Pemancingan dan
Lesehan Daya Murni , Kampung tradisional di Kampung Pagar Dewa dan Makam
Tuan Rio Mangkubumi di Kampung Pagar Dewa, Tugu Rato Naga Besanding,
Patung Relief Marga Empat.
Sumber : Dinas Pariwisata Lampung
Gambar 2.13 Tugu Rato Naga Besanding dan Patung Relief Marga Empat.
n. Kabupaten Tulang Bawang
Potensi wisata yang terdapat di Kabupaten Tulang Bawang meliputi wisata alam
dan wisata budaya, baik yang bersifat alamiah ataupun buatan. Kota Bawang
merupakan Kota Tua yang memilki banyak peninggalan budaya dan sejarah
36
diantaranya makam kuno di Pagar Dewa, Gedong Aji dan Bakung Udik. Obyek
wisata alam di Kabupaten Tulang Bawang mengandalkan wisata tirta seperti
Patung Relief Marga Empat, Taman Agrowisata dan lainnya.
Sumber : Dinas Pariwisata Lampung
Gambar 2.14 Patung Relief Marga Empat dan Kota Tua Menggala
2.3 Portofolio
Secara etimologi, portofolio berasal dari dua kata, yaitu port (singkatan dari
report) yang berarti laporan dan folio yang berarti penuh atau lengkap.
Jadi portofolio berarti laporan lengkap segala aktivitas seseorang yang
dilakukannnya (Erman, 2003 dalam Nahadi dan Cartono, 2007). Secara umum
portofolio merupakan kumpulan dokumen seseorang, kelompok, lembaga,
organisasi, perusahaan atau sejenisnya yang bertujuan untuk mendokumentasikan
dan menilai perkembangan suatu proses dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Portofolio menurut Wahyuandari (2013) adalah kumpulan dokumen, seorang,
kelompok, lembaga, organisasi, perusahaan atau sejenisnya yang bertujuan untuk
mendokumentasikan perkembangan suatu proses dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Dalam manajemen strategis dan pemasaran istilah portofolio
digunakan untuk menunjukkan sekumpulan produk, proyek, layanan jasa, atau
37
merk yang ditawarkan untuk dijual oleh suatu perusahaan serta pertumbuhan
pasar, pangsa pasar relatif, dan market share suatu produk. Dilakukan analisis
penggunaan portofolio untuk menggambarkan keunggulan masing-masing
destinasi wisata yang dapat dibandingkan dengan destinasi wisata sejenis ditempat
lain. Berikut Portofolio Produk digambarkan sebagai berikut:
Sumber : Passanger Exit Survery (2014)
Gambar 2.15 Portofolio Produk
Sembilan Portofolio Produk Pariwisata terdiri dari 3 kategori yaitu alam (nature),
budaya (culture), dan buatan manusia (man made), juga diistilahkan sebagai
“portofolio”. Dalam portofolio itu, Kementerian Pariwisata RI mengidentifikasi
presentase optimalisasi masing-masing produk wisata yaitu alam sebesar 35%,
budaya sebesar 60%, dan buatan manusia sebesar 5%. Wisata alam terbagi lagi
menjadi 3 kategori yaitu wisata bahari (35%), ekowisata (45%), dan wisata
Alam63%
Buatan Manusia15%
Budaya (Culture)22%
1. Wisata Mice(Mice&EventsTouris)
2. WisataOlahraga (SportTouris)
3. Objek WisataTerinegrasi (Integrated AreaTourism)
1. Wisata Bahari(Marine Tourism)
2. Ekowisata (EcoTourism)
3. WisataPetualangan(Adventure Tourism)
1. Wisata Warisan BudayaDan Sejarah (Heritage AndPilgrim Tourism)
2. Wisata Belanja DanKuliner (Culinary AndShopping Tourism)
3. Wisata Kota Dan Desa(City And Village Tourism)
PORTOFOLIO
38
petualangan (20%). Wisata budaya juga terbagi menjadi 3 kategori yaitu wisata
warisan budaya dan sejarah (20%), wisata belanja dan kuliner (45%), dan wisata
kota dan desa (35%). Sedangkan wisata buatan manusia terbagi menjadi wisata
MICE (pertemuan atau meeting, perjalanan insentif atau incentive, konvensi atau
convention, dan pameran atau exhibition) sebesar 25%, wisata olahraga sebesar
65%, serta obyek wisata terintegrasi 10%.
2.4 Destinasi Wisata
Menurut UU nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan, Daerah tujuan wisata
atau Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang spesifik berada dalam
satu atau lebih wilayah administratif yang didalamnya terdapat kegiatan
kepariwisataan dan dilengkapi dengan ketersediaan daya tarik wisata, fasilitas
umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait.
Daya tarik atau atraksi wisata menurut Yoeti (2002) adalah segala sesuatu yang
dapat menarik wisatawan untuk berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata.
Menurut Cooper dkk dalam Sunaryo (2013) menjelaskan bahwa kerangka
pengembangan destinasi pariwisata terdiri dari komponen-komponen utama
sebagai berikut yaitu :
a. Obyek daya tarik wisata (Attraction) yang mencakup keunikan dan daya tarik
berbasis alam, budaya, maupun buatan/artificial. Menurut Suwena (2010), atraksi
atau obyek daya tarik wisata (ODTW) merupakan komponen yang signifikan
dalam menarik kedatangan wisatawan. Hal yang dapat dikembangkan menjadi
atraksi wisata disebut dengan modal atau sumber kepariwisataan (tourism
resources).
39
Modal atraksi yang menarik kedatangan wisatawan ada tiga, yaitu:
1) Natural Resources (alami) seperti gunung, danau, pantai dan bukit.
2) Atraksi wisata budaya seperti arsitektur rumah tradisional di desa, situs
arkeologi, seni dan kerajinan, ritual, festival, kehidupan masyarakat sehari-
hari, keramahtamahan, makanan.
3) Atraksi buatan seperti acara olahraga, berbelanja, pameran, konferensi dan
lain-lain.
Modal kepariwisataan menurut Suwena (2010) dapat dikembangkan menjadi
atraksi wisata di tempat modal wisata ditemukan dan di luar tempatnya yang asli.
Atraksi wisata dibedakan lagi menjadi atraksi penahan dan atraksi penangkap
wisatawan.
b. Aksesibilitas (Accessibility) yang mencakup kemudahan sarana dan sistem
transportasi. Menurut Sunaryo (2013), aksesibilitas pariwisata dimaksudkan
sebagai “segenap sarana yang memberikan kemudahan kepada wisatawan untuk
mencapai suatu destinasi maupun tujuan wisata terkait”. Menurut French dalam
Sunaryo (2013) menyebutkan faktor-faktor yang penting dan terkait dengan
aspek aksesibilitas wisata meliputi petunjuk arah, bandara, terminal, waktu yang
dibutuhkan, biaya perjalanan, frekuensi transportasi menuju lokasi wisata dan
perangkat lainnya.
c. Amenitas (Amenities) yang mencakup fasilitas penunjang dan pendukung
wisata. Sugiama (2011) menjelaskan bahwa amenitas meliputi “serangkaian
fasilitas untuk memenuhi kebutuhan akomodasi (tempat penginapan), penyediaan
makanan dan minuman, tempat hiburan (entertainment), tempat-tempat
perbelanjaan (retailing) dan layanan lainnya”. French dalam Sunaryo (2013)
40
memberikan batasan bahwa amenitas bukan merupakan daya tarik bagi
wisatawan, namun dengan kurangnya amenitas akan menjadikan wisatawan
menghindari destinasi tertentu.
d. Fasilitas umum (Ancillary Service) yang mendukung kegiatan pariwisata.
Sunaryo (2013) menjelaskan ancillary service lebih kepada ketersediaan sarana
dan fasilitas umum yang digunakan oleh wisatawan yang juga mendukung
terselenggaranya kegiatan wisata seperti bank, ATM, telekomunikasi, rumah sakit
dan sebagainya. Sedangkan Sugiama (2011) menjelaskan bahwa fasilitas umum
(ancillary service) mencakup keberadaan berbagai organisasi untuk memfasilitasi
dan mendorong pengembangan serta pemasaran kepariwisataan destinasi
bersangkutan.
Menurut World Tourism Organization (2007) menggambarkan destinasi
pariwisata atas enam elemen yaitu Attraction, Public and Private Amenitas,
Accesibilities, Human Resources, Image and Character, Price. Attractions
(atraksi) menjadi fokus perhatian pengunjung dan dapat memberikan motivasi
awal bagi wisatawan untuk berkunjung. Atraksi bisa dikategorikan sebagai atraksi
wisata alam (pantai, pegunungan, taman, cuaca), bangunan, budaya.
Keberadaannya bisa di ruang publik seperti taman alam, situs budaya atau sejarah
atau bisa di komunitas masyarakat seperti budaya, warisan atau gaya hidup. Dan
dapat berupa keunikan dan emosional atau pengalaman yang memicu ketertarikan
wisatawan untuk berkunjung. Amenities (amenitas) berupa layanan dan fasilitas
yang mendukung termasuk infrastruktur dasar untuk pengunjung, transportasi
umum, dan jalan serta pelayanan langsung bagi pengunjung seperti akomodasi,
informasi pengunjung, fasilitas rekreasi, panduan, operator dan fasilitas makan
41
dan minum serta fasiltas belanja. Accessibility. Kemudahan pengunjung untuk
mencapai tujuan wisata melalui jalan darat, jalur udara, kereta api maupun jalur
laut. Pengunjung harus juga dapat melakukan perjalanan dengan relatif mudah
dan persyaratan visa, masuk pelabuhan, dan kondisi jalur masuk tertentu harus
menjadi bagian dari aksesibilitas. Human Resources Pariwisata adalah industri
padat karya dan interaksi dengan masyarakat lokal merupakan aspek penting dari
pengalaman pariwisata. Tenaga kerja pariwisata terlatih beserta masyarakat yang
menyadari manfaat dan tanggung jawab terkait dengan pertumbuhan pariwisata
merupakan elemen yang sangat diperlukan dan perlu dikelola sesuai dengan
strategi tujuan wisata. Image. adalah suatu yang unik atau gambaran penting
dalam menarik pengunjung untuk berkunjung. Fasilitas dan atraksi yang baik
tidaklah cukup jika pengunjung tidak dapat membayangkan atau memahaminya
ataupun tidak menyadarinya. Berbagai cara dapat digunakan untuk
mempromosikan citra daya tarik wisata (misalnya dengan pemasaran dan
branding, travel media, e-marketing). Yang termasuk dalam citra tujuan wisata
adalah keunikan, pemandangan, adegan, kualitas lingkungan, keselamatan,
tingkat layanan, dan keramahan. Price (harga) merupakan aspek penting dari
persaingan antar tujuan wisata. Faktor harga berhubungan dengan biaya
transportasi dari tujuan serta biaya jasa akomodasi, atraksi, makanan dan tour.
Keputusan turis juga dapat didasarkan pada fitur ekonomi lainnya seperti nilai
tukar mata uang.
42
2.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan
penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam
mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, penulis tidak
menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian penulis.
Namun penulis mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam
memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis. Berikut merupakan penelitian
terdahulu berupa beberapa jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan
penulis.
No Peneliti Tahun Judul Kesimpulan1. Wenni Wahyu
Andari2013 Analisis Matriks
Boston ConsultingGroup (BCG)TerhadapPortofolio ProdukGuna PerencanaanStrategi PemasaranDalam MenghadapiPersaingan
1. Penelitian inibertujuan untukmengetahuipengelompokan danpemetaan masing-masingproduk item dalammatrik Boston ConsultingGroup (BCG) gunamenentukan strategibersaing yang efektifbagi Hotel NaritaTulungagung. Metodepenelitian yangdigunakan adalahmetode diskriptif dengandesain penelitian studikasus. Dan alat analisayang digunakan adalahalat analisa Metode leastSquare untuk mengetahuitingkat pertumbuhanproduk, tingkatpertumbuhan pasar,pangsa pasar relatif,pemetaan BostonConsulting Group(BCG). Hasilperhitungan Posisi typeSuperior (S) dalam
43
matrik BCG adalah CashCow atau sapi perah,dimana tingkatpertumbuhan relatifrendah 2,3% akan tetapimenguasai pangsa pasaratau dengan analisapangsa pasar relatiftinggi 1,3x, serta marketshare 57%.
2. Haryono Sigit 2016 Strategi PemasaranWisata BahariDenganPendekatan DOT,BAS, dan POS
Penelitian ini untukmengetahui bagaimanastartegi wisata baharidengan menggunakanpendekatan DOT, BAS,dan POS. Setelahdilakukan penelitian,peneliti mengungkapkanbahwa Wisata baharimerupakan salah satuportofolio produkpariwisata. Potensiproduk ini sangat besarnamun belumdikembangkan secaraoptimal. Hal ini dapatdilihat dari kontribusiwisata bahari yang hanya7,6%, angka ini jauh daripotensi yang sebenarnya.Untuk mengatasipermasalahan tersebutmaka wisata bahari harusdikembangkan denganpemasaran yangterstruktur. KementerianPariwisata telahmengembangkanportofolio strategipemasaran yang dikenaldengan istilah DOT(Destination, Origin,Time), BAS (Branding,Advertising, Selling),dan POS (Paid Media,Own Media, dan SocialMedia). Portofolio
44
strategi pemasarantersebut jikadilaksanakan denganbaik diyakini akanmeningkatkan jumlahkunjungan wisata bahari.
Sumber: Jurnal
2.6 Model Penelitian
Persiapan Observasi Identifikasi potensi wilayah
Penyusunan instrumen Klasifikasi potensi wilayahPotensi Fisik dan Potensi
Uji Coba Instrumen Non Fisik
Analisis Data
EVALUASI DRAFT PORTOFOLIO
Studi Komparasi Antar Destinasi WisataDi Lampung maupun Destinasi Nasional
MONITORINGEVALUASI
Fixasi Portofolio danRekomendasi DestinasiPrioritas
Model Pengelolaan DestinasiWisata Prioritas
UMPAN BALIK PENELITIAN
Gambar 2.16 Model Penelitian.
45
sBAB IIIMETODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Tujuan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif. Penelitian
deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada
variabel-variabel yang diteliti, melainkan menggambarkan suatu kondisi yang
sesuai dengan kondisi dilapangan secara akurat. Penelitian deskripsi ini bertujuan
untuk mendeskripsikan apa yang saat ini berlaku, yang didalamnya terdapat
upaya mendeskripsikan, mencatat, menganalisa, dan menginterprestasikan kondisi
yang selama ini terjadi.4
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang berusaha
menampilkan secara holistik (utuh) yang membutuhkan kecermatan dalam
pengamatan. Sehingga kita dapat memahami secara menyeluruh hasil penelitian.
Di samping itu dalam penelitian kualitatif ini peneliti harus wawancara langsung
guna memperoleh data yang peneliti butuhkan. Penelitian ini berusaha untuk
menggambarkan dan mengklasifikasikan fakta atau karakteristik fenomena yang
ada secara faktual dan cermat, tidak mengandalkan bukti logika matematis,
prinsip angka atau metode statistik.
46
Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang
saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis
dan menginterpretasikan kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada. Dengan
kata lain penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk memperoleh
informasi- informasi mengenai keadaan yang ada.
Bahwasanya penelitian deskriptif kualitatif dirancang untuk mengumpulkan
informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang yang sementara berlangsung.
Pada hakikatnya penelitian deskriptif kualitatif adalah suatu metode dalam
meneliti status sekelompok manusia, suatu objek dengan tujuan membuat
deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta atau fenomena yang diselidiki.
3.2 Obyek Penelitian
Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah informasi yang didapatkan dari
studi pustaka dan wawancara terkait destinasi wisata unggulan di Provinsi
Lampung. Studi pustaka dilakukan melalui referensi buku, majalah, jurnal,
maupun internet untuk mengumpulkan data tentang potensi fisik. Wawancara
dilakukan menggunakan instrumen penelitian untuk menjaring potensi non fisik.
3.3 Informan
Dalam menentukan informan sebagai sumber data dalam penelitian ini penulis
menggunakan teknik purposive sampling. Penentuan teknik ini agar didapati
informasi dengan tingkat validitas dan reabilitas yang tinggi. Menurut Silalahi
(2009) teknik purposive sampling, menjelaskan pemilihan siapa subyek atau
47
orang-orang terpilih harus sesuai dengan ciri-ciri dan kriteria khusus yang
dimiliki sampel tersebut atau pemahaman yang kuat terhadap obyek yang akan
diteliti.
Kriteria memilih informan sebagai narasumber (key informan) dalam penelitian
merupakan individu atau kelompok yang memiliki posisi strategis dan
mengetahui permasalahaan tentang desain struktur organisasi dan lembaga Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Lampung. Adapun individu atau
kelornpok tersebut adalah semua stakeholders yang terlibat dalam penyusunan
desain struktur organisasi dan lembaga Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Provinsi Lampung yang terdiri dari:
1. Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata.
2. Kepala Sub Bagian Perencanaan.
Informan merupakan orang-orang yang terlibat atau mengalami proses
pelaksanaan dan perumusan program di lokasi penelitian. Informan yang baik
harus memenuhi beberapa kriteria informan, yaitu:
1. Mengetahui tentang informasi pariwisata Lampung , banyak waktu dan
kesempatan dimintai keterangan.
2. Mampu memberikan informasi yang representatif.
3. Bisa diajak komunikasi.
4. Bersedia menjadi Informan.
3.4 Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini, data yang digunakan penulis adalah:
48
1. Data Primer
Menurut Sangadji dan Sopiah (2010) bahwa data primer merupakan sumber data
penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau tidak melalui
perantara. Sumber penelitian primer diperoleh para peneliti untuk menjawab
pertanyaan penelitimber dan. Data primer yang diperoleh responden melalui
wawancara
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari artikel, studi kepustakaan,
jurnal, penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya yang berkaitan dengan
masalah yang akan diteliti sebagai bahan pertimbangan dalam penulisan ini dan
informasi dokumen lain yang dapat diambil melalui internet. Menurut Sangadji
dan Sopiah (2010) seluruh atau sebagian aspek data sekunder kemungkinan tidak
sesuai dengan kebutuhan suatu penelitian.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu Wawancara Wawancara
merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survei yang menggunakan
pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Sangadji, 2010). Teknik
wawancara dilakukan jika peneliti memerlukan komunikasi atau hubungan
dengan informan. Teknik wawancara dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu melalui
tatap muka atau melalui telepon. Wawancara dilakukan menggunakan instrumen
penelitian untuk menjaring potensi non fisik.
49
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan
data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu
(Sugiyono, 2010). Untuk menganalisis data di lapangan peneliti menggunakan
analisis data interaktif yang disampaikan oleh Hubberman dan Miles dimana
terdapat tiga hal utama dalamm analisis interaktif yakni, reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.
3.6.1 Reduksi Data (Data Reduction)
Menurut Sugiyono (2010) Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal
pokok, dan memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya.
Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang
lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
terkait hal-hal penting dan pokok.
3.6.2 Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar
kategori dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman (1984) menyatakan
yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif
adalah teks naratif (Sugiyono 2010).
Terkait dengan penelitian ini, proses penyajian data bisa dilakukan berdasarkan
data telah terkumpul dari informan yang sudah peneliti tetapkan dalam
penentuan informan berikutnya. Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya
kemudian peneliti menganalisis untuk selanjutnya dikategorikan mana yang
diperlukan dan tidak diperlukan. Penyajian data dilakukan dalam bentuk teks
naratif dan tabel yang disajikan dengan sistematis untuk memberikan gambaran
50
secara jelas kepada pembaca.
3.6.3 Penarikan kesimpulan/verifikasi (Conclusion Drawing atau Verification)
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan atau
verifikasi. Penarikan kesimpulan dapat diambil setelah melakukan analisis
mendalam pada hasil penelitian. Dengan melakukan verifikasi, dapat terlihat
apakah rumusan masalah penelitian sudah terjawab, dan tujuan penelitian sudah
tercapai.
Penarikan kesimpulan atau verifikasi dilakukan untuk menguji kebenaran serta
mencocokkan informasi yang ada dari keterangan informan untuk kemudian
diperoleh data yang valid dan jelas.
3.8 Teknik Memeriksa Keabsahan Data
Menurut Moleong ( 2007), pengujian keabsahan data didasarkan atas kriteria
yaitu : derajat kepercayaan (kredibilitas), keteralihan, ketergantungan, dan
kepastian.
a. Derajat Kepercayaan (Kredibilitas)
Penerapan derajat kepercayaan pada dasarnya menggantikan konsep validitas
internal dan nonkualitatif. Fungsi derajat kepercayaan yaitu, Pertama,
penemuannya dapat dicapai; Kedua, mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil–
hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataaan yang
sedang diteliti. Kriteria derajat kepercayaan diperiksa dengan beberapa teknik
pemeriksaan, yaitu:
1. Triangulasi Data
Triangulasi data dilakukan untuk menguji kebenaran dan keabsahan data.
Dimana dalam pengertiannya triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan
51
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil
wawancara terhadap objek penelitian (Moloeng, 2004). Pada penelitian ini,
peneliti menggunakan triangulasi sumber yang mana dilakukan dengan cara
mencocokkan data yang didapat melalui teknik wawancara.
Patton dalam Moloeng (1999) mengemukakan bahwa teknik triangulasi data
dibedakan menjadi empat macam yaitu dengan memanfaatkan penggunaan
sumber, metode, penyidik dan teori. Dalam hal ini peneliti tidak menggunakan
semua jenis teknik triangulasi, karena akan sangat sulit bagi peneliti untuk dapat
melaksanakan semua teknik tersebut. Selain itu pemahaman peneliti mendasari
pada pendapat Moloeng (1999) yang menyatakan bahwa: “ triangulasi yang
paling banyak digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber”. Cara yang
ditempuh untuk pengujian validitas seperti ini menurut Patton (dalam Moloeng,
1999) adalah sebagai berikut:
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang
dikatakan secara pribadi.
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat
dan pandangan masyarakat dari berbagai kelas.
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
Menurut Murti (2006) menyatakan bahwa tujuan umum dilakukan triangulasi
adalah untuk meningkatkan kekuatan teoritis, metodologis, maupun interpretatif
52
dari sebuah riset. Dengan demikian triangulasi memiliki arti penting dalam
menjembatani dikotomi riset kualitatif dan kuantitatif. Melalui triangulasi data
maka akan dapat diperoleh informasi yang valid dan jelas.
2. Kecukupan Referensial
Yaitu mengumpulkan berbagai bahan-bahan, catatan-catatan, atau rekaman
rekaman yang dapat digunakan sebagai referensi dan patokan untuk menguji
sewaktu diadakan analisis dan penafsiran data.
a. Keteralihan
Keteralihan sebagai persoalan empiris bergantung pada pengamatan antara
konteks pengirim dan penerima. Untuk melakukan pengalihan tersebut seorang
peneliti perlu mencari dan mengumpulkan data kejadian dalam konteks yang
sama.
b. Ketergantungan
Ketergantungan merupakan substitusi reliabilitas dalam penelitian nonkualitatif.
Dalam penelitian ini, uji kebergantungan dilakukan dengan melakukan
pemeriksaan terhadap keseluruhan proses penelitian. Kalau proses penelitiannya
tidak dilakukan tetapi datanya ada, maka penelitian tersebut tidak dependable.
Untuk mengetahui dan memastikan apakah hasil penelitian ini benar atau
salah, peneliti selalu mendiskusikannya dengan pembimbing secara bertahap
mengenai data-data yang didapat di lapangan mulai dari proses penelitian sampai
pada taraf kebenaran data yang didapat.
c. Kepastian
Dalam suatu penelitian uji kepastian mirip dengan uji ketergantungan, sehingga
pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji kepastian berarti
53
menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan dalam
penelitian. Kepastian yang dimaksud berasal dari konsep objektivitas, sehingga
dengan disepakati hasil penelitian tidak lagi subjektif tapi sudah objektif.
3.9 Waktu Penelitian
Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan
KegiatanBulan Pelaksanaan Tahun
M J J A S O N D J F M ATahapPersiapan
Pra RisetPenyusunanProposalTahapPelaksanaanPengumpulan DataSeminarHasilTahapPenyelesaianSidangSkripsi
113
BAB VSIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa untuk menentukan destinasi wisata prioritas di
Provinsi Lampung, yaitu:
1. Pada tahap ini yang harus dilakukan yaitu menentukan wisata unggulan dari
keempat belas Kabupaten atau Kota masing-masing akan diambil empat wisata
unggulan saja mulai dari Wisata Alam, Wisata Buatan dan Wisata Budaya.
Analisis yang digunakan untuk menentukan wisata unggulan mulai dari tipe
destinasi, daya tarik utama, amenitas, event, pengelolaan dan dokumentasi foto.
Setelah melakukan pengelompokkan wisata unggulan tiap Kabupaten atau
Kota, dipilih satu dari empat wisata unggulan yang nantinya akan dilakukan
analisis perbandingan porotofolio produk untuk menentukan destinasi wisata
prioritas.
2. Destinasi wisata unggulan yang terdapat di Provinsi Lampung yaitu Puncak
Mas ( Kota Bandar Lampung), Taman Merdeka (Kota Metro), Pantai Tanjung
Seia ( Kabupaten Lampung Barat), Gunung Krakatau (Kabupaten Lampung
Selatan ), Tugu Kopiah Emas (Kabupaten Lampung Tengah), Taman Nasional
Way Kambas( Kabupaten Lampung Timur), Air Terjun Curup Klawas
(Kabupaten Lampung Utara), Sungai Mesuji (Kabupaten Mesuji), Pahawang
114
(Kabupaten Pesawaran), Air Terjun Putri Malu (Kabupaten Way Kanan), Bukit
Pangonan Talang Indah (Kabupaten Pringsewu), Tugu Megou Pak (Kabupaten
Tulang Bawang), Cakat Raya (Kabupaten Tulang Bawang Barat).
4. Sedangkan, Destinasi Prioritas yang ada di Provinsi Lampung yaitu Pantai
Tanjung Setia yang ada dibagian Barat dan Taman Nasional Way Kambas
dibagian timur.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan diatas,
maka penulis memberikan saran sebagai berikut yaitu:
1. Bagi Pemerintah
Saran yang diberikan terhadap pemerintah yaitu diantaraya:
1. Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat berguna sebagai bahan masukan
bagi Pemerintah Provinsi Lampung dalam mengenalkan potensi pariwisata di
Provinsi Lampung
2. Diharapkan pemerintah memperhatikan sarana dan prasarana dengan
meningkatkan jasa transportasi dan akomodasi untuk para wisatawan yang
ingin berkunjung kedestinasi wisata yang ada di Provinsi Lampung
3. Penelitian ini dapat berguna sebagai penyedia informasi bagi penelitian
serupa yang ingin dilakukan oleh pihak lain.
2. Bagi Pelaku Usaha Wisata
Saran yang diberikan untuk agen lokal, yaitu:
1. Seharusnya pihak agen menyediakan paket wisata perorangan, tidak ada batas
minimal wisatawan yang ingin berkunjung kesuatu obyek wisata. Karena
115
banyak wisatawan perorangan yang ingin keobyek wisata, namun terbatasnya
dalam bentuk paket wisata oleh pihak agen sendiri.
2. Adanya jaminan untuk pemesan paket wisata ketika terjadi bencana yang tidak
terduga
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan pada penelitian selanjutnya yang akan melakukan penelitian serupa
dalam bidang yang sama jika akan menggunakan hasil penelitian ini sebagai
bahan referensi, sebaiknya perlu dikaji kembali karena masih ada pertanyaan-
pertanyaan kurang sesuai. Saya sebagai penulis merasa masih ada keterbatasan
dan kekurangan dalam menyelesaikan skripsi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, Dariusman.2016. Pengembangan Wisata Bahari Di Pesisir PantaiTeluk Lampung. Jurnal Destinasi Kepariwisataan Indonesia
Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung. Lampung Dalam Angka. 2017. Lampung
Cahyadi, Hendra dan Sugiono Sugiharto.2014. Pengaruh Private Brand StrategyTerhadap Brand Loyality Pada Air Mineral 600ml Merek Alfa DiAlfamart SiwalanKertoSurabaya.Jurnal Strategi Pemasaran.Surabaya
Dadang, SH. MPA (Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan InvestasiPariwisata Kementerian Pariwisata). 27 Januari 2016. PembangunanDestinasi Pariwisata Prioritas 2016 – 2019. Makalah. KementerianPariwisata RI. Jakarta.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di Provinsi Lampung .2011. Rencana IndukPengembangan Pariwisata Provinsi Lampung 2012-2031. DinasKebudayaan dan Pariwisata di Provinsi Lampung. Lampung
Dinas Pariwista Provinsi Lampung. 2018. Pariwisata Lampung Dalam Angkatahun 2018. Lampung
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Pesawaran. Database ObyekWisata Kabupaten Pesawaran Tahun 2016. Dinas Pariwisata danEkonomi Kreatif Kabupaten Pesawaran.
Fuad, Kandung Sapto.2014. Panduan Praktis Penelitian Kualitatif. GrahaIlmu.Yogyakarta.
Harimawan, Rosario Guntur. 2012. Analisis Keunggulan Komparatif SektorPariwisata Indonesia Di Kawasan Asia Tenggara (ASEAN). MagisterEkonomi Pembangunan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Haryono, Sigit. 2016. Strategi Pemasaran Wisata Bahari Dengan PendekatanDOT, BAS dan POS. Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran”Yogyakarta.
Hary, Rachmat.2008. Analisis Strategi Pemasaran Pariwisata Pantai ParangtritisPasca Gempa Bumi Dan Tsunami Di Kabupaten Bantul DaerahIstimewa Yogyakarta. Skripsi. Institut Pertanian Bogor
Jemadu, Yeremia Jonathan.2016. Kajian Portofolio Kawasan Ekonomi KhususPariwisata Tanjung Lesung, Banten. SKRIPSI. Sekola Tinggi PariwisataBandung
Khotimah, Hakim.2017. Strategi Pengembangan Destinasi Pariwisata Budaya.Fakultas Ilmu Administrasi dan Fakultas Matematika dan IlmuPengetahuan Alam Universitas Brawijaya
Kotler, Philip. 1997.Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasidan Kontrol, Jilid II edisi kesembilan. Jakarta : Penhalindo
Kotler,Philip dan Kevin Lane Keller.2009.Manjemen Pemasaran edisi 12.Jakarta:Indeks.
Lupiyoadi, Rambat. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa, Teori dan Praktek.Salemba Empat. Jakarta
Puspaningtyas, Meinarti. Analisis Strategi Pemasaran Jasa .Jurnal DinamikaDoctom. STIEKN Jaya Negara Malang
Passenger Exit Survey, 2014 dari Pembangunan Destinasi Pariwisata Prioritas2016 – 2019. Makalah 2016. Kementerian Pariwisata RI. Jakarta.
Rangkuti, F. (2014). Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT.Gramedia Pustaka. Jakarta
Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah.2010. Metodologi Penelitian: PendekatanPraktis Dalam Penelitian. Yogyakarta:ANDI Yogyakarta.
Sugandi, Batubara dkk. 2016. Nusa Penjaga Indonesia. Buku Kompas. Jakarta
Sugiama, A Gima. 2011. Ecotourism: Pengembangan Pariwisata BerbasisKonservasi Alam. Guardaya Intimarta. Bandung
Sugiyono.2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.Bandung:Alfabeta.
Sugiyono.2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung:Alfabeta.
Sunarto.2004. Prinsip-Prinsip Pemasaran. BPFE. Yogyakarta
Sunaryo, Bambang.2013. Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata Konsepdan Aplikasinya Indonesia. Gava Media. Yogyakarta
Suwena, Widyatmaja. 2010. Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata. Denpasar.Udayana University Press
Wenny Wahyuandari. 2013. Analisis Matrik Boston Consulting Group (Bcg)Terhadap Portofolio Produk Guna Perencanaan Strategi PemasaranDalam Menghadapi Persaingan. Jurnal Universitas Tulung AgungBONOWORO Vol. 1 No 1 Tahun 2013.
Yoeti, Oka. 2002. Perencanaan Strategis Pemasaran Daerah Tujuan Wisata.Pradnya Paramita. Jakarta
Wahab.2003. Manjemen Kepariwisataan Tourism Management. PradnyaParamita. Jakarta.
SUMBER INTERNET
Ekowisata.org. Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Daftar 88https://www.ekowisata.org (diakses pada hari jumat, tanggal 14 April2019. Pukul 19.00)
Ekowisata.org. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 50 tahun 2011tentang Rencana Induk Pembangunan Induk PembangunanKepariwisataan Nasional tahun 2010-2025.https://www.ekowisata.org (diakses pada hari jumat, tanggal 14 April2019. Pukul 19.00)
Kompas.com.2017. Sepuluh Destinasi Bali Baru, Empat Destinasi Jadi Prioritashttps://travelkompas.com/read/2017/11/18/12270027/10destinasiwisatabalibaru4destinasijadiprioritas.(diakses pada hari selasa, tanggal 07 Agustus2018. Pukul 16.00)
Lampungantaranews.com. 2017. KunjunganWisatawanKeLampung11,7juta oranghttps://lampung.antaranews.com/berita/302057/kunjungan-wisatawan-ke-lampung-117-juta-orang (diakses pada hari selasa, tanggal 04 Agustus2018. Pukul 16.00)
Pariwisatantthits.com. 2016. Undang –undang Nomor 10 Tahun 2009 tentangkepariwisataanhttps://pariwisatantthits.wordpress.com/2016/12/17/undang-undang-no-10-tahun-2009-tentang-kepariwisataan (diakses pada hari selasa, tanggal 04Agustus 2018.Pukul 16.00)
Pariwisatalampung.com. Dinas Pariwisata Lampunghttp://www.pariwisatalampung.com/ (diakses pada hari Selasa, tanggal 07Agustus 2018. Pukul 19.00)
PATA Indonesia News (2016). Produk Portofolio Pariwisata Indonesia ItuWisata Budaya”. Pacific Asia Travel Association.http://patainanews.com/produk-portofolio-pariwisata-indonesia-itu-wisata-budaya/ (diakses pada hari kamis, tanggal 21 Juli. Pukul 20.00WIB)
Sarjanaku.com. 2011. Pengertian Portofolio.http://www.sarjanaku.com/2011/01/pengertian-portofolio.html (diaksespada hari kamis, tanggal 21 Juli 2018 . Pukul 20.00 WIB)