Analisis Pokok Uji

9
ANALISIS POKOK UJI (TINGKAT KESUKARAN, DAYA PEMBEDA, PENGECOH DAN EFEKTIVITAS OPSI) Pendahuluan Prinsip pengukuran hasil belajar, pada dasarnya dapat dikenakan pada dua aspek perubahan atau pertumbuhan fisik (biologis) dan perkembangan psikis (psikologi). Pengukuran pertumbuhan fisik lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan pengukuran psikis (psikologis). Proses pengukuran atribut psikologis pada dasarnya suatu pengukuran terhadap performansi tipikal, yaitu penampilan yang merupakan karakter tipikal seseorang yang cenderung muncul dalam bentuk respon terhadap situasi-situasi tertentu yang sedang dihadapi. Kegiatan proses pengukuran atribur psikologis, dilakukan dengan merumuskan eksistensi atau struktur atribut tersebut secara teoritis. Konstruk teoritis dilakukan untuk merumuskan karakteristik gejala-gejala atau tampilan tertentu bberkaitan dengan atribut psikologis yang diukur. Disisi lain, pembelajaran merupakan suatu sistem yang kompleks mencakup banyak elemen yang saling berkaitan satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam prosesnya melalui tiga tahap utama, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Sesuai dengan misi pendidikan, yaitu transferring knowledge and value, tahap evaluasi membutuhkan instrument yang bukan hanya mampu mengukur keberhasilan ilmu (kognitif), melainkan juga nilai (afektif) dan keterampilan (psikomotor). Dengan kata lain, setiap aspek yang ada dalam proses pembelajaran membutuhkan alat ukur yang tepat dan sesuai agar data yang diperoleh sesuai dengan keadaan di lapangan. Kompetensi yang harus Anda kuasai setelah mempelajari modul ini adalah: Modul 1

description

evaluasi

Transcript of Analisis Pokok Uji

Page 1: Analisis Pokok Uji

ANALISIS POKOK UJI

(TINGKAT KESUKARAN, DAYA PEMBEDA, PENGECOH DAN

EFEKTIVITAS OPSI)

Pendahuluan

Prinsip pengukuran hasil belajar, pada dasarnya dapat dikenakan pada dua aspek

perubahan atau pertumbuhan fisik (biologis) dan perkembangan psikis (psikologi). Pengukuran

pertumbuhan fisik lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan pengukuran psikis (psikologis).

Proses pengukuran atribut psikologis pada dasarnya suatu pengukuran terhadap

performansi tipikal, yaitu penampilan yang merupakan karakter tipikal seseorang yang

cenderung muncul dalam bentuk respon terhadap situasi-situasi tertentu yang sedang dihadapi.

Kegiatan proses pengukuran atribur psikologis, dilakukan dengan merumuskan eksistensi atau

struktur atribut tersebut secara teoritis. Konstruk teoritis dilakukan untuk merumuskan

karakteristik gejala-gejala atau tampilan tertentu bberkaitan dengan atribut psikologis yang

diukur.

Disisi lain, pembelajaran merupakan suatu sistem yang kompleks mencakup banyak

elemen yang saling berkaitan satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam prosesnya

melalui tiga tahap utama, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Sesuai dengan misi

pendidikan, yaitu transferring knowledge and value, tahap evaluasi membutuhkan instrument

yang bukan hanya mampu mengukur keberhasilan ilmu (kognitif), melainkan juga nilai (afektif)

dan keterampilan (psikomotor). Dengan kata lain, setiap aspek yang ada dalam proses

pembelajaran membutuhkan alat ukur yang tepat dan sesuai agar data yang diperoleh sesuai

dengan keadaan di lapangan.

Kompetensi yang harus Anda kuasai setelah mempelajari modul ini adalah:

Modul 1

Page 2: Analisis Pokok Uji

1. Anda mampu memahami prosedur analisis pokok uji berdasarkan daya pembeda, tingkat

kesukaran, pengecoh dan efektivitas opsi.

2. Anda mampu nganalisis pokok uji melaui latihan terhadap perangkat tes/instrument.

3. Anda mampu membedakan pokok uji yang valid dan reliabel dengan yang tidak

Untuk menguasai kompetensi tersebut di atas, maka modul ini akan dibagi menjadi tiga

kegiatan belajar, yaitu kegiatan belajar 1 membahas tentang tingkat kesukaran, kegiatan belajar 2

membahas tentang daya pembeda dan kegiatan belajar 3 membahas tentang pengecoh dan

efektivitas opsi.

Selanjutnya, Anda harus mempelajari modul ini secara seksama sesuai dengan petunjuk

pengerjaan modul, sehingga Anda betul-betul dapat mempraktikkannya dalam kegiatan

pembelajaran sehari-hari di sekolah. Anda juga harus lebih aktif dan kreatif menganalisis

kualitas tes, sehingga dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar peserta didik yang

pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas pendidikan.

Untuk mempelajari modul ini, sebaiknya Anda ikuti petunjuk berikut ini:

1. Bacalah modul ini dengan baik, teratur, dan tidak meloncat-loncat agar Anda memperoleh

pengetahuan dan pemahaman yang utuh.

2. Catatlah istilah, kalimat atau rumus yang kurang dimengerti dan berikan tanda khusus

dengan menggunakan stabilo. Selanjutnya, Anda diskusikan dengan teman atau langsung

ditanyakan kepada tutor.

3. Setelah setiap penggal kegiatan belajar selesai dibaca, usahakan Anda membuat rangkuman

sendiri yang ditulis tangan. Hal ini dimaksudkan untuk menambah ingatan dari apa yang

sudah dibaca. Jangan lupa, kerjakanlah latihan dan tes formatif yang ada pada bagian akhir

kegiatan belajar.

4. Untuk menambah wawasan Anda tentang analisis kualitas tes dan butir soal, bacalah

beberapa buku sumber yang tercantum dalam daftar pustaka.

Semoga anda berhasil menyelesaikan modul 1 ini dengan baik!

TINGKAT KESUKARAN

Kegiatan belajar 1

Page 3: Analisis Pokok Uji

1. Pengertian

Perhitungan tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar derajat kesukaran

suatu soal. Jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang (proporsional), maka dapat

dikatakan bahwa soal tersebut baik. suatu soal tes hendaknya tidak terlalu sukar dan tidak pula

terlalu mudah (Arifin, 2011).

Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat

kemampuan tertentu yang dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran pada

umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar 0,00-1,00 (Aiken dalam

Ratnawulan dan Rusdiana, 2015).

Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil hitungan, berarti

semakin mudah soal itu. Suatu soal memiliki TK = 0.00, artinya tidak ada siswa yang menjawab

benar dan apabila memiliki TK = 1,00 artinya siswa menjawab benar. Perhitungan indeks tingkat

kesukaran dilakukan untuk setiap nomor soal. Pada prinsipnya, skor rata-rata yang diperoleh

peserta didik pada butir soal yang bersangkutan dinamakan tingkat kesukaran butir soal.

Fungsi tingkat kesukaran butir soal dikaitkan dengan tujuan tes. Misalnya untuk

keperluan ujian semester digunakan butir soal yang memiliki tinggkat kesukaran sedang, untuk

keperluan seleksi digunakan butir soal yang memiliki tingkat kesukaran tinggi/sukar, dan untuk

keperluan diagnostik digunakan butir soal yang memiliki tingkat kesukaran rendah/mudah.

a. Menghitung tingkat kesukaran soal bentuk objektif

Untuk menghitung tingkat kesukaran soal bentuk objektif dapat digunakan dengan dua

cara, yaitu :

1) Menggunakan rumus tingkat kesukaran (TK):

TK =

(Arifin, 2011)

Keterangan :

WL = jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok bawah

WH = jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok atas

nL = jumlah kelompok bawah

nH = jumlah kelompok atas

Page 4: Analisis Pokok Uji

2) Menggunakan proporsi menjawab yang benar (propotion correct)

Persamaan yang digunakan untuk menentukan proportion correct (p) adalah :

p =

( Arifin, 2011).

Keterangan :

p = tingkat kesukaran

∑B = jumlah peserta didik yang menjawab benar

N = jumlah peserta didik

Contoh:

40 orang peserta didik SMP di tes dalam mata pelajaran IPA. Dari seluruh peserta didik tersebut,

ada 25 orang yang dapat menjawab dengan benar pada soal nomor 1. Dengan demikian, tingkat

kesukaran soal no 1 itu adalah :

p =

= 0,625

Menafsirkan tingkat kesukaran, dapat digunakan kriteria sebagai berikut:

p > 0,70 = mudah

0,30 ≤ p ≤ 0,70 = sedang

p < 0,30 = sukar

Dengan demikian, soal nomor 1 dalam contoh diatas termasuk “sedang”. Tingkat kesukaran

model ini banyak mengandung kelemahan, karena tingkat kesukaran ini sebenarnya merupakan

“ukuran kemudahan” soal. Semakin tinggi indeks tingkat kesukaran (p), maka semakin mudah

soalnya. Sebailiknya, semakin rendah tingkat kesukarannya maka semakin sulit soalnya.

(Arifin, 2011).

Menurut Arikunto (2013), untuk mencari tingkat kesukaran suatu soal digunakan rumus

sebagai berikut:

P =

(Arikunto, 2013)

Dimana:

Page 5: Analisis Pokok Uji

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Contoh latihan:

Ada 10 orang siswa yang mengerjakan tes yang terdiri dari 10 soal. Jawaban tesnya dianalisis

dan jawaban tertera seperti berikut ini. (1= jawaban betul dan 0= jawaban salah).

Tabel 1.1 data persiapan perhitungan indek kesukaran

Siswa Nomor soal Skor

siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Abner 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 7

Marike 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 7

Yabes 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 7

Haya 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 4

Lika 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 6

Kevin 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 7

Loviani 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 7

Ester 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 4

Oca 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 5

Wisnu 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 5

Jumlah 6 7 4 6 6 6 6 5 6 5

Contoh :

Ada 36 orang siswa mengikuti tes dalam suatu kelas. Dari jumlah siswa tersebut ada 12 orang

yang dapat mengerjakan soal nomor 3 dengan betul. Maka indeks kesukarannya adalah:

P =

=

= 0,33

Dari tabel yang disajikan tersebut, dapat ditafsirkan bahwa:

1) Soal nomor 1 mempunyai taraf kesukaran

= 0,6.

2) Soal nomor 3 mempunyai taraf kesukaran

= 0,4.

b. Menghitung tingkat kesukaran soal bentuk uraian

Untuk menghitung tingkat kesukaran suatu soal bentuk uraian digunakan rumus sebagai

berikut:

Page 6: Analisis Pokok Uji

Mean =

Tingkat kesukaran =

Contoh:

Tabel 1.2 data skor tes uraian

Nama Nomor soal Skor total 1 2 3 4 5

Yabes 4 5 2 0 9 20

Loviani 6 7 0 10 8 31

Ike 5 0 10 8 7 30

Haya 0 7 8 9 10 33

Ruth 10 7 9 8 10 43

Kevin 2 5 10 9 10 36

Abner 0 3 6 10 8 27

Lika 10 8 5 10 10 42

Ester 7 7 9 0 7 30

Oca 10 0 9 10 10 39

10 orang peserta didik mengikuti tes dengan 5 soal berbentuk uraian. Skor maksimum ditentukan

10 dan skor minimum 0. Hitunglah tingkat kesukaran pada soal nomor 7.

Mean =

=

= 2,7

Tingkat kesukaran =

=

= 0,27

Tingkat kesukaran 0,27 berada diantara 0,00 dan 0,30 berarti soal tersebut termasuk sukar.

Menurut Arikunto (2013), ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering

diklasifikasikan sebagai berikut:

soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar

soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang

soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah

Page 7: Analisis Pokok Uji

Latihan 1a

1. Apa yang dimaksud dengan tingkat kesukaran?

2. Jelaskan perbedaan perhitungan tingkat kesukaran soal objektif dan soal uraian!

3. 40 orang siswa mengikuti tes ulangan semester. Dari jumlah siswa yang mengikuti tes, ada

sekitar 11 orang menjawab soal nomor 2 dengan benar. Maka, hitunglah indeks

kesukarannya dan buatlah tabel analisis soalnya!

Rangkuman

Tingkat kesukaran adalah pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu soal.

Indeks tingkat kesukaran pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya

berkisar 0,00-1,00. Besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil hitungan, berarti

semakin mudah soal itu. Suatu soal memiliki TK = 0.00, artinya tidak ada siswa yang menjawab

benar dan apabila memiliki TK = 1,00 artinya siswa menjawab benar. Perhitungan indeks tingkat

kesukaran dilakukan untuk setiap nomor soal. Menghitung tingkat kesukaran dapat digunakan

untuk soal bentuk objektif dan soal bentuk uraian.

Tes Formatif 1a

1. Suatu soal dikatakan memiliki tingkat kesukaran seimbang, jika…

a. Soal terlalu sukar

b. Soal terlalu sedang

c. Tidak terlalu sukar

d. Terlalu Mudah

e. Tidak sukar dan tidak mudah

2. Suatu soal memiliki indeks tingkat kesukaran soal sukar, maka bilangan yang tepat untuk

menyatakannya adalah…

a. 0,31

b. 0,25

c. 0,81

d. 0,70

e. 1,00

3. Apabila suatu soal memiliki indeks tingkat kesukaran sebesar 0,00 artinya…

a. Soal mudah

b. Soal sukar

Page 8: Analisis Pokok Uji

c. Soal perlu direvisi

d. Soal gagal

e. Soal sedang

4. 36 orang peserta didik SMA di tes dalam mata pelajaran Biologi. Dari seluruh peserta didik

tersebut, ada 25 orang yang dapat menjawab dengan benar pada soal nomor 1. Dengan

demikian, proporsi untuk tingkat kesukaran soal no 1 itu adalah…

a. 0, 30 mudah

b. 0,36 sukar

c. 0, 70 sukar

d. 0,53 sedang

e. 0,69 sedang

5. 27 orang peserta didik SMA di tes dalam mata pelajaran Biologi dengan 5 soal essay. Dari

seluruh peserta didik tersebut, ada 15 orang yang dapat menjawab dengan benar pada soal

nomor 1. Skor maksimal 5 dan skor minimal 0. Dengan demikian, tingkat kesukaran soal no

1 itu adalah…

a. 0, 815

b. 0,185

c. 0, 30

d. 1,08

e. 0, 018

Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif 1a yang terdapat di

bagian akhir modul ini dan hitunglah jumlah jawaban yang benar. Untuk mengetahui tingkat

penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1, gunakanlah rumus sebagai berikut :

Kriteria tingkat penguasaan:

80 – 100 = Baik Sekali

70 – 79 = Baik

Page 9: Analisis Pokok Uji

60 – 69 = Cukup

40 – 59 = Kurang

< 40 = Kurang Sekali

Jika tingkat penguasaan Anda 70 % atau lebih, berarti Anda berhasil. BAIK! Anda dapat

meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Jika masih di bawah 70 %, Anda harus mengulang

materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.