ANALISIS PETROFISIKA MENGGUNAKAN IP
-
Upload
fenty-maretta -
Category
Documents
-
view
1.353 -
download
2
Transcript of ANALISIS PETROFISIKA MENGGUNAKAN IP
ANALISIS PETROFISIKA BRF BERDASARKAN DATA LOG PENGEBORAN SUMUR ‘KP-03’ DI STRUKTUR ‘KP’ CEKUNGAN SUMATERA SELATAN
Fenty Ria Maretta (1015051021)
Presentasi Hasil Kerja Praktek
Outline
Pendahuluan Latar belakang Tujuan
Tinjauan Pustaka Geologi regional pengamatan Litologi dan stratigrafi daerah
Teori Dasar Diagram Alir Penelitian Pembahasan
Analisis kurva log Interpretasi IP Analisis kuantitatif dan kualitatif
Kesimpulan
Pendahuluan
Latar BelakangSecara general, kondisi dalam sumur pengeboran dapat diketahui dengan dua cara; pengambilan sampel core dan interpretasi menggunakan metoda logging dengan parameter petrofisika. Pengambilan sampel core adalah cara terbaik untuk memastikan isi dan kualitas sebuah sumur hidrokarbon, namun memakan biaya dan waktu. Karena itu alternatif terbaik yang digunakan para geofisikawan untuk mengetahui isi sumur hidrokarbon adalah metoda logging dengan parameter petrofisika. Pada kerja praktek kali ini, analisis sumur hidrokarbon dilakukan dengan menggunakan software Interactif Petrophysics (IP).
Tujuan Secara khusus tujuan dari Kerja Praktek ini adalah:
Menginterpretasi data log sumur “KP-03” menggunakan software Interactive Petrophysics.
Mendapatkan nilai porositas (Ф), volume clay (Vcl), water saturation (Sw) dan nett pay, jenis fluida pengisi sumur “KP-03” berdasarkan Analisis petrofisika.
Tinjauan Pustaka
GEOLOGI REGIONAL PENGAMATAN
Cekungan Sumatera Selatan (South Sumatra Basin) dibatasi oleh Paparan Sunda di timurlaut, daerah ketinggian Lampung (Lampung High) di Tenggara, Pegunungan Bukit Barisan di baratdaya serta Pegunungan Dua Belas dan Pegunungan Tiga Puluh (Tiga Puluh High) di baratlaut.Secara tektonis Cekungan Sumatra Selatan terbentuk akibat kompresi antara Lempeng Eurasia dan Lempeng India pada umur Mesozoik Tengah dan selanjutnya selama masa Paleosen hingga Miosen Awal terjadi fase ekstensi yang diikuti proses inversi, sehingga terjadi pengangkatan basement yang mempunyai implikasi terhadap proses sedimentasi dan stratigrafi.
Pertamina, 2006
Litologi dan stratigrafi.Urutan formasi batuan yang telah tertembus oleh pemboran sumur-sumur di Struktur KP, dari bawah ke atas adalah sebagai berikut :
1. Formasi Lahat.2. Formasi Talang Akar3. Formasi Baturaja4. Fomasi Gumai5. Formasi Air Benakat.
Urut-urutan stratigrafi dari tua ke muda di struktur KP (Koesoemadinata, 1980) :
6. Pre-Tertiary Basement (BSM)
7. Formasi Lahat (LAF)8. Formasi Talang Akar (TAF)9. Formasi Baturaja (BRF)10. Formasi Gumai (GUF)11. Formasi Air Benakat (ABF)12. Formasi Muaraenim (MEF)13. Formasi Tuff Kasai (KAF)14. Endapan Kuarter
Pert
amin
a, 2
006
Litologi dan stratigrafi...
1. Formasi Lahat (LAF)
Litologi terdiri dari shale abu-abu hingga coklat tua, non-karbonatan pada bagian atas dan karbonatan di bagian bawah, dengan sisipan batupasir yang tidak terkonsolidasi baik. Sehingga shale yang berasal dari lingkungan lacustrine ini dapat menjadi batuan induk
Karakteristik log Benakat Shale menunjukkan, bahwa pada bagian atas memiliki nilai GR yang tinggi dan nilai PEF yang kecil (diinterpretasikan diendapkan pada lingkungan transisi), sedangkan di bagian bawah dengan nilai GR kecil dan PEF besar (diendapkan di laut dangkal).
2. Formasi Talang Akar (TAF)
Formasi Talang Akar di Struktur KP terdiri dari shale berwarna coklat muda, karbonan, berselang-seling dengan batupasir (clean sand), berwarna coklat muda hingga coklat tua, berukuran pasir halus – sedang, kadang-kadang mengandung pirit dan sisipan tipis batubara. Formasi ini merupakan batuan reservoar utama di Struktur Benuag, dengan ketebalan formasi lebih dari 1000 m.
Litologi dan stratigrafi...
3. Formasi Baturaja (BRF)
Di Struktur KP, Formasi Baturaja diendapkan secara selaras di atas Formasi Talang Akar. Tersusun atas shale berwarna coklat keabuan, gampingan, mengandung pirit, berselang-seling dengan batugamping berwarna coklat keabuan, berfragmen koral, dan mengandung gloukonit. Formasi ini umumnya sangat tight dengan ketebalan rata-rata 35 m. Sifat fisik yang tight tersebut membuat BRF bertindak sebagai super seal di daerah Gunung Kemala.
4. Formasi Gumai (GUF)
Di Struktur KP Formasi Gumai diendapkan secara selaras di atas Formasi Baturaja. Formasi ini terdiri dari lapisan tebal Shale berwarna abu-abu muda hingga coklat muda, kadang gampingan dan mengandung pirit, dengan sisipan tipis batupasir, batupasir gampingan.
Litologi dan stratigrafi...
5. Formasi Air Benakat (ABF)
Sebelumnya Formasi Air Benakat, Formasi Muaraenim dan Formasi Kasai, disatukan menjadi Formasi Palembang. Formasi Air Benakat terdiri dari shale berwarna abu-abu muda hingga coklat muda berselang-seling dengan batupasir, mengandung karbon, dengan sisipan tipis batugamping.
TER
SETR
IAL
LITH
OR
AL
NER
ITIC
NER
ITIC
DEE
P
AtasTengahBawah
FORMASI
TEB
AL (m
)
LIITOLOGI
Tuff ungu, hijau, merah dan coklat, lempung tuffan, breksi dan konglomerat.
Napal, lempung, serpih, serpih lanauan, kadan-kadang gamping dan pasir tipis, Globigerina biasa terdapat
Napal, gamping terumbu dan gamping lempungan
Pasir, pasir gampingan, lempung, lempung pasiran sedikit batubara, pasir kasar pada dasr penampang di banyak tempat.
2200
0-16
00
- 110
00
- 300
Pasir, lanau, lempung, aluvial.
Kerikil, pasir tuffan, dan lempung konkresi vulkanik, tuff batuapung
Lempung, lempung pasiran, pasir dan lapisan tebal batubara.
Lempung pasiran dan napalan, banyak pasir dengan glaukonit, kadang gampingan.
150
- 750
Bat
u R
aja
Tala
ngak
arLA
FK
asai
Mua
ra E
nim
Air
Ben
akat
Gum
ai
Koesoemadinata, 1980
Teori Dasar
Logging dan Evaluasi kandungan HC
Proses invasi ke dalam borehole
(Miftahul Firdaus, Elnusa)
Nomenclature:Borehole:
Rm = Resistivity of mud. Rmc = Resistivity of mud cake.
Flushed Zone: Rmf = Resistivity of mud filtrate. RXO = Resistivity of flushed zone. SXO = Water Saturation of flushed zone.
Uninvaded or Virgin Zone: RT = True resistivity of formation. RW = Resistivity of formation water. SW = Formation Water Saturation. RS = Resistivity of adjacent bed or shoulder bed resistivity. di = Diameter of invasion. dh = Borehole diameter. h = Bed thickness.
Invasi pada Borehole dan Hubungannya dengan Resistivitas.
1. Flushed zone (df.) : zona yang terkontaminasi, zonasi lumpur masuk kelapisan permaeble formasi.
Mengandung “Mud Filtrate” (Rm )Mengandung “Residual Hydrocarbon”Punya Resistivitas Batuan Rxo.Tebal ~ 6 inches, tapi bisa lebih atau kurang
2. “Transition zone” (dj.)Rentangnya bisa beberapa feet.
3. Undisturbed zone: zona yang tidak tersentuh lumpur pengeboran sehingga bisa dikatakan memiliki resistivitas sebenarnya.
Punya Resistivitas Air Formasi (Rw), Resistivitas Batuan (Rt), dan Water Saturation (Sw) .
Hukum Archie.A. Resistivitas Air Formasi.
“Dengan mengukur besar arus I dan voltage V, maka resistivitas air formasi (Rw)” dihitung :
V Rw = ----- [ ohmm]
I
B. Resistivitas Batuan (Rt).Batuan dalam terisi oleh air formasi dan minyak. “Makin kecil Sw makin banyak minyak dalam pori & makin besar Rt makin besar resistivity index (I).”
Jadi I dan Sw berbanding terbalik: 1 I = ---------
Sw n
Dimana n = Saturation exponent, kira-kira = 2
Persamaan ini dikenal sebagai Archie Formula. Rumus ini dipakai sebagai Dasar Interpretasi Data Log sampai sekarang.
F. RwSw n = --------------
Rt
Prinsip Pengukuran Logging :
Mengukur Resistivitas sebuah Reservoir (R1). Kemudian ukur Resistivitas Reservoir lain yang diketahui mengandung air (R2).Dapat disimpulkan bahwa jika (R1) > (R2), maka ada HC dalam reservoir (R1)
Evaluasi Formasi
Formation Evaluation dilakukan dengan memakai 3 log :
Log yang menunjukkan Zona Permeabel.
Spontaneous Potential Gamma Ray
Log Yang Mengukur Resistivitas Formasi
Deep Induction Deep Laterolog
Log Yang Mengukur Porositas.
Density Neutron Sonic
Log yang menunjukkan Zona Permeabel fomasi
Log SP
Log SP adalah rekaman perbedaan potensial listrik antara elektroda di permukaan dengan elektroda yang terdapat di lubang bor.
Defleksi negative akan terjadi bila salinitas kandungan dalam lapisan lebih besar dari salinitas lumpur, sedangkan defleksi positif terjadi bila salinitas kandungan dalam lapisan lebih kecil dibandingkan salinitas lumpur.
“SP log hanya dipakai dengan dasar salt water drilling muds.”
Log Gamma Ray
Log Gamma Ray adalah rekaman radioaktivitas alamiah. Radioaktivitas alamiah yang ada di formasi timbul dari elemen-elemen Uranium (U), Thorium (Th), Potasium (K).
Elemen tersebut biasanya banyak dijumpai pada shale / clay, maka, log GR sangat berguna berguna untuk mengetahui besar / kecilnya kandungan shale dalam lapisan permeable.
Maka dari itu, log GR secara luas digunakan dalam interpretasi batuan, pasir- serpih untuk menghitung volume dari shale (Vsh). Prinsipnya adalah interpolasi linear dari pembacaan pasir dan serpih
(Malcom Rider, 2002)
(ensiklopediseismik.blogspot.com, 2014)
Log yang mengukur resistivitas formasi
Alat-alat yang digunakan untuk mencari nilai resistivitas (Rt) terdiri dari dua kelompok yaitu Laterolog dan Induksi.
Log resistivity merupakan log elektrik yang digunakan untuk mengetahui indikasi adanya zona yang mengandung air ataupun hidrokarbon, zona permeabel dan zona berpori.
Kontras karakteristik resolusi lapisan dari alat resistivitas dan aplikasi geologinya
(schulmberger, 1999)
Log yang mengukur porositas
Aplikasi Log Densitas
Log density mengukur berat jenis batuan yang dipakai untuk menentukan porositas batuan.Bersama log neutron, lithologi batuan dan tipe fluida yang dikandung batuan dapat ditentukan.Log density dapat membedakan minyak dari gas dalam ruang poripori karena fluida fluida tadi berbeda berat jenisnya.Alat density yang modern juga mengukur PEF (photoelectric effect) yang berguna untuk menentukan lithologi batuan, mengidentifikasi adanya heavy minerals dan untuk mengevaluasi clay.
Application Log Neutron
Alat Neutron dipakai untuk menentukan primary porosity batuan, yaitu ruang pori pori batuan yang terisi air, minyak bumi atau gas.
Bersama log lain misalnya log density, dapat dipakai untuk menentukan jenis batuan /litologi serta tipe fluida yang mengisi pori pori batuan.
QC/Interpretations.
Densitas shales biasanya lebih kecil dari density batuan yang bebas dari lempung (clean formation). Oleh sebab itu porositas shales lebih tinggi dari porositas batuan.Pada pemakaian “limestone compatible scales”, maka:
Dalam clean limestone RHOB dan NPHI akan overlay dalam shales RHOB akan berada disebelah kanan NPHI,Dalam limestone yang mengandung gas, NPHI ada disebelah kanan RHOB.Dalam clean sand yang mengandung air, NPHI disebelah kanan RHOB dengan jarak 6-7 p.u.Dalam dolomite RHOB ada disebelah kanan NPHI, mirip seperti dalam shale namun gamma ray biasanya punya harga lebih rendah dalam dolomite.
Pada pemakaian “Sandstone compatible scales”,maka: Dalam batuan sandstone kurva RHOB dan NPHI akan overlay.Karena PEF air, hidrogen dan oksigen adalah hampir zero, maka effect porosity terhadap PEF sangat kecil dan basic lithology biasanya dapat ditentukan langsung dari kurva PEF.
Diagram alir penelitian
Hasil dan Pembahasan
Log Header
Polimer KCL dengan PH 9 menjadikan kurva defleksi SP melenceng ke kiri, karena itu dalam kasus sumur KP-03 maka kurva SP tidak diperhitungkan.
Borehole temperatur adalah suhu temperatur tertinggi yang diukur oleh alat, nilai BHT nantinya dimasukkan dalam mineral solver.
TRACK TRIPLE COMBO
Track triple combo adalah hasil pengolahan data LAS pertama yang didapatkan. Pada gambar track disamping disimpulkan mesin pengeboran telah menembus dua formasi, yaitu GUF dan BRF.Lapisan pertama memperlihatkan gamma ray tinggi, resistivity rendah dan tak ada persilangan RHOB dan NPHI. Lapisan tersebut lebih cocok untuk diasumsikan sebagai perangkap. Berdasarkan data geologi, jenis batuan yang terdapat dalam litologi ini adalah shallysand yang merupakan perselingan batu serpih dan lempung.
GUF
BRF
Nilai gammaray rendah, resistivity 2-200, RHOB-NPHI yang bersilangan yang merupakan ciri hidrokarbon muncul di litologi formasi kedua, Diasumsikan sebagai reservoar. Berdasarkan hasil geologi, diketahui jenis batuan formasi ini adalah formasi bersih batu gamping.Dengan mengidentifikasi karakteristik bentuk atau defleksi kurva log untuk membedakan formasi, membedakan lapisan batuan permeabel dan non permeabel, serta identifikasi fluida pengisi reservoar, berarti telah dilakukan analisa kualitatif awal.
Interpretasi dengan IP
Proses memasukkan nilai temperatur dari log header kedalam IP
Parameter petrofisikaData core berfungsi sebagai generate data RHOB untuk mendapatkan crossplot RHOB Calcite. Data X-ray diffraction berguna untuk mengukur persentase kehadiran lempung dalam kedalaman tertentu. Dan data air formasi berguna untuk pembacaan kurva log dan juga pengisian data dalam mineral solver pada langkah berikutnya.
Modelling petrophysics
Input modelling
Analisa kuantitatif
Crossplot antara porositas-saturasi air.Crossplot antara porositas-volume clay
Melihat hasil crossplot maka dapat disimpulkan bahwa hasil analisa kuantitatif formasi baturaja pada sumur KP-03 adalah :•Porositas efektif : 7%•Saturasi air : 79%•Volume clay : 39%
Analisa kuantitatif
Zona daerah prospekZona potensial
Zona potensial
Terimakasih