ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4...

97
ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN Studi Kasus di Unit Pelaksana Teknis Daerah Rumah Potong Hewan Dinas Pertanian Kota Surakarta SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh: Antonius Wasi Wanggono NIM: 122114031 PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4...

Page 1: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA

LINGKUNGAN

Studi Kasus di Unit Pelaksana Teknis Daerah Rumah Potong Hewan Dinas

Pertanian Kota Surakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Antonius Wasi Wanggono

NIM: 122114031

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

i

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA

LINGKUNGAN

Studi Kasus di Unit Pelaksana Teknis Daerah Rumah Potong Hewan

Dinas Pertanian Kota Surakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Antonius Wasi Wanggono

NIM: 122114031

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Anda harus menjadi ANEH terlebih dahulu untuk mencapai

KESUKSESAN dalam hidup anda”

(Antonius Wasi Wanggono)

“Jika anda adalah seorang IDEALIS, maka JANGAN PERNAH

mempunyai TAKUT dalam setiap langkah yang anda ambil”

(Maria Magdalena Sunarmi)

“Wasi Wanggono mempunyai arti orang yang PINTAR mencari UANG

segede GAJAH”

(Johanes Wagimin Hardjono Atmojo)

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus

Kedua orang tua saya MM. Sunarmi dan J. Wagimin Hardjono Atmojo

Ketiga kakak saya Mbak Yuni, Mas Wahyu dan Mas Didit

Seluruh keluarga dan teman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI-PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN

(Studi kasus di Unit Pelaksana Teknis Daerah Rumah Potong Hewan

Dinas Pertanian Kota Surakarta)

dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 11 Agustus 2016 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi

ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil

dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol

yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang

saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian

atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan

orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak,

dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil

tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahawa saya ternyata melakukan

tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya

sendiri, berarti gelar dan ijasah saya yang telah diberikan oleh universitas batal

saya terima.

Yogyakarta, 31 Agustus 2016

Yang membuat pernyataan,

Antonius Wasi Wanggono

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Antonius Wasi Wanggono

Nomor Mahasiswa : 122114031

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN

(Studi Kasus di Unit Pelaksana Teknis Daerah Rumah Potong Hewan

Dinas Pertanian Kota Surakarta)

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-

ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 31 Agustus 2016

Yang menyatakan

Antonius Wasi Wanggono

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yesus Kristus dan Bunda

Maria, yang telah memberikan cinta, berkat, kekuatan, keberanian, dan kasih

sayang kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan

skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana

pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini peneliti memperoleh bantuan,

bimbingan, dukungan, serta arahan dari berbagai pihak. Peneliti mengucapkan

terima kasih tak terhingga kepada:

1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata

Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan

mengembangkan kepribadian kepada peneliti.

2. Dr. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sanata Dharma.

3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA., selaku Ketua Program Studi

Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

4. Drs. Gabriel Anto Listianto M.S.A., Akt., selaku Dosen Pembimbing yang

telah banyak meluangkan waktu untuk memberi bimbingan dan arahan

dalam penyusunan skripsi ini.

5. Dr. Fransisca Ninik Yudianti, M.Acc., QIA., selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang selalu membimbing dan memberikan nasehat-nasehat

kepada peneliti selama proses pembelajaran di Universitas Sanata Dharma.

6. Ir. Tri Ananto MR., M.Si., selaku Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah

Rumah Potong Hewan Surakarta yang telah memberikan ijin dan

meluangkan waktu untuk berbagi informasi yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan penelitian ini.

7. Pihak Bakesbangpol Yogyakarta, BPMD Provinsi Jawa Tengah, Kesbangpol

Linmas Surakarta dan Bappeda yang telah menerbitkan dan memberikan ijin

kepada peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

viii

8. MM. Sunarmi S.Pd., dan J. Wagimin Hardjono Atmojo yang telah

membesarkan dan memberikan nasehat, dukungan, doa serta pengharapan

kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini.

9. Mbak Yuni, Mas Wahyu, dan Mas Didit yang selalu bertanya kapan kelar

kerjain skripsi.

10. Teman-teman MPT kelas Pak Anto, Akuntansi kelas A, dan Mitra

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan dukungan

dan nasehat.

11. Hewan-hewan kesayangan di kost 2 ekor ball python, 2 ekor common

snapping turtle, 3 ekor green iguana, 4 ekor chinemys, 1 ekor indian star,

dan 1 ekor ambon yang merepotkanku saat di kost.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena

itu peneliti mengharapkan kritik dan saran. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat

bagi pembaca

Yogyakarta, 31 Agustus 2016

Antonius Wasi Wanggono

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ........................................ v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..................................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... vii

HALAMAN DAFTAR ISI .............................................................................................. ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ...................................................................................... xi

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xii

ABSTRAK ....................................................................................................................... xii

ABSTRACT .................................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6

C. Batasan Penelitian ........................................................................................ 6

D. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6

E. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6

F. Sistematika Penelitian .................................................................................. 7

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................................ 9

A. Lingkungan .................................................................................................. 9

1. Lingkungan ............................................................................................ 9

2. Pencemaran Lingkungan ....................................................................... 9

3. Pengertian Limbah ............................................................................... 10

4. Sumber Limbah Cair Lingkungan ....................................................... 10

B. Akuntansi Lingkungan ............................................................................... 12

1. Pengertian Akuntansi Lingkungan ...................................................... 12

2. Tujuan Akuntansi Lingkungan ............................................................ 12

C. Biaya .......................................................................................................... 13

1. Pengertian Biaya .................................................................................. 13

2. Pengertian Biaya Lingkungan ............................................................. 14

D. Tahap-Tahap Perlakuan Akuntansi Biaya Lingkungan.............................. 16

1. Pengidentifikasi ................................................................................... 16

2. Pengakuan ............................................................................................ 17

3. Pengukuran .......................................................................................... 18

4. Penyajian ............................................................................................. 20

5. Pengungkapan ...................................................................................... 20

E. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 21

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................... 24

A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 24

B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 24

C. Subjek dan Objek Penelitian ...................................................................... 25

D. Jenis dan Sumber Data ............................................................................... 25

E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 26

F. Teknik Analisis Data .................................................................................. 27

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

x

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ....................................................... 29

A. Sejarah Rumah Potong Hewan Surakarta .................................................. 29

B. Visi, Misi, Motto, dan Janji Layanan

Rumah Potong Hewan Surakarta ............................................................... 31

C. Struktur Organisasi dan Tugas Struktur Jabatan

Rumah Potong Hewan Surakarta ............................................................... 32

D. Jenis-Jenis Pelayanan Pemeriksaan dan Tarif Retribusi

Rumah Potong Hewan Surakarta ............................................................... 36

E. Prosedur Operasional (SOP) Rumah Potong Hewan Surakarta

pada Ternak Sapi ........................................................................................ 37

F. Estimasi Waktu Proses Pemotongan Hewan Ternak

Rumah Potong Hewan Surakarta ............................................................... 39

G. Jenis-Jenis Limbah Rumah Potong Hewan Surakarta ................................ 40

H. Alur Pengolahan Limbah Cair Rumah Potong Hewan Surakarta .............. 43

BAB V ANALISIS DATA dan PEMBAHASAN ...................................................... 47

A. Deskripsi Hasil Penelitian ......................................................................... 47

B. Analisis Data .............................................................................................. 53

C. Pembahasan ................................................................................................ 68

BAB VI PENUTUP ....................................................................................................... 72

A. Kesimpulan ................................................................................................ 72

B. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 73

C. Saran........................................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 75

LAMPIRAN..................................................................................................................... 77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Daftar Tarif Retribusi Rumah Potong Hewan Surakarta ............................. 37

Tabel 4.2 Daftar Jenis Pemeriksaan dan Estimasi Waktu Pemotongan

Hewan Ternak Rumah Potong Hewan ....................................................... 39 Tabel 5.1 Daftar Akun Rumah Potong Hewan Surakarta ............................................ 48

Tabel 5.2 Perbandingan Identifikasi Biaya Lingkungan menurut

Rumah Potong Hewan dengan menurut Hansen & Mowen ........................ 54

Tabel 5.3 Perbandingan Pengakuan Biaya Lingkungan antara Rumah

Potong Hewan dan Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian

Laporan Keuangan (KDPPLK) .................................................................... 57

Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong

Hewan dan Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian

` Laporan Keuangan (KDPPLK) .................................................................... 59

Tabel 5.5 Perbandingan Penyajian Biaya Lingkungan antara

Rumah Potong Hewan dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) ............... 62

Tabel 5.6 Perbandingan Pengungkapan Biaya Lingkungan antara

Rumah Potong Hewan dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) ............... 64

Tabel 5.7 Kesesuaian Perlakuan Akuntansi Biaya Lingkungan

Rumah Potong Hewan Surakarta dengan Teori dan

Standar yang Digunakan .............................................................................. 66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Tembok Bangunan Rumah Potong Hewan Surakarta ................................ 30 Gambar 4.2 Struktur Organisasi Rumah Potong Hewan Surakarta ................................ 33 Gambar 5.1 Alur Pengolahan Limbah Cair Rumah Potong Hewan Surakarta ............... 44

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

xiii

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN

Studi Kasus di Unit Pelaksana Teknis Daerah Rumah Potong Hewan Dinas Pertanian

Kota Surakarta

Antonius Wasi Wanggono

122114031

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2016

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perlakuan akuntansi biaya

lingkungan Rumah Potong Hewan Surakarta. Perlakuan akuntansi biaya

lingkungan dimulai dari identifikasi, pengakuan, pengukuran, penyajian, dan

pengungkapan.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data diperoleh dengan wawancara dan

dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif

komparatif. Teknik analisis data menggunakan analisis hasil wawancara. Analisis

hasil wawancara dibandingkan dengan teori Hansen Mowen, Kerangka Dasar

Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan serta Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rumah Potong Hewan Surakarta tidak

melakukan perlakuan akuntansi biaya lingkungan. Hasil tersebut disimpulkan

karena Rumah Potong Hewan Surakarta tidak melakukan identifikasi, identifikasi,

pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan.

Kata kunci: perlakuan akuntansi, biaya lingkungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

xiv

ABSTRACT

AN ANALYSIS THE ACCOUNTING TREATMENT OF

ENVIRONMENTAL COST A Case Study on Rumah Potong Hewan Dinas Pertanian Kota Surakarta

Antonius Wasi Wanggono

122114031

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2016

The purpose of this research is to find out the environmental cost accounting

treatment Rumah Potong Hewan Surakarta. Environmental cost accounting

treatment starts from the identification, recognition, measurement, presentation,

and disclosure.

Type of this research is a case study. The data was obtained by interviewing

and documentation. Data analysis in this study uses comparative descriptive

method. Data analysis techniques was done by comparing results of the interview.

The results of interview compared with the Hansen Mowen theory, basic

framework for the preparation of the presentation of the financial statements and

the statement of financial accounting standards.

The result shows that Rumah Potong Hewan Surakarta accounting treatment

does not treat the environmental cost in accordance with the Hansen Mowen

theory, basic framework for the preparation of the presentation of the financial

statements and the statement of financial accounting standards.

Key words: accounting treatment, environmental cost

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Isu lingkungan tidak lagi menjadi suatu isu yang baru. Permasalahan

lingkungan semakin menarik untuk dikaji seiring dengan perkembangan era

industri. Era industri tersebut dimanfaatkan oleh manusia untuk meningkatkan

kualitas hidup, namun di sisi lain peningkatan jumlah industri tersebut

berbanding lurus terhadap peningkatan pencemaran yang dihasilkan dari

proses produksi perusahaan (Putri, 2016).

Menurut UU 32 Nomor Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup, limbah diartikan sebagai masuk atau

dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam

lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu

lingkungan hidup yang telah ditetapkan.

Menurut Peraturan Menteri Pertanian Nomor 13 Tahun 2010, Rumah

Potong Hewan merupakan suatu bangunan atau komplek bangunan dengan

desain dan syarat tertentu yang digunakan sebagai tempat memotong hewan

bagi konsumsi masyarakat umum. Rumah Potong Hewan Surakarta adalah

entitas pemerintah yang bergerak dalam bidang penyembelihan hewan ternak.

Rumah Potong Hewan Surakarta sebagai pelaku bisnis bergerak leluasa dalam

kegiatan produksi di sekitar lingkungan masyarakat. Rumah Potong Hewan

Surakarta tidak terlepas dari limbah industri terutama limbah yang berbentuk

cair.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

2

2

Limbah cair yang dihasilkan oleh Rumah Potong Hewan Surakarta

terdiri dari limbah hijau dan merah. Jika limbah cair jika dibuang ke

lingkungan sekitar, maka dapat mengancam kesehatan dan kelangsungan

makhluk hidup sekitar. Rumah Potong Hewan Surakarta perlu menyajikan

biaya lingkungan sebagai bentuk tanggung jawab lingkungan.

Terkait tanggung jawab yang dibebankan pada rumah potong hewan atas

pengolahan limbah industri. Rumah potong hewan harus mengeluarkan biaya

lingkungan terkait pengolahan limbah industri. Menurut Gunawan (2012),

biaya lingkungan adalah biaya yang ditimbulkan akibat terdapat kualitas

lingkungan yang rendah, sebagai akibat dari proses produksi yang dilakukan

perusahaan. Biaya lingkungan perlu dilaporkan secara terpisah berdasarkan

klasifikasi biaya (Aditya, 2014). Hal ini dilakukan agar laporan biaya

lingkungan dapat dijadikan informasi yang dapat dipahami untuk

mengevaluasi kinerja operasional perusahaan yang berdampak pada

lingkungan. Beberapa kasus pelaporan dan perhitungan biaya terkait

pengolahan limbah tidak selalu sama dalam setiap perusahaan. Hal ini

disebabkan karena Standar Akuntansi Keuangan (SAK) belum diatur secara

baku tentang bagaimana proses perlakuan akuntansi biaya yang telah

dikeluarkan untuk pengolahan limbah (Mulyani, 2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

3

3

Penelitian yang dilakukan oleh Moedjanarko (2013) pada PT. Wonosari

Jaya Surabaya menyatakan bahwa environmental cost diklasifikasikan dalam

penggabungan biaya pencegahan dan deteksi lingkungan, penggabungan biaya

kegagalan eksternal dan biaya kegagalan eksternal lingkungan telah

diklasifikasikan dan diidentifikasikan menurut model penelitian Hansen dan

Mowen. Penelitian lain yang menggunakan model identifikasi yang sama

adalah penelitian yang dilakukan oleh Meilanawati (2013) pada PT. Semen

Indonesia, penelitian ini membandingkan biaya-biaya lingkungan yang

dilakukan perusahaan dengan model klasifikasi biaya lingkungan. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa perusahaan tidak mencatat semua biaya

lingkungan sesuai dengan teori yang digunakan sehingga menimbulkan

penyimpangan untuk perbaikan, proyek perlindungan lingkungan, dan lain-

lain.

Penelitian yang dilakukan oleh Elyafei (2012) pada RSUD Tarakan

Jakarta, penelitian ini menggunakan analisa perlakuan akuntansi lingkungan

berdasarkan teori Hansen dan Mowen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

rumah sakit telah mengidentifikasi semua biaya, namun biaya kegagalan

eksternal belum dilakukan oleh rumah sakit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

4

4

Beberapa penelitian terdahulu yang mengacu pada Kerangka Dasar

Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK) dan konsep

akuntansi lain yang terkait adalah penelitian yang dilakukan oleh Putri (2016)

pada PT SUB Unit Jember. Hasil yang didapati adalah bahwa perusahaan

telah mengidentifikasi, mengakui, mengukur dan menyajikan sesuai dengan

konsep teori yang digunakan, namun pengungkapan yang dilakukan belum

sesuai dengan konsep teori yang ada.

Penelitian yang menggunakan Kerangka Dasar Penyusunan dan

Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK) seperti yang dilakukan oleh

Kusumawati (2015) pada RSUD DR. R. Koesma Tuban. Hasil penelitian

didapati bahwa rumah sakit telah mengidentifikasi beberapa biaya lingkungan

dan mengakui beban serta pendapatan dari kegiatan pengolahan limbah.

Penelitian yang dilakukan oleh Aditya (2014) pada PT. Swasti Siddhi Amagra,

penelitian tersebut menggunakan idenfikasi menurut teori Hansen dan Mowen

serta PSAK. Hasil penelitian tersebut bahwa perusahaan telah mengakui dan

mengukur sesuai dengan kebijakan sendiri, perusahaan belum

mengidentifikasi dan mengungkapkan biaya tersebut sesuai dengan acuan

teori yang digunakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

5

5

Berdasarkan penilitian yang sudah ada, peneliti tertarik untuk mengkaji

mengenai perlakuan akuntansi biaya lingkungan terkait pengolahan limbah

cair. Penelitian ini mengambil Unit Pelaksana Teknis Daerah Rumah Potong

Hewan Dinas Pertanian Kota Surakarta sebagai objek penelitian. Objek ini

dipilih karena rumah potong hewan berpotensi menghasilkan limbah dan

jarang dilakukan penelitian pada tempat tersebut. Penelitian ini juga

menggunakan beberapa acuan untuk menganalisa perlakuan akuntansi biaya

lingkungan.

Proses pengolahan limbah cair pada rumah potong hewan Kota

Surakarta menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). IPAL

dioperasikan untuk mengolah limbah cair yang berasal dari kegiatan produksi.

Seiring proses pengolahan limbah cair terdapat biaya-biaya yang harus

dikeluarkan oleh rumah potong hewan. Seluruh biaya yang berhubungan biaya

lingkungan akan dilakukan analisis mengenai identifikasi, pengakuan,

pengukuran, penyajian, dan pengungkapan. Berdasarkan uraian di atas,

peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Analisis

Perlakuan Akuntansi Biaya Lingkungan”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

6

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, permasalahan dalam penelitian ini

adalah bagaimana perlakuan akuntansi biaya lingkungan di Rumah Potong

Hewan Surakarta?

C. Batasan Penelitian

Penelitian ini peneliti membatasi permasalahan yang akan dibahas antara lain:

Rumah Potong Hewan Surakarta menghasilkan limbah yang berbentuk

padat, cair, dan gas. Penelitian ini hanya akan membahas biaya-biaya yang

terjadi dalam unit kegiatan pengolahan limbah cair mengacu pada teori

Hansen dan Mowen serta SAK 2015.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui perlakuan akuntansi biaya lingkungan Rumah Potong Hewan

Surakarta.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

1. Rumah Potong Hewan Surakarta

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan mengenai

perlakuan akuntansi biaya lingkungan yang tepat untuk Rumah Potong

Hewan Surakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

7

7

2. Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah

pengetahuan, pengalaman, serta menerapkan ilmu-ilmu yang telah

diperoleh di bangku kuliah pada keadaan yang sungguh terjadi di

lapangan.

3. Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi kepustakaan,

sumber referensi bagi mahasiswa dan pihak lain yang membutuhkan.

4. Bagi Badan Penyusun Standar (Dewan Standar Akuntansi Keuangan)

Penelitian ini diharapkan mampu dijadikan wahana untuk mencermati

lingkungan hidup dan mendorong pembakuan peraturan mengenai

akuntansi lingkungan di Indonesia

F. Sistematika Penelitian

Demi mempermudah pemahaman mengenai isi skripsi, penelitian skripsi

ini dibagi menjadi beberapa bab yang terdiri Bab I Pendahuluan, Bab II

Landasan Teori, Bab III Metode Penelitian, Bab IV Gambaran Umum

Perusahaan, Bab V Analisis, dan Pembahasan dan Bab VI Penutup.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat

penelitian, dan sistematika penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

8

8

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang digunakan

sebagai landasan yang berkaitan dengan topik dalam

penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang jenis penelitian, tempat dan

waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, data yang

dicari, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini menguraikan secara singkat tentang sejarah dan

perkembangan Rumah Potong Hewan Surakarta, visi, misi,

tujuan, struktur organisasi, jenis limbah yang dihasilkan

oleh perusahaan, serta pengolahan limbah yang dilakukan

oleh perusahaan.

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan analisis terhadap data yang diperoleh

dalam penelitian dengan dasar teknik analisa data yang

telah ditentukan untuk menjelaskan masalah yang

dikemukakan.

BAB VI PENUTUP

Bab ini menguraikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil

penelitian, keterbatasan penelitian, serta saran-saran yang

diberikan oleh peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Lingkungan

1. Pengertian Lingkungan

Pengertian lingkungan menurut Undang-Undang Replubik Indonesia

Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup pasal 1 ayat 1 adalah:

“Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,

daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia, dan

perilaku, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan

kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.”

2. Pencemaran Lingkungan

Definisi pencemaran lingkungan menurut Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup pada Pasal 1 ayat 14 adalah sebagai berikut:

”Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau

dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen

lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga

melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.”

Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun

disebabkan oleh alam (misal gunung meletus dan gas beracun). Ilmu

lingkungan membahas pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas

manusia yang dapat dicegah dan dikendalikan. Pencemaran lingkungan

tersebut tidak dapat dihindari, yang dapat dilakukan adalah mengurangi

pencemaran, mengendalikan pencemaran, dan meningkatkan kesadaran

dan kepedulian masyarakat agar tidak mencemari lingkungan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

10

10

3. Pengertian Limbah

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi

baik industri maupun doamestik yang dikehendaki lingkungan karena

tidak memiliki nilai ekonomis (Ikhsan, 2009). Menurut UU Nomor 32

Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,

limbah diartikan sebagai sisa suatu usaha atau kegiatan. Berdasarkan

pengertian limbah yang telah dijelaskan di atas, limbah dapat diartikan

sebagai sisa suatu usaha atau kegiatan dari rumah tangga, industri,

pertambangan, dan kegiatan lain yang merupakan bahan berbahaya dan

beracun bagi lingkungan sekitar.

4. Sumber Limbah Cair

Menurut UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup, limbah diartikan sebagai sisa suatu usaha

atau kegiatan. Berdasarkan penjelasan di atas, Pengertian limbah cair

adalah sisa hasil buangan proses produksi atau aktivitas domestik yang

berupa cairan. Limbah cair dapat berupa air beserta bahan-bahan buangan

lain yang tercampur (tersuspensi) maupun terlarut dalam air.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

11

11

Limbah cair dapat diklasifikasikan dalam empat kelompok antara lain:

a. Limbah cair domestik (domestic wastewater), yaitu limbah cair hasil

buangan dari perumahan (rumah tangga), bangunan, perdagangan dan

perkantoran. Contoh: air sabun, air detergen sisa cucian, dan air tinja.

b. Limbah cair industri (industrial wastewater), yaitu limbah cair hasil

buangan industri. Contoh: sisa pewarnaan kain/bahan dari industri

tekstil, air dari industri pengolahan makanan, sisa cucian daging, buah,

atau sayur.

c. Rembesan dan luapan (infiltration and inflow), yaitu limbah cair yang

berasal dari berbagai sumber yang memasuki saluran pembuangan

limbah cair melalui rembesan ke dalam tanah atau melalui luapan dari

permukan. Air limbah dapat merembes ke dalam saluran pembuangan

melalui pipa yang pecah, rusak, atau bocor sedangkan luapan dapat

melalui bagian saluran yang membuka atau yang terhubung

kepermukaan. Contoh: air buangan dari talang atap, pendingin ruangan

(AC), bangunan perdagangan dan industri, serta pertanian atau

perkebunan.

d. Air hujan (storm water), yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air

hujan di atas permukaan tanah. Aliran air hujan dipermukaan tanah

dapat melewati dan membawa partikel-partikel buangan padat atau cair

sehingga dapat disebut limbah cair.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

12

12

Limbah cair yang tidak ditangani atau diolah dengan baik dapat

menimbulkan dampak yang besar bagi pencemaran lingkungan serta dapat

menjadi sumber penyakit bagi masyarakat. Limbah cair industri tidak

terlalu diperhatikan dan dibiarkan terus menerus dalam jangka waktu lama

dapat menjadi masalah bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat.

B. Akuntansi Lingkungan

1. Pengertian Akuntansi Lingkungan

Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan,

mencatat dan mengomunikasikan peristiwa-peristiwa ekonomi dari suatu

oraganisasi kepada para pengguna yang berkepentingan (Weygandt,

2013). Menurut Suartana (2010), akuntansi lingkungan adalah suatu istilah

yang berupaya untuk mengelompokkan pembiayaan yang dilakukan

perusahaan atau pemerintah dalam melakukan konservasi lingkungan ke

dalam pos lingkungan dan praktik bisnis perusahaan.

2. Tujuan Akuntansi Lingkungan

Menurut Hermiyetti dan Dondokambey (2012), tujuan akuntansi

lingkungan adalah:

a. Sebagai alat manajemen lingkungan

Untuk menilai keefektifan kegiatan konservasi berdasarkan ringkasan

dan klasifikasi biaya konservasi lingkungan. Data akuntansi

lingkungan juga digunakan menentukan biaya fasilitas pengelolaan

lingkungan, menilai tingkat keluaran dan capaian tiap tahun agar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

13

13

menjamin perbaikan kinerja lingkungan yang berlangsung secara

terus-menerus.

b. Sebagai alat komunikasi dengan masyarakat

Akuntansi lingkungan digunakan untuk menyampaikan dampak

disampaikan kepada publik. Tanggapan dan pandangan terhadap

akuntansi lingkungan dari para pihak pelanggan dan masyarakat

digunakan sebagai umpan balik perusahaan dalam pengelolaan

lingkungan.

C. Biaya

1. Pengertian Biaya

Pengertian biaya sampai saat ini belum ada kesatuan pendapat dalam

menterjemahkan antara cost dan expense, sehingga mrngakibatkan

kerancuan pengertian. Kerancuan pengertian ini mengakibatkan penjelasan

antara cost dan expense sulit untuk dibedakan, sehingga cost diartikan

expense begitu juga expense diartikan sebagai cost (Firmansyah, 2014).

Menurut Hansen dan Mowen (2009) cost adalah nilai kas atau

ekuivalen kas yang digunakan untuk barang dan jasa yang diperkirakan

untuk membawa manfaat di masa sekarang atau masa depan pada

organisasi. Expense adalah biaya yang telah kadaluwarsa. Menurut Ikatan

Akuntansi Indonesia (2015) bahwa expense adalah penurunan manfaat

ekonomis selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau

penurunan aktiva atau timbul kewajiban yang mengakibatkan penurunan

ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

14

14

2. Pengertian Biaya Lingkungan

Menurut Hansen dan Mowen (2009), biaya lingkungan dapat disebut

biaya kualitas lingkungan (environmental quality costs). Biaya-biaya yang

terjadi karena kualitas lingkungan yang buruk atau kualitas lingkungan

yang buruk mungkin terjadi. Biaya lingkungan dapat diklasifikasikan

menjadi empat kategori:

a. Biaya pencegahan lingkungan (enviromental prevention cost) adalah

biaya-biaya aktivitas yang dilakukan untuk mencegah produksi limbah

atau sampah yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Contoh:

biaya penelitian lingkungan, melatih pegawai, desain proses, dan

produk untuk mengurangi atau menghapus limbah (Hansen dan

Mowen, 2009).

b. Biaya deteksi lingkungan (enviromental detection cost) adalah biaya-

biaya aktivitas yang dilakukan untuk menentukan apakah produk,

proses, dan aktivitas lain di perusahaan telah memenuhi standar

lingkungan yang berlaku atau tidak. Contoh audit aktivitas lingkungan,

pelaksanaan pengujian pencemaran, dan pengukuran tingkat

pencemaran (Hansen dan Mowen, 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

15

15

c. Biaya kegagalan internal lingkungan (enviromental internal failure

cost) adalah biaya-biaya aktivitas yang dilakukan karena produksi

limbah dan sampah, tetapi tidak dibuang ke lingkungan luar. Biaya ini

terjadi untuk menghilangkan dan mengolah limbah dan sampah ketika

produksi. Contoh: pengoprasian peralatan untuk mengurangi atau

menghilangkan polusi, pengolahan dan pembuangan limbah beracun,

dan pemeliharaan peralatan polusi (Hansen dan Mowen, 2009).

d. Biaya kegagalan eksternal lingkungan (environmental external failure

cost) adalah biaya-biaya aktivitas yang dilakukan setelah melepas

limbah atau sampah ke luar lingkungan. Biaya ini terdiri dari dua

macam yaitu: biaya kegagalan yang direalisasi (realized external

failure cost) adalah biaya yang dialami dan dibayarkan oleh

perusahaan dan biaya kegagalan eksternal yang tidak direalisasi

(unrealized external failure cost) atau sering disebut biaya sosial,

disebabkan oleh perusahaan tetapi dialami dan dibayar oleh pihak-

pihak di luar perusahaan (Hansen dan Mowen, 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

16

16

D. Tahap-Tahap Perlakuan Akuntansi Biaya Lingkungan

Menurut Munn (1999), bahwa pencatatan pembiayaan untuk mengelola

sampah-sampah yang dikeluarkan dari hasil sisa produksi suatu usaha

dialokasikan dalam tahap-tahap tertentu yang masing-masing tahap

memerlukan biaya yang dapat dipertanggungjawabkan. Pengelompokkan

dalam tahap analisis lingkungan sebagaimana yang ditentukan dalam Standar

Akuntansi Keuangan (SAK) tersebut antara lain sebagai berikut (SAK, 2015):

1. Pengidentifikasi

Pertama kali entitas hendak menentukan biaya untuk pengelolaan

biaya eksternality yang mungkin terjadi dalam kegiatan operasional usaha

(Sudigyo, 2002). Mengidentifikasi peristiwa-peristiwa ekonomi yang

relevan bagi suatu organisasi tertentu. Setelah teridentifikasi peristiwa-

peristiwa ekonomi tersebut kemudian dicatat untuk menjadi alur aktivitas

keuangan perusahaan. Pencatatan terdiri atas pembuatan jurnal peristiwa-

peristiwa secara sistematis dan kronologis yang diukur dalam satuan mata

uang. Informasi keuangan akan disampaikan melalui laporan-laporan

akuntansi. Agar laporan keuangan bisa bermanfaat, para akuntan

melaporkan data yang tercatat dalam cara yang terstandarisasi (Weygandt,

2013). Sistem akuntansi secara khusus membagi biaya seperti biaya bahan

dan tenaga kerja, biaya manufaktur atau overhead pabrik (biaya

operasional), biaya penjualan, biaya umum dan adminsitrasi, biaya Riset

dan Pengembangan (Ikhsan, 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

17

17

2. Pengakuan

Menurut Suwardjono (2013), pengakuan (recognition) adalah

pencatatan suatu jumlah rupiah (kos) ke dalam sistem akuntansi sehingga

jumlah tersebut akan mempengaruhi suatu pos dan tergambar dalam

laporan keuangan. Prinsip Akuntansi Berlaku Umum memberikan

pedoman tentang kriteria yang harus dipenuhi untuk mengakui pendapatan

atau beban. Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan

paragraf 82 Tahun 2015, pengakuan (recognition) merupakan proses

pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi unsur serta kriteria

pengakuan. Pengakuan dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik

dalam kata-kata maupun dalam jumlah uang. Kerangka Dasar Penyusunan

Penyajian Laporan Keuangan paragraf 83 Tahun 2015, menyatakan bahwa

pos yang memenuhi definisi suatu unsur harus diakui jika:

a. Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos

tersebut akan mengalir dari/ke dalam perusahaan.

b. Pos tersebut mempunyai nilai/biaya yang dapat diukur dengan andal.

Mulyani (2013) berpendapat, apabila unsur-unsur biaya lingkungan

telah diidentifikasi. Kemudian unsur tersebut diakui sebagai akun atau

rekening biaya pada saat penerimaan manfaat dari sejumlah nilai yang

telah dikeluarkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

18

18

3. Pengukuran

Pengukuran (measurement) adalah penentuan jumlah rupiah yang

harus diletakkan pada suatu objek yang terlibat dalam suatu transaksi

keuangan. Jumlah rupiah akan dicatat untuk dijadikan data dasar dalam

penyusunan statemen keuangan. Pengukuran lebih berhubungan dengan

masalah penentuan jumlah rupiah (kos) yang dicatat pertama kali pada saat

suatu transaksi terjadi. Pengukuran disebut juga penilaian (valuation).

Namun penilaian lebih ditujukan untuk penentuan jumlah rupiah yang

harus dilekatkan pada suatu elemen/pos pada saat dilaporkan dalam

statemen keuangan (Suwardjono, 2013).

Menurut Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan

paragraf 99 Tahun 2015, Pengukuran adalah proses penetapan jumlah

uang untuk mengakui dan memasukkan setiap unsur laporan keuangan.

Proses ini menyangkut pemilihan dasar pengukuran tertentu. Sejumlah

dasar pengukuran yang berbeda digunakan dalam derajat dan kombinasi

yang berbeda dalam laporan keuangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

19

19

Menurut Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan

paragraf 100, Sejumlah dasar pengukuran yang berbeda digunakan dalam

derajat dan kombinasi yang berbeda dalam laporan keuangan. Berbagai

macam dasar pengukuran tersebut sebagai berikut:

a. Biaya historis

Aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara kas) yang dibayar

atau sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) yang diberikan

untuk memperoleh aktiva tersebut pada saat perolehan.

b. Biaya kini (current cost)

Aktiva dinilai dalam jumlah kas (atau setara kas) yang seharusnya

dibayar bila aktiva yang sama atau setara aktiva diperoleh sekarang.

c. Nilai realisasi/penyelesaian (realisable/settlement value)

Aktiva dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang dapat

diperoleh sekarang dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal

(orderly disposal).

d. Nilai sekarang (present value)

Aktiva dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di masa depan yang

didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat

memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal.

Meskipun tidak ada dasar yang khusus dalam pengakuan dan

pengukuran biaya lingkungan yang terjadi. Pengakuan dan pengukuran

biaya lingkungan bisa menggunakan kebijakan yang telah diterapkan oleh

perusahaan (Nilasari, 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

20

20

4. Penyajian

Penyajian (presentation) menetapkan tentang cara-cara melaporkan

elemen atau pos dalam seperangkat statemen kuangan agar elemen atau

pos tersebut cukup informatif (Suwardjono, 2013), Menurut PSAK No.1

paragraf 86 Tahun 2015 tentang Penyajian Laporan Keuangan

mengungkapkan bahwa:

“Beberapa entitas juga menyajikan, dari laporan keuangan, laporan

mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah, khususnya

bagi industri, dimana faktor lingkungan hidup adalah signifikan

dan ketika karyawan dianggap sebagai kelompok pengguna

laporan keuangan yang memegang peranan penting.”

5. Pengungkapan

Pengungkapan (disclosure) berkaitan dengan cara pembebanan atau

penjelasan hal-hal informatif yang dianggap penting dan bermanfaat bagi

pemakai laporan keuangan. Memuat standar akuntansi yang berisi tentang

informasi atau objek harus disajikan secara terpisah dari statemen utama,

apakah suatu pos perlu dirinci atau apakah suatu informasi cukup disajikan

dalam bentuk catatan kaki (foot note) (Suwardjono, 2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

21

21

Menurut Ikhsan (2009), pengungkapan memiliki arti tidak menutupi

atau tidak menyembunyikan. Hal tersebut dapat diartikan sebagai

memberikan data untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan. Menurut

PSAK No. 1 paragraf 117 Tahun 2015 tentang Penyajian Laporan

Keuangan, bahwa:

“Entitas dapat mengungkapkan dalam catatan atas laporan

keuangan tentang dasar pengukuran yang digunakan dalam

menyusun laporan keuangan dan kebijakan akuntansi lain yang

diterapkan yang relevan lebih memahami laporan keuangan.”

E. Penelitian Terdahulu

Peniliti dalam menyusun penilitian ini tidak terlepas dari

acuan/penelitian terdahulu yang mempunyai kesamaan topik, analisis, maupun

objek. Berikut ini merupakan penelitian-penelitian terdahulu yang diacu oleh

peneliti antara lain:

Putri (2016) melakukan penelitian dengan tujuan menganalisis

bagaimana perusahaan mengidentifikasi, mengakui, mengukur, menilai,

menyajikan, dan mengungkapkan biaya lingkungan PT Sejahtera Usaha

Bersama Unit Jember. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis

deskriptif. Hasil dari penelitian adalah terdapat beberapa perbedaan antara

praktik yang dilakukan oleh PT Sejahtera Usaha Bersama Unit Jember dengan

KDPPLK dan konsep akuntansi lain yang terkait.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

22

22

Kusumawati (2015) melakukan penilitian dengan tujuan mengetahui

biaya-biaya terkait pengelolaan limbah dan mengetahui perlakuan akuntansi

atas pengelolaan limbah RSUD Dr. R. Koesma Tuban. Teknik analisis

dilakukan dengan membandingkan hasil temuan dengan PSAK No. 1 Paragraf

85 Tahun 2013 tentang Penyajian Laporan Keuangan. Berdasarkan hasil

penelitian dapat diketahui bahwa biaya-biaya terkait pengelolaan limbah

rumah sakit terdiri atas biaya pemeliharaan, biaya bahan bakar, biaya retribusi

dan biaya listrik. Rumah sakit telah melakukan tahapan perlakuan akuntansi

atas pengelolaan limbah,

Aditya (2014) melakukan penilitian dengan tujuan mengetahui alokasi,

pencatatan dan penyajian biaya lingkungan. Penilitaian ini menganalisis biaya

lingkungan dengan model penelitian Hansen dan Mowen serta dibandingkan

dengan PSAK yang terkait. Hasil yang diperoleh bahwa PT Swasti Siddhi

Amagra mengeluarkan biaya-biaya yang terkait dengan aktivitas lingkungan,

namun biaya-biaya tersebut belum diidentifikasi dan disajikan secara khusus

dalam laporan keuangan.

Meilanawati (2013) melakukan penelitian dengan tujuan mengetahui

pengungkapan biaya lingkungan yang dilakukan oleh PT Semen Indonesia.

Metode analisis yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa PT Semen Indonesia belum mencatat biaya

lingkungan secara keseluruhan, namun dalam menyajikan laporan tahunan

perusahaan telah didasarkan pada Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

23

23

Moedjanarko (2013) melakukan penelitian dengan tujuan mengetahui

penerapan akuntansi lingkungan pada PT Wonosari Jaya. Teknik analisis yang

digunakan dengan cara wawancara, observasi dan analisis dokumen. Hasil

dari penelitian ini menunjukkan bahwa environmental cost diklasifikasikan

dalam penggabungan biaya pencegahan dan deteksi lingkungan serta

penggabungan biaya kegagalan eksternal dan biaya kegagalan eksternal

lingkungan telah diklasifikasikan dan diidentifikasikan menurut model

penelitian Hansen dan Mowen.

Elyafei (2012) melakukan penelitian dengan tujuan mengetahui

perlakuan pihak RSUD Tarakan Jakarta terhadap penerapan akuntansi

lingkungan oleh pihak rumah sakit dan proses pengelolaan limbah rumah

sakit. Metode yang digunakan adalah kualitatif dalam pencarian data dan

informasi yang dibutuhkan peneliti. Analisis laporan keuangan dibandingkan

dengan SAK ETAP, PSAK 45 (revisi 2010), dan akuntansi lingkungan terkait

pengidentifikasian, pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan.

Hasil dari penelitian tersebut masih belum ada perlakuan khusus terhadap

akun-akun yang berhubungan dengan pengelolaan limbah rumah sakit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dengan model studi

kasus. Model penelitian ini dijalankan dengan melakukan penelitian terhadap

perusahaan yang bersangkutan. Pendekatan yang dilakukan dalam penilitain

ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data hasil dari penelitian kemudian

diolah, dianalisis, dan ditarik kesimpulan yang hanya berlaku Unit Pelaksana

Teknis Daerah Rumah Potong Hewan Dinas Pertanian kota Surakarta pada

objek yang diteliti dan hanya berlaku pada periode tertentu.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada Unit Pelaksana Teknis Daerah Rumah Potong

Hewan Dinas Pertanian Kota Surakarta yang berlokasi di Jalan Jagalan

No. 26 Surakarta, Kelurahan Jagalan, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta,

Provinsi Jawa Tengah.

2. Waktu Penelitian

Penelitian pada Unit Pelaksana Teknis Daerah Rumah Potong Hewan

Dinas Pertanian Kota Surakarta dilakukan pada 20 Januari sampai dengan

30 April tahun 2016.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

25

25

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sumber dari objek yang akan diteliti dan dikenai

simpulan dari hasil penelitian. Subjek penelitian ini adalah

a. Kepala Rumah Potong Hewan Surakarta

b. Kepala Bagian Pelayanan Umum

c. Bagian Pengolahan Limbah Cair

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah data sebagai objek yang akan diteliti. Objek dari

penelitian ini adalah:

a. Kegiatan-kegiatan yang terkait dengan pengolahan limbah cair

b. Komponen-komponen biaya yang terkait dengan aktivitas pengolahan

limbah cair

c. Perlakuan akuntansi pengolahan limbah cair

D. Jenis Data dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis Data yang diolah dalam penelitian ini adalah data kualitatif.

Data ini mencakup semua data yang menggambarkan fakta dan fenomena

yang terjadi pada Rumah Potong Hewan Surakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

26

26

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer

yang merupakan data yang diperoleh dari wawancara terhadap

narasumber, dan dokumentasi. Data sekunder diperoleh dari laporan-

laporan yang telah di catat oleh Rumah Potong Hewan Surakarta.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara

langsung kepada bagian-bagian yang terkait dengan aktivitas dan

pengolahan limbah cair. Data mengenai fasilitas yang digunakan oleh

Rumah Potong Hewan Surakarta untuk mengolah limbah cair, tahap-tahap

dalam pengolahan limbah cair, komponen biaya yang terkait dengan

pengolahan limbah cair, dan perlakuan akuntansi.

2. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan cara membaca data atau catatan yang

didokumentasikan oleh Rumah Potong Hewan Surakarta yang berkaitan

dengan pengolahan limbah cair yang ada dan perlakuan akuntansi dari

biaya lingkungan yang dilakukan oleh Rumah Potong Hewan Surakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

27

27

F. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan salah satu bagian penting dalam sebuah

penelitian. Kegiatan ini dilakukan setelah peneliti memperoleh data-data yang

dibutuhkan. Tujuan dilakukan analisis data adalah untuk menyederhanakan

data ke dalam bentuk yang mudah diinterpretasikan dan mudah dipahami.

Langkah untuk menjawab permasalahan digunakan teknik analisis deskriptif

komparatif.

Teknik analisis deskriptif komparatif yaitu mendeskripsikan

permasalahan tentang biaya lingkungan yang ada di Rumah Potong Hewan

Surakarta. Proses lalu dilanjutkan dengan membandingkan data yang

diperoleh dari Rumah Potong Hewan Surakarta dengan acuan teori/konsep

akuntansi yang dipakai dan menyajikan data dari hasil penelitian mengenai

komponen-komponen biaya yang berhubungan dengan aktivitas pengolahan

limbah cair. Langkah-langkah dalam teknik analisis deskriptif ini adalah

sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi komponen biaya lingkungan Rumah Potong Hewan

Surakarta menurut Hansen dan Mowen

2. Menganalisis pengakuan biaya lingkungan Rumah Potong Hewan

Surakarta menurut Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan

Keuangan (KDPPLK)

3. Menganalisis pengukuran biaya lingkungan Rumah Potong Hewan

Surakarta menurut Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan

Keuangan (KDPPLK)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

28

28

4. Menganalisis penyajian biaya lingkungan Rumah Potong Hewan Surakarta

menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

5. Menganalisis pengungkapan biaya lingkungan Rumah Potong Hewan

Surakarta menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

6. Menarik kesimpulan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

29

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Rumah Potong Hewan Surakarta

Rumah Potong Hewan adalah suatu komplek bangunan dengan desain

dan syarat tertentu yang digunakan sebagai tempat pemotongan hewan bagi

konsumsi masyarakat luas. Rumah Potong Hewan Kota Surakarta didirikan

oleh Sri Susuhunan Paku Buwono X pada tahun 1903. Pendirian Rumah

Potong Hewan dikarenakan permintaan terhadap daging konsumsi yang terus

meningkat di kalangan Kraton Surakarta maupun masyarakat kota Surakarta.

Lokasi pembangunan Rumah Potong Hewan berada di daerah pinggir kota

Surakarta yang berdekatan dengan Kerkhof (kuburan orang Belanda). Masa

sebelum dibangun Rumah Potong Hewan kawasan tersebut sepi dan jauh dari

pemukiman penduduk. Pasca setelah bangunan Abattoir (tempat pemotongan

hewan) sejumlah jagal atau tukang potong hewan dimukimkan di sekitar

Abattoir oleh pihak Kraton Surakarta. Daerah tersebut lalu dikenal sebagai

kampung Jagalan karena tempat tinggal abdi dalem kraton, khusus abdi dalem

jagal.

Bangunan ini berdiri kokoh pada tengah kampung Jagalan, pada tembok

depan Rumah Potong Hewan Surakarta terdapat tulisan “Pembelehan

Radjakaja”. Tulisan bahasa jawa tersebut mempunyai arti “Pembelehan”

berarti penyembelihan sedangkan “Radjakaja” (ejaan lama) menunjuk pada

pengertian hewan ternak, seperti sapi, babi, dan kambing. Pembelehan

Radjakaja mempunyai arti tempat penyembelihan hewan ternak atau Rumah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

30

30

Potong Hewan. Rumah Potong Hewan Surakarta terletak di Jalan Jagalan No.

26 Kelurahan Jagalan, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, Provinsi Jawa

Tengah.

Sumber: Rumah Potong Hewan Surakarta, 2016

Gambar 4.1: Tembok Bangunan Rumah Potong Hewan Surakarta

Rumah Potong Hewan Surakarta merupakan Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) yang berada dibawah naungan Dinas Pertanian Kota Surakarta.

Rumah Potong Hewan berfungsi untuk menyembelih ternak sesuai dengan

peraturan yang ada. Ternak halal (sapi, kambing, dan kerbau) dilakukan secara

islami berdasarkan fatwa MUI, sedangkan pemotongan ternak haram (babi)

dilakukan dengan pemotongan yang dianggap paling mudah. Rumah Potong

Hewan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan teknis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

31

31

operasional dan kegiatan teknis penunjang Dinas di bidang penanganan

kegiatan teknis di Rumah Potong Hewan sesuai dengan kebijakan teknis yang

ditetapkan oleh Kepala Dinas. Rumah Potong Hewan Surakarta terdiri dari:

1. Rumah Potong Hewan Sapi beralamat di jalan Jagalan no. 26

Surakarta.

2. Rumah Potong Hewan Babi beralamat di jalan Suryo, Jagalan,

Surakarta.

3. Rumah Potong Hewan Kambing beralamat di Wiropaten, Pasar

Kliwon, Surakarta.

Rumah Potong Hewan Surakarta telah mendapatkan sertifikat halal MUI

(Majelis Ulama Indonesia) No. 15023310610 dan sertifikat NKV (Nomor

Kontrol Veteriner) No.RPH337204-022. Persyaratan yang diatur dalam Surat

Keputusan Menteri Pertanian No.55/Kpts/TN.240/9/1995 telah dipenuhi.

B. Visi, Misi, Motto, dan Janji Layanan Rumah Potong Hewan Surakarta

1. Visi

“Menuju Rumah Potong Hewan Modern dengan Pelayanan Prima”

2. Misi

a. Menyediakan produk pangan hewani yang ASUH dan produk

hewan non pangan yang aman dan berkualitas.

b. Melindungi masyarakat konsumen dan sumber daya hewani

melalui pengawasan terhadap pemasukan dan pengeluaran hewan

serta seleksi dan pengendalian pemotongan sapi betina.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

32

32

c. Berkontribusi terhadap terciptanya kehidupan masyarakat Kota

Surakarta yang sehat dan cerdas melalui ketersediaan daging yang

aman untuk dikonsumsi.

d. Memberikan pelayanan yang efektif dan efisien dengan sarana dan

prasarana yang modern.

3. Motto

“Perlakuan dan Penanganan yang Baik, Menghasilkan Produk

Berkualitas yang ASUH”

4. Janji Layanan

a. Memberikan Pelayanan 24 jam

b. Penerapan Kesrawandi Rumah Potong Hewan

c. Prosedur Pelayanan Cepat dan Mudah

C. Struktur Organisasi dan Tugas Struktur Jabatan Rumah Potong Hewan

Surakarta

1. Struktur Organisasi

Setiap perusahaan publik maupun organisasi-organisasi lain secara

umum mempunyai struktur organisasi. Penyusunan struktur organisasi

merupakan langkah awal untuk melaksanakan perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Tujuan dibuat struktur

organisasi agar menghindari atau mengurangi kesimpang siuran dalam

pelaksanaan tugas setiap divisi atau bagian yang telah disusun dalam

sebuah struktur organisasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

33

33

Berikut ini merupakan gambar struktural jabatan pada Rumah Potong

Hewan Surakarta:

Sumber: Rumah Potong Hewan Surakarta, 2016

Gambar 4.2: Struktur Organisasi Rumah Potong Hewan

Surakarta

KEPALA TU

KEPALA DINAS PERTANIAN KOTA

SURAKARTA

KEPALA RUMAH

POTONG HEWAN

BENDAHARA

PENGELUARAN

PEMBANTU

PENGURUS

BARANG

BENDAHARA

PENERIMA

PEMBANTU

DOKTER HEWAN PENANGGUNG

JAWAB RUMAH POTONG HEWAN

RPH

SAPI

RPH

KAMBING

RPH

BABI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

34

34

2. Tugas Struktur Jabatan Rumah Potong Hewan Surakarta

Berikut rincian tugas-tugas setiap bagian jabatan antara lain:

a. Kepala Dinas Pertanian Kota Surakarta

Kepala Dinas Pertanian Kota Surakarta mempunyai tugas utama.

Tugas utama tersebut adalah menyelenggarakan urusan pemerintahan

di bidang pertanian di kota Surakarta.

b. Kepala Rumah Potong Hewan

Kepala Rumah Potong Hewan mempunyai tugas pokok

memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan dalam

melaksanakan sebagian tugas Dinas dalam bidang pengelolaan rumah

potong hewan. Rincian tugas Kepala Rumah Potong Hewan adalah:

1) Menyelenggarakan penyusunan rencana program kerja Rumah

Potong Hewan;

2) Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi Rumah Potong

Hewan;

3) Menyelenggarakan pembinaan personil, pemeliharaan sarana dan

prasarana serta pengelolaan keuangan di lingkup Rumah Potong

Hewan;

4) Mengatur penggunaan saran dan prasarana sebagai fasilitas-

fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan instalasi rumah potong

hewan;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

35

35

5) Menganalisa permasalahan yang berhubungan dengan tugas

Rumah Potong Hewan serta merumuskan alternatif pemecahan

masalah;

6) Menyelenggarakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan tugas;

7) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas;

8) Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai perintah atasan.

c. Kepala Tata Usaha

Kepala Tata Usaha mempunyai tugas pokok melaksanakan

pengelolaan ketatausahaan umum meliputi kepegawaian, keuangan,

dan perlengkapan. Rincian tugas Kepala Tata Usaha adalah:

1) Mengelola administrasi umum meliputi pengurusa perlengkapan,

rumah tangga, dan surat menyurat;

2) Mengelola administrasi kepegawaian;

3) Mengelola administrasi keuangan;

4) Menyusun laporan kegiatan di bidang tugas;

5) Melaksanakan tugas lain sesuai dengan perintah atasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

36

36

d. Dokter Penanggung Jawab Rumah Potong Hewan

Dokter penggung jawab Rumah Potong Hewan mempunyai tugas

untuk melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau

kegiatan teknis penunjang Dinas di bidang kesehatan hewan sesuai

dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Dinas. Rincian

tugas dokter penaggung jawab Rumah Potong Hewan adalah:

1) Melakukan penerapan kesehatan hewan di Rumah Potong Hewan;

2) Melaksanakan pemeriksaan kesehatan hewan sebelum disembelih

(ante-mortem inspection);

3) Melaksanakan kedehatan jeroan dan/atau karkas (post-mortem

inspection);

4) Melaksanakan pemeriksaan pemenuhan persyaratan higiene-

sanitasi pada proses produksi.

D. Jenis-Jenis Pelayanan Pemeriksaan dan Tarif Retribusi Rumah Potong

Hewan Surakarta

1. Jenis-Jenis Pelayanan Pemeriksaan Rumah Potong Hewan Surakarta

Jenis pelayanan pemeriksaan yang ditawarkan oleh Rumah Potong Hewan

Surakarta meliputi:

a. Pelayanan pemotongan.

b. Pemeriksaan hewan sebelum, saat, dan sesudah dipotong.

c. Pemeriksaan daging dan kulit hewan setelah dipotong serta

pemeriksaan daging dari luar Kota Surakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

37

37

2. Tarif Retribusi Rumah Potong Hewan Surakarta

Daftar tarif retribusi Rumah Potong Hewan Surakarta sebagai berikut:

Tabel 4.1: Daftar Tarif Retribusi Rumah Potong Hewan

Surakarta

Pemotongan ternak per ekor: Harga

Sapi/Kerbau/Kuda Rp. 30.000,-

Babi Rp. 25.000,-

Kambing/Domba Rp. 20.000,-

Unggas/Ayam Rp. 1.000,-

Sumber: Rumah Potong Hewan Surakarta, 2016

E. Prosedur Operasional (SOP) Rumah Potong Hewan Surakarta pada

Ternak Sapi

1. Pemeriksaan Sebelum Disembelih (Ante-Mortem)

Pemeriksaan ante-mortem adalah pemeriksaan setiap ekor sapi,

ternak, dan unggas yang akan disembelih. Pemeriksaan ante mortem

dilakukan dengan mengamati dan mencatat hewan ternak sebelum

disembelih meliputi jumlah ternak, jenis kelamin, keadaan umum, serta

kelainan yang tampak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

38

38

Hasil akhir pemeriksaan ini dapat dibagi menjadi tiga kelompok antara

lain:

a. Ternak yang disembelih secara reguler adalah ternak yang memenuhi

syarat normal.

b. Ternak yang ditolak yaitu ternak yang menderita suatu penyakit

menular, masih produktif, dan betina bunting.

c. Ternak yang menderita kelainan lokal dan ternak yang meragukan

kondisi fisik.

2. Pemeriksaan Sesudah Disembelih (Post-Mortem)

Pemeriksaan post-mortem adalah pemeriksaan kesehatan daging

hewan ternak setelah disembelih terutama pada pemeriksaan karkas,

kelenjar limfa, kepala pada bagian mulut, lidah, bibir, otot masseter, paru-

paru, jantung, serta hati. Tujuan dari pemeriksaan ini untuk membuang

dan mendeteksi bagian yang abnormal serta pengawasan apabila ada

pencemaran oleh kuman yang berbahaya untuk memberikan jaminan

bahwa daging yang diedarkan masih layak untuk konsumsi. Pemeriksaan

ini merupakan pemeriksaan rutin yang dilakukan dengan intensitas normal

setiap hari. Jika terdapat abnormalitas pada karkas atau bagian lain dapat

dikonsumsi, maka diproses lebih lanjut atau tidak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

39

39

F. Estimasi Waktu Proses Pemotongan Hewan Ternak Rumah Potong

Hewan Surakarta

Berikut rangkaian jenis pemeriksaan dan estimasi waktu Rumah Potong

Hewan Surakarta:

Tabel 4.2: Daftar Jenis Pemeriksaan dan Estimasi Waktu Pemotongan

Hewan Ternak Rumah Potong Hewan Surakarta

No. Jenis Pemeriksaan Waktu

1 Pemeriksaan Ante-mortem:

a. Pemeriksaan umum (cara berjalan dan

kaki suhu, nafas pulsus, cermin hidung,

mulut, turgor, faeses)

b. Pemeriksaan lubang alami-hidung,

telinga, anus

3 menit

2 Perjalanan ke tempat pemotongan 1 menit

3 Restrain 1 menit

4 Penyembelihan sampai benar-benar mati 15 menit

5 Pemotongan kepala/dekapitasi 15 detik

6 Pengulitan 6 menit

7 Pengeluaran isi rongga dada dan perut 1 menit 10 detik

8 Pemotongan karkas 2 menit

9 Pencucian isi perut (rumen, omasum,

abomasum, usus)

5 menit

10 Pemeriksaan Post-Mortem:

a. Kepala dan lidah

b. Organ dalam bagian atas (trachea,

osephagus, paru-paru, jantung)

c. Hati

d. Limpa

e. Ginjal

f. Limfo glandula

g. Karkas

5 detik

16 detik

5 detik

5 detik

5 detik

5 detik

5 detik

Total Waktu 35 menit 06 detik Sumber: Rumah Potong Hewan Surakarta, 2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

40

40

G. Jenis-Jenis Limbah Rumah Potong Hewan Surakarta

Menurut Undang-Undang RI No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, limbah diartikan sebagai sisa suatu usaha

dan atau kegiatan, sedangkan pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya

atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lainnya

kedalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun

sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tersebut tidak

dapat berfungsi sebagimana peruntukkannya. Limbah industri yang dihasilkan

oleh kegiatan produksi rumah potong hewan terhadap kemungkinan bahwa

limbah tersebut berbahaya bagi lingkungan. Limbah sebagai residu

operasional perusahaan memerlukan pengelohan dan penanganan khusus

rumah potong hewan agar tidak menyebabkan dampak negatif yang lebih

besar terhadap lingkungan tempat rumah potong hewan beroperasi.

Rumah Potong Hewan Surakarta selaku penyelenggara jasa layanan

pemotongan hewan ternak bagi masyarakat umum, tidak terlepas dari berbagai

kegiatan produksi yang mengakibatkan terbentuk limbah. Limbah tersebut

merupakan hasil sisa dari proses produksi. Keberadaan limbah tersebut dapat

mengancam kesehatan makhluk hidup di sekitar lingkungan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

41

41

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap pihak

Rumah Potong Hewan Surakarta. Jenis limbah yang dihasilkan antara lain:

a. Limbah cair adalah semua limbah yang dihasilkan oleh rumah potong

hewan dalam bentuk cair sebagai akibat dari proses produksi. Limbah cair

ini terdiri dari limbah merah yang sebagian besar merupakan darah dan

limbah hijau yang sebagian besar merupakan faeses, lemak, kotoran isi

perut hewan ternak.

b. Limbah gas adalah semua limbah yang dihasilkan oleh rumah potong

hewan dalam bentuk gas. Limbah ini berasal dari bau gas yang dihasilkan

oleh urine dan kotoran hewan ternak.

c. Limbah padat adalah semua limbah yang dihasilkan oleh rumah potong

hewan dalam bentuk padat. Limbah ini berasal dari sisa produksi yang

susah untuk diolah seperti kuku, tulang, bulu dan bagian padat yang

disaring dari limbah cair. Limbah padat kurang menyebabkan pencemaran

karena dapat dimanfaatkan kembali.

Limbah cair yang dihasilkan merupakan sisa hasil buangan proses

produksi berupa cairan serta bahan-bahan buangan lain yang tercampur

maupun terlarut dalam air. Menurut klasifikasi jenis, limbah cair yang

dihasilkan oleh Rumah Potong Hewan Surakarta termasuk jenis limbah cair

industri (industrial waste water) yaitu limbah cair hasil buangan industri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

42

42

Rumah Potong Hewan Surakarta menghasilkan limbah cair berbentuk

limbah hijau dan limbah merah. Limbah hijau yang didominasi oleh

kotoran/tinja menghasilkan seberat 40kg dari sekitar 20 ekor sapi yang

disembelih tiap hari pada jam operasi. Sumber utama limbah cair Rumah

Potong Hewan Surakarta terjadi pada ruang pemotongan/karkas dan ruang

rumen yang berasal dari pemotongan, pembersihan bulu dan bagian dalam,

pemotongan daging dan pencucian. Sumber kedua yang menghasilkan limbah

cair berupa darah (limbah merah) adalah ruang jagal/penyembelihan. Limbah

yang dihasilkan rumah potong hewan dapat mencemari lingkungan karena

industri ini menghasilkan air buangan yang lebih komplek dibandingkan

dengan air buangan domestik. Upaya untuk menghindari pencemaran air

dibutuhkan suatu standar untuk buangan limbah Rumah Potong Hewan

Surakarta.

Sesuai ruang lingkup pemeriksaan Rumah Potong Hewan Surakarta

memiliki inventaris Unit Pengolahan Limbah (UPL)/Instalasi Pengolahan Air

Limbah (IPAL) khusus untuk mengatasi pengolahan limbah cair yang berupa

kotoran (limbah hijau) yang dihasilkan pada proses pemotongan hewan yang

berupa:

1. Darah

2. Kotoran/faeses

3. Air bekas pencucian karkas

4. Lemak

5. Urine hewan ternak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

43

43

H. Alur Pengolahan Limbah Cair Rumah Potong Hewan Surakarta

Setiap jenis industri mempunyai karakteristik limbah cair yang berbeda

dari spesifik dan parameter pencemaran. Perbedaan karakteristik limbah cair

industri akan menyebabkan proses pengolahan limbah cair industri satu

dengan industri lain. UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan

Hidup menyebutkan bahwa sebagai sebuah bentuk tanggung jawab

perusahaan dalam mengatasi masalah limbah hasil kegiatan perusahaan adalah

dengan dilakukan pengeolaan limbah tersebut dengan cara tersistematis

melalui proses yang memerlukan biaya yang khusus sehingga perusahaan

melakukan pengalokasian nilai biaya tersebut dalam pencatatan keuangan

perusahaan.

Alur pengolahan limbah cair merupakan sistem yang terencana dan

kunci utama dalam pengolahan limbah cair industri. Limbah cair yang

mengalir sesuai dengan alur pengolahan limbah cair tidak akan mencemari

lingkungan sekitar. Rumah Potong Hewan Surakarta juga mempunyai

sistem/alur pengolahan limbah yang diterapkan. Tahapan alur proses

pengolahan limbah hijau terjadi dari tiga ruang tempat produksi berbeda. Tiga

ruang tersebut adalah ruang jagal, ruang pemotongan/karkas dan ruang rumen.

Sistem DEWATS (Decentralized Wastewater Treatment) digunakan dalam

menjalankan alur IPAL tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

44

44

Peneliti membuat skema alur pengolahan limbah hijau Rumah Potong

Hewan Surakarta pada IPAL khusus sapi. Berdasarkan penjelasan pihak

internal, gambar yang menjelaskan alur pengolahan limbah cair berikut ini:

Gambar 4.3: Alur Pengolahan Limbah Cair Rumah Potong Hewan

Surakarta

Keterangan:

Ruang Jagal : Ruangan khusus untuk menyembelih hewan ternak

Ruang Karkas : Ruangan khusus untuk pemotongan bagian tubuh hewan ternak

Ruang Rumen : Ruangan khusus untuk membersihkan isi pencernaan/hewan ternak

R. JAGAL R.RUMEN R. PEMOTONGAN

atau KARKAS

SCREEN SCREEN SCREEN +

SENDIMENTASI

INLET

SETTLER DUA CHAMBER

BAFFLE REACTOR

PEMBUANGAN KE

SALURAN DRAINASE

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

45

45

Proses-proses pengolahan limbah hijau tersebut melalui beberapa bagian

komponen IPAL. Komponen-komponen penting yang dilewati limbah hijau

dalam proses pengolahan limbah cair pada IPAL Rumah Potong Hewan

Surakarta sebagai berikut:

a. Screen (Penyaringan)

Komponen ini berfungsi sebagai saringan kasar. Berguna untuk menyaring

sampah seperti plastik dan kotoran-kotoran yang ikut dalam proses

pembuangan. Kotoran yang tersaring pada komponen screen diambil

secara manual oleh petugas operator IPAL. Kotoran diambil dan dibuang

paling tidak satu kali dalam seminggu.

b. Sendimentasi

Sendimentasi adalah suatu unit operasi untuk menghilangkan kotoran atau

gumpalan padat. Gumpalan padat yang terbentuk pada proses awal

berukuran kecil. Gumpalan-gumpalan kecil ini akan terus saling

bergabung menjadi gumpalan yang lebih besar selama beberapa minggu.

Semakin besar gumpalan padat maka berat gumpalan semakin besar.

Gumpalan tersebut kemudian bergerak ke bawah dan mengendap pada

bagian dasar tangki sendimentasi.

c. Inlet

Inlet merupakan jalan atau jalur awal limbah hijau masuk. Inlet

ditempatkan setelah screen dan sendimentasi. Inlet bertujuan agar

mencegah komponen lain tidak mengalami kerusakan akibat kotoran yang

berwujud sampah dan gumpalan padat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

46

46

d. Settler Dua Chamber

Tahap ini merupakan lanjutan dari inlet. Pada bagian settler terjadi

kembali proses sendimentasi atau pengendapan gumpalan padat dan

pengapungan kotoran cair yang akan diproses lebih lanjut.

e. Baffle Reactor

Beffle Reactor adalah perkembangan dari tangki septik yang memiliki

tahapan baffle. Pada proses baffle reactor, baffle digunakan untuk

mengarahkan aliran air limbah dalam mode upflow. Pengolahan terjadi

akibat degradasi biologis dengan memanfaatkan lumpur aktif yang

mengendap pada dasar chamber.

f. Hasil Pengolahan

Hasil pengolahan limbah hijau berwujud cair dan berbentuk air jernih yang

tidak mempunyai bau seperti kotoran ataupun sampah. Hal tersebut

dikarenakan limbah hijau telah mengalami proses yang panjang dalam

IPAL dengan sistem pengolahan air limbah terdesentralisasi. Proses ini

juga merupakan salah satu bentuk tanggung jawab yang dilakukan Rumah

Potong Hewan Surakarta kepada lingkungan sekitar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

47

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Identifikasi Komponen Biaya Lingkungan Rumah Potong Hewan

Surakarta

Rumah Potong Hewan tidak terlepas dari limbah karena limbah

merupakan hasil sisa buangan proses produksi. Limbah yang dihasilkan

berupa limbah padat, limbah cair, dan limbah gas. Khusus limbah cair

yang diolah melalui Instalasi Pengolahan Air Limbah. Rumah Potong

Hewan Surakarta mempunyai Instalasi Pengolahan Air Limbah untuk

mengatasi masalah limbah cair. Pengadaan IPAL sebagai bentuk tanggung

jawab terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Jika hal tersebut tidak

dicegah, maka akan menimbulkan kerusakan lingkungan sekitar. Proses

pengolahan limbah cair tersebut menimbulkan biaya-biaya yang harus

diakui oleh Rumah Potong Hewan Surakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

48

48

Berikut ini adalah biaya-biaya yang timbul pada proses pengolahan limbah

cair Rumah Potong Hewan Surakarta antara lain:

Tabel 5.1: Daftar Akun Pendapatan dan Biaya Rumah Potong Hewan

Surakarta

Pendapatan Biaya

Nomor

Akun

Nama Akun Nomor

Akun

Nama Akun

410 Pendapatan Jasa Layanan 510 Biaya Gaji Karyawan

420 Pendapatan Hibah 511 Biaya Gaji Karyawan

Bagian Operasional

430 Pendapatan Lain-Lain 512 Biaya Gaji Karyawan

Bagian IPAL

520 Biaya Suku Cadang

Maintenance

521 Biaya Suku Cadang Gedung

522 Biaya Suku Cadang IPAL

523 Biaya Suku Cadang

Kendaraan

530 Biaya Penyusutan Gedung

531 Biaya Penyusutan IPAL

532 Biaya Penyusutan Peralatan

540 Biaya Listrik dan Air

550 Biaya Telepon

560 Biaya Administrasi Kantor

570 Biaya Keamanan dan

Kebersihan

580 Biaya Retribusi dan Pajak

Daerah

590 Biaya Lain-Lain

Sumber: Diolah Peneliti, 2016

Tabel 5.1 menyajikan daftar akun pendapatan dan biaya yang

terdapat pada Rumah Potong Hewan Surakarta dalam kegiatan operasi.

Biaya-biaya tersebut belum dikelompokkan oleh Rumah Potong Hewan

Surakarta menurut teori Hansen dan Mowen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

49

49

2. Pengakuan Biaya Lingkungan Rumah Potong Hewan Surakarta

Rumah Potong Hewan Surakarta memperoleh manfaat ekonomi dari

biaya. Biaya-biaya tersebut yaitu biaya gaji karyawan bagian IPAL, biaya

suku cadang IPAL, biaya penyusutan IPAL, biaya suku cadang

maintenance serta biaya keamanan dan kebersihan. Biaya suku cadang

maintenance merupakan biaya gabungan dari bermacam-macam

pengeluaran yang dialami oleh Rumah Potong Hewan Surakarta untuk

perawatan segala aset termasuk perawatan IPAL yang dilakukan secara

berkala. Biaya keamanan dan kebersihan merupakan biaya gabungan dari

bermacam-macam pengeluaran yang dialami oleh Rumah Potong Hewan

Surakarta untuk kegiatan keamanan dan kebersihan termasuk kebersihan

IPAL.

Rumah Potong Hewan Surakarta mengakui biaya, apabila biaya

tersebut telah digunakan dalam kegiatan operasional. Biaya-biaya tersebut

dimasukkan ke dalam laporan laba rugi. Rumah Potong Hewan Surakarta

dalam proses pengolahan limbah cair belum pernah memperoleh

pendapatan, namun apabila memperoleh pendapatan dari proses

pengolahan limbah cair akan dimasukkan ke dalam pos pendapatan lain-

lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

50

50

3. Pengukuran Biaya Lingkungan Rumah Potong Hewan Surakarta

Rumah Potong Hewan Surakarta belum mengukur semua biaya

lingkungan yang terjadi pada proses pengolahan limbah cair. Biaya-biaya

tersebut antara lain: biaya gaji karyawan bagian IPAL, biaya suku cadang

IPAL, biaya penyusutan IPAL, biaya suku cadang maintenance serta biaya

keamanan dan kebersihan. Biaya suku cadang maintenance merupakan

biaya gabungan dari bermacam-macam pengeluaran yang dialami oleh

Rumah Potong Hewan Surakarta untuk perawatan segala aset termasuk

perawatan IPAL yang dilakukan secara berkala. Biaya keamanan dan

kebersihan merupakan biaya gabungan dari bermacam-macam

pengeluaran yang dialami oleh Rumah Potong Hewan Surakarta untuk

kegiatan keamanan dan kebersihan termasuk kebersihan IPAL. Satuan

yang dipakai untuk mengukur biaya-biaya tersebut adalah rupiah.

4. Penyajian Biaya Lingkungan Rumah Potong Hewan Surakarta

Biaya-biaya yang dibebankan Rumah Potong Hewan Surakarta

merupakan biaya yang disebabkan karena terjadi proses pengolahan

limbah cair. Biaya-biaya tersebut disajikan dalam pos-pos pada laporan

laba rugi. Pos-pos tersebut antara lain biaya gaji karyawan bagian IPAL,

biaya suku cadang IPAL, biaya penyusutan IPAL, biaya suku cadang

maintenance serta biaya keamanan dan kebersihan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

51

51

Penyajian biaya-biaya tersebut masih menjadi satu dengan biaya-

biaya lain dalam satu pos dan tidak disajikan pada laporan yang terpisah

terutama biaya suku cadang maintenance serta biaya keamanan dan

kebersihan, sehingga pengguna laporan keuangan sulit untuk mengetahui

besar biaya lingkungan yang telah disajikan Rumah Potong Hewan

Surakarta.

5. Pengungkapan Biaya Lingkungan Rumah Potong Hewan Surakarta

Rumah Potong Hewan Surakarta mengungkapkan biaya-biaya ke

dalam pos-pos laporan laba rugi, namun pengguna laporan akan kesulitan

untuk mengetahui biaya yang telah dicatat Rumah Potong Hewan

Surakarta karena digabungkan dengan biaya yang lain. Biaya-biaya yang

masih digabungkan dengan biaya lain adalah biaya suku cadang

maintenance serta biaya keamanan dan kebersihan.

Biaya suku cadang maintenance merupakan biaya gabungan dari

bermacam-macam pengeluaran yang dialami oleh Rumah Potong Hewan

Surakarta untuk perawatan segala aset termasuk perawatan IPAL yang

dilakukan secara berkala. Biaya keamanan dan kebersihan merupakan

biaya gabungan dari bermacam-macam pengeluaran yang dialami oleh

Rumah Potong Hewan Surakarta untuk kegiatan keamanan dan kebersihan

termasuk kebersihan IPAL.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

52

52

Rumah Potong Hewan Surakarta juga memberikan pengungkapan

biaya lingkungan melalui catatan atas laporan lingkungan. Informasi yang

diungkapkan antara lain metode pengukuran biaya, metode penyusutan

atas IPAL, kebijakan akuntansi dan lain-lain.

B. Analisis Data

1. Pengidentifikasian Komponen Biaya Lingkungan Rumah Potong

Hewan Surakarta menurut Hansen dan Mowen

Peneliti akan mengidentifikasi setiap komponen biaya lingkungan

yang ada pada Rumah Potong Hewan Surakarta menurut Hansen dan

Mowen. Tujuan tahap ini untuk mengetahui kesesuaian identifikasi biaya

lingkungan menurut Rumah Potong Hewan Surakarta dengan menurut

Hansen dan Mowen.

Pengolahan limbah cair yang dilakukan Rumah Potong Hewan

Surakarta dilakukan melalui IPAL. Rumah potong hewan pada bagian

pengolahan limbah melakukan identifikasi terlebih dahulu terhadap jenis

limbah cair yang diolah berupa limbah hijau dan limbah merah. Kedua

jenis limbah cair tersebut diolah menggunakan IPAL secara rutin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

53

53

Pengidentifikasian biaya dilakukan berdasarkan pada biaya yang

timbul atau dibayarkan selama pengolahan limbah cair terjadi. Setelah

mendapatkan biaya-biaya tersebut menurut Rumah Potong Hewan

Surakarta, kemudian peneliti melakukan perbandingan identifikasi antara

Rumah Potong Hewan Surakarta dan Hansen dan Mowen sebagai berikut:

Tabel 5.2: Perbandingan Identifikasi Biaya Lingkungan menurut

Rumah Potong Hewan Surakarta dengan menurut

Hansen dan Mowen

No. Identifikasi menurut Rumah Potong

Hewan Surakarta

Identifikasi menurut Hansen dan

Mowen

1. Biaya Gaji Karyawan Bagian IPAL Biaya Pencegahan Lingkungan

(Environmental Prevention Cost)

Biaya Suku Cadang Maintenence

Biaya Keamanan dan Kebersihan

2. - Biaya Deteksi Lingkungan

(Environmental Detection Cost)

3.

Biaya Penyusutan IPAL Biaya Kegagalan Internal

Lingkungan (Environmental

Internal Failure Cost)

Biaya Suku Cadang IPAL

4. - Biaya Kegagalan Eksternal

Lingkungan (Environmental

External Failure Cost) Sumber: Diolah Peneliti, 2016

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa Rumah Potong Hewan Surakarta

belum melakukan pengelompokkan atas biaya terkait lingkungan sesuai

dengan teori yang dikemukakan oleh Hansen dan Mowen. Jika biaya-biaya

Rumah Potong Hewan Surakarta diidentifikasikan, maka

pengidentifikasian kurang lebih seperti yang tercantum dalam tabel di atas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

54

54

Pada bagian biaya kegagalan eksternal lingkungan dan biaya deteksi

lingkungan Rumah Potong Hewan Surakarta tidak mencantumkan biaya.

Hal tersebut dapat terjadi, karena sisa produksi atau limbah dari Rumah

Potong Hewan Surakarta tidak mencemari dan merusak lingkungan

sekitar. Limbah yang dibuang telah diproses oleh IPAL, sehingga limbah

tersebut berbentuk cair yang tidak berbau, tidak berwarna, dan aman bagi

makhluk hidup di lingkungan sekitar. Bagian biaya pencegahan

lingkungan Rumah Potong Hewan Surakarta terdapat biaya gaji karyawan

bagian IPAL, biaya suku cadang maintenance, serta biaya keamanan dan

kebersihan. Khusus biaya suku cadang maintenance serta biaya keamanan

dan kebersihan merupakan gabungan dari biaya-biaya lain, namun pada

biaya tersebut terdapat biaya berkaitan dengan IPAL.

2. Pengakuan Biaya Lingkungan Rumah Potong Hewan Surakarta

menurut Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan

(KDPPLK)

Peneliti akan menganalisis setiap komponen biaya lingkungan yang

ada pada Rumah Potong Hewan Surakarta ke dalam pengakuan menurut

Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan. Tujuan tahap

ini untuk mengetahui kesesuaian pengakuan biaya lingkungan menurut

Rumah Potong Hewan Surakarta dengan menurut Kerangka Dasar

Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

55

55

Pengakuan yang dilakukan oleh Rumah Potong Hewan Surakarta

terkait biaya dapat diakui, karena diukur secara tepat dan handal. Rumah

Potong Hewan Surakarta mengakui beban ketika biaya tersebut sudah

terjadi atau digunakan dalam kegiatan operasional. Hal itu menyebabkan

Rumah Potong Hewan Surakarta mengakui pendapatan dan biaya ketika

transaksi terkait pendapatan dan biaya tersebut terjadi, bukan ketika kas

diterima ataupun dikeluarkan oleh perusahaan.

Pengakuan tersebut diungkapkan oleh Kepala Rumah Potong Hewan

Surakarta yang menyatakan bahwa:

“Selama proses pengolahan limbah berlangsung kami mengakui

adanya pengeluaran biaya setiap terjadinya transaksi. Jadi setiap ada

transaksi yang keluar dari bagian pengolahan limbah kami akan

mengakui sebagai biaya”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

56

56

Berdasarkan analisa data di atas, peneliti melakukan perbandingan

pengakuan biaya lingkungan antara Rumah Potong Hewan Surakarta dan

Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK)

seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.3: Perbandingan Pengakuan Biaya Lingkungan antara

Rumah Potong Hewan Surakarta dan Kerangka Dasar

Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK)

No. Pengakuan menurut Rumah

Potong Hewan Surakarta

Pengakuan menurut Kerangka

Dasar Penyusunan Penyajian

Laporan Keuangan (KDPPLK)

1. Biaya suku cadang IPAL,

biaya gaji karyawan bagian

IPAL, biaya penyusutan IPAL,

biaya suku cadang

maintenance, serta biaya

keamanan dan kebersihan

mengakui adanya pengeluaran

biaya setiap terjadinya

transaksi.

Ada kemungkinan bahwa manfaat

ekonomi yang berkaitan dengan

pos tersebut akan mengalir dari

atau ke dalam perusahaan.

(Kerangka Dasar Penyusunan

Penyajian Laporan Keuangan

paragraf 83)

2. Biaya suku cadang IPAL,

biaya gaji karyawan bagian

IPAL, biaya penyusutan IPAL,

biaya suku cadang

maintenance, serta biaya

keamanan dan kebersihan

mengakui adanya pengeluaran

biaya setiap terjadinya

transaksi.

Pos tersebut mempunyai nilai atau

biaya yang dapat diukur dengan

andal. (Kerangka Dasar

Penyusunan Penyajian Laporan

Keuangan paragraf 83)

Sumber: Diolah Peneliti, 2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

57

57

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa Rumah Potong Hewan Surakarta

tidak mengakui biaya sesuai dengan Kerangka Dasar Penyusunan

Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK) paragraf 83. Hal tersebut

dibuktikan dengan pos biaya suku cadang IPAL, biaya gaji karyawan

bagian IPAL, biaya suku cadang maintenance, serta biaya keamanan dan

kebersihan mempunyai manfaat ekonomis bagi Rumah Potong Hewan

Surakarta dan tidak dapat diukur dengan andal dan tepat.

3. Pengukuran Biaya Lingkungan Rumah Potong Hewan Surakarta

menurut Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan

(KDPPLK)

Peneliti akan menganalisis setiap komponen biaya yang ada pada

Rumah Potong Hewan Surakarta ke dalam pengukuran menurut Kerangka

Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan. Tujuan tahap ini untuk

mengetahui kesesuaian pengukuran biaya lingkungan menurut Rumah

Potong Hewan Surakarta dengan menurut Kerangka Dasar Penyusunan

Penyajian Laporan Keuangan.

Pengukuran juga telah diterapkan oleh Rumah Potong Hewan

Surakarta. Rumah Potong Hewan Surakarta mengukur biaya-biaya terkait

proses pengolahan limbah menggunakan satuan moneter berdasarkan

biaya yang telah dikeluarkan dan mengacu pada laporan realisasi anggaran

periode tahun lalu. Rumah Potong Hewan Surakarta mengakui IPAL

sebagai aset tetap. Rumah Potong Hewan Surakarta menyusutkan aset

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

58

58

tersebut menggunakan metode garis lurus dengan umur ekonomis 15

tahun. Hal tersebut telah diungkapkan oleh Kepala Rumah Potong Hewan

Surakarta bahwa:

“Biaya lingkungan dalam kegiatan pengolahan limbah diukur dengan

rupiah. Semua biaya yang telah dikeluarkan RPH, mengacu pada

laporan realisasi anggaran periode sebelumnya.”

Berdasarkan analisa data di atas, peneliti melakukan perbandingan

pengukuran biaya lingkungan antara Rumah Potong Hewan Surakarta dan

Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK)

seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.4: Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara

Rumah Potong Hewan Surakarta dan Kerangka Dasar

Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK)

Pengukuran menurut Rumah Potong

Hewan Surakarta

Pengukuran menurut Kerangka

Dasar Penyusunan Penyajian

Laporan Keuangan (KDPPLK)

Mengukur biaya suku cadang IPAL,

biaya gaji karyawan bagian IPAL, biaya

penyusutan IPAL, biaya suku cadang

maintenance, serta biaya keamanan dan

kebersihan terkait kegiatan pengolahan

limbah cair diukur dengan rupiah dan

mengacu pada laporan realisasi

anggaran periode sebelumnya.

Dasar pengukuran yang dapat

digunakan ada empat, yaitu

biaya historis, biaya kini, nilai

realisasi/penyelesaian, dan

nilai sekarang (Kerangka

Dasar Penyusunan Penyajian

Laporan Keuangan paragraf

100). Sumber: Diolah Peneliti, 2016

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa Rumah Potong Hewan Surakarta

belum melakukan pengukuran biaya lingkungan sesuai dengan Kerangka

Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 100. Rumah

Potong Hewan telah memenuhi unsur pengukuran dengan menggunakan

unsur pengukuran biaya historis pada pos biaya suku cadang IPAL, biaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

59

59

gaji karyawan bagian IPAL, biaya suku cadang maintenance, biaya

penyusutan IPAL, serta biaya keamanan dan kebersihan terkait kegiatan

pengolahan limbah cair.

4. Penyajian Biaya Lingkungan Rumah Potong Hewan Surakarta

menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

Peneliti akan menganalisis setiap komponen biaya lingkungan yang

ada pada Rumah Potong Hewan Surakarta ke dalam penyajian laporan

keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan. Tujuan tahap ini untuk

mengetahui kesesuaian penyajian biaya lingkungan menurut Rumah

Potong Hewan Surakarta dengan menurut Standar Akuntansi Keuangan.

Proses pengolahan limbah cair menimbulkan biaya-biaya yang harus

disajikan oleh Rumah Potong Hewan dalam laporan keuangan. Rumah

Potong Hewan Surakarta dalam menyajikan biaya lingkungan tidak

terpisah secara khusus atau membuat laporan lingkungan tersendiri, pihak

Rumah Potong Hewan menganggap bahwa biaya lingkungan mempunyai

kedudukan sama dengan biaya umum yang lain.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Rumah Potong Hewan Surakarta

yang menyatakan bahwa:

“Kami menyajikan biaya-biaya tersebut ke dalam laporan laba rugi

bersama dengan biaya lainnya pada pos biaya gaji karyawan

bagian IPAL, biaya suku cadang IPAL, biaya penyusutan IPAL,

biaya suku cadang maintenance, serta biaya keamanan dan

kebersihan, untuk pengadaan IPAL dimasukkan pada neraca

sebagai aset tetap. Rumah Potong Hewan tidak menyajikan laporan

khusus biaya lingkungan karena kami berasumsi biaya tersebut

sama dengan biaya umum lainnya”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

60

60

Berdasarkan analisa data di atas, peneliti melakukan perbandingan

penyajian biaya lingkungan antara Rumah Potong Hewan Surakarta dan

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.5: Perbandingan Penyajian Biaya Lingkungan antara Rumah

Potong Hewan Surakarta dan Standar Akuntansi

Keuangan (SAK)

Penyajian menurut Rumah Potong

Hewan Surakarta

Penyajian menurut Standar

Akuntansi Keuangan (SAK)

Rumah Potong Hewan Surakarta

menyajikan biaya-biaya lingkungan

seperti biaya suku cadang IPAL, biaya

gaji karyawan bagian IPAL, biaya

penyusutan IPAL, biaya suku

cadang maintenance, serta biaya

keamanan dan kebersihan sebagai

akun-akun pada laporan laba rugi.

Beberapa entitas juga

menyajikan, dari laporan

keuangan, laporan mengenai

lingkungan hidup dan

laporan nilai tambah,

khususnya bagi industri

(PSAK 1 paragraf 86 tahun

2015).

Sumber: Diolah Peneliti, 2016

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa, Rumah Potong Hewan Surakarta

dalam menyajikan biaya-biaya lingkungan tidak disajikan secara khusus

dan eksplisit dalam laporan keuangan. Biaya-biaya tersebut disajikan

dalam laporan laba rugi sebagai biaya gaji karyawan bagian IPAL, biaya

suku cadang IPAL, biaya penyusutan IPAL, biaya suku cadang

maintenance, serta biaya keamanan dan kebersihan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

61

61

5. Pengungkapan Biaya Lingkungan Rumah Potong Hewan Surakarta

menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

Peneliti akan menganalisis setiap komponen biaya yang ada pada

Rumah Potong Hewan Surakarta ke dalam pengungkapan menurut Standar

Akuntansi Keuangan. Tujuan tahap ini untuk mengetahui kesesuaian

pengungkapan biaya lingkungan menurut Rumah Potong Hewan Surakarta

dengan menurut Standar Akuntansi Keuangan.

Rumah Potong Hewan Surakarta telah mengungkapkan biaya ke

dalam pos-pos laporan laba rugi, namun pengguna laporan akan kesulitan

untuk mengetahui biaya lingkungan yang telah dicatat Rumah Potong

Hewan Surakarta karena digabungkan dengan akun biaya yang lain. Selain

pengungkapan informasi atas biaya lingkungan dalam laporan laba rugi,

Rumah Potong Hewan Surakarta juga memberikan pengungkapan biaya

lingkungan melalui catatan atas laporan lingkungan. Informasi yang

diungkapkan diantaranya terkait metode pengukuran biaya, metode

penyusutan atas IPAL, kebijakan akuntansi dan lain-lain. Hal tersebut

diungkapkan oleh Kepala Rumah Potong Hewan Surakarta yang

menyatakan bahwa:

“Kami mengungkapkan keterangan-keterangan biaya lewat catatan

atas laporan keuangan. Catatan tersebut berisi tentang metode

pengukuran biaya, metode penyusutan, dan beberapa kebijakan

akuntansi yang lainnya, namun untuk pengungkapan biaya masih

jadi satu sama biaya lain di laporan laba rugi”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

62

62

Peneliti melakukan penelusuran lebih lanjut, namun pihak Rumah

Potong Hewan Surakarta tidak memberikan jawaban yang lebih lanjut.

Pengungkapan yang dilakukan oleh pihak Rumah Potong Hewan

Surakarta merupakan pengungkapan sukarela. Hal tersebut berarti setiap

perusahaan yang telah melakukan kegiatan tanggung jawab sosial,

memiliki wewenang untuk mengungkapkan biaya-biaya lingkungan

ataupun tidak. Berdasarkan analisa data di atas, peneliti melakukan

perbandingan pengungkapan biaya lingkungan antara Rumah Potong

Hewan Surakarta dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) seperti pada

tabel di bawah ini:

Tabel 5.6: Perbandingan Pengungkapan Biaya Lingkungan antara

Rumah Potong Hewan Surakarta dan Standar Akuntansi

Keuangan (SAK)

Pengungkapan menurut Rumah

Potong Hewan Surakarta

Pengungkapan menurut Standar

Akuntansi Keuangan (SAK)

Rumah Potong Hewan Surakarta

mengungkapkan informasi atas

biaya dalam catatan atas laporan

keuangan. Informasi yang

diungkapkan yaitu metode

pengukuran biaya, metode

penyusutan atas IPAL, dan

kebijakan akuntansi, namun

keterangan biaya lingkungan secara

rinci tidak dijelaskan dan

pengungkapan biaya lingkungan

masih digabungkan dengan biaya

lain.

Entitas dapat mengungkapkan

dalam catatan atas laporan

keuangan tentang dasar

pengukuran yang digunakan

dalam menyusun laporan

keuangan dan kebijakan akuntansi

lain yang diterapkan yang relevan

lebih memahami laporan

keuangan (PSAK No.1 paragraf

117 tahun 2015).

Sumber: Diolah Peneliti, 2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

63

63

Tabel 5.6 menunjukkan bahwa Rumah Potong Hewan Surakarta

telah mengungkapkan biaya atas pengolahan limbah cair dalam catatan

atas laporan keuangan. Hal-hal yang diungkapkan antara lain dasar

pengukuran, metode penyusutan yang digunakan serta kebijakan lain yang

terkait dengan kegiatan pengolahan limbah. Informasi yang disampaikan

dalam catatan atas laporan keuangan Rumah Potong Hewan Surakarta

belum digambarkan secara relevan dan andal, karena belum mencakup

informasi kualitatif dampak atas kerusakan lingkungan yang ditimbulkan

oleh kegiatan dan pengungkapan biaya lingkungan yang menyeluruh.

6. Penarikan Kesimpulan

Peneliti menarik kesimpulan dari setiap tahapan perlakuan akuntansi

biaya lingkungan yang ada pada Rumah Potong Hewan Surakarta. Tujuan

penarikan kesimpulan ini untuk mengetahui kesesuaian perlakuan

akuntansi biaya lingkungan Rumah Potong Hewan Surakarta dengan teori

maupun Standar Akuntansi Keuangan yang digunakan dalam penelitian

ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

64

64

Tabel di bawah menunjukkan kesesuaian atau ketidaksesuaian perlakuan

akuntansi biaya lingkungan Rumah Potong Hewan Surakarta dengan

acuan teori dan standar yang digunakan seperti berikut:

Tabel 5.7: Kesesuaian Perlakuan Akuntansi Biaya Lingkungan

Rumah Potong Hewan Surakarta dengan Teori dan

Standar yang Digunakan

No. Tahap Perlakuan

Akuntansi Biaya

Lingkungan

Sesuai Tidak

Sesuai

Keterangan

1. Identifikasi - √ Rumah Potong Hewan

Surakarta belum

mengidentifikasi biaya. Hal

tersebut tidak sesuai dengan

Hansen dan Mowen.

2. Pengakuan - √ Pangakuan biaya tidak sesuai

dengan Kerangka Dasar

Penyusunan Penyajian Laporan

Keuangan paragraf 83 tentang

unsur pengakuan biaya.

3. Pengukuran - √ Pengukuran biaya tidak sesuai

Kerangka Dasar Penyusunan

Penyajian Laporan Keuangan

paragraf 100 tentang dasar-

dasar pengukuran biaya.

4. Penyajian - √ Rumah Potong Hewan

Surakarta menyajikan bersama

biaya-biaya yang lain dan tidak

disajikan pada laporan khusus.

Hal tersebut tidak sesuai dengan

PSAK No.1 paragraf 86.

5. Pengungkapan - √ Catatan atas Laporan Keuangan

yang diungkapakan oleh Rumah

Potong Hewan Surakarta tidak

memuat keterangan biaya

lingkungan secara rinci. Hal

tersebut tidak sesuai dengan

PSAK No.1 paragraf 117. Sumber: Diolah Peneliti, 2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

65

65

Tabel 5.7 menunjukkan bahwa, analisis tahap-tahap perlakuan

akuntansi biaya lingkungan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

perlakuan yang diterapkan oleh Rumah Potong Hewan Surakarta tidak

sesuai dengan teori maupun konsep akuntansi yang dipakai sebagai

landasan penerapan. Hal tersebut dikuatkan bahwa Rumah Potong hewan

Surakarta tidak melakukan identifikasi biaya lingkungan menurut Hansen

dan Mowen.

Tahap penyajian biaya Rumah Potong Hewan Surakarta tidak sesuai

dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 1 tentang

Penyajian Laporan Keuangan paragraf 86. Pengungkapan yang dilakukan

oleh Rumah Potong Hewan Surakarta tidak sesuai dengan Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan Nomor 1 tentang Penyajian Laporan

Keuangan paragraf 117. Tahap Pangakuan biaya tidak sesuai dengan

Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 83

tentang unsur-unsur pengakuan biaya. Tahap pengukuran biaya yang

dilakukan oleh Rumah Potong Hewan Surakarta tidak sesuai dengan

Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 100

tentang dasar-dasar pengukuran biaya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

66

66

C. PEMBAHASAN

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan berdasarkan permasalahan

yang diangkat oleh peneliti didapatkan hasil penelitian sebagai berikut:

1. Pengidentifikasian Komponen Biaya Lingkungan Rumah Potong

Hewan Surakarta menurut Hansen dan Mowen.

Tahap pengidentifikasian biaya lingkungan menunjukkan bahwa

Rumah Potong Hewan Surakarta belum mengidentifikasi biaya-biaya

lingkungan terkait pengolahan limbah cair. Peneliti melakukan analisis

biaya lingkungan dengan menggunakan teori menurut Hansen dan Mowen.

Hasil identifikasi biaya lingkungan menunjukkan bahwa Rumah Potong

Hewan Surakarta tidak mengidentifikasi biaya lingkungan menurut

Hansen dan Mowen.

2. Pengakuan Biaya Lingkungan Rumah Potong Hewan Surakarta

menurut Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan

(KDPPLK)

Tahap pengakuan biaya lingkungan menunjukkan bahwa Rumah

Potong Hewan Surakarta tidak melakukan pengakuan terhadap biaya

lingkungan. Peneliti melakukan analisis biaya lingkungan dengan

menggunakan konsep akuntansi yaitu Kerangka Dasar Penyusunan

Penyajian Laporan Keuangan tentang Pengakuan Beban dan Pengukuran

Unsur Laporan Keuangan. Hasil dari tahap tersebut menunjukkan bahwa

pengakuan biaya lingkungan yang ada di Rumah Potong Hewan Surakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

67

67

tidak sesuai dengan Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan

Keuangan paragraf 83.

3. Pengukuran Biaya Lingkungan Rumah Potong Hewan Surakarta

menurut Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan

(KDPPLK)

Tahap pengukuran biaya lingkungan menunjukkan bahwa Rumah

Potong Hewan Surakarta telah melakukan pengukuran terhadap biaya.

Peneliti melakukan analisis pengukuran biaya dengan menggunakan

konsep akuntansi yaitu Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan

Keuangan tentang Pengakuan Beban dan Pengukuran Unsur Laporan

Keuangan. Hasil dari tahap tersebut menunjukkan bahwa pengukuran

biaya lingkungan yang ada di Rumah Potong Hewan Surakarta tidak

sesuai dengan Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan

paragraf 100.

4. Penyajian Biaya Lingkungan Rumah Potong Hewan Surakarta

menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

Tahap penyajian menunjukkan bahwa Rumah Potong Hewan

Surakarta tidak menyajikan biaya lingkungan pada laporan keuangan.

Peneliti melakukan analisis penyajian biaya lingkungan dengan

menggunakan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 tentang

Penyajian Laporan Keuangan. Hasil dari tahap tersebut menunjukkan

bahwa penyajian biaya lingkungan yang ada di Rumah Potong Hewan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

68

68

Surakarta tidak sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

No. 1 paragraf 86. Hal tersebut dibuktikan bahwa, Rumah Potong Hewan

Surakarta tidak menyajikan biaya-biaya lingkungan secara khusus/terpisah

pada laporan lingkungan tersendiri melainkan menyajikan bersama biaya-

biaya yang lain terutama pada pos biaya suku cadang maintenance serta

biaya keamanan dan kebersihan dalam laporan laba rugi.

5. Pengungkapan Biaya Lingkungan Rumah Potong Hewan Surakarta

menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

Tahap pengungkapan menunjukkan bahwa Rumah Potong Hewan

Surakarta tidak menyajikan dan mengungkapkan biaya lingkungan pada

laporan keuangan. Peneliti melakukan analisis dan pengungkapan biaya

lingkungan dengan menggunakan Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan No. 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan. Hasil dari tahap

tersebut menunjukkan bahwa pengungkapan biaya lingkungan yang ada di

Rumah Potong Hewan Surakarta tidak sesuai dengan Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan No. 1 paraggraf 117. Hal tersebut dibuktikan bahwa,

Catatan atas Laporan Keuangan yang diungkapakan oleh Rumah Potong

Hewan Surakarta tidak memuat informasi secara menyeluruh tentang

biaya lingkungan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

69

69

6. Penarikan Kesimpulan

Hasil pembahasan tahap-tahap perlakuan akuntansi biaya lingkungan

yang telah dilakukan. Peneliti menyimpulkan bahwa Rumah Potong

Hewan Surakarta tidak melakukan tahap-tahap perlakuan akuntansi. Hal

tersebut dibuktikan bahwa pada tahap identifikasi, pengakuan, penyajian,

dan pengungkapan biaya lingkungan yang diterapkan Rumah Potong

Hewan Surakarta tidak sesuai dengan teori Hansen dan Mowen serta

Standar Akuntasi Keuangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

70

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah peneliti lakukan dalam

penelitian perlakuan akuntansi biaya lingkungan, kesimpulan yang dapat

ditarik adalah:

Biaya-biaya lingkungan yang telah teridentifikasi terkait pengolahan

limbah cair Rumah Potong Hewan Surakarta adalah biaya gaji karyawan

bagian IPAL, biaya suku cadang IPAL, biaya penyusutan IPAL, biaya suku

cadang maintenance, serta biaya keamanan dan kebersihan. Identifikasi

tersebut tidak sesuai dengan identifikasi biaya lingkungan menurut Hansen

dan Mowen. Pengakuan biaya l Rumah Potong Hewan Surakarta tidak sesuai

dengan Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan paragraf

83. Pengukuran biaya lingkungan Rumah Potong Hewan Surakarta sesuai

dengan Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan paragraf

100. Rumah Potong Hewan Surakarta tidak menyajikan laporan mengenai

lingkungan hidup secara khusus. Pengungkapan informasi biaya lingkungan

terkait pengolahan limbah cair tidak sesuai dengan yang tertuang dalam

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No 1 tahun 2015 paragraf 117.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan Rumah Potong

Hewan Surakarta tidak melakukan perlakuan akuntansi biaya lingkungan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

71

71

B. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan yang ditemui oleh peneliti saat melakukan penelitian ini antara

lain:

Peneliti kesulitan dalam menelusuri biaya lingkungan terkait pengolahan

limbah cair secara maksimal, karena pihak Rumah Potong Hewan Surakarta

menjaga kerahasiaan atas laporan keuangan dan kurang koperatif dalam

menyampaikan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian. Data yang

diperoleh peneliti sebatas data-data umum atas laporan keuangan Rumah

Potong Hewan Surakarta.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan yang telah dijeleskan di atas, maka

saran yang dapat diberikan adalah:

1. Rumah Potong Hewan Surakarta

Rumah Potong Hewan Surakarta diharapkan melakukan tahap perlakuan

akuntansi biaya lingkungan secara benar, tahap tersebut antara lain:

Identifikasi

Rumah Potong Hewan Surakarta diharapkan dapat mencatat rincian

biaya lingkungan lebih detail seperti biaya suku cadang maintenance

IPAL atau biaya perawatan IPAL serta biaya kebersihan IPAL,

sehingga biaya lingkungan dapat teridentifikasi dan dikelompokkan

sesuai dengan teori Hansen dan Mowen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

72

72

Pengakuan

Rumah Potong Hewan Surakarta diharapkan dapat mengakui biaya

lingkungan dengan melihat manfaat yang dihasilkan dari biaya tersebut

dan biaya tersebut mempunyai nilai yang dapat diukur dengan andal.

Pengukuran

Rumah Potong Hewan Surakarta diharapkan melakukan pengukuran

biaya lingkungan menggunakan salah satu dari 4 dasar pengukuran,

yaitu: biaya historis, biaya kini, nilai realisasi/penyelesaian, dan nilai

sekarang.

Penyajian

Rumah Potong Hewan Surakarta diharapkan membuat laporan

khusus/tersendiri tentang biaya lingkungan agar pengguna laporan

keuangan dapat menelusuri dan memahami besar biaya lingkungan

yang telah disajikan.

Pengungkapan

Rumah Potong Hewan mengungkapkan biaya lingkungan pada laporan

khusus dan catatan atas laporan keuangan yang memuat informasi

spesifik dasar-dasar pengungkapan biaya lingkungan agar dapat

dipahami, dibandingkan, dan dapat sebagai dasar pengambilan

keputusan bagi pengguna laporan keuangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

73

73

2. Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan menemukan dan menelusuri biaya

lingkungan terkait pengolahan limbah secara maksimal, sehingga biaya-

biaya lingkungan dapat teridentifikasi. Peneliti selanjutnya diharapkan

meneliti biaya lingkungan pada perusahaan/entitas jasa yang terkait

langsung dengan lingkungan seperti perusahaan batu bara dan perusahan

minyak bumi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

74

74

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, David Wahyu. 2014. Analisis Pengalokasian dan Penyajian Biaya

Lingkungan di PT Swasti Siddhi Amagra. Skripsi. Universitas Kristen Satya

Wacana, Salatiga.

Elyafei, Safira. 2012. Penerapan Akuntansi Lingkungan di RSUD Tarakan

Jakarta. Skripsi. Universitas Bina Nusantara, Jakarta.

Firmansyah, Imam. 2014. Akuntasi Biaya itu Gampang. Dunia Cerdas, Jakarta.

Gunawan, E. 2010. Tinjauan Teoritis Biaya Lingkungan terhadap Kualitas Produk

dan Konsekuensinya Terhadap Keunggulan Kompetitif Perusahaan. Jurnal

Ilmiah Mahasiswa Akuntansi. Vol. 1. (2): 47-50.

Hermiyetti. Dondokambey, Griffit Yoyner. 2012. Analisis Perlakuan Akuntansi

dan Pengalokasian Biaya Lingkungan pada PT Aspex Kumbong. Jurnal

Infestasi. Vol. 8. (1): 63-80.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2014. Standar Akuntansi Keuangan Per Efektif 1

Januari 2015. Cetakan Pertama. Ikatan Akuntansi Indonesia, Jakarta.

Ikhsan, Arfan. 2009. Akuntansi Manajemen Lingkungan, Edisi Pertama, Graha

Ilmu, Yogyakarta.

Hansen, Don R. Mowen, Maryanne M. 2009. Manajerial Accounting:Akuntansi

Manajemen, 8th

. Salemba Empat, Jakarta.

Kusumawati, Titik. 2015. Perlakuan Akuntansi atas Pengelolaan Limbah pada

RSUD DR R Koesma Tuban. Skripsi. Universitas Jember.

Meilanawati, Refi. 2013. Analisis Pengungkapan Biaya Lingkungan

(Environmental Cost) pada PT. Semen Indonesia Persero, TBK. Jurnal

TeknologiPendidikan.

Moedjanarko, Erfinsya C. Frisko, Dianne. 2013. Pengelolaan Biaya Lingkungan

dalam Upaya Minimalisasi Limbah PT Wonosari Jaya Surabaya. Jurnal

Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. Vol.2 No.1.

Mulyani, Nita Sri. 2013. Analisis Penerapan Akuntansi Biaya Lingkungan pada

Pabrik Gondorukem dan Terpentin (PGT) Garahan. Skripsi. Universitas

Jember.

Munn. 1999. A System View of Accounting for Waste. Edisi Pertama, Nixxon

and Schinitteiet Universiteit Press, Bonn.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

75

75

Peraturan Menteri Pertanian Replubik Indonesia Nomor 13 Tahun 2010 Tentang

Persyaratan Rumah Potong Hewan Ruminansia dan Unit Penanganan

Daging.

Putri, Pramitha Arinda Hartono. Mas’ud, Imam. 2016. Analisis Perlakuan

Akuntansi atas Biaya Lingkungan pada PT Sejahtera Usaha Bersama Unit

Jember. Artikel Ilmiah Mahasiswa.

Suartana, I. W. 2010. Akuntansi Lingkungan dan Triple Bottom Line Accounting:

Paradigma Baru Akuntansi Bernilai Tambah. Jurnal Bumi Lestari. Vol. 10.

(1): 105-112.

Sudigyo, T. 2002. Studi Kasus Pengolahan Limbah Cair di RS Kanker Dharmais

Depkes RI Jakarta. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Suwardjono. 2013. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi

Ketiga. BPFE, Yogyakarta.

Undang-Undang RI No. 32 Tahun 2009.Tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup.

Weygandt, J.J., Kieso, D. E. dan Kimmel, P. D. 2013. Accounting Priciples,

Pengatar Akuntansi. Edisi Ketujuh. Buku 1. Salemba Empat, Jakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

76

76

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

77

77

Daftar Pertanyaan dan Hasil Wawancara

Berikut ini merupakan daftar pertanyaan-pertanyaan dan hasil wawancara antara

pihak peneliti dengan pihak internal perusahaan yang dilakukan pada:

Narasumber : Ir. Tri Ananto Mr. M.Si

Hari, tanggal : Rabu, 27 Januari 2016

Tempat : Rumah Potong Hewan Surakarta

1. Kegiatan-kegiatan yang terkait dengan pengolahan limbah cair

a. Limbah apa saja yang dihasilkan dari kegiatan produksi Rumah Potong

Hewan Surakarta?

Jawaban:

Limbah yang dihasilkan terkait dengan kegiatan produksi Rumah Potong

Hewan berwujud cair dalam bentuk darah/cairan yang disebut limbah

merah dan berbentuk kotoran hewan maupun kotoran isi perut yang

disebut limbah hijau. Sedangkan gas berbentuk bau gas dari kotoran

hewan, limbah padat berupa tulang dan bulu-bulu dari hewan tersebut.

b. Bagaimana proses pengolahan limbah cair?

Jawaban:

Proses limbah cair menggunakan IPAL dengan sistem DEWATS.

Teknologi pengolahan air limbah domestik yang terdesentralisasi tanpa

membutuhkan listrik. Limbah yang berasal dari ruang rumen, karkas dan

pemotongan disalurkan melewati pipa ke tempat proses pengolahan

limbah berdasarkan tekanan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

78

78

c. Kapan dan berapa biaya yang dikeluarkan Rumah Potong Hewan untuk

mendirikan IPAL tersebut?

Jawaban:

IPAL limbah cair dibuat dan aktif beroperasi sejak tahun 2011 hingga

sekarang. Biaya dikeluarkan untuk pembangunan IPAL tersebut bisa

dilihat pada catatan pembangunan IPAL.

d. Bagaimana cara kerja IPAL tersebut?

Jawaban:

IPAL yang kami miliki menggunakan sistem DEWATS. Sistem ini tidak

memerlukan biaya operasional dan pemeliharaan yang tinggi. Cara

kerjanya dimulai ketika limbah-limbah dari ruang jagal, karkas dan rumen

dibuang melalui saluran yang langsung menuju ke IPAL. Pada bagian

pertama limbah disaring oleh saringan kasar yang disebut screen. Gunanya

untuk menyaring sampah-sampah yang tidak bisa diolah. Khusus ruang

rumen ada proses sendimentasi yang bertujuan untuk menghilangkan

gumpalan-gumpalan padat. Setelah limbah itu benar-benar bisa diolah

baru limbah tersebut melewati pintu masuk atau disebut inlet. Kemudian

limbah akan diteruskan pada Settler dua chamber proses pada bagian ini

kembali terjadi pengendapan agar bisa terpisah untuk kotoran cair dan

padatnya. Bagian terakhir ada baffle reactor air limbah ditampung dan

diproses secara biologi lalu hasilnya dibuang ke sungai Sonto yang

letaknya dibelakang Rumah Potong Hewan dalam bentuk air jernih yang

tidak berbau.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

79

79

2. Komponen-komponen biaya yang terkait dengan aktivitas pengolahan

limbah cair

a. Biaya apa saja yang terdapat pada tahap pengolahaan limbah cair dari awal

sampai akhir?

Jawaban:

Biaya yang pertama kali dibiayakan adalah biaya pengadaan IPAL.

Kemudian biaya listrik tidak ada karena IPAL milik kami memakai sistem

terdesentralisasi. Sedangkan di IPAL bagian screen harus dibersihkan

manual oleh pekerja dengan intensitas waktu minimal seminggu sekali.

Jumlah pekerja khusus bagian IPAL ada 3 orang dengan gaji perbulan 1,4

juta. Untuk depresiasi IPAL sendiri, kami telah menetapkan masa

manfaatnya 15 tahun tanpa ada nilai sisa.

b. Adakah pendapatan yang diperoleh dari pengolahan limbah ini?

Jawaban:

Untuk saat ini belum ada pendapatan dari proses pengolahan limbah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

80

80

3. Perlakuan akuntansi pengolahan limbah cair

a. Bagaimana cara Rumah Potong Hewan dalam mengidentifikasi biaya

terkait pengolahan limbah cair?

Jawaban:

Kami belum mengidentifikasi biaya-biaya tersebut karena biaya-biaya

lingkungan disajikan bersama biaya-biaya lainnya dalam laporan

keuangan.

b. Bagaimana cara Rumah Potong Hewan dalam mengakui biaya terkait

pengolahan limbah cair?

Jawaban:

Selama proses pengolahan limbah berlangsung kami mengakui adanya

pengeluaran biaya setiap terjadinya transaksi. Jadi setiap ada transaksi

yang keluar dari bagian pengolahan limbah kami akan mengakui sebagai

biaya.

c. Bagaimana cara Rumah Potong Hewan dalam mengukur biaya terkait

pengolahan limbah cair?

Jawaban:

Biaya lingkungan dalam kegiatan pengolahan limbah diukur dengan

rupiah. Semua biaya yang telah dikeluarkan Rumah Potong Hewan,

mengacu pada laporan realisasi anggaran periode sebelumnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

81

81

d. Bagaimana cara Rumah Potong Hewan dalam menyajikan biaya terkait

pengolahan limbah cair?

Jawaban:

Kami menyajikan biaya-biaya tersebut ke dalam laporan laba rugi bersama

dengan biaya lainnya pada pos biaya gaji karyawan bagian IPAL, biaya

suku cadang IPAL, biaya retribusi dan pajak daerah, serta biaya keamanan

dan kebersihan, untuk pengadaan IPAL dimasukkan pada neraca sebagai

aset tetap. Rumah Potong Hewan tidak menyajikan laporan khusus biaya

lingkungan karena kami berasumsi biaya tersebut sama dengan biaya

umum lainnya.

e. Bagaimana cara Rumah Potong Hewan dalam mengungkapkan biaya

terkait pengolahan limbah cair?

Jawaban

Kami mengungkapkan biaya lingkungan lewat catatan atas laporan

keuangan. Catatan tersebut berisi tentang metode pengukuran biaya,

metode penyusutan, dan beberapa kebijakan akuntansi yang lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN · Laporan Keuangan (KDPPLK)..... 57 Tabel 5.4 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan antara Rumah Potong ... Tabel 5.6 Perbandingan

82

82

SURAT KETERANGAN PENELITIAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI