ANALISIS PERFORMA SUKUK DAN OBLIGASI DI INDONESIA...
Transcript of ANALISIS PERFORMA SUKUK DAN OBLIGASI DI INDONESIA...
ANALISIS PERFORMA SUKUK DAN OBLIGASI DI
INDONESIA PERIODE 2014-2017
Oleh:
Ahmad Fadhil
NIM: 1113086000010
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
i
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS DIRI
Nama : Ahmad Fadhil
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 27 Maret 1995
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum Menikah
Tinggi/Berat : 169 cm / 52 kg
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMA
Alamat : JL. Brijo Dalam No.12 Pasar Baru – Jakarta Pusat
No. HP : 087871712160
E-mail : [email protected]
PENDIDIKAN FORMAL
2001 – 2007 : SDN SUKARATU III
2007 – 2010 : MTs Mahad Darul Arqam Muhammadiyah Garut
2010 – 2013 : MA Mahad Darul Arqam Muhammadiyah Garut
2013 – 2017 : Program Sarjana (S1) Jurusan Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
vi
PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota Kajian Dakwah Islam Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM)
Ranting Darul Arqam Garut periode 2010-2011.
2. Ketua Bidang Pembinaan Anggota Tapak Suci Cabang Darul Arqam Garut
periode 2011-2012.
3. Ketua Bidang Pengembangan Ilmu Pengetahuan (PIP) Pimpinan Daerah
Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kabupaten Tangerang periode 2013-2015.
4. Staf Ahli Keilmuan Lingkar Studi Ekonomi Syariah (LiSEnSi) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta periode 2015-2016.
5. Kordinator Divisi Penelitian dan Pengembangan Himpunan Mahasiswa
Jurusan Ekonomi Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2016.
6. Kordinator Divisi Pendidikan Generasi Baru Indonesia (GENBI) UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2016-2017.
7. Ketua Umum Lingkar Studi Ekonomi Syariah (LiSEnSi) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta periode 2016-2017.
SEMINAR DAN WORKSHOP
1. Seminar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Jakarta,
Working Paper Forum dengan tema “Teknik Penulisan Artikel Jurnal
Internasional Bereputasi” pada September 2017.
2. Seminar Internasional Ekonomi Islam IAEI dengan tema “Building
Strategic Alliance in Islamic Economic, Finance, and Business Policies”
pada April 2015.
vii
3. Seminar Nasional IAEI dengan tema “Penyiapan SDM Berbasis
Kompetensi Syariah dalam Pengembangan Perbankan Syariah Era MEA
2015” pada Oktober 2014.
4. Workshop Indonesia Magnificence of Zakat (IMZ) dan KOPMA UIN
Jakarta dengan tema “Industri Syariah pada Era Persaingan Global” pada
September 2014.
5. Seminar LDK KOMDA Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas
Islam Negeri Jakarta dengan tema “Rahasia Mahasiswa Ideal” pada
September 2013.
KEGIATAN DAN PENGALAMAN
1. Company Visit “Peran Bank Indonesia di Bidang Moneter” di Bank
Indonesia pada April 2014.
2. Company Visit di Dana Reksa Sekuritas pada Desember 2015.
viii
ABSTRACT
Sukuk and bonds are two kinds of financial instruments that share the Indonesia
Capital Market. The aim of this research is to diagnose the performance of the
sukuk portfolio compared with bond portfolio using a series of indices of sukuk
and bonds obtained from IBPA Bond Indices. In addition, this research also
analyzed the outstanding growth of sukuk and bonds and how their potential in
the future. Analytical methods used are descriptive analysis and Mann Whitney
U-Test with the help of SPSS software. The result of research shows that there is
no significant difference either from the return index or the growth of outstanding
sukuk and bonds. However, descriptively the return value of sukuk index and
growth outstanding of sukuk is higher than bond. So also with its potential in the
future.
Keyword: Sukuk, Obligasi, Return, Outstanding, Mann Whitney U-Test.
ix
ABSTRAK
Sukuk dan obligasi adalah dua macam instrumen keuangan yang menjadi bagian
dari pasar modal di indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat
performa portofolio sukuk yang dibandingkan dengan portofolio obligasi dengan
menggunakan rangkaian indeks sukuk dan obligasi Indonesia yang diperoleh dari
IBPA Bond Indices. Selain itu, penelitian ini menganalisis pula pertumbuhan
outstanding sukuk dan obligasi serta bagaimana potensinya dimasa yang akan
datang. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan uji beda
Mann Whitney U-Test dengan dibantu perangkat lunak SPSS. Hasil penelitian
menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan baik dari return
indeks maupun pertumbuhan outstanding sukuk dan obligasi. Akan tetapi secara
deskriptif nilai return indeks sukuk dan growth outstanding sukuk lebih tinggi
dibandingkan dengan obligasi. Begitu juga dengan potensinya dimasa mendatang.
Kata Kunci: Sukuk, Obligasi, Return, Outstanding, Mann Whitney U-Test.
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh
Puji dan syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul “Analisis Performa Sukuk dan Obligasi di Indonesia
Periode Tahun 2014-2017”sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Program Sarjana (S1) Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tak lupa pula shalawat
serta salam ter curahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad Shallallah
‘Alayhi wa Sallam, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
sebaik-baiknya.
Dalam penelitian ini penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat
terselesaikan tanpa dukungan, bantuan, bimbingan serta doa dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama pada:
1. Terima kasih kepada kedua orang tua, pembimbing sepanjang masa.
Ibuku tersayang Anisah dan Ayahku tercinta Sunaryo. Terima kasih
telah mencintai, mendidik, dan memberikan do’a tanpa henti
kepadaku.Terima kasih banyak atas jasa-jasa mu selama ini baik
dukungan materi maupun non-materi untuk dapat melancarkan studi
ini yang tidak bisa terbalaskan atas apa yang Ibu dan Bapak lakukan.
xi
2. Adik-adikku, Lukman dan Nadya yang selalu memberikan dukungan
tanpa henti kepada penulis. Semoga Allah SWT selalu memberi
kemudahan dan kelancaran dalam segala hal yang kalian tempuh.
3. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc,M.Si selaku Dekan FEB, Bapak
Dr.Amilin, SE., Ak.,M.Si., QIA., BKP selaku Wakil Dekan I Bid.
Akademik, Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag, M.H selaku Wakil
Dekan II Bid Administrasi Umum dan Bapak Dr. Desmadi Saharuddin
M.A selaku Wakil Dekan III Bid. Kemahasiswaan yang telah
memberikan jalan bagi saya dalam mengerjakan skripsi ini.
4. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si Selaku Ketua Jurusan Ekonomi
Syariah dan Pembimbing Akademik serta Ibu RR. Tini Anggraeni,
ST.,M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah. Semoga dapat
menjadi panutan untuk Jurusan Ekonomi Syariah dalam
memajukannya.
5. Bapak Dr. Ir. H Roikhan Mochamad Aziz, MM. Hah. Slm selaku
Dosen Pembimbing Skripsi I dan sebagai penemu Teori Hahslm
Theory, Universe Guidance Theory, Teori Penciptaan dari al-Qur’an,
serta rumus total al-Qur’an 1587x4=112+6236 yang dengan
kerendahan hatinya bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan
pengarahan, ilmu yang bermanfaat, serta masukan yang sangat berarti
selama penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah SWTmembalas segala
kebaikan Bapak.
6. Bapak Dr. Desmadi Saharuddin M.A sebagai dosen pembimbing
akademik yang selalu memberikan arahan atas keberlangsungan
xii
kegiatan perkuliahan juga segala ilmu dan informasi mengenai dunia
pendidikan, dan semoga Allah SWT senantiasa memberikan
kelancaran dalam studi Bapak di Australia.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yang tidak dapat penulis
tuliskan satu-persatu. Terima kasih atas curahan ilmu yang Bapak dan
Ibu berikan kepada penulis. Semoga amal Bapak dan Ibu mendapat
keberkahan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
8. Sahabat-sahabat penulis Abie Ayub, Abi Rizki, Rian, Ridho, Iqbal,
Arie, Dimas, Yoga, Andep, Acin, Muzda, Hani, Dita, Zul, Azam, Boy,
Ihsan, Umi, Ida, Mega, Jiah, Sicay, Vika, Zyra, dan Ficky, terima
kasih atas semuanya.
9. Teman-teman EKSYAR 2013 yang tidak dapat penulis sebutkan satu-
persatu. Semoga kesuksesan selalu menyertai kita semua.
10. Untuk Laskar Lisensi (Lingkar Studi Ekonomi Syariah), baik kakak-
kakak, adik-adik dan teman-teman seperjuangan yang tak dapat saya
sebutkan satu-persatu.
11. Teman-teman KKN SAHITYA Latif, Icad, Yunus, Manda, Rahma,
Anten, Uci, Yuncuy, Faika, Wulan, serta Warga Desa Ciater,
Tangerang Selatan atas dukungan dan doa yang telah diberikan kepada
penulis.
12. Pihak-pihak yang membantu kelancaran dalam proses pembuatan
hingga penyelesaian skripsi. Semoga Allah SWT membalas segala
kebaikannya.
xiii
Penulis sadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna karena terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran, masukan, serta kritik yang membangun
dari berbagai pihak. Sekian yang bisa penulis sampaikan, kurang lebihnya mohon
maaf.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta 13 November 2017
Peneliti
xiv
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .............................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ..................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ v
ABSTRACT .................................................................................................. viii
ABSTRAK ...................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xviii
DAFTAR GRAFIK ....................................................................................... xx
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xxi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. . Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. . Rumusan Masalah .............................................................................. 12
C. . Batasan Masalah ................................................................................ 12
D. . Tujuan Penelitian ................................................................................ 13
E. . Manfaat Penelitian .............................................................................. 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 15
xv
A. . Landasan teori ..................................................................................... 15
1. Filosofi Ekonomi Islam ................................................................ 15
2. Keuangan Islam ........................................................................... 18
3. Investasi Dalam Perspektif Islam ................................................. 20
4. Pasar Modal di Indonesia ............................................................. 22
5. Obligasi ........................................................................................ 30
6. Sukuk ........................................................................................... 31
7. Perbedaan Sukuk dengan Obligasi ................................................ 36
8. Performa atau Kinerja Suatu Portofolio ........................................ 38
9. Resiko dan Imbal Hasil ................................................................. 40
10. Teori HAHSLM ............................................................................ 43
B. . Penelitian Terdahulu ........................................................................... 47
C. . Kerangka Pemikiran ........................................................................... 49
D. . Hipotesis ............................................................................................. 52
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 53
A. Ruang Lingkup Penelitian ......... ......................................................... 53
B. Metode Penentuan Sampel ................................................................. 53
C. Tahap Pengolahan Data ...................................................................... 54
D. Metode Analisis Data ......................................................................... 55
1. Perhitungan Return Indeks Sukuk dan Obligasi ............................ 55
2. Perhitungan Growth Outstanding Sukuk dan Obligasi .................. 56
3. Uji Kolmogorov-Smirnov ............................................................. 56
4. Uji Independen t-Test Dua Sampel ............................................... 57
5. Uji Non-Parametrik ........................................................................ 58
xvi
6. Uji Mann Whitney U-Test .............................................................. 59
7. System Dynamics ......................................................................... 61
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN..................................... 64
A. Perhitungan Return Sukuk dan Obligasi ............................................. 64
B. Uji Statistik Perbandingan Return Indeks Sukuk dan Obligasi ........... 66
1. Uji Kolmogorov-Smirnov .............................................................. 66
2. Uji Beda Mann Whitney U-Test .................................................... 68
C. Uji Statistik Perbandingan OutstandingSukuk dan Obligasi ............... 69
1. Uji Kolmogorov-Smirnov .............................................................. 69
2. Uji Beda Mann Whitney U-Test .................................................... 70
D. Uji Statistik Perbandingan Growth OutstandingSukuk dan Obligasi . 72
1. Uji Kolmogorov-Smirnov .............................................................. 72
2. Uji Beda Mann Whitney U-Test .................................................... 73
E. Perhitungan Growth Outstanding Sukuk dan Obligasi ....................... 74
F. Prediksi Perkembangan Sukuk dan Obligasi di Tahun Mendatang .... 76
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 78
A. . Kesimpulan ......................................................................................... 78
B. . Saran ................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 81
LAMPIRAN ................................................................................................... 89
xvii
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
1.1 Bangunan Teori TIM Ekonomi Islam 2
2.1 Perbedaan Sukuk vs Obligasi 37
2.2 Penelitian Terdahulu 47
4.1 Return dan standar deviasi bulanan sukuk dan obligasi
2014-2017
64
4.2 Return dan standar deviasi sukuk dan obligasi pertahun 65
4.3 One Sample Kolmogorov-Smirnov Test Return Sukuk 66
4.4 One Sample Kolmogorov-Smirnov Test Return Obligasi 67
4.5 Uji Beda Mann Whitney U-TestReturn Sukuk dan
Obligasi
68
4.6 One Sample Kolmogorov-Smirnov Test Outstanding
Sukuk
69
4.7 One Sample Kolmogorov-Smirnov Test Outstanding
Obligasi
70
4.8 Uji Beda Mann Whitney U-TestOutstanding Sukuk dan
Obligasi
71
4.9
One Sample Kolmogorov-Smirnov Test Growth
Outstanding Sukuk
72
4.10 One Sample Kolmogorov-Smirnov Test Growth
Outstanding Obligasi
72
4.11 Uji Beda Mann Whitney U-Test Growth Outstanding 73
xviii
Sukuk dan Obligasi
4.12 Growth outstanding bulanan sukuk dan obligasi 2014-
2017
74
4.13 Growth outstanding sukuk dan obligasi pertahun 75
4.14 Proyeksi Pertumbuhan Sukuk Dan Obligasi Pemerintah
10 Tahun Mendatang
76
4.15 Proyeksi Pertumbuhan Sukuk Dan Obligasi Korporasi 10
Tahun Mendatang
77
xix
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Berpikir Kaffah Dalam Islam 44
2.2 Metode Sinlammim Dalam Tangan Manusia 45
2.3 Diagram Kaffah Thinking Dalam Islam 46
2.4 Kerangka Pemikiran 51
xx
DAFTAR GRAFIK
No. Keterangan Halaman
1.1 Total Aset Keuangan Syariah Global 2016 4
1.2 Perkembangan Penerbitan Sukuk Global 2001-2015 5
1.3 Perkembangan Sukuk di Indonesia Periode 2010-2014 7
1.4 Perkembangan Return ICBI 11
1.5 Perkembangan Return ISIX 11
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Uji Normalitas Return Indeks Sukuk dan Obligasi ........................................ 89
2. Uji Mann Whitney Return Indeks Sukuk dan Obligasi Composite ............... 89
3. Uji Mann Whitney Return Indeks Sukuk dan Obligasi Government ............ 90
4. Uji Mann Whitney Return Indeks Sukuk dan Obligasi Corporate ................ 90
5. Uji Normalitas Outstanding Sukuk dan Obligasi ........................................... 91
6. Uji Mann Whitney Outstanding Sukuk dan Obligasi Government ............... 91
7. Uji Mann Whitney Outstanding Sukuk dan Obligasi Corporate ................... 92
8. Uji Normalitas Growth Outstanding Sukuk dan Obligasi ............................. 92
9. Uji Mann Whitney Growth Outstanding Sukuk dan Obligasi Government .. 93
10. Uji Mann Whitney Growth Outstanding Sukuk dan Obligasi Corporate ...... 93
11. Forcaseting Pertumbuhan Sukuk Dan Obligasi 2017-2027 ........................... 94
12. Data Historis Indeks Sukuk dan Obligasi ...................................................... 95
13. Data Historis Outstanding Sukuk Dan Obligasi ............................................ 96
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemahaman sistem ekonomi yang Islami senantiasa mengacu pada konsep
Islam yang menyeluruh atau kafah. Pendekatan Islam kafah ini mengandung
makna adanya ekspos mengenai iman, Islam, dan ihsan. Tiga hal diskursus ini
diperkuat oleh rukun Islam yaitu: 1) Syahadat, 2) Shalat, 3) Zakat dan keempat
puasa serta kelima haji.
Resultan dari 3 pilar dalam Islam ini terejawantahkan pada teori dasar
ekonomi Islam yang terdiri dari: 1) Teori Tauhid, 2) Teori Ibadah, 3) Teori
Maslahah. Implementasi dari pilar utama ekonomi ini sejalan dengan
perkembangan perbankan yang ada di Indonesia (Aziz, 2017).
Grand Building Theory berupa bangunan teori dari Islam Dan Ekonomi
adalah Teori TIM atau Tauhid-Ibadah-Maslahah yang berasal dari Quran (QS. Al-
Haj 22.78) sehingga memunculkan konsep utama dari pembagian struktur
ekonomi maupun keuangan.
QS. Al-Haj [22]: 78 فأقيموا الصالةوآتوا الزكاة واعتصموا باهلل
“Maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali
Allah.”
2
Tabel 1.1 Bangunan Teori TIM Ekonomi Islam
No Teori Tauhid Ibadah Maslahah
1 Rukun Ihsan Islam Iman
4 Fikih Aqidah Syariah Ahlak
6 Metodologi TSR Hahslm Maqashid Syariah
7 Penemu Alam Roikhan Ibnu Khaldun
13 Ekonomi Kapitalis Islam Sosialis
Sumber: Aziz, 2017
Pengembangan ekonomi Islam selama ini berbasiskan pola berpikir linier
dengan pendekatan sekuler, memisahkan keilmuan dengan keagamaan, sehingga
otomatis makna ibadah tercerabut dengan sendirinya. Makna ibadah merupakan
proses yang alami dalam setiap aktivitas kehidupan manusia termasuk ekonomi.
Petunjuk mengenai ibadah yang diberikan Allah SWT berasal dari ayat kauliyah
yaitu Al-Qur’an dan As Sunnah serta ayat kauniyah yaitu alam semesta. Hal
tersebut sesuai dengan Az-Dzariyat: 56 yang berbunyi:
نس ال ليعبدون وما خلقت الجن وال
Artinya: “Dan tidak aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk
beribadah”
Fenomena alam dan ekonomi sudah ada sejak sebelum wahyu kauliyah
diturunkan. Makna beribadah pasti sudah bisa diejawantahkan oleh pendahulu
umat sebelum Nabi Muhammad SAW, dengan mempelajari ayat kauniyah yang
3
terjadi dari fenomenaalam dan ekonomi tersebut. Kemudian pada era risalah Nabi
Muhammad SAW oleh Allah SWT fenomena alam dan ekonomi tersebut
dikodifikasi serta diintegrasikan dalam ayat kauliyah. Ayat kauliyah memberikan
inti kodifikasi dar keberekonomian yang ada, sedangkan detil penjabaran para
peneliti muslim wajib merujuk pada sumber utamanya.
Allah menegaskan bahwa penciptaan pasti mengandung makna ibadah,
maka ini bisa menjadi dasar bahwa kewajiban peneliti muslim untuk menjadikan
alat analisis juga terdapat nilai ibadah. Selama ini keilmuan ekonomi
mengopipastekan alat analisis dari barat seperti program linier, regresi berganda
dan lain sebagainya. Probabilitas besar terhadap alat analisis tersebut kurang
memiliki nilai ibadah karena kalangan barat membangun alat analisis tersebut
selalu meniadakan faktor agama dalam sains. Untuk itu, peneliti muslim perlu
didorong secara berjamaah, merubah konsep alat analisis sesuai dengan model
berpikir Islami, sehingga mampu memberikan tolak ukur yang sesuai dengan nilai
Islam.
Dalam bidang keuangan sendiri, telah berkembang konsep keungan islam
atau yang biasa di kenal dengan Keuangan Syariah. Konsep keuangan syariah
dalam beberapa tahun kebelakang telah mengalami pertumbuhan yang sangat
cepat. Hingga tahun 2015 saja diperkirakan asetnya menyentuh angka sekitar 2
Triliun dolar AS sebagaimana dilansir oleh Thomson Reuters dalam Islamic
Finance Development Report 2016. Bahkan di tahun 2021 mendatang
diperkirakan asetnya akan tumbuh mencapai 3,5 Triliun dolar AS.
4
Grafik 1.1 Total Aset Keuangan Syariah Global 2016 (Milliar Dolar)
Sumber: Islamic Financial Development Report, Thomson Reuters(2017)
Aset keuangan syariah paling besar diperoleh dari sektor perbankan
syariah yang mencapai 1,4 Triliun dolar AS. Laporan terbaru Ernst & Young (EY)
dalam World Islamic Banking Competitiveness 2016 menyebutkan bahwa rata-
rata pertumbuhan aset perbankan syariah dari tahun 2010 - 2014 adalah mencapai
16% per tahun. Pesatnya perkembangan keuangan syariah dunia selain didorong
oleh sektor perbankan, di dorong pula oleh ekspansi penerbitan sukuk atau yang
sering pula disebut dengan obligasi syariah.
Sukuk merupakan salah satu instrumen keuangan syariah yang telah
banyak diterbitkan baik oleh korporasi maupun negara. Di beberapa negara sukuk
telah menjadi instrument pembiayaan anggaran negara yang penting (Fatah,
2011). Pada tahun 2015 saja asset sukuk internasional sudah mencapai 342 miliar
dolar AS (Reteurs, 2016). Sukuk berbasis sekuritisasi asset pertama kali
5
diterbitkan oleh Shell MDS Malaysia pada tahun 1990. Sedangkan untuk sukuk
pertama yang diterbitkan oleh pemerintah dipelopori oleh bank sentral Bahrain
pada tahun 2001 (Koch, 2015). Selain Malaysia dan Bahrain, beberapa negara
seperti Brunei Darussalam, Uni Emirat Arab, Qatar, Pakistan dan termasuk
Indonesia, sudah menjadi regular issuer dari sukuk.
Di Indonesia sendiri, pasar keuangan syariah termasuk sukuk tumbuh
dengan cepat, meskipun porsinya dibandingkan pasar konvensional masih relative
kecil. Untuk keperluan pengembangan basis sumber pembiayaan anggaran negara
sekaligus dalam rangka pengembangan pasar keuangan syariah dalam negeri,
pada tahun 2008 pemerintah telah mengesahkan UU tentang Surat Berharga
Syariah Negara (SBSN). UU SBSN tersebut menjadi legal basis bagi penerbitan
dan pengelolaan sukuk di Indonesia.
Grafik 1.2 Perkembangan Penerbitan Sukuk Global 2001-2015 (Milliar Dolar)
Sumber: IIFM database (diolah 2017)
Obligasi syariah atau ṣukuk mulai mewarnai pasar modal Indonesia sejak
tahun 2002. Perusahaan yang mempelopori penerbitan obligasi syariah yaitu PT
Indosat yang menerbitkan obligasi senilai Rp 175 Miliar. Obligasi syariah yang
6
pertama terbit pada 2002 dan 2003 rata-rata menggunakan akad muḍarabah
sedangkan pada tahun 2004 dan 2005 menggunakan akad ijarah. Akan tetapi
setelah diterbitkannya UU SBSN pada tahun 2008, perkembangan sukuk di
Indonesia lebih banyak di dominasi oleh sukuk yang di terbitkan oleh pemerintah
(IIFM, 2016).
Ṣukuk sendiri secara etimologi merupakan bentuk jamak dari kata sakk
yang dalam bahasa Arab yang berarti sertifikat atau bukti kepemilikan. Menurut
AAOIFII (Accounting and Auditing Organization for Islamic Institution) Ṣukuk
adalah sertifikat yang merupakan bukti kepemilikan atas aset berwujud, manfaat
atau jasa atau kepemilikan aset suatu proyek atau aktivitas investasi tertentu, yang
terjadi setelah penerimaan dana ṣukuk, penutupan pemesanan dan dana yang
diterima dimanfaatkan sesuai tujuan penerbitan sukuk. Sedangkan menurut
Dewan Standar Syariah Majelis Ulama Indonesia fatwa No. 32/DSN-
MUI/IX/2002, Obligasi syariah (Ṣukuk) didefinisikan sebagai suatu surat
berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten
kepada pemegang obligasis yariah yang mewajibkan emiten untuk membayar
pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil, margin/fee, serta
membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.
7
Grafik 1.3 Perkembangan Sukuk di Indonesia Periode 2010-2014 (Triliun
Rupiah)
Sumber: Indonesia Islamic Financial Report 2016, Thomson Reuters.
Ṣukuk sebagai salah satu Efek Syariah memiliki karakteristik yang
berbeda dengan obligasi. Ṣukuk bukan merupakan surat utang, melainkan bukti
kepemilikan bersama atas suatu aset/proyek. Setiap ṣukuk yang diterbitkan harus
mempunyai aset yang dijadikan dasar penerbitan (underlying asset). Klaim
kepemilikan pada ṣukuk didasarkan pada aset/proyek yang spesifik. Penggunaan
dana ṣukuk harus digunakan untuk kegiatan usaha yang halal. Imbalan bagi
pemegang ṣukuk dapat berupa imbalan, bagi hasil, atau marjin, sesuai dengan
jenis akad yang digunakan dalam penerbitan ṣukuk. Sukuk berbeda dari obligasi
konvensional karena obligasi didefinisikan sebagai instrumen hutang jangka
panjang yang dikeluarkan oleh perusahaan dan pemerintah (Tahmoures, 2013).
8
Beberapa penelitian mencoba membandingkan antara sukuk dan obligasi,
baik dari segi struktur, kinerja, tingkat imbal hasil, hingga resiko diantara
keduanya. Sebagian menyimpulkan bahwa instrument sukuk dan obligasi
memang berbeda, Namun, ada beberapa kesamaan antara sukuk dan obligasi.
Misalnya, seperti Sukuk memiliki jangka waktu jatuh tempo, kupon dan dapat
diperdagangkan dengan harga yield normal (Zakaria, Isa, & Abidin, 2012). Selain
itu, sukuk juga merupakan instrumen keuangan yang tingkat pengembaliannya
dapat diprediksi baik fixed maupun floating, diperdagangkan di pasar sekunder
meski jauh lebih kecil jumlahnya dari pada obligasi, dan memiliki tingkat
peringkat dari lembaga pemeringkat (Cakir dan Raei, 2007).
Fathurahman dan Fitriati (2013) mencoba untuk membandingkan dan
menganalisis rasio antara yield (yield to maturity [YTM]) terhadap Sukuk dan
obligasi konvensional yang terdaftar di pasar saham Indonesia pada bulan Oktober
2011. Hasilnya menunjukkan bahwa rata-rata sukuk dan obligasi konvensional
berbeda secara signifikan secara keseluruhan. Dan bahwa rata-rata YTM Sukuk
lebih besar dari pada obligasi konvensional dalam tiga dari sepuluh kelompok
yang diteliti.
Berbeda dengan Rodoni dan Setiawan (2016), keduanya membandingkan
tingkat risiko dan tingkat pengembalian antara obligasi dengan sukuk,
menggunakan beberapa ukuran yaitu: imbal hasil pada saat jatuh tempo, jangka
waktu Macaulay, dan penilaian risiko (VaR). Hasil pada penelitian tersebut
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan imbal pada saat jatuh tempo antara
obligasi dengan sukuk. Namun, perhitungan penilaian risiko dan perbandingan
9
nilai VaR menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai VaR antara oblihasi dan
sukuk dengan menggunakan uji sampel-k. Akan tetapi pengujian tiap kelompok
pada obligasi maupun sukuk menunjukkan tidak terdapat perbedaan.
Mosaid dan Boutti (2014) menganalisis perbandingan kinerja portofolio
Sukuk dengan portofolio obligasi. Keduanya menggunakan rangkaian indeks TR
BPAM ALL BOND INDEX. Indeks tersebut mencakup keseluruhan sukuk dan
obligasi di pasar Malaysia dengan jangka waktu enam tahun dari tahun 2007
sampai 2012. Hasilnya menunjukkan bahwa indeks Sukuk mengungguli indeks
obligasi dan indeks pasar. Selain itu, ternyata terdapat korelasi positif dan
signifikan antara return sukuk dan portofolio obligasi.
Sebagian besar peneliaan diatas seperti Cakir dan Raei (2007), Zakaria,
Isa, & Abidin (2012), Fathurahman dan Fitriati (2013), Tahmoures (2013),
Mosaid dan Boutti (2014) termasuk Rodoni dan Setiawan (2016) sepakat bahwa
Sukuk menawarkan alternatif investasi seperti obligasi, namun apakah Sukuk
merupakan instrumen investasi yang efisien, menguntungkan dan memiliki resiko
yang lebih kecil dibandingkan obligasi, hal tersebut masih menjadi perdebatan.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka dalam penelitian ini penulis
tertarik untuk menganalisis performa instrumen sukuk dan obligasi di Indonesia
dengan menggunakan rangkaian indeks sukuk dan obligasi Indonesia yang
diperoleh dari IBPA Bond Indices. Rangkaian indeks ini mewakili keseluruhan
obligasi Indonesia dan pasar Sukuk sehingga memungkinkan untuk
menggambarkan performa pasar ini secara menyeluruh. Perhitungan IBPA Bond
10
Indices dilakukan dengan memenuhi karakteristik indeks antara lain akurat,
variatif, replikatif, stabil, transparan.
Perhitungan IBPA Bond Indices dilakukan dengan menggunakan basis
data harga pasar wajar obligasi IBPA dan metodologi yang standar dan lazim
digunakan dalam perhitungan indeks di dunia internsional. Review dan
rebalancing terhadap komposisi obligasi yang termasuk ke dalam perhitungan
indeks IBPA dilakukan secara berkala untuk menjaga kualitas dan akurasi indeks.
Metodologi serta komposisi obligasi yang masuk kedalam perhitungan IBPA
Bond Indices ini dilakukan secara transparan dan dapat diakses oleh public
melalui laporan dalam bentuk Fact Sheet dan rebalancing sheet. Terdapat dua
produk indeks yang diterbitkan oleh IBPA, yaitu IBPA Indices dan IBPA Bond
Indices (INDOBeX). Keduanya dihitung berdasarkan kebutuhan pasar akan
indeks yang reliable. Setiap indeks IBPA dihitung berdasarkan kinerja dari nilai
Total Return, Clean Price, Gross Price, Effective Yield dan Gross Yield.
IBPA memiliki keyakinan bahwa ketersediaan harga pasar wajar
merupakan pilar penting yang memungkinkan pembangunan berkelanjutan dalam
pasar sekuritas pendapatan tetap dan Sukuk di Indonesia. Dengan melakukan
perhitungan harga pasar wajar, IBPA membuka jalan untuk mendukung
revitalisasi pasar dan meningkatkan likuiditas di pasar modal sekunder.
11
Grafik 1.4 Perkembangan Return ICBI
Sumber: ibpa.co.id (diolah 2017)
Grafik 1.5 Perkembangan Return ISIX
Sumber: ibpa.co.id (diolah 2017)
Selain menganalisis menggunakan rangkaian indeks sukuk dan obligasi
Indonesia yang diperoleh dari IBPA Bond Indices. Penulis tertarik untuk
12
menganalisis pertumbuhan outstanding sukuk. Pertumbuhan sukuk baik sukuk
korporasi maupun sukuk pemerintah di Indonesia cukup pesat, akan tetapi masih
kalah secara kuantitatif bila dibandingkan dengan obligasi konvensional. Oleh
karena itu dibutuhkan perbandingan antara pertumbuhan sukuk dan obligasi dan
bagaimana potensinya dimasa yang akan datang.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Analisis Performa Sukuk dan Obligasi di Indonesia
Periode 2014-2017”. Penelitian tersebut akan melengkapi dan menyempurnakan
penelitian penelitian sebelumnya sehingga temuan empiris penelitian ini
diharapkan menjadi kontribusi terkait performa sukuk dan obligasi di indonesia.
B. Rumusan Masalah
Dengan latar belakang penelitian di atas, ada pun rumusan masalah yang
akan diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perbandingan performa portofolio return sukuk dengan
portofolio return obligasi?
2. Bagaimana perbandingan antara pertumbuhan outstanding sukuk
dengan obligasi?
3. Bagaimana potensi sukuk dan obligasi dimasa yang akan datang?
C. Batasan Masalah
Untuk mencegah meluasnya pembahasan, terdapat beberapa pembatasan
dalam penelitian ini. Untuk penggunaan IBPA Bond Indices dibatasi dengan dua
13
indeks, yaitu. IBPA Sukuk Index (SIX) dan Indonesia Bond Index (INDOBeX).
IBPA Sukuk Index (SIX) terdiri dari Indonesia Sukuk Index Composite (ISIXC),
Indonesia Government Sukuk Index (IGSIX), dan Indonesia Corporate Sukuk
Index (ICSIX). Sedangkan Indonesia Bond Index (INDOBeX) terdiri dari
INDOBeX Composite, INDOBeX Government dan INDOBeX Corporate.
Adapun untuk penggunaan data outstanding sukuk dan obligasi dibatasi
dengan outstanding sukuk korporasi dan pemerintah. Begitu pula dengan obligasi
yaitu outstanding obligasi korporasi dan pemerintah.
Selain pembatasan dari data outstanding serta IBPA Bond Indices terdapat
pembatasan untuk periode waktu pada objek penelitian. Rentang waktu objek
penelitian ini adalah bulan Januari 2014 – September 2017. Dengan adanya
pembatasan masalah ini diharapkan akan mencegah terjadinya bias dan meluasnya
pembahasan.
D. Tujuan Penelitian
Ada pun tujuan dari penelitian ini berkaitan dengan rumusan masalah yang
telah dikemukakan adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui performa portofolio return sukuk dibandingkan
dengan portofolio return obligasi?
2. Untuk mengetahui pertumbuhan outstanding sukuk dibandingkan
dengan obligasi?
3. Untuk mengetahui potensi sukuk dan obligasi dimasa yang akan
datang?
14
E. Manfaat Penelitian
1. Para investor dapat memperoleh gambaran lebih lanjut mengenai imbal
hasil (return) dari portofolio sukuk dan obligasi indonesia yang
digunakan sebagai pertimbangan untuk menentukan investasi yang
tepat dalammengalihkan asetnya, sehingga dapat memberikan manfaat
yang sesuai dengan harapan.
2. Bagi peneliti selanjutnya dapat mengambil yang telah diteliti sebagai
bahan pelengkap dan pendukung penelitian mengenai sukuk dan
obligasi.
3. Bagi akademik, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dan wawasan yang lebih mendalam serta sebagai dasar
acauan untuk kajian penelitian selanjutnya mengenai performa sukuk
dan obligasi indoneia. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat
menambah perbendaharaan atas pengembangan ilmu pengetahuan
khususnya di bidang ekonomi islam.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Filosofi Ekonomi Islam
Kata “ekonomi” berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari 2
kata yaitu “oikos” yang berarti “keluarga, rumah tangga” dan “nomos”
yang berarti “praturan, hukum” kemudian bila digabung bermakna
“aturan rumah tangga”. Sedangkan kata “Islam” berasal dari bahasa
Arab yang terdiri dari 3 akar kata yaitu “sin” yang berarti “alam”,
“lam” yang berarti Allah, dan “mim” yang berarti ibadah,
kemudian bila digabung menjadi “sinlammim” bermakna
“alam dicipta Allah untuk ibadah”.QS Adz-Dzariat [51]: 56
Artinya: Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk
beribadah kepada-Ku (QS Adz-Dzariat [51]: 56).
Kata “Islam” terdapat dalam 4 ayat dalam 3 surat yang
berbeda.Kata Islam dapat ditemukan dalam beberapa surat di al-Quran.
1. QS. Ali Imran [3]: 19.
Sesungguhnya Din di sisi Allah adalah Islam.
2. QS. Ali Imran [3]: 85.
16
3. QS. Al-Shaf [61]: 7.
4. QS. Al-Maidah [5]: 3.
Sedangkan berdasarkan kata jadian “salama” bermakna
“keselamatan, kedamaian”. Sehingga jika digabungkan maka kata
“Ekonomi Islam” secara harfiah berarti “aturan rumah tangga untuk
keselamatan”. Di dalam filosofinya Ekonomi Islam terkandung tiga hal
yaitu Ontologi Ekonomi Islam, Epistemologi Ekonomi Islam, dan
Aksologi Ekonomi Islam (Aziz, 2009).
Latar belakang keilmuan Ekonomi Islam disebut sebagai
Ontologi Ekonomi Islam yaitu berupa alasan mendasar adanya
Ekonomi Islam. Sesuai dengan sistem kehidupan yang ada pada diri
manusia, keluarga, lingkungan, dan alam semesta maka elemen dasar
penciptaan terdiri dari 3 unsur yaitu manusia, Allah, dan ibadah.
Kemudian perpaduan 3 hal ini membentuk alasan besar penciptaan
yaitu Islam, sehingga ontology dari Ekonomi Islam adalah Islam.
QS. Ali-Imran [3]: 19.
Artinya: Sesungguhnya Din (sistem) di sisi Allah adalah Islam.
17
Sesuai dengan firman Allah tersebut bahwa sistem atau Din
yang diciptakan Allah itu hanya Islam. Sehingga sistem ekonomi yang
ada seharusnya juga mengikuti aturan dalam sistem Islam (Aziz,
2009).
Islam dalam Ekonomi Islam merupakan konsep besar sebagai
suatu sistem yang menyeluruh. Kemudian Islam yang menyeluruh
inilah yang menjadi epistemology dari keilmuan Ekonomi Islam yang
sedang berkembang yaitu kafah. Ekonomi Islam yang kafah muncul
sebagai konsep dasar ekonomi dengan batasan Islam sebagai suatu
sistem.
QS. Al-Baqarah [2]: 208.
Artinya: Wahai orang-orang beriman masuklah kalian ke dalam Islam
secara kafah.
Konsep Ekonomi Islam yang kafah didukung oleh Quran Surat
Al-Baqarah [2] ayat 208 bahwa tujuan dari Ekonomi Islam dapat
dijalankan oleh orang-orang yang beriman dan dilakukan secara
sistematis dan menyeluruh atau kafah yang berarti dimulai dari Islam
sebagai kerangka dasar kehidupan yang di dalamnya mengandung
makna bahwa manusia diciptakan Allah untuk ibadah. Kemudian
dikembangkan ke berbahai aspek termasuk ekonomi (Aziz, 2010).
Kerangka dasar Islam dari konsep yang menyeluruh berupa
kaafah ini perlu diterjemahkan ke dalam penerapan berekonomi secara
18
makro dan mikro ekonomi. Implementasi dari kedua hal tersebut
dijabarkan dalam bentuk aksiologi yaitu keseimbangan sistem
ekonomi yang terdiri dari 2 hal misalnya antara penawaran dan
permintaan. Secara analogis, gambaran tentang keseimbangan antara 2
hal dalam Al-Quran disebutkan sebagai hubungan antara hal yang baik
dan hal yang buruk (Aziz, 2010).
QS. Saba [34]: 28.
Artinya: dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat
manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai
pemberi peringatan.
2. Keuangan Islam
Dasar pondasi dari seluruh pemikiran Islam adalah al Quran.
Segala keilmuan Islam, tidak terkecuali bidang keuangan, memiliki
akar-akar di dalam al Quran (Bacha, 2013). Keuangan Islam
merupakan prinsip-prinsip kehidupan komersial keuangan yang
diderivasikan dari epistimologi Islam (Rodoni, 2009). Berkembangnya
keuangan Islam menadakan bahwa telah masuknya hukum-hukum
Islam dalam wilayah kehidupan komersial. Keuangan Islam dibangun
atas prinsip persaudaraan dan kerjasama yang berdiri untuk sebuah
sistem yang menerapkan bagi modal, bagi risiko, dan bagi keuntungan
antara pihak yang surplus dan pihak yang defisit (Omar, 2014).
19
Untuk menderivasikan nilai-nilai Islam terhadap aspek
komersilaisasi keuangan. Setidaknya dapat dilakukan melalui dua cara.
Pertama, disiplin yang memajukan sekaligus menghadirkan alternatif-
alternatif baru terhadap keuangan komersial yang konvesional. Hal
tersebut membutuhkan penafsiran ajaran agama untuk mendapatkan
alternatif baru yang dapat memberikan manfaat yang lebih besar
dibandingkan dengan mudharat. Kedua, melakukan evaluasi kembali
terhadap konsep dan praktik keuangan konvensional yang telah ada
dengan fiqh. Evaluasi tersebut dilakukan guna memberikan penilaian
mengenai kesesuaian konsep dan praktik tersebut dengan ajaran Islam.
Penilaian tersebut akan berujung pada penilaian hukum seperti
halal, sunah mubah, makruh dan haram.
Menurut Rodoni (2009), prinsip-prinsip dan petunjuk
fundamental al Quran yang dapat dibangun dalam tataran muamalah,
khususnya dalam pembiayaan dan investasi keuangan, antara lain:
a. Pembiayaan atau investasi hanya dapat dilakukan pada aset
atau kegiatan usaha yang halal, spesifik, dan bermanfaat
b. Uang merupakan alat bantu pertukaran nilai, dimana pemilik
harta akan memperoleh bagi hasil dari kegiatan usaha tersebut
c. Akad yang terjadi antara pemilik harta dengan emiten harus
jelas. Tindakan maupun informasinya harus transparan dan
tidak boleh menimbulkan keraguan yang dapat merugikan
salah satu pihak.
20
d. Pemilik harta dan emiten tidak boleh mengambil risiko yang
melebihi kemampuannya dan dapat menimnulkan kerugian
e. Penekanan pada mekanisme yang wajar dan prinsip kehati-
hatian baik pada investor maupun emiten.
3. Investasi Dalam Perspektif Islam
a. Pengertian Investasi
Investasi diartikan sebagai komitmen atas sejumlah dana
atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan
tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan
datang (Huda dan Nasution, 2007). Investor melakukan keputusan
untuk berinvestasi dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa
yang akan datang sebagai pengorbanan atas waktu dan risiko yang
telah ditanggungnya. Selain itu, investasi juga dilakukan guna
mempersiapkan masa depan melalui perencanaan kebutuhan yang
disesuaikan dengan kemampuan keuangan saat ini.
Islam mengajarkan pada pemilik harta untuk
mengembangkan hartanya dan melarang adanya penimbunan harta
karena harta tersebut dibutuhkan oleh masyarakat untuk
menggerakkan aktivitas perekonomian, pembangunan ataupun
membiayai proyek yang bermanfaat (Qardhawi, 2000).
Dalam terminologi investasi keuangan Islami, investasi
adalah gabungan antara investor-investor yang mengkontribusikan
21
surplus uangnya untuk tujuan memperoleh pendapatan yang halal
dalam kondisi yang masih penuh kompromi dengan persprektif
syariah. Dalam beinvestasi pun Allah SWT dan Rasul-Nya
memberikan petunjuk dan rambu-rambu pokok yang seyogyanya
diikuti oleh setiap muslim yang beriman. Ada tiga prinsip
berinvestasi yang sesuai dengan syariat Islam, yaitu Halal yang
tidak mengandung unsur maysir, gharar, haram, riba, (Huda dan
Nasution, 2007; Rodoni, 2009) dan bathil. Prinsip berinvestasi
selanjutnya adalah berkah dan bertambah (Gozali, 2004).
Menurut Huda dan Nasution (2007), kegiatan investasi
dibedakan menjadi dua, yaitu investasi pada financial asset dan
investasi pada real asset. Investasi pada financial asset dilakukan
di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial
paper, surat berharga pasar uang (SBPU), dan lainnya. Investasi
juga dapat dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham,
obligasi, warrant, opsi, dan lainnya. Sedangkan investasi pada real
asset dapat dilakukan dengan pembelian aset produktif, pendirian
pabrik, pembukaan pertambangan, perkebunan, dan lainnya.
b. Tujuan Investasi
Terdapat beberapa tujuan dari investasi diantaranya adalah
sebagai berikut:
22
1) Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa
yang akan datang. Investasi berarti menunda konsumsi atas
penggunaan dana yang tersedia saat ini guna meningkatkan
daya konsumsi di masa yang akan datang. Hal tersebut akan
meningkatkan taraf hidup yang lebih baik pada masa
mendatang.
2) Mengurangi tekanan inflasi. Inflasi cenderung bersifat
menurunkan nilai kekayaan yang dimiliki. Apabila
kekayaan seseorang tidak di investasikan, kekayaan
tersebut akan tergerus sedikit demi sedikit oleh inflasi.
Pengembangan kekayaan dengan berinvestasi mencegah
penurunan nilai oleh inflasi sepanjang pengembalian yang
didapat berada diatas tingkat inflasi.
3) Kesempatan menghemat pajak. Diantara strategi
pemerintah untuk meningkatkan investasi adalah dengan
memberikan insentif pajak kepada individu perorangan
maupun badan usaha yang berminat melakukan investasi.
4. Pasar Modal di Indonesia
a. Definisi Pasar Modal
Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki
kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara
menjual sekuritas (Rodoni, 2009). Pasar modal merupakan bagian
23
dari pasar finansial yang mana pada hakikatnya merupakan sarana
untuk bertemunya pemilik dana atau investor dengan pengguna
dana yaitu perusahaan yang telah go public. Pasar modal juga
dapat diartikan sebagai pasar untuk memperjual belikan sekuritas
yang memilik jangka waktu yang panjang. Sementara itu, pasar
uang adalah pasar yang memperdagangkan berbagai instrumen
investasi yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan para investor
dengan jangka waktu yang pendek. Instrumen yang
diperdagangkan dalam pasar uang adalah sertifikat deposito, SBI,
SBIS, commercial paper dan lain-lain. Instrumen keuangan yang
diperdagangkan di pasar modal merupakan instrumen jangka
panjang (lebih dari 1 tahun) seperti saham, obligasi, waran, right,
reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti option, futures,
dan lain-lain.
Pasar modal berperan penting dalam perekonomian suatu
negara karena dapat menciptakan fasilitas bagi investor dalam
memenuhi permintaan dan penawaran modal sehingga banyak
industri maupun perusahaan yang memanfaatkan pasar modal ini
sebagai media untuk menarik investor yang dapat memperkuat
posisi keuangan perusahaan tersebut.
Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan
untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja
dan lain-lain, selain itu, pasar modal juga menjadi sarana bagi
24
masyarakat untuk berinvestasi pada instrument keuangan seperti
saham, obligasi, reksadana, dan lain lain. Dengan demikian,
masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai
dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing
instrument.
Menurut Manan (2009), di pasar modal terdapat istilah
pasar perdana, pasar sekunder, dan bursa paralel. Pasar perdana
adalah penjualan perdana efek/ sertifikat atau penjualan yang
dilakukan sesaat sebelum perdagangan di bursa/ pasar sekunder.
Pada pasar Perdana, perusahaan akan memperoleh dana dengan
menjual sekuritas (saham, obligasi, hipotek). Sedangkan pasar
sekunder adalah penjualan efek/ sertifikat setelah pasar perdana
berakhir. Pasar sekunder memperdagangkan efek yang sudah
berada di tangan masyarakat, dan sudah melewati pasar perdana.
Hasil jual beli efek ini tidak termasuk ke dalam kas perusahaan
(emiten), tetapi ke dalam pemegang saham yang bersangkutan.
Perusahaan yang sudah menerbitkan efek di pasar perdana tidak
terlibat lagi dalam jual beli efek tersebut.
Pasar sekunder memiliki dua fungsi penting. Pertama, pasar
sekunder menjadikan penjualan instrumen keuangan ini untuk
memperoleh dana tunai dengan cara yang lebih mudah dan cepat,
pasar sekunder menjadikan instrumen keuangan menjadi lebih
likuid (liquid). Peningkatan likuiditas dari instrumen ini kemudian
25
menjadi lebih diminati dan lebih mudah bagi perusahaan yang
menerbitkannya untuk menjualnya di pasar primer. Kedua, pasar
sekunder menentukan harga sekuritas yang diterbitkan perusahaan
yang dijual di pasar primer. Investor yang membeli sekuritas di
pasar primer akan membayar kepada perusahaan yang
menerbitkannya tidak lebih dari harga pasar sekunder. Semakin
tinggi harga sekuritas di pasar sekunder, semakin tinggi harga yang
diterima oleh perusahaan yang menerbitkan sekuritas di pasar
primer, sehingga semakin besar jumlah modal keuangan yang
diperoleh. Dengan demikian, kondisi di pasar sekunder merupakan
hal yang paling relevan bagi perusahaan yang menerbitkan
sekuritas (Miskhin, 2016).
b. Instrumen Pasar Modal
Terdapat beberapa macam instrument pasar modal di
Indonesia, diantaranya adalah:
1) Saham biasa (common stock)
Saham biasa dianggap paling menarik, baik bagi
pemodal ataupun bagi emiten. Secara sederhana, saham
didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan.
2) Saham preferen (preferred stock)
26
Saham preferen adalah saham yang berkarakterik antara
obligasi dan saham biasa. Hak-hak investor pemegang
saham preferen diantaranya adalah hak atas dividen yang
tetap dan hak terhadap aktiva jika perusahaan dilikuidasi.
Akan tetapi, saham preferen umumnya tidak mempunyai
hak veto seperti yang dimiliki oleh saham biasa (Hartono,
2016).
3) Obligasi
Obligasi merupakan surat berharga atau sertifikat yang
berisi kontrak antara pemberi dana atau pemodal dengan
emiten atau yang diberi dana. Sehingga surat obligasi
adalah selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik
kertas tersebut telah membeli hutang perusahaan yang
menerbitkan obligasi.
4) Obligasi konversi (convertible bond)
Obligasi konversi adalah obligasi yang memiliki
keunikan, yakni ditukar dengan saham biasa. Pada obligasi
konversi selalu tercantum persyaratan untuk melakukan
konversi. Persyaratan ini tidak sama diantara obligasi
konversi yang satu dengan yang lainnya.
5) Right
27
Right adalah surat berharga yang memberikan hak bagi
pemodal untuk membeli saham baru yang dikeluarkan
emiten. Right adalah produk derivative dari saham.
6) Warran
Waran seperti halnya right merupakan hak untuk
membeli saham biasa pada waktu dan harga yang sudah
ditentukan. Biasanya waran dijual bersamaan dengan surat
berharga lain, seperti obligasi atau saham.
7) Reksadana
Reksadana adalah pilihan lain untuk berinvestasi untuk
para pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang
tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk
menghitung risiko atas investasi mereka. Reksa Dana
dibangun sebagai sarana untuk menghimpun dana
masyarakat yang bermodal, memiliki keinginan untuk
berinvestasi, hanya saja memiliki waktu dan pengetahuan
yang terbatas.
c. Pasar Modal Syariah
Definisi Pasar Modal Syariah Secara umum pasar modal
adalah sarana yang mempertemukan antara pihak yang memiliki
kelebihan dana (surplus fund) dengan pihak yang kekurangan dana
(defisit fund), dimana dana yang diperdagangkan merupakan dana
28
jangka panjang. Pasar modal merupakan pasar yang menyediakan
sumber pembelanjaan jangka waktu yang lebih panjang, yang
diinvestasikan pada barang modal untuk menciptakan dan
memperbanyak alat-alat produksi, yang pada akhirnya akan
menciptakan pasar kerja dan meningkatkan kegiatan perekonomian
yang sehat (Manan, 2009). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal
sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek
yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek.
d. Efek yang Diperbolehkan dalam Pasar Modal Syariah
Pasar modal syariah memiliki ketentuan khusus tentang
efek yang diperbolehkan untuk diperjualbelikan. Tidak semua jenis
efek diperdagangkan dalam pasar modal syariah karena
menghindari larangan yang telah ditentukan oleh prinsip syariah.
Oleh karena itu diperlukan seleksi yang memadai untuk
mempertimbangkan jenis efek yang dapat diperdagangkan tersebut.
Jenis-jenis efek yang diperbolehkan untuk diperdagangkan di pasar
modal syariah sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional No.
40/DSN-MUI/X/2003 antara lain:
29
1. Efek Syariah mencakup Saham Syariah, Obligasi Syariah,
Reksa Dana Syariah, Kontrak Investasi Kolektif Efek
Beragun Aset (KIK EBA) Syariah, dan surat berharga
lainnya yang sesuai dengan Prinsip-prinsip Syariah.
2. Saham Syariah; merupakan bukti kepemilikan atas suatu
perusahaan yang memenuhi kriteria prinsip syariah, dan
tidak termasuk saham yang memiliki hak- hak istimewa.
3. Obligasi Syariah; merupakan surat berharga jangka panjang
berdasarkan Prinsip Syariah yang dikeluarkan Emiten
kepada pemegang Obligasi Syariah yang mewajibkan
Emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang
Obligasi Syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta
membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.
4. Reksa Dana Syariah; merupakan Reksa Dana yang
beroperasi menurut ketentuan dan prinsip Syariah Islam,
baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik
harta (shahib al-mal/rabb al-mal) dengan Manajer
Investasi, begitu pula pengelolaan dana investasi sebagai
wakil shahib al-mal, maupun antara Manajer Investasi
sebagai wakil shahib al- mal dengan pengguna investasi.
5. Efek Beragun Aset Syariah; merupakan Efek yang
diterbitkan oleh kontrak investasi kolektif EBA Syariah
yang portofolionya terdiri dari aset keuangan berupa
30
tagihan yang timbul dari surat berharga komersial, tagihan
yang timbul di kemudian hari, jual beli pemilikan aset fisik
oleh lembaga keuangan, Efek bersifat investasi yang
dijamin oleh pemerintah, sarana peningkatan investasi/arus
kas serta aset keuangan setara, yang sesuai dengan Prinsip-
prinsip Syariah.
6. Surat berharga komersial Syariah adalah surat pengakuan
atas suatu pembiayaan dalam jangka waktu tertentu yang
sesuai dengan Prinsip-prinsip syariah.
5. Obligasi
a. Pengertian Obligasi
Obligasi merupakan suatu surat berharga yang dijual
kepada publik, dimana disana dicantumkan berbagai ketentuan
yang menjelaskan berbagai hal seperti nilai nominal, tingkat suku
bunga, jangka waktu, nama penerbit, dan beberapa ketentuan
lainnya yang terjelaskan dalam undang-undang yang disahkan oleh
lembaga terkait.
Obligasi dalam Keputusan Presiden RI Nomor 775/KMK
001/ 1982 disebutkan bahwa obligasi adalah jenis efek berupa surat
pengakuan hutang atas pinjaman uang dari masyarakat dalam
bentuk tertentu, untuk jangka waktu sekurang-kurangnya tiga tahun
dengan menjanjikan imbalan bunga yang jumlah serta saat
31
pembayarannya telah ditentukan terlebih dahulu oleh emiten
(Badan Pelaksana Pasar Modal) (Manan, 2009). Emiten obligasi
tersebut bisa berupa perusahaan, badan hukum dan juga
pemerintah. Investasi dengan menerbitkan obligasi dipercaya
memiliki potensi keuntungan lebih besar daripada produk
perbankan karena akan memperoleh bunga dan kemungkinan
adanya capital gain dari selisih harga jual beli saham di pasar
modal atau bursa efek.
Obligasi menunjukkan hutang dari penerbitnya sehingga
pemegang obligasi bertindak sebagai kreditor dari penerbit obligasi
tersebut. Masa jatuh tempo obligasi konvensional berkisar antara
3- 3,5 tahun dan saat jatuh tempo tersebut penerbit obligasi
diwajibkan melunasi pokok investasinya. Investor dengan high
return expectation akan cenderung memilih obligasi konvensional
karena mendapatkan penghasilan dari bunga dan dapat
memaksimumkan gain di masa yang akan datang (Godlewski,
Turk-Arriss, dan Weill, 2013).
6. Sukuk
a. Pengertian Sukuk
Sukuk adalah istilah yang berasal dari bahasa Arab, yaitu
dari kata Sakk, yang berarti dokumen atau sertifikat (Ayub, 2007).
Berdasarkan keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
32
Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. KEP- 181/BL/2009, sukuk
didefinisikan sebagai efek syariah berupa sertifikat atau bukti
kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian yang tidak
tertentu, tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas:
1) Aset berwujud tertentu.
2) Nilai manfaat atas aset berwujud tertentu baik yang sudah
ada maupun yang akan ada.
3) Jasa yang sudah ada maupun yang akan ada.
4) Aset proyek tertentu dan atau jasa atas aset proyek tertentu
atau aktivitas investasi tertentu atau kegiatan investasi yang
telah ditentukan.
Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis
Ulama Indonesia (DSNMUI) No. 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang
Sukuk (Obligasi Syariah) didefinisikan sebagai surat berharga
jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan
emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten
untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah
berupa bagi hasil atau margin atau fee serta membayar kembali
dana obligasi pada saat jatuh tempo.
Berdasarkan The Accounting and Auditing Organization for
Islamic Financial Institutions (AAOIFI) Sharia Standards No. 17
tentang Investment Sukuk, sukuk didefinisikan sebagai sertifikat
33
bernilai sama yang merupakan bukti atas bagian kepemilikan yang
tak terbagi terhadap suatu aset, hak manfaat, dan jasa-jasa, atau
atas kepemilikan suatu proyek atau kegiatan investasti tertentu.
b. Karakteristik Sukuk
Sukuk memiliki beberapa karakteristik, antara lain:
a. Merupakan bukti kepemilikan atas aset, hak manfaat, jasa
atau kegiatan investasi tertentu.
b. Pendapatan yang diberikan berupa imbalan, margin, bagi
hasil, sesuai dengan jenis akad yang digunakan dalam
penerbitan.
c. Terbebas dari unsur riba, gharar, dan maysir.
d. Penerbitannya melalui special purpose vehicle (SPV).
e. Memerlukan adanya underlying asset.
f. Penggunaan proceeds harus sesuai prinsip syariah.
c. Pihak Yang Terlibat Dalam Sukuk
Beberapa pihak yang terlibat dalam sukuk dan bagimana
perannya:
1) Emiten/Obligor yaitu Pihak yang bertanggunmg jawabatas
pembayaran imbalan dan nilai nominal sukuk yang
diterbitkan sampai sukuk jatuh tempo.
2) Investor yaitu Pemegang sukuk yang memiliki hak atas
34
imbalan, margin, dan nilai nominal sukuk sesuai dengan
partisipasi masing-masing.
3) Underwriter/ SPV (Special Purpose Vehicle) yaitu Badan
hukum yang didirikan untuk penerbitan sukuk dengan
fungsi: (i) sebagai penerbit sukuk, (ii) menjadi counterpart
pemerintah dalam transaksi pengalihan aset, (iii) bertindak
sebagai wali amanat (trustee) untuk mewakili kepentingan
investor.
4) Shariah Advisor, yaitu sebagai pihak yang memberikan
fatwa atau pernyataan kesesuaian terhadap prinsip-prinsip
syariah atas sukuk yang diterbitkan.
5) Wali Amanat, yaitu pihak yang mewakili kepentingan
pemegang sukuk sesuai dengan yang diperjanjikan.
Sukuk yang tercatat didalam Bursa Efek Indonesia (BEI)
terbagi menjadi dua, yaitu: Sukuk Korporasi dan Surat Berharga
Syariah Negara (SBSN). Sukuk korporasi adalah instrumen
berpendapatan tetap yang diterbitkan oleh perusahaan berdasarkan
prinsip syariah sesuai ketentuan Bapepam-LK No. IX.A.13 tentang
Efek Syariah. Pendapatan sukuk korporasi berdasarakan akad -
akad yang tertuang dalam ketentuan Bapepam-LK tentang akad -
akad efek syariah. SBSN atau Sukuk Negara adalah surat berharga
yang diterbitkan oleh pemerintah yang berdasarkan syariah Islam
35
sesuai dengan Undang - Undang No. 19 tahun 2008 tentang Surat
Berharga Syariah Negara (SBSN). Setiap sukuk yang diterbitkan
harus mempunyai asset yang dijadikan dasar penerbitan
(underlying asset). Klaim kepemilikan pada sukuk didasarkan pada
asset atau proyek yang spesifik. Penggunaan dana sukuk harus
digunakan untuk kegiatan usaha yang halal. Imbalan bagi
pemegang sukuk dapat berupa imbalan, bagi hasil, atau margin,
sesuai dengan akad yang digunakan dalam penerbitan sukuk.
Sedangkan akad-akad yang dapat digunakan dalam penerbitan
sukuk antara lain:
a. Mudharabah yaitu kerjasama usaha antar pihak pemilik
dana (shaibul maal) dengan pihak pengelola dana
(mudharib) dimana keuntungan dibagi sesuai nisbah yang
disepakati sebelumnya, sedangkan kerugian ditanggung
pemilik dana.
b. Ijarah yaitu sewa menyewa atas manfaat suatu barang dan
jasa antara pemilik obyek sewa dengan penyewauntuk
mendapatkan imbalan berupa sewa atau upah bagi pemilik
obyek sewa.
c. Musyarakah yaitu kerjasama antara dua pihak atau lebih
untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak
memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa
keuntungan dibagi berdasarkan nisbah yang disepakati
36
sebelumnya, sedangkan kerugian ditanggung oleh para
pihak sebesar partisipasi modal yang disertakan dalam
usaha.
d. Salam yaitu jual beli barang dengan cara pemesanan
berdasarkan persyaratan dan kriteria tertentu sesuai
kesepakatan serta pembayaran tunai terlebih dahulu secara
penuh.
e. Istishna’ yaitu jual beli barang dalam bentuk pemesanan
pembuatan barang berdasarkan persyaratan tertentu,
kriteria, dan pola pembayaran sesuai dengan kesepakatan.
f. Murabahah yaitu jual beli barang sebesar harga pokok
barang ditambah dengan margin keuntungan yang
disepakati.
Berdasarkan fatwa DSN-MUI Nomor 32 tahun 2002
tentang Obligasi Syariah, mayoritas akad yang digunakan dalam
sukuk korporasi di Indonesia adalah sukuk dengan basis akad
mudharabah dan ijarah.
7. Perbedaan Sukuk dengan Obligasi
Terdapat beberapa persamaan dan perbedaan diantara
kedua instrumen obligasi konvensional dan sukuk. Keduanya tidak
dapat dikatakan duplikat namun tidak juga dapat dibilang berbeda
37
secara keseluruhan. Sukuk dan obligasi konvensional memiliki
persamaan pada pengaturan proses pendanaannya bahkan terdapat
penelitian yang mengungkapkan bahwa sukuk adalah inovasi untuk
meniru fitur-fitur keuangan obligasi namun dengan tambahan
penerapan prinsip syariah (Mosaid dan Boutti, 2014)
Tabel 2.1 Perbedaan Sukuk vs Obligasi
Sukuk Obligasi
Income is generated from assets Income is derived from debt instrument
Return is expected Return is interest and pre-determined
Negotiability is restricted to specific
types of Sukuk
Negotiable financial paper
Sukuk issue is a seller of assets Bond issuer is a borrower
Sukuk holder is an owner of assets Bond holder is a lender
Seller-Buyer relationship Lender-borrower relationship
Business risk-return relationship Issuer guarantees the payment of face
value and periodic interest
Major risk lays with underlying assets Major risk is with issuer – credit risk
Return is expected from the
underlyingassets
Interest payment is an obligation
Return of investor’s capital cannot be
guaranteed
Issuer is obligated to return investor’s
capital (face value)
Sumber: Tahmoures (2013)
38
8. Performa atau Kinerja Suatu Portofolio
Portofolio dapat didefinisikan sebagai sekumpulan aset
yang dimiliki untuk tujuan ekonomis tertentu. Konsep dasar yang
dinyatakan dalam portofolio adalah bagaimana investor
mengalokasikan sejumlah dana tertentu pada berbagai jenis
investasi yang akan menghasilkan keuntungan yang optimal.
(Harold, 1998).
Pertimbangan utama bagi pemilik dana (investor) di dalam
mengoptimalkan keputusan investasi adalah memaksimumkan
tingkat imbal hasil (return) invesatasi pada risiko (risk) tertentu.
Pembuatan kerangka keputusan investasi sangat menentukan
keberhasilan seorang investor di dalam mengoptimalkan tingkat
imbal hasil investasi sekaligus mengurangi risiko yang dihadapi
menjadi sekecil mungkin (Markowitz, 1952)
Salah satu aspek kunci di dalam proses keputusan investasi
adalah dengan memperhatikan ukuran performa atau kinerja suatu
portofolio. Hal ini penting karena instrumen tersebut dapat
memberikan informasi yang diperlukan bagi investor untuk menilai
seberapa efektif dana yang mereka telah investasikan (atau dapat
diinvestasikan). Pada umumnya tujuan dilakukannya penilaian
portofolio adalah untuk mengetahui dan menganalisis apakah
porofolio yang dibentuk telah dapat meningkatkan tercapainya
tujuan investasi dan untuk dapat mengetahui portofolio mana yang
39
memiliki kinerja yang lebih baik ditinjau dari tingkat return dan
risiko masing-masing.
Pengukuran kinerja portofolio menjadi sangat penting
karena selama ini kebanyakan investor hanya mendasarkan
keberhasilan portofolio mereka pada hasil tingkat imbal hasil
(return), tanpa memperhatikan risiko yang mereka ambil untuk
mendapatkan tingkat return tersebut. Tanpa mengevaluasi hasil
risiko yang disesuaikan, seorang investor kemungkinan besar tidak
akan melihat seluruh gambaran investasi, yang mungkin secara
tidak sengaja menyebabkan keputusan investasi yang suram
Kerangka berpikir untuk menilai kinerja portofolio antara
lain adalah:
1. Tingkat Risiko, Didalam mengavaluasi kinerja portofolio
harus diperhatikan apakah return yang diperoleh sudah
cukup memadai menutup risiko yang ditanggung (risk
adjusted)
2. Periode Waktu. Beberapa portofolio yang sama tingkat
return dan risikonya akan dinilai berbeda apabaila waktu
yang diperlukan juga berbeda.
3. Benchmark yang Sesuai, yaitu patokan (benchmark) yang
digunakan untiuk menilai kinerja portofolio adalah
portofolio yang sebanding
40
4. Tujuan Invesatasi. Tujuan yang berbeda akan
mengakibatkan penilaian terhadap kinerja portofolio
menjadi berbeda pula
Menurut John (2005) teori portofolio (portfolio theory)
menyatakan bahwa risiko dan pengembalian keduanya harus
dipertimbangkan dengan asumsi tersedia kerangka formal untuk
mengukur keduanya dalam pembentukkan portofolio. Dalam
bentuk dasarnya, teori portofolio dimulai dengan asumsi bahwa
tingkat pengembalian atas efek dimasa depan dapat diestimasi dan
kemudian menentukan risiko dengan variasi distribusi
pengembalian. Dengan asumsi tertentu, teori portofolio
menghasilkan hubungan linear antara risiko dan pengembalian.
Teori portofolio mengasumsikan bahwa investor yang rasional
menolak untuk meningkatkan risiko tanpa disertai peningkatan
pengembalian yang diharapkan. Hubungan antara risiko yang
diterima dan pengembalian yang diharapkan merupakan dasar bagi
keputusan pinjaman dan investasi modern. Makin besar risiko atas
investasi atau pinjaman, makin besar tingkat pengembalian yang
diinginkan untuk menutup risiko tersebut.
9. Risiko dan Imbal Hasil
Risiko dapat diartikan sebagai suatu ketidakpastian
(volatilitas) dari hasil yang didapatkan, dimana hasil tersebut dapat
41
mencerminkan nilai dari suatu aset, ekuitas, atau pendapatan.
Perusahaan mempunyai beberapa tipe risiko, dimana risiko tersebut
dapat diklasifikasikan menjadi lebih luas sebagai risiko bisnis
(business risk) dan risiko finansial (financial risk).
Sekuritas dalam kenyataannya juga tidak terlepas dari
paparan risiko, dimana sukuk dipercaya sebagai suatu sekuritas
dengan tingkat risiko yang lebih rendah dibandingkan obligasi
konvensional karena pendanaan untuk proyek prospektif dan
terdapat underlying asset (Manan, 2009). Namun, menurut
Godlewski, Turk-Arriss, dan Weill (2013), perusahaan yang
menerbitkan sukuk akan menghadapi risiko finansial dan
operasional yang lebih tinggi dibanding perusahaan yang
menerbitkan obligasi konvensional. Sukuk memiliki pertumbuhan
yang cepat dan pesat sehingga diharapkan terdapat lebih banyak
manfaat sukuk dibanding obligasi konvensional. Manfaat-manfaat
tersebut antara lain adalah sukuk telah dihargai secara kompetitif
terhadap obligasi konvensional, sukuk secara umum memiliki
risiko yang lebih baik, dan sukuk dapat diperjual belikan namun
harus sesuai dengan syariah Islam. Dimana diantara manfaat
manfaat tersebut terdapat manfaat yang paling menarik yaitu sukuk
memiliki tingkat risiko yang lebih baik. Mosaid dan Boutti (2014)
memberikan pernyataan bahwa index sukuk lebih unggul daripada
42
index instrumen keuangan konvensional di Malaysia yang
bermayoritas penduduk Muslim sama seperti halnya di Indonesia.
Secara umum, risiko pada sukuk mirip dengan risiko
obligasi konvensional, karena keduanya merupakan instrument
pada pasar modal. Terdapat 15 gambaran risiko yang dikandung
dalam sukuk yaitu: risiko sistematik, risiko regulasi, risiko kredit,
risiko tingkat pengembalian, risiko mata uang, risiko kualitas asset,
risiko penyelesaian, risiko prioritas klaim, risiko counter party,
risiko harga ekuitas, risiko nilai pasar, risiko pasokan, risiko
kinerja, risiko likuiditas, dan risiko kepatuhan Syariah (Thomas,
2009).
Imbal hasil atau Return adalah tingkat keuntungan yang
dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya
(Ang, 1997). Lebih lanjut, return dalam surat berhaga merupakan
harapan dari investor atas dana yang diinvestasikan melalui
portofolio surat berharga, dimana hasilnya berupa yield dan capital
gain (loss) (Hartono, 2016). Menurut Chuzaimah dan Amalina
(2014) capital gain (loss) adalah keuntungan atau kerugian yang
diterima dari investasi berdasarkan selisih harga beli dan harga
jual. Yield adalah persentase penerimaan kas periodik terhadap
harga investasi periode tertentu dari suatu investasi.
Setiap investasi baik jangka pendek maupun jangka
panjang mempunyai tujuan utama yaitu untuk mendapatkan
43
keuntungan sebagai return, baik langsung maupun yang tidak
langsung. Dalam melakukan investasi, seorang investor akan
mempertimbangan 2 (dua) hal, yaitu expected return (tingkat
kembalian yang diharapkan) dan risk (resiko) yang terkandung
dalam alternatif investasi yang dilakukan.
10. Teori HAHSLM
Kaffah Thinking adalah berfikir holistic dengan metode
Islam berupa akar kata dari Islam yaitu sinlamim (Roikhan, 2009).
Berfikir kaffah bermakna bahwa sebuah sistem yang menyeluruh
pastilah bernilai Islam , sehingga sebuah system yang kaffah akan
terdiri dari tiga bagian utama, yaitu Tuhan, Alam dan Ibadah. Tiga
variable ini bermetamorfosis sesuai dengan konteks dari topic yang
yang sedang difokuskan. Tetapi dasar pemikiran atau sub sistem
yang utuh haruslah terdiri dari 3 hal (Roikhan, 2016). sebagai
berikut:
Definisi Teori H dari kata Hahslm menurut Roikhan (2015)
adalah:
a. Secara sempit Teori H diartikan sebagai teori pola dasar
tiga dominan dengan konteks tertentu dalam lima dimensi
susunan invarian.
b. Secara luas untuk penggunaan paling umum Teori H dapat
diartikan sebagai teori konsep dasar pola penciptaan dengan
44
hubungan tertentu. H berasal dari rumus Hahslm, quran
surat Hijr, juga singkatan dari Huda atau Hidup.
Sedangkan makna teori H antara lain:
a. Sebuah himpunan utuh / sistem menyeluruh / bagian
terintegrasi akan terdiri dari 3 unsur utama yaitu primer
(pencipta/intermediari), sekunder (ciptaan/penerima), tertier
(ibadah/pemancar) yang bisa bermuatan positif atau negatif.
b. Tiga unsur tersebut akan memenuhi pernyataan bahwa
sekunder di bawah primer akan melakukan tertier.
(Manusia diciptakan Tuhan untuk ibadah).
Gambar 2.1
Berpikir Kaffah Dalam Islam.
Smber: Aziz, 2010
Gambar berpikir kaffah dalam Islam di atas bermakna
bahwa sebuah sistem yang menyeluruh pastilah bernilai Islam,
Islam Kafah
Tuhan Alam
Ibadah
45
sehingga sebuah sistem yang kaffah akan terdiri dari 3 bagian
utama yaitu Tuham Alam, dan Ibadah.
Sesuai dengan kaidah Bahasa Arab, kata Islam berasal dari
kata dasar 3 huruf konsonan: sin lam mim , kemudian
mendapat awalan 1 huruf konsonan alif (I), sehingga terbentuk kata
dasar alif sin lam mim (I).
Bentuk kata dasar yang terdiri dari 4 huruf (3 huruf + 1
huruf) tersebut menjadi kata dasar utama untuk membentuk kata
Islam. Kemudian bentukan kata dasar ini akan dituliskan dalam
persamaan sederhana yaitu: Islam adalah alif sinlammim.
Gambar 2.2
Metode Sinlammim Dalam Tangan Manusia
Sumber: Mochamad Aziz, Lukisan, 2006.
Fungsi 1
Islam = Alif (Sin, Lam, Mim)
Dimana, Islam=I, Alif=A, Sin=S, Lam=L, Mim=M.
Rumus:
I = A (S,L,M) ………………………………………………… (1)
46
Gambar 2.3
Diagram Kaffah Thinking Dalam Islam
Rumus: Kaffah = Tuhan ; Alam ; Ibadah
Rumus: Ekonomi = Makro ; Mikro ; Peluang
Penjelasan: Dalam Ekonomi ada faktor Makro yang
menjadi inflow bagi transmisi keuangan ke faktor Mikro kemudian
melalui faktor Peluang transmisi keuangan ini dilakukan untuk
terjadinya keberlanjutan perusahaan yang lebih baik dan terus
bertumbuh.
Tuhan Alam
Ibadah
Kaffah Thinking
Makro Mikro
Peluang
Ekonomi
47
B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
1 Fadma El
Mosaid dan
Rachid Boutti
(2014)
Sukuk and Bond
Performance in
Malaysia
Uji signifikansi
portfolio dan
korelasi
Terdapat perbedaan
yang signifikan dan
hubungan positif
antara return sukuk
dan obligasi
konvensional
2 Heri
Fathurahman
dan Rachma
Fitriati (2011)
Comparative
Analysis of
Return on Sukuk
and
Conventional
Bond
Kalkulasi yield to
maturity dan
Markowitz model,
single index model.
Rata-rata YTM Sukuk
lebih besar
dibandingkan obligasi
konvensional
3 Selim Cakir
dan Faezeh
Raei (2007)
Sukuk vs.
Eurobonds: Is
There a
Difference in
Value-at-Risk?
Metode Value at
Risk dengan
membandingkan
risiko antara sukuk
dan obligasi
eurobond
Risiko portfolio yang
didalmnya terdapat
sukuk lebih rendah
dari pada risiko
portfolio konvensional
sepenuhnya
4 Ahmad Risk and Return: Perbandingan Yield Tidak terdapat
48
Rodoni dan
Aris Setiawan
(2016)
Bonds and Sukuk
In Indonesia
to Maturity (YTM),
jangka waktu
Macaulay, dan
penilaian risiko
(VaR) dengan
menggunakan
Independent Sample
t Test, Mann
Whitney Test, dan
Kruskal Wallis
perbedaan yang
signifikan pada
perbandingan YTM,
begitu juga tidak
terdapat perbedaan
yang signifikan dalam
jangka waktu
Macaulay, akan tetapi
perhitungan
perbandingan nilai
VaR menunjukkan
bahwa terdapat
perbedaan nilai VaR
antara sukuk dan
oblihasi
5 Michael Koch
(2015)
Sukuk VS
Conventional
Bonds: A study
into the
performance of
islamic bonds
Menggunkan
statistik non-
parametric:
Wilcoxon Sign Rank
Test,
KolmogorovSmirnov
Test, Variance Test,
dan Test for Equality
Hasil pengujian
menunjukan bahwa
performa Sukuk
mengungguli obligasi
konvensional,
sementara risiko
Sukuk ditemukan lebih
tinggi.
49
of Trend
6 Roikhan
Mochammad
Aziz (2008)
The Future Of
Sukuk Between
Malaysia and
Indonesia Based
on System
Thinking
Menggunakan
pendekatan metode
SinLamMim Kaffah
berdasarkan System
Dynamic
Pengembangan
Obligasi Syariah
melalui Sinlammim
Kaffah berdasarkan
System Dynamics
menunjukan nilai dari
Obligasi Syariah
Indonesia di tahun
2015 akan lebih tinggi
dari nilai Obligasi
Syariah Malaysia.
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah
yang penting (Priadana, 2009). Penelitian ini menganalisis performa sukuk dan
obligasi di Indonesia dalam jangka waktu empat tahun. Proksi performa sukuk
dan obligasi dalam penelitian ini digambarkan oleh poin indeks return yang
dihimpun berdasarkan data harian yang dikeluarkan oleh IBPA. Sementara itu,
indeks return sukuk yang digunakan adalah Indonesia Sukuk Index Composite
(ISIXC), Indonesia Government Sukuk Index (IGSIX), dan Indonesia Corporate
Sukuk Index (ICSIX). Sedangkan untuk indeksi obligasi sediri yang digunakan
50
adalah Indonesia Bond Index (INDOBeX) terdiri dari INDOBeX Composite,
INDOBeX Government dan INDOBeX Corporate. Adapun poin outstanding
dihimpun berdasarkan data jumlah sukuk dan obligasi yang masih beredar di
pasar sekunder. Outstanding sukuk dan obligasi yang digunakan adalah
outstanding sukuk government dan corporate, begitu juga dengan obligasi.
51
Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran
Jika data tidak normal
Jika data normal
Sukuk dan Obligasi
Pengumpulan data Indeks dan
outstanding
INDOBeX Composite
INDOBeX Government
INDOBeX Corporate
ICSIX
ISIXC
IGSIX
ICSIX
ICSIX
Prospek dengan Powersim
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan
Outstanding sukuk dan obligasi
Sukuk Government
Sukuk Corporate
Obligasi Government
Obligasi Corporate
Indeks sukuk dan obligasi
Uji Beda
Independent t-Test
Uji Beda
Mann Whitney U-Test
Uji Kolmgorov-Smirnov
52
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian (Priadana, 2009). Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan
baru berdasarkan teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data. Selain itu, Bungin (2005) menjelaskan
bahwa hipotesis juga berfungsi sebagai guide yang membimbing arah peneliti
dalam menyelesaikan penelitian.
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran teoritis yang telah
diuraikan sebelumnya, maka hipotesis penelitian yang dapat dirumuskan adalah
sebagai berikut:
Hipotesi 1
Ho : tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara performa sukuk
dengan obligasi
H1 : terdapat perbedaan yang signifikan antara performa sukuk dengan
obligasi
Hipotesis 2
Ho : tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pertumbuhan
sukuk dengan obligasi serta potensinya dimasa yang akan datang
H1 : terdapat perbedaan yang signifikan antara pertumbuhan sukuk
dengan obligasi serta potensinya dimasa yang akan datang
53
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini adalah menganalisis perbandingan performa
portofolio sukuk dan obligasi menggunakan metode return indeks dan
growth dari outstanding portofolio sukuk dan obligasi. Penelitian ini
menggunakan alat bantu software SPSS dan Microsoft Excel.
Objek penelitian terbatas pada indeks return sukuk dan obligasi
Indonesia serta pertumbuhan dari outstanding sukuk dan obligasi selama
periode 2014-2017. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat
kuantitatif, yaitu data yang berupa angka dan numerik (Sudarmanto,
2013). Penelitian ini termasuk jenis penelitian empiris dengan
menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Indonesia Bond Pricing
Agency (IBPA), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Direktorat Jenderal
Pembiyaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan.
Dilihat dari dimensi waktunya, penelitian ini termasuk dalam kelompok
data runtut waktu (time series) yaitu sekumpulan observasi dalam rentang
waktu tertentu (Widarjono, 2009) yaitu 2014-2017.
B. Metode Penentuan Sample
1) Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini dilakukan dengan cara studi
literatur. Studi Literatur (Library Research) dilakukan dengan mempelajari
54
data atau bahan dari sumber majalah, buku teks, jurnal, paper ilmiah dan
lain sebagainya yang berhubungan dengan aspek yang diteliti sebagai
upaya untuk memperoleh data yang valid.
2) Karakteristik Data
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah historical data
(time series). Sesuai dengan sifat data time series, maka data tersebut
cenderung bersifat heteroskedastis dan bersifat autokorelasi. Data yang
dianalisis adalah basis poin dari setiap indeks sukuk dan obligasi yang
setiap hari mengalami perubahan. Basis poin pada indeks sukuk dan
obligasi dapat berubah dari nilai pembukaan dan nilai penutupan. Peneliti
dalam penelitian ini melakukan analisis terhadap harga bersih (clean
price).
3) Periode Data dan Jumlah Data
Data yang diambil dalam penulisan merupakan data bulanan,
periode waktu data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah selama tiga
tahun sembilan bulan (Periode Januari 2014 – September 2017). Total data
dari periode waktu penelitian berjumlah 45 data, sesuai dengan jumlah
bulan dalam periode penelitian.
C. Tahapan Pengolahan Data
Penelitian ini dimulai dengan mengumpulkan data-data yang
dibutuhkan terkait return indeks sukuk dan obligasi dengan menggunakan
harga bersih (clean price). Langkah selanjutnya dengan data yang ada
55
dilakukan perhitungan return. Selain return dilakukan pula pengumpulan
data terkait outstanding. Kemudian selanjutnya dengan data tersebut
dilakukan perhitungan growth outstanding. Setelah nilai return dan growth
diperoleh, selanjutnya dilakukan uji normalitas data. Untuk mengevaluasi
performa portofolio sukuk yang dibandingkan dengan portofolio obligasi
maka dilakukan uji beda. Jika data return dan growth lolos uji normalitas
maka dilanjut dengan uji beda Independent t-Test. Akan tetapi jika tidak
lolos uji normalitas maka dilakukan uji beda dengan Mann Whitney U test.
Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan System Dynamic untuk
melihat perkembangan portofolio sukuk dengan portofolio obligasi dimasa
mendatang.
D. Metode Analisis Data
1) Perhitungan Return Indeks Sukuk dan Obligasi
Pengujian akan dilakukan dengan parameter return di setiap indeks
sukuk dan obligasi. Hasil perhitungan tingkat actual return didasarkan atas
perhitungan tingkat return bulanan sepanjang tahun 2014-2017. Secara
matematis actual return dapat diformulasikan sebagai berikut:
Keterangan:
Rt = Return Indeks pada hari ke-t
Pt = harga clean price pada hari ke-t pada indeks sukuk/obligasi
56
Pt-n = harga clean price pada hari ke-t-1 pada indeks sukuk/obligasi
2) Perhitungan Growth Outstanding Sukuk dan Obligasi
Secara sederhana, pertumbuhan outstanding sukuk dan obligasi
dapat dihtung dengan cara membandingkan perhitungan outstanding
sukuk/obligasi pada periode tertentu dengan periode sebelumnya, sehingga
dapat diketahui berapa pertumbuhannya.
Hasil perhitungan growth outstanding sukuk dan obligasi
didasarkan atas perhitungan tingkat growth bulanan sepanjang tahun 2014-
2017. Secara matematis pertumbuhan outstanding sukuk/obligasi dapat
diformulasikan sebagai berikut:
Keterangan:
Gt = Pertumbuhan Outstanding sukuk/obligasi pada waktu ke-t
Outstandingt = total outstanding sukuk/obligasi pada waktu ke-t
Outstandingt-n = total outstanding sukuk/obligasi pada waktu ke-t-1
3) Uji Kolmogorov-Smirnov
Uji Komlogorov-Smirnov dapat digunakan untuk menguji
kenormalan dari suatu data.
57
H0 : Data berdistribusi normal
H1 : Data tidak berdistribusi normal
Uji Kolmogrov Smirnov didefinisikan dengan:
D =
Dimana F adalah distribusi komulatif teoretik dari distribusi data
yang diuji yaitu normal dari data. Kemudian nilai D dibandingkan dengan
tabel pada level of significance α tertentu.
4) Uji Independen t-tes dua sampel (Independent t-test two
sample)
Uji-t dua sampel independen (Independent-Samples t Test)
digunakan untuk membandingkan selisih dua purata (mean) dari dua
sampel yang independen dengan asumsi data terdistribusi normal.
(Uyanto, 2009). Tujuan Analisis Independent Sample t-test juga dapat
digunakan untuk menguji dua rata-rata dari dua sampel yang saling
independen atau tidak berkaitan. (Wahyono, 2008). Pengujian hipotesis
penelitian ini untuk melihat apakah terdapat perbedaan antara dua sampel
yang akan di uji. Adapun rumus untuk uji-t dua sampel independen adalah
sebagai berikut:
58
t =
dengan derajat kebebasan nx + ny - 2
5) Uji Non-parametrik (non-parametric test)
Metode statistik non-parametrik adalah uji yang modelnya tidak
menetapkan adanya syarat-syarat tertentu tentang parameter populasi yang
merupakan sumber sampel penelitiannya. (Yamin dan Kurniawan, 2009)
Dajan (1996) menyatakan bahwa statistik non-parametrik sering juga
disebut statistik bebas distribusi (distribution free statistics) karena
metodenya tidak membutuhkan asumsi tentang pola distribusi populasi.
Easton dan McColl (2000) menyatakan “Non-parametric tests are
often used in place of their parametric counterparts when certain
assumptions about the underlying populations are questionable. Non-
parametric test maybe, and often are, more powerfull in detecting
populations differences when certain assumptions are not satisfied.” Yang
dapat di artikan uji non-parametrik biasa digunakan pendamping dari
pengujian parametrik ketika terdapat asumsi yang masih dipertanyakan,
59
dan uji non-parametrik sering kali lebih kuat dalam mendeteksi perbedaan
populasi ketika terdapat asumsi - asumsi yang tidak memuaskan.
Dalam uji statistik non-parametrik setidaknya terdapat dua asumsi
yang dibutuhkan yakni observasi sampel harus independen dan random
serta variabel harus kontinu. Pengujian statistik non-parametrik juga
mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya adalah lebih mudah
dihitung dan dimengerti. Hal ini dikarenakan data dapat berupa urutan
(order) maupun peringkat (rank). Keuntungan yang lain adalah, pengujian
statistik non- parametrik dapat menggunakan sampel-sampel dalam jumlah
yang kecil.
6) Uji Mann whitney U-Test
Uji Mann-Whitney (Mann-Whitney Test) merupakan uji Statistika
Nonparametrik. Uji Mann-Whitney ekuivalen dengan Uji Jumlah
Peringkat Wilcoxon (Wilcoxon Rank Sum Test). Uji Mann-Whitney
merupakan alternatif dari uji-t dua sampel independen.
Uji Mann-Whitney digunakan untuk membandingkan dua sampel
independen dengan skala ordinal atau skala interval tapi tidak terdistribusi
normal (Uyanto, 2009). Uji Mann-Whitney berdasarkan jumlah peringkat
(Rank) data. Data dari kedua sampel digabungkan dan diberi peringkat
dari terkecil hingga terbesar. Ada tiga bentuk hipotesis uji tanda dimana
penggunaannya tergantung dari persoalan yang diuji.
60
a. Bentuk uji hipotesis dua sisi (two sided ata two-tailed test)
dengan hipotesis:
H0 : ŋ1 = ŋ2
H1 : ŋ1 ≠ ŋ2
b. Bentuk uji hipotesis satu sisi (one-sided atau one-tailed test)
untuk sisi atas (upper tailed) dengan hipotesis:
H0 : ŋ1 ≤ ŋ2
H1 : ŋ1 ˃ ŋ2
c. Bentuk uji hipotesis satu sisi (one-sided atau one-tailed test)
untuk sisi bawah (lower tailed) dengan hipotesis:
H0 : ŋ1 ≥ ŋ 2
H1 : ŋ1 ˂ ŋ2
ŋ= dibaca ‘eta’merupakan notasi untuk median
Rumus Uji Mann-Whitney dengan pendekatan distribusi normal.
Dengan : U = n1n2 +
E(U) =
=
61
R1= Jumlah Peringkat sample pertama
n1 = Jumlah sample 1
n2 = Jumlah sample 2
7) System Dynamics
Menurut Massachussets Institute of Technology (MIT), System
Dynamics adalah suatu metodologi untuk mempelajari permasalahan di
sekitar kita. Tidak seperti metodologi lain yang mengkaji permasalahan
dengan memilahnya menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, System
Dynamics melihat permasalahan secara keseluruhan.
Konsep utama System Dynamics adalah pemahaman tentang
bagaimana semua objek dalam suatu sistem saling berinteraksi satu sama
lain. Menurut System Dynamics Society, System Dynamics adalah suatu
metodologi untuk mempelajari dan mengelola sistem umpan balik yang
kompleks, seperti yang biasa ditemui dalam dunia bisnis dan system sosial
lainnya.
Menurut Radzicky, System Dynamics adalah suatu metodologi
yang handal dan teknik pemodelan dengan simulasi komputer untuk
memetakan, memahami, dan membahas isu-isu dan permasalahan yang
kompleks.
Metodologi System Dynamics telah berkembang sejak tahun 1950,
pertama kali dikembangkan oleh Jay. W. Forrester sewaktu kelompoknya
melakukan riset di MIT (Massachussets Institute of Technology)
Cambridge, dengan mencoba mengembangkan manajemen industri untuk
62
mendesain dan mengendalikan sistem industri. Mencoba mengembangkan
metode manajemen untuk perencanaan industri jangka panjang yang
kemudian diterbitkan dalam bentuk buku pada tahun 1961, berjudul
Industrial Dynamics. Selanjutnya dengan menggunakan metodologi yang
sama Forrester berupaya menjelaskan perkembangan kota yang
dipublikasikan dalam buku Urban Dynamics (1969). Pada
perkembangannya, metodologi ini telah diterapkan di dalam analisis pada
sejumlah persoalan ekonomi dan sosial yang menarik dan penting. Salah
satu yang paling banyak dipublikasikan adalah model yang dikembangkan
oleh Dennis Meadows dan Club of Rome dalam bukunya The Limits to
Growth. Berbagai model telah dikembangkan dengan System Dynamics
guna mempelajari berbagai permasalahan yang beragam, seperti
manajemen proyek, pasukan perdamaian PBB, penemuan gas alam,
pertumbuhan suatu bisnis, perencanaan ekonomi nasional dan sebagainya.
Sejalan dengan perkembangan kebutuhan pemodelan dengan
System Dynamics, dikembangkan pula berbagai software sebagai alat
bantu (tools), sehingga penggunaan metodologi System Dynamics sebagai
salah satu cara pemodelan menjadi lebih efisien. Saat ini berkembang
software-software yang bukan cuma memudahkan pemakai untuk
membangun model, tetapi juga untuk melakukan simulasi dan berbagai uji
sensitivitas model.
Pada awalnya penggunaan System Dynamics itu mendapat
tanggapan dari dunia akademis, setelah murid Forrester yaitu Dennis
63
Meadows dengan kelompoknya Club of Rome menerbitkan buku The
Limits to Growth (1972). Pro dan kontra terhadap buku itu telah
membantu percepatan pemasyarakatan sistem dinamik dalam hal
menganalisis berbagai masalah yang bersifat sistemik, rumit, dan berubah
cepat.
Kegunaan System Dynamics tidak hanya sekadar untuk memahami
apa, bagaimana, dan mengapa perubahan dapat terjadi, baik di masa
lampau dan kemungkinannya di masa depan. Penggunaan alat-alat analisis
sistem/skenario yang lain juga akan mampu mengungkapkan hal yang
serupa dengan keabsahannya masing-masing. Akan tetapi, yang lebih
penting dalam System Dynamics yang merupakan keunggulannya adalah
bagaimana menciptakan dan membawa perubahan sistemik ke arah yang
diinginkan dengan hukum-hukum yang universal. Dengan kata lain ada
tindakan/kebijakan teruji absah yang mendorong perubahan sistemik untuk
menuju kepada keadaan yang lebih baik pada masa datang.
Pengungkapan kebijakan kritis secara hipotesis dapat dikemukakan
setelah menggambarkan peta masalah berbentuk diagram sebab akibat
dengan menggunakan pola dasar (archetypes) tertentu. Penggunaan pola-
pola dasar tersebut hanya sebagai pedoman pemodelan setelah mengetahui
pola kejadian. Prospek data penelitian menggunakan software powersim.
64
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Perhitungan Return Sukuk dan Obligasi
Return sukuk dan obligasi dihitung dengan menggunakan return
indeks dan standar deviasi bulanan. Adapun hasil perhitungan dari
pengolahan data yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Return dan standar deviasi bulanan sukuk dan obligasi 2014-2017
No Nama Sukuk Obligasi
Return Standar
Deviasi
Return Standar
Deviasi
1 Composite 0.78% 1.76% 0.67% 1.92%
2 Government 0.80% 1.92% 0.65% 2.11%
3 Corporate 0.93% 1.20% 0.80% 0.85%
Sumber: data diolah (2017)
Tabel 4.1 memperlihatkan hasil perhitungan return indeks dan
standar deviasi pada sukuk dan obligasi. Return indeks sukuk corporate
memiliki nilai tertinggi bila dibandingkan return indeks sukuk maupun
return indeks obligasi yang lain yaitu sebesar 0.93% dengan standar
deviasi sebesar 1.20%.
Bila dilihat secara keseluruhan, ternyata return indeks sukuk
composite, government dan corporate memiliki nilai lebih tinggi
dibandingkan dengan return indeks obligasi sejenis yaitu secara berturut-
turus sebesar 0.78%, 0.80% dan 0.93%. Sedangkan return indeks obligasi
secara berturu-turut sebesar 0.67%, 0.65% dan 0.80%.
65
Adapun untuk nilai standar deviasi yaitu sebaliknya. Nilai standar
deviasi indeks obliges memiliki nilai yang lebih tinggi bila dibandingkan
dengan standar deviasi indeks sukuk sejenis. Hanya standar deviasi indeks
sukuk corporate yang memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan dengan
standar deviasi obligasi corporate. Standar deviasi indeks sukuk masing-
masing sebesar 1.76%, 1.92% dan 1.20%. adapun standar deviasi indeks
obligasi masing-masing sebesar 1.92%, 2.11% dan 0.85%.
Tabel 4.2
Return dan standar deviasi sukuk dan obligasi pertahun
No Nama Sukuk Obligasi
Return Standar
Deviasi
Return Standar
Deviasi
2014
1 Composite 1.24% 1.44% 0.07% 0.23%
2 Government 1.30% 1.61% 0.19% 0.25%
3 Corporate 0.93% 0.51% 0.66% 0.08%
2015
1 Composite 0.38% 2.83% 0.36% 2.78%
2 Government 0.31% 3.10% 0.35% 3.15%
3 Corporate 0.79% 1.23% 0.47% 1.10%
2016
1 Composite 0.40% 2.12% 1.09% 1.07%
2 Government 0.44% 2.26% 1.11% 1.12%
3 Corporate 0.88% 1.07% 1.01% 1.91%
2017
1 Composite 1.29% 0.67% 1.44% 1.09%
2 Government 1.30% 0.68% 1.47% 0.93%
3 Corporate 1.18% 0.54% 1.16% 0.45%
Sumber: data diolah (2017)
66
B. Uji Statistik Perbandingan Return Indeks Sukuk dan Obligasi
1) Uji Kolmogorov-Smirnov
Untuk mengetahui ada tidaknya signifikansi perbedaan
tingkat performa return indeks sukuk dan obligasi maka perlu
adanya pengujian statistik nonparametrik menggunakan software
SPSS 22, dimana hal pertama yang dikakukan adalah dengan
menguji data hasil analisis return indeks sukuk dan obligasi dengan
uji normalitas data kolmogrov-smirnov agar dapat diketahui data
terdistribusi normal atau tidak, bila normal menggunakan uji
independen t-test untuk mengetahui perbedaan hasil return namun
bila tidak terdistribusi normal, maka dilakukan uji Mann Whitney
U-Test, berikut hasil uji normalitas data dengan kolmogorov-
smirnov:
Tabel 4.3
One Sample Kolmogorov-Smirnov Test Return Sukuk
Sumber: data diolah (2017)
Sukuk
Composite Government Corporate
K-S Sig 0.05 K-S Sig 0.05 K-S Sig 0.05
0.096 0.200 0.102 0.200 0.167 0.003
67
Tabel 4.4
One Sample Kolmogorov-Smirnov Test Return Obligasi
Sumber: data diolah (2017)
Pengujian normalitas data sampel diatas menggunakan One
Sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan tingkat signifikansi 5%.
Dari hasil uji normalitas di atas pada tabel 4.2 dan tabel 4.3, hasil
uji tersebut menunjukan bahwa terdapat salah salah satu sampel
yang memiliki nilai Asymp. Sig. (2-tailed) kurang dari 0,05 yang
berarti bahwa data tersebut tidak terdistribusi normal, karena data
tersebut dikatakan normal bernilai lebih dari 0,05. Oleh karena itu,
pengujian signifikansi perbedaan dilakukan dengan uji Mann
Whitney U-Test.
Obligasi
Composite Government Corporate
K-S Sig 0.05 K-S Sig 0.05 K-S Sig 0.05
0.142 0.025 0.118 0.144 0.167 0.004
68
2) Uji Beda Mann Whitney U-Test
Langkah salanjutnya adalah melakukan uji Beda Mann
Whitney U-Test. Berikut hasil uji beda Mann Whitney U-Test:
Tabel 4.5
Uji Beda Mann Whitney U-Test
Sumber: data diolah (2017)
Dari hasil Uji Beda Mann Whitney U-Test pada tabel 4.4
diatas, nilai Asymp. Sig. (2-tailed) yang dihasilkan adalah
untuk sukuk dan obligasi composite 0.617, sukuk dan obligasi
government 0.622, dan sukuk dan obligasi corporate 0.593.
Karena semua nilai Asymp. Sig. (2-tailed) yang dihasilkan dari
Test Statistics Return
Mann-Whitney U 908.000
Sukuk dan Obligasi
Composite
Wilcoxon W 1898.000
Z -.501
Asymp. Sig. (2-tailed) .617
Sukuk dan Obligasi
Government
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
909.000
1899.000
-.492
.622
Sukuk dan Obligasi
Corporate
Mann-Whitney U 904.000
Wilcoxon W 1894.000
Z -.534
Asymp. Sig. (2-tailed) .593
69
Uji Mann Whitney U-Test lebih besar dari Significance level
(0.05) maka secara statistic tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara performa return indeks sukuk dan obligasi.
Bedasarkan
C. Uji Statistik Perbandingan Outstanding Sukuk dan Obligasi
1) Uji Kolmogorov-Smirnov
Untuk mengetahui ada tidaknya signifikansi perbedaan
outstanding sukuk dan obligasi maka perlu adanya pengujian
statistik nonparametrik menggunakan software SPSS 22,
dimana hal pertama yang dikakukan adalah dengan menguji
normalitas data kolmogrov-smirnov agar dapat diketahui data
terdistribusi normal atau tidak, bila normal menggunakan uji
independen t-test untuk mengetahui perbedaan hasil
outstanding namun bila tidak terdistribusi normal, maka
dilakukan uji Mann Whitney U-Test, berikut hasil uji
normalitas data dengan kolmogorov-smirnov:
Tabel 4.6
One Sample Kolmogorov-Smirnov Test Outstanding Sukuk
Outstanding Sukuk
Government Corporate
K-S Sig 0,05 K-S Sig 0,05
0.123 0.093 0.163 0.005
70
Tabel 4.7
One Sample Kolmogorov-Smirnov Test Outstanding Obligasi
Pengujian normalitas data sampel diatas menggunakan One
Sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan tingkat signifikansi
5%. Dari hasil uji normalitas di atas pada tabel 4.5 dan tabel
4.6, hasil uji tersebut menunjukan bahwa terdapat salah salah
satu sampel yang memiliki nilai Asymp. Sig. (2-tailed) kurang
dari 0,05 yang berarti bahwa data tersebut tidak terdistribusi
normal, karena data tersebut dikatakan normal bernilai lebih
dari 0,05. Oleh karena itu, pengujian signifikansi perbedaan
dilakukan dengan uji Mann Whitney U-Test.
2) Uji Beda Mann Whitney U-Test
Langkah salanjutnya adalah melakukan uji Beda Mann
Whitney U-Test. Berikut hasil uji beda Mann Whitney U-Test:
Outstanding Obligasi
Government Corporate
K-S Sig 0,05 K-S Sig 0,05
0.109 0.200 0.171 0.002
71
Tabel 4.8
Uji Beda Mann Whitney U-Test
S
Sumber: data diolah (2017)
Dari hasil Uji Beda Mann Whitney U-Test pada tabel 4.7
diatas, nilai Asymp. Sig. (2-tailed) yang dihasilkan adalah
untuk outstanding sukuk dan obligasi goverment 0.000,
outstanding sukuk dan obligasi corporate 0.00. Karena semua
nilai Asymp. Sig. (2-tailed) yang dihasilkan dari Uji Mann
Whitney U-Test lebih kecil dari Significance level (0.05) maka
secara statistic terdapat perbedaan yang signifikan antara
outstanding sukuk dan obligasi.
Test Statistics Outstanding
Mann-Whitney U .000
Outstanding Sukuk
dan Obligasi
Government
Wilcoxon W 990.000
Z -8.078
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
Outstanding Sukuk
dan Obligasi
Corporate
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.000
990.000
-8.079
.000
72
D. Uji Statistik Perbandingan Growth Outstanding Sukuk dan
Obligasi
1) Uji Kolmogorov-Smirnov
Untuk mengetahui ada tidaknya signifikansi perbedaan growth
outstanding sukuk dan obligasi maka perlu adanya pengujian
statistik nonparametrik menggunakan software SPSS 22,
dimana hal pertama yang dikakukan adalah dengan menguji
normalitas data kolmogrov-smirnov agar dapat diketahui data
terdistribusi normal atau tidak, bila normal menggunakan uji
independen t-test untuk mengetahui perbedaan hasil growth
namun bila tidak terdistribusi normal, maka dilakukan uji
Mann Whitney U-Test, berikut hasil uji normalitas data dengan
kolmogorov-smirnov:
Tabel 4.9
One Sample Kolmogorov-Smirnov Test Growth Outstanding Sukuk
Tabel 4.10
One Sample Kolmogorov-Smirnov Test Outstanding Obligasi
Growth Outstanding Sukuk
Government Corporate
K-S Sig 0,05 K-S Sig 0,05
0.296 0.000 0.290 0.000
Growth Outstanding Obligasi
Government Corporate
K-S Sig 0,05 K-S Sig 0,05
0.110 0.200 0.117 0.156
73
Pengujian normalitas data sampel diatas menggunakan One
Sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan tingkat signifikansi
5%. Dari hasil uji normalitas di atas pada tabel 4.8 dan tabel
4.9, hasil uji tersebut menunjukan bahwa terdapat salah salah
satu sampel yang memiliki nilai Asymp. Sig. (2-tailed) kurang
dari 0,05 yang berarti bahwa data tersebut tidak terdistribusi
normal, karena data tersebut dikatakan normal bernilai lebih
dari 0,05. Oleh karena itu, pengujian signifikansi perbedaan
dilakukan dengan uji Mann Whitney U-Test.
2) Uji Beda Mann Whitney U-Test
Langkah salanjutnya adalah melakukan uji Beda Mann
Whitney U-Test. Berikut hasil uji beda Mann Whitney U-Test:
Tabel 4.11
Uji Beda Mann Whitney U-Test
Test Statistics Growth
Mann-Whitney U 828.000
Growth Outstanding
Sukuk dan Obligasi
Government
Wilcoxon W 1774.000
Z -.833
Asymp. Sig. (2-tailed) .405
74
Sumber: data diolah (2017)
Dari hasil Uji Beda Mann Whitney U-Test pada tabel 4.7
diatas, nilai Asymp. Sig. (2-tailed) yang dihasilkan adalah
untuk growth outstanding sukuk dan obligasi goverment 0.405,
growth outstanding sukuk dan obligasi corporate 0.099. Karena
semua nilai Asymp. Sig. (2-tailed) yang dihasilkan dari Uji
Mann Whitney U-Test lebih besar dari Significance level (0.05)
maka secara statistic tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara growth outstanding sukuk dan obligasi.
E. Perhitungan Growth Outstanding Sukuk dan Obligasi
Pertumbuhan sukuk dan obligasi dihitung dengan menggunakan
growth outstanding sukuk dan obligasi bulanan. Adapun hasil perhitungan
dari pengolahan data yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.12
Growth outstanding bulanan sukuk dan obligasi 2014-2017
No Nama Sukuk Obligasi
Growth Growth
1 Government 3.19% 1.61%
2 Corporate 1.74% 1.21%
Sumber: data diolah (2017)
Growth Outstanding
Sukuk dan Obligasi
Corporate
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
734.000
1680.000
-1.649
.099
75
Tabel 4.10 memperlihatkan hasil perhitungan growth outstanding
sukuk dan obligasi. Growth outstanding sukuk government memiliki nilai
tertinggi bila dibandingkan growth outstanding sukuk maupun r growth
outstanding obligasi yang lain yaitu sebesar 3.19%
Bila dilihat secara keseluruhan, ternyata growth outstanding sukuk
government dan corporate memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan dengan
growth outstanding obligasi sejenis yaitu secara berturut-turus sebesar
3.19% dan 1.74%. Sedangkan growth outstanding obligasi secara berturu-
turut sebesar 1.61% dan 1.21%.
Tabel 4.13
Growth outstanding sukuk dan obligasi pertahun
Sumber: data diolah (2017)
No Nama Sukuk Obligasi
Growth Growth
2014
1 Government 2.58% 1.69%
2 Corporate 0.04% 0.43%
2015
1 Government 3.45% 1.33%
2 Corporate 2.90% 0.90%
2016
1 Government 3.41% 1.84%
2 Corporate 1.73% 1.87%
2017
1 Government 3.30% 1.55%
2 Corporate 2.48% 1.78%
76
F. Prediksi Perkembangan Sukuk Dan Obligasi di Tahun Mendatang
Berdasarkan hasil simulasi uji model system dynamic dengan
melihat pertumbuhan historis variabel model sukuk dan obligasi dari tahun
2014-2017 memperlihatkan kesesuaian/kemiripan perilaku dengan data
empiris sistem dunia nyata dan layak dijadikan dasar simulasi untuk
kebijakan jangka panjang. Hasil simulasi uji model system dynamic
dengan menggunakan powersim dapat dilihat pada tabel perbandingan
berikut ini:
Tabel 4.14 Proyeksi Pertumbuhan Sukuk Dan Obligasi Pemerintah
10 Tahun Mendatang
Sumber: data diolah (2017)
Proyeksi pertumbuhan sukuk pemerintah pada 10 tahun mendatang
diperkirakan akan melampaui pertumbuhan obligasi pemerintah.
Berdasarkan hasil uji model dengan powersim diperkirakan market share
sukuk pada tahun 2027 akan melebihin 50% dari marketshare obligasi.
Time OBLIGASI PEMERINTAH
01 Jan 2017
01 Jan 2018
01 Jan 2019
01 Jan 2020
01 Jan 2021
01 Jan 2022
01 Jan 2023
01 Jan 2024
01 Jan 2025
01 Jan 2026
01 Jan 2027
2.005.792,00
2.428.612,95
2.940.564,56
3.560.435,57
4.310.975,39
5.219.729,01
6.320.047,88
7.652.313,97
9.265.421,76
11.218.572,67
13.583.447,79
Time SUKUK PEMERINTAH
01 Jan 2017
01 Jan 2018
01 Jan 2019
01 Jan 2020
01 Jan 2021
01 Jan 2022
01 Jan 2023
01 Jan 2024
01 Jan 2025
01 Jan 2026
01 Jan 2027
485.426,00
707.314,22
1.030.627,56
1.501.727,41
2.188.167,01
3.188.378,15
4.645.785,81
6.769.374,50
9.863.655,59
14.372.332,56
20.941.925,77
77
Nilai proyeksi sukuk pemerintah pada tahun 2027 mencapai
Rp.20.941,925 Triliun melebihin obligasi pemerintah sebesar
Rp.13.583,447 Triliun. Dengan rata-rata pertumbuhan sukuk pemerintah
adalah sebesar 45,71% pertahun, sedangkan obligasi pemerintah rata-rata
pertumuhannya adalah sebesar 21.08% pertahun.
Adapaun untuk proyeksi sukuk dan obligasi corporate sebagai
berikut:
Tabel 4.15 Proyeksi Pertumbuhan Sukuk Dan Obligasi Corporate
10 Tahun Mendatang
Sumber: data diolah (2017)
Untuk proyeksi pertumbuhan sukuk dan obligasi korporasi pada 10
tahun mendatang Berdasarkan hasil uji model dengan powersim
diperkirakan masih di dominasi oleh obligasi. Dengan Nilai proyeksi
sukuk korporasi pada tahun 2027 sebesar Rp.113.384,14 Triliun
sedangkan obligasi korporasi sebesar Rp.1.508.266,36 Triliun.
Time OBLIGASI KORPORASI
01 Jan 2017
01 Jan 2018
01 Jan 2019
01 Jan 2020
01 Jan 2021
01 Jan 2022
01 Jan 2023
01 Jan 2024
01 Jan 2025
01 Jan 2026
01 Jan 2027
357.301,00
412.646,92
476.565,93
550.386,00
635.640,79
734.101,55
847.813,87
979.140,24
1.130.809,07
1.305.971,39
1.508.266,36
Time SUKUK KORPORASI
01 Jan 2017
01 Jan 2018
01 Jan 2019
01 Jan 2020
01 Jan 2021
01 Jan 2022
01 Jan 2023
01 Jan 2024
01 Jan 2025
01 Jan 2026
01 Jan 2027
14.259,00
17.544,27
21.586,47
26.560,00
32.679,42
40.208,76
49.472,86
60.871,41
74.896,18
92.152,26
113.384,14
78
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengujian hipotesis dengan Mann Whitney U-Test menunjukan
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara return
indeks sukuk dan obligasi. Ditunjukan dengan nilai probabilitas >
0.05. Akan tetapi secara umum, sukuk memiliki return yang lebih
tinggi dibandingkan dengan obligasi konvensional. Dilihat secara
deskriptif dari nilai return indeks sukuk composite, government
dan corporate secara berturut-turus sebesar 0.78%, 0.80% dan
0.93%. Sedangkan return indeks obligasi secara berturu-turut
sebesar 0.67%, 0.65% dan 0.80%.
Adapun untuk nilai standar deviasi yaitu sebaliknya. Nilai standar
deviasi indeks obliges memiliki nilai yang lebih tinggi bila
dibandingkan dengan standar deviasi indeks sukuk sejenis. Standar
deviasi indeks sukuk masing-masing sebesar 1.76%, 1.92% dan
1.20%. adapun standar deviasi indeks obligasi masing-masing
sebesar 1.92%, 2.11% dan 0.85%.
2. Selanjutnya untuk growth outstanding sukuk government dan
corporate ternyata memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan dengan
growth outstanding obligasi sejenis yaitu secara berturut-turus
sebesar 3.19% dan 1.74%. Sedangkan growth outstanding obligasi
79
secara berturu-turut sebesar 1.61% dan 1.21%. Adapun pengujian
hipotesis dengan Mann Whitney U-Test menunjukan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara return indeks sukuk dan
obligasi. Ditunjukan dengan nilai probabilitas > 0.05.
3. Berdasarkan hasil uji model dengan powersim diperkirakan
Prediksi pertumbuhan sukuk dan obligasi di tahun mendatang akan
di dominasi oleh sukuk, khususnya untuk sukuk yang diterbitkan
oleh pemerintah. Nilai proyeksi sukuk pemerintah pada tahun 2027
mencapai Rp.20.941,925 Triliun melebihin obligasi pemerintah
sebesar Rp.13.583,447 Triliun. Adapun untuk swasta/korporasi
Nilai proyeksi sukuk korporasi pada tahun 2027 sebesar
Rp.113.384,14 Triliun sedangkan obligasi korporasi sebesar
Rp.1.508.266,36 Triliun.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka peneliti dapat
sampaikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Investor yang hendak berinvestasi di sukuk dan obligasi sebaiknya
mempertimbangkan terlebih dahulu performa dari porofolio sukuk
dan obligasi di masa lalu, sehingga investor memahami dengan
baik bagaimana performa sukuk dan obligasi yang ada, supaya
investor dapat meminimalisis risiko dalam berinvestasi.
80
2. Berdasarkan hasil uji beda return indeks sukuk dan obligasi tidak
terdapat perbedaan yang signifikan untuk data penelitian ini,maka
bagi investor muslim dan nonmuslim maupun investor potensial
tidak perlu khawatir untuk memilih sukuk sebagai pilihan untuk
berinvestasi, karena instrumen Syariah lebih aman dari praktek
spekulatif serta menentramkan hati karena sesuai dengan pedoman
Syariah.
3. Melihat perkembangan dan potensi dari sukuk dan obligasi dimasa
mendatang diharapkan kepada pemerintah untuk lebih mendorrong
pengembangan instrument sukuk baik dari segi emisi penerbitan
sukuk korporasi dan pemerintah maupun dari aspek regulasi dan
aspek yang lainnya
4. Peneliti berharap penelitian selanjutnya dapat melengkapi
komponen yang belum lengkap karena keterbatasan data, rentang
waktu penelitian dan metode analisis yang berbeda sehingga dapat
memberikan gambaran mengenai performa instrumen sukuk dan
obligasi yang lebih baik.
81
DAFTAR PUSTAKA
Ayub, Muhammad. Understanding Islamic Finance, England, John Wiley &
Sonds Ltd. 2007.
Aziz, Mochamad Roikhan. “Islamic Micro Macro Economics”. Module 1,
Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. 2004.
Aziz, Mochamad Roikhan. “Teori H dalam Islam Sebagai Wahyu dan Turats”.
Jurnal UIN Syarif Hidayatullah. 2015.
Aziz, Mochamad Roikhan.“ Schumpeter Thought and Islamic Worldview”.
Proceedings of International Seminar on Islamic Economics FEB UIN
Jakarta. 2015.
Aziz, Mochamad Roikhan.. “Hahslm Islamic Economic Methodology”.
Proceeding ICOSEC: Developing Countries Readiness Toward Global
Universitas Negri Solo, Surakarta. (September. H. 1125-1138. 2015).
Aziz , Mochamad Roikhan. “Comparative Study of Islamic Bonds in Indonesia
and Malaysia on System Dynamics Approach”, Jurnal Ekonomi
Kemasyarakatan Equilibirium, Vol. 5, No. 2 Jakarta.
http://www.stiead.ac.id. (January-April, 2008).
Aziz, Mochamad Roikhan. “New Paradigma in On sinlamim Kaffah In Islamic
Economics”. Jurnal Signifikan Vol. 9, No. 2, Mei-Agustus, Jakarta.
http://www.uinjkt.ac.id. 2010.
82
Aziz , Mochamad Roikhan. “New Paradigma on System Thinking”. Ekonotika,
Fakultas Ekonomi Bisnis, Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan
(IESP). 2011.
Aziz, Mochamad Roikhan. “Pemodalan Lembaga Keuangan Syariah Non Bank
Dengan Metode Islam”. Jurnal Ekonomi Umat. Vol 7 No. 2, Jakarta.
http://www.uhamka.ac.id (Januari-April 2013).
Aziz, Mochamad Roikhan. “Sinlamim: Kode Tuhan”, Esa Alam, Jakarta.
http://www.tokogunungagung.co.id. 2012.
Aziz, Mochamad Roikhan. “Jejak Islam Yang Hilang”, Sinlammim, Jakarta.
http://www.tokogunungagung.co.id. 2006.
Aziz, Mochamad Roikhan. “Integrasi Ilmu Ekonomi Islam: Pendekatan Filosofi
dan Simbolik”. Integrasi keilmuan. UIN Press, Jakarta. 2014.
Aziz, Mochamad Roikhan. “Islamic Monetary Based On Method. Book Of
Journal”, Islamic Monetary Program State Islamic University, Faculty Of
Economics Bussiness. (January 2013).
Aziz, Mochamad Roikhan. “Information System On Islam. Book Of MIS Project
Vol. 1, Vol. 2, Vol. 3, Vol. 4”, Computer Comunication Information
Techonology, Faculty Of Techniquem university Of Indonesia, Depok.
(November 2012).
83
Aziz, Mochamad Roikhan. “Five Pillars of Economy, Economy Development In
Islamic Perspective”, Book of Journal, Development Studies, Fauculty
Economics Bussiniess, State Islamic University. Jakarta. (October 2012).
Aziz, Mochamad Roikhan. “Islamic Economic”, Book of Article, University Of
Islam Riau (UIR). (June 2012).
Aziz, Mochamad Roikhan. “Macro Economy in Islam”, Book of Article
Accounting Program FEB, UIN Jakarta. (May 2012).
Aziz, Mochamad Roikhan. “Islamic Micro Economy”, Book of Article, IESP
Program FEB, UIN Jakarta. (April 2012).
Aziz, Mochamad Roikhan. “Draft regulation Act of Haji Finance Management,
Ministerial of Religious, Affair”, Directorate General of Haji, Jakarta.
2011.
Aziz, Mochamad Roikhan. “Academic Literature, Haji Finance Management,
Ministerial of Religious, Affair”, Directorate General of Haji, Jakarta.
2010.
Aziz, Mochamad Roikhan. “The prospect of IslamicRevival in Indonesia 2015
Based On Development of Sukuk The Sukuk Through Sinlamim Kaffaf
Method”. Approved Paper For Seminar Sharia Economics Days (Second),
UI, Depok. (April 2010).
84
Aziz, Mochamad Roikhan..“Pemodelan Institusi Keunagan Islam Berbasis
Metode Sinlamim Kaffah (Studi kelayakan Pada Bofsa)”. Prosiding, UII,
Jogjakarta. (April, 2009).
Aziz, Mochamad Roikhan. “Kaffah Thinking on Simlamim Method Through
Digital RO” , Procceding UKM Malaysia. (October 2009).
Aziz, Mochamad Roikhan . “Islamic Principle And Financial Aspect In Sukuk On
Asset Becked Securities”. Proceeding, IALE Hukumoli. (August 2009).
Aziz, Mochamad Roikhan. The Application of Kaffah economics On Sukuk As
Islamic Economic Instrument In OIC Countries. Proceeding, IRTIIDB,
IIUM, Kuala Lumpur, Malaysia. (March, 2009).
Aziz, Mochamad Roikhan. The Mistery Of Digital Root Based On Sinlammim
Method. Proceeding. Institut Teknologi Bandung (ITB). Bandung,
Indonesia. (October 2008).
Aziz, Mochamad Roikhan. The Root Of Mathematics And Science Is level
Compared With Religious Thinking. Proceeding. State Islamic University
(UIN) Jakarta, Indonesia. (October 2008).
Aziz, Mochamad Roikhan. The Sukuk Competition Between Indonesia and
Malaysia With System Dynamics. Proceeding. University Malaysia Sabah,
Labuan, Malaysia. (November 2008).
85
Aziz, Mochamad Roikhan. The Application of Mathematics In Information
System Based On Al-Quran. Working paper, Studium General, State
Islamic University (UIN) Jakarta, Indonesia. (October 2008).
Aziz, Mochamad Roikhan. The Assimilation of sinlammim Into System Thinking
In The Quantitative Method With Modeling On sukuk As Islamic
Economic Instrument. Proceeding. University Of Malahayati, Lampung,
Indonesia. (October 2008).
Aziz, Mochamad Roikhan.: The Future Of Sukuk Between Malaysia and
Indonesia Based on System Thinking . Proceeding. Monash University,
Sunway Campus, Malaysia. (October 2008).
Aziz, Mochamad Roikhan. Sukuk Dynamics In System Thinking. Proceeding,
School Of Business (SBM), Institute Technology Bandung (ITB),
Bandung, Indonesia. (September 2008).
Aziz, Mochamad Roikhan. Kaffah Approuch in Islamic Economic Theory.
Journal. University Islamic Indonesia (UII), Jogjakarta, Indonesia. (August
2008).
Aziz, Mochamad Roikhan. Holding Thinking To Develop Islamic Bonds in
Indonesia, proceeding. IAEI – University Airlangga (Unair), Surabaya,
Indonesia. (August 2008).
Bacha, Obiyathulla Ismath dan Abbas Mirakhor. Islamic Capital Markets: A
Comparative Approach. Singapore: John Wiley & Sons. 2013.
86
Cakir, S., & Raei, F. Sukuk vs conventional bonds: Is there a difference in value at
risk? Working Paper. Washington DC: International monetary fund
WP/07/237. (2007).
EY. “World Islamic Banking Competitiveness Report 2016.
Fatturahman, Heri dan Fitiati, Rachma.. Comparative Analysis of Return on
Sukuk and Conventional Bonds. American Journal of Economics. 2013.
Gozali, Ahmad. Halal, Berkah, Bertambah. Mengenal dan Memiliki Produk
Investasi Syariah Keuangan Syariah. Jakarta. Elex Media Komputindo.
2004.
Godlewski, C., Turk-Arsis, R., & Weill, L. Sukuk vs conventional bonds: A stock
market perspective. Journal of Comparative Economics, 41, 745–761.
http://dx.doi.org/10.1016/j.jce.2013.02.006. (2013).
Hartono, Jogiyanto. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE
UGM. 2016.
Huda, Nurul dan Mustafa. “Invetasi pada Pasar Modal Syariah”. Kencana
Prenamedia group. Jakarta. 2007.
Manan A. Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal
Syariah Indnesia. Jakarta (ID): Kencana. 2009.
Mishkin, FS. The Economis of Money, Banking, and Financial Markets, 11th
Edition. United States (USA): Pearson Education. 2016.
87
Mosaid, F.E. & R. Boutti. Sukuk and Bond Performance in Malaysia.International
Journal of Economics and Finance. Vol. 6 (2): 121-130. 2014.
Omar, Mohd Azmi, Muhamad Abduh and Raditya Sukmana. Fundamentals of
Islamic Money and Capital Markets. Singapore: John Wiley & Sons. 2014.
Priandana, Moh. Sidik dan Saludin Muis. Metodologi Penelitian Ekonomi &
Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2009.
Qardhawi Y. Halal dan Haram. Volume ke-1. Al-Falahi AS, Tahmid AR,
penerjemah. Jakarta (ID): Robbani Press. 2000.
Reuters, Thomson. “Islamic Finacial Development Report 2016: Resilient
Growth”.
Rodoni, Ahmad. “Investasi Syariah”. Jakarta. Lembaga penelitian UIN. 2009.
Rodoni, Ahmad & Setiawan, Aris. “Risk and Return: Bonds and Sukuk in
Indonesia”. Al-Iqtishad: Jurnal of Islamic Economics Vol. 8 (2). (2016).
Tahmoures, A. A. “Compare and contrast Sukuk (Islamic Bonds) with
conventional bonds, Are they compatible?”. The Journal of Global
Business Management, 9(1), 44–52. Retrieved from
http://www.jgbm.org/page/5%20Tahmoures%20A%20%20Afshar.pdf.
(2013).
88
Teten, W. MT. “Analisis Kebijakan Menggunakan Model System Dynamics:
Tutorial Powersim Constructor”. Bandung. Program Magister Studi
Pembangunan ITB. 2006.
Thomas, A. Malaysia’s importance to the Sukuk market: March 2007 report.
American Journal of Islamic Finance. 2007.
Uyanto, Stanislaus S. “Pedoman Analisis Data dengan SPSS”. Edisis Ketiga.
Graha Ilmu. Yogyakarta. 2009.
Wahyono, Teguh. “Belajar Sendiri SPSS 16”. PT Elex Media Komputindo.
Jakarta. 2008.
Widarjono, Agus. Ekonomterika: Pengantar dan Aplikasinya. Yogyakarta: UPP
STIM YKPN. 2016.
Yasmin, Sofyan dan Kurniawan, Heri. “SPSS Complete”. Salemba Empat.
Jakarta. 2009.
Zakaria, N. B., Isa, M. A. M., & Abidin, R. A. Z. The construct of Sukuk, rating
and default risk. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 65, 662–667.
http://dx.doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.11.181. (2012).
89
LAMPIRAN
1. Uji normalitas return indeks sukuk dan obligasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Return_OB
_Comp
Return_OB
_Gov
Return_OB
_Cor
Return_SK
_Comp
Return_SK
_Gov
Return_SK
_Cor
N 44 44 44 44 44 44
Normal
Parametersa,b
Mean 1.00673427 1.00652998 1.00804891 1.00784812 1.00796564 1.00930087
Std.
Deviation .019207804 .021053553 .008478153 .017609886 .019204856 .012045070
Most Extreme
Differences
Absolute .142 .118 .167 .096 .102 .167
Positive .142 .118 .107 .096 .102 .167
Negative -.103 -.100 -.167 -.079 -.084 -.145
Test Statistic .142 .118 .167 .096 .102 .167
Asymp. Sig. (2-tailed) .025c .144c .004c .200c,d .200c,d .003c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
2. Uji mann whitney return indeks sukuk dan obligasi composite
Ranks
sukuk_obligasi N Mean Rank Sum of Ranks
Return obligasi 44 43.14 1898.00
sukuk 44 45.86 2018.00
Total 88
Test Statisticsa
Return
Mann-Whitney U 908.000
Wilcoxon W 1898.000
Z -.501
Asymp. Sig. (2-tailed) .617
a. Grouping Variable: sukuk_obligasi
90
3. Uji mann whitney return indeks sukuk dan obligasi
goverment
Frequencies
gv_sukuk_obligasi N
return_gov obligasi 44
sukuk 44
Total 88
Test Statisticsa
return_cor
Mann-Whitney U 909.000
Wilcoxon W 1899.000
Z -.492
Asymp. Sig. (2-tailed) .622
a. Grouping Variable: cor_sukuk_obligasi
4. Uji mann whitney return indeks sukuk dan obligasi corporate
Ranks
cor_sukuk_obligasi N Mean Rank Sum of Ranks
return_cor obligasi 44 43.05 1894.00
sukuk 44 45.95 2022.00
Total 88
Test Statisticsa
return_cor
Mann-Whitney U 904.000
Wilcoxon W 1894.000
Z -.534
Asymp. Sig. (2-tailed) .593
a. Grouping Variable: cor_sukuk_obligasi
91
5. Uji normalitas Outstanding sukuk dan obligasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
GBO CBO SGO SCO
N 44 44 44 44
Normal Parametersa,b Mean 1472747.6436 259737.1673 278329.7866 9496.8864
Std. Deviation 294333.62399 42069.23079 109974.90805 2513.21261
Most Extreme Differences Absolute .109 .171 .123 .163
Positive .109 .171 .123 .163
Negative -.099 -.139 -.097 -.133
Test Statistic .109 .171 .123 .163
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d .002c .093c .005c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
6. Uji mann whitney outstanding sukuk dan obligasi goverment
Ranks
gv_sukuk_obligasi N Mean Rank Sum of Ranks
outstanding_goverment obligasi 44 66.50 2926.00
sukuk 44 22.50 990.00
Total 88
Test Statisticsa
outstanding_go
verment
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 990.000
Z -8.078
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Grouping Variable: gv_sukuk_obligasi
92
7. Uji mann whitney outstanding sukuk dan obligasi corporate
Ranks
cor_sukuk_obligasi N Mean Rank Sum of Ranks
outstanding_corporate Obligasi 44 66.50 2926.00
Sukuk 44 22.50 990.00
Total 88
Test Statisticsa
outstanding_cor
porate
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 990.000
Z -8.079
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Grouping Variable: cor_sukuk_obligasi
8. Uji normalitas Growth Outstanding sukuk dan obligasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Growth_GBO Growth_CBO Growth_SGO Growth_SCO
N 43 43 43 43
Normal Parametersa,b Mean .01606569 .01207011 .03186951 .01743063
Std. Deviation .009862623 .015775203 .057115909 .059197557
Most Extreme Differences Absolute .110 .117 .296 .290
Positive .110 .117 .296 .290
Negative -.055 -.064 -.148 -.130
Test Statistic .110 .117 .296 .290
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d .156c .000c .000c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
93
9. Uji mann whitney growth outstanding sukuk dan obligasi
government
Ranks
sukuk_obligasi_gov N Mean Rank Sum of Ranks
growth_goverment Obligasi 43 41.26 1774.00
Sukuk 43 45.74 1967.00
Total 86
Test Statisticsa
growth_goverm
ent
Mann-Whitney U 828.000
Wilcoxon W 1774.000
Z -.833
Asymp. Sig. (2-tailed) .405
a. Grouping Variable: sukuk_obligasi_gov
10. Uji mann whitney growth outstanding sukuk dan obligasi
corporate
Ranks
sukuk_obligasi_cor N Mean Rank Sum of Ranks
growth_corporate Obligasi 43 47.93 2061.00
Sukuk 43 39.07 1680.00
Total 86
Test Statisticsa
growth_corporat
e
Mann-Whitney U 734.000
Wilcoxon W 1680.000
Z -1.649
Asymp. Sig. (2-tailed) .099
a. Grouping Variable: sukuk_obligasi_cor
94
11. Forcaseting pertumbuhan sukuk dan obligasi 2017-2027
Time OBLIGASI KORPORASI
01 Jan 2017
01 Jan 2018
01 Jan 2019
01 Jan 2020
01 Jan 2021
01 Jan 2022
01 Jan 2023
01 Jan 2024
01 Jan 2025
01 Jan 2026
01 Jan 2027
357.301,00
412.646,92
476.565,93
550.386,00
635.640,79
734.101,55
847.813,87
979.140,24
1.130.809,07
1.305.971,39
1.508.266,36
Time OBLIGASI PEMERINTAH
01 Jan 2017
01 Jan 2018
01 Jan 2019
01 Jan 2020
01 Jan 2021
01 Jan 2022
01 Jan 2023
01 Jan 2024
01 Jan 2025
01 Jan 2026
01 Jan 2027
2.005.792,00
2.428.612,95
2.940.564,56
3.560.435,57
4.310.975,39
5.219.729,01
6.320.047,88
7.652.313,97
9.265.421,76
11.218.572,67
13.583.447,79
Time SUKUK PEMERINTAH
01 Jan 2017
01 Jan 2018
01 Jan 2019
01 Jan 2020
01 Jan 2021
01 Jan 2022
01 Jan 2023
01 Jan 2024
01 Jan 2025
01 Jan 2026
01 Jan 2027
485.426,00
707.314,22
1.030.627,56
1.501.727,41
2.188.167,01
3.188.378,15
4.645.785,81
6.769.374,50
9.863.655,59
14.372.332,56
20.941.925,77
Time SUKUK KORPORASI
01 Jan 2017
01 Jan 2018
01 Jan 2019
01 Jan 2020
01 Jan 2021
01 Jan 2022
01 Jan 2023
01 Jan 2024
01 Jan 2025
01 Jan 2026
01 Jan 2027
14.259,00
17.544,27
21.586,47
26.560,00
32.679,42
40.208,76
49.472,86
60.871,41
74.896,18
92.152,26
113.384,14
95
12. Data Historis Indeks Sukuk dan Obligasi
Tanggal INDOBeX sukuk (ISIX)
composite goverment corporate composite governance corporate
Jan-14 177.7168 177.6404 172.8380 153.8115 151.7087 161.6168
Feb-14 176.9737 176.6421 173.7690 158.8229 157.2193 163.9595
Mar-14 176.3541 175.7782 174.7492 163.3311 162.0653 166.5355
Apr-14 175.8579 175.0488 175.7787 165.0705 163.8006 168.2597
May-14 175.4853 174.4538 176.8574 165.5041 164.1204 169.3352
Jun-14 175.2362 173.9932 177.9854 164.7680 163.2011 169.7178
Jul-14 175.1107 173.6670 179.1626 167.4877 166.0627 171.5506
Aug-14 175.1086 173.4753 180.3890 167.7092 166.1731 172.4180
Sep-14 175.2300 173.4180 181.6647 167.0105 165.2828 172.8868
Oct-14 175.4749 173.4952 182.9896 171.6830 170.2793 175.4739
Nov-14 175.8433 173.7067 184.3637 176.1249 175.0421 177.8933
Dec-14 176.3353 174.0528 185.7871 175.8939 174.6143 178.8612
Jan-15 186.1021 185.5456 184.1288 186.1429 185.5849 184.1779
Feb-15 188.8572 188.5063 185.5599 188.8987 188.5461 185.6110
Mar-15 185.4790 184.5972 185.6363 185.4790 184.5972 185.6363
Apr-15 182.9810 181.6954 185.7832 182.9810 181.6954 185.7832
May-15 180.7974 179.0321 186.7312 180.8807 179.1123 186.8315
Jun-15 180.7630 178.7170 188.4824 180.7630 178.7170 188.4824
Jul-15 179.5199 177.0505 190.1020 179.5199 177.0505 190.1020
Aug-15 177.4016 174.6141 190.0522 177.4016 174.6141 190.0522
Sep-15 171.2640 167.8995 187.8488 171.2640 167.8995 187.8488
Oct-15 180.4383 177.5279 193.8035 180.4817 177.5696 193.8567
Nov-15 184.1827 181.5037 195.9365 184.1827 181.5037 195.9365
Dec-15 183.4250 180.5793 196.3141 183.2759 180.3825 196.4885
Jan-16 188.9001 186.2036 200.4945 185.5991 183.4114 207.6634
Feb-16 190.5040 187.6159 203.4183 186.4330 184.3171 209.4710
Mar-16 197.7055 195.2157 207.3060 187.3691 185.3170 211.2976
Apr-16 201.6391 199.2814 210.0325 188.4072 186.4112 213.1431
May-16 201.2096 198.6707 211.0293 189.5475 187.5996 215.0076
Jun-16 205.7490 203.4239 213.6429 190.7898 188.8822 216.8909
Jul-16 212.6625 210.6887 217.3662 192.1343 190.2591 218.7933
Aug-16 212.7292 210.5554 219.0669 193.5809 191.7301 220.7145
Sep-16 215.3015 213.1666 221.1806 195.4656 193.6358 215.2151
Oct-16 213.2569 210.7991 221.9194 194.7301 192.8767 215.7947
Nov-16 205.1870 202.3027 217.6997 189.4716 187.5930 213.4686
96
Dec-16 208.4493 205.5032 221.2946 192.0577 190.1203 217.9526
Jan-17 212.0507 209.1146 224.6380 195.2090 193.2824 219.5139
Feb-17 214.2376 211.3132 226.6297 196.6387 194.6762 222.0055
Mar-17 220.9601 218.2886 231.0282 201.1576 199.1668 226.4212
Apr-17 222.8789 220.1091 233.6185 203.1128 201.0837 229.3587
May-17 222.0635 222.3158 235.5298 204.6297 202.5775 231.4493
Jun-17 227.1790 224.4857 237.1115 206.4849 204.3986 234.1831
Jul-17 227.8926 225.0913 238.6429 207.3681 205.2790 234.9343
Aug-17 233.2321 230.5626 241.7742 211.4898 209.3618 239.5081
Sep-17 236.9167 234.3455 245.5655 215.5433 213.4269 242.1444
13. Data Historis Outstanding Sukuk dan Obligasi
Tanggal outstanding obligasi (miliar) outstanding sukuk (miliar)
Goverment corporate Goverment corporate
Jan-14 1012758.93 214379.40 133873.69 7260
Feb-14 1030997.52 216112.40 125435.48 7260
Mar-14 1069341.89 218230.40 144090.33 7194
Apr-14 1089781.00 214484.00 139265.73 7058
May-14 1103755.00 214024.00 140892.23 6358
Jun-14 1123280.00 217411.60 143220.23 6958
Jul-14 1145084.77 218826.60 142302.23 6958
Aug-14 1173569.77 218501.60 144628.23 6958
Sep-14 1198394.77 220201.60 170503.73 6958
Oct-14 1216407.20 223945.60 171918.73 7258
Nov-14 1220897.20 223370.60 172208.73 7391
Dec-14 1216676.40 224707.20 172903.73 7144
Jan-15 1244450.98 223079.40 182018.73 7105
Feb-15 1268105.98 222662.90 185313.73 7078
Mar-15 1305486.01 227556.90 210648.76 7078
Apr-15 1314662.00 230189.90 212043.76 7678
May-15 1340132.00 231000.00 244263.76 7678
Jun-15 1360000.00 239000.00 249700.76 8444
Jul-15 1370000.00 246000.00 254579.76 8284
Aug-15 1390000.00 247000.00 261575.06 8284
Sep-15 1392407.18 249614.90 253263.26 8284
97
Oct-15 1397760.43 250507.76 248847.26 8284
Nov-15 1410494.10 249034.76 254314.26 9696
Dec-15 1425994.10 249879.90 255794.26 9902
Jan-16 1450722.10 248199.90 263174.26 9802
Feb-16 1473368.23 253417.15 270728.26 9802
Mar-16 1530676.48 253923.15 330344.38 9520
Apr-16 1577246.48 256668.15 339435.88 9520
May-16 1590470.77 258462.15 352904.88 9416
Jun-16 1607395.77 270071.05 344158.38 11111
Jul-16 1666242.79 275346.05 346941.88 10756
Aug-16 1718734.79 281802.05 357654.88 10756
Sep-16 1749384.49 286710.05 365497.50 11044
Oct-16 1759258.63 297655.05 370780.00 11044
Nov-16 1767078.63 312443.55 375974.50 12554
Dec-16 1773278.63 311678.55 375935.50 11878
Jan-17 1811140.49 308257.55 382807.74 11748
Feb-17 1846358.79 311130.92 394727.84 11748
Mar-17 1891042.75 320876.92 440941.80 12134
Apr-17 1907588.75 328084.92 446159.30 14134
May-17 1931531.25 326886.92 456201.80 14664
Jun-17 1952234.25 332550.42 463911.80 15134
Jul-17 1970912.51 347247.47 469196.80 14289
Aug-17 2005792.51 357301.97 485426.80 14259