ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN SKRIPSI …
Transcript of ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN SKRIPSI …
i
ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN
KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH
AIR MINUM (PDAM) KOTA MAKASSAR
SKRIPSI
Muhammad Taufik
105730404713
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2019
ii
HALAMAN JUDUL
ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN
KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM
(PDAM) KOTA MAKASSAR
OLEH
MUHAMMAD TAUFIK
10573 04047 13
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Rangka Menyelesaikan Studi
Pada Program Studi Strata 1 Akuntansi
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2019
iii
MOTTO
„Menjadikan Hidup Lebih Hidup Adalah Hidup Dalam Naungan Keridhaan
Allah SWT”
“Jika Mengalami Kesulitan Maka Jangan Pernah Menyerah, Hadapilah
Kesulitan Itu dan Jadikan Sebuah Kenikmatan/Kebahagiaan”
“Setelah Kesulitan Pasti Ada Kemudahan,
Yakinlah!”
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya sederhana ini
Sebagai kado terindah untuk
Ayahanda dan Ibudaku tercinta
Ansar dan Sappeami serta Saudara-saudariku
Asri, Nurwahida & Agustina
vii
KATA PENGANTAR
Tidak ada kata lain yang lebih baik nan indah diucapkan selain puji dan
syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan
pertolongan kepada hamba-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
inni, begitu pula shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan
Nabi Muhammad SAW, serta keluarga-Nya dan para sahabat-sahabat-Nya dan
orang-orang yang mengikuti beliau. Dalam penulisan skripsi ini, penulis
menghadapi berbagai hambatan dan kesulitan. Namun hal tersebut dapat
teratasi berkat kerja keras dan tekad yang kuat serta adanya bantuan dari
berbagai pihak.
Penulis telah berusaha untuk menjadikan skripsi ini sebagai sebuah karya
yang bermanfaat bagi penulis dan para pembaca. Namun dibalik semua itu,
kesempurnaan tiada milik manusia kecuali milik yang Maha Sempurna. Untuk itu,
saran dan kritikan yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk perbaikan
menuju kesempurnaan skripsi ini.
Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya serta salam penuh hormat dengan segenap cinta kepada Ayahanda
Ansar dan Ibunda Sappeami yang bekerja banting tulang mencurahkan cinta
dan kasih sayangnya serta keikhlasan dalam mengasuh, membesarkan,
mendidik, mengiringi do’a restu yang tulus, dan membiayai penulis dalam proses
pencarian ilmu.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada; Prof. Dr.H.
Abdul Rahman Rahim, SE., MM, Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar,
Ismail Rasulong, SE., MM, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
viii
Muhammadiyah Makassar, Dr. Ismail Badollahi, SE., M.Si., Ak., CA, Ketua
Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penasehat akademik yang telah banyak memberikan arahan. Serta
kepada Bapak dosen pembimbing, Dr. Agussalim HR, SE., MM, selaku
pembeimbing I dan Abdul Salam HB, SE., M.Si., Ak., CA, selaku pembimbing II
yang telah meluangkan waktunya disela kesibukan beliau untuk memberikan
bimbingan, arahan dan perhatiannya dalam penyempurnaan skripsi ini, Bapak
dan Ibu dosen Jurusan Akuntansi yang telah memberikan banyak ilmu dan
berbagi pengalaman selama penulis menimba ilmu di Jurusan Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Ucapakan terimah kasih penulis juga ucapkan kepada Pemerintah Kota
Makassar dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar, yang
telah memeberikan izin penelitian dalam penyusunan & pengumpulan data.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan
kepada saudara-saudariku, Asri, Nurwahida dan Agustina yang tulus
memberikan dukungan kepada penulis demi terselesainya skripsi ini. Sahabat-
sahabat seperjuanganku di Jurusan Akuntansi FEBIS Unismuh Makassar
angkatan 2013 kelas Ak 1 terima kasih atas kebersamaan dan kekompakan kita
selama ini yang penuh keceriaan dan saling membantu serta keluarga Besar
KSR-PMI Unit 114 Unismuh Makasar. Semua pihak yang telah membantu
penulis dalam penyusunan skripsi ini yang tidak sempat disebutkan satu-persatu
terima kasih atas bantuannya.
Mengiringi penghargaan dan ucapan terima kasih penulis kepada semua
pihak yang turut membantu secara langsung maupun tidak langsung kepada
penulis selama penyelesaian skripsi ini. Semoga segala bantuan yang diberikan
ix
kepada penulis mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Allah swt. Mudah-
mudahan kita semua senantiasa mendapatkan rahmat dan hidayah-Nya. Amin.
Makassar, 2 Januari 2018
Penulis
x
ABSTRACK
Muhammad Taufik. Analysis of Financial Planning and Control of Makassar City Drinking Water Company (DWC), Makassar, Thesis Accounting Study Program, Faculty of Economics and Business, Muhammadiyah University of Makassar. Guided by 1 Agussalim HR Supervisior and 2 Abd. Salam HB Supervisior.
This research was conducted using qualitative descriptive analysis method. the data analyzed is the result of data collection in Makassar City PDAM. data in the form of financial statements, the data obtained in the form of writing in the form of a general description of Makassar City PDAM, namely collecting data through documentation interviews in the financial and accounting department of the city of Makassar PDAM.
The result of the study in 2016 the effectiveness of PDAM Makassar city income showed very effective with a percentage of 106.11% and the effectiveness of expenditure of PDAM in Makassar city showed less effective with a percentage of 76.64%. In 2017 the effectiveness of PDAM Makassar city income showed less effective with a percentage of 79.76%, then the effectiveness of expenditure of PDAM Makassar city showed less effective with a percentage of 77.91%.
Key Word : Planning and Control
xi
ABSTRAK
Muhammad Taufik. Analisis Perencanaan dan Pengendalian Keuangan pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar, Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh pembimbing I Agussalim HR, dan pembimbing II Abd. Salam HB.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Data yang dianalisis adalah hasil pengumpulan data di PDAM Kota Makassar. Data berupa Laporan keuangan, data yang diperoleh dalam bentuk tulisan yang berupa gambaran umum PDAM Kota Makassar, yaitu pengumpulan data melalui wawancara, dokumentasi dibagian Keuangan dan Akuntansi PDAM Kota Makassar.
Hasil penelitian pada tahun 2016 efektifitas pendapatan PDAM Kota Makassar menunjukan sangat efektif dengan persentase sebesar 106.11%, kemudian efektifitas belanja PDAM Kota Makassar menunjukan kurang efektif dengan persentase sebesar 76.64%. Pada tahun 2017 efektifitas pendapatan PDAM Kota Makassar menunjukan kurang efektif dengan persentase sebesar 79.76, kemudian efektifitas belanja PDAM Kota Makassar menunjukan kurang efektif dengan persentase sebesar 77.91%.
Kata Kunci : Pencanaan dan Pengendalian
xii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL ................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... v
SURAT PERNYATAAN ............................................................................. vi
KATA PENGANTAR ................................................................................. vii
ABSTRAK BAHASA INDONESIA ............................................................ x
ABSTRACT ............................................................................................... xi
DAFTAR ISI .............................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian .................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ......................................................................... 5
1. Pengertian Anggaran ........................................................ 5
2. Jenis-Jenis Anggaran ........................................................ 6
3. Pengertian dan Kegunaan Perencanaan Keuangan .......... 11
xiii
4. Pengertian Pengendalian dan Pengendalian Keuangan .... 14
5. Jenis-Jenis Pengendalian Keuangan ................................ 18
6. Pengenrtian Kas dan Anggaran Kas ................................. 19
7. Pengertian Realise ............................................................ 20
8. Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas .................... 21
B. Penelitian Terdahulu ............................................................... 27
C. Kerangka Pikir ........................................................................ 35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ....................................................................... 36
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 36
C. Jenis dan Sumber Data ........................................................... 36
D. Teknik pengumpulan Data ...................................................... 37
E. Instrumen ................................................................................ 37
F. Metode Analisis....................................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ...................................... 40
1. Sejarah Singkat Berdirinya PDAM Kota Makassar ............ 40
2. Visi dan Misi PDAM Kota Makassar .................................. 43
B. Bagan Struktur Organisasi PDAM Kota Makassar .................. 44
C. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ....................................... 46
D. Hasil Penelitian ....................................................................... 50
E. Analisis Hasil Penelitian .......................................................... 56
F. Pembahasan Hasl Penelitian .................................................. 61
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 63
xiv
B. Saran ...................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 65
DAFTAR LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 31
3.1 Indikator Tingkat Efektivitas ................................................................... 37
4.1 Rencana Anggaran Pendapatan Tahun 2016 dan 2017 ......................... 51
4.2 Rencana Anggaran Biaya Langsung dan Tidak Langsung Tahun 2016 dan
2017 ....................................................................................................... 51
4.3 Realisasi Anggaran Pendapatan Tahun 2016 dan 2017 ........................ 55
4.4 Reallisasi Anggaran Biaya Tahun 2016 dan 2017 .................................. 56
4.5 Rekapitulasi Efektifitas Anggaran Pendapatan Tahun 2016 dan 2017 ... 58
4.6 Rekapitulasi Efektifitas Anggaran Biaya Tahun 2017 dan 2017 ............. 58
xvi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
2.1 Kerangka Pikir ........................................................................................ 34
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Bagan Struktur Organisasi PDAM Kota Makassar
2. Laporan Laba (Rugi) PDAM Kota Makassar Tahun 2016
3. Laporan laba (Rugi) PDAM Kota Makassar Tahun 2017
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan perusahaan yang meningkat pesat mengakibatkan
semakin meluasnya unit usaha yang berada dalam jangkauan. Meluasnya
unit usaha dalam perusahaan menuntut pihak menajemen atau pemilik untuk
menentukan orang-orang tertentu yang mampu dan bersedia diberi tanggung
jawab yang lebih dalam pengelolaan unit usaha tersebut.
Setiap perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh
laba dari operasi perusahaan. Dari laba yang diperoleh maka perusahaan
akan dapat melanjutkan kegiatan produksinya. Didalam usahanya
mendapatkan keuntungan serta mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaan sangatlah tergantung pada manajemen perusahaan, baik dalam
mencari modal, mengumpulkan modal, maupun menggunakan modal secara
tepat sehingga memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi seefisien
mungkin dan tidak akan mengalami kesulitan keuangan didalam menjalankan
usahanya.
Perencanaan yang tepat adalah keberhasilan seorang manager.
Perencanaan yang baik harus bisa dihubungkan dengan kekuatan dan
kelemahan perusahaan itu sendiri. Membuat perencanaan dan pengendalian
keuangan yang merupakan salah satu bentuk informasi akuntansi yang
penting dalam proses penilaian kinerja perusahaan, perencanaan dan
pengendalian keuangan tersebut dapat mengungkapkan kondisi keuangan
2
suatu perusahaan maupun kinerja yang telah dicapai perusahaan untuk satu
periode tertentu.
Informasi yang diperoleh dari laporan keuangan itu bagi mahasiswa
dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan, pengkoordinasian, dan
pengendalian perusahaan. Agar keputusan yang diambil itu lebih efektif dan
efisien serta mendukung kelangsungan dan peningkatan usaha, maka harus
didukung pengetahuan tentang posisi dan prestasi keuangan perusahaan
yang bersangkutan.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan suatu badan
usaha yang mengolah dan melayani kebutuhan air minum masyarakat.
Dengan bertambahnya jumlah penduduk Kota Makassar dan bervariasinya
pemakaian air baik dari golongan rumah tangga, industri, dan kepentingan
umum, maka kebutuhan air minum akan terus meningkat. Tuntutan akan
kesesuaian air minum terhadap standar yang ditetapkan menjadi hal penting
dan harus diperhatikan dalam pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat.
Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi
keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis
keuangan, Sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan
keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam
periode tertentu. Kinerja keuangan perusahaan secara garis besarnya dapat
diukur antara lain membandingkan data yang terdapat pada laporan
keuangan (neraca dan laba rugi). Neraca suatu perusahaan menggambarkan
posisi dan kondisi financial perusahaan pada suatu saat, sedangkan laporan
laba rugi menunjukkan hasil operasi (prestasi) selama periode tertentu. Inilah
yang merupakan indicator dari maju atau mundurnya suatu perusahaan.
3
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik memilih judul
“Analisis Perencanaan dan Pengendalian Keuangan Pada Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang
dikemukakan adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah tahap perencanaan keuangan pada PDAM Kota
Makassar?
2. Bagaimanakah pengendalian keuangan Pada PDAM Kota Makassar?
3. Apakah perencanaan dan pengendalian keuangan pada PDAM Kota
Makassar sudah efektif?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perencanaan keuangan pada PDAM Kota Makassar
2. Untuk mengetahui pengendalian keuangan PDAM Kota Makassar
3. Untuk mengetahui apakah perencanaan dan pengendalian keuangan
PDAM Kota Makassar sudah efektif
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan-masukan dalam
perencanaan dan pengendalian keuangan pada perusahaan tersebut.
4
2. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai
perencanaan dan pengendalian keuangan terutama dalam laporan
keuangan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengertian Anggaran
Menurut Munandar (2001:11) defenisi anggaran adalah ”suatu
rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan
perusahaan, yang dinyatakan dalam unit atau kesatuan moneter yang
berlaku untuk jangka waktu yang akan datang.”
Anggaran juga dapat diartikan sebagai istilah perencanaan untuk
pengendalian laba menyeluruh dapat didefenisikan secara luas sebagai
suatu anggaran sistematis dan formal untuk perencanaan,
pengkoordinasian dan pengendalian tanggung jawab manajemen
(Welsch, 2000:5).
Menurut Nafarin (2000:11), “anggaran merupakan rencana tertulis
mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif
untuk jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan
uang, tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan barang maupun jasa”.
Menurut Sofyan (1996:14) “anggaran merupakan suatu
pendekatan yang sistematis dan formal untuk tercapainya pelaksanaan
fungsi perencanaan sebagai alat membantu pelaksanaan tanggung jawab
manajemen”.
Dari beberapa pengertian anggaran yang dikemukakan diatas
dapat disimpulkan bahwa anggaran merupakan rencana kerja sistematis
yang dinilai dengan uang yang dibuat dalam bentuk angka-angka serta
6
disusun dalam suatu atau beberapa periode tertentu yang dipakai
sebagai alat perencanaan, pengkoordinasian yang terpadu dan
pengendalian tanggung jawab manajemen melalui proses tertentu.
Dalam hal ini anggaran dirumuskan untuk organisasi secara
keseluruhan ataupun sub unit, di mana anggaran merupakan suatu
prosedur yang disebut Budgenting System. Perencanaan dengan
anggaran dengan mengidentifikasi pada manajemen mengenai:
a. Jumlah laba yang ditetapkan untuk dicapai perusahaan.
b. Sumber daya diperlukan dalam mencatatkan laba.
Pengendalian biaya, yaitu membandingkan antara hasil actual dengan
anggaran yang akan membantu manajemen untuk mengevaluasi kinerja
dari individu, departemen divisi atau keseluruhan organiasasi
perusahaan. Selanjutnya anggaran itu penggunaannya harus secara
mendetail terhadap aplikasi pemanfaatannya yang terarah pada tujuan
tertentu pada suatu periode. Setiap organisasi perusahaan utamanya
perusahaan dengan organisasi yang besar, tidak akan terlepas dari
kegiatan pengendalian. Pengendalian (control) dapat memberikan
keputusan bahwa sumber-sumber yang diperoleh telah digunakan
seacara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Untuk maksud tersebut di atas, Budgenting adalah salah satu tehnik yang
tersedia.
2. Jenis-Jenis Anggaran
Anggaran dalam pelaksanaan kegiatan proyek dalam
meningkatkan suatu kualitas produk, proses penganggaran mempunyai
beberapa tujuan:
7
a. Anggaran menyajikan perencanaan keuangan yang memungkinkan
perusahaan untuk dapat mengkoordinasikan semua aktivitasnya.
Dengan menggunakan anggaran para manajer dapat
memproyeksikan hasil dan mengatur strategi yang dibutuhkan
sebelum operasi perusahaan dapat dimulai, sehingga dapat
menghindari kesalahan yang merugikan perusahaan.
b. Proses penganggaran mendorong para manajer untuk menguji
kembali prestasi yang pernah diraih dan memungkinkan mereka
mengubah kembali dan mengoreksi metode operasi yang kurang
efisiensi ketinggalan zaman.
c. Anggaran memungkinkan para manajer untuk mengimpelemntasikan
fungsi prencanaan dan pengawasan.
Ada empat (empat) macam anggaran sebagai berikut:
a. Appropriation budget
Approprition budget adalah untuk memberikan batas
pengeluaran yang boleh dilakukan. Batas tersebut merupakan jumlah
maximum yang dapat dikeluarkan untuk satu hal tertentu. Dalam
macam anggaran ini umumnya untuk hal-hal tertentu terbatas
keinginan seperti, hanya untuk penelitian dan advertising saja.
b. Performance Bugdet
Performance budget adalah anggaran yang didasarkan pada
atas fungsi aktivitas dan proyek. Pada anggaran ini perhatian
ditujukan pada penilaian atau biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
suatu hal tertentu. Dengan demikian efisensi dan efektifitas operasi
8
dapat diketahui. Didalam perusahaan anggaran yang lazim digunakan
adalah formance budget.
c. Fixed Budget
Fixed budget adalah anggaran yang dibuat untuk satu tingkat
kegiatan selama jangka waktu tertentu, dimana tingkat kegiatan ini
dapat dinyatakan dalam presentase dan kapasitas jumlah produk
yang dihasilkan selama jangka waktu tertentu pada Fixed Budget
hanya digunakan jika diketahui dengan pasti bahwa volume real yang
akan dicapai tidak jauh dengan volume yang direncanakan semula.
d. Flexible Budget
Flexible budget adalah bahwa untuk setiap tingkat kegiatan
terdpat norma-norma atau ketentuan antar biaya yang diperlukan.
Norma itu merupakan patokan dari pengeluaran yang seluruhnya
dilakukan pada masing-masing tingkat kegiatan tersebut.
Adapun tipe anggaran yaitu:
a. Anggaran Operasional
Tipe anggaran operasional yang paling umum adalah
anggaran biaya, pendapatan dan keuntungan. Anggaran biaya
merupakan biaya yang akan dilakukan. Anggaran pendapatan
digunakan untuk mengukur efektifitas penjualan dan pemasaran.
Anggaran tersebut terdiri dari jumlah penjualan yang dianggarkan
dikalikan dengan harga penjualan. Anggaran keuntungan merupakan
gabungan antara pendapatan dan anggaran biaya. Anggaran
keuntungan teridiri dari satu set laporan keuangan yang diproyeksikan
untuk tahun mendatang.
9
b. Anggaran Keuangan
Anggaran keuangan mengintegrasikan rencana keuangan
dengan rencana operasional. Anggaran tersebut bermanfaat karena
dapat mendeteksi rencana yang terlalu mahal, memungkinkan
organisasi mengantisipasi tindakan yang diperlukan jika suatu
alternative dilakukan, dan melihat kondisi keuangan pengeluaran
investasi dimasa mendatang, seperti pada bangunan, peralatan, dan
sebagainya. Keputusan investasi merupakan salah satu keputusan
yang penting dalam suatu organisasi, karena keputusan tersebut akan
menentukan masa depan organisasi. Anggaran pendanaan dibuat
untuk memastikan bahwa organisasi akan selalu mempunyai kas
yang cukup untuk memadai kegiatannya. Anggaran neraca dibuat
dengan menggabungkan semua anggaran untuk memproyeksikan
neraca diperiode mendatang, jika hasil yang dicapai sesuai dengan
neraca. Neraca tersebut kemudian dapat digunakan sebagai analisis
untuk menentukan apakah ada kesempatan atau masalah yang
memerlukan antisipasi tindakan tertentu.
c. Anggaran Fleksibel dan Anggaran Tetap
Dalam perencanaan anggaran, ada tiga jenis biaya yang harus
diperhitungkan, yaitu:
1. Biaya tetap yaitu biaya yang tidak terpengaruh oleh kegiatan atau
volume produksi perusahaan. Gaji bulanan, asuransi
tahunan/bulanan, merupakan contoh biaya tetap.
10
2. Biaya variable, biaya yang berubah secara proporsional sesuai
dengan kegiatan perusahaan. Biaya bahan baku atau biaya
tenaga kerja langsung merupakan biaya variable.
3. Biaya semi-variabel, biaya yang berubah sesuai dengan kegiatan
perusahaan, tetapi perubahan tersebut tidak proposional. Biaya
salesman atau pemasaran merupakan contoh biaya tersebut
karena jumlah salesman akan naik jika penjualan naik, tetapi
kanaikan tersebut tidak proporsional dengan kenaikan penjualan.
d. Anggaran Berbasis Nol (Zero-base Budgetting)
Zero base budgeting berbeda dengan pendekatan yang
biasa. Anggaran ini dimulai dari situasi nol setiap tahun, seolah-
olah baru pertama kali membuat anggaran.
Jenis-jenis anggaran mempunyai beberapa tujuan :
a. Anggaran menyajikan perencanaan keuangan yang memungkinkan
perusahaan untuk dapat mengkoordinasikan semua aktivitasnya.
dengan menggunakan anggaran para manajer dapat
memproyeksikan hasil dan menagtur strategi yang dibutuhkan
sebelum operasi perusahaan dapat dimulai, sehingga dapat
menghindari kesalahan yang merugikan perusahaan.
b. Proses penganggaran mendorong para manajer untuk menguji
kembali prestasi yang pernah diraih dan memungkinkan mereka
mengubah kembali dan mengoreksi metode operasi yang kurang
efisien ketinggalan jaman.
c. Anggaran memungkinkan para manajer untuk mengimplementasikan
fungsi perencanaan dan pengawasan.
11
3. Pengertian dan Kegunaan Perencanaan Keuangan
Perencanaan merupakan salah satu fungsi dari manajemen.
Perencanaan merupakan tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan
asumsi mengenai gambaran kegiatan yang dilakukan pada waktu yang
akan datang dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Perencanaan keuangan adalah kegiatan untuk memperkirakan
pendapatan dan pengeluaran perusahaan yang akan datang. Suatu
prakiraan dan perencanaan keuangan dapat mempengaruhi kinerja suatu
perusahaan/organisasi karena, memuat misi dan tujuan usaha, cara kerja
dan rincian keuangan, susunan manajemen dan bagaimana cara
mencapai tujuan usahanya sehingga hal tersebut mempengaruhi kinerja
perusahaan. Pada tahapan berikutnya anggaran boleh diubah asal
perubahan ini mempunyai alasan tertentu untuk waktu yang akan datang
disusun berdasarkan perjalanan-perjalanan masa lalu dan masa kini.
Untuk lebih jelasnya kalsifikasi anggaran yang dimuat maka
terlebih dahulu djelaskan dalam berbagai macam klasifikasi anggaran,
dalam anggaran sebagai klasifikasinya meliputi:
a. Klasifikasi obyek
b. Klasifikasi organic
c. Klasifikasi fungsional
d. Kalsifikasi ekonomi
e. Klasifikasi program performance.
Dari pengertian klafifikasi obyek pengelompokan pengeluaran-
pengeluaran ke dalam jenis barang jasa yang akan dibeli. Sedangkan
12
untuk klasifikasi organic adalah pengelompokan anggaran atas ketegori
suatu organisasi.
Klasifikasi fungsional adalah merupakan salah satu
pengelompokkan pengeluaran atas dasar fungsi-fungsi yang akan
dijelaskan oleh pemerintah. Klasifikasi ekonomi adalah pengelompokkan
pengeluaran atas dasar kelompok kegiatan fungsi dan proyek yang akan
dicapi sehingga dari perusahaan-perusahaan anggaran nantinya dapat
diukur efisiensi dan penegasan yang dapat dijalankan. Dengan
mengetahui macam-macam kalsifikasi anggaran tersebut di atas, dengan
data yang ada dapatlah ditentukan perencanaan anggaran belanja rutin
pada lokasi penelitian yang terpilih disusun berdasarkan dengan
sistemasi sebagai dasar dalam pertimbangan klasifikasi anggaran yang
sesuai. Untuk itu penulis akan menyajikan data-data dalam penyusunan
anggran belanja rutin pada lokasi yang terpilih di mana anggaran
tersusun sebagai berikut:
a. Belanja Pegawai terbagi atas:
1. Gaji pokok
2. Tunjangan Tambahan
3. Tunjangan istri/suami
4. Tunjangan anak
5. Tunjangan jabatan
6. Belanja pegawai lainnya meliputi :
a) Tunjangan pangan/beras
b) Biaya lembur
c) Honor untuk juru pemeliharaan bangunan purbakala
13
b. Belanja barang terdiri atas:
1. Keperluan sehari-hari perkantoran, dipergunakan untuk:
a) Keperluan bahan/alat tulis menulis
b) Peralatan kantor ketata usahaan.
c) Peralatan bahan/alat tulis menulis dan bahan lain
d) Peralatan rumah tangga kantor
e) Bahan rumah tangga kantor
f) Pembiayaan benda-benda pos
g) Biaya rapat dinas
h) Biaya penerimaan tamu
i) Biaya transportasi
j) Biaya petugas jaga malam
2. Belanja barang inventaris kantor:
Semua belanja yang berhubungan dengan barang
inventaris kantor dan barang-barang keperluan tambahan.
3. Belanja langganan daya jasa yang tebagi atas:
a) Biaya langganan listrik
b) Biaya langganan telepon
c) Biaya langganan gas dan air
4. Bahan alat-alat dan barang-barang lain.
5. Lain-lain
Setelah penulis mengemukakan sistematika perencanaan
pembelajaran tersebut dibagi atas:
a) Jenis belanja pegawai
b) Jenis belanja barang
14
Kedua jenis pengeluaran ini dapat dibagi pula pada
masing-masing mata anggaran yang diresmikan dalam rangka
pengoperasian, antara lain Jenis belanja pegawai terdiri dari:
a) Gaji dengan kode mata anggaran 110
b) Tunjangan beras dengan kode mata anggaran 120
Agar dapat melaksanakan pengendalian yang efektif,
maka seseorang pimpinan atau pelaksana tugas memerlukan
informasi, sebagai berikut:
a) Biaya yang digunakan apakah sesuai dengan hasil dari bagian
pekerjaan yang telah dilaksanakan. Jika terjadi perbedaan
(lebih besar atau lebih kecil dari rencana biaya) di mana hal
terjadi dan siapa yang bertanggung jawab dan apa yang
dikerjakan.
b) Merupakan biaya yang akan dating sesuai dengan rencana
atau melebihi rencana. Tanggung jawab pengendalian tidak
hanya pada manajer saja tetapi merupakan tanggung jawab
semua orang yang terlihat pada aktivitas tersebut agar dapat
mengerjakan bagiannya dengan baik dan tepat waktu
4. Pengertian pengendalian dan Pengendalian Keuangan
Menurut Mulyadi (2007:89) Pengendalian merupakan usaha untuk
mencapai tujuan tertentu melalui perilaku yang diharapkan.
Menurut Indra Bastian (2006:70) Pengendalian merupakan tahap
penentu keberhasilan manajemen.
15
Dessler Dharma (2009:62) mengemukakan bahwa pengendalian
merupakan kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh organisasi
untuk menghadapi resiko.
Pengendalian adalah proses untuk memberikan kembali menilai
dan selalu memonitor laporan-laporan apakah pelaksanaan tidak
menyimpang dari tujuan yang sudah ditentukan. Pengendalian bertumpu
pada konsep umpan balik yang secara kontinyu mengharuskan adanya
pengukuran pelaksanaan dan pengembalian tindakan-tindakan koreksi
yang ditujukan untuk menjamin pencapaian tujuan-tujuan. Untuk proses
pengendalian ini, maka yakni manajemen sedapat mungkin mendapatkan
informasi yang tepat dan up to date agar para maanjer dapat segera
mengadakan tindakan-tindakan pengendalian sebelm sesuatu
penyimpangan serius. Karena pengendalian yang teratur akan
menghasilkan suatu pencapaian yang efektif.
Bila diperhatikan pengertian di atas, maka ada 4 (empat) langkah
pokok yang terkandung dalam pengendalian, yaitu:
a. Penentuan standar dan metode pengukuran kegiatan. Pada langkah
pertama ini adalah penentuan standard an ukuran pada beberapa
kegiatan, seperti peentuan target penyelesaian tugas pada proses
pembayaran, pencatatan dan sebagainya. Standard an ukuran ini
harus ditentukan secara tepat dan dapat diterima oleh pelaksananya.
b. Mengukur kegiatan yang dilakukan. Langkah kedua adalah
merupakan proses pengulangan penetuan pengukuran kegiatan yang
berlangsung secara terus-menerus, tergantung dari jenis kegiatan
yang diukur atau standar yang ditentukan.
16
c. Membandingkan kegiatan dengan standard an menginterpretasikan
penyimpangan, bila ada penyimpangan. Dalam langkah kedua ini
yaitu membandingkan dengan standar atau targetnya. Namun
kompleksitasnya dapat terjadi pada mengiterpretasikan
penyimpangan dengan berbagai deviasi yang bersifat sementara dan
tidak terlalu penting.
d. Melakukan tindakan koreksi. Langkah ini menyangkut pengecekan
yaitu apabila menunjukkan hasil kegiatan yang ternyata dibawah
standar, sehingga perlu dilakukannya tindakan secara tuntas agar
dapat dikatakan sebagai pengawasan dan bukan merupakan
pengamatan saja.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa pengendalian adalah suatu proses yang merupakan
kunci dari fungsi manajemen dalam rangka mengendalikan jalannya
kegiatan organisasi sebagai usaha untuk mencapai yang telah
direncanakan. Atau dengan kata lain bahwa pengendalian merupakan
suatu system atau metode yang mengkhendaki agar pelaksanaan suatu
kegiatan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan,
dan bila terjadi sesuai dengan rencana yang telah ditentukan, dan bila
terjadi penyimpangan maka dengan segera dilakukan tindakan koreksi
yang dpaat memperbaiki penyimpangan yang terjadi.
Untuk mengukur pelaksanaan dilakukan dengan cara analisis
varians, untuk menentukan sebab-sebabnya, sehingga dapat dilakukan
pemilihan alternative yang terbaik untuk menentukan rencana yang akan
dating. Agar lebih efektif proses pengendalian ini harus pada titik atau
17
pada waktu mulai dilakukan kegiatan, artinya seorang manajer yang
bertanggungjawab akan tindakan tertentu sebelumnya harus
mengusahakan suatu bentuk pengendalian. Untuk itu tujuan-tujuan
rencana-rencana dan kebijaksanaan-kebijaksanaan dan standar-standar
yang telah ditetapkan harus disampaikan kepada manejer dan dipahami
sepenuhnya oleh manejer tersebut terlebih dahulu untuk kemudian
dilaksanakan pelaksanaan itu harus tetap dimonitor apakah sesuai
dengan rencana semula.
Pengendalian pada prinsipnya dapat memperhatikan suatu
kegiatan dan selalu mengawasi aktivitas sehari-hari, maka pengendalian
manajemen yang didefinisikan bahwa, pengendalian adlah proses atau
usaha sistematis dalam penetapan standar pelaksanaan dengan tujuan
perencanaan, system informasi umpan balik, membandingkan
pelaksanaan nyata dengan perencanaan menentukan dan mengatur
penyimpanan-penyimpangan serta melakukan koreksi perbaikan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan sehingga tujuan tercapaisecara
efisien dan efektif. Pengendalian keuangan merupakan upaya yang
dilakukanagar investasi, alokasi biaya, dam perolehan laba berjalan
sesuai dengan rencana keuangan diimplementasikan, yaitu menyangkut
umpan balik dan proses penyesuaian yang diperlukan untuk menjamin
bahwa rencana terlaksana atau untuk mengubah rencana yang ada
sebagai tanggapan terhadap berbagai perubahan dalam lingkungan
operasi.
18
5. Jenis-Jenis Pengendalian Keuangan
Pada dasarnya setiap penanaman investasi mengandung dua
macam-macam unsur-umsur pengendalian keuangan aliran kas terdiri
dari:
a. Pengendalian keuangan berdasarkan aliran kas keluar netro (net out
flow cash) yaitu yang dieprlukan untuk investasi baru.
b. Pengendalian keuangan berdasarkan aliran kas masuk netto tahunan
(Net normal inflow of cash), yaitu sebagai hasil dari investasi baru
yang ini sering pula disebut nett cash proceeds atau cukup dengan
istilah proceeds
Berdasarkan pengertian di atas menunjukkan bahwa yang
dianggap sebagai aliran kas keluar harus dikendalikan adalah sejumlah
dana yang dikeluarkan untuk keperluan investasi, sedangkan aliran kas
masuk secara netto tahunan adalah hasil dari investasi yang ditanamkan.
Ada perbedaan pengertian antara cash flow atau proceeds dengan laba
yang dilaporkan dari laporan keuangan. Laporan keuangan akan
menunjukkan data tentang laba yang belum tentu menunjukkan kas
perusahaan, karena ada pos yang dianggap pengeluaran menurut
laporan rugi laba sementara itu konsep cash flow menganggap bukan
pengeluaran. Pos yang dianggap pengeluaran menurut laporan rugi laba
adalah depresiasi.
Ada beberapa pengertian antara cash flow atau proceds dengan
laba yang dilaporkan dari laporan keuangan.Laporan keuangan akan
menunjukan kas laporan rugi laba sementara itu konsep cash flow
mengaggap bukan pengeluaran. Pos yang dianggap pengeluaran
19
menurut laporan rugi laba adalah depresiasi. Oleh karena itu pada
konsep cash flow dapatlah dihitung dengan metode proceeds atau cash
flow dengan menggunakan rumus yaitu:
a. Kas masuk bersih = lab setelah pajak + penyusunan: kalau kita
menganggap bahwa proyek tersebut dibelanjai dengan modal sendiri
seluruhnya.
b. Kas masuk bersih = laba setelah pajak + penyusutan + bunga (1 –
Tax) : kalau proyek tersebut dibelanjai sebagian dengan modal
pinjaman.
6. Pengertian Kas dan Anggaran Kas
Untuk menjaga likuiditas perusahaan perlu membuat perkiraan
atau estimasi mengenai aliran kas di dalam suatu instansi pemerintah.
Dalam hal ini instansi tersebut perlu menyusun anggaran kas.
Kas adalah satu unsure modal kerja yang paling tinggi tingkat
likuiditasnya yang memberikan batas tertentu tentang penggunaan dana
yaitu pengertian anggaran kas atau cash forecast (ramalan kas), adalah
kebutuhan kas dalam jangka pendek yang merupakan bagian dari
financial planning perusahaan.
Periode anggaran kas umumnya disusun untuk jangka waktu satu
tahun yang dibagi dalam interval tertantu seperti bulanan, kuartalan, dan
enam bulan, untuk menyusun anggaran kas yaitu dalam mingguan atau
bulanan. Sedangkan perusahaan yang mempunyai pola cash flow relative
dapat menyusun anggaran kas dalam kuartalan atau tahunan. Namun
demikian jarang sekali anggran kas disusun untuk lebih baik dari waktu
satu tahun. Walaupun dengan interval bulanan. Karena sukar untuk
20
menjamin validitas ramalan baik ramalan penerimaan kas namun ramalan
pengeluaran kas. Apabila jika dihadapkan dengan situasi ekonomi yang
kurang stabil. Pada tingkat inflasi yang tinggi mislanya, anggaran kas
lebih baik disusun dalam interval yang lebih pendek yaitu dalam bulanan.
Masukan kunci dari anggaran kas adalah ramalan penjualan atas
sales forecash yang diberikan oleh bagian penjualan berdasarkan
ramalan tersebut, manajer financial dapat mengestimasikan cash flow
bulanan yang dihasilkan dari produksi penerimaan baik penerimaan dari
penjualan tunai maupun dari penjualan kredit dan pengeluaran.
7. Pengertian Realisasi
Anggaran perencanaan dan pengendalian realisasi adalah
melakukan sesuatu sehingga menjadi. Sedangkan realisasi adalah
anggaran dapat digunakan sebagai alat pengendalian kegiatan
perusahaan. Realisasi anggaran yaitu:
a. Tidak dapat diabaikan bahwa anggaran sendiri mempunyai peranan
penting dalam mengendalikan operasi perusahaan. Pengendalian
dalam arti membandingkan anggaran dengan realisasinya. Dari
anggaran tersebut tidak hanya untuk mengukur jumlah penyimpangan
yang terjadi juga menyebabkan penyimpangan tersebut dan
bagaimana tindakan koreksinya.
b. Pengendalian merupakan suatu usaha kegiatan atau proses yang
mana pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan yang diinginkan.
Didalam pelaksanaan suatu anggaran ada kemungkinan ditemui
keadaan-keadaan yang tidak diperkirakan sebelumnya yang
membutuhkan perlunya suatu perubahan pada anggaran tersebut.
21
Suatu system pengendalian yang baik dapat memberikan kemudahan
untuk melaksanakan penyesuaian terhadap hal-hal yang tidak
diperkirakan sebelumnya.
Realisasi anggaran tidak hanya berfungsi sebagai alat
pembayaran tetapi mempunyai beberapa fungsi antara lain:
a. Sebagai alat perencanaan kegiatan organisasi atau pusat
pertanggungjawaban perusahaan dalam jangka pendek.
b. membantu mengkoordinasikan rencana jangka pendek.
c. Sebagai alat komunikasi rencana kepada berbagai manejer pusat
pertanggungjawaban.
d. alat untuk memotivasi para manejer untuk mencapai tujuan pusat
pertanggungjawaban yang dipimpinnya.
e. Alat pengendalian kegiatan dari penilaian prestasi pusat
pertanggungjawaban dari para manejernya.
f. alat untuk mendidik para manejer bagaimana bekerja secara terinci
pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnyadan sekaligus
menghubungkan pusat pertanggungjawaban lain di dalam organisasi.
8. Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas
a. Prosedur Penerimaan Kas
Didalam suatu perusahaan prosedur penerimaan uang
melibatkan beberapa bagian transaksi-transaksi penerimaan uang
tidak terpusat pada suatu bagian saja agar dapat memenuhi prinsip-
prinsip internal, contoh diantara bagian-bagian yang terlibat di dalam
proses penerimaan uang sebagai berikut:
22
1. Bagian surat masuk
Bagian surat masuk bertugas menerima semua surat-surat yang
diterima perusahaan. Surat yang berisi pelunasan piutang harus
dipisahkan dari surat-surat lainnya. Setiap hari bagian surat
membuat daftar penerimaan uang harian, mengumpulkan chek
dan remittance advice. Kecocokan antara jumlah dalam chek
dengan jumlah dalam remittance menjadi tanggung jawab bagian
surat masuk. Setekah daftar penerimaan uang harian selesai
dikerjakan oleh bagian surat masuk, maka daftar tersebut
didstribusikan oleh kepala bagian yang bersangkutan, satu lembar
bersama-sama dengan chek diserahkan kepada kasir. Dari satu
lembar bersama dengan remittance advice diserahkan kepada
seksi piutang. Jika dalam surat yang diterima oleh bagian surat
masuk terdapat remittance sesudah diterima, amplop dari
langganan dapat digunakan sebagai remittance sesudah ditulis
jumlahnya pada halaman muka amplop tersebut.
2. Kasir
Kasir bertugas menerima uang yang berasal dari bahan surat
masuk pembayaran langsung atau dari penjualan salesman. Kasir
harus membuat surat setoran kebank dan menyetorkan semua
uang yang diterimanya. Agar penerimaan uang ini dapat diawasi
dengan baik, maka satu lembar bukti sebagai setoran dari bank
langsung dikirim ke bagian akuntansi. Bukti setoran yang diterima
di bagian akuntansi dicocokkan dnegan daftar penerimaan uang
23
yang dibuat oleh bagian surat masuk dan oleh kasir. Salah satu
cara pengawasan penerimaan uang langsung oleh kasir dapat
dilakukan dengan dibuatnya bukti kas masuk yang diberi nomor
urut yang dicetak.
3. Bagian piutang.
4. Bagian pemeriksaan interen
Penerimaan uang/kas biasanya berasal dari bagian bentuk
sumber, ada sumber yang sering terjadi seperti pelunasan piutang,
penjualan tunai, tetapi ada pula sumber penerimaan yang jarang
terjadi, seperti penjualan aktiva tetap.
Selain sumber-sumber tersebut, penerimaan-penerimaan
uang bisa juga berasal dari adanya pinjaman baik dari pihak bank
maupun dari pinjaman weel. Apabila terjadi setoran model baru, maka
ini juga merupakan sumber penerimaan kas. Formulir-formulir yang
digunakan dalam prosedur penerimaan uang adalah sebagai berikut:
1. Dokumen (bukti) asli pendukung setiap penerimaan uang yang
terdiri dari:
a) Pemberitahuan tentang pelunasan dari para langganan
(remittance advice) atau amplop.
b) Bukti penerimaan uang yang diberi nomor urut yang dicetak
dan dibuat oleh kasir untuk penerimaan uang langsung.
c) Pita daftar penjualan tunai.
d) Pemberitahuan tentang pelunasan daftar penjualan salesman
e) Pemberitahuan dari bank tentang pinjaman, penagihan oleh
bank.
24
2. Data harian yang menunjukkan kumpulan ataukah ringkasan
penerimaan kas yang teridiri dari:
a) Bukti setoran ke bank
b) Daftar penerimaan kas harian (dibuat oleh kasir) dan daftar
penerimaan kas harian (yang dibuat oleh bagian surat masuk)
c) Ringakasan cash register
d) Proof tapes.
3. Buku jurnal (book of original entry)
a) Jurnal penerimaan uang (terperinci)
b) Kombinasi proof sheet dengan jurnal penerimaan uang.
4. Buku pembantu piutang dan buku besar
5. Uang tunai/kas adalah barang yang mudah menjadi sasaran
pencurian dan penyelewengan, karena uang itu mudah dibawa,
maka mudah disimpan dan mudah digunakan untuk mengadakan
transaksi. Oleh karena itulah Pengawasan yang baik sangat
diperlukan, sejak saat diterimanya sampai dimaksudkan kedalam
besi peti (brankas), atau langsung disimpan kebank agar uang
tersebut dapat terhindar dari beberapa bahaya (resiko) yang bisa
melanda perusahaan.
b. Prosedur Pengeluaran Kas
Untuk bisa menyusun suatu manual atau pedoman tentang
system dari prosedur pencatatan kas, maka terlebih dahulu harus
diadakan analisa tentang fungsi daripada pengeluaran kas tersebut.
Sehubungan dengan hal tersebut diantaranya sebagai berikut:
25
1. Pengeluaran kas harus diperinci agar dapat disusun ssuatu
ikhtisar laporan dan pencetakan, dari kedalaman jurnal
pengeluaran kas.
2. Dalam perusahaan kecil, pos-pos debet dapat berasal dari
“voucher register”, jurnal pembelian (buku pembelian), atau dari
perincian dan faktur-faktur dari prosedur jurnal ataukah catatan
harian. Jadi buku jurnal atau pencatatan pengeluaran kas dipakai
sebagai control chek terhadap buku-buku tersebut di atas.
3. Sebagian besar pos-pos debet sebagai lawan pengeluaran kas
adalah pos-pos harta, utang dan biaya tetapi juga bisa berakibat
pos debet pada kelompok rekening dalam neraca serta rugi laba.
Catatlah penegluaran kas dengan baik dan postingan ke pos
debet. Suatu system efektif mengenai pengeluaran kas hal
sangatlah penting sehingga tidak kalah pentingnya dengan system
yang ada pada penerimaan kas.
Oleh karena pengurus dan pimpinan suatu perusahaan harus
mengirim surat dan dapat menjelaskan mengenai siapa yang
berwewenang untuk menandatangani chek. Semua
pembayaran/pengeluaran kas, sebaiknya dilakukan dengan chek atau
nama perusahaan ataukah chek voucher, merupakan suatu formulir
yang dikirim kepada kreditur sebagai pemberitahuan tentang
pembayaran bersama dengan cheknya, tembusannya merupakan
catatan utang yang menunjukkan suatu persetujuan pembayaran,
sehingga bukti tanda terima dapat diperoleh secara otonomi
penandatanganan chek-chek yang cukup banyak ini yang
26
memerlukan suatu ketelitian dan keamanan sehingga mereka yang
menandatangani check harus mempertanggung jawabkan setiap
transaksi yang meragukan atau tidak dimengerti sepenuhnya.
Meskipun system pengendalian intern tidak dapat disesuaikan untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi, tetapi dalam hal ini perlu
adanya pedoman dalam pembukuan.
Sistem dan pembukuan dalam pengendalian interen yang
perlu di perhatikan, sebagai berikut:
1. Sebelum faktor pembelian disetujui untuk dibayar, harus dilakukan
pemeriksaan perhitungan-perhitungannya dalam faktur dan
dokumen-dokumen pendukungnya.
2. Dalam hal adanya retur pembelian, maka jumlahnya harus dapat
ditentukan untuk mengurangi hutang yang akan dibayar.
3. Semua hutang dibayar dalam periode potongan sehingga
diperoleh potongan pembelian.
4. Semua pengeluaran uang harus dengan chek kecuali untuk
pengeluaran dari kas kecil.
5. Pembentukan dana kas kecil dengan inpers system.
6. Penandatanganan chek harus dipisahkan dari orang yang
memegang buku chek.
7. Petugas yang menandatangani chek dibedakan dari petugas yang
menyetujui pengeluaran kas dan sedapat mungkin keduanya
harus menyerahkan uang jaminan.
8. Harus ada pertanggung jawaban dari pemegang buku che
27
9. tentang nomor-nomor chek yang digunakan, serta yang
dibatalkan.Tanggung jawab penerimaan uang harus dipisahkan
dari tanggung jawab atas pengeluaran kas, dimana prinsip ini
tidak berlaku untuk lembaga-lembaga keuangan seperti bank.
10. Perugas pengeluaran uang harus dipisahkan dari petugas yang
mengerjakan pembukuan kas.
11. Rekonsiliasi laporan dilakukan oleh petugas yang tidak
menandatangani chek, atau menyetujui pengeluaran.
12. Persetujuan pengeluaran uang harus didukung dengan faktur dari
penjualan yang sudah disetujui serta dokumen-dokumen
pendukung lainnya.
13. Chek untuk pengisian kas kecil dan gaji pegawai harus dibuat atas
nama penerima.
14. Sesudah dibayar, semua dokumen pendukung harus di cap lunas
atau lilubang agar tidak digunakan lagi.
15. Dilakukan cuti berkala untuk petugas-petugas pengeluaran uang
kas.
16. Transfer uang antara bank harus dengan izin khusus dan dibuat
rekening perantara.
B. Penelitian terdahulu
Penelitian yang mengkaji yang berhubungan dengan Analisis
Perencanaan dan Pengendalian Keuangan, terdapat bukti empiric
menunjukan hasil yang berbeda-beda.
28
Irwadi (2015), meneliti tentang Analisis Anggaran Kas sebagai Alat
Perencanaan dan Pengendalian pada Koperasi Kopdit Rukun Palembang,
dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa perencanaan anggaran kas
dengan memperkirakan pembiayaan dan analisis atas kegiatannya, baik
kegiatan rutin dan kegiatan yang tidak rutin dilakukan begitupun dengan
pengendalian kas pada Koperasi Kopdit Rukun Palembang berupa
pengendalian atas suatu penyimpangan anggaran kas baik anggaran itu
menguntungkan (farforable) ataupun tidak menguntungkan (unfarforable) dan
melakukan antisipasi serta revisi terhadap penyimpangan-penyimpangan
yang terjadi.
Sunanto (2011), meneliti tentang Analisis Anggaran Operasional
sebgai Alat Pengendalian Keuangan pada Perusahaan Daerah Air Minum
Tirta Randik Kabupaten Musi Banyuasin, dengan hasil penelitian yang
menyatakan bahwa penyimpangan total pendapatan, total biaya langsung
usaha, dan total biaya tidak langsung usaha anggaran operasional PDAM
Tirta Randik kabupaten Musi Banyuasin masih dalam batas pengendalian
Keuangan.
Kabuhung (2013), meneliti tentang Sistem Informasi Akuntansi
Penerimaan dan Pengeluaran Kas untuk Perencanaan dan pengendalian
Keuangan pada Organisasi keuangan Nirlaba, dengan hasil penelitian
menyatakan bahwa Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan
Pengeluaran Kas untuk Perncanaan dan Pengendalian Keuangan pada
Jemaat GMIM Nafiri malalayang Satu telah memadai karena telah sesuai dan
memenuhi unsur-unsur pokok suatu system informasi akuntansi serta telah
memenuhi prosedur-prosedur dalam pengendalian internal, oleh karena itu
29
Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas untuk
Perencanaan dan Pengendalian keuangan pada Jemaat GIMIM Nafri
Malalayang Satu dapat berjalan secara efektif.
Rinaldo (2016), meneliti tentang Perencanaan dan Pengendalian
Keuangan Usaha Mikro Kecil dan menengah pada Komunitas Studepreneur
STIE Ekuitas, dengan hasil penelitian menyatakan bahwa sebagian besar
peserta pelatihan awalny tidak memahami penerapan alat-alat untuk
perencanaan dan pengendalian keuangan dalam bisnis mereka, setelah
mengikuti pelatihan pengetahuan peserta pelatihan terkait perencanaan dan
pengendalian keuangan mengalami peningkatan namun belum signifikan.
Richardo (2013), meneliti tentang Analisis Anggaran sebagai Alat
Perencanaan dan Pengendalian Biaya pada CV. Widia Mas di Pelalawan,
dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa anggaran pada CV. Widia
Mas Pelalawan belum sepenuhnya berperan sebagai alat perencanaan dan
pengendalian dengan baik.
Melania Rampengan,Grace B. Nangoi, Hendrik Manossoh (2016),
meneliti tentang Analisis Efektifitas dan Efisiensi Pelaksanaan Anggaran
Belanja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota
Manado dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa Tingkat atau
kriteria efektifitas anggaran belanja pada BAPPEDA Kota Manado dari tahun
2011-2015 bervariasi. Dimana pada tahun 2015 dan 2014 masuk dalam
kriteria tingkat yang cukup efektif, dan pada tahun 2011, 2012, 2013 masuk
dalam criteria yang kurang efektif, dikarenakan realisasi anggaran belanja
memiliki perbedaan yang jauh dengan target anggaran belanja. Sehingga
ada beberapa kegiatan yang dianggarkan tapi tidak dilaksanakan, tetapi
30
untuk kegiatan lainnya yang sudah dianggarkan telah dilaksanakan secara
efektif. Dalam pelaksanaan anggaran belanja BAPPEDA Kota Manado tahun
2011-2015 secara keseluruhan sudah diolah secara efisien. Dimana
pelaksanaan anggaran pada tahun 2011, 2012, 2013, 2015 dikategorikan
sangat efisien dan pada tahun 2014 dikategorikan efisien.
Barbakem, Tinangon, Sabijono (2018), meneliti tentang Analisis
Perencanaan dan Penganggaran untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah pada Badan Keuangan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun
Anggaran 2015, dengan hasil penilitian yang menyatakan bahwa proses
perencanaan untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah di Kabupaten
Kepulauan Sangihe dalam hal ini difasilitasi oleh Badan Keuangan Daerah
setempat sudah baik. Tahap awal dari penyusunan APBD yaitu Penyusunan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang didalamnya terdiri dari
Persiapan Penyusunan RKPD, Penyusunan Rancangan Awal RKPD,
Penyusunan Rancangan RKPD, Pelaksanaan Musrenbang RKPD,
Perumusan Rancangan Akhir RKPD, Penetapan RKPD oleh Satuan Kerja
Pemerintah Daerah (SKPD) ditiap instansi yang ada dinilai sudah berjalan
baik. Dokumen Rancangan APBD (RAPBD) yang akan di evaluasi untuk
disetujui menjadi dokumen APBD Tahun Anggaran 2015 dalam Sidang
Paripurna mengalami keterlambatan waktu 8 hari dari waktu yang ditetapkan.
Manto, Djaelani, (2014) meneliti tentang Analisis Perencanaan
Pengelolaan Keuangan Desa (Studi pada Desa Trapang Kecamatan
Banyuates Kabupaten Sampang) dengan hasil penelitian yang menyatakan
bahwa perencanaan APBDesa Trapang disusun oleh sekretaris desa untuk
kemudian diserahkan kepada kepala desa dan dibahas dengan BPD untuk
31
mendapatkan kesepakatan bersama selanjutnya diserahkan kepada camat
Banyuates. Setelah diterima oleh camat Banyuates kemudian dievaluasi dan
diserahkan kembali kepada desa untuk ditanggapi evaluasi tersebut. Setelah
kepala desa Trapang menanggapi evaluasi camat Banyuates dan disetujui
maka rencana APBDesa baru dapat ditetapkan dalam bentuk peraturan
desa. Proses perencanaan hingga evaluasi perencanaan APBDesa Trapang
ini sudah sesuai dengan permendagri nomo 113 tahun 2014 yaitu pada pasal
20 hingga pasal 23.
Dewanti, Sudarno, Kurrohman (2016), meneliti tentang Analisis
Perencanaan Pengelolaan Keuangan Desa di Desa Boreng (StudiKasus
pada Desa Boreng Kecamatan Lumajang Kabupaten Lumajang), dengan
hasil penelitian yang menyatakan bahwa perencanaan pengelolaan
keuangan Desa Boreng dengan perencanaan pengelolaan keuangan desa
menurut Permendagri No. 37 tahun 2007 banyak sekali ketidaksesuaiannya.
Tingkat kesesuaiannya mulai dari penyusunan RPJMD dan RKPDesa
sebesar 60%, kesesuaian penetapan rancangan APBDesa sebesar 50% dan
evaluasi rancangan APBDesa sebesar 50%. Ketidaksesuaian perencanaan
keuangan Desa Boreng dengan perencanaan keuangan desa menurut
Permendagri No. 37 Tahun 2007 yang diakibatkan hal diatas maka
menunjukkan bahwa Desa Boreng tidak taat pada azas-azas pengelolaan
keuangan desa yakni tidak tertib dan tidak disiplin anggaran.
Walukow, Kalangi, Pinatik (2017), meneliti tentang Analisis
Perencanaan Pengelolaan Keuangan Desa Sesuai Dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 di Desa Kauneran I
Kecamatan Sonder Kabupaten Minahasa dengan hasil penelitian yang
32
menyatakan bahwa adanya ketidaksesuaian perencanaan pengelolaan
keuangan desa yang ada didesa Kauneran I dengan perencanaan
pengelolaan keuangan desa yang ada dalam Permendagri 113 tahun 2014,
dan kurangnya partisipasi dari masyarakat menunjukkan bahwa Desa
Kauneran I tidak secara 100% taat pada azas pengelolaan keuangan desa,
dalam hal ini ialah asas partisipatif.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Nama, Tahun, dan Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
1 Irwadi (2015), Analisis Anggaran Kas sebagai Alat Perencanaan dan Pengendalian pada Koperasi Kopdit Rukun Palembang
Analisa Kualitatif dan analisa kuantitatif
bahwa perencanaan anggaran kas dengan memperkirakan pembiayaan dan analisis atas kegiatannya, baik kegiatan rutin dan kegiatan yang tidak rutin dilakukan begitupun dengan pengendalian kas pada Koperasi Kopdit Rukun Palembang berupa pengendalian atas suatu penyimpangan anggaran kas baik anggaran itu menguntungkan (farforable) ataupun tidak menguntungkan (unfarforable) dan melakukan antisipasi serta revisi terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi
2 Sunanto (2011), prodi akuntansi Politeknik Sekayu
Analisis Anggaran Operasional sebgai Alat Pengendalian Keuangan pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Randik Kabupaten Musi Banyuasin
Metode Varian bahwa penyimpangan total pendapatan, total biaya langsung usaha, dan total biaya tidak langsung usaha anggaran operasional PDAM Tirta Randik kabupaten Musi Banyuasin masih dalam batas pengendalian Keuangan
3 Kabuhung (2013), Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi Manado
Sistem Informasi Akuntansi
Analisis Deskriptif Kualitatif
bahwa Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas untuk Perncanaan dan Pengendalian Keuangan pada Jemaat GMIM Nafiri malalayang Satu telah memadai karena telah sesuai dan memenuhi unsur-unsur pokok suatu
33
Penerimaan dan Pengeluaran Kas untuk Perencanaan dan pengendalian Keuangan pada Organisasi keuangan Nirlaba
system informasi akuntansi serta telah memenuhi prosedur-prosedur dalam pengendalian internal, oleh karena itu Sistim Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas untuk Perencanaan dan Pengendalian keuangan pada Jemaat GIMIM Nafri Malalayang Satu dapat berjalan secara efektif
4 Rinaldo (2016), Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Ekuitas
Perencanaan dan Pengendalian Keuangan Usaha Mikro Kecil dan menengah pada Komunitas Studepreneur STIE Ekuitas
Deskriptif Kualitatif bahwa sebagian besar peserta pelatihan awalny tidak memahami penerapan alat-alat untuk perencanaan dan pengendalian keuangan dalam bisnis mereka, setelah mengikuti pelatihan pengetahuan peserta pelatihan terkait perencanaan dan pengendalian keuangan mengalami peningkatan namun belum signifikan
5 Richardo (2013)
Analisis Anggaran sebagai Alat Perencanaan dan Pengendalian Biaya pada CV. Widia Mas di Pelalawan
Deskriptif Kualitatif bahwa anggaran pada CV. Widia Mas Pelalawan belum sepenuhnya berperan sebagai alat perencanaan dan pengendalian dengan baik
6 Novlie Manopo, Debby Ch Rotinsulu, Sri Murni Universitas Sam Ratuangi Manado
Analisis Efisiensi dan Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara
Deskriptif Kualitatif Tingkat efisiensi pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Minahasa Tenggara senantiasa mengalami perkembangan yang mengarah pada tingkatan yang makin efisien. Dimana pada tahun 2008 tingkatannya berada pada criteria tidak efisien, yaitu 103.66%. Ratio tersebut terus berfluktuasi sampai pada tahun 2013 dengan ratio sebesar 97.69% atau criteria kurang efisien. Hal ini mengidikasikan bahwa system pengelolaan keuangan daerah oleh pemerintah daerah Kabupaten Minahasa Tenggara masih kurang baik. Berdasarkan hasil perhitungan efektivitas pengelolaan keuangan daerah tahun 2008 - 2013. Terlihat bahwa tingkat efektivitas pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh pemerintah daerah berkisar antara 93.34% sampai 171.59%. Angka capaian ini menginplikasikan bahwa tingkat efektivitas pemerintah daerah Kabupaten Minahasa Tenggara dalam mengelola keuangan daerahnya menjadi semakin
34
efektif pada periode Kabupaten Minahasa Tenggara terpisah dengan Kabupaten Minahasa Selatan
7 Manto, Djaelani, (2014) Analisis Perencanaan Pengelolaan Keuangan Desa (Studi pada Desa Trapang Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang)
Deskriptif Kualitatif bahwa perencanaan APBDesa Trapang disusun oleh sekretaris desa untuk kemudian diserahkan kepada kepala desa dan dibahas dengan BPD untuk mendapatkan kesepakatan bersama selanjutnya diserahkan kepada camat Banyuates. Setelah diterima oleh camat Banyuates kemudian dievaluasi dan diserahkan kembali kepada desa untuk ditanggapi evaluasi tersebut. Setelah kepala desa Trapang menanggapi evaluasi camat Banyuates dan disetujui maka rencana APBDesa baru dapat ditetapkan dalam bentuk peraturan desa. Proses perencanaan hingga evaluasi perencanaan APBDesa Trapang ini sudah sesuai dengan permendagri nomo 113 tahun 2014 yaitu pada pasal 20 hingga pasal 23.
8 Dewanti, Sudarno, Kurrohman (2016), Analisis Perencanaan Pengelolaan Keuangan Desa di Desa Boreng (StudiKasus pada Desa Boreng Kecamatan Lumajang Kabupaten Lumajang)
Analisis Komparatif perencanaan pengelolaan keuangan Desa Boreng dengan perencanaan pengelolaan keuangan desa menurut Permendagri No. 37 tahun 2007 banyak sekali ketidaksesuaiannya. Tingkat kesesuaiannya mulai dari penyusunan RPJMD dan RKPDesa sebesar 60%, kesesuaian penetapan rancangan APBDesa sebesar 50% dan evaluasi rancangan APBDesa sebesar 50%. Ketidaksesuaian perencanaan keuangan Desa Boreng dengan perencanaan keuangan desa menurut Permendagri No. 37 Tahun 2007 yang diakibatkan hal diatas maka menunjukkan bahwa Desa Boreng tidak taat pada azas-azas pengelolaan keuangan desa yakni tidak tertib dan tidak disiplin anggaran.
9 Barbakem, Tinangon, Sabijono (2018), Analisis Perencanaan dan Penganggaran untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah pada Badan Keuangan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun
Analisis Deskriptif Kualitatif
bahwa proses perencanaan untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah di Kabupaten Kepulauan Sangihe dalam hal ini difasilitasi oleh Badan Keuangan Daerah setempat sudah baik.
35
Anggaran 2015
10 Walukow, Kalangi, Pinatik (2017), Analisis Perencanaan Pengelolaan Keuangan Desa Sesuai Dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 di Desa Kauneran I Kecamatan Sonder Kabupaten Minahasa
Metode Deskriptif Kualitatif
bahwa adanya ketidaksesuaian perencanaan pengelolaan keuangan desa yang ada didesa Kauneran I dengan perencanaan pengelolaan keuangan desa yang ada dalam Permendagri 113 tahun 2014, dan kurangnya partisipasi dari masyarakat menunjukkan bahwa Desa Kauneran I tidak secara 100% taat pada azas pengelolaan keuangan desa, dalam hal ini ialah asas partisipatif.
C. Kerangka Pikir
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA
MAKASSAR
ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN
HASIL
PERENCANAAN PENGENDALIAN
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif kualitatif karena peneliti ingin menggambarkan perencanaan dan
pengendalian keuangan yang dilakukan oleh PDAM Kota Makassar.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Kota Makassar. Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 2 bulan.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
a. Data kualitatif, yaitu semua kumpulan data non-angka yang sifatnya
deskriptif, antara lain: gambaran umum perusahaan, visi, misi, motto
dan struktur organisasi perusahaan.
b. Data kuantitatif, yaitu data yang berupa angka-angka, antara lain:
lapaoran laba/rugi, neraca.
2. Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Data premier yaitu data yang diperoleh langsung dari Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar meliputi data yang
diperoleh melalui wawancara dengan pihak-pihak terkait.
b. Data sekunder yaitu data lain yang diperoleh sehubungan penelitian
ini yaitu berupa laporan tertulis.
37
D. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini digunakan metode pengumpulan data sebagai
berikut:
Dalam proses pengumpulan data, maka penulis mengadakan studi kasus
dan pengumpulan data melalui penelitian lapangan (field research) dan
penelitian pustaka (library research), sebagai berikut:
1. Penelitian pustaka (library research), yaitu penulis mengumpulkan data
yang berhubungan dengan teori tentang pengendalian dan perencanaan
keuangan.
2. Penelitian lapangan (field research), yaitu kegiatan penelitian langsung ke
lapangan, dimana penulis mencari data yang enjadi objek penelitian untuk
kemudian dipelajari, diolah dan analisis. Teknik yang digunakan dalam
pengambilan data yakni, mempelajari serta mengumpulkan data yang
diperlukan berupa laporan keuangan, struktur dan organisasi perusahaan.
E. Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah, pengambilan data
dan dokumentasi. Dalam penelitian ini dibutuhkan manusia sebagai
peneliti karena manusia dapat menyesuaikan dengan keadaan
lingkungan.
F. Metode Analisis
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis data
secara deskriptif dengan menggunakan teori yang menjelaskan perencanaan
38
dan pengendalian keuangan yang secara efisien dan efektif. Metode analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif.
Dalam menganalisis data penulis menggunakan rumus efektivitas. fektivitas
hanya melihat suatu program atau kegiatan telah mencapai tujuan yang telah
di tetapkan (Mardiasmo, 2004 ; 134). Efektivitas terkait dengan hubungan
antara hasil yang di harapkan dengan hasil yang sesunguhnya dicapai.
Dengan demikian efektifitas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Rasio Efektivitas Pendapatan
2. Rasio Efektivitas Belanja
Dalam menganalisis tingkat efektivitas dari biaya langsung PDAM
Kota Makassar maka di perlukan data realisasi biaya langsung dan target
biaya langsung PDAM Kota Makassar. Dengan mengetahui perbandingan
hasil target dan realisasi biaya langsung, maka tingkat efektivitas
perencanaan dan pengendalian keuangan PDAM Kota Makassar di berikan
penilaian dengan menggunakan kriteria penilaian berdasarkan Kepmendagri
No.690.900.327 Tahun 1994 tentang pedoman penilaian dan kinerja
keuangan yang disusun sebagai berikut :
Realisasi Belanja Efektivitas = X 100 %
Target Anggaran Belanja
Realisasi Pendapatan Efektivitas = X 100 %
Target Pendapatan
39
Tabel 3.1 Indikator Tingkat Efektivitas
Indikator Tingkat Efektivitas Keterangan
100 % Sangat Efektif
90 % - 100 % Efektif
80 % - 90 % Ckup Efektif
60 % - 80 % Kurang Efektif
Dibawah dari 60 % Tidak Efektif
Sumber : Kepmendagri No.690.900.327 Tahun 1994 tentang penilaian kinerja
keuangan
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
1. Sejarah Singkat Berdirinya PDAM Kota Makassar
Sejarah singkat berdirinya PDAM Kota Makassar dalam
keberadaannya sebagai perusahaan daerah memiliki peran ganda,
pertama, sebagai salah satu sumber pendapatan bagi pemerintah Kota
Makassar dan kedua sebagai institusi pelayanan atau penyediaan jasa air
bagi masyarakat. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar,
terus menerus mengalami perkembangan melalui tahap dalam lintasan
sejarah yang cukup panjang, yang berawal pada tahun 1924 dengan
dibangunnya Instansi Pengolahan Air I Ratulangi oleh pemerintah HIndia
Belanda. Waterleidjing Bedrijf kapasitas produksi terpasang 50 ltr/dt
kemudian pada jaman pendudukan Jepang pada tahun 1937 ditingkatkan
menjadi 100 ltr/dt. Air baku diambil dari sungai Jeneberang yang terletak
7 KM seblah selatan pusat kota. Air dari sungai tersebut dipompa melalui
saluran tertutup ke instalasi Ratulangi. Pada tahun 1974 namanya
berubah menjadi DInas Air Minum Kodya Ujung Pandang.
Seiring dengan usianya IPA Ratulangi berangsur angsur
mengalami penurunan kapasitas produksi. Tahun 1976 perubahan situs
PDAM dari Dinas Air Minum menjadi Perusahaan Air Minum Kota Madya
Ujung Pandang sesuai dengan perda No.21/P/II/1976, dimana kapsitas
produksi terpasang PDAM turun menjadi 50 ltr/dt, disebabkan karena usia
untuk memenuhi kebutuhan air bagi penduduk Kota Makassar yang
41
makin meningkat, maka pad tahun 1977 dibangun instalasi II Panaikang
dengan kapasitas tahap pertama 500 ltr/dt sumber air baku diambil dari
bendungan Lekopaccing sungai maros sejauh 29,6 KM dari Kota
Makassar.
Kemudian pada tahun 1985 melalui paket Perumnas dibangun
instalasi III Antang dengan kapasitas awal 20 ltr/dt. tahun 1989 IPA
Panaikang ditingkatkan menjadi 1000 ltr/dt. Pada tahun1992 dibangun
lagi IPA Antang 2 dengan demikian total kapasitas IPA antang menjadi 40
ltr/dt, dari 2 instalasi pengolahan air. Tahun 1993 lewat paket bantuan
hibah Pemerintah Pusat, dibangun IV kapasitas terpasang 200 ltr/dt di
Maccini Sombala dengan sumber air baku sungai Jeneberang.
Penambahan demi Penambahan kapasitas produksi rupanya belum
mampu mengimbangi laju pertumbuhan penduduk pemukiman dann
industri, sehingga melalui proyek pengembangan system penyedian Air
Bersih Kota Madya Ujung Pandang pada tahun 2000 dibangun instalasi V
Somba Opu dengan kapasitas 1000 ltr/dt di kabupaten Gowa yang
sumber air bakunya dari Bili-Bili sejauh 16 KM untuk memenuhi
kebutuhan air bersih khususnya pada wilayah pelayanan IPA antang
dimana jumlah pelanggannya terus bertambah maka pada tahun 2003
PDAM Kota Makassar menambah kapasitas produksi IPA Antang dari 40
ltr/dt menjadi 90 ltr/dt, melalui pembangunan instalasi air Antang 3
dengan demikian total kapasitas Air Bersih PDAM Kota Makassar menjadi
2340 ltr/dt. PDAM Kota Makassar sampai saat ini telah menjangkau
816.416 jiwa penduduk dari 1.160.011 jiwa total penduduk Kota Makassar
atau 70,38% luas wilayah distribusi telah mencapai radius 12,37 ha.
42
PDAM Kota Makassar telah menjangkau 70% dari luas wilayah kota
Makassar yang mempunyai luas 17,577 ha (175,77 km2) system
distribusi air dilakukan dengan pemompaan.
a. Tugas PDAM Kota Makassar dalam menjalankan usahanya
mempunyai tugas sebagai berikut :
1) PDAM sebagai milik pemerintah Daerah adalah suatu
kelengkapan otonomi daerah.
2) PDAM diselenggarakan atas dasar ekonomi Indonesia
berdasarkan Pancasila yang mengenal demokrasi ekonomi yang
berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
3) PDAM sehari hari dipimpin oleh suatu direksi bawah pengawasan
suatu badan usaha.
4) PDAM adalah penyelenggara pengelolan air minum untuk
meningkatkan kesejahteraan yang mencakup aspek sosial
kesehata dan pelayanan.
b. Fungsi PDAM Kota Makassar dalam menjalankan usahanya
mempunyai fungsi sebagai berikut :
1) Menyediakan kebutuhan air bersih pemukiman dan perumahan,
pelabuhan, niaga industri, fasilitas umum dan lain-lain.
2) Mengembang fungsi sosial dan ekonomi dalam pelayanan
opeasinya yang mengacu pada profil marking.
3) Mengelola potensi air baku yang ada di Kota Makassar dengan
rekayasa dan sistem rancang bangun teknologi air.
43
4) peningkatan kemampuan dan profesionalisme sumber daya
manusia perusahaan melalui program pembelajaran agar menjadi
manusia berilmu, berakhlak, bertaqwa dan berguna.
5) Bekerja sama dengan masyarakat dalam mengembangkan
perusahaan melalui system kemitraan atas dasar saling
menguntungkan.
2. Visi dan Misi PDAM Kota Makassar
a. Visi
Mewujudkan menjadi salah satu perusahaan air minum terbaik,
mandiri, dan profesional berwawasan global.
b. Misi
1) Memberikan pelayanan air minum sesuai standar kesehatan
dengan tersedianya air baku yang optimal.
2) Menyediakan air minum yang berkualitas, kuantitas, dan
kontinuitas.
3) Memenuhi cakupan layanan air minum yang maksmal kepada
masyarakat.
4) Menjadikan perusahaan yang rofesional dengan sumber daya
yang berkompetensi dan berdaya saing tinggi.
5) Memenuhi kinerja keuangan yang mandiri dan produktifitas yang
efisien dan efektif serta berdaya saing global.
44
B. Bagan Struktur Organisasi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar
Perusahaan Daerah Air Minum(PDAM) Kota Makassar dikepalai oleh
seorang Direktur Utama, dalam Menjalankan tugas sehari-harinya Direktur
Utama dibantu oleh Direktur Umum, Direktur Keuangan, dan Direktur Teknik
serta sembilan Kepala Bagian, dan duapuluhtiga Kasie.
Salah satu yang faktor penting keberhasilan suatu perusahaan yaitu
menempatkan orang-orang yang tepat pada tempat yang tepat serta
pembagian kerja yang tepat, sehingga akan menghasilkan perusahaan yang
efektif serta efisien dalam melaksanakan tugasnya sehari hari, hal itulah yang
diterapkan oleh PDAM Kota Makassar, itu terbukti dengan banyaknya
prestasi yang dapat diraihnya. Walaupun itu bukanlah satu-satunya titik ukur
keberhasilan perusahaan tapi paling tidak memberikan bukti bahwa efisiensi
dan efektifitas pekerjaan ditentukan oleh Direktur yang dapat mengatur
orang-orang sesuai dengan keahliannya.
Pembagian kerja yang jelas itu dimaksudkan agar setiap pegawai
mengetahui tentang apa yang menjadi tanggung jawabnya, mengetahui siapa
atasannya sehingga persoalan-persoalan yang muncul dalam pekerjaan
dapat segera diselesaikan dengan regulasi perusahaan yang berlaku.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 11 Tahun
2006 tentang Perubahan Kedua Peraturan Daerah Kotamadya Daerah
Tingkat II Ujung Pandang No 6 Tahun 1974 Tentang Pendirian Perusahaan
Daerah Air Minum Tingkat II Ujung Pandang, dan Peraturan Walikota
Makassar Nomor 19 Tahun 2010 Tentang Susunan Organisasi dan Tata
Cara kerja Perusahaan Daerah air Minum Kota Makassar, maka untuk
pelaksanaannya memerlukan penjabaran yang jelas mengenai tugas dan
45
fungsi jabatan struktural pada setiap Organisasi Daerah Pemerintah Kota
Makassar.
Adapun struktur organisasi yang ada pada PDAM Kota Makassar
adalah sebagai berikut :
1. Wali Kota
2. Dewan Pengawas
3. Direktur Utama
a. Direktur Umum
1) Bagian Umum dan Pengawasan
a) Seksi Tata Usaha dan PDE
b) Seksi Pendayagunaan Pegawai
c) Seksi Rumah Tangga
2) Bagian Hubungan Masyarakat
a) Seksi Hubungan Langganan
b) Seksi Hukum
3) Bagian Perlengkapan
a) Seksi Analisa Kebutuhan dan Pengadaan
b) Seksi Inventaris Aset dan Pergudangan
b. Direktur Keuangan
1) Bagian Anggaran dan Perbendaharaan
a) Seksi Anggaran
b) Seksi Perbendaharaan
2) Bagian Verivikasi dan Akuntansi
a) Seksi Verivikasi
b) Seksi Akuntansi dan Pelaporan
46
c) Seksi Pajak
c. Direktur Teknik
1) Bagian Perencanaan Teknik
a) Seksi Perencanaan dan Pemetaan
b) Seksi Pengawasan Teknik
2) Bagian Produksi dan Instalasi
a) Seksi IPA I dan IPA II
b) Seksi IPA III
c) Seksi IPA IV
d) Seksi IPA V
e) Seksi Laboratorium
3) Bagian Distribusi dan Kehilangan Air
a) Seksi Pelayanan Kebocoran Air dan Pelayanan Sosial
b) Seksi Pemeliharaan
d. Satuan Pengawas Internal
e. Wilayah
C. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Uraian tentang pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab
akan disesuaikan dengan kondisi masing-masing dari cabang-cabang
perusahaan tersebut.
1. Tugas, wewenang dan tanggung jawab Walikota tidak diperinci karena
Walikota merupakan pemilik dari PDAM Kota Makassar dan memegang
kekuasaan tertinggi terhadap perusahaan.
47
2. Tugas, wewenang dan tanggung jawab Badan Pengawas :
a. Pada perusahaan daerah dibentuk badan pengawas yang
bertanggung jawab kepada Walikota.
b. Badan Pengawas bertugas untuk melaksanakan pengawasan
pengelolaan perusahaan daerah termasuk pelaksanaan rencana kerja
perusahaan.
c. Badan Pengawas mempunyai wewenang melihat buku-buku dan
surat-surat serta dokumen-dokumen lainnya, memeriksa kekayaan
perusahaan daerah.
d. Meminta penjelasan dari direksi mengenai segala persoalan yang
menyangkut pengelolaan perusahaan daerah.
e. Meminta direksi atau pejabat lainnya dengan pengetahuan direksi
untuk menghadiri rapat badan pengawas.
f. Menghindari rapat direksi dan memberikan pandangan terhadap hal-
hal yang dibicarakan.
3. Tugas, wewenang dan tanggung jawab Direktur Utama :
a. Tanggung jawab administrative fungsional perusahaan kepada
Walikota.
b. Mengadakan rapat pada waktu-waktu tertentu untuk membahas
secara menyeluruh penyelenggaraan perusahaan.
c. Rapat dipimpin oleh direktur utama dan apabila berhalangan untuk
menjalankan tugas pekerjaan tersebut maka yang bersangkutan
seorang penggantinya, salah satu anggota direksi yang ada.
d. Menetapkan kebijakan perusahaan jangka pendek dan jangka
panjang.
48
e. Mewakili perusahaan di d alam dan di luar pengadilan dan dapat
menyerahkan kuasa kepada seseorang staf yang ditunjuk untuk itu.
f. Membuat laporan berkala tentang kegiatan perusahaan dan laporan
realisasi anggaran kepada Walikota/badan pengawas PDAM Kota
Makassar.
4. Tugas, wewenang dan tanggung jawab Direktur Umum :
a. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan bagian umum,
bagian sumber daya manusia, bagian hubungan masyarakat dan
hukum.
b. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan
pengelolaan dan perlengkapan.
c. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Direktur Utama.
5. Tugas, wewenang dan tanggung jawab Direktur Keuangan :
a. Merumuskan perencanaan serta mengendalikan program-program di
Bagian Anggaran, Perbendaharaan, Verifikasi, Akuntansi, dan Pajak.
b. Merumuskan perencanaan dan pengendalian sumber-sumber
pendapatan dan belanja serta kekayaan perusahaan.
c. Menyusun laporan keuangan dan verivikasi.
d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Direktur Utama.
6. Tugas, wewenang dan tanggung jawab Direktur Teknik :
a. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan di bagian
perencanaan teknik, bagian produksi dan instalasi, bagian distribusi
dan kehilangan air, serta bagian teknologi informasi dan pengolahan
data.
49
b. Mengkoordinasikan kegiatan pengujian peralatan teknik dan bahan-
bahan kimia.
c. Mengkoordinasikan dan mengendalikan pemeliharaan instalasi
produksi, sumber mata air, sumber mata air permukaan, sumber air
tanah dan sarana air limbah.
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan direktur utama.
7. Tugas, wewenang dan tanggung jawab satuan pengawas intern :
a. Melaksanakan pemeriksaan dan audit administrasi keuangan dan
pengolahan penggunaan dari keseluruhan kekayaan perusahaan.
b. Mengadakan pengawasan atas anggaran pendapatan dan belanja
perusahaan.
c. Mengadakan pengawasan terhadap penyelenggaraan tata kerja dan
prosedur dari unit-unit organisasi kantor pusat, cabang dan unit-unit
pelayanan serta unit pengelolaan menurut ketentuan yang berlaku.
d. Mengadakan pengawasan, keamanan dan ketertiban perusahaan.
e. Mengawasi dan mengikuti kegiatan operasional perusahaan dan
memberikan penilaian serta pembahasan secara periodic/berkala.
f. Memberikan saran-saran dan pertimbangan-pertimbangan kepada
direksi sesuai dengan hirarki tentang langkah dan tindakan yang perlu
diambil bidang tugasnya.
g.
D. Hasil Penelitian
Proses terciptanya perencanaan dimulai dari saat penyusunan
anggaran, dalam proses tersebut merupakan proses yang sangat penting
dalam menghasilkan sebuah (perencanaan) anggaran yang baik. Keefektifan
50
dalam penyusunan anggaran akan sangat memudahkan perusahan dalam
membuat anggaran yang lebih baik.
Proses penyusunan anggaran akan sangat efektif apabila dalam
perusahaan tersebut terdapat struktur organisasi yang sehat dimana telah
ada pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang jelas. Dalam
kaitannya dengan penyusunan anggaran, perusahaan akan membentuk
suatu team atau panitia penyusunan anggaran yang dinamakan panitia
anggaran.
Faktor yang berpengaruh dalam penyusunan anggaran adalah para
manejer. Dalam hal ini pendekatan yang dilakukan oleh perusahaan dan
penyusunan anggaran adalah metode accrual. Berdasarkan metode
pendekaan ini anggaran harus disusun melalui koordinasi di antara seluruh
pejabat dan staff dilingkungan perusahaan yang terdiri dari Direksi dan
Kepala-kepala bagian yang terkait dengan penyusunan anggaran.
Empat tahap dasar perencanaan semua kegiatan perencanaan
pada dasarnya melalui 4 tahapan berikut ini :
a. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan.Perencanaan dimulai
dengankeputusan-keputusan tentang keinginan atau kebutuhan
organisasi atau kelompok kerja.Tanpa rumusan tujuan yang jelas,
organisasi akan menggunakan sumber daya sumberdayanya secara tidak
efektif.
b. Merumuskan keadaan saat ini. Pemahaman akan posisi
perusahaansekarang dari tujuan yang hendak di capai atau sumber daya-
sumber daya yang tersediauntuk pencapaian tujuan adalah sangat
penting, karena tujuan dan rencana menyangkutwaktu yang akan datang.
51
Hanya setelah keadaan perusahaan saat ini dianalisa, rencanadapat
dirumuskan untuk menggambarkan rencana kegiatan lebih lanjut. Tahap
kedua inimemerlukan informasi-terutama keuangan dan data statistik
yang didapat melaluikomunikasi dalam organisasi
c. Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan. Segala kekuatan
dankelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasikan
untuk mengukurkemampuan organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh
karena itu perlu diketahui faktor-faktor lingkungan intren dan ekstern yang
dapat membantu organisasi mencapai tujuannya,atau yang mungkin
menimbulkan masalah. Walau pun sulit dilakukan, antisipasi
keadaan,masalah, dan kesempatan serta ancaman yang mungkin terjadi
di waktu mendatang adalahbagian esensi dari proses perencanaan.
d. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian
tujuan. Tahap terakhir dalam proses perncanaan meliputi
pengembangaan berbagai alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan,
penilaian alternatif-alternatif tersebut danpemilihan alternatif terbaik
(paling memuaskan) diantara berbagai alternatif yang ada.
Salah satu fungsi dari anggaran adalah sebagai alat pengendalian.
Anggaran sebagai pengendalian digunakan untuk menghindari adanya
pengeluaran yang terlalu besar atau adanya penggunaan dana yang tidak
semestinya dalam pengalokasian anggaran yang bukan prioritas. Apabila
dilihat dari fungsi tersebut, maka perlu dilakukan sebuah analisis efektivitas.
Analisis efektivitas adalah membandingkan antara realisasi dengan rencana
anggaran.
52
Sebuah rencana anggaran adalah rencana untuk pendapatan dan
pengeluaran perusahaan dimasa mendatang yang bisa digunakan sebagai
panduan untuk operasional perusahaan.
Pendapatan adaah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari
aktivitasnya. pada PDAM Kota Makassar pendapatan dibagi menjadi 2 yaitu
pendapatan penjualan air dan pendapatan non air.
Biaya langsung adalah kegiatan belanja perusahaan yang
dianggarkan dan berhubungan secara langsung dengan pelaksanaan
program dan kegiatan perusahaan. Pada PDAM Kota Makassar belanja jenis
ini dibagi dalam 3 jenis yaitu Biaya sumber air, biaya pengolahan air, dan
biaya transmisi distribusi.
Jenis-jenis belanja langsung antara lain :
a. Biaya Sumber Air
Biaya Sumber air biasanya digunakan untuk pengeluaran gaji dan
tunjangan pegawai Perusahaan, tunjangan hari raya, biaya listrik PLN
sumber air dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan
daerah, perbaikan intake dan saluran air baku, biaya operasional intake
Moncongloe, Saluran air baku, BP pipa induk saluran air baku, pajak air
permukaan sulsel, serta biaya penyusutan sumber air.
b. Biaya Pengolahan Air
Biaya pengolahan air biasanya digunakan untuk gaji dan tunjangan
pegawai perusahaan, honorarium, biaya lembur, tunjangan panngan/uang
makan, biaya intensif pengolahan air, tunjangan sandang, tunjangan hari
raya, tunjangan penngawasan kualitas air, BO pemakaian bahan kimia,
biaya listrik pengolahan air, bensin, oli dan pelumas, R analisa kimia dan
53
bacteriology, kalibrasi alat-alat laboratorium, biaya pemeriksaan kualitas
air, pengurasan pembuangan lumpur IPA, pengurasan
pulsator/sedimentasi, aneka biaya operasi pengolahan, biaya
pemeliharaan bangunan, pemeliharaan treatment IPA, pemeliharaan
peralatan electrical, biaya pembelian air curah, serta biaya penyusutan
pembelian air.
c. Biaya Transmisi Distribusi
Biaya transmisi distribusi biasanya digunakan untuk gaji dan tunjangan
pegawai perusahaan, honorarium, biaya lembur, tunjangan pangan/uang
makan, biaya insentif distribusi, tunjangan sandang, tunjangan hari raya,
extrafooding tukang, aneka biaya pegawai lainnya, biaya pemakaian
bahan/perlengkapan, sekop, belincong, snei dll, bensin, solar, oli dan alat
pelumas lainnya, biaya listrik PLN, biaya restorasi galian, aneka biaya
operasi, pemeliharaan reservoir dan tangki-tangki, reservoir dan rumah
pompa, perbaikan bak gate valve, biaya penggalungan kehilangan air,
perbaikan dan penggantian pipa air distribusi, biaya pemeliharaan
instalasi pompa, boster pump, biaya pemeli water meter, pressure gauge
dan hydrant, biaya pemeliharaan trans dan dist lainnya, biaya penyusutan
transmisi.
Biaya tidak langsung adalah kegiatan belanja perusahaan yang
dianggarkan dan tidak memiliki hubungan apapun secara langsung dengan
pelaksanaan program atau kegiatan perusahaan.
Berikut dapat kita lihat tabel rencana anggaran pendapatan dan belanja
langsung PDAM Kota Makassar tahun 2016 dan 2017.
54
Tabel 4.1 Rencana Anggaran Pendapatan tahun 2016 dan 2017
URAIAN ANGGARAN
2016 2017 Pendapatan Penjualan Air
272,859,270,976.78 293,742,295,639.21
Pendapatan Non Air 14,333,608,000.00 21,602,934,000.00
Jumlah Pendapatan Usaha 287,192,878,976.78 315,345,229,639.21
Sumber data : PDAM Kota Makassar
Pada tahun 2016 PDAM Kota Makassar melakukan penganggaran
Pendapatan usaha dengan rincian pendapatan penjualan air sebesar Rp.
272,859,270,976.78 dan pendapatan non air sebesar Rp. 14,333,608,000.00
sehingga total jumlah anggaran pendapatan usaha pada tahun 2016 sebesar
Rp. 287,192,878,976.78. Pada tahun 2017 PDAM Kota Makassar melakukan
penganggaran pendapatan usaha dengan rincian pendapatan penjualan air
sebesar RP. 293,742,295,639.21 dan penjualan non air sebesar Rp.
21,602,934,000.00 sehingga total aggaran pendapatan usaha sebesar Rp.
315,345,229,639.21.
Tabel 4.2 Rencana anggaran biaya langsung dan tidak langsung tahun
2016 dan 2017
URAIAN ANGGARAN
2016 2017
Biaya langsung
Biaya sumber air 6,848,763,851.72 4,579,506,697.22
Biaya Pengelolaan Air 111,994,550,791.48 120,529,709,968.48
Biaya transmisi distribusi 72,873,315,075.26 116,907,360,656.39
Jumlah Biaya Langsung 191,716,629,718.46 242,016,577,322,.09
Biaya tidak langsung
55
Biaya umum dan administrasi 86,594,070,614.39 66,515,124,120.91
Biaya bunga pinjaman 41,859,709.00 7,500,000.00
Jumlah biaya tidak langsung 86,635,930,323.39 66,522,624,120.91
Total Biaya 278,352,560,041.58 325,625,642,980.02
Sumber data : PDAM Kota Makassar
Pada tahun 2016 PDAM Kota Makassar melakukan penganggaran Biaya
langsung denga rincian biaya sumber air sebesar RP. 6,848,763,851.72,
biaya pengelolaan air sebesar Rp. 111,994,550,791.48 da biaya trasmisi
distribu sebesar Rp. 72,873,315,075.26 sehingga jumlah anggaran biaya
langsung tahun 2016 sebesar Rp. 191,716,629,718.46. Selain biaya
langsung PDAM juga melakukan penganggaran biaya tidak langsung dengan
rincian biaya umum dan administrasi sebesar Rp. 86,594,070,614.39 dan
biaya bunga pinjaman sebesar Rp. 41,859,709.00, sehingga jumlah
anggaran biaya tidak langsung tahun 2016 sebesar Rp. 86,635,930,323.39.
Pada tahun 2017 PDAM Kota Makassar melakukan penganggaran biaya
langsung dengan rincian biaya sumber air sebesar Rp. 4,579,506,697.22,
biaya pengelolaan air sebesar Rp. 120,529,709,968.48 dan biaya transmisi
distribusi sebesar Rp. 116,907,360,656.39 sehingga jumlah anggaran biaya
langsung tahun 2017 adalah sebesar Rp. 242,016,577,322,.09. Begitu pula
dengan tahun 2017 PDAM juga melakukan penganggaran biaya tidak
langsung dengan rincian biaya umum dan administrasi sebesar Rp.
66,515,124,120.91 dan biaya bungan pinjaman sebesar Rp. 7,500,000.00
jumlah anggaran biaya tidak langsung tahun 2017 sebesar Rp.
66,522,624,120.91. Jadi total anggaran yang pada tahun 2016 sebesar Rp.
278,352,560,041.58 dan tahun 2017 sebesar Rp. 325,625,642,980.02
56
E. Analisis Hasil Penelitian
1. Analisis Perencanaan Keuangan
Perencanaan keuangan adalah proyeksi penjualan, laba, dan aktiva yang
didasarkan pada berbagai strategi produksi dan pemasaran dan juga
pada penentuan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai proyeksi
tersebut. Perencanaan keuangan adalah proses merencanakan tujuan-
tujuan keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Yang dimaksud
dengan tujuan keuangan itu adalah keinginan keuangan yang ingin
direalisasikan. Pada intinya perencanaan dibuat sebagai upaya untuk
merumuskan apa yang sesungguhnya ingin dicapai oleh sebuah
organisasi atau perusahaan serta bagaimana sesuatu yang ingin dicapai
tersebut dapat diwujudkan melalui serangkaian rumusan rencana
kegiatan tertentu.
Adapun proses penyusunan anggaran pada Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) Kota Makassar adalah sebagai berikut :
a. Direksi memberikan pengarahaan tentang penyusunan anggaran
tahunan untuk periode tahun mendatang kepada para Kepala Bagian
b. Setelah pengarahan, maka tiap-tiap bagian menyusun konsep
anggarannya masing-masing yang dimulai dengan membuat estimasi
kegiatan tahun berjalan. Estimasi ini ditambah dengan realisasi
kegiatan yang digunakan sebagai titik tolak penyusunan anggaran
tahun mendatang.
c. Konsep anggaran dari masing-masing bagian setelah terkumpul
selanjutnya di bahas dalam rapat koordinasi. Jika diperlukan
57
perbaikan, maka konsep yang sudah diperbaiki harus dikonfirmasikan
kepada panitia anggaran untuk dibahas dalam rapat koordinasi.
d. Konsep anggaran yang telah dibuat oleh seksi anggaran,
diformulasikan kedalam anggaran tahunan yang telah dibentuk
berdasarkan data yang telah disetujui didalam rapat koordinasi, lalu
dibahas dalam rapat koordinasi berikutnya.
e. Selanjutnya Direksi mengajukan anggaran tahunan defenitif kepada
badan pengawas untuk dibahas dan dapat pengesahan.
f. Pengesahan dari badan pengawas dijabarkan kembali pada untuk
digunakan sebagai pedoman pelaksanaan kerja.
g. Jika anggaran yang diajukan tidak disahkan oleh badan pengawas
pada waktu yang telah ditentukan, maka perusahaan menggunakan
anggaran tahun yang paling akhir disahkan.
2. Analisis Pengendalian
Pengendalian keuangan adalah tahap dimana rencana keuangan
diimplementasikan, yaitu menyangkut umpan balik dan proses
penyesuaian yang diperlukan untuk menjamin bahwa rencana terlaksana
atau untuk mengubah rencana yang ada sebagai tanggapan terhadap
berbagai perubahan dalam lingkungan operasi
Anggaran mencakup aspek perencanaan dan aspek pengendalian,
karena anggaran pada dasarnya merupakan rencana maka sekaligus
dapat berfungsi sebagai alat pengendalian dengan cara membandingkan
rencana dengan hasil. Dengan anggaran dapat dilakukan analisis selisih
biaya untuk setiap departemen dalam perusahaan atau kegiatan utama
perusahaan. Anggaran proforma untuk setiap departemen dapat
58
membantu memproyeksikan laporan rugi laba, neraca dan laporan
keuangan lainnya.
Berikut tabel realisasi anggaran pendapatan dan biaya tahun 2016
dan 2017.
Tabel 4.3 Realisasi Anggaran Pendapatan tahun 2016 dan 2017
Sember data : PDAM Kota Makassar
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa realisasi anggaran
pendapatan yaitu pada tahun 2016 anggaran pendapatan sebesar
Rp. 287,192,878,976,78 dan realisasinya sebesar Rp.
304,738,411,939.09 dengan sisa saldo sebesar Rp.
17,545,532,962.31. Pada tahun 2017 anggaran pendapatan sebesar
Rp. 315,45,229,639.21 dan realisasinya sebesar Rp.
305,134,812,461.94 dengan sisa saldo sebesar Rp.
10,210,417,177.27.
Tabel 4.4 Realisasi anggaran biaya tahun 2016 dan 2017
URAIAN ANGGARAN REALISASI SALDO
ANGGARAN
Biaya tahun 2016 278,352,560,041.58 234,337,931,928.89 44,014,628,112.96
Biaya tahun 2017 325,625,642,980.02 253,681,284,015.33 71,944,358,964.69
Sember data : PDAM Kota Makassar
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa anggaran dan realisasi
biaya pada tahun 2016 anggaran biaya sebesar Rp.
URAIAN ANGGARAN REALISASI SALDO ANGGARAN
Pendapatan tahun 2016
287,192,878,976,78 304,738,411,939.09 (17,545,532,962.310)
Pendapatan tahun 2017
315,45,229,639.21 305,134,812,461.94 10,210,417,177.27
59
278,352,560,041.58 dan realisasinya sebesar Rp.
234,337,931,928.89 dengan sisa saldo sebesar Rp.
44,014,628,112.96. Pada tahun 2017 anggaran biaya sebesar Rp.
325,625,642,980.02 dan realisasinya sebesar Rp.
253,681,284,015.33 dengan sisa saldo sebesar Rp.
71,944,358,964.69.
3. Analisis Efektivitas
Konsep efektivitas sebagai suatu ukuran yang memberikan gambaran
seberapa jauh target dapat tercapai. Efektivitas adalah suatu pengukuran
untuk menilai pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Apabila sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya berhasil
dicapai maka hal itu dikatakan efektif. Sebaliknya jika tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya tidak tercapai atau tidak sesuai dengan target
yang telah ditetapkan, maka dikatakan tidak efektif.
Hasil analisis efektifitas pendapatan dan biaya PDAM Kota Makassar
tahun 2016 dan 2017 dapat dilihat pada hasil perhitungan menggunakan
rumus efektivitas dan tabel berikut.
a. Analisis efektifitas pendapatan tahun 2016
b. Analisis efektifitas belanja tahun 2016
Realisasi Pendapatan Efektivitas = X 100 %
Target Pendapatan
304,738,411,939.09 Efektivitas = X 100 %
287,192,878,976.76
= 106.11 %
60
c. Analisis efektifitras pendapatan tahun 2017
d. Analisis efektifitas belanja tahun 2017
Berdasarkan hasil perhitungan analisis efektivitas, berikut dapat
kita lihat tabel rekapitulasi realisasi anggaran pendapatan dan biaya pada
tahun 2016 dan 2017 yang dilakukan oleh PDAM Kota Makassar.
234,337,931,928.89 Efektivitas = X 100 %
278,352,560,041.58
= 76.64 %
Realisasi Belanja Efektivitas = X 100 %
Target Anggaran Belanja
Realisasi Pendapatan Efektivitas = X 100 %
Target Pendapatan
305,134,812,461.94 Efektivitas = X 100 %
315,345,229,639.21
= 79.76 %
Realisasi Belanja Efektivitas = X 100 %
Target Anggaran Belanja
253,681,284,015.33 Efektivitas = X 100 %
325,625,642,980.02
= 77.91 %
61
Tabel 4.5 Rekapitulasi efektifitas anggaran pendapatan tahun 2016 dan 2017.
Tabel 4.6 Rekapitulasi efektifitas anggaran biaya langsung tahun 2016 dan 2017.
URAIAN ANGGARAN REALISASI SALDO
ANGGARAN %
Biaya tahun 2016 191,716,629,718.46 167,815,307,807.98 23,901,321,910.48 79.76%
Biaya tahun 2017 242,016,577,322.09 185,472,398,254.09 56,544,179,068.00 77.91%
F. Pembahsan Hasil Penelitian
Perencanaan keuangan pada PDAM Kota Makassar dilakukan
dengan cara perusahaan membentuk suatu team atau panitia penyusun
anggaran yang dinamakan panitia anggaran. Penyusunan anggaran
dilakukan dengan metode accrual.
Pengendalian keuangan dilakukan dengan menggunakan anggaran
sebagai alat pengendalian untuk menghindari adanya pengeluaran yang
terlalu besar atau adanya penggunaan dana yang tidak semestinya dalam
pengalokasian anggaran yang bukan prioritas.
Berdasarkan hasil perhitungan rasio efektifitas diatas pada tahun
2016 efektifitas pendapatan PDAM Kota Makassar menunjukan persentase
sebesar 106.11%, dengan pencapian tersebut maka tingkat efektifitas
pendapatan PDAM Kota Makassar sudah sangat efektif, kemudian efektifitas
belanja PDAM Kota Makassar menunjukan persentase sebesar 76.64%,
URAIAN ANGGARAN REALISASI SALDO
ANGGARAN %
Pendapatan tahun 2016
287,192,878,976,78 304,738,411,939.09 (17,545,532,962.31) 106.11%
Pendapatan tahun 2017
315,45,229,639.21 305,134,812,461.94 10,210,417,177.27 79.76%
62
dengan pencapaian tersebut maka tingkat efektifitas belanja PDAM kota
Makassar kurang efektif. Pada tahun 2017 efektifitas pendapatan PDAM Kota
Makassar menunjukan persentase sebesar 79.76%, dengan pencapaian
tersebut maka tingkat efektifitas pendapatan PDAM Kota Makassar kurang
efektif, kemudian efektifitas belanja PDAM Kota Makassar menunjukan
persentase sebesar 77.91% dengan capaian tersebut maka tingkat efektifitas
belanja PDAM Kota Makassar masih kurang efektif.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Melania
Rampengan, dkk, yaitu semakin tinggi realisasi terhadap perencanaan yang
dilakukan oleh perusahaan maka semakin efektif pula pencapaiannya.
63
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perencanaan keuangan pada PDAM Kota Makassar dilakukan
dengan system top-down, perusahaan membentuk suatu team atau
panitia penyusun anggaran yang dinamakan panitia anggaran.
Pengendalian keuangan dilakukan dengan menggunakan sistem
anggaran.
Efektifitas perencanaan dan pengendalian keuangan PDAM Kota
Makassar menunjukan hasil yang berfluktuasi, dimana pada tahun 2016
efektifitas pendapatan sebesar 106.11%, berarti sudah sangat efektif,
kemudian efektifitas belanja sebesar 76.64%, berarti kurang efektif. Pada
tahun 2017 pendapatan sebesar 79.76%, berarti kurang efektif, efektifitas
belanja sebesar 77.91% berarti kurang efektif.
B. Saran
a. Dalam proses penyusunan anggaran perusahaan juga dapat mencoba
melakukan system bottom-up.
b. Perusahaan agar lebih meningkatkan pengendalian keuangan
perusahaan.
c. Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar agar lebih meningkatkan
efektivitasnya dalam perencanaan dan pengendalian keuangan
perusahaan.
64
DAFTAR PUSTAKA
Barbakem Dealice I, Tinangon Jantje J, Sabijono Harijanto. 2018. Analisis Perencanaan dan Penganggaran untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah pada Badan Keuangan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun Anggaran 2015. Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 13 (1), 2018, 01-013
Dewanti E D Wahyu, Sudarno, Kurrohman Taufik. 2016. Analisis Perencanaan Pengelolaan Keuangan Desa di Desa Boreng (StudiKasus pada Desa Boreng Kecamatan Lumajang Kabupaten Lumajang). Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016
Irwadi Maulan, 2015. Analisis Anggaran Kas sebagai Alat Perencanaan dan Pengendalian pada Koperasi KOPDIT Rukun Palembang, Jurnal Akuntansi Politeknik Sekayu (ACSY) Vol. III, No. 2, September 2015
Kabuhung Merystika, 2013. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas Untuk Perencanaan dan pengendalian Keuangan pada Organisasi Nirlaba Keagamaan, Jurnal EMBA Vol. 1, No. 3 Juni 2013
Manopo Novlie, Rotinsulu Debby Ch, Murni Sry. 2009. Analisis Efisiensi dan Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara. Fakultas Ekonomi Universitas Sam Ratulangi
Manto Hisbul, Djaelani A Qodir. 2014. Analisis Perencanaan Pengelolaan Keuangan Desa (Studi pada Desa Trapang Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang). e-Jurnal Riset Manajemen Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Unisma
Melania Rampengan,Grace B. Nangoi, Hendrik Manossoh. 2016. Analisis Efektifitas dan Efisiensi Pelaksanaan Anggaran Belanja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Manado.Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi. Volume 16 No. 03 Tahun 2016
Munandar, M. 2001. Budgeting. Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja, Pengawasan Kerja. Edisi 1. Cetakan 14. BPFE: Yogyakarta.
Novlie Manopo, dkk (2010), Analisis Efesiensi dan Efektifitas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara. Fakultas Ekonomi Universitas Sam Ratulangi.
Richardo, 2013. Analisis Anggaran sebagai Alat Perencanaan dan Pengendalian Biaya pada CV. Widia Mas di Pelalawan
65
Rinaldo Dito, 2016. Perencanaan dan Pengendalian Usaha Mikro Kecil dan Menengah pada Komunitas Studepreneur STIE Ekuitas, Jurnal Dharma Bhakti STIE Ekuitas Vol. 01, No. 01 September 2016
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Cetakan Ke-19, Alfabeta, Bandung
Sunanto, 2011. Analisis Anggaran operasional sebagai Alat pengendalian Keuangan pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Randik Kabupaten Musi Banyuasin, Jurnal Akuntansi Politeknik sekayu (ACSY) Vol. IV, No. 1, Januari 2016
Walukow Mewvi I, Kalangi Lintje, Pinatik Sherly. 2017. Analisis Perencanaan Pengelolaan Keuangan Desa Sesuai Dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 di Desa Kauneran I Kecamatan Sonder Kabupaten Minahasa. Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 12 (2), 2017, 266-275
Welsch, Hilton, Gordon. 2000. Anggaran Perencanaan dan Pengendalian Laba. Diterjemahkan oleh Purwatiningsih dan Maudy Warouw. Buku Satu. Salemba Empat. Jakarta.
http://hjtfriuty.blogspot.co.id/2017/05/pengertian-pengendalian-menurut-para.html?m=1 diakses pada 20 Februari 2018 pukul 08.29
http://ojs.unud.ac.id/index.php/Akuntansi/article/view/3413/3264 diakses pada 28 Februari 2018 pukul 14.45
http://www.landasanteori.com/2015/07/pengertian-anggaran-menurut-definisi.html diakses pada 19 Februari 2018 pukul 14.41
http://www.maxmanroe.com/vid/finansial/pengertian-anggaran.html diakses pada 20 Agustus 2019 pukul 14.18
http://denok-s-wien.blogspot.com/2015/08/fungsi-dan-macam-anggaran.html diakses
pada 23 Agustus 2019 pukul 23.13
https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2011/101~PMK.02~2011PerLamp%20III.htm
diakses pada 23 Agustus2019 pukul 23.20
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-pengendalian-controlling-empat-
langkah-pengendalian/ diakses pada 23 Agustus2019 pukul 23.25
https://hjtfriuty.blogspot.com/2017/05/pengertian-pengendalian-menurut-para.html
diakses pada tanggal 23 Agustus 2019 pukul 23.41
66
https://ilmumanajemendanakuntansi.blogspot.com/2016/12/jenis-jenis-pengendalian-
keuangan.html diakses pada tangga 23 Agustus 2019 pukul 23.45
https://ilmumanajemendanakuntansi.blogspot.com/2016/12/prosedur-penerimaan-
dan-pengeluaran-kas.html diakses pada 23 Agustus 2019 pukul 23.50