analisis perbandingan kinerja keuangan bank syariah dan bank ...
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BANK SYARIAH...
Transcript of ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BANK SYARIAH...
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BANK SYARIAH SEBELUM DAN
SETELAH GO PUBLIC DENGAN METODE RGEC
(Studi Kasus pada Bank Panin Syariah Periode 2013-2014)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Queenindya Permata Faly
1112085000036
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Queenindya Permata Faly
2. Tempat Tanggal Lahir : Tegal, 20 Januari 1995
3. Alamat tinggal : Jalan Cabang 1 RT 008/05 No. 35
Kel. Slipi, Kec. Palmerah, Jakarta Barat
4. Alamat asal : Jalan Raya Bojong - Guci RT 07/02 No.01
Kec. Bojong, Kabupaten Tegal
5. Agama : Islam
6. Nomor Telepon/HP : 0897 6030 449
7. E-mail : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL
1. Tahun 2000-2006: SD Negeri 1 Bojong – Kab. Tegal
2. Tahun 2006-2009: SMP Negeri 1 Bojong – Kab. Tegal
3. Tahun 2009-2012: SMK (SMEA) Negeri 1 Slawi – Kab. Tegal
4. Tahun 2012-2016: S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Agus Fatehi, S.Pd.I
2. Ibu : Elly Aryani
3. Alamat : Jalan Raya Bojong-Guci RT 07/02 No. 01
Kecamatan Bojong - Kabupaten Tegal
vi
PERFORMANCE COMPARATIVEANALYSIS OF SHARIA BANKING
BEFORE AND AFTER GO PUBLIC WITH RGEC METHOD
(Case study : Panin Bank Syariah period 2013-2014)
Queenindya Permata Faly
ABSRACT
This study aims to determine whether there are significant differences in the
performance of Panin Bank Syariah before and after go public using RGEC. The
data used in this study is secondary data obtained from quarterly financial
statements of Panin Bank Syariah 2013-2014 period have been published. While
the method used is the comparative method by means of non parametric statistical
tests two related samples (Wilcoxon test). The results in this study indicate that
the variable capital adequacy ratio (CAR) there is a significant difference,
because it has a sig . < 0.05. Whereas other variables such as non performing
financing (NPF), financing to deposit ratio (FDR), return on assets (ROA), return
on equity (ROE), net interest margin (NIM) or net operating margin (NOM) and
good corporate governance (GCG) do not have significant differences.
Keywords: RGEC, Comparative,Go Public, NPF, FDR, ROA, ROE, NIM, CAR
vii
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BANK SYARIAH
SEBELUM DAN SETELAH GO PUBLICDENGAN METODE RGEC
(Studi kasus pada PT Bank Panin Syariah, Tbk periode 2013-2014)
Queenindya Permata Faly
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang
signifikan pada kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public dengan
menggunakan metode RGEC, serta untuk mengetahui seberapa besarkah
perbedaan kinerja tersebut. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan triwulan Bank Panin Syariah
periode 2013-2014 yang telah dipublikasikan. Sedangkan metode yang digunakan
yaitu metode komparatif dengan alat uji statistik non parametrik two related
sample (wilcoxon test). Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel
capital adequacy ratio (CAR) terdapat perbedaan yang signifikan, karena
memiliki nilai sig. < 0,05. Sedangkan variabel lainnya seperti non perfrming
financing (NPF), financing to deposit ratio (FDR), return on asset (ROA), return
on equity (ROE), net interest margin(NIM)atau net operating margin (NOM) dan
good corporate governance (GCG) tidak memiliki perbedaan yang signifikan.
Kata Kunci: RGEC, Perbandingan,Go Public,NPF, FDR, ROA, ROE, NIM, CAR
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisis Perbandingan Kinerja Bank Syariah Sebelum dan Setelah Go
Public dengan Metode RGEC (Studi kasus pada PT Bank Panin Syariah,
Tbk Periode 2013-2014)”.Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada
Rasulullah SAW yang telah memberi petunjuk kepada umatnya menuju
kehidupan yang bahagia fiddun yaa wal akhirat. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat menyelesaikan program sarjana Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selama proses penyusunan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan
bimbingan, arahan, bantuan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia Nya serta tetap
menuntun peneliti dijalan yang benar sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
2. Orangtua tercinta, Bapak Agus Fatehi, S.Pd.I dan Mamah Elly Aryani yang
selalu memberikan limpahan kasih sayang, perhatian, dan do’a yang tak
pernah putus-putusnya untuk peneliti.
3. Rizky Aji Prastiyoyang telah menemani proses pembuatan skripsi ini sampai
dengan selesai dan tak lelah untuk memberikan semangat serta bantuan ide-
ide bagi peneliti dalam menyusun skripsi ini.
4. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Aditya Ginanjar, M.Si, selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Fitri Damayanti, selaku Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Bapak Dr. Suhenda Wiranata, ME., selaku dosen pembimbing I yang telah
berkenan memberikan banyak tambahan ilmu, meluangkan waktunya, serta
ix
memberikan solusi pada setiap permasalahan atas kesulitan dalam
penyusunan skripsi ini.
8. Ibu Umiyati, SE.I., M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah berkenan
memberikan banyak tambahan ilmu, meluangkan waktunya, serta
memberikan solusi pada setiap permasalahan atas kesulitan dalam
penyusunan skripsi ini.
9. Seluruh Bapak/Ibu dosen dan civitas akademika Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memeberikan pengetahuan yang
sangat bermanfaat selama masa perkuliahan.
10. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan dalam hal administrasi
kepada peneliti.
11. Kepada adik-adikku tercinta, Shafiranoor Mutiara Faly dan Muhammad
Kafabik Al Faly yang selalu memberikan semangat kepada peneliti agar cepat
dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini dan berharap untuk cepat pula
dalam mendapatkan pekerjaan yang layak, Amin.
12. Kepada teman-teman Jurusan Perbankan Syariah angkatan pertama,
khususnya sahabat yang selalu setia menemani peneliti dimanapun berada,
saat suka maupun duka, Robiyah Al Adawiyah.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki peneliti.
Oleh karea itu, peneliti mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
dan dapat menjadi bahan masukan dan tambahan wawasan bagi pembaca.
Jakarta, 28 Desember 2015
Queenindya Permata Faly
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ..................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ....................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ........................................ iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................. vi
ABSTRACT ................................................................................................ vii
ABSTRAK ................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ............................................................................... ix
DAFTAR ISI .............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian ...................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 10
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian ................................................................ 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 12
A. Landasan Teori ...................................................................... 12
1. Definisi Perbankan .......................................................... 12
2. Bank Syariah ................................................................... 12
a. Definisi Bank Syariah ............................................... 12
b. Sistem Operasional Bank Syariah ............................ 13
c. Fungsi Bank Syariah ................................................. 16
d. Produk dan Jasa Bank Syariah .................................. 18
3. Karakteristik Bank Syariah ............................................. 22
4. Perkembangan Bank Syariah di Indonesia ..................... 23
xi
5. Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional ................... 24
6. Kinerja Keuangan Bank Syariah..................................... 26
a. Definisi Kinerja Keuangan Bank Syariah .................. 26
b. Signalling Theory ....................................................... 37
7. IPO (Initial Public Offering) .......................................... 38
8. Tingkat Kesehatan Bank ................................................. 39
9. Metode RGEC ................................................................ 42
B. Penelitian Terdahulu .............................................................. 52
C. Kerangkan Permikiran ........................................................... 54
D. Perumusan Hipotesis .............................................................. 55
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN ................................................ 58
A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 58
B. Metode Pengumpulan Sampel ............................................... 58
C. Metode Pengumpulan Data .................................................... 59
D. Metode Analisis Data ............................................................. 59
E. Operasional Variabel Penelitian ............................................ 62
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................ 64
A. Gambaran Umum Bank Panin Syariah .................................. 64
B. Analisis dan Pembahasan ....................................................... 68
1. Kinerja Bank Panin Syariah sebelum go public ............. 68
2. Kinerja Bank Panin Syariah setelah go public ............... 72
3. Analisis deskriptif variabel penelitian sebelum dan
setelah go public ............................................................. 77
4. Pengujian hipotesis sebelum dan setelah go public ........ 81
5. Penilaian terhadap GCG ................................................. 86
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 91
A. Kesimpulan ........................................................................... 91
B. Saran ..................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 98
LAMPIRAN ............................................................................................... 99
xii
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
2.1 Jaringan Kantor Cabang Perbankan Syariah ....................................... 24
2.2 Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional ....................................... 25
2.3 Ringkasan Penelitian Terdahulu ......................................................... 52
4.1 Komposisi Saham Bank Panin Syariah ............................................... 66
4.2 Nilai Mean Rasio Bank Panin Syariah Sebelum Go Public ............... 61
4.3 Statistik deskriptif Bank Panin Syariah Sebelum Go Public .............. 62
4.4 Nilai Mean Rasio Bank Panin Syariah Setelah Go Public .................. 65
4.5 Statistik deskriptif Bank Panin Syariah Setelah Go Public ................ 66
4.6 Descriptive Statistics Rasio Keuangan Bank Panin Syariah
Sebelum dan Setelah Go Public ........................................................... 77
4.7 Test Statistik Rasio NPF ...................................................................... 81
4.8 Test Statistik Rasio FDR ...................................................................... 82
4.9 Test Statistik Rasio ROA ..................................................................... 83
4.10 Test Statistik Rasio ROE ..................................................................... 84
4.11 Test Statistik Rasio NIM ...................................................................... 85
4.12 Test Statistik Rasio CAR ..................................................................... 85
4.13 Laporan Pelaksanaan GCG Bank Panin Syariah Sebelum dan
Setelah Go Public ................................................................................ 87
xiii
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Skema Operasional Bank Syariah ....................................................... 14
2.2 Fungsi Bank Syariah ........................................................................... 16
2.3 Produk dan Jasa Bank Syariah ............................................................ 18
2.4 Siklus Periode Penilaian Tingkat Kesehatan Bank ............................. 43
2.5 Kerangka Pemikiran ............................................................................ 54
4.1 Perkembangan Aset Bank Panin Syariah ............................................ 66
4.2 Struktur Organisasi Bank Panin Syariah ............................................. 67
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rasio Keuangan Bank Panin Syariah Periode 2013-2014 ..............100
Lampiran 2 Tabel Perhitungan Rasio Keuangan Bank Panin Syariah ............100
Lampiran 2 Output Hasil Pengujian data dengan SPSS 16 ................................102
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip
yang ada dalam ajaran Islam, berfungsi sebagai badan usaha yang menyalurkan
dana dari dan kepada masyarakat atau sebagai lembaga perantara keuangan.
Islamic banking merupakan unit sistem ekonomi Islam yang beroperasi dengan
doktrin dan larangan terhadap praktik riba. Perbankan Islam memiliki peran
strategis dalam meningkatkan kesejahteraan umat, melalui proses intermediasi
kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana maupun penyediaan jasa
keuangan lainnya, berlandaskan prinsip-prinsip syariah. Ketika sistem
perbankan konvensional tidak stabil karena sistem moneter dan memerlukan
biaya yang begitu besar untuk mempertahankannya, perbankan syariah justru
mampu menyelamatkan sebagian ekonomi umat. Kemampuan survival
perbankan Islam dalam era krisis, telah menarik banyak perhatian para banker
konvensional yang kemudian membuka kantor-kantor cabang bank Islam
(Veithzal Rifai, 2008).
Sebagai sebuah lembaga keuangan yang masih relatif baru, keberadaan
bank syariah merupakan keberhasilan dan kebanggaan tersendiri bagi umat
Islam yang konsisten melaksanakan ajaran agama (Muhammad, 2005).
Oleh karena itu industri perbankan di Indonesia semakin diramaikan
dengan adanya bank syariah yang tumbuh pesat, yang menawarkan produk
keuangan dan investasi dengan cara berbeda dengan bank konvensional.
2
Salah satu faktor yang mempercepat pertumbuhan industri perbankan
saat ini adalah strategi manajemen bank dalam melakukan ekspansi yaitu
dengan cara go public yang artinya menjual sebagian sahamnya kepada publik
dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Pada lembaga keuangan
perbankan syariah, satu-satunya bank yang melakukan pencatatan saham di
bursa efek adalah Bank Panin Syariah pada tahun 2014. Dalam situs resmi
Bursa Efek Indonesia menjelaskan manfaat yang dapat diperoleh perusahaan
ketika menjadi perusahaan yang go public melalui pencatatan perdana saham
(initial public offering), diantarnya adalah:
1. Memperoleh sumber pendanaan baru
Dana untuk pengembangan, baik untuk penambahan modal kerja maupun
untuk ekspansi usaha, adalah faktor yang sering menjadi kendala banyak
perusahaan. Dengan menjadi perusahaan publik, kendala pendanaan
tersebut akan lebih mudah diselesaikan. Perolehan dana dapat melalui
penjualan saham kepada publik, mempermudah akses perbankan, dan
mempermudah akses perusahaan untuk masuk ke pasar uang melalui
penerbitan surat utang baik jangka pendek maupun jangka panjang.
2. Memberikan competitive advantage untuk pengembangan usaha
Dengan menjadi perusahaan publik, perusahaan akan memperoleh banyak
keunggulan kompetitif untuk pengembangan usaha di masa yang akan
datang. Misalnya melalui IPO perusahaan memiliki kesempatan untuk
mengajak partner kerjanya seperti supplier dan buyer untuk menjadi
3
pemegang saham. Sebagai perusahaan publik, emiten dituntut oleh banyak
pihak untuk dapat selalu meningkatkan kualitas kerja operasionalnya.
3. Melakukan merger atau akuisisi perusahaan lain dengan pembiayaan
melalui penerbitan saham baru
Pengembangan usaha melalui merger atau akuisisi merupakan salah satu
cara yang cukup banyak diminati untuk mempercepat pengembangan
skala usaha perusahaan.
4. Peningkatan kemampuan going concern
Kemampuan going concern bagi perusahaan adalah kemampuan untuk
tetap dapat bertahan dalam kondisi apapun termasuk dalam kondisi yang
dapat mengakibatkan bangkrutnya perusahaan.
5. Meningkatkan citra perusahaan
Dengan go public, suatu perusahaan akan selalu mendapat perhatian media
dan komunitas keuangan. Artinya, perusahaan tersebut mendapat
publikasi secara cuma-cuma sehingga dapat meningkatkan citranya.
6. Meningkatkan nilai perusahaan
Dengan menjadi perusahaan publik yang sahamnya diperdagangkan di
bursa, setiap saat dapat diperoleh valuasi terhadap nilai perusahaan. Setiap
peningkatan kinerja operasional dan kinerja keuangan, umumnya akan
memiliki dampak terhadap harga saham di bursa.
Berdasarkan pemaparan diatas, apabila bank akan melakukan pencatatan
sahamnya di bursa efek, diperlukan kondisi yang sehat untuk menjaga loyalitas
dan kepercayaan pemegang saham maupun masyarakat (nasabah) dalam
4
menghimpun dan menyalurkan dana serta menyediakan jasa. Selain
memerlukan kondisi yang sehat, bank juga harus memiliki kecukupan modal
dan konsisten dalam peningkatan laba sekurang-kurangnya dalam jangka lima
tahun.
Menurut UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah, bank
wajib memelihara tingkat kesehatannya. Kesehatan bank harus dipelihara
dan/atau ditingkatkan agar kepercayaan masyarakat terhadap bank dapat tetap
terjaga. Selain itu, tingkat kesehatan bank digunakan sebagai salah satu sarana
dalam melakukan evaluasi terhadap kondisi dan permasalahan yang dihadapi
bank serta menentukan tindak lanjut untuk mengatasi kelemahan atau
permasalahan bank, baik berupa corrective action oleh bank maupun
supervisory action oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Kesehatan bank yang merupakan cerminan kondisi dan kinerja bank
merupakan sarana bagi otoritas pengawas dalam menetapkan strategi dan fokus
pengawasan terhadap bank. Selain itu, kesehatan bank juga menjadi
kepentingan semua pihak terkait, baik pemilik, pengelola (manajemen), dan
masyarakat pengguna jasa Bank (Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
8/POJK.03/2014).
Kebijakan tersebut pada dasarnya ditujukan untuk menciptakan dan
memelihara kesehatan bank. Kesehatan atau kondisi keuangan dan non
keuangan bank merupakan kepentingan semua pihak terkait tersebut untuk
mengevaluasi kinerja bank dalam menerapkan prinsip kehati-hatian, kepatuhan
terhadap ketentuan yang berlaku dan manajemen risiko.
5
Industri perbankan di Indonesia menguasai sekitar 93% dari total asset
industri keuangan. Dalam kondisi yang demikian, apabila lembaga perbankan
tidak sehat dan tidak dapat berfungsi secara optimal, maka dapat dipastikan
akan berakibat pada terganggunya kegiatan perekonomian (Yunus Husein,
2003 dalam Marnov, 2009).
Perkembangan industri perbankan, terutama produk dan jasa yang
semakin kompleks dan beragam akan meningkatkan eksposur risiko yang
dihadapi bank. Perubahan eksposur risiko bank dan penerapan manajemen
risiko akan mempengaruhi profil risiko bank yang selanjutnya berakibat pada
kondisi bank secara keseluruhan (Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
8/POJK.03/2014).
Apabila suatu sistem perbankan dalam kondisi yang tidak sehat, maka
fungsi bank sebagai lembaga intermediasi tersebut, dan alokasi serta
penyediaan dana dari perbankan untuk kegiatan investasi dan membiayai
sektor-sektor yang produktif dalam perekonomian menjadi terbatas. Sistem
perbankan yang tidak sehat juga akan mengakibatkan lalu lintas pembayaran
yang dilakukan oleh sistem perbankan tidak lancar dan efisien. Selain itu,
sistem perbankan yang tidak sehat juga akan menghambat efektivitas kebijakan
moneter (Bank Indonesia, 2003).
Memburuknya kondisi tingkat kesehatan perbankan disebabkan oleh
banyak faktor yang sangat beragam. Faktor utama yang hampir dihadapi
seluruh perbankan adalah membengkaknya jumlah kredit yang bermasalah dan
kredit macet. Semakin banyaknya kredit bermasalah dan kredit macet yang
6
muncul akhir-akhir ini, semakin memperkeruh suasana bahkan menjadi
dampak kesulitan perbankan saat ini. Akhir-akhir ini istilah bank sehat atau
tidak sehat semakin populer. Berbagai kejadian aktual, tentang perbankan
seperti merger dan likuidasi selalu dikaitkan dengan kesehatan bank. Oleh
karenanya sebuah bank tentunya memerlukan suatu analisis untuk mengetahui
kondisinya setelah melakukan kegiatan operasionalnya dalam jangka waktu
tertentu. Analisis yang dilakukan berupa penilaian tingkat kesehatan bank.
Kesehatan suatu bank adalah kemampuan suatu bank untuk melakukan
kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua
kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan
perbankan yang berlaku (Wardani, 2009).
Berdasarkan PBI No. 13/1/PBI/2011 bank umum memiliki aturan baru
mengenai penilaian tingkat kesehatan. Cakupan penilaiannya menggunakan
pendekatan risiko dengan faktor-faktor yang dinilai antara lain Risk profile
(Profil Risiko), Good Corporate Governance (GCG), Earnings (Rentabilitas),
Capital (Permodalan). Penilaian tingkat kesehatan bank ini dikenal dengan
metode RGEC, namun berdasarkan peraturan tersebut, metode ini hanya
digunakan untuk bank umum konvensional. Sedangkan bank syariah hingga
tahun 2013 masih menggunakan metode CAMELS (Capital, Assets,
Management, Earnings, Liquidity, Sensitivity). Akan tetapi sejak diterbitkan
POJK Nomor 8/03/2014 barulah bank syariah memiliki pedoman baru dalam
penilaian tingkat kesehatannya yaitu dengan menggunakan metode RGEC,
karena isi dari POJK Nomor 8/03/2014 hampir sama dengan PBI No.
7
13/1/PBI/2011 yang menjelaskan bahwa penilaian tingkat kesehatan bank
dilakukan dengan pendekatan risiko RBBR (Risk-based Bank Rating) dengan
menggunakan faktor RGEC (Risk profile, GCG, Earnings, Capital).
Dalam prospektus perusahaan yang akan go public, pada penelitian ini
yaitu PT Panin Syariah, Tbk menyebutkan bahwa perusahaan setelah IPO
(Initial Public Offering) akan mengalami peningkatan kinerja yang dapat
dilihat dari penggunaan dana dimana dana yang diperoleh dari hasil penjualan
saham sekitar 80% akan digunakan sebagai modal kerja guna memperkuat
struktur pendanaan jangka panjang, serta sekitar 20% untuk pengembangan
jaringan termasuk didalamnya infrastruktur perseroan. Hal ini juga disebutkan
dalam Tandelilin (2010) dimana investasi sebagai komitmen atas sejumlah
dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan
memperoleh keuntungan dimasa depan. Dengan meningkatnya daya tarik
seorang terhadap investasi memicu sebuah perusahaan untuk melakukan Initial
Public Offering dengan harapan perusahaan setelah pelaksanaan IPO, dapat
memberikan peluang yang besar untuk jangka panjang bagi perusahaan seperti
peningkatan dari segi kinerja perusahaan/manajemen, modal yang dimiliki,
laba yang diperoleh, kinerja keuangan, dan kualitas.
Namun teori tersebut bertolakbelakang dengan fenomena yang terjadi
bahwa perusahaan setelah melakukan IPO (Initial Public Offering) mengalami
penurunan kinerja. Hal ini didukung berdasarkan beberapa penelitian
diantaranya Perdana (2010) melakukan penelitian tentang kinerja keuangan
perusahaan sebelum dan sesudah go public studi kasus pada PT. Surya Citra
8
Medika Tbk. alat analisis yang digunakan yaitu rasio likuiditas, aktivitas,
leverage, dan profitabilitas. Penelitiannya menggunakan time series analysis.
Hasilnya menunjukkan bahwa secara keseluruhan kinerja keuangan PT. Surya
Citra Medika Tbk mengalami penurunan pasca go public apabila dibandingkan
dengan periode sebelum go public.
Penelitian yang dilakukan oleh (Gumanti, 2007 dalam Adhisyahfitri
Evalina Ikhsan) dengan periode pengamatan tahun 1995 dan 1996 dengan
objek seluruh perusahaan non keuangan yang telah go public menggunakan
rasio operating performance dengan indikatornya yaitu operating return on
asset, operating cash flow, salesh growth dan total asset turn over,
menunjukkan bahwa perusahaan yang baru go public di pasar modal Indonesia
tidak mampu mempertahankan kinerja operasinya dalam jangka waktu sampai
dengan tiga tahun setelah go public. Penelitian yang sama dilakukan oleh
Adhisyahfitri Evalina Ikhsan dengan periode yang berbeda yaitu 2001-2004
dimana hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kinerja
perusahaan sebelum dan sesudah melakukan IPO dan membuktikan bahwa
adanya penurunan kinerja perusahaan sesudah melakukan IPO yang dilihat dari
rasio Operating Return On Asset, Operating Cash Flow, Sales Growth, Total
Asset Turn Over, Cash Flow To Net Income dan Cash Flow Return On Sales.
Dari hasil uraian diatas, beberapa alasan yang mendasari peneliti
termotivasi untuk melakukan penelitian ini diantaranya sebagai berikut:
1. Peneliti ingin melihat apakah kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan
setelah go public mengalami penurunan kinerja seperti fenomena yang
9
terjadi atau justru mengalami peningkatan seperti yang telah tertera dalam
teori tentang kinerja perusahaan setelah IPO dan juga berdasarkan
prospektus Bank Panin Syariah.
2. Alasan peneliti menggunakan metode RGEC (Risk profile, GCG, Earnings,
Capital) dalam menilai kinerja Bank Panin Syariah pada penelitian ini
karena mengacu pada Peraturan OJK Nomor 8/03/2014 tentang penilaian
tingkat kesehatan bank umum syariah dan unit usaha syariah. Selain itu,
berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ardie Wira Hari P
(2014) dengan penelitian berjudul “Pengukuran Kinerja Bank Syariah
dengan Metode RGEC” yang menunjukkan bahwa metode RGEC lebih
baik dibandingkan dengan metode sebelumnya yaitu CAMEL dan
CAMELS. Disamping itu, rasio-rasio yang digunakan berbeda dengan
penelitian-penelitian sebelumnya, dengan harapan hasil dari penelitian ini
sesuai dengan teori mengenai kinerja perusahaan sebelum dan setelah go
public yaitu menunjukkan terjadinya peningkatan dalam hal kinerja secara
keseluruhan setelah melakukan go public.
Menghadapi persaingan di sektor perbankan khususnya perbankan
syariah yang semakin tumbuh dan cukup ketat, maka manajemen perlu untuk
mengukur kinerja bank untuk diketahui oleh berbagai pihak yang nantinya
berdampak kepada kepercayaan pihak-pihak yang berkentingan. Mengacu
pada hal tersebut, maka peneliti berkeinginan untuk meneliti lebih lanjut
penelitian tentang kinerja perusahaan sebelum dan setelah go public seperti
10
yang telah dipaparkan sebelumnya, dalam hal ini perusahaan yang dimaksud
perusahaan dalam sektor perbankan, yakni Bank Syariah.
Berdasarkan beberapa alasan yang telah dipaparkan diatas, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang bersjudul “ANALISIS
PERBANDINGAN KINERJA BANK SYARIAH SEBELUM DAN
SETELAH GO PUBLIC DENGAN METODE RGEC (Studi Kasus Bank
Panin Syariah Periode 2013-2014)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
permasalahan pokok yang akan dilakukan pengujian dalam penelitian ini
adalah:
1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin
Syariah sebelum dan setelah go public jika menggunakan metode RGEC
pada rasio NPF, FDR, ROA, ROE, NIM, CAR dan faktor GCG?
2. Seberapa besarkah perbedaan kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan
setelah go public jika menggunakan metode RGEC pada rasio NPF, FDR,
ROA, ROE, NIM, CAR dan faktor GCG?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan Bank Panin Syariah
sebelum dan setelah go public menggunakan metode RGEC pada rasio NPF,
FDR, ROA, ROE, NIM, CAR dan faktor GCG.
11
2. Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan kinerja Bank Panin Syariah
sebelum dan setelah go public jika menggunakan metode RGEC pada rasio
NPF, FDR, ROA, ROE, NIM, CAR dan faktor GCG.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang didapat dari penelitian antara lain:
1. Kontribusi Teoritis
a. Peneliti/ Akademisi
Sebagai media informasi untuk memperluas wawasan mengenai
tingkat kesehatan bank dengan pendekatan RGEC, serta menambah
referensi dalam melakukan penelitian sehingga diharapkan dapat
bermanfaat bagi penulis di masa mendatang.
b. Peneliti Berikutnya
Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan melaksanakan
penelitian lebih lanjut mengenai topik dalam penelitian ini.
2. Kontribusi Praktis
a. Bagi Bank Panin Syariah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dan
informasi yang dapat membantu manajemen dalam upaya menjaga
tingkat kesehatan bank
b. Bagi Industri Perbankan
Sebagai bahan pertimbangan bagi bank syariah lain yang akan
melakukan go public.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Definisi Perbankan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 dan perubahan
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan disebutkan bahwa
definisi bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan jenis bank berdasarkan kegiatan
operasionalnya, bank menganut dual banking system atau sistem perbankan
ganda yaitu perbankan konvensional yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional dan dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran, dan perbankan syariah yaitu bank yang melaksanakan
kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau
sebagai financial intermediary (Susilo, 2000).
2. Bank Syariah
a. Definisi Bank Syariah
Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang
bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan
usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
13
Sedangkan yang dimaksud bank syariah adalah bank yang menjalankan
kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya
terdiri atas bank umum syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah (UU
Nomor 21 tahun 2008).
Berbeda dengan bank konvensional yang menggunakan prinsip
bunga, bank syariah menggunakan prinsip bagi hasil, hal ini berdasarkan
dasar hukum Islam tentang larangan riba, yang terdapat pada (Q.S Ali
Imran Ayat 130) sebagai berikut:
ت ن ف ح ل اقفنالت الله ت ل ع كفملت ت ف اع ةت و ع افات مت ض ب ات أ ضل نفنالت ال ت ألكففنالت الرهح ت آم ين ات الذح ي ات أ يه
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba
dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya
kamu mendapat keberuntungan”.
b. Sistem Operasional Bank Syariah
Menurut Rizal Yaya, dkk., (2009: 57) sistem operasional bank
syariah dapat digambarkan dalam mekanisme atau skema alur sebagai
berikut:
14
1. Penghimpunan
dana
2. Penyaluran dana
5. Penyaluran jasa
4. menyalurkan pendapatan
Bagi hasil/bonus Bagi hasil, margin, fee
3. menerima pendapatan
Gambar 2.1
Skema Sistem Operasional Bank Syariah
Keterangan:
1) Sistem operasional bank syariah dimulai dari kegiatan penghimpunan
dana dari masyarakat. Penghimpunan dana dapat dilakukan dengan
skema investasi maupun skema titipan. Dalam penghimpunan dana
dalam skema investasi (mudharabah) dari nasabah pemilik dana
(shahibul maal), bank syariah berperan sebagai pengelola dana atau
mudharib. Adapun pada penghimpunan dana dalam skema titipan
(wadiah), bank syariah berperan sebagai penerima titipan.
2) Dana yang diterima oleh bank syariah selanjutnya disalurkan kepada
berbagai pihak, antara lain mitra investasi, pengelola investasi,
Nasabah
pemilik
dan
penitip
dana
Jasa
administrasi,
tabungan,
ATM,
transfer,
kliring, L/C
Bank
Garansi,
Transaksi
valas, dsb.
BANK
SYARIAH
Sebagai
pengelola
dana/
penerima
dana titipan
Sebagai
pemilik
dana/penjual/
pemberi sewa
Sebagai
penyedia jasa
keuangan
- Nasabah
mitra,
pengelola
investasi,
pembeli,
penyewa
- Instrumen
penyaluran
dana lain
yang
dibolehkan
15
pembeli barang, dan penyewa barang atau jasa yang disediakan oleh
bank syariah. Pada saat dana disalurkan dalam bentuk investasi, bank
syariah berperan sebagai pemilik dana. Pada saat dana disalurkan
dalam bentuk jual beli, bank syariah berperan sebagai pemilik
penjual. Pada saat dana disalurkan dalam pengadaan objek sewa,
bank syariah berperan sebagai pemberi sewa.
3) Dari penyaluran dana kepada berbagai pihak, bank syariah
selanjutnya menerima pendapatan bagi hasil dari investasi, margin
dari jual beli, fee dari sewa, dan berbagai jenis pendapatan yang
diperoleh dari instrumen penyaluran dana lain yang dibolehkan.
4) Pendapatan yang diterima dari kegiatan penyaluran dana selanjutnya
dibagikan kepada nasabah pemilik dana atau penitip dana. Penyaluran
dana kepada pemilik dana bersifat wajib sesuai dengan porsi bagi
hasil yang disepakati. Adapun penyaluran dana kepada nasabah
penitip dana bersifat sukarela tanpa ditetapkan dimuka sebelumnya
dan biasa disebut dengan istilah bonus (Yaya, Rizal dkk, 2009: 58).
5) Selain melaksanakan aktivitas penghimpunan dan penyaluran, bank
syariah dalam sistem operasionalnya juga memberikan jasa layanan
keuangan seperti jasa ATM, transfer, L/C, bank garansi, dan lain
sebagainya. Oleh karena jasa tersebut dilakukan tanpa menggunakan
dana dari pemilik dana maupun penitip dana, maka pendapatan yang
diperoleh dari jasa tersebut dapat dimiliki sepenuhnya oleh bank
syariah tanpa harus dibagikan (Yaya, Rizal dkk, 2009: 58).
16
c. Fungsi Bank Syariah
Berdasarkan pasal 4 UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan
syariah, disebutkan bahwa bank syariah wajib menjalankan fungsi
menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. Bank syariah juga dapat
menjalankan fungsi sosial dalam bentuk baitul maal. Hal ini dapat dilihat
dari skema fungsi bank syariah sebagai berikut:
Gambar 2.2
Fungsi Bank Syariah
Keterangan:
1) Dalam fungsi sebagai manajer investasi, dapat dilihat pada segi
penghimpunan dana oleh bank syariah, khususnya dana mudharabah.
Dengan fungsi ini, bank syariah bertindak sebagai manajer investasi
dari pemilik dana (shahibul maal) dalam hal dana tersebut harus
dapat disalurkan pada penyaluran yang produkif, sehingga dana yang
17
dihimpun dapat menghasilkan keuntungan yang akan dibagihasilkan
antara bank syariah dan pemilik dana (Yaya, Rizal, 2009: 48).
2) Dalam fungsi sebagai investor, dapat dilihat dari segi penyaluran
dana. Sebagai investor, penanaman dana yang dilakukan oleh bank
syariah harus dilakukan pada sektor-sektor yang produktif dengan
risiko yang minim dan tidak melanggar ketentuan syariah. Selain itu,
dalam menginvestasikan dana bank syariah harus menggunakan alat
investasi yang sesuai dengan syariah. Investasi yang sesuai dengan
syariah meliputi akad jual beli (murabahah, salam, dan istishna) akad
investasi (mudharabah dan musyarakah) akad sewa menyewa (ijarah
dan ijarah muntahiyya bittamlik) dan akad lainnya yang dibolehkan
oleh syariah (Yaya, Rizal, 2009: 48).
3) Dalam fungsi sebagai jasa layanan keuangan, bank syariah
memberikan layanan kliring, inkaso, transfer, pembayaran gaji, L/C,
dan lain sebagainya (Yaya, Rizal, 2009: 48).
4) Dalam fungsi sosial, bank syariah menggunakan dua instrumen yaitu
instrumen zakat, infak, sadaqah dan wakaf (ZISWAF) dan instrumen
qardhul hasan. Instrumen ZISWAF berfungsi untuk menghimpun
ZISWAF dari masyarakat, pegawai bank, serta bank sendiri sebagai
lembaga milik para investor. ZISWAF selanjutnya disalurkan kepada
yang berhak dalam bentuk bantuan atau hibah untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Instrumen qardhul hasan berfungsi
menghimpun dana dari penerimaan yang tidak memenuhi kriteria
18
yang halal serta dana infak dan sadaqah yang tidak diperuntukkan
secara spesifik oleh yang memberi (Yaya, Rizal, 2009: 48).
d. Produk dan Jasa Bank Syariah
Produk dan jasa yang dipergunakan oleh perbankan syariah di
Indonesia dalam operasinya adalah sebagai berikut:
Gambar 2.3
Produk dan Jasa Bank Syariah
Keterangan:
1. Produk Penghimpunan Dana
a. Prinsip wadiah
Wadiah berarti titipan dari satu pihak kepada pihak lain, baik
individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan
oleh penerima titipan. Wadiah dibagi atas dua, yaitu wadiah yad
amanah dan wadiah yad dhamanah. Wadiah yad dhamanah adalah
titipan yang selama belum dikembalikan kepada penitip dapat
19
dimanfaatkan oleh penerima titipan. Sedangkan wadiah yad amanah
adalah penerima titipan tidak boleh memanfaatkan barang titipan
sampai si penitip mengambil titipannya. Dalam bank syariah,
biasanya menggunakan prinsip yad dhamanah dengan produk giro
dan tabungan (Ascarya, 2008: 42).
b. Mudharabah
Mudharabah merupakan bentuk akad bagi hasil ketika pemilik
dana/modal, biasa disebut shahibul maal menyediakan dana kepada
pengusaha sebagai pengelola, biasa disebut mudharib, untuk
melakukan aktivitas produktif dengan syarat bahwa keuntungan yang
dihasilkan akan dibagi diantara mereka menurut kesepakatan yang
ditentukan sebelumnya dalam akad. Produk dari akad mudharabah
adalah tabungan dan deposito (Ascarya, 2008: 60).
2. Produk Penyaluran Dana
Dalam produk penyaluran dana pada bank syariah, terbagi menjadi
tiga akad, diantaranya:
1) Akad Jual Beli
a. Murabahah
Adalah transaksi jual beli dimana bank menyebut jumlah
keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual, sementara
nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari
pemasok ditambah keuntungan (margin) (Karim, Adiwarman,
2006).
20
Dalil tentang murabahah adalah sebagai berikut:
ت ةت ع نل ار ت حج ت كفن ل ت أ ت إحال لح ت بحاللب اطح ت ب يلن كفمل ال كفمل ن كففنات أ ملت أل نفنات ال ت آ م ين ات الذح ي ات أ يه
فنات أ نلفس ت تف ت قل ال ت و نلكفمل اضت مح يمات ر حح ت ر ت بحكفمل ا ت الل ت ك ت إح كفمل
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman, janagnlah kalian memakan
harta-harta kalian di antara kalian dengan cara yang batil,
kecuali dengan perdagangan yang kalian saling ridha. Dan
janganlah kalian membunuh diri-diri kalian, sesungguhnya Allah
itu Maha Kasih Sayang kepada kalian (Q.S An-Nisa: 29)”.
b. Salam
Salam merupakan bentuk jual beli dengan pembayaran dimuka
dan penyerahan barang dikemudian hari dengan harga,
spesifikasi, jumlah kualitas, tanggal, dan tempat penyerahan yang
jelas, serta disepekati sebelumnya dalam perjanjian (Ascarya,
2008: 90).
c. Istishna
Istishna adalah memesan kepada perusahaan untuk
memproduksi barang atau komoditas tertentu untuk
pembeli/pemesan. Istishna merupakan salah satu bentuk jual beli
dengan pemesanan yang mirip dengan salam yang merupakan
bentuk jual beli forward kedua yang dibolehkan oleh syariah
(Ascarya, 2008:96).
2) Akad Bagi Hasil
a. Mudharabah
21
Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak
dimana pihak pertama menyediakan seluruh modal, sedangkan
pihak lainnya menjadi pengelola (Antonio, Muhammad Syafi’i,
2001: 95).
b. Musyarakah
Merupakan akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk
suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan
kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko
akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan (Antonio,
Muhammad Syafi”i, 2001:90).
3. Produk Jasa dan Keuangan
a. Wakalah
Wakalah dalam perbankan terjadi apabila nasabah memebrikan kuasa
kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan jasa
tertentu, seperti pembukuan L/C, inkaso, dan transfer uang (Karim,
Adiwarman, 2006: 107).
b. Kafalah
Kafalah (guarantee) adalah jaminan, beban, atau tanggungan yang
diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk
memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung (Antonio,
Muhammad Syafi”i, 2001:123).
c. Hawalah
22
Adalah pengalihan utang/piutang dari orang yang berhutang/
berpiutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya atau
menerimanya (Ascarya, 2008: 107).
d. Sharf
Sharf adalah jual beli suatu valuta dengan valuta asing, jual beli mata
uang yang tidak sejenis ini, penyerahannya harus dilakukan pada
waktu yang sama. Bank mengambil keuntungan dari jual beli valuta
asing ini (Karim, Adiwarman, 2006:112).
e. Rahn
Rahn adalah pelimpahan kekuasaan oleh satu pihak kepada pihak lain
(bank) dalam hal- hal yang boleh diwakilkan. Atas jasanya, maka
penerima kekuasaan dapat meminta imbalan tertentu dari pemberi
amanah (Ascarya, 2008: 108).
f. Qardh
Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih
atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa
mengharapkan imbalan (Antonio, Muhammad Syafi”i, 2001:131).
3. Karakteristik Bank Syariah
Menurut (Ikatan Akuntan Indonesia: 2002) karakteristik perbankan
syariah diantaramya:
a. Pelarangan riba dalam berbagai bentuknya
b. Tidak mengenal konsep nilai waktu dari uang (time value of money)
c. Konsep uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas
23
d. Tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang bersifat spekulatif
e. Tidak diperkenankan menggunakan dua harga untuk satu barang
f. Tidak diperkenankan dua transaksi dalam satu akad
4. Perkembangan Bank Syariah
Pada awal 1980-an, diskusi mengenai bank syariah sebagai pilar
ekonomi Islam mulai dilakukan. Beberapa uji coba pada skala yang
relatif terbatas telah diwujudkan. Diantaranya Baitut Tamwil-Salman di
bandung dan koperasi Ridho Gusti di Jakarta. Akan tetapi prakarsa lebih
khusus untuk mendirikan bank Islam di Indonesia baru dilakukan pada
tahun 1990. Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18-20 Agustus
1990 menyelenggarakan lokakarya bunga bank dan perbankan di
Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Hasil lokakarya tersebut dibahas lebih lanjut
pada musyawarah nasional IV MUI dan membentuk kelompok kerja
untuk mendirikan bank Islam Indonesia. Kegiatan operasional bank
syariah baru dimulai pada tahun 1992 melalui pendirian PT. Bank
Muamalat Indonesia, Tbk atau empat tahun setelah deregulasi pakto 88.
Pakto 88 adalah keputusan pemerintah untuk memperkenankan
berdirinya bank-bank baru yang dikeluarkan tanggal 10 Oktober 1998
(Wira, Ardie, 2014).
Perkembangan bank syariah di Indonesia cukup mengalami
peningkatan misalnya dari banyaknya jumlah kantor cabang bank
syariah. Pada saat ini total kantor cabang bank syariah sebanyak 2.881.
24
Hal ini dapat dilihat dari Tabel 2.1 data statistik menurut OJK (Otoritas
Jasa Keuangan) pada bulan Juni 2015 sebagai berikut:
Tabel 2.1
Jaringan Kantor Bank Perbankan Syariah
Sumber: Data Statistik OJK diakses pada Juni 2015
5. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Menurut Syafi’i Antonio (2001: 34) pada tabel 2.2 terdapat
beberapa perbedaan bank syariah dan bank konvensional berdasarkan
beberapa aspek operasional berikut ini:
Jaringan Kantor perbankan syariah
(Islamic Banking Network)
Indikator 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Bank Umum Syariah
- Jumlah bank
- Jumlah kantor
Unit Usaha Syariah
- Jumlah bank
umum
konvensional yang
memiliki UUS
- Jumlah kantor
Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah
- Jumlah bank
- Jumlah kantor
6
711
25
287
138
225
11
1.215
23
262
150
286
11
1.401
24
336
155
364
11
1.745
24
517
158
401
11
1.998
23
590
163
402
12
2.151
22
320
163
439
12
2.121
22
327
161
433
Total kantor 1.223 1.763 2.101 2.663 2.990 2.910 2.881
25
Tabel 2.2
Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional
BANK SYARIAH BANK KONVENSIONAL
- Melakukan investasi-investasi
yang halal saja.
- Berdasarkan prinsip bagi hasil,
jual beli atau sewa.
- Profit dan falah oriented.
- Hubungan dengan nasabah dalam
bentuk hubungan kemitraan.
- Penghimpunan dan penyaluran
dana harus sesuai dengan fatwa
Dewan Pengawasan Syariah.
- Investasi yang halal dan haram.
- Memakai perangkat bunga.
- Profit oriented.
- Hubungan dengan nasabah dalam
bentuk hubungan debitor-debitor.
- Tidak terdapat Dewan sejenis.
Perbedaan diantara keduanya hanya terletak pada prinsip
operasional yang digunakannya. Jika dalam bank syariah beroperasi
berdasarkan prinsip bagi hasil, sedangkan dalam bank konvensional
berdasarkan bunga. Dengan kata lain, kedudukan bank syari’ah dalam
hubungannya dengan nasabah sebagai mitra investor dan pedagang atau
pengusaha, sedangkan pada bank konvensional sebagai kreditur dan
debitur.
26
6. Kinerja Keuangan Bank Syariah
a. Definisi Kinerja Keuangan Bank Syariah
Kinerja bank secara keseluruhan merupakan gambaran prestasi
yang dicapai bank dalam operasionalnya, baik menyangkut aspek
pemasaran, keuangan, penghimpunan, dan penyaluran dana, serta
teknologi maupun sumber daya manusia. Kinerja keuangan bank
merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu
baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana
yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan
profitabilitas bank (Jumingan, 2006).
Dibawah ini merupakan ayat yang menjelaskan tentang kinerja:
ت اللغ يلت ت إحل ىت ع الحمح دو س تفر ت ت و نفن مح ؤل اللمف سفنلفهفت و ر ت و كفمل فت ع م ىت الل فنات ف س ي ر م ت اعل قفلح بحت و
ت فن ت علم ات كفنلتفمل ت بحم اد ةحت ف يفن بهحئفكفمل الشه و
Artinya:
Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan
yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan (Q.S. At-Taubah: 105).”
Kinerja keuangan adalah gambaran tentang setiap hasil ekonomi
yang mampu diraih oleh perusahaan perbankan pada saat periode tertentu
melalui aktifitas-aktifitas perusahaan untuk menghasilkan keuntungan
secara efisien dan efektif, yang dapat diukur perkembangannya dengan
mengadakan analisis terhadap data-data keuangan yang tercermin dalam
laporan keuangan. Untuk mengukur sebuah keberhasilan perusahaan
27
pada umumnya berfokus pada laporan keuangan disamping data-data non
keuangan lain sebagai penunjang. Informasi kinerja bermanfaat untuk
memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari
sumber dana yang ada (Ardiyana dan Muid, 2013).
Menurut Dewan Standar Akuntansi Syariah Ikatan Akuntan
Indonesia (2014:6) tujuan dari laporan keuangan adalah menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan
posisi keuangan suatu entitias syariah yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Disamping itu,
tujuan lainnya adalah:
a. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua
transaksi dan kegiatan usaha
b. Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah, serta
informasi aset, kewajiban, pendapatan, dan beban yang tidak sesuai
dengan prinsip syariah, bila ada, bagaimana perolehan dan
penggunannya
c. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung
jawab entitas syariah terhadap amanah dala mengamankan dana,
menginvestasikannya pada tingkat keuntungan yang layak
d. Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh
penanam modal dan pemilik dan syirkah temporer, dan informasi
mengenai pemenuhan kewajiban (obligation) fungsi sosial entitas
28
syariah, termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat, infak, sedekah,
dan wakaf.
Laporan keuangan dapat dianalisis dengan menggunakan alat
ukur yaitu rasio keuangan. Rasio dapat menggambarkan suatu hubungan
antara jumlah tertentu dengan jumlah yang lainnya. Analisis yang
dilakukan terhadap laporan keuangan tersebut kemudian dapat digunakan
sebagai gambaran tentang kondisi perusahaan.
Jadi rasio keuangan adalah rasio yang digunakan untuk
membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan
cara membagi suatu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat
dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan
keuangan atau antar komponen yang ada diantara laporan keuangan.
Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam
satu periode maupun beberapa periode (Kasmir, 2010).
Sedangkan beberapa rasio keuangan yang dapat digunakan dalam
mengukur kinerja bank adalah sebagai berikut:
1) NPF (Non Performing Financing)
NPF adalah tingkat pengembalian kredit yang diberikan deposan
kepada bank dengan kata lain NPF merupakan tingkat kredit macet pada
bank tersebut. NPF dapat diketahui dengan cara menghitung pembiayaan
non lancar terhadap total pembiayaan. Apabila semakin rendah NPF
maka bank tersebut akan semakin mengalami keuntungan, sebaliknya
bila NPF tinggi maka bank tersebut akan mengalami kerugian yang
29
diakibatkan tingkat pengembalian kredit macet (Rahmat, Muhammad,
2012).
Menurut Bank Indonesia berdasarkan lampiran Surat Edaran BI
Nomor 13/24/DPNP kredit atau pembiayaan bermasalah adalah kredit
dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet. NPF adalah tingkat
pengembalian kredit atau pembiayaan yang diberikan deposan kepada
bank, dengan kata lain NPF merupakan tingkat pembiayaan macet pada
bank tersebut. NPF diketahui dengan cara menghitung pembiayaan non
lancar terhadap total pembiayaan. NPF berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan laba.
Rumus NPF adalah sebagai berikut:
𝑁𝑃𝐹 =𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛× 100%
Standar terbaik NPF menurut PBI No. 10 tahun 2008
mengharuskan nilai NPF dibawah 5%, sementara bank dianggap buruk
jika nilai NPF nya diatas 8%. Variabel NPF memiliki skor nilai sebagai
berikut:
- Lebih besar 8%, skor nilai 0
- Antara 5% - 8%, skor nilai 80
- Antara 3% - 5%, skor nilai 90
- Kurang dari 3%, skor nilai 100
2) FDR (Financing to Deposit Ratio)
FDR adalah rasio antara jumlah pembiayaan yang diberikan bank
dengan dana yang diterima oleh bank. FDR ditentukkan oleh
30
perbandingan antara jumlah pinjaman yang diberikan dengan seluruh
dana yang berhasil dihimpun. Rasio ini merupakan teknik atau
kemampuan likuiditas bank (Savitri, 2011).
Rasio FDR adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat
likuiditas bank. Likuiditas adalah kemampuan bank dalam memenuhi
kewajibannya. Kewajiban tersebut antara lain; 1) dapat membayar
kembali semua deposannya, serta 2) dapat memenuhi permintaan kredit
yang diajukan para debitur tanpa terjadi penangguhan (Setyorini, 2012
dalam Doloksaribu, Tia). Rasio FDR berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan laba.
Rumus FDR adalah sebagai berikut:
𝐹𝐷𝑅 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛
𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑝𝑖ℎ𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎× 100%
Standar terbaik FDR menurut PBI No. 14 tahun 2012 tentang
pendanaan jangka pendek bagi bank umum syariah adalah 85-110%.
Variabel FDR memiliki skor nilai yang telah ditentukan sebagai berikut:
- Kurang dari 50%, skor nilai 0
- Antara 50% - 85% skor nilai 80
- Lebih dari 110%, skor nilai 90
- Antara 85% - 110%, skor nilai 100
3) ROA (Return on Asset)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank
dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Semakin besar ROA
semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan
31
menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik (Aprila, Nurul,
2014).
Menurut Riyadi, 2006 dalam Iqbal, 2013 menyatakan bahwa ROA
adalah rasio rentabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba
(sebelum pajak) dengan total aset bank, rasio ini menunjukkan efisiensi
pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan.
Kegunaan Return On Assets (ROA) menurut Yuliani (2006) adalah
ROA menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan
income dari pengelolaan aset yang dimiliki.
Rumus ROA adalah sebagai berikut:
𝑅𝑂𝐴 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡× 100%
Menurut ketentuan BI, standar terbaik ROA adalah 1,5. Variabel
ROA memiliki skor nilai sebagai berikut:
- Kurang dari 0%, skor nilai 0
- Antara 0% - 1%, skor nilai 80
- Antara 1% - 2%, skor nilai 90
- Lebih dari 2%, skor nilai 100
4) ROE (Return on Equity)
ROE menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola
modal yang tersedia untuk mendapatkan net income. Semakin tinggi
return semakin baik, berarti dividen yang dibagikan atau ditanamkan
kembali sebagai retained earning juga semakin besar (Kuncoro, 2002
dalam Rahmat, Muhammad, 2002).
32
Rasio ini digunakan untuk mengukur kinerja manajemen bank
dalam mengelola modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah
pajak. Semakin besar ROE, semakin besar pula tingkat keuntungan yang
dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi
bermasalah semakin kecil. Laba setelah pajak adalah laba bersih dari
kegiatan operasional setelah dikurangi pajak sedangkan rata-rata total
ekuitas adalah rata-rata modal inti yang dimiliki bank, perhitungan modal
inti dilakukan berdasarkan ketentuan kewajiban modal minimum yang
berlaku. Menurut ketentuan BI, standar terbaik ROE adalah lebih dari
lima persen (>12%).
Rumus ROE adalah sebagai berikut:
𝑅𝑂𝐸 = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦× 100%
5) NIM (Net Interest Margin)
Pengertian Net Interest Margin (NIM) menurut Surat Edaran Bank
Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 adalah perbandingan
antara pendapatan bunga bersih terhadap rata-rata aktiva produktifnya.
Rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan yang diperoleh
bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan
operasionalnya. Dalam bank syariah, NIM dapat juga dinamakan Net
Operating Margin (NOM) karena dalam syariah tidak menganut prinsip
bunga. Semakin besar NIM pada suatu pada, semakin baik pula kinerja
bank tersebut, karena NIM berpengaruh positif terhadap pertumbuhan
laba. Rasio ini juga dapat dikatakan untuk mengukur kemampuan
33
manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk
menghasilkan pendapatan bunga bersih (Iqbal, Muhammad, 2013).
Menurut ketentuan BI, standar terbaik NIM adalah 12%.
Rumus NIM adalah sebagai berikut:
𝑁𝐼𝑀 =𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓× 100%
6) CAR (Capital Adequacy Ratio)
Kasmir (2009) menjelaskan CAR adalah rasio yang
memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung
risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) yang
dibiayai dari dana modal sendiri bank baik dari sumber-sumber di luar
bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain. CAR
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba.
Rumus CAR adalah sebagai berikut:
𝐶𝐴𝑅 =𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙
𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑀𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜× 100
Menurut ketentuan PBI No. 15 tahun 2013 tentang pnyediaan
modal minimum bank umum, suatu bank harus memiliki CAR minimum
8%. Variabel CAR memiliki bobot nilai sebagai berikut:
- Kurang dari 8%, skor nilai = 0
- Antara 8% - 12%, skor nilai = 80
- Antara 12-20%, skor nilai = 90
- Lebih dari 20%, skor nilai = 100
34
7) GCG (Good Corporate Governance)
Berdasarkan laporan GCG Bank Panin Syariah (2014) Good
Corporate Governance (GCG) merupakan unsur penting dalam
pengembangan usaha khususnya Bank Panin Syariah seiring dengan
meningkatnya tantangan dan risiko yang dihadapi. Penerapan GCG
secara konsisten dan didukung pemenuhan komitmen dari seluruh lini
organisasi Bank akan memperkuat posisi daya saing perusahaan,
memaksimalkan nilai perusahaan dan pengelolaan sumber daya serta
pengelolaan risiko secara lebih efektif dan efisien akan memperkokoh
kepercayaan seluruh stakeholder Bank yang merupakan unsur penting
dalam pertumbuhan usaha Bank jangka panjang. Kepatuhan Bank
terhadap ketentuan regulasi, penerapan manajemen risiko dan
peningkatan pengendalian internal diseluruh unit kerja menjadi bentuk
konsistensi Bank dalam rangka pengembangan implementasi
pelaksanaan GCG. Upaya-upaya tersebut diwujudkan melalui
pengukuran risiko sesuai prinsip kehati-hatian, proses pengambilan
keputusan yang transparan, peningkatan dan pengawasan monitoring,
serta pengelolaan kegiatan usaha yang akuntabel dan independen, dengan
mengedepankan prinsip-prinsip GCG sebagai berikut :
a. Keterbukaan (Transparancy) yaitu keterbukaan dalam
mengemukakan informasi yang material dan relevan serta
keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan.
35
b. Akuntabilitas (Accountability) yaitu kejelasan fungsi dan
pelaksanaan pertanggung jawaban organ Bank sehingga
pengelolaannya berjalan secara efektif.
c. Tanggung Jawab (Responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaan Bank
dengan peraturan dan perundang-udangan yang berlaku dan prinsip-
prinsip pengelolaan Bank yang sehat.
d. Independensi (Independency) yaitu memiliki kompetensi, mampu
bertindak obyektif dan bebas dari pengaruh/tekanan dari pihak
manapun serta memiliki komitmen yang tinggi untuk pengembangan
usaha Bank.
e. Kewajaran (Fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam
memenuhi hak-hak stakeholders berdasarkan perjanjian dan
perundang-undangan yang berlaku.
Pelaksanaan atas kelima prinsip dasar tersebut diterapkan dalam
setiap aspek kegiatan Bank yang antara lain terwujud melalui hal-hal
sebagai berikut :
1) Bank secara konsisten melakukan pemaparan atas kinerja perusahaan
dan hasil yang dicapai kepada semua pemangku kepentingan secara
jelas dan transparan.
2) Bank secara tepat waktu menyampaikan laporan sesuai ketentuan
yang berlaku kepada Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia, Pusat
Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan, Lembaga Penjamin
Simpanan dan pihak eksternal regulator lainnya.
36
3) Bank telah melaksanakan Public Expose dalam rangka memenuhi
ketentuan OJK, memaparkan kinerja perusahaan dan hasil yang telah
tercapai kepada seluruh pemangku kepentingan secara transparan.
4) Bank telah melakukan penerapan fungsi kepatuhan, manajemen
risiko dan pengendalian internal yang efektif dalam setiap
pengambilan keputusan bisnis dengan selalu memperhatikan dan
mematuhi prinsip kehati-hatian serta prinsip syariah.
5) Bank telah menyusun dan menetapkan Rencana Bisnis Bank secara
realistis dan akurat serta disesuaikan dengan berbagai aspek yang
mendukung pencapaian atas rencana bisnis Bank tersebut.
6) Proses dalam pengambilan keputusan dilakukan melalui mufakat dan
memperhatikan kepentingan bersama.
7) Bank senantiasa melaksanakan komitmen untuk memenuhi
kewajiban dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dari
pihak regulator secara benar dan tepat waktu.
8) Bank melakukan upaya-upaya dalam rangka mengembangkan
tingkat kepatuhan dan budaya risiko melalui sosialisasi, pengukuran
dan koordinasi dengan seluruh lini kerja mulai dari front-end,
middle-end sampai back-end, termasuk fungsi monitoring dan
pengawasan.
9) Bank telah menerapkan kebijakan whistle blowing sebagai bagian
dari upaya Bank melakukan penerapan strategi Anti Fraud.
37
10) Bank telah menerapkan kebijakan Anti Pencucian Uang dan
Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT) sebagai bagian
dan peran serta Bank dalam mencegah dijadikannya Bank sebagai
sarana pencucian uang dan wadah pendanaan terorisme.
b . Signalling Theory (Jensen dan Meckling, 1976)
Grand Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori
Sinyal (Signalling Theory). Teori ini menjelaskan pentingnya
pengukuran kinerja suatu perusahaan dan juga alasan perusahaan
menyajikan informasi untuk pasar modal. Dalam teori ini membahas
bagaimana seharusnya signal-signal keberhasilan atau kegagalan
manajemen (agen) disampaikan kepada pemilik. Teori signal
menjelaskan bahwa pemberian signal dilakukan oleh manajemen untuk
mengurangi informasi asimetris.
Menurut kusuma (2006) pada signalling theory terdapat motivasi
manajemen dalam menyajikan informasi keuangan yang diharapkan
dapat memberikan sinyal kemakmuran kepada pemilik ataupun
pemegang saham. Publikasi laporan keuangan tahunan yang disajikan
oleh perusahaan akan dapat memberikan signal pertumbuhan dividen
maupun perkembangan harga saham perusahaan.
Laporan keuangan yang mencerminkan kinerja yang baik
merupakan sinyal bahwa perusahaan telah beroperasi dengan baik,
namun sebagai salah satu alat ukur yang digunakan perusahaan dalam
mengukur kinerja dan juga untuk menarik calon investor, laporan
38
keuangan seringkali dibuat sedemikian rupa untuk menampilkan angka
yang diinginkan oleh manajemen melalui berbagai tindakan manipulasi.
Hal ini dilakukan pada laporan laba perusahaan, karena laba sangat
rentan terhadap perubahan metoda akuntansi. Hal ini sesuai dengan teori
signal yang menunjukkan kecenderungan adanya asimetri informasi
antara pemilik perusahaan dan investor (Jensen dan Meckling, 1976
dalam Meythi, 2013).
Konsisten dengan teori sinyal (signalling theory) penelitian ini
membahas tentang kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go
public, kinerja tersebut dilihat dari rasio keuangan yang terdapat pada
laporan keuangan dan juga dilihat dari pelaksanaan GCG Bank Panin
Syariah. Selaras dengan signalling theory yang menyebutkan bagaimana
pentingnya pengukuran kinerja dan juga memberikan informasi atau
signal yang baik kepada pihak eksternal melalui laporan keuangan yang
dapat dipertanggungjawabkan, hal ini telah dilakukan oleh Bank Panin
Syariah yang dibuktikan dengan publikasi laporan keuangan dan GCG
secara periodik.
7. IPO (Initial Public Offering)
Di pasar modal Indonesia, istilah penawaran umum perdana atau
IPO (Initial Public Offering) saham atau disebut juga sebagai go public
dapat didefinisikan sebagai kegiatan untuk pertama kalinya suatu saham
perusahaan ditawarkan atau dijual kepada publik. Selain saham, istilah
IPO juga dapat dikaitkan dengan penawaran penjualan obligasi
39
perusahaan kepada publik. Namun untuk go public, istilah tersebut hanya
berlaku untuk IPO saham (Nur Inayah, 2014).
Dalam dunia perbankan syariah di Indonesia, sejauh ini hanya
Bank Panin Syariah yang telah melakukan IPO (Initial Public Offering)
dan melisting sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Oleh karena itu, Bank
Panin Syariah telah mengukir sejarah baru dalam dunia perbankan
syariah sebagai bank syariah pertama yang telah melakukan penawaran
saham kepada masyarakat secara luas.
Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang saling
mempengaruhi antara pasar uang dan pasar modal dimana bank
merupakan peserta dalam pasar uang dan pasar modal. Sebagai pihak
yang menanamkan dana dengan tujuan yaitu untuk memperoleh
penghasilan dengan tingkat suku bunga tertentu. Ketiga lembaga tersebut
saling terkait karena pasar uang dan pasar modal merupakan wadah
untuk lembaga – lembaga seperti bank untuk menanamkan dana atau
membutuhkan dana dengan tujuan untuk likuiditas. Selain untuk fungsi
tersebut, bank memanfaatkan proses IPO sebagai fasilitas pembiayaan
baik dalam hal operasional ataupun permodalan. sehingga antara pasar
uang dan pasar modal menunjukkan adanya hubungan saling keterkaitan
antara satu dengan yang lain.
8. Tingkat Kesehatan Bank Syariah
Kesehatan bank merupakan kemampuan bank untuk melakukan
kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi
40
kewajiban dengan baik dan dengan cara-cara yang sesuai peraturan
perbankan yang berlaku (Santoso, 2006:51 dalam Lasta, Heidy, dkk.,
2014).
Sedangkan menurut Kasmir (2010) tingkat kesehatan bank dapat
diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan
operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua
kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan
peraturan perbankan yang berlaku. Pengertian tentang kesehatan bank
tersebut merupakan suatu batasan yang luas, karena kesehatan bank
mencakup kesehatan suatu bank untuk melaksanakan seluruh kegiatan
usaha perbankannya. Kegiatan tersebut meliputi:
a. Kemampuan menghimpun dana dari masyarakat, dari lembaga lain
dan modal sendiri
b. Kemampuan mengelola dana
c. Kemampuan menyalurkan dana ke masyarakat
d. Kemampuan memenuhi kewajiban kepada masyarakat, karyawan,
pemilik modal, dan pihak lain
e. Pemenuhan peraturan perbankan yang berlaku
Dalam Surat Edaran (SE) Bank Indonesia No.13/24/DPNP
tanggal 25 Oktober 2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Umum tersebut merupakan petunjuk pelaksanaan dari Peraturan Bank
Indonesia No.13/1/PBI/2011, yang mewajibkan Bank Umum untuk
melakukan penilaian sendiri (self assessment) tingkat kesehatan bank
41
dengan menggunakan pendekatan risiko (Risk-based Bank Rating) baik
secara individual maupun secara konsolidasi. Selain itu, dalam Surat
Edaran (SE) tersebut terdapat prinsip- prinsip yang digunakan untuk
menilai tingkat kesehatan bank, adalah sebagai berikut:
a. Berorientasi Risiko
Penilaian tingkat kesehatan didasarkan pada risiko-risiko bank dan
dampak yang ditimbulkan pada kinerja bank secara keseluruhan. Hal ini
dilakukan dengan cara mengidentifikasi faktor internal maupun
eksternal yang dapat meningkatkan risiko atau mempengaruhi
kinerja keuangan bank pada saat ini dan di masa yang akan datang.
Dengan demikian, bank diharapkan mampu mendeteksi secara lebih
dini akar permasalahan bank serta mengambil langkah-langkah
pencegahan dan perbaikan secara efektif dan efisien.
b. Proporsionalitas
Penggunaan parameter/indikator dalam tiap faktor penilaian tingkat
kesehatan bank dilakukan dengan memperhatikan karakteristik dan
kompleksitas usaha bank. Parameter/indikator penilaian tingkat
kesehatan bank dalam Surat Edaran ini merupakan standar
minimum yang wajib digunakan dalam menilai tingkat kesehatan
bank. Namun demikian, bank dapat menggunakan
parameter/indikator tambahan yang sesuai dengan karakteristik dan
kompleksitas usahanya dalam menilai tingkat kesehatan bank
sehingga dapat mencerminkan kondisi bank dengan lebih baik.
42
c. Materialitas dan Signifikansi
Bank perlu memperhatikan materialitas atau signifikansi factor
penilaian tingkat kesehatan bank yaitu Profil Risiko, GCG,
Rentabilitas, dan Permodalan serta signifikansi parameter/indikator
penilaian pada masing-masing faktor dalam menyimpulkan hasil
penilaian dan menetapkan peringkat faktor. Penentuan materialitas
dan signifikansi tersebut didasarkan pada analisis yang didukung
oleh data dan informasi yang memadai mengenai Risiko dan kinerja
keuangan bank.
d. Komprehensif dan Terstruktur
Proses penilaian dilakukan secara menyeluruh dan sistematis serta
difokuskan pada permasalahan utama bank. Analisis dilakukan
secara terintegrasi, yaitu dengan mempertimbangkan keterkaitan
antar risiko dan antar faktor penilaian tingkat kesehatan bank serta
perusahaan anak yang wajib dikonsolidasikan. Analisis harus
didukung oleh fakta-fakta pokok dan rasio-rasio yang relevan untuk
menunjukkan tingkat, trend, dan tingkat permasalahan yang dihadapi
oleh bank.
9. Metode RGEC
Mengingat pesatnya perkembangan sektor perbankan dan
perubahan kompleksitas usaha serta profil risiko bank, dan juga adanya
perubahan metodologi dalam penilaian kondisi bank yang diterapkan
secara Internasional. Pengalaman dari krisis keuangan global telah
43
mendorong perlunya peningkatan efektifitas penerapan manajemen risiko
dan GCG. Tujuannya adalah agar bank mampu mengidentifikasi masalah
secara lebih dini, melakukan tindak lanjut perbaikan yang sesuai dan
lebih cepat, serta menerapkan GCG manajemen risiko yang lebih baik
sehingga bank lebih tahan dalam menghadapi krisis (SE Bank Indonesia
No. 13/24/DPNP tahun 2011).
Kinerja bank atau tingkat kesehatan bank syariah dapat dinilai
dengan metode RGEC. Adapun siklus periode metode penilaian tingkat
kesehatan bank adalah sebagai berikut:
Gambar 2.4
Siklus Periode Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Menurut Noor Mutia (2014) menjelaskan bahwa metode CAMEL
pertama kali diperkenalkan di Indonesia sejak dikeluarkannya Paket
Februari 1991 mengenai sifat-sifat kehati-hatian bank. Paket tersebut
dikeluarkan sebagai dampak kebijakan Paket Kebijakan 27 Oktober 1988
(Pakto 1988). CAMEL berkembang menjadi CAMELS pada tanggal 1
Januari 1997 di Amerika. CAMELS berkembang di Indonesia pada akhir
tahuan 1997 sebagai dampak dari krisis ekonomi dan moneter.
CAMEL
Paket Februari 1991
CAMELS
- PBI No.6/10/PBI/2004
- SE No.6/23/DPNP
RGEC
- PBI No.13/1/PBI/2011
- SE No.13/24/DPNP
44
Analisis CAMELS digunakan untuk menganalisis dan
mengevaluasi kinerja keuangan bank umum di Indonesia. Analisis
CAMELS diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004
tentang sistem penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dan Peraturan
Bank Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah.
Kemudian dikeluarkan PBI No. 13/1/PBI/2011 dan SE BI
No.13/24/DPNP yang berlaku per Januari 2012 menggantikan penilaian
kesehatan bank dengan metode CAMELS dengan metode RGEC.
Metode CAMELS tersebut sudah diberlakukan selama hampir delapan
tahun sejak terbitnya PBI No. 6/10/PBI/2004 dan SE
No.6/23/DPNP. Dengan terbitnya PBI dan SE terbaru ini, metode
CAMELS dinyatakan tidak berlaku lagi, diganti dengan model baru yang
mewajibkan Bank Umum untuk melakukan penilaian sendiri (self-
assessment) Tingkat Kesehatan Bank dengan menggunakan pendekatan
risiko RBBR (Risk-based Bank Rating) baik secara individual maupun
secara konsolidasi.
Berdasarkan peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 tentang
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Bank Indonesia telah
menetapkan sistem penilaian Tingkat Kesehatan Bank berbasis risiko.
Menurut POJK No. 8/POJK.3/2014 faktor-faktor penilaian dalam
metode RGEC adalah sebagai berikut:
1. Risk Profile (Profil Risiko)
45
Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 Pasal 7 ayat 1
penilaian terhadap faktor profil risiko sebagaimana dimaksud dalam
pasal 6 huruf a merupakan penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas
penerapan manajemen risiko dalam operasional bank. Penilaian risiko
inheren merupakan penilaian atas risiko yang melekat pada kegiatan
bisnis bank, baik yang dikuantifikasikan maupun tidak, yang berpotensi
mempengaruhi posisi keuangan bank.
Karakteristik Risiko inheren Bank ditentukan oleh faktor
internal maupun eksternal, antara lain strategi bisnis, karakteristik
bisnis, kompleksitas produk dan aktivitas Bank, industri dimana
Bank melakukan kegiatan usaha, serta kondisi makro ekonomi.
Penilaian atas risiko inheren dilakukan dengan memperhatikan
parameter/indikator yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif.
Penetapan tingkat Risiko inheren atas masing-masing jenis risiko
mengacu pada prinsip-prinsip umum penilaian tingkat kesehatan
bank umum. Penetapan tingkat risiko inheren untuk masing-masing
jenis risiko dikategorikan ke dalam peringkat 1 (low), peringkat 2
(low to moderate), peringkat 3 (moderate), peringkat 4 (moderate to
high), dan peringkat 5 (high).
Penilaian kualitas penerapan manajemen risiko merupakan
penilaian terhadap aspek penilaian terhadap aspek: (a) tata kelola risiko,
(b) kerangka manajemen risiko, (c) proses manajemen risiko, kecukupan
sumber daya manusia, dan kecukupan system informasi manajemen, (d)
46
kecukupan sistem pengendalian risiko dengan memperhatikan
karakteristik dan kompleksitas usaha bank. Sedangkan penerapan
kualitas manajemen risiko dikategorikan kedalam peringkat 1 (strong),
peringkat 2 (satisfactory), peringkat 3 (fair), peringkat 4 (marginal),
peringkat 5 (unsatisfactory). Penilaian atas risiko inheren terdiri dari 10
aspek risiko, antara lain:
a. Risiko kredit
Risiko kredit adalah suatu risiko akibat kegagalan nasabah atau pihak
lain dalam memenuhi kewajiban kepada bank sesuai dengan perjanjian
yang disepakatinya. Gagal bayar yang dimaksud ialah gagal bayar
karenaa kesengajaan, dan juga gagal bayar karena bangkrut (Rustam,
2013: 55).
b. Risiko pasar
Risiko pasar didefinisikan sebagai risiko kerugian baik yang ada didalam
maupun diluar posisi neraca keuangan yang muncul karena perubahan
harga yang tidak menguntungkan, misalnya fluktuasi nilai asset yang
diperjualbelikan atau disewakan. Selain itu, risiko pasar adalah risiko
yang berhubungan dengan volatilitas nilai pasar saat ini dan masa
mendatang dari suatu aset tertentu (Akkizidis & Sunil, 2008: 111).
c. Risiko operasional
Menurut Adiwarman A. Karim (2013: 275) Risiko operasional
(operational risk) adalah risiko yang antara lain disebabkan oleh
ketidakcukupan atau tidak befungsinya proses internal, human error,
47
kegagalan sistem atau adanya masalah eksternal yang mempengaruhi
operasional bank. Ada tiga faktor yang menjadi penyebab timbulnya
risiko ini, yaitu: (1) Infrastuktur, seperti teknologi, kebijakan,
lingkungan, pengamanan, perselisihan, dan sebagainya (2) Proses (3)
Sumber daya.
Risiko operasional dapat mencakup lima hal, yaitu risiko reputasi
(reputation risk), risiko kepatuhan (compliance risk), risiko transaksi
(transactional risk), risiko strategis (strategic risk), dan risiko hukum
(legal risk).
d. Risiko likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko bank akibat ketidakmampuan bank
memenuhi kewajiban bank yang telah jatuh tempo dari pendanaan arus
kas dan atau aset yang likuid tanpa mengganggu aktivas bank sehari-hari
(PBI No. 11/25/2009).
e. Risiko hukum
Pengertian risiko hukum menurut Adiwarman A. Karim (2013: 277)
adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis,
seperti: adanya tuntutan hukum, ketiadaan pertauran perundang-
undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan (perjanjian) seperti
tidak terpenuhinya syarat keabsahan suatu kontrak atau pengikatan
agunan yang tidak sempurna. Dalam kaitan risiko hukum, hal- hal yang
harus diperhatikan adalah:
- Keharusan memiliki kebijakan dan prosedur secara tertulis
48
- Keharusan melaksanakan prosedur analisis aspek hukum terhadap
produk dan aktivitas baru
- Keharusan memiliki satuan kerja yang berfungsi sebagai legal
watch, tidak saja terhadap hukum positif tetapi juga terhadap fatwa
DSN dan ketentuan-ketentuan lainnya berdasarkan prinsip syariah
- Keharusan menilai dampak perubahan ketentuan/peraturan terhadap
risiko hukum
- Keharusan untuk menerapkan sanksi secara konsisten
- Keharusan untuk melakukan kajian secara berkala terhadap akad,
kontrak dan perjanjian-perjanjian bank dengan pihak lain dalam hal
efektivitas dan enforceability.
f. Risiko strategik
Risiko strategik adalah risiko yang antara lain disebabkan oleh adanya
penetapan dan pelaksanaan strategi bank yang tidak tepat, pengambilan
keputusan bisnis yang tidak tepat atau bank tidak mematuhi/ tidak
melaksanakan perubahan perundang-undangan dan ketentuan lain yang
berlaku. (Adiwarman A. Karim, 2013: 277).
g. Risiko kepatuhan
Adiwarman A. Karim (2013:276) Risiko kepatuhan adalah risiko yang
disebabkan oleh tidak dipatuhinya ketentuan-ketentuan yang ada, baik
ketentuan internal maupun eksternal, seperti berikut:
- Ketentuan giro wajib minimum
- Ketentuan dalam penyediaan produk
49
- Ketentuan dalam pemberian pembiayaan
- Ketentuan dalam pelaporan baik pelaporan internal, laporan kepada
bank Indonesia, maupun laporan kepada pihak ketiga lainnya
- Ketentuan perpajakan
- Ketentuan dalam akad dan kontrak
- Fatwa DSN
h. Risiko reputasi
Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan
para pemangku kepentingan yang bersumber dari persepsi negatif
tehadap bank (PBI No. 13/23/PBI/2011).
i. Risiko imbal hasil
Berdasarkan PBI No. 13/23/PBI/2011 yang dimaksud dengan risiko
imbal hasil ialah risiko akibat perubahan tingkat imbal hasil yang
dibayarkan bank kepada nasabah karena terjadinya perubahan tingkat
imbal hasil yang diterima bank dari penyaluran dana, yang dapat
mempengaruhi perilaku nasabah dan pihak ketiga bank.
j. Risiko investasi
Risiko investasi didefinisikan sebagai risiko yang mucul dari partisipasi
dalam keuangan atau aktifitas bisnis lain yang disebutkan dalam kontrak
dan ikut serta dalam menyediakan dana untuk saling menaruh modal
dalam bisnis yang tentunya memiliki risiko didalamnya. Bank syariah
memiliki risiko investasi pada kontrak berbasis mjudharabah dan
musyarakah. Bank syariah menggunakan instrumen ini secara substansial
50
berpengaruh terhadap pendapatan bank, likuiditas, dan risiko lain serta
volatilitas pendapatan dan modal (Al Arif & Yuke Rahmawati,
2015:192).
2. Good Corporate Governance (GCG)
Penilaian terhadap faktor GCG dalam pendekatan RGEC
didasarkan ke dalam tiga aspek utama yaitu, governance structure,
governance process, dan governance output. Berdasarkan ketetapan
Bank Indonesia yang disajikan dalam Laporan Pengawasan Bank
(2012:36): “governance structure mencakup pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab Dewan Komisaris dan Dewan Direksi serta kelengkapan
dan pelaksanaan tugas komite. Governance process mencakup fungsi
kepatuhan bank, penanganan benturan kepentingan, penerapan fungsi
audit intern dan ekstern, penerapan manajemen risiko termasuk sistem
pengendalian intern, penyediaan dana kepada pihak terkait dan dana
besar, serta rencana strategis bank. Aspek terakhir governance output
mencakup transaparansi kondisi keuangan dan non keuangan, laporan
pelaksanaan GCG yang memenuhi prinsip Transparancy, Accountability,
Responsibility, Indepedency, dan Fairness (TARIF)” (Lasta, dkk., 2014).
Berdasarkan surat edaran (SE) BI No. 12/13/Dpbs, faktor-faktor
penilaian GCG bank syariah tentang pelaksanaan GCG adalah:
a. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan komisaris
b. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab direksi
c. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite
51
d. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah
e. Pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan dana dan
pelayanan jasa
f. Penanganan benturan kepentingan
g. Penerapan fungsi kepatuhan bank
h. Penerapan fungsi audit intern
i. Penerapan fungsi audit ekstern
j. Batas maksimum penyaluran dana
k. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan, laporan
pelaksanaan GCG, serta pelaporan internal.
3. Earnings (Rentabilitas)
Rentabilitas merupakan kemampuan bank dalam menghasilkan
laba dari aktifitas bisnis bank. Laba merupakan hal yang sangat penting,
dengan laba yang dihasilkan dari suatu kegiatan bisnis mengindikasikan
bahwa kinerja yang telah dilakukan adalah baik dan dapat meneruskan
kelangsungan hidup bisnis itu sendiri (Arifin, 2009).
4. Capital (Permodalan)
Peraturan bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 Pasal 7 ayat 2
sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 huruf d meliputi penilaian terhadap
tingkat kecukupan permodalan dan pengelolaan permodalan. Capital
Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kinerja bank untuk mengukur
kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang
mengandung atau menghasilkan risiko (Kasmir, 2009:198).
52
B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.3
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No. Peneliti
(tahun)
Judul
penelitian Persamaan Perbedaan Hasil penelitian
1 Heidy
arrvida
lasta,
Zainul
arifin, Nila
firdausi
nuzula
(2014)
Analisis tingkat
kesehatan bank
dengan
menggunakan
pendekatan
RGEC (Studi
pada PT Bank
Rakyat
Indonesia,Tbk
periode 2011-
2013)
- Metode
yang
digunakan
yaitu RGEC
- Sampel
yang
digunakan
berbeda
- Rasio yang
digunakan
berbeda
Hasil penelitian dalam
jurnal tersebut
menunujukkan bahwa
tingkat kesehatan PT BRI,
Tbk yang diukur
menggunakan pendekatan
RGEC secara keseluruhan
dapat dikatakan bahwa
BRI merupakan bank yang
sehat bahkan dalam
beberapa indikator
menunjukkan bahwa BRI
mendapatkan predikat
bank yang sangat sehat.
2 Ni Putu
Noviantini
Permata
Yessi, Sri
Mangesti
Rahayu,
Maria
Goretti Wi
Endang
NP
(2015)
Analisis tingkat
kesehatan bank
dengan
menggunakan
pendekatan
RGEC (Studi
pada PT Bank
Sinar Harapan
Bali periode
2010-2012)
- Metode yang
digunakan
sama, yaitu
metode
RGEC
- Jumlah
sampel yang
digunakan
yaitu satu
- Periode
penelitian
sama, yaitu 2
Variabel
yang
digunakan
berbeda
Hasil penelitian jurnal ini
menunjukkan bahwa Bank
Sinar Harapan Bali dalam
hal tingkat kesehatan tidak
bermasalah atau dapat
dikatakan sehat
53
tahun
3 Adhisyahf
itri
Evalina
Ikhsan
Analisis Kinerja
Perusahaan:
Sebelum Dan
Sesudah Initial
Public Offering
Di Bursa Efek
Indonesia
- Jenis
penelitian
sama, yaitu
penelitian
komparatif
terhadap
perusahaan
sebelum dan
setelah go
public
- Variabel
yang
digunakan
- Periode
penelitian
berbeda
Hasil penelitian jurnal
tersebut adalah bahwa
seluruh rasio keuangan
yang digunakan untuk
mengukur kinerja
perusahaan rata-rata lebih
baik sebelum perusahaan
melakukan IPO kecuali
untuk total asset turn over.
4 David
Peter
Rotinsulu,
Paulus
Kindagen,
Merinda
Pandowo
The Analyze Of
Risk-Based
Bank Rating
Method On
Bank’s
Profitability In
State-Owned
Banks
- Metode yang
digunakan
sama, yaitu
metode
RBBR atau
pendekatan
RGEC
- Teknik
analisis
berbeda
- Jumlah
sampel
penelitian
berbeda
Hasil penelitian dalam
jurnal ini menunjukkan
bahwa metode RGEC
berpengaruh simultan dan
signifikan terhadap
profitabilitas bank, risiko
kredit dan likuiditas
berpengaruh negatif pada
profitabilitas bank secara
parsial, risiko pasar
berpengaruh posti dan
signifikan terhadap
profitabilitas bank secara
parsial, modal tidak
berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas bank
secara parsial.
54
C. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.5
Kerangka Pemikiran
Metode RGEC
Profil Risiko Capital Earnings GCG
BANK PANIN SYARIAH
Laporan keuangan publikasi Bank
Panin Syariah Laporan GCG Bank Panin Syariah
Setelah Go Public Sebelum Go Public
NPF
FDR
ROA
ROE
NIM
Interpretasi/
Analisis
Sebelum dan
setelah Go Public
CAR
Two Related Sample
(Wilcoxon test)
Uji Non Parametrik
55
D. Perumusan Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara terhadap variabel-variabel yang
akan diuji dalam suatu penelitian. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian
ini, yaitu hipotesis nol (Ho) yang menyatakan bahwa rata-rata (mean) dari
sampel tersebut adalah sama dan hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan
bahwa nilai rata-rata (mean) dari sampel tersebut berbeda. Dalam penelitian
ini ingin melihat apakah terdapat perbedaan kinerja Bank Panin Syariah
sebelum dan setelah go public yang dilihat dari rasio pada metode RGEC.
Berdasarkan tinjauan pusaka dan penelitian terdahulu, maka hipotesis statistik
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Non Performing Financing (NPF)
Ho: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin
Syariah sebelum dan setelah go public berdasarkan Non Performing
Financing (NPF)
Ha: Terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin Syariah
sebelum dan setelah go public berdasarkan Non Performing
Financing (NPF)
b. Financing to Deposit Ratio (FDR)
Ho: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin
Syariah sebelum dan setelah go public berdasarkan Financing to
Deposit Ratio (FDR)
56
Ha: Terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin Syariah
sebelum dan setelah go public berdasarkan Financing to Deposit
Ratio (FDR)
c. Return On Asset (ROA)
Ho: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin
Syariah sebelum dan setelah go public berdasarkan Return On Asset
(ROA)
Ha: Terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin Syariah
sebelum dan setelah go public berdasarkan Return On Asset (ROA)
d. Return On Equity (ROE)
Ho: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin
Syariah sebelum dan setelah go public berdasarkan Return On Equity
(ROE)
Ha: Terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin Syariah
sebelum dan setelah go public berdasarkan Return On Equity (ROE)
e. Net Interest Margin (NIM)
Ho: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin
Syariah sebelum dan setelah go public berdasarkan Net Interest
Margin (NIM)
Ha: Terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin Syariah
sebelum dan setelah go public berdasarkan Net Interest Margin
(NIM)
57
f. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Ho: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin
Syariah sebelum dan setelah go public berdasarkan Capital
Adequacy Ratio (CAR)
Ha: Terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin Syariah
sebelum dan setelah go public berdasarkan Capital Adequacy Ratio
(CAR)
58
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis perbandingan kinerja
Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public, dimana Bank Panin Syariah
merupakan sampel dalam penelitian ini. Adapun periode yang digunakan
adalah periode tahun 2013-2014, karena tahun 2013 merupakan periode
dimana Bank Panin Syariah sebelum go public, dan 2014 merupakan periode
setelah go public. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan
keuangan Bank Panin Syariah tahun 2013-2014 dan laporan GCG yang
merupakan salah satu faktor dalam metode RGEC (Risk profile, Good
Corporate Governance (GCG), Earnings, Capital).
B. Metode Pengumpulan Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah Bank Panin Syariah. Adapun
metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling
yaitu penarikan sampel dengan pertimbangan tertentu dan kriteria yang
diterapkan terhadap elemen sampel.
Adapun kriteria-kriteria yang dimaksud adalah:
1. Bank Umum Syariah yang sudah terdaftar di BEI
2. Selama periode tahun 2013-2014 secara periodik mempublikasikan laporan
keuangan dan laporan GCG bank.
Oleh karena itu, alasan peneliti menggunakan Bank Panin Syariah
sebagai objek dalam penelitin ini, karena Bank Panin Syariah merupakan satu-
59
satunya bank syariah yang telah mencatatkan sahamnya pada Bursa Efek
Indonesia (BEI), dan mempublikasikan laporan keuangannya secara periodik.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah:
1. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan oleh peneliti melalui
pihak kedua atau tangan kedua (Usman, 2006:20 dalam Iqbal, Muhammad
2013) yang berupa laporan keuangan yang diambil dari website resmi Bank
Panin Syariah.
2. Studi Pustaka
Yaitu dengan melakukan telaah pustaka, eksplorasi, dan mengkaji berbagai
literatur pustaka seperti jurnal, skripsi terdahulu, buku dan sumber-sumber
yang berkaitan dengan penelitian ini.
D. Metode Analisis Data
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan
pendekatan studi kasus (case study), serta metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode komparatif yaitu metode yang digunakan
dalam penelitian yang diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua variabel
ada perbedaan dalam suatu aspek yang diteliti. Dimana laporan keuangan bank
dan laporan GCG Bank Panin Syariah pada periode sebelum dibandingkan
dengan periode setelah go public menggunakan rasio-rasio yang terdapat dalam
metode RGEC.
60
Adapun alat uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode uji beda Wilcoxon Signed Ranks Test yaitu uji non parametrik yang
digunakan untuk menganalisis data pada dua kelompok yang berkaitan,
termasuk dalam kasus sebelum dan sesudah yang mana objek yang sama
diamati pada dua kondisi yang berbeda (Black, 2003 dalam Kurniawan, Albert,
2011).
Metode ini biasanya digunakan pada data-data kualitatif (skala nominal
dan ordinal) atau untuk data kuantitatif (skala rasio) yang tidak berdistribusi
normal (Kurniawan, 2012). Sedangkan ciri-ciri wilcoxon test adalah: (1) level
pengukuran data yang rendah yaitu ordinal (2) jumlah data biasanya kurang
dari 30 sampel (3) ciri utamanya berasal dari satu populasi yang sama namun
diberi dua perlakuan yang berbeda dan mempunyai hubungan (4) data
berdistribusi tidak normal (Kurniawan, Albert, 2011: 105).
Adapun langkah pengujian dalam wilcoxon test adalah sebagai berikut:
1. Menentukan Hipotesis
Ho: kedua pasangan observasi sama
Ha: kedua pasangan observasi berbeda
2. Menentukan tingkat signifikansi α = 5% (0,05)
3. Critical region
Critical region yaitu daerah atau wilayah penolakan Ho
P value (sig) > α = Ho diterima
P value (sig) < α = Ho ditolak
4. Melakukan pengujian atau input data pada program SPSS
61
Rumus:
Keterangan:
N : banyak data yang berubah setelah diberi perlakuan berbeda
T : jumlah ranking dari nilai selisih yng negatif (apabila banyaknya selisih
yang positif lebih banyak dari banyaknya selisih negatif) atau jumlah
ranking dari nilai selisih yang positif (apabila banyaknya selisih yang
negatif > banyaknya selisih yang positif)
Bila sampel lebih besar dari 25, maka distribusinya akan mendekati
distribusi normal. Untuk itu digunakan rumus Z dalam pengujiannya.
Rumus:
Dimana:
Z : Uji normal hitung
J : Jumlah jenjang/ranking yang kecil
µ: Rataan jenjang/ranking
𝜎: Simpangan baku jenjang/ranking
62
5. Keputusan
Tolak Ho atau terima Ho dengan melihat apakah nilai pada hasil pngujian
berada pada citical region atau tidak. Jika berada pada critical region, maka
hipotesis nol ditolak. Selain itu, dalam menentukan hasil pengujian,
hasilnya dibagi 2 karena pengujiannya menggunakan 2 tailed.
6. Kesimpulan
Jika keputusan tolak Ho maka dapat disimpulkan bahwa dengan tingkat
kepercayaan 95% atau tingkat signifikansi 5% kedua pasangan observasi
tersebut berbeda signifikan.
E. Operasional Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel Y
Variabel Y (dependent) dalam penelitian ini adalah laporan keuangan dan
laporan GCG Bank Panin Syariah yang telah dipublikasikan.
2. Variabel X
Variabel independen dalam penelitian ini adalah:
a. NPF (Non Performing Financing) (X1)
NPF diketahui dengan cara menghitung pembiayaan non lancar
terhadap total pembiayaan. NPF berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan laba.
b. FDR (Financing to Deposit Ratio) (X2)
FDR diketahui dengan cara menghitung jumlah pembiayaan yang
diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank.
63
c. ROA (Return on Asset) (X3)
ROA diketahui dengan cara menghitung laba bersih sebelum pajak
terhadap total asset yang dimiliki oleh bank.
d. ROE (Return on Equity) (X4)
ROE diketahui dengan cara menghitung laba setelah pajak dibagi
dengan total equity.
e. NIM (Net Interest Margin) (X5)
Rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan yang diperoleh
bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan
operasionalnya.
f. CAR (Capital Adequacy Ratio) (X6)
CAR diketahui dengan cara menghitung modal terhadap aset
tertimbang menurut risiko (ATMR).
g. GCG (Good Corporate Governance) (X7)
Penilaian terhadap faktor GCG didasarkan ke dalam tiga aspek
utama yaitu, governance structure, governance process, dan governance
output. GCG dapat dilihat pada data laporan pelaksanaan GCG yang telah
dipublikasikan, serta penilaiannya dapat dilihat berdasarkan bobot, nilai,
dan hasil pada nilai komposit GCG serta peringkat yang diperoleh dari
pelaksanaan GCG bank tersebut..
64
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
PT Bank Panin Syariah Tbk didirikan di Malang tanggal 08 Januari 1972
dengan nama PT Bank Pasar Bersaudara Djaja. PT Bank Panin Syariah Tbk
beberapa kali melakukan perubahan nama, antara lain: PT Bank Pasar
Bersaudara Djaja tanggal 08 Januari 1972, PT Bank Bersaudara Jaya tanggal
08 Januari 1990, PT Bank Harfa tanggal 27 Maret 1997, PT Bank Panin
Syariah tanggal 03 Agustus 2009. Induk usaha Bank Panin Syariah Tbk adalah
PT Bank Panin Indonesia Tbk.
Visi Bank Panin Syariah adalah “Bank Syariah Pilihan yang menjadi
Role Model Berbasiskan Kemitraan dan Ekonomi Rakyat”. Sedangkan Misi
Bank Panin Syariah adalah (1) Menyediakan produk dan layanan yang kreatif,
inovatif dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat (2) Mengembangkan
kemitraan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi rakyat (3)
Mengembangkan sumber daya insani berintegritas dan profesional
berlandaskan nilai-nilai spiritual berbasis sistem merit (4) Menerapkan tata
kelola perusahaan dan sistem pengendalian yang terintegrasi sesuai prinsip
syariah (5) Meningkakan nilai tambah kepada stakeholder.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Panin Bank Syariah, ruang
lingkup kegiatan Panin Bank Syariah adalah menjalankan kegiatan usaha di
bidang perbankan dengan prinsip bagi hasil berdasarkan syariat Islam. Bank
Panin Syariah mendapat ijin usaha dari Bank Indonesia berdasarkan Surat
Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.11/52/KEP.GBI/DpG/2009 tanggal 6
65
Oktober 2009 sebagai bank umum berdasarkan prinsip syariah dan mulai
beroperasi sebagai Bank Umum Syariah pada tanggal 2 Desember 2009.
Sejak mengawali keberadaan di industri perbankan syariah di Indonesia,
Panin Bank Syariah secara konsisten menunjukkan kinerja dan pertumbuhan
usaha yang baik. Panin Bank Syariah berhasil mengembangkan aset dengan
pesat berkat kepercayaan nasabah yang menggunakan berbagai produk jasa,
pembiayaan dan pendanaan. Saat ini Bank Panin Syariah merupakan bank
umum peringkat ke-6 terbesar di Indonesia. Sedangkan jumlah jaringan kantor
Bank Panin Syariah saat ini memiliki 1 kantor pusat, 7 kantor cabang, dan 5
kantor cabang pembantu.
Kinerja yang baik dan kepercayaan nasabah ini telah menjadi landasan
sehingga Panin Bank Syariah dapat menawarkan saham perdananya ke publik
melalui Initial Public Offering (IPO) pada awal tahun 2014 yang dilakukan
oleh PT Evergreen Capital dan PT RHB OSK Securities Indonesia selaku
Penjamin Pelaksana Emisi Efek serta PT Blue Chip Mulia selaku Biro
Administrasi Efek. Dengan telah ditawarkannya saham perdana ke publik (go
public), telah menambah kapabilitas Panin Bank Syariah dalam mengambil
langkah-langkah strategis untuk memacu pertumbuhan dan menjaga
kelangsungan bisnis Panin Bank Syariah di masa depan. Saat ini Panin Bank
Syariah memfokuskan upayanya untuk menciptakan nilai bagi seluruh
pemangku kepentingan dan mendukung pertumbuhan bisnisnya.
Komposisi kepemilikan Saham Bank Panin Syariah pada per Desember
2014 dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut:
66
Tabel 4.1
Komposisi Saham Bank Panin Syariah
Tahun 2014
No Nama Pemegang Saham Jumlah Saham Prosentase
1 PT Bank Panin Tbk 5.119.951.790 52,11%
2 Dubai Islamic Bank 2.427.750.000 24,71%
3 Masyarakat 2.277.032.310 23,18%
Total Saham 9.824.734.100 100,00%
Sumber: Laporan Keuangan Bank Panin Syariah Tahun 2014
Sedangkan pada gambar 4.1 menjelaskan tentang perkembangan aset
Bank Panin Syariah, setelah go public Bank Panin Syariah mengalami
peningkatan sebesar Rp 53,08% yaitu dari Rp 4,05 triliun pada tahun 2013
menjadi Rp 6,20 triliun pada tahun 2014.
Gambar 4.1
Perkembangan Aset Bank Panin Syariah
Sumber: Laporan Keuangan Bank Panin Syariah tahun 2014
Dukungan penuh dari PT Bank Panin Indonesia Tbk sebagai induk
perusahaan juga telah membantu tumbuh kembang Bank Panin Syariah. Bank
Panin Syariah terus berkomitmen untuk membangun kepercayaan nasabah dan
0
2.000.000
4.000.000
6.000.000
8.000.000
2012 2013 2014
Total Aktiva
(dalam jutaan rupiah)
67
masyarakat melalui pelayanan dan penawaran produk yang sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah dan memenuhi kebutuhan nasabah.
Pada gambar 4.2 menjelaskan tentang struktur organisasi Bank Panin
Syariah yaitu sebagai berikut:
Gambar 4.2
Struktur Organisasi Bank Panin Syariah
Sumber: Laporan Keuangan Bank Panin Syariah
Dewan Komisaris Dewan Pengawas
Syariah
Komite
Remunerasi &
Nominasi
Komite Audit
Komite Pemantau
Risiko
Direktur Utama
Deny Hendrawati
Direktur
Keuangan & Operasi
Tri Bhakti Irianto
Direktur Komersial
Hadi Purnomo Direktur Manajemen
Risiko & Kepatuhan
Budi Prakoso
Perencanaan
Perusahaan
Edi Setijawan
Bisnis Ritel
Kepatuhan
Intan Rahmawati
Manajemen Risiko
Yus Indra
Bisnis Mikro
Fathorrahman
Pembiayaan
Konsumer
Pembiayaan
Kecil & Menengah
Indra Azhary
Pendanaan Ritel
Jusuf Eko S.
PendanaanInstitusi
Henny
Komalaningsih
Pembiayaan
Komersial
Akmal Suryadi
Tresuri
Herlis Yulistiana
Bara
Sekretaris
Perusahaan
Ahmad Fathoni
SKAI
Awan Vianto
SDI
Andi Sulaiman
Syah
Bisnis Support
Edy Tri S.
Teknologi
Informasi
M. Raihan Rosa
Keuangan &
Pelaporan
Juni Supriyanto
Operasi
Rode Ekanara
Cabang
68
Berdasarkan gambar 4.2 diatas, dapat diketahui bahwa Bank Panin
Syariah memiliki Dewan Pengawas Syariah yang posisinya sejajar dengan
Dewan Komisaris yang mana Dewan Komisaris dibantu oleh beberapa komite
diantaranya Komite Pemantau Risiko, Komite Audit, dan Komite Remunerasi
& Nominasi. Selain itu, terdapat jajaran direksi yaitu Direktur Manajemen
Risiko & Kepatuhan, Direktur Komersial, dan Direktur Keuangan & Operasi.
B. Analisis dan Pembahasan
1. Kinerja PT Bank Panin Syariah Sebelum Go Public
Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan keuangan triwulan Bank
Panin Syariah yang dipublikasikan melalui websitenya, diketahui nilai rata-rata
NPF, FDR, ROA, ROE, NIM, CAR terdapat dalam tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2
Nilai rata-rata NPF, FDR, ROA, ROE, NIM, CAR
Bank Panin Syariah, Tbk Sebelum Go Public
Sumber: Laporan Keuangan Bank Panin Syariah yang Telah Diolah
Selain itu, untuk memudahkan dalam mendeskripsikan variabel
penelitian ini, berdasarkan data rasio keuangan dari laporan keuangan Bank
Panin Syariah, maka dapat diketahui nilai minimum, rata-rata (mean), standar
Tah
un
2013
BULAN NPF FDR ROA ROE NIM CAR
Maret 0,60 120,91 2,72 9,97 6,49 27,09
Juni 0,56 123,60 2,34 8,92 6,15 23,11
September 1,01 112,46 2,18 8,94 4,97 19,75
Desember 0,77 90,40 1,03 4,44 4,26 20,83
69
deviasi dari masing-masing variabel penelitian yang dapat dilihat dari tabel 4.3
berikut ini:
Tabel 4.3
Statistik Deskriptif Variabel NPF, FDR, ROA, ROE, NIM, CAR
Bank Panin Syariah, Tbk Sebelum Go Public
NPF FDR ROA ROE NIM CAR
Mean 0.7350 111.84 2.0675 8.0675 5.4675 22.6950
Median 0.6850 116.6850 2.2600 8.9300 5.5600 21.9700
Maximum 1.01 123.60 2.72 9.97 6.49 27.09
Minimum 0.56 90.40 1.03 4.44 4.26 19.75
Std.
deviation 0.20469 15.06232 0.7278 2.46754 1.03552 3.2475
Sumber: data primer yang telah diolah
a. Non Performing Financing (NPF)
Berdasarkan tabel 4.2 nilai NPF Bank Panin Syariah, Tbk tahun 2013
pada bulan Maret sebesar 0,60%, bulan Juni sebesar 0,56%, bulan September
sebesar 1,01%, dan bulan Desember sebesar 0,77%. Dan pada tabel 4.3 nilai
maximum NPF pada tahun 2013 sebesar 1,01% dan nilai minimum sebesar
0,56%. Sementara nilai rata-rata (mean) sebesar 0,7350% dengan standar
deviasi sebesar 0,20% sehingga menunjukkan simpangan data yang nilai
standar deviasi lebih kecil daripada nilai rata-rata dapat dapat dikatakan baik.
Dengan melihat nilai mean tersebut dapat disimpulkan bahwa NPF Bank Panin
Syariah, Tbk sebelum go public dapat dikatakan baik karena 0,730% < 5%
sesuai dengan ketetapan BI.
70
b. Financing to Deposit Ratio (FDR)
Berdasarkan tabel 4.2 nilai FDR Bank Panin Syariah, Tbk tahun 2013
mengalami fluktuasi. Pada bulan Maret sebesar 120,91%, bulan Juni sebesar
123,60%, bulan September sebesar 112,46%, dan bulan Desember sebesar
90,40%. Dan pada tabel 4.3 nilai maximum FDR pada tahun 2013 sebesar
123,60% dan nilai minimum sebesar 90,40%. Sementara nilai rata-rata (mean)
sebesar 111,84% dengan standar deviasi sebesar 15,06% sehingga
menunjukkan simpangan data yang nilai standar deviasi lebih kecil daripada
nilai rata-rata dapat dapat dikatakan baik. Dengan melihat nilai mean tersebut
dapat disimpulkan bahwa FDR Bank Panin Syariah, Tbk sebelum go public
telah memenuhi standar yang ditetapkan BI yaitu lebih dari 85%.
c. Return On Asset (ROA)
Berdasarkan tabel 4.2 nilai ROA Bank Panin Syariah, Tbk tahun 2013
pada bulan Maret sebesar 2,72%, bulan Juni sebesar 2,34%, bulan September
sebesar 2,18%, dan bulan Desember sebesar 1,03%. Dan pada tabel 4.3 nilai
maximum ROA pada tahun 2013 sebesar 2,72% dan nilai minimum sebesar
1,03%. Sementara nilai rata-rata (mean) ROA sebesar 2,06% dengan standar
deviasi sebesar 0,72% sehingga menunjukkan simpangan data yang nilai
standar deviasi lebih kecil daripada nilai rata-rata dapat dapat dikatakan baik.
Dengan melihat nilai mean sebesar 2,06% dapat disimpulkan bahwa ROA
Bank Panin Syariah, Tbk sebelum go public dapat dikatakan baik, karena lebih
dari standar nilai minimum yang ditetapkan BI, yaitu 1,5%.
71
d. Return On Equity (ROE)
Berdasarkan tabel 4.2 nilai ROE Bank Panin Syariah, Tbk tahun 2013
mengalami penurunan. Pada bulan Maret sebesar 9,97%, bulan Juni sebesar
8,92%, bulan September sebesar 8,94%, dan bulan Desember sebesar 4,44%.
Dan pada tabel 4.3 nilai maximum ROE pada tahun 2013 sebesar 9,97% dan
nilai minimum sebesar 4,44%. Sementara nilai rata-rata (mean) sebesar 8,06%
dengan standar deviasi sebesar 2,46% sehingga menunjukkan simpangan data
yang nilai standar deviasi lebih kecil daripada nilai rata-rata dapat dapat
dikatakan baik. Dengan melihat nilai mean tersebut dapat disimpulkan bahwa
ROE Bank Panin Syariah, Tbk sebelum go public kurang baik karena kurang
dari standar yang ditetapkan BI, yaitu >12%.
e. Net Interest Margin (NIM)
Berdasarkan tabel 4.2 nilai NIM Bank Panin Syariah, Tbk tahun 2013
mengalami penurunan. Pada bulan Maret sebesar 6,49%, bulan Juni sebesar
6,15%, bulan September sebesar 4,97%, dan bulan Desember sebesar 4,26%.
Dan pada tabel 4.3 nilai maximum NIM pada tahun 2013 sebesar 6,49% dan
nilai minimum sebesar 4,26%. Sementara nilai rata-rata (mean) sebesar 5,46%
dengan standar deviasi sebesar 1,03% sehingga menunjukkan simpangan data
yang nilai standar deviasi lebih kecil daripada nilai rata-rata dapat dapat
dikatakan baik. Dengan melihat nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa NIM
Bank Panin Syariah, Tbk sebelum go public cukup baik karena nilai mean
sesuai dengan ketetapan dari ketetapan BI, yaitu >5%.
72
f. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Berdasarkan tabel 4.2 nilai CAR Bank Panin Syariah, Tbk tahun 2013
pada bulan Maret sebesar 27,09%, bulan Juni sebesar 23,11%, bulan
September sebesar 19,75%, dan bulan Desember sebesar 20,83%. Dan pada
tabel 4.3 nilai maximum CAR pada tahun 2013 sebesar 27,09% dan nilai
minimum sebesar 31,15%. Sementara untuk melihat seberapa besar simpangan
data pada rasio CAR dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean) sebesar 22,69%
dengan standar deviasi sebesar 3,24% dimana nilai standar deviasi ini lebih
kecil daripada nilai rata-rata sehingga data variabel CAR dapat dikatakan baik.
Dengan melihat nilai mean tersebut dapat disimpulkan bahwa CAR Bank Panin
Syariah, Tbk pada tahun 2013 berada diatas standar yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia yaitu minimal 8%. Sehingga dapat dikatakan bahwa Bank Panin
Syariah, Tbk sebelum go public telah memenuhi syarat CAR sebagaimana
yang ditetapkan BI.
2. Kinerja PT Bank Panin Syariah, Tbk Setelah Go Public
Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan keuangan triwulan Bank
Panin Syariah yang dipublikasikan melalui websitenya, diketahui nilai rata-rata
NPF, FDR, ROA, ROE, NIM, CAR terdapat dalam tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4
Nilai rata-rata NPF, FDR, ROA, ROE, NIM, CAR
Bank Panin Syariah Periode 2014
Tah
un
2014 BULAN NPF FDR ROA ROE NIM CAR
Maret 0,94 112,84 1,45 5,27 4,10 31,15
73
Juni 0,57 140,48 1,64 5,75 5,50 25,52
September 0,43 111,79 1,82 6,68 5,59 26,16
Desember 0,29 94,04 1,99 7,66 5,88 25,69
Sumber: Laporan Keuangan Bank Panin Syariah yang Telah Diolah
Selain itu, untuk memudahkan dalam mendeskripsikan variabel
penelitian ini, berdasarkan data rasio keuangan dari laporan keuangan Bank
Panin Syariah, maka dapat diketahui nilai minimum, rata-rata (mean), standar
deviasi dari masing-masing variabel penelitian yang dapat dilihat dari tabel 4.5
berikut ini:
Tabel 4.5
Statistik deskriptif variabel NPF, FDR, ROA, ROE, NIM, CAR
Bank Panin Syariah, Tbk Setelah Go Public
NPF FDR ROA ROE NIM CAR
Mean 0.5575 114.79 1.7250 6.3400 5.2675 27.1300
Median 0.5000 112.3150 1.7300 6.2150 5.5450 25.9250
Maximum 0.94 140.48 1.99 7.66 5.88 31.15
Minimum 0.29 94.04 1.45 5.27 4.10 25.52
Std.
deviation 0.2794 19.17760 0.23245 1.05688 0.79504 2.69363
Sumber: data primer yang telah diolah
a. Non Performing Financing (NPF)
Berdasarkan pada tabel 4.4 nilai NPF Bank Panin Syariah, Tbk tahun
2014 pada bulan Maret sebesar 0,94%, bulan Juni sebesar 0,57%, bulan
September sebesar 0,43%, dan bulan Desember sebesar 0,29% dengan nilai
maximum NPF sebesar 0,94% dan nilai minimum NPF 0,29%. Sementara
untuk melihat seberapa besar simpangan data pada rasio NPF dapat dilihat dari
74
nilai rata-rata (mean) sebesar 0,55% dengan standar deviasi sebesar 0,27%
dimana nilai standar deviasi ini lebih kecil daripada nilai rata-rata sehingga data
variabel NPF dapat dikatakan baik. Dengan melihat nilai mean tersebut dapat
disimpulkan bahwa NPF Bank Panin Syariah, Tbk setelah go public baik
karena nilai mean sesuai dengan ketetapan dari ketetapan BI, yaitu <5%.
b. Financing to Deposit Ratio (FDR)
Berdasarkan pada tabel 4.4 nilai FDR Bank Panin Syariah, Tbk tahun
2014 pada bulan Maret sebesar 112,84%, bulan Juni sebesar 140,48%, bulan
September sebesar 111,79%, dan bulan Desember sebesar 94,04% dengan nilai
maximum FDR sebesar 140,48% dan nilai minimum FDR 94,04%. Sementara
untuk melihat seberapa besar simpangan data pada rasio FDR dapat dilihat dari
nilai rata-rata (mean) sebesar 114,79% dengan standar deviasi sebesar 19,17%
dimana nilai standar deviasi ini lebih kecil daripada nilai rata-rata sehingga data
variabel FDR dapat dikatakan baik. Dengan melihat nilai mean tersebut dapat
disimpulkan bahwa FDR Bank Panin Syariah, Tbk setelah go public cukup
baik karena nilai mean sesuai dengan ketetapan dari ketetapan BI, yaitu >85%.
c. Return On Asset (ROA)
Berdasarkan pada tabel 4.4 nilai ROA Bank Panin Syariah, Tbk tahun
2014 mengalami peningkatan. Pada bulan Maret sebesar 1,45%, bulan Juni
sebesar 1,64%, bulan September sebesar 1,82%, dan bulan Desember sebesar
1,99% dengan nilai maximum ROA sebesar 1,99% dan nilai minimum ROA
1,45%. Sementara untuk melihat seberapa besar simpangan data pada rasio
ROA dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean) sebesar 1,72% dengan standar
75
deviasi sebesar 0,23% dimana nilai standar deviasi ini lebih kecil daripada nilai
rata-rata sehingga data variabel ROA dapat dikatakan baik. Dengan melihat
nilai mean tersebut dapat disimpulkan bahwa ROA Bank Panin Syariah, Tbk
setelah go public baik, karena lebih dari nilai minimum yang ditetapkan BI,
yaitu 1,5%.
d. Return On Equity (ROE)
Berdasarkan pada tabel 4.4 nilai ROE Bank Panin Syariah, Tbk tahun
2014 pada bulan Maret sebesar 5,27%, bulan Juni sebesar 5,75%, bulan
September sebesar 6,68%, dan bulan Desember sebesar 7,66%. Dan pada tabel
4.5 nilai maximum ROE sebesar 7,66% dan nilai minimum ROE 5,27%.
Sementara untuk melihat seberapa besar simpangan data pada rasio ROE dapat
dilihat dari nilai rata-rata (mean) sebesar 6,34% dengan standar deviasi sebesar
1,05% dimana nilai standar deviasi ini lebih kecil daripada nilai rata-rata
sehingga data variabel ROE dapat dikatakan baik. Dengan melihat nilai mean
tersebut dapat disimpulkan bahwa ROE Bank Panin Syariah, Tbk setelah go
public kurang baik, karena kurang dari nilai minimum yang ditetapkan BI,
yaitu 12%.
e. Net Interest Margin (NIM)
Berdasarkan pada tabel 4.4 nilai NIM Bank Panin Syariah, Tbk tahun
2014 pada bulan Maret sebesar 4,10%, bulan Juni sebesar 5,50%, bulan
September sebesar 5,59%, dan bulan Desember sebesar 5,88%. Dan pada tabel
4.5 nilai maximum NIM sebesar 5,88% dan nilai minimum NIM 4,10%.
Sementara untuk melihat seberapa besar simpangan data pada rasio NIM dapat
76
dilihat dari nilai rata-rata (mean) sebesar 5,26% dengan standar deviasi sebesar
0,79% dimana nilai standar deviasi ini lebih kecil daripada nilai rata-rata
sehingga data variabel NIM dapat dikatakan baik. Dengan melihat nilai mean
tersebut dapat disimpulkan bahwa NIM Bank Panin Syariah, Tbk setelah go
public baik, karena lebih dari nilai minimum yang ditetapkan BI, yaitu 5%.
f. CAR
Berdasarkan pada tabel 4.4 nilai CAR Bank Panin Syariah, Tbk tahun
2014 pada bulan Maret sebesar 31,15%, bulan Juni sebesar 25,52%, bulan
September sebesar 26,16%, dan bulan Desember sebesar 25,69% dengan nilai
maximum CAR pada tabel 4.4 sebesar 31,15% dan nilai minimum CAR
25,52%. Sementara untuk melihat seberapa besar simpangan data pada rasio
CAR dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean) sebesar 27,13% dengan standar
deviasi sebesar 2,69% dimana nilai standar deviasi ini lebih kecil daripada nilai
rata-rata sehingga data variabel CAR dapat dikatakan baik. Dengan melihat
nilai mean tersebut dapat disimpulkan bahwa CAR Bank Panin Syariah, Tbk
setelah go public baik, karena lebih dari nilai minimum yang ditetapkan BI,
yaitu 8%.
77
3. Analisis Deskriptif atau Comparing Means Variabel Penelitian
Sebelum dan Setelah Go Public
Tabel 4.6
Descriptive Statistics Rasio Keuangan Bank Panin Syariah, Tbk
Sebelum dan Setelah Go Public
Sebelum dan
Setelah
Go Public
N Mean Std.
Deviation Minimum Maximum
NPF Sebelum 4 0,7350 0,20469 0,56 1,01
Setelah 4 0,5575 0,27945 0,29 0,94
FDR Sebelum 4 111,84 15,06232 90,40 123,60
Setelah 4 114,79 19,17760 94,04 140,48
ROA Sebelum 4 2.0675 0.72780 1.03 2.72
Setelah 4 1.7250 0.23245 1.45 1.99
ROE Sebelum 4 8.0675 2.46754 4.44 9.97
Setelah 4 6.3400 1.05688 5.27 7.66
NIM Sebelum 4 5.4675 1.03552 4.26 6.49
Setelah 4 5.2675 0.79504 4.10 5.88
CAR Sebelum 4 22.6950 3.24754 19.75 27.09
Setelah 4 27.1300 2.69363 25.52 31.15
Sumber: data primer yang telah diolah
a. Non Performing Financing (NPF)
Pada tabel 4.6 dapat terlihat bahwa nilai rata-rata (mean) rasio NPF
setelah go public sebesar 0,55% lebih kecil dibandingkan rasio NPF sebelum
go public sebesar 0,73% yang artinya terjadi penurunan nilai rata-rata NPF
sebesar 0,18. Persentase ini menunjukkan bahwa total pembiayaan bermasalah
Bank Panin Syariah sebelum go public lebih besar dibandingkan setelah go
78
public. Hal ini berarti NPF Bank Panin Syariah setelah go public lebih baik
dibandingkan sebelum go public.
Namun, jika mengacu pada ketentuan bank indonesia yang menyatakan
standar ideal NPF sebesar <5% maka kinerja Bank Panin Syariah berada pada
kondisi ideal.
b. Financing to Deposit Ratio (FDR)
Pada tabel 4.6 dapat terlihat bahwa nilai rata-rata (mean) rasio FDR
setelah go public sebesar 114,79% lebih besar dibandingkan rasio FDR
sebelum go public sebesar 111,84% yang artinya terdapat peningkatan nilai
rata-rata FDR sebesar 2,95%. Persentase dari peningkatan ini menunjukkan
bahwa pembiayaan yang dilakukan oleh Bank Panin Syariah lebih besar
dibandingkan dengan dana pihak ketiga. Hal ini dapat terjadi karena pada tahun
2014 Bank Panin Syariah telah melakukan go public sehingga modal yang
dimiliki untuk melakukan pembiayaan jauh lebih besar dibandingkan dengan
sebelum go public. Karena semakin besar FDR maka akan semakin besar
kualitas dan tingkat likuiditasnya, selain itu FDR yang tinggi juga dapat
memeperlihatkan bahwa Bank Panin Syariah kecil kemungkinannya memiliki
dana idle fund yang cukup besar.
Apabila jika mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang menyatakan
standar ideal FDR sebesar 85-110% maka kinerja Bank Panin Syariah berada
pada kondisi ideal.
79
c. Return On Asset (ROA)
Pada tabel 4.6 dapat terlihat bahwa nilai rata-rata (mean) rasio ROA
setelah go public sebesar 1,72% lebih kecil dibandingkan rasio ROA sebelum
go public sebesar 2,06% yang artinya terdapat perbedaan penurunan rata-rata
ROA sebesar 0,34%. Namun penurunan ini tidak memberikan dampak, karena
perubahannya sangat kecil. Dan apabila mengacu pada penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Ardie Wira Hari P (2014) tentang Pengukuran Kinerja
Bank Syariah dengan Metode RGEC menunjukkan bahwa meskipun suatu
bank mengalami penurunan kinerja, maka bank tersebut belum dapat diprediksi
mengalami kebangkrutan selama parameter penanganan risiko bank tersebut
sangat baik sehingga dapat mencegah atau meminimalisir akan terjadinya
kebangkrutan.
Namun, jika mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang menyatakan
standar ideal ROA sebesar 1,5% maka kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan
setelah go public berada pada kondisi ideal.
d. Return On Equity (ROE)
Pada tabel 4.6 dapat terlihat bahwa nilai rata-rata (mean) rasio ROE
setelah go public sebesar 6,34% lebih kecil dibandingkan rasio ROE sebelum
go public sebesar 8,06% yang artinya bahwa terdapat perbedaan penurunan
nilai rata-rata ROE sebesar 1,72. Persentase ini menunjukkan bahwa
kemampuan Bank Panin Syariah sebelum go public dalam menghasilkan laba
dari modal sendiri lebih baik dibandingkan setelah go public. Namun, apabila
mengacu pada Prospektus Bank Panin Syariah yang menyebutkan bahwa
80
penggunaan dana dari hasil penjualan saham akan digunakan 80% untuk
pembiayaan jangka panjang, dan 20% untuk pengembangan jaringan, jadi
dapat dijelaskan bahwa penurunan nilai rata-rata tersebut karena setelah go
public Bank Panin Syariah baru memberikan pembiayaan pertama kepada
nasabah sehingga return yang didapatkan pada tahun pertama yaitu 2014 masih
sangat kecil.
Namun, jika mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang menyatakan
standar ideal ROE sebesar 5-12% maka kinerja Bank Panin Syariah sebelum
dan setelah go public berada pada kondisi ideal.
e. Net Interest Margin (NIM)
Pada tabel 4.6 dapat terlihat bahwa nilai rata-rata (mean) rasio NIM
setelah go public sebesar 5,26% lebih kecil dibandingkan rasio NIM sebelum
go public sebesar 5,46% yang artinya bahwa terdapat penurunan nilai NIM
sebesar 0,2. Persentase ini menunjukkan bahwa NIM Bank Panin Syariah
sebelum go public lebih baik dibandingkan setelah go public. Sama halnya
dengan fakor earnings lainnya seperti ROA dan ROE, NIM juga mengalami
penurunan nilai rata-rata (mean). Namun, jika mengacu pada ketentuan Bank
Indonesia yang menyatakan standar ideal NIM sebesar >5% maka kinerja Bank
Panin Syariah sebelum dan setelah go public berada pada kondisi ideal.
f. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Pada tabel 4.6 dapat terlihat bahwa nilai rata-rata (mean) rasio CAR
setelah go public sebesar 27,13% lebih besar dibandingkan rasio CAR sebelum
go public sebesar 22,69% yang artinya terdapat perbedaan peningkatan rata-
81
rata nilai CAR sebesar 4,44%. Persentase CAR tersebut menggambarkan
bahwa nilai CAR setelah go public lebih baik dibandingkan sebelum go public.
Hal ini dikarenakan pada tahun 2014 Bank Panin Syariah melakukan go public
sehingga bank mendapatkan tambahan dana dari hasil penjualan saham.
Apabila jika mengacu pada ketentuan Bank Indonesia tentang kewajiban
penyediaan modal minimum (KPMM) bahwa standar terbaik atau minimum
CAR adalah 8% maka kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go
public berada pada kondisi ideal karena memiliki nilai CAR diatas ketentuan
standar BI.
4. Pengujian Hipotesis Sebelum dan Setelah Go Public
a. NPF (Non Performing Financing)
Rasio ini merupakan salah satu rasio dalam faktor risk profile pada
metode RGEC yang digunakan untuk menilai risiko kredit atau pembiayaan
pada suatu bank. Hasil uji statistik pada rasio NPF terdapat pada tabel 4.7
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7
Test Statistics
Setelah-sebelum
Z -.730a
Asymp. Sig. (2-tailed) .465
Berdasarkan tabel 4.7 pada pengujian wilcoxon, maka hasil hipotesis
yang didapatkan pada pengujian NPF memiliki sig. sebesar 0,465/2 =
0,2325 dengan derajat kesalahan yang sudah ditetapkan yaitu sebesar 0,05.
Sehingga dapat dilihat 0,2325 > 0,05. Artinya bahwa nilai sig lebih besar
82
dibandingkan dengan derajat kesalahan sehingga Ho diterima. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa kinerja NPF Bank Panin Syariah sebelum go public dan
setelah go public tidak terdapat perbedaan secara signifikan. Penelitian ini
konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yung Sen dan
Lili Syafitri bahwa kinerja bank setelah go public pada rasio solvabilitas
tidak berpengaruh secara signifikan.
b. FDR (Financing to Deposit Ratio)
Rasio ini digunakan untuk menilai tingkat likuiditas suatu bank. Hasil
uji statistik pada rasio FDR terdapat pada tabel 4.8 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8
Test Statistics
Setelah-sebelum
Z -.365a
Asymp. Sig. (2-tailed) .715
Berdasarkan tabel 4.8 pada pengujian wilcoxon, maka hasil hipotesis
yang didapatkan pada pengujian FDR memiliki sig. sebesar 0,715/2 =
0,3575 dengan derajat kesalahan yang sudah ditetapkan yaitu sebesar 0,05.
Sehingga dapat dilihat 0,3575 > 0,05. Artinya bahwa nilai sig lebih besar
dibandingkan dengan derajat kesalahan sehingga Ho diterima. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa kinerja FDR Bank Panin Syariah sebelum go public dan
setelah go public tidak terdapat perbedaan secara signifikan. Berbeda
dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nurul Shiyam Aprila
(2014) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio
FDR dalam metode RGEC.
83
c. ROA (Return on Asset)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank
dalam memperoleh keuntungan yang dihasilkan dari rata-rata total asset
bank yang bersangkutan. Hasil uji statistik pada rasio ROA terdapat pada
tabel 4.9 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9
Test Statistics
Setelah-sebelum
Z -.730a
Asymp. Sig. (2-tailed) .465
Berdasarkan tabel 4.9 pada pengujian wilcoxon, maka hasil hipotesis
yang didapatkan pada pengujian ROA memiliki sig. sebesar 0,465/2 =
0,2325 dengan derajat kesalahan yang sudah ditetapkan yaitu sebesar 0,05.
Sehingga dapat dilihat 0,2325 > 0,05. Artinya bahwa nilai sig lebih besar
dibandingkan dengan derajat kesalahan sehingga Ho diterima. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa kinerja ROA Bank Panin Syariah sebelum go public dan
setelah go public tidak terdapat perbedaan secara signifikan. Hasil penelitian
ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Yung Sen dan Lili Syafitri yaitu
Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah IPO pada
Perusahaan Go Public di BEI. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan pada rasio ROA sebelum dan setelah IPO.
d. ROE (Return On Equity)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank
dalam mengelola modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah
84
pajak. Hasil uji statistik pada rasio ROE terdapat pada tabel 4.10 adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.10
Test Statistics
Setelah-sebelum
Z -.730a
Asymp. Sig. (2-tailed) .465
Berdasarkan tabel 4.10 pada pengujian wilcoxon, maka hasil hipotesis
yang didapatkan pada pengujian ROE memiliki sig. sebesar 0,465/2 =
0,2325 dengan derajat kesalahan yang sudah ditetapkan yaitu sebesar 0,05.
Sehingga dapat dilihat 0,2325 > 0,05. Artinya bahwa nilai sig lebih besar
dibandingkan dengan derajat kesalahan sehingga Ho diterima. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa kinerja ROE Bank Panin Syariah sebelum go public dan
setelah go public tidak terdapat perbedaan secara signifikan. Konsisten
dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Adhisyafitri Evalina
Ikhsan hasilnya menunjukkan bahwa tidak terdapat pebedaan yang
signifikan terhadap kinerja perusahaan sebelum dan sesudah IPO.
e. NIM (Net Interest Margin)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank
dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bung
bersih. Hasil uji statistik pada rasio NIM terdapat pada tabel 4.11 adalah
sebagai berikut:
85
Tabel 4.11
Test Statistics
Setelah-sebelum
Z -.365a
Asymp. Sig. (2-tailed) .715
Berdasarkan tabel 4.11 pada pengujian wilcoxon, maka hasil hipotesis
yang didapatkan pada pengujian NIM memiliki sig. sebesar 0,715/2 =
0,3575 dengan derajat kesalahan yang sudah ditetapkan yaitu sebesar 0,05.
Sehingga dapat dilihat 0,3575 > 0,05. Artinya bahwa nilai sig lebih besar
dibandingkan dengan derajat kesalahan sehingga Ho diterima. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa kinerja NIM Bank Panin Syariah sebelum go public dan
setelah go public tidak terdapat perbedaan secara signifikan. Serupa dengan
penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Iqbal (2013) menunjukkan
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio Net Interest
Margin.
f. CAR (Capital Adequacy Ratio)
Rasio ini merupakan rasio kewajiban modal minimum yang harus
dimiliki oleh bank. Hasil uji statistik pada rasio CAR terdapat pada tabel
4.12 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.12
Test Statistics
Setelah-sebelum
Z -1.826a
Asymp. Sig. (2-tailed) .068
86
Berdasarkan tabel 4.12 pada pengujian wilcoxon, maka hasil hipotesis
yang didapatkan pada pengujian CAR memiliki sig. sebesar 0,034 dengan
derajat kesalahan yang sudah ditetapkan yaitu sebesar 0,05. Sehingga dapat
dilihat 0,034 < 0,05. Artinya bahwa nilai sig lebih kecil dibandingkan
dengan derajat kesalahan sehingga Ho ditolak. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa kinerja CAR Bank Panin Syariah sebelum go public dan setelah go
public terdapat perbedaan secara signifikan. Berbeda dengan penelitian
yang dilakukan oleh Anggi Sabbina (2013) yang hasilnya menunjukkan
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio CAR.
g. Penilaian terhadap GCG (Good Corporate Governance)
Good Corporate Governance merupakan salah satu komponen
penilaian dalam metode RGEC dan bukan merupakan penilaian terhadap
kinerja keuangan bank. Oleh karena itu, laporan pelaksanaan GCG dibuat
terpisah dari laporan keuangan. Rincian hasil perhitungan self assessment
yang dilakukan oleh Bank Panin Syariah disajikan pada tabel 4.13 sebagai
berikut:
Tabel 4.13
Laporan Pelaksanaan GCG Bank Panin Syariah Periode 2013-2014
No Faktor Peringkat
Sebelum go public
(2013)
Setelah go public
(2014) Keterangan
Bobot Nilai Bobot Nilai
1 Pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab Dewan Komisaris
1 12.50% 0.13 12.50% 0.13 Jumlah, komposisi, integritas,
kompetensi dan pelaksanaan tugas
dan tanggung jawab Dekom telah
berjalan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
2 Pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab Direksi
1 17.50% 0.18 17.50% 0.18 Jumlah, komposisi, integritas,
kompetensi dan pelaksanaan tugas
dan tanggung jawab Direksi telah
berjalan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
3 Kelengkapan dan pelaksanaan tugas
Komite
1 10.00% 0.10 10.00% 0.10 Kelengkapan dan pelaksanaan
tugas Komite telah dilaksanakan
sesuai dengan prinsip-prinsip
GCG.
4
Pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab Dewan Pengawas Syariah
1 10.00% 0.10 10.00% 0.10 Jumlah, komposisi, integritas,
kompetensi dan pelaksanaan tugas
dan tanggung jawab Dewan
Pengawas Syariah telah berjalan
sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
5 Pelaksanaan prinsip syariah dalam
kegiatan penghimpunan dana dan
penyaluran dana serta pelayanan jasa
1 5.00% 0.05 5.00% 0.10 Bank telah menjalankan
pelaksanaan prinsip syariah pada
setiap kegiatan dengan ketentuan
dan pengawasan sesuai
perundang-undangan yang
berlaku.
6 Penanganan Benturan Kepentingan 2 10.00% 0.20 10.00% 0.20 Telah terdapat ketentuan dan
prosedur internal Bank guna
menangani transaksi yang
berpotensi menyebabkan benturan
kepentingan.
7 Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank 2 5.00% 0.10 5.00% 0.10 Fungsi Kepatuhan telah dilakukan
sesuai dengan ketentuan yang
berlaku serta telah terdapat
Kebijakan Kepatuhan internal
Bank.
8 Penerapan Fungsi Audit Intern 2 5.00% 0.10 5.00% 0.10 Penerapan fungsi audit intern telah
berjalan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
9 Penerapan Fungsi Audit Ekstern 1 5.00% 0.05 5.00% 0.05 Penunjukan Akuntan Publik &
KAP telah sesuai dengan
mekanisme GCG dan ketentuan
yang berlaku. Pelaksanaan tugas
Akuntan Publik terpilih telah
dilakukan secara independen dan
sesuai dengan perjanjian.
10 Batas Maksimum Penyaluran Dana 1 5.00% 0.05 5.00% 0.05 Bank melakukan monitoring
dalam penyaluran dana
diantaranya dengan
memperhatikan pemberian
plafond pembiayaan sesuai dengan
ketentuan BMPK.
11 Transparansi Kondisi Bank, laporan
pelaksanaan GCG dan pelaporan
internal
2 15.00% 0.30 15.00% 0.30 Laporan pelaksanaan GCG telah
dibuat dan disampaikan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Penerapan transparansi dalam
aktivitas Bank sudah berjalan
sesuai prinsip GCG, termasuk
sistem informasi manajemen dan
pelaporan internal.
Nilai Komposit 100.00% 1.35 100.00% 1.40
Predikat : Sangat Baik / Baik / Cukup Baik / Kurang Baik / Tidak Baik
Sumber: Laporan GCG Bank Panin Syariah tahun 2013 dan 2014
Sangat Baik : Nilai Komposit < 1.5
Baik : 1.5 ≤ Nilai Komposit < 2.5
Cukup Baik : 2.5 ≤ Nilai Komposit < 3.5
Kurang Baik : 3.5 ≤ Nilai Komposit < 4.5
Tidak Baik : 4.5 ≤ Nilai Komposit ≤ 5
90
Berdasarkan tabel 4.13 bahwa pelaksanaan GCG pada Bank Panin Syariah
periode sebelum go public mendapatkan skor sebesar 1,35 sedangkan pelaksanaan
GCG Bank Panin Syariah setelah go public mendapatkan skor 1,40. Secara umum
dapat disampaikan bahwa berdasarkan hasil self assessment terhadap pelaksanaan
Good Corporate Governance tahun 2013 dan tahun 2014, bank memperoleh
predikat sangat baik, meskipun terdapat perbedaan pada bobot nilai sebesar 0,05.
Perbedaan tersebut dapat dilihat pada faktor kelima ari pelaksanaan GCG Bank
Panin Syariah, yaitu pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan
dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa.
Adapun hasil dari analisis deskriptif pelaksanaan GCG Bank Panin Syariah
memperlihatkan bahwa setelah adanya go public menurunkan bobot nilai pada
pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran
dana serta pelayanan jasa, kemungkinan dari penurunan tersebut karena Bank Panin
Syariah harus menyesuaikan diri dengan kondisi yang baru dimana terdapat
perubahan dari sisi capital maupun dari sisi kepemilikan saham. Namun, meskipun
terjadi penurunan nilai, hal ini tidak terlalu berdampak pada kinerja Bank Panin
Syariah, karena selain penurunan nilai tersebut sangat kecil, pelaksanaan GCG
Bank Panin Syariah setelah go public juga mendapatkan predikat sangat baik.
91
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini membandingkan apakah terdapat perbedaan kinerja Bank
Panin Syariah sebelum dan setelah go public. Berdasarkan hasil analisis data,
maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil uji statistik non parametrik wilcoxon test pada kinerja keuangan Bank
Panin Syariah menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
pada rasio CAR, sedangkan pada rasio rasio NPF, FDR, ROA, ROE, dan
NIM tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap kinerja Bank
Panin Syariah sebelum dan setelah go public, yaitu:
a. Faktor R (risk profile) yaitu rasio NPF dan FDR. Berdasarkan hasil
pengujian terhadap rasio NPF (Non Performing Financing) tidak
terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin Syariah
sebelum dan setelah go public yaitu dengan melihat nilai signifikansi
0,2325 lebih besar dari derajat kesalahan 0,05. Dan pada rasio FDR
(Financing to Deposit Ratio) tidak terdapat perbedaan yang signifikan
pada kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public yaitu
dengan melihat nilai signifikansi 0,3575 lebih besar dari derajat
kesalahan 0,05.
b. Faktor G (Good Corporate Governance) yaitu dilihat dari laporan
pelaksanaan GCG Bank Panin Syariah dari hasil self assessment
terhadap pelaksanaan Good Corporate Governance tahun 2013 atau
sebelum go public memperoleh predikat sangat baik dengan nilai
92
komposit 1,35. Dan pada tahun 2014 atau setelah go public, bank
memperoleh predikat sangat baik dengan nilai komposit sebesar 1,40.
Perbedaan 0,05 tidak berpengaruh besar karena perbedaan nilai tersebut
cenderung sangat kecil.
c. Faktor E (Earnings) yaitu rasio ROA, ROE, NIM. Berdasarkan hasil
pengujian terhadap rasio ROA (Return On Asset) tidak terdapat
perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin Syariah sebelum
dan setelah go public yaitu dengan melihat nilai signifikansi 0,2325
lebih besar dari derajat kesalahan 0,05. Dan pada rasio ROE (Return
On Equity) tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank
Panin Syariah sebelum dan setelah go public yaitu dengan melihat nilai
signifikansi 0,2325 lebih besar dari derajat kesalahan 0,05. Serta pada
rasio NIM (Net Interest Margin) juga tidak terdapat perbedaan yang
signifikan pada kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go
public yaitu dengan melihat tingkat signifikansi 0,3575 lebih besar dari
derajat kesalahan 0,05.
d. Faktor C (Capital) yaitu rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) terdapat
perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin Syariah sebelum
dan setelah go public yaitu dengan melihat tingkat signifikansi 0,034
lebih besar dari derajat kesalahan 0,05.
2. Perbedaan kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public dapat
dilihat dari nilai rata-rata (mean) pada rasio NPF, FDR, ROA, ROE, NIM,
dan CAR. Rasio yang mengalami peningkatan atau berpengaruh positif
93
terhadap kinerja bank adalah rasio NPF, FDR, dan CAR, sedangkan rasio
yang mengalami penurunan adalah rasio yang terdapat pada faktor
earnings, yaitu ROA, ROE, dan NIM.
a. Rasio NPF (Non Performing Financing) Bank Panin Syariah sebelum
go public lebih tinggi dibandingkan dengan setelah go public, dengan
besarnya perbedaan penurunan tersebut sebesar 0,18%. Hal ini
menunjukkan bahwa kinerja NPF Bank Panin Syariah setelah go public
lebih baik meskipun dampaknya sangat kecil karena perbedaan tersebut
tidak signifikan.
b. Rasio FDR (Financing to Deposit Ratio) Bank Panin Syariah setelah
go public lebih tinggi dibandingkan dengan sebelum go public. Hal ini
menunjukkan bahwa kinerja FDR Bank Panin Syariah setelah go public
lebih baik, dengan besarnya perbedaan tersebut sebesar 2,95%.
c. Rasio ROA (Return On Asset) Bank Panin Syariah sebelum go public
lebih tinggi dibandingkan dengan setelah go public. Hal ini
menunjukkan bahwa kinerja ROA Bank Panin Syariah setelah go
public mengalami penurunan, dengan besarnya perbedaan tersebut
sebesar 0,34%. Namun penurunan tersebut tidak memberikan dampak
yang besar, karena perbedaannya sangat kecil.
d. Rasio ROE (Return On Equity) Bank Panin Syariah sebelum go public
lebih tinggi dibandingkan dengan setelah go public. Hal ini
menunjukkan bahwa kinerja ROE Bank Panin Syariah setelah go public
94
mengalami penurunan, dengan besarnya perbedaan tersebut sebesar
1,72%.
e. Rasio NIM (Net Interest Margin) Bank Panin Syariah sebelum go
public lebih tinggi dibandingkan dengan setelah go public. Hal ini
menunjukkan bahwa kinerja NIM Bank Panin Syariah setelah go public
mengalami penurunan, dengan besarnya perbedaan tersebut sebesar
0,2%.
f. Rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) Bank Panin Syariah setelah go
public lebih tinggi dibandingkan dengan sebelum go public. Hal ini
menunjukkan bahwa kinerja CAR Bank Panin Syariah setelah go public
lebih baik, dengan perbedaan yang cukup signifikan yaitu sebesar
4,44%.
B. Saran
1. Bagi Perbankan
Dari hasil penelitian ini peneliti menyarankan kepada pihak perbankan,
khususnya Bank Panin Syariah agar memaksimalkan secara baik
penambahan jumlah modal yang diterima pada saat go public, karena
go public merupakan sarana bagi perusahaan dalam rangka ekspansi
usaha dengan cara penambahan modal melalui penjualan saham.
Sehingga bagi Bank Panin Syariah hendaknya secara konsisten dan
berkelanjutan menerapkan sistem pengawasan yang ketat dalam rangka
menjaga kepercayaan investor melalui pencapaian pertumbuhan laba
yang sesuai dengan ekspektasi awal pada saat sebelum go public. Oleh
95
karena itu, langkah go public yang diambil Bank Panin Syariah
seharusnya menjadi langkah awal terbesar dalam pencapaian kinerja
Bank Panin Syariah yang lebih baik hingga masa yang akan datang.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dalam penelitian ini menggunakan periode waktu penelitian data
triwulanan guna menganalisis kinerja Bank Panin Syariah. Oleh karena
itu disarankan bagi peneliti selanjutnya dapat menambahkan periode
penelitian dan menambahkan variabel-variabel lain. Disamping itu,
selain menguji kinerja bank setelah melakukan IPO juga memperluas
penelitian dengan melihat ada tidaknya praktek manajemen laba baik
pada periode sebelum maupun sesudah IPO.
96
DAFTAR PUSTAKA
Al Arif, M. Nur Rianto. Manajemen Risiko Perbankan Syariah. Jakarta: UIN Press,
2015
Antonio, Muhammad Syafi’I, Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Gema Insani:
Jakarta, 2001
Ardiyana, Marissa dan Dul Muid, “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank
Syariah dan Bank Konvensional Sebelum dan Sesudah Krisis Global
Tahun 2008 dengan Metode CAMEL”, Jurnal Ekonomi.
Boediono, Teori Dan Aplikasi: Statistika Dan Probabilitas. Bandung: Rosda, 2002
Budisantoso, Totok dan Sigit Triandaru. Bank dan Lembaga Keuangan lain. Edisi
kedua. Jakarta : Salemba Empat, 2006
Dewan Standar Akuntansi Syariah, “Standar Akuntansi Keuangan Syariah”,
Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia, 2014
Doloksaribu, Tio Arriela. Pengaruh Rasio Indikator Tingkat Kesehatan Bank
Terhadap Pertumbuhan Laba Perusahaan Perbankan Go Public. Jurnal
IAI, Kerangka Dasar Penyusunandan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah,
Jakarta, 2002
Ikhsan, Adhisyahfitri Evalina. Analisis Kinerja Perusahaan: Sebelum dan Setelah
Initial Public Offering di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Universitas Syiah
Kuala
Iqbal, Muhammad. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan BUS, UUS, dan
Konvensional dengan metode CAMELS, Skripsi: UIN Jakarta, 2013
Jumingan. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara, 2006
Karim, Adiwarman A, Bank Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006
Karim, Adiwarman A, Bank Islam: Analisis Antara Fiqih Dan Keuangan, Cet IV,
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: PT Rajawali Press, 2010
97
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Rajawali Pers. 2009
Kuncoro, Madrajad & Suhardjono. Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: BFFE, 2002
Kurniawan, Adhi. Wilcoxon Sign Rank Test. 2012. https//adhikurniawan.files.
wordpress.com diakses pada 1 Desember 2015
Kurniawan, Albert. SPSS Serba-Serbi Analisis Statistika Dengan Cepat dan
Mudah. Jasakom, 2011
Lasta, Heidy Arrvida dkk., 2014. Analisis Tingkat Kesehatan bank dengan
menggunakan pendekatan RGEC, Jurnal Administrasi Bisnis,
Universitas Brawijaya
Muhammad, Bank Syariah, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005
Mutia, Noor. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank: CAMEL dan RGEC. 2014.
noormutia.blogspot.com/2014/04/blk5.html diakses pada 14 November
2015
Nainggolan, Marnov, PP: Analisis Pengaruh LDR, NIM, dan BOPO Terhadap ROA
Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository: 2009
Permana, Bayu Aji. 2012. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Metode
CAMELS dan Metode RGEC. Jurnal Universitas Negeri Surabaya.
Rahmat, Muhammad. Pengaruh CAR, FDR, dan NPF Terhadap Profitabilitas
Pada Bank Syariah Mandiri. Skripsi Universitas Hasanuddin Makassar.
2012
Rifai, Veithzal dan Andria Permata Veithzal, Islamic Financial Management,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2008
Savitri, Dhian. 2011. Pengaruh NPL, NIM, dan LDR terhadap Perubahan Laba
Bank Devisa dan Non Devisa tahun 2006-2010. Jurnal Ilmu Manajemen
dan Akuntansi Terapan vol.2 nomor 2 November 2011.
jurnal.stietotalwin.ac.id. diakses pada 15 Desember 2012
98
Setyorini. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan pada
Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia, Socientia Jurnal Ilmu-ilmu
Sosial. Vo.4 No.1:179-185. 2012
Susilo, Sri. Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Jakarta: Salemba Empat, 2000
Usman, Husaini dan Setiady, Purnomo. “Pengantar Statistika”. Bumi Aksara,
Jakarta, 2006
Wardani. S.L. Efektifitas Jaminan Perseorangan (Borgtocht) Apabila Debitur
Wanprestasi Pada Bank Jateng Cabang Pemuda Semarang. Tesis Undip
Semarang, 2009
Wira, Ardie. Pengukuran Kinerja Bank Umum Syariah dengan Metode RGEC.
Skripsi: UIN Jakarta, 2014
Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP
Surat Edaran Bank Indonesia No 6/23/DPNP
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
UU Nomor 21 tahun 2008
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8/POJK.03/2014
www.idx.co.id
www.paninbanksyariah.co.id
99
Lampiran - Lampiran
100
Lampiran 1: Rasio Keuangan Bank Panin Syariah Periode 2013-2014
Lampiran 2 : Tabel Perhitungan Rasio Keuangan Bank Panin Syariah
Tahun NPF FDR ROA ROE NIM CAR
2013 (3) 0,60% 120,91% 2,72% 9,97% 6,49% 27,09%
2013 (6) 0,56% 123,60% 2,34% 8,92% 6,15% 23,11%
2013 (9) 1,01% 112,46% 2,18% 8,94% 4,97% 19,75%
2013 (12) 0,77% 90,40% 1,03% 4,44% 4,26% 20,83%
2014 (3) 0,94% 112,84% 1,45% 5,27% 4,10% 31,15%
2014 (6) 0,57% 140,48% 1,64% 5,75% 5,50% 25,52%
2014 (9) 0,43% 111,79% 1,82% 6,68% 5,59% 26,16%
2014 (12) 0,29% 94,04% 1,99% 7,66% 5,88% 25,69%
101
102
Lampiran 3: Output Hasil Pengujian data dengan SPSS 16
Descriptive Statistics
N Mean Std.
Deviation Minimum Maximum
Percentiles
25th 50th
(Median)
75th
NPF Sebelum 4 .7350 .20469 .56 1.01 .5700 .6850 .9500
Sesudah 4 .5575 .27945 .29 .94 .3250 .5000 .8475
FDR Sebelum 4 1.1184E2 15.06232 90.40 123.60 95.9150 116.6850 1.2293E2
Sesudah 4 1.1479E2 19.17760 94.04 140.48 98.4775 112.3150 1.3357E2
ROA Sebelum 4 2.0675 .72780 1.03 2.72 1.3175 2.2600 2.6250
Sesudah 4 1.7250 .23245 1.45 1.99 1.4975 1.7300 1.9475
ROE Sebelum 4 8.0675 2.46754 4.44 9.97 5.5600 8.9300 9.7125
Sesudah 4 6.3400 1.05688 5.27 7.66 5.3900 6.2150 7.4150
NIM Sebelum 4 5.4675 1.03552 4.26 6.49 4.4375 5.5600 6.4050
Sesudah 4 5.2675 .79504 4.10 5.88 4.4500 5.5450 5.8075
CAR Sebelum 4 22.6950 3.24754 19.75 27.09 20.0200 21.9700 26.0950
Sesudah 4 27.1300 2.69363 25.52 31.15 25.5625 25.9250 29.9025
103
Wilcoxon Signed Ranks Test
N Mean Rank Sum of Rank
NPF sesudah – sebelum Negative Ranks
Positive Ranks
Ties
Total
2a
2b
0c
4
3.50
1.50
7.00
3.00
FDR sesudah – sebelum Negative Ranks
Positive Ranks
Ties
Total
2a
2b
0c
4
2.00
3.00
4.00
6.00
ROA sesudah – sebelum Negative Ranks
Positive Ranks
Ties
Total
3a
1b
0c
4
2.33
3.00
7.00
3.00
ROE sesudah – sebelum Negative Ranks
Positive Ranks
Ties
Total
3a
1b
0c
4
2.33
3.00
7.00
3.00
NIM sesudah – sebelum Negative Ranks
Positive Ranks
Ties
Total
2a
2b
0c
4
3.00
2.00
6.00
4.00
CAR sesudah – sebelum Negative Ranks
Positive Ranks
Ties
Total
0a
4b
0c
4
.00
2.50
.00
10.00
a. sesudah < sebelum
b. sesudah > sebelum
c. sesudah = sebelum
104
Test Statistics
Sebelum-Setelah
NPF
Z -.730a
Asymp. Sig. (2-tailed) .465
FDR
Z -.365a
Asymp. Sig. (2-tailed) .715
ROA
Z -.730a
Asymp. Sig. (2-tailed) .465
ROE
Z -.730a
Asymp. Sig. (2-tailed) .465
NIM
Z -.365a
Asymp. Sig. (2-tailed) .715
CAR
Z -1.826a
Asymp. Sig. (2-tailed) .068
a. Based on positive ranks
b. Wilcoxon Signed Ranks Test