ANALISIS PERBANDINGAN EVALUASI DIRI SEKOLAH … Artikel Analisis... · Penjaminan mutu pendidikan...

download ANALISIS PERBANDINGAN EVALUASI DIRI SEKOLAH … Artikel Analisis... · Penjaminan mutu pendidikan ini bertujuan untuk melindungi ... yang dibentuk oleh sekolah dengan menerbitkan

If you can't read please download the document

Transcript of ANALISIS PERBANDINGAN EVALUASI DIRI SEKOLAH … Artikel Analisis... · Penjaminan mutu pendidikan...

  • Hal. 1 Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Desember 2014

    http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=307:analisis-

    perbandingan-evaluasi-diri-sekolah-dengan-akreditasi-sekolah&catid=42:ebuletin&Itemid=215

    ANALISIS PERBANDINGAN EVALUASI DIRI SEKOLAH

    DENGAN AKREDITASI SEKOLAH

    AINUN FARIDA

    LPMP Sulawesi Selatan

    [email protected]

  • Hal. 2 Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Desember 2014

    http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=307:analisis-

    perbandingan-evaluasi-diri-sekolah-dengan-akreditasi-sekolah&catid=42:ebuletin&Itemid=215

    ABSTRAK

    Penjaminan mutu pendidikan ini bertujuan untuk melindungi masyarakat agar

    dapat memperoleh layanan dan hasil pendidikan sesuai dengan yang dijanjikan oleh

    penyelenggara pendidikan. Evaluasi Diri Satuan/Program Pendidikan (EDS) merupakan

    salah satu kegiatan pengukuran ketercapaian standar acuan mutu pada satuan/program

    pendidikan. Alat yang digunakan untuk pengukuran ketercapaian standar mutu pada

    satuan/program pendidikan adalah Instrumen Evaluasi Diri Satuan/program Pendidikan.

    Setiap satuan/program pendidikan melakukan penjaringan data dengan cara mengisi

    instrumen evaluasi diri. Akreditasi sekolah/madrasah adalah proses penilaian secara

    komprehensif terhadap kelayakan satuan atau program pendidikan, yang hasilnya

    diwujudkan dalam bentuk sertifikat pengakuan dan peringkat kelayakan yang

    dikeluarkan oleh suatu lembaga yang mandiri dan profesional. Instrumen evaluasi diri

    sekolah dan instrumen akreditasi sekolah mempunyai persamaan. Persamaan kedua

    instrumen tersebut adalah pengembangan instrumen berdasarkan pada standar nasional

    pendidikan. Hasil evaluasi diri sekolah dan akreditasi sekolah cenderung terjadi

    kesenjangan atau gap yang memperlihatkan kontradiksi. Kesenjangan atau gap inilah

    yang menimbulkan permasalahan, sehingga perlu dikaji bagaimana perbandingan antara

    evaluasi diri sekolah dengan akreditasi sekolah mengapa terjadi kesenjangan hasil yang

    menimbulkan kontradiksi. Pengujian secara statistik yang membandingkan antara hasil

    evaluasi diri sekolah dengan akreditasi sekolah menunjukkan bahwa ada perbedaan

    yang signifikan antara hasil evaluasi diri sekolah dengan akreditasi sekolah. Secara

    rasional, hasil akreditasi sekolah tidak berbeda jauh atau mendekati hasil evaluasi diri

    sekolah, akan tetapi yang terjadi adalah adanya kesenjangan yang signifikan antara hasil

    kedua instrumen tersebut padahal standar yang digunakan adalah standar yang sama

    yaitu standar nasional pendidikan. Perbedaan ini terjadi akibat metode pelaksanaan

    yang berbeda. Instrumen evaluasi diri sekolah dilaksanakan secara internal oleh Tim

    Pengembang Sekolah (TPS) yang dibentuk oleh sekolah dengan menerbitkan SK Tim

    Pengembang Sekolah yang ditandatangani kepala sekolah. Inti dari instrumen ini adalah

    pengisian instrumen harus apa adanya sesuai dengan kondisi riil sekolah dan tidak

    diada-adakan. Karena pengisian yang apa adanya dan tidak ada pengaruh sangsi atau hal

    lain yang menyebabkan terancamnya seseorang, maka pengisiannya cenderung sesuai

    dengan kondisi yang sebenarnya. Berbeda sekali dengan sistem akreditasi sekolah yang

    dilaksanakan oleh pihak eksternal yaitu Badan Akreditasi Sekolah tingkat Kabupaten

    untuk jenjang SD. Hasil akreditasi sekolah ini sangat penting untuk menunjukkan

    prestasi sekolah di mata stake holder pendidikan, karena diterbitkan sertifikat sebagai

    pengakuan atas kinerja sekolah.

  • Hal. 3 Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Desember 2014

    http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=307:analisis-

    perbandingan-evaluasi-diri-sekolah-dengan-akreditasi-sekolah&catid=42:ebuletin&Itemid=215

    A. PENDAHULUAN

    Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 2 ayat (2) tentang Standar

    Nasional Pendidikan menyatakan bahwa penjaminan dan pengendalian mutu

    pendidikan yang sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP) perlu dilakukan

    dalam tiga program terintegrasi yaitu evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi. Penjaminan

    mutu pendidikan ini bertujuan untuk melindungi masyarakat agar dapat memperoleh

    layanan dan hasil pendidikan sesuai dengan yang dijanjikan oleh penyelenggara

    pendidikan. Proses evaluasi terhadap seluruh aspek pendidikan harus diarahkan pada

    upaya untuk menjamin terselenggaranya layanan pendidikan bermutu dan

    memberdayakan mereka yang dievaluasi sehingga menghasilkan lulusan pendidikan

    sesuai standar yang ditetapkan. Standarisasi pendidikan memiliki makna sebagai upaya

    penyamaan arah pendidikan secara nasional yang mempunyai keleluasaan dan

    keluwesan dalam implementasinya. Standar Nasional Pendidikan harus dijadikan acuan

    oleh pengelola pendidikan, dan di sisi lain menjadi pendorong tumbuhnya inisiatif dan

    kreativitas untuk mencapai standar yang ditetapkan. (Pedoman Akreditasi Sekolah,

    [diakses tanggal 6 Desember 2012 jam 19.00 WIB] dari http://www.ban-

    sm.or.id/content/kebijakan-dan-pedoman-akreditasi-sekolah-madrasah-tahun-2009)

    Evaluasi Diri Satuan/Program Pendidikan (EDS) merupakan salah satu kegiatan

    pengukuran ketercapaian standar acuan mutu pada satuan/program pendidikan. Alat

    yang digunakan untuk pengukuran ketercapaian standar mutu pada satuan/program

    pendidikan adalah Instrumen Evaluasi Diri Satuan/program Pendidikan. Setiap

    satuan/program pendidikan melakukan penjaringan data dengan cara mengisi instrumen

    evaluasi diri. Pengukuran kinerja melalui pengukuran evaluasi diri satuan/program

    pendidikan dilakukan setahun sekali. (Pedoman Pelaksanaan sistem Penjaminan Mutu

    (SPMP):2010)

    Akreditasi sekolah/madrasah adalah proses penilaian secara komprehensif terhadap

    kelayakan satuan atau program pendidikan, yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk

    sertifikat pengakuan dan peringkat kelayakan yang dikeluarkan oleh suatu lembaga yang

    mandiri dan profesional. Penggunaan instrumen akreditasi yang komprehensif

    dikembangkan berdasarkan standar yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.

    Pelaksanaan akrediatsi sekolah dilaksanakan setiap lima tahun sekali.

    Instrumen evaluasi diri sekolah dan instrumen akreditasi sekolah mempunyai

    persamaan. Persamaan kedua instrumen tersebut adalah pengembangan instrumen

    berdasarkan pada standar nasionla pendidikan. Indikator-indikator yang dikembangkan

    mengacu pada indikator-indikator standar nasional pendidikan. Oleh karena

    pengembangan indikator didasarkan pada standar yang sama yaitu standar nasional

    pendidikan, maka secara rasional hasil evaluasi diri sekolah dan hasil akreditasi sekolah

    seharusnya saling mendekati atau sama.

    http://www.ban-sm.or.id/content/kebijakan-dan-pedoman-akreditasi-sekolah-madrasah-tahun-2009http://www.ban-sm.or.id/content/kebijakan-dan-pedoman-akreditasi-sekolah-madrasah-tahun-2009

  • Hal. 4 Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Desember 2014

    http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=307:analisis-

    perbandingan-evaluasi-diri-sekolah-dengan-akreditasi-sekolah&catid=42:ebuletin&Itemid=215

    Perbedaan antara Evaluasi diri sekolah dan akreditasi sekolah adalah pada

    pelaksana penilaiannya. Evaluasi diri sekolah dilaksanakan secara intern oleh sekolah

    atau satuan pendidikan yang bersangkutan. Instrumen evaluasi diri sekolah diisi secara

    jujur dan apa adanya oleh tim pengembang sekolah (TPS) yang dibentuk oleh sekolah

    dengan membuat SK Tim Pengembang Sekolah. Sedangkan akreditasi sekolah

    dilaksanakan secara ekstern oleh Badan Akreditasi Sekolah tingkat provinsi atau tingkat

    kabupaten/kota.

    Pelaksanaan evaluasi diri sekolah telah dilaksanakan oleh satuan pendidikan setiap

    tahun, begitu pula dengan akreditasi sekolah telah dilaksanakan oleh Badan Akreditasi

    Sekolah. Setelah dicermati hasilnya, ternyata hasil evaluasi diri sekolah dan akreditasi

    sekolah cenderung terjadi kesenjangan atau gap yang memperlihatkan kontradiksi.

    Kesenjangan atau gap inilah yang menimbulkan permasalahan, sehingga perlu dikaji

    bagaimana perbandingan antara evaluasi diri sekolah dengan akreditasi sekolah

    mengapa terjadi kesenjangan hasil yang menimbulkan kontradiksi.

    B. TINJAUAN PUSTAKA

    1. Evaluasi Diri Sekolah

    Evaluasi Diri Satuan/Program Pendidikan (EDS) merupakan salah satu kegiatan

    pengukuran ketercapaian standar acuan mutu pada satuan/program pendidikan. Alat

    yang digunakan untuk pengukuran ketercapaian standar mutu pada satuan/program

    pendidikan adalah Instrumen Evaluasi Diri Satuan/program Pendidikan. Setiap

    satuan/program pendidikan melakukan penjaringan data dengan cara mengisi instrumen

    evaluasi diri. Pengukuran kinerja melalui pengukuran evaluasi diri satuan/program

    pendidikan dilakukan setahun sekali. Hasil pengukuran kemudian dianalisis, sehingga

    menghasilkan satuan/program pendidikan dengan kategori:

    a. Tingkat 1, artinya mutu pendidikan pada satuan/program pendidikan tersebut

    belum memenuhi Standar Nasional Pendidikan.

    b. Tingkat 2, artinya mutu pendidikan pada satuan/program pendidikan tersebut

    memenuhi Standar Nasional Pendidikan.

    c. Tingkat 3, artinya mutu pendidikan pada satuan/program pendidikan tersebut

    melampaui Standar Nasional Pendidikan.

    Evaluasi diri sekolah bukanlah proses yang birokratis atau mekanis, melainkan

    suatu proses dinamis yang melibatkan semua pemangku kepentingan dalam sekolah.

    EDS perlu dikaitkan dengan proses perencanaan sekolah dan dipandang sebagai bagian

    yang penting dalam kinerja siklus pengembangan sekolah.

  • Hal. 5 Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Desember 2014

    http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=307:analisis-

    perbandingan-evaluasi-diri-sekolah-dengan-akreditasi-sekolah&catid=42:ebuletin&Itemid=215

    2. Akreditasi Sekolah

    Akreditasi sekolah/madrasah adalah proses penilaian secara komprehensif terhadap

    kelayakan satuan atau program pendidikan, yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk

    sertifikat pengakuan dan peringkat kelayakan yang dikeluarkan oleh suatu lembaga yang

    mandiri dan profesional.

    Penggunaan instrumen akreditasi yang komprehensif dikembangkan berdasarkan

    standar yang mengacu pada SNP. Hal ini didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor

    19 Tahun 2005 yang memuat kriteria minimal tentang komponen pendidikan. Seperti

    dinyatakan pada pasal 1 ayat (1) bahwa SNP adalah kriteria minimal tentang sistem

    pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh

    karena itu, SNP harus dijadikan acuan guna memetakan secara utuh profil kualitas

    sekolah/madrasah. Di dalam pasal 2 ayat (1), lingkup SNP meliputi:

    1. standar isi;

    2. standar proses;

    3. standar kompetensi lulusan;

    4. standar pendidik dan tenaga kependidikan;

    5. standar sarana dan prasarana;

    6. standar pengelolaan;

    7. standar pembiayaan; dan

    8. standar penilaian pendidikan.

    Standar Nasional Pendidikan (SNP) diharapkan menjadi pendorong dan dapat

    menciptakan suasana kondusif bagi pertumbuhan pendidikan dan memberikan arahan

    untuk evaluasi diri sekolah/ madrasah yang berkelanjutan, serta menyediakan

    perangsang untuk terus berusaha mencapai mutu yang diharapkan. Akreditasi

    sekolah/madrasah bertujuan untuk memberikan informasi tentang kelayakan

    sekolah/madrasah atau program yang dilaksanakannya berdasarkan SNP; memberikan

    pengakuan peringkat kelayakan; serta memberikan rekomendasi tentang penjaminan

    mutu pendidikan kepada program dan/atau satuan pendidikan yang diakreditasi dan

    pihak terkait.

    Alur mekanisme akreditasi sekolah/madrasah adalah sebagai berikut:

    1. Penyusunan Rencana Jumlah dan Alokasi Sekolah/Madrasah

    2. Pengumuman secara Terbuka kepada Sekolah/Madrasah

  • Hal. 6 Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Desember 2014

    http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=307:analisis-

    perbandingan-evaluasi-diri-sekolah-dengan-akreditasi-sekolah&catid=42:ebuletin&Itemid=215

    3. Pengusulan Daftar Sekolah/Madrasah

    4. Pengiriman Perangkat Akreditasi ke Sekolah/Madrasah

    5. Pengisian Instrumen Akreditasi dan Instrumen Pengumpulan Data dan

    Informasi Pendukung

    6. Pengiriman Hasil Isian Instrumen Akreditasi dan Instrumen Pengumpulan Data

    dan Informasi Pendukung ke BAP-S/M

    7. Penentuan Kelayakan Visitasi

    8. Penugasan Tim Asesor

    9. Pelaksanaan Visitasi

    10. Verifikasi hasil visitasi

    11. Penetapan Hasil Akreditasi Sekolah/Madrasah

    12. Penerbitan Sertifikat

    Sertifikat akreditasi memuat nilai masing-masing komponen (dalam angka) dan

    peringkat akreditasi sekolah/madrasah yang dinyatakan dengan huruf A (sangat

    baik), B (baik), dan C (cukup), dan TT (Tidak Terakreditasi).

    3. Hipotesis

    Untuk menjawab permasalahan bagaimana perbandingan antara evaluasi diri

    sekolah dengan akreditasi sekolah dapat dibangkitkan hipotesis berikut:

    Ho: Tidak ada perbedaan hasil antara evaluasi diri sekolah dan akreditasi

    H1: Ada perbedaan hasil antara evaluasi diri sekolah dan akrediatsi sekolah

    4. Pengumpulan data

    Pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan mengunduh data hasil

    pengumpulan data evaluasi diri sekolah secara on line di www.e-eds.kemdikbud.go.id.

    Dari hasil unduh data tersebut didapatkan data sebanyak 31 data sekolah jenjang SD

    yang telah mengirimkan hasil evaluasi diri sekolah secara on line. Dalam data hasil

    evaluasi diri sekolah didapatkan juga data mengenai pencapaian akreditasi. Data yang

    diambil adalah pencapaian standar nasional pendidikan pada evaluasi diri sekolah dan

    pencapaian akreditasinya.

  • Hal. 7 Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Desember 2014

    http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=307:analisis-

    perbandingan-evaluasi-diri-sekolah-dengan-akreditasi-sekolah&catid=42:ebuletin&Itemid=215

    5. Pengolahan data

    Pengolahan data dilakukan dengan membuat komparasi atau perbandingan

    antara hasil evaluasi diri sekolah dengan hasil akreditasinya. Langkah pertama adalah

    dengan membuat penyepadanan hasil evaluasi diri dan akreditasi sebagai berikut:

    Tabel 1. Penyepadanan hasil EDS dan hasil akreditasi

    No Hasil Evaluasi Diri Hasil Akreditasi

    1 2 < EDS 3 A = 3

    2 1,5 < EDS 2 B = 2

    3 0 < EDS 1,5 C = 1

    Setelah membuat penyepadanan antara hasil evaluasi diri sekolah dengan

    akreditasi sekolah, kemudian membandingkan antara hasil pencapaian evaluasi diri

    sekolah dengan hasil akreditasinya yaitu dengan membuat selisih antara keduanya. Dari

    penghitungan didapatkan rata-rata selisih sebesar 0,513, standar deviasi sebesar 0,646.

    Dengan menggunakan pengujian statistika untuk uji rata-rata didapatkan nilai

    Z= 4,417. Kemudian Menetapkan kriteria pengujian atau daerah kritis. Pada taraf

    kesignifikanan = 0,05 didapatkan Z 1-/2 sebesar 1,645 pada pengujian hipotesis dua

    arah. Karena nilai Zhitung = 4,417 lebih besar dari Z 1-/2 maka tolak H0.

    Dari hipotesis bagaimana hubungan antara hasil evaluasi diri sekolah dan hasil

    akreditasi adalah:

    Ho: Tidak ada perbedaan hasil antara evaluasi diri sekolah dan akreditasi.

    H1: Ada perbedaan hasil antara evaluasi diri sekolah dan akrediatsi sekolah.

    Hasil pengujian secara statistik menunjukkan bahwa tolak Ho, sehingga keputusan

    yang diambil adalah ada perbedaan yang signifikan antara hasil evaluasi diri sekolah

    dan akreditasi sekolah.

    6. Pembahasan

    Pengujian secara statistik yang membandingkan antara hasil evaluasi diri

    sekolah dengan akreditasi sekolah menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan

    antara hasil evaluasi diri sekolah dengan akreditasi sekolah. Secara rasional, hasil

    akreditasi sekolah tidak berbeda jauh atau mendekati hasil evaluasi diri sekolah, akan

    tetapi yang terjadi adalah adanya kesenjangan yang signifikan antara hasil kedua

  • Hal. 8 Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Desember 2014

    http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=307:analisis-

    perbandingan-evaluasi-diri-sekolah-dengan-akreditasi-sekolah&catid=42:ebuletin&Itemid=215

    instrumen tersebut padahal standar yang digunakan adalah standar yang sama yaitu

    standar nasional pendidikan.

    Mengapa terjadi perbedaan yang signifikan?. Perbedaan ini terjadi akibat metode

    pelaksanaan yang berbeda. Instrumen evaluasi diri sekolah dilaksanakan secara internal

    oleh Tim Pengembang Sekolah (TPS) yang dibentuk oleh sekolah dengan menerbitkan

    SK Tim Pengembang Sekolah yang ditandatangani kepala sekolah. Inti dari instrumen

    ini adalah pengisian instrumen harus apa adanya sesuai dengan kondisi riil sekolah dan

    tidak diada-adakan. Karena pengisian yang apa adanya dan tidak ada pengaruh sangsi

    atau hal lain yang menyebabkan terancamnya seseorang, maka pengisiannya cenderung

    sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Berbeda sekali dengan sistem akreditasi

    sekolah yang dilaksanakan oleh pihak eksternal yaitu Badan Akreditasi Sekolah tingkat

    Kabupaten untuk jenjang SD. Hasil akreditasi sekolah ini sangat penting untuk

    menunjukkan prestasi sekolah di mata stake holder pendidikan, karena diterbitkan

    sertifikat sebagai pengakuan atas kinerja sekolah.

    Sebagai akibat dari pelaksanaan akreditasi yang demikian, banyak hal-hal yang

    menyebabkan distorsi pada hasil akreditasi sekolah. Hal-hal yang menyebabkan distorsi

    itu adalah adanya intervensi atau hal yang diada-adakan, padahal sebenarnya tidak ada

    pada saat penilaian unutk menentukan nilai akreditasi.

    Hasil akrediatsi dan evaluasi diri sekolah secara ideal haruslah sama atau

    mendekati sama, karena akreditasi sekolah adalah wujud pengakuan terhadap kinerja

    sekolah atau prestasi sekolah yang resmi. Alasan inilah yang diharapkan terjadi sesuai

    dengan prinsip-prinsip kejujuran dalam perolehan akreditasi sekolah. Hendaklah

    sekolah memperbaiki dirinya secara holistik agar pencapaian akreditasi sekolah sesuai

    dengan kondisi riil sekolah, bukan karena diada-adakan padahal sebenarnya tidak ada.

    Dengan melihat tujuan akreditasi sekolah dan evaluasi diri sekolah, kita dapat

    melihat manfaatnya yaitu untuk peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan mutu

    pendidikan bisa dicapai apabila dilakukan dengan sendi-sendi kejujuran dalam

    pelaksanaannya.

    C. SIMPULAN

    Kesimpulan yang dapat diambil dari kajian ini adalah ada perbedaan yang

    signifikan antara hasil evaluasi diri sekolah dengan akreditasi sekolah. Secara rasional,

    hasil akreditasi sekolah tidak berbeda jauh atau mendekati hasil evaluasi diri sekolah,

    akan tetapi yang terjadi adalah adanya kesenjangan yang signifikan antara hasil kedua

    instrumen tersebut padahal standar yang digunakan adalah standar yang sama yaitu

    standar nasional pendidikan.

    Dengan melihat tujuan akreditasi sekolah dan evaluasi diri sekolah, kita dapat

    melihat manfaatnya yaitu untuk peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan mutu

  • Hal. 9 Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Desember 2014

    http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=307:analisis-

    perbandingan-evaluasi-diri-sekolah-dengan-akreditasi-sekolah&catid=42:ebuletin&Itemid=215

    pendidikan bisa dicapai apabila dilakukan dengan sendi-sendi kejujuran dalam

    pelaksanaannya.

    D. SARAN

    Sebaiknya kajian ini diperluas dengan mengikutsertakan jenjang pendidikan

    yang lain yaitu jenjang SMP, SMA, dan SMK. Dengan mengikutsertakan jenjang yang

    lain maka kajian mengenai perbandingan antara EDS dan akreditasi sekolah akan

    semakin akan semakin akan semakin dalam.

  • Hal. 10 Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Desember 2014

    http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=307:analisis-

    perbandingan-evaluasi-diri-sekolah-dengan-akreditasi-sekolah&catid=42:ebuletin&Itemid=215

    REFERENSI

    Panduan Teknis Evaluasi Diri Sekolah, 2011, Kementerian Pendidikan Nasional, Jakart

    Pedoman Akreditasi Sekolah [diakses tanggal 6 Desember 2012 jam 21.00 WIB] dari

    http://www.ban-sm.or.id/content/kebijakan-dan-pedoman-akreditasi-sekolah-

    madrasah-tahun-2009

    Pedoman Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan, 2010, Kementerian

    Pendidikan Nasional, Jakarta

    Siregar, Syofian, Ir., M.M., Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif:

    dilengkapi dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, 2014,

    Jakarta, PT. Bumi Aksara