ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS SPANDUK DENGAN …
Transcript of ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS SPANDUK DENGAN …
Tekmapro : Jurnal of Industrial Enggineering and Manajemen
Vol. 16, No. 01, Tahun 2021, Nomor 36-47
URL: http://tekmapro.upnjatim.ac.id/index.php/tekmapro
36
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS SPANDUK
DENGAN METODE SEVEN QUALITY CONTROL
TOOLS (7 QC) PADA PT. FAJAR INTERPRATAMA
MANDIRI (FIM PRINTING)
Frieda Farchiyah Program Studi Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Sahid Jakarta
Jl. Prof. DR. Soepomo, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan, 12870
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Industri yang berkembang pesat di Indonesia telah meningkatkan daya saing antar perusahaan.
Kualitas produk menjadi bagian penting dalam suatu perusahaan agar produk yang dihasilkan
tetap terjaga sehingga tidak mengecewakan konsumen. Namun, kenyataannya saat ini masih ban-
yak produk cacat yang ditemukan pada saat proses produksi. PT. Fajar Interpratama Mandiri
atau yang biasa dikenal FIM Printing yang menjadi obyek penelitian ini memproduksi jenis print-
ing digital. Produk yang dihasilkan masih ditemui berbagai jenis cacat pada saat proses produksi
dengan persentase reject mencapai 0,934%. Sedangkan, spesifikasi cacat yang sudah ditetapkan
perusahaan sebesar 0,5%. Terdapat tiga jenis cacat yang ada pada FIM Printing yaitu cacat yang
dikarenakan hasil pada proses cutting, printing, dan press panas. Maka dari itu, dibutuhkan suatu
analisis yang dapat mempermudah perusahaan dalam mengetahui kecacatan produksi. Penelitian
ini memiliki tujuan yaitu memberikan analisis pengendalian kualitas spanduk dengan metode sev-
en quality control tools (7 QC). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terdapat tiga jenis
kecacatan pada spanduk yaitu karena hasil cutting sebesar 29,1%, hasil printing sebesar 33,3%,
dan hasil press panas sebesar 37,7%.
Kata Kunci: Kecacatan, Pengendalian Kualitas, Seven Tools, Spanduk.
ABSTRACT
The industry is currently growing rapidly in Indonesia, resulting in increased competition be-
tween companies. For this reason, product quality is important for companies so that the products
produced are in accordance with consumer expectations. However, there are still many defective
products produced during the production process in each company. The object of this research is
PT. Fajar Interpratama Mandiri which is widely known as FIM Printing which produces digital
printed products. FIM printing determines product defect specifications at 0.5%, but defects are
still encountered during the production process with a reject percentage of 0.934%. There are
three types of defects that occur due to the results of the cutting, printing and hot press processes.
For that FIM printing needs an analysis that can make it easier to find out production defects. The
purpose of this research is to provide an analysis of banner quality control using the seven quality
control tools (7 QC) method. The results showed that there were three types of defects on the ban-
ners, namely due to cutting results by 29.1%, printing results by 33.3%, and heat pressing results
by 37.7%.
Keywords: Reject, Quality Control, Seven Tools, Banners.
Farchiyah / Tekmapro / Vol. 16, No. 01, Tahun 2021,
Hal. 36-47
37
I. PENDAHULUAN
Industri yang berkembang pesat di Indonesia telah meningkatkan daya saing antar
perusahaan. Hal ini membuat setiap perusahaan yang memproduksi barang maupun jasa
untuk tetap memastikan kinerja maupun produksinya berjalan baik yaitu dengan menjaga
kualitas produk. Kualitas produk menjadi bagian penting dalam suatu perusahaan agar
produk yang dihasilkan tetap terjaga, sehingga tidak mengecewakan konsumen. Oleh
karena itu, setiap perusahaan perlu melakukan kontrol agar kualitas produk yang
dihasilkannya sesuai dengan standar perusahaan. Sebelum produk diberikan kepada
customer perlu dilakukan pengendalian kualitas dengan cara pemeriksaan. Dengan
melakukan pengendalian kualitas dari mulai bahan baku, proses sampai produk jadi dapat
meminimalisir kecacatan pada produk. (Yuliasih, 2014)
Saat ini banyak industri yang sudah mulai menerapkan produksi secara digital, salah
satunya yaitu industri percetakan. Industri percetakan mulai mengikuti perkembangan
teknologi dengan adanya jenis percetakan secara digital atau yang biasa dikenal digital
printing. Proses cetak jenis digital printing yang lebih mudah dan waktu produksi yang
lebih singkat membuat konsumen lebih memilih jenis percetakan ini.
PT. Fajar Interpratama Mandiri (FIM Printing) merupakan salah satu perusahaan
percetakan yang menerapkan printing digital. Ada tiga penilaian oleh PT. Fajar
Interpratama Mandiri (FIM Printing) ini yaitu ketepatan waktu dalam menyelesaikan
produksi, pengembangan inovasi, dan kualitas barang dan jasa terjaga dengan baik.
Namun kenyataannya, pada proses mencetak ternyata masih banyak ditemukan kekecatan
produk.
Spanduk adalah salah satu produk yang dihasilkan oleh PT. Fajar Interpratama Mandiri
(FIM Printing) dengan jenis digital printing. Pada produksi spanduk masih ditemui cacat
produksi dengan persentase reject mencapai 0,934% dengan spesifikasi yang ditetapkan
perusahaan sebesar 0,5%. Terindentifikasi bahwa penyebab kecacatan produksi spanduk
yaitu pada saat proses cutting, printing dan press panas. Untuk meminimalisir kecacatan
produk yang dihasilkan, maka PT. Fajar Interpratama Mandiri (FIM Printing) perlu
mengontrol kualitas produk nya agar tetap terjaga hingga ke konsumen.
Berikut beberapa penelitian sejenis yang membahas mengenai pengendalian kualitas,
diantaranya adalah menurut Suherman, (2019) dalam penelitiannya yang berjudul
“Pengendalian Kualitas Dengan Metode Failure Mode Effect And Analysis (FMEA) Dan
Pendekatan Kaizen untuk Mengurangi Jumlah Kecacatan dan Penyebabnya Metode
FMEA digunakan untuk mengidentifikasi penyebab cacat pada proses produksi. Hasil
pengamatan didapatkan bahwa jenis cacat utama dalam proses produksi adalah 49,75%
dari ukuran nonstandar, dan penyebab terbesar adalah kesalahan pipa cairan HE error.
Menurut Harahap, et al (2018) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Pengendalian
Kualitas Dengan Menggunakan Metode Six Sigma”. Penelitian ini menggunakan metode
Six Sigma untuk mengetahui kualitas baja yang diproduksi oleh PT Growth Sumatra
Industry. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga penyebab terbanyak defect,
yaitu: defect kuping 43,5%, defect cerna 34,52%, dan defect retak 21,98%. Menurut
Tupan, (2017) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Pengendalian Kualitas
Produk Koran Dengan Metode Six Sigma Dan SWOT Pada PT. Percetakan Fajar Utama
Intermedia Cabang Ambon”. Penelitian tersebut menggunakan metode Six Sigma
DMAIC (define, measure, analyze, improve, control) untuk mengetahui faktor-faktor
yang berkontribusi terhadap tingkat kecacatan. Selain perbaikan internal, desain strategi
secara general perlu diselesaikan dengan menggunakan metode analisis SWOT.
Berdasarkan perhitungan, tingkat sigma perusahaan adalah 3,20, probabilitas kerusakan
Farchiyah / Tekmapro / Vol. 16, No. 01, Tahun 2021,
Hal. 36-48
38
pada satu juta produk (DPMO) adalah 44386,30, persentase cacat berturut-turut 61%
cacat kabur, 21% cacat tidak register, dan terpotong 18%. Faktor penyebab produk cacat
adalah faktor manusia, material, mesin, metode dan lingkungan (environment).
Berdasarkan permasalahan di atas, maka dilakukan pengendalian kualitas spanduk di
PT. Fajar Interpratama Mandiri (FIM Printing) menggunakan metode seven quality
control tools (7 QC) dengan alat bantu statistik yaitu diagram alir (flowchart), lembar
pemeriksaan (check sheet), histogram, peta kendali, diagram pareto, diagram tebar,
diagram sebab akibat dengan tujuan untuk mengurangi tingkat kecacatan produksi di
waktu yang akan datang.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kualitas
Kualitas menjadi bagian penting bagi perusahaan. Faktor kualitas yang semakin
berkembang bukan hanya pada produk maupun jasa tetapi juga kreativitas,
pengembangan dan pelayanan yang baik (Indriyatni, 2011).
Kepuasan konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kualitas
produk yang ditentukan berdasarkan kegunaan dan fungsinya, antara lain spesifikasi yang
sesuai, ketahanan produk, performa, estetika dan impresi produk yang diberikan (Maria,
2013).
B. Pengendalian Kualitas
Dalam memastikan kualitas suatu produk dan jasa diperlukan proses yaitu pengendalian
kualitas. Pengendalian kualitas didefinisikan sebagai kegiatan untuk mengukur kualitas
suatu produk dengan cara mengukur karakteristik mutu dari suatu produk, membandingan
dengan standar yang telah ditentukan, dan melakukan tindakan perbaikan jika ada
kualitas produk yang di bawah standar. Pengendalian Kualitas berguna untuk
menghasilkan produk yang sesuai dengan rencana dan spesifikasi, serta memaksimalkan
dalam menjaga kualitas (Ratnadi, 2016).
Menjaga kualitas agar tetap baik merupakan cara untuk mempertahankan perusahaan
ditengah persaingan ditengah persaingan antar perusahaan dan kemajuan teknologi,
karena setiap konsumen pasti akan memilih produk ataupun layanan yang terbaik
(Prasastono, 2012).
C.Seven Quality Control Tools
Seven Quality Control Tools atau yang bisa merupakan tujuh alat yang digunakan
untuk membantu pengendalian kualitas, antara lain: Flowchart, Lembar Periksa (Check
Sheet), Histogram, Peta Kendali (Control Chart) Diagram Pareto (Pareto Chart),
Diagram Tebar (Scatter Plot), Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagram) atau Diagram
Sebab-Akibat (Handoko, 2017).
Seven Quality Control Tools adalah alat yang memiliki kualitas untuk digunakan di
semua tahap dari awal proses produksi hingga akhir. Mengidentifikasikan masalah yang
ada dapat menggunakan alat 7QC (Ivanto, 2012)
D. Flowchart
Flowchart merupakan algoritma yang dibuat secara simbolik yang berfungsi sebagai
penyelesaian masalah. Menggunakan flowchart lebih memudahkan saat memeriksa
bagian analisis masalah, selain itu juga untuk sarana komunikasi antar pekerja dalam tim
(Santoso, 2017).
Selain itu, flowchart juga didefinisikan sebagai diagram yang menunjukan aliran
tahapan dalam sebuah sistem yang digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan
(Ratumurun, 2015). Penggunaan flowchart terutama digunakan sebagai alat bantu untuk
komunikasi dengan menggunakan bantuan simbol (Verawati, 2018).
Farchiyah / Tekmapro / Vol. 16, No. 01, Tahun 2021,
Hal. 36-48
39
Gambar. 1. Contoh Flowchart
Sumber: Ivanto, 2012.
E. Check Sheet
Lembar Pemeriksaan (check sheet) merupakan lembar untuk mengumpulkan dan
menganalisis data yang disajikan dengan tabel. Tabel tersebut berisi data produksi dan
jumlah produk yang tidak sesuai spesifikasi. Pembuatan lembar pemeriksaan bertujuan
untuk memudahkan dalam pengumpulan data, menganalisis data, dan menemukan
masalah dengan jenis penyebab masalah (Devani, 2016). Selain itu, lembar pemeriksaan
dimuat dalam tabel yang berisi informasi yang bersifat komunikatif. (Tasman, 2016)
Gambar. 2. Lembar Periksa (Check Sheet)
Sumber: Tasman, 2016.
F. Histogram
Histogram adalah alat untuk mengidentifikasi perbedaan. Ini terlihat seperti diagram
batang yang menampilkan tabel data yang disusun berdasarkan ukuran. Ini digunakan
untuk mendeskripsikan populasi dan variabel yang membentuk data untuk
mengungkapkan variasi pada produk (Haryanto, 2019).
Histogram merupakan alat statistik yang digunakan dalam pengorganisasian data untuk
dianalisis. Histogram termasuk jenis grafik batang yang pengelompokan datanya
dikategorikan berdasarkan rentang tertentu (Rodiah, 2019).
Gambar. 3. Histogram
Sumber: Ivanto, 2012.
Farchiyah / Tekmapro / Vol. 16, No. 01, Tahun 2021,
Hal. 36-48
40
G. Peta Kendali
Peta kendali (control chart) peta untuk mengamati perubahan suatu proses. Hasil dari
grafik peta kendali dapat mengidentifikasi proses berjalan baik atau tidak. Peta kendali
memiliki karakteristik dalam menentukan baik atau tidaknya proses yaitu dengan
menentukan sepasang batas kendali, data yang terkumpulkan akan menemukan tren
kondisi operasi yang sebenarnya (Ulkhaq, et al, 2017).
Peta kendali didefinisikan sebagai alat yang berguna untuk mengetahui kegiatan proses
dari suatu perusahaan masih terkendali atau tidak. Peta kendali dipakai sebagai alat untuk
pengendalian kualitas. Fungsi peta kendali untuk menilai kinerja produksi, menetukan
standar produk, dan memantau produksi terkendali (Widanti, 2017).
Gambar. 4. Peta Kendali (Control Chart)
Sumber: Ivanto, 2012.
H. Diagram Pareto
Diagram Pareto (Pareto Chart) adalah grafik batang dijadikan satu dengan grafik garis
yang digambarkan berupa perbandingan data. Diagram pareto berfungsi untuk
mendefinisikan masalah utama mengenai tingkat kualitas dari yang terbesar hingga
terkecil. Menggunakan diagram Pareto untuk memperlihatkan masalah utama dan fokus
pada masalah yang sering terjadi. Diagarm pareto berkerja dengan cara menunjukkan
masalah mana yang berdampak lebih besar jika dilakukan perbaikan. Data yang sudah
ada ditulis ke bentuk tabel lalu dibuat menjadi grafik pada diagram pareto (Hairiyah, et
al, 2019).
Diagram pareto berguna sebagai alat untuk memberikan urutan masalah dari yang
paling penting dan memusatkan pada masalah yang terpenting untuk dicarikan penyebab
nya (Yuwono, 2015).
Gambar. 5. Diagram Pareto (Pareto Diagram)
Sumber: Ivanto, 2012.
I. Diagram Tebar
Diagram Tebar (Scatter plot) merupakan diagram yang menampilkan kolerasi diantara
dua faktor dengan cara membuat plot dari kedua faktor menjadi grafik. Dengan
menggunakan grafik ini, diketahui hubungan sebab-akibat. Dalam membuat diagram
tebar, melakukan perhitungan korelasi dengan regresi atau metode mean. Pada Gambar 6
menampilkan contoh diagram tebar (Harahap, et al, 2018).
Farchiyah / Tekmapro / Vol. 16, No. 01, Tahun 2021,
Hal. 36-48
41
Diagram tebar menampilkan hubungan antara kedua variabel, ini digunakan untuk
analisis penyebab yang mempengaruhi kualitas. Diagram tebar juga dapat
mengidentifikasi apakah ada hubungan positif dari kedua variabel (Mantika, 2020).
Gambar. 6. Diagram Tebar (Scatter Plot)
Sumber: Ivanto, 2012.
J. Diagram Sebab-Akibat
Diagram sebab-akibat (Fishbone Diagram) adalah diagram yang menunjukkan
hubungan antara kualitas dan faktor-faktor penyebab. Dikenal dengan Fishbone Diagram
karena strukturnya menyerupai tulang ikan. Kegunaan utamanya yaitu mengetahui
kemungkinan penyebab dari efek tertentu lalu menelaah akar dari penyebab masalah.
Mengidentifikasi penyebab masalah melalui sharing pendapat (Sulaeman, 2016).
Keunggulan dari diagram tulang ikan adalah dapat menggambarkan apa yang terjadi
serta semua yang terlibat dapat memberikan sarannya. Sementara itu, kekurangan
diagram tulang ikan adalah pendapat yang bergantung pada alat yang desainnya untuk
mendeskripsikan masalah secara visual menggunakan metode “mengapa level”. Biasanya
peringkat untuk menentukan kemungkinan besar penyebab yang disertakan dalam grafik
(Murnawan, 2014).
Gambar. 7. Diagram Sebab-Akibat
Sumber: Ivanto, 2012.
III. METODE PENELITIAN
Objek penelitian ini yaitu PT. Fajar Interpratama Mandiri (FIM Printing). Dalam
melakukan penelitian, penulis melakukan beberapa tahapan dimulai dari mengidentifikasi
dan merumuskan masalah, memahami teori dan penelitian sejenis, selanjutnya penulis
melakukan observasi untuk mengumpulkan data produksi spanduk pada periode bulan
Januari 2020 dan melakukan wawancara untuk mengetahui proses bisnisnya. Tahap
selanjutnya penulis melakukan pengolahan data menggunakan metode 7QC dengan
menggambar flowchart untuk menggambarkan proses produksinya. Menggambar check
sheet yang memuat data waktu pemantauan, jenis kecacatan beserta jumlah produk cacat
sehingga memudahkan untuk dianalisis. Menggambar histogram yang menunjukkan
jumlah kecacatan yang dibagi berdasarkan jenis kecacatan produk. Menggambar peta
kendali untuk mengetahui apakah produk cacat tersebut masih dalam spesifikasi yang
ditetapkan oleh perusahaan atau tidak. Menggambar diagram pareto menunjukkan jenis
kecacatan yang prioritas agar dilakakukan perbaikan. Menggambar diagram tebar untuk
menentukan apakah ada korelasi antara persentase reject dengan jumlah produksi dan
diagram sebab-akibat untuk menganalisis faktor-faktor penyebab dari permasalahan yang
Farchiyah / Tekmapro / Vol. 16, No. 01, Tahun 2021,
Hal. 36-48
42
ada. Selanjutnya penulis melakukan analisa dari hasil pengolahan data tersebut, dan
membuat kesimpulan. Gambar 8 merupakan gambaran tahapan penelitian.
Gambar. 8. Flowchart Metode Penelitian
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Flowchart
Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada tahap metodologi penelitian, penulis
mendeskripsikan hasil wawancara yakni gambaran proses bisnis dengan membuat
diagram alir (flowchart) proses produksi spanduk yang dapat dilihat pada gambar 9.
Gambar. 9. Flowchart Proses Produksi Spanduk
Farchiyah / Tekmapro / Vol. 16, No. 01, Tahun 2021,
Hal. 36-48
43
B. Check Sheet
Pengerjaan lembar pemeriksaan (check sheet) memiliki tujuan untuk memuat informasi
data yang meliputi waktu pemantauan, jenis kecacatan beserta jumlah produk cacat
sehingga memudahkan untuk dianalisis.
Data produk spanduk yang diamati selama periode bulan Januari 2020 dalam satuan
meter lari disajikan pada Tabel I.
TABEL I
CHECK SHEET JUMLAH PRODUKSI DAN PRODUK REJECT SPANDUK BULAN JANUARI 2020
C.Histogram
Gambar. 10. Histogram Produk Reject Spanduk Januari 2020
No.
Tanggal
Jumlah
Produksi
Jenis Kecacatan
Persentase
Proporsi (P) Hasil
Cutting
Hasil
Printing
Hasil
Press
Panas
1 2-Jan 56 5 4 8 30.35714286 0.303571429
2 3-Jan 153 4 10 13 17.64705882 0.176470588
3 4-Jan 129 7 9 6 17.05426357 0.170542636
4 6-Jan 62 10 7 3 32.25806452 0.322580645
5 7-Jan 96 9 4 17 31.25 0.3125
6 8-Jan 73 6 2 5 17.80821918 0.178082192
7 9-Jan 500 30 20 40 18 0.18
8 10-Jan 120 4 9 12 20.83333333 0.208333333
9 11-Jan 87 13 7 3 26.43678161 0.264367816
10 13-Jan 75 2 7 11 26.66666667 0.266666667
11 14-Jan 421 32 10 29 16.86460808 0.168646081
12 15-Jan 69 4 5 12 30.43478261 0.304347826
13 16-Jan 81 5 17 3 30.86419753 0.308641975
14 17-Jan 200 29 20 13 31 0.31
15 18-Jan 170 11 9 22 24.70588235 0.247058824
16 20-Jan 90 5 11 12 31.11111111 0.311111111
17 21-Jan 85 3 4 13 23.52941176 0.235294118
18 22-Jan 60 8 7 5 33.33333333 0.333333333
19 23-Jan 143 12 4 11 18.88111888 0.188811189
20 24-Jan 247 10 16 20 18.62348178 0.186234818
21 27-Jan 300 15 38 22 25 0.25
22 28-Jan 115 4 25 9 33.04347826 0.330434783
23 29-Jan 60 3 10 6 31.66666667 0.316666667
24 30-Jan 52 4 4 8 30.76923077 0.307692308
25 31-Jan 90 5 16 8 32.22222222 0.322222222
Total 3534 240 275 311 23.3729485 0.233729485
Rata-Rata/Unit 9.6 11 12.44 0.93491794 0.009349179
Farchiyah / Tekmapro / Vol. 16, No. 01, Tahun 2021,
Hal. 36-48
44
Berdasarkan hasil pengolahan data dan perhitungan jumlah kecacatan produk, pada
gambar 3 menunjukkan bahwa jenis cacat yang sering terjadi dalam produksi spanduk
selama bulan Januari 2020 adalah hasil cutting dengan jumlah reject sebesar 240 m. Dii-
kuti oleh hasil printing dengan jumlah reject sebesar 275 m dan hasil press panas dengan
jumlah reject sebesar 311 m.
D. Peta Kendali
Langkah pertama dalam membuat peta kendali p adalah menentukan CL, UCL dan
LCL yang dihitung dengan rumus berikut:
�̅� = ∑ 𝑛𝑝
∑ 𝑛=
826
3534= 0,2337
n = Total Sampel
Jumlah Obsv=
3534
25= 141,36
UCL = �̅� + 3√�̅� (1 − �̅�)
𝑛
= 0,2337 + 3√0,2337 (1 − 0,2337)
141,36
= 0,4876
LCL = �̅� − 3√�̅� (1 − �̅�)
𝑛
= 0,2337 − 3√0,2337 (1 − 0,2337)
141,36
= −0,02021 = 0
Gambar. 11. Peta Kendali (Control Chart) P
Bedasarkan grafik peta kendali (control chart) p pada produk spanduk di PT. FIM
Printing diketahui bahwa data produksi masih batas yang ditentukan, rata-rata produk
cacat 0,2337, batas kontrol atas 0,4876, dan batas kontrol bawah 0.
Farchiyah / Tekmapro / Vol. 16, No. 01, Tahun 2021,
Hal. 36-48
45
E. Diagram Pareto
Diagram pareto menunjukkan jenis kecacatan yang prioritas untuk dilakakukan perbai-
kan.
Gambar. 12. Diagram Pareto Jenis Reject Spanduk
Pada diagram pareto dapat diketahui bahwa jenis-jenis kecacatan produksi spanduk
yang terjadi adalah hasil press panas sebesar 37,7%. Kemudian hasil printing sebesar
33,3% dan hasil cutting sebesar 29,1%.
F. Diagram Tebar
Diagram Tebar berguna untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara persentase
reject dengan jumlah produksi.
Gambar. 13. Diagram Tebar Persentase Reject dan Jumlah Produksi
Pada diagram tebar terlihat bahwa angka-angka yang tersebar tidak memiliki korelasi
di antara keduanya, dikarenakan persentase reject produk tidak bergantung pada kuantitas
yang diproduksi.
Farchiyah / Tekmapro / Vol. 16, No. 01, Tahun 2021,
Hal. 36-48
46
G. Diagram Sebab-Akibat
Gambar. 14. Diagram Sebab – Akibat (Diagram Tulang Ikan) Kecacatan Produk Spanduk
Dilihat pada gambar 14 diagram analisis sebab akibat dapat diketahui bahwa terdapat
lima faktor yang mempengaruhi hubungan sebab-akibat kecacatan dalam produksi span-
duk. Kelima faktor tersebut meliputi faktor manusia, faktor metode, faktor material/bahan
baku, faktor mesin, dan faktor lingkungan di tempat kerja.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan tentang analisis pengendalian kualitas spanduk dengan metode
seven quality control tools (7QC) pada PT. Fajar Interpratama Mandiri (FIM Printing),
maka dapat disimpulkan data produksi spanduk di PT. FIM Printing pada periode bulan
Januari 2020 dengan jumlah produksi sebesar 3.534 meter dan jumlah kecacatan sebesar
826 meter. Rata-rata persentase reject sebesar 0.934 bila dibandingkan dengan spesifikasi
yang ditetapkan perusahaan yaitu sebesar 0,5%. Jenis reject spanduk ada 3 yaitu; karena
hasil cutting, hasil printing, dan hasil press panas.
Hasil dari analisis menggunakan metode seven quality control tools pada data dengan
peta kendali p menunjukkan bahwa kualitas spanduk masih terkendali. Pada diagram
tebar dapat melihat bahwa tidak ada korelasi di antara keduanya, dikarenakan persentase
reject produk tidak bergantung pada kuantitas yang diproduksi. Jenis cacat yang paling
dominan yaitu hasil press panas sebesar 37,7%. Faktor penyebab kecacatan produksi
spanduk antara lain karena faktor manusia, mesin, metode kerja, material/bahan baku, dan
lingkungan kerja.
PUSTAKA
Devani, V. dan Wahyuni, F. (2016). Pengendalian Kualitas Kertas Dengan Menggunakan Statistical Process Control di
Paper Machine 3. Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 15, No. 2, p. 87.
Hairiyah, N., Amalia, R. R. dan Luliyanti, E. (2019). Analisis Statistical Quality Control (SQC) Pada Produksi Roti di
Aremania Bakery. Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri, Vol. 8, No. 1, pp. 41–48.
Handoko, A. (2017). Implementasi Pengendalian Kualitas Dengan Menggunakan Pendekatan PDCA dan Seven Tools
Pada PT. Rosabdex Putra Perkasa di Surabaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, Vol. 6, No. 2, pp. 1–20.
Harahap, B., Parinduri, L. dan Fitria, A. A. L. (2018). Analisis Pengendalian Kualitas dengan Menggunakan Metode Six
Sigma (Studi Kasus : PT. Growth Sumatra Industry). Jurnal Buletin Utama Teknik, Vol. 13, No. 3, pp. 211–219.
Haryanto, E. dan Novialis, I. (2019). Analisis Pengendalian Kualitas Produk Bos Rotor Pada Proses Mesin CNC Lathe
Dengan Metode Seven Tools. Jurnal Teknik: Universitas Muhammadiyah Tangerang, Vol. 8, No. 1, pp. 69–77.
Indriyatni, L. (2011). Analisis Kualitas Jasa Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien RSU.Ungaran di Kabupaten Semarang.
Farchiyah / Tekmapro / Vol. 16, No. 01, Tahun 2021,
Hal. 36-48
47
Jurnal STIE Semarang, Vol. 3, No. 2, pp. 1–14.
Ivanto, M. (2012). Pengendalian Kualitas Produksi Koran Menggunakan Seven Tools Pada PT. Akcaya Pariwara
Kabupaten Kubu Raya. pp. 1–74.
Mantika, S. D. dan Mashabai, I. (2020). Peningkatan Kualitas Alas Kaki di PT. Pratama Abadi Industri Dengan Metode 7
Tools Quality. Jurnal Industri & Teknologi Samawa, Vol. 1, No. 1, pp. 7–11.
Maria, M. dan Anshori, M. Y. (2013). Jurnal Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Layanan Terhadap Kepuasaan
Konsumen King Cake. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan, Vol. 6, No. 1, pp. 1–9.
Murnawan, H. and Mustofa (2014). Perencaan Produktivitas Kerja dari Hasil Evaluasi Produktivitas dengan Metode
Fishbone di Perusahaan Percetakaan Kemasan PT.X. Jurnal Teknik Industri HEURISTIC, Vol. 11, No. 1, pp. 27–46.
Prasastono, N. dan Pradapa, S. Y. F. (2012). Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen
Kentucky Fried Chicken Semarang Candi. Dinamika Kepariwisataan, pp. 13–23.
Ratnadi dan Suprianto, E. (2016). Pengendalian Kualitas Produksi Menggunakan Alat Bantu Statistik (Seven Tools)
Dalam Upaya Menekan Tingkat Kerusakan Produk. Jurnal INDEPT, Vol. 6, No. 2, pp. 10–18.
Ratumurun, S. (2015). Sistem Informasi Akuntansi Permintaan Barang dari Gudang Pada PT. Mauwasa Sejahtera Ambon.
Cita Ekonomika, Vol. 9, No. 1, pp. 57–64.
Rodiah dan Aang, A. (2019). Upaya Peningkatan Nilai Audit Operasional dari Aspek Quality di PT. Food Beverages
Indonesia (Chatime) Menggunakan Metode Seven Tools. Jurnal ReTIMS, Vol. 1, No. 2, pp. 104–110.
Santoso, S. dan Nurmalina, R. (2017). Perencanaan dan Pengembangan Aplikasi Absensi Mahasiswa Menggunakan Smart
Card Guna Pengembangan Kampus Cerdas (Studi Kasus Politeknik Negeri Tanah Laut). Jurnal Integrasi, Vol. 9, No. 1, pp. 84–91.
Sulaeman (2016). Analisa Pengendalian Kualitas untuk Mengurangi Produk Cacat Speedometer Mobil dengan Menggunakan Metode QCC di PT INS. Jurnal PASTI, Vol. 8, No. 1, pp. 71–95.
Tasman, B. dan Yulius, H. (2016). Analisis Pengendalian Kualitas Kantong Semen Tipe Pasted Bag Menggunakan Metode Seven Tolls ( 7QC ) Pada PT. Semen padang. Jurnal Teknologi, Vol. 6, No. 1, pp. 51–63.
Ulkhaq, M. M., Pramono, S. N. W. dan Halim, R. (2017). Aplikasi Seven Tools untuk Mengurangi Cacat Produk Pada Mesin Communite Di PT. Masscom Graphy, Semarang. Jurnal PASTI, Vol. 11, No. 3, pp. 220–230.
Verawati dan Liksha, P. D. (2018). Aplikasi Akuntansi Pengolahan Data Jasa Service Pada PT. Budi Berlian Motor
Lampung. Jurnal Sistem Informasi Akuntansi (JUSINTA), Vol. 1, No. 1, pp. 1–14.
Widanti, A. P. dan Rumita, R. (2017). Analisis Penyebab Terjadi Waste Pada Karung Pembungkus dan Minimasi dengan
Pendekatan Pengendalian Kualitas Teknik Five Whys Analysis. pp. 1–6.
Yuliasih, N. kadek (2014). Analisis Pengendalian Kualitas Produk pada Perusahaan Garmen Wana Sari Tahun 2013.
Universitas Pendidikan Ganesha.
Yuwono, M. A. B. dan Riyadi, A. S. (2013). Proses Produksi dan Pengendalian Kualitas Produksi Cat Plastic Coating di
PT Propan Raya ICC. Jurnal PASTI, Vol. 9, No. 2, pp. 193–202.