Analisis pengendalian Kualitas Menggunakan Peta Kontrol p Pada Divisi Wire Rod Mill

download Analisis pengendalian Kualitas Menggunakan Peta Kontrol p Pada Divisi Wire Rod Mill

of 51

description

ini adalah karya ilmiah tentang pengendalian kualitas sebagai syrat dalam menempuh program study Teknik Industri Unimal.

Transcript of Analisis pengendalian Kualitas Menggunakan Peta Kontrol p Pada Divisi Wire Rod Mill

Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 1 ANALISISPENGENDALIANKUALITASMENGGUNAKAN PETA KONTROL P PADA DIVISI WIRE ROD MILLPT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk.CILEGON, BANTEN (Laporan Kerja Praktek) Disusun oleh : ANGGRIAWAN (08130003) JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG 2011 Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 2 KATA PENGANTAR PujisyukurpenulispanjatkankehadiratTuhanYangMahaEsa,atasrahmat danhidayah-NyasehinggapenulisdapatmenyelesaikanKerjaPraktekdi PT.KrakatauSteel(Persero)Tbk.Cilegon,Bantendenganlancardandapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini dengan tepat waktu. SelamapelaksanaanKerjaPraktekdiPT.KrakatauSteelCilegonkami mendapatkantambahanilmudanpengalamanyangsangatberhargasebagaibekal kami untuk menempuh studi dan masa depan. Padakesempataninipenulisinginmengucapkanterimakasihyang sebesarbesarnya kepada : 1.AyahdanIbuyangtercinta,sertakeluargadikampunghalamanyang senantiasamendoakan,menyemangati,danselalumemberidukunganmoril dan materiil serta kasih sayang kepada penulis. 2.BapakMuhamadKadafi.SH,MHselakuRektorUniversitasMalahayati Bandar Lampung. 3.Bapak Weka Indra Darmawan, ST, MT selaku Dekan Universitas Malahayati Bandar Lampung. 4.Bapak.HeriWibowo.ST,MTselakuKetuaJurusanTeknik IndustriUniversitasMalahayatisertapembimbingkerjapraktekyangselalu memberi nasihat serta dukungan.5.Bapak / Ibu dosen yang telah membimbing kami selama ini. 6.Bapak Nanang Priatna.ST, MT selaku ManagerProduksi PT. Krakatau Steel. 7.BapakSumadiono.ST,M.siselakupembimbingkerjapraktekdivisiWRM yang telah banyak memberi nasehat danmasukan selama ini. Semoga Bapak dan keluarga mendapatkan berkah dari Allah SWT. 8.BapakNanangPriatna.ST,MTselakuManagerGedungProduksiPT. Krakatau Steel. 9.Bapak Sudiratna ST , MT selakucoordinator training. 10. Seluruh staf dan karyawan di Divisi Pabrik Batang Kawat (WRM) Yang telah banyak membantu dalam proses penelitian.Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 3 11. Rekan-rekanKerjaPraktekdariITS,UI,ITBdanUNDIPyangselalu mendukungdanmembantukamidalampelaksanaanKerjaPraktekmaupun penyelesaikan laporan ini. 12. Rekan rekan Teknik industry UNIMAL (Reza,Ari Chandra alias ustad, Ali, Yogi, Ariyanto, Sigit, Devis, Hakim, Eko, Jalu, ), yang selalu ada baik dalam suka maupun duka. 13. TemansohibkualmarhumAanWahyudiyangbanyakmemberikenangan dalamhidujppenulis.Selamatjalansohibsemogaibadahyangdilakukan selama ini diterima. Amin 14. My best friend Hen, Mame yang selalu ada baik suka maupun duka.15. Sertateman-temanyangtakbisapenulissebutkansatupersatu.Terimaksih teman-teman. Penulismenyadarikekuranganyangadapadalaporaninimengingat keterbatasankemampuandanpengetahuanyangpenulismiliki,sehinggasarandan kritik dari pembaca yang bersifat membangun selalu penulis harapkan.Akhir kata semoga Laporan Kerja Praktek ini bermanfaat bagi penulis sendiri maupun bagi para pembaca. Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 4 DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHANi KATA PENGANTARii DAFTAR ISI..iv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.51.2 Tujuan...6 1.3 Batasan Masalah6 1.4 Metode Penelitian6 BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan PT Krakatau Steel8 2.2 Lokasi PT Krakatau Steel..13 2.3 Pembagian Plan PT Krakatau steel14 2.4 Diagram Struktur Produksi20 2.5 Tenaga Kerja..20 BAB III DASAR TEORI 3.1 Pengertian Kualitas..............................................36 3.2 Pengertian Penegdalian Kualitas..................36 3.3 Dimensi Mutu...............................37 3.4 Metode yang digunakan dalam pengendalian kualitas.37 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengolahan Data........41 4.1.1 Perhitungan Defect Laps......................................... 44 BAB V PENUTUP 5.1Kesimpulan....50 5.2Saran ..50 Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 5 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar BelakangDalam memasuki era globalisasi, setiap perusahaan dituntut untuk mampu berkompetisidalamhalkualitas,harga,danpelayanan.Perkembanganteknologi perludiikutiperusahaan.Halinidiperlukanuntukmeningkatkankinerjadan produktivitas serta kualitas produk yang dihasilkan. Salahsatuindustistrategisyangbergerakdibidangprodukberupabaja adalahPT.KrakatauSteel,Cilegon.MeskipunMendapatkankemudahan-kemudahandaripemerintahkarenamerupakanBUMN(BadanUsahaMilik Negara),namunpadakenyataannyaperusahaaninimasihtetapbersaingdengan industrysejenislainnya.Dalamhalini,diperlukanpeningkatankualitasproduk agar produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi dan permintaan pasar. Salahsatuyangmenjadipusatperhatiandisiniadalahcacatproduk (defect) yang terjadi pada produk yang diproduksi oleh divisiWire Rod Mill PT. KrakatauSteel.DivisiWireRodMillinimemproduksikawatgulungan(coil). Dalamprosespembuatannyaseringterjadikecacatan.Halinilahyangmenjadi dasarpenulismengambiljudulANALISISPENGENDALIANKUALITAS MENGGUNAKANPETAKONTROLPPADADIVISIWIRERODMILLDI PT. KRAKATAU STEEL. Denganharapanlaporankerjapraktekinidapatbermanfaatbagi perusahaandalamhalpengendalianproduksertamengambiltindakanyang korektif bilamana diperlukan. Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 6 1.2Tujuan TujuanpelaksanaanKerjaPraktek(KP)yangdilaksanakandiPT. Krakatau Steel adalah: 1.MengetahuidefectberupaprodukcoilyangterjadididivisiWireRodMill dengan menggunakan peta kontrol P. 2.Mengetahui Proses Utama Pabrik Batang Kawat. 3.Mengetahui faktor penyebab yang ditimbulkan oleh defect yang terjadi. . 1.3 Batasan Masalah Agar pokok permasalahan tidakmenyimpang,maka perlu adanyabatasan masalah. Adapun batasan masalah sebagai berikut: a.Penelitian dilakukan di PT. Krakatau Steel Divisi WRM. b.Data produksi dan data defect diambil pada periode bulan Juni 2010-Mei 2011. c.Pengendalian kualitas menggunakan peta kontrol P 1.4Metodelogi Penelitian DalamPengumpulandata(informasi),penulismelakukanstudilapangan danstudi pustaka. 1. Studi Lapangan Data yang penulisperoleh dari studi lapangan ini berasal dari : a. Pengamatan selama kerja praktek. b. Bimbingan dari pembimbing, training koordinator, staf dan parakaryawan. 2. Studi Pustaka Pencarianinformasidengancaramempelajaridokumendanbuku-buku pengendaliankualitasyangberhubungandenganpenelitianmaupunsumber internet. Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 7 BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk PTKrakatauSteel(Persero)Tbk.berdirisejaktanggal31Agustus1970 denganadanyasuratkeputusandaripemerintahindonesiapadawaktuituoleh IndonesianGovernmentRegulation(IGR)dengannamaproyekTrikoramelalui P.P.no35tahun1970yangberisitentangpenindaklanjutanproyekbajadan disahkan oleh Tan Kok Hie di Jakarta. Yang memiliki visi dan misi menjadi acuan dalam proses pengembangan kualitas dan kuantitas produksi yaitu : Visi : Perusahaan Baja Terpadu dengan Keunggulan Kompetitif, Untuk Tumbuh dan Berkembang secara Berkesinambungan, menjadi Perusahaan Terkemuka di Dunia.(An Integrated Steel Company With Competitive Edges To Grow Continuously Toward a Leading Global Enterprise). Misi:MenyediakanProdukBajaBermutudanJasaTerkait,bagi Kemakmuran Bangsa.(ProvidingTheBestQualitySteelProductsandReliated Services for The Prosperity of The Nation). Nilai Budaya: Compentence, Integrity, Reliable, Innovative. Falsafah Perusahaan : Partnership For Sustainable Growth. Dasar penentuan lokasi pendirian pabrik besi baja antara lain : Pemasaran yang cukup baik Adanya pelabuhan atau prasarana Tersedianya tanah yang cukup luas Tersedianya air yang cukup banyak Kondisi politis daerah Daerah bahan baku (saat itu) Tersedianya buruh (saat itu) Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 8 Adapun rincian dari perkembangan PT. Krakatau Steel mulai dari dirintis sampai dengan sekarang adalah: Tahun 1956 Munculnya gagasan perlunyaindustribaja di Indonesia di kemukakan oleh ChaerulSaleh,MenteriPerindustriandanPertambangandanIr.H.Juanda, Dirjen Biro Perancangan Negara (menjadi Perdana Menteri RI tahun 1958). Persetujuanpokokkerjasamadalamlapanganekonomidanteknikantara republikIndonesia dan Uni Sovyet sosialis tanggal 15 september 1956. Direalisasikan dengan penandatanganan kontrak pembangunan proyekvital oleh perdatam : a. Proyek Aluminium Medan b. Proyek besi baja Kalimantan c. Proyek Besi Baja Trikora Pembentukanteamproyekbesibaja,dikepalaiDrs.SoejiptodibantuIr.A. Sayoeti, Ir.Tan Boen Liam dan RJK Wiriasoeganda. PenelitiansumberbijibesidiBayah/ujungKulonbantendandiLampung dibantu ahlidari Belanda Ir. Binghorst. Tahun 1958 PenelitiansumberbijihbesidiKalimantandipimpinRJKwiriasoeganda bekerjasamakonsultanJermanBaratWEDEXRO(WestDeutch Ingenineur Bureau) yang dipimpin oleh Dr. Walter Roland. Tahun 1959 Penelitian lokasi pendirian Pabrik besi baja di lakukan terhadap dua propinsi dan dibantuteam ahli Rusia. Dua Provinsi tersebut : 1. Jawa Timur, penelitian di Jawa Timur dilakukan di empat daerah yaitu Gresik, Probolinggo, Pasuruan dan Banyuwangi. 2. Jawa Barat, penelitian di Jawa Barat dilakukan di Cilegon Banten. PrinsipyangdipegangdalamsurveilokasipendirianPabrikBesiBaja adalah : Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 9 a.Menggunakanbahanbakudaridalamnegeri,alternatif:ditimur berasal darikalimantan dan dari barat berasal dari Lampung.b.Air yang cukup. c.Dekat Pelabuhan. d.Pendirian sumber tenaga listrik baru (diesel gas dan batu bara) HasilsurveymenyatakanbahwaCilegondanProbolinggoyangmemenuhi syaratprinsipdiatas.LalupemerintahIndonesiamelaluimenteri DepartemenPerindustrian,perdagangandanpertambangan(Deperdatam) memutuskanCilegonyangpalingcocokuntukdijadikanlokasipabrikbaja berkapasitasproduksibajamencapai100.000tonpertahun,menggunakan prosesTanurSiemensMartin(OpenHearthFurnace),dengan pertimbangan: a.Bahan baku 70% scrub dan 30% pig iron Lampung b.Air dari daerah Cidanau (Cinangka) c.Pelabuhan Merak Tahun 1960 KontrakPembangunpabrikbajaCilegonnomor080tanggal7juni1960 antaraIndonesiadenganAllUnionExport-ImportCorporation (Tjazpromex Pert) of Moscow. Tahun 1962 PeletakanBatupertamaatauperesmianpembangunanproyekbesibaja Trikora Cilegon di area 616 Ha pada tanggal 20 mei 1962, dan berdasarkan ketetapan MPRS No.2/1960 proyek diharuskan selesai sebelum 1968 Tahun 1963 PemerintahRImengeluarkankeputusanRINo.123 tahun1963 tanggal25 juni1963tentangpenetapanstatusproyekpabrikbajaTrikoraCilegon menjadi proyek vital. Tahun 1965 Terhentinya pembangunan proyek besi baja Trikora karena krisis politik (pembrontakan G30S/PKI). Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 10 Tahun 1967 BerubahnyaproyekbesibajaTrikoramenjadibentukperseroanterbatas (PT)berdasarkaninstruksiPresidenRepublikIndonesiaNo.17tanggal28 Desember 1967. Tahun 1970 PT Krakatau Steel resmi berdiri berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.35 tanggal 31 Agustus 1970 tentang penyertaan modal Negara RepublikIndonesiauntukpendirianperusahaanperseroan(persero)PT KrakatauSteeldenganmaksuddantujuanuntukmenyelengarakan penyelesaianpembangunanproyekbajaTrikorasertamengembangkan industri baja dalam arti luas. Tahun 1971 Pendirian PTKrakatau Steel di sahkan dengan akte notaris Tan ThongKie No.34tanggal23oktober1971diJakartadandiperbaikidengannaskah N0.25 tanggal 29 Desember 1971. Tahun 1975 KelanjutanpembangunanPTKStahapsatudengankapasitasproduksi0.5 juta ton per tahun berdasarkan Keppres No.30 tanggal 27 Agustus 1975. Tahun 1977 PeresmianPabrikBesiBeton,pabrikBesiProfildanpelabuhankhusus cigading PT Krakatau Steel oleh Presiden Soeharto tanggal 27 Juli 1977. Tahun 1979 PeresmianpabrikBesiSponsmodelHylsa(50%),PabrikBilletBaja (ElectricArcFurnance)atauDapurThomaswirerod,PLTU400Mw,dan Pusat Penjernihan Air kapasitas 2000 liter/detik) PT KS serta KHI pipe oleh Presiden Soeharto tanggal 9 Oktober 1979. Tahun 1985 EksporperdanaprodukbajaPTKSkebeberapanegarasepertiJepang, Inggris,Amerika,India,China,timartengah,KoreadannegaraNegara ASEAN. Tahun 1989 Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 11 PT Krakatau Steel dan 9 BUMNstrategislainnya ( PT Boma Bisma Indra, PTDahana,PT INKA,PTINTI,PTIPTN,PTLEN,PTBarataIndonesia, PTPindaddanPTPAL)berdasarkankeputusanPresidenRIno44tanggal 28 Agustus 1989. Tahun 1990 PeletakanbatupertamadanmodernisasiPTKSolehmenterimuda perindustrianatauDirutPTKSIr.TungkyAriwibowotanggal10 November 1990 dengan sasaran : 1.Peningkatankapasitasproduksidari1,5jutatonmenjadi2,5jutaton pertahun. 2. Peningkatan kualitas dan peragaman jenis baja. 3. Efisiensi produksi Tahun 1991 Merger PT Cold Rolling Mill Indonesia Utama ( PT CRMIU ) menjadi unit produksiPTkrakatauSteeltanggal1Oktober1991.CRMdidirikan19 Pebruari 1983 yang diresmikan tahun 1987. Tahun 1992 PemisahanunitproduksiBajaProfilmenjadiPTKrakatauWajaTama tanggal 24 Juli 1992. Tahun 1993 PeresmianperluasanPTKrakatauSteelolehPresidenSuhartotepatnya18 Pebruari 1993, yang meliputi : 1. Modernisasi dan perluasan HSM 1,2 juta ton menjadi 2 juta ton/tahun. 2.PerluasanpelabuhanPelletBijihbesidarikapasitaspembongkaran3 juta menjadi 6 juta ton per tahun. Tahun 1994 PTKrakatausteelmemperolehsertifikatISO9002yaitupadatanggal17 November 1994. Tahun 1995 Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 12 PenyelesaianproyekperluasandanmodernisasiPTKrakatauSteeloleh menterimudaperindustrianRepublikIndonesiaataukomisarisutamaPT Krakatau Steel, Ir. TungkyAriWibowo, bertepatan dengan HUT ke 25 PT KStanggal31Agustus1995.Pabrikyangmengalamiproyekperluasan tersebut yaitu pabrik Besi Spons-HYL III dan SSP II. Tahun 1996 PTKrakatauSteelBacktocorebisnisbajadenganmembentukunit unit otonom/unitpenunjangmenjadibadanusahatersendiriatauistilah populernya menjadi anak perusahaan yang meliputi : 1. PLTU 400 MW menjadi PT Krakatau Daya Listrik 2. Penjernihan air krenceng menjadi PT Krakatau Tirta Industri 3. Pelabuhan khusus Cigading menjadi PT Krakatau Bandar Samudera 4. Rumah Sakit Krakatau Steel menjadi PT Krakatau Medika 5. Sarana dan Prasarana kawasan menjadi PT KIEC 6. Teknologi Informatika / IT menjadi KIT Tahun 1997 PT Krakatau Steel mendapat sertifikat ISO 14001 pada bulan April 1997. Tahun 1998 PTKrakatauSteelmenjadibagiandariPTPakaryaIndustri(Persero) tanggal 10 Agustus 1998 berdasarkan P.P. No 35/1998. Tahun 1999 PTPakaryaIndustri(persero)berubahnamamenjadiPTBahanaPrakarya Industri Strategis (BPIS) total aset Rp 16 Triliun. NeuroFurnacecontroller(NFC)yangmerupakansistempengendali elektrodaterpaduberbasisjaringansaraftiruan,mulaiditerapkanpada operasirutinElectrricArcFurnace(EAF),pabrikSSPIIPTKS.NFC adalah inovasi hasil karya tenaga tenaga PT KS dengan LSDE-BPPT dan telahdipatenkandengannomerP990187sertameraihASEAN ENGINEERING AWARDS (24 Oktober 2001). Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 13 Tahun 2000 PemerintahmelaluiforumRUPSluarbiasapadatanggal28maret2002 telahmembubarkanPTBPIS.PengalihanasetBUMNIS(BadanUsaha Milik Negara Industri Strategis) ke pemerintah (kantor MENNEG BUMN sebagai pemegang kuasa menteri keuangan). 2.2 Lokasi PT Krakatau Steel LokasiPTKrakatauSteelyangsangatstrategisdimanasaranadan prasaranayangadauntukkebutuhandidaerahCilegonsangatmenunjangpada pertumbuhanindustriBajatersebut.Diantaranyatersedianyajaringanrelkereta api dan pelabuhan yang mempermudah jalur distribusi bahan baku dari alam atau luar daerah dan juga memperlancar distribusi hasil produksi. Untuk mendatangkan ataumengangkutbahanbakudariluardaerahatauluarnegeri,disinilahperan penting sebuah pelabuhan Samudera untuk kapal kapal berkapasitas besar dapat berlabuh. Sehingga akan mempermudah kegiatan produksi industri tersebut.Selainituadanyalembagapendidikanyangbersifatkejuruanserta kesadaran pendidikan masyarakat sekitar yang tinggi sehingga banyak tersedianya tenagakerjayangterdidik,mampudanahlidibidangnya.Danadanyasarana pengembanganteknologiinformasiyangdapatmendukungaksesjaringan,baik jaringanbisnismaupunilmuteknologiproduksi.Adapunyangperludiketahui jugabahwaPTKrakatauSteellokasinyaberadadidaerahperindustriandan beradadisegitigakota,sehinggamempermudahjalurkomunikasidaninformasi yang efektif dan efisien. Makajelasbahwapendirianfasilitasatausaranayangtelahdiuraikan diatastersebutsangatpentinguntukmenunjanghasil produksibajaPTKrakatau Steel,sehinggaperludiketahuibahwapembangunanindustriPTKrakatauSteel kinitelahmengalamikemajuandantentunyajugaakanmeningkatkan kesejahteraan masyarakat cilegon pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 14 2.3 Pembagian Plan PT Krakatau Steel Gambar 2.1. Proses produksi PT. Krakatau Steel UntukmelakukansebuahproduksiPTKrakatausteeldibagidalam beberapa plan yaitu : 1. Pabrik Besi Spons (Direct Reduction Plan) Merupakan pabrik yang mengolah pellet (Bijih Besi) menjadi sponge iron. Disinibesibesi(pellet)direaksikandengangasalamdalamreactordanmelalui beberapatahap.ProduksibesisponsyangdihasilkanpadaHylsaI1jutaton pertahundanHylsaIII1,35jutatonpertahunmencapai2,35jutatonpertahun yangmemilikibeberapakeunggulandibandingkandengansubermetallicyang lainnyaterutamadisebabkanrendahnyaunsurpengotorsertakandungankarbon yangcukuptinggisehinggaprosespembuatanmenggunakandapurlistrik berlangsung efektif dan efisien sehingga menjamin konsistensi kualitas baja yang dihasilkan. Gambar 2.2. Proses pabrik besi spons Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 15 2. Pabrik Baja Slab ( Slab Steel plant/SSP) Pabrik Baja Slab di krakatau steel ada 2 buah yaitu SSP I dan SSP II. SSP Idibangunpadatahun1982denganteknologipembuatanbajaMANGHHdan CONCASTdarijerman.SSPIterdiridari4dapurbajalistrikdenganmasing masingberkapasitas130tondan2mesinconcast(mesintuangkontinyu)serta ladlefurnace.SSPIIdibanguntahun1993denganmenggunakanteknologi pembuatan baja dari Voest Alpine Australia. Pabrik ini dilengkapi 2 dapur baja listrikdan1mesinCONCASTsertaladlefurnacedanRHvacuumdegassing untuk memproduksi baja karbon ultra rendah. SSP II berkapasitas 800.000 ton per tahun. Pabrik baja slab memproduksi lempengan baja yang bahan bakunya adalah besisponssebagaibahanbakuutamadanscrabditambahdengankapurbaker serta dicampur dengan unsur unsurlain sepertiC, Fe, Mn, SiD danlain lain. Disampingitujugamemanfaatkanpeleburanulangbajabajareject(rusak) ketika diproses didivisi HSM, CRM, WRM. Pada pabrik ini komposisi kimia dari bajadidaurulanglagisesuaidenganpermintaankonsumen.Pabrikini menghasilkanbajaslabdenganukurantebal200mm,lebar950-2080mm, panjangmaksimum 12.000mm danberat 30 ton. Kapasitas total dari pabrik baja slab adalah 1,8 juta ton/tahun. Gambar 2.3. Proses produksi pabrik baja slab Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 16 3. Pabrik Billet Baja (Billet steel Plant/BSP) Pabrikbilletbajaadalahpabrikyangmembuatbajadalambentuk batangan.Bajabatangantersebutakandigunakansebagaibahanbakudalam pembuatanbajaprofil,tulanganbeton,batangkawatdankawat.BSPmulai beroperasi pada tahun 1979 berjalan dengan dioperasikannya DR Plant. Kapasitas awal 650 ribu ton/tahun dengan teknologi ManGHH dan CONCAST dari Jerman. Sebagai bahan baku utamanya adalah besi spons bersama sama dengan besi tua atauscrabdanpaduanferrodileburdandiolahdidalambajadapiurlistrikuntuk dicairkan diprosesseperti pada pembuatanbajaslab. Setelahmenjadi cairanbaja kemudian dituang dalam cetakan. Billet di PT Krakatau Steel mempunyai 4 buah dapur listrik untuk proses pembuatan baja billet masing masing berkapasitas 65 tonbajacairtiappeleburan,serta2buahmesintuangkontinyudengan4buah train. Pabrikinimenggunakan sumber radioaktifuntukmengukurlevelbaja cair. Ukurandapurjelaslebihkecildaripadadapuruntukbajaslab.Penampungpada pabrik billet ini diproduksi dalam 3 macam : 1. Ukuran 110 x 110 mm, 120 x 120 mm 2. Ukuran 130 x 130 mm 3. Standar panjang 6 m, 9 m, dan 12 m Gambar 2.4. Proses produksi pabrik billet baja Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 17 4. Pabrik Baja Batang Kawat (Wire Rod Mill/WRM) Pabrikbatangkawatberoperasipadatahun1979dengankapasitasawal 220.000tonpertahun,menggunakanteknologiSMSdariJerman,kapasitasnya meningkatmenjadi300.000tonpertahunpadatahun1992karenapenambahan equipmentdariMorganUSA.Pabrikinimenggunakanbahansetengahjadidari pabrikbajabilletsebagaibahanbakuuntukuntukdiolahmenjadibajabatang kawat. Ukuran bajabatang kawatyang dihasilkanmemiliki diameter 5,5-14 mm, yangdikerjakandalambentukgulungan,setelahdilakukanbeberapamodifikasi terutamapenggunaanmodelNOTwistMill(NTM)padafinishingstandserta pendinginan batang kawat menggunakan Stelmor conveyor. Pabrik kawat baja ini dilengkapidengan6mesinpembuatkawatdanunitpelapissengpabrikini menghasilkan kawat baja dengan kadar karbon rendah. Kapasitas produksi saat ini sebesar450.00tonpertahun.Karenaproyekoptimalisasiyangsedangberjalan sejak1996,produkbatangkawatpadaumumnyadigunakansebagaibahanbaku pembuat mur/baut, kawat las dan lain lain. Gambar 2.5. Proses produksi pabrik baja batang kawat (WRM) Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 18 5. Pabrik Baja Lembaran Panas (Hot Strip Mill/HSM) Pabrikini selesai dibangun pada tahun 1983 dengan teknologi pengerolan SMS(SchloemannSiemag)dariJerman.Pabrikinimemproduksibajalembaran berupacoil,platdansheet.Bahanbakuutamadaripabrikiniadalahbajaslab yangdihasilkanolehdivisiSSPuntukkemudiandilakukanprosespeengerolan panas(milling).Kapasitasproduksipabrikiniadalah2jutatonpertahundan dikendalikansecaraotomatisdengancontrolsetupkomputer.Dengandemikian produkyangdihasilkandijaminmemilikikualitasyangtinggi.(LR,JIS,dan sertifikasiinternasionallainnyasepertiISO),baikdalamhalkekuatanmekanik, toleransiukuranmaupunkualitasbentuk(shape).Padapabrikbajalembaran panasterdapat2furnaceyangberfungsiuntukmemanaskanslab,SizingPress, roughingmill,6finishingstanddan2buahcoiler.Pabrikinimemanfaatkan sumberradioaktifuntukmengukurketebalandanprofilstripuntukmengatur posisislabdalamfurnace.Selainitujugapabrikinimenghasilkanstripdengan ketebalan 2 mm sampai dengan 25 mm, lebar 500 mm sampai dengan 2080 mm. Gambar 2.6. Proses produksi pabrik baja lembar panas (HSM) 6. Pabrik Baja Lembaran Dingin (Cold Rolling Mill/CRM) Pabrikini diselesaikan pada tahun 1986 denganmenggunakan teknologi CLECIMteknologidariprancis.Pabrikinimenghasilkanbajalembaranseperti Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 19 divisiHSM,tetapihasilproduksinyaberdimensilebihtipisdaridivisiHSM. Dengankapasitasterpasangsebesar850.000coldrolledcoil/Sheetpertahun. Pabrikinitelahmampumemproduksibajalembaranuntukaplikasikomponen komponenotomotif,peralatanrumahtangga,kalengmakanan/minuman,baja lembaran lapis seng dan lain lain. Gambar 2.7. Proses produksi pabrik baja lembar dingin (CRM) 7. Pabrik Baja Beton (Bar Mill) Pabrikinimenghasilkanbajatulanganbetondenganbahanbakubaja billet dari pabrik BSP. Pabrik baja beton memiliki kelengkapan dapur pemanasan billetberkapasitas40ton/jam,7roughingmilldan2finishingstand.Pabrikini menghasilkan baja beton dengan diameter 10 mm sampai 35 mm, jenis baja beton yang dihasilkan adalah baja beton tulang polos dan baja beton tulang bersirip. 8. Pabrik Baja Profil (Skelp Mill) Pabrik baja profil menghasilkan baja baja profil dengan bahan baku bajabilet.Pabrikbajaprofilterdiridaridapurpemanasanbilletberkapasitas38 ton/jam,1buahroughingstand,1buahintermediatestanddan1buahfinishing stand.Bajaprofilyangdihasilkanadalahbajasikudenganukuran60x60mm sampai 120 x 120 mm.Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 20 2.4. Diagram Struktur Produksi Gambar 2.8. Struktur Produk PT Krakatau Steel 2.5 Tenaga Kerja Peraturan jam kerja yang berlaku yaitu : Staff : 08.00 16.00 WIB Karyawan terdiri dari 3 shift, pembagiannya sebagai berikut : 1. Shift I : 06.00 14.00 WIB 2. Shift II : 14.00 22.00 WIB 3. Shift III : 22.00 06.00 WIB Dalamhaliniperusahaantidakakanterlepasdarisebuahtenagakerja, karenainimerupakan unsuryang tidak dapat dipisahkan untuk membentuk suatu kesatuandalamoperasionaldariperusahaansehinggakegiatanuntuk menghasilkanproduksidapatberjalanmenurutfungsinya.Padaperusahaan Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 21 industri PT Krakatau Steel status tenaga kerja atau karyawan di bagi menjadi dua, yaitu: Tenaga kerja tetap Mitra kerja Dantenagakerjayangbersifatmitrakerjadisuplaidaribeberapa perusahaanlaboursuplaiyangmendapatkankontrakkerjadenganPTKrakatau Steel. Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 22 BAB III PABRIK WIRE ROD MILL ( WRM ) 3.1 Sejarah Pabrik Batang Kawat (Wire Rod Mill) PabrikBatangKawatiniawalnyabernamaWireRod&StripMill (WRSM). Sejak awalWRSM beroperasi hanyamemproduksiwire rod dan strip, untukmemproduksi2jenisprodukyaituwireroddiameterbilletprodukantara 5.5 mm sampai 12 mm dan strip yang mempunyai lebar maksimum 360 mm dan tebalminimum2mm,yangmasing-masingterdiridari2jalur.Pabrikinimulai beroperasisejaktahun1979denganteknologidarischloeman-siemagJerman, yangmempunyaikapasitas220.000MTpertahun.Bahanbakuuntuk memproduksi rod dan strip tersebut adalah billet baja dengan square 110 mm dan panjangnya10m.SecaragarisbesarlayoutPabrikterbagiatas5areayaitu Furnace,RoughingMill,IntermediateMill,Pre-FinishingMilldanFinishing Mill. Seiringberkembangnyateknologidanseiringmeningkatnyapermintaan pasar makaberoperasilah Pabrik Hot Strip Mill di tahun 1983 dan dilakukannya modernisasipertamaPabrikWRSMditahun1991danberakhirsampaitahun 1999. Modernisasi tahap pertama dilakukan dengan penggantian horizontal stand (twisting)finishingmilldanjugapenggantianseluruhequipmentfinishing. Modernisasi tahap ke 2yaitumelakukan perningkatan produksimenjadi 320.000 ton/tahun dan juga diameter produksi bertambah menjadi 5.5 mm sampai 20 mm, hal tersebut dilakukan dengan meningkatkan speed no-twist block Finishing Mill. Modernisasitahapke3yaitupergantian6dari8standtwo-highhorizontaldi Intermediate Mill, dimana 4 stand pertama diganti dengan tipe horizontal-vertical standsedangkan2standberikutnyadigantidenganPre-Finishingblock. Modernisasitahapke4melakukanpemasanganc-hookuntukcoilhandlingdari millsidedanautoCompactoruntukcoilbundling.Modernisasitahapke5 merupakanmodernisasiyangterkahir,dilakukanpadatahun1999yaitudengan melakukanpenyelesaianuntuk2lineyangmeliputipenggantianpushertype Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 23 furnace 60 t/h menjadi walking beam 150 t/h buatan Krosaki Jepang, penambahan 4 stand H-V (cartridge) Pre-Roughing Mill, pemasangan 4 stand H-V (cartridge) di Intermediate mill line 2, dan pemasangan pre-finishing block sampai reforming station line 1. 3. 2 Struktur Organisasi Pabrik Batang Kawat Gambar 3.2 Struktur OrganisasiDivisiPabrikBatangKawat Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 24 3.3 Proses Produksi Batang Kawat3.3.1 Bahan Baku Batang Kawat Pabrikbatangkawatsaatinidapatmemproduksiukurandengandiameter antara5,5mmsampai20mmdenganmengacupadaJIS(JapaneseIndustrial Standard).Bahanbakuyangdipergunakanuntukproduksiadalahbilletbaja dengansquare130mmsampaisquare180mmdanpanjang9m.Adapun Spesifikasi dari billet baja yang digunakan untuk produksi adalah sebagai berikut:1.Low Carbon KS 1006E KS 1008E KS 1008K KS 1010 2.Medium Carbon KS 1015 KS 1020 KS 1024 KS 1032 3.High Carbon KS 1042A/B KS 1062A/B KS 1067A/B KS 1072A/B KS 1082 4.Spec C/ Elektrode KS 1006E1 KS 1006E2 KS 1208WS Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 25 3.3.2 Peralatan Utama Pabrik Batang Kawat 3.3.2.1 FURNACE Reheatingfurnacetipewalkingbeamdengankapasitas150t/hbuatan Krosaki Japaniniberfungsi untukmemanaskan billet dengan ukuran square 130 mm sampai square 180 mm dan panjang 9 m, sampai pada temperatur 1200 oC dengan menggunakan bahan bakar gas atau light oil.Furnace ini mempunyai ukuran panjang 9m dan lebar 27m dengan 3 zone pemanasanyaitupre-heating,heatingdansoakingdimanamasing-masing mempunyai16burner.AwaldioperasikannyapadabulanMaret1999sebagai penggantidarifurnacesebelumnyayaitutipepusherexOFUJermandengan kapasitas 70 t/h. 3.3.2.2 ROLL TABLE AFTER FURNACE (RT. 01) Roll table 01 iniberfungsi hanya sebagai pengantar billet saat keluar dari Reheating furnace ke Pre-Roughing Mill. 3.3.2.3 HIGH PRESSURE WATER DESCALER Water descaler dengan tekanan air sampai 180 barinimempunyaifungsi untuk melepaskan scale yang mempel pada permukaan billet yang terbentuk pada waktu pemanasan saat berada di dalam furnace. 3.3.2.4 PINCH ROLLPinchrolliniletaknyasebelumPre-RoughingMill,mempunyaifungsi untukmengantarsekaligusmembantubilletuntukmasukkestandpertamaPre-Roughing Mill. 3.3.2.5 PRE-ROUGHING MILLPre-Roughing Mill terdiri dari 4 stand horizontal dan vertical. Mempunyai fungsiuntukmereduksibilletsquare180mmmenjadiukuransquare105mm. Khusus untuk billet square 130 mm, dummy untuk 2 stand pertama.Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 26 3.3.2.6 ROLL BENCH Roll bench berfungsi hanya sebagai guidebillet keroll table 1.1 atau 1.2, yang telah direduksi di Pre Roughing Mill. 3.3.2.7 PENDULUM SHEAR S-04Sheariniberfungsiuntukmemotongkepalabilletyangkeluardaristand terakhirPre-Roughing.Halinidikarenakanujungkepaladanekorbillet mempunyaitemperaturyangrelatiflebihrendahdanjugareduksidiPre-Roughingdapatmenyebabkanujungkepalabilletpecahyangnantinyadapat mengakibatkan couble di stand berikutnya. 3.3.2.8 DEVIATOR Deviatorberfungsihanyasebagaimediaatauperantarauntukmengatur billetyangkeluardariPre-RoughingMillmasukkestand1ataustand2secara bergantian. 3.3.2.9 DOUBLE ROLLER TABLE(RT 1.1/RT 1.2) Double roller tableberfungsi sebagai guide billet dariPre-Roughing Mill ke Roughing Mill. 3.3.2.10 DOUBLE MOUNT SHEAR Double Mount Shear ini berfungsi sebagai shear cadangan jika terjadi couble di roughing mill dia akan langsung mencacah billet yang masuk. 3.3.2.11 HORIZONTAL ROUGHING MILL StandRoughinginiberfungsiuntukmereduksibilletdariPre-Roughing dengan square 105 mm menjadi billet square 43 mm yang selanjutnya merupakan input untuk Intermediate Mill. Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 27 RoughingMilliniterdiridari8standhorizontal.4standpertama merupakan tipe terbuka sedangkan 4 stand berikutnya tipe tertutup. 3.3.2.12 SHEAR 10 Shear10inidibagi2yaitu,rotatingshearyangdigunakanuntukline1 dan drumshear pada line 2.Fungsi pertamasebagai cropshearyaitumemotong setiapujungkepaladanekorbilletdariRoughingMill.Pemotongandilakukan mengingatbagiankepaladanekordenganpemotongandibatasitidaklebih250 mmpadabagiankepaladan150mmpadabagianekor.Fungsikeduasebagai coubleshearyaitumemotong-motongbilletsepanjang300mm,jikaterjadi couble di Intermediate mill atau Finishing Mill. 3.3.2.13 LOWERING TROUGH Lowering trough berfungsi untuk mengecek tension billet antara roughing danintermediatemilldanjugauntukmentransferbilletkejaluryangdiinginkan jika terjadi couble di intermediate atau finishing mill. 3.3.2.14 HORIZONTAL INTERMEDIATEMILL Two-highhorizontalstandtipeclosehousingdariSchloeman-Siemag Jermanmerupakan2standpertamadariIntermediateMillyangberfungsiuntuk mereduksi billet. 3.3.2.15 INTERMEDIATE MILL Empat stand berikutnya di Intermediate Mill berfungsi untuk mereduksi di IntermediateMillsebagaikelanjutandariRoughingMill,yangnantinya menghasilkan 2 line produksi. 3.3.2.16 UP LOOPER I, II, III, IV. Empat Up Looper terdapat pada Horizontal-Vertical Intermediate Stand Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 28 yang berfungsi untuk mendapatkan kondisi minimum tension dengan membentuk vertical loop melalui control scanner di masing-masing stand. 3.3.2.17 SIDE LOOPER (BEFOREPRE-FINISHING) HorizontalSideloopersebelumPre-FinishingMillberfungsiuntukmengaturtensionbilletantaraIntermediatedenganPre-FinishingMilldengan membentuk loop melalui control scanner sehingga diperoleh kondisi tension free. 3.3.2.18 SNAP SHEAR (BEFOREPRE-FINISHING) Snapshearmerupakanbagianpadarangkaianalat-alatproduksibatang kawat yang memilki fungsi sebagai pemotong darurat untuk memotong billet jika sewaktu-waktuterjadicoubledibagianpre-finishingblock.Snapshearjuga berfungsisebagaialatpengamanuntukmenutuppasslineuntukmencegah masuknya billet pada saat penutup pre-finishing blockdibuka. 3.3.2.19 PRE-FINISHING BLOCK Prefinishing block merupakan bagian dari alat-alat produksi yang memiliki fungsimereduksibilletdarisekeluarnyadariintermediatemill,terdiridari2 (dua)setrolltungstencarbideyangterpasangdengansudut45opadamillline dimanasetiapsetrollsalingtegaklurusmembentuksudut90o dengansetroll sebelumnya.Padadaerahinitidaklagidiperlukantwistguidedikarenakan susunan rollnya yang dibuat horizontal dan vertikal. 3.3.2.20 WATER BOX (BEFOREFINISHING BLOCK) Waterboxsebelumbagianfinishingblockmemilikifungsi membersihkanscalesekaligusmengaturtemperaturbilletmasukfinishingblock antara 950 s/d 970 0C. 3.3.2.21 CHOP/DIVIDE (CD) SHEAR Chop/divide shear dengan tipe rotary steel blade memiliki dua fungsi utama, Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 29 antara lain: sebagai chop shear (memotong ujung kepala dan ekor dari billet) dan juga sebagai divide shear (menghentikan aliran billet jika sewaktu-waktu terjadi couble di bagian finishing block). Bagian ini memiliki satu pisau di masing-masing porosnya. 3.3.2.22TROUGH SWITCHThroughswitchmemilikiperanansebagaipengubaharahbilletkebagian choppingshearuntukdipotong-potongjikaterjadicoubledibagianfinishing block. Pada saat posisi switch berada pada posisi UP, aliran billet akan dialirkan kebagianchoppingshear.PadasaatposisiswitchberadapadaposisiDOWN, aliran billet akan dialirkan menuju bagian finishing block. 3.3.2.23 CHOPPING SHEARChoppingshearataucoubleshearmempunyaifungsimemotong-motong billetapabilaterjadicouble.Ketikaterjadicoubledifinishingblock,aliranbillet diputusolehdivideshearsebelumkemudianplatpendeteksiaktifdanbilletdi arahkan oleh through switch ke chopping shear untuk kemudian dipotong-potong. Billet yang sudah dipotong-potong tersebut kemudian masuk ke dalam bak scrap. 3.3.2.24 SIDE LOOPER (BEFORE FINISHING) Sidelooperyangterletaksebelumbagianfinishingmillmemilikifungsi mengontrolteganganbillet(billetstension)antaraprefinishingmilldengan finishing mill, kondisiyang diharapkan adalah billet berada dalam keadaan bebas teangan (tension free). 3.3.2.25 SNAP SHEAR (BEFORE FINISHING BLOCK) SnapShearyangterletakdibagiansebelumfinishingblockberfungsi sebagaipemotongdaruratyangakanmemotongbilletapabilaterjadicoubledi finishingblockdanalatpengamanuntukmenutuppasslinepadasaatpenutup Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 30 finishingblockdibuka.Prinsippenggunaannnyasamasepertisnapshearyang terletak sebelum bagian prefinishing block. 3.3.2.26 FINISHING BLOCK Bagianfinishingblockterdiridari10(sepuluh)standrollyangberbahan karbidatungsten,finishingblockmemilikifungsiuntukmereduksibilletyang sudahmelauiprosespreroughing,roughing,intermediate,danprefinishing menjadiprodukakhiryangdikehendakikonsumen.Padabagianfinishingblock inibillettidakperludi-twist,halinidikarenakanposisiroll-nyayangdiubah menjadi vertikal ataupun horizontal. Seperti pada bagian prefinishing block, setiap standrollterpasangdengansudut45opadamilllinedansalingtegaklurus membentuk sudut 90o dengan stand roll sebelumnya. 3.3.2.27EQUALIZATION&WATERBOXES(AFTERFINISHING BLOCK) Waterboxmemilikifungsimenurunkantemperaturbilletsetelahselesai diprosespadabagianfinishingblock.Padabagianinipendinginandilakukan untuk mendapatkan sifat mekanik yang diinginkan oleh konsumen, hal ini sejenis denganperlakuanpanas(heattreatment).Selainitu,apabilapendinginan dilakukan dengan cepat melewati range kritis, pembentukan scale dapat dibatasi Equalizationthroughmeilikifungsiuntukmenyamaratakantemperatur batangkawatdaripermukaan(surface)hinggakebagiandalam(core).Apabila temperatursamarata(uniform),besarbutirausteniteakanuniformsebelum bertransformasi menjadi struktur ferite-pearlite di stelmor conveyor. 3.3.2.28 PINCH ROLLPinchrollmemilikifungsiuntukmenahanlajukecepatanbagianekor billet setelah lepas dari finishing block pada saat billet bergerak dengan kecepatan tinggi agar batang kawat tidak keluar. Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 31 3.3.2.29 LAYING HEAD Laying head letaknya setelah bagian pinch roll berfungsi untuk mengubah bentukbilletyanglinier(memanjang)menjadiberbentukbulat-bulat(ring) sekaligusmengantarkannyakestelmorconveyor.Besardiameternyaditentukan olehkecepatandarilayinghead.Semakintinggikecepatanlayingheadsemakin kecil diameternya dan berlaku juga sebaliknya. 3.3.2.30 STELMOR CONVEYORStelmorconveyormemilikifungsiutamasebagaipengontrollaju pendinginan. Selain itu stelmor conveyor juga berfungsi mengantarkan billet yang sudahdibentukmenjadirodpadabagianlayingheadmenujubagiantwo-arm mandrel. 3.3.2.31 REFORMING STATION Rodringyangdibentukolehlayingheaddiantarkanmenujutwo-arm mandrel.Setelahseluruhringjatuh,mandrelberotasi,untukselanjutnyaring yang sudah berbentuk coil tersebut diambil oleh C-Hook. 3.3.2.32 C-HOOK C-hookmemilikifungsimengantarkangulungancoil,menujubagian compactor.C-HookyangadadiPT.KrakatauSteel(Persero)Tbkdibuatoleh perusahaan Sundbirsta Swedia. 3.3.2.33 COMPACTOR Compactormemilikifungsimemadatkansekaligusmengikatgulungan coil,dimanasetelahdipadatkanolehcompactor,gulungancoiltersebutdiikat secara otomatis pada empat sisi dengan menggunakan kawat baja. Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 32 3.3.2.34 WEIGHING STATION Berfungsisebagaialattimbanganuntukwirerodyangtelahdiikatpada compactorpadaprosessebelumnya,sehinggaproduksitersebutsiapuntuk dipasarkan kepada konsumen. 3.4 Tahapan Proses Pembuatan Batang Kawat Untuk memudahkan pemahaman tentang urutan proses rolling billet dalam pembuatan kawat ini, bisa dilihat padaflow process dari pabrik Wire RodMill ini. Secara garis besar tahapan proses yang terjadi ada 3, yaitu tahap pemanasan, tahap pembentukan dan tahap pendinginan. 3.4.1 Tahap Pemanasan Pertama sebelum billet masuk ke furnace diletakkan dahulu dalam charging grade. Dengan bantuan billet pusher, billet ditekan dengan motor rolling table. Pada roller table kedua billet ditimbang secara otomatis dengan bantuan sensor tekan (tension meter) yang datanya dimasukkan ke dalam system control Gambar3.4 Flow ProcessWire Rod Mill Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 33 untuk pengawasan hasil rolling. Tujuan pemanasan sampai temperatur dalam fase austenite bertujuan agar saat di rolling tidak terjadi pengerasan karena penurunan temperatur. Billetyangberadadirolltabledisemprotduludenganudarauntuk membersihkankotoranyangada,sehinggakotorantersebuttidakikutterbakar pada furnace. Secara hidrolik billet didorongke dalam furnace untuk dipanaskan. Temperatureruangfurnacediusahakantetapsesuaidengangradedaribillet sehingga pada pengerolan distand 3berlangsung pada temperatur 1100 o Cjuga untukmenjagaagarbillettidaklengket(menempel)didalamfurnace.Untukitu diperlukanpengaturanpanasyangpresisidenganbantuansensorpanasyang mengaturvalvebesargas(bahanbakar)yangmasukkedalamfurnace. Pengaturan dan pengawasan temperatur ini dilakukan pada operator pulpit 1. Setelah billet mencapai temperatur yang diinginkan (mendekati temperatur ruangfurnace)maksimal1250 oC,kemudianbilletdidorongkeluardengan injectoryangdialiriair.Airdisiniberfungsiuntukkeamananinjectoragartidak bengkokkarenamenerimapanasyangtinggi. Fungsioperasiinjectorinidiawasi dan diatur semi otomatis dari operator pulpit 2. 3.4.2 Tahap PembentukanProsespembentukaninidimulaidaribagianPre-roughingmilldimana dilakukan rolling awal dan pembersihan billet dari kotoran yang menempelpada billetdengansemprotanair.Kemudianbilletakandilewatkankebeberapastand untuk mulai di roll. Pada bagian Pre-roughing mill billet dilewatkan pada 4 stand denganposisipassbergantianhorizontaldanvertikal.Untukmembantubillet masuk ke pass dibantu oleh pinch roll.SetelahmengalamireduksiawalbilletakandilewatkanpadaRoughing milldengandilewatkanpada8standyangmerupakankumpulanpassdengan bentukyangberbedatiapstand.Padastand1berbentukbox,stand2berbentuk oval,stand3berbentukround,stand5berbentukpreoval,stand6berbentuk Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 34 oval,stand7berbentukround,standberbentukovaldanstand10berbentuk round. Stand 4 dan 8 tidak dipakai atau dalam keadaan dummy. Billetakandipaksamelewatipassdisetiapstandsehinggaakan mengalami reduksi penampang dan mempunyai bentuk penampang sesuai dengan bentukpassterakhiryangdilaluidenganukuranyangsemakinmengecil,pada bagian roughing mill ini pass diatur tekanannya terhadap billet yang melewatinya dan juga diatur kecepatannya sedemikian rupa sehingga kecepatan di stand 1 akan lebihlambatdaristand2danseterusnyasampaistand10yangmempunyai kecepatantinggidibagianroughingmill.Selainkecepatanyangberbedajuga diperlukan kestabilan putaran untukmenghasilkan reduksiyangbaik. Pengaturan besar-besarantersebutdilakukandengansistemPLCdandiawasilangsungdari pulpit1. Setelahmelewatibagiantersebut,billetdipaksalagimelewatibeberapa passdibagianintermediatemill.Sebelummemasukibagianintermediatemill billetakandipotongbagiankepaladanekornyadenganshear.Pemotongan tersebutdilakukanuntukmenghindaricobble(kerusakanbillet)akibatkepala yangpecahkarenamengalamipendinginanawal(suhunyaberbedajauhdengan bodydaribillet),demikianjugapadabagianekor,kecualiuntukproduksirod (kawat) dengan diameter yang cukup besar (>10mm), bagian ekor tidak dipotong. Pengaturan pemotongan ini diawasi dari pulpit 1. Tetapi secara otomatis juga bisa dilakukandenganbantuanhotmetaldetector(HMD)untukmendeteksiadanya billetyanglewat.Bilaterjadicobblesebelummemasukiintermediatemillmaka mill billet akan dicacah oleh shear tersebut. Padaprinsipnyapadabagianintermediatemillsamadengandibagian roughing millhanya ukuran passyangberbeda untuk pereduksian billet. Sebagai tambahandibagianinidipasangup-looperuntukmedapatkankondisioptimum tension.DansebelummemasukibagianfinishingmilldiawalipadaNTM,billet akan dikondisikan free tension dengan memasuki side looper. Sebelum memasuki NTM billet dipotong pada bagian kepala dan ekornya lagi dengan snap shear 19.Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 35 BagianfinishingmilldilakukandengansistemNo-TwistMillyangterdiri dari10standyangdigerakkanoleh1motor,yaitumotorSynchronus5000KW. NTMiniterdiridari10setrolltungstencarbideyangterpasangtegaklurus dengan roll sebelumnya, sehingga tidak dilakukan pemuntiran (twist) billet. Untuk mengetahui cobble pada bagian ini dipasang tali fish line di bawah pass line. Jika kaittalitersebutputusmakafishlineiniakanmengaktifkanlimitswitchuntuk menjalankancropdevideshearmemotongbillet.KecepatanbilletdiNTMini adalah maksimal 100 m/suntuk produk 5,5 mm dengan temperatur 900 o C. PengontrolanNTMiniharusdilakukansecarateratur,karenarollNTM menyerappanastidakhanyadaribillettapijugadarileherbearing.Sehingga dalam proses sistem billet tidak masuk ke dalam NTM, selamapendinginan tidak ada di NTM. Pendinginannya menggunakan air. Level kecepatan dimana air akan menyemprot adalah 10 % dari kecepatan rata-rata. Selama pengoperasian, air akan tetap bekerja untuk beberapa saat (5 detik) sesudah millhabis. Setelah memasuki NTMbilletyangsudahberubahmenjadirod(batangkawat)akanmemasuki pendinginan (water box). 3.4.3 Tahap PendinginanTahapan pendinginan inisangat mempengaruhi mutu dari produk, karena akanmempengaruhisifatmekanis,sifatmampulasdansifatrapuhdaribatang kawat.Bagianawalpendinginannyaadalahberupawaterbox,untukmengatur suhu rod (istilah billet yang akan dipakai setelah memasuki NTM) sebelum masuk ke pinch dan laying head. Setelahmelewatiwaterbox,rodakanmemasukilayingheadyang sebelumnyadilewatkanterlebihdahulupadapinchroll.Pinchrolliniberfungsi untukmengatur kecepatanrodsehinggabentuk ring darirodyang dibentuk oleh laying head akan konstan di stelmor conveyor. Tahap selanjutnya memasuki laying head yang akan mengubah bentuk rod dari linear menjadi ring (kumparan). Laying head ini memiliki pipa spinning yang diputarolehmotorlistrik.Posisilayingheadinidimiringkanagarringdarirod Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 36 akantertataapikdistelmorconveyor.Temperaturpadabagianinidapatdiatur denganvariasiyang cukupluaslewat pengatuaranwater box, dengan temperatur minimum 760 o C.Rodyangberbentukringsetelahmelewatilayingheadakandibawaoleh stelmorconveyor.Dibagianinipulasifatmekanikbatangkawattersebutdiatur dengan cara mengatur pendinginan lewat blower yang dipasang di bawah stelmor conveyor.Untukbajakarbontinggidilakukanpendinginancepatdengancara membukacoverdanmenghembuskanudaradenganblower.Untukbajakarbon rendahdigunakanmetodependinginanlambatdengancarakecepatanconveyor diturunkan,coverditutupdanblowerdiaturhembusannyaataudimatikan tergantung sifat metalurgi yang dikehendaki. Rodyangtelahdidinginkantersebutakandibentukgulungankawatdi reforming station, untuk selanjutnya dilakukan di bagian finishing end yang terdiri dariperalatanreformingchamberuntukmengumpulkanringdarirod,twoarm mandrel untukmembentuk diameter gulungan danmengantarkan ke coil transfer car,C-Hookuntukmembawagulungankawatmenujupengepakan.Pengepakan dilakukandengancompactoruntukmemadatkangulungankawatdanmengikat kawat secara otomatis. Seluruhprosesdaripembentukanbilletmenjadiyangkemudianmenjadi rod (batang kawat) hampir dilakukan secara otomatis dengan bantuan sistem yang menggunakanPLC(ProgrammableLogicController)danjugapengawasan manual yang diatur pada pulpit yang terdapat pada masing-masing tahap. Dimana pengaturan dari pulpit itu sendiri berkomunikasi secara langsung dengan PLC. Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Pengertian Kualitas MenurutJuranmutuadalahsebagaikecocokanuntukpemakaian (fitnessforus).Definisiiniorientasiterhadappemenuhanharapan pelanggan. Menurut Shewhart mutu adalah konsep bagan kendali (control chart) yang sederhana dan sekarang dikenal dengan istilah Shewhart chart. MenurutCrosbymutuadalahkesesuaiandengankebutuhanyang meliputiavailability,delivery,reliability,maintainabilitiy,dancost effectiveness.Crosbyinidalammencapaimutumenekankan pentingnyamelibatkansetiaporangdalamorganisasiproses,dengan jalanmenekankankesesuaianterhadappermintaanatauspesifikasi. PengertianmutuCrosbykemudianlebihditekankanpadaaspekzero defect.MenurutDemingmutuadalahmutuharusbertujuanmemenuhi kebutuhanpelanggansekarangdandimasamendatang.Penekanan utamanya adalah perbaikan dan pengukuran mutu secara terus menerus sehinggadikenaldengankonseppengendalianmutustatistik (statistical proses control). 4.1.2 Pengendalian Kualitas PengendaliankualitasmenurutSritomoWigujosoebroto(252:2003) merupakan suatu system verifikasi dan penjagaan / perawatan dari suatu tingkatan / derajat kualitas produk atau prosesyang di kehendaki dengan cara perencanaan yangseksamapemakaianperalatanyangsesuai,inspeksiyangterusmenerus, Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 38 sertatindakankorektifbilamanadiperlukan.Dengandemikianhasilyang diperolehdengankegiatanpengendaliankualitasbenar-benarmemenuhistandar yang telah direncanakan. 4.1.3Dimensi Mutu / kualitas Mutu memiliki dimensi yang banyak, sehingga sulit mendefinisikannya. David Garvin menyarankan delapan dimensi yaitu: 1) Unjuk kerja atau performansi atau prestasi dari fungsi yang dipelihatkan oleh produk. 2) Sifat- sifat khusus dan menarik minat (features), yang menjadikan suatu produk unik dibandingkan dengan produk sejenis dari produsen lain. 3) Kehandalan, yaitu kemampun poduk untuk tidak mogok dalam masa kerjanya. 4) Kecocokandenganstandarindustri,misalnyastandargasbuangpada kendaraanbermotortidakbolehmelebihisekianpersenkandungantembaga hitam. 5) Daya tahan produk terhadap waktu, tidak mudah rusak. 6) Kemudahan diperbaiki, jika jadi kerusakan. Apakah dari segi ketersediaan suku cadang,tenagaahliataupunmekanismekerjaprodukitusendiriyangcukup sederhana sehingga tidak sulit diperbaiki. 7) Keindahan penampilan. 8) Persepsi konsumen. 4.2 Metodeo yang Digunakan Dalam Pengendalian Kualitas 4.2.1 Lembar Periksa (checklist) Lembar periksa adalah suatu alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan datasertamemudahkandalamprosesanalisisselanjutnya.Dalamlembarperiksa hanyabersifatpengamatanyangberkaitandengansifat-sifatmutuyangtelah ditetapkan untuk diperiksa apakah telah memenuhi persyaratan. Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 39 4.2.2 Diagram ParetoDiagram pareto digunakan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi tipe-tipeyang tak sesuai. Masalahyang palingbanyak terjadi ditunjukkan oleh grafik batangpertamatertinggisertaditempatkanpadasisipalingkiri,danseterusnya sampai masalah yang paling sedikit terjadi ditunjukkan oleh batang terakhir yang terendah. Serta ditempatkan pada sisi paling kanan, pada dasarnya diagram pareto dapat digunakan sebagai alat interprestasi untuk: a.Menghitungpersentasefrekuensiuntuksetiapkategoridanfrekuensi kumulatif. b.Memfokuskan perhatian padaberita kritis dan pentingmelalui pembuatan rangkingterhadapmasalah-masalahataupenyebabdalambentukyang signifikan. c.Menentukanfrekuensirelativedanurutanpentingmasalah-masalahatau penyebab dari masalah-masalah yang ada.

Sumber: Pengendalian Mutu Statistik, Eugene L. Grant & Richard S. Levenworth. Gambar 4.1: Diagram Pareto 100 80 60 50 0 J U ML A H K E J A D I A N 100% 95% 85% 80% Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 40 4.2.3 Diagram Sebab akibat (fishbone) Diagram sebab akibat adalah suatu diagramyang menunjukkanhubungan sebabakibat.Diagramsebabakibatdipergunakanuntukmenunjukkanfactor-faktorpenybabdankarakteristik.Kualitas(akibat)yangdisebabkanolehfactor, enyebabitu,padadasarnyadiagramsebabakibatdapatdipergunakanuntuk kebutuhan=kebutuhan berikut: a.Membantu mengidentifikasi penyebab dari suatu masalah. b.Mencari sebab-sebabnya dan mengambil tindakan korektif. c.Membantu dalam penyelidikan atau pencarian factor lebih lanjut. d.Menyeleksi metode analisis untuk penyelesaian masalah. Sebab AkibatSumber: Pengendalian Mutu Statistik, Eugene L. Grant & Richard S. Levenworth. Gambar 4.2 : Diagram Sebab Akibat 4.2.4 Peta Kontrol Petacontrolmerupakansalahsatualatterpentingdalampengendalian kualitas,atauseringdisebutbagankendaliShewart,dinamakandemikiankarena teknikinidikembangkanolehDr.WalterAndrewShewartpadatahun1920 BahanM et ode Kual i t as Li ngkunganM anusi a Mesin Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 41 sewaktuiabekerjapadaBellTelefoneLaboratories.Dariseluruhbaganatau diagram yang ada , diagram yang paling popular antara lain adalah diagram X, R, p, dan c. Petacontrolpmerupakanpetaatributdatayangberdasarkanpada pecahanprodukyangtidaksesuaispesifikasi.Subgroupdarinitemdipilihdari prosesdanmasing-masingdiinfeksiuntukdilihatketidaksesuaiannyadengan berbagaikarakteristik.Setiapitemyangditemukanmemilikisatuataulebih ketidaksesuaiandihitungsebagaiitemcacat.Jumlahitemyangtidaksesuai(x) dibagi dengan jumlah sampel (n) merupakan konstanta ketidaksesuaian. a.Menghitung nilai proporsi cacat, yaitu: P=1otuI ]umIuh ung cucut1otuI nspcks b.Menghitung nilai simpangan baku, yaitu: 3P = _P( 1-P)n3 c.Menghitung batas-batas kontrol 3 sigma dari: CL = P= 1xigin UCL= P + 3oP LCL = P - 3oP Keterangan: X= Jumlah produk cacat dalam sebuah sampel N= Jumlah sampel yang diambil dalam setiap inspeksi P= Centre line UCL/LCL= Upper/Lower Control Limit Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 42 4.3Pengolahan dan Anilisis Data Pengumpulan data yang cacat dilakukan pada divisi Wire Rod Mill. Data produksi pada divisi Wire Rod Mill pada periode Juni 2010-Mei 2011 adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Jumlah produksi coil pada Januari 2010-Mei 2011 BulanJumlah Produksi (ton) Juni15501 Juli15677 Agustus10111 September10298 Oktober10227 November0 Desember15512 Januari28274 Februari27326 Maret0 April22625 Mei21289 Total176840 Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 43 Jumlah total defect coil yang terjadi di unit WRM pada juni 2010-Mei 2011 adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Data defect pada Juni 2010-Mei 2011 NoPeri-ode ScrappyLapsOver Fill Coil potong tengah Under Fill Roll Mark KusutOther Deft Creep Speed 1Jun1,153,411,123,42-8,841,387,80 2Jul i9,62135,3685,90412,3115,6661,13018,859-- 3Agu--23,59-3,12-7,50-- 4Sept -4,521,14-1,30-3,131,161,15 5Okt -5,127,7513,366,892,48-1,16 6Nov--------- 7Des-10,1610,86-31,9110,402,28-1,13 8Jan3,4047,725,30-6,615,832,2614,44 9Feb5,630,5414,16-11,59-3,8713,27- 10M ar --------- 11Apr i l-20,8036,434-3,3762,25710,783,4548,456 12M ei-5,6953,40-1,11312,6355,2146,84519,539 Tot al 19.801133.33679.65812.31181.46528.86520.03162.82454.373 Keterangan: satuan dalam ton Periode November 2010 dan Maret 2011 tidak produksi.

Tabel 4.3 Persentase jumlah defect pada Juni 2010- Mei 2011 DefectTotal defect (ton)% Defect Scraffy19,8014,019 Laps133,33627,067 Over fill79,65816,171 Coil potong tengah12,3112,499 Under fill81,46516,537 Roll Mark28,8655,860 Kusut20,0314,066 Other teft62,82412,753 Creep Speed54,37311,038 Total492,664100% Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 44 Berdasarkan table diatas, jenis cacat kemudian digambarkan ke dalam diagram Pareto untuk mencari factor dominan defect coil pada divisi Wire Rod Mill periode juni 2010-mei 2011. Gambar 4.3. Diagram Pareto defect pada juni 2010-Mei 2011 Darihasil diagram pareto di atasfaktor defectyang paling dominanyaitu Lapsdenganberat133,336tonatau27,067%.KemudianDefectyangdominan tersebut dibuat kedalam bagan kendali atau peta kontrol. Perhitungan Defect Laps Daridata-datadefectdapatdibuatpetakontrolp,Langkah-langkahnya sebagai berikut: a.Menghitung nilai proporsi cacat, yaitu: P=133,336176840 = 0,00075 b.Menghitung nilai simpangan baku, yaitu: 3P = _P( 1-P)n3 Kumul at i f%; 100020406080100120140160Laps Underf i l lOverf i l l Ot hert ef tCr eep SpeedRol lM ar kKusut Scr af f y Coi lpot ong t engahJumlah defectJenis defectLaporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 45 c.Menghitung batas-batas kontrol 3 sigma dari: CL = P= 1xgin UCL= P + 3oP LCL = P - 3oP Tabel 4.4. Peta Kontrol P defect Laps BulanJumlah produksi (ni)(xi)Defect3 oPUCLLCL Juni155013,410,00022 0,0021 0,0029-0,0014 Juli1567735,3680,00023 0,0021 0,0029-0,0014 Agustus10111-0 0,0026 0,0034-0,0019 September102984,520,00044 0,0026 0,0034-0,0019 Oktober102275,120,0005 0,0026 0,0034-0,0019 Desember1551210,160,00066 0,0021 0,0029-0,0014 Januari2827447,720,0017 0,0015 0,0023-0,0008 Februari273260,540,00002 0,0016 0,0024-0,0009 April2262520,8030,00092 0,0017 0,0025-0,001 Mei212895,6950,00027 0,0018 0,0026-0,0011 Total176840133,336 Setelahmelakukanperhitungandaridatajumlahproduksidan jumlah defect, maka kita akan mengetahui apakah produksi tersebut masih berada dalam batas kendali atau di luar batas kendali.DalampembuatanpetakontrolP,datadiambilberdasarkansub grupperbulan.Namunhaltersebuttidakmengurangipengendaliansecara berkala. Bagan kendali P dibuat dalam persen. Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 46 Tabel 4.5 Peta kontrol P dalam persen Bulan Defect % UCL % LCL % Juni0,0220,29-0,14 Juli0,0230,29-0,14 Agustus00,34-0,19 September0,0440,34-0,19 Oktober0,050,34-0,19 Desember0,0660,29-0,14 Januari0,170,23-0,08 Februari0,0020,24-0,09 April0,0920,25-0,1 Mei0,0270,26-0,11 Rata-rata 0,287-0,137

Gambar: Peta kontrol defect Laps Berdasarkanpetakontroldefectlapsdiatastampakbahwasemuadata berada dalam batas-batas kontrol, sehingga bisa disimpulkan dalam hal ini proses produksi yang berlangsung masih terkendali. -0,3-0,2-0,100,10,20,30,4Def ectUCLLCLCLLaporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 47 Diagram Sebab Akibat Diagramsebabakibatpadapenelitianinidigunakanuntukmengetahui secara jelasmasalah apa saja yang menyebabkan terjadinya kerusakan (cacat) dan faktot-faktorpenyebabkhususnyadefectLapsditinjaudarimanusia,mesin, material, lingkungan, dan metode.

Gambar: Diagram sebab akibat defect Laps Dalamdiagramsebabakibatdiatastelahdigambarkanbeberapafactor terjadinya defect Laps, adapun factor-faktornya sebagai berikut: 1.Faktor material Sebelumprosespembuatancoil,hendaknyabahanbakuberupabilet diperiksaterlebihdahulu,apakahbilettersebutmemenuhispesifikasi yangtelahditetapkan.Jikabilettersebuttidakmemenuhispesifikasi maka pada saat bilet melewati high pressure water desclaer, fungsinya untukmelepaskanscaleyangmempelpadapermukaanbilletyang Li ngkungan M et odeM at er i als Adanya scale Suhu t dk st abi l Kur ang opt i mal M at er i alKur ang bagus Kur angnya si r kul asi Penggant i an r ol Laps Oper asi onal mesi nKur ang maint anence Car a ker j a Human er r or M esi nM anusi a Kelel ahan Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 48 terbentuk pada waktu pemanasan saat berada di dalam furnace. Namun padakenyataannyatidaksemuabiletyangmemilikiscalelepas. Sehinggaapabiladilanjutkankeprosesberikutnyaakanmengalami defect laps. 2.Faktor lingkungan Suhu tidak stabil karena kurangnya sirkulasi di dalam pabrik.Sehingga berdampak kurang nyamannya pekerja. 3.Faktor Metoda Padasaatpenggantianrolltidakmengikutiprosedursebagaimana mestinya, sehingga cara kerja mesin kurang optimal. 4.Faktor Mesin Mesinmerupakansaranauntukmembuatsuatuproduk,sehingga diperlukanmaintenancesecaraberkala.Namunpadakenyataanya mesindiWRMkurangmaintenance.Efekdarikurangnya maintenanceyaituseringterjadinyadefectyangmengakibatkan produk di reject. 5.Manusia Faktorinimerupakanfactoryangssangatpentingkarenasemua aktivitas dibantu manusia, terkadang terjadi human error karena factor kelelahan dan kurangnya persiapan. Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 49 Tabel 4.6 Solusi pemecahan masalah defect laps NoFaktorPenyebabSolusi pemecahan 1 2 3 4 5 Lingkungan Material Manusia Mesin Metoda Suhu tidak stabil Adanya scale yang menempel pada billet Human Error Kelelahan Operasional mesin kurang optimal Operatornya tidak menjalankan SOP Membuat lebih banyak lagi ventilasi agar suhu stabil. Perlu ditingkatkan pemeriksaan billet sebelum masuk ke proses. Kurangi beban kerja dan tambahkan istirahat. Perlu ditingkatkan maintanance. Perlu pelatihan untuk memahami SOP. Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 50 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1.Darihasildiagramparetofaktordefectyangpalingdominanyaitu Laps dengan berat 133,336 ton atau 27,067%. 2.DariperhitunganpetakontrolP,dapatdiketahuidefectslapsmasih berada dalam batas kontrol. Sehingga dapat disimpulkan dalam hal ini proses masih terkendali. 3.DaripenelitiandapatdiketahuipenyebabdefectlapsdiWRMyang paling dominan yaitu : Faktor lingkungan Suhu tidak stabil karena kurangnya sirkulasi di dalam pabrik.Sehingga berdampak kurang nyamannya pekerja. 5.2Saran 1. Perawatan secara berkala perlu ditingkatkan terhadap alat-alat serta fasilitas produksi yang dimiliki oleh PT. Krakatau Steel divisi WRM agar produk yang dihasilkan tetap terjaga kualitasnya. 2.Perlu ditingkatkannya pemerikasaan bahan baku berupa bilet agar tidak terjadi kecacatan. 3.Perlu diperhatikan faktor lingkungan, agar kecacatan yang terjadi berkurang. Dengan cara membuat lebih banyak lagi ventilasi agar suhu stabil. Laporan Kerja Prakt ek di W RM Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas [email protected] 51