Analisis Pengelolaan Praktikum Ipa Di Laboratorium Ipa Ma Muallimin Muh Yk

13
ANALISIS PENGELOLAAN PRAKTIKUM IPA DI LABORATORIUM IPA MADRASAH ALIYAH MUALLIMIN MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh: AGUS MIANTA, S.Si MA. Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta. Alamat: Jl S. Parman 68 Yogyakarta, telepon (0274)373122, fax (0274)385516, email: [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki manajemen praktikum IPA di Laboratorium IPA Madrasah Aliyah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI jurusan IPA MA Muallimin Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 90 siswa kemudian diambil 30 siswa sebagai sampel penelitian menggunakan teknik accidental sampling. Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data sebelum dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Untuk melengkapi dan memperjelas data, kepala laboratorium IPA diwawancarai. Ditemukan bahwa ada beberapa kelemahan yang terkait dengan pengelolaan fasilitas sarana dan prasarana laboratorium dan model pengelolaan praktikum. Kata Kunci: analisis manajemen, praktikum IPA, laboratorium IPA PENDAHULUAN Kualitas pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain tersedianya sarana prasarana pendidikan yang memadai dan sumberdaya manusia pendidikan yang berkompeten. Keduanya merupakan komponen input yang sangat penting dalam mendukung kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, perlu dilakukan peningkatan baik dari segi kuantitas, kualitas, maupun sistem pengelolaannya. Salah satu sarana pendidikan 1

description

laporan observasi

Transcript of Analisis Pengelolaan Praktikum Ipa Di Laboratorium Ipa Ma Muallimin Muh Yk

Page 1: Analisis Pengelolaan Praktikum Ipa Di Laboratorium Ipa Ma Muallimin Muh Yk

ANALISIS PENGELOLAAN PRAKTIKUM IPA DI LABORATORIUM IPA MADRASAH ALIYAH MUALLIMIN MUHAMMADIYAH

YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh:AGUS MIANTA, S.Si

MA. Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta. Alamat: Jl S. Parman 68 Yogyakarta, telepon (0274)373122, fax (0274)385516, email: [email protected]

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menyelidiki manajemen praktikum IPA di

Laboratorium IPA Madrasah Aliyah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI jurusan IPA MA Muallimin Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 90 siswa kemudian diambil 30 siswa sebagai sampel penelitian menggunakan teknik accidental sampling. Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data sebelum dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Untuk melengkapi dan memperjelas data, kepala laboratorium IPA diwawancarai. Ditemukan bahwa ada beberapa kelemahan yang terkait dengan pengelolaan fasilitas sarana dan prasarana laboratorium dan model pengelolaan praktikum.

Kata Kunci: analisis manajemen, praktikum IPA, laboratorium IPA PENDAHULUAN

Kualitas pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain tersedianya sarana prasarana pendidikan yang memadai dan sumberdaya manusia pendidikan yang berkompeten. Keduanya merupakan komponen input yang sangat penting dalam mendukung kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, perlu dilakukan peningkatan baik dari segi kuantitas, kualitas, maupun sistem pengelolaannya. Salah satu sarana pendidikan yang berfungsi sebagai penunjang dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah adalah laoratorium sebagai tempat kegiatan praktikum (Wita Sutrisno, 2007: 5).

Laboratorium dibangun berdasarkan suatu kesadaran penuh bahwa pembelajaran di laboratorium mempunyai posisi penting dalam pendidikan, karena dalam rangka mencapai tujuan yang bersifat multi dimensi dalam proses pembelajaran, diperlukan strategi pembelajaran yang memadai. Salah satu strategi pembelajaran yang dianggap dapat mencakup tiga ranah sekaligus (kognitif, afektif, dan psikomotor) adalah pembelajaran di laboratorium (Rahayuningsih & Dwiyanto, 2005). Secara teoretis keberadaan laboratorium diharapkan mampu menunjang kegiatan-kegiatan yang berpusat pada pengembangan keterampilan tertentu, antara lain keterampilan proses, keterampilan motorik dan pembentukan sikap ilmiah, khususnya pengembangan minat untuk melakukan penyelidikan, penelitian dan minat mempelajari alam secara lebih mendalam (Hudha, 2002:2).

Laboratorium memiliki peranan penting dalam kurikulum dan pendidikan sains. Dalam Permendiknas RI Nomor 24 Tahun 2007 disebutkan bahwa

1

Page 2: Analisis Pengelolaan Praktikum Ipa Di Laboratorium Ipa Ma Muallimin Muh Yk

komponen fasilitas laboratorium IPA di SMA meliputi (1) bangunan/ruang laboratorium, (2) perabot, (3) peralatan pendidikan, (4) alat dan bahan percobaan, (5) media pendidikan, (6) bahan habis pakai, (7) perlengkapan lainnya. Pemanfaatan dan pengelolaan laboratorium IPA sebagai fasilitas sekolah harus memperhatikan faktor kondisi dan mutu fasilitas, karena kedua faktor tersebut dapat berpengaruh secara langsung terhadap proses pendidikan. Hal ini sejalan dengan pendapat yang diungkapkan oleh Roehrich & Patrick (2003: vii) bahwa: Setiap sekolah menengah harus mampu memanfaatkan dan mengatur fasilitas yang ada untuk berbagai kegiatan laboratorium. Sehubungan dengan hal tersebut, maka semua unsur yang terlibat dalam pengelolaan laboratorium IPA harus memiliki kompetensi, yaitu kemampuan, sikap, dan keterampilan yang harus dimiliki dan mampu diterapkan oleh pengelola laboratorium IPA (kepala, teknisi, dan laboran) sebagai tenaga kependidikan dalam pelaksanaan tugas pengelolaan laboratorium. Katz (Robbins, 2001: 4-5) membagi tiga keterampilan manajemen yang mutlak diperlukan, yaitu: keterampilan teknik, keterampilan personal, dan keterampilan konseptual. Keterampilan teknis berkaitan dengan kemampuan menerapkan pengetahuan atau keahlian khusus. Keterampilan personal berkaitan dengan kemampuan bekerjasama, memahami, dan memotivasi orang lain. Keterampilan konseptual berkaitan dengan kemampuan mental untuk menganalisis dan mendiagnosis situasi yang rumit. Dalam hubungannya dengan manajemen laboratorium IPA, kompetensi pengelola laboratorium IPA adalah kemampuan, sikap, dan keterampilan yang harus dimiliki dan mampu diterapkan oleh pengelola laboratorium IPA (kepala, teknisi, dan laboran) sebagai tenaga kependidikan dalam pelaksanaan tugas pengelolaan laboratorium.

Madrasah Aliyah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta sejak tahun 2008 secara periodik menyelenggarakan kegiatan praktikum IPA baik itu bidang kimia, fisika, maupun biologi. Pelaksanaan praktikum bagi siswa kelas XI Jurusan IPA MA Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta adalah untuk membuktikan, memahami, mengamati, dan jua menemukan hal-hal baru sesuai dengan teori yang diterima di kelas.

Hasil observasi awal terhadap pengelolaan praktikum di Laboratorium IPA diketahui bahwa kegiatan praktikum dilaksanakan di luar jam pelajaran formal. Selain itu padatnya jadwal kegiatan siswa di Muallimin membuat pelaksanaan praktikum dipadatkan atau dipercepat pelaksanaannya sehingga seringkali materi praktikum tidak singkron dengan sajian materi teori di kelas, seringkali materi praktikum lebih cepat disbanding materi teori di kelas. Hal ini berdampak pada dangkalnya penguasaan materi teori oleh praktikan. Disamping hal ini juga masih ditemukannya berbagai alat yang sudah tidak baik tetapi masih digunakan untuk kegiatan praktikum.

Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mendeskripsikan tanggapan siswa praktikan terhadap pengelolaan kegiatan

praktikum IPA pada di Laboratorium IPA MA Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Mendeskripsikan tanggapan siswa praktikan terhadap ketersediaan sarana dan prasarana praktikum yang disediakan di Laboratorium IPA MA Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta.

2

Page 3: Analisis Pengelolaan Praktikum Ipa Di Laboratorium Ipa Ma Muallimin Muh Yk

3. Mendeskripsikan model pengelolaan praktikum yang dianggap ideal oleh siswa praktikan dalam setiap kegiatan praktikum IPA di Laboratorium IPA MA Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta.

Manfaat yang dimaksudkan dari penelitian ini adalah peningkatan pengelolaan kegiatan praktikum IPA pada siswa kelas XI Jurusan IPA MA Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta, tersedianya sarana dan prasarana praktikum yang memenuhi kebutuhan siswa praktikan kelas XI Jurusan IPA MA Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta, serta terjadinya kesesuaian materi praktikum dengan materi di kelas.

BAHAN DAN METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang ingin menggambarkan tentang suatu fenomena yang terjadi pada objek penelitian, dan dari hasil penelitian terhadap fenomena tersebut dapat diperoleh gambaran sesungguhnya tentang hal yang terjadi pada objek penelitian.

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta dengan populasi seluruh siswa kelas XI Jurusan IPA yang duduk di semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 90 orang. Dari jumlah tersebut, sampel yang diambil sebanyak 30 orang dengan menggunakan accidental sampling.

Sebagai penelitian deskriptif, maka maka penelitian ini bertujuan untuk menyusun gambaran atau paparan secara cermat terhadap fenomena tertentu tanpa melakukan intervensi dan hipotesis adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Untuk mendapatkan data yang sesuai maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner dan wawancara. Kuisioner diberikan kepada responden (siswa praktikan), dimaksudkan untuk digunakan mengumpulkan data tentang tanggapan responden (siswa praktikan) terhadap pengelolaan praktikum secara spesifik atas peran laboran dan guru pembimbing paktikum, ketersediaan sarana prasarana serta keseuaian materi praktikum dengan penyajian teori di kelas pada siswa kelas XI Jurusan IPA Madrasah Aliyah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta Tahun Pelajaran 2012/2013. Sedangkan wawancara digunakan untuk mendapatkan data dari dan Kepala Laboratorium IPA Madrasah Aliyah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta.

Data dari kuisioner ini selanjutnya dianalisis dengan menggunakan rumus persentase untuk melihat pencapaian pengelolaan praktikum IPA pada siswa kelas XI Jurusan IPA Tahun Pelajaran 2012/2013 di laboratorium IPA Madrasah Aliyah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta. Selanjutnya hasil persentase tersebut dianalisis berdasarkan kategori persentase yang telah dihasilkan.

3

Page 4: Analisis Pengelolaan Praktikum Ipa Di Laboratorium Ipa Ma Muallimin Muh Yk

HASIL DAN PEMBAHASANHasil Penelitian1. Tanggapan Siswa Praktikan terhadap Pelaksanaan Praktikum di Laboratorium IPA MA Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta

Tabel 1. Tanggapan Siswa Praktikan terhadap Pelaksanaan Praktikum di Laboratorium IPA MA Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta

No. UraianYa Tidak

Frekuensi % Frekuensi %

1. Pelaksanaan praktikum sesuai harapan

8 26.7 22 73.3

2. Ruang laboratorium kondusif 14 46.7 16 53.33. Materi praktikum sesuai teori di

kelas20 66.7 10 33.3

4. Semua materi di buku panduan dapat dipraktikumkan

16 53.3 14 46.7

5. Materi praktikum tidak terlaksana karena waktu

17 56.7 13 43.3

6. Materi praktikum tidak terlaksana karena keterbatasan alat/bahan

12 40 18 60

7. Pelaksanaan praktikum sinergis waktunya dengan teori di kelas

17 56.7 13 43.3

8. Rendahnya penguasaan materi praktikum akibat tidak sinergisnya waktu sajian materi di kelas dengan pelaksanaan praktikum

22 73.3 8 26.7

Dari data pada tabel 1 di atas dapat digambarkan dalam diagram di bawah ini:

Pelaksanaan praktikum

sesuai dengan harapan

Ruang labo-ratorium kondusif

materi prak-tikum sesuai teori di kelas

semua materi di buku pan-duan dapat

diprak-tikumkan

materi tidak terlaksana

karena kendala waktu

materi prak-tikum tidak ter-laksana karena keterbatasan

alat/bahan

pelaksanaan praktikum

sinergis wak-tunya dengan sajian teori di

kelas

rendahnya pengusaaan materi prak-tikum akibat tidak siner-

gisnya waktu sajian materi di kelas den-gan pelak-

sanaan prak-tikum

0

10

20

30

40

50

60

70

80

yatidak

Gambar 1. Persentase Tanggapan Siswa terhadap Pelaksanaan Praktikum di Laboratorium IPA MA Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta

4

Page 5: Analisis Pengelolaan Praktikum Ipa Di Laboratorium Ipa Ma Muallimin Muh Yk

Gambar 1 di atas menunjukkan bahwa pelaksanaan praktikum belum sesuai harapan paling dominan dirasakan oleh siswa praktikan, belum 100% materi praktikum sesuai dengan materi di kelas, hal ini ditunjukkan dengan 66,7% saja materi pelajaran di kelas yang sesuai dengan materi praktikum, sedangkan 33,3% materi praktikum tidak sesuai dengan materi pelajaran di kelas apalagi hanya 53,3% saja kegiatan praktikum yang semua materi praktikumnya bisa dilaksanakan, sedangkan 46,7% materi praktikum tidak bisa dilaksanakan praktikumnya.

2. Kondisi Peralatan Praktikum dan Ketersediaan Bahan Selama PraktikumTabel 2. Tanggapan Responden (Siswa) Terhadap Kondisi Peralatan Praktikum dan Ketersediaan Bahan Selama Praktikum

No.

Uraian Frekuensi Persentase %

1. Kondisi alat-alat praktikum yang sangat layak dan relevan untuk kegiatan prkatikum

3 10

2. Kondisi alat-alat yang cukup layak dan relevan untuk kegiatan praktikum

19 63.3

3. Kondisi alat-alat yang kurang layak dan tidak relevan untuk kegiatan praktikum

7 23.3

4. Kondisi alat-alat praktikum yang sudah rusak 12 405. Jenis alat yang tidak sesuai dengan praktikum 14 46.76. Jumlah alat-alat praktikum yang sesuai

dengan rasio jumlah siswa praktikan8 26.7

7. jumlah alat-alat praktikum yang tidak mencukupi dengan rasio jumlahnya praktikan

22 73.3

8. Jumlah bahan-bahan praktikum yang sesuai dengan rasio jumlahnya siswa praktikan

24 80

9. Jumlah bahan-bahan praktikum yang tidak mencukupi dengan rasio jumlahnya siswa praktikan

3 10

Jumlah rata-rata 12.4 41.48

10.9; 8%

60; 45%

23.3; 17%

40; 30%

Kondisi Peralatan Praktikum dan Ketersediaan Bahan Selama Praktikum

Kondisi alat-alat praktikum yang sangat layak dan relevan untuk kegiatan praktikum

kondisi alat-alat praktikum yang cukup layak dan relevan untuk kegiatan praktikum

kondisi alat-alat praktikum yang kurang layak dan tidak relevan untuk praktikum

kondisi alat-alat praktikum yang sudah rusak

Gambar 2. Kondisi Alat-alat Praktikum di Labaoratorium IPA MA Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta

Dari gambar 2 di atas diketahui adanya alat-alat praktikum yang kondisinya rusak (46.4%) tetapi tetap digunakan untuk kegiatan praktikum.

5

Page 6: Analisis Pengelolaan Praktikum Ipa Di Laboratorium Ipa Ma Muallimin Muh Yk

3. Model Praktikum yang Diharapkan Siswa PraktikanTabel 3. Tanggapan Responden (Siswa) terhadap Model Prakatikum yang Diharapkan Siswa Praktikan

No.

Uraian Frekuensi Persentase %

1. Model praktikum yang dianggap efektif oleh praktikan adalah penjelasan praktikum demonstrasi dan dicontoh oleh praktikan

16 53.3

2. Menjelaskan pelaksanaan praktikum pada buku panduan dan langsung pelaksanaan praktikum dengan mendampingi praktikan

14 46.7

Tabel 3 diatas menunjukkan, bahwa model praktikum yang dianggap ideal oleh praktikan adalah 53,3% praktikan menyatakan guru pembimbing menjelaskan panduan praktikum kemudian melakukan demonstrasi kegiatan praktikum dimaksud dan dilanjutkan dengan praktikum oleh praktikan sedangkan 46,7% responden praktikan lainnya mengharapkan guru pembimbing menjelaskan pelaksanaan praktikum di buku panduan dan dilanjutkan dengan praktikum oleh praktikan. Tabel 3 di atas digambarkan sebagaimana di bawah:

53.3; 53%

46.7; 47%

Model Praktikum yang Diharapkan

Penjelasan praktikum demonstrasi dan dicontohkan oleh praktikan

Menjelaskan pelaksanaan praktikum pada buku pan-duan dan langsung pelak-sanaan praktikum dengan mendampingi praktikan

Gambar 3. Tanggapan Responden (Siswa) terhadap Model Praktikum yang Diharapkan Siswa Praktikan.

PembahasanBerdasarkan hasil analisis data terhadap persentase jawaban responden

pada setiap item pertanyaan dalam kuesioner dapat dilakukan pembahasan sebagai berikut:

1. Tanggapan Mahasiswa terhadap Pelaksanaan Praktikum IPA di Laboratorium IPA MA Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta

Secara umum siswa kelas XI Jurusan IPA MA Muallimin menganggap, bahwa pelaksanaan praktikum IPA di Laboratorium IPA MA Muallimin belum sesuai harapan (66,7%) karena hanya 33,3% saja yang menyatakan pelaksanaan praktikum sudah sesuai harapan (sebagaimana terlihat pada tabel 1). Untuk mempertegas tanggapan siswa praktikan bahwa pelaksanaan praktikum IPA di Laboratorium IPA MA Muallimin belum sesuai harapan adalah: pertama, kurang kondusifnya ruang laboratorium (53,3%); kedua, materi praktikum tidak sinergis dengan teori di kelas artinya materi praktikum dilaksanakan tidak sama dengan teori yang diajarkan, sehingga berakibat rendahnya penguasaan materi praktikum.

6

Page 7: Analisis Pengelolaan Praktikum Ipa Di Laboratorium Ipa Ma Muallimin Muh Yk

Menurut Rahayuningsih & Dwiyanto (2005) bekal pengetahuan awal sebelum melakukan praktikum adalah penting oleh karena itu bekal ilmu pengetahuan sebelumnya yang tidak cukup menyebabkan siswa sulit mengikuti proses pembelajaran praktikum di laboratorium. Bila siswa baru saat masuk memiliki pengertian yang keliru tentang fenomena ilmiah dan tidak mau menanggalkan pola pikir lama mereka, serta secara kaku mengikuti tata cara pembelajaran yang terstruktur, maka hal ini cenderung menambah kelangsungan ketidak efisiensian pembelajaran di laboratorium. Oleh karena itu kebebasan untuk merancang percobaan dan “menemukan” ilmu pengetahuan baru di laboratorium menjadi menurun.

Terhadap model praktikum yang diharapkan responden siwa, 16 responden (53,3%) model praktikum yang dianggap efektif oleh praktikan adalah penjelasan praktikum demontrasi dan dicontoh oleh praktikan, sedangkan 14 reponden siswa (46,7%) menginginkan model praktikum dengan dijelaskannya bentuk praktikum yang akan dilakukan dari buku panduan praktikum dan selanjutnya langsung dilaksanakan praktikum dengan mendapat pendampingan dari guru pembimbing.

Menurut Suyanta (2010) agar semua kegiatan yang dilakukan di dalam laboratorium dapat berjalan dengan lancar, dibutuhkan sistem pengelolaan operasional laboratorium yang baik dan sesuai dengan situasi kondisi setempat. Peran Kepala Laboratorium sangat penting dalam menerapkan proses pengelolaan laboratorium, termasuk dukungan keterampilan dari segala elemen yang ada di dalamnya. Oleh karena itu Suyanta (2010) menyarankan pengelola laboratorium harus meningkatkan keterampilan semua tenaga laboran/teknisi. Peningkatan keterampilan dapat diperoleh melalui pendidikan tambahan seperti pendidikan keterampilan khusus, pelatihan (workshop) maupun magang di tempat lain.

2. Kondisi Peralatan dan Bahan Praktikum di Laboratorium IPA MA Muallimin.

Terhadap kondisi peralatan dan bahan yang digunakan untuk pelaksanaan praktikum sebanyak 19 responden (63.3%) sebagaimana terlihat pada tabel 2, responden menyatakan cukup layak dan masih relevan digunakan praktikum, meskipun sebanyak 7 responden (23,3%) menyatakan kurang layak digunakan praktikum. Sebenarnya, keadaan cukup layak tersebut menurut 12 responden (40%) keadaannya sudah banyak alat-alat praktikum yang rusak tetapi dipaksakan untuk digunakan meskipun sementara ini responden bisa menerima hal itu. Berdasarkan keadaan alat-alat praktikum yang demikian itu 22 responden (73,3%) menyatakan tidak mencukupi jumlahnya dengan rasio siswa yang praktikum. Ketersediaan bahan praktikum 3 responden siswa (10%) menyatakan bahan praktikum tidak mencukupi jumlahnya untuk kegiatan praktikum dibanding dengan rasio siswa praktikan (tabel 2).

Menurut Anonim (2010) salah satu aspek yang seyogyanya mendapat perhatian utama adalah mengenai sarana dan prasarana pendidikan. Sarana pendidikan umumnya mencakup semua peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang dalam proses pendidikan. Efektivitas belajar tidak cukup hanya ditentukan oleh gedung/kelas yang baik, tapi juga menuntu adanya peralatan dan bahan yang memadai. Penggunaan peralatan dan

7

Page 8: Analisis Pengelolaan Praktikum Ipa Di Laboratorium Ipa Ma Muallimin Muh Yk

bahan yang asal saja sudah dapat dipastikan proses pembelajaran akan berlangsung kurang efektif yang pada gilirannya lulusan mempunyai kecakapan yang tidak sesuai dengan harapan.

Lebih lanjut Anonim (2010) menjelaskan bahwa kondisi peralatan laboratorium tidak akan selamanya dalam kondisi yang baik, tentunya lama-kelamaan peralatan tersebut akan mengarah pada kerusakan, kehancuran, bahkan kepunahan. Agar peralatan tersebut tidak cepat rusak dan hancur diperlukan usaha pemeliharaan dari berbagai pihak baik pengelola maupun pengguna. Perlunya pemeliharan yang baik terhadap peralatan tersebut dikarenakan kerusakan sebenarnya telah terjadi sejak peralatan itu diterima dan disusul oleh proses kepunahan meskipun pemeliharaan yang baik telah dilakukan.

Pada dasarnya pengelolaan laboratorium merupakan tanggung jawab bersama baik pengelola maupun pengguna. Oleh karena itu, setiap orang yang terlibat harus memiliki kesadaran dan merasa terpanggil untuk mengatur, memelihara, dan mengusahakan keselamatan kerja. Mengatur dan memelihara laboratorium merupakan upaya agar laboratorium selalu tetap berfungsi sebagaimana mestinya.

KESIMPULANDari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :1. Pengelolaan kegiatan praktikum IPA bagi siswa praktikan kelas XI dari Jurusan

IPA MA Muallimin belum sesuai harapan siswa (66,7%), hal ini disebabkan oleh: a. kurang kondusifnya ruang laboratorium (53,3%), b. materi praktikum tidak sinergis dengan teori di kelas berakibat rendahnya

penguasaan materi praktikum. 2. Penyediaan sarana dan prasarana praktikum yang dibutuhkan oleh siswa

praktikan kelas XI dari Jurusan IPA MA Muallimin oleh Laboratorium IPA MA Muallimin belum memenuhi harapan. Hal ini didukung dengan ditemukannya alat-alat praktikum yang kondisinya rusak (40%) tetapi tetap digunakan untuk kegiatan praktikum, meskipun belum diidentifikasi jenis alat-alat dimaksud.

3. Model pengelolaan praktikum yang dianggap ideal oleh siswa praktikan kelas XI Jurusan IPA MA Muallimin di Laboratorium IPA adalah:53,3% praktikan menyatakan guru pembimbing menjelaskan panduan praktikum kemudian melakukan demonstrasi kegiatan praktikum dimaksud dan dilanjutkan dengan praktikum oleh praktikan. 46,7% responden praktikan lainnya mengharapkan guru pembimbing menjelaskan pelaksanaan praktikum di buku panduan dan dilanjutkan dengan praktikum oleh praktikan.

DAFTAR PUSTAKAAnonim. 2010. Tugas Pengelolaan Praktikum. Yogyakarta: Lab. Kimia Dasar

FMIPA UGM.

8

Page 9: Analisis Pengelolaan Praktikum Ipa Di Laboratorium Ipa Ma Muallimin Muh Yk

Hudha, A. M. 2002. Penyelenggaraan Praktikum pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi FKIP UMM. Laporan Penelitian. Malang: Lemlit UMM.

Robbins, S. P. (2001). Organizational behavior (9th ed.). New Jersey: Prentice Hall International, Inc.

Suyanta. 2010. Manajemen Operasional Laboratorium. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.

Wita Sutrisno. (2007). Pemeliharaan fasilitas laboratorium IPA untuk diklat teknisi laboratorium. Bandung: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan IPA.

9