ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14...

135
ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2017 TESIS Oleh : Monalisa Parinding Mallisa SBF 171740372 PROGRAM STUDI S-2 ILMU FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA 2018

Transcript of ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14...

Page 1: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PALU

PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2017

TESIS

Oleh :

Monalisa Parinding Mallisa

SBF 171740372

PROGRAM STUDI S-2 ILMU FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SETIA BUDI

SURAKARTA

2018

Page 2: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

i

ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PALU

PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2017

TESIS

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Mencapai derajat Sarjana Strata 2

Program S2 Ilmu Farmasi

Minat Manajemen Farmasi

Oleh :

Monalisa Parinding Mallisa

SBF 171740372

HALAMAN JUDUL

PROGRAM STUDI S-2 ILMU FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SETIA BUDI

SURAKARTA

2018

Page 3: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

ii

Page 4: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

iii

Page 5: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku

mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera

dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu

hari depan yang penuh harapan

YEREMIA 29:11

“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan

kepadaku.”

Filipi 4:13

“Karena TUHANlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang

pengetahuan dan kepandaian .”

Amsal 2:6

Kupersembahkan karya ini untuk

Segenap Keluarga Besarku (Alm) Papa & mama, serta anakku Yani

Mallisa dan Suamiku Nelson Frits Pasoa yang tak henti-hentinya

memberi dukungan dan semangat. Terima Kasih atas Doa,

dukungan moril dan materil, pengertian dan kesabaran selama

penyelesaian masa pendidikan....

Pemerintah Propinsi Sulawesi Tengah ,

Direktur dan seluruh staf RSUD Undata Palu, Sulawesi Tengah

Sahabat-sahabat seperjuanganku di Program Pascasarjana Ilmu

Farmasi USB serta semua teman2, saudara2 yang tak mungkin

kusebutkan satu persatu.

Tuhan memberkati kita semua....

1. Apt............................

Page 6: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala pimpinan,

penyertaan dan hikmat bijaksana-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan tesis ini dengan judul “ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI

INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PALU

PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2017”

Tesis ini disusun sebagai salah satu wujud dari tanggung jawab penulis

untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Farmasi pada

Program Studi S2 Ilmu Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi

Surakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya tanpa bantuan dari berbagai pihak maka

Tesis ini tidak dapat terselesaikan dengan baik, untuk itu atas segala bantuan serta

bimbingan yang telah diberikan sampai tersusunnya Tesis ini penulis

mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada :

1. Dr. Ir. Djoni Tarigan., MBA, selaku Rektor Universitas Setia Budi Surakarta.

2. Prof. Dr. RA. Oetari, SU, MM, M.Sc, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi

Unversitas Setia Budi Surakarta .

3. Dr. Gunawan Pamudji Widodo, M.Si., Apt., selaku Ketua Program Studi S2

Ilmu Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi Surakarta.

4. Prof. Dr. RA. Oetari, SU, MM, M.Sc, Apt., selaku dosen Pembimbing Utama

dan Dewan Penguji yang telah bersabar dan meluangkan waktunya untuk

memberikan bimbingan, arahan, nasehat dan motivasi yang mendorong

penulis untuk menyelesaikan tesis ini.

Page 7: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

vi

5. Dr. Ika Purwidyaningrum, M.Sc., Apt.selaku pembimbing pendamping yang

telah bersabar dan meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan,

arahan, nasehat dan motivasi yang mendorong penulis untuk menyelesaikan

Tesis ini.

6. Dr. Jason Merari P., MM., M.Si., Apt., dan Dr. Y. Kristanto, SE.,MM selaku

Dewan Penguji yang telah menyediakan waktu untuk menguji dan memberi

masukan kepada penulis dalam menyempurnakan tesis ini.

7. Seluruh dosen Pascasarjana minat Manajemen Farmasi Fakultas Farmasi

Universitas Setia Budi yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan kepada

penulis selama di bangku kuliah.

8. Segenap pihak RSUD Undata Palu yang telah memberi ijin penelitian dan

membantu penulis dalam melakukan penelitian.

9. Seluruh Staf Pengajar di Program Studi S2 Ilmu Farmasi Minat Manajemen

Farmasi tahun akademik 2017/2018 yang telah memberikan ilmu

pengetahuan baik berupa teknikal maupun praktikal selama masa

perkuliahan, sehingga dapat membantu dalam penyelesaian Tesis ini.

10. Keluarga Besar yaitu Putriku Yani Mallisa dan Suamiku Nelson Frits Pasoa

yang telah memberikan semangat dan dorongan spiritual, moril dan materil

kepada penulis selama masa perkuliahan, tugas akhir hingga selesainya studi

di S2 Manajemen Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi.

11. Rekan - rekan Mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Farmasi minat Manajemen

Farmasi Universitas Setia Budi yang ikut memberikan dukungan, semangat

dan kerjasamanya selama pembuatan Tesis ini.

Page 8: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

vii

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan bantuan dan dorongan baik secara materi maupun spiritual

kepada penulis selama ini.

Penulis dengan tulus hati memohon semoga Tuhan Yang Maha Kuasa

selalu memberikan berkat dan rahmat yang melimpah kepada pihak yang telah

banyak membantu sehingga Tesis ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa terdapat keterbatasan dan kekurangan dalam

penulisan tesis ini. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik

dari pembaca sehingga Tesis ini dapat lebih bermanfaat.

Akhir kata penulis berharap semoga Tesis ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Surakarta, 29 Agustus 2018

Penulis,

Page 9: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

PENGESAHAN TESIS ....................................................................................... ii

PERNYATAAN ................................................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv

INTISARI .......................................................................................................... xv

ABSTRACT ..................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Perumusan Masalah ...................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5

E. Keaslian Penelitian ........................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 8

A. Rumah Sakit.................................................................................. 8

1. Pengertian Rumah Sakit ......................................................... 8

2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit .............................................. 8

3. Klasifikasi Rumah Sakit ......................................................... 9

B. Instalasi Farmasi Rumah Sakit .................................................... 10

1. Definisi ................................................................................ 10

2. Tugas Pokok dan Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit ...... 11

3. Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit .......................... 14

C. Manajemen Obat ......................................................................... 15

1. Organisasi ............................................................................ 16

2. Keuangan (Finance/budgeting)............................................. 17

3. Sumber Daya Manusia IFRS ................................................ 17

4. Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) .................................. 19

Page 10: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

ix

5. Seleksi .................................................................................. 21

6. Perencanaan dan Pengadaan ................................................. 22

7. Distribusi.............................................................................. 27

8. Penggunaan .......................................................................... 28

D. Profil Rumah Sakit Umum Daerah Undata .................................. 29

E. Indikator Pengelolaan Obat ......................................................... 30

F. Landasan Teori............................................................................ 34

G. Kerangka Konseptual .................................................................. 36

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 37

A. Rancangan Penelitian .................................................................. 37

B. Populasi dan Sampel ................................................................... 38

1. Populasi ............................................................................... 38

2. Sampel ................................................................................. 38

C. Variabel Penelitian ...................................................................... 39

D. Subjek Penelitian......................................................................... 39

E. Alat dan Bahan Penelitian ........................................................... 40

F. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 40

G. Definisi Operasional .................................................................... 41

H. Jalannya Penelitian ...................................................................... 44

1. Tahap Persiapan ................................................................... 44

2. Tahap pelaksanaan ............................................................... 44

3. Tahap Pengelolaan Data ....................................................... 51

I. Skema Pelaksanaan Penelitian ..................................................... 52

J. Analisis Data ............................................................................... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 54

A. Tahap Seleksi .............................................................................. 54

B. Tahap Perencanaan dan Pengadaan ............................................. 56

1. Persentase alokasi dana pengadaan obat yang tersedia. ......... 56

2. Persentase modal dana yang tersedia dengan keseluruhan dana

yang dibutuhkan ................................................................... 57

3. Frekuensi kurang lengkapnya Surat Pesanan /Faktur ............ 59

4. Frekuensi pengadaan tiap item obat pertahun ........................ 59

5. Frekuensi tertundanya pembayaran oleh rumah sakit terhadap

waktu yang disepakati .......................................................... 61

6. Persentase kesesuaian antara perencanaan obat dengan masing-

masing obat .......................................................................... 62

C. Tahap Distribusi .......................................................................... 63

1. Ketepatan data jumlah obat pada kartu stok .......................... 64

2. Turn over Ratio (TOR) ......................................................... 65

3. Persentase dan nilai obat yang kadaluarsa dan atau rusak...... 66

4. Persentase stok mati ............................................................. 66

5. Tingkat ketersediaan obat ..................................................... 67

D. Tahap Penggunaan ...................................................................... 68

1. Jumlah item obat perlembar resep. ........................................ 69

Page 11: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

x

2. Persentase peresepan dengan nama generik ............................ 70

3. Persentase peresapan obat antibiotik ..................................... 71

4. Persentase peresepan obat injeksi ......................................... 72

5. Rata-rata waktu yang digunakan untuk melayani resep ......... 73

6. Persentase obat yang dapat diserahkan ................................... 74

7. Persentase obat yang dilabeli dengan lengkap ....................... 75

E. Managemen Pendukung .............................................................. 75

1. Organisasi ............................................................................ 75

2. Keuangan ............................................................................. 76

3. Sistem Informasi Manajemen ............................................... 76

4. Sumber Daya Manusia ......................................................... 76

F. Kerangka Usulan Rekomendasi Tahapan Indikator Pengelolaan

Obat RSUD Undata Palu ............................................................. 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 79

A. Kesimpulan ................................................................................. 79

B. Saran ........................................................................................... 80

BAB VI RINGKASAN .................................................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 86

LAMPIRAN ...................................................................................................... 89

Page 12: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Siklus Manajemen Obat ................................................................... 20

Gambar 2. Kerangka Konsep ............................................................................. 36

Gambar 3. Skema Alur Penelitian ...................................................................... 52

Page 13: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Indikator Pengelolaan Obat di Rumah sakit .......................................... 31

Tabel 2. Kesesuaian item obat yang tersedia dengan Fornas dan FRS .............. 54

Tabel 3. Persentase Alokasi Dana Pengadaan Obat 2017 ................................. 56

Tabel 4. Persentase modal dana yang tersedia dengan keseluruhan dana yang

dibutuhkan tahun 2017 ........................................................................ 58

Tabel 5. Frekuensi kurang lengkapnya Surat Pesanan /Faktur tahun 2017 ........ 59

Tabel 6. Frekuensi pengadaan tiap item obat pertahun ..................................... 59

Tabel 7. Frekuensi tertundanya pembayaran oleh rumah sakit terhadap

waktu yang disepakati ........................................................................ 61

Tabel 8. Persentase kesesuain antara perencanaan obat dengan masing –

masing obat ........................................................................................ 62

Tabel 9. Ketepatan data jumlah obat pada kartu stok otomatis ......................... 64

Tabel 10. Turn over Ratio (TOR)........................................................................ 65

Tabel 11. Persentase dan nilai obat yang kadaluarsa dan atau rusak ...................... 66

Tabel 12. Persentase stok mati ............................................................................ 67

Tabel 13. Tingkat persediaan obat ...................................................................... 68

Tabel 14. Jumlah item obat perlembar resep ...................................................... 69

Tabel 15. Persentase peresepan dengan nama generik .......................................... 71

Tabel 16. Persentase peresapan obat antibiotik .................................................... 72

Tabel 17. Persentase peresepan obat injeksi......................................................... 73

Tabel 18. Rata-rata waktu yang digunakan untuk melayani resep ......................... 73

Tabel 19. Persentase obat yang dapat diserahkan ................................................. 74

Page 14: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

xiii

Tabel 20. Persentase obat yang dilabeli dengan lengkap ...................................... 75

Tabel 21. Evaluasi Penggelolaan Obat Di IFRSUD Undata Palu Tahun 2017 .... 77

Tabel 22. Kerangka Usulan Rekomendasi Pengelolaan di IFRSUD Undata

Palu ................................................................................................... 78

Page 15: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Pedoman Wawancara ........................................................................... 91

Lampiran 2. Persediaan Obat Di Rsud Undata Palu Tahun 2017 ............................... 93

Lampiran 3. Rencana Kebutuhan Obat (Rko) 2017 ................................................. 101

Lampiran 4. Tabel Issac Dan Michael..................................................................... 108

Lampiran 5. Rata-Rata Waktu Pelayanan Resep ..................................................... 109

Lampiran 6. Obat Diluar Fornas ............................................................................. 109

Lampiran 7. Nilai Dan Nama-Nama Obat Kadaluarsa/Stok Mati ............................ 110

Lampiran 8. Lama Tertundanya Pembayaran Tagihan Oleh Rumah Sakit ............... 111

Lampiran 9. Jumlah Pegawai Di Instalasi Farmasi Rsud Undata Palu ..................... 111

Lampiran 10. Perhitungan Eoq (Economic Order Quantity) ...................................... 112

Lampiran 11. Frekuensi Pengadaan Tiap Item Obat .................................................. 113

Lampiran 12. Frekuensi Pengadaan Tiap Item Obat Pada Kartu Stok ........................ 114

Lampiran 13. Hasil Wawancara ................................................................................ 115

Lampiran 14. Surat Permohonan Ijin Penelitian ........................................................ 116

Lampiran 15. Surat Keterangan Pengambilan Data ................................................... 117

Lampiran 16. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ............................... 118

Page 16: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

xv

INTISARI

MALLISA P.M., 2018, EVALUASI PENGELOLAAN OBAT DI

INSTALASI FARMASI RUMAH UMUM DAERAH UNDATA PALU

TAHUN 2017, TESIS FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SETIA

BUDI, SURAKARTA.

Instalasi farmasi merupakan bagian dirumah sakit yang bertanggung jawab

melaksanakan pengelolaan obat yang meliputi tahap seleksi, perencanaan dan

pengadaan, distribusi dan penggunaan obat. Hasil pengamatan pendahuluan

ditemukan beberapa permasalahan pengelolaan obat di IFRSUD Undata Palu yang

dapat mempengaruhi ketersediaan obat. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi

efisiensi pengelolaan obat di IFRSUD Undata Palu Sulawesi Tengah.

Penelitian menggunakan rancangan deskriptif untuk data yang bersifat

retrospektif dan concurrent. Pengamatan retrospektif meliputi laporan

perencanaan dan pemakaian obat, laporan keuangan, laporan pengadaan obat,

faktur, laporan stok opname. Pengamatan concurrent meliputi waktu tunggu rata-

rata pelayanan resep pasien. Data dikumpulkan secara kuantitatif dan kualitatif.

Data yang diperoleh dari seluruh tahap pengelolaan obat di IFRSUD Undata Palu

dianalisis dengan indikator efisiensi menggunakan indikator Depkes (2008),

WHO(1993), Fakhriadi A, Et al dan Permenkes 2016 kemudian dibandingkan

dengan standar atau hasil penelitian lain.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem yang belum sesuai standar

adalah: Seleksi, kesesuaian dengan formularium rumah sakit (23,53%),

Perencanaan dan Pengadaan, Persentase alokasi dana yang tersedia (8,77%),

persentase modal dana yang tersedia dengan keseluruhan dana yang dibutuhkan

(71,71%), frekuensi pengadaan tiap item obat pertahun (3,5x setahun) dan secara

EOQ (13,5x setahun), frekuensi tertundanya pembayaran oleh rumah sakit

terhadap waktu yang disepakati (190x), persentase kesesuaian antara perencanaan

obat dengan kenyataan masing-masing obat (161%), Distribusi, Turover Ratio

(TOR) sebanyak (8,9 kali), persentase dan nilai obat yang rusak/kadaluarsa

(2,6%), Persentase stok mati (4,3%), Penggunaan, jumlah item obat perlembar

resep (3,48 lembar), persentase peresepan obat injeksi (26,70%). Hasil yang

sesuai standar yaitu pada tahap Seleksi, kesesuaian dengan formularium nasional

(100%), Perencanaan dan Pengadaan yaitu frekuensi kurang lengkapnya

SP/Faktur (0× atau langsung diperbaiki), Distribusi, yaitu ketepatan data jumlah

obat pada kartu stok otomatis pada sistem informasi management (SIM) (100%),

tingkat ketersediaan obat (13,36 bulan) dan pada tahap Penggunaan, persentase

peresepan dengan nama generik (91,95%), persentase peresepan obat injeksi

(26,7%), persentase obat yang dapat diserahkan (99,26%), dan rata-rata waktu

yang digunakan melayani resep non racikan (4,5 menit) dan resep racikan (10

menit).

Kata kunci : Pengelolaan obat, indikator, Instalasi Farmasi RSUD Undata Palu

Page 17: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

xvi

ABSTRACT

MALLISA P.M., 2018, EVALUATION OF DRUG MANAGEMENT IN

PHARMACEUTICAL HOUSEHOLD PHARMACEUTICAL

INSTALLATION IN 2017, TESIS FACULTY OF PHARMACEUTICAL

UNIVERSITY OF SETIA BUDI, SURAKARTA.

The pharmaceutical installation is part of the hospital that is responsible

for carrying out drug management which includes the selection, planning and

procurement, distribution and use of drugs. Preliminary observations found some

problems of drug management in IFRSUD Undata Palu that may affect the

availability of drugs. This study aims to evaluate the efficiency of drug

management in IFRSUD Undata Palu, Central Sulawesi.

The study uses descriptive design for data that is retrospective and

concurrent. Retrospective observations include reports on drug use and planning,

financial reports, reports on procurement of drugs, invoices, inventory reports.

Concurrent observations include the average waiting time for patient prescription

services. Data collected quantitatively and qualitatively. Data obtained from all

stages of drug management in IFRSUD Undata Palu were analyzed with

efficiency indicators using Depkes (2008), WHO (1993), Fakhriadi A, Et al and

Permenkes 2016 indicators then compared with other standards or research

results.

The results showed that the system that did not meet the standards were:

Selection, suitability with hospital formulary (23.53%), Planning and

Procurement, Percentage of available fund allocation (8.77%), percentage of

available capital funds with the total needed (71.71%), frequency of procurement

of each drug item per year (3.5x a year) and EOQ (13.5x a year), frequency of

delay in payment by the hospital against the agreed time (190x), the percentage of

suitability between drug planning and the reality of each drug (161%),

Distribution, Turover Ratio (TOR) as much (8.9 times), percentage and value of

drugs that were damaged / expired (2.6%), Percentage of dead stock (4.3%),

Usage, number of drug items per recipe (3.48 sheets), percentage of prescription

injection drugs (26.70%). The results are in accordance with the standards,

namely at the Selection stage, conformity with the national formulary (100%),

Planning and Procurement, namely the frequency of incomplete SP / Invoice (0 ×

or directly corrected), Distribution, namely the accuracy of the amount of drug

data on the automatic stock card on the information system management (SIM) of

(100%), drug availability level of 13.36 months and in the stage of use, percentage

of prescription with a generic name (91.95%), percentage of prescription injection

drugs (26.7%), percentage of drugs that can submitted (99.26%), and the average

time spent serving non-concoction recipes (4.5 minutes) and concoction recipes

(10 minutes).

Keywords: drug management, indicators, Pharmacy Departement Of Undata Palu

Hospital.

Page 18: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Rumah sakit merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang

memiliki peran strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan

masyarakat Indonesia. Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan kegiatan di

rumah sakit untuk menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Hal tersebut

diperjelas dalam keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999

tentang standar pelayanan kesehatan rumah sakit menyebutkan pelayanan farmasi

rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan

rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang

bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan

masyarakat (DepKes RI, 2016).

Rumah sakit menerapkan prinsip rancang proses yang efektif,

implementasi dan peningkatan mutu terhadap seleksi, pengadaan, penyimpanan,

peresepan atau permintaan obat atau instruksi pengobatan, penyalinan

(transcribe), pendistribusian, penyiapan (dispensing), pemberian,

pendokumentasian, dan pemantauan terapi obat. Praktik penggunaan obat yang

tidak aman (unsafe medication practices) dan kesalahan penggunaan obat

(medication errors) adalah penyebab utama cedera dan bahaya yang dapat

dihindari dalam sistem pelayanan kesehatan di seluruh dunia. Oleh karena itu,

rumah sakit diminta untuk mematuhi peraturan perundang-undangan, membuat

Page 19: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

2

sistem pelayanan kefarmasian, dan penggunaan obat yang lebih aman yang

senantiasa berupaya menurunkan kesalahan pemberian obat. Pelayanan

kefarmasian dan penggunaan obat merupakan komponen yang penting dalam

pengobatan simtomatik, preventif, kuratif, paliatif, dan rehabilitatif terhadap

penyakit dan berbagai kondisi, serta mencakup sistem dan proses yang digunakan

rumah sakit dalam memberikan farmakoterapi kepada pasien. Pelayanan

kefarmasian dilakukan secara multidisiplin dalam koordinasi para staf di rumah

sakit (Sutoto et al, 2017).

Instalasi farmasi adalah unit pelaksana fungsional yang menyelenggarakan

seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit. Pengelolaan sediaan

farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai harus dilaksanakan secara

multidisiplin, terkoordinir dan menggunakan proses yang efektif untuk menjamin

kendali mutu dan kendali biaya. Pasal 15 ayat (3) Undang-Undang Nomor 44

Tahun 2009 tentang Rumah Sakit menyatakan bahwa pengelolaan alat kesehatan,

sediaan farmasi, dan bahan medis habis pakai di rumah sakit harus dilakukan oleh

instalasi farmasi sistem satu pintu. Alat kesehatan yang dikelola oleh instalasi

farmasi sistem satu pintu berupa alat medis habis pakai/peralatan non

elektromedik, antara lain alat kontrasepsi (IUD), alat pacu jantung, implan, dan

stent (Ring) (Depkes RI, 2014).

Pengelolaan obat merupakan salah satu segi manajemen rumah sakit yang

sangat penting dalam penyediaan pelayanan kesehatan secara keseluruhan, karena

ketidakefisienan dan ketidaklancaran pengelolaan obat akan memberi dampak

negatif terhadap rumah sakit, baik secara medik, sosial maupun secara ekonomi.

Page 20: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

3

Instalasi farmasi rumah sakit adalah satu-satu unit di rumah sakit yang bertugas

dan bertanggung jawab sepenuhnya pada pengelolaan semua aspek yang berkaitan

dengan obat/perbekalan kesehatan yang beredar dan digunakan di rumah sakit

(Siregar dan Amalia, 2004).

Pengelolaan obat dimulai dengan tahap seleksi, perencanaan, distribusi,

dan penggunaan yang merupakan bagian dari manajemen obat sebagai dasar

untuk menentukan kebutuhan obat. Untuk itu diperlukan data-data yang akurat,

maka dalam proses pengolahannnya sebaiknya didukung oleh suatu sistem

informasi manajemen rumah sakit. Kemudian dilakukan perencanaan yang

disesuaikan dengan anggaran dan juga harus sesuai formularium yang telah

ditetapkan oleh organisasi yang disebut Panitia Farmasi dan Terapi Rumah

Sakit. Untuk mewujudkan perencanaan tersebut adanya kegiatan pelaksanaan

pada tahap ini dilakukan pengadaan obat untuk memenuhi kebutuhan obat

yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Kemudian dilakukan pengawasan

untuk mengatur persediaan obat serta menjamin ketersediaan obat. Tahapan ini

berlangsung seperti siklus yang saling terkait. Siklus ini harus dijaga agar

semua tahap di dalamnya sama kuat dan segala kegiatan tersebut harus selalu

selaras, serasi dan seimbang. Apabila terjadi kesalahan pada suatu tahap

akibatnya akan mengacaukan siklus secara keseluruhan yang menimbulkan

dampak seperti pemborosan, tidak tersedianya obat, tidak tersalurnya obat,

obat rusak, dan lain sebagainya (Quick et al., 2012).

Penelitian sebelumnya Mompewa (2015) di IFRSUD Poso menyatakan

tingkat ketersediaan obat (14,75), persentase resep generik (91,47%), rata-rata

Page 21: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

4

waktu tunggu (non racikan 5 menit & racikan 15 menit), persentase obat yang

diberi label dengan benar (100%) adalah tahapan obat yang sesuai standar.

Penelitian Akbar D (2015) di IFRSUD Banjarbaru hasil yang sesuai standar

adalah alokasi dana pengadaan obat (38,06%), frekuensi kurang lengkapnya surat

pesanan (1kali), kesesuaian kartu stok (100%), dan persentase obat

kadaluarsa/rusak (0%).

Analisis pengelolaan obat di Rumah Sakit Umum Daerah Undata (RSUD)

Di Kota Palu Sulawesi Tengah perlu dilaksanakan, karena analisis pengelolaan

obat di IFRSUD Undata Palu belum pernah dilakukan. Berdasarkan observasi

awal yang dilakukan, permasalahan yang sering terjadi juga di IFRS Palu adalah

pada tahap seleksi dan pengadaan masih sering terjadi tertundanya pembayaran

tagihan oleh RSUD Undata Palu pada distributor obat sehingga menyebabkan

pembelian obat tidak bisa dilaksanakan, pada tahap distribusi masih terdapat

beberapa item obat yang tidak terpakai selama 3 bulan, serta masih terdapat

beberapa yang kadaluarsa/rusak serta stok mati dan pada tahap penggunaan masih

ada beberapa pasien yang menunggu berjam-jam untuk mendapatkan obat.

Mengingat begitu besarnya dampak dari pengelolaan obat dalam rangka

mencapai pelayanan yang bermutu maka perlu ditelusuri dan diungkap terlebih

dahuhu secara keseluruhan tahap-tahap pengelelohan obat untuk mengetahui

adanya permasalahan kelemahan dalam pelaksanaannya. Dalam hal ini

mendorong peneliti melakukan penelitian untuk menganalisis pengelolaan obat

pada tahap tahap seleksi, pengadaan, distribusi dan penggunaan di Instalasi

Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Undata Palu.

Page 22: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

5

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimanakah pengelolaan obat di IFRSUD Undata Palu pada tahap seleksi

tahun 2017?

2. Bagaimanakah pengelolaan obat di IFRSUD Undata Palu pada tahap

perencanaan dan pengadaan tahun 2017?

3. Bagaimanakah pengelolaan obat di IFRSUD Undata Palu pada tahap

distribusi tahun 2017?

4. Bagaimanakah pengelolaan obat di IFRSUD Undata Palu pada tahap

penggunaan tahun 2017?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengelolaan obat di IFRSUD Undata Palu pada tahap

seleksi penggunaan tahun 2017.

2. Untuk mengetahui pengelolaan obat di IFRSUD Undata Palu pada tahap

perencanaan dan pengadaan tahun 2017.

3. Untuk mengetahui pengelolaan obat di IFRSUD Undata Palu pada tahap

distribusi tahun 2017.

4. Untuk mengetahui pengelolaan obat di IFRSUD Undata Palu pada tahap

penggunaan tahun 2017.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pemahaman yang lebih

mendalam terhadap pengelolaan obat di IFRSUD Undata Palu yang meliputi

tahap seleksi, pengadaan, distribusi dan penggunaan tahun 2017.

Page 23: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

6

2. Bagi Rumah Sakit

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman untuk meningkatkan mutu

pelayanan kefarmasian dalam pengelolaan obat di IFRSUD Undata Palu

yang meliputi tahap seleksi, pengadaan, distribusi dan penggunaan tahun

2017.

3. Bagi Pasien

Dapat meningkatkan kepuasan pasien dengan adanya peningkatan pelayanan

yang diberikan IFRSUD Undata Palu.

4. Bagi pemerintah

Penelitian ini dapat memberi masukan untuk menentukan kebijakan yang

berkaitan dengan pengadaan, ketersediaan obat, distribusi dan penggunaan

obat di IFRSUD Undata Palu menjadi lebih baik.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai Analisis Pengelolaan Obat Pada Tahap Seleksi,

Pengadaan, Distribusi dan Penggunaan Obat di IFRSUD Undata Palu Sulawesi

Tengah 2017 menurut pengetahuan peneliti belum pernah dilakukan. Penelitan

yang berkaitan dengan Analisis Pengelolaan Obat Pada Tahap Seleksi, Pengadaan,

Distribusi dan Penggunaan Obat di rumah sakit pernah dilakukan oleh peneliti

lain sebelumnya antara lain :

1. Novitasari M, 2017, Tentang Analisis Pengelolaan Obat Pada Tahap

Distribusi dan Penggunaan Obat di Instalasi Farmasi RSUD Surakarta Tahun

2016. Penelitian ini hanya pada Tahap Distribusi dan Penggunaan Obat dan

Pada Tahap Pengadaan Dan Persediaan tidak dilakukan.

Page 24: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

7

2. Ariawan M.D, 2017, Tentang Analisis Pengelolaan Obat Pada Tahap

Pengadaan Dan Ketersediaan Obat di Instalasi Farmasi RSUD Surakarta

Tahun 2016. Penelitian ini hanya pada Tahap Pengadaan Dan Ketersediaan

Obat dan Pada Tahap Tahap Distribusi dan Penggunaan Obat belum

dilakukan.

3. Surianti T, 2017, Tentang Analisis Pengelolaan Obat Pada Tahap Pengadaan

di Instalasi Farmasi RSUD Gambiran Kota Kediri Tahun 2016. Penelitian ini

hanya pada Tahap Pengadaan, dan Pada Tahap Ketersediaan, Distribusi dan

Penggunaan Obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit belum dilakukan.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan adalah

pada tujuan, waktu dan tempat penelitian.

Page 25: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Rumah Sakit

1. Pengertian Rumah Sakit

Pengertian Rumah Sakit menurut Permenkes No. 72/Menkes/2016 adalah

institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan

dan gawat darurat (Kemenkes, 2016). Berdasarkan Permenkes No.

340/Menkes/Per/III/2010, rumah sakit harus mempunyai kemampuan melakukan

pelayanan sekurang-kurangnya pelayanan medik umum, gawat darurat,

pelayanan keperawatan, rawat jalan, rawat inap, operasi/bedah, pelayanan medik

spesialis dasar, penunjang medik, farmasi, gizi, sterilisasi, rekam medik,

pelayanan administrasi dan manajemen, penyuluhan kesehatan masyarakat,

pemulasaran jenazah, laundry dan ambulance, pemeliharaan sarana rumah sakit,

serta pengolahan limbah (Kemenkes RI, 2010).

2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan

perorangan secara paripurna. Tugas dan fungsi rumah sakit antara lain:

a. Penyelenggaran pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai

dengan standar pelayanan rumah sakit

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan

kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.

Page 26: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

9

c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam

rangka peningkatan kemampuan dan pemberian pelayanan kesehatan.

d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi

bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan

memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan (Depkes, 2013).

3. Klasifikasi Rumah Sakit

Menurut UU No. 44 tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara

paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

darurat. Menurut WHO, rumah sakit merupakan suatu organisasi sosial integrasi

yang berfungsi menyediakan pelayanan kesejahteraan lengkap bagi masyarakat.

Pelayanan tersebut dapat bersifat diagnosis, kuratif, promotif, rehabilitatif,

maupun preventif, pelayanan dalam dan luar sampai kepada keluarga dan

lingkungan serta sebagai pusat pendidikan bagi petugas-petugas dibidang

kesehatan dan dibidang sosial (DepKes, 2009). Klasifikasi Rumah Sakit Umum

berdasarkan jenis pelayanan terdiri atas:

a. Rumah Sakit Umum kelas A

Rumah Sakit Umum kelas A adalah rumah sakit umum yang

mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4

(empat) spesialis dasar (anak, penyakit dalam, obgyn, dan bedah), 5 (lima)

spesialis penunjang medik, 12 (dua belas) spesialis lain dan 13 (tiga belas)

sub spesialis.

Page 27: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

10

b. Rumah Sakit Umum kelas B

Rumah Sakit Umum Kelas B adalah rumah sakit umum yang

mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4

(empat) spesialis dasar, 4 (empat) spesialis penunjang medik, 8 (delapan)

spesialis lain dan 2 (dua) sub spesialis dasar.

c. Rumah Sakit Umum kelas C

Rumah Sakit Umum Kelas C adalah rumah sakit umum yang

mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4

(empat) spesialis dasar, dan 4 (empat) spesialis penunjang medik.

d. Rumah Sakit Umum kelas D

Rumah Sakit Umum Kelas D adalah rumah sakit umum yang

mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 2 (dua)

spesialis dasar.

B. Instalasi Farmasi Rumah Sakit

1. Definisi

Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) didefinisikan sebagai suatu

departemen atau unit atau bagian di suatu rumah sakit di bawah pimpinan

seoarang apoteker dan dibantu oleh beberapa orang apoteker yang memenuhi

persyaratan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kompeten secara

profesional, tempat atau fasilitas penyelenggaraan yang bertanggung jawab atas

seluruh pekerjaan serta pelayanan kefarmasian yang terdiri atas pelayanan

paripurna mencakup perencanaan, pengadaan, produksi, penyimpanan perbekalan

Page 28: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

11

kesehatan atau sediaan farmasi, dispensing obat berdasarkan resep bagi penderita

rawat inap dan rawat jalan, pengendaliaan mutu, dan pengendaliaan distribusi dan

penggunaan seluruh perbekalan di rumah sakit, pelayanan farmasi klinik umum

dan spesialis, mencakup pelayanan langsung pada penderita dan pelayanan

klinis yang merupakan program rumah sakit secara keseluruhan (Siregar dan

Amalia, 2004).

2. Tugas Pokok dan Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Berdasarkan Permenkes No. 58 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan

Farmasi di Rumah Sakit, tugas pokok dan fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit

a. Tugas Pokok

1) Menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi seluruh

kegiatan pelayanan kefarmasian yang optimal dan profesional serta sesuai

prosedur dan etik profesi.

2) Melaksanakan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis

habis pakai yang efektif, aman, bermutu dan efisien.

3) Melaksanakan pengkajian dan pemantauan penggunaan sediaan farmasi,

alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai guna memaksimalkan efek

terapi dan keamanan serta meminimalkan risiko.

4) Melaksanakan Komunikasi, Edukasi dan Informasi (KIE) serta memberikan

rekomendasi kepada dokter, perawat dan pasien.

5) Berperan aktif dalam tim farmasi dan terapi

6) Melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta pengembangan pelayanan

kefarmasian.

Page 29: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

12

7) Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan

formularium rumah sakit.

b. Fungsi

Pengelolaan perbekalan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai

1) Memilih sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai

sesuai kebutuhan pelayanan rumah sakit.

2) Merencanakan kebutuhan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis

habis pakai secara efektif, efisien dan optimal

3) Mengadakan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis

pakai berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat sesuai ketentuan

yang berlaku.

4) Memproduksi sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis

pakai untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit.

5) Menerima sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai

sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang berlaku.

6) Menyimpan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis

pakai sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan kefarmasian.

7) Mendistribusikan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis

habis pakai ke unit-unit pelayanan dirumah sakit.

8) Melaksanakan pelayanan satu pintu.

9) Melaksanakan pelayanan obat “unit dose”/dosis sehari.

10) Melaksanakan komputerisasi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan,

dan bahan medis habis pakai (apabila sudah memungkinkan)

Page 30: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

13

11) Mengidentifikasi, mencegah dan mengatasi masalah yang terkait

dengan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai.

12) Melakukan pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi, alat kesehatan,

dan bahan medis habis pakai yang sudah tidak dapat digunakan.

13) Mengendalikan persediaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan

medis habis pakai.

14) Melakukan administrasi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan,

dan bahan medis habis pakai.

Pelayanan Farmasi Klinik

1) Mengkaji dan melaksanakan pelayanan resep atau permintaan obat.

2) Melaksanakan penelusuran riwayat penggunaan obat.

3) Melaksanakan rekonsiliasi obat.

4) Memberikan informasi dan edukasi penggunaan obat baik berdasarkan

resep maupun obat non resep kepada pasien/keluarga pasien.

5) Mengindentifikasikan, mencegah dan mengatasi masalah penggunaan

obat baik berdasarkan resep maupun obat non resep kepada

pasien/keluarga pasien.

6) Melaksanakan visite mandiri maupun bersama tenaga kesehatan lain.

7) Memberikan konseling pada pasien dan/atau keluarganya.

8) Melaksanakan Pemantauan Terapi Obat (PTO)

a) Pemantauan efek terapi obat

b) Pemantauan efek samping obat

c) Pemantauan kadar obat dalam darah (PKOD)

Page 31: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

14

9) Melaksanakan Evaluasi Penggunaan Obat (EPO).

10) Melaksanakan dispensing sediaan steril

a) Melakukan pencampuran obat suntik.

b) Menyiapkan nutrisi parenteral

c) Melaksanakan penanganan sediaan sitotoksik

d) Melaksanakan pengemasan ulang sediaan steril yang tidak stabil

11) Melaksanakan Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada tenaga kesehatan

lain, pasien/keluarga, masyarakat dan institusi di luar rumah sakit.

12) Melaksanakan Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)

3. Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit

Sesuai dengan SK Menkes No 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan

Kefarmasian di Rumah Sakit. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan

langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan

farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu

kehidupan pasien. Pengaturan standar pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit

bertujuan untuk:

a. Meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian;

b. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian; dan

c. Melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional

dalam rangka keselamatan pasien.

Tujuan pelayanan farmasi ialah: mengidentifikasi, mencegah, dan

menyelesaikan masalah terkait obat. Tuntutan pasien dan masyarakat akan

peningkatan mutu Pelayanan Kefarmasian, mengharuskan adanya perluasan dari

Page 32: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

15

paradigma lama yang berorientasi kepada produk (drug oriented) menjadi

paradigma baru yang berorientasi pada pasien (patient oriented) dengan filosofi

Pelayanan Kefarmasian (pharmaceutical care).

Rumah Sakit perlu mengembangkan kebijakan pengelolaan Obat untuk

meningkatkan keamanan, khususnya Obat yang perlu diwaspadai (high-alert

medication). High-alert medication adalah Obat yang harus diwaspadai karena

sering menyebabkan terjadi kesalahan/kesalahan serius (sentinel event) dan Obat

yang berisiko tinggi menyebabkan Reaksi Obat yang Tidak Diinginkan (ROTD)

(Permenkes, 2017).

Kelompok Obat high-alert diantaranya:

a. Obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan

Ucapan Mirip/NORUM, atau Look A like Sound A like/LASA).

b. Elektrolit konsentrasi tinggi (misalnya kalium klorida 2meq/ml atau yang

lebih pekat, kalium fosfat, natrium klorida lebih pekat dari 0,9%, dan

magnesium sulfat =50% atau lebih pekat).

c. Obat-Obat sitostatika.

C. Manajemen Obat

Siklus manajemen obat didukung oleh faktor-faktor pendukung

manajemen (management support) yang meliputi organisasi, keuangan atau

finansial, Sumber Daya Manusia (SDM), dan Sistem Informasi Manajemen

(SIM). Setiap tahap siklus manjemen obat yang baik harus didukung oleh keempat

faktor tersebut sehingga pengelolaan obat dapat berlangsung secara efektif dan

Page 33: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

16

efisien (Quick et al, 2012). Manajemen Pendukung (Management Support) adalah

sistem penunjang manajemen yang terkait dengan pengetahuan untuk mengelola

organisasi, pembiayaan, informasi dan manusia. Management Support merupakan

pusat dari siklus pengelolaan obat yang berperan penting dalam pengelolaan obat

tanpa management support maka pengelolaan obat tidak bisa berjalan

sebagaimana mestinya(Wasir R, 2010).

1. Organisasi

Fungsi dari organisasi ini meliputi membuat rancangan organisasi, membuat

sistem kontrol, memadukan strategi, struktur dan kontrol dan mengelola

konflik dan perubahan. Semua aktivitas manajemen dapat dirangkum

menjadi 3 (tiga) fungsi dasar, yang secara bersama-sama membentuk siklus

manajemen yakni: planning, implementation, dan monitoring & evaluation.

a. Planning adalah proses menganalisis situasi saat ini, memperkirakan

kebutuhan dan membangun tujuan, sasaran dan target, serta menentukan

strategi, kegiatan, tanggung jawab, dan sumber-sumber untuk mencapai

tujuan.

b. Implementation adalah proses mewujudkan perencanaan melalui

pengaturan dan pengarahan kerja yang meliputi pengaturan SDM, biaya,

informasi, dan sumber-sumber lain untuk mencapai hasil yang

diinginkan.

c. Monitoring adalah proses yang mengacu pada review yang

berkelanjutan, tingkat kelengkapan kegiatan pada suatu program dan

target yang telah dicapai.

Page 34: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

17

d. Evaluation mengacu pada analisis proses dan kerja pada tujuan, sasaran

dan target. Memberikan feedback untuk mengetahui apakah rancangan

telah ditemukan dan sebab-sebab yang membuatnya berhasil atau gagal.

2. Keuangan (Finance/budgeting)

Komponen-komponen keuangan meliputi pencatatan, pembukuan,

pelaporan dan analisis. Kestabilan finansial hanya dapat terjadi jika sumber

dana dan biaya yang dikeluarkan seimbang dan cukup untuk mendukung

pelayanan kesehatan dengan kualitas yang tidak diragukan.

3. Sumber Daya Manusia IFRS

Ketersediaan jumlah tenaga apoteker dan tenaga teknis kefarmasian

dirumah sakit dipenuhi sesuai dengan ketententuan klasifikasi dan perizinan

rumah sakit yang ditetapkan oleh Menteri (Kemenkes, 2014 dan Satibi, 2016).

Uraian tugas tertulis dari masing-masing staf instalasi farmasi harus ada dan

dilakukan peninjauan kembali paling sedikit tiga tahun sesuai kebijakan dan

prosedur di instalasi farmasi rumah sakit.

a. Kualifikasi Sumber Daya Manusia (SDM)

Berdasarkan pekerjaan yang dilakukan kualitas SDM instalasi farmasi

diklasifikasikan sebagai berikut :

1) Untuk pekerjaan kefarmasian terdiri atas :

a) Apoteker

b) Tenaga teknis kefarmasian

2. Untuk pekerjaan penunjang terdiri atas :

a) Operator komputer/tehnisi yang memahami kefarmasian

Page 35: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

18

b) Tenaga administrasi

c) Pekarya/pembantu pelaksana.

b. Persyaratan SDM

Pelayanan kefarmasian harus dilakukan oleh apoteker dan tenaga

teknis kefarmasian yang melakukan pelayanan kefarmasian harus dibawah

supervisi apoteker. Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian harus

memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku.

c. Beban kerja dan kebutuhan

1) Beban kerja

Perhitungan beban kerja perlu memperhatikan faktor-faktor

yang berpengaruh pada kegiatan yang dilakukan yaitu :

a) Kapasitas tempat tidur dan Bed Occupancy Rate (BOR);

b) Jumlah dan jenis kegiatan farmasi yang dilakukan (manajemen,

klinik, dan produksi);

c) Jumlah resep atau formulir permintaan obat ( floor stock) perhari;

d) Volume sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis

pakai.

2) Perhitungan beban kerja

Perhitungan kebutuhan apoteker berdasarkan beban kerja pada

pelayanan kefarmasian di rawat inap dibutuhkan tenaga apoteker untuk

30 pasien idealnya 1 apoteker dan rawat jalan 50 pasien idealnya 1

apoteker. Selain pelayanan kefarmasian di rawat inap dan rawat jalan,

diperlukan juga masing-masing 1 apoteker untuk kegiatan pelayanan

kefarmasian diruang tertentu yaitu ;

Page 36: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

19

a) Unit gawat darurat

b) Intensive Care Unit (ICU)/Intensive Cardiac Care Unit

(ICCU)/Neonatus Intensive Care Unit (NICU)/Pediaditric

Intensive Care Unit (PICU).

c) Pelayanan informasi obat.

4. Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS)

Suatu proses pengumpulan, pengolahan dan penyajian data rumah

sakit. Sistem Informasi ini mencakup semua rumah sakit umum maupun

khusus, baik yang dikelola secara publik maupun privat sebagaimana diatur

dalam Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang

Rumah Sakit (Depkes, 2009).

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1171 tahun

2011 telah mengatur tentang Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS). Rumah

sakit wajib melaksanakan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) yang

merupakan suatu proses pengumpulan, pengolahan dan penyajian data rumah

sakit yang digunakan sebagai aplikasi sistem pelaporan rumah sakit kepada

kementerian kesehatan yang meliputi data identitas rumah sakit, data

ketenagaan yang bekerja di rumah sakit, data rekapitulasi kegiatan pelayanan,

data kompilasi penyakit/morbiditas pasien rawat inap dan data kompilasi

penyakit/morbiditas pasien rawat jalan. Penyelenggaraan SIRS bertujuan

untuk merumuskan kebijakan di bidang rumah sakit, menyajikan informasi

rumah sakit secara nasional dan melakukan pemantauan, pengendalian dan

evaluasi penyelenggaraan rumah sakit secara nasional (Permenkes, 2011).

Page 37: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

20

Manajemen pengelolaan obat merupakan serangkaian kegiatan

kompleks yang merupakan suatu siklus yang saling terkait, pada dasarnya

terdiri dari 4 fungsi dasar yaitu seleksi dan perencanaan, pengadaan, distribusi

serta penggunaan. Dalam sistem manajemen obat, masing-masing fungsi

utama terbangun berdasarkan fungsi sebelumnya dan menentukan fungsi

selanjutnya. Seleksi seharusnya didasarkan pada pengalaman aktual terhadap

kebutuhan untuk melakukan pelayanan kesehatan dan obat yang digunakan,

perencanaan dan pengadaan memerlukan keputusan seleksi dan seterusnya.

Siklus manajemen obat didukung oleh faktor-faktor pendukung manajemen

(management support) yang meliputi organisasi, keuangan atau finansial,

sumber daya manusia (SDM), dan sistem informasi manajemen (SIM). Setiap

tahap siklus manjemen obat yang baik harus didukung oleh keempat faktor

tersebut sehingga pengelolaan obat dapat berlangsung secara efektif dan

efisien (Quick et al, 2012).

Gambar 1 dapat menjelaskan secara lebih terperinci tentang siklus

manajemen obat (Quick et al, 2012).

Gambar 1. Siklus Manajemen Obat (Quick et al, 2012)

Page 38: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

21

5. Seleksi

Selection merupakan proses di mana menetapkan jenis sediaan farmasi,

alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan sesuai

dengan yang ada di e-catalog dan Formularium Nasional. Tujuan utama

proses seleksi adalah untuk menghindari obat yang tidak memiliki nilai

terapetik, mengurangi jumlah dan jenis obat serta meningkatkan efisiensi obat

yang tersedia (Quick et all, 2012, Depkes RI 2006, DepKes RI 2017).

Depkes (2004) disebutkan bahwa kriteria obat yang baik adalah

sebagai berikut:

a. Jenis obat yang dipilih harus seminimal mungkin dan menghindari

kesamaan jenis.

b. Sediaan kombinasi hanya dipilih jika potensinya lebih baik dari pada

sediaan tunggal

c. Apabila alternatif pilihan obat banyak, dipilih berdasarkan obat pilihan

(drug of choice) dari penyakit tersebut.

Proses seleksi seharusnya mengikuti panduan seleksi yang telah

disusun oleh WHO antara lain:

a. Relevan dengan pola penyakit.

b. Memilih obat yang telah terbukti efektif.

c. Evidence of performance in a variety of setting.

d. Kualitas yang memadai, termasuk bioavailabilitas dan stabilitas.

e. Memiliki rasio cost-benefit yang tinggi dalam hal total treatment cost.

f. Memilih obat yang sudah dikenal, obat dengan sifat farmakokinetik yang

saling menguntungkan, dan sebaliknya termasuk obat produksi lokal agar

praktis dalam pengangkutan dan penyimpanan.

Page 39: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

22

g. Merupakan senyawa tunggal.

6. Perencanaan dan Pengadaan

Procurement merupakan proses yang terdiri dari perencanaan dan

pengadaan perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran

dari rumah sakit. Perencanaan digunakan untuk menentukan jumlah dan

periode pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis

pakai sesuai dengan hasil kegiatan pemilihan untuk menjamin terpenuhinya

kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan efisien. Secara singkat dapat

dikatakan bahwa perencanaan adalah fungsi dari manajemen untuk mengambil

keputusan menyangkut kegiatan dan tujuan dikemudian hari (Armen dan

Azwar, 2013).

Perencanaan juga dilakukan untuk menghindari kekosongan obat

dengan menggunakan beberapa metode yang dapat dipertanggung jawabkan

dan dasar-dasar perencanaan yang telah ditentukan antara lain konsumsi,

epidemiologi, kombinasi metode konsumsi dengan epidemiologi, yang

sebelumnya harus disesuaikan dengan besarnya anggaran rumah sakit (Quick

et al., 2012).

Metode yang dapat digunakan dalam perencanan adalah :

a. Epidemiologi

Metode perencanaan berdasarkan pada epidemiologi atau morbiditas.

Bertujuan untuk : Mengetahui kebutuhan perbekalan kesehatan suatu

populasi masyarakat tertentu (obat program KB, obat program imunisasi),

Memperkirakan kebutuhan obat atas dasar data epidemiologi

Page 40: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

23

b. Konsumsi

Perhitungan kebutuhan didasarkan pada data riil konsumsi obat periode

yang lalu, dengan berbagai penyesuaian dan koreksi.

c. Kombinasi keduanya

Analisis pareto atau ABC dan VEN diperlukan untuk merencanakan

pengadaan kebutuhan dengan dana yang terbatas. Analisis pareto atau

ABC ini membagi obat dalam 3 kelompok yaitu :

1) A: obat-obat yang menyerap dana hingga 70 % dari total dana namun

jumlahnya kurang dari 10 % jenis obat. Kelompok ini membutuhkan

pengawasan yang lebih dibandingkan kelompok obat lain terkait

dengan besarnya dana yang terserap.

2) B: obat-obat yang menyerap dana ± 20 % dari total dana dengan jenis

obat sekitar 20 % dari keseluruhan jenis obat.

3) C: obat-obat yang menyerap dana ± 10 % dari dana total dengan jenis

obat sekitar 70 % dari keseluruhan jenis obat.

Sistem analisis VEN membagi obat dalam 3 kelompok, yaitu:

1) V: Vital, adalah kelompok obat yang sangat penting keberadaannya

karena merupakan obat-obatan life saving, dimana kelompok obat ini

dapat mencegah kematian atau kecacatan yang permanen.

2) E: Essential, adalah kelompok obat yang diperlukan untuk menjaga

kelangsungan hidup dan kondisi pasien.

3) N: Non Essential, adalah kelompok obat-obatan yang tingkat

urgensinya paling kecil.

Page 41: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

24

Pengadaan merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk

merealisasikan perencanaan kebutuhan. Pengadaan harus menjamin

ketersediaan, jumlah, dan waktu yang tepat dengan harga yang terjangkau dan

sesuai standar mutu. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengadaan

sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai antara lain:

a. Bahan baku obat harus disertai sertifikat analisa.

b. Bahan berbahaya harus menyertakan Material Safety Data Sheet (MSDS).

c. Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai harus

mempunyai nomor ijin edar.

d. Expired date minimal 2 (dua) tahun kecuali untuk sediaan farmasi, alat

kesehatan, dan bahan medis habis pakai tertentu (vaksin, reagensia, dan

lain-lain) (Permenkes, 2014).

Pengadaan dapat merupakan porsi terbesar yang menyebabkan

pemborosan pada sistem perbekalan. Efisiensi pengadaan obat akan sangat

tergantung pada ketepatan dalam menentukan jenis obat yang diperlukan

untuk suatu populasi. Ini tentunya juga berdasarkan pada tersedianya

informasi yang akurat mengenai konsumsi obat pada periode sebelumnya,

pola penyakit yang ada, jenis-jenis obat yang diperlukan serta

mempertimbangkan kriteria baku apa yang akan dipakai seperti Obat Sangat

Sangat Esensial (OSSE), Obat Sangat Esensial (OSE) Obat Esensial (OE).

Sehingga efisiensi juga menyangkut jumlah persediaan, persediaan berlebih

(over stok) dibandingkan dengan kebutuhan adalah ketidakefisienan

persediaan barang (Yamit, 2003).

Page 42: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

25

Proses pengadaan yang baik adalah:

a. Mendapatkan obat yang benar dengan jumlah yang benar.

b. Harga pembelian yang serendah mungkin.

c. Kualitas sesuai standar yang dipersyaratkan.

d. Pelayanan dan kualitas supplier dapat dipercaya.

e. Pengaturan waktu pengiriman (mencegah kekosongan stock)

Berdasarkan surat edaran nomor KF/MENKES/167/III/2014,

pengadaan obat harus dilaksanakan berdasarkan prinsip penyelenggaraan

pemerintah yang baik dan bersih, prinsip keadilan, transparansi, profesional,

dan akuntabel untuk mendapatkan produk yang berkualitas dengan harga yang

wajar baik untuk program Jaminan Kesehatan Nasional maupun program

kesehatan lainnya. Untuk mempermudah pengadaan obat, lembaga kebijakan

pengadaan barang/jasa pemerintah (LKPP) telah menetapkan katalog

elektronik (e-catalog) obat yang berisi daftar harga, spesifikasi dan penyedia

obat. Pengadaan secara elektronik atau e-procurement adalah pengadaan

barang/ jasa yang dilaksanakan dengan menggunakan teknologi informasi dan

transaksi elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Penerapan e-procurement bertujuan untuk :

1. Meningkatkan transparansi/keterbukaan dalam proses pengadaan barang/

jasa.

2. Meningkatkan persaingan yang sehat dalam rangka penyediaan pelayanan

publik dan penyelenggaraan pemerintahan yang baik.

3. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam pengelolaan proses pengadaan

barang/jasa.

Page 43: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

26

Prinsip pemilihan penyedia barang/jasa secara elektronik sebagaimana

diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2013, yaitu efisien, efektif,

transparan, terbuka, bersaing, adil/ tidak diskriminatif dan akuntabel. Sedangkan

e-purchasing obat merupakan tata cara pembelian barang/jasa sesudah sistem e-

catalog terbangun (Permenkes, 2013).

Menurut Perpres No. 54 tahun 2010 proses pengadaan dilakukan dengan

beberapa cara, antara lain :

a. Pelelangan Sederhana

Pelelangan sederhana merupakan metode pemilihan penyedia

barang/jasa untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua pnyedia

barang/jasa yang memenuhi syarat yang bernilai antara Rp. 200.000.000,00

(dua ratus juta rupiah) sampai dengan Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar

rupiah).

b. Pelelangan Umum

Pelelangan umum adalah metode pemilihan penyedia barang/jasa untuk

pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar

rupiah).

c. Pelelangan Terbatas

Pelelangan terbatas atau seleksi terbatas adalah metode pemilihan

penyedia barang/jasa yang dilakukan dengan pengumuman secara luas melalui

media massa dan papan pengumuman resmi dengan mencantumkan penyedia

barang/jasa yang telah diyakini mampu, guna memberi kesempatan kepada

penyedia barang/jasa lainnya yang memenuhi kualifikasi.

Page 44: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

27

d. Penunjukan langsung adalah pembelian jumlah kecil, perlu segera tersedia,

harga tertentu relatif mahal.

7. Distribusi

Tahap distribusi yang diutamakan adalah obat sampai ke pengguna

tepat waktu, tepat indikasi dan harga terjangkau. Tahap distiribusi merupakan

tahapan dari siklus manajemen obat yang sangat penting dan kompleks,

bahkan pada proses penyimpanan dan distribusi dapat menghabiskan

komponen biaya yang signifikan dalam anggaran kesehatan. Oleh karena itu

dalam memilih sistem distribusi harus dipilih dan disesuaikan dengan kondisi

yang ada sehingga pelayanan obat dapat dilaksanakan secara tepat guna dan

berhasil guna (Quick et al, 2012).

Proses distribusi meliputi kegiatan pengendalian persediaan obat dan

penyimpanan. Konsep dasar dalam pengelolaan persediaan adalah menjaga

keseimbangan antara penyimpanan persediaan dengan biaya yang dibutuhkan

untuk menyimpan persediaan tersebut. Cara penyimpanan obat yang

disarankan oleh Permenkes (2014) adalah sebagai berikut:

a. Obat-obatan yang mempunyai kesamaan secara bersamaan disimpan diatas

rak. Kesamaan berarti dalam cara pemberian obat (luar, oral, suntikan) dan

bentuk ramuannya (obat kering atau cair).

b. Obat disimpan sesuai tanggal kadaluwarsa dengan menggunakan prosedur

FEFO (first expiry first out). Obat dengan tanggal kadaluwarsa yang lebih

pendek ditempatkan di depan obat yang berkadaluwarsa lebih lama. Bila

obat mempunyai tanggal kadaluwarsa sama, tempatkan obat yang baru

diterima dibelakang obat yang sudah ada.

Page 45: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

28

c. Obat tanpa tanggal kadaluwarsa disimpan dengan menggunakan prosedur

FIFO (first in first out). Barang yang baru diterima ditempatkan dibelakang

barang yang sudah ada.

d. Obat yang kadaluwarsa dan rusak dengan dibuatkan catatan pemusnahan

obat, termasuk tanggal, jam, saksi dan cara pemusnahan.

Distribusi merupakan rangkaian dalam menyalurkan sediaan farmasi,

alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai dari tempat penyimpanan sampai

kepada unit pelayanan atau pasien dengan tetap menjamin mutu, stabilitas,

jenis, jumlah, dan ketepatan waktu. Sistem distribusi di unit pelayanan dapat

dilakukan dengan sistem persediaan lengkap di ruangan, sistem resep

perorangan, sistem unit dosis dan sistem kombinasi (Depkes, 2004).

8. Penggunaan

Penggunaan obat adalah suatu tahap lanjut distribusi yang mencakup

masalah pemakaian obat. Dalam penggunaan obat, masalah yang sering

muncul adalah penggunaan obat yang tidak rasional. Penggunaan obat yang

tidak rasional adalah penggunaan obat yang tidak memenuhi kriteria tepat

indikasi, tepat penderita, tepat obat, tepat dosis dan waspada terhadap efek

samping obat. Pada penggunaan obat tidak rasional ini akan mengakibatkan

dampak yang negatif baik secara medis , ekonomis maupun sosial (Depkes,

2004).

Penggunaan obat-obatan yang sebenarnya dipengaruhi oleh berbagai

faktor, termasuk ketersediaan farmasi, pengalaman penyedia, pengaruh

ekonomi, faktor budaya, sistem kepercayaan masyarakat dan sikap pasien,

Page 46: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

29

dan interaksi kompleks antara faktor-faktor tersebut. Pola penggunaan obat

mencerminkan perilaku manusia dan harus dilihat dari perspektif ilmu sosial

ketimbang perspektif biomedis (Quick et al., 2012).

D. Profil Rumah Sakit Umum Daerah Undata

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Undata Palu mulai berdiri sejak

tahun 1972, dan diresmikan pada tanggal 07 Agustus 1972. Selanjutnya, pada

tanggal 22 Februari 1979 diakui oleh Departemen Kesehatan RI sebagai Rumah

Sakit Umum tipe C. Perkembangan selanjutnya, pada tanggal 30 Januari 1995,

RSUD Undata Palu ditingkatkan tipenya dari tipe C menjadi tipe B non

pendidikan dan merupakan milik Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah

yang menjadi pusat rujukan dari rumah sakit yang ada di Sulawesi Tengah

(Hadijah, 2016).

RSUD Undata berubah statusnya menjadi Rumah Sakit Kelas B Pendidikan

sesuai dengan:

1) Surat Keputusan Gubernur No. 445/73.7/Dinkes G-ST tanggal 29 Agustus

2003.

2) Surat Keputusan Menteri Percepatan Pembangunan Kawasan Indonesia

Timur No. 046/KEP-PPTKTI/VII/2003, tanggal 7 Juli 2003

3) Didukung oleh Surat Keputusan Rektor Universitas Tadulako No. 4022 j 28

PG/2003 yang diperuntukkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan dan sebagai

lahan praktek bagi Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako

Page 47: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

30

Visi, Misi dan Motto Dan Tujuan RSUD Undata

1. Visi rumah sakit adalah :

“Menjadi Rumah Sakit Terdepan Dan Terbaik Dalam Bidang Pelayanan,

Pendidikan Dan Penelitian Di Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2020.”

2. Misi RSUD Undata Palu adalah:

a. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang profesional

b. Melaksanakan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat di bidang

kesehatan

c. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan karyawan rumah sakit

d. Meningkatkan kerja sama dengan mitra Rumah Sakit.

3. Motto rumah sakit

“MOSANGU MOSIPAKABELO” yang artinya bersatu untuk saling

memperbaiki dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan.

4. Tujuan

a. Perbaikan mutu pelayanan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

b. Perbaikan manajemen dan kapasitas sumber daya manusia

c. Pengendalian Biaya dan optimalisasi

E. Indikator Pengelolaan Obat

Indikator merupakan jenis data berdasar sifat/gejala/keadaan yang dapat

diukur dan diolah secara mudah dan cepat dengan tidak memerlukan data lain dalam

pengukurannya. Indikator alat ukur kuantitatif yang dapat digunakan untuk

monitoring, evaluasi dan mengubah atau meningkatkan mutu pengelolan obat di

farmasi rumah sakit (Fakhriadi A. et al, 2011).

Page 48: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

31

Indikator digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana tujuan atau

sasaran telah berhasil dicapai. Hasil pengujian tersebut dapat digunakan oleh

penentu kebijakan untuk meninjau kembali strategi atau sasaran yang lebih tepat.

Menetapkan beberapa indikator efisiensi pengelolaan obat pada tahap selection,

procurement, distribution dan use. Beberapa macam indicator yang dipilih seperti

terlihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Indikator Pengelolaan Obat di Rumah sakit

Tahapan Indikator Tujuan Cara menghitung Nilai

Pembanding

Seleksi 1. Kesesuaian item

obat yang tersedia

diFormularium

Nasional.(∗∗∗∗)

Untuk mengetahui

jumlah obat obat

FORNAS yang

tersedia

X : Jumlah item obat

dalam FORNAS/FRS

Y: Jumlah item obat

yang tersedia Z: (X/Y) x 100%

100 %

Kesesuaian item

obat yang tersedia

di formularimu

rumah sakit

Untuk mengetahui

jumlah obat

formularium RS

yang tersedia

X; Jumlah item obat

dalam formularium RS

Y: Jumlah item obat

yang tersedia

Z: (X/Y) x 100%

80%

Pengadaan 1. Persentase alokasi

Dana pengadaan

obat yang

tersedia.(∗)

Untuk mengetahui

seberapa jauh

persediaan dana

RS memberikan

dana kepada IFRS

Hitung

X:Total dana

pengadaan obat

Y: Total anggaran RS

Z: (X/Y) x 100%

30-40%

2. Persentase modal

dana yang tersedia

dengan keseluruhan dana

yang dibutuhkan. (∗)

Untuk mengetahui

sejauh mana

persediaan dana rumah sakit

memberikan dana

kepada farmasi

Hitung :

X : Dana yang tersedia

Y: Kebutuhan dana yang sesungguhnya.

Z= X/Y x 100%

100%

3. Frekuensi kurang

lengkapnya

SP/Faktur.(∗∗∗)

Untuk mengetahui

berapa kali terjadi

kesalahan faktur

Ambil SP selama 3

bulan kemudian

cocokkan dengan nota

pengiriman fakturnya.

1-9 kali

4. Frekuensi

pengadaan tiap

item obat

pertahun.(∗∗∗)

Untuk mengetahui

berapa kali obat –

obat tersebut

dipesan dalam setahun

Ambil 10% secara acak

sampel kartu stok obat

diamati berapa kali

obat dipesan tiap tahun

Rendah <

12 x/tahun

Sedang 12-

24x/tahun Tinggi

>24x/tahun

dibandingka

n EOQ

5. Frekuensi

tertundanya

pembayaran oleh

rumah sakit

Untuk mengetahui

kualitas

pembayaran oleh

rumah sakit

Ambil daftar hutang

cocokkan daftar

pembayarannya

0-25 kali

Page 49: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

32

Tahapan Indikator Tujuan Cara menghitung Nilai

Pembanding

terhadap waktu

yang

disepakati.(∗∗∗)

6. Persentase

kesesuaian antara perencanaan obat

dengan kenyataan

masing-masing

obat.(∗∗∗)

Untuk mengetahui

ketepatan perencanaan

X: jumlah item obat

dalam perencanaan Y:jumlah item obat

dalam kenyataan pakai

Z: (X/Y)/ x100%

100-120%

Distribusi 1. Ketepatan data

jumlah obat pada

kartu stok.(∗∗∗)

Untuk mengetahui

ketelitian petugas

gudang

Amati kartu stock obat

cocokkan dengan

barang yang ada.hitung

item obat yang sesuai

dengan kartu stock.(X).

Jumlah kartu stock

yang diambil (Y).

Hitung : Z= X/Y x 100%

100%

2. Turn Over Ratio

(TOR).(∗∗∗)

Untuk mengetahui

perputaran modal

dalam satu tahun

persediaan

Omset 1 tahun dalam

HPP= x,rata-rata nilai

persediaan obat =y

TOR= X/Y kali

10-23kali

3. Persentase dan

nilai obat yang

kadaluarsa dan

atau rusak.(∗∗∗)

Untuk mengetahui

besarnya kerugian

Rumah Sakit

Dari catatan obat yang

kadaluarsa dalam 1

tahun hitung nilainya =

X, Nilai Stok Opname

= Y,

Kadaluarsa= X/Y x

100%

≤ 0,2%

4. Persentase stok

mati.(∗)

Untuk mengetahui item obat selama 3

bulan tidak

terpakai

Hitung jumlah item obat selama 3 bulan

tidak terpakai (X) dan

jumlah item obat yang

ada stoknya

0%

5. Tingkat

ketersediaan

obat.(∗)

Untuk mengetahui

kisaran kecukupan

obat

Hitung

X=Stok Obat setahun

Y= Rata-rata

pemakaian obat

sebulan

Z= X/Y

12-18 bulan

Penggunaan 1. Jumlah item obat

perlembar

resep.(∗∗)

Untuk mengukur

derajat Polifarmasi

Ambil 10% sampel

Hitung jumlah total

item obat yang ditulis pada resep =X, dan

jumlah lembar resep

rata-rata=Y. Z=X/Y

1,8-2,2

Indonesia

3,3

Page 50: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

33

Tahapan Indikator Tujuan Cara menghitung Nilai

Pembanding

2. Persentase

peresepan dengan

nama generik.(**)

Untuk mengukur

peresepan obat

generik.

Dari laporan penulisan

resep generik,hitung

jumlah item obat

dengan nama

generik(X)dan jumlah

item obat yang diresepkan(Y).

Persentase

Z= X/Y x 100%

82-94%

Indonesia

59%

3. Persentase

peresapan obat

antibiotik.(**)

Untuk mengukur

penggunaan

antibiotika.

Hitung total item

antibiotik yang di

resepkan (X) dibagi

dengan jumlah total

item obat yang

diresepkan (Y) dikali

100%. Z= X/Y x 100%

22,7-63%

Indonesia

43%

4. Persentase

peresepan obat injeksi.(**)

Untuk mengukur

penggunaan injeksi

Hitung total item

injeksi yang di resepkan (X) dibagi

dengan jumlah total

item obat yang

diresepkan (Y) dikali

100%. Z= X/Y x 100%

0,2-48%

Indonesia 17%

5. Persentase obat

yang dapat

diserahkan.(***)

Untuk mengukur

jumlah item obat

yang diserahkan

Hitung total item obat

yang di resepkan (X)

dibagi dengan jumlah

total item obat yang

diserahkan (Y) dikali

100%. Z= X/Y x 100%

76-100%

6. Persentase obat

yang dilabeli

dengan lengkap. (***)

Untuk mengetahui

penguasaan

pengawasan tentang informasi

pokok yang harus

ditulis pada etiket.

Hitung jumlah item

obat dengan etiket

yang berisi nama pasien dan aturan

pakai (X) dan jumlah

item obat yang

diberikan kepada

pasien(Y) Persentase

Z= X/Y x 100

100%

7. Rata-rata waktu

yang digunakan

untuk melayani

resep.(*)

Mengetahui

tingkat kecepatan

pelayanan farmasi

dirumah sakit

Catat waktu resep

masuk ke apotek (X)

Catat waktu selesai

diterima pasien (Y)

Persentase Z=Y-

X/jumlah resep yang masuk

≤60 menit

racikan

≤30 menit

non racikan

Keterangan

∗ : Indikator Depkes (2008)

∗∗ : Indikator WHO (1993)

∗∗∗ : Indikator Pudjaningsih (1996)

∗∗∗∗ : Indikator Permenkes 2016

Page 51: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

34

F. Landasan Teori

Obat sebagai salah satu unsur penting dalam upaya kesehatan mulai dari

pencegahan, diagnosis, pengobatan dan pemulihan harus diusahakan agar selalu

tersedia saat dibutuhkan. Selain itu obat sebagai suatu produk industri farmasi

tidak lepas dari aspek ekonomo dan teknologi. Obat juga merupakan komponen

biaya kesehatan terbesar (30%) yang relatif mudah diintervensi. Ketersediaan obat

yang memadai dan pentingnya pengelolaan anggaran yang relavan sesuai

kebutuhan masyarakat harus menjadi prioritas pemerintah. Dengan demikian

akses masyarakat terhadap obat yang merupakan bagian dari pelayanan kesehatan

yang berkualitas diharapkan dapat menningkat (Handayani, 2007).

Pelayanan kefarmasian bertanggung jawab terhadap pasien dan berkaitan

dengan sediaan farmasi dengan tujuan untuk meningkatkan mutu kesehatan

pasien. Pelayanan kefarmasian didukung dengan adanya instalasi farmasi.

Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) merupakan unit di rumah sakit yang

bertanggung jawab penuh terhadap penggunaan obat yang aman dan efektif di

rumah sakit (Permenkes, 2014).

Pengelolaan obat di Rumah Sakit Umum Daerah Undata Palu dapat

dilakukan pada tahap pengelolaan obat pada tahap seleksi, perencanaan dan

pengadaan, distribusi dan pengunaan dengan menggunakan pedoman standar

menurut WHO (1993), Depkes (2008), Pudjaningsih (1996) dan Permenkes (2016)

agar pelayanan obat dirumah sakit dapat terpenuhi. Pelaksanaa empat fungsi tersebut

dan elemen pendukungnya didasarkan pada kebijakan atau undang-undang yang

berlaku. Ketersediaan adalah tingkat persediaan obat yang dapat dipergunakan untuk

Page 52: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

35

melakukan pelayanan pengobatan di uni pelayanan kesehatan. Tujuan utama

pengelolaan obat adalah tersedianya obat dengan mutu yang baik, tersedia dalam

jenis dan jumlah yang sesuai kebutuhan pelayanan kefarmasian bagi masyarakat

yang membutuhkan (Quick et al, 2012). Pengendalian persediaan obat sangat

penting dalam menunjang sistem pengelolaan obat dimana tanpa pengendalian

persediaan yang baik, maka ketersediaan obat dalam pelaksanaannya akan terhambat

(Fakhriadi A, et al 2011)

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009

tentang rumah sakit dijelaskan bahwa penyelenggara Rumah Sakit bertujuan :

1. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan

2. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan

rumah sakit, dan sumber daya manusia di rumah sakit.

3. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan dirumah sakit

4. Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, Sumber Daya

Manusia dan rumah sakit.

Sejalan dengan tujuan penyelenggaraan rumah sakit maka peningkatan mutu

pelayanan tidak lepas dari pengelolaan obat yang efektif dan efisien. Mengacu pada

indikator tahap pengelolaan obat pada tahap seleksi, perencanaan dan pengadaan,

distribusi dan penggunaan dengan menggunakan pedoman standar menurut WHO

(1993), Depkes (2008) dan Pudjaningsih (1996), Permenkes (2016) yang akan

diterapkan, maka dapat dianalisis pengelolaan obat di Rumah Sakit Umum Daerah

Undata Palu Sulawesi Tengah.

Page 53: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

36

G. Kerangka Konseptual

Pengelolaan obat di instalasi Farmasi rumah sakit

Gambar 2. Kerangka Konsep

Managemen Pendukung:

1. Organisasi

2. Keuangan

3. Sistem Informasi Managemen

4. Sumber Daya Manusia

Seleksi

Distribusi

Pengadaan Penggunaan

Diukur Dengan Indikator

Seleksi Pengadaan Distribusi Penggunaan

Kesesuaian item

obat yang

tersedia di

Formularium

Nasional/ Rumah

sakit

1. Persentase alokasi Dana pengadaan obat yang tersedia.

2. Persentase modal dana yang tersedia dengan keseluruhan dana yang dibutuhkan .

3. Frekuensi kurang lengkapnya Surat Pesanan /Faktur

4. Frekuensi pengadaan tiap item obat pertahun

5. Frekuensi tertundanya pembayaran oleh rumah sakit terhadap waktu yang disepakati

6. Persentase kesesuain antara perencanaan obat dengan masing –masing obat

1. Ketepatan data jumlah obat pada kartu stok

2. Turn Over Ratio (TOR

3. Persentase dan nilai obat yang kadaluarsa dan atau rusak

4. Persentase stok mati

5. Tingkat ketersediaan obat

1. Jumlah item obat perlembar resep.

2. Persentase peresepan dengan nama generik.

3. Persentase peresapan obat antibiotik

4. Persentase peresepan obat injeksi.

5. Rata-rata waktu yang digunakan untuk melayani resep

6. Persentase obat yang dapat diserahkan

7. Persentase obat yang dilabeli dengan lengkap

Analisis

Rekomendasi Peningkatan Pengelolaan Obat

Page 54: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan cara

pengambilan data retrospektif dan concurrent untuk mengevaluasi sistem

pengelolaan obat di RSUD Undata Palu Sulawesi tengah tahun 2017. Data yang

diperoleh berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara

pada saat wawancara, pengamatan dan observasi langsung pada saat penelitian

berlangsung yaitu observasi rata-rata waktu yang digunakan untuk melayani

resep, ketepatan data jumlah obat pada kartu stok dan resep melalui Sistem

Informasi Manajemen Farmasi (SIM Farmasi). Data retrospektif merupakan data

sekunder yang diperoleh dengan penelusuran terhadap dokumen pada tahun

sebelumnya berupa laporan keuangan, laporan pembelian, surat pesanan, dan

faktur pengiriman obat.

Pengambilan data retrospektif dilakukan pada indikator kesesuaian obat

terhadap Formularium Nasional/Rumah Sakit, persentase alokasi dana obat yang

tersedia, persentase modal dana yag tersedia dengan keseluruhan dana yang

dibutuhkan, frekuensi kurang lengkapnya surat pesanan, frekuensi pengadaan tiap

item obat pertahun, frekuensi tertundanya pembayaran tagihan obat, persentase

jumlah item obat yang diadakan, Turn Over Ratio, persentase dan nilai obat rusak,

persentase stok mati, tingkat ketersediaan obat, jumlah item obat perlembar resep,

persentase obat dengan nama generik, dan persentase peresepan sesuai standar

Page 55: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

38

rumah sakit, peresepan antibiotika dan injeksi sedangkan pengambilan data

concurrent dilakukan pada indikator ketepatan data jumlah obat pada kartu stok,

kecepatan waktu pelayanan resep, persentase obat yang dapat resep yang dapat

diserahkan dan wawancara.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang

mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan sekedar

jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari tetapi meliputi seluruh

karateristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu (Sugiyono, 2013).

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Seluruh dokumen obat yang ada di IFRSUD Undata Palu.

b. Seluruh staf manajemen rumah sakit dan seluruh tenaga kefarmasian atau

staf di Instalasi Farmasi dan tim pengadaan obat pada RSUD Undata.

c. Seluruh lembar resep pasien rawat jalan dan rawat inap di Rumah Sakit

Umum Daerah Undata Palu.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang dipilih sehingga

diharapkan dapat mewakili populasinya. Sampling adalah suatu cara yang

ditempuh dengan pengambilan sampel yang benar-benar sesuai dengan

keseluruhan obyek penelitian (Sugiyono, 2013). Sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

Page 56: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

39

a. Pengambilan sejumlah sediaan obat sampel 10% masing-masing cluster obat

(tablet, sirup, injeksi, infus, suspensi, obat tetes, salep, suppositoria)

(Somantri AP, 2013).

b. Pengambilan staf manajemen rumah sakit (Direktur rumah sakit, Kabag

Keuangan, Kepala IFRS, Kepala gudang, penanggung jawab rawat inap dan

rawat jalan di RSUD Undata Palu.

c. Pengambilan sampel dengan cara acak stratifikasi (Stratified Random

Sampling) resep pasien rawat inap/rawat jalan. Penentuan jumlah sampel

didasarkan pada tabel Issac dan Michael dengan populasi sebanyak 10.000

pasien rata-rata per bulan didapatkan jumlah sampel 336 dengan tingkat

kesalahan 5%.

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan variabel tunggal yaitu pengelolaan obat di

IFRSUD Undata Palu meliputi : seleksi, perencanaan dan pengadaan, distribusi

dan penggunaan.

D. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah semua unsur yang dianggap memiliki

pengetahuan dan pemahaman tentang aspek-aspek yang terkait dengan tujuan

penelitian di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Undata Palu Provinsi

Sulawesi Tengah tahun 2018 terdiri dari Direktur Rumah Sakit, kepala Instalasi

Farmasi, Kepala Gudang Farmasi, Kepala bagian penyusun anggaran, petugas

Page 57: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

40

distribusi rawat inap, rawat jalan dan seluruh staf Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Undata Palu.

E. Alat dan Bahan Penelitian

1. Alat penelitian

a. Daftar cek (Check List)

Hasil pengamatan langsung pada data primer dan terhadap data sekunder

yang diambil dari dokumen dicatat dalam daftar cek atau mencatat

langsung pada buku tulis

b. Pedoman wawancara

Berupa daftar pertanyaan yang digunakan untuk mengumpulkan data

primer dengan mewawancarai pihak yang terkait dengan pengelolaan

obat.

2. Bahan penelitian yang digunakan berupa dokumen yang berhubungan

dengan pengelolaan obat pada tahap seleksi, pengadaan, distribusi dan

penggunaan meliputi laporan persediaan obat, laporan keuangan, faktur,

kartu stok, buku formularium rumah sakit dan formularium nasional, laporan

penggunaan obat generik/obat fornas dan formularium rumah sakit, laporan

perencanaan dan pemakaian obat tahunan, buku pembelian, laporan obat

rusak/kadaluarsa, surat pesanan, daftar rekanan.

F. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah

Undata Palu Provinsi Sulawesi Tengah pada bulan Mei-Juni tahun 2018.

Page 58: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

41

G. Definisi Operasional

1. Pengelolaan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Undata

adalah kegiatan yang menyangkut proses seleksi, pengadaan, distribusi dan

penggunaan serta sistem pendukung yang terkait.

2. Instalasi Farmasi adalah unit pelaksana fungsional yang menyelenggarakan

seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit.

3. Seleksi adalah proses kegiatan pemilihan obat yang terdapat di Instalasi

Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Undata dan daftar obat yang diserahkan

dari masing-masing Staf Medik Fungsional (SMF).

4. Kesesuaian item obat yang tersedia dengan Formularium Nasional (FORNAS)

dan Formularium Rumah Sakit (FRS) adalah ketepatan setiap item obat yang

diresepkan sudah sesuai dengan daftar obat esensial nasional yang tersedia.

5. Frekuensi pengumpulan data adalah frekuensi pengambilan data dari sumber

data untuk tiap indikator.

6. Formularium Nasional (FORNAS) 2016 disusun agar daftar obat didalamnya

wajib tersedia difasilitas layanan kesehatan guna mendukung pelaksanaan

jaminan kesehatan nasional. Formularium nasional akan berubah seiring

berjalannya waktu, menyesuaikan dengan perkembangan pengetahuan dan

kebutuhan dunia kesehatan nasional.

7. Formularium Rumah Sakit (FRS) adalah suatu daftar obat yang dipilih atas

dasar kesepakatan bersama baik obat generik maupun obat paten beserta

peraturannnya yang digunakan sebagai pedoman dalam pemakaian obat di

suatu rumah sakit dipilih secara rasional, berdasarkan informasi obat yang sah

dan kebutuhan pasien dirumah sakit.

Page 59: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

42

8. Formularium Rumah Sakit (FRS) harus tersedia untuk semua penulis resep,

pemberi obat, dan penyedia obat di Rumah Sakit. Evaluasi terhadap

Formularium Rumah Sakit harus secara rutin dan dilakukan revisi sesuai

kebijakan dan kebutuhan Rumah Sakit.

9. Indikator digunakan untuk mengukur sampai berapa jauh tujuan dan sasaran

telah berhasil dicapai. Pada penelitian ini indikator yang digunakan mengacu

pada Depkes RI (2008) Pedoman Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit,

Pudjaningsih (1996) tentang pengembangan indikator efisiensi pengelolaan

obat di Farmasi rumah sakit dan WHO (1993) tentang How To investigate

drug use in health facilities, selected drug use indicator dan Permenkes

(2016).

10. Perencanaan obat adalah proses penentuan jumlah, jenis dan harga obat sesuai

dengan kebutuhan dan anggaran bersumber dari alokasi dana.

11. Pengadaan obat adalah proses pengadaan obat sesuai dengan perencanaan

yang akan menjamin ketersediaan obat dalam jumlah yang benar dan harga

yang pantas serta kualitas obat yang terjamin.

12. Persentase modal/dana yang dibutuhkan adalah perbandingan kesesuaian dana

yang tersedia dengan keseluruhan dana yang sesungguhnya dari rumah sakit.

13. Alokasi dana pengadaan obat adalah besarnya dana pengadaan obat yang

disediakan atau dialokasikan oleh rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan

obat dalam pelayanan kesehatan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Undata

Palu.

14. Stok mati adalah persediaan obat yang selama 3 bulan berturut-turut tidak

terpakai.

Page 60: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

43

15. Inventory Turn Over Ratio adalah jumlah perputaran nilai persediaan obat

dalam satu tahun anggaran

16. Obat kadaluarsa adalah obat yang sudah tidak dapat digunakan lagi karena

menunjukkan batas akhir obat yang memenuhi syarat baku. Waktu kadaluarsa

ditunjukkan pada etiket dalam bulan dan tahun. Jika terdapat obat kadaluarsa

maka harus dimusnahkan dan nilainya adalah kerugian rumah sakit.

17. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi, kepada apoteker,

baik dalam bentuk paper maupun electronik untuk menyediakan dan

menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku.

18. Kesesuaian perencanaan adalah ketepatan item obat yang direncanakan

dengan kenyataan pemakaian obat di Instalasi Farmasi.

19. Frekuensi tertundanya pembayaran oleh rumah sakit terhadap waktu yang

telah ditetapkan adalah frekuensi pembayaran yang melebihi batas waktu

kepakatan pembayaran yang telah disetujui oleh kedua belah pihak.

20. Jumlah item obat tiap lembar resep adalah jumlah obat yang ditulis oleh

dokter dalam tiap lembar resepnya.

21. Persentase resep dengan obat generik adalah persentase perbandingan jumlah

obat pada setiap lembar resep yang diresepkan dengan jumlah obat generik

yang diresepkan oleh dokter.

22. Persentase resep injeksi adalah persentase perbandingan jumlah resep injeksi

pada setiap lembar resep dari resep rawat inap yang diresepkan diresepkan

oleh dokter.

Page 61: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

44

23. Persentase obat yang dilabeli dengan benar adalah perhitungan jumlah

label/etiket berisi minimal nama pasien dan aturan minum/pakai obat yang

diserahkan di Instalasi Farmasi.

24. Penggunaan obat adalah serangkaian kegiatan dari penerimaan resep, mencari,

mengumpulkan, mengemas serta menyerahkan obat kepada pasien.

25. Rata-rata waktu pelayanan resep adalah waktu pelayanan terhadap resep

dimulai dari resep masuk hingga obat sampai ketangan pasien.

H. Jalannya Penelitian

Tahap pada penelitian ini dibagi dalam 3 tahap, yaitu tahap persiapan,

pelaksanaan dan pengelolaan data.

1. Tahap Persiapan

Beberapa hal yang dilakukan dalam tahap persiapan meliputi

a. Studi pustaka dan literatur

b. Konsultasi dengan dosen pembimbing

c. Penyusunan proposal

d. Ujian proposal

e. Pengajuan izin penelitian dengan mengajukan proposal penelitian kepada

Direktur RSUD Undata Palu.

2. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan kegiatan yang dilakukan adalah mengumpulkan data yang

menjadi objek penelitian yaitu mengenai pengelolaan obat di Instalasi Farmasi

Rumah Sakit Undata Palu yaitu ;

Page 62: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

45

a. Seleksi

Kesesuaian item obat yang tersedia di FORNAS/FRS bertujuan

Untuk mengetahui tingkat kepatuhan/penggunaan terhadap obat dalam

formularium nasional/formularium rumah sakit (Saputera, 2016). Data

dikumpulkan secara retrospektif dari penelusuran data laporan nama

obat/stok obat tahun 2017. Perhitungan dengan cara mencatat jumlah item

obat yang termasuk dalam FORNAS/FRM (X) dibandingkan dengan item

obat yang tersedia (Y) dikali 100% atau x 100%.

b. Pengadaan

1) Persentase alokasi dana pengadaan obat yang tersedia.

Tujuannya untuk mengetahui sejauh mana persediaan dana yang

diberikan farmasi dibanding seluruh anggaran rumah sakit. Data

dikumpulkan secara retrospektif dari penelusuran data berupa laporan

anggaran rumah sakit tahun 2017. Perhitungan dengan cara mencatat

besarnya anggaran obat (X) dibandingkan dengan total anggaran rumah

sakit (Y) dikali 100% atau

x 100%.

2) Persentase modal dana yang tersedia dengan keseluruhan dana yang

dibutuhkan.

Tujuannya untuk mengetahui sejauh mana persediaan dana

rumah sakit yang diberikan kepada farmasi di bandingkan dengan

keseluruhan dana yang dibutuhkan. Data dikumpulkan secara

retrospektif dari penelusuran data berupa laporan anggaran rumah sakit

Page 63: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

46

tahun 2017. Perhitungan dengan cara mencatat besarnya anggaran obat

(X) dibandingkan dengan total anggaran yang dibutuhkan farmasi (Y)

dikali 100% atau

x100%.

3) Frekuensi kurang lengkapnya Surat Pesanan /Faktur.

Tujuannya untuk mengetahui berapa kali terjadi kesalahan faktur.

Data dikumpulkan secara retrospektif dengan cara melihat surat pesanan

dengan faktur pembelian tahun 2017. Perhitungan dengan cara mencatat

faktur yang salah (X) dengan jumlah faktur yang diterima (Y) dikali

100% atau

x 100%.

4) Frekuensi tertundanya pembayaran oleh rumah sakit terhadap waktu yang

disepakati.

Tujuannya untuk mengetahui kualitas pembayaran oleh rumah

sakit. Data dikumpulkan secara retrospektif dengan mengambil secara

acak dari seluruh rekanan yang melakukan transaksi pada periode tahun

2017. Perhitungan dengan cara menghitung selisih tanggal jatuh tempo

faktur (Y) dengan tanggal pelunasan faktur (Y) dibandingkan dengan

tanggal waktu jatuh tempofaktur (X) dikali 100% atau (Y-X)/X x 100%.

5) Persentase kesesuain antara perencanaan obat dengan masing –masing

obat.

Tujuannya untuk mengetahui seberapa jauh ketepatan perkiraan

dalam perencanaan. Data dikumpulkan secara retrospektif dari

penelusuran data perencanaan dengan pembelian rumah sakit tahun

2017. Perhitungan dengan cara menghitung jumlah obat sesuai

Page 64: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

47

perencanaan tahunan (X) dibandingkan dengan jumlah total pemakaian

obat dalam setahun (Y) dikali 100% atau

x 100%.

6) Persentase kesesuaian antara perencanaan obat dengan masing-masing

obat

Tujuannya untuk mengetahui seberapa jauh ketepatan perkiraan

dalam perencanaan. Data yang dikumpulkan secara retrospektif dari data

perencanaan tahunan dan data pembelian periode tahun 2017.

Pengumpulan data secara cluster. Perhitungan dengan cara menghitung

jumlah obat sesuai perencanaan tahunan (X) dibandingkan dengan

jumlah total pemakaian obat dalam setahun (Y) dikali 100%.

c. Distribusi

1) Ketepatan data jumlah obat pada kartu stok

Tujuannya untuk mengetahui ketelitian petugas gudang. Data

dikumpulkan secara prospektif dengan cara mengambil sampel kartu

stok. Amati kartu stok obat cocokkan dengan barang yang ada. Hitung

item obat yang sesuai kartu stok (X) dan hitung jumlah kartu stock yang

diambil (Y) dikali 100% atau

x 100%.

2) Turn Over Ratio (TOR)

Tujuannya untuk mengetahui perputaran modal dalam satu tahun

persediaan. Data dikumpulkan secara retrospektif dari penelusuran data

yaitu nilai omzet 1 tahun dalam HPP (harga pokok penjualan) (X), dan

rata-rata nilai persediaan obat (Y) dikali 100% atau

x 100%.

3) Persentase dan nilai obat yang kadaluarsa dan atau rusak.

Page 65: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

48

Tujuannya untuk mengetahui besarnya kerugian rumah sakit.

Data dikumpulkan secara retrospektif dari penelusuran data yaitu nilai

obat rusak/kadaluarsa rumah sakit tahun 2017 dalam rupiah. Perhitungan

dengan cara mengkalkulasi nilai obat yang rusak/kadaluarsa (X) dan

dibandingkan dengan nilai harga obat dari stok opname akhir tahun

dalam rupiah (Y) dikali 100% atau

x 100%.

4) Persentase stok mati.

Tujuannya untuk mengetahui item obat 3 bulan tidak terpakai.

Data dikumpulkan secara retropesktif dari penelusuran data obat selama

3 bulan berturut-turut pada tahun 2017 perhitungannya dengan cara

menghitung jumlah item obat selama 3 bulan berturut-turut tidak

terpakai (X) dibandingkan dengan jumlah item obat yang ada (Y) dikali

100% atau

x 100%.

5) Tingkat ketersediaan obat

Tujuannya untuk mengetahui kisaran kecukupan obat. Data

dikumpulkan secara retrospektif yaitu dengan cara melihat laporan stok

opname akhir tahun 2017 dan menghitung rata-rata pemakaian perbulan

bulan dari laporan pemakaian. Perhitungan dengan cara mencatat

pemakaian obat setahun (X), dan rata-rata pemakaian obat sebulan (Y),

Z= X/Y.

d. Penggunaan

1) Jumlah item obat perlembar resep.

Tujuannya untuk mengukur derajat polifarmasi. Data

Page 66: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

49

dikumpulkan secara retrospektif dengan mengambil 10% sampel resep

pada tahun 2017. Hitung jumlah total item obat pada resep (X) dan

hitung jumlah lembar resep (Y) .Perhitungan (X/Y).

2) Persentase peresepan dengan nama generik.

Tujuannya untuk mengukur kecenderungan meresepkan obat

generik (Permenkes, 2010). Data dikumpulkan secara retrospektif dari

penelusuran laporan penulisan obat generik tiap bulannnya pada tahun

2017. Perhitungan dengan cara menghitung jumlah item obat dengan

nama generik (X) dan jumlah item obat yang diresepkan (Y) atau

x

100%.

3) Persentase peresepan antibiotik.

Tujuannya untuk mengukur penggunaan antibiotik. Data

diperoleh secara retrospektif dengan penelusuran resep pasien rawat inap

tahun sebelumnya. Perhitungannya dengan membagi jumlah total item

antibiotik yang diresepkan (X) dengan jumlah total item obat yang

diresepkan (Y) dikali 100% atau

x 100%.

4) Persentase peresepan injeksi.

Tujuannya untuk mengetahui penggunaan injeksi. Data

diperoleh secara retrospektif dengan penelusuran resep pasien rawat

inap tahun sebelumnya. Perhitungannya dengan membagi jumlah total

item injeksi yang diresepkan (X) dengan jumlah total item obat yang

diresepkan (Y) dikali 100% atau

x 100%.

5) Rata-rata waktu yang digunakan untuk melayani resep sampai ke tangan

Page 67: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

50

pasien.

Tujuannya untuk mengetahui tingkat kecepatan pelayanan

farmasi di rumah sakit. Data dikumpulkan secara concurrent pada jam

pelayanan 08.00-14.00 WIB selama satu minggu. Perhitungan dengan

cara mencatat waktu lama dari resep masuk sampai dispensing dan

dijumlahkan dari selesai dispensing, sampai obat diserahkan ketangan

pasien dipisahkan antara resep antara resep racik dan non racikan.

Hitung/catat waktu masuk resep ke apotek (X) dan hitung catat waktu

selesai diterima pasien (Y) (Y-X/Jumlah resep yang masuk).

6) Persentase obat yang dapat diserahkan.

Tujuannya untuk mengetahui cakupan pelayanan farmasi di

rumah sakit. Data diperoleh secara retrospektif dengan penelusuran

resep rawat jalan tahun sebelumnya. Cara penentuan jumlah sampel

resep yang digunakan berdasarkan panduan (WHO, 1993) untuk

penelitian penggunaan obat difasilitas kesehatan secara prospektif

dilakukan sampel minimal 30-100 sampel. Cara mengambil data untuk

survei resep dilakukan secara retrospektif selama 1 tahun yang di bagi

menjadi 3 kuartal (4 bulan) Januari-Aprril, Mei-Agustus, September-

Desember. Perhitungannya dengan membagi jumlah total item obat

yang dapat dserahkan (X) dengan jumlah total item obat yang

diresepkan (Y) dikali 100% atau

x 100%.

7) Persentase sediaan obat berlabel lengkap.

Tujuannya untuk mengukur tingkat kelengkapan informasi yang

Page 68: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

51

ditulis pada etiket. Data diperoleh secara concurrent dengan

penelusuran resep pasien rawat jalan dan rawat inap sebanyak 30 pasien

kemudian dilakukan pengamatan selama 7 hari pada jam pelayanan

resep dengan mencatat jumlah etiket yang berisi minimal nama pasien

dan aturan minum/pakai obat dengan jumlah etiket yang diserahkan.

Perhitungannya dengan membagi jumlah total etiket yang berisi

minimal nama pasien dan aturan minum/pakai obat (X) dengan jumlah

total etiket yang diserahkan (Y) dikali 100% atau

x 100%.

3. Tahap Pengelolaan Data

a. Data sekunder diperoleh dengan cara melakukan analisis efisiensi

pengelolaan obat di IFRS. Analisis ini dilakukan dengan mengukur proses

seleksi, pengadaan, distribusi dan penggunaan dengan indikator efisiensi

pengelolaan obat.

b. Data primer diperoleh dengan cara melakukan wawancara orang yang

membuat kebijakan dan bertanggung jawab dilapangan, diantaranya:

Direktur RS, Kepala IFRS, Kepala sub bagian keuangan, Kepala gudang

Logistik dan petugas distribusi obat.

c. Data yang didapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu data

kualitatif dan data kuantitatif. Data yang bersifat kualitatif dilakukan

analisis berdasarkan identifikasi temuan dan hasil disajikan dalam bentuk

tekstual berupa narasi. Data kuantitatif disajikan dalam bentuk tabel dan

narasi untuk memperjelas jika terjadi perubahan secara visual.

Page 69: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

52

I. Skema Pelaksanaan Penelitian

Prosedur penelitian adalah rangkaian kegiatan secara sistematis dan terinci

dilakukan peneliti untuk mengetahui suatu hasil penelitian. Kegiatan ini dimulai

dari perencanaan untuk melakukan setiap tahap-tahap dalam penelitian. Penelitian

ini mulai dari :

Gambar 3. Skema Alur Penelitian

Studi Pustaka

Penyusunan proposal

Ujian proposal

Pengurusan izin

Tahap pelaksanaan

Data primer

(wawancara)

Data sekunder (menghitung

nilai tiap indikator)

Seleksi Pengadaan Distribusi Penggunaan

Hasil wawancara

Analisis

Diukur dengan indikator

efisiensi dan efektifitas

pengelolaan obat

Rekomendasi peningkatan

pengelolaan obat

Tahap persiapan

Page 70: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

53

J. Analisis Data

Analisis data penelitian ini menggunakan indikator seleksi,perencanaan

dan pengadaan, distribusi, dan penggunaan adalah sebagai berikut :

1. Analisis dilakukan pada penelitian ini pada proses pengelolaan obat untuk

menilai sistem pengelolaan obat dan memperoleh informasi tentang

keberhasilan pencapaian tujuan kegiatan dan hasilnya.

2. Dihitung nilai masing-masing indikator yang diteliti sesuai dengan tahapan

yang disajikan dalam bentuk tabel.

3. Nilai yang telah diperoleh tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai

standar yang ada.

4. Data kualitatif yang diperoleh melalui wawancara disajikan secara tekstual

dalam kalimat deskriptif terutama evaluasi mengenai sistem pendukung

yang terkait.

5. Dilakukan rekomendasi dalam manajemen pengelolaan obat kepada rumah

sakit dalam melakukan peningkatan pengelolaan obat.

Page 71: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

54

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Instalasi farmasi bertugas dalam melaksanakan kegiatan mengelola

manajemen farmasi rumah sakit yang meliputi 4 tahapan yaitu proses seleksi,

perencanaan dan pengadaan, distribusi dan penggunaan. Rumah sakit umum

daerah Undata merupakan rumah sakit tipe B pendidikan, RSUD Undata

ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), berdasarkan

keputusan Gubernur Propinsi Sulawesi Tengah No 445/498/RSUD-GST/2010.

Hasil penilaian terhadap dokumen administratif RSUD Undata, Gubernur

Sulawesi Tengah mengeluarkan Keputusan No 445/31/RSUD Undata-GST/2011,

menetapkan RSUD Undata sebagai PPK-BLUD dengan status penuh.

A. Tahap Seleksi

Pengukuran persentase kesesuaian obat yang tersedia di IFRS dengan item

yang tersedia dalam Fornas 2016 dan Formularium RSUD Undata Tahun 2015.

Data yang diambil adalah data sekunder diperoleh secara retrospektif dari data

sebelumnya yaitu data tahun 2017 dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Kesesuaian item obat yang tersedia dengan Fornas dan FRS

Keterangan Jumlah Nilai Standar

Jumlah item yang tersedia di IFRS terhadap Fornas 494 100 % Jumlah item sesuai seleksi Komite Farmasi & Terapi 494

% kesesuaian item obat yang tersedia 100%

Jumlah item obat Formularium RS (Diluar Fornas) yang tersedia di

IFRS

20 80%

Jumlah item obat Formularium RS (diluar Fornas) seleksi KFT 85

% kesesuaian item obat yang tersedia 23,53%

Sumber : Data sekunder yang telah diolah

Page 72: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

55

Tabel 2 menunjukkan bahwa persentase item obat yang tersedia di

IFRSUD Undata Palu dengan Formularium nasional adalah 100%. Menurut

Kementrian Kesehatan bahwa nilai standar kesesuaian obat yang tersedia di IFRS

dengan Fornas adalah 100% sebagai pedoman penyediaan item obat untuk BPJS

di fasilitas kesehatan rumah sakit (Kemenkes, 2016). Hasil penelitian ini

menunjukkan persentase item obat berdasarkan Fornas sudah sesuai dengan

standar. Hal ini disebabkan oleh kesadaran dokter dalam menggunakan obat

sesuai fornas dan dengan adanya KFT dirumah sakit dimana sebagai sekretaris

adalah apoteker IFRSUD Undata.

Hasil penelitian ini menunjukkan persentase item obat berdasarkan Fornas

RSUD Undata Palu 100% lebih besar dibandingkan dengan penelitian kesesuaian

obat dengan Fornas II yang diteliti oleh Costa (2017) sebesar 66,85% di RSUD

Ungaran Kabupaten Semarang Jawa Tengah dan hasil penelitian Putri (2014)

yaitu persentase kesesuaian item obat yang tersedia di IFRSUD dr.Soebandi

sebesar 61,6% serta hasil penelitian Fitaloka (2014) sebesar 86,35% di IFRSUD

Lamaddukelleng Sengkang Sulawesi Selatan.

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa persentase obat formularium

rumah sakit adalah sebesar 23,53%. Menurut peraturan menteri kesehatan nilai

standar kesesuaian obat yang tersedia di formularium rumah sakit untuk

persyaratan akreditasi adalah adalah 80% (Permenkes, 2014). Hasil penelitian ini

menunjukkan persentase item obat yang tersedia dengan formularium rumah sakit

di IFRSUD Undata Palu belum sesuai standar. Dari hasil wawancara dengan

bagian pengadaan ini disebabkan karena item obat yang sesuai formularium

Page 73: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

56

rumah sakit adalah obat untuk pasien tunai dan formularium rumah sakit belum

diperbaharui yaitu tahun 2015, sedangkan kunjungan pasien tunai sudah

berkurang. Solusi yang diharapkan pada tahap seleksi obat disesuaikan dengan

Formularium Rumah Sakit melalui rapat Komite Farmasi dan Terapi (KFT)

untuk melakukan revisi seleksi obat sesuai usulan dari masing-masing SMF Staf

Medik Fungsional (SMF).

B. Tahap Perencanaan dan Pengadaan

1. Persentase alokasi dana pengadaan obat yang tersedia.

Persentase alokasi dana pengadaan obat di IFRS Undata digunakan untuk

mengukur sejauh mana alokasi dana yang tersedia untuk proses pengadaan obat di

IFRS Undata Palu. Indikator tersebut untuk membandingkan antara yang tersedia

untuk pengadaan obat dengan dana yang dibutuhkan untuk pengadaan obat oleh

IFRS yang bertujuan untuk mengetahui berapa dana yang dibutuhkan IFRS dengan

dana yang tersedia. Data diambil secara retrospektif pada tahun 2017 dapat dilihat

pada tabel 3.

Tabel 3. Persentase Alokasi Dana Pengadaan Obat 2017

Keterangan Anggaran tahun 2017 Nilai standar

Alokasi Dana Pengadaan Obat 2017 7.500.000.000 30-40%

Total Dana BLUD RS 2017 85.500.000

% Alokasi Dana Pengadaan Obat IFRS 8,77 %

Sumber : Bagian Keuangan RSUD Undata Palu 2017

Tabel 3 menunjukkan bahwa rencana anggaran yang disediakan untuk

pengadaan obat sebesar 8,77% dari total keseluruhan dana BLUD RSUD Undata

Palu di luar rencana anggaran alat kesehatan. Sehingga dapat dikatakan bahwa nilai

persentase ini belum sesuai jika dibandingkan dengan nilai standar yang telah

Page 74: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

57

ditetapkan WHO (1993) yang berkisar 30-40% maka ini membuktikan bahwa

kebutuhan persentase alokasi dana pengadaan obat di RSUD Undata Palu belum

memenuhi standar.

Data yang diperoleh dari hasil penelitian lebih tinggi di RSUD Undata Palu

yaitu sebesar 8,77% dibandingkan penelitian yang dilakukan oleh Ismail (2015) di

RSUD Wakatobi sebesar 8,15%, serta penelitian oleh Renfan (2013) di RSUD Karel

Subsiutubun Kabupaten Maluku Tenggara hanya sebesar 6,51% dan hasil penelitian

oleh Fitaloka (2014) di RSUD Lamaddukelleng Sengkang Sulawesi Selatan sebesar

8,18%. Berdasarkan hasil wawancara pada bagian keuangan rencana usulan

anggaran yang diusulkan oleh IFRSUD Undata Palu sebenarnya semua disetujui,

tetapi dari draf anggaran yang keluar tidak sesuai karena disesuaikan dengan rencana

anggaran pemasukan rumah sakit. Solusi yang diharapkan adalah Kepala IFRS

bermohon penambahan dana pengadaan obat kepada manajemen keuangan rumah

sakit pada tahun berikutnya.

2. Persentase modal dana yang tersedia dengan keseluruhan dana yang

dibutuhkan

Indikator yang digunakan untuk mengukur modal/dana yang tersedia dengan

modal/dana yang dibutuhkan oleh instalasi farmasi, bertujuan untuk mengetahui

berpa modal/dana yang diperlukan IFRSUD Undata bila dibandingkan dengan

jumlah dana yang sesungguhnya tersedia untuk penyediaan obat. Sumber dana

pengadaan obat di IFRSUD Undata berasal dari pengelolaan Badan Layanan Umum

Daerah (BLUD) sedangkan dari APBD tidak dianggarkan.

Data diperoleh secara retrospektif dengan melihat dokumen bagian

Page 75: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

58

keuangan pada tahun 2017.

Tabel 4. Persentase modal dana yang tersedia dengan keseluruhan dana yang dibutuhkan

tahun 2017

Keterangan Anggaran tahun 2017 Nilai standar

Total dana pengadaan obat 7.500.000.000 100%

Total keseluruhan dana yang dibutuhkan 10.457.976.632

% Alokasi Dana yang tersedia 71,71 %

Sumber : Data Sekunder Bagian Keuangan

Tabel 4 menunjukkan jumlah persentase penyediaan dana oleh rumah sakit

kepada IFRSUD Undata adalah 71,71% tidak sesuai standar (100%). Hasil ini

menunjukkan bahwa dana yang tersedia di RSUD Undata Palu nilainya lebih kecil

dari dana yang dibutuhkan untuk rencana pengadaan obat. Hal ini belum mencukupi

seluruh kebutuhan obat untuk pembelian obat yang dibutuhkan oleh instalasi farmasi

yang sesuai dengan standar 100%. Adapun hasil penelitian lain menunjukkan bahwa

RSUD Majene sebesar 86,2% (Jamiat, 2014), serta penelitian Satriyani (2011)

RSUD Pundanarang Boyolali sebesar 72,63%, Pratama (2011) RS Islam Faisal

Makassar 224,64% dan RSUD Dr.Moewardi Surakarta 118,77% penelitian yang

dilakukan oleh Firman (2012).

Dari hasil wawancara dengan bagian keuangan kekurangan dana untuk

tagihan rumah sakit dianggarkan pada anggaran perubahan (triwulan) serta

kekurangan pembayaran dianggarkan dalam anggaran perubahan APBD 2017.

Kekurangan dana RSUD Undata Palu menyebabkan tertundanya beberapa

pembayaran tagihan obat sehingga menyebabkan terhambatnya ketersediaan obat

dirumah sakit. Solusi yang diharapkan yaitu Kepala IFRS bermohon untuk

memprioritaskan kenaikan dana pengadaan obat untuk menghindari terjadinya

penundaan pembayaran tagihan rumah sakit.

Page 76: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

59

3. Frekuensi kurang lengkapnya Surat Pesanan /Faktur

Indikator frekuensi kurang lengkapnya faktur bertujuan untuk mengetahui

berapa kali terjadinya kurang lengkapnya surat pesanan pada saat pemesanan obat

selama setahun.

Tabel 5. Frekuensi kurang lengkapnya Surat Pesanan /Faktur tahun 2017

Keterangan Jumlah Faktur/ Nilai standar

Jumlah Surat pesanan (3 Bulan ) 150 1-9 kali

Jumlah Faktur yang sesuai SP 150

Jumlah kesalahan Faktur 0

Sumber : Data Primer yang telah diolah

Tabel 5 menunjukkan frekuensi kurang lengkapnya surat pesanan/faktur

IFRSUD Undata Palu adalah 0. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan

petugas gudang, surat pesanan yang salah langsung diperbaiki dan faktur yang salah

langsung dikembalikan pada petugas PBF untuk diperbaiki. Jenis kesalahan surat

pesanan dan faktur yang diterima meliputi jumlah barang tidak sesuai pesanan

(kurang atau lebih) di surat pesanan/faktur yang diterima.

4. Frekuensi pengadaan tiap item obat pertahun

Indikator frekuensi pengadaan tiap item obat bertujuan untuk mengetahui

berapa kali obat-obatan tersebut dipesan setiap tahunnya. Data diamati dari kartu

stok obat dan buku pembelian secara retrospektif pada tahun 2017.

Tabel 6. Frekuensi pengadaan tiap item obat pertahun

Uraian Frekuensi pengadaan Standar

Rata-rata frekuensi kenyataan pengadaan 3,5 x setahun

Rata-rata frekuensi kenyataan pengadaan

menurut Economic Order Quantum

(EOQ)

13,5x setahun Rendah < 12 x/tahun

Sedang 12-24x/tahun

Tinggi>24x/tahun

dibandingkan EOQ

Sumber : Data Sekunder Yang Telah Diolah

Tabel 6 menyatakan rata-rata pengadaan obat di IFRSUD Undata Palu secara

kenyataan adalah 3,5 kali atau sekitar 4 kali setahun yaitu pemesanan dengan

Page 77: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

60

sistem e-purchasing pertiga bulan sekali dengan menggunakan e-catalog dan

perhitungan secara economic order quantum (EOQ) sebesar 13,5 kali termasuk

kategori sedang yaitu 12-24x/pertahun tetapi ini tidak digunakan untuk pemesanan

obat di IFRSUD Undata Palu yang pemesanannya melalui sistem e-purchasing

dengan menggunakan e-catalog. Pengadaan obat secara manual apabila obat yang

dibutuhkan tidak terdapat dalam e-catalogue dan pengadaan melalui e-Purchasing

kosong atau lambat pengirimannya.

Berdasarkan surat edaran nomor KF/MENKES/167/III/2014, pengadaan

obat harus dilaksanakan berdasarkan prinsip penyelenggaraan pemerintah yang

baik dan bersih, prinsip keadilan, transparansi, profesional, dan akuntabel untuk

mendapatkan produk yang berkualitas dengan harga yang wajar baik untuk

program Jaminan Kesehatan Nasional maupun program kesehatan lainnya.

Pengadan obat dilaksanakan berdasarkan e-catalogue obat dengan metode

pembelian secara eletronik (e-Purchasing) sebagaimana yang tercamtum dalam e-

catalogue obat yang ditetapkan oleh Kepala LKPP atau pengadaan secara

manual apabila obat yang dibutuhkan tidak terdapat dalam e-catalogue.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata frekuensi kenyataan

pengadaan IFRSUD Undata Palu secara kenyataan adalah 3,5 atau 4 kali setahun,

jika dibandingkan dengan penelitian oleh Renfan (2013) di IFRSUD Karel

Sadsuitubun Kabupaten Maluku Tenggara menyatakan bahwa rata-rata frekuensi

pengadaan obat secara kenyataan adalah 1 kali dalam setahun jika dibandingkan

dengan metode EOQ (Economic Order Quality) serta penelitian Mompewa (2015)

di IFRSUD Poso menyatakan bahwa rata-rata frekuensi kenyataan pengadaan

Page 78: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

61

adalah 2 kali setahun.

5. Frekuensi tertundanya pembayaran oleh rumah sakit terhadap waktu

yang disepakati

Persenstase tertundanya waktu pembayaran oleh rumah sakit dihitung

dengan mencocokkan antara tanggal jatuh tempo pembayaran dengan tanggal

pembayaran oleh rumah sakit. Kuantitas tepat waktu pembayaran memperlihatkan

kualitas pembayaran oleh rumah sakit. Data diamati dari jatuh tempo pembayaran

faktur dan tanggal pembayaran oleh rumah sakit diambil retrospektif pada tahun

2017.

Tabel 7. Frekuensi tertundanya pembayaran oleh rumah sakit terhadap waktu yang disepakati

Uraian Frekuensi Standar

Jumlah faktur yang diamati jatuh tempo pembayaran oleh RS 190 0-25 kali Total faktur yang diamati waktu pembayaran tagihan oleh RS yang

tertunda

190 x

Sumber : Data Sekunder yang telah diolah

Tabel 7 menunjukkan rata-rata frekuensi tertundanya pembayaran oleh

rumah sakit adalah sebesar 190x atau semua faktur yang diamati pembayarannya

melebihi dari waktu yang disepakati yang artinya melebihi dari standar adalah 0-25

kali. Berdasarkan wawancara pada bagian keuangan lamanya waktu pembayaran

disebabkan oleh lamanya pembayaran klaim dana BPJS karena pembayaran

keuangan oleh rumah sakit menggunakan dana BLUD yaitu dari pemasukan

pembayaran klaim BPJS dan pembayaran tunai. Lamanya pembayaran oleh rumah

sakit Undata lebih lama dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Irwan

(2014) di IFRSUD Prof.W.Z. Johanes Kupang menyatakan bahwa waktu

pembayaran oleh rumah sakit dengan pihak rekanan adalah 14 hari kerja, lamanya

waktu pembayaran oleh rumah sakit kadang melebihi waktu yang disepakati dengan

Page 79: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

62

pihak rekanan yaitu 30 hari.

6. Persentase kesesuaian antara perencanaan obat dengan masing-masing

obat

Indikator kesessuaian perencanaan dengan kenyataan pakai untuk masing-

masing item obat bertujuan untuk mengetahui seberapa besar ketepatan pemilihan

obat dalam pengadaan. Data diambil secara retrospektif pada tahun 2017.

Persentase kesesuaian perencanaan dengan kenyataan pakai untuk masing-masing

item obat dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Persentase kesesuain antara perencanaan obat dengan masing –masing obat

Keterangan Jumlah Nilai standar

Total item obat dalam perencanaan tahun 2017 315 100-120%

Total item obat yang ada dalam kenyataan pakai tahun 2017 514

% kesesuaian perencanaan dengan kenyataan pakai item obat 161%

Tabel 8 menunjukkan persentase kesesuaian perencanaan dengan

kenyataan pakai item obat di IFRSUD Undata Palu adalah sebesar 161%. Hal ini

terlihat bahwa pemakaian item obat melebihi standar yaitu 100-120%

(Pujaningsih, 1996) sehingga masih dikatakan belum efisien. Faktor yang

mempengaruhi perencanaan dengan kenyataan pakai lebih besar dari yang

direncanakan yaitu penambahan item-item obat diluar item obat yang telah

direncanakan, belum maksimalnya penerapan sistem rencana kebutuhan obat

(RKO) berbasis teknologi sistem informasi manajemen yang tidak bisa menambah

dan mengurangi item obat yang terdapat pada blangko RKO. Beberapa obat

diluar Fornas tetapi masuk formularium rumah sakit yang tidak termasuk dalam

perencanaan serta bertambahnya beberapa dokter ahli yang menggunakan obat

diluar perencanaan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persentase kesesuaian

Page 80: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

63

perencanaan dengan kenyataan pakai untuk masing-masing item obat sebesar

146% belum sesuai standar (100-120%), jika dibandingkan dengan penelitian

oleh Mompewa (2015) sebesar 96,28% di Instalasi Farmasi RSUD Poso Sulawesi

Tengah dan hasil penelitian Costa (2017) sebesar 149,58% di IFRSUD Ungaran

Kabupaten Semarang tahun 2016 serta penelitian Putri (2014) yaitu sebesar

sebesar 84,2% di IFRSUD dr Soebandi Jember.

C. Tahap Distribusi

Distribusi merupakan kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di

rumah sakit untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat

inap/rawat jalan untuk menunjang pelayanan medis. Sistem distribusi dirancang

atas dasar kemudahan dijangkau oleh pasien untuk mempertimbangkan efiensiensi

dan efektifitas sumber daya.

Distribusi adalah suatu proses yang dimulai dari permintaan,

penggendalian stok, pengelolaan penyimpanan, penyaluran ke depo. Metode

penyimpanan dilakukan secara alfabetis, jenis/sediaan,suhu/kestabilan, sedangkan

untuk menjaga mutu obat dilakukan dengan sistem First In First Out (FIFO)

dimana barang yang pertama diterima/masuk pertama keluar/digunakan dan

system First Expired First Out (FEFO) dimana barang yang memiliki batas

kadaluarsa lebih awal/pendek harus digunakan terlebih dahulu kemudian dicatat

pada kartu stok. Stok opname dilakukan setiap 3 bulan dan setiap akhir tahun

untuk mengetahui sisa stok akhir tahun, selanjutnya akan digunakan sebagai dasar

perencanaan kebutuhan tahun berikutnya. Hasil pengamatan yang dilakukan

dengan indikator pada tahap distribusi sebagai berikut :

Page 81: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

64

1. Ketepatan data jumlah obat pada kartu stok

Indikator kecocokan antara fisik obat dengan kartu stok otomatis

dimaksudkan untuk mengetahui ketelitian petugas gudang. Dari hasil pengamatan

tiap item obat dilengkapi dengan kartu stok otomatis pada sistem informasi

management (SIM) yang berisi tanggal, jumlah barang masuk, jumlah barang keluar,

sisa stok, kadaluarsa, nomor ID, keterangan. Data diambil pada saat penelitian pada

bulan Mei 2018.

Tabel 9. Ketepatan data jumlah obat pada kartu stok otomatis

Uraian Jumlah Standar

Jumlah obat sesuai kartu stok 100 100%

Jumlah kartu stok yang diambil 100

% kecocokan antara obat dengan kartu stok 100%

Sumber : Data primer yang telah diolah

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa 100% item obat sudah

sesuai antara jumlah fisik obat dengan kartu stok. Menurut WHO (1993) bahwa

kecocokan antara stok gudang dengan kondisi fisik obat adalah 100% di IFRSUD

Undata Palu dapat dikatakan bahwa administrasi digudang sudah dilaksanakan

secara optimal dan efisien serta sudah menggunakan Sistem Informasi Manajemen

(SIM) sehingga petugas gudang dapat mencocokkan antara stok dan fisik obat

melalui sistem.

Menurut hasil penelitian Putri (2015) menunjukkan bahwa persentase

kecocokan antara obat dengan kartu stok obat di IFRSD dr Soebandi Jember yang

sesuai dengan Fornas II belum sesuai standar sebesar 98% dibawah standar

Pudjaningsih (1996) 100% dan penelitian Mompewa (2015) menunjukkan bahwa

persentase kecocokan antara obat dengan kartu stok obat di IFRSUD Poso

sebesar 95,89% belum efisien. Hal ini menunjukkan pengelolaan obat pada

Page 82: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

65

indikator fisik obat dengan kartu stok di IFRSUD Undata palu sudah standar.

2. Turn over Ratio (TOR)

Indikator dimaksudkan untuk mengetahui berapa kali perputaran modal

dalam 1 tahun. ITOR (Inventory Turn Over Ratio) merupakan perbandingan antara

HPP (harga Pokok Penjualan) dalam setahun dengan nilai persediaan rata-rata.

Semakin tinggi ITOR maka semakin efisien pengelolaan obat. ITOR rendah

menunjukkan terjadi penumpukkan obat digudang. Data diambil secara retrospektif

pada tahun 2018.

Tabel 10. Turn over Ratio (TOR)

Stok awal Kebutuhan

dana 1 tahun Stok Akhir

HPP (Harga

Pokok Penjualan

Nilai Rata-rata

persediaan

TOR

(kali)

A B C D=A+B-C E=A+C/2 F=D/E

856.280.328 9.911.058.084 1.259.834.333 9.507.504.079 1.058.057.330 8,9

Sumber : Data sekunder yang telah diolah

Tabel 10 menunjukkan bahwa nilai ITOR IFRSUD Undata Palu adalah 8,9

kali/pertahun masih rendah, tapi hampir mendekati standar dengan indikator yang

yaitu 10-23 kali, hal ini dapat diartikan bahwa secara ekonomi jumlah nilai

persediaan belum efisien sehingga keuntungan menjadi kecil. Salah satu solusinya

adalah memperbaiki sistem perputaran sejak dari perencanaan/pengadaan,

memperbanyak obat fast moving/mengurangi obat slow moving.

Hasil penelitian nilai ITOR IFRSUD Undata Palu adalah 8,9 kali/pertahun

masih rendah dibandingkan dengan penelitian Putri (2015) menunjukkan ITOR

sebanyak 14 kali/petahun, ini sesuai standar Pudjaningsih (1996). Nilai ITOR 14

(tinggi) menunjukkan bahwa RSUD dr.Soebandi Jember mempunyai

pengendalian persediaan yang baik dan secara ekonomi persediaannya sudah

efisien sehingga bisa memperoleh keuntungan yang tinggi.

Page 83: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

66

3. Persentase dan nilai obat yang kadaluarsa dan atau rusak

Indikator persentase nilai obat kadaluarsa dan rusak bertujuan untuk melihat

besarnya kerugian rumah sakit yang disebabkan oleh adanya obat kadaluarsa dan

rusak. Data diambil secara retrospektif dari laporan obat kadaluarsa dan rusak pada

tahun 2017.

Tabel 11. Persentase dan nilai obat yang kadaluarsa dan atau rusak

Uraian Jumlah Standar

Nilai Obat Kadaluarsa 33.162.121 0%-0,25

Nilai stok opname akhir tahun 2017 1.259.834.333

% nilai obat kadaluarsa 2,6%

Sumber : Data sekunder yang telah diolah

Tabel 11 menunjukkan bahwa persentase nilai obat kadaluarsa dan rusak

sebesar 2,6% dimana nilai tersebut tidak sesuai dengan nilai standar ≤ 0,2%. Dari

hasil wawancara dengan bagian pengadaan dan kepala gudang hal ini disebabkan

karena pada tahun sebelumnya ada akreditasi rumah sakit dimana IFRSUD

Undata Palu belum sesuai standar akreditasi untuk pelayanan obat kemoterapi

sehingga menyebabkan beberapa pelayanan pemakaian obat kemoterapi

dihentikan sehingga menyebabkan beberapa obat kemoterapi rusak/kadaluarsa.

Solusi yang diusulkan untuk mencegah adanya obat kadaluarsa yaitu koordinasi

dengan dokter untuk menyampaikan ada beberapa obat yang mendekati

kadaluarsa dan mengembalikan obat hampir kadaluarsa 3 bulan sebelum

kadaluarsa ke distributor.

4. Persentase stok mati

Indikator persentase obat mati bertujuan untum mengetahui item obat selama

3 bulan berturut-turut tidak digunakan. Nilai persentase stok mati diperoleh dengan

cara jumlah item obat yang tidak digunakan selama 3 bulan dibagi dengan jumlah

Page 84: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

67

stok opname akhir tahun yang tersedia. Data dikumpulkan secara retrospective dari

penelusuran data tahun 2017. Persentase stok mati dapat dilihat pada tabel 12.

Tabel 12. Persentase stok mati

Uraian Jumlah Standar

Jumlah item obat stok mati 22 0%

Total item obat tahun 2017 514

% item stok mati 4,3%

Sumber : Data sekunder yang telah diolah

Berdasarkan tabel 12 dapat dilihat bahwa stok mati sebesar 4,3%. Hasil

yang diperoleh lebih tinggi dibandingkan dengan nilai standar yaitu 0%. Dari

hasil wawancara dengan petugas gudang hal ini disebabkan karena adanya

akreditasi rumah sakit pada tahun 2016, dimana IFRSUD Undata Palu belum

memenuhi syarat untuk pelayanan kemoterapi sehingga menyebabkan beberapa

obat kemoterapi mengalami stok mati. Berdasarkan hasil penelitian di IFRSUD

Undata lebih rendah (4,3%) dibandingkan dengan penelitian Patantan (2015)

yaitu sebesar 20,9 % ini menunjukkan bahwa sebagian ketersediaan obat di

Gudang Farmasi Kota Manado tidak benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat

juga dapat disebabkan karena perubahan pola penyakit serta Penelitian Fitaloka

(2014) menyatakan stok mati di IFRSUD Lamadduklleng Sengkang Sulawesi

Selatan untuk obat umum 6,08%, Jamkesda 17,29%, dan askes 8,03% dan

penelitian Irwan (2014) sebesar 4,68% pada IFRSUD Prof.W.Z.Yohanes Kupang.

5. Tingkat ketersediaan obat

Pengukuran indikator tingkat ketersediaan obat di IFRS dimaksudkan untuk

dapat mengetahui seberapa besar tingkat kecukupan obat yang dibutuhkan oleh

IFRSUD Undata Palu selama periode satu tahun dalam tiap bulannya. Data

dikumpulkan secara retrospectif dari penelusuran data tahun 2017 dapat dilihat pada

tabel 13.

Page 85: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

68

Tabel 13. Tingkat persediaan obat

Uraian Jumlah Standar

Jumlah obat yang tersedia 4.801.263 12-18 bulan

Jumlah rata-rata pemakaian obat perbulan 359.435

Rata-rata tingkat ketersediaan obat 13,36 bulan

Sumber : Data sekunder yang telah diolah

Tabel 13 menunjukkan bahwa rata-rata tingkat ketersediaan obat di

IFRSUD Undata Palu adalah sebesar 13,36 dan menurut Depkes RI (2008)

bahwa nilai standar ketersediaan obat adalah 12-18 bulan sehingga dapat

dikatakan sudah efisien. Dana pengadaan obat di RSUD Undata Palu sangat

terbatas sehingga mempengaruhi tingkat ketersediaan obat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat ketersediaan obat di

IFRSUD Undata Palu sebesar 13,36 sudah efisien dibandingkan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Renfan (2013) menyatakan bahwa tingkat ketersediaan obat

di IFRSUD Karel Sadsuitubun Kabupaten Maluku Tenggara adalah 11,47 belum

efisien dan penelitian Akbar (2015) rata-rata tingkat ketersediaan obat yang

kurang dari 12 bulan (9,44%), 12-18 bulan (38,76), dan yang lebih dari 18 bulan

(51,79%) ketersediaan obat JKN di IFRSUD Banjarbaru.

D. Tahap Penggunaan

Penggunaan merupakan suatu proses yang dimulai dengan kegiatan

penulisan resep oleh dokter, pelayanan obat oleh farmasis serta pemantauan

penggunaan obat oleh pasien. Tujuannya adalah untuk melindungi penderita agar

tidak terjadi penyakit yang berkaitan dengan obat yang diberikan seperti reaksi

alergi, mendeteksi/memperbaiki bahaya terapi yang diberikan secara bersamaan,

mencegah terjadinya toksisitas obat dan meningkatkan kepatuhan pasien melalui

fungsi farmasi klinik.

Page 86: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

69

Menurut WHO dalam Akbar (2015) menyatakan bahwa penggunaan obat

rasional mensyaratkan bahwa obat ini harus diresepkan untuk pasien tertentu

setelah disagnosa yang tepat. Penggunaan obat rasional mensyaratkan pasien

tertentu dengan masalah kesehatan tertentu menerima obat sesuai dengan

ketentuan-keteentuan berikut, antara lain dosis yang tepat, bentuk sediaan yang

tepat, durasi pengobatan yang tepat, informasi yang tepat kepada pasien, tindak

lanjut yang memadai. Hasil pengamatan penggunaan adalah sebagai berikut :

1. Jumlah item obat perlembar resep.

Indikator jumlah item obat perlembar resep bertujuan untuk mengukur

derajat polifarmasi sehingga dapat dijaga tingkat rasionalitas penggunaan obat yang

diresepkan di IFRSUD Undata Palu. Pengambilan sampel data dilakukan secara

retrospective pada tahun 2017 dilihat pada tabel 14.

Tabel 14. Jumlah item obat perlembar resep

Uraian Jumlah Standar

Jumlah obat yang ditulis dilembar resep 1740 1,8-2,2 WHO, 1993)

Jumlah lembar resep 500 3,3(Quick,1997)

% jumlah resep 3,48

Sumber : Data primer yang telah diolah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata jumlah item obat perlembar

resep di IFRSUD Undata Palu yaitu sebesar 3,48 yang menunjukkan bahwa

terdapat indikasi polifarmasi yang tinggi. Jika dibandingkan dengan standar yang

ditetapkan WHO (1993) yaitu sebesar 1,8-2,2 dan standar Quick (1997) sebesar

3,3 maka dapat dikatakan bahwa pengelolaan obat di IFRSUD Undata Palu masih

belum sesuai standar karena tiap lembar resepnya masih terdapat lebih dari

standar hal ini disebabkan juga pasien mempunyai beberapa komplikasi penyakit.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata jumlah item obat perlembar

resep yang ditulis oleh dokter di RSUD Undata Palu sebesar 3,48 item obat,

Page 87: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

70

dimana item obat lebih banyak dibandingkan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Fitaloka (2014) menyatakan bahwa rata-rata jumlah item obat per

lembar resep pada pasien umum, jamkesmas, jamkesda dan askes masin-masing

sebesar 3 macam item obat dan menurut hasil penelitian Renfan (2013)

menyatakan bahwa rata-rata jumlah item obat per lembar resep di RSUD Karel

Sadsuitubun kabupaten Maluku Tenggara adalah 3,23 macam item obat dan

penelitian yang dilakukan oleh Akbar (2015) sebesar 3,02 menunjukkan bahwa

jumlah item obat tiap lembar resep yang ditulis oleh dokter di IFRSUD

Banjarbaru.

Penulisan jumlah item obat seminimal mungkin dimaksudkan untuk

menghindari terjadinya efek samping obat dan interaksi antar obat yang

merugikan bagi pasien semakin banyak jenis obat yang dikomsumsi oleh pasien

akan beresiko terjadinya efek samping yang dapat timbul ole karena itu dokter

hendaknya menuliskan resep dengan jumlah item obat seminimal mungkin.

2. Persentase peresepan dengan nama generik

Indikator ini mengukur kecenderungan peresepan menggunakan obat

generik. Rasionalitas pengobatan juga mencakup aspek efektifitas biaya, atau

penggunaan biaya yang rendah untuk terapi pengobatan. Untuk menekan biaya

pengobatan dapat dilaksanakan dengan cara menggunakan obat generik. Namun

pemilihan obat generik perlu menjamin obat yang berkualitas baik, aman, efektif,

dan harganya terjangkau. Karena beberapa orang beranggapan bahwa obat generik

memiliki kualitas buruk. Data diambil secara retrospektif pada tahun 2017 dan

disajikan dalam bentuk tabel 15.

Page 88: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

71

Tabel 15. Persentase peresepan dengan nama generik

Uraian Jumlah Standar

Jumlah resep obat generik 1600 82-94%(WHO, 1993)

Jumlah resep total 1740 59%(Quick,1997)

% penulisan resep obat generik 91,95%

Sumber : Data sekunder yang telah diolah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase obat dengan nama generik

yang diresepkan di RSUD Undata Palu menunjukkan angka sebesar 91,95%. Jika

dibandingkan dengan standar yang ditetapkan oleh WHO (1993) yaitu sebesar 82-

94 % dan Quick (1997) sebesar 59% terhadap 20 sarana kesehatan di Indonesia

lebih rendah karena maka di RSUD Undata Palu penggunaan obat generik sudah

sesuai standar hal ini disebabkan oleh kesadaran dokter untuk menulis resep

generik difasilitas pelayanan kesehatan pemerintah.

Berdasarkan Permenkes RI No. HK.02.02/Menkes/068/I/2010 tentang

kewajiban menulis resep generik dan atau menggunakan obat difasilitas pelayanan

kesehatan pemerintah, dimaksudkan agar terjangkau oleh masyarakat serta

terjamin mutu dan keamanannya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase obat dengan nama generik

yang diresepkan di RSUD Undata Palu menunjukkan angka sebesar 91,95% jika

dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitaloka (2014) menyatakan

bahwa persentase resep dengan obat generik untuk pelayanan pasien umum

sebesar 44,25% dan jamkesda sebesar 80,06% di RSUD Lamaddukelleng

Sengkang Sulawesi Selatan sudah efisien.

3. Persentase peresapan obat antibiotik

Antibiotik merupakan zat yang dihasilkan oleh mikroba, terutama fungi,

yang dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi mikroba jenis lain. Indikator

persentase peresepan antibiotik bertujuan untuk mengukur penggunaan antibiotik.

Page 89: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

72

Antibiotik sering digunakan secara berlebihan sehingga dapat menyebabkan

kerugian diantaranya terjadi resistensi dan pemborosan biaya terapi. Pengambilan

data secara retrospektif dengan penelusuran resep tahun 2017.

Tabel 16. Persentase peresapan obat antibiotik

Uraian Jumlah Standar

Jumlah resep antibiotik 220 22,7%(WHO,1993 )

Jumlah resep total 1740 43%(Quick,1997)

% penulisan resep obat antibiotik 12,66%

Sumber : Data sekunder yang telah diolah

Dari tabel 16 menunjukkan persentase peresepan antibiotik di RSUD

Undata palu pada pasien rawat inap sebesar 12,66 % lebih rendah dibandingkan

WHO (1993) adalah sebesar ≤22,7%. Penelitian lain yang dilakukan oleh

Novitasari (2017) pasien rawat inap sebesar 20,98% di RSUD Surakarta serta

penelitian lain yang dilakukan oleh Sailan (2014) pada RSUD Bau-Bau pada

pasien rawat inap sebesar 25%. Peresepan antibiotik Di RSUD Biak oleh Makaba

(2014) pada rawat inap sebesar 40,51% lebih besar di bandingkan hasil penelitian

di RSUD Undata Palu ini menunjukkan hasil yang relatif lebih efisien dan

kesadaran dokter menulis antibiotik oleh dokter. Hasil ini sudah sesuai dengan

rekomendasi WHO artinya dokter tidak mudah meresepkan antibiotik untuk setiap

diagnosis penyakit.

4. Persentase peresepan obat injeksi

Indikator persentase peresepan injeksi bertujuan untuk mengukur

penggunaan injeksi. Dalam ketentuan WHO menegaskan agar peresepan sediaan

injeksi ini dilakukan seminal mungkin. Artinya semakin kecil peresepan sediaan

injeksi semakin baik. Pengambilan data secara retrospektif dengan penelusuran resep

tahun 2017 untuk rawat inap.

Page 90: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

73

Tabel 17. Persentase peresepan obat injeksi

Uraian Jumlah Standar

Jumlah resep obat injeksi 465 Seminal mungkin(WHO,1993)

Jumlah resep total 1740 17%(Quick,1997)

% penulisan resep obat injeksi 26,7%

Sumber : Data sekunder yang telah diolah

Berdasarkan tabel 17 menunjukkan hasil penelitian di RSUD Undata Palu

peresapan obat injeksi dirawat inap sebesar 26,7% lebih tinggi dari standar di

Indonesia adalah 17%. Dari hasil wawancara dan pengamatan hampir semua

pasien rawat inap dinfus dan tergolong pasien gawat atau pasien yang tak

sadarkan diri sehingga menyebabkan banyaknya penggunaan injeksi. Hasil

penelitian yang dilakukan oleh WHO peresepan obat injeksi adalah seminimal

mungkin. Hasil penelitian di RSUD Undata Palu peresapan obat injeksi dirawat

inap sebesar 26,7% lebih rendah dibanding hasil penelitian Novitasari (2017)

peresepan obat injeksi rawat inap sebesar 31,50% di RSUD Surakarta.

5. Rata-rata waktu yang digunakan untuk melayani resep

Indikator rata-rata waktu pelayanan resep bertujuan untuk melihat tingkat

kecepatan pelayanan farmasi di rumah sakit. Data diambil secara concurrent di

IFRSUD Undata Palu pada depo rawat jalan pada bulan Mei-Juni 2018 pada tabel

18.

Tabel 18. Rata-rata waktu yang digunakan untuk melayani resep

Uraian Jumlah Standar

Jumlah resep non racikan 300 ≤ 30 menit non racikan

≤ 60 menit racikan

Rata-rata waktu yang digunakan 4,5 menit

Jumlah resep racikan 60

Rata-rata waktu yang digunakan 10 menit

Sumber : Data primer yang telah diolah

Tabel 18 menunjukkan bahwa rata-rata waktu pelayanan resep yang

digunakan mulai dari resep masuk sampai penyerahan obat kepada pasien rawat

jalan dari pukul 08.00-14.00 WITA adalah untuk resep non racikan 4,5 menit dan

Page 91: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

74

untuk resep racikan adalah 10 menit. Rata-rata waktu tunggu di IFRSUD Undata

Palu sudah sesuai dengan standar indikator Depkes (2008) yaitu resep racikan ≤60

menit dan resep non racikan ≤30 menit.

6. Persentase obat yang dapat diserahkan

Indikator persentase obat yang dapat diserahkan bertujuan untuk mengetahui

cakupan pelayanan rumah sakit. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif

pada tahun 2017. Hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel 19.

Tabel 19. Persentase obat yang dapat diserahkan

Uraian Jumlah Standar

Jumlah obat yang dapat diserahkan 4025 76-100%

Jumlah sampel item obat yang diresepkan 4055

% obat yang diserahkan 99,26%

Sumber : Data sekunder yang telah diolah 2017

Tabel 18 menunjukkan bahwa persentase obat yang dapat diserahkan di

IFRSUD Undata Palu yaitu 99,26%. Dari data yang ada di IFRSUD Undata Palu

dapat dikatakan bahwa persentase obat yang dapat diserahkan memenuhi syarat

dan dikatakan telah efisien. Dari hasil wawancara dengan petugas depo ada

beberapa resep yang ditulis dokter tidak termasuk dalam Formurium Nasional dan

Formularium Rumah Sakit sehingga obatnya tidak tersedia IFRSUD Undata Palu

sehingga diberikan copy resep.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase obat yang dapat

diserahkan di IFRSUD Undata Palu yaitu 99,26% lebi baik dibandingkan dengan

hasil penelitian Furqani (2014) menunjukkan bahwa persentase obat yang dapat

diserahkan di RSUD kota Mataram tahun 2012 yaitu sebesar 90,8% dan hasil

penelitian Akbar (2015) sebesar 98,34% persentase obat yang dapat diserahkan di

RSUD Banjarbaru sudah memenuhi standar.

Page 92: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

75

7. Persentase obat yang dilabeli dengan lengkap

Indikator persentase obat yang diberi label dengan lengkap bertujuan untuk

mengetahui penguasaan pengawasan tentang informasi pokok yang harus ditulis

pada etiket. Data diambil secara concurrent pada bulan Mei- Juni 2018. Hasil

pengamatan dapat dilihat pada tabel 20.

Tabel 20. Persentase obat yang dilabeli dengan lengkap

Uraian Jumlah Standar

Jumlah etiket obat 6.000 100%

Jumlah etiket obat dilabel dengan benar 6.000

% etiket obat yang dilabeli dengan Benar 100%

Sumber : Data primer yang telah diolah

Tabel 20 menunjukkan bahwa persentase obat dilabeli dengan benar

adalah 100% artinya nilai tersebut sudah memenuhi standar yang ditetapkan yaitu

100% (WHO,1993). Hal ini menandakan staf IFRSUD Undata Palu telah melabeli

etiket dengan benar, selain itu sebelum obat diserahkan kepada pasien selalu

dilakukan pengecekan oleh apoteker sehingga kesalahan pelabelan pada etiket

dapat meminimalkan dan obat yang diserahkan pada pasien tidak salah atau tidak

tertukar dengan obat pasien lain serta membantu pasien dalam mengingat aturan

minum/aturan pakai obat yang diterimanya.

E. Managemen Pendukung

1. Organisasi

Instalasi farmasi berada pada pada level fungsional rumah sakit yang

dibawahi oleh seksi penunjang medik. Fungsi pengelola pada level ini lebih

ditekankan dalam perencanaan kerja yang bersifat jangka pendek focus pada

aktivitas dan tugas kerja yang spesifik untuk waktu satu tahun kedepan (Quick,

Page 93: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

76

1997). Penggunaan manajemen strategis masih pada tingkat rumah sakit. Instalasi

farmasi belum mempunyai visi dan misi tersendiri yang mencerminkan peran

serta pelayanan di rumah sakit.

2. Keuangan

Hasil pengamatan untuk dana yang disediakan rumah sakit masih sangat

minim untuk pembelian obat. Pendapatan khusus di IFRSUD sekarang ini tidak

ada untuk pasien BPJS, karena pembayaran menggunakan sistem paket sedangkan

untuk pasien tunai sudah sangat sedikit dan tidak dilakukan

pengamatan/pengambilan data.

3. Sistem Informasi Manajemen

Sistem Manajemen Informasi sudah sepenuhnya menggunakan sistem

informasi berbasis komputer. Penggunaan sistem informasi di instalasi farmasi

meliputi data pasien, data pemakaian obat,daftar harga, data keluar masuk

obat/stok otomatis tapi belum terkoneksi langsung dengan manajemen rumah

sakit.

4. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Undata Palu

sudah cukup memadai yaitu sebanyak 65 orang yang terdiri dari Apoteker S2

Farmasi Klinik 3 orang, Apoteker S2 Farmakologi 2 orang, Apoteker S2 M.M 1

orang, Apoteker S2 Magister Kesehatan 1 orang, Apoteker 11 orang, Asisten

Apoteker 42 orang dan SMA 2 orang. Dalam meningkatkan kualitas sumber daya

manusia rumah sakit memberi kesempatan bagi para anggotanya untuk mengikuti

berbagai program seminar pendidikan dan pelatihan baik yang diadakan oleh

pihak rumah sakit ataupun dirumah sakit lain dan instansi pendidikan..

Page 94: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

77

Tabel 21. Evaluasi Penggelolaan Obat Di IFRSUD Undata Palu Tahun 2017

Tahapan Indikator Jumlah Standar

Seleksi 1. Kesesuaian dengan Fornas KFT 100% 100%(Permenkes,2016)

2. Kesesuaian dengan formularium

rumah sakit

23,53% 80%(Permenkes,2015)

Perencanaan

dan

pengadaan

1. Persentase alokasi Dana

pengadaan obat yang tersedia

8,77% 30-40%(Depkes, 2008)

2. Persentase modal dana yang

tersedia dengan keseluruhan dana

yang dibutuhkan

71,71% 100%(Depkes,2008)

3. Frekuensi kurang lengkapnya

SP/Faktur

0 kali 1-9 x (Pudjaningsih,1996)

4. Frekuensi kenyataan pengadaan

Frekuensi kenyataan pengaadan

menurut EOQ

3,5 x setahun

13,5 x setahun

Rendah < 12 x/tahun

Sedang 12-24x/tahun

Tinggi

>24x(Pudjaningsih,1996)

5. Frekuensi tertundanya

pembayaran oleh rumah sakit

terhadap waktu yang disepakati

190x

(seluruhnya)

0-25 x (Fakhriadi et al,2011)

6. Persentase kesesuaian antara

perencanaan obat dengan kenyataan masing-masing obat

146% 100-120% (Pudjaningsih,1996)

Distribusi 1. Ketepatan data jumlah obat pada

kartu stok

100% 100%( Pudjaningsih,1996)

2. Turover Ratio (TOR). 8,9 kali 10-23x/pertahun (Pudjaningsih,1996)

3. Persentase dan nilai obat yang

kadaluarsa dan atau rusak

2,6% ≤ 0,2%(Pujadningsih, 1996)

4. Persentase stok mati 4,3% 0%(Depkes,2008)

5. Tingkat ketersediaan obat 13,36 bulan Minimal sejumlah

safety stok(Depkes,2002)

12-18 bulan (Depkes,2008)

Penggunaan 1. Jumlah item obat perlembar resep 3,48 1,3-2,2(WHO.1993)

3,3(Quck,1997)

2. Persentase peresepan dengan

nama generic

91,95% 82-94%(WHO,1993)

59%(Quick,1997)

3. Persentase peresapan obat

antibiotic

12,66% ≤22,70%(WHO,1993)

43%(Quick,1997)

4. Persentase peresepan obat injeksi 26,70% Seminal

mungkin(WHO,1993)

17%(Quick,1997)

5. Persentase obat yang dapat

diserahkan.

99,26% 76-100%( Pudjaningsih,1996)

6. Persentase obat yang dilabeli

dengan lengkap

100% 100%(WHO,1993)

7. Rata-rata waktu yang digunakan untuk melayani resep

Racikan10 menit,

non racikan4,5

menit

≤60 menit racikan

≤30 menit non

racikan(Depkes,2008)

Page 95: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

78

F. Kerangka Usulan Rekomendasi Tahapan Indikator Pengelolaan Obat

RSUD Undata Palu

Manajemen pengelolaan obat yang baik menjamin tersedianya obat yang

diperlukan, dalam jumlah yang cukup, mutu terjamin, dalam mendukung

pelayanan yang bermutu dirumah sakit. Manajemen pengelolaan obat menyangkut

berbagai tahap dan kegiatan yang saling terkait antara satu dengan yang lain. Obat

yang diperlukan adalah obat-obat yang secara medis memang diperlukan sesuai

dengan keadaan pola penyakit setempat, telah terbukti secara ilmiah bahwa obat

tersebut bermanfaat dan aman untuk dipakai dirumah sakit yang bersangkutan.

Tabel 22. Kerangka Usulan Rekomendasi Pengelolaan di IFRSUD Undata Palu

Tahapan Masalah Rekomendasi Seleksi Tersedianya obat sesuai

formularium rumah sakit masih

rendah.

Komite Farmasi dan terapi diaktifkan

kembali dengan melakukan rapat untuk

memperbaharui seleksi obat fornas dan obat

diluar fornas dari masing-masing SMF (staf

Fungsional medik)

Perencanaan

dan pengadaan

Dana yang tersedia masih

kurang dibandingkan dana keseluruhan yang dibutuhkan.

Usulan kenaikan biaya anggaran obat

kepada rumah sakit

Masih lamanya pembayaran

tagihan oleh rumah sakit

(4 bulan).

Pembayaran tagihan rumah sakit

diutamakan agar penyediaan obat-obatan

tidak terhambat (pending)

Masih tingginya kenyataan

pakai dibandingkan dengan

perencanaan.

Melakukan perencanaan obat-obatan diluar

RKO dalam sistem informasi manajemen

apotek.

Distribusi Masih adanya obat kadaluarsa

dan stok mati

Melakukan koordinasi dengan dokter dan

imformasikan masih adanya obat yang tidak

jalan selama 3bulan (stok mati) dan

melakukan pengembalian obat 3 bulan

sebelum kadaluarsa ke distributor.

Penggunaan Masih tingginya item obat perlembar resep

Melakukan koordinasi dengan dokter agar tidak menulis terlalu banyak untuk

menghindari polifarmasi

Masih tingginya peresepan obat

injeksi

Melakukan koordinasi dengan dokter agar

peresepan obat injeksi dikurangi untuk

menghemat tingginya biaya dibandingkan

dengan obat oral

Page 96: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

79

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Undata Palu tentang

evaluasi pengelolaan obat dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Tahap seleksi yang sesuai standar adalah kesesuaian dengan Formularium

Nasional (100%) dan yang tidak sesuai standar adalah kesesuaian dengan

Formularium Rumah Sakit (23,5%)

2. Tahap Perencanaan dan pengadaan yang sesuai standar adalah frekuensi

kurang lengkapnya SP/Faktur sebesar 0 kali atau langsung diperbaiki dan

yang tidak sesuai standar adalah persentase alokasi dana yang tersedia

(8,77%), persentase modal dana yang tersedia dengan keseluruhan dana yang

dibutuhkan (71,71%), frekuensi pengadaan tiap item obat pertahun (3,5x

setahun atau 4x), frekuensi tertundanya pembayaran oleh rumah sakit terhadap

waktu yang disepakati (190x atau semua tagihan tertunda pembayarannya),

persentase kesesuaian antara perencanaan obat dengan kenyataan masing-

masing obat (146%).

3. Tahap distribusi yang sesuai standar adalah ketepatan data jumlah obat pada

kartu stok otomatis pada Sistem Informasi Managemen (SIM) sebesar

(100%), tingkat ketersediaan obat sebesar 13,36 bulan dan yang tidak sesuai

standar Turover Ratio (TOR) sebanyak (8,9 kali), persentase dan nilai obat

yang rusak/kadaluarsa (2,6%), Persentase stok mati (4,30%).

Page 97: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

80

4. Tahap penggunaan yang sesuai standar adalah persentase peresepan dengan

nama generik (91,95%), persentase peresepan obat injeksi (26,7%), persentase

obat yang dapat diserahkan (99,26%), dan rata-rata waktu yang digunakan

melayani resep non racikan (4,5 menit) dan resep racikan (10 menit) dan yang

tidak sesuai standar adalah jumlah item obat perlembar resep (3,48 lembar),

persentase peresepan obat injeksi (26,7%).

B. Saran

1. Saran pengelolaan obat di IFRSUD Undata Palu pada tahap seleksi yaitu

dilakukan seleksi obat sesuai dengan Formularium Rumah Sakit yang

terbaru.

2. Saran pengelolaan obat di IFRSUD Undata Palu pada tahap perencanaan dan

pengadaan yaitu dengan mengusulkan kepada manajemen keuangan untuk

menaikkan dana pengadaan obat dalam bentuk persentase.

3. Saran pengelolaan obat di IFRSUD Undata Palu pada tahap distribusi untuk

melakukan sosialisasi dari kepala instalasi adanya obat beberapa stok mati

pada rapat Komite Farmasi Dan Terapi agar tidak terjadi obat kadaluarsa.

4. Saran pengelolaan obat di IFRSUD Undata Palu pada tahap penggunaan,

diharapkan kepala instalasi dapat melaporkan masih tingginya penggunaan

injeksi yang dapat mempengaruhi besarnya biaya pengobatan.

5. Saran bagi peneliti lain

Perlu adanya penelitian lebih lanjut yang mempergaruhi besarnya dana

pengadaan yang berhubungan biaya secara keseluruhan dan khususnya biaya

pengadaan obat seperti analisis biaya pada penyakit yang membutuhkan

biaya investasi yang tinggi seperti alat Hemodialisa, Orthopedi.

Page 98: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

81

BAB VI

RINGKASAN

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Undata Palu mulai berdiri sejak

tahun 1972, dan diresmikan pada tanggal 07 Agustus 1972. Selanjutnya, pada

tanggal 22 Februari 1979 diakui oleh Departemen Kesehatan RI sebagai Rumah

Sakit Umum tipe C. Perkembangan selanjutnya, pada tanggal 30 Januari 1995,

RSUD Undata Palu ditingkatkan tipenya dari tipe C menjadi tipe B non

pendidikan dan merupakan milik Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah

yang menjadi pusat rujukan dari rumah sakit yang ada di Sulawesi Tengah

(Hadijah, 2016).

RSUD Undata berubah statusnya menjadi Rumah Sakit Kelas B Pendidikan

sesuai dengan:

1) Surat Keputusan Gubernur No. 445/73.7/Dinkes G-ST tanggal 29 Agustus

2003.

2) Surat Keputusan Menteri Percepatan Pembangunan Kawasan Indonesia

Timur No. 046/KEP-PPTKTI/VII/2003, tanggal 7 Juli 2003

3) Didukung oleh Surat Keputusan Rektor Universitas Tadulako No. 4022 j 28

PG/2003 yang diperuntukkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan dan sebagai

lahan praktek bagi Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako

RSUD Undata ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD),

berdasarkan keputusan Gubernur Propinsi Sulawesi Tengah No 445/498/RSUD-

GST/2010. Hasil penilaian terhadap dokumen administratif RSUD Undata,

Page 99: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

82

Gubernur Sulawesi Tengah mengeluarkan Keputusan No 445/31/RSUD Undata-

GST/2011, menetapkan RSUD Undata sebagai PPK-BLUD dengan status penuh.

Salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang disediakan rumah yaitu

instalasi farmasi. Instalasi farmasi RSUD Undata Palu bertanggung jawab dalam

pengelolaan obat dirumah sakit. Tujuan dari pengelolaan obat yaitu untuk

menjamin tersedianya obat dengan mutu baik, jenis dan jumlah yang sesuai

kebutuhan. Adapun permasalahan pengelolaan obat di RSUD Undata Palu yaitu

pada tahap seleksi dan pengadaan masih sering terjadi tertundanya pembayaran

tagihan oleh RSUD Undata Palu pada distributor obat sehingga menyebabkan

pembelian obat tidak bisa dilaksanakan, pada tahap distribusi masih terdapat

beberapa item obat yang tidak terpakai selama 3 bulan, serta masih terdapat

beberapa yang kadaluarsa dan pada tahap penggunaan masih ada beberapa pasien

yang menunggu berjam-jam untuk mendapatkan obat. Oleh karena itu perlunya

dilakukan penelitian evaluasi pengelolaan obat di Instalasi Farmasi RSUD Undata

Palu yang meliputi tahap seleksi, perencanaan dan pengadaan, distribusi serta

penggunaan. Hasil dari setiap tahap pengelolaan obat di Instalasi Farmasi RSUD

Undata Palu adalah :

Tahap seleksi dilakukan pengukuran indikator persentase kesuaian item

obat yang tersedia di IFRSUD Undata Palu sesuai Seleksi KFT dari obat Fornas

sebesar 100% yang sudah sesuai dengan standar sebagai pedoman penyediaan

item obat untuk BPJS di fasilitas kesehatan rumah sakit (Kemenkes, 2016).dan

sesuai Formularium Rumah Sakit (diluar Fornas) sebesar 23,53%. Hasil ini

menunjukkan belum sesuai dengan standar persyaratan akreditasi yaitu 80%

(Permenkes, 2014).

Page 100: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

83

Tahap perencanaan dan pengadaan obat yaitu untuk menentukan jumlah

dan periode pengadaan. Indikator perencanaan dan pengadaan diukur dengan

beberapa indikator yaitu 1) Persentase alokasi dana pengadaan obat yang tersedia

sebesar 8,77% hasil ini belum sesuai dengan standar WHO (1993) yang berkisar 30-

40%: 2) persentase modal dana yang tersedia dengan keseluruhan dana yang

dibutuhkan IFRSUD Undata adalah 71,71% tidak sesuai standar Depkes, 2008

(100%); 3) Frekuensi kurang lengkapnya surat pesanan/faktur yaitu sesuai standar

karena semua surat pesanan yang salah langsung diperbaiki (0 Kali); 4) pengadaan

tiap item obat pertahun adalah 3,5 kali setahun yaitu pemesanan dengan sisten e-

purchasing pertiga bulan sekali dengan menggunakan e-catalog dan menurut

perhitungan EOQ adalah 13,5x setahun termasuk kategori sedang tetapi untuk rumah

sakit pemerintah untuk sistem e-purchasing; 5) frekuensi tertundanya pembayaran

oleh rumah sakit terhadap waktu yang disepakati adalah 190x (seluruh faktur

pembayaran) yang melebihi dari standar adalah 0-25kali. Ini disebabkan lamanya

waktu pembayaran disebabkan oleh lamanya pembayaran klaim dana BPJS karena

pembayaran keuangan oleh rumah sakit menggunakan dana BLUD; 6) persentase

kesesuaian perencanaan dengan kenyataan pakai untuk masing-masing obat

adalah sebesar 161% hal ini tidak sesuai standar yaitu 100-120% (Pujaningsih,

1996) sehingga masih dikatakan belum efisien. Hal ini disebabkan ada beberapa

obat tidak terdapat dalam RKO serta bertambahnya beberapa dokter ahli yang

menggunakan obat diluar perencanaan.

Tahap distribusi diukur menggunakan indikator dengan cara sebagai

berikut; 1) Ketepatan data jumlah obat pada kartu stok adalah 100%, karena di

Page 101: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

84

IFRSUD Undata Palu menggunakan stok otomatis pada Sistem Informasi

Managemen Farmasi (SIM Farmasi) dimana keluar masuk obat sesuai sisttem

FEFO/FIFO dan dilengkapi tanggal,jumlah barang masuk/keluar,sisa stok,

kadaluarsa dan nomor ID baran; 2) Nilai Inventory Turn Over Ratio (ITOR)

sebesar 8,9/kali pertahun termasuk masih rendah dibandingkan dengan indikator

yaitu 10-23 hal ini disebabkan karena IFRSUD Undata pemesanannya melalui e-

katalog yang pemesannya dalam jumlah besar yaitu untuk pertiga bulan; 3)

Persentase dan nilai obat yang kadaluarsa dan atau rusak sebesar 2,6% nilai

tersebut belum sesuai dengan standar yaitu ≤0,2%; 4) Persentase stok mati sebesar

4,3% hasil ini belum sesuai standar yaitu 0%; 5) Tingkat Ketersediaan Obat

sebesar 13,36 bulan ini sudah sesuai dengan standar yaitu 12-18 bulan.

Tahap penggunaan diukur dengan beberapa indikator yaitu; 1) Jumlah item

obat perlembar resep sebesar 3,48 menunjukkan indikasi adanya polifarmasi ; 2)

Persentase peresepan dengan nama generik sebesar 91,95% masih memenuhi

standar WHO (1997) yaitu 82-94%; 3) Persentase peresapan obat antibiotik sebesar

12,66% ini sudah dengan standar WHO (1993) ≤22,7% artinya dokter tidak

mudah menulis antibiotik untuk setiap diagnosis penyakit; 4) Persentase peresapan

obat injeksi sebesar 26,7% masih lebih tinggi dibandingkan dengan standar WHO

dan penelitian Quick di Indonesia (1997) yaitu 17% hal ini disebabkan banyaknya

pasien gawat atau yang tak sadarkan diri yang harus diinfus dan pasiennya lebih

mudah diinjeksi; 5) Rata-rata waktu digunakan untuk melayani resep; 6)

persentase obat yang dapat diserahkan yaitu sebesar 99,26% ini dapat dikatakan

memenuhi syarat dan efisien. Hal ini disebabkan masih adanya dokter menulis

Page 102: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

85

resep obat diluar Fornas dan Formularium rumah sakit; 7) Persentase obat yang

dilabeli dengan lengkap adalah 100% hal ini disebabkan karena adanya

pengecekan kembali oleh apoteker sebelum obat diserahkan ke pasien.

Managemen Pendukung, yang meliputi : 1) Organisasi ; Instalasi farmasi

belum mempunyai visi dan misi tersendiri yang mencerminkan peran serta

pelayanan di rumah sakit, 2) Keuangan ; Hasil pengamatan untuk dana yang

disediakan rumah sakit masih sangat minim untuk pembelian obat, 3) Sistem

Informasi Manajemen sudah sepenuhnya menggunakan sistem informasi berbasis

computer, 4) Sumber Daya Manusia Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Undata

Palu sudah cukup memadai yaitu sebanyak 65 orang yang terdiri dari Apoteker

S2 Farmasi Klinik 3 orang, Apoteker S2 Farmakologi 2 orang, Apoteker S2 M.M

1 orang, Apoteker S2 Magister Kesehatan 1 orang, Apoteker 11 orang, Asisten

Apoteker 42 orang dan SMA 2 orang.

Page 103: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

86

DAFTAR PUSTAKA

Armen, F., Azwar, V., 2013, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Rumah Sakit,

Goyes Publishing, Yogyakarta.

Akbar D., 2015, Evaluasi Pengelolaan Obat Di Era Jaminan Kesehatan Nasional

Pada Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Banjarbaru Tahun

2015. (Tesis) Surakarta, Universitas Setia Budi.

Costa D.I., 2017, Evaluasi Pengelolaan Obat Di Pada Instalasi Farmasi Rumah

Sakit Umum Daerah Ungaran Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2016. (Tesis) Surakarta, Universitas Setia Budi.

Departemen Kesehatan RI., 2006. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

Nomor 189/Menkes/Sk/III/2006 Tentang Kebijakan Obat Nasional,

Jakarta.

Departemen Kesehatan RI., 2008a. Keputusan Menteri Kesehatan RI

Nomor129/Menkes/Sk/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal

Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Departemen Kesehatan RI., 2008b, Pedoman Perbekalan Farmasi di Rumah

Sakit, Direktorat Jedral Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Departemen Kesehatan RI., 2009, Undang-Undang no.44 tentang Rumah Sakit,

Direktorat Jedral Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Departemen Kesehatan RI., 2010, Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 1455/MENKES/SK/2010 tentang Formularium

Program Jaminan Kesehatan Masyarakat, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta.

Departemen Kesehatan RI., 2013, Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 71/

2013 tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional,

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Fakhriadi A., Marchaban., dan Pudjaningsih D. 2011, Analisis Pengengelolaan

Obat Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Temanggung

Tahun 2006, 2007 Dan 2008, Journal Of Management And Pharmacy

Practice.

Hadijah., 2016, Analisis Kualitas Pelayanan Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum

Daerah Undata Palu Provinsi Sulawesi Tengah, e Jurnal Katalogis,

Volume 4 Nomor 7, Juli 2016 hlm 118-129.

Page 104: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

87

Handayani., 2007, Analisis Situasi Pengelolaan Obat Di Pelayanan Kesehatan

Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Jurnal Bulletin Kesehatan

Masyarakat, 10;207-215.

Ismail A., 2015, Evaluasi Pengelolaan Obat Di Era JKN Dan Strategi Perbaikan

Dengan Metode Hanlom Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah

Kabupaten Wakatobi Tahun 2014. (Tesis) Surakarta, Universitas Setia Budi.

Indriawati, S.C., Suryawati, S., Pudjaningsih, D., 2001, Analisis Pengelolaan

Obat di Rumah Sakit Umum Daerah Wates. Jurnal Manajemen Pelayanan

Kesehatan, Vol. 4(3): 173-181.

Jamiat M., 2014, Analisis Efisiensi Pengelolaan Obat Di Instalasi Farmasi

Rumah Sakit Umum Daerah Majene Tahun 2013 Dengan Menggunakan

Metode Hamlon. (Tesis) Surakarta, Universitas Setia Budi.

Keppres RI, 2003, Tentang Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Nomor 80 Tahun 2003. Presiden Republik Indonesia. Jakarta

Kemenkes RI., 2014, Tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit,

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 58 Tahun 2014,

Direktorat Jendral Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Jakarta.

Kemenkes RI., 2016, Tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit,

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 72 Tahun 2016,

Direktorat Jendral Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Jakarta.

Kemenkes RI 2017. Surat Keputusan Menteri Republik Indonesia

No.HK.01.07/MENKES/659/2017 Tentang Formularium Nasional

Ditetapkan Pada Tanggal 28 Desember 2017 Dan Mulai Berlaku Pada

Tanggal 1 April 2018.

Permenkes RI, 2016, Tentang Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah

Sakit. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Murtafi’ah., Yuliastuti F dan Hidayat I., 2016, Analisis Perencenaan Obat BPJS

Dengan Metode Komsumsi Di Instalasi Farmasi RSUD Tidar Kota

Magelang Periode Juni-Agustus 2014, Jurnal Farmasi Sains dan Praktis,

Vol I, No. 2.

Makaba.M., 2014, Evaluasi Sistem Penggunaan Obat Rawat Jalan Dan Rawat

Inap Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Biak Tahun 2013.

(Tesis), Program Pascasarjana Universitas Setia Budi, Surakarta .

Mendrofa D.E, Suryawati C., 2016, Analisis Pengelolaan Obat Pasien BPJS Di

Instalasi Farmasi Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang.

Page 105: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

88

Mompewa R., 2015., Evaluasi Pengelolaan Obat Dan Strategi Perbaikan

Dengan Metode Hamlon Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah

Poso Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2015. (Tesis) Program

Pascasarjana Universitas Setia Budi, Surakarta,

Novitasari M, 2017., Tentang Analisis Pengelolaan Obat Pada Tahap Distribusi

dan Penggunaan Obat di Instalasi Farmasi RSUD Surakarta Tahun 2016.

(Tesis) Program Pascasarjana Universitas Setia Budi, Surakarta.

Notoatmodjo., 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta

Pudjaningsih., D, 2006, Pengembangan Indikator Efisiensi Pengelolaan Obat di

Farmasi Rumah Sakit. Jurnal Logika 3.16-25.

Patantan. A., 2015, Evaluasi Pengelolaan Obat Di Gudang Farmasi Dinas

Kesehatan Kota Manado Di Era JKN. (Tesis) Program Pascasarjana

Universitas Setia Budi, Surakarta.

Permenkes RI., 2010, Tentang Kewajiban Menggunakan Obat Generik Di

Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah. Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia No. HK.02.02/Menkes/068/2010. Menteri Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta.

Permenkes RI., 2013, Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Obat Dengan

Prosedur E-Purchasing Berdasarkan E-catalogue, Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia No. 48 Tahun 2013, Menteri Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta.

Permenkes RI., 2011, Tentang Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) nomor

1171/Menkes/PER/VI/ 2011, Menteri Kesehatan Republik Indonesia,

Jakarta.

Permenkes RI., 2017, Tentang Akreditasi Rumah Sakit nomor 34 tahun 2017,

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Putri. R., 2015, Evaluasi Pengelolaan Obat Di Era Jaminan Kesehatan Nasional

Pada Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soebandi Jember

Tahun 2014. (Tesis) Program Pascasarjana Universitas Setia Budi,

Surakarta,

Renfan W.W., 2013, Evaluasi Pengelolaan Obat Dan Strategi Perbaikan

Dengan Metode Hamlon Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah

Karel Sadsuitubun Kabupaten Maluku Tenggara. (Tesis) Program

Pascasarjana Universitas Setia Budi, Surakarta.

Saputera.M.M., 2016, Evaluasi Pengelolaan Obat Tahap Seleksi Dan

Perencanaan Di Era Jaminan Kesehatan Nasional Di RSUD H. Hasan

Basery Kandangan Tahun 2014, Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 248-255

Page 106: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

89

Satriyani., 2012, Analisis Efisiensi Pengelolaan Obat Di Instalasi Farmasi

Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali Dan Rencana

Pengembangan Berbasis Metode Hamlon. (Tesis) Program Pascasarjana

Universitas Setia Budi, Surakarta.

Satibi., 2014, Manajemen Obat di Rumah Sakit. Gajah Mada University Press,

Yogyakarta.

Sugiyono., 2013, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, CV Alfabeta,

Bandung.

Siregar dan Amalia., 2004, Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan, Jakarta.

Buku Kedokteran EGC.

Sutoto et al., 2017, Tentang Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1,

Komisi Akreditasi Rumah Sakit. Jakarta

Sumantri AP., 2013, Evaluasi Pengelolaan Obat Di Instalasi Farmasi Rumah

Sakit Umum Dr Moewardi, Naskah Publikasi, Surakarta.

Quick D.J., Raukin J.R., Laing, RO., O’Conner RW., Horgerzeil,H.V.,

Dukes,M.N.G and Garnet, A. 1997. Managing Drug Supply 2nd edition,

378-482, , Kumarian Press, West Hartford.

Quick D.J., Hume, M.L.O., Raukin J.R., Laing, RO., O’Conner RW., 2012.

Managing Drug Supply the Selection, Procurement, Distribution, and Use

of Pharmaceutical. Second edition. Revised and Expaded, Kumarian Press,

West Hartford.

Yamit, Z., 1999, Manajemen Persediaan, Ekonisia Fakultas Ekonomi Universitas

Islam Indonesia, Yogyakarta.

WHO, 1993 Tentang How To Investigate Drug Use In Health Facilities,Selected

Drug Use Indicator, Geneva

Wasir R., 2011, Evaluasi Pengadaan Dan Ketersediaan Obat Di RS Dr.Wahidin

Sudirohusodo Makassar Tahun 2010.Tesis Universitas Gajah Mada,

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Utama Manajemen

Dan Kebijakan Obat.

LAMPIRAN

Page 107: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

90

Page 108: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

91

Lampiran 1. Pedoman Wawancara

Tata Cara Wawancara

1. Memberi salam dan memperkenalkan diri kepada responden, mengemukakan

maksud dan tujuan secara singkat,meminta persetujuan dan ketersediaan

waktu dan mengucapkan terima kasih atas kesediaan waktu yang diberikan.

2. Menjelaskan secara singkat tujuan wawancara dan tujuan penelitian.

3. Memberikan jaminan bahwa wawancara hanya akan digunakan untuk

kepentingan tujuan penelitian dan dijamin kerahasiaannya.

4. Meminta ijin untuk memulai wawancara.

5. Melaksanakan wawancara sesuai dengan isi wawancara yang telah disusun.

6. Selesai wawancara mengucapkan terima kasih, mohon pamit dan salam

dengan sopan.

A. Daftar pertanyaan wawancara kepada kepala IFRS

1. Siapa yang melaksanakan proses pengadaan obat di RSUD Undata Palu?

2. Apakah Instalasi Farmasi dalam pengadaan obat dilibatkan?

3. Apakah pengadaan obat yang terjadi selama ini sudah dapat menjamin

ketersediaan obat di unit-unit pelayanan farmasi?

4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi ketersediaan obat di RSUD

Undata Palu?

5. Apakah selama ini ada masalah dalam hal ketersediaan obat?

6. Apakah pernah terjadi obat kadaluarsa? Mengapa demikian?

B. Daftar pertanyaan wawancara kepada kepala bagian penyusun dan evaluasi

anggaran

1. Siapakah yang melakukan pengusulan anggaran obat di RSUD Undata

Palu?

2. Data apa yang dibutuhkan dalam membuat perencanaan anggaran obat di

RSUD Undata Palu?

3. Bagaimana cara merencanakan kebutuhan anggaran obat di RSUD

Undata Palu?

4. Berapa kali dilakukan usulan anggaran dalam 1 tahun?

Page 109: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

92

5. Apakah usulan anggaran obat selalu disetujui?

6. Apakah anggaran yang turun sesuai dengan pengadaan obat yang

direncanakan di RSUD Undata Palu?

7. Siapa yang menentukan besarnya dana/anggaran pengadaan obat?

C. Daftar pertanyaan wawancara kepada panitia pengadaan RSUD Undata Palu?

1. Bagaimana proses pengadaan obat di RSUD Undata Palu?

2. Darimana sumber dana pengadaan obat RSUD Undata Palu?

3. Kapan proses pengadaan obat dilakukan?

4. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam melakukan pengadaan obat?

5. Apa saja kendala dalam melakukan pengadaan obat?

6. Menurut anda apakah system pengadaan obat di RSUD Undata Palu

D. Daftar pertanyaan wawancara kepada kepala Gudang IFRS

1. Bagaimana pola penerimaan obat digudang?

2. Bagaimana mengatasi kalau terjadi kekosongan obat/barang tertentu /

3. Bagaimana sistem pelaporan dan pencatatan di gudang?

4. Bagaimana pola pengeluaran obat?

5. Bagaimana pola permintaan obat digudang?

6. Bagaimana kelancaraan pengadaan obat digudang?

7. Bagaimana cara pendistribusian obat ke ruang-ruang atau unit-unit

pelayanan?

8. Berapa kali penerimaan obat dalam sebulan?

E. Daftar pertanyaan wawancara kepada petugas distribusi obat

1. Bagaimana cara pendistribusian obat ke bangsal/unit/pasien?

2. Bagaimana system pelayanannnya?

3. Apa tindakan yang dilakukan jika obat yang tertulis pada resep tidak

tersedia atau habis?

Sumber : (Novitasari M, 2017 dan Ariawan I, 2017).

Page 110: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

93

Lampiran 2. Persediaan Obat di RSUD Undata Palu tahun 2017

No Nama Obat Stok Awal Per

Januari 2017

Total

Pemasukan

Thn 2017

Jumlah

Obat Yang

Tersedia

Jumlah

Pemakaian

Per Tahun

Rata-rata

Pemakaian

Per Bulan

Jumlah

Ketersediaan

Obat

A B C=A+B D E=D/12 F=C/E

1 Adalat Oros 30 60 0 60 60 5.00 12

2 Adalat Oros 20 848 0 848 848 70.67 12

3 Alprazolam 0,5 Mg 251 27000 27251 27032 2252.67 12.09722

4 Alprazolam 1 Mg 1304 22700 24004 18567 1547.25 15.51398

5 Amlodipin 10 6767 93300 100067 82116 6843.00 14.62326

6 Amlodipin 5 6308 305000 311308 222958 18579.83 16.75516

7 Allupurinol 100 5544 36700 42244 30672 2556.00 16.52739

8 Allupurinol 300 429 900 1329 1311 109.25 12.16476

9 Asam Mefenamat 500 33505 100500 134005 89290 7440.83 18.00941

10 Asam Traneksamat Tab 213 0 213 213 17.75 12

11 Asam Traneksamat Inj 250/5 405 10050 10455 9453 787.75 13.27198

12 Azithromycin 2 335 337 330 27.50 12.25455

13 Acyclovir Cream 13 0 13 13 1.08 12

14 Acylovir 200 860 0 860 848 70.67 12.16981

15 Acylovir 400 251 1100 1351 744 62.00 21.79032

16 Albapure 100 Ml 5 146 151 151 12.58 12

17 Aspar K Tab 253 2194 2447 1880 156.67 15.61915

18 Arixtra 8 840 848 712 59.33 14.29213

19 Atropin Injeksi 603 300 903 484 40.33 22.38843

20 Avamys Spray 15 193 208 169 14.08 14.76923

21 Amoksisilin 500 1363 46600 47963 30868 2572.33 18.64572

22 Amoxisilin Ds 25 350 375 217 18.08 20.73733

23 Antihemoroid Suppo 17 380 397 272 22.67 17.51471

24 Aquadest 1000 Ml 23 1284 1307 1307 108.92 12

25 Aquadest 25 Ml 5006 26940 31946 23980 1998.33 15.98632

26 Amitriptilin 2728 0 2728 454 37.83 72.10573

27 Aminofluid 139 0 139 136 11.33 12.26471

28 Aminoleban 43 40 83 83 6.92 12

29 Antasida Syr 21 1450 1471 1469 122.42 12.01634

30 Antasida 5782 4000 9782 6103 508.58 19.23382

31 Amikasin 500 Mg Inj 89 0 89 89 7.42 12

32 Antrain Inj 0 600 600 598 49.83 12.04013

33 Avodart 0,5 1534 15180 16714 13801 1150.08 14.53286

34 Aminofusin Hepar 15 0 15 15 1.25 12

35 Arimidex 2 1148 1150 676 56.33 20.4142

36 Ambroxol Tab 432 29700 30132 30132 2511.00 12

37 Adona Inj 2 0 2 2 0.17 12

38 Asam Folat 1 Mg 896 2600 3496 2629 219.08 15.9574

39 Aptil / Polikresulen 10 Ml 39 0 39 39 3.25 12

40 Avesco 20 Mg 212 8460 8672 8474 706.17 12.28039

41 Asering 191 220 411 394 32.83 12.51777

42 Aminophylin Inj 154 120 274 81 6.75 40.59259

43 Aminophylin 200 Mg 61 100 161 71 5.92 27.21127

44 Bisolvon Inj 19 110 129 127 10.58 12.18898

45 Buscopan Tab 1293 6260 7553 6825 568.75 13.28

46 Buscopan Inj 72 0 72 57 4.75 15.15

47 Betametason Cr 325 150 475 369 30.75 15.44715

48 Betahistin Tablet 6 Mg 202 11850 12052 3479 289.92 41.57057

49 Beta One 2,5 0 37700 37700 37497 3124.75 12.06497

50 Bronsolvan 30 0 30 30 2.50 12

51 Bamgetol 200 Mg 446 8000 8446 7840 653.33 12.92755

52 Bisoprolol 5 23190 112150 135340 120560 10046.67 13.47113

53 Berotec 26 248 274 267 22.25 12.31461

54 Burnazim Cream 1 8 9 7 0.58 15.42857

55 Cyclovid Inj 1 Gr 1 0 1 1 0.08 12

56 Clonidin 0.15 Mg Tab 1461 0 1461 522 43.50 33.58621

57 Ca Gluconas 10% Inj 67 48 115 29 2.42 47.58621

58 Crome Inj 7 0 7 7 0.58 12

59 Clozer 100 0 300 300 300 25.00 12

Page 111: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

94

No Nama Obat Stok Awal Per

Januari 2017

Total

Pemasukan

Thn 2017

Jumlah

Obat Yang

Tersedia

Jumlah

Pemakaian

Per Tahun

Rata-rata

Pemakaian

Per Bulan

Jumlah

Ketersediaan

Obat

60 Cordarone Inj 10 0 10 10 0.83 12

61 Cefoperazone Sulbactam 1 Gr 1 633 634 634 52.83 12

64 Curcuma Tab 73 0 73 73 6.08 12

65 Cotrimoksazol Syr 75 400 475 334 27.83 17.06587

67 Cotrimoksazol Tab 298 10800 11098 9833 819.42 13.54378

68 Cefixim Syr 23 334 357 257 21.42 16.66926

71 Cefixim Tab 789 31600 32389 31663 2638.58 12.27515

72 Citicoline 500 Mg Tab 621 5760 6381 5904 492.00 12.96951

73 Citicolin Inj 125 Mg 274 5890 6164 5524 460.33 13.3903

74 Cartylo 80 181 138400 138581 112150 9345.83 14.82811

75 Curacil 500 Mg/10 Ml Inj 24 0 24 24 2.00 12

76 Cetirizin 662 16900 17562 14531 1210.92 14.50306

77 Cetadop Inj 200mg/5ml 52 470 522 239 19.92 26.20921

78 Carbamazepin 200 Mg 1592 5500 7092 3572 297.67 23.82531

79 Candesartan 8tab 2208 57750 59958 59935 4994.58 12.0046

80 Candesartan 16 Tab 3875 28560 32435 30695 2557.92 12.68024

81 Casodex 104 2436 2540 2465 205.42 12.36511

82 Concor 2,5 8044 63200 71244 71242 5936.83 12.00034

83 Codein 20 Mg 221 4700 4921 3800 316.67 15.54

84 Codein 10 Mg 2072 17500 19572 17953 1496.08 13.08216

85 Captopril 12.5 826 1300 2126 2126 177.17 12

86 Captopril 25 1773 9000 10773 7932 661.00 16.29803

87 Clindamycin 150 275 100 375 375 31.25 12

88 Clindamycin300 0 200 200 200 16.67 12

89 Ciprofloxacin 500 15380 59140 74520 37773 3147.74 23.679

90 Cefadroxil 500 4626 86050 90676 79886 6657.17 13.62081

91 Cedocard Inj 0 470 470 470 39.17 12

92 Catapres Inj 55 0 55 42 3.50 15.71429

93 Combivent 2,5 Injeksi 17 700 717 363 30.25 23.70248

94 Ceftriaxon 1 Gr Injeksi 1068 27144 28212 26470 2205.83 12.78972

99 Cefotaxim Injeksi 478 3228 3706 2571 214.25 17.29755

100 Cefadroxyl Ds 125 10 1084 1094 946 78.83 13.87738

101 Cefadroxyl Ds 250 352 0 352 352 29.33 12

103 Cepezet 100 161 7800 7961 7956 663.00 12.00754

104 Cepezet Inj 0 5 5 5 0.42 12

105 Ceftazidim Inj 10 20 30 30 2.50 12

106 Cendo Lyters Tm 157 1214 1371 1131 94.25 14.54642

107 Cendo Xitrol Sm 14 318 332 212 17.67 18.79245

108 Chloramphenicol Tab 250 Mg 26 2100 2126 1874 156.17 13.61366

109 Ca Laktat 2484 0 2484 2134 177.84 13.97

111 Clobazam 884 3800 4684 4684 390.33 12

112 Ciprofloxacin Infus 39 400 439 325 27.08 16.20923

113 Clozapin 25 9 2600 2609 2313 192.75 13.53567

114 Clozapin 100 1013 1300 2313 1829 152.42 15.17551

115 Clopidogrel 5420 150480 155900 130566 10880.50 14.32839

116 Comafusin Hepar 1 1 2 2 0.17 12

117 Damaben Inj 121 375 496 496 41.33 12

118 Difenhidramin Inj 140 150 290 144 12 24.122

119 Durogesic Patch 12.5 4 18 22 15 1.25 17.6

120 Desoximetason Cr 21 1782 1803 1350 112.50 16.02667

121 Diovan Fct 80 22 1560 1582 1582 131.83 12

122 Diovan Fct 160 48 1800 1848 1848 154.00 12

123 Diazepam 2 13 10300 10313 10313 859.42 12

124 Dobutamin Inj Dexa 0 360 360 331 27.58 13.05136

125 Dopamin Giulini Inj 3 175 178 178 14.83 12

130 Dianeal Pd 4 1.5% 0 1080 1080 1080 90.00 12

132 Dianeal Pd 4 2.5% 0 360 360 360 30.00 12

134 Domperidon Tab 2613 25500 28113 19345 1612.08 17.43892

138 Domperidon Syr 23 380 403 300 25.00 16.12

139 Dexamethason Tab 1231 10400 11631 11339 944.92 12.30902

142 Dexamethason Inj 5658 8900 14558 14526 1210.50 12.02644

143 Digoxin 0,25 1220 13230 14450 8488 707.33 20.42884

145 Dexocort Cream 0 300 300 115 9.58 31.30435

Page 112: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

95

No Nama Obat Stok Awal Per

Januari 2017

Total

Pemasukan

Thn 2017

Jumlah

Obat Yang

Tersedia

Jumlah

Pemakaian

Per Tahun

Rata-rata

Pemakaian

Per Bulan

Jumlah

Ketersediaan

Obat

146 Doxycycline 100 210 2700 2910 958 79.83 36.45094

147 Dulcolax Suppo 10 Mg 294 1150 1444 1227 102.25 14.122

148 Durogesic Patch 12.5 4 18 22 15 1.25 17.6

149 Dulcolax Suppo 5 Mg 60 0 60 2 0.17 360

150 Dulcolax Tab 691 1400 2091 2056 171.33 12.20428

151 Dopamet 250 683 2050 2733 2718 226.50 12.06623

152 Dorner 300 2910 3210 2306 192.17 16.70425

153 Depakote 645 7900 8545 7220 601.67 14.20222

154 Dextrose 40 % 131 411 542 519 43.25 12.53179

155 Depakene Syrup 149 142 291 291 24.25 12

156 Dimenhidrinat 0 200 200 200 16.67 12

157 Diltiazem 1598 10000 11598 8617 718.08 16.15133

158 Daryantulle 0 1000 1000 274 22.83 43.79562

159 Exjade 128 1120 1248 1057 88.08 14.1684

160 Extended Life Pd Transfer 2 0 2 2 0.17 12

161 Endrolin 3,75 Inj 0 141 141 120 10.00 14.1

162 Etambuthol 500 287 0 287 287 23.92 12

163 Erythromycin 200mg Syr 43 15 58 44 3.67 15.81818

164 Erythromycin 250 40 3300 3340 253 21.08 158.419

165 Euthyrox 100 484 7500 7984 4368 364.00 21.93407

166 Ergotamin Coffein 2050 0 2050 1228 102.33 20.03257

170 Eprex 33 1850 1883 1513 126.08 14.93457

171 Efedrin Inj 128 950 1078 668 55.67 19.36527

172 Efedrin Tab 1132 0 1132 1132 94.33 12

173 Enystin Drops 0 51 51 51 4.25 12

174 Fresofol Inj 41 350 391 328 27.33 14.30488

175 Fucilex Cr 4 0 4 4 0.33 12

177 Fargoxin Inj 14 15 29 10 0.83 34.8

180 Flunarizin 5 713 0 713 708 59.00 12.08475

181 Fenoximetil P 500 Tab 0 200 200 200 16.67 12

183 Flixotide Nebules 17 20 37 2 0.17 222

186 Fluconazole 150 83 1190 1273 875 72.92 17.45829

187 Furosemid 40 Mg 53 169000 169053 105099 8758.25 19.30214

188 Furosemid Inj 10 Mg 351 9925 10276 9322 776.83 13.22806

189 Fenthanyl Inj 200 580 780 673 56.08 13.90788

190 Fuson Cream 6 44 50 33 2.75 18.18182

191 Futrolit 274 13012 13286 12892 1074.33 12.36674

192 Farmabes Inj 5 Ml 40 30 70 41 3.42 20.4878

193 Fasorbid 10 1522 4000 5522 5162 430.17 12.83688

194 Fasorbid Inj 60 646 706 516 43.00 16.4186

195 Fusycom Cr 101 727 828 828 69.00 12

196 Griseofulvin 125 Mg 39 0 39 39 3.25 12

197 Genoint Sm 16 0 16 16 1.33 12

198 Gliquidon 30 1126 700 1826 1206 100.50 18.16915

199 Glicab 2046 2100 4146 4099 341.58 12.13759

200 Gastrul 0 2970 2970 2970 247.50 12

201 Gg 4719 1000 5719 5009 417.42 13.70094

202 Gelafusal Inf 17 100 117 117 9.75 12

203 Gentamicin 40 Mg/Ml Inj 30 2800 2830 2281 190.08 14.88821

204 Gentamicin 0,3% Tm 76 0 76 76 6.33 12

205 Glurenorm 30 130 0 130 130 10.83 12

206 Glibenclamid 5 131 600 731 313 26.08 28.02556

207 Glimepirid 1 Mg 4 0 4 4 0.33 12

208 Glimepirid 2 Mg 5125 25300 30425 26008 2167.33 14.03799

209 Glimepirid 3 Mg 1061 2000 3061 2892 241.00 12.70124

210 Glimepirid 4 Mg 395 0 395 395 32.92 12

211 Glaucon 281 0 281 197 16.42 17.11675

212 Glucodex 15 0 15 9 0.75 20

213 Gelofusin Inf 62 5 67 67 5.58 12

214 Gemfibrozil 300 234 0 234 234 19.50 12

215 Glucose 10 % 61 220 281 279 23.25 12.08602

216 Glucose 5% 2007 7200 9207 7603 633.58 14.53163

217 Hypobhac Inj 200 Mg 1 0 1 1 0.08 12

Page 113: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

96

No Nama Obat Stok Awal Per

Januari 2017

Total

Pemasukan

Thn 2017

Jumlah

Obat Yang

Tersedia

Jumlah

Pemakaian

Per Tahun

Rata-rata

Pemakaian

Per Bulan

Jumlah

Ketersediaan

Obat

219 Haloperidol 0.5 122 0 122 122 10.17 12

222 Haloperidol 5 Mg 4421 1100 5521 4438 369.83 14.92835

228 Hydrocortison Cream 2.5% 256 0 256 93 7.75 33.03226

229 Hydrochlortiazid 25 Mg 242 4500 4742 3157 263.08 18.02471

230 Harnal Ocas Tab 1207 37170 38377 34970 2914.17 13.16912

231 Hexymer 2 6228 10000 16228 16208 1350.67 12.01481

232 Herbesser Injeksi 21 30 51 51 4.25 12

233 Herbesser Cd 100 2086 14300 16386 15069 1255.75 13.04878

234 Hytroz 2 100 0 100 100 8.33 12

235 Hemapo Inj 38 560 598 528 44.00 13.59091

236 Human Albumin Biotest 50

Cc

0 485 485 397 33.08 14.65995

237 Human Albumin Biotest

100cc

0 140 140 140 11.67 12

238 Hystolan 78 0 78 78 6.50 12

239 Inh 100 620 15200 15820 5271 439.25 36.01594

240 Inh 300 27 600 627 627 52.25 12

241 Isonat 5 25 32500 32525 32525 2710.42 12

242 Isonat 10 22 0 22 22 1.83 12

243 Isotic Adretor 0,5 36 230 266 223 18.58 14.3139

244 Ibuprofen Suspensi 100 0 130 130 52 4.33 30

245 Ibuprofen 200 260 2600 2860 2267 188.92 15.13895

246 Ibuprofen 400 0 900 900 889 74.08 12.14848

247 Isosorbis Dinitrat 5 Mg 10694 278700 289394 276171 23014.25 12.57456

248 Infusan Ring 15 0 15 15 1.25 12

249 Infusan M20 0 336 336 327 27.25 12.33028

250 Inodex Inj 39 15 54 54 4.50 12

251 Inviclot Injeksi 122 2090 2212 2098 174.83 12.65205

252 Infumal Inf 5 168 173 152 12.67 13.65789

253 Kalmeco Tab 128 2020 2148 1535 127.92 16.79218

254 Kalmeco Inj 22 487 509 509 42.42 12

255 Ksr 374 3700 4074 3584 298.67 13.64063

256 Kalipar Tab 666 3300 3966 1619 134.92 29.39592

257 Kendaron Tab 240 910 1150 686 57.17 20.11662

258 Kclotsu 169 360 529 274 22.83 23.16788

259 Kamadol Inj 229 720 949 949 79.08 12

260 Kaltrofen 100 7 30 37 37 3.08 12

261 Kaltrofen Suppo 7 200 207 207 17.25 12

262 Kalxetin 20 0 3450 3450 3223 268.58 12.84518

263 Kalxetin 10 0 60 60 60 5.00 12

264 Kutoin Inj 365 300 665 665 55.42 12

265 Kutoins 100 1857 13700 15557 15185 1265.42 12.29397

266 Kalnex 500 Mg Tab 0 5470 5470 5057 421.42 12.98003

267 Ketokonazol Cr 26 125 151 120 10.00 15.1

268 Ketokonazol 200 Mg 579 4600 5179 3489 290.75 17.81255

269 Ketorolac Inj 30 1112 26950 28062 25767 2147.25 13.06881

270 Kaenmg3 500 Ml 11 0 11 11 0.92 12

271 Kaen 3 B 71 200 271 28 2.33 116.1429

272 Kaen 1 B 21 140 161 64 5.33 30.1875

273 Levopar Tab 2700 2700 5400 3773 314.42 17.17466

274 Loperamid 1354 400 1754 1754 146.17 12

275 Lidocain Compositum Inj 300 950 1250 1076 89.67 13.94052

276 Lidocain Inj 500 0 500 500 41.67 12

281 Lisinopril 5 3749 29400 33149 25724 2143.67 15.46369

282 Lisinopril 10 3594 13000 16594 11200 933.33 17.77929

285 Lovequin 0 300 300 152 12.67 23.68421

286 Loratadin 2669 2900 5569 4879 406.58 13.69707

287 Levosol Injeksi 10 0 10 10 0.83 12

288 Invitec 200 0 360 360 291 24.25 14.84536

289 Lodomer 5 69 0 69 69 5.75 12

290 Loprezol 16 6600 6616 6466 538.83 12.27838

291 Leparson 574 4290 4864 4049 337.42 14.41541

292 Lansoprazol 5103 50700 55803 40227 3352.25 16.64643

Page 114: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

97

No Nama Obat Stok Awal Per

Januari 2017

Total

Pemasukan

Thn 2017

Jumlah

Obat Yang

Tersedia

Jumlah

Pemakaian

Per Tahun

Rata-rata

Pemakaian

Per Bulan

Jumlah

Ketersediaan

Obat

293 Lambucyd Suspensi 106 400 506 506 42.17 12

294 Levemir 42 925 967 783 65.25 14.81992

295 Levofloxacin Infus 26 67 93 71 5.92 15.71831

296 Levofloxacin 500 1000 0 1000 1000 83.33 12

297 Lovenox 60/0.6 Inj 84 790 874 820 68.33 12.79024

298 Lantus 87 45 132 103 8.58 15.37864

299 Miniaspi 30000 0 30000 30000 2500.00 12

300 Meylon Inj 80 0 80 25 2.08 38.4

301 Methyl Ergometrin Tab 785 2000 2785 2215 184.58 15.08804

302 Metoklopramid Tab 467 1800 2267 1432 119.33 18.99721

303 Minicap 600 840 1440 1440 120.00 12

304 Mestinon 1220 6150 7370 6178 514.83 14.31531

305 Morphin Hcl Inj 10 Mg 11 34 45 29 2.42 18.62069

306 Miconazole Cream 0 751 751 628 52.33 14.35032

307 Metformin 850 10 0 10 10 0.83 12

308 Metformin 500 4869 112500 117369 90604 7550.33 15.54488

309 Micardis 40 1062 3200 4262 3178 264.83 16.09314

310 Micardis 80 2241 19450 21691 13517 1126.42 19.25664

311 Mst Continus 15 101 250 351 205 17.08 20.54634

312 Mst Continus 10 64 300 364 282 23.50 15.48936

313 Metotrexat Inj 50/2 12 0 12 12 1.00 12

314 Meloxicam 7,5 3819 22670 26489 25010 2084.17 12.70964

315 Meloxicam 15 3697 27010 30707 30578 2548.17 12.05062

316 Methylprednisolon 16 Mg 80 0 80 78 6.50 12.30769

317 Methylprednisolon 4 Mg 2572 64500 67072 57656 4804.67 13.95976

318 Metronidazol 250 1050 300 1350 1049 87.42 15.44328

319 Metronidazol 500 443 7900 8343 7093 591.08 14.11476

320 Meropenem O,5 Injeksi 44 770 814 603 50.25 16.199

321 Meropenem 1 Injeksi 55 1977 2032 1827 152.25 13.34647

322 Manitol Inf 71 167 238 238 19.83 12

323 Mgso4 20 44 91 135 74 6.17 21.89189

324 Mgso4 40 104 75 179 163 13.58 13.17791

325 Metronidazol Infus 264 7285 7549 6768 564.00 13.38475

326 Martos 33 0 33 33 2.75 12

327 Nitrokaf Retard 3803 46700 50503 42816 3568.00 14.15443

328 Nicardipin Inj 37 835 872 804 67.00 13.01493

329 Nopril 10 Mg 376 3000 3376 3376 281.33 12

330 Nopres 20 Mg 816 1650 2466 2422 201.83 12.218

331 Nefrofer Inj 29 280 309 309 25.75 12

332 Na Phenytoin Injeksi 133 240 373 364 30.33 12.2967

333 Neostigmin Hameln Inj 10 0 10 10 0.83 12

334 Nepatic 0 3500 3500 3500 291.67 12

335 Na Diklofenak 50 241 1010 1251 1251 104.25 12

336 Na Diklofenak 25 1544 9400 10944 10860 905.00 12.09282

337 Novorapid Inj 50 2809 2859 2517 209.75 13.63051

338 Novomix Inj 78 55 133 106 8.83 15.0566

339 Neurodex 6150 61800 67950 67950 5662.50 12

340 Nystatin Vaginal 25 0 25 25 2.08 12

341 Nifedipin 2812 5400 8212 7033 586.08 14.01166

342 Nacl Piggyback 22 200 222 216 18.00 12.33333

343 Nacl 11678 43800 55478 55297 4608.08 12.03928

344 Omeprazol Cap 7730 17400 25130 15411 1284.25 19.56784

345 Omeprazole Inj 161 6150 6311 6050 504.17 12.51769

346 Octalbin 20% 100 Cc 0 39 39 39 3.25 12

347 Ofloxacin 200 25 100 125 125 10.42 12

348 Ofloxacin 400 32 0 32 32 2.67 12

349 Ondansentron 4 Mg Tab 117 674 791 791 65.92 12

350 Ondansentron 8 Mg Tab 276 756 1032 1032 86.00 12

351 Ondansentron Inj 1534 6350 7884 7717 643.08 12.25969

352 Oxytetracycline Sm 1 0 1 1 0.08 12

353 Olandoz 10 135 0 135 75 6.25 21.6

354 Obh Syr 1 2 3 3 0.25 12

355 Oralit 321 2800 3121 1508 125.67 24.83554

Page 115: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

98

No Nama Obat Stok Awal Per

Januari 2017

Total

Pemasukan

Thn 2017

Jumlah

Obat Yang

Tersedia

Jumlah

Pemakaian

Per Tahun

Rata-rata

Pemakaian

Per Bulan

Jumlah

Ketersediaan

Obat

356 Povidon Iodida Lar 10% 30

Ml

7 0 7 7 0.58 12

357 Primolut N 1688 0 1688 1553 129.42 13.04314

358 Pumpitor Inj 0 103 103 103 8.58 12

359 Piroxicam 10 Mg 0 57 57 37 3.08 18.48649

360 Phenobarbital 30 6 10000 10006 4883 406.92 24.5898

361 Phytomenadion Inj 204 1050 1254 500 41.67 30.096

362 Piracetam Inj 1 Gr 164 0 164 164 13.67 12

363 Piracetam Inj 3 Gr 195 2316 2511 2489 207.42 12.10607

364 Piracetam Tab 400 Mg 329 10 339 335 27.92 12.14328

365 Piracetam Tab 800 Mg 343 7750 8093 6584 548.67 14.7503

366 Piracetam 1200 48 0 48 48 4.00 12

367 Platosin Inj Rtus 50 Mg 3 0 3 3 0.25 12

368 Paracetamol Infus 0 1010 1010 947 78.92 12.79831

369 Paracetamol Syrup 517 0 517 517 43.08 12

370 Paracetamol Tab 500 12466 90400 102866 83178 6931.50 14.84037

371 Pan Amin G 42 51 93 29 2.42 38.48276

372 Proinfark Inj 10 130 140 130 10.83 12.92308

373 Pradaxa 110 270 0 270 270 22.50 12

374 Ptu 1412 13600 15012 14779 1231.58 12.18919

375 Propanolol 10 1696 8480 10176 8717 726.42 14.00849

376 Pethidin Inj 1 250 251 210 17.50 14.34286

377 Perdipin Injeksi 0 10 10 10 0.83 12

378 Pyrazinamid 500 56 1400 1456 1448 120.67 12.0663

379 Prednison 1017 1600 2617 2265 188.75 13.8649

380 Recolfar Tab 683 4830 5513 5051 420.92 13.0976

381 Rescuvolin Inj 50 59 0 59 59 4.92 12

382 Ramipril 5 5253 126300 131553 110644 9220.33 14.26771

383 Retaphyl Sr 574 2600 3174 2464 205.33 15.45779

384 Ranitidin 1872 76600 78472 67803 5650.25 13.88824

385 Rifampicin 600 0 200 200 183 15.25 13.11475

386 Rifampicin 450 566 2300 2866 1775 147.92 19.37577

387 Ranitidin Injeksi 2540 44720 47260 45586 3798.83 12.44066

388 Risperidon 2 Mg 2442 15150 17592 15401 1283.42 13.70716

389 Risperidon 3 Mg 15 0 15 15 1.25 12

390 Ringer Laktat 6495 58860 65355 65222 5435.17 12.02447

391 Sulfadoxin Pyrimethamine 96 0 96 10 0.83 115.2

392 Salep 2-4 50 50 100 29 2.42 41.37931

393 Sanmol Infus 82 1440 1522 1496 124.67 12.20856

394 Saline Otsu 17 60 77 77 6.42 12

395 Sucralfat Suspensi /Ulsafate 172 3130 3302 3302 275.17 12

396 Symbicort 80 Turb 3 32 35 31 2.58 13.54839

397 Sebivo 600 82 0 82 82 6.83 12

398 Scabimite Cr 23 30 53 42 3.50 15.14286

399 Sulfasalazine 65 40 105 105 8.75 12

400 Sifrol 0.75 40 120 160 100 8.33 19.2

401 Sifrol 0.375 315 300 615 530 44.17 13.92453

402 Salofalk 250 0 100 100 100 8.33 12

403 Sesden 1195 0 1195 298 24.83 48.12081

404 Spironolakton 100 1197 0 1197 1197 99.75 12

405 Spironolakton 25 3229 29175 32404 27336 2278.00 14.22476

406 Streptomycin Injeksi 80 0 80 68 5.67 14.11765

407 Simvastatin 20 Mg 395 203000 203395 184718 15393.17 13.21333

410 Simvastatin 10 Mg 9731 188040 197771 148658 12388.17 15.96451

411 Sandepril 50 Mg 7606 0 7606 1870 155.83 48.80856

412 Streptase 1500000 1 0 1 1 0.08 12

413 Sibital Inj 2 200 202 141 11.75 17.19149

414 Stesolid Rektal 5 91 65 156 149 12.42 12.56376

418 Stesolid Rektal 10 54 0 54 52 4.33 12.46154

419 Stesolid 10 Amp 36 98 134 84 7.00 19.14286

420 Salbutamol 2 196 4200 4396 4394 366.17 12.00546

424 Salbutamol 4 41 6200 6241 4235 352.92 17.68406

425 Sedacum 14 55 69 69 5.75 12

Page 116: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

99

No Nama Obat Stok Awal Per

Januari 2017

Total

Pemasukan

Thn 2017

Jumlah

Obat Yang

Tersedia

Jumlah

Pemakaian

Per Tahun

Rata-rata

Pemakaian

Per Bulan

Jumlah

Ketersediaan

Obat

426 Salysil Talk 6 20 26 25 2.08 12.48

427 Stolax Suppo 19 0 19 19 1.58 12

428 Tapros Inj 3.75 8 50 58 58 4.83 12

429 Tarivid Otic 11 11 22 22 1.83 12

430 Tablet Tambah Darah ( Sf +

As Folat )

3000 21400 24400 17964 1497.00 16.29927

431 Thiamphenicol 500 232 100 332 332 27.67 12

432 Tutofusin 63 0 63 61 5.08 12.39344

433 Tensilo Inj 0 65 65 31 2.58 25.16129

434 Tria Timol 0 50 50 50 4.17 12

435 Tria Xitrol Tm 2 0 2 2 0.17 12

436 Tamofen 10 Mg 490 3270 3760 2620 218.33 17.22137

437 Simarc 2 665 6000 6665 5061 421.75 15.8032

438 Tanapres 5 4169 16300 20469 15363 1280.25 15.98828

439 Tanapres 10 3127 9200 12327 9023 751.92 16.3941

440 Tramadol 2644 6050 8694 7830 652.50 13.32414

441 Trifluoperazin 92 2500 2592 46 3.83 676.1739

442 Tetagam P 70 892 962 477 39.75 24.20126

443 Tridex 27 B 105 72 177 172 14.33 12.34884

444 Thyrozol 5 Mg 56 0 56 56 4.67 12

445 Thyrozol 5 Mg 200 2500 2700 930 77.50 34.83871

446 Urotractin 1195 1500 2695 2695 224.58 12

447 Urdafalk 0 300 300 295 24.58 12.20339

448 Ulsidex 158 0 158 158 13.17 12

449 Urinter 12 600 612 311 25.92 23.61415

450 Valisanbe 2 Mg Tab 2476 16200 18676 13394 1116.17 16.73227

451 Valesco 80 0 29590 29590 29572 2464.33 12.0073

452 Valesco 160 0 17350 17350 16600 1383.33 12.54217

453 Vinblastin Inj 10 Mg 6 0 6 6 0.50 12

454 Vertikaf 0 3000 3000 2881 240.08 12.49566

455 Vagizol Ovula 1 650 651 129 10.75 60.55814

456 Vbloc 6,25 682 10490 11172 9687 807.25 13.83958

457 Valsartan Ni 80 1766 750 2516 2516 209.67 12

458 Valsartan Ni 160 1497 6480 7977 7941 661.75 12.0544

459 Vastigo 808 4000 4808 4808 400.67 12

462 Ventolin Inhaler 11 15 26 26 2.17 12

463 Ventolin Nebules 80 1140 1220 1217 101.42 12.02958

464 Vitamin B Comp 624 5470 6094 3701 308.42 19.75898

465 Vitamin B1 1650 6600 8250 6710 559.17 14.7541

466 Vitamin B6 1881 8000 9881 9432 786.00 12.57125

467 Vitamin B12 1993 9150 11143 9917 826.42 13.48351

468 Vitamin C 351 3900 4251 4181 348.42 12.20091

469 Xeloda 0 4640 4640 3904 325.33 14.2623

470 Zink Tablet 715 2900 3615 2967 247.25 14.62083

471 Zinkid 10 Mg Syrup 3 0 3 1 0.08 36

472 Zoladex Inj 10,8 1 0 1 1 0.08 12

473 Zypraz 1 Mg 0 1100 1100 1100 91.67 12

474 Versilon 6 0 3000 3000 3000 250.00 12

475 Recofol Inj 7 100 107 107 8.92 12

476 Terrel Isoflurane 400 6500 6900 4900 408.33 16.89796

477 Methyl Ergometrin Inj 0 1000 1000 463 38.58 25.91793

479 Ephinefrin Inj 91 900 991 622 51.83 19.11897

480 Nitroglycerin Injeksi 10 320 330 233 19.42 16.99571

481 Anbacim Inj 178 5518 5696 5276 439.67 12.95527

482 Mecobalamin 0.5 Mg Inj 5 750 755 755 62.92 12

483 Mitomycin C 10 Mg Inj 12 0 12 12 1.00 12

484 Flunarizin 10 Mg 57 0 57 57 4.75 12

485 Mipros 141 1050 1191 1191 99.25 12

486 Ramipril 2.5 Mg 3083 25000 28083 19674 1639.50 17.129

487 Atorvastatin 20 431 65100 65531 44312 3692.67 17.74625

488 Zoladex Inj 10,8 1 0 1 1 0.08 12

489 Zypraz 1 Mg 0 1100 1100 1100 91.67 12

490 Versilon 6 0 3000 3000 3000 250.00 12

Page 117: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

100

No Nama Obat Stok Awal Per

Januari 2017

Total

Pemasukan

Thn 2017

Jumlah

Obat Yang

Tersedia

Jumlah

Pemakaian

Per Tahun

Rata-rata

Pemakaian

Per Bulan

Jumlah

Ketersediaan

Obat

493 Recofol Inj 7 100 107 107 8.92 12

494 Tramus 69 100 169 169 14.08 12

495 Omnipaque 20 Ml 8 0 8 8 0.67 12

496 Omnipaque 100 Ml 4 0 4 4 0.33 12

497 Depakote Er 1904 1600 3504 3076 256.33 13.6697

498 Isoflurane 250 Mg 1250 1250 2500 2250 187.50 13.33333

499 Ketamin Inj 48 150 198 198 16.50 12

500 Amoxicillin Inj 3 0 3 3 0.25 12

501 Ampicillin Inj 37 20 57 57 4.75 12

503 Sevorane 250 0 250 250 20.83 12

504 Midazolam Hameln 5 Mg/Ml 659 10 669 669 55.75 12

505 Renxamin 200 Ml 2 104 106 106 8.83 12

506 Oxytocin Inj 10iu 924 6430 7354 6101 508.42 14.46451

507 Clozer 25 Mg 199 1080 1279 1279 106.58 12

508 Lipomed 20% 250 Ml 12 22 34 25 2.08 16.32

509 Mydriatil 1% 5 Ml 10 0 10 5 0.42 24

510 Cefoperazon 1 Gr Inj 0 500 500 500 41.67 12

511 Mydriatil 1% 5 Ml 10 0 10 5 0.42 24

512 Cefoperazon 1 Gr Inj 0 500 500 500 41.67 12

513 Cefobactam Inj 304 3100 3404 3402 283.50 12.00705

514 Dialifer Injeksi @ 5 Ml 0 180 180 118 9.83 18.30508

4.801.263 359.376 13,359

Rata-rata ketersediaan obat 13,36

Page 118: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

101

Lampiran 3. Rencana Kebutuhan Obat (RKO) 2017

NO Nama OBAT JUMLAH

1. Air untuk injeksi amp 25 ml 21610

2. Air untuk irigasi lar inf 1000 ml 5020

3. Akarbose tab 50 mg 3600

4. Albumin serum normal (human albumin) inj 20% 100 ml 410

5. Albumin serum normal (human albumin) inj 20% 50 ml 150

6. Alopurinol tab 100 mg 34000

7. Alopurinol tab 300 mg 3500

8. Alprazolam tab 0,25 mg 5000

9. Alprazolam tab 0,5 mg 32300

10. Alprazolam tab 1 mg 33400

11. Amikasin inj 250 mg/ml 100

12. Aminofilin inj 24 mg/ml 400

13. Aminofilin Tab 200 mg 300

14. Amiodaron inj 150 mg/3 ml 70

15. Amiodaron tab 200 mg 600

16. Amlodipin tab 10 mg 91900

17. Amlodipin tab 5 mg 205900

18. Amoksisilin sir kering 125 mg/5 ml 215

19. Amoksisilin tab 500 mg 35200

20. Ampisilin serb inj 1000 mg/vial 70

21. Analog insulin : long acting (inj 100 UI/ml) 530

22. Analog insulin : mix insulin (inj 100 UI/ml) 2250

23. Anastrozol tab 1 mg 124

24. Anestetik lokal gigi kombinasi : lidokain hcl 2% + epinefrin 1 :

80.000 inj 2 ml

630

25. Antasida, kombinasi : aluminium hidroksida 200 mg + magnesium

hidroksida 200 mg

6700

26. Antasida, kombinasi : aluminium hidroksida 200 mg + magnesium

hidroksida 200 mg

2739

27. Anti Parkinson kombinasi : benzerasid 25 mg + levodopa 100 mg 7650

28. Antihemoroid, kombinasi: bismut subgalat 150 mg + heksaklorofen

2,5 mg + lidokain lidokain 10 mg+ seng oksida 120 mg + sup ad 2 g

90

29. Asam asetilsalisilat (asetosal) tab 80 mg 206600

30. Asam askorbat (vitamin C) tab 50 mg 7900

31. Asam folat tab 1 mg 2800

32. Asam mefenamat kaps 500 mg 118200

33. Asam pipemidat kaps 400 mg 2100

34. Asam traneksamat inj 100 mg/ml 12000

35. Asam traneksamat tab 500 mg 19600

36. Asam ursodeoksikolat kaps 250 mg 3500

37. Asetazolamid tab 250 mg 8500

38. Asiklovir tab 400 mg 550

39. Atorvastatin tab 20 mg 3800

40. Atrakurium inj 25 mg/2,5 ml 220

41. Atropin inj 0,25 mg/ml (i.m./i.v./s.k) 500

42. Azitromisin tab 500 mg 250

43. Beraprost sodium tab 20 mcg 700

44. Betahistin tab 6 mg 35000

45. Bikalutamid tab sal 50 mg 1400

46. Bisakodil sup 10 mg 1500

Page 119: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

102

NO Nama OBAT JUMLAH

47. Bisakodil sup 5 mg 1150

48. Bisakodil tab sal 5 mg 1200

49. Bisoprolol tab 2,5 mg 249800

50. Bisoprolol tab 5 mg 102000

51. Budesonid-formoterol (fixed combination)* ih 160/4,5 mcg 12

52. Bupivakain heavy inj 5 mg/ml (hcl) + glukosa 8% 910

53. Budesonid-formoterol (fixed combination)* ih 80/4,5 mcg 286

54. Clozapin 25 3000

55. Clopidogrel 155900

56. Clonidin 0.15 Mg Tab 1461

57. Ca Gluconas 10% Inj 115

58. Ca Laktat 177.84

59. Clobazam 390.33

60. Ciprofloxacin Infus 27.08

61. Cefoperazone Sulbactam 1 Gr 634

62. Chloramphenicol Tab 250 Mg 2000

63. Cotrimoksazol Syr 475

64. Cotrimoksazol Tab 11098

65. Cefixim Syr 357

66. Cefixim Tab 32389

67. Captopril 12.5 2126

68. Captopril 25 7932

69. Clindamycin 150 375

70. Curacil 500 Mg/10 Ml Inj 24

71. Cetirizin 17562

72. Cetadop Inj 200mg/5ml 522

73. Carbamazepin 200 Mg 7092

74. Candesartan 8tab 59958

75. Deferasiroks tab disp 250 mg 300

76. Deksametason inj 5 mg/ml (i.v./i.m.) 16300

77. Deksametason tab 0,5 mg 13900

78. Desoksimetason krim 0,25% 2500

79. Dialisa peritoneal lar intraperitonial 52200

80. Diazepam inj 5 mg/ml (i.v./i.m.) 815

81. Diazepam lar rektal 10 mg/2,5 ml 105

82. Diazepam lar rektal 5 mg/2,5 ml 65

83. Diazepam tab 2 mg 39500

84. Diazepam tab 5 mg 200

85. Digoksin inj 0,25 mg/ml 50

86. Digoksin tab 0,25 mg 19600

87. Diltiazem kaps SR 100 mg 2300

88. Diltiazem kaps SR 200 mg 180

89. Diltiazem serb inj 50 mg/vial 70

90. Diltiazem tab 30 mg 4800

91. Dobutamin inj 50 mg/ml 700

92. Doksazosin tab 2 mg 1800

93. Doksisiklin kaps 100 mg 100

94. Domperidon susp 5 mg/5 ml 255

95. Domperidon tab 10 mg 16500

96. Domperidon tts 5 mg/ml 162

97. Dopamin inj 40 mg/ml 1000

98. Dutasterid kaps 0,5 mg 7000

Page 120: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

103

NO Nama OBAT JUMLAH

99. Efedrin inj 50 mg/ml 500

100. Enoksaparin sodium inj 60 mg/0,6 ml 3000

101. Epinefrin (adrenalin) inj 0,1% (i.v./s.k./i.m.) 250

102. Eritromisin tab 500 mg 4800

103. Etambutol tab 500 mg 1400

104. Etanol 70% cairan 70% 1650

105. Etil klorida semprot 100 ml 32

106. Fenitoin Na inj 100 mg/2 ml 900

107. Fenitoin Na kaps 100 mg 6500

108. Fenobarbital inj 50 mg/ml 60

109. Fenobarbital tab 30 mg 3600

110. Fenofibrat kaps 300 mg 2000

111. Fenoterol hbr aerosol 100 mcg/puff 303

112. Ferro sulfat tab salut 300 mg 13700

113. Fitomenadion (vitamin K1) inj 10 mg/ml (i.m) 1500

114. Flukonazol kaps 150 mg 500

115. Fluoksetin kaps 10 mg 19400

116. Fluoksetin kaps 20 mg 8000

117. Fondaparinuks inj 2,5 mg/0,5 ml 500

118. Furosemid inj 10 mg/ml (i.v./i.m.) 14000

119. Furosemid tab 40 mg 131400

120. Gabapentin kaps 300 mg 26800

121. Gemfibrozil kaps 300 mg 600

122. Gentamisin inj 40 mg/ml 2520

123. Gentamisin salep mata 0,3% 250

124. Gentamisin tts mata 0,3% 1200

125. Glibenklamid tab 5 mg 200

126. Gliklazid tab 80 mg 29300

127. Glimepirid tab 1 mg 4700

128. Glimepirid tab 2 mg 32200

129. Glimepirid tab 3 mg 2600

130. Gliseril trinitrat inj 10 mg/ml 20

131. Gliseril trinitrat kaps SR 2,5 mg 800

132. Glukosa Larutan Infus 5% steril 250 ml 640

133. Glukosa Larutan Infus 5% steril 500 ml 11080

134. Haloperidol tab 0,5 mg 500

135. Hidrokortison krim 2,5% 504

136. Hiosina butilbromida inj 20 mg/ml 85

137. Hiosina butilbromida tab 10 mg 6000

138. Human tetanus imunoglobulin inj 250 UI (i.m.) 650

139. Ibuprofen sir 100 mg/5 ml 158

140. Ibuprofen sir 200 mg/5 ml 52

141. Ibuprofen tab 400 mg 2300

142. Imidapril tab 10 mg 6200

143. Imidapril tab 5 mg 10150

144. Ioheksol 180-300 mg Iodium/ml 20

145. Isofluran inhalasi 250 ml 87

146. Isoniazid tab 100 mg 1700

147. Isoniazid tab 300 mg 2100

148. Isosorbid dinitrat inj 10 mg/10 ml 1070

149. Isosorbid dinitrat tab 10 mg 18200

150. Isosorbid dinitrat tab 5 mg 516500

Page 121: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

104

NO Nama OBAT JUMLAH

151. Kalium aspartat tab 300 mg 9500

152. Kalsium polistirena sulfonat ktg 5 g 18

153. Kanamisin inj 1.000 mg/ vial 16

154. Kandesartan tab 16 mg 51520

155. Kandesartan tab 8 mg 137100

156. Kapesitabin tab sal 500 mg 1500

157. Kaptopril tab 12,5 mg 1800

158. Kaptopril tab 25 mg 5550

159. Kaptopril tab 50 mg 50

160. Karbamazepin tab 100 mg 300

161. Karvediol kaps 6,25 mg 17000

162. Ketamin inj 50 mg/ml (i.v.) 8

163. Ketokonazol krim 2% 50

164. Ketokonazol tab 200 mg 3100

165. Ketoprofen sup 100 mg 2910

166. Ketorolak inj 30 mg/ml 33200

167. Klindamisin kaps 150 mg 1000

168. Klobazam tab 10 mg 3400

169. Klopidogrel tab 75 mg 197200

170. Kloramfenikol kaps 250 mg 100

171. Klorfeniramin tab 4 mg 11000

172. Klorpromazin tab sal 100 mg 13500

173. Klozapin tab 100 mg 1050

174. Klozapin tab 25 mg 1550

175. Kodein tab 10 mg 17800

176. Kodein tab 20 mg 9000

177. Kolkisin tab 500 mcg 2900

178. Kombinasi : ergotamin 1 mg+ kafein 50 mg 6800

179. Kotrimoksazol (dewasa) kombinasi : sulfametoksazol 400 mg+

trimetoprim 80 mg

9800

180. Laktulosa sir 3,335 g/5 ml 360

181. Lansoprazol kaps 30 mg 70800

182. Larutan mengandung Asam Amino (Asam Amino 30 g, Glukosa 7,3

% dan elektrolit) 500 ml

107

183. Larutan mengandung Asam Amino (Asam Amino 5% dengan

BCAA 45%, L-Ornithine L Aspartate 8.03 gr/L, Sorbitol 50 gr/L,

Xylitol 50 gr/L)

230

184. Larutan mengandung Asam Amino (Asam Amino 7%, Komposisi:

Asam Amino esensial: Asam Amino non esensial = 60 : 40)

12

185. Larutan mengandung Elektrolit (Kalium Klorida) 571

186. Larutan mengandung Elektrolit (Na 130 mEq, Cl 109 mEq, Ca 3

mEq, Asetat 28 mEq)

126

187. Larutan mengandung Karbohidrat (Maltose 100 gr) 309

188. Lenograstim inj 263 mcg/vial 2200

189. Leuprorelin asetat serb inj 3,75 mg 90

190. Levofloksasin inf 5 mg/ml 50

191. Levotiroksin tab 100 mcg 4200

192. Lidokain inj 2% (infiltr/p.v.) 5500

193. Lisinopril tab 10 mg 30500

194. Lisinopril tab 5 mg 105100

195. Loratadin tab 10 mg 4300

196. Magnesium sulfat inj 40% 120

Page 122: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

105

NO Nama OBAT JUMLAH

197. Magnesium sulfat serb, ktg 30 g 300

198. Meropenem serb inj 1000 mg/vial 1500

199. Meropenem serb inj 500 mg/vial 500

200. Metenamin mandelat (heksamin mandelat) tab salut enterik 500 mg 1050

201. Metformin tab 500 mg 122900

202. Metilprednisolon inj 500 mg/8 ml 1300

203. Metildopa tab sal 250 mg 100

204. Metilergometrin inj 0,2 mg/ml 3400

205. Metilergometrin tab salut 0,125 mg 700

206. Metilfenidat tab SR 10 mg 1900

207. Metilprednisolon tab 8 mg 5140

208. Metoklopramid drop botol 10 ml 500

209. Metoklopramid sir 5 mg/5 ml 130

210. Metoklopramid tab 5 mg 1100

211. Metronidazol lar inf 5 mg/ml 300

212. Metronidazol ovula 500 mg 7500

213. Metronidazol sir 125 mg/5 Ml 190

214. Metronidazol tab 250 mg 300

215. Metronidazol tab 500 mg 200

216. MIBG (meta-iodobenzylguanidine) 9200

217. Mikafungin Na serb inj 50 mg/vial 540

218. Mikonazol serb 2% 600

219. Modified fluid gelatine BM 30 000 lar inf 4% 70

220. Morfin Hcl tab 10 mg 10

221. Morfin Hcl tab SR 15 mg 450

222. Morfin Hcl tab SR 30 mg 150

223. Nadroparin inj 10 mg/ml 57900

224. Natrium diklofenak tab 50 mg 12000

225. Natrium fluoresein tts mata 2% 10200

226. Natrium fusidat salep 20 mg/g 670

227. Nikotinamid tab 100 mg 540

228. Nitrogen oksida ih, gas dlm tabung 40

229. Noretisteron tab 5 mg 50

230. Ofloksasin tab 400 mg 100

231. Ofloksasin tts telinga 3% 350

232. Oksaliplatin serb inj 100 mg/vial 24

233. Oktreotid inj 0,1 mg/ml 5900

234. Omeprazol kaps 20 mg 3200

235. Ondansetron inj 2 mg/ml 9000

236. Ondansetron tab 4 mg 8810

237. Ondansetron tab 8 mg 450

238. Parasetamol sir 120 mg/5 ml 2250

239. Parasetamol tab 500 mg 2800

240. Parasetamol tts 60 mg/0,6 ml 93000

241. Pasta devitalisasi (non arsen) 530

242. Perindoprilarginin tab 5 mg 32

243. Petidin inj 50 mg/ml (i.m./s.k./i.v.) 51

244. Pilokarpin tts mata 2% 280

245. Piridoksin (vitamin B6) inj 100 mg/ml 1200

246. Pirimetamin tab 25 mg 6100

247. Povidon iodin lar 100 mg/ml 106

248. Pramipeksol tab ER 0,750 mg 300

Page 123: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

106

NO Nama OBAT JUMLAH

249. Pravastatin tab 10 mg 800

250. Primakuin tab 15 mg 1000

251. Propofol inj 1% (i.v. Bolus) 9200

252. Propranolol inj 1 mg/ml (i.v.) 415

253. Propranolol tab 40 mg 6700

254. Ramipril tab 5 mg 1500

255. Ranitidin inj 25 mg/ml 79600

256. Ranitidin tab 150 mg 48300

257. Retinol (vitamin A) kaps lunak 100.000 UI 94700

258. Rifampisin tab 600 mg 1800

259. Rifampicin 150 mg 1000

260. Ringer Laktat Larutan 1000 ml 78080

261. Rifampicin 300 mg 500

262. Risperidon tab sal 1 mg 2900

263. Risperidon tab sal 2 mg 100

264. Rituksimab Inj 10 mg/ml 12600

265. Ropinirol tab sal 2 mg 175

266. Salbutamol cairan serb ih 200 mcg/kaps + rotahaler 53

267. Salbutamol sir 2 mg/5 ml 930

268. Salbutamol tab 4 mg 3100

269. Salep 2-4, kombinasi : asam salisilat 2 %+ belerang endap 4 % 2600

270. Sefadroksil kaps 250 mg 264

271. Sefadroksil kaps/tab 500 mg 100

272. Sefadroksil sir kering 125 mg/5 ml 87700

273. Sefadroksil sir kering 250 mg/5 ml 1854

274. Sefaleksin kaps 250 mg 72

275. Sefiksim sir 100 mg/5 ml 828

276. Sefiksim tab 100 mg 120

277. Sefoperazon serb inj 1.000 mg/vial 25200

278. Sefotaksim inj 500 mg/vial 248

279. Sefpirom serb inj 1000 mg 3880

280. Seftriakson serb inj 1.000 mg/vial 62

281. Sefuroksim serb inj 750 mg/vial 30675

282. Sefuroksim tab 250 mg 3682

283. Setirizin tab 10 mg 32

284. Setuksimab inj 5 mg/ml 12650

285. Sianokobalamin (vitamin B12) inj 500 mcg/ml 286

286. Siklofosfamid serb inj 1000 mg/vial (i.v.) 1000

287. Simvastatin tab sal 20 mg 149850

288. Siprofloksasin inf 2 mg/ml 206050

289. Siprofloksasin tab scored 500 mg 626

290. Spiramisin tab 500 mg 41500

291. Spironolakton tab 25 mg 180

292. Streptomisin serb inj 1.000 mg/vial 65600

293. Sufentanil inj 5 mcg/ml (i.v.) 13

294. Sukralfat tab 500 mg 78

295. Sulfur colloid 4,5 mg gelatin/reaction vial 2857

296. Tamsulosin tab 0,2 mg 450

297. Tamsulosin tab SR 0,4 mg 2920

298. Telmisartan tab 40 mg 28285

299. Telmisartan tab 80 mg 22

300. Temozolamid kaps 100 mg 3250

Page 124: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

107

NO Nama OBAT JUMLAH

301. Terazosin hcl tab 1 mg 29700

302. Tetrasiklin kaps 500 mg 1980

303. Tiamin (vitamin B1) tab 50 mg 200

304. Tikagrelor tab 90 mg 1550

305. Timolol tts mata 0,5% 3700

306. Trastuzumab serb inj 440 mg/vial 218

307. Triheksifenidil tab 2 mg 1070

308. Vitamin B kompleks 1973

309. Valasiklovir tab 500 mg 9500

310. Valproat tab sal 250 mg 936

311. Valproat tab sal 500 mg 386

312. Valproat tab SR 500 mg 9900

313. Vankomisin serb inj 500 mg/vial 7000

314. Zinc tab disp 20 mg 2000

315. Warfarin 2 mg 10500

Page 125: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

108

Lampiran 4. Tabel Issac dan Michael

Page 126: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

109

Lampiran 5. Rata-rata waktu pelayanan Resep

Lama waktu tunggu resep non racikan

Hari :Senin sampai Sabtu

Jumlah Resep Rata-rata waktu tunggu

300 4.5 menit

Lama waktu tunggu resep racikan

Hari :Senin sampai Sabtu

Jumlah Resep Rata-rata waktu tunggu

50 10 menit

Lampiran 6. Obat Diluar Fornas

No Nama Obat

1 Aspar k

2 Ambroxol

3 Adona ampul

4 Bisolvon ampul

5 Gastrul tablet

6 GG

7 Hystolan

8 Kalmeco/mecobalamin capsul

9 Piracetam 1g, 3g.

10 Piracetam 400mg, 800 mg,1200 mg

11 Allergen

12 Neurodex

13 Benutrion Ve

14 Laxadine sirup

15 Viagra

16 Lodia

17 Sesden

18 Frego (flunarizin) 5mg

19 Frego (flunarizin) 10 mg

Page 127: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

110

Lampiran 7. Nilai dan Nama-nama obat Kadaluarsa/Stok mati

No Jumlah Nama obat Harga Kadaluarsa

1 30 Bronsolvan Rp.7950 1-2-2017

2 30 Cyclovidin Rp.8.449.000 1-1-2018

3 24 Curacil 500 mg Rp.852.000 1-1-2017

4 2 Endoxan inj Rp.1.491.094 31-7-2017

5 12 Metotrexat inj Rp.568.920 1-9-2017

6 3 Flatosin 50 mg Rp.459.000 18-8-2017

7 270 Pradaxa 110 mcg Rp.3.492.720 1-4-2017

8 59 Rescuvolin 50 Rp.8.260.000 01-6-2016

9 6 Vinblastine 10 mg Rp.2.291.622 01-10-2017

10 1 Zoladex inj Rp.2.950.000 31-12-2016

11 10 Chloramex Rp.91.488 01-02-2017

12 10 Nitroglycerin inj Rp.607.750 01-04-2017

13 22 Erytromicin 200mg sirup Rp.142.126,60 01-08-2017

14 10 Neostigmine inj Rp.90.699,40 25-06-2017

15 900 Propranolol 40 mg Rp.224.937 01-09-2017

16 540 Adalat oros 20 Rp.1.619.460 01-08-2017

17 5 Aminifusin hepar Rp.427.570 01-11-2017

18 1 Cavafix Rp. 508.200 01-11-2016

19 200 Metformin 850 mg Rp. 79.200 01-01-2017

20 1310 Nifedipin Rp. 185.889 01-4-2017

21 5 Kidmin 200 ml Rp. 229.999 23-03-2017

22 15 Pulmicort nebulizer Rp. 133.496,10 31-01-2017

Total Harga Obat kadaluarsa Rp.33.162.121,26

Page 128: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

111

Lampiran 8. Lama tertundanya pembayaran Tagihan Oleh Rumah Sakit

No Jumlah

Faktur

Nama Distributor Lamanya Pembayaran

(HARI)

1 20 PT.APL 84

2 20 PT.Tempo 149

3 10 PT.Parit Padang 91

4 50 PT.Kimia Farma 148

5 40 PT.Enseval 79

6 5 PT.Rajawali Nusindo 120

7 40 PT.Bina San Prima 78

8. 5 PT.Tri Sapta Jaya 200

Total 190 faktur

Lampiran 9. Jumlah Pegawai di Instalasi Farmasi RSUD Undata Palu

No Pendidikan Jumlah

1 Apoteker S2 Farmasi Klinik 3

2 Apoteker S2 Farmakologi 2

3 Apoteker S2 M.Kes 2

4 Apoteker S2 M.M 1

5 Apoteker 11

6 Asisten Apoteker S1 18

7 Asiten Apoteker D3 Far 24

8 SMA 2

TOTAL 63

Page 129: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

112

Lampiran 10. Perhitungan EOQ (Economic Order Quantity)

1. Rumus perhitungan EOQ adalah :

EOQ = √ 2 DS

H

Keterangan : D = jumlah pemakaian selama 1 tahun

S = Biaya Order

H = Biaya Penyimpanan ; 10% dari harga beli

2. Contoh perhitungan EOQ Amlodipin 10 mg

Jumlah pemakaian dalam 1 tahun = 2787

Harga satuan = Rp 1912.00

Biaya order = Rp .7500

Biaya penyimpanan ;10% x Rp 1912= Rp 192,20

Jumlah kuantitas pesanan amlodipin 10 mg per oder adalah :

EOQ = √ 2x2787x7500

191,20

= 467,60

Jadi frekuensi order amlodipine 10 mg pertahun secara EOQ adalah

= 2787/467,60

=5,97 kali

Page 130: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

113

Lampiran 11. Frekuensi pengadaan tiap item obat

No Nama obat

HPP (Harga

Pokok

Penjualan)(RP)

10% x

HPP(Biaya

Penyimpanan)

Penggunaan

obat/tahun

Biaya

order EOQ F

1 Amlodipin 10 Mg 352 35,2 82.116 5000 4830 17

2 Alprazolam 0,5 Mg 585 58,5 27032 5000 2149 13

3 Alprazolam 1 Mg 146 14,6 18567 5000 3566 5

4 Amlodipin 5 197 19,7 222958 5000 10.631 21

5 Allupurinol 100 143 14,3 30672 5000 4631 7

6 Allupurinol 300 275 27,5 1311 5000 690 2

7 Asam Mefenamat 500 141 14,1 89290 5000 7957 11

8 Asam Traneksamat Inj 250/5

2,659 265,9 9453 5000 597 16

9 Azithromycin 1,900 190 330 5000 131 3

10 Acylovir 200 251 25,1 848 5000 581 2

11 Acylovir 400 362 36,2 744 5000 453 2

12 Arixtra 265,833 26,583 840 5000 19 44

13 Atropin Injeksi 1,350 135,0 300 5000 149 6

14 Avamys Spray 103,000 10,300 193 5000 13 15

15 Amoksisilin 500 290 29 46600 5000 4008 12

16 Amoxisilin Ds 5,500 550 350 5000 79 5

17 Antihemoroid Suppo 3,300 330 380 5000 107 4

18 Aquadest 25 Ml 2,750 275 26940 5000 989 27

19 Asering 9,275 927,5 220 5000 48 5

20 Aminophylin Inj 3,349 334,9 120 5000 60 2

21 Antasida Syr 4,023 402,3 1450 5000 189 8

22 Antasida 162 16,2 4000 5000 1581 3

23 Atacurium Inj 50 39,500 3950 15 5000 6 3

24 Antrain Inj 9,405 940,5 600 5000 79 8

25 Avodart 0,5 7,750 775 15180 5000 442 34

26 Arimidex 34,900 3490 1148 5000 57 20

27 Asam Folat 1 Mg 52 5,2 2600 5000 2236 12

28 Avesco 20 Mg 3,520 352 8460 5000 490 17

29 Bamgetol 200 Mg 1,881 188,1 8000 5000 652 12

30 Bisoprolol 5 399 39,9 112150 5000 5301 21

31 Berotec 80,000 8000 248 5000 17 15

32 Betametason Cr 1,596 159,6 150 5000 97 2

33 Betahistin Tablet 6 Mg 170 17 11850 5000 2640 5

34 Beta One 2,5 3,666 366,6 37700 5000 1014 37

35 Ceftriaxon 1 Gr Injeksi 11,000 1100 27144 5000 496 54

36 Cefotaxim Injeksi 6,050 605 3228 5000 230 14

37 Cefadroxyl Ds 125 5,286 528 1084 5000 143 8

38 Ciprofloxacin Infus 13,489 1348 400 5000 54 7

39 Clopidogrel 2,100 210 150480 5000 2676 56

40 Ca Gluconas 10% Inj 7,800 780 48 5000 25 2

41 Cotrimoksazol Syr 6,600 660 400 5000 77 5

42 Cotrimoksazol Tab 275 27,5 10800 5000 1481 6

43 Cefixim Syr 12,078 1207,8 334 5000 52 7

44 Cefixim Tab 1,000 100 31600 5000 1.777 18

45 Ciprofloxacin 500 254 25 59140 5000 4863 12

46 Citicoline 500 Mg Tab 5,082 508,2 5760 5000 340 17

47 Citicolin Inj 125 Mg 9,000 90 5890 5000 255 23

48 Cartylo 80 616 61,6 138400 5000 4739 29

49 Cetirizin 154 15,4 16900 5000 3312 5

50 Cetadop Inj 200mg/5ml 7,480 748 470 5000 79 6

13.48

Page 131: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

114

Lampiran 12. Frekuensi pengadaan tiap item obat pada kartu Stok

No Nama obat Jumlah pengadaan

1 Amlodipin 10 Mg 6

2 Alprazolam 0,5 Mg 6

3 Alprazolam 1 Mg 4

4 Amlodipin 5 6

5 Allupurinol 100 4

6 Allupurinol 300 1

7 Asam Mefenamat 500 6

8 Asam Traneksamat Inj 250/5 4

9 Azithromycin 1

10 Acylovir 200 1

11 Acylovir 400 1

12 Arixtra 6

13 Atropin Injeksi 1

14 Avamys Spray 4

15 Amoksisilin 500 6

16 Amoxisilin Ds 3

17 Antihemoroid Suppo 2

18 Aquadest 25 Ml 6

19 Asering 1

20 Aminophylin Inj 1

21 Antasida Syr 2

22 Antasida 2

23 Atacurium Inj 50 1

24 Antrain Inj 2

25 Avodart 0,5 6

26 Arimidex 6

27 Asam Folat 1 Mg 1

28 Avesco 20 Mg 2

29 Bamgetol 200 Mg 2

30 Bisoprolol 5 4

31 Berotec 4

32 Betametason Cr 2

33 Betahistin Tablet 6 Mg 6

34 Beta One 2,5 4

35 Ceftriaxon 1 Gr Injeksi 6

36 Cefotaxim Injeksi 4

37 Cefadroxyl Ds 125 3

38 Ciprofloxacin Infus 6

39 Clopidogrel 7

40 Ca Gluconas 10% Inj 1

41 Cotrimoksazol Syr 2

42 Cotrimoksazol Tab 2

43 Cefixim Syr 2

44 Cefixim Tab 4

45 Ciprofloxacin 500 4

46 Citicoline 500 Mg Tab 4

47 Citicolin Inj 125 Mg 4

48 Cartylo 80 4

49 Cetirizin 8

50 Cetadop Inj 200mg/5ml 1

Rata-rata pengadaan 3,50 kali

Page 132: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

115

Lampiran 13. Hasil Wawancara

1. Mengapa terjadi keterlambatan pembayaran tagihan oleh Rumah Sakit?

Jawab (Bagian Keuangan) : Salah satu penyebab adalah terlambatnya

pembayaran tagihan obat oleh rumah sakit karena klaim pembayaran pasien

BPJS sangat lambat dibayarkan oleh BPJS sedangkan pemasukan dana pasien

tunai jumlahnya sedikit.

2. Apakah dana yang diusulkan oleh Kepala IFRSUD Undata Palu semua

disetujui.

Jawab : I ya disetujui tetapi disesuaikan dengan anggaran BLUD yang ada.

3. Apakah penyebab kurangnya dana BLUD untuk pembayaran tagihan obat?

Jawab : Mungkin perlu dilakukan perhitungan farmakoekonomi untuk

masing-masing diagnosa/penyakit karena selama ini langsung dikeluarkan

40% jasa medic dari klaim.

Page 133: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

116

Lampiran 14. Surat Permohonan Ijin Penelitian

Page 134: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

117

Lampiran 15. Surat Keterangan Pengambilan Data

Page 135: ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI …repository.setiabudi.ac.id/981/2/TESIS REVISI 14 SEPTEMBER 2018.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus

118

Lampiran 16. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian