ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK ...

16
1 ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI), PERINGKAT OBLIGASI DAN DEBT TO EQUITY RATIO (DER) TERHADAP YIELD OBLIGASI KORPORASI SEKTOR PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2014-2017 Oleh : Pramudhita Sucila Wanda (20141111071) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara Tingkat Suku Bunga (SBI), Peringkat Obligasi, dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Yield obligasi korporasi. Yield obligasi yang akan diterima selalu dari keuntungan obligasi tersebut selalu bergerak fluktuatif. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat seberapa besar pengaruh dari variabel-variabel yang digunakan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor keuangan khususnya perbankan yang menerbitkan obligasi dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017. Sebanyak 74 obligasi dari 18 perbankan menjadi sampel dalam penelitian ini. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Tingkat Suku Bunga (SBI) dan Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap Yield obligasi. Sedangkan Peringkat Obligasi menunjukkan hasil berpengaruh negatif signifikan terhadap Yield obligasi. Kata kunci : Tingkat Suku Bunga (SBI), Peringkat Obligasi, Debt to Equity Ratio (DER), Yield ABSTRACT This research was aimed at analyzing the effect among Interest Rate of Bank Indonesia Certificate (SBI), Bond Rating and Debt to Equity Ratio (DER) yield on corporate bonds. Yield to receive from bond return always show fluctuation of moves. Therefore, follow up research was needed to do to use how significant the effect of the variables. The population used in this research was financial sector companies, especially banks that issue bonds and are listed in Indonesia Stock Exchange 2014-2017. There were 74 bonds of 18 banks as sampled in this research. The data analysis used in research was multiple linear regression analysis. The results of this research showed that Interest Rate of Bank Indonesia Certificate (SBI) and Debt to Equity Ratio (DER) had no significant effect on bond yields. While the Bond Rating showed the results of a significant negative effect on bond yields. Keywords: Interest Rate (SBI), Bond Rating, Debt to Equity Ratio (DER), Yield LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang relatif cukup tinggi selama beberapa tahun terakhir membutuhkan sumber pendanaan yang tidak sedikit. Kebutuhan akan pendanaan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi atau funding for growth tersebut tidak hanya datang dari pemerintah, tetapi juga dari sektor swasta. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan funding for growth tersebut, pasar obligasi Indonesia kemudian berkembang pesat sebagai salah satu alternatif sumber pendanaan selain sumber pendanaan klasik dari sektor perbankan. Pasar obligasi Indonesia mencatatkan pertumbuhan nilai kapitalisasi yang stabil dari tahun ke tahun. Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad mengatakan, hingga November 2014 (ytd) nilai dana yang berhasil dihimpun dari pasar obligasi sebesar Rp 346 triliun, meningkat sebesar 57% dari Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga..., Pramudhita Sucila Wanda, Ma.-Ibs, 2018

Transcript of ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK ...

Page 1: ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK ...

1

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI), PERINGKAT OBLIGASI DAN DEBT TO EQUITY RATIO (DER) TERHADAP YIELD OBLIGASI

KORPORASI SEKTOR PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2014-2017

Oleh :

Pramudhita Sucila Wanda (20141111071)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara Tingkat Suku Bunga (SBI), Peringkat Obligasi, dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Yield obligasi korporasi. Yield obligasi yang akan diterima selalu dari keuntungan obligasi tersebut selalu bergerak fluktuatif. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat seberapa besar pengaruh dari variabel-variabel yang digunakan.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor keuangan khususnya perbankan yang menerbitkan obligasi dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017. Sebanyak 74 obligasi dari 18 perbankan menjadi sampel dalam penelitian ini. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Tingkat Suku Bunga (SBI) dan Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap Yield obligasi. Sedangkan Peringkat Obligasi menunjukkan hasil berpengaruh negatif signifikan terhadap Yield obligasi. Kata kunci : Tingkat Suku Bunga (SBI), Peringkat Obligasi, Debt to Equity Ratio (DER), Yield

ABSTRACT

This research was aimed at analyzing the effect among Interest Rate of Bank Indonesia Certificate (SBI), Bond Rating and Debt to Equity Ratio (DER) yield on corporate bonds. Yield to receive from bond return always show fluctuation of moves. Therefore, follow up research was needed to do to use how significant the effect of the variables.

The population used in this research was financial sector companies, especially banks that issue bonds and are listed in Indonesia Stock Exchange 2014-2017. There were 74 bonds of 18 banks as sampled in this research. The data analysis used in research was multiple linear regression analysis.

The results of this research showed that Interest Rate of Bank Indonesia Certificate (SBI) and Debt to Equity Ratio (DER) had no significant effect on bond yields. While the Bond Rating showed the results of a significant negative effect on bond yields. Keywords: Interest Rate (SBI), Bond Rating, Debt to Equity Ratio (DER), Yield

LATAR BELAKANG

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang relatif cukup tinggi selama beberapa tahun terakhir membutuhkan sumber pendanaan yang tidak sedikit. Kebutuhan akan pendanaan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi atau funding for growth tersebut tidak hanya datang dari pemerintah, tetapi juga dari sektor swasta. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan funding for growth tersebut, pasar obligasi Indonesia kemudian berkembang pesat sebagai salah satu alternatif sumber pendanaan selain sumber pendanaan klasik dari sektor perbankan.

Pasar obligasi Indonesia mencatatkan pertumbuhan nilai kapitalisasi yang stabil dari tahun ke tahun. Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad mengatakan, hingga November 2014 (ytd) nilai dana yang berhasil dihimpun dari pasar obligasi sebesar Rp 346 triliun, meningkat sebesar 57% dari

Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga..., Pramudhita Sucila Wanda, Ma.-Ibs, 2018

Page 2: ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK ...

2

tahun 2013 yang mencapai Rp 220,26 triliun. Pertumbuhan pendanaan dari pasar obligasi tersebut diharapkan akan di-supply baik oleh investor domestik maupun global. (Sitorus :2015, hal.V)

Jika melihat sektor apa yang paling banyak menerbitkan surat utang di pasar modal, kita dapat mengetahui bahwa perbankan dan perusahaan pembiayaan mendominasi dengan 78% dari total nilai penerbitan surat utang di tahun 2016.

Sumber : www.pefindo.com Gambar 1.1 Penerbitan Obligasi Korporasi Berdasarkan Sektor

Saat ini pasar telah mencetak rekor penerbitan obligasi sepanjang Januari hingga April 2017.

Berdasarkan catatan dari PEFINDO, nilai penerbitan obligasi korporasi mencapai Rp35,7 triliun atau meningkat 59,0% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Penerbitan terbesar terjadi di bulan Februari dan Maret, masing – masing dengan Rp13,8 triliun dan Rp14,7 triliun. Aktivitas perekonomian relatif terjaga dengan tingkat pertumbuhan sekitar 5,01% pada kuartal pertama 2017. Selain untuk kebutuhan pendanaan ekspansi, para emiten membutuhkan dana dari penerbitan obligasi baru untuk membiayai kembali utang yang jatuh tempo. Nilai obligasi korporasi yang jatuh tempo selama periode Mei-Juli 2017 mencapai Rp31,3 triliun atau sekitar 40,0% dari total obligasi jatuh tempo sepanjang 2017 dan dengan puncak berada di bulan Juli 2017 yang sebesar Rp12,5 triliun (Mikail, 2017).

Sumber : www.pefindo.com

Gambar 1.2 Nilai Obligasi Jatuh Tempo Selama 2017

perbankan46%

perusahaan pembiayaan

32%

konstruksi4%

telekomunikasi4%

pertambangan3%

bandara4%

properti2%

lain-lain5%

PENERBITAN OBLIGASI KORPORASI BERDASARKAN

SEKTOR TAHUN 2016

3.092

11.011

3.056

8.457

6.3787.773

12.526

4.454

6.378

9.229

APR-17 MAY-17 JUN-17 JUL-17 AUG-17 SEP-17 OCT-17 NOV-17 DEC-17

Nilai Obligasi Jatuh Tempo Selama 2017

(Dalam Miliar Rupiah)

Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga..., Pramudhita Sucila Wanda, Ma.-Ibs, 2018

Page 3: ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK ...

3

Dengan demikian, mempertimbangkan nilai penerbitan obligasi yang telah terealisasi dan nilai obligasi yang jatuh tempo, realisasi penerbitan untuk periode Januari - Juni tahun ini diperkirakan dapat mencapai level Rp66,7 triliun, 30,0% lebih tinggi dibandingkan dengan Rp51,3 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya (Nasrudin, 2017). RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan penjelasan yang telah di uraikan, maka perumusann masalah yang akan dibahas dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah Tingkat Suku Bunga SBI berpengaruh positif terhadap Yield Obligasi Korporasi Sektor

Perbankan ? 2. Apakah Peringkat Obligasi berpengaruh negatif terhadap Yield Obligasi Korporasi Sektor

Perbankan ? 3. Apakah Debt To Equity Ratio berpengaruh positif terhadap Yield Obligasi Korporasi Sektor

Perbankan ? LANDASAN TEORI Teori Signal (Signaling Theory)

Asumsi dari signaling theory adalah para manajer perusahaan memiliki informasi yang lebih akurat mengenai perusahaan yang tidak diketahui oleh pihak luar (investor). Konsep signaling pertama kali dipelajari dalam konteks kerja dan produk pasar oleh Akerlof and Arrow yang dikembangkan oleh equilibrium signal oleh Spence (1973) yang menyatakan bahwa perusahaan yang baik dapat membedakan diri dengan perusahaan yang buruk dengan mengirimkan sinyal yang kredibel mengenai kualitas ke pasar modal. Di dalamnya terdapat dua jenis sinyal yaitu sinyal bad news dan good news. Sinyal bad news memberikan informasi berupa kinerja yang buruk atau mengalami penurunan, sedangkan good news memberikan informasi berupa kinerja perusahaan yang baik atau mengalami peningkatan, (Godfrey et.al, 2010). Agency Theory

Perbedaan kepentingan antara manajemen dengan pemilik modal akan memunculkan adanya permasalahan antar kepentingan (conflict of interest). Sebagai agent dari pemilik, manajemen seharusnya bertindak untuk kemakmuran pemilik, namun karena risiko yang kemungkinan akan diterima oleh manajemen, maka mereka dalam pengambilan keputusan juga mempertimbangkan kepentingannya. Perbedaan kepentingan ini akan memunculkan masalah-masalah keagenan (agency problem).

Teori keagenan dalam manajemen keuangan membahas adanya hubungan agency, Jensen dan Meckling (1986), yaitu hubungan mengenai adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan yang dilakukan oleh manajer. Manajemen pihak yang diberikan kewenangan oleh pemilik perusahaan untuk mengelola perusahaan namun dalam kenyataanya jika perusahaan tidak memperoleh hasil yang menggembirakan seharusnya pemilik modal bisa memutuskan untuk mengganti manajemen yang tidak meningkatkan kemakmuran. Obligasi

Obligasi adalah sekuritas yang memuat janji untuk memberikan pembayaran tetap menurut jadwal yang telah ditetapkan. Obligasi itu sendiri merupakan sertifikat atau surat berharga yang berisi kontrak antara investor sebagai pemberi dana dengan penerbitnya sebagai peminjam dana. Penerbit obligasi mempunyai kewajiban kepada pemegangnya untuk membayar bunga secara reguler sesuai jadwal yang telah ditetapkan serta melunasi kembali pokok pinjaman pada saat jatuh tempo,(Tandelilin : 2010 hal.40).

Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga..., Pramudhita Sucila Wanda, Ma.-Ibs, 2018

Page 4: ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK ...

4

Yield Obligasi Yield To Maturity (YTM) bisa diartikan sebagai tingkat return majemuk yang akan diterima investor

jika membeli obligasi pada harga pasar saat ini dan menahan obligasi tersebut hingga jatuh tempo. YTM merupakan ukuran yield yang banyak digunakan karena yield tersebut mencerminkan return dengan tingkat bunga majemuk (coupounded rate of return) yang diharapkan investor, jika dua asumsi yang disyaratkan bisa terpenuhi. Jika kedua asumsi tersebut terpenuhi maka yield to maturity yang diharapkan akan sama dengan realized yield. Asumsi pertama adalah bahwa investor akan mempertahankan obligasi tersebut sampai dengan jatuh tempo. Nilai yang didapat jika asumsi pertama dipenuhi sering disebut dengan Yield To Maturity (YTM). Asumsi kedua adalah investor menginvestasikan kembali pendapatan yang diperoleh dari obligasi pada tingkat YTM yang dihasilkan. Untuk menghitung YTM digunakan persamaan (Tandelilin : 2010 hal. 260) :

𝑌𝑇𝑀 = 𝐶𝑖 +

𝑃𝑝 − 𝑃𝑛

𝑃𝑝 + 𝑃2

Keterangan : YTM : yield to maturity P : harga obligasi pada saat ini (t=0) n : jumlah tahun sampai dengan jatuh tempo obligasi

𝐶𝑖 : pembayaran kupon untuk obligasi I setiap tahunnya 𝑃𝑝 : nilai par dari obligasi

Tingkat Suku Bunga SBI

Suku Bunga SBI merupakan suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. Suku bunga SBI merupakan salah satu mekanisme yang digunakan Bank Indonesia untuk mengontrol kestabilan nilai rupiah. Tingkat suku bunga SBI berfluktuatif tergantung dari perekonomian negara dan tingkat bunga ini memilki pengaruh terhadap tingkat bunga komersial. Ketika terjadi pergerakan BI rate maka perkembangannya dapat dilihat dari pergerakan suku bunga pasar uang antar bank dan akhirnya diharapkan diikuti oleh suku bunga deposito dan suku bunga SBI. Jika suku bunga komersial menunjukkan tren yang menurun maka harga obligasi bergerak meningkat hal ini dikarenakan investor cenderung lebih memilih investasi obligasi, sebaliknya bila suku bunga komersial cenderung meningkat maka harga obligasi akan menurun karena investor lebih tertarik menyimpan dananya di bank, (Septiyanto, 2016). Peringkat Obligasi

Peringkat (rating) obligasi merupakan indikator penting dalam membeli obligasi, terutama obligasi korporasi, atau obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan. Definisi kelayakan kredit yang digunakan didasarkan pada seberapa besar kemungkinan perusahaan akan gagal bayar dan perlindungan yang dimiliki kreditur jika terjadi gagal bayar, (Ross et. al, 2008).

Peringkat (rating) yang diberikan oleh rating agency akan menyatakan apakah obligasi tersebut berada pada peringkat investment grade atau non- investment grade. Suatu obligasi yang memperoleh rating non-investment grade maka obligasi tersebut disebut dengan istilah junk bond. Sedangkan suatu obligasi yang sebelumnya termasuk investment grade tetapi setelah ditinjau kembali dan peringkatnya turun menjadi non-investment grade, obligasi yang demikian biasanya disebut falling angel, (Ang, (1997) dalam Septiyanto (2016)).

Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga..., Pramudhita Sucila Wanda, Ma.-Ibs, 2018

Page 5: ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK ...

5

Debt to Equity Ratio (DER) Rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman jangka panjang yang diberikan kepada

para kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan. Hal ini biasanya digunakan untuk mengukur financial leverage suatu perusahaan. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus, menurut (Harahap :2010, hal. 303) yaitu :

𝐷𝐸𝑅 =𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠

KERANGKA PEMIKIRAN

Sumber : Desnitasari (2013) Gambar 2.1 Pengaruh Variabel Independen dan Variabel Dependen

Pengaruh Tingkat Suku Bunga (SBI) Terhadap Yield Obligasi

Tingkat Suku Bunga SBI adalah nilai yang harus dibayar oleh Bank Indonesia kepada investor atas surat berharga jangka pendek yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (www.bi.go.id). Aset ini mengharuskan penerbitnya melakukan pembayaran kembali dalam jumlah tertentu yang terdiri dari nilai pokok ditambah bunga.

Semakin tinggi tingkat suku bunga SBI maka imbal hasil yang diisyaratkan oleh investor dari suatu investasi akan semakin meningkat. Sehingga dengan semakin tingginya tingkat suku bunga SBI maka perusahaan penerbit obligasi akan menawarkan imbal hasil yang besar untuk menarik minat investor agar berinvestasi dananya pada obligasi, (Purwanti dan Purwidianti, 2017). Ha1 : Tingkat Suku Bunga (SBI) berpengaruh positif terhadap Yield Obligasi Pengaruh Peringkat Obligasi Terhadap Yield Obligasi

Menurut Brigham (2010) penetapan peringkat obligasi penting baik bagi perusahaan maupun investor. Pertama, karena peringkat obligasi merupakan indikator dari risiko penunggakan, maka peringkat tersebut berpengaruh langsung terhadap suku bunga dan biaya modal atas utang perusahaan. Kedua, hampir semua obligasi dibeli oleh investor institusional, bukan perorangan, dan banyak institusi dibatasi hanya boleh membeli sekuritas dalam peringkat tertentu. Semakin rendah suku bunga, semakin tinggi peringkat obligasi. Peringkat obligasi sangat berguna bagi calon investor yang akan menanamkan modalnya dalam bentuk obligasi karena dengan melihat peringkat ini investor dapat mengetahui kemungkinan return yang akan diperoleh dan risiko yang harus ditanggungnya.

Dengan demikian, obligasi yang memiliki peringkat yang tinggi akan memberikan risiko default yang relatif lebih kecil sehingga berdampak pada imbal hasil obligasi yang akan mengalami penurunan, (Purwanti dan Purwidianti, 2017). Ha2 : Peringkat Obligasi berpengaruh negatif terhadap Yield Obligasi

Tingkat Suku Bunga

(SBI)

RATING

Debt to Equity Ratio

(DER)

Yield To Maturity

(YTM)

Ha1(+)

Ha2 (-)

Ha3 (+)

Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga..., Pramudhita Sucila Wanda, Ma.-Ibs, 2018

Page 6: ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK ...

6

Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Yield Obligasi Menurut Ibrahim (2008), semakin besar Debt to Equity Ratio (DER) sebuah perusahaan, berarti

kewajiban jangka panjang perusahaan lebih banyak daripada modal yang dimiliki sendiri (ekuitas). Meningkatnya kewajiban jangka panjang tersebut akan mengakibatkan semakin besarnya kewajiban perusahaan untuk melunasi atau terjadinya risiko gagal bayar. Semakin besar tingkat risiko gagal bayar, maka semakin besar keuntungan yang disyaratkan (high risk, high return). Dengan demikian semakin besarnya Debt to Equity Ratio (DER) sebuah perusahaan, maka yield obligasi yang ditawarkan juga semakin besar. Ha3 : Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif terhadap Yield Obligasi METODOLOGI PENELITIAN POPULASI DAN SAMPEL

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang termasuk dalam kategori bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan dengan situs resmi (www.ojk.go.id).

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini berdasarkan metode purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang ditentukan dengan menggunakan kriteria – kriteria tertentu yang telah ditetapkan dalam penelitian. Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan yang menerbitkan obligasi yang terdaftar di BEI dan belum jatuh tempo. 2. Perusahaan yang menerbitkan obligasi pada sektor keuangan khususnya perbankan. 3. Membayar kupon dalam jumlah tetap, untuk meyakinkan bahwa tidak adanya pengaruh floating rate

terhadap yield obligasi. 4. Obligasi dengan laporan keuangan lengkap dan beredar pada periode 1 Januari 2014 – 31

Desember 2017 dalam mata uang Rupiah. 5. Obligasi yang memiliki peringkat yang dikeluarkan dari lembaga pemeringkat efek PT. PEFINDO Berdasarkan kriteria sampel tersebut, maka jumlah sampel pada penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 3.3 Data Obligasi Sampel

No Kode Obligasi Nama Obligasi

1 BBIA01SB OBLIGASI SUBORDINASI I BANK UOB INDONESIA TAHUN 2014

2 BNII02SBCN1 OBL SUBORDINASI BKLJT II BANK BII TAHAP I TH 2014

3 BNLI02SBCN2 OBL SUBORDINASI BKLJT II BANK PERMATA THP II TH 2014

4 BSLT05 OBLIGASI V BANK SULUT TAHUN 2014

5 BBIA01C OBLIGASI I BANK UOB INDONESIA TAHUN 2015 SERI C

6 BBKP02SBCN1 OBL SUB BKLJT II BANK BUKOPIN TAHAP I TAHUN 2015

7 BBRI01CCN1 OBL BKLJT I BANK BRI TAHAP I TAHUN 2015 SERI C

8 BBIA01BCN1 OBL BKLJT I BANK UOB INDONESIA THP I TH2016 SERI B

9 BBIA01CCN1 OBL BKLJT I BANK UOB INDONESIA THP I TH2016 SERI C

10 BBRI01BCN2 OBL BKLJT I BANK BRI TAHAP II TAHUN 2016 SERI B

11 BBRI01BCN3 OBL BKLJT I BANK BRI TAHAP III TAHUN 2016 SERI B

12 BBRI01CCN2 OBL BKLJT I BANK BRI TAHAP II TAHUN 2016 SERI C

13 BBRI01CCN3 OBL BKLJT I BANK BRI TAHAP III TAHUN 2016 SERI C

14 BBRI02BCN1 OBL BKLJT II BANK BRI TAHAP I TAHUN 2016 SERI B

15 BBRI02CCN1 OBL BKLJT II BANK BRI TAHAP I TAHUN 2016 SERI C

16 BBRI02DCN1 OBL BKLJT II BANK BRI TAHAP I TAHUN 2016 SERI D

17 BBRI02ECN1 OBL BKLJT II BANK BRI TAHAP I TAHUN 2016 SERI E

18 BBTN02ACN2 OBL BKLJT II BANK BTN TAHAP II TAHUN 2016 SERI A

19 BBTN02BCN2 OBL BKLJT II BANK BTN TAHAP II TAHUN 2016 SERI B

20 BMRI01ACN1 OBL BKLJT I BANK MANDIRI TAHAP I TAHUN 2016 SERI A

21 BMRI01CCN1 OBL BKLJT I BANK MANDIRI TAHAP I TAHUN 2016 SERI C

22 BNGA02CCN1 OBL BKLJT II BANK CIMB NIAGA TAHAP I TH 2016 SERI C

23 BNII02SBCN2 OBL SUB BKLJ II BANK MAYBANK INDONESIA THP II TH16

24 BTPN03BCN1 OBL BKLJT III BANK BTPN TAHAP I TAHUN 2016 SERI B

25 KEHA01SB OBLIGASI SUBORDINASI IDR BANK KEB HANA I THN 2016

Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga..., Pramudhita Sucila Wanda, Ma.-Ibs, 2018

Page 7: ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK ...

7

No Kode Obligasi Nama Obligasi

26 NISP02CCN1 OBL BKLJT II BANK OCBC NISP TAHAP I TH 2016 SERI C

27 PNBN02CN1 OBLIGASI BKLJT II BANK PANIN TAHAP I TAHUN 2016

28 PNBN02SBCN1 OBL SUB BKLJT II BANK PANIN TAHAP I TAHUN 2016

29 BACA03SB OBLIGASI SUBORDINASI BANK CAPITAL III TAHUN 2017

30 BBIA01SBCN2 OBL SUB BKLJT I BANK UOB INDONESIA TAHAP II TH2017

31 BBKP02SBCN2 OBL SUB BKLJT II BANK BUKOPIN TAHAP II TAHUN 2017

32 BBNI01CN1 OBLIGASI BERKELANJUTAN I BNI TAHAP I TAHUN 2017

33 BBRI02ACN3 OBL BKLJT II BANK BRI TAHAP III TAHUN 2017 SERI A

34 BBRI02BCN2 OBL BKLJT II BANK BRI TAHAP II TAHUN 2017 SERI B

35 BBRI02BCN3 OBL BKLJT II BANK BRI TAHAP III TAHUN 2017 SERI B

36 BBRI02CCN2 OBL BKLJT II BANK BRI TAHAP II TAHUN 2017 SERI C

37 BBRI02CCN3 OBL BKLJT II BANK BRI TAHAP III TAHUN 2017 SERI C

38 BBRI02DCN2 OBL BKLJT II BANK BRI TAHAP II TAHUN 2017 SERI D

39 BBTN03ACN1 OBL BKLJT III BANK BTN TAHAP I TAHUN 2017 SERI A

40 BBTN03BCN1 OBL BKLJT III BANK BTN TAHAP I TAHUN 2017 SERI B

41 BBTN03CCN1 OBL BKLJT III BANK BTN TAHAP I TAHUN 2017 SERI C

42 BBTN03DCN1 OBL BKLJT III BANK BTN TAHAP I TAHUN 2017 SERI D

43 BJBR01ACN1 OBLIGASI BKLJT I BANK BJB THP I TAHUN 2017 SERI A

44 BJBR01ASBCN1 OBL SUB BKLJT I BANK BJB THP I TAHUN 2017 SERI A

45 BJBR01BCN1 OBLIGASI BKLJT I BANK BJB THP I TAHUN 2017 SERI B

46 BJBR01BSBCN1 OBL SUB BKLJT I BANK BJB THP I TAHUN 2017 SERI B

47 BLAM04 OBLIGASI IV BANK LAMPUNG TAHUN 2017

48 BMLK02A OBLIGASI II BANK MALUKU MALUT TAHUN 2017 SERI A

49 BMLK02B OBLIGASI II BANK MALUKU MALUT TAHUN 2017 SERI B

50 BMLK02C OBLIGASI II BANK MALUKU MALUT TAHUN 2017 SERI C

51 BMRI01ACN2 OBL BKLJT I BANK MANDIRI THP II TAHUN 2017 SERI A

52 BMRI01BCN2 OBL BKLJT I BANK MANDIRI THP II TAHUN 2017 SERI B

53 BMRI01CCN2 OBL BKLJT I BANK MANDIRI THP II TAHUN 2017 SERI C

54 BMRI01DCN2 OBL BKLJT I BANK MANDIRI THP II TAHUN 2017 SERI D

55 BNGA02ACN2 OBL BKLJT II BANK CIMB NIAGA THP II TH 2017 SERI A

56 BNGA02ACN3 OBL BKLJT II BANK CIMB NIAGA THP III TH2017 SERI A

57 BNGA02BCN2 OBL BKLJT II BANK CIMB NIAGA THP II TH 2017 SERI B

58 BNGA02BCN3 OBL BKLJT II BANK CIMB NIAGA THP III TH2017 SERI B

59 BNGA02CCN2 OBL BKLJT II BANK CIMB NIAGA THP II TH 2017 SERI C

60 BNGA02CCN3 OBL BKLJT II BANK CIMB NIAGA THP III TH2017 SERI C

61 BNII02ACN1 OBL BKLJ II BANK MAYBANK INDONESIA THP I TH17 SR A

62 BNII02BCN1 OBL BKLJ II BANK MAYBANK INDONESIA THP I TH17 SR B

63 BTPN03ACN2 OBL BKLJT III BANK BTPN TAHAP II TAHUN 2017 SERI A

64 BTPN03BCN2 OBL BKLJT III BANK BTPN TAHAP II TAHUN 2017 SERI B

65 BVIC01CN1 OBLIGASI BKLJT I BANK VICTORIA TAHAP I TAHUN 2017

66 BVIC01SBCN1 OBL SUB BKLJT I BANK VICTORIA TAHAP I TAHUN 2017

67 MAYA01SBCN1 OBL SUBORDINASI BKLJT I BANK MAYAPADA THP I TH2017

68 NISP02ACN2 OBL BKLJT II BANK OCBC NISP THP II TH 2017 SERI A

69 NISP02ACN3 OBL BKLJT II BANK OCBC NISP THP III TH 2017 SERI A

70 NISP02BCN2 OBL BKLJT II BANK OCBC NISP THP II TH 2017 SERI B

71 NISP02BCN3 OBL BKLJT II BANK OCBC NISP THP III TH 2017 SERI B

72 NISP02CCN2 OBL BKLJT II BANK OCBC NISP THP II TH 2017 SERI C

73 NISP02CCN3 OBL BKLJT II BANK OCBC NISP THP III TH 2017 SERI C

74 PNBN02SBCN2 OBL SUB BKLJT II BANK PANIN TAHAP II TAHUN 2017

Sumber : www.ticmi.co.id /data diolah penulis JENIS DAN SUMBER DATA

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan bersifat kuantitatif. Data sekunder adalah data dalam bentuk yang sudah jadi yaitu berupa data publikasi. Objek penelitian yang digunakan adalah perusahaan sektor keuangan khususnya pada perbankan pada periode 2014 – 2017. Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini diperoleh dari situs Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Bursa Efek Indonesia,TICMI dan PEFINDO.

Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga..., Pramudhita Sucila Wanda, Ma.-Ibs, 2018

Page 8: ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK ...

8

MODEL PENELITIAN Pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dilakukan dengan metode regresi berganda. Hipotesis

yang akan diuji dalam penelitian ini yaitu pengujian pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Peringkat Obligasi dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Yield Obligasi Korporasi. Adapun persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut:

𝑌𝑇𝑀𝑖,𝑡 = 𝛽0 + 𝛽1𝑆𝐵𝐼𝑖,𝑡 − 𝛽2𝑅𝐴𝑇𝐼𝑁𝐺𝑖,𝑡 + 𝛽3𝐷𝐸𝑅𝑖,𝑡 + 𝜀𝑖,𝑡

Keterangan : YTM : yield to maturity obligasi β0 : konstanta β1 - β3 : koefisien regresi SBI : tingkat suku bunga RATING : peringkat obligasi DER : debt to equity ratio e : residual

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.3 Hasil Statistik Deskriptif

YIELD SBI RATING DER

Mean 9.356350 5.819455 0.927273 7.048267

Median 8.850915 5.580000 1.000000 6.384428

Maximum 46.41040 7.540000 1.000000 14.15513

Minimum 6.122460 4.560000 0.000000 4.509253

Std. Dev. 3.918979 1.268256 0.260877 1.789539

Skewness 7.775877 0.424087 -3.290658 1.112881

Kurtosis 74.06211 1.490712 11.82843 4.310220

Observations 110 110 110 110

Sumber : data olahan penulis

Jumlah observasi sebanyak 110 dengan penjelasan sebagai berikut : 1. Variabel dependen pada penelitian ini adalah Yield obligasi. Untuk nilai rata-rata (mean) pada

periode 2014 – 2017 sebesar 9.356350 atau 9.35635% dengan nilai maksimum 46.41040 atau 46.4104% yang terdapat pada Obligasi Berkelanjutan I Bank Mandiri Tahap II Tahun 2017 Seri D. Kemudian untuk nilai minimum sebesar 6.122460 atau 6.12246% yang terdapat pada Obligasi Berkelanjutan II Bank OCBC NISP Tahap II Tahun 2017 dengan tingkat bunga tetap Seri A.

2. Variabel independen pada penelitian ini adalah Tingkat Suku Bunga (SBI). Untuk nilai rata-rata (mean) pada periode 2014 – 2017 sebesar 5.819455 atau 5.819455% dengan nilai maksimum 7.540000 atau 7.54% yang terdapat pada SBI di tahun 2014. Kemudian untuk nilai minimum sebesar 4.560000 atau 4.56% yang terdapat pada SBI di tahun 2017.

3. Variabel independen pada penelitian ini adalah Peringkat Obligasi (Rating). Untuk nilai rata-rata (mean) pada periode 2014 – 2017 sebesar 0.927273 atau 0.927273% dengan nilai maksimum 1.000000 atau 1% yang terdapat pada seluruh obligasi dengan peringkat idAAA sampai idA- yaitu dengan jumlah 107 obligasi. Kemudian untuk nilai minimum sebesar 0.00000 atau 0% yang terdapat pada Obligasi Subordinasi Bank Capital III Tahun 2017, Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank Victoria Tahap I Tahun 2017 dan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank Mayapada Tahap I Tahun 2017 yang dimana ketiga obligasi ini memiliki peringkat idBBB+ sampai idBBB-.

4. Variabel independen pada penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio (DER). Untuk nilai rata-rata (mean) pada periode 2014 – 2017 sebesar 7.048267 atau 7.048267% dengan nilai maksimum 14.15513 atau 14.15513% yang terdapat pada Obligasi Subordinasi berkelanjutan II

Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga..., Pramudhita Sucila Wanda, Ma.-Ibs, 2018

Page 9: ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK ...

9

Bank Bukopin Tahap II Tahun 2017 . Kemudian untuk nilai minimum sebesar 4.509253 atau 4.509253% yang terdapat pada Obligasi Berkelanjutan III Bank BTPN Tahap I Tahun 2016 Seri B.

UJI NORMALITAS

Uji normalitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan histogram dan uji Jarque-Bera (Winarno, 2017). Uji normalitas didalam penelitian ini didasarkan pada uji Jarque-Bera, hipotesis yang akan diuji sebagai berikut:

Ho : nilai uji berdistribusi normal Ha : nilai uji tidak berdistribusi normal Ho tidak dapat ditolak apabila nilai probabilitas pada hasil pengujian ≥ 0.05 dan Ho ditolak apabila

nilai probabilitas pada hasil pengujian < 0.05.

0

10

20

30

40

50

60

70

-5 0 5 10 15 20 25 30 35

Series: Standardized Residuals

Sample 2014 2017

Observations 110

Mean 0.068040

Median -0.307222

Maximum 37.27621

Minimum -3.011730

Std. Dev. 3.883232

Skewness 8.103346

Kurtosis 78.10540

Jarque-Bera 27057.60

Probability 0.000000

Sumber : data olahan penulis

Gambar 4.1 Grafik Histogram-Normality Test

bedasarkan Gambar 4.1 menunjukkan bahwa residual regresi tidak terdistribusi normal. Hal tersebut

ditunjukkan dengan probabilitas sebesar 0.000000 < 0.05 maka Ha tidak dapat ditolak. Apabila residual data penelitian tidak terdistribusi normal, perlu dilakukan pemilahan outlier agar residual data dapat berdistribusi normal. Data yang di outlier adalah obligasi berkelanjutan I Mandiri Tahap II tahun 2017 seri D.

0

2

4

6

8

10

12

14

-2 -1 0 1 2 3 4

Series: Standardized Residuals

Sample 2014 2017

Observations 109

Mean 0.258710

Median -0.153800

Maximum 4.454060

Minimum -2.438840

Std. Dev. 1.510877

Skewness 0.697957

Kurtosis 3.183519

Jarque-Bera 9.002744

Probability 0.011094

Sumber : data olahan penulis

Gambar 4.2 Grafik Histogram-Normality Test

Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga..., Pramudhita Sucila Wanda, Ma.-Ibs, 2018

Page 10: ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK ...

10

Bedasarkan Gambar 4.2 menunjukkan bahwa semua residual regresi telah terdistribusi dengan normal. Hal tersebut ditunjukan pada nilai probabilitas 0.011094 ≥ 0.05 (Winarno, 2017). Dengan hasil ini maka disimpulkan bahwa residual regresi telah terdistribusi normal yang berarti Ho tidak dapat ditolak. PENENTUAN JENIS DATA PANEL UJI CHOW

Widarjono (2009) menyatakan dalam melakukan pengambilan keputusan atas hipotesis dalam uji Chow ini dilakukan melalui uji statistik F dan uji statistik log likelihood ratio (uji LR). Berikut hipotesis yang digunakan:

Ho : Menggunakan model Common Effect Ha : Menggunakan model Fixed Effect Dengan kriteria pengujian, Ho tidak dapat ditolak apabila nilai pada Cross Section Chi Square >

0,05. Maka dapat diambil kesimpulan, apabila Ho ditolak maka model Fixed Effect lebih baik dibandingkan model Common Effect.

Tabel 4.4 Hasil Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F

407516379188109840000000000 (73,33) 0.0000

Cross-section Chi-square 6827.268276 73 0.0000

Sumber : data olahan penulis

Bedasarkan Tabel 4.4 hasil uji Chow menunjukan nilai probabilitas Cross Section Chi-Square adalah sebesar 0.0000. Nilai probabilitas ini lebih rendah dari tingkat signifikansi yaitu, sebesar 0.05 (Widarjono, 2009). Dengan demikian Ho ditolak, sehingga hasil regresi persamaan dalam penelitian ini menggunakan model Fixed Effect dan penelitian ini dilanjutkan ke Uji Hausman. UJI HAUSMAN

Widarjono (2009) menyatakan uji Hausman dilakukan untuk mengetahui perubahan struktural dalam pendekatan jenis apa model regresi peneliti, yaitu diantara pendekatan jenis Fixed Effect atau Random Effect. Hipotesis yang digunakan oleh uji Hausman sebagai berikut:

Ho : Menggunakan model Random Effect Ha : Menggunakan model Fixed Effect Dengan kriteria pengujian, Ho tidak dapat ditolak apabila nilai pada Cross Section Random > 0,05.

Maka dapat diambil kesimpulan, jika Ho ditolak maka model Fixed Effect lebih baik daripada Random Effect, begitu juga sebaliknya.

Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga..., Pramudhita Sucila Wanda, Ma.-Ibs, 2018

Page 11: ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK ...

11

Tabel 4.5 Hasil Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 434683820741067.28 2 0.0000

Sumber : data olahan penulis

Tabel 4.5 menunjukan nilai probabilitas Cross-section Random sebesar 1.0000. Nilai probabilitas berada diatas kriteria batasan Cross-section Random dalam penelitian ini yaitu 0.05 (Widarjono, 2009). Dengan demikian Ho tidak dapat ditolak, sehingga hasil regresi persamaan dalam penelitian ini menggunakan model Random Effect. UJI ASUMSI KLASIK

Pengujian ansumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji multikolenieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokolerasi. Ketiga uji tersebut dapat memperlihatkan apakah model regresi yang digunakan dapat menghasilkan hasil estimator yang baik. UJI MULTIKOLENIERITAS

Indikator terjadinya multikolenieritas yaitu ketika correlation matrix antar variabel independen memiliki hasil diatas 0.8, maka model tersebut mengandung unsur multikolenieritas. Namun jika korelasi antar variabel independen yang dihasilkan dibawah 0.8, maka model tersebut lolos uji multikolenieritas (Gujarati, 2007).

Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolenieritas

SBI RATING DER

SBI 1.000000 -0.104552 0.340227

RATING -0.104552 1.000000 -0.217505

DER 0.340227 -0.217505 1.000000

Sumber : data olahan penulis

Bedasarkan Tabel 4.6, syarat untuk menguji multikolenieritas ini adalah dengan melihat koefisien korelasi. Apabila koefisien antar variabel kurang dari 0,8 maka dapat disimpulkan bahwa antar variabel independen di dalam penelitian ini tidak ada unsur multikoleniaritas (Gujarati, 2007). UJI HETEROSKEDASTISITAS

Model regresi yang baik adalah yang Homoskesdatisitas atau tidak terjadi Heteroskesdatisitas. Hipotesis yang akan diuji yaitu (Gujarati, 2007):

Ho : Tidak terdapat masalah heteroskedastisitas didalam model Ha : Terdapat masalah heteroskedastisitas didalam model Ketentuan dalam pengambilan keputusan tersebut yaitu jika nilai probabilitas lebih besar dari α =

5% maka Ho tidak dapat ditolak dan jika nilai probabilitas lebih kecil dari α = 5% maka Ho ditolak.

Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga..., Pramudhita Sucila Wanda, Ma.-Ibs, 2018

Page 12: ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK ...

12

Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.264286 0.623968 0.423557 0.6728 SBI -1.61E-29 9.95E-16 -1.62E-14 1.0000 RATING 0.925341 0.633466 1.460759 0.1471 DER 4.49E-29 1.18E-15 3.80E-14 1.0000

Sumber : data olahan penulis Berdasarkan Tabel 4.7 hasil uji heteroskedastisitas diatas menunjukkan probabilitas koefisien

masing-masing variabel independen lebih besar dari nilai signifikan 0.05 (Gujarati, 2007), sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho dari uji heteroskedastisitas ini tidak dapat ditolak. Dengan demikian, penelitian ini terbebas dari masalah heteroskedastisitas. UJI AUTOKOLERASI

Uji LM akan menghasilkan statistik Breusch-Godfrey sehingga uji LM juga kadang disebut uji Breusch-Godfrey. Menurut Winarno (2017) hipotesis yang akan diuji yaitu:

Bila nilai probability > 0.05, berarti tidak ada autokolerasi Bila nilai probability < 0.05, berarti ada autokolerasi

Tabel 4.8 Hasil Uji Autokolerasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 1.455231 Prob. F(2,102) 0.2381 Obs*R-squared 2.996173 Prob. Chi-Square(2) 0.2236

Sumber : data olahan penulis Berdasarkan Tabel 4.8 menunjukkan bahwa probabilitas chi-square sebesar 0.2236. Nilai ini jauh

lebih besar dari 0.05, yang mengindikasikan bahwa data tidak mengandung masalah otokolerasi.

ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA

Berdasarkan hasil regresi penelitian, maka diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

YTMit = 11.23716 + 2.36E-27 SBIit - 2.675864 RATINGit + 3.98E-26 DERit

Dengan persamaan regresi linear berganda diatas dapat diintepretasikan sebagai berikut :

1. Apabila Tingkat Suku Bunga (SBI), Peringkat Obligasi, dan Debt to Equity Ratio (DER) diasumsikan konstan, maka Yield To Maturity (YTM) yang dihasilkan sebesar 11.23716.

2. Koefisien regresi untuk Peringkat Obligasi sebesar -2.675864. Hal ini menunjukkan bahwa jika Peringkat Obligasi meningkat 1%, diasumsikan Tingkat Suku Bunga (SBI), dan Debt to Equity Ratio (DER) konstan maka Yield To Maturity (YTM) akan mengalami penurunan rata-rata sebesar 2.675864.

GOODNESS OF FIT TEST (UJI F)

Pengujian model regresi F dilakukan dengan menggunakan nilai signifikasi 0.05 yang akan dibandingkan dengan nilai signifikan. Apabila nilai probabilitas F < 0,05 maka dapat dipastikan bahwa variabel tersebut layak untuk digunakan, (Ghozali, 2016).

Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga..., Pramudhita Sucila Wanda, Ma.-Ibs, 2018

Page 13: ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK ...

13

Tabel 4.10 Hasil Uji Statistik F

R-squared 0.090264 Mean dependent var 1.20E-12 Adjusted R-squared 0.064272 S.D. dependent var 3.54E-13 S.E. of regression 2.10E-13 Sum squared resid 4.63E-24 F-statistic 3.472704 Durbin-Watson stat 0.000000 Prob(F-statistic) 0.018738

Sumber ; data olahan penulis

Berdasarkan Tabel 4.10 menunjukan bahwa hasil probabilitas dengan uji F adalah 0.018738 < 0.05. Maka Ho ditolak yang artinya semua variabel independen secara serempak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.

UJI KOEFISIEN DETERMINASI (ADJUSTED R2)

Nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model, (Ghozali, 2016 : 95).

Tabel 4.11 Hasil Uji Adjusted R Squared

R-squared 0.090264 Mean dependent var 1.20E-12 Adjusted R-squared 0.064272 S.D. dependent var 3.54E-13 S.E. of regression 2.10E-13 Sum squared resid 4.63E-24 F-statistic 3.472704 Durbin-Watson stat 0.000000 Prob(F-statistic) 0.018738

Sumber : data olahan penulis

Nilai Adjusted R Squared pada Tabel 4.11 adalah sebesar 0.064272 atau sebesar 6.42%. Hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas Tingkat Suku Bunga (SBI), Peringkat Obligasi dan Debt to Equity Ratio (DER) mampu menjelaskan pengaruh terhadap Yield obligasi sebesar 6.42%. Sisanya yaitu sebesar 93.58% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam model penelitian ini.

UJI STATISTIK T

Uji t ini dilakukan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel independennya. Pengujian ini dilakukan dengan pendekatan yang disebut juga probabilitas. Dengan membandingkan probabilitas masing-masing koefisien regresi dengan signifikasi sebesar 5% (Gujarati, 2007). Kriteria probabilitas dijelaskan melalui ketentuan sebagai berikut:

Ho = Variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Ha = Variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen

Dengan kriteria sebagai berikut: a. Jika probability lebih kecil dari 0.05 maka berpengaruh signifikan b. Jika probability lebih besar sama dengan 0.05 maka tidak berpengaruh signifikan c. Parameter Coefficient Regresi bersimbol negatif menunjukkan memiliki pengaruh negatif d. Parameter Coefficient Regresi bersimbol positif menunjukkan memiliki pengaruh positif

Kesimpulan yang dapat diambil dari uji t persamaan berdasarkan Tabel 4.9 sebagai berikut: 1. Hipotesis 1 dalam penelitian ini yaitu: Tingkat Suku Bunga (SBI) tidak berpengaruh signifikan

terhadap Yield To Maturity (YTM).

Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga..., Pramudhita Sucila Wanda, Ma.-Ibs, 2018

Page 14: ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK ...

14

2. Hipotesis 2 dalam penelitian ini yaitu: Peringkat Obligasi (RATING) berpengaruh negatif signifikan terhadap Yield To Maturity (YTM). Berdasarkan hasil regresi persamaan ditemukan nilai probabilitas RATING sebesar 0.0031 atau lebih kecil dari nilai signifikansi 0.05. Koefisien regresi dari nilai variabel RATING menunjukkan nilai -2.675864, hal ini menunjukkan bahwa RATING berpengaruh negatif signifikan terhadap Yield To Maturity (YTM), sehingga Ha2 tidak dapat ditolak. Artinya Peringkat Obligasi (RATING) memiliki pengaruh terhadap Yield Obligasi.

3. Hipotesis 3 dalam penelitian ini yaitu: Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap Yield To Maturity.

IMPLIKASI MANAJERIAL

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai pengaruh tingkat suku bunga (SBI), peringkat obligasi dan debt to equity ratio (DER) terhadap yield obligasi korporasi pada sektor perbankan periode 2014-2017, diperoleh hasil yang dapat menjadi pertimbangan dan bisa dimanfaatkan oleh para investor dan berbagai pihak lainnya yang berkepentingan untuk mengetahui informasi pengaruh tingkat suku bunga (SBI), peringkat obligasi dan debt to equity ratio (DER) terhadap yield obligasi. Dari hasil Analisa regresi mengenai tingkat suku bunga (SBI), peringkat obligasi dan debt to equity ratio (DER) terhadap yield obligasi korporasi, ditemukan bahwa hanya variabel peringkat obligasi yang berpengaruh negatif signifikan, dan variabel lainnya tidak berpengaruh signifikan yaitu tingkat suku bunga (SBI) dan debt to equity ratio (DER).

Hasil penelitian menunjukkan tingkat suku bunga (SBI) tidak berpengaruh signifikan terhadap yield obligasi. Obligasi merupakan surat utang jangka panjang yang dimana ada faktor lain yang lebih mempengaruhinya seperti maturity. Sejak 19 Agustus 2016 Bank Indonesia melakukan penguatan kerangka operasi moneter dengan memperkenalkan suku bunga acuan atau suku bunga kebijakan baru yaitu BI 7-Day Repo Rate yang dimana perubahan suku bunga tidak terlalu besar. Hal ini yang menyebabkan kenaikan maupun penurunan pada suku bunga SBI tidak mempengaruhi besarnya yield obligasi, (Septiyanto, 2016)

Pada penelitian ini sampel yang digunakan merupakan obligasi dengan pembayaran coupon dan berdasarkan suku bunganya merupakan fixed rated bond, yaitu obligasi dengan bunga tetap yang memberikan keuntungan kepada investor dalam jumlah yang tetap (fixed). Besarnya kupon (suku bunga) telah ditetapkan lebih awal Haryanto (2013). Besarnya suku bunga telah ditetapkan lebih awal sehingga tidak memiliki pengaruh floating rate terhadap yield obligasi.

Menurut hasil regresi yang dihasilkan bahwa peringkat obligasi berpengaruh negatif signifikan terhadap yield obligasi. Peringkat obligasi ini merupakan hal yang penting bagi para investor untuk menilai dan memproyeksikan tingkat risiko seperti risiko gagal bayar dalam investasi obligasinya. Nilai maximum pada penelitian ini sebesar 1 mewakili hasil dari simbol peringkat idAAA sampai idA- merupakan sekuritas utang dengan peringkat tertinggi dari PEFINDO yang didukung oleh kemampuan obligor yang superior relatif dibanding obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan.

Nilai minimum pada penelitian ini sebesar 0 mewakili hasil dari simbol peringkat idBBB+ sampai idBBB-. Sekuritas utang dengan peringkat idBBB didukung oleh kemampuan obligor yang memadai relatif dibanding sekuritas utang Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjang sesuai dengan yang diperjanjikan namun kemampuan tersebut dapat diperlemah oleh perubahan keadaan perekonomian yang merugikan.

Semakin tinggi peringkat obligasi maka semakin rendah tingkat risiko gagal bayar dan sebaliknya. Dengan ini investor akan dengan mudah mengambil keputusan investasi bedasarkan hasil peringkat kinerja perusahaan yang menerbitkan obligasi tersebut. Dengan demikian investor dapat melakukan strategi investasi akan membeli atau menjual serta sesuai perencanaannya. Hasil rating akan dijadikan patokan dalam membandingkan obligasi yang satu dengan yang lain, serta membandingkan struktur yang lain seperti suku bunga dan metode penjaminannya.

Hasil regresi menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap yield obligasi. Hal ini berarti penurunan maupun kenaikan Debt to Equity Ratio (DER) tidak mempengaruhi Yield To Maturity. Hal ini disebabkan perusahaan yang mempunyai ukuran lebih besar atau kegiatan bisnis yang membutuhkan capital expenditure yang lebih besar cenderung membutuhkan

Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga..., Pramudhita Sucila Wanda, Ma.-Ibs, 2018

Page 15: ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK ...

15

pembiayaan utang yang lebih tinggi. Perusahaan yang memiliki ukuran besar cenderung memiliki total aktiva yang besar. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mencapai tahap kedewasanaan (mature) yang dimana dalam tahap ini perusahaan memiliki arus kas positif serta memiliki stabilitas dan prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama. Pada saat kegiatan bisnis perusahaan berada pada tahap kedewasaan (mature), Debt to Equity Ratio (DER) akan mencapai puncaknya. Pada tahap ini, keuntungan perusahaan sudah cukup tinggi dan beban pajak juga relatif tinggi sehingga perusahaan memilih alternatif pendanaan melalui utang untuk menekan besarnya pajak, (Oktavian, et.al, 2015).

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penelitian ini mendukung teori sinyal (signaling theory) yaitu para manajer perusahaan memiliki informasi yang lebih akurat mengenai perusahaan yang tidak diketahui oleh pihak luar (investor). Konsepnya perusahaan yang baik dapat membedakan diri dengan perusahaan yang buruk dengan mengirimkan sinyal yang kredibel mengenai kualitas ke pasar modal. Hal ini menjelaskan bahwa manajer dengan sukarela akan memberikan informasi kepada investor untuk membantu pengambilan keputusan mereka. Hal tersebut mencerminkan jika ada perubahan dalam informasi suatu perusahaan terutama bank, berarti akan merubah keputusan yang dibuat investor dari perubahan informasi tersebut. Maka dari itu laporan keuangan yang berupa rasio keuangan bank, dapat memberikan sinyal yang baik kepada para investor, yang dapat mempengaruhi keputusan investor untuk beriventasi pada bank tersebut. KESIMPULAN Berdasarkan analisis tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Tingkat suku bunga tidak berpengaruh positif signifikan terhadap Yield obligasi populasi sektor

perbankan. 2. Peringkat Obligasi berpengaruh negatif signifikan terhadap Yield obligasi. 3. Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh positif signifikan terhadap Yield obligasi. KETERBATASAN PENELITIAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ditemukan keterbatasan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Dalam periode penelitian yang digunakan hanya 4 tahun yaitu 2014-2017, sehingga hanya

memperoleh sampel sebanyak 74 obligasi korporasi sektor perbankan dengan total 110 observasi. 2. Variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini hanya menggunakan 3 variabel yaitu SBI,

RATING dan DER. Dimana berdasarkan hasil dari ke tiga variabel tersebut memberikan nilai adjusted R squared sebesar 6.42%. Sehingga masih terdapat 93.58% faktor atau variabel lain yang dapat mempengaruhi yield obligasi.

3. Obligasi yang menjadi objek penelitian hanya obligasi yang masuk dalam kategori layak investasi (investment grade).

SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diajukan pada penelitian ini sebagai berikut : 1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambahkan periode penelitian atau mengganti sampel

agar hasilnya lebih baik dengan menggunakan objek penelitian yang berbeda yaitu obligasi negara (Goverment Bond) maupun obligasi pemerintah daerah (Municipal Bond), disarankan penelitian terdahulu (Purwanti dan Purwidianti, 2017).

2. Selanjutnya dapat menambahkan variabel lain yang mempengaruhi yield obligasi seperti: kupon, maturity, profitabilitas, likuiditas, inflasi, keputusan investasi, dan ukuran perusahaan. Pada penelitian Ginting (2014), Susanti dan Permana (2017).

3. Bagi investor penelitian ini dapat memberikan pertimbangan yang akurat dalam berinvestasi di pasar modal, khususnya instrument obligasi dan berhati-hati pada investor dalam membuat keputusan investasi dan strategi keuangan dalam suatu perusahaan.

Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga..., Pramudhita Sucila Wanda, Ma.-Ibs, 2018

Page 16: ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK ...

16

DAFTAR PUSTAKA Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2010). Dasar - Dasar Manajemen Keuangan (10 ed.). Jakarta: Penerbit

Salemba Empat. Desnitasari, I. (2013). Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Peringkat Obligasi, Ukuran Perusahaan dan Debt

to Equity Ratio Terhadap Yield To Maturity Obligasi Korporasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012. Bandung, Universitas Telkom: Bisnis Telekomunikasi dan Informasi.

Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23. Edisi 8. Semarang: Universitas Diponegoro.

Ginting, R. Y. (2014). Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Inflasi, dan Likuiditas Obligasi terhadap Yield To Maturity (YTM) Obligasi Korporasi Konvensional di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Godfrey, J., Allan, H., Ann, T., Jane, H., & Scott, H. (2010). Accounting Theory (7 ed.). John Wiley and Sons.Inc.

Gujarati, D. N. (2007). Essentials of Econometrics. (D. Barnadi, W. Hardani, Eds., J. A. Mulyadi, & Y. Andri, Trans.) Jakarta: Erlangga.

Harahap, S. S. (2010). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Persada. Haryanto, M. A. (2013). Analisis Pengaruh Maturity, Tingkat Suku Bunga SBI, Kurs dan Harga Minyak

Dunia terhadap Harga Obligasi Pemerintah. Semarang: Universitas Diponegoro. Ibrahim, H. (2008). Pengaruh Tingkat Bunga, Peringkat Obligasi, Ukuran Perusahaan dan Debt to

Equity Ratio terhadap Yield To Maturity Obligasi Korporasi di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2004-2006. Semarang: Universitas Diponegoro.

Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1986). Agency Cost of Free Cash Flow, Corporate Finance, and Takeovers. American Economic Review, Vol. 76, No. 2, Pp. 323-329.

Oktavian, O., Haryetti, & Sjahruddin. (2015). Pengaruh Terhadap Inflasi, Debt to Equity Ratio, Likuiditas Obligasi dan Rating Obligasi terhadap Yield Obligasi Korporasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009-2012. JOM FEKON, Vol. 2, No. 1.

Purwanti, P., & Purwidianti, W. (2017). Pengaruh Peringkat Obligasi, Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia, Rasio Laverage, Ukuran Perusahaan, Umur Obligasi, dan Tingkat Inflasi pada Imbal Hasil Obligasi Korporasi di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen dan Bisnis Media ekonomi, Vol. XVII, No. 1.

Ross, W., Jaffe, & Jordan. (2008). Modern Financial Management (8 ed.). New York: Mcgraw-Hill/Irwin. Septiyanto, T. (2016). Pengaruh Peringkat Obligasi, Maturity, Likuiditas dan Suku Bunga SBI terhadap

Yield To Maturity Obligasi pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Sitorus, T. (2015). Pasar Obligasi Indonesia : Teori dan Praktik (1 ed.). Depok: Rajawali Pers. Spence, M. (1973). Job Market Signaling. The Quarterly Journal of Economic, Pp : 355-374. Susanti, N., & Permana, M. R. (2017). Pengaruh Peringkat, Likuiditas, Kupon dan Maturitas terhadap

Yiled Obligasi pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2014. Jurnal Muara Ilmu Ekonomi dan Bisnis, Vol. 1, No. 1, Hal : 1-10.

Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi (1 ed.). Yogyakarta: Kanisius. Widarjono, A. (2009). Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya (3 ed.). Yogyakarta: EKONISIA. Winarno, W. W. (2017). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews. Yogyakarta: STIM.

YKPM. Http://www.pefindo.com/index.php/pageman/page/about-us.php. http://www.bi.go.id/id/moneter/bi-7day-rr/penjelasan/contents/default.aspx www.pefindo.com www.ojk.go.id www.bi.go.id

Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga..., Pramudhita Sucila Wanda, Ma.-Ibs, 2018