ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI DAN … fileused in this research are Regressions with...

15
ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI DAN JUMLAH UANG BEREDAR (M2) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009:05 - 2013:12 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE) Pada Program Studi Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Sarjana Syariah (S.Sy) pada Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun Oleh: DIAH ANGGADEWI KUSHARFITRI B 300 110 042 / I 000 113 014 TWINNING PROGRAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS DAN AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

Transcript of ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI DAN … fileused in this research are Regressions with...

i

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI DAN

JUMLAH UANG BEREDAR (M2) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM

GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009:05 - 2013:12

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Ekonomi (SE) Pada Program Studi Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis dan Sarjana Syariah (S.Sy) pada Program Studi Hukum Ekonomi

Syariah Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh:

DIAH ANGGADEWI KUSHARFITRI

B 300 110 042 / I 000 113 014

TWINNING PROGRAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS DAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2016

HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini telah membaca naskah publikasi dengan judul:

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI DAN JUMLAH

UANG BEREDAR (M2) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN

DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009:05 - 2013:12

Yang ditulis oleh:

DIAH ANGGADEWI KUSHARFITRI

B 300 110 042/I 000 113 017

Penandatangan berpendapat bahwa skripsi tersebut telah memenuhi syarat untuk diterima.

Surakarta, 23 Januari 2016

Pembimbing I Pembimbing II

Eni Setyowati, SE, M.Si Dr. Imron Rosyadi, M.Ag

ABSTRACT

Diah Anggadewi Kusharfitri, B 300 1100 042 / I 000 113 014. “ The Determinants of

Interest Rate, Inflation, and active circulation (M2) to composite stock market price

index in indonesian stock exchange (BEI) at 2009:05 – 2013: 12, mini thesys,

Development Economic and Law of Economic Faculty of Muhammadyah University of

Surakarta, 2016.

This research purposed to know that can determine influence of interest rate, inflation and

active circulation (M2) to composite stock market index (IHSG). This research uses monthly

secondary data (with time series) from 2009: 05 – 2013: 12 period. The analysis tool have

used in this research are Regressions with Partial Adjusment Model (PAM) and Classic

Assumption Test, have processed with Quantitative Micro Software E-views.

Test result by Partial Adjustment Model (PAM) indicates short- long term interest rate

variable indicate negative influence and significant to IHSG. Short long term of Inflation

variable indicate negative influence and significant to IHSG. Short long term active

circullation variable (M2) indicate positive influences and significant. Furthermore, from the

result of classic assumption indicate that models have used in the research nothing

complication in normality test, multikolinearity test, autocorellation test, heteroskedasticity

test, and model spesific test.

Key words: Interest Rate, Inflation, Active Circullation, and IHSG.

ABSTRAK

Diah Anggadewi Kusharfitri, B 300 1100 042/I 000 113 014, Analisis Pengaruh Tingkat

Suku Bunga, Inflasi dan Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap Indeks Harga Saham

Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009:05 – 2013: 12, Skripsi, Fakultas

Ekonomi Pembangunan Dan Fakultas Hukum Ekonomi Syariah, Universitas

Muhammadiyah Surakarta, 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh tingkat Suku

Bunga, Inflasi dan Jumlah Uang Beredar (M2) terhadap Indeks Harga Saham Gabungan

(IHSG). Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) bulanan dari periode

2009:05-2013:12. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi dengan

model penyesuaian parsial (PAM: Partial Adjustment Model) dan Uji Asumsi Klasik yang

diolah dengan Quantitative Micro Soffware E-Views.

Berdasarkan hasil uji Partial Adjustment Model (PAM) menunjukkan bahwa variabel

tingkat suku bunga dalam jangka panjang dan jangka pendek menunjukkan pengaruh negatif

dan signifikan terhadap indeks harga saham gabungan, variabel inflasi dalam jangka panjang

dan pendek menunjukkan pengaruh negatif dan signifikan terhadap indeks harga saham

gabungan, sedangkan variabel jumlah uang beredar dalam jangka panjang dan jangka pendek

menunjukkan pengaruh positif dan signifikan terhadap indeks harga saham gabungan.

Selanjutnya dari hasil uji asumsi klasik diketahui bahwa model yang digunakan dalam

penelitian tidak ada masalah dalam uji normalitas, multikolinieritas, autokorelasi,

heteroskedastisitas, dan spesifikasi model.

Kata Kunci: Tingkat Suku Bunga, Inflasi, Jumlah Uang Beredar, dan Indeks Harga Saham

Gabungan.

.

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pasar modal (capital market)

merupakan pasar untuk berbagai

instrumen keuangan jangka panjang

yang bisa diperjualbelikan, baik surat

utang (obligasi), ekuiti (saham),

reksadana, instrumen derivatif

maupun instrumen lainnya. Pasar

modal merupakan sarana pendanaan

bagi perusahaan maupun institusi lain

(misalnya pemerintah), dan sebagai

sarana dan prasarana kegiatan jual beli

dan kegiatan terkait lainnya.

Instrumen keuangan yang

diperdagangkan di pasar modal

merupakan instrumen jangka panjang

(jangka waktu lebih dari 1 tahun)

seperti saham, obligasi, waran, rigth,

reksadana, dan berbagai instrumen

derivatif seperti option, future, dan

lain-lain (Herlianto, 2010).

Harga sebuah saham sangat

dipengaruhi oleh hukum penawaran

dan permintaan, harga suatu saham

juga akan cenderung naik apabila

suatu saham tersebut mengalami

kelebihan permintaan dan cenderung

turun apabila saham terjadi kelebihan

penawaran. Dalam suatu perdagangan

dan investasi, harga saham mengacu

pada harga saham terkini dalam

perdagangan saham. indikator harga

saham menggambarkan banyak hal

yang terjadi saat ini di antara pembeli

dan penjual. Indikator saham juga

tidak hanya menggambarkan harga

pasar akan tetapi juga

menggambarkan pihak yang saat ini

sedang memegang kendali di dalam

pasar modal syari’ah. Maka dari itu

informasi terbaru yang masuk ke pasar

modal akan menyebabkan para

investor membeli atau menjual saham.

Harga saham juga dapat berubah naik

atau turun dalam hitungan cepat,

karena dalam kondisi pesanan para

investor yang diproses oleh floor

trader ke dalam Jakarta Automated

Trading System (Umam, 2013).

Data yang digunakan dalam

penulisan skripsi ini adalah data

sekunder yang berupa data laporan

bulanan tingkat suku bunga yang

diperoleh dari Bank Indonesia melalui

internet, data inflasi yang diperoleh

dari data bulanan Biro Pusat Statistik

(BPS), data jumlah uang beredar

secara bulanan diperoleh dari Bank

Indonesia dan data bulanan indeks

harga saham gabungan diperoleh dari

www.idx.go.id . Berdasarkan latar

belakang di atas maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dengan

mengangkat judul “Analisis

Pengaruh Tingkat Suku Bunga,

Inflasi dan Jumlah Uang Beredar

terhadap Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG) di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2009:05 –

2013:12”.

B. Tujuan Penelitian

1. Apakah tingkat suku bunga

berpengaruh secara signifikan

terhadap indeks harga saham

gabungan tahun 2009-2013?

2. Apakah inflasi berpengaruh

signifikan terhadap indeks harga

saham gabungan tahun 2009-2013?

3. Apakah jumlah uang beredar

berpengaruh signifikan terhadap

indeks harga saham gabungan

tahun 2009-2013 ?

1. Teori Investasi

Menurut Tandelilin (2001)

mendefinisikan bahwa investasi

merupakan komitmen atas sejumlah

dana atau sumberdaya lainnya yang

dilakukan pada saat ini, dengan tujuan

memperoleh sejumlah keuntungan di

masa datang. Seorang investor membeli

sejumlah saham saat ini dengan harapan

memperoleh keuntungan dari kenaikan

harga saham ataupun sejumlah dividen

di masa yang akan datang, sebagai

imbalan atas waktu dan risiko yang

terkait dengan investasi tersebut.

Investasi bisa berkaitan dengan

berbagai macam aktivitas.

Menginvestasikan sejumlah dana pada

aset riil (tanah, emas, mesin atau

bangunan), maupun aset finansial

(deposito, saham atau obligasi)

merupakan aktivitas investasi yang

umumnya dilakukan.

2. Pengertian Indeks Harga Saham

Gabungan

Indeks Harga Saham Gabungan

(IHSG) merupakan salah satu indeks

pasar saham yang digunakan oleh Bursa

Efek Indonesia (BEI). Diperkenalkan

pertama kali pada tanggal 1 April 1983,

sebagai indikator pergerakan harga

saham di BEJ, indeks ini mencakup

pergerakan harga seluruh saham biasa

dan saham preferen yang tercatat di BEI

(Jogiyanto, 2008).

3. Tingkat Suku Bunga

Suku Bunga Bank Indonesia (BI

Rate) adalah tingkat suku bunga yang

ditentukan oleh Bank Indonesia atas

penerbitan Sertifikat Bank Indonesia

(SBI). Suku bunga Sertifikat Bank

Indonesia (SBI) yang digunakan adalah

suku bunga Sertifikat Bank Indonesia

(BI) 1 bulan. Pengukuran yang

digunakan adalah satuan persen.

Kenaikan suku bunga pinjaman/suku

bunga deposito akan mengakibatkan

turunnya harga saham sehingga suku

bunga berpengaruh negatif terhadap

initial return (Samsul, 2006).

4. Teori Inflasi

Inflasi adalah kecenderungan dari

harga-harga untuk menaik secara umum

dan terus menerus. Kenaikan harga dari

satu atau dua barang saja tidak disebut

inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut

meluas atau mengakibatkan kenaikan,

sebagian besar dari harga barang-

barang lain (Boediono, 2011).

5. Teori Jumlah Uang Beredar

Menurut Boediono (2011), definisi

uang beredar terdiri dari dua bagian

yaitu :Pertama, uang beredar dalam arti

sempit (narrow money) merupakan

seluruh “uang kartal” dan “uang giral”

yang tersedia untuk digunakan oleh

masyarakat. Uang kartal adalah uang

tunai yang dikeluarkan oleh pemerintah

atau bank sentral yang langsung

dibawah kekuasaan masyarakat (umum)

untuk menggunakannya. Uang giral

adalah seluruh nilai saldo rekening

koran (giro) yang dimiliki masyarakat

pada bank-bank umum. Saldo ini

merupakan bagian dari “uang yang

beredar” karena sewaktu-waktu bisa

digunakan oleh pemiliknya

(masyarakat) untuk kebutuhannya

(transaksi, berjaga-jaga, spekulasi),

persis seperti halnya uang kartal. Saldo

rekening koran (giro) milik suatu bank

lain bukan uang giral. Jumlah uang

beredar pada suatu saat adalah

penjumlahan dari uang kartal dan uang

giral (Boediono, 2011).

6. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis-hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

H1 : Di duga terdapat pengaruh negatif

dan signifikan antara tingkat suku

bunga terhadap indeks harga saham

gabungan (IHSG) pada tahun

2009:05 - 2013:12.

H2 : Diduga terdapat pengaruh yang

negatif dan signifikan antara

tingkat inflasi terhadap indeks

harga saham gabungan (IHSG)

pada tahun 2009:05 – 2013:12.

H3 : Diduga terdapat pengaruh yang

positif antara Jumlah Uang

Beredar (M2) terhadap Indeks

Harga Saham Gabungan (IHSG)

pada tahun 2009:05 – 2013:12.

III. METODE PENELITIAN

Model yang digunakan akan

diestimasikan dengan menggunakan

alat analisis yaitu Model Penyesuaian

Parsial (Partial Adjusment Model).

Model Penyesuaian Parsial (PAM)

mengasumsikan keberadaan suatu

hubungan equilibrium jangka panjang

antara dua atau lebih variabel

ekonomi. Dalam jangka pendek,

namun demikian, yang terjadi adalah

disequilibrium. Dengan mekanisme

penyesuaian parsial, proporsi

disequilibrium pada suatu periode

dikoreksi pada periode berikutnya.

Proses penyesuaian ini menjadi alat

untuk merekonsiliasi perilaku jangka

pendek dan jangka panjang.

Berlandaskan konsep ini, hubungan

jangka panjang menjadi bisa

diestimasi melalui hubungan jangka

pendek. Adapun syarat terpenuhinya

suatu Model Penyesuaian Parsial

adalah koefisen λ diantara 0 sampai 1

dan signifikan.

Untuk menyatakan kuat tidaknya

hubungan linier antara variabel bebas

dan variabel tak bebas dapat diukur

dari koefisien korelasi (coefficient

correlation) atau R, dan untuk dapat

mengetahui besarnya sumbangan

(pengaruh) dari variabel bebas

terhadap variabel tak bebas dapat

dilihat dari koefisien determinasi

(coefficient of determination) atau R2

(Gujarati, 2003). Adapun penyusunan

Model Penyesuaian Parsial sebagai

berikut;

Persamaan Jangka Panjang

*

tY = β0+ β1 X1t + β2 X2t + β3 X3t + εt

Penataan dan subtitusi persamaan

adjustment

Yt - Yt-1 = δ ( *

tY - Yt-1)

Yt - Yt-1 = δ *

tY - δYt-1)

Yt = δ *

tY + Yt-1 - δYt-1

Yt = δ *

tY + (1- δ)Yt-1

Subtitusi;

Yt = δ(β0+ β1 X1t + β2 X2t + β3 X3t + εt

)+ (1- δ)Yt-1

Yt = δβ0+ δβ1 X1t +δ β2 X2t + δβ3 X3t +

δεt + (1- δ)Yt-1

Parameterisasi model jangka

pendek dalam penelitian ini sebagai

berikut :

Yt = α0+ α1 X1t + α2 X2t + α3 X3t +λ Yt-

1 + vt

Keterangan :

α0 = δβ0 , Konstanta dalam jangka

pendek

α1 = δβ1 , Pengaruh X1 dalam

jangka pendek

α2 = δβ2 , Pengaruh X2 dalam

jangka pendek

α3 = δβ3 , Pengaruh X3 dalam

jangka pendek

λ = (1 - δ)

Y = Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG)

X1 = Suku Bunga (%)

X2 = Tingkat Inflasi (%)

X3 = Jumlah Uang Beredar (M2)

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinieritas

Masalah multikolinieritas

muncul jika terdapat hubungan

yang sempurna atau pasti diantara

satu atau lebih variabel independen

dalam model. Dalam kasus terdapat

multikolinieritas yang serius,

koefisien regresi tidak lagi

menunjukkan pengaruh murni dari

variabel independen dalam model.

Dengan demikian, bila tujuan

dari penelitian adalah mengukur

arah dan besarnya pengaruh

variabel independen secara akurat,

masalah multikolinieritas penting

untuk diperhitungkan. Apabila

terdapat Ri2 > R

2 berati terdapat

masalah multikolinieritas yang

serius (Gujarati, 2003).

b. Uji Normalitas Residual

Asumsi normalitas gangguan

atau error (ut) adalah penting sekali

sebab uji eksistensi model (uji F)

maupun uji validitas pengaruh

variabel independen (uji t), dan

estimasi nilai variabel dependen

mensyaratkan hal ini. Apabila asusi

ini tidak terpenuhi, baik uji F

maupun uji t, dan estimasi nilai

variabel dependen menjadi tidak

valid (Gujarati, 2003).

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi

apabila variasi ut tidak konstan atau

berubah-ubah secara sistematik

seiring dengan berubahnya nilai

variabel independen. Untuk

mengetahui keberadaan

heteroskedastisitas dalam

penelitian ini digunakan Uji White.

(Gujarati, 2003).

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi terjadi apabila

nilai variabel masa lalu memiliki

pengaruh terhadap nilai variabel

masa kini, atau masa datang.

Autokorelasi akan menyebabkan

estimasi nilai variasi ut yang terlalu

rendah dan karenanya

menghasilkan estimasi yang terlalu

tinggi untuk R2 (Gujarati, 2003).

e. Uji Spesifikasi Model

Uji spesifikasi model pada

dasarnya digunakan untuk menguji

asumsi linieritas model, sehingga

sering disebut juga sebagai uji

linieritas model. Pada penelitian ini

digunakan uji Ramsey Reset yang

terkenal dengan sebutan uji

kesalahan spesifikasi umum atau

general test of spesification error

(Gujarati, 2003).

f. Uji Kebaikan Model

1) Uji Validitas Pengaruh (Uji t)

Uji t digunakan untuk

menguji validitas pengaruh dari

variabel independen terhadap

variabel dependen. Uji t ini

bertujuan untuk mengetahui

besarnya pengaruh masing-

masing variabel dependen secara

dua sisi (two tail).

2) Uji F (F Test)

Uji F dilakukan untuk

mengetahui apakah model yang

digunakan eksis atau tidak.

3) Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi

merupakan prosentase varian

dependen yang dapat dijelaskan

oleh variasi dari variabel

independen. Nilai R2 terletak

antara 0 sampai 1, jika R2 = 1,

berati garis tersebut menjelaskan

100% variasi atau proporsi

dalam variabel dependen. Jika

R2= 0, berati model tidak

menjelaskan sedikitpun variasi

dalam variabel

dependen.Sehingga dapat

disimpulkan bahwa suatu model

dapat dikatakan lebih baik nilai

koefisien determinasinya

semakin mendekati 1 (Gujarati,

2003).

IV. HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Berikut alat analisis yang

digunakan dalam penelitian ini

dapat diformulasikan sebagai

berikut:

Hasil estimasi jangka pendek

dituliskan persamaan sebagai

berikut:

IHSG = 861,9176 -

93,12625.BIRATE* -

66,16814.INF* + 0,000149.M2* +

0,835430 ET

Interpretasi dari jangka

pendek tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Koefisien tingkat suku bunga

terhadap Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG) adalah

negatif dengan nilai -93,12625.

Hal ini akan menunjukkan

bahwa dalam jangka pendek

BI Rate akan naik sebesar 1%,

maka Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG) mengalami

penurunan sebesar 93,12625.

2. Koefisien Inflasi terhadap

Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG) adalah

negatif dengan nilai -66,1684.

Hal ini akan menunjukkan

bahwa dalam jangka pendek

inflasi akan naik sebesar 1% ,

maka Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG) menurun

66,1684.

3. Koefisien Jumlah Uang

Beredar terhadap IHSG adalah

positif dengan nilai 0,000149.

Hal ini akan menunjukkan

bahwa dalam jangka pendek

JUB akan naik 1%, maka

Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG) mengalami

kenaikan sebesar 0,000149.

Hasil estimasi jangka panjang

dituliskan persamaan sebagai

berikut:

IHSG = 5237,3919 –

565,8762.BIRate* –

402,0668.INF* + 9,05389.M2*

Interpretasi dari jangka

panjang tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Koefisien tingkat suku bunga

terhadap Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG) adalah

negatif dengan nilai -565,8762.

Hal ini akan menunjukkan

bahwa dalam jangka panjang

BiRate akan naik 1% maka

Indeks Harga Saham Gabungan

(IHSG) turun sebesar 565,8762.

2. Koefisien Inflasi terhadap

Indeks Harga Saham Gabungan

(IHSG) adalah negatif -

402,0668. Hal ini akan

menunjukkan bahwa dalam

jangka panjang Inflasi akan naik

1% maka Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG) turun sebesar

402,0668.

3. Koefisien Jumlah Uang Beredar

terhadap Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG) adalah positif

dengan nilai 9,05389. Hal ini

akan menunjukkan bahwa dalam

jangka panjang JUB akan naik

1% maka Indeks Harga Saham

Gabungan akan mengalami

kenaikan sebesar 9,05389.

a. Uji Multikolinieritas

Hasil pengujian

Multikolinieritas

menunjukkan bahwa:

1) Nilai VIF pada variabel

BIRate sebesar 1,206408

< 10, maka tidak terdapat

masalah multikolinieritas.

2) Nilai VIF pada variabel

Inflasi sebesar 1,023241 <

10, maka tidak terdapat

masalah multikolinieritas.

3) Nilai VIF pada variabel

Jumlah Uang Beredar

(M2) sebesar 6,134139 <

10, maka tidak terdapat

masalah multikolinieritas.

b. Uji Normalitas Residual

Kesimpulan 0,6842 > 0,10

sehingga H0 diterima.

Kesimpulan: distribusi

residual (Ut) normal.

c. Uji Heteroskedastisitas

Kesimpulan nilai

Probabilitas IHSG

menunjukkan angka 0,4816 >

0,10 maka H0 diterima,

artinya tidak ditemukan

masalah heteroskedastisitas

dalam model.

d. Uji Autokorelasi

Kesimpulan 0,2718 > 0,10

sehingga H0 diterima, maka

tidak terdapat masalah

autokorelasi dalam model.

e. Uji Spesifikasi Model

Nilai ProbabilitaStatistik

F sebesar 0,6987 > 0,10

sehingga H0 diterima, maka

model yang digunakan linier

(spesifikasi model benar).

f. Uji Kebaikan Model

1) Uji Validitas Pengaruh

(Uji t)

Berdasarkan hasil uji t

pada lampiran diperoleh

hasil sebagai berikut:

a) Variabel Tingkat Suku

Bunga terlihat

mempunyai nilai tstaat

sebesar -1,92399.

Apabila memakai uji t

dua sisi maka nilai

kritis tstaat maka ttabel

sebesar + 1,67528.

Maka akan terlihat -

1,92399 < -1,67528.

Sehingga tingkat suku

bunga berpengaruh

signifikan.

b)Variabel inflasi terlihat

mempunyai nilai tstaat

sebesar -1,681566.

Apabila memakai uji t

dua sisi maka nilai

kritis tstaat maka ttabel

sebesar + 1,67528.

Maka akan terlihat -

1,681566 < -1,67528.

Sehingga inflasi

berpengaruh

signifikan.

c) Variabel jumlah uang

beredar terlihat

memiliki nilai tstaat

sebesar 1,464938.

Apabila memakai uji t

dua sisi maka nilai

kritis tstaat maka ttabel

sebesar + 1,67528.

Maka akan terlihat

1,464938 < -1,67528.

Sehingga jumlah uang

beredar berpengaruh

signifikan.

2) Uji F (F Test)

Nilai Probabilitas F-

Statistik 0,0000 < 0,10.

Oleh sebab itu pengujian

hipotesisnya mengatakan

bahwa H0 ditolak, artinya

model yang dipakai

dalam penelitian ini

eksis.

3) Koefisien Determinasi

(R2)

Diketahui bahwa

nilai R2 IHSG sebesar

0,961425 hal ini

menunjukkan bahwa

variabel tingkat suku

bunga, inflasi dan jumlah

uang beredar hanya

mampu menjelaskan

sebesar 96,14% terhadap

variabel IHSG.

Sedangkan sisanya

3,86% dijelaskan oleh

variabel lain diluar

penelitian ini.

Interpretasi Ekonomi

Interpretasi ekonomi

terhadap masing-masing nilai

koefisien regresi variabel

independen dan variabel

dependen dapat diuraikan

sebagai berikut:

1. Tingkat Suku Bunga

Variabel tingkat suku

bunga dalam jangka pendek

mempunyai pengaruh

negatif signifikan sebesar -

93,12625. Hal ini akan

menunjukkan bahwa BIRate

akan naik 1%, maka indeks

harga saham gabungan akan

turun sebesar 93,12625%.

Koefisien tingkat suku

bunga terhadap Indeks

Harga Saham Gabungan

(IHSG) adalah negatif

dengan nilai -565,8762. Hal

ini akan menunjukkan

bahwa dalam jangka

panjang BiRate akan naik

1% maka Indeks Harga

Saham Gabungan (IHSG)

turun sebesar 565,8762%.

2. Inflasi

Variabel inflasi dalam

jangka pendek mempunyai

pengaruh negatif signifikan

sebesar -66,1684. Hai ini

akan menunjukkan bahwa

inflasi akan naik 1%, maka

indeks harga saham

gabungan turun sebesar

66,1684%.

Koefisien Inflasi

terhadap Indeks Harga

Saham Gabungan (IHSG)

adalah negatif -402,0668.

Hal ini akan menunjukkan

bahwa dalam jangka

panjang Inflasi akan naik

1% maka Indeks Harga

Saham Gabungan (IHSG)

turun sebesar 402,0668%.

3. Jumlah Uang Beredar (M2)

Variabel jumlah uang

beredar dalam jangka

pendek mempunyai

pengaruh positif signifikan

sebesar 0,000149. Hal ini

akan menunjukkan bahwa

jumlah uang beredar

meningkat 1%, maka indeks

harga saham gabungan akan

naik sebesar 0,000149%.

Koefisien Jumlah Uang

Beredar terhadap Indeks

Harga Saham Gabungan

(IHSG) adalah positif

dengan nilai 9,05389. Hal

ini akan menunjukkan

bahwa dalam jangka

panjang JUB akan naik 1%

maka Indeks Harga Saham

Gabungan akan mengalami

kenaikan sebesar 9,05389%.

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dari hasil olah data Partial

Adjustment Model

menunjukkan bahwa:

a. Variabel tingkat suku bunga

dalam jangka panjang dan

jangka pendek

menunjukkan negatif dan

signifikan.

b.Variabel inflasi dalam jangka

panjang dan jangka pendek

menunjukkan negatif dan

signifikan.

c.Variabel jumlah uang beredar

dalam jangka panjang dan

jangka pendek

menunjukkan positif dan

signifikan.

2. Hasil analisis terhadap asumsi

klasik model, penelitian ini

dinyatakan tidak ada masalah

dalam pengujian

multikolinieritas, normalitas,

heteroskedastisitas,

autokorelasi dan uji spesifikasi

model.

B. Saran

1. Sebagai investor sebaiknya

memperhatikan informasi

mengenai tingkat suku bunga,

inflasi dan jumlah uang

beredar dari Bank Indonesia

agar dimanfaatkan dalam

memprediksi indeks harga

saham di Bursa Efek Indonesia

serta agar lebih berhati-hati

dalam mengambil keputusan

investasinya

2. Sebagai pihak pemerintah

harus memberikan dukungan

yang lebih banyak tentang

kebijakan dalam penetapan

tingkat suku bunga yang akan

memberikan dampak positif

terhadap indeks harga saham

gabungan (IHSG) di Bursa

Efek Indonesia terutama calon

investor, agar menarik

peminat yang lebih banyak.

3. Diharapkan peneliti

selanjutnya menambah

variabel makro ekonomi

lainnya, agar dapat mengetahui

dan mempresentasikan apakah

variabel-variabel

makroekonomi tersebut

mempengaruhi indeks harga

saham gabungan (IHSG) yang

lebih baik lagi.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Anggoro, Tri Susilo. 2011.

“Pengaruh, Inflasi, Kurs, dan

Suku Bunga SBI Terhadap

Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG) pada Bursa

Efek Indonesia Periode 2005-

2009”. Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret.

Boediono. 2011. Pengantar Ilmu

Ekonomi No.2 Ekonomi

Makro, Edisi Keempat

Yogyakarta: BPFE.

Case, Karl E. 2002. “Prinsip –

Prinsip Ekonomi Makro”.

Edisi Asia. Jakarta: Salemba

Empat.

Divianto. 2013. “Analisis

Pengaruh Tingkat Inflasi,

Tingkat Suku Bunga SBI, Dan

Nilai Kurs Dollar AS (USD)

Terhadap Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG) Di Bursa

Efek Indonesia”. Jurnal

Ekonomi Dan Informasi

Akuntansi Politeknik Sriwijaya

Vol.3 No.2

Ernawati, Dani. 2014. “ Analisis

Pengaruh Nilai Tukar (Kurs)

Dolar Amerika/Rupiah

(US$/Rp), Inflasi, Tingkat

Suku Bunga SBI, Dan Jumlah

Uang Beredar (M2)

Terhadap Indeks Harga

Saham Gabungan (IHSG) Di

Bursa Efek Indonesia (BEI)

Periode 2006-2010.

Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Fitriawati. 2009. “Pengaruh Uang

Yang Beredar (M2), Kurs,

Inflasi, dan Tingkat Suku

Bunga SBI Terhadap Beta

Saham Syariah (JII) dan Indeks

Harga Saham Gabungan

(IHSG)”. Fakultas Ekonomi

dan Ilmu Sosial Universitas

Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Gujarati, Damodar. 2003. Basic

Ekonometrika. New York: Mc

Graw Hill.

Handayani. 2007. “Pengaruh

Tingkat Suku Bunga SBI, Nilai

Kurs Dollar AS, dan Tingkat

Inflasi terhadap Indeks

Harga Saham Gabungan

(IHSG) (Studi di Bursa Efek

Jakarta), Tahun XVIX No.

1, Januari-Juli 2008, Hal 55-67.

Hartono, Jogiyanto, 2008. Teori

Portofolio dan Analisis

Investasi, Edisi Kelima.

Yogyakarta: BPFE.

Herlino, Didit. 2010. Seluk Beluk

Investasi Di Pasar Modal

Indonesia, Edisi Pertama.

Yogyakarta: Gosyen

Publishing.

Hidayat, Taufik. 2014. Buku Pintar

Investasi Syariah. Jakarta:

Media Kita.

Holillah, Ilham. 2009. “Pengaruh

Tingkat Suku Bunga dan Inflasi

Terhadap Indeks Harga

Saham Gabungan (IHSG)

Tahun 2004-2008”. Fakultas

Ekonomi Universitas Islam

Riau Pekanbaru.

Irham Fahmi, Yovi Lavianti Hadi,

2009. “Teori Portofolio dan

Analisis Investasi Teori dan

Soal Jawab”. Edisi

Pertama. Bandung: Alfabeta.

Jatiningsih dan Musdholifah. 2007.

“Pengaruh Makroekonomi

Terhadap Indeks Harga

Saham Gabungan di Bursa

Efek Jakarta.” Jurnal Aplikasi

Manajemen, Volume 5,

Nomor 1, April 2007.

Kurniadi, Rachmat. 2013.

“Analisis Pengaruh Nilai Tukar,

Suku Bunga (SBI), dan Jumlah

Uang Beredar (JUB),

Terhadap Nilai Harga Saham

Sektor Properti Di Bursa Efek

Indonesia (BEI) Periode

2006 – 2011. Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Mankiw, Gregory. 2012.

“Pengantar Ekonomi Makro”.

Edisi Asia. Jakarta: Salemba

Empat.

Muharam, Harjum, dan Nurafni

Zuraedah, MS. 2008. “Analisis

Pengaruh Nilai Tukar dan

Indeks Saham Dow Jones

Industrial Average Terhadap

Indeks Harga Saham

Gabungan di BEJ”. Jurnal

Maksi. Vol. 8 No.1 Januari

2008: 24-42.

Mujayana, Marya. 2013.

“Pengaruh Makro Ekonomi

Terhadap Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG)”. Jurnal

STMIK STIKOM Surabaya.

Nawangwulan, Nydia Elga Ayu.

2015. “Pengaruh Inflasi, Jumlah

Uang Beredar (JUB),

Tingkat Suku Bunga SBI

(BI Rate), dan Nilai Tukar

(KURS) Terhadap Indeks Harga

Saham Di Jakarta Islamic

Index (JII) dan Index Liquid-45

(LQ-45)”. Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Dan Agama Islam

Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Nazry Adlany, Hanafie Tamam,

dan Faruq Nasution. 1993. Al-

Quran Terjemahan Indonesia.

Jakarta: Penerbit Sari

Agung.

Novianto, Aditya.2011. “Analisis

Pengaruh Nilai Tukar (KURS)

Dolar Amerika/Rupiah

(US$/Rp), Tingkat Suku

Bunga SBI, Inflasi, dan Jumlah

Uang Beredar (M2)

Terhadap Indeks Harga

Saham Gabungan (IHSG) Di

Bursa Efek Indonesia (BEI)

Periode 1991.1 – 2010.6”.

Fakultas Ekonomi Universitas

Diponegoro.

Octafia, Sri Mona. (2011).

“Pengaruh Tingkat Suku Bunga

SBI, Nilai Tukar Dan Jumlah

Uang Beredar Terhadap

Indeks Harga Saham Sektor

Property Dan Real Estate

Dengan Pendekatan Error

Correction Model”. Jurnal.

Fakultas Ekonomi Universitas

Negeri Padang.

Samsul, Mohammad. 2006. Pasar

Modal dan Manajemen

Portofolio. Jakarta: Penerbit

Erlangga.

Setiawan Aditya. 2010. “Pengaruh

Inflasi, Tingkat Suku Bunga dan

Nilai Tukar Rupiah terhadap

Indeks Harga Saham, Gabungan

(IHSG)”. Fakultas Ekonomi

Universitas Gunadarma.

Simanjuntak, Van Bastian. 2013.

“Analisis Pengaruh Variabel

Makroekonomi Terhadap

Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG) Di Bursa

Efek Indonesia Periode 2001

2011”. Fakultas Ekonomi

Universitas Jember.

Sirait, Hisar. 2004. “Analisis

Kointegrasi Variabel

Ekonomimakro dan Bursa Asing

terhadap Indeks Harga

Saham BEJ”. Jurnal Ekonomi

Perusahaan. Vol. 11 no.3.

Sri Hermuningsih, 2012. Pengantar

Pasar Modal Indonesia, Edisi

Pertama. Yogyakarta: UPP

STIM YKPN.

Tandelilin, Eduardus. 2001.

Analisis Investasi dan

Manajemen Portofolio, Edisi

Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Tobing, Rumiris L. 2009. “Analisis

Pengaruh Nilai Tukar, Inflasi

dan Suku Bunga Sertifikat Bank

Indonesia Terhadap Pergerakan

Indeks Harga Saham Gabungan

Di Bursa Efek Indonesia

Periode 2004 – 2008”. Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera

Utara. Skripsi

Umam, Khaerul. 2013. Pasar

Modal Syariah dan Praktik

Pasar Modal Syariah. Edisi

Pertama. Bandung: Pustaka

Setia.

Utomo, Yuni Prihadi

.2013.Eksplorasi Data dan

Analisis Regresi Dengan SPSS,

Surakarta:

Muhammadiyah University

Press.

Widarjono, Agus. 2013.

“Ekonometrika Pengantar dan

Aplikasinya.” Edisi Keempat.

Yogyakarta: UPP STIM

YKPN.

Witjaksono. 2010. “Analisis

Pengaruh Tingkat Suku

BungaSBI, Harga Minyak

Dunia, Harga Emas Dunia,

Kurs Rupiah, Indeks Nikkei, dan

Indeks Dow Jones Terhadap

IHSG”. Tesis Universitas

Diponegoro. Semarang.

Yuniarta, Yunus. 2008. “Analisis

Pengaruh Laju Inflasi, Tingkat

Suku Bunga, Jumlah Uang

Beredar, Kurs Valas,

Volume Rata-Rata Transaksi,

dan Sibor Terhadap Indeks

Harga Saham Gabungan

(IHSG) Di Bursa Efek Jakarta

(BEJ) Tahun 2002 – 2004”.

Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

http://www.bi.go.id, akses 18 Juni

2015.

http://www.bps.go.id, akses 18 Juni

2015.

http://www.dunia investasi.com,

akses 18 Juni 2015.