ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA...

136
ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA PEGADAIAN, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PEMBERIAN KREDIT GADAI SYARIAH (RAHN) PADA PEGADAIAN SYARIAH DI INDONESIA (PERIODE 2012-2016) Oleh Winona Dwinie Putri Nim : 11140810000146 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439H/2017M

Transcript of ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA...

Page 1: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA

PEGADAIAN, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP

PEMBERIAN KREDIT GADAI SYARIAH (RAHN) PADA PEGADAIAN

SYARIAH DI INDONESIA

(PERIODE 2012-2016)

Oleh

Winona Dwinie Putri

Nim : 11140810000146

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1439H/2017M

Page 2: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

i

Page 3: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

ii

Page 4: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

iii

Page 5: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Winona Dwinie Putri

No. Induk Mahasiswa : 11140810000146

Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Manajemen

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya :

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu

mengembangkannya dan mempertanggungjawabkannya.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber

asli atau tanpa izin dari pemilik karya.

4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas

karya ini.

Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap

untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan

sesungguhnya.

Ciputat,

Yang menyatakan

(Winona Dwinie Putri)

Page 6: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

Nama : Winona Dwinie Putri

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 7 Juli 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Benda Timur 9 Blok E 50 No.1 RT 11/12

Benda Baru, Pamulang.

Agama : Islam

Telephone : 085714050879

Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

2001 – 2007 : SDN Sarua 06 Bukit Indah

2007 – 2010 : SMPN 17 Tangerang Selatan

2010 – 2013 : SMAN 9 Tangerang Selatan

2013 – 2015 : Program Profesional IT Perbankan Syariah

CCIT Fakultas Teknik Universitas Indonesia

2014 – 2017 : Program Sarjana (S1) Jurusan Manajemen Informasi

Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

III. PENGALAMAN ORGANISASI

2007 – 2009 : Anggota PASKIBRA SMPN 17 Tangerang Selatan

2011 – 2012 : Bendahara Organisasi Pencinta Alam

2015 – 2016 : Anggota Economy Expo UIN Jakarta

Page 7: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

vi

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze the effect of inflation rate, income,

and money supply (JUB) on the provision of mortgage loan of Syariah (rahn). This

research uses samples at Pegadaian Syariah in Indonesia. The data used in this

study is the Time Series data for 5 years of research from 2012 until 2016 which

published Sharia pawnshop in Indonesia. The method used in this research is

Ordinary Least Square (OLS) with multiple linear regression technique using

computer program Eviews version 7.0 and Microsoft Excel 2016. The result of this

research indicates that the partial variable of inflation have no effect the giving of

mortgage of sharia (rahn) with value probability 0.4011, variable earnings

pawnshops have a positive effect on the provision of mortgage credit sharia (rahn)

with probability value 0,0000. And JUB variable has no effect on the provision of

mortgage credit of sharia (rahn) with probability value 0,3291. And the relation

between independent variable to dependent variable equal to 0,877 or 87,7% which

mean that the rest equal to 12,3% influenced by other variables that do not exist in

regression model of this research.

Keywords: Inflation, Income, Money Supply (JUB), Lending Rahn

Page 8: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

vii

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh tingkat inflasi,

pendapatan usaha pegadaian, dan jumlah uang beredar (JUB) terhadap pemberian

kredit gadai Syariah (rahn). Penelitian ini menggunakan sampel pada Pegadaian

Syariah di Indonesia. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data Time

Series selama 5 tahun penelitian dari tahun 2012 sampai dengan 2016 yang

dipublikasikan pegadaian Syariah di Indonesia. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu Ordinary Least Square (OLS) dengan teknik regresi linear

berganda menggunakan program komputer Eviews versi 7.0 dan Microsoft Excel

2016. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel inflasi tidak

berpengaruh terhadap pemberian kredit gadai syariah (rahn) dengan nilai

probabilitas 0,4011, variabel pendapatan usaha pegadaian berpengaruh positif

terhadap pemberian kredit gadai syariah (rahn) dengan nilai probabilitas 0,0000.

Dan variabel JUB tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit gadai syariah

(rahn) dengan nilai probabilitas 0,3291. Serta hubungan antara variabel independen

terhadap variabel dependen sebesar 0,877 atau 87,7% yang berarti bahwa sisanya

sebesar 12,3% dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak ada dalam

model regresi penelitian ini.

Kata Kunci: Inflasi, Pendapatan, Jumlah Uang Beredar (JUB), Kredit gadai syariah

(rahn)

Page 9: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah dan kasih saying-Nya yang tiada terkira kepada

hambanya. Shalawat dan salam tercurahkan kepada junjungan Nabi besar

Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha Pegadaian, dan Jumlah Uang

Beredar Terhadap Pemberian Kredit Gadai Syariah (Rahn) Pada Pegadaian Syariah

di Indonesia (Periode 2012-2016)” dengan sebaik-baiknya. Skripsi ini

dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Ekonomi

pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Hal ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan

yang penulis miliki. Untuk itu, kiranya pembaca dapat memaklumi atas kelemahan

dan kekurangan yang ditemui dalam penyusunan skripsi ini. Penulis juga menyadari

bahwa sejak awal penyususnan hingga terselesaikannya skripsi ini banyak pihak

yang telah membantu dan memberi dukungan baik moril maupun materil. Untuk

itu, tak lupa pada kesempatan inim secara khusus, penulis ingin menyampaikan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua saya, Bapak Joko Winoto dan Ibu Suhenni yang selalu

memberikan dukungan baik moril maupun materil, memberikan semangat,

kasih sayang, cinta, dan selalu mendoakan dengan penuh rasa ikhlas. Kalian

adalah motivasi yang paling kuat bagi penulis untuk bisa segera menyelesaikan

skripsi ini.

2. Abangku satu-satunya mas Niko Ariola S.Kom yang selalu memberikan

semangat dan motivasi juga kepada penulis.

Page 10: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

ix

3. Bapak Dr. M. Arif Mufraini, Lc., MA selaku Dekan FEB, Bapak Dr. Amilin,

SE.Ak., M.Si selaku Wadek I FEB, Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, MH selaku

Wadek II FEB, dan Bapak Dr. Desmadi Saharuddin, Lc., MA selaku Wadek III

FEB, yang telah memberikan jalan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini.

4. Bapak Dr. Indoyama Nasaruddin, SE., MAB selaku dosen Pembimbing Skripsi,

yang senantiasa ikhlas dan sabra meluangkan waktunya di tengah kesibukan

untuk membimbing dan mengarahkan penulis skripsi ini serta motivasinya yang

begitu besar pada penulis.

5. Ibu Titi Dewi Warninda SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen.

6. Ibu Ir. Ela Patriana, MM selaku Sekretaris Jurusan Manajemen.

7. Ibu Leis Susanawaty, SE., M.Si selaku Pembimbing Akademik yang telah

mengarahkan dan memotivasi selama penulis menuntut ilmu di FEB UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terimakasih atas curahan ilmu

yang Bapa dan Ibu berikan kepada Penulis.

9. Seluruh jajaran karywan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, atas kerja kerasnya

melayani mahasiswa dengan baik, membantu dalam mengurus kebutuhan

administrasi, keuangan dan lain-lainnya, khususnya Pak Alfred, Pak Ajib, dan

Pak Bonik.

10. Sahabat-sahabatku tercinta Nadya Aprilia, Dede Nurmalasari dan Pungkaana

Pauliza terimakasih selalu mendukung, mendoakan, memberikan motivasi, dan

semangat. Terimakasih selalu ada disaat keluh kesahku selama proses

menyelesaikan skripsi ini.

11. Sahabat kampusku Saskia Amalia Tjahli, Elok Berliana Haryanti dan Deti

Maylina yang selalu memberikan dukungan dan juga semangat selama masa

kuliah.

12. Teman terdekat Muhamad Irvan. Terimakasih atas kesabaran, dukungan, selalu

menghibur, serta selalu mengingatkan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

13. Teman-teman seperjuangan Manajemen Informasi Perbankan Syariah (MIPS)

angkatan 2014. Terimakasih atas rasa kekeluargaan yang telah diberikan,

Page 11: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

x

dukungannya dan selalu ada dalam suka maupun duka serta memberikan

motivasi selama masa perkuliahan. Terimakasih telah memberikan banyak

cerita.

14. Teman-teman seperjuangan CCIT FTUI angkatan 2013, terimakasih atas

dukungan dan motivasi kalian. Semoga Allah SWT selalu memudahkan

langkah kalian untuk menuju cita-cita dan tujuan.

15. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, suatu kebahagiaan telah

dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua. Terimakasih banyak

atas motivasi yang telah diberikan selama ini.

Jakarta, 27 November 2017

Penulis

(Winona Dwinie Putri)

Page 12: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ..................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................ v

ABSTRACT ........................................................................................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 12

C. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 12

D. Manfaat Penelitian.............................................................................................. 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 14

A. Landasan Teori ................................................................................................... 14

1. Pegadaian ................................................................................................ 14

2. Pegadaian Syariah ................................................................................... 22

3. Inflasi ...................................................................................................... 35

4. Pendapatan .............................................................................................. 46

Page 13: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

xii

5. Jumlah Uang Beredar (JUB) ................................................................... 48

6. Kredit ...................................................................................................... 51

B. Keterkaitan antar Variabel Bebas dan Variabel Terikat ................................ 62

1. Pengaruh Inflasi terhadap Pemberian Kredit .......................................... 62

2. Pengaruh Pendapatan Usaha Pegadaian terhadap Pemberian Kredit ..... 62

3. Keterkaitan Jumlah Uang Beredar (JUB) terhadap Pemberian Kredit ... 63

C. Penelitian Terdahulu .......................................................................................... 64

D. Kerangka Pemikiran ........................................................................................... 71

E. Hipotesis .............................................................................................................. 72

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 74

A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................. 74

B. Metode Pengumpulan Data ............................................................................... 74

C. Metode Analisis Data ......................................................................................... 75

1. Uji Asumsi Klasik ................................................................................... 75

2. Analisis Regresi Berganda ...................................................................... 78

3. Uji Hipotesis ........................................................................................... 79

D. Operasional Variabel Penelitian ....................................................................... 80

1. Variabel Dependent (Y) .......................................................................... 80

2. Variabel Independent (X) ....................................................................... 81

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................ 83

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................... 83

1. Sejarah Pegadaian Syariah Indonesia ..................................................... 83

2. Visi dan Misi Pegadaian Syariah ............................................................ 85

B. Analisis dan Pembahasan .................................................................................. 86

1. Analisis Deskriptif .................................................................................. 86

Page 14: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

xiii

C. Hasil dan Pembahasan ....................................................................................... 93

1. Pengujian Dasar Asumsi Klasik.............................................................. 93

2. Analisis Regresi Linear Berganda .......................................................... 98

3. Pengujian Hipotesis ................................................................................ 99

D. Interpretasi ......................................................................................................... 104

1. Inflasi .................................................................................................... 104

2. Pendapatan Usaha Pegadaian ................................................................ 105

3. Jumlah Uang Beredar ............................................................................ 106

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 107

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 107

B. Saran ................................................................................................................... 107

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 109

LAMPIRAN ........................................................................................................ 112

Page 15: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

xiv

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

Tabel 1.1 Perkembangan tingkat inflasi, pendapatan usaha pegadaian, jub dan

pemberian kredit gadai syariah rahn pada pegadaian syariah di Indonesia ............ 6

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 64

Tabel 4.1 Pemberian Kredit Gadai Syaiah (Rahn) 2012-2016 ............................. 87

Tabel 4.2 Perkembangan Tingkat Inflasi 2012- 2016 ........................................... 88

Tabel 4.3 Pendapatan Usaha 2012-2016 ............................................................... 90

Tabel 4.4 Perkembangan Jumlah Uang beredar 2012- 2016 ................................ 91

Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinieritas .................................................................... 95

Tabel 4.6 Hasil Uji Statistik t .............................................................................. 100

Page 16: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

xv

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ............................................................................. 71

Gambar 4.1 Grafik Pemberian Kredit Gadai Syariah (Rahn) ............................... 87

Gambar 4.2 Grafik Perkembangan Tingkat Inflasi 2012- 2016 ............................ 89

Gambar 4.3 Grafik Pendapatan Pegadaian 2012-2016 ......................................... 90

Gambar 4.4 Grafik Perkembangan Jumlah Uang beredar 2012- 2016 ................. 92

Gambar 4.5 Hasil Uji Normalitas.......................................................................... 94

Gambar 4.6 Hasil Uji Heteroskeadtisitas .............................................................. 96

Gambar 4.7 Hasil Uji Autokorelasi ....................................................................... 97

Gambar 4.8 Hasil Uji Analisis Regresi ................................................................. 98

Gambar 4.9 Hasil Uji F ....................................................................................... 102

Gambar 4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)............................................ 103

Page 17: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

Lampiran 1: Data Penelitian................................................................................ 112

Lampiran 2: Analisis Regresi .............................................................................. 114

Lampiran 3: Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................. 114

Page 18: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan perekonomian yang semakin pesat di era globalisasi ini

menjadi pendorong bagi negara berkembang seperti Indonesia untuk terus

memperbaiki kegiatan perekonomian bangsanya. Kegiatan perekonomian

tersebut dilakukan dalam rangka pemenuhan berbagai macam kebutuhan dalam

masyarakat. Baik kebutuhan yang sifatnya pokok (primer), maupun kebutuhan

yang sifatnya tambahan (sekunder). Oleh sebab itu, kegiatan ekonomi dapat

dijadikan salah satu sarana untuk mencapai kepentingan bersama yaitu

kepentingan semua orang dari waktu ke waktu maupun kepentingan bagi

kelompok tertentu. Karena dengan semakin bertambahnya biaya hidup dimasa

sekarang yang semakin besar dan memaksa masyarakat harus tetap bisa

melakukan kegiatan ekonomi entah hanya untuk konsumsi atau untuk

penambahan modal.

Namun banyak bidang perekonomian yang bersangkutan dengan keuangan

menjadikan suatu bidang kebutuhan yang tidak terletakkan. Sehingga banyak

lembaga keuangan informal seperti rentenir bermunculan. Karena masyarakat

Indonesia yang masih berada di garis kemiskinan, banyak masyarakat lebih

cenderung memilih melakukan kegiatan pinjam meminjam kepada lembaga

informal tersebut. Kecenderungan ini dilakukan karena mudahnya persyaratan

yang harus dipenuhi, mudah diakses dan didapatkan serta dilakukan dengan

waktu yang relatif singkat tetapi dengan tingginya bunga yang diberikan.

Page 19: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

2

Hal tersebut juga terjadi karena persepsi masyarakat bahwa meminjam ke

bank atau lembaga formal adalah suatu hal yang sangat rumit. Karena memang

seperti yang ketahui dalam prosesnya memerlukan waktu yang relatif lama dan

dengan persyaratan-persyaratan yang cukup rumit. Oleh sebab itu, pemerintah

berinisiatif memfasilitasi masyarakat dengan mendirikan suatu lembaga

keuangan non-bank.

Menurut Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No. KEP38/MK/IV/1972,

lembaga keuangan bukan bank (LKBB) adalah semua lembaga (badan) yang

melakukan kegiatan dalam bidang keuangan yang secara langsung atau tidak

langsung menghimpun dana dengan cara mengeluarkan surat-surat berharga,

kemudian menyalurkan kepada masyarakat terutama untuk membiayai

investasi perusahaan-perusahaan.

Lembaga keuangan non-bank dengan berbagai bidang usaha yang

digelutinya ikut serta mengembangkan perekonomian dalam negeri serta

menunjang pembangunan nasional dengan penyediaan dan penghimpunan dana

untuk perusahaan tertentu maupun masyarakat umum. Terutama untuk

mendorong dan membantu usaha kecil dan menengah melalui permodalan.

UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) bisa menjadikan masyarakat

lebih mandiri dan siap untuk memperbaiki persaingan perekonomian dewasa

ini. Berkembangnya suatu Usaha Mikro Kecil dan Menengah tidak bisa

dipisahkan dari pembiayaan atau kredit, maka disinilah peran lembaga

keuangan non-bank dalam memberikan pembiayaan atau kredit untuk Usaha

Mikro Kecil dan Menengah.

Page 20: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

3

Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998, kredit adalah penyediaan

uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan

atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang

mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu

dengan pemberian bunga. Sedangkan, pembiayaan adalah penyediaan uang atau

tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang

dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu

tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

Pembiayaan adalah penyediaan atau penyaluran dana oleh pihak yang

kelebihan dana kepada pihak-pihak yang kekurangan dana (peminjam) dan

wajib bagi peminjam untuk mengembalikan dana tersebut dalam jangka waktu

dengan imbalan atau bagi hasil (Kina, 2008).

PT Pegadaian sebagai salah satu lembaga keuangan non-bank yang juga

memberikan kontribusi dalam perkembangan UMKM di Indonesia. Menurut

Abdul Kadir M dan Rilda Murniati (2000:103) PT Pegadaian merupakan salah

satu dari lembaga keuangan non-bank di Indonesia yang ditangani oleh

pemerintah di bawah naungan Kementerian Keuangan, yang melakukan jasa

pemberian pinjaman uang atau kredit kepada masyarakat dengan cara

menguasai benda atau barang yang digadaikan oleh nasabah dan setelah

dilakukan penaksiran harga tersebut maka nasabah dapat langsung menerima

pinjaman uang dari barang yang digadaikan tersebut. Dan apabila telah jatuh

tempo pinjaman yang diperoleh tidak dikembalikan, maka barang jaminan

Page 21: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

4

tersebut dapat dijual lelang guna menutup pengembalian pinjaman dan jika

masih ada nilai sisanya maka akan dikembalikan kepada pinjaman.

Pegadaian adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang mempunyai

piutang atas suatu barang bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan kepada

orang yang berpiutang oleh seseorang yang mempunyai utang. Seseorang yang

berutang tersebut memberikan kekuasaan kepada orang yang berpiutang untuk

menggunakan barang bergerak yang telah diserahkan untuk melunasi utang

apabila pihak yang berhutang tidak dapat melunasi kewajibannya pada saat

jatuh tempo (Adrian Sutedi, 2011:1).

Sedangkan, gadai adalah suatu hak yang diperoleh oleh orang yang

berpiutang atas suatu benda bergerak yang diberikan oleh orang yang

berpiutang sebagai suatu jaminan dan barang tersebut bisa dijual jika orang

yang berpiutang tidak mampu melunasi utangnya pada saat jatuh tempo.

Karena sebagian masyarakat yang ada di Indonesia adalah penganut agama

islam (muslim) maka fasilitas pemerintah dalam PT Pegadaian meluncurkan

sebuah produk gadai yang berbasiskan pada prinsip-prinsip syariah. Sehingga

masyarakat lebih mendapat beberapa keuntungan yaitu cepat, praktis, dan

menentramkan dengan transaksi yang halal.

Gadai syariah pada dasarnya, sebagai bagian dari sistem keuangan yang

merupakan tatanan dalam perekonomian suatu negara yang memiliki peran,

terutama dalam menyediakan jasa-jasa di bidang keuangan. Karena gadai

syariah bagian dari lembaga keuangan non perbankan yang dalam usahanya

tidak diperkenankan menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam

Page 22: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

5

bentuk simpanan, maka gadai syariah hanya diberikan wewenang untuk

memberikan pinjaman kepada masyarakat atau nasabah (Rais, 2006: 117).

Pemberian kredit gadai syariah adalah pemberian pinjaman berdasarkan

hukum gadai dengan prosedur pelayanan yang cepat, sederhana dan mudah.

Pemberian dana kredit tersebut diperuntukkan bagi masyarakat luas yang

khususnya berpenghasilan rendah. Dana tersebut biasanya digunakan oleh

masyarakat untuk kebutuhan dana mendesak, seperti biaya pendidikan, biaya

pengobatan, biaya kebutuhan idul fitri dan lain-lain. Pegadaian syariah juga

bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lapisan bawah yang

berpenghasilan rendah dan diharapkan dapat membantu masyarakat untuk

mencegah dan menghindari praktek lintah darat dan pegadaian gelap dengan

bunga yang tinggi.

Salah satu produk pembiayaan kredit yang ditawarkan oleh Pegadaian

syariah kepada masyarakatnya adalah gadai syariah (ar-rahn). Ar-Rahn

merupakan salah satu produk jasa yang paling banyak diminati oleh masyarakat

dibandingkan dengan produk lainnya. Karena prosesnya yang sangat cepat

hanya membutuhkan waktu kurang lebih 15 menit, praktis karena

persyaratannya mudah, jangka waktu yang fleksibel dan terdapat kemudahan-

kemudahan lainnya, serta menentramkan karena sumber dana berasal dari

sumber yang sesuai dengan syariah begitupun dengan proses gadai yang

diberlakukan (pegadaiansyariah.co.id).

Dalam menentukan pemberian kredit gadai, pegadaian Syariah sebagai

Lembaga pembiayaan gadai dipengaruhi oleh berbagai macam kondisi yaitu

Page 23: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

6

kondisi internal maupun kondisi eksternal. Adapun yang termasuk dari kondisi

atau faktor internal adalah perkembangan pendapatan usaha pegadaian. Faktor

internal ini dapat dilihat bagaimana perusahaan pegadaian itu dapat mengelola

dengan baik pemberian kreditnya dengan prinsip 5C (character, capacity,

capital, collateral, dan condition of economy).

Sedangkan, pada kondisi atau faktor eksternal suatu perusahaan dapat

melihat dari kondisi perekonomian yang terjadi di Indonesia seperti tingkat

inflasi dan juga jumlah uang yang beredar di masyarakat. Karena kondisi atau

faktor eksternal tersebut dapat menjadi acuan oleh pegadaian dalam

memberikan aliran dana kreditnya agar lebih selektif untuk membantu

masyarakat yang mana membutuhkan dana tunai secara cepat dan tidak.

Kondisi atau faktor internal dan eksternal tersebut dapat dilihat pada tabel

1.1 berikut ini:

Tabel 1.1

Perkembangan Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha Pegadaian, JUB dan

Pemberian Kredit Gadai Syariah Rahn pada Pegadaian Syariah di

Indonesia

Tahun Tingkat

Inflasi (%)

Pendapatan

Pegadaian

Jumlah Uang

Beredar (JUB)

Pemberian

Kredit Rahn

2012 4,30 7.724.567 3.307.507 11.122.405

2013 8,38 7.864.767 3.730.197 11.535.434

2014 8,36 7.800.893 4.173.326 11.722.736

2015 3,35 8.933.336 4.546.743 13.077.842

2016 3,02 9.708.058 5.004.974 14.096.938

Sumber: Annual Report Pegadaian dan Badan Pusat Statistik Indonesia

Page 24: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

7

Berdasarkan tabel 1.1 tersebut, dapat dilihat tingkat perkembangan inflasi

di Indonesia dari tahun 2012 sampai dengan 2016 sangat fluktuatif atau naik

turun. Terlihat pada tabel diatas bahwa inflasi pada tahun 2013 melonjak naik

mencapai angka sebesar 8,38%. Hal tersebut terjadi karena disebabkan oleh

kenaikan BBM hingga harga komoditas bahan makanan dan makanan naik,

secara rasional rata-rata harga beras juga mengalami peningkatan

(voaindonesia.com). Kenaikan BBM di tahun 2013 tersebut pegadaian

memperoleh pendapatan sebesar Rp 7,86 Triliun dan jumlah uang yang beredar

di Indonesia sebesar Rp 3.730.197 Miliar serta dengan tingginya laju inflasi di

Indonesia pada Tahun 2013 pegadaian juga mampu memberikan dana kredit

kepada masyarakatnya sebesar Rp 11,5 Triliun. Pada tahun berikutnya yaitu

tahun 2014 laju inflasi sedikit mereda menjadi sebesar 8,36 persen walaupun

resikonya masih besar, resiko tersebut disebabkan karena kondisi bencana alam

seperti gunung meletus dan banjir sehingga distribusi dan pasokan pangan

menjadi terganggu (detik.com). Namun, pegadaian tetap dapat membuktikan

bahwa bisa memberikan dananya sebesar Rp 11,7 Triliun naik dari tahun

sebelumnya.

Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa naik turunnya laju inflasi dan jumlah

uang yang beredar di masyarakat mempengaruhi pemberian kredit gadai

Syariah rahn. Dan naiknya tingkat pendapatan usaha yang dimiliki oleh

pegadaian setiap tahunnya juga mampu meningkatkan jumlah kredit rahn yang

diberikan.

Page 25: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

8

Pendapatan usaha pegadaian sebagai faktor internal mempengaruhi

pemberian kredit. Karena semakin banyak pemberian kredit yang disalurkan

maka semakin banyak pula pendapatan yang akan diperoleh perusahaan.

Pendapatan usaha tersebut merupakan pendapatan yang diperoleh pegadaian

dari pemindahan hal guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu

tertentu melalui pembayaran sewa atau upah tanpa diikuti pemindahan

kepemilikan barang itu sendiri (Widiarti, 2013).

Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari

aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu

mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman

modal (Undang-Undang Republik Indonesia, 1998).

Dalam penelitian Ade Purnomo (2009) juga berpendapat bahwa pendapatan

mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit pada

perum pegadaian syariah. Karena setiap kenaikan pendapatan pada perum

pegadaian mengakibatkan peningkatan penyaluran kredit perum pegadaian

syariah. Artinya semakin tinggi laju pendapatan mencerminkan semakin

maraknya kegiatan penyaluran kredit melalui bidang-bidang usaha perum

pegadaian secara berkelanjutan dalam pergerakan usaha perekonomian bagi

masyarakat.

Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga

secara umum dan terus-menerus (kontinu). Dengan kata lain, inflasi juga

merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah

proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi rendahnya harga. Artinya, tingkat

Page 26: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

9

harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukkan inflasi. Inflasi dianggap

terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung terus-menerus dan saling

mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan

persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatannya

harga.

Inflasi dapat memberikan efek positif dan negatif bagi perekonomian.

Inflasi yang rendah umumnya dibarengi suku bunga yang rendah, sehingga

mendorong dunia usaha berinvestasi untuk peningkatan produksi yang akhirnya

mendorong pertumbuhan ekonomi. Tetapi sebaliknya, inflasi yang tinggi dapat

menimbulkan ketidakpastian sehingga mengurangi insentif untuk investasi dan

konsumsi serta menggerus daya saing ekspor domestik. Inflasi yang tinggi juga

menjadi masalah social karena dampaknya langsung dirasakan oleh masyarakat

berpendapatan rendah. Masyarakat kelas bawah merupakan golongan yang

paling rentan terhadap inflasi karena pergerakan upah mereka relatif lamban

(Widiarti, 2013).

Menurut Yigit dan Taner (2013) menyatakan bahwa resiko eksternal seperti

fluktuasi laju inflasi akan menyebabkan lembaga keuangan bertindak untuk

menghindari resiko. Hal tersebut berdampak pada pasar kredit secara langsung

dengan mengurangi ketersediaan kredit dan tidak secara langsung akan

menaikkan biaya pinjaman sehingga berpengaruh negative terhadap jumlah

kredit. Selain itu, menurut Widiarti dan Sinarti (2013) menyimpulkan bahwa

tingkat inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit

pegadaian cabang Batam.

Page 27: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

10

Faktor eksternal lain yang memengaruhi pemberian kredit yaitu jumlah

uang beredar. Uang beredar adalah semua jenis uang yang berada di dalam

perekonomian, yaitu ia adalah jumlah dari mata uang dalam peeredaran

ditambah dengan uang giral di bank-bank umum (Sadono Sukirno, 2011:281).

Rahardja (2008: 324) jumlah uang beredar adalah nilai keseluruhan uang

yang berada ditangan masyarakat. Secara teknis, yang dihitung sebagai uang

beredar adalah uang yang benar-benar berada di tangan masyarakat. Uang yang

berada di tangan bank (bank umum dan bank sentral), serta uang kertas dan

uang logam (uang kartal) milik pemerintah tidak dihitung sebagai uang beredar.

Karena jumlah uang beredar teramat penting pernannya sebagai alat

transaksi penggerak perekonomian. Besar kecilnya jumlah uang beredar akan

mempengaruhi daya beli riil masyarakat dan juga tersedianya komoditi

kebutuhan masyarakat (Setyawan, 2005). Jumlah uang beredar yang ada di

tangan masyarakat harus berkembang secara wajar. Hal tersebut tentunya akan

memberikan pengaruh positif terhadap perekonomian. Oleh karena itu, jumlah

uang beredar harus dapat dikendalikan sesuai dengan kapasitas perekonomian

negara yaitu dengan upaya agar jumlah uang yang beredar tidak terlalu banyak

dan juga tidak terlalu sedikit sehingga juga dapat menghindari masalah inflasi

dan deflasi (Untoro, 2007).

Adapun indikator yang tepat untuk menganalisis perkembangan pemberian

kredit gadai Syariah rahn yaitu inflasi, pendapatan usaha pegadaian dan jumlah

uang beredar. Dimana naik turunnya inflasi berpengaruh kepada masalah

Page 28: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

11

ekonomi yang melanda masyarakat Indonesia dengan meningkatnya angka

kemiskinan dan dalam memenuhi kebutuhannya. Pendapatan usaha pegadaian

berpengaruh penting dalam memberikan kredit yang disalurkannya, karena

apabila pendapatan yang dimiliki pegadaian besar jumlahnya maka besar pula

kredit yang dapat diberikan dan sebaliknya. Sedangkan, jumlah uang beredar

merupakan semua jenis uang yang berada dalam perekonomian, yaitu uang

yang benar-benar ada di tangan masyarakat dapat mempengaruhi pendapatan

yang diterima pegadaian untuk menyalurkan kreditnya.

Dengan adanya latar belakang diatas pentingnya sebuah lembaga keuangan

non-bank saat ini untuk meningkatkan perekonomian modern dan menghindari

riba serta praktek ijon untuk masyarakat menengah kebawah dapat

meningkatkan usahanya dengan cepat dan mudah melalui pemberian kredit

yang diberikan serta meningkatkan pendapatannya. Dan karena semakin

bertambahnya biaya hidup dimasa sekarang yang semakin besar sehingga

memaksa masyarakat harus tetap bisa melakukan kegiatan ekonomi. Maka

penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS

PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA

PEGADAIAN, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP

PEMBERIAN KREDIT GADAI SYARIAH RAHN PADA PEGADAIAN

SYARIAH DI INDONESIA PERIODE (2012-2016)

Page 29: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

12

B. Rumusan Masalah

Dari hal-hal yang telah dijelaskan dalam latar belakang di atas, maka

rumusan masalah yang dapat di ambil dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana pengaruh inflasi, pendapatan usaha pegadaian, dan jumlah uang

beredar secara parsial terhadap pemberian kredit gadai syariah (Rahn) pada

Pegadaian Syariah di Indonesia periode tahun 2012-2016?

2. Bagaimana pengaruh inflasi, pendapatan usaha pegadaian, dan jumlah uang

beredar secara simultan terhadap pemberian kredit gadai syariah (Rahn)

pada Pegadaian Syariah di Indonesia periode tahun 2012-2016?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mencapai hasil yang diharapkan dan dapat

terlaksana dengan baik serta terarah. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengukur dan menjelaskan pengaruh inflasi, pendapatan usaha

pegadaian dan jumlah uang beredar secara parsial terhadap pemberian kredit

gadai syariah (Rahn) pada Pegadaian Syariah di Indonesia Periode tahun

2012-2016.

2. Untuk mengukur dan menjelaskan pengaruh inflasi, pendapatan usaha

pegadaian dan jumlah uang beredar secara simultan terhadap pemberian

kredit gadai syariah (Rahn) pada Pegadaian Syariah di Indonesia Periode

tahun 2012-2016.

Page 30: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

13

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini juga diharapkan dapat memeberikan manfaat bagi berbagai

pihak yang terkait. Manfaatnya antara lain:

1. Bagi Pegadaian Syariah

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan maupun

pertimbangan dalam memutuskan keputusan dari informasi yang diperoleh

agar dapat menciptakan strategi baru guna untuk lebih meningkatkan kinerja

pegadaian syariah.

2. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat digunakan untuk mengaplikasikan teori yang

telah diperoleh selama masa studi dan sebagai upaya untuk bisa

memberikan suatu karya yang bermanfaat bagi pihak lainnya.

3. Bagi Akademis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan referensi untuk

penelitian selanjutnya. Dan juga penelitian ini diharapkan mampu

memberikan pengetahuan khususnya mengenai produk-produk yang

terdapat di pegadaian syariah.

Page 31: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pegadaian

a. Pengertian Pegadaian

Pegadaian adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang

mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang bergerak

tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seseorang yang

mempunyai utang. Seseorang yang berutang tersebut memberikan

kekuasaan kepada orang yang berpiutang untuk menggunakan barang

bergerak yang telah diserahkan untuk melunasi utang apabila pihak yang

berhutang tidak dapat melunasi kewajibannya pada saat jatuh tempo

(Adrian Sutedi, 2011:1).

Gadai adalah suatu hak yang diperoleh orang yang berpiutang atas

suatu barang yang bergerak yang diserahkan oleh orang yang berpiutang

sebagai jaminan utangnya dan barang tersebut dapat dijual oleh yang

berpiutang bila yang berutang tidak dapat melunasi kewajibannya pada

saat jatuh tempo. (Adrian Sutedi, 2011: 1).

Menurut Pasal 1150 KUHPerdata pengertian dari gadai adalah suatu

hak yang diperoleh seorang kreditor atas suatu barang bergerak yang

bertubuh maupun tidak bertubuh yang diberikan kepadanya oleh debitor

atau orang lain atas namanya untuk menjamin suatu utang, dan yang

memberikan kewenangan kepada kreditor untuk mendapatkan

Page 32: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

15

pelunasan dari barang tersebut lebih dahulu daripada kreditor-kreditor

lainnya terkecuali biaya-biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya

yang telah dikeluarkan untuk memelihara benda itu, biaya-biaya mana

harus didahulukan.

b. Sifat-sifat Gadai

1) Gadai adalah Hak Kebendaan.

Dalam Pasal 1152 ayat (3) KUHPerdata yang mengatakan

bahwa:”Pemegang gadai mempunyai hak revindikasi dari Pasal

1977 ayat (2) KUHPerdata apabila barang gadai hilang atau dicuri”.

Oleh karena hak gadai mengandung hak revindikasi, maka hak gadai

merupakan hak kebendaan sebab revindikasi merupakan ciri khas

dari hak kebendaan. Hak kebendaan dari hak gadai bukanlah hak

untuk menikmati suatu benda seperti eigendom, hak bezit, hak pakai

dan sebagainya.

2) Hak Gadai Bersifat Accessoir.

Hak gadai merupakan hak tambahan atau accessoir, yang

ada dan tidaknya tergantung dari ada dan tidaknya piutang yang

merupakan perjanjian pokoknya. Hak gadai akan diapus jika

perjanjian pokoknya hapus.

3) Hak Gadai Tidak Dapat Dibagi-bagi.

Dalam pasal 1160 KUHPerdata disebutkan bahwa: “Tak

dapatnya hak gadai dan bagi-bagi dalam hal kreditor, atau debitur

meninggal dunia dengan meninggalkan beberapa ahli waris”.

Page 33: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

16

Ketentuan ini tidak merupakan hukum memaksa, sehingga para

pihak dapat menentukan sebaliknya atau dengan perkataan lain sifat

tidak dapat dibagi-bagi dalam gadai ini dapat disimpangi apabila

telah diperjanjikan lebih dahulu oleh para pihak.

4) Hak Gadai Adalah Hak yang Didahulukan.

Hal ini dapat diketahui dari ketentuan Pasal 1133 dan 1150

KUHPerdata. Karena piutang dengan hak gadai mempunyai hak

untuk didahulukan daripada piutang-piutang lainnya, maka kreditor

pemegang gadai mempunyai hak mendahulu (droit de preference).

5) Benda yang menjadai objek gadai adalah benda bergerak baik yang

bertubuh maupun tidak bertubuh.

6) Hak Gadai Adalah Hak yang Kuat dan Mudah Penyitaannya.

Menurut Pasal 1134 ayat (2) KUHPerdata dinyatakan bahwa

“Hak gadai dan hipotik lebih diutamakan daripada privilege, kecuali

jika undang-undang menentukan sebaliknya”. Dari bunyi pasal

tersebut jelas bahwa hak gadai mempunyai kedudukan yang kuat.

c. Tugas, Tujuan, dan Fungsi Pegadaian

Sebagai lembaga keuangan non-bank milik pemerintah berhak

memberikan pinjaman kredit kepada masyarakat atas dasar hukum gadai

yang bertujuan agar masyarakat tidak dirugikan oleh lembaga keuangan

non formal yang cenderung memanfaatkan kebutuhan dana mendesak

dari masyarakat, maka pada dasarnya lembaga pegadaian (Perum

Page 34: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

17

Pegadaian) mempunyai tugas tujuan serta fungsi-fungsi pokok sebagai

berikut: (Sasli Rais, 2006:128)

1) Tugas Pokok

Tugas pokok pegadaian yaitu menyalurkan uang pinjaman

atas dasar hukum gadai dan usaha-usaha lain yang berhubungan

dengan tujuan pegadaian atas dasar materi.

2) Tujuan Pokok

Sifat usaha pegadaian pada prinsipnya menyediakan layanan

bagi kemanfaatan umum dan sekaligus memupuk keuntungan

berdasarkan prinsip pengelolaan. Oleh karena itu, maksud dan

tujuan perusahaan dijabarkan dalam pasal 7, yaitu:

a) Turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama

golongan menengah kebawah melalui penyediaan dana atas

dasar hukum gadai, dan jasa di bidang keuangan lainnya

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku;

b) Menghindarkan masyarakat dari gadai gelap, praktik riba dan

pinjaman tidak wajar lainnya.

3) Fungsi Pokok

Adapun fungsi pokok pegadaian sebagai berikut:

a) Mengelola penyaluran uang atas dasar hukum gadai dengan cara

mudah, cepat, aman dan hemat.

Page 35: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

18

b) Menciptakan dan mengembangkan usaha-usaha lain yang

menguntungkan bagi pegadaian maupun masyarakat.

c) Mengelola keuangan, perlengkapan, kepegawaian, Pendidikan

dan pelatihan.

d) Mengelola organisasi, tata kerja dan tata laksana pegadaian.

e) Melakukan penelitian dan pengembangan serta mengawasi

pengelolaan pegadaian.

d. Kegiatan Usaha Pegadaian

Kegiatan usaha pada Pegadaian pada umumnya meliputi dua hal,

yaitu penghimpuan dana, penggunaan dana dan penyaluran dana (Sasli

Rais, 2006: 131).

1) Penghimpunan Dana

Merupakan dana yang diperlukan di pegadaian untuk

melakukan kegiatan usahanya berasal dari:

a) Pinjaman jangka pendek perbankan.

Dana jangka pendek sebagian besar adalah dalam bentuk

pinjaman jangka pendek dari perbankan (sekitar 80% dari total

dana jangka pendek yang dihimpun).

b) Pinjaman jangka pendek dari pihak lain.

Pinjaman dana jangka pendek dari pihak lain biasanya

diperoleh dari utang kepada rekanan, utang kepada nasabah,

utang pajak, dan lain-lain.

Page 36: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

19

c) Penerbitan obligasi

Untuk memperoleh atau menghimpun dana pegadaian

pernah menerbitkan obligasi sebanyak dua kali, yaitu pada tahun

1993 dan pada tahun 1994 yang jangka waktunya masing-

masing lima tahun.

d) Modal sendiri

Modal sendiri yang dimiliki oleh perum pegadaian terdiri

dari:

(1) Modal awal, yaitu kekayaan Negara diluar APBN

(2) Penyertaan Modal Pemerintah

(3) Laba Ditahan, laba ditahan ini merupakan akumulasi laba

sejak perusahaan PT Pegadaian berdiri.

e) Penggunaan Dana

Dana yang berhasil dihimpun dan digunakan untuk

mendanai kegiatan usaha Pegadaian. Dana tersebut digunakan

untuk hal berikut:

(1) Uang Kas dan Dana Likuid lain.

Perum Pegadaian memerlukan dana likuid yang siap

digunakan untuk berbagai macam kebutuhan seperti:

kewajiban yang telah jatuh tempo, penyaluran dana kredit

atas dasar hak gadai, pembayaran pajak dan lain-lain.

Page 37: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

20

(2) Pendanaan Kegiatan Operasional.

Dana ini digunakan untuk gaji pegawai, honor,

perawatan peralatan dan lain-lain.

(3) Pembelian pengadaan berbagai macam bentuk aktiva tetap

dan inventaris yaitu antara lain: tanah, bangunan kantor,

komputer, kendaraan, dan lain-lain. Aktiva tetap berupa

tanah dan bangunan inventaris tidak secara langsung tidak

dapat menghasilkan penerimaan bagi Pegadaian, namun

merupakan hal yang sangat penting guna melancarkan

kegiatan usahanya.

(4) Penyaluran Dana

Penggunaan dana yang utama adalah untuk

disalurkan dalam bentuk pembiayaan atas dasar hukum

gadai. Dana yang digunkan Pegadaian untuk kegiatan

pembiayaan lebih dari 50% dari jumlah dana yang dihimpun.

e. Kegiatan Usaha Pegadaian Lainnya

Dalam praktiknya di samping usaha peminjaman uang Perum

Pegadaian juga melakukan usaha lain. Usaha lain yang dilakukan oleh

Perum Pegadaian adalah sebagai berikut: (Kasmir, 2014: 237).

1) Melayani jasa taksiran, bagi masyarakat yang ingin menaksir berapa

nilai riil barang-barang berharga miliknya seperti, emas, intan,

berlian, mobil, televisi dan barang-barang lainnya. Hal ini berguna

Page 38: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

21

bagi masyarakat yang ingin menjual barang tersebut atau hanya

ingin sekedar mengetahui jumlah kekayaannya.

2) Melayani jasa titipan barang, bagi masyarakat yang ingin

menitipkan barang-barang berharganya. Jasa penitipan ini diberikan

untuk memberikan rasa aman kepada pemiliknya dari kehilangan,

kebakaran atau kecurian.

3) Memberikan kredit, terutama bagi karyawan yang mempunyai

penghasilan tetap. Pembayran pinjaman dilakukan dengan

memotong gaji si peminjam secara bulanan.

4) Ikut serta dalam usaha tertentu bekerja sama dengan pihak ketiga,

misalnya dalam pembangunan perkantoran atau pembangunan

lainnya dengan system Build, Operate and Transfer (BOT).

Yang jelas bahwa usaha pokok pegadaian merupakan usaha

peminjaman uang dengan system gadai, sedangkan usaha lainnya

merupakan penunjang kegiatan pokok Perum Pegadaian.

f. Keuntungan Usaha Gadai

Keuntungan di pegadaian adalah pihak pegadaian tidak

mempermasalahkan untuk apa uang tersebut digunakan dan hal ini tentu

bertolak belakang dengan pihak perbankan yang harus dibuat serinci

mungkin tentang penggunaan uangnya. Begitupula dengan sangsi yang

diberikan relative ringan, apabila tidak dapat melunasi dalam waktu

Page 39: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

22

tertentu. Sangsi yang paling berat adalah jaminan yang disimpan akan

dilelang untuk menutupi kekurangan pinjaman yang telah diberikan.

Keuntungan perusahaan pegadaian jika dibandingkan dengan

lembaga keuangan bank atau lembaga keuangan lainnya adalah:

1) Waktu yang relatif singkat untuk memperoleh uang, yaitu pada hari

itu juga, hal ini disebabkan prosedurnya yang tidak berbelit-belit;

2) Persyaratan yang sangat sederhana sehingga memudahkan

konsumen untuk memenuhinya;

3) Pihak pegadaian tidak mempermasalahkan uang tersebut digunakan

untuk apa, jadi sesuai dengan kehendak nasabahnya.

2. Pegadaian Syariah

a. Pengertian Gadai Syariah (Rahn)

Berdasarkan Fatwa DSN Nomor: 25/DSN-MUI/III/2002 tentang

Rahn, pegadaian Syariah adalah suatu badan usaha di Indonesia yang

secara resmi mempunyai ijin untuk melaksanakan kegiatan lembaga

keuangan Syariah berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke

masyarakat atas dasar hukum gadai secara syar’i. Pinjaman dengan

menggadaikan marhun sebagai jaminan marhun bih dalam bentuk rahn

itu dibolehkan, dengan ketentuan bahwa murtahin, dalam hal ini

pegadaian syariah, mempunyai hak menahan marhun sampai semua

marhun bih dilunasi.

Dalam istilah Bahasa Arab, gadai diistilahkan dengan rahn dan dapat

juga dinamai al-habsu (Pasaribu, 1996: 139). Secara etimologis, arti

Page 40: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

23

rahn adalah tetap dan lama, sedangkan al-habsu berarti penahanan

terhadap suatu barang dengan hak sehingga dapat dijadikan sebagai

pembayaran dari barang tersebut (Syafe’I, 2000: 159). Sedangkan

menurut Sabiq (1987: 139), rahn adalah menjadikan barang yang

mempunyai nilai harta menurut pandangan syara’ sebagai jaminan

hutang, hingga orang yang bersangkutan boleh mengambil hutang atau

ia bisa mengambil sebagian (manfaat) barangnya itu.

Dalam fiqh muamalah dikenal dengan kata pinjaman dengan

jaminan yang disebut ar-rahn, yaitu menyimpan suatu barang sebagai

tanggungan utang. Ar-rahn (gadai) menurit Bahasa berarti al-tsubut dan

al-habs yaitu penetapan dan penahanan. Dan ada pula yang menjelaskan

bahwa rahn adalah terkurung atau terjerat, di samping itu rahn diartikan

pula secara Bahasa dengan tetap, kekal, dan jaminan. (Hendi, 2002:

105).

Adapun definisi rahn dalam istilah syariat, dijelaskan para ulama

dengan ungkapan “menjadikan harta benda sebagai jaminan utang, agar

utang bisa dilunasi dengan jaminan tersebut, ketika si peminjam tidak

mampu melunasi utangnya”. Atau harta benda yang dijadikan jaminan

utang untuk melunasi (utang tersebut) dari nilai barang jaminan tersebut,

apabila si peminjam tidak mampu melunasi utangnya”. (Adrian, 2011:

17).

Pengertian rahn menurut Imam Ibnu Qudhamah dalam Kitab al-

Mughni adalah sesuatu benda yang dijadikan kepercayaan dari suatu

Page 41: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

24

hutang untuk dipenuhi dari harganya, apabila yang berhutang tidak

sanggup membayarnya dari orang yang berpiutang. Sedangkan Imam

Abu Zakaria al-Anshary dalam kitabnya Fathul Wahab mendefinisikan

rahn adalah menjadikan benda yang bersifat harta benda sebagai

kepercayaan dari suatu yang dapat dibayarkan dari harta benda itu bila

utang tidak dibayar (Sudarsono, 2003: 157).

Secara tegas ar-rahn (gadai) adalah memberikan suatu barang untuk

ditahan atau dijadikan sebagai jaminan atau pegangan manakala salah

sipeminjam tidak dapat mengembalikan pinjamannya sesuai dengan

waktu yang disepakati dan juga sebagai pengikat kepercayaan di antara

keduanya, agar si pemberi pinjaman tidak ragu atas pengembalian

barang yang dipinjamnya. (Adrian, 2011: 16).

Gadai syariah (rahn) adalah menahan salah satu harta milik nasabah

atau rahin sebagai barang jaminan atau marhun atas utang atau

pinjaman atau marhun bih yang diterimanya. Marhun tersebut memiliki

nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang menahan atau penerima

gadai atau murtahin memperoleh jaminan untuk dapat mengambil

kembali seluruh atau sebagian piutangnya. (Muhammad, 2001: 128).

Dapat disimpulkan pengertian rahn adalah menahan harta salah satu

milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya.

Secara sederhana rahn adalah semacam jaminan utang atau gadai.

Page 42: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

25

b. Tujuan Pendirian Pegadaian Syariah

Pada saat pendirian pegadaian Syariah oleh Bank Muamalat

Indonesia dan Perum Pegadaian melalui perjanjian musyarakah

ditetapkan visi dan misi dari pegadaian syariah yang akan didirikan,

yang keduanya mensiratkan tujuan didirikannya pegadaian syariah. Visi

pegadaian syariah adalah menjadi lembaga keuangan syariah terkemuka

di Indonesia. Sedangkan misinya ada tiga: (Abdul Ghofur, 2011: 142)

1) Memberikan kemudahan kepada masyarakat yang ingin

melaksanakan transaksi yang halal.

2) Memberikan superior return bagi investor.

3) Memberikan ketenagan kerja bagi karyawan.

Jadi tujuan pendirian pegadaian syariah meliputi seluruh stakeholder

yang berkaitan dengan usaha layanan pegadaian yaitu masyarakat,

investor, dan karyawan.

c. Operasional Pegadaian Syariah

Pegadaian Syariah atau dikenal dengan istilah rahn, dalam

pengoperasiannya menggunakan metode Fee Based Income (FBI) atau

mudharobah (bagi hasil). Karena nasabah dalam mempergunakan

marhun bih (UP) mempunyai tujuan yang berbeda-beda misalnya untuk

konsumsi, membayar uang sekolah atau tambahan modal kerja,

penggunaan metode mudharobah belum tepat pemakainya. Oleh

Page 43: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

26

karenanya, pegadaian menggunakan metode FBI (Tim Indonesia School

of Life, 2003).

Sesuai dengan landasan konsep rahn, pada dasarnya pegadaian

syariah berjalan di atas dua akad transaksi syariah yaitu:

1) Akad Rahn. Rahn yang dimaksud adalah menahan harta milik si

peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya, pihak

yang menahan memperoleh jaminan untuk mengambil kembali

seluruh atau sebgaian piutangnya. Dengan akad ini pegadaian

menahan barang bergerak sebagai jaminan atas utang nasabah.

2) Akad Ijarah, yaitu akad pemindahan hak guna atas barang dana tau

jasa melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan

pemindahan kepemilikan atas barangnya sendiri. Melalui akad ini

dimungkinkan bagi pegadaian untuk menarik sewa atas

penyimpanan barang bergerak milik nasabah yang telah melakukan

akad (Nugraha, 2004).

Adapun teknis pelayanan dalam pegadaian syariah adalah sebagai

berikut:

1) Nasabah menjaminkan barang kepada pegadaian syariah untuk

mendapatkan pembiayaan. Kemudian pegadaian menaksir barang

jaminan untuk dijadikan dasar dalam memberikan pembiayaan.

2) Pegadaian syariah dan nasabah menyekapati akad gadai. Akad ini

meliputi jumlah pinjaman, pembebanan biaya jasa simpan dan biaya

Page 44: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

27

administrasi, dan jatuh tempo pengembalian pinjaman, yaitu 120

hari (4 bulan ).

3) Pegadaian syariah menerima biaya administrasi dan biaya jasa

simpan oleh nasabah.

4) Nasabah menebus barang yang digadaikan setelah jatuh tempo,

apabila pada saat jatuh tempo nasabah belum dapat mengembalikan

uang pinjaman, dapat diperpanjang satu kali masa jatuh tempo,

demikian seterusnya.

5) Apabila nasabah tidak dapat mengembalikan uang pinjaman dan

tidak memperpanjang akad gadai, selanjutnya pegadaian melakukan

kegiatan pelelangan untuk menjual barang tersebut dan mengambil

pelunasan uang pinjaman oleh nasabah dari hasil penjualan barang

gadai.

d. Dasar Hukum Gadai

Boleh tidaknya transaksi gadai menurut Islam, diatur dalam Al-

Qur’an, sunnah dan ijtihad.

1) Al-Qur’an

Ayat Al-Qur’an yang dapat dijadikan dasar hukum perjanjian

gadai adalah QS. Al-Baqarah ayat 282 dan 283:

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak

secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu

menuliskannya….”

Page 45: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

28

ن ۞ م ن أ إ ف ة بوض ق ان م ه ر ا ف ب ات وا ك د ج م ت ل ر و ف ى س ل م ع ت ن ن ك إ و

وا م ت ك ل ت و ه ب ر ق الل ت ي ل و ه ت ان م ن أ م ت ي اؤ ذ ل د ا ؤ ي ل ا ف ض ع م ب ك ض ع ب

م ي ل ون ع ل م ع ا ت م ب الل و ه ب ل م ق آث ه ن إ ا ف ه م ت ك ن ي م و ة اد ه الش

“Jika kamu dalam perjalanan sedang kau tidak memperoleh

seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang

dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu

mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai

itu menunaikan amanatnya (hutangnya)…”.

2) As-Sunnah

Aisyah berkata bahwa Rasul bersabda: “Rasulullah membeli

dari seorang Yahudi dan meminjamkan kepadanya baju besi” (HR

Bukhari dan Muslim).

Dari Abu Hurairah r.a. Nabi S A W bersabda: “Tidak terlepas

kepemilikan barang gadai dari pemilik yang menggadaikannya. Ia

memperoleh manfaat dan menanggung risikonya” (HR Asy’Syafii,

al Daraquthni dan Ibnu Majah).

Nabi bersabda: “Tunggangan (kendaraan) yang digadaikan

boleh dinaiki dengan menanggung biayanya dan binatang ternak

yang digadaikan dapat diperah susunya dengan menanggung

biayanya. Bagi yang menggunakan kendaraan dan memerah susu

wajib menyediakan biaya perawatan dan pemeliharaan”. (HR

Jamaah, kecuali Muslim dan An Nasai).

Page 46: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

29

Dari Abi Hurairah r.a Rasulullah bersabda: “Apabila ada ternak

digadaikan, maka punggungnya boleh dinaiki (oleh yang menerima

gadai), karena ia telah mengeluarkan biaya (menjaga)nya. Apabila

ternak itu digadaikan, maka air susunya yang deras boleh diminum

(oleh orang yang menerima gadai) karena ia telah mengeluarkan

biaya (menjaga)nya. Kepada orang yang naik dan minum, maka ia

harus mengeluarkan biaya (perawatan)nya”. (HR Jamaah kecuali

Muslim dan Nasai-Bukhari).

3) Ijtihad

Jumhur ulama berpendapat boleh dan mereka tidak pernah

berselisih pendapat mengenai hal ini. Jumhur ulama berpendapat

bahwa disyariatkan pada waktu tidak bepergian maupun pada waktu

bepergian, beragumentasi kepada perbuatan Rasulullah SAW

terhdapa riwayat hadis tentang orang Yahudi tersebut di Madinah.

Adapun keadaan dalam perjalanan seperti ditentukan dalam QS. Al-

Baqarah: 283, karena melihat kebiasaan dimana pada umumnya

rahn dilakukan pada waktu bepergian (Sayyid Sabiq, 1987: 141).

e. Rukun dan Syarat Sahnya Perjanjian Gadai

Mohammad Anwar dalam buku Fiqh Islam (1998: 56) menyebutkan

rukun dan syarat sahnya perjanjian gadai adalah sebagai berikut:

Page 47: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

30

1) Ijab qabul (sighot).

Hal ini dapat dilakukan baik dalam bentuk tertulis maupun lisan,

asalkan saja di dalamnya terkandung maksud adanya perjanjian

gadai di antara para pihak.

2) Orang yang bertransaksi (Aqid).

Syarat-syarat yang harus dipenuhi bagi orang yang bertransaksi

gadai yaitu rahin (pemberi gadai) dan murtahin (penerima gadai)

adalah:

(a) Telah dewasa;

(b) Berakal;

(c) Atas keinginan sendiri.

3) Adanya barang yang digadaikan (marhun).

Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk barang yang akan

digadaikan oleh rahin (pemberi gadai) adalah:

(a) Dapat diserahterimakan

(b) Bermanfaat

(c) Milik rahin (orang yang menggadaikan)

(d) Jelas

(e) Tidak bersatu dengan harta lain

(f) Dikuasai oleh rahin

(g) Harta yang tetap atau dapat dipindahkan.

Abu Bakr Jabir Al-Jazairi dalam buku “Minhajul Muslim”

menyatakan bahwa barang-barang yang tidak boleh

Page 48: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

31

diperjualbelikan, tidak boleh digadaikan, kecuali tanaman dan buah-

buahan di pohonnya yang belum masak. Karena penjualan tanaman

dan buah-buahan di pohonnya yang belum masak tersebut haram,

namun untuk dijadikan barang gadai hal ini diperbolehkan, karena

di dalamnya tidak memuat unsur gharar bagi murtahin. Dinyatakan

tidak mengandung unsur gharar karena piutang murtahin tetap ada

kendati tanaman dan buah-buahan yang digadaikan kepdanya

mengalami kerusakan (Al-Jazairi, 2000: 532).

4) Marhun bih (utang).

Menurut ulama Hanafiyah dan Syafiiyah syarat utang yang dapat

dijadikan alas gadai adalah:

(a) Berupa utang yang tetap dapat dimanfaatkan;

(b) Utang harus lazim pada waktu akad;

(c) Utang harus jelas dan diketahui oleh rahin dan murtahin.

Jika ada perselisihan mengenai besarnya hutang antara rahin

dan murtahin, maka ucapan yang diterima ialah ucapan rahin

dengan disuruh bersumpah, kecuali jika rahin bisa mendatangkan

barang bukti yang menguatkan dakwanya, karena Rasulullah SAW

bersabda: “barang bukti dimintakan dari orang yang mengklaim dan

sumpah dimintakan dari orang yang tidak mengaku”. (Diriwayatkan

Al-Baihaqi dengan sanad yang baik) (Al-Jazairi, 2000:533).

Page 49: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

32

Jika murtahin mengklaim telah mengembalikan rahn, dan

rahin tidak mengakuinya, maka ucapan yang diterima adalah ucapan

rahin dengan disuruh bersumpah, kecuali jika murtahin bisa

mendatangkan barang bukti yang menguatkan klaimnya (Al-Jazairi,

2000: 533).

Mazhab Maliki berpendapat bahwa gadai wajib dengan

akad, setelah akad orang yang menggadaikan (rahin) dipaksakan

untuk menyerahkan borg untuk dipegang oleh yang memegang

gadaian (murtahin) (Sayyid Sabiq, 1987:141). Sedangkan menurut

Al-Jazairi marhun boleh dititipkan kepada orang yang bisa

dipercaya selain murtahin sebab yang terpenting dari marhun

tersebut dapat dijaga dan itu bisa dilakukan oleh orang yang bisa

dipercaya (Al-Jazairi, 2000:532).

5) Al-Murtahin (yang menerima gadai).

Orang, bank, atau lembaga yang dipercaya oleh rahin untuk

mendapatkan modal dengan jaminan barang (gadai). (Heri

Sudarsono, 2003:160).

f. Pengertian uang pinjaman

Uang pinjaman adalah sejumlah uang yang dikeluarkan oleh suatu

lembaga kemasyarakatan penyaluran pinjaman, kospinjasa

menggunakan system pelayanan cepat, aman, dan menghindari adanya

birokrasi yang berbelit untuk memperoleh pinjaman, para anggota

Page 50: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

33

nasabah tidak perlu menunggu terlalu lama waktu satu hari sepanjang

telah memenuhi persyaratan. Pemberian uang pinjaman kepada

masyarakat adalah suatu pencegahan rakyat kecil yang membutuhkan

pinjaman agar tidak jatuh ke tangan para pelepas uang yang

mengenakan bunga dengan nilai sangat tinggi dan berlipat ganda

(Damanhur dan Leni D, 2011).

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa uang pinjaman

merupakan sejenis modal atau sejumlah uang yang berasal dari perum

pegadaian dan disalurkan kepada masyarakat atau nasabah yang ingin

meminjam sejumlah uang karena kebutuhan tertentu dengan prosedur

yang tidak rumit, barang jaminan yang sederhana serta dalam waktu

yang sangat singkat para nasabah dapat memperoleh sejumlah uang

yang dibutuhkan.

g. Prosedur Pinjaman Pegadaian

Seperti diketahui bahwa menariknya peminjaman uang di pegadaian

disebabkan prosedurnya yang mudah, cepat dan biaya yang dikenakan

relative ringan. Disamping itu, biasanya perum pegadaian tidak begitu

mementingkan untuk apa uang tersebut digunakan. Yang penting setiap

proses peminjaman uang di pegadaian haruslah dengan jaminan barang-

barang tertentu. Hal ini tentu sangat berlawanan dengan prosedur

peminjaman uang di lembaga keuangan lainnya seperti bank.

Page 51: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

34

Secara garis besar proses atau prosedur peminjaman uang di perum

pegadaian dapat dijelaskan berikut ini: (Kasmir, 2014:235)

1) Nasabah datang langsung kebagian informasi untuk memperoleh

penjelasan, tentang pegadaian, misalnya tentang barang jaminan,

jangka waktu pengembalian, jumlah pinjaman dan biaya sewa

modal (bunga pinjaman).

2) Bagi nasabah yang sudah jelas dan mengetahui prosedurnya dapat

langsung membawa barang jaminan ke bagian penaksir untuk

ditaksir nilai jaminan yang diberikan. Pemberian barang jaminan

disertai bukti diri seperti KTP atau surat kuasa bagi pemilik barang

yang tidak dapat datang.

3) Bagian penaksir akan menaksir nilai jaminan yang diberikan, baik

kualitas barang maupun nilai barang tersebut, kemudian barulah

ditetapkan nilai taksir barang tersebut.

4) Setelah nilai taksir ditetapkan langkah selanjutnya adalah

menentukan jumlah pinjaman beserta sewa modal (bunga) yang

dikenakan dan kemudian diinformasikan ke calon peminjam.

5) Jika calon peminjam setuju, maka barang jaminan ditahan untuk

disimpan dan nasabah memperoleh pinjaman, berikut surat bukti

gadai.

Kemudian untuk proses pembayaran kembali pinjaman baik sudah

jatuh tempo maupun yang belum dapat dilakukan sebagai berikut:

Page 52: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

35

1) Pembayaran kembali pinjaman berikut sewa modal dapat langsung

dilakukan di kasir dengan menunjukkan surat bukti gadai dan

melakukan pembayaran sejumlah uang.

2) Pihak pegadaian menyerahkan barang jaminan apabila

pembayarannya sudah lunas dan diserahkan langsung ke nasabah

untuk diperiksa kebenarannya dan jika sudah benar dapat langsung

dibawa pulang.

3) Pada prinsipnya pembayaran kembali pinjaman dan sewa modal

dapat dilakukan sebelum jangka waktu pinjaman jatuh tempo. Jadi

si nasabah jika sudah punya uang dapat langsung menebus

jaminannya.

4) Bagi nasabah yang tidak dapat membayar pinjamannya, maka

barang jaminannya akan dilelang secara resmi ke masyarakat luas.

5) Hasil penjualan lelang diberitahukan kepada nasabah dan

seandainya uang hasil lelang setelah dikurangi pinjaman dan biaya-

biaya masih lebih akan dikembalikan ke nasabah.

3. Inflasi

a. Pengertian Inflasi

Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya

harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu). Dengan kata

lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara

kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi

rendahnya harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum

Page 53: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

36

tentu menunjukkan inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika proses kenaikan

harga berlangsung terus-menerus dan saling mempengaruhi. Istilah

inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang

yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatannya harga.

Inflasi merupakan salah satu masalah ekonomi yang banyak

mendapatkan perhatian para pemikir ekonomi. Pengertian inflasi adalah

kecendrungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus-

menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut

inflasi. Syarat adanya kecendrungan menaik yang terus-menerus juga

perlu diingat, karena kenaikan harga karena musiman, menjelang hari-

hari besar atau yang terjadi sekali saja dan tidak mempunyai pengaruh

lanjutan tidak disebut inflasi.

Inflasi adalah kecendrungan naiknya harga umum barang dan jasa

secara terus-menerus akibat dari tidak ada keseimbangan arus barang

dan arus uang (Adrian Sutedi, 2012 : 278).

Dalam konsep makroekonomi, inflasi didefinisikan sebagai

kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus.

(Suseno dan Astiyah, 2009), dalam konteks tersebut terdapat dua

pengertian penting yang merupakan kunci dalam memahami inflasi

yaitu kenaikan harga secara terus menerus. Hanya kenaikan harga yang

terjadi secara umum yang dapat disebut inflasi. Kenaikan harga pada

komoditas tertentu yang terjadi karena factor musiman, misalnya

Page 54: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

37

menjelang hari-hari besar atau karena gangguan supply sesaat dan tidak

mempunyai pengaruh lanjutan, tidak disebut inflasi.

Inflasi adalah indikator makroekonomi yang sangat penting karena

memengaruhi nilai uang sehingga dampaknya langsung dirasakan oleh

masyarakat. Bahkan, Presiden Gerald Ford dari USA pernah

menyatakan: “Inflation is the number one public enemy”, atau “inflasi

adala musuh masyarakat yang utama.” (Bank Indonesia Institute, 2015).

b. Pengukuran Inflasi

Untuk mengukur perubahan inflasi dari waktu ke waktu, pada

umumnya digunakan suatu angka indeks. Angka indeks disusun dengan

memperhitungkan sejumlah barang dan jasa yang akan digunakan untuk

menghitung besarnya angka inflasi. Adapun anka indeks yang umum

dipakai untuk menghitung besarnya inflasi adalah: (Bank Indonesia

Institute, 2015)

1) Producer Price Index (PPI)/Indeks Harga Produsen (IHP)

Producer Price Index atau Indeks Harga Produsen (IHP)

mengukur perubahan harga yang diterima produsen domestic untuk

barang yang mereka hasilkan. IHP mengukur tingkat harga yang

terjadi pada tingkat produsen.

2) Wholesale Price Index/Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB)

Indeks Harga Perdagangan besar mengukur perubahan harga

untuk transaksi yang terjadi antara penjual/pedagang besar pertama

Page 55: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

38

dan pembeli/pedagang besar berikutnya dalam jumlah besarpada

pasar pertama. Di beberapa negara termasuk Indonesia, IHPB

merupakan indikator yang menggambarkan pergerakan harga dari

komoditas-komoditas yang diperdagangkan di suatu daerah.

3) Consumer Price Index (CPI)/Indeks Harga Konsumen (IHK)

Consumer Price Index adalah indeks yang paling banyak

digunakan dalam perhitungan inflasi. Indeks ini disusun dari harga

barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat. Jumlah barang

dan jasa yang digunakan dalam perhitungan angka indeks tersebut

berbeda antarnegara dan antarwaktu, bergantung pada pola

konsumsi masyarakat akan barang dan jasa tersebut.

Adapun cara menghitung laju inflasi adalah peruahan

persentase dalam indeks harga dari jangka waktu yang sebelumnya.

Rumusnya sebagai berikut:

c. Jenis Inflasi

Jenis inflasi menurut penyebabnya, yakni sebagai berikut: (Adrian

Sutedi, 2012 : 292)

𝐿𝑎𝑗𝑢 𝐼𝑛𝑓𝑙𝑎𝑠𝑖 =𝐼𝐻𝐾𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑖𝑛𝑖 − 𝐼𝐻𝐾𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚𝑛𝑦𝑎

𝐼𝐻𝐾𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚𝑛𝑦𝑎 𝑥 100%

Page 56: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

39

1) Demand pull inflation, yaitu inflasi yang disebabkan oleh terlalu

kuatnya peningkatan aggregate demand masyarakat terhadap

komoditi-komoditi hasil produksi dipasar barang. Akibatnya, akan

menarik (pull) kurva permintaan agregat kea rah kanan atas,

sehingga terjadi excess demand, yang merupakan inflationary gap.

Dalam kasus inflasi jenis ini, kenaikan harga-harga barang biasanya

akan selalu diikuti dengan peningkatan output (GNP riil) dengan

asumsi bila perekonomian masih belum mencapai kondisi full-

employment.

2) Cost Push Inflation, yaitu inflasi yang dikarenakan bergesernya

aggregate supply curve kea rah kiri atas. Faktor-faktor yang

menyebabkan aggregate supply curve bergeser tersebut adalah

meningkatnya harga factor-faktor produksi (baik yang berasal dari

dalam negeri maupun luar negeri) di pasar factor produksi, sehingga

menyebabkan kenaikan harga komoditi di pasar komoditi. Dalam

kasus cost push inflation kenaikan harga seringkali diikuti oleh

kelesuan usaha.

Selain itu, jenis inflasi lainnya, yaitu inflasi menurut asalnya,

yakni sebagai berikut: (Adrian Sutedi, 2012 : 293)

1) Domestic Inflation, yaitu inflasi yang sepenuhnya disebabkan oleh

kesalahan pengelolaan perekonomian baik di sector riil ataupun di

sector moneter di dalam negeri oleh para pelaku ekonomi dan

masyarakat.

Page 57: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

40

2) Imported Inflation, yaitu inflasi yang disebabkan oleh adanya

kenaikan harga-harga komoditi diluar negeri (di negara asing yang

memiliki hubungan perdagangan dengan negara yang

bersangkutan). Inflasi ini hanya dapat terjadi pada negara yang

menganut system peekonomian terbuka (open economy system).

Inflasi ini dapat “menular” baik melalui harga barang-barang impor

maupun harga barang-barang ekspor.

d. Teori Inflasi

Terdapat tiga teori utama yang menjelaskan mengenai inflasi,

yaitu sebagai berikut: (Adrian Sutedi, 2012 : 285)

1) Teori Kuantitas

Teori kuantitas adalah teori yang tertua yang membahas tentang

inflasi, tetapi dalam perkembangannya teori ini mengalami

penyempurnaan oleh para ahli ekonomi Universitas Chicago,

sehingga teori ini juga dikenal sebagai model kaum moneteris

(monetarist models). Teori ini menekankan pada peranan jumlah

uang beredar dan harapan (ekspetasi) masyarakat mengenai

kenaikan harga terhadap timbulnya inflasi.

Inti teori ini adalah sebagai berikut:

(a) Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang

beredar, baik uang kartal maupun giral.

Page 58: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

41

(b) Laju inflasi juga ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang

beredar dan oleh harapan (ekspetasi) masyarakat mengenai

kenaikan harga di masa mendatang.

2) Teori Keynes

Teori ini yang menyatakan bahwa inflasi terjadi disebabkan

masyarakat hidup diluar batas kemampuan ekonominya. Dengan

kata lain, inflasi terjadi karena pengeluaran agregat terlalu besar.

Oleh karena itu, solusi yang harus diambil adalah dengan jalan

mengurangi jumlah pengeluaran agregat itu sendiri (mengurangi

pengeluaran pemerintah atau dengan meningkatkan pajak dan

kebijakan uang ketat).

Dasar pemikiran model inflasi dari Keynes ini, bahwa inflasi

terjadi karena masyarakat ingin hidup diluar batas kemampuan

ekonomisnya, sehingga menyebabkan permintaan efektif

masyarakat terhadap barang-barang (permintaan agregat) melebihi

jumlah barang-barang yang tersedia (penawaran agregat), akibatnya

akan terjadi inflationary gap. Keterbatasan jumlah persediaan

barang (penawaran agregat) ini terjadi karena dalam jangka pendek

kapasitas produksi tidak dapat dikembangkan untuk mengimbangi

kenaikan permintaan agregat. Karenanya sama seperti pandangan

kaum monetarist, Keynesian models ini lebih banyak dipakai untuk

menerangkan fenomena inflasi dalam jangka pendek.

Page 59: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

42

3) Teori Strukturalis

Teori ini menyoroti sebab-sebab inflasi yang berasal dari

kekakuan struktur ekonomi, khususnya kekuatan suplai bahan

makanan dan barang-barang ekspor. Karena sebab-sebab struktural

pertambahan barang-barang produksi ini terlalu lambat disbanding

dengan pertumbuhan ekonominya, sehingga menaikkan harga bahan

makanan dan kelangkaan devisa. Akibat selanjutnya adalah

kenaikan harga-harga barang lain, sehingga terjadi inflasi yang

relative berkepanjangan bila pembangunan sector penghasil bahan

pangan dan industry barang ekspor tidak dibenahi atau ditambah.

e. Penyebab Terjadinya Inflasi

Terdapat beberapa factor utama yang menjadi penyebab

timbulnya inflasi di Indonesia, yaitu sebagai berikut: (Adrian Sutedi,

2012 : 303)

1) Jumlah Uang Beredar

Menurut sudut pandang kaum moneteris jumlah uang beredar

adalah factor utama yang dituding sebagai penyebab timbulnya

inflasi di setiap negara, tidak terkecuali di Indonesia. Di Indonesia

jumlah uang beredar ini lebih banyak diterjemahkan dalam konsep

narrow money (M1). Hal ini terjadi karena masih adanya anggapan,

bahwa uang kuasi hanya merupakan sebagian dari likuiditas

perbankan.

Page 60: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

43

Sejak 1976 persentase uang kartal yang beredat (48.7%) lebih

kecil daripada persentase jumlah uang giral yang beredar (51,3%),

sehingga mengindikasikan bahwa telah terjadi proses modernisasi di

sektor moneter Indonesia. Juga, mengindikasikan bahwa semakin

sulitnya proses pengendalian jumlah uang beredar di Indonesia, dan

semakin meluasnya monetisasi dalam kegiatan perekonomian

subsistence, akibatnya memberikan kecendrungan meningkatnya

laju inflasi.

2) Defisit Anggaran Belanja Pemerintah

Tekanan inflasi pada periode ini lebih disebabkan oleh

meningkatanya tingkat agresifitas sektor swasta dalam melakukan

ekspansi usaha, yang didukung oleh perkembangan sektor

perbankan yang semakin ekspansif pula. Dengan kondisi sumber

daya modal domestic yang masih saja relative terbatas, maka

pinjaman luar negeri yang sifatnya nonkomersial maupun komersial

pun semakin meningkat. Akibatnya, tetap saja terjadi deficit anggran

belanja negara dan neraca pembayaran, salah satu sebabnya karena

pemerintah tetap saja harus menyediakan infrastruktur dan

suprastruktur pembangunan ekonomi yang kebutuhannya semakin

meningkat. Peran pemerintah ini dapat dimaklumi karena

kemampuan swasta nasional dalam pembangunan infrastruktur

ekonomi masih sangat terbatas.

Page 61: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

44

3) Faktor-Faktor dalam Penawaran Agregat dan Luar Negeri

Kelambanan penyesuaian dari faktor-faktor penawaran agregat

terhadap peningkatan permintaan agregat ini lebih banyak

disebabkan oleh adanya hambatan-hambatan structural (structural

bottleneck) yang ada di Indonesia. Harga bahan pangan merupakan

salah satu penyumbang terbesar terhadap tingkat inflasi di

Indonesia. Hal ini antara lain disebabkan oleh ketegaran structural

yang terjadi di sektor pertanian, sehingga menyebabkan inelastisnya

penawaran bahan pangan. Ketergantungan perekonomian Indonesia

yang besar terhadap sektor pertanian, yang tercermin oleh peranan

nilai tambahannya yang relative besar dan daya serap tenaga

kerjanya yang sedemikian tinggi serta beban penduduk yang cukup

tinggi, mengakibatkan harga bahan pangan meningkat pesat.

Umumnya, laju penawaran bahan pangan tidak dapat mengimbangi

laju permintaannya, sehingga sering terjadi excess demand yang

selanjutnya dapat memunculkan inflationary gap.

f. Dampak Inflasi

Secara umum dampak dari inflasi yang tinggi dan tidak stabil adalah

sebagai berikut: (Bank Indonesia Institute, 2015: 20)

1) Penurunan Daya Beli (Purchasing Power)

Inflasi yang tinggi akan mengurangi daya beli karena nilai uang

yang semakin rendah. Dengan nilai uang yang sama, jumlah barang

dan jasa yang dapat dibeli akan berkurang jumlahnya. Dampak

Page 62: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

45

penurunan nilai mata uang sebagai akibat inflasi tidak sama terhadap

seluruh masyarakat. Kelompok masyarakat yang berpenghasilan

tetap dan berpenghasilan rendah adalah yang paling dirugikan akibat

inflasi. Apabila hal ini dibiarkan dapat menimbulkan masalah social,

seperti meningkatnya aksi buruh untuk kenaikan upah dan

meningkatnya kemiskinan.

2) Kondisi Ketidakpastian

Inflasi yang tinggi dan tidak stabil menimbulkan ketidakpastian

bagi masyarakat. Masyarakat akan kesulitan untuk menentukan

alokasi dananya. Masyarakat cenderung menyimpan dananya dalam

bentuk asset fisik dibandingkan tabungan di bank. Oleh karenanya,

inflasi mengurangi insentif untuk menabung. Bagi dunia usaha,

inflasi yang tinggi akan mengurangi insentif untuk investasi, karena

ketidakpastian akan profit dan biaya di masa depan. Kondisi

ketidakpastian ini dalam jangka panjang akan menghambat

pertumbuhan ekonomi.

3) Berkurangnya daya saing produk nasional

Inflasi yang tinggi membuat biaya produksi juga tinggi sehingga

barang produksi nasional menjadi tidak kompetitif, baik untuk

dikonsumsi dalam negeri maupun di ekspor. Hal ini akan

mendorong peningkatan impor yang akan berpengaruh terhadap

performa neraca perdagangan dan neraca pembayaran.

Page 63: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

46

Bagi para ekonom, dampak inflasi dilihat sebagai biaya (cost)

yang timbul terhadap perekonomian makro.

4. Pendapatan

Menurut Antonio (2001: 204), pendapatan adalah kenaikan kotor dalam

asset atau penurunan dalam liabilitas atau gabungan dari keduanya selama

periode yang dipilih oleh pernyataan pendapatan yang berakibat dari

investasi, perdagangan, memberikan jasa atau aktivitas lain yang bertujuan

meraih keuntungan.

Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul

dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu

mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi

penanaman modal (Undang-Undang Republik Indonesia, 1998).

Karakteristik pendapatan terdiri dari tiga yaitu sebagai berikut (Amalia,

2010):

1) Sumber Pendapatan

Jumlah rupiah perusahaan bertambah melalui berbagai cara tetapi

tidak semua cara tersebut mencerminkan pendapatan. Tambahan jumlah

rupiah aktiva perusahan dapat berasal dari transaksi modal, laba dari

penjualan aktiva yang bukan barang dagangan seperti aktiva tetap, surat

berharga, ataupun penjualan anak atau cabang perusahaan, hadiah,

sumbangan atau penemuan, revaluasi aktiva tetap, dan penjualan produk

perusahaan. Berdasarkan transaksi di atas, hanya transaksi atas

penjualan produk yang dapat dianggap sebagai sumber utama

Page 64: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

47

pendapatan walaupun laba atau rugi mungkin timbul dalam

hubungannya dengan penjualan aktiva selain produk utama perusahaan.

2) Produk dan Kegiatan Utama Perusahaan

Produk perusahaan mungkin berupa barang ataupun dalam bentuk

jasa. Perusahaan tertentu mungkin sekali menghasilkan berbagai macam

produk atau baik berupa barang atau jasa atau keduanya yang sangat

berlainan jenis maupun arti pentingnya bagi perusahaan.

3) Jumlah Rupiah Pendapatan dan Proses Penandingan

Pendapatan merupakan jumlah rupiah dari harga jual per satuan kali

kuantitas terjual. Perusahaan umumnya akan mengharapkan terjadinya

laba yaitu jumlah rupiah pendapatan lebih besar dari jumlah biaya yang

dibebankan. Laba atau rugi yang terjadi baru akan diketahui setelah

pendapatan dan beban dibandingkan setelah biaya yang dibebankan

secara layak dibandingkan dengan pendapatan maka tampaklah jumlah

rupiah laba ataupun pendaptan neto.

Menurut UU RI Nomor 10 tahun 1998, sumber-sumber pendapatan

dapat dikelompokkan menjadi 2 sumber pendapatan, yaitu:

1) Pendapatan operasional, yaitu pendapatan yang berasal dari aktivitas

utama perusahan sesuai dengan jenis usahanya yang berlangsung secara

berulang-ulang dan berkesinambungan tiap periode.

2) Pendapatan bukan operasional, yaitu pendapatan yang berasal dari

transaksi penjualan yang tidak berulang-ulang dan insidentil, yang

Page 65: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

48

secara tidak langsung berhubungan dengan aktivitas perusahaan,

misalnya penjualan aktiva tetap perusahaan kepada pihak lain.

Pendapatan gadai adalah jumlah pendapatan dari produk gadai Syariah

seperti rahn, Arrum, dan Mulia yang diterima pegadaian Syariah dalam

jangka periode tertentu, misalnya 1 tahun dalam bentuk rupiah (Irawan,

2011:40).

5. Jumlah Uang Beredar (JUB)

Uang didefinisikan sebagai benda-benda yang disepakati oleh

masyarakat sebagai alat perantaraan untuk mengadakan tukar menukar atau

perdagangan (Sadono Sukirno, 2011:267).

Uang beredar adalah semua jenis uang yang berada di dalam

perekonomian, yaitu ia adalah jumlah dari mata uang dalam peeredaran

ditambah dengan uang giral di bank-bank umum (Sadono Sukirno,

2011:281).

Rahardja (2008: 324) jumlah uang beredar adalah nilai keseluruhan

uang yang berada ditangan masyarakat. Secara teknis, yang dihitung sebagai

uang beredar adalah uang yang benar-benar berada di tangan masyarakat.

Uang yang berada di tangan bank (bank umum dan bank sentral), serta uang

kertas dan uang logam (uang kartal) milik pemerintah tidak dihitung sebagai

uang beredar.

Page 66: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

49

Perkembangan jumlah uang beredar mencerminkan atau seiring

dengan perkembangan ekonomi. Biasanya bila perekonomian bertumbuh

dan berkembang jumlah uang beredar juga bertambah, sedang

komposisinya berubah. Bila perekonomian makin maju, porsi penggunaan

uang kartal (kertas dan logam) semakin sedikit, digantikan uang giral atau

near money. Biasanya perekonomian makin meningkat, komposisi M1

dalam peredaran uang makin kecil, sebab porsi uang kuasai makin besar.

Uang kuasi adalah simpanan rupiah dan valas milik penduduk pada sistem

moneter yang untuk sementara waktu kehilangan nilai fungsinya sebagai

nilai tukar.

1. Teori Permintaan Uang

Menurut pandangan ekonomi klasik, fungsi uang hanya sebagai alat

tukar. Oleh sebab itu jumlah uang yang diminta berbanding

proporsional dengan tingkat produksi atau pendapatan nasional. Bila

tingkat produksi nasional meningkat begitupun jika terjadi sebaliknya.

Sedangkan menurut Keynesian, ada beberapa faktor yang memotivasi

orang memegang atau meminta uang antara lain sebagai berikut:

a. Transaction Motive, yaitu motivasi orang untuk memegang uang

adalah keinginan untuk mempermudah kegiatan transaksi atau

untuk membiayai keperluan transaksi. Dalam permintaan uang

untuk keperluan transaksi, pandangan klasik sama dengan

pandangan Keynesian. Permintaan uang untuk transaksi

Page 67: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

50

berhubungan positif dengan tingkat pendapatan, apabila

pendapatan naik, maka kebutuhan uang untuk transaksi meningkat.

b. Precautionary motive, yaitu motivasi orang memegang uang untuk

persiapan menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan atau tidak

terduga. Permintaan uang untuk berjaga-jaga sangat tergantung

pada besarnya pendapatanatau berhubungan positif dengan tingkat

pendapatan.

c. Speculation motive, yaitu motivasi meminta uang untuk keperluan

spekulasi. Permintaan uang untuk spekulasi selalu berkaitan

dengan upaya mencari keuntungan. Peluang keuntungan akan

diperoleh bila uang yang diminta dibelikan obligasi yang jatuh

tempo tidak terbatas dan tidak mengandung resiko tinggi.

2. Teori Penawaran Uang

Uang beredar atau money supply dibedakan dalam dua pengertian,

yaitu:

a. Uang beredar dalam arti sempit (M1)

Merupakan jumlah uang yang beredar yang sering digunakan untuk

keperluan transaksi, terdiri dari: uang koin atau logam dan uang

kertas yang biasa disebut dengan uang kartal. Dan uang giral yaitu

deposito yang terdapat dibank-bank umum dapat dikeluarkan

dengan menggunakan cek.

Page 68: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

51

b. Uang beredar dalam arti luas (M2)

Merupakan jumlah uang yang beredar dalam arti luas. M2 disebut

juga briad money yang terdiri dari M1 (uang logam, kertas, dan

uang giral atau cek). Near money adalah rekening tabungan dan

kekayaan lain yang di tukarkan atau dicairkan dalam waktu dekat.

6. Kredit

a. Pengertian Kredit

Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 kredit

adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan

itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara

bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi

utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberia bunga,

imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

Menurur Susilo (2000:69) kredit adalah penyediaan uang atau

tagihan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam

antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk

melunasi kewajibannya setelah jangka waktu tertentu. Kewajiban

tersebut dapat berupa pokok pinjaman, bunga, imbalan atau pembagian

hasil keuntungan.

b. Unsur-unsur Kredit

Menurut Kasmir (2014:87) adapun unsur-unsur yang terkandung

dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut:

Page 69: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

52

1. Kepercayaan, yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit

yang diberikan (berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benar

diterima kembali di masa tertentu di masa datang.

2. Kesepakatan, kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di

mana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya

masing-masing.

3. Jangka Waktu, mencakup masa pengembalian kredit yang telah

disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek,

jangka menengah atau jangka Panjang.

4. Risiko, adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan

menyebabkan suatu risiko tidak tertagihnya/pemberian kredit.

Semakin Panjang suatu kredit semakin besar risikonya demikian

pula sebaliknya.

5. Balas Jasa, merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau

jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga.

c. Tujuan dan Fungsi Kredit

Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit menurut Kasmir

(2014:88) adalah sebagai berikut:

1. Mencari keuntungan, yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari

pemberian kredit tersebut. hasil tersebut terutama dalam bentuk

bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya

administrasikredit yang dibebankan kepada nasabah.

Page 70: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

53

2. Membantu usaha nasabah, untuk membantu usaha nasabah yang

memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal

kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat

mengembangkan dan memperluaskan usahanya.

3. Membantu pemerintah, bagi pemerintah semakin banyak kredit yang

disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat

semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di

berbagai sektor.

Kemudian disamping tujuan di atas suatu fasilitas kredit memiliki

fungsi sebagai berikut:

1) Untuk meningkatkan daya guna uang, dengan adanya kredit dapat

meningkatkan daya guna uang maksudnya jika uang hanya disimpan

saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan

diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk

menghasilkan barang atau jasa oleh si penerima kredit.

2) Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang, uang yang

diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah

lainnya sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan

memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh

tambahan uang dari daerah lainnya.

3) Untuk meningkatkan daya guna barang, untuk mengolah barang

yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat.

Page 71: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

54

4) Meningkatkan peredaran barang, Kredit dapat pula menambah atau

memperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya

sehingga jumlah barang beredar bertambah atau kredit dapat pula

meningkatkan jumlah barang yang beredar.

5) Sebagai alat stabilitas ekonomi, Dengan memberikan kredit dapat

dikatakan sebagai stabilitas ekonomi karena dengan adanya kredit

yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh

masyrakat.

6) Untuk meningkatkan kegairahan berusaha, Bagi si penerima kredit

tentu akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha, apalagi bagi si

nasabah yang memang modalnya pas-pasan.

7) Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan, Semakin banyak

kredit yang disalurkan, akan semakin baik, terutama dalam hal

meningkatkan pendapatan. Misalnya juka sebuah kredit diberikan

untuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut tentu membutuhkan

tenaga kerja sehingga dapat pula mengurangi pengangguran. Di

samping itu, bagi masyarakat sekitar pabrik juga akan dapat

meningkatkan pendapatan.

8) Untuk meningkatkan hubungan internasional. Dalam hal pinjaman

internasional akan dapat meningkatkan saling membutuhkan antara

si penerima kredit dengan si pemberi kredit. Pemberian kredit oleh

negara lain akan meningkatkan kerja sama di bidang lain.

Page 72: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

55

d. Jenis-Jenis Kredit

Dari berbagai jenis kredit kegiatan usaha mengakibatkan beragam

pula kebutuhan jenis kredit.Menurut Kasmir (2014:90), secara umum

jenis – jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain sebagai

berikut:

a. Dilihat dari segi kegunaan

a. Kredit investasi

Biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau

membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan

rehabilitasi. Contoh kredit investasi misalnya untuk membangun

pabrik atau membeli mesin-mesin. Pendek kata masa

pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lebih lama.

b. Kredit modal kerja

Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam

operasionalnya. Sebagai contoh kredit modal kerja diberikan

untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-

biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi

perusahaan.

b. Dilihat dari segi tujuan kredit

a. Kredit produktif

Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi

atau investasi.Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang

atau jasa. Sebagai contohnya kredit untuk membangun pabrik

Page 73: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

56

yang nantinya akan menghasilkan barang, kredit pertanian akan

menghasilkan produk pertanian atau kredit pertambangan

menghasilkan barang tambang atau kredit industri lainnya.

b. Kredit konsumtif

Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi.Dalam

kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang

dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh

seseorang atau badan usaha.Sebagai contoh kredit untuk

perumahan, kredit mobil pribadi, kredit perabotan rumah

tangga, dan kredit konsumsi lainnya.

c. Kredit perdagangan

Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk

membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari

hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering

diberikan kepada suplier atau agen-agen perdagangan yang akan

membeli barang dalam jumlah besar. Contoh kredit ini misalnya

kredit ekspor dan impor.

c. Dilihat dari segi jangka waktu

a. Kredit jangka pendek

Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1

tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk

keperluan modal kerja. Contohnya untuk peternakan misalnya

Page 74: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

57

kredit peternakan ayam atau jika untuk pertanian misalnya

tanaman padi.

b. Kredit jangka menengah

Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan

3 tahun, biasanya untuk investasi.Sebagai contoh kredit untuk

pertanian seperti jeruk atau peternakan kambing.

c. Kredit jangka Panjang

Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling

panjang.Kredit jangka panjang waktu pengembaliannya di atas

3 tahun atau 5 tahun.Biasanya kredit ini untuk investasi jangka

panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit atau manufaktur

dan untuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan.

d. Dilihat dari segi jaminan

a. Kredit dengan Jaminan

Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut

dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau

jaminan orang. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan

dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur.

b. Kredit tanpa Jaminan

Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau

orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek

usaha dan karakter serta loyalitas atas nama baik si calon debitur

selama ini.

Page 75: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

58

e. Dilihat dari sektor usaha

a. Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sector

perkebunan atau pertanian rakyat. Sektor usaha pertanian dapat

berupa jangka pendek atau jangka panjang.

b. Kredit peternakan, dalam hal ini untuk jangka pendek misalnya

peternakan ayam dan jangka panjang kambing atau sapi.

c. Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industri kecil,

menengah atau besar.

d. Kredit pertambangan, jenis usaha tambang yang dibiayainya

biasanya dalam jangka panjang, seperti tambang emas, minyak

atau timah.

e. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk

membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula

berupa kredit untuk para mahasiswa.

f. Kredit profesi, diberikan kepada para profesional seperti, dosen,

dokter atau pengacara.

g. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan

atau pembelian perumahan

e. Prinsip Pemberian Kredit

Dalam proses pemberian kredit ini harus mengandung beberapa

prinsip yaitu bahwa kredit yang diberikan kepada nasabahnya harus

bersifat wajar dan adil serta dapat memenuhi kebutuhan hidupnya

sehingga fasilitas kredit dapat di manfaatkan sebaik-baiknya. Dalam

Page 76: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

59

melakukan penilaian kriteria-kriteria serta aspek penilainya tetap sama.

Begitu pula dengan ukuran-ukuran yang ditetapkan sudah menjadi

standar penilaian setiap bank.Biasanya penilaian yang harus dilakukan

oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar – benar

menguntungkan dilakukan dengan analisis 5 C dan 7 P.

Adapun penjelasan untuk analisis kredit dengan 5 C menurut Kasmir

(2014:95) yaitu:

1. Character

Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang-orang

yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini

tercermin dari latar belakang si nasabah baik yang latar belakang

pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti: cara hidup atau gaya

hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan sosial

standingnya. Ini semua merupakan ukuran “kemauan” membayar.

2. Capacity

Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang

bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis

juga diukur dengan kemampuannya dalam memahami tentang

ketentuan- ketentuan pemerintah.Begitu pula dengan

kemampuannya dalam menjalankan usahanya selama ini. Pada

akhirnya akan terlihat “kemampuannya” dalam mengembalikan

kredit yang disalurkan.

Page 77: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

60

3. Capital

Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat

laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi).Capital juga harus

dilihat dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini.

4. Collateral

Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah

baik yang bersifat fisik maupun non fisik.Jaminan hendaknya

melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti

keabsahannya sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan

yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.

5. Condition

Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi

ekonomi dan politik sekarang dan di masa yang akan datang sesuai

dengan sector masing-masing, serta prospek usaha dari sektor yang

ia jalankan. Penilaian prospek bidang usaha yang dibiayai

hendaknya benar- benar memiliki prospek yang baik sehingga

kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil.

Kemudian penilaian kredit dengan metode analisis 7 P adalah

sebagai berikut:

1. Personality

Personality yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau

tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya.

Page 78: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

61

2. Party

Party yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu

atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta

karakternya.

3. Perpose

Perpose yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil

kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah.

4. Prospect

Prospect yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang

menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai

prospek atau sebaliknya.

5. Payment

Payment merupakan ukuran bagaimana cara nasabah

mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja

dana untuk pengembalian kredit.

6. Profitability

Profitability yaitu untuk menganalisis bagaimana kemampuan

nasabah dalam mencari laba.

7. Protection

Protection tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan

jaminan mendapatkan perlindungan.

Page 79: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

62

B. Keterkaitan antar Variabel Bebas dan Variabel Terikat

1. Pengaruh Inflasi terhadap Pemberian Kredit

Secara garis besar Keynes menyebutkan bahwa inflasi terjadi karena

suatu masyarakat ingin hidup diluar batas kemampuan ekonominya.

Tingkat inflasi yang sangat tinggi akan menyebabkan ketidakstabilan

perekonomian, pertumbuhan ekonomi yang lambat, dan pengangguran

semakin meningkat. Hal ini akan semakin menurunkan kepercayaan para

investor untuk menanam investasinya di Indonesia, sehingga perbankan

maupun non perbankan mengalami kesulitan dalam memberikan kredit, jadi

tingkat inflasi sangat berhubungan negative terhadap permintaan kredit di

Indonesia.

Dalam penelitian Mukhiz Arifin Aziz (2013:11) menyatakan bahwa

pengaruh perubahan inflasi pada penyaluran kredit terjadi tidak secara

langsung akan tetapi melalui tingkat bunga riil terlebih dahulu inflasi sangat

berpengaruh dengan permintaan kredit, dikarenakan inflasi berarti juga

kenaikan harga. Semakin naiknya harga, maka seseorang akan berusaha

untuk dapat memenuhi kebutuhan, dan dalam pemenuhan kebutuhan

tersebut bisa dengan cara mengajukan permintaan kredit dengan asumsi

suku bunga riil. Oleh karena itu maka dengan adanaya kenaikan inflasi

maka permintaan akan kredit juga semakin meningkat.

2. Pengaruh Pendapatan terhadap Pemberian Kredit

Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang

timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus

Page 80: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

63

masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanaman modal (Undang-Undang Republik Indonesia, 1998).

Pegadaian syariah sebagai lembaga non perbankan selain melayani

kepentingan umum, juga memiliki tujuan untuk mendapatkan laba.

Pendapatannya tersebut berasal dari jasa simpanan, pendapatan

administrasi, barang yang dilelang, uang kelebihan kadaluwarsa, jasa

taksiran, jasa titipan dan lainnya yang mempengaruhi pemberian kredit yang

diberikan kepada para nasabahnya. Pendapatan juga diperoleh dari

pemindahan hal guna (manfaat) atas suatu barang dalam jangka waktu

tertentu melalui pembayaran sewa tanpa diikuti pemindahan kepemilikan

barang itu sendiri. Oleh karena itu, semakin banyak pendapatan yang

diperoleh maka semakin banyak juga kredit yang diberikan kepada

nasabahnya (Titi Widiarti dan Sinarti, 2013).

3. Pengaruh Jumlah Uang Beredar (JUB) terhadap Pemberian Kredit

Menurut Rahardja (2008), jumlah uang beredar adalah nilai

keseluruhan uang yang berada ditangan masyarakat. Kredit merupakan

penyediaan uang atas kesepakatan pinjam meminjam untuk melunasi

hutangnya dalam jangka waktu tertentu dengan pemberian laba. Kredit

tersebut memiliki hubungan erat dalam proses penciptaan uang untuk

memberikan pinjaman kepada masyarakat yang ada dalam suatu

perekonomian. Jumlah uang yang dipinjamkan oleh pegadaian kepada

masyarakat akan dibelanjakan oleh masyarakat itu sendiri. Hal itu bisa

diartikan bahwa peristiwa tersebut akan menambah jumlah uang beredar.

Page 81: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

64

Dalam penelitian Tohari (2010) yang menyatakan bahwa

peningkatan jumlah uang beredar di masyarakat di respon dengan

peningkatan pembiayaan kredit. Apabila jumlah uang beredar mengalami

peningkatan maka jumlah pembiayaan kredit juga akan mengalami

peningkatan. Sebab, kenaikan jumlah uang beredar akan meningkatkan

dana pihak ketiga, sehingga jika tidak segera disalurkan maka akan

menyalahi kerugian akibat adanya kewajiban untuk memberikan nisbah

yang dihimpun.

C. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No. Nama & Judul

Penelitian

Variabel Hasil

Persamaan Perbedaan

1. Titi Widiarti dan

Sinarti (2013)

“Pengaruh

Pendapatan, Jumlah

Nasabah, dan

Tingkat Inflasi

Terhadap Penyaluran

Kredit Perum

Pegadaian Batam

Cabang Batam

Periode 2008-2012”

Pendapatan,

Tingkat

Inflasi,

Penyaluran

Kredit

Jumlah

Nasabah

Pendapatan

Perum

Pegadaian

Cabang Batam

dan jumlah

nasabah

mempunyai

pengaruh

signifikan

terhadap

penyaluran

kredit pada

Perum

pegadaian

cabang Batam,

sedangkan

tingkat inflasi

tidak

Page 82: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

65

No. Nama & Judul

Penelitian

Variabel Hasil

Persamaan Perbedaan

berpengaruh

signifikan

terhadap

penyaluran

kredit Perum

Pegadaian

Cabang

Batam.

2. Mukhliz Arifin Aziz

(2013) “Analisis

Pengaruh Tingkat

Sewa Modal, Jumlah

Nasabah, Harga

Emas, dan Tingkat

Inflasi Terhadap

Penyaluran Kredit

Gadai Golongan C

(Studi pada PT

Pegadaian Cabang

Probolinggo)”

Tingkat

Inflasi,

Penyaluran

Kredit Gadai

Tingkat sewa

modal,

jumlah

nasabah,

Harga Emas

Tingkat sewa

modal tidak

mempunyai

pengaruh yang

signifikan

terhadap

penyaluran

kredit. Jumlah

nasabah

mempengaruhi

jumlah

penyaluran

kredit. Harga

emas

mempengaruhi

penyaluran

kredit. Tingkat

inflasi yang

terjadi di kota

Probolinggo

tidak

memberikan

pengaruh

terhadap

penyaluran

kredit.

3. Ade Purnomo (2009)

“Pengaruh

Pendapatan

Pegadaian, Jumlah

Nasabah, dan

Tingkat Inflasi

Terhadap Penyaluran

Kredit Pada Perum

Pendapatan

Pegadaian,

Tingkat

Inflasi,

Penyaluran

Kredit

Jumlah

Nasabah

Hasil

pengujian

secara

individual

menunjukkan

bahwa

variabel

Pendapatan

Page 83: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

66

No. Nama & Judul

Penelitian

Variabel Hasil

Persamaan Perbedaan

Pegadaian Syariah

Cabang Dewi Sartika

Periode 2004-2008”

Perum

Pegadaian,

jumlah

nasabah

berpengaruh

secara positif

dan signifikan

terhadap

penyaluran

kredit.

Variabel

inflasi tidak

berpengaruh

signifikan

terhadap

penyaluran

kredit.

4. Danny Febrian

(2015) “Analisis

Pengaruh Tingkat

Inflasi, Pendapatan

Pegadaian dan Harga

Emas Terhadap

Penyaluran Kredit

Rahn pada PT

Pegadaian Syariah di

Indonesia (Periode

2005-2013)”

Tingkat

Inflasi,

Pendapatan

Pegadaian,

Penyaluran

Kredit Rahn

Harga Emas Tingkat inflasi

berpengaruh

negatif dan

tidak

signifikan

terhadap kredit

rahn,

sedangkan

pendapatan

pegadaian dan

harga emas

keduanya

masing-

masing

berpengaruh

positif dan

signifikan

terhadap

penyaluran

kredit rahn.

5. Vika Anggun Ratna

Pratiwi (2016)

“Pengaruh

Pendapatan

Pegadaian, Harga

Pendapatan

Pegadaian,

Tingkat

Inflasi, dan

Penyaluran

Harga Emas Pendapatan

Pegadaian dan

Harga Emas

berpengaruh

terhadap

Page 84: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

67

No. Nama & Judul

Penelitian

Variabel Hasil

Persamaan Perbedaan

Emas dan Tingkat

Inflasi Terhadap

Penyaluran

Pembiayaan Rahn

(Studi Pada

Pegadaian Syariah di

Indonesia Tahun

(2005-2015)”

Pembiayaan

Rahn

penyaluran

pembiayaan

Rahn,

sedangkan

tingkat inflasi

tidak

berpengaruh

terhadap

penyaluran

pembiayaan

rahn.

6. Muhammad Ahmad

(2011) “Analisis

Pengaruh Nilai

Tukar, Kredit, Suku

Bunga SBI, Inflasi,

dan Investasi

Terhadap Jumlah

Uang Beredar (M2)

di Indonesia”

Kredit,

Inflasi, dan

Jumlah Uang

Beredar (M2)

Nilai Tukar,

Suku Bunga

SBI

Nilai tukar dan

inflasi

memiliki

pengaruh

negative dan

signifakan

terhadap

jumlah uang

beredar di

Indonesia.

Sementara

kredit dan

suku bunga

memiliki

pengaruh

positif dan

signifikan

terhadap

jumlah uang

beredar di

Indonesia.

7. Achmad Tohari

(2010) “Analisis

Pengaruh Nilai

Tukar Rupiah

Terhadap Dollar,

Inflasi, dan Jumlah

Uang Beredar (M2)

Inflasi dan

Jumlah Uang

beredar (M2)

Nilai Tukar

Rupiah

terhadap

Dollar, Dana

Pihak Ketiga

(DPK), dan

Pembiayaan

Mudharabah

Pada

substruktural I

variabel Nilai

Tukar

Rupiah/$,

Inflasi dan

Jumlah Uang

Beredar (M2)

Page 85: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

68

No. Nama & Judul

Penelitian

Variabel Hasil

Persamaan Perbedaan

Terhadap Dana

Pihak Ketiga (DPK)

Serta Implikasinya

Pada Pembiayaan

Mudharabah (Pada

Perbankan Syariah di

Indonesia)”

berpengaruh

signifikan

terhadap Dana

Pihak Ketiga.

Pada

substruktural

II

menunjukkan

bahwa

variabel

Jumlah Uang

Beredar dan

Dana Pihak

Ketiga

berpengaruh

signifikansi

terhadap

Mudharabah.

8. Sesy Rizkiyanti

Oktavia (2010)

“Analisis Pengaruh

BI Rate, Inflasi, dan

Jumlah Uang

Beredar Terhadap

Capital Adequecy

Ratio dan

Implikasinya

Terhadap Penawaran

Kredit Modal Kerja

Bank Umum Swasta

Nasional Periode

2004-2009”

Inflasi dan

Jumlah Uang

Beredar

BI Rate,

Capital

Asequecy

Ratio,

Penawaran

kredit

Substruktur I

menunjukkan

BI Rate, inflasi

dan jumlah

uang beredar

memiliki

pengaruh

signifikan

terhadap CAR.

Sub struktur II

menunjukkan

BI Rate, inflasi

dan jumlah

uang beredar

memiliki

pengaruh

signifikan

terhadap

penawaran

kredit.

9. Luthfi Hilmansyah

(2014) “Analisis

Pengaruh Sertifikat

Jumlah Uang

Beredar dan

Pembiayaan

Sertifikat

Bank

Indonesia

Hasil

penelitian

menunjukkan

Page 86: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

69

No. Nama & Judul

Penelitian

Variabel Hasil

Persamaan Perbedaan

Bank Indonesia

Syari’ah (SBIS),

Pembiayaan

Perbankan Syari’ah,

dan Produk

Domestik Bruto

(PDB) Terhadap

Jumlah Uang

Beredar Periode

2003-2013”

Syari’ah

(SBIS),

Pembiayaan

Perbankan

Syari’ah, dan

Produk

Domestik

Bruto (PDB)

dalam jangka

panjang

sertifikat bank

Indonesia

syariah

(SBIS),

pembiayaan

perbankan

syariah dan

produk

domestic bruto

(PDB)

terhadap

jumlah uang

beredar (JUB).

Dalam jangka

pendek SBIS

dan PDB

berpengaruh

terhadap

jumlah uang

beredar.

Sedangkan,

pembiayaan

perbankan

syariah tidak

berpengaruh

terhadap

jumlah uang

beredar.

10. Bayu Diah Ayunda

(2011) “Analisis

Pengaruh Inflasi,

Nilai Tukar Rupiah

Terhadap Dollar,

Jumlah Uang

Beredar dan Tingkat

Suku Bunga SBI

Terhadap Pemberian

Kredit Perbankan

Pada Bank Mandiri

Inflasi,

Jumlah Uang

Beredar dan

Pemberian

Kredit

Nilai Tukar

Rupiah

Terhadap

Dollar,

Tingkat

Suku Bunga

SBI

Dari hasil uji

yang

dilakukan

pada uji

impulse dari

inflasi, nilai

tukar rupiah

terhadap

dollar, JUB

dan tingkat

suku bunga

SBI

memberikan

Page 87: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

70

No. Nama & Judul

Penelitian

Variabel Hasil

Persamaan Perbedaan

dampak positif

Pada

pemberian

kredit.

11. Fathimah At-

Thohiroh (2014)

“Pengaruh Jumlah

Uang Beredar dan

Tingkat Suku Bunga

Deposito Terhadap

Alokasi Dana Kredit

Bank Umum Milik

Pemerintah Periode

2012-2013”

Jumlah Uang

Beredar dan

Alokasi Dana

Kredit

Suku Bunga

Deposito

Variabel

jumlah uang

beredar dan

suku bunga

deposito

berpengaruh

terhadap

alokasi dana

kredit bank

umum milik

pemerintah.

12. Syukuri Ahmad

Rifai, Helmi Susanti,

dan Aisyah (2017)

“Analisis Pengaruh

Kurs Rupiah, Laju

Inflasi, Jumlah Uang

Beredar dan

Pertumbuhan Ekspor

terhadap Total

Pembiayaan

Perbankan Syariah

dengan Dana Pihak

Ketiga sebagai

Variabel

Moderating”

Laju inflasi,

jumlah uang

beredar,

pembiayaan

Kurs rupiah,

pertumbuhan

ekspor dan

dana pihak

ketiga

Hasil

penelitian

menunjukkan

bahwa secara

simultan

variabel kurs

rupiah, inflasi,

jub dan

pertumbuhan

ekspor

berpengaruh

signifikan

terhadap total

pembiayaan.

Sedangkan

dana pihak

ketiga

memoderasi

pengaruh kurs

rupiah, inflasi,

dan

pertumbuhan

ekspor

terhadap total

pembiayaan

perbankan

syariah.

Page 88: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

71

D. Kerangka Pemikiran

Kerangka Pemikitan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI,

PENDAPATAN USAHA PEGADAIAN DAN JUMLAH

UANG BEREDAR TERHADAP PEMBERIAN KREDIT

GADAI SYARIAH (RAHN) PADA PEGADAIAN SYARIAH

DI INDONESIA PERIODE 2012-2016

Variabel Dependen

Pemberian Kredit Gadai

Syariah (Rahn)

Variabel Independen

Inflasi, Pendapatan Usaha

Pegadaian dan Jumlah Uang

Beredar

Analisis Regresi Berganda

(OLS)

Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

2. Uji Multikoleniaritas

3. Uji Heterokedastisitas

4. Uji Autokorelasi

Uji Hipotesis

1. Uji t

2. Uji Adj R2

3. Uji F

Interpretasi dan Kesimpulan

Page 89: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

72

E. Hipotesis

Hipotesis adalah kesimpulan sementara atas masalah penelitian.

Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai mengenai “Analisis Pengaruh

Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha Pegadaian, dan Jumlah Uang Beredar

Terhadap Pemberian Kredit Gadai Syariah (Rahn) Pada Pegadaian Syariah di

Indonesia Periode 2012-2016”, maka hipotesis yang dikembangkan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. H0:β1=0 : Diduga tidak terdapat pengaruh Tingkat Inflasi secara parsial

terhadap pemberian kredit gadai syariah (rahn) pada Pegadaian Syariah

Indonesia.

Ha:β1≠0 : Diduga terdapat pengaruh Tingkat Inflasi secara parsial terhadap

pemberian kredit gadai syariah (rahn) pada Pegadaian Syariah Indonesia.

2. H0:β2=0 : Diduga tidak terdapat pengaruh Pendapatan Usaha Pegadaian

secara parsial terhadap pemberian kredit gadai syariah (rahn) pada

Pegadaian Syariah Indonesia.

Ha:β2≠0 : Diduga terdapat pengaruh Pendapatan Usahan Pegadaian secara

parsial terhadap pemberian kredit gadai syariah (rahn) pada Pegadaian

Syariah Indonesia.

3. H0:β3=0 : Diduga tidak terdapat pengaruh Jumlah Uang Beredar secara

parsial terhadap pemberian kredit gadai syariah (rahn) pada Pegadaian

Syariah Indonesia.

Page 90: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

73

Ha:β3≠0 : Diduga terdapat pengaruh Jumlah Uang Beredar secara parsial

terhadap pemberian kredit gadai syariah (rahn) pada Pegadaian Syariah

Indonesia.

4. H0:β1,β2,β3=0 : Diduga tidak terdapat pengaruh tingkat inflasi, pendapatan

usaha pegadaian, dan jumlah uang beredar secara simultan terhadap

pemberian kredit gadai syariah (rahn) pada Pegadaian Syariah Indonesia.

Ha:β1,β2,β3≠0 : Diduga terdapat pengaruh tingkat inflasi, pendapatan usaha

pegadaian, dan jumlah uang beredar secara simultan terhadap pemberian

kredit gadai syariah (rahn) pada Pegadaian Syariah Indonesia.

Page 91: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

74

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat pengaruh tingkat

inflasi, pendapatan usaha pegadaian dan jumlah uang beredar (JUB) terhadap

pemberian kredit gadai syariah (Rahn) serta mengetahui sejauh mana variabel

bebas tersebut dapat mempengaruhi variabel terikatnya. Variabel bebas yang

digunakan terdiri dari tingkat inflasi, pendapatan usaha pegadaian, jumlah uang

beredar. Sedangkan variabel terikatnya adalah pemberian kredit gadai syariah

(rahn). Objek penelitian adalah pada Pegadaian Syariah di Indonesia. Data yang

digunakan merupakan data kuantitatif bulanan dari periode Januari 2012 –

Desember 2016.

B. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

(secondary data) yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan dan disatukan

oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan atau dipublikasikan oleh

sumber dan berbagai instansi lain. Jenis data yang diambil berdasarkan kurun

waktu atau time series. Periode data yang digunakan dari 2012-2016 yang

bersumber dari Badan Pusat Statistik Indonesia dan Annual Report PT

Pegadaian. Selain itu, pengambilan data penelitian ini juga menggunakan

internet yang di dalamnya mempublikasikan laporan keuangan dan statistik data

yang dibutuhkan pada website PT Pegadaian Syariah, Bank Indonesia dan

Badan Pusat Statistik (BPS).

Page 92: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

75

Dalam studi kepustakaan penulis juga membaca, meneliti, dan

mempelajari bahan-bahan seperti jurnal, buku, artikel dan informasi yang

tertulis lainnya yang berhubungan dengan pembahasan dalam skripsi ini.

Mengingat ketersediaan data dan kebutuhan jumlah data untuk permodelan

yang diperoleh maka data tahunan di interpolasi menjadi data bulanan dengan

menggunakan metode interpolasi (Insukindro, 1996, dalam Paidi Hidayat).

C. Metode Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik

Suatu model regresi dapat dikatakan sebagai model yang baik jika

model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-

asumsi klasik, baik itu multikolinearitas, heteroskedastisitas dan

autokorelasi.

a. Uji Nomalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual

yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau

tidak (Suliyanto 2011:67). Apabila sebaran data sudah berdistribusi

normal, maka uji lanjut dengan menggunakan statistic parametrik bisa

dilakukan. Sebaliknya, bila data tidak berdistribusi normal maka uji

lanjut dengan menggunakan statistic parametrik tidak bisa dilakukan,

tetapi menggunakan statistik non parametrik. Pengujian normalitas

dilakukan dengan melihat nilai Asym. Sig. pada hasil uji normalitas

dengan menggunakan One Sample Kolmogrov-Smirnov Test.

Ketentuan suatu model regresi berdistribusi secara normal apabila

Page 93: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

76

probability dari Kolmogrov-Smirnov lebih besar dari 0.05 (p>0,05)

(Djarwanto, 2000:50).

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar bariabel bebas (Ghozali, 2013:103).

Multikolinieritas bisa dideteksi dengan melihat korelasi linier antara

variabel independen di dalam regresi. Sebagai aturan yang kasar (rule

of thumb), jika koefisien korelasi cukup tinggi yaitu diatas 0,85 maka

kita duga ada multikolinieritas dalam model. Sebaliknya jika koefisien

korelasi kurang dari 0,85 maka kita duga model tidak mengandung

unsur multikolinieritas. Akan tetapi perlu diperhatikan terutama pada

data time series seringkali menunjukkan korelasi antar variabel

independen cukup tinggi. Korelasi tinggi ini terjadi karena data time

series seringkali menunjukkan unsur tren yaitu data bergerak naik dan

turun secara bersamaan (Agus Widarjono, 2010:77).

c. Uji Heterokedastisitas

Uji Heterokedastisitas berarti ada varian pada model regresi yang

tidak sama (konstan). Sebaliknya, jika varian variabel pada model

regresi memiliki nilai yang sama (konstan) maka disebut dengan

homoskedastisitas. Yang diharapkan pada model regresi adalah yang

homoskedastisitas (Suliyanto, 2011:95). Apabila probabilitas

signifikansi variabel independen lebih besar dari α = 5%, maka dalam

model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi

Page 94: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

77

homoskedastiditas. Namun apabila probabilitas signifikansi kurang α =

5%, maka dalam model regresi ada indikasi terjadi heteroskedastisitas

(Winarno, 2015:5.12).

Dalam penelitian ini, deteksi ada tau tidaknya heteroskedastisitas

dapat dilihat dengan menggunakan uji glejser. Uji glejser dilakukan

dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen.

Jika nilai signifikansi variabel independen diatas tingkat kepercayaan

5% maka model regresi dapat dikatakan tidak mengandung adanya

heterokedastisitas. Sebaliknya, jika nilai signifikansi variabel

independen berada dibawah tingkat kepercayaan 5% maka, model

regresi mengandung heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model

regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t

dengan kesalahan pasa periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi

maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena

observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.

Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas

dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada

data runtut waktu (time series) karena gangguan pada individua tau

kelompok yang sama pada periode berikutnya (Ghozali, 2013:107).

Untuk mendeteksi adanya autokorelasi, dalam penelitian ini

Page 95: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

78

menggunakan uji Durbin-Watson. Uji D-W merupakan salah satu uji

yang banyak dipakai untuk mengetahui ada tidaknya otokorelasi.

Untuk mendeteksi adanya autokorelasi secara umum bisa diambil

patokan (Singgih, 2000:218):

1) Angka D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif

2) Angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak autokorelasi

3) Angka D-W diatas +2, berarti ada korelasi negatif

2. Analisis Regresi Berganda

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat analisis

regresi berganda. Penggunaan regresi ini dimaksudkan untuk mengetahui

secara terpisah (parsial) berbagai variabel independen yang ada yaitu tingkat

inflasi, pendapatan usaha pegadaian, jumlah uang beredar dan pemberian

kredit gadai syariah (rahn) tanpa ada pengaruh unsur variabel lain.

Sedangkan pengujian hipotesis menggunakan alat analisis regresi berganda.

Selain dapat melihat pengaruh masing-masing variabel independen, analisis

regresi berganda dapat juga digunakan untuk melihat sejauh mana pengaruh

interaksi variabel independen terhadap variabel dependen.

Persamaan regresi linear berganda yang digunakan adalah sebagai

berikut:

Keterangan:

Y : Pemberian kredit gadai syariah (Rahn)

𝑌 = 𝛽₀ + 𝛽₁𝑋1 + 𝛽₂𝑋2 + 𝛽₃𝑋3 + 𝜀

Page 96: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

79

𝛽₀ : Konstanta

X1 : Tingkat inflasi

X2 : Pendapatan usaha pegadaian

X3 : Jumlah uang beredar

𝜀 : Error term, yaitu tingkat kesalahan dalam penelitian

3. Uji Hipotesis

a. Uji Koefisien Determinasi (adjusted R Square)

Koefisien determinasi digunakan untuk membuat presentase variasi

variabel independen terhadap variabel dependen serta seberapa besar

pengaruh dari faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian.

Jika nilai koefisien determinasi adalah 1 berarti kuatnya kemampuan

fluktuasi variabel dependen, sebaliknya jika nilainya mendekati angka

0, maka semakin rendah kemampuan fluktuasi variabel dependen

(Ghozali, 2006:83).

b. Uji Simultan (Uji Statistik F)

Menurut Suliyanto (2011:40), uji F digunakan untuk menguji

pengaruh secara simultan variabel bebas terhadap variabel terikat, maka

model persamaan regresi masuk dalam kriteria cocok atau fit.

Sebaliknya, jika tidak terdapat pengaruh secara simultan maka hal ini

akan masuk dalam kategori tidak cocok atau not fit.

Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-

sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan

Page 97: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

80

0.05. jika nilai signifikan < 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima,

sebaliknya jika signifikan >0.05 maka H0 diterima dan Ha ditolak

(Ghozali, 2006:84).

c. Uji Parsial (Uji Statistik t)

Uji parsial (uji t) pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel independen secara individu dalam menerangkan

variasi variabel dependen. Probabilitas lebih kecil dari 0,05. Maka

hasilnya signifikan berarti terdapat pengaruh dari variabel independen

secara individu terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013:99).

D. Operasional Variabel Penelitian

Operasional variabel penelitian merupakan spesifikasi kegiatan peneliti

dalam mengukur suatu variabel. Sepesifikasi tersebut menunjukkan pada

dimensi-dimensi dan indikator-indikator dari variabel penelitian yang diperoleh

melalui pengamatan dan penelitian terdahulu. Berikut ini adalah operasional

variabel yang akan diteliti, yaitu:

1. Variabel Dependent (Y)

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemberian

kredit gadai syariah (rahn). Gadai syariah (rahn) adalah menahan salah satu

harta milik nasabah atau rahin sebagai barang jaminan atau marhun atas

utang atau pinjaman atau marhun bih yang diterimanya. Marhun tersebut

memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang menahan atau

penerima gadai atau murtahin memperoleh jaminan untuk dapat mengambil

kembali seluruh atau sebagian piutangnya (Muhammad, 2001: 128).

Page 98: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

81

Secara tegas ar-rahn (gadai) adalah memberikan suatu barang untuk

ditahan atau dijadikan sebagai jaminan atau pegangan manakala salah

sipeminjam tidak dapat mengembalikan pinjamannya sesuai dengan waktu

yang disepakati dan juga sebagai pengikat kepercayaan di antara keduanya,

agar si pemberi pinjaman tidak ragu atas pengembalian barang yang

dipinjamnya. (Adrian, 2011: 16).

Data pemberian kredit gadai syariah rahn diperoleh dari Laporan

Tahunan (Annual Report) PT Pegadaian (Persero). Data yang digunakan

adalah data kredit rahn yang disalurkan berupa data bulanan selama periode

pengamatan bulanan Januari 2012 – Desember 2016.

2. Variabel Independent (X)

Variabel independent yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

a. Inflasi (X1)

Inflasi adalah kecendrungan naiknya harga umum barang dan jasa

secara terus-menerus akibat dari tidak ada keseimbangan arus barang

dan arus uang (Adrian Sutedi, 2012 : 278). Data inflasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah data bulanan dari periode Januari 2012 –

Desember 2016. Data tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik

Indonesia pada situs www.bps.go.id

b. Pendapatan (X2)

Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang

timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus

masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

Page 99: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

82

kontribusi penanaman modal (Undang-Undang Republik Indonesia,

1998). Data pendapatan pada penelitian ini diambil dari laporan tahunan

PT Pegadaian. Data yang digunakan adalah data pendapatan bulanan

selama periode pengamatan Januar 2012 – Desember 2016.

c. Jumlah Uang Beredar (X3)

Jumlah uang beredar (M2) adalah nilai keseluruhan uang yang

berada ditangan masyarakat. Jumlah uang beredar dalam arti sempit

(narrow money) adalah jumlah uang beredar yang terdiri atas uang

kartal dan uang giral. Data jumlah uang beredar diambil dari website

Bank Indonesia. Data yang digunakan adalah data jumlah uang beredar

bulanan selama periode pengamatan Januari 2012 – Desember 2016.

Page 100: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

83

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Pegadaian Syariah Indonesia

Pegadaian mulai dikenal di Eropa, yaitu di negara Italia, Inggris, dan

Belanda. Pegadaian diperkenalkan di Indonesia pada sekitar abad XIX sejak

Gubernur Jendral VOC Van Imhoff mendirikan bank Van Leening. Bank

tersebut memberi jasa pinjaman dana dengan syarat penyerahan barang

bergerak, sehingga dapat kita katakan bahwa bank ini pada hakikatnya

memberikan jasa pegadaian. Meskipun demikian, diyakini bahwa praktik

gadai telah mengakar dalam keseharian masyarakat Indonesia (Nugraha,

2004).

Pemerintah sendiri baru mendirikan lembaga gadai pertama kali di

Sukabumi Jawa Barat, dengan nama pegadaian, pada tanggal 1 April 1901

dengan Wolf von Westerode sebagai kepala pegadaian negeri pertama,

dengan misi membantu masyarakat dari jeratan para lintah darat melalui

pemberian uang pinjaman dengan hukuman gadai. Seiring dengan

perkembangan zaman, pegadaian telah beberapa kali berubah status mulai

sebagai perusahaan jawatan (1901), perusahaan di bawah IBW (1928),

perusahaan negara (1960), dan kembali ke Perjan di tahun 1969. Baru di

tahun 1990 dengan lahirnya PP 10/1990 tanggal 10 April 1990, sampai

dengan terbitnya PP 103 tahun 2000, Pegadaian berstatus sebagai

Page 101: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

84

Perusahaan Umum (PERUM) dan merupakan salah satu BUMN dalam

lingkungan Departemen Keuangan Republik Indonesia hingga sekarang.

Terbitnya PP No.10 tanggal 1 April 1990 dapat dikatakan menjadi

tonggak awal kebangkitan pegadaian, satu hal yang perlu dicermati bahwa

PP 10/1990 menegaskan misi yang harus diemban oleh pegadaian untuk

mencegah praktik riba, misi ini tidak berubah hingga terbitnya PP No.103

Tahun 2000 yang dijadikan sebagai landasan kegiatan usaha Perum

Pegadaian sampai sekarang. Banyak pihak berpendapat bahwa

operasionalisasi pegadaian pra fatwa MUI tanggal 16 Desember 2003

tentang bunga bank, telah sesuai dengan konsep syariah meskipun harus

diakui belakangan bahwa terdapat beberapa aspek yang menepis anggapan

itu. Berkat Rahmat Allah SWT dan setelah melalui kajian panjang, akhirnya

disusunlah suatu konsep pendirian unit Layanan Gadai Syariah sebagai

langkah awal pembentukan divisi khusus yang menangani kegiatan uasaha

syariah.

Konsep operasi pegadaian syariah mengacu pada sistem administrasi

modern yaitu azas rasionalitas, efisiensi dan efektifitas yang diselaraskan

dengan nilai islam. Fungsi operasi pegadaian Syariah itu sendiri dijalankan

oleh kantor-kantor Cabang Pegadaian Syariah/Unit Layanan Gadai Syariah

(ULGS) sebagai satu unit organisasi di bawah binaan divisi usaha lain

perum pegadaian. ULGS ini merupakan unit bisnis mandiri yang secara

structural terpisah pengelolaannya dari usaha gadai konvensional.

Pegadaian Syariah pertama kali berdiri di Jakarta dengan nama Unit

Page 102: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

85

Layanan Gadai Syariah (ULGS) cabang Dewi Sartika di bulan Januari tahun

2003. Menyusul kemudian pendirian ULGS di Surabaya, Makasar,

Semarang, Surakarta, dan Yogyakarta di tahun yang sama hingga

September 2003. Masih di tahun yang sama pula, 4 kantor cabang pegadaian

di Aceh di konversi menjadi pegadaian syariah.

Dalam struktur Perum Pegadaian, unit layanan syariah dikepalai oleh

general manager Syariah di bawah Direktur Operasional Perum Pegadaian.

Pegadaian syariah berpedoman pada fatwa dari Dewan Syariah Nasional

(DSN), yang merupakan badan pengawas lembaga keuangan Syariah bank

dan non-bank yang dibentuk oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Tidak

berbeda dengan bank yang menyelenggarakan Unit Usaha Syariah (UUS),

dalam di Kantor Pusat Perum Pegadaian ada Dewan Pengawas Syariat

(DPS).

2. Visi dan Misi Pegadaian Syariah

Pada saat pendirian pegadaian Syariah oleh Bank Muamalat Indonesia

dan Perum Pegadaian melalui perjanjian musyarakah ditetapkan visi dan

misi dari pegadaian syariah yang akan didirikan. Yang keduanya

mensiratkan tujuan didirikannya pegadaian syariah.

a. Visi Pegadaian Syariah

“Menjadi lembaga keuangan syariah terkemuka di Indonesia.”

b. Misi Pegadaian Syariah

1) Memberikan kemudahan kepada masyarakat yang ingin

melaksanakan transaksi yang halal.

Page 103: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

86

2) Memberikan superior return bagi investor.

3) Memberikan ketenangan kerja bagi karyawan.

B. Analisis dan Pembahasan

1. Analisis Deskriptif

Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data

yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis ini hanya

berupa akumulasi data dasar dalam bentuk deskripsi semata dalam arti tidak

mencari atau menerangkan saling hubungan, menguji hipotesis, membuat

ramalan, atau melakukan penarikan kesimpulan. Dalam penelitian ini

menganalisis pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha Pegadaian dan

Jumlah Uang Beredar terhadap Pemberian Kredit Gadai Syariah (Rahn).

Data yang digunakan dengan rentang waktu analisis mulai tahun 20012

sampai dengan 2015, menggunakan alat pengolah data software eviews 7.0

dengan metode analisis linear berganda.

a. Analisis Deskriptif Pemberian Kredit Gadai Syariah (Rahn)

Berdasarkan dari data laporan tahunan yang telah dipublikasikan

oleh PT Pegadaian di Indonesia pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2016

pemberian kredit gadai syariah rahn memiliki pertumbuhan yang cukup

baik dibandingkan dengan pembiayaan lainnya seperti pembiayaan Arrum

dan Mulia, hal tersebut dikarenakan pembiayaan ini lebih cepat dan mudah

dalam prosesnya, sehingga menjadikan solusi yang paling tepat untuk

Page 104: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

87

nasabahnya dalam memenuhi kebutuhan dana yang sesuai dengan syariah.

Perkembangan pemberian kredit gadai syariah (rahn) dapat dilihat pada

tabel dan grafik dibawah ini:

Tabel 4.1

Pemberian Kredit Gadai Syariah Rahn 2012-2016 (Juta Rupiah)

Bulan 2012 2013 2014 2015 2016

JAN 926,867 961,286 976,894 1,089,820 1,174,744

FEB 1,853,734 1,922,572 1,953,789 2,179,640 2,349,489

MAR 2,780,601 2,883,858 2,930,684 3,269,460 3,524,234

APR 3,707,468 3,845,144 3,907,578 4,359,280 4,698,979

MEI 4,634,335 4,806,430 5,449,100 5,449,100 5,873,724

JUN 5,561,202 5,767,717 5,861,368 6,538,921 7,048,469

JUL 6,488,069 6,729,003 6,838,262 7,628,741 8,223,213

AGS 7,414,936 7,690,289 7,815,157 8,718,561 9,397,958

SEP 8,341,803 8,651,575 8,792,052 9,808,381 10,572,703

OKT 9,268,670 9,612,861 9,768,946 10,898,201 11,747,448

NOV 10,195,537 10,574,147 10,745,841 11,988,021 12,922,193

DES 11,122,405 11,535,434 11,722,736 13,077,842 14,096,938

Sumber: Annual Report PT Pegadaian

Gambar 4.1

Grafik Pemberian Kredit Gadai Syariah Rahn (Rupiah)

Sumber: Data diolah

0

2000000

4000000

6000000

8000000

10000000

12000000

14000000

16000000

2012 2013 2014 2015 2016

Page 105: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

88

Berdasarkan tabel dan grafik 4.1 diatas menunjukkan total

Pemberian Kredit Gadai Syariah (Rahn) yang telah disalurkan PT Pegadaian

sampai dengan Desember tahun 2016 sebesar Rp 14 miliar lebih tinggi

dibandingkan dengan Desember tahun 2015 sebesar Rp 13 miliar. Dan dapat

disimpulkan pemberian kredit Rahn yang disalurkan PT pegadaian, dapat

disimpulkan bahwa secara umum dari tahun ke tahun PT Pegadaian

cenderung mengalami peningkatan.

b. Analisis Deskriptif Tingkat Inflasi

Data inflasi yang digunakan adalah data yang dipublikasikan oleh

Badan Pusat Statistik Indonesia pada Januari 2012 sampai dengan desember

2016, dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2

Perkembangan Tingkat Inflasi 2012- 2016 (dalam %)

Bulan 2012 2013 2014 2015 2016

JAN 3,65 4,57 8,22 6,96 4,14

FEB 3,56 5,31 7,75 6,29 4,42

MAR 3,97 5,9 7,32 6,38 4,45

APR 4,5 5,57 7,25 6,79 3,6

MEI 4,45 5,47 7,32 7,15 3,33

JUN 4,53 5,9 6,7 7,26 3,45

JUL 4,56 8,61 4,53 7,26 3,21

AGS 4,58 8,79 3,99 7,18 2,79

SEP 4,31 8,4 4,53 6,83 3,07

OKT 4,61 8,32 4,83 6,25 3,31

NOV 4,32 8,37 6,23 4,89 3,58

DES 4,3 8,38 8,36 3,35 3,02

Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia (data diolah)

Page 106: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

89

Gambar 4.2

Grafik Perkembangan Tingkat Inflasi 2012- 2016 (dalam %)

Sumber: data diolah

Berdasarkan gambar 4.2 menunjukkan bahwa perkembangan

tingkat inflasi berkembang secara fluktuatif atau bergerak naik turun.

Contohnya pada tahun 2013 naiknya laju inflasi menjadi 8,38 persen. Hal

tersebut dikarenakan cukup tingginya kenaikan harga pangan dan harga

Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi serta beberapa permasalahan yang

structural yang masih mengemuka (Laporan Perekonomian Indonesia,

2013:82). Namun setelah itu, inflasi hingga akhir tahun 2016 mengalami

penurunan menjadi sebesar 3,02 persen.

c. Analisis Deskriptif Pendapatan Usaha Pegadaian

Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang

timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

2012 2013 2014 2015 2016

Page 107: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

90

masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanaman modal.

Berdasarkan data laporan tahunan PT Pegadaian, data pada variabel

Pendapatan Usaha ditunjukkan oleh tabel berikut:

Tabel 4.3

Pendapatan Usaha 2012-2016 (Juta Rupiah)

Bulan 2012 2013 2014 2015 2016

JAN 643,713 655,397 650,074 744,444 809,004

FEB 1,287,427 1,310,794 1,300,148 1,488,889 1,618,009

MAR 1,931,141 1,966,191 1,950,223 2,233,334 2,427,014

APR 2,574,855 2,621,589 2,600,297 2,977,778 3,236,019

MEI 3,218,569 3,276,986 3,250,372 3,722,223 4,045,024

JUN 3,862,283 3,932,383 3,900,446 4,466,668 4,854,029

JUL 4,505,997 4,587,780 4,550,520 5,211,112 5,663,033

AGS 5,149,711 5,243,178 5,200,595 5,955,557 6,472,038

SEP 5,793,425 5,898,575 5,850,669 6,700,002 7,281,043

OKT 6,437,139 6,553,972 6,500,744 7,444,446 8,090,048

NOV 7,080,853 7,209,369 7,150,818 8,188,891 8,899,053

DES 7,724,567 7,864,767 7,800,893 8,933,336 9,708,058

Sumber: Annual Report PT Pegadaian

Gambar 4.3

Grafik Pendapatan Pegadaian 2012-2016 (Juta Rupiah)

Sumber: Data diolah

0

2000000

4000000

6000000

8000000

10000000

12000000

2012 2013 2014 2015 2016

Page 108: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

91

Berdasarkan pada tabel dan grafik di atas, pendapatan usaha

pegadaian terus mengalami peningkatan. Tetapi pada tahun 2014

pendapatan pegadaian mengalami penurunan dibandingkan tahun

sebelumnya. Penurunan pendapatan tersebut disebabkan oleh penurunan

harga emas karena sebagian masyarakat menggadaikan barangnya berupa

emas. Tetapi di tahun berikutnya, pendapatan usaha pegadaain kembali

mengalami kenaikan menjadi Rp 9,7 Triliun pada tahun terakhir yaitu tahun

2016.

d. Analisis Deskriptif Jumlah Uang Beredar

Jumlah uang beredar (M2) adalah nilai keseluruhan uang yang

berada ditangan masyarakat. Jumlah uang beredar dalam arti sempit

(narrow money) adalah jumlah uang beredar yang terdiri atas uang kartal

dan uang giral.

Data jumlah uang beredar yang digunakan adalah data yang

dipublikasikan oleh Bank Indonesia pada Januari 2012 sampai dengan

desember 2016, dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.4

Perkembangan Jumlah Uang Beredar 2012- 2016 (Juta Rupiah)

Bulan 2012 2013 2014 2015 2016

JAN 2,857,126 3,268,789 3,652,349 4,174,825 4,498,361

FEB 2,852,004 3,280,420 3,643,059 4,218,122 4,521,951

MAR 2,914,194 3,322,528 3,660,605 4,246,361 4,561,872

APR 2,929,610 3,360,928 3,730,376 4,275,711 4,581,877

MEI 2,994,474 3,426,304 3,789,278 4,288,369 4,614,061

JUN 3,052,786 3,413,378 3,865,890 4,358,801 4,737,451

JUL 3,057,335 3,506,573 3,895,981 4,373,208 4,730,379

AGS 3,091,568 3,502,419 3,895,374 4,404,085 4,746,026

SEP 3,128,179 3,584,080 4,010,146 4,508,603 4,737,630

OKT 3,164,443 3,576,869 4,024,488 4,443,078 4,778,478

Page 109: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

92

Bulan 2012 2013 2014 2015 2016

NOV 3,207,908 3,615,972 4,076,669 4,452,324 4,868,651

DES 3,307,508 3,730,197 4,173,326 4,546,743 5,004,974

Sumber: Bank Indonesia (data diolah)

Gambar 4.4

Grafik Perkembangan Jumlah Uang beredar 2012- 2016 (Juta

Rupiah)

Sumber: data diolah

Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa Jumlah uang

beredar ditentukan oleh tingkat permintaan dan penawaran terhadap uang

dan jumlah uang beredar luas (M2) terus mengalami kenaikan. Jumlah

beredar luas (M2) tertinggi pada bulan Desember 2016 yaitu sebesar Rp

5,004,974 Milyar. Kecenderungan menaiknya jumlah uang beredar luas

tersebut terkait dengan kondisi sosial politik yang bergejolak.

Meningkatnya Jumlah uang beredar luas M2 secara langsung maupun tidak

0

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

2012 2013 2014 2015 2016

Page 110: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

93

langsung mengindikasikan bahwa perekonomian masyarakat menjadi

meningkat.

C. Hasil dan Pembahasan

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda,

untuk menguji spesifikasi model dan kesesuaian teori-teori dengan kenyataan.

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft

Excel 2016, dan Eviews 7.0

1. Pengujian Dasar Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual

yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau

tidak (Suliyanto 2011:67). Apabila sebaran data sudah berdistribusi

normal, maka uji lanjut dengan menggunakan statistic parametrik bisa

dilakukan. Sebaliknya, bila data tidak berdistribusi normal maka uji

lanjut dengan menggunakan statistic parametrik tidak bisa dilakukan,

tetapi menggunakan statistik non parametrik. Pengujian normalitas

dilakukan dengan melihat nilai Asym. Sig. pada hasil uji normalitas

dengan menggunakan One Sample Kolmogrov-Smirnov Test. Ketentuan

suatu model regresi berdistribusi secara normal apabila probability dari

Kolmogrov-Smirnov lebih besar dari 0.05 (p>0,05) (Djarwanto,

2003:50). Pengujian normalitas dapat dilihat pada gambar 4.1, berikut:

Page 111: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

94

Gambar 4.5

Hasil Uji Normalitas

Sumber: Eviews 7.0 (data diolah)

Pada penelitian tersebut uji normalitas menggunakan probabilitas.

Pada gambar 4.1 di atas terlihat bahwa hasil uji normalitas menunjukkan

nilai prob=0.054832 > 0.05. Maka penelitian ini tidak ada permasaahan

normalitas sehingga H0 diterima, dan berarti data residual berdistribusi

normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar bariabel bebas (Ghozali, 2013:103).

Pada penelitian ini, ada atau tidaknya multikolinieritas dapat

diketahui atau dilihat dari koefisien korelasi masing-masing variabel

bebas. Jika koefisien korelasi diantara masing-masing variabel bebas

lebih besar dari 0,85 maka terjadi multikolinieritas (Agus Widarjono,

2010:77).

Page 112: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

95

Multikolinieritas bisa dideteksi dengan melihat korelasi linier antara

variabel independen di dalam regresi. Sebagai aturan yang kasar (rule

of thumb), jika koefisien korelasi cukup tinggi yaitu diatas 0,85 maka

kita duga ada multikolinieritas dalam model. Sebaliknya jika koefisien

korelasi kurang dari 0,85 maka kita duga model tidak mengandung

unsur multikolinieritas. Akan tetapi perlu diperhatikan terutama pada

data time series seringkali menunjukkan korelasi antar variabel

independen cukup tinggi. Korelasi tinggi ini terjadi karena data time

series seringkali menunjukkan unsur tren yaitu data bergerak naik dan

turun secara bersamaan (Agus Widarjono, 2010:77).

Pengujian multikolinieritas dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5

Hasil Uji Multikolinieritas

INFLASI LOGPENDAPATAN LOGJUB

INFLASI 1.000000 -0.053076 -0.096044

LOGPENDAPATAN -0.053076 1.000000 0.316909

LOGJUB -0.096044 0.316909 1.000000

Sumber: Output Eviews 7.0 (data diolah)

Berdasarkan pada tabel di atas dapat dilihat bahwa semua variabel

dari hasil perhitungan nilai korelasi menunjukkan berada dibawah 0,85

yang berarti tidak terjadi multikoliniearitas antar variabel independen.

c. Uji Heteroskedastisitas

Apabila probabilitas signifikansi variabel independen lebih besar

dari α = 5%, maka dalam model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas

atau terjadi homoskedastiditas. Namun apabila probabilitas signifikansi

Page 113: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

96

kurang α = 5%, maka dalam model regresi ada indikasi terjadi

heteroskedastisitas (Winarno, 2015:5.12).

Pengujian heteroskedastisitas untuk variabel dependen rahn dapat

dilihat pada gambar 4.6 berikut ini:

Gambar 4.6

Hasil Uji Heteroskeadtisitas

Sumber: Output Eviews 7.0 (data diolah)

Pada gambar 4.6 tersebut menunjukkan bahwa nilai probabilitas

sebesar 0.0812 yang lebih besar dari nilai α sebesar 0.05. sehingga dapat

disimpulkan bahwa dalam model ini tidak ada masalah

heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Untuk mendeteksi adanya autokorelasi, dalam penelitian ini

menggunakan uji Durbin-Watson. Uji D-W merupakan salah satu uji

yang banyak dipakai untuk mengetahui ada tidaknya otokorelasi

(Winarno, 2009:5.27).

Untuk mendeteksi adanya autokorelasi secara umum bisa diambil

patokan (Singgih, 2000:218):

1) Angka D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif

2) Angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak autokorelasi

Page 114: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

97

3) Angka D-W diatas +2, berarti ada korelasi negatif

Autokorelasi terjadi ketika kesalahan pengganggunya saling

korelasi satu sama lainnya. Uji autokorelasi ini digunakan untuk

mengetahui apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara

kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalhan pada periode t-1

(sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problema

autokorelasi dalam penelitian ini maka digunakan uji Durbin Watson

(DW).

Gambar 4.7

Hasil Uji Autokorelasi

Sumber: Output Eviews 7.0 (data diolah)

Dari hasil uji pada gambar 4.7 di atas, terlihat tidak terjadi gejala

autokorelasi. Hal ini karena nilai Durbin Watson adalah sebesar

1.944117. maka dapat dilihat nilai Durbin Watson adalah -2 < 1.944117

Page 115: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

98

<2, sehingga dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi baik secara

positif maupun negatif.

2. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear digunakan untuk mengetahui arah hubungan

antara variabel independen dan variabel dependen. Persamaan regresi dapat

dilihat berdasarkan output EViews 7.0 terhadap ketiga variabel independen

yaitu pendapatan usaha pegadaian, tingkat inflasi dan jumlah uang beredar.

Hasil analisis regresi liniear dapat dilihat pada gambar 4.8 berikut ini:

Gambar 4.8

Hasil Uji Analisis Regresi

Sumber: Output Eviews 7.0 (data diolah)

Dari gambar 4.8 dapat dirumuskan suatu persamaan regresi untuk

mengetahui pengaruh inflasi, pendapatan dan jumlah uang beredar terhadap

pembiayaan rahn sebagai berikut:

Page 116: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

99

Berdasarkan persamaan regresi linear berganda di atas, dapat dilihat

nilai konstanta sebesar -79160926 yang berarti jika Inflasi (X1), Pendapatan

(X2), dan JUB (X3) bernilai nol atau konstan maka RAHN (Y) nilainya -

79160926. Apabila koefisien regresi pendapatan (X2) adalah sebesar

4624180 yang menunjukkan bahwa jika nilai pendapatan (X2) mengalami

kenaikan sebesar Rp. 1 (Satu Rupiah) maka akan menaikan pemberian

kredit rahn sebesar 4624180 dengan asumsi bahwa variabel lain bernilai

konstan atau tetap.

3. Pengujian Hipotesis

a. Uji Statistik t

Setelah melakukan uji koefisien regresi secara keseluruhan, maka

langkah selanjutnya adalah menghitung koefisien regresi secara

individu atau uji t. uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya

pengaruh masing-masing variabel independen secara individual

(parsial) terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi

0,05. Apabila probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka hasilnya terdapat

pengaruh dari variabel independen secara individual terhadap variabel

dependen.

Selain itu dapat dengan indikator lain, yaitu apabila nilai t hitung >

t tabel, maka tolak H0 dan dapat disimpulkan bahwa variabel independen

berpengaruh terhadap variabel dependennya. Apabila nilai t hitung < t

RAHN = -79160926 + 4624180pndptn

Page 117: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

100

tabel, maka terima H0 dan dapat disimpulkan bahwa variabel

independen tidak mempengaruhi variabel dependennya. Hasil hipotesis

yang dalam pengujian ini adalah:

Tabel 4.6

Hasil Uji Statistik t

Variabel Uji Statistik t ttabel α = 0,05

thitung Prob.

INFLASI -0,846010 0,4011 2,002

PENDAPATAN 19,19287 0,0000 2,002

JUB 0,984417 0,3291 2,002

Sumber: data diolah Eviews 7

Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat disimpulkan bahwa:

a) Pengaruh antara inflasi dengan penyaluran pembiayaan rahn

Nilai t hitung sebesar -0,846010 yang lebih kecil dari t tabel

sebesar 2,002 dan secara statistik nilai prob sebesar 0,4011 lebih

besar dari 0,05 yang berarti bahwa data tidak berpengaruh,secara

parsial sehingga hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh yang

signifikan antara inflasi tehadap penyaluran pembiyaan rahn

ditolak. Dengan demikian Ha ditolak dan H0 diterima.

b) Pengaruh antara pendapatan usaha pegadaian dengan

penyaluran pembiayaan rahn

Nilai t hitung sebesar 19,19287 yang lebih besar dari t tabel

sebesar 2,002 dan secara statistik nilai prob sebesar 0,0000 lebih

kecil dari 0,05 yang berarti bahwa data berpengaruh secara parsial

sehingga hipotesis berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan

antara pendapatan usaha pegadaian terhadap penyaluran

Page 118: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

101

pembiayaan rahn diterima. Oleh karena itu, Ha diterima dan H0

ditolak.

c) Pengaruh antara jumlah uang beredar dengan penyaluran

pembiayaan rahn

Nilai t hitung sebesar 0,984417 yang lebih besar dari t tabel

sebesar 2,002 dan secara statistik nilai prob sebesar 0,3291 lebih

besar dari 0,05 yang berarti bahwa data tidak berpengaruh secara

parsial sehingga hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh yang

signifikan antara jumlah uang beredar terhadap penyaluran

pembiayaan rahn ditolak. Dengan demikian Ha ditolak dan H0

diterima.

b. Uji Statistik F

Menurut Suliyanto (2011:40), uji F digunakan untuk menguji

pengaruh secara simultan variabel bebas terhadap variabel terikat, maka

model persamaan regresi masuk dalam kriteria cocok atau fit.

Sebaliknya, jika tidak terdapat pengaruh secara simultan maka hal ini

akan masuk dalam kategori tidak cocok atau not fit.

Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah variabel

independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel

dependen. Atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat

digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau tidak. Apabila

nilai probabilitas <0,05 maka tolak H0 dan dapat disimpulkan bahwa

variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel

Page 119: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

102

dependennya. Sedangkan, apabila nilai probabilitas > 0,05 maka terima

H0 dan dapat disimpulkan bahwa tidak ada variabel independen yang

mempengaruhi variabel dependennya.

Hasil uji hipotesis secara simultan menggunakan uji F sebagai

berikut:

Gambar 4.9

Hasil Uji F

Sumber: Output Eviews 7.0 (data diolah)

Berdasarkan gambar 4.9 di atas, nilai Fhitung sebesar 142.2983

dengan tingkat signifikansi 0.000000. Karena tingkat signifikansi lebih

kecil dari 0,05 maka H0 ditolak atau H1 diterima. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa Inflasi, Pendapatan, dan Jumlah Uang Beredar

secara simultan berpengaruh terhadal Penyaluran Pembiayaan Rahn.

Page 120: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

103

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi atau R Square (R2) merupakan besarnya

kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Semakin tinggi

koefisien determinasi, semakin tinggi kemampuan variabel bebas dalam

menjelaskan variasi perubahan pada variabel terikatmya. Koefisien

determinasi memiliki kelemahan, yaitu bisa terhadap jumlah variabel

bebas yang dimasukkan dalam model regresi dimana setiap penambahan

satu variabel bebas dan jumlah pengamatan dalam model akan

meningkatkan nilai R2 meskipun variabel yang dimasukkan tersebut

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya.

Untuk mengurangi kelemahan tersebut maka digunakan koefisien

determinasi yang telah disesuaikan. Berikut adalah hasil uji Adjusted R

Square pada:

Gambar 4.10

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Sumber: Output Eviews 7.0 (data diolah)

Page 121: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

104

Dari gambar 4.10 dapat dilihat bahwa nilai Adjusted R-Square

sebesar 0.877820 yang menunjukkan bahwa kemampuan variabel

independen (inflasi, pendapatan, jumlah uang beredar) dalam

menjelaskan variabel dependen (penyaluran pembiayaan rahn) adalah

sebesar 87,7820%, sisanya sebesar 12,218% dipengaruhi oleh variabel

lain yang tidak ada didalam model regresi ini.

D. Interpretasi

Adapun interpretasi penulis terhadap hasil penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Inflasi

Hasil regresi menunjukkan Inflasi memiliki nilai koefisien -

80700.83 dan nilai probabilitas 0.4011 > 0.05. Hal ini berarti H0 diterima

dan Ha ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel inflasi tidak

berpengaruh terhadap pemberian kredit gadai syariah (rahn) pada pegadaian

syariah.

Artinya setiap kenaikan atau penurunan inflasi tidak akan

berpengaruh pada pemberian kredit gadai syariah rahn. Hal tersebut

dikarenakan inflasi merupakan faktor ekonomi yang menjadi faktor

eksternal perusahaan dan ketika mengajukan kredit, nasabah tidak melihat

dan memperhatikan besar kecilnya inflasi. Tetapi nasabah lebih berpikir

pada kebutuhannya saat mengajukan kredit.

Hasil penelitian ini memperkuat hasil penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Mukhliz Arifin Aziz (2013), hal tersebut dikarenakan dalam

Page 122: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

105

mengajukan kredit atau pembiayaan kepada PT Pegadaian masyarakat tidak

memperhitungkan berapa besarnya tingkat inflasi melainkan karena lebih

kepada pemenuhan kebutuhan dana yang mendesak. Dan penelitian Ade

Purnomo (2009) juga menyatakan bahwa variabel tingkat inflasi yang

terjadi di propinsi D.K.I Jakarta tidak memberikan pengaruh terhadap

pergerakan usaha penyaluran kredit perum Pegadaian Syariah Cabang Dewi

Sartika. Yang beberapa penyebabnya terjadi lebih didominasi oleh faktor

kepercayaan nasabah yang tumbuh dalam usaha penyaluran kredit perum

pegadaian.

2. Pendapatan Usaha Pegadaian

Hasil regresi menunjukkan Pendapatan memiliki nilai koefisien

4624180 dan nilai probabilitas 0.0000 < 0.05. Hal ini berarti H0 ditolak dan

Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel pendapatan usaha

pegadaian berpengaruh signifikan terhadap pemberian kredit gadai syariah

(rahn) pada pegadaian syariah.

Artinya adanya kenaikan ataupun penurunan pendapatan pegadaian

syariah dapat mempengaruhi pemberian kredit gadai syariah rahn. Karena

pendapatan usaha pegadaian merupakan faktor dari internal perusahaan.

Kenaikan pendapatan pegadaian dapat meningkatkan pemberian kredit

gadai syariah rahn pada pegadaian syariah, dan sebaliknya penurunan pada

pendapatan pegadaian dapat menurunkan pemberian kredit gadai syariah

rahn di pegadaian syariah. Sumber dana yang digunakan untuk kredit atau

Page 123: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

106

pembiayaan berasal dari pihak ketiga dan sisi internal sumber pendapatan

usaha diperoleh dari biaya asministrasi dan biaya sewa.

Hal penelitian sama dengan hasil penelitian sebelumnya yang

dilakukan Titi Widiarti dan Sinarti (2013) yang menyatakan bahwa variabel

pendapatan perum pegadaian secara statistik positif dan signifikan terhadap

penyaluran kredit perum pegadaian cabang batam. Dan hasil penelitian Vika

Anggun (2016) yang menyatakan bahwa pendapatan pegadaian

berpengaruh terhadap pembiayaan rahn.

3. Jumlah Uang Beredar

Hasil regresi menunjukkan jumlah uang beredar memiliki nilai

koefisien 1083316 dan nilai probabilitas 0.3291 > 0.05. Hal ini berarti H0

diterima dan Ha ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah

uang beredar tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit gadai syariah

(rahn) pada pegadaian syariah.

Artinya setiap kenaikan atau penurunan jumlah uang beredar tidak

akan berpengaruh pada pemberian kredit gadai syariah rahn. Hal tersebut

dikarenakan jumlah uang beredar juga merupakan faktor ekonomi yang

menjadi faktor eksternal perusahaan. Pegadaian tidak melihat kondisi

eksternal sebagai acuan dalam memberikan dana kreditnya. Hal ini

didukung dari hasil penelitian Luthfi Hilmansyah (2014) yang menyatakan

hasil regresi jumlah uang beredar dalam jangka pendek tidak berpengaruh

secara signifikan.

Page 124: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

107

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

oleh penulis, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil uji regresi bahwa variabel independen tingkat inflasi tidak

berpengaruh signifikan sebesar 0.4011 terhadap pemberian kredit gadai

syariah (rahn) pada pegadaian Syariah di Indonesia, pendapatan usaha

pegadaian berpengaruh positif signifikan sebesar 0.0000 terhadap

pemberian kredit gadai syariah (rahn) pada pegadaian syariah di Indonesia,

dan jumlah uang beredar tidak berpengaruh signifikan sebesar 0.3291

terhadap pemberian kredit gadai syariah rahn pada pegadaian syariah di

Indonesia.

2. Hasil uji regresi secara simultan menunjukkan bahwa setiap variabel

independen (tingkat inflasi, pendapatan usaha pegadaian, dan jumlah uang

beredar) secara bersama-sama berpengaruh terhadap pemberian kredit gadai

syariah (rahn) pada Pegadaian Syariah di Indonesia.

B. Saran

Saran untuk penelitian pendatang yaitu:

1. Penelitian ini menggunakan variabel tingkat inflasi, pendapatan usaha

pegadaian dan jumlah uang beredar. Dengan demikian penelitian yang akan

datang dapat menguji variabel lainnya yang dapat berpengaruh terhadap

Page 125: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

108

pemberian kredit gadai syariah rahn seperti faktor-faktor internal yang ada

di pegadaian.

2. Peneliti menggunakan sampel pada Pegadaian Syariah di Indonesia, untuk

selanjutnya diharapkan dapat melakukan pengujian pada lembaga keuangan

yang lainnya.

3. Peneliti menggunakan tahun periode 2012-2016 yaitu selama 5 tahun.

Untuk selanjutnya agar dapat hasil yang lebih baik, disarankan untuk

menambah tahun yang lebih banyak.

4. Pada penelitian ini peneliti hanya menggunakan metode analisis regresi

berganda atau disebut juga dengan metode estimasi least square. Untuk

penelitian selanjutnya diharapkan peneliti menggunakan metode analisis

yang berbeda agar mendapatkan hasil yang lebih baik serta dapat

mengetahui hasil pengaruhnya dalam jangka pendek dan jangka panjang.

Page 126: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

109

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Ghofur, Gadai Syariah di Indonesia : konsep, Implementasi, dan

Institusionalisasi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2011.

Abdul Kadir Muhammad dan Rilda Murniati, Segi Hukum Lembaga Pembiayaan

dan Keuangan, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2000).

Al-Jazairi, Abu Bakr Jabir. Ensiklopedia Muslim Minhajul Muslim, Jakarta: Darul

Falah, 2000.

Amalia, Linda. Pengaruh pendapatan murabahah terhadap total pendapatan Bank

BNI Syariah (studi kasus pada PT.Bank BNI Syariah Jalan Buah Batu

No. 157C Bandung). Fakultas Ekonomi Widyatama, Bandung. 2010.

Annual Report PT Pegadaian (Persero), 2012 s/d 2016.

Aziz, Mukhlish Arifin, “Analisis Pengaruh Tingkat Sewa Modal, Jumlah Nasabah,

dan Tingkat Inflasi terhadap Penyaluran Kredit Gadai Golongan C

(Studi pada PT Pegadaian Cabang Probolinggo)”, Jurnal Fakultas

Ekonomi Universitas Brawijaya Malang, 2013.

Bank Indonesia Institute, 2015.

Damanhur, Leni Darwina. Pengaruh Jumlah Taksiran dan Uang Pinjaman

terhadap Laba Bersih pada Perum Pegadaian Syariah Kota

Lhokseumawe. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Malikulssaleh

NAD. Volume 9 No.2, Maret 2011. ISSN 1693-5241.

Dewi, Ade Septevany, “Pengaruh Jumlah Nasabah, Tingkat Suku Bunga dan

Inflasi terhadap Penyaluran Kredit pada PT Pegadaian Cabang

Samarinda Seberang Kota Samarinda”, Jurnal Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Mulawarman Indonesia.

Djarwanto PS dan Subagyo Pangestu. Statistik Induktif, Edisi 4 : BPFE – UGM

Yogyakarta. 2000.

Erdasti Husni, Yenni Del Rosa dan Idwar, “Pengaruh Tingkat Inflasi dan

Pendapatan Pegadaian terhadap Penyaluran Kredit Rahn pada

Pegadaian Syariah di Indonesia tahun 2007 – 2015”, Jurnal Dosen Tetap

Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Dharma Andalas Padang.

Fatwa DSN Nomor: 25/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn

Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi

ketujuh. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2013.

Ghozali, Imam. Statistic Nonparametrik. Badan Penerbit UNDIP. SEMARANG.

2006.

Page 127: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

110

H. Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah (Cet.1: Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2002), hal.105.

Irawan, Yeni. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan gadai pada Perum

Pegadaian Syariah Cabang Banda Aceh. Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Volume 11 No.2, Agst 2011. ISSN 1693-8852.

Kasmir, “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”, Cetakan ke-14, Jakarta:

Rajawali Pers, 2014.

Kina, Amilis (2008). Mekanisme penangan pembiayaan murabahah bermasalah.

Jurusan Manajemen. Fakultas Ekonomi. UIN Malang.

Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Cetakan 1,

Kerjasama Gema Insani Press dengan Tazkia Institute, GIP, Jakarta:

2001.

Nugraha, Ari Agung. Gambaran Umum Kegiatan Usaha Pegadaian Syariah, 2004.

Pasaribu, Chairuman., dkk., Hukum Perjanjian dalam islam, Jakarta: Sinar Grafika,

1996.

Purnomo, Ade, “Pengaruh Pendapatan Pegadaian Jumlah Nasabah, dan Tingkat

Inflasi terhadap Penyaluran Kredit pada Perum Pegadaian Syariah

Cabang Dewi Sartika Periode 2004-2008”, Jurnal Fakultas Ekonomi

Universitas Gunadarma, 2009.

Rahardja, Pratama & Mandala Manurung. “Pengantar Ilmu Ekonomi”. Lembaga

Penerbit FEUI, Jakarta, 2008.

Rais, Sasli, Pegadaian Syariah: Konsep dan Sistem Operasional, Jakarta: UI Press,

2006.

Sabiq, Sayyid, Fikih Sunnah, Bandung: Al Maarif, jilid 13, 1987.

Setiawan, I. & Baratakusumah, S. D. (2005). Pengaruh Konsumsi Investasi, Jumlah

Uang Beredar dan Inflasi Terhadap Penentuan Kebijakan Suku BUnga

SBI. Jurnal Universitas Esa Unggul.

Singgih, Santoso. Buku latihan SPSS parametrik. Elex Media Komputindo. Jakarta,

2000.

Sudarsono, Heri, 2003. Bank & Lembaga Keuangan Syariah. Deskripsi dan

Ilustrasi, Yogyakarta: Ekonisia. 2003.

Sukirno, Sadono, “Makroekonomi Teori Pengantar”, Rajawali Pers, Cetakan ke-

20, Jakarta, 2011.

Suliyanto. Ekonometrika terapan: Teori dan aplikasi dengan SPSS. Penerbit Andi,

Yogyakarta. 2011.

Page 128: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

111

Suseno dan Astiyah. Inflasi. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan

(PPSK) Bank Indonesia.

Susilo Y Sri.dkk. 2000. Bank dan Lembaga lainnya, Salemba Empat, Jakarta.

Sutedi, Adrian, “Hukum Gadai Syariah”, Bandung: Afabeta, 2011.

Sutedi, Adrian, “Hukum Keuangan Negara”, Jakarta: Sinar Grafika, 2012.

Syafe’i, Rachmat, Fiqh Muamalah, Bandung: Pustaka Setia, 2000.

Undang-Undang Republik Indonesia, 1998, UU RI Nomor 10 Tahun 1998

Perbankan, Jakarta.

Untoro. (2007). Mengkaji Efektivitas Penggunaan Arima dan VAR dalam

Melakukan Proyeksi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. Bulletin

Ekonomi Moneter dan Perbankan.

Utari G.A Diah, Cristina Retni, dan Pambudi Sudiro, “Inflasi di Indonesia:

Karakteristik dan Pengendaliannya”, Jakarta: BI Institute, 2016.

Widarjono, Agus. Analisa Statistika Multivariat Terapan, cetakan pertama. UPP

STIM YKPN. Yogyakarta. 2010.

Widiarti, Titi dan Sinarti, “Pengaruh Pendapatan, Jumlah Nasabah, dan Tingkat

Inflasi terhadap Penyaluran Kredit pada Perum Pegadaian Cabang

Batam Periode 2008-2012”, Jurnal Jurusan Managemen Politeknik

Negeri Batam, 2013.

Winarno, Wing Wahyu. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews. Edisi

keempat. UPP STIM YKPN. Yogyakarta. 2015.

Yigit, Taner M, “Effect of Inflation Uncertainty On Credit Market: A

Disequilibrium Approach”, Jurnal Internasional, St, Louis University,

2013.

www.bi.go.id

www.bps.go.id

www.pegadaiansyariah.co.id

www.voaindonesia.com

www.detik.com

Page 129: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

112

LAMPIRAN

Lampiran 1: Data Penelitian

No. Kode Tahun Inflasi(%) Pendapatan JUB Rahn

1. M01 2012 3.65 13.37501 14.86533 926867

2. M02 2012 3.56 14.06816 14.86353 1853734

3. M03 2012 3.97 14.47362 14.88510 2780601

4. M04 2012 4.50 14.76130 14.89038 3707468

5. M05 2012 4.45 14.98445 14.91228 4634335

6. M06 2012 4.53 15.16677 14.93157 5561202

7. M07 2012 4.56 15.32092 14.93305 6488069

8. M08 2012 4.58 15.45445 14.94419 7414936

9. M09 2012 4.31 15.57223 14.95596 8341803

10. M10 2012 4.61 15.67759 14.96749 9268670

11. M11 2012 4.32 15.77290 14.98113 10195537

12. M12 2012 4.30 15.85992 15.01171 11122405

13. M01 2013 4.57 13.39300 14.99993 961286

14. M02 2013 5.31 14.08614 15.00348 1922572

15. M03 2013 5.90 14.49161 15.01624 2883858

16. M04 2013 5.57 14.77929 15.02773 3845144

17. M05 2013 5.47 15.00243 15.04699 4806430

18. M06 2013 5.90 15.18476 15.04321 5767717

19. M07 2013 8.61 15.33891 15.07015 6729003

20. M08 2013 8.79 15.47244 15.06896 7690289

21. M09 2013 8.40 15.59022 15.09201 8651575

22. M10 2013 8.32 15.69558 15.09000 9612861

23. M11 2013 8.37 15.79089 15.10087 10574147

24. M12 2013 8.38 15.87790 15.13197 11535434

25. M01 2014 8.22 13.38484 15.11088 976894

26. M02 2014 7.75 14.07799 15.10833 1953789

27. M03 2014 7.32 14.48345 15.11314 2930684

28. M04 2014 7.25 14.77114 15.13202 3907578

29. M05 2014 7.32 14.99428 15.14769 5449100

30. M06 2014 6.70 15.17660 15.16770 5861368

31. M07 2014 4.53 15.33075 15.17546 6838262

32. M08 2014 3.99 15.46428 15.17530 7815157

33. M09 2014 4.53 15.58207 15.20434 8792052

34. M10 2014 4.83 15.68743 15.20791 9768946

35. M11 2014 6.23 15.78274 15.22079 10745841

36. M12 2014 8.36 15.86975 15.24422 11722736

Page 130: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

113

No. Kode Tahun Inflasi(%) Pendapatan JUB Rahn

37. M01 2015 6.96 13.52039 15.24458 1089820

38. M02 2015 6.29 14.21354 15.25490 2179640

39. M03 2015 6.38 14.61901 15.26157 3269460

40. M04 2015 6.79 14.90669 15.26846 4359280

41. M05 2015 7.15 15.12983 15.27142 5449100

42. M06 2015 7.26 15.31215 15.28771 6538921

43. M07 2015 7.26 15.46630 15.29101 7628741

44. M08 2015 7.18 15.59984 15.29804 8718561

45. M09 2015 6.83 15.71762 15.32150 9808381

46. M10 2015 6.25 15.82298 15.30686 10898201

47. M11 2015 4.89 15.91829 15.30894 11988021

48. M12 2015 3.35 16.00530 15.32992 13077842

49. M01 2016 4.14 13.60356 15.31922 1174744

50. M02 2016 4.42 14.29671 15.32445 2349489

51. M03 2016 4.45 14.70217 15.33324 3524234

52. M04 2016 3.60 14.98985 15.33762 4698979

53. M05 2016 3.33 15.21300 15.34462 5873724

54. M06 2016 3.45 15.39532 15.37101 7048469

55. M07 2016 3.21 15.54947 15.36952 8223213

56. M08 2016 2.79 15.68300 15.37282 9397958

57. M09 2016 3.07 15.80078 15.37105 10572703

58. M10 2016 3.31 15.90615 15.37963 11747448

59. M11 2016 3.58 16.00146 15.39833 12922193

60. M12 2016 3.02 16.08847 15.42594 14096938

Page 131: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

114

Lampiran 2: Analisis Regresi

Lampiran 3: Hasil Uji Asumsi Klasik

A. Uji Normalitas

Page 132: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

115

B. Uji Multikoloniearitas

C. Uji Heterokedastisitas

D. Uji Autokorelasi

Page 133: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

116

Page 134: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan
Page 135: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

2

Page 136: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PENDAPATAN USAHA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40846/2/WINONA... · 2013 – 2015 : Program Profesional IT ... pendapatan

3