ANALISIS PENGARUH TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG …digilib.unila.ac.id/31594/2/SKRIPSI TANPA BAB...
-
Upload
truongkien -
Category
Documents
-
view
230 -
download
0
Transcript of ANALISIS PENGARUH TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG …digilib.unila.ac.id/31594/2/SKRIPSI TANPA BAB...
ANALISIS PENGARUH TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK
(GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE) DAN TINGKAT PENERIMAAN
PAJAK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
Oleh
SYAHARANI NOER FATHIA
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
Analisis Pengaruh Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik (Good
Government Governance) dan Tingkat Penerimaan Pajak
terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Oleh
SYAHARANI NOER FATHIA
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan kinerja
perekonomian suatu negara. Peranan pemerintah dalam good governance diharapkan
dapat mendorong pencapaian peningkatan pertumbuhan ekonomi. Melalui good
government governance yang diukur menggunakan indikator voice and
accountability, political stability, government effectiveness, regulatory quality, rule
of law, dan control of corruption yang diterapkan dapat mendorong kestabilan
perekonomian.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh good
government governance dan tingkat penerimaan pajak terhadap pertumbuhan
ekonomi di negara-negara kawasan dunia. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data panel dengan data time series dari tahun 2010 hingga 2014 dan data
cross section sebanyak 73 negara-negara kawasan dunia dengan model regresi panel
data yang digunakan adalah Random Effect Model. Menggunakan data pertumbuhan
ekonomi sebagai variabel dependen dan data good governance yang meliputi
indikator voice and accountability, political stability, government effectiveness,
regulatory quality, rule of law, dan control of corupption dan tingkat penerimaan
pajak sebagai variabel independen. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel
voice and accountabilityberpengaruh secara negatif. Variabel government
effectiveness, rule of law, dan Tingkat Penerimaan Pajak berpengaruh secara positif.
Sementara itu, variabel political stability, regulatory quality, dan control of
corruption tertidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
Kata Kunci: Good Governance, Good Government Governance,Pertumbuhan
Ekonomi,Government Effectiveness, Rule of Law, Tingkat Penerimaan Pajak
ABSTRACT
Analysis The Effect of Good Government
Governance and Tax Revenue
on Economic Growth
By
SYAHARANI NOER FATHIA
Economic growth is one of the indicators along a country success its
economic performance. Government roles in good governance are expected to
encourage any achievement by increasing economic growth. Through good
governance as measured using the indicators, voice and accountability, political
stability, government effectiveness, regulatory quality, rule of law, dan control of
corruption that is applied to encourage the stability of the economy. This research
aims to analyze the effect of good governance and tax revenue towards economic
growth in countries around the world. The data used in this research is the data
panel with time series data from 2010 to 2014 and cross section data about 73
countries around the world with regression model using Random Effect Model.
Economic growth data are used as the dependent variable and good governance
data which are contains, voice and accountability, political stability, government
effectiveness, regulatory quality, rule of law, control of corruption and tax revenue
as independent variable. The result showed that the variableof voice and
accountability have negative effect. government effectiveness, rule of law, and tax
revenue variableshave positive effect. Meanwhile, political stability, regulatory
quality, and control of corruption variablesdo not affecting economic growth.
Keywords: Good Governance, Good Government Governance,
Economic Growth, Government Effectiveness, Rule of Law, Tax Revenue
ANALISIS PENGARUH TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK
(GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE) DAN TINGKAT PENERIMAAN
PAJAK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
Oleh
SYAHARANI NOER FATHIA
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 17
November 1996. Penulis adalah anak pertama dari dua
bersaudara, dari bapak Haris (Alm) dan ibu Irmayani.
Pada tahun 2003,penulis menyelesaikan pendidikan Taman
Kanak-Kanak (TK) di TK Aisyah Bustanul Athfal, Depok,
Jawa Barat. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan oleh penulis pada tahun
2008 di SD Al-Azhar Bandar Lampung. Sekolah Menengah Pertama (SMP)
ditempuh oleh penulis di SMP Al-Kautsar Bandar Lampung dan diselesaikan pada
tahun 2011. Kemudian, penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas
(SMA) di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung hingga tahun 2014.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung pada tahun 2014 melalui jalur SNMPTN. Selain itu, pada tahun
2016 penulis terpilih sebagai anggota Liaison Officer (LO) dalam kegiatan
Simposium Nasional Akuntansi (SNA) yang merupakan kegiatan tahunan yang
diselenggarakan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai perwujudan kepedulian
akuntan terhadap pembangunan bangsa dan negara Indonesia.
Pada tahun 2017 penulis juga terpilih untuk dapat mengikuti pelatihan Brevet Pajak A dan B
yangdiselenggarakan Tax Center FEB Unila bekerjasama dengan Ikatan Konsultan Pajak Indonesia
cabang Lampung.
PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan nikmat yang telah
diberikan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Kupersembahkan karyaku ini untuk:
Almarhum ayahku terkasih
Papa Ibrahim Abdul Haris
Ibuku tersayang
Mama Irmayani Noer
Saudaraku
Irshad dan Nadif
Seluruh keluarga besarku yang telah memberikan motivasi dan doa.
Seluruh sahabat dan teman-teman yang telah memberikan semangat.
Almamaterku tercinta Universitas Lampung.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas segala Rahmat
dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis
Pengaruh Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Government Governance) dan
Tingkat Penerimaan Pajak Terhadap Pertumbuhan Ekonomi”. Skripsi ini dibuat
untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Penulis menyadari
dalam penyusunan skripsi ini masih ditemukan banyak kekurangan, karenanya
penulis terbuka terhadap berbagai saran dan masukan guna perbaikan di masa depan.
Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis pribadi
maupun bagi pembaca.
Bandar Lampung, 09 Mei 2018
Syaharani Noer Fathia
MOTTO
“Maka sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya setelah
kesulitan ada kemudahan”
(Qs. Al-Insyirah:5-6)
“If you ever find yourself in the wrong story, leave”
(Anonymous)
“Grow up, i’ll see you at midnight”
(Oliver, Call Me By Your Name)
“You can work hard but if you don’t work smart you’ll work for the rest of your life”
(Tony Stark)
SANWACANA
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah yang telah diberikan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh
Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik (Good Government Governance) dan
Tingkat Penerimaan Pajak Terhadap Pertumbuhan Ekonomi”, sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Bimbingan danbantuan dari berbagai pihak yang telah diperoleh penulis dapat
membantumempermudah proses penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini
dengan segalakerendahan hati, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih
yang tuluskepada:
1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Farichah, SE., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan S1 Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, SE., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. BapakDr. Tri Joko Prasetyo, S.E., M.Si., Akt., selaku Dosen Pembimbing 1
dan Bapak Basuki Wibowo, S.E., M.S.Ak., Akt., CA., selaku Dosen
Pembimbing 2 yang telah memberikan waktu, kritik, saran, masukan dan
semangat untukpenulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt., CPA., selaku Dosen PengujiUtama
yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun selamaproses
penyusunan skripsi ini.
6. Ibu Ninuk Dewi K, S.E., M.Sc., Akt., selaku Pembimbing Akademikselama
masa perkuliahan.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang
telahmemberikan ilmu pengetahuan dan pembelajaran berharga bagi
penulisselama menempuh program pendidikan S1.
8. Seluruh staff Akademik, Administrasi, Tata Usaha, para pegawai, serta staff
keamanan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah
banyak membantu baik selama proses perkuliahan maupun penyusunan
skripsi, terimakasih atas segala kesabaran dan bantuan yang telah diberikan.
9. Ayah dan Ibuku tercinta Ibrahim Abdul Haris (Alm) dan Irmayani Noer yang
selalu mendoakan dan menjadi penyemangatuntuk menyelesaikan studi ini.
Terima kasih atas kasih sayang danpengorbanan yang telah diberikan kepadaku
kepentingan anak anaknya.No words left but, loves.
10. Adik-adikku tersayang Irshad Noer Faizi dan M. Nadif Noer Hilmy yang selalu
menemani kemanapun dan selalu ada disamping saat aku butuhkan.
11. Keluarga besar Noer dan Moerni, Terima kasih untuk semua bibi dan paman ku
yang senantiasa mendukung. Terima kasih Emak Rachma dan nenek Haulani
yang selalu memberikan nasihat, Mama Igo yang selalu memberikan waktu
untuk menjadi guru dalam pembuatan skripsi ini, Pak atu yang selalu ada dan
menjadi pengganti peran papa di rumah, serta Om Tri, Ibun Yani, dan Tante Tati
yang selalu memotivasi ku dalam bentuk apapun.
12. Sahabat seperjuangan dari SMA sampai kuliah S1 ini, Angels-ku Bila dan
Winda. Terima kasih sudah menjadi alasan terbesar untuk tetap semangat di
semua situasi apapun yang aku lalui, selalu ada saat senang dan sedih, dan selalu
menjadi penghibur terbaik. Sukses untuk kita bertiga selalu ya. Thank you for
being with me till the end of the line.
13. Sahabatku di Ecosta, Luthfi, Bados, Oni, Rafika, dan Nabila yang memberikan
kenangan terindah semasa SMA serta memberikan pengalaman terbaik. Semoga
persahabatan ini tetap seperti dulu dan selamanya. Those memories will always
lies on any path i through ahead.
14. Sahabatku Fitri dan Vivi, terima kasih sudah hadir dalam perjalanan hidupku
dan menjadi orang yang mengayomiku seperti saudara sendiri.
15. Sahabatku sejak SMP yang persahabatannya selalu terjaga sampai sekarang,
Erien Ratna yang selalu menjadi tempat cerita tanpa batas, Poppy dan Rosy yang
juga selalu memberikan dukungan untukku. Fikse yang selalu lucu dan menjadi
pendengar terbaik.
16. Teman Red Devil-ku Anggun dan Evita, terima kasih sudah memberikan
pengalaman indah serta berbeda dari yang lainnya.
17. Moderator untuk seminarku Rachel dan Agustina, Terima kasih sudah mau
meluangkan waktu memoderatori seminarku dalam perskripsian ini. Ajengn dan
Reka teman berjuang sependadaran, serta Sendy, Anisa, dan Iroh yang selalu
memberi banyak informasi tentang skripsi dan lainnya. Thank you all.
18. Teman-teman seperjuangan Akuntansi angkatan 2014 dan semua pihak yang
telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagisemua pihakdan semoga
Allah SWT memberikan rahmat, berkah, dan hidayah-Nya untuk kita semua.
Bandar Lampung, 09 Mei 2018
Penulis,
Syaharani Noer Fathia
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i
ABSTRAK ......................................................................................................... ii
ABSTRACT ........................................................................................................ iii
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ iv
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. v
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ vii
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ viii
PERSEMBAHAN ................................................................................................... x
KATA PENGANTAR .......................................................................................... xi
MOTTO .............................................................................................................. xii
SANWACANA ................................................................................................... xiii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xvii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xxi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xxii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xxiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakangPenelitian ................................................................ 1
1.2 MasalahPenelitian .......................................................................... 6
1.3 Pembatasan Masalah ...................................................................... 7
1.4 Tujuan Penelitia ............................................................................. 7
1.5 ManfaatPenelitian .......................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori ............................................................................. 10
2.1.1 Teori Keagenan ................................................................ 10
2.1.2 Pertumbuhan Ekonomi ..................................................... 12
2.1.3 Tata Kelola Pemerintahan yangBaik (Good Government
Governance) ..................................................................... 15
2.1.3.1 Voice and Accountability (VA) ........................... 18
2.1.3.2 Political Stability (PS) ....................................... 19
2.1.3.3 Government Effectiveness (GE) ......................... 19
2.1.3.4 Regulatory Quality (RQ) .................................... 20
2.1.3.5 Rule of Law (RL) ................................................ 20
2.1.3.6 Control of Corruption (CC) ............................... 21
2.1.4 Penerimaan Pajak ............................................................. 22
2.2 PenelitianTerdahulu ..................................................................... 25
2.3 Kerangkan Pemikiran ................................................................... 29
2.4 Pengembangan Hipotesis ............................................................. 29
2.4.1 PengaruhVoice and Accountability Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi ........................................................................... 29
2.4.2 Pengaruh Political Stability Terhadap Pertumbuhan Ekonom
.......................................................................................... 30
2.4.3 PengaruhGovernment
EffectivenessTerhadapPertumbuhanEkonomi .................. 31
2.4.4 PengaruhRegulatory QualityTerhadapPertumbuhanEkonomi
.......................................................................................... 31
2.4.5 PengaruhRule of LawTerhadapPertumbuhanEkonomi .... 32
2.4.6 PengaruhControl of
CorruptionTerhadapPertumbuhanEkonomi ..................... 32
2.4.7 Pengaruh Tingkat
PenerimaanPajakTerhadapPertumbuhanEkonomi ........... 33
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data ................................................................. 34
3.2 Populasi dan Sampel .................................................................... 34
3.3 VariabelPenelitiandanDefinisiOperasional .................................. 35
3.3.1 VariabelDependen ............................................................ 35
3.3.2 VariabelIndependen ......................................................... 36
3.3.2.1 Voice and Accountability ................................... 36
3.3.2.2 Political Stability ................................................ 36
3.3.2.3 Government Effectiveness .................................. 37
3.3.2.4 Regulatory Quality ............................................. 37
3.3.2.5 Rule of Law ........................................................ 37
3.3.2.6 Control of Corruption ........................................ 38
3.3.2.7 Tingkat PenerimaanPajak................................... 38
3.4 Model Penelitian .......................................................................... 38
3.5 MetodeAnalisis ............................................................................ 39
3.5.1 Analisis Regresi ................................................................ 40
3.5.1.1 Uji Statistik F (Uji Chow) .................................. 40
3.5.1.2 UjiHausman ....................................................... 40
3.5.1.3 Uji Lagrange Multiplier ..................................... 41
3.5.2 Uji Asumsi Klasik ............................................................ 41
3.5.2.1 Uji Normalitas Data ........................................... 42
3.5.2.2 Uji Autokorelasi ................................................. 42
3.5.2.3 Uji Multikolinieritas ........................................... 43
3.5.2.4 Uji Heteroskedastisitas ....................................... 43
3.5.3 PengujianHipotesis ........................................................... 44
..............................................................................................
3.5.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R²) .......................... 44
3.5.3.2 Uji Koefisien Regresi Parsial (Uji t) .................. 45
3.5.3.3 UjiSignifikansiSimultan (Uji F) ......................... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pemilihan Metode Estimasi.......................................................... 47
4.1.1 MetodeCommonEffectdenganMetodeFixed Effect ........... 47
4.1.2 MetodeFixed EffectdenganMetodeRandom Effect ........... 48
4.1.3 MetodeFixed EffectdenganMetodeRandom Effect ........... 50
4.2 Hasil Pengujian Asumsi Klasik .................................................... 51
4.2.1 UjiNormalitas ................................................................... 51
4.2.2 Uji Autokorelasi ............................................................... 52
4.2.3 Uji Multikolinieritas ......................................................... 52
4.2.4 UjiHeteroskedastisitas ...................................................... 54
4.3 PengujianHipotesis ....................................................................... 54
4.3.1 UjiKoefisienDeterminasi (R²) .......................................... 54
4.3.2 PengujianHipotesispadaMasing-masingVariabelIndependen
.......................................................................................... 56
4.3.2.1 VariabelVoice and Accountability (VA) .............. 56
4.3.2.2 VariabelPolitical Stability (PS) ............................ 56
4.3.2.3 VariabelGovernment Effectiveness (GE) .............. 57
4.3.2.4 VariabelRegulatory Quality (RQ) ........................ 57
4.3.2.5 VariabelRule of Law (RL) .................................... 58
4.3.2.6 VariabelControl of Corruption (CC) .................... 58
4.3.2.7 VariabelTax Revenue(TR) .................................... 59
4.4 AnalisisPengaruhMasing-
masingVariabelIndependenterhadapVariabelDependen .............. 59
4.4.1 VariabelVoice and Accountability .................................... 60
4.4.2 VariabelPolitical Stability ................................................ 61
4.4.3 VariabelGovernment Effectiveness................................... 62
4.4.4 VariabelRegulatory Quality ............................................. 63
4.4.5 VariabelRule of Law ......................................................... 64
4.4.6 VariabelControl of Corruption ......................................... 64
4.4.7 Variabel Tingkat PenerimaanPajak .................................. 65
4.5 IkhtisarHasilPembahasan ............................................................. 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 68
5.2 Implikasi ....................................................................................... 69
5.3 Keterbatasan ................................................................................. 71
5.4 Saran ............................................................................................. 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 GDP Growth Annual % 2010-2014 Beberapa Negara Kawasan Dunia......... 2
2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ................................................................... 25
4.1 Hasil Regresi Menggunakan Metode CommonEffect dengan Metode Fixed
Effect ............................................................................................................. 47
4.2 Hasil Regresi Menggunakan Metode Fixed Effect dengan Metode Random
Effect ............................................................................................................. 49
4.4 Hasil Pendugaan Persamaan Fungsi Pertumbuhan Ekonomi ....................... 55
4.5 Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen ..................... 60
4.6 Analisis Rangkuman Hasil Olahan Model ................................................... 67
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran ..................................................................................... 29
4.1 Hasil Uji Normalitas ..................................................................................... 51
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Tabulasi Data
Lampiran 2 Hasil Perhitungan Uji Chow
Lampiran 3 Hasil Perhitungan Uji Hausman
Lampiran 4 Hasil Perhitungan Langrangge Multiplier (LM) Test
Lampiran 5 Hasil Estimasi Model Random Effect (Model Terpilih/Terbaik)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai peningkatan kapasitas
produksi barang dan jasa suatu negara atau daerah. Biasanya, pertumbuhan
ekonomi diukur dengan Produk Domestik Bruto (PDB), Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB), dan ukuran-ukuran pendapatan agregat lainnya.
Pertumbuhan ekonomi hanya terjadi jika masyarakat mampu mengelola
sumberdaya, baik barang maupun jasa, menjadi sesuatu yang lebih bernilai
(Romer, dalam Henderson, 2007). Pertumbuhan ekonomi bisa menimbulkan efek
positif dan negatif. Positifnya, ia memberikan kontribusi terhadap peningkatan
kualitas kehidupan dan distribusi pendapatan. Negatifnya, pertumbuhan ekonomi
menyebabkan munculnya konsumerisme, kerusakan lingkungan hidup,
ketidakadilan ekonomi bagi sebagian besar masyarakat miskin.
Pertumbuhan ekonomi biasa digunakan sebagai salah satu indikator
keberhasilan kinerja perekonomian negara dalam memenuhi kebutuhan
masyarakatnya. Namun peningkatan pertumbuhan ekonomi bukanlah perkara
yang dapat dilaksanakan dengan mudah bagi sebagian negara di dunia.
Permasalahan yang sering dihadapi oleh sebagian negara seperti tingginya tingkat
kemiskinan, rendahnya kualitas pelayanan kesehatan, angka harapan hidup yang
2
rendah, tingkat pendidikan yang rendah, dan kesenjangan pendapatan sering
terjadi di negara-negara sedang berkembang dan negara terbelakang yang akan
berdampak pada rendahnya laju pertumbuhan ekonomi di negara tersebut (Todaro
dan Smith, 2006).
Tabel 1.1 GDP Growth Annual % 2010-2014 Beberapa Negara Kawasan
Dunia
Country Year
2010 2011 2012 2013 2014
Afghanistan 3,6 21,0 8,4 6,1 14,4
Argentina 4,1 -5,9 10,1 6,0 -1,0
Bangladesh 5,6 6,5 6,5 6,0 6,1
Bulgaria 0,1 1,9 0,0 0,9 1,3
China 10,6 9,5 7,9 7,8 7,3
India 10,3 6,6 5,5 6,4 7,5
Indonesia 6,2 6,2 6,0 5,6 5,0
Japan 4,2 -0,1 1,5 2,0 0,3
United Arab
Emirates 3,2 -5,2 1,6 6,4 5,1
United States 2,5 1,6 2,2 1,7 2,4
Pencapaian pertumbuhan ekonomi dalam peningkatan PDB memerlukan
peran pemerintah didalam perekonomian. Pemerintah selaku pihak yang
mempunyai wewenang untuk menerapkan kebijakan untuk menjaga kestabilan
ekonomi dan memiliki wewenang untuk menerapkan kebijakan yang dapat
mendorong perekonomian. Kebijakan pemerintah dalam rangka meningkatkan
pertumbuhan perekonomian juga tak lepas dari kualitas pemerintah itu sendiri.
Keberhasilan penyelenggaran tata kelola pemerintah yang baik (good governance)
ditentukan oleh keterlibatan dan sinergi dari 3 peran utama yaitu aparatur
pemerintah, masyarakat dan pihak swasta (Agus, 2011).
3
Konsep tata kelola pemerintahan yang baik atau good governance pertama
diusulkan oleh World Bank, UNDP dan Asian Develpoment Bank (ADB), dan
kemudian dikembangkan oleh banyak pakar di negara-negara berkembang guna
mewujudkan gagasan-gagasan baik menyangkut tata pemerintahan. Mengacu
pada laporan World Bank yang ditulis oleh Kaufman, Kraay dan Zoido- Lobatón
(2009), terdapat hubungan langsung antara good governance, stable government
dan sosial ekonomi yang lebih baik.
Melalui Macroeconomics and Growth Team-Development Research
Group, sejak tahun 1996 World Bank mengeluarkan enam indikator yang
digunakan untuk mengukur kualitas good governance di tiap negara yaitu: voice
and accountability, political stability, government effectiveness, regulatory quality,
rule of law, dan control of corupption. ( www.govindicators.org ). Setiap indikator
yang dikualifikasi oleh world bank menggunakan penilaian indeks antara -2,5
sampai dengan 2,5. Dimana angka -2,5 menunjukkan bahwa prestasi dari setiap
indikator good governance dinegara tersebut dinilai terburuk dan angka 2,5
menunjukkan bahwa prestasi dari setiap indikator good governance dinegara
tersebut dinilai terbaik.
Dalam menilai pertumbuhan ekonomi disuatu negara atau daerah,
penerimaan pajak menjadi suatu peran penting. Pajak memiliki dua fungsi utama
yaitu fungsi anggaran dan fungsi mengatur (Sulastyawati, 2014). Sebagai fungsi
anggaran, pajak merupakan sumber pendapatan untuk membiayai pengeluaran-
pengeluaran negara (Sulastyawati, 2014). Pengeluaran negara dilakukan oleh
Pemerintah untuk menopang pertumbuhan ekonomi. Untuk menjalankan fungsi
tersebut, pemerintah memerlukan sumber dana. Hal ini membuat pajak memiliki
4
peran penting untuk membiayai pembiayaan pemerintah. Penerimaan pajak yang
tinggi dapat memacu sebuah negara untuk meningkatkan belanja pemerintah
yang berdampak pada terciptanya kenaikan tingkat pertumbuhan ekonomi.
Administrasi perpajakan dan reformasi sistem perpajakan sebagai dua
komponen utama dalam usaha suatu negara menghimpun pajak. Kedua usaha
tersebut bertujuan untuk meningkatkan efisiensi administrasi perpajakan dengan
mengurangi korupsi dan penghindaran pajak (Brondolo, Silvani, Borgne, dan
Bosch, 2008). Korupsi sebagai faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak
pernah dibuktikan oleh Imam dan Jacobs (2007), bersama faktor lain, seperti
pendapatan per kapita, kontribusi sektor pertanian terhadap PDB, keterbukaan
perdagangan, dan inflasi. Gupta (2007) juga menemukan bahwa selain faktor-
faktor ekonomi seperti pendapatan per kapita, kontribusi sektor pertanian terhadap
PDB, dan utang luar negeri, penerimaan pajak juga dipengaruhi oleh variabel-
variabel institusional seperti korupsi dan stabilitas politik. Selanjutnya oleh
Mukhlis, Sugeng, dan Yuli (2014) menunjukkan bahwa kepatuhan pajak
dipengaruhi oleh keadilan, pemberantasan korupsi di sektor perpajakan, dan
bagaimana pendapatan pajak dibelanjakan untuk kepentingan masyarakat.
Jika pemerintah berkeinginan meningkatkan kesejahteraan warganya maka
pemerintah dapat melihat peningkatan dalam pertumbuhan ekonomi dari aspek
tata kelola pemerintahannya sendiri (good governance) serta penerimaan pajak
pemerintahannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kualitas tata
kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan penerimaan pajak akan
berpengaruh terhadap petumbuhan ekonomi. Hipotesis dibangun untuk menduga
5
pengaruh enam dimensi tata kelola pemerintahan yang baik (good governance)
dan penerimaan pajak terhadap pertumbuhan ekonomi.
Menurut Healey dan Robinson dalam Azeez (2009) tata kelola
pemerintahan yang baik adalah efektivitas organisasi tingkat tinggi dalam
kaitannya dengan perumusan kebijakan dan kebijakan yang benar-benar
dijalankan, terutama dalam pelaksanaan kebijakan ekonomi dan
kontribusinyaterhadap pertumbuhan, stabilitas dan kesejahteraan masyarakat.
Kemudian menurut Basu dalam Pradhan dan Sanyal (2011), good governance
adalah suatu konsep yang dapat diteliti dengan beberapa dimensi berbeda, yang
pada intinya bertujuan untuk memberikan dasar hukum dan ketertiban,
kemampuan untuk menyediakan layanan sosial untuk membangun human capital,
menyediakan infrastruktur fisik, ekonomi atau manajemen dalam kerangka
pemerintahan sehingga tercapai kesejahteraan.
Worldwide Governance Indicators yang digunakan untuk mengukur tata
kelola pemerintahanyang baik (good governance) meliputi enam dimensi, yakni
voice and accountability, political stability, government effectiveness, regulatory
quality, rule of law, dan control of corupption. Tidak seperti studi sebelumnya
yang terkonsentrasi pada satu atau beberapa aspek tata kelola pemerintahan yang
baik (goodgovernance), penelitian ini menyelidiki pengaruh semua indikator tata
kelola pemerintahan yang baik (good governance) serta penambahan variabel
tingkat penerimaan pajak sebagai tolak ukur pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian hubungan antara tata kelola pemerintahan yang baik (goodgovernance)
6
dan tingkat penerimaan pajak kawasan dunia terhadap pertumbuhan ekonomi
dalam judul penelitian ”Analisis Pengaruh Tata Kelola Pemerintahan yang
Baik (Good Government Governance) dan Tingkat Penerimaan Pajak
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi”.
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah tersebut, dapat diketahui bahwa
good governance yang berjalan memiliki hubungan dengan pertumbuhan ekonomi
yang diukur dengan laju pertumbuhan ekonomi melalui stabilitas politik, sistem
politik yang sehat, menyediakan public services yang efektif, akuntabilitas, dan
komposisi struktur ekonomi dapat mempengaruhi penerimaan pajak. Hal ini akan
meningkatkan efektifitas penyediaan pelayanan publik oleh pemerintah.
Maka yang akan dianalisis dalam pembahasan ini adalah seperti apa peran
pelaksanaan good government governance dan tingkat penerimaan pajakdapat
mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi di negara-negara kawasan dunia.
Didasari latar belakang tersebut muncul pertanyaan penelitian yang dapat
dikemukakan adalah :
1. Apakah voice and accountability berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi di negara-negara kawasan dunia ?
2. Apakah political stability berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di
negara-negara kawasan dunia ?
3. Apakah government effectiveness berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi di negara-negara kawasan dunia ?
7
4. Apakah regulatory quality berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di
negara-negara kawasan dunia ?
5. Apakahrule of law berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di negara-
negara kawasan dunia ?
6. Apakahcontrol of corupption bepengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi
di negara-negara kawasan dunia ?
7. Apakah tingkat penerimaan pajak berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi di negara-negara kawasan dunia ?
1.3 Pembatasan Masalah
Penelitian ini dilakukan berdasarkan data World Development Indicator
dan Worldwide Governance Indicator dari Bank Dunia.
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh good government governance dan
tingkat penerimaan pajak terhadap pertumbuhan ekonomi di negara-negara kawasan
dunia. Secara spesifik, tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahuipengaruh voice and accountability terhadap pertumbuhan
ekonomi di negara-negara kawasan dunia selama periode tahun 2010-2014.
2. Mengetahui pengaruh political stability terhadap pertumbuhan ekonomi di
negara-negara kawasan dunia selama periode tahun 2010-2014.
3. Mengetahuipengaruh government effectiveness terhadap pertumbuhan
ekonomi di negara-negara kawasan dunia selama periode tahun 2010-2014.
4. Mengetahuipengaruh regulatory quality terhadap pertumbuhan ekonomi di
negara-negara kawasan dunia selama periode tahun 2010-2014.
8
5. Mengetahui pengaruh rule of law terhadap pertumbuhan ekonomi di
negara-negara kawasan dunia selama periode tahun 2010-2014.
6. Mengetahui pengaruh control of corruption terhadap pertumbuhan
ekonomi negara-negara kawasan dunia selama periode tahun 2010-2014.
7. Mengetahui pengaruh tingkat penerimaan pajakterhadap pertumbuhan
ekonomi negara-negara kawasan dunia selama periode tahun 2010-2014.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan didapatkan dari penelitian ini adalah.
1. Manfaat Teori
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi sebagai acuan dalam
meneliti pengaruh tata kelola pemerintahan yang baik (good government
governance) dan tingkat penerimaan pajak terhadap pertumbuhan ekonomi.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi hubungan tata
kelola pemerintahan yang baik (good government governance) dan tingkat
penerimaan pajak terhadap pertumbuhan ekonomi, sehingga Pemerintah
terkait dapat mengambil langkah yang tepat dalam menjalankan
pemerintahan guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara.
3. Manfaat Kebijakan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan mengenai hubungan
tata kelola pemerintahan yang baik (good government governance) dan
tingkat penerimaan pajak terhadap pertumbuhan ekonomi, sehingga
memperkaya wawasan Pemerintah dalam menjalankan pemerintahan
sesuai prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good
9
governance) dan komposisi ekonomi dalam penerimaan pajak guna
meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Keagenan
Masalah keagenan (agency problem) pada awalnya dinyatakan oleh
Ross (1973), sedangkan eksplorasi teoritis secara mendetail dari teori
keagenan pertama kali dinyatakan oleh Jensen and Mecking (1976) yang
menyebutkan manajer suatu perusahaan berperan sebagai “agen” dan pemegang
saham “principal”. Pemegang saham yang merupakan principal
mendelegasikan pengambilan keputusan bisnis kepada manajer yang
merupakan perwakilan atau agen dari pemegang saham. Salah satu asumsi
utama dari teori keagenan adalah tujuan principal dan tujuan agen yang berbeda
dapat memunculkan konflik karena manajer perusahaan cenderung bertujuan
untuk mengejar tujuan pribadi.
Menurut Jensen dan Meckling (1976) adanya masalah keagenan
memunculkan biaya agensi yang terdiri dari: (a) The monitoring expenditure by
the principle yaitu biaya pengawasan yang dikeluarkan oleh principal untuk
mengawasi perilaku agen dalam mengelola perusahaan, (b) The bounding
expenditure by the agent (bounding cost) yaitu biaya yang dikeluarkan oleh agen
untuk menjamin bahwa agen tidak bertindak yang merugikan principal, (c) The
11
residual loss yaitu penurunan tingkat utilitas principal maupun agen karena
adanya hubungan agensi.
Dalam konteks bernegara, hubungan rakyat dan pemerintah eksekutif
dapat disebut sebagai hubungan prinsipal dan agen. Pemerintah eksekutif sebagai
agen, bertindak mengalokasikan sumber daya melalui instrumen anggaran
pendapatan dan belanja dan rakyat sebagai prinsipal, mempercayakan pajak yang
dibayarkannya untuk dikelola pemerintah eksekutif sebagai agen.
Eisenhardt (1989) dalam Ujiyantho dan Pramuka (2007) menyatakan
bahwa teori agensi menggunakan tiga asumsi sifat dasar manusia yaitu: (1)
manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia
memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded
rationality), dan (3) manusia selalu menghindari risiko (risk averse). Berdasarkan
asumsi sifat dasar manusia tersebut pemerintah dalam mengelola negara
cenderung memiliki perilaku oportunistik, yaitu bertindak untuk mencapai
kepentingan mereka sendiri.
Sebagai pengelola, pemerintah memliki informasi yang lebih mengenai
keadaan yang ada dalam negara daripada rakyat ataupun pihak luar. Pemerintah
selaku agen tentunya harus menerapkan good governance (tata kelola yang baik)
dalam menjalankan roda pemerintahannya. Terdapat lima prinsip good
governance, yakni legitimasi dan hak berpendapat, transparansi dan akuntabilitas,
kinerja, dan keadilan (UNDP, 2006).
12
2.1.2 Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Sadono (2000), alat untuk mengukur keberhasilan perekonomian
suatu wilayah adalah pertumbuhan ekonomi wilayah itu sendiri. Perekonomian
wilayah akan mengalami kenaikan dari tahun ketahun dikarenakan adanya
penambahan pada faktor produksi. Selain faktor produksi, jumlah angkatan kerja
yang bekerja juga akan meningkat dari tahun ke tahun sehingga apabila
dimanfaatkan dengan maksimal maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi merupakan proses kenaikan output perkapita dalam
jangka panjang. Penekanannya terdapat pada tiga aspek, yaitu: proses, output
perkapita, dan jangka panjang. Setiap aspek mempunyai titik berat yang berbeda
(Boediono, 2009).
1. Pertumbuhan adalah suatu proses, bukanlah merupakan suatu
gambaran pada suatu saat. Dalam hal ini dapat dilihat mengenai aspek
kedinamisan dari suatu perekonomian, yaitu bagaimana suatu
perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu.
Penekanannya adalah pada perubahan atau perkembangan itu sendiri.
2. Output perkapita, dalam hal ini terdapat dua sisi yang perlu
diperhatikan, yaitu sisi output totalnya atau Produk Domestik Bruto dan
sisi jumlah penduduknya. Berdasarkan pada dua hal penting tersebut,
maka proses kenaikan output perkapita harus dianalisis dengan jalan
mengamati perubahan atau pergerakan output total di satu pihak dan
jumlah penduduk di lain pihak.
3. Pertumbuhan ekonomi mengandung perspektif jangka panjang.
Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila dalam
13
jangka waktu yang cukup lama mengalami kenaikan output perkapita.
Apabila selama jangka waktu yang cukup panjang tersebut output
perkapita menunjukkan kecenderungan yang jelas untuk meningkat, maka
dapat dikatakan telah terjadi pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari
perkembanganperekonomian dari suatu periode ke periode tahun berikutnya.
Tingkat pertumbuhan ekonomi dapat dicapai oleh suatu negara dengan melalui
peningkatan output agregrat (barang dan jasa) atau Produk Domestik Bruto (PDB)
setiap tahun (Tambunan, 2001). Pencapaian tingkat pertumbuhan ekonomi yang
tinggi adalah salah satu dari empat tujuan utama kebijakan ekonomi makro. GDP
adalah ukuran atas nilai pasar output berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh
faktor-faktor produksi baik tanah, tenaga kerja, dan modal yang dihasilkan suatu
negara dalam periode waktu tertentu (Case and Fair, 2004).
Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik, ada 4 faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu: jumlah penduduk, jumlah stok
barang - barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, serta tingkat
teknologi yang digunakan. Dalam teori pertumbuhan ini, dapat dimisalkan luas
tanah dan kekayaan alam adalah tetap jumlahnya dan tingkat teknologi tidak
mengalami perubahan. Namun para pakar ekonomi klasik pada umumnya
hanyamenitikberatkan pada pengaruh pertambahan penduduk terhadap
pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan teori pertumbuhan ekonomi klasik diatas,
dapat dikemukakan suatu teori yang menjelaskan perkaitan diantara pendapatan
per kapita dan jumlah penduduk. Teori tersebut dinamakan teori
penduduk optimum. Teori pertumbuhan klasik dapat dilihat bahwa apabila
14
terdapat kekurangan penduduk, produksi marjinal akan lebih tinggi
daripada pendapatan per kapita. Akan tetapi apabila penduduk semakin banyak,
hukum hasil tambahan yang semakin berkurang akan mempengaruhi fungsi
produksi, yaitu produksi marjinal akan mulai mengalami penurunan. Oleh
karenanya pendapatan nasional dan pendapatan per kapita menjadi semakin
lambat pertumbuhannya (Case and Fair, 2004). Terdapat dua pendapat dari ahli
teori pertumbuhan ekonomi klasik.
1. Teori pertumbuhan ekonomi menurut Adam Smith. “An Inquiry into the
nature and causes of the wealth of the nation”,teorinya yang dibuat
dengan teori the invisible hands .Teori Pertumbuhan ekonomi Adam
Smith ditandai oleh dua faktor yang saling berkaitan yaitu pertumbuhan
penduduk dan pertumbuhan output total. Pertumbuhan output yang akan
dicapai dipengaruhi oleh 3 komponen yaitu sumber-sumber alam, tenaga
kerja (pertumbuhan penduduk), dan jumlah persediaan
2. Teori pertumbuhan ekonomi David Ricardo dan T.R Malthus. Menurut
David Ricardo faktor pertumbuhan penduduk yang semakin besar
hingga menjadi dua kali lipat pada suatu saat akan menyebabkan
jumlah tenaga kerja melimpah. Pendapat Ricardo ini sejalan dengan
teori yang dikemukakan oleh Thomas Robert Malthus, menyatakan
bahwa makanan (hasil produksi) akan bertambah menurut deret hitung
(satu, dua, dan seterusnya). Sedangkan penduduk akan bertambah
menurut deret ukur (satu,dua,empat,delapan,enambelas, dan seterusnya)
sehingga pada saat perekonomian akan berada pada taraf subisten.
15
2.1.3 Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Government Governance)
Good governance merupakan suatu kesepakatan menyangkut
pengaturan Negara yang diciptakan bersama oleh pemerintah, masyarakat
madani dan sektor swasta dimana kesepakatan tersebut mencakup
pembentukan selunih mekanisme, proses, dan lembaga - lembaga dimana
warga dan kelompok-kelompok masyarakat mengutarakan kepentingan
mereka, menggunakan hak hukum, memenuhikewajiban dan menjembatani
perbedaan-perbedaan di antara mereka (Masyarakat Transparansi Indonesia,
2002).
Disisi lain istilah Good governance menurut Dwi Payana (2003)
merupakan sesuatu yang sulit didefinisikan karena didalamnya terdapat makna
etis. Dalam artian bahwa sesuatu yang dipandang baik dalam suatu masyarakat,
namun bagi masyarakat lainnya belum tentu mendapat penilaian yang sama.
Berbagai definisi Good governance (Dwi Payana, 2003) lainnya adalah sebagai
berikut: "Good Govenance" sering di artikan sebagai "kepemerintahan yang
baik". Adapula yang mengartikannya sebagai "tata pemerintahan yang baik" dan
ada pula yang mengartikannya sebagai "sistem pemerintahan yang baik".
Konsep Good Government Governance (GGG) ini muncul karena
adanya ketidakpuasan pada kinerja pemerintahan yang selama ini dipercaya
sebagai penyelengggara urusan publik. Pendekatan penyelenggaraan urusan
publik yang bersifat sentralis, non partisifatif serta tidak akomodatif terhadap
kepentingan publik pada rezim-rezim terdahulu, harus diakui telah
menumbuhkan rasa tidak percaya dan bahkan antipati pada rezim yang
berkuasa. Menurut Santosa (2008), Hal seperti ini merupakan era anti birokrasi,
16
era anti pemerintah,Penerapan prinsip-prinsip good governancesangat penting
dalam pelaksanaan pelayanan publik untuk meningkatkan kinerja aparatur negara.
Hal ini disebabkan karena pemerintah merancang konsep prinsip- prinsip
good governance untuk meningkatkan potensi perubahan dalam birokra si
agar mewujudkan pelayanan publik yang lebih baik, disamping itu juga
Masyarakat masih menganggap pelayanan publik yang dilaksanakan oleh
birokrasi pasti cenderung lamban, tidak profesional, dan biayanya mahal.
Gambaran buruknya birokrasi antara lain organisasi birokrasi gemuk dan
kewenangan antar lembaga yang tumpang tindih; sistem, metode, dan prosedur
kerja belum tertib, pegawai negeri sipil belum profesional, belum netral dan
sejahtera, praktik korupsi, kolusi dan nepotisme masih mengakar,koordinasi,
integrasi, dan sinkronisasi program belum terarah, serta disiplin dan etos kerja
aparatur negara masih rendah.
Dalam proses demokratisasi good governance sering mengilhami para
aktivis untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang memberikan ruang
partisipasi bagi pihak diluar penyelenggaraan itu sendiri, sehingga ada
pembagian peran dan kewajiban yang seimbang dalam arti luas,termasuk peran
partai politik, masyarakat sipil, dan para pelaku usaha. Adanya pembagian peran
yangseimbang dan saling melengkapi antaraketiga unsur tersebut, bukan hanya
memungkinkan terciptanya “check and balance”, tetapi juga menghasilkan sinergi
antar ketiganya dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat (KNKG, 2008).
Tata kelola pemerintahan (governance) adalah cara pembuat keputusan
diberdayakan untuk membuat keputusan, suatu cara kebijakan dirumuskan dan
diimplementasikan serta tingkat dimana intervensi pemerintah diperbolehkan
17
untuk melanggar hak-hak warga negara (Neumayer, 2002). Jadi, tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance) adalah standar yang digunakan untuk
menentukan kualitas pemerintahan oleh suatu negara dan institusi internasional
yang memberikan saran dan dukungan politik, administratif, dan keuangan kepada
negara lain.
Menurut Arndt dan Oman (2006), Indeks yang mengukur kualitas tata
kelola pemerintahan (governance) perlu untuk dibangun. Dalam
perkembangannya, terdapat beberapa indeks yang dibangun berdasarkan struktur
dan perhitungan yang berbeda. Beberapa indeks dibangun berdasarkan
karakteristik regional, seperti indeks yang digunakan untuk mengukur tata kelola
pemerintahan (governance) pada negara-negara Afrika, sedangkan indeks lain
dapat digunakan lintas tahun yang meliputi banyak negara.
Indeks yang lebih komprehensif dan mencakup lebih banyak negaratelah
di coba di paparkan oleh Worldwide Governance Indicators (WGI). Indeks dari
WGI mencoba menilai setiap aspek dalam proses penyelenggaraan pemerintahan
sehingga peneliti dan pembuat kebijakan memiliki pemahaman yang lebih
terhadap proses politik yang ada (Kaufmann, Kraay, dan Mastruzzi, 2009). Sifat
WGI yang mengagregasikan semua indikator tunggal yang relevan dari berbagai
sumber juga dapat mengurangi pengaruh dari kesalahan pengukuran
(measurement error) yang ada pada tiap pengukuran tunggal (Kaufmann dan
Kraay, 2008).
WGI dibangun berdasarkan penelitian Kaufmann, Kraay, dan Mastruzzi
(2010), dimana tata kelola pemerintahan (governance) dideskripsikan ke dalam
18
tiga kelompok indikator. Pertama, proses bagaimana pemerintah dipilih, dipantau,
dan diganti. Kelompok pertama ini terdiri atas dua indikator, yakni Voice and
Accountability (VA) dan Political Stability (PS). Kedua, kapasitas pemerintah
untuk merumuskan dan mengimplementasikan kebijakan yang baik secara efektif.
Indikator Government Effectiveness (GE) dan Regulatory Quality (RQ) masuk
pada kelompok ini. Terakhir, penghormatan kepada warga negara dan institusi
pemerintah yang mengatur interaksi ekonomi dan sosial. Kelompok ini berisi
indikator Rule of Law (RL) dan Control of Corruption (CC).
2.1.3.1 Voice and Accountability (VA)
Berbagai Indikator yang dapat mengukur beragam aspek proses politik,
kebebasan sipil dalam berekspresi dan berkumpul, serta transparansi dalam proses
pemerintahan dapat diagregasikan dengan Indikator VA. Pemilihan aparatur
pemerintahan atas partisipasi yang dilakukan oleh sejumlah warga negara dapat di
ukur dengan indikator-indikator ini. Selain itu, Indikator VA juga
mengagregasikan tiga indikator yang mengukur independensi pers. Kebebasan
pers penting untuk diukur karena peran pentingnya dalam memantau jalannya
pemerintahan dan menjaga akuntabilitas pemerintahan.
Indikator VA dibangun berdasarkan data yang dirilis oleh The Economist
Intelegent Unit (EIU), Freedom House (FH), Political Risk Services (PRS), World
Development Report (WDR), Political Economic Risk Consultancy (PERC), dan
The World Competitiveness Yearbook (WCY).
19
2.1.3.2 Political Stability (PS)
Indikator PS mengukur kemungkinan pemerintah akan stabil atau akan
adanya penggulingan dengan cara yang inkonstitusional atau dengan kekerasan.
Indikator PS mengagregasikan berbagai indikator yang mengukur beragam aspek
stabilitas pemerintahan, seperti unjuk rasa besar, pemberontakan, kudeta militer,
terorisme, pembunuhan politik (political assasination), perang saudara, konflik
bersenjata, dan fraksionalisasi SARA.
Indikator PS dibangun berdasarkan data yang dirilis oleh Standard and
Poor's DRI (DRI), The Economist Intelegent Unit (EIU), Political Risk Services
(PRS), World Development Report (WDR), Business Environment Risk
Intellegence (BERI), The Wall Street Journal Central European Economic Review
(CEER), Global Competitiveness Survey (GCS), dan Global Competitiveness
Survey Africa (GCSA).
2.1.3.3 Government Effectiveness (GE)
Indikator GE mengukur kualitas layanan publik, kualitas pegawai
pemerintah dan tingkat independensi mereka dari tekanan politik, kualitas
perumusan dan implementasi kebijakan, dan kredibilitas komitmen pemerintah
atas kebijakannya. Indikator GE mengagregasikan berbagai indikator yang
mengukur aspek-aspek seperti efisiensi kepabenanan, kondisi jalan, efisiensi
pengiriman dokumen, kualitas pelayanan kesehatan, desentralisasi, hingga
pemborosan anggaran pemerintah.
Indikator GE dibangun berdasarkan data yang dirilis oleh Standard and
Poor's DRI (DRI), The Economist Intelegent Unit (EIU), Political Risk Services
20
(PRS), World Development Report (WDR), Business Environment Risk
Intellegence (BERI), Freedom House (FH), Global Competitiveness Survey
(GCS), Global Competitiveness Survey Africa (GCSA), dan The World
Competitiveness Yearbook (WCY).
2.1.3.4 Regulatory Quality (RQ)
Indikator RQ mengukur kemampuan pemerintah merumuskan dan
mengimplementasikan kebijakan yang baik dan regulasi yang mengizinkan dan
memajukan perkembangan sektor swasta. Indikator RQ mengagregasikan
berbagai indikator yang mengukur aspek-aspek seperti kontrol terhadap harga dan
upah, aturan investasi asing, regulasi perbankan, regulasi ekspor impor,
pembatasan usaha, dan kebijakan persaingan usaha.
Indikator RQ dibangun berdasarkan data yang dirilis oleh Heritage
Foundation/Wall Street Journal (HFWSJ), European Bank for Reconstruction
and Development (EBRD), Standard and Poor's DRI (DRI), World Development
Report (WDR), dan Business Environment Risk Intellegence (BERI), Freedom
House (FH), Global Competitiveness Survey (GCS), Global Competitiveness
Survey Africa (GCSA), dan The World Competitiveness Yearbook (WCY).
2.1.3.5 Rule of Law (RL)
Indikator RL mengukur sejauh mana agen yakin dan patuh terhadap aturan
yang ada di masyarakat, khususnya kualitas penegakan kontrak, hak kepemilikan,
kepolisian, pengadilan, dan juga kemungkinan kejahatan dan kekerasan. Indikator
RL mengagregasikan berbagai indikator yang mengukur beragam aspek terkait
penegakan hukum, seperti biaya yang ditimbulkan oleh suatu aksi kejahatan,
21
penculikan yang dilakukan penculikan terhadap warga asing, tindak korupsi
perbankan, pasar gelap (black market), tingkat tax evasion, efektivitas kepolisian,
dan biaya yang ditimbulkan oleh organisasi kriminal terhadap bisnis.
Indikator RL dibangun berdasarkan data yang dirilis oleh Standard and
Poor's DRI (DRI), The Economist Intelegent Unit (EIU), Heritage
Foundation/Wall Street Journal (HFWSJ), Political Risk Services (PRS), World
Development Report (WDR), Business Environment Risk Intellegence (BERI),
The Wall Street Journal Central European Economic Review (CEER), Freedom
House (FH), Global Competitiveness Survey (GCS), Global Competitiveness
Survey Africa (GCSA), dan The World Competitiveness Yearbook (WCY).
2.1.3.6 Control of Corruption (CC)
Tindak pidana korupsi oleh Lubis dan Scott (1993) dalam pandangannya
tentang korupsi disebutkan dalam arti hukum, korupsi adalah tingkah laku yang
menguntungkan kepentingan diri sendiri dengan merugikan orang lain, oleh para
pejabat pemerintah yang langsung melanggar batas-batas hukum atas tingkah
laku tersebut, sedangkan menurut norma-norma pemerintah dapat dianggap
korupsi apabila hukum dilanggar atau tidak dalam bisnis tindakan tersebut adalah
tercela. Jadi pandangan tentang Korupsi masih ambivalen hanya disebut dapat
dihukum apa tidak dan sebagai perbuatan tercela.
Indikator CC mengukur sejauh mana kekuasaan publik digunakan untuk
kepentingan privat, termasuk korupsi berbentuk kecil dan besar, dan juga peran
elit dan kepentingan privat. Konsep yang diukur oleh indikator ini antara lain
korupsi pada pegawai publik, korupsi sebagai ancaman bagi investasi asing,
22
korupsi sebagai penghalang bagi bisnis, frekuensi penggunaan "uang pelicin",
jumlah kasus korupsi, hingga praktik-praktik yang tidak tepat pada pelayanan
publik.
Indikator CC dibangun berdasarkan data yang dirilis oleh Transparency
InternationalGlobal Corruption Barometer Survey (TI), Global Integrity Index
(GII), Standard and Poor's DRI (DRI), The Economist Intelegent Unit (EIU),
Political Risk Services (PRS), World Development Report (WDR), Business
Environment Risk Intellegence (BERI), The Wall Street Journal Central European
Economic Review (CEER), Freedom House (FH), Gallup International, Political
Economic Risk Consultancy (PERC), Global Competitiveness Survey (GCS),
Global Competitiveness Survey Africa (GCSA), dan The World Competitiveness
Yearbook (WCY).
2.1.4 Penerimaan Pajak
Salah satu instrumen yang digunakan pemerintah untuk mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi adalah kebijakan fiskal,yaitu kebijakan ekonomi makro
untuk mempengaruhi tingkat aktivitas ekonomi melalui kendali belanja
pemerintah dan perpajakan. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan
negara yang sangat penting untuk membangun dan memperbaiki infrastruktur
maupun meningkatkan perekonomian negara. Setiap tahun pemerintah berusaha
untuk memaksimalkan penerimaan pajak guna membiayai pengeluaran negara
karena semakin tinggi tingkat penerimaan pajak maka semakin tinggi kemampuan
negara membiayai pembangunan dan sebaliknya jika semakin kecil penerimaan
23
pajak maka semakin rendah kemampuan negara dalam hal mewujudkan
pembangunan negara (Mukhlis dan Simanjuntak, 2011).
Pajak adalah premi yang harus dibayar oleh masyarakat ke kas negara
yang bersifat wajib dan memaksa dengan tidak mendapatkan manfaat secara
langsung dan digunakan untuk pembiayaan pembangunan serta kemakmuran
rakyat (Mardiasmo, 2011). Faktor utama yang mempengaruhi penerimaan pajak
penghasilan adalah kepatuhan wajib pajak. Definisi kepatuhan wajib pajak adalah
tingkat/level untuk mengukur orang pribadi atau badan tunduk terhadap aturan
perpajakan dalam hal pelaporan dan pembayaran pajak (Kahono, 2003). Dengan
semakin tingginya tingkat kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan dan
membayar pajak atas penghasilannya maka diharapkan semakin besar pula tingkat
penerimaan pajak penghasilan untuk negara (Herryanto & Toly, 2013). Noor
(2013) menyatakan bahwa antara tingkat kepatuhan wajib pajak dengan
penerimaan pajak penghasilan memiliki hubungan yang positif. Lain halnya
dengan Simanjuntak (2009) yang mengemukakan bahwa kepatuhan wajib pajak
berpengaruh negatif dan signifikan dengan penerimaan pajak penghasilan hal ini
dilihat dari rendahnya penerimaan pajak diakibatkan oleh tingkat kepatuhan yang
rendah.
Pajak memiliki dampak dua arah pada pertumbuhan ekonomi suatu
negara layaknya pedang bermata dua. Penerimaan pajak yang tinggi dapat
memacu sebuah negarauntuk meningkatkan belanja-belanja pemerintah, sehingga
dapat memacu perekonomian hingga berujung pada terciptanya kenaikan tingkat
pertumbuhan ekonomi. Namun di sisi lain, tarif pajak yang ditetapkan terlalu
tinggi oleh pemerintah akan berdampak langsung pada menurunnya konsumsi
24
masyarakat dan demikian pula sebaliknya (Sumaryani, 2014). Oleh sebab itu
diperlukan penelitian tentang penerimaan pajak yang dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi.
Studi awal terkait faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak
kebanyakan menyelidiki peran faktor-faktor pada sisi penawaran (supply side).
Lotz dan Morss (1967) yang menyelidiki pengaruh keterbukaan perdagangan dan
pendapatan per kapita terhadap penerimaan pajak yang diproksikan dengan tax
ratio menyimpulkan bahwa kedua variabel penjelas yang ditelitinya berpengaruh
positif dan signifikan terhadap penerimaan pajak.
Gupta (2007) juga menemukan bahwa selain faktor-faktor ekonomi seperti
pendapatan per kapita per kapita, kontribusi sektor pertanian terhadap GDP, dan
utang luar negeri, penerimaan pajak juga dipengaruhi oleh variabel-variabel
institusional seperti korupsi dan stabilitas politik. Lebih lanjut, studi dari Mukhlis,
Sugeng, dan Yuli (2014) menunjukkan bahwa kepatuhan pajak dipengaruhi oleh
keadilan, pemberantasan korupsi di sektor perpajakan, dan bagaimana pendapatan
pajak dibelanjakan untuk kepentingan masyarakat.
25
2.2 Penelitian Terdahulu
Berikut adalah penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan:
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti
dan Tahun
Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
1. Tanzi dan Davodi
(1997)
Corruption, Public
Investment, and
Growth.
V. Independen :
Corruption, Public
Investment
V. Dependen :
Growth
Berkurangnya
tingkat korupsi
akan membantu
meningkatkan
pertumbuhan
ekonomi.
2. Badun (2006) The Quality of
Governance and
Economic Growth in
Croatia
V. Independen : The
Quality of Governance
V. Dependen :
Economic Growth
Kualitas
pemerintahan
mempunyai
efek yang
positif terhadap
pertumbuhan
ekonomi.
3. Resnick dan
Birner(2006)
Does Good
Governance
Contribute to Pro-
Poor Growth? A
Review of
Thevidence from
Cross-Country
Studies
V. Independen :
Good Governance
V. Dependen :
Economic Growth
Indikator
governance
(political
stability dan
rule of law)
mempunyai
hubungan
positif dengan
pertumbuhan
ekonomi,namun
memberikan
hasil yang
beragam dalam
hal pengentasan
kemiskinan.
4. Swaleheen dan
Stansel (2007)
Economic
Freedom,Corruption
and Growth
V. Independen :
Economic
Freedom,Corruption
V. Dependen : Growth
Korupsi dapat
menurunkan
pertumbuhan
ketika pelaku
ekonomi
memiliki
26
pilihan yang
sedikit
(kebebasan
ekonomi yang
rendah). Tetapi
jika orang
menghadapi
banyak pilihan
atau kebebasan
ekonomi tinggi,
korupsi
membantu
pertumbuhan
dengan
menyediakan
jalan di sekitar
kontrol
pemerintah.
5. Huynh dan
Chavez (2009)
Growth and
Governance: A
Nonparametric
Analysis
V. Independen :
Good Governance
V. Dependen :
Economic Growth
Indikator voice
and
accountability,
political
stability, dan
rule of law
secara
signifikan
berpengaruh
terhadap
pertumbuhan
ekonomi. Akan
tetapi indikator
regulatory
control, control
of corruption,
dan government
effectiveness
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
pertumbuhan
ekonomi.
27
6. Ardani dan
Setiawan (2010)
Analisis Pengaruh
Penerimaan Pajak,
Belanja
Pembangunan/Modal
dan Tingkat Inflasi
terhadap
Pertumbuhan
Ekonomi di
Indonesia Selama
Tiga Dekade
Terakhir
V. Independen :
Penerimaan Pajak,
Belanja
Pembangunan/Modal
V. Dependen :
Pertumbuhan
Ekonomi di
Indonesia
Terdapat
pengaruh
positif dari
penerimaan
pajak terhadap
pertumbuhan
ekonomi.
7. Tiede (2011) The Rule of Law and
Economic Growth:
Where are We?
V. Independen : Rule
of Law
V. Dependen :
Economic Growth
Rule of law
mempunyai
pengaruh yang
signifikan
terhadap
pertumbuhan
ekonomi di
negara maju.
8. Moricz (2012) The Causal Effect of
Local Elections on
Economic Growth
V. Independen :
Causal Effect of Local
Elections
V. Dependen :
Economic Growth
Local election
yang
merupakan
instrumen dari
voice and
accountability
memiliki
pengaruh yang
tidak signifikan
terhadap
pertumbuhan
ekonomi.
9. Helen dan
Theophilus
(2013)
The effects of Tax
Revenue on
Economic Growth
in Nigeria (1970 –
2011)
V. Independen : Tax
Revenue
V. Dependen :
Economic Growth
Terdapat
pengaruh
positif dari
penerimaan
pajak terhadap
pertumbuhan
ekonomi.
10. Castro dan
Camarillo (2014) Determinants of Tax
Revenue in OECD
Countries Over the
Period 2001 – 2011
V. Independen : Determinants of Tax
Revenue
V. Dependen :
Penerimaan pajak di
Stabilitas sosial
dan ekonomi
(yang
diasosiasikan
dengan
kebebasan sipil)
sebagai faktor
28
OECD Countries yang
berpengaruh
positif terhadap
penerimaan
pajak
11. Takumah (2014) Tax Revenue and
Economic Growth in
Ghana
V. Independen : Tax
Revenue
V. Dependen :
Economic Growth in
Ghana
Terdapat
pengaruh
positif dari
penerimaan
pajak terhadap
pertumbuhan
ekonomi.
12. Syadullahdan
Wibowo (2015)
Governance and Tax
Revenue in ASEAN
Countries
V. Independen :
Governance
V. Dependen : Tax
Revenue in ASEAN
Countries
Variabel voice
and
accountability,
political
stability and
absence of
violence, dan
control of
corruption
memberikan
efek negatif
terhadap
penerimaan
pajak. Variabel
regulatory
quality dan rule
of law
berdampak
positif terhadap
penerimaan
pajak.
Sedangkan
variabel
government
effectiveness
tidak
berpengaruh
terhadap
penerimaan
pajak pada
negara-negara
ASEAN.
29
H2
H1
H3
H4
H6
H5
H7
2.3 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kajian teori yang ada, maka dapat dibuat suatu kerangka
pemikiran terhadap tingkat indikator tata kelola pemerintahan yang baik
(good governance) dan tingkat penerimaan pajak serta pengaruhnya
terhadap pertumbuhan ekonomi.
2.4 Pengembangan Hipotesis
2.4.1 Pengaruh Voice and Accountability Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Moricz (2012) menganalisis pengaruh voice and accountability terhadap
pertumbuhan ekonomi Dalam penelitian tersebut dinyatakan bahwa local election
yang merupakan instrumen dari voice and accountability memiliki pengaruh yang
VARIABEL DEPENDEN VARIABEL INDEPENDEN
Voice and
Accountability
Political Stability
Government
Effectiveness
Regulatory Quality
Rule Of Law
Control of
Corruption
Tingkat
Penerimaan
Pajak
Pertmbuhan
Ekonomi
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
30
tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa sebesar apa pun partisipasi warganegara dalam memilih partai dan
pemimpin, serta kebebasan berpendapat, kebebasan berserikat, dan kebebasan
menentukan kebijakan publik, hal itu tidak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Pemungutan suara secara langsung sebagai implementasi dari era demokrasi
merupakan wujud keberhasilan demokrasi politik pada tingkat daerah yang
ditandai dengan berlangsungnya pemilihan kepala daerah secara langsung. Hal itu
menunjukkan bahwa di negara tersebut telah berlangsung sistem politik yang
demokratis dan stabil baik dalam tingkat pemerintah pusat maupun daerah.
Pengaruh dari voice and accountability ini hanya sebatas kepada alokasi anggaran
yang telah diberikan. Oleh karena itu, berapa pun nilai dari indikator kualitas
pemerintahan tersebut tidak akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi.
H1 : Voice and accountability berpengaruh positifterhadap
pertumbuhan ekonomi
2.4.2 Pengaruh Political Stability Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Hasil dari penelitian Huynh dan Jacho-Chávez (2009) menyatakan bahwa
political stability yang merupakan salah satu indikator kualitas pemerintahan
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Stabilitas politik dapat
diartikan sebagai pola sikap dan tingkah laku segenap komponen politik yang
membangun struktur dan hubungan kekuasaan sehingga dapat menjamin
efektivitas pemerintahan. Indikator political stability juga merupakan indikator
kualitas pemerintahan yang diukur dari sisi bidang politik, dimana di dalamnya
sudah terdapat sejumlah dana anggaran yang telah dialokasikan untuk menjaga
kestabilan politik di suatu negara. Meskipun terkadang dalam penerapannya bisa
31
terjadi penyalahgunaan wewenang, akan tetapi political stability tersebut juga
hanya berpengaruh sebatas pada jumlah anggaran yang telah dialokasikan
pemerintah untuk menjaga kestabilan politik. Oleh karena itu, berapa pun nilai
dari indikator kualitas pemerintahan tersebut tidak akan berpengaruh pada
pertumbuhan ekonomi.
H2 : Political Stability berpengaruh positif terhadappertumbuhan
ekonomi
2.4.3 Pengaruh Government Effectiveness Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Badun (2006) menyatakan bahwa government effectiveness yang
merupakan salah satu indikator kualitas pemerintahan berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi. Jika government effectiveness dilaksanankan
secara sederhana dan tidak bertele-tele suatu birokrasi, hal tersebut tentu akan
memerlukan biaya yang lebih sedikit pula, baik dari pihak pemerintah ataupun
dari masyarakat. Sehingga dengan berkurangnya biaya yang dikeluarkan oleh
kedua pihak dalam melaksanakan kebijakan dan pelayanan publik, hal tersebut
tentu akan meningkatkan kualitas government effectiveness suatu negara. Jadi
semakin baik government effectiveness di negara tersebut berarti pertumbuhan
ekonominya semakin naik.
H3 : Government Effectiveness berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan ekonomi
2.4.4 Pengaruh Regulatory Quality Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Huynh dan Jacho-Chávez (2009)
yang juga menganalisis pengaruh kualitas pemerintahan terhadap pertumbuhan
ekonomi. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa regulatory qualityyang
32
merupakan salah satu indikator kualitas pemerintahan yang tidak berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
H4 : Regulatory Quality berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan ekonomi
2.4.5 Pengaruh Rule of Law Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Resnick dan Birner (2006) yang juga menganalisis pengaruh rule of law
terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa
rule of law mempunyai hubungan positif dengan pertumbuhan ekonomi.
Penelitian Haggard dan Tiede (2010) juga menganalisis kausalitas antara rule of
law dengan pertumbuhan ekonomi. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan
bahwa rule of law mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi di negara maju.
H5 : Rule of Law berpengaruh positif terhadap pertumbuhan
ekonomi
2.4.6 Pengaruh Control of Corruption Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Indeks control of corruption berpengaruh terhadap laju pertumbuhan
ekonomi. Hasil pengujian ini dinyatakan dalam penelitian Swaleheen dan Stansel
(2007).Penelitian tersebut menunjukkan bahwa control of corruption yang
merupakan salah satu indikator kualitas pemerintahan berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi. Jika orang menghadapi banyak pilihan atau
kebebasan ekonomi tinggi, korupsi dapat membantu pertumbuhan dengan
menyediakan jalan di sekitar kontrol pemerintah.
H6 :Control of Corruption berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan ekonomi
33
2.4.7 Pengaruh Tingkat Penerimaan Pajak Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi
Terdapat pengaruh positif dari penerimaan pajak terhadap
pertumbuhan ekonomi, antara lain hasil penelitian dari Helen dan Theopilus
(2013) di Nigeria, Takumah (2014) di Ghana dan Ardani dkk (2010) di
Indonesia. Penerimaan pajak yang tinggi dapat memacu sebuah negara untuk
meningkatkan belanja-belanja pemerintah, sehingga dapat memacu perekonomian
hingga berujung pada terciptanya kenaikan tingkat pertumbuhan ekonomi.
H7 : Tingkat penerimaan pajakberpengaruh positif terhadap
pertumbuhan ekonomi
34
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data
Data yang diperoleh untuk penelitian ini diperoleh dari hasil studi pustaka
dan teknik dokumentasi. Studi pustaka merupakan teknik analisa untuk
mendapatkan informasi melalui catatan, literatur, dan lain-lain yang masih relevan,
dan teknik dokumentasi dilakukan dengan menelusuri dan mendokumentasikan
data-data dan informasi yang berkaitan dengan obyek studi. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Penelitian ini menggunakan
data sekunder berupa World Development Indicator dan Worldwide Governance
Indicator dari Bank Dunia.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah negara-negara kawasan dunia dalam
kategori negara maju, negara berkembang, dan negara awal-berkembang dari
Benua Asia, Benua Eropa, Benua Amerika, Benua Afrika, dan Benua Australia
yang disurvei dalam World Development Indicator dan Worldwide Governance
Indicator. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
quota purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini harus memiliki kriteria
sebagai berikut :
35
1. Negara mewakili Benua Asia, Benua Eropa, Benua Amerika, Benua
Afrika, dan Benua Australia.
2. Data tersedia dalam tabelWorld Development Indicator dan Worldwide
Governance Indicator.
3. Data telah tersedia dari tahun 2010-2014 dalam World Development
Indicator dan Worldwide Governance Indicator.
Terdapat 73 negara yang memenuhi kriteria dan akan menjadi sampel dari
penelitian ini.
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.3.1 Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh
variabel bebas (independen). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan di ukur dengan menggunakan
rumus :
Gt = (PDBt – PDBt-1) x100%
PDBt
Dimana :
Gt = Pertumbuhan ekonomi periode t (Triwulan atau tahunan )
PDBt = Produk domestik bruto periode t
PDBt-1 = Produk domestik bruto periode sebelumnya
Pertumbuhan ekonomi dalam penelitian ini diperoleh dari World Governance
Indicator di World Bank dengan menggunakan data GDPGrowth Annual (% ).
36
3.3.2 Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel yang lain. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu
enam indikator tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dalam
Worldwide Government Indicator (WGI). WGI meliputi indikator yang mewakili
aspek-aspek dalam proses tata kelola (governance), itu sendiri yaitu voice and
accountability (VA), political stability (PS), government effectiveness (GE),
regulatory quality (RQ), rule of law (RL), dan control of corruption (CC)
(Kaufmann, Kraay, dan Mastruzzi, 2009). Skor tata kelola (governance) untuk
masing-masing indikator yang semula berada pada skala -2,5–2,5.
Tingkat penerimaan pajak juga dijadikan variabel independen dalam
penelitian ini. Seperti yang telah diteliti oleh Castro dan Camarillo (2014)
menyebutkan pendapatan per kapita, kontribusi sektor industri, dan stabilitas
sosial dan ekonomi (yang diasosiasikan dengan kebebasan sipil) sebagai faktor
yang berpengaruh positif terhadap penerimaan pajak.
3.3.2.1 Voice and Accountability
Variabel voice and accountability (VA) mengukur berbagai aspek dari
proses politik, kebebasan sipil, dan hak politik masyarakat (Kaufmann, Kraay, dan
Mastruzzi, 2009).
VA = Skor voice and accountability dari WGI
3.3.2.2 Political Stability
Variabel political stability and absence of violence (PS) mengukur
kemungkinan perubahan dalam kekuasaan yang dapat berdampak bukan hanya
37
kepada keberlanjutan kebijakan tetapi juga mengurangi kesempatan warga negara
untuk memilih dan mengganti penguasa dengan damai (Kaufmann, Kraay, dan
Mastruzzi, 2009).
PS = Skor political stability dari WGI
3.3.2.3 Government Effectiveness
Variabel government effectiveness (GE) mengukur kemampuan suatu
pemerintahan untuk menyediakan barang publik dan menghasilkan serta
menerapkan kebijakan yang baik (Kaufmann, Kraay, dan Mastruzzi, 2009).
GE = Skor government effectiveness dari WGI
3.3.2.4 Regulatory Quality
Variabel regulatory quality (RQ) mengukur kualitas peraturan yang
dikeluarkan oleh suatu pemerintahan (Kaufmann, Kraay, dan Mastruzzi, 2009).
RQ = Skor regulatory quality dari WGI
3.3.2.5 Rule of Law
Variabel rule of law (RL) mengukur keberhasilan pemerintah dalam
membangun lingkungan yang adil dan aturan yang dapat diprediksi (Kaufmann,
Kraay, dan Mastruzzi, 2009).
RL = Skor rule of law dari WGI
38
3.3.2.6 Control of Corruption
Variabel control of corruption (CC) mengukur keberadaan korupsi yang
dimanifestasikan oleh kurangnya penghargaan kepada hukum oleh penyuap
(biasanya warga masyarakat atau korporasi) dan pihak yang disuap (biasanya
pejabat publik atau politisi) (Kaufmann, Kraay, dan Mastruzzi, 2009).
CC = Skor control of corruption dari WGI
3.3.2.7 Tingkat Penerimaan Pajak
Tingkat penerimaan pajak yang digunakan dalam penelitian ini diukur
dengan tax to GDP ratio. Rumus untuk mengukur tax to GDP ratio yaitu :
TR = Penerimaan Pajak / GDP
Dalam penelitian ini indikator tingkat penerimaan pajak didasarkan pada Tax
revenue (% of GDP) yang di rilis oleh World Bank dalam World Governance
Indicator.
3.4 Model Penelitian
Adapun metode analisis data yang digunakan dalam menjawab rumusan
masalah dan hipotesis, penelitian ini menggunakan metode analisis data panel
untuk mengetahui pengaruh kualitas tata kelola pemerintahan (Good Government
Governance) dan tingkat penerimaan pajak terhadap pertumbuhan ekonomi.
Adapun model ekonometrika yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Yit=βoi + β1X1it + β2X2it + β3X3it+ β4X4it + β5X5it + β6X6it +
β7X7it + Ɛit
39
Di mana:
Y = Pertumbuhan Ekonomi
X1 = Voice and Accountability
X2 = Political Stability
X3 = Government Effectiveness
X4 = Regulatory Quality
X5 = Rule of Law
X6 = Control of Corruption
X7 = Tingkat Penerimaan Pajak
i = Negara
t = Waktu
Ɛ = error term
3.5 Metode Analisis
Penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif dengan
menggunakan regresi data panel (panel pooled data) untuk menganalisis pengaruh
voice and accountability (VA), political stability (PS), government effectiveness
(GE), regulatory quality (RQ), rule of law (RL), dan control of corruption (CC)
dan penerimaan pajak terhadap pertumbuhan ekonomi. Alat yang akan digunakan
untuk pengujian statistik adalah perangkat lunak Eviews 6. Data dimasukkan ke
dalam perangkat lunak Microsoft Excel 2010 dalam format .xlsx, lalu diimpor ke
dalam perangkat lunak Eviews 6 untuk diuji.
40
3.5.1 Analisis Regresi
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi data panel dengan alat uji Eviews 6. Menurut Nachrowi dan Usman (2006)
untuk menentukan pendektan apa yang dilakukan dalam menggunakan data panel,
diperlukan beberapa pengujian. Pengujian tersebut diantaranya uji Hausman, uji
Chow dan LM-test. Pengujian itu dilakukan untuk menentukan model apakah
yang digunakan, antara OLS (Ordinary Least Square)/Common effect, Random
effect, atau Fixed effect. Dari ketiga teknik estimasi tersebut akan dipilih salah
satu teknik yang paling tepat untuk mengestimasi regresi data panel. Pemilihan
tersebut didasarkan atas uji-uji sebagai berikut.
3.5.1.1 Uji Statistik F (Uji Chow)
Uji ini berguna untuk memilih antara model Common Effectdengan model
Fixed Effect. Uji ini dilakukan dengan hasil jika nilai Prob. Cross-section Chi-
square< 0,05 kita akan memilih Fixed Effect dari pada Common Effect. Serta
sebaliknya jika nilainya > 0,05 maka kita akan memilih Common Effect daripada
Fixed Effect(Baltagi, 2005).
3.5.1.2 Uji Hausman
Uji Hausman digunakan untuk memilih antara metode Fixed Effect atau
metode Random Effect. Menurut Judge, et. al. (1980) , kesimpulan yang
didapatkan setelah melakukan hausman test dengan Eviews adalah jika Hausman
Testmenunjukkan nilai peluang (Prob.) dari Cross-section random atau p-value<
0,05 maka metode yang kita pilih adalah Fixed Effect. Selanjutnya, jika Hausman
41
Testmenunjukkan nilai peluang (Prob.) dari Cross-section random atau p-value>
0,05 maka metode yang kita pilih adalah Random Effect.
3.5.1.3 Uji Lagrange Multiplier
Untuk mengetahui apakah model Random Effect lebih baik dari model
Common Effect digunakan Lagrange Multiplier (LM). Uji Signifikansi Random
Effect ini dikembangkan oleh Breusch-Pagan. Pengujian didasarkan pada nilai
residual dari metode Common Effect.
Uji LM ini didasarkan pada distribusi Chi Square dengan degree of
freedom sebanyak k, dimana k sebesar jumlah variabel independen. Hipotesis
nulnya adalah bahwa model yang tepat untuk regresi data panel adalah Common
Effect, dan hipotesis alternatifnya adalah model yang tepat untuk regresi data
panel adalah Random Effect. Apabila nilai LM hitung lebih besar dari nilai kritis
Chi-Squares maka H0 ditolak yang artinya model yang tepat untuk regresi data
panel adalah model Random Effect. Dan sebaliknya, apabila nilai LM hitung lebih
kecil dari nilai kritis Chi-Squares maka H0 diterima yang artinya model yang tepat
untuk regresi data panel adalah model Common Effect.
3.5.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah data yang telah
dikumpulkan oleh memiliki kualitas yang baik. Uji asumsi klasik yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji normalitas data, uji multikolinearitas, uji
autokorelasi, uji heteroskedastisitas. Jika data yang telah dikumpulkan sudah
memenuhi seluruh kriteria asumsi klasik, maka data yang ada termasuk dalam
kategori data yang baik (Ghozali, 2013).
42
3.5.2.1 Uji Normalitas Data
Menurut Ghozali (2013), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen keduanya
mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah
memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi
normalitas dapat dilakukan dengan uji statistik. Test statistik yang digunakan
antara lain analisis grafik histogram, normal probability plots dan Kolmogorov-
Smirnov test. Uji Kolmogorov-Smirnov dua arah menggunakan kepercayaan 5
persen. Dasar pengambilan keputusan normal atau tidaknya data yang akan diolah
adalah sebagai berikut:
1. Apabila hasil signifikansi lebih besar (>) dari 0,05 maka data terdistribusi
normal.
2. Apabila hasil signifikansi lebih kecil (<) dari 0,05 maka data tersebut tidak
terdistribusi secara normal.
3.5.2.2 Uji Autokorelasi
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linier
terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1. Problem autokorelasi akan muncul jika terjadi
korelasi didalamnya. Masalah ini timbul kerena residual tidak bebas dari satu
observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering muncul pada data runtut waktu
karena gangguan populasi cenderung mempengaruhi populasi yang sama pada
periode berikutnya.
43
3.5.2.3 Uji Multikolinieritas
Pengujian ini bertujuan untuk melihat ada tidaknya hubungan linier antar
variabel independen. Salah satu cara untuk melihat ada tidaknya adalah dengan
membuat matrik korelasi antar variabel, jika nilai korelasi antar variabel berada
pada nilai diatas 0,8 maka ada multikolinieritas. Sebaliknya jika berada dibawa
0,8 maka tidak ada multikolinearitas. Untuk melakukan pengujian ini bisa
digunakan perangkat lunak Eviews 9, setelah itu akan didapatkan nilai korelasi
antar variabel model. Selanjutnya dianalisis hubungan antar variabel independen,
apakah terjadi multikolinearitas atau tidak.
3.5.2.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas adalah pengujian apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual atau pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas dan tidak terjadi
heteroskedastisitas. Salah satu asumsi yang harus dipenuhi agar taksiran
parameter dalam model regresi linier bersifat BLUE makavar (ui) harus sama
dengan σ2 (konstan), atau dengan kata lain semua residual atau error mempunyai
varian yang sama atau disebut dengan homoskedastisitas. Sedangkan bila varian
tidak konstan atau berubah-ubah disebut dengan heteroskedastisitas (Nachrowi
dan Usman, 2006).
44
3.5.3 Pengujian Hipotesis
Setelah melakukan pengujian untuk memilih diantara ketiga model yang
akan digunakan untuk mengestimasi regresi data panel dan melakukan uji asumsi
klasik, maka analisis dilanjutkan dengan pengujian hipotesis, diantaranya.
3.5.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi atau R2 menunjukkan besar distribusi dari variabel
independen terhadap variabel dependen. Nilai koefisien determinasi berada
diantara nol dan satu. Nilai R2 kecil menunjukkan bahwa kemampuan variabel-
variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas.
Bila nilai R2 mendekati satu menandakan bahwa variabel-variabel independen
mendekati hubungan dengan variabel dependen, sehingga pengaruh model
tersebut dapat dikatakan benar. Jadi semakin besar nilai R2 maka semakin bagus
garis regresi yang terbentuk dan semakin kecil nilai dari R2, maka semakin tidak
tepat garis regresi tersebut mewakili data hasil observasi.
Hal ini diperlukan karena dalam suatu penelitian atau observasi, perlu
dilihat seberapa jauh model yang terbentuk dapat menerangkan variabel
dependennya. Beberapa kegunaan koefisien determinasi adalah sebagai berikut.
a. Untuk mengukur ketepatan suatu garis regresi yang ditetapkan
terhadap kelompok data hasil observasi. .
b. Untuk mengukur proporsi varian dependen yang diterangkan oleh
pengaruh linier dari variabel independen.
45
3.5.3.2 Uji Koefisien Regresi Parsial (Uji t)
Uji t bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menjelaskan variasi variabel dependen.
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan antara thitungdengan ttabel. Apabila
thitung lebih besar dari ttabel maka hipotesis alternatif yang menyatakan suatu
variabel independen secara individu mempengaruhi variabel dependen dapat
diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan antara masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen.
Namun jika thitung lebih rendah dari ttabel maka H0 diterima dan Haditolak,
artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen. Selain membandingkan thitung dengan ttabel,
uji t juga dapat dilakukan dengan melihat probabilitas yang terdapat dalam
keluaran komputer, jika probabilitas pada keluaran komputer di bawah α yang
ditentukan maka koefisien regresi dianggap signifikan.
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah voice and accountability
(VA), political stability (PS), government effectiveness (GE), regulatory quality
(RQ), rule of law (RL), control of corruption (CC) dan tingkat penerimaan pajak
secara terpisah (parsial) berpengaruh signifikan terhadap variabel pertumbuhan
ekonomi pada negara kawasan dunia.
3.5.3.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji F bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas dalam
penelitian yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel terikat. Hipotesis yang ingin diuji adalah apakah semua
46
parameter dalam model sama dengan nol. Mekanisme yang digunakan untuk
menguji hipotesis dari parameter dugaan secara bersama-sama (Uji F-statistik) :
Hipotesis: H0 : β1 = β2 =.............= βk = 0
Ha = minimal ada satu parameter dugaan (β) tidak sama dengan nol
α = 0,05
Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel.
Bila nilai Fhitung lebih besar daripada Ftabel maka H0 ditolak dan Ha diterima,
artinya ada pengaruh dari seluruh variabel independen secara bersama-sama
terhadap variabel dependen. Namun bila nilai Fhitung lebih rendah daripada Ftabel
maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada pengaruh dari seluruh variabel
independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
68
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh variabel
independen berupa enam dimensi tata kelola pemerintahan (governance) dan
tingkat penerimaan pajak terhadap pertumbuhan ekonomi di negara-negara
kawasan dunia pada periode 2010-2014. Worldwide Governance Indicators yang
meliputi enam dimensi ini sendiri, yakni Voice and Accountability, Government
Effectiveness, Regulatory Quality, Rule of Law, dan Control of Corruption
digunakan untuk mengukur tata kelola pemerintahan (governance). Berdasarkan
analisis data san pembahasan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Variabel Government Effectiveness (GE) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi (G) di negara-negara kawasan
dunia. Negara dengan indeks GE yang tinggi cenderung memiliki tingkat
pmbuhan ekonomi yang tinggi dibandingkan dengan negara yang memiliki
indeks GE yang lebih rendah.
2. Variabel Rule of Law (RL) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi (G) di negara-negara kawasan dunia. Negara
dengan indeks RL yang tinggi cenderung memiliki tingkat pertumbuhan
69
ekonomi yang tinggi dibandingkan dengan negara yang memiliki indeks
RL yang lebih rendah.
3. Variabel tingkat penerimaan pajak (TR) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi (G) di negara-negara kawasan dunia.
Negara dengan indeks TR yang tinggi cenderung memiliki tingkat
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dibandingkan dengan negara yang
memiliki indeks TR yang lebih rendah.
4. Variabel Voice and Accountability (VA) berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi (G) di negara-negara kawasan
dunia. Negara dengan indeks VA yang tinggi cenderung memiliki tingkat
pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dibandingkan dengan negara
yang memiliki indeks VA lebih rendah.
5. Variabel Political Stability (PS), Regulatory Quality (RQ), dan Control of
Corruption (CC) tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi (G) di
negara-negara kawasan dunia.
5.2 Implikasi
Implikasi dari hasil penelitian ini mencakup dua hal, yaitu implikasiteoritis
dan praktis. Implikasi teoritis untuk referensi sebagai acuan dalam penelitian
sejenis selanjutnya. Sedangkan implikasi praktis berkaitan dengan kontribusi
penelitian terhadap peningkatan kinerja pemerintah untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi negara masing-masing.
1. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa Government
Effectiveness (GE), Rule of Law (RL), dan Tingkat penerimaan pajak
(TR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan
70
ekonomi (G) di negara-negara kawasan dunia. Hal ini sejalan dengan
penelitian dari Badun (2006), Resnick dan Birner (2006), dan Helen
dan Theopilus (2013) di Nigeria, Takumah (2014) di Ghana dan
Ardani dkk (2010) di Indonesia.
2. Hasil penelitian ini memberikan implikasi bagi kebijakan pemerintah
negara-negara kawasan dunia untuk memperbaiki kualitas institusi
pemerintahannya dengan meningkatkan aspek Government
Effectiveness (GE), Rule of Law (RL), dan Tingkat penerimaan pajak
(TR) agar kinerjanya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi turut
meningkat pula. Peningkatan aspek Government Effectiveness (GE)
yang berarti meningkatan pada kualitas pelayanan publik dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dimana hal ini bisa terjadi karena
semakin baik dan efektif kualitas pelayanan publik suatu negara berarti
pengeluaran pemerintah yang digunakan untuk menerapkan kebijakan
dan memberikan pelayanan publik tersebut semakin efisien dan
terpakai dengan sebagaimana mestinya. Selanjutnya peningkatan pada
kepatuhan masyarakat dalam menaati peraturan dan menegakkan
hukum maka akan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi. Rule of
law merupakan satu indikator penting dalam menciptakan suatu tata
kelola pemerintahan yang baik. Sebab rule of law mampu membatasi
kewenangan pemerintah agar tidak menjadi pemerintahan yang kotor
dengan kata lain bebas dari korupsi serta penyalahgunaan wewenang.
Pemerintah yang patuh pada hukum dapat menjalankan hak maupun
kewajibannya dengan baik. Rule of law mampu menjamin
71
pemerintahan berjalan dengan bersih dan baik, sehingga pada akhirnya
diharapkan dapat membawa dampak yang luas bagi kemajuan
perekonomian serta meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi. Tingkat
penerimaan pajak yang tinggi dapat memacu sebuah negarauntuk
meningkatkan belanja-belanja pemerintah, sehingga dapat memacu
perekonomian hingga berujung pada terciptanya kenaikan tingkat
pertumbuhan ekonomi dan sebaliknya.
5.3 Keterbatasan
Penelitian ini memiliki keterbatasan yang harus diperhatikan dalam
menginterpretasikan hasil penelitian yaitu, tahun penelitian (5 tahun) dari 2010-
2014 yang belum terkini dikarenakan keterbatasan kelengkapan data di perbaharui
dengan lengkap oleh World Bank terakhir di 2014.
5.4 Saran
Berdasarkan simpulan dan keterbatasan penelitian, berikut adalah saran
yang dapat diberikan.
1. Indikator dari tata kelola pemerintahan (governance) dan tingkat
penerimaan pajak jelas turut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu
negara. Pertumbuhan ekonomi yang baik akan membawa masyarakatnya
kepada suatu kesejahteraan. Hendaknya pemerintah mampu meningkatkan
kualitas kinerjanya dalam rangka meningkatkan tata kelola pemerintahan
yang baik sehingga proses pembangunan dapat berjalan dengan lancar dan
masyarakat dapat merasakan hasilnya yang berujung pada peningkatan
kesejahteraan. Dalam pelaksanaan tersebut dibutuhkan pula pengawas dari
72
warganegara terhadap kinerja pemerintah agar tujuan yang selama ini
diinginkan dapat tercapai dan tercipta kualitas pemerintahan yang baik dan
seperti yang diharapkan.
2. Penelitian selanjutnya dapat mengeksplorasi lebih jauh dalam penggunaan
variabel-variabel lain lain yang mungkin lebih sensitif terhadap
pertumbuhan ekonomi. Hal ini mengingat R-squared model data panel
dalam penelitian ini menyisakan 34,80% sebagai variabel lain di luar
model penelitian.
3. Penelitian selanjutnya dapat memperpanjang waktu penelitian sehingga
diharapkan dapat meningkatkan tingkat keakuratan hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Ademola Azeez. 2009. Contesting Good Governance in Nigeria: Legitimacy and
Accountability Perspectives. J Soc Sci, 21(3): 217-224. Department of Political
Science, University of Ilorin, Nigeria.
Agus, Dwiyanto. 2011.Mewujudkan Good Governance melalui
PelayananPublik,cet. III. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Ardani, Rezka P dan Setiawan, Joko. 2010. Analisis Pengaruh Penerimaan
Pajak, Belanja Pembangunan/Modal dan Tingkat Inflasi terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Selama Tiga Dekade Terakhir.
Surabaya: Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”.
Arndt, C., dan C. Oman. 2006. Uses and Abuses of Governance Indicators. Paris,
France: Development Centre Studies. Paris: Organization for Economic
Cooperation and Development.
Badun, Marijana. 2006. The Quality of Governance and Economic Growth in
Croatia. Occasional Paper No. 29.
Baltagi, Bagi (2005). Econometric Analysis of Panel Data, Third Edition. John
Wiley & Sons.
Boediono. 2009. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta. BPFE-Yogyakarta.
Brondolo, John., Carlos Silvani, Eric Le Borgne, dan Frank Bosch. 2008. Tax
Administration Reform and Fiscal Adjustment: The Case of Indonesia (2001–
07). IMF Working Paper 129.
Castro, Angeles Gerardo dan Diana Berenice Ramirez Camarillo. 2014.
Determinants of Tax Revenue in OECD Countries Over the Period 2001 –
2011. Contaduria y Administracion 59 (3): 35–59.
Dwipayana, AAGN. Ari. 2003. Membangun Good Governance. Raja Grafindo
Pustaka, Jakarta
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gupta, S. 2007. Determinants of Tax Revenue Efforts in Developing Countries.
IMF Working Paper 184.
Helen, Otu dan Theophilus, Adejumo. 2013. The effects of Tax Revenue on
Economic Growth in Nigeria (1970 –2011).International Journal of
Humanities and Social Science Invention Volume 2 Issue 6.
Herryanto, Marisa & Agus Arianto Toly. 2013. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak,
Kegiatan Sosialisasi Perpajakan, dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan
Pajak Penghasilan di KPP Pratama Surabaya Sawahan. Tax & Accounting
Review, 1(1), hal.124.
Hyunh, Kim P. dan David T. Jacho-Chávez. 2009. Growth and Governance: A
Nonparametric Analysis. Journal of Comparative Economics 37 ; 121–143.
Imam, P. A. dan D. F. Jacobs. 2007. Effect of Corruption on Tax Revenues in the
Middle East. IMF Working Paper 270.
Jensen, M.C., dan Meckling, W.H. 1976. Theory of The Firm: Managerial
Behaviour, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial
Economics. Vol 3: 305-360.
Judge, G. G., Hill, C. R., Griffiths, W. E., Lutkhepohl, H., dan Lee, T.C. 1980.
Theory and Practice of Econometrics. New York: John Wiley & Sons.
Karl E. dan Ray C. 2004.Case and Fair: Prinsip-Prinsip Ekonomi Makro. Edisi
Kelima,. Cetakan Kesatu. Jakarta: PT. Indeks.
Kaufmann, D., dan A. Kraay. 2008. Governance Indicators: Where Are We,
Where Should We Be Going? The World Bank Research Observer 23 (1): 1–30.
Kaufmann, D., A. Kraay, dan M. Mastruzzi. 2009. Governance Matters VIII:
Aggregate and Individual Governance Indicators 1996–2008. Policy Research
Working Paper 4978.
Kaufmann, D., A. Kraay, dan M. Mastruzzi. 2010. The Worldwide Governance
Indicators: Methodology and Analytical Issues. World Bank Policy Research
Working Paper 5430.
Komite Nasional Kebijakan Governance. 2008. Pedoman Umum Good Public
Governance Indonesia. Jakarta: Komite Nasional Kebijakan Governance
Lotz, J. R. dan E. R. Morss. 1967. Measuring „Tax Effort‟ in Developing
Countries. IMF Working Paper 14.
Lubis, Muhammad dan Scott, J.C. 1993. Korupsi Politik. Jakarta:Yayasan Obor
Indonesia.
Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Edisi revisi 2011. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Masyarakat Transparansi Indonesia Indonesia, 2002, "Supermasi
Hukum".Modul.Jakarta.
Moricz, Sara. 2012. The Causal Effect of Local Elections on Economic
Growth.Minor Field Study Series No. 217. Department of Economics at the
University of Lund.
Mukhlis, I., Sugeng, H. U. dan Yuli, S. 2014. Increasing Tax Compliance
Through Strengthening Capacity of Education Sector for Export Oriented
SMEs Handicraft Field in East Java Indonesia. European Scientific Journal 10
(7): 170–184.
Mukhlis, Imam & Timbul Hamonangan Simanjuntak 2011. Pentingnya
Kepatuhan Pajak Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Hidup Masyarakat.
Maksi, 2011.
Nachrowi, N. Djalal dan Hardius Usman. 2002. Pendekatan Populer dan Praktis
Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: LPFE UI.
Nachrowi, N. Djalal dan Hardius Usman. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis
Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: LPFE UI.
Neumayer, E. 2002. Is Good Governance Rewarded? A Cross-national Analysis
of Debt Forgiveness. World Development 30 (6): 913–930.
Noor, Anasthasya M. 2013. Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak Badan Terhadap
Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gorontalo. Karya
Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ekonomi & Bisnis, 1(1), hal.14.
Pradhan, Rudra P. dan G. S. Sanyal. 2011. Good governance and Human
Development: Evidence form Indian States. Journal of Social and
Development Science Vol. 1, No. 1, pp. 1-8.
Resnick, Danielle dan Regine Birner. 2006. Does Good Governance Contribute to
Pro-Poor Growth? A Review of Thevidence from Cross-Country Studies.
DSGD Discussion Paper No. 30.
Romer, Paul M. Economic Growth, dalam Henderson, David R., (eds), 2007. The
Concise Ecyclopedia of Economics. Stanford, Standford University Press.
Ross, Stephen A. 1973. The Economic Theory of Agency: The Principal's
Problem. The American Economic Review 63 (2): 134–139.
Santosa, Pandji. 2008.Administrasi Publik: Teori dan Aplikasi Good
Governance.Bandung: PT. Reflika Aditama.
Simanjuntak, Timbul Hamonangan. 2009. Kepatuhan Pajak (Tax Compliance)
dan Bagi Hasil Pajak Dalam Perekonomian di Jawa Timur. Jurnal Ekonomi
dan Studi Pembangunan, 1(2), hal.9.
Sukirno, Sadono. 2000. Makroekonomi Modern: Perkembangan Pemikiran dari
Klasik Hingga Keynesian Baru. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sulistyawati,D. 2014. Hukum Pajak dan Implementasinya Bagi Kesejahteraan
Rakyat. Jurnal: Vol.1 No 1.
Sumaryani, Nuning. 2014. Pengaruh Penerimaan PajakTerhadap Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia.Surakarta.
Swaleheen, Mushfiq Us and Stansel, Dean. 2007. Economic Freedom, Corruption
and Growth. Cato Journal, Vol. 27, No. 3.
Syadullah, Makmun dan Tri Wibowo. 2015. Governance and Tax Revenue in
ASEAN Countries. Journal of Social and Development Sciences 6 (2): 76–88.
Takumah. 2014. Tax Revenue and Economic Growth in Ghana. IOSR Journal
of Economics and Finance (IOSR-JEF) Volume 7, Issue 1.
Tambunan, Tulus. 2001. Perekonomian Indonesia : Teori dan Temuan Empiris.
Jakarta : Ghalia Indonesia.
Tanzi, Vito and Davoodi, Hamid. 1997. Corruption, Public Investment, and
Growth. IMF Working Paper.
Tiede, Lydia. 2011. The Rule of Law and Economic Growth: Where are
We.World Development Vol. 39, No. 5, pp.: 673–685.
Todaro. Michael P and Smith, Stephen C. 2006. Pembangunan Ekonomi edisi ke
Sembilan. Jakarta: Erlangga.
Ujiyantho, M. Arief dan B. Agus Pramuka. 2007. Mekanisme Corporate
Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Perusahaan. Simposium Nasional
Akuntansi X. Makassar: 26-28 Juli.
United Nations Development Programme. 2006. A Guide to UNDP Democratic
Governance. New York: United Nations Development Programme.
www.govindicators.org
www.transparency.org