ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

85
SKRIPSI ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI TERHADAP JUMLAH UANG BEREDAR (PENDEKATAN VAR) OLEH AHMAD RAFIKO 100501163 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Transcript of ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

Page 1: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN

INFLASI TERHADAP JUMLAH UANG BEREDAR

(PENDEKATAN VAR)

OLEH

AHMAD RAFIKO

100501163

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 2: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

i

ABSTRAK

Jumlah uang beredar memegang peranan penting dalam perekonomian.

Setiap perubahan jumlah uang beredar akan berpengaruh terhadap tingkat harga

sehingga mempengaruhi laju pertumbuhan suatu perekonomian. Oleh karena itu

pengelolaan terhadap jumlah uang beredar harus dilakukan dengan sangat hati-

hati dan mempertimbangkan pengaruh yang akan terjadi. Atas pemikiran tersebut

maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh nilai tukar, suku

bunga, dan inflasi terhadap jumlah uang beredar.

Penelitian ini menggunakan data runtut waktu yaitu dari triwulan I 2006-

triwulan IV 2015. Model analisis yang diguanakan adalah analisi ekonometrika

model Vector Auto Regression (VAR) dan menggunakan alat analisis untuk

mengolah data yaitu dengan menggunakan eviews 7.

Hasil estimasi menunjukan bahwa nilai tukar dan inflasi mempunyai

pengaruh positif terhadap jumlah uang beredar. Sedangkan Suku bunga

mempunyai pengaruh negatif terhadap jumlah uang beredar.

Kata kunci: Jumlah uang beredar, Nilai tukar, Suku bunga, dan Inflasi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 3: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

ii

ABSTRACT

The money supply is an important role in the economy. Every change in

money supply will affect the price level that will give an affect to the rate of

growth of an economy. Therefore, the management of the money supply must be

done very carefully and consider the influences that will be happen. On these

ideas, this study aims to analyze the effect of exchange rates, interest rates, and

inflation on the money supply.

This study uses time series data are from the first quarter 2006 to the

fourth quarter of 2015. The analysis model is the analysis of econometric models.

Vector Auto Regression (VAR and using analytical tools to process data by using

eviews 7.

The estimation results show that the exchange rate and inflation have a

positive effect on the money supply. While interest rates have a negative impact on

the money supply.

Keywords: money supply, exchange rate, interest rates, and inflation.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 4: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan Karunia-Nya sehingga panulis dapat menyelesaikan

skripsi ini yang berjudul “Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga dan

Inflasi Terhadap Jumlah Uang Beredar (pendekatan VAR)”. Berkat karunia-

Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah satu

syarat yang harus di tempuh untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE) dari

Prodi S-1 Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik

berupa dukungan moril mapun materil, sumbangan pemikiran dan doa dalam

penyusunan skripsi ini. Usaha dan kerja yang telah dilakukan penulis tidak akan

berjalan sukses tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak.

Skripsi ini teristimewa dipersembahkan kepada Ayahanda dan Ibunda

tercinta Bapak ELFIARDI dan Ibu RISNAWATI yang merupakan motivasi

terbesar bagi penulis dalam menyelesaikan perkuliahan Universitas Sumatra Utara

ini. Sekaligus penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih dan penghargaan

sebesar-besarnya yang selama ini telah banyak memberikan doa, semangat,

kekuatan dan kesabaran serta materi, dan hal-hal lain yang dibutuhkan penulis

dalam setiap langkah. Dan juga kepada keluarga besar yang banyak memberikan

dorongan dan bantuan yang tidak ternilai, baik keluarga yang ada di kampung

maupun keluarga yang ada di Medan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 5: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

iv

Ucapan terima kasih terkhusus kepada semua pihak yang mendukung

dalam penyelesaian skripsi ini terutama kepada :

1. Bapak prof. Dr. Ramli, SE, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec sebagai Ketua Departemen Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan

Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Sekretaris Departemen

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara.

3. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.soc, Sc, Ph.D selaku Ketua Program Studi S-1

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universutas Sumatera

Utara dan Bapak Paidi Hidayat, SE. M,Si selaku Sekretaris Program Studi S-1

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara.

4. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ecselaku dosen pembimbing yang telah

bersedia meluangkan waktu, memberi bimbingan dan masukan dari awal

pengerjaan sampai dengan selesainya skripsi ini.

5. Bapak Paidi Hidayat, SE. M,Si dan Bapak Haroni Doli H. Ritonga, SE, M.Si

selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan petunjuk dan masukan

untuk penyempurnaan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara khususnya Departemen

Ekonomi Pembangunan yang telah memberikakn ilmu dan perhatiannya

kepada penulis selama mengikuti perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 6: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

v

7. Seluruh staf pegawai Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara khususnya

Departemen Ekonomi Pembangunan yang telah memperlancar segala

keperluan penulis dalam hal administrasi selama perkuliahan.

8. Beserta seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima

kasih atas segala bentuk bantuan yang telah diberikan kepada saya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

dikarenakan keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan penulis.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun

untuk penyempurnaan penulisan skripsi ini. Penulis juga berharap semoga skripsi

ini bermanfaat bagi pihak yang membacanya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 7: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................... i

ABSTRACT .................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ..........................................................................................

........................................................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah .................................................................. 7

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 7

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jumlah Uang Beredar ............................................................... 9

2.1.1 Uang ............................................................................. 9

2.1.2 Fungsi Uang ................................................................ 9

2.1.3 Pengertian Jumlah Uang Bereda ................................... 10

2.1.4 Teori Permintaan Uang ................................................. 11

2.1.5 Teori Penawaran Uang ................................................. 15

2.2 Nilai Tukar................................................................................ 15

2.2.1 Definisi Nilai Tukar ...................................................... 15

2.2.2 Bentuk dan Sistem Nilai Tukar .................................... 16

2.2.3 Konsep Keseimbangan Nilai Tukar .............................. 19

2.3 Inflasi ...................................................................................... 21

2.4 Suku Bunga .............................................................................. 23

2.5 Hubungan Nilai Tukar dan Jumlah Uang Beredar ................... 25

2.6 Hubungan Inflasi dan Jumlah Uang Beredar ............................ 26

2.7 Hubungan Suku Bungan dan Jumlah Uang Beredar ................ 27

2.8 Penelitian Terdahulu ................................................................. 28

2.9 Kerangka Pemikiran ................................................................. 31

2.10 Hipotesis ................................................................................... 31

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Dan Sumber Data ........................................................... 33

3.2 Batasan Operasional ................................................................. 33

3.3 Definisi Operasional ................................................................. 33

3.4 Model Analisis Data ................................................................. 34

3.5 Uji akar Unit ............................................................................. 35

3.6 Metode Analisis Data ............................................................... 36

3.6.1 Vecktor Auto Regresion ............................................... 36

3.6.2 Penentuan Lag Optimum............................................... 38

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 8: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

vii

3.6.3 Impulse Respone ........................................................... 38

3.6.4 Variance Decomposition .............................................. 39

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Uji Akar Unit ............................................................................ 40

4.2 Uji Penentuan Lag Optimum .................................................... 42

4.3 Estimasi VAR ........................................................................... 43

4.4 Uji Stabiitas VAR ..................................................................... 44

4.5 Impulse Respons ....................................................................... 46

4.6 Variance Decomposition .......................................................... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ............................................................................... 55

5.2 Saran ...................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 57

LAMPIRAN .................................................................................................. 59

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 9: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

viii

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Jumlah Uang Beredar dan Faktor-Faktor Yang Mempe-

ngaruhinya ........................................................................ 3

4.1 Uji Akar Unit Tingkat Level ............................................ 41

4.2 Log Optimum ................................................................... 42

4.3 Uji Stabilitas ..................................................................... 45

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 10: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

ix

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kurva Kenaikan Kurs ........................................................ 20

2.2 Kurva Perubahan Penawaran Kurs ................................... 21

2.3 Kerangka Konseptual ....................................................... 31

3.1 Proses Pembentukan VAR ............................................... 37

4.1 Uji Stabilitas ..................................................................... 46

4.2 Impulse Respons Nilai Tukar, Inflasi, dan SBI Terhadap

JUB ................................................................................... 47

4.3 Impulse Respons JUB, Nilai Tukar dan SBI Terhadap

Inflasi ................................................................................. 48

4.4 Impulse Respons JUB, Nilai Tukar dan Inflasi Terhadap

SBI ..................................................................................... 49

4.5 Impulse Respons JUB, Inflasi dan SBI Terhadap Nilai

Tukar.................................................................................. 50

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 11: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

x

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1. Data ................................................................................... 59

2. Uji Akar Unit ................................................................... 61

3. Uji Stabilitas .................................................................... 69

4. Estimasi VAR .................................................................. 70

5. Impulse Respons ............................................................... 72

6. Variance Decompisition ................................................... 73

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 12: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasca krisis moneter tahun 1997-1998 perekonomian Indonesia perlahan-

lahan mulai tumbuh. Untuk itu diperlukan persediaan uang yang cukup untuk

mengimbangi pertumbuhan produksi. Perekonomian telah menjadi sorotan

penting dalam dunia pendidikan karena perekonomian merupakan indikator yang

sangat penting dan juga menjadi tolak ukur tingkat kesejahteraan disuatu negara

atau wilayah tertentu.

Pada tahun 2008, Indonesia kembali dilanda krisis moneter. Dampak krisis

terasa menjelang akhir tahun 2008 dimana perekonomian indonesia mendapat

tekanan berat pada triwulan IV. Perlambatan ekonomi terjadi secara signifikan

karena anjloknya kinerja ekspor dan melemahnya nilai tukar Rupiah sehingga

neraca pembayaran Indonesia mengalami peningkatan defisit. Secara umum,

Indonesia bukanlah yang terburuk di antara negara-negara lain. Perekonomian

Indonesia masih dapat tumbuh 6,1% pada 2008(Bank Indonesia).

Perekonomian memang menjadi sangat penting dalam memenuhi

kesejahteraan masyarakat, dan salah satu alat yang vital dalam mencapai tujuan

ekonomi tersebut adalah uang. Uang merupakan alat yang sangat vital dari

bekerjanya suatu perekonomian disuatu daerah atau negara (Carl E case dan Ray

C Fair, 2004: 124). Uang telah memberikan manfaat bagi masyarakat dalam

mengatasi kesulitan untuk melakukan kegiatan ekonomi seperti perdagangan,

investasi, konsumsi, dan menabung.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 13: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

2

Uang adalah barang yang memiliki fungsi sebagai alat pertukaran, unit

penghitung, penyimpan nilai, dan standar untuk melakukan pembayaran

tertangguhkan. Beberapa definisi yang lain dilihat dari tingkat likuiditasnya.

Biasanya uang didefinisikan : M1 adalah uang kertas ditambah uang logam

ditambah simpanan dalam bentuk rekening koran (dalam arti sempit), M2 adalah

M1 ditambah tabungan ditambah deposito berjangka (time deposite) pada bank-

bank umum, dan M3 adalah M2 ditambah tabungan ditambah deposito berjangka

pada lembaga-lembaga nonbank (Nopirin, 1992:3).

Peranan uang tidak dapat diragukan lagi karena uang dapat memperlancar

kegiatan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, permintaan akan uang menjadi

tinggi seiring petingnya fungsi uang tersebut. Masyarakat dalam kehidupan

sehari-hari membutuhkan uang dalam memenuhi kebutuhan- kebutuhannya.

Bahkan negara juga memerlukan uang dalam menjalankan roda perekonomian.

Permintaan masyaraka akan uang dilatarbelakangi oleh motif yang berbeda-beda,

antara lain motif berjaga-jaga, motif transaksi dan motif spekulasi (aulia pohan,

2008:1).

Permintaan uang untuk tujuan spekulasi hanya dikenal oleh pengikut

Keynes sedang kaum klasik tidak sependapat tentang hal tersebut. Dalam

permintaan uang untuk spekulasi ini tergantung pada tingkat bunga. Semakin

tinggi tingkat suku bunga semakin rendah permintaan uang tunai oleh seseorang

atau masyarakat. Alasannya adalah semakin tinggi tingkat suku bunga, maka

semakin besar ongkos memegang uang tunai sehingga seseorang atau masyarakat

lebih baik membeli obligasi. Sebaliknya semakin rendah tingkat suku bunga maka

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 14: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

3

semakin rendah ongkos memegang uang tunai dan semakin besar seseorang atau

masyarakat menyimpan uang tunai (Sidiq, 2005).

Di Indonesia, jumlah uang beredar uang tiap tahunnya selalu mengalami

perubahan. Terutama pada jumlah uang kuasi, yang meliputi tabungan, giro dan

deposito baik yang dalam bentuk rupiah maupun dalam bentuk valuta asing.

Dengan adanya kenaikan dan penurunan jumlah uang kuasi tersebut,

mengakibatkan terjadinya fluktuasi terhadap kondisi likuiditas perekonomian

Indonesia. Perubahan jumlah uang beredar tersebut dapat kita lihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 1.1

Jumlah Uang Beredar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya

Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Uang Beredar Luas(M2) 1.895.839 2.141.384 2.471.206

2.877.220

3.307.508

3.730.197

Uang Beredar Sempit (M1) 456.787 515.824 605.411

722.991

841.652

887.081

Uang Kuasi 1.435.772 1.622.055 1.856.720

2.139.840

2.455.435

2.820.311

Surat Berharga Selain Saham

3.279 3.504 9.075

14.388

10.420

22.805

Faktor-faktor Yang

Mempengaruhi Uang

beredar

1.895.839 2.141.384 2.471.206

2.877.220

3.307.508

3.730.197

Aktiva Luar negeri Bersih 593.137 679.448 865.121

912.174

965.442

1.011.361

Aktiva Dalam Negeri Bersih 1.302.702 1.461.936 1.606.084

1.965.045

2.342.066

2.718.836

Tagihan Bersih kepada

Pemerintah Pusat 387.248 429.406 368.717

351.177

389.827

406.615

Tagihan Kepada sektor lainnya

1.413.247 1.538.918 1.910.022

2.383.823

2.917.452

3.526.531

Saham dan Modal lainnya -374.986 -354.660 -418.454 -

525.849

-

706.644

-

920.759

Lainnya Bersih 1) -98.144 -119.293 -121.460 -

29.895

17.778

33.977

Sumber: Bank indonesia

Pada tahun 2008, M2 meningkat 14,9% dari tahun sebelumnya. Uang kuasi

memberikan kontribusi terhadap peningkatan M2 sebesar 239,5triliun rupiah dari

tahun sebelumnya, lebih besar dari peningkatan M1 sebesar 14,2 triliun rupiah dari

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 15: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

4

tahun sebelumnya. Pada tahun 2009 M2 mencapai angka 1.895,8 triliun rupiah

pada akhir tahun, hal ini berasal dari meningkatnya uang kartal dan uang kuasi

yang masing-masing sebesar 59,03 triliun rupiah dan 186,3 triliun rupiah dari

tahun sebelumnya.

Pada akhir tahun 2012 M2 mengalami periode kenaikan tertinggi yaitu

430.3 triliun rupiah atau 14,9% . Uang kuasi mengalami kenaikan sebesar 315,6

triliun rupiah yang berasal dari peningkatan tabungan 18.8%. uang kartal

meningkat 16,4% (118,7 triliun). Hal ini menandakan meningkatnya transaksi

masyarakat yang mengindikasikan membaiknya perekonomian. Tahun 2013 M2

mencapai 3.730,2 triliun, tercatat meningkat 422,7 triliun rupiah dari periode

sebelumnya. Peningkatan terutama disumbang oleh kondisi domestik seiring

dengan terus diberikannya kredit kepada bisnis dan rumah tangga. Adapun

kondisi eksternal perkembangan aktiva bersih luar negeri mengalami peningkatan

cukup tinggi dari tahun sebelumnya.

Dalam perkembangannya, keberadaan jumlah uang di masyarakat ternyata

dapat menimbulkan masalah baru dalam perekonomian. Pertumbuhan uang yang

terlalu cepat dapat memberikan dampak kurang baik dan mempengaruhi

kestabilan harga. Pertumbuhan jumlah uang beredar yang terlalu cepat tanpa

diimbangi pertambahan produksi dapat menyebabkan inflasi. Berlimpahnya

jumlah beredar yang melebihi kebutuhan untuk transaksi akan mendorong

masyarakat untuk melakukan spekulasi terhadap valuta asing yang akan dapat

menimbulkan pelemahan nilai rupiah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 16: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

5

Peningkatan jumlah uang beredar yang berlebihan dapat mendorong

kenaikan harga-harga barang secara keseluruhan (inflasi) melebihi tingkat harga

yang diharapkan, sehingga dalam jangka panjang dapat mengganggu

pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, apabila peningkatan jumlah uang beredar

rendah maka kelesuan ekonomi akan terjadi. Apabila hal ini berlangsung terus

menerus, kemakmuran masyarakat secara keseluruhan akan mengalami

penurunan. Kondisi tersebut antara lain melatar belakangi upaya-upaya yang

dilakukan oleh pemerintah atau otoritas-otoritas moneter dalam mengendalikan

jumlah uang beredar dalam perekonomian. Kegiatan mengendalikan jumlah uang

beredar tersebut lazimnya disebut Kebijakan moneter, yang pada dasarnya

merupakan salah satu bagian integral dari Kebijakan ekonomi makro yang

ditempuh oleh otoritas moneter (Bank Indonesia, 2003).

Berdasarkan teori kuantitas uang menggambarkan bahwa inflasi dan

jumlah uang beredar juga memiliki hubungan. Inflasi menyebabkan masyarakat

membutuhkan uang yang lebih banyak karena harga barang-barang membumbung

tinggi, sehingga masyarakat membutuhkan uang yang lebih banyak untuk

melakukan transaksi. Inflasi merupakan kenaikan harga yang secara kontinue dan

secara umum(Nopirin, 1990:25). Artinya jika harga suatu barang meningkat maka

permintaan akan uang oleh masyarakat akan semakin tinggi, sehingga inflasi yang

tinggi akan mempengaruhi jumlah uang beredar(M2).

Jumlah uang beredar memegang peranan penting dalam perilaku kebijakan

moneter di setiap perekonomian. Banyak literatur yang telah memuat aspek

teoritis maupun empiris tentang jumlah uang beredar di negara-negara yang sudah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 17: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

6

maju maupun negara-negara yang sedang berkembang. Tidak dapat dipungkiri

bahwa kebijakan moneter telah banyak mencapai tujuan-tujuan ekonomi.

Friedman berpendapat bahwa kebijakan moneter dapat memberikan kontribusi

dalam mencapai stabilitas ekonomi dengan mengendalikan besaran-besaran

moneter dalam perekonomian (Sugiyanto, 1995)

Analisis jumlah uang beredar merupakan suatu analisis besaran-besaran

ekonomi yang dibutuhkan untuk mendukung suatu kebijakan yang diambil oleh

pemerintah dibidang moneter. Pemerintah, dalam hal ini adalah Bank Indonesia

dapat menempuh suatu kebijakan moneter yang bertujuan untuk mencapai

stabilitas moneter. Tujuan tersebut tercantum dalam pasal 7 Undang-undang

Republik Indonesia No. 23 tahun 1999 yang sebagaimana telah diubah dengan

UU No. 3 tahun 2004 tentang tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan

memelihara kestabilan nilai rupiah.

Berangkat dari kondisi ekonomi yang sangat fluktuatif tersebut, penulis

tertarik untuk melakukan penelitian tentang jumlah uang beredar, jumlah uang

beredar yang penulis pilih adalah jumlah uang beredar M2, karena memiliki skala

yang lebih luas dari M1. Jadi judul penelitian yang penulis pilih adalah

“ ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA dan INFLASI

TERHADAP JUMLAH UANG BEREDAR (PENDEKATAN VAR) “.

Penelitian ini menggunakan data runtun waktu dari tahun 2006 - 2015. Adapun

variabel yang penulis pakai pada penelitian ini antara lain jumlah uang beredar

M2, nilai tukar, suku bunga dan inflasi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 18: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

7

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka permasalahan yang akan

diangkat dalam penelitian ini adalah :

a. Bagaimana pengaruh nilai tukar, suku bunga, inflasi terhadap jumlah uang

beredar?

b. Bagaimana pengaruh Jumlah uang beredar, nilai tukar, suku bunga

terhadap inflasi?

c. Bagaimana pengaruh suku bunga, inflasi, Jumlah uang beredar terhadap

nilai tukar?

d. Bagaimana pengaruh Jumlah uang beredar, inflasi, nilai tukar terhadap

suku bunga?

1.3 Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah:

a. Untuk menganalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, inflasi terhadap

jumlah uang beredar

b. Untuk menganalisis pengaruh Jumlah uang beredar, nilai tukar, suku

bunga terhadap inflasi

c. Untuk menganalisis pengaruh suku bunga, inflasi, Jumlah uang beredar

terhadap nilai tukar

d. Untuk menganalisis pengaruh Jumlah uang beredar, inflasi, nilai tukar

terhadap suku bunga

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 19: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

8

1.4 Manfaat

a. Memberikan kajian teoritis mengenai pengaruh krisis nilai tukar

bersamaan dengan krisis perbankan terhadap stabilitas permintaan uang

dan stabilitas harga di Indonesia

b. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam menentukan

investasi pada masa mendatang. Selain itu penelitian ini juga dapat

dijadikan sebagai sumber informasi bagi investor guna menentukan

investasi

c. Penelitiaan ini merupakan bukti empiris sehingga dapat mengembangkan

kemampuan penulis dalam mengaplikasikan teori-teori yang sudah

diperoleh sebelumnya, terutama dalam menganalisis kebijakan investasi

yang tepat

d. Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi penelitian yang ada

sebagai informasi untuk memungkinkan penelitian selanjutnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 20: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

9

BAB II

DAFTAR PUSTAKA

2.1 Jumlah Uang Beredar

2.1.1 Uang

Dalam ilmu ekonomi uang biasanya didefinisikan sebagai sesuatu yang

diterima secara umum sebagai alat pembayaran yang sah dan sebagai alat tukar

menukar. Menurut Sadono sukirno (2006:267), uang adalah benda yang disetujui

oleh masyarakat sebagai alat perantara untuk mengadakan tukar menukar atau

perdagangan. Menurut Samuelson (2001), uang adalah segala sesuatu yang

bersifat sebagai alat pertukaran atau pembayaran yang diterima secara umum.

2.1.2 Fungsi Uang

Menurut Sadono Sukirno fungsi uang dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:

Sebagai alat tukar menukar

Uang dapat mempermudah pertukaran barang dan jasa, serta

memperlancar perekonomian.

Sebagai satuan nilai

Yaitu suatu ukuran yang dapat menentukan besarnya nilai suatu barang

atau jasa dengan uang.

Sebagai pembayaran tertunda

Dengan adanya uang akan mempermudah pembayaran dimasa depan

secara tunai ataupun angsuran.

Sebagai penyimpan nilai

Maksudnya adalah menyimpan kekayaan dalam bentuk uang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 21: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

10

2.1.3 Pengertian Jumlah Uang Beredar

Uang Beredar adalah kewajiban sistem moneter (Bank Sentral, Bank

Umum, dan Bank Perkreditan Rakyat/BPR) terhadap sektor swasta domestik

(tidak termasuk pemerintah pusat dan bukan penduduk). Kewajiban yang menjadi

komponen Uang Beredar terdiri dari uang kartal yang dipegang masyarakat (di

luar Bank Umum dan BPR), uang giral, uang kuasi yang dimiliki oleh sektor

swasta domestik, dan surat berharga selain saham yang diterbitkan oleh sistem

moneter yang dimiliki sektor swasta domestik dengan sisa jangka waktu sampai

dengan satu tahun.

Uang Beredar dapat didefinisikan dalam arti sempit (M1) dan dalam arti

luas (M2). M1 meliputi uang kartal yang dipegang masyarakat dan uang giral (giro

berdenominasi Rupiah), sedangkan M2 meliputi M1, uang kuasi (mencakup

tabungan, simpanan berjangka dalam rupiah dan valas, serta giro dalam valuta

asing), dan surat berharga yang diterbitkan oleh sistem moneter yang dimiliki

sektor swasta domestik dengan sisa jangka waktu sampai dengan satu tahun.

Faktor yang mempengaruhi Uang Beredar adalah Aktiva Luar Negeri

Bersih (Net Foreign Assets / NFA) dan Aktiva Dalam Negeri Bersih (Net

Domestic Assets / NDA). Aktiva Dalam Negeri Bersih antara lain terdiri dari

Tagihan Bersih Kepada Pemerintah Pusat (Net Claims on Central Government /

NCG) dan Tagihan kepada sektor lainnya (sektor swasta, pemeritah daerah,

lembaga keuangan dan perusahaan bukan keuangan) terutama dalam bentuk

Pinjaman yang diberikan(bank indonesia).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 22: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

11

2.1.4 Teori Permintaan Uang

Teori Permintaan Uang Klasik

Teori ini lebih dikenal dengan teori kuantitas uang. Teori kuantitas uang

merupakan salah satu teori ekonomi yang sangat tua yang masih dapat bertahan

sampai saat ini. Teori ini menyatakan bahwa, perubahan nilai uang atau tingkat

harga terutama merupakan akibat dari adanya perubahan jumlah uang beedar.

Teori ini beranggapan bahwa harapan akan perubahan harga-harga di masa depan

(expectation of price changes) merupakan faktor yang sangat menentukan

besarnya permintaan akan uang. Selain itu, mekanisme penyesuaian ,misalnya

kelebihan saldo kas yang tidak dikehendaki adalah dengan membelanjakan

kelebihan kas tadi untuk membeli barang-barang. Dengan kata lain, kelebihan

saldo kas akan menyebabkan kenaikan pengelaran untuk barang-barang.

Dengan demikian, ada hubungan langsung antara kelebihan uang tunai

yang ada di dalam masyarakat dan kecenderungan harga-harga umum untuk naik

(inflasi). Teori kwantitas uang, mempunyai beberapa versi, antara lain:

a. Persamaan Kwantitas Uang Klasik (Classical Quantity Of Money)

Menurut Fisher, permintaan uang akan timbul dari penggunaan uang

dalam proses transaksi karena menurut pandangan ekonom klasik, fungsi uang

hanyalah sebagai alat tukar, maka uang bersifat netral, dalam arti uang hanya

mempengaruhi tingkat harga dimana bentuk persamaannya:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 23: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

12

MV=PT

Dimana:

M : jumlah uang beredar dalam perekonomian (money supply)

V : kecepatan perputaran uang (velocity circulation of money)

P : tingkat harga (price level)

T : banyaknya transaksi (per satuan waktu)

b. Persamaan Cambridge

Menurut teori ini, kegunaan dari pemegang kekayaan dalam bentuk uang

adalah karena uang mempunyai sifat likuid sehingga dengan mudah dapat

ditukarkan dengan barang lain. Uang dipegang atau diminta oleh seseorang karena

sangat mempermudah transaksi atau kegiatan-kegiatan ekonomi lain dari orang

tersebut. Cambrige mengatakan bahwa permintaan uang selain dipengaruhi oleh

volume transaksi dan factor-faktor kelembagaan, juga dipengaruhi oleh tingkat

bunga, besar kekayaan masyarakat dan ramalan masyarakat di masa yang akan

dating. Jika tingkat bunga naik, ada kecenderungan masyarakat mengurangi uang

yang ingin mereka pegang meskipun volume transaksi yang mereka rencanakan

tetap.

Persamaan Cambridge versi saldo kas

M = kPT

Persamaan Cambridge versi pendapatan

M = kPQ = k

Dimana :

Q = output nasional

Y = pendapatan nasional = PQ

k = bagian dari PT (nilai transaksi penjualan pertahun) atau bagian dari PQ ada Y

yang ingin dipegang oleh masyarakat atau disimpan dalam bentuk uang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 24: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

13

Teori Permintaan Uang Keynes

Permintaan uang menurut keynes adalah jumlah uang yang diminta

masyarakat untuk keperluan transaksi, berjaga-jaga dan untuk spekulasi dalam

sebuah perekonomian. Menurut John Maynard Keynes ada 3 motif yang

mempengaruhi permintaan uang tunai oleh masyarakat. Ketiga motif tersebut

yaitu:

Motif Transaksi

Merupakan motif memegang uang untuk melakukan transaksi dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya,hal ini dilakukan setiap hari oleh setiap individu.

Terkait dengan fungsi uang sebagai alat tukar, kita menggunakan uang untuk

membeli barang dan jasa atau untuk membayar tagihan. Permintaan uang untuk

transaksi memiliki hubungan positif dengan pendapatan. Jadi seberapa besar atau

kecilnya orang memegang uang tergantung dari pendapatannya.

Mdt = f(Y)

Dimana :

Mdt = motif transaksi

Y = Pendapatan

Motif berjaga-jaga

Merupakan motif yang akan digunakan untuk menghadapi ketidakpastian

masa yang akan datang,motif ini juga tergantung dengan seberapa banyak uang

yang dihasilkan oleh setiap individu jika semakin besar maka uang yang

digunakan untuk berjaga-juga juga relatif lebih besar.jadi motif ini juga

dipengaruhi oleh pendapatan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 25: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

14

M1 = Mdt+Mdp

M1 = f(Y)

Dimana :

Mdt = Motif transaksi

Mdp= Motif jaga-jaga

Y= Pendapatan

Motif spekulasi

Merupakan motif yang menyatakan bahwa uang merupakan salah satu

alternatif bentuk asset selain bentu asset lainnya,misal , kita memegang uang

untuk berjaga-jaga dan mengantisipasi jika kalau nanti nya ada surat berharga

yang kita rasakan sesuai dengan yang diharapkan, sehingga dapat memperoleh

keuntungan ataupun pendapatan dari kepimilikan surat berharga tersebut

m2 = g (i)

Dimana :

m2 = permintaan uang untuk spekulasi

i = suku bunga

Teori Permintaan Uang Friedman

Menurut pandangan Friedman permintaan uang ditentukan oleh faktor-

faktor berikut: tingkat harga, suku bunga obligasi, suku bunga ‘equities’, modal

fisik dan kekayaan (Sukirno, 2000, hal. 418). Mengenai peranan harga dalam

mementukan permintaan uang, Friedman berpendapat dikarenakan memegang

uang adalah salah satu cara untuk menyimpan kekayaan. Cara-cara yang lain

adalah menyimpan dalam bentuk harta keuangan (financial asset) seperti obligasi,

deposito dan saham, menyimpan dalam harta tetap (tanah dan rumah) dan

kekayaan manusiawi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 26: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

15

2.1.5 Teori Penawaran Uang

Penawaran uang (money suplly) merupakan jumlah uang yang tersedia

dalam kegiatan ekonomi suatu negara atau disebut juga jumlah uang beredar.

Jumlah uang beredar terdiri dari:

a. Penawaran uang (M1)

Penawaran uang (M1) merupakan jumlah uang beredar yang sering

digunakan untuk keperluan transaksi yang terdiri dari uang kartal dan uang giral.

b. Penawaran uang (M2)

Merupakan jumlah uang beredar dalam arti luas. M2 juga disebut broad

money yang terdiri M1 ditambah near money. Near money adalah rekening

tabungan dan kekayaan lain yang ditukarkan dalam waktu dekat.

2.2 Nilai Tukar

2.2.1 Definisi Nilai Tukar

Menurut Samuelson (1995:668) definisi nilai tukar adalah “The price of

one unit foreign is currency in term of domestic currency is determined, and the

price is called the foreign exchange rates.”. Menurut Kuncoro (1996), pertukaran

suatu mata uang dengan mata uang lainnya disebut transaksi valas (foreign

exchange transaction). Sedangkan Salvarote (1997), menyebutkan bahwa harga

suatu mata uang terhadap mata uang lainnya disebut kurs atau nilai tukar mata

uang (exchange rate). Sementara itu, menurut Nopirin, Kurs atau nilai tukar

merupakan pertukaran antara dua mata uang yang berbeda, sehingga memiliki

perbandingan nilai atau harga kedua mata uang tersebut. Lebih jauh Winardi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 27: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

16

(1987:168) memberikan pengertian kurs yaitu harga persatuan sebuah valuta asing

yang dinyatakan dalam satuan valuta domestik.

Lebih lanjut, Sadono Sukirno (1999:358) menyebutkan bahwa kurs (nilai

tukar) adalah suatu nilai yang menunjukkan jumlah mata uang dalam negeri yang

diperlukan untuk mendapatkan satu unit mata uang asing. Sedangkan menurut

Sawaldjo Puspopranoto (2004:212) definisi kurs adalah: “Harga dimana mata

uang suatu negara dipertukarkan dengan mata uang negara lain disebut nilai tukar

(kurs).

Berdasarkan pendapat di atas maka nilai berbagai mata uang asing berbeda

dalam suatu waktu tertentu dan suatu mata uang asing nilainya akan mengalami

perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan kondisi yang sedang terjadi saat itu.

Jika mata uang suatu negara mengalami penurunan dibanding dengan mata uang

negara lain disebut depresiasi, sedang jika mengalami kenaikan dibanding dengan

uang negara lain disebut apresiasi.

Dapat disimpulkan dari beberapa definisi diatas bahwa nilai tukar adalah

sejumlah uang dari suatu mata uang tertentu yang dapat dipertukarkan dengan

satu unit mata uang negara lain.

2.2.2 Bentuk dan sistem nilai tukar

Bentuk sistem nilai tukar dapat dibagi dalam dua bentuk (Berlianta, 2004),

yaitu :

1) Fixed Exchange Rate System

Merupakan suatu sistem nilai tukar dimana nilai suatu mata uang yang

dipertahankan pada tingkat tertentu terhadap mata uang asing. Dan bila tingkat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 28: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

17

nilai tukar tersebut bergerak terlalu besar maka pemerintah melakukan intervensi

untuk mengembalikannya. Sistem ini mulai diterapkan pada pasca perang dunia

kedua yang ditandai dengan digelarnya konferensi mengenai sistem nilai tukar

yang diadakan di Bretton Woods, New Hampshire pada tahun 1944.

2) Floating Exchange Rate System

Setelah runtuhnya Fixed Exchange Rate System maka timbul konsep baru

yaitu Floating Exchange Rate System. Dalam konsep ini nilai tukar valuta

dibiarkan bergerak bebas. Nilai tukar valuta ditentukan oleh kekuatan permintaan

dan penawaran valuta tersebut di pasar uang. Fakta yang terjadi di banyak negara

di dunia menganut varians dari kedua sistem pokok nilai tukar diatas.

Menurut Gilis (1996), terdapat enam sistem nilai tukar berdasarkan pada

besarnya intervensi dan candangan devisa yang dimiliki bank sentral suatu negara

yang dipakai oleh banyak negara di dunia antara lain:

a) Sistem Nilai Tukar Tetap (fixed exchange rate)

Dalam sistem ini otoritas moneter selalu mengintervensi pasar untuk

mempertahankan nilai tukar mata uang sendiri terhadap satu mata uang asing

tertentu. Intervensi tersebut memerlukan cadangan devisa yang relatif besar.

Tekanan terhadap nilai tukar valuta asing, yang biasanya bersumber dari defisit

neraca perdagangan, cenderung menghasilkan kebijakan devaluasi.

b) Sistem Nilai Mengambang Bebas (free floating exchange rate)

Sistem ini berada pada kutub yang bertentangan dengan sistem fixed.

Dalam sistem ini, otoritas moneter secara teoritis tidak perlu mengintervensi pasar

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 29: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

18

sehingga sistem ini tidak memerlukan cadangan devisa yang besar. Sistem ini

berlaku di Indonesia saat ini

c) Sistem Wider Band

Pada sistem tersebut nilai tukar dibiarkan mengambang atau berfluktuasi

diantara dua titik, tertinggi dan terendah. Apabila keadaan perekonomian

mengakibatkan nilai tukar bergerak melampaui batas tertinggi dan terendah

tersebut, maka otoritas moneter akan melaksanakan intervensi dengan cara

membeli atau menjual rupiah sehingga nilai tukar rupiah berada diantara kedua

titik yang telah ditentukan.

d) Sistem Mengambang Terkendali (Managed Float)

Dalam sistem ini, otoritas moneter tidak menentukan untuk

mempertahankan satu nilai tukar tertentu. Namun, otoritas moneter secara

kontinyu melaksanakan intervensi berdasarkan pertimbangan tertentu, misalnya

cadangan devisa yang menipis. Untuk mendorong ekspor, otoritas moneter akan

melakukan intervensi agar nilai mata uang menguat.

e) Sistem Crawling Peg

Otoritas moneter dalam sistem ini mengaitkan mata uang domestik dengan

beberapa mata uang asing. Nilai tukar tersebut secara periodik dirubah secara

berangsur-angsur dalam persentase yang kecil. Sistem ini dipakai di Indonesia

pada periode 1988-1995.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 30: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

19

f) Sistem Adjustable Peg

Dalam sistem ini, otoritas moneter selain berkomitmen untuk

mempertahankan nilai tukar juga berhak untuk merubah nilai tukar apabila terjadi

perubahan dalam kebijakan ekonomi.

Sistem nilai tukar mengambang ditetapkan dalam Undang Undang Nomor

23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia dan Undang Undang Nomor 24 tahun 1999

tentang Lalu Lintas Devisa dan Sistem Nilai Tukar. Sesuai dengan Undang-

Undang tersebut, sistem nilai tukar di Indonesia ditetapkan oleh pemerintah

setelah mempertimbangkan rekomendasi yang disampaikan oleh Bank Indonesia.

Hal ini mengingat perubahan sistem nilai tukar akan berdampak sangat luas, tidak

saja terhadap kegiatan di bidang moneter dan sektor keuangan, tetapi juga

kegiatan ekonomi riil, baik konsumsi, investasi maupun perdagangan luar negeri.

Kebijakan moneter dalam sistem nilai tukar rupiah yang fleksibel, secara

teori memerlukan sensitivitas yang tinggi antara suku bunga domestik terhadap

aliran modal internasional dan keeratan hubungan negatif antara nilai tukar rupiah

dengan suku bunga serta elastisitas yang tinggi antara perubahan nilai tukar rupiah

dengan penawaran uang dan permintaan uang. Selain itu, nilai tukar rupiah yang

fleksibel dan stabil juga harus tetap dijaga agar tidak memberikan tekanan pada

harga-harga domestik.

2.2.3 Konsep Keseimbangan Nilai Tukar

Kurs yang ditentukan oleh pasar bebas dapat mengalami dua bentuk

perubahan(Gregori menkiew, 2000:400-401), yaitu:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 31: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

20

1. Perubahan kurs atas efek kenaikan permintaan

D1

D S

2000

1500

Q1 Q2

Gambar 2.1

Kurva Kenaikan kurs

Dalam gambar 2.1 dapat dimisalkan bahwa pada mulanya permintaan

keatas dollar adalah D dan penawaran keatas dollar adalah S. Maka kurs

pertukaran adalah satu dolar sama dengan 1500 rupiah dan kualitas jual beli dolar

adalah Q1. Dari akibat suatu kenaikan dalam permintaan atas dolar, kurva

permintaan bergerak dari D ke D1. Kurva yang baru menaikkan harga dolar dari

1500 rupiah menjadi 2000 rupiah dan menambah juantitas valuta dolar yang

dijualbelikan dalam valuta asing dari Q1 menjadi Q2.

2. Perubahan kura atas efek kenaikan penawaran

Dari gambar 2.2 yang dintunjukan bahwa perubahan penawaran kurva S

dan D menggambarkan penawaran dan permintaan uang dolar. Penawaran

bertambah dari S menjadi S1 sebagai akibat kurs pertukaran untuk setiap dolar

turun dari 2000 menjadi 1500 rupiah, dan kuantitas mata uang dolar yang

diperjuabelikan bertambah dari Q1 menjadi Q.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 32: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

21

S

D S1

2000

1500

Q1 Q2

Gambar 2.2

Kurva Perubahaan Penawaran Kurs

Berdasarkan pendekatan hukum permintaan dan penawaran, maka harga

dari valuta asing akan menjadi lebih mahal dari nilai nominalnya apabila

permintaan melebihi jumlah yang ditawarkan, atau jumlah permintaan tetap

sementara penawaran berkurang. Sebaliknya harga valuta asing akan menjadi

lebih murah dari harga nominal atau harga berlakunya bila permintaan sedikit

sementara penawaran banyak, atau permintaan semakin menurun meskipun

jumlah penawaran tetap. Pada mekanisme pasar, nilai tukar terjadi pada saat

tercapainya titik keseimbangan yaitu pada saat permintan sama dengan

penawaran.

2.3 Inflasi

Inflasi merupakan kenaikan harga yang secara kontinue dan secara umum

(Nopirin, 1990:25). Secara umum, inflasi berarti kenaikan harga

barang/komoditas dan jasa dalam periode waktu tertentu. Inflasi dapat dianggap

sebagai fenomena moneter karena terjadinya penurunan nilai unit penghitungan

moneter terhadap suatu komoditas. Menurut Boediono (1991:155) , inflasi sebagai

kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus menerus.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 33: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

22

Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali

bila kenaikan tersebut meluas kepada atau mengakibatkan kenaikan sebagian

besar dari barang-barang lain.

Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah:

Indek harga konsumen (IHK)

Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari

paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat.

Indeks harga perdagangan besar (IHPB)

Harga perdagangan besar dari suatu komoditas ialah harga transaksi yang

terjadi antara pedagang (penjual) besar pertama dengan pedagang

(pembeli) besar berikutnya dalam jumlah besar pada pasar pertama atas

suatu komoditas.

Deflator produk domestik bruto (PDB)

Menggambarkan pengukuran level harga barang akhir dan jasa yang

diproduksi di dalam suatu ekonomi (negeri). Deflator PDB dihasilkan

dengan membagi PDB atas dasar harga nominal dengan PDB atas harga

konstan.(www.bi.go.id)

Inflasi dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga. Jika

kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu

disebut dengan inflasi tertutup (closed inflation). Namun, ketika kenaikan harga

terjadi pada semua barang secara umum, maka disebut dengan inflasi terbuka

(open inflation). Sedangkan apabila harga-harga terus berubah dan meningkat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 34: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

23

sehingga masyarakat tidap dapat menahan uang lebih lama disebakan uang yang

terus merosot disebut inflasi tak terkendali (hiperinflasi).

Berdasarkan keparahannya inflasi dibedakan atas :

Inflasi ringan (kurang dari 10% pertahun)

Inflasi sedang (antara 10% - 30% pertahun)

Inflasi berat ( 30% -100% pertahun)

Hiperinflasi (di atas 100% pertahun)

2.4 Suku bunga

Tingkat suku bunga adalah harga dari penggunaan dana investasi

(loanable funds). Tingkat suku bunga merupakan salah satu indikator dalam

menentukan apakah seseorang akan melakukan invesatasi atau menabung

(Boediono, 1994 :76). Suku Bunga Menurut Karl dan Fair (2001:635) adalah

pembayaran bunga tahunan dari suatu pinjaman, dalam bentuk persentase dari

pinjaman yang diperoleh dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun dibagi

dengan jumlah pinjaman.

Pengertian suku bunga menurut Sunariyah (2004:80) adalah harga dari

pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu.

Pengertian lain tentang suku bunga adalah sebagai harga dari penggunaan uang

untuk jangka waktu tertentu.

Ada berbagai jenis suku bunga yang dapat dikelompokkan menjadi empat

jenis yaitu:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 35: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

24

Suku Bunga Dasar (Bank Rate)

Suku bunga dasar adalah tingkat suku bunga yang ditentukan oleh bank

sentral atas kredit yang diberikan oleh perbankan, dan tingkat suku bunga yang

ditetapkan bank sentral untuk mendiskonto surat-surat berharga yang ditarik atau

diambil oleh bank sentral. Pasar perhitungan tingkat suku bunga ini juga dipakai

oleh bank komersial untuk menghitung suku bunga kredit yang dikenakan kepada

nasabahnya.

Suku Bunga Efektif (Effective Rate)

Suku bunga efektif adalah tingkat suku bunga yang dibayar atas harga beli

suatu obligasi (bond). Semakin rendah harga pembelian obligasi dengan tingkat

bunga nominal tertentu, maka semakin tinggi tingkat bunga efektifnya, dan

sebaliknya. Jadi ada hubungan terbalik antara harga yang dibayarkan untuk

obligasi dengan tingkat bunga efektifnya.

Suku Bunga Nominal (Nominal Rate)

Suku bunga nominal adalah tingkat suku bunga yang dibayarkan tanpa

dilakukan penyesuaian terhadap akibat-akibat inflasi.

Suku Bunga Padanan (Equivalent Rate)

Suku bunga padanan adalah suku bunga yang besarnya dihitung setiap hari

(bunga harian), setiap bulan (bunga bulanan), dan setiap tahun (bunga tahunan)

untuk sejumlah pembayaran atau investasi selama jangka waktu tertentu, yang

apabila secara anuitas akan memberikan penghasilan bunga dalam jumlah yang

sama.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 36: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

25

Berdasarkan kegiatan bank dalam menghimpun dan menyalurkan dana

dari masyarakat maka suku bunga dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu:

Bunga Simpanan adalah bunga yang diberikan sebagai rangsangan atas

balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank yang

merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya.

Contohnya: giro, bunga tabungan, bunga deposito.

Suku Bunga Pinjaman Bunga pinjaman adalah biaya atau harga yang harus

dibayar oleh nasabah (peminjam) kepada bank atas dana yang diberikan

kepadanya. Contoh: bunga kredit.

2.5 Hubungan Nilai tukar dan Jumlah uang beredar

Masyarakat telah dibebaskan untuk memegang valuta asing dengan sistem

kurs mengambang terkendali (managed floating exchange rate) sejak awal tahun

1980-an dan sekarang sistem kurs mengambang penuh (free floating exchange

rate). Kebijakan ini memungkinkan masyarakat di dalam negeri untuk

merelokasikan kekayaannya dengan memasukkan mata uang asing sebagai salah

satu bentuk kekayaan yang dipegang sehingga memungkinkan maksimisasi return

dari asset yang mereka pegang.

Nilai tukar mempengaruhi terhadap permintaan uang, perubahan nilai

tukar juga akan menyebabkan permintaan uang di masyarakat juga akan berubah,

Fluktuasi nilai tukar mempengaruhi harga-harga barang domestik dan barang

impor, pendapatan dari perusahaan dalam negeri, dan kekayaan semua investor

dalam negeri. Sebagai akibatnya bank sentral memliki sejumlah tanggung jawab

untuk mempertahan stabilitas nilai tukar rupiah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 37: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

26

Aliran dana masuk dan keluar negeri akan mempengaruhi jumlah modal

atau uang didalam negeri akibat perubahan kurs (Aulia Pohan, 2008:22). Disaat

neraca pembayaran surflus akibat bertambahnya cadangan valuta asing yang

bersumber dari peningkatanekspor dan modal asing yang mengalir dalam negeri

akan memuat peningkatan penawaran uang (Sadono Sukirno,2000:208)

Apabila mata uang domestik terhadap mata uang asing terjadi apresiasi

dapat menyebabakan semakin meningkatnya permintaan masyarakat akan barang

dan jasa. Dengan demikian permintaan akan uang akan meningkat karena

masyarakat akan lebih banyak menggunakan uang untuk mengkonsumsi barang

dan jasa. Sehingga jumlah uang yang beredar juga akan meningkat.

Sedangkan apabila mata uang uang domestik mengalami depresiasi

terhadap mata uang asing, maka yang hal tersebut dapat mengakibatkan

masyarakat akan terus memburu mata uang asing. Kondisi ini dikarenakan

masyarakat akan menyimpan sebagian kekayaan dalam bentuk mata uang asing,

sehingga jumlah uang beredar akan berkurang..

2.6 Hubungan Inflasi dan Jumlah uang beredar

Masyarakat ingin memegang uang untuk tujuan transaksi barang dan jasa.

Jika harga barang dan jasa naik, kecenderungan yang terjadi adalah masyarakat

akan lebih senang untuk memegang uang.

Saat inflasi terjadi berarti jumlah uang beredar dalam masyarakat

melimpah sehingga mengakibatkan nilai mata uang akan turun. Hubungan antara

inflasi dan jumlah uang beredar adalah bersifat positif atau berbanding lurus, jika

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 38: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

27

inflasi naik maka jumlah uang beredar akan naik. Begitu juga sebaliknya jika

inflasi turun maka jumlah uang yang beredar dalam masyarakat juga turun.

Pada saat krisis terjadi peningkatan jumlah uang yang cukup pesat,

peningkatan keinginan masyarakat untuk memegang uang tunai disebabkan

karena hilangnya kepercayaan terhadap system perbankan yang ada dengan

terjadinya rush atau pengambilan uang secara serentak yang dilakukan oleh

masyarakat pada bank-bank di seluruh Indonesia, adanya inflasi menyebabkan

masyarakat membutuhkan uang yang lebih banyak karena harga barang-barang

membumbung tinggi, sehingga masyarakat membutuhkan uang yang lebih banyak

untuk melakukan transaksi.

2.7 Hubungan Suku Bunga dan Jumlah uang beredar

Menurut Sarwono dan Warjiyo (1997), suku bunga menentukan keputusan

mengenai alternatif investasi di masyarakat. Kenaikan suku bunga, misalnya, akan

menyebabkan investasi dan konsumsi di sektor riil menjadi kurang menarik.

Masyarakat akan lebih tertarik untuk menanamkan dananya pada tabungan,

deposito maupun obligasi.

Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa jika tingkat suku bunga deposito

tinggi, maka masyarakat akan mendepositokan atau menyimpan modal mereka

bukan dalam bentuk uang tunai sehingga terjadi pertambahan terhadap jumlah

uang kuasi dan jika tingkat bunga deposito rendah masyarakat akan lebih memilih

memegang uang tunai dibandingkan dalam bentuk tabungan, deposito ataupun

surat berharga.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 39: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

28

Menurut Dornbusch (2008:356), menyatakan bahwa permintaan

keseimbangan uang riil berespon negatif terhadap tingkat suku bunga. Kenaikan

suku bunga akan menurunkan permintaan uang. apabila suku bunga dinaikan atau

mengalami peningkatan, maka jumlah uang beredar akan mengalami penurunan.

Sebaliknya apabila suku bunga diturunkan atau mengalami penurunan, maka

jumlah uang beredar akan mengalami peningkatan.

Dalam permintaan uang untuk spekulasi tergantung pada tingkat bunga.

Semakin tinggi tingkat suku bunga semakin rendah permintaan uang tunai oleh

seseorang atau masyarakat. Alasannya adalah semakin tinggi tingkat suku bunga,

maka semakin besar ongkos memegang uang tunai sehingga seseorang atau

masyarakat lebih baik membeli obligasi. Sebaliknya semakin rendah tingkat suku

bunga maka semakin rendah ongkos memegang uang tunai dan semakin besar

seseorang atau masyarakat menyimpan uang tunai (Sidiq, 2005).

2.8 Penelitian Terdahulu

Lily Prayitno dan Heni Sandjaya (2002)

Penelitian ini menggunakan analisi regresi denga model log untuk

menganalisa pengeluaran pemerintan, cadangan devisa, angka pengganda

uang(money multiplayer) terhadap jumlah uang beredar di indonesia untuk

periode sebelum krisis (1990-1997), periode setelah krisis (1990-1999) dan

keseluruhan (1990-1999).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum krisis pengeluaran

pemerintah secara signifikan berpengaruh positif terhadap jumlah uang beredar

(M2), angka pengganda uang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 40: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

29

uang beredar M2 di Indonesia. Cadangan devisa tidak signifikan terhadap jumlah

uang beredar M2.

Sesudah krisis, pengeluaran pemerintah secara signifikan berpengaruh

positif terhadap jumlah uang beredar M2. Sedangkan devisa dan pengganda uang

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap jumlah uang beredar M2 di

Indonesia. Untuk seluruh waktu analisa pengeluaran pemerintah dan devisa

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap jumlah uang beredar M2 di Indonesia,

sedangkan angka pengganda uang tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap jumlah uang beredar M2 di Indonesia.

Imam Murtono Soehandji (2003)

Penelitian ini menganalisis jumlah uang beredar dan faktor-faktor yang

mempengaruhnya (tinjauan money supply (M2) periode 1990-2002). Model yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan model log. Peneliti ini

menggunakan variabel pengeluaran pemerintah, cadangan devisa, pengganda

uang. Pada penelitian ini pengeluaran pemerintah dan cadangan devisa

mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah uang beredar (M2).

Sedangkan pengganda uang tidak berpangaruh terhadap jumlah uang beredar

(M2).

Sahabudin Sidiq (2005)

Sahabudin Sidiq (2005) dalam judul penelitiannya “Stabilitas permintaan

uang di Indonesia sebelum dan sesudah perubahan sistem nilai tukar” yang mana

hasil nya, pengaruh nilai tukar sangat siginifikan terhadap permintaan uang riil di

Indonesia, dan perekonomian Indonesia sangat rentan terhadap fluktuasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 41: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

30

perekonomian dunia, oleh karena itu perlunya pemerintah menjaga stabilitas nilai

tukar.

Etty Puji Lestari (2006)

Penelitian ini tentang permintaan uang di Indonesia tahun 1997- 2002 :

estimasi dan stasioner. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

ADL ECM. Variabel independent dalam penelitian ini adalah pendapatan nasional

rill, nilai tukar rupiah terhadap dollar (kurs),tingkat suku bunga dan tingkat inflasi.

Penelitian ini menemukan masing-masing variable menunjukan kecepatan

penyesuain menuju keseimbangan jangkapanjang lebih tinggi dari kecepatan

penyesuaian pendapatan nasional rill, suku bunga dan tingkat inflasi. Tingkat

inflasi alamiah memiliki koefisien positif yang dampaknya akan menambah

tingkat keseimbangan permintaan uang M1 di Indonesia jika terjadi peningkatan

inflasi. Hasil estimasi model ADL ECM koefisien kurs tidak signifikan

mempengaruhi jumlah uang beredar.

Oluwole Owoye dan Olugbenga (2007)

Penelitian ini mengkaji tentang M2 targetting, money demand, and real

GDP growth in nigeria: do rules apply?. Penelitian ini menggunakan variabel

independent pendapatan rill, tingkat bunga domestik, tingkat inflasi dan tingkat

penyusutan nilai uang. Berdasarkan penelitian ini menunjukan ada hubungan

jangka panjang antar uang dalam arti luas M2, pendapatan rill, tingkat bunga

domestik, tingkat inflasi, tingkat suku bunga asing dan tungkat penyusutan yang

diharapkan dari dalam negeri mata uang. Kesimpulan penelitian ini adalah tingkat

suku bunga internasional, suku bunga domestik, nilai tukar memiliki hubungan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 42: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

31

negatif dan secara statistik signifikan dalam mempengaruhi jumlah uang beredar

di Nigeria. Sedangkan pendapatan rill, tiungkat inflasi memiliki pengaruh positif

dan signifikan mempengaruhi jumlah uang beredar di Nigeria.

2.9 Kerangka pemikiran

Kerangka pemikiran adalah suatu diagram yang menjelaskan secara garis

besar alur logika berjalannya sebuah penelitian. Kerangka pemikiran dibuat

berdasarkan pertanyaan penelitian (research question), dan merepresentasikan

suatu himpunan dari beberapa konsep serta hubungan diantara konsep-konsep

tersebut (Polancik, 2009).

Adapun kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah:

Gambar 2.3

Kerangka Konseptual

2.10 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah, landasan teori dan penelitian

sebelumnya penulis menyusun suatu hipotesis yang menjadi jawaban sementara

dari permasalahan penelitian ini yaitu:

a. Diduga ada hubungan positif antara nilai tukar terhadap Jumlah uang

beredar. Kenaikan kurs (nilai tukar) akan mempengaruhi ekspor dan

Nilai tukar (X1)

(X1)

Jumlah uang

beredar (Y)

Suku bunga (X3)

Inflasi (X2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 43: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

32

impor. Ekspor akan naik dan impor menjadi berkurang sehingga cadangan

valuta asing bertambah, dengan demikian penawaran atau permintaan uang

akan naik. Hal ini sesuai dengan asumsi klasik, pasar uang dalam kondisi

keseimbangan dimana penawaran sama dengan permintaan uang.

b. Diduga inflasi mempunyai pengaruh positif terhadap jumlah uang beredar.

apabila inflasi naik, harga barang- brang juga akan ikut naik, sehingga

permintaan uang akan naik, karena masyarakat akan membutuhkan lebih

banyak uang untuk membeli suatu barang.

c. Diduga ada hubungan negatif antara suku bunga terhadap jumlah uang

beredar. Hal ini sesuai dengan teori Keynes dan Friedman bahwa tingkat

bunga yang tinggi akan mendorong orang membeli lebih banyak obligasi,

sehingga akan mengurangi jumlah orang yang memegang uang kas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 44: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

33

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan

dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan masalah dan

menguji hipotesa penelitian. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu

penelitian dilaksanakan (M. Iqbal Hasan, 2002).

3.1 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan

Pusat Statistik, Statistik dan Keuangan Indonesia, Bank Indonesia, World Bank

dan beberapa sumber literatur lainnya. Data berbentuk data berkala (time series)

pada kurun waktu tahun 2006-2015. Data yang diperlukan dalam penelitian ini

adalah data nilai tukar, inflasi, suku bunga, dan JUB.

3.2 Batasan Operasional

Dalam penelitian ada beberapa batasan kerena cakupan penelitian ini tidak

terlalu luas. Dalam penenlitian ini penulis akan menganalisi pengaruh nilai tukar,

suku bunga, dan inflasi terhadap jumlah uang beredar dengan menggunakan

pendekatan VAR selama periode triwulan I 2006 – triwulan IV 2015.

3.3 Defenisi Operasional

Jumlah uang beredar adalah jumlah uang yang ada di tangan masyarakat

umum yang terdiri dari M1 (uang kartal dan uang giral) dan uang kuasi.

Data yang digunakan adalah data dari triwulan I 2006 – triwulan IV 2015.

Nilai tukar adalah perbandingan nilai dua mata uang suatu negara dengan

negara lainnya. Dalam penelitian ini digunakan nilai tukar mata uang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 45: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

34

indonesia(rupiah) terhadap mata uanga AS (dolar). Data yang digunakan

adalah data dari triwulan I 2006 – triwulan IV 2015.

Inflasi adalah tingkat kenaikan harga-harga umum barang-barang secara

terus menerus selama periode tertentu, data yang digunakan adalah data

dari triwulan I 2006 – triwulan IV 2015.

Suku bunga adalah sebagai harga dari penggunaan uang untuk jangka

waktu tertentu. data yang digunakan adalah data dari triwulan I 2006 –

triwulan IV 2015.

3.4 Model Analisis Data

Model Analisis yang akan digunakan oleh peneliti adalah model

ekonometrika yaitu Analisis Vector Auto Regression (VAR). Model Analisis yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan Persamaan sebagai berikut:

Y1t = β01 + ∑ip

=1 βi1 Y1t-i + ∑ip

=1 αi1 Y2t-1 + ∑ip

=1 πi1 Y3t-1 +e1t

Y2t = β01 + ∑ip

=1 βi2 Y1t-i + ∑ip

=1 αi2 Y2t-1 + ∑ip

=1 πi2 Y3t-1 +e2t

Y3t = β01 + ∑ip

=1 βi3 Y1t-i + ∑ip

=1 αi3 Y2t-1 + ∑ip

=1 πi3 Y3t-1 1 +e1t

Dimana :

Y1t = nilai tukar

Y2t = suku bunga

Y3t = Inflasi

Keempat persamaan tersebut diatas dapat dinyatakan dalam bentuk yang

lebih ringkas dengan mengunakan notasi matrik sebagai berikut :

Yt = Ao + A1Yt-1 + A2Yt-2 + A3Yt-3 + et

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 46: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

35

Dimana :

Yt = Vektor yang berisi n variabel di dalam system SVAR (n x 1)

Ao = Vektor intersep (n x1)

A1 = Matriks koefisien (n x n)

et = Vektor ganguan (n x 1)

3.5 Uji Akar Unit

Uji akar unit digunakan untuk mengetahui ada tidaknya stasioneritas data.

Pengertian stasioneritas terkait erat dengan konsistensi pergerakan data time

series. Suatu data dikatakan stasioner

apabila memenuhi tiga kriteria, yaitu jika nilai rata-rata dan varians

konstan sepanjang waktu dan kovarians antara dua runtut waktu/periode waktu

hanya tergantung dari kelambanan antara dua periode waktu tersebut. Estimasi

model ekonometrik time series akan menghasilkan kesimpulan yang tidak berarti,

ketika data yang digunakan mengandung akar unit (tidak stasioner). (Gujarati,

2004).

Uji yang biasa digunakan adalah uji augmented Dickey–Fuller. Uji lain

yang serupa yaitu Uji Phillips–Perron. Keduanya mengindikasikan keberadaan

akar unit sebagai hipotesis null. Perlu diketahui bahwa data yang dikatakan

stasioner adalah data yang bersifat flat, tidak mengandung komponen trend,

dengan keragaman yang konstan, serta tidak terdapat fluktuasi periodik.

Untuk diketahui adanya akar unit, maka dilakukan pengujian Dickey-

Fuller (DF-test) sebagai berikut: Jika variabel Yt sebagai variabel dependen, maka

akan diubah menjadi :

Yt = ρ Yt-1 + Ut ……………………(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 47: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

36

Jika koefisien Yt-1 (ρ) adalah = 1 dalam arti hipotesis diterima, maka

variabel mengandung unit root dan bersifat non-stasioner. Untuk mengubah trend

yang bersifat non-stasioner menjadi stasioner dilakukan uji orde pertama (first

difference)

ΔYt = (ρ-1) (Yt – Yt-1 ) ……………..(2)

Koefisien ρ akan bernilai 0, dan hipotesis akan ditolak sehingga model

menjadi stasioner. Hipotesis yang digunakan pada pengujian augmented dickey

fuller adalah:

H0 : ρ = 0 (Terdapat unit roots, variabel Y tidak stasioner)

H1 : ρ ≠ 0 (Tidak terdapat unit roots, variabel Y stasioner)

Kesimpulan hasil root test diperoleh dengan membandingkan nilai t-hitung

dengan t-tabel pada tabel Dickey-Fuller.

3.6 Metode Analisis Data

3.6.1 Vector Auto Regression

VAR adalah model persamaan yang menggunakan data time series.

Persoalan yang muncul dalam data time series berkaitan dengan stasioneritas data

time series dan kointegrasi. Pembentukan model VAR erat kaitannya dengan

masalah stasioner data dan kointegrasi antar variabel di dalamnya. Proses

pembentukan VAR dapat dilihat dibawah ini :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 48: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

37

Gambar 3.1

Proses Pembentukan VAR

Langkah pertama pembentukan model VAR adalah melakukan uji

stasionaritas data. Jika data adalah stasioner pada tingkat level maka kita

mempunyai VAR biasa (unrestricted VAR). Sebaliknya jika data tidak stasioner

pada tingkat level tetapi stasioner pada proses diferensiasi data, maka kita harus

menguji apakah data mempunyai hubungan dalam jangka panjang atau tidak

dengan melakukan kointegrasi.

Data Time series

Uji Stasionaritas Data

Stasioner

VAR Bentuk

Level

Tidak Stasioner

Stasioner diferensi Data

Terjadi

kointegrasi

VECM VAR Bentuk

Diferensi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 49: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

38

Apabila terdapat kointegrasi maka model Vector Error Corection Model (

VECM ). Model VECM ini merupakan model yang terestriksi (restrictic VAR)

karena adanya kointegrasi yang menunjukkan adanya hubungan jangka panjang

antar variabel di dalam system VAR. Apabila terjadi tidak ada kointegrasi antar

variabel endogen tetapi data stasioner dalam proses diferensiasi disebut VAR

dengan data diferensiasi. Namun pada penelitian ini tidak dilakukan uji

kointegrasi, bila nantinya dalam pengujian di misalkan dilakukan uji akar unit

tingkat diferensiasi itu dilakukan hanya untuk menghindari regresi lancung.

3.6.2 Penentuan Lag Optimum

Salah satu tahapan yang krusial di dalam estimasi VAR adalah masalah

penentuan kelambanan atau penentuan lag optimum. Dalam penentuan lag

optimum terdapat beberapa kriteria yang sering kali digunakan, namun dalam

penelitian ini akan digunakan Akaike Information Criterion (AIC), Schwartz

Information Criterion (SIC), LR (squential modified LR test statistisc), FPE

(Final Prediction Error), dan HQ (Hannan-Quinn information criterion), dengan

tetap mempertimbangkan adjusted R2 sistem VAR. Panjang kelambanan optimal

terjadi jika nilai Akaike Information Criterion (AIC) dan Schwartz Information

Criterion (SIC) LR (squential modified LR test statistisc), FPE (Final Prediction

Error), dan HQ (Hannan-Quinn information criterion) bernilai absolut paling

kecil dan nilai adjusted R2 paling tinggi.

3.6.3 Impulse Response

Analisis impulse response ini melacak respon dari variabel endogen di

dalam system VAR karena adanya goncangan (shocks) atau perubahan di dalam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 50: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

39

variabel gangguan pada saat sekarang atau yang akan datang. Dengan kata lain,

uji Impulse Response berguna untuk melacak respon saat ini dan masa depan

setiap variabel akibat perubahan atau shock suatu variabel dengan memanfaatkan

seluruh informasi masa lalu variabel. Impulse response merupakan salah satu

analisis yang penting didalam VAR, karena secara individual koefisien di dalam

VAR sulit di interprestasikan.

3.6.4 Variance Decompositon

Variance Decompositon ini memberikan metode yang berbeda di dalam

system dinamis VAR dibandingkan impulse response. Analisis variance

decomposition ini menggambarkan relative pentingnya setiap variabel di dalam

system VAR karena adanya shock. Variance decomposition berguna untuk

memprediksi kontribusi presentase varian setiap variabel karena adanya

perubahan variabel tertentu di dalam system VAR.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 51: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

40

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Uji Akar Unit

Stasioneritas merupakan salah satu prasyarat penting dalam ekonometrika

untuk data time series. Salah satu konsep formal yang dipakai untuk mengetahui

stasioneritas data adalah melalau uji akar unit (unit root test). Uji ini merupakan

pengujian yang populer, dikembangkan oleh david dickey dan wayne fuller

dengan sebutan augmented dickey-fuller (ADF) test.

Uji stasioneritas yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

uji akar unit (unit root test) dengan metode augmented dickey-fuller (ADF) test.

Data dinyatakan stasioner apabila nilai ADF nya lebih besar dari nilai kritis

mackinnon disemua level. Namun bisa juga dilihat dari nilai probabilitas nya,

dimana nilai probabiltas nya harus lebih kecil dari 0,05.

Berdasarkan hasil pengujian akar unit pada tingkat Jumlah uang beredar

tidak stasioner pada level. Karena nilai ADF nya 3.3837 lebih kecil dari nilai

kritis mackinnon pada level 1%, tetapi stasioner pada level 5% dan 10%. Nilai

probabilitas pada tingkat level adalah 1 dimana lebih besar dari 0,05 (tidak

stasioner). Berdasarkan hasil diatas maka harus dilakukan uji pada tingkat first

difference. Dalam uji yg dilakukan pada tingkat first difference, data jumlah uang

beredar stasioner dengan nilai ADF nya adalah 4,6708 lebih besar nilai kritis

mackinnon di semua level dan probabilitas nya 0,0006.

Dalam pengujian data inflasi, data tidak stasioner pada tingkat level.

Dimana nilai t-statistik (ADF) nya 1,3038 tidak stationer pada tingkat level 1%,

5% maupun 10%. Pengujian dilanjutkan pada tingkat first difference, dimana

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 52: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

41

data inflasi stasioner pada semua level dengan nilai probabilitas 0,0014 (<0,05).

Hasil yang sama juga diperoleh pada data nilai tukar, yaitu tidak stasioner pada uji

tingkat level. Nilai t-statistik nya lebih kecil dari nilai kritis mackinnon disemua

level. Baru dinyatakan stasioner pada tingkat first difference dengan probabilitas

0,0004.

Tabel 4.1

Uji Akar Unit Tingkat Level

Variabel ADF Level t-Statictic

(Level)

probabilitas Keterangan

Jumlah Uang

Beredar

3,383665 1 % -3.610453 1.0000 Tidak stasioner

5 % -2.938987 Stasioner

10 % -2.607932 Stasioner

Inflasi 1.303825 1 % -3.653730 0.6156 Tidak stasioner

5 % -2.957110 Tidak stasioner

10 % -2.617434 Tidak stasioner

Nilai Tukar 0.232397 1 % -3.610453 0.9713 Tidak stasioner

5 % -2.938987 Tidak stasioner

10 % -2.607932 Tidak stasioner

Suku Bunga 4.042114 1 % -3.615588 0.0032 Stasioner

5 % -2.941145 Stasioner

10 % -2.609066 Stasioner

Berbeda dengan ketiga data diatas, data suku bunga dinyatakan stasioner

pada uji tingkat level. Nilai ADF nya 4,0421 lebih besar dari nilai kritis

mackinnon baik pada level 1%, 5% maupun 10%. Begitu juga dengan

probabilitasnya 0,0032 (<0,05).

Pada tingkat level ada beberapa variabel yang tidak stasioner sehingga

perlu dilihat variabeli tersebut di tingkat first difference. Hasil nya seluruh

variabel stasioner pada tingkat first difference.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 53: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

42

4.2 Uji Penetuan Lag Optimum

Sebelum melakukan pengujian Var, maka perlu dilakukan pengujian lag

sehingga dapat ditentukan berapa lag yang sesuia dengan model. Metode yang

digunakan untuk menentukan panjang lag optimal adalah : LR (squential modified

LR test statistisc), FPE (Final Prediction Error), AIC (Akaike Information

Criterian), SC (Schwarz information criterion), HQ (Hannan-Quinn information

criterion).

Tabel 4.2

Lag Optimum

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ

0 -885.3894 NA 6.18e+17 52.31702 52.49659 52.37826

1 -701.1720 314.2532 3.14e+13 42.42188 43.31974* 42.72808

2 -681.6424 28.72004* 2.67e+13* 42.21426 43.83040 42.76541

3 -668.6121 16.09620 3.55e+13 42.38895 44.72338 43.18506

4 -651.1183 17.49378 4.10e+13 42.30108 45.35380 43.34214

5 -632.2166 14.45426 5.33e+13 42.13039 45.90140 43.41641

6 -598.9513 17.61103 4.34e+13 41.11478* 45.60408 42.64576*

Berdasarkan hasil pengujian diatas, dapat kita lihat perbedaan dari hasil

beberapa metode pengujian. Pada hasil R (squential modified LR test statistisc)

dan FPE (Final Prediction Error) hasil lag yang sesuai adalah lag ke 2, yaitu

28,72 dan 2,67. Menurut SC (Schwarz information criterion) panjang lag yang

cocok untuk model adalah lag 1 yaitu 43,319. Sedangkan menurut AIC (Akaike

Information Criterian) dan HQ (Hannan-Quinn information criterion) panjang lag

yang sesuai adalah lag 6 yaitu sebesar 41,11 dan 42,64. Dengan demikian enam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 54: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

43

hasil pengujian kelambanan diatas, terdapat dua pengujian yang mempunyai hasil

seimbang yaitu dua hasil pada lag 2 dan dua hasil pada lag 6.

4.3 Estimasi VAR

Tahap selanjutnya setelah menentukan panjang lag adalah membentuk

model VAR. Model VAR yang dibentuk merupakan VAR difference bukan

ditujukan untuk menguji apakaj terdapat kointegrasi maupun koreksi kesalahan

atau tidak, melainkan untuk menghindari terjadinya spurious regresion akibat data

yang tidak stasioner.

Berdasarkan pada hasil uji stasioner, dimana seluruh variabel stasioner

pada tingkat first difference maka permodelan VAR dilakukan dengan

menggunakan data first difference. Panjang lag yang digunakan dalam estimasi

VAR ini adalah 2 lag sesuai dengan penentuan lag yang optimal. Model VAR

yang di peroleh adalah:

DINFLASI =C(1,1)*DINFLASI(-1) + C(1,2)*DINFLASI(-2) + C(1,3)*DJUB(-1) +

C(1,4)*DJUB(-2) + C(1,5)*DNILAI_TUKAR(-1) +

C(1,6)*DNILAI_TUKAR(-2) + C(1,7)*DSBI(-1) + C(1,8)*DSBI(-2) +

C(1,9)

DJUB = C(2,1)*DINFLASI(-1) + C(2,2)*DINFLASI(-2) + C(2,3)*DJUB(-1) +

C(2,4)*DJUB(-2) + C(2,5)*DNILAI_TUKAR(-1) +

C(2,6)*DNILAI_TUKAR(-2) + C(2,7)*DSBI(-1) + C(2,8)*DSBI(-2) +

C(2,9)

DNILAI TUKAR =C(3,1)*DINFLASI(-1) + C(3,2)*DINFLASI(-2) +

C(3,3)*DJUB(-1) + C(3,4)*DJUB(-2) + C(3,5)*DNILAI_TUKAR(-1) +

C(3,6)*DNILAI_TUKAR(-2) + C(3,7)*DSBI(-1) + C(3,8)*DSBI(-2) +

C(3,9)

DSBI = C(4,1)*DINFLASI(-1) + C(4,2)*DINFLASI(-2) + C(4,3)*DJUB(-1) +

C(4,4)*DJUB(-2) + C(4,5)*DNILAI_TUKAR(-1) +

C(4,6)*DNILAI_TUKAR(-2) + C(4,7)*DSBI(-1) + C(4,8)*DSBI(-2) +

C(4,9)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 55: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

44

Maka hasilnya adalah:

DINFLASI =0.313569203793*DINFLASI(-1) - 0.0691108468025*DINFLASI(-2) -

4.67121022632e-06*DJUB(-1) + 4.69912377433e-06*DJUB(-2) -

0.000100732064515*DNILAI_TUKAR(-1) - 2.64569500921e-

05*DNILAI_TUKAR(-2) + 3.06389144237*DSBI(-1) -

2.31457566279*DSBI(-2) + 1.15103669301

DJUB = 3477.6048772*DINFLASI(-1) - 2223.36830167*DINFLASI(-2) +

1.04359717063*DJUB(-1) + 0.00325081663205*DJUB(-2) -

28.8896877059*DNILAI_TUKAR(-1) +

12.5724686262*DNILAI_TUKAR(-2) + 2041.50530638*DSBI(-1) +

2144.46284262*DSBI(-2) + 92635.7014136

DNILAI_TUKAR = - 12.3954462504*DINFLASI(-1) -

28.4199031725*DINFLASI(-2) + 0.00262257684012*DJUB(-1) -

0.00232153010619*DJUB(-2) + 0.752971661324*DNILAI_TUKAR(-1)

+ 0.0974414566909*DNILAI_TUKAR(-2) + 803.333873622*DSBI(-1) -

557.867165779*DSBI(-2) - 807.702611072

DSBI = 0.014892782311*DINFLASI(-1) - 0.0440859031537*DINFLASI(-2) -

7.81536582525e-07*DJUB(-1) + 8.56695591878e-07*DJUB(-2) -

0.000280023718948*DNILAI_TUKAR(-1) +

0.000274498998921*DNILAI_TUKAR(-2) + 1.48798676117*DSBI(-1)

- 0.546404282175*DSBI(-2) + 0.55480507349

4.4 Uji Stabilitas VAR

Sebelum analisis berupa proses IFR dan FEVD dilaksanakan, pada model

VAR yang diperoleh perlu dilakukan pengujian stabilitas model. Hal ini

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 56: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

45

merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh model dinamik seperti VAR

dikarenakan apabila didapatkan model VAR yang tidak stabil maka analisis IFR

dan FEVD menjadi tidak valid. Untuk menguji stabil tidaknya estimasi VAR yang

telah dibentuk maka dilakukan VAR Stability Condition Check berupa Roots of

Charateristic Polynomial. Berikut hasil pengujian stabilitas model berdasarkan

hasil AR Root Table.

Tabel 4.3

Uji Stabilitas

Root Modulus

0.994374 0.994374

0.966234 0.966234

0.692916 0.692916

0.452769 - 0.430772i 0.624952

0.452769 + 0.430772i 0.624952

-0.070571 - 0.210165i 0.221697

-0.070571 + 0.210165i 0.221697

0.180204 0.180204

Nilai akar karakteristik atau modulus untuk model dengan lag 2 yang

digunakan menunjukkan bahwa nilai akar karakteristik atau modulus berada di

bawah 1 dan titik Inverse Roots of AR Characteritic Polynomial berada di dalam

unit circle. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa model VAR yang akan

digunakan sebagai dasar untuk melakukan analisis bersifat stabil. Dikarenakan

semakin sedikit inverse akar nya di atas satu atau semakin sedikit inverse akar nya

di luar lingkaran, maka data tersebut di anggap stabil.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 57: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

46

Gambar 4.1

Uji Stabilitas

4.5 Impulse Respons

Uji Impulse Response berguna untuk melacak respon saat ini dan masa

depan setiap variabel akibat perubahan atau shock suatu variabel dengan

memanfaatkan seluruh informasi masa lalu variabel. IRF melacak efek dari salah

satu shock ke shock lainnya pada saat sekarang dan yang akan datang dari variabel

endogenous. Suatu shock pada variabel endogen ke-i secara langsung akan

mempengaruhi variabel itu sendiri dan akan menjalar ke variabel-variabel

endogen yang lain melalui struktur dinamis VAR. IRF memberikan arah

hubungan besarnya pengaruh antar variabel endogen. Dengan demikian shock atas

suatu variabel dengan adanya informasi baru akan mempengaruhi variabel itu

sendiri dan variabel-variabel lain dalam sistem VAR.

-1.5

-1.0

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5

Inverse Roots of AR Characteristic Polynomial

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 58: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

47

a. Shock Terhadap JUB

Gambar 4.2

Impulse Respons nilai tukar, inflasi dan SBI terhadap JUB

Pada tabel diatas, respon variabel nilai tukar jika atau saat terjadi shock

pada jumlah uang beredar. Pada awal periode nilai tukar merespon positif sejak

terjadinya shock terhadap variabel JUB. Memasuki periode ke-2 nilai tukar mulai

menurun dan semakin mendekati titik kesimbangan. Setelah periode ke-5 barulah

nilai tukar kembali naik sedikit demi sedikit. Dalam variabel SBI, respon yang

diberikan saat awal periode terjadinya shock terhadap variabel JUB negatif. Ini

bisa kita lihat pada abel di atas, penurunan paling signifikan terjadi saat memasuki

periode ke-3. Seterusnya, respon SBI semakin baik dan saat periode ke-6 sudah

mulai merespon positif. Jadi dapat kita katakan bahwa saat terjadi shock terhadap

-10,000

0

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of DJUB to DJUB

-200

-100

0

100

200

300

400

500

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of DNILAI_TUKAR to DJUB

-.4

-.3

-.2

-.1

.0

.1

.2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of DSBI to DJUB

-1.2

-0.8

-0.4

0.0

0.4

0.8

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of DINFLASI to DJUB

Response to Cholesky One S.D. Innovations ± 2 S.E.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 59: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

48

JUB, maka butuh waktu yang cukup lama bagi SBI untuk kembali mencapai titik

keseimbangan.

Sedangkan variabel inflasi juga tidak jauh berbeda dengan SBI. Saat

terjadi shock JUB juga memberikan respon negatif di awal periode sampai

periode ke-5. Memasuki peiode ke-6 barulah inflasi merespon positif terhadap

perubahan JUB.

b. Shock Terhadap Inflasi

Gambar 4.3

Impulse Respons JUB, nilai tukar dan SBI terhadap Inflasi

Pada gambar diatas, respon JUB terhadap shock inflasi negatif. Memasuki

periode ke-2 Jub semakin jauh dari titik keseimbangan atau ekuilibrium dan

perlahan lahan semakin negatif dan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk

mengendalikan JUB agar mencapai titik keseimbangan. Untuk respon nilai tukar

-1

0

1

2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of DINFLASI to DINFLASI

-60,000

-40,000

-20,000

0

20,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of DJUB to DINFLASI

-200

0

200

400

600

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of DNILAI_TUKAR to DINFLASI

-.2

.0

.2

.4

.6

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of DSBI to DINFLASI

Response to Cholesky One S.D. Innovations ± 2 S.E.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 60: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

49

terhadap goncangan yang terjadi pada inflasi memberikan respon positif dan

meningkat secara signifikan dari periode awal sampai memasuki periode ke-3.

Periode ke-4 nilai tukar secara perlahan mulai turun mendekati titik

keseimbangan, dan mulai stabil pada periode ke-7.

Variabel SBI terhadap shock inflasi merespon posotif di awal periode dan

naik secara signifikan sampai periode ke-2. Selanjutnya SBI mulai turun secara

perlahan, dan mulai stabil pada saat memasuki periode k-6.

c. Shock Terhadap SBI

Gambar 4.4

Impulse Respons JUB, nilai tukar dan Inflasi terhadap SBI

Pada gambar diatas, dapat kita lihat hanya JUB yang merespon negatif

terhadap perubahan SBI. JUB secara siginifikan terus menjauhi titik

keseimbangan.periode pertama JUB cukup stabil di titik keseimbangan dan tidak

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of DINFLASI to DSBI

-50,000

-40,000

-30,000

-20,000

-10,000

0

10,000

20,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of DJUB to DSBI

-200

-100

0

100

200

300

400

500

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of DNILAI_TUKAR to DSBI

-.2

.0

.2

.4

.6

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of DSBI to DSBI

Response to Cholesky One S.D. Innovations ± 2 S.E.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 61: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

50

menunjukan dampak yang signifikan sampai periode kedua. Pada variabel inflasi,

merespon positif secara signifikan dari awal sampai periode ke-2. Dan pada

periode ke-3 barulah secara perlahan mulai turun walaupun masih merespon

positif. Memasuki periode ke-6 inflasi merspon negatif terhadp perubahan SBI

sampai periode k-7. Dan ekulibrium inflasi baru bisa dicapai pada periode k-8.

Variabel nilai tukar pada awal periode terjadi shock SBI memberikan

repon positif. Nilai tukar secara siginifikan terus naik dan situasi ini berlangsung

cukup lama yaitu sampai memasuki periode ke-4. Setelah itu barulah perlahan

lahan mengalami penurunan dan makin mendekati titik keseimbangan.

d. Shock Terhadap Nilai tukar

Gambar 4.5

Impulse Respons JUB, Inflasi dan SBI terhadap Nilai tukar

-1.2

-0.8

-0.4

0.0

0.4

0.8

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of DINFLASI to DNILAI_TUKAR

-200

0

200

400

600

800

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of DNILAI_TUKAR to DNILAI_TUKAR

-80,000

-60,000

-40,000

-20,000

0

20,000

40,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of DJUB to DNILAI_TUKAR

-.4

-.2

.0

.2

.4

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of DSBI to DNILAI_TUKAR

Response to Cholesky One S.D. Innovations ± 2 S.E.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 62: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

51

Shock atau goncangan yang terjadi terhadap nilai tukar berdampak sangat

signifikan terhadap JUB. Dapat kita lihat dari periode awal terjadi goncangan,

JUB terus mengalami penurunan. Pada periode ke-3 mulai merespon negatif

terhadap perubahan nilai tukar. Variabel inflasi awal nya merespon positif

terhadap perubahan nilai tukar. Memasuki periodel kedua mulai merespon negatif,

dan hal ini berlangsung cukup lama. Pada periode ke-5 inflasi kembali ke titik

ekuilibrium dan mulai cukup stabil merespon shock nilai tukar.

Variabel SBI juga tidak jauh berbeda dengan inflasi dalam merespon

perubahan nilai tukar. Dari awal periode SBI terus mengalami penurunan sampai

periode ke-3 saat terjadi shock nilai tukar. Periode ke-5 SBI kembali ke titik

kesimbangan dan mulai merespon positif terhadap shock atau goncangan variabel

nilai tukar.

4.6 Variance Decomposition

Analisi variance decomposition dapat menggambarkan pentingnya peran

dari setiap variabel di dalam sistem VAR karena adanya shock. Variance

decomposition erguna untuk meprediksi kontribusi persentase varian setiap

variabel karena adanya perubahan variabel tertentu dalam sistem VAR.

Variance decomposition memisahkan variasi perubahan shock dari setiap

variabel terhadap variabel lain dalam model. Setiap variable perubahan dalam

model diasumsikan tidak berkorelasi. Variance decomposition akan memberikan

keterangan tentang besarnya dan sampai berapa lama proporsi shock sebuah

variabel terhadap variabel itu sendiri dan selanjutnya melihat besaran proporsi

shock variabel lain terhadap variabel tersebut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 63: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

52

a. Variance Decomposition of Inflasi

Hasil analisis variance decomposotion of inflasi menyatakan bahwa,

variabel inflasi pada periode pertama sangat dipengaruhi oleh shock inflasi itu

sendiri (100%), sementara variabel lain belum memberikan pengaruh. Selanjutnya

mulai dari periode 1 sampai periode 10, proporsi shock inflasi terhadap inflasi itu

sendiri masih besar yaitu dengan kontribusi 79,3%. Akan tetapi shock inflasi

memberikan pengaruh yang sedikit demi sedikit menurun terhadap inflasi itu

sendiri.

Selanjutnya pengaruh terbesar kedua diberikan oleh variabel SBI. Dimana

mulai periode 2 sampai periode 10 SBI terus mengalami peningkatan dan di akhir

periode mencapai 15,7%. Peningkatan terbesar terjadi dari periode 2 ke periode 3

(8,76% meningkat menjadi 14,3%).Sedangkan pengaruh variabel JUB dan nilai

tukar dari periode 2 juga mengalami peningkatan sampai akhir periode, namun

tidak sebesar pengaruh SBI. Di akhir periode pengaruh JUB sebesar 3,5% dan

nilai tukar sebesar 1,4%.

b. Variance Decomposition of JUB

Pada periode pertama hanya shock inflasi dan shock JUB yang

berpengaruh terhadap variabel JUB itu sendiri. Shock JUB awal nya mempunyai

pengarh sebesar 98,1% dan terus mengalami penurun sampai akhir periode

(47,5%). Sedangkan shock inflasi memiliki kontibusi yang turun naik di awal

periode (1-3). Setelah periode 3 pengaruh shock inflasi mulai meningkat, sampai

di akhir periode mencapai 12,2%.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 64: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

53

Shock SBI mulai memiliki kontribusi pada periode 2 (0,007%) dan terus

meningkat sampai akhir periode yaitu mecapai 7,2%. Sedangkan shock nilai tukar

yang sama sama mulai berpengaruh pada periode 2 juga mengalami peningkatan

sampai akhir periode. Dimana kontribusi pada periode 2 sebesar 4,2% terus

meningkat sampai periode akhir sebesar 33%. Bisa kita lihat, dimana pengaruh

terbesar terhadap variabel JUB di berikan oleh shock nilai tukar dan shock JUB

itu sendiri.

c. Variance Decomposition of Nilai Tukar

Pada periode pertama, hanya shock SBI yang belum memberikan

pengaruh terhadap variabel nilai tukar. Pengaruh shock SBI mulai terasa pada

periode 2 sebesar 6,34% dan proporsinya terus meningkat sampai akhir periode.

Shock nilai tukar sangat mempengaruhi nilai tukar itu sendiri, dimana pada

periode pertama sebesar 70,9%. Meskipun semakin menurun sampai periode

terakhir, namun shock nilai tukar tetap mempunyai pengaruh terbesar terhadap

nilai tukar itu sendiri yaitu sebesar 32,7% di akhir periode.

Kondisi yang berbeda terjadi pada pengaruh Shock inflasi dan shock JUB

terhadap vaiabel nilai tukar. Dimana pengaruh shock inflasi dan shock JUB

mengalami turun naik terhadap variabel nilai tukar. Shock inflasi mula-mula

mengalami peningkatan yang cukup signifikan, dari 4,4% pada periode 1

meningkat menjadi 24,2% pada periode 5. Namun mulai periode 6 proporsi shock

inflasi mulai turun secara perlahan dan pada akhir periode sebesar 22,3%.

Sedangkan proporsi pengaruh shock JUB pada periode 1 sebesar 24,6 dan

meningkat menjadi 26,9% pada periode berikutnya. Selanjutnya kontribusi shock

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 65: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

54

JUB terhadap variabel nilai tukar mulai menurun sampai periode 7, dan kemudian

meningkat sedikit demi sedikit sampai periode akhir.

d. Variance Decomposition of SBI

Untuk variabel SBI, shock inflasi dan shock SBI itu sendiri mempunyai

pengaruh lebih besar dari shock JUB dan shock nilai tukar. Proporsi pengaruh

shock SBI pada periode awal sebesar 40,6% dan terus meningkat sampai 46,8% di

akhir periode. Sedangkan shock inflasi mempunyai pengaruh paling besar pada

periode awal yaitu sebesar 55,2%. Kontribusi shock inflasi hanya meningkat pada

periode 2 saja, dan selanjut nya mengalami penurunan sampai periode 10.

Selanjutnya, shock JUB pada awal periode mempunyai pengaruh sebesar

0,3% dan terus mengalami peningkatan. Pada periode akhir proporsi pengaruh

shock JUB terhadap variabel SBI yaitu sebesar 4%. Situasi yang berbeda

ditunjukan oleh pengaruh shock nilai tukar terhadap variabel SBI. Pengaruh shock

nilai tukar berfluktuasi dari awal sampai akhir periode. Pada periode awal

kontribusi shock nilai tukar sebesar 3,8% dan terus menurun sampai 0,72% pada

periode 5. Setelah itu kontribusi shock nilai tukar terhadap variabel SBI

meningkat sedikit demi sedikit sampai di akhir periode sebesar 2,6%.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 66: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

55

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Perubahan Jumlah uang beredar pada awalnya direspon positif oleh nilai

tukar, namun seiring waktu respon dari nilai tukar mengalami penurunan.

Sementara variabel inflasi mula-mula memberi respon yang fluktuatif dan

terus meningkat seiring perkembangannya. Respon SBI terhadap JUB juga

tidak jauh berbeda dengan inflasi. Pada awalnya respon negatif ditunjukan

oleh variabel SBI terhadap JUB. Akan tetapi, secara perlahan respon SBI

meningkat dan positif, tetapi butuh waktu yang cukup lama untuk sampai

posisi tersebut. Dengan kata lain, kebijakan moneter yang dilakukan

pemerintah terhadap jumlah uang beredar dapat mepengaruhi nilai tukar

dalam jangka pendek. Sedangkan variabel inflasi dan SBI akan

membutuhkan waktu (jangka panjang) untuk mendapatkan respon yang

positif.

2. Jumlah uang beredar memiliki respon yang negatif terhadap perubahan

variabel inflasi. Variabel inflasi sangat dipengaruhi oleh SBI dan jumlah

uang beredar. Perubahan terhadap inflasi cukup cepat mempengaruhi

kondisi nilai tukar, sama halnya dengan SBI. Variabel nilai tukar dan SBI

mempunyai dampak jangka pendek dan jangka panjang terhadap

perubahan inflasi.

3. Variabel nilai tukar mempunyai hubungan yang positif dengan inflasi.

Dimana perubahan kenaikan terhadap inflasi dapat memicu kenaikan nilai

tukar. Variabel SBI mempengaruhi nilai tukar dalam jangka panjang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 67: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

56

Variabel SBI dan nilai tukar mempunyai hubungan yang negatif.

Kebijakan untuk meningkatkan SBI dapat menurunkan nilai tukar dalam

jangka panjang. Nilai tukar mempunyai hubungan yang positif dengan

JUB dalam jangka pendek. Untuk jangka panjang JUB tidak terlalu

mempengaruhi nilai tukar.

4. SBI sangat dipengaruhi oleh inflasidan memiliki hubungan yang negatif.

Kondisi inflasi sangat mempengaruhi dalam mengambil kebijakan

terhadap SBI. JUB yang tinggi dapat memicu kenaikan SBI. Sedangkat

peningkatan SBI dapat memberikan dampak negatif buat JUB. Perubahan

nilai tukar tidak memiliki kontribusi yang besar terhadap SBI. Namum

perubahan nilai tukar memiliki hubungan jangka panjang terhadap SBI.

5.2. Saran

1. Pengambilan kebijakan terhadap SBI sebaiknya dilakukan secara bijak.

Karena akan memberikan dampak terhadap pertumbuhan jumlah uang

beredar dan nilai tukar.

2. Otoritas moneter harus menjaga jumlah uang yang beredar. Karena JUB

yang tinggi dapat meningkatkan inflasi. Sehingga harga-harga barang akan

tinggi.

3. Pentingnya koordinasi pemerintah dan otoritas moneter dalam menjaga

kestabilan nilai tukar rupian terhadap mata uang asing. Kebijakan

kebijakan yang diterapkan pemerintah akan mempengaruhi otoritas

moneter dalam mengambil keputusan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 68: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

57

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Dinnul Alfian(2012). “Kausalitas Inflasi, Tingkat Suku Bunga,

dan Jumlah Uang Beredar: A Case of Indonesia Economy” Forum Bisnis

Dan Kewirausahaan Jurnal Ilmiah STIE MDP, Vol.2, no.1, september

Anwar Sanusi, Analisis Pengaruh Faktor- faktor Ekonomi Terhadap Fluktuasi

Kurs Rupiah 2000- 2002, Program Pascasarjana Universitas Sumatera

Utara.

Boediono. 1989. Ekonomi Moneter edisi ke 3. BPFE: Yogyakarta

Boediono. 1991. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi, BPFE, Yogyakarta

Boediono. 2000. Ekonomi mikro. Yogyakarta. BPFE UGM

Dornbusch R dan S Fisher, 1980, Exchange Rate and The Current Account,

American Economic Review.

Frank J. Fabozzi dan Modigliani, Franco, Capital Markets, Prentice Hall, New

Jersey, 1995 dalam The Fei Ming, Day Trading Valuta Asing, Gramedia,

Jakarta, 2002.

Gujarati, Damodar. 1999. “ekonometrika dasar”. Jakarta : erlangga

Gujarati, Damodar. 2006. Dasar-dasar ekonometrika, ed3. Jakarta : erlangga

Kuncoro, Mudrajat. 2003.”metode riset untuk bisnis dan ekonomi”, Jakarta:

Erlangga.

Lestari, Etty Puji. 2008. “Dampak ketidakstabilan nilai tukar rupiah terhadap

permintaan uang M2 di indonesia” Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 9,

No. 2, Desember 2008, hal. 121 – 136

Manurung, Mandala & Rahardja, pratama. 2002. “uang, bank dan ekonomi

moneter”. Jakarta : Fakutas Ekonomi UI.

Menkew, N. Gregory. Teori Makro Ekonomi, Edisi Ke Empat, Erlangga, Jakarta

2000.

Monika, Teqla. 2012. “ Analisis Permintaan Uang Giral di Indonesia Metode

Vector Auto Regression (VAR)”. skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara.

Nopirin. 1997, ekonomi moneter, bukuI, edisi ke4, BPFE yogyakarta.

Nopirin. 1992. Ekonomi Moneter Buku 2. Yogyakarta : BPFE.

Pohan, Aulia. 2008. Potret Kebijakan Moneter Indonesia, Jakrta: PT. Raja

Grafindo Persada.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 69: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

58

Prayitno, Lily & Heny Sandjaya (2002). “Faktor-Faktor Yang Berpengaruh

Terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia Sebelum dan Sesudah

Krisis: Sebuah Analisis Ekonometrika” Jurnal Manajemen &

Kewirausahaan Vol. 4, No. 1, Maret 2002: 46 – 55.

Salvatore, Ekonomi Internasional, Jakarta: Erlangga, 1997.

Samuelson, Paul dan William D. Nordhaus. 1985. Economics. 12 th Edition. Mc

Graw- Hill.

Sandra, Nofriadi. 2006. “ analisis pengaruh selisih tingkat bunga the fed dengan

BI rate dan jumlah uang beredar terhadap nilai tukar rupiah”. Skripsi

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatra Utara.

Setiadi, Inung Oni.2013. “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan

uang di indonesia 1999-2010, dengan pendekatan ECM”. Economics

Development Analysis Journal 2 (1).

Sidiq, Sahabudin (2005) “Stabilitas permintaan uang di Indonesia sebelum dan

sesudah perubahan sistem nilai tukar”.

Sukirno, Sadono. 2004. Makro Ekonomi Teori Pengantar, Raja Grafindi

Persada,Jakarta.

Sukirno, Sadono. 2006. Makro Ekonomi Teori Pengantar, Raja Grafindi

Persada,Jakarta.

Sunariyah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal,UPP AMP YKPN :

Yogyakarta.

Umar,Husein. 2004. Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis, Rajawali Press.

Jakarta

Widarjono, Agus.2013.Ekonometrika pengantar dan aplikasinya disertai panduan

Eviews. Yogyakarta: UPP STIM YKPN

Widarjono, agus. 2009. “ekonometrika: teori dan aplikasi untuk ekonomi dan

bisnis”. Yogyakarta, ekonosia FE UII.

www.investopedia.com : 6 Factors That Influence Exchange Rates, by Jason Van

Bergen.

www.bps.go.id

www.bi.go id

www.Worlbank.org

www.statistics.gov.my/

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 70: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

59

LAMPIRAN 1

DATA

Tahun JUB Nilai Tukar SBI Inflasi

2006 I 1197153,00 9233,33 12,75 16,90

II 1232257,33 9098,33 12,58 15,51

III 1273881,33 9135,00 11,75 14,87

IV 1351286,00 9098,33 10,25 6,05

2007 I 1372145,67 9122,67 9,25 6,36

II 1412119,67 8988,33 8,75 6,02

III 1494901,00 9244,33 8,25 6,51

IV 1581026,00 9299,33 8,17 6,73

2008 I 1598235,00 9186,33 8,00 7,64

II 1652268,33 9259,00 8,25 10,12

III 1715666,67 9216,33 9,00 11,96

IV 1853117,33 11365,33 9,42 11,50

2009 I 1897035,31 11636,67 8,25 8,56

II 1939074,98 10426,00 7,25 5,67

III 1991584,85 9887,00 6,58 2,76

IV 2075035,76 9475,00 6,50 2,59

2010 I 2084141,15 9271,67 6,50 3,65

II 2163467,31 9091,67 6,50 4,37

III 2243000,94 8972,33 6,50 6,15

IV 2375952,87 8977,33 6,50 6,32

2011 I 2436075,67 8863,00 6,67 6,84

II 2477516,06 8569,33 6,75 5,89

III 2609744,44 8636,33 6,75 4,67

IV 2761514,92 9024,33 6,17 4,12

2012 I 2874442,11 9088,33 5,83 3,73

II 2992290,29 9411,67 5,75 4,49

III 3092361,17 9544,33 5,75 4,48

IV 3226619,66 9630,00 5,75 4,41

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 71: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

60

Sumber : BPS dan World Bank

2013 I 3290579,45 9694,67 5,75 5,26

II 3400203,88 9817,67 5,83 5,65

III 3531024,65 10938,33 6,92 8,60

IV 3641109,30 11800,00 7,42 8,36

2014 I 3646646,74 11754,67 7,50 7,76

II 3786933,14 11704,00 7,50 7,09

III 3928024,70 11840,00 7,50 4,35

IV 4091495,08 12239,33 7,67 6,47

2015 I 4213103,29 12857,33 7,58 6,54

II 4307627,29 13160,00 7,50 7,07

III 4428632,10 14055,00 7,50 7,09

IV 4481401,00 13758,00 7,50 4,83

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 72: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

61

LAMPIRAN 2

Uji Akar Unit

1. Uji Akar Unit Jumlah Uang Beredar

Level

Null Hypothesis: JUB has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=9) t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic 3.383665 1.0000

Test critical values: 1% level -3.610453

5% level -2.938987

10% level -2.607932

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(JUB)

Method: Least Squares

Date: 12/20/16 Time: 12:30

Sample (adjusted): 2006Q2 2015Q4

Included observations: 39 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

JUB(-1) 0.021434 0.006334 3.383665 0.0017

C 29671.40 17259.82 1.719103 0.0940

R-squared 0.236313 Mean dependent var 84211.49

Adjusted R-squared 0.215673 S.D. dependent var 43520.50

S.E. of regression 38542.72 Akaike info criterion 24.00684

Sum squared resid 5.50E+10 Schwarz criterion 24.09215

Log likelihood -466.1334 Hannan-Quinn criter. 24.03745

F-statistic 11.44919 Durbin-Watson stat 1.938122

Prob(F-statistic) 0.001704

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 73: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

62

First

Null Hypothesis: D(JUB) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=9) t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.670859 0.0006

Test critical values: 1% level -3.615588

5% level -2.941145

10% level -2.609066

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(JUB,2)

Method: Least Squares

Date: 12/20/16 Time: 12:31

Sample (adjusted): 2006Q3 2015Q4

Included observations: 38 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(JUB(-1)) -0.744256 0.159340 -4.670859 0.0000

C 63755.56 15199.21 4.194662 0.0002

R-squared 0.377345 Mean dependent var 464.8570

Adjusted R-squared 0.360049 S.D. dependent var 53058.46

S.E. of regression 42445.14 Akaike info criterion 24.20101

Sum squared resid 6.49E+10 Schwarz criterion 24.28720

Log likelihood -457.8192 Hannan-Quinn criter. 24.23167

F-statistic 21.81692 Durbin-Watson stat 2.028275

Prob(F-statistic) 0.000041

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 74: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

63

2. Uji Akar Unit Inflasi

Level

Null Hypothesis: INFLASI has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 7 (Automatic - based on SIC, maxlag=9) t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -1.303825 0.6156

Test critical values: 1% level -3.653730

5% level -2.957110

10% level -2.617434

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(INFLASI)

Method: Least Squares

Date: 12/20/16 Time: 12:29

Sample (adjusted): 2008Q1 2015Q4

Included observations: 32 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

INFLASI(-1) -0.182166 0.139717 -1.303825 0.2052

D(INFLASI(-1)) 0.118724 0.187651 0.632686 0.5332

D(INFLASI(-2)) 0.219650 0.175031 1.254921 0.2221

D(INFLASI(-3)) -0.301472 0.176656 -1.706548 0.1014

D(INFLASI(-4)) -0.504711 0.176084 -2.866309 0.0087

D(INFLASI(-5)) 0.140576 0.101078 1.390769 0.1776

D(INFLASI(-6)) -0.210610 0.105197 -2.002054 0.0572

D(INFLASI(-7)) -0.272760 0.114325 -2.385832 0.0257

C 0.996426 0.902329 1.104282 0.2809

R-squared 0.672957 Mean dependent var -0.059271

Adjusted R-squared 0.559204 S.D. dependent var 1.528106

S.E. of regression 1.014548 Akaike info criterion 3.099022

Sum squared resid 23.67407 Schwarz criterion 3.511260

Log likelihood -40.58435 Hannan-Quinn criter. 3.235667

F-statistic 5.915906 Durbin-Watson stat 1.406620

Prob(F-statistic) 0.000366

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 75: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

64

First

Null Hypothesis: D(INFLASI) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 5 (Automatic - based on SIC, maxlag=9) t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.416735 0.0014

Test critical values: 1% level -3.646342

5% level -2.954021

10% level -2.615817

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(INFLASI,2)

Method: Least Squares

Date: 12/20/16 Time: 12:30

Sample (adjusted): 2007Q4 2015Q4

Included observations: 33 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(INFLASI(-1)) -1.461243 0.330842 -4.416735 0.0002

D(INFLASI(-1),2) 0.768943 0.279670 2.749468 0.0107

D(INFLASI(-2),2) 0.803013 0.221874 3.619239 0.0013

D(INFLASI(-3),2) 0.373636 0.174917 2.136080 0.0423

D(INFLASI(-4),2) 0.199421 0.157449 1.266577 0.2165

D(INFLASI(-5),2) 0.294511 0.120599 2.442060 0.0217

C -0.154781 0.215347 -0.718753 0.4787

S.E. of regression 1.202596 Akaike info criterion 3.392674

Sum squared resid 37.60219 Schwarz criterion 3.710115

Log likelihood -48.97912 Hannan-Quinn criter. 3.499483

Durbin-Watson stat 2.369358

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 76: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

65

3. Uji Akar Unit SBI

Level

Null Hypothesis: SBI has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=9) t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.042114 0.0032

Test critical values: 1% level -3.615588

5% level -2.941145

10% level -2.609066

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(SBI)

Method: Least Squares

Date: 12/20/16 Time: 12:33

Sample (adjusted): 2006Q3 2015Q4

Included observations: 38 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

SBI(-1) -0.148607 0.036765 -4.042114 0.0003

D(SBI(-1)) 0.478931 0.115254 4.155419 0.0002

C 1.052162 0.278249 3.781372 0.0006

R-squared 0.575320 Mean dependent var -0.133772

Adjusted R-squared 0.551052 S.D. dependent var 0.503568

S.E. of regression 0.337409 Akaike info criterion 0.740613

Sum squared resid 3.984561 Schwarz criterion 0.869896

Log likelihood -11.07164 Hannan-Quinn criter. 0.786611

F-statistic 23.70746 Durbin-Watson stat 1.621957

Prob(F-statistic) 0.000000

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 77: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

66

First

Null Hypothesis: D(SBI) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=9) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.862449 0.0054

Test critical values: 1% level -3.621023

5% level -2.943427

10% level -2.610263 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(SBI,2)

Method: Least Squares

Date: 01/06/17 Time: 11:03

Sample (adjusted): 2006Q4 2015Q4

Included observations: 37 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(SBI(-1)) -0.521216 0.134944 -3.862449 0.0005

D(SBI(-1),2) 0.345227 0.153518 2.248777 0.0311

C -0.050641 0.063791 -0.793859 0.4328 R-squared 0.310199 Mean dependent var 0.022523

Adjusted R-squared 0.269622 S.D. dependent var 0.433747

S.E. of regression 0.370689 Akaike info criterion 0.930699

Sum squared resid 4.671955 Schwarz criterion 1.061314

Log likelihood -14.21793 Hannan-Quinn criter. 0.976747

F-statistic 7.644772 Durbin-Watson stat 2.060219

Prob(F-statistic) 0.001813

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 78: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

67

4. Uji Akar Unit Nilai Tukar

Level

Null Hypothesis: NILAI_TUKAR has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=9) t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic 0.232397 0.9713

Test critical values: 1% level -3.610453

5% level -2.938987

10% level -2.607932

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(NILAI_TUKAR)

Method: Least Squares

Date: 12/20/16 Time: 12:32

Sample (adjusted): 2006Q2 2015Q4

Included observations: 39 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

NILAI_TUKAR(-1) 0.013951 0.060031 0.232397 0.8175

C -24.42874 610.1804 -0.040035 0.9683

R-squared 0.001458 Mean dependent var 116.0171

Adjusted R-squared -0.025530 S.D. dependent var 519.6103

S.E. of regression 526.2013 Akaike info criterion 15.41917

Sum squared resid 10244850 Schwarz criterion 15.50448

Log likelihood -298.6737 Hannan-Quinn criter. 15.44977

F-statistic 0.054009 Durbin-Watson stat 1.562949

Prob(F-statistic) 0.817510

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 79: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

68

First

Null Hypothesis: D(NILAI_TUKAR) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=9) t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.757107 0.0004

Test critical values: 1% level -3.615588

5% level -2.941145

10% level -2.609066

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(NILAI_TUKAR,2)

Method: Least Squares

Date: 12/20/16 Time: 12:32

Sample (adjusted): 2006Q3 2015Q4

Included observations: 38 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(NILAI_TUKAR(-1)) -0.777397 0.163418 -4.757107 0.0000

C 94.37757 86.70208 1.088527 0.2836

S.E. of regression 518.9577 Akaike info criterion 15.39272

Sum squared resid 9695416. Schwarz criterion 15.47891

Log likelihood -290.4616 Hannan-Quinn criter. 15.42338

Durbin-Watson stat 1.865712

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 80: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

69

LAMPIRAN 3

Uji Stabilitas

Root Modulus

0.994374 0.994374

0.966234 0.966234

0.692916 0.692916

0.452769 - 0.430772i 0.624952

0.452769 + 0.430772i 0.624952

-0.070571 - 0.210165i 0.221697

-0.070571 + 0.210165i 0.221697

0.180204 0.180204

-1.5

-1.0

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5

Inverse Roots of AR Characteristic Polynomial

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 81: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

70

LAMPIRAN 4

Estimasi VAR

Vector Autoregression Estimates

Date: 01/04/17 Time: 23:42

Sample (adjusted): 2006Q4 2015Q4

Included observations: 37 after adjustments

Standard errors in ( ) & t-statistics in [ ] DINFLASI DJUB DNILAI_TUKAR DSBI

DINFLASI(-1) 0.313569 3477.605 -12.39545 0.014893

(0.26523) (6104.52) (70.3903) (0.05378)

[ 1.18225] [ 0.56968] [-0.17610] [ 0.27691]

DINFLASI(-2) -0.069111 -2223.368 -28.41990 -0.044086

(0.20932) (4817.76) (55.5529) (0.04245)

[-0.33016] [-0.46149] [-0.51158] [-1.03863]

DJUB(-1) -4.67E-06 1.043597 0.002623 -7.82E-07

(9.2E-06) (0.21192) (0.00244) (1.9E-06)

[-0.50731] [ 4.92437] [ 1.07321] [-0.41858]

DJUB(-2) 4.70E-06 0.003251 -0.002322 8.57E-07

(9.5E-06) (0.21868) (0.00252) (1.9E-06)

[ 0.49459] [ 0.01487] [-0.92068] [ 0.44466]

DNILAI_TUKAR(-1) -0.000101 -28.88969 0.752972 -0.000280

(0.00075) (17.1737) (0.19803) (0.00015)

[-0.13500] [-1.68220] [ 3.80235] [-1.85070]

DNILAI_TUKAR(-2) -2.65E-05 12.57247 0.097441 0.000274

(0.00080) (18.4079) (0.21226) (0.00016)

[-0.03308] [ 0.68299] [ 0.45907] [ 1.69256]

DSBI(-1) 3.063891 2041.505 803.3339 1.487987

(1.16189) (26741.8) (308.356) (0.23560)

[ 2.63700] [ 0.07634] [ 2.60522] [ 6.31561]

DSBI(-2) -2.314576 2144.463 -557.8672 -0.546404

(0.96229) (22148.0) (255.385) (0.19513)

[-2.40528] [ 0.09682] [-2.18442] [-2.80019]

C 1.151037 92635.70 -807.7026 0.554805

(3.32241) (76468.1) (881.742) (0.67371)

[ 0.34645] [ 1.21143] [-0.91603] [ 0.82351]

R-squared 0.675902 0.998794 0.928936 0.952687

Adj. R-squared 0.583302 0.998450 0.908632 0.939169

Sum sq. Resids 75.78431 4.01E+10 5337734. 3.116168

S.E. equation 1.645169 37865.01 436.6158 0.333604

F-statistic 7.299195 2899.140 45.75160 70.47562

Log likelihood -65.76473 -437.3905 -272.2695 -6.725920

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 82: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

71

Akaike AIC 4.041337 24.12922 15.20376 0.850050

Schwarz SC 4.433182 24.52106 15.59560 1.241895

Mean dependent 6.506036 2616483. 10115.70 7.398649

S.D. dependent 2.548590 961675.0 1444.453 1.352600

Determinant resid covariance (dof adj.) 2.33E+13

Determinant resid covariance 7.64E+12

Log likelihood -758.7930

Akaike information criterion 42.96178

Schwarz criterion 44.52916

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 83: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

72

LAMPIRAN 5

Impulse Respons

-1

0

1

2

3

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of DINFLASI to DINFLASI

-1

0

1

2

3

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of DINFLASI to DJUB

-1

0

1

2

3

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of DINFLASI to DNILAI_TUKAR

-1

0

1

2

3

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of DINFLASI to DSBI

-80,000

-40,000

0

40,000

80,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of DJUB to DINFLASI

-80,000

-40,000

0

40,000

80,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of DJUB to DJUB

-80,000

-40,000

0

40,000

80,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of DJUB to DNILAI_TUKAR

-80,000

-40,000

0

40,000

80,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of DJUB to DSBI

-200

0

200

400

600

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of DNILAI_TUKAR to DINFLASI

-200

0

200

400

600

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of DNILAI_TUKAR to DJUB

-200

0

200

400

600

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of DNILAI_TUKAR to DNILAI_TUKAR

-200

0

200

400

600

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of DNILAI_TUKAR to DSBI

-.4

-.2

.0

.2

.4

.6

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of DSBI to DINFLASI

-.4

-.2

.0

.2

.4

.6

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of DSBI to DJUB

-.4

-.2

.0

.2

.4

.6

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of DSBI to DNILAI_TUKAR

-.4

-.2

.0

.2

.4

.6

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of DSBI to DSBI

Response to Cholesky One S.D. Innov ations ± 2 S.E.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 84: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

73

LAMPIRAN 6

Variance Decompisition

DINFLASI:

Period S.E. DINFLASI DJUB DNILAI_TUKAR DSBI

1 1.645169 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000

2 2.200306 90.28691 0.396509 0.553191 8.763388

3 2.457228 83.37641 1.686909 0.648259 14.28843

4 2.520702 80.38095 2.985269 0.834578 15.79920

5 2.526938 80.05293 3.229054 0.830905 15.88711

6 2.532846 80.01516 3.222760 0.931683 15.83040

7 2.538962 79.75061 3.331305 1.127488 15.79060

8 2.542633 79.52069 3.439809 1.293484 15.74602

9 2.545296 79.39314 3.484132 1.391047 15.73168

10 2.547657 79.31199 3.491650 1.443237 15.75312

DJUB:

Period S.E. DINFLASI DJUB DNILAI_TUKAR DSBI

1 37865.01 1.847386 98.15261 0.000000 0.000000

2 51297.46 1.127491 94.68095 4.184400 0.007158

3 60921.69 1.576811 89.23386 9.150812 0.038515

4 70195.21 3.070528 82.55602 13.97514 0.398313

5 79727.52 5.019311 75.55640 18.20277 1.221519

6 89523.90 6.907800 68.91239 21.83688 2.342929

7 99502.90 8.537831 62.81917 25.07186 3.571145

8 109649.8 9.927284 57.25133 28.01369 4.807699

9 120008.2 11.14863 52.16065 30.66806 6.022665

10 130625.3 12.25471 47.52531 33.00980 7.210177

DNILAI_TUKAR:

Period S.E. DINFLASI DJUB DNILAI_TUKAR DSBI

1 436.6158 4.381114 24.63821 70.98068 0.000000

2 678.1563 13.72703 26.88607 53.04493 6.341970

3 827.5229 21.50228 22.30010 42.27972 13.91789

4 917.3069 24.05792 19.40587 37.35479 19.18143

5 969.8495 24.23842 18.29162 35.40253 22.06743

6 1004.725 23.76330 18.17091 34.63122 23.43458

7 1032.240 23.21739 18.55309 34.18187 24.04765

8 1055.662 22.78213 19.11178 33.73133 24.37476

9 1075.518 22.48255 19.67105 33.22152 24.62488

10 1091.840 22.27086 20.18802 32.69310 24.84802

DSBI:

Period S.E. DINFLASI DJUB DNILAI_TUKAR DSBI

1 0.333604 55.20690 0.327724 3.855770 40.60960

2 0.594466 56.49525 1.176560 1.222945 41.10525

3 0.755200 53.06831 3.079780 0.864837 42.98708

4 0.832010 50.42459 4.061496 0.724416 44.78950

5 0.864232 48.99788 4.250626 0.721174 46.03032

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 85: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN INFLASI ...

74

6 0.879619 48.22064 4.145145 0.953567 46.68065

7 0.890477 47.66234 4.057854 1.373283 46.90652

8 0.900352 47.20035 4.037730 1.843144 46.91878

9 0.909592 46.81836 4.047041 2.268610 46.86599

10 0.917820 46.49800 4.065194 2.623919 46.81288

Cholesky Ordering: DINFLASI DJUB DNILAI_TUKAR DSBI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA