ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI...

157
ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI, INFLASI, DAN INVESTASI TERHADAP JUMLAH UANG BEREDAR (M2) DI INDONESIA Skripsi Disusun oleh: Muhammad Ahmad NIM : 107084003396 JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/1433 H

Transcript of ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI...

Page 1: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI, INFLASI, DAN INVESTASI TERHADAP

JUMLAH UANG BEREDAR (M2) DI INDONESIA

Skripsi

Disusun oleh:

Muhammad Ahmad NIM : 107084003396

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011 M/1433 H

Page 2: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah
Page 3: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah
Page 4: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah
Page 5: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah
Page 6: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Muhammad Ahmad

Tempat & Tanggal Lahir : Sungai lumpur, 20 April 1989

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Status : Belum Menikah

Pekerjaan : Mahasiswa

Kewarganegaraan : Indonesia

Golongan darah : O

Tinggi & Berat badan : 167 cm & 49 kg

Hobi : Baca Buku, Dengar Musik, Badminton,

Bola Kaki

Alamat : Desa Sungai Lumpur, Dusun II,

RT 002/003, kecamatan Cengal, kabupaten Ogan

Komering Ilir

Nomor Telpon : 087880141418

Email : [email protected].

Facebook : [email protected].

Page 7: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

ii

Jenjang Pendidikan

1. Tahun 2007 sampai dengan sekarang

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Tahun 2004 sampai dengan tahun 2007

Madrasah Aliyah Tahdzibun Nufus Jakarta barat

3. Tahun 2001 sampai dengan tahun 2004

Madrasag Tsanawiyah Miftahul Ulum Desa sungai Lumpur

4. Tahun 1995 sampai dengan 2001

SD Negeri 1 Desa Sungai Lumpur

Pengalaman Berorganisasi

1. Tahun 2009 sampai dengan sekarang

Berorganisasi di Ikata Remaja Masjid (IRMA) Nurul Iman sebagai seksi

kegiatan Rhamadhan

2. Tahun 2005 sampai dengan 2007

Berorganisasi di OSIS MA. Tadzibun Nufus sebagai divisi Humas

3. Tahun 2005 sampai dengan 2007

Berorganisasi di Paskibra dan Pramuka MA. Tahdzibun Nufus sebagai salah

satu pengurus

4. Tahun 2004 sampai dengan 2005

Berorganisasi di OSIS MTs Miftahul Ulum sebagai ketua OSIS.

5. Tahun 2003 sampai dengan 2004

Berorganisasi di OSIS MTs Miftahul Ulum sebagai seksi muhadhoroh.

Page 8: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

iii

ABSTRACT

The purpose of this research to analyze the effect of exchange rate, credit, interest rate of SBI, inflation an investment on money supply (M2). The data which use in this research is time series data in Indonesia since 2003.1-2010.4, by using OLS (ordinary least Square) method.

The result shows that exchange rate and inflation have a negative and significant effect on money supply (M2) in Indonesia.Beside of that, credit and interest rate of SBI have a positive and significant effect on money supply (M2) in Indonesia. Meanwhile investment has no significant effect on money supply in Indonesia.

Keyword : Money Supply (M2), Exchage rate, credit, interest rate of SBI, inflation,

investment

Page 9: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

iv

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai tukar, kredit, suku bunga SBI, inflasi dan investasi terhadap jumlah uang beredar (M2) di Indonesia. Data yang digunakan adalah data time series yaitu tahun 2003.1 -2010.4 dengan menggunakan metode OLS (Ordinary Least Sqaure).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tukar dan inflasi memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah uang beredar (M2) di Indonesia. Sementara kredit dan suku bunga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah uang beredar (M2) di Indonesia. Sedangkan investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah uang beredar (M2) di Indonesia Kata kunci: Jumlah Uang beredar (M2), Nilai Tukar, Kredit, Suku bunga SBI,

Inflasi, Investasi

Page 10: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirohim…..

Alhamdulillahirobbilalamin…

Segala puji dan rasa syukur hanyalah milik Allah SWT, yang memiliki segala

keagungan, maha pencipta semua yang ada dilangit dan di bumi, sumber semua ilmu

pengetahuan, serta maha pembuka pintu rahmat bagi semua hamba-hambaNYA,

sehingga nikmat terbesarpun telah penulis rasakan akan keagunganNYA, izinNYA

dan atas semua kemudahan yang telah dibukakan bagi penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada

baginda Nabi Besar Muhammad SAW, Nabi yang menjadi suri tauladan bagi seluruh

umat, segenap keluarga, sahabat, pengikutnya yang senantiasa istiqomah di jalan

Allah SWT.

Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR,

KREDIT, SUKU BUNGA SBI, INFLASI DAN INVESTASI TERHADAP

JUMLAH UANG BEREDAR (M2) DI INDONESIA”

Dalam skripsi ini, terkadang penulis menghadapi hambatan yang memang

menjadi bagian dari suatu perjuangan untuk mencapai sebuah tujuan. Namun, penulis

menyadari bahwa ini merupakan proses yang harus dijalani. Oleh karena itu, banyak

pihak yang telah memberikan bantuannya kepada penulis sehingga membukakan

kebutuhan yang penulis alami

Atas segala kerendahan dan ketulusan hati, penulis mengucapkan rasa terima

kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung

maupun tidak langsung, secara spiritual maupun materil. Ucapan terimah kasih

penulis sampaikan kepada:

1. Kedua orang tuaku, Nurdin dan Sanatang. Skripsi ini penulis persembahkan untuk

kalian, terimah kassih telah membesarkan penulis dengan kesabaran, memberikan

Page 11: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

vi

kasih sayang yang tulus, dukungan, motivasi serta doa yang tidak pernah putus.

Doaku selalu menyertai kalian, semoga Allah memberikan balasan atas semua

kesabaran mama dan bapak.

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, Ms selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

yang secara tidak langsung mengajarkan penulis bagaimana menjadi seseorang

ekonom yang baik, serta mendoakan penulis menjadi seseorang yang baik

3. Bapak Dr. Lukam. M.Si, selaku Dosen Pembimbing 1, yang telah meluangkan

waktu, pikiran dan ilmunya dengan segala profesionalitas dan kesabaran dalam

membimbing sehingga skrispsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Semoga

segala kebaikan dan ketulusan yang bapak berikan menjadi amal shaleh

4. Bapak Zuhairan Yunmi Yunan SE. MSc, selaku Dosen Pembimbing II, yang

telah meluangkan waktu, pikiran dan ilmunya dengan segala profesionalitas dan

kesabaran. Semoga ilmunya yang bapak berikan dapat bermamfaat,

5. Ibu Utami Baroroh. M.Si, selaku Sekretaris Ilmu Ekonomi dan Studi

Pembangunan Fakultas ekonomi dan Bisnis

6. Seluruh Dosen Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas ekonomi

dan Bisnis yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis selama

masa perkuliahan

7. Seluruh staf dan karyawan Ekonomi dan Bisnis

8. Keluarga tercinta,, terimah kasih karena selama ini telah meberikan penulis

dukungan, semangat, pelajaran, serta materi yang mungkin penulis belum bisa

membalasnya. Semoga Allah selalu melindungi kalian. Amin..

9. Ratna Dewi binti H. Hasanudin, terimah kasih selama ini telah memberikan

penulis dukungan, semangat secara spiritual. Semoga Allah memberikan yang

terbaik buat dia. Amin…

10. Sahabat- sahabat IESP terbaik, Maryo, Ganda adi, Pranowo, Etty, Mahmudah,

Rey, Wiwi, Feni, Tio, Reza, Lutfi (Syariah), Fikri, Endang, Dhea, JB sukma, Tri

Widarso, Syamsul, Rahmad Kurniadi, Irfan Fahmi, Arudin, dan lain-lain.

Page 12: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

vii

Terimah kasih telah memberikan semangat kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi.

11. Sahabat-sahabat terbaik, terimah kasih telah menjadi teman terbaik, yang selalu

ada untuk menghibur dan memberikan semangat penulis dalam menghadapi

cobaan hidup. Kalian anugerah terindah selama ini. Terimah kasih atas

kebersamaan kalian selama ini. Dan seluruh teman-teman IESP angkatan 2007,

senang bisa berjuang bersama kalian. Tetap semangat….

12. Dan semua pihak yang turut membantu, yang tidak dapat disebutkan satu persatu..

Penulis sadari penulisan skripsi ini masih sangat jauh untuk mencapai

kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun senantiasa

penulis harapkan untuk membuat satu perubahan yang baik.

Akhirnya penulis sangat berharap semoga Skripsi ini dapat memberikan

manfaat, baik kepada penulis maupun semua pihak yang berkesempatan membaca

skripsi ini.

Jakarta. 1 Desember 2011

Penulis

Page 13: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN KOMFREHENSIF

LEMBAR PENGASAHAN UJIAN SKRIPSI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

DAFTAR RIWAYAT HIDUP i

ABSTRACT iii

ABSTRAK iv

KATA PENGANTAR v

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR GAMBAR xii

DAFTAR LAMPIRAN xiii

BAB. I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................ 1

B. Perumusan Masalah................................................................ 11

C. Tujuan Penelitian............................................................................ 12

D. Manfaat Penelitian........................................................................... 13

BAB. II. LANDASAN TEORI

A. Jumlah Uang Beredar......................................................... 15

1. Sejarah Uang................................................................... 15

2. Pengertian....................................................................... 18

3. Fungsi Uang.................................................................... 19

4. Macam-Macam uang...................................................... 20

5. Definisi Uang Beredar.................................................... 21

6. Teori Penawaran dan Permintaan uang.......................... 21

Page 14: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

ix

7. Teori kuantitas uang............................................. .. 25

B. Kurs/ Nilai Tukar................................................................ 26

1. Pengertian Kurs atau Nilai Tukar.................................. 26

2. Macam-Macam Nilai Tukar ........................................... 28

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kurs Valuta Asing.. 29

4. Perubahan Nilai Kurs...................................................... 31

5. Teori Paritas Daya Beli …………………………………. 33

C. Kredit...................................................................................... 34

1. Pengertian Kredit........................................................... 34

2. Jenis-Jenis Kredit............................................................ 36

3. Tujuan dan Fungsi Kredit............................................... 37

D. Suku Bunga............................................................................ 40

1. Pengertian Suku Bunga..................................................... 40

2. Macam-Macam Suku Bunga............................................. 41

3. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)......................................... 42

E. Inflasi..................................................................................... 42

1. Pengertian Inflasi................................................................ 42

2. Cara Mengukur Inflasi........................................................ 43

3. Jenis Inflasi........................................................................ 44

4. Sebab-sebab Terjadinya Inflasi........................................... 44

5. Dampak Inflasi................................................................... 45

F. Investasi................................................................................... 46

1. Pengertian Investasi..................................................................... 46

2. Fungsi Investasi........................................................................... 47

3. Tujuan Investasi.......................................................................... 48

4. Bentuk Investasi................................................................ 49

5. Faktor yang Mempengaruhi Investasi......................................... 49

G. Keterkaiatan Antar Variabel………………………………. 50

H. Penelitan Terdahulu........................................................... 56

Page 15: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

x

I. Kerangka Pemikiran............................................................. 67

H. Hipotesis.................................................................................. 70

BAB III : METEDOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian..................................................... 71

B.Metode Pengumpulan Data Penelitian.................................. 72

C Operasional Variabel.............................................................. 73

D. Metode Analisis Data............................................................ 76

BAB IV : HASIL PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Objek Penelitian................................... 86

B. Hasil dan pembahasan....................................................... 100

C. Interpretasi Ekonomi.......................................................... 111

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN..................................................................... 122

B. IMPLIKASI.......................................................................... 123

DAFTAR PUSTAKA 126

Page 16: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

xi

DAFTAR TABEL No. Keterangan Hal 1.1 Perkembangan M2, Nilai Tukar, Kredit, Suku Bunga 6

SBI, Inflasi dan Investasi Priode 2006-2010

2.1 Penelitan Sebelumnya 63

3.1 Operasional Variabel 76

4.1 Jumlah dan laju pertumbuhan jumlah uang beredar 89

Tahun 2003-2010

4.2 Rata-Rata Nilai Tukar Tahun 2003-2010 91

4.3 Total Kredit dan Laju Pertumbuhannya Tahun 2003-2010 93

4.4 Rata-Rata Suku Bunga SBI Tahun 2003-2010 95

4,5 Rata-Rata Inflasi Tahun 2003-2010 97

4.6 Total dan Laju Pertumbuhan Investasi (PMA dan PMDN) 99

Tahun 2003-2010

4.7 Hasil UJi Heteroskedastisitas 103

4.8 Hasil Korelasi Uji Multikolinieritas 104

4.9 Menentukan ada tidaknya autokorelasi dengan uji 105

Breusch-Godfrey

4.11 Hasil Olah Data dengan Metode OLS 106

Page 17: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

xii

DAFTAR GAMBAR No. Keterangan Hal 2.1 Kurva Kenaikan Permintaan Kurs 32

2.2 Kurva Perubahan Penawaran Kurs 33

2.3 Kerangka Pemikiran 69

4.1 Grafik Jumlah Uang Beredar M2 Tahun 2003-2010 89

4.2 Grafik Nilai tukar (USD/Rp) Tahun 2003-2010 91

4.3 Grafik Kredit Tahun 2003-2010 93

4.4 Grafik Suku Bunga SBI Tahun 2003-2010 95

4.5 Grafik Indeks Harga Konsumen Tahun 2003-2010 (%) 97

4.6 Grafik Investasi Tahun 2003-2010 99

4.7 Histogram-Normalitas test 102

Page 18: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Hal 1 Data Penelitian (Data mentah) 131

2 Hasil Data setelah Ditransformasikan 133

ke Logartima Natural

3 Hasil Uji regresi dengan menggunakal OLS 135

(Ordinary Least Square)

4 Hasil Uji Normalitas JB test 136

5 Hasil Uji Heteroskedastisitas 137

6 Hasil Uji Multikolinieritas dengam menggunakan 138

Correlation matrix

7 Hasil Uji Autikorelasi dengan menggunakan 139

Uji Breusch-Godfrey

Page 19: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Beberapa tahun terakhir perubahan ekonomi sangatlah cepat. Hal itu bisa

terlihat banyaknya muncul ahli-ahli ekonomi, baik dari ekonomi klasik maupun

ekonomi modern. Pesatnya ilmu ekonomi tersebut disebabkan kebutuhan masing-

masing negara atau wilayah tertentu dalam menyelesaikan masalah-masalah

ekonomi yang terjadi. Masalah yang terjadi dikarenakan faktor-faktor internal

maupun eksternal dari suatu wilayah tersebut. Oleh karena itu, perekonomian telah

menjadi sorotan penting dalam dunia pendidikan karena perekonomian merupakan

sebuah indikator yang sangat penting bagi suatu negara. Karena hal itu telah

menjadi cerminan atau tolak ukur kesejahteraan disuatu negara atau wilayah

tertentu.

Akan tetapi walapun perkembangan ekonomi yang sangat pesat, ternyata ada

beberapa pertanyaan penting yang belum bisa dijawab oleh para ahli ekonomi

tentang permasalahan yang terjadi. Pada umumnya para ahli ekonomi secara

implisit beranggapan bahwa prinsip-prinsip ekonomi yang telah digariskan, akan

berlaku secara umum diseluruh tempat, baik di desa maupun di kota, di daerah

atau negara yang telah maju ataupun di daerah atau negara yang terbelakang. Akan

tetapi, kenyataannnya menunjukkan bahwa ditiap-tiap daerah tersebut tidaklah

Page 20: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

2

sama karena mempunyai potensi ekonominya tidak sama. Tingkat kemajuan

industrinya tidak sama, ketersediaan prasarana tidak sama, keterampilan tenaga

kerja yang tidak sama, kepadatan penduduk yang tidak sama sehingga kebijakan

ekonomi yang cocok disuatu daerah belum tentu akan cocok di daerah lain

(Robinson Tarigan, 2009:4). Oleh karena itu, diperlukan kebijakan-kebijakan

ekonomi yang tepat berdasarkan masalah yang dialami suatu negara agar terjadi

pembangunan ekonomi yang diharapkan.

Dalam konteks Indonesia, format pembangunan yang dilakukan sejak awal

memang telah diciptakan untuk meletakkan bidang ekonomi sebagai prioritas yang

harus tercapai sehingga bidang-bidang lainnya harus diamankan dan diposisikan

sebagai pendukung upaya pembangunan ekonomi tersebut (Erani Yustika,

2006:253). Perekonomian memang menjadi sangat penting dalam memenuhi

kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, sangatlah penting mengetahui alat yang

sangat vital dalam sebuah perekonomian dalam mencapai tujuan ekonomi tersebut.

Alat tersebut dinamakan uang. Uang merupakan suatu yang sangat vital dari

bekerjanya suatu perekonomian daerah atau negara tertentu (Carl E case dan Ray

C Fair, 2004: 124).

Dalam peradaban manusia, uang telah memberi manfaat yang besar,

berdasarkan fungsinya sebagai alat transaksi, satuan hitung dan penyimpan nilai,

uang memberi manfaat bagi manusia dalam mengatasi kesulitan untuk melakukan

berbagai kegiatan ekonomi, seperti perdagangan, investasi, konsumsi, dan

Page 21: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

3

menabung. Manfaat uang tersebut menyebabkan permintaan masyarakat akan

uang dilatarbelakangi oleh motif yang berbeda-beda, antara lain motif berjaga-

jaga, motif transaksi dan motif spekulasi (Aulia Pohan, 2008:1).

Begitu pula dalam peradaban modern saat ini tidak terlepas dan ditopang

sepenuhnya oleh uang. Tidak ada satupun peradaban di dunia ini yang tidak

mengenal dan menggunakan uang. Kalaupun ada maka perekonomian dalam

peradaban tersebut tidak akan berkembang atau akan stagnan. Aliran uang

bagaikan darah yang mengalir dalam tubuh manusia. Tanpa adanya darah tersebut

maka manusia akan mati. Kekurangan darah yang akan mengakibatkan gairah

hidup menurun dan melemah yang pada akhirnya manusia akan menjadi sakit

(Rimsky K. Judissono, 2002:1).

Walaupun pada hakekatnya uang memang berfungsi sebagai alat vital dalam

suatu perekonomian dan mensejahterakan masyarakat disuatu daerah. Tetapi

dalam perkembangnnya, keberadaan jumlah uang dimasyarakat ternyata

memunculkan permasalahan-permasalahan baru dalam sebuah perkonomian.

Jumlah uang yang dipegang masyarakat akan mempengaruhi langsung maupun

tidak langsung terhadap permintaan agregat akan barang dan jasa yang akhirnya

akan mempengaruhi harga-harga barang didalam suatu perekonomian.

Kontrol uang beredar sangat diperlukan untuk menciptakan iklim yang baik

bagi stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi serta kontrol terhadap kredit

(Rimsky, 2002:21). Apabila jumlah uang beredar diperbesar dan melebihi dari

Page 22: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

4

yang diminta masyarakat pada tingkat bunga, pendapatan dan harga tertentu,

peningkatan jumlah uang beredar tersebut akan mendorong masyarakat

membelanjakan uang mereka dengan meningkatkan permintaan atas barang dan

jasa untuk konsumsi maupun investasi. Hal itu akan mempengaruhi kestabilan

harga dalam negeri. Oleh karena itulah, pemerintah atau otoritas moneter suatu

negara merasa perlu untuk melakukan upaya mengendalikan jumlah uang beredar

dalam hal kebijakan moneter. Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dilakukan

oleh pemerintah melalui bank sentral guna mengatur penawaran uang dan tingkat

bunga yang wajar (Iskandar Putong, 2000:162).

Kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah untuk memperbaiki

keadaan perekonomian melalui pengaturan jumlah uang beredar. Jumlah uang

beredar, dalam analisis makro, memiliki pengaruh penting terhadap tingkat output

perekonomian, juga terhadap harga-harga (Edwin Nasution, 2006:261). Dalam

konteks Indonesia, pembangunan ekonomi di Indonesia tidak lepas dari

keterlibatan sektor moneter dan perbankan. Salah satu unsur penting sektor

moneter dianggap mampu untuk memecahkan berbagai masalah ekonomi (Imam

Murtono, 2003:56).

Undang-Undang No 23 tahun 1990 tentang Bank Indonesia menjelaskan

peran Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam konteks pengelolaan

perekonomian secara makro lebih difokuskan pada kestabilan harga melalui

pengendalian jumlah uang beredar. Dalam pengendalian monter, Bank Indonesia

Page 23: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

5

memiliki sarana operasional yaitu level uang primer agar sesuai dengan kebutuhan

riil perekonomian dan konsisten dengan pencapaian target inflasi (Bank

Indonesia). Dan dalam Undang-Undang No 23 tahun 1999 bab V pasal 20

disebutkan bahwa Bank Indonesia merupakan satu-satunya lembaga yang

berwenang untuk mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah serta mencabut,

menarik, dan memusnahkan uang yang dimaksud dalam peredaran (Simorangkir,

2004:22).

Standar moneter yang digunakan dalam aktivitas perkonomian tidaklah

semudah yang dibayangkan. Karena nyatanya dalam pembuatan dan

peredarannya, uang harus diukur dan diatur secermat mungkin oleh otoritas

moneter (Bank Indonesia). Karena jika tidak, maka akan dapat mengakibatkan

kesulitan-kesulitan aktivitas ekonomi negara dan rakyatnya. Upaya moneter dalam

mewujudkan aturan dan ukuran serta jumlah yang cermat. Kemudian membentuk

perekonomian yang berbasis pada peranan pemberdayaan berbagai bentuk

lembaga keuangan, seperti bank dan lembaga keuangan lainnya.

Transmisi kebijakan moneter yang dilakukan oleh bank sentral untuk

mempengaruhi atau mengatur jumlah uang beredar bisa menggunakan lima

saluran atau channel antara lain: saluran moneter langsung (direct monetary

channel), saluran suku bunga (interest rate channel), saluran harga aset (asset

price channel), saluran kredit (credit cannel), dan ekspektasi (ekpectation channel)

(Aulia Pohan, 2008:18-25).

Page 24: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

6

Berikut ini data jumlah uang beredar, nilai tukar, kredit, suku bunga SBI.

Inflasi dan investasi tahun 2003-2010 adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1. Perkembangan M2, Nilai Tukar, Kredit, Suku Bunga SBI, Inflasi dan

Investasi Priode Tahun 2006-2010

Tahun JUB (Milyar)

Nilai tukar

(Rupiah)

Kredit (Milyar)

Suku bunga SBI

(%)

Inflasi (%)

Investasi (milyar)

2006 1.382.074 8.571,1 787.136 11.97 6.41 104729.4 2007 1.643.203 8.985,4 995.111 8.03 6.41 207047.7 2008 1.895.839 9.750,6 1.313.873 9.39 11.19 111485.4 2009 2.141.384 9.141,3 1.432.265 7.49 2.75 70892.3 2010 2.471.206 9.163,7 1.783.601 6.57* 6.76 208300

Sumber: Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik,BKPM

Dari tabel 1.1 menunjukkan bahwa pertumbuhan jumlah uang beredar dari

tahun 2006 hingga 2010 selalu mengalami peningkatan. Peningkatan yang paling

besar terjadi pada tahun pada tahun 2010 yaitu sebesar 15.4% dari tahun

sebelumnya yaitu dari 2.141.384 milyar rupiah di tahun 2009 menjadi 2.471.206

milyar rupiah pada tahun 2010. Sama halnya dengan jumlah uang beredar, kredit

juga mengalami peningkatan tiap tahunnya dan pada tahun 2010 merupakan

peningkatan yang terbesar selama 5 tahun terakhir yaitu sebesar 24%, sehingga

memberikan gambaran bahwa kredit memiliki hubungan positif terhadap jumlah

uang beredar. Dari tabel diatas juga memberikan gambaran bahwa nilai tukar dari

5 tahun terakhir, hanya pada tahun 2010 nilai tukar rata-rata mengalami penurunan

dimana tahun-tahun sebelumnya selalu mengalami peningkatan. Hal itu

Page 25: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

7

dikarenakan membaiknya perekonomian ditahun 2010 sehingga meningkatnya

arus modal asing masuk kedalam negeri membuat rupiah terapresiasi. Hal ini

memberikan indikasi bahwa nilai tukar memiliki hubungan terhadap jumlah uang

beredar. Pada tahun 2008, pemerintah melakukan kebijakan pengetatan uang.

Terlihat pada tabel diatas bahwa pada tahun pada tahun 2006 merupakan suku

bunga SBI tertinggi yaitu sebesar 11.97 dan terbesar selanjutnya terjadi pada

tahun 2008 yaitu sebesar 9,39%. Hal itu dilakukan pemerintah untuk menekan

inflasi yang sangat tinggi pada tahun 2005 akibat tekanan harga minyak dunia dan

diawal tahun 2008, dari tabel diatas juga memperlihatkan bahwa inflasi pada

tahun 2008 sebesar 11.1% yang merupakan tertinggi selama 5 tahun terakhir.

Peningkatan inflasi tersebut dikarenakan terjadinya kenaikan harga komoditas

internasional dan pangan akibat krisis global tahun 1997/1998. Dari sisi investasi

memperlihatkan bahwa hanya pada tahun 2009 investasi mengalami penurunan.

Hal itu diakibatkan adanya krisis global dan berdampak ke investasi di Indonesia

akibat timbul kekhawatiran kepada investor terhadap perekonomian indonesia.

Setelah krisis, Peningkatan yang paling tinggi terjadi ditahun 2010. Peningkatan

itu baik dari sisi PMDN maupun dari sisi PMA. Sehingga dapat dilihat bahwa

perubahan investasi memberikan gambaran hubungan yang positif terhadap

pergerakan jumlah uang beredar di Indonesia.

Didalam buku Aulia Pohan (2008:96), tahun 1983 dapat dipandang sebagai

salah satu langkah awal modernisasi bidang moneter di Indonesia dengan

Page 26: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

8

dilepaskannya sistem pengendalian secara langsung dalam mengendalikan jumlah

uang beredar seperti penetapan suku bunga simpanan, kredit perbankan dan lain-

lain. Sebagai otoritas moneter, Bank Indonesia kemudian menerapkan sistem

pengendalian moneter atau jumlah uang beredar secara tidak langsung, Seperti

mengeluarkan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan surat berharga pasar uang

Disisi lain, tekanan yang luar biasa terhadap nilai tukar dan cadangan

devisa diawal krisis 1997 memaksa Bank Indonesia dan pemerintah melepas band

intervensi terhadap nilai tukar dan menerapkan sistem nilai tukar mengambang

bebas. Akibatnya nilai tukar tidak lagi menjadi jangkar nominal kebijakan

moneter. Depresiasi nilai rupiah yang teramat tajam dan suku bunga yang tinggi

membuat sektor riil dan sektor perbankan semakin rapuh dan terpuruk (Aulia

Pohan, 2008:97). Melemahnya nilai tukar akan merubah posisi cadangan devisa

dan mempengaruhi posisi jumlah uang beredar.

Lainya halnya dengan kredit, Bank Indonesia memiliki wewenang untuk

menyusun rencana kredit. Pokok ketentuan pembatasan kredit atau pembiayaan,

termasuk juga fasilitas pinjaman dana melalui pasar rupiah dan valuta asing.

Ditetapkan dalam peraturan Indonesia, rencana kredit dalam jangka waktu 1 tahun

yang disusun dengan memperkirakan jumlah uang beredar sehingga tidak

mengganggu kestabilan moneter. Tujuan utama rencana kredit adalah mengatur

besarnya jumlah uang yang ditawarkan untuk mencapai kestabilan nilai rupiah

(Simorangkir, 2004:24-25) .

Page 27: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

9

Berdasarkan teori kuantitas uang memberikan gambaran bahwa inflasi dan

jumlah uang beredar memilki hubungan. Pergeseran jumlah uang beredar

memberikan dampak terhadap pergeseran tingkat inflasi. Atau sebaliknya,

naiknya harga membuat permintaan uang semakin meningkat dan akan

mempengaruhi jumlah uang beredar. Tingkat harga memberikan indikasi

perubahan jumlah uang beredar. Inflasi merupakan kenaikan harga yang secara

kontinue, dan secara umum (Nopirin, 1990:25). Artinya bahwa jika harga suatu

barang meningkat maka permintaan akan uang oleh masyarakat akan semakin

tinggi sehingga inflasi yang tinggi akan mempengaruhi jumlah uang beredar.

Berdasarkan teori kuantitas uang, nilai uang ditentukan oleh supply dan demand

terhadap uang. Jumlah uang beredar ditentukan oleh bank sentral, sementara

jumlah uang yang diminta (money demand) ditentukan oleh beberapa faktor,

diantaranya adalah harga rata-rata dalam perekonomian. Jumlah uang yang

diminta oleh masyarakat untuk melakukan transaksi bergantung pada tingkat

harga barang dan jasa yang tersedia. Semakin tinggi tingkat harga, semakin besar

jumlah uang yang diminta (Putu Oktavia, met 08.05:1). Itu artinya bahwa tingkat

harga akan mempengaruhi jumlah uang beredar akibat meningkatnya permintaan

akan uang.

Investasi adalah penempatan uang atau dana dengan harapan untuk

memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut.

Selain itu, investasi adalah pengeluaran atau pembelanjaan oleh penanam modal

Page 28: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

10

atau perusahaan-perusahaan untuk membeli (Peraturan Daerah Kabupaten Barru

No 01 Tahun 2008). Berdasarkan asumsi diatas melihat bahwa investasi diartikan

pembelanjaan dan penanaman modal. Sehingga besarnya jumlah investasi

menentukan jumlah modal atau uang yang akan dibelanjakan atau keluarkan

untuk investasi tersebut. Semakin tinggi investasi, artinya permintaan uang

masyarakat untuk investasi akan semakin besar dan akhirnya akan membuat

jumlah uang beredar pun bertambah. Selain itu, investasi yang dikenal saat ini

terbagi menjadi dua yaitu PMDN dan PMA. Meningkatnya penanaman modal

asing akan membuat jumlah modal akan bertambah sehingga jumlah uang agregat

di Indonesia akan bertambah pula.

Berdasarkan data dan penjelasan diatas maka peneliti melihat bahwa

ternyata ada lima faktor yang setidaknya yang mempengaruhi jumlah uang

beredar yaitu nilai tukar, kredit, suku bunga SBI, inflasi dan investasi. Kelima

faktor tersebut secara teoritis sangat berkaitan dengan jumlah uang beredar

sehingga bisa menjadi indikator kuat bagi Bank Indonesia dalam menjaga jumlah

uang beradar agar tidak melebihi dan atau kurang dari permintaan masyarakat

secara agregat. Peneliti melihat bahwa betapa pentingnya fungsi dan peran uang

dalam perekonomian. Maka penulis dalam penelitian ini mencoba untuk

menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang beredar di Indonesia.

Page 29: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

11

B. Perumusan Masalah

Banyak yang menyebabkan naik turunnya jumlah uang beredar di Indonesia

kurun waktu 2003-2010 di Indonesia, baik dalam arti luas (M2) maupun dalam

arti sempit (M1), diantaranya adalah kebijakan-kebijakan moneter yang diambil

oleh Bank Indonesia sebagai otoritas moneter dalam menjalankan perannya

sebagai bank sentral di Indonesia seperti melalui saluran suku bunga (interest rate

channel), saluran harga aset (asset price channel), saluran kredit (credit cannel),

dan nilai tukar. Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dilakukan oleh bank

sentral untuk memperbaiki keadaan perekonomian melalui pengaturan jumlah

uang beredar dengan mengatur penawaran uang dalam suatu negara.

Berdasarkan teori kuantitas uang, nilai uang ditentukan oleh supply dan

demand terhadap uang. Artinya selain melalui penawaran uang yang dilakukan

oleh bank sentral (Bank Indonesia) melalui kebijakan moneternya, besarnya

jumlah uang beredar juga dipengaruhi oleh permintaan akan uang oleh

masyarakat. Permintaan akan uang oleh masyarakat tersebut dapat dipengaruhi

oleh tingkat inflasi dan keinginan investasi.

Inflasi merupakan kenaikan harga terus menerus dan secara umum. Artinya

bahwa jika harga suatu barang meningkat maka permintaan akan uang oleh

masyarakat akan semakin tinggi sehingga inflasi yang tinggi akan mempengaruhi

jumlah uang beredar. Semakin tinggi tingkat harga, semakin besar jumlah uang

yang diminta. Jumlah uang beredar ditentukan oleh bank sentral melalui

Page 30: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

12

kebijakan moneternya, sementara jumlah uang yang diminta (money demand)

ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah tingkat harga rata-rata dalam

perekonomian.

Investasi dapat diartikan pembelanjaan dan penanaman modal. Sehingga

besarnya jumlah investasi menentukan jumlah modal atau uang yang akan

dibelanjakan atau dikeluarkan untuk investasi tersebut. Semakin tinggi investasi

artinya permintaan uang masyarakat untuk investasi akan semakin besar dan

akhirnya akan membuat jumlah uang beredar pun pertambah. Selain itu, investasi

yang dikenal saat ini terbagi menjadi dua yaitu PMDN dan PMA. Meningkatnya

penanaman modal asing akan membuat jumlah modal akan bertambah sehingga

jumlah uang agregat di Indonesia akan bertambah pula.

Dengan demikian dalam penelitian ini, penulis mencoba mencari faktor-faktor

yang mempengaruhi jumlah uang beredar di Indonesia dengan mengambil

variabel nilai tukar, kredit, suku bunga (SBI), inflasi dan investasi dimana

penulis ingin menganalisis:

1. Seberapa besar pengaruh nilai tukar, kredit, suku bunga SBI, inflasi dan

investasi secara parsial terhadap jumlah uang beredar dalam arti luas (M2)?

2. Seberapa besar pengaruh nilai tukar, kredit, suku bunga SBI, inflasi dan

investasi secara simultan terhadap jumlah uang beredar dalam arti luas (M2)?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Page 31: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

13

1. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh nilai tukar, kredit, suku bunga

SBI, inflasi dan investasi secara parsial terhadap jumlah uang beredar dalam

arti luas (M2)

2. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh nilai tukar, kredit, suku bunga

SBI, inflasi dan investasi secara simultan terhadap jumlah uang beredar dalam

arti luas (M2)

D. Manfaat Penelitian.

Dalam penelitian ini, manfaat yang diharapkan penulis antara lain sebagai

berikut:

1. Bagi pemerintah atau pengambil kebijakan

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu masukan dan

bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan

pengembalian keputusan dalam mengatasi permasalah moneter, khususnya

tentang jumlah uang beredar. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan bisa

berfungsi sebagai petunjuk dan pengingat bagi pemerintah untuk selalu

mengkaji efektivitas setiap kebijakan yang dilaksanakan.

2 Bagi akademisi

Penelitian ini dapat sebagai penambah kepustakaan dibidang ilmu ekonomi

makro dan ekonomi moneter dan bisa dijadikan bahan referensi mahasiswa

dalam melakukan karya ilmiah.

Page 32: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

14

3. Bagi penulis

Penelitian ini dilakukan untuk mengaplikasikan atau menerapkan teori-teori

yang telah diterima khususnya teori-teori ekonomi moneter yang telah

diperoleh dari perkuliahan dan menambah wawasan tentang pengaruh yang

ditimbulkan dari nilai tukar rupiah, kredit, suku bunga SBI, inflasi dan

investasi terhadap jumlah uang beredar dalam arti luas (M2).

Page 33: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

15

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Jumlah Uang Beredar

1. Sejarah Uang.

Pada peradaban awal, manusia memenuhi kebutuhan secara mandiri.

Mereka memperoleh makanan dari berburu atau memakan berbagai buah-

buahan. Karena jenis kebutuhannya masih sederhana, mereka belum

membutuhkan orang lain. Masing-masing individu memenuhi kebutuhan

makannya secara mandiri. Dalam priode yang dikenal sebagai priode prabarter

ini, manusia belum mengenal transaksi perdagangan atau kegiatan jual beli.

Ketika jumlah manusia semakin bertambah dan peradabannya semakin

maju, kegiatan dan interaksi antar sesama manusiapun meningkat tajam. Ketika

itulah, masing-masing individu mulai tidak mampu memenuhi kebutuhan

sendiri. Bisa dipahami karena ketika seseorang menghabiskan waktunya

seharian bercocok tanam, pada saat bersamaan tentu ia tidak akan bisa

memperoleh garam atau ikan, menenun pakaian sendiri, atau kebutuhan lain.

Pertukaran barter ini mensyaratkan adanya keinginan yang sama pada

waktu yang bersamaan (double coincidence of wants) dari pihak-pihak yang

melakukan pertukaran ini. Namun semakin beragam dan kompleks kebutuhun

manusia, semakin sulit menciptakan situasi double coincidence of wants ini.

Misalnya, pada satu ketika seseorang yang memiliki beras melainkan

Page 34: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

16

membutuhkan daging, sehingga syarat terjadinya barter antara beras dengan

garam tidak terpenuhi. Keadaan demikian tentu akan mempersulit muamalah

antar manusia. Itulah sebabnya diperlukan suatu alat tukar yang dapat diterima

oleh semua pihak. Alat tukar demikian kemudian disebut uang. Pertama kali,

uang dikenal dalam peradaban sumeria dan baylonia ( Edwin Nasution et al,

2006:240).

Uang kemudian berkembang dan berevolusi mengikuti perjalanan sejarah.

Dari perekembangan inilah, uang kemudian bisa dikategorikan dalam tiga jenis,

yaitu : uang barang, uang kertas dan uang giral atau uang kredit.

1. Uang barang (commodity money)

Uang barang adalah alat tukar yang memiliki nilai komoditas atau bisa

diperjual-belikan apabila barang tersebut digunakan bukan sebagai uang.

Namun tidak semua barang bisa menjadi uang, diperlukan tiga kondisi

utama, agar barang bisa dijadikan uang antara lain :

1. Kelangkaan (scarcity), yaitu persediaan barang itu harus terbatas

2. Daya tahan (durability), barang tersebut harus tahan lama

3. Nilai tinggi, maksudnya barang yang dijadikan uang harus bernilai

tinggi, sehingga tidak memerlukan jumlah yang banyak dalam

melakukan transaksi.

Dalam sejarah, pemakaian uang barang juga pernah di syaratkan

barang-barang yang digunakan sebagai barang kebutuhan sehari-hari seperti

Page 35: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

17

garam. Kemudian setelah itu pilihannya barang yang bisa digunakan sebagai

uang, jatuh kepada logam-logam mulia, seperti emas dan perak.

2. Uang tanda/ uang kertas (token money)

Ketika uang logam masih digunakan sebagai uang resmi dunia, ada

beberapa pihak yang melihat peluang meraih keuntungan dari kepemilikan

mereka atas emas dan perak. Pihak-pihak ini adalah bank, orang yang

meminjamkan uang dan pandai emas (goldsmith) atau toko perhiasan.

Mereka melihatkan bukti peminjaman, penyimpanan atau penitipan emas

dan perak ditempat mereka juga bisa diterima di pasar.

Berdasarkan hal ini, pandai emas dan bank mengeluarkan surat (uang

kertas) dengan nilai yang besar dari emas atau perak yang dimilikinya.

Karena kertas ini didukung oleh kepemilikan atas emas dan perak,

masyarakat umum menerima uang kertas sebagai alat tukar. Jadi, aspek

penerimaan masyarakat secara luas dan umum berlaku, sehingga

menjadikan uang kertas sebagi alat tukar yang sah.

Ini kemudian berlanjut sampai uang kertas menjadi alat tukar yang

dominan, dan semua sistem perekonomian menggunakan sebagai alat tukar

utama. Malah sekarang, uang yang dikeluarkan oleh bank sentral tidak lagi

didukung oleh cadangan emas.

Page 36: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

18

3. Uang giral (deposite money)

Uang giral adalah uang yang dikeluarkan oleh bank-bank komersial

melalui pengeluaran cek dan alat pembayaran giro lainnya. Uang giral ini

merupakan simpanan nasabah di bank yang dapat diambil setiap saat dan

dapat dipindahkan kepada orang lain untuk melakukan pembayaran. Artinya

cek dan giro yang dikeluarkan oleh bank manapun bisa digunakan sebagai

alat pembayaran barang, jasa dan utang.

2. Pengertian Uang

Uang diciptakan dalam perekonomian dengan tujuan untuk

melaksanakan kegiatan tukar menukar dan perdagangan. Dalam ilmu ekonomi

uang biasanya definiskan sebagai alat tukar yang diterima secara umum. Alat

tukar (medium of exchange) adalah segala hal yang secara luas diterima dalam

suatu masyarakat sebagai barang atau jasa. Menurut Sadono Sukirno

(2006:267), uang didefinisikan sebagai benda-benda yang disetujui oleh

masyarakat sebagai alat perantara untuk mengadakan tukar-menukar atau

perdagangan.

Menurut Samuelson (2001), uang adalah segala sesuatu yang bersifat

sebagai muda pertukaran atau alat pembiayaan yang diterima secara umum.

Sedangkan menurut Asfia Murni (2006), uang adalah segala sesuatu yang

diterima masyarakat secara umum, dan dipercaya sebagai alat pembayaran

Page 37: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

19

yang sah untuk keperluan transaksi, sebagai satuan hitung, dan sebagai alat

penyimpan nilai.

3. Fungsi Uang

Dalam ilmu ekonomi peranan atau fungsi uang dibedakan menjadi 4 jenis

(Sadono Sukirno, 2006: 268-270), yaitu:

1. Fungsi uang sebagai alat tukar

Dengan adanya uang, kegiatan tukar-menukar akan jauh dan lebih mudah

dijalankan kalau dibandingkan dengan perekonomian yang bertransaksi

dengan menggunakan barter. Sehingga uang yang dipakai pada masyarakat

digunakan untuk bertransaksi mengganti sistem barter.

2. Fungsi uang sebagai satuan nilai

Penggunaan uang dalam masyarakat bersumber dari kesanggupannya untuk

bertindak sebagai satuan nilai. Yang dimaksud dengan satuan nilai adalah

satuan ukuran yang menentukan besarnya nilai dari berbagai jenis barang

dengan adanya uang. Nilai suatu barang dapat mudah dinyatakan yaitu

dengan menunjukkan jumlah uang yang diperlukan untuk memperoleh

barang tersebut.

3. Fungsi uang sebagai pembayaran tertunda

Penggunaan uang sebagai alat pembayaran atau perantara dalam tukar-

menukar dapat mendorong pembayarannya ditunda karena para pelaku

Page 38: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

20

ekonomi akan lebih merasa yakin bahwa pembayarannya yang ditunda itu

adalah sesuai dengan yang diharapkan.

4. Fungsi uang sebagai penyimpan nilai

Uang bisa digunakan sebagai alat penyimpanan nilai. Maksudnya adalah

penggunaannya memungkinkan kekayaan orang disimpan dalam bentuk

uang.

4. Macam-Macam Uang

Berdasarkan kenyataan yang ada, macam-macam uang digolongkan

menjadi dua (2) Yaitu:

1. Uang kertas

Uang kertas adalah uang yang dikeluarkan dan diterbitkan oleh

pemerintah (bank sentral) berupa uang logam dan uang kertas, baik yang

memiliki nilai intrinsik maupun yang memiliki nilai nominal atau

ekstrinsik.

2. Uang giral

Pada hakikatnya jenis uang inilah yang paling banyak beredar

dimasyarakat dalam tatanan perekonomian modern. Jenis uang ini

biasanya dan terbitkan oleh bank-bank umum seperti surat utang

(wesel/promise), cek, surat deposito dan sebagainya.

Page 39: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

21

5. Definisi Jumlah Uang Beredar

Pengertian uang beredar adalah (suplly money) perlu dibedakan menjadi 2

pengertian yaitu pengertian yang sempit dan pengertian yang luas

1. Pengertian jumlah uang berdar dalam arti sempit/terbatas (M1)

Uang dalam arti sempit atau terbatas adalah mata uang dalam

peredaran ditambah dengan uang giral yang dimiliki oleh perseorangan,

perusahaan-perusahaan dan badan pemerintah. Pengertian yang sempit

dari uang beredar selalu disingkat dengan M1.

2. Pengertian jumlah uang berdar dalam arti luas (M2)

Uang dalam arti luas adalah mata uang dalam peredaran ditambah

dengan uang giral dan uang kuasi. Uang kuasi terdiri dari deposito

berjangka, tabungan, dan rekening (tabungan) valuta asing milik swasta

domestik. Uang dalam arti luas ini dinamakan juga liquiditas

perekonomian atau disebut M2.

6. Teori Penawaran dan Permintaan Uang

Teori permintaan uang berkaitan dengan faktor-faktor yang

menyebabkan timbulnya uang. Sedangkan teori penawaran uang berkaitan

dengan jumlah uang beredar (yang tersedia) dan upaya dalam

mengendalikan agar tidak menimbulkan inflasi atau deflasi.

Page 40: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

22

1. Teori permintaan uang

Teori permintaan uang terdapat dua pandangan dalam teori

permintaan uang yaitu menurut ekonomi klasik dan permintaan menurut

keynesian.

Menurut pandangan ekonomi klasik, fungsi uang hanyalah

sebagai alat tukar. Oleh sebab itu, jumlah uang beredar yang diminta

berbanding proporsional dengan tingkat produk atau pendapatan

nasional. Bila tingkat produk nasional meningkat, maka permintaan

uang akan meningkat. permintaan uang untuk transaksi dipandang

sebagai nilai liquiditas (L) dalam arti riil yang ada ditangan masyarakat.

Sementara L merupakan nilai nominal uang (Md) dibagi dengan tingkat

harga (P) dan bila diformulasikan: (Asfia Murni 2006:156)

.......(2.1)

Keterangan:

L : permintaan dalam arti riil

Md : nilai nominal pendapatan

P : tingkat harga

Y : produk nasional

Menurut pandangan Keynesian, ada tiga motivasi orang

memegang atau meminta uang antara lain ;

L = kY L = Md/P=kY

Page 41: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

23

1. Transaction motive, yaitu motivasi orang memegang uang adalah

keinginan untuk memudahkan kegiatan transaksi

2. Precautianari motive, yaitu motivasi orang memegang uang untuk

persiapan menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan atau tak

terduga. Permintaan uang untuk berjaga-jaga ini juga sangat

tergantung pada besarnya pendapatan berhubungan positif dengan

tingkat pendapatan.

3. Speculation motive, yaitu motivasi meminta uang untuk keperluan

spekulasi. Permintaan uang untuk spekulasi selalu berkaitan dengan

mencari keuntungan. Peluang keuntungan akan diperoleh bila uang

yang diminta dibelikan obligasi yang jatuh temponya tidak terbatas

(consol bond) dan tidak memiliki resiko tinggi. Dari pembelian

obligasi tersebut akan diperoleh keuntungan berupa bunga.

Dari ketiga motivasi permintaan uang tersebut, keynes

mengemukakan fungsi permintaan uang sebagai berikut: (Asfia murni,

2006:157)

...................(2.2)

L1 : permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga yang

besarnya sangat ditentukan oleh tingkat pendapatan. Fungsi L1 adalah

..................(2.3)

L = L1 + L2

L1 = kY

Page 42: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

24

L2 : permintaan uang untuk spekulasi, besarnya sangat dipengaruhi

oleh tingkat bunga. Fungsi L2 adalah

....................(2.4)

Jadi, fungsi permintaan keynesian bisa juga ditulis dari

menjumlahkan funsi dengan persamaan ;

....................(2.5)

2. Teori penawaran uang

Penawaran uang (money suplly) merupakan jumlah uang yang

tersedia dalam kegiatan ekonomi suatu negara atau disebut juga jumlah

uang beredar. Uang beredar terdiri dari M1 dan M2.

a. Penawaran uang ( M1)

Penawaran uang (M1) merupakan jumlah uang beredar yang

sering digunakan untuk keperluan transaksi. M1 terdiri dari:

1. Uang koil/ logam dan uang kertas yang biasa disebut uang kartal

2. Uang giral atau uang non bank, yaitu deposito yang terdapat dibank-

bank umum dan dapat dikeluarkan dengan menggunakan cek.

b. Penawaran uang (M2)

Merupakan jumlah uang beredar dalam arti luas. M2 disebut

juga broad money yang terdiri dari M1 ditambah near money. Near

money adalah rekening tabungan dan kekayaan lain yang ditukarkan

dicairkan dalam waktu dekat.

L2 = M0 + m1

L = kY + M0 +m1

Page 43: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

25

Total penawaran uang atau jumlah uang beredar: (Asfia murni,

2006:158)

…………..(2.6)

7. Teori Kuantitas Uang

Menurut teori kuantitas uang, perubahan jumlah uang berdar akan

mengakibatkan perubahan harga secara proporsional. Teori tentang

kuantitas uang dikemukakn oleh:

1. Cash balance theory (teori sisa tunai) dari Alfred Marshal

Alfred Marshal adalah orang pertama yang menerangkan teori

kuantitas uang yang memiliki hubungan antara jumlah uang berdar dan

tingkat harga secara umum. Marshal beranggapan bahwa banyaknya

peredaran uang dimasyarakat sebenarnya tidak keseluruhan mencakup

uang yang dimiliki oleh masyarakat karena sebagian yang masih dipegang

secara tunai (k).

Secara sistematis, teori Marshal dapat dituliskan sebagai berikut :

.........(2.7)

Keterangan :

M : jumlah uang beredar

K : besarnya uang tunai yang dipegang masyarakat

P : harga umum

T atau Y : jumlah produk jadi dan setengah jadi

M = kPT atau M = kPY

M2 = M1 + near money

Page 44: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

26

Teori diatas diasumsikan k dan T (atau Y) dalam posisi konstan

(Iskandar Puton, 2006:163).

Dengan demikian, berdasarkan persamaan diatas, laju uang beredar

diketahui oleh besarnya uang yang dipegang masyarakat, tingkat harga,

dan jumlah produksi.

2. Teori kuantitas Irving Fisher

Teori kuantitas uang dari Irving Fihser yang menyatakan:

“ perubahan dalam uang beredar akan meningkatkan perubahan yang

sama cepatnya keatas harga-harga” (Sadono Sukirno, 2000:202).

Secara sederhana, Irving Fisher merumuskan teori dengan satu

persamaan: (Sadono Sukirno, 2000:202).

.........(2.8)

Keterangan:

M : jumlah uang beredar

V : tingkat perputaran uang

P : harga barang

T : volume barang menjadi obyek transaksi

B. Kurs/ Nilai Tukar

1. Pengertian Kurs atau Nilai Tukar

Kurs valuta asing adalah kurs mata uang asing menunjukkan harga atau

nilai mata uang suatu negara dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain.

Kurs valuta asing dapat juga didefiniskan sebagai jumlah uang domestik yang

M.V =P.T

Page 45: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

27

dibutuhkan, yaitu banyaknya rupiah yang dibutuhkan, untuk memperoleh satu

unit mata uang asing.

Pengertian dari foreign exchange rate menurut Eng, Lees dan Mauer

(1995:99) adalah, “The price of foreign currency measured in domestic money –

(harga mata uang asing diukur dengan uang domestik)”. Menurut Floyd A.

Beam (2003), valuta asing adalah, “Foreign exchange rates are essentially

prices for currencies expressed in units of other currencies”. (Floyd A. Beam

390)-(Nilai tukar asing pada dasarnya adalah harga untuk mata uang dinyatakan

dalam satuan mata uang lainnya). Sedangkan menurut Hendra Hawani (2005),

nilai tukar merupakan perbandingan nilai dua mata uang yang berbeda.

Sedangkan menurut Mishkin (2008), kurs adalah harga dari suatu mata uang

dalam mata uang lainnya.

Menurut Krugmen dan Obstfeld (2005), kurs adalah harga satu mata uang

lainnya. Kurs merupakan salah satu harga yang terpenting dalam perekonomian

terbuka mengingat pengaruh-pengaruhnya yang demikian besar bagi neraca

transaksi berjalan maupun variabel makro ekonomi yang lainnya. Oleh karena

itu pada kurs, yakni harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya juga

merupakan sebuah harga aktiva atau harga aset (asset price), prinsip-prinsip

pengaturan harga-harga aset lainnya juga berlaku. Dan Menurut Asfia Murni

(2006), kurs valuta asing (foreign exchange) dapat didefinisikan sebagai jumlah

uang domestik yang dibutuhkan untuk memperoleh satu unit mata uang asing.

Page 46: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

28

2. Macam-Macam Nilai Tukar

Menurut Gregori Mankiw (2000), macam-macam nilai tukar dapat

dibedakan menjadi dua macam:

1. Nilai tukar nominal (nominal exchange rate)

Nilai tukar nominal adalah nilai atau uang tarif dimana seseorang dapat

memperdagangkan mata uang suatu negara dengan mata uang lainnya.

Contohnya jika nilai tukar Rp 8000 untuk setiap satu dolar amerika serikat,

maka jika anda memberikan kepada petugas bank $ 1 adalah anda akan

memperoleh Rp 8000.

Nilai tukar ini selalu dapat dinyatakan dengan dua cara, atau secara

timbal balik. Jika nilai tukar dolar terhadap rupiah adalah $1 = Rp 8000. Itu

artinya kurs rupiah terhadap dolar adalah Rp 1 = 1/8000 dolar.

Jika nilai tukar rupiah terhadap dolar meningkat artinya peningkatan

tersebut disebut dengan apresiasi. Sedangkan jika nilai tukar rupiah terhadap

dolar mengalami penurunan itu disebut depresiasi.

2. Nilai tukar riil (real exchange rate)

Nilai tukar riil adalah tingkatan dimana seseorang dapat

memperdagangkan barang atau jasa dari suatu negara dengan barang dan

jasa di negara lainnya. Sebagai contoh seseorang berbelanja dan mendapati

bahwa harga suatu krat minuman ringan yang dibuat di negara lain adalah

dua kali harga minuman sejenis buatan lokal. Berdasarkan perbandingan

Page 47: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

29

harga tersebut, kita kemudian dapat mengatakan bahwa nilai tukar riil

adalah setengah krat minuman ringan impor tersebut persatu krat minuman

ringan lokal. Nilai tukar riil tersebut dinyatakan sebagai unit-unit barang

asing perunit dari barang domestik.

Menurut Gregori Mankiw (2000), formula untuk Perhitungan nilai

tukar riil dengan cara sebagai berikut:

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kurs Valuta Asing

Menurut Sadono Sukirno (2004), perubahan dalam permintaan dan

penawaran suatu valuta asing yang selanjutnya menyebabkan perubahan

dalam kurs valuta asing, disebabkan oleh banyak faktor. Yang terpenting

diantaranya adalah seperti yang sebagai berikut:

1. Perubahan dalam cita rasa masyarakat.

Cita masyarakat mempengaruhi corak ekonomi mereka. Maka

perubahan cita rasa masyarakat akan mengubah corak konsumsi mereka

atas barang-barang yang diproduksi didalam negeri maupun yang di

impor. Jika kualitas barang impor lebih berkualitas daripada barang-

barang yang diproduksi dalam negeri akan menyebabkan keinginan

masyarakat untuk mengkonsumsi barang-barang impor bertambah besar

sehingga permintaan barang-barang impor ikut bertambah besar.

Nilai tukar riil : Nilai tukar nominal x harga domestik

Harga luar negeri

Page 48: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

30

Perubahan-perubahan ini akan mempengaruhi permintaan dan penawaran

valuta asing.

2. Perubahan harga-harga barang ekspor dan impor.

Harga suatu barang merupakan salah satu faktor yang menentukan

apakah suatu barang akan di impor atau di ekspor. Barang-barang dalam

negeri yang dapat dijual dengan harga yang relatif lebih murah akan

menaikkan ekspor dan apabila harganya naik maka ekspor akan

berkurang. Pengurangan harga barang impor akan menambah jumlah

impor. Dan sebaliknya, impor akan menyebabkan perubahan dalam

penawaran dan permintaan uang negara tersebut.

3. Kenaikan-kenaikan harga umum (inflasi).

Inflasi sangat besar pengaruhnya kepada kurs pertukaran valuta

asing. Inflasi yang berlaku pada umumnya cenderung untuk menurunkan

nilai suatu valuta asing. Kecenderungan seperti ini disebabkan efek inflasi

yang berikut : inflasi menyebabkan harga-harga barang ekspor menjadi

lebih mahal. Oleh karena itu, inflasi berkecendrungan mengurangi ekspor.

Keadaan ini menyebabkan permintaan valuta asing bertambah dan

akhirnya akan harga valuta asing akan bertambah.

4. Perubahan suku bunga dan tingkat pengembalian investasi.

Suku bunga dan tingkat pengembalian sangat penting dalam

mempengaruhi aliran modal. Suku bunga dan tingkat pengembalian

Page 49: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

31

investasi yang rendah cenderung akan menyebabkan modal dalam negeri

akan mengalir keluar negeri. Begitupun sebaliknya, suku bunga dan

pengembalian investasi yang tinggi akan menyebabkan modal luar negeri

masuk kenegara tersebut. Apabila lebih banyak modal mengalir kesuatu

negara, permintaan keatas maka uangnnya bertambah maka nilai mata

uang tersebut akan bertambah.

5. Pertumbuhan ekonomi.

Efek yang akan diakibatkan oleh sesuatu kemajuan ekonomi yang

berlaku. Apabila kemajuan itu teryata diakibatkan oleh perkembangan

ekspor, maka permintaan keatas maka uang negara tersebut bertambah

lebih cepat dari penawarannya dan oleh karenanya nilai mata uang negara

bersangkutan akan meningkat.

4. Perubahan Nilai Kurs

Kurs yang ditentukan oleh pasar bebas dapat mengalami dua bentuk

perubahan, yaitu perubahan kurs atas efek perubahan permintaan dan

perubahan kurs atas efek perubahan penawaran (Gregori menkiew, 2000:400-

401).

Page 50: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

32

1. Perubahan kurs atas efek kenaikan permintaan

Gambar 2.1. Kurva kenaikan permintaan kurs

Dalam gambar 2.1 diatas dimisalkan bahwa pada mulanya

permintaan keatas dolar adalah D dan penawaran keatas dolar adalah S.

Maka kurs pertukaran adalah satu dolar sama dengan 1500 rupiah dan

kualitas dolar yang dijual belikan adalah Q1. Dari akibat suatu kenaikan

dalam permintaan keatas dolar, kurva permintaan dolar bergerak dari D ke

D1. Kurva yang baru ini menaikkan harga dolar dari 1500 rupiah setiap

unit menjadi 2000 rupiah perunit dan menambahkan kuantitas valuta

dolar yang diperjual-belikan dalam pasar valuta asing dari Q1 menjadi

Q2.

Harga dolar

2000

1500

D

D S

Q1 Q2

Page 51: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

33

Harga dolar

2. Perubahan kurs atas efek perubahan penawaran

Gambar 2.2 Kurva perubahan penawaran kurs

Dari gambar 2.2 diatas yang ditunjukkan adalah perubahan

penawaran. Kurva S dan D menggambarkan penawaran dan permintaan

uang dolar yang pada mulanya wujud. Sesudahnya penawaran bertambah

dari S menjadi S1 sebagai akibat kurs pertukaran untuk setiap dolar turun

dari 2000 rupiah menjadi 1500 rupiah, dan kuantitas mata uang dolar dan

diperjual-belikan bertambah dari Q1 menjadi Q2

5. Teori Paritas daya beli (Purchasing Power Parity Theory)

Teori tentang nilai tukar dan flktuasi nilai tukar juga bisa

dijelaskan oleh teori paritas daya beli (Dominic. 1997). Teori paritas daya

beli merumuskan bahwa kurs antara dua mata uang adalah identik dengan

rasio dari tingkat harga umum dari kedua negara yang bersangkutan.

Artinya, penurunan daya beli mata uang domestik akan diiringi dengan

depresiasi mata uangnya secara proporsional dalam pasar valas. Menurut

2000

1500

Q1 Q2

D

S S1

Page 52: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

34

teori ini, pasar valas berada pada kondisi keseimbangan apabila semua

deposito atau simpanan dalam berbagai valas menawarkan tingkat imbalan

yang sama.

Kondisi dimana tingkat imbalan yang semua simpanan dalam

berbagai valas sama disebut kondisi paritas suku bunga (interesty parity).

Dengan kata lain, segenap simpanan valas menawarkan tingkat imbalan

resiko kurs, dan kemungkinan perubahan kurs secara keseluruhan setara

sehingga prospek keuntungan ataupun daya tarik atas aset-aset tersebut

besar. Kenaikan suku bunga dari simpanan suatu mata uang domestik

menyebabkan mata uang domestiknya tersebut mengalami depresiasi

terhadap mata uang asing, dengan asumsi kondisi yang lainnya tetap

(perkiraan kurs dimasa datang tidak berubah). Namun demikian, asumsi

yang digunakan tersebut dalam kenyataannya sangat tidak realistis sebab

perubahan suku bunga senantiasa disertai dengan perubahan kurs dimasa

yang akan datang. (Domonic,1997 pada Gandha, 2011:33-34)

C. Kredit

1. Pengertian Kredit.

Perkataan kredit telah lazim kita gunakan pada praktek perbankan dalam

pemberian berbagai fasilitas yang berkaitan dengan pinjaman. Kata “kredit”

berasal dari kata romawi “ credere” yang berarti percaya atau “credo” atau

“ceditum“ yang berarti saya percaya. Maksudnya adalah sipemberi kredit

Page 53: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

35

percaya kepada penerima kredit, bahwa kredit yang disalurkan pasti

dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan penerima kredit berarti menerima

kepercayaan, sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar kembali

pinjaman tersebut sesuai dengan jangka waktunya (Kasmir, 2010:101).

Balck’s law dictionary memberikan pengertian bahwa kredit :

“ The ability of a businessman to borrow money or obtain goods on

time. In consuquence of the favourable opinion held bay the palticular

lender, as it his solvency and reliablity”

Artinya

“ Kemampuan seorang pelaku usaha untuk meminjamkan uang, atau

memperoleh barang-barang secara tepat waktu, sebagai akibat dari

argumentasi yang tepat dari pemberi pinjaman, seperti halnya kendala dan

kemampuan membayarnya”

Berdasarkan undang-undang No 10 tahun 1998 tentang perubahan atas

undang-undang No 7 tahun 1992 tentang perbangkan memberikan pengertian

kredit pasal 1 butir 11 dan 12 tentang kredit dan pembiayaan:

“ Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan

dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antar

bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak-pihak peminjam untuk

melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.

Page 54: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

36

“ Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antar

bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk

mengambilkan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu

dengan imbalan atau bagi hasil”.

2. Jenis-Jenis Kredit.

Dalam prakteknya kredit yang diberikan kepada masyarakat terdiri dari

berbagai jenis. Secara umum jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu :

1. Jenis kredit berdasarkan jangka waktu

Menurut jangka waktunya, kredit dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:

a. Kredit jangka waktu pedek, yaitu kredit dengan jangka waktu

pembayaran kurang dari satu tahun

b. Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang diberikan dengan jangka

waktu pembayarannya dari 1 tahun hingga 3 tahun

c. Kredit jangka panjang, yaitu kredit dimana jangka waktu pembayarannya

3-5 tahun

2. Jenis kredit berdasarkan tujuan penggunaannya

Menurut tujuan penggunaannya, kredit dibagi menjadi 3 yaitu:

a. Kredit konsumtif, yaitu kredit yang ditujukan kepada nasabah yang

memerlukan dana untuk kegiatan konsumsi.

Page 55: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

37

b. Kredit produksi, yaitu kredit yang ditujukan kepada nasabah yang

memerlukan dana untuk kegiatan produksi.

c. Kredit pedagangan, yaitu kredit yang ditujukan kepada pedagang dan

digunakan untuk membiayai aktivitas perdagangannya. Seperti untuk

membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil

penjualan barang dagangan tersebut.

3. Tujuan dan Fungsi Kredit

Dalam prakteknya tujuan pemberian suatu kredit sebagai berikut:

1. Kredit bertujuan untuk mencari keuntungan

Tujuan utama dari pemberian kredit adalah memperoleh keuntungan. Hasil

keuntungan ini diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima bank sebagai

balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.

2. Kredit bertujuan untuk membantu nasabah

Tujuan selajutnya atas pemberian kredit adalah membantu usaha nasabah

yang memerlukan, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja.

3. Kredit bertujuan untuk membantu pemerintah

Tujuan lainya dari pemberian kredit adalah membantu pemerintah dalam

berbagai bidang, semakin banyak kredit yang disalurkan berarti adanya

kucuran dana dalam rangka meningkatkan pembangunan diberbagai sektor,

terutama sektor riil. Secara garis besar keuntungan yang didapat oleh

Page 56: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

38

pemerintah adalah bertambahnya penerimaan pajak, membuka lapangan

kerja, menghemat dan meningkatkan devisa.

Disamping memiliki tujuan pemberian suatu fasilitas kredit juga memiliki

fungsi yang sangat luas. Fungsi kredit yang secara luas tersebut antara lain:

1. Untuk meningkatkan daya guna uang

Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang. Maksudnya

adalah jika uang hanya disimpan saja dirumah maka tidak akan

menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikan kredit, uang tersebut

menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh penerima kredit.

2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu-lintas uang

Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari suatu

wilayah kewilayah lainnya. Sehingga suatu daerah yang kekurangan uang

dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh

tambahan uang dari daerah lainnya.

3. Untuk meningkatkan daya guna barang

Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh sidebitur untuk

mengolah barang yang semula tidak berguna menjadi berguna.

4. Meningkatkan peredaran uang

Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus uang disuatu wilayah

kewilayah lainnya, sehingga jumlah uang berbeda dari suatu wilayah lainnya

bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah uang beredar.

Page 57: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

39

5. Sebagai alat stabilitas ekonomi

Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai alat stabilitas ekonomi.

Karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang

yang diperlukan masyarakat. Kredit dapat pula membantu mengekspor

barang dari dalam negeri keluar negeri sehingga dapat membantuh devisa

negara.

6. Untuk meningkatkan kegairahan produksi

Bagi sipenerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha,

apalagi bagi nasabah yang memang modalnya terbatas. Dengan memperoleh

kredit nasabah bergairah untuk dapat memperbesar atau memperluas

usahanya.

7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan

Semakin banyak kredit yang diberikan dalam suatu perekonomian maka

akan semakin baik terutama dalam hal meningkatkan pendapatan

8. Untuk meningkatkan hubungan internasional

Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling

membutuhkan antara sipenerima kredit dengan sipemberi kredit. Pemberian

kredit oleh negara lain akan meningkatkan kerjasama dibidang lainnya.

Page 58: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

40

D. Suku Bunga

1 . Pengertian Suku Bunga

Bunga merupakan salah satu alat instrumen yang moneter yang selalu

digunakan dalam berbagai kebijakan moneter yang diambil oleh otoritas

moneter. Suku bunga sebagai instrumen artinya adalah tingkat suku bunga

yang berlaku dalam suatu negara dapat berfluktuasi dari tingkat yang satu

ketingkat yang lainnya. Menurut Rimsky (2005:80-81), Bunga adalah

penghasilan yang diperoleh oleh seseorang yang memberikan uangnya (surplus

spending units) untuk digunakan sementara waktu oleh orang yang

membutuhkan dan menggunakan uang tersebut untuk menutupi kekurangnnya

(defisit spending units ).

Menurut Cash dan Fair (2004), bunga adalah biaya yang dibayarkan oleh

seseorang peminjam kepada pemberi pinjaman atas penggunaan dananya.

Tingkat suku bunga adalah pembayaran bunga pinjaman tahun yang dinyatakan

sebagai persentase dari pinjaman; persentase itu sama dengan jumlah bunga

yang diterima pertahun dibagi dengan jumlah pinjaman. Sedangkan menurut

Nicholas Apostolou dan Grumbley (2003), suku bunga adalah harga yang

dibayar oleh seseorang peminjam dalam menggunakan uang peminjaman. Suku

bunga pada umumnya lebih banyak dinyatakan dalam tarif setiap tahun atau

persentase daripada dengan menggunakan jumlah mutlak.

Page 59: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

41

Menurut Herman Darmawi (2006), tingkat bunga adalah harga yang harus

dibayar oleh peminjam untuk memperoleh dan dari pemberi pinjaman untuk

jangka waktu tertentu yang telah disepakati. Menurut Prank, Franco dan Ferry

(1999), suku bunga adalah harga yang dibayar ”peminjam“ (“debitur”) kepada

pihak yang “meminjamkan” (“kreditur”) untuk pemakaian sumber daya selama

interval waktu tertentu. Jumlah pinjaman yang diberikan disebut prinsip, dan

harga yang dibayar biasanya diekspresikan sebagai persentase dari prinsipal

perunit waktu.

2. Macam-Macam Suku Bunga

Menurut Samuelson (2004), suku bunga dapat dibedakan berdasarkan

satuan uang. Suku bunga yang dibedakan berdasarkan satuan uang dapat

dibedakan mejadi dua, yaitu

1. Suku bunga nominal

Suku bunga nominal adalah suku bunga yang diukur dari pendapatan

dalam uang pertahun peruang yang diinvestasikan. Suku bunga nominal

(suku bunga uang) adalah suku bunga yang diukur dengan uang.

2. Suku bunga riil

Suku bunga riil adalah suku bunga yang dikoreksi karena inflasi yang

dihitung sebagai suku bunga nominal dikurang tingkat inflasi. Sebagai

contohnya, anggap suku bunga suatu negara adalah 8% pertahun sedangkan

Page 60: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

42

inflasi 3 % pertahun. Maka kita dapat mengetahui kurs riil negara tersebut

yaitu 8%-3% = 5%.

4. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 4/9/PBI/2002 tentang Operasi

Pasar Terbuka sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia

Nomor 6/4/PBI/2004 dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 4/10/PBI/2002

tentang Sertifikat Bank Indonesia, Sertifikat Bank Indonesia yang selanjutnya

disebut SBI adalah surat berharga dalam mata uang Rupiah yang diterbitkan

oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek. Lelang

SBI adalah penjualan SBI yang dilakukan oleh Bank Indonesia dalam rangka

pelaksanaan kebijakan moneter (Bank Indonesia).

Tujuan dari penerbitan SBI yaitu mempengaruhi jumlah uang beredar.

Sebagai otoritas moneter, Bank Indonesia berkewajiban memelihara kestabilan

nilai rupiah dalam paradigma yang dianut, jumlah uang (uang karta, uang giral

di BI) yang berlebihan dapat mengurangi kestabilan nilai rupiah. SBI

diterbitkan dan dijual untuk mengurangi kelebihan uang primer tersebut (Bank

Indonesia).

E. Inflasi

1. Pengertian Inflasi.

Inflasi adalah kemerosotan nilai mata uang suatu negara. Menurut Nopirin

(1990), yang dimaksud dengan inflasi adalah proses kenaikan harga-harga

umum barang-barang secara terus menerus selama suatu priode tertentu.

Page 61: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

43

Para ekonomi modern memberikan definisi bahwa inflasi adalah kenaikan

yang menyeluruh dari jumlah uang yang harus dibayarkan (nilai unit

perhitungan moneter) terhadap barang-barang/komoditas dan jasa. Sebaliknya,

jika yang terjadi adalah penurunan nilai unit perhitungan moneter terhadap

barang-barang/komoditas dan jasa didefinisikan sebagai deflasi (deflation)

(A.karim, 2008:510).

Menurut Sadono Sukirno (2000), tingkat inflasi adalah persentase

kecepatan kenaikan harga-harga dalam satu tahun. Selain itu juga dalam buku

yang berbeda memberikan pengertian bahwa inflasi adalah kenaikan dalam

harga barang dan jasa, yang terjadi karena permintaan bertambah lebih besar

dibandingkan dengan penawaran dipasar. Dengan kata lain, terlalu banyak uang

yang memburu barang yang terlalu sedikit (Sadono Sukirno, 2004:333 pada

N.Huda,Et al,2008:176).

2. Cara Mengukur Inflasi

Menurut Nopirin (1990), inflasi atau kenaikan harga dapat diukur dengan

menggunakan indeks harga. Beberapa indeks harga yang sering digunakan

untuk mengukur inflasi adalah

1. Indeks biaya hidup (consumer price indeks) yaitu mengukur

biaya/pengeluaran untuk membeli sejumlah barang dan jasa yang dibeli oleh

rumah tangga untuk keperluan hidup. Banyaknya barang tersebut

Page 62: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

44

bermacam-macam, di Indonesia terdapat 9 bahan pokok, 62 macam barang

serta 162 barang.

2. Indeks harga perdagangan besar (wholesale price indekx) yaitu

menitikberatkan pada sejumlah barang pada tingkat perdagangan berat

seperti harga bahan mentah, bahan baku atau setengah jadi.

3. GNP deflator yaitu jenis barang yang mencakup dalam perhitunga GNP.

Dimana perhitungannya diperoleh dari membagi GNP nominal (atas harga

berlaku) dengan GNP riil (atas dasar harga konstan).

3. Jenis Inflasi

Menurut Nofirin (1990) berdasarkan sifatnya, inflasi dapat dibedakan

menjadi tiga kategori, yaitu:

1. Inflasi merayap (creeping inflation) yaitu inflasi yang mempunyai laju

kurang dari 10% pertahun

2. Inflasi menengah (galloping inflation) yaitu inflasi yang mempunyai laju

yang cukup besar ( biasanya double digit atau bahkan triple digit)

3. Inflasi tinggi (hyper inflation) yaitu inflasi yang lajunya meningkat sampai

5 atau 6 kali lipat.

4. Sebab-sebab Terjadinya Inflation

Menurut teori kuantitas sebab utama timbulnya inflasi adalah

kelebihan permintaan yang disebabkan oleh penambahan jumlah uang

beredar.

Page 63: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

45

1. Inflasi tarikan permintaan (Demand-pull Inflation)

Inflasi ini bermula dari adanya kenaikan permintaan total (agregat

demand), sedangkan produksi telah berada pada keadaaan kesempatan

kerja penuh atau hampir mendekati kesempatan penuh.

2. Inflasi desakan biaya (cosh push inflation)

Inflasi ini bersumber dari masalah kenaikan harga-harga dalam

perekonomian yang diakibatkan kenaikan biaya produksi. Pertambahan

biaya produksi mendorong perusahaan-perusahaan menaikkan harga,

walaupun mereka harus mengambil resiko yang akan menghadapi

pengurangan dalam permintaan barang-barang yang diproduksinya. Inflasi

ini juga terjadi pada saat perekonomian berkembang dengan pesat ketika

pengangguran sangat rendah.

3. Inflasi di impor (imported inflation)

Inflasi ini muncul akibat meningkatnya harga barang-barang impor.

Apalagi barang tersebut mempunyai peranan penting dalam kegiatan

pengeluaran perusahaan-perusahaan. Contohnya minyak bumi.

5. Dampak Inflasi

Inflasi atau kenaikan harga-harga yang tinggi dan terus menerus telah

menimbulkan beberapa dampak buruk terhadap masyarakat dan

perekonomian secara keseluruhan. Menurut Nopirin (1990), kenaikan harga

Page 64: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

46

atau inflasi memiliki dampak terhadap masyarakat dan perekonomian, yaitu

sebagai berikut:

1. Dampak terhadap pendapatan (equity effect)

Efek terhadap pendapatan adalah terjadinya pendapatan yang tidak

merata. Ada yang dirugikan dan ada yang diuntungkan.

2. Dampak terhadap efisiensi (efficiency effect)

Inflasi dapat pula mengubah pola alokasi faktor-faktor produksi. Dengan

adanya inflasi permintaan akan barang tertentu mengalami kenaikan yang

lebih besar dari barang lain, yang kemudian produksi barang tersebut

mengalami kenaikan. Kenaikan produksi barang ini pada gilirannya akan

mengubah pola alokasi faktor produksi yang sudah ada.

3. Dampak terhadap output (output effect)

Disaat laju inflasi sangat tinggi maka akan mengurangi outpun nasional.

Karena dalam keadaan inflasi yang tinggi, nilai mata uang riil turun

dengan drastis, masyarakat cenderung tidak suka memegang uang kas,

transaksi mengarah kearah barter, yang biasanya diikuti dengan penurunan

produksi barang.

F. Investasi

1. Pengertian Investasi

Investasi, yang lazim disebut juga dengan istilah “ penanaman modal”

atau “ pembentukan modal”. Menurut Kuhardjo dalam buku Glosarium,

Page 65: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

47

memberikan pengertian bahwa investasi merupakan penanaman modal dalam

suatu usaha yang diharapkan dapat mendatangkan tambahan.

Menurut Sadono Sukirno (2000) dan Nurul Huda et al (2008), istilah

investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau perbelanjaan penanaman

modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan

perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan produksi

barang-barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian.

Menurut Orugman dan Obsteild (2005), investasi adalah bagian output

yang digunakan oleh perusahaan swata untuk menghasilkan output di masa

yang akan datang. Menurut Nopirin (1990), investasi dapat diartikan sebagai

perubahan capital stock, maka teori tentang investasi haruslah dimulai dengan

konsep jumlah (stock) kapital yang diinginkan (desire capital stock). Menurut

Iswardono (1999), stock kapital merupakan unsur yang sangat aktif

menetukan besarnya tingkat output.’

2. Fungsi Investasi

Fungsi investasi menurut A. Karim (2008) dapat dijelaskan dalam

bentuk formasi:

.

..(2.11)

dimana :

I : Tingkat investasi

I = I (i, r, Q, T)

Dengan, dl/di < 0; dl/dQ ≥; dl/dT>0;

Page 66: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

48

i : Tingkat suku bunga

r : Tingkat pengembalian

Q: GNP

T: Perubahan teknologi.

3. Tujuan Investasi

Tujuan melakukan investasi pada dasarnya adalah untuk menghasilkan

sejumlah uang. Tapi pernyataan tersebut terlalu sederhana, sehingga perlu

mencari jawaban yang lebih tepat tentang tujuan investasi, seperti yang

dijelaskan diatas, bahwa tujuan investasi yang lebih luas adalah untuk

meningkatkan kesejahteraan investor. Kesejateraan dalam hal ini adalah

kesejateraan finansial, yang dapat diukur dari pendapatan yang diterima pada

masa yang akan datang.

4. Bentuk Investasi

1. Bentuk investasi berdasarkan aktiva keuangan

Menurut Jogiyanto (1998:6 pada Safitri), berdasarkan aktiva keuangan

investasi dapat digolongkan menjadi 2 golongan yaitu:

a. Investasi langsung, yaitu dengan membeli langsung aktiva keuangan

dari suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara lainnya

b. Investasi tidak langsung, yaitu dengan membeli saham dari investasi

yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan

Page 67: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

49

2. Bentuk investasi berdasarkan sumbernya

a. Penanaman modal dalam negeri, yaitu investasi yang dananya

bersumber dari dalam negeri atau domestik.

b. Penanaman modal asing, yaitu investasi yang modalnya bersumber dari

dana luar negeri atau internasional.

5. Faktor yang Mempengaruhi Investasi

Menurut Sadono Sukirno (2000), banyaknya keuntungan yang akan

diperoleh besar sekali peranannya dalam menentukan tingkat inflasi yang

akan dilakukan oleh para penguasa. Disamping oleh harapan masa datang

untuk memperoleh untung, terdapat beberapa faktor lain yang menetukan

tingkat investasi yang akan dilakukan dalam perekonomian. Faktor-faktor

utama yang menentukan tingkat invetasi adalah:

i. Tingkat keuntungan investasi yang diramalkan akan diperoleh

ii. Tingkat suku bunga

iii. Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan

iv. Kemajuan teknologi

v. Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya

G. Keterkaitan Antar Variabel

1. Keterkaitan nilai tukar terhadap jumlah uang beredar (M2)

Pentingnya saluran nilai tukar sebagai salah satu transmisi kebijakan

moneter terletak pada pengaruh aset finansial dalam valuta asing yang

Page 68: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

50

berasal dari hubungan kegiatan ekonomi suatu negara dengan negara lain.

Selain itu, perubahan kurs dalam negeri akan mengakibatkan ada perubahan

aliran dana yang masuk dan keluar dari suatu negara akibat aktivitas

perdagangan antar negara (ekspor dan impor) dan aliran modal investasi

yang masuk kedalam dan keluar negeri. Aliran dana masuk dan keluar negeri

akan mempengaruhi jumlah modal atau uang didalam negeri akibat

perubahan kurs (Aulia Pohan,2008:22). Disaat neraca pembayaran surflus

akibat bertambahnya cadangan valuta asing yang bersumber dari meningkat

ekpsor dan modal asing yang mengalir dalam negeri akan memuat

peningkatan penawaran uang (Sadono Sukirno, 2000:208)

Berdasarkan sisi yang berbeda, fluktuasi nilai tukar jelas

mempengaruhi harga-harga barang domestik dan barang impor, pendapatan

dari perusahaan dalam negeri, dan kekayaan semua investor dalam negeri.

sebagai akibatnya, bank sentral memiliki sejumlah tanggung jawab untuk

mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah. Salah satu cara utama dalam

menjalankan tugas ini adalah melakukan intervensi dalam pasar valuta asing,

yaitu dengan dengan menjual atau membeli valuta asing bagi rekeningnya

sendiri. Jika bank sentral menganggap bahwa nilai mata uang rupiah dinilai

terlalu tinggi dan dolar dinilai begitu rendah, bank sentral akan membeli

sejumlah dolar tersebut dengan rupiah yang dimilikinya. Pembelian tersebut

meningkatkan jumlah uang beredar dengan demikian meningkatkan basis

Page 69: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

51

moneter, sebaliknya, jika bank sentral menganggap nilai mata uang rupiah

terlalu rendah dan nilai dolar terlalu tinggi maka bank sentral bisa menjual

dolar yang mereka miliki sehingga dapat mengurangi jumlah uang beredar

dan akan mengurangi basis ekonomi. (Frank, Franco dan Michael,1999:95).

2. Keterkaitan kredit terhadap jumlah uang beredar (M2)

Kredit merupakan penyediaan uang atas kesepakatan pinjam

meminjam antara bank dengan pihak lainnya dengan mewajibkan pihak

peminjam untuk melunasi hutangnya dalam jangka waktu tertentu dengan

pemberian laba. Kredit memiliki hubungan erat dalam proses penciptaan

uang yang dilakukan oleh bank-bank umum melalui pemberian pinjaman

kepada masyarakat yang ada dalam suatu perekonomian.

Bank umum akan menciptakan tabungan giral (rekening koran) utama

apabila ia mendapatkan uang langganannya dalam bentuk uang tunai atau

cek yang ditarik dari bank lain. Setelah itu, ia akan menambah nilai tabungan

giral. Uang yang diterima oleh bank umum tersebut akan mereka salurkan

atau pinjamkan kembali kepada masyarakat (nasabah) setelah cadangan

minimum yang harus disimpan ke bank sentral telah dipenenuhi. Karena

cadangan yang diwajibkan tersebut jauh dibawah jumlah uang yang diterima

oleh bank-bank umum, sehingga kelebihan cadangan tersebut akan

disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit (pinjaman) atau investasi.

Page 70: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

52

Jumlah uang yang yang dipinjamkan oleh bank umum kepada nasabah

atau masyarakat akan dibelanjakan oleh nasabah. Maka golongan penjual

akan menerima tambahan pembayaran sebesar kredit atau pinjaman yang

diterima. Tambahan pembayaran tersebut, oleh golongan penjual akan

mereka simpan kembali ke bank lainnya sehingga menambah nilai tabungan

giral secara agregat. Hal itu bisa diartikan bahwa peristiwa tersebut akan

menambah jumlah uang beredar. Misalnya total tabungan masyarakat dibank

A sebesar 100 juta rupiah dimana cadangan wajib yang harus dipenuhi

sebesar 20% dari total tabungan tersebut. Kelebihan cadangan yang sebesar

80% atau 80 juta bisa disalurkan oleh bank A kedalam bentuk pinjaman atau

kredit kepada nasabah X. Nasabah X tersebut akan membelanjakan pinjaman

yang mereka peroleh sehingga terdapat golongan penjual akan memperoleh

tambahan pembayaran sebesar 80 juta. Tambahan uang yang sebsar 80 juta

tersebut, penjual akan mereka simpan kembali di bank B sehingga tabungan

giral bertambah sebesar 80 juta. Begitupun seterusnya. Berdasarkan ilustrasi

diatas bahwa penambahan pinjaman atau kredit sebesar 80 juta akan

menambah uang giral sebesar atau jumlah uang beredar sebesar 80 juta

juga.(Sadono Sukirno,2006:274-278)

3. Keterkaitan suku bunga SBI terhadap jumlah uang beredar (M2)

Salah satu mekanisme trasmisi kebijakan moneter dalah suku bunga

SBI. Selanjutnya perubahan suku bunga tersebut akan memberikan pengaruh

Page 71: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

53

terhadap suku bunga deposito bank-bank umum yang ditawarkan kepada

masyarakat penabung dan pada suku bunga kredit yang dibebankan oleh

bank kepada debiturnya. Suku bunga deposito sangat erat hubungnnya

dengan permintaan konsumsi (income effect) dan suku bunga kredit akan

mempengaruhi pembiayaan konsumsi (substitution effect) dan investasi (cost

of capital). Perubahan suku bunga SBI akan mempengaruhi tingkat investasi

dan konsumsi yang akan berdampak kepada jumlah uang yang dipegang

masyarakat. (Aulia Pohan.2008:19-20).

Disaat suku bunga kredit diturunkan oleh bank-bank umum akibat

turunnya suku bunga SBI membuat bank-bank umum lebih banyak

meminjamkan kepada nasabah, dan nasabah berminat untuk melakukan

pinjaman kepada bank-bank umum akibat biaya yang harus dibayar oleh

nasabah atas pinjaman tersebut lebih murah. Sebaliknya, disaat suku bunga

kredit diturunkan oleh bank-bank umum akibat respon dari suku bunga SBI

akan membuat para pengusaha atau masyarakat akan enggan membuat

pinjaman-pinjaman baru. Dan pelanggan yang telah membuat pinjaman akan

mengembalikan pinjaman yang dibuat pada masa lalu (Sadono Sukirno,

2006:312). Ilustrasi diatas menggambarkan bahwa naik turunnya suku bunga

SBI akan direspon oleh suku bunga bank-bank umum yang mempengaruhi

permintaan kredit atau tabungan sehingga akan mempengaruhi jumlah uang

beredar di masyarakat.

Page 72: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

54

4. Keterkaitan inflasi terhadap jumlah uang beredar (M2)

Inflasi merupakan kenaikan harga-harga barang umum secara kontinue

selama priode tertentu (Nopirin, 2000). Disaat inflasi meningkat maka

pemilik modal biasanya lebih mennggunakan uangnya untuk bertujuan

spekulasi yaitu membeli harta-harta tetap seperti tanah, rumah, bangunan dan

akan mengurangi kegiatan investasi yang produkstif. Berdasarkan teori

Keynes bahwa permintaan uang oleh masyarakat dilatar belakangi oleh motif

transaksi, berjaga, dan motif spekulasi. (Asfia Murni, 2006:157). Permintaan

publik terhadap kas untuk transaksi memiliki dampak terhadap jumlah M1.

Disaat inflasi meningkat, permintaan uang untuk transaksi dan berjaga akan

berkurang sehingga terjadi pengurangan jumlah uang yang dipegang oleh

masyarakat sehingga permintaan uang akan berkurang. Dalam hal ini inflasi

mempengaruihi fungsi permintaan

Selain itu, dengan adanya kenaikan harga akan menimbulkan efek

yang buruk pula kepada perdagangan. Kenaikan harga menyebabkan barang-

barang negara tersebut tidak dapat bersaing di pasar internasional

dikarenakan barang dalam negeri lebih mahal dibandingkan barang negara

lain sehingga ekspor akan menurun, sebaliknya harga barang produksi dalam

negeri yang semakin tinggi akibat inflasi membuat barang-barang impor

lebih murah sehingga impor akan meningkat. Meningkatnya impor dan

menguranggnya ekspor membuat neraca pembayaran akan defisit. Hal ini

Page 73: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

55

membuat nilai tukar mengalami depresiasi. Hal itu membuat terdapatnya

modal keluar akibat rendahnya ekpor dan dan tingginya impor barang dan

nilai tukar juga akan mempengarahi modal investasi masuk dan keluar.

Sehingga dapat diartikan bahwa dengan inflasi dapat mempengaruhi jumlah

uang beredar dari segi permintaan uang oleh masyarakan dan harga barang-

barang ekpor dan impor. (Sadono Sukirno, 2006:339).

5. Keterkaitan investasi terhadap jumlah uang beredar (M2)

Menurut Sadono Sukirno (2000) dan Nurul Huda et al (2008), istilah

investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau perbelanjaan penanaman

modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan

perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan produksi

barang-barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian. Berdasarkan

pengertian diatas bahwa meningkatnya investasi akan meningkatkan

produksi barang-barang dalam negeri. Oleh karena meningkatnya investasi,

maka permintaan uang akan meningkat. Permintaan uang tersebut dilatar

belakangi oleh motif transaksi dan berjaga-jaga. Perusahaan-perusahaan

juga perlu menyimpan uang untuk membayar gaji, membeli bahan-bahan

mentah dan untuk membiayai pengeluaran lainnya. Semakin besar operasi

dan produksi perusahaan, semakin banyak uang yang diperlukan sehingga

permintaannya meningkat (Sadono Sukirno, 2000:143). Permintaan uang kas

Page 74: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

56

untuk tujuan likuiditas akan memiliki dampak terhadap jumlah uang beredar

M1.

Selain itu, berdasarkan sumber dananya, investasi berasal dari dalam

dalam negeri (PMDN) dan luar negeri (PMA). Invetasi yang berasal dari

dalam negeri (PMDN), salah satunya bersumber dari pemberian kredit oleh

bank- bank umum kepada pengusaha sehingga mempengaruhi penciptaan

uang giral (Winardi.1986:185-186). Sedangkan investasi yang berasal dari

luar negeri (PMA) berakibat mengalirnya modal asing kedalam negeri.

mengalirnya uang tersebut akan menambah peredaran uang, sebaliknya

dimutasinya uang keluar negeri akan mengurangi jumlah uang beredar

(Sadono Sukirno, 2000: 2007).

Peningkatan investasi baik dari PMA dan PMDN akan meningkatkan

ekpor dan mengalirnya modal asing kedalam negeri. hal tersebut akan

meningkatkan cadangan devisa negara. Disaat investasi meningkat, akan

mendorong ekspor suatu negara dan mengaliranya modal saing kedalam

negeri membuat cadangan valuta asing bertambah sehingga neraca

pembayaran membaik. Pertambahan ini akan mengakibatkan pertambahan

dalam penawaran uang. (Sadono Sukirno, 2000: 2008)

G. Penelitan Terdahulu

Studi tentang jumlah uang beredar di Indonesia maupun negara lain telah

banyak dilakukan, dimana studi antara studi terdahulu dan studi berikutnya

Page 75: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

57

memiliki koherensi. Studi-studi tersebut dapat digunakan sebagai referensi bagi

kajian-kajian dimasa yang akan datang. Penelitian tentang jumlah uang beredar

telah dilakukan oleh:

1. Lily Prayitno dan Heni Sandjaya (2002)

Penelitian tentang uang beredar juga pernah diteliti oleh Lily dan

Heny. Penelitian tersebut melihat faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

jumlah uang beredar di Indonesia sebelum dan sesudah krisis: sebuah analisa

ekonometrik. Penelitian ini menggunakan analisis regresi dengan model log

untuk menganalisa pengeluaran pemerintah, cadangan devisa, serta angka

pengganda uang (money multyplyer) terhadap jumlah uang beredar di Indonesia

untuk priode sebelum krisis (1990-1997), sesudah krisis (1997-1999) dan

keseluruhan (1990-1999).

Sebelum krisis hasil menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah secara

signifikan berpengaruh positif terhadap jumlah uang beredar (M2). angka

pengganda uang (money multiplyer) mempunyai pengaruh yang negatif dan

signifikan terhadap jumlah uang beredar (M2) di Indonesia. Cadangan devisa

tidak signifikan berpengaruh terhadap jumlah uang uang beredar (M2) di

Indonesia.

Sesudah krisis, pengeluaran pemerintah secara signifikan berpengaruh

positif terhadap jumlah uang beredar sedangkan devisa dan pengganda uang

(multiplyer) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap jumlah uang

Page 76: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

58

beredar (M2) di Indonesia. Untuk waktu seluruh analisa, pengeluaran

pemerintah dan devisa negara memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

jumlah uang beredar sedangkan angka pengganda memiliki pengaruh yang

tidak signifikan terhadap jumlah uang beredar (M2) di Indonesia.

2. Hotniar Siringoringo (2003)

Penelitan ini mengkaji tentang Pemodelan Jumlah Uang beredar.

Penelitian ini menggunakan data oktober 2001 sampai oktober 2003. Dalam

penelitan ini, peneliti menggunakan variabel terikatnya adalah jumlah uang

beredar dan varabel independennya adalah aktiva luar negeri bersih, tagihan

bersih kepada pemerintah, tagihan kepada lembaga pemerintah dan BUMN

pusat yang berupa kredit dan lainya, tagihan kepada perusahaan swasta dan

perorang dalam bentuk kredit dan lainya, dan lainnya. Penelitian ini

menggunakan model regresi linear berganda. Hasil dari penelitian ini

memperlihatkan bahwa variabel dependennya adalah jumlah uang beredar dan

varabel independennya adalah aktiva luar negeri bersih, tagihan bersih kepada

pemerintah, tagihan kepada kepada lembaga pemerintah dana BUMN pusat

yang berupa kredit, tagihan kepada perusahaan swasta dan perorang dalam

bentuk kredit mempengaruhi jumlah uang beredar secara signifikan. Varabel

tagihan kepada lembaga pemerintah dan BUMN pusat yang berupa kredit dan

tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk lainnya tidak

mempengaruhi secara nyata terhadap uang beredar.

Page 77: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

59

3. Imam Murtono Soehandji (2003).

Penelitian ini menganalisis tentang jumlah uang beredar dan faktor-

faktor yang mempengaruhinya (Tinjauan money supply (M2) priode 1990-

2002). Model yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model log.

Peneliti ini menggunakan variabel pengeluaran pemerintah, cadangan devisa,

pengganda uang. Pada penelitian ini pengeluaran pemerintah dan cadangan

devisa memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah uang beredar.

Sedangkan pengganda uang tidak berpengaruh terhadap jumlah uang beredar.

4. Bala Shanmugam, Mahendiran Nair dan Ong wee Li (2003)

Penelitian ini mengkaji tentang The endogenous money hypothesis:

empirical evidence from Malaysia (1985–2000). Penelitan ini mengkaji jumlah

uang beradar di Malaysia selama prode 1985-2003. Penelitian menyimpulkan

bahwa jumlah uang beredar di Malaysia merupakan faktor endogen. Sedangkan

faktor eksogen yang mempengaruhi jumlah uang beredar di malaysia adalah

tabungan deposito, pinjaman yang ditentukan oleh bank peminjam, suku bunga

atau pendapatan modal dan kredit bank terhadap jumlah uang beredar M3 di

Malaysia. Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa permintaan kredit bank

memiliki hubungan kausalitas dua arah terhadap jumlah uang beredar secara

signifikan. Dan sedangkan hubungan suku bunga atau pendapatan modal

memiliki hubungan kausalitas jangka panjang terhadap jumlah uang beredar M3

di Malaysia dan secara statistik menunjukkan siginifikan.

Page 78: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

60

5. Etty Puji Lestasri (2006)

Penelitan ini tentang permitaan uang di Indonesia priode 1997.1-2002.4 :

estimasi data stationer. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah

model ADL ECM. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian

adalah pendapatan nasional riil, nilai tukar terhadap dolar (kurs), tingkat suku

bunga, dan tingkat inflasi. Penelitian ini menemukan bahwa masing-masing

variabel menunjukkan kecepatan penyesuaian menuju keseimbangan jangka

panjang lebih tinggi dari kecepatan penyesuaian pendapatan nasional riil, inflasi

dan suku bunga. Tingkat inflasi alamiah (rate of inflation naturally) memiliki

koefisien positif yang dampaknya akan menambah tingkat keseimbangan

permintaan uang M1 di Indonesia ketika terjadi peningkatan inflasi. Dari hasil

estimasi model ADL ECM yang memasukkan variabel kurs ditemukan bahwa

nilai koefisien variabel kurs tidak signifikan mempengaruhi jumlah uang

beredar.

6. Oluwole Owoye dan Olugbenga (2007)

Penelitian ini mengkaji tentang M2 Targeting, Money Demand, and Real

GDP Growth in Nigeria: Do Rules Apply?. Penelitian ini menggunakan

variabel independen pendapatan riil tingkat bunga domestik, tingkat inflasi dan

tingkat penyusutan nilai uang. Berdasarkan penelitan ini menunjukkan bahwa

ada hubungan jangka panjang antara uang dalam arti luas (M2), pendapatan

riil, tingkat bunga domestik, tingkat inflasi, tingkat suku bunga asing, dan

Page 79: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

61

tingkat penyusutan yang diharapkan dari dalam negeri mata uang. Kesimpulan

dari penelitian ini adalah tingkat suku bunga internasional, suku bunga

domestik, nilai tukar memiliki hubungan yang negatif dan secara statistik

menunjukkan signifikan mempengaruhi jumlah uang beredar di Nigeria.

Sedangkan pendapatan riil, tingkat inflasi memiliki hubungan positif secara

statistik memperlihatkan signifikan mempengaruhi jumlah uang beredar di

Nigeria.

7. Etty Puji Lestari (2008)

Penelitan ini tentang dampak ketidak stabilan nilai tukar rupiah terhadap

permintaan uang M2 di Indonesia. Penelitian mengunakan data priode 1997.1-

2006.4. Penelitian ini menggunakan 4 (empat) metode estimasi, yaitu Vector

Autoregression/ VAR , impulse response function ,uji variance decomposition,

model ADL ECM. Penelitan tersebut memperlihatkan bahwa Hubungan antara

nilai tukar dan jumlah uang beredar di Indonesia selama periode pengamatan

tergantung pada harapan (expectation) pemegang uang sehingga sulit untuk

mempertahankan hubungan yang stabil antara nilai tukar dan permintaan uang

M2. Masyarakat Indonesia cenderung berpendapat bahwa memegang uang

bukan hanya untuk tujuan transaksi, tetapi lebih kepada tujuan untuk berjaga-

jaga, bahkan tidak tertutup kemungkinan untuk motif spekulasi.

Page 80: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

62

Perbedaan penelitian ini terhadap penelitian yang sejenis yang dilakukan

sebelumnya adalah: pertama, pada penelitian sebelumnya yang dilakukan

menggunakan data antara tahun 2002 hingga 2008, sementara peneltian ini

menggunakan data antara tahun 2003-2010. kedua, varabel yang digunakan

dalam penlitian ini adalah jumlah uang beredar (M2), nilai tukar, kredit, suku

bunga SBI, inflasi, dan investasi, sementara pada penelitian sebelumnya

menggunakan variabel pengeluaran pemerintah, cadangan devisa, pengganda

uang, aktiva luar negeri bersih, tagihan bersih kepada pemerintah, tagihan

kepada lembaga pemerintah dan BUMN serta perusahaan swasta dan

perorangan dalam bentuk kredit, pendapatan nasional riil, nilai tukar terhadap

dolar (kurs), tingkat suku bunga, dan tingkat inflasi dsb. Ketiga, pada

kesimpulan akhir pada penelitian ini bertujuan untuk mencari keterkaitan atau

hubungan serta menganalisis apakah kebijakan moneter jalur nilai tukar, kredit,

suku bunga SBI serta indikator moneter lainnya seperti inflasi dan investasi

mempengaruhi jumlah uang beredar (M2). Sedangkan pada penelititan

ssebelumnya bertujuan untuk mendapatkan hubungan jangka panjang serta

jangka pendek, dan ada juga mencari hubungan kausalitas dan yang lainya

membuktikan sebuah data ekonomi tersebut melanggar atau tidak dalam

asumsi stasioneritas varians pada penelitian.

Page 81: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

63

TABEL 2.1 Kajian Terdahulu

No Nama

Penulis Judul Metodologi Variabel kesimpulan

1 Lily

Prayitno dan

Heni

Sandjaya

(2002)

Faktor-faktor

yang berpengaruh

terhadap jumlah

uang beredar di

Indonesia sebelum

dan sesudah

krisis: Sebuah

Analisa

Ekonometrik

Analisis

Regresi dengan

Model Log

Jumlah uang beredar,

pengeluaran pemerintah,

cadangan devisa, angka

pengganda uang

Pengeluaran pemerintah. dan angka

pengganda uang mempunyai pengaruh

signifikan. Cadangan devisa tidak

signifikan terhadap jumlah uang beredar

(M2) sebelum krisis. Sedangkan setelah

krisis pengeluaran pemerintah secara

signifikan berpengaruh sedangkan

devisa dan pengganda uang (multiplyer)

tidak signifikan

2 Hotniar

Siringoringo

(2003)

Pemodelan

Jumlah Uang

Beredar

Mdel Regresi

Linear

Berganda

Jumlah uang beredar.

Tagihan bersih kepada

pemerintah, tagihan kepada

lembaga pemerintah dana

BUMN pusat yang berupa

kredit, tagihan kepada

Aktiva luar negeri bersih, tagihan bersih

kepada pemerintah, tagihan kepada

kepada lembaga pemerintah dana

BUMN pusat yang berupa kredit,

tagihan kepada perusahaan swasta dan

perorangan dalam bentuk kredit

Page 82: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

64

perusahaan swasta dan

perorang dalam bentuk

kredit, tagihan kepada

lembaga pemerintah dan

BUMN pusat yang berupa

kredit, tagihan kepada

perusahaan swasta dan

pereorangan dalam bentuk

lainnya

mempengaruhi jumlah uang beredar

secara signifikan sedangkan tagihan

kepada lembaga pemerintah dan BUMN

pusat yang berupa kredit dan tagihan

kepada perusahaan swasta dan

pereorangan dalam bentuk lainnya tidak

mempengaruhi secara nyata uang

beredar.

3 Imam

Murtono

Soehandji

(2003).

Jumlah uang

beredar dan

Faktor-faktor

yang

mempengaruhinya

( tinjauan money

supply (M2)

priode1990-2002)

Analisis

Regresi dengan

Model Log

Jumlah uang beredar,

pengeluaran pemerintah,

cadangan devisa, pengganda

uang

Pengeluaran pemerintah dan cadangan

devisa memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap jumlah uang beredar.

Sedangkan pengganda uang tidak

berpengaruh terhadap jumlah uang

beredar.

Page 83: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

65

4 Bala

Shanmugan,

Mahendiran

Nair dan

Ong wee Li

(2003)

“The endogenous

money hypothesis:

empirical evidence

from Malaysia

(1985–2000).

Error

Corection

Model (ECM)

Jumlah uang beredar,

tabungan deposito, pinjaman

yang ditentukan oleh bank

peminjam, suku bunga atau

pendapatan modal dan kredit

bank

Permintaan kredit bank memiliki

hubungan kausalitas dua arah terhadap

jumlah uang beredar secara signifikan.

Dan sedangkan hubungan suku bunga

atau pendapatan modal memiliki

hubungan kausalitas jangka panjang

terhadap jumlah uang beredar M3 di

Malaysia dan secara statistik

menunjukkan siginifikan

5 Etty Puji

Lestasri

(2006)

Permitaan Uang

di Indonesia

priode 1997.1-

2002.4 : estimasi

data stationer”

Estimasi

Model ADL

ECM

jumlah uang beredar, nilai

tukar terhadap dolar (kurs),

tingkat suku bunga, dan

tingkat inflasi

masing-masing variabel menunjukkan

kecepatan penyesuaian menuju

keseimbangan jangka panjang lebih

tinggi dari kecepatan penyesuaian

pendapatan nasional riil, inflasi dan suku

bunga

Page 84: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

66

6 Oluwole

Owoye dan

Olugbenga

(2007)

M2 Targeting,

Money Demand,

and Real GDP

Growth in

Nigeria: Do Rules

Apply

Vektor error

correction

model

(VECM)

Jumah uang beredar

pendapatan riil tingkat

bunga domestik, tingkat

inflasi dan tingkat

penyusutan nilai uang.

Tingkat suku bunga internasional, suku

bunga domestik, nilai tukar memiliki

hubungan signifikan Sedangkan

pendapatan riil, tingkat inflasi memiliki

hubungan positif secara statistik

memperlihatkan signifikan

mempengaruhi jumlah uang beredar di

Nigeria.

7 Etty Puji

Lestari

(2008)

Dampak ketidak

stabilan nilai

tukar rupiah

terhadap

permintaan uang

M2 di indonesia

Vector

Autoregression

/ VAR ,

impulse

response

function ,uji

variance

decomposition,

model ADL

ECM

Jumlah Uang Beredar dan

Nilai tukar

Hubungan antara nilai tukar dan jumlah

uang beredar di Indonesia selama

periode pengamatan tergantung pada

harapan (expectation) pemegang uang

sehingga sulit untuk mempertahankan

hubungan yang stabil antara nilai tukar

dan permintaan uang M2.

Page 85: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

67

H. Kerangka Pemikiran.

Dalam analisis fundamental, kondisi variabel makro ekonomi sangat

mempengaruhi stabilitas jumlah uang beredar. Saat gejolak kondisi moneter

dimana indikator ekonomi makro ekonomi menunjukkan trend negatif atau

penurunan, maka jumlah uang beredar dalam satu perekonomian tersebut akan

cenderung mengalami penurunan. Sedangkan di saat kondisi perekonomian yang

diharapkan membaik memberikan sentimen positif yang berdampak kepada

jumlah uang yang beredar.

Untuk mewujudkan perekonomian yang sehat dan stabil maka perlu

mengatur atau membatasi jumlah uang beredar agar tidak berlebihan atau

kekurangan dari jumlah uang yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam suatu

perekonomian. Dalam menjaga jumlah uang beredar merupakah hak otoritas

moneter (bank sentral) melalui kebijakan moneternya.

Kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah untuk memperbaiki

keadaan perekonomian melalui pengaturan jumlah uang beredar. Transmisi

kebijakan moneter yang dilakukan oleh bank sentral untuk mempengaruhi atau

mengatur jumlah uang beredar bisa menggunakan atau channel antara lain :

saluran nilai tukar, saluran suku bunga (interest rate channel), saluran harga aset

(asset price channel), saluran kredit (credit cannel). Artinya bila diformulasikan

bahwa sebagai berikut:

JUB = f ( Nilai tukar, suku bunga SBI, kredit,)....................(2.12)

Page 86: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

68

Berbeda dengan inflasi, inflasi adalah kenaikan harga secara umum dan terus

menuerus. Berdasarkan teori kuantitas uang, nilai uang ditentukan oleh supply dan

demand terhadap uang. Jumlah uang beredar yang ditawarkan ditentukan oleh

bank sentral, sementara jumlah uang yang diminta (money demand) ditentukan

oleh beberapa faktor, antara lain tingkat harga rata-rata dalam perekonomian.

Jumlah uang yang diminta oleh masyarakat untuk melakukan transaksi bergantung

pada tingkat harga barang dan jasa yang tersedia. Semakin tinggi tingkat harga,

semakin besar jumlah uang yang diminta. Artinya bahwa inflasi yang tinggi akan

membuat permintaan uang menigkat dan akhirnya menambah jumlah uang

beredar. Sehingga dapat diformulasikan

JUB = f (inflasi)....................................................(2.13)

Selain itu, investasi adalah pengeluaran atau pembelanjaan oleh penanam

modal atau perusahaan-perusahaan untuk membeli. Berdasarkan asumsi diatas

melihat bahwa investasi diartikan pembelanjaan dan penanaman modal. Sehingga

besarnya jumlah investasi menentukan jumlah modal atau uang yang akan di

belanjakan atau keluarkan untuk investasi tersebut. Semakin tinggi investasi

artinya permintaan uang masyarkat untuk investasi akan semakin besar dan

akhirnya akan membuat jumlah uang beredar pun pertambah. Sehingga dapat

diformulasikan sebagai berikut:

JUB= f (investasi).............................................................(2.14)

Page 87: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

69

Berdasarkan acuan dan penjelasan serta persamaan ( 2.12 ), (2.13), dan

(2.14) diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa minimal yang mempengaruhi

jumlah uang beredar adalah nilai tukar, kredit, suku bunga SBI, inflasi dan

investasi. Sehingga dapat formulasikan fungsi jumlah uang beredar adalah

JUB= f ( nilai tukar, kredit, suku bunga, inflasi, investasi )..............(2.15)

Model analisis yang akan digunakan dalam peneltian ini adalah regresi

berganda dengan metode OLS (ordinary Least Square). Regresi berganda

digunakan karena variabel yang diteliti lebih dari satu variabel. Adapun secara

sistematisnya, kerangka pikiran dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka pemikiran

Nilai Tukar

Investasi Inflasi Suku bunga SBI

kredit

Variable makro ekonomi:

Moneter Ekonomi

Jumlah Uang Beredar

Page 88: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

70

I. Hipotesis

Berdasarkan teori moneter, kebijakan moneter adalah kebijakan yang

dilakukan oleh pemerintah melalui bank sentral guna mengatur penawaran uang.

Yang manjadi alat kebijakan yang dilakukan oleh bank sentral diantaranya adalah

melalui nilai tukar, suku bunga, harga aset, kredit. Sehingga diduga memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap jumlah uang beredar. Ditambah penelitian

sebelumnya menyimpulkan bahwa diperekonomian yang terbuka, yang menjadi

pengaruh terhadap jumlah uang yang diminta yaitu investasi, inflasi, nilai tukar dan

suku bunga internasional sehingga memberikan gambaran bahwa investasi dan

inflasi serta kurs diduga memiliki hubungan yang signifikan terhadap jumlah uang

beredar. Oleh karena itu, dan didukung oleh landasan teori dan latar belakang serta

penelitian sebelumnya, maka dapat disusun suatu hipotesis yang merupakan

jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian ini adalah :

1. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai tukar, kredit, suku bunga

SBI, inflasi dan investasi secara parsial terhadap jumlah uang beredar M2

2. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai tukar, kredit, suku bunga

SBI, inflasi dan investasi secara simultan terhadap jumlah uang beredar M2

Page 89: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

71

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis penelitiannya adalah penelitian deskriptif

melalui pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode study pustaka.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan oleh seorang yang

bertujuan untuk menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan,

gejala atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan frekuensi atau penyebaran

suatu gejala atau frekuensi ada hubungan tertentu antara gejala dengan gejalan

lain (Koentjaraningrat,1997:29). Pendekatan Kuantitatif adalah penelitian yang

berkenaan dengan data kuantitatif yaitu penelitian yang dilambangkan dengan

simbol-simbol matematik: angka-angka (Tatang M Amir, 1986:119).

Pelaksanaan metode penelitian deskriptif tidak terbatas sampai pada

pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisis dan interpretasi

tentang data tersebut. Selain itu, semua yang dikumpulkan memungkinkan

menjadi kunci terhadap apa yang diteliti

Pada penelitian ini, variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari

satu variabel terikat (dependent) yaitu jumlah uang beredar dalam arti luas (M2)

dan 5 variabel bebas (indefendent) yaitu nilai tukar, kredit, suku bunga (SBI),

inflasi dan investasi. Sehingga yang menjadi ruang linkup dalam penelitian ini

Page 90: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

72

adalah jumlah uang beredar, nilai tukar, kredit, suku bunga SBI, inflasi dan

investasi diwilayah Indonesia.

Data yang digunakan adalah data jumlah uang beredar, nilai tukar, kredit,

suku bunga SBI, inflasi dan nilai tukar dari tahun 2003 hingga 2010 dengan data

triwulan untuk wilayah Indonesia berdasarkan ketetapan Bank Indonesia (BI),

Badan Pusat statistik (BPS) dan Badan Koordinasi Pasar Modal (BKPM).

B. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

yang bersifat data time series. Data sekunder merupakan data atau informasi

yang diperoleh dari pihak kedua atau data yang dikumpulkan oleh lembaga

pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data

(Kuncoro, 2003: 127).

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data

statistik, laporan tahunan Bank Indonesia yang diterbitkan oleh Bank Indonesia

(BI) dan data Badan Pusat Statistik (BPS) serta sumber-sumber lainya yang

berkaitan dengan penelitian ini dari tahun 2003 hingga 2010 dengan data

triwulan.

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data untuk melakukan

penelitian ini adalah

Page 91: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

73

1. Metode dokumenter

Metode dokumenter adalah pengumpulan data melalui catatan-catatan

tertulis tentang berbagai kegiatan atau peristiwa yang lalu yang

berhubungan dengan aspek penelitian. (W Gulo, 2002:110).

2. Metode observasi lapangan (libary research)

Library reserach yaitu dengan mencari dan mengumpulkan literatur yang

terdiri dari buku-buku referensi, artikel, jurnal penelitian dan media masa

sebagai bahan pengutipan serta referensi ( Imam Akbar, 2009:57)

C. Operasional Variable Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka pemikiran diatas, maka

variabel-variabel dalam penelitian ini bisa didefinisikan sebagai berikut:

1. Variabel tidak bebas (dependent) :

Variabel tak bebas (dependent) adalah variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (independent). Variabel tak

bebas berupa:

1. Jumlah uang beredar (M2),

Jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) adalah jumlah uang yang beredar

(M1) ditambah dengan uang giral dan uang kuasi di wilayah Indonesia. Data

yang digunakan adalah data kuartalan dari tahun 2003 hingga 2010. Satuan

yang digunakan adalah milyar rupiah.

Page 92: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

74

2. Variable Bebas (independent) :

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahan atau timbulnya variabel tidak bebas (independent). Variabel

tidak bebas (independent) berupa:

1. Nilai tukar (ER)

Niai tukar adalah perbandingan nilai dua mata uang yang berbeda antara

suatu negara dengan negara lainnya. Dalam penelitian yang digunakan

dalam nilai tukar adalah mata uang Indonesia (rupiah) terhadap mata uang

Amerika Serikat (dolar) di wilayah Indonesia dengan menggunakan kurs

tengah atas ketetapan Bank Indonesia. Data yang digunakan tersebut adalah

data kuartalan dari tahun 2003 hingga 2010. Satuan yang digunakan adalah

rupiah (Rp).

2. Kredit (CR)

Kredit adalah kemampuan seorang pelaku usaha untuk meminjamkan uang,

atau memperoleh barang-barang secara tepat waktu, sebagai akibat dari

argumentasi yang tepat dari pemberi pinjaman, seperti halnya kendala dan

kemampuan membayarnya. Dalam hal ini kredit yang digunakan adalah

kredit perbangkan dalam bentuk rupiah dan valuta asing diwilayah

Indonesia. Data yang digunakan tersebut adalah data kuartalan dari tahun

2003 hingga 2010. Satuan yang digunakan adalah milyar rupiah.

Page 93: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

75

3. Suku bunga (SBI)

Suku bunga adalah harga yang dibayar oleh seseorang peminjam dalam

menggunakan uang peminjaman. Tingkat suku bunga yang diuangkan

dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga SBI 3 bulan yang berada di

wilayah Indonesia. Data yang digunakan adalah data kuartalan dari tahun

2003 hingga 2010. Satuan yang digunakan adalah persen (%)

4. Inflasi (INF)

Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara

terus menerus selama suatu priode tertentu di wilayah Indonesia. Dalam

penelitian ini, yang digunakan sebagai indikator inflasi adalah Indeks Harga

Konsumen (IHK) yang ditetapkan dalam laporan otoritas moneter Indonesia

yaitu Bank Indonesia. Data yang digunakan adalah data kuartalan dari tahun

2003 hingga 2010. Satuan yang digunakan adalah persen (%)

5. Investasi (INV)

Investasi adalah penanaman modal dalam suatu usaha yang diharapkan

dapat mendatangkan tambahan baik yang bersumber penanaman modal

dalam negeri (PMDN) maupun luar negeri (PMA) yang di wilayah

Indonesia. Data yang digunakan adalah data kuartalan dari tahun 2003

hingga 2010. Satuan yang digunakan adalah milyar rupiah.

Page 94: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

76

Table 3.1 Operasional Variabel

No Variable Simbol Sumber data Data triwulan skala

1 Jumlah Uang Beredar

JUB Statistik Indonesia,Laporan Tahunan Bank Indonesia berapa edisi

2003-2010

Rasio

2 Nilai Tukar

ER Statistik Indonesia, Laporan Tahunan Bank Indonesia berapa edisi

2003-2010

Rasio

3. Kredit CR Statistik Indonesia, Laporan Tahunan Bank Indonesia berapa edisi

2003-2010

Rasio

4 Suku Bunga SBI

SBI Statistik Indonesia, Laporan Tahun Bank Indonesia berapa edisi

2003-2010

Rasio

5. Inflasi

INF Statistik Indonesia,laporan Tahunan Bank Indonesia berapa edisi

2003-2010

Rasio

6 Investasi INV Statistik Indonesia, Laporan Tahunan Bank Indonesia, dan BPS berapa edisi, BKPM

2003-2010

Rasio

E. Metode Analisis Data

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjaun pustaka dan

kerangka pikir. Penelitian ini mencari bagaimana pengaruh antara nilai tukar,

kredit, suku bunga SBI, inflasi dan investasi terhadap jumlah uang beredar. Oleh

karena itu, Melalui dan berdasarkan persamaan (2.15) dikerangka pemikiran di

Page 95: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

77

bab sebelumnya, sehingga dalam penelitian ini alat anilisis yang digunakan

adalah model regresi berganda dengan metode OLS (ordinary Least Square),

dengan rumusan sebagai berikut :

JUB = β0 + βıER +β2CR + β3 SBI + β4 INF + β5 INV + et..............3.1

Untuk menstandarkan data, model (3.1) diatas kemudian ditransformasikan

kedalam bentuk logaritma natural, persamaannya adalah

LnJUB = β0 + βıLnER +β2LnCR + β3SBI + β4 INF + β5 LnINV + et.........3.2

Dimana :

LnJUB : Jumlah Uang Beredar

LnER : Nilai Tukar

LnCR : Kredit

SBI : Suku Bunga SBI

INF : Inflasi

LnINV : Investasi

β0 : Konstanta

βı, β2, β3, β4, β5 : Koefesien regresi dari masing-masing variabel yang

mempengaruhi jumlah uang beredar

et : Error term

Metode pangkat kuadrat terkecil (OLS) diperkenalkan pertama kali oleh

seorang ahli matematika dari Jerman, yaitu Carl Frederich Gaus. Metode OLS

adalah metode untuk mengestimasi suatu garis regresi dengan jalan

meminimalkan jumlah kuadrat kesalahan dari setiap observasi terhadap garis

tersebut (Kuncoro, 2003:216).

Page 96: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

78

Menurut Widarjono (2009:18-21), metode OLS adalah metode mencari

nilai residual sekecil mungkin dengan menjumlahkan kuadrat residual. Metode

kuadrat terkecil akan menghasilkan estimator yang mempunyai sifat tidak bias,

linear dan mempunyai varian yang minimum.

Alasan menggunakan regresi dalam transformasi logaritma natural adalah

(Gujarati, 1999) :

a. Parameter (β) dapat langsung menujukkan koefisien elastisitas, yaitu

persentase perubahan dalam variabel dependen untuk persentase perubahan

tertentu dalam variabel independen.

b. Gejala heteroskesdatisitas dapat dikurangi karena transformasi logaritma akan

dapat memperkecil skala variabel-variabel yang diukur.

Sebelum melakukan interprestasi terhadap hasil regresi dari model

penelitian yang digunakan, maka terlebih dahulu kita melakukan pengujian

terhadap data penelitian tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah

model tersebut dapat dianggap relevan atau tidak. Pengujian yang dilakukan

melalui uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, autokorelasi,

heterokedastisitas, dan multikolineritas. Dan juga uji statistik yang meliputi uji

signifikansi paremeter individu (uji statistik t), uji signifikan simultan (uji statistik

F), dan uji koefisien determinasi (Adjusted R Square).

Page 97: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

79

1. Uji Asumsi Klasik.

a. Uji Normalitas.

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah

data yang didapatkan mengikuti atau mendekati hukum normal baku. Pada

penelitian ini uji yang digunakan untuk permasalah normalitas yaitu Jarque-

Bera (JB) (winarmo, 2009:5.37).

Langkah pengujian sebagai berikut:

Hipotesis

H0 : model normal

Ha : model tidak normal

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria :

- jika probabilitas OBS*R2 > 0,05 siginifikan H0 diterima

- jika probabilitas OBS*R2 < 0,05 tidak signifikan H0 ditolak

Artinya adalah apabila probabilitas OBS*R2 lebih besar dari 0,05 maka

model tersebut dikatakan normal. Apabila OBS*R2 lebih kecil dari 0,05

maka model tersebut dikatakan tidak normal (winarmo, 2009:5.37).

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bermaksud untuk membuktikan atau menguji ada

tidaknya hubungan linear antara variabel bebas (independent) satu dengan

variabel lainnya (Gujarati, 2006: 67).

Page 98: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

80

Uji miltikolinearitas dilakukan untuk melihat apakah ada korelasi

antara variabel independen pada model regresi. Korelasi antara variabel

independen sebaiknya kecil (Muhammad Nisfiannoor.2009:91). Deteksi

adanya multikolinearitas :

Nilai R2 sangat tinggi, tetapi secara sendiri-sendiri regresi antara

variabel-variabel independen tidat signifikan

Korelasi antar variabel-variabel independen sangat tinggi.

Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan menggunakan matriks

korelasi (correlation matrix).

Langkah pengujian sebagai berikut :

Hipotesis

H0 : model bersifat multikonearitas

Ha : model tidak bersifat multikonearitas

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria :

- apabila hubungan x1 dan x2 > 0.85 H0 diterima

- apabila hubungan x1 dan x2 < 0.85 H0 ditolak

Artinya adalah apabila hubungan antara variabel x1 dan x2 lebih dari 0, 85

maka model yang tersebut memiliki sifat multikolinearitas. Apabila

hubungan antara variabel x1 dan x2 kurang dari 0,85 maka model yang

tersebut tidak memilki sifat multikolinearitas (widarjono, 2009: 106).

Page 99: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

81

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari suatu pengamatan ke

pengamatan lain (Gujarati, 2006: 82).

Data yang diharapkan adalah memiliki varians yang sama, dan

disebut homoskedastisitas. Sedangkan jika data tersebut memiliki varians

yang berbeda maka disebut heteroskedastisitas.

Pendeteksian heteroskedastisitas dapat dilakukan melalui uji white

karena uji tersebut mudah untuk diterapkan (Gujarati, 2006: 94).

Langkah pengujian sebagai berikut:

Hipotesis

H0 : model terdapat heterokesdastisitas

Ha : model tidak terdapat heterokesdastisitas

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria :

- jika probabilitas OBS*R2 > 0,05 siginifikan H0 ditolak

- jika probabilitas OBS*R2 < 0,05 tidak signifikan H0 diterima

Artinya adalah apabila probabilitas OBS*R2 lebih besar dari 0,05 maka

model tersebut tidak terdapat heteroskedastisitas. Apabila OBS*R2 lebih

kecil dari 0,05 maka model tersebut terdapat heteroskedastisitas (winarmo,

2009:5.15).

Page 100: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

82

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalan sebuah model

regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada prode t dengan

kesalahan pada priode t –i (sebelumnya). Tentu saja model regresi yang baik

adalah regresi bebas dari autokerelasi (Gujarati, 2006:112)

Sejalan dengan keterangan lainya yang mengatakan bahwa uji

autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara

kesalahan pengganggu pada priode t dengan kesalahan priode t sebelumnya

pada model regeresi linear yang dipergunakan. Jika terjadi korelasi, maka

dinamakan ada problem autokorelasi. Dalam model regresi yang baik adalah

tidak terjadi korelasi (Nisfiannor, 2009:92).

Apabilai data yang kita analisis mengandung autokorelasi, maka

estimator yang kita dapatkan memiliki karakteristik berikut ini: (i) Estimator

metode kuadrat terkecil masih linear, (ii) Estimator metode kuadrat terkecil

masih tidak bias, (iii) Estimator metode kuadrat terkecil tidak mempunyai

varian yang minimum. Dengan demikian autokorelasi akan menyebabkan

estimator hanya bersifat LUE, tidak lagi BLUE (Best Linear Unbias

Estimate) (Winarmo, 2009:5.27).

Dalam mendeteksi permasalah autokorelasi bisa menggunakan Uji

Breusch-Godfrey (BG). Nama lain uji ini adalah Uji lagrange-Multiplier

(Pengganda Lagrange). (winarmo2007.5.29)

Page 101: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

83

Langkah-langkah pengujian.

hipotesis

H0 : model terdapat autokorelasi

Ha : model tidak terdapat autokorelasi

- Bila prob X2 > 0.05 H0 ditolak

- Bila prob X2 < 0.05 H0 diterima

Artinya adalah nilai prob X2 (2) lebih besar dari 0.05 maka model dalam

penelitian terbebas masalah autokorelasi. Sebaliknya, jika nilai prob. X2

lebih kecil dari 0.05 maka model dalam penelitian terbebas masalah

autokorelasi. (Winarmo, 2009: 5.30)

2. Analisis Statistik

a. Uji statistik t (uji parsial)

Uji t digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen secara parsial.

Hipotesis

H0 : βi = 0 Tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel

independen terhadap variabel dependen secara parsial

Ha : βi ≠ 0 Terdapat pengaruh signifikan antara variabel

independen terhadap variabel dependen secara parsial

Bila t hitung lebih besar daripada t tabel atau signifikannya kurang dari α

= 5% maka H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa terdapat pengaruh

Page 102: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

84

signifikan secara parsial antara variabel independen terhadap variabel

dependen (Gujarati, 2006:154).

b. Uji statistik F (uji sumultan)

Uji F dilakukan untuk melihat kemaknaan dari hasil regresi tersebut.

Uji F digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen secara simultan.

Hipotesis

H0 : βi = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

independen terhadap variabel dependen secara simultan

Ha : βi ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

independen terhadap variabel dependen secara simultan

Bila Fhitung lebih besar daripada Ftabel atau signifikannya kurang dari α

= 5% maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa terdapat

pengaruh signifikan secara simultan antara variabel independen terhadap

variabel dependen (Gujarati, 2006:193).

c. Koefisien determinasi ( Adjusted R Square)

Digunakan untuk membuat persentase variabel-variabel terhadap

variabel independen serta seberapa besar pengaruh dari variabel-variabel

diluar model. Jika nilai adjusted R square adalah satu berarti kemampuan

fluktuasi variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel

Page 103: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

85

independen dan tak ada variabel lain diluar model yang menyebabkan

fluktuasi variabel dependen (Singgih Santoso, 2004 dalam Maysari, 2008).

Page 104: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

86

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Objek Penelitian

1. Sejarah singkat jumlah uang beredar (M2)

Pada peradaban awal, manusia memenuhi kebutuhan secara mandiri.

Mereka memperoleh makanan dari berburu atau memakan berbagai buah-

buahan. Karena jenis kebutuhannya masih sederhana, mereka belum

membutuhkan orang lain. Masing-masing individu memenuhi kebutuhan

makannya secara mandiri. Dalam priode yang dikenal sebagai priode

prabarter ini, manusia belum mengenal transaksi perdagangan atau kegiatan

jual beli (Edwin Nasution, et al.2006:239).

Ketika jumlah manusia semakin bertambah dan peradabannya semakin

maju, kegiatan dan interaksi antar sesama manusiapun meningkat tajam.

Ketika itulah, masing-masing individu mulai tidak mampu memenuhi

kebutuhan sendiri. Bisa dipahami karena ketika seseorang menghabiskan

waktunya seharian bercocok tanam, pada saat bersamaan tentu ia tidak akan

bisa memperoleh garam atau ikan, menenun pakaian sendiri atau kebutuhan

lain (Edwin Nasution, et al.2006:239).

Pertukaran barter ini mensyaratkan adanya keinginan yang sama pada

waktu yang bersamaan (double coincidence of wants) dari pihak-pihak yang

melakukan pertukaran ini. Namun semakin beragam dan kompleks kebutuhun

Page 105: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

87

manusia, semakin sulit menciptakan situasi double coincidence of wants ini.

Misalnya, pada satu ketika seseorang yang memiliki beras melainkan

membutuhkan daging, sehingga syarat terjadinya barter antara beras dengan

garam tidak terpenuhi. Keadaan demikian tentu akan mempersulit muamalah

antar manusia. Itulah sebabnya diperlukan suatu alat tukar yang dapat

diterima oleh semua pihak. Dalam sejarah, barang-barang yang digunakan

sebagai alat tukar adalah barang kebutuhan sehari-hari seperti garam.

Kemudian setelah itu pilihannya barang yang bisa digunakan sebagai uang,

jatuh kepada logam-logam mulia, seperti emas dan perak (Edwin nasution, et

.2006:240).

Penggunaan emas dan perak pun ternyata memiliki banyak kelemahan

yaitu merupakan benda yang berat, memerlukan tempat penyimpanan yang

besar, dan sukar ditambah jumlahnya (Sadono Sukirno, 2004:273). Untuk

mengatasi permasalah dari penggunaan emas dan perak sebagai alat tukar,

mulailah diperkenalkan jenis uang baru yaitu uang kertas. Pada mulanya uang

kertas yang dikeluarkan untuk mengganti sejumlah emas yang dimiliki oleh

seseorang yang disimpan disuatu bank. Apabila seseorang memiliki sejumlah

uang emas, emas yang disimpan kedalam suatu bank, maka bank tersebut

akan mengeluarkan uang kertas yang sama nilainya dengan uang emas yang

disimpan kedalam bank tersebut (Safitri,2009:62).

Page 106: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

88

Uang kemudian berkembang dan berevolusi mengikuti perjalanan

sejarah. Didalam perkembangan sektor keuangan, uang kertas sekarang

digunakan diberbagai negara tidak lagi dikeluarkan bank-bank umum tetapi

oleh bank sentral. Bank yang bertindak sebagai bank-bank umum. Bank-bank

umum hanya bisa mengeluarkan uang dalam bentuk uang giral atau rekening

Koran. Uang giral adalah uang yang dikeluarkan oleh bank-bank komersial

melalui pengeluaran cek dan alat pembayaran giro lainnya. Artinya uang

dalam perkembangannya uang giral juga didefinisikan sebagai uang yang

bersedar. Sehingga menurut Sadono Sukirno (2004:281), uang beredar adalah

seluruh jumlah mata uang yang dikeluarkan dan diedarkan oleh bank sentral

ditambah dengan uang giral yang dikeluarkan olah bank- bank umum.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah uang

beredar (M2) dalam arti luas dalam satuan milyar.

Berikut ini data jumlah uang beredar dan pertumbuhannya serta grafik

jumlah uang beredar selama tahun 2003 hingga 2010 adalah sebagai berikut:

Page 107: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

89

Table 4.1 Jumlah dan Laju Pertumbuhan Jumlah Uang Beredar

Tahun 2003-2010

Tahun Jumlah JUB (Milyar)

Laju Pertumbuhan JUB(%)

2003 955.692 8.14 2004 1.033.527

16,42 2005 1.203.215

14.87 2006 1.382.074

18.89 2007 1.643.203

15.37 2008 1.895.839

12.95 2009 2.141.384

15.40 2010 2.471.206 Sumber : Bank Indonesia (2003-2010)

Gambar 4.1

Grafik Jumlah Uang Beredar M2 Tahun 2003-2010

Jumlah Uang Beredar Tahun 2003-2010

0

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Tahun

JUB

(Mily

ar)

JUB

Berdasarkan gambar dan tabel 4.1 diatas memperlihatkan bahwa

pergerakan jumlah uang beredar dari tahun 2003 hingga 2010 selalu

mengalami peningkatan. Peningkatan terbesar terjada pada tahun 2007

Page 108: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

90

sebesar 18,89%, dan peningkatan terendah terjadi pada tahun 2004 yaitu yang

hanya sebesar 8.14%. Peningkatan peningkatan tersebut tidak lepas dari

dukungan faktor internal dan faktor eksternal. Diantara faktor internal yang

membuat jumlah uang beredar meningkat adalah dikarenakan kredit dan

investasi mendominasi kinerja liquiditas perekonomian. Sedangkan faktor

eksternal yang mempengaruhi peningkatan jumlah uang bereadar diantaranya

adalah perkembangan aktiva luar negeri secara keseluruhan meningkat sejalan

meningkatnya cadangan devisa yang bersumber dari penerimaan harga

minyak (Laporan Tahunan Bank Indonesia, 2007:98)

2. Nilai Tukar

Nilai tukar dapat diartikan kurs mata uang asing menunjukkan harga

atau nilai mata uang suatu negara dinyatakan dalam nilai mata uang negara

lain. Kurs valuta asing dapat juga didefinisikan sebagai jumlah uang domestik

yang dibutuhkan, yaitu banyaknya rupiah yang dibutuhkan, untuk

memperoleh satu unit mata uang asing.

Variabel yang digunakan adalah nilai tukar antara mata uang amerika

serikat (USD) dan Indonesia (Rp) yang bersumber dari Bank Indonesia.

Satuan yang digunakan adalah Rupiah. Kurs yang digunakan adalah kurs riil

dimana perhitungan sebagai berikut:

Nilai tukar riil : Nilai tukar nominal x harga domestik

Harga luar negeri

Page 109: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

91

Berikut ini data rata-rata nilai tukar rupiah terhadap dolar (USD/Rp)

dan grafik nilai tukar tukar rupiah terhadap dolar (USD/Rp) dari tahun 2003

hingga 2010 adalah sebagai berikut:

Table 4.2 Rata-rata Nilai Tukar Tahun 2003-2010

Tahun Rata-rata Nilai Tukar ( Rupiah)

2003 8.571,1 2004 8.985,4 2005 9.750,6 2006 9.141,3 2007 9.163,7 2008 9.756,7 2009 10.356,2 2010 9.078,2

Sumber : Bank Indonesia (2003-2010)

Gambar 4.2 Grafik Nilai Tukar (USD/Rp) Tahun 2003-2010

Nilai Tukar (USD/Rp) Tahun 2003-2010

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Tahun

Nila

i Tuk

ar (R

p)

Berdasarkan gambar dan tabel 4.2 memberikan gambaran bahwa nilai

tukar (USD/Rp) selalu mengalami perubahan dan pergerakan. Dari tahun

2003 hingga 2005 nilai tukar rupiah berfluktuasi dengan trend melemah dan

Page 110: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

92

mecapai puncaknya pada tahun 2005 yang merupakan depresiasi nilai tukar

terhadap rupiah terbesar. Pelemahan rupiah tersebut tidak lepas dari faktor

negatif eksternal yaitu melambungnya harga minyak dunia serta

meningkatnya permintaan valas terutama untuk memenuhi impor dan

pembayaran utang luar negeri. Setelah itu, rupiah mengalami penguatan dan

stabil pada tahun 2006 dan 2007 yang dikarenakan oleh membaiknya kondisi

fundamental makro ekonomi. Akan tetapi kembali melemah pada tahun 2008

akibat dampak krisis global yang berasal dari Amerikan Serikat. Dan

kemudian membaik kembali pada tahun 2009 dan 2010 akibat membaiknya

perekonomian secara keseluruhan. Sehingga ditahun 2010 nilai rata-rata mata

uang rupiah mengalami apresiasi terhadap dolar sebesar dari 10356.2 menjadi

9078.2

3. Kredit

Kredit dapat diartikan penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-

meminjam antar bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak-pihak

peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan

pemberian bunga (Undang-Undang No 10 tahun 1998 tentang perbankan

memberikan pengertian kredit). Variabel kredit yang digunakan adalah total

kredit yaitu jumlah kredit perbangkan dalam bentuk rupiah dan valuta asing.

Page 111: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

93

Data yang digunakan adalah data Bank Indonesia. Satuan yang digunakan

adalah milyar.

Berikut ini data total kredit dan laju pertumbuhannya serta grafik

kredit dari tahun 2003 hingga 2010 adalah sebagai berikut:

Table 4.3 Total dan Laju Pertumbuhan Kredit Tahun 2003-2010

Tahun Total Kredit (Milyar)

Laju Pertumbuhan Kredit

(%) 2003 437.942 26.39 2004 553.548

24.59 2005 689.669

14.13 2006 787.136

26.42 2007 995.111

32.03 2008 1.313.873

9.00 2009 1.432.165

24.53 2010 1.783.601 Sumber : Bank Indonesia (2003-2010)

Gambar 4.3 Grafik Kredit Tahun 2003-2010

Kredit (Rupiah dan Valas)Tahun 2003-2010

0200000400000600000800000

100000012000001400000160000018000002000000

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Tahun

Kred

it (M

ilyar

)

Page 112: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

94

Dari gambar dan tabel 4.3 diatas memperlihatkan bahwa pergerakan

total kredit (dalam bentuk rupiah dan valuta asing) selalu mengalami

peningkatan dari tahun 2003-2010. Faktor yang membuat kredit selalu

bertambah diantaranya adalah baiknya peran perbankan setelah krisis

1997/1998 dan meningkatnya penghimpunan dana sehingga bank yang

berfungsi sebagai intermediasi dapat mengucurkan kredit lebih besar. Selain

itu, perbankan juga dituntut mentransmisikannya melalui peningkatan

penyaluran kredit ke sektor riil (Laporan Perekonomian Indonesia, 2005:111).

Peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 32.03 % dan

peningkatan terendah terjadi pada tahun 2009 yaitu hanya sebesar 9 %.

4. Suku Bunga SBI

Suku bunga dapat diartikan sebagai biaya yang dibayarkan oleh

seseorang peminjam kepada pemberi pinjaman atas penggunaan dananya.

Tingkat suku bunga adalah pembayaran bunga pinjaman tahun yang

dinyatakan sebagai persentase dari pinjaman; persentase itu sama dengan

jumlah bunga yang diterima pertahun dibagi dengan jumlah pinjaman (Cash

dan Fair.2004). Sedangkan SBI (Sertifikat Bank Indonesia) adalah surat

berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia

sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek.

Sehingga Suku Bunga SBI dapat diartikan sebagai biaya yang

dikeluarkan oleh Bank Indonesia akibat dari diterbitkannya Sertifkat Bank

Page 113: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

95

Indonesia kepada pembeli sertifikat tersebut baik pemerintah ataupun swasta;

baik dalam maupun luar negeri guna untuk melakukan tugasnya sebagai

otoritas moneter dalam mengatur jumlah uang beredar. Variabel suku bunga

yang digunakan dalam penelitian ini adala Suku bunga 3 Bulan dengan satuan

persen (%).

Berikut ini data rata-rata suku bunga SBI dan grafik suku bunga SBI

dari tahun 2003 hingga 2010 adalah sebagai berikut:

Table 4.4 Rata-rata Suku Bunga SBI Tahun 2003-2010

Tahun Rata-rata Suku Bunga SBI ( %)

2003 10.17 2004 7.39 2005 9.16 2006 11.97 2007 8.03 2008 9.39 2009 7.49 2010 6.57

Sumber : Bank Indonesia (2003-2010)

Gambar 4.4 Grafik Suku Bunga SBI Tahun 2003-2010

Suku Bunga SBITahun 2003-2010

0

2

4

6

8

10

12

14

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Tahun

SBI (

%)

Page 114: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

96

Berdasarkan gambar dan tabel 4.4 memberikan gambaran bahwa nilai

rata-rata pertahun Suku Bunga SBI dari tahun 2003-2010 selalu mengalami

perubahan. Dari tahun 2003 hingga 2004 Suku bunga SBI 3 bulan menurun.

Sedangkan pada tahun 2005 dan 2006 suku bunga SBI meningkat, yang

puncaknya terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 11,97 %. Hal itu dikarenakan

pemerintah berusaha melakukan stabilitas moneter dan nilai tukar akibat

sentimen negatif para pelaku pasar terhadap sustainabilitas kondisi fiskal

terhadap dampak kenaikan harga minyak dunia. Perkembangan ini telah

menyebabkan melemahnya nilai tukar rupiah. Setelah itu, ditahun 2007 suku

bunga SBI menurun, hal itu dikarenakan kondisi makroekonomi mengalami

perbaikan dan kinerja eksternal ekonomi Indonesia yang semakin mantap.

Akan tetapi, suku bunga SBI kembali meningkat pada tahun 2008. Hal itu

diakibatkan oleh kondisi perekonomian Indonesia mengalami tekanan yang

cukup berat sebagai akibat ketidakpastian perekonomian global.

5. Inflasi

Inflasi diartikan sebagai proses kenaikan harga-harga umum barang-barang

secara terus menerus selama suatu priode tertentu. Dalam penelitian ini inflasi

yang digunakan adalah Indeks Harga Konsumen dengan nilai tahun ketahun

dengan nilai satuan yaitu Persen (%).

Berikut ini data rata-rata inflasi dan grafik rata-rata inflasi dari tahun 2003

hingga 2010 adalah sebagai berikut

Page 115: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

97

Tabel 4.5 Rata-rata Inflasi Tahun 2003-2010

Tahun Inflasi ( %)

2003 5.11 2004 6.40 2005 17.11 2006 6.60 2007 6.59 2008 11.06 2009 2.78 2010 6.96

Sumber : Bank Indonesia (2003-2010)

Gambar 4.5 Grafik Indeks Harga Konsumen Tahun 2003-2010 (%)

Indeks Harga Konsumen Tahun 2003-2010

02468

1012141618

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Tahun

Infla

si (%

)

Berdasarkan gambar grafik 4.5 memperlihatkan bahwa inflasi

mengalami fluktuasi naik tururn. Pada tahun 2005 merupakan peningkatan

inflasi tertinggi selama 8 tahun terakhir yaitu 17.11%. Peningkatan tersebut

sangat dipengaruhi oleh melambungnya harga minyak dunia yang membuat

pemerintah terpaksa menaikkan harga BBM dalam negeri (Laporan

Perekonmian Indonesia,2005:83) dan penurunan inflasi terendah selama

tahun 2003-2010 terjadi pada tahun 2009 yaitu 2.78%. Penuruanan tersebut

Page 116: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

98

tidak lepas dari kebijakan Bank Indonesia yaitu penetapan BI Rate yang

konsisten dan intervensi di pasar valuta asing untuk memperkuat nilai tukar

rupiah. Sementara dari sisi Pemerintah telah ditempuh kebijakan penurunan

harga BBM yang diikuti dengan penurunan tarif angkutan dan harga

komoditas lainnya (Laporan Perekonomian Indonesia, 2005:46).

6. Invetasi

Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau perbelanjaan

penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan

perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan produksi

barang-barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian. Variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalan total investasi dalam negeri (PMDN)

dan penanaman Modal Asing (PMA) dengan satuan Milyar.

Berikut ini data investasi dan laju pertumbuhannya serta grafik inveastasi

dari tahun 2003 hingga 2010 adalah sebagai berikut:

Page 117: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

99

Tabel 4.6

Total dan Laju Pertumbuhan Investasi (PMA dan PMDN) Tahun 2003-2010

Tahun Total investasi (Milyar)

Laju Pertumbuhan Investasi

(%) 2003 16.894,4 919.67 2004 172.268,2

-51.62 2005 83.373,3

25.61 2006 104.729,4

97.69 2007 207.047,7

-46.15 2008 111.485,4

-36.41 2009 70.892,3

193.82 2010 208.300 Sumber : Bank Indonesia (2003-2007), BPS (2008-2009),

BKPM (2010)

Gambar 4.6 Grafik Investasi Tahun 2003-2010

Investasi (PMDN dan PMA) Tahun 2003-2010

0

50000

100000

150000

200000

250000

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Tahun

Inve

stas

i (M

ilyar

)

Berdasarkan gambar dan tabel 4.6 memperlihatkan bahwa bahwa dari

tahun 2003 hingga 2005 perkembangan investasi Indonesia meningkat dan

menurun. Peningkatan yang yang tertinggi pada tahun 2004 sebesar 919.67%

Page 118: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

100

dan mengalami penurunan terendah terjadi pada tahun 2005. Diantara

penyebab peningkatan adalah membaiknya permintaan domestik dan

dukungan pembiayaan. Sejalan dengan meningkatnya permintaan domestik

dan ekspor yang tinggi. Sedangkan ditahun 2006, investasi mengalami

penurunan yang diakibatkan oleh konsumsi swasta melambat akibat

menurunnya daya beli dan rendahnya optimisme pelaku ekonomi terhadap

prospek perekonomian Indonesia akibat kenaikan harga bahan baker minyak

(BBM) dan tingginya suku bunga sebagai konsekuensi dari penyesuaian

kebijakan fiskal dan moneter ditahun 2005. Setelah itu kembali meningkat

dari tahun 2006 hingga 2008 akibat perekonomian Indonesia meraih kembali

stabilitas ekonomi makro ekonomi pasca gejolak harga minyak dunia tahun

2005 yang membuat masyarakat internasional semakin mempercayai

perekonomian Indonesia. Akan tetapi pada tahun 2009 kembali menurun

akibat terimbas dampak krisis global sehingga terjadi ketidak-pastian

perekonomian global.

B. Hasil dan pembahasan

Pengolahan data dilakukan secara elektronik yakni menggunakan microsof

excel 2007 dan eviews 6.0 untuk memperoleh hasil yang dapat menjelaskan

variabel-variabel yang diteliti. Variabel bebas (independent) yaitu nilai tukar,

kredit, suku bunga SBI, inflasi dan investasi. Variabel terikat (dependent) yaitu

jumlah uang beredar dalam arti luas M2

Page 119: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

101

Data dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data sekunder yang di

natural logaritmakan (ln) dari variabel-variabel yang diteliti. Dimana ln

merupakan log dengan bilangan dasar bilangan alami yang berguna untuk

memecahkan persamaan yang tidak diketahui fungsi matematika yang bilangan

dasarnya 10 yang berguna untuk menyederhanakan bilangan

1. Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah

data yang didapatkan mengikuti atau mendekati hukum normal baku.

Variabel dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai

distribusi normal atau tidak. Model yang baik adalah berdistribusi normal

atau mendekati normal. Identifikasi ada atau tidaknya permasalahan

normalitas dilakukan dengan melihat nilai Jarque-Bera.

Untuk melihat data berdistribusi normal atau tidaknya yaitu jika

probabilitas OBS*R2 > 0,05, maka data tersebut berdistribusi normal.

Begitupun sebaliknya, jika probabilitas OBS*R2 < 0,05, maka data

tersebut tidak normal.

Setelah data diolah dengan menggunakan aplikasi Eviews 6.0 maka

terlihat hasilnya sebagai berikut:

Page 120: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

102

Gambar 4.7 Histogram-Normalitas test

0

1

2

3

4

5

6

7

8

-0.04 -0.02 0.00 0.02 0.04

Series: ResidualsSample 2003Q1 2010Q4Observations 32

Mean -1.61e-14Median -0.003995Maximum 0.048956Minimum -0.049424Std. Dev. 0.021059Skewness 0.075779Kurtosis 2.970814

Jarque-Bera 0.031762Probability 0.984244

Sumber : Data sekunder yang diolah

Dari gambar 4.7 diatas dapat dilihat bahwa nilai probabilitasnya

adalah 0,984244. Karena nilai 0,984244 > dari derajat kesalahan (α) 5%

yaitu (0.05) maka data tersebut dinyatakan berdistribusi normal sehingga

bisa dilanjutkan kepengujian yang lainnya.

b. Hasil Uji Heterokedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah

varian dari dua observasi atau lebih dalam penelitian sama (homogen)

untuk semua variabel terikat dengan variabel independen lainnya sehingga

hasil estimasi tidak bias. Identifikasi ada atau tidaknya permasalan

heteroskedastisitas yaitu melalui uji white heterokedasticity test.

Untuk melihat data memiliki masalah heteroskedastisitas atau tidaknya

yaitu jika probabilitas OBS*R2 > 0,05, maka data tidak terdapat

Page 121: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

103

heteroskedastisitas. Begitupun sebaliknya, jika probabilitas OBS*R2 <

0,05, maka terdapat heteroskedastisitas. Setelah diolah menggunakan

aplikasi Eviews 6.0 maka terlihat hasil sebagai berikut:

Tabel 4.7 Hasil UJi heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas Test : White F-statistic 0.675992 Prob. F(20,11) 0.7849 Obs*R-squared 17.64428 Prob. Chi-Square(20) 0.6108 Scaled explained SS 11.47801 Prob. Chi-Square(20) 0.9329

Sumber : Data sekunder yang diolah Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa nilai OBS*R adalah

17.64428. Karena nilai 17.64428 > dari derajat kesalahan (α) 5% (0.05).

Maka tidak terdapat heteroskedastitas. Hal ini menginformasikan model

OLS yang diajukan dapat dikatakan terbebas dari heteroskedastisitas

sehingga bisa dilanjutkan kepengujian selanjutnya.

c. Hasil Uji Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi diantara variabel independen. Maka terdapat

multikolinieritas (multikol) dimana model regresi yang baik sebaiknya

tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Keadaan ini hanya

terjadi pada regresi linear berganda karena jumlah variabel independen

lebih dari satu sedangkan pada kasus regeri sederhana, tidak mungkin

adanya kasus multikolinieritas karena variabel independennya hanya

terdiri dari satu variabel.

Page 122: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

104

Apabila hubungan diantara variabel bebas yang satu dengan yang

lainnya diatas 0.85 maka bisa dipastikan adannya gejala multikolinieritas.

Setelah diolah menggunakan aplikasi Eviews 6.0 maka terlihat hasil

sebagai berikut:

Tabel 4.8 Hasil Korelasi Uji Multikolinieritas

LNER LNCR SBI INF LNINV LNER 1.000000 0.452838 0.097689 0.152707 0.036882 LNCR 0.452838 1.000000 -0.348649 -0.143789 0.426287

SBI 0.097689 -0.348649 1.000000 0.847435 -0.287428 INF 0.152707 -0.143789 0.847435 1.000000 0.025239

LNINV 0.036882 0.426287 -0.287428 0.025239 1.000000 Sumber : Data sekunder yang diolah

Berdasarkan table 4.8 diatas dapat dilihat bahwa nilai korelasi variabel

independen antara lnER dan lnCR sebesar 0.452, antara lnER dan SBI

sebesar 0.097, antara lnER dan lnINF sebesar 0,152, antara lnER dan

lnINV sebesar -0.036, antara lnCR dan SBI sebesar –0.374, antara lnCR

dan INF sebesar -0.143, antara lnCR dan lnINV sebesar 0.426, antara SBI

dan INF sebesar 0.847, antara SBI dan lnINV sebesar –0,287 sedangkan

antara lnINF dan lnINV sebesar -0.025.

Terlihat dari tabel 4.8 diatas nilai korelasi variabel independen (yaitu nilai

tukar, kredit, SBI, inflasi dan investasi) tertinggi hanya mencapai 0.807

yaitu nilai korelasi antara SBI dan inflasi. Karena nilai 0.847 < 0.85 maka

diputuskan tidak terdapat multikolinieritas. Hasil ini menginformasikan

Page 123: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

105

model OLS yang yang dilakukan dapat dikatakan terbebas dari gejala

multikolinieritas. Sehingga dapat dilanjutkan ke pengujian selanjutnya.

c. Hasil Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah terdapat

hubungan residual antar waktu pada model penelitian yang digunakan.

Sehingga estimasi menjadi bias.

Untuk mengidentifikasi terjadi permasalahan autokorelasi atau tidak

dengan menggunakan Uji Breusch-Godfrey. Jika nilai Probability (X2)

lebih besar dari nilai signfikan α=5% (0,05) maka model penelitian

terbebas dari permasahan autokorelasi. sebaliknya, jika nilai probability

(X2) lebih kecil dari nilai signfikan α=5% (0,05) maka model penelitian

terdapat permasalahan autokorelasi.

Setelah diolah menggunakan aplikasi Eviews 6.0 maka terlihat hasil

sebagai berikut:

Table 4.9

Menetukan ada tidaknya Autokorelasi dengan uji Breusch- Godfrey

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 0.450317 Prob. F(2,24) 0.6427 Obs*R-squared 1.157412 Prob. Chi-Square(2) 0.5606

Sumber : olah data dengan menggunakan eviews 6.0

Berdasarkan table 4.9 menunjukkan bahwa nilai prob. Chi Square (X2)

adalah sebesar 0.5606. Karena nilai Prob. Chi-Square (X2) lebih

Page 124: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

106

dibandingkan alpha (α) yaitu 0.5606 > 0.05, maka dapat diberikan

penjelasan bahwa model penelitian ini terbebas dari permasalah autokorelasi

2. Hasil Regresi Metode Ordinari Least Square (OLS)

Estimasi hubungan antara variabel-variabel yang mempengaruhi

jumlah uang beredar (M2) dilakukan pendekatan OLS yang ditampilkan pada

tabel berikut:

Tabel 4.11 Hasil Olah Data dengan Metode OLS

Dependent Variable: LNJUB Method: Least Squares Date: 12/11/11 Time: 07:14 Sample: 2003Q1 2010Q4 Included observations: 32

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LNER -0.223226 0.068218 -3.272221 0.0030 LNCR 0.714208 0.011907 59.98123 0.0000

SBI 0.023649 0.004996 4.733735 0.0001 INF -0.014105 0.002494 -5.656488 0.0000

LNINV 0.000309 0.005511 0.056095 0.9557 C 12.28302 0.560163 21.92758 0.0000

R-squared 0.995761 Mean dependent var 34.87706 Adjusted R-squared 0.994946 S.D. dependent var 0.323435 S.E. of regression 0.022994 Akaike info criterion -4.539769 Sum squared resid 0.013747 Schwarz criterion -4.264944 Log likelihood 78.63631 Hannan-Quinn criter. -4.448672 F-statistic 1221.447 Durbin-Watson stat 1.526903 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber :Hasi olahan data

Page 125: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

107

Dari tabel 4.11 maka dapat disusun persamaan regresi linier berganda

sebagai berikut:

JUB = 12.283 - 0.223ER + 0.714 CR + 0.023 SBI – 0.014INF

+ 0.0003 INV + et

Dengan nilai konstanta sebesar 12.283. Hal ini diartikan bahwa apabila semua

variabel bebas dianggap konstan atau tidak mengalami perubahan maka akan

meningkatkan jumlah uang beredar M2 sebesar 12.283%.

Berdasarkan tabel 4.11 bisa memberikan gambaran bahwa melalui hasil

regresi berganda dengan menggunakan OLS (Ordinary Least Square)

menunjukkan hasil sebagai berikut:

a. Uji t-statistik (uji parsial)

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

independen secara individual dalam menjelaskan variabel dependen. Untuk

melakukan uji t dengan cara Quick lock, yaitu melihat nilai probabilitas dan

derajat kepercayaan yang ditentukan dalam penelitian. Dengan kriteria

pengujian tingkat signifikan (α)=0.05.

Hipotesis

H0 : βi = 0 Tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel

independen terhadap variabel dependen secara parsial

Ha : βi ≠ 0 Terdapat pengaruh signifikan antara variabel

independen terhadap variabel dependen secara parsial

Page 126: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

108

Dari hasil regresi linear berganda diatas memperlihatkan hasil uji t-

statistik sebagai berikut:

1. Pengaruh t-statistik untuk variabel nilai tikar (ER)

Variabel nilai tukar mempunyai nilai signifikan 0.0030 dan koefisiennya

-0.223226. Pada penelitian ini, alpha yang digunakan adalah 5% (0.05).

Variabel nilai tukar mempunyai nilai signifikan lebih kecil dibandingkan

alpha (α) (0.0030 < 0.05). Karena nilai signifikan lebih kecil

dibandingkan alpha, maka memberikan penjelasan bahwa variabel nilai

tukar mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel jumlah uang

beredar (M2). Sedangkan koefisien yang bertanda negatif tersebut

diartikan bahwa variabel nilai tukar berpengaruh negatif terhadap

jumlah uang beredar. Dengan demikian menolak H0 dan menerima Ha.

2. Pengaruh t-statistik untuk variabel kredit (CR)

Variabel kredit mempunyai nilai signifikan 0.0000 dan koefisiennya

0.714208. Pada penelitian ini, alpha yang digunakan adalah 5% (0.05).

Variabel kredit mempunyai nilai signifikan lebih kecil dibandingkan

alpha (α) (0.0000 < 0.05). Karena nilai signifikan lebih kecil

dibandingkan alpha, maka memberikan penjelasan bahwa variabel kredit

mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel jumlah uang beredar

(M2). Koefisien yang bertanda positif tersebut diartikan bahwa variabel

Page 127: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

109

nilai tukar berpengaruh positif terhadap jumlah uang beredar. Dengan

demikian menolak H0 dan menerima Ha.

3. Pengaruh t-statistik untuk variabel suku bunga SBI (SBI)

Variabel suku bunga SBI mempunyai nilai signifikan 0.0001 dan nilai

koefisiennya 0.023649. Pada penelitian ini, alpha yang digunakan adalah

5% (0.05). Variabel suku bunga SBI mempunyai nilai lebih kecil

dibandingkan alpha (α) (0.0001 < 0.05). Karena nilai signifikan lebih

kecil dibandingkan alpha, maka memberikan penjelasan bahwa variabel

suku bunga SBI mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel

jumlah uang beredar (M2). Koefisien yang bertanda positif tersebut

diartikan bahwa variabel Suku Bunga SBI berpengaruh positif terhadap

jumlah uang beredar. Dengan demikian menolak H0 dan menerima Ha.

4. Pengaruh t-statistik untuk variabel inflasi (INF)

Variabel inflasi mempunyai nilai signifikan 0.0000 dan nilai

koefisiennya -0.014105. Pada penelitian ini, alpha yang digunakan

adalah 5% (0.05). Variabel inflasi mempunyai nilai signifikan lebih

kecil dibandingkan alpha (α) (0.0000 < 0.05). Karena nilai signifikan

lebih kecil dibandingkan alpha, maka memberikan penjelasan bahwa

variabel inflasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel

jumlah uang beredar (M2). Koefisien yang bertanda negatif tersebut

Page 128: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

110

diartikan bahwa variabel inflasi berpengaruh negatif terhadap jumlah

uang beredar. Dengan demikian menolak H0 dan menerima Ha.

5. Pengaruh t-statistik untuk variabel investasi (INV)

Variabel investasi mempunyai nilai signifikan 0.9557 dan nilai

koefisiennya 0.000309. Pada penelitian ini, alpha yang digunakan

adalah 5% (0.05). Variabel investasi mempunyai nilai signifikan lebih

besar dibandingkan alpha (α) (0.9557 > 0.05). Karena nilai signifikan

lebih besar dibandingkan alpha, maka memberikan penjelasan bahwa

variabel investasi mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap

variabel jumlah uang beredar (M2). Dengan demikian menerima H0

dan menolak Ha.

b. Uji F-statistik (Uji simultan)

Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat pengaruh

yang signifikan antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen

(Y) secara serentak. Dengan kriteria pengujian tingkat signifikan (α)=0.05.

Hipotesis

H0 : βi = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

independen terhadap variabel dependen secara simultan

Ha : βi ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

independen terhadap variabel dependen secara simultan

Page 129: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

111

Berdasarkan table 4.11 diatas, dengan menggunakan Eviews 6.0

maka terlihat hasil signifikansi adalah 0.00000. Karena nilai sig 0.00000 <

alpha, yaitu: 0.00000 < 0.05 yang berarti H0 ditolak dan menerima Ha.

Berarti dapat disimpulkan bahwa variabel LnER (nilai tukar) , LnCR

(kredit) , LnSBI (suku bunga SBI), LnINF (inflasi) dan LnINV(investasi)

secara nyata (signifikan) mempunyai pengaruh terhadap variabel LnJUB

(jumlah uang beredar (M2)).

c. Koefisien determinasi (adjusted R square)

Koefesien determinasi ini menunjukkan seberapa besar variabel

independen mempengaruhi variabel dependen dalam sebuah meodel

dalam penelitian. Hasil hasil data menunjukkan bahwa adjusted R

square yang diperoleh dari hasil estmasi adalah sebesar 0.99. Hal ini

berarti bahwa 99 % dari variasi jumlah uang beredar mampu dijelaskan

oleh variabel nilai tukar, kredit, SBI, inflasi dan investasi. Sedangkan

0.01 atau 1% dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

C. Interpretasi Ekonomi

1. Nilai Tukar

Berdasarkan hasil olah data yang menggunakan regresi tersebut

menunjukkan bahwa nilai tukar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

jumlah uang beredar. Dimana nilai koefisien elastisitasnya adalah -0.223226.

Page 130: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

112

Jika Peningkatan nilai tukar 1% maka akan mengurangi jumlah uang beredar

sebesar -0.223226%

Dalam perkembangannya nilai tukar selalu berfluktuasi. Pada tahun

2006, 2007 dan 2010 dan hampir nilai rupiah semua mengalami depresiasi.

Akan tetapi, ditahun yang sama pula yaitu tahun 2006, 2007 dan 2010

ternyata data memperlihatkan pertumbuhan jumlah uang beredar yang sangat

besar. Sehingga bisa disimpulkan memang benar bahwa nilai tukar memiliki

pengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah uang beredar

Hubungan yang negatif tersebut sesuai dengan teori hubungan nilai

tukar terhadap jumlah uang beredar. Disaat nilai mata uang rupiah

terdepresiasi terhadap dolar maka harga barang Indonesia akan lebih murah

dibandingkan harga barang negara lain. sehingga permintaan barang

Indonesia akan meningkat dan akhirnya akan meningkatkan ekspor dan

mengurangi impor. Dalam keadaan tersebut maka neraca perdagangan akan

mengalami surplus dan menambah cadangan devisa. Sehingga bisa diartikan

bahwa hal tersebut bisa menambah jumlah uang beredar.

Hingga akhir triwulan ke 3 tahun 2011, perkembangan nilai tukar

mengalami pelemahan dan disertai dengan menigkatnya tingkat volatilitas

tekanan terhadap rupiah tersebut. Hingga triwulan ke 3 nilai tukar rupiah

terhadap dolar AS menunjukkan pelemahan sebesar 2,42 % (yoy) yaitu

menyentuh nilai Rp 8.790 dengan volatilitas yang meningkat. Dimana

Page 131: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

113

triwulan sebelumnya nilai tukar hanya menurun 0.12%(yoy) yaitu menyentuh

nilai Rp 8.599. Hal itu terutama dipengaruhi oleh meningkatnya kekhawatiran

terhadap krisis utang Eropa yang semakin buruk dan berbagai indikator

ekonomi Amerika Serikat yang mengindikasikan perlambatan (Laporan

Kebijakan Moneter Bank Indonesia 2011:1).

Disisi lain bahwa liquiditas perekonomian Indonesia masih tetap

berlanjut di triwulan ke 3 tahun 2011 walaupun ditengah masalah krisis Eropa

dan AS. Jumlah uang beredar tetap meningkat sebesar 17.2% (yoy). Dan

lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang hanya 13.1% (yoy) sehingga jumlah

uang beredar (M2) tercatat sebesar 2.621 terliun rupiah (Laporan Kebijkan

Moneter 2011:3). Sehingga mengindikasikan bahwa pelemahan tersebut

membuat jumlah uang beredar meningkat di tahun 2011 pada triwulan ke 3

2. Kredit

Berdasarkan hasil regresi yang diatas memperlihatkan bahwa kredit

mempengaruhi jumlah uang beredar secara signifikan dan bersifat positif.

Dimana nilai koefisien elastisitasnya adalah 0.714208. Jika Peningkatan kredit

1% maka akan menambah jumlah uang beredar sebesar 0.714208%

Dalam perkembangannya, kredit selalu mengalami peningkatan.

Peningkatan yang terendah dari tahun 2005 hingga 2010 adalah terjadi pada

tahun 2009 yaitu sebesar 9%. Hal itu sejalan pada perkembangan jumlah uang

berdar peningkatan terendah pun dari tahun 2005-2010 terjadi ditahun 2009

Page 132: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

114

yaitu sebesar 12.95%. Hal itu sejalan bahwa kredit memiliki hubungan yang

positif dan signifikan terhada jumlah uang beredar

Hasil regresi tersebut sesuai dengan teori bahwa kredit memiliki

pengaruh yang positif. Hal dijelaskan bahwa semakin tinggi kredit yang

diberikan kepada masyarakat akan menambah jumlah uang beredar dalam

negeri. Sebaliknya, jika kredit yang diberikan kepada masyarakat berkurang

maka akan mengurangi jumlah uang beredar. Semenjak pasca krisis yang

menimpa Indonesia tahun 1997/1998 sampai 2010, industri perbankan

berperan positif dalam mendorong perekonomian. Fungsi intermediasi

perbankan dapat berjalan dengan baik terlihat dengan peningkatan total kredit

tiap tahunnya. Peningkatan kredit yang disalurkan kepada masyarakat tersebut

membuat jumlah uang yang dipegang oleh masyarakat akan bertambah. Dan

artinya bahwa dengan meningkatnya kredit akan membuat jumlah uang yang

beredar dalam suatu negarapun bertambah.

Hal itu juga didukung oleh peneltian yang dilakukan oleh Bala

Shanmugam, Mahendiran Nair dan Ong wee Li (2003) yang diteliti di

Malaysia yang memperlihatkan bahwa kredit juga memiliki hubungan yang

signifikan terhadap jumlah uang beredar di Malaysia.

Diperkembangan terakhir yaitu triwulan ke 3 memperlihatkan bahwa

stabilitas sistem perbankan membaik dengan fungsi intermediasi perbankan

yang terus membaik. Hal itu tercermin dari rasio kecukupan modal dan

Page 133: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

115

penyaluran kredit untuk pembiayaan kegiatan perekonomian terus berlanjut.

Hal itu bisa digambarkan bahwa di triwulan 3 tahun 2011 pertumbuhan kredit

tumbuh sebesar 23,4% (yoy) yaitu mencapai 2061 terliun rupiah. Dimana

pada triwulan sebelumnya hanya meningkat 23.3 %(yoy). Hal itu karena

Bank Indonesia terus berupaya menjaga stabilitas sistem perbankan dan

mendorong fungsi intermediasi dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip

kehati-hatian dengan mendorong kearah pertumbuhan kredit produktif

sehingga perekonomian nasional tetap dapat mencapai pertumbuhan yang

optimal di tengah-tengah perekonomian global yang meliputi ketidakpastian

(Laporan Kebijakan Moneter Bank Indonesia 2011:1)

Disisi lain bahwa liquiditas perekonomian Indonesia masih tetap

berlanjut di triwulan ke 3 tahun 2011 walaupun ditengah masalah krisis Eropa

dan AS. Jumlah uang beredar tetap meningkat sebesar 17.2% (yoy). Dan

lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang hanya 13.1% (yoy) sehingga jumlah

uang beredar (M2) tercatat sebesar 2.621 terliun rupiah (Laporan Kebijkan

Moneter 2011:1). Hal itu mengindikasikan bahwa kredit memiliki hubungan

yang positif dan siginifikan terhadap jumlah uang beredar di triwulan ke 3

tahun 2011

3. Suku Bunga SBI

Berdasarkan hasil regresi yang diatas memperlihatkan bahwa suku

bunga SBI mempengaruhi jumlah uang beredar secara signifikan dan bersifat

Page 134: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

116

positif. Dimana nilai koefisien elastisitasnya adalah 0.023649. Jika

Peningkatan kredit 1% maka akan menambah jumlah uang beredar sebesar

0.023649%

Pada perkembangnannya memperlihatkan bahwa suku bunga

mengalami fluktuasi. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2007 yaitu

sebesar 32.85%. Sejalan dengan peningkatan jumlah uang beredar tertinggi

juga terjadi pada tahun 2007 sebesar 18.89%. sedangkan penurunan suku

bunga SBI tertinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar (-) 20.20%. Dan

pada tahun 2009 data jumlah uang beredar memperlihatkan peningkatan

terendah. Sehingga bisa disimpulkan bahwa memang bahwa suku bunga SBI

memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap jumlah uang beredar.

Hubungan yang positif tersebut bisa dikatakan berlawanan dengan

teori. Hal itu bisa dijelaskan karena suku bunga SBI yang dinaikkan akan

membuat suku bunga dalam negeri meningkat. Hal itu membuat suku bunga

dalam negeri akan lebih besar dibandingkan suku bunga internasional. Hal itu

membuat para investor asing lebih berminat memindahkan modal mereka ke

Indonesia karena tingkat keuntungan atau profit yang akan mereka dapatkan

lebih besar dibandingkan dengan suku bunga luar negeri. Masuknya modal

dari luar negeri akan menambah jumlah uang beredar dalam negeri.

Peningkatan suku bunga SBI mengacu kepada BI rate yang ditetapkan

oleh bank Indonesia. Sehingga bisa digambarkan bahwa meningkatnya suku

Page 135: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

117

bunga SBI merupakan imbas dari meningkatnya BI rate dan akan membuat

suku bunga dalam negeri meningkat. Meningkatnya suku bunga dalam negeri

akan membuat imbal hasil dari penggunaan modal meningkat. Karena Suku

bunga dalam negeri lebih tinggi dibandingkan suku bunga internasional maka

mendorong investor asing lebih berminat menginvestasikan dan

memindahkan modal mereka kedalam negeri. Hal itu membuat aliran modal

masuk dalam negeri meningkat . Dengan masuknya modal dalam negeri

membuat jumlah modal atau jumlah uang beredar dalam negeri pun

bertambah

Berdasarkan Rapat Dewan Gubernur (RDG) memutuskan bahwa Bank

Indonesia menurunkan BI rate sebesar 25 bps menjadi 6.50% pada tanggal 11

Oktober 2011. Peningkatan ini akan mengindikasikan suku bunga SBI dan

suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) ikut meningkat. Hal ini

dilakukan karena keyakinan Bank Indonesia bahwa pada akhir tahun 2011

maupun ditahun depan tingkat inflasi Indonesia akan berada dibawah 5%

(Laporan Kebijakan Moneter Bank Indonesia 2011Q3:1)

Disisi lain bahwa liquiditas perekonomian Indonesia masih tetap

berlanjut di triwulan ke 3 tahun 2011 walaupun ditengah masalah krisis Eropa

dan AS. Jumlah uang beredar tetap meningkat sebesar 17.2% (yoy). Dan

lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang hanya 13.1% (yoy) sehingga jumlah

uang beredar (M2) tercatat sebesar 2.621 terliun rupiah (Laporan Kebijkan

Page 136: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

118

Moneter 2011:1). Hal in mengindikasikan bahwa suku bunga yang meningkat

berjalan negatif terhadap jumlah uang beredar. Hal ini berbeda dengan hasil

peneltian yang diakibatkan oleh suku bunga tidak lagi merangsang modal

masuk kedalam negeri karena kekhawatiran investor terhadap ekonomi global

meningkat di tahun 2011 pada triwulan ke 3

4. Inflasi

Berdasarkan hasil regresi tersebut memperlihatkan bahwa inflasi

mempengaruhi jumlah uang beredar secara signifikan dan bersifat negatif.

Dimana nilai koefisien elastisitasnya adalah -0.014105. Jika peningkatan

kredit 1% maka akan mengurangi jumlah uang beredar sebesar -0.014105%.

Dalam perkembangannya inflasi mengalami penurunan atau

peningkatan seperti yang terjadi pada tahun 2006 yaitu menurun sebesar

60.46%. Dan perkembangan jumlah uang berdar ditahun 2006

memperlihatkan bahwa pertumbuhan jumlah uang beredar ternyata tetap

meningkat cukup besar yaitu 18.87%. Sehingga memberikan gambaran bahwa

memang benar bahwa inflasi memiliki hubungan yang negatif dan signifikan

terhadap jumlah uang beredar

Inflasi adalah kenaikan harga secara kontinue terhadap barang-barang

umum. Itu artinya kenaikan harga tersebut akan menurunkan nilai mata uang

terhadap suatu barang. Oleh karena itu, disaat inflasi meningkat maka

masyarakat akan enggan memagang uang. Karena dengan memegang uang

Page 137: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

119

kas akan ada kerugian yang mereka tanggung yaitu sebesar pengurangan nilai

mata uang tersebut. Maka dari itu, mereka akan lebih memilih

menginvestasikan atau menabung uang mereka agar tidak terkena kerugian

dari penurunan nilai mata uang akibat inflasi. Hal itu membuat jumlah uang

yang dipegang oleh masyarakat akan berkurang. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa dengan meningkatnya inflasi akan mengurangi jumlah

uang beradar.

Berdasarkan data triwulan 3 tahun 2011 memperlihatkan bahwa

pergerakan inflasi menurun. Hal itu terlihat bahwa pada triwulan 3 tahun 2011

inflasi hanya 1.89% atau 4.61% (yoy). Hal itu dikarenakan terjaganya

pasokan barang dan turunnya harga komoditas pangan global. Selain itu.

ekspektasi inflasi yang terjaga turut juga meminimalisir dampak gejolak harga

emas dan depresi nilai tukar (Laporan Kebijakan Moneter Bank Indonesia

2011:1)

Disisi lain bahwa liquiditas perekonomian Indonesia masih tetap

berlanjut di triwulan ke 3 tahun 2011 walaupun ditengah masalah krisis Eropa

dan AS. Jumlah uang beredar tetap meningkat sebesar 17.2% (yoy). Dan

lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang hanya 13.1% (yoy) sehingga jumlah

uang beredar (M2) tercatat sebesar 2.621 terliun rupiah. (Laporan Kebijkan

Moneter 2011:1). Hal itu mengindikasikan bahwa hubungan inflasi dan

jumlah uang beredar memiliki hubungan negatif karena penurunan imflasi

Page 138: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

120

direspon dengan jumlah uang beredar di tahun 2011 pada triwulan ke 3 tahun

2011

5. Investasi

Bedasarkan hasil olah data yang menggunakan regresi tersebut

menunjukkan bahwa investasi berpengaruh tidak signifikan terhadap jumlah

uang beredar. Dan nilai koefisien elastisitasnya adalah 0.000309. Jika

peningkatan kredit 1% maka akan meningkatkan jumlah uang beredar sebesar

0.000309%

Pada perkembangnnya investasi memperlihatkan peningkatan yang

sangat besar terjadi pada tahun 2004 dan 2009, yaitu sebesar 919.67% dan

193.82%. Sangat besarnya peningkatan tersebut tidak diikuti oleh peningkatan

jumlah uang beredar yang besar pula. Karena pada tahun 2004 dan 2009

memperlihatkan bahwa pertumbuhnnya tidak terlalu besar dan juga tidak

terlalu kecil yaitu hanya 8.14 % pada tahun 2005 dan 15.40% pada tahun

2009. Sehingga bisa digambarkan bahwa memang investasi tidak memiliki

gambaran pengaruh terhadap jumlah uang beredar

Tidak berpengaruhnya investasi terhadap jumlah uang beredar

disebabkan oleh investasi yang lakukan khususnya PMA yang ditanamkan

kedalam negeri masih menggunakan input barang setengah jadi dan teknologi

impor dalam proses produksinya. Hal itu menyebabkan adanya impor

terhadap barang setengah jadi dan teknologi oleh para investor PMA.

Page 139: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

121

Kegiatan tersebut membuat adanya aliran uang mengalir keluar akibat

meningkatnya impor untuk proses produksi. Oleh karena itu, adanya investasi

khususnya PMA yang merupakan aliran modal masuk dari luar negeri.

sedangkan dalam proses produksi menggunakan barang-barang impor yang

membuat aliran uang keluar negeri kembali sehingga dapat mengurangi

jumlah uang beredar.

Berdasarkan perkembangan terkini yaitu di triwulan ke 3 2011,

walaupun ditengah kondisi yang ekstrim disaat ini yang dihadapaknya pada

krisis Eropa yang memburuk dan berbagai indikator AS yang belum pulih,

tetap saja investasi tetap tumbuh. Penumbuhan itu dikarenakan masih cukup

tingginya pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan ekspor.

Disisi lain bahwa liquiditas perekonomian Indonesia masih tetap

berlanjut di triwulan ke 3 tahun 2011 walaupun ditengah masalah krisis Eropa

dan AS. Jumlah uang beredar tetap meningkat sebesar 7.2% (yoy). Dan lebih

tinggi dari tahun sebelumnya yang hanya 13.1% (yoy) sehingga jumlah uang

beredar (M2) tercatat sebesar 2.621 terliun rupiah. (Laporan Kebijkan

Moneter 2011:3)

Page 140: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

122

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti pada bab

sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan dari penelitiaan yang

dilakukannya tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Berdasarkan pengujian secara simultan dengan menggunakan uji F

menujukkan bahwa variabel independen nilai tukar, kredit, suku bunga SBI,

inflasi, dan investasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen jumlah uang beredar (M2). Dimana nilai adjusted R

Squarenya sebsesar 0.99%, berarti variabel nilai tukar, kredit, suku bunga

SBI, inflasi dan investasi secara simultan mempengaruhi jumlah uang beredar

sebesar 99%.

2. Berdasarkan pengujian secara parsial dengan menggunakan uji t terhadap

faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang berdar (M2) di Indonesia

dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Variabel nilai tukar berpengaruh signifikan dan negatif terhadap jumlah

uang beredar (M2) di Indonesia. Dimana nilai koefisien elastisitasnya

adalah -0.223226. Jika Peningkatan nilai tukar 1% maka akan mengurangi

jumlah uang beredar sebesar -0.22322

Page 141: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

123

b. Variabel kredit berpengaruh signifikan dan positif terhadap jumlah uang

beredar (M2) di Indonesia. Dimana nilai koefisien elastisitasnya adalah

0.714208. Jika Peningkatan kredit 1% maka akan menambah jumlah uang

beredar sebesar 0.714208%

c. Variabel suku bunga SBI berpengaruh signifikan dan positif terhadap

jumlah uang beredar M2 di Indonesia. Dimana nilai koefisien elastisitasnya

adalah 0.023649. Jika Peningkatan kredit 1% maka akan menambah jumlah

uang beredar sebesar 0.023649%.

d. Variabel inflasi berpengaruh signifikan dan negatif terhadap jumlah uang

beredar (M2) di Indonesia. Dimana nilai koefisien elastisitasnya adalah

0.023649. Jika Peningkatan kredit 1% maka akan menambah jumlah uang

beredar sebesar 0.023649%

e. Variabel investasi tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap jumlah

uang beredar (M2) di Indonesia. Dan nilai koefisien elastisitasnya adalah

0.000309. Jika peningkatan kredit 1% maka akan meningkatkan jumlah

uang beredar sebesar 0.000309%

IMPLIKASI

1. Untuk menjaga pertumbuhan uang beredar agar tetap stabil pemerintah

harus terus mengupayakan peningkatan pendapatan PDB riil atau

pendapatan nasional secara umum. Salah satunya melakukan perbaikan

serta peningkatan dari setiap sektor. Dengan demikian peningkatan uang

beredar dapat diimbangi oleh PDB sehingga mengurangi resiko inflasi.

Page 142: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

124

2. Mempertimbangkan besarnya tekanan depresiasi rupiah yang dapat

menggangu kestabilan makro ekonomi. Bank sentral diharapkan

mengambil kebijakan terkait dengan stabilisasi nilai tukar. Kebijakan

moneter cenderung ketat melalui peningkatan BI rate maupun

mengoptimalkan penggunaan instrumen moneter kontraksi, yaitu

peningkatan GWM (Giro Wajib Minimum) dapat membawa dampak

positif terhadap nilai tukar rupiah, yaitu meredanya aksi beli valuta asing

oleh masyarakat dan memperbaiki daya saing perbangkan domestik

terutama dalam upaya menarik devisa hasil ekspor yang dapat menambah

pasokan valuta asing, pada gilirinnya akan mendorong apresiasi rupiah.

3. Mempertimbangkan besarnya peran kredit dalam mendorong laju

pertumbuhan ekonomi, Bank Indonesia selaku otoritas moneter

diharapkan menempuh kebijakan terkait dengan penyaluran kredit.

Kebijakan tersebut bisa berupa mengontrol suku bunga kredit,

mempermudah proses pemberian kredit. Memberikan penyuluhan kepada

dunia perbangkan agar menyalurkan kredit mereka kesektor riil. Dengan

demikian, penambahan jumlah kredit tersebut akan menambah jumlah

uang beredar dan akhirnya meningkatkan perekonomian.

4. Tingkat suku bunga merupakan instrumen penting dalam sebuah

perekonomian. Karena dapat mempengaruhi tingkat investasi, tabungan,

keluar dan masuknya modal dari dalam maupun luar negeri, yang semua

Page 143: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

125

itu termasuk dalam indikator dalam mendorong perekonomian. Oleh

karena itu, Bank Indonesia harus bisa menetapkan tingkat suku bunga

dengan hati-hati. Tingkat bunga ditingkatkan disaat terjadi kelebihan

jumlah uang beredar yang menyebabkan inflasi. Dan suku bunga

diturunkan disaat perekonomian mengalami resesi dan permintaan uang

lebih tinggi dari yang tersedia.

5. Melihat pentingnya inflasi yang dapat menentukan keputusan masyarakat

dalam melakukan konsumsi, investasi, dan produksi, yang pada akhirnya

akan membuat perekonomian semakin menurun. Oleh karena itu,

pemerintah harus dapat mengatur tingkat inflasi melalui kebijakan

Inflation targeting Framework (ITF), menstabilkan tingkat suku bunga

agar inflasi tidak melonjak tinggi.

6. Peningkatan investasi, khususnya PMA seharusnya bisa menambah

jumlah uang beredar dan mendorong perekonomian. Akan tetapi hasil

penelitian memperlihatkan bahwa investasi khusunya PMA tidak dapat

menambah jumlah uang beredar karena PMA yang masuk kedalam negeri

masih banyak menggunakan input bahan baku dan teknologi impor dalam

proses produksinya sehingga uang mengalir keluar negeri kembali. Untuk

itu pemerintah harus berusaha mendorong investasi yang lebih

menguntungkan bagi perekonomian dalam negeri.

Page 144: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

126

DAFTAR PUSTAKA

Afif, Arupurnomo, Setaiwati, Dewi, Mulyana. 1996. Strategi dan Operasional Bank.

Bandung : PT Eresko Akbar, Imam.2009. Analisis Anamoli Pasar Efisien pada Bursa Efek Indonesia.

Skripsi FEIS UIN Amir ,M Tatang, 1986. Menyusun Rencana Penelitian,ed-1. Jakarta:PT Rajawali Apostolou, Nicholas dan grumbley. 2003. Seri Bisnis Barron : Memahami Laporan

dan Berita Keuangan. Jakarta : PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia)

Arthesa, Adhe dan hendiman, edia. 2004. Bank dan Lembaga Keuangan bukan Bank.

Jakarta : PT Indeks Kelompok Gramedia Bala Shanmugam, Mahendiran Nair, and ong Wee Li. 2003. “ The endogenous

money hypothesis: empirical evidence from Malaysia (1985–2000)”. Journal of Post Keynesian Economics / Summer 2003, Vol. 25, No. 4 599

Badan Pusan Statistik. 2008-2010. Indikator Makro Ekonomi. Tahun 2008-2009 Bank Indonesia. 2003-2010. Laporan Tahunan Bank Indonesia, Tahun 2003-2010 .2003-2010. Statitik Ekonomi Keuangan Indonesia, Tahun 2003-2010 .2011. Laporan Kebijkan Moneter. Tahun 2011 Badan Koordinasi Pasar Modal.2010. Laporan Realisasi Investasi PMA dan PMDN

Tahun 2010 Boediono. 2009. Ekonomi Indonesia: mau dibawa kemana?, Kumpulan Esai

Ekonomi. Jakarta : KPG (Kumpulan Populer Gramedia) Case dan Fair. 2004. Prinsip-Prinsip Ekonomi Makro, ed-5. Jakarta: PT Indeks

Page 145: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

127

Darmawi, Herman. 2006. Pasar Finasial dan Lembaga-Lemabaga Finasial. Jakarta :

PT Bumi Aksara Dhani agung dharmawan, Analisis Permintaan Uang Kuasi di Indonesia priode

1983-2005. pendekatan error correctin model (ECM), jurnal ekonomi dan pembangunan

Dumyati, Safitri. 2010, Analisis Variabel Ekonomi yang Mempengaruhi Jumlah

Uang Beredar (priode 2005:1-2009:12) , skripsi FEIS UIN Edwin nasution et al. 2006. Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam. Jakarta : Kencana

Prenada Media Group) Gujarati, Damodar. 1999. Ekonometrika Dasar,. Jakarta : Erlangga ,. 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika, ed-3, jilid 1. Jakarta : Erlangga ,2006. Dasar-Dasar Ekonometrika, ed-3, jilid 2. Jakarta : Erlangga Gulo, w. 2002. Metodelogi Penelian. Jakarta: PT Grasindo Hawani, R hendra. 2005. Ekonomi Internasional & Globalisasi ekonomi, ed-2.

Jakarta: Ghalia Indonesia Ibrahim, Johannes. 2004. Kartu Kredit. Bandung : Pr rafika Aditama Iswardono. 1999. Uang dan Bank.ed-4. Yogyakarta : BPFE Istiqomah, 2009. Pengaruh Inflasi dan Investasi terhadap Nilai Tukar Rupiah di

Indonesia. Skripsi FEIS UIN. Judissono, Rimsky. 2002. Sistem Moneter dan Perbangkan di Indonesia. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama Karim, Adiwarman. 2002. Ekonomi Islam: Suatu Kajian Ekonomi Makro:IIIT

indonesia

Page 146: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

128

Kasmir. 2010. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta : Rajawali Pers Krugmen, Paul dan obstfeld, dan maurice . 2005. Ekonomi Internasional: teori dan

kebijakan, ed-5, jilid 2. Jakarta. PT Indeks Kelompok Gramedia Koentjaraningrat, 1997. Metode-Metode Peneltian Masyarakat,ed-3. jakarta: PT

Grasindo Kuncoro, mudrajat, 2003” metode riset untuk bisnis dan ekonomi, jakarta: erlangga Lestari, Etty Puji. 2006. “Permintaan Uang di Indonesia 1997.1:2002.4: Estimasi

Data Non Stationer “.Jurnal Organisasi dan Manajemen, Volume. 2, Nomor 1, Maret 2006, hal 11-20

Lestari, Etty Puji. 2008. “ Dampak Ketidak Stabilan Nilai Tukar Rupiah Terhadap

Permintaan Uang M2 di Indonesia”. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol. 9, No.2, Desember 2008, hal.121-136

Lipsey, courant, purvis, dan steiner. 1995. Pengantar Makro Ekonomi, jilid 1. Jakarta

: Bina Rupa Aksara. Mankiw, N Gregori. 2000. Pengantar Ekonomi, jilid 2. Jakarta : Erlangga Manurung, Mandala dan Rahardja, pratama . 2002. Uang, Bank dan Ekonomi

Moneter (Kajian Kontekstual Indonesia ). Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Maysari, Siti. 2008. Analisis faktor-faktor Ekonomi yang mempengaruhi Nilau Tukar

Rupiah terhadap Mata Uang-Uang Negara-Negara Asean. Skripsi FEIS UIN

Mishkin. 2008. Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan. Jakarta : Salemba

Empat Murni, Asfia. 2006. Ekonomi Makro. Jakarta:PT Refika Aditama

Page 147: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

129

Nisfiannor, Muhammad. 2009. Pendekatan Statistik Modern untuk Ilmu Sosial. Jakarta : Salemba Humanika

Nopirin. 1990. Ekonomi Moneter, ed-1. Yogyakarta : BPEF Nurul huda et al. 2008. Ekonomi Makro Islam. Jakarta : Kencana Owoye, oluwole and Onafowora, A Olugbenga. 2007. “ M2 Targeting, Money

demand, and Real GDP Growth In Negeria: Do Rules Apply?”. Journal of Bussines and Public Affair volume 1, issue 2, 2007

Pohan, Aulia. 2008. Kerangka Kebijakan Moneter & Implemantasinya di Indonesia.

Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.) Prayitno, Lily dan Sandjaya, Heny. 2002. “Faktor-Faktor Yang Berpengaruh

Terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia Sebelum dan Sesudah Krisis: Sebuah Analisis Ekonometrika”. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 4, No. 1, Maret 2002: 46 – 55

Purwanto, Suhardi.2004. Statistik: Untuk Ekonomi & Keuangan Modern. Jakarta: PT

Salemba Empat Putong, Iskandar. 2000. Pengantar Ekonomi, Mikro dan Makro. Jakarta : Ghalia

Indonesia Prank, faranco, dan ferry. 1999. Pasar & Lembaga keuangan. Jakarta : Salemba

Empat Nordhausi Samuelson. 2004. Ilmu Makro Ekonomi. Jakarta: PT Media Global

Edukasi Simorangkir . 2004. Pengantar Lembaga Keuangan Bank & nonBank. Bogor: PT

Grahma Indonesia Murtono S, Imam. 2003. “ Jumlah Uang Beredar dan Faktor-Faktor yang

mempengaruhi (Tinjauan Money Supply (M2) priode tahun 1990-2002)”. Jurnal Ekonomi & Bisnis No.2, jilid 8, tahun 2003

Page 148: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

130

Sukirno, Sadono 2000. Pengantar Teori Makro Ekonomi.-ed.2. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada .2004. Pengantar Teori Makro Ekonomi.-ed.2 jakarta : PT raja

grafindo .2006. Makro Ekonomi : Toeri Pengantar, ed-3. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada Siringoringo, hotniar. 2003. “ Pemodelan Jumlah Uang Beredar”. Jurnal Ekonomi

& Bisnis No 3, jilid 8, tahun 2003 Tarigan, Robinson. 2009. Ekonomi Regional. Teori dan Aplikasi, -ed revisi. jakarta :

PT Bumi aksara Thomas, sukadi, ananda dan djuhaipah. 1993. Dasar Perkreditan. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama Widarjono, agus.2009.” Ekonometrika: teori dan aplikasi untuk ekonomi dan bisnis.

yogyakarta: ekonosia FE UII Winarmo, W wahyu. 2009, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. Yogyakarta :

Sekolah Tinggi Ilmu Managemen YKPN Yustika, A erani. 2006. Ekonomi Kelembagaan : Definisi, teori, dan Strategi. Malang

: Bayu Media Publishing Yustika, A erani .2006. Perekonomian Indonesia: Deskripsi, preskripsi, dan

kebijakan. Malang : Bayu Media Publishing.

Page 149: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

131

Lampiran 1 : Data Penelitian (Data Mentah)

Tahun

JUB (Milyar)

ER (Rupiah)

CR (Milyar)

SBI (%)

INF (%)

INV (Milyar)

2003.1 877.776 8.896,33 376.141 11.97 7.17 2.598,3

2003.2 894.213 8.436 390.563 10.18 6.98 5.202

2003.3 911.224 8.476,33 411.696 8.75 6.33 3.343,5

2003.4 955.692 8.499 437.942 8.34 5.16 5.750,6

2004.1 935.247 8.491,67 446.589 7.33 5.11 10.213,4

2004.2 975.166 9.113,5 486.067 7.25 6.83 95.103,7

2004.3 986.806 9.222 513.223 7.31 6.27 43.915,3

2004.4 1.033.527 9.132,67 553.548 7.29 6.40 1.0323

2005.1 1.020.693 9.301,67 576.380 7.31 8.81 12.712,8

2005.2 1.073.746 9.649,25 622.602 8.05 7.42 8.186,7

2005.3 1.150.451 1.0123 673.242 9.25 9.06 38.761,2

2005.4 1.203.215 9.985 689.669 12.83 17.11 23.712,6

2006.1 1.195.067 9.233,33 682.113 12.73 15.74 18.898,3

2006.2 1.253.757 9.091,25 710.104 12.16 15.53 33.353,6

2006.3 1.291.396 9.135 741.087 12.10 14.55 29.913,1

2006.4 1.382.074 9.098,33 787.136 9.50 6.60 22.564,4

2007.1 1.375.947 9.122,67 794.714 8.10 6.52 10.8301,4

2007.2 1.451.974 9.037,75 854.986 7.83 5.77 24.512,8

2007.3 1.512.756 9.244,33 907.260 7.83 6.95 42.412,6

2007.4 1.643.203 9.299,33 995.111 7.83 6.59 31.820,9

2008.1 1.586.795 9.186,33 1.029.172 8.04 8.17 71.339,9

2008.2 1.699.480 9.223,75 1.142.120 9.20 11.03 8.710,2

2008.3 1.768.250 9.216,33 1.239.501 9.91 12.14 24.310,3

2008.4 1.895.839 11.365,33 1.313.873 11.08 11.06 7.125

Page 150: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

132

2009.1 1.916.752 11.636,67 1.308.051 8.61 7.92 14.219,6

2009.2 1.977.532 10.299,5 1.331.091 7.05 3.65 12.434,3

2009.3 2.018.510 9.887 1.369.493 6.55 2.83 35.934,8

2009.4 2.141.384 9.475 1.432.165 6.59 2.78 8.303,6

2010.1 2.112.083 9.271,67 1.470.959 6.56 3.43 42.100,00

2010.2 2.231.144 9.056,75 1.605.095 6.60 5.05 50.800,00

2010.3 2.274.955 8.972,33 1.677.551 6.64 5.80 56.300,00

2010.4 2.471.206 8.977,33 1.783.601 6.37 6.96 59.100,00

Sumber : Bank Indonesia, BPS, BKPM

Keterangan :

JUB : Jumlah uang Beredar (M2)

ER : Nilai Tukar (Exchange Rate)

CR : Kredit (Credit)

SBI : Suku bunga SBI

INF : Inflasi

INV : Investasi

Page 151: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

133

Lampiran 2 : Hasil Data setelah Ditransformasikan ke Logaritma Natural

OBS LNJUB LNER LNCR SBI INF LNINV

2003Q1 34.40841 9.093394 33.56099 11.97 7.17 28.58588 2003Q2 34.42697 9.040264 33.59861 10.18 6.98 29.28006 2003Q3 34.44581 9.045033 33.65131 8.75 6.33 28.83804 2003Q4 34.49346 9.047704 33.71311 8.34 5.16 29.38033 2004Q1 34.47183 9.046841 33.73266 7.33 5.11 29.95472 2004Q2 34.51363 9.117512 33.81737 7.25 6.83 32.18599 2004Q3 34.52549 9.129347 33.87173 7.31 6.27 31.41328 2004Q4 34.57175 9.119613 33.94737 7.29 6.40 29.9654 2005Q1 34.55926 9.137949 33.98779 7.31 8.81 30.17363 2005Q2 34.60993 9.174635 34.06493 8.05 7.42 29.73353 2005Q3 34.67893 9.222565 34.14313 9.25 9.06 31.28844 2005Q4 34.72377 9.208839 34.16723 12.83 17.11 30.79703 2006Q1 34.71698 9.130575 34.15622 12.73 15.74 30.57009 2006Q2 34.76492 9.115068 34.19643 12.16 15.53 31.13819 2006Q3 34.7945 9.119868 34.23914 12.10 14.55 31.02932 2006Q4 34.86236 9.115846 34.29942 9.50 6.60 30.74739 2007Q1 34.85792 9.118518 34.309 8.10 6.52 32.31594 2007Q2 34.9117 9.109166 34.38211 7.83 5.77 30.83022 2007Q3 34.95271 9.131766 34.44145 7.83 6.95 31.37847 2007Q4 35.03542 9.137698 34.53388 7.83 6.59 31.09114 2008Q1 35.00049 9.125472 34.56753 8.04 8.17 31.89848 2008Q2 35.0691 9.129537 34.67166 9.20 11.03 29.79552 2008Q3 35.10877 9.128732 34.75349 9.91 12.14 30.82192 2008Q4 35.17844 9.338323 34.81176 11.08 11.06 29.59463

Page 152: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

134

2009Q1 35.18941 9.361917 34.80731 8.61 7.92 30.28564 2009Q2 35.22063 9.239851 34.82478 7.05 3.65 30.15148 2009Q3 35.24114 9.198976 34.85322 6.55 2.83 31.21273 2009Q4 35.30023 9.156412 34.89796 6.59 2.78 29.74771 2010Q1 35.28645 9.134719 34.92469 6.56 3.43 31.37107 2010Q2 35.34129 9.111266 35.01196 6.60 5.05 31.55892 2010Q3 35.36074 9.101901 35.05611 6.64 5.80 31.66172 2010Q4 35.44348 9.102458 35.11741 6.37 6.96 31.71025

Sumber : Data diolah

Page 153: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

135

Lampiran 3 : Hasil Uji regresi dengan menggunakan OLS (Ordinary Least Square)

Dependent Variable: LNJUB Method: Least Squares Date: 12/11/11 Time: 07:14 Sample: 2003Q1 2010Q4 Included observations: 32

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LNER -0.223226 0.068218 -3.272221 0.0030

LNCR 0.714208 0.011907 59.98123 0.0000 SBI 0.023649 0.004996 4.733735 0.0001 INF -0.014105 0.002494 -5.656488 0.0000

LNINV 0.000309 0.005511 0.056095 0.9557 C 12.28302 0.560163 21.92758 0.0000 R-squared 0.995761 Mean dependent var 34.87706

Adjusted R-squared 0.994946 S.D. dependent var 0.323435 S.E. of regression 0.022994 Akaike info criterion -4.539769 Sum squared resid 0.013747 Schwarz criterion -4.264944 Log likelihood 78.63631 Hannan-Quinn criter. -4.448672 F-statistic 1221.447 Durbin-Watson stat 1.526903 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber : Data diolah dengan eviws 6

Page 154: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

136

Lampiran 4: Hasil Uji Normalitas JB test

Sumber : data diolah dengan eviws 6.0

Page 155: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

137

Lampiran 5 : Hasil Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: White F-statistic 0.675992 Prob. F(20,11) 0.7849

Obs*R-squared 17.64428 Prob. Chi-Square(20) 0.6108 Scaled explained SS 11.47801 Prob. Chi-Square(20) 0.9329

Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 12/11/11 Time: 07:15 Sample: 2003Q1 2010Q4 Included observations: 32

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -3.838494 3.011812 -1.274480 0.2288

LNER 0.531379 1.051083 0.505554 0.6231 LNER^2 0.012614 0.088204 0.143005 0.8889

LNER*LNCR -0.015792 0.022389 -0.705333 0.4953 LNER*SBI -0.000550 0.007918 -0.069515 0.9458 LNER*INF -0.000273 0.004200 -0.065067 0.9493

LNER*LNINV -0.006729 0.006580 -1.022585 0.3285 LNCR 0.033246 0.261637 0.127068 0.9012

LNCR^2 0.001465 0.002112 0.693921 0.5021 LNCR*SBI -0.000826 0.001072 -0.770579 0.4572 LNCR*INF 0.000410 0.000479 0.856383 0.4101

LNCR*LNINV 0.000429 0.000612 0.700254 0.4983 SBI 0.034290 0.058506 0.586099 0.5696

SBI^2 -0.000224 0.000243 -0.924662 0.3750 SBI*INF 9.78E-05 0.000164 0.597900 0.5620

SBI*LNINV 6.81E-05 0.000499 0.136493 0.8939 INF -0.012865 0.042732 -0.301068 0.7690

INF^2 -5.16E-06 7.15E-05 -0.072230 0.9437 INF*LNINV 1.94E-05 0.000190 0.102236 0.9204

LNINV 0.047924 0.060823 0.787918 0.4474 LNINV^2 -3.14E-05 0.000265 -0.118773 0.9076

R-squared 0.551384 Mean dependent var 0.000430

Adjusted R-squared -0.264282 S.D. dependent var 0.000613 S.E. of regression 0.000689 Akaike info criterion -11.47806 Sum squared resid 5.22E-06 Schwarz criterion -10.51617 Log likelihood 204.6489 Hannan-Quinn criter. -11.15922 F-statistic 0.675992 Durbin-Watson stat 2.269339 Prob(F-statistic) 0.784914

Page 156: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

138

Lampiran 6 : Hasil Uji Multikolinieritas dengam menggunakan Correlation matrix

LNJUB LNER LNCR SBI INF LNINV LNJUB 1.000000 0.411923 0.993623 -0.361161 -0.196786 0.397955 LNER 0.411923 1.000000 0.452838 0.097689 0.152707 0.036882 LNCR 0.993623 0.452838 1.000000 -0.348649 -0.143789 0.426287

SBI -0.361161 0.097689 -0.348649 1.000000 0.847435 -0.287428 INF -0.196786 0.152707 -0.143789 0.847435 1.000000 0.025239

LNINV 0.397955 0.036882 0.426287 -0.287428 0.025239 1.000000 Sumber : data diolah dengan eviws 6.0

Page 157: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, KREDIT, SUKU BUNGA SBI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3059/1/MUHAMMAD... · Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah

139

Lampiran 7 : Uji Autokorelasi dengam menggunakan Uji Breusch- Godfrey Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.450317 Prob. F(2,24) 0.6427

Obs*R-squared 1.157412 Prob. Chi-Square(2) 0.5606

Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 12/15/11 Time: 11:48 Sample: 2003Q1 2010Q4 Included observations: 32 Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LNER 0.006166 0.072576 0.084956 0.9330

LNCR 0.000304 0.012240 0.024831 0.9804 SBI -0.000448 0.005129 -0.087373 0.9311 INF 0.000304 0.002622 0.115864 0.9087

LNINV -4.40E-05 0.005634 -0.007801 0.9938 C -0.063725 0.616786 -0.103317 0.9186

RESID(-1) 0.217524 0.240338 0.905073 0.3744 RESID(-2) -0.088205 0.261304 -0.337556 0.7386

R-squared 0.036169 Mean dependent var -1.61E-14

Adjusted R-squared -0.244948 S.D. dependent var 0.021059 S.E. of regression 0.023497 Akaike info criterion -4.451609 Sum squared resid 0.013250 Schwarz criterion -4.085175 Log likelihood 79.22574 Hannan-Quinn criter. -4.330146 F-statistic 0.128662 Durbin-Watson stat 1.804734 Prob(F-statistic) 0.995247

Sumber : Olah Data dengan menggunakan eviews 6.0