ANALISIS PENGARUH KUALITAS LAYANAN DAN...
Transcript of ANALISIS PENGARUH KUALITAS LAYANAN DAN...
2
Pendahuluan
Batik sudah menjadi trend di kalangan masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan
batik di setiap kota yang sesuai dengan identitas kota tersebut. Hal ini juga tidak
lepas dari peran pemerintah yang menggerakan dan mendukung penggunaan batik.
Misalnya di perkantoran pemerintah, setiap hari Jumat para pegawai menggunakan
batik, dan hal ini mendorong masyarakat untuk lebih menggemari batik. Batik juga
identik dengan acara resmi seperti pernikahan, wisuda, dan lain-lain karena sekarang
banyak model dan motif yang sangat bagus sehingga masyarakat sekarang tidak
perlu lagi malu menggunakan batik karena sudah terkesan trendy dan tidak terkesan
tua atau kuno lagi. Jumlah toko batik yang ada di Semarang berjumlah 31 toko dan
tercatat sebagai data dari dinas perindustrian dan perdagangan kota Semarang
(http://disperindag-kotasemarang.com/direktori/data-ikm-batik-semarang.html).
Karena jumlah toko semakin banyak persaingan toko batik di kota Semarang
menjadi semakin ketat dan masing-masing toko menonjolkan merek mereka masing-
masing.
Menurut Kotler (2000) pesaing adalah perusahaan-perusahaan yang
memuaskan pelanggan yang sama. Begitu perusahaan mengidentifikasi pesaingnya,
maka perusahaan itu harus mengetahui dengan pasti karakteristik, khususnya
strategi, tujuan, kelemahan, dan pola reaksi pesaing ketika mendapat ancaman pasar.
Persaingan yang semakin ketat saat ini untuk semua kategori produk melahirkan
berbagai macam merek yang menjadi identitas masing-masing produk tersebut.
Toko Batik Lesmono termasuk salah satu pemain dalam kancah persaingan
Toko Batik di kota Semarang, Batik Lesmono berdiri sejak tahun 1960 di Pasar
Johar Semarang, yang didirikan oleh Bapak Budi Santoso yang kemudian diteruskan
oleh anaknya Ibu Widyati Kumala Dewi. Saat ini Toko Batik Lesmono semakin
berkembang dan sudah pula membuka cabang, yaitu Toko Batik Lesmono di jalan
Pandanaran 72 Semarang, dan dijalan Tlogosari Raya 2 no 38. Produk yang dimiliki
3
Batik Lesmono bervariasi dari pakaian pria, pakaian wanita, pakaian anak-anak, kain
batik, sprei batik, taplak meja batik, tas batik, sarung dan lain-lain.
Pesaing dari Toko Batik Lesmono antara lain adalah :
No Nama pesaing
1. Batik Keris
2. Danar Hadi
3. Jayakarta
Toko yang digunakan sebagai obyek penelitian ini adalah toko Batik
Lesmono yang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman 138, karena jumlah
pelanggannya relatif cukup banyak dan merupakan Toko Batik Lesmono yang paling
dikenal oleh masyarakat. Hal ini dapat diketahui dari hasil observasi peneliti dimana
jumlah konsumen (orang yang datang berbelanja) fluktuatif seperti berikut ini :
No Bulan Jumlah konsumen
1. Juli 2013 1250
2. Agustus 2013 1318
3. September 2013 1207
4. Oktober 2013 1186
5. November 2013 1227
6. Desember 2013 1309
Konsumen batik selalu dipengaruhi oleh penjual dengan bermacam-macam
cara yaitu, iklan, brosur, tulisan di majalah dan fashion show. Akan tetapi informasi
yang bertubi-tubi membuat konsumen seakan terjejali informasi dan mudah menjadi
jenuh. Segala sesuatu yang masuk kedalam otak konsumen menjadi mudah untuk
dilupakan. Morgan dan Hunt (2009) mengemukakan bahwa konsumen akan lebih
berkeinginan untuk loyal pada suatu merek atau perusahaan apabila mereka
mempunyai hubungan dekat (Relationship) dengan merek atau perusahaan tersebut.
Loyalitas menjadi sedemikian penting dalam usaha memenangkan persaingan dan
mempertahankan pelanggan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh beberapa
penulis berikut ini Brand Relationship berperan dalam membentuk loyalitas.
4
Penelitian Terdahulu
No Penulis Judul Variable Hasil
1
Wittome,
James New
Zealand
Ministry of
Tourism
Industry
Report
Understanding the
Costumer-brand-
relationship within
Positive and
Negative Service
Environments
-Brand
Relationship:
company
reputation, brand
image, company
trustworthiness and
employee
trustworthiness
-Service quality
-Costumer value
-Costumer loyality
-Brand Relationship (brand
image, company reputation,
company trustworthiness
and employee
trustworthiness, kualitas
layanan) mempengaruhi
costumer value, dan
costumer value
mempengaruhi costumer
loyalty untuk luxury goods.
2 Abhigyan
Sarkar 2011
Romancing With A
Brand: A
Conceptual
Analysis Of
Romantic
Consumer-Brand
Relationship
-Satisfaction
-Brand Loyality
-Brand
Relationship
Satisfaction dan Brand
Loyality di mediasi oleh
variable lain seperti Like,
Romantic Brand Love,
Costumer Delight dalam
membentuk Brand
Relationship.`
3 Borneo,K
2011
PENGARUH
IMPLEMENTASI
RELATIONSHIP
MARKETING
TERHADAP
LOYALITAS
KONSUMEN
PADA PRODUK
OLI PELUMAS
PT PERTAMINA
(PERSERO)
ENDURO 4T
-Brand Loyality
-Brand
Relationship
Terdapat pengaruh positif
brand relationship terhadap
loyalitas konsumen
Dari penelitian terdahulu tersebut, terlihat bahwa brand relationship
merupakan antecedent dari loyalty. Penulis ingin mengadopsi Variabel Brand
Relationship dari kedua penelitian tersebut. Berdasarkan pada uraian latar belakang
diatas maka penelitian ini akan melihat apakah Brand Relationship berpengaruh
secara langsung terhadap loyalitas.
5
Persoalan Penelitian
Apakah Brand Relationship berpengaruh positif terhadap Loyalitas
Pelanggan toko Batik Lesmono?
Tujuan Penelitian
Tujuan dari peneletian ini adalah untuk mengetahui apakah Brand
Relationship berpengaruh positif terhadap Loyalitas Konsumen toko Batik Lesmono.
Tinjauan Pustaka
Brand
Kotler dan Gary Armstrong (2007:70) mendefinisikan merek sebagai nama,
istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan
untuk mengenali produk atau jasa dari seseorang atau penjual dan untuk
membedakannya dari produk pesaing.
Merek dapat menyampaikan empat tingkat arti:
A. Atribut Merek
Akan mengingatkan orang pada atribut tertentu. Misalnya keawetan dan
sebagainya sehingga hal ini memberikan suatu landasan pemosisian bagi
atribut lain dari produk tersebut.
B. Manfaat
Pelanggan tidak membeli merek tetapi mereka membeli manfaat dari produk
tersebut, oleh karena itu merek harus diterjemahkan menjadi manfaat
fungsional dan emosional.
C. Nilai
Merek juga mencerminkan sesuatu mengenai nilai–nilai pembeli. Misalnya:
menilai prestasi, keamanan, dan citra suatu produk.
6
D. Kepribadian
Merek menggambarkan kepribadian. Merek akan menarik orang yang
gambaran sebenarnya dan citra dirinya cocok dengan citra merek.
Brand Relationship
Glosarry (2011) mengatakan bahwa brand relationship adalah interaksi
berulang antara merek dan pelanggan yang mulai mencerminkan karakteristik serupa
hubungan antara orang-orang, seperti cinta, koneksi, saling ketergantungan,
keintiman, dan komitmen. Fournier (1998) menunjukkan bahwa brand relationship
adalah ikatan emosional yang dihasilkan dari interaksi antara konsumen dengan
merek tersebut. Menurut S Syafrizal Helmi (2009), brand relationship adalah
bagaimana perusahaan dapat memberikan ransangan kepada pelanggan agar lebih
aktif berinteraksi dengan sebuah merek.
Menurut Fournier’s Brand Relationship mempunyai enam aspek utama dalam
kualitas hubungan merek:
A. Interdependence (Adanya Keadaan Saling Tergantung)
Sejauh mana merek berperan aktif dalam kegiatan konsumen sehari-hari, baik
secara perilaku (dalam hal frekuensi, ruang lingkup, dan kekuatan interaksi)
dan secara kognitif (dalam hal kerinduan dan keasikan dengan interaksi
merek.
Interdependensi sering terungkap melalui perilaku rutin di sekitar pembelian
merek dan pengguanaan, dan melalui kecemasan yang dialami selama
periode saat ketidakhadiran produk. Pada saat yang ekstrem interdependensi
menjadi ketergantungan dan kecanduan.
B. Self-concept connection
Tingkat dimana merek memberikan perhatian yang penting pada identitas,
tugas, atau tema, sehingga mengekspresikan bagian penting dari konsep diri,
baik masa lalu (termasuk referensi nostalgia dan kenangan brand) dan ada
7
secara pribadi maupun sosial. Identitas diri yang menandakan perasaan
nyaman, keterhubungan, kontrol, dan keamanan. Dalam bentuknya yang
paling ekstrem, Self-connection mereflesikan integrasi dari konsep merek dan
diri.
C. Commitment
Dedikasi untuk asosiasi merek yang berkelanjutan dan perbaikan hubungan,
meskipun keadaan dapat diramalkan maupun tak terduga. Komitmen meliputi
kesetian dan loyalitas kepada yang lain, sering diformalisasikan melalui janji
yang dinyatakan dan pernyataan intensi yang dipublikasikan. Komitmen tidak
didefinisikan semata-mata hanya sunk cost dan investasi yang tidak dapat
diperbaiki yang menimbulkan hambatan untuk berhenti menggunakan merek.
D. Love/passions
Ketertarikan dan pemujaan terhadap sebuah merek, khususnya yang berkaitan
dengan alternatif yang tersedia. Intensitas ikatan emosional yang
menggabungkan kedua mitra bisa berkisar dari perasaan kehangatan,
perhatian, sampai pada kasih sayang. Cinta mencakup keyakinan bahwa
merek tak tergantikan, dan secara unik memenuhi syarat sebagai hubungan
kemitraan.
E. Intimacy
Rasa keakraban yang mendalam dan pemahaman dari kedua esensi merek
sebagai mitra dalam hubungan dan sifat consumer-brand relationship yang
kuat berbagi rincian rahasia diri pribadi, dan elaborasi ingatan akan merek
terdiri dari pengalaman yang signifikan atau asosiasi. Keintiman merupakan
konsep dua dimensi: konsumen mengembangkan pengetahuan yang
mendalam tentang merek, dan juga merasakan keintiman yang ditanyakan
pada bagian dari merek terhadap individu sebagai konsumen.
F. Partner Quality
8
Kualitas mitra melibatkan kemampuan penilaian dari peran enactments yang
dilakukan oleh merek dalam peran partnership nya. Kualitas mitra mencakup
tiga komponen utama: (1) orientasi empati terhadap yang lain (kemampuan
mitra untuk membuat pihak lain merasa diinginkan, dirawat, dihormati,
diperhatikan, dan yang penting; daya tanggap terhadap kebutuhan); (2)
karakter dari keandalan, ketergantungan, dan prediktabilitas dalam merek;
dan (3) kepercayaan atau iman dalam keyakian bahwa merek akan mematuhi
aturan hubungan yang dibangun dan bertanggung jawab atas tindakannya.
9
Loyalitas Pelanggan
Menurut Amin Widjaja Tunggal (2008:6) Loyalitas Pelanggan adalah
kelekatan pelanggan membeli suatu merek, toko, pabrikan, pemberi jasa berdasarkan
sikap dan tanggapan yang baik. Sedangkan menurut Olson (dalam Trisno Mushanto,
2004: 128) Loyalitas Pelanggan adalah dorongan untuk membeli berulang-ulang
sehingga menciptakan kesetiaan pelanggan terhadap suatu produk yang
membutuhkan waktu lama melalui proses pembelian secara berulang-ulang.
Loyalitas pelanggan didefinisikan sebagai perilaku orang yang melakukan pembelian
secara teratur dan berulang-ulang serta berulang kali datang ke tempat yang sama
dengan membeli suatu produk atau jasa (Ali Hasan 2008). Menurut Gremler dan
Brown (dalam Ali Hasan, 2008) Loyalitas Pelanggan adalah pelanggan yang tidak
hanya membeli secara berulang-ulang, tetapi juga mempunyai sikap yang positif
terhadap suatu perusahaan, misal merekomendasikan orang lain untuk membeli juga.
Menurut Durianto, Sugiarto dan Sitinjak (2004, p 128) pengukuran tingkat
loyalitas pelanggan terhadap merek dari suatu produk dan jasa, dapat dibagi menjadi
lima tingkatan, yaitu :
A. Switcher (berpindah-pindah)
Pelanggan yang berada pada tingkat loyalitas ini dikatakan sebagai pelanggan
yang berada pada tingkat yang paling dasar. Semakin tinggi frekuensi
pelanggan untuk memindahkan pembeliannya dari suatu merek ke merek-
merek yang lain mengindikasikan mereka sebagai pembeli yang sama sekali
tidak loyal atau tidak tertarik pada merek tersebut. Pada tingkatan ini merek
apa pun mereka anggap memadai serta memegang peranan yang sangat kecil
dalam keputusan pembelian. Ciri yang paling nampak dari jenis pelanggan ini
adalah mereka yang membeli suatu produk karena harganya murah.
10
B. Habitual buyer (pembeli yang bersifat kebiasaan)
Pembeli yang berada dalam tingkat loyalitas ini dapat dikategorikan sebagai
pembeli yang puas dengan merek produk yang dikonsumsikan atau
setidaknya mereka tidak mengalami ketidakpuasan dalam mengkonsumsi
merek produk tersebut. Pada tingkatan ini pada dasarnya tidak didapati alasan
yang cukup untuk menciptakan keinginan untuk membeli produk yang lain
atau berpindah merek terutama jika peralihan tersebut memerlukan usaha,
biaya maupun berbagai pengorbanan lain. Dapat disimpulkan bahwa pembeli
ini dalam membeli suatu merek didasarkan atas kebiasaan mereka.
C. Satisfied buyer (pembeli yang puas dengan biaya peralihan)
Pada tingkatan ini, pembeli merek masuk dalam kategori puas bila mereka
mengkonsumsi merek tersebut, meskipun demikian mungkin saja mereka
memindahkan pembeliannya ke merek lain dengan menanggung switching
cost (biaya peralihan) yang terkait dengan waktu, uang, atau resiko kinerja
yang melekat dengan tindakan mereka beralih merek. Untuk dapat menarik
minat para pembeli yang masuk dalam tingkat loyalitas ini maka para pesaing
perlu mengatasi biaya peralihan yang harus ditanggung oleh pembeli yang
masuk dalam kategori ini dengan menawarkan berbagai manfaat yang cukup
besar sebagai kompensasinya (switching cost loyal).
D. Likes the brand (menyukai merek)
Pembeli yang masuk dalam kategori loyalitas ini merupakan pembeli yang
sungguh-sungguh menyukai merek tersebut. Pada tingkatan ini ada perasaan
emosional yang terkait pada merek. Rasa suka pembeli bisa saja didasari oleh
asosiasi yang terkait dengan simbol, rangkaian pengalaman dalam
penggunaan sebelumnya baik yang dialami pribadi maupun oleh kerabatnya
ataupun disebabkan oleh perceived quality yang tinggi. Meskipun demikian
sering kali rasa suka ini merupakan suatu perasaan yang sulit diidentifikasi
11
dan ditelusuri dengan cermat untuk dikategorikan ke dalam sesuatu yang
spesifik.
E. Committed buyer (pembeli yang berkomitmen)
Pada kategori ini pembeli merupakan pelanggan yang setia. Mereka memiliki
suatu kebanggan sebagai pengguna suatu merek dan bahkan merek tersebut
menjadi sangat penting bagi mereka dipandang dari segi fungsinya maupun
sebagai suatu ekspresi mengenai siapa sebenarnya mereka. Pada tingkatan
ini, salah satu aktualisasi loyalitas pembeli ditunjukkan oleh tindakan
merekomendasikan dan mempromosikan merek tersebut kepada pihak lain.
Dengan melihat kecenderungan loyalitas pelanggan yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka pelanggan yang loyal dapat memberikan kontribusi yang sangat
besar bagi perusahaan untuk menghasilkan suatu bisnis yang menguntungkan.
Menurut Reichheld dalam bukunya yang berjudul The Loyalty Effect, dalam Tepeci
(1999), pelanggan yang loyal dapat memberikan beberapa keuntungan bagi
perusahaan:
A. Continuous profit
Pelanggan yang tetap loyal akan memberikan keunggulan jangka panjang
bagi perusahaan dan perusahaan akan memperoleh keuntungan dari
pelanggan tersebut secara berkelanjutan.
B. Reduces marketing cost
Kebanyakan perusahaan akan menginvestasikan dananya untuk menarik
pelanggan potensial atau pelanggan baru, seperti melalui iklan. Untuk
pelanggan yang loyal, biaya iklan dapat dikurangi dan diminimalisasi.
C. Increase-per customer revenue growth
Pelanggan yang loyal dapat membantu perusahaan untuk mencapai pangsa
pasar (market share) yang lebih besar.
12
D. Decrease operating cost
Loyalitas pelanggan membantu perusahaan dalam mengurangi pengeluaran
biaya layanan karena pengenalan mereka terhadap produk-produk
perusahaan.
E. Increase referrals
Pelanggan yang puas akan merekomendasikan pengalamannya kepada teman
dan orang lain. Pelanggan puas merupakan sumber yang sangat penting bagi
pelanggan yang baru, dan pelanggan yang menunjukan kekuatan
rekomendasi personal cenderung tinggal lebih lama.
F. Increase price premiums
Pelanggan yang loyal pada merk akan membayar lebih tinggi untuk sebuah
merk karena mereka mempersepsi nilai yang unik yang tidak diberikan oleh
merek lain.
G. Provide competitive advantage
Pelanggan yang loyal merupakan keunggulan kompetitive bagi perusahaan.
Pengaruh Brand Relationship terhadap Loyalitas Pelanggan
Apabila seorang konsumen memiliki brand relationship yang tinggi berarti
akan ada ikatan emosional yang dihasilkan dari interaksi antara konsumen dengan
merek. Perusahaan dapat memberikan rangsangan kepada pelanggan agar lebih aktif
berinteraksi dengan mereknya. Hal ini menunjukkan adanya Interdependence
(Adanya Keadaan Saling Tergantung), Self-concept connection, Commitment yang
tinggi, Love/passions, Intimacy, Partner Quality sehingga dengan adanya hal ini
akan berdampak pada peningkatan loyalitas pelanggan.
Interdependence (Adanya Keadaan Saling Tergantung) merupakan sejauh
mana merek berperan aktif dalam kegiatan konsumen sehari-hari, baik secara
perilaku (dalam hal frekuensi, ruang lingkup, dan kekuatan interaksi) dan secara
13
kognitif (dalam hal kerinduan dan keasikan dengan interaksi merek. Interdependensi
sering terungkap melalui perilaku rutin di sekitar pembelian merek dan pengguanaan,
dan melalui kecemasan yang dialami selama periode saat ketidakhadiran produk.
Pada saat yang ekstrem interdependensi menjadi ketergantungan dan kecanduan.
Semakin tinggi Interdependence berarti seorang konsumen semakin tergantung dan
membutuhkan sebuah produk sehingga akan berdampak pada peningkatan
loyalitasnya. Sehingga dengan demikian hipoteiss yang diajukan adalah:
H1: Interdependence berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan
Self-concept connection merupakan tingkat dimana merek memberikan
perhatian yang penting pada identitas, tugas, atau tema, sehingga mengekspresikan
bagian penting dari konsep diri, baik masa lalu (termasuk referensi nostalgia dan
kenangan brand) dan ada secara pribadi maupun sosial. Identitas diri yang
menandakan perasaan nyaman, keterhubungan, kontrol, dan keamanan. Dalam
bentuknya yang paling ekstrem, Self-connection mereflesikan integrasi dari konsep
merek dan diri.
Semakin tinggi Self concept connection menunjukkan bahwa konsumen
memiliki koneksi konsep diri yang semakin baik terhadap sebuah produk sehingga
akan merasa memiliki dan berkoneksi dan ini akan berdampak pada semakin
tingginya loyalitas. Sehingga hipotesisnya adalah:
H2: Self concept connection berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan
Commitment merupakan dedikasi untuk asosiasi merek yang berkelanjutan
dan perbaikan hubungan, meskipun keadaan dapat diramalkan maupun tak terduga.
Komitmen meliputi kesetian dan loyalitas kepada yang lain, sering diformalisasikan
melalui janji yang dinyatakan dan pernyataan intensi yang dipublikasikan.
Komitmen tidak didefinisikan semata-mata hanya sunk cost dan investasi yang tidak
dapat diperbaiki yang menimbulkan hambatan untuk berhenti menggunakan merek.
14
Semakin tinggi commitment menunjukkan bahwa konsumen memiliki
komitmen yang semakin tinggi pada sebuah produk sehingga tidak ingin berpindah
pada merk lain dan ini akan berdampak pada semakin tingginya loyalitas. Sehingga
hipotesisnya adalah:
H3: Commitment berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan
Love/passions merupakan ketertarikan dan pemujaan terhadap sebuah merek,
khususnya yang berkaitan dengan alternatif yang tersedia. Intensitas ikatan
emosional yang menggabungkan kedua mitra bisa berkisar dari perasaan kehangatan,
perhatian, sampai pada kasih sayang. Cinta mencakup keyakinan bahwa merek tak
tergantikan, dan secara unik memenuhi syarat sebagai hubungan kemitraan.
Semakin tinggi Love/Passion menunjukkan bahwa konsumen memiliki
koneksi kecintaan atau perasaan yang semakin baik terhadap sebuah produk
sehingga akan merasa memiliki dan berkoneksi dan ini akan berdampak pada
semakin tingginya loyalitas. Sehingga hipotesisnya adalah:
H4: Love/Passion berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan
Intimacy merupakan rasa keakraban yang mendalam dan pemahaman dari
kedua esensi merek sebagai mitra dalam hubungan dan sifat consumer-brand
relationship yang kuat berbagi rincian rahasia diri pribadi, dan elaborasi ingatan
akan merek terdiri dari pengalaman yang signifikan atau asosiasi. Keintiman
merupakan konsep dua dimensi: konsumen mengembangkan pengetahuan yang
mendalam tentang merek, dan juga merasakan keintiman yang ditanyakan pada
bagian dari merek terhadap individu sebagai konsumen.
Semakin tinggi Intimacy menunjukkan bahwa konsumen memiliki tingkat
keeratan hubungan atau semakin intim terhadap sebuah produk sehingga akan
merasa ingin selalu dekat dan ini akan berdampak pada semakin tingginya loyalitas.
Sehingga hipotesisnya adalah:
15
H5: Intimacy berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan
Partner Quality merupakan kualitas mitra melibatkan kemampuan penilaian
dari peran enactments yang dilakukan oleh merek dalam peran partnership nya.
Kualitas mitra mencakup tiga komponen utama: (1) orientasi empati terhadap yang
lain (kemampuan mitra untuk membuat pihak lain merasa diinginkan, dirawat,
dihormati, diperhatikan, dan yang penting; daya tanggap terhadap kebutuhan); (2)
karakter dari keandalan, ketergantungan, dan prediktabilitas dalam merek; dan (3)
kepercayaan atau iman dalam keyakian bahwa merek akan mematuhi aturan
hubungan yang dibangun dan bertanggung jawab atas tindakannya.
Semakin tinggi Partner Quality menunjukkan bahwa konsumen memiliki
kualitas yang telah sesuai dengan produk tersebut atau produk dapat memenuhi
harapan kualitasnya sehingga akan merasa ingin selalu menggunakannya dan ini
akan berdampak pada semakin tingginya loyalitas. Sehingga hipotesisnya adalah:
H6: Partner Quality berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan
16
Model Penelitian
H1
H2
H3
H4
H5
H6
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode deskriptif
kuantitatif.
Populasi
Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah semua pembeli batik di
toko Batik Lesmono, Jl. Jendral Sudirman No.138 Semarang.
Sampel
Metode pengambilan sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah non
probability sampling yaitu purposive sampling. Bentuk pengambilan sampel ini
berdasarkan pada kriteria tertentu dan sesuai dengan tujuan penelitian (Sugiyono,
-Interdependence
-Self-concept
connection
-Commitment
-Love/passions
-Intimacy
-Partner Quality
Loyalitas
Pelanggan
17
2010). Kriteria sampel: telah berbelanja minimal 3 kali dalam 6 bulan terakhir.
Jumlah sampel 100 untuk memenuhi syarat sampel minimal menurut Sugiyono
(2010).
Metode Pengumpulan Data
Kuesioner (Angket)
Dalam penelitian ini digunakan kuesioner dimana, setiap jawaban diberikan
skor dengan skala tertentu. Skala pengukuran merupakan acuan yang digunakan
untuk mengukur panjang pendeknya interval yang menjadi alat ukur, sehingga alat
ukur tersebut bila digunakan akan menghasilkan data kuantitatif (Sugiyono, 2010).
Kuesioner ini akan diberikan kepada pembeli di Toko Batik Lesmono yang terpilih
menjadi sample.
Penelitian ini menggunakan Skala Likert. Secara sistematis kegunaan dari
sistem ini adalah memberi skor pada pertanyaan. Pada penelitian ini skala Likert
digunakan pada penilaian konsumen. Penggolongan skor jawaban pada Skala Likert
dalam penelitian ini adalah 1 untuk STS dan 5 untuk SS sehingga:
a. Sangat tidak setuju (STS) : 1.00 – 1.80
b. Tidak setuju (TS) : 1.81 – 2.60
c. Netral (N) : 2.61 – 3.40
d. Setuju (S) : 3.41 – 4.20
e. Sangat setuju (SS) : 4.21 – 5.00
Wawancara (Interview)
Melakukan wawancara dengan pihak yang berhubungan dengan masalah
yang akan dibahas sehingga peneliti dapat memperoleh data yang memadai untuk di
analisis. Yang akan menjadi sumber dari wawancara ini adalah pemilik dari Batik
Lesmono.
18
Uji Validitas
Uji validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang sesungguhnya
terjadi pada obyek penelitian dengan data yang tepat dilaporkan oleh peneliti.
Dengan demikian data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antara data yang
dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek
penelitian (Sugiyono 2010:455). Menurut Ghozali (2006) uji validitas digunakan
untuk mengukur sah atau validnya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid
jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuesioner tersebut.
Uji Reliabilitas
Konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat
dipercaya. Secara empirik, tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukan oleh suatu angka
yang disebut koefisiensi relaibilitas. Tinggi rendahnya reliabilitas tes dicermikan
oleh koefisiensi korelasi antara skor pada dua tes yang pararel yang dikenakan pada
sekelompok individu yang sama. Semakin tinggi koefisiensi korelasi termaksud,
berarti konsistensi antara hasil pengenaan dua tes tersebut semakin baik dan hasil
kedua tes tersebut semakin reliabel. Sebaliknya, apabila dua tes yang dianggap
pararel ternyata menghasilkan skor yang satu dengan yang lain berkorelasi rendah,
maka bahwa dapat dikatakan bahwa reabilitas hasil ukur tes tersebut tidak tinggi.
19
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi
variabel terikat dan variabel bebas berdistribusi normal atau tidak, karena model
regresi yang baik berdistribusi normal atau mendekati normal. Untuk mengetahui
suatu data tersebut normal atau tidak dapat dilihat dari distribusi datanya, yaitu pada
histogram maupun normal probability plot. Jika pada data histogram dikatakan
memiliki distribusi normal jika data berbentuk seperti lonceng. Sedangkan pada
normal probability plot, data dapat dikatakan normal jika ada penyebaran titik-titik
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Menurut Ghozali (2006)
menyebutkan jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti garis
diagonal, maka model regresi berdistribusi normal.
Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas dapat diketahui dengan melakukan analisis matrik
korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen
memiliki tingkat
korelasi yang cukup tinggi, maka menunjukkan adanya multikolinieritas
(Ghozali, 2006).
Uji Heteroskedastisitas
Tujuan dilakukan uji heteroskedastisitas adalah untuk mengetahui apakah
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari pengamatan yang ada tetap, maka
disebut homokedastisitas, namun jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah data yang bersifat homokedastisitas atau
tidak terjadi heteroskedastisitas.
20
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
No Konsep Variabel dan Indikator Empirik
1
Brand
Relationship,
Fournier
(1998)
-Interdependence (Keadaan saling tergantung):
1. Setiap saya membutuhkan batik, saya mengingat Batik
Lesmono.
2. Setiap ada batik yang baru, saya selalu diberi informasi
-Self-Concept connection:
3. Bagi saya merek Batik Lesmono mencerminkan identitas saya
4.Merek Batik Lesmono memberikan perasaan nyaman.
-Commitment:
5. Saya memberikan informasi positif tentang Batik Lesmono
kepada orang lain.
-Love/Passion:
6. Saya sangat mengagumi merek Batik Lesmono.
7.Merek Barik Lesmono tidak tergantikan bagi saya.
-Intimacy:
8. Merek Batik Batik Lesmono selalu ada di hati saya
9.Pengetahuan saya tentang Batik Lesmono baik
10. Batik Lesmono selalu merupakan solusi atas kebutuhan bagi
saya
-Partner Quality:
11.Saya selalu puas membeli di toko batik Lesmono
12.Saya percaya kepada toko batik Lesmono
2
Loyalitas
Pelanggan,
Trisno
Mushanto,
2004: 128
-Switcher (Berpindah-pindah):
1.Saya membeli di toko Batik Lesmono karena harganya murah.
-Habitual buyer:
2. Saya sudah biasa membeli di toko Batik Lesmono.
-Satisfied buyer:
3. Setiap kali saya membeli di Batik Lesmono harapan saya
selalu terpenuhi.
-Likes the brand:
4.Saya benar-benar menyukai merek Batik Lesmono.
-Commited Buyer:
5. Saya merasa bangga terhadap merek Batik Lesmono.
6. Saya merekomendasikan Batik Lesmono kepada orang lain
21
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Hasil dari gambaran umum responden pada penelitian ini dapat dilihat pada
Lampiran Tabel 1. Berdasarkan pada tabel tersebut diketahui bahwa sebagian besar
responden pada penelitian ini berjenis kelamin pria yaitu 62 orang dan sisanya 38
orang adalah wanita. Mayoritas responden berusia antara 31-40 tahun dan
berpendidikan SMA (49%). Pekerjaan sebagian besar responden adalah wiraswasta
(56%) dan pendapatannya di atas Rp 2 juta (81%). Frekuensi kunjungan terbanyak
adalah 5-10 kali (39%).
Untuk hasil pengujian validitas dapat dilihat pada Tabel 2 dan 3 (Lampiran).
Berdasarkan pada tabel tersebut diketahui bahwa nilai r hitung lebih besar daripada r
tabel sehingga dikatakan valid. Untuk hasil pengujian reliabilitas diketahui bahwa
nilai Cronbach’s Alpha diatas 0.6 sehingga dikatakan reliable. Hasilnya dapat dilihat
pada Tabel 4 di Lampiran.
Untuk hasil pengujian asumsi klasik yang pertama adalah uji normalitas.
Berdasarkan pada gambar (yang dilihat pada Lampiran Tabel 5.) diketahui bahwa
titik data mendekati garis normal sehingga dikatakan data normal.
Berdasarkan pada tabel hasil Lampiran Tabel 6. diketahui bahwa nilai
Tolerance > 0.1 dan VIF < 10 maka dikatakan tidak terjadi multikolinearitas.
Berdasarkan pada gambar hasil Scatterplot di Lampiran Tabel 7. diketahui bahwa
titik-titik data menyebar dan tidak membentuk pola tertentu sehingga dikatakan tidak
terjadi heteroskedastisitas.
Persamaan regresi:
Y = 19.511 + 0.168 X1+ 1.076 X2 + 1.365 X3+ 0.522 X4+ 0.060 X5+ 1.156 X6
Dimana:
Y = Loyalitas
X1 = Interdependence
X2 = Self concept connection
X3 = Commitment
22
X4 = Love/Passion
X5 = Intimacy
X6 = Partner Quality
Berdasarkan pada hasil analisis regresi (lihat Lampiran Tabel 8.) diketahui
bahwa :
1. Nilai signifikansi t untuk variabel Interdependence sebesar 0.043 < 0.05
sehingga hipotesis pertama diterima. Nilai koefisien regresi +0.168
artinya terdapat pengaruh positif antara interdependence terhadap
loyalitas. Jadi semakin tinggi interdependence maka semakin
meningkatkan loyalitas pada Toko Batik Lesmono, dengan B sebesar
0.168.
2. Nilai signifikansi t untuk variabel Self concept connection sebesar 0.007 <
0.05 sehingga hipotesis kedua diterima. Nilai koefisien regresi +1.076
artinya terdapat pengaruh positif antara Self concept connection terhadap
loyalitas. Jadi semakin tinggi Self concept connection maka semakin
meningkatkan loyalitas pada Toko Batik Lesmono, dengan B sebesar
1.076.
3. Nilai signifikansi t untuk variabel Commitment sebesar 0.026 < 0.05
sehingga hipotesis ketiga diterima. Nilai koefisien regresi +1.365 artinya
terdapat pengaruh positif antara Commitment terhadap loyalitas. Jadi
semakin tinggi Commitment maka semakin meningkatkan loyalitas pada
Toko Batik Lesmono, dengan B sebesar 1.365.
4. Nilai signifikansi t untuk variabel Love/Passion sebesar 0.020 < 0.05
sehingga hipotesis keempat diterima. Nilai koefisien regresi +0.522 artinya
terdapat pengaruh positif antara Love/Passion terhadap loyalitas. Jadi
23
semakin tinggi Love/Passion maka semakin meningkatkan loyalitas pada
Toko Batik Lesmono, dengan B sebesar 0.522.
5. Nilai signifikansi t untuk variabel Intimacy sebesar 0.023 < 0.05 sehingga
hipotesis kelima diterima. Nilai koefisien regresi +0.060 artinya terdapat
pengaruh positif antara Intimacy terhadap loyalitas. Jadi semakin tinggi
Intimacy maka semakin meningkatkan loyalitas pada Toko Batik
Lesmono, dengan B sebesar 0.060.
6. Nilai signifikansi t untuk variabel Partner Quality sebesar 0.004 < 0.05
sehingga hipotesis keenam diterima. Nilai koefisien regresi +1.156 artinya
terdapat pengaruh positif antara Partner Quality terhadap loyalitas. Jadi
semakin tinggi Partner Quality maka semakin meningkatkan loyalitas
pada Toko Batik Lesmono, dengan B sebesar 1.165.
Dilihat dari nilai R Square sebesar 81.2% termasuk besar karena 18.8%
lainnya di pengaruhi oleh variable yang lain. Artinya Interdependence, Self concept
connection, Commitment, Love/Passion, Intimacy, Partner Quality berpengaruh
terhadap loyalitas sebesar 81.2%.
PEMBAHASAN
Dari hasil pengujian hipotesis terbukti secara signifikan Interdependence
berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan. Hal ini menunjukkan semakin
tinggi Interdependence berarti konsumen membutuhkan batik Lesmono sehingga
merasa tergantung pada batik Lesmono dan hal ini akan meningkatkan loyalitasnya
pada Batik Lesmono.
Dari hasil pengujian hipotesis kedua terbukti bahwa Self concept connection
berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan. Hal ini berarti karena konsumen
merasa Batik Lesmono mencerminkan identitasnya dan memberikan perasaan
nyaman, maka ia menjadi loyal pada Batik Lesmono.
24
Untuk hasil pengujian hipotesis ketiga terbukti bahwa Commitment
berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan. Artinya apabila ia menerima
informasi positif tentang Batik Lesmono maka akan menjadi loyal. Commitment
sebagai dimensi yang penting karena sangat mempengaruhi Brand Relationship.
Dari hasil pengujian hipotesis berikutnya diketahui bahwa Love/Passion
berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan. Artinya karena konsumen
mengagumi merek Batik Lesmono dan tidak tergantikan dihatinya maka ia akan
menjadi loyal.
Dari hasil pengujian hipotesis kelima terbukti bahwa Intimacy berpengaruh
positif terhadap loyalitas pelanggan. Jadi karnea merek Batik Lesmono selalu ada di
hatinya, adanya pengetahuan batik yang baik dan merupakan solusi atas
kebutuhannya, maka loyalitasnya akan semakin tinggi.
Untuk hasil pengujian hipotesis keenam terbukti bahwa Partner Quality
berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan. Jadi apabila konsumen merasa
selalu puas membeli di toko balik Lesmono dan percaya pada toko batik Lesmono,
maka ia akan menjadi semakin loyal.
Dari hasil pengujian hipotesis terbukti secara signifikan bahwa terdapat
pengaruh antara brand relationship terhadap loyalitas pada Toko Batik Lesmono.
Jadi apabila seorang konsumen memiliki brand relationship yang tinggi berarti akan
ada ikatan emosional yang dihasilkan dari interaksi antara konsumen dengan merek.
Perusahaan dapat memberikan rangsangan kepada pelanggan agar lebih aktif
berinteraksi dengan mereknya. Hubungan dengan merek akan menghasilkan
Interdependence (Adanya Keadaan Saling Tergantung), Self-concept connection,
Commitment yang tinggi, Love/passions, Intimacy, Partner Quality sehingga dengan
adanya hal ini akan berdampak pada peningkatan loyalitas pelanggan.
Dilihat dari nilai jawaban dari responden yang memiliki nilai tinggi untuk
Interdependence (Adanya Keadaan Saling Tergantung) dengan rata-rata 4.14
dikarenakan setiap konsumen yang membutuhkan batik selalu mencari di Toko Batik
25
Lesmono dan selalu ada informasi dari Batik Lesmomo untuk informasi produk baru,
Self-concept connection (hubungan konsep diri) dengan rata-rata 3.98 dipengaruhi
oleh merek Batik Lesmono mencerminkan identitas saya , Intimacy (keintiman)
dengan rata-rata 3.8 disebabkan merek Batik Lesmono selalu ada di hati saya dan
Batik Lesmono selalu merupakan solusi atas kebutuhan bagi saya, Partner Quality
(kualitas yang diinginkan) yang tinggi dengan rata-rata 3.87, misalnya, selalu merasa
puas jika membeli di toko Batik Lesmono, dan pihak toko Batik Lesmono
memperhatikan konsumen, hal ini kemudian berdampak pada loyalitas yang tinggi
(dengan rata-rata 3.82) sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Brand
Relationship berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Abhigyan Sarkar (2011) yang
menyatakan bahwa Brand Relationship berpengaruh positif terhadap loyalitas
pelanggan.
KESIMPULAN
1. Interdependence berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan
2. Self concept connection berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan
3. Commitment berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan
4. Love/Passion berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan
5. Intimacy berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan
6. Partner Quality berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan
KETERBATASAN
Keterbatasan pada penelitian ini adalah
1. Pada penelitian ini ada variabel terabaikan yang tidak diteliti pengaruhnya
terhadap loyalitas seperti costumer value dan kepuasan.
26
2. Pada pertanyaan kuesioner rancu antara merek Batik Lesmono dengan merek
Toko Batik Lesmono sehingga pada penelitian dimasa mendatang dapat
diganti.
MASUKAN UNTUK PENELITIAN MENDATANG
Dari keterbatasan yang ada maka saran yang dapat dikemukakan pada penelitian ini
antara lain adalah:
1. Pada penelitian serupa dimasa mendatang dapat digunakan perbandingan
beberapa toko batik.
2. Pada penelitian mendatang dapat ditambahkan variabel lain yang
mempengaruhi loyalitas seperti: promosi, distribusi.
IMPLIKASI TEORI
Sumbangan teori bagi penelitian tentang brand relationship ini terungkap
bahwa dimensi commitmen mempunyai koefisien beta tertinggi yaitu 1.365
dibandingkan dengan dimensi yang lain, sehingga dapat dikatakan bahwa dalam
membangun Brand Relationship, dimensi komitmen merupakan dimesi yang
penting.
IMPLIKASI TERAPAN
Implikasi terapan dari hasil penelitian ini adalah untuk Interdependence
(Adanya Keadaan Saling Tergantung) , Self-concept connection (hubungan konsep
diri) , Intimacy (keintiman) , Partner Quality (kualitas yang diinginkan) sudah baik
karena memiliki nilai yang tinggi dan untuk Commitment (komitmen) dengan rata-
rata nilai 3.43 dan Love/Passion (kecintaan) yang memiliki rata-rata nilai 3.61 ini
memiliki nilai yang kurang tinggi sehingga disarankan untuk lebih meningkatkan
merek Batik lesmono lebih lagi dengan kualitas yang diinginkan konsumen supaya
terwujud kecintaan terhadap merek Batik Lesmono yang tinggi dan lebih lagi dalam
27
hal promosi untuk memberikan informasi positif terhadap konsumen agar
komitmennya dapat meningkat.
28
DAFTAR PUSTAKA
Abhigyan Sarkar 2011. An Analysis of Indian Export in Post-Liberalization Era.
Annals - Economic and Administrative Series -, 2011, vol. 5, issue 1, pages
207-220.
Ali Hasan, 2008. Marketing. Media Utama, Yogyakarta.
Amin Widjaja Tunggal. 2008. Audit Manajemen. Jakarta : Rineka Cipta.
Durianto, Sugiarto dan Sitinjak. 2004. Strategi Menaklukan Pasar melalui Riset.
Ekuitas dan Prilaku Merek, Jakarta: Gramedia.
Fournier. 1998. Consumers and their brands: developing relationship theory in
consumer research. John Wiley and Sons.
Ghozali, I. 2006. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Undip.
Glosarry. 2011. Literary Terms. New York: McGraw Hill.
http://disperindag-kotasemarang.com/direktori/data-ikm-batik-semarang.html.
Kotler, P. 2000. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Erlangga.
Kotler dan Gary Armstrong. 2007. Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Morgan, R.M., & Hunt. S.D. 2009. The Commitment-Trust of The Relationship
Marketing, Journal of Marketing, July, Vol. 58, No.3, pp.20-38.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta,
Bandung.
Syafrizal Helmi. 2009. Filsafat Ilmu dan Metode Riset, USU Press, Medan.
Tepeci, M. 1999. “Increasing Brand Loyalty in the Hospitality Industry,”
International Journal of Contemporary Hospitality Management, 11 (5):223-
229.
29
Trisno Mushanto, 2004. Faktor-Faktor Kepuasan Pelanggan dan Loyalitas
Pelanggan: Studi Kasus Pada CV. Sarana Media Advertising Surabaya.
Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi-Universitas Kristen Petra.
Jurnal Manajemen & Kewirausahaan. Vol. 6, No. 2, September 2004: 123 –
136.Nazir, M. 2003.
Wittome, James New Zealand. 2000. Understanding the Customer-brand-
relationship within Positive & Negative Service Environments. Ministry of
Tourism Industry Report.
Borneo, K. 2011. Pengaruh Implementasi Relationship Marketing Terhadap
Loyalitas Konsumen.
30
KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH BRAND RELATIONSHIP TERHADAP
LOYALITAS KONSUMEN DI BATIK LESMONO SEMARANG
Pada kesempatan ini, saya meminta kesediaan Bapak/Ibu, Saudara/i untuk
mengisi kuesioner (daftar pertanyaan) yang saya buat sebagai salah satu sumber data
dalam penelitian ini. Daftar pertanyaan ini saya ajukan semata-mata untuk keperluan
penelitian sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan jenjang Strata Satu (S1),
Program Studi Manajemen, pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Kristen
Satya Wacana, Salatiga.
Dalam kesempatan ini perkenankan saya menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i dalam mengisi daftar
pertanyaan/ kuesioner ini.
Hormat saya,
The,
Yohanes S P R
A. Gambaran Responden
1. Jenis kelamin
Pria
Wanita
2. Usia
<20 tahun
20-30 tahun
31-40 tahun
> 40 tahun
3. Pendidikan Terakhir
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
4. Pekerjaan
Pegawai Negri/ ABRI
Pegawai Swasta
Wiraswasta
31
Pelajar atau Mahasiswa/i
Ibu Rumah Tangga
Lain-lain …........................................
5. Pendapatan/penerimaan tiap bulan
< Rp 1.000.000,00
Rp 1.000.000,00-Rp 2.000.000,00
>Rp 2.000.000,00
6. Sudah berapa kali Anda berkunjung di Toko Batik Lesmono ini?
< 3 kali
3 – 5 kali
5-10kali
> 10 kali
7. Sudah berapa kali Anda melakukan pembelian barang di Toko Batik
Lesmono?
< 3 kali
3 – 5 kali
5-10kali
> 10 kali
LANJUT JIKA minimal sudah berbelanja 3 kali
BERHENTI JIKA BELUM
B. Daftar Pernyataan
Berikan pilihan jawaban dengan jujur sesuai dengan yang Anda alami atau
rasakan pada pernyataan-pernyataan berikut ini dengan memberikan tanda
contreng () pada kotak jawaban yang tersedia. Adapun pilihan jawaban sebagai
berikut:
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
N : Netral
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
B1. Brand Relationship
Daftar Pernyataan STS TS N S SS
1. Setiap saya membutuhkan batik, saya
mengingat Batik Lesmono
2. Setiap ada batik yang baru saya selalu diberi
informasi
3. Bagi saya merek Batik Lesmono
mencerminkan identitas saya
32
Daftar Pernyataan STS TS N S SS
4. Merek Batik Lesmono memberikan perasaan
nyaman
5. Saya memberikan informasi positif tentang
Batik Lesmono kepada orang lain.
6. Saya sangat mengagumi merek Batik
Lesmono
7. Merek Batik Lesmono tidak tergantikan bagi
saya
8. Merek Batik Lesmono selalu ada di hati saya
9. Pengetahuan saya tentang Batik Lesmono
baik
10. Batik Lesmono selalu merupakan solusi atas
kebutuhan batik saya
11. Saya selalu puas membeli di toko Batik
Lesmono
12. Saya percaya kepada toko batik Lesmono
B2. Loyalitas Pelanggan
Daftar Pernyataan STS TS N S SS
1. Saya membeli di toko Batik Lesmono karena
harganya murah
2. Saya sudah biasa membeli di toko Batik
Lesmono
3. Setiap kali saya membeli di batik lesmono
harapan saya selalu terpenuhi.
4. Saya benar-benar menyukai merek Batik
Lesmono
5. Saya merasa bangga terhadap merek Batik
Lesmono
6. Saya merekomendasikan Batik Lesmono pada
orang lain
33
LAMPIRAN:
Tabel 1. Gambaran Umum Responden
No Keterangan Jumlah (orang) %
1 Jenis kelamin:
a. Pria
b. Wanita
62
38
62%
38%
2 Usia:
a. <20 th
b. 20-30th
c. 31-40th
d. >40th
5
23
41
31
5%
23%
41%
31%
3 Pendidikan terakhir:
a. SD
b. SMP
c. SMA
d. Perguruan
tinggi
0
3
49
48
0%
3%
49%
48%
4 Pekerjaan:
a. Pegawai
negeri/ABRI
b. Pegawai
swasta
c. Wiraswasta
6
38
56
6%
38%
56%
5 Pendapatan per bln:
a. <Rp 1 jt
b. Rp 1-2 jt
c. >Rp 2 jt
3
16
81
3%
16%
81%
6 Frekuensi kunjungan:
a. <3 kali
b. 3-5 kali
c. 5-10 kali
d. >10 kali
0
35
39
26
0%
35%
39%
26%
7 Melakukan
pembelian:
a. <3 kali
b. 3-5 kali
c. 5-10 kali
a. >10 kali
0
35
39
26
0%
35%
39%
26%
TOTAL: 100 100%
Sumber: Data Primer yang Diolah
34
Tabel 2. Hasil Uji Validitas Brand Relationship
No kuesioner r hitung r tabel Keterangan
1 0.470 0.195 Valid
2 0.509 0.195 Valid
3 0.477 0.195 Valid
4 0.413 0.195 Valid
5 0.394 0.195 Valid
6 0.698 0.195 Valid
7 0.620 0.195 Valid
8 0.350 0.195 Valid
9 0.413 0.195 Valid
10 0.404 0.195 Valid
11 0.323 0.195 Valid
12 0.241 0.195 Valid
Sumber: Data Primer yang Diolah
Tabel 3. Hasil Uji Validitas Loyalitas
No kuesioner r hitung r tabel Keterangan
1 0.718 0.195 Valid
2 0.716 0.195 Valid
3 0.619 0.195 Valid
4 0.716 0.195 Valid
5 0.724 0.195 Valid
6 0.559 0.195 Valid
Sumber: Data Primer yang Diolah
Tabel 4. Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
Brand relationship 0.782 Valid
Loyalitas 0.783 Valid
Sumber: Data Primer yang Diolah
35
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas
1.00.80.60.40.20.0
Observed Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Expe
cted
Cum
Pro
b
Dependent Variable: Loyalitas
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Tabel 6. Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
19,511 2,901 6,726 ,000
,168 ,083 ,161 2,033 ,043 ,789 1,757
1,076 ,389 ,449 2,764 ,007 ,720 1,890
1,365 ,601 1,315 2,269 ,026 ,566 1,704
,522 ,221 ,553 2,366 ,020 ,348 2,731
,060 ,213 ,060 2,280 ,023 ,414 2,157
1,156 ,394 ,463 2,938 ,004 ,766 1,055
(Constant)
Interdependence
Self _concept
Commitment
Love_passion
Intimacy
Partner_quality
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coef f icients
Beta
Standardized
Coef f icients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Loyalitasa.
Sumber: Data Primer yang Diolah
36
Tabel 7. Hasil Uji Heteroskedastisitas
3210-1-2-3
Regression Studentized Residual
2
1
0
-1
-2
Reg
ressio
n S
tan
dard
ized
Pre
dic
ted
Valu
eDependent Variable: Loyalitas
Scatterplot
Tabel 8. Hasil Analisis Regresi
Model Summaryb
,907a ,823 ,812 1,40786
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), Partner_quality ,
Interdependence, Self_concept, Int imacy, Love_
passion, Commitment
a.
Dependent Variable: Loyalitasb.
37
Coefficientsa
19,511 2,901 6,726 ,000
,168 ,083 ,161 2,033 ,043 ,789 1,757
1,076 ,389 ,449 2,764 ,007 ,720 1,890
1,365 ,601 1,315 2,269 ,026 ,566 1,704
,522 ,221 ,553 2,366 ,020 ,348 2,731
,060 ,213 ,060 2,280 ,023 ,414 2,157
1,156 ,394 ,463 2,938 ,004 ,766 1,055
(Constant)
Interdependence
Self _concept
Commitment
Love_passion
Intimacy
Partner_quality
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coef f icients
Beta
Standardized
Coef f icients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Loyalitasa.
Sumber: Data Primer yang Diolah