ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

107
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, DAN BAHAN BAKU TERHADAP TINGKAT KEUNTUNGAN PENGUSAHA INDUSTRI BATIK DI DESA JARUM KECAMATAN BAYAT KABUPATEN KLATEN Diajukan Untuk melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi (SE) Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun oleh; Fitri Afifah F0108063 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Transcript of ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

Page 1: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA

KERJA, DAN BAHAN BAKU TERHADAP TINGKAT

KEUNTUNGAN PENGUSAHA INDUSTRI BATIK DI DESA

JARUM KECAMATAN BAYAT KABUPATEN KLATEN

Disusun oleh:

Diajukan Untuk melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk

Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi (SE) Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun oleh;

Fitri Afifah

F0108063

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Penulis persembahkan kepada :

Ø Allah SWT segalanya bagiku, puji

syukur kupersembahkan atas

keagunganmu.

Ø Nabi Muhammad SAW

Ø Bapak dan Ibu tercinta

Ø Adik-adikku tersayang

Ø Teman-temanku Ningrum, Dewi,

Mega, Intan, Inda, Indi, Nay, Rian,

Iis, Tina, Niyar Chandra yang

senantiasa menemani dan

membantuku dalam susah dan senang.

Ø Teman-temanku angkatan 2008.

Page 5: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

“Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu sedang

menyelesaikan suatu urusan kerjakanlah dengan sungguh-sungguh”.

(Terjemahan Al-Qur’an Surat AL Insyiroh ayat 6-7)

“ Yakinlah bahwa allah akan senantiasa membantu hambanya yang percaya

kepada kemampuan diri sendiri dan tuhannya”

(Fitri Afifah)

“Science without religion is lame, religion without science is blind”

(Albert Einstein)

Page 6: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena rahmat dan

karunianya yang selalu dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul “ Analisis Pengaruh Faktor Modal, Biaya Tenaga

Kerja, dan Bahan Baku Terhadap Tingkat Keuntungan Pengusaha Industri

Batik di Desa Jarum Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten”. Skripsi ini

disusun untuk memenuhi syarat dalam pencapaian gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persiapan, perencanaan, dan pelaksanaan hingga terselesaikannya

penyusunan skripsi merupakan tantangan tersendiri bagi penulis. Banyak

kesulitan dan hambatan yang harus dilalui. Tetapi berkat arahan dan bimbingan

dari berbagai pihak, maka akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan, untuk itu

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. AM Soesilo, MSc selaku pembimbing skripsi yang selama ini selalu

memberikan waktu, arahan, bantuan dan saran serta bimbingan dalam

penyusunan skripsi penulis.

2. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.com, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Supriyono, SE, MSi selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan.

4. Izza Mafruah, SE, MSi selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan.

Page 7: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

5. Nurul Istiqomah, SE, MSi selaku pembimbing akademik yang telah

banyak membantu penulis selama menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

6. Drs. Sutomo, MS selaku penguji skripsi yang selama ini memberikan

waktu, arahan, bantuan dan saran serta bimbingan dalam penyusunan

skripsi penulis.

7. Dr. Siti Aisyah T R, S.E, M.Si selaku penguji skripsi yang selama ini

memberikan waktu, arahan, bantuan dan saran serta bimbingan dalam

penyusunan skripsi penulis.

8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta beserta seluruh staf dan karyawan yang telah memberikan

bimbingan, arahan dan pelayanan kepada penulis.

9. Badan Pusat statistik Kota Klaten yang telah banyak membantu penulis

dalam mengumpulkan data yang sangat berguna dalam penyusunan

skripsi.

10. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Klaten yang telah banyak

membantu penulis dalam mengumpulkan data dalam penyusunan skripsi.

11. Seluruh pengusaha batik di Desa Jarum Kecamatan Bayat Kabupaten

Klaten yang bersedia meluangkan waktu dan banyak membntu penulis

dalam mengumpulkan data yang sangat berguna dalam penyusunan

skripsi.

Page 8: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

12. Keluargaku yang senantiasa mendukung, memberi dorongan, semangat

untuk menyelesaikan skripsi ini, bantuan moril dan materil, juga lantunan

doa yang tiada henti-hentinya.

13. Teman-teman Ekonomi Pembangunan angkatan 2008 tanpa terkecuali

terima kasih semua atas bantuannya.

Semoga kebaikan dan ketulusan hati mendapatkan balasan dari Allah

SWT. Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih banyak kekurangannya,

oleh karena itu kritik serta saran akan penulis terima, sebagai bahan evaluasi

penulis. Semoga skripsi ini bisa memberikan kontribusi yang berarti bagi

perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat memberikan manfaat bagi semua

pembaca.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 9: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ..................................................................................... i

ABSTRAKSI ..................................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………….. . iv

HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………... . v

HALAMAN MOTTO……………………………………………………… vi

KATA PENGANTAR…………………………………………………….. . vii

DAFTAR ISI...................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 6

1. Pemerintah........................................................................... 6

2. Pengusaha ............................................................................ 6

3. Mahasiswa ........................................................................... 7

4. Pembaca............................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI..................................................................... 8

A. Industri ....................................................................................... 8

1. Pengertian Industri ............................................................. 8

2. Pengelompokan Industri .................................................... 8

3. Pengertian Industri Kecil ................................................... 12

4. Karakteristik Industri Kecil ............................................... 14

5. Arti Penting Industri Kecil ................................................. 15

6. Permasalahan Industri Kecil di Indonesia ........................ 17

B. Fungsi Produksi dan Fungsi Keuntungan ............................... 20

C. Fungsi Keuntungan Cobb-Douglas.......................................... 23

Page 10: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

D. Hasil Penelitian Terdahulu ....................................................... 27

E. Kerangka PemikiranTeoritis .................................................... 28

F. Hipotesis .................................................................................... 30

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 32

A. Jenis Penelitian .......................................................................... 32

B. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................ 32

C. Populasi dan Sampel ................................................................. 32

D. Jenis dan Sumber Data ............................................................. 33

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ...................... 34

F. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 36

G. Metode dan Analisis Data ........................................................ 37

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .............................................. 46

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ....................................... 47

B. Gambaran Umum Industri Batik .............................................. 53

C. Analisis Diskripsi Lokasi Penelitian ....................................... 56

D. Analisis Diskriptif Data ............................................................ 62

E. Hasil dan Analisis Data ............................................................ 74

F. Interpretasi Matematis .............................................................. 82

G. Interpretasi Ekonomi ................................................................ 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..................................................... 88

A. Kesimpulan................................................................................ 88

B. Saran .......................................................................................... 89

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 91

LAMPIRAN………………………………………………………………... 94

Page 11: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Label 1.1. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan

2000 di Kabupaten Klaten Tahun 2010 ( Jutaan Rp) ................... 3

Tabel 3.1 Jumlah Pengrajin Batik pada Masing-masing dukuh di Desa

Jarum ............................................................................................... 33

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Klaten Menurut Jenis Kelamin

Tahun 2010 ..................................................................................... 49

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di kabupaten Klaten

Tahun 2006-2010............................................................................ 50

Tabel 4.3 Pertumbuhan Penduduk Kota Klaten Tahun 1998-2010 ............. 51

Tabel 4.4 Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kota Klaten Tahun 2007-

2010 (Jutaan Rupiah) ..................................................................... 52

Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Menurut Desa dan Laju Pertumbuhan ............ 58

Tabel 4.6 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan

Tahun 2000 di Kecamatan Bayat Menurut Lapangan Usaha

Tahun 2009-2010............................................................................ 59

Tabel 4.7 Distribusi Pengusaha Industri Batik Menurut Tingkat

Keuntungan ..................................................................................... 64

Tabel 4.8 Distribusi Pengusaha Industri Batik Menurut Jumlah Modal ..... 65

Tabel 4.9 Distribusi Pengusaha Industri Batik Menurut Biaya Tenaga

Kerja ................................................................................................ 66

Tabel 4.10 Distribusi Pengusaha Industri Batik Menurut Bahan Baku ......... 67

Tabel 4.11 Distribusi Pengusaha Industri Batik Menurut Umur .................... 68

Tabel 4.12 Distribusi Pengusaha Industri Batik Menurut Tigkat

Pendidikan ...................................................................................... 69

Tabel 4.13 Distribusi Pengusaha Industri Batik Menurut Pengalaman

Usaha ............................................................................................... 70

Tabel 4.14 Jumlah Tenaga Kerja…………………………………………... 71

Tabel 4.14 Hasil Regresi Data....................................................................... 75

Page 12: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

Tabel 4. 16 Hasil uji Multikolinearitas ............................................................. 80

Tabel 4.17 Hasil Uji Estimasi Uji White…………………………………... 82

Page 13: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .................................................................. 30

Gambar 3.1 Daerah Kritis Uji t ..................................................................... 39

Gambar 3.2 Daerah Kritis Uji F ................................................................... 42

Gambar 3.3 Kriteria Pengujian Durbin Watson ........................................... 45

Gambar 4.1 Uji t Menentukan level of significant....................................... 76

Gambar 4.2 Uji t Menentukan level of significant....................................... 77

Gambar 4.3 Uji t Menentukan level of significant....................................... 78

Gambar 4.4 Analisis Durbin Watson ............................................................ 83

Page 14: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAKSI

PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA DAN BAHAN BAKU TERHADAP TINGKAT KEUNTUNGAN INDUSTRI BATIK DI DESA

JARUM KECAMATAN BAYAT KABUPATEN KLATEN

FITRI AFIFAH F0108063

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor modal, biaya

tenaga kerja dan bahan baku terhadap tingkat keuntungan pengusaha batik di Desa Jarum Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten. Data yang dipergunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Penelitian mengambil lokasi di Desa Jarum Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten. Populasi dalam penelitian ini pengusaha batik yang tersebar di Desa Jarum Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten. Teknik analisis yang data yang digunakan adalah Analisis Regresi Linier Berganda.

Hasil analisis data menggunakan regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel modal, biaya tenaga kerja dan bahan baku mempunyai pengaruh yang signifikan pada tingkat keyakinan 95% terhadap besarnya keuntungan pengusaha batik di Desa Jarum Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten. Koefisien Determinasi (R²) sebesar 0,969 yang berarti bahwa variasi variabel independen yaitu variabel modal modal, tenaga kerja, dan bahan baku secara simultan dapat menjelaskan sebesar 96,9 % terhadap variabel dependen yaitu keuntungan, sedangkan sisanya sebesar 3,1% dijelaskan variabel lainnya yang tidak digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil uji F hitung > F tabel atau 198,0595 > 3,493 (pada taraf signifikansi 5%) berarti antara modal, tenaga kerja, dan bahan baku secara bersama-sama berpengaruh terhadap keuntungan pengusaha batik di Desa Jarum Kecamatan bayat Kabupaten Klaten.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan kepada para pengusaha batik untuk meningkatkan modalnya dengan harapan keuntungan yang diperoleh pengusaha semakin meningkat, namun jika para pengusaha kesulitan untuk menambah modalnya maka dapat mencari tambahan modal dari sumber lain yaitu seperti pinjaman dari bank maupun koperasi. Selain itu, perlunya pemerintah Kabupaten Klaten untuk memberikan bantuan modal kepada pengusaha batik dengan memberikan bantuan kredit lunak kepada para pengusaha batik dengan cara memberikan bantuan kredit dengan bunga yang rendah kepada para pengusaha batik di Desa Jarum Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten. Kata kunci : Keuntungan, Modal, Biaya Tenaga Kerja, dan Bahan Baku

Page 15: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan perekonomian tidak pernah lepas kaitannya dengan

pembangunan industri yang memang mendukung pertumbuhan perekonomian

bagi kemakmuran rakyat. Perkembangan ekonomi selalu disertai dengan

perubahan struktur yang lebih non agraris, begitu pula peranan sektor industri

yang diajukan untuk memperkukuh sektor ekonomi nasional dengan

keterkaitan yang kuat dan saling mendukung antar sektor, meningkatkan daya

tahan perekonomian nasional dan kesempatan kerja sekaligus mendorong

berkembangnya kegiatan-kegiatan pembangunan diberbagai sektor lainnya

dan juga diharapkan mampu meningkatkan pendapatan penduduk.

Pembangunan di sektor industri dikembangkan secara bertahap dan terpadu

melalui peningkatan keterkaitan antara industri dan antara sektor industri

dengan sektor industri lainnya terutama dengan sektor industri yang

memasukkan bahan baku industri, melalui iklim yang merangsang bagi

penanam modal dan penyebaran pembangunan industri di daerah sesuai

dengan potensi masing-masing dan sesuai dengan iklim usaha yang

memantapkan pertumbuhan industri nasional (Todaro, 2000:152).

Keberhasilan pembangunan industri di Indonesia tidak hanya dikarenakan

keberhasilan industri besar saja tetapi juga industri kecil yang mempunyai

peranan penting bagi kemakmuran rakyat Indonesia. Selain untuk

Page 16: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

kemakmuran rakyat, pembangunan industri juga diupayakan untuk

mengembangkan potensi yang telah ada melalui pemanfaatan sumber daya

alam dan sumber daya lainnya secara optimal seperti adanya pembangunan di

sektor industri pedesaan dengan tujuan untuk meningkatkan dan membangun

industri kecil.

Adapun ciri-ciri industri kecil (Mubyarto,1997 :67-68) adalah sebagai berikut:

1. Jumlah tenaga kerja kurang dari 5-9 orang.

2. Kebanyakan tenaga kerja diperoleh dari lingkungan atau dekat dengan

lokasi industri.

3. Teknologi yang digunakan bersifat sederhana dan lebih banyak

menggunakan tenaga tangan.

4. Bahan dasar umumnya didapat dari daerah sekitarnya.

Tantangan yang dihadapi industri kecil menengah untuk memperkuat

struktur perekonomian nasional memang berat, karena disadari bahwa

pengembangan usaha kecil menghadapi beberapa kendala seperti tingkat

kemampuan, ketrampilan, keahlian, manajemen sumber daya manusia,

kewirausahaan, pemasaran dan keuangan (Kuncoro, 2007:368).

Salah satu cara untuk mengetahui keberhasilan suatu pembangunan

ekonomi yang telah dilaksanakan adalah dengan cara melihat nilai Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB). Dengan adanya data tersebut maka dapat

diketahui tingkat pertumbuhan ekonomi suatu daerah, struktur perekonomian

daerah dan juga tingkat kemakmuran penduduk. Upaya yang dilakukan

Page 17: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

pemerintah Klaten dengan segenap jajaran pelaku dunia usaha telah berhasil

meningkatkan roda perekonomian sehingga pertumbuhan PDRB

menghasilkan angka yang positif. Hal ini terlihat dari tabel 1.1 di bawah ini.

Tabel 1.1

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 di

Kabupaten Klaten Tahun 2010 ( Jutaan Rp)

NO Lapangan Usaha 2009 2010 (1) (2) (3) (4) 1 Pertanian 1.045.720,97 949.998,50 2 Penggalian 65.300,71 69.776,92 3 Industri Pengolahan 920.432,25 978.879,71 4 Listrik dan Air Minum 34.372,60 37.084,34 5 Bangunan/Konstruksi 393.598,88 353.549,64

6 Perdagangan, Hotel, dan Restorant 1.322.036,64 1.399.425,71

7 Angkutan dan Komuikasi 137.501,05 144.864,43

8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 178.233,65 191.236,65

9 Jasa-jasa 663.821,92 718.431,38 Sumber : BPS Kabupaten Klaten

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa sektor industri sebagai salah

satu sektor strategis dalam pembangunan perekonomian di Klaten. Pada tahun

2009 sektor industri di Klaten merupakan penyumbang PDRB terbesar ketiga

setelah sektor pertanian serta sektor Perdagangan, Hotel, dan Restorant

dengan nilai PDRB menurut harga konstan yaitu sebesar Rp 920.432,25 dan

meningkat di tahun 2010 menjadi Rp 978.879,71 dan merupakan penyumbang

PDRB terbesar kedua setelah pertanian, hal ini menggambarkan bahwa

Page 18: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

potensi industri dimasa mendatang, yang kedepannya dapat ditekan pada

perluasan dampak yang diterima masyarakat melalui kegiatan industri.

Kabupaten Klaten sebagai salah satu pusat industri kecil di Jawa

Tengah mempunyai jumlah industri yang cukup banyak dan beragam jenisnya.

Pada umumnya industri kecil tersebut mengelompok membentuk sentra.

Perkembangan industri kecil di Klaten tersebut terus meningkat di tandai

dengan munculnya industri kecil baru, contohnya adalah industri batik.

Sentra industri batik yang terkenal di Kabupaten Klaten adalah di Desa

Jarum, Kecamatan Bayat. Pada awalnya usaha batik di Desa Jarum merupakan

warisan nenek moyang yang mengandung banyak aspek sosial maupun

budaya, karena dorongan untuk tetap melestarikannya. Dengan berjalannya

waktu dan semakin majunya peradaban manusia dan tuntutan kebutuhan hidup

yang semakin kompleks, maka pada saat ini usaha batik di Desa Jarum telah

mampu menjadi sumber mata pencaharian pokok sehari-hari bagi mereka

selain bercocok tanam. Pengrajin batik di Desa Jarum sebanyak 23 pengusaha

dan tersebar di tujuh dukuh dengan jumlah pengrajin terbanyak di dukuh

Pendem sebanyak 7 pengusaha.

Sebagai desa yang merupakan sentra batik, Desa Jarum Kecamatan Bayat

Kabupaten Klaten tentunya hal tersebut akan membawa dampak positif bagi

masyarakatnya. Banyaknya jumlah industri batik di Desa Jarum maka akan

membuka kesempatan kerja bagi masyarakat, sehingga pendapatan

masyarakat meningkat. Dengan demikian maka industri batik di Desa Jarum

Page 19: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

memberikan kontribusi yang cukup tinggi terhadap pendapatan masyarakat di

sekitarnya.

Pemerintah daerah sudah saatnya memberikan kontribusi terhadap

pengusaha industri batik untuk meningkatkan keuntungan pengusaha batik dan

kesempatan kerja bagi masyarakat di Desa Jarum Kecamatan Bayat

Kabupaten Klaten. Untuk mewujudkan usaha tersebut maka sangat diperlukan

adanya penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Faktor Modal, Tenaga

Kerja, dan Bahan Baku terhadap Tingkat Keuntungan Pengusaha

Industri Batik di Desa Jarum Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan

masalah, yaitu:

1. Apakah faktor modal usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap

tingkat keuntungan pengusaha industri batik di Desa Jarum, Kecamatan

Bayat, Kabupaten Klaten?

2. Apakah faktor biaya tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan

terhadap tingkat keuntungan pengusaha industri batik di Desa Jarum,

Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten?

3. Apakah faktor bahan baku berpengaruh positif dan signifikan terhadap

tingkat keuntungan pengusaha industri batik di Desa Jarum, Kecamatan

Bayat, Kabupaten Klaten?

Page 20: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini

yaitu untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh modal usaha terhadap tingkat

keuntungan pengusaha industri batik di Desa Jarum, Kecamatan Bayat,

Kabupaten Klaten.

2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh jumlah biaya tenaga kerja terhadap

tingkat keuntungan pengusaha industri batik di Desa Jarum, Kecamatan

Bayat, Kabupaten Klaten.

3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh bahan baku terhadap tingkat

keuntungan pengusaha industri batik di Desa Jarum, Kecamatan Bayat,

Kabupaten Klaten.

D. Manfaat Penelitian

1. Pemerintah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

pertimbangan pemerintah untuk lebih memperhatikan pengembangan

industri khususnya batik yang ada di Desa Jarum Kecamatan Bayat

Kabupaten Klaten.

2. Pengusaha

Page 21: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa

masukan bagi para pengusaha batik di Desa Jarum Kecamatan Bayat

Kabupaten Klaten agar lebih baik dari keadaan sekarang.

3. Mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk

melakukan penelitian berikutnya.

4. Pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan dari

suatu industri kecil terutama industri batik di Desa Jarum Kecamatan

Bayat Kabupaten Klaten.

Page 22: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Page 23: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Industri

1. Pengertian Industri

Industri adalah kumpulan dari beberapa perusahaan yang

menghasilkan barang sejenis (mohogenus product). Sedangkan hasil dari

symposium hukum perindustrian sebagai suatu rangkaian, kegiatan usaha

ekonomi yang meliputi pengolahan, pengerjaan, pengubahan dan perbaikan

bahan baku atau barang jadi sehingga lebih berguna dan bermanfaat bagi

seluruh masyarakat (Shaleh, 1988:67).

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pengertian industri yaitu suatu

unit atau kesatuan produksi yang terletak pada suatu tempat tertentu yang

melakukan kegiatan mengubah bahan baku dengan mesin atau dengan tangan

menjadi produk baru, atau mengubah barang-barang yang kurang nilainya

menjadi barang yang mempunyai nilai lebih dengan maksud untuk

mendekatkan produk tersebut pada konsumen akhir.

2. Pengelompokan Industri

BPS mengelompokkan industri berdasarkan jumlah tenaga kerja

yang dipekerjakan, BPS menggolongkan menjadi 4 kelompok:

a. Perusahaan atau industri besar yang memperkerjakan 100 orang atau

lebih.

Page 24: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

b. Perusahaan atau industri sedang memperkerjakan 20 orang sampai 99

orang.

c. Perusahaan atau industri kecil memperkerjakan 5 orang sampai 19

orang.

d. Perusahaan atau industri kerajinan atau rumah tangga yang

memperkerjakan 1 sampai 4 orang (termasuk tenaga kerja yang

dibayar).

Menurut Departemen Perindustrian, Industri nasional di Indonesia

dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar yaitu : (Arsyad,

2010:454-455)

a. Industri dasar

Merupakan sekelompok industri mesin dan industri logam

dasar (IMLD) maupun kelompok industri kimia dasar (IKD).

Sedangkan yang termasuk dalam kelompok IMLD antara lain meliputi

industri mesin pertanian, elektronika, kereta api, dam lain sebagainya.

Kelompok IKD yang merupakan kelompok industri kimia

dasar meliputi industri pengolahan kayu, industri karet alam, industri

pestisida, dan lainsebagainya. Namun jika dilihat dari misinya industri

dasar mempunyai tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

membantu penjualan srtruktur industri yang bersifat padat modal.

Page 25: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

b. Industri kecil

Merupakan industri pangan (minuman, makanan, dan

tembakau), industri sandang seperti sandang yang terbuat dari kulit

(tekstil, pakaian jadi serta barang yang berbahan dasar terbuat dari

kulit), industri kimia, industri bangunan (industri kertas, percetakan,

penerbitan, dan lain sebagainya). Selain itu dalam industri kecil juga

terdapat industri galian logam dan bukan logam (seperti mesin-mesin

listrik, alat-alat ilmu pengetahuan, dan lain sebagainya).

Kelompok industri kecil ini diharapkan dapat menambah

kesempatan kerja dan meningkatkan nilai tambah dan manfaat pasar

dalam negeri dan luar negeri.

c. Industri hilir

Merupakan sekelompok aneka industri (AI) yang meliputi

industri yang mengolah hasil pertambangan, industri yang mengolah

sumber daya pertanian secara luas.

Industri hilir ini merupakan aneka industry yang mempunyai

misi meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan atau pemerataan serta

memperluas kesempatan kerja.

Menurut ekstensi dinamisnya industri Indonesia dapat

dikelompokkan dalam beberapa kategori antara lain, (Saleh, 1988: 33) :

Page 26: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

a. Industri Lokal

Merupakan kelompok yang menggantungkan hidupnya pada

pasar setempat yang terbatas daya jangkaunya, serta relatif tersebar

dari segi lokasinya. Skala usaha ini sangat kecil dan lebih bersifat

subsisten. Karena target pemasarannya terbatas, usaha ini hanya

menggunakan alat transportasi yang sederhana. Adapun karena

pemasaran produksi ditangani sendiri, maka pada kelompok ini jasa

pedagang perantara tidak memiliki peran yang sangat menonjol.

b. Industri Sentra

Merupakan kelompok usaha yang dari segi satuan usaha

mempunyai skala kecil, tetapi membentuk suatu kawasan produksi

yang terdiri dari kumpulan unit usaha yang menghasilkan barang

sejenis. Target pemasaran usaha ini lebih luas dari kategori pertama,

sehingga peranan pedagang perantara dalam hali ini cukup penting.

c. Industri Mandiri

Merupakan kelompok industri yang masih bersifat sama seperti

industri kecil, namun telah memiliki kemampuan dalam mengadaptasi

teknologi produksi yang lebih canggih. Pemasaran hasil produksinya

relatif tidak tergantung terhadap para pedagang perantara. Sebenarnya

jenis industri ini tidak layak lagi dikategorikan sebagai industri kecil,

namun dilihat dari skala penyerapan tenaga kerja, maka kelompok ini

tetap dimasukkan ke dalam subsektor industri kecil.

Page 27: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

3. Pengertian Industri Kecil

Menurut Departemen Perindustrian yang menjelaskan mengenai

pengertian yang berkaitan dengan usaha kecil dan menengah yaitu:

a. Industri merupakan kegiatan ekonomi yang mengolah baan mentah,

bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang

dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunannya, termasuk kegiatan

rancangan bangunan dan perekayasaan industri.

b. Perusahaan industri kecil yang dapat disebut industri kecil (IK) adalah

perusahaan perusahaan yang melakukan kegiatan usaha dibidang

industri yang dengan nilai investasi paling banyak Rp 200.000.000,00

(Dua Ratus Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan usaha.

c. Perusahaan industri menengah yang dapat disebut industri menengah

(IM) merupakan perusahaan yang melakukan kegiatan usahanya

dibidang industri dengan nilai investasi lebih besar dari Rp

200.000.000,00 (Dua Ratus Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha.

d. Industri kecil dan menengah (IKM) adalah perusahaan industri kecil

yang terdiri dari industri kecil (IK) dan industri menengah (IM).

Jika dilihat dari klasifikasinya industri kecil menurut Departemen

Perindustrian maka kategori industri kecil dapat di kelompokkan menjadi

beberapa bagian, yaitu:

Page 28: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

a. Industri kecil Modern

Industri kecil modern ini meliputi industri yang menggunakan

teknologi proses madya (intermediate proces technologies),

mempunyai skala produksi yang terbatas, tergantung pada dukungan

Litbang dan usaha perekayasaan, dilibatkan dalam sistem industri

besar dan menengah dengan sistem pemasaran domestik dan

menggunakan mesin khusus dan alat perlengkapan modal lainnya.

Industri kecil modern jumlahnya hampir 5% dari jumlah total industri

kecil di Indonesia, dimana industri kecil mempunyai akses untuk

menjangkau sistem pemasaran di pasar domestik atau pasar ekspor.

b. Industri Kecil Tradisional

Industri kecil ini menggunakan proses yang sederhana,

teknologi pada bantuan Unit Pelayanan Tradisional Teknis (UPT) yang

disediakan oleh Departemen perindustrian sebagian dari bantuan teknis

dari industri kecil, mesin serta perlengkapan modal relatif sederhana,

lokasi didaerah pedesaan dan akses untuk menjangkau pasar di luar

lingkungannya yang berdekatan terbatas.

c. Industri Kecil Kerajinan

Industri kecil kerajinan didorong atas landasan budaya yaitu

pelestarian budaya Indonesia yang juga memberikan pendapatan bagi

kelompok masyarakat yang berpendapatan rendah, khususnya yang

berada di pedesaan. Industri kecil kerajinan juga meliputi industri kecil

Page 29: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

yang sangat beragam mulai dari industri kecil yang menggunakan

teknologi yang sangat sederhana, teknologi madya maupun teknologi

yang maju dimana industri kerajinan ini menyediakan lapangan

pekerjaan yang cukup luas.

4. Karakteristik Industri Kecil

Industri kecil merupakan industri yang pada tahap awal berbentuk

industri rumah tangga (Home Industri), tempat tinggal maupun tempat

untuk bekerja atau berproduksi menjadi satu. Semua pekerjaan dari

pimpinan, pelaksanaan produksi maupun penjualan dilakukan oleh para

anggota keluarga dari satu keluarga.

Modal yang digunakan dalam kegiatan produksi tercampur dengan

uang rumah tangga dalam membiayai kehidupan sehari-hari, untung-rugi

sulit dibedakan karena modal untuk barang yang dikonsumsi selalu sama.

Beberapa karakteristik industri kecil (Moh. Cholil, 1990:45)

sebagai berikut :

a. Proses produksi yang padat karya.

b. Kelompok industri-industri kecil menggunakan jenis-jenis teknologi

sederhana yang sesuai dengan kondisi lokal.

c. Sumber utama pembiayaan proses produksi pada umumnya berasal

dari tabungan pribadi.

d. Kelompok industri lebih banyak terdapat di daerah pedesaan dan

kegiatan-kegiatan mereka pada umumnya sangat berorientasi pada

Page 30: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

sektor pertanian, baik dari segi permintaan maupun dari segi

penawaran.

e. Kelompok industri sangat penting sebagai suatu sektor ekonomi yang

dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok masyarakat lokal

dibandingkan dengan industri modern yang berlokasi di daerah urban.

5. Arti Penting Industri Kecil

Industri kecil sangat berperan bagi dunia usaha dan perekonomian

Indonesia. Keberadaan industri kecil memberikan manfaat kepada

masyarakat. Apabila dibandingkan dengan industri besar, jika industri

kecil dapat terus berkembang hal tersebut akan memberikan peluang usaha

bagi masyarakat walaupun dengan modal yang kecil. Selain itu, jika dilihat

dari segi tenaga kerja, industri kecil mampu untuk terus berjalan oleh

karena itu dapat terhindar dari krisis energi. Tidak hanya masalah modal

dan tenaga kerja, untuk masalah pemasaran barang-barang kerajinan tidak

begitu terpengaruh terhadap resesi ekonomi internasional dan menurunnya

intensitas perdagangan internasional serta mempunyai sumber penghasilan

devisa (Raharjo, 1986:980).

Industri kecil dan rumah tangga terefleksi antara lain dari jumlah

unitnya yang sangat banyak jauh melebihi jumlah unit usaha dari

kelompok industri menengah dan industri besar. Industri kecil mampu

memberikan manfaat sosial yang sangat berarti bagi perekonomian di

Indonesia (Sakti, 2007:11).

Page 31: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Adapun manfaat dan peranan industri kecil antara lain:

a. Industri kecil mampu menciptakan peluang usaha yang luas dengan

pembiayaan relatif murah karena kegiatan industri kecil banyak

menggunakan bahan baku dari sumber-sumber dari lingkungan

terdekat sehingga biaya produksi dapat ditekan. Hal ini sejalan dengan

kenyataan bahwa tingkat keahlian dan daya dukung permodalan dari

pengusaha kecil pada umumnya masih rendah.

b. Industri kecil turut mengambil peranan dalam peningkatan dan

mobilisasi tabungan domestik. Hal ini dimungkinkan oleh kenyataan

bahwa industri kecil cenderung memperoleh modal dari tabungan si

pengusaha sendiri, tabungan keluarga, atau kerabatnya.

c. Industri kecil mempunyai kedudukan terhadap industri besar dan

sedang, karena industri kecil menghasilkan produk yang relatif murah

dan sederhana yang biasanya dihasilkan oleh industri sedang dan besar

sehingga dapat memberi peluang kepada industri kecil untuk dapat

bertahan. Lokasi industri kecil yang tersebar pada gilirannya telah

menyebabkan biaya transportasi menjadi minim sehingga dengan

demikian akan memungkinkan barang-barang hasil produksi dapat

sampai ke tangan konsumen secara cepat, murah dan mudah.

Selain hal yang telah disebutkan diatas, sektor industri kecil

mampu mengurangi tingkat pengangguran dan setengah pengangguran,

karena pada umumnya untuk proses produksi dalam industri kecil lebih

Page 32: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

banyak menggunakan teknologi padat karya. Pada dasarnya industri kecil

khususnya di pedesaan, mengembangkan cara yang dinilai paling besar

peranannya tidak hanya untuk memperbesar lapangan kerja dan

kesempatan usaha sendiri tetapi juga untuk mendorong kemajuan

pembangunan di daerah maupun di pedesaan itu sendiri.

6. Permasalahan Industri Kecil di Indonesia

Walaupun industri kecil mempunyai peranan yang cukup

signifikan terhadap perekonomian, tidak dapat dipungkiri industri kecil

dan rumah tangga masih menghadapi kendala-kendala. Masalah yang

dihadapi dalam industri kecil dapat menghambat perkembangan industri

kecil untuk tetap berkembang. Masalah tersebut antara lain adanya

kebijakan pemerintah yang beberapa diantaranya tidak adil dan

diskriminatif. Hal tersebut dapat dilihat dengan adanya kebijakan

pemerintah yang cenderung memberikan perlakuan yang lebih kepada

bisnis skala besar seperti BUMN maupun konglomerat yang tampaknya

belum terlihat keseriusan dan arahan pemerintah kepada industri kecil dan

rumah tangga. Pemerintah lebih memperhatikan usaha dalam skala besar

dibandingkan dengan industri kecil dan rumah tangga sehingga

menyebabkan terjadinya perbedaan kemampuan mengakumulasi modal

antara usaha besar dengan usah kecil yang semakin tajam dalam jangka

panjang. Hal tersebut menyebabkan terjadinya kesenjangan ekonomi dan

sosial.

Page 33: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Begitu kompleksnya permasalahan industri kecil, secara umum

masalah yang dihadapi indusri kecil bisa diperinci menjadi tujuh masalah

sesuai fungsi-fungsi yang ada dalam perusahaan, menurut (Gert Thomas

dan Cristian Limpelius 1979:50) sebagai berikut:

a. Pembiayaan (financing) atau modal

b. Tenaga kerja

c. Perlengkapan kerja

d. Bahan mentah

e. Proses produksi dan hasil-hasil produksi

f. Pemasaran

g. Manajemen dan organisasi

Menurut data BPS tahun 1998 juga menunjukkan permasalahan utama

yang dihadapi oleh banyak pengusaha industri kecil dan rumah tangga antara

lain:

a. Kualitas Pemasaran

a) Permintaan menurun

b) Tidak mampu menjual pada harga pasar

c) Tidak mampu bersaing dalam harga dan kualitas produksi

b. Kesulitan mengadakan bahan baku

a) Harga naik terlalu tinggi

b) Persediaan menurun

Page 34: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

c. Kekurangan modal

a) Kekurangan pembayaran pekerja

b) Pendapatan atau penghasilan menurun

c) UMR naik

d. Kekurangan energi

a) Tarif listrik naik

b) Harga BBM dan gas naik

Permasalahan yang dialami oleh industri kecil, dikarenakan

kelemahan-kelemahan dari industri kecil itu sendiri. Menurut (Raharjo,

1986:58) kelemahan industri kecil antara lain:

a. Kecilnya skala produksi atau skala usaha sehingga tidak bisa

dimanfaatkan faedah ekonomi dari skala yang lebih besar.

b. Tingkat produktivitas yang rendah, diukur dari output total dan nilai

tambah.

c. Kualitas produksi sulit dikontrol karena tidak adanya standar mutu.

d. Sulit menyesuaikan dengan permintaan atau kebutuhan pasar.

e. Ongkos buruh rendah sehingga mengurangi kegairahan dan

kemampuan produksi.

f. Kurang mampu menyerap teknologi baru yang efisien.

g. Kesulitan memperoleh kredit dari bank dan jangkauan pemasaran

kurang luas.

Page 35: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Masalah-masalah tersebut diatas yang dihadapi oleh industri kecil

dapat diatasi dengan menerapkan teknologi tepat guna, perubahan-

perubahan struktural dan fungsional dalam aspek kelembagaan organisasi

untuk meningkatkan skala usaha dan manajemen yang lebih efisien.

Menyediakan kesempatan kerja bagi perluasan, pemenuhan kebutuhan

modal, dan peningkatan magang dan lain-lain (Raharjo, 1986:43).

B. Fungsi Produksi dan Fungsi Keuntungan

Fungsi Produksi adalah suatu pernyataan yang menghubungkan

kuantitas berbagai input dengan berbagai tingkat output, dengan teknologi

tertentu (Arsyad, 1987: 20 dalam Putra, 2010 ). Fungsi produksi untuk setiap

komoditi adalah suatu persamaan, tabel atau grafik yang menyatakan jumlah

(maksimum) komoditi yang dapat diproduksi per unit waktu untuk setiap

kombinasi input alternatif, bila menggunakan teknik produksi terbaru yang

tersedia (Salvatore, 1989 : 20 dalam Putra, 2010).

Setiap kegiatan usaha memiliki salah satu tujuan utama untuk

memperoleh keuntungan. Suatu usaha yang tidak menguntungkan, maka usaha

tersebut dapat berhenti beroperasi. Jika suatu usaha berhenti beroperasi

menunjukkan bahwa usaha tersebut tidak dapat menghasilkan produk atau

output. Ketiadaan output mengakibatkan tidak adanya pemasukan pada usaha

tersebut. Oleh karena itu, semua usaha harus menguntungkan dan mempunyai

prospek pasar yang potensial.

Page 36: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Faktor produksi Cobb-Douglas merupakan contoh fungsi produksi

yang homogeny yang mempunyai elastisitas substitusi yang konstan. Fungsi

Cobb-Douglass dapat dituliskan sebagai berikut (Arsyad, 1987 : 20 dalam

Putra, 2010):

Q=

Dimana

Q= Output

L= Tenaga Kerja

K= Capital/Modal

a dan b= angka positif, dimana b>1

Pencapaian keuntungan maksimum kadang dihadapkan pada kendala,

diantaranya cara mengalokasikan sumber daya yang ada utuk menghasilkan

output terbesar dengan tingkat keuntungan yang tinggi. Jika melihat kondisi

seperti ini, maka diperlukan sebuah fungsi produksi dan fungsi keuntungan.

Dalam kondisi seperti ini, akan dititik beratkan pada fungsi keuntungan karena

harga faktor produksi di pasar tidak dapat dikendalikan oleh pedagang.

Fungsi keuntungan yang mudah dipakai dapat menggunakan fungsi

keuntungan Cobb-Douglas. Fungsi keutungan ini dapat digunakan oleh

pengusaha dalam memaksimalkan keuntungan, pendugaan relatif mudah,

mudah melakukan manipulasi terhadap analisis dan dapat mengatur efisiensi

pada tingkatan atau pada ciri yang berbeda (Soekartawi, 1990 : 21 dalam

Putra, 2010).

Page 37: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Penggunaan fungsi keuntungan Cobb-Douglas dapat dibantu dengan

analisis regresi. Koefisien regresi ini sekaligus merupakan besaran elastisitas,

sedangkan besaran elastisitas tersebut menunjukkan bahwa besaran jika

jumlah besaran Return To Scale (RTS). (Soekartawi, 1990 : 21 dalam Putra,

2010) menyatakan bahwa jika jumlah besaran elastisitas < elastisitas= 1>1,

maka masuk increasing RTS.

Model fungsi keuntungan menurut Lu and Yotopoulus (1972) adalah

karena model ini dinilai memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan

fungsi produksi dan program linier, diantaranya adalah:

1. Fungsi penawaran output dan fungsi permintaan input dapat diduga

bersama-sama tanpa harus membuat fungsi produksi yang eksplisit.

2. Fungsi keuntungan dapat digunakan untuk menelaah efisiensi teknik,

harga, dan ekonomi.

3. Di dalam model fungsi keuntungan, peubah-peubah yang diamati adalah

peubah harga output dan input.

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam model fungsi keuntungan

adalah:

1. Pengusaha sebagai unit analisis ekonomi berusaha memaksimumkan

keuntungan.

2. Pengusaha sebagai penerima harga.

3. Fungsi produksi adalah berbentuk concave (cekung) dalam input-input

tidak tetap.

Page 38: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Fungsi keuntungan ini dapat digunakan sebagai patokan bagi

pengusaha batik dalam upaya memperoleh keuntungan maksimum dengan

biaya yang sekecil-kecilnya. Jika jumlah input dikurangi atau ditambah, maka

keuntungan diperoleh dapat diprediksi, sehingga dapat dijadikan acuan bagi

pengusaha batik dalam mengambil keputusan-keputusan dalam usaha batik.

C. Fungsi Keuntungan Cobb-Douglas

Keuntungan atau laba sebagai hasil pengembalian pada modal didapat

dari selisih jumlah penerimaan yang diterima perusahaan dikurangi biaya-

biaya yang dikeluarkan.

Secara bentuk sistematis yang sederhana dapat ditulis sebagai berikut:

= profit (laba)

= Total Revenue (Total Penerimaan dari Penjualan)

= Total Cost (Total Biaya yang dikeluarkan)

Keterangan:

1. TR (Total Revenue) adalah penerimaan total produsen dari hasil penjualan

hasil outputnya. TR= output x harga jual.

2. TC (Total Cost) adalah total biaya yang dilakukan untuk memproduksi

output yang dipengaruhi oleh dua variabel biaya tetap (biaya yang

dikeluarkan sesuai dengan jumlah output yang diproduksi).

Page 39: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

3. TR harus lebih besar dari TC, dengan kata lain TR-TC harus ada selisih

positif, bila terjadi TR=TC, maka terjadi BEP (Break Even Point), yaitu

tidak terjadi keuntungan maupun kerugian.

Fungsi keuntungan digunakan untuk mengetahui hubungan antara

input dan output, serta mengukur pengaruh dari berbagai perubahan harga dan

input terhadap produksi. Untuk itu digunakan fungsi keuntungan Cobb-

Douglas dengan teknik yang dinamakan Unit-Output-Price Cobb-Douglas

Profit Function (UOP-CDPF). Cara ini mempunyai asumsi bahwa pengusaha

adalah lebih maksimumkan keuntungan daripada memaksimalkan utilitas atau

kepuasan usahanya, sehingga Unit-Output-Price Cobb-Douglas Profit

Function adalah cara yang dipakai untuk memaksimumkan keuntungan. UOP-

CDPF adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan harga faktor

produksi dan produksi yang telah dinormalkan dengan harga tertentu.

Y=AF (X,Z)

Dimana:

Y= Produksi

A=Besaran yang menunjukkan efisiensi teknik

X=Variabel faktor produksi

Z=Variabel faktor produksi tetap

Page 40: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Persamaan keuntungan yang diuntungkan dari penerimaan tersebut

dituliskan sebagai berikut (Soekartawi, 1990 : 24 dalam Putra, 2010):

Dimana:

= Besarnya keuntungan

= Besarnya efisiensi teknik

= Harga dari produk per satuan

= harga masukan produksi per satuan

= Variabel masukan produksi tidak tetap digunakan

= harga masukan produksi tetap per satuan

= Variabel masukan produksi tetap digunakan,

Dimana j= 1,….., n

Untuk memudahkan dalam menganalisa keuntungan cob-douglass

maka persamaan diatas dapat dituliskan sebagai berikut (Soekartawi, 1990:

233):

Page 41: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Dimana:

= Keuntungan yang telah dinormalkan dengan harga output

= Besaran efisiensi teknik yang dinormalkan dengan harga

output

= Koefisien faktor produksi yang telah dinormalkan dengan

harga output

= Variabel faktor produksi yang telah dinormalkan dengan

harga output

= Variabel faktor produksi tetap yang telah dinormalkan

dengan harga output.

Asumsi tersebut Unit-Output-Price Cobb-Douglass Profit Function

disamping bahwa pengusaha adalah melakukan tindakan berorientasi

memaksimumkan keuntungan, juga berlaku asumsi lainnya, yaitu (Soekartawi,

1990 : 25 dalam Putra, 2010):

1. Fungsi keuntungan adalah menurun bersamaan dengan bertambahnya

jumlah faktor produksi tetap.

2. Masing-masing individu sampel memperlakukan harga input yang

bervariasi sedemikian rupa dalam usaha memaksimumkan keuntungan.

3. Walaupun masing-masing individu pengusaha mempunyai produksi yang

sama tetapi fungsi tersebut menjadi berbeda kalau ada perbedaan

penggunaan input tetap yang berbeda jumlahnya.

Page 42: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

D. Hasil Penelitian Terdahulu

Nisa (2011) dalam penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-faktor

yang Mempengaruhi Kentungan Usaha Konveksi di Kecamatan Wedi

Kabupaten Klaten.” Berdasarkan variabel yang diuji yaitu modal, tenaga

kerja, dan promosi terhadap keuntungan konveksi di Kecamatan Wedi.

Dengan menggunakan regresi linier berganda. Diperoleh hasil dari uji t

dengan t tabel sebesar ± 2,00 bahwa untuk variabel modal dengan t hitun

sebesar 7,491, tenaga kerja dengan t hitung sebesar 2,384 , dan promosi

dengan t hitung sebesar 2,489 dapat berpengaruh positif dan berpengaruh

secara signifikan terhadap keuntungan. Sedangkan untuk uji F membuktikan

bahwa variabel modal, tingkat tenaga kerja, dan promosi juga mempunyai

pengaruh yang signifikan dan positif terhadap keuntungan usaha konveksi.

Sedangkan koefisien determinasi berganda diketahui R2 sebesar 0,723 berarti

72,33% variabel dependen (keuntungan) dapat dijelaskan oleh variabel

independennya, sedangkan sisanya 27,66% dijelaskan oleh variabel lain diluar

model.

Putra (2010) dalam penelitiannya berjudul “ Pengaruh Modal, Tenaga

Kerja, dan Bahan Baku terhadap Keuntungan Pengusaha Batik Laweyan

Surakarta. Dalam menganalisis digunakan teknik analisis regresi linear

berganda fungsi keuntungan cobb-douglas dengan teknik unit output price

cob-douglas profit function (UOP-CDPF). Berdasarkan uji t variabel modal

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keuntungan yang diperoleh

Page 43: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

pengusaha batik pada taraf signifikan 5% diketahui t hitung 3,745267,

sedangkan upah tenaga kerja, dan bahan baku tidak terdapat pengaruh yang

signifikan terhadap pendapatan pengusaha pada taraf signifikan 5% .

Ramadhan (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Faktor-

faktor yang Mempengaruhi Keuntungan Industri Batik di Kecamatan Laweyan

Surakarta.” Penelitian ini menguji variabel modal, tingkat tenaga kerja, nahan

baku, dan penjualan. Berdasarkan uji t dengan tingkat signifikansi sebesar 5%

diperoleh hasil bahwa untuk variabel modal berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keuntungan diketahui t hitung sebesar 2,136 , sedangkan untuk

variabel lain seperti tenaga kerja dengan t hitung sebesar 2,028 , bahan baku

dengan t hitung sebesar 15,766 , dan penjualan dengan t hitung sebesar 42,719

juga berpengaruh positif dan signifikan pada tingkat 5% berarti variabel

modal, tenaga kerja, bahan baku, dan penjualan secara bersama-sama

berpengaruh nyata terhadap keuntungan. Sedangkan untuk koefisien

determinasi berganda diketahui R2 sebesar 0,996% variabel dependen

(keuntungan) dapat dijelaskan oleh variabel independennya, sedangan sisanya

0,4% disebabkan oleh variable lain diluar model.

E. Kerangka Pemikiran Teoritis

Para pengusaha batik mempunyai banyak faktor baik sosial maupun

ekonomi yang mempengaruhi mereka untuk menjalankan usaha batik. Faktor

sosial maupun ekonomi tersebut antara lain : umur, tingkat pendidikan,

pengalaman usaha, biaya tenaga kerja, bahan baku, modal dan keuntungan.

Keuntungan merupakan faktor utama yang mempengaruhi pengusaha batik

Page 44: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

menjalankan usahanya. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam

penelitian ini, penulis memilih beberapa faktor baik sosial maupun ekonomi

yang dianggap mempengaruhi aktivitas ekonomi para pengusaha batik.

Usaha batik yang dikerjakan oleh para pengusaha batik supaya dapat

bertahan kelangsungan pengelolaannya harus dapat memetik suatu tingkat

keuntungan tertentu. Keuntungan atau pendapatan bersih (π) dari usaha batik

pada dasarnya ditentukan oleh produksi yang dihasilkan (Y), biaya produksi

(C) dan tingkat harga yang diterima pengusaha (P). atau dapat ditulis dengan

rumus Profit = Total Revenue – Total Cost (Mankiw), 2004). Faktor yang

berpengaruh terhadap keuntungan antara lain:

1. Modal Usaha

Penggunaan modal besar dalam produksi akan dapat

meningkatkan keuntungan yang diterima oleh pengusaha batik , begitu

juga sebaliknya apabila modal yang digunakan itu kecil maka

keuntungan yang diperoleh juga kecil. Tanpa adanya modal maka akan

sangat tidak mungkin suatu proses produksi akan berjalan (Sukirno,

2005).

2. Biaya Tenaga Kerja

Secara individu variabel biaya tenaga kerja berpengaruh positif

terhadap output sektor industri batik, yaitu apabila biaya tenaga kerja

naik maka output industri batik juga naik. Hal ini disebabkan karena

kenaikan biaya tenaga kerja akan menambah jumlah produksi batik

tersebut.

Page 45: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

3. Bahan Baku

Bahan baku sangat penting dalam suatu proses produksi .

dalam hal ini bahan baku mempunyai hubungan yang positif dengan

output. Apabila terdapat penambahan bahan baku maka produksi

semakin meningkat.

Gambar 2.1: Kerangka Pemikiran

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan

didekati dengan menggunakan persamaan fungsi keuntungan Cobb Douglass

yang diaplikasikan dalam penelitian ini untuk empat variabel maka persamaan

tersebut dapat ditulis kembali sebagai berikut:

=

F. Hipotesis

1. Diduga variabel modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keuntungan pengusaha industri batik di Desa Jarum, Kecamatan Bayat,

Kabupaten Klaten.

Modal (X1)

Biaya Tenaga Kerja (X2)

Bahan Baku (X3)

Keuntungan Penguasaha Industri Batik (π)

Page 46: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

2. Diduga variabel biaya tenaga kerja berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap keuntungan pengusaha industri batik di Desa Jarum, Kecamatan

Bayat, Kabupaten Klaten.

3. Diduga variabel bahan baku berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

keuntungan pengusaha industri batik di Desa Jarum, Kecamatan Bayat,

Kabupaten Klaten.

Page 47: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah kualitatif kuantitatif yang

bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh modal, tenaga kerja, dan

bahan baku terhadap keuntungan pengusaha batik di desa Jarum Kecamatan

Bayat Kabupaten Klaten.

B. Ruang Lingkup Penelitian

Lokasi penelitian di Desa Jarum Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten.

Penelitian ini dilakukan di tahun 2012 dengan jumlah populasi sebanyak 23

pengusaha batik.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan pengusaha

industri batik di Desa Jarum Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten tahun

2012.

Page 48: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Tabel 3.1

Jumlah Pengrajin Batik pada Masing-masing dukuh di Desa Jarum

Nama Dukuh Jumlah Pengusaha

1. Kebon Agung 3

2. Pundungrejo 3

3. Tunggul 2

4. Jarum 2

5. Pendem 8

6. Karanganom 2

7. Karang Gumuh 3

Jumlah 23 Sumber: Balai Desa Jarum

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Adapun

sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian sensus yaitu

keseluruhan pengusaha industri batik yang berjumlah 23 di Desa Jarum

Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten.

D. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data Primer

Data yang dikumpulkan langsung dari obyek penelitian melalui

kuisioner, melakukan observasi dan wawancara langsung dengan para

pengusaha industri batik di Desa Jarum, Kecamatan Bayat, Kabupaten

Klaten.

Page 49: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

2. Data Sekunder

Data lain yang diperoleh dari kantor Dinas Perindustrian dan

Perdagangan, Badan Pusat Statistik Klaten, dan instansi lain yang ada

hubungannya dalam memperoleh data dalam penelitian ini.

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 4 (empat)

macam, yaitu keuntungan, modal, tenaga kerja, bahan baku. Variabel-variabel

tersebut kemudian dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu:

1. Variabel dependen

Variabel dependen adalah karakteristik yang berubah atau muncul

ketika penelitian mengubah atau mengganti variabel bebas ( Narbuko dan

Achmadi, 1999:80).

Variabel dependen disini adalah keuntungan pengusaha industri

batik di Desa Jarum, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten. Tingkat

keuntungan adalah laba yang diterima oleh pengusaha batik, diperoleh dari

jumlah produksi dikalikan dengan tingkat harga jual (harga output) dan

dikurangi semua biaya yang dikeluarkan dalam satu bulan (harga input)

dengan satuan rupiah.

2. Variabel Independen

Variabel Independen adalah kondisi-kondisi atau karateristik-

karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasi dalam rangka untuk

Page 50: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

menerangkan hubungan fenomena yang di observasi (Narbuko dan

Achmadi, 1999:80).

Variabel independen dalam penelitian ini adalah:

a. Modal

Modal adalah sejumlah dana yang diinvestasikan dalam aktiva

tetap yang diukur dari peralatan-peralatan yang dipakai dalam proses

produksi untuk menghasilkan produk batik yang dinyatakan dalam

rupiah.

b. Biaya Tenaga Kerja

Merupakan biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh

pengusaha untuk membayar upah tenaga kerja secara langsung dalam

proses produksi batik tersebut dalam setiap bulannya, dinyatakan

dalam satuan rupiah.

c. Bahan Baku

Diukur dari jumlah dana untuk bahan baku yang diperlukan

setiap bulannya untuk membiayai kegiatan produksi batik meliputi

pembelian bahan baku produksi seperti kain, malam, pewarna, bahan

bakar dan lain sebagainya yang dinyatakan dalam rupiah.

Page 51: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

F. Metode Pengumpulan Data

1. Studi Pustaka

Adalah teknik pengumpulan data sekunder dari dinas atau instansi

yang terkait dengan permasalahan yang diteliti, membaca literatur atau

sumber lain yang berhubungan dengan permasalahan penelitian.

2. Wawancara Terstruktur

Adalah metode pengumpulan data dan informasi melalui proses

tanya jawab dalam suatu penelitian yang berlangsung secara lisan dimana

dua orang atau lebih bertatap muka secara langsung untuk mendapatkan

informasi ataupun keterangan, dalam hal ini langsung dari pengusaha batik

tersebut (Narbuko dan Achmadi, 1999:83).

3. Kuesioner

Adalah metode pengumpulan data dengan cara mengajukan

sejumlah daftar mengenai masalah yang akan diteliti kepada responden.

Dalam hal ini adalah para pengusaha industri batik di Desa Jarum,

Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten.

4. Observasi

Adalah metode pengumpulan data dengan cara melakukan

pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap obyek penelitian.

Page 52: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

G. Metode Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang

diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan obyek penelitian

pada saat penelitian berlangsung, berdasarkan fakta-fakta yang tampak.

Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk melakukan

representasi obyektif mengenai gejala-gejala yang terdapat dalam masalah-

masalah penelitian. Representasi itu dilakukan dengan mendeskripsikan

gejala-gejala sebagai data/fakta sebagaimana adanya. Data atau fakta itu

harus bersumber dari gejala-gejala yang terdapat didalam masalah yang

terjadi. Representasi data itu harus diiringi dengan pengolahan, agar dapat

diberikan penafsiran yang kuat dan obyektif.

Secara harfiah menurut Nazir (1998) metode deskriptif adalah

metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau

kejadian sehingga metode ini tidak hanya mengadakan akumulasi dari data

yang tersedia di lapangan. Namun juga menerangkan hubungan, menguji

hipotesis, membuat prediksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari

suatu masalah yang ingin dipecahkan.

2. Analisis Kuantitatif

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi linear berganda yang dirumuskan sebagai berikut:

=

Page 53: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Dimana :

= Tingkat Keuntungan yang telah dinormalkan dengan harga

output (harga persatuan produk)

= Intersep

= Modal yang telah dinormalkan dengan harga output

= Besarnya biaya untuk tenaga kerja yang telah dinormalkan

dengan harga output

= Besarnya biaya bahan baku yang telah dinormalkan

dengan harga output

ei = Variabel pengganggu

Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel

independent yaitu modal (Mdl), Biaya Tenaga Kerja (Tk), Bahan baku (Bb)

terhadap variabel dependent yaitu Keuntungan ( ).

3. Alat Uji yang digunakan

a. Uji Statistik

Merupakan pengujian variabel-variabel independen secara

individu, dilakukan untuk melihat signifikansi dari variabel

independen sementara variabel yang lain konstan (Gujarati, 2004:

129).

Langkah pengujian :

1) Uji-t untuk pengaruh variabel modal terhadap variabel

keuntungan.

Hipotesis : Ho : β1 = 0

Page 54: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Ha : β1 > 0

t tabel = t :2/a n-k

Kriteria pengujian :

Gambar 3.1. Daerah Kritis Uji t

Sumber: Statistik Induktif, 1998.

Keterangan:

Ho diterima, Ha ditolak jika t hitung < + t :2/a n-k

Ho ditolak, Ha diterima jika t hitung > + t :2/a n-k

2) Uji-t untuk pengaruh variabel biaya tenaga kerja dan variabel

bahan baku terhadap keuntungan.

Hipotesis : Ho : β1 = 0

Ha : β1 < 0

t tabel = -t :2/a n-k

Kriteria pengujian :

Gambar 3.1. Daerah Kritis Uji t

Sumber: Statistik Induktif, 1998.

Keterangan:

-ta/2:n-k

Ho ditolak Ho diterima

ta/2:n-k

Ho ditolak Ho diterima

Page 55: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Ho diterima, Ha ditolak jika t hitung > - t :2/a n-k

Ho ditolak, Ha diterima jika t hitung < - t :2/a n-k

3) Nilai t hitung diperoleh dengan rumus:

T hitung = )( 1

1

bse

b

Dimana :

b1 = koefisien regresi

se(b1) = standar error koefisien regresi

Bila t hitung > t :2/a n-k pada confidence interval tertentu,

Ho ditolak. Penolakan terhadap Ho ini berarti bahwa variabel

independen tertentu yang diuji secara nyata berpengaruh terhadap

variabel dependen.

1) Uji F

Uji F ( Overall Test ) digunakan untuk mengetahui

besarnya pengaruh variabel-variabel modal, biaya tenaga kerja, dan

bahan baku secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Dengan derajat keyakinan 95% ( = 5% ), derajat kebebasan

pembilang ( numerator ) adalah k-1 dan penyebut (denumerator )

adalah n-k.

Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut :

a) Membuat formulasi hipotesis

i. Ho :

Page 56: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Berarti semua parameter sama dengan nol atau semua

variabel independen (modal, biaya tenaga kerja, dan bahan

baku) tersebut bukan merupakan penjelas yang signifikan

terhadap variabel dependen (keuntungan).

ii. Ha :

Berarti semua parameter tidak sama dengan nol atau

semua variabel independen (modal, biaya tenaga kerja, dan

bahan baku) tersebut merupakan penjelas yang signifikan

terhadap variabel dependen.

b) Melakukan penghitungan nilai F sebagai berikut :

Nilai F tabel = …………………….(3.12)

Keterangan :

N = jumlah sampel / data

K = banyaknya parameter

Nilai F hitung =

…………………….(3.13)

Keterangan :

R2 = koefisien regresi

N = jumlah sampel atau data

K = banyaknya parameter

Page 57: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

c) Kriteria pengujian

Ho diterima Ho ditolak

F(

Gambar 3.2

Daerah Kritis Uji F

d) Kesimpulan

i. Apabila nilai F hitung < F tabel Ho : diterima

berarti variabel independen (modal, biaya tenaga kerja, dan

bahan baku) secara bersama-sama tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen

(keuntungan) usaha usaha.

ii. Apabila nilai F hitung > F tabel Ho : ditolak

yang berarti variabel independen (modal, biaya tenaga

kerja, dan bahan baku) secara bersama-sama tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel

dependen (keuntungan usaha).

2) Nilai Koefisien Determinasi (R2)

Page 58: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Uji koefisien determinasi (R2) ini bertujuan untuk

mengetahui tingkat ketepatan yang paling baik dalam analisis

regresi, yang ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi (R2

adjusted) antara nol dan satu. Koefisien determinasi nol berarti

variabel independen sama sekali tidak berpengaruh terhadap

variabel dependen bila mendekati satu variabel independen

semakin berpengaruh terhadap variabel dependen.

b. Uji Asumsi Klasik

1) Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel –

variabel independen diantara satu dengan yang lainnya. Jika

terdapat korelasi yang sempurna diantara sesama variabel

independen sehingga nilai koefisien korelasi antar variabel

independen sama dengan satu, maka konsekuensi multikolinearitas

adalah :

a) koefisien – koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.

b) Nilai standard error setiap koefisien regresi menjadi tak

terhingga.

Multikolonieritas berfungsi untuk mengetahui hubungan

antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan model

regresi. Untuk menguji ada tidaknya multikolinearitas, dilakukan

pengujian dengan metode Klein, yaitu membandingkan nilai (r2)

Page 59: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

dengan nilai R2. Apabila nilai R2 > r2 , berarti tidak terjadi gejala

multikolinearitas., sedangkan apabila nilai R2 < r2 berarti terjadi

gejala multikolinearitas.

2) Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi jika gangguan muncul dalam

fungsi regresi yang mempunyai varian yang tidak sama, sehingga

penaksir Ordinary Least Square (OLS) tidak efisien baik dalam

sampel kecil maupun besar. Pengujian terhadap ada tidaknya

masalah heteroskedastisitas dalam model empirik dapat dilakukan

dengan beberapa metode. Salah satu cara untuk mendeteksi

masalah heteroskedastisitas adalah dengan uji White, yaitu dengan

melakukan regresi terhadap variabel independen, kemudian

membandingkan nilai Obs*R-squared dengan X2 tabel dengan df

sesuai dengan jumlah regresor dan derajat keyakinan tertentu (α).

a) Jika nilai obs*R-squared < X2 maka tidak signifikan secara

statistik. Berarti hipotesa yang menyatakan bahwa model

empirik tidak terdapat masalah heteroskedastisitas tidak

ditolak.

b) Jika nilai obs*R-squared > X2 maka signifikan secara statistik.

Berarti hipotesa yang menyatakan bahwa model empirik tidak

terdapat masalah heteroskedastisitas ditolak.

3) Uji Autokorelasi

Page 60: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Autokorelasi adalah adanya korelasi antara variabel

gangguan sehingga penaksir tidak lagi efisien baik dalam sample

kecil maupun sample besar. Salah satu cara untuk menguji

autokorelasi adalah dengan percobaan d (Durbin-Watson) yaitu

dengan membandingkan angka Durbin Watson dalam tabel dengan

derajat kebebasan tertentu dengan angka Durbin Watson yang

diperoleh dari hasil perhitungan analisis regresi. Angka Durbin

Watson dalam tabel menunjukkan nilai distribusi antara batas

bawah (dl) dengan batas atas (du). Hipotesisnya, Ho adalah dua

ujungnya tidak ada serial autokorelasi baik positif maupun negatif

(Gujarati: 1995), sedangkan kriteria pengujiannya adalah sebagai

berikut:

d< dl : menolak Ho menunjukkan adanya autokorelasi

positif

d< (d-dl) : menunjukkan adanya autokorelasi negatif

dU< d<(4-dU) : menerima Ho (tidak ada autokorelasi)

dU<d<dl dan (4-dU) <d<(4-dl) : ragu-ragu

Auto Autoko

Korelasi Ragu-ragu Ragu- relasi

Positif ragu negatif

Tidak ada

Autokorelasi

0 dL dU 4-dU 4-dL 4

Page 61: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Gambar 3.3

Kriteria Pengujian Durbin Watson

Page 62: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

1. Aspek Geografis

a. Letak Geografis

Kabupaten Klaten terletak secara geografis antara 7032’19”

sampai 7048’33” dan antara 110026’ 14” sampai 110047’51”. Letak

Kabupaten Klaten cukup strategis karena berbatasan langsung

dengan kota Surakarta, yang merupakan salah satu pusat

perdagangan dan Daerah Istimewa Yogyakarta yang dikenal

sebagai kota pelajar dan kota wisata. Wilayah Kabupaten Klaten

berbatasan dengan beberapa Kabupaten, antara lain :

Sebelah Utara : Kabupaten Boyolali

Sebelah Timur : Kabupaten Sukoharjo

Sebelah Selatan : Kabupaten Gunung Kidul (DI Yogyakarta)

Sebelah Barat : Kabupaten Sleman (DI Yogyakarta)

b. Keadaan Wilayah

Wilayah Kabupaten Klaten terbagi menjadi tiga daratan:

1) Dataran Lereng Gunung Merapi membentang di sebelah utara,

meliputi sebagian kecil sebelah utara wilayah Kecamatan

Kemalang, Karangnongko, Jatinom, dan Tulung.

Page 63: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

2) Dataran rendah membujur di tengah, meliputi seluruh wilayah

Kecamatan di Kabupaten Klaten, kecuali sebagian kecil

wilayah merupakan dataran lereng Gunung Merapi dan

Gunung Kapur.

3) Dataran Gunung Kapur yang membujur di sebelah selatan

meliputi sebagian kecil sebelah selatan kecamatan Bayat dan

Cawas.

Melihat keadaan alamnya yang sebagian besar adalah

dataran rendah dan didukung dengan banyaknya sumber air, maka

daerah Kabupaten Klaten merupakan daerah pertanian yang

potensial, disamping sebagai penghasil kapur, batu kali dan pasir

yang berasal dari Gunung Merapi.

Ketinggian Daerah:

1) Sekitar 3,72% terletak diantara ketinggian 0-100 meter di atas

permukaan air laut.

2) Terbanyak 83,52% terletak diantara ketinggian 100-500 meter

di atas permukaan air laut.

3) Sisanya 12,76% terletak diantara 500-2500 meter di atas

permukaan laut.

Page 64: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

c. Luas Penggunaan Lahan

Kabupaten Klaten mempunyai luas wilayah sebesar 65.556

ha, terbagi dalam 26 Kecamatan, 401 desa/kelurahan. Luas wilayah

kabupaten Klaten secara keseluruhan yaitu 65.556 Ha, terdiri atas

lahan pertanian seluas 39.781 Ha, turun sebesar 0,04% bila

dibandingkan terhadap tahun 2009. Lahan bukan pertanian seluas

25.775 Ha, naik sebesar 0,06% bila dibandingkan terhadap tahun

2009. Untuk lahan pertanian sendiri terdiri dari lahan sawah seluas

39.781 Ha dan lahan bukan sawah seluas 6.383 Ha.

Seiring dengan perkembangan keadaan, terjadi perubahan

penggunaan dari lahan sawah dan tegalan menjadi bangunan untuk

perumahan, industri, perusahaan dan jasa seluas 14,5405 Ha. Naik

sebesar 1,31% bila dibandingkan terhadap tahun 2009. Perubahan

terbesar terjadi dari sawah menjadi perumahan yaitu sebesar

100,90% bila dibandingkan dengan tahun 2009.

Page 65: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

2. Aspek Demografi

Tabel 4.1

Jumlah Penduduk Kabupaten Klaten Menurut Jenis Kelamin

Tahun 2010

No Kecamatan Dewasa (15+) Anak (0-14)

Laki-laki Wanita Jumlah Total

Laki-laiki

Wanita Jumlah Total

1 Prambanan 17.434 19.466 36.900 6.227 6.266 12.495 2 Gantiwarno 13.808 15.707 29.515 5.795 5.801 11.596 3 Wedi 20.626 22.411 43.037 6.456 6.532 12.988 4 Bayat 24.334 25.826 50.160 7.124 6.930 14.054 5 Cawas 25.495 27.157 52.652 6.863 6.681 13.544 6 Trucuk 33.149 33.874 67.023 7.932 7.823 15.755 7 Kalikotes 13.024 13.651 26.675 5.652 5.676 11.328 8 Kebonarum 5.453 6.258 11.711 4.902 4.883 9.785 9 Jogonalan 22.543 22.765 45.308 6.635 6.459 13.094

10 Manisrenggo 14.506 15.948 30.454 5.861 5.895 11.756 11 Karangnongko 12.684 13.820 26.504 5.752 5.656 11.408 12 Ngawen 16.625 16.706 33.331 5.674 5.820 11.494 13 Ceper 24.545 25.682 50.224 6.930 6.831 13.761 14 Pedan 18.009 18.751 36.760 6.189 6.040 12.229 15 Karangdowo 18.885 19.749 38.634 6.320 6.123 12.443 16 Juwiring 23.178 24.601 47.779 6.885 6.684 13.569 17 Wonosari 23.342 25.773 49.115 6.888 6.856 13.744 18 Delanggu 16.489 16.861 33.350 5.867 5.672 11.539 19 Polanharjo 16.783 17.746 34.529 5.932 5.844 11.776 20 Karanganom 17.924 18.923 36.847 6.259 6.139 12.398 21 Tulung 20.179 21.151 41.330 6.766 6.612 13.378 22 Jatinom 21.264 22.686 43.950 6.852 6.790 13.642 23 Kemalang 11.603 12.123 23.726 5.725 5.655 11.380 24 Klaten Selatan 14.834 15.943 30.777 5.767 5.660 11.427 25 Klaten Tengah 15.617 16.978 32.595 5.791 5.659 11.450 26 Klaten Utara 15.102 16.053 31.155 5.711 5.779 11.490

Jumlah 477.432 506.609 984.041 162.755 160.766 323.521

Sumber : BPS Kabupaten Klaten

Berdasarkan tabel diatas kecamatan yang memiliki penduduk

terbanyak usia 15 tahun ke atas ada di kecamatan Trucuk dengan

jumlah 67.023 orang untuk laki-laki sebanyak 33.149 orang dan wanita

Page 66: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

33.874 orang, untuk usia 0-14 tahun penduduk terbanyak ada di

Kecamatan Trucuk sebanyak 15.755 orang untuk laki-laki sebanyak

7.932 orang dan wanita 7.823 orang. Dan jumlah penduduk terendah

usia 15 tahun ke atas ada di kecamatan Kebonarum dengan jumlah

11.711 orang untuk laki-laki 5.453 orang dan wanita 6.258 dan usia 0-

14 tahun di Kecamatan Kebonarum sebanyak 9.785 orang untuk laki-

laki 4.902 orang dan wanita 4.883 orang.

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di kabupaten Klaten

Tahun 2006-2010

No Kecamatan 2006 2007 2008 2009 2010 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Prambanan 49.075 49.149 49.277 49.538 49.393 2 Gantiwarno 40.527 40.748 40.994 41.102 41.111 3 Wedi 55.212 55.402 55.516 55.983 56.025 4 Bayat 63.702 63.603 63.852 64.027 64.214 5 Cawas 65.969 65.936 66.132 66.093 66.196 6 Trucuk 81.574 81.869 82.291 82.558 82.778 7 Kalikotes 36.896 37.164 37.389 37.597 38.003 8 Kebonarum 21.284 21.298 21.343 21.429 21.496 9 Jogonalan 57.673 57.824 57.877 58.115 58.402 10 Manisrenggo 41.589 41.709 41.766 41.962 42.210 11 Karangnongko 38.226 38.248 38.157 37.995 37.912 12 Ngawen 44.100 44.338 44.420 44.560 44.825 13 Ceper 63.558 63.811 63.835 63.830 63.985 14 Pedan 48.767 48.730 48.862 48.802 48.989 15 Karangdowo 50.881 51.016 51.020 51.018 51.077 16 Juwiring 61.002 61.002 61.216 61.300 61.348 17 Wonosari 62.212 62.519 62.663 62.801 62.859 18 Delanggu 43.985 44.470 44.516 44.760 44.889 19 Polanharjo 45.726 45.858 46.047 46.087 46.305 20 Karanganom 49.098 49.101 49.080 49.152 49.245 21 Tulung 54.734 54.649 54.576 54.551 54.708 22 Jatinom 57.164 57.201 57.338 57.438 57.592 23 Kemalang 34.428 34.559 34.681 34.940 35.106 24 Klaten Selatan 40.870 41.249 41.527 41.880 42.204 25 Klaten Tengah 43.721 43.844 43.844 43.877 44.045

Page 67: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

26 Klaten Utara 41.629 41.850 41.850 42.515 42.645 Jumlah 1.293.242 1.296.987 1.300.494 1.303.910 1.307.562

Sumber : BPS Kabupaten Klaten

Berdasarkan tabel diatas jumlah penduduk terbanyak pada

tahun 2010 dengan jumlah penduduk sebanyak 1.307.562, dan untuk

kecamatan yang jumlah penduduknya tertinggi yaitu Kecamatan

Trucuk sebesar 82.778 orang.

Tabel 4.3

Pertumbuhan Penduduk Kota Klaten Tahun 1998-2010

Tahun/Year Jumlah

Penduduk (Jiwa)

Pertumbuhan Penduduk Persentase

1998 1.234.113 5.473 0,44 1999 1.242.711 8.598 0,69 2000 1.257.682 14.971 1,19 2001 1.265.295 7.613 0,60 2002 1.271.530 6.235 0,49 2003 1.277.297 5.767 0,45 2004 1.281.786 4.489 0,35 2005 1.286.058 4.272 0,33 2006 1.293.242 7.184 0,56 2007 1.296.987 3.745 0,29 2008 1.300.494 3.507 0,27 2009 1.303.910 3.614 0,26 2010 1.307.562 3.652 0,28

Sumber : BPS Kabupaten Klaten

Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa untuk pertumbuhan

jumlah penduduk kabupaten Klaten paling tinggi pada tahun 2000

sebesar 1,19% dan untuk pertumbuhan yang paling rendah pada tahun

2009 sebesar 0,26%.

Page 68: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB mrupakan salah satu indikator perkembangan

perekonomian suatu daerah. Perhitungan PDRB yang dilakukan degan

harga konstan berarti dalam perhitungan telah dihilangkan pengaruh-

pengaruh terhadap merosotnya nilai mata uang. Perhitungan PDRB

Kota Klaten Tahun 2007-2010 berdasarkan harga konstan 2000 dapat

dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini:

Tabel 4.4

Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kota Klaten Tahun 2007-2010

(Jutaan Rupiah)

No Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010 (1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Pertanian 957.297,31 997.737,70 1.045.720,97 949.998,50 2. Penggalian 55.862,27 60.923,17 65.300,71 69.776,92 3. Industri Pengolahan 869.903,33 891.041,98 920.432,25 978.879,71 4. Listrik, Gas, dan Air

Bersih 30.423,64 31.940,66 34.372,60 37.084,34

5. Bangunan 398.079,88 404.620,11 393.598,88 353.549,64 6. Perdagangan, Hotel, dan

Restoran 1.230.415,46 1.273.346,68 1.322.036,64 1.399.425,71

7. Angkutan dan Komunikasi

119.386,12 126.571,71 137.501,05 144.864,43

8. Keuangan, Sewa, dan Jasa Perusahaan

156.907,22 166.933,94 178.233,65 191.236,65

9. Jasa-jasa 576.448,79 614.085,01 663.821,92 718.431 PDRB 4.394.688,02 4.567.200,96 4.761.018,67 4.843.247,28

Sumber : BPS Kabupaten Klaten

Berdasarkan tabel PDRB kabupaten Klaten tahun 2007-2010

tersebut terlihat bahwa jumlah PDRB kabupaten klaten mengalami

kenaikan setiap tahunnya. Pada tahun 2010 mengalami kenaikan

sebesar 82.228,61. Penyumbang PDRB terbesar tahun 2010 di

Kabupaten Klaten ada di sektor perdagangan, hotel, dan restorant

Page 69: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

sebesar 1.399.425,71 dan penyumbang PDRB terendah yaitu listrik,

gas, dan air bersih sebesar 37.084,34.

B. Gambaran Umum Industri Batik

1. Sejarah Batik

Batik berasal dari bahasa Jawa ‘amba’ yang berarti menulis dan

‘titik’. Kata batik merujuk pada kain dengan corak yang dihasilkan

oleh bahan ‘malam’ (wax) yang diaplikasikan ke atas kain. Memang

titik merupakan desain dominan pada batik. Perempuan-perempuan

Jawa di masa lampau menjadikan ketrampilan mereka dalam

membatik sebagai mata pencaharian seingga pekerjaan membatik

adalah pekerjaan eksklusif perempuan. Batik juga diidentitaskan

dengan kecantikan wanita mengingat dalam masa kerajaan di Jawa

kecantikan wanita juga di ukur dengan kepandaian dalam membuat

batik dengan menggunakan canting. Canting merupakan salah satu alat

untuk menulis pada kain batik dengan menggunakan lilin. Hingga

ditemukannya ‘batik cap’ yang memungkinkan masuknya laki-laki ke

dalam bidang tersebut. Batik di Indonesia telah dikenal sejak zaman

Kerajaan Majapahit dan terus berkembang kepada kerajaan berikutnya.

Awalnya batik dikerajaan hanya terbatas dalam keraton saja

dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya.

Karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar keraton, maka

kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar keraton dan dikerjakan di

Page 70: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

tempatnya masing-masing. Lama-kelamaan kesenian batik ini ditiru

oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum

wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang.

Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga keraton,

kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun

pria. Bahan kain putih yang digunakan pada waktu itu adalah hasil

tenunan sendiri ( Soffina, 2010: 53-54).

Terdapat beberapa pendapat mengenai asal mula batik di

Indonesia, pendapat- pendapat tentang sejarah batik di Indonesia (

Erose, 2010: 56) antara lain:

a. Ditinjau dari sejarah kebudayaan, Dr. RM. Sutjipto Wirjosuprapto,

menyatakan bahwa bangsa Indonesia sebelum bertemu dengan

kebudayaan India telah mengenal teknik untuk membuat kain

batik, mengatur penanaman padi dan sebagainya.

b. Ditinjau dari batik design dan proses “wax-resist-technique” maka

terdapat beberapa pendapat sebagai berikut :

1) Dr. Alfred Steinman, mengemukakan bahwa semacam batik

terdapat pula di Jepang pada zaman Dinasti Nara sampai abad

pertengahan, disebut “ro-Kechi”. Design batik dari daerah

tersebut umumnya bermotif geometris, tetapi batik di Indonesia

mempunyai design yang lebih tinggi dan lebih banyak

variasiya. Batik dari India selatan dibuat sejenis kain secara

Page 71: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

lukisan lilin, dipasangkan di Malaysia terkenal dengan nama

kain Palekat.

2) Dari keadaan di Indonesia, daerah-daerah yang dulu tidak

pernah terdapat pengaruh budaya India, terdapat pula

pembuatan batik, misalnya di Toraja, Irian, dan Sumatera.

3) Ditinjau dari seni ornament di Indonesia, tidak terdapat

persamaan seni ornament dalam batik Indonesia dengan

ornament dalam batik India.

c. Pendapat G.P Rouffaer, yang menyatakan antara lain, batik Jawa

adalah dari luar, dibawa pertama oleh orang Kalinga dan

Koromandel, Hindu, dimana pada permulaan sebagai pedagang

kemudian sebagai imigran mulai mempengaruhi di Jawa.

d. Ditinjau dari sejarah, baik M. Yamin maupun Dr. RM Sutjipto

Wirjosuprapto, mengemukakan bahwa pada zaman Sriwijaya ada

hubungan timbale balik antara Sriwijaya dan Tiongkok pada zaman

Dinasti Kaisar T’ang (abad 7-9).

Dengan adanya berbagai pendapat dan penelitian yang

merupakan perkembangan baru dalam masalah sejarah batik Indonesia,

maka pendapat G.P Rouffaer yang sudah menjadi pendapat umum,

yaitu batik Indonesia berasal dari India, menjadi diragukan.

Page 72: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

2. Perkembangan Industri Batik

Perkembangan batik yang dapat diikuti sampai saat ini adalah

perkembangan desain batik yang tercermin pada motif yang sederhana

pada awalnya, sampai pada motif yang ada pada saat ini, menunjukkan

karya seni yang halus, rumit, dan indah.

Perkembangan industri batik dilihat dari segi teknologi maka

industri batik dimulai dari cara mengikat dan mewarnai sampai pada

penggunaan zat perintang warna yang digunakan semula dari bubur

ketan sampai lilin batik. Sebagai alat pembatik, semula dari bambu/lidi

sampai canting tulis dan canting cap.

Sedangkan perkembangan industri batik dari segi kegunaan

produknya dapat dilihat, mulanya hanya sebagai kain panjang (jarik)

tetapi saat ini kegunaannya tidak terbatas untuk busana saja melainkan

digunakan juga untuk keperluan alat rumah tangga, seperti gorden, alat

kursi, sprei, taplak meja dan lain-lain.

C. Analisis Diskripsi Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Kecamatan Bayat dan Desa Jarum

Bayat adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Klaten, Jawa

Tengah. Di Kecamatan Bayat terdapat beberapa sentra kerajinan,

antara lain Kerajinan Batik yang berada di Desa Jarum, Desa Kebon

dan Desa Paseban. Akan tetapi yang paling banyak terdapat sentra

Page 73: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

kerajinan batik adalah di Desa Jarum. Di Kecamatan Bayat juga

terdapat beberapa obyek wisata yang menjadi andalan adalah Rawa

Jombor dengan warung apungnya dan bukit romantisnya yang terletak

di Kelurahan Krakitan, Makam Pandanaran yang terletak di Kelurahan

Paseban. Serta beberapa obyek wisata lainnya yang bisa dinikmati.

a. Letak Geografis Kecamatan Bayat

Kecamatan Bayat merupakan bagian dari Kabupaten Klaten

yang terletak +/- 12 Km kea rah tenggara. Luas wilayah kecamatan

Bayat adalah 39,43 Km persegi. Kecamatan Bayat terdiri dari 18

desa. Batas wilayah Kecamatan Bayat antara lain:

Sebelah Selatan : Kecamatan Gedangsari Kab. Gunung Kidul

Prov. DIY.

Sebalah Timur : Kecamatan Cawas.

Sebelah Utara : Kecamatan Trucut & Kecamatan Kalikotes.

Sebalah Barat : Kecamatan Wedi.

Page 74: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

b. Kondisi Sosial dan Ekonomi Masyarakat

Tabel 4.5

Jumlah Penduduk Menurut Desa dan Laju Pertumbuhan

No Desa Penduduk Pertumbuhan 2009 2010 Jumlah %

(1) (2) (3) (4) (5) 1 Bogem 2.124 2.129 5 0,24 2 Nengahan 1.687 1.677 -10 -0,59 3 Jarum 2.722 2.731 9 0,33 4 Ngerangan 5.265 5.296 31 0,59 5 Jambakan 2.702 2.732 30 1,11 6 Dukuh 2.847 2.852 5 0,18 7 Banyuripan 3.413 3.421 8 0,23 8 Beluk 2.134 2.159 25 1,17 9 Paseban 5.853 5.876 23 0,39

10 Krikilan 2.019 2.011 -8 -0,40 11 Kebon 3.031 3.041 10 0,33 12 Gununggajah 3.182 3.174 -8 -0,25 13 Tegalrejo 2.774 2.753 -21 -0,76 14 Talang 4.006 4.046 40 1,00 15 Tawangrejo 2.134 2.148 14 0,66 16 Wiro 4.535 4.564 29 0,64 17 Jotangan 2.795 2.816 21 0,75 18 Krakitan 10.804 10.788 -16 -0,15

Jumlah Tahun 2010 64.027 64.214 187 0,29 Jumlah Tahun 2009 63.852 64.027 175 0,27 Jumlah Tahun 2008 63.603 63.852 249 0,39 Jumlah Tahun 2007 63.753 63.606 -99 -0,16 Jumlah Tahun 2006 63.753 63.702 -51 -0,08

Sumber : BPS (pengolahan monografi)

Berdasarkan tabel diatas pertumbuhan penduduk tertinggi

terjadi pada tahun 2008 sebesar 0,39%. Pertumbuhan penduduk

terbesar pada tahun 2010 terjadi di Desa Dukuh sebesar 1,18% .

Pertumbuhan penduduk terendah pada tahun 2010 sebesar -0,16%.

Pertumbuhan penduduk terendah pada tahun 2010 terjadi di Desa

Tegalrejo sebesar -0,76.

Page 75: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Tabel 4.6

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan

Tahun 2000 di Kecamatan Bayat Menurut Lapangan Usaha

Tahun 2009-2010 (Jutaan Rupiah)

Rincian 2009 2010 No (1) (2) (3) 1 Pertanian 30.232,59 27.227,74 2 Penggalian 1.698,47 1.770,73 3 Industri Pengolahan 24.458,91 26.223,47 4 Listrik dan Air Minum 795,65 862,70 5 Bangunan/Konstruksi 6.617,86 5.935,70 6 Perdagangan, Hotel dan

Restoran 38.454,50 40.058,65

7 Angkutan dan Komunikasi 1.554,50 1.675,25 8 Keuangan, Persewaan dan

Jasa Perusahaan 1.809,27 1.874,10

9 Jasa-jasa 6.367,99 6.794,46 Produk Domestik Regional

Bruto 111.989,24 112.422,80

Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa)

53.036 52.718

PDRB Per Kapita (Rupiah) 2.111.570,25 2.132.531,58 Sumber : BPS Kabupaten Klaten Tahun 2011

Berdasarkan tabel PDRB kecamatan Bayat tahun 2009-

2010 tersebut terlihat bahwa jumlah PDRB kecamatan Bayat

mengalami kenaikan setiap tahunnya. Pada tahun 2010 mengalami

kenaikan sebesar 433,56. Penyumbang PDRB terbesar tahun 2010

di Kecamatan bayat ada di sektor perdagangan, hotel, dan restorant

sebesar 40.058,65 dan penyumbang PDRB terendah yaitu listrik,

gas, dan air bersih sebesar 862,70.

Page 76: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

c. Produk Batik Desa Jarum

1) Batik Tulis

Batik merupakan karya seni yang harus di jaga

kelestariannya sebagai warisan nenek moyang, salah satunya

adalah batik tulis. Desa Jarum, Kecamatan Bayat, Kabupaten

Klaten merupakan salah satu sentra batik tulis yang sampai

sekarang masih berkembang. Seiring perkembangan jaman,

masyarakat Desa Jarum semakin memberikan inovasi baru

kepada perkembangan industri batiknya. Inovasi yang

dilakukan antara lain dengan penggunaan pewarna alam

sebagai pewarna kain batik tersebut. Pewarna tersebut antara

lain terbuat dari kayu-kayuan dan tumbuh-tumbuhan yang

menghasilkan warna lebih natural. Selain penggunaan warna,

para pengusaha pun terus mengembangkan variasi motif untuk

kain batik yang di produksi dan juga menghasilkan berbagai

jenis produk seperti baju, sandal, sarung bantal, kain yang

semuanya serba batik. Motif-motif batik yang ada di Desa

Jarum antara lain motif wahyu tumurun, aneka parang barong,

tuding keris, kawung dan truntum.

2) Batik Cap

Selain batik tulis di Desa Jarum juga ada beberapa

pengusaha yang memproduksi batik cap. Batik cap adalah kain

Page 77: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

yang dihias dengan tekstur dan corak batik yang dibentuk

dengan cap ( biasanya alat terbuat dari tembaga). Proses

pembuatan membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari. Harga

dari batik cap lebih murah dibandingkan dengan batik tulis.

Motif batik cap sama dengan batik tulis, yang membedakan

adalah cara pembuatannya.

d. Proses Pembuatan Batik

Proses pembuatan batik dibedakan kedalam empat tahapan

yaitu penggambaran menggunakan pensil, pencantingan,

pewarnaan, pemberian malam (lilin) pada kain dan pelepasan lilin

dari kain. Pertama kain putih yang akan dibatik di gambar

menggunakan pensil sesuai dengan motif yang diinginkan. Setelah

proses penggambaran selesai maka dilanjutkan dengan proses

pencantingan sesuai dengan motif yang telah digambar

menggunakan pensil. Setelah proses pencantingan selesai maka

berlanjut ke tahap pemberian lilin yang bertujuan agar kain yang

telah di canting tidak diberi warna dasar sesuai selera atau tetap

berwarna putih sebelum kem diberi malam. Proses pemberian

malam ini dapat menggunakan proses batik tulis dengan canting

tangan atau dengan proses cap. Pada bagian kain yang diberi

malam maka proses pewarnaan pada batik tidak akan dapat masuk

karena tertutup oleh malam (wax resist). Setelah diberi malam,

Page 78: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

batik dicelup dengan warna. Proses pewarnaan ini dapat dilakukan

beberapa kali sesuai keinginan, berapa warna yang diinginkan.

Setelah proses pewarnaan dan pemberian malam selesai

kemudian malam dilunturkan dengan proses pemanasan. Batik

yang sudah jadi direbus untuk menghilangkan malam sampai

meleleh dan terlepas dari air. Proses perebusan ini dilakukan dua

kali, yang terakhir dengan menggunakan larutan soda ash untuk

mematikan warna yang menempel pada batik, dan menghindari

kelunturan. Setelah perebusan selesai, batik direndam air dingin

dan dijemur.

D. Analisis Diskriptif Data

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 23 responden dari

hasil kuisioner dalam penelitian ini, diperoleh data-data tentang pengusha

batik di Kota Klaten yang mengambil studi kasus di Desa Jarum,

Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten.

Data-data tersebut antara lain mengenai keuntungan, modal, biaya

tenaga kerja, bahan baku dari pengusaha batik itu sendiri ditambah dengan

data tentang kelompok umur, pengalaman usaha, tingkat pendidikan guna

memperjelas deskripsi mengenai industri batik di Desa Jarum Kecamatan

Bayat Kabupaten Klaten. Data-data yang ditampilkan pada penelitian ini

antara lain sebagai berikut:

Page 79: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Sebelum dapat digunakan beberapa tahap dalam menyusun tabel

atau distribusi frekuensi yaitu sebagai berikut (Djarwanto, 1994) :

1. Menentukan Jumlah Kelas

Digunakan dengan pedoman Struges dengan rumus sebagai

berikut:

k= 1 + 3.3 log n

Dimana : k= jumlah kelas

n= jumlah populasi

Maka dalam penelitian keuntungan pengusaha industri batik di

Desa Jarum, Kecamatan Bayat, Kabupaten Kalten didapatkan jumlah

kelas yaitu:

k= 1 + 3.3 log (23)

= 5,5

= 6

Jadi terdapat 6 kelas dalam penelitian ini.

2. Menentukan Interval Kelas

Selaras dengan pendekatan Sturges, maka interval kelas

ditemukan dengan rumus sebagai berikut:

Ci=

Ci = Interval Kelas

R = Range (selisih antara data terbesar dan data terkecil)

Page 80: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

k = Jumlah Kelas

Data-data tersebut antara lain sebagai berikut :

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Keuntungan

Keuntungan merupakan hasil dari pengembalian modal yang

diperoleh dari jumlah penerimaan yang dikurangi dengan jumlah total

biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi, keuntungan ini sendiri

diukur dengan satuan rupiah yang diperoleh oleh responden dalam

memproduksi barang setiap bulannya, untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.7

Distribusi Pengusaha Industri Batik Menurut Tingkat

Keuntungan

Kelas Keuntungan Frekuensi Persentase 1 < 3.500.000 0 0% 2 3.500.000 - < 7.000.000 7 30,43% 3 7.000.000 - < 10.500.000 8 34,78% 4 10.500.000 - < 14.000.000 2 8,69% 5 14.000.000- < 17.500.000 3 13,04% 6 ≥ 17.500.000 3 13,04%

Dari Tabel diatas diketahui bahwa dari 6 kelas dengan 23

Tidak ada pengusaha yang mempunyai keuntungan kurang dari Rp

3.500.000 . Untuk keuntungan antara Rp 3.500.000 sampai dengan

kurang dari Rp 7.000.000 sebanyak 7 pengusaha (30,43%). Untuk

keuntungan antara Rp 7.000.000 sampai dengan kurang dari Rp

10.500.000 sebanyak 8 pengusaha (34,78%). Untuk keuntungan

antara Rp 10.500.000 sampai dengan kurang dari Rp 14.000.000

sebanyak 2 pengusaha (8,69%). Untuk keuntungan antara Rp

Page 81: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

14.000.000 sampai dengan kurang dari Rp 17.500.000 sebanyak 3

pengusaha (13,04%). Untuk pengusaha dengan keuntungan lebih

dari Rp 17.500.000 sebanyak 3 pengusaha (13,04%).

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Modal

Modal dalam hal ini merupakan modal usaha yang digunakan

oleh pengusaha batik dalam menjalankan usahanya. Modal ini dapat

berupa uang maupun barang, maka diperoleh distribusi frekuensi dan

pembagian kelasnya sebagai berikut:

Tabel 4.8

Distribusi Pengusaha Industri Batik Menurut Jumlah

Modal

Kelas Modal Frekuensi Persentase 1 < 5.500.000 0 0% 2 5.500.000- <11.000.000 7 30,43% 3 11.000.000- 16.500.000 7 30,43% 4 16.500.000 - <22.000.000 3 13,04% 5 22.000.000 - < 27.500.000 3 13,04% 6 ≥27.500.000 3 13,04%

Dari Tabel diatas diketahui bahwa dari 6 kelas dengan 23

Tidak ada pengusaha yang mempunyai modal kurang dari Rp

5.500.000 . Untuk modal antara Rp 5.500.000 sampai dengan

kurang dari Rp 11.000.000 sebanyak 7 pengusaha (30,43%). Untuk

modal antara Rp 11.000.000 sampai dengan kurang dari Rp

16.500.000 sebanyak 7 pengusaha (30,43%). Untuk modal antara

Rp 16.500.000 sampai dengan kurang dari Rp 22.000.000

sebanyak 3 pengusaha (13,04%). Untuk keuntungan antara Rp

Page 82: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

22.000.000 sampai dengan kurang dari Rp 27.500.000 sebanyak 3

pengusaha (13,04%). Untuk pengusaha dengan keuntungan lebih

dari Rp 27.500.000 sebanyak 3 pengusaha (13,04%).

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Biaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja yang dimaksud merupakan biaya yang

dikeluarkan pengusaha untuk membayar upah tenaga kerja dalam satu

bulan. Maka untuk dapat melihat distribusi frekuensi biaya tenaga

kerja dalam industri batik dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.9

Distribusi Pengusaha Industri Batik Menurut Biaya

Tenaga Kerja

Kelas Biaya Tenaga Kerja Frekuensi Persentase 1 < 2.250.000 1 4,34% 2 2.250.000 - <4.500.0000 7 30,43% 3 4.500.000 - < 6.750.000 6 26,08% 4 6.750.000 - <9.000.000 3 13,04% 5 9.000.000 - <11.250.000 5 21,73% 6 ≥ 11.250.0000 1 4,34%

Berdasarkan tabel diatas untuk pengusaha yang

mengeluarkan biaya tenaga kerja kurang dari Rp 2.250.000

sebanyak 1 pengusaha (4,34%). Untuk Rp 2.250.000 sampai

dengan kurang dari Rp 4.500.000 sebanyak 7 pengusaha (30,43%),

Rp 4.500.000 sampai dengan kurang dari 6.750.000 sebanyak 6

pengusaha (26,08%), Rp 6.750.000 sampai dengan kurang dari Rp

Page 83: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

9.000.000 sebanyak 3 pengusaha (13,04%), Rp 9.000.000 sampai

dengan kurang dari Rp 11.250.000 sebanyak 5 pengusaha

(21,73%), untuk pengusaha yang mengeluarkan biaya tenaga kerja

lebih dar Rp 11.250.000 sebanyak 1 pengusaha (4,34%).

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Biaya Bahan Baku

Yang dimaksud biaya bahan baku disini yaitu jumlah uang

yang dikeluarkan oleh pengusaha dalam memproduksi barang setiap

bulannya, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai

berikut:

Tabel 4.10

Distribusi Pengusaha Industri Batik Menurut Bahan Baku

Kelas Biaya Bahan Baku Frekuensi Persentase 1 ≤3.000.000 5 21,73% 2 3.000.000- < 6.000.000 8 34,78% 3 6.000.000 -< 9.000.000 3 13,04% 4 9.000.000- < 12.000.000 5 21,73% 5 12.000.000- < 15.000.000 1 4,34% 6 ≥ 15.000.000 1 4,34%

Berdasarkan tabel diatas untuk pengusaha yang

mengeluarkan bahan baku kurang dari Rp 3.000.000 sebanyak 5

pengusaha (21,73%), Rp 3.000.000 sampai dengan kurang dari Rp

6.000.000 sebanyak 8 pengusaha (34,78%), Rp 6.000.000 sampai

dengan kurang dari 9.000.000 sebanyak 3 pengusaha (13,04%), Rp

9.000.000 sampai dengan kurang dari Rp 12.000.000 sebanyak 5

(21,73%), Rp 12.000.000 sampai dengan kurang dari Rp

Page 84: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

15.000.000 sebanyak 1 pengusaha (4,34%), lebih dari Rp

15.000.000 sebanyak 1 pengusaha (4,34%).

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Yang dimaksud umur disini yaitu umur pengusaha batik pada

saat penelitian dilakukan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

sebagai berikut:

Tabel 4.11

Distribusi Pengusaha Industri Batik Menurut Umur

Kelas Kelompok Umur (dalam tahun)

Frekuensi Persentase

1. <6 0 0% 2 6 - <12 0 0% 3 12 - < 18 0 0% 4 18 - < 24 0 0% 5 24 - < 30 1 4,34% 6 ≥ 30 22 95,65%

Berdasarkan tabel diatas, untuk umur 24 sampai kurang

dari 30 sebanyak 1 pengusaha (4,34%) dan lebih dari sama dengan

30 tahun sebanyak 22 pengusaha (95,65%).

6. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Yang dimaksud tingkat pendidikan disini yaitu tingkat

pendidikan akhir pengusaha batik yang telah ditempuh sampai

pada saat penelitian dilakukan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel sebagai berikut:

Page 85: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Tabel 4.12

Distribusi Pengusaha Industri Batik Menurut Tigkat

Pendidikan

Kelas Tingkat Pendidikan

Frekuensi Persentase

1 Tidak Tamat SD 3 13,04% 2 SD 6 17,39% 3 SMP 6 30,43% 4 SMA 6 30,43% 5 ≥ S1 2 8,69%

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 23 pengusaha

batik, untuk yang tidak tamat SD ada 3 pengusaha (13,04%),

tingkat pendidikan SD, SMP dan SMA adalah sama yaitu sebesar 6

orang ( masing-masing 30,43%), sedangkan tingkat pendidikan S1

ada 2 pengusaha (8,69%).

7. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Usaha

Yang dimaksud pengalaman usaha disini yaitu berapa

lama waktu yang telah ditempuh pengusaha dalam menjalankan

usahanya sampai pada saat penelitian dilakukan, untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Page 86: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Tabel 4.13

Distribusi Pengusaha Industri Batik Menurut Pengalaman

Usaha

Kelas Tahun Frekuensi Persentase 1 <7 4 17,39% 2 7 - <14 3 13,04% 3 14 - <21 10 43,47% 4 21 - <28 3 13,04% 5 28 - <35 2 8,69% 6 ≥35 1 4,34%

Berdasarkan tabel diatas, pengalaman usaha pengusaha

batik kurang dari 7 tahun sebanyak 4 pengusaha (17,39%), 7tahun

sampai dengan kurang dari 14 tahun sebanyak 3 pengusaha

(13,04%), 14 tahun sampai dengan kurang dari 21 tahun sebanyak

10 pengusaha (43,47%), 21 tahun sampai dengan kurang dari 28

tahun sebanyak 3 pengusaha (13,04%), 28 tahun sampai dengan

kurang dari 35 tahun sebanyak 2 pengusaha (8,69), lebih dari sama

dengan 35 tahun sebanyak 1 pengusaha (4,34%).

Page 87: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Permasalahan yang dihadapi oleh pengusaha industri batik di Desa

Jarum, Kecamatan bayat, Kabupaten Klaten.

1. Masalah Ketenagakerjaan

Tabel 4.14

Jumlah Tenaga Kerja Pembatik di Desa Jarum

No Nama Pengusaha Jumlah Tenaga Kerja yang ada

Jumlah Tenaga kerja yang dibutuhkan

1 Budi Susanto 12 15 2 Darji 6 10 3 Hardi Trimanto 7 10 4 Jumiyati 6 10 5 Miyono 11 15 6 Mulyani 5 10 7 Purwanti 45 45 8 Sajino 15 15 9 Sarina 32 32 10 Sarwidi 36 45 11 Sri Wiyono 16 20 12 Suhada 25 30 13 Salimi 5 10 14 Sriwiyono 8 10 15 Sularto 9 9 16 Sunardi 20 20 17 Suparman 11 11 18 Hj.Suratmi 15 15 19 Suratmi 10 10 20 Suroto 28 35 21 Suyanto 9 9 22 Umi haryati 8 8 23 Yadino 9 9

Sumber : Pengusaha Batik Desa Jarum

Dari data tersebut menjelaskan banyaknya tenaga kerja asli

dari Desa Jarum tersebut yang dipekerjakan oleh para pengusaha

batik dalam kegiatan proses produksi usahanya. Tentunya hal

tersebut akan membawa dampak bagi masyarakat sekitar terutama

dalam peningkatan kemakmuran. Akan tetapi, antara jumlah tenaga

Page 88: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

kerja yang terampil semakin berkurang sehingga berbanding

terbalik dengan kebutuhan yang ada. Tentunya hal tersebut

menjadi masalah dan tantangan bagi para pengusaha untuk tetap

mempertahankan usahanya walaupun ada keterbatasan tenaga kerja

yang terampil.

Para tenaga kerja sendiri tidak menjadikan membatik

sebagai pekerjaan utama, selain membatik mereka bercocok tanam

atau melakukan kegiatan lainnya seperti berdagang, sehingga para

pengusaha batik merasa kurang optimal dalam memperdayakan

tenaga kerja terampil yang ada di desanya. Apabila hal tersebut

terus terjadi maka kegiatan produksi batik di Desa Jarum,

Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten pun akan terus menurun

kuantitasnya. Para pengusaha berusaha memberikan upah yang

cukup agar para pekerja tetap mau bekerja dengan optimal.

Masalah keterbatasan tenaga kerja yang terampil di Desa Jarum,

Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten masih menjadi tantangan bagi

para pengusaha yang harus dihadapi.

2. Masalah Promosi dan Penjualan

Bagi para pengusaha yang telah berkembang dengan pesat

tentunya penjualan bukan menjadi kendala, akan tetapi bagi para

pengusaha kecil yang belum mengetahui tentang seluk beluk pasar

dan cara-cara memasarkan tentunya dalam proses penjualan pun

banyak mengalami kendala. Para pengusaha harus menunggu ada

Page 89: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

pengepul yang mau membeli kain batiknya terlebih dahulu baru

bisa menjual barang dagangannya, bahkan di jaman yang modern

seperti sekarang ini hal tersebut masih sering terjadi.

Untuk pemasaran sendiri hanya sedikit pengusaha yang

mampu memanfaatkan teknologi untuk memasarkan hasil

produksinya, kebanyakan dari mereka masih memakai cara

manual, seperti menjual barang-barangnya di pasar, pengepul, atau

memajangnya di rumah-rumah dan toko-toko mereka. Para

pengusaha masih kurang memanfaatkan media promosi secara

online yang sebenarnya saat ini bisa menjadi jalan untuk membuka

peluang yang besar dalam mempromosikan hasil produksi kain

batik dari Desa Jarum, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten.

3. Masalah Permodalan

Kendala berikutnya yang dihadapi oleh para pengusaha

adalah masalah permodalan. Para pengusaha batik dalam skala

produksi kecil mengalami kesulitan dalam permodalan, sehingga

para pengusaha tidak bisa meningkatkan produksinya. Masalah ini

terjadi karena kurangnya pengetahuan dari para pengusaha sendiri

untuk mengetahui cara-cara mendapatkan bantuan modal dari

pemerintah maupun pihak swasta. Mereka hanya mengandalkan

modal yang mereka miliki sekarang dan tidak menambah

modalnya.

Page 90: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Modal sangat dibutuhkan dalam meningkatkan keuntungan

dari produksi para pengusaha batik, untuk itu para pengusaha perlu

menyelesaikan masalah permodalan yang ada sekarang ini kalau

memang usaha mereka ingin mengalami peningkatan baik dalam

produksi dan penjualannya.

E. Hasil dan Analisis Data

1. Pemilihan Model

Model Regresi yang digunakan dalam pengolahan data skripsi

ini adalah model log-linier :

=

Dimana :

= Tingkat Keuntungan yang telah dinormalkan dengan harga

output

= Intersep

= Modal yang telah dinormalkan dengan harga output

= Besarnya biaya untuk tenaga kerja yang telah dinormalkan

dengan harga output

= Besarnya biaya bahan baku yang telah dinormalkan dengan

harga output

ei = Variabel pengganggu

Page 91: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Hasil pengolahan data dilakukan dengan menggunakan

program Eviews 6.0 dengan model regresi log-linier dengan tampilan

data pengolahan data sebagai berikut:

Tabel 4.15

Hasil Regresi Data

Variabel Coefficient Std. Error t-Statistic Probabilitas C -6.648660 0.232045 -2.795400 0.0115 MDL 1.415073 0.142291 9.944936 0.0000 TK -0.315247 0.109643 -2.875223 0.0097 BB -0.189486 0.085420 -2.218273 0.0389 LnKEUNTUNGAN = -0.648660 + 1.415073LnMdl - 0.315247LnTk -0.189486LnBb

a. Uji Statistik

1) Uji t

Uji t adalah uji secara individual semua koefisien regresi yang

bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependennya.. Dalam pengujian ini

menggunakan tingkat signifikan 0,05 dan df = 20.

a) Pengaruh Variabel Modal terhadap keuntungan usaha

i. Hipotesis statistic

H0 : β1 = 0 (variabel modal tidak signifikan terhadap besarnya

keuntungan usaha).

Ha : β1 ≠ 0 (variabel modal signifikan terhadap besarnya keuntungan

usaha).

ii. Menentukan level of signikansi α=0,05

iii. Perhitungan uji t

Nilai t hitung = 9,944

Page 92: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Nilai t tabel = t0,05/2 ; df : 20 = 2,086

Rule of test:

Ho diterima Ho tolak

-2,086 2,086 9,944

Gambar 4.1

Uji t Menentukan level of significant

iv. Hasil pengujian statistik t didapatkan hasil sebagai berikut:

Dengan menggunakan kriteria pengujian satu sisi dan pada

taraf signifikansi 0,05. Karena t hitung (9,944) lebih besar dari t tabel

(2,086),maka Ho ditolak, ha diterima. Berarti koefisien regresi

parsial variabel modal secara statistik berpengaruh terhadap

Keuntungan Pengusaha Batik pada tingkat signifikansi =

5%.

b) Pengaruh Variabel Biaya Tenaga Kerja terhadap Keuntungan

i. Hipotesis statistik

H0 : β2 = 0 (variabel jumlah tenaga kerja tidak signifikan

terhadap besarnya keuntungan).

Ha : β2 < 0 (variabel jumlah tenaga kerja signifikan terhadap

besarnya keuntungan).

ii. Menentukan level of signikansi α=0,05

iii. Perhitungan uji t

Page 93: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Nilai t hitung = -2,875

Nilai t tabel = t0,05/2 ; df : 20 = 2,086

Rule of test:

Ho diterima Ho tolak

-2,875 2,086

Gambar 4.2

Uji t Menentukan level of significant

iv. Hasil pengujian statistik t didapatkan hasil sebagai berikut:

Dengan menggunakan kriteria pengujian satu sisi dan

pada taraf signifikansi 0,05. Karena t hitung (-2,875) lebih kecil

dari t tabel (-2,086), maka Ho ditolak, ha diterima. Berarti

koefisien regresi parsial variabel bahan baku secara statistik

berpengaruh terhadap Keuntungan Pengusaha Batik pada

tingkat signifikansi = 5%.

c) Pengaruh Variabel Bahan Baku terhadap Keuntungan

i. Hipotesis statistik

H0 : β3 = 0 (variabel modal tidak signifikan terhadap besarnya

keuntungan usaha).

Page 94: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Ha : β3 < 0 (variabel modal signifikan terhadap besarnya keuntungan

usaha).

ii. Menentukan level of signikansi α=0,05

iii. Perhitungan uji t

Nilai t hitung = -2,218

Nilai t tabel = t0,05/2 ; df : 20 = 2,086

Rule of test:

Ho diterima Ho tolak

-2,218 2,086

Gambar 4.2

Uji t Menentukan level of significant

iv. Hasil pengujian statistik t didapatkan hasil sebagai berikut:

Dengan menggunakan kriteria pengujian satu sisi dan pada

taraf signifikansi 0,05. Karena t hitung (-2,218) lebih kecil dari t

tabel (-2,086), maka Ho ditolak, ha diterima. Berarti koefisien

regresi parsial variabel bahan baku secara statistik berpengaruh

terhadap Keuntungan Pengusaha Batik pada tingkat signifikansi

= 5%.

Page 95: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

b) Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F adalah uji terhadap koefisien regresi parsial secara

bersama-sama. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel

independen yang ada secara bersama-sama mempengaruhi variabel

dependennya. Hasil analisis uji F diperoleh hasil seperti terlihat pada

tabel diatas. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai F hitung sebesar

198,0595 lebih besar dari F tabel yaitu sebesar 3,493 maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara modal,

tenaga kerja, dan bahan baku, secara bersama-sama terhadap

keuntungan.

c) Goodness of Fit atau Koefisien Determinasi (R2)

Uji Godness of Fit dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan dengan baik variasi dari

variabel terikat. Jika R2 mendekati nol, maka variabel bebas tidak

menerangkan dengan baik variasi variabel terikatnya. Jika R2

menjauhi nol, maka variabel bebas menerangkan derngan baik variasi

variabel terikatnya.

Berdasarkan hasil perhitungan untuk nilai Adjusted R Square

sebesar 0.969014 yang berarti bahwa variasi variabel independen yaitu

variabel modal modal, tenaga kerja, dan bahan baku secara simultan

dapat menjelaskan sebesar 96,9 % terhadap variabel dependen yaitu

Page 96: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

keuntungan, sedangkan sisanya sebesar 3,1% dijelaskan variabel

lainnya yang tidak digunakan dalam penelitian ini.

b. Uji Asumsi Klasik

a) Multikolinearitas

Pada penelitian ini untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikolinearitas atau ada tidaknya hubungan (korelasi) antar variabel

independen, dengan kata lain satu atau lebih variabel independen

merupakan suatu fungsi linear dari variabel independen lainnya.

Pengujian yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode Klein,

yaitu dengan membandingkan nilai R2 dengan nilai r2 yang didapat dari

hasil matriks korelasi. Dengan kriteria pengujian :

i. Jika nilai r2 > R2 , maka ada masalah multikolinearitas.

ii. Jika nilai r2 < R2 , maka tidak ada masalah multikolinearitas.

Hasil estimasi uji Multikolinearitas dapat dilihat pada tabel

sebagai berikut :

Tabel 4. 16

Hasil uji Multikolinearitas

iii. U

j

i

Variabel r2 R2 Kesimpulan

X1(X2,X3) 0,934 0,969 Tidak terjadi Multikolinearitas

X2(X1,X3) 0,901 0,969 Tidak terjadi Multikolinearitas

X3(X1,X2) 0,886 0,969 Tidak terjadi Multikolinearitas

Page 97: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

DDari tabel diatas dapat diketahui bahwa semua nilai r2 lebih

kecil dari nilai R2 yang berarti bahwa dalam model regresi tidak

terdapat multikolinearitas.

b) Uji Heteroskedastisitas

Dalam ekonometrika, jika nilai varian (σ2) dari variabel tak

bebas (Y) meningkat sebagai akibat meningkatnya variabel bebas (X)

maka nilai disturbance term adalah tidak sama untuk semua observasi

pada variabel bebas (X) disebut dengan heteroskedastisitas. Masalah

heteroskedastik sering muncul dalam data cross-section. Hal ini

dikarenakan data cross-section permasalahan atau populasi diamati

pada satu titik waktu, dan cenderung mempunyai ukuran yang

berbeda-beda, misalnya kecil, sedang, dan besar.

Dengan demikian pengujian ini juga dilakukan pada penelitian

ini. Pengujian ini digunakan untuk melihat gangguan yang muncul

dalam model regresi, sehingga penaksir OLS tidak efisien walaupun

masih konsisten dan tidak bias. Analisis ini menggunakan uji white

untuk melihat ada tidaknya masalah heteroskedastisitas, dengan

langkah: Uji White.

Page 98: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Dalam uji white diasumsikan model yang diuji adalah:

Rumus :

LnY = β0 + β1 LnX1 + β2 LnX2 + β3 LnX3+ e

i. Jika Obs*R2 > X2 maka model tersebut terkena

heteroskedastisitas.

ii. Jika Obs*R2 < X2 maka model tersebut bebas dari

heteroskedastisitas.

Hasil estimasi uji White dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.17

Hasil Uji Estimasi Uji White

F-statistic 1.322077 Prob. F(3,19) 0.2965

Obs*R-squared 3.972064 Prob. Chi-Square(3) 0.2645

Scaled explained SS 3.691704 Prob. Chi-Square(3) 0.2967

Berdasarkan hasil estimasi dengan uji white, diketahui nilai

Obs*R-squared 3,972064 < X2 7,815 dengan Df 3 menunjukkan hasil

yang tidak signifikan secara statistik. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa dalam model empirik tidak terdapat masalah heterokedastisitas

tidak ditolak (tidak ada heterokedastisitas).

Page 99: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

c) Uji Autokorelasi

Pengujian ini digunakan untuk melihat korelasi antar variabel

gangguan sehingga penarik OLS tidak konsisten dan menjadi bias.

Analisis ini menggunakan uji Durbin-Watson. Dari hasil uji Durbin

Watson diperoleh DW sebesar 1,853. Hasil perhitungan Durbin Watson

kemudian dibandingkan dengan tabel yang menunjukkan daerah Durbin

Watson sebagaimana pada gambar dibawah ini :

Autokorelasi Daerah Daerah Auto Korelasi Positif ragu ragu negatif

Bebas

Autokorelasi positif maupun

negatif

0 dl du 1,853 DW 4-du 4-dl 4

Gambar 4.3 Analisis Durbin Watson

Page 100: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Dengan menggunakan derajat keyakinan 5% dengan jumlah

sampel 23, dan variabel penjelas 3 ,maka didapat nilai dl=1,078 4-dl =

2,922, du = 1,660, 4-du = 2,34 Berdasarkan tabel diatas , maka

diketahui bahwa hasil Durbin Watson sebesar 1,853 yaitu daerah yang

menunjukkan daerah bebas. Oleh karena itu maka disimpulkan bahwa

tidak terjadi autokorelasi.

F. Interpretasi Matematis

Berdasarkan hasil regresi data yang diperoleh maka dapat diuraikan

sebagai berikut :

1. Koefisien modal bertanda positif sebesar 1,415073. Hal ini dapat diartikan

bahwa bila modal mengalami kenaikan sebesar 1% maka akan

menaikkan keuntungan sebesar 1,4150573%. Sebaliknya jika modal

mengalami penurunan 1% maka akan menurunkan tingkat keuntungan

sebesar 1,4150573%.

2. Koefisien tenaga kerja bertanda negatif sebesar -0,315247. Hal ini dapat

diartikan bahwa bila biaya untuk tenaga kerja mengalami kenaikan

sebesar 1% maka akan menurunkan tingkat keuntungan sebesar

0,315247%.

3. Koefisien bahan baku bertanda negatif sebesar -0,189486. Hal ini dapat

diartikan bahwa bila bahan baku mengalami kenaikan sebesar 1% maka

akan menurunkan keuntungan sebesar 0,189486%.

G. Interpretasi Ekonomi

Page 101: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Dari hasil analisis dan pembahasan tersebut diatas dapat

dinterprestasikan bahwa secara ekonomi usaha batik di Desa Jarum,

Kecamatan Bayat, Klaten sebagai berikut:

1. Pengaruh modal terhadap keuntungan pengusaha batik

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa variabel modal

dengan tingkat signifikansi 5% berpengaruh signifikan dan positif

terhadap keuntungan pengusaha batik di Desa Jarum Kecamatan Bayat,

Klaten. Semakin besar modal maka tingkat keuntungan akan semakin

besar. Koefisien modal bertanda positif diperoleh hasil sebesar

1,415073. Hal ini dapat diartikan bahwa bila modal mengalami kenaikan

sebesar 1% maka akan meningkatkan keuntungan pengusaha sebesar

1,415073%.

Antara modal dan keuntungan pengusaha batik mempunyai

hubungan yang positif karena adanya penambahan modal, sehingga para

pengusaha akan dapat menambah perluasan usaha batiknya, misalkan

dengan menambah jumlah bahan baku, peralatan produksi dan lain

sebagainya. Dengan demikian maka kapasitas produksi batik akan

meningkat. Dengan adanya tambahan kuantitas produksi batik, maka

keuntungan pengusaha batik di Desa Jarum Kecamatan Bayat akan

meningkat.

Dalam hal penelitian ini menghasilkan kesimpulan yang sama

dengan penelitian Putra (2010) yang menyatakan dalam penelitiannya

Page 102: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

bahwa modal berpengaruh signifikan dan positif terhadap tingkat

keutungan. Begitu pula dengan penelitian dari Ramadhan (2009) dan

Nisa (2011) yang menyatakan dalam penelitiannya bahwa modal

berpengaruh signifikan dan positif terhadap tingkat keuntungan.

2. Pengaruh jumlah biaya tenaga kerja terhadap keuntungan pengusaha batik

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh menunjukkan

bahwa variabel tenaga kerja dengan tingkat signifikansi 5% signifikan

dan negatif terhadap keuntungan pengusaha batik di Desa Jarum

Kecamatan Bayat, Klaten. Koefisien biaya tenaga kerja bertanda negatif

diperoleh hasil sebesar -0.315247. Hal ini dapat diartikan bahwa jumlah

biaya tenaga kerja dan keuntungan pengusaha industri batik mempunyai

hubungan yang searah yaitu dengan penambahan biaya tenaga kerja

sebesar 1% mengakibatkan penurunan keuntungan pengusaha industri

batik sebesar -0.315247 %.

Hal ini berarti, jika jumlah biaya tenaga kerja bertambah, maka

akan mengakibatkan keuntungan pengusaha menurun. Dengan skala

produksi yang sama apabila terjadi perubahan biaya tenaga kerja maka

akan berpengaruh terhadap keuntungan yang diperoleh, semakin banyak

biaya tenaga kerja yang dikeluarkan maka akan semakin kecil atau

berkurang keuntungan yang diperoleh pengusaha batik.

Page 103: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Dalam penelitian ini menghasilkan kesimpulan yang sama dengan

penelitian dari Nisa (2011) yang menyatakan dalam penelitiannya bahwa

variabel tenaga kerja signifikan terhadap tingkat keuntungan.

3. Pengaruh bahan baku terhadap keuntungan pengusaha batik

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel bahan baku dengan

tingkat signifikansi 5% berpengaruh signifikan dan negatif terhadap

keuntungan pengusaha batik di Desa Jarum Kecamatan Bayat, Klaten.

Apabila pengusaha menaikkan biaya bahan baku maka tingkat keuntungan

akan menurun. Koefisien bahan baku bertanda negatif diperoleh hasil

sebesar -0.189486. Hal ini dapat diartikan bahwa bila bahan baku

mengalami kenaikan sebesar 1% maka akan menurunkan laba usaha

sebesar -0.189486%.

Hal ini berarti, jika bahan baku bertambah, maka akan

mengakibatkan keuntungan pengusaha menurun. Kondisi tersebut terjadi

karena bertambahnya bahan baku tanpa disertai dengan bertambahnya

modal dan tenaga kerja maka hanya akan menambah jumlah pengeluaran

untuk proses produksi, dengan bertambahnya biaya untuk produksi maka

akan mengurangi tingkat keuntungan pengusaha batik di Desa Jarum

Kecamatan Bayat, Klaten.

Page 104: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Dalam penelitian ini menghasilkan kesimpulan yang sama dengan

penelitian dari Ramadhan (2009) yang menyatakan dalam penelitiannya

bahwa variabel biaya bahan baku signifikan terhadap tingkat keuntungan.

Page 105: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 23 pengusaha

industri batik di Desa Jarum Kecamatan Bayat, Klaten, maka dapat diambil

kesimpulan dan saran sebagai berikut :

A. Kesimpulan

1. Variabel modal berpengaruh signifikan dan positif terhadap keuntungan

pengusaha batik di Desa jarum Kecamatan Bayat, Klaten pada signifikansi

5%. Baik secara teori dan kenyataannya, modal berpengaruh signifikan

dan positif terhadap keuntungan, atau penambahan pada modal pengusaha

industri batik akan menyebabkan keuntungan pengusaha industri batik

akan bertambah pula.

2. Variabel jumlah biaya tenaga kerja berpengaruh signifikan dan negatif

terhadap keuntungan pengusaha batik di Desa Jarum Kecamatan Bayat,

Klaten pada tigkat signifikansi 5%. Baik secara teori maupun kenyataan,

biaya tenaga kerja berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat

keuntungan pengusaha batik. Hal ini berarti, jika jumlah biaya tenaga kerja

bertambah, maka akan mengakibatkan keuntungan pengusaha menurun

dengan asumsi skala produksi yang sama apabila terjadi perubahan biaya

tenaga kerja maka akan berpengaruh terhadap tingkat keuntungan yang

diperoleh.

3. Variabel bahan baku berpengaruh signifikan dan negatif terhadap

keuntungan pengusaha batik di Desa Jarum Kecamatan Bayat Klaten pada

Page 106: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

tingkat signifikansi 5%. Baik secara teori maupun kenyataan, biaya bahan

baku berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat keuntungan

pengusaha batik. Hal ini berarti, jika bahan baku bertambah, maka akan

mengakibatkan keuntungan pengusaha menurun dengan asumsi skala

produksi yang sama apabila terjadi perubahan biaya bahan baku maka

akan berpengaruh terhadap tingkat keuntungan yang diperoleh.

4. Dilihat dari kofisien regresinya, variabel yang mempunyai pengaruh

paling besar terhadap keuntungan pengusaha batik di Desa Jarum

Kecamatan Bayat, Klaten adalah modal. Berarti hal ini sesuai dengan

hipotesis dalam penelitian.

B. Saran

1. Faktor modal mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

keuntungan pengusaha batik di Desa Jarum Kecamatan Bayat Kabupaten

Klaten. Maka disarankan kepada para pengusaha batik untuk

meningkatkan modalnya dengan harapan keuntungan yang diperoleh

pengusaha semakin meningkat, namun jika para pengusaha kesulitan

untuk menambah modalnya maka dapat mencari tambahan modal dari

sumber lain yaitu seperti pinjaman dari bank maupun koperasi.

2. Perlunya pemerintah Kabupaten Klaten untuk memberikan bantuan modal

kepada para pengusaha batik dengan memberikan bantuan kredit lunak

dengan cara memberikan kredit dengan bunga yang rendah kepada

pengusaha batik di Desa Jarum Kecamatan Bayat, Klaten.

Page 107: ANALISIS PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

3. Perlu adanya bantuan pemerintah dan pengusaha untuk memberikan

pembinaan dan pelatihan kepada para pekerja agar dapat meningkatkan

ketrampilan dan produktifitas para pekerja, sehingga diharapkan dapat

meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi batik.

4. Perlu adanya bantuan pemerintah untuk memberikan sosialisasi dan

pembinaan kepada para pengusaha dalam proses pemasaran dengan

memanfaatkan teknologi seperti pemasaran melalui internet. Pemerintah

Kabupaten perlu mengikutsertakan hasil produksi pengusaha dalam

pameran baik lokal, nasional, maupun internasional agar produknya

dikenal masyarakat secara luas sehingga akan meningkatkan hasil

penjualan sehingga keuntunganpun meningkat.