ANALISIS PENGARUH ETIKA KERJA ISLAM DAN KEPUASAN KERJA...
Transcript of ANALISIS PENGARUH ETIKA KERJA ISLAM DAN KEPUASAN KERJA...
i
ANALISIS PENGARUH ETIKA KERJA ISLAM DAN
KEPUASAN KERJA KARYAWAN TERHADAP
KOMITMEN ORGANISASI
(Studi Kasus pada Baitul Maal Wa Tamwil (BMT)
Taruna Sejahtera)
S K R I P S I
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Syari’ah
Oleh
EKA SULISTIYOWATI
NIM : 21310040
JURUSAN SYARI’AH
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH S1
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2014
i
ii
ANALISIS PENGARUH ETIKA KERJA ISLAM DAN
KEPUASAN KERJA KARYAWAN TERHADAP
KOMITMEN ORGANISASI
(Studi Kasus pada Baitul Maal Wa Tamwil (BMT)
Taruna Sejahtera)
S K R I P S I
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Syari’ah
Oleh
EKA SULISTIYOWATI
NIM : 21310040
JURUSAN SYARI’AH
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH S1
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2014
iii
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp.323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga
http//www.salatiga.ac.id e-mail:[email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudari:
Nama : Eka Sulistiyowati
NIM : 21310040
Jurusan : Syari‟ah
Program Studi : PerbankanSyari‟ah S1
Judul : ANALISIS PENGARUH ETIKA KERJA ISLAM
DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN TERHADAP
KOMITMEN ORGANISASI (Studi Kasus pada Baitul
Maal Wa Tamwil (BMT) Taruna Sejahtera).
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, Nopember 2014
Pembimbing
Dr. Faqih Nabhan, S.E., M.M.
NIP. 19741230 200212 1002
iv
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA Jl. TentaraPelajar 02 Telp.323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga
http//www.salatiga.ac.id e-mail:[email protected]
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH ETIKA KERJA ISLAM DAN KEPUASAN
KERJA KARYAWAN TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI
(Studi Kasus pada Baitul Maal WaTamwil (BMT) Taruna Sejahtera)
DISUSUN OLEH:
EKA SULISTIYOWATI
NIM : 21310040
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan
Syariah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 25
November 2014 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar
sarjana S1 Ekonomi Syariah
Susuna Panitia Penguji
Ketua Penguji : Benny Ridwan, M. Hum
Sekretaris Penguji : Ilyya Muhsin, S. HI., M.Si.
Penguji I : Fetria Eka Yudiana, M.S.,
Penguji II : Ahmad Mifdlol Muthohar, Lc, M.Si
Penguji III : Nafis Irkhami, M. Ag.
Salatiga, Nopember2014
Ketua STAIN Salatiga
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd
NIP. 19670112 199203 1 005
v
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA Jl. TentaraPelajar 02 Telp.323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga
http//www.salatiga.ac.id e-mail:[email protected]
DEKLARASI
حيم حمنالر بسماللهالر
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Eka Sulistiyowati
NIM : 21310040
Jurusan : Syari‟ah
Program Studi : Perbankan Syari‟ah S1
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan
hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau
temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan
kode etik ilmiah.
Salatiga, Nopember 2014
Yang menyatakan,
Eka Sulistiyowati
NIM : 21310040
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Kebanggaan terbesar dalam hidup adalah bila kita
berhasil melakukan apa yang menurut orang lain tidak
bisa kita lakukan.
Manusia terbaik adalah manusia beriman dan berilmu,
jika diperlukan dia berguna, jika tidak diperlukan dia
dapat mengurus dirinya sendiri.
Sebaik-baik manusia adalah yang bisa bermanfaat bagi
manusia yang lainnya.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan
kepada :
Allah SWT yang telah memberikan
kelancaran dalam melakukan penulisan
skripsi ini.
Ayahanda tercinta Sulih dan Ibunda
tercinta Asiyah, atas kasih sayang yang
tidak pernah terputus dan kesabaran
vii
yang mendukung serta do‟a yang tiada
henti.
Adikku tersayang Ahmad Rifai yang
selalu membantuku dalam segala hal.
Calon suamiku Doni, terima kasih atas
kasih sayang, dukungan, doa,
perhatian, dan pengertiannya.
Sahabat-sahabat tercinta Nunung, Dwi,
Dhiny, Alfi, Idhoet, Ainy, Any, Afiana
dan teman-teman MKS-B yang selalu
memberikan support, do„a dan
sarannya.
viii
KATA PENGANTAR
حيم حمنالر بسماللهالر
Alhamdulillahi robbil alamin. Segala puji syukur penulis haturkan
kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penelitian dan
penulisan skripsi dengan judul "ANALISIS PENGARUH ETIKA KERJA
ISLAM DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN TERHADAP KOMITMEN
ORGANISASI (Studi Kasus pada Baitul Maal WaTamwil (BMT) Taruna
Sejahtera)" telah dapat dilaksanakan dan diselesaikan.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi kewajiban dan melengkapi syarat
akhir guna memperoleh gelar sarjana Ekonomi Syari‟ah di Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri Salatiga.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini banyak
menghadapi kesulitan-kesulitan, namun berkat pertolongan Allah SWT dan
bimbingan, saran, bantuan serta dorongan dari berbagai pihak, penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Maka dari itu, perkenankanlah penulis menghaturkan terima kasih yang
tak terhingga dalam kesempatan ini, kepada :
1. Bapak dan Ibu yang terhormat, atas kasih sayang dan doanya.
2. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Ketua STAIN Salatiga.
3. Bapak Dr. Faqih Nabhan, S.E., M.M., selaku Dosen Pembimbing, atas segala
bimbingan dan petunjuk yang telah diberikan selama penyusunan skripsi ini.
ix
4. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.S., selaku Ketua Program Studi Perbankan
Syari‟ah.
5. Bapak Drs. H. Alfred L., M.SI selaku pembimbing akademik.
6. Bapak Ibu dosen PS-S1 yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan sehingga
penulis dapat menyelesaikan studi dan menyelesaikan penulisan skripsi ini.
7. Keluarga besar BMT Taruna Sejahtera yang telah mengizinkan dan membantu
penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka penyelesaian penulisan
skripsi ini.
8. Ahmad Rifai yang selalu membantuku dalam segala hal.
9. Doni Mawardianto yang selalu ada disetiap suka maupun duka, yang selalu
memberikan kasih sayang, dukungan, doa, pengertian, dan perhatian sehingga
dapat memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Nunung Wuri Kurnia Dewi yang selalu memberikan semangat, teman sharing
dalam pembuatan skripsi ini.
11. Alfath Andhini dan Dwi Rokhayati sebagai teman seperjuangan dalam
pembuatan skripsi ini.
12. Idhoet, Ainy, Tandi, Alfi, Any, Afiana, Icha, Yogi, Saiful, yang telah
berkenan menjadi sahabat terbaik ketika kuliah.
13. Sahabat-sahabat tercinta yang telah banyak memberikan motivasi kepada
penulis.
14. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
memberikan dukungan moral dan material hingga selesainya proses belajar.
x
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa dalam
penulisan skripsi ini masih banyak kesalahan dan kekurangannya, oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak.
العالمين رب الحمدلل
Salatiga, Nopember 2014
Penulis
Eka Sulistiyowati
NIM: 21310040
xi
ABSTRAK
Sulistiyowati, Eka. 2014. Analisis Pengaruh Etika Kerja Islam dan Kepuasan
Kerja Karyawan Terhadap Komitmen Organisasi (Studi Kasus pada Karyawan
Baitul Mal wat Tamwil Taruna Sejahtera). Skripsi. Jurusan Syariah. Program
Studi Perbankan Syariah S1. Sekolah Tinggi Agam Islam Negeri Salatiga: Dr.
Faqih Nabhan, S.E., M.M.
Kata kunci: Etika Kerja Islam, Kepuasan Kerja Karyawan dan Komitmen
Organisasi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh etika kerja Islam
terhadap komitmen organisasi BMT Taruna Sejahtera dan untuk mengetahui
pengaruh kepuasan kerja karyawan terhadap komitmen organisasi BMT Taruna
Sejahtera. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode kuantitatif, dan alat
analisis yang digunakan yaitu SPSS versi 20. Sedangkan uji instrument yang
digunakan adalah uji reabilitas, uji validitas, regresi (regresi berganda), dan uji
statistik (uji T test, F test dan uji R2/ koefisien determinasi) dan uji asumsi klasik
(uji multikolinieritas, uji heteroskendastisitas, uji normalitas dan uji linieritas).
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa etika kerja
Islam dan kepuasan kerja karyawan berpengaruh positif dan signifikan secara
individu terhadap komitmen organisasi BMT Taruna Sejahtera. Hal itu dapat
dibuktikan dari perbandingan antara nilai t test yang lebih besar dari t table dan
nilai sig. yang kurang dari 0,05 dari variable etika kerja Islam dan kepuasan kerja
karyawan dengan komitmen organisasi. Dengan demikian, hipotesis pertama dan
kedua yang diajukan terbukti kebenarannya. Etika kerja Islam dan kepuasan kerja
karyawan secara bersama-sama juga berpengaruh signifikan terhadap komitmen
organisasi BMT Taruna Sejahtera, hal itu dapat dilihat dari nilai F test yang lebih
besar dari F table. Variabel yang paling dominan berpengaruh adalah kepuasan
kerja karyawan, hal ini disebabkan karena variabel kepuasan kerja karyawan
memiliki nilai beta terbesar dibandingkan variabel lain yaitu sebesar: 0,7321.
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR BERLOGO .................................................................................... i
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii
PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN........................................................ v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
ABSTRAK ...................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 8
xiii
D. Kegunaan Penelitian ................................................................ 8
E. Sistematika Penulisan .............................................................. 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka ......................................................................... 11
B. Kerangka Teori ........................................................................ 12
1. Etika Kerja Islam ................................................................ 12
2. Kepuasan Kerja Karyawan ................................................. 21
a. Pengertian Kepuasan Kerja ............................................ 21
b. Teori Kepuasan Kerja .................................................... 22
c. Aspek-aspek Kepuasan Kerja ......................................... 28
3. Komitmen Organisasi ......................................................... 30
a. Komponen Komitmen Organisasi .................................. 31
b. Faktor-faktor Komitmen Organisasi .............................. 31
c. Proses Terjadinya Komitmen Organisasi ........................ 32
C. Hipotesis .................................................................................. 33
D. Kerangka Berfikir .................................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN
xiv
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 37
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 37
C. Populasi dan Sampel ........................................................................... 37
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 39
E. Skala Pengukuran ................................................................................ 40
F. Definisi Konsep dan Operasional ........................................................ 41
G. Instrumen Penelitian ............................................................................ 44
H. Uji Instrumen Penelitian ..................................................................... 52
I. Alat Analisis ........................................................................................ 54
BAB IV ANALISIS PENELITIAN
A. Deskripsi Obyek Penelitian ................................................... 57
1. Gambaran Umum Responden .......................................... 59
2. Uji Instrumen .................................................................... 60
3. Uji Statistik ....................................................................... 63
4. Uji Asumsi Klasik ............................................................ 68
5. Simpulan Pengujian Hipotesa dan Pembahasan ............... 73
xv
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 79
B. Saran .................................................................................................... 80
C. Penutup ................................................................................................ 81
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Penemuan Research Gap Penelitian .......................................... 6
Tabel 3.1 Definisi Operasioal Variabel ..................................................... 50
Tabel 3.2 Indikator dan Isi Pernyataan Kuessioner .................................... 51
Tabel 4.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..................... 59
Tabel 4.2 Deskripsi Responden Menurut Jabatan ...................................... 60
Tabel 4.3 Hasil Uji Reabilitas Instrumen ................................................... 61
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Instrumen .................................................... 62
Tabel 4.5 Perbandingan Antara t test dan T Tabel ...................................... 64
Tabel 4.6 Coefficientsa ............................................................................... 65
Tabel 4.7 Anovaa ........................................................................................ 66
Tabel 4.8 Model Summary ........................................................................ 67
Tabel 4.9 Coefficientsa ............................................................................... 68
Tabel 4.10 Model Summary ........................................................................ 72
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir .................................................................. 36
Gambar 3.1 Indikator Pengukuran Etika Kerja Islam ............................... 46
Gambar 3.2 Indikator Pengukuran Kepuasan Kerja Karyawan ................ 48
Gambar 3.3 Indikator Pengukuran Komitmen Organisasi ........................ 49
Gambar 4.1 Scatterplot ............................................................................. 69
Gambar 4.2 Histogram .............................................................................. 70
Gambar 4.3 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual ........ 71
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
BMT adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan
prinsip bagi hasil (syari‟ah), menumbuh kembangkan bisnis usaha mikro dan
kecil dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela
kepentingan kaum fakir miskin (BMT Primadinar, 2013). Secara konseptual,
BMT memiliki dua fungsi: pertama, Baitul Tamwil (Bait = Rumah, at Tamwil
= Pengembangan Harta) dan kedua, Baitul Maal (Bait = Rumah, Maal =
Harta). Fungsi Baitul Tamwil yaitu melakukan kegiatan pengembangan usaha-
usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha
mikro dan kecil terutama dengan mendorong kegiatan menabung dan
menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya. Sedangkan fungsi Baitul Maal,
yaitu menerima titipan dana zakat, infak dan shadaqah serta mengoptimalkan
distribusinya sesuai dengan peraturan dan amanahnya.
Potensi yang dipunyai BMT sangatlah besar dalam mengurangi
kemiskinan dan pembukaan peluang kerja yang sangat luas. BMT juga terbukti
dapat menggantikan fungsi rentenir yang sangat menjerat. Manfaat itulah yang
dirasakan oleh masyarakat akan kehadiran lembaga BMT. Disamping itu relatif
resisten terhadap krisis moneter yang terjadi karena dana yang ada langsung
disalurkan ke sektor riil, sehingga aman dari pengaruh gejolak moneter. Hal ini
yang mendorong perkembangan dan pertumbuhan BMT di seluruh daerah di
2
Indonesia, serta tumbuhnya kepercayaan masyarakat terhadap kehadiran
lembaga dengan sistem bagi hasil ini.
Meskipun demikian, berbagai realita di lapangan menunjukkan ada
beberapa BMT yang gulung tikar dan menghentikan operasionalnya karena
menghadapi berbagai kendala terutama berkaitan dengan profesionalisme
sumber daya manusia (SDM). Sumber daya manusia memegang peran kunci
dalam pengelolaan organisasi termasuk BMT. BMT sebagai organisasi yang
berorientasi keuntungan (profit oriented) dan juga memiliki fungsi sosial
kemasyarakatan (baitul mal) dengan menyalurkan zakat, infak, dan shodaqoh
dalam bentuk pinjaman kebajikan (qordul hasan), oleh karena itu BMT harus
dikelola secara profesional agar fungsi intermediasi (wa tamwil) dapat
dilakukan dengan baik. Fungsi itu dilakukan dengan cara menyalurkan dana
yang telah diamanahkan kepada pengusaha atau usahawan kecil yang layak dan
amanah dalam memanfaatkan pinjaman yang diberikan kepadanya.
Perkembangan BMT yang cukup pesat ini juga memicu persaingan
yang cukup ketat tidak hanya diantara BMT tetapi juga bersaing dengan bank-
bank Islam dan konvensional dalam fungsi intermediasi. Melihat potensi yang
besar itu bank-bank besar mulai melihat kredit mikro ini, hal ini ditandai
dengan berdirinya unit-unit usaha yang khusus melayani pengusaha kecil
seperti unit di Bank Danamon, BRI, dan BCA. Tantangan ini yang menjadi
pemicu BMT untuk lebih profesional dalam mengelola sumber daya yang
dimiliki dengan tetap memegang teguh etika kerja yang dimiliki. Sebagai
lembaga keuangan yang berbasis Islam, lembaga BMT dituntut untuk memiliki
3
etika kerja yang sesuai dengan konsep yang diajarkan oleh Islam. Karena
dengan memegang teguh etika kerja Islam akan menjadi daya tarik masyarakat
terhadap BMT dibanding lembaga sejenis lainnya.
Sebagai agama yang sempurna, Islam mengatur dan membimbing
pengikutnya di setiap aspek kehidupan. Etika sangat diperlukan dalam hidup
karena mengandung nilai dan prinsip yang dianut dalam masyarakat. Etika
adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma moral yang
menentukan dan terwujud dalam sikap dan pola perilaku hidup manusia, baik
secara pribadi maupun kelompok (Salam, 1997). Sehingga etika adalah salah
satu faktor penting bagi terciptanya kondisi kehidupan manusia yang lebih baik
dan dapat menjadi penentu dan arahan bagi manusia dalam berperilaku. Etika
yang Islami tidak hanya menggunakan rasio dalam menilai perbuatan, tetapi
juga didasarkan pada Al-Qur‟an dan Hadits. Sehingga tindakan yang dinilai
etika Islam adalah berdasarkan akal pikiran yang sesuai dengan ajaran Syari‟at
Islam.
Dalam bekerja, etika diperlukan sebagai aturan yang mengarahkan
bagaimana individu bekerja dengan baik dan benar. Aspek etika merupakan hal
mendasar yang harus selalu diperhatikan. Seperti bekerja dengan baik, didasari
iman dan taqwa, sikap baik budi, jujur dan amanah, kuat, kesesuaian upah,
tidak menipu, tidak merampas, tidak mengabaikan sesuatu, tidak semena-mena
(proporsional), ahli dan professional, serta tidak melakukan pekerjaan yang
bertentangan dengan hukum Allah atau Syari‟at Islam (Al-Qur‟an dan Hadits).
4
Etika kerja merupakan acuan yang dipakai oleh suatu individu atau perusahaan
sebagai pedoman dalam melaksanakan aktivitas bisnisnya, agar kegiatan yang
mereka lakukan tidak merugikan individu atau lembaga yang lain (Rudito dan
Famiola, 2007). Etika kerja yang Islami adalah serangkaian aktiviatas bisnis
dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah kepemilikan hartanya
(barang/jasa), namun dibatasi dalam cara memperolehnya dan pendayagunaan
hartanya karena aturan halal dan haram (Muhammad dan Alimin, 2004). Sesuai
apa yang diajarkan dalam Islam, individu harus memiliki pekerjaan yang
bermanfaat dan berarti.
Bekerja juga dipandang sebagai bukti prestasi dan kemandirian. Orang
akan menjadi sukses dan maju dikarenakan bekerja keras. Keadilan dan
transparansi sebuah pekerjaan juga merupakan hal yang penting bagi seorang
muslim, karena akan memberikan pandangan bahwa tak ada perbedaan dan
kelas sosial bagi mereka. Seorang muslim juga harus dapat memilih jenis
pekerjaan yang sesuai dengan minat dan keahliannya, sehingga dapat
meminimalisir kesalahan dan ketidaksesuaian yang akan ditimbulkan. Prestasi
yang dihasilkan dari pekerjaan yang dilakukan serta memberikan manfaat bagi
orang lain dan adanya rasa keadilan yang dirasakan, dapat menimbulkan rasa
kepuasan terhadap pekerjaan yang dilakukan sehingga dapat terciptanya
komitmen organisasi.
5
Jika terjadi ketidakpuasan pada anggota organisasi dalam
pekerjaannya akan membawa akibat yang kurang menguntungkan baik bagi
suatu organisasi maupun bagi diri anggota organisasi itu sendiri. Hal ini sejalan
dengan pendapat Wijono (2010), bahwa ketidakpuasan kerja akan
menyebabkan masalah terhadap anggota organisasi yaitu kecenderungan
berhenti bekerja, seringkali absen (bolos), bahkan bisa menyebabkan stres pada
pekerja. Dengan demikian individu yang memiliki kepuasan kerja tinggi akan
lebih berkomitmen terhadap organisasinya.
Alasan dilakukannya penelitian ini karena pertama, bukti empiris
pengaruh etika kerja Islam terhadap komitmen organisasi yang dilakukan Aji
(2003) menyatakan bahwa etika kerja Islam berpengaruh positif terhadap
komitmen organisasi. Penelitian lain yang mendukung dilakukan oleh Alwiyah
Jamil (2007) yang dalam penelitiannya ditemukan bahwa perkembangan
individu yang baik dan hubungan sosial yang baik dari para akuntan akan
berpengaruh pada affective commitment, continuance commitment, dan
normative commitment. Jadi mereka yang etika kerja Islamnya tinggi akan
lebih berkomitmen pada organisasinya. Lailatirrohmah (2014) menyatakan
bahwa etika kerja Islam memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
komitmen organisasional. Berbeda dengan penelitian Sekarani Yuteva
Augustia (2010) tentang analisis pengaruh etika kerja Islam terhadap komitmen
profesi internal auditor, komitmen organisasi, dan sikap perubahan organisasi.
Hasilnya yaitu variabel etika kerja Islam tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan secara langsung terhadap komitmen organisasi. Alasan penolakan
6
hipotesis ini diduga karena seorang internal auditor yang memiliki etika kerja
Islam yang tinggi tidak selalu memiliki komitmen yang tinggi pula terhadap
organisasinya. Selain itu adanya sifat-sifat kesederhanaan (qana‟ah atau zuhud)
yang dituntunkan dalam etika Islam.
Penelitian tentang pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen
organisasi oleh Andini (2006), dalam hasil uji hipotesanya menyatakan bahwa
kepuasan kerja berpengaruh positif secara keseluruhan terhadap komitmen
organisasi. Penelitian lain yang mendukung dilakukan oleh Wijayanti (2013)
yang menyatakan bahwa kepuasan kerja memberikan pengaruh yang positif
dan signifikan terhadap komitmen organisasi. Ansel (2013) dalam hasil
penelitianya menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif kepuasan kerja
terhadap komitmen organisasi. Muhadi (2007) menyatakan bahwa kepuasan
kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi.
Sedangkan menurut Nugroho (2009), beliau menyatakan bahwa secara parsial
variabel kepuasan kerja pada pekerjaan tidak berpengaruh positif terhadap
variabel komitmen organisasi.
7
Tabel 1.1
Penemuan Research Gap Penelitian
Isu: Pengaruh etika kerja Islam terhadap komitmen organisasi.
Research Gap:
Terdapat perbedaan hasil penelitian pengaruh etika kerja Islam terhadap
komitmen organisasi.
Pengaruh
etika kerja
Islam
terhadap
komitmen
organisasi.
Aji, 2003 Etika kerja Islam berpengaruh positif
terhadap komitmen organisasi.
Alwiyah Jamil,
2007
Etika kerja Islam berpengaruh positif
terhadap komitmen organisasi.
Lailatirrohmah,
2014
Etika kerja Islam memiliki pengaruh positif
dan signifikan terhadap komitmen
organisasional.
Augustia, 2010 Variabel etika kerja Islam tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan secara langsung
terhadap komitmen organisasi.
Isu: Pengaruh kepuasan kerja karyawan terhadap komitmen organisasi.
Research Gap:
Terdapat perbedaan hasil penelitian pengaruh kepuasan kerja karyawan
terhadap komitmen organisasi.
Pengaruh
kepuasan
kerja
terhadap
komitmen
organisasi.
Andini, 2006 Kepuasan kerja berpengaruh positif
secara keseluruhan terhadap komitmen
organisasi.
Muhadi, 2007 Kepuasan kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap komitmen organisasi.
Wijayanti,
2013
Kepuasan kerja memberikan pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap komitmen
organisasi.
Ansel, 2013 Terdapat pengaruh positif kepuasan kerja
terhadap komitmen organisasi.
Nugroho, 2009 Variabel kepuasan kerja pada pekerjaan
tidak berpengaruh positif terhadap variabel
komitmen organisasi
Sumber: Aji (2003), Jamil (2007), Lailatirrohmah (2014), Augustia (2010),
Andini (2006), Muhadi (2007), Wijayanti (2013), Ansel (2013), Nugroho
(2009).
8
Penelitian tentang etika kerja Islam masing jarang yang meneliti,
padahal etika kerja Islam itu penting untuk diterapkan dalam Lembaga
Keuangan Syariah. Disini peneliti akan melakukan penelitian dengan
menggunakan sampel yang berbeda dan pada kondisi kultur yang berbeda guna
memperkuat atau menyangkal temuan penelitian-penelitian sebelumnya.
Berdasarkan uraian di atas yang melatar belakangi penelitian ini, maka
penelitian diberi judul sebagai berikut:
“ANALISIS PENGARUH ETIKA KERJA ISLAM DAN KEPUASAN
KERJA KARYAWAN TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI (Studi
Kasus pada Karyawan Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) Taruna
Sejahtera)”
B. Rumusan Masalah
Terdapat perbedaan hasil penelitian sebelumnya tentang pengaruh
etika kerja Islam dan kepuasan kerja karyawan terhadap komitmen organisasi.
Atas dasar hal tersebut maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah etika kerja Islam berpengaruh terhadap komitmen organisasi?
2. Apakah kepuasan kerja karyawan berpengaruh terhadap komitmen
organisasi?
9
C. Tujuan Penelitian
Ada beberapa tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui bahwa etika kerja Islam berpengaruh terhadap
komitmen organisasi.
2. Untuk mengetahui bahwa kepuasan kerja karyawan berpengaruh
terhadap komitmen organisasi.
D. Kegunaan Penelitian
Adapun dari hasi penelitian ini diharapkan memberikan kegunaan-
kegunaan sebagai berikut:
1. Bagi peneliti lain, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
referensi bagi penelitian lanjutan atau penelitian yang berkelanjutan.
2. Bagi STAIN Salatiga, penelitian bermanfaat untuk menyediakan
informasi dan referensi sebagai bahan acuan bagi mahasiswa untuk
melakukan penelitian selanjutnya.
3. Bagi BMT Taruna Sejahtera, hasil penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan sebagai bahan informasi atau bahan masukan bagi BMT Taruna
Sejahtera terutama kebijakan yang dapat diambil mengenai etika kerja
Islam dan kepuasan kerja karyawan terhadap komitmen organisasi pada
BMT Taruna Sejahtera.
10
E. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran mengenai penelitian yang dilakukan,
penelitian ini ditulis dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN, pada Bab I ini di dalamnya diuraikan
diantaranya, latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian serta sistematika penelitian.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, pada bab ini diuraikan beberapa teori
yang dapat digunakan sebagai landasan penelitian. Hal yang dikemukakan
dalam landasan teori diantaranya meliputi beberapa teori mengenai etika kerja
Islam, kepuasan kerja, faktor-faktor yang menentukan kepuasan kerja,
komitmen organisasi, serta penarikan hipotesis.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam Bab III ini diuraikan
tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel,
teknik pengumpulan data, skala pengukuran, definisi konsep dan operasional,
instrumen Penelitian, uji instrumen penelitian, serta alat analisis yang
digunakan oleh penulis.
BAB IV, merupakan bab dimana peneliti akan mengolah data yang
telah diperolehnya. Uraian dalam bab ini meliputi deskripsi obyek penelitian,
analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian.
Bab V yang merupakan titik terakhir dalam sebuah penelitian. Bab ini
akan menguraikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian, saran yang
diberikan berkaitan dengan penelitian dan penutup.
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
Penelitian terdahulu merupakan kumpulan hasil-hasil penelitian yang
telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu dan mempunyai kaitan dengan
penelitian yang akan dilakukan. Hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan
pengaruh etika kerja Islam terhadap komitmen organisasi telah diteliti pada
berbagai penelitian terdahulu. Jamil (2007) dalam penelitiannya menyatakan
bahwa etika kerja Islam berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi.
Hasil tersebut juga diperkuat dengan penelitian Aji (2003), beliau
mengindikasikan bahwa etika kerja Islam berpengaruh positif terhadap
komitmen organisasi. Lailatirrohmah (2014) menyatakan bahwa etika kerja
Islam memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen
organisasional. Berbeda dengan penelitian Augustia (2010) yang menyatakan
bahwa variabel etika kerja Islam tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
secara langsung terhadap komitmen organisasi.
Hubungan variabel lain yang perlu diteliti adalah bagaimana pengaruh
kepuasan kerja karyawan terhadap komitmen organisasi. Andini (2006), dalam
hasil uji hipotesanya menyatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif
secara keseluruhan terhadap komitmen organisasi. Penelitian lain yang
mendukung dilakukan oleh Ansel (2013), hasilnya terdapat pengaruh positif
kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi. Akan tetapi, yang menarik
untuk diteliti lebih lanjut dalam penelitian ini adalah adanya penelitian
12
Nugroho (2009) yang menyatakan bahwa secara parsial variabel kepuasan
kerja pada pekerjaan tidak berpengaruh positif terhadap variabel komitmen
organisasi.
Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian terdahulu.
Pertama, kesamaan terdapat pada dugaan bahwa etika kerja Islam berpengaruh
terhadap komitmen organisasi. Kedua, terdapat pada pengaruh kepuasan kerja
terhadap komitmen organisasi. Ketiga, kesamaan juga terdapat pada alat
analisis yang digunakan dalam penelitian terdahulu, yaitu penggunaan analisis
data untuk menganalisis pengaruh etika kerja Islam dan kepuasan kerja
karyawan terhadap komitmen organisasi.
Hal lain yang membedakan penelitian kali ini dengan penelitian yang
pernah dilakukan sebelumnya adalah penggunaan kedua variabel yaitu etika
kerja Islam dan kepuasan kerja sebagai variabel bebas sebagai faktor yang
mempengaruhi komitmen organisasi. Adapun perbedaan penelitian ini dengan
penelitian terdahulu adalah subyek dan obyek penelitiannya yaitu karyawan di
BMT Taruna Sejahtera yang tergolong baru dan belum pernah diteliti.
B. Kerangka Teori
1. Etika Kerja Islam
Etika berasal dari bahasa Yunani, ethikos yang mempunyai
beragam arti: Pertama, sebagai analisis konsep-konsep mengenai apa yang
harus, mesti, tugas, aturan-aturan moral, benar-salah, wajib, tanggung
jawab, dan lain-lain. Kedua, pencarian ke dalam watak moralitas atau
13
tindakan-tindakan moral. Ketiga, pencarian kehidupan yang baik secara
moral (Ismanto, 2009). Menurut kamus umum bahasa Indonesia, etika
pada umumnya didefinisikan sebagai suatu usaha yang sistematis dengan
menggunakan rasio untuk menafsirkan pengalaman moral individual dan
sosial sehingga dapat menetapkan aturan untuk mengendalikan perilaku
manusia serta nilai-nilai yang berbobot untuk dapat dijadikan sasaran
dalam hidup. Etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai
dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya.
Pada mulanya, etika adalah masalah sifat pribadi yang
membicarakan bagaimana menjadi manusia yang baik, tetapi juga
merupakan masalah sifat keseluruhan segenap masyarakat. Jadi etika
adalah bagian dari pengertian etos, yaitu usaha untuk mengerti aturan
sosial yang menentukan dan membatasi tingkah laku manusia, terutama
aturan yang fundamental (Solomon, 1987). Menurut Salam (1997) etika
adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma moral
yang menentukan dan terwujud dalam sikap dan pola perilaku hidup
manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Etika menurut Frans
Magins Suseno (dalam Faqih, 2011) merupakan filsafat yang
merefleksikan ajaran-ajaran moral, yang bersifat rasional, kritis,
sistematis, mendasar dan normatif. Berarti tidak sekedar melaporkan
pandangan-pandangan moral, melainkan menyelidiki pandangan moral
yang seharusnya.
14
Etika merupakan alasan-alasan rasional tentang semua tindakan
manusia dalam semua aspek kehidupannya. Sementara itu etika kerja
Islami muncul ke permukaan dengan landasan bahwa Islam adalah agama
yang sempurna. Islam merupakan kumpulan aturan-aturan ajaran (doktrin)
dan nilai-nilai yang dapat menghantarkan manusia dalam kehidupannya
menuju tujuan kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat. Dari
berbagai pengertian di atas, definisi etika adalah aturan tentang baik buruk
perilaku manusia berdasarkan akal pikiran dan moralitas. Etika yang
Islami tidak hanya menggunakan rasio dalam menilai perbuatan, tetapi
juga didasarkan pada Al-Quran dan Hadits. Sehingga tindakan yang dinilai
etika Islam adalah berdasarkan akal pikiran yang sesuai dengan ajaran
syariat Islam.
Menurut Ali (2009), ada empat pilar utama dalam konsep etika
kerja Islami yaitu:
1. Berusaha (effort), seorang muslim diwajibkan untuk berusaha dan
bekerja untuk memenuhi kebutuhan dirinya, keluarga dan
masyarakat. Islam sangat menjunjung tinggi produktifitas kerja
karena akan meminimalisir berbagai permasalahan sosial dan
ekonomi.
2. Persaingan (competition), seorang pekerja harus mampu bersaing
dengan karyawan lain secara fair dan jujur dengan niat fastabiqul
koirat (berlomba untuk mencapai kebajikan).
15
3. Keterbukaan (transparency), keterbukaan terhadap berbagai kegiatan
yang ada dalam organisasi.
4. Moralitas (morality), segala bentuk kegiatan harus berdasarkan etika
Islam, karena agama Islam tidak mengenal dikotomis antara urusan
keduniaan dan agama.
Sebagai agama yang menekankan arti penting amal dan kerja,
Islam mengajarkan bahwa kerja itu harus dilaksanakan berdasarkan
beberapa prinsip berikut ini (Jannah: 2013):
1. Bahwa perkerjaan itu dilakukan berdasarkan pengetahuan
sebagaimana dapat dipahami dari firman Allah dalam Alquran, “Dan
janganlah kamu mengikuti sesuatu yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan mengenainya.”(Q.S, 17: 36).
2. Pekerjaan harus dilaksanakan berdasarkan keahlian sebagaimana
dapat dipahami dari hadis Nabi saw, “Apabila suatu urusan
diserahkan kepada bukan ahlinya, maka tunggulah saat
kehancurannya.” (Hadis Shahih riwayat al-Bukhari).
3. Berorientasi kepada mutu dan hasil yang baik sebagaimana dapat
dipahami dari firman Allah, “Dialah Tuhan yang telah menciptakan
mati dan hidup untuk menguji siapa di antara kalian yang dapat
melakukan amal (pekerjaan) yang terbaik; kamu akan dikembalikan
kepada Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia
memberitahukan kepadamu tentang apa yang telah kamu kerjakan.”
16
(Q.S. Al-Mulk: 67: 2). Dalam Islam, amal atau kerja itu juga harus
dilakukan dalam bentuk saleh sehingga dikatakan amal saleh, yang
secara harfiah berarti sesuai, yaitu sesuai dengan standar mutu.
4. Pekerjaan itu diawasi oleh Allah, Rasul dan masyarakat, oleh karena
itu harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, sebagaimana
dapat dipahami dari firman Allah, “Katakanlah: Bekerjalah kamu,
maka Allah, Rasul dan orang-orang beriman akan melihat
pekerjaanmu.”(Q.S. 9: 105).
5. Pekerjaan dilakukan dengan semangat dan etos kerja yang tinggi.
Pekerja keras dengan etos yang tinggi itu digambarkan oleh sebuah
hadis sebagai orang yang tetap menaburkan benih sekalipun hari
telah akan kiamat.
6. Orang berhak mendapatkan imbalan atas apa yang telah ia kerjakan.
Ini adalah konsep pokok dalam agama. Konsep imbalan bukan hanya
berlaku untuk pekerjaan-pekerjaan dunia, tetapi juga berlaku untuk
pekerjaan-pekerjaan ibadah yang bersifat ukhrawi. Di dalam Alquran
ditegaskan bahwa: “Allah membalas orang-orang yang melakukan
sesuatu yang buruk dengan imbalan setimpal dan memberi imbalan
kepada orang-orang yang berbuat baik dengan kebaikan.”(Q.S. 53:
31). Dalam hadis Nabi dikatakan, “Sesuatu yang paling berhak
untuk kamu ambil imbalan atasnya adalah Kitab Allah.” (H.R. al-
Bukhari). Jadi, menerima imbalan atas jasa yang diberikan dalam
kaitan dengan Kitab Allah; berupa mengajarkannya,
17
menyebarkannya, dan melakukan pengkajian terhadapnya, tidaklah
bertentangan dengan semangat keikhlasan dalam agama.
7. Berusaha menangkap makna sedalam-dalamnya sabda Nabi yang
amat terkenal bahwa nilai setiap bentuk kerja itu tergantung kepada
niat-niat yang dipunyai pelakunya: jika tujuannya tinggi (seperti
tujuan mencapai ridha Allah) maka ia pun akan mendapatkan nilai
kerja yang tinggi, dan jika tujuannya rendah (seperti, hanya
bertujuan memperoleh simpati sesama manusia belaka), maka
setingkat itu pulalah nilai kerjanya tersebut. Sabda Nabi saw. itu
menegaskan bahwa nilai kerja manusia tergantung kepada komitmen
yang mendasari kerja itu. Tinggi rendah nilai kerja itu diperoleh
seseorang sesuai dengan tinggi rendah nilai komitmen yang
dimilikinya. Dan komitmen atau niat adalah suatu bentuk pilihan dan
keputusan pribadi yang dikaitkan dengan sistem nilai yang
dianutnya. Oleh karena itu, komitmen atau niat juga berfungsi
sebagai sumber dorongan batin bagi seseorang untuk mengerjakan
atau tidak mengerjakan sesuatu, atau, jika ia mengerjakannya dengan
tingkat-tingkat kesungguhan tertentu.
8. Ajaran Islam menunjukkan bahwa “kerja” atau “amal” adalah bentuk
keberadaan manusia. Artinya, manusia ada karena kerja, dan kerja
itulah yang membuat atau mengisi keberadaan kemanusiaan. Jika
filsuf Perancis, Rene Descartes, terkenal dengan ucapannya, “Aku
berpikir maka aku ada” (Cogito ergo sum) – karena berpikir baginya
18
bentuk wujud manusia – maka sesungguhnya, dalam ajaran Islam,
ungkapan itu seharusnya berbunyi “Aku berbuat, maka aku
ada”. Pandangan ini sentral sekali dalam sistem ajaran Islam.
Ditegaskan bahwa manusia tidak akan mendapatkan sesuatu apapun
kecuali yang ia usahakan sendiri: “Belumkah ia (manusia)
diberitahu tentang apa yang ada dalam lembaran-lembaran suci
(Nabi Musa)? Dan Nabi Ibrahim yang setia? Yaitu bahwa seseorang
yang berdosa tidak akan menanggung dosa orang lain. Dan bahwa
tidaklah bagi manusia itu melainkan apa yang ia usahakan. Dan
bahwa usahanya itu akan diperlihatkan (kepadanya), kemudian ia
akan dibalas dengan balasan yang setimpal. Dan bahwa kepada
Tuhan-mulah tujuan yang penghabisan”.
Etika kerja Islami diukur dengan teori yang dikemukakan oleh
Mustaq Ahmad (2001) harus memiliki tata krama sebagai berikut:
a. Murah Hati
Karyawan senantiasa melakukan pelayanan dengan selalu
bersikap ramah, sopan, murah senyum, suka mengalah namun penuh
tanggung jawab. Sopan santun adalah pondasi dasar dan inti dari
kebaikan tingkah laku. Sifat ini sangat dihargai dengan nilai yang
tinggi, dan mencakup semua sisi hidup manusia. Allah
memerintahkan orang Muslim untuk selalu rendah hati dan bersikap
lemah lembut (Hasan, 2009). Sebagaimana di dalam firman-Nya QS.
Ali Imron: 189:
19
Artinya:
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka
dalam urusan itu (urusan peperangan dan hal-hal duniawiyah
lainnya, seperti urusan politik, ekonomi, kemasyarakatan dan
lain-lainnya). Kemudian apabila kamu telah membulatkan
tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”
b. Motivasi Berbakti
Karyawan hendaknya berniat untuk memberikan
pengabdian yang diharapkan oleh masyarakat, dan memberikan
perhatian pada kepentingan orang lain, yang karena alasan tertentu
tidak mampu melindungi dan memproteksi kepentingan dirinya
sendiri. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Insiroq: 7-8:
Artinya:
“Maka apabila kamu Telah selesai (dari sesuatu urusan),
kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan
Hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.”
c. Selalu ingat Allah
20
Seorang karyawan harus selalu mengingat Allah, bahkan
dalam suasana sedang sibuk dalam aktivitas mereka. Dia hendaknya
sadar penuh dan responsif terhadap prioritas-prioritas yang telah
ditentukan oleh Sang Maha Pencipta. Sesuai dengan firman Allah
dalam surat Ar-Ra‟du ayat 36:
Artinya:
“Orang-orang yang telah kami berikan Kitab kepada
mereka (yaitu orang-orang Yahudi yang Telah masuk agama Islam
seperti Abdullah bin Salam dan orang-orang Nasara yang Telah
memeluk agama Islam) bergembira dengan Kitab yang diturunkan
kepadamu, dan di antara golongan-golongan (Yahudi dan Nasrani)
yang bersekutu, ada yang mengingkari sebahagiannya. Katakanlah
"Sesungguhnya aku hanya diperintah untuk menyembah Allah dan
tidak mempersekutukan sesuatupun dengan Dia. Hanya kepada-Nya
aku seru (manusia) dan hanya kepada-Nya aku kembali."
2. Kepuasan kerja karyawan
2.1. Pengertian Kepuasan Kerja
Menurut Robbins (2003) kepuasan kerja adalah sikap umum
terhadap pekerjaan seseorang, yang menunjukkan perbedaan antara
jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah yang mereka
yakini seharusnya mereka terima. Greenberg dan Baron (2003)
21
mendeskripsikan kepuasan kerja sebagai sikap positif atau negatif yang
dilakukan individual terhadap pekerjaan mereka. Sementara itu,
Vecchio (1995) menyatakan kepuasan kerja sebagai pemikiran,
perasaan, dan kecenderungan tindakan seseorang, yang merupakan
sikap seseorang terhadap pekerjaan. Pandangan senada dikemumakan
Gibson (2000) yang menyatakan kepuasan kerja sebagai sikap yang
dimiliki pekerja tentang pekerjaan mereka. Hal tersebut merupakan
hasil dari persepsi mereka tentang pekerjaan. Kepuasan kerja adalah
perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari
sebuah evaluasi karakteristiknya (Robbins dan Judge, 2009). Seseorang
dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi memiliki perasaan-perasaan
positif tentang pekerjaan tersebut, sementara seseorang yang tidak puas
memiliki perasaan-perasaan yang negatif tentang pekerjaan tersebut.
Sedangkan menurut Ruvendi (2005) secara sederhana, kepuasan kerja
(job satisfaction) dapat diartikan sebagai apa yang membuat orang-
orang menginginkan dan menyenangi pekerjaan dan apa yang membuat
mereka bahagia dalam pekerjaannya atau keluar dari pekerjaanya. Dari
beberapa pandangan di atas, dapat disipulkan bahwa kepuasan kerja
adalah sikap dan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya baik positif
atau puas maupun negatif atau ketidakpuasan.
2.2. Teori kepuasan kerja
a. Teori Keadilan (Equity Theory)
22
Teori ini dikembangkan oleh John Stacy Adams. Prinsip
dari teori ini adalah bahwa orang akan merasa puas atau tidak puas,
tergantung apakah ia merasakan adanya keadilan (equity) atau tidak
atas suatu situasi. Perasaan keadilan dan ketidakadilan atas suatu
situasi, diperoleh individu dengan cara membandingkan dirinya
dengan orang lain yang sekelas, sekantor maupun di tempat lain.
Menurut teori ini elemen-elemen dari equity ada tiga yaitu: input,
outcome, comparison, dan equity-in-equity.
Input ialah segala sesuatu yang berharga yang dirasakan
karyawan sebagai sumbangan terhadap pekerjaan. Adapun yang
dimaksud outcomes adalah segala sesuatu yang berharga, yang
dirasakan karyawan sebagai “hasil” dari pekerjaannya. Sedangkan
yang dimaksud dengan comparison persons ialah kepada orang lain
dengan siapa karyawan membandingkan rasio input-outcomes yang
dimilikinya. Comparison persons ini bisa berupa seseorang di
perusahaan yang sama, atau di tempat lain, atau bisa pula dengan
dirinya sendiri di waktu lampau. Menurut teori ini, setiap karyawan
akan membandingkan rasio input–outcomes dirinya dengan rasio
input–outcomes orang lain (comparison persons). Bila perbandingan
itu dianggapnya cukup adil (equity), maka ia akan merasa puas. Bila
perbandingan itu tidak seimbang tetapi menguntungkan, bisa
menimbulkan kepuasan tetapi bisa pula tidak. Tetapi bila
23
perbandingan itu tidak seimbang dan merugikan, akan timbul
ketidakpuasan (Wexley dan Yuki, dalam Amseke, 2012).
b. Teori Kesesuaian (Discrepancy Theory)
Menurut Locke (dalam Amseke, 2012), teori
ketidaksesuaian mengungkapkan bahwa kepuasan atau
ketidakpuasan dari beberapa aspek pekerjaan menggunakan dasar
pertimbangan dua nilai, yaitu: (1) Kesesuaian yang dipersepsikan
antara apa yang diinginkan individu dengan apa yang dia terima
dalam kenyataannya dan (2) Apa pentingnya pekerjaan yang
diinginkan oleh individu tersebut. Kepuasan kerja secara
keseluruhan bagi individu adalah jumlah dari kepuasan kerja dari
setiap aspek pekerjaan dikalikan dengan derajat pentingnya aspek
pekerjaan individu. Contohnya: seorang supervisor mempunyai
keinginan lebih mengutamakan aspek kenaikan jabatan dari pada
kenaikan gaji, maka supervisor tersebut akan memberi rangking
yang lebih tinggi pada aspek kenaikan jabatan dibanding dengan
kenaikan gaji (Wijono, 2010).
c. Model dari Kepuasan Bidang/ Bagian (Facet Satisfaction).
Wijono (2010) menuliskan bahwa kepuasan bidang menurut
model Lawler mempunyai kaitan erat dengan teori keadilan J. Adam.
Model Lawler mengatakan bahwa individu akan merasa puas
terhadap bidang tertentu dari pekerjaan mereka (misalnya: hubungan
24
antara rekan kerja, atasan dan bawahan, dan atau gaji). Individu
dapat menerima dan melaksanakan pekerjaannya dengan senang hati
dalam bidang yang dia persepsikan, maka hasilnya akan sama
dengan jumlah yang dia persepsikan dari yang secara aktual mereka
terima.
Jumlah dari bidang yang dipersepsikan individu akan
menjadi sesuai tergantung dari bagaimana individu mempersepsikan
nilai dari pekerjaan dan karakteristik pekerjaannya. Selain itu,
persoalan yang perlu dipertanyakan adalah bagaimana individu
mempersepsikan “input and output” dari orang lain yang digunakan
sebagai pembanding bagi dirinya sendiri. Akhirnya, jumlah dari
bidang yang dipersepsikan orang terhadap apa yang individu terima
secara nyata tergantung dari hasil output yang secara nyata individu
terima dan hasil output yang dipersepsikan dari orang dengan siapa
individu akan membandingkan dirinya sendiri (Wijono, 2010).
d. Teori Proses Bertentangan (Opponent-Process Theory).
Dalam teori proses-bertentangan Landy memandang
kepuasan kerja dari perspektif yang berbeda secara mendasar dari
pada pendekatan yang lain. Teori ini memberi tekanan bahwa
individu ingin mempertahankan keseimbangan emosional. Dalam
teori proses bertentangan mengasumsikan bahwa kondisi emosional
yang ekstrim tidak memberikan kemaslahatan. Kepuasan atau
25
ketidakpuasan kerja menimbulkan mekanisme fisiologis dalam
sistem pusat saraf yang membuat aktif emosi yang berlawanan.
Teori ini menjelaskan bahwa jika individu memperoleh
keberhasilan dalam pekerjaannya, maka individu akan merasa
senang sekaligus takut gagal atau tidak senang (yang lebih lemah).
Setelah beberapa saat perasaan senang dan bangga berangsur-angsur
menjadi turun dan semakin melemah sehingga individu akan merasa
gagal atau sedih sebelum kembali dalam kondisi yang normal. Hal
ini terjadi karena keadaan emosi tidak senang (emosi yang
berlawanan berlangsung lama). Atas dasar asumsi bahwa kepuasan
kerja bervariasi secara mendasar dari waktu ke waktu, akibatnya
adalah bahwa pengukuran kepuasan kerja perlu dilakukan secara
terus menerus dan periodik sesuai dengan rentang waktu secara
interval. Asumsi ini dibuat untuk meminimalisir kondisi kepuasan
kerja yang dipengaruhi oleh emosi yang berlawanan sesuai dengan
interval rentang waktu terjadinya (Wijono, 2010).
e. Teori Dua Faktor (Two Factor Theory)
Menurut Frederick Herzberg teori ini menjelaskan bahwa
kepuasan bekerja itu selalu dihubungkan dengan isi jenis pekerjaan
dan ketidakpuasan bekerja selalu disebabkan karena hubungan
pekerjaan tersebut dengan aspek-aspek disekitar yang berhubungan
dengan pekerjaan. Kepuasan bekerja oleh Herzberg disebut
Motivator dan ketidakpuasan bekerja disebut Hygiene. Dari kedua
26
istilah inilah yang dinamakan teori dua faktor. Adapun penjelasan
dari dua faktor sebagai berikut (Thoha, 2009):
1. Faktor motivasi yang menyangkut kebutuhan psikologis yang
berhubungan dengan penghargaan terhadap individu yang
secara langsung berkaitan dengan pekerjaannya (elemen
pekerjaan itu sendiri) dan merupakan sumber kepuasan kerja.
Faktor-faktor tersebut mencakup:
a. Pekerjaan itu sendiri menyangkut karakteristik dari
pekerjaan, yaitu apakah pekerjaan tersebut menantang,
menarik ataukah justru membosankan.
b. Prestasi kerja yaitu adanya kesempatan untuk
menunjukkan prestasi yang lebih baik dari sebelumnya,
yang diperoleh melalui usaha dan kemampuan.
c. Promosi yaitu tersedianya kesempatan untuk
berkembang dalam pekerjaan dan jabatan.
d. Pengakuan adalah adanya penghargaan dan pengakuan
atas prestasi kerja melalui umpan balik yang diterima.
e. Tanggung jawab adalah kewajiban menjalankan fungsi
jabatan dan tugas yang sesuai dengan kemampuannya
serta pengarahan yang diterima.
2. Faktor-faktor pemeliharaan atau dikenal juga dengan hygene
factors atau dissatisfier, merupakan faktor-faktor yang
berhubungan dengan ketidakpuasan kerja dan merupakan suatu
27
faktor ekstrinsik, yang berkaitan dengan keadaan pekerjaan.
Faktor-faktor ini mencakup:
a. Rekan kerja yang dimaksud adalah apakah dalam bekerja
rekan-rekan kerja dapat diajak bekerjasama, memiliki
kompetensi, bersahabat, dan saling tolong-menolong.
b. Gaya penyeliaan adalah kualitas dan bentuk pengawasan,
pengarahan dan pembimbingan yang diterima dari
atasan.
c. Hubungan antar karyawan yakni adanya kerja sama antar
bawahan dan atasan dalam hal tolong menolong dan
saling memberikan dorongan.
d. Kondisi lingkungan fisik kerja meliputi kondisi
lingkungan baik tempat bekerja, seperti penerangan,
temperatur, kualitas udara, serta peralatan kerja.
e. Kebijaksanaan perusahaan termasuk di dalamnya
mengenai administrasi, dan prosedur kerja yang
diterapkan perusahaan, peraturan-peraturan
kebijaksanaan perusahaan, dan tindakan yang diambil
perusahaan untuk kepentingan karyawan.
f. Gaji yang dimaksud adalah imbalan jasa berupa uang
yang dibawa oleh karyawan sesuai dengan jenis dan
beban pekerjaan yang dilaksanakan.
28
g. Keamanan kerja berupa kejelasan dari pekerjaan yang
dipegang, kelangsungan pekerjaan, jaminan hari tua,
tunjangan-tunjangan, tingkat kepangkatan, serta
kedudukan dalam organisasi.
2.3. Aspek-aspek Kepuasan Kerja.
Menurut Mas‟ud (dalam Amseke, 2012), ada dua komponen
kepuasan kerja, yaitu: (1) Kepuasan intrinsik meliputi variasi tugas,
kesempatan berkembang, kesempatan menggunakan kemampuan dan
ketrampilan, otonomi, kepercayaan, pekerjaan yang menantang dan
bermakna. (2) Kepuasan ekstrinsik, meliputi gaji (upah) yang diperoleh,
supervisi, jaminan kerja, status dan prestise. Sedangkan menurut Ruvendi
(2005) mengemukakan indikator kepuasan atau ketidakpuasan kerja
pegawai dapat diperlihatkan oleh beberapa aspek di antaranya:
a. Jumlah kehadiran pegawai atau jumlah kemangkiran.
b. Perasaan senang atau tidak senang dalam melaksanakan pekerjaan.
c. Perasaan adil atau tidak adil dalam menerima imbalan.
d. Suka atau tidak suka dengan jabatan yang dipegangnya.
e. Sikap menolak pekerjaan atau menerima dengan penuh tanggung
jawab.
f. Tingkat motivasi para pegawai yang tercermin dalam perilaku
pekerjaan.
g. Reaksi positif atau negatif terhadap kebijakan organisasi.
h. Unjuk rasa atau perilaku deskruptif lainnya.
29
Selanjutnya, Cellucci dan Devries (dalam Amseke, 2012)
mengembangkan pengukuran kepuasan kerja yang disebut Job Satisfaction
Questionnaire (JSQ) dengan menggunakan lima aspek kepuasan kerja
yakni kepuasan terhadap gaji, kepuasan terhadap promosi, kepuasan
terhadap rekan kerja, kepuasan terhadap penyelia/ atasan dan kepuasan
terhadap pekerjaan itu sendiri. Berikut ini penjelasan dari kelima aspek
sebagai berikut:
a. Kepuasan terhadap gaji merupakan hal yang berhubungan dengan
gaji yang diberikan lembaga dibandingkan dengan lembaga yang
lain, mempertimbangkan gaji dengan tanggung jawab dan tunjangan-
tunjangan yang memuaskan di tempat kerja.
b. Kepuasan terhadap promosi merupakan hal yang berhubungan dasar
atau sistem promosi di tempat kerja dan tingkat kemajuan karir
pegawai yang bekerja dalam suatu lembaga.
c. Kepuasan terhadap rekan kerja merupakan hal yang berhubungan
dengan dukungan rekan kerja dan kerja sama dari rekan kerja. Sifat
alami dari rekan kerja akan memengaruhi kepuasan kerja.
d. Kepuasan terhadap supervisi/pengawasan merupakan hal yang
berhubungan dengan dukungan dari atasan, atasan yang memiliki
kompeten di bidangnya, sikap tidak mendengar pendapat dan
perlakuan yang tidak adil oleh atasan.
e. Kepuasan terhadap pekerjaan itu sendiri berkaitan dengan perasaan
pegawai yang tertarik dengan pekerjaan, rasa senang dengan jumlah
30
beban pekerjaan dan kurang prestasi pegawai dalam mengerjakan
tugas.
3. KOMITMEN ORGANISASI
Menurut Robbins dan Judge (2009) komitmen organisasional
didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang karyawan memihak
organisasi tertentu serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk
mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut. Jadi, keterlibatan
pekerjaan yang tinggi berarti memihak pada pekerjaan tertentu seorang
individu, sementara komitmen organisasional yang tinggi berarti memihak
organisasi yang merekrut individu tersebut. Sedangkan menurut Kreitner dan
Kinicki (2000) menyatakan bahwa komitmen organisasi mencerminkan
bagaimana seorang individu mengidentifikasi dirinya dengan organisasi dan
terikat dengan tujuan-tujuannya.
3.1. Komponen Komitmen Organisasi
Ada tiga dimensi terpisah komitmen organisasi adalah (Robbins
dan Judge 2009):
a. Komitmen afektif (affective commitment), yaitu perasaan emosional
untuk organisasi dan keyakinan dalam nilai-nilainya.
b. Komitmen berkelanjutan (continuance commitment), yaitu dimensi
ini dipandang dari nilai ekonomi yang dirasa dari bertahan dalam
suatu organisasi bila dibandingkan dengan meninggalkan organisasi
tersebut.
31
c. Komitmen normatif (normative commitment), yaitu kewajiban untuk
bertahan dalam organisasi untuk alasan-alasan moral atau etis.
3.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Komitmen Organisasi
Komitmen karyawan pada organisasi tidak terjadi begitu saja,
tetapi melalui proses yang cukup panjang dan bertahap. Komitmen
karyawan pada organisasi juga ditentukan oleh sejumlah faktor. Steers
(dalam Inovi, 2012) mengidentifikasikan ada tiga faktor yang
mempengaruhi Komitmen organisasi, yaitu:
a. Ciri pribadi kinerja, termasuk masa jabatannya dalam organisasi, dan
variasi kebutuhan dan keinginan yang berbeda dari tiap karyawan.
b. Ciri pekerjaan, seperti identitas tugas dan kesempatan berinteraksi
dengan rekan kerja.
c. Pengalaman kerja, seperti keterandalan organisasi dimasa lampau
dan cara pekerja-pekerja lain mengutarakan dan membicarakan
perasaannya mengenai organisasi.
3.3. Proses Terjadinya Komitmen Organisasi
Wursanto (2005) mengemukakan bahwa rasa memiliki dari para
anggota (karyawan) terhadap kelompoknya dapat dilihat dalam hal-hal
berikut:
a. Adanya loyalitas dari para anggota terhadap anggota lainnya.
b. Adanya loyalitas para anggota terhadap kelompoknya.
c. Kesediaan berkorban secara ikhlas dari para anggota baik moril
maupun material demi kelangsungan hidup kelompoknya.
32
d. Adanya rasa bangga dari para anggota kelompok apabila kelompok
tersebut mendapat nama baik dari masyarakat.
e. Adanya letupan emosional/amarah dari para anggota apabila
kelompoknya mendapat celaan, baik itu dilakukan oleh individu
maupun kelompok lainnya.
f. Adanya niat baik (goodwill) dari para anggota kelompok untuk tetap
menjaga nama baik kelompoknya dalam keadaan apapun.
Setelah rasa memiliki dari setiap anggota (karyawan) kelompok
mulai tumbuh dan berkembang maka tumbuhlah suatu kesepakatan
bersama yang merupakan komitmen dari para anggota
organisasi/kelompok yang harus ditaati oleh setiap anggota (karyawan).
C. Hipotesis
1. Etika kerja Islam dan komitmen organisasi
Aji (2003) menyatakan bahwa etika kerja Islam berpengaruh positif
terhadap komitmen organisasi. Dengan kata lain, semakin tinggi etika kerja
Islam maka semakin tinggi pula komitmen terhadap organisasi. Pernyataan
tersebut juga diperkuat dengan penelitian Jamil (2007) dalam penelitianya
menyatakan bahwa Etika kerja Islam berpengaruh positif terhadap
komitmen organisasi. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Agustia
(2010), hasilnya yaitu variabel etika kerja Islam tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan secara langsung terhadap komitmen organisasi.
33
Berangkat dari hal di atas, dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis
yaitu:
H1: Etika kerja Islam berpengaruh terhadap komitmen organisasi
2. Kepuasan kerja dan komitmen organisasi
Dalam dunia kerja, komitmen seseorang terhadap organisasi atau
perusahaan seringkali menjadi isu yang sangat penting. Seseorang yang
tidak puas akan pekerjaannya biasanya kurang berkomitmen pada
organisasi. Dengan kata lain, apabila seseorang memiliki kepuasan kerja
yang rendah, kemungkinan komitmennya terhadap organisasi juga akan
lebih rendah. Sebaliknya, apabila seseorang memiliki kepuasan kerja yang
tinggi, maka kemungkinan komitmennya terhadap organisasi juga akan
lebih tinggi. Jadi semakin besar kepuasan kerja karyawan, maka akan
semakin besar pula komitmen terhadap organisasi, begitu pula sebaliknya.
Andini (2006), menyatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh
positif terhadap komitmen organisasi. Jadi, dengan adanya pengaruh positif
kepuasan kerja terhadap komitmen oraganisasional menandakan adanya
pegawai yang merasa puas terhadap kreatifitas & kemandirian, kondisi
kerja, tanggung jawab, kesempatan untuk maju, kepuasan individu,
kreativitas dan pencapaian prestasi yang sesuai dengan keinginan pegawai.
Hal ini akan berakibat pada meningkatnya loyalitas seseorang terhadap
organisasi, kemauan untuk mempergunakan usaha atas nama organisasi
(kesetiaan terhadap organisasi) dan kesesuaian antara tujuan seseorang
dengan tujuan organisasi.
34
Penelitian lain yang mendukung dilakukan oleh Wijayanti (2013)
yang menyatakan bahwa kepuasan kerja memberikan pengaruh yang positif
dan signifikan terhadap komitmen organisasi. Akan tetapi penelitian yang
dilakukan oleh Nugroho (2009), hasilnya yaitu secara parsial variabel
kepuasan kerja pada pekerjaan tidak berpengaruh positif terhadap variabel
komitmen organisasi.
Berangkat dari hal di atas, dalam penelitian ini dirumuskan
hipotesis yaitu:
Hipotesa 2: Kepuasan kerja karyawan berpengaruh terhadap komitmen
organisasi.
D. Kerangka Berfikir
Kepuasan kerja karyawan yang tinggi tentunya sangat diharapkan oleh
setiap perusahaan karena akan mendorong semangat kerja demi
berkembangnya perusahaan. Peningkatan kerja karyawan secara otomatis akan
meningkatkan performa perusahaan. Kepuasan kerja karyawan dipengaruhi
banyak hal, salah satunya penerapan etika kerja Islam. Dengan adanya
penerapan etika kerja Islam, diharapkan dapat meningkatkan kepuasan kerja
karyawan dan kepuasan kerja yang tinggi dapat berimbas pada komitmen
organisasi.
Tanpa adanya etika kerja, karyawan akan bekerja tidak seperti apa
yang diharapkan oleh perusahaan, maka akibatnya kepuasan kerja karyawan
menjadi rendah, sehingga tujuan perusahaan yang maksimal tidak akan
35
tercapai. Etika kerja menentukan tinggi rendahnya kepuasan kerja. Kepuasan
kerja yang tinggi mengakibatkan imbalan lebih tinggi untuk karyawan, baik
intrinsik maupun ekstrinsik. Bila imbalan tersebut dirasakan adil dan memadai,
maka kepuasan kerja karyawan akan meningkat karena mereka menerima
imbalan yang sesuai dengan kerja mereka. Kondisi kepuasan atau
ketidakpuasan kerja tersebut menjadi umpan balik yang akan mempengaruhi
kerja karyawan di waktu yang akan datang.
Berdasarkan indikator-indikator etika kerja dalam Islam, dapat
diketahui kontribusi masing-masing indikator terhadap etika kerja Islam.
Dengan mengetahui faktor yang paling berkontribusi mempengaruhi kepuasan
kerja karyawan, pihak perusahaan dapat memperbaiki atau meningkatkan
faktor yang paling berkontribusi tersebut sesuai dengan etika kerja Islam
sehingga dapat dilakukan langkah-langkah pengendalian atas permasalahan
kepuasan kerja dalam rangka meningkatkan komitmen organisasi. Berikut
dapat digambarkan konsep kerangka berpikir:
36
H1
H2
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Etika Kerja Islam
(X1)
Kepuasan Kerja
Karyawan (X2)
Komitmen
Organisasi (Y)
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif. Alasan menggunakan metode ini adalah untuk memperoleh
gambaran umum yang lebih objektif dan terukur. Metode kuantitatif yaitu
metode pengujian teori atau konsep-konsep melalui pengukuran variabel-
variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur
statistik.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah pada salah satu Lembaga Keuangan Syariah
yaitu BMT Taruna Sejahtera yang berada di Jl. Gatot Subroto No. 133 Mutiara
Ungaran Square Kav. 3 Ungaran beserta cabangnya, berupa pengumpulan data-
data yang dibutuhkan untuk menunjang penganalisaan dalam penelitian. Waktu
penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014. Untuk objek penelitian
sendiri adalah karyawan BMT Taruna Sejahtera.
C. Populasi dan Sampel
Menurut Bawono (2006) yang disebut dengan populasi adalah
keseluruhan wilayah objek dan subjek penelitian yang ditetapkan untuk
dianalisis dan ditarik kesimpulan oleh peneliti. Totalitas dari objek dan subjek
penelitian yang digunakan oleh peneliti, tentunya yang memiliki hubungan atau
38
memenuhi syarat-syarat tertentu dengan masalah yang akan ditetapkan. Dalam
penelitian ini populasi yang diambil adalah semua karyawan BMT Taruna
Sejahtera yang sampai bulan September 2014 sebanyak 150 karyawan.
Demikian juga dengan penelitian ini tidak semua populasi diteliti tetapi hanya
sebagian saja dari populasi yang diteliti diharapkan bahwa hasil yang didapat
menggambarkan sifat populasi yang bersangkutan.
Sedangkan sampel adalah objek atau subjek penelitian yang dipilih
guna mewakili keseluruhan dari populasi. Hal ini dilakukan untuk menghemat
waktu dan biaya. Sehingga di dalam menentukan sampel harus berhati-hati,
karena kesimpulan yang dihasilkan, nantinya merupakan kesimpulan dari
populasi (Bawono, 2006). Jumlah sampel ditentukan berdasarkan pada
perhitungan dari rumus Slovin dengan tingkat kesalahan yang ditoleransi
sebesar 10%.
n =
Keterangan:
N = Ukuran populasi
n = Ukuran sampel
e = margin of error, yaitu persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir sebesar 10%.
39
Dengan menggunakan rumus di atas maka akan diperoleh jumlah
sampel sebanyak 60 yaitu:
n =
n = 60
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Sumber Primer
Menurut Bawono (2006) sumber primer adalah pengambilan
data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dari lapangan. Sumber
ini dapat diperoleh peneliti melalui:
a. Angket (Questionare)
Data dikumpulkan menggunakan metode angket atau
kuesioner, yaitu dengan memberikan secara langsung pertanyaan
melalui kuesioner kepada para responden. Angket digunakan untuk
mendapatkan data tentang dimensi-dimensi dari konstruk-konstruk
yang sedang dikembangkan dalam penelitian ini. Pernyataan dalam
angket dibuat dengan menggunakan skala 1 s.d 10 untuk
mendapatkan data yang bersifat interval dan diberi skor atau nilai.
Daftar pertanyaan tidak memuat pertanyaan identitas responden
secara detil. Hal ini dilakukan dengan dua argumentasi. Pertama,
identitas responden tidak terlalu bermakna dalam menjawab
hipotesa penelitian. Kedua, hal ini untuk meningkatkan obyektifitas
40
jawaban responden, karena responden bebas dalam memberikan
jawaban sesuai dengan yang dialaminya tanpa ada keinginan untuk
menyembunyikan sesuatu.
b. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah metode atau cara mengumpulkan data
serta berbagai informasi dengan jalan menanyakan langsung
kepada seseorang yang dianggap ahli dalam bidangnya dan juga
berwenang dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak
langsung atau penelitian arsip yang memuat peristiwa masa lalu. Data
sekunder ini dapat diperoleh oleh peneliti dari jurnal, majalah, buku,
data statistik maupun internet. Ketika seseorang peneliti menggunakan
data yang diperolehnya dari Badan Pusat Statistik, bisa dikatakan
peneliti tersebut menggunakan data sekunder.
E. Skala Pengukuran
Skala dapat diartikan garis atau titik tanda yang berderet-berderet dan
sebagainya yang sama jarak antaranya, dipakai untuk mengukur atau
menentukan tingkatan atau banyaknya sesuatu. Jadi skala merupakan prosedur
pemberian angka-angka atau simbol lain kepada sejumlah ciri dari suatu objek.
41
Pengukuran adalah proses, cara perbuatan mengukur yaitu suatu
proses sistimatik dalam menilai dan membedakan sesuatu obyek yang diukur
atau pemberian angka terhadap objek atau fenomena menurut aturan tertentu.
Pengukuran tersebut diatur menurut kaidah-kaidah tertentu. Dalam penelitian
kali ini, penulis menggunakan skala pengukuran interval. Skala interval
mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki oleh skala nominal dan ordinal
dengan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval yang tetap.
Dengan demikian peneliti dapat melihat besarnya perbedaan karaktersitik
antara satu individu atau obyek dengan lainnya. Perbedaan karakteristik antara
obyek yang berpasangan dengan lambang bilangan satu dengan lambang
bilangan berikutnya selalu tetap. Berikut adalah rentang penilaian dalam skala
interval :
Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat setuju
F. Definisi Konsep dan Operasional
1. Variabel Bebas (Independent Variables) Etika Kerja Islam (X1)
Dalam melakukan setiap pekerjaan, aspek etika merupakan hal
mendasar yang harus selalu diperhatikan. Seperti bekerja dengan baik,
didasari iman dan taqwa, sikap baik budi, jujur dan amanah, kuat,
kesesuaian upah, tidak menipu, tidak merampas, tidak mengabaikan
sesuatu, tidak semena-mena (proporsional), ahli dan professional, serta
42
tidak melakukan pekerjaan yang bertentangan dengan hukum Allah atau
Syariat Islam (Al-Qur‟an dan Hadits).
Menurut Rudito dan Famiola (2007) etika kerja merupakan
acuan yang dipakai oleh suatu individu atau perusahaan sebagai pedoman
dalam melaksanakan aktivitas bisnisnya, agar kegiatan yang mereka
lakukan tidak merugikan individu atau lembaga yang lain. Etika kerja
yang Islami adalah serangkaian aktiviatas bisnis dalam berbagai
bentuknya yang tidak dibatasi jumlah kepemilikan hartanya
(barang/jasa), namun dibatasi dalam cara memperolehnya dan
pendayagunaan hartanya karena aturan halal dan haram (Muhammad dan
Alimin, 2004).
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori etika kerja
Islam yang dikemukakan oleh Mustaq Ahmad (2001). Pada teori ini
beliau mengemukakan bahwa seorang pekerja harus memiliki tata krama
sebagai berikut:
d. Murah Hati
Karyawan senantiasa melakukan pelayanan dengan selalu bersikap
ramah, sopan, murah senyum, suka mengalah namun penuh
tanggung jawab.
e. Motivasi Berbakti
Karyawan hendaknya berniat untuk memberikan pengabdian yang
diharapkan oleh masyarakat, dan memberikan perhatian pada
43
kepentingan orang lain, yang karena alasan tertentu tidak mampu
melindungi dan memproteksi kepentingan dirinya sendiri.
f. Selalu ingat Allah
Karyawan tidak melalaikan kewajibannya kepada Allah meski
dalam menjalankan pekerjaannya.
2. Variabel Bebas (Independent Variables) Kepuasan Kerja (X2)
Kepuasan kerja adalah perasaan seseorang terhadap pekerjaan
yang dilakukannya. Menurut Robbins dan Judge (2009), kepuasan kerja
adalah perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan
hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya. Seseorang dengan tingkat
kepuasan kerja yang tinggi memiliki perasaan-perasaan positif tentang
pekerjaan tersebut, sementara seseorang yang tidak puas memiliki
perasaan-perasaan yang negatif tentang pekerjaan tersebut. Greenberg
dan Baron (2003) mendeskripsikan kepuasan kerja sebagai sikap positif
atau negatif yang dilakukan individual terhadap pekerjaan mereka.
Sementara itu, Vecchio (1995) menyatakan kepuasan kerja sebagai
pemikiran, perasaan, dan kecenderungan tindakan seseorang, yang
merupakan sikap seseorang terhadap pekerjaan. Pandangan senada
dikemumakan Gibson (2000) yang menyatakan kepuasan kerja sebagai
sikap yang dimiliki pekerja tentang pekerjaan mereka. Hal tersebut
merupakan hasil dari persepsi mereka tentang pekerjaan. Dari ungkapan
para ahli di atas, maka penulis menyimpulkan sebagai definisi
operasional bahwa kepuasan kerja adalah perasaan seorang pegawai
44
terhadap pekerjaannya baik positif atau puas maupun negatif atau
ketidakpuasan.
3. Variabel Terikat (Dependent Variables) Komitmen Organisasi (Y)
Komitmen organisasi merupakan suatu proses berkelanjutan.
Hal ini dapat dilihat dari anggota organisasi yang mengungkapkan
perhatian mereka terhadap organisasi tersebut. Selain itu, dapat juga
terlihat dari perhatian mereka terhadap keberhasilan organisasi serta
kemajuan yang berkelanjutan. Menurut Kreitner dan Kinicki (2000),
komitmen organisasi mencerminkan bagaimana seorang individu
mengidentifikasi dirinya dengan organisasi dan terikat dengan tujuan-
tujuannya. Sedangkan menurut Robbins dan Judge (2009) komitmen
organisasional didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang
karyawan memihak organisasi tertentu serta tujuan-tujuan dan
keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi
tersebut. Dari ungkapan para ahli di atas, maka penulis menyimpulkan
sebagai definisi operasional bahwa komitmen organisasi adalah sikap
yang merefleksikan loyalitas karyawan kepada organisasi.
G. Instrumen Penelitian
Kuesioner berupa daftar pernyataan-pernyataan dalam angket dibuat
dengan menggunakan skala 1 – 10 untuk mendapatkan data yang bersifat
interval dan diberi skor atau nilai. Skala 1 – 10 dipilih dengan pertimbangan
memudahkan responden dalam menentukan kategori sangat tidak setuju sampai
dengan sangat setuju. Responden yang akan dipilih dalam penelitian ini
45
terbiasa dengan penilaian interval angka 1 sebagian kategori rendah dan 10
sebagai kategori paling tinggi. Skala penilaian sampai dengan 10 lazim
digunakan oleh responden dalam menilai baik atau tidaknya sesuatu. Misalnya
dalam penilaian ujian atau test asal sekolah. Nilai 10 lazim digunakan untuk
memberi kategori hasil terbaik. Penilaian semakin besar dari 5 berarti
kategorinya semakin baik, dan semakin kecil dari 5 berarti semakin tidak baik.
Dengan interval ini diharapkan dapat diperoleh hasil sesuai dengan persepsi
responden. Pengisian kuesioner dilakukan hanya dengan memberi tanda
centang pada skala 1 – 10 yang sudah tersedia. Skala 1 dimaknai sebagai
sangat tidak setuju dan skala 10 sebagai sangat setuju.
Contohnya sebagai berikut:
Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat setuju
1. Etika Kerja Islam
Dalam mewujudkan nilai-nilai ibadah dalam bekerja yang
dilakukan oleh setiap insan, diperlukan adab dan etika yang
membingkainya, sehingga nilai-nilai luhur tersebut tidak hilang. Diantara
adab dan etika bekerja dalam Islam menurut Muhammad (2004) dan
Bisri (2008) adalah :
1. Bekerja dengan ikhlas karena Allah SWT.
2. Itqon, tekun dan sungguh-sungguh dalam bekerja.
46
3. Jujur dan amanah.
4. Menjaga etika sebagai seorang muslim.
5. Tidak melanggar prinsip-prinsip syari‟ah.
6. Menghindari syubhat (sesuatu yang meragukan dan samar antara
kehalalan dengan keharamannya).
7. Menjaga ukhuwah Islamiyah.
Fitria (2003) menjelaskan bahwa hal-hal penting tentang etika
kerja Islam yang harus diperhatikan adalah: adanya keterikatan individu
terhadap diri dan kerja yang menjadi tanggungjawabnya, berusaha
dengan cara halal dalam seluruh jenis pekerjaan, dilarang memaksakan
seseorang, alat-alat produksi atau binatang dalam kerja, Islam tidak
mengenal pekerjaan yang mendurhakai Allah SWT, diantara sifat pekerja
adalah kuat dan dapat dipercaya dan profesionalisme.
Dari beberapa indikator yang telah diungkapkan, penulis
mengambil kesimpulan bahwa indikator yang digunakan penulis dalam
melakukan penelitian variabel etika kerja Islam adalah sebagai berikut :
47
Gambar 3.1
Indikator Pengukuran Etika Kerja Islam
Sumber: Diadaptasi dari Muhammad (2004) dan Bisri (2008).
Etika Kerja Islam
Bekerja dengan ikhlas
Bersungguh-sungguh dalam
bekerja
Bekerja dengan jujur dan amanah
Tidak melanggar prinsip-prinsip
syari‟ah
Menjaga ukhuwah islamiyah antar
pekerja
2. Kepuasan Kerja
Ruvendi (2005) mengemukakan indikator kepuasan kerja
pegawai dapat diperlihatkan oleh beberapa aspek di antaranya:
a. Jumlah kehadiran pegawai.
b. Perasaan senang dalam melaksanakan pekerjaan.
c. Perasaan adil dalam menerima imbalan.
d. Suka dengan jabatan yang dipegangnya.
e. Sikap menerima pekerjaan dengan penuh tanggung jawab.
f. Tingkat motivasi para pegawai yang tercermin dalam perilaku
pekerjaan.
g. Reaksi positif terhadap kebijakan organisasi.
48
Menurut Andini (2006) Variabel kepuasan kerja diukur dengan
indikator sebagai berikut: (1) Kreatifitas & Kemandirian, (2) Kondisi
kerja, (3) Tanggung jawab, (4) Kesempatan untuk maju, (5) Kepuasan
individu.
Dari beberapa indikator yang telah diungkapkan, penulis
mengambil kesimpulan bahwa indikator yang digunakan dalam
melakukan penelitian variabel kepuasan kerja karyawan adalah sebagai
berikut:
Gambar 3.2
Indikator Pengukuran Kepuasan Kerja Karyawan
Sumber: Diadaptasi dari Ruvendi (2005).
Kepuasan Kerja
Karyawan
Tidak pernah bolos
Senang terhadap pekerjaan
Gaji sesuai
Tanggung jawab dalam bekerja
Bangga terhadap jabatan
49
3. Komitmen Organisasi
Wursanto (2005) mengemukakan bahwa rasa memiliki dari para
anggota (karyawan) terhadap kelompoknya dapat dilihat dalam hal-hal
berikut:
a. Adanya loyalitas dari para anggota terhadap anggota lainnya.
b. Adanya loyalitas para anggota terhadap kelompoknya.
c. Kesediaan berkorban secara ikhlas dari para anggota baik moril
maupun material demi kelangsungan hidup kelompoknya.
d. Adanya rasa bangga dari para anggota kelompok apabila kelompok
tersebut mendapat nama baik dari masyarakat.
e. Adanya letupan emosional/amarah dari para anggota apabila
kelompoknya mendapat celaan, baik itu dilakukan oleh individu
maupun kelompok lainnya.
f. Adanya niat baik (goodwill) dari para anggota kelompok untuk tetap
menjaga nama baik kelompoknya dalam keadaan apapun.
Menurut Andini (2006) variabel komitmen organisasional
diukur dengan indikator antara lain adalah:
1. Loyalitas seseorang terhadap organisasi.
2. Kemauan untuk mempergunakan usaha atas nama organisasi
(kesetiaan terhadap organisasi).
3. Kesesuaian antara tujuan seseorang dengan tujuan organisasi.
50
Dari beberapa indikator yang telah diungkapkan, penulis
mengambil mengambil kesimpulan bahwa indikator yang digunakan
dalam melakukan penelitian variabel komitmen organisasi adalah sebagai
berikut :
Gambar 3.3
Indikator Pengukuran Komitmen Organisasi
Sumber: Diadaptasi dari Wursanto (2005).
Komitmen Organisasi
Bekerja melampaui target
Membanggakan organisasi kepada
orang lain
Bangga menjadi bagian organisasi
Gembira memilih bekerja pada
organisasi ini
Peduli terhadap nasib organisasi
Loyal terhadap perusahaan
51
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
Jenis Variabel Indikator Sumber Referensi Skala
Variabel
Etika Kerja
Islam Bekerja dengan
ikhlas
Bersungguh-
sungguh dalam
bekerja
Bekerja dengan jujur dan amanah
Tidak melanggar prinsip-prinsip
syari‟ah
Menjaga ukhuwah islamiyah antar
pekerja
Muhammad
(2004) dan Bisri
(2008)
Skala
Interval
Kepuasan
Kerja
Karyawan
Tidak pernah bolos
Senang terhadap
pekerjaan
Gaji sesuai
Tanggung jawab dalam bekerja
Bangga terhadap jabatan
Ruvendi (2005) Skala
Interval
Komitmen
Organisasi Bekerja melampaui
target
Membanggakan
organisasi kepada
orang lain
Bangga menjadi bagian organisasi
Gembira memilih bekerja pada
organisasi ini
Peduli terhadap nasib organisasi
Loyal terhadap
perusahaan
Wursanto (2005)
Skala
Interval
Sumber: Diadaptasi dari Muhammad (2004) dan Bisri (2008), Ruvendi (2005),
Wursanto (2005).
52
Daftar pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Indikator dan Isi Pernyataan Kuessioner
Indikator Pernyataan Kuessioner
X11 Bekerja dengan ikhlas Saya bekerja dengan niat utama mengabdi
pada BMT.
X12 Bersungguh-sungguh
dalam bekerja
Dalam melaksanakan pekerjaan, saya
selalu berkelakuan yang baik dan benar
menurut syari‟at Islam.
X13 Bekerja dengan jujur dan
amanah
Dalam melaksanakan pekerjaan, saya
selalu bersikap jujur dan amanah.
X14 Tidak melanggar prinsip-
prinsip syari‟ah
Dalam melaksanakan pekerjaan, saya tidak
meninggalkan kewajiban sholat lima
waktu.
X15 Menjaga ukhuwah
islamiyah antar pekerja
Dalam melaksanakan pekerjaan, saya
selalu menghargai rekan yang lainnya.
X21 Tidak pernah bolos Selama di BMT tempat saya bekerja, saya
tidak pernah membolos kerja
X22 Senang terhadap
pekerjaan
Saya merasa senang melakukan pekerjaan
sebagai karyawan di BMT tempat saya
bekerja sekarang.
X23 Gaji sesuai Gaji tetap yang saya terima sesuai dengan
harapan dan kemampuan saya.
X24 Tanggung jawab dalam
bekerja
Setiap tugas yang saya terima bisa
terselesaikan dengan baik.
X25 Bangga terhadap jabatan Saya merasa bangga terhadap jabatan yang
saya miliki sekarang.
X31 Bekerja melampaui target Saya bersedia untuk bekerja ekstra
melampaui apa yang diharapkan agar
organisasi ini berhasil sukses.
X32 Membanggakan
organisasi kepada orang
lain
Saya menyampaikan kebanggaan kepada
orang lain bahwa organisasi tempat saya
bekerja adalah organisasi yang bagus.
X33 Bangga menjadi bagian
organisasi
Saya merasa bangga menjadi bagian dari
organisasi ini.
X34 Gembira memilih bekerja
pada organisasi ini
Ketika pertama kalinya memutuskan
bergabung, saya sangat senang memilih
organisasi ini untuk tempat bekerja dari
pada organisasi lainnya.
X35 Peduli terhadap nasib
organisasi
Saya sangat peduli dengan nasib
organisasi tempat saya bekerja.
X36 Loyal terhadap
perusahaan
Akan sangat berat bagi saya untuk
meninggalkan organisasi (BMT) saya saat
ini.
53
H. Uji Instrumen Penelitian
1. Uji Reabilitas
Pada prinsipnya uji reabilitas adalah menguji data yang kita
peroleh sebagai misal hasil dari jawaban quesioner yang kita bagikan. Jika
quesioner tersebut itu handal atau reliable, andaikata jawaban responden
tersebut konsisten dari waktu ke waktu (Bawono, 2006).
Menurut Sutrisno Hadi (1991), analisis ini dipakai untuk
mengetahui sejauh mana pengukuran data dapat memberikan hasil relatif
konsisten atau tidak berbeda jika diukur ulang pada subyek yang sama,
sehingga dapat diketahui konsistensi atau keterhandalan alat ukur
(kuesioner). Teknik yang digunakan dalam pengukuran reabilitas ini adalah
Teknik Alpha dari Cronbach, yaitu:
Γ =
Keterangan:
M : Jumlah item
: Variansi item-item
: Variansi total
Dengan taraf signifikan ( ) = 0,05, jika Γ hitung > Γ tabel, maka
alat pengukur yaitu kuesioner dikatakan reliabel atau handal.
54
2. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu
kuesioner. Menurut Sutrisno Hadi (1991), analisis ini dipakai untuk
mengukur seberapa cermat suatu test melakukan fungsi ukurnya atau telah
benar-benar dapat mencerminkan variabel yang diukur. Teknik korelasi
yang digunakan adalah Produck Moment, dengan rumus:
=
Keterangan:
: koefisien korelasi setiap pernyataan/item
n : jumlah sampel/responden
x : skor total dari semua item
y : skor total dari setiap item
Dengan taraf signifikan ( ) = 0,05, jika Γ hitung > Γ tabel, maka
kuesioner sebagai alat pengukur dikatakan valid atau ada korelasi yang
nyata antara kedua variabel tersebut.
3. Uji Asumsi Klasik
Menurut Bawono (2006), uji asumsi klasik merupakan tahapan
yang penting dalam analisis regresi. Apabila tidak terdapat gejala asumsi
klasik diharapkan dapat dihasilkan model regresi yang handal sesuai dengan
kaidah BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), yang menghasilkan model
regresi yang tidak bias dan handal sebagai penaksir. Pelanggaran terhadap
asumsi klasik berarti model regresi yang diperoleh tidak banyak bermanfaat
55
dan kurang valid. Uji asumsi klasik terdiri dari Multicolinearity,
Heterocendasticity, Autocorrelation, Normality, dan Linearity.
4. Uji Hipotesis
Analisis Regresi Berganda digunakan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh etika kerja Islam (X1) dan kepuasan kerja karyawan sebagai
(X2) berpengaruh terhadap komitmen organisasi (Y). Persamaan regresi
berganda dapat berupa sebagai berikut:
Y = β0 + β1X1 +β2X2 + α
Di mana:
Y = komitmen organisasi
β0 = konstanta persamaan regresi
β1,2 = koefisien dari variabel independen X1,2
X1 = Etika kerja Islam
X2 = Kepuasan kerja karyawan
ɛ = Residual atau prediction error
I. Alat Analisis
Penelitian kali ini adalah merupakan data kuantitatif dimana data
dapat dinyatakan dalam bentuk angka, maka akan mudah untuk diaplikasikan
ke dalam olah data SPSS. SPSS merupakan sebuah program komputer statistik
yang berfungsi untuk membantu dalam memproses data-data statistik secara
tepat dan cepat, serta menghasilkan berbagai output yang dikehendaki oleh
para pengambil keputusan. Statistik dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
yang bertujuan untuk mengumpulkan data, meringkas atau menyajikan data
56
kemudian menganalisis data dengan menggunakan metode tertentu, dan
menginterpretasikan hasil dari analisis tersebut. Dalam penghitungan statistik,
alat yang sering digunakan adalah olah data SPSS, disini penulis menggunakan
SPSS versi 20 dalam mengolah data. Program olah data SPSS ini sangat
membantu dalam proses pengolahan data, sehingga hasil olah data yang
dicapai juga dapat dipertanggungjawabkan dan terpercaya.
57
BAB IV
ANALISIS PENELITIAN
A. Deskripsi Obyek Penelitian
1. Profil BMT Taruna Sejahtera
Krisis moneter tahun 1997-1998 yang mengakibatkan fluktuatif
harga bahan makanan dan input pertanian sejak pertengahan tahun 1997.
Selama periode puncak harga krisis pangan di pasar ritel meningkat pada
tingkat yang lebih tinggi hingga 3 - 25 kali lipat pertumbuhan harga
sebelum krisis, telah mendorong sekelompok pemuda kota Ungaran untuk
membentuk lembaga usaha yang bertujuan untuk meningkatkan beban
rakyat kecil akibat himpitan ekonomi dampak krisis moneter. Sehingga pada
tanggal 24 Agustus 1998 setelah Peringatan Kemerdekaan RI ke 53 telah
berdiri Lembaga Usaha yang diberi nama Koperasi Warung Taruna
Sejahtera dengan kegiatan usaha penyaluran sembako khususnya penjualan
beras murah dan telah mendapatkan pengesahan badan hukum dari
Kementrian Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah Kabupaten Semarang
No.007/BH/KWK.11.1/IX/1998 tanggal 23 September 1998.
58
Tetapi pada perkembangannya usaha tersebut tidak dapat berjalan
dengan baik dan mengalami kerugian terus-menerus, sehingga pada tahun
2000 koperasi menutup usaha penyaluran sembako dan memilih fokus pada
usaha simpan pinjam dengan sistem syari‟ah yang bertujuan untuk
memberikan pelayanan penguatan modal usaha mikro dan kecil yang diberi
nama BMT Taruna Sejahtera yang telah mendapatkan pengesahan akte
perubahan Badan Hukum No.019/BH/PAD/KDK/11.1/II/2000 tanggal 18
Pebruari 2000.
Usaha Simpan pinjam dengan pola syari‟ah diharapkan dapat
memberikan kontribusi bagi kemajuan koperasi, tetapi usaha tersebut belum
dapat beroperasi dengan baik dan koperasi tidak mengalami pertumbuhan,
sehingga pada awal tahun 2011 koperasi melakukan perubahan besar yang
meliputi perubahan menejemen kepegawai dengan menerapkan IMS
(Incentive Manejemen System). Perubahan sistem akuntasi dengan
mengimplementasikan Aplikasi Core Banking IBS Realtime serta
memperluas jaringan kerja dengan membuka Kantor Kas diseluruh wilayah
Kabupaten Semarang. Pada saat yang bersamaan diterbitkan pula produk-
produk baru BMT seperti Simpanan Amanah yang berhadiah menarik.
Simpanan Berkah dengan bagi hasil yang kompetitif. Simpanan Berkah
bonus berupa kendaraan baik sepeda motor maupun mobil dan Pembiayaan
Manfaat.
59
Perubahan pada pola operasional lama ke pola operasional baru
membawa dampak pertumbuhan yang sangat pesat hal ini dapat dilihat dari
pertumbuhan aset yang semula pada awal tahun 2011 sebesar 1 Milyar
menjadi 14 Milyar di akhir bulan Mei 2013. Di samping perubahan pola
operasional pada RAT tahun 2012 pada tanggal 27 April 2013 dalam rangka
menyesuaikan dengan Undang-undang No. 17 Tahun 2012 BMT yang
semula bernama Koperasi Warung Taruna Sejahteradi Jl. HOS
Cokroaminoto di rubah namanya menjadi Koperasi Jasa Keuangan Syariah
BMT Taruna Sejahtera dan alamatnya pindah di Jl. Gatot Subroto No. 133
Mutiara Ungaran Square Kav. 3 Ungaran.
2. Visi BMT Taruna Sejahtera
Mewujudkan BMT Taruna Sejahtera sebagai Lembaga Keuangan
Syari‟ah yang mampu melayani kebutuhan modal usaha bagi anggota guna
menunjang kesejahteraan bersama yang diridhoi Allah SWT.
3. Misi BMT Taruna Sejahtera
1. Pemberdayaan Usaha Ummat diwilayah Jawa Tenggah, khususnya di
Kabupaten Semarang.
2. Menyelenggarakan usaha Simpan Pinjam untuk melayani anggota
sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi.
3. Menjalankan usaha Simpan Pinjam yang sesuai prinsip syari‟ah
dengan efektif, effisien, dan transparan.
60
4. Keuntungan Menjadi BMT Taruna Sejahtera
1. Kenyamanan dan ketrentaman hati, karena operasional BMT Taruna
Sejahtera bedasarkan syari‟ah dengan sistem bagi hasil.
2. kemudahan dalam pelayanan, karena penyetoran, penarikan, dan
angsuran dapat dilayani ditempat (rumah, toko, atau pasar).
3. Aggota bisa mendapatkan fasilitas pembiayaan (Pinjaman) untuk
memperkuat modal usaha.
4. Anggota dapat memperoleh informasi saldo pada setiap hari kerja
melalui telepon atau HP.
B. Analisis Data
1. Gambaran Umum Responden
Gambaran umum pada penelitian ini meliputi jenis kelamin dan
jabatan. Berikut ini adalah gambaran umum responden:
Tabel 4.1
Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Responden Jumlah Prosentase
Laki-laki 34 56,7 %
Perempuan 26 43,3 %
Total 60 100 %
Sumber: Data Primer yang Diolah (2014)
61
Berdasarkan pada tabel di atas, diketahui bahwa prosentase
penelitian laki-laki sebesar: 56, 7 % dan perempuan sebesar: 43,3 %. Hasil
tersebut dapat dilihat bahwa prosentase laki-laki lebih besar dibanding
perempuan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata-rata karyawan
di BMT Taruna Sejahtera berjenis kelamin laki-laki.
Tabel 4.2
Deskripsi Responden Menurut Jabatan
Jenis Jabatan Jumlah
General Manajer (GM) 1
Supervisor (SPV) 1
Manajer Cabang (MC) 2
Training Account Officer (T. AO) 5
Kepala Kas (KK) 6
Teller 11
Account Officer (AO) 34
Total 60
Sumber: Data Primer yang Diolah (2014)
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa responden terbesar
dalam penelitian ini adalah yang memiliki jabatan Account Officer
(marketing), sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata karyawan di MBT
Taruna Sejahtera adalah sebagai marketing.
2. Uji Instrumen
a. Hasil Uji Reabilitas
Pada prinsipnya uji reabilitas adalah menguji data yang kita
peroleh sebagai misal hasil dari jawaban quesioner yang kita bagikan.
Jika quesioner tersebut itu handal atau reliable, andai kata jawaban
responden tersebut konsisten dari waktu ke waktu (Bawono, 2006).
62
Menurut Sutrisno Hadi (1991), analisis ini dipakai untuk
mengetahui sejauh mana pengukuran data dapat memberikan hasil relatif
konsisten atau tidak berbeda jika diukur ulang pada subyek yang sama,
sehingga dapat diketahui konsistensi atau keterhandalan alat ukur
(kuesioner).
Untuk menguji reliabilitas instrumen, maka menggunakan
analisis SPSS. Adapun hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 4.3
Hasil Uji Reabilitas Instrumen
Variabel Cronbach‟s Alpha Kesimpulan
X1 0,930 Reliabel
X2 0,837 Reliabel
Y 0,901 Reliabel
Sumber: Data Primer yang Diolah (2014)
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa masing-masing variabel
memiliki nilai Cronbach Alpha lebih dari 0.60 ( > 0.60), sehingga dapat
disimpulkan bahwa semua variabel X1, X2, dan Y adalah reliabel.
Menurut Nunnally (1969) suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai
Cronbach Alpha > 0,060. Sehingga data tersebut bisa dikatakan reliabel
untuk pengukuran dan meneliti selanjutnya.
63
b. Hasil Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya
suatu kuesioner. Menurut Sutrisno Hadi (1991), analisis ini dipakai untuk
mengukur seberapa cermat suatu tes melakukan fungsi ukurnya atau telah
benar-benar dapat mencerminkan variabel yang diukur.
Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas Instrumen
Variabel Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Significant
(2-Tailed)
Kesimpulan
X1 BUTIR_1 0,887** 0,000 Valid
BUTIR_2 0,904** 0,000 Valid
BUTIR_3 0,902** 0,000 Valid
BUTIR_4 0,891** 0,000 Valid
BUTIR_5 0,859** 0,000 Valid
X2 BUTIR_6 0,822** 0,000 Valid
BUTIR_7 0,894** 0,000 Valid
BUTIR_8 0,524** 0,000 Valid
BUTIR_9 0,814** 0,000 Valid
BUTIR_10 0,805** 0,000 Valid
X3 BUTIR_11 0,816** 0,000 Valid
BUTIR_12 0,824** 0,000 Valid
BUTIR_13 0,794** 0,000 Valid
BUTIR_14 0,868** 0,000 Valid
BUTIR_15 0,865** 0,000 Valid
BUTIR_16 0,775** 0,000 Valid
Sumber: Data Primer yang Diolah (2014)
Korelasi antara masing-masing skor butir pertanyaan 1 (satu)
sampai 16 (enam belas) terhadap total skor butir-butir pertanyaan untuk
X1, X2, dan Y, menunjukkan hasil yang valid. Karena, butir pertanyaan
dalam X1, X2, dan Y menghasilkan tanda bintang dua yang artinya
korelasi signifikan pada level 1 % (0,01) untuk dua sisi. Jadi disimpulkan
bahwa 16 (enam belas) butir pertanyaan yang digunakan adalah valid.
64
3. Uji Statistik
Menurut Bawono (2006), uji statistik digunakan untuk melihat
tingkat ketepatan atau keakuratan dari suatu fungsi atau persamaan untuk
menaksir dari data yang dianalisa. Nilai ketepatan atau keaktualan ini dapat
diukur dari goodness off fit nya. Uji statistik ini dapat dilihat dari nilai t
hitung, F hitung dan nilai koefisien determinasinya. Uji statistik dikatakan
lolos atau tidak tergantung dari tingkat signifikansi dari hasil
perhitungannya tersebut, jika hasil berada di daerah kritis atau yang
menolak Ho maka dikatakan bahwa uji statistiknya lolos dan layak untuk uji
selanjutnya dan ini berlaku sebaliknya jika berada di daerah yang menerima
Ho.
a. Uji ttest
Uji ini digunakan untuk melihat tingkat signifikansi variabel
independen mempengaruhi variabel dependen secara individu atau
sendiri-sendiri. Pengujian ini dilakukan secara parsial atau individu,
dengan uji t statistik untuk masing-masing variabel bebas, dengan
tingkat kepercayaan tertentu (Bawono, 2006).
65
a. Menentukan T Tabel
Untuk menentuka T Tabel dengan menggunakan tingkat 10%
dan derajat kebebasan (dk) = n - 1 – k
Di mana:
n = Jumlah data
k = jumlah variabel yang dipakai
Jadi, diketahui bahwa derajat kebebasan sebesar: 57 dengan
perhitungan sebagai berikut:
dk = 60 – 1 – 2
dk = 57
Sehingga diketahui T Tabel sebesar: 0,8480 dengan
menggunakan tingkat 10% dan derajat kebebasan (dk) 57.
Tabel 4.5
Perbandingan Antara t test dan T Tabel
Variabel Nilai t test Nilai T Tabel Nilai Sig. Keterangan
X1 4,130 1,2966 0,000 Signifikan
X2 5,314 0,000 Signifikan
Sumber: Data Primer yang Diolah (2014)
Nilai sig. dikatakan signifikan apabila besarnya sig. lebih
kecil dari 0,1. Pada tabel di atas tersebut, nilai signifikan dari variabel
X1 sebesar 0,000 dan nilai t test sebesar 4,130 lebih besar dari t tabel
sebesar 0,8480. Artinya, ada pengaruh positif dan signifikan antara
variabel X1 (etika kerja Islam) terhadap Y (komitmen organisasi).
Nilai signifikan dari variabel X2 sebesar 0,000 dan nilai t test sebesar
5,314 lebih besar dari t tabel sebesar 0,8480. Artinya, ada pengaruh
positif dan signifikan antara variabel X2 (kepuasan kerja karyawan)
terhadap Y (komitmen organisasi).
66
Tabel 4.6
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -2.003 1.376 -1.455 .151
X1 .442 .107 .396 4.130 .000
X2 .732 .138 .510 5.314 .000
a. Dependent Variable: Y
Sumber: Data Primer yang Diolah (2014)
Dari tabel di atas, pada bagian Unstandardized Coefficients,
dapat dibuatkan model persamaan fungsi seperti berikut ini:
Y = β0 + β1X1 + β2X2
Y = -2,003 + 0,442X1 + 0,732X2
Artinya adalah:
1. Nilai konstan: -2,003, artinya bahwa ketika X1 dan X2 konstan
atau tidak ada atau sebesar 0, maka Y akan mengalami
penurunan sebesar 2,003, dengan asumsi ceteris paribus.
2. Nilai X1 sebesar 0,442, artinya bahwa jika X1 mengalami
peningkatan 1 satuan sedangkan X2 konstan atau tidak ada atau
sebesar 0, maka Y akan mengalami peningkatan sebesar 0,442,
dengan asumsi ceteris paribus.
3. Nilai X2 sebesar 0,732, artinya bahwa jika X2 mengalami
peningkatan 1 satuan sedangkan X2 konstan atau tidak ada atau
67
sebesar 0, maka Y akan mengalami peningkatan sebesar 0,732,
dengan asumsi ceteris paribus.
Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa variabel
yang paling dominan berpengaruh terhadap komitmen organisasi
adalah X2 (kepuasan kerja karyawan), karena memiliki nilai beta yang
paling besar yaitu sebesar 0,732.
b. Uji Ftest (Uji Secara Serempak)
Uji F dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa
jauh variabel X1 dan X2 (independen) secara bersama-sama dapat
mempengaruhi variabel Y (dependen).
Tabel 4.7
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 31.771 2 15.885 27.976 .000b
Residual 32.366 57 .568
Total 64.137 59
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X2, X1
Sumber: Data Primer yang Diolah (2014)
Dari tabel di atas tersebut, nilai F hitung = 27,976. F tabel
dapat dicari dengan melihat kolom df, yaitu dengan df pembilang = 2
dan df penyebut = 57 sedangkan : 10%, maka F tabel = 2,398.
Berdasarkan nilai F hitung dan F tabel, maka F hitung > F tabel,
sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa variabel independen secara
bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Dengan kata lain
68
hipotesa variabel etika kerja Islam dan kepuasan kerja karyawan
secara bersama-sama mempengaruhi komitmen organisasi.
c. Uji R2 (Koefisien Determinasi)
Menurut Bawono (2006), koefisien determinasi (R2)
menunjukkan sejauh mana tingkat hubungan antara variabel dependen
(Y) dengan variabel independen (X1 dan X2), atau sejauh mana
konstribusi variabel independen (X1 dan X2) mempengaruhi variabel
dependen (Y). Pengujian ini dengan melihat R2
pada hasil analisa
persamaan regresi yang diperoleh. Apabila angka koefisien
determinan (R2) semakin mendekati angka 1 berarti model regresi
yang digunakan sudah semakin tepat sebagai model penduga terhadap
variabel dependen (Y).
Tabel 4.8
Model Summary
Model R R Square Adjusted
R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .704a .495 .478 .75354
a. Predictors: (Constant), X2, X1
Sumber: Data Primer yang Diolah (2014)
Dari tabel di atas diketahui nilai koefisien korelasi (R)
sebesar: 0,704. Hal tersebut menunjukkan adanya hubungan yang kuat
antara variabel independen dan variabel dependen. Sedangkan nilai
koefisien determinasi (R2)= 0,495 yang menjelaskan bahwa variabel
independen berkonstribusi mempengaruhi variabel dependen sebesar
49,5 %, sisanya 50,5% dijelaskan oleh variabel lain di luar model.
69
4. Uji Asumsi Klasik
Menurut Bawono (2006), uji asumsi klasik merupakan tahapan
yang penting dalam analisis regresi. Apabila tidak terdapat gejala asumsi
klasik diharapkan dapat dihasilkan model regresi yang handal sesuai dengan
kaidah BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), yang menghasilkan model
regresi yang tidak bias dan handal sebagai penaksir. Pelanggaran terhadap
asumsi klasik berarti model regresi yang diperoleh tidak banyak bermanfaat
dan kurang valid. Uji asumsi klasik terdiri dari Multicolinearity,
Heterocendasticity, Autocorrelation, Normality, dan Linearity.
a. Hasil Uji Multikolinieritas
Uji Multikolieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam
suatu model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel
independen. Dalam pengujian ini, peneliti menggunakan metode VIF
(Varian Inflation Factor) dan nilai Tolerance juga matrik kolerasi.
Tabel 4.9
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) -2.003 1.376
-1.455 .151
X1 .442 .107 .396 4.130 .000 .962 1.039
X2 .732 .138 .510 5.314 .000 .962 1.039
a. Dependent Variable: Y
Sumber: Data Primer yang Diolah (2014)
70
Dari hasil pengujian multikolineoritas yang dilakukan
diketahui bahwa nilai Variance Inflation Factor (VIF) kedua variabel,
yaitu etika kerja Islam dan kepuasan kerja karyawan adalah 1.039
lebih kecil dari 5 (Bawono, 2006), sehingga bisa disimpulkan bahwa
antar variabel independen tidak ada gejala multikoliniearitas.
b. Hasil Uji Heteroskendastisitas
Uji heteroskendastisitas bertujuan untuk menentukan efisiensi
dalam sampel serta menilai keabsahan dari nilai t-test dan T-Tabel.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala heteroskendastisitas maka
dapat dilihat gambar di bawah ini:
Sumber: Data Primer yang Diolah (2014)
Gambar 4.1
Scatterplot
71
Gambar tersebut di atas tampak tidak berpola dan tidak
beraturan baik di atas maupun di bawah angka 0 (nol), sehingga dapat
disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan tidak ada gejala
heteroskendastisitas.
c. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Sebuah data penelitian yang baik adalah
yang datanya berdistribusi normal (Bawono, 2006). Pada pengujian ini
penulis menggunakan analisa grafik, sehingga dapat terlihat apakah
data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak dengan melihat
histogram dan normal probability plot. Adapun uji normalitas dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Sumber: Data Primer yang Diolah (2014)
Gambar 4.2
Histogram
72
Sumber: Data Primer yang Diolah (2014)
Gambar 4.3
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Berdasarkan normal probability plot menunjukkan bahwa
data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, demikian juga grafik histogramnya pada tabel 4.12
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi
asumsi normalitas.
d. Hasil Uji Linieritas
Menurut Bawono (2006) pengujian linieritas digunakan untuk
menguji apakah spesifikasi model yang kita gunakan sudah tepat atau
lebih baik dalam spesifikasi model bentuk lain. Spesifikasi model
dapat berupa linier, kuadratik atau kubik. Ada beberapa metode untuk
melihat spesifikasi model yang tepat diantaranya adalah Uji Durbin-
73
Watson, Uji Ramsey, dan Uji Langrange Multiplier. Namun dalam
penelitian ini penulis menggunakan Uji Langrange Multiplier yang
bertujuan untuk mendapatkan nilai X2. Untuk mendapatkan nilai X
2
dengan cara mengalikan jumlah data observasi dikalikan dengan R2
atau n * R2 (Bawono, 2006).
Tabel 4. 10
Model Summary
Model R R Square Adjuste
d R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,000a ,000 -,035 11,92228497
a. Predictors: (Constant), X2_2, X1_2
Sumber: Data Primer yang Diolah (2014) 1. Mencari X
2
X2 = n * R
2
X2 = 60 * 0,000
X2 = 0
2. Mencari X2 Tabel dengan tingkat signifikan 10% dan df = 58,
sehingga diketahui X2 tabel sebesar: 72,1598.
Dari perhitungan di atas diketahui X2
hitung sebesar: 0 dan
X2 tabel sebesar: 72,1598. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
spesifikasi model persamaan regresi linier adalah benar karena X2
hitung < X2 tabel.
74
5. Simpulan Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
a. Pengujian Hipotesis 1 (Pengaruh Etika Kerja Islam Terhadap Komitmen
Organisasi).
Berdasarkan pada tabel 4.5, nilai signifikan dari variabel X1
sebesar 0,000 (lebih kecil dari nilai α: 0,1) dan nilai t test sebesar 4,130
lebih besar dari t tabel sebesar 0,8480. Sehingga hipotesa 1 dapat
diterima, yaitu terdapat pengaruh positif dan signifikan antara etika kerja
Islam terhadap komitmen organisasi. Hal ini sesuai dengan temuan Aji
(2003) yang menyatakan bahwa etika kerja Islam berpengaruh positif dan
signifikan terhadap komitmen organisasi dengan tingkat signifikan
dibawah 0,05. Pernyataan tersebut juga sesuai dengan penelitian Jamil
(2007) yang dalam penelitianya menyatakan bahwa Etika kerja Islam
berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi.
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti ini
menunjukkan adanya pengaruh etika kerja Islam terhadap komitmen
organisasi karyawan pada BMT Taruna Sejahtera. Artinya BMT tersebut
yang telah menerapkan etika kerja Islam akan lebih berkomitmen pada
organisasinya. Dari hasil analisis regresi terdapat kontribusi yang cukup
besar dari etika kerja Islam terhadap komitmen organisasi, yaitu sebesar
44,2%. Dalam penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh etika kerja
Islam terhadap komitmen organisasi dikarenakan di dalam etika kerja
Islam terdapat nilai-nilai yang menekankan bahwa seorang karyawan
harus berkomitmen pada organisasinya dan pekerjaannya. Sementara itu,
75
di dalam komponen komitmen organisasi, komitmen normatif juga
ditekankan adanya nilai kesetiaan terhadap organisasi.
Pengaruh etika kerja Islam terhadap komitmen organisasi dapat
terlihat dari kesetiaan dan komitmen karyawan terhadap organisasi
mereka. Komitmen karyawan di BMT Taruna Sejahtera dipengaruhi oleh
nilai-nilai Islam yang mereka terapkan ketika mereka bekerja. Selain itu,
pengaruh etika kerja Islam terhadap komitmen organisasi dapat dilihat
dari adanya etika kerja Islam yang tercermin dari perbuatan, niat,
komitmen serta tanggung jawab karyawan dalam bekerja. Akhirnya, hal
tersebut akan memunculkan keterlibatan karyawan di dalam
organisasinya untuk bekerja lebih keras melayani nasabah dengan sebaik
mungkin serta memunculkan keinginan karyawan untuk tetap tinggal
dalam organisasi mereka.
2. Pengujian Hipotesis 2 (Pengaruh Kepuasan Kerja Karyawan Terhadap
Komitmen Organisasi)
Berdasarkan pada tabel 4.5, nilai signifikan dari variabel X2
sebesar 0,000 (lebih kecil dari nilai α: 0,1) dan nilai t test sebesar 5,314
lebih besar dari t tabel sebesar 0,8480. Sehingga hipotesis 2 dapat
diterima, yaitu terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel
kepuasan kerja karyawan terhadap komitmen organisasi. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Andini (2006), yang menyatakan
bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
komitmen organisasi.
76
Penelitian lain yang sesuai dilakukan oleh Wijayanti (2013)
yang menyatakan bahwa kepuasan kerja memberikan pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi. Ansel (2013) dalam
hasil penelitiannya menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif
kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi dengan koefisien
determinasi (R2) = 0,362 dan nilai F = 20,392, ρ = 0,000 (ρ < 0,05).
Adanya pengaruh positif dan signifikan kepuasan kerja
karyawan terhadap komitmen organisasi dalam penelitian ini
menandakan adanya pegawai yang merasa puas terhadap pekerjaannya.
Hal ini menandakan bahwa pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan
keinginan pegawai yang akan berakibat pada meningkatnya loyalitas
seseorang terhadap organisasi, kemauan untuk mempergunakan usaha
atas nama organisasi (kesetiaan terhadap organisasi) dan kesesuaian
antara tujuan seseorang dengan tujuan organisasi. Pengujian hipotesis ini
membuktikan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif signifikan
terhadap komitmen organisasi, hal ini mengandung pengertian bahwa
komitmen organisasi dapat ditingkatkan apabila kepuasan kerja karyawan
merasa terpenuhi dengan baik. Variabel kepuasan kerja merupakan
variabel yang mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap
komitmen organisasi karena semakin tinggi komitmen organisasi seorang
karyawan maka secara otomatis kinerja semakin baik pula.
77
Robbins (2003) mengemukakan bahwa kepuasan kerja
merupakan sikap umum individu terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja
merupakan harapan-harapan yang terpenuhi yang mengarah pada
komitmen individu terhadap organisasinya. Individu merasa puas karena
semua kebutuhannya terpenuhi. Individu yang merasa puas biasanya
menunjukkan sikap yang lebih produktif dan lebih berkomitmen terhadap
pekerjaannya. Kepuasan kerja karyawan memberikan sumbangan sebesar
73,2%. Hal ini mengindikasikan bahwa kepuasan kerja karyawan
memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap komitmen organisasi
dibandingkan etika kerja Islam. Hal ini mungkin disebabkan karena
karyawan BMT Taruna Sejahtera akan lebih berkomitmen jika merasa
puas akan pekerjaannya dan jika karyawan merasa puas akan
pekerjaannya, maka karyawan tersebut mampu mengatasi setiap masalah
yang menghambat komitmen organisasinya. Jika terjadi ketidakpuasan
pada anggota organisasi dalam pekerjaannya akan membawa akibat yang
kurang menguntungkan baik bagi suatu organisasi maupun bagi diri
anggota organisasi itu sendiri. Hal ini sejalan dengan pendapat Wijono
(2010) bahwa ketidakpuasan kerja akan menyebabkan masalah terhadap
anggota organisasi yaitu kecenderungan berhenti bekerja, seringkali
absen (bolos), bahkan bisa menyebabkan stres pada pekerja. Dengan
demikian individu yang memiliki kepuasan kerja tinggi akan lebih
berkomitmen terhadap organisasinya.
78
Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi
karyawan BMT Taruna Sejahtera. Hal ini dibuktikan dengan nilai β
sebesar 0,510, t hitung sebesar 5,314 dengan signifikansi 0,000 (ρ < 0,1).
Hasil ini mengindikasikan bahwa karyawan yang memiliki kepuasan
kerja yang tinggi menunjukkan komitmen organisasi yang tinggi pula,
sebaliknya karyawan yang memiliki kepuasan kerja yang rendah juga
menunjukkan komitmen organisasi yang rendah. Hal ini dikarenakan
dalam kepuasan kerja terdapat kesesuaian antara harapan seseorang
dengan imbalan yang ia peroleh. Harapan-harapan yang terpenuhi
tersebut dapat mengarah kepada komitmen anggota terhadap
organisasinya. Hal ini sejalan dengan pendapat Robbins (2002) bahwa
kepuasan kerja merupakan sikap individu terhadap pekerjaannya sebagai
gambaran positif yang diterima dengan jumlah yang seharusnya diterima.
79
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang etika kerja Islam dan
kepuasan kerja karyawan terhadap komitmen organisi pada BMT Taruna
Sejahtera, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan uji t test,
menunjukkan bahwa variabel etika kerja Islam berpengaruh positif dan
signifikan terhadap komitmen organisasi. Hal ini sesuai dengan temuan
Aji (2003) yang menyatakan bahwa etika kerja Islam berpengaruh positif
dan signifikan terhadap komitmen organisasi. Pernyataan tersebut juga
sesuai dengan penelitian Jamil (2007) yang dalam penelitianya
menyatakan bahwa Etika kerja Islam berpengaruh positif dan signifikan
terhadap komitmen organisasi.
2. Variabel kepuasan kerja karyawan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap komitmen organisasi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Andini (2006), yang menyatakan bahwa kepuasan kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi.
Penelitian lain yang sejalan dilakukan oleh Wijayanti (2013) yang
menyatakan bahwa kepuasan kerja memberikan pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap komitmen organisasi. Ansel (2013) dalam hasil
80
penelitiannya menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif kepuasan kerja
terhadap komitmen organisasi
3. Berdasarkan uji secara serempak, variabel etika kerja Islam dan kepuasan
kerja karyawan secara bersama-sama mempengaruhi komitmen organisasi
dengan nilai F hitung = 27,976 dan F tabel = 3,159.
4. Pada penilaian koefisien determinasi (R2) besarnya adalah 0,495. Artinya,
bahwa variabel etika kerja Islam dan kepuasan kerja karyawan
berkonstribusi mempengaruhi variabel komitmen organisasi sebesar
49,5%, sisanya 50,5% dijelaskan oleh variabel lain di luar model.
5. Dari penjelasan yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini
berhasil membuktikan bahwa etika kerja Islam dan kepuasan kerja
karyawan mempunyai pengaruh positif dan signifikan secara simultan
terhadap komitmen organisasi. Dengan demikian, hipotesis pertama yang
menyebutkan diduga terdapat pengaruh antara etika kerja Islam terhadap
komitmen organisasi dapat diterima. Begitu pula dengan hipotesis kedua
yang menyebutkan diduga terdapat pengaruh antara kepuasan kerja
karyawan terhadap komitmen organisasi dapat diterima.
81
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan di atas,
penulis memberikan saran yang bertujuan untuk kebaikan dan kemajuan BMT
Taruna Sejahtera, sebagai berikut:
1. Bagi BMT Taruna Sejahtera diharapkan lebih mengingkatkan etika kerja
Islam dan kepuasan kerja karyawan karena hal-hal tersebut memiliki
andil dalam meningkatkan komitmen organisasi.
2. Idealisme produk dan kinerja yang berdasarkan operasional Syari‟at
Islam harus terus dipertahankan dalam Lembaga Keuangan Syari‟ah,
karena hal tersebut yang membedakannya dengan Lembaga Keuangan
Konvensional.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian
selanjutnya untuk bidang yang sama.
4. Bagi akademisi atau peneliti lain disarankan untuk melakukan penelitian
lanjutan dengan menambahkan variabel lain dalam penelitian sehingga
dapat diketahui variabel atau faktor lain selain etika kerja Islam dan
kepuasan kerja karyawan yang dapat meningkatkan komitmen organisasi.
Selain itu disarankan untuk melakukan penelitian dengan
mengembangkan model penelitian dan ruang lingkup atau objek yang
lebih luas dan menjadi keefektifan organisasi yaitu dengan
membandingkan keefektifan satu organisasi dengan organisasi lain yang
sejenis.
82
C. Penutup
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
yang telah memberikan kekuatan, hidayah dan taufik-Nya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta
salam semoga tatap tercurah kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW
yang kita harapkan syafa‟atnya kelak di hari kiamat.
Penulis menyadari meskipun dalam penulisan skripsi ini telah
berusaha semaksimal mungkin, namun dalam penulisan ini tidak lepas dari
kesalahan dan kekeliruan. Hal itu semata-mata merupakan keterbatasan ilmu
dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
saran dan kritik yang konstruktif dari berbagai pihak demi perbaikan yang
akan datang untuk mencapai kesempurnaan.
Akhirnya penulis hanya berharap semoga skripsi ini dapat
menambah khazanah keilmuan, bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya. Amin.
1
Daftar Pustaka
Ahmad, Mustaq. 2001. Etika Bisnis dalam Islam. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Aji, Gunawan. 2003. Pengaruh Etika Kerja Islam Terhadap Komitmen
Organisasi Dengan Komitmen Profesi Sebagai Variabel Intervening (Studi
Empiris Terhadap Internal Auditor Bank di Jawa Tengah). Tesis.
Semarang: Program Studi Magister Sains Akuntansi, Program Pasca
Sarjana Universitas Diponegoro.
(http://eprints.undip.ac.id/9912/1/2003MAK2183.pdf, diakses 8 September
2014).
Amseke, Fredericksen Victoranto. 2012. Iklim Organisasi dan Motivasi Kerja
Sebagai Prediktor Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Timur di
Kupang. Tesis. Salatiga: Program Studi Magister Sains Psikologi, Program
Pasca Sarjana Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
(http://repository.library.uksw.edu/handle/123456789/2903).
Andini, Rita. 2006. Analisis Pengaruh Kepuasan Gaji, Kepuasan Kerja,
Komitmen Organisasional Terhadap Turnover Intention (Studi Kasus
Pada Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang). Tesis. Semarang:
Program Studi Magister Managemen Program Pasca Sarjana Universitas
Diponegoro Semarang.
(http://eprints.undip.ac.id/15830/1/Rita_Andini.pdf, diakses 26 Agustus
2014).
Ansel, Maria Finsensia. 2013. Pengaruh Keterlibatan Kerja dan Kepuasan Kerja
Terhadap Komitmen Organisasi di Kepolisian Resor (POLRES) Ende.
Tesis. Salatiga: Program Studi Magister Sains Psikologi, Program
Pascasarjana Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
(http://repository.library.uksw.edu/handle/123456789/4104).
2
Augustia, Sekarani Yuteva. 2010. Analisis Pengaruh Etika Kerja Islam Terhadap
Komitmen Profesi Internal Auditor, Komitmen Organisasi, dan Sikap
Perubahan Organisasi (Studi Empiris Terhadap Internal Auditor
Perbankan Syariah di Kota Semarang dan Jakarta). Skripsi. Semarang:
Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.
(http://eprints.undip.ac.id/23445/1/SKRIPSI_FULL_TEXT.pdf, diakses 26
Agustus 2014).
Bawono, Anton. 2006. Multivariate Analysis Dengan SPSS. Salatiga: STAIN
Salatiga Press.
Bisri, Mustofa. 2008. Mencari Bening Mata Air. Jakarta: Kompas Media
Nusantara.
Faqih, Moh. Nur. 2011. Pengaruh Komunikasi dan Etika Kerja Islam Terhadap
Kinerja Karyawan KJKS BMT Fastabiq Pati. Skripsi. Semarang: Jurusan
Ekonomi Islam Fakultas Syari‟ah Istitut Agama Islam Negeri Walisongo
Semarang. (http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-
gdl-mohnurfaqi-5834-1-072411071.pdf , diakses 15 Mei 2014).
Fitria, Astri. 2003. Pengaruh Etika Kerja Islam Terhadap Sikap Akuntan dalam
Perubahan Organisasi Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel
Intervening. Jurnal Maksi Vol. 3 Edisi Agustus 2003: 14-35.
(http://eprints.undip.ac.id/35051/1/JMAKSI_Agt_2003_02_Astri_Fitria.pd
f, diakses 13 Oktober 2014).
Gibson, James L. John M. Ivancevich dan James H. Donnelly, Jr. Organizations.
2000. Boston: Mc Graw-Hill Companies, Inc.
Greenberg, Jerald dan Robert A. Baron. 2003. Behavior in Organizations. New
Jersey: Prentice hall.
Hasan, Ali. 2009. Manajemen Bisnis Syari’ah Kaya di Dunia Terhormat di
Akhirat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
3
Inovi , Sefrina. 2012. Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi
Terhadap OCB dan Kinerja Karyawan PT. KAMALTEX Karangjati
Kabupaten Semarang (Jawa Tengah). Tesis.Salatiga: Program
Pascasarjana Universitas Kkisten Satya Wacana.
(http://repository.library.uksw.edu/bitstream/handle/123456789/2487/T2_
912010014_BAB%20II.pdf?sequence=3).
Ismanto, Kuat. 2009. Manajemen Syari’ah Implementasi TQM dalam Lembaga
Keuangan Syari’ah. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Jamil, alwiyah. 2007. Pengaruh Etika Kerja Islam Terhadap Sikap-Sikap pada
Perubahan Organisasi (Komitmen Organisasi Sebagai Mediator). Tesis.
Semarang: Program Studi Magister Akuntansi, Universitas Diponegoro.
(http://eprints.undip.ac.id/24271/1/ALWIYAH_JAMIL.pdf, diakses 7 Mei
2014).
Kreitner R. dan A. Kinicki. 2000. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba.
Lailatirrohmah, Naafilah. 2014. Analisis Pengaruh Etika Kerja Islam Terhadap
Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasional dan Organizational
Citizenship Behavior (Studi pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT
Hudatama Semarang). Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomika dan
Bisnis, Universitas Diponegoro Semarang.
(http://eprints.undip.ac.id/43521/1/09_LAILATIRROHMAH.pdf, diakses
pada 8 September 2014).
Muhammad dan Alimin. 2004. Etika & Perlindungan Konsumen dalam Ekonomi
Islam. Yogyakarta: BPFE.
Muhammad. 2004. Etika Bisnis Islami. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan
Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.
4
Muhadi. 2007. Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen
Organisasional Dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan (Studi pada
Karyawan Administrasi Univeristas Diponegoro). Tesis. Semarang:
Progran Studi Magister Manajemen, Program Pascasarjana Universitas
Diponegoro Semarang. (http://eprints.undip.ac.id/15207/1/Muhadi.pdf,
diakses pada 23 September 2014).
Nugroho, M. Wahyu. 2009. Pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen
organisasi (studi kasus pada karyawan kontrak universitas islam negeri
(UIN) malang ). Skripsi. Malang: Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. (http://lib.uin-
malang.ac.id/files/thesis/fullchapter/04610104.pdf, diakses 20 Agustus
2014).
Pengertian bmt. http://bmtprimadinar.blogspot.com/2013/04/pengertian-bmt-
baitul-maal-wa-tamwil.html.
Robbins, S.P. 2002. Prinsip-prinsip perilaku organisasi (Ed.5 terjemahan).
Jakarta: Erlangga.
Robbins, S.P. 2003. Perilaku organisasi. Jakarta: PT. Indeks Kelompok
Gramedia.
Robbins, Stephen P. 2003. Organizational Behavior. New Jersey: Prentice hall.
Rudito, Bambang dan Famiola, Melia. 2007. Etika Bisnis & Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan di Indonesia. Bandung: Rekayasa Sains.
Robbins, Stephen P. dan Judge, Timothy A. 2009. Perilaku Organisasi/Stephen P.
Robbins, Timothy A. Judge. Jakarta: Salemba Empat.
5
Ruvendi, Ramlan. 2005. Imbalan dan gaya kepemimpinan pengaruhnya terhadap
kepuasan kerja karyawan di Balai Besar Industri Hasil Pertanian Bogor.
Jurnal Ilmiah Binaniaga Vol 01 No 1 Tahun 2005: 17.
(http://myrahdika.ueuo.com/jurnal2/PEMIMPINANPENGARUHNYATE
RHADAPKEPUASANKERJAKARYAWAN.pdf, diakses 13 Oktober
2014).
Salam, Burhanuddin. 1997. Etika Sosial; Asas Moral dalam Kehidupan Manusia.
Jakarta: Rineka Cipta.
Solomon, Robert C. 1987. Etika Suatu Pengantar (Ethics, A Brief Introduction),
alih bahasa R. Andre Karo-Karo. Jakarta: Erlangga.
Sutrisno, Hadi. 1991. Statistik. Jilid II. Yogyakarta: Andi Offset.
Thoha, M. 2009. Perilaku organisasi. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Vecchio, Robert P. 1995. Organizational Behavior. Florida: The Dryden Press.
Wijono, S. 2010. Psikologi industri & organisasi. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Wijayanti, Dian. 2013. Pengaruh Kepuasan Gaji, Kepuasan Kerja, dan Komitmen
Organisasi Terhadap Turnover Guru PAUD. Salatiga: Program Pasca
Sarjana Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
(http://repository.library.uksw.edu/handle/123456789/4143).
Wursanto, Ign. 2005. Manajemen Kepegawaian I. Yogyakarta: Kanis.
http://mbs28jannahjenny006.blogspot.com/2013/06/pengaruh-etikakerja-dan-
komunikasi.html
6
7
8
SURAT KETERANGAN KEGIATAN
Nama : EKA SULISTIYOWATI Program Studi : Perbankan Syari‟ah S1
Nim : 21310040 Dosen P.A. : Drs. Alfred L., M. Si
Jurusan : Syari‟ah
NO KEGIATAN WAKTU
PELAKSANAAN POIN KETERANGAN
1.
Orientasi Pengenalan Akademik
dan Kemahasiswaan (OPAK)
STAIN Salatiga “Optimalisasi
Nalar Kritis Mahasiswa: Upaya
Mengawal Perubahan Bangsa
Ke arah yang Lebih Baik “
DEMA, 25-27
Agustus 2010
3 Peserta
2.
UPT Perpustakaan STAIN
Salatiga: Pendidikan Pemakai
( User Education )
20-25 September
2010
UPT Perpustakaan
STAIN Salatiga
3 Peserta
3.
Seminar Nasional dalam acara
National Workshop Of
Entrepreneurship And Basic
Coorporation 2010
19 Desember 2010 6 Peserta
4.
Seminar Politik Dengan Tema
Wilwakot yang Ideal Untuk
Masa Depan Salatiga Yang
Lebih Baik
27 Januari 2011 3 Peserta
5.
Seminar Nasional “Pilar-Pilar
Penanggulangan Korupsi di
Indonesia Perspektif Agama,
Budaya, dan Negara”
22 Juni 2011 6 Peserta
6.
Sertifikat Kegiatan MAKRAB
Mahasiswa Syari‟ah Bertajuk
Semalam Sehati
8-9 Oktober 2011 3 Peserta
7. Sertifikat Pelatihan Jurnalistik
“Menumbuhkan Spirit 29 Oktober 2011 4 Peserta
9
kepenulisan Dalam Media
Massa” Fakultas Syari‟ah dan
Hukum UIN SUKA Yogyakarta
8.
Piagam Penghargaan dalam
Acara Studi Banding MKS
Stain Salatiga
13 Desember 2011 3 Panitia
9.
Sertifikat Seminar Ekonomi
Islam “Peran Ekonomi Islam
dalam Mengatasi Krisis
Ekonomi Global”
14 Januari 2012 3 Peserta
10.
Piagam Penghargaan Public
Hearing “Meningkatkan
Kepekaan dan Transparansi
Kinerja Lembaga Menuju
Kampus yang Amanah”
27 Maret 2012 2 Peserta
11.
Sertifikat Seminar Internasional
& Talkshow Nasional
“Membangun Kemakmuran
dengan Ekonomi Islam”
15 April 2012 8 Peserta
12.
Seminar Nasional Ekonomi
syariah “Penerapan Nilai-nilai
Syariah dalam Praktik
Perekonomian”
2 Juni 2012 6 Peserta
13. Sertifikat Pelatihan Penulisan
Skripsi Mahasiswa 2012 14 November 2012 3 Peserta
14.
Piagam Penghargaan dalam
Acara Public Hearing
“Meningkatkan Kepekaan dan
Transparansi Kinerja Lembaga
Menuju Kampus yang Amanah”
13 Desember 2012 2 Peserta
15.
Certivicate of Achievement
“Fine Dinning Reception on
Jeffrey & Yohana Wedding”
05 Januari 2013 3 Peserta
16.
Sertifikat Pendidikan Dasar
Perkoperasian “Mencetak Kader
Kopma Fatawa yang Berjiwa
Koperasi dan Enterpreneur
dalam Rangka Menghadapi
Perekonomian Global”
12 – 14 Februari
2013 3 Panitia
10
17.
Seminar Nasional “Mengawal
Pengendalian BBM Bersubsidi,
Kebijakan BLSM yang Tepat
Sasaran Serta Pengendalian
Inflasi dalam Negeri Sebagai
Dampak Kenaikan Harga BBM
Bersubsidi”
08 Juli 2013 6 Peserta
18.
Sertifikat Cah Ayu “The
Balinese gift and souvenir
center Proudly Present This
Certificate”
24 September 2013 3 Peserta
19.
Seminar Nasional “4 Pilar
Kebangsaan untuk
Mempertegas Karakter Ke-
Indonesia”
24 Oktober 2013 6 Peserta
20.
Piagam Penghargaan Grand
Opening Hijabers STAIN
Salatiga Comunity.
27 November 2013 3 Peserta
21.
Seminar & Pelatihan Praktek
Kewirausahaan dengan Tema
“Entrepreneurs is The Way of
Live”
16 April 2014 3 Peserta
22.
Piagam Penghargaan dalam
Festival Anak Sholeh
Ramadhan yang
Diselenggarakan oleh oleh
Remaja Keongan Tingkat RT
Ds. Keongan Kec. Bawen
06 Juli 2014 3 Panitia
23.
Piagam Penghargaan dalam
Pesantren Kilat yang
dilaksanakan di SMPN 3
Salatiga, SMPN 4 Salatiga dan
SMPN 10 Salatiga
15 – 19 Juli 2014 5 Pemateri
11
12
Daftar Riwayat Hidup
Personal Data
Nama Eka Sulistiyowati
Tempat Tanggal Lahir Kab. Semarang, 1 Maret 1992
Jenis Kelamin Perempuan
Alamat Ngrawan Lor Rt 04 Rw 05 Bawen Kab. Semarang
Jawa Tengah
No. Telepon 085740268770
Email [email protected]
Kebangsaan Indonesia
Agama Islam
Status Belum menikah
Pendidikan Umum
SDN 03 Bawen Bawen 1998- 2004
SMPN 05 Ambarawa Ambarawa 2004 - 2007
SMAN 1 Ambarawa Ambarawa 2007 - 2010
Demikian riwayat hidup penulis dibuat dengan sebenar-benarnya, kemudian bagi
yang berkepentingan harap maklum adanya.
Salatiga, Nopember 2014
Penulis
Eka Sulistiyowati
NIM : 21310040
13
14
Salatiga, September 2014
Kepada Yth
Bapak/Ibu Karyawan BMT Taruna Sejahtera
Di TEMPAT
Dengan hormat,
Pertama-tama ijinkan saya memperkenalkan diri saya atas nama Eka Sulistiyowati,
(NIM:21310040) mahasiswi Jurusan Syari’ah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga,
adalah kandidat Sarjana Ekonomi Islam pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
Salatiga.
Pada saat ini saya sedang menyusun Skripsi guna menguji teori etika kerja islam dan
kepuasan kerja karyawan terhadap komitmen organisasi. Saya rasa teori ini sangat
penting dalam mengembangkan manajemen kinerja pada Lembaga Keuangan Syariah.
Guna menguji hipotesis penelitian, saya memohon partisipasi Bapak/Ibu dengan mengisi
survei pendapat yang saya sajikan dalam daftar pernyataan terlampir. Saya percaya,
bahwa pengalaman kepuasan Bapak/Ibu akan menambah wawasan saya yang akan
dituangkan dalam Skripsi dalam ekonomi syariah. Saya berjanji bahwa seluruh data yang
Bapak/Ibu berikan akan saya perlakukan secara sangat rahasia dan hati-hati.
Atas partisipasi Bapak/Ibu, saya menghanturkan banyak terimakasih.
Hormat saya
Eka Sulistiyowati
15
PENGARUH ETIKA KERJA ISLAM DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN TERHADAP
KOMITMEN ORGANISASI
(Studi Kasus Pada Karyawan BMT Taruna Sejahtera)
A. IDENTITAS RESPPONDEN
Nama :...................................... (Nama Boleh tidak diisi)
JENIS KELAMIN : L / P
USIA :......................................
PENDIDIKAN :.....................................
JABATAN :......................................
B. PETUNJUK PENGISIAN
1. Berilah tanda √ pada salah satu kotak diatas angka yang tersedia mulai angka 1 s/d
10 sesuai dengan pilihan Saudara.
2. Apabila Saudara Setuju dengan pernyataan kuesioner maka tandailah angka yang
semakin tinggi sebelah kanan, semakin mendekati angka 10 berarti semakin setuju
atau sangat setuju terhadap pernyataan kuesioner.
3. Apabila Saudara Tidak Setuju dengan pernyataan kuesioner maka tandailah angka
yang rendah sebelah kiri, semakin mendekati angka 1 berarti semakin tidak setuju
atau sangat tidak setuju terhadap pernyataan kuesioner.
16
PERNYATAAN ETIKA KERJA ISLAM
1. Dalam melaksanakan pekerjaan, saya selalu bersikap jujur dan amanah.
Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat setuju
2. Dalam melaksanakan pekerjaan, saya selalu menghargai rekan yang lainnya.
Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat setuju
3. Saya bekerja dengan niat utama mengabdi pada BMT ini.
Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat setuju
4. Dalam melaksanakan pekerjaan, saya selalu berkelakuan yang baik dan benar
menurut syari’at Islam.
Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat setuju
5. Dalam melaksanakan pekerjaan, saya tidak meninggalkan kewajiban sholat lima
waktu.
Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat setuju
PERNYATAAN KEPUASAN KERJA
1. Gaji tetap yang saya terima sesuai dengan harapan dan kemampuan saya.
Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat setuju
2. Saya merasa senang melakukan pekerjaan sebagai karyawan di BMT tempat saya bekerja sekarang.
Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat setuju
3. Saya merasa bangga terhadap jabatan yang saya miliki sekarang.
Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat setuju
4. Setiap tugas yang saya terima bisa terselesaikan dengan baik.
Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat setuju
5. Selama di BMT tempat saya bekerja sekarang, saya tidak pernah membolos kerja.
Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat setuju
17
PERNYATAAN KOMITMEN ORGANISASI
1. Saya bersedia untuk bekerja ekstra melampaui apa yang diharapkan agar organisasi ini berhasil sukses.
Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat setuju
2. Saya menyampaikan kebanggaan kepada orang lain bahwa organisasi tempat saya
bekerja adalah organisasi yang bagus.
Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat setuju
3. Saya merasa bangga menjadi bagian dari organisasi ini.
Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat setuju
4. Ketika pertama kalinya memutuskan bergabung, saya sangat senang memilih
organisasi ini untuk tempat bekerja dari pada organisasi lainnya.
Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat setuju
5. Saya sangat peduli dengan nasib organisasi tempat saya bekerja.
Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat setuju
6. Akan sangat berat bagi saya untuk meninggalkan organisasi (BMT) saya saat ini.
Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat setuju
18
DATA MENTAH KUESSIONER
NO. BU-
TIR_
1
BU-
TIR
_2
BU-
TIR
_3
BU-
TIR
_4
BU-
TIR
_5
BU-
TIR
_6
BU-
TIR
_7
BU-
TIR
_8
BU-
TIR
_9
BU-
TIR
_10
BU-
TIR
_11
BU-
TIR
_12
BU-
TIR
_13
BU-
TIR
_14
BU-
TIR
_15
BU-
TIR
_16
1 10 10 10 10 10 8 8 8 7 8 8 8 8 8 8 8
2 10 10 10 10 10 10 9 8 10 9 9 9 9 9 9 9
3 8 9 9 9 9 8 10 9 10 10 8 9 9 8 7 8
4 10 10 9 9 9 8 8 8 8 8 9 8 8 9 9 8
5 10 9 9 9 9 10 9 10 9 9 8 7 7 8 8 6
6 6 7 7 6 8 9 10 9 9 9 6 5 7 7 8 5
7 9 9 9 9 10 9 9 10 10 9 8 9 9 8 9 9
8 8 8 9 8 9 9 9 9 9 8 8 8 9 8 9 9
9 10 8 7 7 8 6 7 8 6 8 7 3 5 5 4 3
10 8 8 7 8 8 7 7 7 8 10 8 6 7 7 7 8
11 9 9 9 9 9 8 8 8 8 8 8 8 8 8 9 8
12 9 9 9 9 9 6 6 7 8 5 6 6 7 7 6 8
13 5 6 5 6 5 8 8 8 8 7 6 6 5 5 6 6
14 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 8 7 8 7 9 10
15 9 9 7 8 9 7 7 9 8 8 9 7 7 8 9 9
16 6 7 6 6 6 9 10 8 9 9 6 7 7 6 6 6
17 8 9 7 9 9 9 9 9 9 9 7 7 8 7 8 8
18 8 9 9 9 9 8 8 9 8 7 9 5 10 6 8 8
19 6 7 6 7 7 10 8 9 8 9 6 7 7 6 6 6
20 8 9 7 9 9 10 8 8 7 8 7 7 8 7 9 9
21 9 8 9 7 8 8 9 9 9 9 9 5 10 6 8 8
19
22 10 9 10 10 10 8 9 9 9 9 9 10 10 6 8 8
23 9 8 8 6 6 8 9 8 9 9 9 8 8 8 9 8
24 8 7 9 9 9 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
25 9 9 9 9 9 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
26 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 7 8 8 9 10
27 8 9 9 8 10 8 8 8 8 9 8 6 7 8 8 10
28 9 8 9 9 10 10 10 8 10 10 10 8 10 10 10 9
29 9 9 10 9 10 10 10 8 10 10 10 8 10 10 9 8
30 10 9 10 10 10 9 10 7 10 10 9 8 9 9 9 8
31 9 9 9 9 9 10 10 8 10 10 9 8 9 9 9 7
32 9 9 9 9 10 8 9 9 9 9 8 9 9 8 7 8
33 9 9 9 9 10 10 10 9 9 10 10 8 8 9 9 8
34 8 8 8 8 8 8 9 9 8 9 8 8 9 8 9 9
35 9 9 9 9 9 9 10 8 9 9 8 8 8 8 9 8
36 9 9 9 9 9 9 10 8 9 10 8 7 9 7 9 10
37 8 8 9 8 7 9 9 7 8 9 9 7 8 8 9 9
38 9 9 9 9 9 8 9 8 10 10 9 8 8 8 10 8
39 8 8 8 8 8 9 10 8 9 10 8 8 8 9 9 10
40 8 8 8 8 8 10 10 9 9 10 9 9 10 9 9 10
41 8 9 9 9 9 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 9
42 7 7 8 8 7 9 9 9 9 9 9 9 9 8 9 9
43 6 7 6 8 8 9 9 8 7 8 8 5 7 5 7 6
44 9 9 9 9 9 9 9 8 9 9 8 8 9 9 9 8
45 8 8 8 9 7 8 8 9 8 9 9 7 7 8 8 9
46 9 10 9 9 10 10 10 8 10 10 9 8 9 9 10 8
47 10 10 10 10 10 9 10 8 10 10 9 8 9 9 10 8
48 10 10 10 10 10 10 9 10 9 9 10 10 10 10 9 10
20
49 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
50 10 10 9 9 9 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
51 9 9 9 9 8 10 9 9 9 10 10 9 9 9 9 8
52 7 7 7 8 10 10 9 8 10 9 9 10 9 9 8 10
53 8 8 8 8 7 9 9 8 8 8 10 10 9 9 9 8
54 9 9 9 9 9 10 10 9 9 9 9 9 10 10 9 9
55 9 9 9 9 9 8 8 8 10 10 9 9 9 9 10 10
56 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
57 8 8 8 9 8 10 9 8 9 8 9 8 10 10 10 9
58 8 9 9 9 9 10 10 10 9 9 9 10 8 8 9 9
59 8 8 8 8 8 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
60 9 9 9 9 10 10 10 10 10 10 8 6 10 8 8 5
21
UJI RELIABILITAS
1. Variabel Etika Kerja Islam (X1)
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 60 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 60 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,930 5
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
BUTIR_1 8,5167 1,12734 60
BUTIR_2 8,5833 ,90744 60
BUTIR_3 8,5000 1,11233 60
BUTIR_4 8,5667 ,98060 60
BUTIR_5 8,7167 1,13633 60
22
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
BUTIR_1 34,3667 13,762 ,813 ,915
BUTIR_2 34,3000 14,993 ,856 ,910
BUTIR_3 34,3833 13,698 ,838 ,910
BUTIR_4 34,3167 14,627 ,833 ,912
BUTIR_5 34,1667 14,006 ,769 ,925
2. Variabel Kepuasan Kerja Karyawan (X2)
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 60 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 60 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,837 5
23
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
BUTIR_6 8,8500 1,02221 60
BUTIR_7 8,9500 ,94645 60
BUTIR_8 8,5167 ,79173 60
BUTIR_9 8,8333 ,92364 60
BUTIR_10 8,9500 ,96419 60
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
BUTIR_6 35,2500 8,123 ,688 ,791
BUTIR_7 35,1500 7,926 ,817 ,752
BUTIR_8 35,5833 10,790 ,338 ,873
BUTIR_9 35,2667 8,572 ,694 ,789
BUTIR_10 35,1500 8,469 ,673 ,795
3. Variabel Komitmen Organisasi (Y)
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 60 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 60 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
24
Cronbach's Alpha N of Items
,901 6
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
BUTIR_11 8,4500 1,06445 60
BUTIR_12 7,7833 1,47397 60
BUTIR_13 8,4500 1,18501 60
BUTIR_14 8,0667 1,28705 60
BUTIR_15 8,4833 1,18596 60
BUTIR_16 8,2333 1,40660 60
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
BUTIR_11 41,0167 29,406 ,745 ,884
BUTIR_12 41,6833 26,118 ,720 ,887
BUTIR_13 41,0167 28,762 ,706 ,887
BUTIR_14 41,4000 26,820 ,799 ,873
BUTIR_15 40,9833 27,712 ,802 ,874
BUTIR_16 41,2333 27,470 ,657 ,896
UJI VALIDITAS
25
1. Variabel Etika Kerja Islam (X1)
Correlations
BUTIR_
1
BUTIR_
2
BUTIR_
3
BUTIR_
4
BUTIR_
5
X1
BUTIR_
1
Pearson
Correlation 1 ,827
** ,791
** ,681
** ,632
** ,887
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60
BUTIR_
2
Pearson
Correlation ,827
** 1 ,747
** ,765
** ,705
** ,904
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60
BUTIR_
3
Pearson
Correlation ,791
** ,747
** 1 ,761
** ,691
** ,902
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60
BUTIR_
4
Pearson
Correlation ,681
** ,765
** ,761
** 1 ,770
** ,891
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60
BUTIR_
5
Pearson
Correlation ,632
** ,705
** ,691
** ,770
** 1 ,859
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60
X1
Pearson
Correlation ,887
** ,904
** ,902
** ,891
** ,859
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
2. Variabel Kepuasan Kerja Karyawan (X2)
Correlations
26
BUTIR_
6
BUTIR_
7
BUTIR_
8
BUTIR_
9
BUTIR_
10
X2
BUTIR_
6
Pearson
Correlation 1 ,728
** ,370
** ,530
** ,508
** ,822
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,004 ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60
BUTIR_
7
Pearson
Correlation ,728
** 1 ,306
* ,688
** ,703
** ,894
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,017 ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60
BUTIR_
8
Pearson
Correlation ,370
** ,306
* 1 ,259
* ,212 ,524
**
Sig. (2-tailed) ,004 ,017 ,046 ,104 ,000
N 60 60 60 60 60 60
BUTIR_
9
Pearson
Correlation ,530
** ,688
** ,259
* 1 ,657
** ,814
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,046 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60
BUTIR_
10
Pearson
Correlation ,508
** ,703
** ,212 ,657
** 1 ,805
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,104 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60
X2
Pearson
Correlation ,822
** ,894
** ,524
** ,814
** ,805
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
3. Variabel Komitmen Organisasi
27
Correlations
BUTIR_
11
BUTIR_
12
BUTIR_
13
BUTIR_
14
BUTIR_
15
BUTIR_
16
Y
BU
TIR
_11
Pearson
Correlation 1 ,560
** ,656
** ,695
** ,697
** ,506
** ,816
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60
BU
TIR
_12
Pearson
Correlation ,560
** 1 ,581
** ,696
** ,575
** ,581
** ,824
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60
BU
TIR
_13
Pearson
Correlation ,656
** ,581
** 1 ,613
** ,639
** ,485
** ,794
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60
BU
TIR
_14
Pearson
Correlation ,695
** ,696
** ,613
** 1 ,745
** ,544
** ,868
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60
BU
TIR
_15
Pearson
Correlation ,697
** ,575
** ,639
** ,745
** 1 ,653
** ,865
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60
BU
TIR
_16
Pearson
Correlation ,506
** ,581
** ,485
** ,544
** ,653
** 1 ,775
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60
Y
Pearson
Correlation ,816
** ,824
** ,794
** ,868
** ,865
** ,775
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
UJI STATISTIK
28
Variables Entered/Removeda
Mode
l
Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1 X2, X1b . Enter
a. Dependent Variable: Y
b. All requested variables entered.
Model Summary
Mode
l
R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .704a .495 .478 .75354
a. Predictors: (Constant), X2, X1
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 31.771 2 15.885 27.976 .000b
Residual 32.366 57 .568
Total 64.137 59
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X2, X1
Coefficientsa
29
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std.
Error
Beta Tolerance VIF
1
(Constant) -2.003 1.376 -1.455 .151
X1 .442 .107 .396 4.130 .000 .962 1.039
X2 .732 .138 .510 5.314 .000 .962 1.039
a. Dependent Variable: Y
Coefficient Correlationsa
Model X2 X1
1
Correlations X2 1.000 -.195
X1 -.195 1.000
Covariances X2 .019 -.003
X1 -.003 .011
a. Dependent Variable: Y
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Eigenvalue Condition Index Variance Proportions
(Constant) X1 X2
1
1 2.989 1.000 .00 .00 .00
2 .008 19.501 .04 .91 .24
3 .003 30.914 .96 .09 .76
a. Dependent Variable: Y
Residuals Statisticsa
30
Minimu
m
Maximu
m
Mean Std.
Deviation
N
Predicted Value 6.0937 9.3838 8.2444 .73382 60
Std. Predicted Value -2.931 1.553 .000 1.000 60
Standard Error of
Predicted Value .099 .359 .159 .055 60
Adjusted Predicted
Value 6.2157 9.5118 8.2549 .71738 60
Residual -2.15720 1.57297 .00000 .74066 60
Std. Residual -2.863 2.087 .000 .983 60
Stud. Residual -3.058 2.121 -.007 1.016 60
Deleted Residual -2.46110 1.62401 -.01041 .79158 60
Stud. Deleted Residual -3.315 2.191 -.013 1.044 60
Mahal. Distance .036 12.373 1.967 2.441 60
Cook's Distance .000 .439 .024 .063 60
Centered Leverage
Value .001 .210 .033 .041 60
a. Dependent Variable: Y
31
32