ANALISIS PENGARUH DAN STRATEGI GREEN MARKETING … · 8 Hasil tabulasi silang skala ordinal dan...
Transcript of ANALISIS PENGARUH DAN STRATEGI GREEN MARKETING … · 8 Hasil tabulasi silang skala ordinal dan...
1
ANALISIS PENGARUH DAN STRATEGI GREEN
MARKETING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
KONSUMEN PEPAYA CALLINA
SRI PUJI LESTARI
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
3
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Pengaruh
dan Strategi Green Marketing terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pepaya
Callina adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Mei 2014
Sri Puji Lestari
NIM H24100087
4
ABSTRAK
SRI PUJI LESTARI. Analisis Pengaruh dan Strategi Green Marketing terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen Pepaya Callina. Dibimbing oleh ALIM
SETIAWAN
Munculnya kesadaran akan permasalahan lingkungan memicu dunia industri
untuk menghadirkan konsep pemasaran yang mengedepankan isu lingkungan (green
marketing). Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi karakteristik konsumen
pepaya Callina (2) Mengidentifikasi aspek yang memiliki hubungan dengan
karakteristik konsumen pepaya Callina (3) Mengidentifikasi strategi prioritas untuk
meningkatkan daya saing yang berpengaruh pada keputusan pembelian. Karakteristik
konsumen pepaya Callina di dominasi oleh perempuan yang bekerja sebagai ibu
rumah tangga, memiliki pendapatan menengah ke atas, berumur di atas 31 tahun, dan
pendidikan terakhir bergelar sarjana. Pengolahan menggunakan Tabulasi Silang
terdapat beberapa hubungan diantaranya jenis kelamin dengan pengetahuan mengenai
pepaya Callina, usia dengan pendapat mengenai daging buah dan pengetahuan
mengenai proses produksinya, pendapatan dengan kesediaan untuk membayar lebih
mahal, pendidikan terakhir dengan kesediaan membayar lebih mahal, pekerjaan
dengan pendapat pepaya yang enak. Pendapat beberapa pakar melalui wawancara
diolah menggunakan ANP sehingga diperoleh strategi prioritas yang harus dijalankan
terlebih dahulu yaitu kualitas produk dari cluster atribut produk, produk dari cluster
marketing mix, dan retail sebagai aktornya.
Kata kunci: green marketing, pepaya, tabulasi silang, ANP
ABSTRACT
SRI PUJI LESTARI. Analysis of the Influence and Strategy of Green Marketing on
Consumer Purchasing Decisions Callina Papaya. Supervisied by ALIM SETIAWAN
The emergence of awareness of environmental problems triggered the
industrial world for marketing concept that puts the present environmental issues
(green marketing). The purpose of this study is to (1) identify the characteristics
Callina papaya consumers (2) Identify the aspects that has relationship with
characteristics of Callina papaya consumer (3) Identify the priority strategies to
increase the competitiveness that influence the consumer purchasing decisions. The
characteristics of Callina papaya consumer at dominated by women who work as
housewives, have middle income upward, above the 31 years old, and the last titled
education scholar. Processing use Cross Tabulations there are some relations, such as
relation between the gender with knowledge about Callina papaya, relation between
age with opinions about fruit flesh and the knowledge about production process,
relation between income with a willingness to pay higher, relation between
educational with willingness to pay higher, and relation between occupations with
opinions about delicious papaya. The opinion of some experts through interviews
processed using the ANP in order to obtain priority strategies that should be
implemented in advance of the cluster is the product quality of product attributes, the
product of cluster marketing mix, and retail of cluster actors.
Keywords: green marketing, papaya, cross tabulations, ANP
5
ANALISIS PENGARUH DAN STRATEGI GREEN
MARKETING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
KONSUMEN
PEPAYA CALLINA
SRI PUJI LESTARI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Manajemen
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
7
Judul Skripsi : Analisis Pengaruh dan Strategi Green Marketing terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen Pepaya Callina
Nama : Sri Puji Lestari
NIM : H24100087
Disetujui oleh
Alim Setiawan S, STP, MSi
Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Mukhamad Najib, STP, MM
Ketua Departemen
Tanggal Lulus :
8
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa ta’ala atas
segala nikmat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan.
Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember
2013 ini ialah green marketing, dengan judul Analisis Pengaruh dan Strategi
Green Marketing terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pepaya Callina.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Alim Setiawan selaku
pembimbing. Di samping itu, ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada
Bapak dan Ibu penulis atas segala doa dan kasih sayangnya, serta terima kasih
kepada seluruh keluarga, teman-teman, dosen dan staf Departemen Manajemen
Institut Pertanian Bogor.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Mei 2014
Sri Puji Lestari
9
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 3
Manfaat Penelitian 3
Ruang Lingkup Penelitian 3
TINJAUAN PUSTAKA 3
Proses Pengambilan Keputusan 3
METODE 4
Kerangka Pemikiran Penelitian 4
Lokasi, Waktu, dan Obyek Analisis 6
Teknik Pengumpulan Data 6
Pengambilan Sampel 6
Pengolahan dan Analisis Data 7
HASIL DAN PEMBAHASAN 8
Karakteristik Konsumen Pepaya Callina 8
Hubungan Karakteristik Konsumen dengan Brand Equity dan
Marketing Mix
10
Identifikasi Tingkat Kepentingan Aspek Green Marketing 16
Identifikasi Prioritas Atribut Produk, Marketing Mix, dan Aktor 19
Strategi Green Marketing 23
Implikasi Manajerial 24
SIMPULAN DAN SARAN 25
DAFTAR PUSTAKA 26
LAMPIRAN 28
10
DAFTAR TABEL
1 Perkembangan nilai ekspor komoditas buah 1
2 Perkembangan nilai ekspor komoditas buah tahun 2012 1
3 Karakteristik konsumen 9
4 Hasil tabulasi silang skala nominal 11
5 Hasil tabulasi silang 1 11
6 Hasil tabulasi silang 2 12
7 Hasil tabulasi silang 3 12
8 Hasil tabulasi silang skala ordinal dan interval 13
9 Hasil tabulasi silang 4 13
10 Hasil tabulasi silang 5 14
11 Hasil tabulasi silang 6 14
12 Hasil tabulasi silang 7 15
DAFTAR GAMBAR
1 Langkah-langkah keputusan konsumen 4
2 Kerangka pemikiran 5
3 Supermatriks ANP 8
4 Proses pembuatan pepaya callina yang menjaga lingkungan 16
5 Pemasaran yang mendukung lingkungan 17
6 Pembungkus yang mudah di daur ulang 17
7 Pelabelan go green 18
8 Kerangka Analytical Networking Process (ANP) 19
9 Grafik ANP pada atribut produk 20
10 Grafik ANP pada marketing mix 21
11 Grafik ANP pada aktor 23
DAFTAR LAMPIRAN
1 Kuesioner penelitian Cross Tab 28
2 Kuesioner penelitian ANP 34
3 Uji validitas kuesioner 44
4 Uji reliabilitas kuesioner 48
5 Consistency Ratio Analytical Networking Process 48
vi
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki potensi produksi pertanian yang
tinggi. Produk pertanian hortikultura khususnya buah-buahan merupakan suatu
komoditi pertanian yang potensial untuk dikembangkan di seluruh Indonesia, di
mana data Balai Kajian Buah Tropika IPB menunjukkan bahwa Indonesia
memiliki 3.000 jenis buah-buahan yang tersebar di seluruh Nusantara, salah
satunya adalah pepaya.
Di Indonesia terdapat beberapa jenis pepaya yang populer di kalangan
masyarakat. Jenis pepaya yang diminati konsumen dan permintaannya tinggi saat
ini adalah pepaya varietas unggul IPB (IPB-9) yang di kenal dengan nama pepaya
Callina. Pepaya (Carica papaya L.) merupakan buah yang dapat dibudidayakan di
daerah tropis, mempunyai nilai ekonomis tinggi, dan banyak digemari masyarakat
baik di dalam maupun luar Indonesia. Tabel 1 menunjukan kontribusi nilai ekspor
komoditas pepaya terhadap ekspor buah Indonesia pada tahun 2007 hingga 2011
dan Tabel 2 menunjukan kontribusi nilai ekspor komoditas pepaya terhadap
ekspor buah pada tahun 2012.
Tabel 1 Perkembangan nilai ekspor komoditas buah
Komoditas 2007 2008 2009 2010 2011 Rata-rata
pertumbuhan
Pepaya 15.346 567 125.569 102.951 514.670 5583%
Pisang 856.127 988.914 341.037 48.305 1.011.593 465%
Anggur 272.680 114.684 111.298 3.730.022 9.582.386 837%
Semangka 232.160 471.082 281.122 25.783 142.937 107%
Belimbing 104 190 86 182 1.026 190%
Durian 6.455 84.130 16.239 14.849 - 254%
Sumber: Data Ekspor Impor BPS diolah Dirjen Holtikultura (2014)
Tabel 2 Perkembangan nilai ekspor komoditas buah tahun 2012
Komoditas Nilai ekspor (US$)
Impor Ekspor
Nenas 327.676 132.015.559
Manggis 345 16.622.522
Pepaya 70.241 22.101
Pisang 1.030.314 171.034
Sumber: Data Ekspor Impor BPS diolah Dirjen Holtikultura (2014)
Dengan melihat rata-rata pertumbuhan dari data ekspor komoditas buah,
peningkatan daya saing produk merupakan faktor kunci dalam mengembangkan
usaha hortikultura di Indonesia. Produk hortikultura seperti sayuran, buah-buahan
dan bunga merupakan produk-produk yang mudah rusak (perishable), sehingga
membutuhkan pendekatan khusus dalam pengelolaannya baik pada industri hulu
hingga hilir. Manajemen rantai pasok memegang peranan penting dalam
menghasilkan produk hortikultura yang berdaya saing tinggi. Mengingat konsep
2
daya saing erat kaitannya dengan persaingan dalam kancah internasional, yang
mana saat ini peka terhadap isu-isu lingkungan, maka Green Supply Chain
Management begitu diperlukan.
Permasalahan lingkungan yang secara langsung dan tidak langsung
diakibatkan oleh aktivitas manusia, baik di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi, pertanian, ekonomi dan bisnis, telah menjadi issue sentral di semua
kalangan. Kepedulian dan kesadaran akan lingkungan telah merubah cara pandang
dan pola hidup manusia dan para pelaku usaha. Hal ini ditunjukkan pada
perubahan pola pendekatan bisnis yang mulai mengarahkan usaha dengan
pendekatan aktivitas bisnis berbasis kelestarian lingkungan.
Munculnya kesadaran akan permasalahan lingkungan memicu dunia
industri untuk menghadirkan konsep pemasaran yang mengedepankan isu
lingkungan atau yang lebih dikenal sebagai green marketing. Para pengamat
pemasaran menyatakan bahwa green marketing lahir sebagai life style baru di
dunia pemasaran yang akan semakin berkembang dan diakui eksistensinya oleh
penduduk dunia yang sebagian besar berperan sebagai konsumen. Para pemasar
memandang fenomena dalam lingkungan pemasaran sebagai kesempatan bisnis
dalam upaya perusahaan mengembangkan dan mengimplementasikan rencana
jangka panjangnya secara proaktif pada strategi lingkungan perusahaan (Kalafatis
et al. 1999). Environmental atau green marketing (pemasaran hijau) merupakan
fokus baru dalam usaha bisnis, yaitu sebuah pendekatan pemasaran strategik yang
mulai mencuat dan menjadi perhatian banyak pihak mulai akhir abad 20 (Byrne
2003). Green marketing akan mendukung suatu Green Supply Chain Management
dari aspek output. Pada aspek output ini akan menentukan suatu proses keputusan
pembelian produk oleh konsumen.
Di Indonesia, Sistya (2002) dalam Manongko (2011)melakukan studi
terhadap karakteristik demografis dan hubungannya dengan kesediaan untuk
membayar lebih mahal untuk produk hijau. Penelitian tersebut dilakukan terhadap
300 responden di Jakarta berdasarkan model penelitian yang dikembangkan oleh
Laroche, et al., (2001). Hasilnya menunjukkan bahwa 207 responden (69%)
bersedia membayar produk hijau lebih mahal. Karakteristik dari kelompok
responden ini adalah wanita, berusia 21-25 tahun, belum menikah, pendidikan
terakhir Sarjana, dan pengeluaran rutin 2 juta – 5 juta rupiah setiap bulan. Namun strategi green marketing belum banyak diterapkan oleh para penjual,
khususnya penjual di sektor buah-buahan. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi
terhadap keputusan pembelian produk yang dilakukan oleh konsumen. Oleh karena
itu memerlukan sebuah penelitian untuk mencari hubungan antara karakteristis
konsumen dengan beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian, selain
itu juga diperlukan strategi utuk meningkatkan daya saing buah-buahan jika
diterapkan strategi green marketing.
Perumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian yang dilakukan ini adalah (1) Bagaimana
karakteristik konsumen pepaya Callina? (2) Aspek apa saja yang memiliki
hubungan dengan karakteristik konsumen? (3) Bagaimana prioritas strategi yang
dapat diterapkan untuk meningkatkan daya saing sehingga keputusan pembelian
meningkat?
3
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dari penelitian yang dilakukan ini adalah (1)
Mengidentifikasi karakteristik konsumen pepaya Callina (2) Mengidentifikasi
aspek yang memiki hubungan dengan karakteristik konsumen pepaya Callina (3)
Mengidentifikasi strategi prioritas untuk meningkatkan daya saing yang
berpengaruh pada keputusan pembelian.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian bagi penulis, dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang
diperoleh di perkuliahan untuk diterapkan di lapangan. Bagi perusahaan atau
pengusaha pepaya Callina, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi
gambaran untuk memasarkan pepaya Callina dengan konsep green marketing
sesuai dengan aspek-aspek yang memiliki hubungan dengan karakteristik
konsumen. Selain itu juga menjadi referensi bagi peneliti lain yang ingin
melakukan penelitian lebih lanjut.
Ruang Lingkup Penelitian
Pengkajian dalam penelitian ini adalah hubungan beberapa aspek dengan
konsep Green marketing terhadap karakteristik konsumen pepaya Callina dan
menganalisis strategi prioritas Green marketing untuk meningkatkan daya saing
yang akan berpengaruh pada peningkatan keputusan pembelian pepaya Callina di
Bogor.
TINJAUAN PUSTAKA
Proses Pengambilan Keputusan
Schiffman dan Kanuk (1994) dalam Sumarwan (2011) mendefinisikan
suatu keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua arah atau lebih pilihan
alternatif. Jika konsumen tidak memiliki pilihan alternatif, ini bukanlah suatu
situasi konsumen melakukan keputusan. Suatu keputusan tanpa pilihan disebut
“Hobson’s choice”. Tipe pengambilan keputusan ada tiga, yaitu pemecahan
masalah yang diperluas, pemecahan masalah yang terbatas, dan pemecahan
masalah rutin.
Keputusan membeli atau mengkonsumsi suatu produk dengan merek
tertentu akan diwali oleh beberapa langkah-langkah. Langkah-langkah tersebut
diantaranya pengenalan produk, pencarian informasi, faktor-faktor yang
mempengaruhi pencarian informasi, faktor risiko produk, evaluasi alternatif,
kriteria alternatif, menentukan alternatif keputusan, menentukan pilihan produk.
Langkah-langkah keputusan konsumen dapat di lihat pada Gambar 1.
4
Gambar 1 Langkah-langkah keputusan konsumen (Sumarwan 2011)
METODE
Kerangka Pemikiran Penelitian
Green marketing sebagai dampak dari meningkatnya kelompok
masyarakat yang sadar akan lingkungan dalam perilaku konsumsi sehari-hari
(ecologically conscious consumer behavior), atau dikenal dengan istilah
konsumen hijau (green consumer). Sebagai dampak meningkatnya kesadaran
konsumen terhadap dampak lingkungan, semakin meningkat pula permintaan
akan produk-produk ramah lingkungan (green product). Green product atau juga
dikenal dengan istilah ecological product atau environmental friendly product
adalah produk yang mengandung komponen yang aman, tidak beracun, dapat
didaur ulang, serta menggunakan kemasan yang ramah lingkungan untuk
Pengenalan Kebutuhan
Pencarian Informasi
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Informasi
Faktor Risiko Produk
Evaluasi Alternatif
Kriteria Alternatif
Menentukan Alternatif Pilihan
Menentukan Pilihan Produk
Pengenalan Kebutuhan
5
mengurangi dampak negatif konsumsi produk pada lingkungan Shamdasami et.al
dalam Sumarsono dan Giyatno (2010). Salah satu produk buah yang banyak diminati konsumen yaitu pepaya IPB-9
atau yang dikenal dengan pepaya Callina, diperlukan analisis secara deskriptif untuk
mengetahui karakteristik konsumen sehingga diketahui berada di segmen mana
pepaya Callina ini. Konsep green marketing menjadi trend saat ini, diperlukan
analisis hubungan mengenai beberapa aspek yang berbasis green marketing dengan
karakteristik konsumen pepaya Callina, selanjutnya diperlukan analisis mengenai
strategi yang berbasis green marketing untuk meningkatkan daya saing sehingga akan
menigkatkan keputusan pembelian pepaya Callina, strategi dilihat dari aspek
marketing mix, aktor, dan atribut produk. Adapun Kerangka Penelitian ini dapat di
lihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Kerangka pemikiran
Persaingan produk yang dihubungkan dengan isu lingkungan
Penggunaan Green Marketing terhadap persaingan produk
Identifikasi penerapan Green Marketing pada pepaya Callina
Menentukan aspek yang dianggap penting dalam Green Marketing
Strategi prioritas pepaya Callina untuk
meningkatkan daya saing.
Aspek yang memiliki hubungan dengan karakteristik konsumen dan strategi prioritas untuk
meningkatkan daya saing pepaya Callina
Konsumen Pakar
Identifikasi persepektif konsumen
mengenai aspek-aspek yang diterapkan
Green Marketing yang memiliki
hubungan dengan karakteristik konsumen
Identifikasi strategi prioritas Green
Marketing papaya Callina untuk
meningkatkan daya saing
Tabulasi Silang (Cross Tab)
Aspek-aspek yang memiliki hubungan
dengan karakteristik konsumen pepaya
Callina dengan kosenp Green Marketing
Analytical Networking Process (ANP)
6
………………………….……………....……………………(1)
Lokasi, Waktu dan Obyek Analysis
Penelitian ini berlokasi di Bogor. Penelitian dilaksanakan pada bulan
Desember 2013 hingga Februari 2014. Obyek penelitian adalah mengidentifikasi
penerapan green marketing terhadap pepaya Callina, mengidentifikasi aspek yang
memiliki hubungan dengan karakteristik konsumen dan mengidentifikasi strategi
prioritas untuk meningkatkan daya saing.
Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan berupa data primer dan sekunder. Data sekunder
diperoleh dari dokumen, literatur, jurnal ilmiah, laporan kajian terdahulu yang
relevan serta dari berbagai sumber seperti Badan Pusat Statistik, Departemen
Hortikultura, data perusahaan yang menjadi obyek kajian, dan pihak-pihak yang
relevan. Sedangkan data primer diperoleh melalui beberapa cara yaitu observasi
lapangan, wawancara dan pendapat pakar.
Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen Toko All Fresh Bogor dan
Lotte Mart Bogor. Dengan asumsi jumlah pembeli per hari di Toko All Fresh
Bogor pembeli per hari sebesar 100 orang, kecuali weekend sebesar 200 orang.
Sedangkan di Lotte Mart Bogor pembeli per hari sebesar 200 orang, kecuali
weekend sebesar 400 orang. Sehingga di dapat jumlah populasi pembeli selama
sebulan kira-kira sebesar 10800 orang. Sampel yang dijadikan responden
penelitian adalah konsumen yang pernah membeli atau mengkonsumsi papaya
Callina lebih dari satu kali. Pengambilan sampel dilakukan dalam penelitian
dengan menggunakan salah satu metode non probability sampling (pengambilan
sampel non acak atau disengaja), yaitu teknik convenience sampling. Menurut
Umar (2000), ada beberapa cara untuk menentukan jumlah sample dari suatu
populasi, salah satunya dengan menggunakan rumus slovin sebagai berikut:
Keterangan:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
E = Kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan keputusan
pengambilan sample yaitu 10%
Berdasarkan rumus slovin di atas, dengan tingkat kelonggaran ketelitian
sebesar 10 persen maka jumlah sampel yang dijadikan responden konsumen
sebesar 100 orang.
Teknik pengambilan sampel dari pendapat pakar (konsumen ahli) dan
manajemen ahli di perusahaan berdasarkan non probability sampling dimana
pengumpulan informasi dan pengetahuan dari pakar menggunakan metode
purposive sampling untuk menentukan pakar yang dilibatkan dalam penelitian.
Pertimbangan-pertimbangan yang digunakan untuk menentukan pakar adalah
kesesuaian pendidikan pakar, pengalaman pakar dan track record kepakarannya.
7
..….……………....……………………(2)
Pengolahan dan Analisis Data
Uji Validitas Uji validitas agar dapat mengetahui butir-butir pertanyaan variabel mana yang
valid atau tidak valid. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir
dalam suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variable
(Nugroho 2005). Jumlah responden sebanyak 30 maka nilai r-trabel = 0, 361. Dengan
tingkat kepercayaan 95% (α=0,05). Butir pertanyaan dikatakan valid jika r-hitung > r-
tabel. Teknik yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan korelasi
product moment, dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
r = Angka korelasi
n = Jumlah sampel dalam penelitian
X = Skor
Y = Skor total responden n dalam menjawab seluruh pertanyaan
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden
dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang
merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner
(Nugroho 2005). Suatu alat dinyatakan reliabel apabila nilai Cronbach’s Alpha
yang diperoleh lebih besar dari nilai r-tabel. Uji reliabilitas dilakukan terhadap 30
responden dimana reliabilitas variabel dikatakan baik apabila memiliki nilai
Cronbach’s Alpha > 0,60.
Tabulasi Silang (Crosstabs)
Menurut Singarimbun dan Effendi dalam Septiani (2012), tabulasi silang
(crosstabs) adalah suatu metode analisa sederhana yang memiliki daya
menerangkan cukup kuat untuk menjelaskan hubungan antar variabel.
Berdasarkan hubungan antar variabel, analisis crosstabs dibagi menjadi 2
kategori, yaitu: (1) analisis crosstabs – chi square untuk menguji hubungan antar
variabel data nominal dan (2) analisis crosstabs – correlations untuk menguji
hubungan antar variabel data ordinal. Pada analisis ini, distribusi persentase dalam
sel-sel tabel frekuensi menjadi dasar untuk menyimpulkan hubungan antara
variabel yang diteliti. Cara perhitungan persentase amat menentukan benar
tidaknya interpretasi peneliti. Sebagai acuan untuk mendapatkan interpretasi yang
tepat, maka persentase selalu di hitung pada variabel pengaruh.
Analytical Network Process (ANP)
Menurut Saaty dalam (Aini 2013), Analytical Networking Process (ANP)
merupakan alat analisis yang mampu merepresentasikan tingkat kepentingan
berbagai pihak dengan mempertimbangkan hubungan ketergantungan baik antar
kriteria maupun subkriteria. Metode ANP digunakan untuk menghitung bobot
kinerja rantai pasok dengan memerhatikan tingkat ketergantungan antar kelompok
atau cluster (Amalia, 2012). Tahap yang dilakukan dalam ANP yaitu dipilih
kelompok dan elemen-elemen yang akan dibandingkan sesuai dengan kriteria
8
……….….…………….……………....……………………(4)
……….……………….……………....……………………(3)
kontrol. Gunakan skala perbandingan fundamental kemudian lakukan
perbandingan berpasangan berikut matriks antara kelompok/elemen untuk
menurunkan eigen vector dan untuk membentuk supermatriks. Setelah semua
perbandingan berpasangan selesai dibuat, maka vektor bobot prioritas (w)
dihitung dengan rumus persamaan
Di mana max adalah eigen value terbesar pada matriks A dan w adalah eigen
vector. Indeks Konsistensi/Consistency Index (CI) dan Consistency Ratio (CR)
dari matriks perbandingan berpasangan dapat dihitung denganrumus persamaan :
Jika CI < 0,1 maka penilaian dianggap konsisten. Angka-angka yang diperoleh
dari hasil kuesioner masing-masing responden berupa pendapat mengenai
interaksi saling ketergantungan antar elemen pada masing-masing cluster
diturunkan menjadi suatu supermatriks. Secara umum hubungan kepentingan
antar elemen di dalam jaringan dengan elemen lain di dalam jaringan dapat
digambarkan mengikuti supermatriks pada Gambar 3.
Gambar 3 Supermatriks ANP
Masing-masing kolom dalam Wij adalah eigen vector yang menunjukkan
kepentingan dari elemen pada komponen ke-i dari jaringan pada sebuah elemen
pada komponen ke-j. Beberapa masukan yang menunjukkan hubungan nol pada
elemen mengartikan tidak terdapat kepentingan pada elemen tersebut. Jika hal
tersebut terjadi maka elemen tersebut tidak digunakan dalam perbandingan
berpasangan untuk menurunkan eigen vector. Jadi yang digunakan adalah elemen
yang menghasilkan nilai kepentingan bukan nol Saaty 2005 dalam Aini (2013).
Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan software
Superdecision 2.2.6.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Konsumen Pepaya Callina
Dilakukan penyebaran kuesioner kepada 30 responden untuk mengetahui
uji validitas dan uji reabilitas. Hasil uji validitas dapat di lihat pada Lampiran 3
yang menyatakan bahwa valid atau tidaknya sebuah variabel, terlebih dahulu di
cari r-tabel dengan N = 30 dan taraf signifikansi 95% (Nugroho 2005). Beberapa
variabel valid karena masing masing variabel r-hitung > r-tabel (0,361) dengan
tingkat kepercayaan 95% dan uji reabilitas memiliki nilai Cronbach’s Alpha
9
(0,906) > 0,60 sehingga layak untuk disebar (hasil uji Reliabilitas terlampir di
Lampiran 4).
Dalam penelitian ini, responden dengan jumlah sampel sebesar 100 orang
yang merupakan konsumen Toko All Fresh Bogor dan Lotte Mart Bogor dengan
syarat pernah membeli atau mengkonsumsi pepaya Callina lebih dari satu kali
pembelian. Data diperoleh menunjukkan adanya karakteristik dapat dilihat pada
Tabel 3.
Tabel 3 Karakteristik konsumen
No Karakteristik Jumlah
Responden %
1 Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
19
81
19
81
2 Status Menikah
Belum menikah
87
13
87
13
3 Usia <21
21-30
31-40
>40
0
14
27
59
0
14
27
59
4 Pendidikan
Terakhir
SMP, SMA
S-0
S-1
S-2
S-3
13
23
49
10
5
13
23
49
10
5
5 Pekerjaan Pelajar/Mahasiswa
PNS
Pegawai Swasta
Wiraswasta
Ibu RT
Pensiunan
Lainnya
0
23
17
1
52
7
0
0
23
17
1
52
7
0
6 Pendapatan Rp 500.000,-Rp 1.500.000
Rp 1.500.001,-Rp 2.500.000
Rp 2.500.001,-Rp 3.500.000
Rp 3.500.001,-Rp 4.500.000
>4.500.001
8
13
30
28
21
8
13
30
28
21
Berdasarkan Tabel 3 sebagian besar responden berjenis kelamin
perempuan dengan persentase 81%. Status penikahan sebesar 87% responden
telah menikah. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelian pepaya Callina
merupakan buah yang dikonsumsi untuk keluarga.
Pada penelitian ini, responden dilatarbelakangi pendidikan terakhir yang
beragam. Sebagian besar latar belakang pendidikan konsumen adalah Sarjana,
dimana 49% S-1, 10% S-2, dan 5% S-3. Jika ditotalkan sebanyak 64% memiliki
latar belakang pendidikan Sarjana. Hal ini menggambarkan bahwa mayoritas
responden memiliki latar belakang pendidikan sarjana, dimana konsumen pada
tingkat ini memiliki pola pikir untuk mengkonsumsi suatu produk dengan
mempertimbangkan nilai lebih atau kualitas dari suatu produk.
10
Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat diketahui bahwa sebagian besar
konsumen berprofesi sebagai ibu rumah tangga dengan presentase sebesar 52%.
Pendapatan per bulan responden pada penelitian ini sebagian besar pendapatannya di
atas Rp 2.500.001 dengan persentase sebesar 79%, dimana pendapatan Rp
2.500.001,-Rp 3.500.000 sebanyak 30%, pendapatan Rp 3.500.001,-Rp 4.500.000
sebanyak 28%, dan pendapatan diatas Rp 4.500.001 sebanyak 21%. Hal ini
menggambarkan bahwa konsumen pepaya Callina berasal dari kelas ekonomi
menengah ke atas.
Hubungan Karakteristik Konsumen dengan Brand Equty dan Marketing Mix
Menurut Kotler dan Armstrong (2008), brand equity adalah pengaruh
differensial positif bahwa jika pelanggan mengenal nama merek, pelanggan akan
merespon produk atau jasa. Satu ukuran ekuitas merek adalah sejauh mana
pelanggan bersedia membayar lebih mahal untuk merek tersebut. Empat kategori
yang menjabarkan brand equity : brand awareness, perceived quality, brand
association, dan brand loyalty.
Bauran pemasaran adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang
dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkannya di pasar
sasaran Kotler dan Armstrong (2008). Bauran pemasaran meliputi produk
(product), harga (price), tempat (place), promosi (promotion). Dalam
penelitiannya Oetama mengatakan bahwa bauran pemasaran yang terdiri dari
produk, harga, promosi, dan saluran distribusi mempengaruhi keputusan
konsumen dalam melakukan pembelian Oetama dalam Pratiwi dan Sudiksa
(2013).
Berdasarkan hasil analisis tabulasi silang (crosstabs), terdapat beberapa
hubungan antara karakteristik dengan beberapa variabel dan terdapat beberapa
variabel yang tidak memiliki hubungan dengan karakteristik konsumen, karena
nilai sig pada tabulasi silang di atas 0,05. Pekerjaan memiliki hubungan dengan
pernyataan pepaya Callina merupakan pepaya yang lebih enak dibandingkan
pepaya lainnya, namun pekerjaan tidak memiliki hubungan dengan penyataan
pemasaran pepaya Callina menggunakan pemasaran yang hijau. Jenis kelamin
memiliki hubungan dengan pengetahuan pepaya California dan pepaya Callina
merupakan produk yang sama, namun jenis kelamin tidak memiliki hubungan
dengan penyataan pemasaran pepaya Callina menggunakan pemasaran yang hijau.
Pendidikan terakhir memiliki hubungan dengan kesediaan membayar lebih mahal
untuk produk yang ramah lingkungan, namun pendidikan terakhir tidak memiliki
hubungan dengan pernyataan menggunakan pemasaran hijau, menggunakan
proses yang menjaga lingkungan dan kesehatan, menggunakan pembungkus yang
dapat di daur ulang, menggunakan pelabelan go green, menggunakan pupuk yang
alami, dan menggunakan teknologi yang hemat energi. Usia memiliki hubungan
dengan persepsi mengeni daging buah pepaya Callina dan pernyataan proses
pembuatan yang menjaga lingkungan dan kesehatan, namun usia tidak memiliki
hubungan dengan pernyataan menggunakan pemasaran hijau, menggunakan
pembungkus yang dapat di daur ulang, menggunakan pelabelan go green,
menggunakan pupuk yang alami, bersedia membayar lebih mahal untuk produk
yang ramah lingkungan dan menggunakan teknologi yang hemat energi.
Pendapatan memiliki hubungan dengan bersedia membayar lebih mahal untuk
produk yang ramah lingkungan, namun pendapatan tidak memiliki hubungan
11
dengan pernyataan menggunakan pemasaran hijau, menggunakan proses yang
menjaga lingkungan dan kesehatan, menggunakan pembungkus yang dapat di
daur ulang, menggunakan pelabelan go green, menggunakan pupuk yang alami,
dan menggunakan teknologi yang hemat energi. Keberadaan hubungan antar
variabel yang diukur dapat terlihat dari nilai signifikansi untuk masing-masing
faktor pada Tabel 4.
Tabel 4 Hasil tabulasi silang skala nominal
No Faktor
Asymp. Sig.
Pearson
Chi-Square
Interpretasi
(α = 0,05)
1. Pekerjaan Brand
Association
Pepaya yang lebih
enak dibandingkan
lainnya
0,000 Ada hubungan
signifikan
2. Jenis Kelamin Brand
Awareness
Mengenal produk
pepaya Callina
0,043 Ada hubungan
signifikan
Mengetahui papaya
California dan Callina
produk sama
0,043 Ada hubungan
signifikan
Dari Tabel 4 dapat di lihat beberapa faktor yang memiliki hubungan yang
signifikan memiliki nilai kurang dari 0,05.
Tabel 5 Hasil tabulasi silang 1
Pepaya lebih enak
Jumlah Responden %
Ya Tidak Ya
Pekerjaan PNS 23 0 23 100
Pegawai Swasta 13 4 17 76
Wiraswasta 0 1 1 0
Ibu RT 47 5 52 90
Pensiunan 3 4 7 43
Total 86 14 100
Berdasarkan Tabel 5, jenis pekerjaan memiliki hubungan dengan brand
association yang berpendapat bahwa pepaya Callina merupakan pepaya yang
lebih enak dibandingkan dengan pepaya lainnya. Responden yang berstatus
sebagai PNS sebanyak 100 persen setuju bahwa pepaya Callina merupakan
pepaya yang lebih enak. Responden yang berstatus sebagai pegawai swasta
sebanyak 76 persen sejutu bahwa pepaya Callina merupakan pepaya yang lebih
enak dibandingkan pepaya lainnya. Responden yang berstatus sebagai wiraswasta
sebanyak 100 persen tidak setuju bahwa pepaya Callina merupakan buah pepaya
yang lebih enak dibandingkan pepaya lainnya. Responden yang berstatus sebagai
ibu rumah tangga sebanyak 90 persen setuju bahwa pepaya Callina merupakan
pepaya yang lebih enak dibandingkan pepaya lainnya. Responden yang berstatus
sebagai pensiunan sebanyak 43 persen setuju bahwa pepaya Callina merupakan
pepaya yang lebih enak dibandingkan pepaya lainnya. Dapat disimpulkan dari
12
seluruh responden bahwa lebih banyak responden pepaya Callina setuju bahwa
pepaya Callina merupakan pepaya yang lebih enak dibandingkan pepaya lainnya.
Dari beberapa pekerja sebagai responden pepaya Callina yang berarti pernah
mengkonsumsi pepaya Callina lebih dari satu kali, ibu rumah tangga merupakan
pekerjaan yang paling banyak dari seluruh responden, hal tersebut dikarenakan
ibu rumah tangga berperan sebagai Initiator, Influencer, Decider, Buyer, dan User
dalam keluarganya.
Tabel 6 Hasil tabulasi silang 2
Mengetahui Calina
Jumlah Responden
%
Ya Tidak Ya
Jenis Kelamin Laki-laki 10 9 19 53
Perempuan 23 58 81 28
Total 33 67 100
Tabel 7 Hasil tabulasi silang 3
Mengetahui Calina dan
California produk sama Jumlah
Responden
%
Ya Tidak Ya
Jenis
Kelamin
Laki-laki 10 9 19 53
Perempuan 23 58 81 28
Total 33 67 100
Berdasarkan Tabel 6 dan Tabel 7 dapat dilihat bahwa responden yang
berstatus sebagai laki-laki sebanyak 53 persen mengetahui bahwa pepaya
California yang di jual dipasaran nama sebenarnya adalah pepaya Callina.
Sedangkan responden yang berstatus sebagai perempuan, hanyak sebanyak 28
persen yang mengetahui nama sebenarnya pepaya California adalah pepaya
Callina. Sehingga dapat disimpulkan bahwa responden yang berstatus sebagai
laki-laki yang lebih mengetahui nama Callina, karena di daerah Bogor konsumen
laki-laki memiliki pendidikan terakhir yang lebih tinggi dibandingkan konsumen
yang berstatus sebagai perempuan, hal tersebut karena tuntutan sebagai kepala
keluarga, sehingga lebih mengetahui pengetahuan mengenai nama sebenarnya
dari pepaya California.
Tabel 8 menunjukan beberapa faktor yang memiliki hubungan antara nilai
ordinal dengan ordinal dan interval dengan ordinal. Faktor tersebut dapat
dikatakan memiliki hubungan dengan faktor lainnya ketika nilai Pearson atau
Spearman yang dimiliki bernilai kurang dari 0,05. Terdapat hubungan antara
pendidikan terakhir dengan pernyataan bersedia membayar lebih mahal untuk
produk yang ramah lingkungan, usia dengan persepsi mengenai daging buah dan
memiliki hubungan dengan proses pembuatan pepaya Callina yang sudah
menggunakan proses yang menjaga lingkungan dan kesehatan, pendapatan
memiliki hubungan dengan pernyataan bersedia membayar lebih mahal untuk
produk yang ramah lingkungan.
13
Tabel 8 Hasil tabulasi silang skala ordinal dan interval
No Faktor
Approx.
Sig.
Spearman
Correlation
Approx.
Sig.
Pearson’s R
Interpretasi
(α = 0,05)
1 Pendidikan
terakhir
Harga Bersedia membayar
lebih mahal untuk
produk ramah
lingkungan
0,020 0,020 Ada
hubungan
signifikan
2 Usia Preceived
Quality
Daging buah 0,008 0,034 Ada
hubungan
signifikan
Proses pembuatan
menjaga lingkungan
dan kesehatan
0,000 0,000 Ada
hubungan
signifikan
3 Pendapatan Harga Bersedia membayar
lebih mahal untuk
produk yang ramah
lingkungan
0,007 0,027 Ada
hubungan
signifikan
Tabel 9 Hasil tabulasi silang 4
Bersedia membayar lebih
mahal untuk produk ramah
lingkungan Jumlah
Responden
%
TSa
RRa
Sa
SSa
Sa SS
a
Pendidikan SMP, SMA 3 0 9 1 13 69 8
S-0 6 1 16 0 23 70 0
S-1 2 5 36 6 49 74 12
S-2 0 0 7 3 10 70 30
S-3 0 0 4 1 5 80 20
Total 11 6 72 11 100 aPendapat responden; TS: tidak setuju, RR: ragu-ragu, S: setuju, SS: sangat setuju.
Berdasarkan Tabel 9 tingkat pendidikan terakhir memiliki hubungan
dengan kesediaan membayar lebih mahal untuk produk ramah lingkungan,
konsumen yang memiliki pendidikan terakhir SMP dan SMA sebanyak 77 persen
setuju membayar lebih untuk produk yang ramah lingkungan. Responden yang
memiliki pendidikan terkahir S-0 sebanyak 70 persen setuju membayar lebih
mahal untuk produk yang ramah lingkungan. Responden yang memiliki
pendidikan terakhir S-1 86 persen setuju membayar lebih mahal untuk produk
yang ramah lingkungan. Responden yang memiliki pendidikan terakhir S-2 dan S-
3 sebanyak 100 persen setuju membayar lebih mahal untuk produk yang ramah
lingkungan.
Berdasarkan Tabel 9 dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi pendidikan
terakhir konsumen maka semakin setuju membayar lebih mahal untuk produk
yang ramah lingkungan, hal tersebut di dukung juga oleh pengetahuan konsumen
yang lebih banyak pada setiap pendidikan terakhirnya. Rata-rata orang yang
14
memiliki pendidikan sarjana setuju membayar lebih mahal untuk produk ramah
lingkungan, meski beberapa orang yang memiliki pendidikan terakhir S-1 tidak
bersedia membayar lebih untuk produk ramah lingkungan, namun konsumen yang
memiliki pendidikan terakhir S-2 dan S-3 tidak ada yang tidak setuju membayar
lebih untuk produk yang ramah lingkungan. Sedangkan konsumen yang memiliki
pendidikan terakhir S-0 dan SMP, SMA masih ada yang tidak setuju membayar
lebih mahal untuk produk ramah lingkungan.
Tabel 10 Hasil tabulasi silang 5
Daging buah Jumlah
Responden
%
Cukup Baik Baik
sekali Baik
Baik
sekali
Usia 21-30 tahun 1 12 1 14 86 7
31-40 tahun 1 14 12 27 52 47
>40 tahun 15 37 7 59 63 12
Total 17 63 20 100
Penelitian sebelumnya (Prihatiningtyas 2013) menyebutkan bahwa daging
buah yang dimiliki pepaya Callina bertekstur agak lembut dan tidak keras jika
dibandingkan dengan buah yang lainnya. Berdasarkan Tabel 10, responden yang
memiliki usia 21-30 jika dikumulasikan sebanyak 93 persen responden
berpendapat daging pepaya Callina sudah baik untuk dikonsumsi. Responden
yang berusia 31-40 tahun sebanyak 96 persen berpendapat daging buah pepaya
Callina sudah baik jika dikonsumsi. Sedangkan untuk responden yang berusia di
atas 40 tahun sebanyak 75 persen berpendapat baik mengenai daging buah pepaya
Callina.
Semakin besar usia konsumen maka semakin kecil kesan baik pada daging
buah pepaya Callina, hal tersebut disebabkan semakin besar usia responden maka
semakin bisa merasakan mengenai daging buah pepaya Callina.
Tabel 11 Hasil tabulasi silang 6
Proses pembuatan menjaga
lingkungan dan kesehatan Jumlah
Responden
%
Jelek Cukup Baik Baik
sekali Baik
Baik
sekali
Usia 21-30 tahun 7 7 0 0 14 0 0
31-40 tahun 6 9 11 1 27 41 4
>40 tahun 4 23 25 7 59 42 12
Total 17 39 36 8 100
Berdasarkan Tabel 11, usia responden terhadap pendapat mengenai proses
pembuatan pepaya Callina sudah menggunakan green process untuk menjaga
15
lingkungan dan kesehatan, responden yang berusia di antara 21-30 tahun
berpendapat bahwa proses pembuatan masih belum menerapkan proses yang
ramah lingkungan dan baik bagi kesehatan. Menurut responden yang berusia 31-
40 tahun berpendapat bahwa sebanyak 48 persen responden berpendapat setuju
bahwa proses pembuatan pepaya Callina menjaga lingkungan. Sedangkan
responden yang berusia diatas 40 tahun sebanyak 64 persen responden
berpendapat bahwa dalam proses pembuatan pepaya Callina menjaga kelestarian
lingkungan dan juga menjaga kesehatan.
Terdapat hubungan antara usia konsumen dengan pertanyaan mengenai
proses pembuatan atau produksi pepaya Callina yang menjaga lingkungan dan
kesehatan. Semakin tua usia konsumen maka akan semakin setuju bahwa proses
pembuatan pepaya Callina telah menjaga lingkungan dan kesehatan, semakin
muda usia konsumen maka akan semakin berpendapat tidak setuju bahwa proses
produksi pepaya Callina telah menjaga lingkungan dan kesehatan. Hal tersebut
dikarenakan responden yang berusia lebih muda lebih mengetahui proses produksi
pepaya Callina dengan memanfaatkan dan mencari informasi yang tersedia
melalui berbagai media informasi yang ada dibandingkan dengan konsumen yang
memiliki usia yang lebih tua, memang pada kenyataannya yang terjadi proses
produksi pepaya Callina masih belum menjaga lingkungan dan kesehatan dan hal
ini diperkuat dengan pernyataan salah satu pakar yang mengetahui keadaan
maupun proses dari hulu hingga hilir produk pepaya Callina.
Tabel 12 Hasil tabulasi silang 7
Bersedia membayar lebih
mahal untuk produk yang
ramah lingkungan Jumlah
Responden
%
TSa
RRa
Sa
SSa
Sa
SSa
Pendapatan Rp 500.000-
Rp 1.500.000 0 0 8 0 8 100 0
Rp 1.500.001-
Rp 2.500.000 4 1 7 1 13 53 8
Rp 2.500.001-
Rp 3.500.000 5 2 23 0 30 76 0
Rp 3.500.001-
Rp 4.500.000 1 3 18 6 28 64 21
>Rp 4.500.001 1 0 16 4 21 76 19
Total 11 6 72 11 100
aPendapat responden; TS: tidak setuju, RR: ragu-ragu, S: setuju, SS: sangat setuju.
Berdasarkan Tabel 12 terdapat hubungan antara pendapatan konsumen
dengan pertanyaan mengenai kesediaan membayar lebih mahal untuk produk
yang ramah lingkungan. Responden yang memiliki pendapatan dari Rp 500.000
hingga Rp 1.500.000 sebanyak 100 persen bersedia membayar lebih mahal untuk
produk yang ramah lingkungan. Responden yang memiliki pendapatan sebesar Rp
1.500.001 hingga Rp 2.500.000 sebanyak 61 persen bersedia membayar lebih
mahal untuk produk yang ramah lingkungan. Responden yang memiliki
pendapatan sebesar Rp 2.500.001 hingga Rp 3.500.000 sebanyak 76 persen
16
bersedia membayar lebih mahal untuk produk yang ramah lingkungan. Untuk
responden yang memiliki pendapatan antara Rp 3.500.001 hingga Rp 4.500.001
sebanyak 85 persen bersedia membayar lebih mahal untuk produk yang ramah
lingkungan. Responden yang memiliki pendapatan di atas Rp 4.000.001 sebanyak
95 persen bersedia membayar lebih mahal untuk produk yang ramah lingkungan.
Dilihat dari jumlah responden pepaya Callina yang membeli di Retail,
sebanyak 79 responden merupakan responden yang memiliki pendapatan
menengah ke atas, dan sebanyak 21 responden merupakan responden yang
memiliki pendapatan menengah ke bawah.
Identifikasi Tingkat Kepentingan Aspek Green Marketing
American Marketing Associate (AMA) mendefinisikan green marketing is
the marketing of products that are presumed to be environmentally safe.
Berdasarkan hasil kuesioner konsumen dan wawancara beberapa pakar, green
marketing akan lebih baik jika proses pembuatan pepaya Callina diterpkan green
marketing. Selain buah pepaya yang akan lebih baik hasilnya, daya dukung dari
penjualan terhadap lingkungan juga akan menjadi nilai tambah dari produk
penjualan pepaya Callina.
Gambar 4 Proses pembuatan pepaya Callina yang menjaga lingkungan
Berdasarkan Gambar 4, sebanyak 52 persen konsumen berpendapat bahwa
proses pembuatan pepaya Callina yang menjaga lingkungan sangat penting dan
sebanyak 48 persen konsumen berpendapat penting mengenai proses pembuatan
pepaya Callina yang harus menjaga lingkungan. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa seluruh konsumen berharap dan menganggap penting dengan penerapan
proses yang menjaga lingkungan.
17
Gambar 5 Pemasaran yang mendukung lingkungan
Berdasarkan Gambar 5, sebanyak 50 persen konsumen mengganggap
penerapan yang mendukung lingkungan hijau sangat penting, sebanyak 46 persen
konsumen menganggap penting, dan sebanyak 4 persen konsumen mengganggap
biasa saja. Sehingga jika penjual atau retail menerapkan pemasaran yang
mendukung lingkungan, setiap pembelian produk pepaya Callina konsumen akan
merasakan nilai tambah dari produk tersebut yaitu telah ikut peduli dengan
lingkungan.
Gambar 6 Pembungkus yang mudah di daur ulang
Berdasarkan Gambar 6, sebanyak 52 persen konsumen mengganggap
penerapan pembungkus yang mudah di daur ulang sangat penting, sebanyak 46
persen mengganggap penting, dan sebanyak 2 persen mengganggap biasa saja.
18
Berdasarkan penelitian Hakim (2010) fungsi kemasan yang semakin diperhatikan
produsen-produsen produk untuk menarik minat konsumen diantaranya sebagai
daya tarik, meningkatkan citra produk, sarana promosi, menjangkau pasar yang
jauh, gengsi konsumen, dan sebagai alat yang praktis. Jika penjual menerapkan
kemasan biodegradable dapat memberikan fungsi-fungsi kemasan yang berbeda
dan dengan kelebihan lain, yaitu pelestarian lingkungan. Kemasan biodegradable
biasanya dibuat dengan basis pati sebagai unsur penyusunnya.
Gambar 7 Pelabelan go green
Berdasarkan Gambar 7, sebanyak 54 persen konsumen mengganggap
pelabelan go green pada buah pepaya Callina sangat penting, sebanyak 44 persen
mengganggap penting, dan sebanyak 2 persen mengganggap penting. Namun, dari
penelitian sebelumnya mengenai pelabelan go green menyatakan bahwa beberapa
konsumen belum mengatahui makna dari beberapa label go green yang telah di
terapkan di produk lain. Sehingga perlu upaya lebih serius untuk meningkatkan
edukasi kepada konsumen mengenai label go green berupa makna dari pernyataan
dan simbol yang terdapat pada kemasan atau pada produk langsung, serta
informasi mengenai dampak lingkungan dari produk yang akan dibeli/digunakan
melalui iklan dan publikasi pada berbagai media diantaranya media cetak dan
media elektronik seperti TV dan internet.
Ecolabel atau label go green dapat memberikan banyak manfaat positif
baik bagi konsumen maupun produsen serta mendorong perbaikan lingkungan
secara berkelanjutan. Ecolabel atau label go green dapat berfungsi efektif, baik
bagi produksen maupun konsumen, yaitu tidak hanya untuk membentuk citra
positif bagi brand atau merk produk maupun perusahaan dan untuk meningkatkan
daya saing produk di pasar saja tetapi juga dapat mendorong konsumen untuk
menjadi konsumen yang lebih bijak dan peduli terhadap lingkungan melalui
pemilihan produk-produk yang lebih ramah lingkungan.
19
Identifikasi Prioritas Atribut Produk, Marketing Mix, dan Aktor
Berdasarkan hasil analisis dan interview mendalam dengan beberapa pakar
maka diperoleh kerangka ANP untuk mengidentifikasi strategi penerapan green
marketing agar memiliki daya saing pada rantai pasok pepaya Callina. Struktur
ANP tersebut dapat diperlihatkan pada Gambar 8.
Gambar 8 Kerangka analytical networking process (ANP)
Struktur tersebut terdiri dari 3 cluster, di antaranya: (1) Cluster Atribut
produk, yang terdiri dari bebas pestisida dan pupuk kimia, kualitas produk yang
baik, label organic/Green product, Packaging/Pembungkus biodegradable, dan
proses produksi ramah lingkungan. (2) Cluster Aktor, yang terdiri dari petani,
pedagang pengumpul, dan pedagang eceran/Retail. (3) Cluster Marketing mix,
yang terdiri dari product, price, place, dan promotion.
Atribut Produk
Beberapa atribut produk green marketing telah diidentifikasi oleh
penelitian dahulu Hakim (2010), namun penetilian terdahulu dengan sektor yang
berbeda sehingga di pilih atribut produk yang sesuai dengan buah pepaya Callina
melalui obsevasi dan berdiskusi dengan beberapa pakar untuk dibandingkan
antara satu dengan lainnya, untuk mencari tahu atribut manakah yang menjadi
prioritas untuk meningkatkan daya saing pepaya Callina sehingga konsumen
memutuskan membeli produk pepaya Callina dengan konsep green marketing.
Diketahui bahwa sebuah produk yang memiliki atribut produk yang baik atau
yang sesuai dengan keinginan konsumen akan baik pula kondisi di pasar dan akan
sangat diminati oleh para konsumen. Bedasarkan hasil observasi dan berdiskusi
dengan beberapa pkar, atribut produk dengan konsep green marketing yang sesuai
Atribut Produk
1. Bebas pestisida dan pupuk kimia
2. Kualitas produk yang baik
3. Label organic/Green product
4. Packaging/Pembungkus
bioedegradeble
5. Proses produksi ramah lingkungan
Aktor
1. Petani
2. Pedagang pengumpul
3. Pedagang eceran/Retail
Marketing Mix
1. Product
2. Price
3. Place
4. Promotion
20
dengan pepaya Callina yaitu produk bebas dari pestisida dan pupuk kimia,
kualitas produk pepaya Callina baik, terdapat label organik/green product,
packaging/pembungkuns biodegradable, dan proses produksi pepaya Callina
dengan proses yang ramah lingkungan secara keseluruhan.
Hasil pengolahan secara keseluruhan atribut produk yang memiliki nilai
prioritas paling besar hingga terkecil adalah kualitas produk, proses produksi yang
ramah lingkungan, produk bebas pestisida dan pupuk kimia, pelabelan
oerganik/green product, dan packaging/pembungkus bersifat bidegradeble. Nilai
dari seluruh atribut produk dapat di lihat pada Gambar 9. Secara kenyataan
memang para penjual produk pepaya Callina di retail lebih mengutamakan
kualitas produk yang baik terutama pada produk fresh yang sifatnya mudah busuk
berakibat pada turun kualitasnya, sehingga pihak penjual mengantisipasinya
dengan peramalan penjualan secara pasti mengenai pembelian buah pepaya
Callina agar tidak terdapat produk sisa yang banyak. Produk fresh harus selalu di
pasok setiap hari dan disortir beberapa kali agar kualitasnya terjaga. Prioritas ke
dua adalah proses produksi yang ramah lingkungan, kemudian terdapat label
organic/green product pada produk, dan menggunakan packaging/pembungkus
yang bersifat biodegradable. Pemberian label pada produk mempunyai tujuan
dalam menyampaikan informasi kepada konsumen atas atribut produk (Kotler
2008). Packaging/pembungkus yang bersifat biodegradable ini bukan hanya
diterapkan ketika pembungkusan kepada konsumen saja, namun dari proses
pengiriman juga menggunakan container dan kertas koran bekas yang sifatnya
lebih elastis untuk menjaga pepaya Callina agar tetap baik kualitasnya.
Gambar 9 Grafik ANP pada atribut produk
Marketing Mix
Menurut Kottler dan Armstrong (2008), bauran pemasaran (marketing
mix) adalah sebagai seperangkat variabel pemasaran, yang dapat dikendalikan dan
dipadukan perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan di dalam
pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri atas segala sesuatu yang dapat dilakukan
21
oleh perusahaan untuk mempengaruhi permintaan terhadap produknya. Kegiatan-
kegiatan yang dimaksud dalam definisi tersebut adalah keputusan dalam empat
variable, yaitu produk, harga, distribusi, dan promosi. Untuk dapat mencapai
tujuan perusahaan, yaitu mencapai pasar yang dituju dan memenuhi atau melayani
konsumen seefektif mungkin maka kegiatan-kegiatan ini perlu dikombinasikan,
dipadukan, dan dikoordinasikan. Dalam hal ini perusahaan atau organisasi tidak
sekadar memiliki kombinasi yang terbaik saja, tetapi juga harus
mengkoordinasikan berbagai macam elemen bauran pemasaran tersebut untuk
melaksanakan program pemasaran secara efektif.
Berdasarkan uji prioritas cluster marketing mix, product merupakan
prioritas utama untuk meningkatkan daya saing agar konsumen memutuskan
untuk mengkonsumsinya dengan nilai 0.454246. Prioritas ke dua adalah price
dengan dinilai 0.273349. Promotion dan place berada di urutan tiga dan empat,
dengan nilai 0.19285 dan 0.079556. Hasil pengolahan cluster marketing mix dapat
di lihat pada Gambar 10.
Gambar 10 Grafik ANP pada marketing mix
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa produk
yang mendukung lingkungan atau disebut green produk memiliki atribut produk
bebas dari pertisida, bebas dari pupuk kimia, kualitas produk yang baik, terdapat
pelabelan organik, menggunakan packaging biodegradable, dan membuat produk
dengan proses yang ramah lingkungan.
Berdasarkan penelitian dan wawancara yang dilakukan dapat disimpulkan
bahwa harga produk akan lebih mahal jika seluruh proses pembuatan produk
menggunakan green process slah satu diantaranya adalah penggunaan pupuk
alami. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa promosi
yang dapat dilakukan untuk mendukung green marketing diantaranya penggunaan
packaging biodegradable dan menggunakan label hijau.
22
Aktor
Analisis risiko rantai pasok membantu untuk memahami posisi anggota
pada rantai pasok komoditas pepaya Callina untuk membuat green product yang
memiliki daya saing. Atribut produk diidentifikasi berdasarkan penilaian pada
perbandingan berpasangan antara atribut produk terhadap masing-masing anggota
rantai pasok pepaya Callina dan antara marketing mix terhadap masing-masing
anggota rantai pasok pepaya Callina.
1. Petani
Hasil pengolahan prioritas terhadap atribut produk adalah kualitas produk
dengan nilai 0.37652, sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas produk
merupakan atribut produk yang sangat dipengaruhi oleh petani dan menjadi
atribut yang utama untuk memproduksi sebuah produk pepaya Callina. Bobot
atribut lainnya proses produksi yang ramah lingkungan sebesar 0.29560, produk
yang bebas pertisida dan pupuk kimia sebesar 0.16403, packanging/pembungkus
yang biodegradable sebesar 0.08317, dan pelabelan pada produk sebesar 0.08068.
Nilai CR sebesar 0.09259 yang berarti penilaian dianggap konsisten, karena nilai
CR<0,1.
Hasil pengolahan prioritas terhadap marketing mix adalah product dengan
nilai sebesar 0.08359, sehingga dapat disimpulkan bahwa product merupakan
marketing mix yang sangat dipengaruhi oleh petani dan menjadi bauran utama
dari aktor petani. Bobot marketing mix lainnya price dengan bobot sebesar
0.29709, place dengan bobot sebesar 0.08359, dan promotion dengan bobot
sebesar 0.05468. Nilai CR sebesar 0.06026 yang berarti penilaian dianggap
konsisten, karena CR<0.1.
2. Pedagang Pengumpul
Hasil pengolahan prioritas terhadap atribut produk adalah kualitas produk
dengan nilai 0.47125 yang berarti aktor pedagang pengumpul pada rantai pasok
pepaya Callina juga sangat berpengaruh pada kualitas produk, yang pada
kenyataannya penyortiran pertama biasanya dilakukan oleh pedagang pengumpul
dan memisahkan produk dengan kualitas yang baik dan kurang baik. Bobot
lainnya packaging/pembungkus yang bersifat biodegradable sebesar 0.19961,
bebas pestisida dan pupuk kimia sebesar 0.12659, proses produksi ramah
lingkungan sebesar 0.12407, dan label organik/green product 0.07846. Nilai CR
sebesar 0.04724 yang berarti penilaian dianggap konsisten, karena CR<0.1.
Hasil pengolahan prioritas terhadap marketing mix adalah price dengan
bobot sebesar 0.58792 yang berarti aktor pedagang pengumpul pada rantai pasok
pepaya Callina merupakan aktor yang paling prioritas dalam menentukan harga
produk dipasaran, begitupun dalam kenyataannya pedagang pengumpul
merupakan aktor yang paling menentukan harga dipasaran. Bobot marketing mix
lainnya, product dengan nilai sebesar 0.25990, promotion dengan bobot sebesar
0.07997, dan place dengan bobot sebesar 0.07219. Nilai CR sebesar 0.07707 yang
berarti penilaian dianggap konsisten, karena CR<0.1.
3. Pedagang Eceran/Retail
Hasil pengolahan prioritas terhadap atribut produk adalah kualitas produk
dengan nilai 0.53382 yang berarti aktor pedagang eceran/retail pada rantai pasok
23
pepaya Callina juga sangat berpengaruh pada kualitas produk, yang pada
kenyataannya memang pedagang eceran/retail sangat mengutamakan kualitas
produk untuk di jual kepada konsumen. Bobot lainnya packaging/pembungkus
yang bersifat biodegradable sebesar 0.15404, proses produksi ramah lingkungan
sebesar 0.12955, bebas pestisida dan pupuk kimia sebesar 0.09766, dan label
oerganik/green product 0.08490. Nilai CR sebesar 0.01549 yang berarti penilaian
dianggap konsisten, karena CR<0.1.
Hasil pengolahan prioritas terhadap marketing mix adalah product dengan
nilai sebesar 0.32673 yang berarti aktor pedagang eceran/retail pada rantai pasok
pepaya Callina merupakan aktor yang paling prioritas dalam menentukan product
dipasaran, begitupun dalam kenyataannya pedagang eceran/retail merupakan aktor
yang paling menentukan produk karena lebih mengetahui karakteristik konsumen.
Bobot marketing mix lainnya, promotion dengan nilai sebesar 0.32672, price
dengan bobot sebesar 0.23103, dan place dengan bobot sebesar 0.11551. Nilai CR
sebesar 0.05048 yang berarti penilaian dianggap konsisten, karena CR<0.1.
Pada Gambar 11 terlihat aktor yang paling prioritas dalam membuat
sebuah green produk dan memiliki daya saing adalah pedagang eceran/retail
dengan nilai sebesar 0.456749. Kenyataannya pedagang eceran/retail merupakan
pemeran utama untuk menentukan produk seperti apa yang sesuai dengan
permintaan dan karakter pada konsumen, selain itu juga pedagang eceran/retail
menjadi aktor penyalur kepada konsumen secara langsung.
Gambar 11 Hasil ANP pada aktor
Strategi Green Marketing
Berdasarkan karakteristik konsumen pepaya Callina yaitu, konsumen yang
didominasi oleh perempuan, konsumen yang telah menikah, konsumen berusia di
atas 31 tahun, konsumen yang memiliki pendidikan sarjana, konsumen yang
bekerja sebagai ibu rumah tangga, dan di dominasi konsumen yang memiliki
pendapat di atas Rp 2.500.001.
24
Berdasarkan hasil analisis crosstabs aspek green marketing yang memiliki
hubungan dengankarakteristik yaitu antara pendidikan terakhir dengan kesediaan
membayar lebih mahal untuk produk yang ramah lingkungan, usia dengan
pengetahuan mengenai proses pembuatan pepaya Callina, dan antara pendapatan
dengan kesediaan membayar lebih mahal untuk produk yang ramah lingkungan.
Berdasarkan hasil analisis Analytical Networking Process akspek prioritas
dari cluster atribut produk adalah kualitas produk dan proses produksi ramah
lingkungan, dari cluster marketing mix adalah produk dan harga, dan dari cluster
aktor adalah retail.
Berdasarkan hasil diatas dapat di buat strategi yang dapat diterapkan pada
setiap prosesnya yaitu:
1. Green input adalah sejumlah material ramah lingkungan yang dijadikan
sebagai sumber bahan baku dari sebuah produk. Strategi yang diterapkan
untuk komposisi pembuatan buah pepaya Callina memang sudah
menggunakan komposisi bahan baku yaitu bibit yang tidak akan merusak
lingkungan
2. Green process adalah tahapan produksi yang memperhatikan dampak terhadap
lingkungan. Karena konsumen bersedia membayar lebih mahal untuk produk
yang ramah lingkungan, retail dapat meminta secara langsung kepada petani
untuk menggunakan proses yang ramah lingkungan. Proses yang ramah
lingkungan seperti penggunaan energi yang efisien, penanganan limbah yang
dapat merusak lingkungan. Sehingga jika petani menggunakan proses yang
ramah lingkungan akan menjadikan produk yang memiliki kualitas baik, yaitu:
kualitas penampilan (bebas dari memar, tampilan segar, kebersihan kulit,
bentuk, ukuran, warna kulit dan warna daging buah), kualitas tekstur (tekstur
daging dan kulit buah), kualitas flavour (rasa manis dan aroma khas), kualitas
keamanan (bebas dari hama dan penyakit, bebas dari aroma dan rasa asing,
bebas dari kerusakan akibat perubahan temperatur yang ekstrim).
3. Green output adalah produk dengan dampak yang minimal terhadap lingkungan.
Pada tahap ini retail sangat berperan terhadap keputusan pembelian konsumen.
Retail dapat mengadopsi sistem manajemen penjualan yang dapat
menciptakan kondisi untuk mengurangi dampak lingkungan. Contoh:
responsible care yang menambah value hijau (penanaman pohon) setiap
pembelian beberapa produk. Sebelum penerapan konsep tersebut harus ada
edukasi mengenai green product kepada ibu-ibu rumah tangga, pendidikan
sarjana, memiliki pendapatan menengah keatas melalui sosial green
marketing.
Implikasi Manajerial
Berdasarkan penjelasan hasil dan pembahasan di atas, maka implikasi
manajerial yang merupakan suatu rekomendasi strategi yang dapat dilakukan oleh
masing-masing aktor rantai pasok agar dapat meningkatkan penjualan dan daya
saingnya adalah dengan menerapkan langkah-langkah strategis sebagai berikut :
1. Pedagang besar dan retailer seharusnya lebih mentargetkan penjualan pepaya
Callina kepada golongan konsumen menengah ke atas yang memiliki
pendapatan di atas Rp 2.500.001, dengan usia diatas 31 tahun yang berstatus
menikah, dengan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dengan pendidikan
25
terakhir sarjana. Hal-hal tersebut dikarenakan sesuai dengan karakteristik
konsumen pepaya Callina.
2. Beberapa strategi untuk membuat produk pepaya Callina dengan konsep green
marketing dan memiliki daya saing, sebagai berikut: jika dilihat dari atribut
produk maka sebuah pepaya Callina harus diproduksi dengan mengutamakan
kualitas produk terlebih dahulu, kemudian dipastikan bahwa produk pepaya
Callina melalui proses produksi yang ramah lingkungan. Produk juga harus
bebas dari pestisida dan pupuk kimia, adanya label organik/green product
akan menambah nilai produk. Terakhir penggunaan packaging/pembungkus
yang dapat di daur ulang. Jika dilihat dari marketing mix, strategi untuk
membuat produk pepaya Callina dengan konsep green marketing, harus
dipastikan terlebih dahulu product tersebut merupakan green product,
kemudian penentuan price produk tersebut, lalu melakukan promotion
mengenai produk pepaya Callina dengan green marketing. Terakhir
menentukan tempat penjual yang pas dengan karakteristik produk. Jika dilihat
dari aktor rantai pasokan pepaya Callina, yang paling berperan utama dalam
menentukan produk dengan konsep green marketing adalah pedangang
eceran/retail, sehingga untuk membuat sebuah produk dengan green
marketing pedagang eceran/retail harus bisa melihat apa yang dibutuhkan dan
diinginkan oleh konsumen, yang selanjutnya akan diproses oleh petani dan
didistribusikan oleh pedagang pengumpul.
3. Pelanggan cenderung menggunakan harga sebagai indikator dari kualitas dan
rela mengeluarkan dana lebih untuk produk yang berharga. Jadi selama
kualitas produk pepaya Callina baik, produk akan dapat menghasilkan
kepuasan konsumen yang tinggi. Dalam hal ini konsumen merasa telah
mendapat produk yang aman, ikut menjaga lingkungan dan telah mendapatkan
produk yang sebanding dengan kualitas dengan harganya. Akibatnya penjual
pepaya Callina dapat menetapkan harga yang lebih tinggi dari kompetitornya
dengan menggunakan konsep green marketing.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Karakteristik konsumen pepaya Callina di dominasi oleh perempuan yang
bekerja sebagai ibu rumah tangga, memiliki pendapatan menengah ke atas,
berumur di atas 31 tahun, dan pendidikan terakhir bergelar sarjana.
2. Beberapa pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan brand equity dan
marketing mix yang memiliki hubungan dengan karekteristik konsumen
diantaranya jenis kelamin dengan pengetahuan mengenai pepaya Callina, usia
dengan pendapat mengenai daging buah dan pengetahuan mengenai proses
produksinya, pendapatan dengan kesediaan untuk membayar lebih mahal,
pendidikan terakhir dengan kesediaan membayar lebih mahal, pekerjaan
dengan brand association.
3. Berdasarkan wawancara dengan beberapa pakar, yaitu ahli hortikultura, ahli
pemasaran, ahli produksi operasi, dan ahli perilaku konsumen, dan di olah
26
dengan Analytical Networking Process akspek prioritas dari cluster atribut
produk adalah kualitas produk dan proses produksi ramah lingkungan, dari
cluster marketing mix adalah produk dan harga, dan dari cluster aktor adalah
retail. Sehingga dari tiga poin di atas dapat dirancang strategi mulai dari green
input, green process, dan green output.
Saran
Saran dari penelitian ini perlu adanya tindak lanjut mengenai analisis
hubungan dan strategi mengenai konsep green marketing yang diterapkan pada
pepaya Callina dari aspek yang lainnya, selain brand equity dan marketing mix
untuk mencari hubungan. Selain itu aspek atribut produk, marketing mix, dan
aktor untuk mencari strategi.
DAFTAR PUSTAKA
Aini H. 2013. Analisis Risiko Rantai Pasok Kakao di Indonesia dengan Metode
Analytic Network Processdan Failure Mode Effect Analysis Terintegrasi.
[skripsi] Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Perkembangan Nilai Ekspor Komoditas Buah.
Jakarta(ID).
Byrne M. 2003. Understanding Consumer Preferences Across Environmental
Marketing Mix Variations. J Economic. 15(2):65-72.
Hakim AR. 2010. Analisis Pengaruh Penerapan Konsep Green Marketing Terhadap
Keputusan Pembelian Produk di Serambi Botani, Botani Square-Bogor.
[skripsi] Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Kalafatis S, Pollard M., East R, and Tsogas MH. 1999. Green marketing and
Ajzen’s theory of planned behaviour: a cross-market examination Journal
of Consumer Marketing. Sodality. 16 (5):441-460.
Kotler P, Armstrong G. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran Ed ke-12. Sabran B,
penerjemah; Maulana A, Barnadi D, Hardani W, editor. Jakarta (ID):
Penerbit Erlangga. Terjemahan dari: Principles of Marketing, Twelfth
Edition.
Manongko, AACH. 2011. Green Marketing dan Pengaruhnya terhadap Keputusan
Pembelian Melalui Minat Membeli Produk Organik (Studi Pada
Pelanggan Produk Organik di Kota Manado). [thesis] Malang (ID):
Universias Brawijaya.
Nugroho BA. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan
SPSS. Yogyakarta (ID): CV. Andi Offset.
Septiani S. 2012. Analisis Pengaruh Entrepreneurial Marketing dan Kebijakan
Pemerintah terhadap Daya Saing Industri Alas Kaki di Bogor. [thesis]
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Sumarsono, Giyatno Y. 2012. Analisis Sikap dan Pengetahuan Konsumen terhadap
Ecolabelling serta Pengaruhnya pada Keputusan Pembelian Produk Ramah
Lingkungan. Performance. 15(1):70–85.
Sumarwan U. 2011. Perilaku Konsumen. Bogor (ID): Ghalia Indonesia.
27
Umar H. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta (ID): PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Pratiwi PAOA, Sudiksa IB. Pengaruh marketing Mix terhadap Keputusan
konsumen dalam Pembelian Mobil Toyota Avanza pada PT. Agung
Automall Denpasar. J Ekonomi. 1(15):1053-1070
Prihatiningtyas R. 2013. Analisis Peningkatan Kualitas pada Rantai Pasok Buah
Pepaya Calina. [skripsi] Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
28
Lampiran 1 Kuesioner penelitian crosstabs
Kepada Responden yang terhormat,
Saya Sri Puji Lestari, mahasiswa S1 Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor yang sedang mengadakan penelitian mengenai
INTEGRASI GREEN MARKETING DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN DENGAN
KONSEP GREEN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA ASPEK HILIR
KOMODITI PEPAYA CALLINA di bawah bimbingan Alim Setiawan, S.TP, M.Si dan Dr.
Ir. Abdul Basith M.S. Dalam rangka menyelesaikan studi/tugas akhir ini, diperlukan
dukungan serta kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari untuk mengisi kuesioner ini.
Semua data yang terkumpul melalui kuesioner ini adalah untuk tujuan akademis.
Kami akan menjamin kerahasiaan data yang Bapak/Ibu/Saudara/Saudari berikan sesuai
dengan kode etik. Untuk itu Saya berharap pengisian kuesioner ini dapat dilakukan
seobyektif mungkin tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
Saya ucapkan terima kasih atas segala usaha dan waktu yang Anda luangkan dalam
pengisian kuesioner ini. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.
1. Nama :
2. Alamat :
3. Jenis Kelamin : L / P
4. Usia :
a. <21 Tahun b. 21-30 tahun c. 31-40 tahun d. >40 tahun
5. Status Pernikahan : Menikah / Belum Menikah
6. Pendidikan Terakhir :
a. SMP, SMA b. S-0 c. S-1 d. S-2 e. S-3
7. Pekerjaan saat ini :
a. Pelajar/Mahasiswa
b. PNS
c. Pegawai Swasta
d. Wiraswasta
e. Ibu RT
f. Pensiunan
g. Lainnya,.............................
8. Pendapatan/bulan :
a. Rp. 500.000,-Rp. 1.500.000,
b. Rp. 1.500.001,-Rp. 2.500.000,
c. Rp. 2.500.001,-Rp. 3.500.000,
d. Rp. 3.500.001,-Rp. 4.500.000,
e. >Rp. 4.500.001,
9. Pengeluaran/bulan :
a. Rp. 500.000,-Rp. 1.500.000,
b. Rp. 1.500.001,-Rp. 2.500.000,
c. Rp. 2.500.001,-Rp. 3.500.000,
d. Rp. 3.500.001,-Rp. 4.500.000,
e. >Rp. 4.500.001,
Pengantar
Profil Responden
29
Lanjutan Lampiran 1
1. Buah apa yang sering anda konsumsi?
a. .........................................
b. .........................................
c. .........................................
2. Apakan Anda pernah mengkonsumsi buah pepaya?
a. Ya, saya pernah mengkonsumsi buah pepaya
b. Tidak, saya tidak pernah mengkonsumsi buah pepaya
3. Merek pepaya apa yang paling Anda ingat?
Jawaban : .......................
4. Selain merek yang Anda sebutkan diatas, merek pepaya apa lagi yang Anda ingat?
a. .........................................
b. .........................................
c. .........................................
5. Saat ini Anda adalah konsumen pepaya merek apa?
Jawaban : .......................
6. Untuk masa yang akan datang apakah Anda ingin pindah ke merek pepaya lain?
a. Ya, sebutkan....................
b. Tidak
7. Apakah Anda mengenal produk pepaya California?
a. Ya, dan saya telah mencantumkannya dalam jawaban di atas
b. Ya, tetapi saya tidak mencantumkannya dalam jawaban diatas
c. Tidak
8. Apakah Anda mengenal produk pepaya Bangkok?
a. Ya, dan saya telah mencantumkannya dalam jawaban di atas
b. Ya, tetapi saya tidak mencantumkannya dalam jawaban diatas
c. Tidak
9. Apakah Anda mengenal produk pepaya Hawai?
a. Ya, dan saya telah mencantumkannya dalam jawaban di atas
b. Ya, tetapi saya tidak mencantumkannya dalam jawaban diatas
c. Tidak
10. Apakah Anda mengenal produk pepaya Callina?
a. Ya, dan saya telah mencantumkannya dalam jawaban di atas
b. Ya, tetapi saya tidak mencantumkannya dalam jawaban diatas
c. Tidak
11. Apakah Anda mengenal produk pepaya Carisya?
a. Ya, dan saya telah mencantumkannya dalam jawaban di atas
b. Ya, tetapi saya tidak mencantumkannya dalam jawaban diatas
c. Tidak
Kategori Kesadaran Merek (Brand Awareness)
30
Lanjutan Lampiran 1
Apakah Anda mengenal produk pepaya Arum Bogor?
a. Ya, dan saya telah mencantumkannya dalam jawaban di atas
b. Ya, tetapi saya tidak mencantumkannya dalam jawaban diatas
c. Tidak
12. Apakah Anda mengenal produk pepaya Havana?
a. Ya, dan saya telah mencantumkannya dalam jawaban di atas
b. Ya, tetapi saya tidak mencantumkannya dalam jawaban diatas
c. Tidak
13. Apakah Anda mengenal produk pepaya Jamaican?
a. Ya, dan saya telah mencantumkannya dalam jawaban di atas
b. Ya, tetapi saya tidak mencantumkannya dalam jawaban diatas
c. Tidak
14. Apakah Anda mengenal produk pepaya Arum-2?
a. Ya, dan saya telah mencantumkannya dalam jawaban di atas
b. Ya, tetapi saya tidak mencantumkannya dalam jawaban diatas
c. Tidak
15. Apakah Anda mengenal produk pepaya Sukma?
a. Ya, dan saya telah mencantumkannya dalam jawaban di atas
b. Ya, tetapi saya tidak mencantumkannya dalam jawaban diatas
c. Tidak
16. Apakah Anda mengenal produk pepaya IPB-6C?
a. Ya, dan saya telah mencantumkannya dalam jawaban di atas
b. Ya, tetapi saya tidak mencantumkannya dalam jawaban diatas
c. Tidak
17. Menurut Anda, apakah pepaya California dan pepaya Callina merupakan produk yang
sama?
a. Ya b. Tidak
18. Menurut Anda, apakah pepaya Hawai dan pepaya Carisya merupakan produk yang
sama?
a. Ya b. Tidak
19. Menurut Anda, apakah pepaya Sukma dan pepaya IPB 6-C merupakan produk yang
sama?
a. Ya b. Tidak
20. Menurut Anda, apakah pepaya Jamaican dan pepaya Arum-2 merupakan produk yang
sama?
a. Ya b. Tidak
21. Menurut Anda, apakah pepaya Havana dan pepaya Arum-2 merupakan produk yang
sama?
a. Ya b. Tidak
31
Lanjutan Lampiran 1
Apakah kesan Anda terhadap produk pepaya California?
a. Mahal a. Ya b. Tidak
b. Pepaya dengan rasa manis a. Ya b. Tidak
c. Daging buah yang tebal a. Ya b. Tidak
d. Harga terjangkau a. Ya b. Tidak
e. Produk kelas atas a. Ya b. Tidak
f. Lebih enak dari pepaya lainnya a. Ya b. Tidak
g. Ukuran pepaya yang tidak terlalu besar a. Ya b. Tidak
h. Menggunakan pemasaran yang Go Green
(menjaga lingkungan) a. Ya b. Tidak
i. Produk impor (luar negeri) a. Ya b. Tidak
1. Apakah Anda setuju bahwa pepaya California menggunakan bahan-bahan yang tidak
merusak lingkungan dalam proses pembuatannya (seperti menggunakan pupuk
organik, logo peduli lingkungan, tidak menggunakan plastik untuk kemasanya, dll)?
a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Ragu-ragu d. Setuju e. Sangat setuju
1. Bagaimana kualitas dari produk pepaya California (menurut pandangan Anda)?
Keterangan :
1 = Jelek sekali, 2 = Jelek, 3 = Cukup, 4 = Baik, 5 = Baik sekali
1. Daging buahnya 1 2 3 4 5
2. Menggunakan pemasaran yang mendukung
lingkungan
1 2 3 4 5
3. Bentuk 1 2 3 4 5
4. Menggunakan proses pembuatan yang menjaga
lingkungan dan menjaga kesehatan
1 2 3 4 5
5. Menggunakan pembungkus yang mudah di daur
ulang
1 2 3 4 5
6. Menggunakan pelabelan Go Green (menjaga
lingkungan)
1 2 3 4 5
Kategori Asosiasi Merek (Brand Association)
Kategori Loyalitas Merek (Brand Loyalty)
Kategori Kesan Kualitas (Precevied Quality)
32
Lanjutan Lampiran 1
2. Apa yang Anda harapkan atau Anda anggap penting dari produk pepaya California?
Keterangan :
1 = Sangat tidak penting, 2 = Tidak penting, 3 = Biasa saja, 4 = Penting, 5 = Sangat
penting
1. Mutu/Kualitas 1 2 3 4 5
2. Rasanya 1 2 3 4 5
3. Harga 1 2 3 4 5
4. Menggunakan pemasaran yang mendukung
lingkungan
1 2 3 4 5
5. Menggunakan pembungkus yang mudah di daur
ulang
1 2 3 4 5
6. Menggunakan pelabelan Go Green (menjaga
lingkungan)
1 2 3 4 5
Produk
1. Penjual sudah menerapkan kemasan yang dapat didaur ulang untuk mengemas
pembelian pepaya California
a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Ragu-ragu d. Setuju e. Sangat setuju
2. Penjual sudah menerapkan eco-labeling (pelabelan yang mendukung lingkungan
hijau) pada pepaya California
a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Ragu-ragu d. Setuju e. Sangat setuju
Harga
1. Harga yang diterapkan telatif lebih mahal jika menggunakan eco-labeling pelabelan
yang mendukung lingkungan hijau
a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Ragu-ragu d. Setuju e. Sangat setuju
2. Harga yang diterapkan telatif lebih mahal jika menggunakan teknologi yang dapat
menghemat energi
a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Ragu-ragu d. Setuju e. Sangat setuju
3. Saya bersedia membayar lebih mahal untuk produk ramah lingkungan
a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Ragu-ragu d. Setuju e. Sangat setuju
4. Petani dan penjual sudah menggunakan teknologi yang menghemat energi dalam
memproduksi pepaya California
a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Ragu-ragu d. Setuju e. Sangat setuju
5. Petani sudah menggunakan pupuk yang alami untuk meproduksi pepaya California
a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Ragu-ragu d. Setuju e. Sangat setuju
6. Penjual sudah menggunakan eco-labeling (pelabelan yang mendukung lingkungan
hijau) dalam penjualan pepaya California
a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Ragu-ragu d. Setuju e. Sangat setuju
7. Penjual sudah menggunakan kemasan yang dapat didaur ulang dalam penjualan
pepaya California
a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Ragu-ragu d. Setuju e. Sangat setuju
Bauran Pemasaran
33
Lanjutan Lampiran 1
Tempat
1. Pepaya California relatif mudah didapatkan karena sudah tersebar di banyak tempat
penjualan buah
a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Ragu-ragu d. Setuju e. Sangat setuju
2. Saya setuju jika di berbagai tempat penjualan buah menerapkan Green Marketing
(pemasaran yang ramah lingkungan)
a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Ragu-ragu d. Setuju e. Sangat setuju
Promosi
1. Penjual buah-buahan sudah menerapkan promosi yang berbasis ramah lingkungan
a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Ragu-ragu d. Setuju e. Sangat setuju
2. Kebijakan lingkungan dari pemerintah akan sangat berpengaruh pada perusahaan
untuk menerapkan Green Marketing (pemasaran hijau)
a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Ragu-ragu d. Setuju e. Sangat setuju
3. Pemerintah dan lembaga-lembaga besar sudah memonitor para penjual buah untuk
menerapkan Green Marketing (pemasaran hijau)
a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Ragu-ragu d. Setuju e. Sangat setuju
4. Pemerintah sudah menegakan hukum yang peduli akan lingkungan untuk perusahaan
a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Ragu-ragu d. Setuju e. Sangat setuju
Kesan atau pesan untuk produksi pepaya California : ................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
34
Lampiran 2 Kuesioner penelitian ANP
Kepada Responden yang terhormat,
Saya Sri Puji Lestari, mahasiswa S1 Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor yang sedang mengadakan penelitian mengenai
INTEGRASI GREEN MARKETING DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN DENGAN
KONSEP GREEN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA ASPEK HILIR
KOMODITI PEPAYA CALLINA di bawah bimbingan Alim Setiawan, S.TP, M.Si dan Dr.
Ir. Abdul Basith M.S. Dalam rangka menyelesaikan studi/tugas akhir ini, diperlukan
dukungan serta kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari untuk mengisi kuesioner ini.
Pengisian kuesioner ini memiliki tujuan untuk menentukan besarnya pengaruh serta
tingkat prioritas masing-masing cluster atribut produk, actor, dan marketing mix untuk
mengidentifikasi integrasi green marketing dalam mempengaruhi keputusan pembelian
pepaya Callina. Kueioner ini menggunakan metode ANP (Analytical Network Process).
Semua data yang terkumpul melalui kuesioner ini adalah untuk tujuan akademis.
Kami akan menjamin kerahasiaan data yang Bapak/Ibu/Saudara/Saudari dan hanya
digunakan untuk keperluan akademik.
Saya ucapkan terima kasih atas segala usaha dan waktu yang Anda luangkan dalam
pengisian kuesioner ini. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.
Pengantar
Kerangka ANP
Atribut Produk
7. Bebas pestisida dan pupuk kimia
8. Kualitas produk
9. Label organic/green product
10. Packaging (pembungkus
bioedegradeble)
11. Proses produksi ramah lingkungan
Aktor
5. Petani
6. Pedagang pengumpul
7. Pedagang eceran/Retail
Marketing Mix
5. Produk
6. Price
7. Place
8. Promotion
35
Lanjutan Lampiran 1
1. Responden diharapkan melakukan pengisian kuesioner pada satu waktu secara tuntas,
untuk menghindari inkonsistensi antar jawaban
2. Dengan pengisian kuesioner ini anda siminta untuk membandingkan Antara elemen A
dan B, lalu memberi tanda (X)
3. Jawaban dari pertanyaan tersebut diberi nilai oleh responden berdasarkan tingkat
besar pengaruh dari elemen-elemen yang dibandingkan secara bersamaan
4. Nilai perbandingan yang diberikan mempunyai skala 1-9. Definisi dari skala yang
digunakan untuk menilai komparasi sebagai berikut:
Nilai Komparansi
(A dibandingkan B) Definisi
1 A dan B sama besar pengaruhnya
3 A sedikit lebih besar pengaruhnya dari B
5 A lebih besar pengaruhnya dari B
7 A sangat lebih besar pengaruhnya dari B
9 A mutlak lebih besar pengaruhnya dari B
Nilai skala 2, 4, 6, 8 diberikan apabila terdapat sedikit saja perbedaan dengan
patokan-patokan nilai diatas.
AKTOR - MARKETING MIX
Berdasarkan aktor pedagang pengumpul, bandingkan tingkat yang pengaruh dari masing-masing marketing mix
Marketing mix Lebih berpengaruh Lebih berpengaruh Marketing mix
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Place Price
Place Product
Place Promotion
Price Product
Price Promotion
Product Promotion
Berdasarkan aktor petani, bandingkan tingkat yang pengaruh dari masing-masing marketing mix
Marketing mix Lebih berpengaruh Lebih berpengaruh Marketing mix
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Place Price
Place Product
Place Promotion
Price Product
Price Promotion
Product Promotion
Petunjuk Pengisian
Pertanyaan
36
Berdasarkan aktor pedagang besar/retail, bandingkan tingkat yang pengaruh dari masing-masing marketing mix
Marketing mix Lebih berpengaruh Lebih berpengaruh Marketing mix
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Place Price
Place Product
Place Promotion
Price Product
Price Promotion
Product Promotion
AKTOR-ATRIBUT PRODUK
Berdasarkan aktor pedagang pengumpul, bandingkan tingkat yang pengaruh dari masing-masing atribut produk
Atribut produk Lebih berpengaruh Lebih berpengaruh Atribut produk
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Bebas Pestisida dan Pupuk
Kimia Kualitas Produk
Bebas Pestisida dan Pupuk Kimia
Label Organik/Green
Product
Bebas Pestisida dan Pupuk Kimia
Packaging
(Pembungkus
Biodegradable)
Bebas Pestisida dan Pupuk Kimia
Proses Produksi Ramah
Lingkungan
Kualitas Produk Label Organik/Green
Product
Kualitas Produk Packaging
(Pembungkus
Biodegradable)
Kualitas Produk
Proses Produksi Ramah
Lingkungan
Label Organik/Green
Product
Packaging (Pembungkus
Biodegradable)
Label Organik/Green
Product
Proses Produksi Ramah
Lingkungan
Packaging (Pembungkus Biodegradable)
Proses Produksi Ramah Lingkungan
Lanjutan Lampiran 1
37
Berdasarkan aktor petani, bandingkan tingkat yang pengaruh dari masing-masing atribut produk
Atribut produk Lebih berpengaruh Lebih berpengaruh Atribut produk
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Bebas Pestisida dan Pupuk Kimia
Kualitas Produk
Bebas Pestisida dan Pupuk
Kimia
Label Organik/Green
Product
Bebas Pestisida dan Pupuk
Kimia
Packaging (Pembungkus
Biodegradable)
Bebas Pestisida dan Pupuk
Kimia
Proses Produksi Ramah
Lingkungan
Kualitas Produk Label Organik/Green
Product
Kualitas Produk
Packaging
(Pembungkus
Biodegradable)
Kualitas Produk
Proses Produksi Ramah Lingkungan
Label Organik/Green
Product
Packaging
(Pembungkus Biodegradable)
Label Organik/Green
Product
Proses Produksi Ramah
Lingkungan
Packaging (Pembungkus
Biodegradable)
Proses Produksi Ramah
Lingkungan
Berdasarkan aktor Pedagang besar/retail, bandingkan tingkat yang pengaruh dari masing-masing atribut produk
Atribut produk Lebih berpengaruh Lebih berpengaruh Atribut produk
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Bebas Pestisida dan Pupuk
Kimia Kualitas Produk
Bebas Pestisida dan Pupuk
Kimia
Label Organik/Green
Product
Bebas Pestisida dan Pupuk Kimia
Packaging
(Pembungkus
Biodegradable)
Bebas Pestisida dan Pupuk Kimia
Proses Produksi Ramah
Lingkungan
Kualitas Produk Label Organik/Green
Product
Kualitas Produk
Packaging
(Pembungkus Biodegradable)
Kualitas Produk
Proses Produksi Ramah
Lingkungan
Label Organik/Green
Product
Packaging (Pembungkus
Biodegradable)
Label Organik/Green
Product
Proses Produksi Ramah
Lingkungan
Packaging (Pembungkus Biodegradable)
Proses Produksi Ramah Lingkungan
Lanjutan Lampiran 1
38
ATRIBUT PRODUK-AKTOR
Berdasarkan atribut produk Bebas Pestisida dan Pupuk Kimia, dari beberapa aktor berikut mana yang lebih berpengaruh
Aktor Lebih berpengaruh Lebih berpengaruh Aktor
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pedagang pengumpul Petani
Pedagang pengumpul Pedagang eceran/Retail
Petani Pedagang eceran/Retail
Berdasarkan atribut produk Kualitas Produk, dari beberapa aktor berikut mana yang lebih berpengaruh
Aktor Lebih berpengaruh Lebih berpengaruh Aktor
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pedagang pengumpul Petani
Pedagang pengumpul Pedagang eceran/Retail
Petani Pedagang eceran/Retail
Berdasarkan atribut produk Packaging (Pembungkus Biodegradable), dari beberapa aktor berikut mana yang lebih berpengaruh
Aktor Lebih berpengaruh Lebih berpengaruh Aktor
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pedagang pengumpul Petani
Pedagang pengumpul Pedagang eceran/Retail
Petani Pedagang eceran/Retail
Berdasarkan atribut produk Label Organik/Green Product, dari beberapa aktor berikut mana yang lebih berpengaruh
Aktor Lebih berpengaruh Lebih berpengaruh Aktor
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pedagang pengumpul Petani
Pedagang pengumpul Pedagang eceran/Retail
Petani Pedagang eceran/Retail
Berdasarkan atribut produk Proses Produksi Ramah Lingkungan, dari beberapa aktor berikut mana yang lebih berpengaruh
Aktor Lebih berpengaruh Lebih berpengaruh Aktor
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pedagang pengumpul Petani
Pedagang pengumpul Pedagang eceran/Retail
Petani Pedagang eceran/Retail
Lanjutan Lampiran 1
39
ATRIBUT PRODUK-MARKETING MIX
Berdasarkan atribut produk Bebas Pestisida dan Pupuk Kimia, bandingkan tingkat yang pengaruh dari masing-masing marketing mix
Marketing mix Lebih berpengaruh Lebih berpengaruh Marketing mix
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Place Price
Place Product
Place Promotion
Price Product
Price Promotion
Product Promotion
Berdasarkan atribut produk Kualitas Produk, bandingkan tingkat yang pengaruh dari masing-masing marketing mix
Marketing mix Lebih berpengaruh Lebih berpengaruh Marketing mix
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Place Price
Place Product
Place Promotion
Price Product
Price Promotion
Product Promotion
Berdasarkan atribut produk Packaging (Pembungkus Biodegradable), bandingkan tingkat yang pengaruh dari masing-masing marketing mix
Marketing mix Lebih berpengaruh Lebih berpengaruh Marketing mix
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Place Price
Place Product
Place Promotion
Price Product
Price Promotion
Product Promotion
Berdasarkan atribut produk Label Organik/Green Product, bandingkan tingkat yang pengaruh dari masing-masing marketing mix
Marketing mix Lebih berpengaruh Lebih berpengaruh Marketing mix
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Place Price
Place Product
Place Promotion
Price Product
Price Promotion
Product Promotion
Lanjutan Lampiran 1
40
Berdasarkan atribut produk Proses Produksi Ramah Lingkungan, bandingkan tingkat yang pengaruh dari masing-masing marketing mix
Marketing mix Lebih berpengaruh Lebih berpengaruh Marketing mix
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Place Price
Place Product
Place Promotion
Price Product
Price Promotion
Product Promotion
MARKETING MIX-AKTOR
Berdasarkan marketing mix produk, dari beberapa aktor berikut mana yang lebih berpengaruh
Aktor Lebih berpengaruh Lebih berpengaruh Aktor
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pedagang pengumpul Petani
Pedagang pengumpul Pedagang eceran/Retail
Petani Pedagang eceran/Retail
Berdasarkan marketing mix price, dari beberapa aktor berikut mana yang lebih berpengaruh
Aktor Lebih berpengaruh Lebih berpengaruh Aktor
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pedagang pengumpul Petani
Pedagang pengumpul Pedagang eceran/Retail
Petani Pedagang eceran/Retail
Berdasarkan marketing mix place, dari beberapa aktor berikut mana yang lebih berpengaruh
Aktor Lebih berpengaruh Lebih berpengaruh Aktor
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pedagang pengumpul Petani
Pedagang pengumpul Pedagang eceran/Retail
Petani Pedagang eceran/Retail
Berdasarkan maeketing mix promotion, dari beberapa aktor berikut mana yang lebih berpengaruh
Aktor Lebih berpengaruh Lebih berpengaruh Aktor
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pedagang pengumpul Petani
Pedagang pengumpul Pedagang eceran/Retail
Petani Pedagang eceran/Retail
Lanjutan Lampiran 1
41
MARKETING MIX-ATRIBUT PRODUK
Berdasarkan marketing mix product, bandingkan tingkat yang pengaruh dari masing-masing atribut produk
Atribut produk Lebih berpengaruh Lebih berpengaruh Atribut produk
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Bebas Pestisida dan Pupuk Kimia
Kualitas Produk
Bebas Pestisida dan Pupuk
Kimia
Label Organik/Green
Product
Bebas Pestisida dan Pupuk
Kimia
Packaging (Pembungkus
Biodegradable)
Bebas Pestisida dan Pupuk
Kimia
Proses Produksi Ramah
Lingkungan
Kualitas Produk Label Organik/Green
Product
Kualitas Produk
Packaging
(Pembungkus
Biodegradable)
Kualitas Produk
Proses Produksi Ramah Lingkungan
Label Organik/Green
Product
Packaging
(Pembungkus Biodegradable)
Label Organik/Green
Product
Proses Produksi Ramah
Lingkungan
Packaging (Pembungkus
Biodegradable)
Proses Produksi Ramah
Lingkungan
Berdasarkan marketing mix price, bandingkan tingkat yang pengaruh dari masing-masing atribut produk
Atribut produk Lebih berpengaruh Lebih berpengaruh Atribut produk
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Design produk Kualitas Produk
Design produk Label Organik/Green
Product
Design produk
Packaging
(Pembungkus Biodegradable)
Design produk Proses Produksi Ramah
Lingkungan
Kemasan produk Label Organik/Green
Product
Kemasan produk
Packaging
(Pembungkus
Biodegradable)
Kemasan produk
Proses Produksi Ramah Lingkungan
Kualitas produk
Packaging
(Pembungkus
Biodegradable)
Kualitas produk
Proses Produksi Ramah
Lingkungan
Label produk
Proses Produksi Ramah
Lingkungan
Lanjutan Lampiran 1
42
Berdasarkan marketing mix place, bandingkan tingkat yang pengaruh dari masing-masing atribut produk
Atribut produk Lebih berpengaruh Lebih berpengaruh Atribut produk
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Bebas Pestisida dan Pupuk Kimia
Kualitas Produk
Bebas Pestisida dan Pupuk
Kimia
Label Organik/Green
Product
Bebas Pestisida dan Pupuk
Kimia
Packaging (Pembungkus
Biodegradable)
Bebas Pestisida dan Pupuk
Kimia
Proses Produksi Ramah
Lingkungan
Kualitas Produk Label Organik/Green
Product
Kualitas Produk
Packaging
(Pembungkus
Biodegradable)
Kualitas Produk
Proses Produksi Ramah Lingkungan
Label Organik/Green
Product
Packaging
(Pembungkus Biodegradable)
Label Organik/Green
Product
Proses Produksi Ramah
Lingkungan
Packaging (Pembungkus
Biodegradable)
Proses Produksi Ramah
Lingkungan
Berdasarkan marketing mix promotion, bandingkan tingkat yang pengaruh dari masing-masing atribut produk
Atribut produk Lebih berpengaruh Lebih berpengaruh Atribut produk
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Bebas Pestisida dan Pupuk
Kimia Kualitas Produk
Bebas Pestisida dan Pupuk
Kimia
Label Organik/Green
Product
Bebas Pestisida dan Pupuk Kimia
Packaging
(Pembungkus
Biodegradable)
Bebas Pestisida dan Pupuk Kimia
Proses Produksi Ramah
Lingkungan
Kualitas Produk Label Organik/Green
Product
Kualitas Produk
Packaging
(Pembungkus Biodegradable)
Kualitas Produk
Proses Produksi Ramah
Lingkungan
Label Organik/Green
Product
Packaging (Pembungkus
Biodegradable)
Label Organik/Green
Product
Proses Produksi Ramah
Lingkungan
Packaging (Pembungkus Biodegradable)
Proses Produksi Ramah Lingkungan
MATRIKS CLUSTER AKTOR
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Atribut produk Marketing mix
Lanjutan Lampiran 1
43
MATRIKS CLUSTER ATRIBUT PRODUK
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Aktor Marketing mix
MATRIKS CLUSTER MARKETING MIX
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Aktor Atribut produk
Lanjutan Lampiran 1
44
Lampiran 3 Uji validitas kuesioner
BL3 PQ2 PQ7 PQ8 PQ9 PQ10 BPPK2 BPPK4 BPH2 BPH4 BPH5 BPH6 BPH7 BPH8 BPH9 BPT1 BPT2 BPPI3 BPPI4 BPPI5 BPPI6 Total
BL3
Pearson Correlation
1 -
0.238 .850
** 0.058 .704
** 0.202 .698
** .793
** .582
** 0.313 0.25 .737
** .727
** .761
** .626
** 0.202 .723
** .570
** .429
* .847
** 0.264 .790
**
Sig. (2-tailed)
0.206 0 0.762 0 0.285 0 0 0.001 0.092 0.183 0 0 0 0 0.285 0 0.001 0.018 0 0.158 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
PQ2
Pearson Correlation
-0.238
1 -
0.016 -
.547**
-.408*
-.618
**
-.365* -0.34
-0.076
-.480
**
-0.166
-.397*
-.517
**
-0.34 -
.468**
-0.166
-0.03 -0.103 -.366* -.379
* -.462
*
-.483
**
Sig. (2-tailed)
0.206 0.934 0.002 0.025 0 0.047 0.066 0.691 0.007 0.379 0.03 0.003 0.066 0.009 0.379 0.877 0.586 0.047 0.039 0.01 0.007
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
PQ7
Pearson Correlation
.850**
-0.016
1 0.006 .550** 0.101 .630
** .744
** .510
** .424
* .403
* .611
** .543
** .713
** .495
** 0.26 .773
** .589
** .575
** .699
** 0.239 .755
**
Sig. (2-tailed)
0 0.934 0.973 0.002 0.594 0 0 0.004 0.02 0.027 0 0.002 0 0.005 0.165 0 0.001 0.001 0 0.204 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
PQ8
Pearson Correlation
0.058 -
.547**
0.006 1 .475** .784
** 0.22 0.118 0.031 0.063 0.183 0.302 0.238 0.166 0.273 .543
** 0.039 -0.038 0.347 0.31 .513
** .434
*
Sig. (2-tailed)
0.762 0.002 0.973 0.008 0 0.243 0.534 0.872 0.742 0.334 0.104 0.205 0.38 0.145 0.002 0.838 0.842 0.06 0.096 0.004 0.017
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
PQ9
Pearson Correlation
.704** -.408
* .550
** .475
** 1 .572
** .798
** .764
** .726
**
-0.032
0.184 .861** .808
** .732
** .853
** 0.33 .657
** .518
** .462
* .739
** 0.282 .776
**
Sig. (2-tailed)
0 0.025 0.002 0.008 0.001 0 0 0 0.868 0.33 0 0 0 0 0.075 0 0.003 0.01 0 0.131 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
PQ10
Pearson Correlation
0.202 -
.618**
0.101 .784** .572
** 1 .400
* 0.214 0.145 0.251 0.183 .397
* 0.286 0.166 .366
* .399
*
-0.006
0.019 0.347 0.359 .688** .523
**
Sig. (2-tailed)
0.285 0 0.594 0 0.001 0.028 0.256 0.443 0.182 0.334 0.03 0.125 0.38 0.047 0.029 0.975 0.921 0.06 0.052 0 0.003
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
BPPK2
Pearson Correlation
.698** -.365
* .630
** 0.22 .798
** .400
* 1 .840
** .666
** 0.127 0.25 .885
** .769
** .690
** .884
** 0.024 .698
** .601
** .495
** .668
** 0.321 .703
**
Sig. (2-tailed)
0 0.047 0 0.243 0 0.028 0 0 0.502 0.183 0 0 0 0 0.899 0 0 0.005 0 0.083 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
44
45
4
5
BL3 PQ2 PQ7 PQ8 PQ9 PQ10 BPPK2 BPPK4 BPH2 BPH4 BPH5 BPH6 BPH7 BPH8 BPH9 BPT1 BPT2 BPPI3 BPPI4 BPPI5
BPPI6 Total
BPPK4
Pearson Correlation
.793** -0.34 .744
** 0.118 .764
** 0.214 .840
** 1 .692
** 0.198 0.15 .820
** .874
** .904
** .834
** 0.102 .908
** .752
** .703
** .742
** 0.047 .788
**
Sig. (2-tailed)
0 0.066 0 0.534 0 0.256 0 0 0.295 0.428 0 0 0 0 0.591 0 0 0 0 0.807 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
BPH2
Pearson Correlation
.582**
-0.076
.510** 0.031 .726
** 0.145 .666
** .692
** 1 -0.05 0.337 .692
** .702
** .692
** .834
** 0.337 .662
** .666
** 0.306 .649
** 0.13 .649
**
Sig. (2-tailed)
0.001 0.691 0.004 0.872 0 0.443 0 0 0.793 0.069 0 0 0 0 0.069 0 0 0.1 0 0.493 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
BPH4
Pearson Correlation
0.313 -
.480**
.424* 0.063
-0.032
0.251 0.127 0.198 -0.05 1 .595** 0.031 0.115 0.198 0.071 0.219 0.039 0.136 .482
** 0.244 .532
** .475
**
Sig. (2-tailed)
0.092 0.007 0.02 0.742 0.868 0.182 0.502 0.295 0.793 0.001 0.872 0.544 0.295 0.711 0.244 0.838 0.473 0.007 0.193 0.002 0.008
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
BPH5
Pearson Correlation
0.25 -
0.166 .403
* 0.183 0.184 0.183 0.25 0.15 0.337 .595
** 1 0.161 0.158 0.246 0.35 .423
* 0.203 0.209 .384
* 0.179 .397
* .465
**
Sig. (2-tailed)
0.183 0.379 0.027 0.334 0.33 0.334 0.183 0.428 0.069 0.001 0.396 0.405 0.19 0.058 0.02 0.281 0.267 0.036 0.343 0.03 0.01
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
BPH6
Pearson Correlation
.737** -.397
* .611
** 0.302 .861
** .397
* .885
** .820
** .692
** 0.031 0.161 1 .876
** .851
** .880
** 0.302 .746
** .654
** .479
** .721
** 0.214 .757
**
Sig. (2-tailed)
0 0.03 0 0.104 0 0.03 0 0 0 0.872 0.396 0 0 0 0.104 0 0 0.007 0 0.256 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
BPH7
Pearson Correlation
.727**
-.517
**
.543** 0.238 .808
** 0.286 .769
** .874
** .702
** 0.115 0.158 .876
** 1 .906
** .885
** 0.302 .778
** .808
** .598
** .791
** 0.094 .809
**
Sig. (2-tailed)
0 0.003 0.002 0.205 0 0.125 0 0 0 0.544 0.405 0 0 0 0.104 0 0 0 0 0.622 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
BPH8
Pearson Correlation
.761** -0.34 .713
** 0.166 .732
** 0.166 .690
** .904
** .692
** 0.198 0.246 .851
** .906
** 1 .803
** .390
* .908
** .790
** .703
** .710
** -0.031 .814
**
Sig. (2-tailed)
0 0.066 0 0.38 0 0.38 0 0 0 0.295 0.19 0 0 0 0.033 0 0 0 0 0.871 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Lanjutan Lampiran 3
46
4
6
BL3 PQ2 PQ7 PQ8 PQ9 PQ10 BPPK2 BPPK4 BPH2 BPH4 BPH5 BPH6 BPH7 BPH8 BPH9 BPT1 BPT2 BPPI3 BPPI4 BPPI5 BPPI6
Total
BPH9
Pearson Correlation
.626**
-.468
**
.495** 0.273 .853
** .366
* .884
** .834
** .834
** 0.071 0.35 .880
** .885
** .803
** 1 0.211 .719
** .656
** .510
** .657
** 0.18 .735
**
Sig. (2-tailed)
0 0.009 0.005 0.145 0 0.047 0 0 0 0.711 0.058 0 0 0 0.264 0 0 0.004 0 0.34 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
BPT1
Pearson Correlation
0.202 -
0.166 0.26 .543
** 0.33 .399
* 0.024 0.102 0.337 0.219 .423
* 0.302 0.302 .390
* 0.211 1 0.203 .380
* .384
* .424
* .397
* .593
**
Sig. (2-tailed)
0.285 0.379 0.165 0.002 0.075 0.029 0.899 0.591 0.069 0.244 0.02 0.104 0.104 0.033 0.264 0.281 0.038 0.036 0.02 0.03 0.001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
BPT2
Pearson Correlation
.723** -0.03 .773
** 0.039 .657
**
-0.006
.698** .908
** .662
** 0.039 0.203 .746
** .778
** .908
** .719
** 0.203 1 .792
** .699
** .618
** -0.189 .692
**
Sig. (2-tailed)
0 0.877 0 0.838 0 0.975 0 0 0 0.838 0.281 0 0 0 0 0.281 0 0 0 0.318 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
BPPI3
Pearson Correlation
.570**
-0.103
.589**
-0.038
.518** 0.019 .601
** .752
** .666
** 0.136 0.209 .654
** .808
** .790
** .656
** .380
* .792
** 1 .672
** .664
** 0 .727
**
Sig. (2-tailed)
0.001 0.586 0.001 0.842 0.003 0.921 0 0 0 0.473 0.267 0 0 0 0 0.038 0 0 0 1 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
BPPI4
Pearson Correlation
.429* -.366
* .575
** 0.347 .462
* 0.347 .495
** .703
** 0.306 .482
** .384
* .479
** .598
** .703
** .510
** .384
* .699
** .672
** 1 .426
* 0.108 .744
**
Sig. (2-tailed)
0.018 0.047 0.001 0.06 0.01 0.06 0.005 0 0.1 0.007 0.036 0.007 0 0 0.004 0.036 0 0 0.019 0.571 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
BPPI5
Pearson Correlation
.847** -.379
* .699
** 0.31 .739
** 0.359 .668
** .742
** .649
** 0.244 0.179 .721
** .791
** .710
** .657
** .424
* .618
** .664
** .426
* 1 .475
** .872
**
Sig. (2-tailed)
0 0.039 0 0.096 0 0.052 0 0 0 0.193 0.343 0 0 0 0 0.02 0 0 0.019 0.008 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
BPPI6
Pearson Correlation
0.264 -.462* 0.239 .513
** 0.282 .688
** 0.321 0.047 0.13 .532
** .397
* 0.214 0.094
-0.031
0.18 .397*
-0.189
0 0.108 .475** 1 .497
**
Sig. (2-tailed)
0.158 0.01 0.204 0.004 0.131 0 0.083 0.807 0.493 0.002 0.03 0.256 0.622 0.871 0.34 0.03 0.318 1 0.571 0.008 0.005
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Lanjutan Lampiran 3
47
BL3 PQ2 PQ7 PQ8 PQ9 PQ10 BPPK2 BPPK4 BPH2 BPH4 BPH5 BPH6 BPH7 BPH8 BPH9 BPT1 BPT2 BPPI3 BPPI4 BPPI5
BPPI6
Total
Total
Pearson Correlation
.790**
-.483
**
.755** .434
* .776
** .523
** .703
** .788
** .649
** .475
** .465
** .757
** .809
** .814
** .735
** .593
** .692
** .727
** .744
** .872
** .497
** 1
Sig. (2-tailed)
0 0.007 0 0.017 0 0.003 0 0 0 0.008 0.01 0 0 0 0 0.001 0 0 0 0 0.005
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lanjutan Lampiran 3 4
7
48
Lampiran 4 Uji reliabilitas Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.906 33
Lampiran 5 Consistency Ratio Analytical Networking Process
Nilai CR
Proses Produksi – Aktor 0,08889
Proses Produksi - Marketing Mix 0,08172
Packaging Biodegradable - Aktor 0,05365
Packaging Biodegradable - Marketing Mix 0,04441
Label Go Green – Aktor 0,08889
Label Go Green - Marketing Mix 0,02523
Kualitas Produk – Aktor 0
Kualitas Produk - Marketing Mix 0,02503
Bebas Pestisida – Aktor 0
Bebas Pestisida – Marketing Mix 0,04374
49
Lanjutan Lampiran 5
Nilai CR
Promotion - Aktor 0,09032
Promotion - Atribut Produk 0,01546
Produk - Aktor 0
Produk - Atribut Produk 0,06352
Price - Aktor 0,0177
Price - Atribut Produk 0,01818
Place - Aktor 0,08889
Place - Atribut Produk 0,01833
Nilai CR
Petani - Atribut Prooduk 0,09259
Petani - Marketing Mix 0,06026
Pengumpul - Atribut Produk 0,04724
Pengumpul - Marketing Mix 0,07707
Retail - Atribut Produk 0,01549
Retai - Marketing Mix 0,01549
50
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Sri Puji Lestari, lahir pada tanggal 6 juli 1992 di Cianjur,
Jawa Barat. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan Bapak Jarwoto dan
Ibu Sri Hastuti Rahayu. Penulis memulai pendidikan di Taman Kanak-kanak
Raudhatul Athfal Nasyidul Ummi Cianjur pada tahun 1996 hingga tahun 1998.
Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Ibu Dewi 6
Cianjur dan lulus pada tahun 2004. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan
pada sekolah menengah pertama di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Cianjur
pada tahun 2004 hingga 2007. Setelah itu, penulis melanjutkan pendidikan
menengah ke atas di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Cianjur dan lulus pada
tahun 2010. Pada tahun 2010 penulis diterima di Departemen Manajemen,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor melaui jalur
Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).
Selama menuntut ilmu di IPB, penulis aktif dalam organisasi
kemahasiswaan di lingkungan universitas. Pada tahun 2010 penulis mendapat
amanah menjadi Photografer di Koran kampus IPB, setelah itu penulis
mendapatkan amanah Sekretaris Departemen Pengembangan Sumber Daya
Mahasiswa (PSDM) Badan Eksekutif Mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan
Manajemen pada periode jabatan 2011-2012.
Penulis juga kerap kali mengikuti perlombaan. Prestasi yang pernah
penulis raih adalah Top 5 National Business Plan Competition pada
Tarumanegara Bussines Plan Competition, Juara 1 Program Kreatifitas
Mahasiswa pada acara “Penggalian Ide Kreatif Mahasiswa Manajemen” yang
diadakan oleh Centre of Management IPB dan Juara 2 Tingkat Nasional pada
Business Plan Competition di IPB Business Plan Competition.