Analisis Pengaruh Atmosfer Waroeng Joglo “Bu Rini”...

22
1 ANALISIS PENGARUH ATMOSFER WAROENG JOGLO “BU RINI” TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN oleh Niken Yunie Paramita PENDAHULUAN Persaingan di dunia bisnis saat ini sangatlah ketat, terutama bisnis rumah makan. Banyaknya pesaing menimbulkan daya kreatif pada pihak pengusaha rumah makan agar menarik konsumen datang dan menikmati apa saja yang dapat disajikan. Para konsumen pun sekarang ini sudah pandai mengevaluasi apa saja yang ditawarkan kepada mereka. Hal tersebut mendorong pengusaha untuk menciptakan diferensiasi tindakan untuk menetapkan sekumpulan perbedaan yang berarti untuk membedakan penawaran perusahaan dari pesaingan (Kotler 1999:20). Hal-hal yang dapat membuat konsumen mengambil keputusan pembelian dan membuat pelangga puas pada sebuah rumah makan tentunya makanan atau minuman yang disajikan. Makanan yang disajikan kepada tamu dalam keadaan fresh dan sistem pengelolaan yang baik, penyimpanan bahan baik, peralatan dan pelengkapan berkualitas tinggi dan higienis, cita rasa makanan baik dan sesuai dengan lidah pemesannya (Mukhtar, 2004). Makanan dan minuman enak merupakan salah satu faktor yang biasanya membuat konsumen itu puas terhadap rumah makan tersebut. Tetapi, juga tanpa disadari atmosfer dari rumah makan juga dapat menarik konsumen melakukan pembelian, sehingga atmosfer yang diciptakan rumah makan meyakinkan pelanggan untuk datang dan membuat mereka betah (Lesonsky, 2011). Keseluruhan atmosfer yang diciptakan dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, rumah makan didesign sedemikian rupa untuk menarik perhatian konsumen sehingga mereka nyaman dan meninggalkan kesan kepada para konsumen sehingga menimbulkan kepuasan. Kepuasan merupakan kepuasan pelanggan sebagai evaluasi secara sadar atau penilaian kognitif menyangkut apakah kinerja produk relatif bagus atau jelek atau apakah produk bersangkutan cocok atau tidak cocok dengan tujuan pemakainya (Tjiptono, 2004). Pelanggan merasa puas kalau harapan mereka terpenuhi, dan merasa amat gembira kalau harapan mereka terlampaui. Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk akan mempengaruhi perilaku selanjutnya (Kotler,2000:209). Saat ini atmosphere (suasana) menjadi faktor penting bagi seorang konsumen dalam memilih tempat untuk bersantap. Suasana yang nyaman dan homey menjadi bahan pertimbangan tersediri bagi konsumen sebelum memutuskan untuk datang atau mengunjungi rumah makan tertentu. Bahkan tidak sedikit konsumen yang lebih memilih makan di sebuah rumah makan dari pada makan di rumah dengan alasan menyukai atmosfer pada rumah makan yang bersangkutan Menciptakan atmosfer rumah makan dapat dimulai dari tema apa yang diusung untuk membuat rumah makan itu berbeda dengan rumah makan yang lain. Misalkan, menciptakan rumah makan bertemakan romantis, rumah makan untuk tempat hangout, atau rumah makan untuk tempat berkumpul keluarga dan lainnya. Menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan melalui penampilan interior dan eksterior yang seimbang serta dekorasi yang digunakan, pemelihan warna dan fasilitas yang lengkap, seperti toilet, kursi dan meja yang berkualitas baik, table set-up yang lengkap dan sebagainya ( Mukhtar,2004) Atmosfer merupakan keseluruhan hal fisik dan rincian dekoratif yang digabung untuk menciptakan suasana ambience (kesan yang ditimbulkan oleh kondisi sebuah ruangan dan

Transcript of Analisis Pengaruh Atmosfer Waroeng Joglo “Bu Rini”...

Page 1: Analisis Pengaruh Atmosfer Waroeng Joglo “Bu Rini” …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2306/2/T1... ·  · 2013-05-01Para konsumen pun sekarang ini sudah ... (AC), tata

1

ANALISIS PENGARUH ATMOSFER WAROENG JOGLO “BU RINI” TERHADAP

KEPUASAN KONSUMEN

oleh

Niken Yunie Paramita

PENDAHULUAN

Persaingan di dunia bisnis saat ini sangatlah ketat, terutama bisnis rumah makan.

Banyaknya pesaing menimbulkan daya kreatif pada pihak pengusaha rumah makan agar menarik

konsumen datang dan menikmati apa saja yang dapat disajikan. Para konsumen pun sekarang ini

sudah pandai mengevaluasi apa saja yang ditawarkan kepada mereka. Hal tersebut mendorong

pengusaha untuk menciptakan diferensiasi tindakan untuk menetapkan sekumpulan perbedaan

yang berarti untuk membedakan penawaran perusahaan dari pesaingan (Kotler 1999:20).

Hal-hal yang dapat membuat konsumen mengambil keputusan pembelian dan

membuat pelangga puas pada sebuah rumah makan tentunya makanan atau minuman yang

disajikan. Makanan yang disajikan kepada tamu dalam keadaan fresh dan sistem pengelolaan

yang baik, penyimpanan bahan baik, peralatan dan pelengkapan berkualitas tinggi dan higienis,

cita rasa makanan baik dan sesuai dengan lidah pemesannya (Mukhtar, 2004). Makanan dan

minuman enak merupakan salah satu faktor yang biasanya membuat konsumen itu puas

terhadap rumah makan tersebut. Tetapi, juga tanpa disadari atmosfer dari rumah makan juga

dapat menarik konsumen melakukan pembelian, sehingga atmosfer yang diciptakan rumah

makan meyakinkan pelanggan untuk datang dan membuat mereka betah (Lesonsky, 2011).

Keseluruhan atmosfer yang diciptakan dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen,

rumah makan didesign sedemikian rupa untuk menarik perhatian konsumen sehingga mereka

nyaman dan meninggalkan kesan kepada para konsumen sehingga menimbulkan kepuasan.

Kepuasan merupakan kepuasan pelanggan sebagai evaluasi secara sadar atau penilaian kognitif

menyangkut apakah kinerja produk relatif bagus atau jelek atau apakah produk bersangkutan

cocok atau tidak cocok dengan tujuan pemakainya (Tjiptono, 2004). Pelanggan merasa puas

kalau harapan mereka terpenuhi, dan merasa amat gembira kalau harapan mereka terlampaui.

Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk akan mempengaruhi perilaku

selanjutnya (Kotler,2000:209).

Saat ini atmosphere (suasana) menjadi faktor penting bagi seorang konsumen dalam

memilih tempat untuk bersantap. Suasana yang nyaman dan homey menjadi bahan pertimbangan

tersediri bagi konsumen sebelum memutuskan untuk datang atau mengunjungi rumah makan

tertentu. Bahkan tidak sedikit konsumen yang lebih memilih makan di sebuah rumah makan dari

pada makan di rumah dengan alasan menyukai atmosfer pada rumah makan yang bersangkutan

Menciptakan atmosfer rumah makan dapat dimulai dari tema apa yang diusung untuk

membuat rumah makan itu berbeda dengan rumah makan yang lain. Misalkan, menciptakan

rumah makan bertemakan romantis, rumah makan untuk tempat hangout, atau rumah makan

untuk tempat berkumpul keluarga dan lainnya. Menciptakan suasana yang nyaman dan

menyenangkan melalui penampilan interior dan eksterior yang seimbang serta dekorasi yang

digunakan, pemelihan warna dan fasilitas yang lengkap, seperti toilet, kursi dan meja yang

berkualitas baik, table set-up yang lengkap dan sebagainya ( Mukhtar,2004)

Atmosfer merupakan keseluruhan hal fisik dan rincian dekoratif yang digabung untuk

menciptakan suasana ambience (kesan yang ditimbulkan oleh kondisi sebuah ruangan dan

Page 2: Analisis Pengaruh Atmosfer Waroeng Joglo “Bu Rini” …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2306/2/T1... ·  · 2013-05-01Para konsumen pun sekarang ini sudah ... (AC), tata

2

energi) (Quinn,1981). Atmosfer yang diciptakan pada rumah makan harus mendukung tema

yang diusung khususnya dalam hal pemilihan warna, tata cara pencahayaan, dan lainnya. Banyak

hal yang perlu diperhatikan dalam penciptaan atmosfer rumah makan. Atmosfer yang diciptakan

haruslah memperkuat produk yang ditawarkan, jika rumah makan salah dalam penciptaan

atmosfer, bisa saja para pelanggan tidak betah atau bisa saja mereka melakukan pembatalan

pembelian.

Salah satu rumah makan di Salatiga yang mengusung tema pemandangan salah satunya

adalah Waroeng joglo “Bu Rini” Salatiga. Waroeng joglo “Bu Rini” berada di jalan mawar no 5

Salatiga. Waroeng joglo “Bu Rini” Salatiga memiliki konsep yang berbeda dari pada kebanyakan

rumah makan atau restoran di kota Salatiga. Waroeng joglo “Bu Rini” Salatiga didesign

sedemikian rupa agar menimbulkan atmosfer yang dapat membuat pelanggan betah, puas dan

sampai melakukan pembelian ulang. Rumah makan tersebut memiliki nuansa Jawa, walaupun

tema yang diusung dari rumah makan tersebut bernuansa jawa tetapi makanan yang disajikan

bukan hanya makanan dari Jawa. Segmen pasar yang dilirik memang tidak dibatasi, itu terlihat

dari harga yang ditetapkan. Menu utama dari rumah makan tersebut adalah iga bakar dan gurami

bakar.

Pada Waroeng Joglo “Bu Rini” tempat makan utama didesign seperti joglo, dengan

beberapa gazebo yang seperti pondok jaga petani yang terletak tengah sawah. Di rumah makan

tersebut selain konsumen dapat menikmati makanan dan minuman dapat juga menikmati

indahnya pemandangan sawah yang cukup luas, dilatarbelakangi pemandangan pegunungan

yang luas dan indah. Pada saat malam hari pun pemandangan juga tidak kalah menariknya. Pada

malam hari rumah makan dihiasi dengan lampu-lampu kecil, dengan sawah dengan kunang-

kunang yang berterbangan kesana kemari.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka persoalan penelitian di dalam penelitian ini yaitu :

- Apakah ada pengaruh atmosfer yang diciptakan Waroeng joglo “Bu Rini” Salatiga

terhadap kepuasan konsumen ?

KERANGKA TEORITIS

Definisi Atmosfer

Atmosfer (suasana rumah makan) adalah suasan terencana yang sesuai dengan pasar

sasarannya dan yang dapat menarik konsumen untuk membeli (Kotler 2005). Atmosfer

mempengaruhi keadaan emosi pembeli yang menyebabkan atau mempengaruhi pembelian.

Keadaan emosional akan membuat dua perasaan yang dominan yaitu perasaan senang dan

membangkitkan keinginan. Definisi yang lebih luas dijelaskan oleh Peter dan Olson (1999) yang

menjelaskan bahwa atmosfer meliputi hal-hal yang bersifat luas seperti halnya tersedianya

pengaturan udara (AC), tata ruang toko, penggunaan warna cat, penggunaan jenis karpet, warna

karpet, bahan-bahan rak penyimpan barang, bentuk rak dan lain-lain.

Menurut Levy dan Weitz dalam bukunya ”Retailling Management” atmosfer mengacu

pada desain lingkungam melalui komunikasi visual, pencahayaan, warna, musik dan aroma yang

dapat menciptakan lingkungan pembelian yang nyaman sehingga dapat mempengaruhi persepsi

dan emosi konsumen.

Page 3: Analisis Pengaruh Atmosfer Waroeng Joglo “Bu Rini” …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2306/2/T1... ·  · 2013-05-01Para konsumen pun sekarang ini sudah ... (AC), tata

3

Atmosfer menurut Quinn (1981) yang juga melakukan penelitian terhadap rumah makan,

merupakan keseluruhan hal fisik dan rincian dekoratif bergabung untuk menciptakan suasana

ambience (kesan yang ditimbulkan oleh kondisi sebuah ruangan) dan energi. Rumah makan

mulai dengan konsep yang berbeda atau unik dan lebih atraktif untuk menarik konsumen.

Elemen Atmosfer

Atmosfer terdiri dari segala sesuatu yang membuat kesan pada orang-orang. Faktor-

faktor utama yang dapat membangun atmosfer menurut Lamb, dkk (2001) didukung Quinn

(1981) dan oleh teori dari beberapa ahli lain adalah :

1. Penglihatan / sight

Warna dapat menciptakan suasana hati atau memfokuskan perhatian. pencahayaam

juga mempunyai pengaruh dalam suasana rumah makan (Lamb, Hair, Mc-Daniel, 2001).

Warna yang berbeda telah terbukti mempengaruhi nafsu makan. Warna hangat umumnya

meningkatkan nafsu makan (yang mengapa banyak perusahaan makanan cepat saji

menggunakan warna merah atau jingga), sementara warna-warna sejuk menekannya. Skema

warna harus mengikat (melambangkan) ke merek dan materi pemasaran (Quinn, 1981).

Setiap restoran harus mempunyai pencahayaan yang cukup untuk mengarahkan atau

menarik perhatian konsumen ke daerah tertentu dari restoran. Tata cahaya yang baik

mempunyai kualitas dan warna yang dapat membuat atmosfer yang ditawarkan terlihat lebih

menarik (Barry dan Evans, 2004).

2. Sentuhan / touch

Tampilan fisik dari bahan-bahan yang digunakan untuk meja kursi dalam ruangan dan

dinding ruangan (Levy dan Weitz,2001). Tekstur dinding, tirai, meja, dan lantai yang dapat

membuat “perasaan” untuk berimajinasi. Misalkan dinding yang halus dan keras dapat

mencerminkan perasaan yang keras (Quinn,1981). Persepsi dari kontak tubuh,

kenyamanan kursi, lantai, dll , hal-hal tersebut berkontribusi ke dalam penciptaan atmosfer.

Perlengkapan yang elegan, misalnya terbuat dari kayu jati, trendi (Lamb, Hair, Mc-Daniel,

2001). Flooring (Lantai), penentuan jenis lantai, ukuran, desain dan warna lantai sangat

penting, karena konsumen dapat mengembangkan persepsi mereka berdasarkan apa yang

mereka lihat. Wall Texture (Tekstur Tembok), tekstur dinding dapat menimbulkan kesan

tertentu pada konsumen dan dapat membuat dinding terlihat lebih menarik (Barry dan Evans,

2004).

3. Bau (aroma) /Smell

Aroma adalah reaksi dari makanan yang akan mempengaruhi konsumen, dimana

sebelum konsumen menikmati makanan, konsumen dapat mencium makanan tersebut

(Gaman dan Sherrington, 1996). Bau (aroma) dapat menimbulkan perasaan yang

menyenangkan dan tidak menyenangkan, menilai barang dagangan secara lebih positif,

menghabiskan waktu yang lebih untuk menikmati suasana pada umumnya suasana hati

menjadi lebih baik bila ada aroma yang disetujui (Lamb, Hair, Mc-Daniel, 2001). Bau

(aroma) yang positif dapat berkontribusi ke atmosfer misalkan aroma kopi, roti panggang,

bunga dan pinus yang segar yang dapat menimbulkan nafsu makan (Quinn 1981). Bau dapat

merangsang maupun mengganggu konsumen dalam menyantap makanan. kebanyakan orang

menilai secara lebih positif, menghabiskan waktu pada umumnya bersuasana hati lebih baik

bila ada aroma yang sesuai (Karmela dan Junaedi, 2009).

Page 4: Analisis Pengaruh Atmosfer Waroeng Joglo “Bu Rini” …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2306/2/T1... ·  · 2013-05-01Para konsumen pun sekarang ini sudah ... (AC), tata

4

Menurut Levi dan Weitz (2001) bau merupakan aroma-aroma yang dihadirkan dalam

ruangan untuk menciptakan selera makan yang timbul dari aroma makanan, minuman dan

aroma ruangan (pewangi, aroma terapi, dll).

4. Pendengaran /Hearing

Tingkat suara misalkan dalam percakapan, melayani staf, suara dapur, dan musik

sangat mempengaruhi atmosfer. Tingkat suara yang dapat diterima oleh telinga dapat

mencerminkan usia atau umur pendengar Secara umum, semakin tua kelompok usia, semakin

sedikit intensitas suara yang dapat diterima (Quinn 1981). Sedangkan menurut Levy dan

Weitz (2001) suara merupakan keseluruhan alunan suara yang dihadirkan dalam ruangan

untuk menciptakan kesan rileks yang terdiri dari live musik yang disajikan restoran dan

alunan music dari sound system. Suara yang didengarkan dapat menyenangkan atapun

menjengkelkan bagi seorang konsumen. Musik yang disajikan juga dapat membuat

konsumen tinggal lebih lama, dan membeli banyak makanan dan jika musik yang disajikan

tersebut tidak sesuai dengan konsumen maka para konsumen dapat lebih cepat meninggalkan

restoran dengan musik yang di sajikan dapat menciptakan suatu citra dan menarik atau

mengarahkan perhatian konsumen (Lamb, Hair, Mc-Daniel, 2001).

Musik yang di mainkan dengan cepat akan mempengaruhi konsumen, konsumen akan

menghabiskan lebih cepat makanan yang disajikan ketika musik di mainkan dengan cepat.

Sementara musik yang dimainkan dengan lambat para konsumen akan menghabiskan waktu

makan lebih lama dalam restoran (Wilson, 2003).

5. Suhu / Temperature

Suhu ruang makan, makanan, dan minuman mempengaruhi persepsi atmosfer tiap

individu. Sebuah ruang nyaman dengan suhu yang hangat dan makanan yang disajikan

tersebut panas menggambarkan perasaan yang berkualitas. Variasi dari suhu normal dapat

dilihat dengan cepat karena kebanyakan orang sangat sensitif terhadap suhu (Quinn, 1981).

Pelayanan yang cepat mendukung itu semua. Dalam proses pemasakan yang

disesuaikan dengan makanan yang disesuaikan oleh permintaan oleh pelanggan maka para

koki tersebut membuat makanan dengan suhu yang tepat, misalkan pelanggan memesan sup,

maka koki akan membuat sup dengan suhu yang panas dan karyawan yang lain

mengantarkan sup tersebut ke pelanggan masih dalam keadaan yang hangat. Pengelola rumah

makan pun juga harus mengatur suhu udara, agar udara dalam ruangan jangan terlalu panas atau

dingin (Barry dan Evans, 2004).

6. Tempo

Atmosfer yang diciptakan dipengaruhi tempo pelayanan, lamanya waktu

menghidangkan makanan, dan waktu menyantap makanan tersebut. Tempo dalam penyajian

makanan harus sesuai dengan citra restoran, biasanya pada restouran mewah mempunyai

tempo yang lebih santai dari pada tempo di rumah makan cepat saji (Quinn, 1981). Pramusaji yang cepat, dan tanggap akan menciptakan citra perusahaan dan mempengaruhu

konsumen untuk melakukan pembelian di masa depan (Barry dan Evans, 2004). Jangan membuat pelanggan menunggu makanan yang mereka pesan terlalu lama, ini

akan membuat mood mereka berubah yang tadinya merasa senang makan direstoran tersebut,

tetapi karena waktu penyajian yang lama akan membuat suasana hati pelangganpun berubah

menjadi buruk.

Page 5: Analisis Pengaruh Atmosfer Waroeng Joglo “Bu Rini” …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2306/2/T1... ·  · 2013-05-01Para konsumen pun sekarang ini sudah ... (AC), tata

5

Kepuasan Konsumen

Proses pembelian dimulai ketika konsumen mengenali kebutuhan yang belum terpenuhi.

Konsumen mulai mencari informasi tentang cara memenuhi kebutuhan tersebut meliputi produk

apa yang akan memberi konsumen manfaat dan bagaimana cara memperolehnya. Kepuasan

konsumen sebagai evaluasi secara sadar atau penilaian kognitif menyangkut apakah kinerja

produk relatif bagus atau jelek atau apakah produk bersangkutan cocok atau tidak cocok dengan

tujuan pemakaiannya (Tjiptono, 2004)

Menurut Philip Kotler (2000) kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa

dari seseorang terhadap suatu produk tergantung dari penampilan produk yang diterima. Jika

penampilan produk tesebut sesuai dengan yang diinginkan oleh pelanggan, maka pelanggan akan

senang dan bila tidak pelanggan akan kecewa. Pelanggan yang puas cenderung tetap loyal lebih

lama, membeli lebih banyak, kurang peka terhadap perubahan harga dan pembicaraannya

menguntungkan perusahaan. Dalam rangka menciptakan kepuasan pelanggan, produk yang

ditawarkan organisasi/perusahaan harus berkualitas. Kualitas mencerminkan semua dimensi

penawaran produk yang menghasilkan manfaat (benefits) bagi pelanggan.

Seorang konsumen yang puas adalah konsumen yang merasa mendapat value dari

pemasuk atau produsen. Value ini bisa berasal dari produk, pelayanan, sistem, atau sesuatu yang

bersifat emosi. Kalau konsumen mengatakan bahwa value adalah produk yang berkualitas, maka

kepuasan terjadi kalau konsumen mendapatkan produk yang berkualitas. Kalau value bagi

konsumen adalah kenyamanan, maka kepuasan akan datang apabila pelayanan ynag diperoleh

benar-benar nyaman. Kalau value dari konsumen adalah harga yang murah, maka konsumen

akan puas kepada produsen yang memberikan harga yang paling kompetitif. Kepuasan

konsumen terbagi menjadi dua yaitu: 1) Kepuasan fungsional, merupakan kepuasan yang

diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu produk. Misalnya karena makan membuat perut kita

menjadi kenyang. 2) Kepuasan psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut

yang bersifat tidak berwujud. Misalnya perasaan bangga karena mendapat pelayanan yang sangat

istimewa dari sebuah rumah makan yang mewah (Irawan, 2007 )..

Pengaruh Atmosfer Restoran Terhadap Kepuasan Konsumen

Atmosfer restoran keseluruhan efek estetika dan emosional yang diciptakan melalui ciri-

ciri fisik restoran dimana semua berhubungan dengan panca indera dari konsumen seperti tata

ruang yang didesain untuk kenyamanan pelanggan, penggunaan warna/cat, pencahayaan, dan

lain-lain (Karmela dan Junaedi, 2009).

Mendirikan restoran tidak terlepas dari persiapan awal yaitu tata ruang dan rancangan

bangunan yang sesuai dengan kebutuhan operasional restoran secara keseluruhan. Bangunan

restoran menjadi tempat beraktifitas seperti mampersiapkan makanan dan minuman, memproses

bahan mentah menjadi hidangan yang siap disantap. Selain dari pada itu restoran memerlukan

tempat untuk penyajian dan tempat pelanggan untuk menikmati hidangan ( Soekresno 2000: 30).

Ruang restoran yang diatur sedemikian rupa sesuai dengan konsep yang diusung

memberikan nilai tersendiri di mata pelanggan. Tema- tema yang diusung tersebut akan

menciptakan atmosfer positif yang mempengaruhi kepuasan pada pelanggan (Miranda, 2005).

Sebaliknya, jika restoran memberikan atmosfer yang tidak sesuai dengan apa yang diinginkan

oleh para pelanggan, makan para pelangganpun merasa tidak puas untuk berlama-lama dalam

restoran.

Kreatifitas penataan atau mendisain ruang dalam restoran, penaataan pencahayaan yang

tidak terlalu berlebihan, menyuguhkan view atau pemandangan yang menarik bagi konsumen,.

Page 6: Analisis Pengaruh Atmosfer Waroeng Joglo “Bu Rini” …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2306/2/T1... ·  · 2013-05-01Para konsumen pun sekarang ini sudah ... (AC), tata

6

Pramusaji yang cepat tanggap dalam melayani pelanggan, menyajikan makanan dan minuman

sesuai dengan pesanan pelanggan dan tidak membuat pelanggan tersebut menunggu terlalu lama,

Rumah makan yang juga mempunyai fasilitas seperti kursi atau tempat duduk, suhu ruangan dan

tambahan musik yang membuat pelanggan nyaman dan hal lain yang unik dan yang dapat

menciptakan atmosfer yang hangat sehingga mempunyai nilai tambah bagi para konsumen dan

yang sesuai dengan harapan pelanggan dan dapat membuat pelanggan puas (Kotler, 2000).

Melakukan pengamatan bagaimana konsumen memang merasa menyukai atmosfer restoran yang

diciptakan karena hal tersebut bersifat emosional (Karmela dan Junaedi, 2009).

Hipotesis

1. Penglihatan / sight

Pencahayaan – lampu meja, lilin dan lampu-lampu dapat mengatur suasana hati yang

romantis, lokasi santai. Misalkan mempertimbangkan pemilihan letak saklar yang

memungkinkan menyesuaikan pencahayaan. Juga mempertimbangkan bagaimana peletakan

jendela agar tidak dapat menghalangi cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan

(Lesonsky,2011).

Warna yang berbeda juga telah terbukti mempengaruhi nafsu makan. Warna hangat

umumnya meningkatkan nafsu makan (yang mengapa banyak perusahaan makanan cepat saji

menggunakan warna merah atau jingga), sementara warna-warna sejuk menekannya. Restoran

didesain dengan konsep yang berbeda dengan yang lainnya agar membuat konsumen merasakan

sebuah pengalaman yang berbeda dan tidak didapat dari restoran lain sehingga memberikan

kepuasan kepada konsumen. Berdasarkan uraian tersebut dapat disusun hipotesis sebagai berikut

:

Hipotesis 1 : Faktor penglihatan (sight) berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen.

2. Sentuhan/ touch

Flooring (Lantai), penentuan jenis lantai, ukuran, desain dan warna lantai sangat penting,

karena konsumen dapat mengembangkan persepsi mereka berdasarkan apa yang mereka lihat.

Wall Texture (Tekstur Tembok), tekstur dinding dapat menimbulkan kesan tertentu pada

konsumen dan dapat membuat dinding terlihat lebih menarik membuat pelanggan puas akan

kenyamanan yang diberikan rumah makan tersebut atas perabotan yang digunakan (Barry dan

Evans, 2004). Suasana yang nyaman dan menyenangkan perlu diciptakan melalui penampilan dekorasi

yang digunakan, seperti, kursi dan meja yang berkualitas baik, table set-up yang lengkap dan

sebagainya (Mukhtar,2004). Tempat duduk yang nyaman, perabotan yang memiliki kualitas baik

akan mempengaruhi penilaian pelanggan. Seseorang akan memberikan toleransi yang lebih besar

jika menunggu makanan yang dipesan. Kenyamanan tersebutlah yang akan membuat pelanggan

menjadi puas pada saat di rumah makan.

Hipotesis 2 : Faktor sentuhan (touch) berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen.

3. Bau (aroma) /Smell

Bau (aroma) yang positif dapat berkontribusi ke atmosfer misalkan aroma kopi, roti

panggang, bunga dan pinus yang segar yang dapat menimbulkan nafsu makan (Quinn 1981).

Bau dapat merangsang maupun mengganggu konsumen dalam menyantap makanan. kebanyakan

orang menilai secara lebih positif, menghabiskan waktu pada umumnya bersuasana hati lebih

baik bila ada aroma yang sesuai (Karmela dan Junaedi, 2009).

Page 7: Analisis Pengaruh Atmosfer Waroeng Joglo “Bu Rini” …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2306/2/T1... ·  · 2013-05-01Para konsumen pun sekarang ini sudah ... (AC), tata

7

Pelanggan lebih suka datang ke restoran yang aroma ruangannya terjaga. Hal tersebut

membuat konsumen merasa nyaman dalam menyantap makanan. Beberapa tempat usaha penjual

makanan yang mengerti hal ini, berusaha mengatur sirkulasi udaranya sehingga memberikan

kenyaman dan pelanggan menjadi puas. Aroma segar pada restoran diharapkan memberikan

kenyamanan kepada pelanggan dan memberikan penilaian yang baik dan kepuasan kepada

pelanggan.

Hipotesis 3 : Faktor bau/aroma (smell) berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen.

4. Pendengaran /Hearing

Suara yang didengarkan dapat menyenangkan atapun menjengkelkan bagi seorang

konsumen. Musik yang disajikan juga dapat membuat konsumen tinggal lebih lama, dan

membeli banyak makanan dan jika musik yang disajikan tersebut tidak sesuai dengan konsumen

maka para konsumen dapat lebih cepat meninggalkan restoran dengan musik yang di sajikan

dapat menciptakan suatu citra dan menarik atau mengarahkan perhatian konsumen. Konsumen

akan merasakan kepuasan jika musik yang dimainkan akan memberikan suasana yang lebih

santai dengan menghilangkan kejenuhan sambil menikmati makanan yang disajikan.

Suara atau musik mempengaruhi konsumen yang meupakan kontribusi untuk atmosfer

lebih menarik. Alunan musik dapat dinikmati oleh kosumen pada saat berada di rumah makan

tersebut. Tanpa musik dalam sebuah rumah makan akan menyebabkan restoran tersebut terkesan

sepi dan mati (Ayuningtyas, 2007). Suara atau musik di dalam restoran lebih cenderung dengan

ritme pelan sehingga konsumen pun lebih merasa nyaman. Pihak rumah makan tidak hanya

perlu memperhatikan jenis musik, tetapi juga volume yang tepat, sehingga musik dapat terdengar

tanpa mengganggu kenyamanan konsumen.

Musik dalam restoran cukup penting agar memberikan kepuasan kepada konsumen,

konsumen merasa tenang dan rileks dan tidak jenuh dalam menunggu pesanan dan dalam

menikmati suasana restoran. Berdasarkan uraian tersebut dapat disusun hipotesis sebagai berikut

:

Hipotesis 4 : Faktor pendengaran (hearing) berpengaruh positif terhadap kepuasan

konsumen.

5. Suhu / Temperature

Makanan yang di sajikan dalam keadaan hangat atau panas yang sering disebut fress

from the oven menambah nilai yang ada di makanan tersebut. Jika suhu makanan yang disajikan

sudah menurun, dapat mengurangi keinginan pelanggan untuk menyantap makanan tersebut,

demikian pula dengan minuman. Makanan yang di sajikan dalam keadaan hangat atau panas

yang sering disebut fress from the oven menambah nilai yang ada di makanan tersebut. Jika suhu

makanan yang disajikan sudah menurun, dapat mengurangi keinginan pelanggan untuk

menyantap makanan tersebut, demikian pula dengan minuman. Jika, suhu minuman yang

diinginkan pelanggan tidak sesuai dengan yang disajikan maka pelanggan pun sudah merasa

malas untuk merasakan minuman tersebut.

Pengelola rumah makan pun juga harus mengatur suhu udara, agar udara dalam ruangan

jangan terlalu panas atau dingin. Kesejukan ruangan yakni suhu atau temperature yang sejuk,

sehingga menimbulkan kesan santai dan menyenangkan. Jika ruangan tersebut terlalu panas atau

terlalu dingin maka pelanggan pun tidak nyaman dalam menyantap makanan, suhu makanan pun

akan mudah berubah, misalkan : makanan yang disajikan hangat, tetapi karena suhu ruangan

Page 8: Analisis Pengaruh Atmosfer Waroeng Joglo “Bu Rini” …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2306/2/T1... ·  · 2013-05-01Para konsumen pun sekarang ini sudah ... (AC), tata

8

terlalu dingin maka makanan tersebut akan menjadi dingin dan tidak enak untuk disantap (Barry

dan Evans, 2004). Hal – hal tersebutlah yang dapat memberikan sesuatu yang positif dan

memberikan kepuasan kepada konsumen pada saat di rumah makan tersebut yakni kesejukan

udara, suhu yang tidak terlalu dingin atau panas, ketepatan suhu makanan yang disajikan kepada

konsumen.

Hipotesis 5 : Faktor suhu (temperature) berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen.

6. Tempo

Pramusaji yang cepat, dan tanggap akan menciptakan citra perusahaan dan

mempengaruhu konsumen untuk melakukan pembelian di masa depan (Barry dan Evans, 2004).

Jangan membuat pelanggan menunggu makanan yang mereka pesan terlalu lama, ini akan

membuat mood mereka berubah yang tadinya merasa senang makan direstoran tersebut, tetapi

karena waktu penyajian yang lama akan membuat suasana hati konsumenpun berubah menjadi

buruk.

Kecepatan pelayanan menjadi atribut yang sangat penting bagi suatu rumah makan.

Pramusaji harus mampu bergerak den bertindak dengan gesit dan cepat, jika pelayanan di

restoran tersebut lama dan membuat konsumen menunggu terlalu lama, bahkan sampai ada

pelanggan yang tidak jadi memesan maka konsumen tersebut merasa tidak puas dan dapat

beralih ke restouran lain. Oleh karena itu rumah makan harus melakukan upaya-upaya untuk

meningkatkan kecepatan pelayanan sehingga pelanggan menjadi senang dan puas. Berdasarkan

uraian tersebut dapat disusun hipotesis sebagai berikut :

Hipotesis 6 : Faktor tempo berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen.

Gambar 1. Model Penelitian

Gambaran hipotesis dapat dirangkum dalam model penelitian berikut :

Elemen atmosfer

Penglihatan/ Sight

Sentuhan/ Touch

Bau (aroma)/ Smell

Pendengaran/ hearing

Suhu / Temperature

Tempo

Kepuasan Konsumen

Konsumen

Page 9: Analisis Pengaruh Atmosfer Waroeng Joglo “Bu Rini” …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2306/2/T1... ·  · 2013-05-01Para konsumen pun sekarang ini sudah ... (AC), tata

9

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian Metode sampling yang digunakan dalam penulisan ini adalah non-probabilty sampling

dengan menggunakan purposive sampling, yaitu pemilihan elemen untuk menjadi sampel

berdasarkan pertimbangan yang tidak acak atau subjektif ( Gayatri, 2008). Pertimbangan yang

diambil sebagai responden yang layak menjadi sampel yakni pembeli atau customers Waroeng

Joglo “Bu Rini” yang telah melakukan pembelian minimal lima kali dan umur responden

minimal 17 tahun, karena sudah dianggap dewasa dan mengerti yang menjadi pilihannya. Jumlah

sampel yang ditentukan adalah 200 orang responden (maholtra 2007:331).

Metode Deskriptif Kuantitatif

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif karena masalah

ini membuktikan suatu hipotesa. Analisis yang digunakan untuk mengolah data yang diperoleh

dari daftar pertanyaan (kuesioner) yang sudah diolah dalam bentuk angka dan dianalisis melalui

perhitungan statistik dibantu dengan menggunakan program SPSS. Untuk mengetahui pengaruh

variabel yang sedang diteliti yang meliputi variabel elemen atmosfer yang diciptakan oleh

waroeng Joglo Rini dengan kepuasan konsumen.

Pengukuran Variabel

Untuk setiap jawaban responden diberi skor dengan menggunakan skala Likert (Likert

Scale). Skala likert adalah teknik pengukuran sikap yang paling luas digunakan dalam riset

pemasaran (Simamora, 2008). Skala ini memungkinkan responden untuk mengekspresikan

persetujuan maupun ketidaksetujuan responden terhadap masing-masing pernyataan yang ada

dalam serangkaian pernyataan mengenai objek stimulasi.

Table 1. Skala Pengukuran Variabel

No Jawaban Skala

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Ragu- Ragu (RR) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Definisi operasional dan pengukuran variabel akan dijelaskan pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. Operasional Variabel

Variabel Definisi Indikator Empirik

Penglihatan/ sight

(X1)

(Quinn, 1981)

(Karmela dan

Junaedi, 2009)

Melibatkan warna, pencahayaan/

lighting, harmoni, kontras,

pemandangan yang merupakan unsur

yang sangat penting dari keseluruhan

suasana

- Pemandangan persawahan yang

alami

- Pencahayaan cukup sehingga

dapat melihat sekeliling dengan

baik

- Dekorasi Ruangan yang menarik

- Kebersihan rumah makan

Page 10: Analisis Pengaruh Atmosfer Waroeng Joglo “Bu Rini” …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2306/2/T1... ·  · 2013-05-01Para konsumen pun sekarang ini sudah ... (AC), tata

10

Lanjutan tabel 2

Variabel Definisi Indikator Empirik

Sentuhan/Touch

(X2)

(Quinn, 1981)

(Meldarianda dan

Lisan 2010

Tekstur dinding, tirai, meja, dan lantai

yang dapat membuat “perasaan” untuk

berimajinasi

- Kenyamanan meja dan kursi

- Kenyamanan gasebo

/lesehan

Bau (aroma)/ Smell

(X3)

(Quinn, 1981)

(Karmela dan

Junaedi, 2009)

Bau (aroma) dapat menimbulkan

perasaan yang menyenangkan dan

tidak menyenangkan. Bau (aroma) yang

positif dapat berkontribusi ke atmosfer

- Mencium aroma masakan yang

sedap sehingga menggugah

selera

- Mencium aroma lingkungan

yang outdoor sehingga

merasakan kesegaran udara

Pendengaran/

Hearing (X4)

(Quinn, 1981)

(Karmela dan

Junaedi, 2009)

Tingkat suara misalkan dalam

percakapan, melayani staf, suara dapur,

dan musik sangat mempengaruhi

atmosfer

- Musik yang cukup tenang

- Suara lingkungan sekitar tenang

- Kejelasan suara pramuniaga

saat melayani

- Keramahan pramusaji pada saat

melayani

Suhu/ Temperature

(X5)

(Quinn, 1981)

(Karmela dan

Junaedi, 2009)

Suhu ruang makan dan makanan

mempengaruhi persepsi atmosfer tiap

individu. Sebuah ruang nyaman dengan

suhu yang hangat dan makanan yang

disajikan tersebut panas

menggambarkan perasaan yang

berkualitas.

- Makanan disajikan hangat

- Minuman disajikan sesuai

dengan pesanan dingin/panas

- Suhu ruangan sejuk karena

outdoor

Tempo (X6)

(Quinn, 1981)

(Karmela dan

Junaedi, 2009)

Atmosfer yang diciptakan dipengaruhi

tempo pelayanan, lamanya waktu

menghidangkan makanan, dan waktu

menyantap makanan tersebut

- Pramusaji cepat dalam

menjelaskan menu

- Pramusaji cepat menyajikan

makanan/minuman

Kepuasan

Konsumen

kepuasan konsumen adalah perasaan

senang atau kecewa dari seseorang

terhadap suatu produk tergantung dari

penampilan produk yang diterima. Jika

penampilan produk tesebut sesuai

dengan yang diinginkan oleh

pelanggan, maka pelanggan akan

senang dan bila tidak pelanggan akan

kecewa

- Makanan dan minuman yang

disajikan enak dan sesuai selera

- Pelayanan yang cepat dan

memuaskan

- kenyamanan fasilitas yang

ditimbulkan rumah makan

tersebut.

- Pramuniaga menyajikan

makanan sesuai dengan

permintaan pelanggan

Page 11: Analisis Pengaruh Atmosfer Waroeng Joglo “Bu Rini” …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2306/2/T1... ·  · 2013-05-01Para konsumen pun sekarang ini sudah ... (AC), tata

11

Metode Pengumpulan Data

Kuesioner

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara membagikan daftar

pertanyaan (kuesioner) dengan menggunakan daftar pertanyaan yang sifatnya tertutup kepada

responden dan responden diberikan alternatif jawaban yang sudah tersedia.

ANALISIS DATA

Gambaran umum objek penelitian

Objek yang diteliti adalah Waroeng Joglo “Bu Rini” merupakan salah satu rumah makan

yang mengusung tema alami karena rumah makan tersebut didirikan di daerah persawahan dan

jauh dari kota. Waroeng Joglo “Bu Rini” terletak pada JL Mawar no 5 Salatiga, Jawa Tengah.

Dari hasil penyebaran kuesioner yang telah diberikan oleh 200 responden, yaitu

pelanggan dari Waroeng Joglo “Bu Rini” diperoleh gambaran umum karakteristik responden

sebagai berikut :

Table 3. Karakteristik Responden

Jenis kelamin Jumlah Persentase (%)

Laki-laki 111 55.5

Perempuan 89 44.5

Total 200 100

Sumber: Data Primer 2012

Responden terbanyak adalah laki-laki dengan 111 responden atau sebesar 55,5% dan

sisanya merupakan responden wanita dengan jumlah 89 responden atau sebesar 44,5%. Rata-rata

responden didominasi usia 20-25 tahun sebesar 83,5 % yang rata-rata adalah mahasiswa dan

bekerja sebagai karyawan.

Data Deskriptif Pervariabel

1,00 – 1,79 = Sangat Tidak Setuju

1,80 – 2,59 = Tidak Setuju

2,60 – 3,39 = Cukup

3,40 – 4,19 = Setuju

4,20 – 5,00 = Sangat Setuju

Tabel 4. Data Deskriptif Pervariabel

no Variabel Rata-rata

1 Penglihatan / Sight 4.35125

2 Sentuhan / Touch 4.01

3 Bau (aroma)/ Smell 4.0925

4 Pendengaran /Hearing 4.0375

5 Suhu/ Temperature 4.146667

6 Tempo 3.885

7 Kepuasan 4,2175

Sumber: Data Primer 2012

Page 12: Analisis Pengaruh Atmosfer Waroeng Joglo “Bu Rini” …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2306/2/T1... ·  · 2013-05-01Para konsumen pun sekarang ini sudah ... (AC), tata

12

Berdasarkan tabel di atas dari rata – rata dari indikator empirik pervariabel, dapat

memberikan penilaian hal-hal apa saja yang mempengaruhi kepuasan konsumen yang

dipengaruhi oleh atmosfer yang diciptakan oleh Waroeng Joglo “Bu Rini”.

Variabel pengelihatan/sight memperoleh nilai sangat setuju dari responden dilihat dari

rata-rata 4,35. Hal ini berarti bahwa dengan desain outdoor dengan arsitektur jawa, sebagai

bangunan utama yang berbentuk joglo, di tambah beberapa gazebo-gazebo yang berada di area

persawahan. Di rumah makan ini dapat menikmati makanan dengan menikmati pemandangan

pemandangan yang indah. Waroeng Joglo “Bu Rini” yang didesain outdoor dengan pencahayaan

yang cukup sehingga pelanggan dapat melihat dengan jelas walaupun pada malam hari.

kebersihan rumah makan ini juga tidak luput untuk diberi penilaian dan rumah makan ini

kebersihannya terjaga dengan baik.

Variabel sentuhan/touch memperoleh nilai setuju dari responden dilihat dari rata-rata

4, 01. Dengan desain jawa, Waroeng Joglo “Bu Rini” melengkapi perabotannya dengan meja

kursi yang terbuat dari kayu. Walaupun dari kayu, pelanggan merasa nyaman dengan meja dan

kursi tersebut. Selain adanya meja dan kursi, Waroeng Joglo “Bu Rini” dilangkapi dengan

gazebo-gazebo di pinggir – pinggir sawah untuk lesehan. Dengan adanya gazebo untuk lesehan,

pelanggan lebih leluasa untuk duduk, menyantap makanannya dan melihat pemandangan

persawahan yang disajikan.

Variabel Bau (aroma)/ Smell memperoleh nilai setuju dari responden dilihat dari rata-rata

4,09. Waroeng Joglo “Bu Rini” yang didesain outdoor yang berada di daerah persawahan yang

mana dengan menghirup kesegaran lingkungan membuat pelanggan nyaman. Aroma masakan

yang lezat yang ditimbulkan dari masakan – masakan yang dibuat dapat menambah selera untuk

menyantap habis makanan – makanan tersebut.

Variabel Pendengaran /Hearing memperoleh nilai setuju dari responden dilihat dari

rata-rata 4, 037. Musik yang diputar dalam Waroeng Joglo “Bu Rini” membuat pelanggan

santai dan nyaman. Dengan alunan musik pelanggan Waroeng Joglo “Bu Rini” dapat menyantap

makanan dengan nyaman tidak terkesan terburu-buru. Walaupun bernuansa jawa, musik yang

diputar di Waroeng Joglo “Bu Rini” adalah musik yang sekarang ini sedang menjadi trand.

Lingkungan yang jauh dari perkotaan membuat lungkungan juga tenang tidak terganggu dari

suara bising kendaraan bermotor. Pelayan juga dapat menjelaskan menu dengan jelas dan ramah

kepada pelanggan.

Variabel Suhu/ Temperature memperoleh nilai sangat setuju dari responden dilihat dari

rata-rata 4, 16. Waroeng Joglo “Bu Rini” didesain secara outdoor dengan lokasi persawahan

yang jauh dari asap kendaraan bermotor sehingga pelanggan dapat merasakan kesejukan udara

yang akan menimbulkan kenyamanan untuk menunggu makanan dan minuman yang dipesan,

menyantap makanan dan minuman, serta bersantai setelah menyantap makanan dan minuman

tersebut. Suhu makanan dan minuman sesuai dengan keinginan pelanggan, yang mana biasanya

makanan disajikan dengan hangat dan minuman sesuai dengan pesanan dingin atau panas.

Variabel tempo memperoleh nilai setuju dari responden dilihat dari rata-rata 3,885.

Penyajian makanan dan minuman di Waroeng Joglo “Bu Rini” memang bukan seperti di rumah

makan cepat saji, tetapi walaupun bukan rumah makan cepat saji Waroeng Joglo “Bu Rini”

memberikan penyajian makanan dan minuman yang tidak terlalu lama. Pelayanpun juga siap

siaga jika ada pelanggan yang memasuki area tempat makan, maka pelayanpun akan segera

menawarkan menu.

Variabel kepuasan konsuman memperoleh nilai sangat setuju dari responden dilihat dari

rata-rata 4, 21. Keseluruhan elemen – elemen atmosfer mempengaruhi pelanggan secara positif.

Page 13: Analisis Pengaruh Atmosfer Waroeng Joglo “Bu Rini” …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2306/2/T1... ·  · 2013-05-01Para konsumen pun sekarang ini sudah ... (AC), tata

13

Para pelanggan merasa puas makanan dan minuman yang dihidangkan, pelayanan yang cepat

dan ramah, desain yang berbeda dari yang lain, kesegaran udara, musik yang diputar membuat

pelanggan nyaman dan santai dalam menunggu makanan dan minuman sampai bersantai saat

setelah menyelesaikan menyantap makanan dan minuman yang dipesan.

ANALISIS STATISTIK

Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Uji validitas merupakan uji yang digunakan sah atau valid setidaknya suatu kuesioner.

Suatu kuesioner dikatakan valid ketika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Gozhali, 2005). Pengujian

validitas menggunakan teknik corrected item/ total correlation dikatakan valid apabila indikator

empirik memiliki nilai corrected item/ total correlationnya >0,361.

Reliabilitas adalah alat ukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau

konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reabilitas digunakan teknik

cronbach’s alfa dimana variable dikatakan reliable ketika cronbach’s alfa bernilai > 0,60

(Gozhali, 2005).

Tabel 5. Uji Validitas

Variabel Indikator

empirik

Corrected item-total

correlation

Valid/tidak valid

Penglihatan/sight Sight 1

Sight 2

Sight 3

Sight 4

0,719

0,749

0,501

0,686

Valid

Valid

Valid

Valid

Sentuhan/touch Touch 1

Touch 2

0,477

0,477

Valid

Valid

Bau/smell Smell 1

Smell 2

0,460

0,460

Valid

Valid

Pendengaran/hearing Hearing1

Hearing2

Hearing3

Hearing4

0,496

0,803

0,885

0,686

Valid

Valid

Valid

Valid

Suhu /temperature Suhu1

Suhu2

Suhu3

0,559

0,707

0,580

Valid

Valid

Valid

Tempo Tempo1

Tempo2

0,438

0,438

Valid

Valid

Kepuasan Puas1

Puas2

Puas3

Puas4

0,515

0,563

0,422

0,427

Valid

Valid

Valid

Valid

Sumber: Data Primer 2012

Page 14: Analisis Pengaruh Atmosfer Waroeng Joglo “Bu Rini” …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2306/2/T1... ·  · 2013-05-01Para konsumen pun sekarang ini sudah ... (AC), tata

14

Tabel 6. Uji Reliabilitas

Variable cronbach’s alfa Reliabel/tidak

reliabel

Penglihatan/sight 0,837 Reliabel

Sentuhan/touch 0,646 Reliabel

Bau/smell 0,630 Reliabel

Pendengaran/hearing 0,850 Reliabel

Suhu temperature-i 0,777 Reliabel

Tempo 0,609 Reliabel

Kepuasan 0,696 Reliabel

Sumber: Data Primer 2012

Uji Asumsi klasik

Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya

korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2005).

Tabel 7. Multikolonieritas I

Sumber: Data Primer 2012

Coefficient Correlationsa

1.000 .031 -.041 -.171 -.062 -.363

.031 1.000 -.084 -.316 -.272 -.012

-.041 -.084 1.000 -.106 -.285 -.330

-.171 -.316 -.106 1.000 .042 .005

-.062 -.272 -.285 .042 1.000 -.078

-.363 -.012 -.330 .005 -.078 1.000

.007 .000 .000 -.001 -.001 -.002

.000 .010 -.001 -.002 -.003 -8.0E-005

.000 -.001 .006 -.001 -.003 -.002

-.001 -.002 -.001 .005 .000 2.18E-005

-.001 -.003 -.003 .000 .013 -.001

-.002 -8.04E-005 -.002 2.18E-005 -.001 .004

TTEMPO

TSENTUHAN

TTEMPERATUR

TPENGELIHATAN1

TAROMA

TPENDENGARAN

TTEMPO

TSENTUHAN

TTEMPERATUR

TPENGELIHATAN1

TAROMA

TPENDENGARAN

Correlations

Covariances

Model

1

TTEMPO TSENTUHAN

TTEMPE

RATUR

TPENGELI

HATAN1 TAROMA

TPENDE

NGARAN

Dependent Variable: TPUASa.

Page 15: Analisis Pengaruh Atmosfer Waroeng Joglo “Bu Rini” …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2306/2/T1... ·  · 2013-05-01Para konsumen pun sekarang ini sudah ... (AC), tata

15

Coefficientsa

-.200 1.849 -.108 .914

.160 .093 .133 1.722 .087

-.187 .131 -.114 -1.431 .154

.268 .150 .144 1.782 .076

-.016 .086 -.016 -.188 .851

-.196 .101 -.165 -1.943 .053

-.134 .110 -.097 -1.219 .225

(Constant)

TPENGELIHATAN1

TSENTUHAN

TAROMA

TPENDENGARAN

TTEMPERATUR

TTEMPO

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig.

Dependent Variable: LnUi2a.

Tabel 8. Multikolonieritas II

Sumber: Data Primer 2012

Melihat hasil korelasi antar variabel independen pada table coefficient correlation

tampak bahwa semua angka yang ditunjukan oleh semua variabel masih d bawah 0,95 atau

95%, maka dapat dikatakan tidak tejadi multikorelasi. Hasil perhitungan nilai toleransi juga

menunjukan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai toleransi 0.10 yang berarti tidak

ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai

Variance Infaltion Faktor (VIF) juga menunjukan hal yang sama tidak ada satu variabel

independen yang memiliki VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada

multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi

Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. jika variance

dari residual satu pegamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika

berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas.

Tabel 9. Uji Park

Sumber: Data Primer 2012

Coefficientsa

3.712 1.428 2.600 .010

.091 .072 .079 1.267 .207 .819 1.221

.039 .101 .025 .390 .697 .768 1.303

.533 .116 .300 4.589 .000 .749 1.335

.245 .066 .254 3.687 .000 .676 1.480

.219 .078 .193 2.810 .005 .681 1.469

.028 .085 .021 .332 .740 .767 1.305

(Constant)

TPENGELIHATAN1

TSENTUHAN

TAROMA

TPENDENGARAN

TTEMPERATUR

TTEMPO

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: TPUASa.

Page 16: Analisis Pengaruh Atmosfer Waroeng Joglo “Bu Rini” …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2306/2/T1... ·  · 2013-05-01Para konsumen pun sekarang ini sudah ... (AC), tata

16

Dari tabel di atas terlihat nilai signifikansi lebih dari 0.05 atau 5% . hal ini dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi sehingga model

regresi layak dipakai untuk memprediksi kepuasan yang dipengaruhi oleh elemen-elemen

atmosfer.

Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu

atau residual memiliki distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistika menjadi

tidak valid untuk jumlah ukuran kecil. Salah satu cara untuk mendeteksi apakah residual

berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik

Sumber: Data Primer 2012

Dengan melihat tampilan grafik histogram maupun grafik normal plot tersebut dapat

dimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola tidak terjadi kemencengan ke kiri maupun

ke kanan. Sedangkan pada grafik normal plot terlihat titik-titik tidak menyebar menjauhi dari

garis diagonal. Kedua grafik ini menunjukan bahwa model regresi tersebut berdistribusi normal.

Uji Hipotesis

Digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variable independent terhadap variable

dependen. Persamaan regresi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6

Keterangan :

Y = kepuasan konsumen

X1 = penglihatan/ sight

X2 = Sentuhan / touch

X3 = Bau (aroma) /Smell

X4 = Pendengaran /Hearing

X5 = Suhu / temperature

X6 = Tempo

b = Koefisien regresi

Page 17: Analisis Pengaruh Atmosfer Waroeng Joglo “Bu Rini” …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2306/2/T1... ·  · 2013-05-01Para konsumen pun sekarang ini sudah ... (AC), tata

17

Uji hipotesis menggunakan uji hipotesis dua sisi karena ke lima hipotesis alternatifnya

menyatakan ada perbedaan tanpa melihat apakah yang satu lebih tinggi atau lebih rendah

dibanding yang lain (Ghozhali, 2001)

Pengaruh Elemen Atmosfer Terhadap Kepuasan Pelanggan

Tabel 10. Model Summary

Dari tampilan SPSS model summary besarnya R2

(R square) adalah 0,380 hal ini berarti

38% variasi kepuasan konsumen dapat dijelaskan oleh variabel elemen-elemen atmosfer yaitu

penglihatan/sight, sentuhan/touch, aroma/smell,pendengaran/hearing, suhu/temperature, tempo.

Ada beberapa hal lain yang mungkin juga dapat mempengaruhi kepuasan konsumen pada

Waroeng Joglo “Bu Rini” misalkan rasa masakan atau makanan dan minuman yang dihidangkan,

dan variabel lainnya.

Tabel 11. Tabel Anova

Uji Anova atau F test menghasilkan nilai F hitung sebesar 19,724 dengan tingkat

signifikan 0,00. Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat

digunakan untuk memprediksi kepuasan konsumen

Model Summary

.617a .380 .361 1.64512

Model

1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Predictors: (Constant), TTEMPO, TSENTUHAN,

TTEMPERATUR, TPENGELIHATAN1, TAROMA,

TPENDENGARAN

a.

ANOVAb

320.283 6 53.380 19.724 .000a

522.337 193 2.706

842.620 199

Regression

Residual

Total

Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), TTEMPO, TSENTUHAN, TTEMPERATUR,

TPENGELIHATAN1, TAROMA, TPENDENGARAN

a.

Dependent Variable: TPUASb.

Page 18: Analisis Pengaruh Atmosfer Waroeng Joglo “Bu Rini” …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2306/2/T1... ·  · 2013-05-01Para konsumen pun sekarang ini sudah ... (AC), tata

18

Tabel 12. Tabel Coefficient

Dari keenam variabel independen tersebut ada beberapa variabel yang tidak berpengaruh

signifikan dapat dilihat dari probabilitas signifikannya yaitu variabel sentuhan/touch dan tempo

yang jauh di atas 0,05.

Dari regresi dapat ditarik persamaan regresi sebagai berikut :

Kepuasan konsumen = 3,712+0,019penglihatan + 0,39sentuhan + 0,533aroma +

0,245pendengaran + 0,219 temperatur + 0,028 tempo

Tabel 13. Tabel Hipotesis

Hipotesis Pernyataan hipotesis Beta Sig. Signifikan/tidak

signifikan

H1 Faktor penglihatan (sight)

berpengaruh positif

signifikan terhadap

kepuasan konsumen

0,079 0,207 Tidak

Signifikan

H2

Faktor bau/aroma (smell)

berpengaruh positif

signifikan terhadap

kepuasan konsumen

0,025 0.000 Signifikan

H3

Faktor sentuhan (touch)

berpengaruh positif

signifikan terhadap

kepuasan konsumen

0,300 0,697 Tidak signifikan

H4

Faktor pendengaran

(hearing) berpengaruh

positif signifikan terhadap

kepuasan konsumen

0,245 0.000 Signifikan

H5

Faktor suhu (temperature)

berpengaruh positif

signifikan terhadap

kepuasan konsumen

0,193 0,000 Signifikan

Coefficientsa

3.712 1.428 2.600 .010

.091 .072 .079 1.267 .207

.039 .101 .025 .390 .697

.533 .116 .300 4.589 .000

.245 .066 .254 3.687 .000

.219 .078 .193 2.810 .005

.028 .085 .021 .332 .740

(Constant)

TPENGELIHATAN1

TSENTUHAN

TAROMA

TPENDENGARAN

TTEMPERATUR

TTEMPO

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig.

Dependent Variable: TPUASa.

Page 19: Analisis Pengaruh Atmosfer Waroeng Joglo “Bu Rini” …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2306/2/T1... ·  · 2013-05-01Para konsumen pun sekarang ini sudah ... (AC), tata

19

Lanjutan Tabel 12

Hipotesis Pernyataan hipotesis Beta Sig. Signifikan/tidak

signifikan

H6

Faktor tempo berpengaruh

positif signifikan terhadap

kepuasan konsumen

0.021 0,740 Tidak signifikan

Pembahasan

Hipotesis 1. Faktor penglihatan (sight) berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen

Dari hasil pengolahan data ditunjukkan bahwa dengan signifikansi 0.207 > 0.05. Ini

berarti bahwa variabel penglihatan/sight tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan

konsumen. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pelanggan Waroeng Joglo “Bu Rini”

belum puas dengan aspek-aspek pada faktor pengelihatan yang disuguhkan oleh eumah

makan tersebut.

Hipotesis 2. Faktor bau/aroma (smell) berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen

Variabel bau/aroma (smell) berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan

konsumen hal tersebut ditunjukkan dari nilai signifikansi 0.000 < 0.05. Ini berarti bahwa

keinginan yang besar dari pelanggan Waroeng Joglo “Bu Rini” untuk berkunjung karena para

pelanggan dapat merasakan udara yang segar karena rumah makan tersebut didesign outdoor

dengan lokasi yang jauh dari kota dan di area persawahan sehingga merasakan kesejukan

udara terutama pada malam hari. Aroma makanan yang menggunggah selera dari masakan

yang di hidangkan sehingga menggugah selera makan karena hal tersebutlah pengunjung

akan merasa puas.

Hipotesis 3 : Faktor sentuhan (touch) berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan

konsumen

Dari hasil pengolahan data ditunjukkan bahwa dengan signifikansi 0.812> 0.05. Ini

berarti bahwa variabel sentuhan (touch) tidak berpengaruh positif signifikan terhadap

kepuasan konsumen. Ini berarti bahwa keinginan dari pelanggan Waroeng Joglo “Bu Rini”

untuk berkunjung bukan karena faktor sentuhan/touch. Kenyamanan yang perabotan yang

disiapkan tidak terlalu diperhitungkan oleh para pelanggan.

Hipotesis 4: Faktor pendengaran (hearing) berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan

konsumen

Variabel pendengaran (hearing) berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan

konsumen ditunjukkan dengan nilai signifikansi 0.00< 0.05. Pelanggan akan kembali ke

Waroeng Joglo “Bu Rini” karena merasakan lingkungan yang tidak ramai atau tenang. Lokasi

Waroeng Joglo “Bu Rini” jauh dari kota sehingga tidak merasakan kebisingan kendaraan.

Pelayan juga jelas dalam menjelaskan menu, musik yang dimainkan tidak terlalu keras

sehingga pelanggan merasakan kenyamanan.

Page 20: Analisis Pengaruh Atmosfer Waroeng Joglo “Bu Rini” …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2306/2/T1... ·  · 2013-05-01Para konsumen pun sekarang ini sudah ... (AC), tata

20

Hipotesis 5 : Faktor suhu (temperature) berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan

konsumen

Dari hasil pengolahan data ditunjukkan bahwa dengan signifikansi 0.00< 0.05. Ini berarti

bahwa variabel suhu (temperature) berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan

konsumen. Waroeng Joglo “Bu Rini” didesign dengan tata riang outdoor sehingga pelanggan

merasakan suhu udara yang sejuk sehingga menimbulkan perasaan nyaman dan

menyenangkan. Selain itu suhu makanan dan minuman sesuai apa yang di pesan dan para

pelanggan akan merasakan kepuasan.

Hipotesis 6 : Faktor tempo berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan konsumen

Dari hasil pengolahan data ditunjukkan bahwa dengan signifikansi 0.881> 0.05. Ini

berarti bahwa variabel tempo tidak berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan

konsumen. Pelayanan yang lama dalam menyajikan menu yang dipesan di Waroeng Joglo

“Bu Rini” dapat menyebabkan pengalaman yang buruk bagi pelanggan sehingga dapat

menimbulkan rasa yang tidak nyaman dan dapat mengakibatkan pelanggan tidak puas

terhadap rumah makan tersebut.

Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil analisa yang telah dibahas sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

Faktor penglihatan (sight) berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan konsumen.

Faktor bau/aroma (smell) berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan konsumen.

Faktor sentuhan (touch) tidak berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan

konsumen

Faktor pendengaran (hearing) berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan

konsumen

Faktor suhu (temperature) berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan konsumen.

Faktor tempo tidak berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan konsumen.

Implikasi Teoritis

Berdasarkan hasil analisis terhadap jawaban dari responden sebagaimana yang telah

diuraikan ini maka implikasi teoritis yang muncul. Penelitian ini menunjukkan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara elemen – elemen atmosfer dengan kepuasan konsumen. Dengan

demikian hasil ini teoi Kotler (2005) berpendapat ada hubungan antara elemen – elemen

atmosfer dengan kepuasan konsumen.

Implikasi Manajerial

1. Menambah referensi dan pengetahuan di bidang usaha rumah makan

2. Membuat sesuatu yang unik dan membuat atmosfer rumah makan yang membuat

pelanggan betah dan mau kembali lagi untuk datang ke rumah makan tersebut ditengah

persaingan antar rumah makan

Page 21: Analisis Pengaruh Atmosfer Waroeng Joglo “Bu Rini” …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2306/2/T1... ·  · 2013-05-01Para konsumen pun sekarang ini sudah ... (AC), tata

21

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk memperkaya referensi dan

khasanah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan pengaruh atmosfer rumah makan

terhadap kepuasan.

4. Dapat dijadikan masukan bagi Waroeng Joglo “Bu Rini” bahwa memang secara

keseluruhan atmosfer yang diciptakan sudah cukup baik, tetapi ada beberapa vaiabel

atmosfer yang tidak terlalu diperhitungkan oleh pelanggan misalkan sentuhan/touch

sehingga pihak Waroeng Joglo “Bu Rini” dapat menambah sesuatu yang baru sehingga

pelanggan pun mulai memperhitungkan variabel tersebut.

5. Variabel lain yang tidak berpengaruh positif yaitu tempo. Waroeng Joglo “Bu Rini” harus

sangat memperhatikan variabel ini karena jika waktu makanan datang dalam waktu yang

terlalu lama maka akan menimbulkan perasaan kesal pada konsumen walaupun memang

Waroeng Joglo “Bu Rini” tidak rumah makan cepat saji tetapi ini sangat diperhatikan

oleh para pelanggan.

6. Dapat dijadikan masukan bagi Waroeng Joglo “Bu Rini” bahwa memang secara

keseluruhan atmosfer yang diciptakan sudah cukup baik tetapi sebaiknya Waroeng Joglo

“Bu Rini” memberikan sesuatu lebih menarik lagi sehingga pelanggan tidak merasa

bosan.

Keterbatas Penelitian dan Agenda Penelitian Mendatang

Peneliti menyadari berbagai keterbatasan dalam penelitian yang dilakukan. Untuk itu

diajukan beberapa beberapa saran perbaikan dan juga saran bagi penelitian mendatang.

Pertama, karena terlalu berbelit-belitnya proses perijinan sehingga penyebaran angket

berada di luar wilayah Waroeng Joglo “Bu Rini” sehingga penulis mendapatkan keterbatasan

variasi responden sehingga kebanyakan responden merupakan mahasiswa.

Kedua, variabel yang mempengaruhi kepuasan konsumen di Waroeng Joglo “Bu Rini”

bukan hanya atmosfer rumah makan sehingga penelitian mendatang dapat menambahkan

variabel yang lain yang juga dapat mempengaruhi kepuasan konsumen.

Page 22: Analisis Pengaruh Atmosfer Waroeng Joglo “Bu Rini” …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2306/2/T1... ·  · 2013-05-01Para konsumen pun sekarang ini sudah ... (AC), tata

22

Daftar Pustaka

Barry, Berman dan Evans, Joel, 1997, Marketing, Seventh edition, NewJersey:Prentice Hall. Inc.

Irawan, hadi, 2007. 10 prisip kepuasan Konsumen, Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Karmela, L. dan Junaedi, J. (2009), jurnal penelitian, Pengaruh Store Atmosphere Terhadap

Minat Beli Konsumen Pada Toserba Griya Kuningan, Equilibrium, vol5, no9, Januari-

Juni 94-106

Kotler, Philip. (1999), Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan dan Pengendalian,

Jakarta: Salemba Empat.

Kotler, P. Bowen, J. and Makens, J. (1999), Marketing for hospitality and tourism, New

Jersey: Prentice Hall.

Lesonsky, Rieva. (2011), Article; Creating an Atmosphere for Your Bar or Restaurant.

(http://www.score.org/system/files/u209922)

Lamb, Hair, McDaniel. (2001). Pemasaran. Jakarta: PT. Salemba Emban Raya.

Levy, Michael, & Weitz, bortom A, 2001, Retailing Management, Fourt edition, Richard D.

Irwin Inc.

Marpaung, K, Fenny. (2011), Pengaruh Store Environment Terhadap Minat Pembelian Ulang

Pada Konsumen Metro Supermarket Medan Plaza

Meldarianda, R. dan Lisan, Hengki. (2010), Jurnal bisnis dan ekonomi, Pengaruh Store

Atmosphere Terhadap minat Beli Konsumen Pada Resort Café Atmophere Bandung,

Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Mukhtar. (2004), Perlunya Strandar Ruang Lingkup Dan Permasalahan Pelayanan Sebuah

Restouran Hotel, Universitas Sumatera Utara.

Nasution, R. (2003), Teknik Sampling, Universitas Sumatera Utara.

Peter, J. Paul & Jerry C. Olson, 1999, Consumer Behavior Prilaku Konsumen dan Stretegi

Pemasaran, Edisi 4, Jilid 1, Jakarta : Penerbit Erlangga.

Quinn, T. (1981), Atmosphere in the Restaurant, Michigan State University.

Simamora, Bilson. (2008), Panduan Riset Perilaku Konsumen, Jakarta:Gramedia Pustaka Utama

Soekresno. (2000), Manajemen food & beverage service hotel : buku panduan Sekolah Tinggi

Pariwisata Restaurant Supervisor & Manager, Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

Tandannu, Mansur, (2009), jurnal penelitian, Pengaruh Lokasi dan Kualitas Pelayanan

Terhadap Minat Pembelian Ulang Pada C. Brastagi Supermarket JL. Gatot subroto

Medan. Universitas Sumatera Utara.

Tjiptono, Fandy, (2004). Pemasaran Jasa, Malang: Bayu Media.

Wilson, Stephanie. (2003), The Effect of Music on Perceived Atmosphere and Purchase

Intentions in a Restaurant, Uversity of New South Wales.