Analisis Penerapan Metode Earned Value (Kesimpulan)

37
I. PENDAHULUAN Pelaksanaan proyek konstruksi dapat berhasil melalui sistem koordinasi serta pengendalian yang terarah, sehingga perlu diperhatikan bahwa tujuan, sasaran dan teknik-teknik pelaksanaan hendaknya dinyatakan secara jelas dan terinci. Semakin besar suatu proyek, berarti semakin kompleks mekanismenya dan tentu saja semakin banyak pula masalah yang harus dihadapi. Apabila tidak ditangani dengan benar berbagai masalah tersebut akan mengakibatkan dampak berupa keterlambatan penyelesaian proyek, penyimpangan mutu hasil, pembiayaan membengkak, pemborosan sumber daya, serta kegagalan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan. Perencanaan, pengendalian biaya dan waktu merupakan bagian dari manajemen proyek konstruksi secara keseluruhan. Selain penilaian dari segi kualitas, prestasi suatu proyek dapat pula dinilai dari segi biaya dan waktu. Kemungkinan penyimpangan terhadap rencana dalam aspek biaya dan waktu yang digunakan untuk suatu pekerjaan konstruksi harus diukur secara berkelanjutan. Penyimpangan biaya dan waktu yang signifikan mengindikasikan adanya pengelolaan proyek yang buruk . Oleh karena itu diperlukan adanya analisis biaya dan waktu secara terpadu, sehingga diharapakan dapat

description

manajemen konstruksi

Transcript of Analisis Penerapan Metode Earned Value (Kesimpulan)

Page 1: Analisis Penerapan Metode Earned Value (Kesimpulan)

I. PENDAHULUAN

Pelaksanaan proyek konstruksi dapat berhasil melalui sistem koordinasi

serta pengendalian yang terarah, sehingga perlu diperhatikan bahwa tujuan,

sasaran dan teknik-teknik pelaksanaan hendaknya dinyatakan secara jelas dan

terinci. Semakin besar suatu proyek, berarti semakin kompleks mekanismenya

dan tentu saja semakin banyak pula masalah yang harus dihadapi. Apabila tidak

ditangani dengan benar berbagai masalah tersebut akan mengakibatkan dampak

berupa keterlambatan penyelesaian proyek, penyimpangan mutu hasil,

pembiayaan membengkak, pemborosan sumber daya, serta kegagalan untuk

mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan.

Perencanaan, pengendalian biaya dan waktu merupakan bagian dari

manajemen proyek konstruksi secara keseluruhan. Selain penilaian dari segi

kualitas, prestasi suatu proyek dapat pula dinilai dari segi biaya dan waktu.

Kemungkinan penyimpangan terhadap rencana dalam aspek biaya dan waktu yang

digunakan untuk suatu pekerjaan konstruksi harus diukur secara berkelanjutan.

Penyimpangan biaya dan waktu yang signifikan mengindikasikan adanya

pengelolaan proyek yang buruk .

Oleh karena itu diperlukan adanya analisis biaya dan waktu secara terpadu,

sehingga diharapakan dapat dengan akurat memperlihatkan prestasi suatu

pekerjaan pada saat pelaporan, serta membuat prakiraan berupa total biaya dan

waktu yang diperlukan sampai proyek tersebut selesai. Kemudian dari hasil

analisis tersebut dapat melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan agar hasil

pekerjaan mencapai sasaran.

Dalam proses pengendalian proyek, biasa digunakan kurva S sebagai alat

bantu pengendalian. Namun kurva S hanya menampilkan kinerja dari segi jadwal,

yang ditunjukkan oleh seberapa persen pekerjaan terlambat atau lebih cepat dari

jadwal rencana. Selain itu tiadanya metode untuk memprakirakan kinerja

kontraktor untuk penyelesaian proyek, membuat kurva S menjadi suatu metode

yang kurang lengkap.

Dengan menggunakan metode earned value kekurangan metode kurva S

dapat diatasi. Dengan menganalisis kinerja pekerjaan-pekerjaan pada proyek yang

Page 2: Analisis Penerapan Metode Earned Value (Kesimpulan)

sedang dikerjakan oleh kontraktor dan menganalisis faktor- faktor yang

mempengaruhi kinerja, dapat dibuat suatu prakiraan kinerja kontraktor pada akhir

pelaksanaan, dari segi waktu dan biaya.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Konsep eraned value pertama kali diperkenalkan di Amerika Serikat dan

diterapkan pada manajemen industry manafaktur. Pada tahun 1960an, United

States Departement of Defence (Departemen Pertahanan Amerika Serikat) mulai

mengembangkang konsep ini yang kemudian dikenal sebagai Cost/Schedule

System Criteria (C/SCSC). Pada tahun 1995 sampai tahun 1998 C/SCSC

dikembangkan lagi menjadi sebuah standart pengelolaan proyek yang diterbitkan

oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat yaitu ANSI/EIA 748-A tentang

Earned Value Management. Pada tahun 2000, beberpa Negara bagian di Amerika

Serikat mengharuskan penggunaan EVM untuk semua proyek pemerintah dan

konsep earned value pun mulai diperkenalkan ke negara-negara lain.

A) Kinerja Proyek

Kinerja Proyek merupakan bagaimana cara kerja proyek tersebut dengan

membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak kerja

yang disepakati oleh pihak owner dan kontraktor pelaksana. Soeharto

mengemukakan suatu contoh dimana dapat terjadi bahwa dalam laporan suatu

kegiatan dalam proyek berlangsung lebih cepat dari jadwal sebagaimana yang

diharapkan. Akan tetapi ternyata biaya yang dikeluarkan melebihi anggaran. Bila

tidak segera dilakukan tindakan pengendalian, maka dapat berakibat proyek tidak

dapat diselesaikan secara keseluruhan karena kekurangan dana.

B) Pengendalian Kinerja Proyek

Pada dasarnya upaya pengendalian merupakan proses pengukuran,

evaluasi dan membetulkan kinerja proyek. Untuk proyek konstruksi, ada tiga

unsur yang perlu dikendalikan dan, yaitu kemajuan (progress) yang dicapai

Page 3: Analisis Penerapan Metode Earned Value (Kesimpulan)

dibandingkan terhadap kesepakatan kontrak, pembiayaan terhadap rencana

anggaran, dan mutu hasil pekerjaan terhadap spesifikasi teknis.

Menurut Dipohusodo (1996), proses pengendalian kinerja

dalampelaksanaan proyek konstruksi secara umum terdiri dari langkah pokok,

yaitu:

a) Menetapkan standar kinerja. Standar ini dapat berupa biaya yang dianggarkan

dan jadwal.

b) Mengukur kinerja terhadap standar dengan jalan membandingkan antara

performansi aktual dengan standar performansi. Hasil pekerjaan dan

pengeluaran yang telah terjadi dibandingkan dengan jadwal dan biaya yang

telah direncanakan.

c) Melakukan tindakan koreksi apabila terjadi penyimpangan terhadap standar

yang telah ditetapkan.

Gambar 1 Langkah-langkah Proses Pengendalian Kinerja

Sumber : Dipohusodo, 1996

C) Faktor Penghambat Pengendalian Kinerja

Menurut Wulfram (2004), ada beberapa faktor yang menyebabkan

pengendalian kinerja menjadi tidak efektif, yaitu :

a) Definisi Proyek

Definisi proyek yang dimaksud adalah keadaan proyek itu sendiri atau

gambaran proyek yang dibuat perencana. Pada proyek dengan ukuran dan

Page 4: Analisis Penerapan Metode Earned Value (Kesimpulan)

kompleksitas yang amat besar, yang melibatkan banyak organisasi ditambah

lagi banyaknya kegiatan yang saling terkait, maka akan timbul masalah

kesulitan koordinasi dan komunikasi. Kesulitan yang sama bisa juga timbul

karena kerumitan pendefinisian struktur organisasi proyek yang dibuat

perencana.

b) Faktor Tenaga Kerja

Pengawas atau inpektur yang kurang ahli dibidangnya atau kurang

berpengalaman dapat menyebabkan pengendalian proyek menjadi tidak

efektif dan kurang akurat.

c) Faktor Sistem Pengendalian

Penerapan sistem informasi dan pengawasan yang terlalu formal dengan

mengabaikan hubungan kemanusian akan timbul kekakuan dan keterpaksaan.

Oleh karena itu, perlu juga diterapkan cara-cara tertentu untuk mendapatkan

informasi secara tidak resmi misalnya ketika makan bersama, saling

mengunjungi, komunikasi lewat telepon, dan lain sebagainya.

D) Faktor Pendukung Pengendalian Kinerja

Mutu suatu pengendalian kinerja tidak terlepas dari mutu informasi yang

diperoleh. Jika informasi yang diperolehpengawas di lapangan dapat mewakili

kondisi yang sebenarnyamaka solusi yang diambil akan lebih mengena sasaran.

MenurutWulfram (2004), ada beberapa faktor yang perlu diperhatikanagar

pengendalian kinerja dan sistem informasi berlangsungdengan baik, yaitu :

a) Ketepatan Waktu

Keterlambatan pemantauan hanya akan menghasilkaninformasi yang tidak

sesuai lagi dengan kondisi.

b) Akses Antar Tingkat

Derajat kemudahan untuk akses dalam jalur pelaporanperforma sangat

berpengaruh untuk menjaga efektifitassistem pengendalian kinerja. Jalur

pelaporan dari tingkatpaling atas hingga paling bawah harus mudah dan

jelas.Sehingga, seorang manajer dapat melacak dengan cepatbila terdapat

bagian yang memiliki performa jelek.

Page 5: Analisis Penerapan Metode Earned Value (Kesimpulan)

c) Perbandingan Data Terhadap Informasi

Data yang diperoleh dari pengamatan di lapangan harusmampu memberikan

informasi secara proporsional. Jangan sampai terjadi jumlah data yang

didapatberjumlah ribuan bahkan ratusan ribu namun hanyamemberikan satu

dua informasi. Sedangkan untuk mengolah data tersebut membutukan tenaga

dan waktuyang tidak sedikit.

d) Data dan Informasi Yang Dapat Dipercaya

Masalah ini menyangkut kejujuran dan kedisiplinansemua pihak yang terlibat

dalam proyek. Semuaperjanjian dan kesepakatan yang telah dibuat

sepertiwaktu pengiriman peralatan dan bahan, waktupembayaran harus benar-

benar ditepati.

e) Obyektifitas Data

Data yang diperoleh harus sesuai dengan apa yang terjadidi lapangan.

Pemakaian asumsi, kira-kira atau pendapatpribadi tidak boleh dimasukkan

sebagai data hasilpengamatan.

E) Metode Earned Value

Konsep earned value merupakan salah satu alat yang digunakan dalam

pengelolaan proyekyang mengintegrasikan biaya dan waktu.Konsep earned value

menyajikan tiga dimensiyaitu penyelesaian fisik dari proyek (the percent

complete) yang mencerminkan rencanapenyerapan biaya (budgeted cost), biaya

actual yang sudah dikeluarkan atau yang disebutdengan actual cost serta apa yang

yangdidapatkan dari biaya yang sudah dikeluarkanatau yang disebut earned value.

Dari ketigadimensi tersebut, dengan konsep earned value,dapat dihubungkan

antara kinerja biaya denganwaktu yang berasal dari perhitungan varian daribiaya

dan waktu (Fleming & Koppelman,1994).

Berdasarkan kinerja biaya dan waktu ini,seorang manajer proyek dapat

mengidentifikasi kinerja keseluruhan proyek maupun paket-paket pekerjaan di

dalamnya dan kemudian memprediksi kinerja biaya dan waktu penyelesaian

proyek. Hasil dari evaluasi kinerja proyek tersebut dapat digunakan sebagai early

warning jika terdapat inefisiensi kinerja dalam penyelesaian proyek sehingga

Page 6: Analisis Penerapan Metode Earned Value (Kesimpulan)

dapat dilakukan kebijakan-kebijakan manajemen dan perubahan metode

pelaksanaan agar pembengkakan biaya dan keterlambatan penyelesaian proyek

dapat dicegah.

Sejalan dengan perkembangan tingkat kompleksitas proyek yang semakin

besar,seringkali terjadi keterlambatan penyelesaianproyek dan pembengkakan

biaya. Sistempengelolaan yang digunakan biasanya memisahkan antara sistem

akuntansi untukbiaya dan sistem jadwal proyek konstruksi. Dari sistem akuntansi

biaya dapat dihasilkanlaporan kinerja dan prediksi biaya proyek,sedangkan dari

sistem jadwal dihasilkanlaporan status penyelesaian proyek. Informasipengelolaan

proyek dari kedua system tersebut saling melengkapi, namun dapat menghasilkan

informasi yang berbedamengenai status proyek. Dengan demikian,dibutuhkan

suatu sistem yang mampumengintegrasikan antara informasi waktu danbiaya.

Untuk kepentingan tersebut, konsepearned value dapat digunakan sebagai

alatukur kinerja yang mengintegrasikan antara aspek biaya dan aspek waktu.

Fleming dan Koppelman (1994) menjelaskankonsep earned value

dibandingkanmanajemen biaya tradisional. Sepertidijelaskan pada Gambar 2.a,

manajemenbiaya tradisional hanya menyajikan duadimensi saja yaitu hubungan

yang sederhanaantara biaya aktual dengan biaya rencana.Dengan manajemen

biaya tradisional, statuskinerja tidak dapat diketahui. Pada Gambar2.a dapat

diketahui bahwa biaya actualmemang lebih rendah, Namun dalamkenyataannya

bahwa biaya aktual yang lebihrendah dari rencana ini tidak menunjukkanbahwa

kinerja yang telah dilakukan telahsesuai dengan target rencana. Sebaliknya,konsep

earned value memberikan dimensiyang ketiga selain biaya aktual dan

biayarencana. Dimensi yang ketiga ini adalahbesarnya pekerjaan secara fisik yang

telahdiselesaikan atau disebut earnedvalue/percent complete. Dengan

adanyadimensi ketiga ini, seorang manajer proyekakan dapat lebih memahami

seberapa besarkinerja yang dihasilkan dari sejumlah biayayang telah dikeluarkan.

(Gambar 2.b)

Page 7: Analisis Penerapan Metode Earned Value (Kesimpulan)

Gambar 2 Perbandingan Manajemen Biaya Tradisional dan Konsep Earned Value

Sumber : Priyo dan Wubowo, 2008

Ada tiga elemen dasar yang menjadi acuan dalam menganalisa kinerja dari

proyekberdasarkan konsep earned value. Ketigaelemen tersebut adalah:

1) Budgeted Cost for Work Scheduled (BCWS)

BCWS merupakan anggaran biaya yang dialokasikan berdasarkan rencana

kerja yangtelah disusun terhadap waktu. BCWS dihitung dari akumulasi

anggaran biaya yangdirencanakan untuk pekerjaan dalam periode waktu

tertentu. BCWS pada akhir poyek (penyelesaian 100 %) disebut Budget at

Completion (BAC). BCWS juga menjadi tolakukur kinerja waktu dari

pelaksanaan proyek. BCWS merefleksikan penyerapan biaya rencana secara

kumulatif untuk setiap paket-paketpekerjaan berdasarkan urutannya sesuai

jadwal yang direncanakan.

2) Actual Cost for Work Performed (ACWP)

ACWP adalah representasi dari keseluruhan pengeluaran yang dikeluarkan

untukmenyelesaikan pekerjaan dalam periode ertentu. ACWP dapat berupa

kumulatifhingga periode perhitungan kinerja ataujumlah biaya pengeluaran

dalam periodewaktu tertentu. Pengeluaran yang terhitung sebagai komponen

biaya proyek di bagi menjadi dua bagain yaitu :

a) Biaya Langsung

Page 8: Analisis Penerapan Metode Earned Value (Kesimpulan)

TENAGA KERJA

SUB KONTRAKTOR

BIAYA PROYEK

BIAYA TAK LANGSUNGBIAYA LANGSUNG

MATERIAL ALAT

OVERHEAD KANTOR

OVERHEAD LAPANGAN

Biaya langsung merupakan biaya yang terdiri dari biaya material, biaya

tenaga kerja, biaya sub-kontraktor, serta biaya peralatan.

b) Biaya Tak Langsung

Biaya tak langsung merupakan biaya yang terdiri dari overhead lapangan

dan overhead kantor.

Gambar 3 Komponen Biaya Proyek

3) Budgeted Cost for Work Performed (BCWP)

BCWP adalah nilai yang diterima dari penyelesaian pekerjaan selama periode

waktutertentu. BCWP inilah yang disebut earned value. BCWP ini dihitung

berdasarkanakumulasi dari pekerjaan-pekerjaan yang telah diselesaikan.

Berdasarkan ketiga elemen dasar di atas kemudian dapat dilakukan

penilaian kinerja proyek dengan konsep earned value. Penilaian kinerja proyek di

tentukan oleh nilai-nilai berikut ini :

Page 9: Analisis Penerapan Metode Earned Value (Kesimpulan)

1) Cost Variance (CV)

Cost variance merupakan selisih antara nilai yang diperoleh setelah

menyelesaikan paket-paket pekerjaan dengan biaya aktual yangterjadi selama

pelaksanaan proyek. Cost variancepositif menunjukkan bahwa nilai paket-

paket pekerjaan yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan biaya

yangdikeluarkan untuk mengerjakan paket-paket pekerjaan tersebut.

sebaliknya nilai negatif menunjukkan bahwa nilai paket-paketpekerjaan yang

diselesaikan lebih rendah dibandingkan dengan biaya yang sudah

dikeluarkan.

CV =ACWP−BCWP

2) Schedule Variance (SV)

Schedule variance digunakan untuk menghitung penyimpangan antara BCWS

dengan BCWP. Nilai positif menunjukkan bahwa paket-paket pekerjaan

proyek yang terlaksana lebih banyak dibanding rencana. Sebaliknya nilai

negatif menunjukkankinerja pekerjaan yang buruk karena paket-paket

pekerjaan yang terlaksana lebih sedikit dari jadwal yang direncanakan.

SV=BCWS−BCWP

3) Cost Performance Index (CPI)

Faktor efisiensi biaya yang telah dikeluarkan dapat diperlihatkan dengan

membandingkan nilai pekerjaan yang secara fisik telah diselesaikan (BCWP)

dengan biaya yang telah dikeluarkan dalam periode yang sama (ACWP).

CPI= ACWPBCWP

Nilai CPI ini menunjukkan bobot nilai yang diperoleh (relatif terhadap nilai

proyek keseluruhan) terhadap biaya yang dikeluarkan. CPI kurang dari 1

menunjukkan kinerja biaya yang buruk, karena biaya yang dikeluarkan

(ACWP) lebih besar dibandingkan dengan nilai yang didapat (BCWP) atau

dengan kata lain terjadi pemborosan.

4) Schedule Performance Index (SPI)

Faktor efisiensi kinerja dalam menyelesaikan pekerjaan dapat diperlihatkan

oleh perbandingan antara nilai pekerjaan yang secara fisik telah diselesaikan

Page 10: Analisis Penerapan Metode Earned Value (Kesimpulan)

(BCWP) dengan rencana pengeluaran biaya yang dikeluarkan berdasar

rencana pekerjaan (BCWS).

CPI=BCWPBCWS

5) Budget Estimate To Complete (BETC)

Bila dianggap kinerja biaya pada pekerjaan tersisa adalah tetap, maka BETC

adalah merupakan perkiraan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan

pekerjaan tersisa, sehingga BETC adalah anggaran pekerjaan tersisa dibagi

dengan indek kinerja biaya. Perkiraan biaya pekerjaan tersisa dapat dihitung

berdasarkan rumus sebagai berikut:

a) Apabila Progress < 50% maka :

BETC=( BAC−BCWP)

CPI

b) Apabila Progress > 50 % maka :

BETC=BAC−BCWP

6) Budget Estimate At Completion (BEAC)

BEAC adalah jumlah pengeluaran sampai padasaat pelaporan ditambah

perkiraan biaya untukpekerjaan tersisa. Perkiraan biaya totaldiperlukan untuk

mengetahui apakah danayang tersisa cukup untuk menyelesaikanpekerjaan

yang tersisa. Rumus untukmenghitung perkiraan biaya total proyeksebagai

berikut.

BEAC=ACWP+BETC

7) Schedule Estimate To Complete (SETC)

SEAC adalah jumlah waktu pelaksanaanpekerjaan sampai pada saat

pelaporanditambah perkiraan waktu yang dibutuhkanuntuk menyelesaikan

pekerjaan tersisa. Hal inidimaksudkan agar pelaksana dapatmemprediksi

selesainya pekerjaan, adapun

perhitungannnya dapat dilihat pada persamaanberikut ini.

SETC=( SAC−tBCWP)

SPI

Page 11: Analisis Penerapan Metode Earned Value (Kesimpulan)

8) Schedule Estimate At Completion (SEAC)

SEAC adalah jumlah waktu pelaksanaan pekerjaan sampai pada saat

pelaporan ditambah perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

pekerjaan tersisa. Hal ini dimaksudkan agar pelaksana dapat memprediksi

selesainya pekerjaan, adapun perhitungannnya dapat dilihat pada persamaan

berikut ini :

SEAC=tBCWP+SETC

Gambar 4 Kurva Earned Value

Dari nilai varian yang diperoleh dapat diperoleh gambaran tentang proyek

sebagai berikut :

Tabel 1 Varian Jadwal dan Biaya

Varian Jadwal

Varian Biaya

Keterangan Grafik S Earned Value

Positif Positif

Pekerjaan terlaksana lebih cepat daripada jadwal

dengan biaya lebih kecil daripada anggaran.

Page 12: Analisis Penerapan Metode Earned Value (Kesimpulan)

Nol Positif

Pekerjaan terlaksana tepat sesuai jadwal dengan biaya

lebih rendah daripada anggaran.

Positif NolPekerjaan terlaksana sesuai

dengan anggaran dan selesai lebih cepat daripada jadwal.

Nol Nol Pekerjaan terlaksana sesuai jadwal dan anggaran.

Negatif NegatifPekerjaan selesaiterlambat

dan menelanbiaya lebih tinggidaripada anggaran.

Nol NegatifPekerjaan terlaksanasesuai

jadwal denganmenelan biaya di atasanggaran.

Negatif NolPekerjaan selesai terlambat dan menelan biaya sesuai

anggaran.

Positif Negatif

Pekerjaan selesai lebih cepat daripada rencana

dengan menelan biaya di atas anggaran.

Sumber : Imam Soeharto, 1997

III. STUDI KASUS EARNED VALUE

A) Gambaran Umum Proyek

1. Data-data Proyek

Adapun gambaran umum proyek yang sedang berlangsung untuk ditinjau

dengan metode earned value adalah sebagai berikut:

Page 13: Analisis Penerapan Metode Earned Value (Kesimpulan)

Nama Poyek : Satuan Kerja Pengembangan Pelabuhan Tanjungwangi

Nama Pekerjaan : Pembangunan Dermaga Boom (3×10)m2 di Pelabuhan

Boom

Lokasi : Pelabuhan Boom Kab. Banyuwangi

Pemilik Proyek : Direktorat Jenderal Perhubunga Laut Propinsi Jawa

Timur

Konsultan Pengawas : CV. Adhiguna Teknika Abadi

Kontraktor Pelaksana : PT. Dian Sentosa

Nilai Kontrak : Rp 2.429.600.000,00

Waktu Pelaksanaan : 13 Juni 2006 s/d 8 November 2006

2. Struktur Organisasi

Adapun gambaran struktur organisasi kontraktor PT. Dian Sentosa di

lapangan untuk proyek ini adalah sebagai berikut:

Gambar 5. Struktur Organisasi PT. Dian Sentosa di LapanganSumber: Hafidy, 2007

3. Biaya Proyek

Page 14: Analisis Penerapan Metode Earned Value (Kesimpulan)

Biaya proyek dalam RAB (rencana Anggaran Biaya) yaitu sebesar Rp

2.208.727.492,00 ditambah PPN 10% menjadi Rp 2.429.600.241,20 yang

digenapkan menjasi Rp 2.429.600.000,00.

4. Jadwal Proyek

Jadwal proyek pembangunan Pelabuhan Boom tahap 1 (Pembangunan

Dermaga Boom (3×10)m2) dilaksanakan pada 13 Juni 2006 s/d 8 November 2006.

Sedangkan peneliti melakukan penelitian dari 26 Juni 2006 (awal minggu ke-3)

sampai dengan 3 September 2006 (akhir minggu ke-12).

Page 15: Analisis Penerapan Metode Earned Value (Kesimpulan)

B) Rekapitulasi Analisis Earned Value

Berikut adalah rekapitulasi dari analisis earned value yang dilakukan dari minggu ke-3 hingga minggu ke-12 proyek berjalan.

Tabel 2 Rekapitulasi BCWS, BCWP, dan ACWP

No

Bulan Minggu ke- PeriodeBobot Mingguan BCWS BCWP ACWP

Rencana (%)Realisasi

(%)Rp Rp Rp

1. Juni3 26 Juni - 2 Juli 3,336 0,327 Rp81.051.456,00 Rp7.944.792,00 Rp7.947.236,50

2. Juli

4 3 Juli - 9 Juli 5,102 0,716 Rp123.958.192,00 Rp17.395.936,00 Rp17.322.836,80

5 10 Juli - 16 Juli 7,524 1,154 Rp182.803.104,00 Rp28.037.584,00 Rp27.786.492,01

6 17 Juli - 23 Juli 10,309 15,149 Rp250.467.464,00 Rp368.060.104,00 Rp367.698.369,26

7 24 Juli - 30 Juli 14,044 30,674 Rp341.213.024,00 Rp745.255.504,00 Rp744.824.358,87

8 31 Juli - 6 Agustus 18,888 30,934 Rp458.902.848,00 Rp751.572.464,00 Rp751.106.890,28

3. Agustus

9 7 Agustus - 13 Agustus 25,684 31,594 Rp624.018.464,00 Rp767.607.824,00 Rp767.005.682,33

10 14 Agustus - 20 Agustus 35,571 32,072 Rp864.233.016,00 Rp779.221.312,00 Rp778.608.101,37

11 21 Agustus - 27 Agustus 47,911 36,084 Rp1.164.045.656,00 Rp876.696.864,00 Rp876.090.234,80

12 28 Agustus - 3 September 61,114 36,562 Rp1.484.825.744,00 Rp888.310.352,00 Rp887.729.788,734.

September

Page 16: Analisis Penerapan Metode Earned Value (Kesimpulan)

Tabel 3 Rekapitulasi CV, SV, CPI, dan SPI

No BulanMinggu

ke-Periode

Bobot Mingguan CV SVCPI SPI

Rencana (%) Realisasi (%) Rp Rp

1. Juni3 26 Juni - 2 Juli 3,336 0,327 -Rp2.444,50 -Rp73.106.664,00 1,000 0,098

2. Juli

4 3 Juli - 9 Juli 5,102 0,716 Rp73.099,20 -Rp106.562.256,00 1,004 0,140

5 10 Juli - 16 Juli 7,524 1,154 Rp251.091,99 -Rp154.765.520,00 1,009 0,153

6 17 Juli - 23 Juli 10,309 15,149 Rp361.734,74 Rp117.592.640,00 1,001 1,469

7 24 Juli - 30 Juli 14,044 30,674 Rp431.145,13 Rp404.042.480,00 1,001 2,184

8 31 Juli - 6 Agustus 18,888 30,934 Rp465.573,72 Rp292.669.616,00 1,001 1,638

3. Agustus

9 7 Agustus - 13 Agustus 25,684 31,594 Rp602.141,67 Rp143.589.360,00 1,001 1,230

10 14 Agustus - 20 Agustus 35,571 32,072 Rp613.210,63 -Rp85.011.704,00 1,001 0,902

11 21 Agustus - 27 Agustus 47,911 36,084 Rp606.629,20 -Rp287.348.792,00 1,001 0,753

12 28 Agustus - 3 September 61,114 36,562 Rp580.563,27 -Rp596.515.392,00 1,001 0,5984.

September

Page 17: Analisis Penerapan Metode Earned Value (Kesimpulan)

Tabel 4 Rekapitulasi BETC, BEAC, ET, TCPI dan TSPI

No

BulanMinggu ke-

PeriodeBobot Mingguan BETC BEAC TE

TCPI TSPIRencana (%)

Realisasi (%)

Rp Rp Hari

1. Juni3 26 Juni - 2 Juli 3,336 0,327

Rp2.421.655.208,00

Rp2.429.602.444,50

1.520

1,0000

1,0311

2. Juli

4 3 Juli - 9 Juli 5,102 0,716Rp2.412.204.064,0

0Rp2.429.526.900,8

01.06

21,000

01,046

2

5 10 Juli - 16 Juli 7,524 1,154Rp2.401.562.416,0

0Rp2.429.348.908,0

1971

0,9999

1,0689

6 17 Juli - 23 Juli 10,309 15,149Rp2.061.539.896,0

0Rp2.429.238.265,2

6101

0,9998

0,9460

7 24 Juli - 30 Juli 14,044 30,674Rp1.684.344.496,0

0Rp2.429.168.854,8

768

0,9997

0,8065

8 31 Juli - 6 Agustus 18,888 30,934Rp1.678.027.536,0

0Rp2.429.134.426,2

891

0,9997

0,8515

3. Agustus

9 7 Agustus - 13 Agustus 25,684 31,594Rp1.661.992.176,0

0Rp2.428.997.858,3

3121

0,9996

0,9205

10 14 Agustus - 20 Agustus 35,571 32,072Rp1.650.378.688,0

0Rp2.428.986.789,3

7165

0,9996

1,0543

11 21 Agustus - 27 Agustus 47,911 36,084Rp1.552.903.136,0

0Rp2.428.993.370,8

0198

0,9996

1,2271

1228 Agustus - 3

September61,114 36,562

Rp1.541.289.648,00

Rp2.429.019.436,73

2490,999

61,631

44.Septembe

r

Page 18: Analisis Penerapan Metode Earned Value (Kesimpulan)

C) Analisis Earned Value Minggu Ke-3

1. Analisis Kinerja pada Minggu ke-3

Sebagai contoh analisis earned value, diambil minggu pertama peneliti

memulai penelitian. Didapatkan hasil sesuai tabel 5.

Tabel 5 Analisis Earned Value pada Minggu ke-3Rencana Realisasi BCWS BCWP ACWP CV SV

3,336 % 0,327 %81.051.456,0

07.944.792,00 7.947.236,50

- 2.444,50

- 73.106.664,00

CPI SPI BETC BEAC TE TCPI TSPI1,00

00,098 2.421.655.208,00 2.429.602.444,50 1520 hari

1,0000

1,311

Sehingga, dengan analisis di atas, didapatkan gambar hubungan antara

BCWS, BCWP, dan ACWP pada minggu ke-3 seperti pada gambar 6.

Gambar 6 Grafik Hubungan BCWS (PV), BCWP (EV), dan ACWP (AC) Minggu ke-3

Sumber: Hafidy, 2007

Persenan rencana sebesar 3,36% namun baru terealisasikan sebanyak

0,327%. Untuk nilai-nilai yang didapatkan adalah sebagai berikut:

BCWS = % Bobot Rencana mingguan × Nilai kontrak

Page 19: Analisis Penerapan Metode Earned Value (Kesimpulan)

= 3,336% × Rp 2.429.600.000,00

= Rp 81.051.456,00

BCWP = % Bobot Realisasi mingguan × Nilai kontrak

= 0,327% × Rp 2.429.600.000,00

= Rp 7.944.792,00

ACWP = (Lihat Tabel 6)

Tabel 6 Analisis ACWP pada minggu ke-3

minggu ke 3

biaya langsung

biaya materialRp

5.852.055,97Rp

7.224.760,45biaya tenaga kerja

Rp 650.228,44

biaya peralatanRp

722.476,05

biaya tak langsung

overhead

kantor

perawatan peralatan

Rp 173.394,25

Rp 722.476,05

p3kRp

36.123,80

atkRp

21.674,28

biaya operasionalRp

195.068,53

overhead

lapangan

k3Rp

50.573,32

rapat lapanganRp

28.899,04

bahan bakarRp

36.123,80

biaya operasionalRp

180.619,01

Total Rp7.947.236,50

CV = BCWP - ACWP

= Rp 7.944.792,00 - Rp7.947.236,50

= - Rp 2.444,50

SV = BCWP - BCWS

= Rp 7.944.792,00 - Rp 81.051.456,00

= - Rp 73.106.664,00

BETC = Nilai kontrak - BCWP

= Rp 2.429.600.000,00 - Rp 7.944.792,00

= Rp 2.421.655.208,00

BEAC = ACWP + BETC

Page 20: Analisis Penerapan Metode Earned Value (Kesimpulan)

= Rp7.947.236,50+Rp 2.421.655.208,00

= Rp 2.429.602.444,50

2. Analisis Perkiraan Waktu Penyelesaian Proyek

Proyek direncanakan berlangsung selama 149 hari. Pelaporan dilakukan

pada akhir minggu ke-3, tanggal 2 Juli 2006, yaitu pada hari ke-20 proyek

berjalan. Dari hasil analisis diperoleh SPI sebesar 0,098. Maka analisis untuk

memperkirakan waktu akhir (TE) adalah:

TE = ATE +

OD−( ATE×SPI )SPI

= 20 +

1 49−(20×0 , 098 )0,098

= 1520 hari

Berarti diperkirakan proyek akan dapat diselesaikan dalam waktu 1520

hari, bila performanya tetap seperti ini.

3. Pembahasan Kinerja pada Minggu ke-3

Dari grafik 2, dapat dilihat bahwa kurva BCWP (EV) berada di bawah

kurva BCWS (PV). Dengan ini dapat diketahui bahwa pekerjaan aktual dilakukan

lebih lambat dari jadwal. Sedangkan kurva ACWP (AC) berada di bawah kurva

BCWS (PV), berarti bahwa biaya yang dikeluarkan lebih kecil dari alokasi biaya.

Secara keseluruhan, perhitungan menunjukkan bahwa CV bernilai - Rp

2.444,50 dan SV bernilai - Rp 73.106.664,00. Artinya hingga minggu ke-3

pekerjaan selesai lebih lambat dari jadwal dan biaya nya lebih tinggi dari

anggaran. Berdasarkan indeks kinerja CPI = 1,000 dan SPI = 0,098 berarti

pengeluaran yang sudah dilakukan kurang lebih nilainya dekat dengan yang

direncanakan dan waktu pengerjaannya tertinggal dari jadwal. Dengan nilai TCPI

= 1,0000 dan TSPI = 1,311 berarti perkiraan rencana biaya dapat

diterima/mungkin terjadi dan perkiraan rencana jadwal menunjukkan kalau tim

Page 21: Analisis Penerapan Metode Earned Value (Kesimpulan)

proyek perlu bekerja lebih keras dalam memanfaatkan waktu yang tersisa

dialokasikan untuk proyek.

D) Analisis Earned Value Minggu Ke-12

1. Analisis Kinerja pada Minggu ke-12

Sebagai contoh analisis earned value, diambil minggu terakhir peneliti

mengakhiri penelitian. Didapatkan hasil sesuai tabel 8.

Tabel 8 Analisis Earned Value pada Minggu ke-12Rencan

aRealisa

siBCWS BCWP ACWP CV SV

61,114 %

36,562 %

1.484.825.744,00

888.310.352,00

887.729.788,73

580.563,27

- 596.515.392,

00

CPI SPI BETC BEAC TE TCPI TSPI1,00

10,598 1.541.289.648,00

2.429.019.436,73

249 hari0,999

61,6314

Sehingga, dengan analisis di atas, didapatkan gambar hubungan antara

BCWS, BCWP, dan ACWP pada minggu ke-12 seperti pada gambar 7

Page 22: Analisis Penerapan Metode Earned Value (Kesimpulan)

Gambar 7 Grafik Hubungan BCWS (PV), BCWP (EV), dan ACWP (AC) Minggu ke-12

Sumber: Hafidy, 2007

Persenan rencana sebesar 61,114% namun baru terealisasikan sebanyak

36,562%. Untuk nilai-nilai yang didapatkan adalah sebagai berikut:

BCWS = % Bobot Rencana mingguan × Nilai kontrak

= 61,114% × Rp 2.429.600.000,00

= Rp 1.484.825.744,00

BCWP = % Bobot Realisasi mingguan × Nilai kontrak

= 36,562% × Rp 2.429.600.000,00

= Rp 888.310.352,00

ACWP = (Lihat Tabel 9)

Tabel 9 Analisis ACWP pada minggu ke-12

Minggu

ke 12

biaya langsun

g

biaya material Rp

653.691.935,34 Rp

807.027.080,66biaya tenaga kerja

Rp 72.632.437,26

biaya peralatan Rp

80.702.708,07biaya overhea perawatan Rp Rp

Page 23: Analisis Penerapan Metode Earned Value (Kesimpulan)

tak langsun

g

d kantor

peralatan 19.368.649,94

80.702.708,07

p3k Rp

4.035.135,40

atk Rp

2.421.081,24

biaya operasional Rp

21.789.731,18

overhead

lapangan

k3 Rp

5.649.189,56

rapat lapangan Rp

3.228.108,32

bahan bakar Rp

4.035.135,40

biaya operasional Rp

20.175.677,02Total Rp887.729.788,73

CV = BCWP - ACWP

= Rp 888.310.352,00- Rp887.729.788,73

= Rp 580.563,27

SV = BCWP - BCWS

= Rp 888.310.352,00- Rp 1.484.825.744,00

= - Rp 596.515.392,0

BETC = Nilai kontrak - BCWP

= Rp 2.429.600.000,00 - Rp 888.310.352,00

= Rp 1.541.289.648,00

BEAC = ACWP + BETC

= Rp887.729.788,73+Rp 1.541.289.648,00

= Rp 2.429.019.436,73

2. Analisis Perkiraan Waktu Penyelesaian Proyek

Proyek direncanakan berlangsung selama 149 hari. Pelaporan dilakukan

pada akhir minggu ke-12, tanggal 3 September 2006, yaiut pada hari ke-83 proyek

berjalan. Dari hasil analisis diperoleh SPI sebesar 0,598. Maka analisis untuk

memperkirakan waktu akhir (TE) adalah:

TE = ATE +

OD−( ATE×SPI )SPI

Page 24: Analisis Penerapan Metode Earned Value (Kesimpulan)

= 83 +

1 49−(83×0 ,598 )0,598

= 249 hari

Berarti diperkirakan proyek akan dapat diselesaikan dalam waktu 249 hari,

bila performanya tetap seperti ini.

3. Pembahasan Kinerja pada Minggu ke-12

Dari grafik 3, dapat dilihat bahwa kurva BCWP (EV) berada di bawah

kurva BCWS (PV). Dengan ini dapat diketahui bahwa pekerjaan aktual dilakukan

lebih lambat dari jadwal. Sedangkan kurva ACWP (AC) berada di bawah kurva

BCWS (PV), berarti bahwa biaya yang dikeluarkan lebih kecil dari alokasi biaya.

Secara keseluruhan, perhitungan menunjukkan bahwa CV bernilai Rp

580.563,27dan SV bernilai - Rp 596.515.392,0. Artinya hingga minggu ke-12

pekerjaan selesai lebih lambat dari jadwal dan biaya nya kurang dari anggaran.

Berdasarkan indeks kinerja CPI = 1,001 dan SPI = 0,598 berarti pengeluaran yang

sudah sedikit lebih hemat dengan yang direncanakan dan waktu pengerjaannya

tertinggal dari jadwal. Dengan nilai TCPI = 0,9996 dan TSPI = 1,6314 berarti

perkiraan rencana biaya menunjukkan pemanfaatn tim proyek untuk sisa waktu

proyek seharusnya ringan dan perkiraan rencana jadwal menunjukkan kalau tim

proyek perlu bekerja lebih keras dalam memanfaatkan waktu yang tersisa

dialokasikan untuk proyek.

IV. KESIMPULAN

1) Pada metode pengendalian tradisional, yang dapat diketahui adalah

informasi tentang seberapa banyak biaya yang sudah dikeluarkan dan

seberapa banyak progress yang telah dilakukan, sedangkan pada earned

value selain dapat diketahui seberapa banyak biaya yang sudah

dikeluarkan dan seberapa banyak progress yang telah dilakukan, juga

dapat diketahui pula hubungan antara keduanya, sehingga dapat diketahui

Page 25: Analisis Penerapan Metode Earned Value (Kesimpulan)

jika progress berjalan sebanyak n% berapa kah biaya yang harus

dikeluarkan dan sebaliknya.

2) Pada minggu ke-3, perhitungan menunjukkan bahwa CV bernilai - Rp

2.444,50 dan SV bernilai - Rp 73.106.664,00. Artinya hingga minggu ke-3

pekerjaan selesai lebih lambat dari jadwal dan biaya nya lebih tinggi dari

anggaran. Berdasarkan indeks kinerja CPI = 1,000 dan SPI = 0,098 berarti

pengeluaran yang sudah dilakukan kurang lebih nilainya dekat dengan

yang direncanakan dan waktu pengerjaannya tertinggal dari jadwal.

Dengan nilai TCPI = 1,0000 dan TSPI = 1,311 berarti perkiraan rencana

biaya dapat diterima/mungkin terjadi dan perkiraan rencana jadwal

menunjukkan kalau tim proyek perlu bekerja lebih keras dalam

memanfaatkan waktu yang tersisa dialokasikan untuk proyek.

3) Pada minggu ke-12, perhitungan menunjukkan bahwa CV bernilai Rp

580.563,27dan SV bernilai - Rp 596.515.392,0. Artinya hingga minggu

ke-12 pekerjaan selesai lebih lambat dari jadwal dan biaya nya kurang dari

anggaran. Berdasarkan indeks kinerja CPI = 1,001 dan SPI = 0,598 berarti

pengeluaran yang sudah sedikit lebih hemat dengan yang direncanakan

dan waktu pengerjaannya tertinggal dari jadwal. Dengan nilai TCPI =

0,9996 dan TSPI = 1,6314 berarti perkiraan rencana biaya menunjukkan

pemanfaatn tim proyek untuk sisa waktu proyek seharusnya ringan dan

perkiraan rencana jadwal menunjukkan kalau tim proyek perlu bekerja

lebih keras dalam memanfaatkan waktu yang tersisa dialokasikan untuk

proyek.