ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER KOMPONEN KAYU JATI …eprints.ums.ac.id/84634/1/Naskah...

21
ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER KOMPONEN KAYU JATI DENGAN METODE ANALYTICALi HIERARCHYi PROCESS (AHP) (Studi Kasus: PT. Rakabu Sejahtera, Kalijambe, Sragen) Disusun Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh: ADIKA FAJAR FATIMAH D 600 160 037 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020

Transcript of ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER KOMPONEN KAYU JATI …eprints.ums.ac.id/84634/1/Naskah...

Page 1: ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER KOMPONEN KAYU JATI …eprints.ums.ac.id/84634/1/Naskah Publikasi.pdfdalam memilih supplier antara lain harga, kualitas, pengiriman, responsibilitas, legalitas

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER KOMPONEN KAYU JATI DENGAN

METODE ANALYTICALiHIERARCHYiPROCESS (AHP)

(Studi Kasus: PT. Rakabu Sejahtera, Kalijambe, Sragen)

Disusun Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh:

ADIKA FAJAR FATIMAH

D 600 160 037

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2020

Page 2: ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER KOMPONEN KAYU JATI …eprints.ums.ac.id/84634/1/Naskah Publikasi.pdfdalam memilih supplier antara lain harga, kualitas, pengiriman, responsibilitas, legalitas

i

Page 3: ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER KOMPONEN KAYU JATI …eprints.ums.ac.id/84634/1/Naskah Publikasi.pdfdalam memilih supplier antara lain harga, kualitas, pengiriman, responsibilitas, legalitas

ii

Page 4: ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER KOMPONEN KAYU JATI …eprints.ums.ac.id/84634/1/Naskah Publikasi.pdfdalam memilih supplier antara lain harga, kualitas, pengiriman, responsibilitas, legalitas

iii

Page 5: ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER KOMPONEN KAYU JATI …eprints.ums.ac.id/84634/1/Naskah Publikasi.pdfdalam memilih supplier antara lain harga, kualitas, pengiriman, responsibilitas, legalitas

1

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER KOMPONEN KAYU JATI DENGAN METODE

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

(Studi Kasus: PT. Rakabu Sejahtera, Kalijambe, Sragen)

ABSTRAK

PT. Rakabu Sejahtera merupakan perusahaan industri furniture, molding product, dan wooden

house yang mengekspor produknya ke berbagai negara. PT. Rakabu Sejahtera memproduksi furniture dengan bahan baku utama kayu jati. Hingga saat ini, PT. Rakabu Sejahtera terus

menjaga performansi baik dari segi produk, sumber daya maupun suppliernya. Untuk menjaga hal tersebut tetap dalam keadaan baik, diperlukan adanya pemilihan supplier yang sesuai dengan kebutuhan dan kriteria perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari kriteria

dalam memilih supplier, menentukan prioritas supplier komponen kayu jati, dan menentukan tindak lanjut pada seluruh supplier sesuai performansinya. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode AHP digunakan untuk pengambilan keputusan dengan efektif atas persoalan yang kompleks. Kriteria yang digunakan dalam memilih supplier antara lain harga, kualitas, pengiriman, responsibilitas, legalitas kayu

dan kerja sama. Hasil perhitungan dengan menggunakan AHP, diperoleh supplier komponen kayu jati dengan performansi terbaik yaitu Bapak Agung dengan bobot 0,275. Prioritas supplier

selanjutnya adalah Bapak Gito dengan bobot 0,269; kemudian Bapak Sugimin dengan bobot 0,183 dan yang Bapak Sungadi dengan bobot 0,162. Kata kunci: AHP, Pemasok, Kriteria, Mebel

ABSTRACT

PT. Rakabu Sejahtera is a furniture, molding product and wooden house company that exports

its products to various countries. PT. Rakabu Sejahtera produces furniture with teak wood as the main raw material. Until now, PT. Rakabu Sejahtera continues to maintain excellent performance in terms of products, resources and suppliers. To keep this in good condition, it is

necessary to choose suppliers that fit the needs and criteria of the company. The purpose of this study is to look for criteria in selecting suppliers, determine supplier priorities for teak wood

components, and determine follow-up on all suppliers according to their performance. The method used in this research is Analytical Hierarchy Process (AHP). The AHP method is used for effective decision making on complex issues. The criteria used in selecting suppliers include

price, quality, delivery, responsibility, wood legality and cooperation. The results of calculations using AHP, obtained suppliers of teak wood components with the best

performance, Agung with a weight of 0.275. The next supplier priorities are Gito with a weight of 0.269; then Sugimin with a weight of 0.183 and for Sungadi with a weight of 0.162.

Keywords: Analytical Hierarchy Proces, Supplier, Criteria, Furniture

Page 6: ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER KOMPONEN KAYU JATI …eprints.ums.ac.id/84634/1/Naskah Publikasi.pdfdalam memilih supplier antara lain harga, kualitas, pengiriman, responsibilitas, legalitas

2

1. PENDAHULUAN

Industri furniture saat ini menjadi salah satu industri kerajinan di Indonesia yang mampu

bersaing dengan negara lain dari segi kualitas produknya. Sebagai perusahaan berbadan hukum

yang melakukan ekspor furniture di Indonesia, khususnya di Sragen, PT. Rakabu Sejahtera

mempunyai peranan penting dalam melakukan pemilihan supplier lokal. PT. Rakabu Sejahtera

merupakan perusahaan industri furniture, molding product, dan wooden house yang

mengekspor produknya ke berbagai negara. PT. Rakabu Sejahtera memproduksi furniture

dengan bahan baku utama kayu jati. Kayu jati merupakan salah satu bahan pembuat furniture

yang menjadi kegemaran pelanggan karena kualitas kayu yang kuat dan mampu bertahan dalam

jangka panjang. Menurut Indraswara (2007), furniture adalah perabot yang mengisi suatu

interior, pemilihan dan penataan furniture sangat memperngaruhi kesan yang ditimbulkan oleh

suatu ruangan. Furniture merupakan istilah yang digunakan untuk perabotan rumah tangga

seperti tempat penyimpanan barang, kursi dan meja makan. Bahan baku yang dipasok oleh

supplier yaitu kayu jati yang sudah dipotong sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan oleh

perusahaan yang biasa disebut dengan komponen. Seluruh supplier memasok komponen

kepada perusahaan sebagai barang awal produksi.

Banyaknya supplier yang bergerak dibidang manufaktur, PT. Rakabu Sejahtera dihadapkan

dengan beberapa alternatif supplier yang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Permasalahan yang terjadi di PT. Rakabu Sejahtera adalah terjadinya keterlambatan pengiriman

komponen kayu jati, terdapat komponen kayu jati yang tidak lolos quality control (QC)

sehingga harus dikembalikan dan menunggu barang kembali dikirimkan, pemberian order

kepada supplier dilakukan dengan membagi sama rata kepada seluruh supplier tanpa ada

pertimbangan tertentu. Beberapa permasalahan tersebut yang membuat pihak perusahaan

memutuskan untuk mengidentifikasi supplier mana saja yang membutuhkan evaluasi dan

perbaikan untuk menjaga performansinya. Untuk meningkatkan performa perusahaan, seleksi

supplier penting dilakukan perusahaan karena hal ini merupakan aktivitas strategis yang dapat

menentukan keberhasilan perusahaan. Apabila supplier tidak sesuai baik dari segi kualitas atau

kriteria lain, hal ini akan berpengaruh pada tingkat keberhasilan untuk memenuhi permintaan

pelanggan dan kepuasan konsumen. Dalam memenuhi permintaan tersebut, perusahaan yang

saling terkait dalam supply chain harus bekerja sinergis dalam manajemen rantai pasok atau

supply chain management (SCM). Manajemen Rantai Pasok (supply chain management) adalah

sebuah proses di mana produk diciptakan dan disampaikan kepada konsumen dari sudut

struktural (Manambing dkk., 2014). Banyak bagian yang terlibat dalam supply chain, seperti

Page 7: ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER KOMPONEN KAYU JATI …eprints.ums.ac.id/84634/1/Naskah Publikasi.pdfdalam memilih supplier antara lain harga, kualitas, pengiriman, responsibilitas, legalitas

3

hubungan antara bagian produksi dengan supplier, warehouse, atau antara retailer dengan

customer, serta perusahaan-perusahaan pendukung seperti perusahaan jasa logistik (Thanki,

2016).

Supply chain menurut Copra dan Meindl (2001) merupakan suatu proses aliran yang

dirangkai pada tahapan supply chain yang berbeda dan saling berkombinasi untuk memenuhi

permintaan konsumen atas suatu produk. Sedangkan Pujawan (2005) menyatakan bahwa supply

chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk

menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Dilihat secara

horizontal, terdapat lima komponen utama atau pelaku dalam supply chain, yaitu supplier

(pemasok), manufacturer (pabrik pembuat barang), distributor (pedagang besar), retailer

(pengecer), dan customer (pelanggan). Sedangkan secara vertikal, terdapat lima komponen

utama supply chain, yaitu buyer (pembeli), transpoter (pengangkut), warehouse (penyimpan),

seller (penjual) dan sebagainya (Soeratno dan Jan, 2016).

Pemilihan supplier menjadi bagian yang harus dikelola dengan baik pada supply chain,

karena hubungan antara perusahaan manufaktur dengan supplier akan berpengaruh pada

seluruh aktivitas supply chain (Bhatt, 2015). Pemilihan supplier memiliki banyak kriteria yang

harus diperhatikan, seperti harga, kualitas yang baik, pengiriman tepat waktu sampai dengan

kapasitas produksi yang memadai. Pemilihan supplier bukanlah suatu proses yang singkat

melainkan suatu proses yang cukup panjang dalam mengevaluasi beberapa kriteria (Ahmadi,

2017). Pada saat melakukan evaluasi dari beberapa kriteria sering terjadi trade off seperti

supplier yang menawarkan produk dengan kualitas yang baik tetapi membutuhkan waktu yang

tidak pasti (Singh dkk, 2012). Semakin banyak kriteria yang diinginkan perusahaan untuk

memilih supplier, maka semakin rumit pula pengambilan keputusan dalam memilih supplier

yang tepat (Rimantho dkk., 2017). Seiring berkembangnya jaman kebutuhan supplier pun juga

makin bervariasi. Banyaknya pertimbangan-pertimbangan dalam memilih, membuat proses

pemilihan supplier cukup rumit (Jain dkk., 2013). Dickson (1966) menyatakan bahwa terdapat

23 kriteria utama yaitu quality, delivery, performance history, warranties and claim policies,

production facilities and capacity, price, technical capability, financial position, procedural

compliance, communication system, reputation and position in industry, desire for business,

management and organization, operating controls, repair service, attitude, impression,

packaging ability, labor relations record, geographical location, amount of past business,

training aids, reciprocal arrangements. Secara keseluruhan, kriteria Dickson menjadi tolak

ukur atau panduan dalam memilih supplier yang dapat ditemui dalam banyak literature (Weber

Page 8: ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER KOMPONEN KAYU JATI …eprints.ums.ac.id/84634/1/Naskah Publikasi.pdfdalam memilih supplier antara lain harga, kualitas, pengiriman, responsibilitas, legalitas

4

dkk., 1991). Plebankiewicz dan Kubek (2016), mendapatkan kualitas sebagai kriteria utama

yang diinginkan oleh perusahaan konstruksi di Amerika, Taiwan, dan Vietnam.

Menurut Koul dan Verma (2009) proses pemilihan supplier adalah proses penyelesaian

masalah, yang mencakup pendefinisian masalah, formulasi kriteria dan subkriteria, kualifikasi,

dan pemilihan pemasok. Pemilihan supplier merupakan proses penting dalam suatu aliran

supply chain karena supplier yang tepat dapat mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan

dan biaya yang dikeluarkan perusahaan (Mardhikawarih dkk., 2012).

Pengambilan keputusan dalam memilih supplier yang tepat dan layak untuk dijadikan mitra

bisnis menjadi tugas PT. Rakabu Sejahtera dalam menganalisa masing-masing supplier. Saat

ini PT. Rakabu Sejahtera memiliki 4 supplier, diantaranya Bapak Agung, Bapak Sungadi,

Bapak Angga dan Bapak Gito. Seleksi supplier dilakukan untuk mengevaluasi, meninjau dan

memilih supplier yang menjadi pilihan dan prioritas untuk bekerja sama dengan perusahaan.

Salah satu metode dalam pengambilan keputusan adalah Analytical Hierarchy Process

(AHP). Teknik ini merupakan metode yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan

suatu masalah kompleks dengan aspek atau kriteria yang dipertimbangkan cukup banyak

(Saaty, 1980). AHP digunakan karena konsepnya sederhana, mudah dipahami, dan memiliki

kemampuan untuk mengukur kinerja yang berhubungan dari alternatif-alternatif supplier dalam

bentuk matematis yang sederhana.

Penelitian ini melibatkan lebih dari satu kriteria dalam menentukan supplier, sehingga

untuk membuat keputusan yang tepat diperlukan metode Multi Criteria Decision Making

(MCDM) yang mampu melakukan pengambilan keputusan dengan memunculkan

perangkingan di setiap alternatif terhadap kriteria dan pembobotan yang diberikan pada setiap

kriteria. Metode MCDM yang digunakan pada penelitian ini adalah metode AHP.

2. METODE

Penelitian ini menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) yang merupakan

metode yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty sekitar tahun 1970, metode ini merupakan

sebuah kerangka untuk pengambilan keputusan dengan efektif atas persoalan yang kompleks.

Permasalahan pengambilan keputusan dapat menjadi kompleks karena adanya perlibatan

beberapa tujuan maupun kriteria (Wulandari, 2014). AHP adalah alat yang efektif untuk

menangani pengambilan keputusan yang rumit, dan dapat membantu pengambil keputusan

untuk menetapkan prioritas dan membuat keputusan terbaik (Saaty, 2008).

Pada dasarnya AHP hanya membutuhkan satu jawaban untuk satu matriks perbandingan.

Oleh karena itu, Saaty (1993) memberikan metode perataan jawaban responden dengan

Page 9: ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER KOMPONEN KAYU JATI …eprints.ums.ac.id/84634/1/Naskah Publikasi.pdfdalam memilih supplier antara lain harga, kualitas, pengiriman, responsibilitas, legalitas

5

Geometric Mean. Geometric Mean Theory menyatakan bahwa jika terdapat n partisipan

melakukan perbandingan berpasangan, maka terdapat n jawaban (nilai) numerik untuk setiap

pasangan (Wirdianto, 2008).

Prinsip-prinsip dasar dalam menyelesaikan persoalan dengan metode AHP yang harus

dipahami menurut Magdalena (2012) antara lain:

a. Decomposition, memecahkan atau membagi problem yang utuh menjadi unsur-unsurnya

ke dalam bentuk hierarki proses pengambilan keputusan, dimana setiap unsur atau elemen

saling berhubungan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Hierarki AHP

b. Comparative Judgement, dilakukan dengan penilaian tentang kepentingan relatif dua

elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkatan diatasnya. Penilaian

ini merupakan inti dari AHP karena akan berpengaruh pada urutan prioritas dari elemen -

elemennya. Hasil dari penilaian ini disajikan dalam bentuk matriks paiwise comparison,

matriks perbandingan berpasangan yang memuat tingkat preferensi beberapa alternatif

untuk tiap kriteria.

c. Synthesis of Priority, dilakukan dengan menggunakan eigen vector method untuk

mendapatkan bobot relatif bagi unsur-unsur pengambilan keputusan.

d. Logical Consistency, merupakan karakteristik penting AHP menyatakan ukuran tentang

konsisten tidaknya suatu penilaian atau pembobotan perbandingan berpasangan.

Langkah-langkah metode AHP menurut Magdalena (2012) adalah sebagai berikut:

a. Lakukan perkalian pada setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif elemen

pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif elemen kedua, dan seterusnya.

b. Jumlahkan setiap baris yang ada.

c. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas relatif yang bersangkutan.

Page 10: ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER KOMPONEN KAYU JATI …eprints.ums.ac.id/84634/1/Naskah Publikasi.pdfdalam memilih supplier antara lain harga, kualitas, pengiriman, responsibilitas, legalitas

6

d. Jumlahkan hasil bagi dengan banyaknya elemen yang ada, kemudian hasilnya disebut λ

maks.

e. Hitung Consistency Index (CI) dengan rumus:

CI=λ maks-n

n-1 (1)

Keterangan: n = banyaknya elemen

Dalam perhitungan consistency index, jika CI ≤ 1, maka data tersebut adalah konsisten dan

jika CI ≥ 1, maka kembali pada tahap pengumpulan data (Purwatiningsih, 2007).

f. Hitung Concistency Ratio (CR) dengan rumus:

CR=CI

RI (2)

Keterangan:

CR = Concistency Ratio RI = Random Concistency Index

CI = Consistency Index

Besarnya CR harus ≤ 0,10, jika lebih dari 0,10 maka kembali lagi ke tahap pengumpulan

data sedangkan apabila nilai rasio konsistensinya ≤ 0,10 maka diteruskan ke tahap

berikutnya (Purwatiningsih, 2007). Daftar RI dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Daftar Random Concistency Index (Kusrini dan Gole, 2007)

Ukuran Matriks Nilai IR

1,2 0

3 0,58

4 0,9

5 1,12

6 1,24

7 1,32

8 1,41

9 1,45

10 1,49

11 1,51

12 1,48

13 1,56

14 1,57

15 1,59

Page 11: ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER KOMPONEN KAYU JATI …eprints.ums.ac.id/84634/1/Naskah Publikasi.pdfdalam memilih supplier antara lain harga, kualitas, pengiriman, responsibilitas, legalitas

7

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Penentuan Kriteria dan Subkriteria Pemilihan Supplier

Penentuan kriteria dan subkriteria supplier dilakukan dengan melakukan wawancara

kepada responden ahli yang dapat memberikan penilaian dan keputusan mengenai proses

pemilihan supplier. Hasil wawancara digunakan sebagai dasar kriteria dan subkriteria dalam

pemilihan supplier. Responden yang dipilih adalah beberapa orang yang berpengalaman pada

proses penilaian supplier, yaitu Bapak Gabul (Kepala Bagian Furniture), Bapak Sukhoiri

(Kepala Bagian QC dan PPIC) dan Bapak Pariyanto (Kepala Bagian Pengadaan Bahan Baku).

Ketiga responden telah bekerja bertahun-tahun dalam bidang pengadaan bahan baku dari

supplier.

Hasil wawancara dengan Bapak Pariyanto selaku Kabag. Pengadaan Bahan Baku

mengatakan bahwa kriteria supplier yang dibutuhkan perusahaan meliputi kualitas kayu, harga,

kemudahan dalam dihubungi (responsibilitas) dan penggantian barang, legalitas kayu, dan

kemampuan bekerja sama dengan baik. Wawancara kedua dengan Bapak Gabul selaku Kabag.

Produksi bagian furniture mengatakan bahwa kriteria dalam memilih supplier antara lain harga,

kualitas kayu yang dilihat dari tingkat alur minyak kayu, warna kayu, dan tingkat kekuatan

kayu, serta kecepatan pengiriman. Sedangkan hasil wawancara dengan Bapak Sukhoiri selaku

Kabag. QC dan PPIC berpendapat bahwa kriteria pemilihan supplier terdiri dari kualitas kayu

yang meliputi jumlah cacat pada kayu, harga, ketepatan jumlah order yang dikirim dan kapasitas

pengiriman.

Berdasarkan hasil wawancara dari ketiga responden ahli akan diperoleh kriteria dimana

beberapa kriteria tersebut dapat dibagi dalam subkriteria yang ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Kriteria dan Subkriteria Pemilihan Supplier PT. Rakabu Sejahtera

No. Kriteria Subkriteria

1 Harga -

2

Kualitas Kekuatan kayu

Warna kayu

Tingkat alur minyak

Jumlah cacat

3 Pengiriman Ketepatan waktu pengiriman

Ketepatan jumlah pengiriman

Kapasitas pengiriman

4 Responsibilitas Kemudahan dihubungi

Kecepatan penggantian barang

5 Legalitas Kayu -

6 Kerja sama -

Page 12: ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER KOMPONEN KAYU JATI …eprints.ums.ac.id/84634/1/Naskah Publikasi.pdfdalam memilih supplier antara lain harga, kualitas, pengiriman, responsibilitas, legalitas

8

3.2 Penyusunan Struktur Hierarki

Setelah menentukan kriteria dan subkriteria apasaja dalam memilih supplier, selanjutnya

dibuat struktur hierarki untuk memecahkan masalah kompleks dalam bentuk hirarkis agar

mudah dipahami dan membantu proses pegambilan keputusan dari seluruh kriteria dalam

sistem. Masalah yang terdapat di PT. Rakabu Sejahtera dapat disusun dalam tiga level hierarki.

Level 0 merupakan tujuan yang akan dicapai yaitu melakukan pemilihan supplier komponen

kayu jati dengan performansi terbaik. Level 1 berisi kriteria-kriteria yang diperlukan dalam

memilih supplier. Level 2 merupakan subkriteria atau penjabaran dari beberapa kriteria. Level

3 yaitu alternatif supplier yang akan dipilih oleh perusahaan.

Berdasarkan kriteria dan subkriteria pada Tabel 2 dapat dibuat struktur hierarki yang

ditunjukkan pada Gambar 2 dan keterangan gambar pada Tabel 3.

S1 S2 S3 S4

Pemilihan Supplier Bahan Baku Kayu Jati di PT. Rakabu Sejahtera

A B C D

C1 C2 C3 D1 D2

E F

B1 B2 B3 B4

Gambar 2. Struktur Hierarki Pemilihan Supplier PT. Rakabu Sejahtera

Tabel 3. Keterangan Gambar Struktur Hierarki

Kode Keterangan Kode Keterangan

A Harga D Responsibilitas

B Kualitas D1 Kemudahan Dihubungi

B1 Kekuatan Kayu D2 Kecepatan Penggantian Barang

B2 Warna Kayu E Legalitas Kayu

B3 Tingkat alur minyak kayu F Kerja sama

B4 Jumlah cacat S1 Bapak Agung

C Pengiriman S2 Bapak Sungadi

C1 Ketepatan Waktu Pengiriman S3 Bapak Angga

C2 Ketepatan Jumlah Pengiriman S4 Bapak Gito

C3 Kapasitas Pengiriman

Page 13: ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER KOMPONEN KAYU JATI …eprints.ums.ac.id/84634/1/Naskah Publikasi.pdfdalam memilih supplier antara lain harga, kualitas, pengiriman, responsibilitas, legalitas

9

3.3 Pengumpulan Data dan Perhitungan Bobot Kriteria

Setelah melakukan penyusunan struktur hirarki, tahap selanjutnya yaitu melakukan

pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan penyebaran kuesioner kepada responden

untuk melakukan pembobotan dari masing-masing kriteria dan supplier. Responden yang

dipilih adalah para ahli (expert) dibidang penerimaan bahan baku khususnya komponen kayu

jati di PT. Rakabu Sejahtera. Dalam pendekatan AHP, jumlah responden tidak dijadikan suatu

hal yang penting, melainkan pengetahuan dan kualitas dari respoden yang penting dalam

menentukan pembobotan. Pihak perusahaan yang dijadikan responden yaitu Bapak Pariyanto

(Kepala Divisi Pengadaan Barang) dan Bapak Sukhoiri (Kepala Bagian QC dan PPIC).

Perhitungan bobot dilakukan dengan menilai tingkat kepentingan antara dua kriteria yang

kemudian dituliskan dalam bentuk matriks perbandingan berpasangan. Data yang diperoleh dari

penyebaran kuesioner yang diisi oleh dua responden kemudian dihitung rataannya

menggunakan geometric mean. Matriks perbandingan berpasangan antar kriteria dapat dilihat

pada Tabel 4.

Tabel 4. Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria

Kriteria Harga Kualitas Pengiriman Responsibilitas Legalitas Kayu Kerja sama

Harga 1,00 0,38 0,22 0,26 0,13 0,58

Kualitas 2,65 1,00 2,65 5,92 0,38 1,00

Pengiriman 4,58 0,38 1,00 2,65 0,38 0,58

Responsibilitas 3,87 0,17 0,38 1,00 0,14 0,45

Legalitas Kayu 7,94 2,65 2,65 7,00 1,00 2,65

Kerja sama 1,73 1,00 1,73 2,24 0,38 1,00

Total 21,77 5,57 8,62 19,06 2,40 6,25

Perhitungan geometric mean untuk pengisian tabel matriks perbandingan berpasangan

antar kriteria sesuai dengan perhitungan dibawah ini:

Harga-kualitas = √(𝒙𝟏(𝒉𝒂𝒓𝒈𝒂−𝒌𝒖𝒂𝒍𝒊𝒕𝒂𝒔))(𝒙𝟐(𝒉𝒂𝒓𝒈𝒂−𝒌𝒖𝒂𝒍𝒊𝒕𝒂𝒔))𝟐

= √(1)(0,14)𝟐

= 0,38

Seluruh perbandingan berpasangan yang telah dinilai oleh responden dihitung dengan

menggunakan geometric mean untuk memperoleh matriks rataan perbandingan berpasangan.

Setelah memperoleh seluruh hasil geometric mean maka dilanjutkan pengujian normalisasi

untuk mencari nilai eigen atau bobot dari masing-masing kriteria. Nilai eigen diperoleh dengan

membagi total nilai setiap baris dari masing-masing kriteria dengan total nilai dari seluruh

Page 14: ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER KOMPONEN KAYU JATI …eprints.ums.ac.id/84634/1/Naskah Publikasi.pdfdalam memilih supplier antara lain harga, kualitas, pengiriman, responsibilitas, legalitas

10

kriteria. Perhitungan nilai eigen dari hasil normalisasi matriks ditunjukkan pada Tabel 5. Hasil

nilai eigen kriteria dapat dilihat pada Gambar 3.

Tabel 5. Perhitungan Nilai Eigen (Bobot) Antar Kriteria

Kriteria Harga Kualitas Pengiriman Responsi-bilitas Legalitas Kayu Kerja-sama Total Eigen

Harga 6,00 1,79 2,87 5,50 0,73 2,11 19,00 0,044

Kualitas 45,06 6,00 10,84 24,40 3,31 8,70 98,31 0,225

Pengiriman 24,41 4,51 6,00 12,65 2,07 6,36 56,01 0,128

Responsibilitas 11,83 2,77 3,20 6,00 1,15 3,90 28,85 0,066

Legalitas Kayu 66,69 13,12 21,25 44,62 6,00 17,18 168,86 0,387

Kerja sama 25,71 4,69 8,33 18,06 2,33 6,00 65,12 0,149

Total 436,14 1,00

Gambar 3. Nilai Eigen Antar Kriteria

Berdasarkan perhitungan nilai eigen, diperoleh bobot terbesar yang dijadikan sebagai

prioritas kriteria pemilihan supplier komponen kayu jati yaitu kriteria legalitas kayu dengan

bobot 0,387. Legalitas kayu menjadi kriteria paling penting bagi PT. Rakabu Sejahtera karena

setiap supplier wajib memiliki izin legal atas kayu yang dipasok dan usaha yang dijalankan.

Sehingga dalam menajalankan produksi furniture tidak melanggar hukum yang berlaku.

Kriteria yang menjadi prioritas kedua yaitu kualitas kayu dengan bobot 0,225. Kualitas

menjadi prioritas kedua setelah legalitas kayu karena dapat berpengaruh terhadap produk yang

akan dihasilkan. Semakin tinggi kualitas kayu yang dipasok oleh supplier maka akan semakin

bagus produk yang dihasilkan oleh PT. Rakabu Sejahtera. Kriteria dengan bobot tertinggi

selanjutnya secara berurutan yaitu kerja sama, pengiriman, responsibilitas dan yang terakhir

kriteria harga dengan bobot 0,044.

Langkah selanjutnya yaitu melakukan uji konsistensi dengan menghitung nilai CI

(Consistency Index) dan CR (Consistency Ratio). Uji konsistensi dilakukan dengan mengalikan

0.000

0.100

0.200

0.300

0.400

Nilai Eigen Antar Kriteria

Page 15: ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER KOMPONEN KAYU JATI …eprints.ums.ac.id/84634/1/Naskah Publikasi.pdfdalam memilih supplier antara lain harga, kualitas, pengiriman, responsibilitas, legalitas

11

matriks perbandingan berpasangan dengan normalisasi eigen vector pertama. Kemudian

hasilnya dibagi dengan nilai eigen masing-masing kriteria. Setelah itu, mencari nilai lambda

degan cara menghitung rata-rata hasil uji konsistensi dari seluruh kriteria. Nilai lambda

digunakan untuk menghitung nilai CI, dan selanjutnya mencari nilai CR untuk mengetahui

apakah data yang diperoleh konsisten atau tidak. Perhitungan uji konsistensi dapat dilihat pada

Tabel 6.

Tabel 6. Perhitungan Uji Konsistensi Antar Kriteria

Kriteria (A x E1)i ((A x E1)i )/E1i CI CR

Harga 0,309 7,088

0,109 0,088

Kualitas 1,367 6,066

Pengiriman 0,821 6,392

Responsibilitas 0,444 6,706

Legalitas Kayu 2,527 6,527

Kerja sama 0,967 6,476

Rata-Rata (λ) 6,543 < 0,1 maka Konsisten

Hasil perhitungan uji konsistensi diperoleh nilai CI sebesar 0,109 dan CR sebesar 0,088

dimana CR<0,1 sehingga menunjukkan bahwa data yang diperoleh konsisten dan dapat

diterima. Setelah melakukan uji konsistensi terhadap seluruh subkriteria dan supplier maka

diperoleh hasil rekap uji konsistensi pada Tabel 7.

Tabel 7. Hasil Rekap Uji Konsistensi Subkriteria dan Supplier

Perbandingan Berpasangan CR Tingkat Konsistensi

Kriteria 0.088 Konsisten

Kualitas 0.018 Konsisten

Pengiriman 0.000 Konsisten

Responsibilitas 0.000 Konsisten

Harga 0.069 Konsisten

Kekuatan Kayu 0.057 Konsisten

Warna Kayu 0.058 Konsisten

Tingkat Alur Minyak 0.050 Konsisten

Jumlah Cacat 0.052 Konsisten

Ketepatan Waktu Pengiriman 0.031 Konsisten

Ketepatan Jumlah Pengiriman 0.093 Konsisten

Kapasitas Pengiriman 0.031 Konsisten

Kemudahan Dihubungi 0.020 Konsisten

Kecepatan Penggantian Barang 0.037 Konsisten

Legalitas Kayu 0.048 Konsisten

Kerjasama 0.073 Konsisten

Page 16: ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER KOMPONEN KAYU JATI …eprints.ums.ac.id/84634/1/Naskah Publikasi.pdfdalam memilih supplier antara lain harga, kualitas, pengiriman, responsibilitas, legalitas

12

3.4 Analisis Pembobotan Subkriteria dan Supplier

Pemilihan supplier komponen kayu jati PT. Rakabu Sejahtera dipengaruhi oleh beberapa

kriteria dan subkriteria yang mempunyai nilai eigen (bobot) masing-masing. Kriteria dan

subkriteria dalam melakukan pemilihan supplier seperti pada Gambar 4. diurutkan sesuai

dengan bobot masing-masing untuk mengetahui prioritas kriteria maupun subkriteria. Urutan

prioritas dilakukan dengan mengalikan bobot kriteria dengan bobot subkriteria seperti pada

Tabel 8.

S1 S2 S3 S4

Pemilihan Supplier Bahan Baku Kayu Jati di PT. Rakabu Sejahtera

A

0,044

B

0,225

C

0,128

D

0,066

C1

0,461

C2

0,461

C3

0,078

D1

0,13

D2

0,87

E

0,387

F

0,149

B1

0,138

B2

0,098

B3

0,320

B4

0,444

Gambar 4. Pembobotan Seluruh Kriteria dan Sub Kriteria

Tabel 8. Urutan Prioritas Kriteria dan Subkriteria Pemilihan Supplier

Kriteria Bobot Kriteria Sub-kriteria Bobot Subkriteria Bobot Akhir Urutan Prioritas

Harga 0,044 - 0,044 8

Kualitas 0,225

Kekuatan kayu 0,138 0,031 9

Warna kayu 0,098 0,022 10

Tingkat alur minyak 0,320 0,072 4

Jumlah cacat 0,444 0,100 3

Pengiriman 0,128

Ketepatan waktu pengiriman 0,461 0,059 5

Ketepatan jumlah pengiriman 0,461 0,059 6

Kapasitas pengiriman 0,078 0,010 11

Responsibilitas 0,066 Kemudahan dihubungi 0,130 0,009 12

Kecepatan penggantian barang 0,870 0,057 7

Legalitas Kayu 0,387 - 0,387 1

Kerja sama 0,149 - 0,149 2

Berdasarkan hasil urutan prioritas kriteria dan subkriteria pada Tabel 7, diperoleh prioritas

pertama yaitu legalitas kayu dengan bobot tertinggi sebesar 0,387 karena supplier wajib

memiliki Surat Verifikasi dan Legalitas Kayu (SVLK). Semua kayu harus menjalani verifikasi

legalitas sampai kayu tersebut menjadi produk jadi. Selain SVLK, supplier juga harus memiliki

Page 17: ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER KOMPONEN KAYU JATI …eprints.ums.ac.id/84634/1/Naskah Publikasi.pdfdalam memilih supplier antara lain harga, kualitas, pengiriman, responsibilitas, legalitas

13

Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) untuk menjamin legalitas usaha yang dijalankan. Prioritas

kedua yaitu kerja sama dengan bobot 0.149 karena supplier harus dapat menjalin kerja sama

dengan baik dalam jangka panjang. Kerja sama yang baik dapat menjaga komunikasi dan

membuat kesepakatan yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Prioritas ketiga yaitu

jumlah cacat dengan bobot 0,100 karena cacat pada kayu jati sangat tidak diharapkan untuk

proses produksi. Adanya cacat pada kayu jati dapat menurunkan kualitas dan daya tarik dari

produk yang dihasilkan. Kayu jati yang tidak cacat yaitu kayu yang tidak memiliki doreng, mata

mati dan kisot. Prioritas selanjutnya yaitu tingkat alur minyak dengan bobot 0,072; ketepatan

waktu pengiriman dengan bobot 0,059; ketepatan jumlah pengiriman dengan bobot 0,059;

kecepatan penggantian barang dengan bobot 0,057; harga dengan bobot 0,044; kekuatan kayu

dengan bobot 0,031; warna kayu dengan bobot 0,022; kapasitas pengiriman dengan bobot

0,010; dan terakhir yaitu kemudahan dihubungi dengan bobot 0,009.

Selanjutnya mencari urutan prioritas supplier dengan cara mengalikan bobot masing-

masing supplier dengan bobot akhir dari hasil perkalian bobot kriteria dan subkriteria. Hasil

urutan prioritas supplier dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Urutan Prioritas Supplier

Kriteria dan Subkriteria Bobot Prioritas Supplier

Bp. Agung Bp. Sungadi Bp. Sugimin Bp. Gito

Harga 0,021 0,005 0,002 0,016

Kekuatan kayu 0,019 0,002 0,002 0,008

Warna kayu 0,012 0,001 0,002 0,007

Tingkat alur minyak 0,012 0,030 0,015 0,016

Jumlah cacat 0,019 0,036 0,015 0,029

Ketepatan waktu pengiriman 0,032 0,011 0,004 0,012

Ketepatan jumlah pengiriman 0,021 0,004 0,006 0,028

Kapasitas pengiriman 0,004 0,002 0,001 0,004

Kemudahan dihubungi 0,002 0,004 0,001 0,002

Kecepatan penggantian barang 0,012 0,018 0,003 0,025

Legalitas Kayu 0,059 0,141 0,138 0,050

Kerja sama 0,070 0,016 0,012 0,051

Total 0,284 0,269 0,200 0,247

Proses penentuan prioritas supplier dengan menggunakan metode AHP memilih supplier

dengan performansi terbaik yaitu supplier yang memiliki bobot tertinggi dari bobot supplier

lainnya. Berdasarkan hasil perhitungan urutan prioritas supplier pada Tabel 8 diatas dapat

diketahui bahwa Bapak Agung adalah supplier dengan bobot tertinggi yaitu sebesar 0,284 yang

Page 18: ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER KOMPONEN KAYU JATI …eprints.ums.ac.id/84634/1/Naskah Publikasi.pdfdalam memilih supplier antara lain harga, kualitas, pengiriman, responsibilitas, legalitas

14

artinya Bapak Agung memiliki performansi terbaik dari supplier lainnya. Selanjutnya supplier

yang memiliki bobot dibawah Bapak Agung yaitu Bapak Sungadi dengan bobot 0,269,

kemudian Bapak Gito dengan bobot 0,247 dan yang terakhir yaitu Bapak Sugimin dengan bobot

0,200.

Berdasarkan hasil urutan prioritas supplier diatas, Bapak Agung selaku supplier dengan

performansi terbaik diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan performansinya

dalam memasok komponen kayu jati di PT. Rakabu Sejahtera. Sedangkan supplier lain yang

memiliki tingkat performansi dibawah Bapak Agung maka perlu dilakukan adanya evaluasi

atau tindakan terkait dengan beberapa kriteria yang dapat meningkatkan performansi masing-

masing supplier. Keputusan untuk mempertahankan atau mengganti supplier yang memiliki

performansi yang kurang dengan supplier baru yang memiliki performansi lebih baik tentunya

menjadi kebijakan perusahaan. PT. Rakabu Sejahtera merupakan perusahaan besar sehingga

akan cenderung mempertahankan supplier karena jika mengganti supplier baru maka akan

membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencapai kriteria yang dibutuhkan oleh

perusahaan. Untuk mempertahankan supplier dengan performansi yang kurang membutuhkan

tindakan yang dapat dilakukan segera mungkin agar performansi supplier mengalami

peningkatan. Tindakan yang harus dilakukan oleh PT. Rakabu Sejahtera dapat berupa evaluasi

bertahap sesuai dengan kepada supplier. Evaluasi bertahap dilakukan setiap supplier mengirim

komponen kayu jati kepada perusahaan dari semua aspek sesuai dengan kriteria yang telah

digunakan sebagai acuan dalam memilih supplier. Hasil dari evaluasi bertahap ini dapat

dijadikan sebagai pertimbangan dalam melakukan pengiriman komponen kayu jati selanjutnya

sampai performansi supplier menjadi lebih baik. Selain evaluasi terhadap supplier, pihak

perusahaan juga sebaiknya melakukan evaluasi internal, baik dari segi tempat penyimpanan

komponen, kapasitas pengiriman yang diberikan kepada supplier, maupun hal-hal lain yang

berkaitan langsung dengan komponen kayu jati. Evaluasi supplier dan evaluasi internal

perusahaan diharapkan dapat menguntungkan kedua belah pihak dan khususnya dapat

meningkatkan performansi seluruh supplier yang bekerja sama dengan PT. Rakabu Sejahtera.

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan yang telah dilakukan dalam menentukan

prioritas supplier kayu jati di PT. Rakabu Sejahtera dengan menggunakan metode AHP, maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Page 19: ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER KOMPONEN KAYU JATI …eprints.ums.ac.id/84634/1/Naskah Publikasi.pdfdalam memilih supplier antara lain harga, kualitas, pengiriman, responsibilitas, legalitas

15

a. Kriteria yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam melakukan pemilihan supplier di PT.

Rakabu Sejahtera terdiri dari harga, kualitas, pengiriman, responsibilitas, legalitas kayu dan

kerja sama. Subkriteria kualitas terdapat kekuatan kayu, warna kayu, tingkat alur minyak

dan jumlah cacat. Subkriteria pengiriman terdiri dari ketepatan waktu pengiriman,

ketepatan jumlah pengiriman dan kapasitas pengiriman. Subkriteria responsibilitas terdiri

dari kemudahan dihubungi dan kecepatan penggantian barang.

b. Hasil perhitungan menggunakan metode AHP diperoleh supplier dengan performansi

terbaik yaitu Bapak Agung dengan bobot 0,284. Prioritas supplier selanjutnya adalah

Bapak Sungadi dengan bobot 0,269; kemudian Bapak Gito dengan bobot 0,247 dan yang

Bapak Sugimin dengan bobot 0,200. Sedangkan kriteria yang memiliki bobot tertinggi

yaitu legalitas kayu dengan bobot 0,387 disusul dengan prioritas kedua yaitu kerja sama

dengan bobot 0.149 dan prioritas ketiga yaitu jumlah cacat dengan bobot 0,100; selanjutnya

tingkat alur minyak dengan bobot 0,072; ketepatan waktu pengiriman dengan bobot 0,059;

ketepatan jumlah pengiriman dengan bobot 0,059; kecepatan penggantian barang dengan

bobot 0,057; harga dengan bobot 0,044; kekuatan kayu dengan bobot 0,031; warna kayu

dengan bobot 0,022; kapasitas pengiriman dengan bobot 0,010; dan kemudahan dihubungi

dengan bobot 0,009.

c. Tindak lanjut yang dilakukan setelah mengetahui urutan prioritas supplier komponen kayu

jati di PT. Rakabu Sejahtera yaitu melakukan evaluasi supplier dan evaluasi internal

perusahaan. Evaluasi supplier dilakukan secara bertahap setiap supplier melakukan

pengiriman komponen ke perusahaan. Evaluasi internal dilakukan oleh perusahaan

mengenai semua aspek yang berkaitan langsung dengan komponen kayu jati dari supplier,

seperti pengecekan tempat penyimpanan komponen, pengecekan alur proses penerimaan

komponen kayu jati dari supplier dan melakukan pengecekan secara langsung kepada

supplier sebelum komponen kayu jati dikirimkan ke perusahaan. Evaluasi lain yang dapat

dilakukan seperti memberikan batas kapasitas pengiriman yang sesuai dengan kemampuan

supplier¸ memberikan batasan atau ketentuan mengenai tingkat alur minyak, warna kayu

dan kriteria lainnya yang dapat dijadikan dasar untuk meningkatkan performansi supplier.

4.2 Saran

Saran yang dapat peneliti berikan kepada perusahaan dan peneliti untuk melakukan

penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:

a. Sebaiknya pihak perusahaan memberikan pembagian Purchased Order (PO) kepada

supplier sesuai dengan kapasitas masing-masing supplier.

Page 20: ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER KOMPONEN KAYU JATI …eprints.ums.ac.id/84634/1/Naskah Publikasi.pdfdalam memilih supplier antara lain harga, kualitas, pengiriman, responsibilitas, legalitas

16

b. Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya menggunakan software yang lebih update untuk

pengolahan data AHP.

c. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian pada perusahaan lain

dengan pengembangan metode lain khususnya dalam melakukan pemilihan supplier.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, H.B., Petrudi, S.H.H. and Wang, X., 2017. Integrating sustainability into supplier

selection with analytical hierarchy process and improved grey relational analysis: a case

of telecom industry. The International Journal of Advanced Manufacturing

Technology, 90(9-12), pp.2413-2427.

Bhatt, N., 2015. An integrated AHP-TOPSIS approach in supplier selection: An automotive

industry as a case study. The International Journal of Business & Management, 3(8),

p.160.

Copra, S. dan Meindl, P., 2001. Supply Chain Management: Strategy. Planning and Operation,

15(5):71-85.

Dickson, G. W. 1966. An analysis of vendor selection systems and decisions. Journal of

Purchasing. 2(1):5–17.

Indraswara, M. S. 2007. Kajian penempatan furniture dan pemakaian warna studi kasus pada

kamar tidur hotel nugraha wisata bandungan ambarawa. Jurnal Ilmiah Perancangan Kota

Dan Permukiman. 6(1):22–31.

Jain, R., A. R. Singh, dan P. K. Mishra. 2013. Prioritization of supplier selection criteria: a

fuzzy-ahp approach. MIT International Journal of Mechanical Engineering. 3(1):34–42.

Koul, S. dan R. Verma. 2009. Dynamic vendor selection: a fuzzy ahp approach. Journal of

Manufacturing Systems. 22(8):963–971.

Kusrini dan A. W. Gole. 2007. Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Prestasi Pegawai

Nakertrans Sumba Barat Di Waikabubak. Seminar Nasional Teknologi Informasi Dan

Komunikasi. (1907–5022). 2007. 47–52.

Magdalena, H. 2012. Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Mahasiswa Lulusan

Terbaik Di Perguruan Tinggi (Studi Kasus Stmik Atma Luhur Pangkalpinang). Seminar

Nasional Teknologi Informasi Dan Komunikasi 2012. (2089–9815). 2012. 49–56.

Manambing, M., P. Tumade, dan J. Sumarauw. 2014. Analisis perencanaan supply chain

management (scm) pada pt. sinar galesong pratama. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen,

Bisnis Dan Akuntansi. 2(2):1570–1578.

Page 21: ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER KOMPONEN KAYU JATI …eprints.ums.ac.id/84634/1/Naskah Publikasi.pdfdalam memilih supplier antara lain harga, kualitas, pengiriman, responsibilitas, legalitas

17

Mardhikawarih, D. A., W. A. Jauhari, dan C. N. Rosyidi. 2012. Pemilihan pemasok drum

pelumas industri menggunakan fuzzy analytical hierarchy Process studi kasus: pt.

pertamina pusat dan production unit gresik. Performa. 11(1):67–74.

Plebankiewicz, E. dan D. Kubek. 2016. Multicriteria selection of the building material supplier

using ahp and fuzzy ahp. Journal of Construction Engineering and Management. 142(1)

Pujawan, I Nyoman. 2005. Supply Chain Management. Penerbit Guna Widya, Surabaya.

Purwatiningsih, D.R., 2008. Aplikasi AHP Dalam Pengambilan Keputusan Pada Seleksi

Karyawan. Jurnal Teknik Industri, 8(1), pp.1-11.

Rimantho, D., Fathurohman, B. Cahyadi, dan Sodikun. 2017. Pemilihan supplier rubber parts

dengan metode analytical hierarchy Process di pt.xyz. Jurnal Rekayasa Sistem Industri.

6(2):93–104.

Saaty T. L., 1980. The Analytical Hierarchy Process: Planning, Priority Setting, Resource

Allocation, McGraw-Hill Book Company, United States of America.

Saaty, T. L. 2008. Decision making with the analytic hierarchy Process. International Journal

of Services Sciences. 1(1):83–98.

Singh, R., Rajput, H., Chaturvedi, V. dan Vimal, J., 2012. Supplier Selection by Technique of

Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) Menthod for Automotive

Industry. International Journal of Advanced Technology & Engineering Research,

2(2):157-169.

Soeratno, D. dan A. H. Jan. 2016. Analisis model supply chain ikan cakalang di kota manado.

Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi. 4(2):602–612.

Thanki, S., Govindan, K. and Thakkar, J., 2016. An investigation on lean-green implementation

practices in Indian SMEs using analytical hierarchy process (AHP) approach. Journal of

Cleaner Production, 135, pp.284-298.

Weber, C. A., J. R. Current, dan W. C. Benton. 1991. Vendor selection criteria and methods.

European Journal of Operational Research. 50(1):2–18.

Wirdianto, E. and Unbersa, E., 2008. Aplikasi Metode Analytical Hierarchy Process Dalam

Menentukan Kriteria Penilaian Supplier. Jurnal Teknik Industri, 2(29), pp.6-13.

Wulandari, N. 2014. Perancangan sistem pendukung keputusan pemilihan supplier di pt .

alfindo dengan metode analytical hierarchy Process (ahp). Jurnal Sistem Informasi.

1(1):4–7.