Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x...
-
Author
hanter-jum -
Category
Documents
-
view
233 -
download
0
Embed Size (px)
Transcript of Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x...
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
1/76
ANALISIS PEMILIHAN PENTANAHAN TITIK NETRAL
GENERATOR PADA PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA MIKRO HIDRO 2 X 4,4 MW NUA AMBON
LAPORAN TUGAS AKHIR
Karya tulis sebagai salah satu syarat
Untuk memperoleh gelar Sarjana dari
Jurusan Teknik Elektro
Institut Teknologi Nasional Bandung
Oleh :
ASYER AGRISELIUS
NRP : 11-2009-049
(Program Studi Teknik Elektro)
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL BANDUNG
2014
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
2/76
ABSTRAK
ANALISIS PEMILIHAN PENTANAHAN NETRAL GENERATOR
PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO 2 X 4,4
MW NUA AMBON
Oleh
Asyer Agriselius
NRP : 112009049
(Program Studi Teknik Elektro)
Abstrak
Pentanahan titik netral generator pada pembangkit tenaga listrik sangat penting
dalam penyaluran daya listrik, karena itu diperlukan perhitungan dan perancangan agar
generator dapat terproteksi jika terjadi gangguan hubung singkat ke tanah. Dalam
penelitian ini, generator dengan kapasitas 2 x 4,4 MW akan dibahas mengenai
gangguan hubung singkat 3 phasa ke tanah, gangguan hubung singkat 1 phasa ke tanah,
pemilihan metoda pentanahan titik netral generator, perhitungan tegangan sentuh dan
perhitungan tegangan langkah. Dimana jenis pentanahan yang dipilih adalah
pentanahan dengan tahanan yaitu 72 , sedangkan model pentanahan yang dipilih
untuk pengamanan area pembangkit adalah pentanahan menggunakan grid dengan
jumlah batang konduktor yang terpasang = 12 batang, sehingga diperoleh Es
sebenarnya = 225,3 Volt lebih kecil dari nilai Es yang diizinkan = 730,5 Volt dan El
yang sebenarnya = 102,6 Volt lebih kecil dari nilai El yang diizinkan = 2429,7 Volt.
Dengan demikian design pentanahan yang dilakukan telah memenuhi persyaratan.
Pembahasan ini berdasarkan perhitungan dan simulasi menggunakan batasan-batasan
yang terdapat dalam teori.
Kata kunci: Pentanahan, Generator 2 x 4,4 MW, Gangguan Hubung Singkat, Es, El,
Sistem Grid, Konduktor
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
3/76
ABSTRACT
ELECTION ANALYSIS OF NEUTRAL GROUNDING POWER
GENERATOR WITH MICRO HYDRO 2 X 4.4 MW NUA AMBON
By
Asyer Agriselius
NRP: 112009049
(Study Program of Electrical Engineering)
Abstract
Generator neutral grounding point on the power plant is very important in the distribution
of electrical power, because it is necessary calculations and design so that the generator can
be protected in the event of a short circuit fault to ground. In this study, a generator with a
capacity of 2 x 4.4 MW will be discussed about 3 phase short circuit fault to ground, short
circuit interruption 1 phase to ground, the selection method of grounding the generator
neutral point, the calculation of touch voltage and step voltage calculation. Wheregrounding type chosen is grounded with a resistance that is 72 , while grounding the
model chosen for securing the grounding area using a grid generation is the number of
conductor bars are attached = 12 rods, in order to obtain the actual Es = 225.3 volts less
than the value of Es which allowed = 730.5 Volts and actual E l = 102.6 volts less than the
allowable value of El = 2429.7 Volt. Thus the grounding design has been undertaken to
meet the requirements. This discussion is based on calculations and simulations use
restrictions contained in the theory.
Keywords: Grounding, Generator 2 x 4.4 MW, Short-circuit Disorders, Es, El, Grid
Systems, Conductor
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
4/76
ANALISIS PEMILIHAN PENTANAHAN TITIK NETRAL
GENERATOR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO
HIDRO
2 X 4,4 MW NUA AMBON
Oleh
Asyer Agriselius
NRP : 112009049
(Program Studi Teknik Elektro)
Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Nasional Bandung
Bandung, 27 Agustus 2014
Asyer Agriselius
NRP : 112009049
Menyetujui
Pembimbing I
___________________________(Syahrial, S.T., M.T.)
Pembimbing II
______________________
(Siti Saodah, S.T., M.T.)
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
5/76
PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI
Skripsi S1 yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di Perpustakaan di LingkunganInstitut Teknologi Nasional Bandung, dan terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa
hak cipta ada pada pengarang dengan mengikuti aturan HaKI yang. Referensi kepustakaandiperkenankan dicatat, tetapi pengutipan atau peringkasan hanya dapat dilakukan seizinpengarang dan harus disertai dengan kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan sumbernya.
Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh skripsi haruslah seizin dari
Perpustakaan, Institut Teknologi Nasional Bandung.
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
6/76
Dengan ini, kami :
Nama : Asyer Agriselius
NRP : 112009049Menyatakan bahwa tugas akhir dengan judul :
ANALISIS PEMILIHAN PENTANAHAN TITIK NETRALGENERATOR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO
HIDRO
2 X 4,4 MW NUA AMBON
Sejauh pengetahuan kami merupakan hasil karya sendiri dan terbebas dari plagiatisme
manapun, dan diperuntukkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari
Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Nasional, Bandung.Demikian pernyataan ini kami sampaikan dengan sebenarnya.
Bandung, 27 Agustus 2014
Yang membuat pernyataan
Asyer Agriselius
NRP : 112009049Mengetahui
Pembimbing I Pembimbing II
(Syahrial, S.T., M.T.) (Siti Saodah, S.T.,M.T.)
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
7/76
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,
akhirnya penulis bisa menyelesaikan laporan tugas akhir ini.
Penyusunan Tugas Akhir ini, dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menempuh studi perkuliahan program Strata Satu (S1) pada jurusan Teknik Elektro
Kosentrasi Teknik Energi Elektrik Fakultas Teknik Industri Institut Teknologi Nasional
Bandung, dengan judul: ANALISIS PEMILIHAN PENTANAHAN TITIK
NETRAL GENERATOR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
MIKRO HIDRO 2 X 4,4 MW NUA AMBON.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini
banyak kekurangan baik dalam pengumpulan data, tata cara penyusunan, pembahasan
masalah serta penyajiannya. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis
menerima segala kritik dan saran yang membangun untuk dijadikan masukan.
Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapatkan masukan
serta bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang setulusnya kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melancarkan jalan hingga bisa mengerjakan tugas
akhir ini dengan sehat walafiat.
2. Kedua orang tua tercinta dan adikku atas doa dan dukungannya baik materil maupun
berupa moril kepada penulis yang tak henti hentinya selama ini.
3. Bapak DR.Waluyo,MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi
Nasional.
4. Bapak Syahrial, MT, Selaku Kepala Laboratorium Teknik Energi Elektrik dan selaku
pembimbing Tugas Akhir ini.
5. Ibu Siti Saodah, MT, selaku dosen pembimbing II.
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
8/76
6. Ibu Decy, MT, selaku Dosen Wali penulis pada Jurusan Teknik Elektro Institut
Teknologi Nasional.
7. Bapak Dadang, Bapak Jack, Bapak Yakub, Bapak Nanang Epen, Parman yang
banyak membantu dalam mengurus administrasi serta perlengkapannya di Jurusan
Teknik Elektro Itenas Bandung.
8. Anggota HME angkatan 2009, Kosim, Liput, Rian, Ashal, Rhamandita, Beni DJ,
Ario, Fitrah, Beni K, Iqbal, Kamal, Sandy, Semadi, Asma, Rara, uul, Jefri, Arthur
9. Anggota HME angkatan 2010, 2011, 2012, 2013
10. Age dan bang natalis yang banyak membantu dalam pengerjaan Tugas Akhir ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam menyelesaikan penulisan laporan ini.
Penulis berharap laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pihak yang
membutuhkan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan rahmat-Nya dan
menyertai semua pihak yang telah memberikan dorongan moril dan materil dalam
penyusunan laporan Tugas Akhir ini.
Bandung, 27 Agustus 2014
Penulis
Asyer Agriselius
NRP : 112009049
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
9/76
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN SAMPUL ................................................................ ............................ i
ABSTRAK ................................................................ .............................................. ii
ABSTRACT .......................................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv
PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI .............................................................. v
HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. vi
KATA PENGANTAR ................................................................ ......................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ixDAFTAR GAMBAR ................................................................ ........................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xv
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG...................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................. BAB I-1
1.2 Tujuan Tugas Akhir .......................................................................... BAB I-2
1.3 Metoda Penelitian ................................................................ ............. BAB I-2
1.4 Pembatasan Masalah......................................................................... BAB I-2
1.5 Sistematika Penyajian ....................................................................... BAB I-3
BAB II TEORI DASAR
2.1 Generator Sinkron ...................................................................................BAB II-1
2.1.1 Definisi Umum......................................................................BAB II-1
2.1.2 Prinsip Kerja Generator Sinkron ...........................................BAB II-1
2.2. Pentanahan Secara Umum .....................................................................BAB II-2
2.3. Tujuan dan Metoda Pentanahan Titik Netral Generator ....................BAB II-5
2.3.1 Pentanahan Titik Netral Secara Langsung ...........................BAB II-7
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
10/76
2.3.2 Pentanahan Titik Netral Melalui Tahanan..........................BAB II-10
2.3.3 Pengetanahan Titik Netral Melalui Reaktor.......................BAB II-13
2.3.4 Pengetanahan Titikk Netral Secara Efektif ........................BAB II-17
2.4 Sistem Yang Tidak Diketanahkan Atau Sistem Delta .....................BAB II-17
2.5 Teori Komponen Simetris....................................................................BAB II-18
2.6 Operator a ..................................................................................BAB II-20
2.7 Penggunaan Operator a Pada Komponen Simetris .......................BAB II-21
2.8 Hubung Singkat Tiga Phasa ................................................................BAB II-22
2.9 Hubung Singkat Dua Phasa .................................................................BAB II-23
2.10 Hubungan Singkat Satu Phasa Ke Tanah ....................................BAB II-24
2.11 Analisa Arus Hubung Singkat Menurut Standard IEC 60 909 ......BAB II-26
BAB III METODA PERHITUNGAN DAN SIMULASI PENTANAHAN NETRAL
GENERATOR
3.1 Langkah Penelitian........................................................................ BAB III-1
3.2 Data Penelitian.............................................................................. BAB III-2
3.3 Perhitungan Arus Hubung Singkat Tiga Phasa ke Tanah ............. BAB III-3
3.4 Pemilihan Metoda Pentanahan Netral Generator.......................... BAB III-4
3.5 Perhitungan Niali Resistansi Yang Digunakan............................. BAB III-5
3.6 Perhitungan Arus Hubung Singkat Satu Phasa ke Tanah ............. BAB III-6
3.7 Perhitungan Tegangan Langkah dan Tegangan sentuh sistem Grounding
Grid................................................................. .............................. BAB III-6
3.7.1. Tahanan Jenis Tanah............................................................ BAB III-7
3.7.2 Tata Letak (Layout) ............................................................. BAB III-8
3.7.3 Jumlah Batang Pentanahan Yang Diperlukan...................... BAB III-8
3.7.4 Tegangan Sentuh Yang Diizinkan ....................................... BAB III-8
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
11/76
3.7.5 Tegangan Langkah Yang Diizinkan ............................... ...BAB III-10
3.8 Simulasi Hubung Singkat Generator Menggunakan ETAP 7..... BAB III-11
3.9 Simulasi Grounding Grid Menggunakan ETAP 7 ...................... BAB III-12
3.9.1 Simulasi Tegangan Sentuh dan Tegangan Langkah ...BAB III-14
BAB IV HASIL PERHITUNGAN, SIMULASI, DAN ANALISIS
4.1 Hasil Perhitungan Arus Hubung Singkat ......................................BAB IV-1
4.2 Perhitungan Tegangan Langkah dan Tegangan sentuh Pada sistem Grounding
Grid......................................................................................................... BAB IV-2
4.2.1 Tahanan Jenis Tanah .......................................................... BAB IV-3
4.2.2 Jumlah Batang Pentanahan Yang Diperlukan .................... BAB IV-3
4.2.3 Tegangan Sentuh Yang Diizinkan...................................... BAB IV-4
4.2.4 Tegangan Langkah Yang Diizinkan................................... BAB IV-5
4.3 Simulasi Hubung Singkat Generator Menggunakan ETAP 7......... BAB IV-5
4.4 Simulasi Tegangan Sentuh dan Tegangan Langkah Pada Titik Gangguan Bus
203-2 Menggunakan ETAP 7 ............................................................. BAB IV-6
4.5 Simulasi Tegangan Sentuh dan Tegangan Langkah Pada Titik Gangguan Bus
20 kV Menggunakan ETAP 7............................................................. BAB IV-7
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................ ......................BAB V-1
5.2 Saran.................................................................................................BAB V-1
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
12/76
DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 2.1 Sistem yang tidak diketanahkan dalam keadaan gangguan
kawat-tanah ....................................................................BAB II-4
Gambar 2.2 Sistem yang diketanahkan dalam keadaan gangguan
kawat-tanah ....................................................................BAB II-4
Gambar 2.3 Pentanahan Secara Langsung........................................ BAB II-8
Gambar 2.4 Pentanahan Melalui Tahanan ......................................BAB II-11
Gambar 2.5 Rangkaian Ekivalen Hubung Singkat 1 Phasa ke Tanah
Secara Langsung....................................................................................BAB II-12
Gambar 2.6 Tegangan Kawat-tanah ................................................BAB II-13
Gambar 2.7 Pentanahan MenggunakanReactor..............................BAB II-14
Gambar 2.8 Sistem yang tidak diketanahkan...................................BAB II-17
Gambar 2.9 Komponen-komponen simetris dari tegangan
sistem tiga fasa .............................................................BAB II-19
Gambar 2.10 Penjumlahan komponen-komponen simetris dari tegangan .........
......................................................................................BAB II-19
Gambar 2.11 Gangguan Hubung Singkat Tiga Phasa .......................BAB II-22
Gambar 2.12 Rangkaian Ekivalen Gangguan Hubung Singkat
Tiga Phasa....................................................................BAB II-22
Gambar 2.13 Gangguan Hubung Singkat 2 Phasa ke Tanah ............BAB II-23
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
13/76
Gambar 2.14 Rangkaian Ekivalen Gangguan Hubung Singkat
Dua Phasa Ke Tanah....................................................BAB II-24
Gambar 2.15 Gangguan Hubung Singkat Satu Phasa Ke Tanah.......BAB II-25
Gambar 2.16 Rangkaian Ekivalen Gangguan Hubung Singkat Satu
Phasa Ke Tanah ............................................ BAB II -25
Gambar 3.1 Flow Chart Langkah Penelitian ................................... BAB III-1
Gambar 3.2 Konfigurasi sistem Pentanahan PLTMH Nua Ambon
...................................................................................... BAB III-2
Gambar 3.3 Rangkaian Ekivalen Gangguan Hubung Singkat 3 Phasa ............
...................................................................................... BAB III-4
Gambar 3.4 Rangkaian Ekivalen Hubung Singkat 1 Phasa ke Tanah ..............
...................................................................................... BAB III-6
Gambar 3.5 Tegangan Sentuh Pada Pembangkit............................. BAB III-9
Gambar 3.6 Tegangan Langkah Pada Pembangkit........................ BAB III-10
Gambar 3.7 Tabel Pada ETAP 7 Untuk Input Data Generator...... BAB III-11
Gambar 3.8 Pemilihan Jenis Pentanahan Menggunakan Resistor
Pada ETAP 7 ............................................................ BAB III-12
Gambar 3.9 Study Case EditorETAP 7......................................... BAB III-13
Gambar 3.10 Soil EditorETAP 7 .................................................... BAB III-13
Gambar 3.11 Study Case EditorTitik Gangguan Pada Bus 203-2
ETAP 7....................................................................... BAB III-14
Gambar 3.12 IEEE Group EditorETAP 7 ...................................... BAB III-14
Gambar 3.13 Study Case EditorTitik Gangguan Pada Bus 20 kV
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
14/76
ETAP 7....................................................................... BAB III-14
Gambar 3.14 IEEE Group EditorETAP 7 ...................................... BAB III-14
Gambar 4.1 LayoutSistem Grounding Grid.................................... BAB IV-2
Gambar 4.2 Simulasi Hubung Singkat 3 Phasa Pada Etap 7 ..........BAB IV-5
Gambar 4.3 Simulasi Hubung Singkat 1 Phasa ETAP 7 .................BAB IV-6
Gambar 4.4 Design Grounding GridPada Titik Gangguan
Bus 203-2 menggunakan ETAP 7 ...............................BAB IV-7
Gambar 4.5 Hasil Simulasi Tegangan Langkah dan Tegangan
Sentuh Pada Titik Gangguan Bus 203-2...................... BAB IV-7
Gambar 4.6 Design Grounding GridPada Titik Gangguan
Bus 20 kV menggunakan ETAP 7............................... BAB IV-8
Gambar 4.7 Hasil Simulasi Tegangan Langkah dan Tegangan
Sentuh Pada Titik Gangguan Bus 20 kV..................... BAB IV-8
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
15/76
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 3.1 Data Saluran Transmisi.....................................................BAB III-3
Tabel 3.2 Tahanan Jenis Tanah.........................................................BAB III-8
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Hubung Singkat 3 Phasa ke Tanah......BAB IV-1
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Hubung Singkat 1 Phasa ke Tanah......BAB IV-2
Tabel 4.3 Simulasi Hubung Singkat 3 Phasa ke Tanah ....................BAB IV-5
Tabel 4.4 Simulasi Hubung Singkat 3 Phasa ke Tanah ....................BAB IV-6
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
16/76
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
AC =Alternative Current
PLTA = Pembangkit Listrik Tenaga Air
PLTU = Pembangkit Listrik Tenaga Uap
PLTD = Saluran udara TeganganDiesel
DC =Direct Current
ggl = Gaya Gerak Listrik
n = Kecepatan Motor (rpm)
f = Frekuensi (Hz)
p = Jumlah Pasang Kutub
rpm =Rotation Per Minute
Hz =Hertz
ZA = Impedansi pada titik A ()
ZB = Impedansi pada titik B ()
ZC = Impedansi pada titik C ()
ZG = Impedansi Ground()
A = Ampere
V = VoltageKV = Kilo Volt
X0 = Reaktansi Urutan Nol ()
X1 = Reaktansi Urutan Positif ()
X2 = Reaktansi Urutan Negatif ()
R0 = Resistansi Urutan Nol ()
If = Arus Gangguan (A)
Zd = Impedansi Dasar ()
Ea = TeganganArmature (V)
Eg = Tegangan Generator (V)
Z1 = Impedansi Kapasitif tegangan A ()
Z2 = Impedansi Kapasitif tegangan B ()
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
17/76
Z3 = Impedansi Kapasitif tegangan C ()
a = Penurunan Tegangan Phasa A
a1 = Penurunan Tegangan Pada Komponen Urutan Positif
a2 = Penurunan Tegangan Pada Komponen Urutan Negatif
a2 = Penurunan Tegangan Pada Komponen Urutan Nol
XR = Reaktansi reaktor netral
IR = Rating harga efektif arus reaktor
pf = Power Factor
Xd = Reaktansi Steady State ()
Xd = Reaktansi Transient()
Xd
= ReaktansiSubtransient
()
If3 = Arus Gangguan 3 Phasa ke Tanah (A)
If1 = Arus Gangguan 1 Phasa ke Tanah (A)
P = Daya (Watt)
= Tahanan Jenis Tanah (Ohm-meter)
a = Jarak Antara Batang Elektroda (Meter)
Ik = Arus Fibrilasi (A)
t = waktu (detik)
Rk = Tahanan Badan Manusia ()
Es = Tegangan Sentuh (V)
El = Tegangan Langkah (V)
Rf = Tahanan Kontak ke Tanah Dari Satu Kaki ()
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
18/76
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Generator merupakan suatu peralatan yang berperan penting dalam proses atau
tahapan pembangkitan tenaga listrik. Hal ini dikarenakan generator mengubah tenaga gerak
menjadi energi listrik. Kontinuitas dari operasi generator ini harus terjaga dengan baik
sehingga pasokan energi listrik tidak berkurang akibat adanya gangguan pada generator.
Dalam suatu generator dibutuhkan suatu sistem pentanahan titik netral yang handal.
Hal ini dimaksudkan untuk membatasi arus gangguan yang terjadi pada saat gangguan
hubung singkat phasa ke tanah yang akan merusak peralatan. Selain itu perlu juga
diperhatikan tegangan sentuh dan tegangan langkah yang terjadi akibat arus gangguan
tersebut yang dapat membahayakan bagi manusia yang berada pada area pembangkit.
Analisa pentanahan titik netral generator pada pembangkit listrik tenaga mikrohidro
Nua diperlukan untuk proteksi generator terhadap arus gangguan hubung singkat dan
menentukan area yang aman pada pembangkit saat terjadi gangguan fasa tanah serta untuk
menjaga kontinuitas dari kerja generator sehingga pasokan energi listrik tidak terganggu.
Tugas akhir ini merupakan studi yang akan menganalisa kinerja suatu sistem
pentanahan untuk dijadikan suatu masukan pada pentanahan titik netral generator PLTMH
Nua Ambon. Mengacu pada standar-standar yang telah dibuat dan disepakati, mengenai
proteksi peralatan serta keamanan manusia terhadap tegangan sentuh dan tegangan langkah
yang timbul.
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
19/76
1.2. Tujuan Tugas Akhir
Adapun maksud penelitian tugas akhir ini adalah untuk menentukan jenis
pentanahan yang akan digunakan pada Pembangkit Listrik Mikro Hidro 2 x 4,4 MW
Nua Ambon.
1. Menentukan besarnya arus hubung singkat 3 phasa dan 1 phasa pada saluranBus 203-2
2. Menentukan jenis pentanahan titik netral yang akan digunakan pada generator 2
x 4,4 MW Nua Ambon.
3. Menentukan besarnya nilai tahanan yang akan digunakan.
4. Menentukan tegangan sentuh dan tegangan langkah pada area pembangkit.
1.3. METODA PENELITIAN
Dalam penelitian ini penulis melakukan beberapa macam metode, yaitu:
a. Metode Studi literatur, yaitu membaca dan mempelajari sumber-sumber
kepustakaan yang erat hubungannya dengan topik penelitian ini. yaitu
Sistem pentanahan generator.
b. Metode Observasi langsung, yaitu mengumpulkan data dari penelitian di
laboratorium yang dilakukan secara langsung.
c. Metode Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab dengan instruktur dan
orang yang lebih paham.
d. Metode Analisis, yaitu melakukan analisa terhadap data-data yang didapat
dari penelitian dan kemudian menyimpulkan hasil penelitian tersebut.
1.4. PEMBATASAN MASALAH
Batasan masalah dalam penelitian ini perlu dilakukan untuk efektif dan fokus pada
topik yang akan dibahas. Adapun batasan masalah tersebut adalah :
1. Nilai hubung singkat 3 phasa ke tanah.
2. Nilai hubung singkat 1 phasa ke tanah.
3. Metoda pentanahan titik netral melalui tahanan rendah.
4. Metoda pentanahan titik netral melalui tahanan tinggi.
5. Metoda pentanahan titik netral melalui reaktor.
6. Jenis pentanahan atau bentuk konstruksi pentanahan sistem kisi-kisi (grid).
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
20/76
1.5 SISTEMATIKA PENYAJIAN
Penulisan Laporan Tugas Akhir ini dilakukan dengan sistematika penyajian sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, tujuan, metoda pengumpulan
data, pembatasan masalah, serta sistematika penyajian laporan.
BAB II DASAR TEORI
Bab ini menjelaskan teori dasar mengenai generator dan teori pentanahan
secara umum.
BAB III METODA PERHITUNGAN DAN SIMULASIBab ini menjelaskan metoda perhitungan dan simulasi dalam menentukan
jenis pentanahan, tegangan sentuh dan tegangan langkah pada
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Nua Ambon.
BAB IV HASIL PERHITUNGAN, SIMULASI DAN ANALISIS
PENTANAHAN NETRAL GENERATOR
Pada bab ini akan menjelaskan teori tentang cara atau sistem-sistem
pentanah netral generator serta gangguan-gangguan pentanahan dan
pedoman pemilihan metode pentanahan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan memberikan tinjauan menyeluruh mengenai sistem yang
dibahas. Semuanya dirangkum dalam bentuk kesimpulan akhir dan saran-
saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi sistem pentanahan
netral generator.
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
21/76
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Generator Sinkron
2.1.1 Definisi Umum
Generator arus bolak balik berfungsi mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga
listrik arus bolak balik. Generator arus bolak balik sering disebut juga sebagai
alternator, generator AC (alternative current), atau generator sinkron. Dikatakan
generator sinkron karena jumlah putaran rotornya sama dengan jumlah putaran medan
magnet pada stator. Kecepatan sinkron ini dihasilkan dari kecepatan putar rotor dengan
kutubkutub magnet yang berputar dengan kecepatan yang sama dengan medan putar
pada stator. Mesin ini tidak dapat dijalankan sendiri karena kutub kutub rotor tidak
dapat tiba tiba mengikuti kecepatan medan putar pada waktu sakelar terhubung
dengan jalajala.
Generator sinkron sering kita jumpai pada pusat-pusat pembangkit tenaga listrik
(dengan kapasitas yang relatif besar). Misalnya, pada PLTA, PLTU, PLTD dan lain-
lain. Selain generator dengan kapasitas besar, kita mengenal juga generator dengan
kapasitas yang relatif kecil, misalnya generator yang digunakan untuk penerangan
darurat yang sering disebut Generator Set atau generator cadangan. Perbedaan prinsip
antara generator DC dengan generator AC adalah letak kumparan jangkar dan
kumparan statornya. Pada generator DC, kumparan jangkar terletak pada bagian rotor
dan kumparan medan terletak pada bagian stator. Sedangkan pada generator AC,
kumparan jangkar terletak pada bagian stator dan kumparan medan terletak pada bagian
rotor.
2.1.2 Prinsip Kerja Generator Sinkron
Jika kumparan rotor yang berfungsi sebagai pembangkit kumparan medan magnit
yang terletak di antara kutub magnit utara dan selatan diputar oleh prime mover, maka
pada kumparan rotor akan timbul medan magnet atau fluks yang bersifat bolakbalik
atau fluks putar. Fluks putar ini akan memotong motong kumparan stator sehingga
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
22/76
pada ujungujung kumparan stator timbul gaya gerak listrik karena pengaruh induksi
dari fluks putar tersebut. Gaya gerak listrik (ggl) yang timbul pada kumparan stator juga
bersifat bolakbalik, atau berputar dengan kecepatan sinkron terhadap kecepatan putar
rotor. Frekuensi elektris yang dihasilkan generator sinkron adalah sinkron dengan
kecepatan putar generator. Rotor generator sinkron terdiri atas rangkaian elektromagnet
dengan suplai arus DC. Medan magnet rotor bergerak pada arah putaran rotor.
Hubungan antara kecepatan putar medan magnet pada mesin dengan frekuensi elektrik
pada stator adalah:
= (2.1)
= (2.2)
Dimana : f = frekuensi listrik (Hz)
n = kecepatan putar rotor (rpm)
P = jumlah pasang kutub
Oleh karena rotor berputar pada kecepatan yang sama dengan medan magnet,
persamaan diatas juga menunjukkan hubungan antara kecepatan putar rotor dengan
frekuensi listrik yang dihasilkan. Agar daya listrik dibangkitkan tetap pada frekuensi
50Hz atau 60 Hz, maka generator harus berputar pada kecepatan tetap dengan jumlah
kutub mesin yang telah ditentukan. Sebagai contoh untuk membangkitkan 60 Hz pada
mesin dua kutub, rotor arus berputar dengan kecepatan 3600 rpm. Untuk
membangkitkan daya 50 Hz pada mesin empat kutub, rotor harus berputar pada 1500
rpm.
2.2. Pentanahan Secara Umum
Sampai kira-kira tahun 1910, sistem-sistem tenaga listrik tidak diketanahkan. Hal
itu dapat dimengerti karena pada waktu itu sitem-sitem tenaga listrik masih kecil jadi
bila ada gangguan fasa ke tanah arus gangguan masih kecil, dan biasanya kurang dari 5
Ampere. Pada umumnya bila arus gangguan itu sebesar 5 Ampere atau lebih kecil,
busur listrik yang timbul pada kontak-kontak antara kawat yang terganggu dan tanah
masih dapat padam sendiri. Tetapi sistem-sistem tenaga itu makin lama makin besar
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
23/76
baik panjangnya maupun tegangannya. Dengan demikian arus yang timbul bila terjadi
gangguan tanah makin besar dan busur listrik itu tidak dapat lagi padam sendiri.
Tambahan lagi gejala-gejala busur tanah atau arcing grounds semakin menonjol. Gejala
busur tanah adalah suatu proses terjadinya pemutusan (clearing) dan pukul-ulang
(restriking) dari busur listrik secara berulang-ulang. Gejala ini sangat berbahaya karena
dapat menimbulkan tegangan lebih transien yang tinggi yang dapat merusak peralatan.
Oleh karena itu pada tahun 1910-an pada saat mana sistem-sistem tenaga relative
besar, sistem-sistem itu tidak lagi dibiarkan terapung yang dinamakan sistem delta,
tetapi titik netral sistem itu diketanahkan melalui tahanan atau reaktans. Pentanahan itu
umumnya dilakukan dengan menghubungkan netral transformator daya ke tanah.
Metode-metode pentanahan netral dari sistem-sistem tenaga adalah :a) Penatanahan melalui tahanan (resistance grounding).
b) Pentanahan melalui reactor (reactor grounding).
c) Pentanahan tanpa impedansi (solid grounding).
d) Pentanahan efektif (effective grounding).
e) Pentanahan dengan reaktor yang impedansinya dapat berubah-ubah (resonant
grounding) atau pentanahan dengan kumparan Petersen.
Pada sistem yang tidak diketanahkan atau pada sistem delta, arus gangguan itu
tergantung dari impedansi kapasitif ZA,ZB,ZC, yaitu impedansi kapasitif masing-masing
kawat-fasa terhadap tanah. Gambar 2.1.
Gambar 2.1. Sistem yang tidak diketanahkan dalam keadaan gangguan kawat-tanah.
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
24/76
Tetapi sistem itu diketanahkan arus gangguan tidak lagi tergantung hanya dari
impedansi kapasitif kawat-kawat tetapi juga tergantung pada impedansi alat pentanahan
dan transformator.
Gambar 2.2. Sistem yang diketanahkan dalam keadaan gangguan kawat-tanah.
Kecuali pentanahan dengan kumparan Petersen, impedansi alat pentanahan itu sangat
kecil dibandingkan dengan impedansi kapasitif ZG (ZG = 1/ ZG + 1/ZB + 1/ ZC), atau
dengan kata lainarus gangguan itu tidak lagi tergantung pada impedansi ZG.
Jadi dengan mengetanahkan netral sistem itu arus gangguan jelas menjadi lebih
besar dibandingkan dengan arus gangguan pada sistem delta, namun sebaliknya
membatasi tegangan pada fasa-fasa yang tidak terganggu. Jadi didalam menentukan
impedansi pentanahan itu harus diperhatikan hubungan antara besar arus gangguan dan
tegangan yang mungkin timbul.
Dari keterangan-keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pentanahan
itu adalah :
1. Pada sistem yang besar yang tidak diketanahkan arus gangguan itu relative (> 5
A) sehingga busur listrik yang timbul tidak dapat padam sendiri, hal mana akan
menimbulkan busur tanah; pada sistem yang diketanahkan gejala tersebut
hampir tidak ada.
2. Untuk membatasi tegangan-tegangan pada fasa-fasa yang tidak terganggu
(sehat).
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
25/76
Pada sistem-sistem di bawah 115 KV banyak dipakai pentanahan melalui kumparan
Petersen. Terutama di Eropa yang pentanahan dengan kumparan Petersen itu telah
dimulai sejak tahun 1900-an, dan di Amerika Serikat tahun 1930-an.
Pada sistem-sistem yang tegangannya lebih tinggi (115 KV ke atas) ada
kecenderungan menggunakan pentanahan tanpa impedansi atau pentanahan efektif.
Yang dimaksud dengan pentanahan efektif ialah pentanahan dimana perbandingan
antara reaktansi urutan nol dan urutan positif lebih kecil atau sama dengan tiga, dan
perbandingan tahanan urutan nol dan reaktansi urutan positif lebih kecil atau sama
dengan satu, untuk tiap titik pada sistem itu (X0/X1 3; R0/X1 1).
2.3. Tujuan dan Metoda Pentanahan Titik Netral Generator
Pentanahan generator sinkron pada sistem tenaga listrik yang modern tergantungpada besarnya tegangan yang digunakan dan karakteristik beban yang harus dilayani.
Dahulu sistem tenaga listrik tiga fasa tidak ditanahkan, terutama sistem tiga fasa dengan
tiga kawat merupakan sistem yang paling efesien dalam hal pemakaian konduktor
tembaganya. Selain itu ketika terjadi gangguan ke tanah pertama tidak timbul arus
gangguan dan hal ini merupakan suatu keuntungan meskipun peristiwa tersebut disertai
oleh timbulnya kejutan listrik yang berbahaya.
Ternyata dari pengalaman-pengalaman dengan sistem yang tidak ditanahkan banyak
motor-motor listrik dalam instalasi industry mengalami kerusakan-kerusakan yang
disebabkan oleh tegangan lebih yang timbul karena terjadinya busur listrik.
Untuk mencegah terjadinya tegangan lebih tersebut maka generator atau sistem
tenaga listrik ditanahkan dan biasanya dilakukan pentanahan secara langsung yang
sangat efektif untuk membatasi tegangan fasa ke tanah maksimum. Juga beban-beban
yang terpasang diantara fasa dan netral tetap dapat dilayani tanpa menimbulkan bahaya
tegangan antara netral dengan tanah pada keadaan mengalami gangguan tanah.
Metode pentanahan sistem mempengaruhi tingkat tegangan lebih yang mungkin
terjadi selama pengerjaan hubungan dan juga selama terjadi gangguan ke tanah.
Tegangan lebih yang bersifat transien harganya mencapai 5 atau 6 kali tegangan
normalnya. Terjadinya tegangan lebih transien disebabkan oleh penyalaan dan
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
26/76
pemadaman busur listrik pada rangkaian yang terdiri dari induktansi, kapasitansi dan
tahanan.
Tujuan pentanahan titik netral generator pada garis besarnya adalah :
1. Untuk mengurangi kerusakan pada titik gangguan.
2. Untuk membatasi tegangan lebih transien.
3. Mendeteksi dengan peka terhadap kerusakan titik netral.
4. Menstabilkan titik netral yaitu menjaga supaya titik netral berada pada atau didekat
potensial tanah.
Metode pentanahan titik netral yang digunakan dalam hubungan dengan stasiun
pembangkit tenaga listrik antara lain adalah sebagai berikut :
1. Pentanahan titik netral secara langsung.
2. Pentanahan titik netral melalui tahanan.
3. Pentanahan titik netral melalui transformator distribusi dengan tahanan pada
kumparan sekundernya.
4. Pentanahan titik netral melalui reaktor.
5. Pentanahan titik netral melalui kumparan Petersen.
6. Pentanahan netral melalui transformator tegangan.
2.3.1 Pentanahan Titik Netral Secara Langsung
Pada sistem-sistem yang netralnya ditanahkan secara langsung atau tanpa impedansi
bila terjadi gangguan fasa ke fasa maka gangguan tersebut harus diisolir dengan
membuka pemutus tenaga. Salah satu tujuan dengan mentanahkan titk netral secara
langsung ialah untuk membatasi tegangan dari fasa-fasa yang tidak terganggu bila
terjadi gangguan fasa ke tanah.
Pentanahan titik netral secara langsung biasanya digunakan pada sistem yang
bertegangan rendah (0 sampai 600 V), kadang-kadang digunakan juga pada sistem
bertegangan menengah.
Untuk menjelaskan perihal pentanahan titik netral secara langsung, ditinjau masalah
terjadinya gangguan ke tanah pada salah satu fasa generator yang titik netralnya
ditanahkan secara langsung. Pada gambar 2.3 memperlihatkan sebuah rangkaian
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
27/76
ekivalen hubung singkat satu fasa ke tanah dari generator yang titik netralnya
ditanahkan secara langsung. Pada gambar 2.3 tersebut, dimisalkan terjadi gangguan
hubung singkat satu fasa pada fasa A. Arus gangguan pada fasa A tersebut terdiri dari
tiga buah komponen yang sama yaitu If/3 dan harga ini didapat dari : (If/3) = (Ea ) /
(Z1 + Z2 + Z0)
Gambar 2.3. Pentanahan Secara Langsung
a) Arus gangguan yang menetap
Dimisalkan : Z1 = 110%, Z2 = 12 sampai 22% dan Z3 = 3 sampai 6% maka didapat
harga If yang besarnya hamper 2,5 kali lebih besar daripada arus gangguan hubung
singkat tiga fasa Ea/ Z1.
b) Arus gangguan transien
Tekanan paling besar terjadi pada tingkat permulaan transien dimana rumus diatas tetap
digunakan dengan mengganti reaktansi sinkron Z1 dengan reaktansi subtransiennya.
Perhitungan If diulang kembali dengan Z1 = 19 sampai 33% maka didapat harga If kira-
kira 1,6 kali arus transien hubung singkat tiga fasa Ea/ Z1 . Tekanan arus yang
sedemikian besarnya sangat berbahaya, jadi generator yang ditanahkan secara langsung
sangat berbahaya bila terjadi hubung singkat fasa ke tanah. Oleh karena itu arus hubung
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
28/76
singkat tersebut harus dibatasi dengan menyelipkan suatu impedansi antara titik netral
generator dan tanah.
Untuk menyelidiki tegangan fasa-fasa yang tidak terganggu, ditinjau sebuah
generator dimana titik netralnya ditanahkan secara langsung.Gangguan ke tanah terjadi
pada fasa A. Jika dimisalkan generator sangat besar sehingga Z1 = Z2 = sangat kecil dan
dapat diabaikan maka :
Ia1 = Ia2 = Ia0 = If/3
Penurunan tegangan pada fasa A = a
Jadi : a = a1 + a2 +a0
Karena Z1 = Z2 , maka
a1 =
a2
Sekarang akan diselidiki tegangan pada fasa yang tidak terganggu yaitu fasa B dan
fasa C. Pada fasa A, ketiga komponen penurunan tegangan adalah sefasa, tetapi pada
kedua fasa yang lain komponen positif dan komponen negative berputar dengan sudut
sebesar 1200
.
Karena a = a1 + a2 +a0 dan bila a1 = a2
Maka : b = c = a0 a1
Sekarang bila dilakukan super posisi maka :
Va + a = a0
Yaitu bahwa tegangan jepit fasa A adalah nol, sedang tegangan pada fasa-fasa yang lain
menjadi Vb + b dan Vc + c , dan
a = (I f/3 ) / (Z1 + Z2 + Z0)
= (I f/3 ) / (2 Z1 + Z2 )
Sebutlah = b = c
Maka : = (I f/3 ) / (Z0 Z1 )..(2.3)
Dimana : If/3 = Ea/ (2 Z1 + Z0 )..(2.4)Dari persamaan (2.3) jelas terlihat bahwa tegangan dari fasa-fasa yang tidak
terganggu tidak sama dengan tegangan fasa ke netral, tetapi lebih besar dan tergantung
pada (Z0 Z1 ). Semakin besar perbedaan Z0 Z1 , Semakin besar tegangan fasa-fasa A
dan B.
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
29/76
Subtitusi persamaan (2.3) ke dalam persamaan (2.4) akan diperoleh :
= E a [ (Z0 Z1 ) / (2 Z1 + Z0 ) ] .....(2.5)
Sebutlah : K = Z0 / Z1
Maka : = E a [ (K 1) / (K + 2) ] ..(2.6)Jadi besar tegangan fasa-fasa yang tidak terganggu tergantung dari faktor K = Z 0 /
Z1 yaitu ratio impedansi urutan.
Pentanahan titik netral secara langsung tidak dipakai lagi karena beberapa alasan
antara lain :
1. Arus gangguan yang timbul karena terjadinya gangguan fasa ke netral lebih
besar daripada arus gangguan hubung singkat tiga fasa.
2. Jika beberapa generator bekerja paralel dan titik netralnya bersama-samaditanahkan maka akan timbul harmonisa ketiga walaupun dalam keadaan kerja
normal.
3. Arus harmonisa ketiga yang masuk ke feeder yang disuplai oleh tegangan yang
dibangkitkan generator menyebabkan noise pada telekomunikasi.
4. Dengan menghindari pentanahan bersama dan pentanahan titik netral secara
langsung pada satu titik netral generator tidak hanya merupakan kerumitan
kerja tetapi juga menyebabkan beban lebih terhadap unit yang ditanahkan oleh
kontribusi arus gangguan unit yang lainnya.
2.3.2 Pentanahan Titik Netral Melalui Tahanan
Pentanahan titik netral melalui tahanan dapat dimasukkan kedalam kategori
pentanahan titik netral melalui impedansi kecil. Juga pentanahan ini bertujuan untuk
mengulangi kerugian panas (I2 . R) pentanahan titik netral secara langsung. Namun
demikian tidak boleh dianggap bahwa membatasi arus gangguan ke tanah dengan
menggunakan tahanan pada titik netral sudah berarti kelemahan-kelemahan pada
pentanahan secara langsung dapat diatasi.
Perlu diketahui bahwa meskipun pembatasan arus gangguan ke tanah sampai 1,5
kali arus kerja normal generator berarti tahanan pentanahan titik netral menyerap daya
sampai 50% dari rating kapasitasnya. Kapasitas panas yang dibutuhkan supaya tahanan
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
30/76
titik netral dapat berfungsi dengan aman tidaklah mudah untuk direncanakan dengan
sempurna. Harga tahanan yang sering digunakan berkisar diantara 0,4 sampai 15 ohm.
Untuk membatasi ukuran tersebut waktu pembebanan dibatasi diantara 10 detik sampai
2 menit, sementara itu kenaikan temperature sampai 4000 C diterapkan.
Dengan memilih harga tahanan yang tepat, ketika terjadi gangguan ke tanah arus
dapat dibatasi sehingga harganya hampir sama bila gangguan terjadi disegala tempat
didalam sistem bila tidak terdapat titik pentanahan lainnya. Pemilihan harga tahanan
yang terlalu rendah dapat mengakibatkan goncangan beban yang mendadak ketika
terjadi gangguan ke tanah sehingga menimbulkan tekanan mekanis terhadap poros
generator dan koplingnya dan kestabilanpun terganggu.
Untuk pemakaian praktis, harga tahanan pentanahan titik netral dapat ditentukandengan mencari harga arus gangguan ke tanah maksimum dan dengan membagi
tegangan fasa ke netral generator oleh arus tersebut. Reaktansi generator biasanya boleh
diabaikan.
R= Ea/If [Ohm].(2.7)
Gambar 2.4. Pentanahan Melalui Tahanan
Pada gambar 2.4 memperlihatkan daya yang diserap oleh tahanan pentanahan titik
netral selama terjadi gangguan satu fasa ke tanah untuk berbagai ukuran tahanan padagenerator sinkron yang berkapasitas 31.250 kVA dan bertegangan 13,8 kV.
Salah satu pemakaian tahanan pentanahan titik netral adalah pada generator-
generator yang terhubung langsung pada kumparan transformator tenaga penaik
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
31/76
tegangan yang terhubung delta. Dalam hal ini pergeseran penuh titik netral selama
gangguan tidak dianggap berarti
Rating tahanan pentanahan titik netral dipilih juga berdasarkan harga arus
maksimum yang sesuai dengan rele yang baik. Dari segi tahanan busur listrik dengan
menggunakan harga tahanan yang semakin besar, semakin banyak manfaat yang
didapat. Dalam prakteknya tahanan dipilih sedemikian rupa sehingga didapat arus yang
besarnya 1,5 sampai 2,5 ampere pada sisi sekunder transformator arus dengan ratio
yang terbesar. Transformator arus ini biasanya diletakkan pada rangkaian suplai ke rel
4.160 V dan digunakan untuk proteksi terhadap kegagalan rel.
Sebagai contoh, transformator arus dengan ratio 2.000 ke 5 ampere dipasang pada
rangkaian transformator pelengkap (auxiliary transformer
). Tahanan boleh mempunyairating dari 2 sampai 4 Ohm sesuai dengan pembatasan arus gangguan ke tanah dri 600
sampai 1.200 ampere. Pemilihan dalam selang ini biasanya diambil berdasarkan rating
standar yang ada. Resiko kebakaran kecil meskipun arus mencapai 2.000 ampere dan
kabel tidak akan mengalami kerusakan yang disebabkan oleh pemanasan lebih pada
selang waktu clearing yang normal.
Gambar 2.5. Rangkaian Ekivalen Hubung Singkat 1 Phasa ke Tanah Secara Langsung
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
32/76
Gambar 2.6. Tegangan Kawat-tanah
Dari rangkaian ekivalen pada gambar 2.5 dan gambar 2.6, tetapi dengan harga Z 1 =
jX1, Z2 = jX2 dan Z0 = 3R, arus gangguan If dapat ditentukan dari persamaan berikut :
Ea = (If/ 3) (2 jX1 ./ 3R).(2.7)Dengan X1 = X2 .
Penurunan tegangan pada tiap fasa pada kedua fasa yang tidak terganggu analog dengan
gambar 2.6 yaitu diperoleh dengan menjumlahkan If. R dengan j(If/3) . X1
dan j(If/3) . X2 setelah kedua komponen diputar 1200
dan 1200
. Penurunan tegangan
itu adalah :
= (I f/3 ) (3 R jX1) ....(2.8)
2.3.3 Pentanahan Titik Netral Melalui Reaktor
Reaktor yang dipasang diantara titik netral generator dengan tanah dimaksudkan
untuk membatasi arus gangguan ke tanah sampai pada harga arus hubung singkat tiga
fasa. Reaktor dapat digunakan pada pentanahan titik netral pembangkit listrik bertenaga
diesel yang berukuran kecil dimana pemakaian listriknya dilakukan pada tegangan yang
dibangkitkan generator dan dimana sambaran petir sering terjadi.
Pentanahan titik netral melalui reaktor mempunyai banyak ketidakpastian.
Beberapa peneliti menyarankan penentuan harga reaktansi netral itu didefinisikan
dalam reaktansi generator yaitu batas atas dari reaktansi netral adalah setengah dari
reaktansi subtransien generator. Peneliti-peneliti lainnya menyatakan reaktansi netral
secara tidak langsung menentukan ratio antara X0 dengan X1 pada jepitan generator.
Dimana X0 adalah impedansi urutan nol sistem termasuk reaktor netral dan X1 adalah
gabungan impedansi urutan positif sistem termasuk generator.
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
33/76
Dalam menentukan besarnya reaktor diasumsikan bahwa gangguan satu fasa ke
tanah terjadi pada jepitan generator. Arus gangguan hubung singkat tiga fasa ditentukan
dengan menggunakan tegangan fasa ke netral generator dan reaktansi urutan positifnya
(reaktansi subtransien). Untuk menentukan arus gangguan hubung singkat satu fasa ke
tanah perlu diketahui reaktansi urutan positif, negatif dan nol generator.
Notasi-notasi yang akan dipergunakan adalah sebagai berikut :
X1, X2, X0 = Reaktansi urutan generator yang ditinjau.
S1, S2, S0 = Reaktansi urutan sistem ke jepitan generator yang ditinjau.
XR = Reaktansi reaktor netral.
IR = Rating harga efektif arus reaktor (dalam perencanaan reaktor terhadap tekananmekanis diasumsikan bahwa arus tersebut bergeser sepenuhnya disebabkan
oleh komponen arus searah ).
Gambar 2.7. Pentanahan MenggunakanReactor
Arus gangguan satu fasa ke tanah diklasifikasikan menjadi lima macam tergantung
pada reaktansi generator dan reaktansi sitem, lihat gambar 2.7. Kelompok 1 adalah
umum dan meliputi kasus dimana semua reaktansi generator dan sistem berhingga dan
berbeda . Rumus ini kelihatannya rumit tetapi akan menjadi sederhana bila digunakan
harga sebenarnya . Kelompok 2 meliputi kasus dimana urutan nol sistem tak terhinggadan semua reaktansi lainnya berhingga dan berbeda . Kelompok 3 , 4 dan 5 meliputi
kasus dimana dua atau lebih reaktansi mempunyai harga yang sama sehingga rumusnya
sangat sederhana dibandingkan dengan kasus umum dalam kelompok 1. (gambar 2.7)
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
34/76
Rumus IR dalam tiaptiap kelompok kasus ditujukan untuk mendapatkan harga XR
sedemikian rupa sehingga arus kumparan mesin ketika terjadi gangguan satu fasa ke
tanah harganya sama dengan arus kumparan pada gangguan singkat tiga fasa .
Tegangan e pada rumus IR adalah tegangan jepitan generator yang dinyatakan sebagai
100% . Perlu diingatkan bahwa bila X1 dan X2 generator sama besar maka reaktansi
minimum XR = (1/3) (X1X0 ) . Arus yang melewati reaktor ketika terjadi gangguan
satu fasa ke tanah tergantung pada reaktansi sistem dan reaktansi generator.
Kurva digambarkan dalam harga ratio , kordinatnya adalah S1/ X1 dan absisnya K
adalah bilangan pengali terhadap arus hubung singkat 3 fasa , e/ X1 yang akan mengalir
melewati reaktor titik netral . Untuk kelima kurva tersebut ratio S 2/ S1 adalah parameter
. Kurva
kurva tersebut memperlihatkan sepintas efek reaktansi sistem terhadap arusnetral selama terjadi gangguan satu fasa ke tanah , S1 dan S2 sangat berbeda tanpa
mempengaruhi arus netral IR . Reaktansi reaktor pentanahan ditentukan oleh rumus :
XR = ( X1 X0 ) / 3 (2.9)
Untuk menentukan arus efektif maksimum IR yang melalui reaktor , tentukan S2/ S1
dan S1/ X1 dan cari harga K dalam gambar 3.7. Arus IR adalah (K) . (e/X2) dalam per-
unit , kalikan harga per-unit tersebut dengan 100 untuk mendapatkan IR dalam persen .
Harga reaktansi yang telah ditentukan XR membatasi arus kumparan generator
ketika terjadi arus gangguan satu fasa ke tanah sebesar arus kumparan ketika terjadi
gangguan tiga fasa . Untuk membatasi arus gangguan lebih lanjut diambil harga
reaktansi yang lebih besar , tetapi penambahan tersebut harus mempertimbangkan efek
tegangan transien selama operasi penghubungan dan busur listrik ke tanah . Ratio (X 0/
X1) 4 untuk membatasi tegangan transien . bila ratio (X 0/ X1) > 4 maka perlu
penelitian khusus .
Penggunaan reaktor netral pada generator yang menyuplai feeder distribusi pada
tegangan yang dibangkitkannya memerlukan pemeriksaan pada tegangan ke tanah
kedua fasa yang tidak terganggu bila terjadi gangguan satu fasa ke tanah . Hal ini
penting bagi sistem kabelnya . Semakin besar harga reaktansi pentanahan semakin besar
pula tegangan ke tanah pada kedua fasa yang tidak terganggu .
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
35/76
Arus IR pada reaktor netral selalu lebih besar daripada arus pada fasa yang terganggu
bila generator dihubungkan ke sistem dengan mesin yang lain, karena urutan nol
bersirkulasi didalam sistem pada kedua fasa yang tidak terganggu. Bila generator
merupakan bagian yang terisolasi dimana tidak terdapat lintasan transformator tempat
mengalirnyai arus urutan nol maka arus yang melalui reaktor akan sama besar dengan arus
yang melalui fasa yang terganggu atau kumparan generator.
Kadang-kadang perlu untuk menentukan karakteristik reaktor untuk beberapa generator
yang berbeda ukuran dan dioperasikan paralel dengan generator lain. Hal ini harus
ditin jau secara khusus dan perhitungannya dilakukan meliputi semua kemungkinan
kombinasi dan susunan generator. Reaktor netral harus dip il ih untuk mencakup keadaan
yang terburuk. Bila mesin-mesin tersebut identik maka masalah menjadi sederhana.
Bila mesin-mesin tersebut dianggap sama dan diinginkan untuk mengoperasikan dengan
hanya satu unit yang ditanahkan, dapat digunakan sebuah reaktor diantara rel netral
dengan tanah untuk semua mesin, tiap-tiap mesin terhubung ke rel tanah melalui pemutus
netral (neutral circuit breaker). Bila dua atau lebih generator terhubung pada satu rel
dan ditanahkan melalui alat pengetanahan berimpedansi rendah secara bersama maka
terdapat kemungkinan timbulnya arus sirkulasi yang berlebihan yang mengalir diantara
netral generator dan ini memerlukan perhatian.
2.3.4 Pengetanahan Titikk Netral Secara Efektif
Suatu sistem atau sebagian dari sistem dikatakan ditanahkan secara efektif apabila
untuk tiap-tiap ti ti k pada sistem itu atau sebagian tertentu dari sistem itu mempunyai
harga (X^/X.) 3 dan (R^/X.) ^ 1 un tuk setiap macam keadaan kerja sistem.
Jadi bila seluruh sistem itu tidak efektif ditanahkan, bagian tertentu dari sistem itu
dapat dikatakan ditanahkan secara efektif bila memenuhi ketentuan diatas. Jadi
pengetanahan tanpa impedansi dan pengetanahan dengan reaktansi yang rendah dapat
digolongkan kedalam cara pengetanahan efektif.
Dalam beberapa hal perlu diselipkan impedansi antara netral dengan tanah
supaya arus gangguan pada sistem-sistem yang-sering kena gangguan dibatasi besarnya.
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
36/76
2.4 Sistem Yang Tidak Diketanahkan Atau Sistem Delta
Suatu sistem dikatakan tidak diketanahkan atau sistem delta bilamana tidak ada
hubungan galvanis antara sistem itu dengan tanah. Pada gambar 2.8, digambarkan
sebagian dari suatu sistem yang tidak diketanahkan.
Gambar 2.8. Sistem yang tidak diketanahkan.Misalkanlah :
EA, EB, EC : tegangan fasa terhadap tanah.
EAN, EBN, ECN : tegangan fasa terhadap netral.
ZA, ZB, ZC : impedansi kapasitif fasa-fasa A, B, dan C dari sistem
terhadap tanah.
N : titik netral.
Menurut hokum Kirchoffjumlah arus-arus,
IA + IB + EC = 0 (2.10)
Atau :
+ + = 0 (2.11)
Pada umumnya pada sistem-sistem tenaga selalu ada ketidak-seimbangan kapasitif
(capacitive unbalance). Sangat sulit untuk menghilangkan sama sekali ketidakseimbangan
ini. Untuk memperkecil ketidakseimbangan itu dilakukan dengan mentransposisikan kawat-
kawat.
2.5 Teori Komponen Simetris
Menurut Fortescue tiga buah vektor yang tidak seimbang dari sistem tiga fasa dapat
diuraikan menjadi tiga sistem vektor yang seimbang. Ketiga sistem tersebut adalah :
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
37/76
a) Komponen urutan positif terdiri dari tiga buah vektor yang sama besarnya, terpisah
antara satu dengan yang lainnya sebesar 1200 dan mempunyai urutan fasa yang
sama dengan vektor asalnya.
b) Komponen urutan negatif terdiri dari tiga buah vektor yang sama besarnya,
terpisah antara satu dengan lainnya sebesar 1200 dan mempunyai urutan fasa yang
sama dengan vektor asalnya.
c) Komponen urutan nol terdiri dari tiga buah vektor yang sama besarnya dan
berbeda fasa 00 antara vector yang satu dengan yang lainnya.
Untuk sistem tiga fasa kita akan selalu menghadapi tiga buah besaran vector yang
biasa dinamakan dengan vektor a, vektor b dan ve
ktor c, jadi untuk tegangan pada sistem tiga fasa, ketiga vektornya kita namakan Ea, Eb
dan Ec. Hal yang sama juga berlaku untuk arus yaitu Ia, Ib dan Ic. Untuk komponen
simetrisnya berlaku juga seperti diatas hanya untuk komponen urutan positif
ditambahkan indeks 1, untuk komponen urutan negatif ditambahkan indeks 2 dan
untuk komponen urutan nol ditambahkan indeks 0 sehingga komponen urutan positif
pada Ea, Eb dan Ec adalah Ea1, Eb1 dan Ec1 demikian pula untuk urutan negatifnya yaitu
Ea2, Eb2 dan Ec2. Untuk komponen urutan nolnya adalah Ea0, Eb0 dan Ec0.
Gambar 2.9. Komponen-komponen simetris dari tegangan sistem tiga fasa.
Gambar 2.10. Penjumlahan komponen-komponen simetris dari tegangan.
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
38/76
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa sistem tiga fasa yang tidak seimbang
merupakan penjumlahan dari masing-masing komponen urutannya, yaitu :
Va = Va1 + Va2 + Va0 (2.12)
Vb = Vb1 + Vb2 + Va0 (2.13)
Vc = Vc1 + Vc2 + Va0 (2.14)
Pada umumnya komponen-komponen simetris dari Fortescue lebih baik dan paling
praktis digunakan dalam memecahkan soal-soal yang tidak simetris pada sistem tenaga.
2.6 Operator a
Karena adanya pergeseran fasa dan komponen simetris untuk tegangan dan arus
pada sistem tiga fasa maka diambil suatu metode untuk menentukan perputaran sudut
fasa sebesar 1200 . Dalam metode ini digunakan huruf a sebagai operator yang
menyatakan perputaran sudut sebesar 1200 dengan arah perputaran sudut berlawanan
dengan arah jarum jam.
Bila operator ini dinyatakan dalam bilangan kompleks yang dinyatakan dengan
besaran dan sudutnya maka operator a dapat ditulis sebagai berikut :
a = 1 < 1200
= ej120
= cos 1200
+ jSin 1200
a = - 0,5 + j0,866
Jika operator a ini dipangkatkan dua maka vektor ini akan berputar sebesar 240
0
danbila dipangkatkan tiga maka vektor ini akan berputar 360
0. Lihat sebagai berikut :
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
39/76
2.7 Penggunaan Operator a Pada Komponen Simetris
Jika pada sistem tiga fasa kita mengambil fasa a sebagai acuan maka dengan
menggunakan operator a akan menjadi :
1. Vektor urutan positif
Va1 = Va1
Vb1 = 1 < 2400 Va1 = a
2 Va1
Vc1 = 1 < 1200
Va1 = a Va1
2. Vektor urutan negatif
Va2 = Va2
Vb2 = 1 < 1200
Va2 = a Va2
Vc2 = 1 < 2400 Va2 = a
2 Va2
3. Vektor urutan nol
Va0 = Vb0 = Vc0
Hubungan antara besaran asal dengan komponen-komponen simetrisnya dalam bentuk
matrik adalah :
a) Untuk tegangan
= 1 1 111
=1 1 111
b) Untuk arus
= 1 1 111
= 1 1 111
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
40/76
2.8 Hubungan Singkat Tiga Phasa
Gangguan hubung singkat tiga phasa ini dapat menimbulkan loncatan bunga api
dengan suhu tinggi yang akan melelehkan belitan dengan resiko terjadinya kebakaran
jika isolasi tidak terbuat dari bahan yang anti api ( non flammable). Gangguan hubung
singkat tiga phasa tersebut ditunjukan pada gambar 5.1
G
L1
L2
L3
Ik3
Gambar 2.11 Gangguan Hubung Singkat Tiga Phasa
Gambar 2.12 Rangkaian Ekivalen Gangguan Hubung Singkat Tiga Phasa
Untuk menghitung nilai arus gangguan tersebut dapat menggunakan persamaan
berikut.
Ik3 =
(2.15)
Dimana : c = Faktor Tegangan = 1.05
Un = Tegangan Nominal
Z1 = Impedansi Urutan Positif
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
41/76
2.9 Hubungan Singkat Dua Phasa
Gangguan hubung singkat 2 phasa (unbalance fault) dan gangguan hubung singkat
2 phasa ke tanah dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan pada belitan, dan akan
menimbulkan vibrasi pada kumparan stator, selain itu kerusakan lain yang timbul
adalah pada poros (shaft) dan kopling turbin akibat adanya momen puntir yang besar.
G
L1
L2
L3
Ik2E
IkE2E
Gambar 2.13 Gangguan Hubung Singkat Dua Phasa Ke Tanah
Gambar 2.14 Rangkaian Ekivalen Gangguan Hubung Singkat Dua Phasa Ke Tanah.
Untuk menghitung nilai arus gangguan hubung singkat dua phasa ke tanah
dapat menggunakan persamaan berikut.
IkE2E = . .
(2.16)
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
42/76
Dimana : c = Faktor Tegangan = 1.05
Un = Tegangan Nomina
Z1 = Impedansi Urutan Positif
Z0 = Impedansi Urutan Nol
2.10 Hubungan Singkat Satu Phasa Ke Tanah
Kerusakan akibat gangguan 2 phasa atau antara konduktor kadangkadang masih
dapat di perbaiki dengan menyambung (taping) atau mengganti sebagian konduktor
tetapi kerusakan laminasi besi (iron lamination) akibat gangguan 1 phasa ketanah yang
menimbulkan bunga api dan merusak isolasi dan inti besi adalah kerusakan serius yang
perbaikannya dilakukan secara total. Gangguan jenis ini meskipun kecil harus segeradiproteksi. Gangguan hubung singkat satu phasa ke tanah seperti ditunjukan pada
gambar 2.14
Gambar 2.15 Gangguan Hubung Singkat Satu Phasa Ke Tanah
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
43/76
Gambar 2.16 Rangkaian Ekivalen Gangguan Hubung Singkat Satu Phasa Ke Tanah
Untuk menghitung nilai arus gangguan hubung singkat dua phasa dapat
menggunakan persamaan berikut.
Ik1 = .
(2.17)
Dimana : c = Faktor Tegangan = 1.05Un = Tegangan Nominal
Z1 = Impedansi Urutan Positif
Z0 = Impedansi Urutan Nol
2.10 Analisa Arus Hubung Singkat Menurut Standard IEC 60 909
Arus hubung singkat yang terjadi akibat gangguan hubung singkat tiga phasa, dua
phasa, dan satu phasa terdiri dari tiga bagian atau daerah, yaitu daerah subtransient,
daerah transient, dan daerah steady state.
Kondisi subtransient terjadi ketika waktu pada cycle pertama atau setelah gangguan
itu terjadi dengan arus ac yang sangat besar dan penurunannya sangat cepat, kondisi
transient terjadi selama waktu tingkat penurunannya lebih lambat, dan kondisi steady
state terjadi ketika selama waktu penurunanya sudah mendekati stabil.
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
44/76
Menurut Standard IEC 60 909 kondisi subtransient terjadi dalam waktu 10 ms
sampai dengan 20 ms, sedangkan kondisi transient terjadi dalam waktu sampai dengan
500 ms.
Untuk menghitung arus hubung singkat maksimum dimana gangguan tersebut jauh
dari generator, maka dapat ditentukan dengan persamaan berikut :
I =
(sin( + ) sin( ) ) (2.18)
Untuk menghitung arus hubung singkat maksimum dimana gangguan tersebut dekat
dari generator, maka dapat ditentukan dengan persamaan berikut :
I = E2 [("
` ) " + (
` ) ` + ] cos wt
"
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
45/76
BAB III
METODA PERHITUNGAN DAN SIMULASI
PENTANAHAN NETRAL GENERATOR
3.1 Langkah Penelitian
Metodologi penelitian merupakan proses ataupun langkah-langkah yang bertujuan
supaya penelitian dapat dilakukan secara sistematis. Penelitian dilakukan berdasarkan
beberapa tahapan dari awal hingga akhir yang dinyatakan dalam diagram alir.
Gambar 3.1 Flow Chart Langkah Penelitian
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
46/76
Gambar 3.1 menjelaskan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. Pertama
mengambil data-data yang diperlukan dalam penelitian seperti : data generator, trafo, luas
area pembangkit dan tahanan jenis tanah. Setelah itu pada software ETAP inputbesaran
generator : P, f, pf, V, pole, Xd, Xd dan Xd kemudian dilakukan percobaan hubung
singkat 3 phasa ke tanah yang nilai gangguan hubung singkatnya digunakan sebagai
parameter pemilihan pentanahan netral dimana jika R0 2 X0 dan IFG = 10 % - 25% dari
If3 maka jenis pentanahan yang digunakan adalah pentanahan netral menggunakan
tahanan rendah, X0 X1 dan IFG = 25% - 60% dari If3 maka jenis pentanahan yang
digunakan adalah pentanahan netral menggunakan reactordan jika R0 Xc0/3 dan IFG =
kecil maka jenis pentanahan yang digunakan adalah pentanahan netral menggunakan
tahanan tinggi. Kemudian dilanjutkan dengan simulasi nilai tahanan yang akandigunakan, tegangan sentuh dan tegangan langkah pada area pembangkit. Selain simulasi
menggunakan software ETAP, pemilihan pentanahan titik netral juga menggunakan
perhitungan manual agar hasil yang didapatkan lebih akurat.
3.2 Data Penelitian
Data yang harus di peroleh untuk melakukan penelitian pemilihan pentanahan netral
generator pada PLTMH Nua Ambon. Berikut ini data yang didapatkan :
Gambar 3.2 Konfigurasi sistem Pentanahan PLTMH Nua Ambon
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
47/76
Tabel 3.1 menunjukkan data generator 2 x 4,4 MW di Nua Ambon yang terdiri dari daya
aktif, daya semu, power faktor, poles, kecepatan motor (rpm), tegangan phasa-phasa,
tegangan phasa netral dan arus nominal masing-masing generator.
Tabel 3.1 Data Saluran Transmisi
3.3 Perhitungan Arus Hubung Singkat Tiga Phasa ke Tanah
Rumus dalam perhitungan :
Impedansi dasar : Zd = (Eg)2/ (S) [Ohm]
Xd
= (Xd/ 100) . Zd [Ohm]
dimana :
Zd = Impedansi Dasar ()
Eg = Tegangan 1 Phasa (V)
S = Daya Semu (MVA)
Xd= Reaktansi Subtransient ()
DATA GENERATOR PLTMH NUA
ITEMGenerator
NUA 1
Generator
NUA 2
DAYA AKTIF 4,4 MW 4,4 MW
DAYA SEMU 5,176 MVA 5,176 MVA
POWER FACTOR (%) 80 % 80 %
POLES 10 10
RPM 600 600
TEGANGAN PHASA-PHASA 6,3 KV 6,3 KV
TEGANGAN PHASA-NETRAL 3,67 KV 3,67 KV
ARUS NOMINAL 504 A 504 A
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
48/76
Gambar 3.3 Rangkaian Pengganti Gangguan Hubung Singkat 3 Phasa
Pada saat terjadi gangguan hubung singkat pada generator akan timbul komponen
arus bolak-balik (A) yang terdiri dari arus subtransien (Xd), arus transien (Xd
), arus
steady state (keadaan mantap) juga timbul komponen arus searah (DC). Sedangkan
besar komponen arus bolak-balik tersebut adalah jumlah dari arus subtransien, arus
transien, arus steady state adalah:
IAC = E [ 1/Xd + ( 1/Xd - 1/Xd) e- (t/T
d)
+ ( 1/Xd - 1/Xd) e- (t/T
d)
(3.1)
besar komponen arus searah :
IDC = (2E/X) (e-(t/T
a)) ( Cos ) (3.2)
dimana : = switching angle
Arus efektif akan maksimum pada saat t = 0 dan arus searah akan maksimum bila t =
0 dan = 0, maka :
I(maks) = [ ( E/Xd)2 + ( 2E/Xd)
2 ]1/2 (3.3)
I(maks) = 3 ( E/Xd) (3.4)
Jadi arus gangguan hubung singkat tiga phasa yang terjadi pada jepitan-jepitan
generator adalah :
If3 = 3 . (Eg/ Xd) [A] (3.5)
3.4 Pemilihan Metoda Pentanahan Netral Generator
Pemilihan metoda pentanahan ditinjau berdasarkan data pada generator dan hasil
perhitungan arus hubung singkat tiga phasa ke tanah. Syarat-syarat pemilihan metoda
pentanahan netral generator sebagai berikut :
a) Pentanahan dengan tahanan rendah : R0 2 X0 dan IFG = 10 % - 25% dari If3.Titik netral generator dihubungkan ke tanah melalui sebuah tahanan yang
berfungsi untuk membatasi arus gangguan tanah sampai beberapa ratus ampere
(200-600 A). Arus gangguan ini sangat besar dan dapat merusak stator, namun
pada saat yang sama, arus ini cukup besar sehingga dapat dirasakan oleh rele
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
49/76
sehingga didapat sistem proteksi yang handal dan selektif. Sistem pembumian
melalui tahanan rendah jarang digunakan sekarang karena besarnya resiko
kebakaran stator generator akibat besarnya arus yang mengalir saat gangguan.
Namun, sistem pembumian ini paling sering digunakan untuk industri yang
menggunakan tegangan menengah.
b) Pentanahan dengan tahanan tinggi : R0 Xc0/3 dan IFG = kecil
Tahanan tinggi dihubungkan antara titik netral generator dengan tanah.
Terkadang, tahanan tinggi dihubungkan pada belitan sekunder transformator satu
fasa (transformator distribusi) atau pada pembumian netral transformator. Metode
ini membatasi arus gangguan tanah sebesar 5-10 A.
c) Pentanahan dengan reaktor : X0 X
1 dan IFG = 25% - 60% dari If3
Reaktor pentanahan digunakan bilamana trafo daya tidak cukup membatasi arus
gangguan tanah. Reaktor itu digunakan untuk memenuhi persyaratan dari sistem
yang diketanahkan dengan reaktor di mana besar arus gangguan di atas 25% dari
arus gangguan 3 phasa.
3.5 Perhitungan Nilai Tahanan (Resistansi) Rendah yang Digunakan
Dari syarat-syarat pada bab 3.4, sesuai hasil perhitungan arus hubung singkat tiga
phasa ke tanah maka penelitian ini memilih menggunakan metoda pentanahan dengan
tahanan rendah dimana R0 2 X0 dan
IFG = 10% - 25% dari If3. Sehingga kita dapat menentukan nilai tahanan yang akan
digunakan dengan memasukkan nilai arus nominal generator = 504 A :
= (3.6)
Untuk menentukan daya Resistor :
P = I2. R (3.7)
dimana :
R = Tahanan ()
I = Arus (A)
V = Tegangan (V)
P = Daya generator (W)
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
50/76
3.6 Perhitungan Arus Hubung Singkat Satu Phasa ke Tanah
Arus gangguan hubung singkat satu phasa ke tanah yang terjadi pada generator :
If1 = 3.Eg/ (Z1+ Z2 + Z0 + 3Zn) A (3.8)
dimana :
If1 = Arus gangguan 1 phasa ke tanah (A)
Eg = Tegangan 1 phasa (V)
Zn = Impedansi ()
X0 = Reaktansi urutan nol ()
X1 = Reaktansi urutan positif ()
X2 = Reaktansi urutan negatif ()
Gambar 3.4 Rangkaian Ekivalen Hubung Singkat 1 Phasa ke Tanah
Harga arus gangguan hubung singkat satu phasa ke tanah ini tergantung pada harga Zn
atau tergantung pada impedansi pentanahan netral generator tersebut.
3.7 Perhitungan Tegangan Langkah dan Tegangan sentuh sistem Grounding Grid.
Luas daerah pembangkit adalah 40 m x 30 m dengan letak peralatan seperti dalam
gambar. Dengan memperhatikan luas dan situasi letak peralatan pada Gardu Induk,
maka dapat diperkirakan susunan pentanahan grid yang akan dipasangkan. Arus
hubungan singkat ketanah diketahui untuk menentukan besarnya arus maksimum
yang mungkin mengalir dalam tanah akibat terjadinya hubungan singkat ketanah .
Perencanaan sistem pentanahan pada gardu induk didasarkan pada standar IEEE 80,
dengan ukuran/langkah-langkah sebagai berikut:
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
51/76
a. Pemeriksaan tahanan jenis tanah.
b. Perencanaan pendahuluan tata letak (layout).
c. Perhitungan arus fibrilasi.
d. Menghitung jumlah batang pentanahan yang diperlukan
e. Menghitung tegangan sentuh yang diizinkan.
f. Menghitung tegangan sentuh maksimum sebenarnya.
g. Menghitung tegangan langkah yang di izinkan.
h. Menghitung tegangan langkah maksimum sebenarnya.
3.7.1. Tahanan Jenis Tanah
Tahanan jenis tanah nilai tahanannya dapat diperoleh dari kondisi dan jenis tanahyang ada disekitar garud induk. Pengukuran tahanan jenis tanah pada lokasi gardu
induk diambil pada berapa lokasi pada areal, untuk menghitung tahanan jenis tanah
dapat dihitung dengan mengunakan persamaan berikut :
= 2 . . aR (3.9)
Keterangan :
= Tahanan jenis rata-rata tanah. (Ohm-meter)
a = Jarak antara batang elektroda yang dekat (meter)
R = Besar Tahanan yang terukur. (Ohm)
Tabel 3.2 Tahanan Jenis Tanah
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
52/76
Selain menggunakan perhitungan tahanan jenis tanah juga dapat dilihat dari tabel
yang telah ditetapkan oleh PUIL 2000.
3.7.2 Tata Letak (Layout)
Kisi-kisi (grid) pentanahan menggunakan konduktor tembaga bulat yang ditanam
pada seluruh batas gardu induk. Pengaturan tata letak sistem pentanahan pada suatu
gardu induk dapat dilihat pada gambar berikut ini. Pada gambar tersebut diberikan
panjang konduktor termasuk batang pentanahan = 812 meter
3.7.3 Jumlah Batang Pentanahan Yang Diperlukan
Pada waktu arus gangguan mengalir antara batang pentanahan dan tanah akan
menjadi panas akibat arus I2. Suhu tanah harus tetap dibawah 100 c, untuk menjaga
jangan sampai terjadi penguapan air kandungan dalam tanah dan kenaikan tahanan
jenis. Seluruh panjang batang pentanahan yang diperlukan dihitung dari pembagian
arus gangguan ketanah dengan kerapatan arus yang diizinkan, sedangkan jumlah
batang pentanahan yang di tanahkan diperlukan dari pembagian panjang satu
batang. Jadi bila besar arus gangguan ketanah (546) amper maka jumlah batang
pentanahan minimum dengan panjang (3,5 meter).
3.7.4 Tegangan Sentuh Yang Diizinkan
Tegangan sentuh yang yang diizinkan dapat dihitung dengan terlebih dahulu
mencari besaran-besaran berikut :
a) Arus Fibrilasi
Besarnya arus fibrilasi yang mengalir pada tubuh manusia keterangan arus listrik
dapat menyebabkan jantung mulai fibrilasi dapat dihitung berdasarkan persamaan
dibawah ini :
K50 = 0,166 Ampere
Ik =,
(3.10)
Keterangan :
Ik = Arus fibrilasi (Amp)
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
53/76
t = Lama waktu gangguan (detik) = 0,75 detik.
Lama waktu gangguan tergantung dari berapa faktor, antara lain statilitas, tipe
switchyard dan tipe relay dan pemutusan daya yang digunakan. Sebegitu jauh belum
ada standard mengenai lama waktu gangguan. Waktu yang dianggap realistis
berkisar antara 0,5 detik sampai 1,0 detik. Pengambilan waktu 0,75 detik dianggap
sudah memenuhi persyaratan dan cukup realistis. Maka nilai tegangan sentuh dapat
dicari dengan memasukkan data :
Ik = Arus Fibrilasi = 0.164 A
Rk = Tahanan Badan Manusia = 1000 Ohm/meter.
s = Tahanan Jenis Tanah =2500 ohm-m
Maka didapat tegangan sentuh yang diizinkan :Es = (Rk+ 3 s/2) Ik (3.11)
Gambar 3.5 Tegangan Sentuh Pada Pembangkit
3.7.5 Tegangan Langkah Yang Diizinkan
Tegangan langkah adalah tegangan yang timbul diantara dua kaki orang yang
sedang berdiri diatas tanah yang sedang dialiri oleh arus kesalahan ketanah.
Dalam hal ini dimisalkan jarak antara kedua kaki orang adalah 1 meter dan
diameter kaki dimisalkan 8 cm dalam keadaan tidak memakai sepatu. Pada
gambar 2 diperlihatkan tegangan langkah yang dekat dengan peralatan yang
diketanahkan
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
54/76
Gambar 3.6 Tegangan Langkah Pada Pembangkit
Dengan menggunakan rangkaian pengganti dapat ditentukan tegangan
langkah sebagai berikut :
El = ( Rk + 2 Rf ). Ik
= ( 1000 + 6s ) x 0,116/t
(3.12)
Keterangan :
E1 = Tegangan langkah (Volt)
Rk = Tahanan badan (orang ohm) = 1000 .
Rf = Tahanan kontakketanah dari satu kaki (dalam ohm) = 3s
t = Waktu kejut (dalam detik)
s = tahanan jenis tanah
3.8 Simulasi Hubung Singkat Generator Menggunakan ETAP 7
Selain dengan cara perhitungan kita juga dapat mencari besar arus hubung
singkat ke tanah dengan simulasi menggunakan software ETAP 7. Berikut cara
menhitung arus hubung singkat dengan simulasi ETAP 7 :
a) Hubung Singkat 3 Phasa ke Tanah
Arus hubung singkat tiga phasa ke tanah dapat diketahui dengan
memasukkan data generator, trafo dan beban-beban (Pada lampiran). Setelahdata-data tersebut telah dimasukkan kemudian menentukan short circuit
analisys dengan mengatur short circuit study case sesuai titik gangguan yang
akan ditinjau. Dalam tugas akhir ini titik yang ditinjau pada bus 203-2.
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
55/76
Setelah itu rangkaian di running untuk melihat gangguan tiga phasa ke tanah
seperti pada gambar berikut :
Gambar 3.7 Tabel Pada ETAP 7 Untuk Input Data Generator
b) Hubung Singkat Satu Phasa ke Tanah dengan Metoda Pentanahan
Menggunakan Reaktansi.
Arus hubung singkat satu phasa ke tanah dengan metoda pentanahan
menggunakan reaktansi dapat diketahui dengan memasukkan data generator,
trafo dan beban-beban (Pada lampiran) serta pada titik netral generator dan
trafo yang di hubungkan menggunakan reaktansi.
Gambar 3.8 Pemilihan Jenis Pentanahan Menggunakan Resistor Pada ETAP 7
3.9 Simulasi Grounding Grid Menggunakan ETAP 7
Dengan memperhatikan luas dan situasi letak peralatan pada Pembangkit, maka
dapat diperkirakan susunan pentanahan grid yang akan dipasangkan. Arus hubungan
singkat ketanah diketahui untuk menentukan besarnya arus maksimum yang
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
56/76
mungkin mengalir dalam tanah akibat terjadinya hubungan singkat ketanah.
Perencanaan sistem pentanahan pada pembangkit ini didasarkan pada standar IEEE
80, dengan langkah-langkah sebagai berikut
a. Memasukkan data arus hubung singkat satu phasa tanah
a. Memasukkan data tahanan jenis tanah.
b. Perencanaan pendahuluan tata letak (layout).
c. Memasukkan jumlah batang pentanahan yang diperlukan
Gambar 3.9 Study Case Editor ETAP 7
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
57/76
Gambar 3.10 Soil Editor ETAP 7
3.9.1 Simulasi Tegangan Sentuh dan Tegangan Langkaha) Pada titik gangguan Bus 203-2
Untuk menentukan tegangan sentuh dan tegangan langkah pada
pembangkit maka dimasukkan data-data besar arus hubung singkat satu
phasa ke tanah, luas area pembangkit, banyak elektroda yang terpasang
dan dalam pentanahan elektroda pada kolom IEEE Group Editor, maka
akan didapatkan nilai tegangan sentuh dan tegangan langkah yang terjadi
pada pembangkit.
Gambar 3.11 Study Case Editor Titik Gangguan Bus 203-2 ETAP 7
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
58/76
Gambar 3.12 IEEE Group Editor ETAP 7
b) Pada titik gangguan Bus 20 kV
Untuk menentukan tegangan sentuh dan tegangan langkah pada
pembangkit maka dimasukkan data-data besar arus hubung singkat satu
phasa ke tanah, luas area pembangkit, banyak elektroda yang terpasang
dan dalam pentanahan elektroda pada kolom IEEE Group Editor, maka
akan didapatkan nilai tegangan sentuh dan tegangan langkah yang terjadi
pada pembangkit.
Gambar 3.13Study Case Editor Titik Gangguan 20 kV ETAP 7
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
59/76
Gambar 3.14 IEEE Group Editor ETAP 7
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
60/76
KETERANGAN SATUAN
OHM VOLT KA
Zd 7.668083462
Eg 3.637306696
Xd 1.456935858
If3 4.324143693
BAB IV
HASIL PERHITUNGAN, SIMULASI, DAN
ANALISIS
4.1 Hasil Perhitungan Arus Hubung Singkat
a) Hubung Singkat Tiga Phasa ke Tanah
Zd = (kV)2/ (MVA)
Xd
= (Xd/ 100) . Id
If3 = I
= 3 . (Eg/ Xd)
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Hubung Singkat 3 Phasa ke Tanah
a) Perhitungan Nilai Tahanan (Resistansi) Rendah yang Digunakan
Sesuai hasil perhitungan arus hubung singkat tiga phasa ke tanah maka penelitian
ini memilih menggunakan metoda pentanahan dengan tahanan rendah dimana R0 2
X0 dan IFG = 10 % - 25% dari I3. Sehingga kita dapat menentukan nilai tahanan yang
akan digunakan dengan memasukkan nilai arus nominal (In) generator = 504 A :
= Vln
untuk menentukan daya Resistor :
P = I2. R
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
61/76
KETERANGAN SATUAN
OHM AMPERE VOLT
Zn 7.21
If1 503.5496078
Maka diperoleh nilai Tahanan (R) yang digunakan = 7,21 dengan daya 1,9 MW
sehingga nilai Tahanan (R) yang digunakan sesuai yang ada dipasaran yaitu 7,5
dengan daya 2 MW.
b) Hubung Singkat Satu Phasa ke Tanah Metoda Pentanahan Menggunakan
Resistansi
X0 = 0.01
X1 = 0.01
X2 = 0.02
If1 = 3 (3637 + j 0) / (3Zn + j(0.01 + 0.02) + 0.01) A
= (10911.92 + j 0) / (3Zn + j 0,04) A
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Hubung Singkat 1 Phasa ke Tanah
4.2 Perhitungan Tegangan Langkah dan Tegangan sentuh Pada sistem Grounding
Grid
Berdasarkan hasil perancangan didapatkan parameter sebagai berikut :
Gambar 4.1Layout Sistem Grounding Grid
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
62/76
Panjang = 40 meter
Lebar = 30 meter
Tahanan jenis Tanah = 2500 Ohm-meter
4.2.1 Tahanan Jenis Tanah
Dari tabel data tahanan jenis tanah di dapatkan data tahanan jenis tanahadalah 2500 Ohm-meter dan nilai a = 10 meter.a = Jarak antara batang elektroda yang dekat
R = Besar Tahanan yang terukur.
Dari persamaan diatas maka di dapatkan nilai R = 29,87Ohm, sehingga tahanan jenis tanah = 2500 Ohm-meter.
4.2.2 Jumlah Batang Pentanahan Yang Diperlukan
Untuk menghitung jumlah batang pentanahan yang diperlukan maka kita
harus menghitung kerapatan arus yang diizinkan pada permukaan batang
pentanahan dapat dihitung menggunakan persamaan :
i = 3,14 x 10-5 d
di mana :
i = kerapatan arus yang diizinkan (amp/cm)
d = diameter batang pentanahan (mm) = 20 mm (diambil)
= panas spesifik rata-rata tanah (kurang lebih 1,75 x 10
6
watt- detik tiap
m3
= kenaikan suhu tanah yang diizinkan (oC) = 50oC (diambil)
= tahanan jenis tanah (Ohm-meter)
t = lama waktu gangguan = 0,75 detik
Maka kerapatan arus = 0,135 amp/cm
Jadi bila arus gangguan 503,54 Amper maka jumlah batang pentanahan
minimum dengan panjang 3,5 meter :
= = ,
, , = 11
4.2.3 Tegangan Sentuh Yang Diizinkan
Tegangan sentuh yang yang diizinkan dapat dihitung dengan menghitung
nilai arus fibrilasi :
-
7/23/2019 Analisis Pemilihan Pentanahan Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 2 x 4.4 Mw Nua
63/76
a) Arus Fibrilasi
Data yang diperlukan untuk menghitung