ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya...

96
i ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG SABBE’TA, DESA PISING, KECAMATAN DONRI DONRI, KABUPATEN SOPPENG Oleh ERIC ESTRADA MOHD JAMIL 105950056415 PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2019

Transcript of ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya...

Page 1: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

i

ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA

DI KAMPUNG SABBE’TA, DESA PISING, KECAMATAN

DONRI – DONRI, KABUPATEN SOPPENG

Oleh

ERIC ESTRADA MOHD JAMIL

105950056415

PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2019

Page 2: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

ii

ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA

DI KAMPUNG SABBE’TA, DESA PISING, KECAMATAN

DONRI – DONRI, KABUPATEN SOPPENG

ERIC ESTRADA MOHD JAMIL

105950056415

Diajukan Untuk Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2019

Page 3: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

iii

Page 4: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

iv

Page 5: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

v

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi “ Analisis Pemasaran Produk

Sutera di Kampung Sabbe’ta, Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten

Soppeng” adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk

apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun karya yang tidak

diterbitkan telah disebutkan dalam teks yang dicamtumkan dalam daftar pustaka

dibagian akhir skripsi ini.

Makassar, Januari 2020

Penulis

Page 6: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

vi

Hak Cipta milik Universitas Muhammadiyah Makassar 2020

@Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa

mencantumkan atau menyebutkan sumber.

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,

penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau

tinjauan sesuatu masalah

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Unismuh

Makassar

2. Dilarang mengumumkan dam memperbanyak sebagian atau seluruh

karya tulis dalam bentuk laporan apapunt tanpa izin Unismuh

Makassar

Page 7: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

vii

ABSTRAK

ERIC ESTRADA MOHD JAMIL (105950056415). Analisis Pemasaran Produk

Sutera di Kampung Sabbe’ta, Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten

Soppeng. Dibimbing oleh Andi Azis Abdullah, S.Hut.,M.P. dan Ir. Muhammad

Tahnur, S.Hut.,M.Hut.,IPM.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Saluran Pemasaran, Margin

Pemasaran dan Efisiensi Pemasaran. Jenis data yang dikumpulkan yakni data

primer dengan pengamatan langsung dilapangan melalui wawancara terhadapt

responden yang terlibat dalam pemasaran produk sutera. Hasil penelitian

menunjukkan terdapat empat saluran pemasaran produk sutera serta margin

pemasaran yang terbentuk bervariasi. Sedangkan untuk saluran pemasaran ketiga

adalah saluran yang paling efisien secara ekonomis.

Kata Kunci : Saluran Pemasaran, Margin Pemasaran, efisiensi Pemasaran

Page 8: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Tiada kalimat yang paling pantas penulis panjatkan selain puji syukur

kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya yang tak

terhingga sehingga penulis masih diberi kesempatan dan nikmat kesehatan untuk

menyelesaikan suatu hasil karya berupa skripsi yang berjudul “Analisis

Pemasaran Produk Sutera di Kampung Sabbe’ta, Desa Pising, Kecamatan

Donri-Donri, Kabupaten Soppeng”. Penelitian dan penulisan skripsi ini adalah

sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Kehutanan Strata Satu

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasulullah

Muhammad SAW sebagai Sang Rahmatan Lil Alamin dan para sahabat, yang telah

berjuang untuk menyempurnakan akhlak manusia di atas bumi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis merasa telah banyak dibantu oleh

berbagai pihak penulis juga menyadari sepenuhnya selama mengikuti perkuliahan

di Universitas Muhammadiyah Makassar jurusan Kehutanan sampai penyelesaian

skripsi ini, diperoleh banyak bimbingan, bantuan dan arahan serta dukungan dari

berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis merasa patut menghaturkan banyak terima

kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang berjasa,

khususnya kepada kedua orang tuaku yang tercinta, atas kasih sayang, doa,

bimbingan, semangat dan bantuan moril maupun materilnya. Arahan serta

nasehatnya dalam menghadapi tantangan dan rintangan selama melakukan

penyelesaian studi.maka penulis sampaikan banyak terimakasih kepada :

Page 9: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

ix

1. Bapak Dr. H. Burhanuddin,Pi.,MP. selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Dr. Husnah Latifah,S.Hut.,M.Si. selaku selaku Wakil Dekan I Fakultas

Pertaniaan universitas Muhammadiayah Makassar.

3. Dr. Ir. Hikmah,S.Hut.,M.Si.,IPM. selaku Ketua Prodi Jurusan Kehutanan

Fakultas Pertaniaan universitas Muhammadiayah Makassar.

4. Bapak Andi Azis Abdullah,S.Hut.,M.P. selaku pembimbing I yang penuh

kesabaran meluangkan waktu, tenaga dan fikirannya untuk memberikan

petunjuk, bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak Muhammad Tahnur,S.Hut.,M.Hut.,IPM. selaku pembimbing II yang

penuh kesabaran meluangkan waktu, tenaga dan fikirannya untuk

memberikan petunjuk, bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.

6. Dr. Ir. Irma Sribianti,S.Hut.,M.P.,IPM. selaku Penguji I yang penuh

kesabaran meluangkan waktu, tenaga dan fikirannya untuk memberikan

petunjuk, bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.

7. Bapak Dr. Ir. Sultan, S.Hut.,M.P.,IPM. selaku Penguji II atas saran, kritik,

arahan dan bimbingan yang diberikan sehingga menghasilkan karya yang

terbaik dan dapat bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun bagi

masyarakat.

8. Bapak/Ibu Dosen, Jurusan Kuhatanan, yang penuh kesabaran meluangkan

waktu, tenaga dan fikirannya serta membimbing kami dalam menuntut ilmu

agar dapat bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun bagi masyarakat.

Page 10: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

x

9. Teman-teman mahasiswa (i) angkatan 2015 Trembesi yang telah

memberikan semangat bantuan dan kebersamaannya selama ini, baik suka

maupun duka selama menjalani perkuliahan hingga penyelesaian dan

penulisan skripsi ini berlangsung.

10. Serta semua pihak yang telah banyak membantu, dimana nama-namanya

tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Tidak ada sesuatu berwujud yang dapat penulis berikan, kecuali dalam

bentuk harapan, doa dan menyerahkan segalanya hanya kepada Allah SWT.

Semoga segala amal ibadahnya serta niat yang ikhlas untuk membantu akan

mendapatkan balasan yang setimpal dari-Nya.

Penulis menyadari bahwa tidak ada karya manusia yang sempurna di dunia

ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan masukan

baik berupa saran dan kritik yang sifatnya membangun demi penyempurnaan

penulisan skripsi ini selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita

semua. Amin Yaa Rabbal Alamin.

Makassar, Januari 2020

Penulis,

Eric Estrada MJ

Page 11: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii

HALAMAN KOMISI PENGUJI ....................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................ v

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .........................................................................................

............................................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ...............................................................................................

............................................................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................

............................................................................................................................... xvi

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................ 3

1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................. 4

1.4. Kegunaan Penelitian ............................................................................. 4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pasar .....................................................................................................

2.2. Pemasaran ............................................................................................. 5

2.3. Konsep Pemasaran ................................................................................ 6

2.4. Saluran Pemasaran ................................................................................ 7

2.5. Margin Pemasaran ................................................................................ 9

2.6. Efisiensi Pemasaran .............................................................................. 10

Page 12: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

xii

2.7. Kokon ................................................................................................... 11

2.8. Benang Sutera ....................................................................................... 11

2.9. Ecoprint ................................................................................................ 11

2.10. Kain Sutera ........................................................................................... 12

2.11. Souvenir ................................................................................................ 12

2.12. Kerangka Pikir ...................................................................................... 13

III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat................................................................................ 14

3.2. Objek dan Alat Penelitian ..................................................................... 14

3.3. Teknik Penentuan Populasi dan Sample ............................................... 14

3.4. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 15

3.5. Jenis Data .............................................................................................. 15

3.6. Analisis Data ........................................................................................ 15

3.7. Definisi Operasional ............................................................................. 17

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Keadaan Fisik

4.1.1. Letak Geografis ........................................................................ 19

4.1.2. Topografi .................................................................................. 19

4.1.3. Klimatologi ............................................................................... 20

4.2. Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk

4.2.1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ......................... 22

4.2.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur ..................... 23

4.2.3. Keadaan Penduduk Berdasarkan Pendidikan ........................... 24

4.2.4. Mata Pencaharian Penduduk ..................................................... 25

4.2.5. Sarana dan Prasarana ................................................................ 26

4.3. Kelembagaan ........................................................................................ 27

V. HASIL DAN PEMBAHASAAN

5.1. Alur Produk Sutera ............................................................................... 28

5.2. Saluran Pemasaran ................................................................................ 29

5.3. Margin Pemasaran ................................................................................ 31

5.4. Efisiensi Pemasaran .............................................................................. 32

Page 13: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

xiii

5.5. Keuntungan Pemasaran ........................................................................ 34

5.6. Perbandingan Efisiensi dan Margin Pemasaran ................................... 35

VI. PENUTUP

6.1. Kesimpulan ........................................................................................... 37

6.2. Saran ..................................................................................................... 38

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

xiv

DAFTAR TABEL

No Teks

Halaman

1. Data Curah Hujan Rata-Rata Bulanan Selama 5 Tahun Terakhir

di Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng. .................... 20

2. Jumlah Bulan Basah, Bulan Kering, dan Bulan Lembab selama 5 Tahun

Terakhir di Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng ...... 21

3. Jumlah Penduduk di Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten

Soppeng Tahun, 2019 .................................................................................... 22

4. Jumlah Penduduk Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten

Soppeng Berdasarkan Tingkat Umur, 2019 ................................................... 23

5. Rincian Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Pising, Kecamatan

Donri-Donri, Kabupaten Soppeng ................................................................. 24

6. Mata Pencaharian Penduduk Desa Pising, Kecamatan

Donri-Donri, Kabupaten Soppeng ................................................................. 25

7. Sarana dan Prasarana Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri,

Kabupaten Soppeng ....................................................................................... 26

8. Unit Kelembagaan Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri,

Kabupaten Soppeng ....................................................................................... 27

9. Margin Pemasaran Produk Sutera Pada Masing-Masing Saluran

Page 15: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

xv

Pemasaran di Kampung Sabbe’ta .................................................................. 31

10. Efisiensi Pemasaran Produk Sutera pada Masing-Masing Saluran

Pemasaran di Kampung Sabbe’ta .................................................................. 33

11. Keuntungan Pemasaran di Kampung Sabbe’ta .............................................. 34

12. Perbandingan Efisiensi dan Margin Pemasaran di Kampung Sabbe’ta ......... 36

DAFTAR GAMBAR

No Teks

Halaman

1. Kerangka Pikir Penelitian Analisis Pemasaran Produk Sutera ...................... 13

2. Skema Alur Produk Sutera di Kampung Sabbe’ta,

Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng ......................... 28

3. Pola Saluran Pemasaran Produk Sutera di Kampung Sabbe’ta,

Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng ......................... 29

Page 16: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No Teks

Halaman

1. Kuisioner I ..................................................................................................... 41

2. Kuisioner II .................................................................................................... 42

3. Kuisioner III ................................................................................................... 43

4. Kuisioner IV ................................................................................................... 44

5. Kuisioner V .................................................................................................... 45

6. Data Responden di Kampung Sabbe’ta Desa Pising ..................................... 46

7. Harga Tingkat Unit Pemasaran Untuk 1 Boks, 0,5 Boks dan 0,25 Boks

di Kampung Sabbe’ta ..................................................................................... 47

8. Harga Tingkat Pembeli dari Sengkang I Untuk 1 Boks, 0,5 Boks

dan 0,25 Boks di Kampung Sabbe’ta ............................................................. 47

9. Harga Tingkat Pembeli dari Bali Untuk 1 Boks, 0,5 Boks dan 0,25 Boks

di Kampung Sabbe’ta ..................................................................................... 48

10. Harga Tingkat Pembeli dari Sengkang II, dan Pekalongan

di Kampung Sabbe’ta ..................................................................................... 49

11. Harga Tingkat Pembeli dari Sengkang III, dan Makassar I di

Kampung Sabbe’ta ......................................................................................... 49

12. Harga Tingkat Pembeli dari Pariwisata di Kampung Sabbe’ta...................... 49

13. Harga Tingkat Pembeli dari Makassar II di Kampung Sabbe’ta ................... 50

14. Harga Tingkat Pembeli dari Klaten di Kampung Sabbe’ta............................ 50

15. Biaya Pengangkutan Pada Tingkat Konsumen di Kampung Sabbe’ta .......... 50

Page 17: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

No Teks

Halaman

16. Biaya Total Produksi, Penerimaan dan Harga Tingkat Petani

Masing-masing Petani Sutera ........................................................................ 5 1

17. Biaya Total Produksi, Penerimaan dan Harga Tingkat Penenun

Produk Kain Polos .......................................................................................... 52

18. Biaya Total Produksi, Penerimaan dan Harga Tingkat Pengrajin

Produk Ecoprint .............................................................................................. 52

19. Biaya Total Produksi, Penerimaan dan Harga Tingkat Pengrajin

Produk Souvenir .............................................................................................. 52

20. Tabulasi Data Responden Petani Sutera ......................................................... 53

21. Tabulasi Data Responden Penenun Kain Sutera Produk Kain Polos .............. 64

22. Tabulasi Data Responden Pengrajin Sutera Produk Ecoprint ......................... 65

23. Tabulasi Data Responden Pengrajin Sutera Produk Souvenir ........................ 66

24. Dokumentasi Penelitian .................................................................................. 70

25. Surat Izin Penelitian ........................................................................................

Page 18: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia memiliki potensi cukup besar untuk menghasilkan serat sutera

alam Kondisi alam dan lingkungan di Indonesia juga cukup menguntungkan bagi

pengembangan budidaya ulat sutera. Pengembangan komoditas sutera alam

sebagai salah satu hasil hutan bukan kayu merupakan salah satu kegiatan

perhutanan sosial yang ditujukan untuk peningkatan ekonomi kerakyatan,

perluasan kesempatan usaha dan kerja, pemberdayaan masyarakat dan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Sadapotto, 2008).

Sutera alam bagi daerah Sulawesi Selatan merupakan sumber daya

kehutanan non kayu yang amat potensial dan merupakan salah satu komoditas

andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan

masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan merupakan daerah

penghasil sutera terbesar di Indonesia, namun hampir seluruh sistem usaha

persuteraan alam masih dikelola secara tradisional, berskala kecil, dan berpola

subsistem (Nurhaedah dan Bisjoe, 2013).

Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan nomor 50/Kpts-II/1997

tanggal 20 Januari 1997 yang dimaksud dengan persuteraan alam adalah bagian

kegiatan perhutanan sosial dengan hasil kokon atau benang sutera yang terdiri dari

kegiatan penanaman murbei, pembibitan ulat sutera, pemeliharaan ulat sutera dan

pengolahan kokon (Harbi dkk,2015).

Usaha sutera di Provinsi Sulawesi Selatan, memiliki prospek usaha yang

sangat baik namun pemelihara ulat sutera mengalami penurunan jumlah setiap

Page 19: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

2

tahunnya. Penurunan jumlah pemelihara ulat sutera dapat dilihat di Provinsi

Sulawesi – Selatan khususnya di Kabupaten Soppeng. Produksi kokon terus

menurun karena berbagai sebab antara lain banyaknya petani yang beralih ke

komoditas lain seperti kakao dan masuknya benang sutera impor. Pemerintah

melalui Departemen Kehutanan sudah mencoba berbagai langkah untuk

memperbaiki kondisi tersebut dengan berbagai kebijakan (Sadapotto, 2011).

Berbagai program pemerintah dikembangkan untuk mendukung

pengembangan sutera alam di Sulawesi Selatan, termasuk Kabupaten Soppeng

antara lain: fasilitas bantuan stek murbei, bantuan bibit ulat sutera, alat pengokonan,

mesin peralatan, fasilitas pemasaran, pemberdayaan petani dan permodalan

(Nurhaedah, 2013). Program tersebut ternyata masih kurang menarik perhatian para

petani sehingga banyak petani berpindah komoditi dikarenakan pemberdayaan ulat

sutera lebih sulit serta proses pengerjaannya lebih lama ketimbang komoditi

lainnya.

Saat ini petani penghasil produk sutera belum mampu memastikan ada

keuntungan atau tidak dari hasil penjualan produk sutera. Berdasarkan penelitian

Dwajayanti Syam, menyimpulkan bahwa tingkat pendapatan pemeliharaan ulat

sutera di kecamatan donri-donri masih tergolong rendah, bahkan salah satu

pemeliharan memperolehi pendapatan minus atau tidak memperolehi keuntungan.

kemudian menurut, Ayu Merdeany Astuti menyimpulkan dalam

penelitiannya bahwa Produksi kokon terus menurun karena berbagai sebab antara

lain beralih ke komoditi lain seperti kakao dan masuknya benang sutera impor.

Pengusaha pemasaran benang sutera di kecamatan donri-donri dihadapkan pada

Page 20: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

3

berbagai masalah seperti kepastian harga yang tidak tetap. Para pemeliharaan ulat

sutera memasarkan kokon dan benang sutera dengan harga yang lebih murah

karena adanya pedagang perantara.

Berdasarkan hal tersebut di atas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Analisis Pemasaran Produk Sutera Di Kampung Sabbeta,

Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dilatar belakang masalah yang dikemukakan diatas,

maka pokok permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana sistem saluran pemasaran produk sutera di kampung Sabbeta, Desa

Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng ?

2. Bagaimana marjin pemasaran produk sutera di kampung Sabbeta, Desa Pising,

Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng ?

3. Bagaimana efisiensi pemasaran produk sutera di kampung Sabbeta, Desa

Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng ?

Page 21: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

4

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari Penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui saluran pemasaran produk sutera di kampung Sabbeta, Desa

Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng.

2. Mengetahui margin pemasaran produk sutera di kampung Sabbeta, Desa

Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng.

3. Mengetahui efisiensi pemasaran produk sutera di kampung Sabbeta, Desa

Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng.

1.4. Kegunaan Penelitian

Kegunaan Penelitian Analisis Pemasaran Produk Sutera Di Kampung

Sabbe’ta, Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng:

1. Menjadi bahan referensi bagi dunia akademik atau peneliti selanjutnya

dibidang ulat sutera khususnya bagian analisis pemasaran produk sutera.

2. Memberikan informasi kepada pemerintahan mengenai pemasaran produk

sutera sehingga membantu dalam meningkatkan nilai ekonomi masyarakat.

3. Memberikan informasi yang dapat membantu usaha persuteraan dalam

pemasaran produk sutera.

Page 22: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pasar

Pasar adalah suatu tempat atau proses interaksi antara permintaan

(pembeli) dan penawaran (penjual) dari suatu barang dan jasa tertentu, sehingga

akhirnya dapat menentukan harga keseimbangan (harga pasar) dan jumlah yang

diperdagangkan. Jadi setiap proses yang mempertemukan antara pembeli dan

penjual, maka akan membentuk harga yang disepakati antara pembeli dan penjual

(Fuad dan Christine H, 2000).

Pasar dalam kehidupan sehari-hari keberadaan pasar sangatlah penting

bagi kita. Pasar secara umum diartikan sebagai tempat penjual menawarkan barang

atau jasa sesuai taksiran harga penjual. Namun seiring dengan kemajuan zaman dan

teknologi yang menyebabkan transaksi dapat dilakukan tanpa dipertemukan penjual

dan pembeli secara langsung, maka muncul pengertian pasar dalam arti luas, yaitu

proses interaksi penjual dan pembeli untuk mencapai harga pasar (Sunariyah,

2000).

2.2. Pemasaran

Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh

produksi baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan

kelangsungan hidup usahanya. Hal tersebut disebabkan karena pemasaran

merupakan salah satu kegiatan perusahaan, dimana secara langsung berhubungan

konsumen. Maka kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia

yang berlangsung kaitannya dengan pasar. Pemasaran adalah suatu proses sosial

Page 23: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

6

dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang

mereka butuhkan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran produk serta nilai

dengan produk lain (Kotler, 2001).

Pemasaran yaitu sesuatu yang meliputi semua langkah yang dipakai atau

dibutuhkan untuk menempatkan barang yang bersifat tangible ke tangan konsumen

(Philip dan Duncan, 2001).

Menurut Firdaus (2009) mendefinisikan pemasaran adalah tindakan-

tindakan yang menyebabkan berpindahnya hak milik atas barang serta jasa dan

menimbulkan distribusi fisik mereka. Proses pemasaran yaitu aspek fisik dan

nonfisik. Aspek fisik menyangkut perpindahan barang-barang ke tempat di mana

mereka dibutuhkan. Sedangkan pada aspek nonfisik dalam arti bahwa para penjual

harus mengetahui apa yang diinginkan oleh para pembeli dan pembeli harus pula

mengetahui apa yang dijual.

Apabila pemasaran melakukan pekerjaan dengan baik untuk

mengidentifikasi kebutuhan konsumen, mengembangkan produk dan menetapkan

harga yang tepat, mendistribusikan dan mempromosikannya secara efektif, maka

akan sangat mudah menjual barang-barang tersebut (Soekartawi,2002).

2.3. Konsep Pemasaran

Konsep-konsep inti pemasaran meliputi, kebutuhan, keinginan,

permintaan, produksi, utilitas, nilai dan kepuasan ; pertukaran, transaksi, dan

hubungan pasar, pemasaran dan pasar. Kita dapat membedakan antara kebutuhan,

keinginan dan permintaan. Kebutuhan adalah suatu keadaan dirasakannya ketiadaan

kepuasan dasar tertentu. Keinginan adalah kehendak yang kuat akan pemuas yang

Page 24: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

7

spesifik terhadap kebutuhan-kebutuhan yang lebih mendalam. Sedangkan

permintaan adalah keinginan akan produk yang spesifik yang didukung dengan

kemampuan dan kesediaan untuk membelinya (Basu dan Irawan, 2005).

Tujuan utama konsep pemasaran adalah melayani konsumen dengan

mendapatkan sejumlah laba, atau dapat diartikan sebagai perbandingan antara

penghasilan dengan biaya yang layak. Ini berbeda dengan konsep penjualan yang

menitikberatkan pada keinginan perusahaan. Falsafah dalam pendekatan penjualan

memproduksi subuah pabrik, kemudian meyakini konsumen agar bersedia

membelinya, sedangkan pendekatan konsep pemasaran menghendaki agar

manajemen menentukan keinginan konsumen terlebih dahulu, setelah itu baru

melakukan bagaimana caranya memuaskan.

2.4. Saluran Pemasaran

Aliran produk dari petani hingga sampai ke konsumen dalam proses

pemasaran hasil penjualan akan menciptakan suatu rangkaian yang disebut saluran

pemasaran. Saluran pemasaran yang terbentuk berbeda-beda sesuai dengan

komoditinya (Fatimah, 2011).

Kotler (2001) mendefinisikan saluran pemasaran sebagai seperangkat

organisasi yang saling bergantung yang terlibat dalam proses penyedian produk

atau layanan sehingga dapat digunakan atau dikonsumsi. Saluran pemasaran

melaksanakan pekerjaan pemindahan barang dari produsen ke konsumen. Hal

tersebut mengatasi kesenjangan waktu, tempat dan kepemilikan yang memisahkan

barang dan layanan dari mereka yang membutuhkan atau menginginkan.

Page 25: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

8

Panjang pendeknya saluran pemasaran yang terbentuk dalam proses

pemasaran dapat dilihat dari banyaknya lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat

didalamnya. Peran lembaga pemasaran dalam proses pemasaran adalah

menyalurkan produk hingga sampai ke tangan konsumen, baik itu konsumen rumah

tangga maupun industri. Lembaga-lembaga pemasaran inilah yang akan

menjalankan fungi-fungi pemasaran (Fatimah, 2011).

Saluran pemasaran adalah rute dan status kepemilikan yang ditempuh

suatu produk ketika produk ini mengalir dari penyedia bahan mentah melalui

produsen sampai ke konsumen akhir. Saluran ini terdiri dari semua lembaga atau

pedagang perantara yang memasarkan produk atau barang atau jasa produsen

sampai ke konsumen. Saluran pemasaran diperlukan karena produsen menghasilkan

produk dengan memberikan kegunaan bentuk bagi konsumen, sedangkan lembaga

penyalur membentuk atau memberikan kegunaan waktu, tempat dan kepemilikan

dari produk tersebut (Kotler dan Susanto, 2001).

Page 26: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

9

2.5. Margin Pemasaran

Magin pemasaran dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu sudut pandang harga

dan biaya pemasaran. Pada analisi pemasaran sering menggunakan konsep margin

pemasaran yang dipandang dari sisi harga. Margin pemasaran merupakan selisih

harga yang dibayar konsumen akhir dan harga yang diterima petani produsen.

Dengan menganggap bahwa selama proses pemasaran terdapat beberapa lembaga

pemasaran yang terlibat dalam aktifitas pemasaran, maka dapat dianalisa distribusi

margin pemasaran diantara lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat (Setiorini,

2008).

Margin pemasaran sebagai perbedaan harga yang diterima oleh penjual

pertama (produsen) dan harga yang dibayar oleh pembeli terakhir. Berdasarkan

pengertian tersebut menunjukkan selisih harga dari dua tingkah rantai yang saling

berinteraksi. Margin pemasaran juga dinyatakan sebagai dari jasa-jasa pelaksanaan

kegiatan sejak produsen sampai tingkat konsumen. Komponen margin pemasaran

terbagi dua yaitu komponen biaya pemasaran dan komponen keuntungan lembaga

pemasaran. Besarnya biaya pemasaran dan keuntungan lembaga pemasaran

berbeda-beda untuk setiap jenis produk dan tingkat lembaga pemasaran. Perbedaan

waktu dilakukan kegiatan/aktifitas pemasaran juga merupakan salah satu faktor

yang menimbulkan perbedaan pada biaya dan margin keuntungan dan yang

didapatkan oleh lembaga pemasaran (Hanafiah dan Saefuddin, 2006).

Page 27: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

10

2.6. Efisiensi Pemasaran

Setiap pelaku pemasaran menginginkan proses pemasaran dapat berjalan

seefisien mungkin, sedangkan terjadinya proses pemasaran yang tidak efisien

dikarenakan panjangnya saluran pemasaran, tingginya biaya pemasaran dan

kegagalan pasar (Anandita dan Ratiya, 2004). Ada dua pengukuran efisiensi teknis

dan efifiensi ekonomis.

Menurut Hanafiah dan Saefuddin (2006), efisiensi teknis adalah upaya

pengendalian fisik produk dengan tujuan mengurangi kerusakan produk, mencegah

merosotnya mutu produk, dan menghemat tenaga kerja sehingga mengakibatkan

pengurangan biaya pemasaran. Efisiensi ekonomis bertujuan penggunaan biaya

yang serendah mungkin untuk memperolehi keuntungan.

Sistem tataniaga dianggap efisien apabila memenuhi dua syarat yaitu

mampu menyampaikan hasil-hasil dari petani produsen kepada konsumen dengan

biaya semurah-murahnya dan mampu mengadakan pembagian yang adil dari

keseluruhan harga yang dibayarkan konsumen terakhir kepada semua pihak yang

ikut serta dalam kegiatan produksi dan tataniaga barang tersebut. Yang dimaksud

adil dalam hal ini adalah pemberian balas jasa fungi-fungsi pemasaran sesuai

sumbangan masing-masing (Rosnawati, 2011).

Page 28: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

11

2.7. Kokon

Kokon dimanfaatkan oleh manusia untuk bahan baku benang, hingga

pengokonan harus ditangani dengan benar, baik persiapan alat pengokonan maupun

pelaksanaannya, agar menghasilkan kokon yang berkualitas baik. Keuntungan besar

dapat diperoleh dengan mudah dari kokon, apalagi bila diproses menjadi produk

lain seperti benang, kain, sarung dan tekstil bermutu tinggi (Atmoseodarjo S, 2006).

2.8. Benang Sutera

Benang sutera merupakan benang yang terbuat dari serat sutera (kokon),

yang dihasilkan oleh ulat sutera. Benang ini punya banyak kelebihan sehingga

banyak yang senang oleh kain dengan bahan benang sutera. Proses pembuatan

benang sutera dilakukan dengan mesin yang sederhana karena sifat filament sutera

kurang kuat mendapatkan tarikan dan gesekan. Sehingga prosesnya dilakukan

dengan kecepatan mesin tidak terlalu kencang (Atmoseodarjo S, 2006).

2.9. Ecoprint

Ecoprint dapat didefinisikan sebagai teknik pewarnaan kain yang cukup

sederhana namun dapat menciptakan visual yang unik dan menarik. Prinsip

pembuatannya yakni melalui kontak langsung antara daun, bunga, batang atau

bagian tumbuhan lainnya yang mengandung pigmen warna dengan bahan kain

tertentu. Motif kain yang dihasilkan biasanya akan selalu berbeda meski masih

menggunakan jenis daun dari tumbuhan yang sama. warna dan motif yang tercetak

pada umumnya akan memiliki karakteristik yang eksklusif (Fitinline,2019)

Page 29: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

12

2.10. Kain Sutera

Kain sutera merupakan kain yang terkenal untuk bagus pembuatan

pakaian, biasanya digunakan membuat pakaian-pakaian untuk acara-acara resmi,

memiliki tekstur lembut, mulus dan berkilau sehingga terlihat mewah. Kain sutera

merupakan kain yang terbuat dari benang sutera yang dihasilkan dari proses

pertenunan. Pertenunan adalah proses membentuk suatu anyaman dari dua macam

benang, anyaman terbentuk dengan menyilangkan benang-benang dengan posisi

saling tegak lurus. Benang-benang yang searah dengan panjang kain disebut benang

lusi (lungsi, lungsin), sedangkan benang yang melintang kearah lebar kain disebut

sebagai benang pakan (Rahmat H, 2015).

2.11. Souvenir

Kokon yang mengandungi banyak jenis cacat merupakan suatu limbah.

Tetapi limbah tersebut masih merupakan bahan yang berharga, karena masih dapat

dimanfaatkan menjadi produk souvenir. Souvenir merupakan kerajinan tangan

(handy crafts) yang merupakan hasil kreativitas para perajin yang mampu merubah

benda-benda yang tidak berharga menjadi produk-produk kerajinan tangan yang

menarik diminati banyak orang, terutama wisatawan. Dalam bahasa Indonesia

souvenir disebut sebagai cinderamata, oleh-oleh, kenang-kenangan, atau buah

tangan. Cinderamata biasa berupa mainan kunci, kaos pajangan, hiasan dinding

maupun buku (Mardiyono dan Sugeng, 2008).

Page 30: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

13

2.12. Kerangka Pikir

Berdasarkan kerangka pikir penelitian pada Gambar 1,

mengambarkan produk sutera untuk sampai ke tangan konsumen ditentukan

oleh elemen-elemen pemasaran. Saluran pemasaran, margin pemasaran,

efisiensi pemasaran dan analisis pemasaran produk sutera akan memberi

informasi tentang saluran pemasaran yang ada saat ini, margin dan efisiensi

pemasaran.

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian Analisis Pemasaran Produk Sutera

Produk

Sute

Kai

Ben

Kok

Sou

Pem

asar

Saluran

Pem

Margin

Pemasa

Efisiensi

Pemasara

Kon

sum

Eco

Ulat

Sute

Page 31: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

14

III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Waktu dan tempat dilaksanakan kurang lebih dua (2) bulan, penelitian

dimulai pada bulan September Sampai bulan November 2019. Dengan judul

penelitian Analisis Pemasaran produk Sutera di Kampung Sabbeta, Desa Pising,

Kecamatan Donri-Donri, Kebupaten Soppeng.

3.2. Objek dan Alat Penelitian

1. Objek Penelitian

Petani ulat sutera yang terlibat dalam produksi produk sutera di Kampung

Sabbeta, Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kebupaten Soppeng.

2. Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitan ini adalah:

a. Kuisioner

b. Alat tulis untuk mencatat setiap informasi responden

c. Kamera (foto) untuk dokumentasi

3.3. Teknik Penentuan Populasi dan Sampel

Penentuan populasi dalam penelitian ini berdasarkan saluran pemasaran

dengan berjumlah 12 orang yang terlibat langsung dalam usaha pemasaran produk

sutera berada disekitar Kampung Sabbeta, Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri,

yang dimana peneliti melakukan dengan wawancara langsung terhadap responden

dengan menggunakan alat bantu kuisioner pada saat penelitian, pemilihan

Page 32: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

15

responden dilakukan secara sensus dari total populasi yang melakukan usaha

pemasaran produk sutera.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Cara pengambilan data sebagai berikut:

a. Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang akan diteliti

adalah produsen dan konsumen.

b. Kuisioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara menyusun daftar

pertanyaan yang harus dijawab responden.

3.5. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

a. Data primer dikumpulkan melalui wawancara dan kuisioner masing-masing

responden, yang meliputi: data indentitas responden, nama produk, jumlah

produk, harga, dan biaya.

b. Data sekunder diperoleh dari kantor desa Pising, Kecamatan Donri-Donri,

Kebupaten Soppeng.

3.6. Analisis Data

1. Menggunakan metode analisis data kualitatif yang dilakukan dengan

wawancara langsung maupun pengamatan lapangan untuk mengetahui saluran

pemasaran. Wawancara langsung dengan bertanya kepada petani ulat sutera

baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung.

2. Menggunakan analisis kuantitatif untuk menghitung margin pemasaran dan

efisiensi pemasaran.

Page 33: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

16

a. Margin pemasaran

Margin pemasaran sebagai perbedaan harga yang diterima oleh penjual

pertama (produsen) dan harga yang dibayar oleh pembeli terakhir.

Berdasarkan pengertian tersebut menunjukkan selisih harga dari dua

tingkat rantai pemasaran yang saling berinteraksi. Margin pemasaran juga

dinyatakan sebagai dari jasa-jasa pelaksanaan kegiatan sejak tingkat

produsen sampai tingkat konsumen.

Indikator margin pemasaran dalam sistem tata niaga tujuannya adalah

untuk mengetahui lokasi distribusi biaya yang diterima oleh lembaga

pemasaran dalam sistem tata niaga yang sedang berjalan. Secara matematis

formula umum margin pemasaran dirumuskan sebagai berikut:

Hanafiah dan seafuddin (2006)

Mp = Pr – Pf

Dimana :

Mp = Margin pemasaran

Pr = Harga tingkat konsumen (user)

Pf = Harga tingkat produsen

b. Efisiensi pemasaran

Soekartawi (2002) menyatakan bahwa efisiensi pemasaran adalah nisbah

antara total biaya dengan total nilai produk yang dipasarkan, yang

dirumuskan sebagai berikut:

Page 34: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

17

Ep = (TB/TNP) x 100%

Dimana :

Ep = Efisiensi pemasaran

TB = Total biaya

TNP = Total nilai produk (jumlah produk x harga produk)

Kriteria = 0-33% : Efisien

34-67% : Kurang efisien

68-100% : Tidak efisien

3.7. Definisi Operasional

1. Pasar adalah tempat pertemuan pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi

jual beli barang atau jasa.

2. Pemasaran adalah perpindahan hak milik atas barang serta jasa dari produsen

ke konsumen.

3. Saluran pemasaran adalah rute dan status kepemilikan yang ditempuh oleh

suatu produk ketika produk ini mengalir dari penyedia bahan mentah melalui

produsen sampai ke konsumen akhir.

4. Margin pemasaran dapat digunakan untuk mengetahui distribusi margin

pemasaran yang terjadi dari biaya dan keuntungan dari setiap aktifitas lembaga

pemasaran yang berperan aktif, serta untuk mengetahui bagian harga yang

diterima produsen.

5. Efisiensi saluran pemasaran diukur secara teknis dan ekonomis bertujuan untuk

lebih keningkatkan keuntungan yang diterima lembaga pemasaran.

Page 35: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

18

6. Produsen adalah petani yang memelihara ulat sutera dari bibit sutera sampai

menjadi produk untuk dijual atau dipasarkan.

7. Konsumen adalah orang yang membeli produk sutera dari petani ulat sutera

untuk diolah dan dijual kembali ke pembuat batik atau sarung.

8. Produk yang dimaksud di penelitian ini adalah kokon, benang sutera, serta kain

polos sutera.

Page 36: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

19

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Keadaan Fisik

4.1.1. Letak Geografis

Desa pising secara administrasi pemerintah berada dalam wilayah

Kecamatan Donri-Donri , Kabupaten Soppeng , Sulawesi Selatan. Desa Pising

merupakan salah satu dari 9 desa kecamatan Donri-Donri. Desa ini terletak 3 km ke

selatan dari ibukota Kecamatan Donri-Donri. Desa Pising Memiliki luas wilayah ±

786 Ha2 dengan batas wilayah desa sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Donri-Donri, Kabupaten Soppeng.

b. Sebelah Timur Berbatasan dengan Desa Labokong dan Kelurahan Salokaraja,

Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng.

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Pesse, Kabupaten Soppeng.

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Pesse dan Desa Sering, Kabupaten

Soppeng.

4.1.2. Topografi

Desa Pising berada pada ketinggian 300 – 600 mdpl (Meter Di Atas

Permukaan Laut) dengan keadaan topgrafi datar, agak datar sampai bergelombang.

Dilihat dari kelerengannya, adalah berkisaran antara 0 – 15%.

Page 37: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

20

4.1.3. Klimatologi

Keadaan iklim pada suatu daerah sangat berpengaruh terhadap

pertumbuhan, perkembangan serta produksi tenaman. salah satu faktor iklim yang

sangat berperan terhadap tertumbuhan tanaman adalah curah hujan. Data curah

hujan selama lima tahun terakhir di Desa Pising Kecamatan Donri-Donri dapat

dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Data Curah Hujan Rata-Rata Bulanan Selama 5 Tahun Terakhir di Desa

Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng.

Bulan Curah Hujan (mm)

Jumlah Rata-Rata 2014 2015 2016 2017 2018

Januari 208 253 204 219 253 1.137 227,4

Februari 160 221 193 209 246 1.029 205,8

Maret 155 162 175 214 168 874 174,8

April - 12 6 - - 18 3,6

Mei - 33 - - 42 75 15

Juni 109 87 34 - - 230 46

Juli 172 123 - 20 17 332 66,4

Agustus 192 - 65 - - 257 51,4

September 124 83 - - - 275 55

Oktober 215 203 132 85 33 668 133,6

November 167 120 187 96 54 624 124,8

Desember 52 72 86 112 219 541 108,2

Sumber : Data Sekunder Desa Pising, 2019.

Berdasarkan data yang diperoleh dari periode 2014 – 2018 dapat dilihat

rata-rata curah hujan tahunan. Nilai rata-rata bulan basah, bulan kering, dan bulan

lembab lima tahun terakhir di Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten

Soppeng dapat dilihat pada Tabel 2.

Page 38: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

21

Tabel 2. Jumlah Bulan Basah, Bulan Kering, dan Bulan Lembab selama 5 Tahun

Terakhir di Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng.

No Tahun Bulan Basah Bulan Kering Bulan Lembab

1 2014 9 3 -

2 2015 6 3 3

3 2016 5 5 2

4 2017 4 6 2

5 2018 4 8 -

Jumlah 28 25 7

Rata-Rata 5,6 5 1,4

Sumber : Data Sekunder Desa Pising, 2019.

selama kurun waktu 5 tahun terakhir, jumlah bulan basah 28 dengan rata-

rata 5,6 bulan kering sebanyak 25 dengan rata-rata 5 dan bulan lembab sebanyak 7

dengan rata-rata 1,4. dengan demikian berdasarkan data tersebut dapat ditentukan

nilai Q untuk mengetahui tipe iklim di Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri,

Kabupaten Soppeng yaitu:

Q =

x100%

=

x100%

= 0,89 x 100%

= 89%

= 0,89

Berdasarkan penggolongan iklim dari Schmid dan Fergusson, yaitu nilai Q

diatas 0,600 – 1,000 maka tipe iklim Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri,

Kabupaten Soppeng termasuk Kedalam tipe Iklim D (sedang).

Page 39: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

22

4.2. Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk

4.2.1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Penduduk merupakan faktor penentu terbentuknya suatu negara atau

wilayah dan sekaligus sebagai modal utama suatu negara dikatakan berkembang

atau maju, bahkan suksesnya pembangunan disegala bidang dalam negara tidak

bisa terlepas dari peran penduduk, baik dalam bidang sosial, ekonomi, politik,

budaya dan pendidikan, sekaligus sebagai faktor utama dalam pembangunan fisik

maupun nonfisik. Oleh karena kehadiran dan perannya sangat menentukan bagi

perkembangan suatu wilayah, baik dalam sekala kecil maupun besar.

Penduduk Desa Pising terdiri dari 776 KK dengan total jumlah 2.623 jiwa

yang terdiri dari laki-laki sebanyak 1.213 jiwa dan perempuan sebanyak 1.410 jiwa

yang tersebar dalam 2 dusun dengan perincian dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah Penduduk di Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten

Soppeng Tahun, 2019

No Dusun Jumlah Jiwa

Jumlah Jumlah KK

Laki-laki Perempuan

1 Amessangeng 567 643 1.210 364

2 SoliE 646 767 1.413 412

Jumlah 1.213 1.410 2.623 776

Sumber : Data Sekunder Desa Pising, 2019

Tabel 3 menjelaskan bahwa jumlah penduduk terbanyak di Desa Pising

berada di dusun SoliE yakni 1.413 jiwa dengan perbandingan laki-laki sebanyak

646 jiwa sedangkan perempuan berjumlah 767 jiwa dengan jumlah KK sebanyak

412 jiwa.

Page 40: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

23

4.2.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

Keadaan penduduk berdasarkan umur di Desa Pising terhitung mulai

angka bayi sampai lanjut usia. Keadaan umur penduduk Desa Pising masih sangat

potensial untuk mengembangkan satu titik usaha yang maksimal karena masih

banyak mendominasi oleh umur yang masih produktif, sehingga pola pikir untuk

mengembangkan usaha di bidang kehutanan terkhusus pada penciptaan ekonomi

sampingan pada tahapan usaha-usaha sampingan, adapun rincian umur dapat dilihat

pada Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah Penduduk Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten

Soppeng Berdasarkan Tingkat Umur, 2019

No Tingkat Umur

(Tahun)

Laki-laki

(Jiwa) Perempuan (Jiwa) Jumlah (Jiwa)

1 0 – 15 Tahun 300 385 685

2 16 – 30 Tahun 205 217 422

3 31 – 45 Tahun 257 273 530

4 46 – 60 Tahun 261 304 565

5 61 Tahun keatas 190 231 421

Jumlah 1.213 1.410 2.623

Sumber : Data Sekunder Desa Pising, 2019

Pada Tabel 4, menunjukkan bahwa penyebaran penduduk menurut ingkat

umur yang didominasi antara umur 46 – 60 tahun dengan jumlah 565 jiwa,

sedangkan yang paling rendah yaitu antara umur 61 tahun keatas dengan jumlah

421 jiwa.

Page 41: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

24

4.2.3. Keadaan Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Pendidiakan adalah suatu usaha unutk menghasilkan perubahan-perubahan

pada perilaku manusia. Perubahan perilaku yang ditimbulkan oleh proses

pendidikan dapat dilihat melalui, perubahan dalam hal pengetahuan, perubahan

dalam keterampilan atau kebiasaan dalam melakukan sesuatu, dan perubahan dalam

sikap mental yang bersifat formal maupun informal. Oleh karena itu, data penduduk

berdasarkan pendidikan merupakan hal yang cukup untuk diketahui, adapun data

penduduk berdasarkan pendidikan di Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri,

Kabupaten Soppeng dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Rincian Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Pising, Kecamatan Donri-

Donri, Kabupaten Soppeng

No Usia Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Usia 3 sampai 6 tahun yang belum masuk PAUD

(TK/Kelompok Bermain) 46 34 80

2 Usia 3 sampai 6 tahun yang masuk PAUD

(TK/Kelompok Bermain) 27 33 60

3 Usia 7 sampai 18 tahun yang tidak pernah sekolah 15 8 23

4 Usia 7 sampai 18 tahun yang tidak sedang sekolah 40 39 79

5 Usia 18 sampai 56 tahun yang tidak pernah

sekolah 180 215 395

6 Usia 18 sampai 56 tahun yang pernah SD tapi

tidak tamat 104 84 188

7 Tamat SD atau sederajat 3 1 4

8 Usia 12 sampai 56 tahun tidak tamat SLTP 3 1 4

9 Usia 18 sampai 56 tahun tidak tamat SLTA 1 2 3

10 Tamat SMP atau sederajat 100 83 183

11 Tamat SMA atau sederajat 25 25 50

12 Tamat D1 atau sederajat 29 37 66

13 Tamat D2 atau sederajat 5 2 7

14 Tamat D3 atau sederajat 2 1 3

15 Tamat S1 atau sederajat 31 44 75

16 Tamat S2 atau sederajat 2 1 3

17 Tamat S3 atau sederajat - - -

Jumlah 613 610 1.223

Sumber : Data Sekunder Desa Pisisng, 2019

Page 42: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

25

Tabel 5, terlihat bahwa jumlah pendidikan berdasarkan data yang tercatat

pada tahun 2019, menunjukan bahwa Usia 18 sampai 56 tahun yang tidak pernah

sekolah berjumlah 395 orang, dimana jumlah laki-laki sebanyak 180 orang dan

perempuan sebanyak 215 orang. Hal tersebut dapat diartikan Desa Pising tergolong

tingkat pendidikannya masih rendah karena jarak sekolah jauh sehingga sulit untuk

melanjutkan pendidikan.

4.2.4. Mata Pencaharian Penduduk

Mata pencaharian penduduk Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten

Soppeng sebagian besar adalah petani, selebihnya adalah buruh tani, tukang kayu,

pedagang, peternak dan tukang jahit. Untuk lebih jelasnya mata pencaharian

penduduk Desa Pising dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Mata Pencaharian Penduduk Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri,

Kabupaten Soppeng

No Jenis Mata Pencaharian Jumlah (orang)

1 Petani 303

2 Buruh Tani 236

3 Buruh / Swasta 37

4 Pegawai Negeri 98

5 Pengrajin 25

6 Pedagang 12

7 Peternak 57

8 Perikanan 13

9 Montir 17

10 Tenaga Medis 5

11 Tukang Jahit 20

12 Tukang Batu 35

13 Tukang Kayu 72

14 Pekerjaan/Usaha lainnya 38

Jumlah 968

Sumber : Data Sekunder Desa Pising, 2019

Page 43: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

26

Tabel 6, menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Desa Pising,

Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng mempunyai mata pencaharian dari

sector pertanian sebanyak 303 orang dan yang terendah mata pencaharian yaitu

tenaga medis dengan jumlah 5 orang. Hal ini menunjukkan bahwa aktifitas

perekonomian didominasi oleh sector pertanian.

4.2.5. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor penting dan sangat

dibutuhkan oleh masyarakat karena amat berhubungan dari berbagai segi kehidupan

jasmani maupun rohani, jenis sarana yang ada di Desa Pising, Kecamatan Donri-

Donri, Kabupaten Soppeng antara lain sarana pendidikan, sarana tempat ibadah dan

kesehatan adapun rincian sarana dan prasarana dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Sarana dan Prasarana Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten

Soppeng

No Sarana dan Prasarana Jumlah (unit)

1 Kantor Desa 1

2 PAUD 2

3 TK 1

4 SD 3

5 SMP 1

6 Masjid 4

7 Puskesmas Pembantu (Pustu) 1

8 Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) 2

9 Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) 1

10 Sarana Olahraga 6

11 Tempat Pemakaman Umum 5

12 Pos Ronda 5

Jumlah 32

Sumber : Data Sekunder Desa Pising, 2019

Page 44: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

27

Tabel 7, menjelaskan bahwa sarana dan prasarana yang ada di Desa Pising,

Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng yang terbanyak adalah sarana

olahraga dengan jumlah 6 unit. Sedangkan sarana dan prasarana yang paling sedikit

adalah TK, SMP, Pustu dan Posbindu dengan jumlah 1 unit. Sarana dan prasarana

ini wajib menjadi perhatian pemerintah setempat untuk meningkatkan kualitas

kehidupan masyarakat yang ada di Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri,

Kabupaten Soppeng.

4.3. Kelembagaan

Kelembagaan yang berada di Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri,

Kabupaten Soppeng sebagian besar bergerak diwilayah pertanian yang memang

menjadi mata pencaharian utama dari penduduk Desa Pising, hal tersebut tergambar

dalam Tabel 8.

Tabel 8. Unit Kelembagaan Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten

Soppeng

No Nama Kelembagaan Jumlah (Unit)

1 Kelompok Tani Tanaman Pangan 4

2 Kelompok Tani Perkebunan 4

3 Kelompok Tani Sutera 4

4 Kelompok Tani Perternakan 2

5 Kelompok Tani Perikanan 2

6 Kelompok PKK 3

Jumlah 19

Sumber : Data Sekunder Desa Pising, 2019

Tabel 8, menunjukkan bahwa kelompok tani pertanian sebanyak 8

kelompok yang dari kelompok tani tanaman pakan dan kelompok tani perkebunan.

Dari 4 kelompok tani sutera yang masih eksis, salah satu kelompok adalah

kelompok Tani Sabbe’ta yang beranggotakan 12 orang.

Page 45: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

28

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAAN

5.1. Alur Produk Sutera

Kabupaten Soppeng merupakan salah satu daerah penghasil sutera di

Sulawesi Selatan. Sutera di Sulawesi Selatan telah lama menjadi bagian dari

kehidupan budaya masyarakat terutama di Kabupaten Soppeng. Budidaya sutera

telah dikenal sejak tahun 19-an dan sampai sekarang masih digeluti oleh sebagian

masyarakat pedesaan. Adapun tahapan awal proses produk sutera yaitu, kegiatan

budidaya ulat sutera dimana larva ulat diletakkan pada wadah yang berisi daun

murbei sampai ulat menjadi kepompong. Selanjutnya kepompong di pintal menjadi

benang dan ditenun menjadi kain polos, supaya kain terlihat lebih bagus bisa

diproses dengan metode ecoprint, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Skema Alur Produk Sutera di Kampung Sabbe’ta, Desa Pising,

Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng

Uni

K

KK

K

Ko

Ko

K

K

K

K

Page 46: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

29

5.1. Saluran Pemasaran

Saluran pemasaran merupakan jalur dari lembaga-lembaga pemasaran

yang mempunyai kegiatan menyalurkan barang dari produsen ke konsumen. Pola

saluran pemasaran produk sutera dapat diketahui dengan cara mengikuti arus

pemasaran produk sutera mulai dari petani hingga sampai kepada konsumen.

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, dapat diketahui pola saluran

pemasaran produk sutera di Kampung Sabbe’ta, dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Pola Saluran Pemasaran Produk Sutera di Kampung Sabbe’ta, Desa

Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng

Keterangan: Petani Sutera : Produsen Benang

Unit Pemasaran : Unit Pemasaran Kampung Sabbe’ta

Penenun Kain : Produsen Kain Polos

Pengrajin Ecoprint : Produsen Ecoprint

Pengrajin Souvenir : Produsen Souvenir

Pembeli : Konsumen

Pe

U P P

Pem

Pem

Pem

Pem

Pem

Pem

Pem

Pem

Pem

Page 47: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

30

Berdasarkan gambar 3 diatas diketahui bahwa, pemasaran produk sutera di

Kampung Sabbe’ta, Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng

terdapat empat pola saluran pemasaran, yaitu:

1. Pola saluran pemasaran I

2. Pola saluran pemasaran II

3. Pola saluran pemasaran III

4. Pola saluran pemasaran IV

Pe

Uni

Pembeli dari

Pembeli dari Bali

Pen

Pembeli dari

Pembeli dari

Pen

Pembeli dari

Pembeli dari

Pengraji

Pembeli dari

Pembeli dari

Pembeli dari

Page 48: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

31

5.2. Marjin Pemasaran

Margin pemasaran dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu sudut pandang harga

dan biaya pemasaran. Margin pemasaran adalah perbedaan antara berapa yang

dibayarkan oleh konsumen dan berapa yang diterima oleh petani/pengrajin untuk

produk sutera ditingkat konsumen dengan harga produk sutera ditingkat

petani/pengrajin dan dinyatakan dalam rupiah (Rp). Adapun margin pemasaran

produk sutera pada masing-masing saluran pemasaran di Kampung Sabbe’ta dapat

dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Margin Pemasaran Produk Sutera Pada Masing-Masing Saluran

Pemasaran di Kampung Sabbe’ta

Saluran Pemasaran Uraian Harga Jual

(Rp)

Harga Beli

(Rp)

Margin

Pemasaran

(Rp)

Saluran Pemasaran I Bibit Untuk 1 Boks

a. Petani 646.644

b. Unit Pemasaran 1.798.000 646.644 1.151.356

c. Pembeli dari Sengkang I 1.829.000 1.798.000 31.000

d. Pembeli dari Bali 1.860.000 1.798.000 62.000

Bibit Untuk 0,5 Boks

a. Petani 407.412

b. Unit Pemasaran 924.520 407.412 517.108

c. Pembeli dari Sengkang I 940.460 924.520 15.940

d. Pembeli dari Bali 956.400 924.520 31.880

Bibit Untuk 0,25 Boks

a. Petani 165.890

b. Unit Pemasaran 410.350 165.890 244.480

c. Pembeli dari Sengkang I 417.425 410.350 7.075

d. Pembeli dari Bali 424.500 410.350 14.150

Saluran Pemasaran II Penenun Kain 3.737.280

Pembeli dari Sengkang II 5.000.000 3.737.280 1.262.720

Page 49: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

32

Pembeli dari Pekalongan 5.125.000 3.737.280 1.387.720

Saluran Pemasaran III Pengrajin Ecoprint 8.729.223

Pembeli dari Sengkang III 12.500.000 8.729.223 3.770.777

Pembeli dari Makassar I 12.750.000 8.729.223 4.020.777

Saluran Pemasaran IV Souvenir Perhiasan

a. Pengrajin Souvenir 129.082

b. Pembeli dari Pariwisata 600.000 129.082 470.918

c. Pembeli dari Makassar II 615.000 129.802 485.198

d. Pembeli dari Klaten 630.000 129.802 500.198

Souvenir Interior

a. Pengrajin Souvenir 529.398

b. Pembeli dari Pariwisata 1.900.000 529.398 1.370.602

c. Pembeli dari Makassar II 1.915.000 529.398 1.385.602

d. Pembeli dari Klaten 1.930.000 529.398 1.400.602

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2019

Berdasarkan Tabel 9, diketahui bahwa margin pemasaran tertinggi terdapat

pada saluran pemasaran II di Pembeli dari Makassar I dengan jumlah Rp4.020.777

dan margin pemasaran yang terendah terdapat pada saluran pemasaran I untuk bibit

0,25 boks di Pembeli dari Sengkang I dengan jumlah Rp7.075. sedangkan harga

jual yang tertinggi terdapat pada saluran pemasaran III di Pembeli dari Makassar I

dengan jumlah Rp12.750.000 dan harga jual yang terendah terdapat pada saluran

pemasaran VI pada produk souvenir perhiasan dengan jumlah Rp129.802.

5.3. Efisiensi Pemasaran

Sistem pemasaran dianggap efisien apabila mampu menyampaikan hasil-

hasil dari produsen kepada konsumen dengan biaya wajar serta mampu

mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayarkan

konsumen. Untuk mengetahui efisiensi pemasaran dapat dilihat pada Tabel 10.

Page 50: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

33

Tabel 10. Efisiensi Pemasaran Produk Sutera pada Masing-Masing Saluran

Pemasaran di Kampung Sabbe’ta

Saluran Pemasaran Uraian

Total Nilai

Produk

(Rp)

Total Biaya

Pemasaran

(Rp)

Efisiensi

Pemasaran

(%)

Saluran Pemasaran I Bibit Untuk 1 Boks

a. Petani 646.644

b. Unit Pemasaran 1.798.000

c. Pembeli dari Sengkang I 1.829.000 50.000 2,73

d. Pembeli dari Bali 1.860.000 120.000 6,45

Bibit Untuk 0,5 Boks

a. Petani 165.890

b. Unit Pemasaran 410.350

c. Pembeli dari Sengkang I 417.425 50.000 11,97

d. Pembeli dari Bali 956.400 120.000 12,54

Bibit Untuk 0,25 Boks

a. Petani 165.890

b. Unit Pemasaran 410.350

c. Pembeli dari Sengkang I 417.425 50.000 11,97

d. Pembeli dari Bali 424.500 120.000 28,26

Saluran Pemasaran II Penenun Kain 3.737.280

Pembeli dari Sengkang II 5.000.000 50.000 1,00

Pembeli dari Pekalongan 5.125.000 120.000 2,34

Saluran Pemasaran III Pengrajin Ecoprint 8.729.223

Pembeli dari Sengkang III 12.500.000 50.000 0,40

Pembeli dari Makassar I 12.750.000 80.000 0,62

Saluran Pemasaran IV Souvenir Perhiasan

a. Pengrajin Souvenir 129.082

b. Pembeli dari Pariwisata 600.000 100.000 16,66

c. Pembeli dari Makassar II 615.000 80.000 13,10

d. Pembeli dari Klaten 630.000 135.000 21,42

Souvenir Interior

a. Pengrajin Souvenir 529.398

b. Pembeli dari Pariwisata 1.900.000 100.000 5,26

c. Pembeli dari Makassar II 1.915.000 80.000 4,17

d. Pembeli dari Klaten 1.930.000 135.000 6,99

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2019

Page 51: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

34

Berdasarkan Tabel 10, diketahui bahwa efisiensi pemasaran di Kampung

Sabbe’ta terdapat pada saluran pemasaran III untuk Pembeli dari Sengkang III

dengan nilai efisiensi terkecil yaitu 0,40% sedangkan nilai efisiensi terbesar

terdapat pada saluran pemasaran I untuk Pembeli dari Bali yaitu 28,26%. Dimana

standarisasi efisiensi yaitu 0-33% termasuk dalam kategori efisien dan 34-67%

termasuk dalam kategori kurang efisien sedangkan 68-100% termasuk dalam

kategori tidak efisien.

5.4. Keuntungan Pemasaran

Keuntungan pemasaran diperoleh dari besarnya margin pemasaran

dikurangi biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh masing-masing lembaga

pemasaran. Keuntungan lembaga pemasaran merupakan balas jasa yang diterima

oleh masing-masing lembaga pemasaran yang turut serta memasarkan suatu produk

mulai dari tingkat petani sampai konsumen akhir. untuk mengetahui lebih rinci

dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Keuntungan Pemasaran di Kampung Sabbe’ta

No Saluran Pemasaran Margin

Pemasaran (Rp)

Total Biaya

Pemasaran (Rp)

Keuntungan

Pemasaran (Rp)

1 Saluran Pemasaran I

a. Bibit 1 Boks 1.244.356 170.000 1.074.356

b. Bibit 0,5 Boks 564.928 170.000 394.928

c. Bibit 0,25 Boks 265.705 170.000 95.705

2 Saluran Pemasaran II 2.650.440 170.000 2.480.440

3 Saluran Pemasaran III 7.791.554 130.000 7.661.554

4 Saluran Pemasaran IV

a. Souvenir Perhiasan 1.456.314 215.000 1.241.314

b. Souvenir Interior 4.156.806 215.000 3.941.806

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2019

Page 52: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

35

Berdasarkan Tabel 11, diketahui bahwa keuntungan pemasaran tertinggi

terdapat pada saluran pemasaran III berjumlah Rp7.661.554 dengan margin

pemasaran sebesar Rp7.791.554 dan total biaya berjumlah Rp130.000 sebagai biaya

pengangkutan. Sedangkan keuntungan pemasaran yang terendah terdapat pada

saluran pemasaran I untuk bibit 0,25 boks berjumlah Rp95.705 dengan margin

pemasaran sebesar Rp265.705 dan total biaya berjumlah Rp170.000 sebagai biaya

pengangkutan. Dimana semakin tinggi margin pemasaran dan semakin rendah

biaya yang dikeluarkan maka semakin tinggi pula keuntungan pemasaran, dan

sebaliknya jika semakin rendah margin pemasaran serta semakin tinggi biaya yang

dikeluarkan maka semakin rendah pula keuntungan pemasaran yang diperoleh

suatu lembaga pemasaran.

5.5. Perbandingan Efisiensi dan Margin Pemasaran

Suatu sistem pemasaran yang efisien dapat memberikan kepuasan kepada

lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat mulai dari petani, lembaga pemasaran

terkait hingga konsumen akhir dari sistem pemasaran yang dilaksanakan.

Sementara margin pemasaran adalah perbedaan harga di tingkat petani sampai

tingkat konsumen akhir karena adanya biaya pemasaran di setiap lembaga yang

terlibat dalam pemasaran produk sutera di Kampung Sabbe’ta. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada Tabel 12.

Page 53: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

36

Tabel 12. Perbandingan Efisiensi dan Margin Pemasaran di Kampung Sabbe’ta

No Saluran Pemasaran Margin Pemasaran (Rp) Efisiensi Pemasaran (%)

1 Saluran Pemasaran I

a. Bibit 1 Boks 1.244.356 9,18

b. Bibit 0,5 Boks 564.928 24,51

c. Bibit 0,25 Boks 265.705 40,23

2 Saluran Pemasaran II 2.650.440 3,34

3 Saluran Pemasaran III 7.791.554 1,02

4 Saluran Pemasaran IV

a. Souvenir Perhiasan 1.456.314 51,18

b. Souvenir Interior 4.156.806 16,42

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2019

Berdasarkan Tabel 12, diketahui bahwa margin pemasaran tertinggi

terdapat pada saluran pemasaran III dengan jumlah Rp7.791.554. Sedangkan

pemasaran produk yang efisiensi terdapat pada saluran pemasaran III dengan nilai

efisiensi terkecil yaitu 1,02% .Berdasarkan uraian diatas saluran pemasaran III

memiliki margin pemasaran tertinggi dan memiliki nilai efisien terkecil. Sementara

nilai efisiensi terbesar yaitu 51,18% terdapat pada saluran pemasaran IV untuk

souvenir perhiasan dikarenakan total biaya pemasarannya tinggi. Dimana menurut

Anandita dan Ratiya, (2004) terjadinya proses pemasaran yang tidak efisien

dikarenakan panjangnya saluran pemasaran, tingginya biaya pemasaran dan

kegagalan pasar.

Page 54: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

37

VI. PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan mengenai

Analisis Pemasaran Produk Sutera di Kampung Sabbe’ta, Desa Pising, Kecamatan

Donri-Donri, Kabupaten Soppeng dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

Terdapat empat saluran pemasaran produk sutera yang digunakan petani/

pengrajin/penenun (produsen) di Kampung Sabbe’ta dalam menyampaikan hasil

produksinya; Saluran 1 (Petani ‒ Unit Pemasaran ‒ Pembeli dari Sengkang I dan

Pembeli dari Bali), Saluran 2 (Penenun Kain ‒ Pembeli dari Sengkang II dan

Pembeli dari Pekalongan), Saluran 3 (Pengrajin Ecoprint ‒ Pembeli dari Sengkang

II dan Pembeli dari Makassar I), Saluran 4 (Pengrajin Souvenir ‒ Pembeli dari

Pariwisata, Pembeli dari Makassar II dan Pembeli dari Klaten).

Dilihat dari efisiensi secara ekonomis keempat saluran pemasaran produk

sutera yang terdapat di Kampung Sabbe’ta telah efisien secara ekonomi. Akan

tetapi dari keempat saluran pemasaran maka saluran pemasaran III adalah saluran

pemasaran yang paling efisien secara ekonomis karena nilai presentase efisiensi

pemasaran lebih rendah yaitu sebesar 1,02 dibandingkan dengan saluran pemasaran

yang lain. Serta saluran pemasran yang kurang efisien terdapat pada saluran

pemasaran IV untuk souvenir perhiasan yaitu sebesar 51,18%. Sedangkan margin

pemasaran tertinggi terdapat pada saluran pemasaran III dengan jumlah

Rp7.791.554 dibandingkan dengan saluran pemasaran yang lainnya.

Page 55: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

38

6.2 Saran

Seharusnya para petani ulat sutera melarang pengungjung yang

menggunakan wangi-wangian masuk ke tempat pemeliharan ulat sutera sehingga

mengurangi terjadinya kematian ulat sutera dan dapat menghasilkan kokon yang

berkualitas. Selain itu para petani ulat sutera juga harus memperhatikan kebersihan

ruangan tempat pemeliharaan ulat sutera sehingga ulat sutera terhindar dari

berbagai macam penyakit agar tidak terjadinya gagal panen.

Page 56: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

39

DAFTAR PUSTAKA

Anindita dan Ratiya, 2004. Pemasaran Hasil Pertanian. Katalog Perpustakaan

Nasional Dalam Terbitan (KDT). Papyrus : Surabaya

Atmosoedarjo Sukiman, 2006. Sutera Alam Indonesia. Yayasan Sarana Wana Jaya.

Jakarta

Basu Swastha dan Irawan, 2005. Asas-asas Marketing Moderen. Edisi 2. Cetakan

II. Yogyakarta: Liberty

Fatimah, 2011. Analisis Pemasaran Kentang Di Kabupaten Wonosobo. Skirpsi

Fakultas Pertanian Universitas Sebelah Maret. Surakarta.

Faud dan Christine H, 2000. Pengantar Bisnis. Gramedia Pustaka. Jakarta

Firdaus Muhammad, 2009. Manajeman-manajeman Agribisnis Modern. PT. Bumi

Aksara : Jakarta

Fitinline, 2019. Eksplorasi Teknik Ecoprint, Manfaat dan Aplikasinya Dalam

Desain Fashion. https://fitinline.com/. Diakses tanggal 02 Desember 2019.

Hanafiah dan Saefuddin, 2006. Tataniaga Hasil Perikanan. Universitas Indonesia

Press. Jakarta

Harbi, J., Nurrochmat, D. R. dan Kusharto, C. M. 2015. Pengembangan usaha

persuteraan alam Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Risalah Kebijakan

Pertanian dan Lingkungan. Makassar

Kolter dan Susanto, 2001. Manajeman Pemasaran di Indonesia : Analisis

Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian. Salemba Empat. Jakarta

Kotler Philip, 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia, Analisis, Perencanaan,

Implementasi dan Pengendalian : Salemba Empat. Jakarta

Mardiyono dan Sugeng, 2008. Butir-Butir Mutiara Estrtika Timur Ide Dasar

Penciptaan Seni Karya Indonesia. Yogyakarta : Prasista

Nurhaedah, 2013. Para Pihak Dalam Pengembangan Pesuteraan Alam. Jurnal

Penelitian Hutan Tanaman. Balai Penelitian Kehutanan Makassar.

Makassar

Page 57: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

40

Nurhaedah, M. dan Bisjoe, A. R. H. 2013. Budidaya ulat sutera di Desa Sudu,

Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Jurnal Penelitian

Hutan Tanaman. 10 (4) : 229 – 239. Balai Penelitian Kehutanan Makassar.

Makassar

Philip dan Duncan, 2001. British and Irsih Painting in Public Collations

Rahmat Hidayat, 2015. Dasar Ilmu Dalam Pertenunan. Politeknik Sekolah Tinggi

Teknologi Tekstil: Bandung

Riski. 2009. Analisis Usaha Industri Benang Sutera Pengusahaan Sutera Alam

(PSA) Kabupaten Patti. Skripsi Fakultas Pertanian Universitar Sebelas

Maret, Surakarta

Rosnawati, H. 2011. Analisis Efisiensi Pemasaran Pisang Produksi Petani Di

Kecamatan Lengkit Kabupaten Ogan Komering Ulu. Skripsi Fakultas

Pertanian Universitar Sebelas Maret, Surakarta

Sadapotto, A. 2008. Perbandingan Pengaruh Luas Lahan Murbei Terhadap

Produktivitas Kokon pada Tiga Daerah Pengembangan [Skripsi].

Makassar : Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin

Sadapotto, A. 2011. Perbandingan Pengaruh Luas Lahan Murbei Terhadap

Produktivitas Kokon pada Tiga Daerah Pengembangan [makalah seminar

nasional di Jogjakarta]. Makassar : Fakultas Kehutanan, Universitas

Hasanuddin

Setiorini, F. 2008. Analisis Efisiensi Pemasaran Ikan Mas Kecamatan Pagelaran

Kabupaten Tanggamus Provensi Lampung. Institut Pertanian Bogor.

Bogor.

Soekartawi, 2002. Agribisnis: Teori dan Aplikasinya. PT. Raja Grafindo. Jakarta

Sunariyah, 2000. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta : UPP ADM

YKPN Yogyakarta

Page 58: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

41

Lampiran 1. Kuisioner I

DAFTAR PERTANYAAN

RESPONDEN MASYARAKAT TERHADAP ANALISIS PEMASARAN

PRODUK SUTERA

A. Identitas Responden

Nama : ............................................................................................

Umur : ............................................................................................

Pekerjaan : ............................................................................................

Usaha : ............................................................................................

Desa : ............................................................................................

Kecamatan : ............................................................................................

B. Produk Kokon

1. Dimana Bapak/Ibu mendapatkan bibit ulat sutera? (ambil di alam atau

di beli)

2. Berapa banyak bibit sutera yang Bapak/Ibu butuhkan pada saat

mengelolah menjadi kokon?

3. Bahan dan alat apa yang digunakan untuk memproduksi kokon? (ambil

di alam atau di beli)

4. Berapa banyak biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan kokon?

5. Berapa jumlah kokon yang dihasilkan perhari atau perbulan?

6. Berapa banyak kokon yang dijual perhari atau perbulan?

7. Berapa harga jual kokon /kg?

8. Apakah kokon langsung dijual kepada pembeli atau melalui perantara?

9. Dimana saja kokon dipasarkan?

10. Berapa biaya pengangkutan yang dikeluarkan untuk produk kokon?

Page 59: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

42

Lampiran 2. Kuisioner II

DAFTAR PERTANYAAN

RESPONDEN MASYARAKAT TERHADAP ANALISIS PEMASARAN

PRODUK SUTERA

A. Identitas Responden

Nama : ............................................................................................

Umur : ............................................................................................

Pekerjaan : ............................................................................................

Usaha : ............................................................................................

Desa : ............................................................................................

Kecamatan : ............................................................................................

B. Produk Benang Sutera

1. Dimana Bapak/Ibu Mendapatkan bahan baku kokon? (ambil di alam

atau di beli)

2. Berapa banyak kokon yang Bapak/Ibu butuhkan pada saat mengelolah

menjadi benang sutera?

3. Bahan dan alat apa yang digunakan untuk memproduksi benang sutera?

(ambil di alam atau di beli)

4. Berapa banyak biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan benang

sutera?

5. Berapa jumlah benang sutera yang dihasilkan perhari atau perbulan?

6. Berapa banyak benang sutera yang dijual perhari atau perbulan?

7. Berapa harga jual benang sutera /kg?

8. Apakah benang sutera langsung dijual kepada pembeli atau melalui

perantara?

9. Dimana saja benang sutera dipasarkan?

10. Berapa biaya pengangkutan yang dikeluarkan untuk produk benang?

Page 60: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

43

Lampiran 3. Kuisioner III

DAFTAR PERTANYAAN

RESPONDEN MASYARAKAT TERHADAP ANALISIS PEMASARAN

PRODUK SUTERA

A. Identitas Responden

Nama : ............................................................................................

Umur : ............................................................................................

Pekerjaan : ............................................................................................

Usaha : ............................................................................................

Desa : ............................................................................................

Kecamatan : ............................................................................................

B. Produk Kain Sutera Polos

1. Dimana Bapak/Ibu Mendapatkan bahan baku benang sutera?

2. Berapa banyak benang sutera yang Bapak/Ibu butuhkan pada saat

mengelolah menjadi kain sutera polos?

3. Bahan dan alat apa yang digunakan untuk memproduksi kain sutera

polos? (ambil di alam atau di beli)

4. Berapa banyak biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan kain sutera

polos?

5. Berapa jumlah kain sutera polos yang dihasilkan perhari atau perbulan?

6. Berapa banyak kain sutera polos yang dijual perhari atau perbulan?

7. Berapa harga jual kain sutera polos /meter?

8. Apakah kain sutera polos langsung dijual kepada pembeli atau melalui

perantara?

9. Dimana saja kain sutera polos dipasarkan?

10. Berapa biaya pengangkutan yang dikeluarkan untuk produk kain?

Page 61: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

44

Lampiran 4. Kuisioner IV

DAFTAR PERTANYAAN

RESPONDEN MASYARAKAT TERHADAP ANALISIS PEMASARAN

PRODUK SUTERA

A. Identitas Responden

Nama : ............................................................................................

Umur : ............................................................................................

Pekerjaan : ............................................................................................

Usaha : ............................................................................................

Desa : ............................................................................................

Kecamatan : ............................................................................................

B. ECOPRINT

1. Dimana Bapak/Ibu Mendapatkan bahan baku kain polos?

2. Berapa banyak kain polos yang Bapak/Ibu butuhkan pada saat

mengelolah menjadi ecoprint?

3. Bahan dan alat apa yang digunakan untuk memproduksi ecoprint?

(ambil di alam atau di beli)

4. Berapa banyak biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan ecoprint?

5. Berapa jumlah ecoprint yang dihasilkan perhari atau perbulan?

6. Berapa banyak ecoprint yang dijual perhari atau perbulan?

7. Berapa harga jual ecoprint /meter?

8. Apakah ecoprint langsung dijual kepada pembeli atau melalui

perantara?

9. Dimana saja ecoprint dipasarkan?

10. Berapa biaya pengangkutan yang dikeluarkan untuk produk ecoprint?

Page 62: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

45

Lampiran 5. Kuisioner V

DAFTAR PERTANYAAN

RESPONDEN MASYARAKAT TERHADAP ANALISIS PEMASARAN

PRODUK SUTERA

A. Identitas Responden

Nama : ............................................................................................

Umur : ............................................................................................

Pekerjaan : ............................................................................................

Usaha : ............................................................................................

Desa : ............................................................................................

Kecamatan : ............................................................................................

B. SOUVENIR

1. Dimana Bapak/Ibu Mendapatkan bahan baku membuat Souvenir?

2. Berapa banyak bahan baku (limbah kokon) yang Bapak/Ibu butuhkan

pada saat mengelolah menjadi souvenir?

3. Berapa jenis produk souvernir yang Bapak/Ibu hasilkan/produksi?

4. Bahan dan alat apa yang digunakan untuk memproduksi souvernir?

(ambil di alam atau di beli)

5. Berapa banyak biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan souvenir

/produk?

6. Berapa jumlah produk sovernir yang dihasilkan perhari atau perbulan?

7. Berapa banyak kain sovernir yang dijual perhari atau perbulan?

8. Apakah produk souvernir langsung dijual kepada pembeli atau melalui

perantara?

9. Dimana saja produk souvernir dipasarkan?

10. Berapa biaya pengangkutan yang dikeluarkan untuk produk souvenir?

Page 63: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

46

Lampiran 6. Data Responden di Kampung Sabbe’ta Desa Pising

No Nama Umur

(Tahun) Jenis Kelamin Tingkat Pendidikan

1 Andi Fitriani 33 Perempuan SMA

2 Manji 60 Perempuan SD

3 Muliyati 49 Perempuan SMP

4 Rabbi 48 Perempuan SD

5 Nursiah 42 Perempuan SD

6 Suhari 46 Perempuan SD

7 Jumria 48 Perempuan SMP

8 Hearana 40 Perempuan SMA

9 Mardawiyah 40 Perempuan SMP

10 Nursamany 56 Perempuan SD

11 Nurdin 55 Laki-laki S1

12 Musdalifah 42 Perempuan S1

Page 64: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

47

Lampiran 7. Harga Tingkat Unit Pemasaran Untuk 1 Boks, 0,5 Boks dan 0,25

Boks di Kampung Sabbe’ta

Unit Pemasaran

Nama Bibit Ulat (boks) Benang (kg) Harga/kg(Rp) Penerimaan(Rp)

Andi Fitriani 1 3,1 580.000 1.798.000

Jumlah 1 3,1 580.000 1.798.000

Nama Bibit Ulat (boks) Benang (kg) Harga/kg(Rp) Penerimaan(Rp)

Manji 0,5 1,5 580.000 870.000

Muliyati 0,5 1,7 580.000 986.000

Rabbi 0,5 1,53 580.000 887.400

Nursiah 0,5 1,54 580.000 893.200

Suhari 0,5 1,7 580.000 986.000

Jumlah 2,5 7,97 2.900.000 4.622.600

Rata-rata 0.5 1,60 580.000 924.520

Nama Bibit Ulat (boks) Benang (kg) Harga/kg(Rp) Penerimaan(Rp)

Jumria 0,25 0,72 580.000 417.600

Hearana 0,25 0,66 580.000 382.800

Mardawiyah 0,25 0,77 580.000 446.600

Nursamany 0,25 0,68 580.000 394.400

Jumlah 1 2,83 2.320.000 1.641.400

Rata-rata 0.25 0,71 580.000 410.350

Lampiran 8. Harga Tingkat Pembeli dari Sengkang I Untuk 1 Boks, 0,5 Boks dan

0,25 Boks di Kampung Sabbe’ta

Pembeli dari Sengkang I

Nama Bibit Ulat (boks) Benang (kg) Harga/kg(Rp) Penerimaan(Rp)

Andi Fitriani 1 3,1 590.000 1.829.000

Jumlah 1 3,1 590.000 1.829.000

Nama Bibit Ulat (boks) Benang (kg) Harga/kg(Rp) Penerimaan(Rp)

Manji 0,5 1,5 590.000 885.000

Muliyati 0,5 1,7 590.000 1.003.000

Rabbi 0,5 1,53 590.000 902.700

Nursiah 0,5 1,54 590.000 908.600

Suhari 0,5 1,7 590.000 1.003.000

Jumlah 2,5 7,97 2.950.000 4.702.300

Rata-rata 0.5 1,60 590.000 940.460

Nama Bibit Ulat (boks) Benang (kg) Harga/kg(Rp) Penerimaan(Rp)

Page 65: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

48

Jumria 0,25 0,72 590.000 424.800

Hearana 0,25 0,66 590.000 389.400

Mardawiyah 0,25 0,77 590.000 454.300

Nursamany 0,25 0,68 590.000 401.200

Jumlah 1 2,83 2.360.000 1.669.700

Rata-rata 0.5 0,71 590.000 417.425

Lampiran 9. Harga Tingkat Pembeli dari Bali Untuk 1 Boks, 0,5 Boks dan 0,25

Boks di Kampung Sabbe’ta

Pembeli dari Bali

Nama Bibit Ulat (boks) Benang (kg) Harga/kg(Rp) Penerimaan(Rp)

Andi Fitriani 1 3,1 600.000 1.860.000

Jumlah 1 3,1 600.000 1.860.000

Nama Bibit Ulat (boks) Benang (kg) Harga/(kg) Penerimaan

Manji 0,5 1,5 600.000 900.000

Muliyati 0,5 1,7 600.000 1.020.000

Rabbi 0,5 1,53 600.000 918.000

Nursiah 0,5 1,54 600.000 924.000

Suhari 0,5 1,7 600.000 1.020.000

Jumlah 2,5 7,97 3.000.000 4.782.000

Rata-rata 0.5 1,60 600.000 956.400

Nama Bibit Ulat (boks) Benang (kg) Harga/kg(Rp) Penerimaan(Rp)

Jumria 0,25 0,72 600.000 432.000

Hearana 0,25 0,66 600.000 396.000

Mardawiyah 0,25 0,77 600.000 462.000

Nursamany 0,25 0,68 600.000 408.000

Jumlah 1 2,83 2.400.000 1.698.000

Rata-rata 0.5 0,71 600.000 424.500

Lampiran 10. Harga Tingkat Pembeli dari Sengkang II, dan Pekalongan di

Kampung Sabbe’ta

Konsumen Nama Kain Polos (m) Harga/m(Rp) Penerimaan(Rp)

Pembeli dari Nurdin 25 200.000 5.000,000

Page 66: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

49

Sengkang II Jumlah 25 200.000 5.000,000

Konsumen Nama Kain Polos (m) Harga/m(Rp) Penerimaan(Rp)

Pembeli dari

Pekalongan

Nurdin 25 205.000 5.125.000

Jumlah 25 205.000 5.125.000

Lampiran 11. Harga Tingkat Pembeli dari Sengkang III, dan Makassar I di

Kampung Sabbe’ta

Konsumen Nama Ecoprint (m) Harga/m(Rp) Penerimaan(Rp)

Pembeli dari

Sengkang III

Nurdin 25 500.000 12.500,000

Jumlah 25 500.000 12.500,000

Konsumen Nama Ecoprint (m) Harga/(m) Penerimaan

Pembeli dari

Makassar I

Nurdin 25 510.000 12.750.000

Jumlah 25 510.000 12.750.000

Lampiran 12. Harga Tingkat Pembeli dari Pariwisata di Kampung Sabbe’ta

Konsumen Jenis Souvenir Produk Souvenir Jumlah

(pcs) Harga/pcs(Rp) Penerimaan(Rp)

Pembeli

dari

Pariwisata

Souvenir

Perhiasan

a. Gantungan Kunci 10 15.000 150.000

b. Bando Rambut 5 15.000 75.000

c. Bros Bunga 15 25.000 375.000

Jumlah 30 55.000 600.000

Souvenir

Interior

a. Hiasan Dinding 5 50.000 250.000

b. Rankaian Bunga 5 150.000 750,000

c. Bingkai 10R 3 300.000 900.000

Jumlah 13 500.000 1.650.000

Lampiran 13. Harga Tingkat Pembeli dari Makassar II di Kampung Sabbe’ta

Konsumen Jenis Souvenir Produk Souvenir Jumlah

(pcs) Harga/pcs(Rp) Penerimaan(Rp)

Pembeli

dari

Makassar

II

Souvenir

Perhiasan

a. Gantungan Kunci 10 20.000 155.000

b. Bando Rambut 5 20.000 80.000

c. Bros Bunga 15 30.000 380.000

Jumlah 30 70.000 615.000

Souvenir a. Hiasan Dinding 5 55.000 255.000

Page 67: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

50

Interior b. Rankaian Bunga 5 155.000 755,000

c. Bingkai 10R 3 305.000 905.000

Jumlah 13 515.000 1.915.000

Lampiran 14. Harga Tingkat Pembeli dari Klaten di Kampung Sabbe’ta

Konsumen Jenis Souvenir Produk Souvenir Jumlah

(pcs) Harga/pcs(Rp) Penerimaan(Rp)

Pembeli

dari Klaten

Souvenir

Perhiasan

a. Gantungan Kunci 10 25.000 160.000

b. Bando Rambut 5 25.000 85.000

c. Bros Bunga 15 35.000 385.000

Jumlah 30 85.000 630,000

Souvenir

Interior

a. Hiasan Dinding 5 60.000 260.000

b. Rankaian Bunga 5 160.000 760,000

c. Bingkai 10R 3 310.000 910.000

Jumlah 13 530.000 1.930.000

Lampiran 15. Biaya Pengangkutan Pada Tingkat Konsumen di Kampung Sabbe’ta

Uraian Biaya Pengangkuatan(Rp)

Unit Pemasaran -

Pembeli dari Sengkang I 50.000

Pembeli dari Bali 120.000

Pembeli dari Sengkang II 50.000

Pembeli dari Pekalongan 120.000

Pembeli dari Sengkang III 50.000

Pembeli dari Makassar I 80.000

Pembeli dari Pariwisata 100.000

Pembeli dari Makassar II 80.000

Pembeli dari Klaten 135.000

Page 68: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

51

Lampiran 16. Biaya Total Produksi, Penerimaan dan Harga Tingkat Petani Pada

Masing-masing Petani Sutera

N

o Nama Bibit Ulat

(Boks)

Benang

(kg)

Total Biaya Produksi(Rp) Total Biaya(Rp) Penerimaan(Rp) Harga Tingkat

Petani(Rp)

Variabel Tetap

1 Andi Fitriani 1 3,1 522.000 16.870 538.870 1.798.000 646.644

Jumlah 1 3,1 522.000 16.870 538.870 1.798.000 646.644

Rata-Rata 1 3,1 522.000 16.870 538.870 1.798.000 646.644

1 Manji 0,5 1,5 253.000 11.870 264.870 870.000 317.844

2 Muliyati 0,5 1,7 446.000 11.870 457.870 986.000 549.444

3 Rabbi 0,5 1,53 243.800 11.870 255.670 887.400 306.804

4 Nursiah 0,5 1,54 255.400 11.870 267.270 893.200 320.724

5 Suhari 0,5 1,7 440.000 11.870 451.870 986.000 542.244

Jumlah 2,5 7,97 1.638.200 59.350 1.697.550 4.622.600 2.037.060

Rata-rata 0,5 1,60 327.640 11.870 339.510 924.520 407.412

1 Jumria 0,25 0,72 127.800 9.370 137.170 417.600 164.604

2 Hearana 0,25 0,66 122.00 9.370 131.370 382.800 157.644

3 Mardawiyah 0,25 0,77 170.970 14.994 185.964 446.600 223.157

4 Nursamany 0,25 0,68 83.470 14.994 98.464 394.400 118.157

Jumlah 1 2,83 382.240 48.728 552.968 1.641.400 663.562

Rata-rata 0,25 0,71 95.560 12.182 138.242 410.350 165.890

Page 69: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

52

Lampiran 17. Biaya Total Produksi, Penerimaan dan Harga Tingkat Penenun Pada

Produk Kain Polos

N

o Nama

Kain Polos (m) Total Biaya Produksi(Rp) Total Biaya(Rp) Penerimaan(Rp)

Harga Tingkat

Pengrajin(Rp)

Variabel Tetap

1 Nurdin 25 3.100.00 14.400 3.114.400 5.000.000 3.737.280

Jumlah 25 3.100.00 14.400 3.114.400 5.000.000 3.737.280

Rata-Rata 25 3.100.00 14.400 3.114.400 5.000.000 3.737.280

Lampiran 18. Biaya Total Produksi, Penerimaan dan Harga Tingkat Pengrajin Pada

Produk Ecoprint

N

o Nama

Ecoprint (m) Total Biaya Produksi(Rp) Total Biaya(Rp) Penerimaan(Rp)

Harga Tingkat

Pengrajin(Rp)

Variabel Tetap

1 Nurdin 25 7.270.000 4.353 7.274.353 12.500.000 8.729.223

Jumlah 25 7.270.000 4.353 7.274.353 12.500.000 8.729.223

Rata-Rata 25 7.270.000 4.353 7.274.353 12.500.000 8.729.223

Lampiran 19. Biaya Total Produksi, Penerimaan dan Harga Tingkat Pengrajin Pada

Produk Souvenir

Produk Jumlah

Total Biaya Produksi(Rp) Total Biaya(Rp) Penerimaan(Rp) Harga Tingkat

Pengrajin(Rp) Variabel Tetap

Souvenir Perhiasan

a. Gantungan Kunci 10 13.750 2.098 15.848 150.000 19.018

b. Bando Rambut 5 21.250 2.098 23.348 75.000 28.018

c. Bros Bunga 15 66.875 2.098 68.973 375.000 82.768

Jumlah 30 101.875 6.294 108.169 600.000 129.802

Souvenir Interior

a. Hiasan Dinding 5 24.875 2.365 27.240 250.000 32.688

b. Rangkaian bunga 5 160.125 2.098 162.223 750.000 194.668

c. Bingkai 10R 3 249.604 2.098 251.702 900.000 302.042

Jumlah 13 434.604 6.561 441.165 1.900.000 529.398

Lampiran 20. Tabulasi Data Responden Petani Sutera

No Nama Biaya Variabel Jumlah Harga(Rp) Umur Teknis Biaya Penyusutan/Total(Rp)

1 Andi Fitriani Bibit ulat sutera

(Perum Perhutani)

1 boks 150.000/boks 1 150.000

Jasa pintal 3.1 kg 60.000/kg 1 186.000

Pupuk urea 50 kg 110.000/50kg 1 110.000

Kaporit 500 g 40.000/kg 1 20.000

Kapur 4 kg 20.000/5kg 1 16.000

Page 70: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

53

Kertas kaili 15 pcs 2.000/pcs 1 30.000

Karung 4 pcs 2.500/pcs 1 10.000

Total 522.000

Biaya Tetap

Kotak penetasan 1 boks 2.500/boks 60 41

Tempat pengokonan

(semi frame)

40 set 15.000/set 60 10.000

Sendal 1 pasang 10.000/pasang 36 277

Cangkul 1 pcs 38.000 60 633

Gunting stek 1 pcs 65.000 60 1,083

Baskom 1 pcs 10.000 24 416

Ember 1 pcs 15.000 24 625

keranjang 1 pcs 15.000 24 625

Sapu lidi 1 pcs 5.000 36 138

Sapu ijuk 1 pcs 18.000 36 500

Pisau 1 pcs 7.000 60 116

parang 1 pcs 60.000 72 833

piring 1 pcs 12.000 36 333

Tali rapia 1 kg 15.000 12 1.250

Total 16.870

Total Biaya 538.870

No Nama Biaya Variabel Jumlah Harga(Rp) Umur Teknis Biaya Penyusutan/Total(Rp)

2 Manji Bibit ulat sutera

(Perum Perhutani)

0,5 boks 150.000/boks 1 75.000

Jasa pintal 1,5 kg 60.000/kg 1 90.000

Pupuk urea 25 kg 110.000/50kg 1 55.000

Kaporit 200 g 40.000/kg 1 8.000

Kapur 2 kg 20.000/5kg 1 8.000

Kertas kaili 6 pcs 2.000/pcs 1 12.000

Karung 2 pcs 2.500/pcs 1 5.000

Total 253.000

Biaya Tetap

Kotak penetasan 1 boks 2.500/boks 60 41

Tempat pengokonan

(semi frame)

20 set 15.000/set 60 5.000

Sendal 1 pasang 10.000/pasang 36 277

Cangkul 1 pcs 38.000 60 633

Gunting stek 1 pcs 65.000 60 1,083

Baskom 1 pcs 10.000 24 416

Ember 1 pcs 15.000 24 625

keranjang 1 pcs 15.000 24 625

Sapu lidi 1 pcs 5.000 36 138

Sapu ijuk 1 pcs 18.000 36 500

Pisau 1 pcs 7.000 60 116

Page 71: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

54

parang 1 pcs 60.000 72 833

piring 1 pcs 12.000 36 333

Tali rapia 1 kg 15.000 12 1.250

Total 11.870

Total Biaya 264.870

No Nama Biaya Variabel Jumlah Harga(Rp) Umur Teknis Biaya Penyusutan/Total(Rp)

3 Muliyati Bibit ulat sutera

(CV. Andi Masalangka)

0,5 boks 500.000/boks 1 250.000

Jasa pintal 1,7 kg 60.000/kg 1 102.000

Pupuk urea 30 kg 110.000/50kg 1 66.000

Kaporit 200 g 40.000/kg 1 8.000

Kapur 2 kg 20.000/5kg 1 8.000

Kertas kaili 6 pcs 2.000/pcs 1 12.000

Karung 2 pcs 2.500/pcs 1 5.000

Total 446.000

Biaya Tetap

Kotak penetasan 1 boks 2.500/boks 60 41

Tempat pengokonan

(semi frame)

20 set 15.000/set 60 5.000

Sendal 1 pasang 10.000/pasang 36 277

Cangkul 1 pcs 38.000 60 633

Gunting stek 1 pcs 65.000 60 1,083

Baskom 1 pcs 10.000 24 416

Ember 1 pcs 15.000 24 625

keranjang 1 pcs 15.000 24 625

Sapu lidi 1 pcs 5.000 36 138

Sapu ijuk 1 pcs 18.000 36 500

Pisau 1 pcs 7.000 60 116

parang 1 pcs 60.000 72 833

piring 1 pcs 12.000 36 333

Tali rapia 1 kg 15.000 12 1.250

Total 11.870

Total Biaya 457.870

No Nama Biaya Variabel Jumlah Harga(Rp) Umur Teknis Biaya Penyusutan/Total(Rp)

4 Rabbi Bibit ulat sutera

(Perum Perhutani)

0,5 boks 150.000/boks 1 75.000

Jasa pintal 1,53 kg 60.000/kg 1 91.800

Pupuk urea 20 kg 110.000/50kg 1 44.000

Kaporit 200 g 40.000/kg 1 8.000

Kapur 2 kg 20.000/5kg 1 8.000

Page 72: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

55

Kertas kaili 6 pcs 2.000/pcs 1 12.000

Karung 2 pcs 2.500 1 5.000

Total 243.800

Biaya Tetap

Kotak penetasan 1boks 2.500/boks 60 41

Tempat pengokonan

(semi frame)

20 set 15.000/set 60 5.000

Sendal 1 pasang 10.000/pasang 36 277

Cangkul 1 pcs 38.000 60 633

Gunting stek 1 pcs 65.000 60 1,083

Baskom 1 pcs 10.000 24 416

Ember 1 pcs 15.000 24 625

keranjang 1 pcs 15.000 24 625

Sapu lidi 1 pcs 5.000 36 138

Sapu ijuk 1 pcs 18.000 36 500

Pisau 1 pcs 7.000 60 116

parang 1 pcs 60.000 72 833

piring 1 pcs 12.000 36 333

Tali rapia 1 kg 15.000 12 1.250

Total 11.870

Total Biaya 255.670

No Nama Biaya Variabel Jumlah Harga(Rp) Umur Teknis Biaya Penyusutan/Total(Rp)

5 Nursiah Bibit ulat sutera

(Perum Perhutani)

0,5 boks 150.000/boks 1 75.000

Jasa pintal 1,54 kg 60.000/kg 1 92.400

Pupuk urea 25 kg 110.000/50kg 1 55.000

Kaporit 200 g 40.000/kg 1 8.000

Kapur 2 kg 20.000/5kg 1 8.000

Kertas kaili 6 pcs 2.000/pcs 1 12.000

Karung 2 pcs 2.500 1 5.000

Total 255.400

Biaya Tetap

Kotak penetasan 1 boks 2.500/boks 60 41

Tempat pengokonan

(semi frame)

20 set 15.000/set 60 5.000

Sendal 1 pasang 10.000/pasang 36 277

Cangkul 1 pcs 38.000 60 633

Gunting stek 1 pcs 65.000 60 1,083

Baskom 1 pcs 10.000 24 416

Ember 1 pcs 15.000 24 625

keranjang 1 pcs 15.000 24 625

Sapu lidi 1 pcs 5.000 36 138

Sapu ijuk 1 pcs 18.000 36 500

Page 73: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

56

Pisau 1 pcs 7.000 60 116

parang 1 pcs 60.000 72 833

piring 1 pcs 12.000 36 333

Tali rapia 1 kg 15.000 12 1.250

Total 11.870

Total Biaya 267.270

No Nama Biaya Variabel Jumlah Harga(Rp) Umur Teknis Biaya Penyusutan/Total(Rp)

6 Suhari Bibit ulat sutera

(CV. Andi Masalangka)

0,5

boks 500.000/boks 1 250.000

Jasa pintal 1,7 kg 60.000/kg 1 102.000

Pupuk urea 25 kg 110.000/50kg 1 55.000

Kaporit 200 g 40.000/kg 1 8.000

Kapur 2 kg 20.000/5kg 1 8.000

Kertas kaili 6 pcs 2.000/pcs 1 12.000

Karung 2 pcs 2.500 1 5.000

Total 440.000

Biaya Tetap

Kotak penetasan 1 boks 2.500/boks 60 41

Tempat pengokonan

(semi frame)

20 set 15.000/set 60 5.000

Sendal 1

pasang

10.000/pasang 36 277

Cangkul 1 pcs 38.000 60 633

Gunting stek 1 pcs 65.000 60 1,083

Baskom 1 pcs 10.000 24 416

Ember 1 pcs 15.000 24 625

keranjang 1 pcs 15.000 24 625

Sapu lidi 1 pcs 5.000 36 138

Sapu ijuk 1 pcs 18.000 36 500

Pisau 1 pcs 7.000 60 116

parang 1 pcs 60.000 72 833

piring 1 pcs 12.000 36 333

Tali rapia 1 kg 15.000 12 1.250

Total 11.870

Total Biaya 451.870

No Nama Biaya Variabel Jumlah Harga(Rp) Umur Teknis Biaya Penyusutan/Total(Rp)

7 Jumria Bibit ulat sutera

(Perum Perhutani)

0,25

boks 150.000/boks 1 37.500

Jasa pintal 0,72 kg 60.000/kg 1 43.200

Pupuk urea 13 kg 110.000/50kg 1 28.600

Kaporit 100 g 40.000/kg 1 4.000

Page 74: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

57

Kapur 1 kg 20.000/5kg 1 4.000

Kertas kaili 4 pcs 2.000/pcs 1 8.000

Karung 1 pcs 2.500 1 2.500

Total 127.800

Biaya Tetap

Kotak penetasan 1 boks 2.500/boks 60 41

Tempat pengokonan

(semi frame)

10 set 15.000/set 60 2.500

Sendal 1 pasang 10.000/pasang 36 277

Cangkul 1 pcs 38.000 60 633

Gunting stek 1 pcs 65.000 60 1.083

Baskom 1 pcs 10.000 24 416

Ember 1 pcs 15.000 24 625

keranjang 1 pcs 15.000 24 625

Sapu lidi 1 pcs 5.000 36 138

Sapu ijuk 1 pcs 18.000 36 500

Pisau 1 pcs 7.000 60 116

parang 1 pcs 60.000 72 833

piring 1 pcs 12.000 36 333

Tali rapia 1 kg 15.000 12 1.250

Total 9.370

Total Biaya 137.170

No Nama Biaya Variabel Jumlah Harga(Rp) Umur Teknis Biaya Penyusutan/Total(Rp)

8 Hearana Bibit ulat sutera

(Perum Perhutani)

0,25

boks 150.000/boks 1 37.500

Jasa pintal 0,66 kg 60.000/kg 1 39.600

Pupuk urea 12 kg 110.000/50kg 1 26.400

Kaporit 100 g 40.000/kg 1 4.000

Kapur 1 kg 20.000/5kg 1 4.000

Kertas kaili 4 pcs 2.000/pcs 1 8.000

Karung 1 pcs 2.500 1 2.500

Total 122.000

Biaya Tetap

Kotak penetasan 1 boks 2.500/boks 60 41

Tempat pengokonan

(semi frame)

10 set 15.000/set 60 2.500

Sendal 1 pasang 10.000/pasang 36 277

Cangkul 1 pcs 38.000 60 633

Gunting stek 1 pcs 65.000 60 1.083

Baskom 1 pcs 10.000 24 416

Ember 1 pcs 15.000 24 625

keranjang 1 pcs 15.000 24 625

Sapu lidi 1 pcs 5.000 36 138

Page 75: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

58

Sapu ijuk 1 pcs 18.000 36 500

Pisau 1 pcs 7.000 60 116

parang 1 pcs 60.000 72 833

piring 1 pcs 12.000 36 333

Tali rapia 1 kg 15.000 12 1.250

Total 9.370

Total Biaya 131.370

N

o Nama

Biaya

Variabel

Jumla

h Harga(Rp)

Umur

Tekni

s

Biaya

Penyusutan/Total(

Rp)

9 Mardawiy

ah

Bibit ulat

sutera

(CV. Andi

Masalangk

a)

0,25

boks 500.000/bok

s 1 125.000

air 20

liter 3.500/kubik 1 70

Daun

terong

1

krese

k

1.000 1 1.000

Pupuk urea 12 kg 110.000/50k

g 1 26.400

Kaporit 100 g 40.000/kg 1 4.000

Kapur 1 kg 20.000/5kg 1 4.000

Kertas

kaili

4 pcs 2.000/pcs 1 8.000

Karung 1 pcs 2.500 1 2.500

Total 170.970

Biaya

Tetap

Alat pintal 1 pcs 550.000 120 4.584

Kotak

penetasan

1

boks

2.500/boks 60 41

Tempat

pengokona

n

(semi

frame)

10 set 15.000/set

60 2.500

Sendal 1

pasan

g

10.000/pasa

ng 36 277

Cangkul 1 pcs 38.000 60 633

Gunting 1 pcs 65.000 60 1.083

Page 76: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

59

stek

Panci 1pcs 60.000 120 500

Gayung 1 pcs 15.000 36 540

Baskom 1 pcs 10.000 24 416

Ember 1 pcs 15.000 24 625

keranjang 1 pcs 15.000 24 625

Sapu lidi 1 pcs 5.000 36 138

Sapu ijuk 1 pcs 18.000 36 500

Pisau 1 pcs 7.000 60 116

parang 1 pcs 60.000 72 833

piring 1 pcs 12.000 36 333

Tali rapia 1 kg 15.000 12 1.250

Total 14.994

Total Biaya 185.964

N

o Nama

Biaya

Variabel

Jumla

h Harga(Rp)

Umur

Tekni

s

Biaya

Penyusutan/Total(

Rp)

10 Nursaman

y

Bibit ulat

sutera

(Perum

Perhutani)

0,25

boks 150.000/bok

s 1 37.500

air 20

liter 3.500/kubik 1 70

Daun

terong

1

krese

k

1.000 1 1.000

Pupuk urea 12 kg 110.000/50k

g 1 26.400

Kaporit 100 g 40.000/kg 1 4.000

Kapur 1 kg 20.000/5kg 1 4.000

Kertas

kaili

4 pcs 2.000/pcs 1 8.000

Karung 1 pcs 2.500 1 2.500

Total 83.470

Biaya

Tetap

Alat pintal 1 pcs 550.000 120 4.584,00

Kotak

penetasan

1

boks

2.500/boks 60 41,00

Tempat

pengokona

n

(semi

frame)

10 set 15.000/set

60 2.500,00

Sendal 1 10.000/pasa 36 277,00

Page 77: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

60

pasan

g

ng

Cangkul 1 pcs 38.000 60 633,00

Gunting

stek

1 pcs 65.000 60 1.083,00

Panci 1pcs 60.000 120 500,00

Gayung 1 pcs 15.000 36 540,00

Baskom 1 pcs 10.000 24 416,00

Ember 1 pcs 15.000 24 625,00

keranjang 1 pcs 15.000 24 625,00

Sapu lidi 1 pcs 5.000 36 138,00

Sapu ijuk 1 pcs 18.000 36 500

Pisau 1 pcs 7.000 60 116

parang 1 pcs 60.000 72 833

piring 1 pcs 12.000 36 333

Tali rapia 1 kg 15.000 12 1.250

Total 14.994

Total Biaya 98.464

Page 78: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

61

Lampiran 21. Tabulasi Data Responden Penenun Kain Sutera Produk Kain Polos

N

o Nama

Biaya

Variabel

Jumla

h Harga(Rp)

Umur

Tekni

s

Biaya

Penyusutan/Total(Rp

)

12 Nurdi

n

Pakan 2.5 kg 580.000/kg 1 1.450.000

(kain

Polos)

Lungsi 1 kg 1.400.000/k

g 1 1.400.000

25

meter

Gaji

penenun

25

meter

10.000/mete

r 1 250.000

Total 3.100.000

Biaya

Tetap

ATBM

(alat

tenun)

1 pcs 2.000.000

240 8.333

Roll

benang

300

pcs

500 36 4.166

Kerangjan

g

1 pcs 17.000 60 283

Kursi 1 pcs 80.000 240 334

Tali plastik 3

meter

2.500 24 312

Gunting 1 pcs 12.000 36 334

Sapu ijuk 1 pcs 18.000 36 500

Sapu lidi 1 pcs 5.000 36 138

Total 14.400

Total Biaya 3.114.400

Lampiran 22. Tabulasi Data Responden Pengrajin Sutera Produk Ecoprint

Biaya Variabel Jumlah Harga(Rp) Umur Teknis Biaya Penyusutan/Total(Rp)

Nurdin Kayu Sappang 500 g 15.000/kg 1 7.500

(Ecoprint) Kunyit bubuk 250 g 50.000/kg 1 12.500

Page 79: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

62

25 meter Gaji karyawan 6 orang 375.000/orang 1 2.250.000

Kain Polos 25 m 200.000/m 1 5.000.000

Total 7.270.000

Biaya Tetap

Panji 1 pcs 60.000 120 500

Ember 1 pcs 15.000 24 625

Baskom 1 pcs 10.000 24 416

Roll kain 1 pcs 7.000 12 583

Pembungkus plastik 3 meter 4.500 24 562

Tali rapia 1 kg 12.000 12 1.000

Tabung gas 1pcs(3kg) 20.000 30 667

Total 4.353

Total Biaya 7.274.353

Page 80: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

63

Lampiran 23. Tabulasi Data Responden Pengrajin Sutera Produk Souvenir

No produk Biaya Variabel Jumlah Harga(Rp) Umur Teknis Biaya Penyusutan/Total(Rp)

1 Rangkaian bunga Limbah kokon 375 pcs 25/pcs 1 9.375

Kayu sappang 75 g 15.000/kg 1 1.125

Kunyit bubuk 75 g 50.000/kg 1 3.750

Pinang bubuk 75 g 45.000/kg 1 3.375

Putik bunga 150 pcs 250/pcs 1 37.500

Pot kayu 5 pcs 15.000/pcs 1 75.000

Lem lilin 10 pcs 500/pcs 1 5.000

Kawat halus 25 meter 50.000/50m 1 25.000

Total 160.125

Biaya Tetap

Lem tembak 1 pcs 38.000 36 1.055

Gunting 1 pcs 12.000 36 334

Pisau cutter 1 pcs 7.000 12 584

Mata pisau cutter 1 pcs 1.500 12 125

Total 2.098

Total Biaya 162.223

Biaya Variabel Jumlah Harga(Rp) Umur Teknis Biaya Penyusutan/Total(Rp)

2 Bros bunga Limbah kokon 75 pcs 25,/pcs 1 1.875

Kayu sappang 225 g 15.000/kg 1 3.375

Kunyit bubuk 75 g 50.000/kg 1 3.750

Pinang bubuk 75 g 45.000/kg 1 3.375

Putik bunga 120 pcs 250/pcs 1 30.000

Lem lilin 4 pcs 500/pcs 1 2.000

Peniti Bros 15 pcs 1.500 1 22.500

Total 66.875

Biaya Tetap

Lem tembak 1 pcs 38.000 36 1.055

Gunting 1 pcs 12.000 36 334

Pisau cutter 1 pcs 7.000 12 584

Mata pisau cutter 1 pcs 1.500 12 125

Total 2.098

Total Biaya 68.973

Biaya Variabel Jumlah Harga(Rp) Umur Teknis Biaya Penyusutan/Total(Rp)

3 Bingkai 10R Limbah kokon 60 pcs 25,/pcs 1 1.500

Kayu sappang 45 g 15.000/kg 1 675

Kunyit bubuk 15 g 50.000/kg 1 750

Pinang bubuk 15 g 45.000/kg 1 675

Putik bunga 24 pcs 250/pcs 1 6.000

Lem lilin 3 pcs 500/pcs 1 1.500

Page 81: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

64

Bingkai 10R 3 pcs 75.000/pcs 1 225.000

Total 249.604

Biaya Tetap

Lem tembak 1 pcs 38.000 36 1.055

Gunting 1 pcs 12.000 36 334

Pisau cutter 1 pcs 7.000 12 584

Mata pisau cutter 1 pcs 1.500 12 125

Total 2.098

Total Biaya 251.702

No produk Biaya Variabel Jumlah Harga(Rp) Umur Teknis Biaya Penyusutan/Total(Rp)

4 Gantungan kunci Limbah kokon 20 pcs 25/pcs 1 250

Kayu sappang 150 g 15.000/kg 1 2.250

Kunyit bubuk 50 g 50.000/kg 1 2.500

Pinang bubuk 50 g 45.000/kg 1 2.250

Mata ikan 20 pcs 250/pcs 1 5.000

Lem lilin 3 pcs 500/pcs 1 1.500

Total 13.750

Biaya Tetap

Lem tembak 1 pcs 38.000 36 1.055

Gunting 1 pcs 12.000 36 334

Pisau cutter 1 pcs 7.000 12 584

Mata pisau cutter 1 pcs 1.500 12 125

Total 2.098

Total Biaya 15.848

Biaya Variabel Jumlah Harga(Rp) Umur Teknis Biaya Penyusutan/Total(Rp)

5 Hiasan dinding Limbah kokon 75 pcs 25/pcs 1 1.875

Kayu sappang 75 g 15.000/kg 1 1.125

Kunyit bubuk 25 g 50.000/kg 1 1.250

Pinang bubuk 25 g 45.000/kg 1 1.125

Putik bunga 30 pcs 250/pcs 1 7.500

Playwood 3 pcs(15x20) 3.500/pcs 1 10.500

Lem lilin 3 pcs 500/pcs 1 1.500

Total 24.875

Page 82: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

65

Biaya Tetap

Gergaji kayu 1 pcs 32.000 120 267

Lem tembak 1 pcs 38.000 36 1.055

Gunting 1 pcs 12.000 36 334

Pisau cutter 1 pcs 7.000 12 584

Mata pisau cutter 1 pcs 1.500 12 125

Total 2.365

Total Biaya 27.240

Biaya Variabel Jumlah Harga(Rp) Umur Teknis Biaya Penyusutan/Total(Rp)

6 Bando rambut Limbah kokon 50 pcs 25/pcs 1 1.250

Kayu sappang 75 g 15.000/kg 1 1.125

Kunyit bubuk 25 g 50.000/kg 1 1.250

Pinang bubuk 25 g 45.000/kg 1 1.125

Putik bunga 20 pcs 250/pcs 1 5.000

Putik bunga besar 20 pcs 500/pcs 1 10.000

Lem lilin 3 pcs 500/pcs 1 1.500

Total 21.250

Biaya Tetap

Lem tembak 1 pcs 38.000 36 1.055

Gunting 1 pcs 12.000 36 334

Pisau cutter 1 pcs 7.000 12 584

Mata pisau cutter 1 pcs 1.500 12 125

Total 2.098

Total Biaya 23.348

Page 83: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

66

Lampiran 24. Dokumentasi Penelitian

Bibit Ulat Sutera Perum Perhutani

Bibit Ulat Sutera Impor

Page 84: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

67

Wawancara Salah Satu Pengrajin Souvenir

Produk Souvenir Bros Bunga

Page 85: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

68

Alat Pemintal Benang Sutera

Wawancara salah Satu Pengrajin Ecoprint

Page 86: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

69

Salah Satu Kegiatan Ecoprint

Wawancara Salah Satu Petani Sutera

Page 87: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

70

Produk Ecoprint Baju dan Rok

Wawancara Salah Satu Petani Sutera

Page 88: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

71

Proses Pewarnaan Kain Dengan Pewarna Alami Produk Ecoprint

Dedaunan Yang digunakan Dalam Produk Ecoprint

Page 89: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

72

Proses Pemberian Motif Pada Produk Ecoprint

Proses Pengeringan Kain Yang Suda di Cetak Pada Produk Ecoprint

Page 90: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

73

Alat Tenun Bukan Mesin

Tempat Pengokonan (Semi Frame)

Page 91: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

74

Wawancara Salah Satu Pemintal Benang

Salah Satu Hasil Pintal Benang Sutera

Page 92: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

75

Hasil Kokon Salah Satu Petani Sutera

Tempat Pemeliharaan Ulat Sutera

Page 93: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

76

Bingkai 10R Produk Souvenir

Gantungan Kunci Produk Souvenir

Page 94: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

77

Rangkaian Bunga Produk Souvenir

Gerai Souvenir di Kampung Sabbe’ta

Page 95: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

78

Lampiran 25. Surat Izin Penelitian

Page 96: ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA DI KAMPUNG …andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan

79

RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Eric Estrada Mohd Jamil

Tempat/Tanggal Lahir : Queen Elizabeth Hopital, 12 Mei 1995

Alamat : Jalan Talasalapang 1 No 36

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Nama Orang Tua : Ayah : Jamil

: Ibu : Darmawati

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan : SDN DARAU MENGGATAL lulus tahun 2009

: MTs MAIWA ENREKANG lulus tahun 2012

: SMAN 1 ANGGERAJA lulu tahun 2015

: UNIVESITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

masuk tahun 2015