Analisis Pelanggan Bisnis Meatloaf
-
Upload
fakhrunnisa-azzahra -
Category
Documents
-
view
226 -
download
0
description
Transcript of Analisis Pelanggan Bisnis Meatloaf
Analisis Pelanggan Meatloaf
1. Karakteristik Pembeli
Faktor budaya, sub budaya, dan kelas sosial memiliki pengaruh penting pada
perilaku konsumen,terhadap pembelian meatloaf yang biasanya merupakan strata sosial.
Kelas sosial mencerminkan penghasilannya yang sekaligus sebagai indikator pekerjaan,
pendidikan dan tempat tinggal. Tiap-tiap kelas sosial memiliki ciri yang berbeda-beda,
termasuk ciri dalam memilih jenis makanan, preferensi produk dan merek. Keputusan
membeli dipengaruhi pula oleh karakteristik pribadi, yaitu usia, dan tahap hidup,
pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli. Selera
terhadap konsumsi barang-barang jasa yang dibeli berhubungan dengan usia seseorang.
Meatloaf termasuk makanan siap saji yang digolongkan untuk konsumsi ekonomi kelas
menengah ke atas. Dari segi karakteristik pribadi, rata-rata konsumen meatloaf berasal dari
kalangan usia produktif, pelajar, mahasiswa, karyawan, dan sejenisnya. Daerah pemasaran
meatloaf banyak beredar di daerah perkotaan sehingga konsumen meatloaf banyak
dikonsumsi oleh masyarakat perkotaan.
Faktor psikologis yang mempengaruhi seseorang untuk membeli terdiri dari
empat faktor yaitu : motivasi (dorongan seseorang untuk bertindak guna memuaskan
kebutuhannya sehingga dapat mengurangi ketegangan yang dimilikinya), persepsi (proses
seseorang individu memilih, mengorganisasi dan mengintepretasi masukan-masukan untuk
menciptakan gambaran yang bermakna), pengetahuan (pembelajaran yang meliputi
perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman) serta keyakinan dan
pendirian yang dapat diperoleh seseorang melalui bertindak dan belajar. (Assel, 1996:326)
Proses keputusan pembelian (Buyer’s decision process):
Sumber : Kotler, 2000, 179
Gambar 2. Five Stage of the Consumer Buying Process
Untuk sampai ketahap pembelian meatloaf, terdapat langkah-langkah dalam
proses pembelian dengan tahapan sebagai berikut :
1) Tahap pengenalan masalah, yaitu saat pembeli mengenali kebutuhan untuk membeli
suatu barang atau produk. Meatloaf diciptakan sebagai produk substitusi yang memiliki
beberapa kelebihan dan fungsi spesifik untuk meningkatkan umur simpan produk, adanya
rasa dengan variasi baru, dan memiliki nilai gizi yang tinggi. Dengan ciri khasnya tersebut,
pembeli ditargetkan dapat lebih mengenali meatloaf sebagai kebutuhan konsumsinya
Problem Recognition
Information search
Evaluation of alternatives
Purchase desicion
Postpurchase behavior
2) Pencarian informasi, yaitu tahap konsumen mencari informasi untuk memperoleh
pengetahuan tentang barang yang dibutuhkan dari sumber-sumber yang mungkin
didapatkan. Meatloaf termasuk produk baru yang dalam pengenalan oleh pasar masih
belum banyak yang mengetahui. Dengan demikian, tahap pengenalan produk meatloaf
perlu ditingkatkan.
3) Evaluasi terhadap merek yang kompetitif, membuat penilaian akhir dan
mengembangkan keyakinan tentang posisi merek terhadap atributnya.
4) Melalui evaluasi tersebut konsumen sampai pada sikap keputusan pembelian atas
preferensi dari bermacam-macam merek melalui prosedur atribut.
5) Setelah pembelian konsumen akan mengalami kepuasan atau ketidakpuasan kemudian
melakukan tindakan untuk mendapatkan perhatian dari pemasar.
2. Kecenderungan daya beli
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 2009 meningkat sebesar 4,2 persen dari
tahun sebelumnya. Hal tersebut juga didukung oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga
yaitu sebesar 4,8 persen (www.bps.go.id). Dengan adanya peningkatan konsumsi rumah
tangga tersebut maka mendukung pola konsumsi masyarakat termasuk dalam mengkonsumsi
daging olahan dalam hal ini adalah meatloaf. Faktor perkembangan era globalisasi dan
informasi saat ini mendorong gaya hidup masyarakat yang berdampak pada perubahan
struktur pasar konsumen. Masyarakat Indonesia mulai beradaptasi dan mengikuti pola
konsumsi di negara-negara maju, seperti mengkonsumsi daging olahan sebagai makanan
sehari-hari, memenuhi selera masyarakat perkotaan, bergizi, higienis, serta mudah dalam
pengolahan dan penyajiannya. Saat ini peningkatan permintaan dan perubahan gaya hidup
masyarakat beralih ke makanan cepat saji. Potensi pasar daging olahan seperti meatloaf
sangat besar baik di dalam maupun di luar negeri. Maka dari itu pertumbuhan usaha daging
olahan (meatloaf) akan terus meningkat sejalan dengan meningkatnya kemampuan dan daya
beli masyarakat.
Secara teoritik dapat dijelaskan bahwa proses pengambilan keputusan pembelian
didahului oleh stimuli pemasaran dan stimuli lainnya yang dapat mempengaruhi minat beli
meatloaf calon konsumen. Faktor-faktor yang dapat menimbulkan minat beli konsumen
meatloaf beberapa diantaranya, yaitu:
1. Faktor Kualitas, merupakan atribut produk yang dipertimbangkan dari segi manfaat
fisiknya, terdiri dari variabel : lezatnya rasa meatloaf, berat bersih meatloaf, ke-khas-an
tekstur rasa meatloaf, komposisi dan tampilan isi meatloaf yang menarik, umur simpan
produk yang lebih lama, cara menyajikannya yang menggugah selera, kemasannya rapi
dan aman, dan terasa lezat saat dikonsumsi.
2. Faktor Brand / Merek, merupakan atribut yang memberikan manfaat non materiel,
yaitu kepuasan emosional, terdiri dari variabel: mempertimbangkan merek sebelum
membeli meatloaf, memilih merek meatloaf tertentu, memilih merek meatloaf yang
terkenal.
3. Faktor Kemasan, atribut produk berupa pembungkus daripada produk utamanya, yang
terdiri dari variabel: memilih meatloaf yang bentuk dan disain kemasannya menarik,
memilih meatloaf yang bahan kemasannya tahan lama, memilih meatloaf yang
kemasannya dapat dimanfaatkan.
4. Faktor Harga, pengorbanan riel dan materiel yang diberikan oleh konsumen untuk
memperoleh atau memiliki produk, dengan mempertimbangkan variabel:
membanding-bandingkan harga sebelum membeli meatloaf, memilih meatloaf yang
harga dasarnya murah, memilih meatloaf yang harganya sebanding dengan nilai gizi
dan kelazatan rasanya, memilih meatloaf yang mendapat discount harga, memilih
meatloaf yang mendapat hadiah pembelian.
5. Faktor ketersediaan barang merupakan sejauhmana sikap konsumen terhadap
ketersediaan produk meatloaf yang ada, yang terdiri dari variabel: mempertimbangkan
tempat untuk membeli meatloaf, memilih untuk membeli meatloaf di toko/pasar yang
terkenal, memilih untuk membeli di toko/pasar yang terdekat, memilih untuk membeli
meatloaf di toko/pasar yang lengkap pilihannya.
6. Faktor Acuan, merupakan pengaruh dari luar yang ikut memberikan rangsangan bagi
konsumen dalam memilih meatloaf, sehingga dapat pula dipakai sebagai media
promosi. Terdiri dari variabel: memilih meatloaf yang dikonsumsi oleh artis /
instruktur olahraga / tokoh idola, mengkonsumsi meatloaf yang dinikmati oleh pejabat
yang terkenal.
DAFTAR PUSTAKA
Assel, Henry. 1996. Cunsumer Behavior and Marketing Action. PWS-KENT Publishing
Company: Boston
Kotler, Philip. 2000. Marketing Management, The Millnennium Edition, Prentice Hall
International, Inc.
Ujianto, et all. 2004. Analisis Faktor-Faktor yang Menimbulkan Kecenderungan Minat Beli
Konsumen Sarung. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 6, No. 1, Maret: 34 - 53