ANALISIS PARTISIPASI ANGGOTA DAN KINERJA KOPERASI … · harus diperhatikan dalam jaringan kerja...
-
Upload
truongkhanh -
Category
Documents
-
view
264 -
download
8
Transcript of ANALISIS PARTISIPASI ANGGOTA DAN KINERJA KOPERASI … · harus diperhatikan dalam jaringan kerja...
ANALISIS PARTISIPASI ANGGOTA DAN KINERJA KOPERASI UNIT DESA SUMBER ALAM
(Studi Kasus Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)
SKRIPSI
ULPAH JAKIYAH H34070010
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
3
RINGKASAN
ULPAH JAKIYAH. Analisis Partisipasi Anggota dan Analisis Kinerja Koperasi Unit Desa Sumber Alam (Studi Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat). Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan RATNA WINANDI).
Koperasi merupakan lembaga sosial ekonomi yang menggunakan prinsip mensejahterakan anggota. Kegiatan koperasi dalam melaksanakan prinsip dan peranannya harus berlandaskan partisipasi dan kebutuhan anggota. Peran koperasi dalam membangun perekonomian diperlukan upaya untuk meningkatkan kinerja yang bermanfaat bagi anggota dan masyarakat. Prinsip koperasi melaksanakan kegiatannya berdasarkan kebersamaan dan kekeluargaan dalam jatidirinya. Salah satunya Koperasi Unit Desa (KUD) yang berpengaruh terhadap perekonomian pedesaan. KUD diharapkan dapat menjadi solusi terhadap permasalahan ekonomi pedesaan dan dapat bersaing dengan lembaga lain dalam memberikan pelayanan kepada anggotanya. Sehingga diperlukan penelitian mengenai analisis manfaat dengan kegiatan pelayanan yang sesuai keinginan anggota untuk meningkatkan partisipasi.
Penelitian ini dilaksanakan pada KUD Sumber Alam Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. KUD ini melakukan berbagai kegiatan dalam meningkatkan kinerjanya dan banyaknya jumlah anggota yaitu 1525 orang di tahun 2010 namun data keanggotaan kurang jelas. Oleh karena itu dilakukan penelitian mengenai partisipasi anggota dan kinerja KUD. Tujuan dari penelitian adalah untuk 1) menganalisis manfaat ekonomi dan manfaat sosial yang diperoleh anggota petani dan non petani KUD Sumber Alam serta hubungannya dengan tingkat partisipasi., 2) menganalisis kinerja dan peranan KUD dengan Penilaian Tangga Perkembangan (PTP) dan keuangan serta menempatkannya pada jatidirinya.
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data primer diperoleh hasil wawancara dan diskusi dengan anggota serta manajemen KUD. Data sekunder merupakan data yang berasal dari KUD yaitu laporan tahunan KUD Tahun 2009-2010. Responden yang diambil adalah anggota KUD dan pihak manajemen KUD. Penentuan responden terhadap anggota KUD dilakukan dengan random sampling yang mengelompokan anggota petani dan non petani dan dipilih secara random. Responden anggota petani adalah 31 orang dan non petani 31 orang. Penentuan responden terhadap pihak KUD dilakukan kepada ketua pengurus, manajer, sekertaris, bendahara, dan lima orang anggota dengan pertimbangan responden tersebut mengetahui dengan benar kondisi KUD Sumber Alam.
Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa partisipasi anggota KUD sangat dipengaruhi oleh manfaat ekonomi dan sosial yang diperolehnya. Kurang adanya hubungan sosial petani maupun non petani dengan pihak KUD baik dari pelatihan maupun pelayanan seperti komunikasi. Dampak ini menyebabkan partisipasi anggota dalam bidang organisasi, usaha, dan permodalan bersifat sedang atau high moderately associations. Hubungan antara manfaat sosial anggota petani dengan partisipasi bidang organisasi dan usaha memiliki hubungan yang rendah, bahkan berlawanan arah. Hal ini dikarenakan KUD dalam meningkatkan manfaat sosial tidak sesuai dengan keinginan petani yaitu kerjasama dalam penyediaan saprotan dan pelatihan usahatani. Hubungan antara
4
manfaat sosial non petani dengan partisipasi memiliki hubungan yang moderately high associations. Hal ini dikarenakan adanya hubungan jasa perumahan yang sangat dibutuhkan oleh anggota non petani. Berdasarkan analisis manfaat ekonomi anggota KUD, petani maupun non petani merasa kurang adanya manfaat tersebut sehingga partisipasi anggota dalam bidang usaha maupun permodalan masih kurang. Anggota non petani lebih memperoleh manfaat ekonomi dibandingkan anggota petani. Manfaat ekonomi anggota non petani dengan partisipasi usaha bersifat high associations dikarenakan kebutuhan rumah tangga seperti harga air mineral dan gas elpiji murah dan tersedia di KUD serta dibutuhkan oleh non petani. Namun dengan partisipasi di bidang permodalan dan organisasi bersifat moderately high associations. Hal ini dikarenakan dalam RAT adanya pembagian SHU namun kurang memiliki pengetahuan mengenai perkoperasian dan kegiatan simpanan masih tergantung pada pendapatan anggota non petani yang diperolehnya. Petani dapat berpartisipasi di KUD dikarenakan adanya manfaat ekonomi yaitu penyediaan saprotan. Namun hubungannya bersifat high moderately associations atau kurang kuat dikarenakan lokasi penjualan yang jauh dari tempat petani. Selain itu juga, kegiatan petani hanya terletak pada usaha jasa simpan pinjam saja tanpa adanya kerjasama dalam kegiatan usahatani maupun kegiatan koperasi.
Pengukuran kinerja dengan PTP/DLA menunjukkan bahwa KUD Sumber Alam berada pada kategori kinerja baik dari segi manajemen pihak KUD namun harus diperhatikan dalam jaringan kerja baik dengan anggota. Hubungan terhadap anggota hanya terjadi kepuasaan pada bidang jasa pembayaran listrik dan jasa perumahan. KUD Sumber Alam berdasarkan indeks jatidiri model Daniel Cote berada pada jatidiri dan persaingan usaha lemah. Hal ini dikarenakan upaya KUD Sumber Alam lebih memfokuskan pada pelayanan jasa pinjaman dan jasa perumahan dan tidak ada hubungan kerjasama atau integrasi terhadap anggota. Sedangkan penyediaan barang agribisnis dan non agribisnis hanya berdasarkan kebutuhan anggota
Dari aspek keuangan atau modal, KUD Sumber Alam memiliki asset yang kuat. Rasio aktivitas KUD berada di atas standar yang baik. Selain itu juga dapat dilihat dari rasio solvabilitas dengan adanya kemampuan KUD dalam memenuhi seluruh kewajiban keuangannya. Kemudian dalam bidang usaha pada kemampuan KUD dalam menghasilkan SHU masih kurang baik dilakukan. Hal ini dapat dilihat dari Return On Investment (ROI), return on net worth ratio, dan operating margin ratio masih kurang pada standar yang baik. Hal ini dikarenakan usaha yang dijalankan KUD Sumber Alam masih belum efisien dari sisi laba operasi yang dihasilkan karena besarnya Harga Pokok Penjualan (HPP) dan stok akhir masih banyak. Berdasarkan hasil penelitian ini, saran dalam perbaikan manajemen KUD adalah melakukan kejelasan mengenai keanggotaan KUD, meningkatkan partisipasi dengan pemberian informasi, dan meningkatkan usaha dengan melakukan perkembangan pemasaran dalam barang-barang yang dijual.
5
ANALISIS PARTISIPASI ANGGOTA DAN KINERJA KOPERASI UNIT DESA SUMBER ALAM
(Studi Kasus Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)
ULPAH JAKIYAH H34070010
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
2011
6
Judul Skripsi : Analisis Partisipasi Anggota dan Kinerja Koperasi Unit Desa Sumber Alam (Studi Kasus Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)
Nama : Ulpah Jakiyah NIM : H34070010
Disetujui, Pembimbing
Dr. Ir. Ratna Winandi, MS NIP. 19530718 197803 2 001
Diketahui
Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002
Tanggal Lulus :
7
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis
Partisipasi Anggota dan Kinerja Koperasi Unit Desa Sumber Alam (Studi Kasus
Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)” adalah karya sendiri dan
belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Juni 2011
Ulpah Jakiyah
H34070010
8
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tasikmalaya pada tanggal 18 November 1989.
Penulis adalah anak pertama dari empat bersaudara darp pasangan Ayahanda
tercinta Drs. Jajat Sudrajat dan Ibunda tercinta Mutmainah Drajat. Penulis
menyelesaikan pendidikan dasar di SD Karang Sambung I Tasikmalaya pada
tahun 2001 dan pendidikan menengah pertama di MTsN Cilendek pada tahun
2003. Pendidikan Menengah Atas di SMAN 3 Tasikmalaya dan lulus pada tahun
2007 dengan peringkat rangking pertama di kelas. Banyak organisasi yang penulis
ikuti yaitu Palang Merah Remaja (PMR), Kharisma, dan Kelompok Ilmiah
Remaja (KIR). Dan prestasi yang telah diraih adalah juara harapan 1 LCT
Matematika se-Jawa Barat, dan finalis olympiade kimia tingkat Kota
Tasikmalaya.
Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan jalur PMDK
pada Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen pada tahun 2007.
Selama mengikuti pendidikan di IPB, penulis banyak berpartisipasi dengan
berbagai kepanitian diantaranya, kepanitiaan TOMATO (Try Out And Motivation
Training) Se Kota Tasikmalaya Tahun 2009, AGRIMEET Himpunan Mahasiswa
Peminat Agribisnis (HIPMA) IPB FEM, AGRINATION Himpunan Mahasiswa
Peminat Agribisnis (HIPMA) IPB FEM, ORANGE FEM Orientation For New
Generation Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
9
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Analisis
Partisipasi Anggota dan Kinerja Koperasi Unit Desa Sumber Alm (Studi Kasus
Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)”
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis manfaat sosial dan ekonomi
yang dirasakan oleh petani dan non petani sebagai anggota KUD Sumber Alam
dan pengaruhnya terhadap partisipasi. Mengetahui ada tidaknya hubungan
manfaat ekonomi petani dan non petani terhadap perubahan pendapatan yang
diperoleh setelah menjadi anggota KUD. Selain itu juga, mengukur tingkat kinerja
KUD Sumber Alam dari sisi organisasi dan keuangan. Data-data yang digunakan
dalam penelitian ini merupakan data primer dengan wawancara dan diskusi
dengan responden anggota KUD dan manajemen KUD serta data sekunder dari
berbagai sumber. Kemudian hasil penelitian tersebut dianalisis dengan berbagai
alat yang mendukung penyelesaian dan sesuai dengan tujuan penelitian.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak KUD Sumber
Alam sebagai objek penelitian dalam memberikan berbagai pertimbangan
perkembangan KUD Sumber Alam. Penelitian ini juga diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi berbagai pihak khususnya pembaca dalam memperoleh
informasi mengenai analisis manfaat sosial ekonomi anggota dalam koperasi serta
bagaimana kinerja koperasi yang baik dan menempatkan jatidiri koperasi.
Bogor, Mei 2011
Ulpah Jakiyah
10
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan moril dari
berbagai pihak. Sebagai rasa syukur kepada Alloh SWT, saya ingin
menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada :
1. Dr.Ir.Ratna Winandi MS, selaku dosen pembimbing yang senantiasa
membimbing dan memberikan arahan kepada saya selama proses penyusunan
skripsi ini
2. Ir. Popong Nurhayati,MM dan Bapak Suprehatin selaku dosen penguji dari
Departemen Agribisnis yang telah memberikan waktu serta kritik dan
sarannya demi perbaikan skripsi ini
3. Bapak Wahyu Budi Priatna yang telah menjadi pembimbing akademik dan
selalu memberikan motivasi serta dorongan selama saya menyelesaikan
pendidikan
4. Orangtua yaitu Ibu Mutmainah dan Jajat Sudrajat yang selalu memberikan
dukungan dan doa kepada penulis dan adik-adik saya yaitu Hilmi Fauji,
Ridwan Yasin dan Risna Rahmatul wajdah yang memberikan dukungan dan
bantuan. Semoga ini merupakan suatu persembahan yang terbaik bagi orang
yang paling saya cintai
5. Berbagai pihak yaitu manager, ketua pengurus, sekretaris Koperasi Unit Desa
(KUD) Sumber Alam Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor atas waktu dan
kesempatan, informasi serta dukungan yang telah diberikan kepada penulis
6. Sahabat tercinta sejak SMA (Mery Kristien) memberikan motivasi, Lolly
(Prima, Juwita, Astri, Bahril, dan Anindya) atas persahabatan yang telah
terjalin dan kerjasama usaha Lolly Shop yang baik serta memberikan sharing
selama penelitian skripsi. Teman seperjuangan (Oktiarachmi, Meita, Felicia,
Maryam, Ambrose, Anggi, Try Asrini, Solihin) yang telah memberikan
bantuan dan sharing dalam penyusunan skripsi.
7. Teman-teman Agribisnis 44 atas semangat dan bantuannya selama ini, serta
seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan oleh penulis satu persatu, terima
kasih.
Bogor, Juli 2011
Ulpah Jakiyah
11
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... vi
I PENDAHULUAN ....................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ................................................................. 1 1.2. Perumusan Masalah ......................................................... 6 1.3. Tujuan .............................................................................. 9 1.4. Manfaat Penelitian ........................................................... 9
II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 11 2.1. Koperasi ........................................................................... 11
2.1.1 Nilai dan Prinsip Koperasi ................................... 13 2.1.2 Tujuan Koperasi ................................................... 14 2.1.3 Keanggotaan Koperasi ......................................... 15
2.2. Koperasi Unit Desa .......................................................... 15 2.3. Permodalan dan Sisa Hasil Usaha .................................... 17 2.4. Peranan Partisipasi Anggota dalam Koperasi .................. 19 2.5. Pengembangan Koperasi .................................................. 20 2.6. Laporan Keuangan Koperasi ............................................ 20 2.7. Kelembagaan dan Peran Kelembagaan ............................ 22 2.8. Penelitian Terdahulu ........................................................ 23
III KERANGKA PEMIKIRAN ..................................................... 28 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ........................................... 28
3.1.1 Manfaat Sosial Ekonomi Koperasi ....................... 28 3.1.2 Partisipasi Anggota .............................................. 29
3.2. Kinerja Koperasi .............................................................. 31 3.2.1 Penilaian Tangga Perkembangan (PTP) ............... 33 3.2.2 Kinerja Keuangan ................................................ 36
3.3. Kinerja KUD Berdasarkan Indeks Jatidiri ........................ 41 3.4. Kerangka Pemikiran Operasional .................................... 42
IV METODE PENELITIAN .......................................................... 46 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................... 46 4.2. Jenis dan Sumber Data ..................................................... 46 4.3. Metode Pengumpulan Data .............................................. 46 4.4. Metode Penentuan Responden ......................................... 47 4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data ............................ 47
4.4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ............................... 47 4.4.2 Analisis Manfaat Sosial Ekonomi Anggota KUD dan
tingkat partisipasinya ........................................... 50 4.4.3 Analisis Korelasi Manfaat Ekonomi dan Sosial Terhadap Tingkat Partisipasi dengan Rank
12
Spearman ............................................................. 52 4.5. Analisis Kinerja pada PTP/DLA ...................................... 53
4.5.1 Analisis Rasio Keuangan ..................................... 56 4.5.2 Indeks Jatidiri Model Daniel Cote ....................... 60
V GAMBARAN UMUM KUD SUMBER ALAM ....................... 65 5.1. Sejarah Perkembangan KUD Sumber Alam .................... 65 5.2. Wilayah Kerja .................................................................. 65 5.3. Struktur Organisasi .......................................................... 66
5.3.1 Rapat Anggota Tahunan (RAT) ........................... 67 5.3.2 Keanggotaan KUD Sumber Alam ........................ 68 5.3.3 Pengurus dan Pengawas KUD Sumber Alam ...... 70 5.3.4 Manajer dan Karyawan KUD Sumber Alam ....... 71
5.4. Bidang Unit KUD Sumber Alam ..................................... 72 5.1. Unit Usaha Saprotan KUD Sumber Alam ........... 72 5.2. Unit Usaha Pakan Ikan, Air Mineral, Oli, dan Gas Elpiji .............................................................. 74 5.3. Unit Usaha Jasa .................................................... 75 5.4. Unit Usaha Simpan Pinjam .................................. 76
5.5. Permodalan KUD Sumber Alam ...................................... 77 5.6. Sisa Hasil Usaha KUD Sumber Alam .............................. 78
VI ANALISIS MANFAAT SOSIAL EKONOMI TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA KUD SUMBER ALAM .............. 79 6.1. Analisis Manfaat Sosial Petani dan Non Petani ............... 79 6.2. Analisis Manfaat Ekonomi Anggota
Petani dan Non Petani ...................................................... 82 6.3. Analisis Partisipasi Anggota KUD Sumber Alam ........... 86 6.4. Hubungan Antara Manfaat Sosial dengan Tingkat
Partisipasi Anggota KUD Sumber Alam ......................... 90 6.5. Hubungan Antara Manfaat Ekonomi dengan Tingkat
Partisipasi Anggota KUD Sumber Alam ......................... 93
VII ANALISIS KINERJA ORGANISASI DAN KEUANGAN KUD SUMBER ALAM ................................................................ 97
7.1. Analisis Kinerja KUD Sumber Alam .............................. 97 7.1.1 Kinerja dengan PTP/DLA .................................... 97 7.1.2 Analisis Rasio Keuangan KUD ............................ 103 7.1.3 Indeks Jatidiri KUD Sumber Alam .................... 110
7.2. Peranan KUD Sumber Alam bagi Petani dan Non Petani di daerah Kecamatan Dramaga ..................... 115
VIII KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 118 8.1. Kesimpulan ...................................................................... 118 8.2. Saran ................................................................................ 120
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 121
LAMPIRAN ............................................................................................ 124
13
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1 Jumlah Koperasi Aktif dan Tidak Aktif Tahun 2004-2010 di Indonesia .................................................................................. 2
2 Perkembangan Kinerja Koperasi Tahun 2007-2010 di Indonesia ...................................................................................... 4
3 Perbedaan Perusahaan Swasta, Koperasi, dan BUMN ................ 12
4 Indikator Manfaat Ekonomi dan Skor .......................................... 50
5 Indikator Manfaat Sosial dan Skor ............................................... 51
6 Indikator Partisipasi dan Skor ...................................................... 52
7 Tabulasi Penilaian Tangga Perkembangan .................................. 54
8 Skala Nilai untuk Analisis Kinerja dengan PTP .......................... 55
9 Indikator-indikator Penelitian Tangga Perkembangan (PTP) ............................................................................................ 55
10 Pelaksanaan RAT KUD Sumber Alam Tahun 2007-2010 .......... 68
11 Perkembangan Jumlah Anggota KUD Sumber Alam Tahun 2008-2010 ..................................................................................... 69
12 Kualifikasi Pengurus KUD Sumber Alam Periode 2009-1014 ..................................................................................... 70
13 Perkembangan Unit Usaha Saprotan KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010 ......................................................................... 73
14 Perkembangan Usaha Pakan Ikan, Oli, Air Mineral dan Gas Elpiji Tahun 2009-2010 .................................................. 74
15 Perkembangan Unit Jasa KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010 ........................................................................................................ 75
16 Perkembangan Usaha Simpan Pinjam KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010 .......................................................................... 77
17 Perkembangan Modal KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010 .... 77
18 Perkembangan Nilai SHU dan Penjualan Tahun 2009-2010 (Rupiah) ........................................................................................ 78
19 Tanggapan Anggota KUD Sumber Alam Terhadap
Manfaat Sosial .............................................................................. 80
20 Tanggapan Anggota KUD Sumber Alam Terhadap
14
Manfaat Ekonomi ......................................................................... 83
21 Partisipasi Anggota KUD Sumber Alam ..................................... 87
22 Korelasi Manfaat Sosial dengan Tingkat Partisipasi Anggota KUD Sumber Alam ....................................................... 91
23 Korelasi Manfaat Ekonomi dengan Tingkat Partisipasi Anggota KUD Sumber Alam ....................................................... 93
24 Penilaian Tangga Perkembangan (PTP/DLA) KUD Sumber Alam Tahun 2010 ................................................................................... 97
25 Tingkat Kecukupan Modal KUD Sumber Alam .......................... 100
26 Tingkat Pertumbuhan Aset KUD Sumber Alam .......................... 101
27 Tingkat Pengembalian KUD Sumber Alam ................................. 101
28 Likuiditas KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010 ....................... 104
29 Solvabilitas KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010 .................... 105
30 Rasio Rentabilitas KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010 ..................................................................................... 107
31 Rasio Aktivitas Usaha KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010 ..................................................................................... 109
iv
15
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1 Mekanisme Permodalan Koperasi Indonesia ......................... 18
2 Dimensi Partisipasi pada Koperasi ......................................... 29
3 Bagan Pemikiran Operasional ................................................ 45
4 Keragaman Konteks Berdasarkan Jatidri Model Daniel Cote ............................................................................ 61
5 Penempatan Posisi Jatidiri KUD ............................................ 63
6 Struktur Organisasi KUD Sumber Alam ............................... 66
7 Keragaman Konteks Berdasarkan Jatidiri KUD Sumber Alam menurut Model Cote ....................................... 115
16
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1 .Indikator-indikator Variabel ..................................................... 135
2 Lembar Tabulasi Penilaian Tangga Perkembangan .................. 138
3 Kuesioner Penelitian Untuk Anggota KUD Sumber Alam .......... 139
4 Kuesioner Penelitian Untuk Kinerja KUD Sumber Alam ........... 144
5 Reliabilitas Partisipasi Anggota Non Petani KUD Sumber Alam ...................................................................... 151
6 Reliabilitas Manfaat Sosial Non Petani KUD Sumber Alam ....... 151
7 Reliabilitas Manfaat Ekonomi Anggota Non Petani KUD Sumber Alam ................................................................................ 152
8 Reliabilitas Partisipasi Anggota Petani KUD Sumber Alam ....... 152
9 Reliabilitas Manfaat Sosial Anggota Petani KUD Sumber Alam ...................................................................... 153
10 Reliabilitas Manfaat Ekonomi Anggota Petani KUD Sumber Alam ................................................................................ 153
11 Korelasi Manfaat Sosial Non Petani dengan Tingkat Partisipasi ..................................................................................... 154
12 Korelasi Manfaat Ekonomi Non Petani dengan Tingkat Partisipasi ..................................................................................... 154
13 Korelasi Manfaat Sosial Petani dengan Tingkat Partisipasi ........ 155
14 Korelasi Manfaat Ekonomi Petani dengan Tingkat Partisipasi .... 155
15 Lembar Tabulasi Penilaian Tangga Perkembangan (PTP/DLA) KUD Sumber Alam ................................................... 156
16 Neraca Keuangan KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010 ........... 157
17 Gambar-Gambar Mengenai Kegiatan KUD Sumber Alam ......... 158
I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perekonomian di Indonesia menunjukkan angka yang semakin baik dari
tahun 2008 sampai tahun 2010. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan
ekonomi paling tinggi dari tahun 2008 ke tahun 2009 yaitu sekitar 7,3 persen dan
berdampak pada kenaikan pendapatan per kapita Indonesia sebesar 13 persen dari
tahun 2008 yaitu Rp 23,9 juta atau US$ 2349,6 menjadi Rp 27 juta atau US$
3004,9 pada tahun 2009. Selain itu juga, ditunjukkan pada peningkatan total
pendapatan daerah (PDB) Indonesia tahun 2009 mencapai Rp 2.177 triliun dengan
jumlah penduduk 237 juta jiwa. Dimana dengan adanya peningkatan pendapatan
tersebut dapat mengakibatkan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat. (BPS
2010)
Pertumbuhan perekonomian terjadi dikarenakan adanya salah satu upaya
pemerintah Indonesia dalam memberdayakan 22,5 persen pendapatan negara pada
sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan koperasi1. UMKM di
Indonesia telah mencapai 1.354.991 unit dengan penyerapan tenaga kerja tahun
2009 yaitu 96.211.332 orang2. Semakin banyaknya usaha mikro ini menunjukkan
banyaknya lembaga-lembaga yang dapat membantu masyarakat dalam
memperoleh permodalan usaha dan mengurangi pengangguran. Namun UMKM
memiliki volume usaha yang relatif kecil tahun 2010 yaitu sekitar Rp 58,25 triliun
jika dibandingkan dengan volume usaha lembaga keuangan lain sekitar Rp 72,78
triliun. Oleh karena itu, pemberdayaan juga dilakukan oleh pemerintah pada
koperasi sebagai lembaga yang lebih besar dari UMKM dengan azas kekeluargaan
dan gotong royong serta dapat menunjukkan persaingan3. Selain itu juga, koperasi
di Indonesia banyak diperlukan oleh masyarakat terutama masyarakat di pedesaan
yang masih memiliki sifat kekeluargaan tinggi.
1 Koperasi Sebagai Tonggak Perekonomian.http://www.mediacenterkopukm.com (Diakses tanggal
28 Februari 2011) 2 Setyobudi,A. Peran Serta Bank Indonesia dalam Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM). Volume 5 Nomor 2 (2007). Buletin Hukum Perbankan dan Kebanksentralan.http://bi.go.id (Diakses tanggal 23 Maret 2010)
3 Kaji Tindak Peningkatan Peran Koperasi dan UKM sebagai Lembaga Keuangan Alternatif. http://www.smecda.com/jurnal (Diakses tanggal 28 Februari 2011).
2
Jumlah koperasi di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2004 ke
tahun 2010. Kenaikan tersebut terjadi secara kontinu dari tahun 2004 sampai
tahun 2010. Namun terdapat juga peningkatan koperasi yang tidak aktif. Bahkan
peningkatan tersebut memiliki rata-rata kenaikan yang lebih besar dibandingkan
rata-rata kenaikan koperasi aktif.
Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi Tahun 2004-2010 di Indonesia No Tahun Koperasi Aktif
Koperasi Tidak Aktif
Unit Kenaikan (%) Unit Kenaikan (%)
1 2004 93.402 37.328
2 2005 94.818 1,5 40.145 7,5
3 2006 98.944 4,4 42.382 5,6
4 2007 104.999 6,1 44.794 5,7
5 2008 108.930 3,7 46.034 2,8
6 2009 120.473 10,6 49.938 8,5
7 2010 175.102 45,8 123.807 147
Rata-rata Kenaikan 12 29,6 Sumber : Kementerian Negara Koperasi dan UKM (2010) diolah
Pada Tabel 1 terjadi peningkatan jumlah koperasi dari tahun 2004 sampai
tahun 2010 dengan rata-rata kenaikan 12 persen. Bahkan di tahun 2010 telah
mencapai 175.102 unit koperasi. Namun terdapat juga permasalahan dengan
adanya kenaikan koperasi yang tidak aktif yaitu rata-rata kenaikan 29,6 persen
dan tahun 2010 telah mencapai 123.807 unit. Koperasi yang tidak aktif memiliki
kenaikan dengan presentase yang lebih tinggi bahkan dua kali lipatnya dari
presentase kenaikan koperasi aktif. Dimana koperasi yang tidak aktif merupakan
koperasi yang tidak berhasil melakukan Rapat Anggota Tahunan (RAT).
Koperasi yang tidak aktif atau tidak berhasil dalam membangun koperasi
yang kuat menurut Soedjono (2003) dalam Lembaga Studi Pengembangan
Perkoperasian Indonesia (LSP2I, 2007), disebabkan masyarakat sendiri kurang
mengetahui manfaat yang sebenarnya dari organisasi koperasi bahkan pengurus
koperasi masih belum mengetahui bagaimana cara menjalankan koperasi seperti
pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) maupun pengembangan unit usaha koperasi.
Menurut Soedjono (2003), anggapan tersebut terjadi dikarenakan masyarakat
3
kurang mengetahui definisi, prinsip, dan nilai koperasi yang dinyatakan dalam
jatidiri koperasi. Sehingga diperlukan adanya pemahaman mengenai manfaat dan
kinerja koperasi yang sesungguhnya dengan adanya pengembangan peran
kelembagaan serta partisipasi anggota dalam pergerakannya.
Perkembangan koperasi yang tidak aktif atau tidak berhasil dalam
melakukan Rapat Anggota Tahunan (RAT), dapat juga disebabkan kurangnya
partisipasi anggota terhadap koperasi terutama melakukan RAT sebagai struktur
tertinggi dalam koperasi. Partisipasi anggota hanya mengetahui koperasi sebagai
lembaga penyimpanan dan peminjaman uang. Tidak adanya kontribusi anggota
terhadap unit usaha yang dilakukan koperasi. Oleh karena itu, perlu diperhatikan
bagaimana cara meningkatkan kinerja koperasi dari segi organisasi dan segi usaha
dengan pemahaman jatidiri serta dalam aktivitas ekonomi yang dapat
meningkatkan aktivitas keuangan koperasi4. Dengan adanya pemahaman terhadap
kinerja organisasi dan usaha koperasi ini dapat dijadikan koperasi sebagai
organisasi sosial ekonomi yang tidak hanya sebagai perkumpulan melainkan
sebuah perusahaan milik anggota dan untuk anggota. Kinerja koperasi harus tetap
berpegang pada keinginan anggota serta pelayanan koperasi sebagai organisasi
sosial ekonomi.
Peningkatan koperasi yang tidak aktif juga dapat dilihat dari tingkat
kinerja koperasi yaitu jumlah anggota koperasi, modal sendiri, modal luar, volume
usaha dan SHU koperasi. Peningkatan kinerja terjadi jika koperasi telah memiliki
unit usaha dan kemampuan dalam mengkordinasikan kinerja dengan anggota,
kemampuan dalam meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan, dan
kemampuan dalam kerjasama dengan fihak lain5. peningkatan jumlah anggota
koperasi di Indonesia terjadi dari Tahun 2007 sampai tahun 2010. Kenaikan
tersebut cenderung fluktuatif dan pernah mengalami penurunan di tahun 2008.
Modal sendiri koperasi juga mengalami peningkatan dan volume usaha. Dimana
perkembangan kinerja koperasi di Indonesia dari Tahun 2007-2010 terdapat pada
Tabel 2.
4 Kinerja Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) 2007.
Pemberdayaan Koperasi Solusi Mengatasi Pengangguran dan Kemiskinan. Hal. 11 5 Krisnamurthi, Bayu. 6 Juni 2010. Koperasi Pertanian sebagai Upaya Membangun Daya Saing
Perekonomian dalam Era Perdagangan Bebas. Seminar Koperasi Agribisnis Nasional : IPB (Hal 2)
4
Tabel 2. Perkembangan Kinerja Koperasi Tahun 2007-2010 di Indonesia Indikator Satuan 2007 2008 2009 2010** Rata-rata
Jumlah anggota
Juta Orang
28,89 27,31 29,24 29,12 28,64
Modal sendiri
Triliun rupiah
20.231,7 22.560,4 28.348,7 30.656 25.449,2
Modal luar
Triliun rupiah
23.324 27.271,9 31.503,8 31.409,4 28.377,275
Total modal
Triliun rupiah
43.555,7 49.832,3 59.852,6 52.065,4 51.326,5
Volume usaha
Triliun rupiah
63,080 68,446 82,098 77,514 72,7845
SHU koperasi
Triliun rupiah
3,470 5,037 5,303 5,653 4,865
Sumber : Kementerian Negara Koperasi dan UKM (2010) diolah Keterangan : **) Data Sangat Sementara
Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata jumlah anggota koperasi dari tahun
2007 sampai tahun 2010 adalah 28,6 juta orang dan mengalami kenaikan secara
fluktuatif. Pertumbuhan jumlah anggota dapat disebabkan meningkatnya
kemampuan koperasi dalam memberikan pelayanan kepada anggota. Permodalan
koperasi juga mengalami peningkatan dalam kurun waktu empat tahun dari tahun
2007-2010 dengan rata-rata total modal koperasi Rp 51.326,5 triliun. Permodalan
koperasi ini terdiri dari modal sendiri dan modal luar. Modal luar koperasi
mengalami peningkatan dari tahun 2007 sampai tahun 2010 dengan rata-rata
modal sendiri Rp 25.449,2 triliun. Peningkatan modal luar diduga sebagian
berasal dari dana bergulir yang difasilitasi oleh pemerintah melalui bantuan
perkuatan. Modal sendiri koperasi juga mengalami peningkatan dari tahun 2007
sampai tahun 2010 dengan rata-rata Rp 28.377,275 triliun. Peningkatan modal
sendiri dan modal luar dapat mempengaruhi adanya peningkatan SHU dan volume
usaha dari tahun 2007 sampai tahun 2010 dengan rata-ratanya Rp 4,865 triliun dan
Rp 72,7845 triliun.
Perkembangan kinerja koperasi di Indonesia mengalami peningkatan
jumlah anggota, modal sendiri, volume usaha, dan SHU. Namun proporsi SHU
yang diperoleh anggota koperasi sangat rendah dari volume usaha. Hal ini
disebabkan penggunaan modal luar masih besar jika dibandingkan dengan
penggunaan modal sendiri. Kondisi seperti ini menunjukkan kondisi yang kurang
baik bagi koperasi Indonesia terutama dalam pemberian manfaat secara ekonomi
5
bagi anggotanya dan akan berdampak pada tingkat partisipasi. Selain itu
presentase SHU terhadap volume usaha masih menunjukkan nilai yang lebih kecil
dari tingkat suku bunga deposito. Tingkat suku bunga deposito di Indonesia yaitu
8 sampai 11 persen6. Hal ini akan berakibat masyarakat lebih cenderung
menyimpan uangnya di bank jika dibandingkan dengan memberikan kontribusi
kepada koperasi serta dapat menyebabkan tidak adanya partisipasi anggota
terhadap koperasinya.
Permasalahan SHU yang diperoleh anggota relatif kecil menggambarkan
manfaat yang dirasakan anggota kurang dan dapat mengakibatkan partisipasi
kurang bahkan tidak adanya perhatian terhadap organisasi koperasi. Hal ini juga
dapat menyebabkan semakin meningkatnya koperasi yang tidak aktif di Indonesia.
Salah satunya koperasi pertanian pedesaan yaitu Koperasi Unit Desa (KUD) yang
dapat membantu masyarakat pedesaan dalam memperoleh modal dan
meningkatkan kesejahteraan. Jumlah KUD yang tidak aktif dan penurunan kinerja
di Indonesia tahun 2010 adalah 2820 unit atau 30 persen dari keseluruhan KUD di
Indonesia7. KUD yang tidak aktif terjadi dikarenakan masih adanya
ketergantungan pada bantuan pemerintah atau tidak adanya kemandirian dalam
melakukan berbagai kegiatan sehingga masih membutuhkan fasilitas dari
pemerintah. Hal ini berdampak pada pelayanan terhadap anggota kurang bahkan
partisipasi anggota tidak ada dalam KUD.
Berdasarkan instruksi presiden nomor 4 Tahun 1984 menyatakan bahwa
KUD dibentuk oleh warga desa atau sekelompok desa-desa yang disebut unit
desa, yang merupakan satu kesatuan ekonomi masyarakat kecil. Pengembangan
KUD diarahkan untuk memenuhi kebutuhan warga desa dengan peningkatan
pelayanan terhadap anggotanya sehingga tingginya tingkat partisipasi anggota.
Pengembangan KUD diarahkan agar KUD dapat memegang peranan utama dalam
kegiatan perekonomian masyarakat di pedesaan, khususnya di sektor pertanian,
penyaluran bahan kebutuhan pokok masyarakat desa, jasa, industri, dan kerajinan
rakyat yang sesuai dengan kemampuan dan keadaan setempat (potensi spesifik
lokasi) (Nasution, 2002).
6 Tingkat Suku Bunga Perbankan. http://www.bi.go.id (Diakses tanggal 25 Maret 2011) 7 Gerakan Rekapitulasi Koperasi di Daerah Bogor. http://www.depkop.go.id (Diakses tanggal 25
Maret 2011)
6
KUD di daerah Bogor Jawa Barat pada tahun 2008 berjumlah 114 unit.
Tahun 2009 dinyatakan 14 koperasi tidak aktif sehingga jumlahnya menjadi 100
unit. Jumlah anggota mengalami penurunan hampir dua kali lipatnya dari tahun
2008 ke tahun 2009 yaitu sekitar 455.947 orang menjadi 209.850 orang. Jika
kondisi seperti ini terus berlangsung maka keberadaan koperasi di Bogor
khususnya Kabupaten Bogor sebagai lembaga untuk mensejahterakan anggotanya
akan hilang khususnya koperasi pertanian yang akan memberikan modal bagi
petani dalam menggarap lahan pertanian8. Sehingga diperlukan bagaimana kinerja
koperasi berjalan dalam mensejahterakan anggota dengan memberikan manfaat
sosial ekonomi serta meningkatkan partisipasi anggota terhadap koperasi.
Menurut Krisnamurthi (2010), bahwa KUD sebagai sentral perekonomian
pedesaan dihadapkan pada persaingan dalam mempertahankan badan usaha yang
tangguh, yang berdasarkan pada prinsip koperasi Indonesia dengan visi dan misi
demi pertumbuhan perekonomian Indonesia. Hal tersebut dapat diartikan sebagai
tantangan untuk meningkatkan kinerja KUD berdasarkan jatidiri koperasi.
1.2. Rumusan Masalah
KUD Sumber Alam di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa
Barat merupakan koperasi serba usaha (multi function/multi commodity) yang
bergerak dalam kegiatan perekonomian pedesaan khususnya sektor pertanian,
penyaluran bahan kebutuhan pokok masyarakat desa, dan jasa. KUD Sumber
Alam masih menjalankan kegiatannya sebagai koperasi pertanian yang
menyediakan barang yang berbasis agribisnis (pertanian) seperti Sarana Produksi
Pertanian (Saprotan) dan pakan ikan. Kegiatan di bidang agribisnis tersebut
merupakan usaha KUD dalam sistem agribisnis yang menyediakan input pertanian
yang dibutuhkan petani. Selain itu juga, KUD Sumber melakukan usaha dalam
bidang non agribisnis merupakan upaya KUD untuk memberikan pelayanan bagi
seluruh anggota khususnya non petani yang lebih dominan melakukan pembelian
terhadap gas elpiji dan air mineral. Kegiatan yang dilakukan oleh KUD Sumber
Alam merupakan upaya dalam memperbaiki kinerja KUD untuk memberikan
8 Koperasi Pertanian di Daerah Bogor sebagai Rekapitulasi sistem perekonomian
http://.www.dekopindag-bogor.com
7
pelayanan yang memuaskan bagi anggotanya sehingga jumlah anggota terus
meningkat.
Jumlah anggota KUD Sumber Alam terus meningkat dari tahun 2008
sebanyak 1338 orang, tahun 2009 sebanyak 1424 orang dan tahun 2010 mencapai
1525 orang. Jumlah anggota KUD tersebut tercatat di dalam buku keanggotaan
namun belum dilakukan secara jelas. Selain itu juga, keanggotaan di KUD
Sumber Alam memiliki berbagai profesi seperti petani, pegawai negeri sipil,
buruh tani, buruh pabrik, dan profesi lainnya yang akan berakibat pada perbedaan
kebutuhan yang diinginkan anggota. Jumlah yang terlalu banyak namun tidak ada
jelasan mengenai keanggotaan akan berdampak pada kendala KUD dalam
memberikan kebutuhan yang sesuai. Pemenuhan kebutuhan yang dilakukan oleh
KUD Sumber Alam dilihat dari sosial dan ekonomi. Kendala yang dihadapi dalam
memenuhi kebutuhan sosial dapat dilihat dari segi organisasi dengan
hubungannya terhadap anggota. Kurangnya koordinasi pelaksanaan Rapat
Anggota Tahunan (RAT) yang dilakukan KUD Sumber Alam dikarenakan tempat
tinggal yang tersebar di Kecamatan Dramaga. Sehingga KUD hanya menghadiri
200 orang atau 14 persen dari keseluruhan jumlah anggota KUD. Jika hanya
dihadiri oleh beberapa anggota akan berdampak pada respon anggota terhadap
kegiatan atau kinerja yang telah dilakukan oleh KUD Sumber Alam bahkan
partisipasinya di bidang organisasi.
Memenuhi kebutuhan ekonomi KUD Sumber Alam terdapat kendala pada
distribusi barang agribisnis yaitu saprotan dan barang-barang non agribisnis
seperti oli, gas elpiji, dan air mineral ke anggota. Pemasaran barang agribisnis dan
non agribisnis oleh KUD hanya disediakan di gudang KUD dan belum dipasarkan
ke berbagai tempat yang banyak terdapat anggota KUD. Sehingga yang banyak
melakukan pembelian di KUD adalah non anggota yang dekat dengan lokasi.
Bahkan jika anggota melakukan pembelian, harga yang ditentukan sama dengan
harga yang diberikan kepada anggota. Hal ini dikarenakan kurang
terorganisasinya buku transaksi anggota dan adanya kesulitan manajemen KUD
dalam membedakan anggota dan non anggota. Kendala lokasi dari KUD yang
sangat dekat dengan pasar, menjadikan persaingan semakin ketat. Selain itu juga
dalam kegiatan pembelian terbatas pada pupuk, obat-obatan, air mineral dan gas
8
elpiji dengan harga dibawah harga pasar. Hal ini akan berdampak pada
pencapaian KUD dalam menghasilkan Sisa Hasil Usaha (SHU) dan partisipasi
anggota dalam kegiatan usaha KUD. Oleh karena itu diperlukan upaya
manajemen KUD dalam memanfaatkan keuangan dengan baik yang dapat
melayani seluruh anggotanya.
Keanggotaan yang tidak jelas di dalam KUD berakibat dalam permodalan
seperti simpanan wajib dan simpanan sukarela. Hanya sebagian anggota yang
melakukan simpanan wajib maupun sukarela. Selain itu , akan berdampak pada
kegiatan KUD Sumber Alam yang memiliki visi membantu kehidupan dan
kesejahteraan masyarakat pedesaan khususnya anggota. Visi KUD Sumber Alam
didukung oleh misi meningkatkan potensi anggota dan sumber daya manusia
pengelola. Sehingga diperlukan visi yang jelas dalam pelaksanaannya dalam
meningkatkan potensi anggota dan sumber daya manusia pengelola. Visi tersebut
perlu dilakukan berbagai jaringan komunikasi atau kerjasama dengan berbagai
pihak terutama dengan anggota yang didukung dengan kapasitas manajemen serta
sumberdaya yang dimiliki.
Keberadaan KUD pada pasar yang penuh persaingan atau lingkungan
yang tidak ada ketentuan pasar atau persaingan. Namun pada dasarnya KUD
selalu mengalami persaingan dengan lembaga lain baik itu koperasi lain dan
korporasi. Persaingan tersebut dalam hal keanggotaan dan penjualan. Adanya
penambahan jumlah anggota mengakibatkan makin beragamnya kepentingan-
kepentingan anggota dan makin kuat dorongan KUD Sumber Alam untuk
meninggalkan jatidirinya dan berubah sifat menjadi sebuah korporasi. Oleh karena
itu perlu dilakukan pengukuran kinerja KUD dari segi visi, kapasitas, sumberdaya
dan jaringan kerja dalam Penilaian Tangga Perkembangan (PTP) dan kinerja
keuangan serta menempatkan KUD pada jatidirinya yang dilihat aturan organisasi
dan pasar berdasarkan model Daniel Cote (Soedjono 2007).
Berbagai kendala yang dihadapi KUD, diperlukan upaya untuk
meningkatkan partisipasi anggota dan kinerja KUD dari segi organisasi dan
keuangan yang memberikan manfaat ekonomi dan sosial. Manfaat ekonomi dan
manfaat sosial yang dirasakan oleh anggota akan mempengaruhi tingkat kinerja
koperasi dari segi input koperasi dan output koperasi. Input koperasi merupakan
9
kegiatan koperasi dalam visi, kapasitas, sumberdaya dan kinerja. Output koperasi
merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan anggota.
Dari uraian tersebut permasalahan yang akan dikaji dalam koperasi ini
yaitu :
1. Bagaimana manfaat ekonomi dan manfaat sosial yang dirasakan anggota
petani dan non petani koperasi serta hubungannya terhadap tingkat partisipasi
aktivitas organisasi, permodalan, dan bisnis?
2. Bagaimana kinerja dan peranan KUD Sumber Alam dengan Penilaian Tangga
Perkembangan (PTP)/ Development Ladder Assesment (DLA) dan keuangan
serta menempatkannnya pada Indeks Jatidiri?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian yang dapat dikaji adalah
1. Menganalisis manfaat ekonomi dan manfaat sosial yang diperoleh anggota
petani dan non petani KUD Sumber Alam serta hubungannya dengan tingkat
partisipasi.
2. Menganalisis tingkat kinerja, peranan serta jatidiri kelembagaan KUD Sumber
Alam.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yakni :
1. Bagi Koperasi Unit Desa (KUD) Sumber Alam
Dapat mengetahui tingkat manfaat sosial ekonomi yang dirasakan oleh
anggota KUD, kinerja organisasi, dan kinerja keuangan yang dilakukan oleh
koperasi. sehingga menjadi bahan pertimbangan dalam penetapan kebijakan,
strategi, dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pengembangan
koperasi melalui tingkat pelayanan yang berakibat pada peningkatan partisipasi
anggota. Dapat menjadi acuan KUD Sumber Alam dalam mempertahankan dan
meningkatkan kinerja koperasi yang telah berjalan selama ini dan memberikan
informasi serta menjadi bahan pertimbangan atau masukan dalam melakukan
pengembangan koperasi.
10
2. Bagi Perguruan Tinggi
Kajian analisis kinerja dengan PTP dan Indeks Jatidiri serta analisis rasio
keuangan dan tingkat partisipasi anggota koperasi dapat digunakan sebagai
referensi bagi penulis selanjutnya.
3. Bagi Mahasiswa
Kajian analisis kinerja dengan PTP dan Indeks Jatidiri serta analisis rasio
dan tingkat partisipasi anggota koperasi merupakan tambahan pengetahuan dan
wawasan serta sarana untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diterima
sejak kuliah.
11
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Koperasi
Koperasi telah banyak dikenal masyarakat di dunia khususnya Indonesia
sebagai negara demokratis. Koperasi merupakan bentuk perusahaan yang
mengutamakan sistem demokratis. Koperasi pada dasarnya suatu perusahaan yang
didirikan bersama tanpa paksaan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
Hal ini berdasarkan pasal 33 UUD 1945 yang menyatakan “ Perekonomian
disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan”. Koperasi
memiliki peranan penting dalam memperbaiki perekonomian masyarakat
Indonesia. Dengan persaingan yang semakin ketat, perekonomian koperasi harus
memiliki daya saing kuat di pasar baik domestik maupun internasional. Salah satu
tujuan koperasi adalah memberikan kesejahteraan anggotanya dan memenuhi
kebutuhan yang diperlukan anggotanya. Oleh karena itu koperasi memerlukan
partisipasi anggotanya dalam setiap kegiatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari. Hal ini berdasarkan penelitian Puspasari (2000) dimana keragaan koperasi
dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi anggotanya yang berdampak
pada tingkat partisipasi.
Menurut Hendar dan Kusnadi (2002) koperasi yang menjalankan
kegiatannya secara efisien dan produktif yang berlandaskan pada partisipasi
anggota dalam aktivitas ekonomi akan mengalami perkembangan yang sesuai
dengan prinsip dan tujuan koperasi. Oleh karena itu yang harus diperhatikan
koperasi adalah definisi dari koperasi itu sendiri dan membedakannnya dengan
lembaga lain. Dimana pelayanan koperasi dilakukan terhadap anggota sehingga
anggota tertarik untuk berkontribusi dan koperasi dapat menghadapi persaingan di
pasar terhadap pemasaran produk, serta persaingan organisasi seperti lembaga-
lembaga lain yang telah memiliki omset tinggi.
Anggota yang masuk ke dalam koperasi tidak hanya sebagai pelanggan
melainkan sebagai pemilik. Maju mundur koperasi dapat dilihat dari partisipasi
anggota koperasi. Hal ini sesuai dengan penelitian Dartiana (2005) bahwa
partisipasi anggota mempengaruhi keberhasilan Koperasi Produksi Susu dan
Usaha Peternakan (KPS) Kota Bogor, Jawa Barat. Menurut Hendrojogi (2000)
12
dapat dilihat perbedaan antara Usaha Swasta dan Usaha Milik Pemerintah seperti
pada Tabel 3.
Tabel 3. Perbedaan Perusahaan Swasta, Koperasi, dan BUMN No Segi-segi
yang dibandingkan
Sektor Usaha Swasta Koperasi BUMN
Perorangan (individual)
Persekutuan Perseroan terbatas
1 Siapa pengguna jasa?
Bukan pemilik. Pelanggan
Umumnya bukan pemilik. Pelanggan
Umumnya bukan pemilik. Pelanggan
Terutama anggota
Umum / anggota masyarakat
2 Siapa pemilik usaha?
Perorangan Para sekutu usaha
Pemegang saham
Para anggota Pemegang saham
3 Siapa yang mempunyai hak suara?
Tidak diperlukan
Para sekutu usaha
Pemegang saham biasa (common stockholder)
Para anggota Pemegang saham
4 Bagaimana voting itu dilakukan?
Tidak diperlukan
Biasanya menurut modal penyertaan sekutu usaha
Menurut besarnya saham yang dimiliki. Dilakukan melalui RUPS
Satu anggota satu suara pada rapat anggota dan tidak boleh diwakilkan
Berdasarkan saham yang dimiliki
5 Siapa yang menentukan kebijaksanaan perusahaan?
Orang yang bersangkutan
Para sekutu usaha
Direksi Pengurus dalam hal-hal tertentu memerlukan pengesahan dari RAT
Direksi
6 Apakah balas jasa atas modal itu terbatas?
Tidak Tidak Tidak Ya. Maksimum 8%
Tidak
7 Siapa yang akan menerima hasil dari usaha tersebut?
Orang yang bersangkutan
Para sekutu usaha proporsional dengan jasa mereka dalam usaha
Para pemegang saham poporsional dengan jumlah saham yang dimilikinya
Anggota, sesuai dengan jasa/partisipasi
Pemegang saham
8 Siapa yang bertanggung jawab terhadap kerugian usaha?
Pemilik yang bersangkutan
Para sekutu usaha
Pemegang saham atas sejumlah saham yang dimilikinya
Anggota, atas sejumlah equity (simpanan pokok dan wajib)
Pemegang saham
Sumber : Hendrojogi, 2000
13
Dari Tabel 3 dapat dilihat adanya perbedaan antara koperasi dengan
perusahaan lain. Anggota memiliki tanggung jawab penuh terhadap jalannya
koperasi. Tujuan koperasi harus berdasarkan pada kesepakatan anggota. Koperasi
dalam setiap kegiatannya berdasarkan pada anggota baik dari segi organisasi
maupun segi usaha yang dijalankan. Kekuatan bersama atas dasar keinginan
sekumpulan orang yang memiliki nasib yang sama dalam memperbaiki ekonomi
masyarakat merupakan kekuatan yang kuat dan bertahan lama. Hal ini sesuai
dengan pengertian koperasi menurut Baswir (2000) yaitu koperasi didirikan atas
dasar adanya kesamaan kebutuhan antara para anggotanya.
Kebutuhan yang sama ini selanjutnya diusahakan pemenuhannya melalui
pembentukan perusahaan yang dimiliki bersama untuk meningkatkan
perekonomian masyarakat. Pasal 1 UU No. 25/1992 menyebutkan bahwa koperasi
adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
2.1.1. Nilai dan Prinsip Koperasi
Penyusunan prinsip-prinsip Koperasi tidak lepas dari kondisi dan
perkembangan koperasi di negeri ini. Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 5 ayat
1 UU No. 25/1992, koperasi di Indonesia menerapkan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 5 UU No 25/1992 bahwa
keanggotaan koperasi bersifat sukarela artinya tidak adanya paksaan untuk masuk
mapun keluar koperasi berdasarkan Anggaran Dasar Koperasi yang telah
ditetapkan. Sedangkan sifat terbuka koperasi dilihat dari adanya kebebasan
anggota koperasi terhadap segala kegiatan dan tidak ada diskriminasi dalam
organisasi. Koperasi memiliki hak dan kewajiban yang sama bagi anggotanya.
2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis
Kekuasaan tertinggi dari koperasi adalah rapat anggota. Dalam proses
pengambilan keputusan harus berdasarkan pada keputusan para anggotanya. Hal
ini dinyatakan dalam pasal 19 ayat 4 UU No.25/1992 : “Setiap anggota
14
mempunyai kewajiban dan hak yang sama terhadap koperasi sebagaimana diatur
dalam anggaran dasar “.
3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil dan sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota
Pembagian sisa hasil usaha kepada anggotanya didasarkan pada
pertimbangan jasa masing-masing anggota dalam usaha koperasi. Dimana
dihitung berdasarkan volume transaksi anggota dalam keseluruhan volume usaha
koperasi.
4. Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal
Pembatasan bunga atas modal merupakan cerminan bahwa koperasi selain
menaruh perhatian terhadap pemberian imbalan yang wajar juga mendorong
tumbuhnya rasa setiakawan antar sesama anggota koperasi.
5. Kemandirian
Pembangunan di Indonesia merupakan pembangunan yang berdasarkan
pada kemandirian. Begitu juga koperasi mempunyai prinsip kemandirian dalam
dalam memperjuangkan kepentingan dan peningkatan kesejahteraan ekonomi
masyarakat.
2.1.2. Tujuan dan Manfaat Koperasi
Koperasi tidak hanya merupakan satu-satunya bentuk perusahaan yang
secara konstitutional dinyatakan sesuai dengan susunan perekonomian yang
hendak dibangun oleh bangsa, tetapi juga dinyatakan sebagai soko guru
perekonomian Indonesia. Menurut Baswir (2000) tujuan utama koperasi adalah
untuk memajukan kesejahteraan ekonomi para anggotanya. Dalam meningkatkan
kesejahteraannya koperasi harus berpegang terhadap prinsip dan asas koperasi.
Sehingga koperasi bisa berjalan dengan tujuan yang diinginkan dengan landasan
saling memiliki dan kepercayaan yang dimiliki dari setiap anggota koperasi.
Bahkan berdasarkan bunyi pasal 3 UU No.25/1992, dapat disimpulkan bahwa
tujuan koperasi Indonesia meliputi tiga hal yaitu :
1) Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya
2) Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat
3) Turut serta membangun tatanan perekonomian nasional
15
Dilihat dari tujuannya, agar cita-cita luhur koperasi mencapai hasil sesuai
visi dan misi, pemerintah dan seluruh rakyat harus memiliki tugas dan tanggung
jawab bersama dalam membangun Koperasi. Selain itu juga menurut Dartiana
(2005) tujuan koperasi bukanlah mencari laba yang sebesar-besarnya, melainkan
melayani kebutuhan bersama dan wadah partisipasi pelaku ekonomi skala kecil.
Tujuan tersebut dapat memberikan manfaat baik secara sosial maupun ekonomi.
Manfaat sosial merupakan kebutuhan dalam kehidupan berinteraksi dan
keamanan. Manfaat ekonomi merupakan kebutuhan yang bersifat materil dalam
memenuhi pangan dan papan. Berdasarkan hasil penelitian Ginting (2003)
manfaat sosial yang dirasakan anggota Koperasi Kredit Sejahtera terletak pada
hubungan baik dan pelayanan sedangkan manfaat ekonomi terletak pada kegiatan
usaha koperasi seperti pendapatan, kemudahan memperoleh barang dan jasa,
harga yang ditawarkan, dan keringanan bunga.
2.1.3. Keanggotaan Koperasi
Berdasarkan Undang-Undang nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian
pasal 17 tentang keanggotaan dijelaskan bahwa anggota koperasi adalah pemilik
sekaligus pengguna jasa koperasi. Keberadaan anggota sebagai pemilik memiliki
kewajiban untuk memberikan kontribusi, loyalitas dan rasa memiliki pada
koperasinya. Anggota sebagai pengguna jasa mempunyai hak untuk memperoleh
insentif atau nilai tambah dari koperasinya berdasarkan besarnya kontribusi dan
peran serta anggota dalam kegiatan usaha koperasi (Dartiana 2005).
2.2. Koperasi Unit Desa (KUD)
Menurut Nasution (2002) pemikiran untuk mewujudkan sistem ekonomi
yang berasaskan kekeluargaan telah lama dicita-citakan oleh bangsa Indonesia
untuk menggantikan secara fundamental sistem kapitalis yang dilaksanakan
kolonialis. Sehingga BUUD sebagai peranan fundamental yang menyangkut
pembangunan pedesaan. Hal ini berdasarkan UU No 12/1967 pembangunan
pedesaan dinyatakan dalam kebijaksanaan pemerintah melalui Instruksi Persiden
Nomor 4 Tahun 1973 tentang pengaturan dan pembinaan Badan Usaha Unit Desa
(BUUD). BUUD ini merupakan bibit dasar KUD (Himpuni 2009).
16
Menurut Nasution (2002), perubahan status BUUD menjadi KUD
berdasarkan Inpres 2/1978 menjadikan KUD bukan lagi sebagai koperasi
pertanian, tetapi menjadi koperasi serba usaha. Keanggotaan menjadi terbuka bagi
semua warga desa yang bidang usahanya sangat beragam. Hal tersebut
menjadikan KUD sulit menjadi organisasi ekonomi yang professional, karena
professionalisme memerlukan spesialisasi bukan generalisasi (Nasution 2002).
KUD merupakan salah satu upaya untuk mengatasi kendala yang dihadapi
oleh petani tersebut, namun sampai saat ini peran yang diharapkan oleh KUD
belum bisa dilaksanakan dengan baik dan bahkan banyak KUD yang tidak bisa
menjalankan fungsinya9. Sehingga perlu dilakukan pembenahan terhadap KUD
yang sesuai dengan alasan dan tujuan awal dibentuknya KUD yaitu untuk
memenuhi kesejahteraan petani pedesaan dan memberikan sarana produksi
pertanian. Posisi bertahannya sebuah KUD dilihat dari peranan pengurus koperasi
dalam hal pembinaan kepada anggotanya bagi peningkatan kinerja KUD secara
keseluruhan. Kemampuan dan partisipasi para anggota dalam menggerakkan
koperasi dapat dijadikan sebagai pendorong berkembangnya koperasi. Semakin
banyaknya jumlah anggota koperasi mengindikasikan meningkatnya modal
sehingga peningkatan pelayanan terhadap anggota. Akumulasi modal yang
dikumpulkan semakin besar akan menambah asset. Selain itu juga semakin
banyaknya bidang usaha dari KUD yang dijalankan maka keuntungan yang dapat
diperoleh semakin besar. Adanya pengukuran kinerja koperasi terutama
manajemen keuangan sangat penting untuk menunjang tumbuh kembang koperasi
simpan pinjam terutama koperasi yang sudah berjalan lama.
Kinerja KUD yang baik dapat dilihat dari ukuran keuangan koperasi.
Sejauh mana simpanan pokok dan simpanan wajib yang dikeluarkan oleh anggota
untuk usaha koperasi dapat memperoleh keuntungan. Hal ini sesuai dengan
penelitian Himpuni (2009) yang melakukan penelitian mengenai kinerja keuangan
koperasi dengan menggunakan analisis rasio untuk mengetahui sejauh mana
keuangan koperasi dapat memberikan keuntungan bagi koperasi. Jika
keuntungannya atau profitabilitas tersebut dapat diperoleh oleh anggota dengan
6 Pertanian di KUD Getasan Bidang Kajian Sistem Informasi Manajemen Kabupaten Semarang
Propinsi Jawa Tengah. http://depkopindag.com/2010/04/02/Koperasi (Diakses tanggal 8 April 2011)
17
SHU yang dapat memenuhi kebutuhan, maka akan menimbulkan semangat
anggota untuk terus berpartisipasi di dalam koperasi. Dalam hal ini diperlukan
analisis rasio keuangan dalam mengukur sejauh mana modal koperasi dapat
memperoleh tingkat pengembalian yang diinginkan anggota koperasi (Dartiana
2005).
Kinerja koperasi KUD tidak hanya di ukur dari aspek keuangan tetapi juga
di ukur dari aspek non keuangan yang menjadikan anggota semakin memiliki jiwa
kepemilikan dan beraktivitas di dalam koperasi sehingga koperasi tetap berpegang
pada indeks jatidirinya. Ukuran non keuangan dilihat dari tingkat partisipasi
anggota koperasi. Selain itu juga KUD dalam pengembangan ekonomi pedesaan
perlu adanya batasan terhadap jatidirinya. Jatidiri KUD melaksanakan kegiatan
berdasarkan pada keputusan anggota. Sedangkan ukuran keuangan digunakan
untuk mengetahui hasil tindakan masa lalu dan dilengkapi dengan ukuran non
keuangan seperti kepuasan customer, produktivitas dan cost effectiveness, serta
produktivitas dan komitmen personel yang akan menentukan kinerja keuangan
masa yang akan datang.
2.3. Permodalan dan Sisa Hasil Usaha
Menurut UU no 12 tahun 1967 sumber permodalan untuk koperasi adalah
sebagai berikut :
1. Simpanan pokok yaitu sejumlah uang yang diwajibkan kepada anggota untuk
diserahkan kepada koperasi pada waktu masuk, besarnya sama untuk semua
anggota, tidak dapat diambil selama anggota, menanggung kerugian.
2. Simpanan wajib yaitu simpanan tertentu yang diwajibkan kepada anggota
untuk membayarnya kepada koperasi pada waktu tertentu, ikut menanggung
kerugian.
3. Simpanan sukarela disepakati berdasarkan perjanjian atau peraturan khusus.
Karo-karo (2003) sumber permodalan dapat berasal dari koperasi lain,
seperti bank atau lembaga keuangan lain. Selain itu, sumber permodalan dapat
berasal dari cadangan yang menurut pasal 41 Undang-Undang no 25 tahun 1992
adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa usaha yang dimasukan
untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila
diperlukan. Bahkan menurut Ginting (2003) modal koperasi dapat diperoleh
18
dengan modal sendiri dan modal dari luar. Modal sendiri berupa simpanan pokok,
simpanan wajib, dana cadangan, dan donasi. Sedangkan modal luar dapat berupa
pinjaman dari anggota, koperasi lain, bank, lembaga keuangan nonbank,
penerbitan obligasi, dan sumber lain.
Berdasarkan PP No.33 Tahun 1998 modal koperasi juga dapat berasal dari
modal penyertaan yaitu dana pemerintah atau dana dari masyarakat dalam rangka
memperluas kemampuan dalam menjalankan usaha koperasi. Dimana pemilik
modal tidak ikut campur dalam pengelolaan dan pengawasan koperasi kecuali jika
ada kesepakatan dalam perjanjian antara koperasi dan pemilik modal.
Gambar 1. Mekanisme Permodalan Koperasi Indonesia
Sumber : Sitio dan Halomoan, 2001
Permodalan koperasi dilakukan dengan tujuan untuk melakukan kegiatan
ekonomi dimana dari modal yang telah terkumpul dapat menghasilkan
keuntungan yang diinginkan melalui kegiatan usaha koperasi. Keuntungan yang
diperoleh bukan semata-mata hanya untuk kepentingan berbagai pihak namun
untuk kesejahteraan anggotanya. Kesejahteraan anggota dapat dipenuhi jika
koperasi dapat memenuhi pelayanan kepada anggota seperti pembagian SHU dan
pengembalian lain yang bermanfaat bagi anggota. SHU yang dibagikan kepada
anggota ditentukan dalam UU Perkoperasian Pasal 45 ayat (1) merupakan
Modal luar : • Anggota • Koperasi • Bank • Lembaga keuangan
nonbank • Penerbitan obligasi • Sumber lain
Modal sendiri : • Simpanan pokok • Simpanan wajib • Dana cadangan • Donasi
Modal koperasi
Modal kerja
SHU
Investasi
19
pendapatan koperasi yang diperoleh satu tahun buku dikurangi dengan biaya,
penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang
bersangkutan. Penetapan pembagian SHU kepada anggota berbeda-beda
berdasarkan partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan
pendapatan koperasi. Hal ini ditetapkan dalam Rapat Anggota Tahunan sesuai
AD/ART Koperasi.
2.3. Peranan Partisipasi Anggota dalam Pengembangan Koperasi
Partisipasi adalah turut serta seseorang baik secara mental maupun
emosional untuk memberikan sumbangsih kepada proses pembuatan keputusan,
terutama mengenai persoalan-persoalan di mana keterlibatan pribadi yang
bersangkutan melaksanakan tanggung jawabnya melakukan hal tersebut (Winardi,
1983). Partisipasi anggota dalam koperasi memegang peranan yang menentukan
dalam perkembangan koperasi. Partisipasi anggota dapat menimbulkan rangkaian
kegiatan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban mereka sebagai anggota
maupun pemilik koperasi. Menurut Dartiana (2005), kurangnya partisipasi
anggota akan mengakibatkan kurangnya ide-ide dari anggota yang pada akhirnya
akan dapat menghambat perkembangan koperasi. Menurut Widiyanti (1992)
partisipasi anggota dapat diukur dari ketersediaan anggota untuk memikul
kewajiban dan menjalankan haknya secara tanggung jawab. Jika sebagian besar
anggota koperasi sudah menunaikan kewajiban dan melaksanakan hak secara
bertanggung jawab, maka partisipasi anggota dikatakan baik.
Menurut hasil penelitian Widayanti (1992) dalam meningkatkan partisipasi
anggota koperasi diperlukan berbagai langkah yang dapat menarik anggota untuk
berkontribusi seperti peningkatan pelayanan koperasi dengan adanya peningkatan
manfaat ekonomi yang akan dirasakan anggota. Selain itu, upaya peningkatan
pelayanan kepada anggota sebagai upaya pencapaian tujuan organisasi ekonomi
rakyat untuk dapat bersaing di pasar dengan manajemen koperasi yang baik. Hal
ini dapat dilihat dari laporan keuangan koperasi simpan pinjam yang terdiri dari
neraca, laporan laba rugi, dan laporan keuangan lain yang mendukung
pelaksanaan usaha yang dijalankan oleh koperasi. Menganalisis laporan keuangan
dapat memberikan informasi terhadap manajemen yang baik dengan memberikan
manfaat kepada anggota sehingga mendorong anggota untuk meningkatkan
20
partisipasinya. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian bagi koperasi dalam
mengukur kinerja keuangan serta bagaimana partisipasi anggota terhadap koperasi
pertanian seperti KUD.
2.5. Pengembangan Kinerja Koperasi
Koperasi di Indonesia masih mendapat bantuan dari pemerintah dalam
pengembangan koperasi. Hal ini menunjukan masih banyaknya koperasi yang
belum memiliki swadaya yang dapat bertahan dan kurang adanya kemandirian
dalam koperasi. Sehingga diperlukan pengembangan koperasi dengan model
pengembangan. Dalam model pengembangan koperasi perlu diperhatikan variabel
pengembangan yang merupakan ukuran kinerja koperasi dan ukuran partisipasi
anggota koperasi.
Menurut Nasution (2002) apabila terdapat aturan yang dibuat dalam
manajemen koperasi dan sifatnya mengikat anggota namun tidak dikelola dengan
baik akan berdampak negatif pada hak anggota untuk terlibat dalam pengambilan
keputusan seperti anti terhadap koperasi, kehadiran RAT semakin menurun, serta
hilangnya rasa kepemilikan. Oleh karena itu, aturan yang dibuat harus
berdasarkan pada keputusan anggota. Pengembangan kegiatan koperasi dapat
diperluas dengan memperhatikan kinerja keuangan dalam memperluas bidang
usaha yang akan dijalankan. Selain itu juga pengembangan koperasi dilakukan
untuk meningkatkan permodalan koperasi untuk meningkatkan pelayanan
terhadap anggota.
2.6. Laporan Keuangan Koperasi
Laporan keuangan merupakan informasi yang memuat tentang posisi
keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaaan, begitu juga
koperasi. Hal ini sesuai dengan penelitian Sulistyo (2010) dalam mengukur
tingkat kinerja keuangan koperasi perikanan yang menyatakan bahwa informasi
keuangan diperlukan untuk melihat kinerja manajemen koperasi yang akan
diserahkan pada jabatan tertinggi koperasi yaitu dalam rapat anggota. Laporan
keuangan juga berfungsi untuk mengurangi kesenjangan informasi antara pihak
manajemen (pengurus koperasi) dengan para anggota (Darsono, 2005).
21
Menurut Munawir (2002), laporan keuangan akan digunakan manajemen
untuk :
1) Mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan perusahaan
2) Menentukan/mengukur efisiensi tiap-tiap bagian, proses atau produksi serta
dan untuk menentukan derajat keuntungan yang dapat dicapai.
3) Menilai dan mengukur hasil kerja tiap-tiap individu yang telah diserahi
wewenang dan tanggung jawab.
4) Menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan atau prosedur yang baru
untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Tujuan laporan keuangan pada koperasi adalah untuk menyediakan
informasi yang berguna bagi pemakai utama dan pemakai lainnya. Adapun tujuan
atau kepentingan pemakai terhadap laporan keuangan koperasi berdasarkan hasil
penelitian Lismawati (2009), antara lain :
1) Menilai pertanggung jawaban pengurus.
2) Menilai prestasi pengurus.
3) Menilai manfaat yang diberikan koperasi terhadap anggotanya.
4) Menilai kondisi keuangan koperasi (rentabilitas, likuiditas, dan solvabilitas).
5) Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan jumlah sumberdaya dan jasa
yang akan diberikan kepada koperasi.
Mengukur kinerja keuangan dapat dilakukan dengan mengukur analisis
rasio maupun analisis trend. Analisis rasio merupakan salah satu cara untuk
mengetahui bagaimana menganalisis laporan keuangan baik serupa laporan laba
rugi maupun neraca. Menurut Sulystio (2010) menyatakan bahwa laporan laba
rugi merupakan suatu laporan keuangan yang sistematis tentang penghasilan,
biaya, rugi laba yang diperoleh oleh perusahaan selama periode tertentu.
Sedangkan neraca adalah laporan sistematis tentang aktiva, hutang serta modal
dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Analisis rasio dapat
menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara jumlah tertentu dengan
yang lain dalam suatu laporan keuangan. Kelompok rasio yang digunakan dalam
penelitian Karo-Karo (2003) adalah rasio likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan
efektivitas usaha.untuk dapat mengukur rasio tersebut diperlukan angka rasio
yang disebut standar rasio. Menurut Munawir (2002), standar rasio bukanlah
22
merupakan angka pembanding yang ideal atau ukuran yang pasti, tetapi sebagai
pedoman atau pegangan penganalisa.
2.7. Kelembagaan Koperasi dan Peranan
Kelembagaan berasal dari kata lembaga yang artinya organisasi atau
kaedah-kaedah baik formal maupun informal yang mengatur perilaku dan
tindakan anggota masyarakat tertentu baik dalam kegiatan rutin sehari-hari
maupun dalam usahanya untuk mencapai tujuan (Mubyarto, 1989). Sedangkan
menurut Nasution (2002), kelembagaan mempunyai pengertian sebagai wadah
dan sebagai norma. Lembaga atau institusi adalah seperangkat aturan, prosedur,
norma perilaku individual dan sangat penting artinya bagi pengembangan
pertanian. Pada dasarnya kelembagaan mempunyai dua pengertian yaitu
kelembagaan sebagai aturan main (rule of the game) dalam interkasi personal dan
kelembagaan sebagai suatu organisasi yang memiliki hierarki (Hayami dan
Kikuchi, 1987)10. Kelembagaan sebagai aturan main diartikan sebagai
sekumpulan aturan baik formal maupun informal, tertulis atau tidak tertulis
mengenai tata hubungan manusia dan lingkungannya yang menyangkut hak-hak
serta tanggung jawabnya. Sedangkan kelembagaan sebagai organisasi artinya
organisasi yang merujuk pada lembaga-lembaga formal seperti departemen dalam
pemerintah, koperasi, bank, dan sebagainya.
Salah satunya penelitian yang dilakukan Prihartono (2009) tentang
dampak kelembagaan terhadap perekonomian pedesaan dengan adanya Gapoktan
(Gabungan Kelompok Tani) di Kecamatan Bram Itam dan Seberang Kota.
Dengan adanya kelembagaan tersebut dapat memudahkan petani memperoleh
dana usaha tani yaitu Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP). Hal ini
berdampak pada aksesibilitas petani dalam memperoleh informasi lebih mudah
dikarenakan penyuluhan serta pelatihan. Selain itu juga hasil penelitian Hastuti
dan Supadi (2005), yang menghasilkan KUD sebagai lembaga distribusi atau
pemasaran serta lembaga yang dipercaya untuk menyalurkan Kredit Usaha Tani
(KUT). Walaupun kurang berperan dengan baik, namun ada aksesibilitas petani
terhadap lembaga pembiayaan untuk mengembangkan pertanian pedesaan.
10 Diktat kuliah. Baga L.M, dkk. Koperasi dan Kelembagaan Agribisnis. Departemen Agribisnis.
Fakultas Ekonomi dan Manajemen. IPB. 2009
23
Menurut Sumarti (2008), kelembagaan di pedesaan dibagi menjadi dua
kelompok yaitu lembaga formal seperti pemerintah desa, BPD (Badan Perkerditan
Daerah), KUD, dan lain-lain. Kelembagaan ini merupakan kelembagaan yang
tumbuh dari dalam komunitas itu sendiri yang sering memberikan keamanan dan
kesejahteraan bagi kelangsungan hidup komunitas tersebut. Kelembagaan tersebut
biasanya berwujud nilai-nilai, kebiasaan-kebiasaan dan cara-cara hidup yang telah
lama dalam komunitas seperti gotong royong, tolong-menolong, simpan pinjam,
lumbung paceklik, dan lain sebagainya. Salah satunya KUD yang memiliki
karakteristik yang sama dengan kelembagaan tersebut.
Menurut Prihartono (2009), peran kelembagaan pedesaan sangat penting
dalam mengatur sumberdaya dan distribusi manfaat. Oleh karena itu perlu
diperhatikan upaya peningkatan kelembagaan petani dan ekonomi pedesaan
dengan mengatur hubungan atau partisipasi masyarakat terhadap lembaga di
pedesaan dan memanfaatkannya dengan baik.
2.6. Penelitian Terdahulu
Himpuni (2009) melakukan penelitian mengenai Analisis KUD Sumber
Alam, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Data yang
diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif evaluatif dan analisis
rasio. Pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif evaluatif
meliputi analisis terhadap kinerja yang dilakukan oleh koperasi selama ini dan
hasilnya. Identifikasi faktor-faktor dan pertimbangan koperasi yang menjadi dasar
kegiatan pengukuran kinerja itu sendiri, eksplorasi terhadap strategi bisnis
koperasi, pendeskripsian visi dan misi koperasi berdasarkan empat prespektif
pengukuran kinerja dalam Balance Score Card (BSC) yaitu prespektif finansial,
prespektif keanggotaan, prespektif bisnis internal, dan prespektif pembelajaran
dan pertumbuhan. Untuk analisis rasio digunakan untuk menilai baik buruknya
kinerja koperasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya kegiatan usaha
koperasi.
Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan pengukuran kinerja yang
dilakukan KUD Sumber Alam selama ini hanya memfokuskan pada aspek
keuangan saja. Analisis kinerja KUD Sumber Alam melalui pendekatan BSC
24
dinilai secara keseluruhan mencapai hasil yang cukup baik, total pencapaian dari
keempat prespektif adalah 74,80 persen.
Dartiana (2005) melakukan penelitian mengenai Analisis Kinerja
Keuangan dan Partisipasi Anggota Koperasi Produksi Susu dan Usaha Peternakan
(KPS) Kota Bogor, Jawa Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis
kinerja keuangan, menganalisis manfaat ekonomi dan tingkat partisipasi serta
hubungannya. Hasil dari penelitian ini adalah partisipasi anggota KPS Bogor di
bidang organisasi dinilai tinggi untuk hadir dalam Rapat Anggota Tahunan
(RAT). Hal ini dikarenakan anggota merasakan manfaat dalam jaminan
pemasaran susu. Setiap susu yang dipasok anggota selalu diterima oleh KPS
Bogor sehingga seiring dengan terjaminnya pemasaran susu di KPS Bogor,
partisipasi anggota meningkat.
Nilai korelasi variabel manfaat ekonomi dengan partisipasi di bidang
organisasi adalah sebesar 0,259. Nilai korelasi ini kurang dari nilai sebaran normal
(0,5) yaitu kondisi yang menunjukkan adanya hubungan yang lemah antara
variabel manfaat ekonomi dengan partisipasi anggota di bidang organisasi.
Tingkat keeratan manfaat ekonomi dengan partisipasi anggota bernilai positif.
Tanda positif pada nilai korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan searah antara
dua variabel. Semakin tinggi manfaat ekonomi yang diperoleh anggota dari
pelayanan KPS Bogor maka keinginan untuk berpartisipasi semakin tinggi.
Karo-karo (2003) melakukan penelitian mengenai kinerja dan partisipasi
anggota melalui analisis rasio, analisis trend, dan analisis partisipasi anggota.
Penelitian ini berawal dari masalah yang dihadapi KUD Sumber Alam, yaitu
partisipasi anggota yang masih kurang dalam melakukan kewajiban organisasi
maupun dalam pembayaran iurannya sehingga hal ini mengganggu aktivitas yang
akan dijalankan oleh koperasi tersebut. Anggota merasa adanya peningkatan
pendapatan dengan adanya usaha KUD Sumber Alam, secara umum usaha simpan
pinjam yang paling dominan dimanfaatkan oleh anggota. Keberadaan SHU yang
dirasakan oleh anggota dapat meningkatkan partisipasi anggota menjadi lebih
tinggi lagi dalam permodalan, organisasi, dan usaha. Hasil analisis terhadap
manfaat ekonomi dengan partisipasi di bidang usaha dikategorikan dalam high
association, sedangkan manfaat ekonomi dengan partisipasi permodalan dan
25
tingkat partisipasi di bidang organisasi dikategorikan low association. Nilai
korelasi yang dihasilkan dalam perhitungan manfaat sosial dengan tingkat
partisipasi di bidang usaha dikategorikan moderately high association, sedangkan
manfaat sosial dengan partisipasi permodalan dan tingkat partisipasi di bidang
organisasi dikategorikan moderately low association.
Hasil penelitian Ginting (2003), tentang Analisis Keragaan Koperasi
Kredit dan Tingkat Partisipasi Anggota pada Koperasi Kredit Sejahtera. Analisis
keragaan koperasi dengan menggunakan analisis rasio memperlihatkan bahwa
perkembangan kinerja keuangan perusahaan adalah kurang baik. Hasil analisis
manfaat ekonomi menunjukkan bahwa anggota merasakan manfaat ekonomi yang
diberikan koperasi, sedangkan manfaat sosial yang dirasakan oleh anggota yaitu
hubungan kekerabatan yang semakin baik dengan pengurus, pihak manajemen,
dan pelayanan DAPERMA serta manfaat sosial yang kurang dirasakan yaitu
hubungan kekerabatan yang semakin baik dengan sesama anggota dan promosi
tentang penggunaan uang secara bijak. Partisipasi anggota dari segi organisasi
masih kurang, sedangkan di bidang permodalan baik dan di bidang usaha masih
kurang. Hasil analisis korelasi rank spearman menunjukkan bahwa korelasi antara
manfaat ekonomi dan manfaat sosial dengan tingkat partisipasi anggota di bidang
organisasi dikategorikan pada hubungan yang kuat.
Berdasarkan penelitian terdahulu, menjadi acuan bagi penelitian ini
dengan menganalisis kinerja koperasi dengan tujuan menganalisis partisipasi
anggota koperasi dari manfaat ekonomi dan manfaat sosial. Persamaan penelitian
ini dengan penelitian terdahulu adalah menganalisis partisipasi anggota yang akan
berpengaruh terhadap kinerja koperasi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
terdahulu adalah menganalisis koperasi dari dua sisi sebagai lembaga ekonomi
dan lembaga sosial dengan manfaat yang dirasakan anggota kemudian akan
berpengaruh terhadap kinerja koperasi. Kinerja keuangan yang dianalisis di KUD
Sumber Alam dilakukan setelah adanya jasa perumahan dan pentiadaan usaha
pakan ikan. Selain itu, menganalisis kinerja KUD yang dilihat dari empat segi
yaitu segi visi, kapasitas kelembagaan, sumber daya, dan jaringan kerja KUD
dengan menggunakan PTP/ Development Ladder Assesment/ DLA. Penggunaan
PTP/DLA lebih bertujuan untuk mengetahui kapasitas organisasi melalui
26
kinerjanya selama ini dan menempatkannya pada indeks jatidiri yang dilihat dari
sisi organisasi koperasi dan kondisi pasar yang dihadapi KUD. Sehingga melalui
instrumen PTP dan indeks jatidiri ini diharapkan dapat memberikan berbagai
alternatif perbaikan terhadap kinerjanya selama ini dan mengembangkannya pada
jatidiri koperasi sebagai lembaga sosial dan ekonomi. Diharapkan dapat menjadi
alternatif bagi KUD Sumber Alam dalam memberikan pelayanan yang bermanfaat
untuk anggotanya.
27
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1 Manfaat Sosial Ekonomi Koperasi
Menurut Hendar dan Kusnadi (2002), manfaat diartikan sebagai nilai yang
subyektif dari suatu alternatif yang terbuka bagi seseorang. Manfaat atau value
merupakan nilai yang menunjukkan kapasitas potensial dari suatu objek atau aksi
untuk memuaskan kebutuhan manusia. Kebutuhan anggota KUD Sumber Alam
tersebut dilihat dari kebutuhan sosial dan kebutuhan ekonomi.
Kebutuhan sosial yang diinginkan oleh anggota KUD dilihat dari seluruh
kegiatan yang dilakukan dengan adanya hubungan baik dengan berbagai pihak
yang berada di KUD. Hubungan tersebut terjadi antara anggota dengan pengurus,
dan sesama anggota. Selain itu kebutuhan sosial dilihat pelayanan pengurus
terhadap KUD dan pelatihan. Manfaat sosial yang dirasakan anggota KUD tinggi,
akan menunjukkan terjalinnya hubungan kekeluargaan dan gotong royong di
dalam KUD. Hal ini sesuai dengan azas koperasi di Indonesia yang berada pada
Pasal 2 UU No 25 tahun 1992.
Selain manfaat sosial, terdapat manfaat yang bersifat ekonomi merupakan
alasan dasar masyarakat bergabung menjadi anggota dalam koperasi (Hendar dan
Kusnadi 2002). Manfaat ekonomi yang ingin dicapai oleh KUD terjadi
dikarenakan terpenuhinya kebutuhan akan pangan dan papan. Kebutuhan tersebut
disesuaikan dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat usaha dan jasa KUD.
Seseorang menjadi anggota koperasi ingin mendapatkan manfaat tertentu yang
ingin dicapai dari koperasi. Orang yang ekonominya kuat, mungkin kebutuhan
sosialnya lebih tinggi dibandingkan kebutuhan ekonominya. Begitu juga
sebaliknya, jika tingkat ekonominya lemah maka kebutuhan akan ekonominya
akan lebih kuat dibanding kebutuhan sosial (Hendar dan Kusnadi 2002).
Koperasi dalam pergerakannya harus dapat memberikan pelayanan kepada
anggota baik secara sosial maupun ekonomi. Begitu juga pada KUD Sumber
Alam yang merupakan koperasi yang membantu masyarakat di Kecamatan
Dramaga. Jika hanya mengunggulkan ekonomi tanpa sosial maka gerakan
28
koperasi sebagai korporasi yang mengutamakan keuntungan dibanding kebutuhan
sosial (Soedjono 2003).
3.1.2. Partisipasi Anggota
Partisipasi merupakan peran serta atau ikut dalam kegiatan. Menurut
Mubyarto (1984) mendefinisikan partisipasi sebagai kesediaan untuk membantu
berhasilnya setiap program sesuai dengan kemampuan anggota tanpa berarti
mengorbankan diri sendiri. Partisipasi anggota dalam koperasi berarti
mengikutsertakan anggota dalam kegiatan koperasi dalam mencapai tujuan
bersama yaitu menuju kesejahteraan dan kebersamaan. Menurut Hendar dan
Kusnadi (2002) istilah partisipasi mempunyai dimensi banyak, tergantung dari
sudut mana kita memandang. Partisipasi bisa dipandang dari sifatnya, bentuknya,
pelaksanaannya dan peran serta perorangan atau sekelompok orang. Dimansi
partisipasi pada koperasi dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Dimensi Partisipasi pada Koperasi Sumber : Hendar dan Kusnadi, 2002
Dilihat dari sifatnya, partisipasi anggota terdiri dari partisipasi yang
dipaksakan (forced) dan partisipasi sukarela (voluntary). Partisipasi yang
dipaksakan terjadi apabila manajemen dalam pengambilan keputusan memaksa
anggota untuk berpartisipasi dan mendukung keputusan tersebut. Partisipasi
sukarela terjadi jika manajemen memulai gagasan tertentu dan para bawahan
menyetujui untuk berpartisipasi dan mendukung gagasan tersebut. Partisipasi
Dimensi Partisipasi
Sifatnya Bentuknya Pelaksanaannya
• Langsung • Tidak
langsung
• Kontributif • Insentif
• Dipaksakan • Sukarela
• Formal • Informal
Kepentingannya
29
berdasarkan sifatnya yang sesuai dengan koperasi adalah partisipasi sukarela.
Dengan sifat kesukarelaan dalam ikut berpartisipasi maka melakukan kegiatan
koperasi lebih baik dan sesuai dengan prinsip koperasi.
Dimensi partisipasi berdasarkan bentuknya, partisipasi dapat bersifat
formal dan dapat pula bersifat informal. Partisipasi yang bersifat formal biasanya
dalam setiap kegiatannya dan pengambilan keputusan dilakukan secara formal
yang diatur dalam manajemen koperasi. Sedangkan partisipasi yang bersifat
informal biasanya hanya terdapat pada persetujuan lisan antara atasan dan
bawahan. Kedua bentuk tersebut dapat terjadi dalam manajemen koperasi sesuai
dengan kondisi dan situasi serta aturan yang berlaku di dalam koperasi. Dari
dimensi pelaksanaannya, partisipasi dapat dilakukan secara langsung maupun
tidak langsung. Partisipasi secara langsung dapat terjadi ketika anggota
mengungkapkan apa pendapatnya serta apa yang diinginkan oleh anggota dalam
meningkatkan kinerja koperasi. sedangkan partisipasi secara tidak langsung
terbentuk ketika ada salah satu orang yang mewakili aspirasi sekelompok anggota.
Berdasarkan kepentingannya, partisipasi anggota dapat berupa partisipasi
kontributif dan partisipasi insentif. Partisipasi kontributif artinya dalam
kedudukan sebagai pemilik para anggota memberikan kontribusinya terhadap
pembentukan dan peningkatan kontribusi dalam hal keuangan seperti penyerahan
simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, atau dana-dana pribadi
yang diinvestasikan pada koperasi. sedangkan partisipasi insentif dapat berupa
pengawasan terhadap jalannya koperasi, penetapan tujuan, serta pembuat
keputusan.
Manajemen koperasi tidak terlepas dari tingkat partisipasi anggota dalam
melakukan kinerjanya. Adanya tingkat partisipasi yang tinggi dari anggota KUD
akan terbentuk suatu informasi mengenai kebutuhan dan kepentingan yang sesuai
dengan anggota sehingga koperasi dapat menyediakan semua kebutuhan tersebut
(high associations). Jika tujuan KUD tercapai dengan hubungan yang tinggi
namun pelayanan masih kurang dilakukan terhadap kebutuhan atau kepentingan
anggota akan berdampak pada partisipasinya kurang (moderately high
associations). Hubungan di dalam KUD tidak terjadi sehingga tidak ada
anggotanya berkontribusi merupakan kondisi KUD yang tidak baik (low
30
associations). Selain itu, dengan adanya partisipasi dalam hal penyediaan serta
pembelian akan membuat koperasi memperoleh keuntungan yang dapat
dimanfaatkan oleh anggota. Manfaat ekonomi maupun organisasi yang dirasakan
oleh anggota akan membuat anggota terus berkontribusi bahkan menarik orang
lain untuk menjadi anggota koperasi.
Partisipasi anggota KUD sangat dipengaruhi oleh kepentingannya atau
tujuannya di dalam KUD. Dimana partisipasi anggota KUD berdasarkan
kepentingannya dilihat dari kewajiban dan hak anggota. Kewajiban anggota dalam
melakukan pembayaran simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela.
Selain itu kewajiban anggota dalam bidang usaha dan jasa dengan adanya
aktivitas pembelian atau pemanfaatan terhadap barang-barang dan jasa yang
disediakan KUD. Hak anggota dalam KUD adalah mendapat hak suara, bagi hasil
SHU yang adil, dan memperoleh pelayanan di KUD. Sehingga analisis partisipasi
dalam penelitian ini antara lain partisipasi dalam bidang organisasi, usaha, dan
permodalan KUD Sumber Alam. Partisipasi yang tinggi akan menunjukkan
kemudahan koperasi dalam melakukan proses perencanaan dan pengambilan
keputusan dalam peningkatan kinerja koperasi (Hendar dan Kusnadi 2002).
3.2 Kinerja Koperasi
Penilaian terhadap kinerja terhadap KUD sangat penting dilakukan. Hal ini
dilihat dari manfaat yang akan diperolah dengan adanya penilaian kinerja seperti
dapat mengetahui sejauh mana koperasi berjalan, mengetahui produktivitas
koperasi, serta memotivasi personel mencapai sasaran organisasi dan mematuhi
standar perilaku yang telah ditentukan koperasi sebelumnya. Penilaian kinerja
juga dapat menjadi ukuran dalam melakukan tindakan dan hasil yang diinginkan
oleh koperasi. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana
formal yang dituangkan dalam rencana strategik, program dan anggaran koperasi.
(Himpuni 2009)
Menurut Mulyadi (2001), penilaian kinerja dimanfaatkan oleh manajemen
untuk mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemberian
motivasi karyawan secara maksimum seperti promosi, transfer, dan
pemberhentian, mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan
karyawan serta untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan
31
karyawan, menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan
mereka menilai kinerjanya, dan menyediakan suatu dasar bagi distribusi
penghargaan. Menurut Yuwono (2006), ada dua pendekatan dalam mengukur
kinerja perusahaan yaitu pendekatan keuangan dan non keuangan. Sedangkan
dalam menentukan indikator kinerja koperasi menurut Soedjono (2003) terdiri
dari dua segi yaitu segi usaha dan segi organisasi. Dalam segi usaha mencakup
peningkatan jumlah anggota, modal koperasi, jumlah dan volume usaha,
pelayanan sosial kepada anggota, dan kesejahteraan anggota dengan pembagian
SHU.
a. Peningkatan jumlah anggota didasarkan pada adanya rasa manfaat di koperasi
melalui pelaksanaan proses pelayanan sehingga membuat anggota baru lebih
tertarik berpartisipasi dan mengundang masyarakat untuk bergabung dan
berkontribusi di dalam koperasi.
b. Peningkatan modal koperasi yang berasal dari anggota dengan melalui
simpanan pokok dan simpanan wajib. Peningkatan modal koperasi yang
dimaksud merupakan modal sendiri koperasi bukan modal luar koperasi. Oleh
karena itu, modal yang berasal dari anggota harus lebih besar jumlahnya agar
menimbulkan kemandirian dan rasa tanggung jawab bagi anggota koperasi
untuk terlibat dari aktivitas modal tersebut.
c. Peningkatan jumlah dan volume usaha yang dapat diakibatkan beragamnya
kegiatan, barang, dan jasa yang dapat dihasilkan atau dilakukan oleh koperasi
sehingga terjadi peningkatan pelayanan kepada anggota baik fisik, kuantitas
maupun kualitas.
d. Peningkatan pelayanan kepada anggota. Pada dasarnya pelayanan kepada
anggota sulit diukur secara kuantitatif namun langkah yang harus dilakukan
oleh koperasi adalah menempatkan koperasi sebagai kebutuhan bagi anggota
secara bermanfaat. Pelayanan yang diberikan kepada anggota sesuai dengan
kebutuhan anggota sehingga membuat anggota memiliki tingkat kepuasan
yang tinggi terhadap koperasi dan secara tidak langsung mengundang non
anggota untuk bergabung. Dalam pelayanan tidak hanya memberikan
kepuasan melainkan pembinaan secara terus menerus mengenai koperasi.
32
e. Peningkatan kesejahteraan para anggota yang dapat diukur dari pendapatan
dengan pembagian SHU dan analisis keuangan, kemudahan mendapatkan
kebutuhan hidup dengan harga murah, akses pasar, dan bantuan modal.
Indikatot yang digunakan dari peningkatan kesejahteraan dilihat dari keuangan
atau pendapatan yang diperoleh (SHU).
Berdasarkan segi organisasi, penilaian koperasi dapat dilakukan dengan
menunjukkan dampak keberhasilan KUD yang dirasakan oleh anggota dan
masyarakat. Keberhasilan KUD dilihat pada terpenuhinya kebutuhan anggota dan
kemampuannya dalam mengelola keuangan. Serta mengetahui jatidiri yang
dihadapi KUD sebagai lembaga sosial ekonomi.
3.2.1. Analisis Kinerja Penilaian Tangga Perkembangan (PTP)
PTP atau Development Leader Assesment (DLA) bagi koperasi menurut
Soedjono (2003) merupakan metode yang dapat mengukur dampak dan hasil
pembandingan antar waktu yang memungkinkan bagi siapapun untuk membahas
dengan kepastian tentang keefektifan pengembangan koperasi. Komponen-
komponen dalam PTP antara lain adalah visi, kapasitas, sumber daya, dan
jaringan kerja dari koperasi yang dipilih. Namun komponen tersebut disesuaikan
dengan kondisi di KUD Sumber Alam. Tujuan dari PTP ini antara lain
memberikan dasar pembanding yang sistematis untuk mengukur perkembangan
kelembagaan sebuah koperasi pada waktu tertentu, memberikan metode penilaian
yang sesuai kinerjanya, dan efektif dari segi biaya (cost effective), dan membantu
koperasi-koperasi untuk dapat memahami lebih baik berbagai indikator kinerja
dari organisasi mereka dan menggalakan mereka untuk mengambil prakarsa-
prakarsa yang perlu untuk memperbaiki organisasi mereka.
Visi dalam sebuah organisasi koperasi dilihat dari berbagai aspek antara
lain pemerataan pemanfaatan anggota, komunikasi dengan anggota, komitmen
terhadap pengembangan bisnis, keefektifan kepemimpinan dan manajemen
pengurus, kefektifan rencana strategik, dan penyelesaian masalah atau sengketa
(Soedjono 2003). Penentuan visi dilihat dari cita-cita yang diinginkan KUD
selama waktu tertentu dengan melihat komitmennya dalam memberikan
pelayanan kepada anggota. Visi tersebut didukung dengan misi dalam KUD yaitu
melakukan kegiatan usaha yang ada kaitan dengan anggota, meningkatkan potensi
33
anggota dan sumber daya yang dimiliki, dan memberikan hasil yang optimal
dalam usahanya. Secara umum visi yang berada di KUD merupakan realisasi
hubungan antara manajemen KUD dengan anggota.
Kapasitas dalam PTP dilihat dari tingkat struktur organisasi, tingkat retensi
tenaga staf, syarat-syarat pelayanan bagi staf tenaga kerja, pelatihan tenaga staf,
langkah atau teknologi untuk mengurangi biaya-biaya, sistem operasi dan
pengaturan keuangan, tiga tahun laporan audit, dan pemberian pelayanan terhadap
anggota (Soedjono 2003). Penentuan kapasitas dilakukan dengan melihat respon
staf pengurus dan anggota terhadap kinerja, kebijakan yang ditetapkan, serta
kemampuannya dalam mengelola sumberdaya. Respon staf memiliki perbedaan
dengan anggota sehingga diperlukan cara yang untuk memberikan kesimpulan
yang sesuai dengan kondisi di KUD. Cara tersebut dengan melakukan penelitian
atau survei mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan KUD. Sehingga dapat
memberikan gambaran yang tepat mengenai kapasitas dari manajemen KUD.
Menurut Soedjono (2003), sumberdaya yang dimiliki koperasi dilihat dari
kecukupan modal, pertumbuhan aset, manajemen aset, kebijakan perkreditan, dan
kebijakan anggaran. Kecukupan modal koperasi didapatkan berdasarkan
perhitungan sebagai berikut :
Permodalan koperasi dikatakan kuat jika M > 20 persen. Dimana aset jauh
melebihi daripada kewajiban koperasi. Permodalan dapat dikatakan cukup jika M
> 5 persen. Apabila M < -25 persen maka dapat dikatakan bahwa permodalan
KUD tidak mencukupi yang artinya kewajiban jauh melebihi aset koperasi.
Pertumbuhan aset (T) koperasi dapat diketahui berdasarkan perhitungan sebagai
berikut:
Pertumbuhan KUD dikatakan positif tinggi apabila terjadi pertmubuhan
aset sebesar 5 persen terus menerus selama tiga tahun berturut-turut. Pertumbuhan
koperasi dikatakan negatif tinggi apabila pertumbuhan aset koperasi -5 persen
setiap tahun selama tiga tahun. Berdasarkan indikator sumberdaya keuangan juga
34
dapat diketahui apakah koperasi sudah dapat melindungi ekuitinya dan mengelola
aset yang dimiliki oleh koperasi secara menguntungkan. Hal ini dapat dilihat dari
tingkat pengembalian (Rate of Return) KUD yaitu sebagai berikut :
Koperasi dapat dikatakan telah mengelola organisasi dengan sangat baik
apabila ekuiti positif, SHU koperasi positif dan terdapat cadangan modal selama
tiga tahun. Apabila ekuiti dan SHU negatif karena inflasi lebih dari -3 persen
maka koperasi dapat dikategorikan sebagai koperasi yang dikelola dengan sangat
buruk. Indikator sumberdaya juga dapat menilai mengenai keefektifan kebijakan-
kebijakan yang ditetapkan oleh koperasi menyangkut prosedur dalam perkreditan.
Kinerja KUD dapat sangat efektif apabila terdapat kebijakan tertulis mengenai
perkreditan dengan tingkat tunggakan > 15 persen maka dapat dikatakan bahwa
kinerja KUD dalam hal perkreditan sangat tidak efektif. Dikarenakan tidak
terdapat kebijakan untuk menindaklanjuti tunggakan anggota. Maka perhitungan
untuk mengetahui tingkat tunggakan adalah sebagai berikut :
Jaringan kerja dalam PTP dilihat dari hubungan dengan organisasi puncak
(apex) dan hubungan dengan pihak-pihak lain. Jaringan kerja menurut PTP
terdapat dua sifat yaitu jaringan kerja intern dan jaringan kerja eksternal. Jaringan
kerja internal merupakan hubungan dalam menetapkan kebijakan dengan anggota
sehingga terdapat kontribusi anggota terhadap KUD. Jaringan eksternal
merupakan hubungan dengan pihak luar seperti pemerintah, koperasi induk,
koperasi lain, dan distributor. Sifat dari jaringan kerja eksternal memiliki
perbedaan dimana hubungan dengan pemerintah bersifat insentif, dengan koperasi
induk dan koperasi lain bersifat sharing atau bersaing, dengan distributor adalah
kerjasama dalam penyediaan barang-barang di KUD.
Berdasarkan indikator PTP menempatkan kinerja KUD pada tiga zona
yaitu zona hijau, kuning, dan merah. Penetapan zona tersebut dilihat dari tingkat
komulatif penilaian terhadap komponen-komponen kinerja yang disesuaikan di
35
KUD dan membaginya ke dalam tiga zona. Penentuan zona tersebut dilihat dari
pemberian rentang skala nilai dari keseluruhan skor setiap variabel. Zona hijau
merupakan koperasi yang kinerjanya baik dengan adanya manajemen yang efektif
dengan pemberian pelayanan yang memuaskan. Zona kuning menunjukkan
kinerja koperasi memuaskan namun harus diperhatikan dari segi manajemen
ataupun pelayanan anggota. Zona merah menunjukkan koperasi berada dalam
kesulitan baik dari segi pelayanan anggota atau organisasi dan usaha. Dengan
penilaian kinerja PTP tersebut dapat memberikan alternatif bagi KUD dalam
memperbaikinya.
3.2.2. Kinerja Keuangan Koperasi
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (1999) dalam Sulistyo (2010),
kinerja keuangan adalah suatu penilaian terhadap laporan keuangan perusahaan
yang menyangkut posisi keuangan perusahaan serta perubahan terhadap posisi
keuangan tersebut. Kinerja keuangan didefinisikan sebagai ukuran-ukuran tertentu
yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba.
Kondisi keuangan KUD Sumber Alam akan dapat diketahui dengan laporan
keuangan perusahaan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, cashflow, dan
laporan keuangan lainnya. Menurut Munawir (2002) analisis terhadap pos-pos
neraca akan dapat diketahui atau akan diperoleh gambaran tentang posisi
keuangannya, sedangkan analisis terhadap laba rugi akan memberikan gambaran
tentang hasil atau perkembangan usaha.
Laporan keuangan juga sangat diperlukan oleh KUD dalam meningkatkan
kesejahteraan anggotanya. Dapat dilihat dari laporan keuangan KUD Sumber
Alam untuk mengetahui perkembangan atau pemberdayaan terhadap kinerja
koperasi. Laporan keuangan juga berfungsi untuk mengurangi kesenjangan
informasi antara pihak manajemen (pengurus koperasi) dengan para anggota atau
pemilik modal yang berada di luar organisasi (Darsono 2005).
Menurut Munawir (2002), laporan keuangan akan dapat digunakan oleh
manajemen untuk :
1. Mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan perusahaan.
2. Menentukan/mengukur efisiensi tiap-tiap bagian, proses atau produksi serta
dan untuk menentukan derajat keuntungan yang dicapai.
36
3. Menilai dan mengukur hasil kerja tiap-tiap individu yang telah diserahi
wewenang dan tanggung jawab.
4. Menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan atau prosedur yang baru
untuk mencapai hasil yang baik.
Menurut Sitio dan Tamba (2010), laporan keuangan koperasi mempunyai
karakteristik tersendiri yang membedakannya dengan badan usaha lainnya, yaitu :
a. Laporan keuangan merupakan bagian pertanggungjawaban pengurus kepada
anggotanya di dalam RAT (Rapat Anggota Tahunan).
b. Laporan keuangan biasanya meliputi neraca, laporan sisa hasil usaha, dan
laporan arus kas yang penyajiannya dilakukan secara komparatif.
c. Laporan keuangan yang disampaikan pada RAT harus ditandatangani oleh
semua pengurus koperasi.
d. Laporan laba rugi menyajikan hasil akhir yang disebut SHU. SHU koperasi
dapat berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota dan bukan
anggota.
e. SHU yang berasal dari usaha anggota dan bukan anggota didistribusikan
sesuai komponen pembagian SHU yang telah di atur dalam AD (Anggaran
Dasar) dan ART (Anggaran Rumah Tangga).
f. Posisi keuangan koperasi tercermin pada neraca, sedangkan SHU tercermin
dalam perhitungan hasil usaha. Istilah perhitungan hasil usaha sebagai
pengganti istilah laporan laba rugi pada perusahaan bukan koperasi mengingat
manfaat dari usaha koperasi tidak semata-mata diukur dari laba, tetapi lebih
ditekankan pada manfaat bagi anggotanya.
3.2.2.1 Analisis Rasio Keuangan Koperasi Unit Desa Analisis rasio finansial yang dilakukan dalam penelitian terhadap laporan
keuangan KUD Sumber Alam dimaksudkan untuk menilai dan mengevaluasi
tujuan koperasi secara ekonomi. Pengukuran kinerja keuangan dilakukan dengan
menganalisis rasio-rasio keuangan yang terdapat pada laporan keuangan koperasi.
Rasmussen (1975) menganggap laporan keuangan menjadi alat yang sangat
penting dalam mengatur keuangan usaha yang dijalankan oleh koperasi. Analisis
rasio akan memudahkan untuk mengetahui dalam hal-hal apa saja KUD sedang
menghadapi masalah serius bahkan kritis, sehingga dapat dilakukan perbaikan-
37
perbaikan untuk mencegah semakin buruknya kondisi atau kesehatan badan
usaha.
Analisis rasio berguna untuk mengetahui kinerja keuangan KUD Sumber
Alam secara keseluruhan atau dari waktu ke waktu. Analisis rasio adalah cara
menganalisis keuangan dengan menggunakan perhitungan-perhitungan
perbandingan atas data kuantitatif yang ditujukan dalam neraca dan laporan laba
rugi badan usaha (Kuswandi 2006). Analisis membutuhkan data yang akurat dan
dapat dipertanggungjawabkan. Analisis rasio sering digunakan oleh pihak-pihak
yang berkepentingan di KUD adalah rasio likuiditas, solvabilitas, dan
profitabilitas/rentabilitas (Munawir 2002).
1) Likuiditas
Kuswandi (2006) beranggapan bahwa rasio likuiditas bertujuan untuk
mengetahui kemampuan KUD Sumber Alam dalam membayar kewajiban-
kewajiban jangka pendeknya. Kemampuan koperasi untuk membayar utang-
utangnya kembali tepat waktu. Rasio likuiditas sangat penting bagi pimpinan,
manajer keuangan, bank, atau para pemasok yang memberikan kredit penjualan.
Rasio-rasio yang digunakan dalam likuiditas antara lain rasio lancar, rasio cair,
dan rasio kas.
Rasio lancar (current ratio) merupakan perbandingan antara jumlah aktiva
lancar dengan jumlah hutang lancar. Rasio ini berguna untuk mengukur
kemampuan KUD dalam membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya.
Tidak ada tolak ukur yang pasti tentang berapa rasio lancar yang minimal harus
dimiliki suatu perusahaan terutama koperasi. Pada umumnya menggunakan
perbandingan (2:1) atau harta lancar dua kali lipat kewajiban jangka pendeknya
dianggap cukup aman bagi perusahaan. Current ratio yang tinggi belum tentu
menjamin akan dapat dibayarnya hutang KUD yang sudah jatuh tempo karena
proporsi atau distribusi dari aktiva lancar yang tidak menguntungkan. Standar
yang baik untuk rasio ini adalah minimal 200 persen. Current ratio yang terlalu
tinggi menunjukkan kelebihan kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan
yang dibutuhkan sekarang atau tingkat likuiditas yang rendah daripada aktiva
lancar dan sebaliknya (Munawir 2002).
38
Standar rasio cair atau rasio cepat (quick ratio) merupakan perbandingan
antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Untuk standar rasio cair (1:1) yang
artinya KUD merasa aman jika memiliki harta lancar di luar persediaan dan
pembayaran di muka, minimal sebesar kewajiban jangka pendeknya (Rasmussen
1975). Rasio ini lebih tajam daripada current ratio karena hanya membandingkan
aktiva yang sangat likuid (mudah dicairkan atau diuangkan). Selain itu juga
menggunakan rasio kas yaitu rasio penjualan atas kas. Standar yang baik untuk
rasio ini adalah minimal 150 persen (Suwandi 1985).
2) Solvabilitas
Solvabilitas merupakan kemampuan untuk membayar utang jangka
panjang, baik utang pokok maupun bunganya (Sartono 2001). Jika koperasi
berhenti, maka solvabilitas merupakan kemampuan KUD untuk membayar semua
kewajibannya kepada pihak ketiga (Amidipraja dan Wirasasmita 1990). Rasio-
rasio yang digunakan dalam solvabilitas adalah rasio modal sendiri dengan total
aktiva (equity to total aset ratio), rasio modal sendiri dengan aktiva tetap (equity
to fixed aset ratio), rasio aktiva tetap dengan hutang jangka panjang (fixed aset to
long term debt ratio), rasio total hutang dengan total aktiva (debt ratio) dan rasio
total hutang dengan total modal sendiri (debt equity ratio). Semakin rendah angka
rasio, maka semakin tinggi solvabilitas KUD dan menggambarkan bahwa beban
utang tidak terlalu berat.
Modal sendiri terhadap total aktiva menunjukkan semua total aktiva akan
dapat direalisir sesuai dengan yang dilaporkan dalam neraca. Sangat penting untuk
menunjukkan tingkat keamanan dan sumber permodalan yang dimiliki kreditur.
Semakin tinggi nilai rasio ini menunjukaan semakin kecil jumlah modal pinjaman
yang digunakan KUD. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal 50
persen (Suwandi 1985).
Rasio modal sendiri terhadap aktiva tetap menunjukkan proporsi aktiva
tetap yang dibiayai oleh modal sendiri. Modal sendiri yang lebih besar dari pada
aktiva tetap keadaannya lebih baik karena dapat mempertahankan likuiditas KUD
saat terjadi pembayaran hutang saat itu. Sebaliknya jika modal sendiri lebih kecil
daripada aktiva tetap karena over investment dalam aktiva tetap atau kurangnya
modal KUD. Rasio yang baik dalam rasio modal sendiri terhadap total aktiva
39
adalah minimal 150 persen. Sedangkan rasio aktiva tetap dengan hutang jangka
panjang menunjukkan kemampuan koperasi untuk memperoleh pinjaman baru
dengan jaminan aktiva tetap. Menurut Suwandi (1985), standar yang baik adalah
minimal 150 persen. Semakin tinggi rasio ini semakin besar jaminan dan kreditur
jangka panjang semakin aman atau terjamin dan semakin besar kemampuan KUD
untuk mencari pinjaman (Munawir 2002).
Debt ratio merupakan rasio yang menunjukkan jumlah total aktiva yang
digunakan untuk menjamin total hutang. Rasio yang baik digunakan adalah
minimal maksimum 50 persen. Semakin besar rasio ini maka semakin besar resiko
koperasi (Suwandi 1985). Sedangkan debt equity ratio merupakan rasio yang
menunjukkan jumlah total hutang yang dijamin oleh total modal sendiri. Standar
yang baik untuk rasio ini adalah maksimum 67 persen. Semakin tinggi rasio ini
maka kemampuan modal sendiri untuk menjamin hutang semakin rendah
(Suwandi 1985).
3) Profitabilitas/ Rentabilitas
Penggunaan aktiva secara produktif oleh KUD merupakan gambaran
profitabilitas. Menurut Munawir (2002) menyatakan rasio profitabilitas atau
rentabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.
Kemampuan menghasilkan laba antara perusahaan dan KUD tentunya berbeda.
Sebuah perusahaan labanya sangat dipengaruhi oleh investasi sedangkan KUD
sangat dipengaruhi oleh modal sendiri yang bersumber dari anggota (Rasmussen
1975). Menurut Amidipraja dan Wirasasmita (1990), meskipun koperasi
tujuannya bukan mengejar untung yang sebesar-besarnya, tetapi pengetahuan
keadaan laba koperasi perlu diketahui. Mundur majunya koperasi ditentukan juga
adanya rugi dan laba usaha koperasi. Kemampuan KUD dalam menghasilkan
SHU dilihat dari rasio rentabilitas dengan menggunakan beberapa rasio seperti
rasio laba bersih (net profit margin), rasio operasional (operating margin ratio),
rasio rentabilitas modal sendiri (return on equity), dan tingkat pengembalian
investasi (return on investment).
4) Efektivitas / Aktivitas Usaha
Efektivitas penggunaan dana dilihat dari bagaimana dana tersebut
digunakan dalam bentuk beban atau biaya yang dikeluarkan perusahaan
40
(Kuswandi 2006). Rasio yang dipergunakan adalah rasio harga pokok penjualan
atas penjualan, harga pokok penjualan, dan beban operasi atas penjualan. Menurut
Rasmussen (1975) dan Keown (2002), hasil analisis rasio dapat dibandingkan
dengan analisis rasio usaha sejenis secara umum untuk melihat hasil kinerja
namun karena keterbatasan peneliti mencari rata-rata kinerja keuangan sejenis
secara umum, maka hanya dengan membandingkan angka-angka rasio perusahaan
sendiri dari tahun ke tahun untuk mendapatkan penilaian kinerja keuangan.
Menurut Sartono (2001) analisis rasio aktivitas usaha atau efektivitas
menunjukkan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset untuk
memperoleh penjualan. Sumber daya yang dimiliki oleh koperasi harus dapat
dimanfaatkan dengan efektif dan efisien agar memperolah laba yang diinginkan.
Rasio-rasio yang digunakan dalam analisis ini adalah rasio perputaran total aktiva
(total asets turn-over ratio), rasio perputaran aktiva tetap (fixed asets turn-over
ratio), rasio perputaran piutang (account receivable turn-over ratio), dan rasio
perputaran persediaan (inventory turn-over ratio).
3.3. Kinerja KUD Berdasarkan Indeks Jatidiri
Kinerja koperasi berdasarkan indeks jatidiri koperasi menurut Soedjono
(2003) adalah ciri dasar yang melekat pada koperasi dengan arti dan definisi
sebenarnya dari perkumpulan anggota sebagai organisasi sosial ekonomi.
Gambaran mengenai jatidiri koperasi dikarenakan kegiatan pelayanan KUD
kepada anggotanya dalam bidang usaha dan organisasi, sebagai pedoman agar
koperasi tidak berjalan diluar tujuan dan prinsip koperasi. Indeks jatidiri KUD
dilihat berdasarkan manfaat yang dirasakan anggota yang berakibat pada
partisipasi dan dipengaruhi oleh kinerja KUD. Jatidiri KUD berada pada tiga pilar
yaitu manajemen KUD, manfaat, dan partisipasi (Djohan 2010). Jika adanya
manfaat yang dirasakan anggota akan berakibat pada tingkat partisipasi.
Partisipasi anggota tersebut akan mempengaruhi kinerja KUD yang sesuai dan
memberikan manfaat bagi anggotanya.
Indeks Jatidiri sangat penting untuk menyeimbangkan aspek perusahaan
dan perkumpulan pada KUD (Soedjono 2003). PTP/DLA sebagai alat untuk
mengukur perkembangan atau kinerja perlu dilengkapi dengan penilaian tingkat
intensitasnya dalam pengeterapan jatidiri koperasi dengan indeks yang diolah dari
41
konsep Daniel Cote (Soedjono 2003). Konsep Daniel Cote dilihat berdasarkan
dua poros yaitu KUD berdasarkan intensitas jatidiri dan aturan-aturan korporasi.
Intensitas jatidiri merupakan kegiatan-kagiatan atau profil KUD selama ini
berdasarkan pada prinsip dan aturan koperasi. Sedangkan untuk aturan korporasi
berdasarkan kegiatan pasar yang dihadapi oleh KUD. Poros pertama (vertikal)
mencerminkan jantung jatidiri koperasi meliputi nilai-nilai dan legitimasi yang
merupakan watak, prinsip-prinsip praktek koperasi dan sifat khas koperasi. Poros
pertama ini juga dapat menunjukkan kehilangan sepenuhnya jatidiri koperasi
dengan hilangnya kebersamaan (de-mutualisasi). Poros kedua (horizontal)
mengukur dinamika-dinamika lingkungan dimana koperasi beroperasi, dicirikan
oleh makin kecilnya atau makin besarnya intensitas persaingan. Seperti halnya
pada poros pertama, disini dapat terjadi pula bahwa sementara koperasi beroperasi
dalam lingkungan tanpa persaingan (bukan pasar).
3.4. Kerangka Pemikiran Operasional
KUD Sumber Alam berada di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor
yang mendapat berbagai penghargaan dan masih melakukan kegiatan usaha pada
bidang agribisnis untuk petani dan non agribisnis untuk seluruh anggota
khususnya non petani. Kemudian bekerja sama dengan berbagai pihak dalam
meningkatkan kinerja dan memberikan pelayanan pada anggota. Sehingga KUD
Sumber Alam mengalami peningkatan jumlah anggota dan permodalan.
Meningkatnya jumlah anggota dan permodalan belum dapat menunjukkan
tingkat partisipasi tinggi dalam KUD. Partisipasi organisasi anggota KUD yang
dilihat dari kegiatan RAT dan kegiatan pembelian. Partisipasi usaha dilihat dari
kegiatan pembelian terhadap KUD, sedangkan partisipasi permodalan dilihat
berdasarkan kewajibannya melakukan simpanan wajib dan sukarela. Oleh karena
itu koperai Unit Desa (KUD) Sumber Alam melakukan berbagai kegiatan atau
langkah. Semua kegiatan yang dilakukan oleh KUD dalam meningkatkan
pelayanan kepada anggotanya masih terdapat berbagai kendala. Kendala-kendala
yang dihadapi oleh KUD Sumber Alam adalah mengkoordinasikan kepada
seluruh anggota KUD dan distribusi pemasaran terhadap anggotanya. Oleh karena
diperlukan berbagai analisis terhadap anggota KUD dan manajemen dari KUD
sendiri. Analisis terhadap anggota adalah mengetahui respon anggota petani dan
42
non petani terhadap manfaat sosial ekonomi. Sedangkan analisis manajemen
koperasi diperlukan analisis mengenai kapasitas kelembagaan KUD dalam
berbagai kegiatannya yang dilihat dari visi KUD Sumber Alam, sumberdaya,
kapasitas, dan jaringan kerja.
Menganalisis hubungan antara manfaat ekonomi dan manfaat sosial yang
dirasakan oleh anggota dengan tingkat partisipasi anggota dilakukan melalui uji
korelasi koefisien rank spearman. Dengan mengetahui hubungan antara manfaat
ekonomi dan manfaat sosial dengan tingkat partisipasi, pengelola koperasi dapat
mengambil keputusan atau kebijakan dalam pengembangan koperasi. Melalui
kebijakan tersebut diharapkan koperasi dapat menjadi organisasi yang tangguh
dengan membangun perekonomian masyarakat serta mampu menghadapi
tantangan persaingan yang semakin ketat.
Hasil dari manfaat sosial ekonomi petani dan non petani dihubungkan
dengan tingkat partisipasinya. Hal ini dikarenakan partisipasi anggota merupakan
faktor yang penting dalam mendukung keberhasilan dan perkembangan koperasi.
Partisipasi anggota akan semakin meningkat jika koperasi menyediakan pelayanan
yang memuaskan bagi anggota serta adanya motivasi bagi anggota untik berperan
aktif dalam setiap kegiatan koperasi. Partisipasi anggota akan timbul jika koperasi
memberikan manfaat bagi anggota dengan pelayanan dan pengelolaan yang baik
dari koperasi. Manfaat yang dirasakan oleh anggota adalah manfaat ekonomi dan
manfaat sosial. Manfaat sosial dilihat dari hubungan, pelayanan, dan pelatihan.
Sedangkan manfaat ekonomi dilihat dari kegiatan pembelian anggota terhadap
barang dan jasa yang disediakan KUD. Partisipasi anggota terhadap koperasi
dapat dilihat dari peran serta aktif anggota di bidang organisasi, modal, dan usaha.
Langkah yang akan dilakukan oleh KUD Sumber Alam harus dilihat
bagaimana kinerja koperasi dari berbagai sisi baik produksi, sumberdaya manusia,
keuangan dan sisi lainnya yang harus diketahui oleh koperasi itu sendiri. Penilaian
kinerja KUD dilihat dari aspek visi, kapasitas, sumber daya, dan jaringan kerja
yang akan mengukur seberapa efisienkah kinerja yang dilakukan oleh KUD.
Pengukuran kinerja yang dilakukan menggunakan Penilaian Tangga
Perkembangan (PTP) yang disesuaikan dengan kondisi di KUD Sumber Alam.
Kinerja keuangan yang sangat penting bagi kelancaran koperasi. Kinerja
43
keuangan koperasi dapat dilihat dari laporan keuangan dengan analisis rasio
keuangan. Analisis partisipasi dan kinerja dari dua sisi dapat memberikan
gambaran dalam menempatkannya pada indeks jatidiri Model Daniel Cote. Hal ini
dilakukan karena KUD berada pada dua poros sebagai organisasi dan persaingan
di pasar dalam memberikan pelayanan anggota. Hasil dari analisis dan
pengamatan terhadap kinerja keuangan akan digunakan para pengambil keputusan
untuk mengambil langkah, baik yang berkaitan langsung dengan keuangan
maupun secara tidak langsung yaitu penurunan skala penjualan, perekrutan atau
pemberhentian karyawan koperasi.
Kinerja KUD yang baik dilihat dari kesesuaian manajemen KUD dengan
implementasinya. Kinerja yang baik menunjukkan visi, kapasitas, dan sumber
daya sesuai dan efisien. Serta dapat menempatkan KUD pada jatidiri kuat dan
persaingan usaha yang baik. Sedangkan pengukuran kinerja keuangan dilakukan
dengan menganalisis rasio-rasio keuangan yang terdapat pada laporan keuangan
koperasi. Hal ini dilakukan karena dengan analisis rasio memudahkan para
pengambil keputusan dalam melihat badan usaha yang harus dilaksanakan sesuai
dengan kondisi di pasar seperti kekuatan dan kelemahan badan usaha yang dilihat
dari laporan keuangan. Selain itu juga analisis rasio dapat mengetahui secara
keseluruhan laporan keuangan atau dari waktu ke waktu. Berdasarkan hasil
analisis laporan keuangan koperasi dapat dilihat Kinerja KUD Sumber Alam.
Kinerja koperasi akan mempengaruhi partisipasi anggota.
Ouput : KUD Sumber Alam (Kegiatan untuk anggota)
KUD Sumber Alam mengalami peningkatan jumlah anggota namun partisipasi kurang dalam kehadiran RAT hanya 14 persen dari keseluruhan anggota, dan partisipasi dalam usaha hanya aktif pada
simpan pinjam
Manfaat ekonomi Dan sosial
Input : KUD Sumber Alam (Kegiatan Manajemen KUD) organisasi dan keuangan
Partisipasi
VISI Kapasitas Sumber daya Jaringan kerja
Penetapan Jatidiri KUD model Daniel Cote
Alternatif strategi bagi pengembangan
Korelasi Rank Spearman Penilaian Tangga Perkembangan (PTP) dan Peranan
Kinerja KUD
Gambar 3. Diagram Kerangka Pemikiran
44
IV METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian mengenai Analisis Partisipasi Anggota dan Kinerja Koperasi
Unit Desa Sumber Alam dengan studi kasus Kecamatan Darmaga Kabupaten
Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara purposive (sengaja) dengan
pertimbangan bahwa KUD Sumber Alam memiliki berbagai kegiatan usaha baik
berbasis pertanian maupun non pertanian. KUD Sumber Alam yang merupakan
koperasi yang telah lama berdiri dan memiliki berbagai unit usaha serta mendapat
penghargaan sebagai KUD percontohan se- Jawa Barat di Tahun 1998.
Pengumpulan data dilakukan pada bulan Februari sampai bulan Maret 2011.
4.2. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan
data sekunder. Data primer merupakan data yang langsung didapat dari sumber
informasi melalui pengamatan langsung, diskusi, dan wawancara yang
berpedoman pada kuesioner yang disesuaikan untuk menjawab masalah
penelitian. Data sekunder merupakan data yang diambil berdasarkan data yang
telah dari data internal laporan tahunan KUD Sumber Alam untuk mengetahui
kinerja keuangan KUD, laporan jumlah KUD di Kabupaten Bogor, internet,
artikel, jurnal, dan hasil penelitian lainnya yang dapat menjadi acuan dalam
penelitian ini. Data tersebut digunakan sebagai data pendukung dan pembanding
penelitian ini.
4.3. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh perangkat KUD. Langkah-
langkah dalam melakukan pengumpulan data antara lain :
1. Survei pendahuluan terhadap KUD Sumber Alam
2. Wawancara terhadap anggota KUD untuk menganalisis tingkat partisipasi
3. Wawancara dan diskusi dengan manajemen KUD yaitu lima orang anggota,
ketua pengurus, sekretaris, manajer, dan pengawas untuk menganalisi kinerja
PTP dan indeks jatidiri.
4. Analisis keuangan diperoleh dari laporan tahunan KUD tahun 2009-2010
46
4.3. Metode Penentuan Responden
Responden dalam penelitian ini merupakan bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penentuan responden dalam
menganalisis manfaat sosial ekonomi dilihat dari populasi yang diambil adalah
anggota KUD Sumber Alam yang berprofesi petani dan bukan petani sebagai
pembandingnya berdasarkan data keanggotaan di buku registrasi KUD Sumber
Alam. Hal tersebut dilakukan berdasarkan usaha yang dijalankan oleh KUD
berbasis pertanian dan non pertanian. Sehingga responden dalam penelitian ini
adalah petani dan non petani. Untuk itu, teknik pengambilan responden yang
digunakan yaitu stratified random sampling, dengan mengelompokkan anggota
KUD yang berprofesi petani dan non petani. Teknik ini dilakukan dengan
mengumpulkan nama-nama anggota KUD, kemudian nama-nama tersebut secara
acak dan nama yang keluar akan menjadi responden dalam penelitian ini.
Responden yang digunakan adalah responden yang aktif melakukan transaksi
dengan KUD.
Ukuran responden dalam penelitian terhadap anggota KUD ditentukan
berdasarkan ukuran minimum responden yang dapat diterima berdasarkan metode
deskriptif dan korelasional minimal 30 responden (Umar 2004). Penggunaan
metode responden tersebut dikarenakan jumlah anggota yang sangat banyak dan
terkendala dalam masalah lokasi anggota yang berbeda-beda. Penggunaan
responden yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 62 responden dengan 31
responden petani dan 31 responden non petani. Jumlah responden yang digunakan
dapat menjawab maksud dari pertanyaan dalam penelitian ini. Hal ini juga sesuai
dengan uji validitas dengan SPSS 15 for windows dalam memperoleh jawaban
yang relevan dalam penelitian. Penggunaan responden tersebut dimaksudkan
untuk membandingkan kegiatan partisipasi petani terhadap kegiatan agribisnis dan
non petani terhadap kegiatan non agribisnis.
4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data
4.4.1. Uji Validitas dan Reabilitas
Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui relevan tidaknya pertanyaan
yang diajukan dalam penelitian ini. Dimana pertanyaan dalam penelitian yang
47
relevan memiliki tingkat validitas lebih dari 60 persen dan uji reabilitas
merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam dalam
menjawab hal-hal yang ditanyakan. Pertanyaan dikatakan reliabel apabila
menghasilkan jawaban yang sama (Nugroho 2005). Pengujian reliabilitas dalam
penelitian ini menggunakan rumus alpha-Cronbach dengan bantuan software
SPSS 15 for windows. Suatu pertanyaan dianggap reliabel jika nilai alpha lebih
dari 0,60 (Nugroho 2005). Dengan rumus :
ri =
nilai varian total dan varian item dapat diketahui dengan menggunakan rumus :
dan
Dimana :
ri = reliabilitas instrument
k = jumlah butir pertanyaan
Σ Si2 = jumlah varian item
St2 = varian total
Jki = jumlah kuadrat seluruh skor item
Jks = jumlah kuadrat subyek
n = jumlah responden
x = nilai skor yang dipilih
Uji reliabilitas dilakukan pada 62 responden (31 petani dan 31 non petani)
dimana nilai korelasi yang dihitung dinyatakan sahih dengan nilai r lebih dari 0,6.
Penggunaan 62 responden dapat menjawab permasalahan dalam penelitian ini
dengan dilakukan pengujian data menggunakan SPSS 15 for windows. Hasil uji
reliabilitas dan validitas untuk setiap indikator partisipasi, manfaat ekonomi dan
manfaat sosial petani dan non petani dilihat pada Lampiran 5.
Hasil uji reliabilitas dan validitas dengan penggunaan 62 responden
disimpulkan bahwa setiap indikator-indikator dalam penelitian dapat
menunjukkan data yang sesuai dalam penelitian ini. Untuk variabel yang
48
digunakan dalam penelitian ini terdiri variabel ekonomi dan sosial terhadap
tingkat partisipasi anggota. Variabel terikat (X) yaitu manfaat ekonomi dan
manfaat sosial, sedangkan variabel bebas (Y) yaitu partisipasi anggota. Dimana
indikator dari manfaat ekonomi dan manfaat sosial serta partisipasi antara lain :
1. Penentuan indikator manfaat sosial yang dirasakan petani dan non petani sama
yaitu hubungan baik dengan pengurus yang dilihat dari intensitas hubungan
dalam berbagai kegiatan yang ada di KUD, hubungan kerjasama dengan
sesama anggota, kepuasan fasilitas dan pelayanan, serta kepuasan pelatihan.
Hal ini berdasarkan prinsip setiap anggota memiliki hak dan kewajiban yang
sama terhadap KUD tanpa ada pengecualian. Anggota-anggota di dalam KUD
diperlakukan sama sebagai pelanggan dan pemilik. Indikator-indikator
tersebut dapat mewakili penelitian mengenai manfaat sosial yang dirasakan
anggota KUD.
2. Penentuan indikator manfaat ekonomi berbeda antara petani dan non petani
dalam bidang usaha, namun dalam bidang jasa sama yaitu pinjaman. Hal ini
dikarenakan perbedaan kebutuhan antara petani dan non petani. Petani lebih
membutuhkan pupuk dan obat-obatan yang disediakan KUD. Sehingga petani
melakukan pembelian terhadap pupuk dan obat-obatan. Sedangkan non petani
lebih dominan melakukan pembelian terhadap air mineral dan gas elpiji. Oleh
karena itu, asumsi yang digunakan dalam penentuan indikator manfaat
ekonomi petani terhadap barang agribisnis dan manfaat ekonomi non petani
terhadap barang non agribisnis.
3. Penentuan partisipasi anggota terhadap KUD dilihat dari berbagai kegiatan
yang mendukung berdirinya KUD yaitu organisasi, usaha, dan permodalan.
Indikator-indikator dalam partisipasi organisasi adalah kehadiran RAT dan
pengambilan keputusan saat RAT. Kehadiran anggota dalam RAT dilihat dari
sering atau tidaknya hadir dalam RAT selama menjadi anggota (minimal
kehadiran dalam penelitian ini adalah 3 kali hadir) begitu juga pada pemberian
saran. Indikator-indikator dalam partisipasi usaha adalah kegiatan pembelian
anggota terhadap barang-barang atau jasa yang disediakan oleh KUD.
Sedangkan indikator-indikator partisipasi dalam permodalan dilihat dari
keaktifan anggota dalam melakukan simpanan wajib dan simpanan sukarela.
49
Menurut Umar (2004) setiap data Xi maupun Yi ditetapkan peringkatnya
relatif terhadap X dan Y yang lain dari yang terkecil sampai yang terbesar. Skala
nilai dalam setiap indikator Xi dan Yi dapat dilihat pada Lampiran 1.
4.4.2 Analisis Manfaat Sosial Ekonomi Anggota KUD Sumber Alam dan Tingkat Partisipasinya Analisis yang digunakan dalam penelitian ini dimulai dengan melihat
manfaat ekonomi. Manfaat ekonomi ini merupakan manfaat yang dirasakan
setelah menjadi anggota koperasi bagi petani dan non petani. Manfaat ekonomi
yang dianalisis mencakup kepuasan anggota terhadap harga barang agribisnis dan
non agribisnis yang ditawarkan KUD. Hasil dari jawaban responden mengenai
manfaat ekonomi yang dirasakan anggota dilakukan pemberian skor untuk
mengetahui kesimpulan umum. Indikator-indikator dari manfaat ekonomi dan
pemberian skor dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Indikator Manfaat Ekonomi dan Skor No Indikator Manfaat Ekonomi Skor Manfaat * Total Skor Keterangan
1 2 31 Pendapatan SHU 2 Kepuasan harga agribisnis
(Saprotan)
3 Kepuasan harga non agribisnis (gas elpiji dan air mineral)
4 Kemudahan memperoleh barang agribisnis
5 Kemudahan memperoleh barang non agribisnis
6 Kemudahan melakukan pinjaman
7 Keringanan bunga pinjaman Keterangan : * Skor 1 : Tidak memuaskan
2 : Kurang memuaskan 3 : Memuaskan
Pemberian skor bertujuan untuk mengetahui tingkat manfaat yang
dirasakan responden misalnya tidak merasakan manfaat ekonomi dikarenakan
tidak adanya transaksi pembelian dan tidak merasakan adanya pendapatan di
dalam KUD. Kemudian dilihat dari manfaat sosial yang dirasakan anggota KUD
adalah terjalinnya hubungan baik dengan sesama anggota maupun pengurus,
50
kepuasan terhadap pelayanan KUD, serta pembinaan dan pelatihan usaha yang
diadakan oleh KUD Sumber Alam. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Indikator Manfaat Sosial dan Skor No Indikator Manfaat Sosial Skor Manfaat * Total
Skor
Keterangan
1 Hubungan pengurus dalam
pembelian
2 Hubungan kerjasama
dengan sesama anggota
3 Pembinaan dan pelatihan
4 Kepuasan pelayanan Keterangan : * Skor 1: Tidak memuaskan
2: Kurang memuaskan 3: Memuaskan
Menurut Nazir (1988), skor respon responden dijumlahkan dan jumlah ini
merupakan total skor, dan total skor inilah ditafsirkan sebagai posisi responden
dalam skala likert. Total skor akan dikategorikan ke dalam selang dengan rentang
skor terendah adalah skor terkecil dikali jumlah responden misal (1x31=31) dan
rentang skor tertinggi adalah skor terbesar dikali jumlah responden (3x31=93)
serta rentang skala penilaian yaitu dengan membagi rentang skor teringgi yang
dikurangi rentang skor terendah dengan banyaknya skor misal ((93-31)/3= 20).
Penelitian ini menyimpulkan skor yang berada pada selang 31-51 termasuk
kategori tidak puas, skor yang berada pada selang 52-72 termasuk kategori kurang
puas dan skor yang berada pada selang 73-93 ternasuk dalam kategori puas.
Tingkat partisipasi anggota koperasi baik petani maupun non petani
dilihat dari partisipasi organisasi, usaha, dan permodalan. Partisipasi anggota
dalam organisasi dilihat dari kehadiran anggota dalam RAT dan keaktifan anggota
dalam memberikan saran kepada pengurus dan manajemen koperasi. Partisipasi
anggota dalam permodalan dilihat dari keaktifan anggota dalam membayar
simpanan wajib, simpanan pokok, dan simpanan sukarela. Sedangkan dalam
bidang usaha dilihat dari keaktifan anggota dalam memanfaatkan unit usaha
agribisnis KUD yaitu saprotan dan pinjaman. Penentuan skor dalam melihat
51
kategori partisipasi rendah, sedang, dan tinggi sama dengan pengukuran manfaat
ekonomi. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Indikator Partisipasi dan Skor No Indikator Partisipasi Skor Partisipasi * Total
Skor
Keterangan
1 Partisipasi organisasi
Kehadiran RAT
Saran dalam RAT
2 Partsipasi usaha
Pembelian barang agribisnis
Pembelian non agribisnis
3 Partisipasi permodalan
Simpanan wajib
Simpanan sukarela Keterangan : * Skor 1 : Tidak aktif
2: Kurang aktif 3: Aktif
Selang 31-51 termasuk kategori tidak aktif, skor yang berada pada selang
52-72 termasuk kurang aktif, dan skor aktif pada selang 73-93.
4.4.3 Analisis Korelasi Manfaat Ekonomi dan Manfaat Sosial Terhadap Tingkat Partisipasi dengan Rank Spearman Korelasi rank spearman dalam penelitian ini digunakan untuk
pengukuran korelasi pada statistik non parametric khususnya untuk data ordinal
yaitu data yang mempunyai skala pengukuran yang berjenjang. Korelasi rank
spearman dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara
tingkat partisipasi (Y) dengan manfaat ekonomi (X) yang dirasakan oleh anggota
petani dan non petani. Selain itu, dapat mengetahui tingkat partisipasi dengan
manfaat sosial yang dirasakan oleh petani dan non petani. Dimana tingkat
partisipasi merupakan variabel Y dan manfaat sosial variabel X.
Analisa data dalam penelitian ini menggunakan bantuan program aplikasi
software SPSS 15,0 for windows. Rumus koefisien korelasinya (Sugiyono 2007):
52
Keterangan :
rs = koefisien korelasi Rank Spearman
N = jumlah responden
di = beda antara dua variabel berpasangan
1dan 6 = bilangan koefisien
Berdasarkan nilai korelasi, kriteria pengujian hubungan observasi
dilakukan pada taraf nyata (α = 5 %). Pengambilan keputusan dapat dilihat dari
kuat lemahnya hubungan dengan ditunjukkan pada nilai korelasi rank Spearman
(Sarwono 2006). Nilai korelasi yang positif menunjukkan adanya hubungan
searah antar variabel tersebut. Sedangkan nilai korelasi negatif menunjukkan
adanya hubungan berlawanan arah diantara variabel tersebut. Dimana nilai
rentang nilai korelasi jika > 0,5 memiliki hubungan kuat dan <0,5 memiliki
hubungan yang lemah.
4.5. Analisis Kinerja pada Penilaian Tangga Perkembangan (PTP)
Kinerja KUD Sumber Alam berdasarkan PTP/DLA dilihat berdasarkan
visi, kapasitas, sumber daya, dan jaringan kerja. Dari berbagai indikator tersebut
terdapat komponen-komponen yang disesuaikan dengan kondisi kinerja KUD
Sumber Alam. PTP ini merupakan penilaian secara kualitatif dengan adanya
pemberian indikator-indikator yang terdapat pada manajemen koperasi. Indikator-
indikator tersebut diberikan skor untuk memudahkan pengukuran tingkat
keefisienan kinerja KUD secara kuantatif. Namun untuk mengetahui gambaran
mengenai komponen kinerja diberikan variabel-variabel yang sesuai dengan
tujuan komponen. Variabel penelitian dalam analisis kinerja KUD dengan
menggunakan PTP terdapat berbagai indikator (Soedjono 2003). Indikator untuk
menentukan visi, kapasitas, sumberdaya, dan jaringan kerja didasarkan pada
tabulasi dengan pemberian nilai untuk setiap variabel. Hal ini dapat dilihat pada
Tabel 7.
53
Tabel 7. Tabulasi Penilaian Tangga Perkembangan No Indikator Skor A VISI 1 Pemerataan pemanfaatan anggota 1-5 2 Keefektifan komunikasi dengan anggota 1-5 3 Komitmen terhadap pengembangan bisnis 1-5 4 Kefektifan kepemimpinan dan manajemen
pengurus 1-5
5 Komitmen terhadap pengembangan sosial 1-5 6 Keefektifan rencana strategic 1-5 7 Mekanisme penyelesaian sengketa 1-5 Sub total Dari 35 B KAPASITAS 8 Struktur organisasi pada keberhasilan koperasi 1-5 9 Retensi (dipertahankannya) tenaga staf 1-5 10 Syarat-syarat pelayanan bagi tenaga staf 1-5 11 Pelatihan tenaga staf 1-5 12 Langkah, teknologi untuk mengurangi biaya-
biaya 1-5
13 Sistem-sistem operasi dan pengaturan keuangan 1-5 14 3 tahun laporan audit 1-5 15 Pemberian pelayanan kepada anggota 1-5
Sub total Dari 40 C SUMBER DAYA 16 Kecukupan modal (M) 1-5 17 Pertumbuhan asset (T) 1-5 18 Manajemen asset (P) 1-5 19 Kebijakan perkreditan (Tg) 1-5 Sub total Dari 40 D JARINGAN KERJA Angka dihitung
dua kali 20 Kebijakan anggaran/fiscal 1-5 21 Hubungan dengan organisasi puncak 1-5 22 Hubungan dengan pihak lain 1-5 Sub total Dari 20/35
Sumber ; Soedjono (2003) dalam LSP21(2003)
Indikator-indikator dalam PTP sudah sesuai dengan indikator yang
terdapat di dalam koperasi. Setiap indikatot terdapat berbagai variabel yang
menunjukkan tujuan koperasi sebagai lembaga sosial ekonomi. Indikator –
indikator yang telah diberi skor dilakukan penjumlahan dari setiap variabel.
Penjumlahan skor untuk setiap indikator dilakukan secara mean dan ditentukan
rentang skala nilai. Skor PTP/DLA menurut Soedjono (2003) dalam LSP2I (2003)
dapat dilihat pada Tabel 8.
54
Tabel 8. Skor Penilaian Tangga Perkembangan (PTP) Keterangan Skor Skala Nilai Kemajuan secara konsisten atau baik 5 Kemajuan terjadi sejak penilaian terakhir 4 Kinerja naik dan turun 3 Dalam keadaan yang terbaik, bukti yang ada tidak sempurna/berbeda dalam dari pencapaian
2
Sedikit atau tidak ada pembuktian tentang pencapaian selama periode terakhir
1
Sumber : Soedjono (2003) dalam LSP2I 2003
Penelitian ini dilakukan dua kali dengan skala satu bulan sekali. Hal ini
dikarenakan keterbatasan waktu dan biaya. Hasil dari penelitian PTP ini dibagi
menjadi tiga zona yaitu hijau, kuning, dan merah. Keterangan mengenai tiga zona
tersebut dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Indikator-indikator Penilaian Tangga Perkembangan (PTP) Indikator Skala nilai Menurut
Indikator Keterangan
Visi Hijau (35-22) Kuning (21-12) Merah (11-0)
Hijau = visi yang diterapkan baik Kuning = visi pada umumnya baik namun harus diperhatikan lagi Merah = visi yang diterapkan tidak sesuai
Kapasitas Hijau (40-26) Kuning (25-13) Merah (12-(-5))
Hijau = kapasitas organisasi baik Kuning = kapasitas organisasi baik namun harus diperhatikan lagi Merah = kapasitas organisasi semakin sulit
Sumber daya Hijau (40-28) Kuning (27-15) Merah (7-0)
Hjau = sumber daya yang dimiliki baik Kuning = sumber daya yang dimiliki baik namun harus diperhatikan Merah = sumber daya mengalami kesulitan
Jaringan kerja (tanpa wawancara tambahan)
Hijau (20-15) Kuning (14-8) Merah (7-0)
Hijau = jaringan kerja koperasi baik Kuning = jaringan kerja baik namun harus diperhatikan Merah = jaringan kerja mengalami kesulitan
Sumber : Soedjono dalam Lembaga Studi Pengembangan Perkoperasian Indonesia (LPSP2I 2003)
Indikator-indikator tersebut telah menjadi ketentuan untuk semua koperasi
di Indonesia yang terdapat pada PTP/ DLA dengan rentang atau jarak yang
55
memungkinkan dari setiap indikator antara lain hijau rentang (150-(-5)) = 145-98,
kuning rentang (97-52), merah rentang (51-(-5)). Perolehan rentang tersebut
didapat dari tabulasi setiap indikator dengan penjumlahan dari setiap skala
indikator. Secara umum PTP dilakukan penempatan pada tiga zona yaitu hijau
yang artinya kinerja yang dilakukan baik dimana kegiatan dalam pemanfaatan
sumberdaya, kapasitas, dan jaringan kerja sesuai dengan visi di KUD. Zona
kuning menunjukkan kinerja pada umumnya memuaskan sesuai visi namun ada
indikator yang perlu dilakukan perbaikan terhadap kemajuan KUD. Zona merah
menunjukkan kinerja yang dilakukan KUD berada dalam kesulitan artinya tidak
sesuai dengan visi, kapasitas, sumberdaya, dan jaringan kerja.
4.5.1 Analisis Rasio Keuangan
Analisis kinerja keuangan merupakan analisis kuantitatif dengan
pendekatan akuntansi terhadap laporan keuangan. Analisis laporan keuangan ini
dilakukan dengan analisis rasio keuangan untuk mengetahui kinerja keuangan
KUD. Analisis rasio digunakan untuk melihat perkembangan kinerja keuangan
koperasi dan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap jalannya
koperasi. Analisis rasio yang digunakan terdiri dari rasio likuiditas, solvabilitas,
rentabilitas, dan aktivitas usaha (Munawir 2002).
A. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan koperasi untuk membayar
kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi. Likuiditas diukur dengan
menggunakan rasio di bawah ini :
1. Rasio lancar (Current Ratio)
Rasio lancar menunjukkan kemampuan koperasi untuk memenuhi hutang
lancar dengan aktiva lancar yang dimiliki. Standar yang baik adalah minimal 200
persen (Munawir 2002). Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :
2. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan koperasi dalam memenuhi
kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena
persediaan memiliki sifat yang kurang likuid yaitu memerlukan waktu yang relatif
56
lama untuk dicairkan. Standar yang baik rasio ini adalah minimal 150 persen.
Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :
B. Rasio Solvabilitas
Rasio ini menunjukkan kemampuan koperasi untuk memenuhi seluruh
kewajiban keuangannya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio
solvabilitas diukur dengan menggunakan rasio di bawah ini :
1) Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva (Equity To Total Asset Ratio)
Rasio ini menunjukkan tingkat solvabilitas koperasi dengan anggapan
bahwa semua aktiva akan dapat direalisir sesuai dengan yang dilaporkan dalam
neraca. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal 50 persen (Suwandi
1985). Semakin tinggi rasio ini berarti semakin kecil jumlah pinjaman yang
digunakan untuk membiayai aktiva koperasi. rasio ini dirumuskan :
2) Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap (Equity To Fixed Asset Ratio)
Rasio ini menunjukkan proporsi aktiva tetap yang dibiayai oleh modal
sendiri. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal 150 persen (Suwandi
1985). Dengan rumus :
3) Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang (Fixed Asset To Long
Term Debt Ratio)
Rasio ini menunjukkan kemampuan koperasi untuk memperoleh pinjaman
baru dengan jaminan aktiva tetap. Standar yang baik untuk rasio ini adalah
minimal 150 persen (Suwandi 1985). Semakin tinggi rasio semakin besar jaminan,
kreditur jangka panjang semakin aman atau terjamin, dan semakin besar
kemampuan koperasi untuk mencari pinjaman. Rumus rasio ini adalah :
4) Rasio Total Hutang dengan Total Aktiva (Debt Ratio)
57
Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan dana yang dibiayai
dari hutangnya. Standar yang baik untuk rasio ini adalah maksimum 50 persen
(Suwandi 1985). Semakin kecil rasio ini maka semakin kecil resiko yang akan
ditanggung oleh koperasi. Dengan rumus :
5) Rasio Total Hutang dengan Total Modal Sendiri (Debt Equity Ratio)
Rasio ini menunjukkan proporsi hutang yang dijamin oleh modal sendiri.
Standar yang baik untuk rasio ini adalah maksimum 67 persen (Suwandi 1985).
Jika nilai rasio ini lebih dari satu berarti kemampuan modal sendiri untuk
menjamin hutang semakin rendah. Namun jika rasio lebih kecil dari satu maka
kemampuan modal sendiri untuk menjamin selutuh hutangnya lebih besar. Rasio
ini dirumuskan :
C. Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas menunjukkan kemampuan koperasi dalam menghasilkan
laba dalam periode tertentu. Rentabilitas dapat diukur dengan beberapa rasio,
yaitu :
1. Rasio Laba Bersih (Net Profit Margin Ratio)
Net Profit Margin Ratio menunjukkan besarnya laba bersih yang dapat
dihasilkan koperasi setiap Rp 1, 00 penjualan. Standar yang baik untuk rasio ini
adalah minimal empat persen (Suwandi 1985). Semakin besar nilai rasio ini maka
semakin besar kemampuan koperasi dalam memperoleh laba. Rasio ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
2. Rasio Operasional (Operating Margin Ratio)
Rasio operasional menunjukkan tingkat efisiensi koperasi dalam
menjalankan usahanya. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal dua
persen (Suwandi 1985). Semakin besar rasio ini maka semakin besar kemampuan
koperasi dalam memperoleh laba operasi. Dengan rumus :
58
3. Ratio Tingkat Pengembalian Modal Sendiri (Return on Net Worth Ratio)
Rasio ini menunjukkan tingkat produktivitas modal yang digunakan
koperasi merupakan suatu pengukuran penghasilan yang tersedia bagi koperasi
atas modal yang diinvestasikan. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal
15 persen. Semakin besar rasio ini maka modal sendiri semakin produktif dalam
menyumbangkan laba bersih bagi koperasi. rasio ini dirmuskan sebagai berikut :
4. Ratio Tingkat Pengembalian Investasi (Return On Investment)
ROI menunjukkan kemampuan koperasi dalam menghasilkan pendapatan
dan mengindikasikan koperasi menggunakan seluruh asset yang tersedia dengan
baik. Rasio ini digunakan untuk mengevaluasi aktivitas keseluruhan koperasi.
Analisis ROI merupakan hubungan antara pendapatan dengan investasi pada
aktiva yang ditanamkan koperasi. Standar yang baik adalah minimal 4 persen.
Dengan rumus :
D. Rasio Aktivitas Usaha
Rasio aktivitas usaha atau efektivitas menunjukkan sejauh mana koperasi
menggunakan asset secara efisien untuk memperoleh penjualan (Sartono 2001).
Rasio-rasio yang digunakan dalam rasio aktivitas usaha ini sebagai berikut :
1. Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asssets Turn-Over Ratio)
Rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi dari operasi koperasi tersebut.
Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal 5 kali (Suwandi 1985). Semakin
besar rasio perputaran total aktiva, maka akan semakin besar tingkat efisiensi
penggunaan harta dari suatu koperasi. dengan rumus :
2. Rasio Perputaran Aktiva Tetap ( Fixed Assets Turn-Over Ratio)
59
Rasio ini menunjukkan tingkat kecepatan perputaran aktiva tetap suatu
koperasi. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal 10 kali (Suwandi
1985). Semakin besar nilai rasio ini, maka semakin besar pula tingkat efisiensi
penggunaan aktiva tetap. Rasio ini dirumuskan :
3. Rasio Perputaran Piutang ( Account Receivable Turn-Over Ratio)
Rasio ini menunjukkan besarnya modal kerja yang ditanamkan sebagai
piutang. Standar yang baik rasio ini adalah minimal 6 kali. Semakin besar nilai
rasio ini maka modal kerja yang ditanamkan untuk piutang rendah atau
sebaliknya. Semakin rendah rasio ini berarti terjadi over investment dalam piutang
(Munawir 2002). Rasio ini dirumuskan :
4. Rasio Perputaran Persediaan ( Inventory Turn-Over Ratio)
Rasio ini menunjukkan tentang kemampuan koperasi dalam memutarkan
barang dagangannya. Berapa kali jumlah persediaan barang dagangannya diganti
dalam setahun. Standar yang baik adalah minimal 10 kali (Suwandi 1985).
Semakin besar rasio ini maka semakin efisien koperasi dalam melaksanakan
operasinya. Dengan rumus :
4.5.2 Indeks Jatidiri Model Daniel Cote
Penempatan indeks jatidiri menurut model Daniel Cote untuk melihat
perbedaan antara organisasi-organisasi koperasi dengan menggunakan dua poros
yang disesuaikan dengan kegiatan KUD dalam bidang usaha dan organisasi.
Kegiatan usaha tersebut dipengaruhi oleh keadaan pasar atau aturan pasar
sedangkan kegiatan organisasi dipengaruhi oleh jatidirinya KUD sebagai lembaga
sosial ekonomi. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari kinerja dengan PTP dan
analisis rasio keuangan KUD Sumber Alam dan kuesioner terhadap anggota
KUD. Langkah-langkah dalam menentukan indikator indeks jatidiri yaitu
60
intensitas jatidiri koperasi mengenai praktek-praktek perkoperasian yang
dijalankan KUD. Indikator tersebut memiliki berbagai variabel antara lain nilai-
nilai dan legitimasi, prinsip-prinsip dan praktek perkoperasian, pengendalian
demokratis, pemilik pelanggan, cadangan yang tak dibagi, dan pembagian SHU.
Indikator aturan pasar terdiri dari berbagai variabel antara lain solvabilitas
permintaan, intensitas dari kekuatan pasar, deregulasi, dan globalisasi (Soedjon
2003). Indikator aturan pasar berdasarkan pada keadaan pasar yang dihadapi
KUD. Sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 4 :
Keterangan :
- = Aplikasi Lemah + = Aplikasi Kuat
Gambar 4. Keragaman Konteks Berdasarkan Jatidiri Model Daniel Cote Sumber : Soedjono (2003) dalam LSP2I, 2003
Keterangan dari setiap kuadran sebagai berikut :
1. Koperasi A di Kuadran I. Posisi ini menggambarkan bahwa koperasi yang
bersangkutan kuat dalam aplikasi jatidirinya dan aturan-aturan yang terkait,
tetapi tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang penuh persaingan atau karena
fungsinya tidak mengundang persaingan seperti pada bidang
pendidikan/pelatihan, suplai barang dan jasa terbatas yang khusus dibutuhkan
oleh anggota-anggota. Posisi ini juga menggambarkan bahwa anggota-anggota
koperasi mematuhi dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh koperasi.
Garis Normal
Intensitas dari aturan pasar
Aturan-aturan dari korporasi
Garis NormalIntensitas jatidiri koperasi
61
2. Koperasi B di Kuadran II. Koperasi yang ada dalam kuadran ini cenderung
lemah dan sangat lemah dalam jatidirinya dan aplikasi aturan-aturan koperasi
serta daya saingnya juga sangat lemah. Banyak koperasi di Indonesia yang
menempati posisi tersebut. Kondisi tersebut tidak memiliki akar kuat
dikalangan anggota atau tidak ada/lemah partisipasi anggota.
3. Koperasi C di Kuadran III. Memiliki intensitas aplikasi jatidiri lemah dan
dibawah rata-rata tetapi intensitas daya saingnya kuat. Koperasi ini umumnya
tidak terlalu memperhatikan kedudukan dan peran anggota sebagai
pemilih/pelanggan dan kegiatannya lebih dilakukan dengan pihak luar, yang
berarti berada di luar koridornya. Sebenarnya koperasi-koperasi ini lebih
merupakan korporasi, tetapi berbaju koperasi. tempatnya ada di kuadran III
dan cenderung menjadi koperasi E yang berada diluar kerangka kerja koperasi
dan berubah statusnya menjadi korporasi.
4. Koperasi D di Kuadran IV. Mempunyai posisi ideal dengan intensitas aplikasi
jatidiri kuat dan juga intensitas persaingannya kuat. Disamping sebagai
perusahaan koperasi ini berhasil/sangat berhasil tanpa melanggar jatidirinya
dan tetap dalam koridornya karena jenis-jenis kegiatannya terintegrasikan
secara efektif. Koperasi-koperasi lain yang ada di kuadran-kuadran lain dapat
dan harus diarahkan memasuki kuadran IV ini, melalui cara-cara yang tepat.
5. Koperasi di Kuadran V dan VI. Kuadran ini sudah berada di luar kerangka
kerja koperasi. koperasi di kuadran V dalah yang sudah tidak dapat atau
mampu berfungsi lagi karena lemahnya/kehilangan sifat dan cirri-ciri
koperasinya, tidak memiliki daya saing, bekerja sesuai dengan aturan-aturan
korporasi, itupun asal bisa hidup saja seperti “koperasi F”. Kelompok-
kelompok kerjasama lain misalnya dapat saja ditempatkan dalam kuadran VI
ini. Kuadran V adalah tempat bagi badan usaha yang mirip atau bebas
koperasi dan bekerja semata-mata atas dasar aturan-aturan korporasi seperti
“koperasi H”. Mungkin pra-koperasi dapat ditempatkan sebagai “koperasi G”
dalam kuadran ini.
Menempatkan koperasi dalam kuadran diperoleh dari jawaban responden
terhadap praktek koperasi dan ketentuan pasar yang dihadapi KUD. Dengan
menggeser tempat koperasi dari atas ke bawah atau sebaliknya, dari kanan ke kiri
62
atau sebaliknya, maka tempat yang mendekati ketepatan dapat diperoleh.
Koperasi-koperasi yang berada di luar kuadran kerangka kerja koperasi sudah
tidak relevan lagi untuk pengkajian koperasi dalam konteks indeksasi ini.
Nilai-nilai dan legitimasi yang dilakukan KUD didasarkan pada adanya
rasa kekeluargaan dan kebersamaan bahkan terjadinya kesejahteraan bagi anggota.
Prinsip-prinsip dan praktek perkoperasian setidaknya ada empat yang harus
dipenuhi oleh setiap kegiatan KUD dengan ada tidaknya partisipasi anggota, ada
tidaknya sikap memaksa, tidak adanya perbedaan, dan pembagian SHU dilaukan
secara adil (Fauguet 1951). Koperasi merupakan organisasi yang mementingkan
kepentingan anggota. Dalam setiap kegiatan diperlukan sifat demokratis agar
terhindar dari pengaruh korporasi. Setiap anggota diberikan kebebasan untuk
menentukan kebijakan dan memperoleh haknya. Selain itu juga anggota memiliki
keunggulan sebagai pemilik dan pelanggan. Keutuhan KUD dapat dilihat dari
kemampuannya dalam memenuhi cadangan yang tak dibagi. Cadangan yang tak
dibagi diperoleh dari hasil penjualan atau laba bersih KUD. Laba bersih tersebut
juga dibagikan kepada anggota sebagai SHU.
Menurut Soedjono (2003), model ini sangat penting untuk mengenal
tingkat kekuatan jatidiri dan praktek-praktek perkoperasian suatu koperasi. Untuk
melihat perbedaan antara organisasi koperasi digunakan dua poros (lihat gambar-
4). Menempatkan jatidiri KUD Sumber Alam dilihat dari respon anggota petani
dan non petani, kinerja organisasi dan kinerja keuangan. Jatidiri koperasi
ditempatkan pada empat kuadran.
Gambar-4 mempertemukan kedua poros tersebut dan memungkinkan kita
menggambarkan perbedaan profil-profil koperasi. Poros vertikal (jatidiri koperasi)
dapat dibagi menjadi tiga kemungkinan : intensitas aplikasi kuat (+) dari nilai-
nilai koperasi, prinsip-prinsip dan regulasi-regulasi, intensitas aplikasi lemah (-)
dan de-mutualisasi dimana koperasi telah meninggalkan ikatan kebersamaannya
dan berganti dengan status korporasi. Aplikasi kuat berdasarkan hasil penelitian
ini dilakukan ketentuan dan batas garis normal yaitu diatas garis normal dimana
dari keseluruhan responden yang digunakan lebih dari 50 persen merasa adanya
jatidiri dalam KUD. Jika KUD tetap berada diluar garis normal merupakan
koperasi meningkatkan kebersamaan dalam setiap kegiatannya dan tujuan
63
dilakukan untuk kesejahteraan anggota namun kerjasama tidak diperhatikan.
Aplikasi lemah berada di bawah garis normal atau kurang dari 50 persen
responden tidak merasakan adanya jatidiri koperasi. Poros horizontal (pasar
bebas) juga dibagi menjadi tiga bagian yaitu intensitas persaingan kuat (+) atau
berada di atas garis normal, intensitas persaingan lemah (-) berada di bawah garis
normal, dan lingkungan bukan pasar yang berada diluar garis normal dan nilainya
bersifat negatif.
Gambar 5. Penempatan Posisi Berdasarkan Jatidiri Model Daniel Cote Sumber : Soedjono (2003) dalam LSP2I, 2003
Keterangan : penempatan poros dapat dibagi menjadi enam kuadran.
- Kuadran I berada di atas garis normal intensitas jatidiri namun di bawah garis
normal menurut aturan pasar.
- Kuadran II berada di bawah garis normal intensitas jatidiri dan aturan pasar
atau kurang dari 50 persen jumlah responden yang tidak merasakan adanya
jatidiri dan ukuran pasar terbatas.
- Kuadran III berada di bawah garis normal intensitas jatidiri dan berada di atas
garis normal dari aturan pasarnya.
- Kuadran IV berada di atas garis normal berdasarkan jatidiri maupun aturan
pasar. Dari penelitian ini lebih dari 50 persen jumlah responden merasakan
adanya jatidiri dan ukuran pasar luas. Kuadran V dan VI berada di luar kontes
jatidiri dan tidak adanya praktek-praktek koperasi dalam meningkatkan
kesejahteraan anggota.
I IV
II III
Intensitas jatidiri koperasi
Aturan-aturan dari korporasi
Intensitas dari aturan pasar
+
Garis Normal
Garis Normal+
64
V. GAMBARAN UMUM KUD SUMBER ALAM
5.1 Sejarah Perkembangan KUD Sumber Alam
Koperasi Unit Desa (KUD) Sumber Alam didirikan pada tahun 1980.
Alasan awal terbentuknya KUD ini adalah adanya kesulitan masyarakat
khususnya petani untuk mendapat bantuan kredit usaha seperti kesulitan
memperoleh sarana produksi pertanian, penjualan gabah atau hasil komoditi
lainnya. Sehingga KUD Sumber Alam didirikan pada tanggal 1 Agustus 1980
dengan badan hukum nomor 720/BH/DK.10/9. Pada awalnya, anggota dari KUD
Sumber Alam hanya berjumlah 60 orang. Pada tahun 2008 berjumlah 1338 orang
dan mengalami peningkatan ke tahun 2009 menjadi 1424 orang. Bahkan dalam
buku RAT telah terdaftar 1525 orang. Hal ini menandakan keberhasilan KUD
Sumber Alam dalam memberikan pelayanan dan menarik anggota untuk masuk ke
dalam KUD. KUD Sumber Alam memiliki berbagai unit usaha baik dibidang
pertanian dan bidang lain sesuai kebutuhan anggotanya. Unit usaha yang
dijalankan oleh KUD Sumber Alam seperti pupuk, obat-obatan, pakan ikan, air
mineral, oli, dan gas elpiji. Selain unit usaha ada unit simpan pinjam dan unit jasa
seperti pembayaran rekening listrik, telpon, air, dan perumahan.
5.2 Wilayah Kerja
Koperasi Unit Desa berlokasi di Jalan R. Soewandana No.72 Kecamatan
Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Wilayah kerja KUD Sumber
Alam pada awal pendiriannya meliputi wilayah Desa Dramaga. Kemudian
mengalami perkembangan ke berbagai desa di Kecamatan Dramaga seperti Desa
Dramaga, Desa Sukawening, Desa Ciherang, Desa Purwasari, Desa Petir, Desa
Sukadamai, Desa Neglasari, Desa Sinarsari, Desa Cikarawang, dan Desa
Babakan. Dimana potensi penduduknya 47,19 persen seorang petani yaitu sekitar
9783 orang yang berada di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Hal ini
merupakan dasar KUD Sumber Alam menjadikan unit usaha saprotan sebagai unit
usaha yang utama demi pemenuhan kebutuhan anggota KUD. Hal ini ditunjukkan
dari potensi penduduk Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor Tahun 2008-2009
yang bermata pencaharian sebagai petani sekitar 9783 orang atau 47,19 persen.
Sehingga tujuan KUD Sumber Alam melakukan usaha sebagai distributor
65
saprotan bagi masyarakat petani di Kecamatan Dramaga khususnya anggota
KUD. Selain itu juga, potensi penduduk yang berada di Kecamatan Dramaga
memberikan peluang bagi KUD untuk melakukan kegiatan menarik anggota.
KUD Sumber Alam terus melakukan promosi untuk menarik masyarakat menjadi
anggota. Dimana proses promosi yang dilakukan adalah pemberian pinjaman
dengan bunga yang relatif kecil jika dibandingkan dengan bunga bank. Selain itu
ada proses bantuan bagi anggota yang menginginkan tempat tinggal layak pakai.
Hal ini dapat didukung dengan kerjasama koperasi dengan BUMN.
5.3 Struktur Organisasi
Struktur organisasi memiliki fungsi dalam pembagian kerja serta
menggambarkan tanggung jawab dari setiap bagian dari struktur tersebut.
Pembentukan struktur organisasi KUD Sumber Alam berpedoman pada UU No.
25/1992 tentang perkoperasian. Secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 5.
Keterangan :
: Garis Komando : Garis Tanggung Jawab : Koordinasi : Pelayanan
Gambar 6. Struktur Organisasi KUD Sumber Alam Sumber : KUD Sumber Alam Kabupaten Bogor, 2010
Organisasi koperasi dibentuk atas kepentingan dan kesepakatan anggota
dengan tujuan untuk mensejahterakan anggotanya sendiri dan masyarakat pada
RAT
Tata Usaha
DPP Pengurus
Manager
Ka.Unit Perdagangan
Ka. Unit Jasa Ka. Unit USP
Anggota
66
umumnya. Struktur tertinggi KUD Sumber Alam adalah Rapat Anggota Tahunan
(RAT). Manajemen KUD dibawah RAT adalah ketua pengurus, manajer, dan
kepala unit tiap bidang. Perkembangan yang akan dilakukan oleh KUD Sumber
Alam sangat bergantung pada tingkat partisipasi anggota dan kualitas sumber
daya manusia dalam mengelola bisnis maupun organisasi. Oleh karena itu,
pendidikan dan pelatihan sangat penting bagi anggota serta pelayanan koperasi
memberikan damapak adanya manfaat ekonomi dan sosial dari kegiatan koperasi.
Sehingga diperlukan analisis keuangan koperasi yang dapat meningkatkan kinerja
serta pengembangan unit usaha.
5.3.1 Rapat Anggota Tahunan
Sesuai dengan anggaran dasar, pemegang kekuasaan tertinggi berada di
tangan anggota pada saat RAT. Setiap anggota memiliki hak untuk mengeluarkan
pendapat dan memberikan saran serta kritik terhadap perkembangan usaha KUD.
RAT diadakan KUD Sumber Alam setiap satu tahun sekali dengan presentase
kehadiran anggota mencapai 80 persen ke atas. Hal ini dilihat adanya perhatian
anggota terhadap perkembangan KUD. Dalam rapat anggota ditetapkan garis-
garis kebijaksanaan KUD Sumber Alam meliputi laporan pertanggungjawaban
pengurus. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi (RAPBK),
pemilihan ketua pengurus serta rencana kegiatan atau program kerja yang akan
dilaksanakan. Sebelum dilakukan RAT, KUD Sumber Alam melakukan pra RAT
yang dihadiri para tokoh masyarakat yang berada di Kecamatan Dramaga seperti
Kepala Desa, ketua RW, dan Ketua RT. Pelaksanaan para RAT bertujuan untuk
mengefektifkan acara RAT dan diskusi mengenai pengembangan yang harus
dilakukan pada tahun selanjutnya. Kemudian dilakukan RAT dengan mengundang
para anggota yang aktif berdasarkan Anggaran Dasar. Pelaksanaan RAT Sumber
Alam tidak dapat mengundang seluruh anggota untuk hadir dalam RAT. Hal ini
dikarenakan terbatasnya dana atau distribusi informasi dengan seluruh anggota.
Pelaksanaan RAT mengambil 14 persen dari seluruh anggota yaitu 200 undangan.
Dimana undangan untuk petani adalah 30 persen dan non petani 70 persen.
Pelaksanaan RAT dikatakan syah menurut tata tertib RAT yang ditetapkan KUD
Sumber Alam dikarenakan orang yang hadir lebih dari ½ jumlah anggota
perwakilan. Pelaksanaan RAT kurang sesuai dengan UU No 25 Tahun 1992 Pasal
67
20 ayat 2 yang menyatakan setiap anggota mempunyai hak untuk hadir dalam
RAT. Bahkan undangan tersebut tidak mengalami perubahan jumlah. Hal dapat
dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Pelaksanaan RAT KUD Sumber Alam Tahun 2008-2009 No Tahun Tanggal
Pelaksanaan Undangan (orang)
Hadir (orang) Total %
Petani Non petani
1 2009 25 Februari 2010 200 59 119 178 89
2 2010 24 Februari 2011 200 40 155 195 97,5
Sumber : KUD Sumber Alam Tahun 2010
Jumlah undangan anggota KUD tidak mengalami perubahan. Hal ini
dikarenakan terbatasnya KUD dalam mendata lokasi seluruh anggota yang aktif
dan tidak aktif sehingga orang yang hadir dalam RAT berdasarkan pada warga
yang berperan di masing-masing daerahnya. Padahal antusias dari anggota sangat
diperlukan dalam berbagai keputusan koperasi. Selain itu adanya peningkatan
jumlah anggota yang hadir dalam RAT sebesar 8,5 persen. Sehingga KUD ini
akan melaksanakan RAT di ruang terbuka agar transparan dalam pelaksanaan
pertanggung jawaban. Dilihat dari buku hadir saat RAT, mengalami peningkatan
jumlah undangan yang hadir dari tahun 2009 ke tahun 2010. Namun terjadi
penurunan pada anggota petani yang hadir dalam RAT. Hal ini dikarenakan waktu
yang tersedia kurang sesuai dengan waktu RAT.
5.3.2 Keanggotaan KUD Sumber Alam
Perkembangan jumlah anggota dari tahun ke tahun menunjukkan angka
yang semakin baik. Namun masih terdapatnya anggota yang keluar setiap tahun.
Hal ini dikenakan bagi anggota yang tidak melakukan pembayaran simpanan
pokok serta aktivitas pembelian. Dari kebanyakan anggota yang keluar adalah
sebagai non petani yang merasa tidak memiliki kemampuan untuk membayar
simpanan pokok. Padahal ada tindakan dari pihak KUD dengan adanya debt
collector untuk memudahkan anggota untuk melakukan simpanan maupun
pinjaman. Dari jumlah anggota KUD, belum dapat menentukan anggota yang
68
aktif, kurang aktif, dan tidak aktif. Hal ini dikarenakan jumlah anggota yang
terlalu banyak dan belum ada usaha dari KUD untuk mendata anggota yang aktif
dan tidak aktif.
Tabel 11. Perkembangan Jumlah Anggota KUD Sumber Alam Tahun 2008-2010 (orang)
Uraian Petani Non Petani
2009 2010 2009 2010
Anggota 481 504 856 920
Anggota masuk 23 2 80 161
Anggota keluar - - 16 62
Jumlah akhir 504 506 920 1019 Sumber : KUD Sumber Alam Tahun (2009-2010)
Keanggotaan yang berprofesi petani memiliki jumlah setengahnya dari
jumlah anggota non petani. Sehingga diperlukan upaya KUD dalam melakukan
pelayanan terhadap petani dengan kegiatan pertanian. Keanggotaan koperasi
bersifat terbuka serta tidak adanya paksaan terhadap masyarakat untuk masuk ke
dalam anggota. Karena prinsip dari koperasi adalah memiliki nasib dan tujuan
yang sama dengan mensejahterakan sesama. Anggota koperasi adalah pemilik
sekaligus pelanggan sehingga keanggotaan tidak dapat dipindahtangankan kecuali
diteruskan oleh ahli warisnya apabila telah meninggal. Ketentuan untuk masuk ke
dalam anggota KUD harus melakukan registrasi dan membayar simpanan pokok
sebagai partisipasi modal koperasi. Besarnya simpanan pokok yang ditentukan
adalah Rp 10.000,00. Hal ini disesuaikan dengan kemampuan rata-rata setiap
anggota membayar.
Anggota KUD akan memperoleh manfaat yaitu manfaat ekonomi dan
manfaat sosial. Manfaat ekonomi yakni meningkatnya pendapatan, harga yang
ditawarkan lebih murah, serta kemudahan memperoleh apa yang dibutuhkan oleh
anggota. Sedangkan manfaat sosial yang dapat diambil adalah peningkatan
hubungan kekerabatan sesama anggota maupun perangkat organisasi KUD. Selain
itu, pelatihan dan penyuluhan mengenai koperasi memberikan manfaat sosial yang
diperoleh anggota KUD.
69
5.3.3 Pengurus dan Pengawas KUD Sumber Alam
Pengurus dan pengawas KUD dipilih dalam rapat anggota. Pengangkatan
pengurus dilakukan secara demokratis melalui pemilihan langsung oleh anggota
dan tata cara pemilihan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga (ART). Dimana
setiap anggota berhak untuk dipilih dan memilih. Pemilihan pengurus pada KUD
Sumber Alam dilakukan secara formatur, yaitu dipilih perwakilan sebanyak lima
orang anggota yang ditunjuk oleh anggota dari setiap desa. Syarat anggota yang
ditunjuk adalah anggota yang memiliki pengalaman, dapat dipercaya, dan
memiliki pengetahuan mengenai KUD. Dimana pemilihan pengurus dilakukan
pada saat RAT. Pengurus yang terpilih memiliki tugas, wewenang serta tanggung
jawab sebagai berikut :
1. Melaksanakan kebijakan umum yang telah ditetapkan dalam RAT
2. Mengajukan rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan dan belanja
koperasi (RAPBK) kepada RAT untuk mendapat pengesahan.
3. Menetapkan tentang kebijakan personalia/kepegawaian
4. Mewakili untuk dan atas nama KUD dalam menyelenggarakan hubungan
dengan pihak ketiga
5. Mengawasi dan mengendalikan semua program KUD
6. Melakukan pembinaan terhadap karyawan dan anggota
7. Membina suasana kerja yang harmonis
8. Bertanggung jawab atas semua kegiatan koperasi
9. Menyusun laporan pertanggungjawaban pengurus tiap tahun buku.
Berdasarkan AD pasal 31 ayat 4 menyatakan bahwa masa jabatan atau
masa kerja pengurus adalah lima tahun dan anggota pengurus yang masa
jabatannya habis dapat dipilih kembali. Kualifikasi pengurus KUD Sumber Alam
periode 2009-1014 dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Kualifikasi Pengurus KUD Sumber Alam Periode 2009-1014. No Nama Usia (Tahun) Jabatan Pendidikan
1 Drs.H. Tatang A.S,MM 60 Ketua S2
2 Yayat Supriyatna 41 Sekretaris SLA
3 Yayan Mulyana 48 Bendahara SMEA Sumber : KUD Sumber Alam (2010)
70
Pengawas KUD Sumber Alam adalah Dewan Pengawas dan Penasehat
(DPP) yang mengacu pada ketentuan dari Dinas Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah (KUKM). Hal ini dilakukan untuk mengefisiensikan biaya dan
tanggung jawab perangkat organisasi.
DPP memiliki fungsi sebatas pengawas, pembina, dan pelindung
terhadap kegiatan KUD seperti memberi nasehat, pandangan, kritik, dan saran
sekaligus sebagai tempat menampung aspirasi yang berasal dari dan atau untuk
pengurus, karyawan, anggota, maupun masyarakat. DPP melakukan pengawasan
terhadap kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi setiap tiga bulan sekali dan
sekurang-kurangnya enam bulan sekali. Pengawasan yang dilakukan oleh DPP
meliputi pengawasan laporan keuangan, surat berharga, persediaan barang,
peralatan, perlengkapan, pembukuan serta kebijaksanaan pengurus dalam
menyelenggarakan usaha dan organisasi KUD.
5.3.4 Manajer dan Karyawan KUD Sumber Alam
KUD Sumber Alam memiliki pengelola koperasi yang terdiri dari manajer
dan karyawan. Manajer memiliki tugas sebagai pelaksana sehari-hari dibidang
usaha KUD. Pengangkatan dan pemberhentian manajer dilakukan oleh pengurus
atas persetujuan RAT dengan masa jabatan selama lima tahun. Untuk saat ini
KUD Sumber Alam hanya menetapkan satu orang manajer untuk seluruh unit
usaha yang ada. Hal ini dilakukan dalam mengefisiensikan tingkat kinerja
manajer. Manajer yang dipilih memiliki daya inisiatif dan kreatifitas yang tinggi
serta memiliki motivasi kerja dengan adanya job description yang jelas sehingga
dapat mendukung aktivitas kerja dan dapat memperlancar tujuan yang diinginkan.
Sebagaimana tugas yang diberikan pengurus kepada manajer memiliki tanggung
jawab antara lain :
1. Mengkoordinir penyusunan rencana kerja dan anggaran masing-masing unit
yang berada dibawah tanggungjawabnya
2. Mengikuti rapat pembahasan rencana kerja dan anggaran koperasi secara
keseluruhan dengan pengurus dan membantu menyelesaikan naskah rencana
kerja dan anggaran tersebut agar siap disajikan dalam rapat anggota
3. Menyusun rencana dalam rangka pembukaan unit usaha baru
71
4. Melaksanakan tugas bidang usaha sesuai rencana dan anggaran kerja yang
telah disetujui rapat anggota
5. Memimpin dan mengkoordinir karyawan melaksanakan tugas unit usaha
6. Melaksanakan tugas yang telah didelegasikan oleh pengurus.
Dalam organisasi koperasi, karyawan tidak hanya sebagai pekerja tetapi
merupakan asset dari koperasi itu sendiri. Karyawan merupakan tenaga kerja yang
diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak oleh institusi untuk
melaksanakan pekerjaannya sesuai gambaran kerja yang telah diberikan manajer.
KUD Sumber Alam memiliki seorang manajer dan 21 orang staf karyawan.
Dimana rata-rata tingkat pendidikan karyawan KUD Sumber Alam adalah
Sekolah Lanjutan Atas (SLA). Namun dalam meningkatkan kinerja dan
kreativitas karyawan dilakukan pelatihan dan pendidikan mengenai koperasi.
Sehingga KUD Sumber Alam termasuk ke dalam koperasi yang berkualitas tahun
2009.
5.4. Bidang Unit KUD Sumber Alam
Sebagai organisasi ekonomi rakyat, KUD Sumber Alam memiliki berbagai
unit usaha dalam menjalankan kegiatan usahanya dalam memberikan pelayanan
kepada anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya. Unit usaha yang
berada di KUD Sumber Alam saat ini terdiri dari unit usaha perdagangan yang
meliputi saprotan, pakan ikan, oli, air mineral, dan gas elpiji. Unit jasa yang
meliputi usaha kelistrikan, telkom, dan perumahan. Selain itu, unit simpan pinjam
yang memberikan pelayanan dalam memberikan pinjaman kepada anggota.
5.4.1 Unit Usaha Sarana Produksi Pertanian (Saprotan) KUD Sumber Alam
KUD Sumber Alam merupakan suatu wadah perekonomia yang sangat
dibutuhkan oleh masyarakat khususnya petani. Sehingga unit usaha yang KUD
lakukan mengutamakan pada penyediaan saprotan seperti pengadaan pupuk urea,
NPK, ZA, KCL, pupuk organik (kompos), obat-obatan, dan pakan ikan untuk
memenuhi kebutuhan anggota dan meningkatkan pelayanan koperasi. Saprotan
yang disediakan oleh KUD Sumber Alam berasal dari PT Setia Kaum Tani
(PT.SKT) sebagai distributor pupuk. Jumlah pupuk yang disetorkan oleh PT.SKT
72
sebesar 5 ton per bulan. Sistem pembayaran yang dilakukan oleh KUD
menggunakan sistem tunai. Teknis pembayaran juga dilakukan secara langsung
pada saat barang tersebut sampai ke KUD.
Harga pupuk yang ditawarkan oleh KUD Sumber Alam yaitu Rp
83.000/80 kg untuk pupuk urea, Rp 75.000/80 kg untuk ZA, Rp 120.000/80 kg
untuk NPK, Rp 110.000/80 kg untuk TSP, dan KCL dengan harga Rp 350.000/80
kg. Penetapan harga sangat fluktuatif tergantung pada harga yang ditetapkan oleh
PT.SKT. KUD hanya mengambil keuntungan sekitar Rp 1000,00/80 kg sampai
Rp 2000,00/ 80 kg. jika dibandingkan dengan harga di pasar masih cenderung
murah. Namun tetap saja terdapat kendala dalam hal pemasaran yang masih
eceran dan jauh dari lokasi petani. Sehingga petani sering melakukan pembelian
di toko lain. Perkembangan unit usaha saprotan KUD Sumber Alam dapat dilihat
pada Tabel 13.
Tabel 13. Perkembangan Unit Usaha Saprotan KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010
Uraian 2009 2010 Kenaikan (%) Penjualan - Pupuk - Obat-obatan
177.297.700,- 24.388.500,-
265.234.250,- 32.937.000,-
50 35
Permintaan - Pupuk - Obat-obatan
196.605.500,- 23.543.500,-
232.180.000,- 33.475.700,-
18 42
Harga Pokok Penjualan - Pupuk - Obat-obatan
161.818.360,- 21.100.000,-
239.269.000,- 27.529.260,-
47,8 30,4
Laba kotor - Pupuk - Obat-obatan
15.479.340,- 3.288.500,-
25.965.250,- 5.407.740,-
67,7 64,4
Sumber : KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010
Dilihat dari perkembangan unit usaha saprotan KUD Sumber Alam
mengalami peningkatan dari tahun 2009 ke tahun 2010. Dimana penjualan
mengalami peningkatan yang tinggi dari Rp 177.297.700,00 untuk pupuk dan
menjadi Rp 265.234.250,00 atau 50 persen. Hal ini juga terjadi pada penjualan
obat-obatan dari tahun 2009 ke tahun 2010. Peningkatan tersebut terjadi
diakibatkan semakin perlunya petani di daerah Dramaga untuk memperoleh
saprotan yang lebih lengkap dibanding di toko lain. Selain itu harga yang dijual
73
cenderung lebih murah sekitar Rp 1000,00 atau Rp 2000,00 di pasaran. Hal ini
dilihat dari perkembangan permintaan petani dari tahun 2009 ke tahun 2010.
Namun kebanyakan yang membeli saprotan di KUD adalah petani yang membeli
dalam jumlah besar sesuai kebutuhan dalam penanaman. Namun dilihat dari
penjualan yang tinggi ternyata laba kotor yang dihasilkan cenderung kecil. Hal ini
dikarenakan masih banyak stok awal yang tersedia baik pada pupuk dan obat-
obatan. Selain itu pembelian kurang sesuai dengan permintaan petani yang
mengakibatkan nilai HPP tinggi.
5.4.2 Unit Usaha Pakan Ikan, Air Mineral, Oli, dan Gas Elpiji
Unit usaha perdagangan selain saprotan, KUD Sumber Alam
menyediakan usaha penjualan pakan ikan, air mineral, oli, dan gas elpiji.
Perkembangan usaha pakan ikan, oli, air mineral, dan gas elpiji pada Tabel 14.
Tabel 14. Perkembangan Usaha Pakan Ikan, Oli, Air Mineral, dan Gas Elpiji Uraian 2009 2010
Penjualan - Pakan Ikan - Oli - Air Mineral - Gas elpiji
200.000,--
3.227.000,-208.193.650,-
--
4.022.500,-197.073.000,-
Permintaan - Pakan ikan - Oli - Air mineral - Gas elpiji
--
2.959.000,-225.013.820,-
--
3.584.000,-182.367.500,-
Harga pokok penjualan - Pakan Ikan - Oli - Air mineral - Gas elpiji
21.100.000,--
2.952.200,-194.232.309,-
--
3.664.000,-181.412.500,-
Laba kotor - Pakan ikan - Oli - Air mineral - Gas elpiji
-183.300,--
274.800,-13.961.341,-
--
358.500,-15.660.500,-
Sumber : KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010
Penjualan oli dan pakan ikan tidak terjadi di tahun 2010. Hal ini
disebabkan anggota tidak aktif membeli oli dan pakan ikan, sehingga
menyebabkan kerugian dan masih terdapat stok untuk dijual. Harga yang
74
ditawarkan oleh KUD Sumber Alam pada air mineral yaitu Rp 10.000,00 untuk
merek Aqua, Rp 8.000,00 untuk merek Prima. Untuk gas elpiji harga yang
ditawarkan oleh KUD Sumber Alam sekitar Rp 13.000,00. Penjualan pada air
mineral mengalami peningkatan, namun penjualan gas elpiji mengalami
penurunan. Pada tahun 2010 menurunkan penjualan yang disesuaikan dengan
permintaan anggota. Sehingga laba kotor yang diperoleh mengalami peningkatan.
Hal ini dikarenakan stok akhir mengalami penurunan.dan berakibat semakin
menurunnya stok yang diberikan oleh PT Elpiji Indonesia Wilayah Bogor.
5.4.3 Unit Usaha Jasa
Unit jasa KUD Sumber Alam meliputi pelayanan pembayaran rekening
listrik. Dimana unit pelayanan pembayaran rekening listrik dan pencatatan KWH
meter di KUD telah dimulai sejak tahun 1982. Hal ini dilakukan kerjasama
dengan PLN dengan adanya manfaat bagi KUD Sumber Alam berupa balas jasa
sebesar Rp 715,- per rekening pembayaran listrik dan memiliki jumlah pelanggan
sebanyak 24.000 rekening. Perkembangan usaha jasa yang dilakukan oleh KUD
Sumber Alam dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Perkembangan Unit Jasa KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010 (Rupiah)
Jenis Usaha Uraian Tahun 2009 2010
Listrik Pendapatan Biaya operasional dan gaji pegawai Laba usaha
260.297.012 164.201.843 96.095.169
260.163.028 195.764.336 64.398.692
Wartel Pendapatan Biaya operasional Laba usaha
2.300.000 617.000 1.683.000
---
Telkom Pendapatan Biaya operasional Laba usaha
10.407.060 3.656.700 6.750.360
7,740.4202.673.3195.067.101
Perumahan Pendapatan Biaya operasional Laba usaha
---
16.250.0003.224.000
13.026.000Sumber : KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010
Unit lain dari usaha jasa ini adalah telkom yang bekerjasama dengan
PT.Telkom cabangan Bogor. Pada awalnya ada usaha wartel namun di Tahun
tidak dilaksanakan karena sudah mendapat bantuan dari pemerintah mengenai
75
akses internet yang dapat dinikmati oleh masyarakat dengan harga Rp 1.000,00
per jam. Selain itu usaha jasa yang baru dilaksanakan adalah usaha perumahan
bagi anggota yang ingin membutuhkan bantuan dalam pendirian tempat tinggal.
Usaha jasa yang dilakukan oleh KUD Sumber Alam dari tahun 2009 ke
tahun 2010 mengalami penurunan laba usaha. Listrik mengalami penurunan dari
Rp 96.095.169,00 di tahun 2009 menjadi Rp 64.398.692,00 di tahun 2010. Sebab
kenaikan ini terjadi adanya kenaikan biaya operasional dan gaji petugas. Hal ini
juga terjadi pada usaha jasa Telkom mengalami penurunan dari Rp 6.750.360,00
menjadi Rp 5.067.101,00. Hal ini dikarenakan minat anggota berkurang terhadap
Telkom sehingga pendapatannya menurun. Jasa perumahan yang baru
dilaksanakan oleh KUD bagi anggota memperoleh laba yang memuaskan dengan
biaya operasional yang dikeluarkan kecil. Hal ini dikarenakan jasa perumahan
bekerja sama dengan Kementrian Perumahan Rakyat.
5.4.4 Unit Usaha Simpan Pinjam
Simpan pinjam yang dilakukan oleh KUD Sumber Alam bertujuan untuk
memberikan kemudahan bagi petani dan masyarakat Kecamatan Dramaga dalam
memperoleh modal usaha. Syarat yang diajukan oleh KUD Sumber Alam antara
lain mengisi formulir, menyerahkan fotokopi Kartu Keluarga (KK), fotokopi
KTP, dan fotokopi kartu anggota KUD. Persyaratan tersebut dianggap mudah bagi
anggota jika dibandingkan dengan persyaratan yang diajukan oleh bank. Bahkan
nominal yang ditawarkan dalam peminjaman tidak memiliki syarat apapun.
Kebanyakan anggota melakukan pinjaman sekitar Rp 100.000,00 sampai Rp
10.000.000,00. Terjadi peningkatan pendapatan untuk usaha simpan pinjam dari
tahun 2009 ke tahun 2010. Hal ini dikarenakan sistem pemberian pinjaman yang
sangat mudah dilakukan oleh anggota maupun non anggota. Walapun suku bunga
yang ditetapkan sebesar 2,5 persen per bulan, namun di KUD Sumber Alam tidak
adanya agunan atau jaminan seperti di bank. Kemudahan mendapatkan pinjaman
menyebabkan kenaikan laba usaha dari Rp 67.064.794,00 menjadi Rp
120.128.569,00. Kenaikan tersebut hampir dua kali lipat di tahun 2010. Hal ini
dapat dilihat pada perkembangan usaha simpan pinjam KUD Sumber Alam dilihat
pada Tabel 16.
76
Tabel 16. Perkembangan Usaha Simpan Pinjam KUD Sumber Alam (Rupiah) Uraian Tahun
2009 2010 Pendapatan 140.295.773 196.908.600Total biaya (operasional, gaji petugas, biaya modal, dan penyusutan)
73.230.979 76.780.031
Laba usaha 67.064.794 120.128.569Sumber : KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010
5.5. Permodalan KUD Sumber Alam
Modal merupakan unsur yang paling penting dalam suatu manajemen
koperasi. Kedudukan dan status modal koperasi secara badan hukum dipertegas
dengan menetapkan modal sendiri yang merupakan modal ekuitas, sedangkan
modal pinjaman merupakan modal penunjang. Dalam usahanya, modal KUD
Sumber Alam terdiri modal sendiri yaitu simpanan pokok, simpanan wajib, dan
simpanan sukarela, cadangan, SHU serta simpanan lainnya. Sedangkan modal luar
berupa pinjaman yang berasal dari anggota, non anggota, bank, dan lembaga
keuangan lain. Perkembangan modal KUD Sumber Alam tahun 2009-2010 dapat
dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Perkembangan Modal KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010 Tahun Modal sendiri
(Rp) Proporsi (%)
Modal luar (Rp)
Proporsi (%)
Jumlah modal
2009 2.387.658.118 66,1 1.222.909.384 33,9 3.610567.502
2010 2.764.608.028 69,37 1.220.554.184 30,63 3.985.162.212
Sumber : KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010
Tabel di atas menunjukkan adanya peningkatan modal sendiri dari tahun
2009 ke tahun 2010. Peningkatan modal sendiri dapat diakibatkan oleh jumlah
anggota koperasi yang semakin bertambah. Sedangkan modal luar cenderung
tidak mangalami penurunan dari tahun 2009 ke tahun 2010. Terjadinya penurunan
modal luar merupakan upaya KUD untuk mengurangi ketergantungan dari luar
sehingga menjadi KUD yang mandiri. Proporsi modal sendiri lebih besar
dibandingkan modal luar. Hal ini menunjukkan bahwa KUD Sumber Alam
77
merupakan koperasi yang sehat dimana semua usahanya sebagian besar dibiayai
oleh modal yang dimiliki oleh KUD.
5.6. Sisa Hasil Usaha KUD Sumber Alam
Sisa hasil usaha (SHU) KUD Sumber Alam merupakan pendapatan
koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan penyusutan nilai
barang dan segala biaya yang dikeluarkan dalam tahun buku itu. Perkembangan
SHU dan penjualan tahun 2009-2010 dapat dilihat pada Tabel 14. SHU yang
diperoleh KUD Sumber Alam dialokasikan antara lain cadangan (40 %), anggota
(40 %), dana pengurus (5 %), dana kesejahteraan karyawan (5 %), dana
pendidikan (5 %), dana pembangunan daerah kerja (2,5 %), dana sosial (2,5 %).
Tabel 18. Perkembangan Nilai SHU dan Volume Usaha Tahun 2009-2010 (Rupiah)
Uraian Tahun Rata-rata tahun
2009-2010 2009 2010
SHU 42.143.936 56.063.172 49.103.554
Volume usaha 875.305.759 1.031.074.066 953.189.912,5 Sumber : KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010
Nilai SHU dari tahun 2009 ke tahun 2010 mengalami kenaikan sekitar
Rp 13.919.236,00 atau 33 persen. Kenaikan tersebut diakibatkan adanya kenaikan
pendapatan yang telah dikurangi biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya
termasuk pajak pada buku laporan tahunan dari tahun 2009 ke tahun 2010.
Kenaikan SHU juga diakibatkan oleh keaktifan anggota dalam bertransaksi dalam
KUD baik dalam partisipasi permodalan dan pembelian di KUD. Pembagian SHU
di KUD didasarkan pada transaksi anggota dalam bidang jasa dan usaha. Namun
jika dilihat dari volume usaha, KUD Sumber Alam hanya memiliki kemampuan
menghasilkan SHU sebesar 5,1 persen. Hal ini akan berdampak pada aktivitas
usaha dan pelayanannya terhadap anggota.
78
VI. ANALISIS MANFAAT SOSIAL EKONOMI TERHADAP
PARTISIPASI ANGGOTA KUD SUMBER ALAM
6.1. Analisis Manfaat Sosial Petani dan Non Petani
Keberadaan KUD Sumber Alam memberikan manfaat sosial yang
diperoleh anggotanya. Manfaat soial merupakan manfaat yang secara tidak
langsung mempengaruhi hak dan kewajiban anggota. Manfaat sosial merupakan
manfaat yang diperoleh anggota secara sosial yaitu adanya hubungan antara petani
dan non petani dengan pengurus KUD dalam kegiatan pembelian dan jasa,
hubungan kerjasama dengan sesama anggota, pembinaan dan pelatihan, dan
kepuasan terhadap pelayanan pengurus KUD Sumber Alam. Manfaat sosial
memberikan gambaran adanya sikap kebersamaan dan hubungan harmonis antara
sesama manusia dalam pengembangan diri. Manfaat sosial ini dapat memberikan
motivasi terhadap setiap anggota untuk berpartisipasi. Respon anggota KUD
terhadap manfaat sosial dalam penelitian ini dilakukan dengan menggolongkan ke
dalam tiga kategori yang rendah, sedang, dan tinggi. Hasil dari jawaban responden
dijumlahkan dan digolongkan berdasarkan rentang skala likert. Rentang tersebut
antara lain (31-51) kategori rendah, (52-72) kategori sedang, (73-93) kategori
tinggi.
Manfaat sosial yang diperoleh dipengaruhi oleh kinerja KUD Sumber
Alam dalam memberikan pelayanan dan hubungan dengan anggotanya. Kegiatan
sosial KUD Sumber Alam terhadap anggotanya dilihat dari hubungannya dalam
rapat pra RAT, hubungan pembelian dan jasa, dan pelatihan terhadap petani,
anggota yang memiliki Usaha Kecil Menengah (UKM), dan nasabah. Tanggapan
manfaat sosial akan mempengaruhi sejauh mana KUD Sumber Alam memberikan
pelayanan sosial terhadap anggotanya dan perasaan memiliki dari anggota
terhadap KUD. Tanggapan anggota mengenai manfaat sosial yang diperoleh
berbeda antara petani dan non petani. non petani lebih merasakan manfaat sosial
dibandingkan petani. Hal ini dikarenakan interaksi yang sering dilakukan oleh
KUD terhadap anggota non petani. Hal ini dapat dilihat pada tanggapan anggota
terhadap manfaat sosial yang diperoleh pada Tabel 19.
79
Tabel 19. Tanggapan Anggota KUD Sumber Alam terhadap Manfaat Sosial No Manfaat sosial Skor manfaat * Skor
manfaat
sosial
Kategori
manfaat sosial Jumlah (orang)
1 2 3
1 Hubungan dengan
pengurus dalam pembelian
dan jasa
- Petani
- Non petani
4
3
15
11
22
17
70
76
Sedang
Tinggi
2 Hubungan kerjasama
dengan sesama anggota
- Petani
- Non petani
6
5
25
20
0
6
56
63
Sedang
Sedang
3 Pembinaan dan pelatihan
- Petani
- Non petani
11
13
20
17
0
1
51
50
Rendah
Rendah
4 Kepuasaan pelayanan
pengurus
- Petani
- Non petani
2
2
23
26
6
3
66
63
Sedang
Sedang
Keterangan : * Skor 1 : Tidak memuaskan 2 : Kurang memuaskan 3 : Memuaskan
Hubungan petani dengan pengurus atau pegawai koperasi dinilai sedang
dengan skor 70 dalam pembelian dan jasa. Anggota petani yang merasa puas
sebanyak 12 orang atau 38,7 persen. Hal ini menunjukkan adanya manfaat
hubungan yang diperoleh petani dengan pengurus dalam hal pembelian saprotan
dan jasa simpan pinjam. Namun 61,3 persen dari respon anggota mengenai
hubungannya dengan pengurus kurang diperoleh bahkan tidak diperoleh. Hal ini
dikarenakan hubungan tersebut hanya sebatas pada pembelian pupuk dan obat-
obatan. Petani menginginkan adanya hubungan kerjasama dalam penyediaan
saprotan. Bahkan jasa perumahan kurang dibutuhkan oleh anggota petani.
Hubungan non petani dengan pengurus dinilai tinggi dikarenakan adanya
80
kepuasan non petani terhadap hubungan yang dilakukan oleh pengurus. Anggota
yang merasa puas sekitar 54,8 persen lebih tinggi dari persentase anggota yang
kurang puas dan tidak puas. Hubungan tersebut dalam hal pembelian dan jasa
sesuai dengan kebutuhan. Terutama dalam jasa perumahan dan simpan pinjam
yang sangat diperlukan oleh anggota non petani.
Hubungan kerjasama sesama anggota petani dan non petani dinilai sedang
atau kurang memuaskan. Petani tidak merasakan adanya kerjasama dengan
sesama dan anggota non petani hanya 19,35 persen merasa puas. Hal ini
dikarenakan pertemuan hanya terbatas pada saat RAT jika mendapat undangan
dan hubungan tersebut kurang adanya interaksi antar sesama anggota. Kurang
adanya kegiatan yang mempertemukan anggota KUD seperti mengundang seluruh
anggota pada RAT, kegiatan bakti sosial, dan kegiatan yang lain untuk mendorong
anggota saling berinteraksi juga mengakibatkan anggota merasa kurang
merasakan hubungan kerjasama. Petani yang menjadi anggota KUD merupakan
petani yang mandiri secara pribadi tanpa adanya kelompok tani. Hal ini
disebabkan kelompok tani yang menjadi anggota KUD tidak berjalan dan tidak
aktif. Sehingga petani tersebut hanya tergantung pada hasil panen sendiri dan
kredit untuk usaha tani yang diberikan KUD Sumber Alam. Selain itu juga
kebijakan dari KUD yang tidak melibatkan kelompok tani dalam kegiatan sosial.
Pembinaan yang diterima oleh petani dan non petani tidak memuaskan
atau rendah. Anggota petani tidak ada yang merasakan kepuasan terhadap
pelatihan sedangkan anggota non petani hanya satu orang yang puas. Hal ini
dikarenakan materi pelatihan yang diterima anggota petani dan non petani tidak
sesuai dengan keinginannya. Materi yang disampaikan pada pelatihan adalah
mengenai pelaksanaan simpan pinjam. Sedangkan materi yang dibutuhkan oleh
petani maupun non petani adalah tentang usahatani dalam pasca panen, informasi
penjualan, dan hak serta kewajiban anggota di KUD. Pelatihan dan pembinaan
kepada petani terhenti dikarenakan pembinaan dan pelatihan ditangani oleh pihak
pemerintah. Anggota non petani yang merasa puas hanya 3,2 persen dikarenakan
perlu dengan pembinaan mengenai cara melakukan pinjaman.
Dilihat dari kepuasan pelayanan yang diperoleh oleh anggota sedang atau
kurang memuaskan. Pelayanan yang diberikan KUD adalah pemberian pinjaman,
81
penyediaan saprotan , gas elpiji, air mineral, dan jasa perumahan. Anggota petani
merasa puas dengan pelayanan sekitar 19,35 persen sedangkan anggota non petani
9,7 persen. Adanya manfaat pelayanan yang dilakukan pengurus KUD Sumber
Alam, namun masih kurang diperoleh oleh anggota. Hal ini dikarenakan
pelayanan karyawan KUD terhadap anggota kurang tanggap dan kurang terjalin
interaksi hanya sebatas anggota sebagai pelanggan. Selain itu pelayanan yang
diberikan kurang sesuai dengan yang diinginkan anggota. Pelayanan yang
dinginkan anggota adalah adanya fasilitas bagi petani maupun non petani dalam
mendistribusikan hasil produksinya.
Manfaat sosial menunjukkan hak anggota dengan adanya kebebasan
anggota dalam berinteraksi, mengeluarkan pendapat atau hak suara, dan mendapat
pelayanan. Manfaat sosial petani sebagai anggota KUD adalah sedang atau kurang
memuaskan. Hal ini merupakan kurangnya KUD Sumber Alam dalam memenuhi
kebutuhan sosial seperti hubungan kerjasama, pelatihan atau bimbingan serta
fasilitas. Manfaat sosial non petani paling tinggi berdasarkan skor, dapat dilihat
pada interaksi atau hubungan dengan pengurus dalam pembelian dan jasa.
Manfaat sosial yang diperoleh oleh petani memberikan gambaran bahwa KUD
telah melakukan hubungan baik dengan anggota petani sebagai organisasi sosial
peran KUD. Namun harus diperhatikan bimbingan atau pelatihan pada anggota
sehingga KUD Sumber Alam mengetahui apa yang diinginkan petani maupun non
petani dan mengetahui alternatif pengembangan dalam meningkatkan pelayanan.
Manfaat sosial yang diperoleh oleh anggota KUD, akan mempengaruhi
terhadap kinerja organisasi KUD Sumber Alam terhadap anggota yaitu
pelaksanaan RAT dan penyampaian saran untuk kemajuan KUD.
6.2. Analisis Manfaat Ekonomi Anggota Petani dan Non Petani
Manfaat ekonomi memberikan gambaran terhadap reaksi anggota
terhadap aktivitas penjualan yang dilakukan oleh KUD Sumber Alam. Kegiatan
ekonomi yang dilakukan oleh KUD Sumber Alam yaitu penjualan saprotan, gas
elpiji, air mineral, dan jasa simpan pinjam. Tanggapan anggota terhadap manfaat
ekonomi yang dirasakan setelah menjadi anggota KUD Sumber Alam dapat
dilihat pada Tabel 20.
82
Tabel 20. Tanggapan Anggota KUD Sumber Alam Terhadap Manfaat Ekonomi No Skor Skor manfaat* Skor
tingkat manfaat ekonomi
Kategori manfaat ekonomi Jumlah
(orang) 1 2 3
1 Pendapatan SHU - Petani - Non petani
2 7
2722
2 2
62 57
Sedang Sedang
2 Kepuasan Harga pupuk - Petani Kepuasan harga air mineral - Non petani
6 6
12
7
13 8
69 64
Sedang Sedang
3 Kepuasan Harga obat-obatan - Petani Kepuasan harga gas elpiji - Non petani
6 5
15 17
10 9
66 66
Sedang Sedang
4 Kemudahan memperoleh pupuk - Petani Kemudahan memperoleh air mineral - Non petani
4 9
18 15
9 7
67 60
Sedang Sedang
5 Kemudahan memperoleh obat-obatan - Petani Kemudahan memperoleh gas elpiji - Non petani
5 7
21 12
5 12
57 67
Sedang Sedang
6 Kemudahan melakukan pinjaman - Petani - Non petani
0 0
6 3
25 28
87 90
Tinggi Tinggi
7 Keringanan Bunga pinjaman - Petani - Non petani
0 0
20 12
11 19
73 81
Tinggi Tinggi
Keterangan : * Skor 1 : Tidak memuaskan 2 : Kurang memuaskan 3 : Memuaskan
Manfaat ekonomi petani terhadap unit usaha KUD Sumber Alam adalah
pendapatan yang diterima anggota petani setelah menjadi anggota KUD dengan
adanya Sisa Hasil Usaha (SHU), kepuasan anggota terhadap harga barang
agribisnis yang ditawarkan KUD yaitu pupuk, pakan ikan dan obat-obatan,
83
kemudahan memperoleh barang agribisnis yang ditawarkan, kemudahan
melakukan pinjaman dan pengembaliannya, serta jasa yang ditawarkan oleh KUD.
Manfaat ekonomi yang diperoleh oleh anggota petani dan non petani
terhadap pendapatan yang diperoleh dari SHU sangat diperlukan dan diharapkan
dapat meringankan biaya. KUD Sumber Alam dapat memberikan pendapatan
SHU yang dibagikan kepada anggota dengan persentase 40% dari keseluruhan
SHU yang dihasilkan. Pendapatan SHU yang diterima setiap anggota berdasarkan
responden dalam penelitian ini kurang memuaskan atau sedang. Anggota yang
merasakan kurang puas untuk petani 87 persen dan non petani 70,9 persen. Hal ini
dikarenakan SHU yang dibagikan belum dapat meringankan beban kebutuhan
anggota dan kurang jelas mengenai pembagian SHU. Anggota kurang mempunyai
pengetahuan mengenai bagaimana pembagian SHU. Anggota petani kurang
merasakan adanya penambahan pendapatan selama menjadi anggota KUD,
bahkan pendapatan tersebut belum dapat menutupi seluruh biaya usahatani.
Manfaat ekonomi terhadap kegiatan usaha KUD Sumber dilihat
berdasarkan kepuasan harga dan kemudahan memperolehnya. Kepuasan harga
pupuk dan obat-obatan diperoleh oleh anggota petani dikarenakan harga yang
ditawarkan lebih murah dibanding harga pasar. Harga pupuk Rp 83.000/80 kg
untuk pupuk urea sedangkan di pasar Rp 90.000/80 kg (Rp 1.125/kg), Rp
75.000/80 kg untuk ZA sedangkan di pasar Rp 81.000/80 kg, Rp 120.000/80 kg
untuk NPK di pasar Rp 150.000/80 kg, Rp 110.000/80 kg untuk TSP Rp
155.000/80 kg, dan KCL dengan harga Rp 350.000/80 kg lebih murah Rp 2000
sampai Rp 3000 yaitu Rp 380.000/kg. Obat-obatan terdapat berbagai jenis dan
sesuai dengan kebutuhan petani. Namun kepuasan tersebut masih kurang puas
dikarenakan masih adanya biaya lagi untuk melakukan pembelian disana. Petani
yang kurang puas terhadap harga pupuk dan obat-obatan adalah 43,5 persen.dari
keseluruhan responden. Kepuasan dalam kemudahan memperolehnya dikatakan
sedang karena membutuhkan waktu dan letak yang jauh dari tempat petani
sehingga terdapat kesulitan untuk membeli saprotan di sana. Penjualan saprotan
hanya dilakukan ditempat gudang KUD dan tidak dekat dengan anggota petani.
Kepuasan harga air mineral dan gas elpiji untuk anggota khususnya non
petani adalah sedang. Harga air mineral yang ditawarkan KUD Sumber Alam
84
sekitar Rp 8.000,00 untuk merek Prima dan Rp 10.000,00 untuk merek Aqua.
Harga ini cenderung lebih murah dari harga pasar dimana harga pasar merek
Prima Rp 10.000,00 dan Aqua Rp 12.000,00. Harga gas elpiji yaitu Rp 13.000,00
lebih murah di pasaran. Ketersediaan air mineral dan gas elpiji selalu berada di
KUD melalui kerjasama dengan pihak perusahaan air mineral dan PT Gas Elpiji.
Kepuasaan anggota non petani terhadap harga air mineral dinilai sedang
dikarenakan lokasi penjualan jauh dari lokasi anggota. Sehingga membutuhkan
waktu dan biaya untuk melakukan pembelian di KUD.
Selain manfaat harga dan kemudahan memperolehnya, anggota mendapat
keringanan bunga pinjaman dan kemudahannya dalam melakukan pinjaman.
Keringanan bunga dan kemudahan pinjaman diperoleh anggota tinggi. Petani
yang menggunakan KUT (Kredit Usaha Tani) memiliki keringanan dalam hal
bunga serta jangka waktu pengembaliannya. Bunga yang dikenakan untuk petani
sama dengan bunga yang dikenakan untuk anggota non petani yaitu sebesar 2,5
persen. Dalam memperoleh pinjaman juga sangat mudah tanpa banyak
persyaratan dan waktu pencairannya lebih cepat serta tidak dipotong. Menurut
petani bunga pinjaman tersebut memuaskan karena masih rendah dari bunga bank
dan rentenir. Walaupun petani tidak tepat waktu dalam hal pengembalian namun
pihak KUD tetap melakukan keringanan agar petani dapat mengembalikannya
dengan cara bunga yang dikenakan tetap tidak berubah walaupun sudah jatuh
tempo. Begitu juga pada anggota non petani dengan adanya kemudahan dalam
melakukan pinjaman dengan bunga yang ringan. Selain bidang usaha yang
menyebabkan manfaat ekonomi juga terdapat bidang jasa yaitu peminjaman.
Bunga pinjaman yang ditentukan KUD Sumber Alam cenderung lebih ringan jika
dibandingkan dengan lembaga ekonomi lain. Bunga yang ditetapkan sama setiap
anggota serta jangka waktu pengembalian lebih mudah dan sesuai kemampuan
anggota. Prosedur pengajuan pinjaman sama bagi anggota petani maupun non
petani lebih cepat dan tidak terlalu banyak persyaratan.
Manfaat ekonomi yang diperoleh oleh petani dan non petani berdasarkan
responden yang diambil dalam penelitian ini adalah sedang. Manfaat ekonomi
yang diperoleh bervariasi terdapat sebagian petani merasa kurang puas terhadap
harga obat-obatan, namun ada juga petani yang merasa puas. Begitu juga pada
85
harga pupuk dan kemudahan memperoleh pupuk. Manfaat ekonomi yang paling
tinggi diperoleh oleh petani dan non petani hanya pada pinjaman. Manfaat
ekonomi yang diperoleh akan mempengaruhi partisipasi anggota dalam kegiatan
usaha KUD dan pelaksanaan KUD sendiri dalam kegiatan menghasilkan SHU.
Selain itu juga mendorong anggota untuk melakukan kewajibannya dalam
melakukan simpanan pokok, simpanan wajib, maupun sukarela.
6.2. Analisis Partisipasi Anggota KUD Sumber Alam
Partisipasi merupakan ikut serta dari seseorang atau sekelompok orang
dalam meningkatkan potensi terhadap suatu organisasi. Seseorang atau
sekelompok orang dalam menyediakan sarana dan prasarana membutuhkan modal
serta jejaring kerjasama. Kerjasama yang dibutuhkan oleh masyarakat merupakan
kerjasama yang saling menguntungkan. Jejaring yang dapat menyatukan
masyarakat adalah koperasi sebagai organisasi dengan tujuan mensejahterakan
anggota-anggotanya dan memberikan solusi dari permasalahan-permasalahan
yang dialami anggotanya. KUD Sumber Alam sebagai koperasi pertanian
pedesaan merupakan koperasi yang dapat menyatukan masyarakat di desa
Dramaga.
Tingkat partisipasi anggota KUD Sumber Alam dilihat dari partisipasi
organisasi, usaha, dan permodalan. Partisipasi anggota dalam bidang organisasi
dilihat dari kehadiran dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) dan keaktifan
anggota dalam memberikan saran kepada pengurus dan manajemen. Penentuan
RAT dalam partisipasi organisasi anggota dikarenakan kegiatan yang paling
penting dalam koperasi khususnya adalah RAT yang menentukan seberapa besar
perhatian anggota terhadap KUD. Partisipasi juga dilihat dari keaktifan atau
perhatian anggota terhadap kemajuan KUD yaitu saran pada RAT. Sedangkan
partisipasi anggota KUD dalam bidang permodalan dilihat dari keaktifan dalam
membayar simpanan wajib, simpanan sukarela, dan simpanan lain. Hal ini
dikarenakan kemajuan KUD sangat tergantung pada simpanan anggota sebagai
permodalan untuk memenuhi kebutuhan anggota. Sedangkan partisipasi dalam
bidang usaha dilihat dari keaktifannya dalam melakukan pembelian terhadap
barang-barang yang disediakan oleh KUD. KUD melakukan penyediaan barang
agribisnis berupa pupuk dan obat-obatan memiliki tujuan untuk mensejahterakan
86
anggota petani dan barang non agribisnis untuk seluruh anggota KUD khususnya
non petani. Partisipasi anggota petani dan non petani berbeda di dalam KUD.
Partisipasi anggota KUD hanya tinggi pada saat pinjaman sedangkan dalam
kegiatan organisasi, permodalan, dan pembelian barang masih kurang dilakukan.
Hal ini dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21. Partisipasi Anggota KUD Sumber Alam No Jenis Partisipasi Skor partisipasi* Skor
partisipasi Kategori partisipasiJumlah (orang)
1 2 31.
2
3
Partisipasi organisasi a. Kehadiran RAT
- Petani - Non petani
b. Memberikan saran dalam RAT - Petani - Non petani
Partisipasi Usaha - Petani a. Membeli pupuk b. Membeli obat-obatan c. Pinjaman
- Non petani a. Membeli air mineral b. Membeli gas elpiji c. Pinjaman Partisipasi permodalan a. Membayar simpanan
wajib - Petani - Non petani
b. Membayar simpanan sukarela - Petani - Non petani
5 1 10 15 1 4 0 9 7 0 0 0 11 4
17 11 20 13 21 25 6 20 22 20 24 8 18 23
9 19 1 3 9 2 25 2 2 11 7 23 2 4
66 80 51 50
61 60 87 55 57 73
69 85
49 62
Sedang Tinggi Rendah Rendah Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi Sedang Tinggi Rendah Sedang
Keterangan : * Skor 1 : Tidak aktif 2 : Kurang aktif 3 : Aktif
Partisipasi organisasi anggota dilihat dari tingkat kehadiran saat RAT dan
keaktifan dalam memberikan saran. Kehadiran anggota petani berdasarkan hasil
penelitian terhadap Rapat Anggota Tahunan (RAT) dinilai sedang. Kehadiran ini
dilihat dari tidak selalu datangnya anggota petani melakukan RAT di KUD
87
Sumber Alam. Hal ini dikarenakan kurang adanya komunikasi antara petani
dengan pihak manajemen KUD. Hanya sebagian anggota petani yang paling dekat
dengan lokasi KUD, selalu hadir saat rapat. Selain itu, waktu dilakukan RAT
kurang sesuai dengan waktu luang petani. Dimana RAT selalu dilakukan oleh
KUD setiap hari Jumat pada pagi hari. Partisipasi anggota non petani untuk hadir
dalam RAT tinggi dikarenakan adanya waktu luang untuk menghadiri RAT dan
jumlah undangan lebih tinggi dari anggota petani. KUD Sumber Alam melakukan
pembatasan anggota hadir saat RAT sehingga saran atau pendapat yang diberikan
anggota KUD rendah. Anggota yang hanya memiliki kepentingan, melakukan
saran dan pendapat mengenai kinerja KUD.
Anggota petani maupun non petani memiliki keterbatasan pengetahuan
mengenai bagaimana perkembangan KUD. Selama kepengurusan baru tahun
2009-2014, petani cenderung pasif dalam memberikan saran dikarenakan
pandangan dari anggota terhadap manajemen KUD yang sekarang lebih mengerti
bagaimana KUD berjalan. Padahal saran atau perhatian dari anggota petanilah
KUD dapat berjalan khususnya meningkatkan komoditas agribisnis untuk
pertanian pedesaan. Kurangnya saran atau masukan anggota terhadap KUD juga
dikarenakan kurangnya pelatihan dari KUD terhadap koperasi. Tingkat partisipasi
organisasi tersebut sangat dipengaruhi oleh manfaat sosial yang diperoleh
anggota. Manfaat sosial yang diperoleh anggota masih kurang maka
mengakibatkan partisipasinya dalam bidang organisasi masih kurang aktif.
Bahkan manfaat pelatihan yang tidak sesuai dengan keinginan anggota medorong
anggota untuk tidak memberikan saran pada saat RAT.
Partisipasi anggota KUD tidak hanya dalam bidang organisasi, melainkan
bidang usaha. Bidang ini merupakan bidang yang menjadi tonggak dalam
berjalannya kegiatan KUD dalam menghasilkan keuntungan bersama sehingga
dapat memberikan manfaat ekonomi anggota petani. Partisipasi petani terhadap
usaha penjualan barang agribisnis yaitu pupuk dan obat-obatan dinilai sedang.
Petani melakukan pembelian pupuk kepada KUD Sumber Alam dikarenakan
harga pupuk dan obat-obatan lebih murah dari harga di toko lain. Namun tidak
semua petani dapat melakukan pembelian di KUD karena kebanyakan petani
anggota KUD jauh dari lokasi gudang KUD. Hal ini dapat mengakibatkan ada
88
biaya transportasi untuk membeli pupuk dan obat-obatan di KUD sehingga biaya
yang dikeluarkan sama dengan membeli di pasar. Partisipasi anggota non petani
dalam memanfaatkan usaha KUD Sumber Alam dinilai sedang. Partisipasi
anggota dalam unit usaha kurang dikarenakan jauhnya penjualan air mineral dan
gas elpiji dari tempat tinggal anggota. Sehingga anggota non petani lebih
cenderung memilih membeli di warung terdekat walaupun dengan harga yang
lebih mahal. Penjualan gas elpiji dan air mineral yang dilakukan oleh KUD selain
disimpan di gudang juga diedarkan ke warung-warung yang tidak jauh dari lokasi
KUD. Namun pada dasarnya ada aktivitas anggota dalam pembelian barang yang
disediakan anggota sehingga penjualan barang-barang KUD memperoleh
keuntungan dan masih tetap berjalan. Partisipasi yang tinggi dilakukan anggota
KUD adlah pada simpan pinjam. Hal ini dikarenakan sangat diperlukan oleh
anggota. Kegiatan usaha KUD harus dapat memberikan manfaat ekonomi bagi
anggotanya. Manfaat ekonomi yang diperoleh oleh anggota akan berpengaruh
terhadap aktivitasnya dalam bidang usaha. Jika usaha tersebut memberikan
manfaat bagi anggotanya maka akan mendorong anggota untuk berpartisipasi
aktif. Dari kegiatan usaha yang dilakukan KUD yang lebih memberikan manfaat
adalah pinjaman. Sehingga anggota sangat aktif dalam melakukan pinjaman.
Partisipasi anggota dalam bidang permodalan yaitu simpanan wajib dan
simpanan sukarela. Keaktifan petani dalam melakukan simpanan wajib dinilai
sedang bahkan simpanan sukarela dinilai rendah. Hal ini dikarenakan kurang
adanya dana untuk melakukan simpanan wajib bahkan sukarela. Menurut
sebagian petani mengungkapkan bahwa saat ini hasil tani cenderung kecil
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sering terjadinya gagal panen sehingga
mengakibatkan kurang aktifnya petani melakukan simpanan wajib di KUD.
Bahkan simpanan sukarela hanya dilakukan petani pada saat RAT. Hal ini
dikarenakan kebanyakan petani belum mengetahui manfaat dari adanya simpanan
sukarela.
Simpanan wajib sangat aktif dilakukan oleh anggota non petani
dikarenakan adanya kemudahan dalam memberikan simpanan wajib dengan
adanya debt collector KUD Sumber Alam yang langsung setiap hari datang ke
rumah anggota. Selain itu juga terdapat kepercayaan anggota terhadap KUD
89
Sumber Alam dalam menyimpan uangnya di KUD yaitu lebih aman dan mudah
ditarik kembali. Besarnya simpanan wajib dari Rp 10.000,00 ke atas tanpa ada
batasan. Sedangkan simpanan sukarela hanya dilakukan oleh anggota non petani
saat akhir pembagian SHU dan pembelian.
Partisipasi anggota dari sisi organisasi, bidang usaha, dan permodalan
pada umumnya sedang. Berdasarkan mean dari penjumlahan skor partisipasi
menghasilkan nilai 62 yaitu sedang. Hal ini menunjukkan KUD Sumber Alam
kurang memperhatikan anggota dalam melakukan berbagai kegiatan. Seperti
kurangnya pelayanan KUD terhadap petani seperti pembinaan terhadap kelompok
tani, pembinaan mengenai koperasi, dan komunikasi yang kurang tersebar bagi
anggota petani. Namun pada dasarnya partisipasi anggota petani berdasarkan skor
partisipasi dapat dilihat pada tingginya partisipasi dalam melakukan simpanan
wajib. Hal ini dikarenakan kewajiban anggota melakukan simpanan wajib agar
tidak dihapuskan dalam keanggotaan KUD. Partisipasi anggota tejadi di dalam
KUD Sumber Alam dikarenakan adanya manfaat sosial dan manfaat ekonomi
yang diperoleh oleh petani. Sehingga mereka menjadi anggota koperasi dan
melakukan aktivitas pembelian serta aktivitas lain untuk mengembangkan potensi
KUD Sumber Alam. Dari analisis partisipasi yang kurang baik akan
mempengaruhi tingkat kinerja KUD Sumber Alam yang kurang baik dalam
melakukan pelayanan terhadap anggotanya.
6.3. Hubungan Antara Manfaat Sosial dengan Tingkat Partisipasi Anggota KUD Sumber Alam Manfaat sosial merupakan manfaat yang secara tidak langsung diperoleh
anggota. Manfaat sosial yang diperoleh anggota akan berdampak pada tingkat
partisipasi di KUD Sumber Alam. Manfaat sosial yang timbul diakibatkan adanya
hubungan baik dengan pengurus atau manajemen koperasi, hubungan dengan
sesama anggota, fasilitas, dan pelatihan yang dilakukan oleh KUD. Adanya
hubungan antara manfaat sosial dengan tingkat partisipasi dapat diketahui dengan
menggunakan analisis rank spearman dengan alat analisis SPSS 15 for windows.
Hasil adanya hubungan antara manfaat sosial dengan tingkat partisipasi yang
diperoleh oleh petani dapat dilihat pada output SPSS 15 for windows Tabel 22.
90
Tabel 22. Korelasi Antara Manfaat Sosial dengan Tingkat Partisipasi Anggota KUD Sumber Alam
Spearman’s Manfaat
Sosial
Jenis partisipasi
Organisasi Usaha Modal
Petani
Coefisien’s Corelation -0,091 -0,128 0,182
Sig. (1-tailed) 0,628 0,494 0,327
N 31 31 31
Non petani
Coefisien’s Corelation 0,523 * 0,451* 0,201
Sig.(1-tailed) 0,003 0,011 0,227
N 31 31 31 Keterangan : * Correlation is significant at the 0,05 level (1-tailed)
Berdasarkan output SPSS 15.0 for windows, korelasi antara manfaat sosial
dengan partisipasi anggota petani dan non petani memiliki hubungan yang
berbeda. Nilai korelasi manfaat sosial yang diperoleh petani dengan tingkat
partisipasi memiliki hubungan yang berlawanan arah atau negatif dibidang
organisasi (-0,091 < 0,5) dan usaha (-0,128 < 0,5). Hal ini dikarenakan kegiatan
untuk memberikan manfaat sosial yang dilakukan KUD hanya pada sepihak yaitu
pihak KUD saja. Kegiatan tersebut tidak sesuai dengan keinginan anggota petani.
Jika KUD terus melakukan peningkatan manfaat sosial maka petani tidak akan
berpartisipasi dibidang organisasi dan usaha. Kegiatan yang dinginkan anggota
petani dalam organisasi KUD adalah tidak adanya pembatasan saat RAT dan
adanya pemberian pengetahun mengenai perkoperasian. Hal ini akan mendorong
petani untuk berpartisipasi dibidang organisasi. Bidang usaha yang diinginkan
petani yaitu adanya kerjasama dalam hal penjualan hasil panen dan pengadaan
sarana pertanian. Korelasi manfaat sosial yang diperoleh anggota petani juga
bersifat lemah (0,182<0,5) dengan partisipasi di bidang permodalan dikarenakan
petani kurang mengetahui manfaat melakukan simpanan wajib maupun simpanan
sukarela. Peningkatan kegiatan sosial yang dilakukan KUD dalam melakukan
pendidikan mengenai manfaat simpanan wajib dan sukarela akan meningkatkan
partisipasi petani dalam permodalan. Secara keseluruhan, korelasi manfaat sosial
petani sangat lemah dengan partisipasi dibidang organisasi, usaha, dan
91
permodalan. Sehingga diperlukan perbaikan KUD dalam melakukan kegiatan
sosial dengan terjalin hubungan yang sesuai dengan keinginan petani.
Manfaat sosial yang diperoleh anggota non petani terhadap partisipasinya
di bidang organisasi memiliki hubungan yang bersifat positif dengan nilai korelasi
(0,523) dan lebih besar dari 0,5. Hal ini menunjukkan hubungan yang terjadi
searah artinya setiap hubungan yang dilakukan oleh KUD sesuai dengan
keinginan anggota non petani dan mendorong untuk hadir dalam RAT. Hubungan
dalam jasa simpan pinjam, perumahan, pembelian mendorong anggota non petani
untuk berpartisipasi di bidang organisasi. Hubungan antara manfaat sosial dengan
tingkat partisipasi organisasi kuat dikarenakan adanya pembagian SHU dalam
RAT yang sangat diperlukan oleh anggota non petani.
Hubungan manfaat sosial anggota non petani dan partisipasi usaha,
memiliki hubungan searah dengan koefisien korelasi 0,451. Namun hubungan
tersebut masih lemah dengan koefisien korelasinya kurang dari 0,5. Hal ini
dikarenakan kegiatan sosial KUD dalam pelayanan usaha kurang memuaskan
anggota non petani. Anggota non petani menginginkan adanya peningkatan
pelayanan yang tanggap dari pihak KUD dalam pernbelian dan jasa perumahan.
KUD hanya menyediakan barang-barang yang kurang dibutuhkan oleh anggota
non petani. kebutuhan yang sangat diperlukan anggota non petani berdasarkan
penelitian ini adalah Sembilan Bahan Pokok (Sembako). Jika pihak KUD
melakukan peningkatan pelayanan dalam bidang usaha akan meningkatkan
partisipasi anggota non petani dalam bidang usaha. Korelasi manfaat sosial yang
diperoleh anggota non petani dengan partisipasinya dibidang permodalan masih
lemah yaitu masih kurang dari 0,5. Hal ini dikarenakan pelayanan yang diberikan
KUD dalam bidang permodalan masih kurang dilakukan. Perlu adanya
peningkatan hubungan bahkan pendidikan mengenai manfaat melakukan
permodalan di KUD.
Hubungan antara manfaat sosial yang diperoleh petani dengan
partisipasinya dalam bidang organisasi, usaha, dan modal bersifat low
associations. Merupakan kondisi KUD yang tidak baik dimana hubungan di
dalam KUD tidak terjadi sehingga tidak ada kontribusi dari anggota petani.
Manfaat sosial yang diperoleh anggota non petani memiliki hubungan yang
92
bersifat moderately high associations di bidang organisasi dan usaha. Tujuan
KUD tercapai dengan hubungan yang tinggi namun pelayanan masih kurang
dilakukan terhadap kebutuhan atau kepentingan anggota non petani dan
berdampak pada partisipasinya kurang dibidang organisasi, usaha, dan
permodalan. Hal ini dikarenakan kegiatan yang dilakukan KUD sesuai dengan
keinginan anggota non petani serta harga barang yang ditawarkan lebih murah
dari pasar serta selalu tersedia.
6.4. Hubungan Antara Manfaat Ekonomi dengan Tingkat Partisipasi Anggota KUD Sumber Alam Manfaat yang diperoleh oleh anggota akan mengakibatkan meningkatkan
partisipasi anggota dari berbagai pelayanan yang disediakan oleh KUD Sumber
Alam. Kebanyakan respon atau tanggapan anggota untuk berpartisipasi di KUD
diakibatkan adanya manfaat ekonomi yang diperoleh. Semakin tinggi manfaat
ekonomi maka semakin tinggi pula partisipasi anggota KUD Sumber Alam.
Hubungan antara manfaat ekonomi dengan tingkat partisipasi anggota KUD dapat
dilihat pada Tabel 23.
Tabel 23. Korelasi Antara Manfaat Ekonomi dengan Tingkat Partisipasi Anggota KUD Sumber Alam.
Spearman’s Rho
Manfaat ekonomi
Jenis partisipasi
Organisasi Usaha Modal
Petani
Correlation coefficient 0,225 0,715* 0,200
Sig. (1-tailed) 0,224 0,000 0,280
N 31 31 31
Non petani
Correlation coefficient 0,483* 0,655* 0,434*
Sig.(1-tailed) 0,006 0,000 0,015
N 31 31 31 Keterangan : * Correlation is significant at the 0,05 level (1-tailed)
Nilai korelasi manfaat ekonomi petani dengan tingkat partisipasi di bidang
organisasi adalah sebesar 0,225 kurang dari 0,5. Kondisi ini menunjukkan adanya
hubungan yang lemah antara manfaat ekonomi dengan partisipasi di bidang
93
organisasi. Hal ini menunjukkan bahwa manfaat ekonomi yang diperoleh oleh
anggota petani tidak mempengaruhi partisipasinya dalam kegiatan organisasi yaitu
hadir RAT dan saran. Adanya aktivitas usaha agribisnis di KUD yaitu penjualan
pupuk dan obat-obatan tidak menimbulkan perhatian dari petani untuk
meningkatkan pertanian dengan kehadiran di RAT dan memberi saran untuk
kebaikan usaha KUD. Hal ini dikarenakan tidak tersedianya waktu luang untuk
hadir di RAT dan kurangnya pengetahuan petani dalam memberikan saran.
Hubungan antara manfaat ekonomi yang diperoleh anggota petani dengan
tingkat partisipasi di bidang usaha menunjukkan hubungan yang kuat. Hal ini
dapat dilihat dari nilai korelasi variabel manfaat ekonomi dengan tingkat
partisipasi di bidang usaha adalah 0,715 > 0,5. Hal ini dikarenakan petani sangat
membutuhkan saprotan yang disediakan oleh KUD. Dengan harga yang murah
dapat mengurangi biaya input produksi usahatani petani. Sehingga manfaat
ekonomi yang diperoleh petani mengakibatkan adanya partisipasi dibidang usaha.
Semakin tinggi manfaat ekonomi yang diperoleh oleh petani maka semakin tinggi
keinginan untuk berpartisipasi dalam memanfaatkan bidang usaha agribisnis
KUD. Harga pupuk, obat-obatan, gas elpiji, air mineral, dan simpan pinjam yang
disediakan oleh KUD lebih murah, serta terdapat kemudahan memperolehnya
merupakan variabel yang sangat mempengaruhi manfaat ekonomi yang diperoleh
anggota. Namun hubungannya dengan permodalan masih lemah dimana nilai
korelasinya kurang dari 0,5 yaitu 0,2. Hal ini menunjukkan bahwa KUD dalam
melakukan kegiatan ekonomi kurang mendorong anggota petani melakukan
permodalan di KUD. Hal ini dikarenakan kurangnya pendapatan yang diperoleh
petani sehingga mereka kurang berpartisipasi dibidang permodalan. Petani akan
meningkatkan partisipasinya dibidang permodalan jika ada upaya dari pihak KUD
dalam memberikan manfaat ekonomi.
Manfaat ekonomi yang diperoleh anggota non petani dalam penelitian ini
dilihat dari jenis usaha dan jasa yang dilakukan oleh KUD Sumber Alam. Manfaat
tersebut antara lain kemudahan memperoleh gas elpiji, air mineral, dan pinjaman,
harga yang ditawarkan, dan bunga pinjaman. Berdasarkan output SPSS 15.0 for
windows, nilai korelasi variabel manfaat ekonomi dengan partisipasi di bidang
organisasi adalah sebesar 0,483 masih kurang 0,5 Kondisi ini menunjukkan
94
hubungan yang lemah antara variabel manfaat ekonomi dengan partisipasi di
bidang organisasi. Partisipasi anggota non petani dalam menghadiri RAT
dipengaruhi oleh tersedianya waktu luang untuk menghadiri RAT serta adanya
pembagian SHU yang diinginkan anggota non petani, sedangkan partisipasi
anggota non petani dalam memberikan saran sama dengan petani sangat
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan pengetahuan yang dimiliki. Keterbatasan
pengetahuan dalam memberikan saran sehingga mengakibatkan hubungan
tersebut lemah. KUD meningkatkan manfaat ekonomi terhadap non petani akan
meningkatkan partisipasinya dibidang organisasi.
Manfaat ekonomi yang diperoleh anggota non petani dengan
partisipasinya dibidang usaha memiliki hubungan yang kuat. Koefisien
korelasinya 0,655 lebih besar 0,5. Hal ini dikarenakan barang dan yang disediakan
oleh KUD sangat dibutuhkan oleh anggota non petani. Khususnya pada pinjaman
yang mudah dan bunga yang ringan mengakibatkan non petani aktif melakukan
pinjaman. Jika terjadi peningkatan manfaat ekonomi dari KUD maka anggota
petani akan berpartisipasi tinggi dalam bidang usaha.
Tingkat keeratan antara variabel manfaat ekonomi yang diperoleh anggota
non petani dengan partisipasi di bidang modal menunjukkan hubungan lemah
dengan korelasinya kurang dari 0,5 yaitu 0,434. Hal ini dikarenakan kegiatan
usaha yang dilakukan KUD belum dapat meningkatkan pendapatan non petani
sehingga menyebabkan kurangnya kegiatan permodalan. Tanda positif pada nilai
korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan yang searah dengan antar kedua
variabel. Hal ini menunjukkan semakin tinggi manfaat ekonomi yang diperoleh
anggota dari pelayanan KUD Sumber Alam maka keinginan untuk berpartisipasi
di bidang permodalan. Keaktifan anggota dalam permodalan meliputi keaktifan
dalam membayar simpanan wajib dan sukarela. Simpanan wajib yang ditetapkan
adalah Rp 10.000 dan simpanan sukarela tidak ditetapkan tergantung keinginan
anggota. Lemahnya hubungan manfaat ekonomi dengan partisipasi di bidang
modal adalah kurangnya anggota non petani melakukan pembayaran simpanan
sukarela.
Manfaat ekonomi memiliki hubungan yang high associations pada
partisipasi di bidang usaha. Hal ini dikarenakan adanya penyediaan saprotan dan
95
harga yang murah. Hubungan manfaat ekonomi non petani dengan partisipasinya
memiliki sifat high associations. Hubungan tersebut kuat dikarenakan adanya
kebutuhan non petani terhadap pinjaman dalam memenuhi kebutuhannya dan
kegiatan usaha.
96
VII. ANALISIS KINERJA KUD SUMBER ALAM
7.1. Kinerja dengan Penilaian Tangga Perkembangan (PTP)/DLA (Development Leader Assesment) Pengukuran kinerja merupakan penilaian terhadap bagaimana suatu
koperasi menjalankan organisasi sosial ekonomi yang sesuai dengan tujuan
mensejahterakan anggotanya dan masyarakat. Berdasarkan respon anggota
terhadap kegiatan KUD Sumber Alam akan mempengaruhi tingkat kinerja yang
telah dijalankan selama ini. Kinerja KUD Sumber Alam dilihat dari segi
organisasi dan usaha dengan variabelnya antara lain kelembagaan, keanggotaan,
volume usaha, permodalan, aset, dan SHU. Menurut Penilaian Tangga
Perkembangan (PTP) atau Development Ladder Assesment (DLA), kinerja
koperasi dilihat dari visi KUD, kapasitas manajemen KUD, sumber daya
keuangan, dan jaringan kerja KUD. Hasil dari Penilaian Tangga Perkembangan
atau DLA dapat dilihat pada Tabel 25.
Tabel 25. Penilaian Tangga Perkembangan (PTP/DLA) KUD Sumber Alam Tahun 2010
Variabel Skor*) Rata-rata Zonasi
Tahap Tahap
I II I II
Visi 23 24 23,5 Hijau Hijau
Kapasitas 24 27 25,5 Kuning Hijau
Sumber Daya 30 30 30 Hijau Hijau
Jaringan Kerja 11 9 10 Kuning Kuning
SUB TOTAL 89 Kuning Sumber : Hasil Penelitian (2011)
Visi KUD dilihat dari integritas anggota berpartisipasi dimana setiap
anggota berhak untuk berpartisipasi namun untuk kepengurusan ada persyaratan
khusus sesuai dengan kesepakatan anggota. KUD Sumber Alam memiliki visi
misi yang telah tertulis dengan jelas. Visi KUD adalah “Menjadikan KUD
Sebagai Soko Guru Perekonomian Yang Dapat Membantu Kehidupan dan
Kesejahteraan Masyarakat Pedesaan Khususnya Anggota”. Sedangkan misi yang
tercantum di KUD Sumber Alam antara lain 1) mengembangkan kegiatan usaha
97
dalam sektor ekonomi yang ada keterkaitan dengan kegiatan anggota., 2)
meningkatkan potensi anggota dan sumber daya manusia pengelola., 3)
memberikan hasil yang optimal melalui kegiatan usaha. Visi dan misi yang
diterapkan KUD merupakan dasar atau tujuan KUD Sumber Alam melakukan
berbagai kegiatan. Visi yang ditetapkan oleh KUD harus sesuai dengan
realisasinya terhadap anggota sehingga diperlukan penelitian mengenai partisipasi
agar mudah memberikan gambaran yang sebenarnya terjadi di KUD.
Pelaksanaan visi di KUD Sumber Alam berdasarkan PTP menunjukkan
adanya hak bagi setiap anggota dalam mengeluarkan pendapatnya pada saat RAT
maupun diluar RAT. Pihak KUD memberikan kesempatan terhadap anggota
untuk mengeluarkan pendapat dalam RAT. Berdasarkan penelitian partisipasi,
anggota rendah mengeluarkan pendapatnya dikarenakan terbatasnya pengetahuan
dan kurangnya rasa kepemilikan. Anggota yang hadir dalam RAT dibatasi akan
menimbulkan kurang perhatian anggota terhadap perkembangan visi yang
dilakukan KUD. Adanya kebebasan bagi setiap anggota untuk masuk dalam
kedudukannya di kepengurusan dengan persyaratan tertentu yang disepakati
anggota. Pemilihan kepengurusan tersebut dilakukan pada saat RAT. Namun
anggota yang hadir merupakan keterwakilan, menjadikan anggota lain yang hadir
tidak mengetahui secara jelas dan hanya dapat menerima saja kepengurusan baru.
Perkembangan usaha dan jasa diinformasikan kepada anggota dalam RAT.
Setiap informasi disampaikan walaupun tidak semua anggota memperolehnya dan
tidak tepat waktu dikarenakan jumlah anggota terlalu banyak. Anggota hanya
dapat menerima setiap informasi tanpa mengetahui bagaimana manfaat baginya
dan masyarakat. Hanya sebagian anggota yang memberikan tanggapan serta
keinginannya di dalam KUD. Komitmen terhadap perkembangan bisnis
dikatakan tinggi dengan adanya tujuan tertulis serta dilakukan implementasi dan
evaluasi setiap tahun dalam RAT. Seperti penyusunan rencana anggaran
pendapatan dengan penjualan dan jasa di tahun 2009 serta memperhitungkan
biaya yang akan dikeluarkan bahkan realisasinya di tahun 2009. Kondisi tersebut
ada kelebihan biaya yang digunakan dari rencana awal, namun dilakukan evaluasi
dan perbaikan di tahun 2010. Sehingga SHU yang dicapai telah mengalami
peningkatan dari tahun 2009 ke tahun 2010 dan dilakukan rencana peningkatan
98
SHU untuk tahun 2011. Rencana tersebut dilakukan setiap tahun dan dilakukan
evaluasi.
Tujuan sosial tidak tertulis namun langkah tersebut telah dilakukan oleh
KUD seperti jasa pendidikan/penyuluhan kepada anggota khususnya para
kelompok tani, UKM, dan nasabah Unit Simpan Pinjam. Pelatihan yang diberiakn
KUD mengenai bagaimana melakukan simpan pinjam yang kurang sesuai dengan
keinginan anggota. Anggota kelompok tani menginginkan pelatihan mengenai
bagaimana cara melakukan pengolahan pasca panen. UKM menginginkan adanya
informasi mengenai pemasaran produknya. Tujuan yang difokuskan oleh KUD
adalah jangka pendek setahun berikutnya dan belum merencanakan tujuan jangka
panjang. Walaupun tujuan jangka panjang belum direncanakan namun perbaikan
ke depan terus dilakukan dengan adanya rancangan dalam Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga (AD/ART). Selain itu, penyelesaian sengketa pada
dasarnya tercantum dalam AD namun belum diimplementasikan secara serius
hanya terbatas pada asas kekeluargaan dan musyawarah. Sehingga visi KUD
Sumber Alam berada pada zona hijau dengan skor 23,5 (22-35) yang artinya visi
yang diterapkan baik dari manajemen KUD.
Kapasitas KUD dapat dilihat dari struktur organisasi serta tugas dan
wewenang setiap jabatan, pelayanan yang diberikan staf terhadap anggota,
kegiatan audit yang dilakukan auditor independent KUD, serta pelatihan terhadap
tenaga staf. Kapasitas KUD memiliki skala 27 berada pada zona hijau (40-26)
yang artinya kinerja kapasitas umumnya baik. Anggota yang masuk ke dalam
struktur organisasi sebagai tenaga staf memiliki persyaratan khusus diantaranya
minimum telah menjadi anggota selama 3 tahun, tidak cacat fisik, dan berdasarkan
keputusan anggota bersama. Setiap jabatan memiliki tugas masing-masing dan
hasilnya diserahkan kepada ketua pengurus dan manajer. Pelatihan terhadap
tenaga staf dilakukan oleh pemerintah bukan pihak KUD sendiri namun
pemberian upah atau gaji dilakukan oleh pihak KUD tanpa adanya dana dari luar.
Selain struktur dalam organisasi, tenaga staf juga dinilai dari struktur luar
organisasi yaitu dengan anggota. Pelayanan tenaga staf KUD terhadap anggota
kurang memuaskan masih perlu adanya peningkatan pelayanan sehingga anggota
merasa perlu untuk terus berpartisipasi akibat sikap tanggapnya tenaga staf.
99
Sistem operasi dan pengaturan keuangan di KUD Sumber Alam dipelihara dengan
baik. Pengendalian keuangan dilakukan oleh auditor namun tidak dalam jangka
waktu tiga tahun, dan setiap transaksi usaha anggota dengan KUD dicatat namun
tidak tepat waktu bahkan belum dilakukan laporan transaksi anggota dan non
anggota.
Sumber daya yang dimiliki KUD berdasarkan keuangan dilihat dari
tingkat kecukupan modal organisasi, pertumbuhan aset, tingkat pengembalian, dan
tingkat tunggakan. Kecukupan modal organisasi KUD berada pada zonasi hijau
yaitu 30 (40-28). Permodalan kuat dimana aset melebihi kewajiban. Tingkat
kecukupan modal KUD Sumber Alam adalah 48,65 persen berada di atas 20
persen (M > 20 %). Hal ini dilihat dari tingkat kecukupan modal KUD Sumber
Alam pada Tabel 26.
Tabel 26. Tingkat Kecukupan Modal KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010 Tahun Aset (Rp) Kewajiban (Rp) Tingkat Kecukupan
Modal (%)
2009 3.652.711.439,24 1.888.284.799 48,3
2010 4.041.225.385,24 2.059.469.284 49,0
Rata-rata 48,65 Sumber : Hasil penelitian (2011)
Permodalan KUD Sumber Alam dikatakan kuat dengan aset jauh
melebihi kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Aset terbesar
yang dimiliki KUD terletak pada piutang anggota yang mencapai Rp 1,862 milyar
di tahun 2010 dan Rp 1,513 milyar di tahun 2009. Piutang anggota terus
meningkat yang berasal dari unit usaha perdagangan, KUT, perumahan, dan
konstruksi listrik. Tingkat kecukupan modal dari tahun 2009 ke tahun 2010
mengalami peningkatan. Artinya adanya peningkatan aset yang dilakukan oleh
KUD Sumber Alam.
Tingkat pertumbuhan aset dilihat dari jumlah simpanan dan ekuiti tahun
sekarang dengan jumlah simpanan dan ekuiti tahun sebelumnya. Tingkat
pertumbuhan aset selama jangka waktu dua tahun di tahun 2009 dan 2010 dapat
dilihat pada Tabel 27.
100
Tabel 27. Tingkat Pertumbuhan Aset Tahun 2009-2010 Tahun Jumlah simpanan (Rp) Ekuiti (Rp) Tingkat pertumbuhan
asset (%)
2008 1.635.835.231,44 1.671.192.161 -
2009 1.722.282.703,44 1.764.426.640 5,43
2010 1.925.692.928,44 1.981.756.101 12,06
Rata-rata 8,745
Sumber : Hasil Penelitian (2011)
Tingkat pertumbuhan aset KUD Sumber Alam sekitar 8,745 persen yang
artinya pertumbuhan positif tinggi. Jumlah simpanan dan ekuiti di tahun 2010
lebih besar dari jumlah simpanan dan ekuiti di tahun 2009. Peningkatan
pertumbuhan aset yang tinggi disebabkan adanya peningkatan pada ekuiti yang
berasal dari simpanan wajib, simpanan pokok, cadangan, dan donasi.
Organisasi KUD dapat melindungi ekuitinya dan mengelola aset-aset yang
menguntungkan jika dikelola dengan sangat baik. Pengelolaan ekuiti dan aset
dapat dilihat dari tingkat pengembalian (Rate of Return). Tingkat Pengembalian
KUD Sumber Alam dalam jangka dua tahun yaitu tahun 2009 sampai Tahun 2010
dapat dilihat pada Tabel 28.
Tabel 28. Tingkat Pengembalian KUD Sumber Alam Tahun Pendapatan operasional Biaya operasional Tingkat
Pengembalian (%)
2009 174.419.554 130.052.130 2,51
2010 225.701.052 169.029.115 2,85
Rata-rata 2,68 Sumber : Hasil Penelitian (2011)
KUD Sumber Alam memiliki tingkat pengembaliannya sekitar 2,68 persen
berada diantara 0-3 persen. Hal ini menunjukkan ekuiti dan asetnya dikelola
dengan baik dimana ekuitinya mengalami peningkatan, pembagian SHU
menunjukkan hasil yang positif, dan cadangan modal dilakukan di tahun 2010.
KUD Sumber Alam memiliki kemampuan dalam melindungi ekuiti dan aset yang
menguntungkan. Selain itu sumberdaya KUD dapat dilihat dari tingkat tunggakan
101
yang dimiliki. Tingkat tunggakan tersebut merupakan jumlah pinjaman jatuh
tempo dibagi dengan jumlah pinjaman. KUD Sumber Alam memiliki tingkat
tunggakan 28,69 persen berada di atas 15 persen. Artinya kebijakan perkreditan
tidak ada kepastian, panitnya kredit tidak ada atau tidak berfungsi. Tidak ada
tindak lanjut dari tunggakan yang dilakukan KUD sehingga tingkat tunggakan
masih tinggi dari 15 persen. Walaupun KUD juga menyediakan jasa peminjaman,
namun pinjaman tersebut masih banyak diluar atau piutang jatuh tempo anggota
masih banyak. Karena banyaknya aset diluar menyebabkan KUD belum dapat
memenuhi semua tunggakan keluar yaitu bank dan instansi lain.
Jaringan kerja KUD dengan instansi pemerintah (Dekopindag), kebijakan
fiskal, dan hubungan dengan kemitraan lain. Dalam kebijakan fiskal seperti
penentuan harga dan bunga pinjaman ditetapkan dulu diantara pengurus kemudian
berkonsultasi dengan anggota pada saat RAT. Jika mendapat persetujuan anggota
maka ketentuan tersebut dilaksanakan oleh KUD. Hubungan dengan pemerintah
hanya sekedar memonitor dan memantau kegiatan KUD, pelatihan tenaga staf
KUD, dan menerima pendapat-pendapat serta mempertimbangkannya. Sedangkan
hubungan dengan kemitraan lain berasas pada hubungan yang saling memiliki
manfaat seperti jaringan komunikasi tanpa adanya ketergantungan dengan
koperasi lain. Hubungannya dengan anggota merupakan hubungan yang paling
penting dikarenakan maju mundurnya KUD dipengaruhi oleh partisipasi anggota.
Hubungan yang terjalin antara KUD dengan anggota masih kurang dilakukan
seperti penentuan kebijakan hanya sebagian anggota yang setuju. Bahkan
kebanyakan anggota kurang puas terhadap pelayanan yang diberikan KUD.
Sehingga diperlukan peningkatan hubungan KUD dengan anggota yang sesuai
keinginannya. Jika hubungan tersebut hanya berdasarkan pada pihak KUD saja
maka tidak ada partisipasi anggota di dalam KUD. Hubungan lain yang dilakukan
oleh KUD yaitu dengan distributor gas elpiji, pupuk, obat-obatan, dan air mineral.
Dalam jaringan kerja KUD memiliki zonasi kuning (14-8) yang artinya jaringan
kerja baik namun perlu diperhatikan dan perlu ditingkatkan agar KUD mendapat
banyak informasi dan tetap bertahan.
Keseluruhan indikator kinerja yang berada di KUD Sumber Alam
berdasarkan PTP/DLA memiliki skor 90,5 berada pada zona kuning. Dimana
102
kinerja adalah memuaskan tetapi memerlukan perhatian lebih lanjut dari segi
jaringan kerja, visi, kapasitas manajemen, dan sumberdaya. Dilihat dari segi
jaringan kerja yang harus diperhatikan adalah karena KUD kurang melakukan
hubungan dengan koperasi induk maupun dengan anggota. Dimana setiap
komitmen atau tujuan dilakukan secara tertulis, dievaluasi dengan berkala dan
sesuai dengan tingkat partisipasi anggota. KUD di sini kurang mengutamakan
partisipasi anggota dalam berbagai unit usaha atau jasa. Jika dilihat dari segi
kapasitas manajemen KUD, tenaga staf yang dipakai tidak dilakukan pelatihan
terlebih dahulu mengenai koperasi sebelum menjadi anggota. Walaupun pelatihan
dilakukan oleh Dekopindag, namun pelatihan oleh KUD sendiri kurang berjalan
secara teratur sehingga tenaga staf belum mengetahui secara mendalam tugas
yang harus dilakukan dan melaporkan hasilnya secara teratur kepada pengurus
yang lebih atas. Dalam bidang sumberdaya yang dimiliki oleh KUD kurang
melakukan pengelolaan keuangan yang sesuai sehingga banyak tunggakan diluar
atau piutang di luar.
7.2. Analisis Rasio Keuangan KUD Sumber Alam
Analisis rasio keuangan KUD Sumber Alam dilakukan untuk melihat
perkembangan kinerja keuangan dan untuk mengetahui faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap jalannya koperasi. Analisis kinerja keuangan ini bertujuan
untuk menilai tingkat kemampuan dan pengelolaan modal serta usaha KUD
Sumber Alam. Analisis yang digunakan meliputi analisis likuiditas, solvabilitas,
rentabilitas/profitabilitas, dan aktivitas usaha. Pada analisis ini, menilai masing-
masing rasio pada laporan keuangan 2 tahun terakhir yaitu tahun 2009 dan tahun
2010 yang kemudian dibandingkan dengan standar umum yang digunakan dan
data penjualan serta SHU. Hal ini dikarenakan kepengurusan baru tahun 2009-
2014.
1. Likuiditas
Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan koperasi untuk membayar
kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi. Pengukuran likuiditas pada
KUD dilakukan dua tahun terakhir dari tahun 2009-2010. Rasio-rasio likuiditas
KUD Sumber Alam antara lain Rasio lancar (current ratio), rasio cair (quick
103
ratio), dan rasio kas. Hasil perhitungan analisis likuiditas KUD Sumber Alam
tahun 2009-2010 dapat dilihat Tabel 29.
Tabel 29. Likuiditas KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010 Rasio Tahun Rata- rata Presentase
(%) Standar yang baik
2009 2010
Rasio lancar
1,433 1,495 1,464 146,4 >200 %
Rasio cair 1,323 1,396 1,359 135,9 >100%
Sumber : Hasil Penelitian (2011)
Rasio lancar merupakan perbandingan antara harta lancar atas kewajiban
lancar. Hasil perhitungan rasio lancar tahun 2009-2010. Dimana rasio lancar
digunakan untuk mengukur kemampuan KUD Sumber Alam dalam memenuhi
hutang lancar dengan aktiva lancar yang dimiliki. Nilai rata-rata rasio lancar KUD
Sumber Alam adalah 146,446 persen yang artinya KUD Sumber Alam
mempunyai Rp 1,46 harta lancar untuk memenuhi setiap Rp, 1,00 utang lancar
dan masih berada di bawah standar yang baik yaitu 200 persen. Hal ini
menunjukkan bahwa KUD Sumber Alam belum mampu menutupi hutang lancar
dengan aktiva lancar yang dimiliki. Namun terjadi peningkatan rasio lancar dari
tahun 2009 sebesar 142,36 persen ke tahun 2010 yaitu 149,53 persen. Kenaikan
tersebut terjadi karena adanya peningkatan kas yang dilakukan oleh KUD Sumber
Alam seiring dengan meningkatnya penjualan dan pendapatan jasa.
Rasio cepat atau cair (quick ratio) digunakan KUD Sumber Alam untuk
mengukur kemampuan KUD Sumber Alam dalam memenuhi kewajiban-
kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan. Nilai rasio cepat yaitu
136,01 persen yang berarti mempunyai Rp 1,359 harta kurang likuid untuk
memenuhi setiap Rp 1,00. Hal ini menunjukkan bahwa KUD Sumber Alam aman
dalam menutupi hutang lancarnya dengan aktiva lancar yang tidak
memperhitungkan persediaan. Nilai rasio cepat mengalami kenaikan dari 132,3
persen menjadi 139,6. Kenaikan tersebut diakibatkan adanya peningkatan kas
yang dilakukan oleh KUD Sumber Alam. Peningkatan persediaan tidak
mempengaruhi peningkatan rasio ini karena meningkatnya persediaan akan
104
mengurangi kemampuan aktiva lancar dalam menutupi hutang lancar. Penurunan
persediaan di KUD Sumber Alam terjadi dikarenakan adanya peningkatan
penjualan yang dilakukan KUD.
2. Analisis Solvabilitas
Analisis solvabilitas KUD Sumber Alam menunjukkan kemampuan
koperasi dalam memenuhi seluruh kewajiban keuangannya. Dalam solvabilitas
terdiri berbagai rasio yang digunakan antara lain rasio modal sendiri dengan total
aktiva (equity to total aset ratio), rasio modal sendiri dengan total aktiva tetap
(equity to fixed aset ratio), rasio aktiva tetap dengan hutang jangka panjang (fixed
aset to long term debt ratio), rasio total hutang dengan total aktiva (debt ratio),
dan rasio total hutang dengan total modal sendiri (debt equity ratio). Hasil
perhitungan analisis solvabilitas KUD Sumber Alam dilihat pada Tabel 30.
Tabel 30. Solvabilitas KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010 Rasio Tahun Rata-rata
(%)
Standar
baik(%)2009 2010
Rasio modal sendiri dengan total aktiva 0,65 0,68 66,5 >50
Rasio modal sendiri dengan aktiva tetap 2,168 2,389 227,8 >150
Rasio aktiva tetap dengan hutang jangka
panjang
3,149 3,332 324 >150
Rasio total hutang dengan total aktiva 0,334 0,302 31,8 <50
Rasio total hutang dengan total modal
sendiri
0,512 0,441 47,6 <67
Sumber : Hasil Penelitian (2011)
Rasio modal sendiri dengan total aktiva menunjukkan modal pinjaman dan
tingkat keamanan yang dimiliki kreditor. Nilai rata-rata rasio ini dari tahun 2009-
2010 adalah 66,8 persen yang berarti bahwa sebesar 66,8 persen dari total harta
KUD Sumber Alam dibiayai oleh modal sendiri. Hal ini menunjukkan KUD
Sumber Alam termasuk koperasi yang sehat dimana proporsi modal sendiri lebuh
tinggi dibandingkan modal luar. Pinjaman yang dilakukan oleh KUD Sumber
Alam jangka pendek adalah untuk kegiatan pangan dari Bank BRI serta KUT.
Sedangkan untuk pinjaman jangka panjang merupakan penyediaan aset untuk bisa
digunakan dalam waktu lama seperti sapi perah, motor supra X, ikan gurame serta
105
Kepres 50/81. Peningkatan rasio modal sendiri menunjukkan semakin baik KUD
Sumber Alam dalam upaya meningkatkan modal yang dimiliki melalui modal
sendiri berupa simpanan wajib, pokok, sukarela dan simpanan lain. Peningkatan
rasio ini juga dapat diakibatkan semakin meningkatkan hasil penjualan dan
pendapatan jasa.
Modal sendiri terhadap aktiva tetap merupakan proporsi aktiva tetap yang
dibiayai oleh modal sendiri KUD. Nilai rata-rata rasio ini adalah 227,8 persen
lebih tinggi dari 150 persen. Serta terjadi peningkatan dari dua tahun terakhir dari
tahun 2009 ke tahun 2010. Hal ini menunjukkan adanya kemampuan KUD untuk
membiayai aktiva tetap dengan modal sendiri. Modal sendiri yang lebih besar dari
daripada aktiva tetapnya lebih baik karena dapat mempertahankan likuiditas KUD
saat terjadi pembayaran hutang saat ini. Selain itu rasio aktiva tetap dengan hutang
jangka panjang merupakan kemampuan KUD untuk memperoleh pinjaman baru
dengan jaminan aktiva tetap. Rasio rata-ratanya adalah 3,24 atau 324 persen
persen lebih tinggi dari rasio standar yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa KUD
memiliki aktiva tetap yang dapat menjamin hutang jangka panjang bahkan jauh
lebih tinggi. Aset tetap yang dimiliki oleh KUD berlimpah sehingga memudahkan
KUD melakukan pinjaman kepada berbagai pihak.
Rasio total hutang dengan total aktiva menunjukkan berapa bagian dari
dana keseluruhan yang dibiayai dari hutang KUD. Nila rasio ini rata-ratanya 31,84
persen berada pada keadaan yang baik karena kurang dari 50 persen. Artinya Rp
1,00 harta KUD Sumber Alam dapat menjamin Rp 0,318 hutang yang
dimilikinya. Karena semakin rendah rasio ini maka semakin kecil resiko yang
harus ditanggung koperasi. Adanya penurunan rasio dari tahun ke tahun
merupakan kondisi yang membaik pada KUD Sumber Alam dalam membayar
hutangnya ke bank. Pembayaran hutang pada bank diakibatkan karena adanya
peningkatan kas yang diperoleh dari penjualan yang semakin meningkat.
Rasio total hutang dengan total modal sendiri menunjukkan proporsi
hutang yang dijamin oleh modal sendiri KUD. Nilai rasio ini adalah 47,68 persen
yang artinya setiap Rp 1,00 modal sendiri digunakan untuk menjamin Rp 0,476
hutang yang dimilikinya. Hal ini menunjukkan adanya kemampuan KUD Sumber
Alam dalam menjamin hutangnya dengan modal yang dimiliki KUD. Penurunan
106
rasio ini menunjukkan kondisi yang membaik dimana terjadi peningkatan modal
sendiri berupa simpanan wajib, simpanan pokok, simpanan sukarela, dana
cadangan, dan SHU. Simpanan wajib meningkat dibuktikan adanya kesadaran
anggota dalam mengembangkan usaha KUD Sumber Alam, sedangkan
peningkatan SHU diakibatkan aktivitas pembelian anggota semakin meningkat.
3. Analisis Rentabilitas
Rasio rentabilitas KUD Sumber Alam menunjukkan kemampuan koperasi
dalam menghasilkan SHU dalam periode tertentu. Pengukuran rentabilitas pada
KUD Sumber Alam dilakukan dengan menggunakan rasio laba bersih (net profit
margin), rasio tingkat pengembalian modal sendiri (return on net worth ratio),
rasio operasional (operating margin ratio), dan rasio tingkat pengembalian
investasi (return on investment). Hasil perhitungan rasio rentabilitas KUD Sumber
Alam tahun 2009-210 dapat dilihat pada Tabel 31.
Tabel 31. Rasio Rentabilitas KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010 (%) Rasio Tahun Rata-rata Standar
2009 2010
Rasio laba bersih 4,8 5,4 5,12 >4
Rasio operasional 0,32 2,23 1,28 >2
Rasio tingkat pengembalian Modal sendiri 1,76 2,02 1,89 >15
Rasio tingkat pengembalian investasi 1,15 1,38 1,27 >8 Sumber : Hasil Penelitian (2011)
Rasio laba bersih menunjukkan besarnya laba bersih yang dapat dihasilkan
KUD Sumber Alam dari setiap Rp 1,00 penjualan. Nilai rata-rata rasio ini adalah
5,12 persen berada di atas standar yang baik. Hal ini membuktikan bahwa laba
bersih yang dihasilkan dari setiap Rp 1,00 penjualan besarnya Rp 0,05. Hal ini
dikarenakan adanya pendapatan jasa dari rekening listrik, telkom, wartel dan
simpan pinjam yang tinggi dibanding penjualan barang serta biaya operasional
rendah. Rasio laba bersih yang dihasilkan KUD, sangat tinggi dimana kegiatan
usaha yang dilakukan banyak memiliki keuntungan pada jasa pembayaran
rekening listrik dan jasa simpan pinjam. Opportunity cost dalam menghasilkan
laba bersih sebesar 50 persen dari total penjualan. Selain itu biaya operasional
107
yang dialami KUD Sumber Alam rendah dengan pengiriman barang seperti gas
elpiji dan air mineral ditanggung perusahaan air minum dan PT Elpiji.
Perkembangan rasio ini dari tahun 2009 ke tahun 2010 mengalami peningkatan.
Peningkatan tersebut dikarenakan adanya kenaikan SHU dari KUD Sumber Alam.
Rasio operasional mencerminkan tingkat efisiensi KUD Sumber Alam
dalam menjalankan usahanya. Nilai rata-rata rasio operasional adalah 1,28 persen
masih di bawah rasio yang baik. Hal ini membuktikan bahwa usaha yang
dijalankan KUD Sumber Alam masih belum efisien dari sisi laba operasi yang
dihasilkan karena besarnya HPP dan stok akhir masih banyak. Selain itu beban
biaya operasi tinggi dan tingkat penjualan terhadap barang-barang KUD Sumber
Alam masih kurang. Perkembangan rasio ini mengalami peningkatan dengan
pemberdayaan usaha perdagangan dimana usaha pakan ikan tidak dilaksanakan
karena tidak menghasilkan keuntungan. Semakin besar nilai rasio ini maka
kemampuan koperasi dalam mencapai laba operasi akan semakin besar.
Rasio tingkat pengembalian modal sendiri digunakan untuk mengukur
tingkat produktivitas modal yang digunakan KUD Sumber Alam yang merupakan
suatu pengukuran penghasilan yang tersedia bagi koperasi atas modal yang
diinvestasikan. Nilai rata-rata rasio ini adalah 1,89 persen masih dibawah 15
persen. Hal ini membuktikan bahwa modal sendiri yang ditanamkan KUD Sumber
Alam belum dapat menghasilkan SHU yang optimal dari total modal sendiri.
Namun terjadi peningkatan rasio dari tahun ke tahun dengan adanya peningkatan
SHU yang dilihat dari penjualan dan pendapatan jasa semakin meningkat.
Rasio Return On Invesment (ROI) merupakan kemampuan KUD Sumber
Alam dalam menghasilkan pendapatan dan mengindikasikan koperasi
menggunakan seluruh aset yang tersedia dengan baik. Berdasarkan nilai rata-rata
rasio ROI sebesar 1,27 persen, rasio ini masih berada jauh dari rasio standar yaitu
4 persen. Hal ini menunjukkan kemampuan KUD dalam memperoleh SHU dari
total aktiva belum optimal. Namun pada dasarnya terjadi peningkatan yang relatif
kecil dari tahun ke tahun dari 1,15 persen menjadi 1,38 persen. Keadaan ini
menggambarkan KUD memiliki kemampuan dalam menghasilkan SHU dari
seluruh modal yang dimiliki.
4. Analisis Aktivitas Usaha
108
Rasio aktivitas usaha KUD Sumber Alam menunjukkan sejauh mana
efisiensi koperasi dalam menggunakan asets untuk memperoleh penjualan.
Pengukuran aktivitas usaha pada KUD Sumber Alam dilakukan dengan
menggunakan rasio perputaran total aktiva (total asets turn-over ratio), rasio
perputaran aktiva tetap (fixed asets turn-over ratio), rasio perputaran piutang
(account receivable turn-over ratio) dan rasio perputaran persediaan (inventory
turn-over ratio). Hasil perhitungan rasio aktivitas usaha KUD Sumber Alam tahun
2009-2010 dapat dilihat pada Tabel 32.
Tabel 32. Rasio Aktivitas Usaha KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010 (kali) Rasio Tahun Rata-rata Standar
2009 2010
Rasio perputaran total aktiva 0,239 0,255 0,247 >2 kali
Rasio perputaran aktiva tetap 0,794 0,891 0,842 >10 kali
Rasio perputaran piutang 0,573 0,549 0,561 <6 kali
Rasio perputaran persediaan 2,247 2,673 2,46 >10 kali Hasil Penelitian (2011)
Rasio perputaran aktiva menggambarkan tingkat efisiensi dari operasi
KUD Sumber Alam. Nilai rata-rata rasio ini adalah 0,247 kali yang artinya total
harta KUD Sumber Alam telah berputar rata-rata sebanyak 0,247 kali per tahun
dan berada di bawah nilai yang baik yaitu 5 kali. Hal ini menunjukkan rendahnya
kemampuan KUD dalam penggunaan aktiva dalam menghasilkan penjualan dan
tingkat efisiensi penggunaan harta sangat kecil. Perkembangan rasio ini dari tahun
ke tahun mengalami peningkatan yang disebabkan oleh penjualan barang
agribisnis (pupuk, saprotan) dan barang non agribisnis (gas elpiji dan air mineral)
mengalami peningkatan.
Rasio perputaran aktiva tetap menggambarkan tingkat kecepatan
perputaran aktiva tetap KUD Sumber Alam. Nilai rata-rata rasio ini adalah 0,842
kali dan kurang dari standar yang baik yaitu 10 kali. Hal ini menunjukkan
rendahnya penggunaan aktiva tetap dalam menghasilkan penjualan. Aktiva yang
dimiliki KUD Sumber Alam banyak meliputi tanah, bangunan, perlengkapan,
peralatan, dan kendaraan yang memiliki nilai buku Rp 756.420.756,00 di tahun
2010. Aktiva tetap yang memiliki nilai buku terbesar adalah bangunan dimana
109
KUD Sumber Alam memiliki berbagai bangunan diantaranya gudang pupuk,
gedung kantor, bangunan RMU, kios pupuk lini, kios waserba, pertokoan gardu,
ruko dramaga, wartel neglasari, dan lapangan futsal. Pengadaan sarana dan
prasarana KUD Sumber Alam memiliki berbagai aset yang sangat besar sehingga
berbagai peluang perkembangan usaha dan jasa sangat besar. Dalam usaha pupuk
KUD Sumber Alam hanya terkendala dalam masalah distribusi yaitu kendaraan
mobil untuk mengirim barang dagangan ke kios-kios. Selain itu juga lokasi KUD
yang sangat dekat dengan pasar memiliki persaingan yang ketat dalam penjualan
gas elpiji dan air mineral. Padahal lokasi sangat strategi dari konsumen, namun
usaha yang dijalankan oleh KUD hanya gas elpiji dan air mineral. Hal ini
menunjukkan kurangnya pengembangan usaha yang dilakukan oleh KUD Sumber
Alam.
Rasio perputaran piutang menunjukkan besarnya modal kerja yang
ditanamkan KUD Sumber Alam sebagai piutang. Nilai rasio ini adalah rata-rata
0,561 kali artinya rata-rata pertahun KUD Sumber Alam melakukan penjualan
dengan piutang sebanyak 0,561 kali selama periode dua tahun. Hal ini
menunjukkan piutang anggota besar dibanding perputaran modal. Terjadi
penurunan rasio dari tahun 2009 ke tahun 2010. Hal ini menunjukkan KUD
Sumber Alam berada dalam over investment dalam melaksanakan penjualan telah
mengalami penurunan perputaran modal dan peningkatan piutang anggota.
Rasio perputaran persediaan memberikan gambaran tentang kemampuan
KUD Sumber Alam dalam memutarkan barang dagangannya. Nilai rata-rata rasio
yang dihasilkan adalah 2,46 kali. Hal ini berarti nilai rasio perputaran persediaan
KUD Sumber Alam lebih rendah dari nilai rasio yang baik. Berarti KUD Sumber
Alam mengganti persediaannya setiap 2,46 kali dalam setahun. Semakin besar
rasio ini maka semakin efisien koperasi dalam melaksanakan operasinya. Nilai
rata-rata rasio perputaran persediaan yang kecil belum menunjukkan adanya
kemampuan KUD Sumber Alam dalam memutarkan barang dagangannya. Hal ini
dikarenakan persediaan air mineral, dan gas elpiji dilakukan sesuai pemesanan
dari konsumen.
110
7.4. Indeks Jatidiri KUD Sumber Alam
Pengukuran kinerja KUD dalam penelitian ini tidak hanya menggunakan
PTP/DLA, juga menggunakan indeks jatidiri untuk mengetahui koperasi berjalan
sesuai dengan jatidirinya dalam berorientasi ekonomi sosial. Tidak hanya dilihat
dari aspek perusahaan melainkan dilihat dari aspek perkumpulannya. Sebagai
badan usaha KUD Sumber Alam bergerak dalam ruang yang dibatasi oleh
jatidirinya dan oleh aturan-aturan yang berlaku bagi pemain pasar bebas seperti
korporasi. KUD yang memiliki jumlah anggota yang banyak dengan tidak ada
kejelasan mengenai keanggotaan dan bermain dalam sistem ekonomi pasar yang
penuh persaingan serta lingkungan yang ketentuan-ketentuan pasar tidak berlaku
dengan menyediakan barang agribisnis dan non agribisnis. Namun kegiatan yang
difokuskan oleh KUD hanya pada kegiatan pinjaman dan jasa (pembayaran
rekening listrik, Telkom, dan perumahan) dan kegiatannya yang memenuhi
kebutuhan seluruh masyarakat diluar keinginan anggotanya. Oleh karena itu perlu
dilakukan pengukuran dimana posisi jatidiri KUD Sumber Alam sehingga tidak
keluar dari jalur ketentuan koperasi yang mensehjahterakan anggotanya.
Indeks Jatidiri Koperasi didasarkan pada intensitas dari jatidiri koperasi
dan intensitas-intensitas dari aturan pasar. Intensitas jatidiri koperasi berdasarkan
profil dan konteks variasi dari KUD Sumber Alam. Penentuan Jatidiri dilakukan
dengan keterangan dari PTP dan kinerja keuangan yang dapat menggambarkan
kesluruhan kondisi KUD Sumber Alam dari segi organisasi dan kinerja.
Penetapan jatidiri dilakukan asumsi bahwa KUD Sumber Alam melakukan
berbagai kegiatan untuk tujuan bersama dengan mensejahterakan anggotanya.
KUD Sumber Alam dalam menjalankan organisasinya dan usahanya
memiliki aplikasi jatidirinya dalam pelaksanaan. Dari PTP/DLA dapat dilihat dari
visi dan kapasitas manajemen KUD Sumber Alam yang menempatkan intensitas
jatidiri koperasi. Sedangkan berdasarkan intensitas dan aturan-aturan pasar dapat
dilihat dari sumber daya dan jaringan kerja KUD Sumber Alam. Aturan-aturan
pasar didasarkan pada solvabilitas permintaan, intensitas dari Kekuatan Pasar,
deregulasi, dan globalisasi.
Solvabilitas permintaan dilihat dari laporan keuangan KUD Sumber Alam
dimana solvabilitas KUD Sumber alam merupakan kemampuan KUD dalam
111
memenuhi semua hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan
aset yang dimiliki. Rasio solvabilitas permintaan KUD bernilai 31,84 persen.
Walaupun masih dibawah 50 persen berarti KUD belum dapat memenuhi total
hutangnya dengan seluruh aktiva yang dimiliki. Oleh karena itu solvabilitas
permintaan masih rendah atau bernilai negatif (-). Intensitas dari kekuatan pasar
dilihat dari ukuran pasar, tingkat pertumbuhan, dan kekuatan pembeli. Ukuran
pasar dalam proses penjualan barang agribisnis dan non agribisnis di KUD masih
kecil hanya sebagai pengecer dan belum dipasarkan keberbagai tempat. Hal ini
dikarenakan hanya sebagian anggota yang butuh dan terbatas pada sumber daya
keuangan yang dimiliki oleh KUD. Sehingga dalam penyediaannya KUD
memiliki ukuran yang kecil dan masih belum sesuai dengan keinginan anggota.
Sedangkan dilihat dari tingkat pertumbuhan seperti aset yang dimiliki memiliki
petumbuhan positif tinggi yaitu 8 persen melebihi 5 persen. Hal ini dikarenakan
aset yang dimiliki mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. KUD Sumber
Alam tidak memiliki kekuatan pembeli dimana barang-barang yang disediakan
tergantung pada ketentuan yang ditetapkan oleh distributor. KUD Sumber Alam
tidak memiliki kekuatan dalam menetapkan harga dan jumlah barang. Bahkan
harga yang dijual oleh KUD Sumber Alam lebih rendah dari harga pasar bagi
anggota maupun non anggota. Hal ini terjadi karena KUD sulit membedakan
antara anggota dan bukan anggota. Dari indikator kekuatan pasar KUD masih
berada di bawah garis yang baik (-) dikarenakan masih tergantungnya KUD pada
distributor dan pembeli di pasar.
KUD Sumber Alam melakukan deregulasi terhadap anggota-anggotanya.
Penentuan tingkat suku bunga dan harga didasarkan pada ketentuan atau
kesepakatan anggota. Sehingga KUD menawarkan harga dan memberikan tingkat
bunga yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Hal ini dilakukan agar
anggota ingin berpartisipasi dalam bidang pembelian dan pinjaman. Deregulasi
yang dilakukan oleh KUD Sumber Alam bersifat positif (+) dengan adanya
keterlibatan anggota dalam menetapkan kebijakan walaupun tidak semuanya.
Selain deregulasi juga, KUD Sumber Alam melakukan globalisasi dengan
pengadaan sarana komputer dan internet untuk mengakses informasi yang
dibutuhkan. Namun akses informasi KUD terhadap anggotanya mengalami
112
kesulitan sehingga hanya sebagian anggota yang diberikan informasi dan tidak
teratur. Sehingga posisi KUD dalam globalisasi baik informasi maupun
perkembangan usaha rendah (-).
KUD Sumber Alam dalam bidang usaha memiliki tingkat persaingan
rendah dengan penentuan harga lebih rendah dari pasar, penyediaan barang
berdasarkan kebutuhan, deregulasi tetap berdasarkan anggota, dan globalisasi
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan informasi anggota.
Jatidiri KUD Sumber Alam berdasarkan intensitas jatidiri koperasi dilihat
dari respon anggota yaitu 62 responden terhadap kegiatan yang berada di KUD.
Hal ini dapat dilihat pada Tabel 33.
Tabel 33. Intensitas Jatidiri KUD Sumber Alam No Indikator Intensitas Jatidiri Merasakan (orang) Persentase (%)
1 Kebebasan berpendapat 20 32,25
2 Hubungan pelanggan
pemilik
19 30.64
3 Pembagian SHU adil 15 24,19
4 Cadangan yang tidak
dibagi
38 61
5 Tidak adanya perbedaan 42 67,7 Sumber : Hasil Penelitian (2011)
Adanya kebebasan dalam mengeluarkan pendapat namun anggota tertentu
yang hadir pada saat RAT dan saran yang disampaikan anggota rendah. Anggota
yang merasakan adanya kebebasan dalam berpendapat adalah (32,25 persen atau
20 orang dari seluruh jumlah responden) sangat rendah dan berada dibawah garis
normal ketentuan yang baik pada jatidiri. Kurang adanya keterlibatan anggota
dalam penyediaan barang-barang yang ada di KUD bahkan anggota di KUD lebih
memposisikannya sebagai pelanggan. Anggota yang merasakan adanya hubungan
sebagai pelanggan dan pemilik sekitar (30,64 persen atau 19 orang). Hal ini
dikarenakan anggota hanya bisa melakukan pembelian saja tanpa ada penjualan
pada KUD. Sehingga anggota tidak selalu melakukan pembelian di KUD.
Anggota lebih cenderung selalu melakukan pinjaman dikarenakan sesuai
113
kebutuhan namun tidak adanya upaya anggota untuk memberikan perhatian dalam
jangka pengembaliannya. Sehingga piutang di anggota sangat banyak berdasarkan
laporan keuangan KUD Sumber Alam.
Kegiatan pembagian SHU dilakukan berdasarkan transaksi anggota.
Namun dikarenakan tarnsaksi anggota tidak dilakukan secara rutin dan kurang
jelas sehingga pembagian SHU berdasarkan transaksi yang tercatat. Anggota
merasa dalam pembagian SHU kurang adil. Hal ini dikarenakan di dalam laporan
tahunan tidak dicatat SHU yang diperoleh setiap anggota. Sehingga kurang jelas
bagaimana SHU tersebut dibagikan dalam KUD. Anggota yang merasakan adanya
pembagian SHU hanya 24,19 persen atau 15 orang. Orang yang merasa adil
merupakan anggota yang selalu berkontribusi di KUD. SHU yang diperoleh KUD
setiap tahun dilakukan cadangan untuk kegiatan usaha di tahun berikutnya. Setiap
cadangan yang dilakukan KUD selalu mengalami peningkatan dari tahun 2008
sampai tahun 2010.
Cadangan yang tidak dibagi tersebut menurut respon anggota sesuai
dengan kesepakatan anggota saat RAT. Anggota yang merasakan bahwa cadangan
yang tak dibagi tersebut sesuai dengan kesepakatannya adalah 61 persen atau 38
orang dari 62 responden. Dalam hal pelayanan yang diberikan kepada anggota di
dalam KUD tidak adanya unsur perbedaan baik status maupun kelas ekonomi.
Semua anggota diperlakukan sama namun dalam pemberian informasi tidak
dilakukan kepada semua anggota sehingga anggota merasa adanya perbedaan di
dalam KUD. Anggota yang merasakan tidak adanya perbedaan sekitar 42 orang
atau 67,7 persen berada di atas 50 persen. Namun seharusnya semua anggota
harus merasakan adanya perlakuan yang sama dari pihak KUD. Jika hal ini terus
terjadi maka akan mengakibatkan kecemburuan sosial yang menurunkan citra
KUD Sumber Alam. Berdasarkan kesluruhan indikator nilai-nilai, prinsip dan
praktek perkoperasian di KUD Sumber Alam tidak dilaksanakan dengan baik. Hal
ini juga akan mengakibatkan kurang adanya rasa kepemilikan anggota terhadap
KUD. Menempatkan KUD Sumber Alam berdasarkan jatidiri menurut model
Daniel Cote berada pada Kuadran II. Posisi ini menggambarkan KUD Sumber
Alam rendah dalam mengaplikasikan jatidirinya dan aturan-aturan yang terkait,
dan tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang penuh persaingan, atau fungsinya
114
tidak mengundang persaingan, seperti jasa pembayaran rekening listrik, suplai
barang yang khusus dibutuhkan oleh anggota-anggotanya. Hal ini dapat dilihat
dari Gambar 7.
Gambar 7. Keragaman Konteks Berdasarkan Jatidiri KUD Sumber Alam
menurut Model Daniel Cote
Posisi pada Kuadran II ini juga menggambarkan bahwa anggota-anggota
koperasi kurang berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan oleh KUD Sumber
Alam. Terdapat pengendalian demokratis di KUD dimana anggota tidak
seluruhnya mengetahui keadaan di KUD. Sehingga yang perlu dilakukan KUD
Sumber Alam adalah menggeser titik yang berada di kuadran II ke kuadran IV.
Berbagai indikator yang perlu ditingkatkan adalah kebebasan dalam
mengeluarkan pendapat, jadikan anggota sebagai pemilik dan pelanggan,
pembagian SHU yang adil, solvabilitas permintaan, ukuran pasar, dan globalisasi
KUD dalam peningkatan manajemen. Jatidiri KUD kuat dengan melaksanakan
kegiatan usaha yang mengundang persaingan akan memberikan manfaat dan
mendorong anggota berpartisipasi.
7.5 Peranan KUD Sumber Alam dalam Sistem Agribisnis
KUD Sumber Alam merupakan lembaga perekonomian yang sangat
berperan dalam membantu masyarakat memperoleh permodalan. Dalam usahanya
Intensitas jatidiri
Aturan-aturan Koperasi
Intensitas dari aturan
115
KUD Sumber Alam telah menyediakan saprotan bagi petani di daerah Kecamatan
Dramaga dan kebutuhan lain yang bisa dimanfaatkan oleh anggota lain seperti gas
elpiji dan air mineral. Tidak hanya itu, KUD menyediakan usaha simpan pinjam
untuk membantu petani dalam memperoleh dana usahatani dan anggota lain
dalam memenuhi kebutuhan lain seperti kebutuhan mendesak atau kebutuhan
dana tambahan. KUD Sumber Alam memberikan pelayanan jasa seperti
pembayaran rekening listrik dan telepon. KUD juga menyediakan sewa/kontrak
pertokoan dan lapangan bagi semua anggota dan masyarakat sekitar.
Hubungan kerjasama KUD Sumber Alam telah dilakukan baik hubungan
secara internal maupun eksternal. Hubungan internal merupakan kerjasama
internal pengurus, pengurus dengan karyawan, dan pengurus dengan anggota.
Sedangkan hubungan eksternal merupakan hubungan kerjasama KUD dengan
instansi Pembina yaitu Kantor Koperasi dan UKM Kabupaten Bogor serta instansi
lainnya seperti PUSKUD Jabar, PT. PLN cabang Bogor/PT. Raharja Sinergi
Komunikasi, Distributor pupuk, PT. Telkom, Dekopinda Kabupaten Bogor dan
perwakilan PUSKUD Kabupaten Bogor. Selain itu juga, KUD memberikan
pelatihan dan penyuluhan terhadap kelompok tani, UKM, dan nasabah simpan
pinjam.
Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan KUD Sumber Alam dalam
melakukan perbaikan organisasi dan pelayanan terhadap anggota, namun tidak
semua kegiatan dilakukan. Hal ini dilihat dari peran KUD terhadap petani maupun
kelompok tani hanya terbatas pada penyediaan saprotan yaitu pupuk dan simpan
pinjam. Pelatihan atau penyuluhan tidak dilakukan oleh KUD Sumber Alam.
Keadaan seperti ini menunjukkan KUD sebagai lembaga ekonomi petani yaitu
sebagai distributor sarana produksi pertanian dan layanan simpan pinjam. Selain
itu juga, lembaga ekonomi bagi anggota non petani dikarenakan pelatihan
terhadap UKM tidak dilakukan hanya pada nasabah simpan pinjam dalam hal cara
melakukan pinjaman dan pengembaliannya. Hal ini tidak ada unsur sosial seperti
kegiatan sosial terhadap anggota dalam bidang kesehatan pendidikan, serta
bimbingan bagi anggota yang memiliki usaha.
116
KUD Sumber Alam sebagai lembaga sosial ekonomi harus dapat
memberikan manfaat bagi anggotanya yaitu petani dan non petani. Manfaat yang
dirasakan oleh anggota dapat menggambarkan peranan KUD terhadap
anggotanya. Dari analisis manfaat sosial dan ekonomi yang dirasakan oleh
anggota petani dan non petani yang lebih tinggi terdapat pada manfaat ekonomi.
Manfaat sosial yang dirasakan anggota KUD kurang bahkan petani merasa kurang
mendapat pelatihan atau penyuluhan. Sedangkan dilihat dari kinerja organisasi
dan keuangan terjadi penguatan kelembagaan dengan penempatan karyawan dari
anggota, penetapan harga berdasarkan anggota namun di sisi lain terjadi
pemusatan keuangan. KUD melakukan penguatan aset keuangan yang dimiliki
dengan meningkatkan tingkat penjualan dan peningkatan jasa bagi masyarakat
Kecamatan Dramaga. Namun hubungan dengan anggota hanya terbatas pada
usaha dan simpan pinjam. Hal ini menggambarkan anggota hanya sebagai
pelanggan dan kurang terdapat kepemilikan dari anggota terhadap KUD. Hal ini
dapat dilihat dari kehadiran RAT yang dilakukan oleh KUD. Berdasarkan
pendapat responden mengenai kegiatan KUD Sumber Alam dalam bidang
agribisnis. Responden yang digunakan adalah petani yang berperan dalam
kegiatan pertanian. Pendapat petani terhadap kegiatan yang dilakukan hanya
sebatas penyediaan input produksi. Dari 31 responden tersebut menjawab hanya
pada pembelian kegiatan atau interaksi dengan KUD. Bahkan manfaat pelatihan
belum dirasakan anggota petani setelah menjadi anggota KUD.
117
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai partisipasi anggota dapat
disimpulkan bahwa anggota berpartisipasi dikarenakan adanya manfaat social
ekonomi. Manfaat sosial dan ekonomi anggota sedang menyebabkan partisipasi di
KUD Sumber Alam sedang. Hal ini dikarenakan kurang terjalin komunikasi
dengan anggota, kurang adanya pelatihan, dan barang-barang yang dijual di KUD
masih terbatas serta lokasi yang jauh dengan lokasi anggota. Hubungan manfaat
sosial ekonomi dengan partisipasi anggota KUD Sumber Alam adalah high
moderately Associations. Hal ini menunjukkan tujuan KUD tercapai namun
pelayanan masih kurang dilakukan terhadap kebutuhan atau kepentingan anggota,
sehingga berdampak pada partisipasinya kurang. Anggota cenderung
berpartisipasi di dalam KUD dikarenakan adanya manfaat ekonomi yang
diberikan KUD terutama pada kegiatan simpan pinjam.
Manfaat dan partisipasi anggota dapat menunjukkan kinerja yang telah
dilakukan KUD. Kinerja KUD Sumber Alam yang kurang baik dalam komunikasi
dengan anggota, kurang jelasnya data keanggotaan, dan kegiatan usaha yang
masih terbatas. Hanya jasa simpan pinjam yang baik dilakukan di dalam KUD.
Berdasarkan pengukuran kinerja dengan PTP atau Development Leader Assesment
(DLA) menunjukkan bahwa KUD Sumber Alam berada pada kategori kinerja
memuaskan bagi pihak manajemen dalam melaksanakan visi, kapasitas, dan
sumber daya dimana kinerja dilakukan dengan melakukan kerjasama dengan
berbagai pihak, setiap pengurus melaksanakan tugasnya dan menetapkan
kebijakan di KUD. Dari aspek keanggotaan kurang memuaskan bagi anggotanya
dalam jaringan kerja.
KUD Sumber Alam kurang melibatkan anggota dalam kegiatan organisasi
dan usaha. Sehingga kurang adanya rasa kepemilikan anggota terhadap KUD.
Hubungan terhadap anggota hanya terjadi kepuasaan pada bidang jasa
pembayaran listrik, simpan pinjam, dan jasa perumahan. Hal ini mengakibatkan
partisipasi anggota kurang bahkan jika terus berlanjut partisipasi anggota menjadi
tidak ada. Padahal kemampuan dan partisipasi para anggota dalam menggerakkan
koperasi dapat dijadikan sebagai pendorong berkembangnya koperasi. Semakin
118
banyaknya jumlah anggota KUD menyebabkan permodalan meningkat namun
pelayanan masih kurang dilakukan.
Kinerja KUD berdasarkan analisis rasio keuangan memiliki aset yang
kuat. Aset KUD merupakan bangunan-bangunan seperti toko, lapangan sepak
bola, dan perlengkapan kantor. Pengukuran aktivitas usaha pada KUD Sumber
Alam tidak dilakukan dengan efektif dimana perencanaan pengembangan
keuangan kurang sesuai dengan tujuan operasionalnya dalam memenuhi
pelayanan anggota. Rasio-rasio aktivitas KUD berada di bawah standar yang baik.
Artinya tidak efisiennya KUD Sumber Alam dalam menggunakan aset untuk
melakukan penjualan. Penyediaan barang-barang yaitu saprotan, gas elpiji
dilakukan kurang sesuai dengan permintaan konsumen. Barang-barang yang
disediakan selalu melebihi permintaan konsumen dan mengakibatkan banyaknya
stok akhir di KUD. Selain itu juga dapat dilihat dari rasio solvabilitas dengan
adanya kemampuan KUD dalam memenuhi seluruh kewajiban keuangannya.
Rata-rata rasio solvabilitas berada di atas standar baik, namun kemampuannya
dalam memenuhi kewajiban jangka pendek berdasarkan harta lancar masih belum
bisa dilakukan oleh KUD. Hal ini dikarenakan pendapatan usaha kurang dapat
memenuhi semua hutang jangka pendeknya. Kemudian dalam bidang usaha pada
kemampuan KUD untuk menghasilkan SHU masih kurang baik. Hal ini dapat
dilihat dari Return On Investment (ROI), return on net worth ratio, dan operating
margin ratio masih kurang pada standar yang baik. Hal ini dikarenakan usaha
yang dijalankan KUD Sumber Alam belum optimal dari sisi laba operasi yang
dihasilkan karena besarnya HPP dan stok akhir masih banyak
Berdasarkan indeks jatidiri model Daniel Cote berada pada jatidiri lemah
dan persaingan usaha lemah. Hal ini dikarenakan kurang adanya partisipasi
anggota dalam kegiatan KUD Sumber Alam dan upaya KUD Sumber Alam lebih
memfokuskan pada pelayanan jasa, pendidikan, dan jasa perumahan dari bantuan
pemerintah. Penyediaan barang agribisnis dan non agribisnis hanya berdasarkan
kebutuhan anggota dan tingginya tingkat persaingan di pasar. Sehingga kegiatan
usaha KUD tidak mengundang persaingan. Hal ini dilihat dari penyediaan barang
hanya dilakukan di gudang KUD. Dari kinerja tersebut dapat mempengaruhi
119
peranan KUD terutama dalam bidang agribisnis masih dalam penyediaan input
dan pemberian pinjaman usahatani.
2. Saran
Beberapa saran sebagai bahan pertimbangan manajemen KUD dalam upaya
meningkatkan kinerja dan kualitas manajemen KUD, direkomendasikan beberapa
alternatif pengembangan antara lain :
1. Meningkatkan partisipasi anggota dengan pelayanan dan komunkasi yang
sesuai dengan apa yang diinginkan anggota.
2. Meningkatkan kinerja KUD dengan melakukan administrasi anggota. Hal
dimaksudkan untuk mempermudah pengurus KUD dalam mendata anggota
KUD, mencatat transaksi anggota, dan pemberian informasi secara teratur.
3. Meningkatkan manfaat ekonomi dan sosial dengan memberikan fasilitas
penjualan hasil kerajinan anggota, kebutuhan rumah tangga, dan kebutuhan
saprotan yang dibutuhkan oleh petani seperti bibit dan benih..
4. Meningkatkan penjualan ke berbagai tempat terhadap barang-barang yang
disediakan KUD agar anggota dapat mudah memperolehnya dan anggota
aktif melakukan pembelian di KUD.
120
DAFTAR PUSTAKA
Djohan, Djabaruddin.2010. Penerapan Jatidiri Koperasi di Indonesia.
www.semcda.com [Diakses tanggal 28 April 2010].
Ginting, Imelda Ryani.2003. Analisis Keragaan Koperasi Kredit dan Tingkat Partisipasi Anggota Studi Kasus Koperasi Kredit Sejahtera, Cibinong, Kabupaten Bogor. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Hastuti dan Supadi. 2005. Aksesibilitas Masayarakat Terhadap Kelembagaan Pembiayaan Pertanian di Pedesaan. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.
Hendar dan Kusnadi. 2002. Ekonomi Koperasi untuk Perguruan Tinggi, Edisi Revisi 2002. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Hendrojogi. 2000. Koperasi Azas-Azas, Teori dan Praktek, Edisi Revisi 2000. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Himpuni, Okwan. 2009. Analisis Kinerja Koperasi Unit Desa (KUD) Sumber Alam Kecamatan Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat. [Skripsi]. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Ima Suwandi, 1985, Koperasi : Organisasi Ekonomi Yang Berwatak Sosial, Jakarta ; Bhratara Karya Aksara.
Karo-Karo, Esron Persadaan. 2003. Analisis Kinerja dan Partisipasi Anggota KUD Sumber Alam, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Krisnamurthi, Bayu. 1998. Perkembangan Kelembagaan dan Perilaku Usaha Koperasi Unit Desa di Jawa Barat. [Disertasi]. Bogor. Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
KUD Sumber Alam. 2009. Laporan Rapat Anggota Tahunan Tahun Buku 2008-2009. KUD Sumber Alam. Bogor.
2010. Laporan Rapat Anggota Tahunan Tahun Buku 2009-2010. KUD Sumber Alam. Bogor.
Kuswandi. 2006. Memahami Rasio-Rasio Keuangan bagi Orang Awam. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Mahmud, S, Prof, Dr. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Ekonomi dan Koperasi. PT. Intermasa. Banda Aceh.
121
Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta : LP3ES.
Mulyadi. 2001. Balanced Scorecard : Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipatgandaan Kinerja Keuangan Perusahaan. Salemba Empat. Jakarta.
Mulyono, Sri. 1998. Statistika Untuk Ekonomi, Edisi Revisi 1998. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Munawir. 2002. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat. Liberty. Yogyakarta.
Nasution, Muslimin. 2002. Pengembangan Kelembagaan Koperasi Pedesaan Untuk Agroindustri. IPB Press. Bogor.
Nazir, Moh.1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Ninik Widiyanti, 1991, Manajemen Koperasi, Jakarta : Rineka Cipta
Prihartono. 2009. Kelembagaan Pedesaan Agribisnis. Kajian Kebijakan dan Sosial Ekonomi Tentang Ketahanan Pangan pada Komunitas Desa Rawan Pangan di Jawa).[Laporan Akhir]. Bogor: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Institut Pertanian Bogor
Puspasari, Siti Leny. 2000. Analisis Keragaan Koperasi dan Tingkat Partisipasi Anggota KUD Giri Tani. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Rachmawati, N. 2003. Analisis Usaha Koperasi Unit Desa Sebagai Organisasi Perekonomia Pedesaan (Studi Kasus KUD Sumber Alam Dramaga Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat). Skripsi. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Rasmussen, EA. 1975. Finasial Management in Co-operative Enterprise. Saskatchewan : Co-operative College of Canada.
Sagiman, MD. 1984. Koperasi Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Jakarta.
Sahnan.2010. Koperasi Sebagai Sokoguru Ekonomi. Jurnal 1. http//www.smecda.com [Diakses tanggal 28 April 2010].
Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi Keempat. BPFE. Yogyakarta.
Siegel, Sidney. 1994. Statistik Non Parametrik Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Sitio dan Tamba. 2001. Koperasi Teori dan Praktik. Jakarta : Erlangga.
122
Situs Resmi Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia. 2010. http//www.depkop.go.id [Diakses tanggal 21 April 2010].
Soedjono Ibnoe. 2007. Membangun Koperasi Mandiri dalam Koridor Jatidiri. Jakarta :LSP-ISC.
Sulistyo. 2010. Analisis Kinerja Keuangan dan Strategi Pengembangan Koperasi Perikanan Mina Usaha (Studi kasus : Koperasi Perikanan Mina Usaha Desa Jetis, Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap, Propinsi Jawa Tengah). [Skripsi]. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Sundjaja, Ridwan S. dan Inge Barlian. 2003. Manajemen Keuangan, Edisi Kelima. Literata Lintas Media. Jakarta.
Sumarti, Titik, dkk.2008. Model Pemberdayaan Petani dalam Mewujudkan Desa Mandiri dan Sejahtera (Kajian Kebijakan dan Sosial Ekonomi Tentang Ketahanan Pangan pada Komunitas Desa Rawan Pangan di Jawa).[Laporan Akhir]. Bogor: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Institut Pertanian Bogor.
Umar, Husen. 2004. Riset Sumberdaya Manusia Dalam Organisasi, Edisi Revisi dan Perluasan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Wirasasmita R. A. Rivai, Dr, SE, MS. et al. 2003. Manajemen Koperasi. Pionir Jaya. Bandung.
Yuwono, S. Et al. 2006. Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
123
LAMPIRAN
124
Lampiran 1 .Indikator-indikator Variabel Uraian Variabel Keterangan dan bobot nilai
Manfaat
sosial
Hubungan kebersamaan dengan anggota
- Puas (3) = adanya hubungan kerjasama yang tinggi antar anggota, yang dilihat adanya interaksi pada saat RAT dan kegiatan lain seperti rapat bulanan anggota atau bakti sosial.
- Kurang puas (2) = kerjasama kadang-kadang dilakukan hanya terbatas saat RAT
- Tidak puas (1) = tidak ada hubungan kerjasama atau personal member.
Hubungan baik dengan pengurus dalam pembelian dan jasa
- Puas (3)= hubungan yang sangat baik dengan pengurus KUD, dengan adanya hubungan interaksi dan kerjasama yang adil.
- Kurang puas (2) = hubungan hanya sebagai pelanggan dalm pembelian dan jasa kurang adanya kerjasama.
- Tidak puas (1) = tidak ada hubungan pembelian dan jasa dengan pengurus
Fasilitas/pelayanan - Puas (3)= adanya fasilitas/pelayanan sesuai dengan yang diinginkan anggota dan kebutuhan anggota banyak tersedia di KUD.
- Kurang puas (2) = kurang adanya fasilitas/pelayanan dengan yang diinginkan anggota dan kurang tersedia di KUD.
- Tidak puas (1) = tidak adanya fasilitas/pelayanan yang dilakukan oleh KUD.
Pelatihan /bimbingan - Puas (3) = pelatihan yang dilakukan KUD dilakukan secara rutin dan materi sesuai
- Kurang puas(2) = pelatihan atau pembinaan tidak dilakukan secara rutin bahkan materi kurang sesuai dengan keinginan
- Tidak puas (1) = tidak pernah adanya pelatihan atau pembinaan
Manfaat ekonomi
Pendapatan SHU - Puas (3) = pendapatan SHU meningkat dari tahun sebelumnya setelah menjadi anggota dan sesuai dengan aktivitasnya di KUD
- Kurang puas (2) = pendapatan SHU samadengan tahun sebelumnya setelah menjadi anggota dan yang diterima kurang sesuai dengan aktivitas
- Tidak puas (1) = SHU yang diterima tidak sesuai dengan aktivitas anggota
Kemudahan memperoleh Saprotan
- Puas (3)= mudah memperolehnya dan KUD selalu menyediakan saprotan.
- Kurang puas (2) = tidak terlalu mudah dan KUD kadang-kadang menyediakan saprotan saat diperlukan
- Tidak puas (1)= sulit mendapatkannya dan KUD tidak pernah menyediakan saprotan
Harga Saprotan (pupuk, obat-obatan)
- Puas (3)= harga yang ditawarkan lebih murah dari harga pasar
- Kurang puas (2) = harga sama dengan harga pasar
- Tidak puas (1)= harga saprotan lebih mahal dari harga pasar
Kemudahan memperoleh gas - Puas (3)= lokasi penjualan lebih dekat dengan
125
elpiji anggota dan KUD sering menyediakan - Kurang jauh (2) = lokasi penjualan tidak
begitu jauh dari anggota dan kadang-kadang KUD menyediakan
- Tidak puas (1) = lokasi penjualan jauh dari tempat anggota dan KUD jarang bahkan tidak menyediakan
Harga elpiji yang ditawarkan - Puas (3)= lebih murah dari harga pasar - Kurang puas (2) = harga sama dengan harga
pasar - Tidak puas (1)= harga lebih mahal dari harga
pasar Kemudahan memperoleh air mineral (Aqua dan Prima)
- Puas (3)= lokasi penjualan lebih dekat dari anggota dan mudah memperolehnya.
- Kurang puas (2) = lokasi penjualan tidak begitu jauh dan tidak terlalu mudah mendapatkannya.
- Tidak puas (1)= lokasi penjualan jauh dari anggota dan KUD jarang bahkan tidak mudah memperolehnya
Harga air mineral yang ditawarkan
- Puas (3)= harga lebih murah dari pasar - Kurang puas (2) = harga sama dengan harga
pasar - Tidak puas (1) = harga lebih mahal dari harga
pasar Kemudahan pinjaman - Puas (3) = persyaratan melakukan pinjaman
lebih mudah - Kurang puas (2) = persyaratan melakukan
pinjaman cukup mudah - Tidak puas (1) = persyaratan melakukan
pinjaman sangat sulit Keringanan bunga pinjaman - Puas(3) = bunga pinjaman kurang dari bunga
bank - Kutang puas (2) = bunga pinjaman sama
dengan bunga bank - Tidak puas (1) = bunga pinjaman diatas bunga
bank Partisipasi Partisipasi organisasi
Kehadiran dalam RAT - Aktif (3) = selalu mengikuti Rapat Anggota Tahunan (RAT) selama menjadi anggota (>2 tahun)
- Kurang aktif (2) = tidak selalu mengikuti RAT
- Tidak aktif (3) = tidak pernah mengikuti RAT Memberikan saran saat RAT - Aktif (3) = selalu memberikan saran saat RAT
- Kurang aktif (2) = tidak selalu memberi saran saat RAT
- Tidak aktif (1) = tidak pernah memberikan saran saat RAT
Partisipasi Usaha
Membeli saprotan (pupuk,obat-obatan)
- Aktif (3) = selalu membeli saprotan ke KUD - Kurang aktif (2) = tidak selalu membeli
saprotan ke KUD - Tidak aktif (1) = tidak pernah membeli
saprotan
126
Membeli air mineral, gas elpiji
- Aktif(3) = selalu membeli ke KUD - Kurang aktif (2) = tidak selalu membeli air
mineral dan gas ke KUD - Tidak akrif (1) = tidak pernah membeli
Melakukan pinjaman - Aktif (3)= selalu melakukan pinjaman di KUD - Kurang aktif (2) = tidak selalu melakukan
pinjaman di KUD - Tidak aktif (1) = belum pernah/jarang
melakukan pinjaman Partisipasi Permodalan
Membayar simpanan wajib - Aktif (3)= selalu melakukan simpanan wajib - Kurang aktif (2) = tidak selalu melakukan
simpanan wajib - Tidak aktif (1) = belum pernah melakukan
simpanan wajib Membayar simpanan pokok - Aktif (3) = selalu melakukan simpanan pokok
- Kurang aktif (2) = tidak selalu melakukan simpanan pokok
- Tidak aktif (1) = belum pernah melakukan simpanan pokok
Membayar simpanan sukarela
- Aktif (3) = selalu melakukan simpanan sukarela
- Kurang aktif (2) = tidak selalu melakukan simpanan sukarela
- Tidak aktif (1) = belum pernah melakukan simpanan sukarela
127
Lampiran 2. Lembar Tabulasi Penilaian Tangga Perkembangan No Indikator Nilai A VISI 1 Pemerataan pemanfaatan anggota 1-5 2 Keefektifan komunikasi dengan anggota 1-5 3 Komitmen terhadap pengembangan bisnis 1-5 4 Kefektifan kepemimpinan dan manajemen
pengurus 1-5
5 Komitmen terhadap pengembangan sosial 1-5 6 Keefektifan rencana strategik 1-5 7 Mekanisme penyelesaian sengketa 1-5
Sub total Dari 35 B KAPASITAS 8 Struktur organisasi pada keberhasilan koperasi 1-5 9 Retensi (dipertahankannya) tenaga staf 1-5 10 Syarat-syarat pelayanan bagi tenaga staf 1-5 11 Pelatihan tenaga staf 1-5 12 Langkah, teknologi untuk mengurangi biaya-
biaya 1-5
13 Sistem-sistem operasi dan pengaturan keuangan 1-5 14 3 tahun laporan audit 1-5 15 Pemberian pelayanan kepada anggota 1-5
Sub total Dari 40 SUMBER DAYA
16 Kecukupan modal (M) 1-5 17 Pertumbuhan asset (T) 1-5 18 Manajemen asset (P) 1-5 19 Kebijakan perkreditan (Tg) 1-5
Sub total Dari 40 D JARINGAN KERJA Angka dihitung dua kali 20 Kebijakan anggaran/fiscal 1-5 21 Hubungan dengan organisasi puncak 1-5 22 Hubungan dengan pihak lain 1-5
Sub total Dari 20/35
128
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian Untuk Anggota KUD Sumber Alam
KUESIONER PENELITIAN
Nama saya Ulpah Jakiyah, mahasiswa Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB) yang sedang melakukan penelitian untuk skripsi yang berjudul “Tingkat Partisipasi Anggota dan Analisis Kinerja Keuangan dengan Analisis Koperasi Unit Desa (KUD) Sumber Alam”. Saya mengharapkan kerjasama Bapak/Ibu untuk berkenan mengisi kuesioner ini. Informasi yang Bapak/Ibu berikan merupakan hal yang sangat bermanfaat dan akan dijaga kerahasiaannya serta dipergunakan untuk kepentingan akademik dan manajemen KUD Sumber Alam. Atas kesediaannya saya ucapkan terima kasih.
Mohon menyilang (X) salah satu pilihan dan mengisi titik-titik dengan
jawaban yang sesuai.
Data Responden : Nomor Responden : ……………………………………………………………… Nama : ……………………………………………………………… Jenis Kelamin : ……………………………………………………………… Umur : ……………………………………………………………… Status pekerjaan : ……………………………………………………………… Unit Kerja : ……………………………………………………………… Lama Menjadi anggota : ……………………………………………………………
KUD Sumber Alam merupakan koperasi yang memiliki berbagai unit
usaha diantaranya unit usaha perdagangan, unit usaha simpan pinjam, dan unit
usaha jasa. Usaha perdagangan KUD Sumber Alam meliputi penjualan saprotan
(pupuk, obat-obatan), pakan ikan, air mineral, oli, dan gas elpiji. Untuk usaha jasa
terdiri dari jasa kelistrikan, jasa Telkom, dan jasa perumahan. Selain itu, usaha
simpan pinjam meliputi KUT (Kredit Usaha Tani), dan kredit lainnya. Aktivitas
yang dilakukan oleh KUD Sumber Alam sebagai berikut antara lain : rapat dan
129
pertemuan, hubungan kerjasama terhadap berbagai intansi, pelayanan pendidikan,
dan bantuan kepada masyarakat. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan adanya
manfaat yang dirasakan oleh anggota yaitu manfaat sosial dan manfaat ekonomi
baik petani maupun non petani.
Manfaat Sosial untuk Petani dan Non Petani
1. Apakah anda merasakan adanya hubungan baik atau kerjasama dengan sesama anggota,? a. Tidak merasakan. Alasan ……………………………………………… b. Kurang merasakan. Alasan ……………………………………………. c. Merasakan. Alasan …………………………………………………….
2. Apakah anda merasakan hubungan baik dengan pengurus KUD Sumber Alam? a. Tidak merasakan. Alasan ……………………………………………… b. Kurang merasakan. Alasan ……………………………………………. c. Merasakan. Alasan ……………………………………………………..
3. Apakah anda sering mendapat pembinaan atau pelatihan dari KUD Sumber Alam? a. Tidak pernah. Alasan ………………………………………………….. b. Kadang-kadang. Alasan ………………………………………………. c. Sering. Alasan ………………………………………………………….
4. Bagaimana pelayanan atau fasilitas yang disediakan oleh KUD? a. Tidak puas. Alasan ……………………………………………………. b. Kurang puas. Alasan …………………………………………………... c. Puas. Alasan ……………………………………………………………
Manfaat Ekonomi Untuk Petani
1. Apakah anda merasakan adanya kemudahan memperoleh saprotan, air mineral, dan gas elpiji disediakan KUD Sumber Alam ? a. Tidak puas. Alasan ……………………………………………………. b. Kurang puas. Alasan ………………………………………………….. c. Puas. Alasan …………………………………………………………...
2. Apakah anda merasakan adanya penambahan pendapatan setelah menjadi anggota KUD ? a. Tidak puas. Alasan ……………………………………………………. b. Kurang puas. Alasan ………………………………………………….. c. Puas. Alasan …………………………………………………………...
3. Bagaimana harga pupuk yang ditawarkan oleh KUD Sumber Alam? a. Tidak puas. Alasan ……………………………………………………. b. Kurang puas. Alasan ………………………………………………….. c. Puas. Alasan ……………………………………………………………
4. Bagaimana harga obat-obatan yang ditawarkan oleh KUD Sumber Alam? a. Tidak puas. Alasan ……………………………………………………. b. Kurang puas. Alasan …………………………………………………..
130
c. Puas. Alasan …………………………………………………………... 5. Apakah anda merasakan adanya kemudahan memperoleh pinjaman ?
a. Tidak merasakan/tidak puas. Alasan ………………………………….. b. Kurang merasakan/kurang puas. Alasan ……………………………… c. Merasakan/puas. Alasan ……………………………………………….
6. Apakah anda merasakan adanya keringanan bunga pinjaman serta jangka pengembaliannya terhadap angsuran pinjaman ? a. Tidak merasakan/tidak puas. Alasan ………………………………….. b. Kurang merasakan/kurang puas. Alasan ……………………………… c. Merasakan/puas. Alasan ……………………………………………….
Manfaat Ekonomi untuk Non Petani 1. Apakah adanya kemudahan memperoleh air mineral dan gas elpiji yang
disediakan oleh KUD? a. Tidak puas. Alasan ……………………………………………………. b. Kurang puas. Alasan ………………………………………………….. c. Puas. Alasan …………………………………………………………...
2. Apakah anda merasakan adanya penambahan pendapatan setelah menjadi anggota KUD? a. Tidak puas. Alasan ……………………………………………………. b. Kurang puas. Alasan ………………………………………………….. c. Puas. Alasan …………………………………………………………...
3. Bagaimana harga air mineral yang ditawarkan oleh KUD Sumber Alam? a. Tidak puas. Alasan ……………………………………………………. b. Kurang puas. Alasan ………………………………………………….. c. Puas. Alasan …………………………………………………………..
4. Bagaimana harga gas elpiji yang ditawarkan oleh KUD Sumber Alam? a. Tidak puas. Alasan …………………………………………………… b. Kurang puas. Alasan …………………………………………………. c. Puas. Alasan …………………………………………………………..
5. Apakah anda merasakan adanya kemudahan memperoleh pinjaman ? a. Tidak merasakan/tidak puas. Alasan ………………………………….. b. Kurang merasakan/kurang puas. Alasan ………………………………. c. Merasakan/puas. Alasan ……………………………………………….
6. Apakah anda merasakan adanya keringanan bunga pinjaman serta jangka pengembaliannya terhadap angsuran pinjaman ? a. Tidak merasakan/tidak puas. Alasan …………………………………. b. Kurang merasakan/kurang puas. Alasan ……………………………… c. Merasakan/puas. Alasan ………………………………………………
Partisipasi Anggota Petani 1. Bagaimana kehadiran anda pada RAT yang diadakan oleh KUD Sumber
Alam ? a. Tidak aktif. Alasan …………………………………………………… b. Kurang aktif. Alasan …………………………………………………. c. Aktif. Alasan ………………………………………………………….
2. Apakah dalam setiap RAT anda aktif memberikan saran atau masukan? a. Tidak aktif. Alasan ……………………………………………………. b. Kurang aktif. Alasan …………………………………………………..
131
c. Aktif. Alasan ………………………………………………………….. 3. Apakah anda selalu membeli Saprotan (pupuk dan obat-obatan) ke KUD
Sumber Alam? a. Tidak aktif. Alasan ……………………………………………………. b. Kurang aktif. Alasan ………………………………………………….. c. Aktif. Alasan …………………………………………………………..
5. Apakah anda aktif membayar simpanan wajib? a. Tidak aktif. Alasan ……………………………………………………. b. Kurang aktif. Alasan ………………………………………………….. c. Aktif. Alasan ………………………………………………………….
6. Apakah anda aktif membayar simpanan sukarela? a. Tidak aktif. Alasan ……………………………………………………. b. Kurang aktif. Alasan ………………………………………………….. c. Aktif. Alasan …………………………………………………………..
7. Apakah anda sering melakukan pinjaman ke KUD Sumber Alam ? a. Tidak aktif. Alasan ……………………………………………………. b. Kurang aktif. Alasan ………………………………………………….. c. Aktif. Alasan …………………………………………………………..
Partisipasi Anggota Non Petani 2. Bagaimana kehadiran anda pada RAT yang diadakan oleh KUD Sumber
Alam ? a. Tidak aktif. Alasan ……………………………………………………. b. Kurang aktif. Alasan ………………………………………………….. c. Aktif. Alasan …………………………………………………………..
3. Apakah dalam setiap RAT anda aktif memberikan saran atau masukan? a. Tidak aktif. Alasan ……………………………………………………. b. Kurang aktif. Alasan ………………………………………………….. c. Aktif. Alasan …………………………………………………………..
4. Apakah anda selalu membeli air mineral dan gas elpiji ke KUD Sumber Alam? a. Tidak aktif. Alasan ……………………………………………………. b. Kurang aktif. Alasan ………………………………………………….. c. Aktif. Alasan …………………………………………………………..
8. Apakah anda aktif membayar simpanan wajib? a. Tidak aktif. Alasan ……………………………………………………. b. Kurang aktif. Alasan ………………………………………………….. c. Aktif. Alasan …………………………………………………………..
9. Apakah anda aktif membayar simpanan sukarela? a. Tidak aktif. Alasan ……………………………………………………. b. Kurang aktif. Alasan ………………………………………………….. c. Aktif. Alasan …………………………………………………………..
10. Apakah anda sering melakukan pinjaman ke KUD Sumber Alam ? a. Tidak aktif. Alasan ……………………………………………………. b. Kurang aktif. Alasan ………………………………………………….. c. Aktif. Alasan …………………………………………………………..
132
Tanggapan Jatidiri KUD 1. Menurut Anda apakah adanya kebebasan dalam mengeluarkan di dalam
KUD ? [ ] Ya [ ] Tidak Alasan ……………………… 2. Menurut Anda apakah terdapat hubungan pemilik dan pelanggan di dalam
KUD? [ ] Ya [ ] Tidak Alasan ……………………… 3. Menurut Anda apakah pembagian SHU telah dilakukan secara adil oleh
KUD? [ ] Ya [ ] Tidak Alasan ……………………… 4. Menurut Anda apakah cadangan yang tidak dibagi sesuai dengan
kesepatan anggota? [ ] Ya [ ] Tidak Alasan ……………… 5. Menurut Anda apakah di dalam KUD terdapat unsur perbedaan dalam
memberikan pelayanan? [ ] Ya [ ] Tidak Alasan ……..
Saran :
1. Menurut pendapat Anda apa yang harus dilakukan KUD agar tetap berkembang?………………………………………………………………
2. Manfaat apa saja yang belum Anda dapatkan setelah menjadi anggota KUD Sumber Alam? …………………………………………………………….
3. Alasan Anda menjadi anggota KUD Sumber Alam ? ……………………..
133
Lampiran 4. Kuesioner Penelitian Untuk Kinerja KUD Sumber Alam
KUESIONER KINERJA KUD SUMBER ALAM
Atribut Uraian 5 4 3 2 1
VISI Integritas anggota berpartisipasi
Sangat adil = Tidak ada perbedaan golongan, dan ada keadilan perwakilan serta partisipasi dalam keanggotaan, pengurus, dan manajemen
Adil = Ada persyaratan khusus untuk melibatkan anggota dalam partisipasi dan perwakilan dalam kepengurusan
Campuran = Ada beberapa partisipasi dari berbagai kalangan dan kedudukan bertanggung jawab dalam manajemen
Tidak adil = Hanya sedikit partisipasi anggota dalam memperoleh kedudukan dan perwakilan
Sangat tidak adil = Partisipasi adalah pengecualian sehingga kesadaran kecil terhadap masalah
Komunikasi Sangat efektif = semua informasi dapat disampaikan kepada seluruh anggota
Efektif = berbagai informasi disampaikan kepada anggota namun tidak selalu disebarkan
Campuran = anggota diberi informasi, tidak teratur, dan tidak semua informasi disebarkan
Tidak efektif = anggota merasa perlu untuk memperoleh informasi
Sangat tidak efektif = anggota tidak di beri informasi. Informasi tidak ada atau sengaja ditahan
Komitmen terhadap perkembangan KUD
Sangat tinggi = memiliki secara tertulis tujuan ekonomi dan berorientasi bisnis, sasaran berdasarkan kinerja yang
Tinggi = memiliki tujuan secara tertulis,tetapi tujuan tersebut tidak selalu diimplementasikan
Campuran = tidak ada tujuan yang tertulis, tapi kegiatan-kegiatan selalu
Rendah = tidak ada tujuan tertulis, dan bisnis jarang didiskusikan
Sangat rendah = tidak ada fokus tujuan terhadap masalah
134
telah diimplementasi dan dievaluasi
dan dievaluasi didiskusikan, dan jarang keterlibatan dengan anggota
Komitmen terhadap perkembangan sosial
Sangat tinggi = memiliki sasaran sosial secara tertulis yang berorientasi komunitas dan lingkungan, implementasi dan evaluasi
Tinggi = tujuan sosial secara tertulis yang berorientasi komunitas, tetapi tujuan tidak selalu diimplementasikan dan beberapa anggota terlibat
Campuran = tujuan sosial tidak tertulis, tetapi kegiatankomunitas didiskusikan dan ada keterlibatan anggota
Rendah = tidak ada tujuan tertulis, jarang didiskusikan dan tidak ada partisipasi kegiatan komunitas
Sangat rendah = tidak ada kegiatan yang berorientasi sosial
Keefektifan manajemen organisasi KUD
Sangat efektif = peran uraian jabatan-jabatan jelas, setiap kebijakan diimplementasikan
Efektif = ada peran yang jelas, uraian jabatan kebijakan jelas, tapi hanya sementara dan tidak selalu mencerminkan keragaman anggota
Campuran = peran jelas, tidak ada kebijakan setiap jabatan.hanya beberapa panitia yang aktif, pembaharuan pengurus tidak dilakukan dan ada perputaran anggota
Tidak efektif = hanya pengurus berfungsi, tidak ada kebijakan dan uraian jabatan, dikendalikan oleh sedikit anggota
Sangat tidak efektif = tidak ada panitia aktif, pengurus bekerja atas dasar ad hoc. Kepemimpinan didominasi satu orang
Perencanaan strategic
Sangat efektif = visi jangka panjang dengan analisa keuangan dengan mempertimbangkan pertumbuhan ke depan
Efektif = memiliki rencana strategik yang dikembangkan dengan baik untuk dikemudian
Campuran = rencana strategik memiliki kelemahan, hanya berfokus pada
Tidak efektif = rencana jangka pendek dan terbatas lingkupnya, serta
Sangat tidak efektif = rencana dadakan sesuai keinginan pemimpin,
135
serta partisipasi anggota diperlukan untuk menghasilkan kualitas output
hari penguatan struktur organisasi
hanya dilakukan oleh pengurus dan manajemen
dikembangkan oleh pemimpin dan berorientasi pada input
Mekanisme penyelesaian masalah/sengketa
Sangat baik = mekanisme penyelesaian sengketa tertulis dalam anggaran dasar, telah dimanfaatkan, dan dapat dijangkau oleh anggota
Baik = mekanisme penyelesaian sengketa tertulis, terjangkau oleh anggota, tapi tidak dalam anggaran dasar dan belum digunakan
Adil = mekanisme penyelesaian sengketa tidak dikodifikasikan (peraturan) namun telah digunakan dengan adil
Buruk = mekanisme penyelesaian sengketa tidak dikodifikasikan, tidak memadai, atau tidak berdasarkan aturan
Sangat buruk = tidak memiliki mekanisme penyelesaian sengketa
KAPASITAS
Struktur organisasi Sangat tinggi = staf memenuhi persyaratn baik, dan struktur dirancang melayani anggota
Tinggi = struktur tidak kompleks seperti yang seharusnya
Campuran = Sementara staf memenuhi persyaratan, akan melayani anggota, koperasi memiliki daya hidup secara marjinal
Rendah = beberapa staf memenuhi persyaratn tetapi tidak memungkinkan koperasi bertahan hidup
Sangat rendah = staf tidak memiliki pesyaratan, serta kekosongan struktur yang signifikan
Retensi tenaga staf Sangat tinggi = semua manajer senior bertahan, bekerja dan memberikan laporan memuaskan
Tinggi = pergantian staf terbatas dan sedikit ketegangan antar pengurus/panitia/staf
Campuran = ada beberapa yang bertahan, tetapi ada kepuasan yang berlaku diantara
Rendah = terjadi beberapa perubahan karena ada permasalahan hubungan dengan
Sangat rendah = banyak perubahan kerna adanya hubungan yang tidak baik anatar
136
pengurus/ panitia anggota senior pengurus/panitia pengurus/anggota pengurus/anggota
Syarat-syarat pelayanan bagi anggota
Sangat memuaskan = kontrak tertulis, penghasilan yang baik, staf puas
Memuaskan = kontrak tertulis, penghasilan data disetujui, tetapi tidak semua staf puas
Campuran = kondisi-pandangan berbada di antara staf
Tidak memuaskan = kontrak tertulis, penghasilan rendah, dan tidak merasa puas
Sangat tidak memuaskan = tidak ada kontrak tertulis, penghasilan rendah, dan tidak memuaskan
Pelatihan tenaga staf
Sangat cukup = rencana pelatihan untuk staf, anggota pengurus dan anggota-anggota diimplementasikan dengan dana koperasi
Cukup = rencana pelatihan ada tetapi dana tidak cukup
Campuran = ada kesadaran kebutuhan pelatihan tetapi tidak ada upaya sistematik dari KUD
Tidak cukup = mengakui adanya pelatihan terhadap staf namun hanya menanggapi kesempatan yang tesedia di luar
Sangat tidak cukup = rencana pelatihan sangat lemah, dan tidak ada prakarsa dari organisasi
Langkah ,teknologi untuk mengurangi biaya
Sangat efektif = ada bukti sistematik koperasi telah memulai upaya meminimalisir biaya
Efektif = tidak ada bukti sistematik, tetapi beberapa langkah telah diambil menekan biaya
Campuran = tindakan-tindakan diambil tapi hasilnya tidak jelas
Tidak efektif = tidak pernah dilakukan langkah, tetapi dipaksa oleh pihak luar untuk menekan biaya
Sangat tidak efektif = tidak ada studi dan tidak ada tindakan yang di ambil
Sistem-sistem operasi dan
Dipelihara dengan sangat baik = pengendalian bagi
Dipelihara dengan baik = pengendalian
Campuran = catatan berbeda
Tidak dipelihara dengan baik =
Dipelihara sangat buruk = catatan
137
pengaturan keuangan
semua kegiatan diurus dengan benar, infomasi mudah diperoleh, transaksi usaha anggota dengan koperasi dicatat seluruhnya, dipelihara dengan sangat baik dan tepat waktu
internal diurus dengan benar, gambaran umumnya suram, transaksi usaha anggota dengan koperasi di catat tetapi tidak tepat waktu
dalam kualitas selama lima tahun terakhir. Sebagian transaksi anggota dengan koperasi tidak semuanya dicatat
catatan tidak up to date , hanya sebagian kecil transaksi anggota dicatat dan kurang dipelihara
tidak diurus dengan baik serta tidak ada catatan tentang transaksi anggota dengan koperasi
3 tahun laporan audit
Sangat dapat diterima = buku diaudit secara benar pada waktunya setiap tahun oleh auditor professional
Dapat diterima = buku diaudit dengan benar tetapi tidak selalu tepat waktu
Campuran = laporan campur aduk, tapi ada bukti untuk perbaikan
Tidak dapat diterima = buku-buku diaudit tetapi rata-rata tertunda satu tahun atau lebih
Sangat tidak dapat diterima= terlambat secara terus menerus untuk dua tahun atau lebih
Pemberian pelayanan kepada anggota
Menurut kepentingan anggota dan menguntungkan.= pelayanan dengan analisa pasar dan menguntungkan bagi anggota
Pelayanan menurut pasar dan sebagian menguntungkan
Bebrapa pelayanan menguntungkan
Sedikit melayani yang menguntungkan
Pengembalian minimal dari biaya-biaya tetap. Pelayanan yang diberikan terbatas
SUMBER DAYA
Kecukupan modal Permodalan kuat = asset jauh melebihi kewajiban (M>20%)
Permodalan cukup = asset sedikit melebihi kewajiban (M>5%)
Permodalan kurang = kewajiban melebihi asset
Permodalan tidak cukup = kewajiban jauh melebihi asset
Permodalan nyat-nayat kurang + hubungan anta set dengan kewajiban
138
(M<5%) (M<-25%) tidak diketahui
Pertumbuhan Aset (3 tahun terakhir)
Pertumbuhan positif tinggi = secara terus menerus 5% setiap tahun selama tiga tahun
Pertumbuhan positif rata-rata untuk tiga tahun
Pertumbuhan statis tetapi asset tidak susut
Pertumbuhan negative akibat inflasi rata-rata selam tiga tahun
Pertumbuhan negative tinggi secara terus menerus 5 % negative akibat inflasi
Manajemen asset Dikelola dengan sangat baik = ekuiti positif, SHU positif, dan dipenuhi cadangan modal tiga tahun
Dikelola dengan baik = ekuiti positif, SHU statis atau sedikit negative (0-3%), dipenuhi cadangan modal
Campuran = ekuiti statis (+/-), SHU negative (0-3%), dipenuhi cadangan modal
Dikelola dengan buruk = ekuiti dan SHU negative karena inflasi (lebih dari -3 %)
Sangat buruk = ekuiti dan SHU nyata-nyata negatif (-10% atau lebih)
Kebijakan perkreditan
Sangat efektif = jelas, kebijakan tertulis sebagai pedoman keputusan alokasi kredit, keamanan, dan kapasitas untuk untuk pembayaran kembali. Secara bulanan memonitor kinerja keuangan dan tingkat tunggakan <5 %
Efektif = kebijakan ada. Tindak lanjut terhadap tunggakan. Tingkat tunggakan 5%-7%
Campuran = standar praktek ada, ta[I tidak diikuti secara tertib. Tindak lanjutnya tidak memadai, tingkat tunggakan 7%-10%
Tidak efektif = panitnya kredit betemu, membuat keputusan tanpa kebijakan yang jelas, sedikit atau tidak ada tindak lanjut.tingkat tunggakan >10 %
Sangat tidak efektif = tidak ada kebijakan yang pasti. Panitnya kredit tidak ada atau tidak berfungsi, tingkat tunggakan >15%
JARINGAN
Kebijakan Tidak ada peraturan = manajemen memiliki
Sebagian besar tidak ada peraturan =
Agak tidak ada peraturan = tingkat
Sebagian besar ada peraturan =
Sepenuhnya ada peraturan =
139
KERJA anggaran fiskal wewenang untuk menetapkan tingkat bunga, harga dan sebagainya, diatur oleh prinsip umum dari anggota
kebijakan tingakt bunga, harga, ditetapkan oleh pengurus dengan berkonsultasi kepada anggota
bunga dan harga ditetapkan secara nasional. Pengurus menentukan kebijakan-kebijakan berdasarka model yang diberikan gerakan koperasi
kebijakan tingkat suku bunga dan harga ditentukan dalam rapat tahunan
semua kbijakan tingkat suku bunga dan harga diatur secara ketat oleh konstitusi atau UU
Hubungan dengan organisasi puncak
Pemerintah mengatur dan berkonsultasi mengenai usul amandemen UUdan peraturan-peraturan
Pemerintah memonitor secara ketat dan menerima pendapat-pendapat yang diberikan dan mempertimbangkan
Pemerintah sangat berkepentingan dan seringkali memberikan saran mengenai kegiatan operasional
Wakil pemerintah duduk dalam kepengurusan dan secara aktif berpartisipasi
Wakil pemerintah mendominir kepengurusan
Hubungan dengan pihak lain
Berbagi pengalaman secara bebas dengan. Terlibat dalam alih keterampilan dan mengakui adanya saling ketergantungan
Berbagi pengalaman = dengan dukungan mitra kerja/pembinaan
Kemitraan seimbang = memberikan manfaat bersama
Kemitraan lemah = memiliki kesulitan menerima tanggung jawab
Tergantung pada donor. Mentalitas penerima
140
Lampiran 5. Reliabilitas Partisipasi Anggota Non Petani KUD Sumber Alam
Lampiran 6. Reliabilitas Manfaat Sosial Non Petani KUD Sumber Alam
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables Scale 15.1667 6.0057 2.4507 7
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Squared Alpha if Item if Item Total Multiple if Item Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted
Kehadiran 12.5667 4.5989 .4511 .2954 .7390 Saran RAT 13.5333 4.5333 .3601 .2194 .7667 PEMB.AIR 13.4000 4.1793 .6470 .6603 .6944 PEMB.GAS 13.3333 4.4368 .5759 .6271 .7125 PINJAMAN 12.6000 4.6621 .5006 .3128 .7290 SIMP.WAJIB 12.4000 4.7310 .5823 .4537 .7184 SIMP.SUKARELA 13.1667 4.9713 .3239 .3120 .7636
Reliability Coefficients 7 items
Alpha = .7619 Standardized item alpha = .7722
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Squared Alpha if Item if Item Total Multiple if Item Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted
Hub. Pengurus 5.6774 1.4258 .6415 .4917 .6131 Hub. Sesama 6.0968 1.7570 .4951 .2812 .7032 Pelatihan 6.0968 2.2237 .4341 .2141 .7355 Pelayanan 6.5161 1.7247 .5997 4543 .6415
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Reliability Coefficients 4 items
Alpha = .7394 Standardized item alpha = .7414
141
Lampiran 7. Manfaat Ekonomi Anggota Non Petani KUD Sumber Alam
Lampiran 8. Reliabilitas Partisipasi Anggota Petani KUD Sumber Alam
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables Scale 11.8333 5.1092 2.2604 6 Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Squared Alpha if Item if Item Total Multiple if Item Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted KHDR.RAT 9.7000 3.1138 .6366 .5268 .7106 SARAN RAT 10.1667 3.5230 .6273 .5054 .7145 PEMB.PUK 9.5667 3.8402 .4888 .4809 .7498 PEMB.OBAT 9.9000 4.1621 .4059 .4482 .7677 SIMP.WAJIB 9.6000 4.2483 .3811 .4584 .7725 SIMP.SUKA 10.2333 3.3575 .5996 .5633 .7206
Reliability Coefficients 6 items Alpha = .7753 Standardized item alpha = .7694
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted VAR00001 13.8065 8.1613 .6482 .8493 VAR00002 13.6774 7.0258 .7598 .8312 VAR00003 13.4516 7.0559 .6916 .8434 VAR00004 12.7419 9.3978 .4785 .8721 VAR00005 13.6129 6.9118 .7967 .8251 VAR00006 13.5484 7.1892 .7165 .8382 VAR00007 13.0323 8.7656 .4636 .8697 Reliability Coefficients N of Cases = 31.0 N of Items = 7 Alpha = .8676
142
Lampiran 9. Reliabilitas Manfaat Sosial Anggota Petani KUD Sumber Alam
Lampiran 10. Reliabilitas Manfaat Ekonomi Anggota Petani KUD Sumber Alam
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Squared Alpha if Item if Item Total Multiple if Item Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted HB.PENGU 5.7000 .8379 .5032 .3378 .4733 HB. SESAMA 6.1667 1.3851 .3736 .2539 .5751 PELAYANAN 5.8333 1.2471 .3906 .2851 .5558 PELATIHAN 6.3000 1.2517 .3769 .2964 .5647 R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Reliability Coefficients 4 items Alpha = .6189 Standardized item alpha = .6252
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted Pendapatan 13.8667 6.6023 .5420 .8181 KMDH.pupuk 13.6667 5.6092 .6203 .8007 KMDH.obat 13.8333 5.6609 .6820 .7909 KMDH.PNJ 13.0333 6.4471 .6150 .8100 Harga pupuk 13.6000 4.8000 .7490 .7770 Harga obat 13.7000 5.3207 .6096 .8052 Bunga Pinj 13.5000 6.6724 .3405 .8405 Reliability Coefficients N of Items = 7 Alpha = .8307
143
lampiran 11. Korelasi Manfaat Sosial Non Petani dengan Tingkat Partisipasi Correlations
MANFAAT ORGANISASI USAHA MODAL Spearman's rho
MANFAAT SOSIAL
Correlation Coefficient
1.000 .523(*) .451(*) .201
Sig. (1-tailed) . .003 .011 .277 N 31 31 31 31 ORGANISAS
I Correlation Coefficient .523(*) 1.000 .480(*) .353
Sig. (1-tailed) .003 . .006 .051 N 31 31 31 31 USAHA Correlation
Coefficient .451(*) .480(*) 1.000 .435(*)
Sig. (1-tailed) .011 .006 . .015 N 31 31 31 31 MODAL Correlation
Coefficient .201 .353 .435(*) 1.000
Sig. (1-tailed) .277 .051 .015 N 31 31 31 31
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 12. Korelasi Manfaat Ekonomi Non Petani dengan Tingkat Partisipasi Correlations
MANFAAT ORGANISASI USAHA MODAL Spearman's rho
MANFAAT EKONOMI
Correlation Coefficient
1.000 .483(*) .655(*) .434(*)
Sig. (1-tailed) . .006 .000 .015
N 31 31 31 31 ORGANISASI Correlation
Coefficient .483(*) 1.000 .480(*) .353
Sig. (1-tailed) .006 . .006 ,051
N 31 31 31 31 USAHA Correlation
Coefficient .655(*) .480(*) 1.000 .435(*)
Sig. (1-tailed) .000 .006 . .015
N 31 31 31 31 MODAL Correlation
Coefficient .434(*) .353 .435(*) 1.000
Sig. (1-tailed) .015 .051 .015 .
N 31 31 31 31 * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
144
Lampiran 13. Korelasi Manfaat Sosial Petani dengan Tingkat Partisipasi Correlations
MANFAAT ORGANISASI USAHA MODAL Spearman's rho
MANFAAT SOSIAL
Correlation Coefficient 1.000 -.091 -.128 .182
Sig. (1-tailed) . .628 .494 327
N 31 31 31 31 ORGANISASI Correlation
Coefficient -.091 1.000 .470(*) .532(*)
Sig. (1-tailed) .628 . .008 .002
N 31 31 31 31 USAHA Correlatin
Coefficient -.128 .470(*) 1.000 .317
Sig. (1-tailed) .494 .008 . .082
N 31 31 31
31
MODAL Correlation Coefficient .182 .532(*) .317 1.000
Sig. (1-tailed) .327 .002 .082 .
N 31 31 31 31 ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran 14 . Korelasi Manfaat Ekonomi Petani dengan Tingkat Partisipasi correlations
MANFAAT ORGANISASI USAHA MODAL Spearman's rho
MANFAATEKONOMI
Correlation Coefficient 1.000 225 .715(*) .200
Sig. (1-tailed) . .224 .000 .280
N 31 31 31 31 ORGANISASI Correlation
Coefficient .225 1.000 .470(*) .532(*)
Sig. (1-tailed) .224 . .008 .002
N 31 31 31 31 USAHA Correlation
Coefficient .715(*) .470(*) 1.000 .317
Sig. (1-tailed) .000 .008 . .082
N 31 31 31 31 MODAL Correlation
Coefficient .200 .532(*) .317 1.000
Sig. (1-tailed) .280 .002 082 .
N 31 31 31 31 * Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
145
Lampiran 15 . Lembar Tabulasi Penilaian Tangga Perkembangan (PTP/DLA) No Variabel Indikator Skor *) Zonasi
I II I II VISI Pemerataan pemanfaatan anggota 4 4 2 Keefektifan komunikasi dengan anggota 3 3 3 Komitmen terhadap pengembangan bisnis 3 3 4 Kefektifan kepemimpinan dan manajemen pengurus 4 3 5 Komitmen terhadap pengembangan sosial 4 5 6 Keefektifan rencana strategik 2 4 7 Mekanisme penyelesaian sengketa 3 2 Sub total 23 24 Hijau Hijau 8 Kapasitas Struktur organisasi pada keberhasilan koperasi 3 4 9 Retensi (dipertahankannya) tenaga staf 3 3 10 Syarat-syarat pelayanan bagi tenaga staf 1 1 11 Pelatihan tenaga staf 3 3 12 Langkah, teknologi untuk mengurangi biaya-biaya 4 4 13 Sistem-sistem operasi dan pengaturan keuangan 2 4 14 3 tahun laporan audit 5 5 15 Pemberian pelayanan kepada anggota 3 3
Sub total 24 27 Kuning Hijau 16 Sumber daya Kecukupan modal (M) 10 10 17 Pertumbuhan asset (T) 10 10 18 Manajemen asset (P) 8 8 19 Kebijakan perkreditan (Tg) 2 2
Sub total 30 30 Hijau Hijau 20 Jaringan
Kerja Kebijakan anggaran/fiscal 4 4
21 Hubungan dengan organisasi puncak 4 3 22 Hubungan dengan pihak lain 3 2
Sub total 11 9 Kuning Kuning
145
146
NERACA KEUANGAN KUD SUMBER ALAM TAHUN 2009-2010 URAIAN TAHUN 2009 TAHUN 2010 URAIAN TAHUN 2009 TAHUN 2010 AKTIVA LANCAR PASIVA LANCAR Kas 141833564 192871997 hutang non anggota 10232327 10232327 Bank 327112280 296905255 Hut.bank jangka pendek 863069739 863069739 simpn.jk.pendek 10110000 10110000 simpanan sukarela 572194064 745782349 piutang anggota 1513258850 1862503030 simpanan lain 93181351.8 93132751.8 piutang non anggota 13511081 13440081 dana-dana persediaan 169285161 169017601 SHU beban dibayar dimuka 30774450 15526450 jumlah aktiva lancar 2205885386 2560374414 jumlah kewajiban lancar 1538677482 1712217167 INVETASI JANGKA PANJANG
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
simp.pada koperasi 395260537 395285537 hutang bank 349607318 347252118 saham Bukopin 10000000 10000000 jumlh hutang jk.panjang 34960738 347252118 jumlah inv.jangka panjang 405260537 405285537 AKTIVA TETAP KEKAYAAN BERSIH tanah/hak atas tanah 338000000 338000000 simpanan pokok 8264000 11229000 Bangunan 498323211 577323211 simpanan wajib 87328060 122501860 Kendaraan 73338520 49445320 cadangan 1485123926 1525395351 Perlengkapan 165642525 165642525 donasi 141566717 266566717 peralatan kantor 25910910 26660910 jumlah kekayaan bersih 1722282703 1925692928 jumlah aktiva tetap 1101215166 1157071966 akum.penyusutan -378794323 -400651205 SHU Thn 2009 42143936 nilai buku 722420843 756420761 AKTIVA LAIN-LAIN SHU Thn 2010 56063172
146
147
Lampiran 16. Neraca Keuangan KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010
piutang jatuh tempo 291099456 291099456 cadangan piutang -22179333 -22179333 Jumlah 268920123 268920123 bank BRI (Fee KUT) 50224550 50224550 TOTAL AKTIVA 3652711439 4041225385 TOTAL PASIVA 3652711439 4041225385
147
Lampiran 17. Gambar-Gambaran Kegiatan KUD Sumber Alam
Kegiatan Penjualan Obat-Obatan Pertanian dan Air Mineral
Kegiatan Penjualan Gas Elpiji
Kegiatan Penjualan Pupuk
148
149
Gedung KUD Sumber Alam : Kegiatan Simpan Pinjam dan Pembayaran Rekening Listrik