ANALISIS NASKAH SATIR1

68
ANALISIS NASKAH SATIR “PAKAIAN DAN KEPALSUAN” OLEH : Malahayati 1306102030002 DOSEN PEMBIMBING : RAMDIANA, S. Sn, M. Sn FAKULTAS FKIP JURUSAN SENDRATASIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM-BANDA ACEH 2013

Transcript of ANALISIS NASKAH SATIR1

  • ANALISIS NASKAH SATIR

    PAKAIAN DAN KEPALSUAN

    OLEH :

    Malahayati 1306102030002

    DOSEN PEMBIMBING :

    RAMDIANA, S. Sn, M. Sn

    FAKULTAS FKIP JURUSAN SENDRATASIK

    UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM-BANDA ACEH

    2013

  • DAFTAR ISI

    DAFTAR ISI............................................................................................................. i

    KATA PENGANTAR .............................................................................................. iv

    BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

    1. Dasar Pemikiran .................................................................................. 1

    1.1 Alasan Pemilihan Naskah ............................................................ 2

    1.2 Sinopsis ........................................................................................ 2

    1.3 Biografi ........................................................................................ 6

    1.4 Visi dan Misi, Kreasi Sutradara ................................................... 7

    BAB II ANALISA NASKAH .................................................................................. 8

    2.1 Plot Naskah .................................................................................. 8

    2.2 Unsur Ketegangan (Suspense) ..................................................... 9

    2.3 Unsur Dadakan (Surprise) ............................................................ 10

    BAB III STRUKTUR DRAMATIK ....................................................................... 14

    3.1 Eksposisi (Eksposition) ................................................................ 14

    3.2 Rissing Action .............................................................................. 14

    3.3 Klimaks (Climax) ......................................................................... 14

    3.4 Resolusi (Resolution) ................................................................... 15

    3.5 Solusi/Konklusi ............................................................................ 15

    BAB IV ANALISA TEMATIK............................................................................... 16

    4.1 Tipe Lakon ................................................................................... 16

    4.2 Aliran Naskah ............................................................................... 17

    4.3 Bentuk Naskah ............................................................................. 17

    LAMPIRAN ............................................................................................................. 58

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 65

    i

  • KATA PENGANTAR

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-

    Nya yang telah menganugerahi ilmu pengetahuan, kesempatan, kesehatan dan kesabaran

    sehingga penulis mampu merangkum buku ini dengan judul Pakaian dan Kepalsuan.

    Dalam penyusunan buku ini, penulis banyak menghadapi kesulitan. Namun atas izin

    Allah SWT, juga berkat usaha, doa, semangat, bantuan, bimbingan serta dukungan baik

    secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat

    menyelesaikan penulisan naskah ini.

    Akhirnya penulis berharap, semoga buku ini dapat memberikan manfaat bagi yang membacanya.

    Banda Aceh, 15 Desember 2013

    Penulis

    Malahayati

    ii

  • BAB I PENDAHULUAN

    Drama merupakan salah satu genre sastra yang menarik untuk dibahas. Istilah drama

    berasal dari Yunani,yaitu dramoi yang berarti aksi atau perbuatan (1). Istilah drama itu sendiri sudah menyiratkan makna peristiwa,karangan,dan risalah.(2) Drama pada awalnya digunakan dalam suatu ritual pemujaan terhadap para dewa. Akan tetapi,ritual tersebut mengalami perkembangan menjadi oratoria, yaitu seni bicara,kemudian berkembang menjadi drama. Drama juga secara eksplisit memperlihatkan adanya petunjuk pemanggung yang akan memberikan gambaran tentang suasana,lokasi,atau yang dilakukan tokoh.

    Salah satu jenis drama yang berkembang adalah drama realisme. Drama realis pada umumnya merupakan usaha untuk menampilkan subjek dalam suatu karya sebagaimana subjek itu tampil dalam kehidupan sehari-hari tanpa melebih-lebihkan.

    Pakaian dan Kepalsuan sebuah drama dari cerita sandiwara Rusia THE MAN WITH THE GREEN NECKTIE Karya Averchenko yang diadaptasikan kembali oleh teater MAE. Drama ini menampilkan seseorang mencari kebenaran dan membongkar semua kebohongan dan berani untuk mengakui atas segala kebohongannya. Drama ini juga menampilkan bagaimana seorang wanita yang mempertahankan harga diri dan kehormatannya. Mudah-mudahan didalam drama ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

    1. Dasar Pemikiran

    Sudah menjadi persyaratan bagi mahasiswa/mahasiswi untuk menyelesaikan tugas Psikologi Peran dari dosen dalam menganalisa peran dan Naskah. Dalam hal ini penulis memilih naskah realis (aliran atau ajaran yang selalu berpegang pada kenyataan) yang berjudul Pakaian dan Kepalsuan karya AVERCHENKO.

    1.1 Alasan Pemilihan Naskah

    Penulisan memilih Naskah drama Pakaian dan Kepalsuan Karya

    Averchenko telah menjadi pilihan untuk menyelesaikan Tugas dalam mata kuliah

    Psikologi Peran yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh Kang Miharja.

    Karena Naskah ini merupakan salah satu naskah komedi realis. Karena naskah ini

    merupakan salah satu naskah Komedi Realis. Naskah ini dipentaskan pada tanggal

    27-28 Agustus 2013.

    1. Mengapa dipentaskan pada tahun 2013 karena Allah yang

    berkehendak,dan persiapan sudah cukup serta persiapan untuk pemilu

    2014 serta demokrasi yang bergejolak. Oleh sebab itu,alur cerita naskah

    yang dipentaskan.

    1

  • 2

    Ada wacana demokrasi dan mengingat mereka yang mencalonkan diri untuk menjadi pemimpin di aceh untuk tidak mengobarkan janji dan berkoar-koar didepan hal layak ramai.

    Pakaian dan Kepalsuan tidak bermaksud untuk mengintiminasikan

    sekelompok orang atau individualisme tetapi untuk semua agar tidak

    ada kepalsuan diantara kita. Putihkan kembali hati kita seperti pepatah

    Aceh mengatakan Duek Ubee Loet Punggoeng Jak Ubee Loet Tapak

    yang bermaksud kita harus pandang lurus kedepan,ikuti kata hati dan

    jadilah diri sendiri yang mendengarkan hasutan atau isu-isu dari orang

    lain. Akan tetapi melangkah kedepan hasutan namun tetap memikirkan

    yang terbelakang Be Positive ThinkingThink the Best,do the best, be

    the best and we will get the best.

    2. Mengapa di Adaptasikan dari Naskah yang Asli karena mengingat Syariat

    Islam di Serambi Mekah (Aceh) mengingat wanita aceh dan cara

    menjaga martabat dan harga diri wanita aceh yang seperti pasukan

    inong balee. Menjaga wilayah kekuasaan dan kehormatannya. Ibarat

    kata Langkahi dulu mayat aku. Pada Naskah asli settingan

    panggungnya berada di Bar kemudian oleh pengadaptasi mengubah

    settingan menjadi dekor warung kopi karena settingan ini sudah

    menjamur di wilayah Aceh. Faktor psikologinya ingin mengingatkan

    pemimpin kelas atas yang duduk dikursi bergoyang untuk melihat

    kebawah para pejuang yang selama komplik mereka berada digarda

    paling depan. Sedangkan yang menjadi pemimpin saat ini kebanyakan

    melangkahnya kaki di negeri seberang.

    Factor sosiologinya yaitu keadaan di TKP berbanding terbalik dengan

    kenyataan, tidak menempatkan sesuatu pada tempat nya.

    1.2 Sinopsis Pada suatu malam sekitar pukul 22.00 di Coffe Shop sudah

    sepi. Hanya Rusman dan Hamid yang masih duduk berhadapan menghadapi sebuah meja kecil. Hamid pun membicarakan tentang politik dikalangan ini. Akan tetapi Rusman berkata bahwasanya politik itu kotor,kemudian hamid menentangkan keras bahwa dia tidak setuju dengan perkataan Rusman bahwa politik itu kotor, mereka berdua pun berdebat dengan masalah-masalah politik sekarang ini. Ketika itu pun Rusman menunjukkan sebuah pistol dan diperlihatkannya kepada Hamid. Hamid pun melihat-lihat pistol itu. Ketika Hamid melihat-lihat pistolitu terdengar dari luar suara-suara yang hendak masuk ke restoran,hamid pun cepat-cepat menyembunyikan senjata itu.

    Tak lama kemudian masuk seorang wanita diikuti 3 orang laki-

    laki yang bernama Samsu, Mas Abu, Sumantri dan wanita itu bernama

  • 3

    Ratna.

    Mereka dengan berpakaian rapi seperti pekerja kantoran. mereka pun masuk masuk sambil riuh bercakap dan tertawa-tawa dan masing-masing ke-3 lelaki itu pun asyik menceritakan tentang kepahlawanannya masing-masing, seakan-akan mereka menjadi seorang pahlawan yang perkasa. Ketika 3 orang lelaki itu sedang berbincang-bincang dengan omong kosong mereka, Hamid dan Rusman pun berbisik-bisik sambil mendengarkan cerita-cerita mereka itu. Saat itu dengan wajah riang,ketiga lelaki itu berdiri mengenggam tangan bersama-sama kecuali Ratna masih duduk tenang. Hamid dan Rusman berbisik-bisik sebentar, kemudian hamid dengan langkah yang pasti menuju orang-orang itu. Hamid pun berkata kepada mereka ketahuilah saudara-saudara menipu, mendustai, apalagi menipu dan mendustai diri sendiri adalah sangat menjemukan. Mereka pun berpura-pura tidak tahu apa maksud dari perkataan Hamid. Hamid mengetahui bahwa mereka adalah seorang penipu hanya mengaku-ngaku mempunyai pekerjaan yang tinggi.

    Kemudian Hamid membongkar satu persatu kebohongan mereka,hamid pun sambil menondong pistol kearah salah satu dari 3 lelaki itu yang bernama Samsu,Hamid pun membongkar bahwa samsu adalah seorang dukun tetapi Samsu tidak mengakuinya, lalu ditodongkan pistol diatas kepala Samsu, Hamid menyuruh Samsu untuk mengakuinya. Kemudian dengan rasa ketakutannya Hamid pun mengakui kebohongan nya. Mas Abu adalah seorang rentenir, Awalnya dia tidak mengakuinya. Akan tetapi dengan rasa ketakutannya kepada Hamid. Akhirnya dia mengakui kebohongannya. Lalu Hamid juga membongkar kebohongan sumantri ternyata sumantri hanya seorang penjual obat-obatan, Hamid pun berhasil membuka kedok mereka semua. Ketika itu Hamid melihat ke arah Ratna, Hamid pun menyuruh Ratna membuka pakaiannya, ratna pun bangkit sambil marah dia tidak terima atas perlakuan Hamid, Ratna pun merasa terlecehkan. Hamid tetap menyuruh ratna membuka pakaian nya. Sumantri suami nya pun terpaksa menyetujui perkataan hamid. Ratna sangat marah kepada suami nya itu dan ratna pun berkata Seperti itukah pendirianmu sebagai suami? Baiklah kalau begitu kubuka pakaian ku (kata Ratna sambil merasa kesal terhadap suaminya.

    Kemudian Ratna mengarahkan kehadapan Hamid,Ratna malah

    berbalik menendang dan bersiaga bak seorang pesilat. hamid pun merasa terkejut dan mengatakan kepada Ratna O.,Anda luar biasa nyonya,seorang perempuan yang punya harga diri,tak

  • 4

    semurah suami Anda! Ketika saat itu Rusman bergerak datang dari belakang,Hamid pun menyuruh Rusman kembali kebelakang untuk menjaga orang-orang yang dikunci disebuah kakus. Rusman dan Hamid pun berbisik-bisik dulu. Hamid menentang Ratna dengan juru silatnya itu. Tangan Ratna pun terkepal dengan tegap membentuk kuda-kuda,Hamid pun berkata Sudah siap nyonya?

    Hamid membuat posisi gerakan yang sama seperti Ratna,lalu merubah kembali posisi tubuhnya seperti biasa,kemudian Hamid bergerak sangat sopan menghampiri ratna sambil menghanturkan salam hormat dengan takzim nya, ratna pun terpengah keheranan ratna pun menyuruh hamid untuk melawan nya tetapi Hamid meminta maaf kepada Ratna dia merasa kagum, ternyata masih ada perempuan yang mau menyelamatkan mahkotanya.

    Hamid pun kemudian menyerahkan pistolnya pada Rusman kemudian menuju meja semula dan menulis sesuatu diatas secarik kertas bon kertas itu disimpan dimejanya dibebani dengan uang logam. Kemudian kembali menuju orang-orang dan kembali mengambil pistolnya.

    Hamid pun berkata Nah saudara-saudara kami sekarang hendak pergi,karena tugas kami untuk menolong saudara-saudara sudah selesai. Hamid menyuruh rusman untuk melepaskan orang-orang yang di kunci di sebuah kakus.Sepergi kedua orang itu mereka serempak menarik nafas panjang,sedangkan ratna bergegas mengambil kertas dari meja hamid. Ratna pun membaca keras-keras isi surat itu :saudara-saudara dengan hati yang puas saya telah berhasil membuka topeng yang selama ini menutupi pribadi saudara-saudara masing-masing.Sekarang silakan saudara-saudara melihak dimuka kaca cermin. Cermin takkan member bayangan yang palsu lagi kepada saudara-saudara. Jelas akan kelihatan, bahwa yang satu adalah seorang pandir,yang kedua seorang tolol, yang ketiga seorang pengecut, dan yang keempat adalah seorang wanita yang gagah berani,yang rela mati demi mempertahankan kehormatan dan harga dirinya sebagai seorang wanita aceh. Sedangkan saya sendiri adalah seorang badut yang suka membuka topeng orang-orang dengan sebuah pistol yang kosong !

    Ketiga lelaki itu pun terkejut ketika mendengar bahwa pistol itu kosong,mereka serempak mengetuk-ngetuk,mengepal-mengepal tinjunya.riuh samsu lari ke pintu,melihat keluar diikuti oleh sumantri dan mas abu.Kemudian mereka masuk lagi,mengutuk-ngutuk lagi,mengepal-mengepal tinjunya lagi.Sementara ratna tenang-tenang saja,memandangi mereka sambil menggeleng-geleng kepala.

    Kemudian mereka berkata :Silakan tuan-tuan,kerjalah orang-orang itu,pintu sudah terbuka luas untuk tuan-tuan dan lampu-lampu di jalan cukup terang ingin kulihat ketakutan dan kepalsuan mengejar kejujuran.

  • 5

    1.3 A. Biografi Pengarang Kehidupan Averchenko sebelum revolusi Rusia,Averchenko lahir pada 27 maret 1881

    di Sevastopol.Dia adalah anak dari pedagang miskin. Averchenko mulai bekerja pada usia 15 tahun,diperkerjakan oleh sebuah perusahaan transportasi swasta.Dia tetap ada untuk sedikit lebih dari setahun sebelum mengejar pekerjaan lain.Pada tahun 1897 Averchenko berangkat ke Donbass untuk bekerja sebagai pegawai di tambang Bryansk.Ia bekerja disana selama tiga tahun dan kemudian menulis beberapa cerita tentang kehidupan di tambang,termasuk Dalam eveningdan Lightning.

    Selama 1906-1907 ia di edit oleh majalah satir Bayonet dan pedagang.Akhirnya

    pada tahun 1907 ia dipecat dari pekerjaan ini dilaporkan dengan kata-kata kamu adalah orang yang baik,tetapi cocok untuk apa saja setelah ini. Di januari 1908 Averchenko berangkat ke saint patersburg dimana ia meraih sukses dalam karirnya.

    Pada tahun 1908 Averchenko menjadi sekretaris majalah satir Dragonfly (kemudian berganti nama menjadi satycondan pada tahun 1913 ia menjadi editor.Selama bertahun-tahun Averchenko bekerja dengan sukses sebagai anggota staf majalah bersama dengan banyak orang terkenal lainnya,termasuk Nadezhda,Teffi,Sasha chorny,dan Aleksey Remizov. cerita lucu yang paling di puji di terbitkan di majalah.Selama Averchenko yang di satyricon menjadi sangat populer,dan karya teater berdasarkan cerita yang mengenakan oleh banyak bioskop di seluruh negeri.

    Pada tahun 1921 di paris ia menerbitkan antologi satir,A Dozen pisau dalam yang

    lenin di gambarkan sebagai sebuah buku bakat bejar oleh sakit hati terhadap gangguan putih penjaga.Dia mengikuti buku ini dengan koleksi cerita A Dozen portraits dalam formay Boudoir.

    Pada 13 april 1922 Averchenko pindah ke sopia daan kemudian pindah ke Belgarde.Averchenko menghabiskan waktu singkat di kedua kota sebelum pindah lagi dan mengambil tempat tinggal permanen di praha pada tanggal 17 juni 1922.Pada tahun 1923 bukunya cerita emigrant di kampulkan,catatan dari sederhana minded,diterbitkan oleh penerbit Berlin Nord.

    Averchenko ditemukan hidup jauh dari tanah airnya dan dari bahasa ibunya sangat

    keras.Banyak cerita di tangani dengan perasaan keterasingan khususnya cerita Tragedi penulis rusia.Dia mengambil popularitas di bahasa ceko segera.Tulisan-tulisanya telah sangat berhasil dan banyak cerita karyanya telah diterjemahkan ke dalam bahasa ceko.Pada tahun 1925 Averchenko jatuh sakit setelah operasi untuk mengangkat matanya.

    Pada tanggal 28 januari ia dipindahkan ke rumah sakit kota praha dengan diogonis kelemahan otot jantung,distensi dari aorta dan sclerosis (obat). Dari ginjal dokter tidak dapat menyelamatkan hidupnya dan ia meninggalo pada pagi hari 12 maret 1925.

    Averchenko dimakamkan di olsany cemetery di praha,karyanya terakhir adalah novel

    The Joke dari Maecenas,di tukis dalam sopot pada tahun 11923 dan diterbitkan pada tahun 1925 setelah kematiannya.

  • 6

    B. Biografi Sutradara Mustika permana alias purtdi ika permana lahir tanggal 11 oktober 1968 di Jakarta

    rumah sakit sumber waras (sehat) adalah seorang sutradara dan juga sekaligus sebagai penulis serta pekerja seni yang berasal dari jawa dan menetap di aceh. Karya-karyanya terdiri dari suku anak naga yang menceritakan tentang sekelompok atau suku yang ingin mengikuti perubahan zaman dengan tidak melupakan adat istiadat atau dengan kata lain Bah Pih meugampong nyang peuteng canggih.

    Pementasan pertama kali di Aceh yaitu tentang pakaian dan kepalsuan yang

    diadaptasikan daei saduran bebas Achdiat K.Mihardja dari cerita asli sandiwara rusia THE MAN WITH GREEN NECKTIE Karya Averchenko. Paragraph naskah tersebut dilakukan pada desember2012 dengan mengkondisikan situasi Aceh pada saat ini. Ada juga beberapa garapan yang lainnya yaitu Selamat pagi uma tuan Kondektur (UKM Teather Nol 2007) Kura-Kura Bekicot (Fajar Harapan). Sekarang ia sudah membuat sanggar teather dengan nama teathe MAE (Mustika Ari Entertaiment).

    Ayahnya (Sutradara) seorang pedagang yang mempunyai status sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab kepada keluarganya, mustika adalah anak terakhir dari 3 bersaudara. Beliau menempuh pendidikan TK dibogor, belian menjajaki pendidikan TK 2 kali yang pertama TK kategral Bogor dan TK Pertiwi Bogor, belian melanjutkan SDN 10 grogol (pagi) dan siangnya dimadrasah pada kelas 5 SD. Beliau mulai bergabung dengan komunitas Teather yang ada digrogol, beliau menggeluti Teather secara dian-diam tanpa diketahui orang tuanya.

    Pendidikan SMP ditempuhnya diSMPN 3 Depok, dan beliau menempuh pendidikan SMAN 51 Jakarta Timur, Namun pada saat ujian kelulusan beliau dihadapi 2 pilihan yaitu menfikuti ujian kelulusan atau memilih pementasan yang digarap oleh salah satu sutradara sekaligus seniman terkenal diindonesia. Dengan darah Teather yang sudah mengalir didalam tubuh beliau, beliau memilih untuk ikut pementasan sehingga menyebabkan beliau tidak lulus diSMAN 51 Jakarta Timur. Dan beliau terpaksa pindah diSMAN 8 Bandung , dan beliau setelah lulus disana melanjutkan perguruan tinggi di IKJ (dulunya IPKJ). Beliau lebih menggeluti dibidang sutradara.

    Beliau pernah bergabung dikomunitas vila merah selama 2 tahun setengah, beliau

    memfokuskan keseni pemahatan dan belian juga bergabung lagi dengan Amaratna Sarung Paet serta pernah juga keTeather satu merah panggung (komunitas Teater).

    1.4 Visi dan Misi Kreasi Sutradara

    Didasarkan dari kondisi politik sekarang banyak kebusukan ketidak adilan, tidak adanya pengakuan, tidak dapat porsi bagi orang yang telah berjuang (diabaikan). Pemimpin lihatlah kebawah jangan hanya mengobral janji jika mau merakyat sama-sama merakyat. Munbculkan sifat demokrasi oleh rakyat, dari rakyat, untuk rakyat.

  • 7

    Naskah pakaian dan kepalsuan diadaptasi dari penyadur berdasarkan naskah asli, karena menyesuaikan kondisi diaceh yaitu pada setting tempatnya diwarung kopi yang merupakan suatu yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat aceh. Tidak hanya dari settingannya , namun naskah ini juga diubah sesuai dengan keadaan saat ini diaceh.

  • 8

    BAB II ANALISA NASKAH

    2.1. PLOT NASKAH

    Jenis Plot Plot atau alur cerita merupakan rangkaian peristiwa yang satu sama lain dihubungkan dengan hukum kausal atau sebab akibat ( Saini KM,1981,20 ). Peristiwa demi peristiwa saling mengikat sehingga membangun kausalitas yang tidak dapat dipisahan. Plot disusun oleh pengarang dengan tujuan untuk mengungkapkan buah pikirannya secara khas.

    Jenis Plot pada naskah pakaian dan kepalsuan ini plotnya maju atau linear. Alur maju atau biasa disebut alur lurus. Yang menceritakan permasalahan politik di Aceh dan membongkar kepalsuan.

    Demi mengetahui kebohongan sumantri, mas abu, dan samsu, Hamid dan Rusman pun mendengar perlahan-lahan tentang cerita kebohongan mereka masing-masing, mereka menceritakan jati diri mereka masing-masing seolah-olah mereka adalah seorang pahlawan.

    Setelah rusman dan hamid mendengar omong kosong mereka alias cerita bohong mereka. Disaat itu pula rusman dan hamid menghampiri mereka dengan menodongkan pistol, mereka pun terkejut apa maksud dari hamid dan rusman. Ternyata disini rusman dan hamid sudah mengetahui siapa sebenarnya jati diri mereka masing-masing. Hamid pun mengahampiri samsu dan meminta supaya dia mau memberi tahukan pribadinya yang sebenarnya bukan yang palsu, dan samsu dengan terpaksa memberitahukan bahwa dirinya adalah seorang dukun. Tidak hanya samsu saja, mas abu dan sumantri pun telah mengakuinya juga bahwasanya mas abu adalah seorang reternir dan sumantri adalah seorang penjual obat.

    Sebenarnya tidaklah bermaksud demikian, hamid sangat benci kepada orang-orang yang suka kepada kepalsuan-kepalsuan, menipu diri sendiri dan berdusta. Hamid hanya ingin mengungkap semua kepalsuan yang ada di diri mereka. Pada saat itu pula ada seorang wanita yang bernama ratna dia adalah istri dari sumantri, ketika itu hamid mencoba menyuruh ratna membuka pakaian nya, ratna pun sangat marah dan tidak terima dengan perlakuan hamid yang telah melecehkannya.

    Yang bodohnya sumantri suaminya ratna dengan terpaksa menyetujui dengan perkataan hamid tersebut. Ratna pun sangat marah kepada suaminya itu, ternyata seperti itukah pendirian sebagai seorang suami. Kemudian ratna pun berbalik menendang dan bersiaga bak seorang pesilat. Saat itu hamid pun merasa sedikit heran.

  • 9

    Kemudian hamid pun membuat posisi gerakan yang sama seperti ratna, lalu mengubah kembali posisi tubuhnya seperti biasa. Kemudian bergerak sangat sopan menghampiri ratna sambil menghanturkan salam hormat dengan takzimnya ratna pun terpengah kehranan. Ratna pun menyuruh hamid untuk mencoba melawannya, tetapi hamid malah meminta maaf kepada ratna, hamid merasa kagum terhadap ratna ternyata masih ada perempuan yang mau menyelamatkan mahkotanya.

    2.2. UNSUR KETEGANGAN (supense) Plot yang baik akan menimbulkan ketegangan pada diri pembaca atau penonton melalui kemampuan untuk menimbulkan rasa ingin tahu dan kepenasaran dari awal sampai akhir. Didalam naskah pakaian dan kepalsuan terdapat empat unsur ketegangan diantaranya yaitu :

    1. Pada saat itu hamid menutup mulut samsu dengan tangannya, dan hamid pun

    berkata

    Hai pak dukun, jangan berteriak-teriak begitu, tidak pak dukun lihat ? di depan pak

    dukun ada seorang wanita, apakah pantas pak dukun berteriak begitu keras ? .

    Setelah berkata begitu hamid menarik kembali tangannya dan pada saat itu pula

    mengeluarkan pistol dari saku celananya, kemudian ditodongkan pada samsu serta

    dada-dada yang lainnya. Hamid melanjutkan perkataannnya :

    Saudara-saudara sekalian, saudara-saudara harus tahu pula bahwa aku ini sangat

    benci kepada orang-orang yang suka kepada kepalsuan-kepalsuan, menipu diri

    sendiri dan berdusta .

    Melihat pistol yang ditodongkan, orang-prang itu menjadi gugup, sumantri dan mas

    abu bergerak hendak lari tapi dengan syarat ujung pistol mereka didudukan kembali.

    HAMID : Kawan-kawan tenanglah jangan gugup dan jangan bergerak, karena jika anda bergerak maka anda semua tidak akan bisa bergerak selamanya. Ketahuilah saudara-saudara bahwa aku ini seorang laki-laki yang baik hati. Aku hanya benci kepada kepalsuan karena itu, aku hanya meminta supaya dia mau memberitahukan pribadinya yang sebenarnya dan bukan yang palsu, jadi dia tidak boleh bohong .

    SAMSU : Ya ampun,, saya tidak bohong, saya adalah seorang wakil direktur dari suatu perusahaan impor. Kalau saudara tidak percaya tanyalah mas abu itu, beliaulah yang selalu mengurus lisensi-lisensi bagi perusahaan kami .

    HAMID: Kamu bohong dukun salim, kamu bohong. Kamu adalah seorang dukun. Aku tahu itu ! . ( Sumantri pun memberi isyarat kepada samsu agar mengakui kebohongannya ).Hamid menarik pistolnya dan kemudian samsu pun mengakui kebohongannya.

    2. Hamid kembali menodongkan pistolnya kemata samsu sambil dia berkata

    kepada samsu: Dukun Salim...!! bukankah benar bahwa orang ini seorang

  • 10

    reternir ? ( yang dimaksud adalah mas abu ) .

    SAMSU : ya..!! sekarang jelas saya tidk keliru lagi, memang betul bahwa dia

    adalah seorang

    reternir. ( yang dimaksud adalah mas abu ) .

    Pada saat itu samsu bergerak hendak lari, hamid mengarahkan pistolnya dan hamid

    berkata : Hai dukun, kenapa pak dukun mau lari. Sabarlah dulu kita dengar dulu si tukang

    obat ini menyanyi sedikit untuk kita, supaya penyakit jemu itu hilang dari saudara. Coba

    bung,silahkan menyanyi sekarang !!

    SUMANTRI : Saya tidak bisa menyanyi.

    Hamid pun menyuruh sumantri untuk bernyanyi dan dia pun melangkah dekat tetap memaksa sumantri dengan menodongkan pistolnya. Sumantri terpaksa bernyanyi dengan suara yang sumbang.

    3.Kemudian setelah itu hamid mengarahkan pistolnya kearah muka sumantri, agar

    menyuruh ratna membuka pakaiannya. Ratna pun sangat marah dan tidak terima

    dengan perlakuan hamid.

    HAMID : Nyonya lihat sendiri, suami nyonya tidak keberatan apa-apa dia diam dan

    seperti

    kata pepatah orang yang diam berarti menyetujui .

    ( Hamid merapatkan mulut pistol ketelinga sumantri ).

    Sebagai seorang tukang obat yang berdarah seni, tentu saja suami nyonya pun

    suka pula melihat badan yang indah dan sehat sekalipun badan itu badan istrinya

    sendiri. Bukankah begitu saudara ! ( Menekan pistolnya ).

    Ayo jawab saudara tidak keberatan bukan !

    SUMANTRI : Saya...saya ya, saya tidak keberatan ( Sumantri menjawab dengan rasa

    terpaksa ) .

    2.3. UNSUR DADAKAN ( surprise ) Unsur dadakan adalah dugaan-dugaan pembaca atau penonton yang selalu keliru dengan peristiwa yang membelok kearah lain yang tidak di sangka-sangka bahkan mengagetkan. Di dalam naskah pakaian dan kepalsuan terdapat 6 unsur dadakan di antara nya yaitu:

    1. Ketika saat hamid dan rusman duduk sambil bercerita, rusman mengeluarkan sebuah

    pistol dari saku celana nya dan mengancung-ancungkan nya.

    HAMID: oh mak,, pat kakuh nyo?

    Aci kunging.

  • 11

    ( Rusman menyerahkan pistol itu )

    Na aneuk nyoe?.

    RUSMAN: itulah sayang nya, sebutir pun tidak ada. Aku mesti cari. Kau punya?.

    HAMID:( melihat-lihat pistol itu )

    Pat kucok ilon, pane na lom. Kapike masa prang nyoe?.

    2. Pada saat itu hamid menodongkan pistolnya ke arah muka samsu, agar dia mengakui

    siapa jati diri dia yang sebenarnya.

    SAMSU : baiklah ku akui. Aku ini seorang dukun ( berdiri ) dan sekarang izinkan saya

    ke WC,

    saya mau kencing dulu .

    HAMID : O,, tidak boleh. Tidak boleh. Tahan saja dulu. ( pada yang lainnya ). Nah

    saudara

    Tidaklah benar apa yang ku katakan tadi ? dia dukun bukan ? dan sekarang

    dukun

    salim, ku ulangi lagi pertanyaan ku tadi, bagaimanakah dukun sampai

    berhasil

    mengambil hati para wanita, sehingga mereka lantas mematuhui ilmu

    pelet

    saudara itu. Ceritakanlah singkat saja. ( merapatkan mulut pistolnya tetap

    kepelipis

    samsu ) .

    SAMSU : Baiklah,,baiklah. Akan ku ceritakan tapi, pistol mu ini jangan ditekankan

    pada

    kepala ku nanti meletus, dan aku tidak bisa bercerita lagi nanti .

    HAMID : ( menarik pistolnya ) .

    Ayo mulailah sekarang bercerita, bagaimana cara-caramu untuk memikat

    wanita-

    wanita itu dan apa tujuan dari perbuatan mu itu .

    SAMSU : itu gampang sekali. Ku kawani wanita-wanita itu lalu mereka dengan

    sendirinya

    mengikuti diriku .

    3. Hamid menodongkan lagi pistolnya lagi ke arah mata samsu agar dukun salim ( samsu

    ) membuka siapa sebenarnya jati diri mas abu.

    SAMSU : ya,, sekarang jelas, saya tidak keliru lagi, memang betul bahwa dia adalah

    seorang reternir .

    HAMID : ( kepada mas abu ) Nah, saudara dengar sendiri dari mulut dukun itu.

    Saudara bukan pegawai sedikitpun memang tidak ada bukti-bukti bahwa saudara

  • 12

    seorang pegawai negeri. Ha ha ha, tidak pantas... jelas sekali beda gaya dan sifat

    seorang pegawai negeri dengan seorang reternir .

    4. Dengan melangkah dekat sumantri dengan pistolnya hamid menyuruh sumantri menyanyikan

    sebuah lagu.

    HAMID : Saudara mau menyanyi atau tidak ? .

    SUMANTRI : ( melirik ke arah ratna kemudian ke arah pistol . sumbang ).

    ... Daerah Aceh

    Tanoh loen sayang

    Nibak tempat nyan

    Loen hudep mate.....

    HAMID : ( bertepuk bergembira )

    bagus ! bagus ! sungguh merdu suara anda. Bakat seni inilah yang

    membuat

    saudara selalu sukses menjual obat kepada orang-orang .

    5. Pada saat ratna membuat tangan nya terkepal dengan tegap membentuk kuda-kuda.

    RATNA : Peduli apa kamu ! .

    HAMID : Sudah siap nyonya .

    ( Hamid membuat posisi gerakan yang sama seperti ratna, lalu merubah

    kembali posisi tubuhnya seperti biasa, kemudian hamid bergerak sangat sopan

    menghampiri ratna sambil menghanturkan salam hormat dengan takzim nya, ratna

    pun terperangah keheranan ).

    RATNA : Heh, ayo lawan aku ! kenapa saudara malah memberi hormat seperti itu

    ? Ayo lawan !.

    HAMID : Cukup nyonya, cukup. Maafkan saya, saya kagum dan hormat kepadanya,

    dan itu sudah cukup membuat hatiku bahagia. Ternyata masih ada perempuan yang

    mau menyelamatkan mahkotanya .

    6.Hamid menyerahkan pistolnya pada rusman, kemudian menuju meja semula

    dan menulis sesuatu diatas secarik kertas bon. Kertas itu disimpan dimejanya

    dibebani dengan uang logam. Kemudian kembali menuju orang-orang dan

    mengambil kembali .

    HAMID : Nah, kami sekarang hendak pergi, karena tugas kami untuk menolong

    saudara- saudara sudah selesai. Akan tetapi sebelum berangkat, kami ingin memberi

    sesuatu kenang-kenangan kepada saudara-saudara sekalian dan kenang-kenangan

    itu saya letakkan diatas meja itu. Harap nanti, apabila kami sudah pergi dari sini

  • 13

    nyonya sendiri yang mengambilnnya untuk kemudian di perlihatkan kepada

    kawan-kawan yang lain .

    Sepergi kedua orang itu, mereka serempak menarik nafas panjang sedangkan

    ratna bergegas mengambil kertas dari meja hamid.

    RATNA : ( Membaca dengan keras ).

    Saudara-saudara dengan hati yang puas saya telah berhasil membuka

    topeng yang selama ini menutupi pribadi saudara masing-masing. Sekarang silahkan

    saudara- saudara melihat dimuka mata cermin. Cermin tak akan memberi bayangan

    yang palsu bagi kepada saudara-saudara. Jelas akan kelihatan, bahwa yang satu

    adalah

    seorang pandir, yang kedua seorang tolol, yang ketiga seorang pengecut, dan yang

    ke empat seorang wanita yang gagah berani yang rela mati demi

    mempertahankan kehormatan dan harga dirinya sebagai seorang wanita aceh.

    Sedangkan saya sendiri adalah seorang badut yang suka membuka topeng orang-

    orang dengan sebuah pistol yang kosong.

    Ketiga lelaki itu terkejut mendengar bahwa pistol itu ternyata kosong, mereka merasa tertipu dengan sebuah pistol yang kosong.

  • 14

    BAB III STRUKTUR DRAMATIK

    Struktur dramatic adalah suatu kesatuan peristiwa yang terdiri dar ibagian-bagian yang membuat unsur-unsur plot. Rangkaian ini berstruktur dan saling memelihara kesinambungan cerita dari awal sampa iakhir. Fungsinya sebagai perangkat untuk lebih dapat mengungkapkan buah pikiran pengarang dan melibatkan pikiran serta perasaan penonton kedalam ceritanya. Struktur dramatic yang paling memadai untuk cerita pakaian dan kepalsuan ini adalah sebuah teori yang meliputielemen-elemen Exposition, Complication, Climax, Resolationdan Conclusion. 3.1 Eksposisi

    Adalah bagian awal atau pembukaan dari sebuah drama yang memberikan penjelasan keterangan mengenai tokoh-tokoh cerita, masalah-masalah yang sedang dilakoni, tempat dan waktu ketika cerita ini berlangsung. Segmen ini dimulai dari Rusman dan Hamid yang sedang duduk disebuah coffe. Mereka masih muda 35 tahun. Badan hamid besar,tegap seperti Atlit. Rusmanagakkurus, tapi kelihatan sehat dan segar. Pakaian mereka kurang terurus, terdiri dari kemeja dan pantalon yang sudah kumal . Disini menjelaskan Hamid dan Rusman berada didalam sebuah caffe shop, yang sudah sepi. Hanyarusman dan hamid yang masih duduk berhadapan mengahadapi sebuah meja kopi, hamid minum kopi susu dan rusman the manis, mereka membahas tentang bagaimana keadaan politik dikalangan ini. 3.2 Rissing Action Dimana konflik-konflik kecil yang sudah bermunculan, disaat ketiga lelaki itu sedang bercerita-cerita, hamid dan rusman sudah mulai curiga dengan mereka. Dengan wajah riang ketiga lelaki itu berdiri mengenggam tangan bersama-sama, kecuali ratna masih duduk dengan tenang, hamid dan rusman berbisik-bisik sebentar, kemudian hamid dengan langkah yang pasti berdiri menuju orang-orang itu. 3.3 Klimaks

    Merupakan tahapan peristiwa dramatic yang telah dibangun melalui komplikasi.Tahapan ini melibatkan pihak-pihak yang berlawanan untuk saling berhadapan dalam situasi puncak pertentangan. Bentrokan tersebut mempertaruhkan nasib parah tokoh, dan juga merupa kanmomen yang paling menentukan bagi mereka untuk tetap eksis atau tersingkir hancur dan menderita.

    Kemarahan hamid memuncak saat ia sudah mendengar cerita-cerita palsu mereka dan hamid juga mengetahui maksud dari ketiga lelaki itu yang bernama Samsu, Sumantri dan mas Abu. Hamid langsung mengatakan kepada mereka bahwasanya mereka adalah penipu yang mendustai diri sendiri, tetapi disini samsu mencoba membela dirinya, diatetap mengatakan dia bukanlah seorang penipu.

  • 15

    Dengan demikian hamid pun menutup mulut samsu, dan pada saat itu pula hamid mengeluarkan pistol dari sakucelananya, kemudian ditodong kanpada dada samsu serta dada-dada yang lainnya.

    Disinilah kekeonyolan mereka, mereka rela mengakui kebohongannya dari pada harus mati dengan sebuah pistol dan dari sebuah pistol kosong itulah mereka membuka semua kepalsuannya dan menceritakan semua tentang kepribadian mereka. 3.4 Resolusi

    Adalah bagian struktur dramatic yang mempertemukan masalah-masalah yang diusung oleh para tokoh, dengan tujuan untuk mendapat solusi. Konfliknya berputar tentang keburukan, egois, dan menutupi kebohongan pribadi masing-masing. Disini hamid dan rusmanlah yang telah membuka topeng mereka dan mengetahui siapa mereka yang sebenarnya. 3.5 Solusi/Konklusi

    Adalah tahapan akhir dari jalinan struktur dramatic, dimana nasib para tokoh menemukan kepastian. Dimana pada saat itu hamid meninggalkan selembar kertas surat yang isinya adalah tentang ketololan ketiga lelaki itu dan dimana disana ada seorang wanita yang rela mati demi mempertahankan kehormatannya dan harga dirinya sebagai seorang wanita Aceh. Ratna : Silahkan tuan-tuan, Kejarlah orang-orang itu. Pintu sudah terbuka luas untuk tuan-tuan. Dan lampu-lampu dijalan cukup terang. Ingin kulihat ketakutan dan kepalsuan mengejar kejujuran. Itulah pesan yang disampaikan oleh ratna untuk mereka orang-orang yang bodoh itu.

  • 16

    BAB IV ANALISA

    4.1. Analisa Tematik Tema adalah buah pikiran yang merupakan landasan cerita atau ide itu sendiri. proses penciptaan karya sastra dalam tidak terlepas dari candikiawan seorang pengarang. Tema pada naskah ini adalah tentang kepalsuan, kebohongan, kemunafikan, keangkuhan, keegoisan dan kehormatan. Dari kesenjangan politik yang kotor, dan kekecewaan mereka terhadap pemerintah yang mengumbar-umbar janji pada masyarakat yang mana tidak pernah benar-benar ada wujud dalam bentuknya. Kesinambungan buah pikiran ini kemudian dipahami oleh penonton sebagai kekayaan rohani dan mengandung nilai-nilai moral kehidupan kualitas tema pada suatu karya drama akan menepatkan pengarangnya sebagai seorang cendikiawan. Kehidupan merupakan suatu rangkaian persoalan apakah kita ingin mengeluh tentang berbagai masalah atau menyelesaikan nya ? Kehidupan menjadi sulit karena proses mengahadapi dan menyelesaikan masalah merupakan tindakan yang menyakitkan hati menimbulkan frustasi, kesedihan, kesusahan, kesepian, rasa bersalah, penyesalan, amarah, ketakutan, ke khawatiran dan putus asa. Hal yang menyakitkan hati sesungguh nya mengundang pelajaran orang yang bijaksana bukan hanya orang yang berani, melainkan orang-orang yang menyambut tiap masalah dan kepedihan, berani untuk berkata jujur. Kita berusaha menghindari suatu masalah yang nyata dengan menyatakan kebalikan dari pada sifat asli kita sendiri dan kecenderungan berkata bohong merupakan awal penyakit mental seoarang runtuh . ( M. Scott Peck ; M.D The Read Less Travaled, 1997 ).

    4.2. Tipe Lakon Dalam naskah pakaian dan kepalsuan, lebih bercerita tentang masalah politik dan orang-orang yang memakai topeng, orang-orang yang membohongi diri sendiri merasa mampu dan sombong, rasa optimis yang berlebihan. Tokoh-tokohnya dari kalangan menengah ke atas, masalah yang dibicarakan adalah seputar politik lingkungan dan individu menyangkut kepentingan umum atau luas. Dengan demikian penulis berkesimpulan bahwa tipe lakon pada pakaian dan kepalsuan ini adalah tragedi psikologis. Drama peristiwa berakhir dengan yang lebih menekan kedalam jiwa ketidak berdayaan dan tidak mau menerima kenyataan.

  • 17

    4.3. Aliran Naskah Peristiwa yang terjadi baik dari segi cerita maupun penokohan dan krakter tokohnya lebih bersifat keseharian. Sebagaimana realis pada umumnya adalah aliran seni yang berusaha mencapai ilusi atas pengambaran kenyataan. Tentu saja pengambaran kenyataan, secara pasti dalam hasil seni tidak mungkin. Drama realis bertujuan tidak hanya untuk menghibur saja tapi mengembangkan problem dari suatu masa. Problem ini bisa berasal dari luar ( soal sosial ) atau dari dalam manusia itu sendiri, yaitu kesulitan yang timbul dari kontrakdiksi yang dialami manusia. Dalam naskah dan pakaian kepalsuan ini penulis punya kesimpulan bahwa pakaian dan kepalsuan termasuk aliran realisme modern, dengan ciri penokohan ditekankan pada peristiwa intera dan lingkungan secara teknis gerak laku dan segala perhatian diarahkan pada acting yang wajar intonasi yang tepat.

    4.4. Bentuk Naskah Tokoh cerita adalah seorang yang mengambil bagian dan mengalami peristiwa-peristiwa baik sebagian maupun secara keseluruhan cerita sebagaimana yang digambarkan oleh plot sifat dan kedudukan tokoh cerita dalam suatu drama terdiri dari tokoh penting dan pembantu. Dalam naskah pakaian dan kepalsuan ini, bentuk naskahnya adalah satir, karena merupakan cemohan-cemohan untuk bertujuan mendidik dari kesalahan yang ditunjukan oleh seseorang. Disini pula tumbuh dari kualitas, peran dan aksi khas penokohannya yang melahirkan tokoh antagonis, protagonis dan tirtagonis. Tokoh protagonis adalah peran yang membawakan ide-ide prinsipil, tokoh yang pertama-tama berprakarsa dan berperan penting sebagai pengerak cerita. Dalam hal ini penulis kategorikan bahwa hamid dan samsu adalah protagonis, sebab mereka yang selalu dihinggapi oleh rasa emosi dan ambisi yang selalu ingin membuat orang-orang yang tidak jujur berani untuk mengakui kebohongannya.

    Sedangkan tokoh antagonis, merupakan penentang ide-ide prinsipil dari protagonis. Disini tentang politiklah sebagai peran antagonis sebab tokoh yang melawan takdirnya, tidak mau mengakui siapa dirinya sendiri.

    Dalam hal ini penulis melihat sebagai tirtagonis adalah pelayan, sebab pelayanlah sebagai peran pembantu, karena pada saat peristiwa terjadi berada di sebuah caffe.

    Tokoh-tokoh mayor memiliki watak masing-masing yang digambarkan secara

    seksama oleh pengarang, keberagaman perwatakan ini diciptakan atas dasar kemungkinan yang dimiliki oleh manusia pada umumnya. Seperti baik, jahat, berani, pengecut, sabar dan lain sebagainya. Kekhususan watak yang di semayamkan para tokoh ini merangsangnya tumbuh motivasi yang mendorong terjadinya peristiwa. Iya menjelma menjadi penggerak cerita yang menyebabkan terciptanya penggawatan dalam setiap tahapan peristiwa.

  • 18

    Konflik adalah kerangka sebuah drama yang diwujudkan oleh action. Drama memerlukan aksi-aksi yang terbuka, karena penonton hanya dapat menerima maksud berdasarkan action yang dapat dilihat dan didengar. Manifestasi action ini didasari oleh dorongan motifasi yang dimiliki pleh masing-masing tokoh.

    Motifasi adalah unsur yang sangat menentukan terhadap perbuatan maupun terhadap dialog yang di ucapkan oleh tokoh-tokoh cerita, terutama pada tokoh mayor, dengan demikian watak para tokoh dapat di identifikasi dari kesatuan motifasi yang meliputi laku dramatic dan pikiran-pikirannya. Kekhususan watak pribadi seorang tokoh dapat di identifikasi dengan pola perwatakan ( charatter pattern ) yang dapat diperoleh dari laras intelegensia, yakni kesanggupan seseorang untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya. Biasanya cerminan intelegensia seseorang dapat dilihat melalui pikiran dan tindakannya. Kedua adalah relasi dengan dunia luar, cara si tokoh cerita dalam menghadapi sesama atau orang lain dan dunia sekitarnya. Terakhir relasi dengan dirinya sendiri, konflik atau pertentangan batin yang bergejolak dalam dirinya sendiri. Dalam hal ini, penulis melihat dan mengamati bahwa dalam permainan naskah pakaian dan kepalsuan penokohannya realis, oleh karena bergaya realisme, maka permasalahan yang menjadi konflik sangt logis, actor memiliki keleluasaan dalam mengembangkan peran yang dimainkan, namun tetap dalam batas pantauan sutradara, hal-hal yang dibicarakan keseharian. Sebagaimana yang di ungkapkan oleh H.B Jassin, bahwa dalam realisme segalanya digambarkan seperti kenyataan dan keadaan yang sebenarnya.

    A. Intersepsi Lakon

    Yang di maksud dengan interpretasi lakon adalah fenomena atau permasalah yang

    terdapat pada setiaplakon. Fenomena tersebut ada nya pengolahan atau arah dan bermakna

    dari apa yang di sebut sebagao unsure-unsur pembentu lakon.

    Dalam naskah pakaian dan kepalsuan ini, tokoh-tokoh nya berasal dari kalangan

    atas, masalah yang di bicarakan di dalam nya adalah mengenai masalah politik.

    B. Bentuk Penokohan

    Dalam pakaian dan kepalsuan ini bentuk penokohan nya realis, karena naskah ini bergaya realis. Maka di dalam cerita ini lebih mengungkap kan masalah politik secara logis dari kehidupan sehari-sehari, serta bagaimana cara untuk menghadapi masalah-masalah yang di perdebat kan.

    C. Tafsiran Terhadap Tokoh

    Tafsiran terhadap peran adalah factor yang memungkinkan kita dapat menentukan

    kualitas khusus dari orang/tokoh yang terlibat dalam kejadian/peristiwa di dalam lakon

    tersebut.

  • 19

    TOKOH HAMID

    Dimensi Psikologis

    Hamid adalah seorang pemuda yang berumur + 35 th, Hamid berbadan tegap

    seperti atlit dengan gaya berbicara tegas, ia hanya ingi mencari sebuah kebenaran pada

    orang-orang yang sering menipu diri sendiri. Hamid mempunyai seorang teman yang

    bernama Rusman, mereka kerap kali membicarakan mengenai masalah-masalah politik yang

    sering terjadi pada sekarang ini.

    HAMID : Yah, kalau kita terlalu berharap kepada apa yang pernah kita

    cita-citakan dulu dan kini ternyata meleset, maka pasti kita

    kecewa. Apalagi kalau melihat keadaan dikalangan elit politik

    kita saat ini, bagaimana kotornya cara-cara pemimpin kita

    berbuat pengaruh dan kekuasaan, maka bagi kita sebagai bekas

    pejuang yang kini masih menganggur.

    RUSMAN : Tapi politik memang kotor. Mid.

    HAMID : Itu sama sekali tidak benar. Politik tidak kotor. Malah sebaliknya

    politik adalah satu hal yang mulia. Sloganmu itu terlalu sering

    diucapkan orang, seperti sudah benar saja..., padahal..

    RUSMAN TERTAWA.

    HAMID : Dengarkan dulu!.......

    RUSMAN : (TERTAWA). Bagaimana kau bisa berkata begitu, Mid. Itu kan

    omong kosong. Apa kau tidak melihat, bagaimana partai yang

    satu atau pemimpin yang satu membusukkan dan menentang

    partai atau pemimpin yang lain, agar partai atau pemimpin yang

    ditentangnya itu jatuh untuk kemenangan partainya atau dirinya

    sendiri? Untuk itu mereka menghasut, mendusta, menipu,

  • 20

    menyogok, mengancam, menculik dan kalau perlu malah

    membunuh. Bukankah itu perbuatan busuk namanya.

    HAMID : Memang, tapi itu bukan berarti, bahwa politik itu kotor. Sama

    sekali tidak, Itu hanya oknum-oknum dalam partai saja yang

    busuk, yang tidak sanggup berbuat apa-apa, Jadi jelas, bahwa

    bukan politik yang kotor dan busuk itu, tapi oknum dalam partai

    itu sendiri.

    Dimensi Fisiologis

    Hamid berusia sekitar + 35 th. Bertubuh gemuk, pendek, berwajah bulat,

    berkulit putih, tinngi badan + 165, berat badan + 85 kg, berpakaian kemeja terbuka

    dalaman kaos dan celana jeans, cara berjalan nya tegap karena dia sosok pemberani,

    memakai sepatu hitam, hidung pesek, mata cipit, dan berambut ikal.

    Dimensi Sosiologis

    Hamid adalah seorang pria yang gagah berani. Ia sering melihat situasi saat

    ini yang selalu bertentangan maslah-masalah politik di zaman sekarang ini. Ia adalah

    seorang penganggur dan bekas pejuang.

    TOKOH RUSMAN

    Dimensi Psikologis

    Rusman adalah seorang pemuda yang berumur + 35 th, Rusman dengan badan agak

    kurus. Rusman mempunyai teman yaitu Hamid, mereka dengan berpakaian kurang terurus.

    Di sini Rusman sama seperti Hamid kerap sekali membicarakan mengenai tentang politik di

    kalangan ini.

  • 21

    RUSMAN : (PADA PELAYAN).

    Hai bang, neuboh teh tarek saboh teuk beuh? Yang kasoh nyoe

    neubeuot u likot aju.

    HAMID : Dengar, Rus, politik dan pemimpin politik adalah dua hal yang

    berbeda, seperti meja dan kursi, sama sekali tidak sama.. Dua

    pengertian yang berbeda-beda, karena kalau yang satu

    merupakan tugas, maka yang lainnya merupakan petugasnya.

    Kalau petugasnya jahat, itu bukan berarti bahwa tugasnya jahat

    pula. Betul tidak? Dan kalau kita memahami, bahwa politik

    sebagai tugas adalah sama-sama mengatur susunan hidup,

    sehingga kepentingan dan kebutuhan hidup tiap orang bisa

    terpenuhi, lahir maupun batin, jadi dimana kebenarannya

    tentang slogan yang mengatakan bahwa politik itu kotor...?

    RUSMAN : (MENEGUK minumannya).

    Bagiku pendapatmu itu terlalu bersifat teori, terlalu abstrak.

    Tidak kongkrit. Kobong mid...

    HAMID : Ini sama sekali tidak abstrak. Ini malah sangat kongkrit dan

    tidak kobong..., ini jelas, bahwa tugas dan petugas itu adalah

    pengertian yang tidak sama. bahwa sesuatu tugas yang baik dan

    mulia baru bisa dilaksanakan, apabila petugasnya mempunyai

    syarat-syarat yang diperlukan untuk menjalankannya.

    Menurut aku, disinilah masalahnya, yaitu; pada petugas-petugas

    itu sendiri! Apa mereka punya syarat-syarat yang dibutuhkan

  • 22

    untuk menjalankan tugasnya yang begitu tinggi dan begitu

    murni seperti politik itu?

    (MEROKOK) Aku rasa, jika tugasnya mulia maka mulia pula

    syarat-syaratnya..., apakah ada di dunia ini yang lebih mulia dan

    lebih tinggi daripada nilai dan prinsip-prinsip hidup yang

    bertentangan dengan semua kepalsuan, dusta dan sebagainya

    itu?

    (RUSMAN MENEGUK LAGI minumannya)

    coba kita perhatikan para pemimpin politik kita itu, apakah ada

    pada mereka syarat yang berupa prinsip dan nilai-nilai hidup

    yang tinggi seperti yang kumaksudkan itu?, jika tidak ada, Aku

    rasa, sebelum orang lain, seharusnya mereka sadar diri. Mereka

    sendiri yang harus pandai mengukur dirinya. Dan Mereka harus

    berani mundur dari jabatannya sebagai pemimpin.

    RUSMAN : (TERTAWA TIBA-TIBA)

    Kau ini belum juga berobah, Mid. Masih tetap optimis.

    HAMID : Bagaimana?

    RUSMAN : Ya, bagaimana bisa kau berharap, mereka mau mundur dari

    jabatannya atas kemauan mereka sendiri . Ha, ha, untuk berbuat

    begitu, dibutuhkan jiwa yang besar (TERTAWA DENGAN

    KERASNYA).

  • 23

    Dimensi fisiologis

    Rusman berusia sekitar +35 th, bertubuh kurus, berwajah oval, berkulit putih

    kecokelatan, mempunyai badan tinggi, berpakaian kemeja terbuka berdalaman kaos

    dan celana jeans. Cara berjalan tegap kerena ia sosok seorang pemberani, memakai

    sepatu bertali hitam, hidung nta mancung dan rambut panjang keriting.

    Dimensi Sosiologis

    Rusman adakah seorang yang gagah berani sama hal nya seperti Hamid, Mereka

    hanya benci kepada kepalsuan-kepalsuan. Rusman juga adalah seorang pengaggur

    dan bekas pejuang.

    TOKOH SAMSU

    Dimensi Psikologis

    Samsu adalah pemuda yang berbadan kurus, berwajah oval, sombong dan angkuh

    seolah-olah ia seperti orang hebat, padahal ia hanya lah seorang dukun.

    SAMSU : (SAMBIL MAKAN KROKET)

    Ya, ya, aku bisa mengerti, sebab akupun begitu juga.

    SUMANTRI : (SAMBIL MENGADUK KOPI SUSUNYA)

    Saudara dimana ketika itu?

    SAMSU : Saya? Saya ketika itu berada di lereng Gunung Seulawah. Saya

    pun memimpin satu pasukan.

    SUMANTRI : Kukira saudara, di bagian logistik.

    SAMSU : Memang. Tapi pada masa perjuangan itu, saya beranggapan.,

    bahwa saya akan lebih berjasa untuk nusa dan bangsa, kalau ikut

  • 24

    bertempur langsung memimpin suatu pasukan daripada mencari

    ban mobil atau barang-barang lainya.

    Kalau pertempuran seperti yang diceritakan oleh Mas Abu itu, di

    daerahku sendiri hampir tiap hari terjadi. Satu kali saya masih

    ingat ketika hari jumat, yaitu ketika orang-orang dari kampung

    kami baru pulang dari mesjid, tiba-tiba diserang oleh sebuah

    pesawat pemburu yang sambil melayang-layang sangat rendah

    memuntahkan ribuan butir peluru dari moncong senjatanya,

    sehingga banyak sekali penduduk yang tidak berdosa mati

    konyol. Melihat keganasan musuh itu, maka aku tak tahan lagi,

    kusiapkan senjataku pula, lalu ketika pesawat itu terbang rendah

    sambil menyirami tempatku dengan peluru, maka langsung

    kubalas dengan semprotan dari senjataku yang semuanya kena

    sasaran, sehingga pesawat itu segera kabur kearah utara sambil

    terbang miring kekiri miring ke kanan lalu mengeluarkan asap

    dari ekornya. Terbakar ia, lalu jatuh entah dimana.

    Coba anda bayangkan betapa keadaan jiwaku saat itu, Takut?

    Sama sekali tidak. Seperti Mas Abu, akupun sudah mencoret

    perkataan takut itu dari kamus ku.

    Dimensi Fisiologis

    Dia berusia + 40 th, bertubuh kurus tinggi berkulit putih, ia berpakaian jas

    rapi, celana kain sanwols dan berdasi.

  • 25

    Dimensi Sosiologis

    Samsu adalah seorang dukun yang pura-pura mengaku sebagai wakil

    direktur.

    TOKOH MAS ABU

    Dimensi Psikologis

    Mas Abu adalah pemuda yang berbadan kurus bermuka brewok,sombong dan

    angkuh. Seolah-olah ia seperti orang yang hebat.

    MAS ABU : Oh iya...,waktu itu semua orang kampung pada lari ketakutan, tapi

    sungguh mati bung, bukan sombong, yang berani tinggal di kampung hanya aku

    sendiri. lalu tidak lama kemudian muncul lima orang pemuda pemberani bergabung

    denganku.

    Mereka punya senjata masing-masing di tangan, sedang aku sendiri cuma

    satu pucuk pistol FN45 dan tiga buah granat tangan. Yang kuning itu, ah, kalian pasti

    tahu, yang seperti nanas kecil itu bentuknya. Nah dengan kelima pemuda itu, aku

    cegat musuh di atas sebuah lembah yang sempit.

    Anda semua tentu mengerti, betapa berdebar-debarnya hati kami, ketika

    menunggu musuh datang. Bukan karena takut. Sungguh mati bung, bukan!

    Karena perkataan takut itu sudah lama aku coret dari kamusku. Malah

    sebaliknya, bukan perasaan takut, tetapi ada semacam perasaan senang, seperti

    kalau kita sedang menunggu.

    SAMSU : Seorang kekasih. (TERTAWA)

    MAS ABU : Ya, begitulah kira-kira. Bukan sombong, tapi begitulah kira-

    kira. (TERTAWA)

  • 26

    Memang, kalau kita sudah sering bertempur, musuh itu seperti

    mempunyai daya tarik yang sama dengan daya tarik seorang

    kekasih, Kita cari mereka, sepeti orang rindu cari jantung

    hatinya. Sungguh mati bung, bukan sombong tapi perasaan

    rindu semacam itu ada padaku ketika itu...

    SUMANTRI : Cuma bedanya, kalau sudah bertemu, anda tidak cium mereka

    dengan bibir, melainkan dengan granat, bukan?(TERTAWA)

    YANG LAIN PUN IKUT TERTAWA, KECUALI PEREMPUAN ITU, O

    YAH NAMA PEREMPUAN ITU RATNA, SEDANGKAN RUSMAN

    DAN HAMID BERBISIK-BISIK.

    SUMANTRI : Lantas bagaimana hasilnya pertempuran anda itu?

    MAS ABU : Hasilnya? Pasukan musuh itu mati semuanya, dan senjata-

    senjatanya kami rampas semuanya..., Hhm kalau aku ingat

    pertempuran seperti dulu, aku jadi ingin kembali ke masa

    perjuangan itu. Sungguh mati bung, bukan sombong.

    Dimensi fisiologis

    Dia berusia + 40 th, bertubuh kurus tinggi, berkulit saoh matang, ia berpakain

    kemeja, celana kain sanwols dan berdasi.

    Dimensi sosiologis

    Mas abu adalah seorang rentenir yang mengaku sebagai seorang pegawai

    tinggi.

  • 27

    TOKOH SUMANTRI

    Dimensi Psikologis

    Sumantri adalah pria yang berbadan kurus,berkumis,sombong dan suka

    mempermainkan wanita. Ia mempunyai istri bernama Ratna.

    SUMANTRI : (MENYALAKAN ROKOK, .PADA MAS ABU)

    Lalu bagaimana cerita saudara itu selanjutnya?

    MAS ABU : Oh iya...,waktu itu semua orang kampung pada lari ketakutan,

    tapi sungguh mati bung, bukan sombong, yang berani tinggal

    di kampung hanya aku sendiri. lalu tidak lama kemudian muncul

    lima orang pemuda pemberani bergabung denganku.

    Mereka punya senjata masing-masing di tangan, sedang aku

    sendiri cuma satu pucuk pistol FN45 dan tiga buah granat

    tangan. Yang kuning itu, ah, kalian pasti tahu, yang seperti nanas

    kecil itu bentuknya. Nah dengan kelima pemuda itu, aku cegat

    musuh di atas sebuah lembah yang sempit.

    Anda semua tentu mengerti, betapa berdebar-debarnya hati

    kami, ketika menunggu musuh datang. Bukan karena takut.

    Sungguh mati bung, bukan!

    Karena perkataan takut itu sudah lama aku coret dari kamusku.

    Malah sebaliknya, bukan perasaan takut, tetapi ada semacam

    perasaan senang, seperti kalau kita sedang menunggu.

    SAMSU : Seorang kekasih. (TERTAWA)

    MAS ABU : Ya, begitulah kira-kira. Bukan sombong, tapi begitulah kira-

    kira. (TERTAWA)

    Memang, kalau kita sudah sering bertempur, musuh itu seperti

    mempunyai daya tarik yang sama dengan daya tarik seorang

    kekasih, Kita cari mereka, sepeti orang rindu cari jantung

    hatinya. Sungguh mati bung, bukan sombong tapi perasaan

    rindu semacam itu ada padaku ketika itu...

  • 28

    SUMANTRI : Cuma bedanya, kalau sudah bertemu, anda tidak cium mereka

    dengan bibir, melainkan dengan granat, bukan?(TERTAWA).

    Dimensi Fisiologis

    Ia berusia +40 tahun,bertubuh kecil dan kurus,berkulit sawo matang,tinggi

    badan 160 cm, berat badan 65 kg, berpakaian rapih, berbaju bertali dan berdasi.

    Dimensi Sosiologis

    Sumantri adalah seorang pemimpin politik yang bekerja merebutkan

    kekuasaan.

    TOKOH RATNA

    Dimensi Psikologis

    Ratna adalah seorang wanita yang berpendirian,berani,perempuan yang punya

    harga diri yang tinggi.

    RATNA : Heh, ayo lawan aku! Kenapa saudara malah memberi hormat

    seperti itu? Ayo lawaann!

    HAMID : Cukup Nyonya, cukup. Maafkan saya, saya kagum dan hormat

    kepadanya, dan itu sudah cukup membuat hatiku bahagia.

    Ternyata Masih ada perempuan yang mau menyelamatkan

    mahkotanya.

    Dimensi Fisiologis

    Ia berusia +35 tahun,bertubuh langsing, berwajah cantik, berkulit putih, tinggi badan

    160 cm, berat badan 70 kg, memakai rok abu dan kemeja sutra putih dengan sehelai

    sapu tangan merah hijau diatas dada sebelah kiri.

    Dimensi Sosiologis

    Ratna adalah istri sumantri. Yang rela mati mempertahankan harga dirinya.

  • 29

    D. Lampiran Naskah

    DI DALAM COFFEE SHOP SUDAH SEPI. HANYA RUSMAN DAN HAMID YANG MASIH

    DUDUK BERHADAPAN MENGHADAPI SEBUAH MEJA KECIL. HAMID MINUM KOPI SUSU DAN

    RUSMAN TEH.MANIS

    MEREKA MASIH MUDA, +35 TH. BADAN HAMID BESAR, TEGAP SEPERTI ATLIT. RUSMAN

    AGAK KURUS, TAPI KELIHATAN SEHAT DAN SEGAR. PAKAIAN MEREKA KURANG TERURUS,

    TERDIRI DARI KEMEJA DAN PANTALON YANG SUDAH KUMAL.

    HAMID : Yah, kalau kita terlalu berharap kepada apa yang pernah kita

    cita-citakan dulu dan kini ternyata meleset, maka pasti kita

    kecewa. Apalagi kalau melihat keadaan dikalangan elit politik

    kita saat ini, bagaimana kotornya cara-cara pemimpin kita

    berbuat pengaruh dan kekuasaan, maka bagi kita sebagai bekas

    pejuang yang kini masih menganggur.

    RUSMAN : Tapi politik memang kotor. Mid.

    HAMID : Itu sama sekali tidak benar. Politik tidak kotor. Malah sebaliknya

    politik adalah satu hal yang mulia. Sloganmu itu terlalu sering

    diucapkan orang, seperti sudah benar saja..., padahal..

    RUSMAN TERTAWA.

    HAMID : Dengarkan dulu!.......

    RUSMAN : (TERTAWA). Bagaimana kau bisa berkata begitu, Mid. Itu kan

    omong kosong. Apa kau tidak melihat, bagaimana partai yang

    satu atau pemimpin yang satu membusukkan dan menentang

    partai atau pemimpin yang lain, agar partai atau pemimpin yang

    ditentangnya itu jatuh untuk kemenangan partainya atau dirinya

  • 30

    sendiri? Untuk itu mereka menghasut, mendusta, menipu,

    menyogok, mengancam, menculik dan kalau perlu malah

    membunuh. Bukankah itu perbuatan busuk namanya.

    HAMID : Memang, tapi itu bukan berarti, bahwa politik itu kotor. Sama

    sekali tidak, Itu hanya oknum-oknum dalam partai saja yang

    busuk, yang tidak sanggup berbuat apa-apa, Jadi jelas, bahwa

    bukan politik yang kotor dan busuk itu, tapi oknum dalam partai

    itu sendiri.

    RUSMAN : (PADA PELAYAN).

    Hai bang, neuboh teh tarek saboh teuk beuh? Yang kasoh nyoe

    neubeuot u likot aju.

    HAMID : Dengar, Rus, politik dan pemimpin politik adalah dua hal yang

    berbeda, seperti meja dan kursi, sama sekali tidak sama.. Dua

    pengertian yang berbeda-beda, karena kalau yang satu

    merupakan tugas, maka yang lainnya merupakan petugasnya.

    Kalau petugasnya jahat, itu bukan berarti bahwa tugasnya jahat

    pula. Betul tidak? Dan kalau kita memahami, bahwa politik

    sebagai tugas adalah sama-sama mengatur susunan hidup,

    sehingga kepentingan dan kebutuhan hidup tiap orang bisa

    terpenuhi, lahir maupun batin, jadi dimana kebenarannya

    tentang slogan yang mengatakan bahwa politik itu kotor...?

  • 31

    RUSMAN : (MENEGUK minumannya).

    Bagiku pendapatmu itu terlalu bersifat teori, terlalu abstrak.

    Tidak kongkrit. Kobong mid...

    HAMID : Ini sama sekali tidak abstrak. Ini malah sangat kongkrit dan tidak

    kobong..., ini jelas, bahwa tugas dan petugas itu adalah

    pengertian yang tidak sama. bahwa sesuatu tugas yang baik dan

    mulia baru bisa dilaksanakan, apabila petugasnya mempunyai

    syarat-syarat yang diperlukan untuk menjalankannya.

    Menurut aku, disinilah masalahnya, yaitu; pada petugas-petugas

    itu sendiri! Apa mereka punya syarat-syarat yang dibutuhkan

    untuk menjalankan tugasnya yang begitu tinggi dan begitu

    murni seperti politik itu?

    (MEROKOK) Aku rasa, jika tugasnya mulia maka mulia pula

    syarat-syaratnya..., apakah ada di dunia ini yang lebih mulia dan

    lebih tinggi daripada nilai dan prinsip-prinsip hidup yang

    bertentangan dengan semua kepalsuan, dusta dan sebagainya

    itu?

    (RUSMAN MENEGUK LAGI minumannya)

    coba kita perhatikan para pemimpin politik kita itu, apakah ada

    pada mereka syarat yang berupa prinsip dan nilai-nilai hidup

    yang tinggi seperti yang kumaksudkan itu?, jika tidak ada, Aku

    rasa, sebelum orang lain, seharusnya mereka sadar diri. Mereka

    sendiri yang harus pandai mengukur dirinya. Dan Mereka harus

    berani mundur dari jabatannya sebagai pemimpin.

  • 32

    RUSMAN : (TERTAWA TIBA-TIBA)

    Kau ini belum juga berobah, Mid. Masih tetap optimis.

    HAMID : Bagaimana?

    RUSMAN : Ya, bagaimana bisa kau berharap, mereka mau mundur dari

    jabatannya atas kemauan mereka sendiri . Ha, ha, untuk berbuat

    begitu, dibutuhkan jiwa yang besar (TERTAWA DENGAN

    KERASNYA).

    Dengar mid, aku rasa, kita terlalu jauh bermimpi jika kita

    membicarakan tentang moral, jiwa besar, dan prinsip-prinsip

    hidup yang tinggi

    Kata-kata semacam itu sudah tidak dimengerti lagi , sebab orang

    jaman sekarang lebih mengerti kata-kata yang keluar dari mulut

    ini....

    (MENGELUARKAN PISTOL DARI SAKU CELANANYA,

    MENGACUNG-ACUNGKANNYA)

    HAMID : Oh mak,, pat kakuh nyoe?

    Aci kunging.

    . (RUSMAN MENYERAHKAN PISTOLNYA)

    Na aneuk nyoe?

    RUSMAN : Itulah sayangnya. Sebutirpun tidak ada. Aku mesti cari. Kau

    punya?

    HAMID : (MELIHAT-LIHAT PISTOL ITU)

    Pat kucok ilon, pane na lom. Kapike masa prang nyoe?

  • 33

    TERDENGAR DARI LUAR SUARA-SUARA ORANG HENDAK MASUK RESTORAN ITU. HAMID

    CEPAT-CEPAT MENYEMBUNYIKAN SENJATA ITU KEDALAM SAKU CELANANYA.

    TAK LAMA KEMUDIAN MASUK SEORANG WANITA DIIKUTI TIGA ORANG LELAKI. BERPAKAIAN

    RAPIH, BERBAJU DAN BERDASI, SEDANG YANG PEREMPUAN MEMAKAI ROK ABU DENGAN

    KEMEJA SUTRA PUTIH DENGAN SEHELAI SAPU TANGAN MERAH HIJAU DI ATAS DADA

    SEBELAH KIRI.

    MEREKA MASUK SAMBIL RIUH BERCAKAP-CAKAP DAN TERTAWA-TAWA. PELAYAN SEGERA

    MEMBURU DAN MEMPERSILAHKAN DUDUK. MEREKA DUDUK DI SUDUT KIRI AGAK KE

    TENGAH.

    MEMESAN MINUMAN DAN MAKANAN RINGAN.

    SUMANTRI : (MENYALAKAN ROKOK, .PADA MAS ABU)

    Lalu bagaimana cerita saudara itu selanjutnya?

    MAS ABU : Oh iya...,waktu itu semua orang kampung pada lari ketakutan,

    tapi sungguh mati bung, bukan sombong, yang berani tinggal

    di kampung hanya aku sendiri. lalu tidak lama kemudian muncul

    lima orang pemuda pemberani bergabung denganku.

    Mereka punya senjata masing-masing di tangan, sedang aku

    sendiri cuma satu pucuk pistol FN45 dan tiga buah granat

    tangan. Yang kuning itu, ah, kalian pasti tahu, yang seperti nanas

    kecil itu bentuknya. Nah dengan kelima pemuda itu, aku cegat

    musuh di atas sebuah lembah yang sempit.

  • 34

    Anda semua tentu mengerti, betapa berdebar-debarnya hati

    kami, ketika menunggu musuh datang. Bukan karena takut.

    Sungguh mati bung, bukan!

    Karena perkataan takut itu sudah lama aku coret dari kamusku.

    Malah sebaliknya, bukan perasaan takut, tetapi ada semacam

    perasaan senang, seperti kalau kita sedang menunggu.

    SAMSU : Seorang kekasih. (TERTAWA)

    MAS ABU : Ya, begitulah kira-kira. Bukan sombong, tapi begitulah kira-kira.

    (TERTAWA)

    Memang, kalau kita sudah sering bertempur, musuh itu seperti

    mempunyai daya tarik yang sama dengan daya tarik seorang

    kekasih, Kita cari mereka, sepeti orang rindu cari jantung

    hatinya. Sungguh mati bung, bukan sombong tapi perasaan

    rindu semacam itu ada padaku ketika itu...

    SUMANTRI : Cuma bedanya, kalau sudah bertemu, anda tidak cium mereka

    dengan bibir, melainkan dengan granat, bukan?(TERTAWA)

    YANG LAIN PUN IKUT TERTAWA, KECUALI PEREMPUAN ITU, O YAH NAMA PEREMPUAN ITU

    RATNA, SEDANGKAN RUSMAN DAN HAMID BERBISIK-BISIK.

    SUMANTRI : Lantas bagaimana hasilnya pertempuran anda itu?

    MAS ABU : Hasilnya? Pasukan musuh itu mati semuanya, dan senjata-

    senjatanya kami rampas semuanya..., Hhm kalau aku ingat

    pertempuran seperti dulu, aku jadi ingin kembali ke masa

    perjuangan itu. Sungguh mati bung, bukan sombong.

  • 35

    SAMSU : (SAMBIL MAKAN KROKET)

    Ya, ya, aku bisa mengerti, sebab akupun begitu juga.

    SUMANTRI : (SAMBIL MENGADUK KOPI SUSUNYA)

    Saudara dimana ketika itu?

    SAMSU : Saya? Saya ketika itu berada di lereng Gunung Seulawah. Saya

    pun memimpin satu pasukan.

    SUMANTRI : Kukira saudara, di bagian logistik.

    SAMSU : Memang. Tapi pada masa perjuangan itu, saya beranggapan.,

    bahwa saya akan lebih berjasa untuk nusa dan bangsa, kalau ikut

    bertempur langsung memimpin suatu pasukan daripada mencari

    ban mobil atau barang-barang lainya.

    Kalau pertempuran seperti yang diceritakan oleh Mas Abu itu, di

    daerahku sendiri hampir tiap hari terjadi. Satu kali saya masih

    ingat ketika hari jumat, yaitu ketika orang-orang dari kampung

    kami baru pulang dari mesjid, tiba-tiba diserang oleh sebuah

    pesawat pemburu yang sambil melayang-layang sangat rendah

    memuntahkan ribuan butir peluru dari moncong senjatanya,

    sehingga banyak sekali penduduk yang tidak berdosa mati

    konyol. Melihat keganasan musuh itu, maka aku tak tahan lagi,

    kusiapkan senjataku pula, lalu ketika pesawat itu terbang rendah

    sambil menyirami tempatku dengan peluru, maka langsung

    kubalas dengan semprotan dari senjataku yang semuanya kena

    sasaran, sehingga pesawat itu segera kabur kearah utara sambil

  • 36

    terbang miring kekiri miring ke kanan lalu mengeluarkan asap

    dari ekornya. Terbakar ia, lalu jatuh entah dimana.

    Coba anda bayangkan betapa keadaan jiwaku saat itu, Takut?

    Sama sekali tidak. Seperti Mas Abu, akupun sudah mencoret

    perkataan takut itu dari kamusku.

    SUMANTRI : bak lon pikee, memang untuk orang-orang yang sudah biasa

    menghadapi bahaya maut, perkataan takut itu sudah tidak ada

    lagi, bagi saya pun perasaan semacam itu sudah hilang.

    HAMID DAN RUSMAN BERBISIK-BISIK LAGI.

    SUMANTRI : Luar biasa..!, Semua pengalaman saudara-saudara itu sungguh

    seram. Tapi saya rasa lebih seram lagi apa yang pernah saya

    alami sendiri. Barangkali anda semua belum mengetahui, bahwa

    di samping sebagai pemimpin partai,aku juga seorang pimpinan

    dalam masa perjuangan, yaitu bertugas sebagai seorang

    intelijen..

    Memang sebagai seorang politikus, kita harus pandai pula

    menjalankan pekerjaan intelijen, karena sebagai politikus kita

    pasti punya banyak musuh yang mau menjatuhkan kita , karena

    politik adalah perebutan kekuasaan.

    HAMID DAN RUSMAN BERBISIK-BISIK LAGI.

    Kalau tidak pintar dan tidak hati-hati, kita mudah terjebak.

    Karena tulah seorang politikus harus pandai juga menjadi

    seorang intel, anda tahu, apa syaratnya untuk menjadi seorang

    intelijen ?

  • 37

    Pertama, otak kita harus tajam seperti pisau cukur.

    Kedua, kita harus berani mati seperti orang gantung diri. Kalau

    kita bodoh dan penakut, jangan coba-coba menjadi intelijen

    ,Kedua syarat itu berlaku juga sepenuhnya untuk kaum politik.

    Orang yang bodoh dan penakut tak usah bermain politik.

    HAMID DAN RUSMAN BERBISIK-BISIK LAGI.

    Nyan bak saboh malam, yaitu karena pengkhianatan seorang

    kawan intelijen yang tidak tahan uji ketika dia di tangkap dan

    disiksa oleh musuh, maka rumahku tiba-tiba digrebek dan aku

    tidak bisa meloloskan diri, lalu diangkut ke markas musuh.

    SAMSU : (PADA RATNA)

    Nyonya juga ikut tertangkap?

    RATNA : (SEDIKIT TERTAWA)

    O, ketika itu saya masih gadis. Belum kawin. Dan Saya juga tidak

    pernah mendengar tentang adanya seorang pemimpin yang

    bernama Sumantri.

    SUMANTRI : Ya, kami baru setahun ini kawin.

    Di markas itulah awal neraka bagi diriku. Ah, anda semua tidak

    akan bisa membayangkan han ek pikee, apa artinya neraka

    seperti itu. Anda tahu?, bagaimana seramnya aku di siksa ketika

    itu?

    Ihh! Kalau aku teringat lagi, aku masih menggigil. Bukan main

    ngerinya. Mula-mula aku dipukuli dengan rotan.

    (MENGELUH)

  • 38

    Ah tidak seberapa bung lumayan saja. (CYNIS)

    Hanya sekedar dielus-elus dengan rotan sebesar ibu jari,

    sehingga akibatnya pun tidak seberapa pula, Cuma punggungku

    bergaris-garis seperti punggung kuda zebra. Tapi biarpun begitu,

    alhamdulillah, aku tetap bungkam, tidak mau membuka rahasia

    tentara kita.

    Bikinlah aku mati! Teriakku kepada algojo-algojo itu, tapi aku

    tidak akan berkhianat terhadap Nusa dan Bangsa.

    (HAMID DAN RUSMAN BERBISIK-BISIK LAGI.)

    Kemudian bung, aku diseret kedalam sebuah kamar yang langit-

    langitnya terbuka. Dan aku mesti menjalani siksaan yang lain.

    Inipun tidak seberapa bung, (CYNIS LAGI) lumayan saja, , kedua

    belah kakiku di gantung pada sebuah balok di langit-langit,

    sehingga aku harus melihat dunia yang terbalik. Tapi biarpun

    begitu, aku masih bungkam pula. Tidak mau aku berkhianat.

    sungguh mati deh! Algojo-algojo itu mulai putus asa. Jelas bagi

    mereka, bahwa mereka sedang menghadapi seorang patriot

    yang tidak takut mati.

    (HAMID DAN RUSMAN BERBISIK-BISIK LAGI.)

    Esoknya tangan dan kakiku diikat oleh mereka, lalu badanku

    digeletakkan diatas tanah seperti orang kulit putih yang hendak

    dibakar oleh orang-orang Indian. Aku berbaring telentang, dan

    tidak bisa bergerak apa-apa, kecuali mengedip-ngedip dengan

    mata. Mulut dan hidungku kemudian ditutupi dengan sehelai

  • 39

    handuk yang dicelupkan kedalam air. Siksaan inipun tidak

    seberapa bung, masih lumayan juga, karena Cuma nafasku

    menjadi megap-megap. Tiap kali aku hampir mati tercekik, Yah,

    lumayan juga, tapi aku masih tetap kuat iman. Aku masih

    bungkam seperti cacing mati.

    Dan akhirnya bung, algojo-algojo itu rupanya sudah betul-betul

    putus asa. Mereka kemudian menggunakan siksaan yang

    terakhir. Bukan main enaknya bung. Badanku direjam-rejam

    dengan aliran listrik. Aku sudah tidak mengharapkan bakal hidup

    lagi. Tapi alhamdulillah, ternyata aku masih hidup, dan aku

    merasa puas, karena sudah bisa mengatasi semua siksaan

    dengan tidak berkhianat.

    HAMID DAN RUSMAN BERBISIK-BISIK LAGI.

    RATNA : (TERTAWA SINIS)

    Wah..wah...hebat Kalau begitu, ternyata aku bisa merasa aman,

    karena tidak disangka, sekarang aku ada ditengah-tengah tiga

    orang pahlawan yang benar-benar hebat...

    SAMSU : Iya, karena itu, saya rasa memang sudah sepantasnya kita

    ditakdirkan Tuhan mempunyai kedudukan yang lumayan di

    masyarakat saat ini.

    (KEPADA MAS ABU)

    Saudara misalnya, bekerja sebagai pegawai tinggi, saudara

    Sumantri sebagai anggota parlemen dan saya sendiri seorang

  • 40

    Importir, itu semua saya rasa memang sudah sewajarnya,

    mengingat jasa-jasa kita di masa perjuangan dulu. Betul tidak?

    HAMID DAN RUSMAN BERBISIK-BISIK LAGI.

    Maka sekarang saudara-saudara, marilah kita rayakan

    keselamatan kita bersama sebagai patriot-patriot yang sudah

    berjasa untuk Nusa dan Bangsa. Sukses!

    DENGAN WAJAH RIANG, KETIGA LELAKI ITU BERDIRI MENGGENGGAM TANGAN BERSAMA-

    SAMA, KECUALI RATNA MASIH DUDUK DENGAN TENANG. HAMID DAN RUSMAN BERBISIK-

    BISIK SEBENTAR, KEMUDIAN HAMID DENGAN LANGKAH YANG PASTI BERDIRI MENUJU

    ORANG-ORANG ITU.

    RUSMAN MENARIK PELAYAN MASUK KE BELAKANG.

    HAMID : Kulihat saudara-saudara sekalian sudah pada bosan hidup.

    Buktinya anda semua menipu diri sendiri untuk menutupi

    kebosanan hidup itu dengan ngobrol, makan minum dan

    tertawa...

    Ketahuilah saudara-saudara, menipu, mendustai, apalagi

    menipu dan mendustai diri sendiri adalah sangat menjemukan.

    SAMSU : Apa maksud anda dengan semua itu? anda menuduh kami

    bahwa kami telah menipu diri sendiri? Sedangkan anda tidak

    mengenal kami sama sekali, bertemu pun baru sekali ini. Saya

    misalnya yang berpikiran sehat....

    HAMID : Buktinya anda semua?, Tak seorang pun dari kalian itu yang

    betul-betul memperlihatkan pribadi anda yang sebenarnya.

    (PADA SAMSU) kau sendiri misalnya, siapa kau itu sebenarnya?

  • 41

    SAMSU : Saya? Siapa saya? anda mau tahu, siapa saya? Saya adalah wakil

    direktur dari perusahaan importir, yang mengimpor barang-

    barang tekstil dan pecah belah, juga makanan dalam kaleng. Nah

    itulah saya. Kalau saudara catat alamat kantor kami; Jalan

    Wagepap no. 378, nah ini kartu nama saya...

    HAMID : (TERTAWA ENAK)

    Ha, ha, ha, aku sudah menduga, bahwa saudara akan memberi

    jawaban yang lucu seperti itu.

    Ha, ha, ha, nah lihatlah, kenapa saudara mesti berbohong?

    Kenapa saudara mesti berpura-pura dan menggunakan topeng

    bahwa saudara itu seorang wakil direktur dari sebuah

    perusahaan importir. Itu berarti membohongi diri sendiri. Dan

    itulah yang membuat saudara jemu hidup.

    Kenapa saudara tidak mau berterus terang saja, bahwa saudara

    itu seorang dukun.

    SAMSU : Apa? Saya dukun?

    HAMID : Ya, saudara dukun. Jangan saudara mau coba-coba membohongi

    aku. Aku tahu bahwa saudara itu orang yang paling pandai dan

    paling cerdik. Aku pernah dengar tentang diri saudara.

    SAMSU : Maaf saudara, saya rasa, lelucon saudara itu boleh saudara

    dagangkan di Pasar Aceh, tapi disini terang tidak akan laku.

    HAMID : (MELETAKKAN TANGANNYA DIPUNDAK BAHU SAMSU) Dukun

    salim, janganlah pak dukun berani membohongi aku.

    SAMSU : Dukun Salim? Namaku Samsu. Samsu, tak kurang tak lebih.

  • 42

    HAMID : Jangan bohong dukun Salim. Tak ada gunanya pak Dukun

    membohongi orang lain. Lagipula berbohong dilarang oleh tiap

    agama. Karena itu, sekarang lebih baik anda ceritakan saja

    dengan berterus terang kepada kami, bagaimanakah cara-cara

    anda sampai bisa begitu berhasil mengikat hati para wanita?

    SAMSU : (MELEPASKAN TANGAN DIPUNDAKNYA DENGAN SANGAT

    JENGKEL) Jangan pegang aku! Apa ini?

    HAMID : (MENUTUP MULUT SAMSU DENGAN TANGANNYA)

    Hai pak dukun, jangan berteriak-teriak begitu. Tidak pak dukun

    lihat? Di depan pak dukun ada seorang wanita. Apakah pantas

    pak dukun berteriak begitu keras?

    SETELAH BERKATA BEGITU HAMID MENARIK KEMBALI TANGANNYA, DAN PADA SAAT ITU

    PULA MENGELUARKAN PISTOL DARI SAKU CELANANYA. KEMUDIAN DITODONGKAN PADA

    DADA SAMSU SERTA DADA-DADA YANG LAINNYA.

    Saudara-saudara sekalian, saudara-saudara harus tahu pula

    bahwa aku ini sangat benci kepada orang-orang yang suka

    kepada kepalsuan-kepalsuan, menipu diri sendiri dan berdusta.

    MELIHAT PISTOL DITODONGKAN ORANG-ORANG ITU MENJADI GUGUP, SUMANTRI DAN

    MAS ABU BERGERAK HENDAK LARI, TAPI DENGAN ISYARAT DARI UJUNG PISTOL MEREKA

    DIDUDUKKAN KEMBALI.

    Kawan-kawan, tenanglah. Jangan gugup dan jangan bergerak,

    karena jika anda bergerak maka anda semua tidak akan bisa

    bergerak selamanya...

  • 43

    Ketahuilah saudara-saudara, bahwa aku ini seorang laki-laki

    yang baik hati. Aku hanya benci kepada kepalsuan. Karena itu,

    aku hanya minta, supaya ia mau memberitahukan pribadinya

    yang sebenarnya dan bukan yang palsu. Jadi ia tidak boleh

    bohong.

    SAMSU : ya ampun, saya tidak bohong. Saya adalah seorang wakil

    direktur dari suatu perusahaan impor. Kalau saudara tidak

    percaya, tanyalah Mas Abu itu. beliaulah yang selalu mengurus

    lisensi-lisensi bagi perusahaan kami.

    HAMID : Kamu bohong, dukun Salim. Kamu bohong. Kamu adalah

    seorang dukun. Aku tahu itu

    SUMANTRI : (SETENGAH BERBISIK PADA SAMSU)

    Ssstt bung! Kah peugah aju kah dukon, bek male-male ureung

    nyan lage nyo bacut.

    (MEMBERI ISYARAT DENGAN TELUNJUKNYA MIRING DIATAS KENING)

    SAMSU : (BERBISIK)

    Teuma keun kaleuh ku peugah. lon wakil direktur perusahaan

    Importir. Droe keun neuteupe cit.

    SUMANTRI : (PADA HAMID) Oh, Dia agak malu saudara, dia malu untuk

    mengakui bahwa ia adalah seorang dukun seperti yang saudara

    katakan itu,

    (PADA MAS ABU) Dan bagaimana menurut saudara? Bukankah

    saudara pun sependapat dengan saya?

  • 44

    MAS ABU : O, Tentu, tentu. betul saudara, kalau kuperhatikan memang jelas

    sekali bahwa saudara ini mempunyai wajah seorang dukun. Tapi

    kenapa saudara ributkan benar hal itu. Jelas ia dukun, habis

    perkara.

    HAMID : Aku bukan meributkan hal itu. Aku hanya ingin mendengar dari

    pengakuannya sendiri, dari mulutnya.

    (MENODONGKAN PISTOLNYA KE MUKA SAMSU)

    SAMSU : Baiklah kuakui. Aku ini seorang dukun.

    (BERDIRI) Dan sekarang ijinkanlah saya ke wc, saya mau kencing

    dulu...

    HAMID : O, Tidak boleh. Tidak boleh. Tahan saja dulu.

    (PADA YANG LAINNYA) Nah saudara, tidakkah benar apa yang

    kukatakan tadi? Dia dukun, bukan?

    Dan sekarang, dukun Salim, kuulangi lagi pertanyaanku tadi;

    Bagaimanakah dukun sampai berhasil mengambil hati para

    wanita, sehingga mereka lantas mematuhi ilmu pelet saudara

    itu. Ceritakanlah. Singkat saja. (MERAPATKAN MULUT

    PISTOLNYA TEPAT KEPELIPIS SAMSU)

    SAMSU : Baiklah, baiklah. Akan kuceritakan... tapi, pistolmu ini jangan

    ditekankan pada kepalaku. Nanti meletus, dan aku tidak bisa

    bercerita lagi nanti.

    HAMID : (MENARIK PISTOLNYA)

    Ayo mulailah sekarang bercerita. Bagaimana cara-caramu untuk

    memikat wanita-wanita itu dan apa tujuan dari perbuatanmu itu

  • 45

    SAMSU : Itu gampang sekali. Kukawini wanita-wanita itu, lalu mereka

    dengan sendirinya mengikuti diriku

    HAMID : Uch! Tolol amat ceritamu itu. Suatu cerita pendek yang terdiri

    dari dua kalimat, tapi uch! Alangkah membosankannya. Heran,

    dukun sendiri tidak mengucapkan; mantra atau jampi-jampi. .

    (PADA MAS ABU) Bukan begitu saudara? Tidakkah bagi saudara

    pun sangat membosankan cerita dukun Salim itu?

    MAS ABU : Ya, ya, sungguh membosankan. Menyebalkan.

    HAMID : Ya, terutama bagi saudara, tentu lebih membosankan, daripada

    untuk orang-orang lain, karena saudara sebagai seorang rentenir

    tentu lebih tahu daripada orang-orang lain, apa harganya waktu

    bagi manusia dalam hidupnya.

    MAS ABU : Ah, maaf saja saudara, saya tidak mau disebut rentenir. Itu suatu

    hinaan yang kelewat besar bagi diri saya sebagai seorang

    pegawai tinggi, karena merentenkan dilarang oleh negara....

    HAMID : Juga oleh agama, bukan begitu dukun Salim?

    SAMSU HANYA MENGANGGUK PASIF.

    MAS ABU : Ya, jelas, saya merasa terhina oleh saudara. Dan karena itu, saya

    akan laporkan saudara pada polisi. Sungguh mati, bukan

    sombong, tapi saya merasa terhina.

    HAMID : Seorang rentenir tahu benar, berapa harganya satu tahun, satu

    bulan, satu minggu, satu hari, satu jam, satu menit dan satu

    detik untuk kantongnya sendiri.

  • 46

    Bukan begitu saudara? (MAS ABU MENGANGGUK PASIF,

    KARENA TODONGAN PISTOL ITU)

    Jelas, saudara tentu paling merasa dirugikan oleh dukun itu,

    karena waktu saudara diboroskan untuk mendengarkan cerita

    yang membosankan itu.

    Sekarang, cobalah saudara ceritakan kepada kami, bagaimana

    caranya untuk mendapat uang banyak dengan tidak usah

    bekerja apa-apa.

    MAS ABU : Saya tidak tahu, karena sungguh mati saya ini bukan rentenir.

    Saya pegawai negeri, bukan sombong, saya ini seorang pegawai

    tinggi dari kementrian....

    HAMID : E e e, Saudara tetap tidak mau mengaku!

    (PADA SAMSU) Hai dukun Salim, ini orang mau mengelabuhi

    dirinya sendiri dan diri kita semua. Dia jelas seorang rentenir,

    tapi malah mengaku sebagai pegawai negeri.

    Ha, ha, ha rupanya kawan kita ini takut dituduh orang, bahwa ia

    kerjanya Cuma menyuruh orang lain bekerja keras, sedangkan

    dia sendiri hanya enak-enak saja bermalas-malas dan hanya tahu

    menghitung-hitung hari dan bulan untuk menagih uangnya.

    Tidakkah dukun lihat, bahwa orang ini adalah seorang rentenir?

    SAMSU : Setahu saya, beliau itu memang seorang pegawai tinggi. Dan

    saya yakin benar, karena urusan lisensi dari perusahaan kami

    selalu diurus oleh beliau.

    HAMID : (MENODONGKAN PISTOLNYA KEMATA SAMSU)

  • 47

    Dukun salim...!, bukankah benar bahwa orang ini seorang

    rentenir?

    SUMANTRI : (BERBISIK) Bilang saja iya!

    SAMSU : Ya, sekarang jelas, saya tidak keliru lagi. Memang betul, bahwa

    ia adalah seorang rentenir....

    HAMID : (KEPADA MAS ABU)

    Nah, saudara dengar sendiri dari mulut dukun itu. Saudara

    bukan pegawai negeri. Sedikitpun memang tak ada bukti-

    buktinya bahwa saudara seorang pegawai negeri.

    Ha, ha, ha, tidak pantas... jelas sekali beda gaya dan sifat

    seorang pegawai negeri dengan seorang rentenir?

    (PADA SAMSU)

    Bukan begitu pak dukun?

    (SAMSU MENGANGGUK)

    Nah, dukun Salim pun sependapat dengan saya. Dan saudara

    jangan lupa, bahwa kata-kata dari seorang dukun harus kita

    percayai. Kalau tidak, ia akan menyantet kita. Sama seperti kata-

    kata seorang pemimpin politik, bukan? Kita harus percaya. Kalau

    tidak, ia bukan pemimpin politik namanya.

    (KEPADA SUMANTRI)

    Betul tidak saudara?

    (SUMANTRI MENGANGGUK YAKIN)

  • 48

    Nah saudara, sekarang kuulangi lagi permintaanku tadi itu.

    Ceritakanlah, bagaimana caranya saudara bisa mendapat uang

    dengan bermalas-malas. Singkat saja!

    MAS ABU : (DENGAN GELISAH)

    Aku tahu, bahwa orang-orang lain membutuhkan aku. Maka

    kugunakan kebutuhan orang-orang itu.

    HAMID : Uch!! Sama tololnya cerita saudara dengan cerita dukun tadi.

    Panjangnya pun sama. Cuma dua kalimat, tapi membosankan,

    uch! bukan main ! Siapa yang tak jemu mendengarnya.

    (PADA SUMANTRI)

    Saya sungguh tidak mengerti, kenapa istri saudara yang begitu

    manis itu saudara biarkan saja dibikin jemu dengan dongeng-

    dongeng macam yang baru kita dengar dari mulut kedua orang

    itu. Padahal saudara sebagai seorang penjual obat yang suka

    melindungi orang-orang lain dari bahaya penyakit.

    Tentu pertama-tama saudara akan ingat kepada istri sendiri.

    Supaya ia terlindungi dari suatu penyakit yang amat berbahaya

    seperti penyakit jemu itu.

    Bukankah saudara memang penjual obat bukan?

    (SUMANTRI HANYA MENGANGGUK DENGAN SENYUM LUNAK)

    (BERSERU GEMBIRA)

    Aha, saudara lebih mudah dari kawan-kawan saudara yang lain.

    Saudara tidak membantah. Jelas saudara takkan berani

    membantah karena sifat pekerjaan saudara tidak mengijinkan.

  • 49

    Pekerjaan saudara ialah berhadapan dengan masyarakat agar

    mau membeli obat-obatan.. Jadi membantah hanya akan

    ditertawakan. Dan ditertawakan masyarakat itu tidak enak

    bukan?,dan kemarin ada seorang tetanggaku ditemukan sudah

    mati tergantung pada sebuah pohon. Ia ternyata memilih mati

    daripada hidup ditertawakan masyarakat.

    Bagaimana dengan saudara? Apa yang lebih baik bagi saudara;

    mati atau ditertawakan orang?

    SUMANTRI : Sayapun lebih baik mati.

    HAMID : Tentu, bahwa kedudukan saudara sebagai seorang tukang obat

    itu sungguh repot. Karena saudara harus mencari jalan, supaya

    jangan mati dan jangan ditertawakan pula.

    Bukan begitu saudara?

    SUMANTRI MENGANGGUK

    Tapi repotnya bagi saudara adalah karena masyarakat harus

    diyakinkan kalau obat-obatan saudara itu benar-benar mujarab,

    masyarakat perlu bukti yang nyata.. repot bukan?

    SUMANTRI MENGANGGUK LAGI.

    Tapi saya yakin, bahwa saudara tidak terlalu pusing, Karena

    saudara punya suatu cara yang istimewa untuk memikat hati

    masyarakat tanpa adanya bukti-bukti yang nyata itu. Betul

    tidak?

    SUMANTRI MENGANGGUK LAGI.

  • 50

    dan cara saudara yang istimewa itu adalah dengan jalan

    menyanyi. Bukan begitu?

    SUMANTRI MENGANGGUK LAGI

    Ha, ha, sungguh mudah saudara ini, tidak ada yang perlu

    dibantah rupanya.

    SAMSU BERGERAK HENDAK LARI. HAMID MENGARAHKAN

    PISTOLNYA.

    Hai, dukun, kenapa pak dukun mau lari. Sabarlah dulu. Kita

    dengarkan dulu si tukang obat ini menyanyi sedikit untuk kita,

    supaya penyakit jemu hidup itu hilang dari saudara. Coba bung,

    silakan menyanyi sekarang.

    SUMANTRI BIMBANG.

    SUMANTRI : Saya tidak bisa menyanyi.

    HAMID : Lihat saudara-saudara, ternyata saudara penjual obat ini

    mempunyai darah seni, Buktinya, ia tidak mau disebut pandai

    menyanyi, padahal kita tahu, bahwa ia seorang biduan yang

    ulung. Persis seperti semua seniman besar yang selalu

    membantah kalau ia di sebut seniman besar.

    SUMANTRI : Omee..., Biar harus disumpah apa saja, atau sekalipun harus

    dijatuhi hukuman disiplin partai, namun saya tetap mengatakan,

    bahwa saya tidak bisa menyanyi.

    HAMID : (MELANGKAH DEKAT SUMANTRI DENGAN PISTOLNYA)

    Saudara mau menyanyi atau tidak?

  • 51

    SUMANTRI : (MELIRIK KE ARAH RATNA KEMUDIAN KE ARAH PISTOL.

    SUMBANG)

    ..... Daerah Aceh

    Tanoh lon sayang

    Nibak tempat nyan

    Lon hudep mate...

    HAMID : (BERTEPUK GEMBIRA)

    Bagus! Bagus! Sungguh merdu suara anda. Bakat seni inilah yang

    membuat saudara selalu sukses menjual obat kepada orang-

    orang

    (PADA SAMSU)

    Pak dukun tahu?, bahwa pengaruh seni itu bisa menghaluskan

    hati orang-orang yang biadab?

    SAMSU : O, Tentu saja tahu.

    HAMID : Bagus, bagus. Saya senang mendengarnya. Nah saudara-saudara

    sekalian. Saudara-saudara telah mendengar dan melihat sendiri.

    bahwa saudara-saudara sekarang sudah kembali kepada pribadi

    saudara yang sebenarnya. Saya sungguh gembira. Memang

    dalam hidup ini tidak ada yang paling busuk daripada kepalsuan,

    ketidak jujuran, penipuan, dan dusta.

    Ia menemani kita pada setiap langkah, turut meluncur dari bibir

    dengan kata-kata yang kita ucapkan, turut memancar dari wajah

    kita dengan senyum dan tawa.

  • 5