ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI...

172

Click here to load reader

Transcript of ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI...

Page 1: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK

PENGKOLAN DI RCTI DALAM PERSPEKTIF KOMUNIKASI

ANTARBUDAYA DAN NILAI-NILAI KEISLAMAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Singgih Egananto

NIM: 11140510000229

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/ 2018 M

 

Page 2: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Singgih Egananto

NIM : 11140510000229

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ANALISIS NARASI

SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI RCTI DALAM PERSPEKTIF

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DAN NILAI-NILAI KEISLAMAN adalah

benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam

penyusunannya. Adapun kutipan yang ada dalam penyusunan karya ini telah saya

cantumkan sumber kutipannya dalam skripsi. Saya bersedia melakukan proses yang

semestinya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku jika ternyata skripsi

ini sebagian atau keseluruhan merupakan plagiat dari karya orang lain.

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.

Jakarta, 07 Agustus 2018

Singgih Egananto

NIM 11140510000229

 

Page 3: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK

PENGKOLAN DI RCTI DALAM PERSPEKTIF KOMUNIKASI

ANTARBUDAYA DAN NILAI-NILAI KEISLAMAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh :

Singgih Egananto

NIM : 11140510000229

Di bawah Bimbingan :

Dra. Rochimah Imawati, M,Psi.

NIP. 196612032014112001

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2018 M/ 1440 H

 

Page 4: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul “Analisis Narasi Sinetron Tukang Ojek Pengkolan di RCTI

dalam Perspektif Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman” telah

diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 24 September 2018. Skripsi ini telah

diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Jakarta, 24 September 2018

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Dr. Suhaimi, M.Si Thalita S. Rosyidiani, M.I. Kom

NIP. 196709061994031002 NIP. 199102172018012004

Anggota :

Penguji I Penguji II

Nurul Hidayati, S.Ag, M.Pd Kalsum Minangsih, MA

NIP. 196903221996032001 NIP. 197704242007102002

Pembimbing,

Dra. Rochimah Imawati, M,Psi.

NIP. 196612032014112001

 

Page 5: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

i

ABSTRAK

Nama : Singgih Egananto (11140510000229)

Judul : ANALISIS NARASI SINETERON “TUKANG OJEK PENGKOLAN”

DI RCTI DALAM PERSPEKTIF KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

DAN NILAI-NILAI KEISLAMAN

Sinetron merupakan produk komunikasi massa yang sangat berpengaruh bagi

kehidupan manusia. Sinetron Tukang Ojek Pengkolan merepresentasikan berbagai

bentuk pesan di setiap episodenya. Dalam narasi sebuah dialog, pesan yang

disampaikan dalam sinetron memiliki makna tersirat dan tersurat. Di satu sisi,

televisi menjadi agen sosialisasi, (penyebaran, nilai-nilai) memainkan peranan

penting dalam transmisi sikap, persepsi dan kepercayaan. Di sisi lain, sinetron

sebagai program televisi, dituntut memiliki kekuatan cerita tanpa

mengesampingkan nilai-nilai akhlak yang terkandung.

Berdasarkan konteks di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab

pertanyaan mayor. Adapun pertanyaan mayornya adalah, bagaimanakah Analisis

Narasi Sinetron Tukang Ojek Pengkolan di RCTI dalam Perspektif Komunikasi

Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman?

Narasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah narasi menurut Claude Levi-

Strauss, yang menemukan oposisi biner dalam sebuah narasi. Oposisi biner adalah

struktur yang mengatur system pemaknaan, terhadap budaya dan dunia tempat kita

hidup. Oposisi biner digunakan untuk mencari tahu pola pikir penulis skenario

melalui susunan mitheme yang ditemukan. (Levi-Strauss, 1972: 135)

Sedangkan, variabel yang akan diteliti dalam sinetron ini ada dua. Pertama,

dalam perspektif komunikasi antar budaya dan yang kedua dalam perspektif nilai-

nilai ke-Islaman.

Metode penelitian dalam penulisan skripsi ini menggunakan metodologi

kualitatif dengan analisis naratif Claude Levi-Strauss. Kemudian sumber data yang

diperoleh melalui wawancara secara mendalam dengan penulis skenario sinetron

Tukang Ojek Pengkolan. Selain itu, penulis juga melakukan observasi secara

langsung untuk mendapatkan data yang akurat seputar improvisasi yang dilakukan

oleh para pemain di lokasi syuting. Serta mengambil dokumentasi yang terkait.

Dari hasil penelitian ini ditemukan pola pikir penulis yang ingin mengangkat

persoalan yang terjadi pada kehidupan nyata, terutama persoalan yang terjadi pada

moda transportasi yang sedang berkembang pada saat ini. Tukang Ojek Pengkolan

mengangkat topik utamanya tentang kehidupan pengemudi tukang ojek

konvensional dan tukang ojek online. Komunikasi dialog antar tokoh yang

digunakan dalam sinetron ini menggunakan interaksi masyarakat di sebuah

perkotaan yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Sinetron ini juga

mengangkat nilai-nilai ke-Islaman yang sifatnya lebih kepada membangun akhlak,

tanpa sepenuhnya menyajikan tanyangan yang bernuansa religi.

Kata kunci : Sinetron, Tukang Ojek Pengkolan, Narasi, Komunikasi Antarbudaya,

dan Nilai-nilai Ke-Islaman

 

Page 6: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

ii

ABSTRACT

Name: Singgih Egananto (11140510000229)

Title: NARATION ANALYSIS OF SINETERON "TUKANG OJEK

PENGKOLAN" IN RCTI IN A CULTURAL COMMUNICATION

PERSPECTIVE AND ISLAMIC VALUES

Soap operas are mass communication products that are very influential for

human life. Soap operas Tukang Ojek Pengkolan represents various forms of

messages in each episode. In the narration of a dialogue, the message conveyed in

soap operas has an implicit and explicit meaning. On the one hand, television

becomes an agent of socialization, (dissemination, values) plays an important role

in the transmission of attitudes, perceptions and beliefs. On the other hand, soap

operas as television programs, are required to have the power of stories without

putting aside the moral values contained.

Based on the above context, the purpose of this research is to answer the

major questions. As for the major question, how is the Narrative Analysis of the

Dirt Ojek Riders on RCTI in the Perspective of Intercultural Communication and

Islamic Values?

The narrative used in this study is narrative according to Claude Levi-

Strauss, who finds binary opposition in a narrative. Binary opposition is the

structure that governs the meaning system, the culture and world in which we live.

Binary opposition is used to find out the mindset of the screenwriter through the

mitheme arrangement found. (Levi-Strauss, 1972: 135)

Meanwhile, there are two variables that will be examined in this soap opera.

First, in the perspective of intercultural communication and the second in the

perspective of Islamic values.

The research method in writing this thesis uses qualitative methodology

with narrative analysis Claude Levi-Strauss. Then the source of data obtained

through in-depth interviews with screenwriters of the soap opera Tukang Ojek

Pengkolan. In addition, the author also made direct observations to obtain accurate

data about improvisation carried out by the players on the set. As well as taking

related documentation.

From the results of this study found the mindset of writers who want to raise

the problems that occur in real life, especially the problems that occur in the mode

of transportation that is developing at this time. Motorcycle taxi drivers, raises the

main topic about the lives of conventional motorcycle taxi drivers and online

motorcycle taxi drivers. Communication dialogue between characters used in this

soap opera uses community interaction in an urban area with different backgrounds.

This soap opera also promotes Islamic values that are more to build morals, without

fully presenting religious nuances.

Keywords: Soap operas, motorcycle taxi drivers, narratives, intercultural

communication, and Islamic values.

 

Page 7: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan yang maha Esa yang telah memberikan

spirit rohaniah, kesabaran, ketabahan, dan konsistensi dalam mengerjakan tugas

Skripsi ini, Dia-lah alasan utama untuk tidak pernah mengenal kata putus asa,

membangun optimisme, dan percaya bahwa setiap doa, harapan dan cita-cita akan

dikabulkan oleh Allah SWT. Sholawat dan salam tak lupa saya haturkan kepada

junjungan semesta alam, manusia yang sempurna dan paripurna, dialah sang

revolusioner sejati Nabi Muhammad SAW, semoga kita selalu dapat menempatkan

beliau sebagai satu satunya idola dimuka bumi ini dan meneladani beliau sebagai

seorang utusan dan juru penyelamat ummat di akherat.

Berkat rahmat ilahi, Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisis Narasi Sinetron Tukang Ojek Pengkolan di RCTI dalam Perspektif

Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”. Penulisan skripsi ini

merupakan tugas akhir untuk dapat memperoleh gelar sarjana pada bidang

Komunikasi dan Penyiaran Islam di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya, penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada semua pihak atas segala bantuan yang telah diberikan kepada

penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Untuk itu rasa terima kasih ini

penulis sampaikan kepada :

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi , Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang

Akademik. Dr. Hj. Roudhonah, MA selaku Wakil Dekan II bidang

Administrasi Umum, serta Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III

Bidang Kemahasiswaan.

 

Page 8: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

iv

3. Drs. Masran, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam

dan Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

4. Dra. Rochimah Imawati, M,Psi, selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktunya dan senantiasa membimbing saya untuk

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5. Zakaria, M.A, selaku penasihat akademik yang selalu memberikan

pemikiran serta saran terbaik untuk perkuliahan dan skripsi ini.

6. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

memberikan ilmu pengetahuan serta pengalamnya kepada peneliti. Peneliti

berharap semoga ilmu yang diberikan dapat bermanfaat bagi peneliti dan

masyarakat luas.

7. Segenap staff perpustakaan dan staff akademik yang telah memberikan

pelayanan kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan

perkuliahan.

8. Keluarga peneliti. Terutama kepada Mama dan Papa, yang karenamu telah

mengalir deras darah juang untuk senantiasa teguh, kuat, Pantang menyerah

dalam berikhtiar menjalani setiap proses indah dalam kehidupan yang fana

ini. Terima kasih telah menjadi orang tua yang tak pernah henti-hentinya

mendoakan seorang anak untuk menggapai puncak kesuksesan.

9. Bapak Sokat Rachman, selaku penulis skenario sinetron Tukang Ojek

Pengkolan yang telah banyak mambantu penulis dalam menyelesaikan

tugas skrispsi. Terima kasih atas motivasi, cerita, pengalaman, yang

berharga selama penulis melakukan wawancara penelitian.

10. Keluarga besar KPI 2014, terutama teman-teman KPI E 2014, terimakasih

untuk setiap waktu, cerita, ilmu, dan pengalamannya yang memberikan

warna tersendiri dalam kehidupan penulis selama menempuh pendidikan di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

11. Keluarga-keluarga kecil KPI 2014 yang terbagi dalam sebuah gank yaitu :

Vario Single Fighter, The Mosque, Kuat Iman Project, Gondangling, Futsal

KPI, Fantastic Four, dan Warla Squad. Terima kasih telah memberikan

 

Page 9: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

v

kesempatan untuk belajar bersama mendalami arti kehidupan selama

bergaul di lingkungan kampus.

12. Salam hormat dan terima kasih saya kepada pejuang-pejuang skripsi, dialah

Adil Asasyahid dan Muhammad Kindi Akasya yang telah banyak

memberikan masukan, motivasi, sehingga penulis dapat menyelesaikan

tugas skripsi ini.

13. Syahrina Rahmaniah, S.Pd. Wanita hebat, motivator penulis, yang tanpa

henti selalu memberikan dukungan dan semangat. Nasihat dan saran yang

ia berikan adalah hal yang menolong dan membuat penulis tersadar untuk

berusaha lebih baik.

14. Keluarga besar RAINFIST 2014. Terima kasih atas dorongan dan

motivasinya sehingga penulis bersemangat menyelesaikan skripsi ini.

15. Keluarga KKN Qalbu dan Desa Sipak. Terima kasih telah memberikan

kesempatan untuk belajar bersama mendalami arti kehidupan yang

sesungguhnya.

16. Keluarga besar AnKel dan Karang Taruna Unit 012 Kelurahan Rawa Buaya.

Terimakasih telah menjadi bagian pengalaman hidup penulis dari kecil

hingga saat ini.

17. Pengurus dan pengelola RPTRA kelurahan Rawa Buaya, terutama kepada

pengelola RPTRA Cempaka, yang telah mendukung dan memberikan

motivasi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna.

Untuk itu penulis berharap adanya kritik dan saran yang membangun demi

perbaikan di masa mendatang. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat tidak hanya untuk penulis tetapi juga untuk pembaca serta segenap

keluarga besar civitas akademika Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Jakarta, 28 Agustus 2018

Singgih Egananto

 

Page 10: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

ABSTRACT ........................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................. 9

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 10

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 10

E. Review Kajian Terdahulu ................................................................. 11

F. Metodologi Penelitian ....................................................................... 14

BAB II LANDASAN TEORITIK ...................................................................... 20

A. Komunikasi Antarbudaya ................................................................. 20

1. Pengertian Komunikasi Antarbudaya ........................................ 20

2. Negosiasi Wajah/ Face Negotiation .......................................... 22

3. Aspek Komunikasi Antarbudaya ............................................... 24

B. Nilai-nilai Ke-Islaman ...................................................................... 27

1. Pengertian Nilai-nilai Ke-Islaman .............................................. 27

2. Sumber Nilai-nilai Ke-Islaman ................................................... 28

3. Aspek Nilai-nilai Ke-Islaman ..................................................... 29

C. Sinetron ............................................................................................. 36

D. Teori Narasi ...................................................................................... 42

1. Teori Narasi Menurut Claude Levi-Strauss ............................... 42

2. Sekilas Tentang Claude Levi-Strauss ........................................ 46

E. Kerangka Berpikir ............................................................................. 49

 

Page 11: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

vii

BAB III GAMBARAN UMUM........................................................................... 53

A. Gambaran Umum Sinetron TOP ....................................................... 53

1. Karakteristik Tokoh Utama dan Tokoh Pendukung ................... 54

2. Daftar Nama Pemain Sinetron TOP ............................................ 63

3. Tim Produksi Sinetron TOP ....................................................... 66

B. Penghargaan Sinetron TOP ............................................................... 67

C. Profil Penulis Skenario Sinetron TOP .............................................. 68

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISA ......................................... 73

A. Temuan Penelitian ............................................................................ 73

B. Analisis Sinetron TOP ...................................................................... 76

BAB V PEMBAHASAN .................................................................................... 130

A. Ojek Konvensional (Pangkalan) – Ojek Online ............................. 131

B. Akhlak Baik – Akhlak Buruk ......................................................... 133

C. Komedi – Dramatik ........................................................................ 135

BAB VI PENUTUP ............................................................................................ 137

A. Simpulan ......................................................................................... 137

B. Saran ............................................................................................... 139

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 141

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................ 146

 

Page 12: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Pemain Sinetron TOP ................................................................. 63

Tabel 3.2 Tim Produksi Sinetron TOP ................................................................... 66

Tabel 3.3 Penghargaan Sinetron TOP .................................................................... 67

Tabel 4.1 Analisa Scene 1 ...................................................................................... 79

Tabel 4.2 Analisa Scene 2 ...................................................................................... 81

Tabel 4.3 Analisa Scene 7 ...................................................................................... 84

Tabel 4.4 Analisa Scene 8 ...................................................................................... 86

Tabel 4.5 Analisa Scene 19 .................................................................................... 89

Tabel 4.6 Analisa Scene 21 .................................................................................... 91

Tabel 4.7 Analisa Scene 23 .................................................................................... 94

Tabel 4.8 Analisa Scene 30 .................................................................................... 96

Tabel 4.9 Analisa Scene 31 .................................................................................... 99

Tabel 4.10 Analisa Scene 36 ................................................................................ 102

Tabel 4.11 Analisa Scene 45 ................................................................................ 105

Tabel 4.12 Analisa Scene 46 ................................................................................ 107

Tabel 4.13 Analisa Scene 49 ................................................................................ 109

Tabel 4.14 Analisa Scene 50 ................................................................................ 111

Tabel 4.15 Analisa Scene 57 ................................................................................ 114

Tabel 4.16 Analisa Scene 61 ................................................................................ 116

Tabel 4.17 Analisa Scene 62 ................................................................................ 119

Tabel 4.18 Analisa Scene 63 ................................................................................ 121

Tabel 4.19 Analisa Scene 65 ................................................................................ 124

Tabel 4.20 Analisa Scene 71 ................................................................................ 127

Tabel 4.21 Analisa Scene 76 ................................................................................ 129

 

Page 13: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Claude Levi-Strauss ........................................................................... 47

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir .............................................................................. 52

Gambar 3.1 Sokat Rachman ................................................................................... 68

Gambar 4.1 Nana kembali duduk setelah menerima telepon ................................. 77

Gambar 4.2 Jono mengambil pake untuk dikirim .................................................. 80

Gambar 4.3 Ojak baru tiba di pangkalan ojek ....................................................... 82

Gambar 4.4 Purnomo sedang telepon Novita ........................................................ 85

Gambar 4.5 Jono bertemu Ibu Hani (Penerima Paket) ......................................... 87

Gambar 4.6 Faiz bermain HP ................................................................................ 90

Gambar 4.7 Faiz Kesal ........................................................................................... 90

Gambar 4.8 Ojak dan Denok di dalam kontrakan ................................................. 92

Gambar 4.9 Tisna dan Purnomo di pangkalan ojek .............................................. 95

Gambar 4.10 Pak Sofyan membangunkan Bunga .................................................. 97

Gambar 4.11 Ojak tiba di warung nasi milik Eko ................................................ 100

Gambar 4.12 Ojak di pergoki Denok sedang melihat baju-baju Denok .............. 104

Gambar 4.13 Sari meminta Husna agar membantunya di dapur ........................ 106

Gambar 4.14 Ojak dan Denok selesai memotong buah-buahan .......................... 108

Gambar 4.15 Beben menawarkan tumpangan kepada Karina ............................ 110

Gambar 4.16 Auliani berpura-pura tidur di depan Aisyah .................................. 113

Gambar 4.17 Keluarga Pak Sofyan merencanakan menu berbuka puasa ........... 115

Gambar 4.18 Yuli kecewa atas respon Tisna ....................................................... 118

Gambar 4.19 Sapri dan Deden sedang berdiskusi menu berbuka puasa ............. 120

Gambar 4.20 Ojak menitipkan dagangan Es Buah di Warung Nasi milik Eko ... 122

Gambar 4.21 Aliya, Fadhil, dan Melati mengajak Bagas untuk ikut mengaji ..... 125

Gambar 4.22 Kegiatan Mengaji di Masjid ........................................................... 128

 

Page 14: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Wawancara dengan Sokat Rachman ....................................... 147

Lampiran 2 Foto Kebersamaan Sokat Rachman dengan Pemain dan Tim Produksi

Sinetron Tukang Ojek Pengkolan ........................................................................ 152

Lampiran 2 Lokasi Syuting Sinetron TOP ........................................................... 154

Lampiran 3 Surat Bimbingan Skripsi ................................................................... 155

Lampiran 4 Surat Izin Penelitian (Skripsi) .......................................................... 156

Lampiran 5 Dokumentasi Sidang Munaqasyah ................................................... 157

Lampiran 6 Biodata Penulis ................................................................................. 158

 

Page 15: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di Indonesia, televisi telah menjamur dan menjadi media

massa elektronik paling dekat dengan masyarakat1. Menurut

Mursito, ada empat fungsi yang dapat kita peroleh dengan

adanya televisi, yakni fungsi informasi, pendidikan, kontrol

sosial dan hiburan2. Pada perkembangannya, fungsi hiburan

dari televisi justru lebih menonjol daripada fungsi lainnya.

Perkembangan ini dirasakan semakin cepat dan bila

dicermati maka hal ini dapat dijadikan sebagai media dakwah.

Namun, hal ini tidak lantas membuat media komunikasi

konvensional yang sebelumnya tidak berfungsi dan tidak bisa

dimanfaatkan lagi. Bahkan mungkin kehadiran media massa

dapat mempengaruhi cara hidup dan perilaku seseorang.

م هي سي ف ن ن أ م مي هي ي ل ا ع يد هي ة ش م ل ي أ ث في ك ع ب وم ن وي

كيت اب ك ال ي ل ا ع ن زل ن ءي و ؤل ى ه ل ا ع يد هي ا بيك ش ن ئ وجي

ي ليمي س م رى ليل ش ى ورحة وب د ء وه ي ل ي ش ان ليك ي تيب

1 Nurudin, Televisi Agama Baru Masyarakat Modern, (Malang: UMM

Press, 1997), hal. 12. 2 Mursito BM, Memahami Institusi Media, (Surakarta: Lindu Pustaka

dan SPIKOM Surakarta, 2006), hal. 19.

 

Page 16: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

2

Artinya : “(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami

bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas

mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu

(Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia.

Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk

menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat

dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah

diri.” (QS. An-Nahl : 89)

Dari ayat ini secara tidak langsung Allah mengajarkan

kepada manusia untuk menggunakan sebuah alat/ benda

sebagai suatu media dalam menjelaskan segala sesuatu yang

baik. Sebagaimana Allah Swt menurunkan Al Qur’an kepada

Nabi Muhammad Saw untuk menjelaskan segala sesuatu,

maka sudah sepatutnya jika seorang menggunakan suatu

media tertentu dalam menjelaskan kpd khalayak tentang solusi

dari masalah yg sedang di masyarakat. Ini sejalan dengan

esensitas sebuah konten media sebagai alat penyampaian

pesan moral dalam narasi

Urgensi dakwah sangat diperlukan tatkala manusia

modern semakin lupa tujuan hidupnya. Mereka hanya

menjadikan dunia sebagai orientasi hiburan dan tujuan sesuatu

yang sangat terbatas. Jauh dari yang dipesankan agama,

kehidupan dikemudian hari yang kekal abadi3.

3 M. Munir, Metode Dakwah (Jakarta: Kencana, 2006), h.30.

 

Page 17: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

3

Sebagai salah satu media komunikasi yang bersifat massa,

berkomunikasi menggunakan media massa ini memiliki

kelebihan atau keuntungan sekaligus kekurangan. Keuntungan

berkomunikasi dengan menggunakan media massa sebagai

alat atau saluran, baik berbentuk media cetak maupun media

elektronik, (seperti saluran stasiun televisi atau radio, dan

surat kabar harian, majalah berita atau hiburan lainnya yakni

melalui pemberitaan atau pesan-pesan dan informasi yang

disampaikan itu) dapat menimbulkan pengaruh “efek

keserempakkan” dan “efek wah” yang luar biasa bagi

masyarakat4.

Media massa, terutama televisi biasa dilihat sebagai

media yang memiliki kekuatan untuk mempengaruhi

khalayak. Pandangan ini dapat terjerumus menjadi dasar bagi

komunikasi yang bersifat top down, baik yang

diselenggarakan oleh institusi negara maupun oleh

masyarakat. Di sini, komunikasi merupakan upaya mengubah

sasaran bertujuan untuk menanamkan nilai, ideologi, atau

gagasan yang dipandang penting dan luhur oleh komunikator.

“Pengubahan” itu dapat berupa pendidikan, propaganda, dan

sosialisasi, yang semuanya bersifat satu arah.

Televisi, yang menjadi agen sosialisasi (penyebaran,

nilai-nilai) memainkan peranan penting dalam transmisi sikap,

persepsi dan kepercayaan.5 Televisi merupakan salah satu

4 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relation dan Media Penyiaran,

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008, h. 202 5 Elvinaro Ardianto, dkk, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar

(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2004) h.58-59.

 

Page 18: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

4

media massa elektronik yang paling banyak dinikmati oleh

masyarakat. Media televisi dianggap media yang paling

efektif dalam penggunaannya sebagai media hiburan. Dari

sekian banyak program acara hiburan yang ditayangkan oleh

televisi salah satunya adalah sinetron. Dan hampir setiap

stasiun televisi berlomba-lomba untuk menayangkan sinetron

karena dinilai lebih menguntungkan dan mampu mencuri

perhatian pemirsa, sehingga berhasil mendapatkan rating yang

tinggi pula.

Terkait genre sebuah sinetron, Zafer Yoruk dan Pantelis

Vatikiotis menuliskan bahwa kebanyakan tema yang diangkat

adalah mengenai perbedaan tradisi antar generasi. Hal ini

berkaitan dengan semakin berkembangnya zaman atau disebut

“modernisasi” sehingga norma-norma dan tradisi tertentu juga

mengikuti perkembangan tersebut sehingga muncul

perbedaan-perbedaan antar generasi6.

Sinetron dengan urgensi dakwah sebenarnya tidak harus

banyak menampilkan simbol-simbol keagamaan secara

vulgar. Mulai dari alur cerita, adegan, setting, kostum dan lain

sebagainya tidak harus menampakan formalitas keagamaan.

Namun demikian, film atau sinetron dakwah juga bisa

mengangkat tema-tema atau nilai universal, seperti keadilan,

penentangan terhadap penindasan, concern terhadap masalah-

masalah sosial dan lain sebagainya, yang terpenting dari film

6 Zafer Yoruk dan Pantelis Vatikiotis, Soft Power or Illusion of

Hegemony: The Case of the Turkish Soap Opera “Colonialism”, International

Journal of Communication 7, 2013, hal.2361-2385, http://ijoc.org diakses 12

Oktober 2015.

 

Page 19: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

5

maupun sinetron adalah mampu membangun akhlaq

masyarakat menuju akhlaq yang islami.

Sinetron juga telah digunakan sebagai media

penyampaian pesan dakwah, keagamaan, dan juga kritik

sosial. Dalam beberapa kasus, sinetron juga dapat menjadi

media propaganda. Sinetron juga sebagai sarana penyampaian

pesan kultural, bila di dalam sinetron tersebut disisipkan

materi pesan dan nasihat kultural yang terkandung di

dalamnya. Biasanya nasihat itu, divisualisasikan dalam alur

cerita berupa kejadian dalam sebuah scene ataupun dialog

tokoh kultural.

Namun, terkadang makna yang terkandung dalam sebuah

adegan cerita kurang disadari oleh para penonton pada

umumnya. Mengenai makna, Devito mengatakan “Isyarat

mempunyai kebebasan makna (arbitrary); mereka tidak

memiliki karakteristik atau sifat dari benda atau hal yang

mereka gambarkan, karena kitalah yang secara bebas

menentukan arti atau maknanya.”7

Dengan terjadinya persaingan program siaran, tentu saja

sebuah program televisi harus mendapat perhatian khusus bagi

mereka yang berkecimpung dalam media penyiaran, dalam

arti untuk terus menerus berupaya meningkatkan program

siarannya, kalau tidak ingin ditinggalkan penontonnya.8 Acara

televisi yang berhubungan dengan misi pembangunan adalah

7 Joseph A. Devito, Komunikasi AntarManusia , (Tangerang Selatan:

KARISMA Publishing Group, 2011), h.131. 8 Darwanto Sastro Subroto, Produksi Acara Televisi, (Yogyakarta:

Duta Wacana University Press, 1994), h.14.

 

Page 20: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

6

paket sinetron. Tampilan sinetron televisi mempunyai

beberapa unsur yaitu cerita sinetron umumnya sesuai dengan

realitas kehidupan masyarakat dan isi sinetron harus mampu

menyampaikan soal pembangunan fisik maupun mental. Ada

beberapa faktor yang membuat sinetron disukai yaitu isi

pesannya sesuai dengan realitas sosial, isi pesannya

mengandung cerminan tradisi nilai luhur dan budaya, dan isi

pesannya lebih banyak mengangkat permasalahan atau

persoalan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.9

Memiliki alur cerita yang menarik dan dikemas sesuai

realita yang terjadi dimasyarakat, sinetron-sinetron Indonesia

masih mempunyai tempat yang eksklusif di hati para

penggemar sinetron. Meskipun cerita sudah bisa ditebak, tapi

dengan adanya sinetron yang ada di televisi, masyarakat

Indonesia merasa cukup terhibur. Jadi sebenarnya dunia

persinetronan di Indonesia tidak telalu buruk juga, buktinya

masih banyak kelompok masyarakat yang menanti kehadiran

sinetron-sinetron dilayar televisi mereka.

Perkembangan teknologi tidak hanya dibidang media

massa saja, tetapi juga dibidang transportasi. Empat tahun

terakhir ini sarana transportasi darat memiliki inovasi baru

dalam pelayanannya, yaitu sistem yang berbasis online.

Melihat perkembangan ini, sinetron serial Tukang Ojek

Pengkolan yang mengangkat kehidupan tukang ojek dari

kampung Rawa Bebek tayang di RCTI, hadir di tengah-tengah

9 Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa: Sebuah Analisis Isi Media

Televisi, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), H. 77

 

Page 21: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

7

masyarakat untuk mengingatkan kita bahwa ojek

konvensional juga masih ada perannya di lingkungan

masyarakat Indonesia khususnya di wilayah perkotaan yang

sekarang sudah didominasi oleh ojek yang berbasis online.

Permasalahan yang muncul dalam sinetron Tukang Ojek

Pengkolan seringkali dilatar belakangi oleh antarbudaya yang

berbeda-beda. Ketika orang-orang dari budaya yang berlainan

berkomunikasi, penafsiran keliru atas sandi merupakan

pengalaman yang lazim. Komunikasi antarbudaya dapat

terjadi dalam konteks komunikasi manapun. Setiap kali

komunikasi antarbudaya terjadi, perbedaan kerangka rujukan

(frame of reference) peserta komunikasi membuat komunikasi

lebih rumit dan sulit dilakukan, terutama karena pemain

mungkin tidak menyadari semua aspek budaya individu

lainnya.10

Dan dari perbedaan tersebut akan berpengaruh dalam

indivdu menyelesaikan setiap masalah yang diperankan oleh

masing-masing pemain/ aktor. Meskipun berbagai kelompok

budaya sudah sering berinteraksi, bahkan dengan bahasa yang

sama sekalipun, tidak berarti komunikasi akan berjalan mulus

atau bahwa dengan sendirinya akan tercipta saling

pengertian.11

10 Stewart Tubbs dan Sylvia Moss. Human Communication. Konteks-

konteks komunikasi. Penerjemah: Dedi Mulyana dan Gembirasari, (Bandung:

Remaja Rosda Karya, 1996), h.236 11 Jalaludin Rakhmat, Komunikasi Antar Budaya, (Bandung: Remaja

Rosda Karya, 2009), h.9.

 

Page 22: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

8

Sinetron Tukang Ojek Pengkolan ini memang tidak murni

bernuansa Islam. Tetapi dalam realitanya, secara tidak

langsung sinetron ini banyak menyampaikan pesan-pesan

moral yang dapat membangun akhlak kepada penontonnya.

Seperti, istri menghormati suami, menghormati orang tua,

ikhtiar dalam mencari rezeki untuk keluarga dan silaturahmi

antar tetangga.

Sejak awal kemunculan sinetron Tukang Ojek Pengkolan

ini hanya direncanakan untuk dibuat sebanyak 60 episode saja.

Namun, sejalan dengan perkembangan dan semakin bagusnya

respon dari pemirsa yang menyaksikan tayangan sinetron ini

membuat rating tayangan ini terus meningkat. Hingga sampai

saat ini, sinetron Tukang Ojek Pengkolan sudah mencapai

lebih dari 1.000 episode. Setelah menembus 1.000 episode

pada januari 2018, sekarang sinetron Tukang Ojek Pengkolan

mengejar target lebih tinggi, yakni mengalahkan sinetron

Tukang Bubur Naik Haji, yang masih menyandang rekor

sebagai sinetron dengan jumlah episode terpanjang di

Indonesia, yakni mencapai 2.185 episode.

Berdasarkan fakta di atas, terlihat bagaimana besar minat

penonton dalam mengikuti alur cerita yang disajikan oleh

penulis skenario sinetron Tukang Ojek Pengkolan dalam

membuat narasi yang sesuai dengan masalah-masalah yang

terjadi dalam kehidupan nyata dan diperankan oleh aktor-

aktor dalam sinetron Tukang Ojek Pengkolan. Sinetron ini

pada umumnya memuat cerita tentang keadaan lingkungan,

 

Page 23: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

9

kebudayaan suatu daerah dan kejadian tentang tingkah laku

manusia termasuk ke dalam sebuah karya sastra.12

Fakta mengenai keadaan seperti ini, mengunggah

keingintahuan penulis mengenai masalah yang diangkat bisa

menjadi kekuatan sebuah cerita dalam menghubungkan pola-

pola budaya yang diekspresikan melalui adegan yang dikemas

secara komedi tanpa mengenakan nuansa Islam sehingga

sinetron ini terus mendapatkan rating yang tinggi. Oleh karena

itu, penulis tertarik untuk melakukan Analisis Narasi

Sinetron Tukang Ojek Pengkolan di RCTI dalam

Perspektif Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-

Islaman.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah

dipaparkan di atas maka penulis membatasi masalah agar

ruang lingkup pada penelitian kali ini fokus, terarah dan

tidak meluas. Adapun batasan masalahnya adalah sebagai

berikut:

a. Bagaimana narasi pada sinetron Tukang Ojek

Pengkolan berdasarkan perspektif Komunikasi antar

Budaya?

12 Alam Tahruddin, Analisis Pendekatan Struktur dan Nilai Budaya

dalam Kumpulan Cerita Pendek Jodoh karya A. A Navis (Tesis Program

Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, 2011).

 

Page 24: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

10

b. Bagaimana narasi pada sinetron Tukang Ojek

Pengkolan berdasarkan perspektif nilai-nilai ke-

Islaman?

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah tersebut, maka

perumusan masalahnya adalah bagaimanakah Analisis

Narasi Sinetron Tukang Ojek Pengkolan di RCTI dalam

Perspektif Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-

Islaman?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini

adalah untuk mengetahui hasil dari Analisis Narasi Sinetron

Tukang Ojek Pengkolan di RCTI dalam Perspektif

Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritik

Dengan penelitian ini dapat diharapkan dapat

memperbanyak teori-teori yang ada dalam ilmu

komunikasi terutama studi analisis narasi dan dapat

digunakan sebagai acuan ilmiah maupun referensi dalam

pengembangan ilmu komunikasi, khususnya pada tataran

kajian komunikasi antarbudaya. Dan juga untuk

merepresentasikan nilai-nilai ke-Islaman yang tersirat

kepada khalayak. Sehingga dapat memberikan manfaat dan

 

Page 25: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

11

kontribusi bagi kajian Ilmu Dakwah dan Komunikasi

khususnya Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan

bagi para praktis dan aktivis dalam penyampaian pesan-

pesan komunikasi antarbudaya dan nilai-nilai ke-Islaman

dengan kemasan yang menarik disetiap karya yang

diciptakan. Selanjutnya diharapkan agar penelitian ini

memiliki kesan positif bagi pembaca, agar dapat memilah

tayangan berkualitas yang tidak hanya menghibur tetapi

juga memiliki nilai positif agar dapat di terapkan dalam

kehidupan nyata.

E. Review Kajian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis

dalam melakukan penelitian sehingga penulis dapat

memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian

yang dilakukan. Berdasarkan penelitian terdahulu yang

penulis tinjau dari beberapa judul penulis tidak menemukan

penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian

penulis. Namun penulis mengangkat beberapa penelitian

sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada

penelitian penulis. Berikut merupakan penelitian terdahulu

terkait dengan penelitian yang akan dilakukan penulis.

1. Skripsi oleh Dini Indriani dari Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Konsentrasi Komunikasi Penyiaran

 

Page 26: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

12

Islam dengan judul “Analisis Narasi Pesan Moral dalam

Novel Bumi Cinta” pada tahun 2013.

Hasil dari penelitian ini adalah menggali pesan moral yang

ada dalam novel bumi cinta. Persamaan dengan judul yang

akan penulis teliti adalah sama-sama menggunakan jenis

metode penelitian analisis narasi yang sama-sama

menggali isi pesan dari sebuah karya sastra. Sedangkan

perbedaannya terletak pada karya sastra sebagai objek yang

diteliti adalah sebuah novel bukan film/ sinetron seperti

yang akan penulis teliti.

2. Tesis oleh Indra Dita Puspito, S, Sos. I dari Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi Program Studi Magister

Komunikasi Penyiaran Islam dengan judul “Analisis

semiotika makna cinta dalam komunikasi antarbudaya

pada film Assalamualaikum Beijing” pada tahun 2017

Hasil dari penelitian ini adalah menggali makna cinta

dalam film. Assalamualaikum Beijing. Persamaan dengan

judul yang akan penulis teliti adalah sama-sama menggali

sebuah pesan dalam perspektif komunikasi antarbudaya.

Sedangkan perbedaannya terletak pada metode penelitian

yang telah digunakan oleh peneliti adalah analisis

semiotika.

3. Skripsi oleh Abdu Rahman dari Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Konsentrasi Komunikasi Penyiaran

Islam dengan judul “Pesan Dakwah Dalam Sinetron Emak

Ijah Pengen Ke Mekkah (Analisis Isi)” pada tahun 2015.

 

Page 27: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

13

Hasil dari penelitian ini adalah menggali pesan dakwah

yang ada dalam Sinetron Emak Ijah Pengen Ke Mekkah.

Persamaan dengan judul yang akan penulis teliti adalah

sama-sama meneliti sebuah sinetron yang bersifat kejar

tayang dan sama-sama menggunakan pendekatan

kualitatif. Sedangkan perbedaannya terletak pada metode

penelitian yang telah digunakan oleh peneliti adalah

analisis isi.

4. Skripsi oleh Shifa Maharani dari Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi Konsentrasi Komunikasi Penyiaran

Islam dengan judul “Analisis Naratif Komunikasi

Antarbudaya Dalam Film La Tahzan” pada tahun 2016.

Hasil dari penelitian ini adalah menggali pesan Komunikasi

Antarbudaya yang ada dalam film La Tahzan. Persamaan

dengan judul yang akan penulis teliti adalah sama-sama

menggunakan jenis metode penelitian analisis narasi yang

sama-sama menggali isi pesan dari sebuah karya sastra

visual. Sedangkan perbedaannya terletak pada judul film/

sinetron dan variabel yang akan penulis teliti.

 

Page 28: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

14

F. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Paradigma adalah salah satu cara pandang untuk

memahami kompleksitas dunia nyata.13 Paradigma

tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan

praktisinya. Paradigma menunjukan apa yang penting,

absah, dan masuk akal. Paradigma juga bersifat normatif,

menunjukan kepada praktisinya apa yang harus dilakukan

tanpa melakukan pertimbangan eksistensial atau

epitimologis yang panjang.14

Penelitian ini menggunakan paradigma

konstruktivisme. Menurut Paatton, para peneliti

konstruktivis mempelajari beragam realita yang

terkonstruksi oleh individu dan implikasi dari konstruksi

tersebut bagi kehidupan mereka dengan yang lain15.

Artinya, paradigma tersebut menyatakan bahwa para

tokoh/ pemain dalam sinetron tersebut dapat

menginterpretasikan dan bereaksi menurut kategori

konseptual dari pikiran.

2. Metode Penelitian

Penelitian yang digunakan menggunakan metode

penelitian kualitatif dengan analisis narasi, yaitu studi

13 Dedy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru

Ilmu Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h. 6. 14 Dedi Mulyana, op.cit, h. 9. 15 Michael Quinn Patton, Qualitative Research and Evaluation

Methods, 3rd Edition. (Thousand Oaks, California: Sage Publications, Inc.,

2002), h. 96-97

 

Page 29: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

15

tentang struktur pesan atau telah mengenai aneka fungsi

bahasa (pragmatic)16. Penelitian kualitatif adalah prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-

kata yang tertulis atau lisan dari orang-orang atau prilaku

yang diamati.

Penelitian kualitatif berusaha mencari apa yang ada

dibalik tindakan, bukan fenomena luar tetapi fenomena

dalam dan lebih menekankan pada makna dan proses

daripada hasil dari suatu aktifitas17. Metode analisis narasi

berbeda dengan metode kuantitatif yang menekankan pada

pertanyaan “Apa” (What), analisis narasi lebih melihat

“Bagaimana” (how) dari suatu pesan atau teks komunikasi.

Dengan metode ini, tidak hanya diketahui pesan apa saja

yang terkandung dalam sinetron Tukang Ojek Pengkolan,

tetapi bagaimana pesan itu dikemas dan diatur sedemikian

rupa dalam bentuk cerita.

3. Pendekatan Penelitian

Penelitian kualitatif adalah wujud metodologis yang

menggunakan pendekatan subjektif. Dimana data-data

yang dikumpulkan untuk diteliti berupa kata-kata, gambar

dan bukan angka-angka seperti penelitian kuantitatif.

Pendekatan penelitian subjektif berusaha menjelaskan

16 Alex Sobur, Analisis Teks Media – Suatu Pengantar Untuk Analisis

Wacana, Analisis Semiotic, dan Analisis Framing, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2001). h.18.

17 Lexy, J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2001), h. 3.

 

Page 30: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

16

fenomena-fenomena sosial dari sudut pandang kerangka

pemikiran atau subjek penelitian.

Subyek dalam penelitian ini adalah sinetron Tukang

Ojek Pengkolan yang tayang di RCTI. Sedangkan objek

penelitiannya adalah narasi dialog skenario dalam sinetron

Tukang Ojek Pengkolan yang berkaitan dengan

komunikasi antar budaya dan nilai-nilai ke-Islaman yang

disampaikan di dalam sinetron Tukang Ojek Pengkolan.

4. Lokasi dan Situs Penelitian

Lokasi penelitian ini akan dilakukan di kediaman

penulis skenario sinetron Tukang Ojek Pengkolan, Sokat

Rachman yang berlokasi di Jalan Nusa Indah RT007/

RW012 Jakarta 11740 dan situs penelitiannya di lokasi

syuting sinetron Tukang Ojek Pengkolan yaitu, Jl. Karang

Tengah Raya, Lebak Bulus, Cilandak, Kota Jakarta

Selatan.

5. Teknik Pengumpulan data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa

teknik pengumpulan data, yaitu sebagai berikut:

a. Dokumentasi

Dokumentasi adalah penelitian yang

mengumpulkan dan menggunakan catatan arsip berupa

data yang diperoleh dari rekaman visual sinetron

Tukang Ojek Pengkolan. Rekaman tersebut dibagi

menjadi per-scene kemudian dipilih adegan mana yang

mempunyai keterkaitan dengan rumusan masalah yang

akan digunakan dalam penelitian. Selain rekaman

 

Page 31: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

17

visual, penulis juga akan menggunakan skenario yang di

tulis oleh Sokat Rachman. Setelah itu, penelitian ini

mempelajari data tertulis seperti buku yang terdapat

diperpustakaan dan internet terkait dengan analisis

narasi.

b. Observasi

Observasi adalah kegiatan yang berhubungan

dengan pengawasan, peninjauan, penyelidikan dan

riset.18 Penulis akan melakukan observasi langsung

yaitu dengan pengamatan langsung ke lokasi syuting

untuk mengamati fenomena-fenoma yang ada. Selain

itu, kegiatan observasi ini bertujuan untuk melakukan

pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk

melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.19

Alasan peneliti menggunakan metode observasi

karena dapat mengamati secara jelas, teliti dan mencatat

kejadian yang sebenarnya terjadi yang tidak terungkap

dalam wawancara.

c. Telaah Pustaka

Teknik ini digunakan dengan cara melakukan

penyelidikan bahan-bahan materi melalui buku-buku

referensi yang tersedia di perpustakaan seperti buku

Analisis Narasi Karya Eriyanto pada halaman 161, buku

The Structural Study of Myth karya Claude Levi-Strauss,

18 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta : Andi Offset,

1989) h. 92

19 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan

Peneliti Pemula, (Bandung: Alfabeta, 2013) h. 76

 

Page 32: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

18

buku Komunikasi Antar Budaya karya Jalaludin

Rakhmat dan buku-buku lainnya yang membantu

menunjang keberhasilan dalam penelitian ini.

d. Wawancara

Wawancara merupakan bentuk komunikasi yang

terjadi antara dua orang, dalam hal ini melibatkan

seseorang yang ingin memperoleh informasi dari

seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-

pertanyaan yang berlandaskan atas tujuan tertentu.20

Dalam hal ini wawancara sebagai suatu alat

pengumpulan informasi yang langsung tentang beberapa

jenis data. Penulis menggunakan teknik wawancara

terpimpin dan mendalam (dept interview), yaitu penulis

mengajukan beberapa pertanyaan yang telah penulis

persiapkan, kemudian dijawab oleh pemberi sumber

data dengan jelas dan terbuka, dengan menggunakan

alat panduan wawancara yaitu, recorder. Narasumber

yang diwawancarai yaitu, penulis naskah skenario

dialog dan Tim Produksi Sinetron Tukang Ojek

Pengkolan, Bapak Sokat Rachman.

6. Teknik Analisis Data

Setelah mengamati dan mendapatkan berbagai data

yang dibutuhkan, selanjutnya peneliti melakukan analisis

data. Analisis data adalah proses mencari dan menyusun

secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,

20 Deddy Mulyana, op.cit, h. 180.

 

Page 33: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

19

catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara

mengorganisasikan data yang kedalam kategori,

menjabarkan unit-unit, menyusun kedalam pola, memilih

mana yang penting dan yang akan di olah dalam tabel

analisis serta membuat kesimpulan agar mudah dipahami

oleh diri sendiri maupun orang lain.21

Oleh karena itu secara ringkas dalam menganalisa

data, penulis akan melakukan tiga tahapan analisa menurut

Miles dan Huberman yakni reduksi data (data reduction),

paparan data (data display) dan penarikan kesimpulan

(conclusion). Analisis data kualitatif ini dilakukan secara

bersamaan dengan proses pengumpulan data berlangsung,

artinya kegiatan tersebut dapat dilakukan selama dan

sesudah pengumpulan data. Data yang diperoleh dari hasil

wawancara, dokumentasi maupun catatan di lapangan akan

diorganisasikan kedalam konsep teori yang digunakan.

21 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Alfabeta,

2010), h. 89.

 

Page 34: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

20

BAB II

LANDASAN TEORITIK

A. Komunikasi Antarbudaya

1. Pengertian Komunikasi Antarbudaya

Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang

terjadi di antara orang- orang yang memiliki kebudayaan

yang berbeda (bisa beda ras, etnik, atau sosioekonomi, atau

gabungan dari semua perbedaan ini). Kebudayaan adalah

cara hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok

orang serta berlangsung dari generasi ke generasi.22

Budaya dalam komunikasi tidak dapat dipisahkan,

karena budaya tidak hanya menentukan siapa berbicara

dengan siapa, tentang apa dan bagaimana manusia

menyandikan pesan, namun makna yang dimiliki untuk

pesan dan kondisi-kondisinya untuk mengirim,

memperhatikan dan menafsirkan pesan.23

Ada 3 hal yang harus di perhatikan dalam komunikasi

antarbudaya, yaitu: Pertama, orang dari budaya yang

berbeda akan berkomunikasi secara berbeda; Kedua,

melihat cara perilaku masing-masing budaya yang bersifat

arbiter; ketiga, cara kita berpikir tentang perbedaan budaya

mungkin tidak ada kaitannya dengan cara kita

22 Stewart Tubbs dan Sylvia Moss. op.cit, h. 236. 23 Lusiana Andriani Lubis. Pengantar Komunikasi Lintas Budaya.

(Medan: Seri Diktat, 2012), h. 1.

 

Page 35: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

21

berperilaku.24 Karena Secara umum komunikasi sendiri

dapat diartikan sebagai hubungan atau kegiatan-kegiatan

yang berkaitan dengan masalah hubungan atau diartikan

pula saling tukar-menukar pendapat atau komunikasi dapat

juga diartikan hubungan kontak antar manusia baik

individu maupun kelompok.25

Komunikasi membangun kontak-kontak manusia

dengan menunjukkan keberadaan dirinya dan berusaha

memahami kehendak diantara keberagaman, sikap dan

perilaku orang lain. Komunikasi membuat cakrawala

seseorang menjadi makin luas.26 Keberagaman budaya

sangat mempengaruhi cara seseorang berinteraksi. Ketika

berinteraksi dengan berbeda budaya, seseorang tentu saja

mempunyai gambaran diri dan karakteristik masing-

masing.

Kebiasaan yang sudah membudaya dalam proses

interaksi, tanpa sengaja ikut terbawa dalam kehidupan

sehari-hari, dimana hal ini dapat dilihat dari pola berbicara

dan mimik wajah seseorang terhadap lainnya. Penelitian ini

menggunakan teori negosiasi Wajah yang dikewajahkan

oleh Stella Ting Toomey. Sebelum membahas terkait

dengan teori tersebut, perlu dijelaskan konsep negosiasi

24 Joseph Devito. Komunikasi Antarmanusia, Kuliah Dasar.

Penerjemah: Agus Maulana. (Jakarta: Profesional Books, 1997), h. 473. 25 H.A.W.Widjaja, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Jakarta,

Rieneka Cipta, 2000), h. 13. 26 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta, PT.

RajaGrafindo Persad, 2005), h. 32

 

Page 36: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

22

wajah untuk membantu memberikan pemahaman dalam

penelitian ini.

2. Negosiasi Wajah/ Face-negotiation

Negosiasi wajah adalah teori yang mengakui bahwa

orang dari budaya berbeda memiliki bermacam pemikiran

mengenai “wajah” orang lain. Pemikiran tersebut

menyebabkan mereka menghadapi konflik dengan cara

yang berbeda.27 Teori negosiasi wajah dikembangkan oleh

Stella Ting Toomey. Dalam teori ini memberikan sebuah

dasar untuk memperkirakan bagaimana karya wajah dalam

sebuah kebudayaan yang berbeda.

Teori Negosiasi Wajah merupakan teori yang

multisisi, menggabungkan penelitian dari komunikasi

lintas budaya, konflik, kesantunan, dan facework. Seperti

pernyataan Ting-Toomey dalam West & Turner, “Budaya

memberikan bingkai interpretasi yang lebih besar di mana

‘wajah’ dan ‘gaya konflik’ dapat diekspresikan dan

dipertahankan secara bermakna”. Ting-Toomey

mendasarkan teorinya pada wajah dan facework,

selanjutnya akan dibahas apa itu wajah dan facework. Teori

negosiasi wajah adalah satu dari sedikit teori yang secara

eksplisit mengakui bahwa orang dari budaya yang berbeda

memiliki bermacam pemikiran mengenai “wajah” orang

27 Stella Ting Toomey, “Teori Negosiasi Muka”, dalam Richard West

dan Lyn H.Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi:

Introducing Communication Theory: Analysis and Aplication, terj. Maria

Natalia (Jakarta: Salemba Humanika, 2007), h. 161

 

Page 37: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

23

lain. Pemikiran ini menyebabkan mereka menghadapi

konflik dengan cara yang berbeda28

Wajah merupakan fitur yang penting dalam kehidupan,

dan sebuah metafora bagi dirinya yang diyakini. Ting

Toomey dan koleganya mengamati bahwa wajah berkaitan

dengan nilai diri yang positif atau memproyesikan nilai lain

dalam situasi interpersonal.

Wajah dikonseptualisasikan seperti bagaimana

seseorang ingin orang lain melihat dirinya dan

memperlakukan dirinya serta bagaimana seseorang

memperlakukan orang lain bersamaan dengan harapan

konsepsi sosial mereka sendiri.29 Wajah melibatkan

penampilan dari bagian depan yang beradab kepada

individu lain. Ting Toomey dan koleganya menyimpulkan

bahwa wajah sebagai fenomena lintas budaya, yang artinya

ialah semua individu dalam semua budaya memiliki dan

mengelola wajah, wajah melampaui semua budaya.

Menurut Ting Toomey wajah dapat diintepretasikan

dalam dua cara, yakni: kepedulian akan wajah (face

concern) dan kebutuhan akan wajah. Kepedulian akan

wajah berkaitan dengan wajah seseorang maupun orang

lain, dengan kata lain tedapat kepentingan diri sendiri

28 Stella Ting Toomey, “Teori Negosiasi Muka”, dalam Richard West

dan Lyn H.Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi:

Introducing Communication Theory: Analysis and Aplication, terj. Maria

Natalia, h. 162 29 Stella Ting Toomey, Facework/ Face Negotation Theory, 1. Diakses

1 Maret 2018. https://www.researchgate.net/publication/248925162 diakses

pada tanggal 2 Maret 2018.

 

Page 38: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

24

dengan kepentingan orang lain. Adapun kebutuhan akan

wajah merujuk pada keinginan otonomi dan tidak

dikekang.30

3. Aspek Komunikasi Antarbudaya

Berapa aspek komunikasi antarbudaya dalam teori

negosiasi wajah mencakup komponen-komponen penting

dalam teori ini, yaitu: wajah, konflik, dan budaya. Adapun

aspek yang menuntun pemikiran dari teori Stella Ting

Toomey diantaranya:31

a. Identitas diri penting dalam interaksi interpersonal,

dan individu-individu menegosiasikan identitas

mereka secara berbeda dalam budaya yang berbeda.

b. Manajemen konflik dimediasi oleh wajah dan budaya.

c. Tindakan-tindakan tertentu mengancam/ memperbaiki

citra diri seseorang yang ditampilkan (wajah).

Aspek pertama menekankan pada identitas diri atau

ciri pribadi. William Cupach dan Sandra Metts ketika

dalam diskusi mengenai wajah, mengamati bahwa ketika

orang bertemu, mereka mempresentasikan citra diri mereka

dalam sebuah interaksi. Citra tersebut adalah identitas yang

diharapkan dan diinginkan agar diterima orang lain.

Identitas diri mencakup pengalaman kolektif seseorang,

pemikiran, ide, memori, dan rencana. Identitas diri tidak

bersifat stagnan, akan tetapi dinegosiasikan dalam interaksi

30 Stella Ting Toomey, “Teori Negosiasi Muka”, dalam Richard West

dan Lyn H.Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi:

Introducing Communication Theory: Analysis and Aplication, h. 163. 31 Ibid.

 

Page 39: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

25

dengan orang lain. Aspek pertama negosiasi wajah adalah

keyakinan bahwa para individu di dalam semua budaya

memilki beberapa citra diri yang berbeda dan mereka

menegosiasikan citra diri secara terus menerus. Ting

Toomey berpendapat bahwa rasa akan diri seseorang

merupakan hal yang sadar atau tidak sadar.

Dalam arti, banyak budaya yang berbeda, orang-orang

membawa citra yang mereka presentasikan kepada orang

lain secara kebiasaan atau strategis. Ting Toomey percaya

bahwa bagaimana seseorang mempersepsikan diri sendiri

dan bagaimana seseorang ingin orang lain untuk

memersepsikan mereka merupakan hal yang sangat penting

dalam komunikasi.

Aspek kedua dari teori negosiasi wajah berkaitan

dengan konflik bahwa konflik dapat merusak wajah sosial

seseorang dan dapat mengurangi kedekatan hubungan

antara dua orang. Sebagaimana yang dinyatakan Ting

Toomey konflik adalah forum kehilangan wajah dan

penghinaan terhadap wajah, konflik mengancam wajah

kedua pihak dan ketika terdapat negosiasi yang tidak

bersesuaian dalam menyelesaikan konflik (seperti

menghina orang lain, memaksakan kehendak, dan lainlain),

konflik dapat mempengaruhi situasi. Cara manusia

diasosiasikan ke dalam budaya mereka mempengaruhi

bagaimana mereka mengelola konflik.

Dalam mengelola konflik, ada beberapa gaya

diantaranya: menghindar, menurut/ mengikuti,

 

Page 40: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

26

berkompromi, mendominasi, dan mengintegrasikan.32

Gaya menghindar, orang akan berusaha menjauhi

kesepakatan dan menghindari pertukaran dengan orang

lain. Gaya menurut (obliging) yakni mencakup akomodasi

pasif yang berusaha memuaskan kebutuhan orang lain.

Gaya berkompromi, individu-individu berusaha untuk

menjelaskan jalan tengah untuk mengatasi jalan buntu dan

menggunakan pendekatan memberi-menerima sehingga

kompromi dapat dicapai. Adapun gaya mengintegrasikan

digunakan untuk menemukan solusi dari masalah.

Aspek ketiga teori negosiasi berkaitan dengan dampak

yang diakibatkan oleh suatu tindakan terhadap wajah. Ting

Toomey dan Mark Cole menyusun proses ancaman

maupun mencari daya tarik atau pemulihan citra diri

terhadap wajah: penyelamatan wajah dan pemulihan wajah.

Penyelamatan wajah mencakup usaha-usaha untuk

mencegah peristiwa yang dapat menimbulkan kerentanan

atau merusak citra seseorang. Adapun, pemulihan wajah

terjadi setelah kehilangan wajah. Berdasarkan pengamatan

Ting Toomey dan Cole bahwa orang berusaha untuk

memulihkan wajah dalam respon akan suatu peristiwa.

32 Stella Ting Toomey, “Face-Negotiation Theory” dalam A First Look

at Communication Theory, Sixth Edition (New York: McGraw Hill Higher

Education, 2003), h. 445

 

Page 41: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

27

B. Nilai-nilai Ke-Islaman

1. Pengertian Nilai-nilai Ke-Islaman

Pada dasarnya konsep umum yang ada dalam

masyarakat kita tentang istilah nilai merupakan konsep

ekonomi. Hubungan suatu komoditi atau jasa dengan

barang yang mau dibayarkan seseorang untuk

memunculkan konsep nilai. Sedangkan makna spesifikasi

nilai dalam ekonomi adalah segala sesuatu yang di inginkan

dan diminta oleh manusia yang dapat memenuhi

kebutuhan, maka barang itu mengandung nilai.33

Akan tetapi makna nilai dalam pembahasan ini

berbeda dengan konsep nilai dalam bidang ekonomi dan

karena pembahasan ini berobjek pada manusia dan

prilakunya, maka kita akan berbicara mengenai hal-hal

yang dapat membantu manusia agar dapat lebih bernilai

dari sudut pandang Islam.

Menurut Zakiah Darajat, mendefinisikan nilai adalah

suatu perangkat keyakinan atau perasaan yang diyakini

sebagai suatu identitas yang memberikan corak yang

khusus kepada pola pemikiran dan perasaan, keterikatan

maupun perilaku.34 Kalau definisi nilai merupakan suatu

keyakinan atau identitas secara umum, maka

penjabarannya dalam bentuk formula, peraturan atau

ketentuan pelakasanaannya disebut dengan norma. Dengan

33 M. Taqi Mishbah, Monoteisme Sebagai Sistem Nilai dan Aqidah

Islam, (Jakarta : Lentera, 1984), h. 111 34 Zakiah Darajat, Dasar-dasar Agama Islam, (Jakarta : Bulan Bintang,

1984), h. 260

 

Page 42: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

28

kata lain, norma merupakan penjabaran dari Nilai sesuai

dengan sifat dan tata nilai.

2. Sumber Nilai-nilai Ke-Islaman

Adapun nilai-nilai Islam apabila ditinjau dari

sumbernya, maka dapat digolongkan menjadi dua macam,

yaitu:

a. Ilahi

Ilahi adalah nilai yang bersumber dari Al-Qur’an

dan As-Sunnah. Nilai ilahi dalam aspek teologi (kaidah

keimanan) tidak akan pernah mengalami perubahan, dan

tidak berkecenderungan untuk berubah atau mengikuti

selera hawa nafsu manusia. Sedangkan aspek

alamiahnya dapat mengalami perubahan sesuai dengan

zaman dan lingkungannnya.

Al-qur’an adalah firman Allah berupa wahyu yang

disampaikan oleh Jibril kepada Nabi Muhammad SAW.

Didalamnya terkandung ajaran pokok yang dapat

dikembangkan untuk seluruh aspek kehidupan melalui

ijtihad. Ajaran yang terkandung didalam Al-Qur’an itu

terdiri terdiri dari dua prinsip besar, yaitu yang

berhubungan dengan masalah keimanan yang disebut

aqidah, dan yang berhubungan dengan amal yang

disebut syari’ah35

As-sunnah adalah perkataan, perbuatan ataupun

pengakuan Rasulullah SAW. Yang dimaksud dengfan

35 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara,

2006), h. 31

 

Page 43: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

29

pengakuan itu adalah kejadian atau perbuatan orang lain

yang diketahui Rasulullah dan beliau membiarkan saja

kejadian atau perbuatan itu berjalan

b. Insani

Insani adalah nilai yang tumbuh dan berkembang

atas kesepakatan manusia. Nilai insani ini akan terus

berkembang ke arah yang lebih maju dan lebih tinggi.

Nilai ini bersumber dari ra’yu, adat istiadat, budaya dan

kenyataan alam.36

Urf adalah suatu perbuatan dan perkataan yang

menjadikan jiwa merasa tenang mengerjakan suatu

perbuatan, karena sejalan dengan akal sehat yang

diterima oleh tabiat yang sejahtera, namun tidak semua

budaya yang menjadi dapat dijelaskan dasar ideal

pendidikan Islam, melainkan setelah melalui seleksi

terlebih dahulu. Mas’ud Zuhdi mengemukakan bahwa

urf yang dijadikan dasar pendidikan Islam itu tidak

bertentangan dengan ketentuan nash, baik itu Al-Qur’an

maupun Hadits dan tradisi yang berlaku tidak boleh

bertentangan dengan akal sehat dan tabiah sejahtera,

serta tidak mengakibatkan kedurhakaan, kerusakan, dan

kemudharatan.

3. Aspek Nilai-nilai Keislaman

Nilai-nilai Ke-Islaman yang utama adalah yang

bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Nilai-nilai

36 Muhaimin, Abd. Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, (Bandung :

Bumi Aksara, 1991), h. 111

 

Page 44: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

30

Islam itu menyangkut berbagai aspek kehidupan manusia,

yaitu nilai Aqidah, Syariat dan Akhlak.

a. Aqidah

Aqidah dalam bahasa Arab ialah ikatan atau

sangkutan. Disebut demikian karena ia mengikat dan

menjadi sangkutan atau gantungan segala sesuatu.

Sedangkan dalam pengertian tekhnis adalah iman atau

keyakinan. Aqidah etimologis berarti ikatan sangkutan;

secara teknis berarti kepercayaan, keyakinan, iman.37

Implementasi aqidah dalam individu dapat berupa

perwujudan enam rukun iman dalam kehidupan

manusia. Dalam berkeluarga aqidah mengajarkan kita

untuk saling menghormati dan saling menyayangi sesuai

dengan ajaran islam, Aqidah juga sangat penting dalam

hidup bermasyarakat, karena dapat menjaga hubungan

dengan manusia lain. Hal ini bisa diwujudkan dengan

berbagai cara, antara lain dengan saling menghargai

satu sama lain sehingga tercipta suatu masyarakat yang

tentram dan harmonis.

b. Syariat

Secara etimologi syariat berarti memberi peraturan

atau ketetapan yang Allah perintahkan kepada hamba-

hambanya, seperti puasa, shalat, haji zakat dan seluruh

kebijakan. Syariat Islam ialah suatu sistem norma Ilahi

yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan,

37 Endang Saifuddin Anshari, Wawasan Islam Pokok-Pokok Fikiran

tentang Islam dan Ummatnya (Jakarta: CV. Rajawali, 1969), h. 27.

 

Page 45: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

31

hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan

manusia dengan alam lainnya.38

Syariat Islamiyyah adalah hukum atau peraturan

Islam yang mengatur seluruh sendi kehidupan umat

Islam. Selain berisi hukum, aturan dan panduan peri

kehidupan, syariat Islam juga berisi kunci penyelesaian

seluruh masalah kehidupan manusia baik di dunia

maupun di akhirat, yang diwahyukan kepada nabi besar

Muhammad SAW, yaitu berupa kitab suci Al-Qur’an,

sunnah atau hadist nabi. Syariah Islam merupakan

panduan menyeluruh dan sempurna seluruh

permasalahan hidup manusia dan kehidupan dunia ini.

Penerapa syari’at Islam di kehidupan sehari-hari

tentu saja menyangkut aspek kehidupan individual.

Sebagai contoh, dalam hubungan seorang individu

dengan Allah, penerapan syari’at Islam dapat

dilaksanakan dengan cara melalukan perintah-Nya dan

menjauhkan larangan-Nya.

c. Akhlak

Dilihat dari sudut bahasa (etimologi), perkataan

akhlak adalah jamak dari khulk. Khulk didalam kamus

al-Munjid berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku

atau tabiat. Pada hakikatnya khulk atau akhlak ialah

suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa

dan menjadi kepribadian hingga dari situlah timbul

38 Endang Saifuddin Anshari, Wawasan Islam Pokok-Pokok Fikiran

tentang Islam dan Ummatnya, h.28

 

Page 46: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

32

berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan

mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan

pemikiran.39

Akhlak adalah suatu sifat yang sudah tertanam

dalam jiwa (manusia), yang dapat melahirkan suatu

perbuatan yang mudah dilakukan, tanpa melalui proses

berpikir yang lama. Maka jika sifat tersebut melahirkan

suatu tindakan terpuji menurut ketentuan rasio dan

norma agama, dinamakan akhlak baik. Tetapi manakala

ia melahirkan tindakan buruk, maka dinamakan akhlak

buruk.40

Ruang lingkup ajaran akhlak adalah sama dengan

ruang lingkup ajaran islam itu sendiri, khususnya

berkaitan dengan pola hubungan.

1) Akhlak sebagai Makhluk Sosial

Akhlak kepada masyarakat mempelajari tentang

bagaimana cara kita bertingkah laku di masyarakat.

Tujuan dari kehidupan bermasyarakat diantaranya

ialah menumbuhkan rasa cinta, perdamaian, tolong-

menolong, yang merupakan fondasi dasar dalam

masyarakat Islam.

Kita harus memperhatikan saudara (kaum

muslim semuanya) dan juga tetangga kita. Tetangga

selalu ada ketika kita membutuhkan bantuan. Seperti

39 Asmaran AS, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2000), cet. Ke-3, h.1 40 Al-Ghazali, Ihya’ ‘Ulumi al-Din, Juz III, (Bayrut, Dar al-Fikr, tt),

h.52

 

Page 47: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

33

yang diriwayatkan dari Anas ra bahwa Rasulullah

SAW bersabda:

“Tidaklah beriman seoarang dari kalian hingga

ia menyukai saudaranya sebagaimana ia

menyukai dirinya sendiri.” (H.R. Bukhari)

Kehidupan di masyarakat pastilah akan

menjumpai kegiatan silaturahim. Orang yang

berakhlak baik biasanya senang dengan bertamu atau

silaturahim karena ini dapat menguatkan hubungan

sesama muslim.

2) Akhlak Bergaul dengan Lawan Jenis

Yang harus di perhatikan dalam bergaul dengan

lawan jenis adalah agar kita senantiasa menjaga

hijab, artinya tidak terlalu bercampur baur dengan

lawan jenis agar kita senantiasa menjaga dijauhkan

dari fitnah. Selain itu, kita dilarang untuk berkhalwat

atau berduan dengan lawan jenis.

Rasulullah pun mengabarkan kepada umat

manusia agar senantiasa berhati-hati dalam bergaul

dengan lawan jenis karena dapat membuka pintu

fitnah.

“Tidaklah ku tinggalkan setelahku suatu fitnah

yang lebih berbahaya laki-laki melainkan fitnah

yang datang dari wanita”. (HR. Muttafaqun

Alaih)

 

Page 48: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

34

3) Akhlak dalam Keluarga

Dalam suatu keluarga keutuhan sangat

diharapkan oleh seorang anak, saling membutuhkan,

saling membantu dan lain-lain, dapat

mengembangkan potensi diri dan kepercayaan pada

diri anak. Dengan demikian diharapkan upaya orang

tua untuk membantu anak menginternalisasi nilai-

nilai moral dapat terwujud dengan baik.

Keluarga yang seimbang adalah keluarga yang

ditandai oleh adanya keharmonisan hubungan atau

relasi antara ayah dan ibu serta anak-anak dengan

saling menghormati dan saling memberi tanpa harus

diminta. Pada saat ini orang tua berprilaku proaktif

dan sebagai pengawas tertinggi yang lebih

menekankan pada tugas dan saling menyadari

perasaan satu sama lainnya.

Sikap orang tua lebih banyak pada upaya

memberi dukungan, perhatian, dan garis-garis

pedoman sebagai rujukan setiap kegiatan anak

dengan diiringi contoh teladan, secara praktis anak

harus mendapatkan bimbingan, asuhan, arahan serta

pendidikan dari orang tuanya, sehingga dapat

mengantarkan seorang anak menjadi berkepribadian

yang sejati sesuai dengan ajaran agama yang

diberikan kepadanya.

 

Page 49: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

35

Begitupun sebaliknya, anak terhadap orang tua.

Taat dan patuh terhadap perintah kedua orang tua

dalam nasihat, dan perintahnya selama tidak

menyuruh berbuat maksiat atau berbuat musyrik, bila

kita disuruhnya berbuat maksiat atau kemusyrikan,

tolak dengan cara yang halus dan kita tetap menjalin

hubungan dengan baik.

Birrul Walidain mempunyai kedudukan yang

istimewa dalam ajaran Islam. Allah dan Rasul-Nya

menempatkan orang tua pada posisi yang sangat

istimewa, sehingga berbuat baik pada keduanya juga

menempati posisi yang sangat mulia, dan sebaliknya

durhaka kepada keduanya menempati posisi yang

sangat hina. Karena mengingat jasa ibu bapak yang

sangat besar sekali dalam proses reproduksi dan

regenerasi umat manusia.

Selain itu, akhlak dalam keluarga antara suami

dan istri selanjutnya adalah saling mengetahui peran

masing-masing. Mengetahui hak dan kewajiban

suami istri juga perlu agar antara suami dan istri dapat

berjalan beriringan dalam menjalankan rumah

tangga.

Selain itu, hal itu juga agar semua pihak dapat

mengetahui tanggung jawab masing-masing

sehingga dapat saling menghormati. Pola rumah

tangga dengan kondisi salah satu pihak mendominasi

tidak bisa dibenarkan karena dapat menggerus

 

Page 50: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

36

kemauan antara suami dan istri sehingga dapat

meruntuhkan keluarga yang sudah dibangun.

4) Akhlak dalam Pekerjaan

Islam memandang bahwa bekerja merupakan

satu kewajiban bagi setiap insan. Karena dengan

bekerja, seseorang akan memperoleh penghasilan

yang dapat memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan

juga keluarganya serta dapat memberikan maslahat

bagi masyarakat di sekitarnya.

Dalam mewujudkan nilai-nilai ibadah dalam

bekerja yang dilakukan oleh setiap insan, diperlukan

akhlak yang membingkainya, sehingga nilai-nilai

luhur tersebut tidak hilang sirna sia-sia. Bekerja

dengan ikhlas karena Allah SWT, itqon/ tekun dan

sungguh-sungguh dalam bekerja, jujur dan amanah.

Dari penjabaran sumber dan aspek dalam Islam di atas,

kita dapat mengetahui bentuk konkrit dari nilai-nilai itu, maka

kita harus melihat nilai dari sudut pandang mana kita bisa

meninjaunya sebagai tolak ukur. Karena hal ini

mempermudah bagi kita semua untuk mengetahui apakah

sesuatu yang kita lakukan sudah mengandung nilai-nilai Islam

atau belum.

C. Sinetron

Istilah sinetron atau Telesinema, secara gramatikal yang

dimaksud kata Tele dalam istilah Telesinema adalah televisi.

Istilah Telesinema merupakan terjemahan bahasa indonesia

 

Page 51: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

37

dari bahasa inggris: tele (vision) sinema. Dengan demikian

istilah telesinema berarti “Sinema Televisi” atau dipendekan

menjadi sinetron41.

Sinetron adalah sebuah sinema eletronik tentang sebuah

cerita yang ada di dalamnya membawa misi tertentu kepada

pemirsa. Misi ini dapat berbentuk pesan moral untuk pemirsa

atau realitas moral yang ada di kehidupan masyarakat sehari-

hari42.

Sedangkan definisi lainnya tentang sinetron yaitu,

sinetron merupakan drama yang menyajikan cerita dari

berbagai tokoh secara bersamaan. Masing-masing tokoh

memiliki alur cerita mereka sendiri-sendiri tanpa harus

dirangkum menjadi suatu kesimpulan.

Akhir certita sinetron cenderung selalu terbuka dan sering

kali tanpa penyelesaian (open ended). Cerita dibuat

berpanjang-panjang selama masih ada audien yang

menyukainya. Penayangan sinetron biasanya terbagi dalam

bebgerapa episode. Sinetron yang memiliki episode terbatas

disebut dengan miniseri. Episode dalam suatu miniseri

merupakan bagian dari cerita keseluruhan.

Adapun pengertian sinetron sendiri menurut Undang-

undang perfilman ayat 1 pasal 1 adalah:

“Pengertian sinetron sama dengan pengertian film, yaitu

karya cipta seni dan budaya yang merupakan media

41 Muh.Labib. Potret Sinetron Indonesia (Jakarta: PT. Mandar Utama

Tiga Books Division, 2002), h. 66 42 Wawan Kuswandi. Komunikasi Massa: Sebuah Analisis Isi Media

Televisi, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), h. 120

 

Page 52: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

38

komunikasi pandang dengan yang dibuat berdasarkan

asas sinematografi dengan direkam pada seluloid, pita

video, piringan video, dan bahkan hasil penemuan

teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis dan ukuran

melalui kimiawi, proses elektronik atau proses lainnya

dengan atau tanpa suara, dapat dipertunjukkan atau

ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik

atau yang lainnya.”43

Drama/ sinetron memiliki berbagai jenis genre cerita,

setiap genre tentunya memiliki cirinya masing-masing.

Beberapa jenis itu antara lain:

1. Drama Tragedi

Cerita drama yang termasuk jenis ini adalah cerita

yang berakhir dengan duka lara atau kematian/ sad ending.

2. Drama Komedi

Komedi merupakan salah satu jenis sinetron yang

paling digemari oleh penonton. Komedi menyajikan cerita

lucu, semua konflik untuk menimbulkan kesan lucu. Jenis

drama ini dapat digolongkan menjadi beberapa jenis lagi:

a. Komedi Situasi, cerita lucu yang kelucuannya bukan

berasal dari para pemainnya, melainkan karena

situasinya. Antara lain, Ronaldowati.

b. Komedi Slapstik, cerita lucu yang diciptakan dengan

adegan menyakiti para pemainnya, atau dengan gerakan

vulgar dan kasar. Antara lain, Di Sini ada Tuyul.

43 Draft Naskah Akademis Rancangan Revisi UU Perfilman.

Departemen Kebudayaan Pariwisata. Direktorat Jenderal Nilai Budaya Seni dan

Film. Direktorat Perfilman. 2006. h.7

 

Page 53: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

39

c. Komedi Satire, cerita lucu yang penuh sindiran tajam.

Antara lain, Preman Pensiun.

d. Komedi Farce, cerita lucu yang bersifat dagelan, sengaja

menciptakan kelucuan-kelucuan dengan dialog dan

gerak laku lucu.44

3. Drama Horor

Jenis ini menampilkan cerita dan pengadeganan

dengan tujuan menimbulkan rasa takut melalui hal-hal

yang menyeramkan. Misalnya sinetron Si Manis Jembatan

Ancol, Jadi Pocong dan Misteri Gunung Merapi.

4. Laga

Cerita laga berisi tentang kisah yang menampilkan

banyak adegan perkelahian atau pertempuran/peperangan.

Sinetron dengan cerita laga, misalnya Wiro Sableng dan

Tutur Tinular.

5. Drama Sejarah

Drama sejarah adalah cerita jenis drama yang

menampilkan kisah sejarah masa lalu, baik tokoh maupun

peristiwanya.

6. Melodrama

Jenis ini bersifat sentimental dan melankolis.

Ceritanya cenderung terkesan mendayu-dayu dan

mendramatisir kesedihan. Tokoh protagonis dibuat

semenderita mungkin. Sinetron jenis ini antara lain, Putri

yang Tertukar, Tersanjung dan Orang Ketiga.

44 Elizabeth Lutters, Kunci Sukses Menulis Skenario, (Jakarta: PT.

Gramedia Widia Sarana Indonesia, 2004), h.35

 

Page 54: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

40

Selain jenis yang telah disebutkan di atas, sinetron di

Indonesia memiliki tema-tema yang bisa dikatakan hampir

semuanya sama. Tema itu sendiri adalah pokok pikiran yang

melatar belakangi sebuah karangan yang meliputi latar waktu,

latar tempat, dan ruang lingkup. Atau dalam sinetron, tema

juga dapat dikatakan sebagai dasar cerita yang ingin

disampaikan oleh pemilik ide atau penulis skenario.

Berikut adalah tema-tema sinetron yang sering muncul di

televisi Indonesia:

1. Percintaan

Tema seperti ini banyak menghiasi sinetron atau film

di Indonesia. Tema ini ditandai dengan pembubuhan kata

“cinta” itu sendiri pada judul sebuah sinetron. Seperti:

Cinta Fitri dan Orang Ketiga.

2. Rumah Tangga

Tema ini biasanya bercerita tentang problematika

rumah tangga atau keluarga. Seperti: Inayah, dan

Keluarga Cemara.

3. Persahabatan

Tema ini biasanya bercerita tentang kehidupan anak

atau remaja yang bersekolah dalam sekolah yang sama

lalu membentuk geng. Cerita yang selalu ditonjolkan

seputar kehidupan tokoh utama dengan teman-teman satu

geng-nya. Seperti, Kepompong, Arti Sahabat, Get

Merried The Series.

 

Page 55: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

41

4. Kepahlawanan

Tema ini biasanya digunakan dalam sinetro yang

ditujukan untuk anak-anak. Tokoh utama digambarkan

sebagai seseorang yang hebat serta memiliki kelebihan

dibandingkan tokoh yang lainnya. Seperti, Panji Manusia

Milenium dan Super Dede.

5. Religius

Sinetron jenis ini berorientasi pada tema-tema

keagamaan dan tidak melulu berpihak pada agama

mayoritas saja. Konflik-konflik dan plot banyak disisipi

pemikiran-pemikiran keagamaan, demikian pula dengan

tokoh-tokohnya. Seperti: Kiamat Sudah Dekat dan Para

Pencari Tuhan.

Dalam penelitian ini, sinetron yang akan dianalisa

termasuk ke dalam tema sinetron drama komedi karena

menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku

(akting) atau dialog yang melibatkan konflik atau emosi yang

dikemas secara lucu khusus untuk ditayangkan di televisi, dan

termasuk pula dalam tema sinetron Rumah Tangga/ Keluarga

karena para pemeran dan ide cerita yang disampaikan

sebagian besar mengenai kehidupan rumah tangga sehari-

sehari. Sedangkan untuk kategori jenis sinetron termasuk

kedalam kategori serial karena dalam setiap episodenya

menampilkan sebab akibat dari masing-masing episodenya.

 

Page 56: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

42

D. Teori Narasi

Menurut Branston and Stafford, narasi terdiri atas empat

macam, yaitu: Pertama, narasi menurut Todorov, memiliki

alur awal, tengah, dan akhir. Sedangkan menurut Propp, suatu

cerita pasti memiliki karakter tokoh. Sementara menurut

Levis-Strauss, suatu cerita memiliki sifat-sifat yang

berlawanan. Dan yang terakhir narasi menurut Joseph

Campbell, yang kaitannya membahas narasi dengan mitos.45

Namun, Peneliti hanya menggunakan teori narasi menurut

Claude Levi-Strauss, karena sinetron ini temasuk dalam

kategori drama komedi dengan tema hidup berumah tangga.

1. Teori Narasi Menurut Claude Levi-Strauss

Dalam pemahamannya tentang narasi, Levi-Strauss

berpendapat bahwa struktur pembuatan makna tidak hanya

mitos, alur dan peran, melainkan terikat dengan oposisi

biner. Oposisi biner adalah kumpulan nilai-nilai yang

berlawanan, misalnya barat-timur, atas bawah, kaya-

miskin, langit-bumi, dan air-api. Bagi Levi-Strauss, oposisi

biner adalah the essense of sense making atau struktur yang

mengatur system pemaknaan, terhadap budaya dan dunia

tempat kita hidup.46

Levi-Strauss menggunakan gagasan Ferdinand de

Saussure dan Sigmund Freud untuk menemukan makna

dari suatu narasi. Makna itu menurut Levi-Strauss bisa

45 Gill Branston and Roy Stafford. The Media Student’s Book (London

and New York: Routledg, 2003), h. 56-57. 46 Claude Levi-Strauss, The Structural Study of Myth (New York:

Doubleday Anchor 1972), h. 135.

 

Page 57: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

43

ditemukan dari oposisi biner yang terdapat dalam suatu

narasi. Oposisi biner adalah kunci dimana kita bisa

memahami jalan pikiran, nalar atau logika dari si pembuat

narasi.47

Jika dibandingkan konsepsi mengenai fungsi karakter

(Propp) dan struktur narasi (Todorov) dengan konsepsi

Levi strauss, Menurut Berger, Propp dan Todorov

mengambil sisi sintagmatik dalam suatu narasi, sementara

Levi-Strauss mengambil sisi paradigmatik dari suatu teks.

Jika sintagmatik memberikan informasi mengenai apa yang

terjadi dalam teks, maka sisi paradigmatik memperlihatkan

struktur dalam atau makna dari suatu teks kepada kita.48

Konsep tentang sintagmatik dan paradigmatik berarti

bahwa kata-kata mempunyai relasi dengan kata lain

sehingga membentuk suatu pengertian melalui hubungan

asosiatif (paradigmatik) dan hubungan sintagmatik. Secara

definitif hubungan sintagatik adalah hubungan antara satu

tanda dengan tanda lain (satu kata dengan kata lain) dalam

suatu kesatuan (linear). Sementara hubungan paradigmatik

adalah relasi antara tanda-tanda dalam suatu paradigma

(kesamaan umum); unit-unit yang memiliki kesamaan

47 Eriyanto, Analisis Naratif : Dasar-dasar dan Penerapannya dalam

Analisis Teks Berita Media ( Jakarta : Kencana Predana Media Group, 2013), h.

169. 48 Arthur Asa Berger, Media and Society: A Critical Perspektive,

Boulder: Rowman & Littlefield, 2003, h. 46.

 

Page 58: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

44

karakteristik yang menentukan keanggotaannya dalam

paradigama tersebut.49

Pandangan Levi-Strauss ini berpegangan pada

pandangan linguistic structural yang mengungkapkan

bahwa inti dari fenomena pada dasarnya adalah relasi-

relasi yang membuat relasi tersebut menjadi focus utama.

Kendati kajian tersebut tidak secara eksplisit

mengiring pada pemahaman makna karya, namun melalui

oposisi biner atau konflik antara dua sifat yang berlawanan,

makna sebuah karya sastra juga akan tergambar.50 Sebuah

narasi apapun bentuknya, baik fiksi ataupun nonfiksi selalu

mempunyai oposisi biner.

Oposisi biner itu bisa dilihat dari rangkaian dan relasi

diantara kata, kalimat, gambar, dan adegan dari suatu

narasi. Jika suatu narasi mempunyai makna, maka makna

tersebut tidaklah terdapat pada unsur-unsurnya yang berdiri

secara sendiri-sendiri yang terpisah satu sama lain, tetapi

dari relasi diantara unsur-unsur tersebut.51 Artinya makna

dari suatu cerita dapat dilihat dan diketahui dengan cara

membuat relasi diantara unsur-unsur dari suatu cerita.

Oposisi biner merupakan struktrur dalam, dalam

sebuah narasi. Dapat dikatakan seperti itu karena struktur

ini tidak terlihat secara nyata. Karena struktur dalam baru

dapat ditemukan oleh peneliti setelah peneliti membongkar

49 Eriyanto, op.cit, h. 163. 50 Heldy S & Hri Ahimsa Putra, Strukturalisme Levi-Strauss: Mitos dan

Karya Sastra (Yogyakarta: Galang Press, 2001), h. 107. 51 Eriyanto, op.cit., h. 171.

 

Page 59: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

45

dan meneliti relasi dan rangkaian dari sebuah cerita dalam

film. Jika struktur luar sudah direncanakan oleh si pembuat

narasi atau film, semisal pembuat film kemungkinan telah

merencanakan bagian apa yang ditempatkan di awal, di

tengah dan bagian mana yang ditempatkan di akhir.

Sementara dalam struktur dalam, umumnya tidak

disadari oleh pembuat narasi atau film. Struktur dalam

tersebut baru dapat ditemukan setelah dibedah dan

dianalisis. Salah satu cara untuk mengetahui struktur dalam

dari suatu narasi yaitu dengan menggunakan Oposisi biner

(binary opposition) sebagaimana yang telah diperkenalkan

oleh Claude Levi Strausss.52

Oposisi biner selalu muncul di dalam setiap narasi. Hal

itu adalah selain karena secara sifat alamiah dasar manusia

yang melihat dunia dari dua sisi, ini juga berkaitan dengan

fungsi suatu narasi dalam masyarakat. Narasi sering

berguna dalam memberikan panduan kepada masyarakat,

memberikan arahan moral, menjaga tradisi dan sebagainya.

Dan hal tersebut dilakukan dengan memberikan garis yang

tegas antara apa yang benar dan tidak benar, apa yang baik

dan tidak baik. Maka, lewat narasi masyarakat dapat

mencoba untuk meneguhkan identitas dirinya.53

Oposisi biner adalah bagian yang tak terpisahkan

dalam setiap narasi, karena khalayak memang lebih mudah

52 Ibid, h. 161. 53 Eriyanto, op.cit., h. 171

 

Page 60: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

46

memahami suatu cerita dengan jalan membuat oposisi atau

perbandingan berpasangan.

Menurut Levi Strauss, sisi paradigmatik dari suatu

bahasa adalah sebagai hal yang paling penting. Suatu teks

narasi, dapat digambarkan sebagai suatu garis, yang terdiri

atas sisi ordinal (x) dan sisi vertikal. Sisi ordinal adalah

sintagmatik, sementara sisi vertikal adalah paradigmatik.54

Dan dengan menggunakan oposisi biner dari sisi

paradigmatik dari suatu narasi, kita dapat menemukan

makna dalam dari suatu narasi.55

2. Sekilas Tentang Claude Levi-Strauss

Claude Lévi-Strauss (1908-2009) adalah seorang ahli

antropologi dan etnografi terkewajah Prancis yang dikenal

sebagai - bapak antropologi modern. Pandangannya yang

utama adalah struktur pemikiran manusia purba (savage

mind) sama dengan struktur pemikiran manusia modern

(civilized mind) karena sifat dasar manusia sebenarnya

sama. Lahir di Brussels, Belgia, pada 28 Nopember 1905.

Dia seorang keturunan Yahudi yang pindah ke Paris,

Perancis, pada 1909. Ayahnya, Raymond Lévi-Strauss,

adalah seorang pelukis yang di kemudian hari, dari

pengaruh dunia seni ini sangat tampak dalam cara Lévi-

Strauss memandang fenomena sosial-budaya.

54 Jonathan Culler, Structuralist poetics : Strukturalism, Linguistics and

the study of literature, New York: Cornell University Press, 1976, hlm. 15. 55 Eriyanto, op.cit., h. 169

 

Page 61: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

47

Di masa mudanya, dia lebih berminat membaca buku-

buku hukum dan filsafat, sehingga pada 1927 dia kuliah

fakultas hukum di Paris dan sekaligus kuliah filsafat di

Universitas Sorbonne. Perhatiannya beralih ke antropologi

ketika pada 1932 dia sangat terkesan setelah membaca

buku Primitive Society karya Robert Lowie, antropolog

Amerika.

Gambar 2.1

Claude Lévi-Strauss

Karirnya di dunia antropogi dimulai pada 1934 ketika

dia disarankan Oleh Celestin Bougle, mantan pembimbing

tesisnya dalam filsafat, digunakan untuk melamar sebagai

pengajar sosiologi di Universitas Sao Paulo, Brazil. Dia

mulai mengajar di sana sejak 1935 sampai 1938. Selama

mengajar di Brazil, dia mengadakan ekspedisi ke daerah-

daerah pedalaman Brazil, serta mengunjungi berbagai suku

Indian yang belum terjamah peradaban Barat, yaitu

Caduveo dan Bororo. Ekspedisi berikutnya pada 1938 di

daerah Amazone, dia bertemu dan menulis tentang Indian

Nambikwara.

Sumber: www.britannica.com/biography/Claude-Levi-Strauss

 

Page 62: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

48

Pada 1940, dia pindah ke New York berkat bantuan

Yayasan Rockefeller, yang menyelamatkan para ilmuwan

dan pemikir Yahudi, serta rekomendasi dari beberapa

antropolog, seperti Robert Lowie, Max Ascoli dan Alfred

Metraux, yang berhasil meminta kepada New School for

Social Research di New York untuk mengundang Lévi-

Strauss. Di New York inilah, kecenderungan strukturalnya

semakin matang setelah bertemu dengan Roman Jakobson,

ahli bahasa ternama berkebangsaan Rusia.

Pada 1947, dia melaksanakan ujian disertasinya, Les

Structures Elementaries de la parente (The Elementary

Structures of Kinship), di Universitas Sorbonne yang

merupakan hasil riset kepustakaan di New York Public

Library sejak 1943. Pada 1949, disertasinya diterbitkan dan

berhasil menjadi tonggak terpenting dalam kajian

antropologi tentang sistem kekerabatan dengan

menerapkan analisis struktural.

Semenjak itu, jabatan-jabatan akademis yang

prestisius di Perancis berhasil digenggamnya.

Kedudukannya semakin kokoh setelah dia menerbitkan

tetraloginya, The Raw and the Cooked, From Honey to

Ashes, The Origin of Table Manners dan The Naked

Man. Kedudukannya sebagai tokoh strukturalisme sejati

dipekuat lagi dengan terbitnya karya-karya lainya,

misalnya The Way of the Mask, Myth and Meaning, The

 

Page 63: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

49

View from Afar, Anthropology and Myth, The Jealos

Potter dan The Story of Lynx.56

E. Kerangka Berpikir

1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan

di teliti, yaitu Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai

Ke-Islaman. Dalam perspektif komunikasi antarbudaya,

penulis menggunakan teori face-negotiation. Teori yang

dipublikasikan oleh Stella Ting-Toomey ini akan

membantu menjelaskan perbedaan-perbedaan setiap

budaya dalam merespon konflik. Ia berasumsi bahwa

orang-orang dalam setiap budaya akan selalu negotiating

face. Postulat teori ini adalah face work orang-orang dari

budaya individu akan berbeda dengan budaya kolektivis.

Sedangkan dalam perspektif nilai-nilai Ke-Islaman,

peneliti akan melihat dari Nilai-nilai Ke-Islaman yang

utama adalah yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-

Sunnah. Nilai-nilai Islam itu menyangkut berbagai aspek

kehidupan manusia, yaitu nilai Aqidah, Syariat dan

Akhlak. Religiusitas sebagai wujud keberagaman yang

berarti meliputi berbagai macam sisi atau dimensi Islam

yang tidak hanya terjadi ketika seseorang melakukan

perilaku ritual (beribadah) dan berpakaian muslim saja,

56 Ahimsa-Putra, op.cit. h. 8-19

 

Page 64: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

50

tapi juga ketika melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kita

sadari dapat membangun akhlak.

2. Analisis Narasi Sinetron Tukang Ojek Pengkolan Episode

1172 (Claude Levi-Strauss)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan analisis narasi dalam teori narasi menurut

Claude Levi-Strauss. Penulis memilih teori ini karena

sinetron ini temasuk dalam kategori drama komedi

dengan tema hidup berumah tangga sesuai dengan data

etnografi yang penulis butuhkan.

Ada tiga tahapan penting bagaimana cara kita dapat

menemukan oposisi biner dari suatu narasi.57 diantaranya

sebagai berikut :

a. Mencari miteme (mytheme)58. Sama halnya seperti

bahasa, menurut levi-strauss, suatu narasi atau cerita

juga mempunyai unsur terkecil yang disebut dengan

miteme. Miteme bisa berupa kalimat, adegan,

rangkaian kalimat, dan sebagainya. Miteme itu

57 Eriyanto, Analisis Naratif : Dasar-dasar dan Penerapannya dalam

Analisis Teks Berita Media (Jakarta : Kencana Predana Media Group, 2013), h.

171-172 58 Istilah miteme (dalam analisis mitos) diadaptasi oleh Ahimsa-Putra

(2006: 263) untuk dapat digunakan dalam melakukan analisis karya sastra

dengan istilah “ceriteme”. Ahimsa-Putra mendefinisikan “ceriteme” sebagai

kata-kata, frase, kalimat, bagian dari alinea atau alinea yang dapat ditempatkan

dalam relasi tertentu dengan ceriteme yang lain sehingga dapat menampakkan

makna-makna tertentu. Ceriteme dapat mendeskripsikan suatu pengalaman,

sifat-sifat, latar belakang kehidupan, interaksi, atau hubungan sosial, status

sosial ataupun hal-hal lain dari tokoh-tokoh cerita yang penting artinya bagi

analisis cerita.

 

Page 65: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

51

misalnya “A menikah dengan B” atau “A membunuh

B” dan seterusnya.

b. Mencari relasi di antara miteme-miteme yang telah

ditemukan. Misalnya miteme dengan kata “menikah”

dicari relasi dengan miteme yang lain seperti

“memelihara”, dan sebagainya. Suatu cerita tidak

pernah memberikan makna tertentu yang sudah pasti

dan mapan, melainkan hanya memberikan sebuah grid

(kisi). Kisi ini tidak memberikan makna cerita tetapi

menunjukkan sesuatu yang lain, yaitu pandangan-

pandangan mengenai dunia, masyarakat dan

sejarahnya yang sedikit banyak diketahui oleh

pembuat cerita atau dimana masyarakat tersebut

dihadirkan.

Menyusun miteme-miteme tersebut secara sintagmatik

dan paradigmatik. Menyusun miteme seacara sintagmatik

yaitu, menyusun kata, kalimat, gambar secara sekuen.

Sebaliknya, menyusun miteme secara paradigmatik adalah

menempatkan miteme itu sesuai dengan posisi dan

paradigmanya dalam suatu kesatuan makna. Rangkaian

antara kedua unsur tersebut membentuk kumpulan relasi-

relasi (bundles of relations).

 

Page 66: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

52

Gambar 2.2

Kerangka Berpikir

Sumber : Landasan Pemahaman Dasar Penelitian

Tukang Ojek Pengkolan

NARASI

Nilai-nilai Ke-Islaman

NARASI

Komunikasi Antarbudaya

1. Identitas Diri

2. Manajemen

Konflik

3. Tindakan

Berdasarkan

Budaya

1. Aqidah

2. Syariat

3. Akhlak

Analisis Narasi

(Claude Levi-Strauss)

Oposisi Biner Sinetron

TUKANG OJEK PENGKOLAN

 

Page 67: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

53

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Sinetron Tukang Ojek Pengkolan

Sinetron Tukang Ojek Pengkolan merupakan sinetron

yang berasal dari Indonesia dengan aliran/ gaya drama dan

komedi. Tayang di stasiun televisi RCTI setiap sore pukul

17.00 sampai pukul 18.00 WIB, pada hari senin sampai jumat.

Sinetron Tukang Ojek Pengkolan ini di produksi oleh MNC

Pictures yang dirilis pada tanggal 27 April 2015. Sinetron ini

awalnya di kontrak hanya untuk 60 episode saja. Namun,

sejalan dengan perkembangan, makin bagusnya respon

penonton dan meningkatnya rating tayangan, serial ini

berkembang menjadi 100, 200, 300, 500 bahkan sampai

sekarang sudah berjalan 1000 episode lebih.

Tukang Ojek Pengkolan bercerita tentang kehidupan

rumah tangga dalam lingkungan masyarakat yang berlatar di

sebuah kampung yang bernama Rawa Bebek di daerah Tanah

Abang tepat di belakang gedung-gedung tinggi pencakar

langit. Utamanya pada sinetron ini mengangkat kehidupan tiga

orang tukang ojek pangkalan yang tetap setia mangkal di

pengkolan jalan raya sebagai tukang ojek konvensional, di

tengah maraknya kemajuan tekhnologi yang menjadikan

bisnis antar jemput penumpang ini sudah banyak yang

berbasis online.

 

Page 68: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

54

Selain tiga tokoh utama yang berperan sebagai tukang

ojek konvensional, masih banyak lagi tokoh yang berprofesi

lain dalam sinetron Tukang Ojek Pengkolan ini. dan masing-

masing dari tokoh tersebut juga memiliki latar belakang

kebudayaan yang berbeda.

Kejadian yang dialami tokoh di tiap episode pun bukanlah

kisah yang fantastis, hanya kisah biasa yang dialami oleh

setiap orang di rumah, seperti motor bodong, sakit gigi,

mencari kerja, korslet, pompa rusak, sakit pinggang, dll.59

Sehingga dalam sinetron ini dapat digambarkan sebagai para

perantau yang sedang mengadu nasib di kota Jakarta,

menggeluti bidang yang berbeda-beda dan dengan

permasalahan kehidupan yang berbeda-beda pula.

Dari permasalahan kehidupan yang dialami oleh para

pemeran tokoh inilah dapat dilihat perbedaan cara yang

digunakan dalam memecahkan masalah yang dialami oleh

satu tokoh dengan tokoh yang lainnya.

1. Karakteristik Tokoh Utama dan Tokoh Pendukung

Tokoh utama dalam sinetron ini adalah Rojak/ Ojak.

Pada awal mulanya sepasang suami istri bernama Rojak

dan Tati. Rojak berprofesi sebagai tukang ojek pangkalan

yang masuk ke kampung-kampung bersama dua

temannya bernama purnomo dan Sutisna. Rojak pun

sebenarnya bukan warga lokal kampung Rawa Bebek.

Dia adalah warga Depok yang menikahi Tati, warga asli

59 http://www.sokatandlife.com/2017/02/inilah-rahasia-sukses-serial-

tukang. Diakses pada tanggal 05 Mei 2018 pukul 09.15

 

Page 69: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

55

kampung Rawa Bebek. Ternyata pernikahan Tati dengan

Ojak tidak direstui oleh Ibu Tati, yang biasa dipanggil

“Emak Mae” oleh warga kampung Rawa Bebek. Emak

tadinya menginginkan Tati menikah dengan pria yang

lebih mapan pilihan almarhum suami Emak, yaitu ayah

dari Tati. Tati selama berumah tangga dengan Ojak sering

sekali mengalami sakit-sakitan, sehingga di dalam

sinetron Tukang Ojek Pengkolan ini pada akhirnya Tati di

ceritakan meninggal karena sakit ketika sinetron Tukang

Ojek Pengkolan menginjak episode ke 467. Setelah

setahun di tinggal kan istrinya, Ojak memutuskan untuk

kembali menikah dengan Denok, perempuan lugu yang

selalu berbicara dengan intonasi yang datar. Lalu mereka

hidup berdua sampai episode sekarang di kontrakan kecil

milik Babeh Na’im.

Dua sahabat Ojak yang juga mangkal di pengkolan,

yaitu Purnomo dan Sutisna. Kedua sahabatnya ini juga

memiliki permasalahan yang berbeda-beda. Purnomo

yang tidak suka dipanggil Purno ini merupakan tukang

ojek yang sok keren. Setiap ada perempuan cantik yang

menjadi pendatang di kampung Rawa Bebek, Purnomo

selalu berusaha mendekati si perempuan dengan

menawarkan jasa antar-jemput, tetapi ia tidak mau

dibayar. Tapi selalu gagal mendapatkan hati si perempuan

tersebut.

Lalu sahabat Ojak selanjutnya adalah Sutisna.

Sutisna yang biasa dipanggil Tisna merupakan perantau

 

Page 70: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

56

dari daerah sukabumi yang selalu dituntut kiriman uang

untuk menafkahi mantan istri dan anaknya di kampung

halaman, tetapi mantan istri di kampungnya selalu merasa

kurang sehingga Tisna di gugat cerai. Di atas episode 800,

tepatnya episode 830 Tisna menikahi Yuli yang

merupakan keponakan Mak Mae dan membangun rumah

tangga baru di Jakarta.

a) Emak Mae

Emak Mae dikenal dengan ucapan “Oh seperti

itu”-nya. Mak Mae adalah ibu dari Mpok Tati, isteri

Bang Ojak. Mak Mae sering mengunjungi rumah

kontrakan Bang Ojak-Mpok Tati. Pada awal cerita,

ada dua porsi cerita untuk Mak Mae yaitu cerita ‘anak

menantu’ Mak Mae, Mpok Tati, Bang Ojak dan cerita

kedua, Mak Mae dan Babe Naim. Khusus yang

terakhir, Mak Mae sering pergi mengaji dan “dikejar-

kejar” oleh Babe Naim untuk berjalan bareng menuju

ke tempat pengajian. Dikatakan “dikejar-kejar”

karena gerakan Babe Naim seperti berlari. Maklum,

langkah Babe Naim kalah daripada langkah Mak

Mae. Poin komedi pada adegan adalah berlarinya

babe Naim itulah yang lucu.

Dalam perkembangannya, Mpok Tati dalam

cerita, sakit, dan di-mati-kan. Mau tidak mau, Bang

Ojak pun “meninggalkan” rumah Mak Mae dan

memutuskan untuk menempati rumah orang tua

kandungnya di Depok. (Di Jakarta, Ojak kembali

 

Page 71: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

57

mengontrak rumah). Dalam masa yang bersamaan,

Mak Mae menghentikan bisnis kuenya. Begitu pun

bisnis Bu Nurmala karena Bu Nurmala hendak

membuka warung nasi Padang.

Cerita berkembang pula ketika di rumah Mak

Mae tampak beberapa anak kos, antara lain Laras dan

Desi. Lalu, muncullah Mbak Yuli, keponakannya

Mak Mae, yang kelak menjadi isteri Kang Tisna.

Sementara Novita pindah ke kosan Bang Simin

karena konflik dengan Laras dan Desi. Sampai

terakhir kemunculan Mak Mae dalam sinetron

Tukang Ojek Pengkolan, Mak Mae diceritakan

menikah dengan Bang Simin.

b) Keluarga Babe Naim

Bang Dedy, Mbak Surti, Boby. Satu keluarga

kecil Bang Dedy, anak Babe Naim yang tinggal di

rumah Babe Naim. Bang Dedy dan Mbak Surti

bersama Bobby, anaknya. Dalam cerita, Bang Dedy

dan Mbak Surti menghilang untuk sementara dari

sinetron ini. Diceritakan, Bang Dedy dan Mbak Surti

menjenguk orang tuanya Mbak Surti yang sakit di

Yogya. Diceritakan pula, setelah sembuh, Bang Dedy

dan Mbak Surti tidak atau belum bisa pulang ke

Jakarta karena akan meneruskan bisnis gudeg milik

mbahnya di Yogya.

Babe Naim itu orang kaya. Ia memiliki beberapa

rumah untuk dikontrakkan. Babe Naim pun pernah

 

Page 72: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

58

membeli mobil. (Pada masa ini, Pak Harun yang

beristerikan Mbak Isa, mengontrak rumah Babe

Naim dan membuka bisnis biro jasa, termasuk jasa

pembelian mobil. Kelak, Pak Harun dan Mbak Isa

bersama anaknya pindah ke Bandung dan

menghilang dari sinetron ini). Meskipun kaya, Babe

Naim ini tampak seperti orang susah. Selain itu, ada

juga pergantian suasana ketika Babe Naim dan Babe

Murod mulai mancing ikan, termasuk kehadiran Pak

Odih, bapaknya Tisna.

Terakhir, ketika Mak Mae menikah dengan Bang

Simin, Babe Naim memutuskan untuk memfokuskan

diri membantu biaya kuliah Bobby, cucunya. “Gua

sudah tidak mau mengingat Mae. Mungkin gua ingin

fokus untuk membiayai kuliah si Bobby saja,” ujar

Babe Naim kepada Babe Murod pasca pernikahan

Mak Mae dan Bang Simin.

c) Jono atau Mas Jono

Lebih suka dipanggil Mas Jon. Awalnya, Mas

Jon berprofesi sebagai penjual es dawet yang

senantiasa mangkal bersama pemeran utama Tukang

Ojek Pengkolan. Ciri khas Mas Jon yaitu update

status wk wk wk ckakak-nya. Untuk menggantikan

suasana, Mas Jon pun mulai berkeliling mencari

pembeli.

Mas Jon tidak meneruskan menjadi penjual es

dawet. “Posisinya” digantikan oleh Bang Kasman

 

Page 73: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

59

(penjual es cendol), Mas Indro (ketoprak), dan Bang

Dedy (bubur kacang ijo). Ketiganya bisa dikatakan

sebagai pemain baru. Mas Jon sendiri kemudian

berperan sebagai pengemudi ojek online Gober

bersama Ramdhan dan Mimin. Namun, update

statusnya tetap menjadi ciri khas hingga kini.

Sebagaimana Mas Purnomo, Mas Jon selalu

gagal mendapatkan jodoh. Soal jodoh, jalan ceritanya

lebih lucu daripada Mas Purnomo.

d) Keluarga Babe Murod

Mpok Uyuy, dan Aliya. Babe Murod adalah

bapaknya Mpok Uyuy, kakek atau engkongnya

Aliya. Suaminya Mpok Uyuy bekerja sebagai sopir

taksi di Singapura, tetapi tidak pernah ditampilkan.

Di rumah Babe Murod pernah ada adiknya Mpok

Uyuy bersama suaminya yang menumpang di rumah

Babe Murod. Namun, hanya tampil sebentar dan

akhirnya menghilang dari sinetron ini.

e) Keluarga Pak Sofyan

Keluarga Pak Sofyan terdiri dari Pak Sofyan, Bu

Nurmala, dan Bunga. Pak Sofyan berprofesi sebagai

dosen, sedangkan Bu Nurmala bertindak sebagai ibu

rumah tangga. Sementara Bunga adalah siswa SMA.

Dalam perkembangannya, Bu Nurmala membuka

bisnis rendang yang dibantu oleh Mbak Surti dan

Mbak Isa.

 

Page 74: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

60

Lalu, setelah sukses berbisnis rendang, Bu

Nurmala membuka warung nasi Padang. Warung

nasi Padang-nya dinyatakan bangkrut. Dalam hal ini,

keluarga Pak Sofyan kembali dimunculkan. Dalam

perkembangannya, Pak Sofyan membuka bisnis cuci

motor yang memiliki karyawan bernama Bang Sapri

dan Cimot. Cimot kemudian digantikan oleh Deden.

Di dunia nyata, pemeran Bu Nurmala (Renita

Sukardi) meninggal dunia. Karenanya, Bu Nurmala

pun diceritakan meninggal dunia. Kelak, Pak Sofyan

menikah dengan Bu Rahma, sesama dosen, yang

memiliki anak bernama Karina. Awalnya, Bunga dan

Karina tidak menyetujui pernikahan itu. Akhirnya,

Bunga dan Karina setuju. Khusus Karina, ia memberi

syarat yaitu ia akan nge-kos. (Bu Rahma kan

menempati rumah Pak Sofyan di Kampung Rawa

Bebek. Meskipun demikian, Karina menempati

rumah Bu Rahma bersama Windy, teman

kampusnya, yang juga sempat nge-kos di rumah kos

kepunyaan Bang Simin). Sejak dibonceng Bobby,

Karina merasa betah di Kampung Rawa Bebek.

f) Keluarga Ferdi dan Keluarga Firman.

Keluarga Bang Ferdi terdiri dari Pak Ferdi, Bu

Amira, serta ketiga anaknya, Faiz, Farhanah, dan

Fadhil. Ketiga anaknya memanggil Pak Firman

dengan sebutan abi dan Bu Amira dengan sebutan

umi. Faiz merupakan anak pertama, Farhanah

 

Page 75: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

61

(kedua), dan Fadhil (ketiga). Tidak ada panggilan

khusus untuk ketiga anaknya. Hanya Faiz, sebagai

kakaknya dipanggil kakak. Sementara kepada

adiknya langsung menyebut nama.

Kehadiran keluarga Ferdi di sinetron Tukang

Ojek Pengkolan ini hampir bersamaan dengan

kehadiran keluarga Firman. Farhanah, salah seorang

dari tiga anak Ferdi, berinteraksi dengan Husna,

teman sekolahnya. Kelak, dalam keluarga Ferdi

kehadiran Zahra, keponakannya. Zahra memanggil

Ferdi dan Bu Amira dengan sebutan uwak. Ketiga

anak Ferdi memanggil Zahra dengan sebutan Kak

Zahra, sedangkan Zahra memanggil ketiga anak

Ferdi dengan langsung menyebut nama. Setelah

Zahra menghilang dari sinetron ini, dimunculkanlah

cerita Faiz dengan Shely, keponakannya keluarga

Firman.

Ferdi adalah pekerja kantoran. Namun,

diceritakan, ketika pindah dan menempati rumah

kontrakan, ia sudah tidak bekerja. Ferdi pun menjadi

pengendara ojek online Gober. (Ramdhan sebagai

pengendara Gober menghilang, sedangkan Bobby

kelak menjadi pengendara Gober. Seiring dengan

hilangnya Mimin yang juga sebagai pengendara

Gober (diceritakan dijodohkan di kampungnya),

Ferdi pun menghilang karena diceritakan bekerja

 

Page 76: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

62

kantoran lagi. Ternyata, Ferdi dimunculkan lagi

seiring dengan tampilnya lagi keluarga Firman).

Hampir sama dengan Firman, keluarga Ferdi pun

ditunjukkan bagaimana pendekatan keluarga kepada

putra-putrinya. Jika di keluarga Bang Firman jarang

ditunjukkan dengan kata-kata (tetapi dengan sikap)

maka di keluarga Bang Ferdi lebih menunjukkan

pada kata-kata.

Coba perhatikan bagaimana keterusterangan

Faiz kepada abi-uminya yang ingin melakukan

sesuatu. Perhatikan pula ketika Farhanah bercerita

masa pubertasnya kepada Bu Amira. Tampak ada

dialog, bukan tindakan.

Selain mengangkat kisah utamanya dari tukang ojek

konvensional, kisah lainnya juga datang dari profesi lain

yang terdapat dalam sinetron Tukang Ojek Pengkolan,

Seperti pedagang bubur kacang ijo milik Dedi, pedagang

es cendol milik Kasman, pedagang ketoprak milik Indro,

warung kopi dan gorengan milik H. Sodik, pengusaha

kontrakan milik H. Murod dan Babeh Na’im, ada juga

dari kalangan intelektual yaitu Pak Sofyan, berasal dari

Padang yang berprofesi sebagai dosen sekaligus

pengusaha cuci motor yang di jalankan oleh Deden dan

Cimot. Dan selain ojek konvensional ada juga tokoh yang

berperan sebagai pengemudi ojek online Gober yaitu Jon,

Mimin, Ferdi, Ramdan dan Bobby anak bang Dedi yang

baru tamat SMA.

 

Page 77: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

63

2. Daftar Nama Pemain Sinetron Tukang Ojek Pengkolan

Pemain yang terlibat dalam Sinetron Tukang Ojek

Pengkolan dapat dilihat dalam table berikut:

Tabel 3.1

Daftar Pemain Sinetron Tukang Ojek Pengkolan

No. Nama Tokoh dalam Cerita Diperankan Oleh

1. Rojak/ Ojak Eza Yayang

2. Tati Fitri Rachmadhina

3. Emak Mae Ranty Purnama Sari

4. Denok Tika Bravani

5. Nana Nabila Sudiro

6. Bang Simin Jaja Mihardja

7. Purnomo/ Pur Furry Setya

8. Sutisna/ Tisna Andri Sulistiandri

9. Jono Jhony

10. Babeh Na’im Otong Lalo

11. Sofyan Sopyan Dado

12. Dedi/ Tajudin Fahmi Ibo

13. Udin Asep Sunarya

14. Enyak Enting (Ibunya Udin) Indrayana

15. Kakak Bro Tora Sudiro

16. Sapri Syahrudin Firdaus

 

Page 78: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

64

17. Chimot Alfin Kurnia

18. Surti Febri Khey

19. Haji Murod Kong Maman

20. Haji Sodik Mat Licin

21. Boby Henry Chan

22. Alya Fairuz Alia

23. Yanti Echa Yasmin

24. Kasman Cang Rusli

25. Indro Bogel Alkatiri

26. Laras Dewi Oktaviany

27. Mpok Uyuy Adhe Nurul

28. Mimin Faradina

29. Yuni Anastasya

30. Bagas Arjuna Danis

31. Faiz Johfi Syazeli

32. Yuli Fitri Ayu

33. Ramdan Indra Brotolaras

34. Butet Pamela Bowie

35. Anisa/ Nisa Tengku Syaira

36. Ayah Anisa Ponco Buwono

37. Sari/ Ibu Anisa Lulu Karina

38. Husna Nayla Sandova

39. Nurmala Renita Sukardi

 

Page 79: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

65

40. Bunga Clara Kaizer

41. Karina Arifah Lubai

42. Windy Adhista Pujiama

43. Dinda Tissa Biani

44. Ferdi Tengku Firmansyah

45. Amira Cindy Fatika Sari

46. Beben Arbani Yazis

47. Auliani Shareefa Daanish

48. Sekar Ayya Renita

48. Cipto Stephanus Tjieproet

49. Aisyah Vira Savira

50. Deden Ade Herman

51. Novita Putri Anne

52. Farhana Nadya Ulya

53. Yudetra Fadhil

Sumber : www.mncpictures.com/series/14/Tukang-Ojek-Pengkolan

Pemain di atas merupakan pemain yang selalu hadir

setiap harinya dan mendapatkan scene pada setiap

episode, namun adapula nama-nama pemain di atas yang

tampil sebagai bintang tamu dan hanya ada pada episode-

episode tertentu saja, yaitu: Tora Sudiro, Tengku

 

Page 80: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

66

Firmansyah, Cindy Fatika Sari, Tisa Biani, Adhista

Pujiama, Arifah Lubai, Indra Brotolaras, serta pemain

dari beberapa agency yang telah menyepakati kontrak

kerja sama dalam produksi sinetron Tukang Ojek

Pengkolan.

3. Tim Produksi Sinetron Tukang Ojek Pengkolan

Setiap produksi, selain para artis, yang paling penting

adalah kerabat kerja produksi. Orang-orang yang terlibat

dalam kerabat kerja produksi dapat dilihat dalam tabel

berikut ini:

Tabel 3.2

Tim Produksi Sinetron Tukang Ojek Pengkolan

Job Description Penanggung Jawab

Rumah Produksi

Produser

Produser Eksekutif

Produser Pelaksana

Sutradara

Pimpinan Produksi

Design Opening

Penata Musik

MNC Pictures

Hengky Irawan

Didi Ardiansyah

Regi Djundjunan, Iwan S.

Manan

Dodi Sanjaya

Ichfan Bahar, Riza Putri

Angelia

Nanang Sahudi

: Dhany Supit, Joseph S

Djafar

 

Page 81: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

67

Penata Artistik

Perekam Suara

Penata Kamera

Casting

Ide Cerita & Skenario

Editor

Supervisi Editing

Distributor

Ade Syafrizal

Semmy Firmansyah

Donny Firdaus

Bakti Adhitama, Priyo Aris

Nugroho

ANP

Giyono, Ci_one, Bustomi,

Joksin

Andy Irawan,

Eriz Deerizly

Media Nusantara Citra

Sumber : www.mncpictures.com/series/14/Tukang-Ojek-Pengkolan

B. Penghargaan Sinetron

Sinetron Tukang Ojek Pengkolan masuk ke dalam

beberapa nominasi ajang penghargaan dan berhasil

memperoleh penghargaan. Berikut adalah tabel penghargaan

yang diperoleh sinetron Tukang Ojek Pengkolan :

Tabel 3.3

Penghargaan Sinetron Tukang Ojek Pengkolan

Tahun Penghargaan Kategori

2016 Indonesian Television

Awards

Program Prime

Time Drama

Terpopuler

2017 Panasonic Gobel Awards Drama Seri

Terfavorit

Sumber : www.mncpictures.com/series/14/Tukang-Ojek-Pengkolan

 

Page 82: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

68

C. Profil Penulis Skenario Sinetron Tukan Ojek Pengkolan

1. Sokat Rachman

Gambar 3.1

Sokat Rachman

Sumber : www.instagram.com/sokat.rachman

Saokat lahir di Jakarta, 18 Agustus 1975 dan

memiliki nama pena Sokat Rachman. Beragama Islam.

Tinggal bersama istri, dua putri, dan seorang putranya di

Jl. Nusa Indah No. 9, RT 007/ 012, Rawa Buaya, Jakarta

11740.60

Sokat Rachman merupakan lulusan SMAN 96

Jakarta tahun 1994, S1 Bina Sarana Informatika, Program

Studi Bahasa Inggris tahun 2015 dan S2 STIBA Nusa

Mandiri, Program Studi Sastra Inggris tahun 2016.

Sebelumnya Sokat Rachman juga pernah mengikuti

Kursus Pengetahuan Umum (KPU) Sinematografi Plus

60 CV Saokat. h. 1

 

Page 83: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

69

dan Penulisan Skenario Film di Pusat Perfilman H. Usmar

Ismail, Jakarta, angkatan 49 pada tahun 2007.61

Sudah tiga tahun Sokat di bawah payung Aris

Nugraha Production menggarap naskah skenario

sinetron Tukang Ojek Pengkolan.

“Saya setiap hari bisa membuat cerita seperti ini berasa

kayak punya tangan Tuhan,”62

Tak salah jika Sokat mengibaratkan profesinya bak

punya tangan Tuhan. Sebab, hidup-mati karakter berada

di tangan Sokat. Meski wajahnya tak muncul di layar

kaca, dan dia sangat jarang datang ke lokasi pengambilan

gambar, setiap kali berkunjung ke lokasi syuting di Jalan

Karang Tengah Raya, Jakarta Selatan, Sokat selalu

mendapat sambutan hangat.

Mulai kru produksi hingga pemain menyalami

tangannya satu per satu. Kunjungan itu hanya ia lakukan

jika ada pertemuan penting dengan produser dan

sutradara. Sebab, pekerjaan menulis biasa Sokat lakukan

di rumah. Kesempatan langka tak disia-siakan para

pemain untuk lebih akrab dengan si empunya cerita.

“Penulis punya beban untuk membagi adegan secara

adil dan tersebar. Kalau kami nggak mainin satu atau

dua orang nih, berarti kami tidak menafkahi mereka,

dong,” 63

61 CV Saokat.op.cit. 62 Wawancara langsung dengan Sokat Rachman pada 15 Juli 2018 63 Ibid.

 

Page 84: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

70

Bapak tiga anak ini menuturkan. Tak sedikit orang

tua merayu Sokat agar anaknya mendapat lebih banyak

kesempatan dalam adegan Tukang Ojek Pengkolan.

“Tapi, masalahnya sekarang, setiap pemain

punya rating, siapa yang rating-nya bagus akan

tayang terus. Kalau ratingnya berkurang, bisa nggak

dimunculkan dulu atau bahkan dihilangkan sama

sekali.”64

Meski berangkat dari kisah-kisah sepele sehari-hari,

proses pengerjaan skenario Tukang Ojek Pengkolan tidak

semudah yang dikira. Terutama karena Tukang Ojek

Pengkolan harus kejar tayang, harus muncul dilayar

televisi setiap petang hampir setiap hari. Walhasil, Sokat

harus benar-benar memeras otak agar bisa menulis naskah

berbeda setiap kali tayang. Mereka harus pintar-pintar

mengatur waktu dan berbagi tugas. Biasanya Sokat diberi

waktu 48 jam untuk mengerjakan satu episode, yang

mencakup sinopsis, story line, scene plot, dan skrip.

Ritme kerja semacam ini bisa mendadak berubah lebih

ekstrem jika jam tayang TOP dimajukan.

“Konsekuensinya ya terkadang saya harus kerja

begadang walaupun nggak setiap hari. Soalnya, kami

bikin cerita harus lucu. Kalau lagi mentok, saya tinggal

tidur dulu. Itu pun tidur nggak tenang. Soalnya, tidur

berasa sambil mikir,” 65

64 Wawancara langsung dengan Sokat Rachman , Op.cit. 65 Ibid.

 

Page 85: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

71

Sokat menuturkan suka-duka menulis naskah

sinetron kejar tayang. Meski hampir setiap saat dikejar

tenggat, dia mengerjakannya dengan hati enteng. Apalagi

dia sudah lumayan berpengalaman jungkir balik

memenuhi tenggat ala TOP.

“Saya mah santai saja dikejar deadline karena saya

mendedikasikan hal itu sebagai bagian dari pekerjaan

saya.”66

Sebagai penulis naskah sinetron, salah satu tantangan

besar yang dihadapi Sokat adalah menyajikan ide segar

dan lucu setiap hari. Jika tak ada ide di kepala, dia tak

jauh-jauh mencari sumber inspirasi.

Tinggal nongkrong di warung kopi atau warung Tegal.

Ditemani secangkir kopi atau sepiring gorengan, Sokat

bisa menggali cerita lewat obrolan santai ngalor-ngidul.

“Saya aslinya lebih serius. Kalau

nggak ngobrol begini, saya pasti lebih banyak diam.

Bukannya pendiam, tapi saya lagi mikirin naskah ini

mesti bagaimana, Sebagai penulis ‘jaman now’, kami

yang harus cari ide. Penulis itu setiap hari harus

membuka mata hatinya. Apa yang terlewat dan

dianggap orang biasa, bagi penulis bisa jadi nggak

biasa.”67

Sokat bergabung dengan Aris Nugraha sejak 2005.

Sebelum ikut tim Tukang Ojek Pengkolan, Sokat terlibat

66 Wawancara langsung dengan Sokat Rachman , Op.cit. 67 Ibid.

 

Page 86: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

72

dalam pengerjaan naskah sinetron The Coffee Bean Show,

yang tayang di TransTV.

Cerpen dan tulisan lainnya pernah dimuat di majalah

KaWanku, Annida, Girls, Kreatif, Bobo, Bravo dan

Sigma. Satu tulisannya meraih juara harapan untuk lomba

menulis dongeng HUT ke-33 majalah Bobo tahun 2006.

Bukunya yang telah terbit adalah kupu-kupu kering

(cerpen anak, MU:3 Books, Jakarta, 2005), berkontribusi

pada buku Kupu-kupu dan Tambuli (Sastra Senja DKJ,

Jakarta, 2006), Suparman Pulang Kampung (Antologi

Kasih FLP, LPPH, Jakarta, 2007), Kaos Kaki Koki Komi

(Antologi dongeng anak, Human Books, Jakarta, 2010).68

2. Penghargaan Penulis

Adapun penghargaan yang sudah diterima oleh Sokat

diantaranya sebagai berikut:

a. Cerpen anak – Ronin Pemain Violin (Pemenang

harapan lomba dongeng Bobo, 2006);

b. Sitkoms – The Coffee Bean Show (Trans TV –

nominasi panasonic award 2009);

c. Sitkoms – Cagur Naik Bajaj (Anteve – nominasi

sinetron komedi terpuji Festival Film Bandung 2009);

d. Sitcoms – Lajang (Anteve – nominasi sinetron komedi

terpuji Festival Film Bandung 2009)69

68 CV Saokat. h. 2 69 Ibid.

 

Page 87: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

73

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISA

Analisis narasi yang akan digunakan untuk menganalisis

sinetron Tukang Ojek Pengkolan adalah analisis narasi menurut

Claude Levi-Strauss. Pada analisis ini, skenario Tukang Ojek

Pengkolan pada episode ke- 1172 yang tayang pada tanggal 31 mei

2018 terdapat 80 scene, namun penulis hanya menganalisis

beberapa scene yang mengandung perspektif komunikasi

antarbudaya dan nilai-nilai ke-Islamannya saja, sesuai variable

yang akan diteliti. Naskah skenario yang di gunakan adalah naskah

skenario yang di berikan langsung oleh penulis skenario sinetron

Tukang Ojek Pengkolan, Sokat Rachman.

A. Temuan Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, analisis data merupakan tahap

yang bermanfaat untuk menelaah data yang telah di peroleh

dari informan yang telah di pilih selama penelitian

berlangsung. Selain itu juga berguna untuk menjelaskan dan

memastikan kebenaran temuan penelitian. Analisis data ini

dilakukan setelah proses pengumpulan data di lapangan

selesai.

Adapun dari penelitian yang telah di lakukan, peneliti

mendapatkan beberapa temuan yang dapat mengambarkan

proses penulisan skenario yang dilakukan oleh Sokat

 

Page 88: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

74

Rachman yang berlokasi di Jalan Nusa Indah RT007/ RW012

Jakarta Barat.

Secara teknis, proses penulisan skenario oleh dilakukan

Sokat Rachman dikerjakan di ruang kerja pribadinya, dan

tempat-tempat yang menurutnya banyak memberikan

inspirasi, seperti di café atau rumah makan. Untuk waktu

penulisan, Ia biasanya melakukan pada pagi ketika subuh dan

malam hari. Menurutnya, menulis skenario pada saat-saat

tersebut dapat menghasilkan imajinasi tinggi yang diperoleh

pada siang dan sore harinya. Karena pada sinetron Tukang

Ojek Pengkolan sendiri selalu menampilkan scene-scene yang

terjadi pada puncak aktivitas masyarakat pada umumnya yang

dilakukan ketika matahari terbit.

“Saya kalau menulis disini (sambil menunjukan ruang

kerjanya). Yaa terkadang juga saya kerjakan luar, di café

atau warung-warung makan yang ada di pinggir jalan.

Suasana ramai gak masalah buat saya, justru dari situ saya

banyak dapat inspirasi.”70

Sebelum membuat skenario, Sokat Rachman harus

menyesuaikan dengan ratting pemain yang dirillis oleh pihak

MNC terlebuh dahulu sebelum membuat skenario pada

episode selanjutnya. Karena pemain yang berperan dalam

sinetron Tukang Ojek Pengkolan setiap episodenya selalu

berbeda berdasarkan ratting pemain itu sendiri. Ketika sudah

memperoleh daftar pemain yang akan berperan, Ia harus

70 Wawancara langsung dengan Sokat Rachman pada 15 Juli 2018

 

Page 89: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

75

menyesuaikan watak tokoh dan kelanjutan masalah yang di

perankan oleh setiap pemain.

“Hambatan, pasti ada. Sebelum nulis, kita harus nunggu list

ratting pemain dulu dari pihak MNC nya. Kalo dari sananya

terlambat, saya tetap harus on time setor naskah (skenario)

untuk segera di garap. Belom lagi kalo ada situasi yang

urgent, kayak dulu harus bikin ending meninggalnya Tati,

karna udah gak ada kontrak. Terus, meninggalnya alm. kak

Reni yang jadi ibu nurmala. Sama yang terakhir nih,

kasusnya mas Tora. Padahal udah saya buat naskahnya.

Yaa mau gak mau kita revisi ceritanya biar tetep

nyambung”71

Ada beberapa hambatan yang Ia hadapi ketika menulis

skenario sinetron Tukang Ojek Pengkolan, seperti putusnya

kontrak Fitrie Rachmadhina pemeran Tati istri pertama Bang

Ojak yang pertama, karna lebih memilih dunia modeling. Lalu

ada Renita Sukardi pemeran Ibu Nurmala yang meninggal

dunia saat ratingnya sedang cukup tinggi memerankan istri

dari bapak Sofyan yang terbaring sakit dirumah dalam cerita.

Meskipun hanya berakting sakit, namun itu memang kondisi

fisik yang sebenarnya.

Dan yang terakhir adalah Tora Sudiro pemeran Opik/Kaka

Bro yang tersandung kasus narkoba juga sempat vakum ketika

memiliki ratting yang cukup tinggi. Tapi ketika masalah

tersebut selesai, Tora Sudiro sekarang kembali bermain dalam

sinetron Tukang Ojek Pengkolan lagi.

71 Wawancara langsung dengan Sokat Rachman pada 15 Juli 2018

 

Page 90: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

76

Peneliti memperoleh data etnografi berupa skenario

episode 1172. Lakon yang diperankan setiap pemain meliputi

keanekaragaman masyarakat multikultural yang tinggal di

sebuah pekampungan dibelakang aktivitas perkotaan.

Terdapat banyak sekali macam-macam karakter pemain,

perbedaan profesi, perbedaan asal daerah dan lain-lain, yang

diperankan dalam skenario sinetron Tukang Ojek Pengkolan.

Tapi sebenarnya hal-hal itulah yang menjadikan sinetron

Tukang Ojek Pengkolan memiliki kekuatan cerita.

Data yang akan diteliti adalah Sinetron Tukang Ojek

Pengkolan pada episode 1172 tayang pada tanggal 31 Mei

2018 pada pukul 16.50 WIB. Peneliti sengaja mengajukan

permohonan data penetilian berupa skenario pada episode

1172 karena pada waktu tersebut bertepatan dengan Bulan

Suci Ramadhan 1439H.

Menurut peneliti, segmen khusus pada bulan suci

Ramadhan lebih banyak mengandung nilai-nilai ke Islaman

yang disajikan. Segmen pada bulan suci Ramadhan, banyak

menampilkan nilai-nilai ke Islaman yang mengandung unsur-

unsur dakwah di dalamnya, walaupun sebetulnya sinetron

Tukang Ojek Pengkolan bukan sinetron yang murni bernuansa

islami.

B. Analisis Sinetron Tukang Ojek Pengkolan

Setelah menghimpun beberapa scene yang mengandung

perspektif komunikasi antarbudaya dan nilai-nilai ke-Islaman.

Selanjutnya penulis akan menganalisa narasi sinetron Tukang

 

Page 91: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

77

Ojek Pengkolan menggunakan analisis narasi menurut Claude

Levi-Strauss.

1. Scene 1

Scene ini merupakan sebuah prolog di episode 1172

yang menggambarkan latar tempat di dalam kontrakan

Ojak pada siang hari terjadi sebuah percakapan antara

Denok dan Nana, setelah Nana menerima telepon dari Ibu

kandungnya.72

Nana di telepon ibu kandungnya yang sedang

membuat kue lebaran di rumahnya dan membutuhkan

bantuan dari Nana. Ketika Denok mendengar penjelasan

dari Nana, sebetulnya Denok sedih karena akan di tinggal

Nana pulang kerumahnya. Tetapi Denok berusaha untuk

tidak menunjukan kesedihannya di depan Nana.

Gambar 4.1

Nana kembali duduk setelah menerima telepon.

Sumber : www.youtube.com/channel/UCzTsWuCdVP_vehWyGwPcS3Q

Nana kembali duduk di dalam rumah Denok selesai menerima

telepon dari Ibu kandungnya.

72 Nana adalah keponakan Ojak yang merupakan anak dari kakaknya

Ojak yang bernama Opik.

 

Page 92: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

78

Nana : Iya, Bu.

Nana menutup teleponnya dan melanjutkan memotong buah

sambil di perhatikan Denok.

Denok : Habis nelpon siapa?

Nana : Bukan habis nelpon, saya ditelpon.

Denok : Habis ditelpon siapa?

Nana : Ibu.

Denok : Ibu kan nggak nelpon kamu.73

Nana : Maksud Nana Ibu yang di rumah Nana,

Ibu nyuruh Nana pulang.

Denok : Ooh, Ada apa?

Nana : Ibu bilang dia lagi repot bikin kue buat

lebaran di rumah, jadi nyuruh Nana

pulang dulu.

Denok : Oke.

Denok tersenyum masam, lalu kembali memotong buah sambil

bergumam di dalam hati

(Denok : Yahh, bakalan sepi nih di rumah kalo gak

ada Nana di rumah)

73 Oleh Nana, Denok juga di panggil Ibu karena permintaan Denok

sendiri.

 

Page 93: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

79

Tabel 4.1

Analisa Scene 1

Komunikasi Antarbudaya Nilai-nilai Ke-Islaman

Denok menunjukan bahwa face

negotiation melakukan

manajemen terhadap suatu

konflik di dalam hatinya, ketika

Denok sebetulnya merasa sedih

karena mengetahui Nana di

telepon ibu kandungnya untuk

diminta pulang kerumahnya.

Maka ekspresi senyum Denok

kepada Nana dilakukan agar

suasana tetap tenang.

Allah memerintahkan

kepada kita untuk bersikap

birrul walidain. Birrul

walidain (berbakti kepada

kedua orang tua). Di dalam

Al-Quran, setelah

memerintahkan manusia

untuk bertauhid, Allah

memerintahkan untuk

berbakti kepada orang

tuanya. Sikap Nana di atas

merupakan wujud berbakti

pada orang tua, terutama

orang tua kandung. Dan

menunjukan akhlak dalam

keluarga.

Analisis Narasi

Berdasarkan analisa di atas, dapat ditemukan dari hasil

penelitian mengenai analisis narasi dalam sinetron Tukang

Ojek Pengkolan pada scene ke-1, bahwa untuk melihat miteme

akhlak digunakan plot karakter di mana karakter tokoh yang

dipilih adalah tokoh yang sering muncul dan konflik yang

membantu cerita tokoh utama. Dan ini menunjukan oposisi

biner dalam akhlak baik.

Sumber : Hasil Analisa Penelitian

2. Scene 2

Pada siang hari Jono mendapatkan pesanan untuk

mengirimkan sebuah paket. Lalu Jono bergegas datang

 

Page 94: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

80

kerumah Marjana selaku pengirim paket tersebut untuk

mengambil paket yang akan di antarkan ke penerima.

Setelah paket diterima oleh Jono, Jono ingin segera

berangkat untuk mengirim paket tersebut, padahal Marjana

belum membayar biaya pesanannya. Ketika diingatkan

Marjana, Jono hanya tersenyum dan mengakui bahwa

dirinya lupa akan pembayaran ongkos kirimnya.

Gambar 4.2

Jono mengambil paket untuk dikirim

Sumber : www.youtube.com/channel/UCzTsWuCdVP_vehWyGwPcS3Q

Jono sampai di depan rumah pengirim paket Gober yang

memesannya. Dia berpaling ke pintu.

Jono : Gober...!

Tak lama, seorang lelaki Marjana (25 th) keluar membawa

tas, dia berpaling ke Jono.

Marjana : Mas Jono, kan?

Jono : Iya.

Marjana : Anterin ini, ya, Mas, ke alamat sesuai di

aplikasi buat sodara saya.

Jono : Oke.

 

Page 95: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

81

Jono memutar motornya. Bermaksud langsung ingin

berangkat.

Marjana : Heh, mau kemana? Memangnya nggak

mau dibayar?

Jono : Oh, iya, aku lupa, kalo situ belum bayar.

Jono tersenyum masam.

Tabel 4.2

Analisa Scene 2

Komunikasi Antarbudaya Nilai-nilai Ke-Islaman

Jono tersenyum masam dan

mengakui bahwa ia lupa,

ketika diingatkan soal

pembayaran order pengiriman

paket tersebut dari Marjana.

Sikap Jono merupakan cara

manusia mengasosiasikan ke

dalam budaya dalam

mempengaruhi bagaimana

Jono mengelola konflik.

Dalam mengelola konflik, ada

beberapa gaya diantaranya

mengakui keteledoran seperti

yang dilakukan Jono

Marjana mengingatkan Jono

mengenai tarif yang harus

dibayarnya, ketika Jono lupa.

Sikap marjana adalah bentuk

kejujuran pelanggan terhadap

pelayan jasa yang terjadi

karena human error. Karena

pada hakekatnya pelayanan

yang diterimanya tersebut

merupakan kewajiban untuk

membayarnya. Implementasi

jujur dalam bekerja

diantaranya adalah dengan

tidak mengambil sesuatu

yang bukan menjadi haknya,

tidak curang, obyektif dalam

menilai, dan sebagainya. Dan

hal tersebut termasuk

kedalam aspek akhlak dalam

pekerjaan.

 

Page 96: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

82

Analisis Narasi

Berdasarkan analisa di atas, dapat ditemukan dari hasil

penelitian mengenai analisis narasi dalam sinetron Tukang Ojek

Pengkolan pada scene ke-2, bahwa untuk melihat miteme ojek

digunakan plot karakter di mana karakter tokoh yang dipilih

adalah figuran yang berperan sebagai costumer dan memiliki

konflik yang membantu cerita tokoh pendukung sebagai ojek

online. Dan ini menunjukan oposisi biner dalam ojek online. Sumber : Hasil Analisa Penelitian

3. Scene 7

Dalam scene ini menggambarkan latar tempat yang

berada di pangkalan ojek pada siang hari. Terjadi

percakapan setelah kehadiran Ojak yang langsung bertanya

nomor telepon sekar kepada Purnomo dan Tisna yang lebih

dulu berada di pangkalan Ojek.

Tetapi diantara Purnomo dan Tisna, tidak ada yang

mengetahui nomor telepon sekar. Akhirnya Tisna memberi

saran agar Purnomo yang menghubungi Novita untuk

meminta nomor telepon Sekar melalui Auliani.74

Gambar 4.3

Ojak baru tiba di pangkalan ojek

Sumber : www.youtube.com/channel/UCzTsWuCdVP_vehWyGwPcS3Q

74 Novita adalah kekasih Purnomo yang tinggal satu kost dengan

Auliani.

 

Page 97: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

83

Tisna dan Purnomo duduk mangkal, lalu Ojak datang. Dia

memarkir motor, melepas helm, lalu turun dari motor

menghampiri Purnomo dan Tisna yang sedang asyik

bermain teka-teki.

Ojak : Ada yang tau nomer teleponnya Sekar,

kaga?

Tisna : Buat apa kamu nanyain nomer teleponnya

Sekar, Jak?

Ojak : Gua mau liat baju dagangan dia.

Purnomo : Lu tanya aja si Aul, dia pasti tau nomer

Sekar.

Ojak : Lu punya nomernya Aul, Pur?

Purnomo : Ghue nggak tau!

Tisna : kamu tanya ke Novita aja Pur, minta

tolong dia Tanya ke Aul, berapa nomor

telepon si Sekar!

Purnomo : Lhu aja yang nelpon, Jak!

Ojak : Lu tolongin gua, Pur, ini penting, entar

gua doain abis lebaran lu nikah sama

Novita!

Tisna : Lebaran kapan, Jak?

Ojak : Terserah si Pur aja maunya lebaran

kapan!

Ojak dan Tisna tertawa, sedangkan Purnomo cemberut.

Lalu, Purnomo mengambil handphonenya, memencet

nomor, lalu mengangkatnya.

 

Page 98: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

84

Tabel 4.3

Analisa Scene 7

Komunikasi Antarbudaya Nilai-nilai Ke-Islaman

komunikasi berbeda budaya yang

melahirkan Culture Problem

Solving, yaitu pemecahan masalah

dengan beberapa solusi tanpa

menimbulkan masalah baru. Ini

termasuk kedalam aspek identitas

diri dalam interaksi interpersonal,

dan masing-masing individu

menegosiasikan identitas mereka.

Solusi yang diberikan Purnomo

dan Tisna merupakan wujud dari

Ukhuwah Islamiyah. Saling

memberi pertolongan dan bantuan

dalam memenuhi segala

kebutuhan. Dan hal tersebut

termasuk kedalam aspek akhlak

sebagai makhluk sosial dalam

nilai-nilai ke-Islaman.

Analisis Narasi

Berdasarkan analisa di atas, dapat ditemukan dari hasil penelitian

mengenai analisis narasi dalam sinetron Tukang Ojek Pengkolan pada

scene ke-7, bahwa untuk melihat miteme ojek digunakan plot karakter

dan alur tempat di mana karakter tokoh yang dipilih adalah tokoh yang

sering muncul dan memiliki konflik yang membantu cerita tokoh

utama dan latar tempat yang digunakan juga mendukung cerita yang di

sajikan dalam scene. . Dan ini menunjukan oposisi biner dalam ojek

konvensional.

Sumber : Hasil Analisa Penelitian

4. Scene 8

Scene ini adalah kelanjutan dari scene 7, yang mana

Purnomo langsung menelpon Novita untuk meminta nomor

telepon Sekar melalui Auliani, teman satu kos Novita.

Uniknya, mereka berkomunikasi lewat telepon sambil

berbalas gombal yang di utarakan Purnomo terlebih dahulu

dengan maksud merayu Novita.

 

Page 99: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

85

Gambar 4.4

Purnomo sedang telepon Novita

Sumber : www.youtube.com/channel/UCzTsWuCdVP_vehWyGwPcS3Q

Novita yang duduk dekat Aisyah yang menulis, menjawab

telepon Purnomo.

Novita : Waalaikum salam...!

Purnomo : Bunga Mawarku, boleh minta

tolong?

Novita : Ada apa Ulat Buluku?

Purnomo : Si Ojak mau liat baju dagangannya

si Sekar, tolong mintain nomor

teleponnya ke Aul dong.

Novita : Oke, Ulat buluku.

Purnomo : Terima kasih, Melatiku.

Novita : Sebenernya Melati apa Mawar sih?

Purnomo : eeh, taman bungaku...!

Novita : Baik, tukang kebunku…!

Novita tertawa, lalu menutup telepon.

 

Page 100: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

86

Tabel 4.4

Analisa Scene 8

Komunikasi Antarbudaya Nilai-nilai Ke-Islaman

Dalam scene 8 percakapan

antara Purnomo dan Novita

lewat telepon termasuk ke

dalam aspek ke-tiga dari

komunikasi antarbudaya.

Yang mana dalam

memulihkan citra diri,

Purnomo membuka

percakapan dengan

mengucapkan salam lalu

diiringi dengan rayuan kepada

Novita sebelum Purnomo

meminta tolong. Lalu Novita

memberikan feedback dengan

membalas rayuan Purnomo.

Nilai-nilai ke-Islaman dalam

scene ini termasuk bertolak

belakang dengan akhlak

bergaul dengan lawan jenis.

Karena, salah satu godaan

yang amat besar pada usia

remaja adalah “rasa

ketertarikan terhadap lawan

jenis” seperti yang dilakukan

Purnomo kepada Novita.

Memang, rasa tertarik

terhadap lawan jenis adalah

fitrah manusia, baik wanita

atau lelaki. Namun kalau kita

tidak bisa mengelola perasaan

tersebut, maka akan menjadi

mala petaka yang amat besar,

baik untuk diri sendiri

ataupun untuk orang yang di

sukai.

Analisis Narasi

Berdasarkan analisa di atas, dapat ditemukan dari hasil penelitian

mengenai analisis narasi dalam sinetron Tukang Ojek Pengkolan

pada scene ke-8, bahwa untuk melihat miteme genre digunakan

unsur romantis yang bergaya komedi, karakter tokoh yang

dipilih adalah tokoh pendukung dan memiliki konflik yang

membantu cerita tokoh utama. Dan ini menunjukan oposisi biner

dalam jenis sinetron komedi

Sumber : Hasil Analisa Penelitian

 

Page 101: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

87

5. Scene 19

Dalam scene ini menggambarkan latar tempat yang

berada dirumah tujuan paket Gober pada siang hari. Ibu Hani

sebagai penerima paket akhirnya datang untuk mengambil

paket, setelah ditunggu oleh Jono sebagai ojek online Gober.

Setelah paket diterima, ibu Hani berinisiatif untuk

memberikan imbalan kepada Jono karena telah bersedia

menunggu. Awalnya Jono menolak, tapi pada akhirnya Jono

menerima uang tip yang di berikan oleh ibu Hani.

Gambar 4.5

Jono bertemu Ibu Hani (Penerima Paket)

Sumber : www.youtube.com/channel/UCzTsWuCdVP_vehWyGwPcS3Q

Jono masih duduk menunggu di atas motornya, dia

ketiduran. Lalu, Hani datang. Dia menghampiri Jono, lalu

membangunkannya.

Hani : Mas...!

Jono kaget dan terbangun dari tidur di atas motornya, lalu

dia berpaling ke Ibu Hani yang membangunkannya.

Jono : Ada apa, Bu?

Hani : Mana paket saya?

 

Page 102: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

88

Jono : ooh, ini Bu Hani, ya? Wah, katanya Cuma

sebentar, taunya lama.

Hani : Maaf, tadi urusannya agak lama.

Jono : Ini barangnya.

Jono menyerahkan kardus yang dibawanya.

Hani : Terima kasih, Mas, ini ada sedikit uang

sekedar buat ongkos nunggu aja.

Jono : Jangan gitu, Bu, saya jadi nggak enak.

Hani : Mau nggak?

Jono : Yaa mau, Bu.

Jono tersenyum sambil perlahan mengambil uang tip yang

diberikan dari tangan Ibu Hani.

 

Page 103: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

89

Tabel 4.5

Analisa Scene 19

Komunikasi Antarbudaya Nilai-nilai Ke-Islaman

Tindakan yang dilakukan oleh

Ibu Hani adalah sebagai

bentuk melindungi citra diri

dari pandangan negatif lawan

bicara. Ketika Jono telah

bersedia menunggu, maka Ibu

Hani berinisiatif untuk

memberikan Imbalan atau gift

berupa uang tip sesuai waktu

yang digunakan Jono selama

menunggu. Perilaku tersebut

dilakukan atas inisiatif Ibu

Hani agar jono tidak merasa

kecewa.

Ada dua nilai ke-Islaman dalam

scene ini. Pertama, kesabaran

Jono ketika bersedia menunggu

ibu Hani yang sedang ada

keperluan lain. Dan kedua

adalah hukum memberikan uang

tip sebagai imbalan tanda

terimakasih setelah Jono

menunggu Ibu Hani. Hal

tersebut diperbolehkan dalam

islam karna ini murni bentuk

berbagi rezeki dari costumer ke

driver secara ikhlas/ suka rela,

setelah Ibu Hani membayarkan

tarif sesuai aplikasi yang

merupakan kewajibannya. Hal

ini sesuai dengan QS: Al-Hadiid

ayat ke-7 yang merupakan

implementasi dari akhlak

sebagai makhluk sosial.

Analisis Narasi

Berdasarkan analisa di atas, dapat ditemukan dari hasil penelitian

mengenai analisis narasi dalam sinetron Tukang Ojek Pengkolan

pada scene ke-19, bahwa untuk melihat miteme ojek ditunjukan

dengan adanya transaksi antara pengemudi dengan penerima

jasa, karakter tokoh yang dipilih adalah figuran sebagai penerima

jasa ojek online dan memiliki konflik yang membantu cerita

tokoh pendukung sebagai pengemudi. Dan ini menunjukan

oposisi biner dalam ojek online.

Sumber : Hasil Analisa Penelitian

 

Page 104: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

90

6. Scene 21

Scene ini terjadi di dalam rumah Ferdi ketika siang

hari. Di ruang tamu Farhana memergoki kakaknya, Faiz

sedang senyum-senyum sendiri sambil melihat handphone.

Lalu datang Amira yang menanyakan kejadian sebelumnya

kepada kedua anaknya. Akan tetapi Faiz malah mengusir

adiknya agar tidak menceritakan keadaan sesungguhnya

yang terjadi. setelah itu Amira menegur Faiz agar tidak

belaku kasar kepada adiknya. Lalu Amira menyuruh Faiz

untuk membeli santan instan di minimarket.

Gambar 4.6 Gambar 4.7

Faiz bermain HP Faiz kesal

Sumber :

www.youtube.com/channel/UCzTsWuCdVP_vehWyGwPcS3Q

Faiz duduk di ruang tamu, sambil tersenyum membaca

SMS dari Seli di handphonenya, lalu Farhana keluar dari

ruang dari ruang dalam.

Farhana : Kenapa senyum sendiri?

Faiz : Seli SMS Kakak, katanya dia mau nelpon.

Faiz tersenyum. Amira keluar, berpaling ke Faiz. Farhana

berpaling.

 

Page 105: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

91

Amira : Kamu kayaknya seneng bener, Iz?

Farhana : Kak Faiz....

Sebelum Farhana tuntas bicara, Faiz menggusur Farhana

keluar rumah. Amira heran.

Amira : Kamu kok gitu sama Adikmu?

Faiz : Becanda, Mi, nggak diapa-apain kok.

Amira : Ya, sudah kamu ke mini market dulu

sana, beli beli santan instant untuk bikin

kolak.

Faiz : Oke, Mi.

Faiz tersenyum, lalu pergi. Tidak lama, dia kembali masuk

rumah, menghampiri Amira.

Faiz : Uangnya mana, Mi?

Amira : Kirain Umi mau pakai uang kamu.

Faiz tersenyum masam.

Tabel 4.6

Analisa Scene 21

Komunikasi Antarbudaya Nilai-nilai Ke-Islaman

Ketika Farhana akan menjawab

pertanyaan Umi-nya yang

ditujukan kepada Faiz, Faiz

segera memaksa adiknya untuk

keluar rumah agar Amira tidak

mengetahui apa yang dilakukan

Faiz sebelumnya. Tindakan Faiz

merupakan bentuk dari self-

defense ketika merasa citra

dirinya terancam jika Ibunya

sampai mengetahui apa yang

dilakukan Faiz.

Allah memerintahkan kepada

kita untuk bersikap birrul

walidain. Birrul walidain

(berbakti kepada kedua orang

tua). Di dalam Al-Quran, setelah

memerintahkan manusia untuk

bertauhid, Allah memerintahkan

untuk berbakti kepada orang

tuanya. Sikap Faiz di atas

merupakan wujud berbakti pada

orang tua, ketika diperintah

untuk membeli santan instan ke

minimarket.

 

Page 106: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

92

Analisis Narasi

Berdasarkan analisa di atas, dapat ditemukan dari hasil penelitian

mengenai analisis narasi dalam sinetron Tukang Ojek Pengkolan

pada scene ke-21, bahwa untuk melihat miteme akhlak

digunakan plot karakter di mana karakter tokoh yang dipilih

adalah tokoh yang sering muncul dan memiliki konflik yang

membantu cerita tokoh pendukung. Dan ini menunjukan oposisi

biner akhlak buruk dalam perlakuan Faiz terhadap adiknya, dan

langsung di tegur oleh Ibunya.

Sumber : Hasil Analisa Penelitian

7. Scene 23

Setelah Nana di jemput oleh ayahnya, Ojak dan Denok

kembali masuk ke dalam rumah. Lalu Ojak merasa bebas,

dan tidak risih lagi ketika berada di kontrakan, karena

sudah tidak ada orang lain lagi selain mereka berdua.

Denok tetap saja sedih, karena tidak ada yang

membantunya membuat es buah untuk di jual. Tetapi Ojak

sebagai suami, bersedia membantu denok membuat es buah

untuk dijual, di sela kesibukannya menarik ojek.

Gambar 4.8

Ojak dan Denok di dalam kontrakan

Sumber : www.youtube.com/channel/UCzTsWuCdVP_vehWyGwPcS3Q

 

Page 107: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

93

Ojak dan Denok masuk ke rumah, lalu duduk. Ojak

berpaling.

Ojak : Sekarang kita bebas, Abang jadi kagak

risih lagi di rumah.

Denok : Tapi sekarang sepi, Bang, Denok nggak

ada temennya.

Denok bicara dengan wajah sedih.

Ojak : Kan ada Abang.

Denok : Abang kan ngojek, nggak bisa bantuin

nyiapin buat es buah.

Ojak : Bukannya udah kagak mau jualan lagi?

Denok : Sekarang kan nitip jual di warung nasi,

biar orang-orang nggak godain Nana lagi,

tapi godain Mas Eko.

Ojak : Kok godain Eko?

Denok : Nana kemarin digodain waktu dagang,

sekarang yang dagang kan Mas Eko.

Ojak : Ya, udah, entar Abang bantuin, tapi

Abang mau ngojek dulu.

Denok : Oke.

Denok menjawab datar.

 

Page 108: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

94

Tabel 4.7

Analisa Scene 23

Komunikasi Antarbudaya Nilai-nilai Ke-Islaman

Ojak merasa bebas dan tidak

risih lagi setelah Nana pulang

kerumahnya. Namun, lain

halnya dengan Denok yang akan

kembali merasakan kesepian

ketika kembali ditinggal

suaminya pergi ke pangkalan

ojek. Mendengar hal tersebut

dari Denok, hati Ojak langsung

timbul kepedulian akan sikap

yang harus ia ambil sebagai

seorang suami, dengan kata lain

tedapat kepentingan dirinya

sendiri dengan kepentingan

istrinya yang harus di penuhi

Ojak sebagai seorang suami,

menunjukan kasih sayangnya

terhadap istri dengan

memberikan ketenangan, dan

solusi agar Denok tidak

merasa kesepian selama di

tinggal Nana. Karena

Rasulullah SAW bersabda

yang artinya: “Tidak ada

seseorang yang menjumpai

Allah SWT dengan membawa

dosa yang lebih besar

daripada seorang suami yang

tidak sanggup mendidik

keluarganya”.

Analisis Narasi

Berdasarkan analisa di atas, dapat ditemukan dari hasil penelitian

mengenai analisis narasi dalam sinetron Tukang Ojek Pengkolan

pada scene ke-23, bahwa untuk melihat miteme Genre

digunakan plot karakter di mana karakter tokoh yang dipilih

adalah tokoh yang sering muncul dan memiliki konflik yang

membantu cerita tokoh utama. Dan ini menunjukan oposisi biner

jenis sinetron dramatik. Sumber : Hasil Analisa Penelitian

8. Scene 30

Pada scene ini Tisna dan Purnomo duduk berdua di

pangkalan Ojek sambil menunggu penumpang. Lalu Tisna

membuka obrolan dengan Purnomo, yang bertanya soal

buka puasa bersama yang dilakukan Purnomo, Novita dan

 

Page 109: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

95

orang tua Novita kemarin sore di kediaman orang tua

Novita. Lalu purnomo menjawab dengan rasa penuh

kecewa, karena kemarin ia terlambat sampai rumah orang

tua Novita dan membuat orang tua Novita kecewa.

Namun Tisna tetap memberi semangat dan motivasi

seperti ketika orang tua Tisna memberi semangat, kepada

Purnomo agar terus berjuang untuk mendapatkan hati

orang tua Novita, dan tidak mudah menyerah.

Gambar 4.9

Tisna dan Purnomo di pangkalan ojek

Sumber : www.youtube.com/channel/UCzTsWuCdVP_vehWyGwPcS3Q

Purnomo tiba di pangkalan ojek, yang sebelumnya sudah

ada Tisana.

Tisna : Kamu nggak nganterin Novita, Pur?

Purnomo : Belum.

Tisna : Ohh iya Pur, kemarin kamu jadi buka

puasa sama calon mertua?

Purnomo : Nggak jadi, Tis.

Tisna : Kata Bapak saya mah, itu hal yang biasa,

anggep aja halangan, jangan patah

semangat, Pur.

Purnomo : Ghue tetep semangat, sampai titik darah

penghabisan, Tis!

 

Page 110: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

96

Tisna : Sampai mati? Rugi dong kamu, Pur, kalau

kamu tetep ditolak, tapi sudah nggak ada,

Novita bisa diambil orang.

Purnomo : Nggak jadi deh, pokoknya ghue pantang

mundur!

Tisna : Nah, gitu atuh.

Tisna tersenyum.

Tabel 4.8

Analisa Scene 30

Komunikasi Antarbudaya Nilai-nilai Ke-Islaman

Tisna memberikan semangat

kepada Purnomo, seperti ketika

bapaknya Tisna memberikan

semangat kepada Tisna. Hal yang

dilakukan Tisna merupakan bentuk

budaya memberikan bingkai

interpretasi yang lebih besar di

mana ‘wajah’ dan ‘gaya konflik’

dapat diekspresikan dan

dipertahankan secara bermakna.

Tisna menyampaikan pesan

bapaknya di kampung, yang

selalu memberi motivasi Tisna

juga disampaikan kepada

Purnomo. Artinya, Purnomo dan

Tisna merupakan contoh

persaudaraan dalam islam yang

saling menasehati dalam

kebenaran. Ini menunjukan

aspek akhlak sesama saudara

muslim dalam nilai-nilai ke-

Islaman

Analisis Narasi

Berdasarkan analisa di atas, dapat ditemukan dari hasil penelitian

mengenai analisis narasi dalam sinetron Tukang Ojek Pengkolan

pada scene ke-23, bahwa untuk melihat miteme genre, digunakan

plot karakter di mana karakter tokoh yang dipilih adalah tokoh yang

sering muncul dan memiliki konflik yang membantu cerita tokoh

utama. Dan ini menunjukan oposisi biner ke dalam jenis sinetron

dramatik Sumber : Hasil Analisa Penelitian

 

Page 111: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

97

9. Scene 31

Pada scene ini terjadi di keluarga Bapak Sofyan.

Ketika Pak Sofyan dan Ibu Rahmawati75 pulang mengajar

dari kampus dan melihat bunga tertidur pulas di ruang

tamu. Tapi Ibu Rahma menyarankan agar tidak di

bangunkan terlebih dahulu.

Namun, setelah Pak Sofyan dan Ibu Rahma mengganti

pakaian hendak menyiapkan menu berbuka puasa, Bunga

belum juga terbangun dari tidurnya. Ketika dibangunkan,

Pak Sofyan menegur Bunga, agar tidak tidur terlalu sering

di bulan Ramadhan.

Gambar 4.10

Pak Sofyan membangunkan Bunga

Sumber : www.youtube.com/channel/UCzTsWuCdVP_vehWyGwPcS3Q

Bunga masih tidur, Sopyan dan Rahmawati yang sudah

berganti pakaian datang.

75 Setelah Ibu Nurmala yang diperankan oleh Renita Sukardi

meninggal di kehidupan nyata dan di dalam cerita, Pak Sofyan menikah lagi

dengan Ibu Rahma pada Episode ke 1000 yang tayang pada 12 Januari 2018.

 

Page 112: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

98

Sopyan : Bunga... bangun...!

Bunga mengejapkan mata, terbangun dan duduk, melihat

Sopyan dan Rahmawati.

Bunga : Bapak sama Ibu sudah pulang?

Rahmawati : Belum lama kok.

Sopyan : Kamu tidurnya nyenyak, sampe nggak

denger apa-apa.

Rahmawati : Lain kali, kalau mau tidur pintu depan

jangan lupa dikunci.

Bunga : Iya, Bu.

Bunga berdiri, beranjak.

Sopyan : Kamu mau kemana?

Bunga : Pindah tidurnya ke dalam.

Sopyan : Sudah tidurnya, jangan diterusin! Puasa

kok tidur terus! Pantesan aja puasanya

menang.

 

Page 113: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

99

Tabel 4.9

Analisa Scene 31

Komunikasi Antarbudaya Nilai-nilai Ke-Islaman

Ketika Bunga ditegur oleh

Bapaknya, karena disaat puasa

Bunga terlalu banyak

menghabiskan waktu dengan

tidur saja, di tambah lagi dengan

teguran Ibunya kepada Bunga

yang lupa mengunci pintu depan

saat ia terlelap tidur. Bunga

hanya diam dan mengakui

kesalahannya dengan self-

deffense untuk memulihkan citra

dirinya.

Pak Sofyan menunjukan bahwa

sebagai kepala rumah tangga

harus bisa mendidik anaknya.

Seperti dalam surah Luqman

ayat ke- 13, yang artinya :

“Dan (ingatlah) ketika Luqman

berkata kepada anaknya, ketika

ia memberi pelajaran

kepadanya, ‘Wahai anakku!

Janganlah engkau

memperskutukan Allah,

sesungguhnya

mempersekutukan (Allah)

adalah benar-benar

kezhaliman yang besar.”

Pak Sofyan sebagai kepala

rumah tangga menunjukan

bentuk akhlak dalam hubungan

keluarga.

Analisis Narasi

Berdasarkan analisa di atas, dapat ditemukan dari hasil penelitian

mengenai analisis narasi dalam sinetron Tukang Ojek Pengkolan

pada scene ke-31, bahwa untuk melihat miteme akhlak, digunakan

plot karakter di mana karakter tokoh yang dipilih adalah keluarga

tokoh yang sering muncul dan memiliki konflik yang membantu

cerita tokoh utama. Ini menunjukan oposisi biner ke dalam akhlak

baik dalam hubungan keluarga saling mengingatkan.

Sumber : Hasil Analisa Penelitian

 

Page 114: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

100

10. Scene 36

Ojak berkunjung ke “Warung Nasi, Pelipur Lapar”

pada siang hari di Ramadhan, mengundang kecurigaan Eko

dan Yanti pemilik warung yang mengira bang Ojak sedang

tidak berpuasa.

Lalu Ojak menjelaskan kepada Eko dan Yanti, bahwa

kedatangannya ke warung milik mereka bukan untuk

makan siang, tetapi untuk menemui Sekar yang akan

membawakan baju pesanan bang Ojak.

Gambar 4.11

Ojak tiba di warung nasi milik Eko

Sumber : www.youtube.com/channel/UCzTsWuCdVP_vehWyGwPcS3Q

Yanti dan Eko sedang menyiapkan bahan masakan, lalu

Ojak datang, Yanti berpaling, heran.

Yanti : Bang Ojak nggak puasa?

Ojak : Gua bukan mau makan, tapi mau ketemu

orang.

Eko : Muna?

 

Page 115: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

101

Ojak : Bukan, Sekar!

Yanti : Kok Mbak Denok nggak diajak?

Ojak : Ini rahasia.

Eko : Sama istri aja pake rahasia-rahasiaan!

Ojak : Eh, Ko, gua kagak punya rahasia, gua

cuma pengen beli baju ke Sekar, terus gua

mau ngasih ke istri gua.

Yanti : Oh, gitu.

Ojak : Lu berdua jangan bilang siapa

siapa, ya!

Eko : Beres, asal ada uang tutup mulutnya!

Ojak : Entar gua kasih uang. Tapi uang monopoli!

Ha ha ha…

Ojak tertawa.

 

Page 116: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

102

Tabel 4.10

Analisa Scene 36

Komunikasi Antarbudaya Nilai-nilai Ke-Islaman

Kedatangan Ojak ke warung milik

Eko untuk bertemu Sekar, dan

memilih baju dagangan Sekar

tanpa mengajak Denok membuat

Eko penasaran. Lalu Ojak

menjelaskan, bahwa baju yang

akan di beli dari Sekar untuk

memberikan kejutan kepada

Denok. Dan Ojak meminta agar

Eko dan Yanti tidak menceritakan

hal ini kepada Denok. Tetapi, Eko

meminta imbalan sebagai upah

tutup mulut. Bukannya Imbalan

yang di terima, Eko malah di

ledek oleh Ojak yang akan

memberi uang monopoli. Dampak

yang diterima Eko diakibatkan

oleh suatu tindakan terhadap

maksud negosiasi Eko yang

memanfaatkan kesempatan.

Eko berprasangka buruk

kepada Ojak yang datang ke

warung makannya pada siang

hari di bulan puasa dan

meminta imbalan kepada

Ojak sebagai jasa

merahasiakan sesuatu (uang

tutup mulut). Sikap Eko

termasuk ke dalam aspek

akhlak buruk sebagai

makhluk sosial dalam

memperlakukan tetangganya

sendiri yang berkunjung

sebagai tamu, bukan pembeli.

Sumber : Hasil Analisa Penelitian

Analisis Narasi

Berdasarkan analisa di atas, dapat ditemukan dari hasil penelitian

mengenai analisis narasi dalam sinetron Tukang Ojek Pengkolan

pada scene ke-36, bahwa untuk melihat miteme akhlak digunakan

plot karakter di mana karakter tokoh yang dipilih adalah tokoh

pendukung yang sering muncul dan konflik yang membantu cerita

tokoh utama. Dan ini menunjukan oposisi biner dalam akhlak

buruk sesama makhluk sosial.

 

Page 117: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

103

11. Scene 45

Ojak tiba di rumah setelah bertemu Sekar di Warung

Nasi milik Eko. Lalu Ojak langsung membantu Denok

yang sedang memotong buah di ruang depan. Tiba-tiba

Ojak teringat pertanyaan sekar tentang ukuran baju yang

akan di beli Ojak untuk Denok.

Lalu Ojak meminta izin kepada Denok untuk ke

kamar sebentar. Diam-diam Ojak mencari baju Denok di

dalam lemari untuk melihat ukurannya. Ketika sedang

melihat baju Denok di lemari. Tiba-tiba Denok juga

datang ke kamar dan memergoki Ojak sedang memegang

baju Denok. Lalu Ojak berdalih bahwa, ia sedang mencari

kaosnya di tumpukan baju Denok.

Gambar 4.12

Ojak di pergoki Denok sedang melihat baju-baju Denok.

Sumber : www.youtube.com/channel/UCzTsWuCdVP_vehWyGwPcS3Q

Ojak memeriksa lemari, dia mengambil baju Denok dan

melihat label yang ada ukurannya. Lalu, Denok masuk dan

bertanya kepada Ojak.

Denok : Baju Denok mau diapain, Bang?

 

Page 118: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

104

Ojak terkejut, dan berpaling.

Ojak : Abang lagi nyari kaos.

Denok : Abang nyari kaos kok yang diambil

baju Denok?

Ojak : Abang takut kaosnya keselip di

tumpukan baju Denok.

Denok : Ada?

Ojak : Nggak.

Ojak tersenyum masam.

Denok : Biasanya di situ, Bang, Denok

taroh kaos-kaos Abang.

Ojak : Oh iya, ini dia kaos abang

Ojak bersyukur, karena rencana memberikan kejutan

kepada Denok tidak ketahuan.

Tabel 4.11

Analisa Scene 45

Komunikasi Antarbudaya Nilai-nilai Ke-Islaman

Cara Ojak berdalih sedang

mencari kaos-kaos pribadinya

dapat diasosiasikan ke dalam

budaya dalam mempengaruhi

bagaimana mereka mengelola

konflik. Ojak berusaha agar

tidak membuat Denok semakin

curiga, dengan merasa terbantu

ketika Denok menunjukan

tempat kaos-kaos Ojak berada.

Dalam scene ini, Ojak ingin

mencari tahu ukuran baju

yang di gunakan istrinya.

Tapi ketika kepergok, oleh

Denok, Ojak terpaksa

berbohong agar rencananya

membelikan baju Denok

sebagai bentuk kejutan, agar

Denok senang. Hal ini

menunjukan bahwa akhlak

dalam keluarga juga meliputi

untuk membangun hubungan

baik antara suami dan istri.

 

Page 119: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

105

Analisis Narasi

Berdasarkan analisa di atas, dapat ditemukan dari hasil

penelitian mengenai analisis narasi dalam sinetron Tukang Ojek

Pengkolan pada scene ke-45, bahwa untuk melihat miteme

Genre digunakan plot karakter di mana karakter tokoh yang

dipilih adalah tokoh yang sering muncul dan memiliki konflik

yang membantu cerita tokoh utama. Dan ini menunjukan oposisi

biner jenis sinetron dramatik.

Sumber : Hasil Analisa Penelitian

12. Scene 46

Pada Scene ini terjadi di rumah keluarga Firman pada

siang hari. Husna yang sedang asyik membaca buku, tiba-

tiba, Sari, Ibunya Husna datang untuk meminta tolong

kepada husna untuk membantunya masak di dapur. Lalu

Husna meng-iyakan perintah Ibunya dengan senang hati.

Gambar 4.13

Sari meminta Husna agar membantunya di dapur

Sumber : www.youtube.com/channel/UCzTsWuCdVP_vehWyGwPcS3Q

Husna duduk di ruang depan sendiri, dia membawa buku

cerita. Lalu, Sari datang, melihat Husna.

 

Page 120: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

106

Sari : Kamu bantuin Bunda, yuk!

Husna : Aku lagi baca buku, Bun.

Sari : Baca buku kan bisa disambung nanti,

sekarang bantuin Bunda dulu.

Husna : Bunda masak?

Sari : Iya, masak opor ayam.

Husna : Iyadeh, aku bantuin masak apa?

Sari : Kamu bantuin ngupas kentang aja. Nggak

berat kok, mau kan?

Husna : Siap, bun!

Husna tersenyum masam.

 

Page 121: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

107

Tabel 4.12

Analisa Scene 46

Komunikasi Antarbudaya Nilai-nilai Ke-Islaman

Sikap Husna awalnya malas,

ketika mendengar perintah

Ibunya untuk membantunya

memasak. Tetapi Husna

melakukan aspek komunikasi

antarbudaya yaitu, manajemen

konflik yang di mediasi oleh

wajah dan budaya. Dengan

menerima perintah Ibunya

dengan senang hati, walaupun

dirinya sedang asyik membaca.

Allah memerintahkan kepada

kita untuk bersikap birrul

walidain. Birrul walidain

(berbakti kepada kedua orang

tua). Di dalam Al-Quran,

setelah memerintahkan

manusia untuk bertauhid,

Allah memerintahkan untuk

berbakti kepada orang tuanya.

Sikap Husna di atas

merupakan wujud berbakti

pada orang tua, ketika

diperintah untuk membantu

Ibunya memasak di dapur.

Analisis Narasi

Berdasarkan analisa di atas, dapat ditemukan dari hasil penelitian

mengenai analisis narasi dalam sinetron Tukang Ojek Pengkolan

pada scene ke-46, bahwa untuk melihat miteme akhlak

digunakan plot karakter di mana karakter tokoh yang dipilih

adalah tokoh yang sering muncul dan konflik yang membantu

cerita tokoh utama. Dan ini menunjukan oposisi biner dalam

akhlak baik dalam kesediaannya untuk membantu orang tua.

Sumber : Hasil Analisa Penelitian

13. Scene 49

Setelah Ojak dan Denok selesai memotong buah-

buahan, Denok langsung mengingat kebiasaan-

kebiasaan yang di lakukan Nana setelah membuat es

buah. Mendengar hal seperti itu, Ojak pun menyanggupi

 

Page 122: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

108

apa yang biasanya di kerjakan Nana setelah memotong

buah.

Gambar 4.14

Ojak dan Denok selesai memotong buah-buahan

Sumber : www.youtube.com/channel/UCzTsWuCdVP_vehWyGwPcS3Q

Denok dan Ojak sudah selesai memotong buah. Denok

berpaling.

Denok : Kalo Nana, abis motong, pisaunya

langsung dicuci.

Ojak : Abang juga mau nyuci pisau.

Denok : Kalo Nana, abis itu dia nyapu karpet.

Ojak : Iya, Nok, entar, abang sapuin juga.

Denok : Jangan, Bang.

Ojak : Kenapa?

Denok : Soalnya, Abang bukan Nana.

Ojak : ???

Ojak merengutkan dahi.

 

Page 123: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

109

Tabel 4.13

Analisa Scene 49

Komunikasi Antarbudaya Nilai-nilai Ke-Islaman

Usaha Ojak membuat Denok

terhibur karena sedang ditinggal

oleh Nana, membuat Ojak

mengabaikan budaya sendiri dan

menerima budaya istrinya. Ojak

memberikan kesempatan atau

porsi yang sama kepada satu

sama lain terkait dengan

kepercayaan dan kebiasaan

budaya guna meminimalisir

perbedaan lintas budaya;

menghilangkan budaya sendiri

akibat perbedaan budaya; dan

pasangan suami istri

menegosiasikan hubungan

mereka karena adanya

perbedaan budaya76.

Ojak sebagai seorang suami,

menunjukan kasih sayangnya

terhadap istri dengan

memberikan ketenangan, dan

hiburan agar Denok tidak

merasa kesepian selama di

tinggal Nana. Karena

Rasulullah SAW bersabda

yang artinya: “Tidak ada

seseorang yang menjumpai

Allah SWT dengan membawa

dosa yang lebih besar

daripada seorang suami yang

tidak sanggup mendidik

keluarganya”.

Analisis Narasi

Berdasarkan analisa di atas, dapat ditemukan dari hasil penelitian

mengenai analisis narasi dalam sinetron Tukang Ojek Pengkolan

pada scene ke-49, bahwa untuk melihat miteme Genre digunakan

plot karakter di mana karakter tokoh yang dipilih adalah tokoh

pendukung dan memiliki konflik yang membantu cerita tokoh

utama kebingungan. Dan ini menunjukan oposisi biner jenis

sinetron komedi.

Sumber : Hasil Analisa Penelitian

76 Dalam pernikahan antarbudaya, terdapat beberapa permasalahan

yang harus dihadapi oleh pasangan suami istri terkait dengan teman, pandangan

politik, keuangan, seks, anak-anak, nilai-nilai, sikap terhadap waktu, agama,

dan lain-lain.

 

Page 124: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

110

14. Scene 50

Pada siang hari, Beben bertemu Karina yang sedang

jalan kaki sepulangnya dari kampus. Lalu Beben

menawarkan tumpangan kepada Karina yang hendak

pulang kerumah. Awalnya Karina menolak, karena

Karina menganggap dirinya harus membayar seperti

orang yang memesan lewat aplikasi sedangkan Karina

sendiri tidak memiliki uang.

Namun Beben meyakinkan Karina, bahwa dirinya

ikhlas memberikan tumpangan karena memang arah

rumah Karina dan tempat Beben akan mangkal satu arah.

Jadi, Karina tidak perlu pesan lewat aplikasi dan

membayar tarif lagi kepada Beben.

Gambar 4.15

Beben menawarkan tumpangan kepada Karina

Sumber : www.youtube.com/channel/UCzTsWuCdVP_vehWyGwPcS3Q

Beben ketemu Karina yang pulang jalan kaki. Beben

berhenti dekat Karina, berpaling.

Beben : Nggak naik gober?

Karina : Nggak.

Beben : Kenapa?

 

Page 125: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

111

Karina : Saya lagi jalan kaki.

Beben : Kamu mau bareng?

Karina : Kemana?

Beben : Ke rumah kamu.

Karina : Uang aku nggak cukup buat order kamu.

Beben : Nggak usah order, kan aku yang ngajak

bareng, sekalian mau mangkal.

Karina : Aku kan nggak mangkal?

Beben : Iya, kamu turun di rumah kamu aja, nanti

aku terus mangkal, mau?

Karina : Boleh.

Karina tersenyum, lalu ikut naik motor Beben, setelah

memakai helm, mereka pergi.

Tabel 4.14

Analisa Scene 50

Komunikasi Antarbudaya Nilai-nilai Ke-Islaman

Penolakan tawaran yang

diberikan Beben kepada Karina.

Menunjukan bahwa Karina

khawatir terjadi kesalahpahaman

sehingga menimbulkan konflik

yang dapat merusak wajah sosial

seseorang. Namun ketika Beben

menjelaskan maksudnya adalah

murni memberi tumpangan

kepada Karina karna memang

rumahnya searah dengan tempat

Beben mangkal. maka

kesepakatan diperoleh keduanya

melalui face negotiation.

Melihat Karina yang berjalan

kaki sepulangnya dari kampus

pada siang hari di bulan puasa,

Beben berniat memberikan

tumpangan gratis kepada Karina

sampai rumah. Sikap Beben

murni membantu meringankan

pekerjaan sesama muslim

sebagaimana dijelaskan hadits

oleh Abu Hurairah dia berkata:

Rasulullah bersabda:

“Barangsiapa yang membantu

seorang muslim (dalam) suatu

kesusahan di dunia maka Allah

akan menolongnya dalam

kesusahan pada hari kiamat,

 

Page 126: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

112

dan barangsiapa yang

meringankan (beban) seorang

muslim yang sedang kesulitan

maka Allah akan meringankan

(bebannya) di dunia dan

akhirat”

Analisis Narasi

Berdasarkan analisa di atas, dapat ditemukan dari hasil penelitian

mengenai analisis narasi dalam sinetron Tukang Ojek Pengkolan

pada scene ke-50, bahwa untuk melihat miteme Genre digunakan

plot karakter di mana karakter tokoh yang dipilih adalah tokoh

yang sering muncul dan memiliki solusi yang membantu cerita

tokoh pendukung. Dan ini menunjukan oposisi biner jenis

sinetron dramatic, yang mana di dalam scene ini Denok

menampilkan kepolosannya ketika membanding-bandingkan

Ojak dengan keponakannya, Nana.

Sumber : Hasil Analisa Penelitian

15. Scene 57

Babeh Na’im dan Haji Murod yang mencari Auliani

untuk bertanya kejelasan calon pembeli rumah Babeh

Na’im yang juga merupakan teman Auliani berhenti di

depan pagar kost simin. Lalu datang Sekar, yang sama-

sama sedang mencari Auliani.

Di dalam Kost terdapat Auliani dan Aisyah yang

sedang duduk di ruang tamu. Mendengar teriakan Sekar

dan Babeh Na’im Auliani ketakutan akan di tanya-tanya

kabar temannya yang ingin membeli rumah Babeh Na’im.

 

Page 127: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

113

Gambar 4.16

Auliani berpura-pura tidur di depan Aisyah

Sumber : www.youtube.com/channel/UCzTsWuCdVP_vehWyGwPcS3Q

Auliani dan Aisyah duduk di ruang depan, Aisyah

berpaling.

Aisyah : Kayak suara Sekar manggil kamu.

Auliani : Bukan kayaknya, emang itu Sekar?

Aisyah : Kedengerannya dia sama Babe.

Auliani : Waduh gawat, Babe pasti nanyain temen

gua yang kemaren nawar rumah

kontrakannya.

Aisyah : Kamu telpon aja temen kamu.

Auliani: Udah, tapi nggak nyambung.

Aisyah : Kamu ke rumahnya aja.

Auliani : Gua nggak tau rumahnya!

Aisyah : Ya, udah bilang gitu aja ke Babe.

Auliani : Takut ah, Mbak Aisyah aja yang keluar,

bilang aku tidur.

Aisyah : Ini bulan puasa, kalo kamu bohong,

kamu nggak dapet berkah, trus

puasanya sia-sia, mau?

Auliani : Aku nggak bohong kok, nih aku tidur.

Auliani merebahkan tubuh ke sofa, lalu memejamkan mata.

Aisyah menghela napas.

 

Page 128: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

114

Tabel 4.15

Analisa Scene 57

Komunikasi Antarbudaya Nilai-nilai Ke-Islaman

Yang di lakukan Auliani

merupakan usaha penyelamatan

citra diri dan pemulihan wajah

terhadap dirinya. Hal ini

termasuk ke dalam aspek ketiga,

karena penyelamatan citra diri

yang dilakukan Auliani

mencakup usaha-usaha untuk

mencegah peristiwa yang dapat

menimbulkan kerentanan atau

bahkan merusak citra dirinya

sendiri.

Ketika Auliani meminta tolong

ke Aisyah untuk melindunginya

dengan berkata bohong kepada

Babeh Na'im dan Sekar, Aisyah

langsung menasihati Auliani,

bahwa berkata bohong itu tidak

baik. Lebih baik berkata jujur/

apa adanya. Hal tersebut

merupakan bahwa Aisyah telah

mengajak Auliani ke jalan yang

benar sesuai firman Allah pada

surah Ali Imron ayat ke 110

yang artinya : “Kamu adalah

umat yang terbaik yang

dilahirkan untuk manusia,

menyuruh kepada yang ma’ruf,

dan mencegah dari yang

munkar, dan beriman kepada

Allah.”

Sumber : Hasil Analisa Penelitian

Analisis Narasi

Berdasarkan analisa di atas, dapat ditemukan dari hasil penelitian

mengenai analisis narasi dalam sinetron Tukang Ojek Pengkolan

pada scene ke-36, bahwa untuk melihat miteme akhlak digunakan

plot karakter di mana karakter tokoh yang dipilih adalah tokoh

pendukung yang sering muncul dan konflik yang membantu cerita

tokoh pendukung juga. Dan ini menunjukan oposisi biner dalam

akhlak buruk sesama makhluk sosial, karena Auliani berusaha

untuk berbohong demi menyelamatkan dirinya sendiri.

 

Page 129: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

115

16. Scene 61

Menjelang sore hari, Ibu Rahma menawarkan menu

untuk berbuka puasa kepada Pak Sofyan yang sedang

duduk di ruang depan. Bunga yang mendengar

pembicaraan Ibu dan Bapaknya dari kamar langsung ikut

ke ruang depan untuk ikut memesan makanan menu

berbuka puasa.

Namun, Pak Sofyan malah menyuruh bunga untuk

menengok ke tempat cuci motor, usaha milik

keluarganya. Bunga yang sedikit kecewa oleh perintah

Bapaknya lantas memesan makanan kepada Ibunya.

Namun, ketika mendengar pesanan Bunga yang terlalu

banyak membuat Bapaknya sedikit kesal dan menasehati

Bunga.

Gambar 4.17

Keluarga Pak Sofyan sedang merencanakan menu berbuka puasa

Sumber : www.youtube.com/channel/UCzTsWuCdVP_vehWyGwPcS3Q

Sopyan duduk di ruang depan, lalu Rahmawati datang.

Rahmawati : Bapak mau buka puasa pakai apa?

Sopyan : Beli bihun goreng, sama gorengan

aja Bu.

Rahmawati : Ya, sudah, ibu beli dulu.

 

Page 130: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

116

Bunga datang.

Bunga : Ibu mau beli apa?

Sopyan : Kamu kalau soal makanan cepet

bener dengernya.

Bunga : Tadi pas lagi kedengeran aja, Pak.

Sopyan : Ya, sudah,mending kamu sekarang

liat tempat

cucian motor dulu sana.

Bunga : Aku kan mau beli makanan.

Rahmawati : Nanti ibu aja yang beliin makanan

kamu.

Bunga : Ya, sudah, aku beliin mie goreng,

pakai bakwan dua, sama kolek, dan

jangan lupa risolnya tiga, ya, Bu.

Sopyan : Bunga, kamu itu mau buka puasa

apa bales dendam?! Jangan

berlebihan! Nggak baik!

Bunga tersenyum masam.

Tabel 4.16

Analisa Scene 61

Komunikasi Antarbudaya Nilai-nilai Ke-Islaman

Ekspresi yang ditunjukan Bunga

ketika diperintah dan dinasehati oleh

Bapaknya sebetulnya kecewa,

namun Bunga tetap menerima dan

menjalankan perintah Bapaknya. Hal

ini menunjukan Bunga melakukan

aspek dalam komunikasi

antarbudaya yaitu, manajemen

konflik yang di mediasi oleh

ekspresi wajah yang ditunjukan dan

budaya dalam sebuah keluarga.

Mendengar pesanan menu

berbuka puasa Bunga, Bapak

lantas menasehati Bunga agar

tidak makan berlebihan. Hal ini

dijelaskan dalam Al-Qur'an

surat Al-A'raf ayat ke 31 yang

artinya : “Makan dan minumlah

dan jangan berlebih-lebihan.

Sesungguhnya Allah tidak

menyukai orang-orang yang

berlebih-lebihan.”

 

Page 131: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

117

Analisis Narasi

Berdasarkan analisa di atas, dapat ditemukan dari hasil penelitian

mengenai analisis narasi dalam sinetron Tukang Ojek Pengkolan pada

scene ke-61, bahwa untuk melihat miteme akhlak digunakan plot

karakter di mana karakter tokoh yang dipilih adalah tokoh yang sering

muncul dan konflik yang membantu cerita tokoh utama. Dan ini

menunjukan oposisi biner dalam akhlak baik dalam kesediaannya

untuk membantu dan mendengarkan nasihat dari orang tua.

Sumber : Hasil Analisa Penelitian

17. Scene 62

Yuli berinisiatif untuk membelikan Tisna sebuah

baju untuk dipakai saat lebaran nanti. Akan tetapi,

sebetulnya Tisna merasa tidak enak kepada Yuli, karena

seharusnya sebagai suami, Tisna lah yang membelikan

Yuli baju untuk lebaran, seperti Ojak yang akan

membelikan baju untuk Denok.

Mendengar jawaban Tisna, Yuli merasa kecewa.

Karena maksud Yuli, tulus, ingin membahagiakan

suaminya dengan cara membelikan baju baru. Ia lantas

pergi ke kamar meninggalkan Tisna sendiri di ruang

depan.

 

Page 132: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

118

Gambar 4.18

Yuli kecewa atas respon Tisna

Sumber : www.youtube.com/channel/UCzTsWuCdVP_vehWyGwPcS3Q

Tisna sedang duduk di dalam rumahnya, melihat baju yang

dibeli Yuli untuknya. Yuli berpaling.

Yuli : Gimana, bagus kan, Bab?

Tisna : Bagus.

Yuli : Babab suka, kan?

Tisna : Gimana, ya?

Yuli : Kok gimana, ya?

Tisna : Babab ngerasa nggak pantes aja

nerimanya.

Yuli : Kenapa, Babab?

Tisna : Mustinya Babab yang ngebeleiin Yuli,

bukan kebalik.

Yuli : Ih, Babab ngeselin banget deh, mau dibikin

seneng aja susah banget!

Kemudian, Yuli yang kecewa, segara masuk ke kamar.

Tisna menghela nafas.

 

Page 133: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

119

Tabel 4.17

Analisa Scene 62

Komunikasi Antarbudaya Nilai-nilai Ke-Islaman

Usaha Yuli membuat Tisna

bahagia, dengan cara

membelikan Tisna Baju baru,

membuat Tisna mengabaikan

budaya istrinya. Tisana sebagai

suami merasa tidak enak

karena kurang memberikan

kesempatan atau porsi yang

sama kepada satu sama lain

terkait dengan kepercayaan

dan kebiasaan budaya guna

meminimalisir perbedaan

lintas budaya; menghilangkan

budaya sendiri akibat

perbedaan budaya; dan

pasangan suami istri

menegosiasikan hubungan

mereka karena adanya

perbedaan budaya

Tisna dan Yuli tidak

Mengedepankan aspek syariah,

yang mengatur hubungan

manusia dengan manusia,

khususnya hubungan dalam

suami – istri. Bukan keinginan

dan kepentingan pribadi.

Ketundukan terhadap hukum

syariah akan meringankan kita

untuk menerima kebenaran

yang disampaikan suami/istri

sekalipun bertentangan dengan

keinginan individu. Sesuai

dengan hadits Rasulullah

SAW: “Orang yang paling

baik di antara kalian adalah

yang paling baik kepada

keluarganya. Aku adalah

orang yang paling baik kepada

keluargaku”. (HR Tirmidzi

dan Ibn Majah).

Analisis Narasi

Berdasarkan analisa di atas, dapat ditemukan dari hasil penelitian

mengenai analisis narasi dalam sinetron Tukang Ojek Pengkolan

pada scene ke-62, bahwa untuk melihat miteme genre digunakan

plot karakter di mana karakter tokoh yang dipilih adalah tokoh

yang sering muncul dan konflik yang membantu cerita tokoh

utama. Dan ini menunjukan oposisi biner dalam genre dramatik,

karena dalam scene ini menampilkan konflik dalam rumah

tangga tokoh utama dalam hubungan suami-isteri.

Sumber : Hasil Analisa Penelitian

 

Page 134: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

120

18. Scene 63

Sore hari menjelang berbuka puasa, di tempat

pencucian motor yang merupakan tempat kerja Sapri dan

Deden. Sapri dan Deden berdiskusi menu apa yang akan

disantap untuk berbuka puasa.

Jika Deden yang harus melihat langsung makanan

apa saja yang tersedia di tempat penjual takjil. Sedangkan

Bang Sapri tinggal menyesuaikan uang yang ia miliki

dapat membeli takjil apa saja.

Gambar 4.19

Sapri dan Deden sedang berdiskusi menu berbuka puasa

Sumber : www.youtube.com/channel/UCzTsWuCdVP_vehWyGwPcS3Q

Sapri dan Deden sedang duduk menunggu orang yang mau

mencuci motor. Sapri berpaling ke Deden.

Sapri : Kalau nanti berbuka puasa, Deden

mau makan sama apa?

Deden : Belum tau.

Sapri : Kenapa?

Deden : Kan belum liat, di tempat yang

dagang ada takjil apa aja yang

tersedia.

Sapri : Oh, iya, ya, kalau Sapri sih,

 

Page 135: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

121

terserah saja.

Deden : Terserah gimana, Kang Bang?

Sapri : Terserah yang dagang mau jualan

apa, nanti Sapri pilih yang sesuai.

Deden : Sesuai selera, Kang Bang?

Sapri : Bukan, tapi sesuai dengan jumlah

uang yang Sapri punya dapat

membeli apa saja.

Sapri tersenyum

Tabel 4.18

Analisa Scene 63

Komunikasi Antarbudaya Nilai-nilai Ke-Islaman

Deden adalah anak rantau dari kota

Bandung yang juga merupakan

Keponakan H. Sodik. Sedangkan

Sapri adalah orang asli kampung

Rawa Bebek yang memiliki gaya

bicara yang khas, dan terkesan

kaku. Panggilan Deden Kepada

Sarpri adalah "Kang Bang". Kang

merupakan bahasa sunda halus

yang artinya Kakak, Sedangkan

panggilan bang kepada Sapri juga

sama memiliki arti yang sama

yaitu, Kakak. Panggilan Deden

merupakan tanda, orang dari

budaya yang berbeda memiliki

bermacam pemikiran mengenai

makna kata dari suku yang

berlainan. Pemikiran ini

menyebabkan mereka menghadapi

konflik dengan cara yang berbeda.

Dalam scene ini terdapat

aspek akhlak dalam

berkomunikasi sesama

makhluk sosial.

Pembicaraan Deden dan

Sapri di sela waktu bekerja

mengandung Qaulan

Ma’rufa, artinya perkataan

yang baik, ungkapan yang

pantas, santun,

menggunakan sindiran

(tidak kasar), dan tidak

menyakitkan atau

menyinggung perasaan.

Qaulan Ma’rufa juga

bermakna pembicaraan

yang bermanfaat dan

menimbulkan kebaikan

(maslahat).

 

Page 136: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

122

Analisis Narasi

Berdasarkan analisa di atas, dapat ditemukan dari hasil penelitian

mengenai analisis narasi dalam sinetron Tukang Ojek Pengkolan

pada scene ke-63, bahwa untuk melihat miteme genre digunakan

plot karakter di mana karakter tokoh yang dipilih adalah tokoh

pendukung dan bahasan yang membantu lawan bicaranya. Dan

ini menunjukan oposisi biner dalam genre komedi, karena dalam

scene ini menampilkan pembicaraan menggunakan ciri khas

karakter masing-masing yang unik.

Sumber : Hasil Analisa Penelitian

19. Scene 65

Semenjak Nana digoda oleh Anyun, ketika berjualan

es buah, Denok menitipkan penjualan es buahnya ke

“Warung Nasi Pelipur Lapar” milik Eko. Dari kerja sama

ini, Denok dan Mas Eko menerapkan system bagi hasil.

Menjelang Berbuka Puasa, Ojak mengantarkan

dagangan es buah dagangannya ke warung Eko. Ketika

sampai di “Warung Nasi Pelipur Lapar” milik Eko, datang

pula Deden yang sangat suka dengan es buah, buatan

Denok.

Gambar 4.20

Ojak menitipkan dagangan Es Buah di Warung Nasi milik Eko

Sumber : www.youtube.com/channel/UCzTsWuCdVP_vehWyGwPcS3Q

 

Page 137: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

123

Eko sedang mengelap meja, lalu Ojak datang mengantarkan

es buah.

Ojak : Ini ditaro di mana, Kok?

Eko : Di situ aja, entar gua yang ngatur.

Deden datang sendiri, dia melihat es buah yang dibawa

Ojak.

Deden : Kenapa es buahnya di sini?

Ojak : Iya, sekarang, istri gua nitip esnya di sini.

Deden : Jadi, di rumah nggak jualan lagi.

Ojak : Nggak.

Deden : Nggak apa-apa, dijual di mana aja, saya

beli, Bang!

Eko : Belinya sama gua, bukan sama si Ojak!

Ibaratnya mah Tom and Jerry.

Ojak : Delivery, Ko yang bener.

Eko berpaling ke Deden. Deden tersenyum masam.

 

Page 138: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

124

Tabel 4.19

Analisa Scene 65

Komunikasi Antarbudaya Nilai-nilai Ke-Islaman

Saat Deden ingin membeli es

buah Denok, Eko mengira

Deden akan membeli langsung

dari Ojak. Tapi Ojak mengakui

bahwa dirinya hanya

mengantar saja, tidak akan

menjualnya langsung. Hal

yang dilakukan Ojak

merupakan Penyelamatan

wajah mencakup usaha-usaha

untuk mencegah peristiwa

yang dapat menimbulkan

kerentanan atau merusak citra

seseorang atau hubungan

dalam kerja sama.

Kerja sama yang dilakukan

Denok dan “Warung Nasi

Pelipur Lapar” milik Eko

adalah bentuk syirkah wujûh

yang dilakukan oleh seorang

biasa-biasa saja, tetapi oleh

para pedagang dia dianggap

memiliki kepercayaan finansial

(tsiqah mâliyah) yang tinggi,

misalnya dikenal jujur dan

tepat janji dalam urusan

keuangan.77

Analisis Narasi

Berdasarkan analisa di atas, dapat ditemukan dari hasil penelitian

mengenai analisis narasi dalam sinetron Tukang Ojek Pengkolan

pada scene ke-65, bahwa untuk melihat miteme genre digunakan

plot karakter di mana karakter tokoh yang dipilih adalah tokoh

pendukung dan bahasan yang membantu lawan bicaranya

dengan tokoh utama. Dan ini menunjukan oposisi biner dalam

genre komedi, karena dalam scene ini menampilkan

pembicaraan menggunakan ciri khas karakter masing-masing

yang unik.

Sumber : Hasil Analisa Penelitian

77 Taqiyuddin An Nabhani. Membangun Sistem Ekonomi Alternatif.

(Surabaya: Risalah Gusti, 1990). h. 154

 

Page 139: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

125

20. Scene 71

Ketika ba’da sholat Ashar Aliya, Fadhil, dan Melati

yang memakai pakaian muslim hendak mengaji. Tapi

sebelumnya mereka ingin memanggil Bagas dirumahnya.

Sampai dirumah Bagas, mereka menemui Indro yang

merupakan Ayah dari Bagas. Indro mengira kedatangan

Aliya, Fadhil, dan Melati adalah untuk mengajak Bagas

main keluar rumah.

Lalu Melati menjelaskan kepada Indro maksud dan

tujuannya adalah mengajak Bagas ke Masjid untuk

mengaji sambil menunggu waktu berbuka puasa.

Mendengar penjelasan Melati, Indro jadi bersemangat

untuk menyuruh anaknya cepat bersiap-siap untuk segera

berangkat bersama Aliya, Fadhil, dan Melati.

Gambar 4.21

Aliya, Fadhil, dan Melati mengajak Bagas untuk ikut

mengaji

Sumber : www.youtube.com/channel/UCzTsWuCdVP_vehWyGwPcS3Q

Aliya, Fadhil, dan Melati yang memakai pakaian mau

mengaji jalan kaki sampai di rumah Indro.

Fadhil : Assalamualaikum...!

 

Page 140: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

126

Tak lama, Indro yang masih di rumah membuka pintu,

keluar, dan melihat anak-anak.

Indro : Waalaikum salam...!

Aliya : Bagas mana, Om Indro?

Indro : Bagas nggak boleh main, sebentar lagi

kan buka puasa!

Melati : Saya sama temen-temen, bukan mau

ngajak Bagas main, tapi mau ngaji!

Indro : Ngaji?

Melati : Iya, ngaji!

Indro berpaling ke dalam rumah.

Indro : Bagas... ke sini!

Tak lama, Bagas dan Wahyuni keluar rumah, Indro

melihatnya.

Bagas : Ada apa, Pak?

Indro : Cepet ganti baju, ikut temen-temenmu

ngaji!

Bagas : Iya, Pak!

Wahyuni : Pada mau ngaji di mana, to?

Aliya : Di mesjid, sama Pak Ustad!

Bagas : Tunggu aku, ya!

Bagas bergegas masuk ke rumah lagi, Aliya, Fadhil, dan Melati

tersenyum.

 

Page 141: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

127

Tabel 4.20

Analisa Scene 71

Komunikasi Antarbudaya Nilai-nilai Ke-Islaman

Indro kerap kesal, jika anaknya

terlalu banyak waktu bermain di

luar rumah dengan teman-

temannya. Sehingga, ketika

teman-teman anaknya datang

kerumah Indro selalu punya

pandangan anaknya akan di ajak

bermain. Tapi ketika Melati

menjelaskan kepada Indro

tentang maksud dan tujuannya

adalah mengajak Bagas mengaji

di Masjid, Indro senang dan

antusias menyuruh anaknya

untuk bersiap-siap. Sikap Indro

merupakan bentuk stereotipe

negatif terhadap teman sebaya

anaknya. Tapi negosiasi wajah

yang dilakukan Melati dengan

penjelasannya berusaha

meyakinkan Indro.

Sikap Indro yang

berprasangka buruk terhadap

teman-teman anaknya

merupakan sikap suudzon

yang termasuk ke dalam

aspek akhlak buruk. Karena

Indro tidak mencari tahu

terlebih dahulu maksud dan

tujuan teman-teman Bagas

yang mengajak Bagas keluar

rumah.

Sumber : Hasil Analisa Penelitian

Analisis Narasi

Berdasarkan analisa di atas, dapat ditemukan dari hasil

penelitian mengenai analisis narasi dalam sinetron Tukang Ojek

Pengkolan pada scene ke-71, bahwa untuk melihat miteme

akhlak digunakan plot karakter di mana karakter tokoh yang

dipilih adalah tokoh pendukung yang sering muncul dan konflik

yang membantu cerita adalah para tokoh pendukung juga. Ini

menunjukan oposisi biner dalam akhlak buruk yang dilakukan

Indro karena berprasangka buruk terhadap teman anaknya.

 

Page 142: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

128

21. Scene 76

Di dalam Masjid terdapat Utadz Usman, Babeh Na’im,

H. Murod, Cipto dan anak-anak. Ketika Pak Ustadz

Usman meminta tolong kepada Cipto untuk

membantunya mengajar anak-anak, Cipto malah berkelit,

bahwa dirinya belum bisa membaca dan maksud

kedatangannya ke Masjid karena ingin ikut belajar

bersama anak-anak yang lain.

Setelah semua anak-anak membaca Al-Qur’an,

gantian Cipto yang meminta untuk di ajarkan membaca

oleh ustadz Usman.

Gambar 4.22

Kegiatan Mengaji di Masjid

Sumber : www.youtube.com/channel/UCzTsWuCdVP_vehWyGwPcS3Q

Aliya duduk di depan Ustadz Usman membaca surah Al-

Kautsar, sedangkan Bagas, Melati dan Fadhil

mendengarkan. Cipto duduk dekat Murod dan Babe.

Aliya : Bismillahirrohmanirrohim... Innaa

a’thainaakal kau-tsar... fashalli li-rabbika

wanhar... inna syanni-aka huwal abtar....

shadaqallahul ‘azhim....

Lalu, Ustadz Usman berpaling ke yang lain.

Ustadz Usman : Siapa yang belum lancar baca quran?

Cipto dengan semangat menunjuk, tapi lalu malu sebab

tidak ada orang lain yang mengangkat tangan selain dia.

 

Page 143: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

129

Tabel 4.21

Analisa Scene 76

Komunikasi Antarbudaya Nilai-nilai Ke-Islaman

Keseriusan Cipto untuk belajar

membaca Al-Qur’an ditunjukan

di muka umum termasuk di

depan anak-anak. Ini

menunjukan aspek pertama

komunikasi antarbudaya adalah

keyakinan bahwa individu di

dalam semua budaya yang

berbeda dan Cipto

menegosiasikan citra diri secara

terus terang tekad dan niatnya

untuk belajar membaca Al-

Qur’an.

Semangat Cipto untuk

mempelajari Al-Quran di usia

yang sudah dewasa

menunjukan sikap membangun

akhlaq. Karna Aisyah

radhiyallahu ‘anha

meriwayatkan bahwa

Rasulullah shallallahu ‘alaihi

wa sallam bersabda, “Seorang

yang lancar membaca Al-

Quran akan bersama para

malaikat yang mulia dan

senantiasa selalu taat kepada

Allah, adapun yang membaca

Al-Quran dan terbata-bata di

dalamnya dan sulit atasnya

bacaan tersebut maka baginya

dua pahala”

Analisis Narasi

Berdasarkan analisa di atas, dapat ditemukan dari hasil penelitian

mengenai analisis narasi dalam sinetron Tukang Ojek Pengkolan

pada scene ke-76, bahwa untuk melihat miteme akhlak digunakan

plot karakter di mana karakter tokoh yang dipilih adalah tokoh

pendukung yang sering muncul dan konflik yang membantu cerita

tokoh pendukung khusus segmen bulan Ramadhan. Dan ini

menunjukan oposisi biner dalam akhlak baik untuk mempelajari

bacaan Al-Qur’an di usia yang sudah tergolong dewasa.

Sumber : Hasil Analisa Penelitian

 

Page 144: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

130

BAB V

PEMBAHASAN

Sinetron Tukang Ojek Pengkolan yang tayang perdana pada

pertengahan tahun 2015 seolah menjawab keadaan yang sedang

memanas kala itu. Persaingan antara ojek online dan ojek

konvensional (pangkalan). Perkembangan era digital juga

memiliki banyak dampak positif bagi masyarakat yang mengerti

cara menggunakannya.

Salah satunya adalah jasa ojek online yang beberapa tahun

belakangan menjadi tren, karena dirasa fleksibel dan efisien bagi

pelanggannya. Namun, di balik kemudahan akses bagi

pelanggannya, jasa ojek yang di digitalisasi dianggap berdampak

negatif bagi masyarakat lokal, terutama yang berprofesi sebagai

tukang ojek pangkalan. Sehingga, hal inilah yang kerap

menimbulkan konflik di berbagai daerah yang mayoritas masih

berprofesi sebagai ojek konvensional, yang belum bisa menerima

kehadiran ojek berbasis online.

Tetapi dalam sinetron Tukang Ojek Pengkolan, kedua jenis

model ojek tersebut menampilkan banyak tayangan yang

menunjukan bentuk kesolidaritasan antar sesama pengemudi ojek.

Selain mengangkat masalah soal transportasi ojek, pada umumnya,

banyak terdapat masalah yang diangkat dalam Sinetron Tukang

Ojek Pengkolan.hal tersebut meliputi masalah yang dialami oleh

setiap pemain di dalam cerita. Mulai dari masalah keluarga,

asmara, solidaritas, bisnis, pertemanan, dan masalah dalam

 

Page 145: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

131

kehidupan lainnya. Semua itu tertuang dalam sinopsis, storyline,

scene plot, dan skrip.

Pengamatan terhadap narasi dalam sinetron Tukang Ojek

Pengkolan pada episode ke-1172 akan memperlihatkan beberapa

oposisi biner dalam perspektif komunikasi antarbudaya dan nilai-

nilai ke-Islaman. Adapun mitheme dalam oposisi biner (sifat-sifat

berlawanan) yang ditemukan peneliti dalam sinetron Tukang Ojek

Pengkolan adalah sebagai berikut :

A. Ojek Konvensional (Pangkalan) – Ojek Online

Oposisi biner ini dalam sinetron Tukang Ojek Pengkolan

digambarkan oleh pertemanan tiga orang tokoh utama yang

menggunakan motor-motor tua sebagai tukang ojek

konvensional, dengan orang-orang yang menjadi pengemudi

ojek online yang menggunakan motor-motor modis keluaran

terbaru. Yaitu Ojak, Purnomo, dan Tisna sebagai tokoh utama

dalam sinetron Tukang Ojek Pengkolan yang berprofesi

sebagai tukang ojek konvensional yang mangkal di pengkolan.

Sedangkan sejak awal kemunculan sinetron Tukang Ojek

Pengkolan, yang berperan sebagai tukang ojek online dalam

sinetron Tukang Ojek Pengkolan, aktornya selalu diperankan

oleh pemain yang berbeda-beda, sesuai dengan rating pemain

yang akan berperan. Sampai tahun 2016 akhir, ada tokoh

Ramdhan, Mimin, dan Jono yang berperan sebagai pengemudi

ojek online Gober. Sampai pada awal tahun 2017 sampai

sekarang, yang berperan sebagai tukang ojek online adalah

Jono, Anyun, Beben, Bobby, Ferdi dan banyak lagi pemeran

 

Page 146: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

132

ojek online Gober yang terdapat dalam frame, tapi hanya

sebagai figuran saja.

Jenis layanan tukang ojek konvensional dalam sinetron

Tukang Ojek Pengkolan hanya dapat membawa penumpang

saja. Tetapi pernah juga Ojak diminta menjadi ojek regular

untuk antar-jemput anak sekolah. Berbeda dengan Gober,

Ojek berbasis online dalam sinetron Tukang Ojek Pengkolan,

yang dalam cerita memiliki layanan jasa pengantar paket dan

juga penumpang. Sama seperti ojek online pada kehidupan

nyata, layanan Gober sebagai ojek online hanya dapat di pesan

melalui aplikasi yang ada di smartphone saja.

Nilai-nilai ke-Islaman yang terkandung dalam narasi

sinetron Tukang Ojek Pengkolan sesuai dengan oposisi biner

di atas diimplementasikan dengan kerukunan antar pengemudi

ojek online dan pengemudi ojek konvensional yang mangkal.

Ketika selama ini dalam kehidupan nyata banyak oknum

pengemudi ojek konvensional yang tidak menerima kehadiran

ojek online, karena dianggap telah mengurangi pendapatan

mereka, maka dalam sinetron Tukang Ojek Pengkolan ini

menunjukan bahwa rezeki sudah ada yang mengatur, sesuai

dengan Al-Quran surat Al-An’kabut ayat 60 :

يع مم وهو الس

اك ي ها وإ

يرزق

ها الل

زق ل ر حم

ت

ة ل ن داب ن م

ي أوك

يم عل ال

 

Page 147: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

133

Artinya : ”Dan berapa banyak binatang yang tidak

(dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allah-

lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu dan

Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-

An’kabut : 60)

Sedangkan untuk Komunikasi antarbudaya juga

dibutuhkan dalam kedua jenis model transportasi umum ini.

Contoh Komunikasi Antarbudaya dalam sinetron Tukang

Ojek Pengkolan dapat dilihat pada scene 19, episode 1172 di

atas, seorang ibu penerima paket layanan Gober memberikan

uang tip kepada Jono, karena telah bersedia menunggu.

Sedangkan komunikasi antarbudaya pada ojek konvensional

relatif sering terjadi karena tarif dalam ojek konvensional

harus disepakati oleh pengemudi dengan calon penumpang

yang sebelumnya melakukan negosiasi terlebih dahulu.

B. Akhlak Baik – Akhlak Buruk

Akhlak dalam konteks kehidupan sehari-hari menjadi

indikator pada penelitian ini, khususnya mengenai variable

nilai-nilai ke-Islaman. Narasi mengenai nilai-nilai ke-Islaman

disampaikan melalui para tokoh dalam perilaku, dialog,

karakter dan kejadian dalam sinetron Tukang Ojek Pengkolan.

Dalam sinetron tersebut, ditemukan oposisi biner tentang

akhlak yang terbagi menjadi akhlak baik dan akhlak buruk.

Oposisi biner ini dalam sinetron Tukang Ojek Pengkolan

banyak disajikan dalam bentuk makna tersirat. Artinya,

 

Page 148: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

134

banyak adegan-adegan dalam sinetron Tukang Ojek

Pengkolan yang lumrah terjadi pada kehidupan nyata namun

tidak sepenuhnya di bingkai dengan nuansa islam, tetapi

banyak mengandung nilai-nilai kehidupan yang sifatnya dapat

membangun akhlak. Nilai kehidupan yang disajikan juga tidak

hanya akhlak baik saja, tetapi juga terkadang ada juga nilai-

nilai kehidupan yang termasuk ke dalam akhlak buruk.

Nilai-nilai ke-Islaman dalam oposisi biner ini sangat

menonjolkan akhlak tentang toleransi dalam berbagai jenis

usaha, khususnya jenis usaha Ojek, konvensional maupun

online. Selain itu, banyak juga di tampilkan akhlak baik dalam

bentuk hubungan antara manusia dengan manusia, yaitu

hormatnya istri terhadap suami, anak terhadap orang tua dan

kerukunan dalam hidup bertetangga. Sedangkan akhlak buruk

yang ditampilkan pada sinetron ini hanya tersaji dalam komedi

yang candaanya terkesan sedikit ‘konyol’, seperti saat Auliani

berusaha menghindari Babeh Na’im dengan cara menyuruh

Aisyah berbohong kepada Babeh Na’im, namun ia

mempergakan adegan tersebut sangat lucu yaitu, ia berpura-

pura tidur di depan Aisyah.

Selain nilai-nilai ke-Islaman, komunikasi antarbudaya

dalam oposisi biner ini juga menjadi salah satu kekuatan cerita

yang menunjang sinetron ini tetap menjadi favorit penonton

dirumah. Pesan-pesan akhlak dalam komunikasi antarbudaya

yang di sampaikan dalam sinetron ini meliputi komunikasi

yang terjadi antara hubungan manusia dengan manusia yang

berbeda suku, pekerjaan, dan kepentingan, seperti yang terjadi

 

Page 149: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

135

ketika Tisna memberi semangat pada Purnomo untuk berjuang

mendapatkan hati calon mertuanya seperti apa yang dikatakan

orang tua Tisna, tetapi Purnomo malah menghiraukan nasihat

Tisna dengan meledek Tisna, sebagai bentuk manajemen

konflik yang di hadapi Purnomo saat itu.

C. Komedi – Dramatik

Genre atau jenis gaya sinetron yang digunakan dalam

sinetron Tukang Ojek Pengkolan adalah drama komedi.

Dalam oposisi biner ini, tiap scene memiliki sub genre yang

berbeda-beda. Dari sisi pemeran, komunikasi yang terjalin

dalam dialog antar pemain sangat menunjukan ciri khas dari

karakter masing-masing tokoh. Oleh karenanya, penempatan

sub genre dalam alur cerita scene sinetron Tukang Ojek

Pengkolan ini di kemas secara acak agar penonton tidak

merasa jenuh ketika menyaksikan tayangan sinetron tersebut.

Hubungan rumah tangga Ojak sebagai tokoh utama yang

memiliki istri yang terkesan kaku dan memiliki ekspresi yang

datar menjadi salah satu ciri khas dalam sinetron ini memiliki

kekuatan cerita. Sebagaimana oposisi biner ini, sub genre

dalam sinetron Tukang Ojek Pengkolan tidak hanya

menampilkan komedi saja, tetapi juga mengangkat sub genre

dramatik juga mengangkat problematika rumah tangga dalam

memecahkan suatu masalah bersama.

Nilai-nilai Ke-Islaman dalam oposisi biner ini banyak

digambarkan dalam narasi yang termasuk ke dalam kategori

sub genre dramatik. Karena pada umumnya pesan-pesan

 

Page 150: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

136

akhlak disampaikan ketika keadaan atau situasi sedikit serius,

dan minim candaan. Seperti pada scene 62, yang mana

komunikasi yang terjalin antara sepasang suami isteri Tisna

dan Yuli mengalami kesalahpahaman yang disebabkan oleh

egoism masing-masing.

Sedangkan untuk narasi dalam komunikasi antarbudaya

yang terjadi pada sinetron Tukang Ojek Pengkolan ini lebih

sering ditempatkan pada sub genre komedi. Karena dialog

antar tokoh yang terjadi rata-rata dilatarbelakangi oleh

kepentingan yang berbeda. Maka berbeda pula makna yang

diterima oleh lawan bicara. Penyelesaian konflik inilah yang

lebih sering menghasilkan nilai komedi yang membuat

penonton dirumah tertawa.

 

Page 151: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

137

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan terhadap

sinetron Tukang Ojek Pengkolan yang tayang di RCTI setiap

hari pukul lima petang, menceritakan tentang kehidupan

masyarakat sosial sebuah kampung, di belakang gedung-

gedung tinggi perkotaan. Penelitian ini dilakukan untuk

menjawab rumusan masalah pada bab pendahuluan dengan

menggunakan teori analisis naratif, atau lebih khususnya

peneliti menggunakan teori menurut kajian Claude Levi-

Strauss.

Dari hasil analisis per adegan yang telah dilakukan

sebelumnya, muncul beberapa sifat berlawanan yang

mewakili semua sifat berlawanan yang ada. Diharapkan

oposisi biner berikut ini dapat menarasikan keseluruhan

maksud dan tujuan penulis skenario, sehingga sinetron ini

memiliki kekuatan cerita dan layak untuk disaksikan oleh

masyarakat luas, di antaranya:

Ojek Konvensional – Ojek Online

Akhlak Baik – Akhlak Buruk

Komedi – Dramatik

 

Page 152: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

138

Oposisi biner tersebut menunjukan bahwa, sifat-sifat

yang berlawanan dalam sinetron Tukang Ojek Pengkolan

merupakan representasi dari komunikasi antarbudaya dan

nilai-nilai ke-Islaman yang dikemas dalam cerita yang

dimaksudkan untuk menjawab masalah sosial yang sedang

terjadi pada kehidupan sesungguhnya dalam masyarakat

sosial.

Oposisi biner yang utama adalah kehadiran ojek online di

sebuah kampung ditengah-tengah aktifitas perkotaan, namun

dapat diterima oleh para pengemudi ojek konvensional yang

biasa mangkal di pengkolan perkampungan tersebut. Ini dapat

di buktikan dengan beberapa scene yang menampilkan

komunikasi antarbudaya yang terjalin cukup baik. Oleh

karenanya, ini menjadi nilai positif tersendiri, bahwa cerita

dalam sinetron ini memilki kekuatan dalam menyampaikan

nilai-nilai ke-Islaman, khususnya yang dapat membangun

akhlak para penontonnya.

Akhlak baik dan akhlak buruk yang terdapat dalam

sinetron Tukang Ojek Pengkolan ini dikemas ke dalam sajian

komedi dan drama agar terlihat tidak membosankan bagi

penonton. Unsur komedi dan drama dalam sinetron ini di

tampilkan secara acak mengikuti plot yang sedang

berlangsung dan dengan porsi yang sama.

 

Page 153: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

139

B. Saran

Berdasarkan dari penelitian analisis narasi terhadap

sinetron Tukang Ojek Pengkolan di RCTI dalam perspektif

komunikasi antarbudaya dan nilai-nilai ke-Islaman yang telah

peneliti lakukan. Maka penulis ingin memberikan saran

kepada pembaca, khususnya penonton sinetron Tukang Ojek

Pengkolan, yaitu:

1. Secara umum sinetron Tukang Ojek Pengkolan ini adalah

upaya untuk memberikan solusi yang komprehensif secara

nyata tentang dampak kahadiran ojek online terhadap ojek

konvensional. Keberadaanya dinilai penting untuk

memenuhi kebutuhan manusia sehari-hari. Dan ojek

konvensional tidak perlu merasa dirugikan karena pada

hakikatnya rezeki sudah ada yang mengatur, dan kembali

kepada diri kita masing-masing. Narasi dalam sebuah

budaya itu dapat dimaknai bagaimana Islam sebagai agama

yang “rahmatan lil’alamin” sangat fleksibel, lugas dan

adaptif dengan semangat perubahan dan demokrasi yang

dicitrakan dalam kontradiksi komodifikasi Islam ditelevisi.

Pada satu sisi, Islam adalah ajaran yang cinta damai,

harmonis, humanis, modis, dan sekaligus formalis.

2. Sinetron yang tidak bernuansa Islami bukan berarti bisa

seenaknya menyajikan segmentasi yang keluar dari norma-

norma yang berlaku. Produksi sinetron Tukang Ojek

Pengkolan yang mengankat cerita berdasarkan kehidupan

sehari-hari ini juga harus lebih fokus lagi dalam menyortir

segmen-segmen yang akan disajikan kepada khalayak.

 

Page 154: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

140

Dalam posisi demikian, sangat diharapkan media menjadi

bagian dari pembentuk karakter bangsa yang sehat.

3. Kepada civitas akademik program studi Komunikasi dan

Penyiaran Islam, agar penelitian tentang sinetron menjadi

sesuatu yang lebih dipertimbangkan. Hal ini mengingat,

tayangan sinetron dapat dikonsumsi oleh banyak penonton

padahal proses produksinya tidak jarang sangat singkat.

Oleh karena itu, diperlukan adanya pengawalan terhadap

sinetron-sinetron yang tayang ditelevisi melalui penelitian

 

Page 155: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

141

DAFTAR PUSTAKA

A. Devito, Joseph. 2011. Komunikasi AntarManusia. Tangerang

Selatan: KARISMA Publishing Group.

An Nabhani, Taqiyuddin. 1990. Membangun Sistem Ekonomi Alternatif.

Surabaya: Risalah Gusti.

Ardianto, Elvinaro dan Erdijaya, Lukiati Komala. 2004.

Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa

Rekatama Media.

As, Asmaran. 2000. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Berger, Arthur. 2003. Media and Society: A Critical Perspektive.

Boulder: Rowman & Littlefield.

Branston, Gill and Stafford, Roy. 2003. The Media Student’s Book

(London and New York: Routledg.

Cangara, Hafied. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta, PT.

Raja Grafindo Persad.

Culler, Jonathan. 1976. Structuralist poetics : Strukturalism,

Linguistics and the study of literature. New York: Cornell

University Press,

Darajat, Zakiah. 1984. Dasar-dasar Agama Islam. Jakarta : Bulan

Bintang.

____________. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi

Aksara

 

Page 156: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

142

Departemen Kebudayaan Pariwisata, Direktorat Jenderal Nilai

Budaya Seni dan Film. 2006. Draft Naskah Akademis

Rancangan Revisi UU Perfilman. Direktorat Perfilman.

Eriyanto. 2013. Analisis Naratif : Dasar-dasar dan Penerapannya

dalam Analisis Teks Berita Media .Jakarta : Kencana Predana

Media Group.

Hadi, Sutrisno. 1989. Metodologi Research. Yogyakarta : Andi

Offset,

Hegemony: The Case of the Turkish Soap Opera

“Colonialism”, International Journal of Communication 7,

2013, hal.2361-2385, http://ijoc.org diakses 12 Oktober

2015.

Kuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi Massa: Sebuah Analisis Isi

Media Televisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Labib, Muh. 2002. Potret Sinetron Indonesia. Jakarta: PT. Mandar

Utama Tiga Books Division.

Levi-Strauss, Claude. 1972. The Structural Study of Myth. New

York: Doubleday Anchor.

Lexy, J. Moeloeng. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Lubis, Lusiana Andriani. 2012. Pengantar Komunikasi Lintas

Budaya. Medan: Seri Diktat.

Lutters, Elizabeth. 2004. Kunci Sukses Menulis Skenario, (Jakarta:

PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia.

M. Munir. 2006. Metode Dakwah. Jakarta: Kencana.

Mishbah, M. Taqi. 1984. Monoteisme Sebagai Sistem Nilai dan

Aqidah Islam. Jakarta : Lentera.

 

Page 157: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

143

Muhaimin, Abd. Mujib. 1991. Pemikiran Pendidikan Islam.

Bandung : Bumi Aksara.

Mulyana, Dedy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif:

Paradigma Baru Ilmu Komunikasi. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Mursito. BM. 2006. Memahami Institusi Media. Surakarta: Lindu

Pustaka dan SPIKOM Surakarta.

Nurudin. 1997. Televisi Agama Baru Masyarakat Modern. Malang

: UMM Press.

Putra, Heddy Shri Ahimsa. 2001. Strukturalisme Levi-Strauss:

Mitos dan Karya Sastra .Yogyakarta: Galang Press.

Quinn Patton, Michael. 2002. Qualitative Research and

Evaluation Methods, 3rd Edition. Thousand Oaks, California:

Sage Publications, Inc.

Rachman, Saokat. 2018. Curriculum Vitae.

______________. 2018. Dialog Skenario Sinetron Tukang Ojek

Pengkolan episode 1172.

Rakhmat, Jalaludin. 2009. Komunikasi Antar Budaya, (Bandung:

Remaja Rosda Karya.

Riduwan. 2013. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan

dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Ruslan, Rosady. 2008. Manajemen Public Relation dan Media

Penyiaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Saifuddin Anshari, Endang. 1969. Wawasan Islam Pokok-Pokok

Fikiran tentang Islam dan Ummatnya.Jakarta: CV. Rajawali.

Sastro, Darwanto, Subroto. 1994. Produksi Acara Televisi.

Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

 

Page 158: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

144

Sobur, Alex. 2001. Analisis Teks Media – Suatu Pengantar Untuk

Analisis Wacana, Analisis Semiotic, dan Analisis Framing.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.

Alfabeta.

Tahruddin, Alam. 2011. Analisis Pendekatan Struktur dan Nilai

Budaya dalam Kumpulan Cerita Pendek Jodoh karya A. A

Navis. Tesis Program Pendidikan Bahasa Indonesia,

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Ting Toomey, Stella. 2003. “Face-Negotiation Theory” dalam A

First Look at Communication Theory, Sixth Edition. New

York: McGraw Hill Higher Education.

_______________. 2007. “Teori Negosiasi Muka”, dalam Richard

West dan Lyn H.Turner, Pengantar Teori Komunikasi

Analisis dan Aplikasi: Introducing Communication Theory:

Analysis and Aplication, terj. Maria Natalia. Jakarta: Salemba

Humanika.

Tubbs, Stewart dan Moss, Sylvia. 1996. Human Communication.

Konteks-konteks komunikasi. Penerjemah: Dedi Mulyana dan

Gembirasari. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Widjaja, H.A.W. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar.

Jakarta, Rieneka Cipta.

Yoruk, Zafer dan Vatikiotis, Pantelis. Soft Power or Illusion of

 

Page 159: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

145

Web :

Hermansyah, Abirahma & Purnadi, Sad. Sinetron Tukang Ojek

Pengkolan. www.mncpictures.com/series/14/Tukang-Ojek-

Pengkolan. Di akses pada 05 Mei 2018

Kuiper, kathlen. 2012. Claude Lévi-Strauss (biography).

www.britannica.com/biography/Claude-Levi-Strauss. Di

akses pada 27 April 2018

Layar Drama Indonesia, RCTI. 2018. TUKANG OJEK

PENGKOLAN [31 MEI 2018].

Youtube.com/channel/UCzTsWuCdVP_vehWyGwPcS3Q.

Di akses pada 25 Juni 2018

Rachman, Sokat. 2016. Rahasia Sukses Tukang Ojek Pengkolan.

www.sokatandlife.com/2017/02/inilah-rahasia-sukses-

serial-tukang. Diakses pada tanggal 05 Mei 2018

Toomey, Stella Ting, Facework/ Face Negotation Theory, 1.

www.researchgate.net/publication/248925162. Diakses

pada 1 Maret 2018

 

Page 160: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

146

LAMPIRAN-LAMPIRAN

 

Page 161: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

147

Lampiran 1

HASIL WAWANCARA

Nama Narasumber : Sokat Rachman (Penulis Skenario

Sinetron Tukang Ojek Pengkolan)

Profesi : Penulis

Tempat : Kediaman Sokat Rachman di Jalan Nusa

Indah RT007 RW012, Rawa Buaya,

Cengkareng, 11740.

Hari/Tanggal : Minggu, 15 Juli 2018

1. Bagaimana awal mula mas sokat di percaya menulis

skenario sinetron Tukang Ojek Pengkolan?

Awalnya itu saya nggak sendiri ya dalam penggarapan

skenario ini. Kita tergabung dalam Aris Nugraha Production

(ANP) itu ada empat orang, Saya, Melvi, mbak Ilma, sama

bang Rizki. Seiring berjalannya waktu, mbak Ilma sama bang

Rizky di tarik untuk project baru, tapi masih di stasiun tv yang

sama. Kalo nggak salah itu di episode 700-an deh kayaknya.

Tapi yang pasti sih nggak jauh setelah masuk episode 700.

Setelah itu tinggal saya sama Melvi, sampe sekarang saya

menjadi penulis utama, karna Melvi khusus untuk beberapa

bintang tamu yang sifatnya keluar masuk tergantung ratting

pemain. Nah, tapi masalahnya sekarang, setiap pemain itu

punya rating, siapa yang rating-nya bagus akan tayang terus.

Kalau ratingnya berkurang, bisa nggak dimunculkan dulu atau

bahkan dihilangkan sama sekali

 

Page 162: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

148

2. Ratting pemain, bagaimana maksudnya mas?

Iya ratting pemain jadi maksudnya gini, kalo dulu kan ratting

itu berdasarkan sinetron tersebut. Nah, kalo sekarang beda.

Jadi masing-masing pemain itu juga punya ratting, yang akan

membawa sinetron yang sedang ia mainkan. Misalnya gini,

pemeran Purnomo itu si mas Furry ratting dia paling tinggi di

antara artis-artis lainnya selain sinetron TOP. Jadi, sinetron

TOP lah yang sedang berada di ratting tertinggi saat itu.

3. Apakah ada kriteria khusus untuk setiap pemain, agar

bisa terus tampil di setiap episodenya?

Kalo kriteria khusus sih nggak ada. Tapi kita dituntut untuk

membuat cerita ini menarik terus setiap harinya. Karna kan,

Penulis juga punya beban untuk membagi adegan secara adil

dan tersebar. Kalau kami nggak mainin satu atau dua orang

nih, berarti kami tidak menafkahi mereka, dong. Jadi,

kuncinya yaa balik lagi ke ratting itu tadi.

4. Lalu, ada latar belakang apasih di balik judul Tukang

Ojek Pengkolan Ini?

Nah, itu awalnya dari kemunculan Ojek-ojek yang berbasis

online pada waktu itu. Kita ambil tema di fokus utamanya itu

ojek konvensional atau ojek pangkalan yang mangkalnya

 

Page 163: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

149

dipengkolan jalanan. Awal banget sinetron ini muncul, belum

kita munculkan Gober. Padahal, saat itu ojek online sedang

naik daun. Kalo denger cerita mereka waktu itu, dari ojek

online bisa berpenghasilan 300-500 ribu per harinya. Nah, dari

situ orang-orang berbondong-bondong mendaftar untuk

menjadi driver ojol. Tapi karna pihak perusahaan ojol tersebut

mereka punya syarat khusus untuk bergabung. Maka mulailah

muncul masalah baru di dunia transportasi kita, yang cukup

parah ya waktu itu. Perselisihan antara ojek online dan ojek

konvensional. Kita lihat di beberapa titik pangkalan ojek

konvensional ada tulisan, “Ojek Online dilarang keras

mengambil penumpang diwilayah ini!!!”. Kasus pembakaran

sepeda motor, dan pemukulan oleh oknum ojek pangkalan

kepada pengemudi ojek online menjadi marak saat itu. Nahh,

dari situlah kita munculkan GOBER sebagai ojek online

dalam sinetron TOP ini. Dalam cerita, kita menampilkan

banyak pesan-pesan moral di dalamnya antara kedua jenis

ojek tersebut yang dimaksudkan untuk menjawab

permasalahan yang muncul saat itu. Itulah yang menjadi khas

dalam sinetron TOP ini.

5. Kapan sih waktu-waktu mas Sokat menyerahkan skenario

yang sudah di kerjakan?

Setiap hari! Setiap hari, sampai saat ini kita wajib

menyetorkan skrip-skrip ini ke pihak produksi.

Konsekuensinya ya terkadang saya harus kerja begadang

 

Page 164: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

150

walaupun nggak setiap hari. Soalnya, kami bikin cerita harus

lucu. Kalau lagi mentok, saya tinggal tidur dulu. Itu pun tidur

nggak tenang. Soalnya, tidur berasa sambil mikir.

Saya mah santai saja dikejar deadline, karena saya

mendedikasikan hal itu sebagai bagian dari pekerjaan saya.

Saya aslinya lebih serius. Kalau nggak ngobrol begini, saya

pasti lebih banyak diam. Bukannya pendiam, tapi saya lagi

mikirin naskah ini mesti bagaimana, Sebagai penulis ‘jaman

now’, kami yang harus cari ide. Penulis itu setiap hari harus

membuka mata hatinya. Apa yang terlewat dan dianggap

orang biasa, bagi penulis bisa jadi nggak biasa.

6. Dimana biasanya mas Sokat melakukan pekerjaan

menulis skenario ini?

Saya kalau menulis disini (sambil menunjukan ruang

kerjanya). Yaa terkadang juga saya kerjakan luar, di café atau

warung-warung makan yang ada di pinggir jalan. Suasana

ramai gak masalah buat saya, justru dari situ saya banyak

dapat inspirasi.

7. Adakah hambatan yang mas Sokat alami selama

melakukan pekerjaan ini?

Hambatan, pasti ada. Sebelum nulis, kita harus nunggu list

ratting pemain dulu dari pihak MNC nya. Kalo dari sananya

terlambat, saya tetap harus on time setor naskah (skenario)

 

Page 165: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

151

untuk segera di garap sama tim produksi. Belom lagi kalo ada

situasi yang urgent, kayak dulu kita harus bikin ending

meninggalnya Tati, karena memang pihak terkait sudah gak

ada kontrak. Terus, meninggalnya alm. kak Reni yang jadi ibu

nurmala. Sama yang terakhir nih, kasusnya mas Tora. Padahal

udah saya buat naskahnya. Yaa mau gak mau kita revisi

ceritanya biar tetep nyambung.

Foto dan Wawancara bersama Sokat Rachman (Penulis

Skenario Sinetron Tukang Ojek Pengkolan)

 

Page 166: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

152

Lampiran 2

Foto kebersamaan Sokat Rachman dengan Pemain dan

Tim Produksi Sinetron Tukang Ojek Pengkolan

 

Page 167: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

153

 

Page 168: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

154

Lampiran 3

Lokasi Syuting Sinetron TOP

 

Page 169: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

155

Lampiran 3

Surat Bimbingan Skripsi

 

Page 170: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

156

Lampiran 4

Surat Izin Penelitian (Skripsi)

 

Page 171: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

157

Lampiran 5

Dokumentasi Sidang Munaqasyah

 

Page 172: ANALISIS NARASI SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42744/1/SINGGIH... · Komunikasi Antarbudaya dan Nilai-nilai Ke-Islaman”.

158

Lampiran 6

Biodata Penulis

Singgih Egananto, lahir di Jakarta

03 Juli 1996. Putra dari pasangan Bapak

Sutrisno dan Ibu Marsini. Penulis

merupakan putra sulung dari empat

bersaudara. Alamat email penulis yaitu:

[email protected]

Penulis menempuh pendidikan diantaranya di SDN 09 Pagi

Rawa Buaya tahun 2003-2008, SMPN 264 Jakarta tahun 2008-

2011, SMAN 57 Jakarta tahun 2011-2014 dan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2014-2018, Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, dan lulus dengan menyandang gelar Sarjana Sosial

(S.Sos) pada tanggal 24 september 2018.

Penulis bercita-cita untuk melanjutkan studi dibidang

komunikasi dan turut berkontribusi dalam membangun kemajuan

dunia Informasi di Indonesia melalui peran sebagai Jurnalis.

Penulis aktif dalam organisasi intra kampus yaitu Himpunan

Mahasiswa Jurusan (HMJ) Komunikasi Penyiaran Islam.

Dengan ketekunan dan motivasi tinggi untuk terus belajar,

berusaha dan memperbaiki diri, penulis telah menyelesaikan tugas

akhir ini. Semoga dengan adanya karya ini mampu memberikan

kontribusi positif bagi dunia pendidikan.

Motto:

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

(QS. Al-Insyirah ayat 5-6)