ANALISIS MARGIN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/965/1/TA...
Transcript of ANALISIS MARGIN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/965/1/TA...
i
ANALISIS MARGIN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA
BMT TUMANG CABANG SALATIGA
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md.E.Sy)
DISUSUN OLEH
LAILA YENI
NIM: 201 13 058
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH D III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
201
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
"Jika kamu berada di sore hari, jangan menunggu pagi, dan jika engkau di pagi hari janganlah
menunggu sore hari, ambillah persiapan saat engkau sehat, untuk menghadapi masa sakitmu
dan saat hidupmu untuk sesudah kematianmu" (HR. Bukhari)
“Sesuatu yang kecil akan tampak besar bagi orang-orang yang bercita-cita kecil. Dan sesuatu
yang besar akan tampak kecil bagi oarang-orang yang bercita-cita besar” (Abu Thayyib)
“Kesungguhan akan mendekatkan sesuatu yang jauh dan membukakan pintu yang terkunci ”
(Imam Syafi’i)
vii
PERSEMBAHAN
“Sebagai Ungkapan Rasa Syukurku kepada Allah SWT dan tanda Bakti Kepada Kedua
Orang Tuaku”
Tugas Akhir ini saya persembahkan kepada:
Pertama
Kedua orang tuaku tercintaIbundaku “Darma yanti” dan Ayahandaku “Suyitno” yang
senantiasa membimbing, mendorong, mendukung dengan penuh kesabaran, keikhlasan,
kegigihan dan tidak henti-hentinya mendo’akan anak-anaknya supaya menjadi orang yang
sholeh, dan sholehah bermanfaat bagi Agama, Nusa dan Bangsa.
Amiin Yaa Rabbal ’alamiiin.
Ke-dua
Kyai Nasir As’ari, Ibu Nyai Siti AMinah, KH Mahdi, ustadz Faishol, Ustadz Ahmad
Zainal, Ustadz Marjan, Ustadz Abdullah dan para Asatid pondok pesantren putri
Masyithoh yang saya nantikan tetes ilmunya, fatwa-fatwanya, do’anya
yang Bermanfaat untuk saya.
Ke-tiga
Adik ku Ulvi dan Ami yang selalu memberi do’a, semangat dan Keluarga Besarku tercinta
yang ikut serta memberi dorongan, semangat dan do’anya dalam menyelesaikan Tugas Akhir
ini.
Ke-empat
Yang terakhir Almamaterku Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam jurusan D3 Perbankan
Syariah Institut Agama Islam Negeri(IAIN) Salatiga khususnya angkatan 2013.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
atas segala limpahan nikmat, karunia, serta hidayah-nya. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa
terhaturkan dan tercurahkan kepada Khatamul Anbiya’ wal Mursalin (penutup
para Nabi dan Rasul) baginda Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, shahabat
dan pengikutnya serta orang-orang yang mencintainya, hingga yaumil qiyamah.
Semoga kita semua, orang tua kita, keluarga kita, guru-guru kita diberi tetap Iman,
Islam, Ihsan, istiqamah dalam beribadah dan dibimbing oleh Allah SWT dan
pada akhirnya jika kita di panggil menghadap Allah SWT menetapi ‘ala ar-Ridha
wa khusnil khatimah. Amin yaa Rabbal ‘Alamiin.
Penyusunan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy) Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga. Akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul
“Analisis Margin Pembiayaan Murabahah Pada BMT Tumang Cabang Salatiga”
dengan baik. Sebagai hamba yang lemah dan banyak kesalahan, penulis
menyadari bahwa dalam menyelesaikan tugas akhir ini banyak pihak yang ikut
serta memberikan bantuan moril maupun materil. Oleh karenanya dengan
kerendahan hati perkenankan penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
ix
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi. M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Salatiga.
3. Bapak Drs. H Alfred L., M.Si selaku Ketua Jurusan D3 Perbankan Syariah
IAIN Salatiga.
4. Ibu Dr. Hikmah Endraswati, M.Si yang telah membimbing penulis dalam
menyelesaikan tugas akhir ini dengan penuh kesantunan, kesabaran,
keikhlasan dan kebijakan.
5. Bapak Taufikur Rahman, S.E.,M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik
selama kuliah di jurusan D3 Perbankan Syariah IAIN Salatiga yang selalu
memberi motivasi belajar bagi penulis.
6. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh civitas akademika IAIN Salatiga
khususnya kepada dosen-dosen di jurusan D3 Perbankan Syariah IAIN
Salatiga yang banyak berjasa kepada penulis.
7. BMT Tumang cabang Salatiga yang telah berkenan menjadi obyek penelitian
untuk penulisan tugas akhir ini. Khususnya kepada manejer cabang BMT
Tumang cabang Salatiga Bapak Ni‟am Al Mumtaz dan staff karyawan BMT
Tumang cabang Salatiga yaitu Bapak Dwi Isnaini, Mbak Umi, Mbak Lia
Mbak Tyas, Mbak Asih dan Mas Samsul yang bersedia meberikan informasi,
data-data dan arahan-arahannya sehingga mempermudah penulis untuk
menyelesaikan tugas akhir ini.
8. Para Staff Perpustakaan IAIN Salatiga, terima kasih atas bantuan penyediaan
buku-buku kepada penulis hingga terselesaikannya tugas akhir ini.
x
9. Secara khusus penulis ingin menyampaikan terima kasih yang tulus kepada
Ibundaku tercinta beliau ibu Darma Yanti dan ayahandaku beliau bapak
Suyitno yang penulis mulyakan dan banggakan. Berkat kesabaran dan
ketulusan beliau dalam membimbing, memberi dukungan, pengorbanannya
serta tidak henti-hentinya selalu mendo‟akan setiap hari untuk anak-anaknya.
Khususnya kepada kedua adikku tersayang Ulvi dan Ami, semoga bisa
menjadi anak yang sholehah dunia akhirat, berbakti kepada kedua orang tua,
dan bisa menjadi kebanggaan kedua orang tua yang selalu mendoakannya.
10. Pengasuh Pon-Pes Putri Masyithoh Tingkir Lor Kyai Nasir As‟ari, Ibu Nyai
Siti Aminah, beserta para Asatidz pondok pesantren putri Masyithoh yang
saya nantikan barakah tetes ilmunya.
11. Sahabat-sahabat penulis yang menemani belajar di IAIN Salatiga. Terima
kasih kepada sahabat spesial hidup yang mengajarkan arti kehidupan, mbak
Muji Sudarti, mbak Mila, mbak Nurlela, mbak Setiana Fatimah, mbak Novi
Karuniawati. Semoga kami semua dapat menjadi orang yang sukses dunia
akhirat.
12. Kepada keluarga besarku tercinta yang telah memberikan dorongan, motivasi
dan do‟a untuk menyelesaikan D3 Perbankan Syariah ini.
xi
13. Semua teman-teman satu angkatan 2013 Jurusan D3 Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang telah bersama-sama berjuang dan
belajar bersama selama kuliah di IAIN Salatiga dengan didukung oleh Kota
Salatiga yang sejuk dan indah ini.
14. Kepada semua teman-teman santri mbak pondok putri Masyithoh Tingkir Lor
yang telah memberikan dorongan, semangat, do‟a, dan mengajarkan makna
kehidupan bersosial kepada penulis.
15. Yang terkhir teruntuk siapapun yang belum penulis sebutkan satu persatu.
Teruntuk semuanya Jazakumullahu ahsanal jazaa’ syukran katsiraan.
semoga tugas akhir ini bermanfaat. Amiin
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih banyak kekurangan dan
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya saran dan kritik yang konstruktif
dari semua pihak sangat diharapkan demi perbaikan dan penyempurnaan tugas
akhir ini.
Salatiga, 5 September 2016
Penulis
Laila Yeni
NIM: 201 13 058
xii
ABSTRAK
Yeni, Laila. 2015. Analisis Margin Pembiayaan Murabahah Di BMT Tumang
Cabang Salatiga. Tugas Akhir Program DIII. Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga. Pembimbing: Dr. Hikmah Endraswati, M.Si
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana
perkembangan pembiayaan murabahah dan penentuan margin keuntungan
pembiayaan murabahah di BMT Tumang cabang Salatiga. Penelitian ini
menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, adapun data yang diperoleh
dari data primer dan sekunder. Data primer berupa sumber data yang
langsung diberikan kepada pihak BMT Tumang cabang salatiga, sedangkan
data sekunder diperoleh dari buku, brosur, buku pedoman operasional BMT,
internet dan buku perpustakaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam perkembangan
pembiayaan murabahah di BMT Tumang pada tahun 2016 mengalami
peningkatan yang cukup baik dan mengalami peningkatan setiap bulannya.
Perkembangan pembiayaan murabahah pada tahun 2016 sebesar
2.337.550.000 rupiah. Penentuan margin keuntungan pembiayaan
murabahah di BMT Tumang berdasarkan kesepakatan antara pihak BMT
dengan nasabah sesuai dengan standarisasi margin keuntungan murabahah
BMT Tumang berdasarkan keputusan Dewan Komisaris dan Direksi yaitu
sebesar 1,5% s/d 1,7%.
Kata Kunci: pembiayaan murabahah, margin keuntungan, BMT Tumang
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... 1
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. 2
PENGESAHAN ................................................................................................. 3
PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................... 4
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ............................................................. 5
MOTTO .............................................................................................................. 6
PERSEMBAHAN ............................................................................................... 7
KATA PENGANTAR ........................................................................................ 8
ABSTRAK ........................................................................................................ 12
DAFTAR ISI .................................................................................................... 13
DAFTAR TABEL .......................................................................................... 16
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... 17
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 18
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 20
C. Tujuan dan Kegunaan .............................................................................. 21
D. Metode Penelitian ..................................................................................... 22
E. Sistematika Penulisan ............................................................................... 24
BAB II LANDASAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 26
B. Kerangka Teoritik ...................................................................................... 28
xiv
1. Pengertian Pembiayaan ......................................................................... 28
2. Jenis-Jenis Pembiayaan ......................................................................... 29
3. Unsur-Unsur Pembiayaan ..................................................................... 32
4. Prinsip-Prinsip Pemberian Pembiayaan ................................................ 34
5. Aspek-Aspek Pembiayaan .................................................................... 37
6. Pembiayaan Murabahah ........................................................................ 40
7. Syarat-Syarat Murabahah...................................................................... 44
8. Ketentuan Jual Beli Murabahah ............................................................ 46
9. Aplikasi Murabahah .............................................................................. 47
10. Aspek Teknis ......................................................................................... 48
11. Skema Pembiayaan Murabahah ............................................................. 50
12. Margin Keuntungan Pada Pembiayaan Murabahah .............................. 50
III LAPORAN OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah BMT Tumang ............................................................................... 54
B. Visi dan Misi ............................................................................................. 55
C. Identitas Umum ........................................................................................ 57
D. Struktur Organisasi ................................................................................... 59
E. Job Discription ......................................................................................... 60
F. Produk-Produk BMT Tumang .................................................................. 62
BAB IV ANALISIS
A. Tingkat Perkembangan Pembiayaan Murabahah ...................................... 67
B. Penetapan Margin Keuntungan Pembiayaan Murabahah di BMT
Tumang Salatiga ........................................................................................ 71
xv
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 75
B. Saran ......................................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Pembiayaan Murabahah BMT Tumang Cabang
Salatiga ................................................................................................................ 20
Tabel 4.1 Perkembangan Pembiayaan Murabahah BMT Tumang Cabang
Salatiga ................................................................................................................ 67
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Pembiayaan Murabahah ....................................................... 50
Gambar 3.1 Struktur Organisasi BMT Tumang Cabang Salatiga....................... 59
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
BMT merupakan lembaga keuangan mikro yang terdiri dari dua
istilah, yaitu Baitul Maal adalah lembaga keuangan berorientasi sosial
keagamaan yang kegiatan utamanya menampung serta menyalurkan harta
masyarakat berupa zakat, infaq dan sedekah (ZIS). Baituttamwiil adalah
lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menghimpun dana mayarakat
dalam bentuk tabungan (simpanan) maupun deposito dan menyalurkannya
kembali kepada masyarakat dalam pembiayaan berdasarkan prinsip
syariah melalui mekanisme yang lazim dalam dunia perbankan (Ilmi,
2002: 66).
Menurut Kusmiyati (2007) Lembaga Keuangan Syariah yang ruang
lingkupnya mikro yaitu Baitul Maal wal Tamwil (BMT) semakin
menunjukkan ekstensinya. Kegiatan BMT adalah melakukan
penghimpunan (prinsip wadiah dan mudharabah) dan penyaluran dana
(prinsip bagi hasil, jual beli dan ijarah) kepada masyarakat.
Produk penyaluran dana atau pembiayaan dapat dibedakan
berdasarkan tujuan penggunaanya, yakni pembiayaan dengan prinsip jual
beli, pembiayaan dengan prinsip sewa, pembiayaan dengan prinsip bagi
hasil, dan pembiyaan dengan akad pelengkap (Karim, 2004:87).
2
Murabahah merupakan salah satu konsep Islam dalam melakukan
perjanjian jual beli. Konsep ini telah banyak digunakan oleh bank-bank
dan lembaga–lembaga keuangan Islam untuk pembiayaan modal kerja, dan
pembiayaan perdagangan para nasabahnya. Murabahah merupakan satu
bentuk perjanjian jual beli yang harus tunduk pada kaidah dan hukum
umum jual beli yang berlaku dalam muamalah islamiyah (Muhammad,
2005 : 22).
Menurut Nuryadin (2007) penetapan margin keuntungan juga dapat
dilakukan dengan cara Rasulullah Saw ketika berdagang, cara ini dapat
dipakai sebagai salah satu metode bank syariah dalam menentukan harga
jual dan margin keuntungan murabahah.
Menurut Rahmawaty (2007) cara Rasulullah Saw dalam
menentukan harga penjualan dan margin keuntungan adalah dengan
menjelaskan harga belinya, berapa biaya yang telah dikeluarkan untuk
setiap komoditas dan berapa keuntungan wajar yang diinginkan. Cara
penetapan harga jual tersebut berdasarkan cost plus mark up. Cost plus
mark up adalah biaya tambahan keuntungan yang diberikan oleh nasabah
kepada lembaga keuangan syariah
Produk pembiayaan murabahah pada BMT Tumang cabang
Salatiga memiliki perkembangan yang cukup meningkat dan mengalami
peningkatan setiap bulannya pada tahun 2016. Hal ini dapat dilihat bahwa
posisi perkembangan pembiayaan murabahah di BMT Tumang Salatiga
sebagai berikut:
3
Tabel 1.1 Perkembangan Pembiayaan Murabahah BMT Tumang
Salatiga
Bulan ∑ Nasabah ∑ Pembiayaan
Januari 17 87.000.000
Februari 24 235.200.000
Maret 37 314.800.000
April 44 344.000.000
Mei 48 393.250.000
Juni 51 435.200.000
Juli 57 528.100.000
Jumlah 281 2.337.550.000
Sumber Data: BMT Tumang Cabang Salatiga
Dari tabel di atas maka dapat diketahui bahwa perkembangan
pembiayaan murabahah pada BMT Tumang Salatiga pada tahun 2016
sebesar 2.337.550.000 rupiah dan mengalami kenaikan setiap bulannya.
Berdasarkan tabel tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Margin Pembiayaan Murabahah Pada BMT
Tumang Cabang Salatiga”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis akan
merumuskan beberapa pokok masalah yang akan menjadi pembahasan
dalam Tugas Akhir ini. Adapun pokok permasalahan tersebut adalah:
1. Bagaimana Tingkat Perkembangan Pembiayaan Murabahah di BMT
Tumang Cabang Salatiga?
2. Bagaimana Penentuan Margin Keuntungan Pembiayaan Murabahah
di BMT Tumang Cabang Salatiga?
4
C. Tujuan Dan Kegunaan
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Untuk Mengetahui Tingkat Perkembangan Pembiayaan
Murabahah di BMT Tumang Cabang Salatiga.
b. Untuk Mengetahui Penentuan Margin pembiayaan Murabahah
di BMT Tumang Cabang Salatiga.
2. Kegunaan
Kegunaan penulisan ini adalah:
a. Memberikan pengetahuan penentuan dan perkembangan
pembiayaan murabahah di BMT Tumang cabang salatiga.
b. Bagi IAIN, dapat dijadikan sebagai bacaan ilmiah di
perpustakaan.
c. Bagi masyarakat, dapat dijadikan sebagai tambahan
pengetahuan mengenai pembiayaan yang berprinsip akad
murabahah.
d. Guna memenuhi tugas akhir pada program studi DIII perbankan
syariah IAIN Salatiga.
e. Bagi BMT, dapat dijadikan bahan sebagai bahan pertimbangan
dalam penentuan margin pembiayaan pada masyarakat banyak.
5
D. Metode Penelitian
Dalam metode penelitian ini, penulis menggunakan metode
deskriptif kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan deskriptif kualitatif
menurut Bungin (2013:280) adalah menganalisis berbagai data yang
terhimpun dari suatu penelitian, kemudian pembentukan kesimpulan
kategoris atau ciri-ciri umum tertentu.
1. Sumber Data
Adapun sumber data menurut Brata (2002 : 42) terbagi menjadi dua
jenis yang dapat digunakan penulis yaitu:
a. Data Primer
Data primer berupa sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data (peneliti) atau data yang diperoleh
langsung dari lapangan (obyek data) atau data yang berisikan
tentang variabel produk BMT Tumang cabang Salatiga yang ada
untuk digunakan analisis. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini,
menggunakan data primer berupa informasi mengenai pembiayaan
murabahah yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data atau informasi yang diperoleh
secara tidak langsung dari objek penelitian yang bersifat publik,
yang terdiri atas: struktur organisasi, data kearsipan, dokumen,
laporan-laporan serta buku-buku dan lain sebagainya yang
6
berkenaan dengan penelitian ini. Data sekunder dapat diperoleh
dari studi kepustakaan berupa data dan dokumentasi. Tugas Akhir
ini menggunakan data sekunder berupa data-data yang diperoleh
dari buku-buku dan studi pustaka yang berkaitan dengan
pembiayaan murabahah.
3. Teknik Pengumpulan Data
Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
a. Observasi
Adapun istilah observasi menurut Gunawan (2013:143) yaitu
diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat
fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antar
aspek dalam fenomena tertentu. Sehingga dalam penelitian ini
penulis mengumpulkan data dengan cara mengamati secara
langsung kegiatan kinerja di BMT Tumang Salatiga dan mencatat
segala sesuatu yang berhubungan dengan pembiayaan murabahah.
b. Wawancara
Wawancara merupakan proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka
antara pewawancara dengan responden atau orang yang
diwawancarai Bungin (2013:133). Dalam hal ini penulis
mengajukan pertanyaan seputar sejarah berdirinya BTM Tumang,
produk-produk, analisis penentuan margin dan perkembangan
pembiayaan murabahah di BMT Tumang Salatiga. Adapun yang
7
menjadi responden dalam penelitian ini adalah Manajer dan
Karyawan di BMT Tumang cabang Salatiga.
c. Dokumentasi
Menurut Bungin (2013:153) dokumentasi adalah metode yang
digunakan untuk menelusuri data historis. Metode ini digunakan
penulis untuk melihat secara langsung bukti-bukti data yang ada
yaitu tentang sejarah, visi dan misi, struktur organisasi, serta
perkembangan BMT Tumang.
E. Sistematika Penulisan
Agar laporan ini memperoleh gambaran yang secara berurutan,
maka penulis menyajikan sistematika penulisan, yaitu uraian mengenai
hal-hal yang akan dilaporkan secara sistematika.
BAB I PENDAHULUAN, berisi tentang uraian latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, metode penelitian,
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI, berisi tentang penelitian terdahulu,
pengertian pembiayaan, jenis-jenis pembiayaan, unsur-unsur pembiayaan,
prinsip-prinsip pemberian pembiayaan, aspek-aspek pembiayaan,
pembiayaan murabahah, ketentuan-ketentuan pembiayaan murabahah,
syarat-syarat pembiayaan murabahah, aplikasi pembiayaan murabahah,
aspek teknis, skema pembiayaan murabahah, perhitungan margin
pembiayaan murabahah.
8
BAB III LAPORAN OBJEK, berisi tentang penyajian tentang
gambaran umum BMT, mengenai sejarah berdirinya BMT Tumang, visi
dan misi, Struktur organisasi, Job Discription, produk-produk BMT.
BAB IV ANALISIS, merupakan bab yang berisikan hasil
penelitian dan pembahasan, meliputi: tingkat perkembangan pembiayaan
murabahah di BMT Tumang cabang Salatiga, dan perhitungan margin
pembiayaan murabahah di BMT Tumang cabang Salatiga.
BAB V PENUTUP, merupakan bab terakhir dalam penulisan tugas
akhir ini yang berisikan kesimpulan dari pembahasan yang telah diuraikan,
dan saran terhadap praktik ekonomi BMT.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Qiyamah (2015) tentang “Analisis
Metode Perhitungan Margin Murabahah Pada Produk Piutang Murabahah
studi kasus pada BMT Al-Fath IKMI”. Hasil penelitian ini menemukan
bahwa perhitungan margin murabahah yang digunakan oleh BMT Al-Fath
IKMI adalah metode proporsional yang disebutkan dalam fatwa DSN
No.84. hanya perhitungan sederhana, yaitu harga pokok dikalikan dengan
presentase margin kemudian dibagi dengan jumlah bulan/lamanya jangka
waktu angsuran. Margin Pertimbangan yang berpengaruh dalam
menentukan besaran margin keuntungan adalah hal-hal yang juga
termasuk dalam ketetapan ALCO syariah, yaitu: DCMR, ICMR, ECRI,
Acquiring cost dan overhead cost.
Asti (2015) dalam Tugas Akhirnya yang berjudul “Analisis Margin
Keuntungan Pembiayaan Manfaat Di BMT Taruna Sejahtera Tengaran
Kab. Semarang”. Penelitian ini menemukan bahwa dalam perkembangan
penyaluran dana atau pembiayaan manfaat pada tahun 2014 mengalami
peningkatan yang cukup baik, dan perkembangan yang tinggi terdapat
pada bulan Desembar 2014 yaitu sebesar Rp. 26.117.500,- dengan growth
sebesar 0.399.885,-. Penentuan margin keuntungan pembiayaan manfaat
BMT Taruna Sejahtera dengan melihat harga pasar saat ini, artinya dalam
10
menentukan standarisasi margin keuntungan melihat margin yang berlaku
di pasar yang masih berlaku.
Citra (2014) meneliti tentang “Analisis Margin Keuntungan
Terhadap Penyaluran Pembiayaan Murabahah pada PT Bank Muamalat
Indonesia Tbk”. Penelitian ini menemukan perkembangan penyaluran
pembiayaan murabahah yang mengalami peningkatan walaupun ada
sedikit penurunan pada setiap awal dan akhir tahun, tetapi untuk triwulan
kedua mengalami peningkatan untuk setiap tahunnya. Karena besarnya
margin keuntungan murabahah telah disesuaikan dengan suku bunga
pinjaman bank konvensional, dan pengaruh margin keuntungan
murabahah terhadap pembiayaan sebesar 53,5% sedangkan sisanya
dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam persamaan
regresi sebesar 46,5%.
Eva (2014) dalam Skripsinya yang berjudul “Analisis Pengaruh
Persepsi Harga Atau Margin Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Minat
Anggota Dalam Membeli Produk Pembiayaan Murabahah Di Jasa
Keuangan Syariah studi kasus pada BMT Amal Mulia”. Penelitian ini
menemukan bahwa persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan
terhadap minat anggota sebesar 19,4% yang berarti bahwa persepsi harga
mampu mempengaruhi minat anggota sebasar 19,4%, semakin tinggi nilai
persepsi harga maka semakin tinggi pula minat anggota terhadap
pembelian produk murabahah.
11
Penelitian sebelumnya fokus pada metode perhitungan margin
keuntungan murabahah dan peningkatan pendapatan pada BMT yang
diteliti. Sedangkan penelitian ini penulis menekankan pada perkembangan
pembiayaan murabahah dan penentuan margin keuntungan pembiayaan
murabahah. Penelitian mengenai pembiayaan murabahah dan penetapan
margin keuntungan murabahah di BMT Tumang cabang Salatiga
sebelumnya belum pernah dilakukan. Dengan demikian, penulis
melakukan penelitian yang berjudul Analisis Margin Pembiayaan
Murabahah Pada BMT Tumang Cabang Salatiga.
B. Kerangka Teoritik
1. Pengertian Pembiayaan
a. Pengertian pembiayaan
Menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 pembiayaan
adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu
tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (Asiyah, 2015:2).
b. Fungsi pembiayaan
Menurut Asiyah (2015:8) ada beberapa fungsi dalam pembiayaan
pada bank syariah sebagai berikut:
1) Meningkatkan daya guna uang
12
2) Meningkatkan daya guna barang
3) Meningkatkan peredaran uang
4) Meningkatkan kegairahan berusaha
5) Stabilitas ekonomi
6) Jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional.
2. Jenis-Jenis Pembiayaan
Menurut Asiyah (2012:23) ada beberapa jenis pembiayaan
sebagai berikut:
a. Pembiayaan Modal Kerja Syariah
Konsep modal kerja mencakup tiga hal, yaitu:
1) Modal Kerja (working capital assets) adalah modal kerja adalah
modal lancar yang dipergunakan untuk mendukung operasional
perusahaan sehari-hari sehingga perusahaan dapat beroperasi
secara normal dan lancar.
2) Modal Kerja Brutto (gross working capital) adalah modal Kerja
Brutto (gross working capital) merupakan keseluruhan dari
jumlah aktiva lancar (curret assets). Pengertian modal kerja
bruto didasarkan pada jumlah atau kuantitas dana yang tertanam
pada unsur-unsur aktiva lancar.
3) Modal kerja netto (net working capital) adalah modal kerja netto
(net working capital) merupakan kelebihan aktiva lancar atas
13
hutang lancar, yang digunakan untuk kepentingan pembayaran
hutang lancar dan tidak dipergunakan untuk keperluan lain.
b. Pembiayaan Investasi Syariah
Menurut Asiyah (2012) investasi adalah penanaman dana
dengan memperoleh imbalan/manfaat/keuntungan dikemudian hari,
mencakup hal-hal antara lain:
1) Imbalan yang diharapkan dari investasi adalah berupa
keuntungan dalam bentuk financial atau uang (financial benefit).
2) Badan usaha umumnya bertujuan untuk memperoleh
keuntungan berupa uang, sedangkan badan sosial dan badan-
badan pemerintah lainnya lebih bertujuan untuk memberikan
manfaat sosial (social benefit) dibandingkan dengan keuntungan
finansialnya.
3) Badan-badan usaha yang mendapatkan pembiayaan investasi
dari bank harus mampu memperoleh keuntungan financial
(finansial benefit) agar dapat hidup dan berkembang serta
memenuhi kewajibannya kepada bank.
14
c. Pembiayaan Konsumtif Syariah
Asiyah (2012) pembiayaan konsumtif yang diberikan untuk
tujuan diluar usaha dan umumnya bersifat perorangan. Menurut jenis
akadnya dalam produk pembiayaan syariah, pembiayaan konsumtif
dapat dibagi menjadi lima bagian:
1) Pembiayaan konsumen akad murabahah
2) Pembiayaan konsumen akad Ijarah Muntahia Bit Tamlik
(IMBT)
3) Pembiayaan konsumen akad Ijarah
4) Pembiayaan konsumen akad Istishna
5) Pembiayaan konsumen akad Qardh + Ijarah
d. Pembiayaan Sindikasi
Menurut Asiyah (2012) pembiayaan sindikasi adalah
pembiayaan yang diberikan oleh lebih dari satu lembaga keuangan
bank untuk satu objek pembiayaan tertentu. Sindikasi mempunyai
tiga bentuk yakni:
a. Lead syndication, yakni sekelompok bank yang secara bersama-
sama membiayai suatu proyek dan dipimpin oleh satu bank yang
bertindak sebagai leader. Modal yang dimiliki oleh masing-
masing bank dilebur menjadi satu kesatuan, sehingga keuntungan
dan kerugian menjadi hak dan tanggungan bersama, sesuai
proporsi modal masing-masing.
15
b. Club Deal, yakni sekelompok bank yang secara bersama-sama
membiayai satu proyek, tapi antara bank yang satu dengan yang
lain tidak mempunyai hubungan kerja sama bisnis dalam arti
penyatuan modal. Masing-masing bank membiayai suatu bidang
yang berbeda dalam proyek tersebut. Dengan demikian masing-
masing bank akan bank akan memperoleh keuntungan sesuai
dengan bidang yang dibiayai. Hubungan masing-masing antar
peserta sindikasi hanya sebatas hubungan koordinatif.
c. Sub Cyndication, yakni bentuk sindikasi yang terjadi antara suatu
bank dengan salah satu bank peserta sindikasi lain dan kerjasama
bisnis yang dilakukan keduanya tidak berhubungan secara
langsung dengan peserta sindikasi lainnya.
3. Unsur-Unsur Pembiayaan
Menurut (Kasmir,2013:87) ada unsur-unsur yang terkandung
dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut:
1. Kepercayaan
Suatu keyakinan pemberian kredit bahwa kredit yang diberikan
(berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali
di masa tertentu di masa akan datang. Kepercayaan ini diberikan
oleh bank, di mana sebelumnya sudah dilakukan penelitian
penyelidikan tentang nasabah baik secara intern maupun ekstern.
16
2. Kesepakatan
Di samping unsur percaya di dalam kredit juga mengandung unsur
kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit.
Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing-
masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-
masing.
3. Jangka waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka
waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah
disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek,
jangka menengah atau jangka panjang.
4. Risiko
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan
suatu risiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin
panjang suatu kredit semakin besar demikian pula sebaliknya. Risiko
ini menjadi tanggung jawab bank, baik risiko yang disengaja
nasabah atau yang tidak sengaja.
5. Balas jasa
Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa
tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam
bentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan
keuntungan bank. Sedangkan bagi bank yang berprinsip syariah
balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.
17
4. Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit/ Pembiayaan
Menurut Asiyah (2015:80) prinsip pemberian pembiayaan
merupakan pedoman-pedoman yang harus diperhatikan oleh pejabat
pembiayaan bank syariah pada saat melakukan pembiayaan,
diantaranya:
1. Character artinya sifat atau karakter nasabah pengambil
pembiayaan. Hal ini yang perlu ditekankan pada nasabah adalah
bagaimana sifat amanah, kejujuran, kepercayaan seorang nasabah.
Kegunaan penilaian karakter adalah untuk mengetahui sejauh mana
kemauan nasabah untuk memenuhi kewajibannya (williness to pay)
sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan.
2. Capacity artinya kemampuan nasabah untuk menjalankan usahanya
guna memperoleh laba sehingga dapat mengembalikan
pinjaman/pembiayaan dari laba yang dihasilkan. Penilaian ini
bermanfaat untuk mengukur sejauh mana calon nasabah mampu
melunasi utang-utangnya (ability to pay) secara tepat waktu, dari
hasil usaha yang diperolehnya.
3. Capital artinya besarnya modal yang diperlukan peminjam.
Kemampuan capital pada umumnya dimanifestasikan dalam bentuk
penyediaan self financial, yang sebaiknya lebih besar dibandingkan
dengan pembiayaan yang diminta. Bentuk self financial tidak harus
berupa uang tunai, melainkan bisa juga berupa tanah, bangunan dan
18
mesin-mesin. Besar kecilnya capital bisa dilihat dari neraca
perusahaan yaitu komponen owner equity, laba ditahan dan lain-lain.
Untuk perorangan dapat dilihat daftar kekayaan yang bersangkutan
setelah dikurangi utang-utangnya.
4. Collateral artinya jaminan yang telah dimiliki yang diberikan
peminjam kepada bank. Penilaian terhadap collateral meliputi jenis,
lokasi, bukti kepemilikan dan status hukumnya.
5. Condition of economy artinya keadaan meliputi kebijakan
pemerintah, politik, segi budaya yang mempengaruhi perekonomian.
Menurut Kasmir (2013:96-97) penilaian kelayakan nasabah
berdasarkan 7P adalah sebagai berikut:
1. Personality
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya
sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap,
emosi, tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu
masalah.
2. Party
Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau
golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta
karakternya. Sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan
tertentu dan akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.
19
3. Purpose
Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit,
termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan
kredit dapat bermacam-macam, apakah tujuan untuk konsumtif atau
tujuan produktif atau tujuan untuk perdagangan.
4. Prospect
Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang
menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai
prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu
fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya
bank yang rugi, tetapi juga nasabah.
5. Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit
yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk
pengembalian kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur
maka semakin baik, sehingga jika salah satu usahanya merugi akan
dapat ditutupi oleh sektor lainnya.
6. Profitability
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari
laba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah tetap sama
atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang
akan diperolehnya.
20
7. Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan
mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan
barang atau orang atau jaminan asuransi.
5. Aspek-Aspek Pembiayaan
Menurut Asiyah (2013:98-99) penilaian dengan seluruh aspek.
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam proses pembiayaan antara
lain:
1. Aspek yuridis
Didalam aspek yuridis diberikan batasan untuk memudahkan
pelaksanaan analisis yaitu: melalui penelitian terhadap legalitas
pendirian perusahaan (badan uasaha), legalitas usaha, legalitas
pengajuan permohonan pembiayaan dan legalitas barang jaminan.
2. Aspek pemasaran
Menurut Kasmir (2013) aspek yang dinilai adalah permintaan
terhadap produk yang dihasilkan sekarang ini dan dimasa yang akan
datang prospeknya bagaimana. Hal ini perlu diteliti dalam aspek ini
adalah:
a. Pemasaran produknya minimal tiga bulan yang lalu atau tiga
tahun yang lalu
b. Rencana penjualan dan produksi minimal tiga bulan atau tiga
tahun yang akan datang
21
c. Peta kekuatan pesaing yang ada
d. Prospek produk secara keseluruhan
3. Aspek keuangan
Aspek yang dinilai adalah sumber-sumber dana yang dimiliki untuk
membiayai usahanya dan bagaimana penggunaan dana tersebut.
Disamping itu, hendaknya dibuatkan cash flow daripada keuangan
perusahaan. Penilaian bank dari segi aspek keuangan biasanya
dengan suatu kriteria kelayakan investasi. Menurut Kasmir (2013)
aspek keuangan mencakup antara lain:
a. Rasio-rasio keuangan
b. Payback period
c. Net Present Value (NPV)
d. Profitability Indek (PI)
e. Internal Rate Of Return (IRR)
f. Break Even Point (BEP)
4. Aspek Teknis/Operasi
Kasmir (2015) berpendapat aspek ini membahas masalah yang
berkaitan dengan produksi seperti kapasitas mesin yang digunakan,
masalah lokasi, lay out ruangan, dan mesin-mesin termasuk jenis
mesin yang digunakan.
22
5. Aspek Manajemen
Menurut Kasmir (2013) untuk menilai struktur organisasi
perusahaan, sumber daya manusia yang dimiliki serta latar belakang
pengalaman sumber daya manusianya. Pengalaman perusahaan
dalam mengelola berbagai proyek yang ada dan pertimbangan
lainnya.
6. Aspek Sosial Ekonomi
Menurut Kasmir (2013) aspek sosial ekonomi menganalisis dampak
terhadap perekonomian dan masyarakat umum seperti:
a) Meningkatkan ekspor barang
b) Mengurangi pengangguran atau lainnya
c) Meningkatkan pendapatan masyarakat
d) Terjadinya sarana dan prasarana
e) Membuka isolasi daerah tertentu
7. Aspek Amdal
Karim (2013) mengatakan menyangkut analisis terhadap lingkungan
baik darat, air, atau udara jika proyek atau usaha tersebut dijalankan.
Analisis ini dilakukan secara mendalam apakah apabila kredit
tersebut disalurkan, maka proyek yang dibiayai akan mengalami
pencemaran lingkungan sekitar.
23
6. Pembiayaan Murabahah
a. Definisi
Jual bali murabahah menurut Fuqaha sebagai penjualan
barang seharga biaya/harga pokok (cost) barang tersebut ditambah
mark-up atau margin keuntungan yang disepakati. Karakteristik
murabahah adalah bahwa penjual harus memberitahu pembeli
mengenai harga pembelian produk dan pernyataan jumlah
keuntungan yang ditambahkan pada biaya (cost) tersebut (Wiroso,
2005:13).
Murabahah adalah kontrak jual beli atas barang tertentu.
Dalam transaksi jual beli tersebut penjual harus menyebutkan
dengan jelas barang yang diperjualbelikan dan tidak termasuk barang
haram. Demikian juga harga pembelian dan keuntungan yang
diambil dan cara pembayarannya harus disebutkan dengan jelas
(Arifin, 2009:26).
b. Jenis-jenis Murabahah
Menurut Wiroso (2005) Murabahah dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:
1. Murabahah tanpa pesanan
Murabahah tanpa pesanan maksudnya, ada yang pesan atau tidak,
ada yang beli atau tidak, bank syariah menyediakan barang
24
daganganya dan tidak terpengaruh atau terkait langsung dengan
ada tidaknya pesanan atau pembeli (Wiroso, 2005:37).
2. Murabahah berdasarkan pesanan
Murabahah berdasarkan pesanan maksudnya, bank syariah baru
akan melakukan transaksi murabahah atau jual beli apabila ada
nasabah yang memesan barang sehingga penyediaan barang baru
dilakukan jika ada pesanan (Wiroso, 2005:37-38).
Menurut Wiroso (2005:45) Murabahah berdasarkan
pesanan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Murabahah pesanan bersifat mengikat
Apabila nasabah sudah melakukan pemesanan barang maka
nasabah harus membeli barang tersebut dengan aturan sebagai
berikut:
Menurut Wiroso (2002:38) murabahah berdasarkan
pesanan dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Pesanan mengikat adalah apa bila sudah pesan harus
mengikuti dan dengan aturan sebagai berikut
a. Jika bank menerima permintaan dari pesanan (nasabah),
bank harus membeli asset yang akhir atau ditutup dengan
akad penjualan yang sah antara dia dan penjual asset.
Pembeli ini dianggap merupakan pelaksanaan janji yang
mengikat secara hukum antara nasabah sebagai pemesan
dari bank.
25
b. Bank menawarkan asset kepada pemesan, yang harus
diterima berdasarkan janji yang mengikat diantara kedua
belah pihak yang secara hukum, dan oleh karena itu
harus sesuai dengan ketetapan yang berlaku dalam akad
perjanjian.
c. Dalam bentuk penjualan seperti ini, diperbolehkan untuk
membayar urbun ketika menandatangani akad aslinya,
tetapi sebelum bank membeli asset. Urbun di dalam fiqih
Islam adalah jumlah uang yang dibayarkan dimuka
kepada penjual. Jika bank memutuskan untuk melakukan
transaksi dan menerima asset maka urbun akan
diperlakukan sebagai bagian dari harga yang dibayarkan
dimuka, jika tidak maka urbun akan ditahan oleh
penjual.
2. Murabahah pesanan bersifat tidak mengikat
Apabila nasabah telah melakukan pemesanan barang maka
nasabah dapat menerima atau membatalkan barang tersebut.
Aturan yang digunakan sebagai berikut:
a. Salah satu pihak (nasabah) meminta pihak lain (bank)
untuk membeli sebuah asset dan meminjamkan bahwa
apabila dia membeli asset tersebut, maka pemesan akan
membelinya dari dia dengan harganya (sudah termasuk
26
mark up keuntungan). Permintaan ini dianggap sebagai
kemauan untuk membeli, bukan penawaran.
b. Jika bank menerima pesanan ini, dia akan membeli asset
untuk dirinya sendiri berdasarkan akad penjualan yang
sah antara dia dan penjual asset tersebut.
c. Pembeli harus menawarkan lagi kepada pemesan
menurut syarat perjanjian pertama, tentunya setelah
kepemilikan asset nya secara sah dimiliki bank. Hal ini
dianggap sebagai penawaran dari bank.
d. Ketika asset ditawarkan kepada pemesan, dia harus
mempunyai pilihan untuk mengakhiri suatu akad
penjualan atau menolak membelinya, dengan kata lain
pemesan tidak wajib memenuhi janjinya. Jika dia
memilih melakukan suatu akad, maka itu akan dianggap
sebagai suatu penerimaan tawaran tersebut. Kemudian
suatu akad penjualan yang sah harus dibuat antara
pemesan dan bank.
e. Apabila terjadi bahwa pemesan menolak membeli asset
tersebut, maka asset-asset tersebut tetap akan menjadi
milik bank yang berhak untuk menjualnya melalui cara-
cara diperbolehkan (Wiroso, 2005:43-44).
27
7. Syarat-Syarat Murabahah
Menurut Wiroso (2005:17-18) dalam murabahah dibutuhkan
syarat, antara lain:
a. Mengetahui harga pertama (harga pembelian)
Pembeli kedua hendaknya mengetahui harga pembelian karena hal
itu adalah syarat sahnya transaksi jual beli. Syarat ini meliputi semua
transaksi yang terkait dengan murabahah, seperti pelimpahan
wewenang (tauliyah), kerjasama (isyrak) dan kerugian (wadhi’ah),
karena semua transaksi ini berdasarkan pada harga pertama yang
merupakan modal. Jika tidak mengetahuinya, maka jual beli tersebut
tidak sah hingga di tempat transaksi. Jika tidak diketahui hingga
keduanya meninggalkan tempat tersebut, maka gugurlah transaksi
itu.
b. Mengetahui besarnya keuntungan
Mengetahui jumlah keuntungan adalah keharusan, karena ia
merupakan bagian dari harga (tsaman), sedangkan mengetahui harga
adalah syarat sahnya jual beli.
c. Modal hendaklah berupa komoditas yang memiliki kesamaan dan
sejenis, seperti benda-benda yang ditakar, ditimbang dan dihitung.
Syarat ini diperlukan dalam murabahah dan tauliyah, baik ketika
jual beli dilakukan dengan penjual pertama atau orang lain. Serta
baik keuntungan dari jenis harga pertama atau bukan, setelah jenis
28
keuntungan disepakati berupa sesuatu yang diketahui ketentuannya,
misalkan dirham ataupun yang lainnya. Jika modal dan benda-benda
yang tidak memiliki kesamaan, seperti barang dagangan, selain
dirham dan dinar, tidak boleh diperjualbelikan dengan cara
murabahah atau tauliyah oleh pihak yang tidak memiliki barang
dagangan. Hal ini karena murabahah atau tauliyah adalah jual beli
dengan harga yang sama dengan harga pertama, dengan adanya
tambahan keuntungan dalam sistem murabahah.
d. Sistem murabahah dalam harta riba hendaknya tidak menisbatkan
riba tersebut terhadap harga pertama seperti membeli barang yang
ditakar atau ditimbang dengan barang sejenis dengan takaran yang
sama, maka tidak boleh menjualnya dengan sistem murabahah. Hal
semacam ini tidak diperbolehkan karena murabahah adalah jual beli
dengan harga pertama dengan adanya tambahan, sedangkan
tambahan terhadap harta riba hukumnya adalah riba dan bukan
keuntungan.
e. Transaksi pertama haruslah sah secara syara‟
Jika transaksi pertama tidak sah, maka tidak boleh dilakukan jual
beli secara murabahah, karena murabahah adalah jual beli dengan
harga pertama disertai tambahan keuntungan dan hak milik jual beli
yang tidak sah ditetapkan dengan nilai barang atau dengan barang
yang semisal bukan dengan harga, karena tidak benarnya penamaan.
29
8. Ketentuan Jual Beli Murabahah
Dalam melaksanakan transaksi murabahah, ketentuan atau
aturan yang perlu diperhatikan yaitu ketentuan dalam Fatwa Dewan
Syariah Nasional dan Ketentuan Bank Indonesia yang tercantum dalam
Peraturan Bank Indonesia maupun Pedoman Akuntansi Perbankan
Syariah Indonesia (PAPSI).
Fatwa Dewan Syariah Nasional yang terkait dengan transaksi
murabahah antara lain adalah :
1. Nomor 4/DSN-MUI/IV/2000 tanggal 1 April 2000 tentang
murabahah,
2. Nomor 13/DSN-MUI/IX/2000 tanggal 16 September 2000 tentang
Uang Muka Dalam Murabahah,
3. Nomor 16/DSN-MUI/IX/2000 tanggal 16 September 2000 tentang
Diskon Dalam Murabahah,
4. Nomor 17/DSN-MUI/IX/2000 tanggal 16 September 2000 tentang
sanksi atas nasabah mampu yang menunda-nunda pembayaran,
dan,
5. Nomor 23/DSN-MUI/III/ 2000 tanggal 28 Maret 2002 tentang
Potongan Pelunasan Dalam Murabahah.
Dalam Fatwa Nomor 04/DSN-MUI/IV/ 2000 Tanggal 1 April
2000 tentang murabahah, sebagai landasan syariah transaksi
murabahah adalah sebagai berikut:
30
a. Al-quran
1) “… Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba …”(QS Al-Baqarah [2]:275)
2) “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu…”
(QS Al-Maidah [5]:1).
3) “Dan jika (orang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah
tangguh sampai ia berkelapangan…” (Al-Baqarah [2]:280).
b. Al-Hadits
1) Hadits nabi dari Abu Said AL-Khudri , dari Abu Said AL-
Khudri bahwa Rasulullah Saw bersabda, „sesungguhnya jual
beli itu harus dilakukan suka sama suka.” ( HR Al-Baihaqi dan
Ibnu Majah, dan dinilai shahih oleh Ibnu Hibban).
2) Hadits nabi riwayat Ibnu Majah, nabi Saw bersabda, “ada tiga
hal yang mengandung berkah: jual beli tidak secara tunai,
muqaradah (mudharabah), dan mencampur gandum dan
jewawut untuk kepentingan rumah tangga, bukan untuk dijual”
(HR Ibnu Majah dari Shuhaib).
3) Hadits Nabi riwayat Abdal-raziq dari Zaid bin Aslam,
Rasulullah ditanya tentang ‘urban (uang muka) dalam jual
beli, maka beliau menghalalkannya.
4) Ijma‟
Mayoritas ulama tentang kebolehan jual beli dengan cara
murabahah (DSN, 2000:22-24).
c. Kaidah Fikih
Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan
kecuali ada dalil yang mengharamkannya.
9. Aplikasi Murabahah
Transaksi murabahah masih mendominasi transaksi penyaluran
dana bank syariah, beberapa transaksi yang terjadi dalam praktik di
antaranya:
31
a. Pengadaan barang, transaksi ini dilakukan oleh bank syariah
dengan prinsip jual beli murabahah, seperti misalnya kebutuhan
sepeda motor untuk pegawai, kebutuhan barang investasi untuk
pabrik dan sejenisnya.
b. Persediaan modal kerja (modal kerja barang), penyediaan barang
persediaan untuk modal kerja dapat dilakukan dengan prinsip jual
beli murabahah, namun transaksi ini hanya sekali putus, bukan
sekali akad dengan pembelian berulang-ulang. Penyediaan modal
kerja berupa uang tidak tepat mempergunakan prinsip jual beli
murabahah ini. Transaksi modal kerja ini baik penyediaan modal
kerja barang maupun modal kerja uang lebih tepat mempergunakan
prinsip murabahah atau musyarakah.
c. Renovasi rumah (pengadaan material renovasi rumah), dalam
renovasi rumah yang diperjualbelikan adalah bata merah, genteng,
kayu, paku, cat dan bahan bangunan lainnya dan pembelian
bangunan ini pun hanya sekali putus, tidak satu akad dilakukan
berulang-ulang. Dalam renovasi rumah lebih tepat mempergunakan
prinsip istishna, karena dalam istishna bank dapat menyediakan
bahan baku, tenaga kerja, dan sebagainya.
10. Aspek teknis
Menurut Muhamad (2000:25) dengan prinsip murabahah, bank
syariah akan membeli barang /jasa, lalu menjualnya kepada
32
nasabahnya dengan mengambil margin keuntungan. Bank
memberikan waktu tangguh bayar kepada nasabahnya selama 30 hari,
60 hari, 90 hari atau jangka waktu lain yang disepakati bersama.
1. Bank menunjuk nasabahnya sebagai agen pembelian barang
dimaksud atas nama bank, dan bank membayar harga barang.
Pembayaran harga beli hanya sah bila dilengkapi invoice,
draft/bill, confirmed delivery order atau dokumen-dokumen
sejenis. Bank harus memastikan bahwa:
a. Draft/bill tidak boleh kadaluwarsa (biasanya tidak lebih dari
14 hari setelah tanggal tertulis).
b. Pembiayaan ganda (double financing) harus dihindari.
2. Bank syariah selanjutnya menjual barang ke nasabahnya dengan
harga yang telah disepakati bersama, yaitu harga pembelian
ditambah margin keuntungan, dan menerbitkan suatu murabahah
note bernilai nominal sebesar harga jual untuk dilunasi dengan
tangguh tempo 30 hari,60 hari atau jangka waktu lain yang
disepakati bersama.
3. Pada saat murabahah note jatuh tempo, nasabah membayar bank
dengan menerbit rekening korannya di bank yang bersangkutan,
atau kliring cek/draft.
33
11. Skema Pembiayaan Murabahah
1. Negosiasi
& persyaratan
5. Terima Barang
2. Akad Jual Beli
6. Bayar
3. Beli Barang 4. Kirim
Sumber: Antonio (2001: 107)
Gambar 2.1
Mekanisme Pembiayaan Murabahah
12. Margin Keuntungan Pada Pembiayaan Murabahah
1. Definisi
Margin keuntungan/mark up merupakan persentase tertentu
yang ditetapkan pertahun: jadi jika perhitungan margin
keuntungan secara harian, jumlah hari dalam setahun ditetapkan
360 hari dan jika perhitungan margin keuntungan secara bulanan
setahun ditetapkan 12 bulan. Pada umumnya, nasabah pembiayaan
melakukan pembiayaan secara angsuran. Tagihan yang timbul
BANK NASABAH
SUPLIER
PENJUAL
34
dalam transaksi murabahah, disebut sebagai piutang. Besaran
piutang tersebut tergantung pada plafond pembiayaan yakni jumlah
pembiayaan (harga beli ditambah harga pokok) yang tercantum
didalam perjanjian pembiayaan (Karim, 2004:254).
Margin merupakan keuntungan bank dari akad murabahah
yang dinyatakan dalam bentuk presentase tertentu yang ditetapkan
oleh bank syariah. Margin keuntungan merupakan tingkat
keuntungan yang diperoleh bank syariah dari harga jual objek
murabahah yang ditawarkan bank syariah kepada nasabah ( Hosen,
2009:104).
2. Perhitungan Margin Keuntungan (Karim, 2004:255)
a. Metode Margin Keuntungan Menurun (sliding)
Margin keuntungan menurun adalah perhitungan margin
keuntungan yang semakin menurun sesuai dengan penurunannya
harga pokok sebagai akibat adanya cicilan/angsuran harga pokok,
jumlah setiap bulan semakin menurun.
1) Contoh perhitungan margin keuntungan menurun
Nasabah dengan plafon, PLFN = Rp. 100.000.000,00
Jangka waktu pembiayaan 1 tahun tingkat margin keuntungan
setahun.
MRJ = 16%, maka jadwal angsuran pembiayaan adalah
sebagai berikut:
35
# angsuran harga pokok per bulan, APPB = (PLFN/12) = Rp.
8,333,333.33# pencairan 05-03-2000 sejumlah Rp.100.000
b. Metode rata-rata
Margin keuntungan rata-rata adalah perhitungan margin
keuntungan menurun yang perhitungannya secara tetap dan
jumlah angsuran (harga pokok dan margin keuntungan)
dibayar nasabah tetap setiap bulan.
1) Contoh perhitungan margin keuntungan rata-rata
Nasabah dengan plafon, PLFN = 100.000.000,00 jngka
waktu pembiayaan dalam bulan JWK = 12, atau 1 tahun.
Tingkat margin keuntungan = ((JWK + 1) /
(2*PLFN*(MRJ/12)
c. Metode Flat
Margin keuntungan adalah perhitungan margin keuntungan
terhadap nilai harga pokok pembiayaan secara tetap dari satu
periode ke periode lainnya, walaupun baik debitnya menurun
sebagai akibat adanya angsuran harga pokok.
1) Contoh perhitungan margin keuntungan flat
Nasabah dengan plafon, PLFN = Rp. 100.000.000,00
jangka waktu pembiayaan dalam bulan JWK = 12, atau 1
tahun. Tingkat margin keuntungan setahun, MRJ = 116% K
= angsuran ke 1,2,3….dan seterusnya. Maka jadwal
angsuran adalah sebagai berikut:
36
# pencairan 05-03-2000 sejumlah Rp. 100.000.000,00
#APPB (k) = harga pokok (k) = PLFN/JWK
#APMB (k) = margin keuntungan (k)=
(PLFN/JWK*(MRJ/12)
d. Metode Annuitas
Margin keuntungan adalah perhitungan margin keuntungan
yang diperoleh dari perhitungan secara annuitas. Perhitungan
annuitas adalah suatu cara pengambilan pembiayaan dengan
pembayaran angsuran harga pokok dan margin keuntungan
secara tetap. Perhitungan ini akan menghasilkan pola angsuran
harga pokok yang semakin membesar dan margin keuntungan
yang semakin menurun.
1) Contoh perhitungan margin keuntungan annuitas
Nasabah dengan plafon, PLFN = Rp. 100.000.000,00
jangka waktu pembiayaan dalam bulan JWK = 12, atau 1
tahun. Margin keuntungan setahun, MRJ = 116% K =
angsuran ke 1,2,3….dan seterusnya. Maka jadwal angsuran
adalah sebagai berikut:
# pencairan 05-03-2000 sejumlah Rp. 100.000.000,00
#APPB (k) = harga pokok (k) = PLFN/JWK
#APMB (k) = margin keuntungan (k)=
(PLFN/JWK*(MRJ/12)
37
BAB III
OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah Berdiri
Sistem perekonomian dan tatanan kehidupan yang dikedepankan pada
masa orde baru ternyata tidak bisa memberikan jawaban akan harapan
terwujudnya masyarakat adil dan makmur. Berangkat dari keprihatinan akan
nasib masyarakat desa yang justru merupakan jumlah mayoritas penduduk di
Indonesia, khususnya di daerah Boyolali. Apabila melihat perputaran uang
yang sebagian besar ada di kota serta sulitnya pengusaha mikro dan kecil di
pedesaan dalam mengakses permodalan dari perbankan.
Perbankan dalam hal ini dinilai lemah dalam komitmennya
menciptakan lingkungan usaha yang lebih adil dan lebih mensejahterakan
masyarakat. Sementara itu, terkait dengan bunga perbankan juga telah menjadi
kajian tersendiri di kalangan umat Islam. Hal-hal tersebut juga sangat
dirasakan oleh masyarakat Desa Tumang. Terutama beberapa orang yang
dalam menjalankan ekonominya berkutat dengan rentenir atau istilah
masyarakat setempat adalah bank plecit.
Dalam rangka menjawab permasalahan-permasalahan yang dihadapi
warga setempat, maka pada bulan Februari 1997 bertempat di rumah dinas
Bapak Suryanto SH. di Jakarta, munculah gagasan untuk pendirian BMT di
Desa Tumang. Setelah dilakukan pemilihan calon pengelola pada tanggal 1
Oktober
38
1998, Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Tumang mulai beroperasi dengan modal
awal 7.050.000 rupiah di desa Tumang, Cepogo, Boyolali. Kemudian, pada
tanggal 10 April 1999, BMT Tumang mendapatkan badan hukum dari departemen
koperasi dengan nomor 242/BH/KDK.11.25/IV/ 1999 yang kemudian lebih
dikenal dengan nama KSU “BMT TUMANG”.
Dengan mengusung visi; “menjadi lembaga keuangan yang mandiri dan
konsisten terhadap ketentuan syariah, memberi manfaat dan mampu
mengangkat status sosial ekonomi masyarakat menuju kesejahteraan yang
diridhoi Allah Taala,” BMT TUMANG terus bekerja keras melayani
masyarakat.
Dalam rentang waktu satu dasawarsa melayani umat, BMT TUMANG
telah berkembang dengan sangat cepat, hingga akhir September 2008 BMT ini
mencatat pembiayaan yang diberikan ke masyarakat anggota telah mencapai
lebih dari Rp 9 Milyar. Dengan slogan; “membangun kemandirian menuju
kesejahteraan” BMT TUMANG ingin terus mengembangkan jaringan dan
menebar manfaat bagi masyarakat sekitar.
B. Visi dan Misi
Dalam rangka melanjutkan keberlangsungan operasi BMT serta untuk
mengatasi permasalahan dan tantangan yang dihadapi BMT di masa depan
maka dirumuskanlah Visi dan Misi BMT sebagai gambaran cita–cita, serta
harapan yang ingin diwujudkan.
39
1. Visi: Menjadi Lembaga Keuangan Syariah Yang Mandiri, Modern dan
Sejahtera. Dari Visi tersebut menggambarkan suatu semangat untuk
membangun ekonomi masyarakat (umat) yang berbasis syariah, dalam
rangka mewujudkan kemandirian melalui tata kelola yang baik, tangguh,
modern menuju kesejahteraan anggota yang diridhoi Allah SWT.
2. Misi BMT Tumang antara lain:
a. Mewujudkan lembaga keuangan syariah yang mandiri, modern,
amanah, dan sejahtera. Misi tersebut terdapat penjelasan sebagai
berikut:
1) BMT Tumang berupaya mewujudkan sebuah lembaga keuangan
syariah yang mandiri, secara terus menerus meningkatkan jati diri,
mengandalkan pada kekuatan yang dimiliki, serta mampu
memanfaatkan peluang yang ada dengan bekerja keras, cerdas,
tuntas dan ikhlas.
2) Modern dari segi pelayanan, daya dukung operasional, dan sejajar
atau lebih tinggi dengan lembaga keuangan terkemuka.
3) Dalam melaksanakan jasa layanan lebih mengutamakan norma-
norma kebaikan (amanah), memiliki kepekaan sosial yang tinggi
sehingga keberadaannya dapat memberikan nilai tambah, serta
dapat meningkatkan kesejahteraan bagi anggota serta masyarakat
luas.
b. Mengembangkan SDM yang tangguh, profesional dan berdaya saing
tinggi. Dapat diuraikan dari misi tersebut bahwa: BMT berupaya
40
mengembangkan SDM yang profesional, kompeten, memiliki integritas
tinggi, berdaya saing sehingga mampu menghadapi tantangan masa kini
dan masa depan.
c. Meningkatkan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung
operasional BMT. Maksud dari misi tersebut adalah untuk mendukung
layanan keuangan syariah yang modern, BMT berupaya meningkatkan
sarana dan prasarana yang memadai dengan didukung oleh ketersediaan
infrastruktur teknologi informasi yang modern sesuai perkembangan
zaman.
C. Identitas Umum
a. Nama Lembaga : Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) BMT
Tumang
b. Tanggal Pendirian : 30 September 1998 oleh Kakandep Koperasi
Kab. Boyolali
c. Alamat Kantor Pusat : Jl. Boyolali-Magelang Km. 10, Cepogo, Boyolali
5736 Telp. (0276) 323 454 Faks. (0276) 323
336
d. Alamat Kantor Cabang :
1. Kantor Pusat dan Cabang Cepogo : Jl. Boyolali-Magelang Km. 10,
Cepogo, Boyolali 57362
2. Kantor Cabang Boyolali : Jl. Pandanaran No. 299
Boyolali Telp. (0276) 323034
41
3. Kantor Cabang Ampel : Jl. Raya Ampel No.8
Ampel, Boyolali Telp. (0276) 330626
4. Kantor Cabang Tumang : Jl. Melati, Tumang, Cepogo,
Boyolali, Telp. 0276-323335
5. Kantor Cabang Andong : Jl. Raya Kacangan, Andong,
Boyolali Telp. (0271) 7893025
6. Kantor Cabang Kartasura : Jl. Ahmad Yani, Kartasura,
Sukoharjo Telp. (0271) 784 285
7. Kantor Cabang Salatiga : Jl. Letjend. Sukowati No.09
Salatiga Telp. (0298) 312729
8. Kantor Cabang Delanggu : Jl. Raya Solo-Jogja (depan
pasar Delanggu) Delanggu, Klaten (0272) 554358
9. Kantor Cabang Selo : Jl. Boyolali-Magelang Km.
18 Selo, Boyolali Telp. (0276) 3295240
42
D. Struktur Organisasi
Di BMT Tumang cabang Salatiga mempunyai struktur organisasi sebagai
berikut:
Manajer cabang Salatiga : Niam al Mumtaz
Marketing Finance : Dwi Isnaini
: Muhammad Fauzan
Marketing Funding : Tyas Ayu Ningrum
:Samsul Arifin
Kasir : Futmalia Suci Sabella
Sumber: diolah oleh penyusun
Tabel 3.1 Struktur Organisasi
Manejer Cabang
Marketing
Funding
Marketing
Funding
Marketing Finance Marketing Finance
Marketing
Funding
Marketing
Funding
Teller/kasir
43
E. Job Discription
Adapun perincian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing
masing jabatan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya adalah sebagai
berkut:
1. Manajer
a. Mengelola secara optimal sumber daya cabang agar dapat cabang
mendukung kelancaran oprasional BMT.
b. Menempatkan dan melaksanakan strategi pemasaran produk guna
mencapai sasaran yang telah ditetapkan baik pembayaran maupun
pendanaan.
c. Memastikan realisasi target operasional cabang secara menetapkan
upaya-upaya pencapaian.
d. Melakukan review terhadap ketajaman dan ke dalam analisis
pembiayaan guna antisipasi resiko kredit macet, kesalahan pemohon
pembiayaan.
e. Memutuskan pencairan pembiayaan sesuai dengan wewenangnya.
f. Melakukan pembinaan terhadap anggota BMT.
g. Memonitoring pelaksanaan penagihan tunggakan kewajiban masalah.
h. Mengambil keputusan atas semua kegiatan-kegiatan di bidang
pemasaran dan operasi sampai dengan batas wewenangnya.
44
2. Marketing finance
a. Memonitoring realisasi target operasional cabang serta menetapkan
upaya- upaya pencapaian.
b. Memastikan semua pembiayaaan mendapatkan tanda tangan pejabat
yang berwenang.
c. Melaksanakan strategi pemasaran guna mencapai sasaran yang telah
di tetapkan.
d. Bersama-sama komite pembiayaan lainnya memutuskan pembiayaan
sesuatu dengan batas wewenang.
e. Review akad pembiayaan dan surat sanggup sesuai dengan
persyaratan.
f. Memonitoring ketertiban nasabah dalam pembayaran angsuran.
g. Mengkoordinir atau melaksanakan penagihan kewajiban nasabah yang
telah jauh tempo atau menunggak.
3. Marketing funding
a. Memonitoring realisasi target operasional cabang serta menetapkan
upaya-upaya pencapaian.
b. Mendatangi nasabah yang menabung maupun membayar angsuran.
c. Melakukan survey ke tempat calon nasabah.
d. Membuat daftar kunjungan kerja harian dalam sepekan mendatang
pada akhir pekan berjalan.
45
e. Melakukan pembinaan hubungan baik dengan anggota melalui
bantuan konsultasi bisnis, diskusi bisnis, diskusi manejemen dan
bimbingan pengelolaan keuangan.
f. Melaporkan kendala-kendala yang dihadapi dilapangan kepada
manajer cabang apabila tidak mampu mengatasinya
4. Kasir/Teller
a. Membuka dan menutup brankas.
b. Menghitung seluruh uang yang ada di dalam brankas.
c. Melayani penyetoran tunai maupun non tunai secara cepat dan tepat.
d. Membuat laporan saldo akhir setiap penutupan kas.
e. Menjaga kerahasiaan tabungan maupun angsuran.
F. Produk-Produk BMT Tumang
Produk KJKS BMT Tumang
1. Produk Pendanaan
a. Simpanan Mudharabah Al Muthlaqah
Simpanan mudharabah al muthlaqah adalah simpanan berdasarkan
kaidah syariah mudharabah al-muthlaqah, di mana nasabah
memberikan kepercayaan kepada BMT Tumang untuk memanfaatkan
dana yang dapat digunakan dalam bentuk pembiayaan secara produktif,
dapat
46
memberikan manfaat pada anggota yang lain secara halal dan
profesional. Laba dari pembiayaan dibagi antara anggota dengan
BMT sesuai nisbah (bagi hasil) yang disepakati di awal. Simpanan
ini dapat diambil sewaktu-waktu.
b. Simpanan Mudharabah Berjangka
Simpanan mudharabah berjangka (deposito) adalah simpanan
berdasarkan kaidah syari‟ah mudharabah al-muthlaqah, di mana
nasabah memberikan kepercayaan kepada BMT Tumang untuk
memanfaatkan dana yang dapat digunakan dalam bentuk
pembiayaan secara produktif, dapat memberikan manfaat pada
anggota yang lain secara halal dan profesional. Laba dari
pembiayaan dibagi antara anggota dengan BMT sesuai nisbah (bagi
hasil) yang disepakati di awal.
c. Simpanan Mudharabah Masa Depan
Si Muda MaPan adalah produk simpanan di BMT Tumang dengan
prinsip akad mudharabah al-muthlaqah, yaitu perjanjian
mudharabah yang tidak mensyaratkan perjanjian tertentu (investasi
tidak terikat). Simpanan tersebut direncanakan khusus untuk
kebutuhan anggota di waktu yang akan datang. Setoran minimal
setiap bulan Rp.50.000,-.
47
2. Produk Pembiayaan
a. Investasi
Transaksi pembiayaan investasi dapat dilakukan dalam 2 jenis
transaksi, yakni Mudharabah dan Musyarakah.
1) Mudharabah
Mudharabah adalah akad kerjasama usaha/perniagaan antara pihak
pemilik dana (shahibul maal) sebagai pihak yang menyediakan
modal dana sebesar 100% dengan pihak pengelola modal
(mudharib), untuk diusahakan dengan porsi keuntungan akan
dibagi bersama (nisbah) sesuai dengan kesepakatan dimuka dari
kedua belah pihak, sedangkan kerugian (jika ada) akan ditanggung
pemilik modal, kecuali jika ditemukan adanya kelalaian atau
kesalahan oleh pihak pengelola dana (mudharib), seperti
penyelewengan, kecurangan, dan penyalahgunaan dana.
2) Musyarakah
Pembiayaan musyarakah (syirkah), adalah suatu bentuk akad
kerjasama perniagaan antara beberapa pemilik modal untuk
menyertakan modalnya dalam suatu usaha, di mana masing-masing
pihak mempunyai hak untuk ikut serta dalam pelaksanaan
manajemen usaha tersebut. Keuntungan dibagi menurut proporsi
penyertaan modal atau berdasarkan kesepakatan bersama.
48
b. Pembiayaan Jual-Beli
Ada beberapa konsep jual beli yang diperbolehkan dalam islam, antara
lain adalah murabahah, salam dan istishna’.
1) Murabahah
Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal (harga
perolehan) dengan tambahan keuntungan (margin) yang disepakati
oleh ke dua belah pihak (Penjual dan Pembeli). Karakteristiknya
adalah penjual harus memberitahu berapa harga produk yang dibeli
dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya.
Cara pembayaran dan jangka waktu disepakati bersama, dapat
secara lump sum ataupun secara angsuran. Murabahah dengan
pembayaran secara angsuran ini disebut dengan Bai’ Bitsaman Ajil.
2) Salam (Salaf)
Salam (salaf) adalah akad pembelian (jual-beli) yang dilakukan
dengan cara, pembeli melakukan pemesanan pembelian terlebih
dahulu atas barang yang dipesan/diinginkan dan melakukan
pembayaran dimuka atas barang tersebut, baik dengan cara
pembayaran sekaligus ataupun dengan cara mencicil, yang
keduanya harus diselesaikan pembayarannya (dilunasi) sebelum
barang yang dipesan/diinginkan diterima kemudian. (Penghantaran
barang/delivery dilakukan dengan cara ditangguhkan).
49
3) Istishna’
Istishna’ adalah akad bersama pembuat (produsen) untuk suatu
pekerjaan tertentu dalam tanggungan, atau akad jual beli suatu
barang yang akan dibuat terlebih dahulu oleh pembuat (produsen)
yang juga sekaligus menyediakan kebutuhan bahan baku
barangnya. Jika bahan baku disediakan oleh pemesan, akad ini
menjadi akad ujrah (upah).
c. Pembiayaan Jasa-Sewa
1) Ijarah
Ijarah adalah pemilikan hak atas manfaat dari penggunaan sebuah
aset sebagai ganti dari pembayaran. Pengertian sewa (ijarah)
adalah sewa atas manfaat dari sebuah aset, sedangkan sewa-beli
(ijarah wa iqtina) atau disebut juga ijarah muntahiya bi tamlik
adalah sewa yang diakhiri dengan pemindahan kepemilikan.
2) Qardh
Qardh adalah meminjamkan harta kepada orang lain tanpa
mengharapkan imbalan. Literatur fiqh, qardh dikatagorikan
sebagai aqd tathawwu yaitu akad saling membantu dan bukan
transaksi komersial. Lembaga Keuangan Syariah dapat
memberikan fasilitas yang disebut Al-Qardhul Hassan, yaitu
penyediaan pinjaman dana kepada pihak yang layak untuk
mendapatkannya, tetapi Lembaga Keuangan pemberi qardh tidak
diperkenankan untuk meminta imbalan apapun.
50
BAB IV
ANALISIS
A. Tingkat Perkembangan Pembiayaan Murabahah BMT Tumang
Salatiga
Tingkat perkembangan pembiayaan murabahah mengalami
peningkatan setiap bulannya. Hal ini terjadi karena mayoritas masyarakat
Salatiga dan sekitarnya mendapat penghasilan dari berdagang dan bertani.
Perkembangan pembiayaan murabahah dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
Tabel 1.1 Perkembangan Pembiayaan Murabahah BMT Tumang
Salatiga
Bulan ∑ Nasabah ∑ Pembiayaan
Januari 17 87.000.000
Februari 24 235.200.000
Maret 37 314.800.000
April 44 344.000.000
Mei 48 393.250.000
Juni 51 435.200.000
Juli 57 528.100.000
Jumlah 281 2.337.550.000
Sumber Data: BMT Tumang Cabang Salatiga
Dilihat dari tabel grafik di atas maka tingkat perkembangan
pembiayaan murabahah pada BMT Tumang Salatiga pada tahun 2016
mengalami perkembangan yang cukup meningkat sebesar 2.337.550.000
rupiah dan mengalami kenaikan setiap bulannya. Kenaikan tertinggi pada
bulan Juli dengan jumlah nasabah sebanyak 57 dan jumlah pembiayaan
sebesar 528.100.000. Karena pada bulan Juli tersebut bertepatan dengan hari
raya Idul fitri, sehingga banyak nasabah yang mengajukan pembiayaan
51
murabahah untuk modal usahanya, diantaranya pembiayaan untuk pembelian
pakaian dan daging sapi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa masyarakat
memiliki tingkat yang tinggi terhadap pembiayaan murabahah.
Penulis menanyakan kepada pihak BMT Tumang cabang Salatiga
tentang perkembangan pembiayaan murabahah, apakah yang dilakukan oleh
pihak BMT Tumang Salatiga apabila perkembangan pembiayaan murabahah
mengalami peningkatan yang sangat baik dan perkembangan pembiayaan
mengalami penurunan bahkan perkembangan pembiayaan mengalami
konstan. Hasil wawancara kepada Bapak Niam al Mumtaz SE, selaku
manajer BMT Tumang Salatiga beliau menjawab pertanyaan penulis sebagai
berikut:
1. Hal-hal yang dilakukan BMT Tumang Salatiga ketika pembiayaan
murabahah mengalami peningkatan.
a. Membangun etos kerja yang lebih tinggi bagi karyawan
(marketing finance) dalam menjaga stabilitas pembiayaan
murabahah yang sekarang sudah naik.
b. Mempertahankan nasabah yang memiliki citra yang baik, artinya
segala kewajiban (pembiayaan pokok atau pelunasan pokok tepat
waktu, tidak terdapat tunggakan angsuran atau pembiayaan
dikatakan lancar dan tidak bermasalah.
52
Sedangkan dalam buku pedoman operasional hal-hal yang dilakukan
BMT Tumang Salatiga ketika pembiayaan murabahah mengalami
peningkatan adalah:
a. Pihak BMT Tumang akan mempertahankan perkembangan
(kenaikan) pembiayaan murabahah yang telah disalurkan.
b. Akan lebih meningkatkan perkembangan (kenaikan) pembiayaan
murabahah pada bulan-bulan selanjutnya hingga tahun-tahun
selanjutnya.
2. Hal-hal yang dilakukan BMT Tumang Salatiga ketika pembiayaan
murabahah mengalami penurunan.
Penurunan pembiayaan menurut Bapak Niam al Mumtaz selaku
manajer BMT Tumang Salatiga adalah pembiayaan yang mengalami
masalah, upaya yang dilakukan oleh pihak BMT adalah sebagai
berikut:
a. Untuk internal BMT antara lain:
1) Pembenahan akhlaq dan perilaku semua karyawan yang ada
di BMT
2) Memperketat filter calon nasabah yang akan mengajukan
pembiayaan meliputi syarat, administrasi, akhlaq dan
perilaku serta lingkungan para calon nasabah.
3) Meningkatkan promosi pembiayaan seperti: brosur,
presentasi, gebyar marketing.
4) Mengoptimalkan jaringan dan menambah varian pembiayaan.
53
b. Untuk eksternal BMT adalah nasabah yang bermasalah
pembiayaan murabahah upaya penanganannya sebagai berikut:
1) Penjadwalan ulang, nasabah diberi keringanan mengenai
jangka waktu pembiayaan, misalnya nasabah memiliki jangka
waktu angsuran 36 kali maka diperpanjang menjadi 48 kali.
2) Persyaratan ulang, dalam hal ini bantuan yang diberikan
adalah memperkecil margin keuntungan atau bagi hasil.
Nasabah yang bersikap jujur, terbuka, yang usahanya
mengalami kesulitan keuangan dan diperkirakan masih dapat
beroperasi dengan menguntungkan pembiayaannya dapat
dipertimbangkan untuk dilakukan persyaratan ulang.
3) Penataan ulang, dengan menambah jumlah pembiayaan dan
atau dengan menambah modal, semua penyelamatan
pembiayaan harus persetujuan Direksi atau Komite
pembiayaan.
4) Pencairan jaminan, ini merupakan jalan terakhir apabila
nasabah sudah benar-benar tidak punya itikat baik ataupun
sudah tidak mampu lagi untuk membayar semua hutang
pembiayaan.
3. Hal-hal yang dilakukan oleh BMT Tumang Salatiga ketika
pembiayaan konstan dalam buku operasional adalah:
54
a. Menyarankan kepada para karyawan (marketing finance) untuk
menyusun strategi yang jauh lebih baik dari strategi yang
sudah dilakukan sebelumnya.
b. Memperluas pemasaran produk penyaluran dana (pembiayaan
murabahah) di beberapa wilayah di Jawa tengah khususnya.
c. Meningkatkan SDM yang kompeten dalam menganalisa
pembiayaan.
B. Penetapan Margin Keuntungan Pembiayaan Murabahah BMT Tumang
Salatiga
Harga jual pada pembiayaan murabahah di BMT Tumang Salatiga
dilakukan dengan metode menambahkan harga perolehan yang dipesan oleh
nasabah dengan tingkat margin keuntungan yang telah diberikan oleh pihak
BMT Tumang sesuai standarisasi yaitu 1,7% lalu ke dua belah pihak
membuat kesepakatan bersama jika nasabah sudah menyetujui standarisasi
margin yang sudah diberikan kepada pihak BMT. Penetapan margin tersebut
sudah ditentukan berdasarkan keputusan dari rapat Dewan Komisaris dan
Direksi. Dalam menetapkan margin, BMT Tumang tidak menentukan
ketentuan-ketentuan tertentu sesuai besaran pinjaman. Karena penetapan
margin di BMT Tumang berdasarkan kesepakatan antara pihak BMT Tumang
dengan nasabah. Dan menyebutkan harga pokok dan harga jual, sehingga
nasabah mengetahui besaran margin yang diperoleh oleh BMT. Hal ini
diungkapakan oleh Bapak Niam Al Mumtaz SE selaku manajer BMT
55
Tumang mengenai harga jual dan penetapan margin keuntungan murabahah
pada tanggal 15 Agustus 2016.
“Dalam Penetapan margin keuntungan di BMT Tumang tidak
ada ketentuan-ketentuan tertentu sesuai besaran pinjaman karena
penetapan margin di BMT Tumang berdasarkan kesepakatan antara
pihak BMT dan nasabah. Jadi, sebelum kami menetukan marginnya,
kami melakukan negoisasi terlebih dahulu kepada nasabah dengan
menawarkan standarisasi margin yaitu 1,7% dan minimal 1,5% yang
mana standarisasi tersebut sudah ditentukan berdasarkan keputusan
Dewan Komisaris dan Direksi. Kebanyakan dari nasabah menyetujui
standarisasi margin tersebut”. Dan menyebutkan harga pokok dan harga
jual (harga yang sudah ditambah dengan margin), jadi nasabah
mengetahui besaran margin yang kami berikan”.
Sedangkan untuk penetapan plafon pembiayaan murabahah
berdasarkan taksiran jaminan. Nilai jaminan merupakan pengalihan hak dan
kekuasaan atas sejumlah barang dengan nilai tertentu, yang diserahkan
kepada pihak BMT guna menjamin pelunasan hutangnnya sesuai dengan
kesepakatan awal. Nilai jaminan yang digunakan adalah nilai rata-rata yang
harus dijaminkan oleh nasabah guna mendapatkan pembiayaan murabahah
di BMT Tumang, nilai dalam bentuk persentase dari nilai taksasi
agunan/jaminan, karena nilai jaminan pembiayaan murabahah akan
mempengaruhi pada besar kecilnya permintaan pembiayaan murabahah. Hal
ini diungkapakan oleh Bapak Dwi Isnaini selaku marketing finance BMT
Tumang mengenai penetapan plafon pembiayaan murabahah pada tanggal 15
Agustus 2016.
“Dalam menetapkan plafon pembiayaan murabahah di BMT
Tumang berdasarkan penaksiran jaminan, yang biasanya digunakan
BMT Tumang yaitu nilai taksasi agunan. Karena nilai taksasi agunan
berpengaruh pada besar kecilnya pembiayaan. Seperti taksasi nilai
agunan motor untuk plafon pembiayaannya sebesar 50-70%”. Dan
untuk taksasi nilai agunan sertifikat sebesar 70%.
56
Mekanisme pembiayaan murabahah BMT Tumang Salatiga yaitu
pihak BMT sebagai penjual barang yang telah tersedia di BMT yang
dibutuhkan nasabah, dan nasabah sebagai pembeli dengan cara pembayaran
diangsur atau cicilan. Dalam transaksi pembelian barang-barang tertentu
misalnya laptop, BMT dapat mewakilkan kepada nasabah untuk membeli
sendiri laptop yang diperlukan dan membayarkan dana untuk pembelian
laptopnya kepada supplier (penjual barang). Dalam contoh kasus ini,
mekanisme yang diterapkan BMT Tumang adalah nasabah menandatangani
akad wakalah terlebih dahulu, karena BMT mewakilkan kepada nasabah
untuk membeli laptopnya sendiri. Setelah selesai akad wakalah maka akad
murabahah bisa dilaksanakan untuk pembayaran laptop tersebut, baik secara
tunai ataupun cicilan. Hal ini diungkapakan oleh Bapak Dwi Isnaini selaku
marketing finance BMT Tumang mengenai mekanisme pembiayaan
murabahah pada tanggal 18 Agustus 2016.
“Pembiayaan murabahah di BMT Tumang ada beberapa
pembiayaan yang menggunakan pembiayaan dengan cara akad wakalah
terlebih dahulu, seperti pembiayaan pembelian laptop, kalau kami yang
mencarikan laptop yang sesuai keinginan nasabah kan repot dan tidak
ada waktu juga untuk mencarinya, maka dari itu nasabah
menandatangani akad wakalah terlebih dahulu, karena BMT
mewakilkan kepada nasabah untuk membeli laptopnya sendiri, dan
untuk sebagai buktinya berupa kwitansi pembelian tersebut. Setelah
selesai akad wakalah maka akad murabahah bisa dilaksanakan untuk
pembayaran laptop tersebut, baik secara tunai ataupun cicilan.
57
Berikut adalah praktek penetapan margin murabahah di BMT Tumang
Salatiga:
Nama Nasabah : -
Fasilitas Pembiayaan : pembiayaan pemilikan laptop
Plafond Pembiayaan :8.000.000
Jangka Waktu :24 bulan
Margin : 1,7%
Tanggal Cair : 24 Juni 2013
Tanggal Jatuh Tempo ; 24 Juni 2013
Margin :(harga beli-DP) × 1,7%
Harga Pokok : (harga beli-DP)/Jangka Waktu
Harga beli laptop : RP.8.000.000
DP : RP. 2.000.000 –
Jumlah yang BMT biayai : RP.6.000.000 (harga pokok)
Margin :RP.6.000.000×1,7%=
RP.102.000/bulan
Jumlah margin dalam 24 bulan = RP. 2. 448.000
Penentuan margin murbahah akan berpengaruh terhadap harga jual
murabahah, oleh karena itu penetapan margin murabahah merupakan faktor
yang sangat penting agar terciptanya harga jual yang adil bagi ke dua belah
pihak (BMT dan nasabah). Harga jual yang mendorong kemaslahatan BMT
tetapi tidak mandzalimi nasabah.
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Perkembangan pembiayaan murabahah di BMT Tumang cabang
Salatiga pada tahun 2016 mengalami peningkatan setiap bulannya,
jumlah perkembangan pembiayaan murabahah sebesar RP.
2.337.550.000. Karena mayoritas masyarakat Salatiga dan sekitarnya
mendapat penghasilan dari berdagang dan bertani, sehingga
masyarakat memiliki tingkat yang tinggi terhadap pembiayaan
murabahah
2. Penetapan margin keuntungan di BMT Tumang berdasarkan
kesepakatan antara pihak BMT dan nasabah dengan melakukan
negoisasi terlebih dahulu kepada nasabah dengan menawarkan
standarisasi margin yaitu 1,7% dan minimal 1,5% yang mana
standarisasi tersebut sudah ditentukan berdasarkan keputusan Dewan
Komisaris dan Direksi.
B. Saran
Adapun saran penulis adalah sebagai berikut:
1. Lebih meningkatkan lagi tingkat perkembangan pembiayaan
murabahah, karena itu akan mempengaruhi tingkat perkembangan
nasabah.
59
2. Mempertahankan perkembangan pembiayaan yang telah diperoleh
sehingga dapat memberikan dampak yang baik bagi perusahaan yang
sedang dikelola.
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, M. Syafi‟i. 2001. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek. Jakarta: PT
Gema Insani Press.
Arifin, Zainul. 2009. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Alvabet
Asiyah, Binti Nur. 2014. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta:
Teras.
Asti, Andri. 2015. Analisis Margin Keuntungan Pembiayaan Manfaat Di BMT
Taruna Sejahtera Tengaran Kab. Semarang. Tugas Akhir. D3
Perbankan Syariah IAIN Salatiga.
Asrori. M. Ma‟ruf. 2000. Etika Belajar Bagi Penntut Ilmu: Terjemah Ta’limul
Muta’alim. Surabaya: Al Miftah.
Brata, Sumardi Surya. 2002. Meteodologi Penelitian. Jakarta: PT Grafindo
Persada.
Bungin, M. Burhan. 2013. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi Format-
format Kuantitatif dan kualitatif untuk Studi Sosiologi, Kebijakan
Publik, Komunikasi, Manajemen, dan Pemasaran. Jakarta: Kencana.
Citra, Dian Pranata. 2014. Analisis Margin Keuntungan (Profit Margin) Terhadap
Penyaluran Pembiayaan Pada PT Bank Muamalat Indonesia. Tugas
Akhir. D3 Politeknik Medan
Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Ilmi, Makhalul. 2002. Teori Dan Praktek Mikro Keuangan Syariah. Yogyakarta:
UII Press.
Karim, Adiwarman. Bank Islam: Analisis Fiqh Dan Keuangan, Edisi Kedua.
2004. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Kasmir. 2013. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Kusmiyati, Asmi Nur Siwi. 2007. Risiko Akad Dalam Pembiayaan Murabahah
Pada BMT Di Yogyakarta (Dari Teori Ke Terapan). Jurnal La Riba.
Vol.1. No.1.
Modul Standar Operasional Perusahaan (SOP) BMT Tumang Salatiga.
Muhamad. 2001. Cet II. Sistem Dan Prosedur Operasional Bank
Syariah.Yogyakarta: UII Pers.
Nawawi, Imam. 2002. Hadits Arba’in An-Nawawiyah Da
Terjemahannya.Surakarta: Media Insani Press.
Nuryadin, Birusman. 2007. Harga Dalam Perspektif Islam. Jurnal Mazahib. Vol
4. No.1.
Qiyamah, Suffah Nurul. 2015. Analisis Metode Perhitungan Margin Murabahah
Pada Produk Piutang Murabahah Studi Kasus Pada BMT Al-Fath
IKMI. Skripsi. SI Perbankan Syariah.UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Rahmawaty, Anita. 2007. Ekonomi Syariah. Tinjauan Krisis Produk Murabahah
Dalam Perbankan Syariah Di Indonesia. Jurnal La Riba. Vol.1. No.2.
Roviana, Eva. 2015. Analisis Pengaruh Persepsi Harga Atau Margin Dan Kualitas
Pelayanan Terhadap Minat Anggota Dalam Membeli Produk
Pembiayaan Murabahah Di Jasa Keuangan Syariah studi kasus pada
BMT Amal Mulia. Skripsi.SI Perbankan Syariah. STAIN Salatiga.
Wiroso. 2005.Jual Beli Murabahah. Yogyakarta: UII Pers.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama :LailaYeni
Tempat, Tgl Lahir :Jambi, 24 September 1994
Alamat :Rt 03 Rw 01 Meranti Baru, Kec. Mandiangin
Kab.Sarolangun, Jambi
Jenis Kelamin :Perempuan
Riwayat Pendidikan
1. 2001-2007 : SD N 2 Mandiangin
2. 2007-2010 : MTS Darul Amanah
3. 2010-2013 : MA Darul Amanah
4. 2013-20016 : IAIN Salatiga
LAMPIRAN-LAMPIRAN