ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN...

114
ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN KOMUNIKASI REMOTIVI (Studi Kasus Playlist Literasi di YouTube) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memeroleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh Aminatuz Zuhriyah NIM. 1113051000006 KONSENTRASI JURNALISTIK PRODI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UINIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H./2018 M.  

Transcript of ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN...

Page 1: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN

KOMUNIKASI REMOTIVI (Studi Kasus Playlist Literasi di YouTube)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memeroleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

Aminatuz Zuhriyah

NIM. 1113051000006

KONSENTRASI JURNALISTIK

PRODI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UINIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H./2018 M.

 

Page 2: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

 

Page 3: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

 

Page 4: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

i

 

Page 5: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

ii

ABSTRAK

Aminatuz Zuhriyah (1113051000006)

Analisis Literasi Media Pada Pusat Studi Media dan Komunikasi Remotivi(Studi Kasus Playlist Literasi di YouTube)

Playlist Literasi media merupakan salah satu produk Remotivi yang memuatkonten teori dalam melihat media di YouTube. Tujuannya untuk mengedukasikhalayak agar mengetahui cara kerja media dalam membuat produknya. Sehingga,masyarakat mampu menghadapi terpaan media. Remotivi sendiri merupakanlembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang kajian media dankomunikasi. Pada tahun 2014, mendapatkan Tasrif Award dari AJI karenakegigihannya dalam mengembangkan literasi media kepada masyarakat,menumbuhkan, mengelola, dan merawat sikap kritis masyarakat terhadap televisi,serta mendorong profesionalisme pekerja televisi untuk menghasilkan tayanganyang bermutu, sehat dan mendidik.

Berdasarkan latar belakang tersebut muncul lah pertanyaan penelitian. Bagaimanaanalisis konten literasi media pada YouTube Remotivi?

Metodologi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatankualitatif dengan paradigma konstruktivis. Penelitian jenis ini menunjukkanbahwa kebenaran suatu realitas sosial adalah kebenaran yang bersifat relatif darihasil konstruksi sosial. Peneliti melakukan observasi, wawancara, studi kasus danstudi pustaka untuk mendapatkan data penelitian. Teknik analisis yang digunakanadalah analisis teks dan gambar Teun A Van Dijk. Teori yang digunakan penelitiadalah teori literasi media Art Silverblatt. Teori ini menjelaskan konsep tentangbagaimana cara memahami literasi media untuk memberikan pemahaman tentangdiskursus media.

Literasi media yang dilakukan Remotivi menggunakan YouTube denganmembagi menjadi lima playlist diantaranya; Literasi, Yang Tidak Media Katakan(YTMK), Kliping Peristiwa Media, Kampanye, dan yang terbaru adalahKenakalan Remaja di Era Informatika. Namun, karena keragaman playlist dansedikitnya tim YouTube menjadikan channel ini tidak konsisten dalammengunggah video-video literasinya. Selain itu, konsep yang digunakan dalamplaylist-nya juga masih mentah karena kebingungan tim YouTube untukmenyentuh lapisan khalayak dalam hal pengetahuan bermedia.

Dengan demikian, apa yang dilakukan Remotivi dalam channel YouTube-nya merupakan sebuah gerakan sosial yang memanfaatkan media digital dalampenyebarannya

Kata Kunci: Remotivi, gerakan sosial, YouTube, literasi media.

 

Page 6: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

iii

KATA PENGANTAR

Bisillahirrahmaanirrahiim

Segala puji milik Allah SWT, Tuhan pemilik jiwa, akal, dan tenaga setiap

manusia yang diciptakannya. Karena dengan kemurahan dan kasih sayang-Nya,

pada akhirnya peneliti dapat menyelesaikan tanggung jawab akademisnya yang

sempat tertunda. Shalawat serta salam senantiasa dipanjatkan kepada sang

revolusioner, Nabi Muhammad SAW dan seluruh keluarga, para sahabat, para

pengikutnya.

Bagi peneliti, skripsi bukanlah formalitas yang harus diselesaikan dengan

cepat dan tanpa kualitas. Ada prosedur dan syarat yang harus dipenuhi peneliti

untuk layak disebut sebagai karya ilmiah. Hal itu membutuhkan waktu, tenaga,

fikiran ekstra dan perhatian khusus peneliti untuk merampungkannya. Berkat

tekanan dan paksaan dari berbagai pihak, akhirnya peneliti merampungkan skripsi

ini meskipun masih terdapat kekurangan. Dengan keterbatasan penyelesaian

skripsi ini tentu tidak luput dari bantuan berbagai pihak baik secara moril maupun

materil. Oleh karenanya peneliti ingin mengucapkan terimakasih dan

mendedikasikan skripsi ini kepada:

1. Kedua orangtua terhebat, Ayah M. Sholeh dan Ibu Mufarrohah yang

telah memberikan dukungan baik secara moril maupun materil, kasih

sayang yang tulus, pengorbanan serta doa yang tak kunjung henti.

Adik semata wayang, Naily Ilmiyati yang telah memberikan doa dan

semangat.

 

Page 7: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

iv

2. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. H. Arief

Subhan, M.A., beserta jajarannya.

3. Ketua Konsentrasi Jurnalistik, M. Kholis Ridho, M.Si dan Sekretaris

Konsentrasi Jurnalistik DRA. Hj. Musfirah Nurlaily, M.A.

4. Dosen pembimbing skripsi, Rachmat Baihaky, MA yang telah

menyediakan waktu di tengah kesibukannya untuk membimbing

peneliti sehingga skripsi ini selesai dengan baik dan lancar.

5. Penguji sidang skripsi, Bintan Humeira, M.Si dan Siti Nurbaya, M.Si

yang telah memberikan saran dan kritik membangun untuk

memerbaiki dan menyempurnakan penelitian ini.

6. Seluruh dosen dan staf akademik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi atas ilmu yang diberikan kepada peneliti.

7. Pusat Studi Media dan Komunikasi, Remotivi. Khususnya kepada Mas

Heychael, Kak Aya, Mas Yoyon, Mas Fariz, dan mbak Uci.

8. Tim diskusi penelitian, Dosen KPI IAIN Surakarta, Mas Abraham

Zakky Zulhazmi, S.Kom.I., MA. Hum. Terimakasih untuk arahan dan

masukannya sejak sebelum seminar proposal skripsi. Mbak Qurrota

A’yun, S.Sos dan Mas Yani Fatrur Rohman, S.Sos terimakasih untuk

arahan, dukungan, dan buku refrensinya. Semoga S2 kalian selesai

tepat waktu dan di waktu yang tepat.

9. Tim pendamping skripsi, Ahmad Mas’ad Ali, terimakasih untuk doa,

kesabaran dalam mendampingi, mendengarkan keluh kesah dan

semangat serta bantuan mengolah data skripsi. Atul dan cak Masluh,

terimakasih telah menemani wawancara. Cak Aji dan Sarah,

 

Page 8: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

v

terimakasih telah meluangkan waktu untuk membantu menerjemahkan

buku refrensi dan memberikan motivasi dikala peneliti jenuh.

10. Sahabat-sahabat peneliti,Kabinet First Garden (Menlu: Sri, Menag:

Nanda, Mendikbud: Fahrul, Menhub: Iqbal, Menpora: Najib,

Menbumn: Suqron) Lia, Ida, Kak Irma, Memey dan Azizi dengan

sabar mendengar keluh kesah selama mengerjakan penelitian.

11. Kawan-kawan di organisasi Image Jabodetabek, PMII Komfakda,

Kopri Cabang Ciputat, PPT IMIKI UIN Jakarta, dan HMK Jurnalistik

yang telah memberikan pengalaman dan kesempatan peneliti untuk

belajar dan berproses.

12. Teman-teman Jurnalistik angkatan 2013, khususnya Jurnalistik A.

Terimakasih sudah memberikan cerita suka duka selama kuliah dan

teman-teman KKN HISTORIA 2016, terutama untuk Ketua dan

sekretaris juga kepada Kartika dan Sherly.

13. Serta seluruh pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.

Akhirnya denan mengucapkan alhamdulillah peneliti dapat menyelesaikan

studi S1 dengan cukup memuaskan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagai

bahan refrensi untuk para akademisi.

Jakarta, 14 Mei 2018

Aminatuz Zuhriyah

 

Page 9: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ............................................ Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK .......................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ......................................................................................................iii

DAFTAR ISI..................................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................... 1

B. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah ................................................................ 4

1. Batasan Masalah ................................................................................................. 4

2. Rumusan Masalah ............................................................................................... 5

C. Tujuan dan Siginifikansi Penelitian ........................................................................ 5

1. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 5

2. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 5

D. Metodologi Penelitian ............................................................................................. 6

1. Paradigma Penelitian........................................................................................... 6

2. Pendekatan Penelitian ......................................................................................... 7

3. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................. 7

4. Teknik Pengumpulan Data.................................................................................. 8

5. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................................... 9

6. Teknik Pengolahan Data ................................................................................... 10

7. Teknik Analisis Data......................................................................................... 10

E. Tinjauan Pustaka ................................................................................................... 10

F. Sistematika Penulisan............................................................................................ 13

BAB II LANDASAN TEORITIS ................................................................................... 15

A. Media Sosial YouTube.......................................................................................... 15

B. Gerakan Sosial Melalui Media Digital.................................................................. 19

C. Teori Literasi Media Art Silverblatt...................................................................... 21

BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA ................................................................ 38

A. Analisis Teks dan Gambar Teun A Van Dijk ....................................................... 38

B. Kondisi Baru Penyiaran di Indonesia.................................................................... 40

 

Page 10: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

vii

D. Perkembangan Literasi Media di Indonesia .......................................................... 42

E. Gambaran Umum Remotivi................................................................................... 46

1. Sejarah Singkat Remotivi .................................................................................. 46

2. Profil Pendiri Remotivi ...................................................................................... 50

3. Struktur Lembaga Remotivi............................................................................... 52

4. Visi dan Misi Remotivi...................................................................................... 54

5. Pendanaan Remotivi .......................................................................................... 55

F. YouTube Remotivi Sebagai Media untuk Literasi ................................................ 55

G. Data Statistik YouTube Remotivi.......................................................................... 58

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 62

A. Temuan Penelitian Literasi Media pada Konten YouTube Remotivi.................... 62

B. Analisis Temuan ................................................................................................... 68

BAB V PENUTUP........................................................................................................... 89

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 89

B. Saran...................................................................................................................... 90

C. Rekomendasi ......................................................................................................... 91

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 92

LAMPIRAN

 

Page 11: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Konten Media Sosial yang Sering Dikunjungi .............................. 3

Gambar 1.2Penetrasi Pengguna Internet Indonesia Berdasarkan Usia .............. 3

Gambar 2.1 Media Sosial dengan Pengguna Aktif Terbesar di Indonesia (TW III

& IV 2016)...................................................................................................... 17

Gambar 2.2 Konten Media Sosial yang Sering dikunjungi ............................... 17

Gambar 3.1 Presentase Generasi Milenial dalam Mencari Sumber Informasi ... 44

Gambar 3.2 Logo Remotivi 2011-2015............................................................ 49

Gambar 3.3 Logo Remotivi 2015-Sekarang ..................................................... 50

Gambar 3.4 Struktur Lembaga Remotivi.......................................................... 52

Gambar 3.5 Frekuensi Milik Publik ................................................................ 53

Gambar 3.6 Rapotivi ....................................................................................... 53

Gambar 4.1 Alur produksi video Literasi ......................................................... 70

Gambar 4.2 Alur Produksi Video YTMK ........................................................ 72

 

Page 12: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

ix

DAFTAR TABEL

Tabel3.1 Jenis Sanksi ...................................................................................... 41

Tabel3.2 Data Tingkat Minat Baca di Dunia .................................................... 42

Tabel3.3 Rubrik Yang Tidak Media Katakan................................................... 58

Tabel3.4 Rubrik Literasi .................................................................................. 59

Tabel3.5 Rubrik Kampanye ............................................................................. 60

Tabel3.6 Rubrik Kliping Peristiwa Media........................................................ 61

Tabel4.1 Kelebihan dan Kekurangan YouTube Remotivi ................................ 85

 

Page 13: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejak runtuhnya rezim orde baru, kebebasan bermedia mulai

menunjukkan taringnya yang ditandai dengan menjamurnya media massa,

baik cetak maupun elektronik.Dampak dari persaingan industri media

tersebut berakibat pada produksi konten media. Menurut data yang dilansir

KPI tentang indeks kualitas siaran tiga tahun terakhir, kualitas siaran tv

masih di bawah standar yang ditetapkan yakni 4.00 pada tahun 2015 dan

2016 serta 3.00 pada tahun 20171. Dewasa ini,yang menjadi sorotan

adalah derasnya arus media tidak dibarengi dengan pemahaman literasi

media.Hal tersebut menjadi perhatian Remotivi agar khalayak yang hidup

di dunia sesak media tetap waspada terhadap terpaan media dengan

menghadirkan konten literasi dalam YouTube-nya.

Playlist Literasi media merupakan salah satu produk Remotivi yang

memuat konten teori dalam melihat media di YouTube. Tujuannya untuk

mengedukasi khalayak agar mengetahui cara kerja media dalam membuat

produknya. Sehingga, masyarakat mampu menghadapi terpaan

mediadanmelek terhadap sisi lain dari suatu peristiwa yang disajikan

media.Playlist ini berisi tentang teori yang disederhanakan dalam bentuk

video dengan mengambil studi kasus peristiwa di televisi.

1https://www.kpi.go.id/index.php/id/publikasi/survei-indeks-kualitas-siaran-televisidiakses pada 31 Agustus 2017.

 

Page 14: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

2

Remotivi hadir sebagai salah satu lembaga swadaya masyarakat di

Indonesia yang bergerak di bidang literasi sekaligus pemantauan media

dengan asumsi untuk memerbaiki kualitas dan kesenjangan di industri

media. Kajian utamanya 60% pada media telivisi dan 40% di media

lain.Remotivi mengonstruk pikiran khalayak untuk lebih kritis terhadap

media khususnya televisi. Khalayak dididik sebagai konsumen aktif agar

turut serta menjadi bagian dari kontrol sosial. Mantan direktur Remotivi,

Heychael mengatakan bahwa,literasi media dijadikan sebagai upaya

Remotivi untuk melawan kuasa media. Lanjutnya, KPI belum ada

kesungguhan dalam memantau kualitas media, begitupun dengan industri

media yang masih menyalahgunakan frekuensi publik melalui tayangan

yang tidak berkualitas dan kesenjangan konten media.

Empat tahun setelah berdiri, Remotivi mendapat penghargaan

Tasrif Award 2014 dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) sebagai lembaga

yang peduli terhadap demokratisasi frekuensi di Indonesia dalam ranah

perwujudan siaran televisi yang lebih sehat dan bermanfaat bagi

publik2.Penghargaan tersebut diberikan karena kegigihannya dalam

mengembangkan literasi media kepada masyarakat,menumbuhkan,

mengelola, dan merawat sikap kritis masyarakat terhadap televisi, serta

mendorong profesionalisme pekerja televisi untuk menghasilkan tayangan

yang bermutu, sehat dan mendidik.

2https://aji.or.id/read/press-release/297/siaran-pers-udin-award-dan-tasrif-award.htmldiunggah pada 30 Agustus 2014. Diakses pada 13 September 2017.

 

Page 15: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

3

Gambar 1.13

Konten Media Sosial yang Sering Dikunjungi

Seiring berkembangnya zaman

, banyak bentuk-bentuk literasi

Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII),

di Indonesia sendiri, YouTube menempati urutan ketiga media sosial yang

sering dikunjungi khalayak media. Hal ini menunjukkan tingginya

masyarakat dalam menggunakan YouTube.

Gambar 1.2

Penetrasi Pengguna Internet Indonesia Berdasarkan Usia

3https://apjii.or.id/content/read/39/264/Survei-Internet-APJII-2016. Diterbitkan padaNovember 2016. Diakses pada 24 Desember 2017.

 

Page 16: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

4

Dari data APJII di atas menunjukkan bahwa pengguna internet

didominasi oleh usia 25-34 tahun dan posisi kedua dimonisasi oleh usia

10-24 tahun. Usia generasi millennial berkisar antara 17-27 tahun.

Sehingga bisa dikatakan bahwa generasi milenial mendominasi

penggunaan internet. Sedangkan menurut berita yang dimuat di CNN

Indonesia, kelompok usia yang sering mengunjungi YouTube adalah

kelompok dengan usia 18-29 tahun4 atau yang disebut generasi milenial.

Untuk menjangkau generasi millenial, Remotivi memanfaatkan media baru

untuk mengampanyekan literasi media yaitu melalui website

Remotivi.or.id dan channel YouTube Remotivi sebagai bentuk literasi

media yang kontekstual dengan zaman. Jika dilihat dari gambar 1.2

generasi milenial gemar mengakses YouTube.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan penulis, maka

penulis tertarik untuk meneliti dengan judul “Analisis Literasi Media

Pada Pusat Studi Media dan Komunikasi Remotivi (Studi Kasus

Playlist Literasi di YouTube)”

B. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Merujuk pada latar belakang yang dipaparkan sebelumnya, maka

peneliti membatasi masalah penelitian untuk lebih memfokuskan pada

4https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20150214143544-185-32127/youtube-dalam-angka-angka. Diunggah pada 15 Februari 2015. Diakses 24 Desember 2017. 15.08 WIB.

 

Page 17: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

5

konten playlist yang dilakukan Remotivi melalui YouTube. Peneliti

mengambil video literasi dengan viewer terbanyak.

2. Rumusan Masalah

Untuk mengetahui permasalahan yang akan diteliti, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana analisis literasi media

yang dilakukan Remotivi melalui YouTube?”

C. Tujuan dan Siginifikansi Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui literasi media yang

dilakukan Remotivi melalui YouTube.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dan kegunaan penelitian ini ditinjau dari dua hal

yaitu manfaat akademis dan manfaat praktis. Secara akademis,

penelitian ini diharapkan menjadi salah satu bentuk kontribusi bagi

pengembangan kajian dan riset Ilmu Komunikasi di Indonesia pada

umumnya, dan khususnya di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah. Dengan mengangkat kajian

literasi media, penelitian ini dapat memberikan ide kepada kampus

untuk menjadikan kajian literasi media sebagai mata kuliah wajib bagi

mahasiswa Ilmu Komunikasi serta membantu para akademisi untuk

menganalisis isi media yang bersifat melek media. Artinya dunia yang

sesak media ini harus dibarengi dengan tingkat kecerdasan dalam

bermedia. Ditinjau dari sisi pragmatis, penelitian ini juga menjadi

 

Page 18: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

6

bentuk kontribusi dan kritik kepada pegiat literasi media untuk

mengembangkan strategi dan jaringan kepada pihak lain, baik yang

berada di lingkungan akademisi maupun masyarakat sekitar.

D. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Lexy J. Moleong mengutip pernyataan Bogdan dan Bilken

menyatakan bahwa paradigma adalah kumpulan proposisi yang

mengarahkan cara berpikir dalam penelitian5. Artinya bahwa

paradigma merupakan salah satu metode berpikir yang digunakan oleh

peneliti dalam melakukan penelitian, baik sebelum atau sesudah

penelitian. Tujuannya yaitu agar peneliti tidak keluar dari jalur cara

berpikir penelitiannya.

Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme yaitu

paradigma yang menunjukkan bahwa kebenaran suatu realitas sosial

adalah kebenaran yang bersifat relatif dari hasil konstruksi sosial.

Paradigma ini menolak paradigma positivism yang memisahkan subjek

dan objek komunikasi. Artinya paradigma ini menilai kajian sosial

secara subjektif dan objektif.

Paradigma ini menyatakan bahwa individu menginterpretasikan

serta bereaksi sesuasi dengan koseptual dan pemikiran6. Juga

memandang bahwa pesan komunikasi mustahil untuk diinterpretasikan

secara seragam. Penerima pesanlah yang harus memaknai pesan itu

5 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja RosydaKarya, 1997), cet. 8, h. 30.

6Elvinaro Ardianto dan Bambang Q-Annes, Filsafat Ilmu Komunikasi, (Bandung:Simbiosa Rekatama Media, 2009), cet. 2, h. 151.

 

Page 19: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

7

sendiri sesuai dengan pengalaman masing-masing. Selain itu, realitas

sosial yang dihasilkan adalah perpaduan dari realitas subjektif dan

realitas objektif.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif yang merupakan suatu cara menggambarkan dan

medeskripsikan beberapa variable yang berkaitan dengan masalah

yang diteliti dari sebuah fenomena atau gejala social7. Penelitian ini

bertujuan untuk menjelaskan sebuah fenomena dengan mengumpulkan

data secara mendalam8. Dimana peneliti lebih fokus pada literasi

media Remotivi dalam bentuk videografis.

Lexy J Moleong mengutip dari pernyataan Bogdan dan Taylor

yang mendefinisikan pendekatan kualiatatif sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskripstif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati9.

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian literasi media yang dilakukan YouTube

Remotiviini dilakukan di beberapa tempat diantaranya di kantor

Remotivi yang terletak di Jl Cumi-cumi1 no 3A RT/RW 14/007 Jati,

Pulogadung 13220. Selain itu peneliti juga mengunjungi beberapa

7 Ardial. Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi. (Jakarta: Bumi Aksara, 2014).Cet. 1, h.262.

8 Rachmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi. (Jakarta: Kencana, 2007). Cet.2. h. 58.

9 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja RosydaKarya, 1997), h. 3.

 

Page 20: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

8

perpustakaan yang menyajikan literatur Ilmu Komunikasi ataupun

yang menyajikan data-data sekunder. Dalam hal ini peneliti

berkunjung di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Umum Universitas Padjajaran, dan

Perpustakaan Umum Universitas Indonesia. Sedangkan waktu

penelitian yang diambil oleh peneliti adalah 6 bulan sejak Desember

2017.

4. Teknik Pengumpulan Data

Umumnya, data penelitian kualitatif berupa informasi subtansif.

Artinya sulit untuk dinumerasikan. Penelitian ini secara garis besar

dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu observasi, wawancara, dan

dokumentasi10.

a. Observasi merupakan pengamatan yang dilakukan oleh panca indra

manusia. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil riset yang

komprehensif dan mendalam11. Artinya suatu proses pengamatan

dan pencatatan secara sistematis mengenai gejala-gejala yang

diteliti. Observasi ini menjadi salah satu dari teknik pengumpulan

data apabila sesuai dengan tujuan penelitian, yang direncanakan

dan dicatat secara sistematis, serta dapat dikontrol keandalan

(reliabilitas) dan kesahihannya (validitasnya). Jenis observasi yang

dilakukan oleh penelitian ini adalah non partisipan dengan

10 Pawito. Penelitian Komunikasi Kualitatif. (Yogyakarta: LKiS, 2008). Cet. 2. h. 96.11Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Komunikasi, Ekonomi Kebijakan

Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial lainnya, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 107.

 

Page 21: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

9

pengamatan secara tidak langsung terhadap tayangan. Oleh

karenanya peneliti mengamati dan meneliti secara streaming video

yang diunggah di channel YouTube Remotivi.

b. Wawancara mendalam (indept interview) dilakukan sebagai metode

pengumpulan data yang digunakan untuk memeroleh informasi

langsung dari narasumbernya12. Wawancara mendalam dianggap

sebagai sebuah kolaborasi antara pewawancara dan partisipan.

Peneliti memilih wawancar mendalam karena tertarik dengan

teknik literasi media Remotivi dalam bentuk video. Adapun

wawancara dilakukan kepada orang-orang yang berkepentingan

dalam penelitian yaitu direktur Remotivi dan tim videografis.

c. Kajian literatur atau pustaka adalah data yang didapat oleh peneliti

melalui sumber-sumber tertulis seperti buku, majalah, dll. Kajian

literatur dalam penulisan ini adalah teori-teori dan uraiannya yang

didapat melalui beberapa sumber buku. Teori dan pengetahuan

tersebut selanjutnya digunakan untuk mengamati dan menganalisa

temuan-temuan di lapangan mengenasi literasi media di channel

YouTube Remotivi.

5. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Pusat Studi Media dan

KomunikasiRemotivi dan objek dari penelitian ini yaituchannel YouTube

yang diproduksi oleh Remotivi sebagai bentuk literasi media.

12 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru, Ilmu Komunikasidan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: Rosdakarya, 2006), h. 35.

 

Page 22: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

10

6. Teknik Pengolahan Data

Setelah data diperoleh, langkah selanjutnya adalah mengolah dan

menganalisa data dengan cara menghimpun, mempelajari, memilah,

dan memberi ulasan. Data diolah selain dalam bentuk narasi juga

dalam bentuk tabel, grafik dan gambar.

7. Teknik Analisis Data

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalahanalisis teks

dan gambar Teun A Van Dijk yaitu mengelaborasikan elemen-elemen

sehingga bisa diaplikasikan secara praktis dengan membagi kerangka

analisis menjadi tiga bagian seperti struktur makro yang terdiri dari

tema, superstruktur membahas tentang skema, dan struktur mikro yang

di dalamnya terdapat elemen semantik, sintaksis, stilistik, dan retoris13.

Data yang telah dikumpulkan baik data dari hasil wawancara

maupun data dari studi literatur akan diolah dengan melihat empat

playlist pada channel YouTube Remotivikemudian dibedah dengan

menggunakan analisis teks dan gambar milik Van Dijk. Dengan begitu

dapat mengantarkan peneliti untuk menganalisis konten literasi media

pada YouTube Remotivi.

E. Tinjauan Pustaka

Guna kajian pustaka adalah membandingkan, menyatakan bahwa

perumusan masalah dalam penelitian berbeda, sehingga dapat menghindari

terjadinya pengulangan dalam penelitian. Dengan kata lain, tinjauan

13Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik,dam Analisis Framing, (Bandung: Remaja Rosydakarya, 2004), cet. 3, hlm. 73.

 

Page 23: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

11

pustaka merupakan alat penguat bagi proses penelitian yang dilakukan

peneliti, bahwa peneliti tidak melakukan proses plagiasi pada penelitian

sebelumnya. Sehingga dalam tinjauan pustaka ini, akan dijelaskan tentang

perbedaan dan kesamaan antara penelitian yang peneliti buat dengan

penelitian sebelumnya.

Sebelum menyusun skripsi ini lebih lanjut, maka peneliti terlebih

dahulu menelusuri penelitian yang sudah dilakukan di Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan

penelitian dari Universitas lain. Adapun beberapa penelitian terdahulu

yaitu :

Skripsi berjudul “Literasi Media Televisi Dengan Pendekatan

Inokulasi di Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat” yang ditulis pada

tahun 2015 oleh Nidya Mustika Armi, mahasiswa Program Studi

Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini membahas

tentang kegiatan literasi media yang dilakukan oleh KPI Pusat dengan

menggunakan pendekatan inokulasi yang merupakan teknik pencegahan

terhadap efek media. Hasil temuan penelitian ini adalah bahwa pendekatan

inokulasi dalam literasi media televisi di KPI Pusat lebih kepada

pencegahan terhadap efek media massa. Masyarakat diedukasi agar tidak

hanya menjadi penikmat isi siaran melainkan juga menjadi pengamat isi

siaran, sehingga khalayak mendapatkan haknya yaitu tayangan yang

berkualitas dan bermanfaat. Letak perbedaan penelitian ini adalah pada

teori dan objek yang diteliti.

 

Page 24: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

12

Penelitian selanjutnya ditulis pada tahun 2013 oleh mahasiswa

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Humaniora, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Birotul Nur Khamilah

dengan judul “Kegiatan Literasi Media Bagi Pelajar (Studi Deskriptif

Kualitatif di Komisi Penyiaran Indonesia Daerah DIY). Penelitian tersebut

bertujuan untuk mendeskripsikan aktivitas literasi televisi media yang

diselenggarakan oleh KPID DIY untuk siswa di kota Yogyakarta. Selain

itu, metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Kemudian,

penelitian tersebut menggunakan teori literasi media dan komunikasi

persuasif dalam kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa KPID

DIY menggunakan fungsi manajemen untuk dipegang sosialisasi literasi

media televisi. Fungsi manajemen terdiri dari merencanakan, mengatur,

menggerakkan dan mengendalikan. Karena itu, sosialisasi dapat berjalan

dengan cukup baik. Perbedaan penelitian yang ditulis Birotul Nur

Khamilah dengan penelitian ini adalah pada objek penelitian. Tidak hanya

itu, teori literasi media yang digunakan masih bersifat umum sedangkan

penelitian ini menggunakan teori literasi media milik Art Silverblatt.

Skripsi dengan judul “Peran Remotivi dalam Meningkatkan

Kualitas Pers di Indonesia” pada tahun 2016 karya Agniya Khoiri,

mahasiswa Program Studi Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi

Universitas Padjadjaran. Penelitian ini fokus pada kegiatan lembaga

Remotivi dalam mempertahankan eksistensinya serta peranannya dalam

sistem pers. Perbedaannya terletak pada objek penelitiannya dimana

 

Page 25: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

13

batasan masalah dalam penelitian ini lebih kepada YouTube Remotivi.

Selain itu, fokus kajiannya juga berbeda.

Thesis karya Agus Maulana, mahasiswa pasca sarjana Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman dengan judul

“Pendidikan Literasi Media (Studi Deskriptif Strategi Komunikasi dalam

Pendidikan Literasi Media pada Lembaga Remotivi di Jakarta)” pada tahun

2014. Fokus penelitian ini terletak pada basis pelatihanRemotivi sebagai

strategi dalam meningkatkan tingkat literasi media pada masyarakat

dengan menggunakan teori Perencanaan Charles R Berger dimana asumsi

dasarnya adalah bagaimana rencana dibuat dan dirumuskan.Hasil

temuannya berupa perencanaan Remotivi dalam memanfaatkan new media

pada playlistRemotivi.or.id sebagai strategi untuk mencapai tujuan yaitu

literasi media kepada masyarakat. Perbedaan tesis dengan penelitian ini

adalah pada teori dan batasan penelitian, jika penelitian fokus kajiannya

pada lembagaRemotivi maka penelitian ini lebihkepada konten YouTube

Remotivi.

F. Sistematika Penulisan

Penelitian yang akan dibahas terdiri dari lima bab, dan masing-

masing bab terdiri dari sub bab, yaitu:

BAB I Merupakan bab pendahuluan yang di dalamnya mencakup;

latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi

penelitian, kajian pustaka, dan sistematika penulisan.

 

Page 26: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

14

BAB II Merupakan bab yang membahas tentang tinjauan teoritis

yang akan digunakan dalam penulisan ini. Di dalamnya

meliputi; media sosial YouTube, peran media digital

dalam gerakan sosial, danteori literasi media Art

Silverblatt..

BAB III Bab ini merupakan gambaran umum media yang

membahas; kondisi baru penyiaran di Indonesia,

perkembangan literasi media di Indonesia, gambaran

umum Remotivi, YouTube sebagai media untuk literasi,

data statistik YouTube Remotivi, analisis teks dan gambar

Van Dijk.

BAB IV Bab ini menjelaskan dan menguraikan hasil analisis dan

temuan penelitian analisis literasi media pada konten

literasi di YouTube Remotivi.

BAB V Bab penutup yang membahas kesimpulan dan saran.

 

Page 27: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

15

BAB II

LANDASAN TEORITIS

Pada bab ini peneliti akan menjelaskan tentang landasan teori yang

menjadi alat untuk menganalisis objek kajian penelitian. Teori tersebut nantinya

akan digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang ada di bab sebelumnya.

A. Media Sosial YouTube

Dalam buku Media Sosial karya Rulli Nasrullah disebutkan bahwa

ada beberapa definisi media sosial dari berbagai penelitian. Setidaknya

terdapat lima definisi yang sudah ditulis oleh para peneliti1, berikut

pemaparan definisinya;

Boyd mendefiniskan media sosial sebagai perangkat lunak yang

digunakan oleh komunitas maupun individu untuk saling berkomunikasi,

dalam kasus tertentu mereka dapat saling berkolaborasi atau bermain2.

Misalnya, pembuatan group atau saling memberikan komentar di media

sosial. Boyd menambahkan bahwa media sosial memiliki kekuatan di

mana konten yang dihasilkan oleh pengguna, bukan oleh editor

sebagaimana yang dilakukan oleh media massa (user generated

content).3Di sinilah dapat dilihat titik perbedaan antara media massa

dengan media sosial dimana konten yang dihasilkan lebih independen

dibanding media massa.

1Rulli Nasrullah, Media Sosial : Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi,(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2017), hlm. 11.

2Rulli Nasrullah, Media Sosial : Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi,hlm. 11.

3Rulli Nasrullah, Media Sosial : Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi,hlm. 11.

 

Page 28: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

16

Pengertian media sosial oleh Boyd di atas disederhanakan oleh

Mandibergh yang mengemukakan bahwa media sosial merupakan sebuah

wadah atau media yang dapat digunakan untuk bekerja sama dalam

menghasilkan konten (user generated content)4. Artinya media sosial

dapat dijadikan sebagai alat untuk memroduksi konten dengan orang lain.

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa media sosial

merupakan suatu platform media berupa media online yang dapat

digunakan oleh siapa saja untuk kepentingan individu tanpa terikat oleh

suatu organisasi.

YouTube termasuk salah satu media sosial yang paling populer

saat ini. Menurut data laporan Wearesocial dan Hootsuite yang bertajuk

Digital in 2017: Southeastasia yang bersumber dari Globalwebindex (TW

III dan IV 2016) menunjukkan bahwa media sosial yang paling aktif

digunakan di Indonesia adalah YouTube, yakni mencapai 49 persen.

Adapun jumlah pengguna aktif media sosial di tanah air mencapai 106 juta

pengguna aktif, atau sekitar 40 persen dari populasi5.

4 Rulli Nasrullah, Media Sosial : Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi,hlm. 11

5https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/09/13/inilah-media-sosial-dengan-pengguna-aktif-terbesar-di-indonesia diakses pada 9 Februari 2018, pukul 17.53

 

Page 29: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

17

Gambar 2.16

Media Sosial dengan Pengguna Aktif Terbesar di Indonesia (TW III & IV

2016)

Sedangkan menurut data survey APJII 2016, YouTube menempati

urutan ke tiga media sosial yang sering dikunjungi.

Gambar 2.2

Konten Media Sosial yang Sering dikunjungi

6https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/09/13/inilah-media-sosial-dengan-pengguna-aktif-terbesar-di-indonesia diakses pada 9 Februari 2018, pukul 17.59

 

Page 30: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

18

YouTube dianggap mampu memengaruhi kondisi politik di suatu

negara7. Menurut Google Indonesia, YouTube telah menjembatani

kepentingan rakyat Indonesia, mulai dari kepentingan budaya, politik,

ekonomi, bahkan tentang pemerintahan8. Sehingga tidak berlebihan jika

YouTube dijadikan sebagai strategi kampanye literasi media karena begitu

masif perkembangan dan pengaruhnya.

Melihat YouTube akan menjadi salah satu media sosial populer

mendatang, Remotivi mulai melebarkan sayap dalam mengembangkan

literasi media. YouTube dinilai menjadi media strategis untuk menyasar

kalangan muda dalam hal bermedia. Sejak saat itu, pada tahun 2015 secara

resmi Remotivi menggunakan channel YouTube sebagai bagian dari

strategi literasi media.

Terdapat lima playlist dalam channel YouTube Remotivi yakni

Literasi, Yang Tidak Media Katakan (YTMK), Kampanye, Kliping

Peristiwa Media, dan yang terbaru adalah Kenakalan Remaja di Era

Informastika. Playlist Literasi membahas tentang suatu teori secara

mendalam dan videonya cenderung panjang. Playlist Yang Tidak Media

Katakan (YTMK) durasi waktu antara 3 sampai 7 menit membahas

tentang isu yang sedang hangat dibicarakan di media9. Sedangkan playlist

Kampanye berupa video sindiran dan ajakan khalayak agar melek terhadap

7Tim Pusat Humas Kementrian Perdagangan RI, Panduan Optimalisasi Media SosialUntuk Kementrian Perdagangan RI, (Jakarta: Kementrian Perdagangan RI, 2014), cet. 1, hlm. 64.

8Tim Pusat Humas Kementrian Perdagangan RI, Panduan Optimalisasi Media SosialUntuk Kementrian Perdagangan RI, hlm. 65.

9Olahan wawancara peneliti Remotivi, Wisnu Prasetyo Utomo, 23 Maret 2017

 

Page 31: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

19

media. Playlist Kliping Peristiwa Media adalah video yang diambil dari

arsip akun YouTube milik industri media maupun arsip pribadi Remotivi

yang diunggah ulang di akun YouTube Remotivi.Playlist Kenakalan

Remaja di Era Informatika merupakan video satir atau meme untuk

meliterasi khalayak melalui lelucon.

B. Gerakan Sosial Melalui Media Digital

Menurut Jenkins dalam jurnal yang ditulis Merlina Lim, Media

sosial menyediakan ruang bagi individu, terutama bagi genarasi muda agar

dapat berpartisipasi baik dalam hal konsumsi dan distribusi pengetahuan ,

ide, dan budaya. Budaya partisipasif ini berfungsi sebagai infrastruktur

yang siap digunakan untuk kegiatan sosial dan politik dan berbah menjadi

keterlibatan sipil10. Artinya, dengan adanya media digital, setiap individu

dapat berkontribusi sebagai konsumen maupun produsen konten yang

dapat membuat perubahan baik di bidang sosial maupun politik.

Munculnya teknologi digital, dapat memberikan dampak pada

perubahan sosial. Pola baru aktivisme digital menurut Bennet dan

Segerberg dalam artikel yang berjudul Gerakan Sosial dalam Konektivitas

Digital yang ditulis Aulia Nastiti mengatakan bahwa terdapat tiga tipologi

aksi berdasarkan bentuk organisasi dan jejaring yang dihasilkan. Pertama,

crowd-enabled action yaitu aksi yang dilakukan murni dari personal

individu sebagai suatu reaksi terhadap suatu fenomena kemudian dikritisi

karena dapat memengaruhi khalayak dan pada akhirnya dapat menarik aksi

10 Merlyna Lim, Many Clicks but Little Sticks: Social Media Activism in Indonesia,Journal of Contemporary Asia, Volume 43, Nomer 4, 2013, hlm. 640.

 

Page 32: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

20

serupa. Peran media digital pada tipe ini sebagai struktur sekaligus agen

organisasi. Kedua, organizationally-enabled action yaitu logika hibrid

collective dan connective action berjalan beriringan. Meskipun melalui

media digital, namun tetap ada struktur formal yang digawangi badan

organisasi. Organisasi membuka partisipasi personal melalui berbagai

kampanye. Ketiga, organizationally-brokered action yaitu aksi yang

dipusatkan pada kontrol organisasi tertentu, peran media digital hanya

sebagai wadah untuk menyebarkan ide atau gagasan. Anggota organisasi

tetap menjadi aktor mobilisasi. Untuk menarik orang berpartisipasi,

gerakan ini menggunakan collective action frame sebagai tipe

gerakannya11.

Dikutip dalam artikel berjudul Sosial Media Sebagai Gerakan

Sosial yang ditulis Ummu A’yunin, Usman Hamid, pendiri komunitas

change.org, mengatakan setidaknya ada empat fungsi media sosial12:

pertama, sebagai alat informasi, artinya khalayak dapat menyalurkan dan

mendapatkan informasi melalui media sosial. Kedua, sebagai alat

interaksi, media sosial menjadi medium interaksi yang efektif karena tidak

terbatas oleh jarak dan waktu. Ketiga, sebagai alat partisipasi, di sini lah

peran penting media sosial dalam sebuah gerakan sosial. Keempat, sebagai

alat desentralisasi isu dan aktor, yaitu medium untuk membahas isu yang

ringan dan sederhana, khalayak bisa membahas berbagai isu baik bertema

berat maupun ringan.

11http://www.remotivi.or.id/kupas/408/Gerakan-Sosial-dalam-Konektivitas-Digitaldiakses pada 8 Juli 2018. 17.05 WIB.

12https://www.academia.edu/18770232/SOSIAL_MEDIA_SEBAGAI_GERAKAN_SOSIALdiakses pada 9 Juli 2018.14.34 WIB.

 

Page 33: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

21

Merlyna Lim dalam artikelnya berjudul Many Clicks but Little

Sticks: Social Media Activism in Indonesia berpendapat bahwa meskipun

media sosial tujuan utamanya bukan untuk memajukan dan memerdalam

demokrasi, tetapi karena memungkinkan berbagai bidang dapat ditemukan

di sana, dari berbagai bidang tersebut memungkinkan individu untuk

memiliki pastisipasi ruang lebih besar, secara budaya san sosial. Maka,

secara tidak langsung media sosial menghasilkan ruang publik yang ideal

dimana partisipasi publik yang kuat dan efektif dapat terjadi13.

C. Teori Literasi Media Art Silverblatt

Literasi media menurut Art Silverblatt merupakan gerakan sadar

melek media oleh khalayak media massa dengan menggunakan pendekatan

proses penyampaian pesan media kepada konsumen media14. Gerakan

penyampaian pesan media tersebut dapat berupa film, berita, buku, iklan,

dan lain sebagainya. Proses tersebut dapat memberikan pemahaman

tentang budaya yang ada di masyarakat sebagai bagian dari proses

komunikasi massa.

W. James Potter mendefinisikan literasi media sebagai suatu

perspektif atau kemampuan diri untuk melihat suatu media15. Perspektif

tersebut berupa pengetahuan dan keahlian untuk menganalisis pesan

13Merlyna Lim, Many Clicks but Little Sticks: Social Media Activism in Indonesia,Journal of Contemporary Asia, hlm. 638.

14Art Silverblatt dalamApriadi Tambukara, Literasi Media: Cerdas Bermedia KhalayakMedia Massa, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 12.

15W. James Potter, Media Literacy, (USA: Sage Publication, 2005), 3th edition, hlm. 22.

 

Page 34: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

22

media16. Kemampuan ini menjadi penting agar khalayak sadar akan pesan

dan makna produk media ketika terlibat dalam interaksi.

Sedangkan menurut Stanley J. Baran, literasi media dipandang

sebagai rangkaian gerakan sadar media17. Tujuannya untuk meningkatkan

kontrol dan keterampilan individu terhadap media18. Artinya literasi media

dijadikan sebagai alat untuk melindungi diri dari terpaan media.

Titik perbedaan definisi literasi media dari ketiga pakar

komunikasi tersebut adalah jika Silverblatt menekankan melek media

sebagai sebuah gerakan khalayak terhadap media. Maka senada dengan

silverblatt, Baran juga melihat literasi media sebagai sebuah gerakan tetapi

lebih kepada individu media bukan khalayak pada umumnya. Sedangkan

Potter memandang bahwa literasi media sebagai suatu pengetahuan untuk

menganalisis media.

Menurut Silverblatt, Literasi media dibangun berdasarkan beberapa

elemen penting yang dirangkum menjadi lima elemen yaitu;

Pertama, menyadari dampak media terhadap individu maupun

masyarakat19. Media massa memiliki dampak baik dan buruk bagi

khalayak. Disadari atau tidak, kedua dampak tersebut dapat memengaruhi

perilaku dan budaya khalayak. Misalnya, seorang anak yang bertengkar

dengan temannya dengan alasan karena mengikuti apa yang pernah dilihat

di tv.

16W. James Potter, Media Literacy, hlm. 22.17Stanley J. Baran dalamApriadi Tambukara, Literasi Media: Cerdas Bermedia Khalayak

Media Massa, hlm. 8.18Stanley J. Baran dalamApriadi Tambukara, Literasi Media: Cerdas Bermedia Khalayak

Media Massa, (Jakarta: Salemba Humanika, 2011),hlm. 8.19Art Silverblatt dalamYosal Iriantara, Literasi Media : Apa, Mengapa, Bagaimana,

(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2009), hlm. 22.

 

Page 35: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

23

Kedua, memahami proses komunikasi massa20. Ketika khalayak

memahami komponen dari komunikasi massa dan bagaimana komunikasi

tersebut berlangsung dan dibangun, maka khalayak akan mengetahui

perbedaan media dalam mengelola pesan21. Kita juga dapat membangun

persepsi bagaimana industri media itu bekerja, apa saja kewajiban media

terhadap khalayak begitupun sebaliknya.

Ketiga, mengembangkan strategi yang dapat digunakan untuk

menganalisis dan mendiskusikan pesan-pesan media22. Untuk mengetahui

makna atau pesan media, khalayak harus memiliki pedoman dasar

pemikiran dan refleksi. Pedoman dasar tersebut digunakan untuk

mengartikan makna atau pesan media kemudian kita harus memiliki objek

untuk menjadi bahan kajian. Misalnya, maksud dari sebuah tulisan dapat

dilihat dari framing tulisan. Kemudian kita bisa mengetahui maksud dari

foto tersebut dilihat dari waktu pengambilan foto, angel yang digunakan,

dan lain sebagainya. Jika kita tidak dapat memaknai sebuah pesan, maka

kita akan menelan mentah-mentah pesan yang dibuat oleh pembuat pesan.

Keempat, menyadari bahwa konten media merupakan sebuah teks

yang memberikan pemahaman kepada budaya dan diri sendiri23. Informasi

mengenai budaya bisa didapatkan dengan mudah melalui sebuah

komunikasi. Dalam konteks saat ini, dunia yang disesaki oleh media

20Art Silverblatt dalamYosal Iriantara, Literasi Media : Apa, Mengapa, Bagaimana, hlm.22.

21Art Silverblatt dalam Stanley J. Baran, Pengantar Komunikasi Massa: Literasi Mediadan Budaya, (Jakarta: Salemba Humanika, 2011), hlm. 32.

22Art Silverblatt dalamYosal Iriantara, Literasi Media : Apa, Mengapa, Bagaimana, hlm.22.

23Art Silverblatt dalamYosal Iriantara, Literasi Media : Apa, Mengapa, Bagaimana, hlm.23.

 

Page 36: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

24

mampu menyediakan segala macam informasi yang dapat membentuk

suatu budaya baru dalam kehidupan masyarakat.

Kelima, kemampuan untuk menikmati, memahami dan

mengapresiasi isi media24. Pemahaman tentang literasi media bukan berarti

anti media. Literasi media tidak mengajarkan untuk menjauhi sama sekali

media. Justru ketika khalayak melek media maka akan mengetahui mana

konten yang baik dan buruk, kemudian mengapresiasi dari hasil kerja

produsen konten media.

Cakupan kegiatan literasi media menurut Potter dibagi menjadi

lima elemen, diantaranya:

Pertama, literasi media merupakan sebuah rangkaian bukan

pengelompokan25. Artinya sasaran literasi media tidak hanya pada satu

tingkatan sekolah atau salah satu media, tetapi menyeluruh dan

berkesinambungan dari berbagai tingkatan sekolah dan seluruh media

massa. Misalnya, penyebaran literasi media mulai dari sekolah dasar

kemudian pembelajarannya dilanjutkan hingga perguruan tinggi.

Kemudian media penyebaran literasi media juga pada beberapa medium

seperti koran, televisi, media siber, radio, dan sebagainya.

Kedua, mengembangkan literasi media merupakan hal yang

penting26. Pentingnya Mengembangkan literasi media baik secara

24Art Silverblatt dalamYosal Iriantara, Literasi Media : Apa, Mengapa, Bagaimana, hlm.23.

25James W. Potter dalamdalamYosal Iriantara, Literasi Media : Apa, Mengapa,Bagaimana, hlm. 12.

26James W. Potter dalamdalamApriadi Tambukara, Literasi Media: Cerdas BermediaKhalayak Media Massa, hlm. 12.

 

Page 37: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

25

intelektual maupun emosi dapat mendorong seseorang untuk merasakan

dampak pesan media.

Ketiga, sifat literasi media adalah multidimensional yang

mencakup kognitif, emosi, estetika, dan moral27. Kognitif dalam hal ini

adalah khalayak dapat berpikir kritis terhadap konten media, dari segi

emosi, khalayak mampu merasakan dampak konten media bagi dirinya

maupun orang lain28. Setelah mengetahui maksud dan dampak konten

media, khalayak dapat menilai bahwa produk media merupakan bagian

dari seni serta di dalamnya mengandung nilai moral29.

Keempat, kemampuan untuk menelaah makna pada pesan media30.

Mengkaji makna di balik pesan media merupakan bagian dari literasi

media. Khalayak dapat dikatakan literate apabila mampu menggali makna

pada pesan media.

Kelima, literasi media memiliki tujuan untuk memberikan banyak

tafsiran dan kontrol terhadap media31. Keunggulan dari literasi media

adalah khalayak mampu membentengi diri dari dampak media. Semua

pesan yang disajikan tidak serta merta dicerna.

Berbeda dengan Silverblatt dan Potter yang mengemukakan lima

elemen dalam literasi media, Baran mengidentifikasi elemen literasi media

27James W.PotterdalamYosal Iriantara, Literasi Media : Apa, Mengapa, Bagaimana, hlm.32.

28James W. Potter dalamdalamApriadi Tambukara, Literasi Media: Cerdas BermediaKhalayak Media Massa, hlm. 13

29James W. Potter dalamApriadi Tambukara, Literasi Media: Cerdas Bermedia KhalayakMedia Massa, hlm. 14

30James W. Potter dalamApriadi Tambukara, Literasi Media: Cerdas Bermedia KhalayakMedia Massa, hlm. 13.

31James W. Potter dalamYosal Iriantara, Literasi Media : Apa, Mengapa, Bagaimana,hlm. 32.

 

Page 38: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

26

menjadi 8 poin. 5 poin diantaranya merupakan elemen yang digagas oleh

Silverblatt.

Pertama, keterampilan berpikir kritis yang dapat memungkinkan

khalayak untuk menilai secara independen pesan media32. Kedua,

memahami tentang proses komunikasi massa33.Ketiga, kesadaran akan

dampak dari media bagi individu maupun masyarakat34.Keempat,

memiliki strategi untuk menganalisis dan mendiskusikan pesan

media35.Kelima, memahami bahwa konten media memberikan wawasan

tentang kebudayaan bagi khalayak36.Keenam, mampu untuk menikmati,

memahami, serta menghargai konten media37.Ketujuh, membangun

keterampilan produksi yang efektif dan bertanggung jawab38.Kedelapan,

memahami kewajiban etika dan moral praktisi media39.

Melalui bukunya Media Literacy : Keys to Interpreting Media

Messages, Art Silverblatt menyebutkan empat aspek yang harus dipahami

dalam literasi media. Aspek tersebut mencakup proses, konteks,

framework, dan produksi nilai.

32Stanley J. Baran dalamApriadi Tambukara, Literasi Media: Cerdas Bermedia KhalayakMedia Massa, hlm. 14.

33Stanley J. Baran dalamApriadi Tambukara, Literasi Media: Cerdas Bermedia KhalayakMedia Massa, hlm. 14.

34Stanley J. Baran dalamApriadi Tambukara, Literasi Media: Cerdas Bermedia KhalayakMedia Massa, hlm. 14.

35Stanley J. Baran dalamApriadi Tambukara, Literasi Media: Cerdas Bermedia KhalayakMedia Massa, hlm. 14.

36Stanley J. Baran dalamApriadi Tambukara, Literasi Media: Cerdas Bermedia KhalayakMedia Massa, hlm. 14.

37Stanley J. Baran dalamApriadi Tambukara, Literasi Media: Cerdas Bermedia KhalayakMedia Massa, hlm. 14.

38Stanley J. Baran dalamApriadi Tambukara, Literasi Media: Cerdas Bermedia KhalayakMedia Massa, hlm. 14.

39Stanley J. Baran dalamApriadi Tambukara, Literasi Media: Cerdas Bermedia KhalayakMedia Massa, hlm. 14.

 

Page 39: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

27

1. Proses. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata ‘proses’

memiliki makna pengolahan yang menghasilkan produk40. Artinya

untuk menghasilkan suatu produk pasti ada suatu rangkaian

sebelumnya, dan dalam konteks komunikasi di dalamnya pasti

menghasilkan pesan komunikasi.Untuk mengetahui bagaimana

prosesnya maka kunci pertama untuk menafsirkan proses pesan

komunikasitersebut adalah harus mengetahui unsur-unsurnya yaitu41.

a. Function, di setiap ‘proses’ pasti memiliki fungsi atau tujuan

tertentu di dalamnya42. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa

segala aktivitas komunikasi dapat dimotivasi oleh banyak tujuan.

Maksud dan fungsi tersebut dibagi menjadi empat yaitu Latent

Function (Fungsi Laten) yang mengacu pada maksud atau tujuan

komunikator tersembunyi43. Komunikator mengemas pesan

komunikasi dengan berbagai cara agar maksud dan tujuannya tidak

jelas nampak. Misalnya, orang yang mengiklankan produknya

dalam bentuk adegan dalam film. Tujuan utamanya yaitu untuk

memersuasi khalayak agar mengikuti cara berpikirnya.

Fungsi kedua yaitu Multiple Function (Fungsi Ganda) yang

menunjukkan bahwa dalam satu waktu mediator bisa memiliki dua

fungsi seperti fungsi dalam periklanan yaitu memromosikan

penjualan barang dan jasa tetapi di lain sisi juga harus melayani

40 Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan danKebudayaan Republik Indonesia, KBBIOffline, Edisi V.

41Art Silverblatt, Media Literacy: Keys to Interpreting Media Messages, (London:Praeger Publisher, 1995), hlm. 20

42Art Silverblatt, Media Literacy: Keys to Interpreting Media Messages,hlm. 2043Art Silverblatt, Media Literacy: Keys to Interpreting Media Messages, hlm. 22

 

Page 40: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

28

pelanggan44. Misalnya, terdapat iklan susu kental manis dengan

slogan banyak memiliki nutrisi. Khalayak tidak sadar bahwa

dibalik manisnya susu kental manis terdapat banyak kandungan

gula yang tidak baik untuk kesehatan. Dari sini dapat diketahui

bahwa yang diuntungkan utamanya bukan pada pengiklan karena

jika khalayak mengetahui bahaya dari kandungan gula yang terlalu

banyak akan mengganggu kesehatan sehingga tidak membeli

produk susu kental manis tersebut.

Ketiga, Undefined Function (Fungsi tidak terdefinisi).

Fungsi ini tidak memiliki maksud dan tujuan yang jelas, akibatnya

presentasi yang ditampilkan buruk. Akan tetapi, fungsi ini juga

dapat dimanfaatkan untuk menarik khalayak45. Misalnya terdapat

suatu program acara yang persuasif dan informatif, namun di saat

yang sama program tersebut bertujuan untuk menghibur sehingga

tujuan utama dari program tersebut tidak dapat diidentifikasi.

Keempat, False Function (Fungsi Palsu) yang mengacu

pada program media yang menawarkan satu fungsi tetapi memiliki

tujuan lain46. Misalnya, program acara infotaimen di Net Tv

“Entertaiment News” yang menyuguhkan berita dengan metode

layaknya jurnalistik sehingga khalayak memercayai kredibilitas

beritanya. Padahal tujuan utama dari infotaiment adalah untuk

menghibur.

44Art Silverblatt, Media Literacy: Keys to Interpreting Media Messages, hlm. 2245Art Silverblatt, Media Literacy: Keys to Interpreting Media Messages, hlm. 2346Art Silverblatt, Media Literacy: Keys to Interpreting Media Messages, hlm. 24

 

Page 41: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

29

Dengan demikian, produksi media terkadang berusaha memenuhi

beberapa fungsi yang berlainan. Misalnya agar tetap kompetitif,

seorang jurnalis dituntut untuk menyajikan informasi tetapi dikemas

dengan hiburan dan tidak menutup kemungkinan karena tuntutan

tersebut, jurnalis mengubah isi dalam prosesnya sehingga tujuan utama

untuk memberikan informasi hilang begitu saja.

b. Comparative Media (media komparatif) yaitu komunikator

memanfaatkan sifat-sifat yang melekat pada media47. Misalnya,

koran identik dengan “tulisan” maka untuk menghidupkan

imajinasi pembaca agar dapat memahami maksud tulisan adalah

dengan menggunakan diksi yang tepat dan dapat mendeskripsikan

suatu masalah dengan baik. Contoh lainnya adalah radio. Sifat

yang melekat pada radio adalah audio. Produser tidak bisa

memaksakan visual masuk ke dalam radio layaknya televisi.

Sehingga untuk mentransformasikan informasi adalah dengan

memilih diksi yang beragam dan suara yang kreatif.

Untuk menilai karakteristik suatu media, ada lima hal yang

harus dipertimbangkan yaitu indra yang terlibat dalam menerima

informasi, kecepatan presentasi, lingkungan dimana media dapat

diterima, penyebarluasan jadwal presentasi (program acara), dan

yang kelima adalah peggunaan dan harapan penonton48.

c. Media Communicator (Komunikator Media) merupakan orang

yang berada di balik pembuatan program di media, baik film,

47Art Silverblatt, Media Literacy: Keys to Interpreting Media Messages, hlm. 2448Art Silverblatt, Media Literacy: Keys to Interpreting Media Messages, hlm. 24

 

Page 42: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

30

sinetron, dan lain sebagainya. Sering ditemui, khalayak dapat

menikmati hasil produksi tanpa mengetahui siapa yang

membuatnya. Dalam literasi media, mengetahui komunikator

media sangat penting untuk melihat pesan di balik program yang

dibuat49.

d. Audience disebut juga dengan konsumen media yang di dalamnya

terdapat teori penerimaan. Teori tersebut membahas soal

bagaimana khalayak menerima pesan media yang mengacu pada

aliran pemikiran yang menyadari bahwa penonton berperan aktif

dalam menafsirkan informasi yang diterima melalui media massa.

Bahkan khalayak dapat menafsirkan informasi jauh berbeda dari

pesan yang dimaksud oleh komunikator media50.

Identifikasi khalayak juga sangat penting untuk mengetahui

segmentasi pasar. Sehingga program yang disajikan kepada

khalayak tepat sesuai target. Namun, identifikasi khalayak ini

menjadi tantangan tersendiri dari komunikator media karena

khalayak memiliki minat yang berbeda sesuai dengan latar

belakang, demografis, psikologi, suku, prioritas, lingkungan

komunikasi dan lain sebagainya. Identifikasi khalayak ini nantinya

akan memengaruhi isi media, oleh karena itu identifikasi khalayak

memberikan perspektif bahwa pesan media telah dikembangkan

dan disajikan untuk menjangkau khalayak yang dituju51.

49Art Silverblatt, Media Literacy: Keys to Interpreting Media Messages, hlm. 3350Art Silverblatt, Media Literacy: Keys to Interpreting Media Messages, hlm. 3451Art Silverblatt, Media Literacy: Keys to Interpreting Media Messages, hlm. 35

 

Page 43: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

31

2. Konteks mengacu pada unsur-unsur sekitarnya yang secara halus

mengatur makna dan pengungkapan52. Unsur-unsur tersebut dibagi

menjadi tiga yakni:

a. Konteks sejarah. Jika dilihat dari sejarah, kita merupakan produk

dari kejadian sejarah yang berada di sekitar kita. Komunikator

media menghasilkan karya yang berasal dari hal-hal signifikan dari

kejadian sehari-hari. Jelasnya, tujuan utama dari jurnalis adalah

untuk merekam kejadian yang mengandung signifikansi politik

atau sosial53. Dalam kaitannya dengan penyajian sejarah atau

sebuah informasi, wartawan tulis/cetak memiliki kelebihan dalam

menganalisis suatu sejarah secara mendalam, namun karena

keterbatasan ruang (space) wartawan tulis sering tidak melengkapi

tulisan sehingga dapat menimbukan ahistori dalam penulisan

sejarah atau berita. Sedangkan wartawan televisi sering tidak

memiliki cukup waktu untuk melengkapi informasiyang dia

dapatkan, selain itu informasi yang divisualisasikan juga tidak

mudah dan cenderung sulit sehingga menimbulkan ahistori dalam

menyajikan informasi54.

Ian I. Mitroff dan Warren Bennis menyatakan bahwa

televisi berita sering menyajikan informasi secara terpisah, tanpa

konteks sejarah yang memberikan makna:

With very few exceptions, most issues on network

television news are presented in a completely ahistorical

52Art Silverblatt, Media Literacy: Keys to Interpreting Media Messages, hlm. 3953Art Silverblatt, Media Literacy: Keys to Interpreting Media Messages, hlm. 3954Art Silverblatt, Media Literacy: Keys to Interpreting Media Messages, hlm. 39

 

Page 44: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

32

context of no context whatsoever. Most news issues,

especially local items, merely appear; they drop in from out

of the blue... the overall effect is one of dazzling confusion.

Little or no attempt is made to present a larger view in

which the issues could be located in a coherent

framework55.

Ada beberapa pengecualian, banyak isu yang ditampilkan

di tv berita yang disajikan tidak secara utuh sehingga efek yang

diterima khalayak berbeda. Namun, jika kita memandang secara

luas, kita dapat menemukan isu-isu tersebut dalam kerangka isu

lain yang lebih koheren.

Melihat program media dari era yang berbeda juga dapat

memberikan perspektif budaya ke dalam periode dimana karya

tersebut diproduksi56.

b. Konteks kebudayaan.Antropolog mempelajari peradaban kuno

dengan menggali artefak untuk merekonstruksi potret masyarakat.

Dengan cara yang sama, studi tentang budaya populer memiliki

fungsi hermeneutik, atau interpretif, melengkapi sarana untuk

memahami budaya57. Russel B. Nye memberikan definisi

komprehensif tentang budaya populer : budaya populer

menggambarkan produksi, artistik dan komersil, didesain untuk

55Art Silverblatt, Media Literacy: Keys to Interpreting Media Messages, hlm. 4056Art Silverblatt, Media Literacy: Keys to Interpreting Media Messages, hlm. 4157Art Silverblatt, Media Literacy: Keys to Interpreting Media Messages, hlm. 43

 

Page 45: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

33

konsumsi massal, yang menarik dan mengekspresikan rasa dan

pemahaman tentang public majority, kebebasan dan kontrol oleh

standar minoritas, mereka menggambarkan nilai-nilai, keyakinan

dan pola dari pandangan dan perasaan umum yang tersebar dan

diterima oleh masyarakat Amerika58.

Dalam konteks budaya terdapat istilah populer. Menurut

Russel B. Nye, bahwa istilah populer berkonotasi penerimaan yang

berarti persetujuan dan pembagian nilai-nilai untuk mengapresiasi

dan mengagumi sikap serta kesopanan ketika bermedia59. Dalam

hal ini, budaya populer menggambarkan atitud, nilai-nilai, tingkah

laku, kesukaan, dan mitos yang menggambarkan sebuah budaya.

Apabila khalayak tidak menyukai tayangan kekerasan, maka dia

berhak untuk tidak menontonnya. Sehingga pandangan khalayak

menjadi kunci utama untuk membuat program media.

c. Struktur. Terdapat tiga struktur dalam media yaitu pertama, pola

kepemilikan, dimana pemilik media memiliki pengaruh yang besar

terhadap konten media60. Kedua, Media dan peraturan pemerintah,

dimana setiap negara memiliki kebijakan mengenai isi dan

penyebaran informasi melalui jalur komunikasi massa. hubungan

antara sistem media dan kebijakan pengaturan pemerintah ini

berperan dalam membentuk kualitas dan keragaman pesan media61.

Ketiga, struktur internal. Struktur internal organisasi media terdiri

58Art Silverblatt, Media Literacy: Keys to Interpreting Media Messages, hlm. 4359Art Silverblatt, Media Literacy: Keys to Interpreting Media Messages, hlm. 4560Art Silverblatt, Media Literacy: Keys to Interpreting Media Messages, hlm. 5961Art Silverblatt, Media Literacy: Keys to Interpreting Media Messages, hlm. 61

 

Page 46: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

34

dari unsur-unsur berikut: sumber daya perusahaan produksi,

kerangka organisasi (yaitu, departemen, lini tanggung jawab, dan

proses pengambilan keputusan yang berbeda). Faktor organisasi ini

berdampak terhadap kebijakan sehari-hari serta pada perencanaan

jangka panjang62. Di dalam struktur internal terdapat dua organisasi

yaitu organisasi newsroom yang di dalamnya terdapat tiga struktur

penting yakni manajer umum, manajer bisnis, dan direktur berita.

Manajer umum bertanggung jawab atas semua pekerjaan di stasiun

tv, termasuk rencana jangka panjang, pelayanan komunitas,

programing, dan pertimbangan anggaran. Manajer bisnis

bertanggung jawab terhadap segala aspek finasial dalam stasiun

berita. Sedangkan direktur berita bertanggung jawab terhadap

stasiun berita harian. Merujuk pada Jim Willis dan Diane B Willis,

misi atau tujuan direktur berita yaitu untuk membuat berita selalu

dikompromikan dengan tekanan untuk mendapatkan rating yang

tinggi. Selain itu, proses pengambilan kebijakan di broadcast

newsroom juga memiliki dampak terhadap sebuah informasi63.

Sebagai contoh ketika editor memberikan tugas kepada reporter.

Reporter melaporkan informasi yang didapatkan kepada editor

melalui seorang asisten editor, maka asisten editor hanya

menyampaikan informasi yang dianggapnya penting dan tidak

menyampaikan informasi sepenuhnya dari reporter di lapangan.

62Art Silverblatt, Media Literacy: Keys to Interpreting Media Messages, hlm. 6363Art Silverblatt, Media Literacy: Keys to Interpreting Media Messages, hlm. 64

 

Page 47: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

35

3. Framework mengacu pada berbagai elemen struktural suatu

produksi64. Pesan media dapat dilihat dari Framework atau kerangka

kerja sebuah media. Untuk mengetahui kerangka kerja tersebut maka

ada beberapa elemen diantaranya:

Introduction (judul). Ketika melihat judul sebuah berita atau

informasi di media cetak maupun elektronik maka khalayak secara

tidak langsung mengetahui maksud dari informasi yang disajikan,

karena pada dasarnya judul memuat keseluruhan isi informasi65. Di

industri media, judul menjadi sesuatu yang penting untuk menarik

khalayak agar membaca atau menonton produk media. Dari sebuah

judul, khalayak mengharapkan informasi yang ingin didapatkan

melalui produk media tersebut, sehingga judul menjadi hal yang

menarik untuk menganalisis pesan media.

Plot merupakan serangkaian tindakan yang telah direncanakan oleh

komunikator media untuk saling membangun sebuah ide cerita66.

Artinya media memiliki alurnya sendiri untuk menceritakan suatu

peristiwa.

Terdapat empat unsur plot yaitu: konten eksplisit berisi tentang

aktivitas atau tindakan yang tampak pada sebuah acara media67.

Misalnya adegan-adegan yang ada dalam sebuah acara. Jika produk

media tersebut berupa media cetak maka cara melihatnya dari setiap

teks yang direfleksikan untuk menggambarkan sebuah informasi atau

64Art Silverblatt, Media Literacy: Keys to Interpreting Media Messages, hlm. 87.65Art Silverblatt, Media Literacy: Keys to Interpreting Media Messages, hlm. 71.66Art Silverblatt, Media Literacy: Keys to Interpreting Media Messages, hlm. 72.67Art Silverblatt, Media Literacy: Keys to Interpreting Media Messages, hlm. 72.

 

Page 48: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

36

cerita tersebut. Namun, konten eksplisit ini berbicara dalam konteks

film atau tv. Cara yang paling efektif untuk mengidentifikasi pesan

media adalah dengan mencatat beberapa adegan penting dalam konten

media sehingga dapat disimpulkan pesan yang terkandung di

dalamnya68.

Kedua adalah respon afektif yang berbicara tentang emosi

khalayak di setiap adegan cerita69. Tujuan dari sebuah alur cerita

adalah untuk mencapai klimaks. Di setiap alur cerita terdapat beberapa

adegan yang menguras emosi khalayak, namun ketika mencapai

klimaks, emosi yang dialami di setiap prosesnya akan dilupakan.

Tujuan produsen media dalam setiap adegan peristiwa adalah untuk

membuat efek dramatis sehingga dengan mudah dapat memengaruhi

khalayak media. Padahal respon emosional menjadi dasar untuk

menganalisis secara kritis.

Ketiga, konten tersirat yaitu makna di balik suatu peristiwa di

setiap adegan. Hal ini dapat dianalisis dari hubungan antara satu

adegan dengan adegan lainnya juga dapat dilihat dari karakter yang

diperankan oleh setiap pemain70.

Keempat, pengembangan karakter merupakan salah satu cara untuk

mengetahui pesan media. Khalayak dapat melihat karakter setiap

pemain apakah ada perubahan karakter di sana atau tidak. Hal tersebut

68Art Silverblatt, Media Literacy: Keys to Interpreting Media Messages, hlm. 7469Art Silverblatt, Media Literacy: Keys to Interpreting Media Messages, hlm. 7470Art Silverblatt, Media Literacy: Keys to Interpreting Media Messages, hlm. 76

 

Page 49: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

37

juga dapat dilihat dari manfaat apa yang didapatkan dari setiap

karakter71.

Genre adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu program agar

mudah dikenali72. Secara sederhana genre dapat dikatakan sebagai

jenis acara. Misalnya dalam konteks film terdapat genre film horor,

komedi, romantis, petualangan, dan lain sebagainya.

Logical Conclusion (kesimpulan yang logis). Tidak jarang sebuah

film maupun iklan yang menarik kesimpulan tidak logis. Kesimpulan

yang dibuat jauh dari konten yang disajikan sebelumnya73. Misalnya,

terdapat iklan Sosis So Nice yang diperankan oleh para atlet renang.

Iklan tersebut menceritakan tentang prestasi atlet renang kemudian

para atlet mengatakan bahwa dia makan-makanan yang bermutu

sambil menujukkan sosis So Nice.

4. Nilai produksi (production values) nilai produksi tergantung pada

tipe dan kualitas media tersebut. Nilai produksi dapat dianalogikan

sebagai ‘tata bahasa’ dari elemen-elemen yang memengaruhi sebagai

berikut: pertama, cara audiens menerima informasi. kedua, penekanan

atau interpretasi ditempatkan pada informasi oleh komunikator media.

Ketiga, reaksi penonton terhadap informasi74. Misalnya, gaya

pengemasan program berita di Net TV berbeda dengan gaya program

berita di Metro TV. Beberapa berita, baik di stasiun tv maupun di

71Art Silverblatt, Media Literacy: Keys to Interpreting Media Messages, hlm. 7872Art Silverblatt, Media Literacy: Keys to Interpreting Media Messages, hlm. 7873Art Silverblatt, Media Literacy: Keys to Interpreting Media Messages, hlm. 8474Art Silverblatt, Media Literacy: Keys to Interpreting Media Messages, hlm. 89

 

Page 50: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

38

koran juga berbeda dalam mengarahkan khalayak memandang sosok

Jokowi dalam pilpres 2019.

Namun disini juga perlu dicatat bahwa komunikator media yang

cerdas menggunakan nilai produksi yang melibatkan khalayak untuk

memerbaiki kualitas media75. Misalnya ketika suatu program berita

dikemas dengan sebuah talkshow lebih menarik dibandingkan dengan

program berita yang dikemas dengan model paket berita. Ketertarikan

khalayak tersebut dilihat dari rating pemirsa, sehingga komunikator

media dapat mengemas berita lain dengan model talkshow.

Nilai produksi memiliki beberapa elemen yaitu editing, color,

lighting, shape, scale, relative position, movemnet, point of view,

angle, connotation, performance, dan sound. Elemen-elemen inilah

juga dapat menyampaikan pesan komunikasi76. Misalnya untuk

menciptakan kesan mood atau kebutuhan artistik sebuah adegan maka

cahaya yang digunakan adalah pictorial light.

75Art Silverblatt, Media Literacy: Keys to Interpreting Media Messages, hlm. 8976Art Silverblatt, Media Literacy: Keys to Interpreting Media Messages, hlm. 90

 

Page 51: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

38

BAB III

GAMBARAN UMUM LEMBAGA

Berbeda dengan bab sebelumnya, pada bab ini peneliti akan

mendeskripsikan gambaran umum media. Bab ini menjadi penting karena

bertujuan untuk membantu peneliti dalam menganalisa objek dengan menemukan

fakta, fenomena, serta gejala pada objek penelitian. Dengan begitu peneliti dapat

mengungkap temuan dari hasil penelitian pada bab selanjutnya.

A. Analisis Teks dan Gambar Teun A Van Dijk

Analisis wacana menurut Teun A Van Dijkbukan semata-mata

menganalisis suatu teks, lebih dari itu,yaitu menganalisis suatu rangkaian

teks produksi, sehingga dapat diketahui alasan mengapa muncul teks

tersebut1. Model analisis wacana seperti ini menjadi ciri khas Van Dijk dan

disebut juga sebagai koginisi sosial, istilah tersebut digunakan untuk

menjelaskan struktur serta proses terbentuknya suatu teks2. Karena tidak

ada segala sesuatu dibuat tanpa adanya sebab.

Van Dijk menyatakan bahwa koginisi sosial terbagi menjadi dua

arti yaitu proses teks diproduksi dan bagaimana nilai-nilai itu diserap dan

disebar oleh pembuat teks3.Jika ditelaah padaplaylist literasi di YouTube

Remotivi,maka akan dibagi menjadi dua bagian yaitu bagaimana proses

teks diproduksi oleh tim YouTube Remotivi dan di lain sisi

1Teun A Van Dijk dalam Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,(Yogyakarta: LkiS, 2011), cet. IX, hlm. 221.

2Teun A Van Dijk dalam Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis TeksMedia,hlm. 221.

3Teun A Van Dijk dalam Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,hlm. 220.

 

Page 52: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

39

menggambarkan bagaimana nilai-nilaikognisi literasi itu menyebar dan

diserap oleh tim YouTube Remotivi.

Terdapat tiga struktur yang dikemukakan oleh Van Dijk. Pertama,

struktur makro, dalam hal ini yang menjadi perhatian adalah tematik yaitu

berkaitan dengan topik dari suatu teks4. Topik sendiri menggambarkan

keseluruhan maksud atau inti pesan yang disampaikan oleh pembuat

konten. Topik disebut juga sebagai makna umum suatu teks.

Kedua, superstruktur yaitu skema atau rangkaian pendapat untuk

mendukung makna umum dengan memberikan beberapa alasan

pendukung5. Elemen yang akan dianalisis terdiri dari kerangka teks,

pendahuluan, isi, penutup, serta kesimpulan6. Sehingga dapat diketahui

bentuk umum dari suatu teks sebagai strategi untuk mendukung makna

umum.

Ketiga, struktur mikro adalah makna dari suatu wacana yang dapat

diidentifikasi melalui kata, kalimat, anak kalimat, proposisi, parafase yang

digunakan dalam teks tersebut7. Jika dijabarkan maka struktur mikro

dibagi menjadi empat bagian yaitu semantik merupakan makna yang

ditekankan dalam teks dimana di dalamnya terdapat latar, detail, maksud,

praanggapan, dan nominalisasi. Sintaksis diamati untuk mengetahui

bagaimana pendapat disampaikan melalui bentuk kalimat, kohererensi,

4Teun A Van Dijk dalam Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar, (Bandung:Remaja Rosy Karya, 2004) cet. III, hlm. 74.

5Teun A Van Dijk dalam Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar, hlm. 76.6Teun A Van Dijk dalam Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,

hlm. 227.7Teun A Van Dijk dalam Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar, hlm. 73.

 

Page 53: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

40

serta kata ganti. Stilistik terdiri dari leksikon yaitu dengan melihat kata

apa yang digunakan dalam teks. Retorisyaitu bagaimana dan dengan cara

cara apa penekanan dilakukan dengan melihat elemen grafis dan metafora

ekspresi8.

B. Kondisi Baru Penyiaran di Indonesia

Dalam kajian tv seperti yang ditulis oleh Wisnu Prasetyo Utomo

yang berjudul “Membaca Gerak Industri Televisi” hingga saat ini,

diskursus media televisi sebagai ruang publik dan institusi sosial hanya

terdengar sebagai isapan jempol balaka9. Adanya keebebasan media

termasuk media penyiaran memberikan dampak pada kebebasan industri

media yang berdasarkan konsep kapitalisme sehingga media tidak lagi

independen karena ditunggangi oleh kepentingan ekonomi maupun

politik10. Hal ini berakibat pada kualitas tayangan televisi yang semakin

mengabaikan kepentingan publik.

Berbeda dengan media cetak yang lahir sebagai bentuk institusi

sosial, industri televisi menjamur ketika terjadi masa transisi kekuasaan

sebagai bentuk kebebasan pers yang sering digaungkan sebagai kebebasan

berekspresi sehingga tidak ada desain khusus untuk membingkai ke mana

arah dan format yang dikehendaki11. Di sini terjadi ketidak jelasan fungsi

dari institusi penyiaran itu sendiri, apakah sebagai intitusi sosial, institusi

ekonomi, atau institusi politik.

8Teun A Van Dijk dalam Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar, hlm. 74.9Wisnu Prasetyo Utomo, Orde Media: Kajian Televisi dan Media di Indonesia Pasca-

Orde Baru, (Yogyakarta: INSISTPress, 2015), hlm. 220.10Iswandi Syahputra, Rezim Media, (Jakarta: Gramedia, 2013), hlm. 29.11Iswandi Syahputra, Rezim Media, hlm. 42.

 

Page 54: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

41

Kedatangan industri televisi yang secara tiba-tiba tersebut banyak

diminati oleh khalayak dan memicu timbulya culture shockseperti

tayangan hiburan dan periklanan yang semakin tidak terkontrol sehingga

posisi tawar-menawar dalam kebijakan atau regulasi memiliki bergaining

power cukup kuat12. Hingga saat ini, sebanyak 14 stasiun televisi swasta

yang hadir di Indonesia masih belum mampu menjawab kebutuhan

informasi secara cepat, akurat, tajam dan terpercaya serta dapat mencakup

berbagai kalangan baik secara geografis13. Misalnya, masih banyaknya

sanksi yang diberikan KPI pada beberapa program stasiun dari tahun ke

tahun seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.1

Jenis Sanksi14

Jenis Sanksi Tahun2015 2016 2017

Peringatan 95 51 3Peringatan Tertulis 25 106 109Teguran Pertama - 13 -Teguran Kedua 2 - -

Teguran Tertulis 257 146 58Penghentian Sementara 2 2 2

12Iswandi Syahputra, Rezim Media, hlm. 43.13Eva Arifin, Broadcasting to be broadcaster, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hlm. 42.14http://www.kpi.go.id/index.php/id/edaran-dan-sanksi, diakses pada 28 Maret 2018,

pkl. 20.54 WIB.

 

Page 55: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

42

D. Perkembangan Literasi Media di Indonesia

Seperti yang sudah diuraikan pada sub bab sebelumnya bahwa

kondisi penyiaran di Indonesia cukup mengkhawatirkan apalagi jika

melihat minat baca masyarakat Indonesia cukup rendah yang

menyebabkan kesalahan dalam memahami konten media. Berdasarkan

data dari World’s Most Literate Nations Ranked menunjukkan bahwa

tingkat minat baca masyarakat Indonesia sangat rendah melihat dari data

61 negara, Indonesia mendapat peringkat nomor dua dari bawah.

Tabel 3.2

Data Tingkat Minat Baca di Dunia15

Country Ranke Country RankeFinland 1 France 12Norway 2 Luxembourg 13Iceland 3 Estonia 14

Denmark 4 New Zealand 15Sweden 5 Australia 16

Switzerland 6 United Kingdom 17United States 7 Belgium 18

Germany 8 Israel 19Latvia 9 Poland 20

Netherlands 10 Malta 21Canada 11 South Korea 22

Czech Republic 23 Brazil 43Ireland 24 Croatia 44

Italy 25 Qatar 45Austria 26 Costa Rica 46Russia 27 Argentina 47

Slovenia 28 Mauritius 48Hungary 29 Serbia 49

Slovak Republic 30 Turkey 50Lithuania 31 Georgia 51

Japan 32 Tunisia 52Cyprus 33 Malaysia 53

Bulgaria 34 Albania 54Spain 35 Panama 55

15https://webcapp.ccsu.edu/?news=1767&data, diunggah pada 7 Maret 2016, diaksespada 27 Maret 2018, pkl. 13.47 WIB.

 

Page 56: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

43

Singapore 36 South Africa 56Chile 37 Colombia 57

Mexico 38 Morocco 58China 39 Thailand 50Greece 40 Indonesia 60

Romania 41 Botswana 61Portugal 42

Sumber : World’s Most Literate Nations Ranked

Pada tahun 2012, Badan Pusat Statistik (BPS) mengeluarkan data

yang menunjukkan bahwa sebanyak 91,58% penduduk Indonesia yag

berusia di atas 10 tahun lebih gemar menonton televisi dibandingkan

dengan membaca buku, majalah, maupun koran dengan presentase

17,58%16. Tahun 2015, Perpustakaan Nasional juga melakukan kajian

yang nenunjukkan hasil minat baca masyarakat Indonesia masih tergolong

rendah dengan angka 25,1%17. Selain itu, survei yang dilakukan CSIS ada

bulan Agustus 2017 menunjukkan bahwa generasi milenial 57% masih

menggunakan tv untuk mencari informasi yang disusul dengan media

online dengan perolehan 39% dan media cetak hanya 4%18.

16https://regional.kompas.com/read/2016/04/28/21020061/Minat.Baca.Rendah.Mayoritas.Warga.Indonesia.Hobi.Nonton.Televisi, diakses pada 27 Maret 2018, Pkl. 15.42 WIB.

17https://regional.kompas.com/read/2016/04/28/21020061/Minat.Baca.Rendah.Mayoritas.Warga.Indonesia.Hobi.Nonton.Televisi, diakses pada 27 Maret 2018, Pkl. 15.42 WIB.

18https://regional.kompas.com/read/2016/04/28/21020061/Minat.Baca.Rendah.Mayoritas.Warga.Indonesia.Hobi.Nonton.Televisi, diakses pada 27 Maret 2018. Pkl. 15.42 WIB.

 

Page 57: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

44

Gambar 3.1

Presentase Generasi Milenial dalam Mencari Sumber

Informasi19

Sumber: Survei Nasional Centre for Strategic and International Studies

Melihat kondisi minat baca masyarakat Indonesia yang dinilai

masih rendah ini menjadi tonggak awal munculnya literasi media. Sebab

dikhawatirkan budaya minim membaca menjadi dampak buruk bagi

perkembangan masyarakat Indonesia dengan menelan mentah-mentah info

hoaks yang beredar tanpa mengonfirmasi kebenarannya. Di Indonesia

sendiri literasi media termasuk hal yang baru dan dalam Perkembangannya

baru mencari bentuk yang sesuai.

Dalam buku Literasi Media karya Yosal Iriantara disebutkan

bahwa pola literasi media tidak bisa disamaratakan. Mengingat

pengalaman khalayak dalam mengonsumsi media berbeda-beda20. Tentu

ini menjadi dinamika sendiri di Indonesia untuk mencari pola yang sesuai

19http://industri.bisnis.com/read/20171103/105/705870/survei-membuktikan-generasi-milenial-lebih-suka-nonton-tv, diakses pada 27 Maret 2018, pkl. 15.41 WIB. Survei tersebutdilakukan oleh CSIS pada tanggal 23-30 Agustus 2017.

20Yosal Iriantara, Literasi Media: Apa, Mengapa, Bagaimana, (Bandung : SimbiosaRekatama Media, 2009), hlm. 64.

57%39%

4% 0%

TV MEDIA ONLINE MEDIA CETAK

 

Page 58: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

45

agar dapat diterapkan di Indonesia, sehingga perkembangannya pun

terbagi dalam beberapa periode.

Periode pertama yaitu terjadi pada tahun 1990-2000 yang

dinamakan dengan periode mencari bentuk. Pada periode ini, Yayasan

Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI) mengadakan seminar untuk

orangtua dan guru. Seminar-seminar tersebut juga dilakukan di berbagai

lembaga institusi seperti Perguruan Tinggi. Tema yang diangkat adalah hal

yang populer dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Selain seminar

setengah hari, YKAI juga melakukan workshop tingkat Asia-Pasific yang

kemudian memunculkan pasal deklarasi bahwa televisi memiliki peran

penting dalam pertumbuhan anak21.

Periode selanjutnya yaitu periode pematangan yang terjadi pada

tahun 2000-2010. Meskipun kegiatan literasi media cenderung sama

dengan periode sebelumnya, namun ada beberapa perbedaannya yaitu

terletak pada durasi waktu seminar yang dipersingkat dan dengan

mengadakan roadshow yang melibatkan anak. Penerapan literasi media

yang dilakukan di jalur sekolah juga pernah di lakukan untuk pertama

kalinya dengan menjadikannya sebagai mata pelajaran. Uji coba tersebut

dilakukan pada tahun 2002 dan secara serius diuji cobakan pada tahun

2006-201022.

Pada tahun 2010 hingga sekarang menjadi periode perkembangan

lambat. Hal ini dikarenakan absennya Perguruan Tinggi dalam

21Apriadi Tambukara, Literasi Media : Cerdas Bermedia Khalayak Media Massa,(Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 32.

22Apriadi Tambukara, Literasi Media : Cerdas Bermedia Khalayak Media Massa,(Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 33.

 

Page 59: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

46

mengembangkan isu ini. Studi ilmu komunikasi seharusnya menjadi

jembatan awal untuk melakukan literasi media sehingga konsep yang

diberikan oleh LSM dalam melakukan literasi media tidak seragam

melainkan sangat beragam23.

Menurut Direktur Remotivi Periode 2015-2018, Mohammad

Heychael, Indonesia sendiri sangat lambat dalam melakukan literasi media

dibanding dengan negara-negara maju lainnya. Masyarakat Indonesia

masih punya PR besar dalam menangani isu ini ketika melihat banyaknya

hoax tersebar di berbagai media sosial.24

E. Gambaran Umum Remotivi

Remotivi merupakan suatu lembaga studi media dan komunikasi

yang dibentuk di Jakarta pada tahun 2010 atas inisiatif warga yang

merespon praktik industri media pasca Orde Baru (Orba) yang semakin

komersial dan mengabaikan tanggung jawab publiknya25.

1. Sejarah Singkat Remotivi

Delapan tahun lalu, tepatnya pada tahun 2010 masyarakat yang

peduli dengan konten televisi membuat suatu perkumpulan group facebook

yang mereka namai dengan “Masyarakat Anti Tayangan Televisi Buruk”.

Group facebook ini lah yang menjadi cikal bakal berdirinya Lembaga

Pusat Kajian Media dan Komunikasi Remotivi. Group yang salah satunya

23Apriadi Tambukara, Literasi Media : Cerdas Bermedia Khalayak Media Massa,(Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 33.

24Data olahan wawancaraDirektur Remotivi, Mohammad Heychael, 3 Februari 2018.25http://www.remotivi.or.id/konten/1/profil diakses tanggal 3 Februari 2018, pukul 05.57.

 

Page 60: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

47

diprakarsai oleh Roy Thaniago ini digunakan sebagai medium curhat dan

diskusi menyoal konten televisi.26

Pada tahun 2011, para anggota group mengadakan pertemuan

untuk membahas keberlangsungan komunitas tersebut. Akhirnya muncul

ide untuk mengembangkan komunitas “Masyarakat Anti Tayangan

Televisi Buruk” menjadi sebuah lembaga yang bergerak di bidang pusat

kajian media dan komunikasi dengan cakupan kerjanya meliputi advokasi,

penelitian, dan penerbitan. Khusus mengaji konten yang ada di media

televisi27.

dasar munculnya nama Remotivi adalah selain karena fokus

kajiannya di bidang televisi, istilah Remotivi diambil dari kata “remot”

dimana orang bisa mengendalikan tayangan televisi dengan hanya

memencet tombol-tombol yang ada di remot. Dengan menggunakan remot

orang bisa menentukan mana tayangan televisi yang bagus dan tidak28.

Keseriusan mengelola Remotivi semakin kuat dengan adanya dana

dari Yayasan Tifa pada tahun 2011. Dana tersebut digunakan untuk

mengelola berbagai kegiatan salah satunya melakukan diskusi-diskusi.

Saat itu kantor Remotivi berada di dalam kantor LSPP (Lembaga Studi

Pers Pembangunan). Ketika Remotivi sudah mulai dikenal segelintir publik

dengan kualitas produk yang dihasilkan, maka Remotivi mulai

26Data olahan wawancaraDirektur Remotivi Periode 2015-2018, Mohammad Heychael, 3Februari 2018.

27Data olahan wawancaraDirektur Remotivi Periode 2015-2018, Mohammad Heychael, 3Februari 2018.

28Data olahan wawancaraDirektur Remotivi Periode 2015-2018, Mohammad Heychael, 3Februari 2018.

 

Page 61: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

48

membutuhkan kantor sendiri untuk memperluas ruang gerak produksi

dengan menyewa rumah di Kwitang Kramat Sentiong29.

Media pertama yang digunakan untuk memublikasikan hasil kerja

Remotivi adalah websitewww.Remotivi.org . Website tersebut berisi artikel

tentang sebuah tayangan televisi yang sebelumnya sudah direkam selama

24 jam kemudian dikliping dan selanjutnya ditonton dan ditulis oleh para

pegiat Remotivi30.

Tahun 2014 menjadi puncak kemasyhuran Remotivi di mata

publik. Bertepatan dengan tahun politik, Remotivi mendapat tawaran

kerjasama oleh Dewan Pers untuk melakukan riset tentang Independensi

Televisi. Riset tersebut membuat Remotivi kembali dilirik oleh Yayasan

Tifa untuk melanjutkan riset dan literasi media kepada masyarakat31. Di

tahun ini pula Remotivi mendapat penghargaan Tasrif Award dari AJI

(Aliansi Jurnalis Independen) sebagai lembaga yang peduli demokratisasi

frekuensi di Indonesia dalam ranah perwujudan siaran televisi yang lebih

sehat dan bermanfaat bagi publik. Penghargaan tersebut diberikan karena

kegigihannya dalam megembangkan literasi media kepada masyarakat,

menumbuhkan, mengelola, dan merawat sikap kritis masyarakat terhadap

televisi, serta mendorong profesionalisme pekerja televisi untuk

menghasilkan tayangan yang bermutu, sehat dan mendidik32.

29Data olahan wawancaraDirektur Remotivi Periode 2015-2018, Mohammad Heychael, 3Februari 2018.

30Data olahan wawancaraDirektur Remotivi Periode 2015-2018, Mohammad Heychael, 3Februari 2018.

31Data olahan wawancaraDirektur Remotivi Periode 2015-2018, Mohammad Heychael, 3Februari 2018.

32https://aji.or.id/read/press-release/297/siaran-pers-udin-award-dan-tasrif-award.htmldiunggah pada 30 Agustus 2014. Diakses pada 13 September 2017.

 

Page 62: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

49

Berkaca dari pengalaman tahun politik saat Pemilu 2014. Tahun

2015 Remotivi mulai mengembangkan kajiannya dengan memantau isu-isu

di media sosial. Hoaks banyak tersebar dan dibuat di media sosial

menjadikan alasan utama Remotivi tidak hanya berfokus pada televisi33.

Meski demikian, televisi masih menjadi kajian utamanya dengan

presentase 60% televisi dan 40% media sosial34.

Banyak perubahan yang terjadi pada Remotivi di tahun 2015, selain

fokus kajiannya semakin melebar, Remotivi juga mengubah citranya di

mata masyarakat dengan memerbaiki design web serta logo. Hal ini

dikarenakan mayoritas masyarakat memandang bahwa Remotivi hanya

sebuah lembaga advokasi televisi35. Padahal saat lembaga ini berdiri sudah

mencitrakan dirinya sebagai pusat studi.

Gambar 3.2

Logo Remotivi 2011-2015

33Data olahan wawancaraDirektur Remotivi Periode 2015-2018, Mohammad Heychael, 3Februari 2018.

34Data olahan wawancaraDirektur Remotivi Periode 2015-2018, Mohammad Heychael,10 Agustus 2017.

35Data olahan wawancaraDirektur Remotivi Periode 2015-2018, Mohammad Heychael, 3Februari 2018.

 

Page 63: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

50

Gambar 3.3

Logo Remotivi 2015-Sekarang

2. Profil Pendiri Remotivi

Seperti yang sudah dijelaskan di sub bab sebelumnya. Remotivi

didirikan akibat adanya praktek eksploitasi frekuensi yang sejatinya milik

publik. Televisi yang seharusnya mendidik dijadikan sebagai media

hiburan semata tanpa memikirkan efek akibat tayangan yang disajikan.

Berdirinya Remotivi tidak terlepas dari para pendirinya. Jika

merujuk pada profil Remotivi di website-nya, maka akan ditemukan empat

pendiri secara struktural. Di luar itu hanya ada pegiat, relawan, serta

kontributor. Berdasarkan wawancara dengan Direktur Remotivi, secara

historis, pendirinya tidak hanya yang tertulis di websiteRemotivi,

melainkan masih banyak lagi yang tidak tercatat karena tidak semua orang

hanya fokus pada Remotivi.

Roy Thaniago merupakan salah satu pendiri Remotivi dan pernah

menjabat sebagai Direktur sejak tahun 2010-2015. Dia merupakan peneliti

dan penulis lepas yang fokus pada isu tentang media, budaya, dan

 

Page 64: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

51

masyarakat36. Selain itu, dia juga aktif sebagai pengajar musik dan pernah

bekerja di AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara) pada divisi

kebudayaan serta sebagai Redaktur di Majalah Bung! Dan

karbonjournal.org37. pendidikan S1 nya diselesaikan di Universitas Pelita

Harapan Jurusan Musik dan menyelesaikan studi masternya di Lund

University, Swedia pada bidang Kajian Media dan Komunikasi.

Mohammad Heychael merupakan generasi kedua pendiri Remotivi,

saat ini dia menjabat sebagai direktur sejak tahun 2015 menggantikan Roy

Thaniago. Selain aktif di Remotivi, Heychael juga tercatat sebagai dosen

komunikasi tidak tetap di Universitas Indonesia (UI) dan Universitas

Multimedia Nasional (UMN). Dia menyelesaikan pendidikan S1 nya di

Universitas Padjajaran (Unpad) jurusan komunikasi dan melanjutkan S2

dengan jurusan yang linier dengan sebelumnya38.

Selain Roy Thaniago dan Mohammad Heychael, salah satu pendiri

Remotivi lainnya adalah Jefri Gabriel, namun saat ini dia sudah tidak aktif

lagi di Remotivi dan memilih menjadi pekerja kantoran di Microsoft39.

Berbeda dengan tiga pendiri sebelumnya, Rosalina Lie merupakan

satu-satunya perempuan yang ikut terlibat dalam membidani lahirnya

Remotivi. Namun saat ini sudah tidak aktif sebagai peneliti di Remotivi dan

36Diakses dari situs resmi Remotivi. http://www.remotivi.or.id/pegiat/1/Roy-Thaniago,pada 7 Februari 2018, pukul 21.31.

37Diakses dari platform resmi ayorek.http://ayorek.org/author/roythaniago/#sthash.etLnTzcX.dpbs, pada 7 Februari 2018, pukul 21.38.

38Data wawancara ketua divisi sekretaris keuangan dan arsip, Suci Wulaningsih, 19Februari 2018.

39Data wawancara ketua divisi sekretaris keuangan dan arsip, Suci Wulaningsih, 19Februari 2018.

 

Page 65: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

52

memilih fokus sebagai ibu rumah tangga dan mengurus event organizer

(EO) miliknya40.

3. Struktur Lembaga Remotivi

Gambar 3.441

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa Remotivi

sendiri memiliki dua divisi utama dan satu divisi pendukung. Divisi utama

membawahi divisi riset dan media serta divisi advokasi dan kampanye,

sedangkan divisi pendukung membawahi divisi sekretaris keuangan dan

arsip.

Website dan YouTube merupakan bagian dari Divisi Riset dan

Media dimana di dalamnya terdapat hasil penelitian yang dilakukan oleh

Remotivi. Rapotivi, frekuensimilikpublik.org, dan KNRP (Koalisi

40Data wawancara ketua divisi sekretaris keuangan dan arsip, Suci Wulaningsih, 19Februari 2018.

41Data olahan wawancara Direktur Remotivi, Mohammad Heychael, 10 Agustus 2017.

Divisi Risetdan Media

Website Youtube

52

memilih fokus sebagai ibu rumah tangga dan mengurus event organizer

(EO) miliknya40.

3. Struktur Lembaga Remotivi

Gambar 3.441

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa Remotivi

sendiri memiliki dua divisi utama dan satu divisi pendukung. Divisi utama

membawahi divisi riset dan media serta divisi advokasi dan kampanye,

sedangkan divisi pendukung membawahi divisi sekretaris keuangan dan

arsip.

Website dan YouTube merupakan bagian dari Divisi Riset dan

Media dimana di dalamnya terdapat hasil penelitian yang dilakukan oleh

Remotivi. Rapotivi, frekuensimilikpublik.org, dan KNRP (Koalisi

40Data wawancara ketua divisi sekretaris keuangan dan arsip, Suci Wulaningsih, 19Februari 2018.

41Data olahan wawancara Direktur Remotivi, Mohammad Heychael, 10 Agustus 2017.

Remotivi

Divisi Utama

Youtube

DivisiAdvokasi dan

Kampanye

frekuensimilikpublik.org Rapotivi KNRP

DivisiPendukung

DivisiSekretarisKeuangandan Arsip

52

memilih fokus sebagai ibu rumah tangga dan mengurus event organizer

(EO) miliknya40.

3. Struktur Lembaga Remotivi

Gambar 3.441

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa Remotivi

sendiri memiliki dua divisi utama dan satu divisi pendukung. Divisi utama

membawahi divisi riset dan media serta divisi advokasi dan kampanye,

sedangkan divisi pendukung membawahi divisi sekretaris keuangan dan

arsip.

Website dan YouTube merupakan bagian dari Divisi Riset dan

Media dimana di dalamnya terdapat hasil penelitian yang dilakukan oleh

Remotivi. Rapotivi, frekuensimilikpublik.org, dan KNRP (Koalisi

40Data wawancara ketua divisi sekretaris keuangan dan arsip, Suci Wulaningsih, 19Februari 2018.

41Data olahan wawancara Direktur Remotivi, Mohammad Heychael, 10 Agustus 2017.

KNRP

DivisiPendukung

DivisiSekretarisKeuangandan Arsip

 

Page 66: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

53

Nasional Reformasi Penyiaran) merupakan bagian dari Divisi Advokasi

dan Kampanye. KNRP sendiri bekerja untuk mengadvokasi UU Penyiaran

dan hal-hal yang di luar isi siaran. Berbeda dengan Rapotivi yang fokus

pada isi siaran televisi yang tidak sesuai dengan P3SPS, sedangkan

frekuensimilikpublik.org adalah sebuah platform yang digunakan untuk

mengadvokasi dan mengampanyekan hak-hak masyarakat atas frekuensi

yang digunakan oleh perusahaan media. Divisi Sekretaris Keuangan dan

Arsip merupakan divisi pendukung yang mengurusi hal-hal mengenai

dokumen-dokumen untuk kepentingan lembaga Remotivi.

Gambar 3.5

Gambar 3.6

 

Page 67: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

54

4. Visi dan Misi Remotivi

Visi yang diusung Remotivi adalah “dunia pertelevisian yang

melayani kepentingan publik berdasarkan prinsip keadilan dan kesetaraan,

serta tumbuhnya kesadaran publik sebagai warga negara yang punya hak

atas frekuensi, informasi, dan hiburan yag sehat”42.

Misi yang dibawa Remotivi berjumlah lima poin yaitu sebagai

berikut:

a. Mengupayakan regulasi yang melayani kepentingan publik dan mengawasi

penegaknya.

b. Mendorong profesionalisme pekerja televisi.

c. Mengorganisasi partisipasi publik melalui penyadaran posisinya sebagai

warga negara yang punya hak atas frekuensi, informasi, dan hiburan yang

sehat.

d. Memroduksi dan mengelola pengetahuan yang menopang upaya

demokratisasi televisi.

e. Menjadi lembaga swadaya masyarakat yang independen, profesional, dan

berkelanjutan43.

42Diakses pada situs resmi Remotivi. http://www.remotivi.or.id/konten/1/profil, pada 7Februari 2018, pukul 22.05.

43Diakses pada situs resmi Remotivi. http://www.remotivi.or.id/konten/1/profil, pada 7Februari 2018, pukul 22.16.

 

Page 68: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

55

5. Pendanaan Remotivi

Remotivi yang merupakan pusat kajian media dan komunikasi

dalam menjalankan operasional lembaganya sangat mengandalkan bantuan

dana dari lembaga donor baik yang ada di dalam maupun luar negeri.

Selanjutnya, untuk menutupi kekurangan dana tersebut Remotivi

menggunakan dana pribadi yang didapat dari penjualan merchandise

seperti kaos, tas, dan mug. Selain itu juga melakukan kerjasama penelitian

dengan lembaga lain yang menghasilkan dana serta proyek pembuatan

video company pofile perusahaan.

Sejak berdirinya lembaga Remotivi sudah ada beberapa lembaga

donor yang memberikan donasi diantaranya Yayasan Tifa dan Cipta Media

Seluler. Kerjasama penelitian juga pernah dilakukan dengan Dewan Pers,

Komnas Perempuan, dan Filantropi Indonesia. Untuk mendapatkan donor

dan kerjasama penelitian, Remotivi mengajukan dan diajak oleh lembaga

yang memiliki visi yang sama. Kode etik pendonor juga diberlakukan agar

pendonor tidak mengintervensi konten yang diproduksi oleh Remotivi44.

F. YouTube Remotivi Sebagai Media untuk Literasi

Seiring dengan perkembangan waktu, Remotivi merasakan

dinamika dalam melakukan literasi media. Selain memroduksi tulisan

yang dimuat melalui web-nya, Remotivi juga pernah turun ke lapangan

dalam melakukan literasi media seperti siswa SMA dan ibu-ibu yang

44Data olahan wawancaraDirektur Remotivi Periode 2015-2018, Mohammad Heychael, 3Februari 2018.

 

Page 69: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

56

mengantar sekolah anaknya di TK. Keterbatasan dana serta kurangnya

SDM membuat Remotivi kembali fokus pada literasi media melalui

produksi pengetahuan dengan menghasilkan tulisan-tulisan yang dimuat di

website.

Layaknya lembaga Remotivi, channel YouTube Remotivi hadir

tidak serta merta. Menurut Produser YouTube Remotivi, lahirnya channel

YouTube bukan sesuatu yang disengaja. Saat tahun 2013-2014

frekuensimilikpublik.org melakukan kampanye melalui video yang

dibagikan di akun twitter dan facebook Remotivi. Seiring

perkembangannya, Remotivi membutuhkan wadah untuk menyimpan

video-video yang sudah dihasilkannya sebagai arsip lembaga. YouTube

menjadi pilihan untuk menyimpan arsip video tersebut45.

Tahun 2015, seiring dengan jangkauan kajian Remotivi yang

meluas pada isu media sosial, terbesit ide untuk menyajikan konten secara

populer. Jika melihat kajian televisi yang notabene menggunakan audio

visual maka menjadi hal yang seimbang apabila cara menyajikan konten

Remotivi juga menggunakan audio visual46. Selain itu, melihat media

sosial YouTube yang menjadi media sosial ke tiga yang sering dikunjungi

khalayak47 menjadikan Remotivi semakin yakin untuk mengelola channel

YouTube Remotivi. Sejak saat itu, channel YouTube dikelola secara serius

dengan memroduksi beberapa video.

45Olahan wawancara produser YouTube Remotivi, Yonvantra Arief, 3 Februari 2018.46Olahan wawancara produser YouTube Remotivi, Yonvantra Arief, 3 Februari 2018.47https://apjii.or.id/content/read/39/264/Survei-Internet-APJII-2016. Diterbitkan pada

November 2016. Diakses pada 24 Desember 2017.

 

Page 70: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

57

Channel YouTube memiliki tiga rubrik yaitu Rubrik Literasi,

Rubrik Yang Tidak Media Katakan Atau Biasa Disebut Rubrik YTMK,

Rubrik Kampanye, dan Rubrik Kliping Peristiwa Media. Rubrik Literasi

membahas tentang teori-teori dan analisis panjang serta mendalam melalui

video. Rubrik YTMK (Yang Tidak Media Katakan) lebih fokus pada isu-

isu aktual baik di tv maupun media sosial48. Ketiga adalah rubrik

kampanye yang berisi seruan atau ajakan kepada khalayak agarmengawal

dan memantau kebijakan maupun peristiwa yang dibuat oleh lembaga

pemerintah maupun perusaahan media. Empat Rubrik Kliping Peristiwa

Media yang berisi tentang dokumentasi sebuah peristiwa media dan

seputarnya49.

Video-video yang dihasilkan akan diunggah setiap satu bulan

sekali untuk rubrik literasi, namun hanya memroduksi 6 video pada tahun

2014-2015 kemudian tidak diproduksi lagi karena keterbatasan SDM yang

kompeten dan mumpuni di bidang video. Rubrik YTMK diproduksi setiap

dua minggu sekali, saat ini sudah ada 45 video yang sudah diproduksi dan

diunggah sejak tahun 2015 hingga penelitian ini ditulis. Rubrik baru yang

dinamai YPK ini baru menghasilkan empat video sejak akhir 2017 hingga

saat penelitian ini ditulis.

48Olahan wawancara peneliti Remotivi, Wisnu Prasetyo Utomo, 23 Maret 2017.49https://www.youtube.com/channel/UC4XFp28z1NfApMtSpxqiCwA, diakses pada 7

April 2018, pkl. 00.49 WIB

 

Page 71: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

58

G. Data Statistik YouTube Remotivi

Sejak channel Youtube Remotivi didirikan, hingga saat ini telah

tercatat sebanyak 84 video yang telah diunggah dari tahun 2013 hingga

Maret 2018 dengan 25,746 subcriber50

Tabel 3.3

Rubrik Yang Tidak Media Katakan51

No. Yang Tidak Media Katakan JumlahViewer

1. Wajah Kota dalam Meikarta 533,4402. Fakta di Media 15,7153. Di Balik Manisnya Iklan Susu Kental Manis 148,3954. Yang Penonton Katakan #2 11,4075. Opini Tentang Opini 13,0656. Politik Tapi Entertaiment 20,9717. Yang Penonton Katakan #3 6,2718. Gambar Buram Yahudi di Media Indonesia 47,5139. Ahok yang Cerai Kenapa Kita yang Galau? 13,751

10. Populisme dan Wacana LGBT dalam RKUHP 5,26011. Sirkus Kemiskinan di Layar Kaca 56,73612. Aspirasi Warga Soal Pesbukers dan GGS 24,07213. Yang Penonton Katakan #4 3,80014. Bagaimana TV One dan Metro TV Memberitakan Polemik

Pencalonan Kapolri yang Baru?13,464

15. Polemik KPK-Polri dalam Editorial Metro TV 1,52716. Alfito Show: Talkshow atau Newslatter? 7,73917. Sensasi dan Eksploitasi dalam Pemberitaan Deudeuh 3,63518. Papua dalam Media Indonesia 13,59119. Kekerasan dalam Budaya Media Kita 6,00920. Persekusi di Media Sosial 4,02921. Anti Asing dan Aseng: Nasionalisme Palsu di Media 15,25522. Kenapa Bangga Jadi Indonesia? 12,38023. You Can’t Lie To Me 40,03624. Informasi tapi Iklan 13,05025. Para Penjaja Iba di Televisi 33,624

50https://www.youtube.com/user/remotivi diakses pada 17 Maret 2018, pkl. 14.10 WIB.51https://www.youtube.com/user/remotivi/videos diakses pada 17 Maret 2018. Pkl, 04.00

WIB.

 

Page 72: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

59

26. Drama Sidang Jessica 9,30727. Mendadak Halal 39,72728. Wajah-Wajah Pria dalam Iklan Layar Kaca 42,14929. Tentang Engeline dan Kasus Kekerasan Anak 2,85130. Apa Pengaruh TV Digital Pada Internet Boardband? 4,81131. Dibalik Gelombang Pemecatan Pekerja Media 5,02232. Pertanyaan-Pertanyaan Ajaib di Berita Televisi 24,59033. Menerawang di Awang-Awang 3.16434. Anatomi Narasi Konspirasi dari Kolonialisasi Cina Hingga

Bumi yang Datar15,498

35. Victim Blaming dalam Berita Kriminal 5,72136. Perihal Privasi di Media 9,20637. Memancing dalam Definisi Iklan yang Keruh 11,64538. Mengapa Demonstrasi di Televisi Penuh Kekerasan? 5,28939. Sensor Untuk Apa? 28,65540. Gentayangan Dalam Televisi 15,34641. Performa Tayangan Televisi di Mata Publik 2015-2016 3,73142. Membaca Agenda Setting Media 7,52843. Perang Media Atas Pesan Singkat 2,43944. Promosi di Tengah Teror 6,87445. Televisi Sebagai Pengusir Hantu Komunis 6,41446. Potret Perempuan Tanpa Kata 13,63047. Komersialisasi Kesehatan di Layar Televisi 12,99648. Prespektif yang Hilang Dalam Pembangunan 16,47549. Trik Menjaring Klik Media Daring 4,85050. Menguji Kehormatan Media 3,96551. Keajaiban-Keajaiban dalam Sinetron Indonesia 49,078

Tabel 3.4

Rubrik Literasi52

No. Literasi JumlahViewer

1. Frekuensi Milik Parpol? 16,2012. Bagaimana Memeriksa Kebenaran Sebuah Berita? 9,4103. Framing: Cara Media Memanipulasi Informasi 23,2034. Masih Percaya Media? 111,8005. Melipat Indonesia dalam Berita Televisi 14,1926. Pagar Api 4,110

52https://www.youtube.com/user/remotivi/videos diakses pada 17 Maret 2018. Pkl, 04.00WIB.

 

Page 73: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

60

7. Anatomi Media: Media Sebagai Perantara 2,5468. Diani Citra: Televisi Digital Adalah Keniscayaan 1,7689. Literasi Tayangan Televisi- Privasi Publik di Televisi 4,063

10. Literasi Tayangan Televisi- Malpraktik Jurnalisme 3,35411. Literasi Tayangan Televisi- Perlindungan Anak dan

Remaja1,722

Tabel 3.5

Rubrik Kampanye53

No. Kampanye JumlahViewer

1. #Rapotivi- Tayangan Anak Anda Bermasalah? 2,4002. #Rapotivi- Apa dan Bagaimana Rapotivi? 1,4813. #Rapotivi- Tayangan Berita Bermasalah? 1,6064. #Rapotivi- apa dan Bagaimana Rapotivi? 1,4815. #FrekuensiMilikPublik- Tayangan TV Bukan Buat Gue 21,3756. #FrekuensiMilikPublik- Otak Dimakan TV 12,1847. #FrekuensiMilikPublik- TV, Jasamu Tiada 305,6198. #KawalRUUPenyiaran- Iklan Bakal Tambah Banyak! 8,1299. #KawalRUUPenyiaran- Partai Politik Bakal Punya TV

Sendiri!2,408

10. #KawalRUUPenyiaran- Narasumber Televisi Bakal BisaDipidana!

1,520

11. #SensorLebay3 4,66612. #SensorLebay2 5,62013. #SensorLebay1 6,120

53https://www.youtube.com/user/remotivi/videos diakses pada 17 Maret 2018. Pkl, 04.00WIB.

 

Page 74: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

61

Tabel 3.6

Rubrik Kliping Peristiwa Media54

No. Kliping Peristiwa Media JumlahViewer

1. Kepergok Bahlul 5,9662. Allan Nairn: Masih Ada Ancaman Terhadap Kebebasan

Pers di Indonesia1,937

3. Evaluasi Dengar Pendapat KPI-RCTI 1,4024. Evaluasi Dengar Pendapat KPI-TVOne 1,2925. Evaluasi Dengar Pendapat KPI-SCTV 1,7426. Uji Kelayakan dan Kepatutan Komisioner KPI 2016-2019 9797. TVRI disusupi kampanye Golkar dan Aburizal Bakrie 2,2319. Diskusi Orde Media dan Hari-Hari Penuh Omong Kosong 1,984

54https://www.youtube.com/user/remotivi/videos diakses pada 17 Maret 2018. Pkl, 04.00WIB.

 

Page 75: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

62

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, peneliti akan menguraikan secara rinci hasil temuan

penelitian dengan menggunakan analisis teks dan gambar Teun A Van Dijk dan

teori Literasi Media milik Art Silverblatt.

A. Temuan Penelitian Literasi Media pada Konten YouTube Remotivi

Literasi media yang dilakukan YouTube Remotivi menggunakan

lima macam model diantaranya playlist Literasi, playlist Yang Tidak

Media Katakan, playlist Kampanye, playlist Kliping Peristiwa Media,

dan yang terbaru playlist Kenakalan Remaja di Era Informatika. Meski

maksud dan tujuannya sama, namun kelima playlist tersebut memiliki

pola dan konsep yang berbeda. Artinya, masing-masing playlist punya

ciri khas.

Video berjudul Masih Percaya Media?padaplaylist literasisering

menggunakan kalimat tanya di awal video untuk menarik perhatian

khalayak. Hal ini juga dilakukan agar ada interaksi antara khalayak

dengan pembuat konten video, seperti pada kalimat“pada pemilu 2014

lalu kamu dukung siapa? kamu juga mendukung media-media yang

mendukung mereka? Sebenarnya siapa sih yang media tersebut

dukung?” kalimat pembuka tersebut mengajak khalayak agar berpikir

dan tertarik dengan pembahasan yang akan dipaparkan selanjutnya. Di

menit 0.41 tepatnya setelah penjelasan pemilik media yang merangkap

menjadi ketua partai politik, terdapat pertanyaan dimana posisi

 

Page 76: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

63

Jokowi-Prabowo? Kalimat ini mengajak khalayak untuk mulai

menganalisis hubungan antara pemilik media sekaligus pengurus partai

politik dengan calon presiden 2014.Setelah penjelasan mengenai

keberpihakan tersebut, di akhir video terdapat pertanyaan lagi “berarti

mungkin nggak kalau terjadi sebaliknya? Metrotv mendukung

Prabowo, TVOne dan RCTI mendukung Jokowi. Kalau itu yang

terjadi, apakah dukunganmu terhadap media juga berubah? Kalimat

tanya tersebut mengajak khalayak untuk berpikir tentang pengaruh

pemberitaan terhadap khalayak yang menontonnya. “kalau begitu

ceritanya apakah menurutmu ini hanya terjadi di berita politik? Kira-

kira bagaimana ya dengan peristiwa atau kasus lain di luar pemilu?

Bisa-bisa juga tergantung arahan pemiliknya ya” kalimat tersebut

bermakna ajakan untuk melihat konten lain di media yang diintervensi

oleh pemiliknya.

Bahasa yang digunakan dalam video ini juga sederhana agar

mudah dipahami oleh khalayak dari berbagai latar pendidikan seperti

pada kalimat “Surya Paloh adalah orang yang paling banyak

diberitakan positif. Ya kita sama-sama tahu kalau Surya adalah

pemilik MetroTV sekaligus ketua umum Partai Nasdem”. Pemilihan

bahasa pada kalimat di tersebut sederhana karena tidak menggunakan

‘istilah’ maupun bahasa asing.Selain mengamati video, pada

kesempatan lain, peneliti juga mewawancarai produser YouTube

Remotivi, Yovantra Arif untuk mengonfirmasi terkait penggunaan

bahasa agar dipahami khalayak yaitu dengan menghindari ‘istilah’ agar

 

Page 77: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

64

mudah dicerna “pada istilah Relasi Kuasa, ya orang belum tentu

mengerti itu. Jadi kita lebih sering menghindari kata-kata itu agar

orang nggak bingung” ungkapnya.

Untuk mendukung kalimat yang disampaikan, gambar menjadi

sangat penting peranannya, apalagi dalam konteks media sosial

YouTube. Seperti penggunaan gambar roket berwarna biru dan kuning

dengan tulisan angka dua di badan roket yang melejit ke atas dengan

background biru tua bertuliskan ‘Jokowi’ yang disandingkan dengan

gambar balon yang turun ke bawah dengan bentuknya yang tidak

beraturan, berwarna biru muda, biru tua, oranye, dan kuning yang

diikatkan pada kotak oranye bergambar burung garuda. Seperti kita

tahuwarna biru dan kuning identik dengan warna MetroTV. Angka dua

adalah nomer urut calon presiden Jokowi-Kalla dan burung garuda

adalah lambang Partai Gerindra yang merupakan partai pendukung

utama Prabowo. Hal ini menjadi penekanan bahwa MetroTV

mendukung Jokowi dengan jumlah dan nada pemberitaan yang tidak

seimbang.

Jika dilihat secara keseluruhan, video ini mengajak khalayak untuk

mengidentifikasi pemberitaan yang dikonsumsinya dengan melihat sisi

lain berita. Video ini juga memberikan penjelasan di awal video

tentang siapa pemilik media sekaligus menjabat pengurus partai

kemudian menganalisis konten pemberitaan yang dihubungkan dengan

kondisi politik saat pilpres. Setelah itu, di akhir video diberi

 

Page 78: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

65

kesimpulan bahwa pemberitaan di media senada dengan pergerakan

politik pemiliknya.

Video pada playlist Yang Tidak Media Katakan (YTMK) dengan

judulWajah Kota dalam Meikartaberdurasi 3.59 menit. Tema yang

diangkat adalah tentang eksploitasi ekonomi masyarakat Jakarta oleh

iklan properti Meikarta. Alur video tersebut diawali dengan

menjelaskan gencarnya promosi iklan properti milik Group Lippo

kemudian menganalisis pesan melalui gambar dan suara yang

ditampilkan dalam iklan. Setelah itu dilanjutkan dengan menampilkan

pemberitaan tentang proyek properti Meikarta di beberapa media.

Kemudian diakhiri dengan kesimpulan bahwa iklan Meikarta tidak

memberikan solusi atas kemelut Kota Jakarta melainkan menjauhkan

masyarakat dari kota.

Penggunaankata ganti ‘kita’ dalam kalimat “gencarnya promosi

iklan Meikarta membuat bisikan anak ini terngiang di benak kita”,

dapat memberi kesan bahwa khalayak terganggu dengan adanya iklan

Meikarta yang dipromosikan secara terus-menerus, sehingga iklan ini

layak untuk diangkat menjadi bahan kajian. Jika ditelaah kembali,

video tersebut juga menggabungkan antar kalimat untuk menunjukkan

letak kejanggalan iklan bahwa yang dijual oleh group Lippo hanya

imaji.Seperti pada kalimat “group Lippo pun dengan jumawa

membual soal betapa modernnya Meikarta. Meikarta punya komputer

ala fiksi ilmiah, toko baju ala fiksi ilimiah, dan jendela rumah ala fiksi

ilmiah. Meikarta memiliki teknologi yang belum ada di dunia. Tapi

 

Page 79: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

66

tunggu dulu, Meikarta juga belum ada di dunia.” Pengulangan kata

“ala fiksi ilmiah” juga menjadi tanda bahwa Remotivi ingin

menekankan bahwa fasilitas Meikarta hanya fantasi.

Terdapat beberapa gambar screnshoot yang ditonjolkan dalam

video yang dinaratori Yovantra Arif yaitu berita mengenai keunggulan

proyek Meikarta di awal video diantaranya berita yang ditulis

Tempo.co dengan judul ‘Keuntungan Membeli Apartemen Meikarta’,

‘Hirup Aroma Kesegaran di Central Park Meikarta’. Satu berita yang

ditulis BeritaSatu.com berjudul ‘Meikarta Gairahkana Ekonomi

Nasional’. Satu berita ditulis oleh TheJakartaPost dengan judul

‘Lippo’s Meikarta Secures 32,000 Fixed Buyers’dan di pertengahan

video kembali menunjukkan screnshoot berita yang

dipostingRepublika.co.id dengan judul ‘Belum Kantongi Izin, Meikarta

Ngotot Lanjutkan Pemasaran’dan berita yang diposting oleh Tirto.id

dengan judul ‘Mencari Fulus saat Izin Meikarta Belum Terurus’.

Video ini menunjukkan perbandingan gencarnya iklan Meikarta

dengan masalah yang sedang dihadapi. Artinya Remotivi menunjukkan

bahwa iklan Meikarta bermasalah karena iklan yan ditampilkan tidak

sesuai dengan kenyataan.

Video dengan judul TV Jasamu Tiada pada playlist Kampanye ini

bercerita tentang dampak tayangan televisi. Dikemas dengan konsep

paduan suara anak-anak SD dengan dirijen guru berkepala televisi.

Televisi di sana digambarkan bermata merem berwarna merah dan

bergigi. Di atasnya terdapat antena sehingga menyerupai alien yang

 

Page 80: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

67

dapat dimaknai televisi yang menyeramkan. Kemudian cast yang

ditampilkan adalah anak-anak berseragam SD dan dipandu guruyang

notabene merupakan seorang pendidik kemudian ditampilkan

berkepala tv dimaknai tv menjadi pendidik anak-anak. Lirik paduan

suara yang berbunyi “kita jadi bisa pacaran dan ciuman, karena

siapa? Kita jadi tahu masalah artis cerai, karena siapa? Kita pintar

dandan dibimbing tv. Kita jadi lebay dididik tv. Tv pemerintah

membuat gelap gulita. Jasamu tiada”gabungan kalimat tersebut

menunjukkan akibat dan sebab tayangan tv yang tidak berkualitas

terhadap anak-anak. Pengulangan kata “karena siapa” sebagai

penekanan adanya akibat.

Video dari playlist Kliping Peristiwa Media dengan judul

‘Kepergok Bahlul’ di awal video, ditampilkan tulisan yang

memberitahukan isi video kemudian dilanjutkan dengan menunjukkan

tulisan (transkip rekaman) suasana pemilihan komisioner KPI dengan

anggota DPR komisi 1 dan ditampilkan foto serta jabatan si pemilik

suara dalam rekaman. Di akhir video, ditampilkan tugas dan gaji serta

tunjangan komisi 1 DPR. Jika ditelaah lebih dalam, “pada tanggal 2-3

Juli lalu, komisi I DPR RI mengadakan uji kepatutan dan kelayakan

calon anggota KPI Pusat. Sayangnya, proses tersebut nampak tidak

memiliki parameter penilaian yang jelas” bisa dimaknai kekecewaan

terhadap proses pemilihan komisioner KPI. Kemudian didukung

dengan menampilkan foto dan tulisan jabatan untuk menyempurnakan

bukti adanya kejanggalan dalam pemilihan komisioner KPI. Hal ini

 

Page 81: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

68

bisa diartikan bahwa Remotivi ingin menunjukkan kualitas anggota

komisi 1 DPR dan kualitas komisioner KPI. Jika disimpulkan secara

keseluruhan video yang berdurasi 5.17 menit ini, adalah menunjukkan

kinerja anggota komisi 1 DPR tidak sebanding dengan gaji dan

fasilitas yang diterima.

B. Analisis Temuan

1. Literasi Media di YouTube Remotivi

Jika melihat temuan-temuan di atas, dapat diketahui bahwa literasi

media yang dilakukan Remotivi pada YouTube-nya menggunakan

perspektif teoritis, sebagaimana video pada playlist Literasi dan

playlist YTMK.Meski sekilas nampak sama namun keduanya

memiliki perbedaan yang terletak pada penggambaran

kasus.PlaylistLiterasi digambarkan dengan cara membandingkan isu

yang sama di media yang berbeda. Sedangkanplaylist YTMK fokus

pada satu isu yang kemudian dianalisis dari berbagai elemen.Berbeda

lagi denganvideo pada playlist Kampanye dan playlist Kliping

Peristiwa Media. Keduanya sama-sama menggunakan kalimat satir

yaitu dengan sindiran untuk menunjukkan protesnya terhadap konten

media yang dianggap buruk. Meski sekilas sama, namun keduanya

juga memiliki perbedaan. Playlist Kampanye cenderung santai yaitu

dikemas dengan lagu atau adegan percakapan sehari-hari. Sedangkan

playlist Kliping Peristiwa Media merupakan kumpulan peristiwa di

media yang dianggap bermasalah.

 

Page 82: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

69

Keragaman konten literasi media tersebut barang tentu menjadi

cerminan model literasi media di dunia digital. Konten yang

ditampilkan pun dapat menyesuaikan khalayak dari berbagai latar

pendidikan. Misalnya dengan gaya kalimat satir, menggunakan teori,

membandingkan isu, maupun mengupas satu isu. Sehingga khalayak

dapat memilih konten literasi media mana yang ingin dikonsumsi

sesuai dengan seleranya masing-masing Namun, upaya literasi media

menggunakan media online seperti YouTube tersebut perlu

dikembangkan agar konten-konten yang disajikan lebih menarik dan

memicu khalayak untuk terus belajar literasi media.

Jika dilihat, literasi media yang digunakan oleh YouTube Remotivi

masih sebatas menyajikan cuplikan adegan produk komunikasi di

media kemudian dianalisis menggunakan perspektif dan metode yang

diaplikasikan melalui video. Namun belum memberi contoh nyata

bagaimana seharusnya produk komunikasi dibuat. Misalnya, Remotivi

membuat iklan serupa atau parodi dengan metode literasi. Sehingga

tidak sebatas mengaji letak kesalahan tersebut, tapi juga membuat

produk komunikasi tandingan sebagai upaya meliterasi masyarakat

sekaligus sindiran terhadap industri media. Kedua iklan tandingan tapi

serupa tersebut nantinya menjadi bahan compare masyarakat yang

melihat agar dapat membaca pesan dari produk komunikasi dan

mengetahui kualitas produk komunikasi yang selayaknya.

 

Page 83: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

70

2. Upaya Literasi Media di YouTube Remotivi

Upaya Remotivi untuk meliterasi khalayak tidak terlepas dari

proses produksinya, yaitu,Playlist literasi menggunakan konsep

analisis panjang dan mendalam. Menurut produser YouTube Remotivi,

Yovantra Arif, pembuatan video literasi merupakan proses yang

cukup panjang dengan deadline satu bulan sekali. Konten video

literasi berisi uraian mendalam tentang teori komunikasi yang dikemas

dengan audio visual semenarik mungkin. Dengan kata lain, video

literasi merupakan kajian media yang ada di buku kemudian

disederhanakan dan diejawantahkan dalam bentuk audio-visual agar

khalayak memahami kajian media meskipun tidak membaca buku.

Gambar 4.1

Alur produksi video Literasi

Namun, peneliti melihat bahwa rencana produksi playlist Literasi

satu bulan sekali belum terlaksana. Dalam kurun waktu empat tahun sejak

Membaca buku teori

Membuat naskah

Menentukan av skripsksnsdskrip

Video editing

Posting ke YouTube

 

Page 84: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

71

ditetapkannya YouTube sebagai media literasi, hanya terdapat 11 video

playlist Literasi yang diunggah. Artinya, target untuk membuat video

Literasi belum tercapai. Selain itu, peneliti juga melihat terbatasnya tim

produksi yang terdiri dari tiga orang menjadi kendala produksi yang pada

akhirnya tidak sesuai dengan target.

Playlist YTMK lebih fokus terhadap isu-isu aktual disertai dengan

data dan fakta, didukung teori dan metode untuk menganalisis problem.

Dengan kata lain, video YTMK merupakan video esai yang berisi suatu

fenomena menggunakan perspektif untuk menghasilkan temuan yang

kemudian disimpulkan dan direfleksikan dalam bentuk video. Menurut

penulis naskah Fariz Dzaki, proses pembuatan video YTMK melalui

beberapa tahap untuk menjadi layak disajikan kepada khalayak. Tahap

pertama brandstorming mencari ide dengan mengamati media yang

memresentasikan fenomena selama dua minggu, dimana cara

penyajiannya tersebut bermasalah. Dari proses brandstorming, akan

mendapatkan paling banyak enam ide dan dibawa ke meja redaksi yang

diadakan satu minggu sekali. Di sana, ide tersebut didiskusikan bersama

dengan berbagai argumen untuk mencari ide mana yang lebih layak dan

perlu diangkat. Setelah ide ditetapkan, langkah selanjutnya membuat

outline oleh Fariz dibantu dengan produser untuk menggali ide lebih

dalam serta pembuatan naskah. Dari deskontruksi masalah menjadi sebuah

naskah kemudian dibawa ke audio visual skrip (av-skrip) untuk membuat

video sesuai naskah. Proses editing video selama 3-5 hari kemudian di-

 

Page 85: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

72

publish. Jika dihitung dari pembuatan naskah ke video final membutuhkan

waktu selama dua minggu.

Gambar 4.2

Alur Produksi Video YTMK

Melalui proses produksi video YTMK sebagaimana dijelaskan di

atas, dapat peneliti simpulkan bahwa ideologi yang digunakan

sebagaimana tiga video YTMK yang dianalisis, playlist ini menggunakan

pendekatan ekonomi politik sebagai paradigma kajiannya. Asumsi

dasarnya terletak pada kesenjangan antara pemilik media dengan publik

yang terletak pada produk komunikasinya yang dikaji oleh Remotivi.

Yovantra Arif mengatakan, bahwa ekonomi politik merupakan

Mencari ide

Membuat naskah

Membuatoutline

Pemilihan av skrip

Video editing

Membuat naskah

Rapat redaksi

Membuat outline

Pemilihan av skrip

Editing video

Posting ke YouTube

 

Page 86: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

73

problemdasar produk televisi sehingga kajiannya pun diperluas lagi tidak

sebatas ekonomi politik. Tapi lebih dari itu, problem yang lebih urgent

yang akan digali dan dikaji lebih dalam oleh Remotivi.

Selain itu, peneliti melihat bahwa isu yang dikaji masih didominasi

kasus yang ada di televisi dengan kesenjangannya. Padahal dewasa ini,

media sosial menjadi media terbanyak yang mendistribusikan hoaks serta

isu yang ‘digoreng’ sedemikian rupa hingga menimbulkan konflik antar

masyarakat. Sehingga alangkah baiknya jika kajian medianya diperluas

dengan mengambil isu yang aktual di media sosial dengan presentase

50:50 sebagai upaya literasi media secara menyeluruh.

Video kampanye berisi sindiran tentang fenomena yang terjadi di

media. Proses produksinya bekerjasama dengan orang-orang di luar

Remotivi. Pihak Remotivi hanya memberikan ide dan proses produksinya

dikerjakan oleh partner. Selain itu, video kampanye merupakan hasil dari

video kampanye frekuensi milik publik yang sudah lama diproduksi

sebelum lahirnya YouTube sebagai media untuk literasi. Peneliti melihat

bahwa video ini sebagai bentuk protes terhadap industri media serta

pemerintah dalam hal ini KPI atas kebijakan yang dibuatnya. Akan tetapi,

sebagaimana yang diungkapkan Silverblatt bahwa tujuan seseorang

memahami literasi media adalah agar dapat mengapresiasi produk

komunikasi yang dinilai mampu mengedukasi khalayak. Di sini, Remotivi

hanya membuat kampanye protes atas produk komunikasi maupun

kebijakan yang tidak baik. Sebagai penyeimbang, seharusnya Remotivi

membuat kampanye terhadap produk komunikasi serta kebijakan

 

Page 87: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

74

pemerintah yang sudah baik. Sehingga fungsi Remotivi sebagaimana yang

dijelaskan oleh mantan direktur Remotivi, Mohammad Heychael, bahwa

hubungan antara Remotivi dengan KPI adalah hate and loverelation dapat

tercapai. Selain itu, Remotivi juga dapat memberikan dukungan serta

membantu memromosikan produk dan kebijakan yang sudah dilakukan

oleh industri media maupun KPI agar bisa dijadikan contoh dan gambaran

kepada khalayak bagaimana produk komunikasi yang semestinya

dikonsumsi.

Kliping peristiwa media merupakan video fenomena di media yang

diambil dari YouTube kemudian diunggah secara mentah oleh Remotivi

tanpa ada proses editing. Karena sasaran dari khalayak YouTube Remotivi

tidak terbatas, artinya tidak ada tingkatan kemampuan pengetahuan

tentang literasi media. Maka peneliti melihat tidak adanya proses editing

menjadi pertimbangan bagi universalnya viewer yang belum pernah

mengenal literasi media. Artinya, literasi media pada playlist ini belum

bisa menyentuh seluruh viewer, sebab Remotivi hanya menampilkan ulang

peristiwa yang terjadi tanpa ada narasi ataupun subtittle bagi video yang

menggunakan Bahasa Inggris seperti pada video berjudul “Allan Nairn:

Masih Ada Ancaman Terhadap Kebebasan Pers di Indonesia”. Peneliti

melihat komentar khalayak pada video ini banyak yang mengeluh tidak

memahami maksud dari video tersebut karena seluruhnya menggunakan

Bahasa Inggris, baik pewawancara maupun narasumber menggunakan

bahasa yang sama.

 

Page 88: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

75

Literasi media yang dilakukan YouTube Remotivi selaras dengan

teori yang dikembangan oleh Art Silverblatt yang berpendapat bahwa

literasi media merupakan sebuah gerakan melek media oleh khalayak

dengan menggunakan pendekatan proses penyampaian media kepada

khalayak1. YouTube Remotivi adalah sebuah gerakan literasi media yang

dikemas melalui video dan disebar luaskan melalui media sosial dengan

sasaran utamanya khalayak media usia muda.

Adapun proses literasi media yang digunakan Remotivi dalam

YouTube-nya jika ditinjau dari aspek literasi media milik Silverblatt maka

akan diuraikan sebagai berikut:

a. Proses, produk media tidak terlepas dari adanya proses, sebab

di sana lah terjadinya pembentukan pesan media.Seperti yang

dikatakan oleh Fariz, bahwa produk komunikasi yang

disebarkan kepada khalayak memiliki pesan yang ingin

disampaikan, baik secara langsung maupun dibungkus dengan

simbol atau tanda.Dalam setiap proses pembuatan produk

komunikasi, terdapat empat unsur di dalamnya.

Pertama,fungsi atau tujuan dibuatnya produk komunikasi

tersebut.fariz menceritakan bahwa dalam melakukan literasi

media, dia mengamati program acara selama dua minggu untuk

mengetahui letak fenomena yang bermasalah. Dari amatan itu

Fariz mengetahui tujuan utama dibuatnya program acara

tersebut.Fungsi atau tujuan produk komunikasi pun terbagi

1 Art Silverblatt dalam Apriadi Tambukara, Literasi Media: Cerdas Bermedia KhalayakMedia Massa, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 12.

 

Page 89: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

76

menjadi empat macam. Fungsi laten, fungsi ganda, fungsi tidak

terdefinisi, dan fungsi palsu.

kedua, media komparatif. Fariz menjelaskan bahwa

mengkaji literasi media dapat juga dilihat dari unsur yang

melekat pada media tersebut (audio dan visual pada televisi).

Seperti pada video “Wajah Kota dalam Meikarta” yang

menonjolkan sisi gambar dengan kalimat dari narator. Menurut

Fariz, iklan properti tersebut bermasalah dalam strategi

komunikasinya karena terlalu berlebihan dan yang

dipromosikan adalah sebuah imaji, sebab gambar yang

ditampilkan iklan tersebut adalah teknologi masa depan yang

belum ada di dunia.

Ketiga, komunikator media atau pembuat konten

media.Menurut Fariz, menjadi penting mengetahui siapa yang

membuat konten dari produk komunikasi untuk memudahkan

identifikasi maksud dari produk yang dihasilkan dengan cara

melihat stasiun televisi apa, siapa pemiliknya, latar belakang

pemilik media.

Jelas, pemilik media itu sangat memengaruhi konten

media2

Senada dengan Fariz, Yovantra Arif, juga mengatakan bahwa

pembuat konten media memiliki pengaruh yang signifikan

2Wawancara pribadi dengan Fariz Dzaky, Penulis naskah YTMK, 27 April 2018, 22.30,Kedai Kopi Suaka, Rawabuntu.

 

Page 90: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

77

terhadap hasil produksi media. Baik pemilik media maupun

pemred media tersebut.

Keempat, audien. Yovantra Arif mengatakan bahwa

kehadiran audien sangat penting dalam memberikan kontribusi

ide kajian. Hal tersebut tertuang pada kolom komentar video

YouTube Remotivi.

Banyak dari teman-teman yang mengajukanprogram

acara untuk kami kaji. Mereka merasa ada yang

bermasalah tapi tidak tahu letak masalahnya di mana.

Saran tersebut kami tampung tapi tidak semua kami kaji,

karena kami melihat urgensi masalahnya3.

b. Konteks. Art Silverblatt berpendapat bahwa penting dalam

literasi media untuk melihat konteks produk komunikasi agar

pesan yang dimaksud komunikator sampai kepada komunikan.

Remotivi dalam menganalisis produk-produk komunikasi

melihat konteks sebagai bahan tambahan dalam melakukan

kajian mendalam untuk membongkar maksud dan tujuan dari

produk komunikasi itu sendiri. Konteks dibagi menjadi tiga

bagian yaitu konteks sejarah, budaya, dan strukur.

Yovantra Arif, menceritakan bahwa dalam mengkaji media

yang pertama kali dilihat adalah konten media kemudian

konteks medianya seperti konteks sejarah, budaya dan struktur

medianya. Namun, lagi-lagi tidak semua isu dapat dikaji

3Wawancara probadi dengan Yovantra Arif, Produser YouTube Remotivi, 10 Mei 2018,14.00, Cafe Killiney, Kalibata City.

 

Page 91: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

78

menggunakan semua konteks tersebut, tergantung apakah isu

itu relevan dengan kaitan sejarah maupun budaya masa lampau.

Sebagaimana dalam video berjudul“Situs Kemiskinan di Layar

Kaca”. Adanya sirkus atau tontonan ‘orang aneh’ maupun

orang miskin sudah ada sejak pertengahan abad ke-19 di New

York, Amerika Serikat yang terkenal dengan dime museums

yang kerap dipasarkan sebagai wahana pengetahuan dan

hiburan bagi rakyat jelata. Remotivi memberikan refleksi

dengan menggambarkan sejarah di masa lalu tentang

bagaimana penyandang disabilitas dan orang yang dianggap

lain sebagaimana umumnya dijadikan sebagai tontonan untuk

kepentingan ekonomi. Begitupun dalam konteks budaya, jika

isu tersebut ada sangkut pautnya dengan budaya, maka

Remotiviakan membandingkan antara budaya saat ini dan

budaya terdahulu.

Struktur sendiri dibagi menjadi tiga bagian yaitu pola

kepemilikan. Seperti yang dikatakan Yovantra Arif, bahwa

Remotivi berpegang pada prinsip diversity of ownership yang

menitik beratkan pada keberagaman kepemilikan. Peneliti

melihat bahwa Remotivi menggunakan unsur tersebut pada

kajiannya. Namun, lagi-lagi tidak semua kajian video

menggunakan unsur tersebut karena melihat isu yang dikaji.

Hal ini dibenarkan oleh Yovantra Arif saat diskusi dengan

peneliti, penggunaan unsur ini biasanya terjadi pada isu politik

 

Page 92: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

79

dan ekonomi. Media dan peraturan pemerintah,kualitas

konten media juga ditentukan oleh hubungan antara perusahaan

media dengan peraturan pemerintah, UU Penyiaran. Menurut

peneliliti Remotivi, Alinda Rimaya, KPI longgar terhadap

peraturan yang sudah ditetapkan melalui P3SPS. Sehingga

kualitas siaran yang tidak mendidik masih menjamur. Peneliti

melihat konsistensi Remotivi dalam terdapat hubungan hate

and love relation dalam mengawal KPI. Di sisi lain Remotivi

menjadi juga memantau kinerja KPI.

c. Framework, dalam literasi media, mengetahui kerangka

produk komunikasi sangat penting untuk membedah elemen

struktural agar dapat menemukan pesan yang dimaksud oleh

pembuat konten. Peneliti melihatRemotivi menganalisis produk

komunikasi tersebut melalui beberapa poin diantaranya,

1. Introduction, judul pada produk komunikasi mewakili

keseluruhan isi, sehingga untuk mencari maksud atau pesan

komunikasi dapat dilakukan dengan melihat judul sebab

sangat memengaruhi konten. Peneliti melihat Remotivi

melakukan analisis terhadap beberapa berita dari sebuah

judul untuk mengetahui makna dan pesan yang dimaksud,

sebagaimana pada video analisis yang berjudul ‘Framing:

Cara Media Memanipulasi Informasi’. Pada menit 3.11,

video tersebut menjelaskan informasi yang ditulis hanya

 

Page 93: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

80

mengenai sampah sisa demo atau tuntutan buruh yang ingin

liburan ke Bali dengan melihat dari judul berita.

2. Plot,merupakan serangkaian tindakan yang sudah

direncanakan oleh komunikator media untuk membangun

sebuah ide. Plot sendiri dibagi menjadi tiga, konten

eksplisit. Sebagaimana yang dikatakan oleh Yovantra Arif

bahwa penulis naskah melihat seluruh program acara

kemudian mencatat adegan yang dianggap penting untuk

diteliti. Respon afektifyang berbicara tentang emosi

khalayak dalam melihat setiap adegan cerita dengan tujuan

untuk memengaruhi khalayak media.Remotivi dengan

analisis videonya yang berjudul ‘Sirkus Kemiskinan di

Layar Kaca’. Analisis yang digunakan adalah menceritakan

kesusahan hidup para kontestan program Microfon Pelunas

Hutang. Remotivi menunjukkan cuplikan adegan Oky

Lukman sebagai pembawa acara yang menangis dengan

mengatakan bahwa khalayak harus membantu para

kontestan untuk melunasi hutang, secara tidak langsung

Oky mengajak para khalayak untuk bersedekah. Isak tangis

Oky diikuti juga oleh para juri dan penonton di studio yang

disorot oleh Campers untuk memerlihatkan detail

kesedihan dengan tujuan nguras emosi khalayak agar

bersimpati kepada para kontestan.Konten tersirat, untuk

menganalisis ini dapat dilihat dari hubungan satu adegan

 

Page 94: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

81

dengan adegan lainnya.Remotivi menganalisis video dengan

judul Wajah Kota Dalam Meikarta’ yang menganalisis

setiap adegan yang ditampilkan iklan properti Meikarta,

secara spesifik dapat dikatakan bahwa hunian Meikarta

adalah hunian nyaman bagi warga Jakarta. Remotivi

menunjukkan beberapa adegan mulai dari cerita tentang apa

yang dilihat dan dirasakan oleh anak kecil dalam mobil

kemudian menampilkan cuplikan iklan yang menceritakan

indahnya Meikarta. Remotivi menyimpulkan bahwa makna

yang tersirat dalam iklan tersebut yaitu keindahan Meikarta

dan suramnya Kota Jakarta.Pengembangan karakter,

pesan media dapat disampaikan melalui karakter setiap

cast.Remotivimenganalisis video yang berjudul ‘Di Balik

Manisnya Susu Kental Manis’ cast anak dalam iklan

digambarkan lesu dan tidak bersemangat, namun setelah

minum susu kental manis, anak kembali bersemangat, sehat

dan berprestasi. Remotivi melihat pesan yang ingin

disampaikan pengiklan yaitu nikmatnya susu kental manis

yang menyehatkan.

3. Genre merupakan ciri khas produk komunikasi. Khalayak

dapat mengidentifikasi produk komunikasi melalui genre.

Yovantra Arif selaku produser YouTube Remotivi

menceritakan tidak semua isu dikaji menggunakan genre.

Hanya kasus tertentu saja, unsur ini digunakan dalam

 

Page 95: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

82

sebuah kajian. Hal ini serupa dengan videonya yang

berjudul ‘Masih Percaya Media?’ Remotivi menganalisis

stasiun tv berita Metro TV dan TVOne yang merupakan

stasiun tv berita tetapi muatan beritanya lebih banyak

membahas soal pemilik media yang notabene pengurus

partai politik beserta kegiatan partainya.

4. Logical conclusion merupakan kesimpulan yang sesuai

dengan logika. Banyak produk komunikasi yang

menggunakan kesimpulan aneh dan tidak sesuai dengan

adegan yang ditampilkan sebelumnya. Mengidentifikasi

kesimpulan yang masuk akal penting dilakukan dalam

literasi media. Menurut Fariz, dalam mengkaji sebuah

media dapat dilihat dari beberapa sudut pandang seperti

strategi komunikasi, kesimpulan yang tidak sesuai dengan

logika, dan sebagainya. Dari masalah-masalah tersebut

kemudian dikumpulkan dan didiskusikan dengan produser

YouTube Remotivi untuk menentukan metode apa yanng

nantinya digunakan untuk mengkaji masalah

tersebut.Sebagaimana dalam video yang berjudul ‘Dibalik

Manisnya Iklan Susu Kental Manis’.Remotivi mengkaji

logika gambaran bahwa susu dapat membangun keluarga

yang bahagia melalui tagline dalam susu kental manis

frisian flag.

 

Page 96: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

83

d. Nilai Produksi dapat dianalogikan sebagai tata bahasa dari

elemen-elemen yang memengaruhi. Nilai produksi tergantung

pada tipe dan kualitas media. Elemen dari nilai produksi dapat

dilihat dari editing, lighting, point of view, dan

lainnya.Remotivi menggunakan elemen-elemen tersebut untuk

menganalisis problem di media.Sebagaimana pada video

‘Wajah Kota Dalam Meikarta’. Ada beberapa elemen yang

dianalisis seperti backsound sendu, lighting suram, banjir,

macet, dan kriminal pada Kota Jakarta. Berdasarkan elemen-

elemen tersebut, Remotivi menyimpulkan bahwa pesan yang

disampaikan oleh komunikator yaitu Jakarta adalah kota

kumuh yang tidak layak huni. Kemudian Remotivi membahas

lighting cerah dan penuh dengan hijaunya pepohonan ketika

menceritakan kondisi Meikarta. Selain video Meikarta, video

‘Manisnya Iklan Susu Kental Manis’ juga dikaji melalui point

of view seorang ibu dan anak yang menjadi sorotan utama iklan

ini dan Remotivi membahas elemen-elemen tersebut. Akan

tetapi, konsep ini hanya digunakan untuk mengkaji playlist

YTMK dan tidak berlaku untuk playlist lain.

Jika melihat paparan di atas, dapat diketahui bahwa literasi media

yang digunakan oleh YouTube Remotivibelum memberi contoh nyata

bagaimana seharusnya produk komunikasi dibuat. Misalnya, Remotivi

membuat iklan serupa atau parodi tetapi dengan metode literasi. Sehingga

tidak sebatas mengkaji letak kesalahan tersebut, tapi juga membuat produk

 

Page 97: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

84

komunikasi tandingan sebagai upaya meliterasi masyarakat sekaligus

sindiran terhadap industri media. Kedua iklan tandingan tapi serupa

tersebut nantinya menjadi bahan compare masyarakat yang melihat agar

dapat membaca pesan dari produk komunikasi dan mengetahui kualitas

produk komunikasi yang selayaknya.

Menurut produser video YouTube, Yovantra Arif, 60% video

literasi Remotivi menggunakan kasus yang ada di televisi, karena

menurutnya televisi masih dikonsumsi oleh kalangan muda di daerah.

Bahkan masih ada sebagian kalangan muda urban yang masih menonton

program televisi, sehingga penggunaan YouTube dinilai mampu

menyeimbangkan kasus yang dibedah dengan media penyampaiannya.

Akan tetapi peneliti melihat bahwa masih adanya kesenjangan digital

antara remaja di kota dan di daerah. Menurut hasil survei studi ground-

breaking yang menganalisis aktivitas dan perilaku online di kalangan anak

dan remaja yang dilakukan oleh Kementrian Kominfo, Kementrian PPPA

dan UNICEF menunjukkan bahwa di daerah perkotaan, hanya 13 persen

anak dan remaja yang tidak menggunakan internet, sementara di daerah

pedesaan ada 87 persen anak dan remaja yang tidak menggunakan internet.

Di Daerah Istimewa Yogyakarta, Jakarta, dan Banten misalnya hampir

semua responden menggunakan internet. Sementara itu, di Maluku Utara

dan Papua Barat hanya sepertiga responden yang menggunakan internet4.

Sehingga upaya literasi media melalui YouTube dinilai belum efektif.

4https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3834/Siaran+Pers+No.+17-PIH-KOMINFO-2-2014+tentang+Riset+Kominfo+dan+UNICEF+Mengenai+Perilaku+Anak+dan+Remaja+Dalam+Menggunakan+Internet+/0/siaran_pers diakses pada 14 Mei 2018, pkl. 17.29.

 

Page 98: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

85

Meskipun literasi media yang dilakukan Remotivi juga secara offline

(seminar kepada ibu-ibu muda di Kota Bandung) namun, kegiatan tersebut

juga belum menyentuh ke daerah.

Tabel 4.1

Kelebihan dan Kekurangan YouTube Remotivi

No. Kelebihan Kekurangan1. Sasaran viewer dapat

menyentuh generasi milenial.Sasaran viewer belum menyentuh

seluruh lapisan masyarakat.Konsumen media bukan hanya

generasi milenial. Selain itu jugaadanya kesenjangan digital di

kota dan daerah.2. Pembahasan isu di tv apple to

apple dengan media untukliterasi (audio dan visual).

Isu yang dikaji masih didominasioleh isu di media televisi, belumseimbang dengan isu di media

sosial maupun media lain.3. Literasi dengan gaya baru

menggunakan media sosialYouTube.

Sedikitnya tim YouTube sehinggajadwal upload tidak sesuai

rencana.4. Playlist Remotivi beragam,

menjadi pilihan bagi khalayak.Belum adanya konsistensi dalam

pembuatan setiap playlist,tergantung dari mood tim

Remotivi dalam produksinya.

3. Literasi Media di YouTubeSebagai Bagian dari Gerakan Sosial

Jika ditelaah berdasarkan elemen literasi media yang dikemukakan

oleh Art Silverblatt, maka, apa yang dilakukan Remotivi di

YouTubenya dapat dikatakan sebagai gerakan literasi media yang

memanfaatkan media digital karena terdapat sebuah praktik-praktik

yang dilakukan oleh kelompok masyarakat untuk melakukan

kesadaran terhadap lingkungan masyarakat dengan isu literasi media

melalui media online. Dimana media online dijadikan sebagai medium

yang memberikan peluang terhadap gerakan-gerakan sosial. Seperti

 

Page 99: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

86

gerakan kesadaran bermedia yang dilakukan oleh Remotivi. Gerakan

literasi media di YouTube Remotivi ini dapat dikategorikan sebagai

organizationally-brokered action. Dimana anggota YouTube Remotivi

tetap sebagai pemegang kendali konten dan YouTube dijadikan

sebagai medium penyebarannya. Di sini lah peran YouTube sebagai

media sosial dalam sebuah gerakan sosial.

Adapun elemen Art Silverblatt tersebut, jika dijabarkan sebagai

berikut:

a. Menyadari dampak media terhadap individu

Lahirnya gerakan sosial literasi media, Remotivi tidak

terlepas dari kesadaran masyarakat mengenai penyalagunaan

frekuensi publik untuk kepentingan ekonomi pribadi. Adanya

eksploitasi frekuensi berdampak pada konten yang disajikan,

karena fokus terhadap rating dan share, sehingga menggugurkan

fungsi media massa yaitu mendidik. Dalam sebuah wawancara

dengan produser YouTube Remotivi, Yovantra Arif mengatakan

bahwa adanya literasi media ini untuk menyadarkan para pekerja

media agar mengetahui produk komunikasi yang dihasilkan

bermasalah.

b. Memahami proses komunikasi massa

Konten literasi media dalam YouTube Remotivi dilakukan

dengan memahami dan membedah proses pembuatan produk

komunikasi sebelum dipublikasin. Namun, kegiatan ini hanya

terjadi pada playlist literasi dan playlist YTMK.

 

Page 100: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

87

c. Mengembangkan strategi yang dapat digunakan untuk

menganalisis dan mendiskusikan pesan-pesan media

Jika melihat empat playlist yang disajikan di YouTube

Remotivi, kita mengetahui ada empat pola literasi media yaitu

membandingkan satu isu di beberapa media, mengupas satu isu di

satu media, menggunakan kalimat satir, dan mengumpulkan

peristiwa yang terjadi di media. Ini menjadi salah satu strategi

analisis yang dikembangkan untuk lebih luas dalam menjangkau

pesan-pesan yang tersembunyi dari produk komunikasi.

d. Menyadari bahwa konten media merupakan sebuah teks yang

memberikan pemahaman kepada budaya dan diri sendiri

Jika melihat video berjudul ‘masih percaya media?’ dalam

kontennya terdapat pertanyaan “kalau begitu, apakah dukunganmu

terhadap media tersebut juga berubah?” artinya konten media

memberikan pengaruh kepada khalayak di dunia. Remotivi

membantu menyadari pengaruh atau akibat yang akan diterima

khalayak setelah menonton berita di televisi.

e. Kemampuan untuk menikmati, memahami, mengapresiasi isi

media

Kemampuan ini belum sepenuhnya dimiliki oleh Remotivi,

karena belum memberikankah apresiasi terhadap produk

komunikasi. Hal ini terscermin dalam playlist literasi media yang

diunggah dalam YouTube-nya. Konten yang disajikan belum ada

 

Page 101: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

88

yang memberikan apresiasi terhadap produk komunikasi yang

dianggap sudah memenuhi kriteria produk media yang ‘sehat’.

 

Page 102: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

89

BAB V

PENUTUP

Pada bab ini peneliti akan menyimpulkan temuan penelitian yang telah

dijelaskan secara terstruktur pada bab-bab sebelumnya. Peneliti juga akan

menguraikan saran guna perkembangan keilmuan di kalangan akademisi dan

praktisi. Kesimpulan ini diharapkan dapat memudahkan pembaca untuk

menemukan inti jawaban dari rumusan masalah penelitian. Adapun saran

merupakan bentuk motivasi peneliti untuk terbukanya cakrawala keilmuan yang

lebih luas dan dalam.

A. Kesimpulan

Setelah melakukan kajian sebagaimana peneliti paparkan dalam

bab-bab sebelumnya, maka peneliti menyimpulkan bahwa konten yang

terdapat pada empat jenis playlist di YouTube Remotivi mengandung

unsur literasi media berdasarkan analisis teks dan gambar Teun A Van

Dijk.Perbedaan keempat jenis playlisttersebut menjadi cara atau strategi

Remotivi dalam mengembangkan konsep literasi media untuk menyentuh

seluruh khalayak yang aktif di media sosial seperti YouTube.

Upaya literasi media yang dilakukan oleh Remotivi pada channel

YouTube-nya merupakan sebuah gerakan sosial yang memanfaatkan

media digital sebagai medium literasinya.Gerakan literasi ini dapat

dikategorikan sebagai organizationally-brokered action. Dimana anggota

YouTube Remotivi tetap sebagai pemegang kendali konten dan YouTube

 

Page 103: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

90

dijadikan sebagai medium penyebarannya. Di sini lah peran YouTube

sebagai media sosial dalam sebuah gerakan sosial.

B. Saran

Agar tujuan dan hasil dapat terlaksana dengan masksimal, maka

segala proses harus dilaksanakan dengan baik. pada kesempatan ini,

peneliti bermaksud memberikan masukan kepada pihak YouTube Remotivi

dalam melakukan kampanye literasi media agar bisa terwujud dengan

baik. YouTube Remotivi sebaiknyamembuat video parodi bagaimana

seharusnya produk komunikasi dibuat tanpa menyalahi peraturan yang

sudah ditetapkan. Baik P3SPS maupun kode etik jurnalistik. Sehingga

mampu menjadi contoh nyata bagi stasiun televisi lain agar mengikuti pola

produksi yang semestinya. Jangkauan isu yang dikaji juga diperlebar

dengan mengaji isu di luar media televisi. Selain itu, produksi video juga

harus konsisten dalam mengunggah videonya. Dalam praktek literasi

media, diharapkan khalayak dapat mengapresiasi produk media yang

sudah memenuhi standar P3SPS, kode etik jurnalistik, dan peraturan lain

tekait media. Apresiasi tersebut dapat memicu produk media yang

dihasilkan oleh media lain agar terpacu untuk membuat produk-produk

unggulan media dengan tidak melanggar UU Penyiaran maupun kode etik

dan standar produk media lain. Namun, Remotivi belum memberikan

apresiasi tersebut karena hanya kritikan yang ditampilkan di YouTube

Remotivi.

 

Page 104: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

91

C. Rekomendasi

Bekerjasama dengan Kemendagri dan berbagai kampus untuk

melakukan literasi media di Indonedia secara menyeluruh.

Mengajukan UU ke DPR sebagai bentuk literasi secara legitimasi.

Menetapkan literasi media sebagai mata kuliah maupun mata

pelajaran wajib dalam pendidikan di Indonesia.

 

Page 105: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

92

DAFTAR PUSTAKA

Buku/E-book:

Ardial. Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi, Jakarta: Bumi Aksara,

2014.

Ardianto, Elvinaro dan Bambang Q-Annes. Filsafat Ilmu Komunikasi, Bandung:

Simbiosa Rekatama Media, 2009.

Arifin, Eva. Broadcasting to be broadcaster, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia, KBBIOffline, Edisi V.

Baran, Stanley J. Pengantar Komunikasi Massa: Literasi Media dan Budaya,

Jakarta: Salemba Humanika, 2011.

Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Komunikasi, Ekonomi

Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial lainnya, Jakarta: Kencana, 2008.

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta: LKiS,

2011

Iriantara, Yosal. Literasi Media : Apa, Mengapa, Bagaimana, Bandung: Simbiosa

Rekatama Media, 2009.

Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana, 2007.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosyda

Karya, 1997.

Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru, Ilmu

Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, Bandung: Rosdakarya, 2006.

 

Page 106: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

93

Nasrullah, Rulli. Media Sosial : Perspektif Komunikasi, Budaya, dan

Sosioteknologi, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2017.

Pawito. Penelitian Komunikasi Kualitatif, Yogyakarta: LKiS, 2008.

Potter, W. James. Media Literacy 3th edition, USA: Sage Publication, 2005.

Silverblatt, Art. Media Literacy: Keys to Interpreting Media Messages, London:

Praeger Publisher, 1995.

Sobur, Alex. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana,

Analisis Semiotik dan Analisis Framing, Bandung: Remaja Rosyda Karya,

2004.

Syahputra, Iswandi. Rezim Media, Jakarta: Gramedia, 2013.

Tambukara, Apriadi. Literasi Media: Cerdas Bermedia Khalayak Media Massa,

Jakarta: Rajawali Pers, 2013.

Tim Pusat Humas Kementrian Perdagangan RI. Panduan Optimalisasi Media

Sosial Untuk Kementrian Perdagangan RI, Jakarta: Kementrian

Perdagangan RI, 2014, cet. 1.

Utomo, Wisnu Prasetyo. Orde Media: Kajian Televisi dan Media di Indonesia

Pasca-Orde Baru, Yogyakarta: INSISTPress, 2015.

Internet/Digital :

Alaydrus, Hadijah. “Survei Membuktikan Generasi Milenial Lebih Suka

Menonton TV” Artikel diakses pada 27 Maret 2018 dari

http://industri.bisnis.com/read/20171103/105/705870/survei-membuktikan-

generasi-milenial-lebih-suka-nonton-tv

 

Page 107: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

94

A’yun, Ummu. “Sosial Media Sebagai Gerakan Sosial” diakses pada 9 Juli 2018

dari

https://www.academia.edu/18770232/SOSIAL_MEDIA_SEBAGAI_GERA

KAN_SOSIAL

Munir, Syahrul. “Minat Baca Rendah, Mayoritas Warga Indonesia Hobi Nonton

Televisi” Artikel diakses pada 27 Maret 2018 dari

https://regional.kompas.com/read/2016/04/28/21020061/Minat.Baca.Renda

h.Mayoritas.Warga.Indonesia.Hobi.Nonton.Televisi

Tim Administrator website aji.or.id, “Press Release Udin Award dan Tasrif

Award” Diakses pada 13 September 2017 dari https://aji.or.id/read/press-

release/297/siaran-pers-udin-award-dan-tasrif-award.html

Tim CSSU, “World’s Most Literate Nations Ranked” diakses pada 27 Maret 2018

dari https://webcapp.ccsu.edu/?news=1767&data

Tim Kata Data Indonesia, “Inilah Media Sosial dengan Pengguna Aktif Terbesar

di Indonesia” Artikel diakses pada 9 Februari 2018 dari

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/09/13/inilah-media-sosial-

dengan-pengguna-aktif-terbesar-di-indonesia

Tim KPI, “Edaran dan Sanksi” diakses pada 28 Maret 2018 dari

http://www.kpi.go.id/index.php/id/edaran-dan-sanksi

Tim KPI, “Hasil Survei Indeks Kualitas Siaran Televisi” diakses pada 31 Agustus

2017 dari https://www.kpi.go.id/index.php/id/publikasi/survei-indeks-

kualitas-siaran-televisi

 

Page 108: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

95

Tim Redaksi AJI, “Siaran Pers Udin Award dan Tasrif Award” Diakses pada 13

September 2017 dari https://aji.or.id/read/press-release/297/siaran-pers-

udin-award-dan-tasrif-award.html

Tim Redaksi APJII, “Survei Internet APJII 2016” Diakses pada 24 Desember

2017 dari https://apjii.or.id/content/read/39/264/Survei-Internet-APJII-2016

Tim Redaksi platform ayorek.org “Author” diakses pada pada 7 Februari 2018

http://ayorek.org/author/roythaniago/#sthash.etLnTzcX.XPxZWyhn.dpbs

Tim Redaksi Remotivi, “Pegiat” Diakses pada 7 Februari 2018 dari

http://www.remotivi.or.id/pegiat/1/Roy-Thaniago

Tim Redaksi Remotivi, “Profil Remotivi” diakses tanggal 3 Februari 2018 dari

http://www.remotivi.or.id/konten/1/profil

Tim Redaksi Remotivi, “Gerakan Sosial dalam Konektivitas Digital” diakses pada

8 Juli 2018 dari http://www.remotivi.or.id/kupas/408/Gerakan-Sosial-dalam-

Konektivitas-Digital

Tim Youtube CNN, “Youtube Dalam Angka-Angka” Diakses 24 Desember 2017.

15.08 WIB dari https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20150214143544-

185-32127/youtube-dalam-angka-angka.

Tim YouTube Remotivi, “Video Remotivi” diakses pada 7 April 2018 dari

https://www.youtube.com/channel/UC4XFp28z1NfApMtSpxqiCwA

Jurnal:

 

Page 109: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

96

Lim, Merlyna. Many Clicks but Little Sticks: Social Activism in Indonesia Journal

of Contemporary Asia, vol.43, No. 4, 2013.

Wawancara:

Fariz Dzaki, Penulis Naskah YouTube Remotivi, di Kantor Remotivi: Jl. Cumi-

cumi 1 No 3A RT/RW 14/007 Jati Pulogadung dan di Kedai Kopi Suaka

Rawabuntu, 3 Februari 2018 dan 27 April 2018

Mohammad Heychael, Direktur Remotivi Periode 2015-2018, di Kantor

Remotivi: Jl. Cumi-cumi 1 No 3A RT/RW 14/007 Jati Pulogadung, 10

Agustus 2017 dan 3 Februari 2018.

Suci Wulaningsih, Ketua Divisi Sekretaris Keuangan dan Arsip, via-chatting

WhatsApp, 19 Februari 2018.

Wisnu Prasetyo Utomo, Peneliti Remotivi, via-chatting WhatsApp, 23 Maret

2017.

Yonvantra Arief, Produser YouTube Remotivi, di Kantor Remotivi: Jl. Cumi-

cumi 1 No 3A RT/RW 14/007 Jati Pulogadung dan Kalibata City, 3

Februari 2018 dan 10 Mei 2018.

Skripsi/Tesis:

Armi, Nidya Mustika. 2015. “Literasi Media Televisi Dengan Pendekatan

Inokulasi di Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat”. Skripsi S1 Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

 

Page 110: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

97

Khamilah, Birotul Nur Khamilah. 2013. “Kegiatan Literasi Media Bagi Pelajar

(Studi Deskriptif Kualitatif di Komisi Penyiaran Indonesia Daerah DIY)”.

Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Humaniora, UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta.

Khoiri, Agniya. 2016 “Peran Remotivi dalam Meningkatkan Kualitas Pers di

Indonesia”.Skripsi S1 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran.

Maulana, Agus. 2014. “Pendidikan Literasi Media (Studi Deskriptif Strategi

Komunikasi dalam Pendidikan Literasi Media pada Lembaga Remotivi di

Jakarta)” Tesis S2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Jenderal Soedirman.

 

Page 111: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

 

Page 112: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

 

Page 113: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei

 

Page 114: ANALISIS LITERASI MEDIA PADA PUSAT STUDI MEDIA DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41107/1/AMINATUZ... · bahan refrensi untuk para akademisi. Jakarta, 14 Mei