ANALISIS LIKUIDITAS PADA PT. XXX DARI TAHUN 2007-2010 …
Transcript of ANALISIS LIKUIDITAS PADA PT. XXX DARI TAHUN 2007-2010 …
ANALISIS LIKUIDITAS PADA
PT. XXX DARI TAHUN 2007-2010
SKRIPSI
Diajukan oleh:
Caterine
008200800072
Fakultas Bisnis, President University
untuk memenuhi persyaratan program Sarjana S1 Fakultas Ekonomi
Program Studi Akuntansi
President University
Cikarang Baru – Bekasi
Indonesia
2013
ii
ANALISIS LIKUIDITAS PADA
PT. XXX DARI TAHUN 2007-2010
SKRIPSI
Diajukan oleh:
Caterine
008200800072
Fakultas Bisnis, President University
untuk memenuhi persyaratan program Sarjana S1 Fakultas Ekonomi
Program Studi Akuntansi
President University
Cikarang Baru – Bekasi
Indonesia
2013
iii
PANEL PENGUJI
LEMBAR PERSETUJUAN
Bersamaan dengan ini, panel penguji menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Analisis
Likuiditas pada PT. XXX dari tahun 2007-2010” telah diajukan oleh Caterine, jurusan
akuntansi, Fakultas Ekonomi dan dinilai serta terbukti telah lulus mengikuti ujian
Ketua, Panel Penguji,
…………………………….
Drs. Matias Zakaria, M.Si,AK
Penguji 1
…………………………….
Prof. Dr. Kery Soetjipto, M.Si, AK
Penguji 2
…………………………….
Dr. Sumarno Zain, SF, AK, MBA
iv
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi yang berjudul “Analisis Likuiditas pada PT. XXX dari tahun 2007-2010” yang
disiapkan dan diajukan oleh Caterine guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi – Jurusan Akuntansi telah ditinjau dan dinyatakan memenuhi syarat
keorisinilan.
Cikarang, 20 Juni 2013
Mengetahui, Dosen Pembimbing,
Dr. Sumarno Zain, SF.,AK., MBA Prof Dr. Kery Soetjipto, M.Si, AK
Kepala Jurusan Akuntansi
v
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah dajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi,
dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh
orang lain, kecuali yang secara tertulis diacukan dalam naskah ini dan disebut
dalam daftar refrensi.
Cikarang, 20 Juni 2013
Yang Membuat Pernyataan,
Caterine
(008200800072)
vi
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the level of liquidity PT. XXX from 2007-
2010. The level of liquidity of a company is always influenced by the amount of current assets
and current liabilities, because that increases and decreases posts in current assets and current
liabilities is always affects the level of liquidity of the company. The higher level of liquidity
of the company, the greater the guarantee against current liabilities. Conversely, if a low level
of liquidity of the company's current debt can not be guaranteed by either the arrival time of
repayment.
To determine the level of liquidity of the company from year to year as well as
knowing other factors related to the liquidity of the company, this analysis uses the case
method, using a literature study and audit evidence in the form of interviews and re-
calculation.
The conclusion that can be drawn is the liquidity of PT. XXX for three consecutive
periods showed fluctuating results. Although current assets has increased from year to year.
Keywords : Analysis liquidity
vii
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat likuiditas PT. XXX dari tahun
2007-2010. Tingkat likuiditas suatu perusahaan selalu dipengaruhi oleh jumlah aktiva lancar
dan hutang lancar, karena itulah kenaikan dan penurunan pos-pos dalam aktiva lancar dan
hutang lancar selalu mempengaruhi tingkat likuiditas perusahaan. Semakin tinggi tingkat
likuditas perusahaan, maka semakin besar jaminannya terhadap hutang lancar. Sebaliknya jika
tingkat likuiditas perusahaan rendah maka hutang lancar tidak bisa terjamin dengan baik pada
saat tiba waktu pelunasannya.
Untuk mengetahui tingkat likuiditas perusahaan dari tahun ke tahun serta mengetahui
faktor-faktor lain yang berkaitan dengan likuiditas dalam perusahaan tersebut, analisis ini
menggunakan metode kasus, studi pustaka dan menggunakan beberapa bukti audit berupa
wawancara dan perhitungan ulang.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah likuiditas PT. XXX selama tiga periode
berturut-turut menunjukkan hasil yang fluktuatif. Meskipun aktiva lancar mengalami kenaikan
dari tahun ke tahun.
Kata kunci : Analisis Likuiditas
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
hikmat dan rahmat-Nya kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas akhir di PT.XXX.
Dalam penyususnan tugas akhir ini, penulis mengambil judul mengenai “Analisis
Likuiditas pada PT. XXX Dari Tahun 2007-2010”. Adapun tujuan dari penyusunan tugas
akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk menempuh pendidikan Sarjana
Ekonomi di President University. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang sedalam-nya kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa atas karunianya yang tak terhingga
2. Bapak Prof. Dr. Kery Soetjipto, M.Si., AK selaku dosen pembimbing program tugas
akhir atas segala arahan, bimbingan dan kesediaan waktu.
3. Kedua orang tua serta saudara dan suami yang senantiasa memberikan dukungan dan
semangat selama internship ini.
4. Teman-teman seperjuangan di President University yang memberikan dukungan.
5. Semua pihak yang telah memberikan bantuan, arahan, nasehat dan ide selama proses
internship berlangsung.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih terdapat kekurangan baik
dari segi isi maupun penyajian. Penulis berharap kiranya tugas akhir ini dapat bermanfaat di
kemudian hari bagi para pembacanya.
Cikarang, 20 Juni 2013
(penulis)
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL LUAR………………………………………………………………………………. i
JUDUL DALAM…………………………………………………………………………….. ii
LEMBAR PANEL PENGUJI……………………………………………………………….. iii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI………………………………………………………. iv
PERNYATAAN ……………………………….……………………………………………. v
ABSTRAK…………………………………………………………………………………… vi
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….viii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….ix
BAB I : PENDAHULUAN……………………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang Penelitian……………………………………………. 1
1.2 Identifikasi Masalah………………………………………………….. 2
1.3 Lingkup Penelitian dan Pembataan Masalah………………………… 2
1.4 Tujuan Penelitian…………………………………………………….. 2
1.5 Manfaat Penelitian…………………………………………………… 3
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRIAN…………… 4
2.1 Tinjauan Pustaka……………………………………………………... 4
2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan……………………………….. 4
2.1.2 Pengguna Laporan Keuangan………………………….…….. 6
2.1.3 Pengertian Kas……………………………….………………. 8
2.1.4 Tujuan dan Kegunaan Arus Kas…………………….……….. 9
2.1.5 Klasifikasi Arus Kas…………………………………….…… 10
2.1.6 Pengertian Likuiditas…………………………………….…... 11
2.1.7 Rasio Likuiditas…………………………………… …………12
2.1.8 Rasio Lancar (Current Ratio)…….………………………….. 13
2.1.9 Rasio Cepat (Quick Ratio)……………………………..…….. 13
2.1.10 Rasio Kas (Cash Ratio)………………………………………. 15
x
2.1.11 Tingkat Perputaran Piutang……………………………………15
2.1.12 Periode Rata-rata Pengumpulan Piutang…………………….. 16
2.1.13 Perputaran Persediaan……………………………………...… 17
2.1.14 Periode Rata-rata Persediaan Tersimpan di Gudang………… 17
2.1.15 Perputaran Modal Kerja…………………………………….... 17
2.1.16 Hubungan Arus Kas dan Likuiditas………………………….. 18
2.2 Kerangka Pemikiran…………………………………………………. 20
BAB III : METODE PENELITIAN…………………………………………………21
3.1 Metode Penelitian……………………………………………………. 21
3.2 Sejarah Singkat Perusahaan……………………………………….…. 22
3.3 Rasio Likuiditas……………………………………………………….24
BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI…………………………………………... 27
4.1 Analisis Neraca PT. XXX…………………………………………… 27
4.2 Analisis Laporan Arus Kas…………………………………………... 29
4.3 Hubungan Antara Laba Ditahan Menurut Neraca dengan Laba Bersih
Menurut Laporan Arus Kas…………………………………………...34
4.4 Analisis Likuiditas Perusahaan………………………………………. 34
4.4.1 Rasio Lancar (Current Ratio)…………………………………35
4.4.2 Rasio Cepat (Quick Ratio)……………………………..…….. 37
4.4.3 Rasio Kas (Cash Ratio)………………………………………. 38
4.4.4 Tingkat Perputaran Piutang………………………………..… 40
4.4.5 Periode Rata-rata Pengumpulan Piutang…………………….. 41
4.4.6 Perputaran Persediaan……………………………………...… 42
4.4.7 Periode Rata-rata Persediaan Tersimpan di Gudang………… 43
4.4.8 Perputaran Modal Kerja…………………………………….... 44
4.5 Hubungan Arus Kas dengan Likuiditas……………………………….49
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………….. 50
5.1 Kesimpulan……………………………………………………………50
5.2 Saran…………………………………………………………………. 51
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Kas merupakan unsur aktiva yang paling lancar atau dengan kata lain kas
merupakan modal kerja yang paling likuid, sehingga dengan ketersediaan kas
yang cukup maka perusahaan tidak akan kesulitan dalam memenuhi kewajiban
yang jatuh tempo. Setiap perusahaan memerlukan kas untuk menjalankan
kegiatan operasi, dengan kewajiban, dan membagikan dividen kepada para
pemegang saham.
Dalam menilai kinerja keuangan, ada beberapa rasio yang digunakan oleh
perusahaan salah satunya adalah rasio likuiditas. Rasio likuiditas merupakan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Likuiditas juga bisa diartikan sebagai kemampuan seseorang atau perusahaan
untuk memenuhi kewajiban atau utang yang segera harus dibayar dengan harta
lancarnya. Jika perusahaan tidak mampu membayar utang jangka pendek maka
perusahaan itu tidak likuid dan akan kehilangan kepercayaan dari kreditur.
PT. xxx merupakan perusahaan dagang dengan kualitas yang cukup baik.
PT.xxx menyediakan bermacam-macam jenis baut untuk para konsumennya.
Baut-baut tesebut dapat berupa baut L, BMP, BMK, Dynabolt dsb. Tentu saja PT.
2
xxx membutuhkan kas dalam jumlah yang cukup untuk memperlancar kegiatan
usahanya khususnya pada kegiatan operasional. Kas digunakan untuk kegiatan
pembelian meliputi pembelian aktiva, pembelian barang dagangan, pembelian
barang dan jasa lain juga untuk legiatan penjualan serta membayar tagihan.
Berdasarkan latar belakang pemikiran seperti yang tertera di atas maka
penulis melakukan penelitian yang berjudul “ANALISIS LIKUIDITAS PADA
PT.XXX DARI TAHUN 2007-2010”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas, identifikasi masalah adalah :
1. Bagaimana tingkat likuiditas pada perusahaan?
2. Apa faktor-faktor lain yang mempengaruhi likuiditas?
1.3 Lingkup Penelitian dan Pembatasan Masalah
Lingkup penelitian dan pembahasan dalam karya tulis tugas akhir
ini hanya dibatasi pada masalah seputar:Rasio-rasio Likuiditas, Laporan
Arus Kas, dan factor-faktor yang mempengaruhi likuiditas.
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui tingkat likuiditas perusahaan
3
2. Untuk mengetahui faktor-faktor lain (Arus Kas) yang berkaitan
dengan likuiditas
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian sebagai berikut:
1. Manfaat bagi akademik
Perangkat analisis yang digunakan dapat lebih disempurnakan
di masa yang akan datang untuk mencapai standar akademik
yang lebih tinggi.
2. Manfaat bagi perusahaan
Sebagai tambahan pemikiran untuk dijadikan sebagai bahan
masukan untuk kemajuan perusahaan terutama dalam
penilaian posisi keuangan perusahaan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan mempunyai arti yang sangat penting terutama
bagi pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan.
Laporan keuangan dibuat oleh manajemen sebagai bentuk
pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik perusahaan dan sebagai
bentuk informasi bagi para pengguna lainnya. Selain itu, untuk mengetahui
kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui dari informasi
akuntansi yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan perusahaan yang
bersangkutan. Pengertian laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan
Indonesia dalam bukunya Standar Akuntansi Keuangan yaitu :
“Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi Neraca,
Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Posisi Keuangan (yang disajikan
dalam berbagai cara misalnya, Laporan Arus Kas atau Laporan Arus Dana),
catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan integral dari
laporan keuangan”.
(2004;2)
Berikut penjelasan jenis-jenis laporan keuangan meliputi :
1. Neraca
Neraca merupakan laporan keuangan yang menyajikan posisi keuangan
suatu perusahaan pada akhir periode tertentu. Laporan keuangan ini terdiri
atas harta, utang, dan modal yang tersaji dalam bentuk persamaan
5
akuntansi. Sehingga laporan neraca mudah untuk dipahami oleh informasi
akuntansi.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan Laba Rugi merupakan suatu bentuk laporan keuangan yang
menyajikan informasi hasil usaha perusahaan yang isinya terdiri dari
pendapatan usaha dan beban usaha untuk satu periode akuntansi tertentu.
Dari laporan ini dapat dilihat besarnya pendapatan yang diperoleh oleh
suatu perusahaan serta biaya-biaya yang ditanggung oleh perusahaan,
serta untuk mengetahui keuntungan yang dicapai.
3. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang dapat memberikan informasi
mengenai arus kas masuk dan arus kas keluar. Dengan adanya laporan ini
pemakai laporan keuangan dapat mengvaluasi perubahan aktiva bersih
perusahaan, struktur keuangan dan kemampuan perusahaan di dalam
menghasilkan kas dimasa mendatang.
4. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan merupakan catatan atas laporan keuangan
membantu menjelaskan perhitungan item tertentu dalam laporan
keuangan serta memberikan penilaian yang lebih komprehensif dari
kondisi keuangan perusahaan.
6
2.1.2 Pengguna Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan proses akuntansi yang menyediakan
informasi keuangan suatu badan usaha yang bermanfaat bagi pihak-pihak
yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam pengambilan
suatu keputusan ekonomi.
Laporan keuangan meliputi neraca, laporan rugi laba, laporan
perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti
misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan
laporan lain serta materi penjelasan merupakan bagian integral dari laporan
keuangan. Laporan keuangan ini merupakan sumber informasi keuangan bagi
para pemakainya, yaitu :
“1. Pemilik Perusahaan
2. Manajemen Perusahaan
3. Investor
4. Kreditur
5. Pemerintah dan Regulator
6. Analis, Akademis dan Pusat Data Bisnis”.
Sofyan Syafri Harahap (2004;7)
Berdasarkan kutipan di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pemilik Perusahaan
Laporan keuangan bagi pemilik perusahaan dimaksudkan untuk :
1) Untuk menyajikan informasi mengenai aktivitas keuangan
perusahaan.
2) Mengetahui informasi serta gambaran atas kondisi keuangan suatu
perusahaan.
7
3) Mengetahui hasil dividen yang akan diterima
4) Memprediksi kondisi perusahaan di masa depan.
2. Manajemen Perusahaan
Laporan keuangan bagi manajemen perusahaan berguna untuk :
1) Mengukur tingkat efisiensi dan tingkat keuntungan perusahaan
2) Mengukur tingkat biaya dari setiap kegiatan operasi perusahaan,
divisi, bagian atau segmen tertentu.
3) Menilai hasil kerja individu yang diberi tugas dan tanggungjawab
4) Alat untuk mempertanggungjawabkan pngelolaan kepada pemilik.
3. Investor
Laporan keuangan bagi investor berguna untuk :
1) Menjadi dasar memprediksi kondisi keuangan perusahaan di masa
depan.
2) Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan.
3) Menilai kemungkinan menanamkan divertasi (menarik investasi)
dari perusahaan.
4) Menilai kemungkinan menambahkan dana alam perusahaan.
4. Kreditur
Laporan keuangan bagi kreditur berguna untuk :
1) Menilai kualitas jaminan kredit atau investasi untuk menopang
kredit yang akan diberikan.
8
2) Menilai sejauh mana perusahaan mengikuti perjanjian kredit yang
sudah disepakati.
3) Menilai kondisi keuangan dan hail usaha perusahaan baik jangka
pendek maupun jangka panjang.
4) Melihat atau memprediksi prospek keuntungan yang mungkin
diperoleh dari perusahaan.
5. Pemerintah dan Regulator
Laporan keuangan bagi pemerintah berguna untuk :
1) Menilai apakah perusahaan memerlukan bantuan atau tindakan
lain.
2) Menghitung dan menetapkan jumlah pajak yang harus dibayar.
3) Menilai kepatuhan perusahaan terhadap aturan yang ditetapkan.
4) Sebagai dasar dalam penetapan dan kebijaksanaan baru.
6. Analis, Akademis, dan Pusat Data Bisnis
Laporan keuangan ini digunakan sebagai bahan atau sumber informasi
primer yang akan diolah sehingga menghasilkan informasi yang
bermanfaat bagi analisis ilmu pengetahuan dan komoditi informasi.
2.1.3 Pengertian Kas
Kas mempunyai peranan penting dalam perusahaan. Dimana kas
digunakan untuk menjaga kelancaran operasi usaha. Setiap perusahaan
memerlukan kas untuk menjalankan aktivitas usahanya baik sebagai alat tukar
9
dalam memperoleh barang atau jasa maupun sebagai invetasi dalam
perusahaan tersebut.
Definisi kas menurut Standar Akuntansi Keuangan sebagai
berikut:
“Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan
untuk membiayai kegiatan umum perusahaan”.
(2002;85)
2.1.4 Tujuan dan Kegunaan Arus Kas
Tujuan dan kegunaan arus kas digunakan sebagai dasar untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas, dan
menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Laporan
arus kas disusun dengan tujuan utama untuk memberikan informasi tentang
aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dengan basis kas selama periode
akuntansi tertentu.
Sedangkan kegunaan arus kas menurut Dwi Prastowo dan Rifka
Juliaty dalam buku Analisis Laporan Keuangan,yaitu memberikan infomasi
untuk :
1. Mengetahui perubahan aktiva bersih, struktur keuangan dan
kemampuan mempengaruhi arus kas.
2. Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas.
3. Mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan
nilai sekarang arus kas masa depan dari berbagai perusahaan.
4. Dapat menggunakan informasi arus kas historis sebagai
indicator dari jumlah, waktu, dan kepastian arus kas masa
depan.
10
5. Meneliti kecermatan taksiran arus kas masa depan dan
menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih
serta dampak perubahan harga.
(2002;29)
2.1.5 Klasifikasi Arus Kas
Laporan arus kas (cash flows) mengklasifikasikan setiap
penerimaan dan pengeluaran ke dalam kategori aktivitas-aktivitas operasi.
Arus kas masuk dan arus kas keluar suatu perusahaan dalam satu periode
dapat diklasifikasikan menjadi 3 kategori, yaitu :
1. Aktivitas-aktivitas Operasi
Aktivitas operasi melibatkan produksi dan pengiriman barang
untuk dijual serta penyediaan jasa. Arus kas diaktivitas-aktivitas operasi
biasanya menunjukkan dampak dari transaksi-transaksi yang masuk ke dalam
penentuan laba bersih. Termasuk dalam kategori sebagai arus kas masuk
(cash flows) adalah penerimaan kas dari pelanggan untuk barang dan jasa
yang dibelinya, pendapatan bunga dan deviden atas pinjaman sedagkan dalam
kategori arus kas keluar (cash out flows) adalah pembayaran untuk gaji
barang, jasa, dan beban operasi.
2. Aktivitas-aktivitas Investasi
Aktivitas ini biasanya mencakup transaksi-transaksi :
1) pemberian pinjaman dan penagihan pokok pinjaman dan
11
2) perolehan dan penjualan
surat berharga yang tidak setara kas dan
aktiva-aktiva produktif yang diharapkan menghasilkan pendapatan
selama beberapa periode.
3. Aktivitas-aktivitas Pendanaan
Aktivitas pendanaan meliputi perolehan atau pengembalian
sumber daya dari atau kepada pemilikny dan pemberian imbalan atas
investasi mereka, serta perolehan sumber daya dari kreditor dan pembayaran
kembali jumlah yang dipinjam, atau pelunasan kewajiban. Contoh arus kas
masuk dari aktivitas-aktivitas pendanaan meliputi penertiban wesel, obligasi,
hipotik, pinjaman-pinjaman jangka pendek lainnya. Serta penertiban saham
biasa dan saham Preferen.
2.1.6 Pengertian Likuiditas
Secara umum likuiditas merupakan perbandingan antara aktiva
lancar dengan utang lancar. Menurut Sutrisno, M.M pengertian likuditas
dalam buku Manajemen Keuangan yaitu :
“Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban yang harus segera dipenuhi”.
(Sutrisno, 2000;18)
12
Likuiditas dalam perusahaan menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansialnya yang harus segera harus
dipenuhi. Jumlah aktiva lancar pada suatu saat tertentu menunjukkan
kemampuan membayar kewajiban yang segera jatuh tempo.
Perusahaaan dikatakan “likuid”, jika memiliki kemampuan
membayar kewajiban jangka pendeknya, dan sebaliknya disebut “illikuid”.
2.1.7 Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat
ditagih. Rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur rasio likuiditas yaitu :
1. Current ratio : mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar
2. Quick ratio : mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar
tertentu.
3. Cash ratio : mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendek dengan kas dan bank.
13
Untuk mengetahui tingkat likuiditas pada perusahaan, maka
diperlukan beberapa ratio, yaitu :
2.1.8 Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar (Current ratio) merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Menurut
Mamduh M.Hanafi Current ratio adalah :
“Rasio lancar yang dihitung dengan membagi aktiva lancar
dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan besarnya kas yang dipunyai
perusahaan ditambah asset-aset yang bisa berubah menjadi kas dalam waktu
satu tahun, relative terhadap besarnya hutang-hutang yang jatuh tempo dalam
jangka waktu dekat (tidak lebih dari satu tahun) pada tanggal tertentu seperti
tercantum pada neraca”.
(2003;202)
Menurut Munawir (2005;72) ratio yang paling umum digunakan
untuk menganilisis posisi modal kerja suatu perusahaan adalah current ratio
yaitu perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar. Ratio
ini menunjukkan bahwa nilai kekayaan lancar yang segera dapat dijadikan
uang ada sekian kalinya hutang jangka pendek. Current ratio 200% pada
suatu perusahaan bisa dikatakan cukup baik.
2.1.9 Rasio Cepat (Quick Ratio)
Quick Ratio atau Acid Ratio atau biasa disebut Rasio Cepat yang
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu
perusahaan dalam menggunakan aktiva lancar untuk menutupi utang
14
lancarnya. Menurut Susan Irawati dalam buku Management Keuangan rasio
cepat adalah :
“Quick Ratio yaitu kemampuan suatu perusahaan untuk membayar
hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid,
atau rasio ini menunjukkan besarnya alat likuiditas yang paling cepat dan bisa
digunakan untuk melunasi hutang lancar”.
(2006:33)
Sedangkan rumus dari Quick Ratio yang dijelaskan oleh
S.Munawir dalam buku Analisa Laporan Keuangan adalah sebagai berikut :
Kas : Jumlah kas yang ada pada laporan neraca ataupun laporan arus
kas
Efek : Kepemilikan saham perusahaan lain yang ada neraca
Piutang : Jumlah piutang yang ada dalam laporan neraca
Hutang lancar : kewajiban yang akan diselesaikan pembayarannya dengan
menggunakan sumber ekonomi yang diklasifikasikan sebagai aktiva lancar
(2004:74)
Dari definisi diatas, penulis menyimpulkan quick ratio merupakan
salah satu rasio likuiditas yang menggunakan aktiva lancar yang paling likuid
untuk dibandingkan dengan kewajiban lancar untuk mengetahui tingkat
likuiditas didalam suatu perusahaan.
15
2.1.10 Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio kas (Cash ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
pendek dengan kas yang tersedia dan yang disimpan di bank. Menurut
S.Munawir pengertian Cash Ratio sebagai berikut :
“Rasio kas merupakan perbandingan antara kas dengan total
hutang lancar. Atau dapat juga dihitung dengan mengikutsertakan surat-surat
berharga (Marketable Securities)”.
(2001;76)
Sedangkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkat
likuiditas yaitu :
2.1.11 Tingkat perputaran piutang (Account Receivable Turnover)
Pengertian Account receivable turnover (tingkat perputaran
piutang) menurut Bambang Riyanto adalah sebagai berikut :
“Perputaran piutang merupakan periode terikatnya modal dalam
piutang yang tergantung kepada syarat pembayarannya. Makin lunak atau
makin lama syarat pembayarannya, berarti makin lama modal terikat pada
piutang, yang berarti bahwa tingkat perputarannya selama periode tertentu
adalah makin rendah.”
(2001;90)
Menurut rumus yang dinyatakan Bambang Riyanto maka tingkat
perputaran piutang (receivable turnover) dapat diketahui dengan membagi
16
jumlah penjualan kredit selama periode tertentu dengan jumlah rata-rata
piutang (average receivable) pada periode tersebut.
Tingkat perputaran piutang dapat digunakan sebagai gambaran
keefektivan pengelolaan piutang, karena semakin tinggi tingkat perputaran
piutang suatu perusahaan berarti semakin baik pengelolaan piutangnya.
Tingkat perputaran piutangnya dapat dipertinggi dengan jalan meperketat
kebijaksanaan penjualan kredit, misalnya dengan jalan memperpendek jangka
waktu pembayaran.
Keefektivan kebijaksanaan penjualan kredit suatu perusahaan
tidak cukup hanya dilihat dari tingkat perputaran piutang. Tetapi juga perlu
dikaitkan dengan hari rata-rata pengumpulan piutang. Namun hari rata-rata
pengumpulan piutang ini baru akan berarti jika dibandingkan dengan syarat
pembayaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Apabila hari rata-rata
pengumpulan piutang selalu lebih besar daripada batas waktu pembayaran
yang telah ditetapkan perusahaan berarti bahwa cara pengumpulan piutang
yang dilakukan perusahaan kurang efisien.
2.1.12 Periode rata-rata Pengumpulan Piutang
Pengertian Periode rata-rata Pengumpulan Piutang menurut Drs.
S. Munawir dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan adalah :
17
“Dengan membagi jumlah hari dalam satu tahun dengan tingkat
perputaran piutang tersebut atau ratio antara piutang rata-rata kali jumlah hari
dalam setahun dengan total penjualan kredit, hasilnya akan menunjukkan
berapa hari piutang tersebut rata-rata tidak dapat ditagih atau days of
receivable yang umumnya antara 1 sampai 2 bulan.”
(2004;76)
2.1.13 Perputaran Persediaan
Pengertian Perputaran Persediaan menurut Drs. S. Munawir
dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan adalah :
“Ratio antara jumlah harga pokok barang yang dijual dengan nilai
rata-rata persediaan yang dimiliki oleh perusahaan.”
(2004;77)
2.1.14 Periode rata-rata Persediaan tersimpan di gudang
Pengertian Periode rata-rata Persediaan tersimpan di gudang
menurut Drs. S. Munawir dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan adalah
:
“Untuk mengetahui rata-rata perseidaan tersimpan dalam gudang
dapat ditentukan dengan membagi jumlah hari-hari dalam satu tahun dengan
turn over dari persediaan tersebut.”
(2004;78)
2.1.15 Perputaran Modal Kerja
Pengertian Perputaran Modal Kerja menurut Drs. S. Munawir
dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan adalah :
18
“Perputaran Modal Kerja digunakan untuk menunjukkan
hubungan antara modal kerja dengan penjualan dan menunjukkan benyaknya
penjualan yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja.
(2004;80)
2.1.16 Hubungan Arus Kas dan Likuiditas
Arus kas mempunyai berbagai fungsi, misalnya perusahaan dapat
menggunakan arus kas untuk membayar dividen, meningkatkan persediaan,
membiayai piutang, menginvestasikan dalam aktiva tetap, untuk membeli
kembali sahamnya atau melunasi hutang. Setiap perusahaaan tentu
mempunyai hutang yang harus segera dilunasinya dalam jangka waktu yang
relative cepat, hal ini yang harus diperhatikan oleh perusahaan, apakah dana
yang dimiliki perusahaan dalam hal ini kas perusahaan cukupuntuk menutupi
hutangnya atau dana yang dimiliki perusahaan kurang bahkan tidak cukup
untuk menutupi hutang perusahaan atau kewajiban jangka pendeknya.
Menurut Bambang Riyanto dalam buku Dasar-Dasar
Pembelanjaan Perusahaan :
”Apabila aliran kas senyatanya selalu sesuai dengan estimasinya, maka
perusaaan tersebut tidak akan mengalami kesukaran likuiditas. Sebaliknya
perusahaan yang aliran kasnya sering mengalami penyimpangan yang
merugikan dari yang diestimasikan, perlulah perusahaan ini mempertahankan
adanya persediaan minimal kas yang agak besar”.
(2001;96)
Menurut Henry Simamora dalam buku Akuntansi (Basis
Pengambilan Keputusan Bisnis) Edisi Kedua :
19
”Laporan arus kas bermanfaat secara internal bagi manajemen dan secara
eksternal bagi pemodal dan kreditor. Manajemen memakai laporan arus kas
untuk menilai likuiditas, menentukan kebijakan deviden, dan mengevaluasi
imbas keputusan-keputusan kebijakan pokok yang menyangkut investasi dan
pendanaan”.
(2003;179)
Teori yang dikemukakan oleh S. Munawir dalam buku Analisa
Laporan Keuangan :
“Kas merupakan aktiva yang paling likuid. Semakin besar jumlah kas yang
dimiliki oleh suatu perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat
likuiditasnya”.
(2001:158)
Dari beberapa teori diatas penulis menyimpulkan bahwa arus kas
sangat berpengaruh dengan tingkat likuiditas. Semakin tinggi nilai kas, maka
kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang jangka pendek juga akan
tinggi.
20
2.2 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
PT. XXX
Analisis
Laporan Keuangan
Tujuan dasar analisis
Laporan keuangan
Informasi yang
dibutuhkan
Laporan Keuangan
Neraca Laporan
laba rugi
Laporan
arus kas
Menilai likuiditas
Menggunakan rasio
likuiditas
Bagaimana tingkat likuiditas pada perusahaan?
Apa faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas?
21
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode pnelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode
penelitian kasus. Dimana metode kasus ini dapat diperoleh dari semua pihak yang
bersangkutan, dengan kata lain data dalam studi ini dikumpulkan dari berbagai
sumber.
Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengumpulan data seperti
:
1. Neraca perusahaan
Laporan atau daftar yang berisi harta (asset), utang atau
kewajiban-kewajiban pada pihak lain (liabilities), serta modal
(capital) dari suatu perusahaan atau badan usaha dagang pada saat
tertentu yang dibuat pada akhir periode akuntansi.
2. Laporan laba rugi perusahaan
Laporan yang berisi data-data pendapatan dan biaya-biaya
yang dibuat pada akhir periode akuntansi. Dari laporan ini dapat
dilihat besarnya pendapatan yang diperoleh perusahaan serta biaya-
biaya yan ditanggung oleh perusahaan, serta dapat diketahui juga
keuntungan yang dicapai.
22
3. Laporan arus kas perusahaan
Laporan yang dapat memberikan informasi mengenai arus kas
masuk dan arus kas keluar, dari laporan ini juga dapat diketahui
perkembangan kas suatu perusahaan.
3.2 Sejarah Singkat Perusahaan
XXX didirikan pada tahun 1968 dengan nama PD. XXX yang merupakan
sebuah perusahaan keluarga, dan telah beberapa kali mengalami perubahan
management. Seiring dengan perkembangan perusahaan, maka pada tahun 1995
tepatnya pada bulan Februari, PD. XXX dijadikan sebagai perusahaan yang
berbadan hukum dengan nama :
PT. XXX
Berdasarkan : Akta No.117 tanggal 24 February 1995
Dibuat dihadapan : Notaris Buniarti Tjandra, SH
Dan telah mendapat persetujuan dari : Menteri Kehakiman RI
Surat Keputusan : No. C2-10.403.HT.01.01.TH.’95
Status Permodalan : Swasta Nasional
PT. XXX bergerak dibidang pendistribusian dan perdagangan barang-
barang teknik dan fasteners berupa baut, mur, ring, dan berbagai mesin bor yang
juga tersedia dalam beracam-macam ukuran.
23
Stock barang PT. XXX terdiri-dari barang-barang lokal dan import, dan
rata-rata pelanggan perusahaan adalah dari pabrik furniture, pabrik otomotif,
pabrik sepeda, kotraktor, developer, industri-industri rumah tangga, bengkel,
supplier, dan pemakai langsung. Disamping melayani pembelian dalam partai
besar, PT. XXX juga melayani penjualan eceran untuk para pemakai langsung.
PT. XXX mempunyai pelanggan yang cukup banyak didalam kota
maupun diluar kota. Dikarenakan kepercayaan pelanggan kepada PT. XXX
sehingga mendorong perusahaan untuk selalu meningkatkan pelayanan kepada
pelanggan dan menjaga hubungan baik dengan pelanggan.
PT. XXX senantiasa menjaga kualitas barang-barangnya, kestabilan harga
(harga bersaing), dan kecepatan pelayanan, baik yang langsung ataupun yang
diantar ke tempat pelanggan. Untuk kelancaran dan ketetapan pengiriman
perusahaan ke tempat pelanggan, perusahaan mempunyai armada sebagai berikut:
1. Mobil pengiriman barang terdapat 28 unit
2. Motor pengiriman barang terdapat 100 unit
Perusahaan menyediakan tenaga-tenaga handal dan berpengalaman
disetiap bidangnya. Untuk meningkatkan jasa pelayanan kepada pelanggan di
zaman yang serba kompetitif. Saat ini perusahaan mengadakan paket-paket
program yang telah dan sedang perusahaan jalankan antara lain : Anda pesen
kami antar, Harga hemat (red dot), Paket khusus harga hemat dan program
berhadiah langsung berupa souvenir dari Mr. SLM.
24
3.3 Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan
perusahaan untuk membayar semua kewajiban financial jangka pendek saat jatuh
tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Untuk mengetahui
tingkat likuditas perusahaan, maka digunakan beberapa rasio likuiditas, yaitu :
1. Current Ratio
Dengan rumus:
2. Quick Ratio atau Acid Test Ratio
Dengan rumus:
3. Cash Ratio
Dengan rumus:
25
Sedangkan hal-hal lain yang berkaitan dengan likuiditas, dengan
menggunakan rasio sebagai berikut :
1. Tingkat Perputaran Piutang
Dengan rumus:
2. Periode rata-rata Pengumpulan Piutang
Dengan rumus:
3. Perputaran Persediaan
Dengan rumus:
4. Periode rata-rata persediaan tersimpan di gudang
Dengan rumus:
27
BAB IV
ANALISIS DAN EVALUASI
4.1 Analisis Neraca PT. XXX
Untuk memahami perubahan-perubahan yang terjadi di masing-
masing pos pada laporan neraca PT. XXX, maka disusunlah tabel seperti
dibawah ini :
PT. XXX
Laporan Neraca 2007, 2008, 2009 dan 2010
NAMA PERKIRAAN 31 Des 2007 31 Des 2008 31 Des 2009 31 Des 2010
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
AKTIVA
AKTIVA LANCAR
Kas dan Bank
600,325,680
612,652,674
125,643,290
703,072,702
Piutang Usaha
13,026,876,427
13,515,840,000
13,238,851,896
28,388,172,516
Piutang Karyawan
47,523,467
45,394,000
49,160,000
-
Persediaan
6,852,000,000
7,105,000,000
444,808,000
675,800,000
Pesanan dalam penyelesaian
4,989,001,843
4,939,295,770
12,368,431,660
-
Pajak dibayar dimuka - -
20,988,510
27,809,992
Jumlah aktiva lancar
25,515,727,417
26,218,182,444
26,247,883,356
29,794,855,210
28
AKTIVA TIDAK LANCAR
Investasi Jangka Panjang
2,468,965,330
2,468,965,330
2,468,965,330
2,468,965,330
Aktiva Tetap
1,890,987,787
1,678,162,960
1,496,417,864
616,417,864
Jumlah aktiva tidak lancar
4,359,953,117
4,147,128,290
3,965,383,194
3,085,383,194
TOTAL AKTIVA
29,875,680,534
30,365,310,734
30,213,266,550
32,880,238,404
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
KEWAJIBAN LANCAR
Hutang Usaha - -
11,876,765,374
9,474,608,538
Hutang Bank
17,675,463,760
19,872,169,800
11,701,469,426
8,716,665,600
Pajak
120,456,336
129,466,536
506,717,470
2,434,994,462
Jumlah kewajiban lancar
17,795,920,096
20,001,636,336
24,084,952,270
20,626,268,600
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Hutang kepada pemegang saham
160,131,000
160,131,000
160,131,000
50,848,750
Jumlah kewajiban tidak lancar
160,131,000
160,131,000
160,131,000
50,848,750
EKUITAS
Modal saham
5,000,000,000
5,000,000,000
5,000,000,000
5,000,000,000
Laba ditahan
6,919,629,438
5,203,543,398
968,183,280
7,203,121,054
Jumlah ekuitas
11,919,629,438
10,203,543,398
5,968,183,280
12,203,121,054
TOTAL KEWAJIBAN DAN
EKUITAS
29,875,680,534
30,365,310,734
30,213,266,550
32,880,238,404
Sumber data dari PT. XXX
29
Berdasarkan dari tabel yang diolah di atas, kita dapat mengetahui kas dan
bank pada tahun 2007 ke 2008 mengalami kenaikan yang tidak signifikan yaitu
dari Rp. 600,325,680 menjadi Rp. 612,652,674 lalu diikuti dengan penurunan kas dan
bank di tahun 2009 menjadi Rp. 125,643,290 sedagkan di tahun 2010 dengan kas dan
bank mengalami kenaikan yang cukup besar menjadi Rp. 703,072,702.
Disamping itu, dari laporan neraca tersebut, penulis dapat mengetahui
informasi lainnya mengenai perubahan-perubahan yang diperbandingkan dengan
tujuan untuk menyusun laporan sumber dan penggunaan kas atau laporan arus
kas yang diklasifikasikan berdasarkan tiga aktivitas, yaitu aktivitas operasi,
aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan.
4.2 Analisis Laporan Arus Kas
Dari laporan laba rugi di atas, dapat dibuat laporan arus kas
perusahaan. Diketahui bahwa laba bersih tahun 2008-2009 adalah Rp.
826,026,020 dan laba bersih pada tahun 2009-2010 adalah Rp. 6,234,937,774.
Berikut penyusunan laporan arus kas PT. XXX yaitu :
30
PT. XXX
Laporan Arus Kas Tahun 2010 dan 2009
2010 2009
ARUS KAS DARI
AKTIVITAS OPERASI
Laba Bersih - 6,234,937,774 - 826,026,020
Penyesuaian untuk :
˗ Biaya penyusutan 234,824,000 - 181,745,096 -
˗ Penurunan/kenaikan (15,149,320,620) - 276,988,104 -
Piutang
˗ Kenaikan/penurunan 49,160,000 - (3,766,000) -
karyawan
˗ Penurunan/kenaikan (230,992,000) - 6,660,192,000 -
persediaan
˗ Kenaikan/penurunan 12,368,431,660 - (7,429,135,890) -
pesanan dalam penyelesaian
˗ kenaikan pajak dibayar (6,821,482) - (20,988,510) -
di muka
˗ Kenaikan/penurunan (2,402,156,836) - 11,876,765,374 -
hutang usaha
˗ Penurunan hutang bank (2,984,803,826) - (8,170,700,374) -
˗ Penurunan hutang (109,282,250) - - -
pemegang saham
˗ kenaikan pajak 1,928,276,992 - 377,250,934 -
Jumlah penyesuaian - (6,302,684,362) - 3,748,350,734
Arus kas yang diperoleh
dari - (67,746,588) - 4,574,376,754
aktivitas operasi
ARUS KAS DARI
AKTIVITAS INVESTASI
Penurunan aktiva tetap 645,176,000 - - -
Arus kas yang diperoleh
untuk - 645,176,000 - -
aktivitas investasi
31
ARUS KAS DARI
AKTIVITAS
PENDANAAN
Pembagian deviden - - (5,061,386,138) -
Arus kas yang digunakan
untuk - - - (5,061,386,138)
aktivitas pendanaan
Penurunan/Kenaikan - 577,429,412 - (487,009,384)
kas dan bank
Saldo kas pada awal tahun - 125,643,290 - 612,652,674
Saldo kas dan bank pada - 703,072,702 - 125,643,290
akhir tahun
Sumber data PT. XXX/ Data yang diolah kembali
PT. XXX
Laporan Arus Kas Tahun 2009 dan 2008
2009 2008
ARUS KAS DARI
AKTIVITAS OPERASI
Laba Bersih - 826,026,020 - 1,024,805,766
Penyesuaian untuk :
˗ Biaya penyusutan 181,745,096 - 212,824,827 -
˗ Penurunan/kenaikan 276,988,104 - (488,963,573) -
Piutang
˗ Kenaikan/penurunan (3,766,000) - 2,129,467 -
Karyawan
˗ Penurunan/kenaikan 6,660,192,000 - (253,000,000) -
Persediaan
˗ Kenaikan/penurunan (7,429,135,890) - 49,706,073 -
pesanan dalam penyelesaian
˗ kenaikan pajak dibayar (20,988,510) - - -
di muka
˗ Kenaikan/penurunan 11,876,765,374 - - -
hutang usaha
˗ Penurunan hutang bank (8,170,700,374) - 2,196,706,040 -
˗ Penurunan hutang - - - -
32
pemegang saham
˗ kenaikan pajak 377,250,934 - 9,010,200
Jumlah penyesuaian - 3,748,350,734 - 1,728,413,034
Arus kas yang diperoleh
dari - 4,574,376,754 - 2,753,218,800
aktivitas operasi
ARUS KAS DARI
AKTIVITAS INVESTASI
Penurunan aktiva tetap - - - -
Arus kas yang diperoleh
untuk - - - -
aktivitas investasi
ARUS KAS DARI
AKTIVITAS
PENDANAAN
Pembagian deviden (5,061,386,138) - (2,740,891,806)
Arus kas yang digunakan
untuk - (5,061,386,138)
(2,740,891,806)
aktivitas pendanaan
Penurunan/Kenaikan - (487,009,384)
12,326,994
kas dan bank
Saldo kas pada awal tahun - 612,652,674
600,325,680
Saldo kas dan bank pada - 125,643,290
612,652,674
akhir tahun
Sumber data PT. XXX/ Data yang diolah kembali
Dari laporan arus kas diatas yang dibagi menjadi tiga aktivitas, pada
aktivitas operasi, arus kas dari tahun 2008 ke 2010 mengalami fluktuasi yaitu dari
tahun 2008 sebesar Rp. 2,753,218,800 lalu mengalami kenaikan pada tahun 2009
sebesar Rp. 4,574,376,754 dan pada tahun 2010 mengalami penurunan yang
signifikan sehingga mencapai (Rp. 67,746,588) meskipun laba bersih pada tahun
2010 menunjukkan lebih besar dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dari
33
laporan arus kas diatas juga dapat kita lihat bahwa faktor utamanya dikarenakan
kenaikan piutang yang sangat besar, dimana PT. XXX memulai proyeknya
ditahun 2010.
Selanjutnya, untuk aktivitas investasi, pada tahun 2008 ke 2009 tidak
adanya kegiatan yang mempengaruhi aktivitas investasi. Sedangkan pada tahun
2010 terdapat aktivitas yang menambah kas perusahaan sebesar Rp. 645,176,000.
Dari hasil wawancara dengan staff akuntansi perusahaan tersebut nominal ini
didapat dari adanya penjualan dari aktiva tetap yaitu berupa ruko yang nilai buku
sebenarnya Rp. 880.000.000
Sedangkan untuk aktivitas pendanaan hanya terjadi pada tahun 2008
dan 2009, yaitu pembagian deviden pada pemegang saham. Berdasarkan
wawancara dengan salah satu pegawai perusahaan tersebut bahwa pembagian
deviden ini merupakan untuk kepentingan pribadi sebesar Rp. 5,061,386,138 di
tahun 2009 dan Rp. 2,740,891,806 di tahun 2008.
34
4.3 Hubungan Antara Laba Ditahan Menurut Neraca dengan Laba Bersih
Menurut Laporan Arus Kas
Berikut ini merupakan hubungan antara laba ditahan menurut neraca
dengan laba bersih menurut laporan arus kas :
Keterangan 2007 2008 2009 2010
Laba ditahan menurut neraca 6,919,629,438 5,203,543,398 968,183,280 7,203,121,054
Laba ditahan sebelumnya - 6,919,629,438 5,203,543,398 968,183,280
Naik/(turun) - (1,716,086,040) (4,235,360,118) 6,234,937,774
Pembayaran Deviden - (2,740,891,806) (5,061,386,138) -
Laba Bersih Menurut
Laporan Arus Kas - 1,024,805,766 826,026,020 6,234,937,774
4.4 Analisis Likuiditas Perusahaan
Untuk mengetahui tingkat likuiditas pada PT. XXX, maka dapat
dilakukan dengan menggunakan metode analisis yaitu rasio likuiditas. Dimana
rasio likuiditas merupakan indikator bagi perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka pendeknya apabila sewaktu-waktu ada tagihan yang harus dibayar.
Di bawah ini akan diuraikan mengenai rasio likuiditas berdasarkan
data pada laporan neraca PT. XXX yang diperbandingkan dari tahun 2008, 2009
dan 2010, sedangkan tahun 2008 sebagai dasar untuk pembanding di tahun 2009.
Adapun indikator yang digunakan untuk rasio likuiditas adalah rasio lancar
(current ratio), rasio cepat (quick ratio), rasio kas (cash ratio) dan faktor-faktor
lain yang berkaitan dengan rasio likuiditas meliputi : perputaran piutang, periode
35
rata-rata pengumpulan piutang, perputaran persediaan, periode rata-rata
persediaan tersimpan di gudang, perputaran modal kerja.
4.4.1 Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar ini biasanya digunakan untuk mengukur seberapa jauh
aktiva lancar perusahaan bisa dipakai untuk memenuhi kewajiban lancarnya.
Semakin tinggi rasio lancar seharusnya semakin besar kemampuan perusahaan
untuk membayar kewajiban jangka pendek. Rasio ini dinyatakan dengan rumus
sebagai berikut :
36
PT. XXX
PERHITUNGAN CURRENT RATIO
TAHUN 2008, 2009 dan 2010
NAMA PERKIRAAN 31 Des 2008 31 Des 2009 31 Des 2010
(Rp) (Rp) (Rp)
AKTIVA
AKTIVA LANCAR
Kas dan Bank 612,652,674 125,643,290 703,072,702
Piutang Usaha 13,515,840,000 13,238,851,896 28,388,172,516
Piutang Karyawan 45,394,000 49,160,000 -
Persediaan 7,105,000,000 444,808,000 675,800,000
Proyek dalam penyelesaian 4,939,295,770 12,368,431,660 -
Pajak dibayar dimuka - 20,988,510 27,809,992
Jumlah aktiva lancar (X) 26,218,182,444 26,247,883,356 29,794,855,210
KEWAJIBAN LANCAR
Hutang Usaha - 11,876,765,374 9,474,608,538
Hutang Bank 19,872,169,800 11,701,469,426 8,716,665,600
Pajak 129,466,536 506,717,470 2,434,994,462
Jumlah kewajiban lancar (Y) 20,001,636,336 24,084,952,270 20,626,268,600
Current Ratio X/Y 131.08% 108.98% 144.45%
Pada perhitungan diatas, Current Ratio PT. XXX dapat mencapai
persentasi lebih dari 100% yang berarti Rp. 1 hutang lancar dapat dijamin dengan
aktiva lancar yang lebih dari Rp. 1. Perusahaan ini dikatakan kurang likuid
karena tidak mencapai 200% apabila menggunakan pedoman dengan rasio 2:1.
37
4.4.2 Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)
Rasio cepat digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendek melalui aktiva lancar yang benar-benar
likuid. Rasio ini lebih akurat dibandingkan dengan rasio lancar, karena rasio
cepat adalah kas. Sebaiknya perusahaan memiliki rasio cepat lebih dari 1 karena
rasio yang kurang dari 1 mengindifikasikan bahwa kewajiban lancar tidak
mampu ditutupi oleh kas dan dan aktiva-aktiva lancar lainnya. Rasio ini
dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
PT. XXX
PERHITUNGAN QUICK RATIO
TAHUN 2008, 2009 dan 2010
NAMA PERKIRAAN 31 Des 2008 31 Des 2009 31 Des 2010
(Rp) (Rp) (Rp)
Jumlah aktiva lancar 26,218,182,444 26,247,883,356 29,794,855,210
Persediaan 7,105,000,000 444,808,000 675,800,000
Jumlah aktiva lancar – persediaan (X) 19,113,182,444 25,803,075,356 29,119,055,210
Jumlah kewajiban lancar (Y) 20,001,636,336 24,084,952,270 20,626,268,600
Quick Ratio (X/Y) 95.55% 107.13% 141.17%
38
Dapat disimpulkan dengan menggunakan quick ratio pada tiga tahun
tersebut menunjukkan kesanggupan PT. XXX dalam memenuhi kewajiban
jangka pendek yaitu tahun 2008 dengan quick ratio 95.55% yang lebih rendah
dibandingkan dengan quick ratio di tahun 2009 sebesar 107.13% dan pada tahun
2010 dengan quick ratio 141.17%, dengan menggunakan seluruh pos aktiva
lancar kecuali persediaan cukup liquid, PT. XXX menunjukkan perbaikan yang
signifikan.
4.4.3 Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio kas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan
menggunakan aktiva yang lebih likuid. Rasio ini dinyatakan dengan rumus
sebagai berikut :
39
PT. XXX
PERHITUNGAN CASH RATIO
TAHUN 2008, 2009 dan 2010
NAMA PERKIRAAN 31 Des 2008 31 Des 2009 31 Des 2010
(Rp) (Rp) (Rp)
Kas dan Bank (X) 612,652,674 125,643,290 703,072,702
KEWAJIBAN LANCAR
Hutang Usaha - 11,876,765,374 9,474,608,538
Hutang Bank 19,872,169,800 11,701,469,426 8,716,665,600
Pajak 129,466,536 506,717,470 2,434,994,462
Jumlah kewajiban lancar (Y) 20,001,636,336 24,084,952,270 20,626,268,600
Cash Ratio (X/Y) 3.06% 0.52% 3.41
Cash ratio pada PT. XXX dalam 3 periode menunjukkan hasil yang
tidak memuaskan, hal ini membuktikan bahwa tingkat likuiditas perusahaan
tersebut tidak likuid. Contoh di tahun 2008, cash rationya 3.06% atau 0.003 : 1
sedangkan di tahun 2009, cash rationya 0.52% atau 0.005 : 1, dan di tahun 2010
dengan cash rationya 3.41% atau 0.003 : 1. Hal ini mengindikasi bahwa kas yang
tersedia tidak dapat menjamin hutang jangka pendek yang sewaktu-waktu dapat
ditagih atau jatuh tempo, dengan perbandingan di tahun 2008 Rp. 1 hutang
dijamin oleh Rp. 0.003 sedangkan di tahun 2009 Rp. 1 hutang dijamin oleh Rp.
0.005, dan di tahun 2010 Rp. 1 hutang dijamin oleh Rp. 0.003.
40
4.4.4 Tingkat Perputaran Piutang (Accounts Receivable Turnover)
Perputaran piutang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan
selama satu periode. Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai
hubungan yang erat dengan volume penjualan kredit, karena timbulnya piutang
disebabkan oleh penjualan barang-barang secara kredit. Tinggi rendahnya
perputaran piutang tergantung pada besar kecilnya modal yang diinvestasikan
dalam piutang. Makin cepat perputaran piutang berarti semakin cepat modal
kembali. Rasio ini dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
PT. XXX
PERHITUNGAN TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG
TAHUN 2008, 2009 dan 2010
NAMA PERKIRAAN 31 Des 2008 31 Des 2009 31 Des 2010
(Rp) (Rp) (Rp)
Penjualan (X) 23,452,332,750 26,347,066,694 61,557,679,808
Rata-rata piutang usaha (Y) 13,271,358,213 13,377,345,948 20,813,512,206
Perputaran piutang (X/Y) 1.76 kali 1.96 kali 2.95 kali
Pada tabel diatas, perputaran piutang pada tahun 2008 sebanyak 1.76
kali per tahun. Sedangkan pada tahun 2009 dan 2010 mengalami kenaikan
41
dimana perputaran piutangnya menjadi 1.96 kali untuk tahun 2009, dan pada
tahun 2010 menjadi 2.95 kali atau lebih cepat daripada tahun-tahun sebelumnya.
4.4.5 Periode rata-rata Pengumpulan Piutang
Rasio ini menunjukkan kemampuan rata-rata perusahaan dalam
menagih piutang yang dihitung dalam hari. Semakin tinggi rasionya berarti
semakin lama waktu yang diperlukan untuk menagih piutangnya. Dengan kata
lain kemampuan penagihannya menjadi semakin kecil. Berarti jumlah dana yang
terikat pada piutang menjadi semakin besar, sehingga kebutuhan modal kerja pun
meningkat. Rasio ini dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
PT. XXX
PERHITUNGAN PERIODE RATA-RATA
PENGUMPULAN PIUTANG
TAHUN 2008, 2009 dan 2010
NAMA PERKIRAAN 31 Des 2008 31 Des 2009 31 Des 2010
(Rp) (Rp) (Rp)
Hari dalam 1 tahun (X) 360 hari 360 hari 360 hari
Perputaran Piutang (Y) 1.76 kali 1.96 kali 2.95 kali
Periode rata-rata Pengumpulan
Piutang (X/Y) 204 hari 183 hari 122 hari
42
Pada tahun 2008, periode rata-rata pengumpulan piutang sebesar 204
hari. Sedangkan pada tahun 2009, periode rata-rata pengumpulan piutang sebesar
183 hari. dan pada tahun 2010, periode rata-rata pengumpulan piutang sebesar
122 hari. Dari data di atas menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun pengumpulan
piutangnya menjadi semakin cepat. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan
mampu mempercepat pengumpulan piutangnya.
4.4.6 Perputaran Persediaan
Perusahaan seharusnya menyimpan persediaan yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan pelanggannya. Apabila terlalu banyak menyimpan
persediaan, maka tertimbun sejumlah dana yang seharusnya dapat digunakan
untuk melakukan ekspansi dan memperbaiki operasi. Dan kelebihan persediaan
lainnya juga dapat menambah beban seperti menyimpan, asuransi dan pajak
properti. Rasio ini dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
43
PT. XXX
PERHITUNGAN PERPUTARAN PERSEDIAAN
TAHUN 2008, 2009 dan 2010
NAMA PERKIRAAN 31 Des 2008 31 Des 2009 31 Des 2010
(Rp) (Rp) (Rp)
Harga pokok penjualan (X) 23,452,332,750 26,347,066,694 61,557,679,808
Rata-rata persedian (Y) 6,978,500,000 3,774,904,000 560,304,000
Perputaran Persediaan (X/Y) 3.36 kali 6.98 kali 109.86 kali
Tingkat perputaran persediaan pada tahun 2008 sebesar 3.36 kali
dengan rata-rata persediaan Rp. 6,978,500,000 sedangkan pada tahun 2009
perputaran persediaannya sebesar 6.98% kali dengan rata-rata persediaan Rp.
3,774,904,000,-. Dan pada tahun 2010 perputaran persediaannya 109.86 kali
dengan rata-rata persediaan Rp. 560,304,000,-. Jadi, perputaran persediaan pada
PT. XXX dari tahun ke tahun mengalami kenaikkan atau adanya improvisasi
dalam percepatan perusahaan untuk menjual persediaannya.
4.4.7 Periode rata-rata Persediaan tersimpan di gudang
Sebuah perusahaan harus mempunyai persediaan yang lebih di
gudang. Karena persediaan merupakan salah satu modal kerja dan faktor penting
dalam menentukan kelancaran suatu operasi perusahaan. Apabila kehabisan
persediaan akan mengalami gangguan dalam proses produksi sehingga tidak bisa
memperoleh keuntungan yang diinginkan perusahaan
44
PT. XXX
PERHITUNGAN PERIODE RATA-RATA
PERSEDIAAN TERSIMPAN DI GUDANG
TAHUN 2008, 2009 dan 2010
NAMA PERKIRAAN 31 Des 2008 31 Des 2009 31 Des 2010
(Rp) (Rp) (Rp)
Hari dalam 1 tahun (X) 360 hari 360 hari 360 hari
Perputaran Persediaan (Y) 3.36 kali 6.98 kali 109.86 kali
Periode rata-rata persediaan
tersimpan di gudang (X/Y) 107 hari 52 hari 3 hari
Tabel di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2008 perusahaan
membutuhkan waktu sebanyak 107 hari untuk menghabiskan persediaanya di
gudang. Sedangkan pada tahun 2009 perusahaan membutuhkan 52 hari untuk
menghabiskan persediaannya di gudang. Dan pada tahun 2010 persediaan di
gudang dapat dihabiskan dalam 3 hari. Ini mengindikasikan bahwa perusahaan
mampu menjual atau menghabiskan persediaannya lebih cepat jika dilihat dari
tahun ke tahun (dari tahun 2008 sampai tahun 2010).
4.4.8 Perputaran Modal Kerja
Perputaran modal kerja selalu dalam keadaan beroperasi atau berputar
selama perusahaan tersebut masih dalam keadaan usaha. Perputaran modal kerja
45
dimulai sejak kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai
kembali lagi menjadi kas. Makin pendek periode perubahannya berarti makin
cepat perputarannya dan makin panjang periode perubahannya berarti makin
lama perputarannya. Rasio ini dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
PT. XXX
PERHITUNGAN PERPUTARAN
MODAL KERJA
TAHUN 2008, 2009 dan 2010
NAMA PERKIRAAN 31 Des 2008 31 Des 2009 31 Des 2010
(Rp) (Rp) (Rp)
Penjualan (X) 23,452,332,750 26,347,066,694 61,557,679,808
Jumlah aktiva lancar 26,218,182,444 26,247,883,356 29,794,855,210
Jumlah hutang lancar 20,001,636,336 24,084,952,270 20,626,268,600
Modal kerja rata-rata (aktiva lancar-
hutang lancar) (Y) 6,216,546,108 2,162,931,086 9,168,586,610
Perputaran Modal kerja (X/Y) 3.77 kali 12.18 kali 6.71 kali
Dari tabel diatas perhitungan perputaran modal kerja terhadap
penjualan mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 diperoleh
46
hasil sebesar 3.77 kali. sedangkan pada tahun 2009 mengalami kenaikan dengan
hasil yang diperoleh sebesar 12.18 kali. Sedangkan di tahun 2010 mengalami
penurunan sebesar 6.71 kali. Hal ini menunjukkan bahwa penjualan atau
pendapatan perusahaan dari tahun ke tahunnya lebih besar dibandingkan dengan
modal kerjanya, di mana modal kerja merupakan selisih dari aktiva lancar setelah
dikurangi hutang lancar.
Untuk meringkas proses analisis dengan menggunakan rasio, maka di
bawah ini akan disajikan tabel daftar perbandingan rasio likuiditas, di mana rasio
ini dapat menggambarkan hubungan perubahan kas terhadap posisi likuiditas di
PT. XXX
PT. XXX
DAFTAR RASIO LIKUIDITAS
TAHUN 2008, 2009 DAN 2010
KETERANGAN 2008 2009 2010
Kas dan Bank 612,652,674 125,643,290 703,072,702
Current Ratio 131.08% 108.98% 144.45%
Acid Test Ratio 95.55% 107.13% 141.17%
Cash Ratio 3.06% 0.52% 3.41%
47
Berdasarkan tabel di atas rasio likuiditas pada tahun 2008, 2009 dan
2010 dapat dikatakan bahwa kondisi financial perusahaan tersebut tidak likuid
meskipun pada tahun 2008 kas dan banknya lebih besar dibandingkan dengan
tahun 2009 dan di tahun 2010 kas dan banknya lebih besar dibandingkan dengan
tahun 2009, sehingga dapat diketahui bahwa jumlah kas mengalami kenaikan dan
perhitungan rasio mengalami perbaikan dari tahun ke tahun berikutnya.
Berdasarkan hasil di atas, kita dapat mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi likuiditas adalah:
1. Hutang lancar karena tujuan dari pengukuran likuiditas untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya.
Perputaran Piutang 1.76 kali 1.96 kali 2.95 kali
Periode rata-rata
pengumpulan piutang
204 hari 183 hari 122 hari
Perputaran Persediaan 3.36 kali 6.98 kali 109.86 kali
Periode rata-rata
persediaan tersimpan
107 hari 52 hari 3 hari
Perputaran Modal Kerja 3.77 kali 12.18 kali 6.71 kali
48
2. Pegumpulan piutang mempunyai perananan penting dalam
menentukan tingkat likuiditas karena dengan tidak tertangihnya
piutang atau adanya kelemahan dalam mengontrol menejemen
pengumpulan piutang akan menyebabkan terganggunya aktivitas
operasional perusahaan, dimana hal ini disebut juga bad debt.
3. Persediaan memiliki peranan yang cukup besar dalam menentukan
tingkat likuiditas karena kemampuan perusahaan dalam
menghabiskan persediaan atau stock di gudang sangat
mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mendapatkan
penghasilan (kas atau piutang) sehingga semakin cepat perputaran
piutang semakin likuid perusahaan tersebut.
49
4.5 Hubungan Arus Kas dengan Likuiditas
Hubungan arus kas dengan likuiditas adalah sebagai berikut :
Keterangan 2008 2009 2010
Saldo Kas + Bank
600,325,680 612,652,674 125,643,290 awal laba
Saldo kas + Bank
612,652,674 125,643,290 703,072,702 akhir laba
Naik/(Turun) 12,326,994 (487,009,384) 577,429,412
Disebabkan :
Penerimaan/(Pengeluaran)
2,753,218,800 4,574,376,754 (67,746,588) neto Aktivitas Operasi
Penerimaan/(Pengeluaran)
- - 645,176,000 neto Aktivitas Investasi
Penerimaan/(Pengeluaran)
(2,740,891,806) (5,061,386,138) - neto Aktivitas Pendanaan
Kas + Bank Naik/Turun 12,326,994 (487,009,384) 577,429,412
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa PT. XXX selama tiga periode
berturut-turut mengalami perubahan arus kas yang fluktuatif. Pada tahun 2008
kas + bank mengalami kenaikan sebesar Rp 12,326,994, di tahun 2009 kas +
bank mengalami penurunan sebesar Rp 487,009,385, dan di tahun 2010 kas +
bank mengalami kenaikan sebesar Rp 577,429,412.
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka
penulis dapat menyimpulkan, bahwa:
Tingkat likuiditas perusahaan tersebut menunjukkan hasil yang
fluktuatif. Pada tahun 2008, hasil dari perhitungan rasio-rasio likuiditasnya
menunjukkan hasil yang bagus meskipun cash rastionya kurang dari 100%,
diikuti dengan perputaran piutang 1.76 kali atau 204 hari dengan perputaran
persediaannya 3.36 kali atau 107 hari sedangkan perputaran modal kerjanya 3.77
kali. Sedangkan pada tahun 2009, hasil dari perhitungan rasio-rasio likuiditasnya
menunjukkan hasil yang bagus meskipun cash rationya kurang dari 100%,
diikuiti dengan perputaran piutang 1.96 kali atau 183 hari dengan perputaran
persediaannya 6.98 kali atau 52 hari sedangkan perputaran modal kerjanya 12.18
kali. Pada tahun 2010, hasil perhitungan rasio-rasio likuiditasnya menunjukkan
hasil yang bagus meskipun cash rationya kurang dari 100%, diikuti dengan
perputaran piutang 2.95 kali atau 122 hari dengan perputaran persediaannya
109.86 kali atau 3 hari sedangkan perputaran modal kerjanya 6.71 kali.
51
5.2 Saran
Likuiditas merupakan salah satu faktor yang menentukan sukses atau
gagalnya suatu perusahaan penyediaan kebutuhan uang tunai untuk memenuhi
kebutuhan jangka pendek. Likuiditas menentukan sejauh mana perusahaan itu
menanggung resiko atau dengan kata lain kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan kas atau kemampuan merealisasikan non kas menjadi kas. Dengan
mengukur likuiditas dapat diketahui atau dapat dicapainya uang tunai dengan
jalan menjual kekayaannya.
Diharapkan perusahaan dapat memenuhi kewajiban finansialnya
secara tepat waktu sehingga perusahaan dalam keadaan likuid dan perusahaan
juga mempunyai alat pembayaran atau pun aktiva yang kebih besar dari hutang
lancarnya. Jadi, degan melihat likuiditas suatu perusahaan pihak kreditur juga
dapat menilai baik buruknya suatu perusahaan. Dan itu sangat penting bagi
perusahaan untuk dapat memperhatikan likuiditasnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Akuntan Indonesia. (2004). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta
Harahap, Sofyan. S. (2004). Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta :
Grafindo Persada
Prastowo, Dwi. Rifka Juliaty. (2002). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta :
UPP STIM YKPN
Sutrisno, M.M. (2000). Manajemen Keuangan. Yogyakarta : Ekonosia
Hanafi, Mamduh M. (2003). Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat.
Yogyakarta : UPP STIM YKPN
Irawati, Susan. (2006). Manajemen Keuangan. Bandung
Munawir, S. (2004). Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta :
Liberty Yogyakarta.
Riyanto, Bambang. (2001). Dasar-dasar Pebelanjaan Perusahaan. Edisi
Keempat. Yogyakarta
Simamora, Henry. (2003). Akuntansi (Basis Pengambilan Keputusan Bisnis).
Edisi Kedua. Jakarta
Lihat catatan laporan keuangan yang merupakan dari laporan keuangan secara keseluruhan
Lampiran 1
PT SINAR LAUT MANDIRI
NERACA
PER 31 DESEMBER 2008 DAN 2007
NAMA PERKIRAAN Catatan 31 Des 2008 31 Des 2007
(Rp) (Rp)
AKTIVA
AKTIVA LANCAR
Kas dan Bank 3 612,652,674 600,325,680
Piutang Usaha 2b, 4 13,515,840,000 13,026,876,427
Piutang Karyawan 5 45,394,000 47,523,467
Persediaan 6 7,105,000,000 6,852,000,000
Pesanan dalam penyelesaian 7 4,939,295,770 4,989,001,843
Pajak dibayar dimuka
- -
Jumlah aktiva lancar
26,218,182,444 25,515,727,417
AKTIVA TIDAK LANCAR
Investasi Jangka Panjang 8 2,468,965,330 2,468,965,330
Akumulasi Penyusutan 2c, 2d, 9 1,678,162,960 1,890,987,787
Jumlah aktiva tidak lancar
4,147,128,290 4,359,953,117
TOTAL AKTIVA
30,365,310,734 29,875,680,534
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
KEWAJIBAN LANCAR
Hutang Usaha 10 - -
Hutang Bank 11 19,872,169,800 17,675,463,760
Pajak 12, 18 129,466,536 120,456,336
Jumlah kewajiban lancar
20,001,636,336 17,795,920,096
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Hutang kepada pemegang saham 13 160,131,000 160,131,000
Jumlah kewajiban tidak lancar
160,131,000 160,131,000
EKUITAS
Modal disetor 14 5,000,000,000 5,000,000,000
Laba ditahan
5,203,543,398 6,919,629,438
Jumlah ekuitas
10,203,543,398 11,919,629,438
TOTAL KEWAJIBAN DAN
EKUITAS
30,365,310,734 29,875,680,534
Lihat catatan laporan keuangan yang merupakan dari laporan keuangan secara keseluruhan
Lampiran 2
PT SINAR LAUT MANDIRI
NERACA
PER 31 DESEMBER 2009 DAN 2008
NAMA PERKIRAAN Catatan 31 Des 2009 31 Des 2008
(Rp) (Rp)
AKTIVA
AKTIVA LANCAR
Kas dan Bank 3 125,643,290 612,652,674
Piutang Usaha 2b, 4 13,238,851,896 13,515,840,000
Piutang Karyawan 5 49,160,000 45,394,000
Persediaan 6 444,808,000 7,105,000,000
Pesanan dalam penyelesaian 7 12,368,431,660 4,939,295,770
Pajak dibayar dimuka
20,988,510 -
Jumlah aktiva lancar
26,247,883,356 26,218,182,444
AKTIVA TIDAK LANCAR
Investasi Jangka Panjang 8 2,468,965,330 2,468,965,330
Akumulasi Penyusutan 2c, 2d, 9 1,496,417,864 1,678,162,960
Jumlah aktiva tidak lancar
3,965,383,194 4,147,128,290
TOTAL AKTIVA
30,213,266,550 30,365,310,734
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
KEWAJIBAN LANCAR
Hutang Usaha 10 11,876,765,374 -
Hutang Bank 11 11,701,469,426 19,872,169,800
Pajak 12, 18 506,717,470 129,466,536
Jumlah kewajiban lancar
24,084,952,270 20,001,636,336
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Hutang kepada pemegang saham 13 160,131,000 160,131,000
Jumlah kewajiban tidak lancar
160,131,000 160,131,000
EKUITAS
Modal disetor 14 5,000,000,000 5,000,000,000
Laba ditahan
968,183,280 5,203,543,398
Jumlah ekuitas
5,968,183,280 10,203,543,398
TOTAL KEWAJIBAN DAN
EKUITAS
30,213,266,550 30,365,310,734
Lihat catatan laporan keuangan yang merupakan dari laporan keuangan secara keseluruhan
LAMPIRAN 3
PT SINAR LAUT MANDIRI
NERACA
PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
NAMA PERKIRAAN Catatan 31 Des 2010 31 Des 2009
(Rp) (Rp)
AKTIVA
AKTIVA LANCAR
Kas dan Bank 3 703,072,702 125,643,290
Piutang Usaha 2b, 4 28,388,172,516 13,238,851,896
Piutang Karyawan 5 - 49,160,000
Persediaan 6 675,800,000 444,808,000
Pesanan dalam penyelesaian 7 - 12,368,431,660
Pajak dibayar dimuka
27,809,992 20,988,510
Jumlah aktiva lancar
29,794,855,210 26,247,883,356
AKTIVA TIDAK LANCAR
Investasi Jangka Panjang 8 2,468,965,330 2,468,965,330
Akumulasi Penyusutan 2c, 2d, 9 616,417,864 1,496,417,864
Jumlah aktiva tidak lancar
3,085,383,194 3,965,383,194
TOTAL AKTIVA
32,880,238,404 30,213,266,550
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
KEWAJIBAN LANCAR
Hutang Usaha 10 9,474,608,538 11,876,765,374
Hutang Bank 11 8,716,665,600 11,701,469,426
Pajak 12, 18 2,434,994,462 506,717,470
Jumlah kewajiban lancar
20,626,268,600 24,084,952,270
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Hutang kepada pemegang saham 13 50,848,750 160,131,000
Jumlah kewajiban tidak lancar
50,848,750 160,131,000
EKUITAS
Modal disetor 14 5,000,000,000 5,000,000,000
Laba ditahan
7,203,121,054 968,183,280
Jumlah ekuitas
12,203,121,054 5,968,183,280
TOTAL KEWAJIBAN DAN
EKUITAS 32,880,238,404 30,213,266,550
Lihat catatan laporan keuangan yang merupakan dari laporan keuangan secara keseluruhan
LAMPIRAN 4
PT SINAR LAUT MANDIRI
LAPORAN PERHITUNGAN LABA RUGI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2008, 2009, dan 2010
PENDAPATAN dan BEBAN Catatan 2010 2009
PENJUALAN 2f, 16 61,557,679,808 26,347,066,694
BEBAN POKOK PENJUALAN 2f, 17 (49,851,221,598) (23,820,884,778)
LABA KOTOR
11,706,458,210 2,526,181,916
BEBAN USAHA: 2f, 18
PENJUALAN
(3,015,998,906) (302,400,000)
BEBAN ADMINISTRASI DAN UMUM
(1,260,824,000) (1,093,745,096)
JUMLAH BEBAN USAHA
(4,276,822,906) (1,396,145,096)
LABA (RUGI) USAHA
7,429,635,304 1,130,036,820
PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN:
1,100,010,354 -
LABA SEBELUM PAJAK
PENGHASILAN
8,529,645,658 1,130,036,820
PAJAK PENGHASILAN 2e (2,294,707,884) (304,010,800)
LABA SETELAH PAJAK
PENGHASILAN
6,234,937,774 826,026,020
Lihat catatan laporan keuangan yang merupakan dari laporan keuangan secara keseluruhan
Lampiran 5
PT SINAR LAUT MANDIRI
LAPORAN PERHITUNGAN LABA RUGI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2008, 2009, dan 2010
PENDAPATAN dan BEBAN Catatan 2009 2008
PENJUALAN 2f, 16 26,347,066,694 23,452,332,750
BEBAN POKOK PENJUALAN 2f, 17 (23,820,884,778) (20,623,665,478)
LABA KOTOR
2,526,181,916 2,828,667,272
BEBAN USAHA: 2f, 18
PENJUALAN
(302,400,000) (278,574,000)
BEBAN ADMINISTRASI DAN UMUM
(1,093,745,096) (875,768,000)
JUMLAH BEBAN USAHA
(1,396,145,096) (1,154,342,000)
LABA (RUGI) USAHA
1,130,036,820 1,674,325,272
PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN:
- -
LABA SEBELUM PAJAK
PENGHASILAN
1,130,036,820 1,674,325,272
PAJAK PENGHASILAN 2e (304,010,800) (649,519,506)
LABA SETELAH PAJAK
PENGHASILAN
826,026,020 1,024,805,766
Lihat catatan laporan keuangan yang merupakan dari laporan keuangan secara keseluruhan
Lampiran 6
PT SINAR LAUT MANDIRI
LAPORAN ARUS KAS
TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010, DAN 2009
Catatan 2010 2009
Arus kas dari aktivitas operasi
Laba bersih
6,234,937,774 826,026,020
Biaya penyusutan 20 234,824,000 181,745,096
Penurunan/kenaikan piutang
(15,149,320,620) 276,988,104
Kenaikan/penurunan karyawan
49,160,000 (3,766,000)
Penurunan/kenaikan persediaan
(230,992,000) 6,660,192,000
Kenaikan/penurunan pesanan
dalam penyelesaian 19 12,368,431,660 (7,429,135,890)
Kenaikan pajak dibayar dimuka
(6,821,482) (20,988,510)
Kenaikan/penurunan hutang usaha
(2,402,156,836) 11,876,765,374
Penurunan hutang bank
(2,984,803,826) (8,170,700,374)
Penurunan hutang pemegang
saham
(109,282,250) -
Kenaikan pajak
1,928,276,992 377,250,934
Arus kas yang diperoleh dari
aktivitas operasi
(67,746,588) 4,574,376,754
Arus kas dari aktivitas investasi
Penurunan aktiva tetap
645,176,000 -
Arus kas yang diperoleh dari
aktivitas investasi
645,176,000 -
Arus kas dari aktivitas pendanaan
Pembagian dividen 26 - (5,061,386,138)
Arus kas yang diperoleh dari
aktivitas pendanaan
- (5,061,386,138)
Penurunan/kenaikan kas dan bank
577,429,412 (487,009,384)
Saldo kas pada awal tahun
125,643,290 612,652,674
Saldo kas dan bank pada akhir
tahun
703,072,702 125,643,290
Lihat catatan laporan keuangan yang merupakan dari laporan keuangan secara keseluruhan
Lampiran 7
PT SINAR LAUT MANDIRI
LAPORAN ARUS KAS
TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2009, DAN 2010
Catatan 2009 2008
Arus kas dari aktivitas operasi
Laba bersih
826,026,020 1,024,805,766
Biaya penyusutan 20 181,745,096 212,824,827
Penurunan/kenaikan piutang
276,988,104 (488,963,573)
Kenaikan/penurunan karyawan
(3,766,000) 2,129,467
Penurunan/kenaikan persediaan
6,660,192,000 (253,000,000)
Kenaikan/penurunan pesanan dalam
penyelesaian 19 (7,429,135,890) 49,706,073
Kenaikan pajak dibayar dimuka
(20,988,510) -
Kenaikan/penurunan hutang usaha
11,876,765,374 -
Penurunan hutang bank
(8,170,700,374) 2,196,706,040
Penurunan hutang pemegang saham
- -
Kenaikan pajak
377,250,934 9,010,200
Arus kas yang diperoleh dari
aktivitas operasi
4,574,376,754 2,753,218,800
Arus kas dari aktivitas investasi
Penurunan aktiva tetap
- -
Arus kas yang diperoleh dari
aktivitas investasi
- -
Arus kas dari aktivitas pendanaan
Pembagian dividen 26 (5,061,386,138) (2,740,891,806)
Arus kas yang diperoleh dari
aktivitas pendanaan
(5,061,386,138) (2,740,891,806)
Penurunan/kenaikan kas dan bank
(487,009,384) 12,326,994
Saldo kas pada awal tahun
612,652,674 600,325,680
Saldo kas dan bank pada akhir tahun
125,643,290 612,652,674
Jl. Mangga Besar I no. 78 Jakarta 11180 , Telp. (021) 6253030 (Hunting), 6265533, Fax. (021) 6267077, 6248531
E-mail : [email protected]
SURAT KETERANGAN RISET PERUSAHAAN
Yang bertandatangan dibawah ini :
Nama : Wartono Fachrudin Kunardi
Jabatan : Direktur Utama PT. SINARLAUT MANDIRI
Menerangkan bahwa :
Nama : Caterine
Nomor Induk Mahasiswa : 008200800072
Merupakan mahasiswa dari President University, Jurusan Akuntansi angkatan 2008
yang telah melakukan kegiatan riset skripsi di PT. Sinarlaut Mandiri pada tanggal 4
Mei 2013 sampai dengan 31 Mei 2013.
Dengan demikian surat keterangan ini dibuat dengan benar untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Jakarta, 20 Juni 2013
PT. Sinarlaut Mandiri
Wartono Fachrudin Kunardi
Direktur Utama