Analisis Laporan Keuangan

download Analisis Laporan Keuangan

of 21

description

analisis laporan keuangan perbankan

Transcript of Analisis Laporan Keuangan

Analisis Laporan Keuangan-Manajemen Perbankan-

MK13BDania Rahmawati13080574 129Berlian Citra Pusparini13080574 187

Jurusan ManajemenFakultas EkonomiUniversitas Negeri Surabaya2015

Pengertian Laporan KeuanganLaporan keuangan merupakan alat yang penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan perusahaan. Untuk melihat posisi keuangan perusahaan tidaklah cukup dengan melihat laporan keuangan saja perlu adanya analisis laporan keuangan terhadap laporan keuangan.Menurut Sofyan Syafri Harahap(2008:190) mengemukakan bahwa analisa laporan keuangan adalah: menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau mempunyai maknas antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.Sedangkan menurut Soemarso(2010:380) mengemukakan bahwa: Hubungan Antara suatu angka dalam laporan keuangan dengan angka lain yang mempunyai makna atau dapat menjelaskan arah perubahan suatu fenomena.Tujuan Laporan KeuanganAnalisis laporan keuangan dilakukan dengan maksud untuk menambah informasi yang terkandung dalam laporan keuangan. Menurut Sofyan Syafri Harahap(2008:195) mengemukakan kegunaan dari analisis sebagai berikut:1. Dapat memeberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata(explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan(implicit).3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisiten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirya mendapat model-model dan teori yang terdapat di laporan seperti prediksi peringkatan(rating).6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan kata lain apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga, antara lain: Dapat menilai prestasi perusahaan Dapat memproyeksikan keuangan perusahaan Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekaranga dari aspek waktu tertentu:a. Posisi keuangan(asset,neraca,modal)b. Hasil usaha perusahaan(hasil dan biaya)c. Likuiditasd. Solvabilitase. Aktivitasf. Rentabilitas dan profitabilitasg. Indikator pasar modal Menilai perkembangan dari waktu ke waktu Melihat komposisi struktur keuangan dan arus dana.Teknik Analisa Laporan Keuangan.a. Metode Komparatif.Metode ini digunakan dengan memanfaatkan angka-angka laporan keuangan danmembandingkan dengan angka-angka laporan keuangan lainnya. Misalnyaperbandingan dalam beberapa tahun contohnya, laporan keuangan tahun 2001dibandingkan dengan laporan keuangan tahun 2002, atau perbandingan dengan budget (anggaran perusahaan).b. Metode Analisis.Analisis ini harus menggunakan teknik perbandingan laporan keuangan beberapa tahundan dari sini digambarkan trendnya. Trend analysis ini biasanya dibuat melalui grafik.Dan untuk itu perlu dibantu oleh pengetahuan statistik misalnya menggunakan linear programming , rumuschi square, rumus y = a + bx.

c. Common Size Financial Statement (Laporan bentuk awam).Metode ini merupakan metode analisis yang menjadikan laporan keuangan dalambentuk presentasi. Presentasi itu biasanya dikaitkan dengan suatu jumlah yang dinilaipenting, misalnya asset untuk neraca, penjualan untuk laba rugi.d. Metode Index Time Series.Metode ini dihitung dengan indeks dan digunakan untuk mengkonversikan angka-angkalaporan keuangan. Biasanya ditetapkan tahun dasar yang diberi indeks 100. Untuk menghitung indeks maka digunakan rumus sebagai berikut :Indeks 2001 = Angka Laporan Keuangan 2001 X 100%Teknik AnalisisDalam rangka membantu pengguna laporan keuangan dalam memahami dan menginterpretasikan laporan keuangan maka perlu dibuat analisis laporan keuangan. Teknik analisis yang sering digunakan untuk menganalisis keuangan adalah analisis rasio. Analisis rasio adalah teknik analisis untuk mengetahui hubungan matematis dari pos-pos tertentu dalam setiap elemen laporan keuangan.Hasil dari rasio akan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, agar dapat diketahui perubahan yang terjadi, apakah mengalami kenaikan atau penurunan dan untuk melihat tingkat kesehatan Bank. Tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kondisi Bank yang dilakukan terhadap risiko dan kinerja Bank atau dalam pengertian lain tingkat kesehatan Bank adalah suatu cerminan bahwa sebuah bank dapat menjalankan fungsinya dengan baik.Metode Analisa Laporan Keuangan. Metode Komparatif: Metode ini digunakan dengan memanfaatkan angka-angka laporan keuangan danmembandingkan dengan angka-angka laporan keuangan lainnya. Misalnyaperbandingan dalam beberapa tahun contohnya, laporan keuangan tahun 2001dibandingkan dengan laporan keuangan tahun 2002, atau perbandingan dengan budget (anggaran perusahaan). Metode Analisis: Analisis ini harus menggunakan teknik perbandingan laporan keuangan beberapa tahundan dari sini digambarkan trendnya. Trend analysis ini biasanya dibuat melalui grafik.Dan untuk itu perlu dibantu oleh pengetahuan statistik misalnya menggunakan linear programming , rumuschi square, rumus y = a + bx. Common Size Financial Statement (Laporan bentuk awam): Metode ini merupakan metode analisis yang menjadikan laporan keuangan dalambentuk presentasi. Presentasi itu biasanya dikaitkan dengan suatu jumlah yang dinilaipenting, misalnya asset untuk neraca, penjualan untuk laba rugi. Metode Index Time Series: Metode ini dihitung dengan indeks dan digunakan untuk mengkonversikan angka-angka laporan keuangan. Biasanya ditetapkan tahun dasar yang diberi indeks 100. Untuk menghitung indeks maka digunakan rumus sebagai berikut : Indeks 2001 = Angka Laporan Keuangan 2001 X 100%Prosedur Analisa Laporan KeuanganSebelum menganalisa terhadap suatu laporan keuangan, hal-hal yang perlu diperhatkan oleh penganalisa adalah : Benar-benar memahami laporan keuangan tersebut. Dapat menggambarkan aktivitas-aktivitas perusahaan yang tercemin dalam laporan keuangan tersebut. Mengetahui latar belakang dari data keuangan tersebut. Mempunyai kemampuan atau kebijaksanaan yang cukup dalam mengambil suatu kesimpulan.Analisis Rasio KeuanganPengertian analisis rasio keuangan menurut James C Van Home dalam buku Kasmir (2010, hal.104) adalah indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja keuangan.1. Rasio LikuiditasRasio likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan pengelola perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya. Artinya, seberapa mampu perusahaan untuk membayar kewajiban atau utangnya yang sudah jatuh tempo.Jika perusahaan mampu memenuhi kewajibannya, maka perusahaan dinilai sebagai perusahaan yang likuid. Sebaliknya, jika perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya maka perusahaan dinilai sebagai perusahaan tidak likiud.Pada saat jatuh tempo perusahaan harus membayar kewajiban kepada pihak luar perusahaan atau likuiditas badan usaha, ataupun didalam perusahaan likuiditas perusahaan. Untuk dapat memenuhi kewajibannya perusahaan harus memiliki jumlah kas atau investasi atau aktiva lancar lainnya yang dapat segera dikonversi atau diubah menjadi kas untuk memenuhi kewajibannya seperti membayar pengeluaran, tagihan, dan seluruh kewajiban lainnya yang sudah jatuh tempo. Adapun jenis-jenis rasio likuiditas adalah sebgaai berikut : Rasio Lancar (Current Ratio)Rasio ini menunjukkan nilai relative antara aktiva lancar terhadap utang lancar. Rasionya dihitung dengan membagi nilai aktiva lancar dengan utang lancar. Formula untuk menghitung rasio lancar adalah sebagai berikut :

Current Ratio =

Dari formulanya dapat diketahui bahwa rasio ini menunujukkan sebarapa besar kemampuan aktiva yang dimiliki perusahaan dapat digunakan jika kewajiban atau utang harus dibayar pada saat jatuh tempo. Semakini besar nilai rasio semakin lancar perusahaan dalam memenuhi kewajibannya.Jika perusahaan memiliki nilai rasio lancar dua, artinya perusahaan memiliki aktiva lancar yang nilainya dua kali dari utang yang harus dibayar. Nilai rasio lancar dua sudah dianggap cukup baik bagi beberapa perusahaan. Perusahaan sudah berapa pada keadaan yang dianggap aman untuk jangka pendek. Rasio Cepat (Quick Ratio)Rasio cepat menunjukkan nilai relative antara selisih aktiva lancar dengan inventory terhadap utang lancar. Rasionya dihitung dengan membagi nilai aktiva lancar setelah dikurangi nilai inventory dengan utang lancar. Formula untuk menghitung rasio cepat adalah sebagai berikut :

Quick Ratio =

Dari formulanya diketahui bahwa rasio cepat tidak memperhitungkan nilai inventori atau persedian. Hal ini akan menyebabkan nilai rasio ini akan menjadi lebih kecil dari nilai rasio lancar. Komponen inventory dianggap tidak dengan mudah atau lancar dapat digunakan untuk mememenuhi kewajiban atau utang yang segera jatuh tempo.Walaupun persediaan termasuk dalam aktiva lancar, namun pesediaan tidak dengan lancar dapat segera digunakan untuk memenuhi kewajiban perusahaan. Mengkonversi nilai persediaan menjadi uang kas membutuhkan waktu relative lebih lama jika dibanding aktiva lainnya.Semakin besar nilai rasio cepat, maka semakin cepat perusahaan dapat memenuhi segala kewajibannya. Rasio Kas (Cash Ratio)Rasio kas menunjukkan nilai relative antara nilai uang kas terhadap utang lancar. Rasionya dihitung dengan membagi nilai kas dengan utang lancar. Formula untuk menghitung rasio kas adalah sebagai berikut :

Kas Ratio = Dari formulanya diketahui bahwa rasio kas menunjukkan seberapa besar uang kas atau setara kas seperti rekening giro atau tabungan di bank yang dimiliki perusahaan benar-benar dapat digunakan untuk memenuhi kewajibannya dalam jangka pendek.Beberapa komponen dalam aktiva lancar seperti inventori, piutang, atau surat berharga tidak dengan mudah segera diuangkan dan digunakan untuk memenuhi kewajiban yang segera jatuh tempo. Semakin besar nilai rasio kas, maka semakin mudah perusahaan dalam membayar utang-utanngnya. Dengan demikian, Rasio kas dapat menunjukkan kemampuan perusahaan yang sesungguhnya dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio Perputaran Kas (Cash Turnover Ratio)Rasio perputaran kas menunjukkan nilai relative antara nilai penjualan bersih terhadap modal kerja bersih atau net working capital. Modal kerja bersih merupakam seluruh komponen aktiva lancar dikurangi total utang lancar. Rasio Perputaran Kas dihitung dengan membagi nilai penjualan bersih dengan modal kerja bersih. Formula untuk menghitung rasio perputaran kas adalah sebagai berikut :

Rasio Perputaran Kas = 100%

Dari formulanya diketahui bahwa rasio perputaran kas menunjukkan seberapa besar nilai penjualan yang diperoleh untuk modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan.

2. Rasio SolvabilitasRasio solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan besarnya aktiva sebuah perusahaan yang didanai dengan utang. Artinya, seberapa besar beban utang yang ditanggung oleh perusahaan dibandingkan dengan aktivanya.Rasio ini merupakan ukuran yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya. Baik kewajiban jangka pendek maupu jangka panjang jika perusahaan dibubarkan, atau dilikuidasi.Perusahaan yang memiliki rasio solvabilitas yang tinggi memiliki resiko kerugian yang lebih besar daripada perusahaan dengan rasio solvabilitas yang rendah. Adapun jenis-jenis rasio solvabilitas sebagai berikut : Debt to Asset RatioRasio ini menunjukkan nilai relative antara nilai total utang terhadap total aktiva. Rasionya dihitung dengan membagi nilai total utang dengan total aktiva. Formula untuk menghitung Debt to Asset Ratio adalah sebagai berikut :

Debt to Asset Ratio =

Dari formulanya dapat diketahui bahwa rasio ini menunujukkan sebarapa besar pendanaan perusahaan yang dibiayai oleh utang disbanding dengan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Nilai rasio 0.5 atau 50 persen menunjukkan bahwa kreditor mendanai perusahaan 50 persen dari total aktiva yang dimiliki oleh perusahaanSemakin besar nilai rasionya, maka semakin besar utang yang dimiliki oleh perusahaan. Artinya semakin besar kewajiban perusahaan yang harus dipenuhi kepada pihak lain. Debt to Equity RatioDebt to Equity Ratio menunjukkan nilai relative antara total utang dengan total equitas. Rasionya dihitung dengan membagi nilai total utang dengan total equitas. Formula untuk menghitung Debt to Equity Ratio adalah sebagai berikut :

Debt to Equity Ratio =

Dari formulanya diketahui bahwa Debt to Equity Ratio menunjukkan besarnya pendanaan perusahaan yang dibiayai olek kreditor dibandingkan dengan pendanaan yang dibiayai oleh pemegang saham. Nilai rasio 0,75 atau 75 persen menunjukkan bahwa perusahaan dibiayai oleh utang yang nilainya 75 persen dari total ekuitas.Semakin besar nilai rasionya, maka semakin besar utang yang dimiliki oleh perusahaan. Artinya semakin besar kewajiban perusahaan yang harus dipenuhi kepada pihak lain.3. Rasio RentabilitasRasio Profitabilitas adalah rasio yang menunjukkan besarnya laba yang diperoleh sebuah perusahaan dalam periode tertentu. Rasio ini digunakan untuk menilai seberapa efisien pengelola perusahaan dapat mencari keuntungan atau laba untuk setiap penjualan yang dilakukan.Rasio ini merupakan ukuran yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melakukan peningkatan penjualan dan menekan biaya-biaya yang terjadi. Selain itu, rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan seluruh dana yang dimilikinya untuk mendapatkan keuntungan maksimal. Adapun jenis-jenis rasio rentabilitas sebagai berikut : Margin Laba Kotor atas Penjualan (Gross Margin on Sales)Gross Margin on Sales biasa juga disebut sebagai Gross Margin ratio, Margin Laba Kotor, atau margin laba kotor atas penjualan. Pada dasarnya Rasio ini menunjukkan nilai relative antara nilai Laba Kotor terhadap nilai penjualan. Laba kotor adalah nilai penjualan dikurangi harga pokok penjualan. Formula untuk menghitung Gross Profit Margin on Sales adalah sebagai berikut :

Gross Margin Ratio = Dari formulanya dapat diketahui bahwa rasio ini menunujukkan sebarapa besar laba kotor yang diperoleh perusahaan untuk seluruh penjualannya. Nilai rasio 0.5 atau 50 persen menunjukkan bahwa laba kotor yang diperoleh perusahaan adalah 50 persen dari total penjualan yang telah dilakukan oleh perusahaan.Semakin besar nilai rasionya, maka semakin besar laba kotor yang diperoleh perusahaan. Artinya profitabilitas perusahaan semakin tinggi, perusahaan memiliki tingkat keuntungan dalam laba kotor yang tinggi. Net Profit Margin, Margin Laba Bersih.Rasio Margin Laba Bersih atau net profit margin ratio menunjukkan nilai relative antara nilai keuntungan setelah bunga dan pajak dengan total penjualan. Rasionya dihitung dengan membagi nilai laba setelah bunga dan pajak dengan total penjualan. Formula untuk menghitung rasio Margin Laba Bersih adalah sebagai berikut :Net Profit Margin Ratio = Laba Setelah Bunga Dan Pajak/Penjualan,atau

Net Profit Margin Ratio = Dari formulanya diketahui bahwa Net Profit Margin Ratio menunjukkan besarnya pendapatan bersih yang diperoleh perusahaan dari seluruh penjualannya. Nilai rasio 0,25 atau 25 persen menunjukkan bahwa perusahaan mendapatkan laba bersih yang nilainya 25 persen dari total penjualan.Semakin besar nilai rasionya, maka semakin besar profitabilitas yang dimiliki oleh perusahaan. Artinya semakin besar laba bersih yang diperoleh perusahaan.Faktor Penilaian Kesehatan Berdasarkan Metode CAMELSPenilaian tingkat kesehatan bank dimaksudkan untuk menilai keberhasilan perbankan dalam perekonomian Indonesia dan industri perbankan serta dalam menjaga fungsi intermediasi. Pada krisis ekonomi global, bank-bank menengah dan kecil yang tidak menerima bantuan likuiditas dari pemerintah mengalami penurunan dana simpanan masyarakat. Menurunnya dana simpanan masyarakat membuat industri perbankan berusaha mempertahankan dana-dana yang mereka miliki untuk menjaga likuiditas bank dengan cara memberikan tingkat suku bungan yang tinggi.Bank Indonesia menilai tingkat kesehatan bank dengan menggunakan pendekatan kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi suatu bank. Metode atau cara penilaian tersebut kemudian dikenal dengan metode CAMELS yaitu Capital, Asset quality, Management, Earnings, Liquidity, dan Sensitivity to Market Risk. Kriteriasensitivity to market risk merupakan aspek tambahan dari metode penilaian kesehatan bank yang sebelumnya, yaitu CAMEL. CAMEL pertama kali diperkenalkan di Indonesia sejak dikeluarkannya Paket Februari 1991 mengenai sifatsifat kehati-hatian bank. Paket tersebut dikeluarkan sebagai dampak kebijakan Paket Kebijakan 27 Oktober 1988 (Pakto 1988). CAMEL berkembang menjadi CAMELS pertama kali pada tanggal 1 Januari 1997 di Amerika. CAMELS berkembang di Indonesia pada akhir tahuan 1997 sebagai dampak dari krisis ekonomi dan moneter.Analisis CAMELS digunakan untuk menganalisis dan mengevaluasi kinerja keuangan bank umum di Indonesia. Analisis CAMELS diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 perihal sistem penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip SyariahPenilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan ketentuan Bank Indonesia mencakup penilaian terhadap faktor-faktor CAMELS yang terdiri dari:a. Permodalan (Capital)Penilaian terhadap faktor permodalan meliputi komponen-komponen berikut ini :1) Kecukupan modal2) Komposisi modal3) Proyeksi (trend ke depan) permodalan4) Kemampuan modal dalam mengcover aset bermasalah5) Kemampuan bank yang bersangkutan memelihara kebutuhan tambahan modal yang berasal dari laba6) Rencana permodalan untuk mendukung pertumbuhan usaha, dan7) Akses kepada sumber permodalan dan kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan bank yang bersangkutanb. Kualitas Aset (Asset quality)Penilaian kualitas aset meliputi penilaian atas komponen-komponen berikut ini :1) Kualitas aktiva produktif2) Konsentresi eksposur risiko kredit3) Perkembangan risiko kredit bermasalah4) Kecukupan PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif)5) Kecukupan kebijakan dan prosedur6) Sistem kaji ulang (review) internal7) Sistem dikomentasi dan kinerja penanganan aktiva produktif bermasalahc. Manajemen (Management)Penilaian terhadap faktor manajemen meliputi penilaian atas komponen-komponen berikut ini :1) Kualitas manajemen umum dam penerapan manajemen risiko2) Keputusan bank atas ketentuan yang berlaku dan komitmen kepada bank Indonesia dan atau pihak laind. Rentabilitas (Earning)Penilaian terhadap faktor rentabilitas meliputi penilaian atas komponen-komponen berikut ini :1) Pencapaian return on asset (ROA)2) Pencapaian return on equity (ROE)3) Pencapaian NIM (Net Interest Margin)4) Tingkat efisiensi5) Perkembangan laba operasional6) Diversifiksi pendapatan7) Penerapan prinsip akuntansi dan pengakuan pendapatan dan biaya8) Prospek laba operasionale. Likuiditas (Liquidity)Penilaian terhadap faktor likuiditas meliputi penilaian atas komponen-komponen berikut ini :1) Rasio aktiva/pasiva yang likuid2) Potensi maturity mismatch3) Kondisi loan to deposit ratio (LDR)4) Proyeksi cash flow (arus kas)5) Konsentresi pendanaan6) Kecukupan kebijakan dan pengelolaan likuiditas (assets and liability management)7) Akses kepada sumber pendanaan8) Stabilitas pendanaanf. Sensitivitas terhadap Risiko Pasar (Sensitivity to Market Risk)Penilaian sensitivitas terhadap risiko pasar meliputi :1) kemampuan modal bank dalam meng-cover potensi kerugian sebagai akibat fluktuasi (adverse movement) suku bunga dan nilai tukar2) kecukupan penerapan manajemen risiko pasarTeknik Penilaian Dengan Metode CAMELSPenilaian tingkat kesehatan bank di Indonesia sampai saat ini secara garis besar didasarkan pada faktor CAMEL. Seiring dengan penerapan risk based supervision, penilaian tingkat kesehatan juga memerlukan penyempurnaan. Saat ini BI tengah mempersiapkan penyempurnaan sistem penilaian bank yang baru, yang memperhitungkan sensitivity to market risk atau risiko pasar.Sebagai contoh, suatu bank yang mengalami masalah likuiditas (meskipun bank tersebut modalnya cukup, selalu untung, dikelola dengan baik, kualitas aktiva produktifnya baik) maka apabila permasalahan tidak segera dapat diatasi maka dapat dipastikan bank tersebut akan menjadi tidak sehat. Pada waktu terjadi krisis perbankan di Indonesia sebetulnya tidak semua bank dalam kondisi tidak sehat, tetapi karena terjadi rush dan mengalami kesulitan likuiditas, maka sejumlah bank yang sebenarnya sehat menjadi tidak sehat.Meskipun secara umum faktor CAMEL relevan dipergunakan untuk semua bank, tetapi bobot masing-masing faktor akan berbeda untuk masing-masing jenis bank. Dengan dasar ini, maka penggunaan faktor CAMEL dalam penilaian tingkat kesehatan dibedakan antara bank umum dan BPR. Bobot masing-masing faktor CAMEL untuk bank umum dan BPR ditetapkan sebagai berikut:No. Faktor CAMEL Bank Umum BPR

1 2 3 4 5 Permodalan Kualitas Aktiva Produktif Kualitas Manajemen Rentabilitas Likuiditas 25% 30% 25% 10% 10% 30% 30% 20% 10% 10%

Perbedaan penilaian tingkat kesehatan antara bank umum dan BPR hanya pada bobot masing-masing faktor CAMEL. Pelaksanaan penilaian selanjutnya dilakukan sama tanpa ada pembedaan antara bank umum dan BPR. Dalam uraian berikut, yang dimaksud dengan penilaian bank adalah penilaian bank umum dan BPR.Dalam melakukan penilaian atas tingkat kesehatan bank pada dasarnya dilakukan dengan pendekatan kualitatif atas berbagai faktor yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank. Pendekatan tersebut dilakukan dengan menilai faktor-faktor permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditas.Pada tahap awal penilaian tingkat kesehatan suatu bank dilakukan dengan melakukan kuantifikasi atas komponen dari masing-masing factor tersebut. Faktor dan komponen tersebut selanjutnya diberi suatu bobot sesuai dengan besarnya pengaruh terhadap kesahatan suatu bank. Selanjutnya, penilaian faktor dan komponen dilakukan dengan system kredit yang dinyatakan dalam nilai kredit antara 0 sampai 100. Hasil penilaian atas dasar bobot dan nilai kredit selanjutnya dikurangi dengan nilai kredit atas pelaksanaan ketentuan-ketentuan yang lain sanksinya dikaitkan dengan tingkat kesehatan bank.Berdasarkan kuantifikasi atas komponen-komponen sebagaimana diuraikan diatas, selanjutnya masih dievaluasi lagi dengan memperhatikan informasi dan aspek-aspek lain yang secara materiil dapat berpengaruh terhadap perkembangan masing-masing faktor. Pada akhirnya, akan diperoleh suatu angka yang dapat menentukan predikat tingkat kesehatan bank, yaitu Sehat, Cukup Sehat, Kurang Sehat dan Tidak Sehat. Berikut ini penjelasan metode CAMEL: 1. CapitalKekurangan modal merupakan gejala umum yang dialami bank-bank di negara-negara berkembang. Kekurangan modal tersebut dapat bersumber dari dua hal, yang pertama adalah karena modal yang jumlahnya kecil, yang kedua adalah kualitas modalnya yang buruk. Dengan demikian, pengawas bank harus yakin bahwa bank harus mempunyai modal yang cukup, baik jumlah maupun kualitasnya. Selain itu, para pemegang saham maupun pengurus bank harus benar-benar bertanggungjawab atas modal yang sudah ditetapkan.Pada saat ini persyaratan untuk mendirikan bank baru memerlukan modal disetor sebesar Rp. 3 trilyun. Namun bank-bank yang saat ketentuan tersebut diberlakukan sudah berdiri jumlah modalnya mungkin kurang dari jumlah tersebut. Pengertian kecukupan modaltersebut tidak hanya dihitung dari jumlah nominalnya,tetapi juga dari rasio kecukupan modal, atau yang sering disebut sebagai Capital Adequency Ratio (CAR). Rasio tersebut merupakan perbandingan antara jumlah modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Pada saat ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku, CAR suatu bank sekurang-kurangnya sebesar 8%. 2. Assets QualityDalam kondisi normal sebagian besar aktiva suatu bank terdiri dari kredit dan aktiva lain yang dapat menghasilkan atau menjadi sumber pendapatan bagi bank, sehingga jenis aktiva tersebut sebagai aktiva produktif. Dengan kata lain, aktiva produktif adalah penanaman dana Bank baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, surat berharga, penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening administratif. Di dalam menganalisis suatu bank pada umumnya perhatian difokuskan pada kecukupan modal bank karena masalah solvensi memang penting. Namun demikian, menganalisis kualitaas aktiva produktif secara cermat tidaklah kalah pentingnya. Kualitasa aktiva produktif bank yang sangat jelek secara implisit akan menghapus modal bank.Walaupun secara riil bank memiliki modal yang cukup besar, apabila kualitaas aktiva produktifnya sangat buruk dapat saja kondisi modalnya menjadi buruk pula. Hal ini antara lain terkait dengan berbagai permasalahan seperti pembentukan cadangan, penilaian asset,pemberian pinjaman kepada pihak terkait, dan sebagainya. Penilaian terhadap kualitas aktiva produktif di dalam ketentuan perbankan di indonesia didasarkan pada dua rasio yaitu: a. Rasio Aktiva Produktif diklasifikasikan terhadap Aktiva Produktif (KAP 1)Aktiva produktif diklasifikasikan menjadi Lancar, kurang lancar, Diragukan dan Macet. Rumusnya adalah:

Penilaian rasio KAP dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: Untuk rasio sebesar 15,5% atau lebih diberi nilai kredit 0 Untuk setiap penurunan 0,15% mulai dari 15,49% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100. b. Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap AktivaProduktif yang diklasifikasikan (KAP 2). Rumusnya adalah:

Penilaian rasio KAP untuk perhitungan PPAP dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut untuk rasio 0% diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap kenaikan 1% dari 0% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100.3. ManagementManajemen atau pengelolaan suatu bank akan menentukan sehat tidaknya suatu bank. Mengingat hal tersebut, maka pengelolaan suatu menejemen sebuah bank mendapatkan perhatian yang besar dalam peneliaian tingkat kesehatan suatu bank diharapkan dapat menciptakan dan memelihara kesehatannya.Penilaian faktor menejemen dalam penilaian tingkat kesehatan bank umum dilakukan dengan melakukan evaluasi terhadap pengelolaan terhaadap bank yang bersangkutan. Penilaian tersebut dilakukan dengan mempergunakan sekitar seratus kuesioner yang dikelompokkan dalam dua kelompok besar yaitu kelompok menejemen umum dan kuesioner menejemen risiko. Kuesioner kelompok menejemen umum selanjutnya dibagi ke dalam sub kelompok pertanyaan yang berkaitan dengan strategi, struktur, sistem, sumber daya manusia, kepemimpinan, budaya kerja. Sementara itu, untuk kuesioner menejemen risiko dibagi dalam sub kelompok yang berkaitan dengan risiko likuiditas, risiko pasar, risiko kredit, risiko operasional, risiko hukum dan risiko pemilik dan pengurus. 4. EarningSalah satu parameter untuk mengukur tingkat kesehatan suatu bank adalah kemampuan bank untuk memperoleh keuntungan. Perlu diketahui bahwa apabila bank selalu mengalami kerugian dalam kegiatan operasinya maka tentu saja lama kelamaan kerugian tersebut akan memakan modalnya. Bank yang dalam kondisi demikian tentu saja tidak dapat dikatakan sehat.Penilaian didasarkan kepada rentabilitas atau earning suatu bank yaitu melihat kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba. Penilaian dalam unsur ini didasarkan pada dua macam, yaitu :a. Rasio Laba terhadap Total Assets (ROA / Earning 1). Rumusnya adalah :

Penilaian rasio earning 1 dapat dilakukan sebagai berikut untuk rasio 0 % atau negatif diberi nilai kredit 0, dan untuk setiap kenaikan 0,015% mulai dari 0% nilai kredit ditambah dengan nilai maksimum 100. b. Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (Earning 2).Rumusnya adalah :

Penilaian earning 2 dapat dilakukan sebagai berikut untuk rasio sebesar 100% atau lebih diberi nilai kredit 0 dan setiap penerunan sebesar 0,08% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100. 5. LiquidityPenilaian terhadap likuiditas dilakukan dengan nilai dua buah rasio, yaitu rasio Kewajiban Bersih Antar Bank terhadap Modal inti dan rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh Bank yang dimaksud Kewajiban Bersih Antar Bank adlah selisih antara kewajiban bank dengan tagihan kepada bank lain. Sementara itu yang termasuk Dana yang Diterima adalah Kredit Likuiditas Bank Indonesia, Giro, Deposito, dan Tabungan Masyarakat, Pinjaman bukan dari bsnk yang berjangka waktu lebih dari tiga bulan (tidak termasuk pinjaman subordina), Deposito dan Pinjaman dari bank lain yang berjangka waktu lebih dari tiga bulan, dan surat berharga yang diterbitkan oleh bank yang berjangka waktu lebih dari tiga bulan.Liquidity yaitu rasio untuk menilai likuiditas bank. Penilaian likuiditas bank didasarkan atas dua maca rasio, yaitu : a. Rasio Jumlah Kewajiban Bersih Call Money Terhadap Aktiva Lancar.Rumusnya adalah :

Penilaian likuiditas dapat dilakukan sebagai berikut untuk rasio sebesar 100% atau lebih diberi nilai kredit 0, dan untuk setiap penurunan sebesar 1% mulai dari nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100. b. Rasio Antara Kredit Terhadap Dana Yang Diterima Oleh Bank.Rumusnya adalah :

Penilaian likuiditas 2 dapat dilakukan sebagai berikut untuk rasio 115 atau lebih diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap penurunan 1% mulai dari rasio 115% nilai kredit ditambah 4 dengan nilai maksimum 100.Tingkat kesehatan bank umum bisa dilihat dari dua sisi yaitu kualitatif dan kuantitatif. Dari sisi kualitatif dilihat dari pengelolanya, sejarahnya, pemiliknya. Sisi kuantitatif dapat dilihat dari rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, kecukupan modal (capital adequency ratio) dan Loan Deposit Ratio. a) Rasio LikuiditasRasio ini menuunjukkan kemampuan bank dalam mengembalikan (membayar) hutang jangka pendek. = : Semakin tinggi nilai rasio likuiditas menunjukkan kondisi kesehatan bank yang semakin baik. b) Rasio solvabilitasRasio solvabilitas menunjukkan kemampuan bank dalam mengembalikan (membayar) utang jangka pnjang. = : Semakin tinggi nilai rasio solvabilitas makasemakin baik kondisi kesehatan bank. c) Rasio profitabilitasRasio profitabilitas menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Ada dua pendekatan yang bisa digunakan untuk mengetahui ukuran ini : Return on Asset (ROA)ROA mengukur kemampuan bank untuk menghasilkan laba dengan membagi laba sebelum pajak dengan aktiva. ()= : Return on Equity (ROE)ROE mengukur kemampuan bank untuk menghasilkan laba dengan membandingkan laba sebelum pajak dengan equity. = : d) Capital Adequency Ratio (CAR)CAR mengukur kecukupan modal dengan membandingkan kcapital (modal) dengan asset berisiko.= : e) Loan Deposit ratio (LDR)LDR mengukur kemampuan bank dalam mengelola dana dengan membandingkan besarnya pinjaman yang diberikan oleh bank dengan besarnya simpanan.= : Tingkat kesehatan bank emliputi golongan sehat, cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat.Nilai kredit Predikat

81-100 66-