Analisis Kurs Indonesia 10 Tahun Terakhir III
Transcript of Analisis Kurs Indonesia 10 Tahun Terakhir III
Analisis Perilaku Kurs Indonesia 10 Tahun Terakhir
Menurut teori, ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai tukar, diantaranya yaitu:
a. Pengaruh Pendapatan terhadap Kurs
Pendapatan suatu nagara akan mempengaruhi nilai tukar secara searah. Sesuai
dengan pendekatan Keynes yang menyatakan bahwa peningkatan pendapatan akan
meningkatkan impor yang selanjutnya juga akan meningkatkan permintaan valuta
asing guna membiayai impor Charles et al (dalam Anas, 2002 : 27). Jadi dapat
disimpulkan apabila pendapatan suatu negara dilihat dari PDB rill yang meningkat
maka nilai tukar/kurs akan mengalami apresiasi, begitupun sebaliknya.
b. Pengaruh Tingkat Suku Bunga terhadap Kurs
Tingkat suku bunga juga akan mempengaruhi nilai tukar. Apabila kondisi lain tetap,
kenaikan suku bunga domestik akan menyebabkan apresiasi kurs suatu negara
(Rupiah), sedangkan kenaikan suku bunga luar negeri (Dolar) akan menyebabkan
kurs domestik (Rupiah) mengalami depresiasi terhadap kurs negara lain (Dolar)
Krugman (dalam Adek 2013:154). Jadi kesimpulannya, apabila tingkat suku bunga
domestik meningkat, maka kurs akan mengalami apresiasi, begitupun sebaliknya.
c. Pengaruh Inflasi terhadap Kurs
Pengaruh inflasi dengan nilai tukar adalah positif. Berdasarkan pendekatan
Purchasing Power Parity bila terjadi peningkatan inflasi, maka untuk
mempertahankan keseimbangan Law of One Price, nilai tukar akan terdepresiasi
Charles et al (dalam Anas 2002:25). Jadi kesimpulannya, apabila terjadi peningkatan
inflasi, akan menyebabkan kurs terdepresiasi.
d. Pengaruh Neraca Perdagangan terhadap Kurs
Pengaruh Neraca Perdagangan terhadap Kurs terjadi apabila neraca perdagangan
suatu negara mengalami defisit, maka hal ini akan menunjukkan bahwa nilai mata
uang negara tersebut akan terdepresiasi dibandingkan dengan negara lain Lindert dan
Kindleberger (dalam Adek 2013:154). Jadi jika perekonomian sedang mengalami
1
defisit dilihat dari neraca perdagangan negara tersebut, maka kurs akan mengalami
depresiasi, begitupun sebaliknya.
Kerangka Konseptual
Model
E =
Tahun Kurs PDB Inflasi Suku bunga
NP
2004 8,934.65 1,656,316.80 6.40 7.43 25.062005 9,712.02 1,750,815.20 17.11 12.75 27.962006 9,166.07 1,847,126.70 6.60 9.75 39.732007 9,136.20 1,964,327.30 6.59 8.00 39.632008 9,679.55 2,082,456.10 11.06 10.85 78.232009 10,394.38 2,177,741.70 2.78 6.46 19.682010 9,083.93 2,310,689.80 6.96 6.64 22.122011 8,779.49 2,464,676.50 5.38 6.58 26.062012 9,380.39 2,618,139.20 4.28 5.77 (16.59)2013 10,451.37 2,770,345.10 8.38 6.48 55.89Mean 9,471.81 2,164,263.44 7.55 8.07 31.78SD 581.60 374,373.61 4.03 2.30 24.80
8,890.21 1,789,889.83 3.53 5.77 6.9810,053.40 2,538,637.05 11.58 10.37 56.58
2
Referensi :
Adek Laksmi Oktavia. 2013. Analisis Kurs dan Money Supply di Indonesia. Jurnal Kajian
Ekonomi. Padang : Universitas Negeri Padang. (www.google.com) diakses 21 Februari
2014
Anas Kholidin. 2002. Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Nilai Tukar
Rupiah Indonesia dan Amerika sebagai Variabel Eksogen. Tesis. Semarang: Universitas
Diponegoro. (eprints.undip.ac.id) diakses 21 Februari 2014
Dede Misbahahun. 2008. Analisis Faktor yang mempengaruhi kurs rupiah sebelum dan
sesudah diterapkannya free floating exchange rate system. Jakarta : Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah (www.google.com) diakses 7 Maret 2014
3