ANALISIS KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL …
Transcript of ANALISIS KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL …
ANALISIS KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL
DI PUSKESMAS TAMAN BACAAN
TAHUN 2020
Oleh
DWI SEPTIARA
18.13101.10.01
PROGRAM PASCA SARJANA KESEHTAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
TAHUN 2020
ANALISIS KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL
DI PUSKESMAS TAMAN BACAAN
TAHUN 2020
Tesis ini diajukan sebagai Salah satu syarat memperoleh gelar
MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT
Oleh
DWI SEPTIARA
18.13101.10.01
PROGRAM PASCA SARJANA KESEHTAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
TAHUN 2020
iii
ABSTRAK
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK)
BINA HUSADA PALEMBANG
Tesis, Agustus 2020
Dwi Septiara
Analisis Kunjungan Antenatal Care Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Taman Bacaan Tahun
2020
(xvii + 93 halaman + 10 tabel + 10 lampiran)
Setiap ibu hamil menghadapi risiko terjadinya kematian, sehingga salah satu upaya
menurunkan tingkat kematian ibu ialah meningkatkan status kesehatan ibu hamil sampai bersalin
melalui pelayanan ibu hamil sampai masa nifas. Asuhan Antenatal adalah pengawasan sebelum
persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam Rahim.
Pelaksanaan antenatal care dipengaruhi beberapa faktor, yaitu: faktor pemudah yang mencakup
pengetahuan, pendidikan, tingkat ekonomi, sikap, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya; faktor
pendukung mencakup lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau
sarana-sarana kesehatan; dan faktor pendorong mencakup sikap dan perilaku dari petugas
kesehatan atau petugas lain yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi frekuensi kunjungan
Antenatal Care (ANC). Desain penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan
cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Taman Bacaan. Sampel pada penelitian ini
adalah ibu hamil trimester III di Puskesmas Taman Bacaan Palembang dengan jumlah 54 ibu
hamil trimester III.
Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara umur dengan kunjungan Antenatal
Care (ANC) (ρ=0,000). Ada hubungan antara pendidikan dengan kunjungan Antenatal Care
(ANC) (ρ=0,019). Ada hubungan antara pekerjaan dengan kunjungan Antenatal Care (ANC)
(ρ=0,005). Ada hubungan antara jarak tempat tinggal dengan kunjungan Antenatal Care (ANC)
(ρ=0,000). Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kunjungan Antenatal Care (ANC)
(ρ=0,016). Ada hubungan antara dukungan petugas kesehatan dengan kunjungan Antenatal Care
(ANC) (ρ=0,020). Ada hubungan antara pengetahuan dengan kunjungan Antenatal Care (ANC)
(ρ=0,008). Variabel yang lebih dominan berpengaruh terhadap frekuensi kunjungan Antenatal
Care (ANC) adalah variabel jarak tempat tinggal dengan nilai koefisien regresi B= 21,966.
Disarankan Puskesmas secara operasional pelaksanaan program-program KIA antara lain
yaitu penyuluhan, pelayanan ANC, kelas ibu hamil, screening ibu hamil dan kunjungan rumah
dilaksanakan secara teratur sesuai jadwal sehingga pelayanan kesehatan ibu hamil merata ke
seluruh wilayah kerja Puskesmas Taman Bacaan Palembang, dengan demikian kesehatan ibu
hamil di dapat terpantau secara baik.
Kata Kunci : Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Hamil, Jarak Tempat
Tinggal, Dukungan Suami, Dukungan Petugas Dan
Pengetahuan, Pemeriksaan ANC
Daftar Pustaka : 30 (2014-2019)
iv
ABSTRACT
BINA HUSADA COLLEGE OF HEALTH SCIENCES
MAGISTER OF HEALTH STUDY PROGRAM
Thesis, August 2020
Dwi Septiara
Analysis of Antenatal Care Visits for Pregnant Women at the Taman Bacaan Public Health
Center in 2020
(xvii + 93 pages+ 10 tables + 10 attachments)
Every pregnant woman faces the risk of death, so one of the efforts to reduce the maternal
mortality rate is to improve the health status of pregnant women to give birth through services
for pregnant women until the postpartum period. Antenatal care is monitoring before childbirth
primarily aimed at the growth and development of the fetus in the uterus. The implementation of
antenatal care is influenced by several factors, namely: easy factors which include knowledge,
education, economic level, attitudes, beliefs, values and so on; supporting factors include the
physical environment, available or unavailability of health facilities or facilities; and driving
factors include the attitudes and behavior of health workers or other workers who are the
reference group for community behavior.
This study aims to determine the factors that affect the frequency of Antenatal Care (ANC)
visits. The research design used a quantitative design with a cross sectional approach. This
research was conducted at the Taman Bacaan Public Health Center. The sample in this study was
the third trimester pregnant women at the Taman Bacaan Palembang Health Center with a total
of 54 trimester III pregnant women.
The results of this study indicate that there is a relationship between age and Antenatal
Care (ANC) visits (ρ = 0.000). There is a relationship between education and Antenatal Care
(ANC) visits (ρ = 0.019). There is a relationship between work and Antenatal Care (ANC) visits
(ρ = 0.005). There is a relationship between residence distance and Antenatal Care (ANC) visits
(ρ = 0,000). There is a relationship between family support and Antenatal Care (ANC) visits (ρ =
0.016). There is a relationship between health care workers support and Antenatal Care (ANC)
visits (ρ = 0.020). There is a relationship between and Antenatal Care (ANC) visits (ρ = 0.008).
The variable which is more dominant influencing the frequency of Antenatal Care (ANC) visits
is the distance of residence variable with a regression coefficient value of B = 21,966.
It is recommended that the Puskesmas operationally implement MCH programs, including
counseling, ANC services, classes for pregnant women, screening for pregnant women and home
visits to be carried out regularly according to the schedule so that the health services for pregnant
women are evenly distributed throughout the work area of the Puskesmas Taman Bacaan
Palembang, thus health pregnant women can be well monitored
.
Key Words : Age, Education, Occupation, Pregnancy, Residence Distance,
Husband Support, Officer Support and Knowledge, ANC
Examination
References : 30 (2014-2019)
v
vi
vii
viii
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama : Dwi Septiara
Tampat, Tanggal Lahir : Rambai, 27 September 1994
Agama : Islam
Alamat : Ds. Rambai Kec. Pangkalan Lampam Kab. OKI
Status : Mahasiswa
No. Telp : 0821 8396 3549
E-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan
1. SD Negri 1 Rambai
2. SMP Negri 1 Pangkalan Lampam
3. SMA Negri 1 Pampangan
4. Stikes Muhammadiyah Palembang
5. Universitas Aisyiyah Yogyakarta
ix
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
1. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan sukses
2. Siapa yang bersabar pasti akan beruntung
3. Kalau tidak bisa jadi orang pintar jadilah orang baik
PERSEMBAHAN
Tanpa mengurangi rasa syukur kepada
Allah SWT, tesis ini saya persembahkan
untuk :
1. Ibunda dan Ayahanda
2. Suamiku yang selalu menjadi
penyemangat
3. Almamater STIK Bina Husada
x
UCAPAN DAN TERIMA KASIH
Segala puji dan syukur penulis memanjatkan kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis penelitian yang berjudul “Analisis
Kunjungan Antenatal Care Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Taman Bacaan Tahun 2020”. Tesis ini
merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi penulis untuk lulus pada Program S2
Kesehatan Masyarakat di STIK Bina Husada Palembang.
Penulis menyadari dengan segala keterbatasan dan kekurangan yang ada banyak sekali
kesulitan, hambatan yang ditemukan selama melakukan penelitian ini, namun atas segala
dukungan, bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak akhirnya penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Dr. Amar Muntaha, SKM.,M.Kes selaku Rektor STIK Bina Husada Palembang
2. Dr. Nani Sari Murni, SKM.,M.Kes selaku Ketua Prodi PPSKM STIK Bina Husada
Palembang
3. Dr. Dianita Ekawati, SKM.,M.Epid selaku Pembimbing I
4. Dr.dr. Chairil Zaman, M.Sc selaku pimpinan Pembimbing II
5. Prof. Dr. Supli Effendi Rahim selaku penguji I
6. Arie Wahyudi, ST, M.Kes selaku penguji II
7. Semua pihak yang telah memberikan bantuan demi kelancaran penyusunan tesis ini, yang
tidak bisa peneliti sebutkan namanya satu persatu. Semoga segala bantuan dan dorongan
yang diberikan akan mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah SWT, Amin.
Dengan segala keterbatasan yang ada, semoga Tesis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Palembang, Agustus 2020
Dwi Septiara
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIKASI ................................................ ii
ABSTRAK .......................................................................................................... iii
ABSTRACT........................................................................................................ iv
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... v
PANITIA SIDANG UJIAN TESIS .................................................................... vi
RIWAYAT HIDUP PENULIS .......................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix
MOTTO DAN PERSEMBAHAN...................................................................... x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR SKEMA ............................................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
1. Tujuan Umum .............................................................................. 5
2. Tujuan Khusus ............................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6
E. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 7
1. Ruang Lingkup Responden .......................................................... 7
2. Ruang Lingkup Waktu ................................................................. 7
3. Ruang Lingkup Tempat ............................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Kehamilan ................................................................ 8
1. Pengertian Kehamilan ................................................................ 8
2. Tanda-tanda Kehamilan ............................................................. 8
3. Fisiologi Organ Reproduksi Wanita ........................................... 12
4. Usia Kehamilan ......................................................................... 13
5. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil ........................................................ 15
B. Asuhan Kehamilan (Antenatal) ........................................................ 21
1. Pengertian Antenatal Care .......................................................... 21
2. Tujuan Antenatal Care ............................................................... 22
3. Jadwal Periksa Antenatal Care ................................................... 23
C. Pengertian Covid 19 ........................................................................ 27
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan ANC ...................... 28
1. Umur ......................................................................................... 28
xii
2. Pendidikan ................................................................................. 30
3. Pekerjaan ................................................................................... 31
4. Kecemasan................................................................................. 32
5. Dukungan Keluarga ................................................................... 35
E. Kerangka Teori ................................................................................ 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian ............................................................................. 36
B. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................ 36
C. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................... 36
1. Populasi Penelitian ..................................................................... 36
2. Sampel Penelitian ...................................................................... 36
D. Kerangka Konsep ............................................................................ 37
E. Hipotesis .......................................................................................... 38
F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................................... 39
1. Variabel Penelitian ..................................................................... 39
2. Definisi Operasional .................................................................. 39
G. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data........................................ 41
1. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 41
2. Instrumen Pengumpulan Data .................................................... 41
H. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ............................................... 41
1. Teknik Pengolahan Data ............................................................ 41
2. Analisa Data .............................................................................. 42
I. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ................................................ 44
1. Inform consent (lembar persetujuan) .......................................... 44
2. Anonimity (tanpa nama) ............................................................ 44
3. Confidentally (kerahasiaan) ....................................................... 44
4. Protection From Discomfort ....................................................... 44
5. Persetujuan ................................................................................ 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Puskesmas .......................................................... 46
1. Sejarah Puskesmas ....................................................................... 46
2 Letak wilayah ............................................................................... 46
3 Visi, Misi dan Motto Puskesmas Taman Bacaan ........................... 47
4 Fasilitas Pelayanan Kesehatan Puskesmas Taman Bacaan ............. 47
B. Analisis Data ................................................................................... 48
1. Analisis Univariat ...................................................................... 48
2. Analisis Bivariat ........................................................................ 50
3. Analisis Multivariat ................................................................... 58
C. Pembahasan ..................................................................................... 60
1. Hubungan Umur dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) ...... 60
2. Hubungan Pendidikan dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) 62
3. Hubungan Pekerjaan dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) 63
4. Hubungan Jarak Tempat Tinggal dengan Kunjungan ................ 65
Antenatal Care (ANC) .............................................................. 66
xiii
5. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kunjungan
Antenatal Care (ANC) .............................................................. 66
6. Hubungan Dukungan Petugas Kesehatan dengan Kunjungan
Antenatal Care (ANC) .............................................................. 67
7. Hubungan Pengetahuan dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC)
8. Analisis Multivariat ................................................................... 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..................................................................................... 73
B. Saran ............................................................................................... 74
1. Untuk Puskesmas Taman Bacaan Palembang ............................. 74
2. Untuk STIK Bina Husada Palembang ........................................ 74
3. Hubungan Pekerjaan dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) 74
4. Untuk Peneliti Selanjutnya ......................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Usia Kehamilan .................................................................................... 13
Tabel 2.2 Pemberian Suntikan TT ........................................................................ 19
Tabel 2.3 Penambahan Berat Badan Pada Ibu Hamil ............................................ 24
Tabel 2.4 Tabel Tinggi Fundus Uteri .................................................................... 25
Tabel 2.5 Tabel TFU Menurut Mc. Donald .......................................................... 25
Tabel 3.1 Definisi Operasional ............................................................................. 38
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
di Puskesmas Taman Bacaan Palembang Tahun 2020 .......................... 48
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan
di Puskesmas Taman Bacaan Palembang Tahun 2020 .......................... 49
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan
di Puskesmas Taman Bacaan Palembang Tahun 2020 .......................... 49
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jarak Tempat Tinggal
di Puskesmas Taman Bacaan Palembang Tahun 2020 ........................ 50
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga
di Puskesmas Taman Bacaan Palembang Tahun 2020 ........................ 50
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan
Petugas Kesehatan di Puskesmas Taman Bacaan
Palembang Tahun 2020 ...................................................................... 51
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan
di Puskesmas Taman Bacaan Palembang Tahun 2020 .......................... 51
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kunjungan ANC
di Puskesmas Taman Bacaan Palembang Tahun 2020 ........................ 51
Tabel 4.9 Hubungan Umur dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) di
Puskesmas Taman Bacaan Palembang Tahun 2020 ............................ 52
xv
Tabel 4.10 Hubungan Pendidikan dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC)
di Puskesmas Taman Bacaan Palembang Tahun 2020 ........................ 53
Tabel 4.11 Hubungan Pekerjaan dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC)
di Puskesmas Taman Bacaan Palembang Tahun 2020 ........................ 54
Tabel 4.12 Hubungan Jarak Tempat Tinggal dengan Kunjungan
Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Taman Bacaan
Palembang Tahun 2020 ...................................................................... 55
Tabel 4.13 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kunjungan Antenatal Care
(ANC) di Puskesmas Taman Bacaan Palembang Tahun 2020 ............ 56
Tabel 4.14 Hubungan Dukungan Petugas Kesehatan dengan Kunjungan
Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Taman Bacaan
Palembang Tahun 2020 ...................................................................... 57
Tabel 4.15 Hubungan Pengetahuan dengan Kunjungan Antenatal
Care (ANC) di Puskesmas Taman Bacaan Palembang Tahun 2020 .... 57
Tabel 4.16 Variabel Independen yang Masuk Kandidat Model Multivariat ........... 59
Tabel 4.17 Hasil Akhir Regresi Logistik Berganda ............................................... 60
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Rentang Respon Kecemasan ............................................................. 32
xvii
DAFTAR SKEMA
Halaman
Skema 2.1 Kerangka Teori ................................................................................... 36
Skema 3.1 Kerangka Konsep ................................................................................ 37
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembar Informed Concent
2. Kuesioner
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu kondisi fisiologis, namun kehamilan normal juga dapat
berubah menjadi kehamilan patologis. Patologi pada kehamilan merupakan suatu gangguan
komplikasi atau penyulit yang menyertai ibu saat kondisi hamil Risiko tinggi pada kehamilan
dapat ditemukan saat menjelang waktu kehamilan, waktu hamil muda, waktu hamil
pertengahan, saat in partu bahkan setelah persalinan. Ibu hamil yang mengalami gangguan
medis atau masalah kesehatan akan dimasukan kedalam kategori risiko tinggi, sehingga
kebutuhan akan pelaksanaan asuhan pada kehamilan menjadi lebih besar (Walyani, 2016).
Umumnya ukuran yang dipakai untuk menilai baik-buruknya keadaan pelayanan
kebidanan (maternal care) dalam suatu Negara atau daerah ialah kematian maternal (martelnal
mortality). Menurut World Health Organization (WHO) kematian maternal ialah kematian
seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berahirnya kehamilan oleh sebab
apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri
Kehamilan. (Saifuddin, 2016).
Terdapat beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur status kesehatan ibu pada
suatu wilayah, salah satunya yaitu angka kematian ibu (AKI). AKI merupakan salah satu
indikator yang peka terhadap kualitas dan aksesibilitas fasilitas pelayanan kesehatan.
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017, AKI (yang
berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiranhidup.
Angka ini masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara–negara tetangga di Kawasan
Association of Southeast Asian Nations (ASEAN). Pada tahun 2017, ketika AKI di Indonesia
2
mencapai 228, AKI di Singapura hanya 6 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 33 per 100.000
kelahiran hidup, Filipina 112 per 100.000 kelahiran hidup, serta Malaysia dan Vietnam sama-
sama mencapai 160 per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2018).
Indikator ini tidak hanya mampu menilai program kesehatan ibu, terlebih lagi mampu
menilai derajat kesehatan masyarakat, karena sensitifitasnya terhadap perbaikan pelayanan
kesehatan, baik dari sisi aksesibilitas maupun kualitas. SDKI tahun 2012 menunjukkan
peningkatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran
hidup. AKI kembali menujukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran
hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015(Kemenkes RI, 2018).
Angka kematian ibu yang dilaporkan di Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan data
Profil Kesehatan Tahun 2017 yaitu 155/100.000 KH, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
dan Kabupaten Empat Lawang merupakan daerah yang tertinggi dengan 16 kasus. Namun
bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya lebih tinggi yaitu 146/100.000 KH. Jumlah
kematian ibu di Provinsi Sumatera Selatan yang masih tinggi disebabkan karena deteksi dini
factor resiko oleh tenaga kesehatan kurang cermat, penanganan persalinan yang kurang
adekuat/tidak sesuai prosedur serta system rujukan tidak sesuai dengan prosedur jejaring
manual rujukan (Profil Dinkes Sumsel, 2018).
Jumlah kematian ibu tahun 2017 di Kota Palembang, berdasarkan laporan sebanyak 12
orang dari 29.235 kelahiran hidup. Penyebabnya yaitu perdarahan (41.7%), diikuti oleh
emboli paru (1 kasus), suspek syok kardiogenik (1 kasus), eklampsia (1 kasus), suspek TB (1
kasus), hipertensi dalam kehamilan (1 kasus), dan lainnya. Sedangkan target Millenium
Development Goal’s (MDG’s) tahun 2017 adalah 102/100.000 kelahiran hidup (Dinkes Kota
Palembang, 2018).
3
AKI ini bisa diturunkan dengan program dari kementrian kesehatan yang dikeluarkan
pada tahun 2012, yaitu Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS). Salah satunya
dengan cara melakukan Antenatal Care (ANC). Pelayan antenatal sendiri merupakan
perawatan atau asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sebelum proses bersalin berlangsung
guna memfasilitasi hasil yang baik bagi ibu hamil maupun bayinya (Surya, et al., 2016).
Penilaiannya ANC sendiri dapat dilakukan dengan melihat cakupan K1 dan K4.
Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal pertama
kali oleh tenaga kesehatan dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada
kurun waktu satu tahun. Sedangkan cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang telah
memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit empat kali sesuai
jadwal yang dianjurkan di tiap trimester dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu
wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun (Kemenkes RI, 2016). Penilaiannya ANC sendiri
dapat dilakukan dengan melihat cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil
yang telah memperoleh pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan dibandingkan
jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan
cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai
dengan standar paling sedikit empat kali sesuai jadwal yang dianjurkan di tiap trimester
dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun
(Kemenkes RI, 2016).
Persentase Cakupan Pelayanan K1 dan K4 Ibu Hamil di Provinsi Sumatera Selatan
Tahun 2014 sebesar 5,82%, pada tahun 2015 sebesar 4,9%, pada tahun 2016 sebesar 5 % dan
pada tahun 2017 sebesar 4,4%. Dari data tersebut dapat dilihat cakupan antenatal care yang
semakin menurun dari tahun ke tahun, menunjukkan bahwa semakin banyak ibu hamil yang
4
melakukan kunjungan pertama pelayanan antenatal diteruskan hingga kunjungan keempat
pada trimester 3 sehingga kehamilannya dapat terus dipantau oleh petugas kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan. Selain mengupayakan peningkatan cakupan K4, harus
diupayakan pula peningkatan kualitas K4 yang sesuai standard (Dinkes Sumsel, 2018).
Cakupan K1 untuk Kota Palembang Tahun 2017 sebesar 99.15% dan K4 sebesar
96.63%. Cakupan K1 terendah terdapat di Kecamatan Kalidoni (97.21%) dan tertinggi di
Kecamatan Bukit Kecil (99.73%). Sedangkan cakupan K4 tertinggi terdapat Kecamatan Bukit
Kecil (99.09%) dan terendah di Kecamatan Kalidoni (92.25%) (Dinkes Palembang, 2018).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ayu Indah Rachmawati, Ratna Dewi
Puspitasari, Eka Cania (2018), tentang faktor-faktor yang memengaruhi kunjungan Antenatal
Care (ANC) ibu hamil, didapatkan hasil faktor-faktor yang memengaruhi perilaku kesehatan
ibu hamil dalam melakukan kunjungan ANC terbagi menjadi faktor predisposisi, faktor
pemungkin dan faktor penguat. Faktor predisposisi terdiri dari faktor usia, tingkat pendidikan,
pekerjaan, paritas, pengetahuan, dan sikap ibu hamil. Faktor pemungkin meliputi dari faktor
jarak tempat tinggal, penghasilan keluarga, serta sarana media informasi yang ada.
Sedangkan, yang termasuk faktor penguat adalah dukungan suami, dukungan keluarga, dan
sikap serta dukungan dari petugas kesehatan.
Penelitian yang dilakukan oleh Rahmayanti, Ayu. Hamzah, Asiah. & Amir, M.Y
(2017), tentang faktor yang mempengaruhi kunjungan antenatal care pada ibu hamil di
Puskesmas Kampung Dalam, didapatkan hasil ada hubungan antara pengetahuan tentang
resiko tinggi kehamilan dengan sikap dalam pemerksaan antenatal care di Puskesmas Sungai
Raya Dalam. Penelitian yang dilakukan oleh Jepri Susanto, La Ode Ali Imran Ahmad dan
Cece Suriani (2018), tentang faktor yang berhubungan dengan pemeriksaan Antenatal Care
5
(ANC) kunjungan 1-kunjungan 4 (K1 – K4) pada ibu hamil di RSUD Kota Kendari,
didapatkan hasil ada hubungan antara dukungan petugas kesehatan dengan pemeriksaan
Antenatal care dengan analisis statistik Chi Square diperoleh nilai p value 0,07. Pvalue<α
sehingga hipotesis nol diterima. Pada variabel status pekerjaan diperoleh pvalue 0,50.
pvalue>α sehingga hipotesis nol diterima. Pada variabel dukungan keluarga diperoleh pvalue
atau nilai signifikansi adalah 0,3 dan α adalah 0,5. pvalue<α, sehingga hipotesis nol ditolak
dan hipotesis 1 diterima atau ada hubungan dukungan keluarga dengan pemeriksaan Antenatal
Care dan uji hubungan diperoleh nilai RØ = 0,12 dan variable kepercayaan diperoleh pvalue
atau nilai signifikasi adalah 0,62 dan α adalah 0,5. Pvalue>α, maka hipotesis nol diterima atau
tidak ada hubungan antara kepercayaan dengan pemeriksaan antenatal care.
Berdasarkan data rekam medik Puskesmas Taman Bacaan Palembang, jumlah cakupan
ANC pada tahun 2017 sebanyak 870 orang, pada tahun 2018 sebanyak 854 orang dan pada
periode bulan Januari-Juni Tahun 2020 menurun sebanyak sebanyak 236 orang. Hal ini
dikarenakan, sejak awal bulan Maret 2020 lalu, jumlah kunjungan ke Puskesmas Taman
Bacaan Palembang terjadi penurunan. Kondisi ini dimungkinkan akibat pandemi Covid-19,
dimana pasien mengalami penurunan hingga 60 hingga 70 persen. Kepala Puskesmas Taman
Bacaan Palembang mengatakan, terjadinya penurunan kunjungan ke puskesmas ini akibat
pandemi Covid 19. Kondisi ini bukan hanya terjadi pada pemeriksaan ibu hamil, namun pada
masyarakat yang hendak berobat juga.
Pentingnya kunjungan ANC ini belum menjadi prioritas utama bagi sebagian ibu hamil
terhadap kehamilannya di Indonesia. Untuk itu, beberapa peneliti telah melakukan penelitian
untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat memengaruhi kunjungan ANC ibu pada saat
hamil. Berdasarkan teori Green, dalam Notoatmodjo (2016) terdapat faktor predisposisi,
6
faktor penguat, dan factor pemungkin yang dapat memengaruhi perilaku seseorang, termasuk
memengaruhi perilaku ibu hamil dalam melakukan kunjungan ANC. Faktor predisposisi
meliputi usia, pendidikan, pekerjaan, paritas, pengetahuan, dan sikap. Faktor pemungkin
meliputi jarak tempat tinggal, penghasilan keluarga dan media informasi. Faktor penguat
meliputi dukungan suami dan keluarga, serta dari petugas kesehatan yang ada.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan ANC dimasa pandemik covid 19
di Wilayah Kerja Puskesmas Taman Bacaan Palembang Tahun 2020.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diketahui bahwa patologi pada kehamilan
merupakan suatu gangguan komplikasi atau penyulit yang menyertai ibu saat kondisi hamil
Risiko tinggi pada kehamilan dapat ditemukan saat menjelang waktu kehamilan, waktu hamil
muda, waktu hamil pertengahan, saat in partu bahkan setelah persalinan. Umumnya ukuran
yang dipakai untuk menilai baik-buruknya keadaan pelayanan kebidanan (maternal care)
dalam suatu Negara atau daerah ialah kematian maternal (martelnal mortality). AKI ini bisa
diturunkan dengan program dari kementrian kesehatan, salah satunya dengan cara melakukan
Antenatal Care (ANC). Berdasarkan data rekam medik Puskesmas Taman Bacaan
Palembang, jumlah cakupan ANC pada periode bulan Januari-Juni Tahun 2020 menurun
sebanyak sebanyak 236 orang. Hal ini dikarenakan, sejak awal bulan Maret 2020 lalu, jumlah
kunjungan ke Puskesmas Taman Bacaan Palembang terjadi penurunan. Berdasarkan
permasalahan tersebut maka peneliti bermaksud untuk menganalisis analisis kunjungan
antenatal care pada ibu hamil di Puskesmas Taman Bacaan Tahun 2020.
7
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya analisis kunjungan antenatal care pada ibu hamil di Puskesmas Taman
Bacaan Tahun 2020.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya distribusi frekuensi umur, pendidikan, pekerjaan, jarak tempat tinggal,
dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan dan pengetahuan di Puskesmas Taman
Bacaan Palembang Tahun 2020.
b. Diketahuinya kunjungan antenatal care pada ibu hamil di Puskesmas Taman Bacaan
Tahun 2020.
c. Diketahuinya hubungan antara umur ibu dengan kunjungan antenatal care pada ibu
hamil di Puskesmas Taman Bacaan Tahun 2020.
d. Diketahuinya hubungan antara pendidikan dengan kunjungan antenatal care pada ibu
hamil di Puskesmas Taman Bacaan Tahun 2020.
e. Diketahuinya hubungan antara pekerjaan dengan kunjungan antenatal care pada ibu
hamil di Puskesmas Taman Bacaan Tahun 2020.
f. Diketahuinya hubungan antara jarak tempat tinggal dengan kunjungan antenatal care
pada ibu hamil di Puskesmas Taman Bacaan Tahun 2020.
g. Diketahuinya hubungan antara dukungan petugas kesehatan dengan kunjungan antenatal
care pada ibu hamil di Puskesmas Taman Bacaan Tahun 2020.
h. Diketahuinya hubungan antara dukungan keluarga dengan kunjungan antenatal care
pada ibu hamil di Puskesmas Taman Bacaan Tahun 2020.
8
i. Diketahuinya hubungan antara pengetahuan dengan kunjungan antenatal care pada ibu
hamil di Puskesmas Taman Bacaan Tahun 2020.
j. Diketahuinya variabel yang paling dominan yang berhubungan dengan kunjungan
antenatal care pada ibu hamil di Puskesmas Taman Bacaan Tahun 2020.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Puskesmas Taman Bacaan
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan bagi petugas kesehatan dalam
rangka meningkatkan upaya-upaya penyuluhan kesehatan tentang pentingnya pemeriksaan
dalam masa kehamilan oleh petugas kesehatan.
2. Bagi Institusi Penelitian
Dapat dijadikan sebagai bahan pustaka di instasi pendidikan sehingga memberikan
pengetahuan bagi yang membaca apabila melakukan penelitian kembali.
3. Bagi Peneliti
Dapat dijadikan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam penelitian
serta sebagai bahan penerapan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama kuliah
khususnya kuliah Metode Penelitian.
E. Ruang Lingkup Penelitian
1. Ruang Lingkup Responden
Responden pada penelitian ini adalah semua ibu hamil yang melakukan
pemeriksaaan di Puskesmas Taman Bacaan Palembang.
2. Ruang Lingkup Waktu
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus 2020
9
3. Ruang Lingkup Tempat
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Taman Bacaan Palembang.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu) dihitung dari hari pertama sampai terakhir. Oleh
karena dalam tubuh ada sesuatu yaitu individu yang tumbuh dan berkembang untuk
menyesuaikan diri, dengan adanya individu itu tubuh mengadakan perubahan, memberi
tempat, kesempatan dan jaminan untuk tumbuh dan berkembang sampai saatnya dilahirkan
(Prawirohardjo, 2016).
Kehamilan adalah periode yang dihitung dari hari pertama haidterakhir (HPHT)
hingga mulainya persalinan sejati, ini yang menandai awal periode antepartum. Periode
antepartum dibagi menjadi tiga trimester yang masing-masing terdiri dari 13 minggu atau
tiga bulanmenurut hitungan kalender. Pembagian waktu ini diambil dariketentuan yang
mempertimbangkan bahwa lama kehamilan diperkirakan kurang lebih 280 hari, 40
minggu, 10 bulan, atau 9 bulansejak hari pertama haid terakhir (HPHT) (Varney, dkk,
2016).
Kehamilan adalah suatu keadaan di dalam rahim seorang wanita terdapat hasil
konsepsi (pertemuan ovum dan spermatozoa). Kehamilan merupakan suatu proses yang
alamiah dan fisiologis (Yanti, 2017).
9
2. Tanda-tanda Kehamilan
Menurut Pantikawati dan Saryono (2017), tanda-tanda kehamilan sebagai berikut.
a. Tanda yang Tidak Pasti (probable signs)/ Tanda Mungkin Kehamilan
1) Amenorhea
Bila seorang wanita dalam masa mampu hamil, apabila sudah kawin
mengeluh terlambat haid, maka perkiraan bahwa dia hamil, meskipun keadaan
stress, obat-obatan, penyakit kronis dapat pula mengakibatkan terlambat haid.
2) Mual dan muntah
Mual dan muntah merupakan gejala umum, mulai dari rasa tidak enak sampai
muntah yang berkepanjangan. Dalam kedokteran sering dikenal morning sickness
karena munculnya seringkali pagi hari.
3) Mastodinia
Mastodinia adalah rasa kencang dan sakit pada payudara disebabkan
payudara membesar. Vaskularisasi bertambah, asinus dan duktus berproliferasi
karena pengaruh estrogen dan progesterone.
4) Quickening
Quickening adalah persepsi gerakan janin pertama, biasanya disadari oleh
wanita pada kehamilan 18-20 minggu.
5) Keluhan Kencing
Frekuensi kencing bertambah dan sering kencing malam, disebabkan karena
desakan uterus yang membesar dan tarikan oleh uterus ke cranial.
10
6) Konstipasi
Ini terjadi karena efek relaksasi progesterone atau dapat juga karena
perubahan pola makan.
7) Perubahan Berat Badan
Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan berat badan karena nafsu
makan menurun dan muntah-muntah. Pada bulan selanjutnya berat badan akan
selalu meningkat sampai stabil menjelang aterm.
8) Perubahan Temperature Basal
Kenaikan temperature basal lebih dari 3 minggu biasanya merupakan tanda
telah terjadinya kehamilan.
9) Perubahan Warna Kulit
Perubahan ini antara lain cloasma yakni warna kulit yang kehitam-hitaman
pada dahi, punggung, hidung dan kulit daerah tulang pipi, terutama pada wanita
dengan warna kulit tua. Biasanya muncul setelah kehamilan 16 minggu.
10) Perubahan Payudara
Akibat stimulasi prolaktin dan HPL, payudara mensekresi kolostrum,
biasanya setelah kehamilan lebih dari 16 minggu.
11) Perubahan Pada Uterus
Uterus mengalami perubahan pada ukuran, bentuk dan konsistensi. Uterus
berubah menjadi lunak, bentuknya globular. Teraba balotement, tanda ini muncul
pada minggu ke 16-20, setelah rongga rahim mengalami obliterasi dan cairan
amnion cukup banyak.
11
12) Tanda Piskacek’s
Terjadinya pertumbuhan yang asimetris pada bagian uterus yang dekat
dengan implantasi plasenta.
13) Perubahan-Perubahan Pada Serviks
a) Tanda Hegar
Tanda ini berupa perlunakan pada daerah isthmus uteri, sehingga daerah
tersebut pada penekanan mempunyai kesan lebih tipis dan uterus malah
difleksikan. Dapat diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Tanda ini mulai
terlihat pada minggu ke-6 dan menjadi nyata pada minggu ke 7-8.
b) Tanda Goodell’s
Diketahui melalui pemeriksaan bimanual, serviks terasa lebih lunak.
Penggunaan kontrasepsi oral juga dapat memberikan dampak ini.
c) Tanda Chadwick
Dinding vagina mengalami kongesti warna kebiru-biruan.
d) Tanda Mc Donald
Fundus uteri dan serviks bisa dengan mudah difleksikan satu sama lain dan
tergantung pada lunak atau tidaknya jaringan isthmus.
e) Terjadi Pembesaran Abdomen
Pembesaran perut menjadi nyata setelah minggu ke-16, karena pada saat
ini uterus telah keluar dan rongga pelvis dan menjadi organ rongga perut.
f) Kontraksi Uterus
Tanda ini muncul belakangan dan pasien mengeluh perutnya kencang,
tetapi tidak disertai rasa sakit.
12
g) Pemeriksaan Tes Biologis Kehamilan
Pada pemeriksaan ini hasilnya positif, dimana kemungkinan positif palsu.
b. Tanda Pasti Kehamilan
1) Denyut Jantung Janin (DJJ)
Dapat didengar dengan stetoskop laenec pada minggu 17-18 pada orang
gemuk, lebih lambat. Dengan stetoskope ultrasonic (Doppler), DJJ dapat
didengarkan lebih awal lagi, sekitar minggu ke-12, melakukan auskultasi pada janin
bisa juga mengidentifikasi bunyi-bunyi yang lain, seperti : bising tali pusat, bising
uterus dan nadi ibu. DJJ lambat kurang dari 120 per menit atau DJJ lebih dari 160
per menit menunjukan adanya gawat janin.
2) Palpasi
Yang harus ditentukan adalah outline janin. Biasanya menjadi jelas setelah
minggu ke-22. Gerakan janin dapat dirasakan dengan jelas setelah minggu 24.
3) Ultrasonografi (USG)
Alat ini sangat penting dalam diagnosis kehamilan dan kelainan-kelainannya
karena gelombang suara sampai saat ini dinyatakan tidak berbahaya..
4) Rontgenografi
Gambaran tulang-tulang janin tampak setelah minggu ke-12 sampai 14.
5) Fetal Electro Cardiografi (ECG)
Dapat direkam pada minggu ke-12.
13
6) Tes Laboratorium
Tes yang sering dipakai adalah test inhibisi koagulasi. Test ini bertujuan
mendeteksi adanya HCG dalam urin. Kepekaan test ini sangat bervariasi antara 500
sampai 1000 mU/ml urin. Dasar test ini adalah inhibisi (hambatan koagulasi oleh
anti HCG) (Pantikawati dan Saryono, 2017).
3. Fisiologi Organ Reproduksi Wanita
Fisiologi alat reproduksi wanita merupakan sistem yang kompleks. Pada saat
pubertas, umur sekitar 13-16 tahun dimulai pertumbuhan folikel primordial ovarium yang
mengeluarkan hormon estrogen dan akhirnya terjadi pengeluaran darah menstruasi pertama
yang disebut menarche. Pada usia 17-18 tahun, menstruasi sudah teratur dengan interval
28-30 hari yang berlangsung ± 2-3 hari disertai dengan ovulasi, sebagai pertanda
kematangan alat reproduksi wanita. Sejak saat itu, wanita memasuki masa reproduksi aktif
sampai mencapai berhenti menstruasi ±50 tahun (Dewi, 2018).
4. Usia Kehamilan
Usia kehamilan dibagi menjadi satuan minggu dan terbagi dalam tiga trimester,
yaitu:
Tabel 2.1
Usia Kehamilan
No Kehamilan Usia Kehamilan
1. Kehamilan trimester pertama 0 – 13 minggu
2. Kehamilan trimester kedua 14 – 27 minggu
3. Kehamilan trimester ketiga 28 – 40 minggu
Sumber : Sulistyawati, 2016
Menurut Pantikawati dan Saryono (2017), menentukan usia kehamilan bisa
dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah sebagai berikut.
14
a. Rumus Naegele
Rumus Naegele terutama untuk menentukan hari perkiraan lahir (HPL, EDC
Expected Date of Confinement). Rumus ini terutama berlaku untuk wanita dengan siklus
28 hari sehingga ovulasi terjadi pada hari ke 14. caranya yaitu tanggal hari pertama
menstruasi terakhir (HPM) ditambah 7 dan bulan dikurangi 3.
b. Berdasarkan tinggi fundus uteri
Secara tradisional perkiraan tinggi funclus dilakukan dengan palpasi fundus dan
membandingkannya dengan beberapa patokan antara lain sinifisis pubis, umbilicus, atau
prosesus xifoideus. Cara tersebut dilakukan dengan tanpa memperhìtungkan ukuran
tubuh ibu. Sebaik-baiknya pemeriksaan (perkiraan) tersebut, hasilnya masih kasar dan
dilaporkan hasilnya bervariasi.
Penting untuk diketahui bahwa pita ukur yang digunakan hendaknya terbuat dan
bahan yang tidak bisa mengendur (seperti yang digunakan para penjahit). Kandung
kemih hendaknya kosong. Pengukuran dilakukan dengan menempatkan ujung dan pita
ukur pada tepi atas simfisis pubis dan dengan tepat menjaga pita ukur menempel pada
dinding abdomen diukur jaraknya ke bagian atas fundus uteri. Ukuran ini biasanya
sesuai dengan umur kehamilan dalam minggu setelah umur kehamilan 24 minggu.
Namun demikian bisa terjadi beberapa variasi (± 1-2 cm), bila deviasi lebih dari
1-2 cm dan umur gestasi kemungkinan terjadi kehamilan kembar atau polibidramnion
dan bila deviasi lebih kecil berarti ada gangguan pertumbuhan janin.
15
c. Berdasarkan Palpasi Abdominal
1) Rumus Bertholomew
Antara simflsis pubis dan pusat dibagi dalam 4 bagian yang sama maka tiap
bagian menunjukkan penambahan 1 bulan. Pada saat fundus uteri teraba tepat teraba
di simfisis umur kehamilan adalah 2 bulan (8 minggu). Antara pusat sampai prosesus
xifoideus juga dibagi dalam 4 bagian dan tiap bagian menunjukkan kenaikan 1 bulan.
Perlu diperhatikan bulan ke 10 (40 minggu) tinggi fundus uteri kurang lebih sama
dengan bulan ke-8 (32 minggu) pada saat itu kepala sudah masuk panggul.
2) Rumus Mc. Donald
Fundus uteri diukur dengan pita. Tinggi fundus dikalikan 2 dan dibagi 7
memberikan umur kehamilan dalam bulan obstetric dan bila dikalikan 8 dan dibagi 7
memberikan umur kehamilan dalam minggu.
d. Quickening (persepsi gerakan janin pertama)
Gerakan janin pertama biasanya dirasakan pada umur kehamilan 18 minggu
(primigravida) atau 16 minggu (multigravida).
e. Ultrasonografi
Penentuan umur kehamilan dengan ultrasonografi menggunakan 3 cara:
1) Dengan mengukur diameter kantong kehamilan (OS = Gestational Sac) untuk
kehamilan 6-12 minggu.
2) Dengan mengukur jarak kepala-bokong (GRI = Grown Rump Length) untuk umur
kehamilan 7-14 minggu.
3) Dengan mengukur diameter biparietal (BPD) untuk kehamilan lebih dan 12 minggu.
16
5. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil
Menurut Sulistyawati (2016), kebutuhan fisik ibu hamil, diantaranya sebagai berikut.
a. Diet Makanan
Kebutuhan makanan pada ibu hamil mutlak harus dipenuhi. Kekurangan nutrisi
dapat menyebabkan anemia, abortus, IUGR, inersia uteri, perdarahan pasca-persalinan,
sepsis puerperalis, dan lain-lain. Sedangkan kelebihan makanan karena beranggapan
pemenuhan makanan untuk dua orang akan berakibat kegemukan, pre-eklampsi, janin
terlalu besar, dan sebagainya. Hal penting yang harus diperhatikan sebenarnya adalah
cara mengatur menu dan pengolahan menu tersebut dengan berpedoman pada pedoman
umum gizi seimbang bidan sebagai pengawas kecukupan gizinya dapat melakukan
pemantauan terbadap kenaikan berat badan salama kehamilan.
b. Kebutuhan Energi
Widya Karya Pangan dan Gizi Nasional menganjurkan pada ibu hamil untuk
meningkatkan asupan energinya sebesar 285 kkal per hari. Tambahan energi ini
bertujuan untuk memasok kebutuhan ibu dalam memenuhi kebutuhan janin. Pada
trimester I kebutuhan energi meningkat untuk organogenesis atau pembentukan organ-
organ penting janin dan jumlah tambahan energi ini harus meningkat pada trimester II
dan III untuk pertumbuhan janin.
c. Obat-obatan
Sebenarnya jika kondisi ibu hamil tidak dalam keadaan yang benar-benar
berindikasi untuk diberikan obat-obatan, sebaiknya pemberian obat dihindari.
Penatalaksanaan keluhan dan ketidaknyamanan yang dialami lebih dianjurkan kepada
pencegahan dan perawatan saja.
17
d. Lingkungan yang Bersih
Salah satu pendukung untuk keberlangsungan kehamilan yang sehat dan aman
adalah adanya lingkungan yang bersih, karena kemungkinan terpapar kuman dan zat
toksik yang berbahaya bagi ibu dan janin akan terminimalisasi.
e. Senam Hamil
Kegunaan senam hamil adalah melancarkan sirkulasi darah, nafsu makan
bertambah, pencernaan menjadi lebih baik, dan tidur menjadi lebih nyenyak.
f. Pakaian
Meskipun pakaian bukan merupakan hal yang berakibat langsung terhadap
kesejahteraan ibu dan janin, namun perlu kiranya jika tetap dipertimbangkan beberapa
aspek kenyamanan dalam berpakaian.
g. Istirahat dan Rekreasi
Dengan adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah satunya beban berat pada
perut sehingga terjadi perubahan sikap tubuh, tidak jarang ibu akan mengalami
kelelahan, oleh karena itu istirahat dan tidur sangat penting untuk ibu hamil.
h. Kebersihan Tubuh
Kebersihan tubuh ibu hamil perlu diperhatikan karena dengan perubahan system
metabolisme mengakibatkan peningkatan pengeluaran keringat.
i. Perawatan Payudara
Payudara merupakan aset yang sangat penting sebagai persiapan menyambut
kelahiran sang bayi dalam proses menyusui. Beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam perawatan payudara adalah sebagai berikut.
18
1) Hindari pem/akaian bra dengan ukuran yang terlalu ketat dan yang menggunakan
busa, karena akan mengganggu penyerapan keringat payudara.
2) Gunakan bra dengan bentuk yang menyangga payudara.
3) Hindari membersihkan puting dengan sabun mandi karena akan menyebabkan iritasi.
Bersihkan puting susu dengan minyak kelapa lalu bilas dengan air hangat.
4) Jika ditemukan pengeluaran cairan yang berwarna kekuningan dan payudara, berarti
produksi ASI sudah dimulai.
j. Eliminasi
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan eliminasi adalah
konstipasi dan sering buang air kemih. Konstipasi terjadi karena adanya pengaruh
hormon progesteron yang mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah satunya otot
usus.
k. Seksual
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada riwayat
penyakit seperti berikut ini.
1) Sering abortus dan kelahiran prematur.
2) Perdarahan per vaginam.
3) Koitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada minggu terakhir kehamilan.
4) Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang karena dapat menyebabkan infeksi janin
intrauteri.
l. Sikap Tubuh yang Baik (Body Mechanic)
Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, tubuh akan mengadakan
penyesuaian fisik dengan pertambahan ukuran janin. Perubahan tubuh yang paling jelas
19
adalah tulang punggung bertambah lordosis karena tumpuan tubuh bergeser lebih ke
belakang dibandingkan sikap tubuh ketika tidak hamil.
m. Imunisasi
Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk mencegah penyakit
yang dapat menyebabkan kematian ibu dan janin. Jenis imunisasi yang diberikan adalah
Tetanus Toxoid (TT) yang dapat mencegah penyakit tetanus. Imunisasi TT pada ibu
hamil harus terlebih dulu ditentukan status kekebalan/ imunisasinya. Bumil yang belum
pernah mendapatkan imunisasi maka statusnya TO, jika telah mendapatkan 2 dosis
dengan interval minimal 4 minggu atau pada masa balitanya telah memperoleh
imunisasi DPT sampai 3 kali maka statusnya adalah T2, bila telah mendapat dosis TT
yang ke-3 (interval minimal 6 bulan dan dosis ke-2) maka statusnya T3, status T4
didapat bila telah mendapatkan 4 dosis (interval minimal 1 tahun dafi dosis ke-3) dan
status T5 didapatkan bila 5 dosis telah didapat (interval minimal 1 tahun dan dosis ke-
4).
Tabel 2.2
Pemberian Suntikan TT
Status Jenis
Suntikan TT Interval Waktu
Lama
Perlindungan
Persentase
Perlindungan
T0
Belum pernah
mendapatkan
suntikan TT
T1 TT1 80
T2
TT2
4 minggu dari
TT1
3 tahun
95
T3
TT3
6 minggu dari
TT2
5 tahun
99
T4
TT4
Minimal 1 tahun
dari TT3
10 tahun
99
T5 TT5
3 tahun dari TT4 Seumur hidup
Sumber : Sulistyawati, 2016
20
n. Persiapan Persalinan
Meskipun hari perkiraan persalinan masih lama tidak ada salahnya jika ibu dan
keluarga mempersiapkan persalinan sejak jauh hari sebelumnya. Ini dimaksudkan agar
jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan atau persalinan maju dari han perkiraan,
semua perlengkapan yang dibutuhkan sudah siap. Beberapa hal yang harus dipersiapkan
untuk persalinan adalah sebagai berikut.
1) Biaya dan penentuan tempat serta penolong persalinan.
2) Anggota keluarga yang dijadikan sebagai pengambil keputusan jika terjadi suatu
komplikasi yang membutuhkan rujukan.
3) Baju ibu dan bayi beserta perlengkapan lainnya.
4) Surat-surat fasilitas kesehatan (misalnya ASKES, jaminan kesehatan dan tempat
kerja, Kartu Sehat, dan lain-lain).
5) Pembagian peran ketika ibu berada di RS (ibu dan mertua, yang menjaga anak
lainnya-jika bukan persalinan yang pertama).
o. Memantau Kesejahteraan Bayi
Kesejahteraan janin dalam kandungan perlu dipantau secara terus-menerus agar
jika ada gangguan janin dalam kandungan akan dapat segera terdeteksi dan ditangani.
Salah satu indikator kesejahteraan janin yang dapat dipantau sendiri oleh ibu adalah
gerakannya dalam 24 jam.
p. Ketidaknyamanan dan Cara Mengatasi
Dalam proses kehamilan terjadi perubahan sistem dalam tubuh ibu yang
semuanya membutuhkan suatu adaptasi, baik fisik maupun psikologis. Dalam proses
21
adaptasi tersebut tidak jarang ibu alcan mengalami ketidaknyamanan yang meskipun hal
itu adalah fisiologis namun tetap perlu diberikan suatu pencegahan dan perawatan.
q. Kunjungan Ulang
Sesuai dengan kebijakan Departemen Kesehatan, kunjungan minimal selama
hamil adalah 4 kali, yaitu 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali pada
trimester III. Namun sebaiknya kunjungan tersebut rutm dilakukan setiap bulan agar
dapat segera terdeteksi jika ada penyulit atau komplikasi kehamilan.
r. Pekerjaan
Wanita hamil tetap dapat bekerja namun aktivitas yang dijalaninya tidak boleh
terlalu berat. Istirahat untuk wanita hamil dianjurkan sesering mungkin. Seorang wanita
hamil disarankan untuk menghentikan aktivitasnya apabila mereka merasakan gangguan
dalam kehamilan.
s. Tanda Bahaya Kehamilan
Selama kehamilan beberapa tanda bahaya yang dialami dapat dijadikan sebagai
data dalam deteksi dini komplikasi akibat kehamilan. Jika pasien mengalami tanda-
tanda bahaya ini maka sebaiknya segera dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan
tindakan antisipasi untuk mencegah terjadinya kematian ibu dan janin. Beberapa tanda
bahaya yang penting untuk disampaikan kepada pasien dan keluarga adalah sebagai
berikut.
1) Perdarahan per vagina.
2) Sakit kepala hebat.
3) Masalah penglihatan.
4) Bengkak pada muka atau tangan.
22
5) Nyeri abdomen yang hebat.
6) Bayi kurang bergerak seperti biasa.
B. Asuhan Kehamilan (Antenatal)
1. Pengertian Antenatal Care
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter
sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan ANC.
Pada setiap kunjungan ANC, petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai
kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis
kehamilan serta ada tidaknya masalah atau komplikasi (Saifuddin, 2016).
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah adalah kunjungan ibu hamil yang pertama
kali pada masa kehamilan. Kunjungan ulang adalah kontak ibu hamil dengan tenaga
kesehatan yang kedua dan seterusnya untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai
dengan standar selama satu periode kehamilan berlangsung. Sedangkan K4 adalah kontak
ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang keempat atau lebih untuk mendapatkan pelayanan
antenatal sesuai dengan standar (Hamidah, 2016).
2. Tujuan Antenatal Care
Menurut Manuaba (2016) tujuan ANC yaitu :
a. Tujuan Umum
Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama kehamilan,
persalinan dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.
b. Tujuan Khusus
1) Mengenali dan menangani penyakit-penyakit yang mungkin dijumpai dalam
kehamilan, persalinan dan nifas, misal pada kehamilan adanya hiperemisis
23
gravidarum yaitu muntah berlebihan yang dapat membahayakan ibu hamil karena
keluarnya cairan dan berkurangnya masukan nutrisi karena mual muntah.
2) Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini mungkin,
misal adanya penyakit hipertensi yang menyertai kehamilan.
3) Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak.
4) Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehari-hari berkaitan dengan
kehamilan, nifas, laktasi dan keluarga berencana.
5) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal.
Menurut Prawirohardjo (2016), bahwa manfaat pelayanan ANC untuk:
a. Membantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan kedaruratan yang
mungkin terjadi.
b. Mendeteksi dan mengobati komplikasi-komplikasi yang timbul selama kehamilan, baik
yang bersifat medis, bedah atau obstetrik.
c. Meningkatkan dan memelihara kesehatan fisik, mental dan sosial ibu serta bayi dengan
memberikan pendidikan, supleman dan imunisasi.
d. Membantu mempersiapkan ibu untuk menyusui bayi, melalui masa nifas yang normal,
serta menjaga kesehatan anak secara fisik, psikologis dan sosial.
3. Jadwal Periksa Antenatal Care
Kunjungan baru ibu hamil (K1) adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada
masa kehamilan. Kunjungan ulang adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang
kedua dan seterusnya untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar
selama satu periode kehamilan berlangsung. Sedangkan K4 adalah kontak ibu hamil
24
dengan tenaga kesehatan yang keempat atau lebih untuk mendapatkan pelayanan antenatal
sesuai dengan standar (Hamidah, 2016).
Menurut Saifuddin (2016), kunjungan ANC untuk pemantauan dan pengawasan
kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai
berikut :
a. Kehamilan trimester pertama (<14 minggu) satu kali kunjungan
b. Kehamilan trimester kedua (14-28 minggu) satu kali kunjungan
c. Kehamilan trimester ketiga (28-36 minggu dan sesudah minggu ke-36) dua kali
kunjungan.
Menurut Saifuddin (2016), jadwal kunjungan diatas dilakukan sesuai dengan kriteria
kunjungan sebagai berikut :
a. Kunjungan I (umur kehamilan 0-16 minggu)
1) Penapisan dan pengobatan anemia
2) Perencanan persalinan
3) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatanya.
b. Kunjungan II (24-28 minggu) dan III (32 minggu)
1) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatan
2) Penapisan preeklamsi, gemeli, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan
3) Mengulang perencanaan persalinan
c. Kunjungan IV (36 minggu sampai lahir)
1) Sama seperti kunjungan II dan III
2) Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi
3) Memantapkan rencana persalinan
25
4) Mengenali tanda-tanda persalinan
Dalam melaksanakan pelayanan ANC ada sepuluh standar pelayanan yang harus
dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang dikenal dengan 10 T. Pelayanan atau
asuhan standar minimal 10 T adalah sebagai berikut (Kemenkes RI, 2018) :
a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Pengukuran ini dilakukan untuk memantau perkembangan tubuh ibu hamil. Hasil ukur
juga dapat dipergunakan sebagai acuan apabila terjadi sesuatu pada kehamilan, seperti
bengkak kehamilan kembar, hingga kehamilan dengan obesitas.
Tabel 2.3
Penambahan Berat Badan Pada Ibu Hamil
Kategori IMT Rekomendasi(kg)
Rendah <19,8 12,5-18
Normal 19,8-26 11,5-16
Tinggi 26-29 7-11,5
Obesitas >29 ≥ 7
Gemelia - 16-20,5
Sumber : Sarwono, 2016
b. Pemeriksaan tekanan darah
Selama pemeriksaan antenatal, pengukuran tekanan darah atau tensi selalu
dilakukan secara rutin. Tekanan darah yang normal berada di angka 110/80 – 140/90
mmHg. Bila lebih dari 140/90 mmHg, gangguan kehamilan seperti pre-eklampsia dan
eklampsia bisa mengancam kehamilan Anda karena tekanan darah tinggi (hipertensi)
c. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
Pengukuran ini merupakan satu cara untuk mendeteksi dini adanya kekurangan
gizi saat hamil. Jika kekurangan nutrisi, penyaluran gizi ke janin akan berkurang dan
mengakibatkan pertumbuhan terhambat juga potensi bayi lahir dengan berat rendah.
Cara pengukuran ini dilakukan dengan pita ukur mengukur jarak pangkal bahu ke ujung
26
siku, dan lingkar legan atas (LILA). Idealnya, ukuran lingkar lengan atas harus lebih
dari 23,5 cm.
d. Pemeriksaan puncak rahim (tinggi fundus uteri)
Tujuan pemeriksaan puncak rahim adalah untuk menentukan usia kehamilan.
Tinggi puncak rahim dalam sentimeter (cm) akan disesuaikan dengan minggu usia
kehamilan. Pengukuran normal diharapkan sesuai dengan tabel ukuran fundus uteri
sesuai usia kehamilan dan toleransi perbedaan ukuran ialah 1-2 cm.
Tabel 2.4
Tabel Tinggi Fundus Uteri
No Tinggi fundus uteri (cm) Umur kehamilan (minggu)
1 12 cm 12
2 16 cm 16
3 20 cm 20
4 24 cm 24
5 28 cm 28
6 32 cm 32
7 36 cm 36
8 40 cm 40
Sumber : Kemenkes RI, 2018
Tabel 2.5
Tabel TFU Menurut Mc. Donald
No Usia kehamilan Tinggi Fundus Uteri
1 22-28 mg 24-25 cm diatas sympisis
2 28 mg 26,7 cm diatas sympisis
3 30 mg 29,5-30 cm diatas sympis
4 32 mg 29,5-30 cm diatas sympis
5 34 mg 31 cm diatas sympis
6 36 mg 32 cm diatas sympis
7 38 mg 33 cm diatas sympis
8 40 mg 37,7 cm diatas sympis
Sumber : Sumber : Kemenkes RI, 2018
27
c. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk memantau, mendeteksi , dan
menghindarkan faktor risiko kematian prenatal yang disebabkan oleh hipoksia,
gangguan pertumbuhan, cacat bawaan, dan infeksi. Pemeriksaan denyut jantung sendiri
biasanya dapat dilakukan pada usia kehamilan 16 minggu.
d. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila
diperlukan.
Pemberian imunisasi harus didahului dengan skrining untuk mengetahui dosis dan
status imunisasi tetanus toksoid yang telah Anda peroleh sebelumnya. Pemberian
imunisasi TT cukup efektif apabila dilakukan minimal 2 kali dengan jarak 4 minggu.
e. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
Pada umumnya, zat besi yang akan diberikan berjumlah minimal 90 tablet dan
maksimal satu tablet setiap hari selama kehamilan. Hindari meminum tablet zat besi
dengan kopi atau teh agar tidak mengganggu penyerapan.
f. Test laboratorium (rutin dan khusus)
Pemeriksaan laboratorium terdiri dari pemeriksaan kadar hemoglobin, golongan
darah dan rhesus, tes HIV juga penyakit menular seksual lainnya, dan rapid test untuk
malaria. Penanganan lebih baik tentu sangat bermanfaat bagi proses kehamilan.Tes
HIV, Hepatitis C maupun B, serta HPV, bagi pasangan pranikah sangat penting untuk
mencegah terjadinya penularan atau penyebaran virus tersebut. Tes yang dilakukan
meliputi anti-HIV, HbsAG, dan anti-HbsAg, anti-HCV, HPV DNA (yang lebih penting
untuk wanita).
28
g. Tatalaksana kasus
Anda berhak mendapatkan fasilitas kesehatan yang memiliki tenaga kesehatan
yang kompeten, serta perlengkapan yang memadai untuk penanganan lebih lanjut di
rumah sakit rujukan. Apabila terjadi sesuatu hal yang dapat membahayakan kehamilan,
Anda akan menerima penawaran untuk segera mendapatkan tatalaksana kasus.
h. Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) serta KB paska persalinan.
Temu wicara dilakukan setiap kali kunjungan. Biasanya, bisa berupa konsultasi,
persiapan rujukan dan anamnesa yang meliputi informasi biodata, riwayat menstruasi,
kesehatan, kehamilan, persalinan, nifas, dan lain-lain.Temu wicara atau konsultasi dapat
membantu Anda untuk menentukan pilihan yang tepat dalam perencanaan, pencegahan
komplikasi, dan juga persalinan. Pelayanan ini juga diperlukan untuk menyepakati
segala rencana kelahiran, rujukan, mendapatkan bimbingan soal mempersiapkan asuhan
bayi, serta anjuran pemakaian KB pasca melahirkan.
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan ANC
1. Umur
Istilah umur diartikan dengan lamanya keberadaan seseorang diukur dalam satuan
waktu di pandang dari segi kronologik, individu normal yang memperlihatkan derajat
perkembangan anatomis dan fisiologik sama. Umur yaitu usia individu yang terhitung
mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur maka tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja.
Pembagian umur menurut, dari sudut kematian maternal usia reproduksi dibagi dalam
(Manuaba, 2016)
29
a. Dibawah 20 tahun masa menunda kehamilan
c. Usia 20–35 tahun, masa mengatur keseburan atau aman untuk hamil dan bersalin.
d. Usia lebih dari 35 tahun, masa mengakhiri kehamilan
Menurut Kemenkes RI (2016) dari sudut faktor resiko umur ibu hamil dibagi dalam:
a. Reproduksi tidak sehat yaitu usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun.
b. Reproduksi sehat yaitu usia 20 sampai 35 tahun.
Umur ibu sangat menentukan kesehatan maternal dan berkaitan dengan kondisi
kehamilan, persalinan dan nifas serta cara mengasuh dan menyusui bayinya. Ibu yang
berumur kurang dari 20 tahun masih belum matang dan belum siap dalam hal jasmani dan
sosial dalam menghadapi kehamilan, persalínan serta dalam membina bayi yang dilahirkan
(Kemenkes RI, 2016).
Sedangkan ibu yang berumur 20-35 tahun, menurut Hurlock (2014) disebut sebagai
“masa dewasa” dan disebut juga masa reproduksi di mana pada masa ini diharapkan orang
telah mampu untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dengan tenang secara
emosional, terutama dalarn menghadapi kehamilan, persalinan, nifas dan merawat bayinya
nanti.
Pada primipara dengan usia 35 tahun ke atas dimana produksi hormon relatif
berkurang, mengakibatkan proses laktasi menurun, sedangkan pada usia remaja 12-19
tahun harus dikaji pula secara teliti karena perkembangan fisik, psikologis maupun
sosialnya belum siap yang dapat mengganggu keseimbangan psikologis dan dapat
mempengaruhi dalam kehamilan. Semakin meningkat umur maka presentase
berpengetahuan semakin baik karena disebabkan oleh akses informasi, wawasan dan
mobilitas yang masih rendah. Semakin meningkatnya umur tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang dalam berfikir dan bekerja akan lebih matang (Hurlock, 2014).
30
2. Pendidikan
Pendidikan formal dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 adalah jalur pendidikan yang
terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi. Pendidikan formal yaitu kegiatan belajar yang disengaja, baik oleh
warga belajar maupun pembelajarnya didalam suatu latar yang distruktur sekolah. Ciri
pendidikan formal yaitu merupakan sistem persekolahan, berstruktur, berjenjang,
penyelenggaraannya disengaja. Jenjang pendidikan formal terdiri atas sebagai berikut
(Suprijanto, 2016).
a. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan
menengah, meliputi : TK (Taman Kanak-kanak), SD (Sekolah Dasar) atau MI
(Madrasah Ibtidaiyah), SMP (Sekolah Menengah Pertama) atau MTs (Madrasah
Tsanawiyah), dan bentuk lain yang sederajat.
b. Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar yang terdiri atas
pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan, berbentuk SMU
(Sekolah Menengah Umum) atau MA (Madrasah Aliyah), SMK (Sekolah Menengah
Kejuruan), MAK (Madrasah Aliyah Kejuruan), atau bentuk lain yang sederajat.
c. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang
mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang
diselenggarakan oleh pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi diselenggarakan dengan
sistem terbuka, dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau
universitas.
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan
orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan
mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan
31
untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat
meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga
perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta
dalam pembangunan. Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah
menerima informasi (Wawan dan Dewi, 2016).
Tingkat pendidikan yang tinggi berkaitan dengan pemahaman mengenai masalah
kesehatan dan kehamilan yang mempengaruhi sikap terhadap kehamilan maupun dalam
pemenuhan gizi selama kehamilan. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu hamil
dengan keteraturan pemeriksaan kehamilan. Pendidikan yang tinggi maka pengetahuan
yang dimiliki akan semakin baik dan mempengaruhi seseorang dalam menerapkannya
terhadap pelaksanaan pemanfaatan antenatal care (Wawan dan Dewi, 2016).
4. Pekerjaan
Pekerjaan merupakan aktifitas utama yang dilakukan oleh manusia dan merupakan
suatu tugas atau kerja yang menghasilkan uang bagi seseorang, dan sering dianggap
sinonim dari profesi. Perempuan yang bekerja lebih memanfatkan pelayanan antenatal care
dibandingkan ibu rumah tangga dan ibu yang tidak bekerja.Wanita yang bekerja cenderung
memulai antenatal care lebih awal. Wanita yang bekerja di luar rumah selama kehamilan
secara signifikan berhubungan terhadap pelayanan pemeriksaan kehamilan (Wawan dan
Dewi, 2016).
5. Jarak Tempat Tinggal
Akses ke fasilitas kesehatan memengaruhi motivasi ibu dalam melakukan kunjungan
ANC. Kurang tersebar atau tidak adanya fasilitas kesehatan di tempat tinggal ibu hamil
membuat merekasulit memeriksakan kehamilannya. Tidak adanya transportasi untuk
32
menjangkau fasilitas kesehatan juga mempengaruhi kepatuhan ibu hamil. Wanita yang
tidak menggunakan transportasi dan harus berjalan kaki untuk menuju ke tempat pelayanan
kesehatan kebanyakan memiliki jumlah kunjungan ANC kurang dari 4 kali (Bustan, 2016).
Akses berarti bahwa pelayanan kesehatan tidak terhalang oleh keadaan geografis,
sosial, ekonomi, budaya, organisasi atau hambatan bahasa. Akses umumnya diukur dengan
jarak tempuh (waktu bepergian) ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat dalam suatu
masyarakat. Faktor demografi sangat kuat hubungannya dengan kunjungan ke pelayanan
kesehatan umum. Penduduk yang hidup di daerah terpencil maupun di daerah pedesaan
merasakan bahwa tidak mempunyai akses yang bervariasi dari penyedia pelayanan yang
kompeten yang diberikan pada penghuninya. Jarak merupakan alasan terkuat penduduk
dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan karena jarak merupakan tambahan beban bagi
pemanfaatan pelayanan kesehatan. Kesulitan transport merupakan hal yang tidak dapat
ditolerir (Hatta GR, 2016).
Sulitnya pelayanan kesehatan yang dicapai secara fisik menentukan permintaan
terhadap pelayanan kesehatan. Jarak fisik adalah jarak antara tempat tinggal responden
dengan puskesmas hal ini juga mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam
memanfaatkan pelayanan kesehatan. Makin besar jumlah kunjungan ke pusat pelayanan
tersebut. Begitu pula sebaliknya makin jauh rumah dari pusat pelayanan kesehatan, maka
kecil pula jumlah kunjungan kepusat pelayanan kesehatan. Tingkat pendapatan yang
memadai akan memberikan kemungkinan- kemungkinan yang lebih besar untuk datang
kepasilitas kesehatan, memeriksakan diri, serta mengambil obat. Hal ini dapat dihubungkan
dengan biaya transport yang dimiliki. Jadi dari tingkat pendapatan yang memadai dapat
33
diharapkan penderita akan berobat secara teratur walaupun jarak ketempat pelayanan
kesehatan jauh (Arsyad, 2016).
Jarak berkaitan erat dengan arti lokasi dan upaya pemenuhan kebutuhan atau
keperluan pokok kehidupan (air, tanah subur, pusat pelayanan), pengangkutan barang dan
penumpang. Oleh karena itu jarak tidak hanya dinyatakan dengan ukuran jarak lurus di
udara yang mudah diukur pada peta (dengan memperhatikan skala peta), tetapi dapat pula
dinyatakan sebagai jarak tempuh baik yang dikaitkan dengan waktu perjalanan yang
diperlukan maupun satuan biaya angkutan.
Maryamah (2016) membagi jarak menjadi tiga kriteria yaitu jarak 100-400 meter
termasuk dekat, jarak 401-800 meter termasuk sedang, jarak 801-1000 meter termasuk
jauh. Menurut Hang Kueng dalam Kartika (2018) waktu tempuh dengan jalan kaki atau
menggunakan kendaraan dikatakan dekat apabila waktuh tempuh ≤15 menit dan dikatakan
jauh apabila waktu tempuh >15 menit.
6. Dukungan Keluarga
Pengertian dari dukungan adalah informasi verbal atau non verbal, saran, bantuan,
yang nyata atau tingkah laku diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek
didalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat
memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya atau
dukungan adalah keberadaan, kesediaan, kepedulian dari orang-orang yang diandalkan,
menghargai dan menyayangi kita (Kuntjoro, 2016).
Respon suami terhadap kehamilan istri yang dapat menyebabkan adanya ketenangan
batin dan perasaan senang dalam diri istri. Peran pasangan dalam kehamilan dapat sebagai
orang yang memberi asuhan, sebagai orang yang menanggapi terhadap perasaan rentan
34
wanita hamil, baik aspek biologis maupun dalam hubunganya dengan ibunya sendiri
(Dagun, 2016).
Dukungan dan peran serta keluarga selama kehamilan meningkatkan kesiapan ibu
hamil dalam menghadapi kehamilan dan persalinan bahkan dapat memicu produksi ASI.
Tugas suami yaitu memberikan perhatian dan membina hubungan baik dengan istri,
sehingga istri mengkonsultasikan setiap masalah yang dialaminya selama kehamilan.
Keberhasilan seorang istri dalam mencukupi kebutuhan ASI untuk bayinya kelak sangat
ditentukan oleh seberapa besar peran dan keterlibatan suami dalam masa kehamilan.
Contoh dukungan suami selama kehamilan antara lain mengajak istri jalan-jalan ringan,
menemani istri memeriksakan kehamilannya, tidak membuat masalah dalam
berkomunikasi (Dagun, 2016).
7. Dukungan Petugas Kesehatan
Peran tenaga kesehatan dalam perubahan dan adaptasi psikologi adalah dengan
memberi support atau dukungan moral bagi klien, meyakinkan bahwa klien dapat
menghadapi kehamilanya dan perubahan yang dirasakanya adalah sesuatu yang normal.
Tenaga kesehatan harus bekerja sama dan membangun hubungan yang baik dengan klien
agar terjalin hubungan yang terbuka antara petugas kesehatan dengan klien (Kusmiyati,
2018).
Tenaga kesehatan yang berkompeten memberikan pelayanan ANC adalah dokter
spesialis kebidanan, dokter, bidan, dan perawat. Bidan dengan dasar keilmuan yang
dimilikinya dapat melakukan tugasnya secara mandiri atau kelompok dalam bidang
kesehatan untuk kesejahteraan ibu, anak, dan keluarga. Pelayanan yang diberikan dalam
kunjungan ANC dengan standar 10 T, yaitu : Timbang berat badan dan ukur tinggi badan,
Tekanan darah, Tentukan / nilai status gizi (ukur LiLA), Tinggi fundus uterus, Tentukan
35
presentasi janin dan denyut jantung janin, Tetanus toxoid, Tablet besi, Tes laboratorium
(Rutin dan Khusus), Tatalaksana kasus, Temu wicara atau Konseling (termasuk P4K, KB
pascasalin, Tempat pelayanan antenatal care, Tanda bahaya kehamilan, tanda-tanda
persalinan, nasehat untuk ibu selama hamil, dan lain-lain). Cakupan K1 ANC
memperlihatkan akses pelayanan kesehatan dan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam
memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan, dan cakupan K4 ANC memperlihatkan
kinerja persentase ibu hamil mendapat pelayanan ANC (Kemenkes RI, 2016).
7. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra
manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau ranah kognitif
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt
behaviour). Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif Pengetahuan yang tercakup
dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan sebagai berikut (Notoatmodjo, 2016).
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumya.
Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu
yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja
untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain dapat
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.
36
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara
benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang
dipelajari.
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan
sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus
statistik dalam perhitungan- perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-
prinsip siklus pemecahan masalah (problem solving cycle) di dalam pemecahan masalah
kesehatan dari kasus yang diberikan.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih
ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan
kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,
mengelompokkan dan sebagainya.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletak kan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan
37
kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dan
formulasi-formulasj yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat
meringkaskan, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-
rumusan yang telah ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu maten atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu
kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dan subjek penelitian atau responden.
Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan
tingkatan-tingkatan di atas (Notoatmodjo, 2016).
Dalam membuat kategori tingkat pengetahuan bisa juga dikelompokkan menjadi dua
kelompok jika yang diteliti masyarakat umum, yaitu sebagai berikut (Budiman dan
Riyanto, 2016).
a. Tingkat pengetahuan kategori Baik jika nilainya > 50%.
b. Tingkat pengetahuan kategori Kurang Baik jika nilainya ≤ 50%.
Namun, jika yang diteliti respondennya petugas kesehatan, maka persentasenya akan
berbeda (Budiman dan Riyanto, 2016).
a. Tingkat pengetahuan kategori Baik jika nilainya > 75%.
b. Tingkat pengetahuan kategori Kurang Baik jika nilainya ≤ 75%.
38
D. Kerangka Teori
Skema 2.1
Kerangka Teori
Sumber : Manuaba (2016), Sulistyawti (2016) dan Notoatmodjo (2016).
Faktor Internal
Pendidikan
Pekerjaan Umur
Paritas
Jarak tempat tinggal
Pengetahuan
Faktor Eksternal
Faktor Lingkungan
Sosial Budaya Dukungan Keluarga
Dukungan Petugas
Jadwal ANC : Satu kali pada trimester I
(usia kehamilan 0-13
minggu). Satu kali pada trimester II
(usia kehamilan 14-27
minggu). Dua kali pada trimester III
(usia kehamilan 28-40
minggu).
Tujuan :
Mengenali dan menangani penyakit
dalam kehamilan, persalinan dan nifas.
Mengenali dan mengobati penyakit-
penyakit
Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak.
Memberikan nasehat-nasehat tentang
kehamilan, nifas, laktasi dan keluarga berencana.
Mempersiapkan peran ibu dan
keluarga
Pelaksanaan Pelayanan :
Tenaga medis :
Dokter Umum Dokter spesialis obstetri dan
ginekologi
Tenaga perawatan : Bidan
Perawat
Kunjungan ANC
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif survey analitik dengan
pendekatan desain cross sectional yaitu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi
antara hubungan dengan efek dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data
sekaligus pada suatu saat artinya tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan
pengukuran dillakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan
(Notoatmodjo, 2016).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan bulan Juli 2020 s/d Agustus 2020 di Puskesmas Taman
Bacaan Palembang.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi yang diteliti oleh peneliti adalah ibu hamil trimester III di Puskesmas
Taman Bacaan Palembang dengan jumlah 54 ibu hamil trimester III.
2. Sampel Penelitian
Sampel Pada penelitian ini penelitian ini adalah ibu hamil trimester III di Puskesmas
Taman Bacaan Palembang dengan jumlah 54 ibu hamil trimester III. Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling sehingga dari populasi
didapatakan 54 ibu hamil yang memenuhi kriteria. Adapun kriteria sampel dalam
penelitian ini sebagai berikut.
37
a. Kriteria insklusi
1) Catatan rekam medik sesuai yang dibutuhkan oleh peneliti
2) Ibu hamil trimester III
b. Kriteria Ekslusi
1) Catatan rekam medik yang tidak lengkap
2) Ibu yang tidak bersedia menjadi responden
D. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu hubungan antara konsep satu terhadap konsep lainnya,
dimulai dari masalah yang diteliti sampai mengeneralisasikan suatu pengertian. Kerangka
konsep diatas terbatas pada variabel yang akan diteliti, yaitu variabel bebas atau variabel
independen ter diri dari enam variabel yakni umur, pendidikan, pekerjaan, hamil, jarak tempat
tinggal, dukungan suami, dukungan petugas dan pengetahuan. Variabel terkait atau dependen
yakni pemeriksaan ANC. Dari uraian diatas maka kerangka konsep yang akan digunakan
dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:
Skema 3.1
Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
Sumber : Dwi Septiara, STIK Bina Husada, 2020
- Umur
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Jarak tempat tinggal
- Dukungan keluarga
- Dukungan petugas
Pengetahuan
Kunjungan ANC
38
E. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, patokan duga, atau dalil sementara,
yang kebenaranya akan dibuktikan dalam penelitain tersebut.
Ha : 1. Ada hubungan antara umur ibu dengan kunjungan antenatal care pada ibu hamil
di Puskesmas Taman Bacaan Tahun 2020.
2. Ada hubungan antara pendidikan dengan kunjungan antenatal care pada ibu
hamil di Puskesmas Taman Bacaan Tahun 2020.
3. Ada hubungan antara pekerjaan dengan kunjungan antenatal care pada ibu
hamil di Puskesmas Taman Bacaan Tahun 2020.
4. Ada hubungan antara jarak tempat tinggal dengan kunjungan antenatal care
pada ibu hamil di Puskesmas Taman Bacaan Tahun 2020.
5. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kunjungan antenatal care pada
ibu hamil di Puskesmas Taman Bacaan Tahun 2020.
6. Ada hubungan antara dukungan petugas dengan kunjungan antenatal care pada
ibu hamil di Puskesmas Taman Bacaan Tahun 2020.
7. Ada hubungan antara pengetahuan dengan kunjungan antenatal care pada ibu
hamil di Puskesmas Taman Bacaan Tahun 2020.
39
F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
a. Variabel Independen
Variabel independen atau variabel X dalam penelitian ini adalah umur,
pendidikan, pekerjaan, hamil, jarak tempat tinggal, dukungan suami, dukungan petugas
dan pengetahuan.
b. Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel Y dalam penelitian ini adalah pemeriksaan ANC
pada masa pandemic covid 19.
2. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau
pengertian variabel–variabel yang diamati oleh peneliti (Notoatmodjo, 2016).
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Variabel Definisi
Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
Skala
Ukur
Kunjungan
ANC
Realisasi yang di
lakukan ibu untuk
memeriksakan
kehamilannya ke
tenaga kesehatan
dimasa pandemic
covid 19.
Wawancara Kuesioner 1. Baik, jika minimal
1 kali kunjungan
Trimester I, 1 kali
kanjungan trimester
II, 2 kali kunjungan
trimester III.
2. Kurang Baik, jika
kurang dari 1 kali
kunjungan Trimester
I, 1 kali kanjungan
trimester II, 2 kali
kunjungan trimester
III
(Sulistyawti, 2016)
Ordinal
Umur
Usia ibu yang
terhitung mulai
saat dilahirkan
sampai saat
Wawancara Kuesioner 1. Reproduksi tidak
sehat, jika usia ibu
<20 tahun dan > 35
tahun.
Ordinal
40
penelitian 2. Reproduksi sehat,
jika usia ibu 20-35
tahun.
(Kemenkes RI, 2016).
Pendidikan Pendidikan ibu
diukur dari
pendidikan formal
tertinggi yang
ditamatkan oleh
ibu.
Wawancara Kuesioner 1. Pendidikan Tinggi,
jika pendidikan
terakhir ibu ≥SMA
2. Pendidikan rendah,
jika pendidikan
terakhir ibu <SMA.
(Suprijanto,2016)
Ordinal
Pekerjaan Aktivitas yang
dilakukan oleh
ibu untuk
memperoleh
upah, dapat
dilakukan di
rumah atau di luar
rumah.
Wawancara Kuesioner 1. Bekerja, bila ibu
melakukan kegiatan
yang dapat
menghasilkan uang.
2. Tidak bekerja, bila
ibu melakukan
pekerjaan yang tidak
menghasilkan uang.
(Wawan dan Dewi,
2016)
Nominal
Jarak tempat
tinggal
lama waktu untuk
mencapai tempat
pelayanan
kesehatan dari
tempat tinggal ibu
Wawancara Kuesioner 1. Dekat, jika jarak
≤15 menit.
2. Jauh, jika jarak >15
menit.
(Hang Kueng dalam
Kartika, 2018)
Ordinal
Dukungan
Keluarga
Pernyataan
responden tentang
keluarga yang
mendukung
dalam kunjungan
ANC.
Wawancara Kuesioner 1. Mendukung, jika
skor ≥ mean/ median
2. Kurang Mendukung,
jika skor < mean/
median
(Dagun, 2016)
Ordinal
Dukungan
petugas
kesehatan
Pernyataan
responden tentang
petugas kesehatan
yang mendukung
dalam kunjungan
ANC.
Wawancara Kuesioner 1. Mendukung, jika
skor ≥ mean/ median
2. Kurang Mendukung,
jika skor < mean/
median
(Kemenkes RI, 2016)
Ordinal
Pengetahuan Seagala sesuatu
yang diketahui
responden tentang
ANC.
Wawancara Kuesioner 1. Baik, jika skor
>50%
2. Kurang, jika skor <
50%
(Budiman dan Riyanto,
2016)
Ordinal
41
G. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Data ini dikumpulkan dengan menggunakan data primer. Data primer adalah data
yang diperoleh dari pengisian kuesioner yang diberikan langsung kepada responden
(Notoatmodjo, 2016). Dalam penelitian ini data didapatkan dari kuesioner yang diberikan
kepada responden.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk pengumpulan data
(Notoatmodjo, 2010). Alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner.
Kuesioner digunakan untuk mengungkap umur, pendidikan, pekerjaan, hamil, jarak tempat
tinggal, dukungan suami, dukungan petugas kesehatan, pengetahuan dan pemeriksaan
ANC.
H. Teknik Pengolahan dan Analisa Data
1. Teknik Pengolahan Data
Menurut Notoatmodjo (201) proses pengolahan data dapat melalui tahap-tahap
sebagai berikut.
a. Editing
Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian kuisioner
tersebut.
b. Coding
Setelah semua data diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan pengkodean atau
coding, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau
bilangan.
42
c. Data Entry
Merupakan kegiatan memasukkan data yang sudah dilakukan pengkodean
kedalam program komputer SPSS.
d. Tabulating (Pentabulasian)
Memasukkan data dari hasil penelitian ke dalam tabel-tabel sesuai kriteria.
e. Cleaning
Merupakan kegiatan pengecekan kembali untuk melihat kemungkinan-
kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, kemudian
dilakukan pembentulan atau koreksi.
2. Analisa Data
Analisa data dilakukan dalam dua tahap yaitu :
a. Analisa Univariat
Analisis Univariat adalah cara analisis dengan mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Pada umumnya analisis ini
hanya menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variable (Notoatmodjo, 2016).
Analisa yang dilakukan dengan melihat distribusi frekuensi dari masing-masing
kategori variabel independen (umur, pendidikan, pekerjaan, hamil, jarak tempat
tinggal, dukungan suami dan pengetahuan) dan variabel dependen (pemeriksaan
ANC).
43
b. Analisa Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan dengan tujuan untuk mencari
hubungan antara variabel (Notoatmodjo, 2016). Analisa yang bertujuan untuk melihat
hubungan antara variabel independen (umur, pendidikan, pekerjaan, hamil, jarak
tempat tinggal, dukungan suami, dukungan petugas kesehatan dan pengetahuan) dan
variabel dependen (pemeriksaan ANC) dengan uji kai kuadrat (Chi Square), serta
melihat besarnya Odds Ratio (OR). Uji chi square yang digunakan dengan batas
kemaknaan α = 0,05 pada tes signifikasi sebagai berikut :
1. ρ value < α (0,05), Ho ditolak yang berarti ada hubungan yang bermakna antara
variable independen dengan variabel dependen.
2. ρ value > α (0,05), Ho gagal ditolak yang berarti tidak terdapat hubungan yang
bermakna antara variabel independen dengan variabel dependen.
c. Analisis Multivariat
Penelitian ini menggunakan uji regresi logistik dimana regresi logistik adalah
suatu pendekatan model sistematis yang digunakan untuk menganalisis hubungan satu
atau beberapa variabel independen dengan sebuah variabel dependen kategori bersifat
dikotom yang variabelnya mempunyai dua nilai variasi (Sabri, L & Hastono, 2016).
44
I. Etika Penelitian
1. Inform consent (lembar persetujuan)
Yaitu lembar persetujuan untuk menjadi responden yang diedarkan sebelum
penelitian dilaksanakan pada seluruh responden yang bersedia diteliti. Jika responden
bersedia untuk diteliti maka responden harus mencantumkan tanda tangan pada lembar
persetujuan menjadi responden, dengan terlebihdahulu diberi kesempatan untuk membaca
isi persetujuan tersebut. Jika responden menolak untuk diteliti maka penulis tidak akan
memaksa dan menghormati hak-hak responden. Dalam masa pandemic covid-19 saat ini
inform consent dilakukan melalui media online yaitu media elektronik.
2. Anonimity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan responden, maka dalam lembar pengumpulan data
penelitian tidak dicantumkan nama tapi nomor.
3. Confidentally (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijaga oleh peneliti.
Data hanya akan disajikan atau dilaporkan dalam bentuk kelompok yang berhubungan
dengan penelitian ini.
4. Protection From Discomfort
Responden mendapat perlindungan dan merasa nyaman.
45
5. Persetujuan
Penelitian dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari kepala Puskesmas Taman
Bacaan Palembang.
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Puskesmas
1. Sejarah Puskesmas
Puskesmas Taman Bacaan terletak di Kecamatan Seberang Ulu II tepatnya di Kelurahan
Tangga Takat. Puskesmas ini terletak di pinggir Sungai Musi. Taman Bacaan dahulunya adalah
sebuah Puskesmas Pembantu yang dahulunya merupakan cabang Puskesmas Ld. Plaju,
Puskesmas ini cukup ramai dikunjungi oleh masyarakat, dengan semakin ramainya pengunjung
dan semakin luasnya kebutuhan kesehatan masyarakat di sekitar Puskesmas maka Puskesmas ini
di kembangkan menjadi Puskesmas induk yang dikelola oleh Dinas Kesehatan Kota Palembang,
sehingga semenjak tanggal 2 mei 1987,Puskesmas Pembantu 16 Ulu cabang Puskesmas Ld.Plaju
di serahkan pengelolanya kepada Pemerintah Daerah Kota Palembang yang pelaksaan nya di
serahkan kepada Dinas Kesehatan Kota Palembang yang di beri nama Puskesmas 16 Ulu. Oleh
karenanya sejak saat itu dalam pelaksanaannnya kegitannya Puskesmas selalu dalam pengawasan
Dinas Kesehatan Kota Palembang.
Berdasarkan SK Walikota Palembang tertanggal 1 April 1997, nama Puskesmas 16 Ulu
di ganti menjadi PUSKESMAS TAMAN BACAAN PALEMBANG dengan wilayah kerja
meliputi Tangga Takat, 16 Ulu dan Sentosa.
2 Letak wilayah
Puskesmas Taman Bacaan terletak di JL. KHA. Azhari Kelurahan Tangga Takat
Kecamatan Seberang Ulu II. Letak Puskesmas ini tepatnya di lorong Taman Bacaan dan mudah
di jangkau. Wilayah kerjamya meliputi 3 kelurahan yaitu Kelurahan Tangga Takat, 16 Ulu dan
Kelurahan Sentosa, dengan luas wilayah kerjanya ± 987 Ha.
47
3 Visi, Misi dan Motto Puskesmas Taman Bacaan
VISI
Tercapainya masyarakat Wilayah Kerja Puskesmas Taman Bacaan sehat yang optimal
dengan bertumpu pada pelayanan yang prima dan pemberadayaan masyarakat.
MISI
Meningkatkan kemitraan pada semua pihak.
Meningkatkan profesioanalitas, provider dan pemberdayaan masyarakat.
Meningkatakan sarana dan prasarana yang bermutu prima.
Meningkatkan standar pelayanan kesehatan.
Disiplin.
MOTTO
Bersikaplah ramah tamah dan tersenyum pada pelanggan.
4 Fasilitas Pelayanan Kesehatan Puskesmas Taman Bacaan
Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat, Puskesmas Taman Bacaan memenuhi
kebutuhan masyarakat melalui 6 upaya kesehtan wajib dan 3 upaya kesehatan pengembangan
yang ditentukan berdasarkan banyaknya permasalahan kesehatan masyarakat setempat serta
tuntutan dan kebutuhan masyarakat. 6 program pokok Puskesmas tersebut adalah:
Promosi Kesehatan ( Promkes)
Sanitasi ( Kesehatan Lingkungan )
KIA / KB
Gizi
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit ( P2P)
Pengobatan
48
Terdapat 3 program spesifik yang dilaksakan di Puskesmas Taman Bacaan adalah:
Klinik Gilingan Mas
Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia
Klinik Reproduksi
B. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis univariat yang dibuat berdasarkan distribusi statistik deskriptif dengan
sampel terdiri dari ibu hamil trimester III di Puskesmas Taman Bacaan Palembang, yang
berjumlah 54 orang. Analisis ini dilakukan terhadap variabel umur, pendidikan, pekerjaan,
jarak tempat tinggal, dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan, pengetahuan dan
kunjungan Antenatal Care (ANC).
a. Umur
Hasil penelitian menunjukkan distribusi frekuensi responden menurut umur
setelah dikategorikan terlihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di Puskesmas
Taman Bacaan Palembang Tahun 2020
No Umur Jumlah Persentase (%)
1. Reproduksi Sehat 28 51,9
2. Reproduksi Tidak Sehat 26 48,1
Total 54 100
Berdasarkan tabel 4.1, dapat diketahui bahwa responden yang memiliki umur
reproduksi sehat sebanyak 51,9%.
49
b. Pendidikan
Hasil penelitian menunjukkan distribusi frekuensi responden menurut pendidikan
setelah dikategorikan terlihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan
di Puskesmas Taman Bacaan Palembang Tahun 2020
No Pendidikan Jumlah Persentase (%)
1. Tinggi 23 42,6
2. Rendah 31 57,4
Total 54 100
Berdasarkan tabel 4.2, dapat diketahui bahwa responden yang memiliki
pendidikan rendah sebanyak 57,4%.
c. Pekerjaan
Hasil penelitian menunjukkan distribusi frekuensi responden menurut pekerjaan
setelah dikategorikan terlihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan
di Puskesmas Taman Bacaan Palembang Tahun 2020
No Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
1. Bekerja 16 29,6
2. Tidak Bekerja 38 70,4
Total 54 100
Berdasarkan tabel 4.3, dapat diketahui bahwa responden yang tidak bekerja
sebanyak 70,4%.
d. Jarak Tempat Tinggal
Hasil penelitian menunjukkan distribusi frekuensi responden menurut jarak
tempat tinggal setelah dikategorikan terlihat dalam tabel berikut ini :
50
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jarak Tempat Tinggal
di Puskesmas Taman Bacaan Palembang Tahun 2020
No Jarak Tempat Tinggal Jumlah Persentase (%)
1. Dekat 33 61,1
2. Jauh 21 38,9
Total 54 100
Berdasarkan tabel 4.4, dapat diketahui bahwa responden yang memiliki jarak
tempat tinggal dekat sebanyak 61,1%.
e. Dukungan Keluarga
Hasil penelitian menunjukkan distribusi frekuensi responden menurut dukungan
keluarga setelah dikategorikan terlihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga
di Puskesmas Taman Bacaan Palembang Tahun 2020
No Dukungan Keluarga Jumlah Persentase (%)
1. Mendukung 36 66,7
2. Kurang Mendukung 18 33,3
Total 54 100
Berdasarkan tabel 4.5, dapat diketahui bahwa responden yang memiliki dukungan
keluarga mendukung sebanyak 66,7%.
f. Dukungan Petugas Kesehatan
Hasil penelitian menunjukkan distribusi frekuensi responden menurut dukungan
petugas kesehatan setelah dikategorikan terlihat dalam tabel berikut ini :
51
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan Petugas Kesehatan
di Puskesmas Taman Bacaan Palembang Tahun 2020
No Dukungan Petugas Kesehatan Jumlah Persentase (%)
1. Mendukung 29 53,7
2. Kurang Mendukung 25 46,3
Total 54 100
Berdasarkan tabel 4.6, dapat diketahui bahwa responden yang memiliki dukungan
petugas kesehatan mendukung sebanyak 53,7%.
g. Pengetahuan
Hasil penelitian menunjukkan distribusi frekuensi responden menurut
pengetahuan setelah dikategorikan terlihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan
di Puskesmas Taman Bacaan Palembang Tahun 2020
No Pengetahuan Jumlah Persentase (%)
1. Baik 24 44,4
2. Kurang 30 55,6
Total 54 100
Berdasarkan tabel 4.7, dapat diketahui bahwa responden yang memiliki
pengetahuan kurang sebanyak 55,6%.
h. Kunjungan ANC
Hasil penelitian menunjukkan distribusi frekuensi responden menurut
pengetahuan setelah dikategorikan terlihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kunjungan ANC di
Puskesmas Taman Bacaan Palembang Tahun 2020
No Kunjungan ANC Jumlah Persentase (%)
1. Baik 18 33,3
2. Kurang 36 66,7
Total 54 100
52
Berdasarkan tabel 4.8, dapat diketahui bahwa responden yang memiliki kunjungan
ANC kurang sebanyak 66,7%.
2. Analisis Bivariat
Analisa bivariat dilakukan dengan tabulasi silang (crosstab) dan uji chi-square untuk
menemukan bentuk hubungan statistik antara variable independen (umur, pendidikan,
pekerjaan, jarak tempat tinggal, dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan dan
pengetahuan) dengan variabel dependen (kunjungan ANC). Hasil analisis bivariat
menemukan hubungan antara masing-masing variabel independen dan variabel dependen.
a. Hubungan Umur dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC)
Tabel berikut ini menjelaskan hasil analisis hubungan umur dengan kunjungan
Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Taman Bacaan Palembang Tahun 2020.
Tabel 4.9
Hubungan Umur dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) di
Puskesmas Taman Bacaan Palembang Tahun 2020
No Umur
Kunjungan ANC Jumlah
ρ value OR Baik Kurang
n % n % n %
1. Reproduksi Sehat 16 57,1 12 42,9 28 100
0,000 16,000 2. Reproduksi Tidak Sehat 2 7,7 24 92,3 26 100
Jumlah 18 33,3 36 66,7 54 100
Pada tabel 4.9 didapatkan responden yang memiliki kunjungan Antenatal Care
(ANC) baik dan memiliki umur reproduksi sehat sebanyak 57,1%, lebih banyak jika
dibandingkan dengan responden yang memiliki kunjungan Antenatal Care (ANC) baik
dan memiliki umur reproduksi tidak sehat yaitu sebanyak 7,7%. Hasil uji statistik Chi
Square didapatkan ρ value = 0,000, OR 16,000 lebih kecil dari α = 0,05 menunjukkan
ada hubungan antara pendidikan dengan frekuensi kunjungan Antenatal Care (ANC).
Responden yang memiliki umur reproduksi sehat mempunyai peluang 16,000 kali
53
memiliki kunjungan Antenatal Care (ANC) dibandingkan dengan responden yang
memiliki umur reproduksi tidak sehat.
b. Hubungan Pendidikan dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC)
Tabel berikut ini menjelaskan hasil analisis hubungan pendidikan dengan
kunjungan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Taman Bacaan Palembang Tahun
2020.
Tabel 4.10
Hubungan Pendidikan dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC)
di Puskesmas Taman Bacaan Palembang Tahun 2020
No Pendidikan
Kunjungan ANC Jumlah
ρ value OR Baik Kurang
n % n % n %
1. Tinggi 12 52,2 11 47,8 23 100
0,019 4,545 2. Rendah 6 19,4 25 80,6 31 100
Jumlah 18 33,3 36 66,7 54 100
Pada tabel 4.10 didapatkan responden yang memiliki kunjungan Antenatal Care
(ANC) baik dan memiliki pendidikan tinggi sebanyak 52,2%, lebih banyak jika
dibandingkan dengan responden yang memiliki kunjungan Antenatal Care (ANC) baik
dan memiliki pendidikan rendah yaitu sebanyak 19,4%. Hasil uji statistik Chi Square
didapatkan ρ value = 0,019, OR 16,000 lebih kecil dari α = 0,05 menunjukkan ada
hubungan antara pendidikan dengan frekuensi kunjungan Antenatal Care (ANC).
Responden yang memiliki pendidikan tinggi mempunyai peluang 4,545 kali memiliki
kunjungan Antenatal Care (ANC) dibandingkan dengan responden yang memiliki
pendidikan rendah.
54
c. Hubungan Pekerjaan dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC)
Tabel berikut ini menjelaskan hasil analisis hubungan pekerjaan dengan
kunjungan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Taman Bacaan Palembang Tahun
2020.
Tabel 4.11
Hubungan Pekerjaan dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC)
di Puskesmas Taman Bacaan Palembang Tahun 2020
No Pekerjaan
Kunjungan ANC Jumlah
ρ value OR Baik Kurang
n % n % n %
1. Bekerja 10 62,5 6 37,5 16 100
0,005 6,250 2. Tidak Bekerja 8 21,1 30 78,9 38 100
Jumlah 18 33,3 36 66,7 54 100
Pada tabel 4.11 didapatkan responden yang memiliki kunjungan Antenatal Care
(ANC) baik dan bekerja sebanyak 62,5%, lebih banyak jika dibandingkan dengan
responden yang memiliki kunjungan Antenatal Care (ANC) baik dan tidak bekerja yaitu
sebanyak 21,1%. Hasil uji statistik Chi Square didapatkan ρ value = 0,005, OR 6,250
lebih kecil dari α = 0,05 menunjukkan ada hubungan antara pekerjaan dengan frekuensi
kunjungan Antenatal Care (ANC). Responden yang tidak bekerja mempunyai peluang
6,250 kali memiliki kunjungan Antenatal Care (ANC) dibandingkan dengan responden
yang bekerja.
d. Hubungan Jarak Tempat Tinggal dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC)
Tabel berikut ini menjelaskan hasil analisis hubungan jarak tempat tinggal dengan
kunjungan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Taman Bacaan Palembang Tahun
2020.
55
Tabel 4.12
Hubungan Jarak Tempat Tinggal dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC)
di Puskesmas Taman Bacaan Palembang Tahun 2020
No Jarak Tempat
Tinggal
Kunjungan ANC Jumlah
ρ value OR Baik Kurang
n % n % n %
1. Dekat 17 51,5 16 48,5 33 100
0,000 21,250 2. Jauh 1 4,8 20 95,2 21 100
Jumlah 18 33,3 36 66,7 54 100
Pada tabel 4.12 didapatkan responden yang memiliki kunjungan Antenatal Care
(ANC) baik dan memiliki jarak tempat tinggal dekat sebanyak 51,5%, lebih banyak jika
dibandingkan dengan responden yang memiliki kunjungan Antenatal Care (ANC) baik
dan memiliki jarak tempat tinggal jauh yaitu sebanyak 4,8%. Hasil uji statistik Chi
Square didapatkan ρ value = 0,000, OR 21,250 lebih kecil dari α = 0,05 menunjukkan
ada hubungan antara jarak tempat tinggal dengan frekuensi kunjungan Antenatal Care
(ANC). Responden yang memiliki jarak tempat tinggal dekat mempunyai peluang
21,250 kali memiliki kunjungan Antenatal Care (ANC) dibandingkan dengan responden
yang memiliki jarak tempat tinggal jauh.
e. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC)
Tabel berikut ini menjelaskan hasil analisis hubungan dukungan keluarga dengan
kunjungan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Taman Bacaan Palembang Tahun
2020.
56
Tabel 4.13
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) di
Puskesmas Taman Bacaan Palembang Tahun 2020
No Dukungan Keluarga
Kunjungan ANC Jumlah
ρ value OR Baik Kurang
n % n % n %
1. Mendukung 16 44,4 20 55,6 36 100
0,016 6,400 2. Kurang Mendukung 2 11,1 16 88,9 18 100
Jumlah 18 33,3 36 66,7 54 100
Pada tabel 4.13 didapatkan responden yang memiliki kunjungan Antenatal Care
(ANC) baik dan memiliki dukungan keluarga mendukung sebanyak 44,4%, lebih
banyak jika dibandingkan dengan responden yang memiliki kunjungan Antenatal Care
(ANC) baik dan dukungan keluarga kurang mendukung yaitu sebanyak 11,1%. Hasil uji
statistik Chi Square didapatkan ρ value = 0,016, OR 6,400 lebih kecil dari α = 0,05
menunjukkan ada hubungan antara dukungan keluarga dengan frekuensi kunjungan
Antenatal Care (ANC). Responden yang memiliki dukungan keluarga mendukung
mempunyai peluang 6,400 kali memiliki kunjungan Antenatal Care (ANC)
dibandingkan dengan responden yang memiliki dukungan keluarga kurang mendukung.
f. Hubungan Dukungan Petugas Kesehatan dengan Kunjungan Antenatal Care
(ANC)
Tabel berikut ini menjelaskan hasil analisis hubungan dukungan petugas
kesehatan dengan kunjungan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Taman Bacaan
Palembang Tahun 2020.
57
Tabel 4.14
Hubungan Dukungan Petugas Kesehatan dengan Kunjungan Antenatal Care
(ANC) di Puskesmas Taman Bacaan Palembang Tahun 2020
No Dukungan Petugas
Kesehatan
Kunjungan ANC Jumlah
ρ value OR Baik Kurang
n % n % n %
1. Mendukung 14 48,3 15 51,7 29 100
0,020 4,900 2. Kurang Mendukung 4 16,0 21 84,0 25 100
Jumlah 18 33,3 36 66,7 54 100
Pada tabel 4.14 didapatkan responden yang memiliki kunjungan Antenatal Care
(ANC) baik dan memiliki dukungan petugas kesehatan mendukung sebanyak 48,3%,
lebih banyak jika dibandingkan dengan responden yang memiliki kunjungan Antenatal
Care (ANC) baik dan dukungan petugas kesehatan kurang mendukung yaitu sebanyak
16,0%. Hasil uji statistik Chi Square didapatkan ρ value = 0,020, OR 4,900 lebih kecil
dari α = 0,05 menunjukkan ada hubungan antara dukungan petugas kesehatan dengan
frekuensi kunjungan Antenatal Care (ANC). Responden yang memiliki dukungan
petugas kesehatan mendukung mempunyai peluang 4,900 kali memiliki kunjungan
Antenatal Care (ANC) dibandingkan dengan responden yang memiliki dukungan
petugas kesehatan kurang mendukung.
g. Hubungan Pengetahuan dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC)
Tabel berikut ini menjelaskan hasil analisis hubungan pengetahuan dengan
kunjungan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Taman Bacaan Palembang Tahun
2020.
58
Tabel 4.15
Hubungan Pengetahuan dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC)
di Puskesmas Taman Bacaan Palembang Tahun 2020
No Pengetahuan
Kunjungan ANC Jumlah
ρ value OR Baik Kurang
n % n % n %
1. Baik 13 54,2 11 45,8 24 100
0,008 5,909 2. Kurang 5 16,7 25 83,3 30 100
Jumlah 18 33,3 36 66,7 54 100
Pada tabel 4.15 didapatkan responden yang memiliki kunjungan Antenatal Care
(ANC) baik dan memiliki pengetahuan baik sebanyak 54,2%, lebih banyak jika
dibandingkan dengan responden yang memiliki kunjungan Antenatal Care (ANC) baik
dan memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 16,7%. Hasil uji statistik Chi Square
didapatkan ρ value = 0,008, OR 5,909 lebih kecil dari α = 0,05 menunjukkan ada
hubungan antara pengetahuan dengan frekuensi kunjungan Antenatal Care (ANC).
Responden yang memiliki pengetahuan baik mempunyai peluang 5,909 kali memiliki
kunjungan Antenatal Care (ANC) dibandingkan dengan responden yang memiliki
pengetahuan kurang.
3. Analisis Multivariat
Analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui variabel independen mana yang
paling besar atau erat hubungannya dengan variabel dependen. Berdasarkan jenis data
variabel independen dan variabel dependen berupa data katagorik, maka dalam analisis
multivariat ini menggunakan jenis uji regresi logistik. Sebelum melakukan analisis
multivariat ditentukan dahulu variabel mana yang akan masuk pada model melalui analisis
multivariat dengan regresi logistik sederhana. Pemilihan ini dilakukan dengan memilih
variabel yang memiliki p < 0,25 dan 95 % CI melebihi angka satu pada analisis bivariat.
59
a. Pemilihan Variabel Kandidat Multivariat
Variabel kandidat dipilih melalui analisis bivariat yang telah dilakukan. Variabel
yang hasil uji bivariatnya mempunyai nilai p < 0,25, maka variabel tersebut dapat
dimasukkan dalam model multivariat, sedangkan variabel yang mempunyai nilai p >
0,25 tidak diikutkan dalam analisis multivariat. Dalam penelitian ini, variabel
independen yang masuk dalam analisis multivariat yang artinya memenuhi kriteria yaitu
umur, pendidikan, pekerjaan, jarak tempat tinggal, dukungan keluarga, dukungan
petugas kesehatan dan pengetahuan. Nilai setiap variabel independen tersebut dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.16
Variabel Independen yang Masuk Kandidat Model Multivariat
No. Variabel Independen ρ value
1. Umur 0,000
2. Pendidikan 0,019
3. Pekerjaan 0,005
4. Jarak Tempat Tinggal 0,000
5. Dukungan Keluarga 0,016
6. Dukungan Petugas Kesehatan 0,020
7. Pengetahuan 0,008
Berdasarkan tabel 4.16, maka dapat dilihat bahwa terdapat 7 variabel yang masuk
dalam analisis multivariat dimana nilai ρ - value < 0,25 yaitu variabel umur, pendidikan,
pekerjaan, jarak tempat tinggal, dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan dan
pengetahuan. Analisis multivariat selanjutnya pada penelitian ini menggunakan analisis
regresi logistik seperti tabel dibawah ini:
60
Tabel 4:17
Hasil Akhir Regresi Logistik Berganda
Variabel B Sig Exp B
95%C.I.for EXP
(B)
Lower Upper
Umur 5,393 0,007 1,155 219,970 4,447
Pendidikan -2,187 0,251 0,500 0,112 0,003
Pekerjaan 0,651 0,635 5,977 1,918 0,131
Jarak Tempat Tinggal 21,966 0,999 4,608 3,466 0,000
Dukungan Keluarga -19,958 0,999 0,444 0,000 0,000
Dukungan Petugas Kesehatan -1,459 0,426 0,232 0,006
Pengetahuan 3,450 0,055 6,000 31,495 0,932
Variabel yang lebih dominan berpengaruh terhadap frekuensi kunjungan
Antenatal Care (ANC) adalah variabel jarak tempat tinggal dengan nilai koefisien
regresi B= 21,966. Hal ini membuktikan bahwa jarak dan waktu tempuh menjadi
prediktor terhadap aksesibilitas pada pelayanan kesehatan, artinya ibu yang memiliki
persepsi waktu tempuh dekat memiliki peluang yang lebih besar untuk memiliki status
pemeriksaan kehamilan. Ini dikarenakan banyak ibu yang mengatakan mereka malas
harus menempuh waktu lama ke pelayanan kesehatan. Ini karena suami rata-rata tidak
ikut atau mau mengantar istri untuk melakukan pemeriksaan kehamilan.
C. Pembahasan
1. Hubungan Umur dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC)
Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan responden yang memiliki kunjungan
Antenatal Care (ANC) baik dan memiliki umur reproduksi sehat sebanyak 57,1%, lebih
banyak jika dibandingkan dengan responden yang memiliki kunjungan Antenatal Care
(ANC) baik dan memiliki umur reproduksi tidak sehat yaitu sebanyak 7,7%. Hasil uji
statistic chi square didapatkan ρ value = 0,000, yang jika dibandingkan dengan nilai α =
0,05, maka ρ value < 0,05, sehingga Hipotesis Nol (Ho) diterima, Hipotesis Alternatif (Ha)
61
ditolak. Ini berarti ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kunjungan Antenatal
Care (ANC) di Puskesmas Taman Bacaan Palembang tahun 2020. Dengan demikian
hipotesis yang menyatakan ada hubungan umur dengan kunjungan Antenatal Care (ANC)
terbukti secara statistik.
Menurut Kemenkes RI (2014), umur ibu sangat menentukan kesehatan maternal dan
berkaitan dengan kondisi kehamilan, persalinan dan nifas serta cara mengasuh dan
menyusui bayinya. Ibu yang berumur kurang dari 20 tahun masih belum matang dan belum
siap dalam hal jasmani dan sosial dalam menghadapi kehamilan, persalínan serta dalam
membina bayi yang dilahirkan. Sedangkan ibu yang berumur 20-35 tahun, disebut sebagai
“masa dewasa” dan disebut juga masa reproduksi di mana pada masa ini diharapkan orang
telah mampu untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dengan tenang secara
emosional, terutama dalam menghadapi kehamilan, persalinan, nifas dan merawat bayinya
nanti. Pada primipara dengan usia 35 tahun ke atas dimana produksi hormon relatif
berkurang, mengakibatkan proses laktasi menurun, sedangkan pada usia remaja 12-19
tahun harus dikaji pula secara teliti karena perkembangan fisik, psikologis maupun
sosialnya belum siap yang dapat mengganggu keseimbangan psikologis dan dapat
mempengaruhi dalam kehamilan. Semakin meningkat umur maka presentase
berpengetahuan semakin baik karena disebabkan oleh akses informasi, wawasan dan
mobilitas yang masih rendah. Semakin meningkatnya umur tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang dalam berfikir dan bekerja akan lebih matang.
Usia mempengaruhi seseorang dalam bersikap dimana seseorang yang lebih dewasa
akan lebih matang dalam berfikir. Semakin cukup usia maka tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Hal ini disebabkan usia
62
mempengaruhi seseorang dalam berpikir selain itu usia juga membuat seseorang
mempunyai pengalaman dalam hidup sehingga mampu memutuskan yang terbaik dalam
kesehatan (Wati, 2014).
Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Devi Widya
Ayuningtyas (2019), tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu hamil
dalam antenatal care di wilayah kerja puskesmas tlogosari kulon kota semarang yang
mengatakan terdapat hubungan antara usia ibu hamil terhadap kepatuhan melaksanakan
ANC.
2. Hubungan Pendidikan dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC)
Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan responden yang memiliki kunjungan
Antenatal Care (ANC) baik dan memiliki pendidikan tinggi sebanyak 52,2%, lebih banyak
jika dibandingkan dengan responden yang memiliki kunjungan Antenatal Care (ANC) baik
dan memiliki pendidikan rendah yaitu sebanyak 19,4%. Hasil uji statistic chi square
didapatkan ρ value = 0,006, yang jika dibandingkan dengan nilai α = 0,05, maka ρ value ≤
0,05, sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak, hipotesis alternatif (Ha) diterima. Ini berarti ada
hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kunjungan Antenatal Care (ANC) di
Puskesmas Taman Bacaan Palembang Tahun 2020. Dengan demikian hipotesis yang
menyatakan ada hubungan pendidikan dengan frekuensi kunjungan Antenatal Care (ANC)
terbukti secara statistik.
Menurut Sarminah (2016), tingkat pendidikan yang tinggi berkaitan dengan
pemahaman mengenai masalah kesehatan dan kehamilan yang mempengaruhi sikap
terhadap kehamilan maupun dalam pemenuhan gizi selama kehamilan. Terdapat hubungan
antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan keteraturan pemeriksaan kehamilan.
63
Pendidikan yang tinggi maka pengetahuan yang dimiliki akan semakin baik dan
mempengaruhi seseorang dalam menerapkannya terhadap pelaksanaan pemanfaatan
antenatal care.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ekajayanti
(2016), tentang hubungan tingkat pendidikan ibu hamil trimester III dengan kepatuhan
melakukan ANC (Antenatal Care) di BPS Ni Made Adiantini, S.SiT, didapatkan hasil uji
stastistik menggunakan Chi Square diperoleh p value sebesar 0,01 dan α sebesar 0,05 yang
berarti p - value lebih kecil dari α. Hasil ini menunjukkan ada hubungan tingkat pendidikan
ibu hamil trimester III dengan kepatuhan melakukan ANC (Antenatal Care) di BPS Ni
Made Adiantini, S.SiT.
Berdasarkan hal tersebut, terdapat perbedaan antara hasil penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya, hal ini dikarenakan walaupun seorang ibu yang memiliki
pendidikan formal yang tidak terlalu tinggi belum tentu tidak memiliki pengetahuan,
persepsi dan perilaku yang baik dibandingkan dengan orang yang lebih tinggi pendidikan
formalnya, tetapi perlu menjadi pertimbangan bahwa faktor tingkat pendidikan turut
menentukan mudah tidaknya menyerap dan memahami pengetahuan yang ibu peroleh.
3. Hubungan Pekerjaan dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC)
Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan responden yang memiliki kunjungan
Antenatal Care (ANC) baik dan bekerja sebanyak 62,5%, lebih banyak jika dibandingkan
dengan responden yang memiliki kunjungan Antenatal Care (ANC) baik dan tidak bekerja
yaitu sebanyak 21,1%. Hasil uji statistic chi square didapatkan ρ value = 0,005, yang jika
dibandingkan dengan nilai α = 0,05, maka ρ value ≤ 0,05, sehingga hipotesis nol (Ho)
ditolak, hipotesis alternatif (Ha) diterima. Ini berarti ada hubungan yang bermakna antara
64
pekerjaan dengan kunjungan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Taman Bacaan
Palembang Tahun 2020. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ada hubungan
pekerjaan dengan kunjungan Antenatal Care (ANC) terbukti secara statistik.
Menurut Wawan dan Dewi (2016), perempuan yang bekerja lebih memanfatkan
pelayanan antenatal care dibandingkan ibu rumah tangga dan ibu yang tidak bekerja.
Wanita yang bekerja cenderung memulai antenatal care lebih awal. Wanita yang bekerja di
luar rumah selama kehamilan secara signifikan berhubungan terhadap pelayanan
pemeriksaan kehamilan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2016),
tentang hubungan antara karakteristik(umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan dan
sikap)ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan dengankunjungan ke-4 (K4) antenatal
care (Studi Kasus di Puskesmas Sawahan Surabaya), didapatkan hasil ada hubungan
pekerjaanterhadap kunjungan K4 (koefisien korelasi=387 sig 0,000 < α = 0,05).
Berdasarkan hasil penelitian serta teori yang ada dapat dibuat kesimpulan bahwa ada
hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan kunjungan Antenatal Care (ANC), hal
ini dikarenakan Ibu yang bekerja lebih banyak tidak memanfaatkan ANC, hal ini bahwa
ibu yang bekerja kurang peduli terhadap kesehatannya dan malas untuk datang
memeriksakan kehamilan. Selain itu ibu yang bekerja kurang sadar dengan akibat dari
kurangnya pemeriksaan kehamilan sehingga kurang memanfaatkan ANC guna mengetahui
keadaan kehamilannya. Ibu hamil yang tidak bekerja sebenarnya akan memiliki waktu
untuk memeriksakan kehamilannya karena tidak sibuk dengan pekerjaan, dalam penelitian
ini ibu yang tidak bekerja lebih peduli dengan keadaan kehamilannya dan lebih
memanfaatkan ANC.
65
4. Hubungan Jarak Tempat Tinggal dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC)
Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan responden yang memiliki kunjungan
Antenatal Care (ANC) baik dan memiliki jarak tempat tinggal dekat sebanyak 51,5%,
lebih banyak jika dibandingkan dengan responden yang memiliki kunjungan Antenatal
Care (ANC) baik dan memiliki jarak tempat tinggal jauh yaitu sebanyak 4,8%. Hasil uji
statistic chi square didapatkan ρ value = 0,000, yang jika dibandingkan dengan nilai α =
0,05, maka ρ value ≤ 0,05, sehingga Hipotesis Nol (Ho) ditolak, Hipotesis Alternatif (Ha)
diterima. Ini berarti ada hubungan yang bermakna antara jarak tempat tinggal dengan
kunjungan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Taman Bacaan Palembang Tahun 2020.
Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ada hubungan jarak tempat tinggal dengan
kunjungan Antenatal Care (ANC) terbukti secara statistik.
Menurut Notoatmodjo (2016), keterjangkauan, pelayanan kesehatan yang diberikan
dapat dicapai dan mampu dibiayai oleh pasien. Menurut Depkes RI, keterjangkauan, baik
berupa jarak maupun biaya merupakan salah satu alasan, klien berkunjung/berobat di
Puskesmas atau instansi pelayanan kesehatan lainnya. Biaya yang besar dan jarak tempuh
yang jauh serta waktu tempuh yang lama akan dipersepsikan klien sebagai suatu hal yang
merugikan jika ingin berobat di instansi pelayanan kesehatan tersebut.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rauf (2015),
tentang faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care di
Puskesmas Minasa UPA Kota Makassar, didapatkan hasil uji statistik dengan
menggunakan chi-square diperoleh nilai p = 0.014 karena p>0.05 maka Ho ditolak dan Ha
diterima berarti ada hubungan antara keterjangkauan dengan pemanfaatan pelayanan
antenatal care. Nilai kekuatan hubungan φ = 0.336 berarti hubungan rendah. Hal ini berarti
66
semakin terjangkau pelayanan antenatal care di Puskesmas maka semakin tinggi tingkat
pemanfaatan pelayanan antenatal care oleh ibu hamil.
Berdasarkan hasil penelitian serta teori yang ada dapat dibuat kesimpulan bahwaada
hubungan yang bermakna antara jarak tempat tinggal kunjungan Antenatal Care (ANC),
hal ini dikarenakan Ibu hamil yang memanfaatkan pelayanan antenatal mengatakan bahwa
mereka dapat dengan mudah mengakses pelayanan antenatal, jarak antara rumah dengan
puskesmas dekat dan dapat diakses dengan berjalan kaki. Apabila jarak antara rumah
dengan puskesmas cukup jauh ibu menggunakan sarana transportasi mudah didapatkan
dengan biaya terjangkau dan tidak menghabiskan waktu perjalanan lama. Selain itu, ibu
hamil juga diantar oleh suami untuk memeriksakan kehamilannya. Ibu hamil yang kurang
memanfaatkan pelayanan antenatal mengatakan bahwa rumah mereka jauh dari puskesmas
selain itu, sulit menemukan sarana transportasi umum serta menghabiskan waktu yang
lama untuk perjalanan sehingga untuk memeriksakan kehamilan mereka menggunakan jasa
bidan praktek yang lebih dekat dari rumah mereka.
5. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC)
Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan responden yang memiliki kunjungan
Antenatal Care (ANC) baik dan memiliki dukungan keluarga mendukung sebanyak 44,4%,
lebih banyak jika dibandingkan dengan responden yang memiliki kunjungan Antenatal
Care (ANC) baik dan dukungan keluarga kurang mendukung yaitu sebanyak 11,1%. Hasil
uji statistic chi square didapatkan ρ value = 0,016, yang jika dibandingkan dengan nilai α =
0,05, maka ρ value ≤ 0,05, sehingga Hipotesis Nol (Ho) ditolak, Hipotesis Alternatif (Ha)
diterima. Ini berarti ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan
kunjungan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Taman Bacaan Palembang Tahun 2020.
67
Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ada hubungan dukungan keluarga dengan
kunjungan Antenatal Care (ANC) terbukti secara statistik.
Menurut Dagun (2016), respon suami terhadap kehamilan istri yang dapat
menyebabkan adanya ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri istri. Peran
pasangan dalam kehamilan dapat sebagai orang yang memberi asuhan, sebagai orang yang
menanggapi terhadap perasaan rentan wanita hamil, baik aspek biologis maupun dalam
hubunganya dengan ibunya sendiri.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mulyana (2017),
tentang hubungan dukungan keluarga dengan keteraturan ANC ibu hamil aterm yang
mengalami hipertensi, didapatkan hasil uji chi-square ρ-value=0.009, maka hipotesis
penelitian ada hubungan antara dukungan keluarga dengan keteraturan ANC pada ibu
hamil aterm yang mengalami penyakit hipertensi diterima (taraf kesalahan 5%). Nilai
OR=36.00 menunjukan responden yang mendapatkan dukungan keluarga (favorable)
memiliki kecenderungan melakukan ANC sebesar 36 kali lipat.
Berdasarkan hasil penelitian serta teori yang ada dapat dibuat kesimpulan bahwaada
hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kunjungan Antenatal Care
(ANC), hal ini dikarenakan dukungan keluarga, akan mendukung istri yang untuk
mencapai adaptasi yang baik berupa terbentuknya strategi koping adaptif. Peran serta dan
dukungan dari keluarga dalam bentuk perhatian khususnya dalam masalah kehamilan yang
menyangkut kesehatan ibu dan janin. Perhatian yang diberikan tersebut oleh keluarga dapat
membangun kestabilan emosi ibu hamil dan sebagai motivasi untuk melakukan
pemeriksaan ANC ulang sesuai dengan jadwal yang telah di tentukan.
68
6. Hubungan Dukungan Petugas Kesehatan dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC)
Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan responden yang memiliki kunjungan
Antenatal Care (ANC) baik dan memiliki dukungan petugas kesehatan mendukung
sebanyak 48,3%, lebih banyak jika dibandingkan dengan responden yang memiliki
kunjungan Antenatal Care (ANC) baik dan dukungan petugas kesehatan kurang
mendukung yaitu sebanyak 16,0%. Hasil uji statistic chi square didapatkan ρ value =
0,020, yang jika dibandingkan dengan nilai α = 0,05, maka ρ value ≤ 0,05, sehingga
Hipotesis Nol (Ho) ditolak, Hipotesis Alternatif (Ha) diterima. Ini berarti ada hubungan
yang bermakna antara dukungan petugas kesehatan dengan kunjungan Antenatal Care
(ANC) di Puskesmas Taman Bacaan Palembang Tahun 2020. Dengan demikian hipotesis
yang menyatakan ada hubungan dukungan petugas kesehatan dengan kunjungan Antenatal
Care (ANC) terbukti secara statistik.
Menurut Kemenkes RI (2016), tenaga kesehatan yang berkompeten memberikan
pelayanan ANC adalah dokter spesialis kebidanan, dokter, bidan, dan perawat. Bidan
dengan dasar keilmuan yang dimilikinya dapat melakukan tugasnya secara mandiri atau
kelompok dalam bidang kesehatan untuk kesejahteraan ibu, anak, dan keluarga. Pelayanan
yang diberikan dalam kunjungan ANC dengan standar 10 T, yaitu : Timbang berat badan
dan ukur tinggi badan, Tekanan darah, Tentukan / nilai status gizi (ukur LiLA), Tinggi
fundus uterus, Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin, Tetanus toxoid, Tablet
besi, Tes laboratorium (Rutin dan Khusus), Tatalaksana kasus, Temu wicara atau
Konseling (termasuk P4K, KB pascasalin, Tempat pelayanan antenatal care, Tanda bahaya
kehamilan, tanda-tanda persalinan, nasehat untuk ibu selama hamil, dan lain-lain).
Cakupan K1 ANC memperlihatkan akses pelayanan kesehatan dan tingkat kepatuhan ibu
69
hamil dalam memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan, dan cakupan K4 ANC
memperlihatkan kinerja persentase ibu hamil mendapat pelayanan ANC.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mamalanggo,
Rumayar dan Maramis (2019), tentang hubungan antara pengetahuan, sikap ibu serta
dukungan petugas kesehatan dengan kunjungan antenatal care (ANC) di Puskesmas
Ranotana Weru Kota Manado, didapatkan hasil uji chi square menunjukkan bahwa nilai p
= 0,003 dengan tingkat kesalahan 0,05 sehingga Ho ditolak sehingga terdapat hubungan
antara dukungan petugas kesehatan dengankunjungan antenatal care (ANC) di Puskesmas
Ranotana Weru Kota Manado.
Berdasarkan hasil penelitian serta teori yang ada dapat dibuat kesimpulan bahwa ada
hubungan yang bermakna antara dukungan petugas kesehatan dengan kunjungan Antenatal
Care (ANC), hal ini dikarenakan beberapa peran petugas kesehatan yang biasa dilakukan
dalam mensosialisasikan Antenatal Care dapat mempengaruhi masyarakat agar mau
melaksanakan apa yang disampaikan dan diharapkan oleh petugas yang memberi
penyuluhan, proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara pada petugas
kesehatan kepada individu yang sedang mengalami kehamilan, yang bertujuan agar ibu
hamil benar-benar memahami manfaat dari pemeriksaan antenatal care sehingga peserta
mengetahui alasan memeriksakan kehamilannya.
7. Hubungan Pengetahuan dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC)
Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan responden yang memiliki kunjungan
Antenatal Care (ANC) baik dan memiliki pengetahuan baik sebanyak 54,2%, lebih banyak
jika dibandingkan dengan responden yang memiliki kunjungan Antenatal Care (ANC) baik
dan memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 16,7%. Hasil uji statistic chi square
70
didapatkan ρ value = 0,008, yang jika dibandingkan dengan nilai α = 0,05, maka ρ value ≤
0,05, sehingga Hipotesis Nol (Ho) ditolak, Hipotesis Alternatif (Ha) diterima. Ini berarti
ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kunjungan Antenatal Care
(ANC) di Puskesmas Taman Bacaan Palembang tahun 2020. Dengan demikian hipotesis
yang menyatakan ada hubungan pengetahuan dengan kunjungan Antenatal Care (ANC)
terbukti secara statistik.
Menurut Notoatmodjo (2016), pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi
setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi
melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (overt behaviour).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putriani (2016),
tentang hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang antenatal care dengan
frekuensikunjungan antenatal care di Puskesmas Umbulharjo 1 Yogyakarya, didapatkan
hasil dari pengetahuan ibu hamil terhadap frekuensi kunjungan ANC yaitu pengetahuan
tinggi dengan frekuensi kunjungan ANC lengkap sebanyak 24 (60%) responden,
pengetahuan sedang dengan frekuensi kunjungan ANC lengkap sebanyak 16(40%)
responden, sedangkan pengetahuan tinggi, sedang, rendah dengan frekuensi kunjungan
ANC tidak lengkap tidak ada dan pengetahuan rendah dengan frekuensi kunjungan ANC
lengkap juga tidak ada. Berdasarkan uji statistik dengan Kendall Tau diperoleh nilai ρ=
0,000 yang menunjukan ρ < α (0,05) artinya ada hubungan pengetahuan ibu hamil tentang
antenatal care dengan frekuensi kunjungan ANC di Puskesmas Umbulharjo 1 Yogyakarta.
71
Berdasarkan hasil penelitian serta teori yang ada dapat dibuat kesimpulan bahwa ada
hubungan yang bermakna antara pengethuan dengan kunjungan Antenatal Care (ANC), hal
ini dikarenakan dari hasil penelitian dapat digambarkan bahwa sebagian besar responden
mempunyai pengetahuan tentang pentingnya kehamilan yang baik sehingga hal ini dapat
menggambarkan suatu antusiasme ibu hamil dalam mencari informasi tentang hal-hal yang
berhubungan dengan kehamilan merekabaik dari buku panduan maupun dalam interaksi
dengan petugas kesehatan. Sehingga, pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang. Frekuensi ANC yang baik dapat terjadijika
seseorang sadar akan manfaatnya yang didasari oleh pengetahuan yang baik kemudian
diikuti dengan perilaku kesehatan yang baik pula. Pengetahuan adalah salah satu faktor
predisposisi terbentuknya perilaku seseorang. Perilaku seseorang yang terbentuk dan
disadari oleh pengetahuan akan bersifat lebih lama dari pada perilaku yang tidak disadari
pengetahuan.
8. Analisis Multivariat
Berdasarkan analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistik berganda
diperoleh variabel yang lebih dominan berpengaruh terhadap frekuensi kunjungan
Antenatal Care (ANC) adalah variabel jarak tempat tinggal dengan nilai koefisien regresi
B= 21,966. Hal ini dikarenakan Akses ke fasilitas kesehatan memengaruhi motivasi ibu
dalam melakukan kunjungan ANC. Sulitnya pelayanan kesehatan yang dicapai secara fisik
menentukan permintaan terhadap pelayanan kesehatan Kurang tersebar atau tidak adanya
fasilitas kesehatan di tempat tinggal ibu hamil membuat merekasulit memeriksakan
kehamilannya. Tidak adanya transportasi untuk menjangkau fasilitas kesehatan juga
mempengaruhi kepatuhan ibu hamil. Wanita yang tidak menggunakan transportasi dan
72
harus berjalan kaki untuk menuju ke tempat pelayanan kesehatan kebanyakan memiliki
jumlah kunjungan ANC kurang dari 4 kali (Bustan, 2016).
Akses umumnya diukur dengan jarak tempuh (waktu bepergian) ke fasilitas
pelayanan kesehatan terdekat dalam suatu masyarakat. Faktor demografi sangat kuat
hubungannya dengan kunjungan ke pelayanan kesehatan umum. Penduduk yang hidup di
daerah terpencil maupun di daerah pedesaan merasakan bahwa tidak mempunyai akses
yang bervariasi dari penyedia pelayanan yang kompeten yang diberikan pada penghuninya.
Jarak merupakan alasan terkuat penduduk dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan
karena jarak merupakan tambahan beban bagi pemanfaatan pelayanan kesehatan.
Kesulitan transport merupakan hal yang tidak dapat ditolerir (Hatta GR, 2016).
Sulitnya pelayanan kesehatan yang dicapai secara fisik menentukan permintaan
terhadap pelayanan kesehatan. Jarak fisik adalah jarak antara tempat tinggal responden
dengan puskesmas hal ini juga mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam
memanfaatkan pelayanan kesehatan. Makin besar jumlah kunjungan ke pusat pelayanan
tersebut. Begitu pula sebaliknya makin jauh rumah dari pusat pelayanan kesehatan, maka
kecil pula jumlah kunjungan kepusat pelayanan kesehatan. Tingkat pendapatan yang
memadai akan memberikan kemungkinan- kemungkinan yang lebih besar untuk datang
kepasilitas kesehatan, memeriksakan diri, serta mengambil obat. Hal ini dapat dihubungkan
dengan biaya transport yang dimiliki. Jadi dari tingkat pendapatan yang memadai dapat
diharapkan penderita akan berobat secara teratur walaupun jarak ketempat pelayanan
kesehatan jauh (Arsyad, 2016).
73
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus sampai dengan 15
Agustus 2020 di Puskesmas Taman Bacaan Palembang dengan judul beberapa faktor yang
mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan kunjungan Antenatal Care (ANC) di
Puskesmas Taman Bacaan Palembang tahun 2020 didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Ada hubungan antara umur dengan kunjungan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas
Taman Bacaan Palembang tahun 2020.
2. Ada hubungan antara pendidikan dengan kunjungan Antenatal Care (ANC) di
Puskesmas Taman Bacaan Palembang tahun 2020.
3. Ada hubungan antara pekerjaan dengan kunjungan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas
Taman Bacaan Palembang tahun 2020.
4. Ada hubungan antara jarak tempat tinggal dengan kunjungan Antenatal Care (ANC) di
Puskesmas Taman Bacaan Palembang tahun 2020.
5. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kunjungan Antenatal Care (ANC) di
Puskesmas Taman Bacaan Palembang tahun 2020.
6. Ada hubungan antara dukungan petugas kesehatan dengan kunjungan Antenatal Care
(ANC) di Puskesmas Taman Bacaan Palembang tahun 2020.
7. Ada hubungan antara pengetahuan dengan kunjungan Antenatal Care (ANC) di
Puskesmas Taman Bacaan Palembang tahun 2020.
74
8. Variabel yang lebih dominan berpengaruh terhadap frekuensi kunjungan Antenatal Care
(ANC) adalah variabel jarak tempat tinggal dengan nilai koefisien regresi B= 21,966.
B. Saran
Melihat hasil kesimpulan diatas, ada beberapa saran yang perlu diperhatikan dan
ditindaklanjuti, sebagai berikut :
1. Untuk Puskesmas Taman Bacaan Palembang
Disarankan Puskesmas Taman Bacaan Palembang secara operasional pelaksanaan
program-program KIA antara lain yaitu penyuluhan, pelayanan ANC, kelas ibu hamil,
screening ibu hamil dan kunjungan rumah dilaksanakan secara teratur sesuai jadwal
sehingga pelayanan kesehatan ibu hamil merata ke seluruh wilayah kerja Puskesmas
Taman Bacaan Palembang, dengan demikian kesehatan ibu hamil di dapat terpantau
secara baik.
2. Untuk STIK Bina Husada Palembang
Diharapkan dapat meningkatkan sumber-sumber bacaan baik buku maupun
majalah kesehatan tentang Antenatal Care (ANC) yang dapat digunakan untuk
menambah ilmu dan pengetahuan serta dapat digunakan untuk melengkapi referensi
perpustakaan yang menunjang penelitian selanjutnya.
3. Untuk Peneliti Selanjutnya
Diharapkan untuk dapat memperbesar cakupan sampel penelitian, dapat pula
penelitian berupa penelitian kualitatif untuk menggali lebih dalam tentang berbagai
faktor yang dapat mempengaruhi ibu hamil dalam memeriksakan kehamilan. Selain itu
peneliti lain dapat membandingkan pengetahuan ibu hamil di wilayah perkotaan dan
pedesaan.
DAFTAR PUSTAKA
Aprisandityas, Annie & Elfrida, Diana. 2012. Hubungan Antara Regulasi Emosi dengan
Kecemasan pada Ibu Hamil. Jurnal Psikologi 8 volume 2: 80-89
Ayu Indah Rachmawati, Ratna Dewi Puspitasari, Eka Cania, 2018. Faktor-Faktor Yang
Memengaruhi Kunjungan Antenatal Care (ANC) Ibu Hamil. Jurnal. Akademi Kebidanan
Panca Bhakti Pontianak
Dagun, 2016. Psikologi Keluarga. Jakarta. Rineka Cipta.
Devi Widya Ayuningtyas, 2019. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu Hamil
Dalam Antenatal Care Di Wilayah Kerja Puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang.
Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang.
Dewi, 2018. Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana. Jakarta. Trans Info Media.
Dinkes Kota Palembang, 2018. Profil Kesehatan Kota Palembang Tahun 2017.
Dinkes Sumsel, 2018. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017.
Hamidah, 2016. Kebidanan Komunitas. Jakarta. EGC
Hurlock, 2014. Psikologi Perkembangan. Jakarta. Erlangga
Indrawati, 2016. Tinajuan Karakteristik Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Waara
Kabupaten Muna Tahun 2016. Didapatkan dari : https://www.slidesharenet/. Diakses 17
Juli 2018
Jepri Susanto, La Ode Ali Imran Ahmad dan Cece Suriani, 2018. Faktor Yang Berhubungan
Dengan Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) Kunjungan 1-Kunjungan 4 (K1 – K4) pada
ibu hamil di RSUD Kota Kendari. Jurnal. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu
Oleo
Kemenkes RI, 2016. Panduan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir Berbasis Perlindungan
Anak. Jakarta. Kemenkes RI
Kemenkes RI, 2018. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. Jakarta. Kemenkes RI
Kemenkes RI, 2018. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Jakarta. Kemenkes RI
Kuntjoro, 2016. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta. Pustaka Baru Press.
Manuaba, 2016. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta. EGC
Muttaqin dan Sari, 2016. Asuhan Keperawatan Perioperatif: Konsep,. Proses, Aplikasi. Jakarta.
Salemba Medika.
Notoatmodjo, 2016. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta. Rineka Cipta
Notoatmodjo, 2016. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Edisi Revisi. Jakarta. Rineka Cipta
Nursalam, 2016. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman
Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika
Pantikawati dan Saryono, 2017. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta. Nuha Medika
Prawirohardjo, 2016. Ilmu Kebidanan. Jakarta. YBPSP
Rahmayanti, Ayu. Hamzah, Asiah. & Amir, M.Y, 2017. Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan
Antenatal Care Pada Ibu Hamil di Puskesmas Kampung Dalam. Jurnal. Akademi
Kebidanan Panca Bhakti Pontianak
Ramaiah, 2016. Kecemasan Bagaimana Mengatasi Penyebabnya. Jakarta. Pustaka Populer Obor
Ristica, 2018. Cara Mudah Menjadi Bidan Yang Komunikatif. Yogyakarta. Deepublish
Saifuddin, 2016. Ilmu Kebidanan. Jakarta. YBPSP
Stuart, 2016. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta. EGC
Sulistyawati, 2016. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta. Salemba Medika
Suprijanto, 2016. Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta. Bumi Aksara
Tomb, 2018. Buku Saku Psikiatri Edisi 6. Jakarta. EGC
Usman, 2016. Metode Mengatasi Cemas Dan Depresi. Yogyakarta.
Varney, dkk, 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta. EGC
Wawan dan Dewi, 2016. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia.
Yogyakarta. Numed
Yanti, 2017. Buku Ajar Kebidanan Persalinan. Yogyakarta. Pustaka Rihama
KUESIONER PENELITIAN
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN ANC
DIMASA PANDEMIK COVID 19 DI WILAYAH PUSKESMAS TAMAN BACAAN
PALEMBANG TAHUN 2020
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
Petunjuk: Isilah data yang sesuai dengan pertanyaan, dan berikan tanda checklist (√) pada
tempat yang telah disediakan dibawah ini.
No Responden : …………….. (Diisi Peneliti)
Tanggal Diisi : …………….. (Diisi Peneliti)
Nama Responden …………….. (Diisi Peneliti)
1 Umur : ………………… Umur (Suami) : …………………
2 Agama : ………………… Agama (Suami) : …………………
3 Pekerjaan : ………………… Pekerjaan (Suami) : …………………
4. Alamat : …………………………………………………………….
5. Pendidikan :
Tidak tamat SD/ tidak sekolah
SD
SLTP
SLTA
Akademi/ PT
6. Berapa menit rata-rata yang ibu lalui untuk menempuh perjalanan ke pelayanan pemeriksaan
kehamilan ?
≤ 15 menit
> 15 menit
B. DUKUNGAN SUAMI
Jawablah setiap pernyataan yang tersedia dengan memberikan tanda checklist (√) pada tempat
yang telah disediakan.
Semua pernyataan harus dijawab.
Tiap satu pernyataan diisi dengan satu jawaban.
Keterangan :
Jawablah dengan memberikan tanda check point (√) pada kolom jawaban yang
sudah tersedia:
Selalu (SL) : Setiap hari dalam seminggu
Sering (SR) : 4 x dalam seminggu
Kadang-kadang (KD) : 2 x dalam seminggu
Tidak pernah (TP) : Tidak pernah melakukan
No Pertanyaan SL SR KD TP
1 Keluarga menasehati ibu untuk rajin
memeriksakan kehamilannya
2 Keluarga menjelaskan kepada ibu tentang
pentingnya pemeriksaan selama kehamilan
3 Keluarga menjelaskan pengenalan tanda-tanda
bahaya dengan faktor resiko yang dihadapi ibu
4 Keluarga mengingatkan apabila tablet besi sudah
habis
5 Keluarga menasehati ibu untuk mengkonsumsi
makanan yang bergizi
6 Keluarga menasehati ibu untuk rajin berolahraga
7 Keluarga menyarankan kepada ibu untuk
mengikuti kegiatan kesehatan di puskesmas
8 Keluarga meminta pendapat ibu untuk
menentukan tempat pemeriksaan kehamilan
9 Keluarga melibatkan ibu dalam menentukan
tempat bersalin
10 Keluarga mendengarkan saran atau pendapat yang
disampaikan ibu
11 Keluarga menyuruh ibu untuk melakukan semua
pekerjaan rumah
12 Keluarga mengajak ibu apabila ada acara diluar
rumah
13 Keluarga menerima yang terjadi adanya
perubahan selama ibu hamil
14 Keluarga selalu mengantar ibu untuk
memeriksakan kehamilannya
15 Keluarga meluangkan waktu untuk mendengarkan
cerita ataupun keluhan-keluhan yang ingin
disampaikan ibu
16 Keluarga menyediakan suasana yang aman serta
nyaman bagi ibu
17 Keluarga menjaga ibu jika kondisi kesehatannya
menurun
18 Keluarga membawa ibu periksa jika ada keluhan
kehamilan saja
19 Keluarga mempersiapkan dana khusus untuk biaya
pemeriksaan kesehatan selama kehamilan bagi ibu
20 Keluarga membawa ibu untuk memeriksakan
kehamilannya jika ada dana atau uang lebih saja
21 Keluarga membelikan makanan kesukaan ibu
22 Keluarga menunjukkan wajah yang
menyenangkan saat membantu atau melayani ibu
23 Keluarga merawat ibu dengan penuh kasih sayang
24 Keluarga siap merawat ibu dengan tulus dan
ikhlas
25 Keluarga membiarkan ibu sendiri saat menghadapi
permasalahan
26 Keluarga menanyakan dan mendengarkan
keluhan-keluhan yang dirasakan oleh ibu saat
diminta oleh ibu saja
27 Keluarga mengetahui jadwal pemeriksaan
kehamilan pada ibu
28 Keluarga memperhatikan jika ibu tidak ada
keinginan untuk makan
C. DUKUNGAN PETUGAS KESEHATAN
Jawablah setiap pernyataan yang tersedia dengan memberikan tanda checklist (√) pada tempat
yang telah disediakan.
Semua pernyataan harus dijawab.
Tiap satu pernyataan diisi dengan satu jawaban.
Keterangan :
Jawablah dengan memberikan tanda check point (√) pada kolom jawaban yang sudah tersedia:
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Bidan melayani Anda dengan baik saat melakukan pemeriksaan
kehamilan
2 Bidan memberikan konseling mengenai ANC
3 Bidan memberikan informasi tentang tanda-tanda persalinan
4 Bidan menyarankan ibu untuk melakukan pemeriksaan dengan lengkap
hingga Kunjungan Keempat
5 Bidan mengingatkan ibu untuk melakukan pemeriksaan kehamilan
dengan rutin
C. PENGETAHUAN
Jawablah setiap pernyataan yang tersedia dengan memberikan tanda checklist (√) pada tempat
yang telah disediakan.
Semua pernyataan harus dijawab.
Tiap satu pernyataan diisi dengan satu jawaban.
Keterangan :
B = Benar
S = Salah
No Pertanyaan B S
1 Perdarahan dalam kehamilan merupakan salah satu tanda bahaya
kehamilan.
2 Perdarahan pada hamil tua dapat membahayakan keselamatan
ibu dan balita dalam kandungan.
3 Ibu hamil yang mengalami perdarahan dapat memeriksakan
kehamilannya pada dukun beranak terdekat.
4 Keluar darah bergumpal-gumpal dari jalan lahir berarti terdapat
adanya tanda kelainan.
5 Bengkak dikaki,tangan dan wajah atau sakit kepala kadang kala
disertai kejang merupakan hal yang biasa dalam kehamilan.
6 Jika ibu mengalami bengkak di kaki dan tangan dapat
membahayakan jika disertai penglihatan kabur dan tekanan darah
tinggi.
7 Bengkak dan sakit kepala pada ibu hamil bisa membahayakan
keselamatan ibu dan bayi dalam kandungan.
8 Jika ibu mengalami pusing disertai kaki, tangan dan wajah ibu
bengkak dan terkadang diserti kejang, maka ibu harus diperiksa
ke bidan.
9 Demam tinggi merupakan gejala tanda bahaya kehamilan.
10 Demam tinggi tidak mengganggu keadaan janin yang dikandung.
11 Demam tinggi dapat sembuh dengan sendirinya.
12 Demam tinggi biasanya disebabkan karena infeksi/malaria
13 Keluar air ketuban sebelum waktunya merupakan tanda adanya
gangguan pada kehamilan.
14 Jika ibu mengalami keluar air dari jalan lahir yang banyak tanpa
disertai mulas merupakan tanda akan melahirkan.
15 Jika ibu mengalami pengeluaran air dari jalan lahir yang banyak
yang ibu lakukan pergi ke bidan atau dokter.
16 Keluar air ketuban yang dikatakan berbahaya terjadi saat akan
melahirkan.
17 Janin dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak
bergerak merupakan hal yang biasa dalam kehamilan.
18 Janin dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak
bergerak merupakan tanda bahaya pada janin.
19 Ibu perlu memeriksakan kandungan ke bidan atau jika merasakan
janinnya tidak bergerak.
20 Jika janin dalam kandungan gerakannya lemah atau tidak
bergerak ibu meminta pertolongan kepada dukun bayi.
D. PEMERIKSAAN KEHAMILAN
Petunjuk : jawablah pertanyaan berikut dengan cara memberi tanda checklist (√) pada kolom
jawaban yang telah disediakan.
No Kegiatan Ya Tidak
1 Apakah ibu melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan
2 Apakah ibu melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan
sesuai dengan waktu yang ditetapkan
3 Apakah frekwensi (banyaknya) ibu melakukan kunjungan
pemeriksaan kehamilan sudah sesuai dengan umur
kehamilan (jumlah kunjungan yang dianjurkan)
4 Apakah ibu melakukan pengukuran tinggi badan dan berat
badan
5 Apakah ibu melakukan pemeriksaan terhadap tekanan darah
6 Apakah ibu melakukan pemeriksaan tinggi fundus uteri
7 Apakah ibu telah menerima suntikan TT secara lengkap
8 Apakah ibu telah mendapatkan tablet Fe dan Calk
9 Apakah dilakukan pemeriksaan laboratorium lengkap dan
rutin pada ibu
10 Apakah ibu telah melakukan konseling kehamilan dengan
petugas kesehatan
Frequencies
Statistics
ANC Umur Pendidikan Pekerjaan JarakTempatTgl
DukunganKelua
rga
N Valid 54 54 54 54 54 54
Missing 0 0 0 0 0 0
Statistics
DukunganPetug
as Pengetahuan
N Valid 54 54
Missing 0 0
Frequency Table
ANC
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 18 33.3 33.3 33.3
Kurang 36 66.7 66.7 100.0
Total 54 100.0 100.0
Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Reproduksi Sehat 28 51.9 51.9 51.9
Reproduksi Tidak Sehat 26 48.1 48.1 100.0
Total 54 100.0 100.0
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tinggi 23 42.6 42.6 42.6
Rendah 31 57.4 57.4 100.0
Total 54 100.0 100.0
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Bekerja 16 29.6 29.6 29.6
Tidak Bekerja 38 70.4 70.4 100.0
Total 54 100.0 100.0
JarakTempatTgl
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Dekat 33 61.1 61.1 61.1
Jauh 21 38.9 38.9 100.0
Total 54 100.0 100.0
DukunganKeluarga
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Mendukung 36 66.7 66.7 66.7
Kurang Mendukung 18 33.3 33.3 100.0
Total 54 100.0 100.0
DukunganPetugas
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Mendukung 29 53.7 53.7 53.7
Kurang Mendukung 25 46.3 46.3 100.0
Total 54 100.0 100.0
Pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 24 44.4 44.4 44.4
Kurang 30 55.6 55.6 100.0
Total 54 100.0 100.0
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Umur * ANC 54 100.0% 0 .0% 54 100.0%
Pendidikan * ANC 54 100.0% 0 .0% 54 100.0%
Pekerjaan * ANC 54 100.0% 0 .0% 54 100.0%
JarakTempatTgl * ANC 54 100.0% 0 .0% 54 100.0%
DukunganKeluarga * ANC 54 100.0% 0 .0% 54 100.0%
DukunganPetugas * ANC 54 100.0% 0 .0% 54 100.0%
Pengetahuan * ANC 54 100.0% 0 .0% 54 100.0%
Umur * ANC
Crosstab
ANC
Total Baik Kurang
Umur Reproduksi Sehat Count 16 12 28
% within Umur 57.1% 42.9% 100.0%
% within ANC 88.9% 33.3% 51.9%
% of Total 29.6% 22.2% 51.9%
Reproduksi Tidak Sehat Count 2 24 26
% within Umur 7.7% 92.3% 100.0%
% within ANC 11.1% 66.7% 48.1%
% of Total 3.7% 44.4% 48.1%
Total Count 18 36 54
% within Umur 33.3% 66.7% 100.0%
% within ANC 100.0% 100.0% 100.0%
Crosstab
ANC
Total Baik Kurang
Umur Reproduksi Sehat Count 16 12 28
% within Umur 57.1% 42.9% 100.0%
% within ANC 88.9% 33.3% 51.9%
% of Total 29.6% 22.2% 51.9%
Reproduksi Tidak Sehat Count 2 24 26
% within Umur 7.7% 92.3% 100.0%
% within ANC 11.1% 66.7% 48.1%
% of Total 3.7% 44.4% 48.1%
Total Count 18 36 54
% within Umur 33.3% 66.7% 100.0%
% within ANC 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 33.3% 66.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 14.835a 1 .000
Continuity Correctionb 12.693 1 .000
Likelihood Ratio 16.399 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 14.560 1 .000
N of Valid Cases 54
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.67.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Umur
(Reproduksi Sehat /
Reproduksi Tidak Sehat)
16.000 3.150 81.264
For cohort ANC = Baik 7.429 1.888 29.223
For cohort ANC = Kurang .464 .298 .722
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 14.835a 1 .000
Continuity Correctionb 12.693 1 .000
Likelihood Ratio 16.399 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 14.560 1 .000
N of Valid Cases 54
N of Valid Cases 54
Pendidikan * ANC
Crosstab
ANC
Total Baik Kurang
Pendidikan Tinggi Count 12 11 23
% within Pendidikan 52.2% 47.8% 100.0%
% within ANC 66.7% 30.6% 42.6%
% of Total 22.2% 20.4% 42.6%
Rendah Count 6 25 31
% within Pendidikan 19.4% 80.6% 100.0%
% within ANC 33.3% 69.4% 57.4%
% of Total 11.1% 46.3% 57.4%
Total Count 18 36 54
% within Pendidikan 33.3% 66.7% 100.0%
% within ANC 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 33.3% 66.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 6.400a 1 .011
Continuity Correctionb 5.008 1 .025
Likelihood Ratio 6.440 1 .011
Fisher's Exact Test .019 .013
Linear-by-Linear Association 6.281 1 .012
N of Valid Cases 54
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.67.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Pendidikan
(Tinggi / Rendah)
4.545 1.356 15.238
For cohort ANC = Baik 2.696 1.189 6.109
For cohort ANC = Kurang .593 .374 .940
N of Valid Cases 54
Pekerjaan * ANC
Crosstab
ANC
Total Baik Kurang
Pekerjaan Bekerja Count 10 6 16
% within Pekerjaan 62.5% 37.5% 100.0%
% within ANC 55.6% 16.7% 29.6%
% of Total 18.5% 11.1% 29.6%
Tidak Bekerja Count 8 30 38
% within Pekerjaan 21.1% 78.9% 100.0%
% within ANC 44.4% 83.3% 70.4%
% of Total 14.8% 55.6% 70.4%
Total Count 18 36 54
% within Pekerjaan 33.3% 66.7% 100.0%
% within ANC 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 33.3% 66.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 8.704a 1 .003
Continuity Correctionb 6.939 1 .008
Likelihood Ratio 8.460 1 .004
Fisher's Exact Test .005 .005
Linear-by-Linear Association 8.543 1 .003
N of Valid Cases 54
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.33.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Pekerjaan
(Bekerja / Tidak Bekerja)
6.250 1.742 22.428
For cohort ANC = Baik 2.969 1.440 6.119
For cohort ANC = Kurang .475 .247 .913
N of Valid Cases 54
JarakTempatTgl * ANC
Crosstab
ANC
Total Baik Kurang
JarakTempatTgl Dekat Count 17 16 33
% within JarakTempatTgl 51.5% 48.5% 100.0%
% within ANC 94.4% 44.4% 61.1%
% of Total 31.5% 29.6% 61.1%
Jauh Count 1 20 21
% within JarakTempatTgl 4.8% 95.2% 100.0%
% within ANC 5.6% 55.6% 38.9%
% of Total 1.9% 37.0% 38.9%
Total Count 18 36 54
% within JarakTempatTgl 33.3% 66.7% 100.0%
% within ANC 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 33.3% 66.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 12.623a 1 .000
Continuity Correctionb 10.607 1 .001
Likelihood Ratio 14.985 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 12.390 1 .000
N of Valid Cases 54
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.00.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
JarakTempatTgl (Dekat /
Jauh)
21.250 2.548 177.253
For cohort ANC = Baik 10.818 1.553 75.368
For cohort ANC = Kurang .509 .354 .733
N of Valid Cases 54
DukunganKeluarga * ANC
Crosstab
ANC
Total Baik Kurang
DukunganKeluarga Mendukung Count 16 20 36
% within DukunganKeluarga 44.4% 55.6% 100.0%
% within ANC 88.9% 55.6% 66.7%
% of Total 29.6% 37.0% 66.7%
Kurang Mendukung Count 2 16 18
% within DukunganKeluarga 11.1% 88.9% 100.0%
% within ANC 11.1% 44.4% 33.3%
% of Total 3.7% 29.6% 33.3%
Total Count 18 36 54
% within DukunganKeluarga 33.3% 66.7% 100.0%
% within ANC 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 33.3% 66.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 6.000a 1 .014
Continuity Correctionb 4.594 1 .032
Likelihood Ratio 6.724 1 .010
Fisher's Exact Test .016 .013
Linear-by-Linear Association 5.889 1 .015
N of Valid Cases 54
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.00.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
DukunganKeluarga
(Mendukung / Kurang
Mendukung)
6.400 1.279 32.027
For cohort ANC = Baik 4.000 1.030 15.534
For cohort ANC = Kurang .625 .447 .873
N of Valid Cases 54
DukunganPetugas * ANC
Crosstab
ANC
Total Baik Kurang
DukunganPetugas Mendukung Count 14 15 29
% within DukunganPetugas 48.3% 51.7% 100.0%
% within ANC 77.8% 41.7% 53.7%
% of Total 25.9% 27.8% 53.7%
Kurang Mendukung Count 4 21 25
% within DukunganPetugas 16.0% 84.0% 100.0%
% within ANC 22.2% 58.3% 46.3%
% of Total 7.4% 38.9% 46.3%
Total Count 18 36 54
% within DukunganPetugas 33.3% 66.7% 100.0%
% within ANC 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 33.3% 66.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 6.294a 1 .012
Continuity Correctionb 4.925 1 .026
Likelihood Ratio 6.592 1 .010
Fisher's Exact Test .020 .012
Linear-by-Linear Association 6.177 1 .013
N of Valid Cases 54
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.33.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
DukunganPetugas
(Mendukung / Kurang
Mendukung)
4.900 1.344 17.867
For cohort ANC = Baik 3.017 1.139 7.991
For cohort ANC = Kurang .616 .416 .910
N of Valid Cases 54
Pengetahuan * ANC
Crosstab
ANC
Total Baik Kurang
Pengetahuan Baik Count 13 11 24
% within Pengetahuan 54.2% 45.8% 100.0%
% within ANC 72.2% 30.6% 44.4%
% of Total 24.1% 20.4% 44.4%
Kurang Count 5 25 30
% within Pengetahuan 16.7% 83.3% 100.0%
% within ANC 27.8% 69.4% 55.6%
% of Total 9.3% 46.3% 55.6%
Total Count 18 36 54
% within Pengetahuan 33.3% 66.7% 100.0%
% within ANC 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 33.3% 66.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 8.438a 1 .004
Continuity Correctionb 6.834 1 .009
Likelihood Ratio 8.606 1 .003
Fisher's Exact Test .008 .004
Linear-by-Linear Association 8.281 1 .004
N of Valid Cases 54
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.00.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Pengetahuan
(Baik / Kurang)
5.909 1.690 20.659
For cohort ANC = Baik 3.250 1.347 7.841
For cohort ANC = Kurang .550 .346 .874
N of Valid Cases 54
Logistic Regression
Case Processing Summary
Unweighted Casesa N Percent
Selected Cases Included in Analysis 54 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 54 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 54 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of
cases.
Dependent Variable Encoding
Original Value Internal Value
Baik 0
Kurang 1
Block 0: Beginning Block
Classification Tablea,b
Observed
Predicted
ANC Percentage
Correct Baik Kurang
Step 0 ANC Baik 0 18 .0
Kurang 0 36 100.0
Overall Percentage 66.7
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 0 Constant .693 .289 5.765 1 .016 2.000
Variables not in the Equation
Score df Sig.
Step 0 Variables Umur 14.835 1 .000
Pendidikan 6.400 1 .011
Pekerjaan 8.704 1 .003
JarakTempatTgl 12.623 1 .000
DukunganKeluarga 6.000 1 .014
DukunganPetugas 6.294 1 .012
Pengetahuan 8.438 1 .004
Overall Statistics 29.127 7 .000
Block 1: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 38.373 7 .000
Block 38.373 7 .000
Model 38.373 7 .000
Model Summary
Step -2 Log likelihood
Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 30.370a .509 .706
a. Estimation terminated at iteration number 20 because
maximum iterations has been reached. Final solution cannot
be found.
Classification Tablea
Observed
Predicted
ANC Percentage
Correct Baik Kurang
Step 1 ANC Baik 14 4 77.8
Kurang 2 34 94.4
Overall Percentage 88.9
a. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig.
Step 1a Umur 5.393 1.991 7.342 1 .007
Pendidikan -2.187 1.907 1.315 1 .251
Pekerjaan .651 1.370 .226 1 .635
JarakTempatTgl 21.966 16041.755 .000 1 .999
DukunganKeluarga -19.958 16041.755 .000 1 .999
DukunganPetugas -1.459 1.835 .632 1 .426
Pengetahuan 3.450 1.796 3.690 1 .055
Constant -10.174 3.370 9.112 1 .003
Variables in the Equation
Exp(B)
95% C.I.for EXP(B)
Lower Upper
Step 1a Umur 219.970 4.447 10881.424
Pendidikan .112 .003 4.714
Pekerjaan 1.918 .131 28.134
JarakTempatTgl 3.466E9 .000 .
DukunganKeluarga .000 .000 .
DukunganPetugas .232 .006 8.473
Pengetahuan 31.495 .932 1064.110
Constant .000
a. Variable(s) entered on step 1: Umur, Pendidikan, Pekerjaan, JarakTempatTgl, DukunganKeluarga,
DukunganPetugas, Pengetahuan.