ANALISIS KORAGAM UNTUK MENILAI PREFERENSI … · analisis koragam untuk menilai preferensi konsumen...

30
ANALISIS KORAGAM UNTUK MENILAI PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP MEREK KOPI PUTIH CITRA MUFIDAH LESTARI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

Transcript of ANALISIS KORAGAM UNTUK MENILAI PREFERENSI … · analisis koragam untuk menilai preferensi konsumen...

Page 1: ANALISIS KORAGAM UNTUK MENILAI PREFERENSI … · analisis koragam untuk menilai preferensi konsumen terhadap merek kopi putih citra mufidah lestari departemen statistika fakultas

ANALISIS KORAGAM UNTUK MENILAI PREFERENSI

KONSUMEN TERHADAP MEREK KOPI PUTIH

CITRA MUFIDAH LESTARI

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015

Page 2: ANALISIS KORAGAM UNTUK MENILAI PREFERENSI … · analisis koragam untuk menilai preferensi konsumen terhadap merek kopi putih citra mufidah lestari departemen statistika fakultas
Page 3: ANALISIS KORAGAM UNTUK MENILAI PREFERENSI … · analisis koragam untuk menilai preferensi konsumen terhadap merek kopi putih citra mufidah lestari departemen statistika fakultas

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Koragam untuk

Menilai Preferensi Konsumen Terhadap Merek Kopi Putih adalah benar karya saya

dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun

kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari

karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan

dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2015

Citra Mufidah Lestari

NIM G14110064

Page 4: ANALISIS KORAGAM UNTUK MENILAI PREFERENSI … · analisis koragam untuk menilai preferensi konsumen terhadap merek kopi putih citra mufidah lestari departemen statistika fakultas

ABSTRAK

CITRA MUFIDAH LESTARI. Analisis Koragam untuk Menilai Preferensi

Konsumen Terhadap Merek Kopi Putih. Dibimbing oleh KHAIRIL ANWAR

NOTODIPUTRO dan BAGUS SARTONO.

Inovasi produk kopi putih yang saat ini menjadi tren mengakibatkan

persaingan yang ketat antara produsen-produsen kopi. Suatu produsen kopi, yaitu

PQR ingin mengeluarkan produk baru yaitu produk kopi putih. Produk baru

tersebut akan dibandingkan dengan merek pesaing maupun kopi produksi PQR

sebelumnya. Analisis yang digunakan untuk membandingkan tiga merek kopi putih

tersebut adalah analsis koragam. Hasil dari penelitian ini menunjukkan faktor

merek dan responden berpengaruh terhadap tingkat preferensi konsumen dengan

nilai p masing-masing sebesar 0.008 dan 0.000. Kopeubah yaitu aroma kopi, aroma

susu, warna kopi, rasa susu, rasa manis, dan kekentalan keseluruhan berpengaruh

nyata, sedangkan kekentalan susu dan usia responden tidak berpengaruh nyata

terhadap tingkat preferensi merek kopi putih oleh konsumen. Uji Tukey pada faktor

merek menunjukkan Kopi X dan Kopi Z sama baiknya dan lebih disukai daripada

Kopi Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Kopi X sebagai produk baru dari

produsen PQR sudah mampu bersaing di pasaran dengan produk pesaing Kopi Z,

dan sudah lebih baik daripada kopi yang diproduksi sebelumnya yaitu Kopi Y.

Kata kunci: Analisis koragam, kopeubah, kopi putih

ABSTRACT

CITRA MUFIDAH LESTARI. Analysis of Covariance for Assessing Consumer

Preferences on White Coffee Brands. Supervised by KHAIRIL ANWAR

NOTODIPUTRO dan BAGUS SARTONO.

White coffee product innovation that is currently the trend resulted in stiff

competition among coffee producers. A coffee producers, namely PQR want to

release a new product that is the product of white coffee. The new product will be

compared with competitive brands or coffee that PQR produced before. The

analysis used to compare three brands of white coffee is the analysis of covariance.

Results from this study indicate factors influence the respondents brand and

consumer preference level with a p-value respectively 0.008 and 0.000. Covariate

namely the aroma of coffee, milk aroma, color of coffee, milk flavor, sweetness,

and overall viscosity is significant, while viscosity of the milk and the age of the

respondents did not significantly affect the level of white coffee brand preference

by consumers. Tukey test showed brand Coffee X and Coffee Z is just as good and

preferable than Coffee Y. It can be concluded that the Coffee X as a new product

from the manufacturer PQR has been able to compete on the market with competitor

products Coffee Z, and it is better than coffee that produced before, that is Coffee

Y.

Keywords: Analysis of Covariance, covariate, white coffee

Page 5: ANALISIS KORAGAM UNTUK MENILAI PREFERENSI … · analisis koragam untuk menilai preferensi konsumen terhadap merek kopi putih citra mufidah lestari departemen statistika fakultas

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Statistika

pada

Departemen Statistika

ANALISIS KORAGAM UNTUK MENILAI PREFERENSI

KONSUMEN TERHADAP MEREK KOPI PUTIH

CITRA MUFIDAH LESTARI

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015

Page 6: ANALISIS KORAGAM UNTUK MENILAI PREFERENSI … · analisis koragam untuk menilai preferensi konsumen terhadap merek kopi putih citra mufidah lestari departemen statistika fakultas
Page 7: ANALISIS KORAGAM UNTUK MENILAI PREFERENSI … · analisis koragam untuk menilai preferensi konsumen terhadap merek kopi putih citra mufidah lestari departemen statistika fakultas
Page 8: ANALISIS KORAGAM UNTUK MENILAI PREFERENSI … · analisis koragam untuk menilai preferensi konsumen terhadap merek kopi putih citra mufidah lestari departemen statistika fakultas

PRAKATA

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena

dengan rahmat dan karunia–Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.

Tema yang dipilih yaitu tingkat kesukaan konsumen terhadap produk kopi putih,

dengan judul Analisis Koragam untuk Menilai Preferensi Konsumen terhadap

Merek Kopi Putih.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof Dr Ir Khairil Anwar

Notodiputro, MS dan Bapak Dr Bagus Sartono, MSi selaku pembimbing atas segala

bimbingan, kesabaran, perhatian, dan dorongan yang diberikan kepada penulis

selama penulisan karya ilmiah, serta Bapak Bambang S.L Tobing dan Bapak Kelik

Harjono dari Pixel Research atas bimbingan dan sarannya. Terima kasih juga

kepada mama Siti Chasanah, ayah Hendro Prasetiyono, pakde Juliardi Aminudin,

bude Endah Suwarni, Rosa, Firda, Ryan, dan seluruh keluarga penulis. Karya

ilmiah ini juga penulis hadiahkan untuk almarhum papa tercinta, Machfud Effendi.

Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan untuk Rumpi (Nay, Hesti, Adis, Ina,

Veti, Metti, dan Farah), osy, dan kak indah atas dukungannya, doa, dan kasih

sayangnya dalam pembuatan tulisan ini. Selain itu, terima kasih juga kepada Iqbal

atas ilmu dan bantuannya selama kuliah dan penulisan skripsi, teman-teman

sebimbingan, teman-teman statistika 48, dosen beserta staf tata usaha Departemen

Statistika, dan seluruh pihak yang telah membantu terealisasinya karya ilmiah ini.

Semoga semua bantuan yang diberikan kepada penulis mendapatkan balasan

dari Allah SWT, dan semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

yang membutuhkan.

Bogor, Agustus 2015

Citra Mufidah Lestari

Page 9: ANALISIS KORAGAM UNTUK MENILAI PREFERENSI … · analisis koragam untuk menilai preferensi konsumen terhadap merek kopi putih citra mufidah lestari departemen statistika fakultas

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Metode Pengumpulan Data 2

Teknik Survei 2

Metode Evaluasi Produk 3

Pemilihan Model Terbaik 3

Analisis Koragam 4

METODOLOGI 6

Data 6

Metode Analisis Data 8

HASIL DAN PEMBAHASAN 10

Karakteristik Responden 10

Pemilihan Model Terbaik 12

Mengatasi Pencilan Menggunakan Pendekatan Winsor 12

Pengujian Asumsi Analisis Koragam 12

Hasil Analisis Koragam 13

SIMPULAN 16

DAFTAR PUSTAKA 17

LAMPIRAN 19

RIWAYAT HIDUP 20

Page 10: ANALISIS KORAGAM UNTUK MENILAI PREFERENSI … · analisis koragam untuk menilai preferensi konsumen terhadap merek kopi putih citra mufidah lestari departemen statistika fakultas

DAFTAR TABEL

1 Hasil analisis ragam pada perhitungan analisis koragam 14 2 Nilai dugaan kopeubah 15 3 Least square means dari faktor merek 16 4 Uji lanjut BNJ/Uji Tukey pada faktor merek 16

DAFTAR GAMBAR

1 Banyaknya responden berdasarkan jenis kelamin 10 2 Banyaknya responden berdasarkan jenis 11 3 Persentase banyaknya responden berdasarkan usia 11 4 Plot peluang normal dari sisaan 13

5 Plot antara sisaan dan nilai dugaan y 13

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil best subsets regression 19

Page 11: ANALISIS KORAGAM UNTUK MENILAI PREFERENSI … · analisis koragam untuk menilai preferensi konsumen terhadap merek kopi putih citra mufidah lestari departemen statistika fakultas

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kopi merupakan salah satu minuman yang paling digemari masyarakat dari

segala kalangan. Umumnya masyarakat mengkonsumsi kopi dengan alasan untuk

meningkatkan kesegaran dan mencegah kantuk agar tetap dapat bekerja dan

berpikir dengan tubuh yang segar dan bugar. Tingginya tingkat konsumsi kopi di

Indonesia membuat pasar produk kopi juga terus berkembang dari tahun ke tahun.

Pada tahun 2013, tingkat konsumsi kopi di Indonesia diperkirakan telah mencapai

1 kilogram/kapita/tahun (AEKI 2013).

Seiring dengan meningkatnya konsumsi kopi di Indonesia, jenis produk kopi

yang beredar pun terus bertambah. Inovasi terbaru dari kategori produk kopi adalah

munculnya merek kopi putih dalam kemasan instan. Merek suatu produk tidak

hanya berarti sebuah nama atau simbol, tetapi merek juga dapat meningkatkan

preferensi konsumen, membentuk loyalitas pelanggan, dan dapat menjadi

keunggulan bersaing bagi perusahaan (Aaker 1997). Merek merupakan kunci dalam

hubungan perusahaan dengan konsumen. Menurut Kotler dan Armstrong (2013),

merek dapat merepresentasikan persepsi dan perasaan konsumen terhadap produk

dan kinerja perusahaan. Oleh sebab itu, merek juga menjadi salah satu aset untuk

menguasai pangsa pasar.

Produsen perlu melakukan evaluasi terhadap produk mereka sebelumnya atau

produk pesaing melalui pengujian pasar dalam upaya pengembangan produk. Hal

ini dilakukan agar produsen mengetahui atribut apa saja dari produk-produk

tersebut yang dinilai baik dan dinilai rendah oleh konsumen. Atribut-atribut yang

dinilai baik harus dipertahankan oleh produsen sedangkan atribut-atribut yang

dinilai rendah harus diperbaiki lagi.

Studi kasus pada penelitian ini yaitu produsen kopi PQR ingin

mengeluarkan produk baru yaitu produk kopi putih. Produk baru tersebut akan

dibandingkan dengan merek pesaing maupun kopi produksi PQR sebelumnya.

Penelitian ini mengevaluasi tiga produk kopi putih untuk mengetahui atribut-atribut

yang mempengaruhi tingkat kesukaan konsumen. Atribut-atribut yang diukur

meliputi aroma kopi, warna produk, aroma susu, kekentalan secara keseluruhan,

kekentalan susu, rasa kopi, rasa susu, rasa pahit, dan rasa manis. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisis koragam dengan rancangan acak

lengkap.

Analisis koragam merupakan penggabungan antara analisis ragam dan

regresi. Analisis koragam mengukur pengaruh suatu faktor dengan menyertakan

pengaruh kopeubah (covariate). Kopeubah dari faktor tersebut digunakan untuk

menduga peubah respon dalam model (Montgomery 2007).

Analisis koragam dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

pengaruh tingkat kesukaan, tingkat intensitas, dan tingkat kepasan pada tiap atribut

terhadap tingkat preferensi merek kopi putih oleh konsumen. Dalam hal ini, rata-

rata dari skor tingkat kesukaan, tingkat intensitas, dan tingkat kepasan pada tiap

atribut menjadi peubah kopeubah karena keragamannya sulit dikontrol oleh peneliti,

sedangkan merek dan responden akan menjadi peubah bebas (faktor).

Page 12: ANALISIS KORAGAM UNTUK MENILAI PREFERENSI … · analisis koragam untuk menilai preferensi konsumen terhadap merek kopi putih citra mufidah lestari departemen statistika fakultas

2

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh tingkat kesukaan, tingkat

intensitas, dan tingkat kepasan pada tiap atribut kopi putih terhadap tingkat

preferensi merek kopi putih dan menentukan merek yang paling disukai oleh

konsumen.

TINJAUAN PUSTAKA

Metode Pengumpulan Data

Central Location Testing (CLT)

Central Location Testing (CLT) merupakan suatu teknik penelitian yang

melibatkan responden, dimana responden diundang ke suatu tempat yang

ditentukan untuk mengevaluasi produk-produk yang akan diujikan. CLT biasanya

digunakan untuk penelitian mengenai Concept Test, Product Test, Sensory

Research, Advertising atau Copy Test dan Packaging Test.

Ketika produk yang akan diuji perlu disimpan pada kondisi tertentu (secara

terkontrol) maka CLT akan menjadi pendekatan terbaik dalam mengevaluasi

produk tersebut. Jenis pendekatan ini juga sangat berguna jika produk yang akan

diuji terbatas.

CLT berupa interview yang berlangsung secara tatap muka dan dapat

mencapai tanggapan yang lebih tinggi dan hasil yang lebih baik jika dilakukan

survei yang memakan waktu lama. Kelebihan metode CLT adalah dapat

memperoleh partisipasi berupa gagasan yang lebih banyak dari responden dan

untuk memastikan keamanan yang ketat serta menjaga kerahasiaan ide atau konsep

yang tidak ditemui dalam teknik survei lainnya. (ESOMAR 1998)

Teknik Survei

Face-to-face Interview

Face-to-face interview adalah metode pengumpulan data dimana

pewawancara berkomunikasi secara langsung dengan responden menggunakan

instrumen (biasanya kuesioner) yang telah disiapkan. Metode ini memungkinkan

untuk mendapatkan informasi yang faktual, evaluasi konsumen, preferensi, dan

informasi lainnya. Dengan demikian, metode face-to-face interview menjamin

kualitas data yang diperoleh dan meningkatkan tingkat respon konsumen (Solomon

et al. 2011).

Page 13: ANALISIS KORAGAM UNTUK MENILAI PREFERENSI … · analisis koragam untuk menilai preferensi konsumen terhadap merek kopi putih citra mufidah lestari departemen statistika fakultas

3

Metode Evaluasi Produk

Blind Taste Test

Blind taste test adalah salah satu metode yang digunakan di bidang riset

pemasaran untuk membandingkan dua merek atau lebih yang bersaing dan untuk

mendapatkan wawasan yang lebih dalam tentang bagaimana sebuah merek dapat

memperbaiki sebuah produk. Pada saat melakukan evaluasi, responden tidak

mengetahui merek atau karakteristik dari produk yang diujikan. Jenis tes ini hanya

dapat digunakan untuk produk makanan ataupun minuman (Tan 2011).

Sequential Monadic Testing

Sequential Monadic Testing adalah metode yang digunakan untuk

mengevaluasi dua atau lebih produk secara bergantian. Setelah mencoba dan

memberi skor pada masing-masing produk, responden diminta untuk

membandingkan produk tersebut dan menentukan produk yang paling disukai.

Keuntungan menggunakan metode sequential monadic testing yaitu dapat

mengevaluasi beberapa produk sekaligus dengan jumlah responden yang sedikit

sehingga dapat meminimumkan biaya (Isaacson & Lesnick 2012).

Pemilihan Model Terbaik

Best Subset Regression

Model regresi terbaik merupakan model yang diperoleh dari hasil pemilihan

peubah-peubah bebas dari sekian banyak peubah bebas yang terdapat pada data.

Model tersebut dapat menjelaskan peubah tak bebas atau peubah respon dengan

baik berdasarkan peubah bebas yang terpilih. Ada beberapa metode yang bisa

digunakan dalam pemilihan model regresi terbaik, salah satunya yaitu best subset

regression (Hanum 2011).

Best subset regression memulai pemilihan dengan model paling sederhana

yaitu model dengan satu peubah. Selanjutnya dimasukkan peubah bebas lain satu

per satu sampai diperoleh model yang memenuhi kriteria terbaik. Kriteria

didasarkan kepada nilai R2 dan R2 adjusted yang tinggi, nilai Cp Mallows yang

paling mendekati dengan banyaknya peubah yang digunakan, serta nilai simpangan

baku yang kecil (Draper dan Smith 1992).

Cp Mallows merupakan nilai dugaan yang diperoleh dari persamaan regresi

berdasarkan sebagian peubah bebas yang pada umumnya bias. Penilaian kebaikan

model digunakan means square error (MSE) dengan ragam dan biasnya. Rumus

Cp Mallows dapat dihitung sebagai berikut:

𝐶𝑝 = 𝐽𝐾𝑆𝑝

𝑠2− (𝑛 − 2𝑝)

dengan JKSp yaitu jumlah kuadrat sisa dari model, 𝑠2 yaitu kuadrat tengah sisa, n

yaitu banyaknya amatan, dan p yaitu banyaknya parameter dalam model, termasuk

β0. Penyimpangan nilai Cp dari p atau titik di atas garis Cp = p digunakan sebagai

Page 14: ANALISIS KORAGAM UNTUK MENILAI PREFERENSI … · analisis koragam untuk menilai preferensi konsumen terhadap merek kopi putih citra mufidah lestari departemen statistika fakultas

4

ukuran bias. Model terbaik yaitu yang memiliki nilai Cp yang paling mendekati

banyaknya peubah bebas yang digunakan dalam model (Draper dan Smith 1992).

Analisis Koragam

Analisis koragam adalah salah satu teknik statistika yang berguna untuk

meningkatkan ketepatan suatu percobaan. Ide dasar analisis koragam yaitu

menambahkan kopeubah ke dalam model dengan tujuan mengurangi faktor acak

yang tidak dapat dijelaskan. Kopeubah merupakan peubah tak terkendali yang

memiliki hubungan dengan respon yang diamati. Metode ini dapat diterapkan jika

kopeubah memiliki hubungan dengan respon tetapi tidak memiliki dampak

terhadap faktor perlakuan (Dean & Voss 1999).

Penggunaan peragam untuk mengendalikan galat merupakan cara

meningkatkan ketepatan pendugaan dengan mengeluarkan beberapa pengaruh yang

tidak dapat dikendalikan, yaitu melalui teknik regresi. Analisis koragam menjadi

alternatif apabila dalam unit percobaan ditemukan terlalu banyak peubah yang tidak

dapat dikendalikan tetapi memiliki pengaruh terhadap respon. Pemilihan kopeubah

yang kurang tepat dapat mengakibatkan galat percobaan yang semakin besar.

Besarnya galat percobaan dapat diperkecil sesuai dengan keeratan hubungan antara

respon yang diamati dengan kopeubah yang dipilih (Mattjik & Sumertajaya 2013).

Analisis koragam merupakan penggabungan dari analisis ragam dan analisis

regresi. Analisis ragam digunakan untuk menguji perbandingan peubah respon

ditinjau dari peubah bebas (faktor) sedangkan analisis regresi digunakan untuk

menduga peubah respon melalui kopeubah. Model analisis koragam merupakan

gambaran antara model linier rancangan yang digunakan dengan kopeubah.

Asumsi analisis koragam menurut Dean dan Voss (1999) adalah sebagai

berikut:

1. Peubah X dan Y memiliki hubungan linear

2. Peubah X tidak dipengaruhi oleh perlakuan atau bebas terhadap

perlakuan

3. Hubungan antara Y dan X sama pada setiap perlakuan

4. Galat percobaan menyebar normal dengan nilai tengah = 0 dan ragam =

σ2

Model linier analisis koragam untuk Rancangan Acak Lengkap (RAL)

adalah:

𝑦𝑖𝑗 = 𝜇 + 𝜏𝑖 + 𝛽 (𝑥𝑖𝑗 − �̅�. . ) + 휀𝑖𝑗 (1)

Keterangan:

i = 1, 2, ...., a; a = banyaknya perlakuan

j = 1, 2, ...., n; n = banyaknya ulangan

yij = nilai pengamatan dari peubah respon pada perlakuan ke-i dan ulangan

ke-j

µ = rataan umum

τi = pengaruh aditif perlakuan ke-i

β = koefisien regresi yang menunjukkan ketergantungan yij pada 𝑥𝑖𝑗

𝑥𝑖𝑗= pengukuran peubah kopeubah yang dihasilkan dari perlakuan ke-i dan

ulangan ke-j bersesuaian dengan yij

�̅�.. = nilai rata-rata peubah kopeubah

Page 15: ANALISIS KORAGAM UNTUK MENILAI PREFERENSI … · analisis koragam untuk menilai preferensi konsumen terhadap merek kopi putih citra mufidah lestari departemen statistika fakultas

5

εij = komponen galat yang timbul pada ulangan ke-j dari perlakuan ke-i.

Pendugaan Pengaruh Kopeubah dan Pengaruh Perlakuan

Sebelum dilakukan pendugaan parameter dan analisis, perlu diketahui notasi-

notasi berikut:

Jumlah Kuadrat dan hasil kali total

𝑆𝑥𝑥 = ∑ ∑ 𝑥𝑖𝑗2

𝑛

𝑗=1

𝑎

𝑖=1

− 𝑥..

2

𝑎𝑛

𝑆𝑦𝑦 = ∑ ∑ 𝑦𝑖𝑗2

𝑛

𝑗=1

𝑎

𝑖=1

− 𝑦..

2

𝑎𝑛

𝑆𝑥𝑦 = ∑ ∑(𝑥𝑖𝑗)(𝑦𝑖𝑗)

𝑛

𝑗=1

𝑎

𝑖=1

− (𝑥..)(𝑦..)

𝑎𝑛

Jumlah kuadrat dan hasil kali perlakuan

𝑇𝑥𝑥 = 1

𝑛∑ 𝑥𝑖.

2

𝑎

𝑖=1

− 𝑥..

2

𝑎𝑛

𝑇𝑦𝑦 = 1

𝑛∑ 𝑦𝑖.

2

𝑎

𝑖=1

− 𝑦..

2

𝑎𝑛

𝑇𝑥𝑦 = 1

𝑛∑(𝑥𝑖.)(𝑦𝑖.)

𝑎

𝑖=1

− (𝑥..)(𝑦..)

𝑎𝑛

Jumlah kuadrat dan hasil kali galat

𝐸𝑥𝑥 = 𝑛 ∑ ∑(𝑥𝑖𝑗 − �̅�𝑖.)2

𝑛

𝑗=1

𝑎

𝑖=1

= 𝑆𝑥𝑥 − 𝑇𝑥𝑥

𝐸𝑦𝑦 = 𝑛 ∑ ∑(𝑦𝑖𝑗 − �̅�𝑖.)2

𝑛

𝑗=1

𝑎

𝑖=1

= 𝑆𝑦𝑦 − 𝑇𝑦𝑦

𝐸𝑥𝑦 = 𝑛 ∑ ∑(𝑥𝑖𝑗 − �̅�𝑖.)(𝑦𝑖𝑗 − �̅�𝑖.)

𝑛

𝑗=1

𝑎

𝑖=1

= 𝑆𝑥𝑦 − 𝑇𝑥𝑦

Pendugaan µ, τi, dan β dilakukan dengan menggunakan metode kuadrat

terkecil, yaitu dengan meminimumkan jumlah kuadrat galat.

Fungsi jumlah kuadrat galat adalah:

𝐿 = ∑ ∑[𝑦𝑖𝑗 − 𝜇 − 𝜏𝑖 − 𝛽(𝑥𝑖𝑗 − �̅�..)]2

𝑛

𝑗=1

𝑎

𝑖=1

Penduga bagi µ, τi, dan β diperoleh dari turunan fungsi L terhadap µ, τi, dan

β dan dibuat sama dengan nol, sehingga diperoleh:

�̂� = �̅�..

�̂�𝑖 = �̅�𝑖. − �̅�.. − 𝛽(̂�̅�𝑖 − �̅�..)

�̂� = 𝐸𝑥𝑦

𝐸𝑥𝑥

Page 16: ANALISIS KORAGAM UNTUK MENILAI PREFERENSI … · analisis koragam untuk menilai preferensi konsumen terhadap merek kopi putih citra mufidah lestari departemen statistika fakultas

6

Jumlah kuadrat galat pada model ini merupakan jumlah kuadrat galat

terkoreksi, yaitu:

𝑆𝑆𝐸 = 𝐸𝑦𝑦 −(𝐸𝑥𝑦)2

𝐸𝑥𝑥

dengan derajat bebas 𝑆𝑆𝐸= a(n-1)-1. Ragam galat percobaan diduga dengan:

𝑀𝑆𝐸 =𝑆𝑆𝐸

𝑎(𝑛 − 1) − 1

Pengujian Pengaruh Perlakuan Terkoreksi

Apabila diasumsikan tidak ada pengaruh perlakuan, maka model linear pada

persamaan (1) akan menjadi model tereduksi, yaitu:

𝑦𝑖𝑗 = 𝜇 + 𝛽 (𝑥𝑖𝑗 − �̅�. . ) + 휀𝑖𝑗

Dari model tersebut, dapat diperoleh penduga kuadrat terkecil sebagai

berikut:

�̂� = �̅�..

�̂� = 𝑆𝑥𝑦

𝑆𝑥𝑥

Jumlah kuadrat galat pada model tereduksi yaitu:

𝑆𝑆′𝐸 = 𝑆𝑦𝑦 −(𝑆𝑥𝑦)2

𝑆𝑥𝑥

Statistik Uji:

𝐹ℎ𝑖𝑡 =(𝑆𝑆′

𝐸 − 𝑆𝑆𝐸)/(𝑎 − 1)

𝑆𝑆𝐸/[𝑎(𝑛 − 1) − 1]

Kriteria Pengujian:

Tolak H0, jika Fhit > Fα; a-1; a(n-1)-1

Pengujian Pengaruh Kopeubah

Hipotesis:

𝐻0: 𝛽 = 0 Statistik Uji:

𝐹ℎ𝑖𝑡 =(𝐸𝑥𝑦)2/𝐸𝑥𝑥

𝑀𝑆𝐸

Kriteria Pengujian:

Tolak H0, jika Fhit > Fα; 1; a(n-1)-1

METODOLOGI

Data

Data yang digunakan merupakan data hasil penelitian dengan metode

Central Location Testing (CLT) yang dilakukan oleh Pixel Research (PT Global

Insight Indonesia) pada 18-19 Januari 2014. Produk yang diuji adalah tiga buah

Page 17: ANALISIS KORAGAM UNTUK MENILAI PREFERENSI … · analisis koragam untuk menilai preferensi konsumen terhadap merek kopi putih citra mufidah lestari departemen statistika fakultas

7

merek kopi putih yaitu Kopi X, Kopi Y, dan Kopi Z. Kopi X merupakan produk

baru yang diproduksi oleh PQR yang akan dibandingkan dengan produk PQR

sebelumnya yaitu Kopi Y dan merek pesaing yaitu Kopi Z. Survei dilakukan di dua

kota, yaitu Jakarta dan Cirebon.

Metode penarikan contoh yang digunakan pada penelitian ini adalah

purposive sampling. Purposive sampling adalah metode penarikan contoh tidak

berpeluang yang dilakukan dengan tujuan tertentu, supaya mempermudah

penelitian dalam mencari responden dengan karakteristik yang telah ditetapkan

(Beins & McCarthy 2012). Selain itu, dengan menggunakan metode penarikan

contoh ini biaya dan waktu yang dibutuhkan relatif lebih efisien dibandingkan

dengan metode penarikan contoh lainnya.

Responden pada penelitian ini diperoleh secara pre-recruited, dimana

responden dicari sebelum product testing. Responden yang sesuai dengan

karakteristik yang sudah ditentukan kemudian diminta untuk mengikuti CLT pada

lokasi dan waktu yang sudah ditentukan oleh pihak peneliti. Jumlah responden yang

disurvei sebanyak 204 orang, yaitu 103 orang dari Jakarta dan 101 orang dari

Cirebon. Teknik survei yang dilakukan adalah face-to-face interview sedangkan

metode evaluasi dengan kombinasi antara Blind Taste Test dan Sequential Monadic

Test.

Karakteristik responden yang ditetapkan pada penelitian ini yaitu pria dan

wanita berusia 20 sampai 40 tahun dengan pendidikan terakhir minimal Sekolah

Menengah Atas (SMA). Kriteria pekerjaan responden yaitu karyawan, ibu rumah

tangga, dan mahasiswa. Status sosial ekonomi (SES) responden yang digunakan

berdasarkan besarnya pendapatan responden yaitu SES A1 (lebih dari Rp

4.000.000,00), SES A2 (Rp 3.000.001,00 – Rp 4.000.000,00), SES B (Rp

2.000.001,00 – Rp 3.000.000,00), SES C1 (Rp 1.500.001,00 – Rp 2.000.000,00),

dan SES C2 (Rp 1.000.001,00 – Rp 1.500.000,00). Responden yang terpilih

merupakan pengonsumsi kopi putih merek tertentu paling sedikit lima kali dalam

seminggu pada enam bulan terakhir dan tinggal di daerah Jakarta dan Cirebon.

Peubah respon (Y) yang diukur adalah tingkat kesukaan konsumen secara

keseluruhan (overall liking) terhadap merek kopi putih dengan skala 1-9 yaitu mulai

dari sangat tidak suka sampai sangat suka sekali. Peubah bebas atau faktor yang

digunakan adalah responden dan merek kopi putih, yaitu Kopi X, Kopi Y, dan Kopi

Z. Kopeubah yang digunakan adalah usia responden (X10) dan rata-rata dari

indikator tingkat kesukaan, tingkat intensitas, dan tingkat kepasan pada tiap atribut.

Atribut yang diperkirakan berpengaruh terhadap respon yaitu:

X1 : Aroma kopi

X2 : Aroma susu

X3 : Warna

X4 : Rasa kopi

X5 : Rasa susu

X6 : Rasa manis

X7 : Rasa pahit

X8 : Kekentalan keseluruhan

X9 : Kekentalan susu

Atribut yang dicurigai berpengaruh terhadap respon tersebut kemudian akan

diseleksi menggunakan best subset regression. Penyeleksian ini dilakukan untuk

Page 18: ANALISIS KORAGAM UNTUK MENILAI PREFERENSI … · analisis koragam untuk menilai preferensi konsumen terhadap merek kopi putih citra mufidah lestari departemen statistika fakultas

8

menyederhanakan model dan meminimumkan kesalahan dalam pemilihan

kopeubah. Kemudian usia responden dilambangkan dengan X10 ditambahkan

sebagai peubah kopeubah karena peneliti ingin melihat adanya pengaruh usia

terhadap tingkat preferensi merek kopi putih.

Tingkat kesukaan pada setiap atribut diukur dengan skala likert 1-9 yaitu dari

‘sangat tidak suka’ sampai ‘sangat suka sekali’, tingkat intensitas diukur dengan

skala likert 1-9 yaitu dari ‘tidak ada/tidak terasa’ sampai ‘sangat kuat/sangat terasa’,

sedangkan tingkat kepasan diukur dengan skala likert 1-5 yaitu dari ‘sangat kurang

kuat’ sampai ‘terlalu kuat’. Skala 3 pada tingkat kepasan menunjukkan bahwa

atribut tersebut sudah ‘pas’. Pada penelitian ini, skala likert yang digunakan

diasumsikan sebagai skala interval.

Skala likert yaitu skala yang memiliki skala ganjil (5, 7, 9,..) dan memiliki

pilihan netral atau biasa saja. Menurut Suliyanto (2011), Likert melakukan

penelitian dengan mengubah kuesioner likert dalam bentuk skala thortoen dan

guttman. Kuesioner ini kemudian diujikan kepada responden yang sama, hasilnya

nilai korelasi antara skala likert dengan skala Thortone maupun Guttman

korelasinya 0.92. Jadi skala likert dapat diasumsikan sebagai skala interval.

Model linier analisis koragam pada penelitian ini adalah:

𝑦𝑖𝑗 = 𝜇 + 𝜏𝑖 + 𝛿𝑗 + 𝛽1(𝑥𝑖𝑗1 − �̅�..1) + ⋯ + 𝛽𝑝(𝑥𝑖𝑗𝑝 − �̅�..𝑝) + 휀𝑖𝑗

Keterangan:

i = 1, 2, 3 (merek yang diukur)

j = 1, 2, ..., 204 (responden)

p = banyaknya kopeubah

yij = nilai pengamatan tingkat kesukaan secara keseluruhan pada merek

ke-i dan responden ke-j

µ = nilai rata-rata tingkat kesukaan responden terhadap merek kopi putih

τi = pengaruh aditif merek ke-i

δj = pengaruh aditif responden ke-j

β = koefisien regresi yang menunjukkan ketergantungan yij pada xij

𝑥𝑖𝑗 = pengukuran atribut kopi putih yang dihasilkan dari merek ke-i dan

responden ke-j bersesuaian dengan yij

�̅�... = nilai rata-rata atribut kopi putih yang diukur

εij = komponen galat

Metode Analisis Data

Analisis pada penelitian ini dibantu dengan software Minitab 14. Langkah-

langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Melakukan analisis deskriptif untuk melihat profil responden

2. Melakukan persiapan data sebagai berikut:

i. Transformasi nilai indikator

- Transformasi skala pada tingkat kepasan 1-5 menjadi skala 1-9.

Skala 3 pada tingkat kepasan yang berarti “pas” merupakan skor

penilaian tertinggi bagi produsen, sehingga skor 1 dan 5 pada

skala 1-5 memiliki skor 1 pada skala 1-9, skor 2 dan 4 pada skala

1-5 memiliki skor 5 pada skala 1-9, dan skor 3 pada skala 1-5

memiliki skor tertinggi yaitu 9 pada skala 1-9. Setelah itu rata-

Page 19: ANALISIS KORAGAM UNTUK MENILAI PREFERENSI … · analisis koragam untuk menilai preferensi konsumen terhadap merek kopi putih citra mufidah lestari departemen statistika fakultas

9

ratakan skor dari tingkat kesukaan, tingkat intensitas, dan tingkat

kepasan dari masing-masing atribut

- Mengurutkan rata-rata indikator tingkat kesukaan pada tiap

atribut menurut indikator tingkat intensitasnya, kemudian

mentransformasi indikator tingkat intensitas sesuai dengan

urutan rata-rata tingkat kesukaannya. Tingkat intensitas dengan

rata-rata kesukaan paling kecil ditransformasi menjadi skala 1

dan paling besar ditransformasi menjadi skala 9.

ii. Merata-ratakan nilai indikator tingkat kesukaan, tingkat intensitas,

dan kepasan hasil transformasi, kemudian rata-rata tersebut menjadi

nilai kopeubah

3. Mencari model terbaik dengan menggunakan best subsets regressions.

Pemilihan model terbaik dilakukan dengan memasukkan nilai Y dengan X

(kopeubah). Kriteria pemilihan model terbaik dapat dilihat melalui nilai R2

dan R2 adjusted yang tinggi, nilai Cp Mallows yang paling mendekati

dengan banyaknya peubah yang digunakan, serta nilai simpangan baku yang

kecil (Draper dan Smith 1992)

4. Mengatasi data pencilan dengan menggunakan pendekatan Winsor

i. Mengatasi pencilan pada kopeubah menggunakan pendekekatan

Winsor rataan

ii. Mengatasi pencilan pada peubah respon menggunakan pendekatan

Winsor. Amatan terwinsorisasi menurut Huber dan Ronchetti (2009),

yaitu:

𝑦∗𝑖

= {

𝑦𝑖, |𝑒𝑖| ≤ 𝑐𝑠𝑖 �̂�𝑖 − 𝑐𝑠𝑖, 𝑒𝑖 < −𝑐𝑠𝑖

�̂�𝑖 + 𝑐𝑠𝑖, 𝑒𝑖 > 𝑐𝑠𝑖

dengan 𝑦∗𝑖 merupakan amatan y terwinsorisasi, ei merupakan sisaan

dari dugaan parameter ke-i, c merupakan konstanta tuning yang

digunakan yaitu 1.345 (Fox 2002), dan si merupakan dugaan galat baku

dari sisaan yang diperoleh dari MKT.

5. Pengujian asumsi analisis koragam

i. Uji kenormalan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov

ii. Membuat plot antara sisaan dan nilai dugaan y untuk melihat

kehomogenan ragam

6. Menguji pengaruh perlakuan dengan memperhatikan atribut kopi hasil dari

best subsets regression dan peubah umur responden

i. Menguji pengaruh merek

Hipotesisnya adalah:

H0 : τ1 = τ2 = τ3 = 0 (tidak ada pengaruh jenis merek terhadap tingkat

kesukaan responden)

ii. Menguji pengaruh responden

Hipotesisnya adalah:

H0 : δ1 = δ2 = ... = δ204 = 0 (tidak ada pengaruh responden terhadap

tingkat kesukaan responden)

7. Menguji pengaruh pada kopeubah

Hipotesisnya adalah:

H0 : βi = 0 (tidak ada pengaruh kopeubah terhadap tingkat kesukaan

responden)

Page 20: ANALISIS KORAGAM UNTUK MENILAI PREFERENSI … · analisis koragam untuk menilai preferensi konsumen terhadap merek kopi putih citra mufidah lestari departemen statistika fakultas

10

8. Pendugaan besarnya pengaruh dari kopeubah (koefisien regresi)

9. Perbandingan nilai tengah perlakuan menggunakan Beda Nyata Jujur

(BNJ/Uji Tukey). BNJ merupakan prosedur perbandingan antar perlakuan.

Pada setiap perbandingan perlakuan ditentukan kesalahan sebesar α. Nilai

kritis dari BNJ yaitu:

𝐵𝑁𝐽 = 𝑞𝛼;𝑝;𝑑𝑏𝑔 𝑆�̅�

dengan 𝑆�̅� dirumuskan sebagai berikut:

𝑆�̅� = √𝐾𝑇𝐺/𝑟

dengan 𝑞𝛼;𝑝;𝑑𝑏𝑔 merupakan nilai tabel Tukey pada taraf nyata α, jumlah

perlakuan p, dan derajat bebas galat sebesar dbg (Mattjik & Sumertajaya

2013).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Penggunaan metode analisis koragam dilakukan dengan merek dan

responden sebagai faktornya. Responden yang terpilih untuk mengevaluasi produk

kopi putih memiliki karakteristik-karakteristik tertentu. Berdasarkan karakteristik

yang ada, peneliti memilih jenis kelamin dan kebiasaan minum kopi yang diduga

berpengaruh terhadap tingkat preferensi konsumen terhadap merek kopi putih.

Gambar 1 Banyaknya responden berdasarkan jenis kelamin

Gambar 1 menunjukkan responden terpilih berdasarkan jenis kelamin yaitu

sebanyak 102 responden perempuan dan 102 responden laki-laki. Komposisi jenis

kelamin responden diproporsikan seimbang supaya tidak ada ketimpangan pada

salah satu jenis kelamin dalam mengevaluasi ketiga merek kopi putih.

Laki-Laki50%

Perempuan50%

Page 21: ANALISIS KORAGAM UNTUK MENILAI PREFERENSI … · analisis koragam untuk menilai preferensi konsumen terhadap merek kopi putih citra mufidah lestari departemen statistika fakultas

11

Gambar 2 Banyaknya responden berdasarkan jenis

kelamin dan kebiasaan minum kopi

Gambar 2 menunjukkan kebiasaan minum kopi 3 in 1 responden dalam enam

bulan terakhir berdasarkan jenis kelaminnya yang dibagi dalam tiga kelompok.

Kelompok 1 merupakan responden dengan kebiasaan minum kopi lebih dari satu

kali sehari yang terdiri dari 59 responden berjenis kelamin laki-laki dan 41

perempuan. Kelompok 2 merupakan responden dengan kebiasaan minum kopi satu

kali sehari yang terdiri dari 31 responden berjenis kelamin laki-laki dan 56

perempuan. Kelompok 3 merupakan responden dengan kebiasaan minum kopi 5-6

kali seminggu yang terdiri dari 12 responden berjenis kelamin laki-laki dan 5

perempuan.

Gambar 3 Persentase banyaknya responden berdasarkan usia

Gambar 3 menunjukkan persentase banyaknya responden berdasarkan usia

yang dibagi dalam empat kategori. Kategori pertama yaitu responden berusia 20-24

tahun sebesar 28 % atau 57 responden, kategori kedua yaitu responden berusia 25-

29 tahun sebesar 25 % atau 50 responden, kategori ketiga yaitu responden berusia

30-34 tahun sebesar 22 % atau 45 responden, dan kategori keempat yaitu responden

berusia 35-40 tahun sebesar 25 % atau 52 responden. Banyaknya responden

berdasarkan usia relatif sama dari setiap kategori, hal ini agar tidak terjadi

ketimpangan dalam mengevaluasi ketiga merek kopi putih.

59

31

12

41

56

5

M I N U M K O P I L E B I H D A R I 1 K A L I S E H A R I

M I N U M K O P I 1 K A L I S E H A R I

M I N U M K O P I 5 - 6 K A L I S E M I N G G U

Laki - Laki Perempuan

28%

25%22%

25%

20-24 Tahun 25-29 Tahun 30-34 Tahun 35-40 Tahun

Page 22: ANALISIS KORAGAM UNTUK MENILAI PREFERENSI … · analisis koragam untuk menilai preferensi konsumen terhadap merek kopi putih citra mufidah lestari departemen statistika fakultas

12

Pemilihan Model Terbaik

Pemilihan model terbaik menggunakan best subsets regression pada

penelitian ini dilakukan untuk memilih kopeubah yang dapat menjelaskan peubah

respon. Hasil dari best subsets antara peubah respon dengan kopeubah X1, X2, X3,

X4, X5, X6, X7, X8, dan X9 dapat dilihat pada Lampiran 1. Pada Lampiran 1 disajikan

kriteria pemilihan model terbaik yaitu R2, R2 adjusted, Cp Mallows, dan S

(simpangan baku). Model terbaik ditentukan dari model yang memiliki nilai R2 dan

R2 adjusted tinggi, nilai Cp Mallows yang paling mendekati banyaknya peubah, dan

nilai simpangan baku yang kecil, sehingga model yang terdiri dari X1, X2, X3, X4,

X5, X6, X8, dan X9 merupakan model terbaik dengan nilai R2 66.7%, nilai R2 adjusted

66.2%, nilai Cp Mallows 8.8, dan simpangan baku sebesar 0.819. Selanjutnya

peubah X pada model terbaik ini dianalisis menggunakan analisis koragam sebagai

kopeubah bersama dengan usia responden (X10).

Mengatasi Pencilan Menggunakan Pendekatan Winsor

Mendeteksi pencilan pada penelitian ini yaitu dengan melakukan regresi

antara Y dan kopeubah pada setiap merek. Hasil dari regresi tersebut menunjukkan

adanya pencilan pada kopeubah dan pencilan pada peubah respon. Pencilan tersebut

dilakukan penanganan yang berbeda, pencilan pada kopeubah diatasi dengan

winsor rataan secara manual dan menggunakan software Minitab 14, sedangkan

pencilan pada peubah respon diatasi dengan pendekatan Winsor menggunakan

software R dan Minitab 14.

Mengatasi pencilan pada kopeubah yaitu menggunakan pendekatan Winsor

Rataan. Winsor Rataan merupakan penggantian nilai kopeubah pada amatan

pencilan dengan rata-rata nilai kopeubah ketika nilai Y pada amatan tersebut.

Penggantian nilai kopeubah ini dilakukan pada semua amatan pencilan, setelah itu

dilakukan regresi kembali dengan hasil penggantian Winsor tersebut, dan lakukan

langkah tersebut hingga tidak terdapat pencilan.

Mengatasi pencilan di Y yaitu menggunakan pendekatan Winsor. Menurut

hasil penelitian Pusparum (2015), metode Winsor ini memberikan hasil yang paling

baik daripada metode Winsor dengan batasan lainnya untuk semua proporsi

pencilan dan ukuran contoh. Amatan y dikatakan pencilan ketika nilai sisaannya

berada di luar batas konstanta tuning dikali dugaan galat bakunya. Amatan y

terwinsorisasi diperoleh dari iterasi yang diterapkan dengan menggunakan nilai

sisaan dan galat baku yang baru agar diperoleh amatan y terwinsorisasi yang

konvergen terhadap nilai dugaan parameter (b).

Pengujian Asumsi Analisis Koragam

Asumsi sisaan menyebar normal pada penelitian ini sudah terpenuhi.

Pengujian dilakukan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan hipotesis nol

yaitu sisaan menyebar normal. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada

Gambar 4, semakin sebaran dari sisaan mengikuti garis linear maka sebaran sisaan

tersebut mengikuti sebaran teoritiknya, yaitu sebaran normal. Gambar 4

menunjukkan bahwa sebaran sisaan sudah mengikuti garis linear dan nilai p yang

diperoleh lebih besar dari alpha 5% yaitu >0.15. Hal ini dapat disimpulkan bahwa

terima H0, yaitu sisaan menyebar normal.

Page 23: ANALISIS KORAGAM UNTUK MENILAI PREFERENSI … · analisis koragam untuk menilai preferensi konsumen terhadap merek kopi putih citra mufidah lestari departemen statistika fakultas

13

Gambar 4 Plot peluang normal dari sisaan

Asumsi kehomogenan ragam dilihat melalui plot dari sisaan dan nilai dugaan

y. Gambar 5 menunjukkan kehomogenan ragam sudah dipenuhi, hal ini dapat

dilihat dari tidak adanya pola yang terbentuk secara sistematis antara sisaan dan

nilai dugaan y.

Gambar 5 Plot antara sisaan dan nilai dugaan y

Hasil Analisis Koragam

Hasil analisis ragam pada Tabel 1 menunjukkan bahwa faktor merek dan

responden berpengaruh terhadap tingkat preferensi konsumen terhadap merek kopi

putih dengan nilai p masing-masing sebesar 0.008 dan 0.000 pada taraf nyata 5 %.

Hal ini menunjukkan bahwa merek kopi putih yang diujikan dan responden

mempengaruhi tingkat preferensi konsumen, walaupun telah memasukkan

kopeubah aroma kopi, aroma susu, warna kopi, rasa kopi, rasa susu, rasa manis,

kekentalan keseluruhan, kekentalan susu, dan usia responden ke dalam model.

RESIDUAL

Pe

rce

nt

210-1-2

99,99

99

95

80

50

20

5

1

0,01

Mean

>0,150

6,736804E-15

StDev 0,4244

N 612

KS 0,022

P-Value

Fitted Value

Res

idua

l

10987654321

1,5

1,0

0,5

0,0

-0,5

-1,0

Page 24: ANALISIS KORAGAM UNTUK MENILAI PREFERENSI … · analisis koragam untuk menilai preferensi konsumen terhadap merek kopi putih citra mufidah lestari departemen statistika fakultas

14

Tabel 1 Hasil analisis ragam pada perhitungan analisis koragam

Sumber

Keragaman db

JK

Sekuensial

JK yang

disesuaikan

KT yang

disesuaikan F Nilai P

Merek 2 14.57 2.69 1.35 4.87 0.008

Responden 203 393.43 86.79 0.43 1.54 0.000

X1 1 350.02 17.16 17.16 61.91 0.000

X2 1 58.64 4.66 4.66 16.83 0.000

X3 1 10.73 2.31 2.31 8.35 0.004

X4 1 10.68 2.66 2.66 9.60 0.002

X5 1 4.15 2.07 2.07 7.47 0.007

X6 1 6.61 5.56 5.56 20.05 0.000

X8 1 2.45 2.76 2.76 9.95 0.002

X9 1 0.53 0.52 0.52 1.89 0.170

X10 1 0.39 0.39 0.39 1.40 0.238

Error 397 110.03 110.03 0.28

Total 611 962.22

Kopeubah yang digunakan yaitu X1 (aroma kopi), X2 (aroma susu), X3 (warna

kopi), rasa kopi (X4), rasa susu (X5), rasa manis (X6), kekentalan keseluruhan (X8),

kekentalan susu (X9), dan usia responden (X10). Hasil dari perhitungan analisis

ragam menunjukkan bahwa aroma kopi, aroma susu, warna kopi, rasa kopi, rasa

susu, rasa manis, dan kekentalan keseluruhan berpengaruh nyata terhadap tingkat

preferensi merek kopi putih oleh konsumen, dengan nilai p masing-masing

kopeubah yaitu aroma kopi, aroma susu, dan rasa manis sebesar 0.000, nilai p pada

rasa kopi dan kekentalan keseluruhan sebesar 0.002, nilai p pada warna kopi sebesar

0.004, dan nilai p pada rasa susu sebesar 0.007. Adanya pengaruh dari kopeubah

aroma kopi, aroma susu, warna kopi, rasa kopi, rasa susu, rasa manis, dan

kekentalan keseluruhan terhadap peubah respon menunjukkan bahwa kopeubah

tersebut memiliki hubungan linier terhadap peubah respon (tingkat preferensi

konsumen). Sedangkan kopeubah kekentalan susu dan usia responden tidak

berpengaruh nyata pada taraf nyata 5% dengan nilai p masing-masing yaitu 0.170

dan 0.238.

Nilai R-Sq dan R-Sq(adj) pada model masing-masing sebesar 88.57 % dan

82.40 %. Hal ini menunjukkan bahwa model analisis koragam yang dihasilkan pada

penelitian ini sudah cukup baik. Pada Tabel 2 menunjukkan dugaan besarnya

pengaruh aroma kopi yang dihasilkan yaitu 0.232, pada aroma susu sebesar 0.149,

pada warna kopi sebesar 0.096, pada rasa kopi sebesar 0.099, pada rasa susu sebesar

0.105, pada rasa manis sebesar 0.125, pada kekentalan keseluruhan sebesar 0.122,

pada kekentalan susu sebesar -0.063, dan usia responden sebesar 0.029. Atribut

kekentalan susu dan usia responden tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat

preferensi konsumen, sehingga tidak perlu dilakukan interpretasi pada kedua atribut

tersebut.

Page 25: ANALISIS KORAGAM UNTUK MENILAI PREFERENSI … · analisis koragam untuk menilai preferensi konsumen terhadap merek kopi putih citra mufidah lestari departemen statistika fakultas

15

Tabel 2 Nilai dugaan kopeubah

Kopeubah Koefisien

Galat

Baku Nilai T Nilai P

Konstanta -0.0779 0.7394 -0.11 0.916

X1 0.2321 0.0295 7.87 0.000

X2 0.1493 0.0364 4.10 0.000

X3 0.0959 0.0332 2.89 0.004

X4 0.0998 0.0322 3.10 0.002

X5 0.1049 0.0384 2.73 0.007

X6 0.1253 0.0279 4.48 0.000

X8 0.1217 0.0386 3.15 0.002

X9 -0.0630 0.0458 -1.38 0.170

X10 0.0297 0.0251 1.18 0.238

Interpretasi dari nilai dugaan yang diperoleh secara umum yaitu ketika tingkat

kesukaan terhadap atribut meningkat satu satuan maka nilai rataan tingkat

preferensi konsumen terhadap kopi putih berubah sebesar nilai dugaannya. Tingkat

kesukaan terhadap atribut terdiri dari indikator tingkat intensitas dan tingkat

kepasan yang dilinearkan terhadap tingkat kesukaan pada masing-masing

atributnya, kemudian dirata-ratakan. Sehingga tingkat kesukaan konsumen

terhadap atribut dikatakan baik ketika indikator tingkat kesukaannya bernilai tinggi

pada skala 1-9, tingkat kepasan bernilai pas atau skor 3, dan tingkat intensitas

dengan skala tertentu yang sudah disukai sebagian besar konsumen.

Interpretasi atribut aroma kopi yaitu jika tingkat kesukaan pada atribut aroma

kopi meningkat satu satuan maka rataan tingkat preferensi terhadap kopi putih akan

meningkat sebesar 0.232. Interpretasi atribut aroma susu yaitu jika tingkat kesukaan

pada atribut aroma susu meningkat satu satuan maka rataan tingkat preferensi

terhadap kopi putih akan meningkat sebesar 0.149. Interpretasi atribut warna kopi

yaitu jika tingkat kesukaan pada atribut warna kopi meningkat satu satuan maka

rataan tingkat preferensi terhadap kopi putih akan meningkat sebesar 0.096.

Interpretasi atribut rasa kopi yaitu jika tingkat kesukaan pada atribut rasa kopi

meningkat satu satuan maka rataan tingkat preferensi terhadap kopi putih akan

meningkat sebesar 0.099. Interpretasi atribut rasa susu yaitu jika tingkat kesukaan

pada atribut rasa susu meningkat satu satuan maka rataan tingkat preferensi

terhadap kopi putih akan meningkat sebesar 0.105. Interpretasi atribut rasa manis

yaitu jika tingkat kesukaan pada atribut rasa manis meningkat satu satuan maka

rataan tingkat preferensi terhadap kopi putih akan meningkat sebesar 0.125.

Interpretasi atribut kekentalan keseluruhan yaitu jika tingkat kesukaan pada atribut

kekentalan keseluruhan meningkat satu satuan maka rataan tingkat preferensi

terhadap kopi putih akan meningkat sebesar 0.232. Sebagai contoh untuk

interpretasi atribut rasa manis, hal ini bukan berarti semakin manis rasa kopi putih

maka semakin disukai konsumen, tetapi semakin tinggi rasa kesukaan konsumen

terhadap atribut rasa manis maka semakin tinggi pula tingkat preferensi konsumen

terhadap kopi putih, begitu juga dengan interpretasi untuk atribut yang lainnya.

Page 26: ANALISIS KORAGAM UNTUK MENILAI PREFERENSI … · analisis koragam untuk menilai preferensi konsumen terhadap merek kopi putih citra mufidah lestari departemen statistika fakultas

16

Tabel 3 Least square means dari faktor merek

Merek Rata-Rata Galat Baku

X 6.863 0.03752

Y 6.766 0.03725

Z 6.932 0.03764

Tabel 3 menunjukkan nilai least square means dari faktor merek. Least

square means merupakan nilai rataan peubah respon dari masing-masing faktor

yang sudah disesuaikan terhadap pengaruh kopeubah. Kopi Z memiliki nilai rataan

tertinggi dibandingkan dengan merek lainnya yaitu sebesar 6.932. Hal ini

menunjukkan bahwa Kopi Z (produk pesaing dari produsen PQR) adalah merek

yang paling disukai oleh konsumen. Selanjutnya Kopi X diurutan kedua dengan

nilai rataan 6.863 dan terakhir Kopi Y dengan nilai rataan 6.766.

Tabel 4 Uji lanjut BNJ/Uji Tukey pada faktor merek

Merek Selisih

Rata-Rata

Selisih

Galat Baku

Nilai

T

Nilai P

yang

disesuaikan

Keterangan

X vs Y -0,0969 0,053 -1,826 0,161 Tidak Signifikan

X vs Z 0,0684 0,054 1,269 0,413 Tidak Signifikan

Y vs Z 0,1653 0,053 3,1 0,005 Signifikan

Hasil dari uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ/Uji Tukey) dapat dilihat pada

Tabel 4. Tabel 4 menunjukkan bahwa Kopi X dibandingkan dengan Kopi Y dan

Kopi X dibandingkan dengan Kopi Z tidak signifikan. Pada Kopi Y dibandingkan

dengan Kopi Z hasilnya signifikan atau berbeda nyata dengan selisih dari nilai

rataannya sebesar 0.1653. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Kopi X dan Kopi Z

sama baiknya dan lebih disukai daripada Kopi Y. Hasil ini berarti produk baru Kopi

X sudah mampu bersaing dengan produk pesaing Kopi Z, dan sudah lebih baik dari

produk produsen PQR sebelumnya yaitu Kopi Y.

SIMPULAN

Analisis koragam pada tingkat preferensi konsumen terhadap merek kopi

putih dapat disimpulkan bahwa faktor merek dan responden berpengaruh terhadap

tingkat preferensi konsumen dengan nilai p masing-masing sebesar 0.008 dan 0.000.

Kopeubah yaitu aroma kopi, aroma susu, warna kopi, rasa kopi, rasa susu, rasa

manis, dan kekentalan keseluruhan berpengaruh nyata terhadap tingkat preferensi

merek kopi putih oleh konsumen. Semakin tinggi penilaian pada atribut tersebut

maka semakin tinggi tingkat preferensi konsumen terhadap merek kopi putih. Hasil

dari Uji Tukey pada faktor merek menunjukkan Kopi X dan Kopi Z sama baiknya

dan lebih disukai daripada Kopi Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Kopi X

sebagai produk baru dari produsen PQR sudah mampu bersaing di pasaran dengan

Page 27: ANALISIS KORAGAM UNTUK MENILAI PREFERENSI … · analisis koragam untuk menilai preferensi konsumen terhadap merek kopi putih citra mufidah lestari departemen statistika fakultas

17

produk pesaing Kopi Z, dan sudah lebih baik daripada kopi yang diproduksi

sebelumnya yaitu Kopi Y.

DAFTAR PUSTAKA

Aaker DA. 1997. Dimensions of Brand Personality. Journal of Marketing Research.

34(1):347-356.

[AEKI] Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia. 2013. Konsumsi Kopi Domestik

[Internet]. [diacu 2015 Feb 20]. Tersedia pada: http://www.aeki-

aice.org/page/konsumsi-kopi-domestik/id.

Beins BC, McCharty MA. 2012. Research Methods and Statistics. [United States

of America] (US): Pearson.

Dean AM, Voss D. 1999. Design and Analysis of Experiments. New York (US):

Springer.

Draper N, Smith H. 1992. Analisis Regresi Terapan. Sumantri B, penerjemah.

Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama. Terjemahan dari: Applied

Regression Analysis. Ed ke-2.

[ESOMAR] European Society for Opinion and Marketing Research. 1998.

ESOMAR Handbook of Market and Opinion Research, 4th ed. Mc.Donald

C, Vangelder P, editor. Amsterdam (NL): ESOMAR Central Secretariat.

Fox J. 2002. An R and S-Plus Companion to Applied Regression. Thousand Oaks

(CA): SAGE Publications, Inc.

Hanum H. 2011. Perbandingan Metode Stepwise, Best Subset Regression, dan

Fraksi dalam Pemilihan Model Regresi Berganda Terbaik. Jurnal Penelitian

Sains [Internet]. [diunduh 2015 Ags 7]; 14(2): 1-6. Tersedia pada:

https://jpsmipaunsri.files.wordpress.com/2011/06/v14-no2-a-1-herlina.pdf.

Huber PJ, Ronchetti EM. 2009. Robust Statistics 2nd ed. New Jersey (US): John

Wiley and Sons, Inc.

Isaacson B, Lesnick D. 2012. 10 Best Practices to Improve Your Concept and

Product Test [Internet]. [diunduh 2015 Mar 10]. Tersedia pada:

www.mmrstrategy.com.

Kotler P, Armstrong G. 2013. Principles of Marketing, 14th ed. New Jersey (US):

Pearson Prentice Hall.

Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2013. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS

dan Minitab jilid 1. Bogor (ID): IPB Press.

Montgomery DC. 2007. Design and Analysis of Experiments, 5th ed. Singapore

(SG): John Wiley & Sons, Inc.

Pusparum M. 2015. Pendekatan Winsor Pada Analisis Regresi dengan Pencilan

[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Solomon MR, Marshall GW, Stuart EW. 2011. Marketing: Real People, Real

Choices, 7th ed. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

Suliyanto. 2011. Perbedaan Pandangan Skala Likert Sebagai Skala Ordinal atau

Skala Interval. Seminar Nasional Statistika Universitas Diponegoro 2011

[Internet]. [Waktu dan tempat pertemuan tidak diketahui]. Semarang (ID):

[Nama penerbit tidak diketahui]. hlm 51-60; [diunduh 2015 Jul 1]. Tersedia

pada: http://erlajar-denga.blogspot.com/2014/03/setelah-lama-turut-

membantutesisteman.html.

Page 28: ANALISIS KORAGAM UNTUK MENILAI PREFERENSI … · analisis koragam untuk menilai preferensi konsumen terhadap merek kopi putih citra mufidah lestari departemen statistika fakultas

18

Tan NL. 2011. Marketing Research-How to Perform a Blind Taste Test [Internet].

[diacu 2015 Mar 9]. Tersedia pada:

http://www.niccotan.com/2011/02/market-research-how-to-do-blind-

taste.html.

Page 29: ANALISIS KORAGAM UNTUK MENILAI PREFERENSI … · analisis koragam untuk menilai preferensi konsumen terhadap merek kopi putih citra mufidah lestari departemen statistika fakultas

19

LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil best subsets regression

Banyaknya

Peubah R2 R2 adj

Cp

Mallows S X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9

1 52.8 52.7 245.8 0.969 X

1 51.5 51.4 269.2 0.983 X

2 61.7 61.6 86.1 0.874 X X

2 61.0 60.9 99.4 0.882 X X

3 64.4 64.2 39.2 0.843 X X X

3 63.9 63.8 47.8 0.848 X X X

4 65.5 65.3 21.4 0.831 X X X X

4 65.5 65.3 22.1 0.831 X X X X

5 66.0 65.7 14.3 0.825 X X X X X

5 66.0 65.7 15.0 0.826 X X X X X

6 66.4 66.0 10.1 0.822 X X X X X X

6 66.2 65.9 12.3 0.823 X X X X X X

7 66.5 66.1 9.5 0.821 X X X X X X X

7 66.4 66.1 10.7 0.821 X X X X X X X

8 66.7 66.2 8.8 0.819 X X X X X X X X

8 66.6 66.1 10.6 0.820 X X X X X X X X

9 66.7 66.2 10.0 0.819 X X X X X X X X X

Page 30: ANALISIS KORAGAM UNTUK MENILAI PREFERENSI … · analisis koragam untuk menilai preferensi konsumen terhadap merek kopi putih citra mufidah lestari departemen statistika fakultas

20

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Surabaya pada tanggal 20 April 1993 dari pasangan Alm.

Machfud Effendi dan Siti Chasanah. Penulis merupakan anak pertama dari empat

bersaudara. Tahun 2005 Penulis telah berhasil menyelesaikan pendidikan Sekolah

Dasar di SDN Kendang Sari V Surabaya. Setelah itu pada tahun 2008 berhasil

menempuh pendidikan Sekolah Menengah Pertama di MTsN 1 Yogyakarta.

Kemudian melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMAN 2 Kota

Tangerang Selatan dan lulus pada tahun 2011. Tahun 2011 Penulis diteima sebagai

salah satu mahasiswa Departemen Statistika, Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui

Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Jalur Tertulis.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam Unit Kegiatan Mahasiswa

(UKM) Taekwondo IPB periode 2012/2013. Selain itu, penulis juga aktif sebagai

staf Departemen Minat dan Bakat Mahasiswa (MBM) BEM FMIPA IPB Kabinet

Sahabat Sinergi periode 2012/2013 dan bendahara Departemen Budaya, Olahraga,

dan Seni (BOS) BEM FMIPA IPB Kabinet Nitrogen periode 2013/2014. Penulis

juga berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kepanitiaan seperti Pesta Sains

Nasional 2012 sebagai anggota divisi konsumsi, SPIRIT 2013 sebagai ketua divisi

acara, G-FORCE 49 sebagai anggota divisi Master of Dicipline, Statistika Ria 2013

sebagai anggota divisi Publikasi dan Promosi, Pesta Sains Nasional 2013 sebagai

sekretaris divisi K4, SPIRIT 2014 sebagai bendahara umum, Welcome Ceremony

of Statistic 2014 sebagai anggota divisi quality control, dan Kompetisi Statistika

Junior 2014 sebagai anggota divisi humas dan sponsorship. Pada Bulan Juli sampai

dengan Agustus 2014, Penulis melaksanakan praktik lapang di PT Global Insight

Indonesia, Jakarta Selatan.